inovasi nurul.docx

34
PERANAN INOVASI BATIK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN DAYA SAING DAERAH KECAMATAN TANJUNG BUMI KABUPATEN BANGKALAN Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Inovasi Pemerintah Daerah Oleh : NURUL SOLEHAH 105030507111029 Program Studi Administrasi Pemerintahan Fakultas Ilmu Administrasi

Upload: yusuf-widodo

Post on 01-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INOVASI NURUL.docx

PERANAN INOVASI BATIK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN

DAYA SAING DAERAH KECAMATAN TANJUNG BUMI KABUPATEN

BANGKALAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah

Inovasi Pemerintah Daerah

Oleh :

NURUL SOLEHAH 105030507111029

Program Studi Administrasi Pemerintahan

Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya

Malang

2013

Page 2: INOVASI NURUL.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan otonomi daerah dan konsep desentralisasi sesuai dengan

UU No.32 Tahun 2004 bahwa daerah dituntut untuk menjadi daerah yang mandiri yang

bisa mengembangkan inovasi pemerintahan daerah dalam mewujudkan visi dan misi

daerah agar daerah tersebut dapat maju. Inovasi pemerintah daerah tersebut diwujudkan

dalam konsep “reinventing government” atau konsep kewirausahaan. Oleh karena itu,

aparat pemerintah daerah harus kreatif dalam mengembangkan setiap potensi yang

mereka miliki sebagai usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Inovasi bagi sebuah pemerintah daerah merupakan suatu keharusan dalam upaya

mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat dan daerahnya, terlebih di era

otonomi daerah dimana daerah memiliki kewenangan yang besar untuk menentukan

apapun yang menurut daerah tepat dan sesuai dengan kondisi daerahnya. Dalam

pengembangan lebih lanjut dibutuhkan informasi yang memadai dan komprehensif

mengenai inovasi-inovasi program yang telah ada di sejumlah daerah yang oleh berbagai

pihak dinilai inovatif dan berhasil. Inovasi tidak dapat berjalan secara parsial, dia harus

merupakan kolaborasi antar aktor yang saling berinteraksi dalam suatu sistem atau sering

disebut sebagai sistem inovasi yaitu suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan,

hubungan interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan

kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktek baik/terbaik) serta

proses pembelajaran (Taufik, 2005).

Inovasi daerah juga dapat meningkatkan daya saing antar daerah, mengingat

bahwa Indonesia yang kaya akan seni dan budaya dapat memicu kreatifitas masyarakat di

daerah untuk berinovasi dan berdaya saing antar daerah. Salah satu budaya Indonesia

yang telah mendunia serta diminati oleh seluruh kalangan masyarakat mulai dari anak

kecil hingga orang dewasa adalah batik. Saat ini demam batik sedang melanda dunia

fashion Indonesia, terlebih semenjak batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan

budaya tak benda pada tinggkat dunia yang dimiliki Indonesia pada 2 Oktober 2009.

Fenomena demam batik yang sedang melanda dunia fashion Indonesia saat ini, tentu saja

selain meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap batik, juga meningkatkan

pendapatan dan pertumbuhan dari industri batik yang ada di Indonesia. Hal ini tampak

dari data yang diungkapkan kementrian perindustrian tahun 2010 yang menyatakan nilai

Page 3: INOVASI NURUL.docx

produksi industri batik dalam negeri menembus angka Rp 732,67 miliar atau naik 13%

dari periode sebelumnya Rp 648, 94 miliar (“Belanja Batik dari Wisatawan Capai Rp 1

Triliun”, 2011). Dan pada tahun 2011 pertumbuhan nilai produksi batik diperkirakan bisa

tumbuh 20% menjadi Rp 879,2 miliar dari periode sebelumnya (“Industri Batik

Meningkat 20%”, 2011).

Salah satu contoh daerah sebagai penghasil produk batik unggulan adalah

kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan yang berada di pulau Madura, batik ini

sering dikenal dengan sebutan batik Tajung Bumi. Salah satu batik unggulan Jawa Timur

yang cukup dikenal oleh masyarakat lokal bahkan mancanegara terutama Jepang adalah

batik gentongan, yang merupakan batik khas Desa Tanjung Bumi, kabupaten Bangkalan,

Madura. Sebelum terjadinya tsunami di Fukushima Jepang, sejak tahun 2002 kabupaten

Bangkalan mengirimkan sebanyak 500 lembar kain batik gentongan pilihan setiap bulan

ke Sinjuko, Jepang dengan harga mulai Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per lembar,

masyarakat Jepang sangat menyukai batik gentongan untuk bahan kimono (“Batik

Madura Bergeser ke Eropa”, 2011).

