insco magazine nopember 2011

7
INSCO MULTI PRATAMA 2011 Insco Magazine Edisi Nopember Web Magazine Designer J L . W ARUNG B UNCIT R AYA 155 J AKARTA 12740

Upload: insco-multi-pratama

Post on 22-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Edisi Magazine Insco 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Insco Magazine Nopember 2011

INSCO MULTI PRATAMA

2011

Insco Magazine Edisi Nopember

Web Magazine Designer

J L . W A R U N G B U N C I T R A Y A 1 5 5 J A K A R T A 1 2 7 4 0

Page 2: Insco Magazine Nopember 2011

Review Berita & Event Insco

Maraknya kasus kejahatan keuangan (fraud) yang kerap terjadi di industri keuangan khususnya perbankan, menjadi peluang bisnis bagi perusahaan asuransi untuk menawarkan sebuah produk khusus. Risiko kerugian

perbankan dapat diminimalkan dengan perlindungan asuransi yang ditawarkan berupa Bankers Blanket Bond (BBB). Produk tersebut mengarah pada pasar korporasi terutama perbankan, baik bank konvensional maupun syariah.

Perbankan merupakan industri paling rentan menjadi sasaran kejahatan keuangan.

Proteksi Fraud melalui BBB

PT INSCO Multi Pratama Graha Insco, Lantai 2 Jalan

Warung Buncit Raya 155 Jakarta 12740

Edisi Nopember

Gbr.1 Hal. Berita dan Event Insco Magz Ed. Nop 2011

Lembaga keuangan itu, selain mengelola uang dalam jumlah triliunan, masih merupakan industri paling familiar bagi masyarakat dibanding industri keuangan lain. Berdasarkan catatan Bank Indonesia, menurut Senior Associate Direktorat Investigasi Bank Indonesia Sondang M. Samosir, periode 2007-2009 telah terjadi

15.097 kasus kejahatan keuangan di industri perbankan. Pada triwulan I/2011 terdapat empat kasus yang tengah ditangani dan diperkirakan menelan kerugian hingga Rp42 miliar.

Mengenal Produk Asuransi

Melalui Broker “Jika Anda, keluarga Anda, atau perusahaan Anda ingin berasuransi, cobalah gunakan jasa broker asuransi. Tak sekadar mengenalkan dan membantu menganalisis risiko tertanggung, broker asuransi akan membantu dan menangani klaim sekaligus menegosiasikan nilai klaim yang wajar dan memadai bagi tertanggung.” Mencari produk perlindungan asuransi, katakan saja untuk properti dan barang berharga lain, terkadang sulit. Bahkan akibat pengetahuan terbatas dan waktu yang tidak banyak membuat konsumen akhirnya kurang tepat memilih perlindungan yang diperlukannya. Di sanalah peran para broker asuransi bicara.

Broker asuransi adalah suratu badan hukum yang dibentuk dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan satu lembaga yang dapat membantu membeli produk asuransi sekaligus mendampingi tertanggung pda saat terjadi klaim. Jika agen atau

perusahaan asuransi mengambil posisi dan sudut pandang dari sisi perusahaan dari sisi perusahaan, perusahaan broker asuransi bertindak layaknya konsultan. Mereka mengambil posisi di sisi tertanggung. Selain itu, perusahaan broker asuransi juga

menawarkan sejumlah layanan lain, misalnya memberikan saran bagaimana menangani risiko seta menyeleksi perusahaan asuransi dari segi kekuatan keuangan, segi komitmen, dan reputasi perusahaan, hingga memantau kondisi dan situasi setiap adanya oerubahan

dalam industri asuransi secara konsisten. Di luar itu, perusahaan broker asuransi juga bakal membantu dan menangani klaim yang terjadi dari segi prosedur dan dokumentasi seta menegosisasikan nilai klaim yang wajar dan memadai bagi tertanggung.

IINNSSCCOO MMAAGGAAZZIINNEE

Page 3: Insco Magazine Nopember 2011

Review Berita & Event Insco Hal. 2

Perekonomian Stabil, Bisnis

asuransi tumbuh tinggi JAKARTA, (PRLM).- Peningkatan modal sendiri (ekuitas) perusahaan asuransi tahun 2010 telah mendorong pertumbuhan laba industri asuransi. Laba asuransi jiwa tumbuh 17,23 persen, dari Rp 4,68 triliun tahun 2009

menjadi Rp 5,48 triliun 2010. Sementara itu, laba asuransi umum tumbuh 32,49 persen, dari Rp 2,48 triliun tahun 2009 menjadi Rp 3,29 triliun tahun 2010. Reasuransi labanya tumbuh paling tinggi,

yakni 56,78 persen, dari Rp 92,04 miliar tahun 2009 menjadi Rp 144,29 miliar 2010. “Perekonomian yang stabil dengan tingkat pertumbuhan sekitar 6,1 persen tahun lalu, membuat industri asuransi meraih pertumbuhan laba yang tinggi. Peningkatan

modal perusahaan sebagai konsekuensi penerapan PP Nomor 81 tahun 2008, telah mendorong perusahaan asuransi untuk berproduksi lebih tinggi,” kata Pemimpin Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) Mucharor Djalil, pada acara Insurance Award

