inspeksi dan pengujian pengelasan

7
Inspeksi dan Pengujian Pengelasan Yang dimaksud teknik Inspeksi dalam hal ini adalah suatu cara atau metode melakukan pemeriksanaan kondisi teknis peralatan kerja agar alat kerja tersebut dapat dioperasikan secara efisien dan aman (tidak membahayakan). Masalah inspeksi dalam pelaksanaannya akan menyangkut berbagai aspek, di mana aspek yang satu sama lain saling berkaitan. Aspek- aspek tersebut antara lain : Alat (equipment) apa yang akan diinspeksi mengapa alat tersebut diinspeksi oleh siapa alat itu diinspeksi dengan alat apa alat itu diinspeksi bagaimana syarat-syarat hasil inspeksi harus dipenuhi (targetnya sampai dimana) fasilitas apa yang diperlukan dalam pelaksanaan inspeksi standar apa yang dipakai untuk pedoman pelaksanaan inspeksi bagaimana yang harus dilakukan inspeksi pada alat tesebut data teknis apa saja yang harus dihasilkan setelah pelaksanaan inspeksi dan lain-lain Segala langkah pelaksanaan inspeksi harus dilakukan berdasarkan pedoman pelaksanaan yang telah saling disetujui oleh berbagai fihak. Di antaranya OWNER perusahaan pelaksana jasa inspeksi dan inspektor dari instansi pemerintah. Untuk itu maka dipakailah buku-buku standar internasional seperti ASME, AWS, ASTM, API, JIS, SNI dan sebagainya. Tahap-tahap inspeksi : Pekerjaan inspeksi harus dilakukan mulai dari tahap planing (desain) sampai saat operasi hingga pemeliharaannya.

Upload: frenkyindra

Post on 30-Jun-2015

2.446 views

Category:

Documents


47 download

TRANSCRIPT

Page 1: Inspeksi Dan Pengujian pengelasan

Inspeksi dan Pengujian Pengelasan

Yang dimaksud teknik Inspeksi dalam hal ini adalah suatu cara atau metode melakukan pemeriksanaan kondisi teknis peralatan kerja agar alat kerja tersebut dapat dioperasikan secara efisien dan aman (tidak membahayakan).Masalah inspeksi dalam pelaksanaannya akan menyangkut berbagai aspek, di mana aspek yang satu sama lain saling berkaitan. Aspek-aspek tersebut antara lain :

Alat (equipment) apa yang akan diinspeksi mengapa alat tersebut diinspeksi oleh siapa alat itu diinspeksi dengan alat apa alat itu diinspeksi bagaimana syarat-syarat hasil inspeksi harus dipenuhi (targetnya sampai dimana) fasilitas apa yang diperlukan dalam pelaksanaan inspeksi standar apa yang dipakai untuk pedoman pelaksanaan inspeksi bagaimana yang harus dilakukan inspeksi pada alat tesebut data teknis apa saja yang harus dihasilkan setelah pelaksanaan inspeksi dan lain-lain

Segala langkah pelaksanaan inspeksi harus dilakukan berdasarkan pedoman pelaksanaan yang telah saling disetujui oleh berbagai fihak. Di antaranya OWNER perusahaan pelaksana jasa inspeksi dan inspektor dari instansi pemerintah. Untuk itu maka dipakailah buku-buku standar internasional seperti ASME, AWS, ASTM, API, JIS, SNI dan sebagainya.

Tahap-tahap inspeksi :

Pekerjaan inspeksi harus dilakukan mulai dari tahap planing (desain) sampai saat operasi hingga pemeliharaannya.Desain konstruksi harus diperiksa dengan cermat, untuk ini tim engineering akan melibatkan beberapa disiplin ilmu pengetahuan agar masing-masing bekerja sesuai dengan bidangnya. Dengan cara ini tentu saja akan mengurangi terjadinya kekurangsempurnaan konstruksi.Pada proses pembuatan, inspektor harus memberikan pengarahan yang positif agar dihasilkan konstruksi yang memenuhi syarat teknis dan ekonomis. Selama konstruksi tersebut dioperasikan, inspektor melakukan pemeriksaan kondisi teknis dan kondisi operasi konstruksi serta menyusun data rekord untuk dipakai sebagai sumber informasi pada saat mendatang (berikutnya). Data record (history file) tersebut akan sangat membantu untuk penyusunan program maintenance selanjutnya.

Perencanaan Inspeksi :

Sebelum kegiatan inspeksi dilaksanakan, semua pihak yang bersangkutan sedini mungkin harus

Page 2: Inspeksi Dan Pengujian pengelasan

diberi tahu masalah rencana kerja inspeksi (time schedule) agar dapat mempersiapkan segala sarana untuk menunjang pelaksanaan inspeksi/pemeriksaan.Di sini inspektor harus memberikan pengarahan tentang cara-cara pengesetan dan hambatan-hambatan yang mungkin timbul serta cara penanggulangannya. Bila terjadi hambatan/trouble penyimpangan dari dokumen tender, harus segera diadakan pertemuan antar owner, kontraktor dan inspektur agar semua pihak ada kesepakatan pendapat dalam mengatasi problem tersebut. Segala perubatan yang telah disepakati bersama harus disimpulkan dan ditandatangani bersama, lalu didokumentasikan dalam buku pelaksanaan proyek. Inpektor dalam melaksanakan tugasnya akan melakukan pekerjaannya dengan requirement/inspecgtion guidance yang tercantum gambar-gambar yang memberikan pengarahan bagi seorang inspektor tentang bagian-bagian mana saja yang harus diinspeksi dan dengan metode apa inspeksi harus dilakukan.Hambatan yang mungkin timbul di lapangan biasanya masalah hubungan antara manusia-manusianya. Maka untuk kasus ini, inspektor harus membina kerja sama yang harmonis dan komunikatif dengan lingkungannya.