Namun seirig berjalannya waktu, industri batik di Indonesia semakin meningkat

dan memicu daya saing antar daerah. Persaingan ini membuat produsen-produsen batik

untuk melakukan terobosan-terobosan baru atau inovasi, dengan tujuan meningkatkan

kinerja pemasaran batik yang dihasilkannya. Inovasi yang terus menerus diterapkan oleh

produsen batik memegang peranan penting untuk terus dapat bertahan dalam persaingan

yang semakin ketat ini dan terus meningkatkan kinerja pemasarannya.

Inovasi dalam ragam motif, corak, serta warna, merupakan salah satu inovasi yang

paling penting diterapkan dalam industri batik yang tergolong produk seni dan

mengandung unsur budaya lokal ini. Inovasi dalam ragam motif, corak, serta warna,

menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing batik dalam perdagangan, karena

yang pertama kali diperhatikan dan memikat konsumen adalah ragam motif, corak, serta

warna yang dimiliki oleh sehelai kain batik yang memancarkan keindahan seninya.

Batik khas Desa Tanjung Bumi mempunyai ragam motif, corak, serta warna yang

yang menyala terang dan berani serta warnanya bisa bertahan hingga puluhan tahun

dibandingkan batik dari daerah lain. Hal ini dapat dikatakan sebagai inovasi di bidang

batik dan dapat meningkatkan pendapatan dan daya saing dengan batik daerah lain. Selain

inovasi batik dalam ragam, motif, corak serta warna, inovasi batik juga dapat dituangkan

dalam berbagai macam bentuk model dan variasi yang bisa diolah untuk dijadikan sebuah

bahan yang bisa di pakai dan berharga ekonomis yang sangat tinggi dibandingkan dengan

Page 4: INOVASI NURUL.docx

hanya menjual batik dalam bentuk mentah atau masih berbentuk kain. Inovasi batik

semacam ini dapat berupa barang atau pakaian, seperti baju, rok, jaket, sepatu, tas dan

lain-lain. Hal ini akan memicu pendapatan industri batik yang semakin meningkat karena

harga jual yang bernilai ekonomis tinggi serta dapat menumbuhkan daya saing antar

daerah dengan terus-menerus melakukan inovasi dalam bidang batik agar dapat

menumbuhkan kreatifitas masyarakat daerah pengrajin batik atau industri batik khusunya

di kecamatan Tanjung Bumi, kabupaten Bangkalan.

Inovasi batik Tanjung Bumi akan meningkatkan daya saing daerah ddan

masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan perekonomian lokal

Kabuppaten Bangkalan. Melallui inovasi tersebut akan mampu meningkatkan pendapatan

daerah sehingga pemerintah daerah dapat memberiikan pelayanan prima kepada

masyarakat. Pertumbuhan inovasi juga berdampak pada penguatan perekonomian lokal

serta mampu meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pembukaan lapangan

pekerjaan yang memadai. Dari latar belakang diatas maka penulis membuat judul tentang

“PERANAN INOVASI BATIK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN

DAYA SAING DAERAH KECAMATAN TANJUNG BUMI KABUPATEN

BANGKALAN”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat dikaji rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana peranan inovasi batik dalam menigkatkan pendapatan dan daya saing daerah

kecamatan Tanjung Bumi, kabupaten Bangkalan?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui peranan inovasi batik dalam meningatkan pendapatan dan daya saing

daerah kecamatan Tanjung Bumi,kabupaten Bangkalan.