2011, di Hotel Le Meridien, Jakarta. Hasil kajian LRMA itu dilakukan terhadap laporan keuangan tahun 2010 dari 44 perusahaan asuransi jiwa, 82 perusahaan asuransi umum, dan empat perusahaan

reasuransi, menunjukkan adanya ketarkaitan tersebut. Tahun lalu,ujar dia, ekuitas industri asuransi jiwa meningkat 22,01 persen, dari Rp 20,3 triliun tahun 2009 menjadi Rp 24,77 triliun 2010. Ekuitas asuransi umum naik 21,86 persen, dari Rp 19,26 triliun tahun 2009 menjadi Rp 23,47 triliun 2010. Dan reasuransi ekuitasnya tumbuh 14,21 persen, dari Rp 732,91 miliar tahun 2009 menjadi Rp 837,07 miliar.

Pendapatan premi asuransi jiwa tumbuh 23,26 persen, dari Rp 60,69 triliun tahun 2009 menjadi Rp 74,78 triliun tahun lalu. Pada periode yang sama, premi langsung

asuransi umum tumbuh 9,45 persen, dari Rp-

24,47 triliun menjadi Rp 26,68 triliun. Sedangkan premi penutupan tak langsung

reasuransi tumbuh 11,60 persen, dari Rp 2,41 triliun 2009 menjadi Rp 2,69 triliun 2010. “Seiring peningkatan modal, premi juga naik, sehingga investasi meningkat signifikan di tahun lalu. Dampaknya, hasil investasi juga tumbuh walau tak setinggi tahun sebelumnya. Tetapi hal ini ditutup oleh peningkatan hasil underwriting yang sangat tinggi, sebagai buah dari penerapan prinsip prudent underwriting yang lebih baik,” tambah Mucharor Djalil. Hal ini terlihat pada total pendapatan asuransi jiwa yang tumbuh 20,58 persen, dari Rp 30,27 triliun tahun 2009 menjadi Rp 36,5 triliun 2010. Total pendapatan asuransi umum tumbuh 18,20 persen, dari Rp 6,4

triliun 2009 menjadi Rp 7,6 triliun 2010. Dan total pendapatan reasuransi naik 21,07 persen, dari Rp 250,24 miliar menjadi Rp 302,98 miliar. Media Asuransi adalah majalah yang diterbitkan oleh PT Media Asuransi Indonesia,

yang sahamnya dimiliki oleh FAPI, AAUI, AAJI, AAJSI, dan ABAI. Terbit pertama kali tahun 1980 dengan nama PROTEKSI. Mulai Juni 2007 namanya diubah menjadi Media Asuransi. Sementara itu Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) merupakan lembaga riset yang didirikan oleh Media Asuransi untuk melakukan riset di industri asuransi dan jasa

keuangan lainnya. (A-78/kur)***

Page 4: Insco Magazine Nopember 2011

Review Berita & Event Insco Hal. 3

RATING ASURANSI JIWA

Keterangan : RBC : risk based capital *) tingkat kesehatan asuransi berbentuk usaha bersama (mutual) per Desember 2010 ditentukan: - perimbangan kekayaan dengan kewajiban minimal 100% - perimbangan antara investasi dan cadangan teknis + utang klaim minimal 100% - rasio tingkat solvabilitas minimal 120% -- tingkat likuiditas minimal 200% **) data tidak lengkap ***)data tidak seragam untuk rating asuransi jiwa syariah: --- format laporan keuangan publikasi konvensional (Asuransi syariah Mubarakah)

--- format laporan keuangan publikasi syariah (Asuransi Takaful keluargadan Asuransi Jiwa syariah Al amin)

Bersambung ke Halaman Selanjutnya

Page 5: Insco Magazine Nopember 2011

Review Berita & Event Insco Hal. 4

Sumber : Infobank 2011

- Panin Anugrah Life berubah menjadi Panin Life - Asuransi Winterthur Life Indonesia berubah nama menjadi Asuransi Aviva Indonesia - Mayapada Life berubah nama menjadi Zurich Topas Life - UOB Life-Sun Assurance berubah nama menjadi MNC Life Assurance -- Operasional baru satu tahun; penyajian data berasal dari laporan keuangan gabungan/konsilidasi; -- posisi premi bruto dan premi netto tidak dicantumkan karena data pada pada laporan keuangan publikasi tidak lengkap. n.a : data tidak ada

P: peringkat berdasarkan nilai total

Page 6: Insco Magazine Nopember 2011

Review Berita & Event Insco Hal. 5

10 Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik Berdasarkan

Kelompok

Bersambung ke Halaman Selanjutnya

Page 7: Insco Magazine Nopember 2011

Review Berita & Event Insco Hal. 6

Keterangan : - modal sendiri Rp500 miliar ke atas: 30 perusahaan - modal sendiri di bawah Rp. 500 miliar: 14 perusahaan - RBC : risk based capital

P: peringkat berdasarkan nilai total