insentif rsu boyolali

19
Pengalaman Mendistribusikan dan Merumuskan Proporsi Insentif Bagi Pelaksana Pelayanan Langsung di RSUD Boyolali Oleh : Yulianto Prabowo

Upload: hamzah-mhd

Post on 24-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

boy

TRANSCRIPT

  • Pengalaman Mendistribusikan dan Merumuskan Proporsi Insentif Bagi Pelaksana Pelayanan Langsung di RSUD Boyolali

    Oleh : Yulianto Prabowo

  • Tujuan insentif :

    Meningkatkan produktifitas karyawan guna mencapai Keunggulan kompetitif RS. memotivasi karyawan utk memaksimalkan pertumbuhan dan profitabilitas RSRSUD Boyolali berupaya meningkatkan pertumbuhan dan profitabilitas menuju suatu kemandirian pembiayaan, melalui keunggulan kompetitif diantara rumah-rumah sakit di Boyolali dan sekitarnya

  • Perda Lama (Th 1985)Jasa Perawat hanya mendapat bagian dari Jasa MedikPorsi terbesar (50%) kembali ke RSDokter hanya menerima 35 % dari jasa mediknya sendiriSatu-satunya pendapatan perawat adalah 15 % dari pembagian jasa medik

  • Perda Perubahan I (Th 1992)Jasa Perawat tetap hanya bagian dari Jasa Medik (Ttp. Prosentasenya bertambah)Porsi RS mengecil (50% menjadi 35%)Porsi dr bertambah (35% menjadi 45%)Porsi Perawat bertambah (15% menjadi 45%)

  • Perda Perubahan II (yg saat ini berlaku). 1. Perawat Tetap mendapat bagian dari jasa medik. 2. Mempunyai Jasa keperawatan SendiriPorsi RS sangat kecil (35% menjadi 15%)Porsi dr meningkat (45% menjadi 70%)Porsi Pwt dari jasa medik berkurang (45% menjadi 15%), ttp pwt ada jasa keperawatan tersendiri dg porsi 85% kembali ke pwt

  • Pembagian Jasa Keperawatan (Askep, Tindakan Keperawatan)Kembali ke RS hanya 15%Menjadi Insentif Perawat/Bidan 85%

  • Inti Perubahan :Pengakuan jasa profesi tdk hanya dr, ttp juga profesi keperawatan.Besarnya jasa mengalami kenaikan.Proporsi jasa yang dikembalikan sbg bentuk insentif lebih besar

  • Grafik Perkembangan Jml TT dan BOR di RSPA

  • Grafik Perkembangan Kunjungan RI dan Pendapatan RSPA

  • Kegiatan/aktifitas apa saja yg mendapatkan jasa ?

    Jasa Pelayanan Dokter :Pemeriksaan fisikPemeriksaan Penunjang diagnostik : Lab, Rad, Elektromedik.VisiteTindakan : Operatif, Non Operatif, Anestesi, persalinan

  • Jasa Pelayanan Perawat-Bidan :AskepTindakan KhususTind. PersalinanTindakan AnestesiJasa Pelayanan Paramedik Lain :LaboratPembuatan Foto RoPerawatan MayatRekam Medik

  • Besarnya tarip ?Berdasar prosentase tarip kamar :Tarip Visite dr sp : 60% tarip kamar, dr Um : 40%Tarip Askep : 40% tarip kamarTarip Tindakan Khusus : sama dg tarip kamar.Tarip yg ditetapkan tersendiri: Tarip operasiTarip persalinanTarip pemeriksaan diagnostik dsb.

  • Proporsi Insentif bagi pelaksana ?Jasa Pemeriksaan dr, visite dan Tindakan drKelas Utama & Tld : 90 % kembali ke Pelaksana (dr).Kelas I,II,III,IV : 70% pelaksana (dr), 15% pembantu (pwt)Jasa Askep & Tindk KepSemua kelas : 85% kembali ke pelaksana (Pwt)

  • Bagaimana Pendistribusiannya ?

    Sistem Insentif dokter : berbeda dg perawat/bidan. (sesuai sistem kerja)Dr.Sp. Berdasar kinerja individu : merangsang prestasi kerja individuDr.Um. Berdasar Kinerja klp & Individu.Sistem Insentif perawat/bidan adl Sistem Insentif kelompok. Adanya saling ketergantungan antara individu-2 dalam kelompok.Sulit ditentukan individu mana yg bertgjawab thd tk pencapaian kinerja yg ada.

  • Insentif KelompokKelebihan : Dpt menggalang kerjasama diantara perawat/bidan dan karyawan lain, shg menghindari kompetisi yg negatif.Kelemahan : Individu kurang termotivasi. Karyawan produktif yg mempunyai imbalan sama dengan karyawan non produktif merasa kecewaInsentif individu, dgn variabel kehadiran kurang efektif memacu kinerja individu krn kecilnya selisih nilai insentif. (basis sistemnya krg kompetitif dan krg memadai).

  • Ktg A Basic PayKtg B- Variabel payKtg B- Variabel pay30%70%30%70%Pembagian Insentif Perawat/Bidan

  • PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM INS :1.Sistem insentif terus dikembangkan dgn mengaitkan kinerja, sistem harus bersifat : a.Sederhana : ringkas, jelas dan dapat dimengerti. dapat dicapai, dapat diukur.b.Spesifik : diketahui secara rinci apa yang diharapkan dan kerjakan2.Kinerja dibuat harus obyektif mungkin3.Ukuran kinerja harus lengkap4.Standard kinerja harus dapat diraih karyawan dgn upaya dan kecakapan mereka5. Dilakukan evaluasi motivasi, produktifitas & retensi kaitannya dengan kinerja yang dikehendaki

  • Sistem Insentif hrs selalu ditinjau ulang & disesuaikan dg perkembangan, agar insentif memiliki dorongan riil bagi karyawan.Insentif memiliki dorongan riil jika kary mendpt minimal 30% di atas gaji pokoknya.Mempercepat pembayaran ; semakin cepat semakin besar efek motivasional.Peningkatan akurasi dataDiperlukan payung ketetapan (Kepmenkes) mengenai jasa profesi tenaga kesehatan selain dokter