Page 5: INOVASI NURUL.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Inovasi Daerah

1. Pengertian Sistem Inovasi Daerah

Sebagai suatu bentuk cara pandang sistem, sistem inovasi daerah yang

dimaksud di sini pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dari sehimpunan

aktor, kelembagaan, hubungan, jaringan, interaksi dan proses produktif yang

mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk

teknologi dan praktek baik/terbaik) serta proses pembelajaran di daerah (Taufik,

2005). Sistem inovasi daerah tak hanya dipengaruhi oleh aspek/faktor-faktor universal

tetapi juga aspek/faktor spesifik lokal-lokasional serta bagaimana dinamika

interaksinya dengan dunia luar

Di dalam pengertian sistem inovasi daerah mengandung sekelompok pelaku

pembangunan ekonomi di daerah baik individu maupun organisasi yang saling

berhubungan dan berinteraksi dalam suatu jaringan untuk menghasilkan inovasi dan

mendifusikannya. Ditekankan juga bahwa agar dapat terus mengikuti perubahan yang

berkembang, kelompok pelaku pembangunan ekonomi di daerah ini perlu terus

menjalani proses pembelajaran.

Pada dasarnya, sistem inovasi daerah hanya mungkin dapat dikembangkan

bila ada kehendak kuat, kepeloporan dan konsistensi dari Kepala Daerah untuk

membangun kompetensi dan memperkuat kolaborasi sinergis berbagai pihak dalam

pembangunan ekonomi daerahnya melalui kebijakan dan instrumen kebijakan yang

ditetapkan. Dengan kata lain, kunci keberhasilan pengembangan sistem inovasi

daerah adalah adanya kehendak kuat, kepeloporan dan konsistensi dari Kepala Daerah

baik dalam penetapan agenda kebijakan pengembangan sistem inovasi daerah,

penguatan kerangka elemen sistem inovasi daerah, maupun dalam penyediaan

anggaran pengembangan sistem inovasi daerah.

Unsur-unsur utama Sistem Inovasi dapat dirincikan sebagai berikut:

1) Daya dukung pihak penyedia;

2) Daya serap pihak pengguna;

3) Kelembagaan antarmuka dan keterkaitan para pihak yang saling menguntungkan;

4) Infrastruktur yang terspesialisasi;

5) Pendanaan/pembiayaan inovasi dan/atau pendanaan/pembiayaan berisiko;

6) Kebijakan yang mendukung.

Page 6: INOVASI NURUL.docx

2. Kerangka dan Elemen Penting Bagi Perkembangan Sistem Inovasi Daerah.

Taufik (2005) menggambarkan skema Kerangka dan Elelemen Penting Bagi

Perkembangan Sistem Inovasi Daerah sebagai berikut :

Gambar Kerangka dan Elemen Penting Bagi Perkembangan Sistem Inovasi Daerah

Sumber: Taufik (2005)

Skema ini memberikan sandaran dan kerangka kerja baik secara sendiri-

sendiri maupun bersama tentang pentingnya pendekatan sistemik/holistik, sifat

ketidaklinieran, dan pentingnya interaksi, kemitraan dan sinergitas berbagai elemen

sistem serta pentingnya peran pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk

menghasilkan koherensi berbagai kebijakan terkait yang biasa disebut dengan

kebijakan inovasi.

Elemen yang tergambar dalam skema di atas merupakan elemen-elemen

penting utama saja. Di luar itu, masih banyak elemen pendukung yang juga perlu

mendapatkan perhatian dan penanganan yang berimbang dan berkelanjutan dalam

upaya pengembangan sistem inovasi daerah. Salah satu elemen pendukung yang

dimaksud adalah Pusat Inovasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PI UMKM) yang

berperan untuk menumbuhkembangkan UMKM inovatif yang akan memperkuat

elemen industri/ bisnis.

Page 7: INOVASI NURUL.docx

3. Landasan Utama Sistem Inovasi Daerah.

Menurut Taufik (2005), dengan mencermati konsep/model sistem inovasi dan

beberapa praktik yang berkembang, konsep sistem inovasi daerah pada intinya

mengandung beberapa landasan penting seperti diilustrasikan pada gambar berikut :

Gambar Konsep Landasan Mengembangkan SID

Sumber: Taufik (2005)

Konsep ini dipandang dapat membantu bagaimana daerah mengembangkan/

menyusun strateginya untuk mengembangkan/memperkuat sistem inovasinya dalam

mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi.