Inspection Recording :

Hasil-hasil inspeksi ini akan digunakan terutama bila ada trouble, maka data hasil inspeksi harus dibuat lengkap, jelas dan terperinci.Data-data tersebut di atantaranya :

1. Tanggal pelaksanaan inspeksi 2. Tenaga pelaksana inspeksi 3. Alat yang dipakai dalam inspeksi 4. Nama jenis alat yang diinspeksi 5. Kode bagian/joint yang diinspeksi 6. Rekomendasi inspeksi 7. Standar yang dipakai sebagai pedoman pelaksanaan inspeksi

Data-data tersebut harus dikirim ke owner / user dan juga ke instansi pemerintah yang berwenang (Ditjen Migas / Depnaker). Data-data file ini akan sangat diperlukan pada pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan, bahkan mungkin untuk data penunjang dalam proses engineering, tergantung dari data yang diperlukan.

ALAT-ALAT INSPEKSI DAN TATA-DATA INSPEKSI

Non Distructive Test (NDT)

NO Data yang dihasilkan Alat inspeksi yang digunakan1 Ketebalan material - Ultrasonic Thickness meter

- Eddy current

Page 3: Inspeksi Dan Pengujian pengelasan

- Micro Meter- Jangka sorong, mistar

2Cacat bahan dan cacat deposit las - Ultrasonic flaw detector- Radiografi inspection equipment

- Dye penetrant- Magnetic particle

- Eddy current

3 Letak cacat dan dimensi cacat - Ultrasonic test- Radiografi test

- Crack depth meter- Magnetic particle

4 Tebal coating - Eddy current test

5 Komposisi bahan - Alloy analyzer

6 Kekerasan material - Hardness tester

7 Kekerasan permukaan bahan - Surface recorder- Surface test

8 Kebocoran gas - Leakage detector

9 Kebocoran uap - Leakage detector- Cermin- Visual

10 Lokasi logam - Ferro detector

11 Corrosion rate - Corrosometer / electric resistance

12 Kondisi permukaan - Roughness test- Borroscope

Metode Inspeksi :Metode inspeksi dapat dilakukan dengan cara :

1. Non Distructive Test (NDT)2. Distructive Test (DT)

Page 4: Inspeksi Dan Pengujian pengelasan

Non Distructive Test (NDT)Tujuan dari inspeksi NDT adalah untuk mengetahui mutu bahan atau barang sesuai atau tidak sesuai dengan mutu yang disyaratkan dalam standar. Bahan atau barang yang memenuhi syarat-syarat standar adalah harus mulus. Kata mulus di sini berarti luas, yaitu mulus keadaan luarnya, mulus ukurannya, mulus bahannya, mulus segala sesuatunya sehingga dapat dikatakan memenuhi standar.

Metode NDT dibagi menjadi 2, yaitu :

1. NDT non Radiasi 2. NDT Radiasi

NDT non radiasi antara lain :

Dye Penetrant test Magnetic Particle test Eddy Current test Ultrasonic test

NDT dengan Radiasi antara lain :

Radiography test

1. Gamma test 2. Rontgent test

DT (Distructive Test),Metode DT yaitu suatu cara pengujian hasil lasan dengan cara merusak lasan yang diuji. Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan lasan terhadap suatu jenis pembebanan.Pengujian merusak antara lain :

Pengujian tarik Pengujian beban kejut (impact) Pengujian kekerasan Pengujian macro (structure test)

Page 5: Inspeksi Dan Pengujian pengelasan

CACAT-CACAT LAS

Cacat las/defect weld, adalah suatu keadaan yang mengakibatkan turunnya kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud adalah berupa turunnya kekuatan dibandingkan kekuatan bahan dasar base metal atau tidak baiknya performa/tampilan dari suatu hasil las.atau dapat juga berupa terlalu tingginya kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan suatu konstruksi.Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak diinginkan dan mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik keselamatan alat, pekerja/user/operator, lingkungan dan perusahaan/industri/instansi. Di samping itu juga secara ekonomi akan mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan pada gilirannya industri/perusahaan/instansi tersebut mengalami kerugian atau penurunan laba.Semua cacat las umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan dari welder/juru las terhadap teknik-teknik pengelasan termasuk pemilihan parameter las. Oleh karena itu dari mulai pengelasan sampai akhir pengelasan harus selalu diadakan pemeriksaan dengan cara-cara yang

Page 6: Inspeksi Dan Pengujian pengelasan

telah ditentukan, misalnya secara visual, dye penetrat /dye check, radiography, ultrasonic atau dengan cara-cara lain.Cacat las pada umumnya dapat dikategorikan seperti :

1. Rounded indication atau cacat bulat 2. Linear indication atau cacat memanjang

Rounded indication atau cacat bulat adalah merupakan cacat las yang diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang kumpulan cacat masih berada pada cacat maksimum sesuai kriteria penerimaan yang dipakai, misal : liang-liang renik (porosity)

Linear indication atau cacat memanjang adalah cacat yang tidak diperbolehkan sama sekali (retak