Beberapa landasan utama konsep tersebut adalah sebagai berikut:

1) Daerah

Konsep SID memang merupakan cara pandang tentang sistem inovasi

pada tataran daerah. Dari perspektif administratif pemerintahan, pengertian daerah

secara formal administratif (misalnya kabupaten/kota ataupun propinsi) sering

menjadi alat paling mudah untuk menetapkan batasan sistem. Namun pemajuan

sistem inovasi daerah membutuhkan cara pandang yang lebih terbuka dan

menguntungkan bagi daerah lebih dari sekedar pertimbangan batasan

administratif. Kerjasama dengan daerah lain merupakan aspek yang harus digali

dan dikembangkan oleh setiap daerah dalam memperkuat daerah masing-

masing. Hal-hal seperti ini memang semakin membutuhkan kemampuan

daerah untuk menghadapi paradoks yang berkembang, bahwa bersaing dan

bekerjasama merupakan kemampuan yang perlu terus dikembangkan secara

Page 8: INOVASI NURUL.docx

bersamaan. Konsep daerah dalam sistem inovasi, pada dasarnya dapat diartikan

secara fleksibel agar memiliki pengertian kontekstual.

2) Interaksi

Konsep sistem mengindikasikan bahwa elemen-elemen dalam sistem

berinteraksi satu dengan lainnya dan berproses ke arah yang lebih baik, sesuai

dengan peran masing-masing. Sistem tanpa interaksi antar elemen hanyalah sistem

yang semu. Interaksi yang sehat adalah interaksi yang produktif dan menghasilkan

keuntungan timbal-balik bagi para pihak yang berinteraksi, meskipun dalam

bentuk yang mungkin berbeda. Dinamika sistem inovasi daerah akan ditentukan

oleh bagaimana interaksi terjadi dalam sistem tersebut.

3) Keterkaitan dan jaringan

Keterkaitan dan jaringan rantai nilai menjadi dasar bagi penguatan sistem

inovasi dan perlu ditumbuhkembangkan. Keterkaitan dan jaringan ini tidak saja

menyangkut aktivitas bisnis tetapi juga non-bisnis. Hubungan non-bisnis yang

semakin baik merupakan kunci bagi peran para pihak, termasuk pemerintah dan

lembaga non-pemerintah, dalam mendukung aktivitas inovasi dan bisnis. Dari

kepentingan sosial dan ekonomi, hubungan inilah yang mempengaruhi spillovers

atau eksternalitas ekonomi positif dalam masyarakat, terutama di daerah.

4) Pembelajaran

Inti dari perkembangan sistem inovasi adalah proses pembelajaran. Sistem

inovasi akan berkembang jika sistem tersebut mampu menjadi sistem yang

belajar dan mampu mengembangkan sistem pembelajaran yang sesua serta

beradaptasi terhadap perubahan yang berkembang. Daerah yang telah relatif maju

sekalipun, ketika berhenti dalam proses pembelajaran akan menjadi statis, bahkan

mungkin menurun dan selanjutnya tertinggal.

5) Pengetahuan dan Inovasi

Perkembangan sistem inovasi daerah tentu akan ditentukan oleh kemajuan

pengetahuan dan inovasi. Aliran pengetahuan yang terhambat karena kelemahan

penyedia, saluran (misalnya intermediaries, mekanisme atau lainnya), dan

pengguna, akan menghambat berkembangnya sistem inovasi daerah. Pengetahuan,

baik yang bersifat tacit maupun eksplisit/terkodifikasi perlu terus dikembangkan,

tidak saja dengan mengadopsi dari luar, tetapi juga dengan mengembangkan

pengetahuan sendiri dan mengkombinasikan, mengintegrasikan serta

Page 9: INOVASI NURUL.docx

mengembangkan keduanya sesuai dengan kebutuhan setempat dan kebutuhan

pemenuhan relung pasar luar yang potensial.

4. Agenda Kebijakan Pengembangan Sistem Inovasi Daerah.

Taufik (2005) mengajukan 6 (enam) kelompok agenda utama kebijakan

inovasi yang perlu dikembangkan di daerah untuk mengembangkan sistem

inovasi daerah walaupun tidak seluruhnya merupakan ranah daerah dan harus

dilakukan oleh daerah.

Keenam agenda utama ini, yang juga merupakan tujuan strategis

pengembangan sistem inovasi daerah adalah:

1) Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi.

Tujuan utama agenda ini pada dasarnya adalah mengembangkan

kerangka umum yang kondusif bagi perkembangan inovasi. Bagian pertama

yang perlu dibenahi di daerah secara umum adalah berkaitan dengan kerangka

mendasar bagi pengembangan sistem inovasi. Penataan mendasar termasuk

penataan/pengembangan basisdata daerah berkaitan dengan sistem inovasi

daerah.

2) Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbangyasa dan

mengembangkan kemampuan absorpsi industri.

Tujuan utama agenda ini adalah mengembangkan/memperkuat atau

mereorganisasi unsur-unsur lembaga yang penting agar berfungsi tepat

bagi pemajuan sistem inovasi daerah, meningkatkan daya ungkit peran

iptek/litbangyasa yang sesuai dan spesifik bagi daerah, serta meningkatkan

kemampuan UKM dalam mengakses dan memanfaatkan pengetahuan dan

hasil litbangyasa/inovasi serta mengembangkannya.

3) Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi

inovasi, praktikbaik/terbaik dan/atau hasil litbangyasa.

Tujuan utamanya adalah mendorong interaksi produktif multipihak

yang saling menguntungkan bagi perkembangan inovasi dan difusinya,

penyebarluasan praktik baik dan hasil-hasil litbangyasa yang sesuai dengan

potensi terbaik daerah.

Dampak inovasi atau pengetahuan/teknologi secara signifikan atas

kemajuan ekonomi daerah sebenarnya akan ditentukan oleh seberapa cepat

dan luas difusinya dapat didorong di daerah yang bersangkutan. Bagi negara

seperti Indonesia, agenda ini merupakan faktor yang penting dibanding dengan

Page 10: INOVASI NURUL.docx

di negara maju, mengingat sebagian besar pelaku bisnis (yaitu UKM) pada

dasarnya merupakan pelaku yang relatif tertinggal kemampuan dan

aksesibilitasnya terhadap beragam kemajuan teknis.

4) Mendorong budaya inovasi

Tujuan agenda ini adalah membangun landasan budaya inovatif dan

kewirausahaan, menumbuhkembangkan perusahaan-perusahaan baru yang

inovatif, serta memperkuat kohesi sosial di daerah. Persoalan ketertinggalan

bisnis dari pesaing, kemampuan menyerap kemajuan iptek, penyesuaian diri

terhadap perubahan persaingan bisnis yang dinamis, serta rendahnya

perkembangan perusahaan baru yang inovatif membutuhkan perhatian yang

sangat serius dari banyak pihak.

5) Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem

inovasi dan klaster industri daerah dan nasional.

Tujuan utamanya adalah mendorong investasi dan aktivitas dalam

sistem inovasi sejalan dengan penguatan rantai nilai dalam jaringan ataupun

klaster industri di daerah dalam upaya membangun ekonomi wilayah/lokal

dengan pendekatan sistem.

6) Penyelarasan dengan perkembangan global.

Tujuan utama upaya ini adalah meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan kesiapan pemangku kepentingan di daerah agar semakin

dapat memahami dan menguasai perkembangan global untuk dimanfaatkan

bagi kepentingan daerah dan kemajuan daerah.

B. Daya Saing Berkelanjutan

Istilah keunggulan kompetitif secara tradisional telah digambarkan sebagai faktor

atau kombinasi dari faktor-faktor yang membuat suatu organisasi memiliki kinerja yang

lebih baik dibandingkan dengan organisasi lainnnya dalam suatu persaingan (Fahy and

Chaharbangi, 1995). Sesuai dengan definisi ini, kinerja yang lebih baik oleh suatu

orgnisasi disebabkan oleh adanya perbedaan dalam atribut atau faktor perusahaan yang

memungkinkan perusahaan melayani pelangga degan lebih baik dari pada yang dilakukan

pesaing, sehingga menciptakan nilai pelanggan yang lebih baik pula (Ma, 1999).

Hitt et al. (2001) mengatakan bahwa tidak ada keunggulan komprtitif yang

berlangsung untuk selamanya. Seiring berjalannya waktu, pesaing juga akan mampu

memiliki sumber daya yang unik, kemampuan dan kompetensi dasarnya yang unik

membentuk gagasan yang unik yang mampu bersaing dengan perusahaan. Oleh karena

Page 11: INOVASI NURUL.docx

itu, keunggula kompetitif hanya dapat dipertahankan dengan kompetensi dasar baru yang

berfungsi sebagai keunggulan kompetitif dimasa yang akan datang. Keunggulan

kompetitif dapat dibangun dengan beberapa komponen. Hill and Jones (1998)

menegaskan bahwa keunggulan biaya dan diferensiasi yang berhasil deibangun dengan

berlandaskan pada efisiensi, kualitas, inovasi dan customer responsiveness.

Salah satu upaya untuk mencapai efisiensi adalah penurunan skala ekonomis

(economic of scale), yang dapat didefinisikan sebagai penurunan biaya satuan yang

berkaitan dengan skala output yang besar (Sunata, 2007).

Sarana bagi organisasi untuk mencapai superior kualitas adalah dengan

mengimplementasikan menajemen kualitas total. Hal tersebut dapat diukur dari produk

dan jas berkualitas tinggi yang memiliki daya tahan dan daya saing perusahaan di pasar

global yang sangat kompetitif (Green et al. 2005).

Hal lain yang dapat menigkatkan keunggulan kompetitif organisasi adalah inovasi.

Inovasi merupakan merupakan kemampuan perusahaan untuk memperkenalkan produk

baru dan proses produksi untuk mengkapitalisasi peluang besar (Ozsomer et al. 1997).

Inovasi memiliki beberapa peran antara lain memperbaruhi dan memperbesar rentang

produk dan jasa serta pasar yang terkait, penciptaan metode baru produksi, penawaran,

dan disribusi (McAdam et al. 1998). Struktur organisasi yang fleksibel memfasilitasi

pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru, dan perusahaan yang memiliki

fleksibilitas cenderung lebih baik dalam melakuukan inovasi dari perusahaan yang

memiliki struktur organisasi yang kaku.

Usaha kecil dapat meraih keunggulan kompetitif apabila dapat membentuk produk

yang memiliki berbeda dibanding pesaing (diferensiasi), dengan harga yang murah (low

cost), menjaga kontiyuitas produksi dan distribusi, dan selalu melakukan inovasi yang

berorientasi pasar.

Tidak mudah mentransfer inovassi dalam usaha kecil, Caputo et al. (2002)

mengatakan bahwa transfer inovasi pada usaha kecil menemui beberapa kendala, diantara

1) pelaku usaha kecil hanya memiliki kapabilitas inovasi yang rendah, baik dalam inovasi

produk maupun proses, 2) tinggi biaya-membuat risiko tinggi-yang berhubungan dengan

aktivitas inovasi, 3) Rasa takut-atau malah antipasi-yang bermbas enggan untuk

melakukan inovasi, 4) rendahnya informasi yang didapat dari pelaku usaha tentang

manfaat inovasi bagi kelabgsungan usaha meraka. Caputo et al. (2002) menyarankan

perlunya intervensi dari aktor intelektual seperti universitas, lembaga riset dan perusahaan

besar yang menggandeng UKM sebagai suppliers.

Page 12: INOVASI NURUL.docx

Humphreys et al. (2005) menegaskan bahwa inovasi membutuhkan beberapa

elemen pendukung yang penting agar implementasi inovasi dapat menngkatkan kinerja

usaha kecil. Beberapa elemen tersebut adalah: 1) kepemimpinan, 2) pemberdayaan, 3)

budaya kerja, 4) teknologi, 5) pembelajaran, 6) struktur, 7) manajemen.

Page 13: INOVASI NURUL.docx

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Kabupaten Bangkalan

Kabupaten Bangkalan terletak di ujung barat pulau Madura, Propinsi Jawa

Timur Ibu Kotanya Bangkalan. Luas daerahnya 1.260.14 km kabupaten ini

menghadap ke laut Jawa, di Barat dan selatan menghadap ke selat Madura, sedangkan

di timur berbatasan dengan kabupaten Sampang. Kabupaten Bangkalan terdiri dari 18

kecamatan dengan 281 desa sepuluh kecamatan diantaranya terletak di pesisir pantai,

yakni, kecamatan sepuluh, Bangkalan, Tanjung Bumi dan lain- lain. Jumlah penduduk

kabupaten Bangkalan pada tahun 2001 tercatat sebanyak 762.000 jiwa terdiri dari

358.48 (47,07%) laki- laki dan 403.342 (52,93%) perempuan.1

Tanah dan batuan di Bangkalan terdiri dari 4 jenis yakni tanah allufium yang

mencapai areal seluas 24.400 hektar, jenis elistosin meliputi luas 16600 hektar, jenis

batu gamping seluas 47.294 hektar. dan jenis miosen sedimen fasies seluas 35594

hektar Bangkalan dalam angka 1998). Sebagian tanah di kabupaten ini kurang cocok

untuk beberapa jenis tanaman. Hasil pertaniannya terutama jagung, ubi kayu, padi dan

salak serta sebagian penduduk hidup sebagai petani garam.

Areal pertanian di Bangkalan terdiri sawah seluas 29.645 hektar, lahan kering

96.537 hektar, sawah teknis luas 5.406 hektar, setengah teknis 1.187 hektar; pengairan

sederhana 423 hektar, pengairan no n PU seluas 1182 hektar dan tidak hujan 21.447

hektar, areal lahan kering terdiri tanah pekarangan 16.352 hektar Tanah tegalan

seluas 63.1777 hektar dalam (pola dasar pembangunan daerah Bangkalan tahun 2002-

2005)

2. Kecamatan Tanjung Bumi

Kecamatan Tanjung Bumi terletak di sebelah kabupaten Bangkalan, sekitar ±

40 km. Tepatnya pada perbatasan antara batas kabupaten Bangkalan dan Kabupaten

Sampang, yaitu berada pada:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepulu, Bangkalan.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Banyuates, Sampang.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kokop, Bangkalan.

d. Dan sebelah Utara diapit oleh laut Jawa.

1 Bangkalan Era Otonomi Daerah: Prespektif Pembangunan Kabupaten Bangkalan dalam Kepemimpinan Ir. H.M. Fatah MM (Blega Bangkalan: Yayasan Al-Hasany As-Syafi’iyah, tanpa tahun), 18.

Page 14: INOVASI NURUL.docx

Adapun luas dari Kecamatan Tanjung Bumi adalah 6601,757 hektar, dengan

jumlah desa sebanyak 14 dan dengan panjang pantai ± 20 km. Dengan rincian sebagai

berikut: luas pemukiman penduduk 911,066 hektar dan sawah/pertanian 552,340

hektar sedangkan yang masih berupa hutan 46,137 hektar dan 4.416,985 hektar

berupa daerah tadah hujan. Untuk daerahpemukiman penduduk pesisir pantai yang

berada di delapan desa sekitar ± 271,632 hektar. (Sumber: Kantor Kecamatan

Tanjung Bumi).

Sejarah masuknya batik ke Tanjung Bumi belum pasti diketahu sejak kapan.

Dahulu, kebanyakan penduduk Tanjung Bumi bekerja sebagai pelaut yang

mengelilingi pulau-pulau di nusantara, suatu saat kapal merka singgah ke daerah

Cirebon. Para suami ini belajar membatik dan ketika pulang hal ini diajarkan pada stri

mereka di rumah, sehingga ketika sang istri tinggal berbulan-bulan lamanya, mereka

memiliki kesibukan yaitu membatik.2

Mayoritas masyarakat di Tanjung bumi menekuni pembuatan batik. Walaupun

demikan ada yang mengatakan, membatik bukanlah pekerjaan utama mereka.

Membatik sudah merupakan kebiasaan bagi mereka yang dilakukan di waktu

senggang. Masyarakatnya ada yang bertani, nelayan, TKI (Tenaga Kerja Indonesia),

pedagang, tetapi ketika di rumah, mereka akan membuat batik. Banyak industri

rumahan yang menyerap banyak tenaga kerja, membuat masyarakatnya menjadikan

membatik sebagai profesi mereka, sebagai pembuat motif atau peluncelupan warna.

Saat ini membatik sudah merupakan pekerjaan utama khusunya di desa

Tanjung Bumi. Meningkatnya permintaan terhadap batik menjadikan industri

rumahan membutuhkan pekerja yang bisa bekerja secara rutin. Walaupun dahulu

hanya pekerjaan sampingan saja, kini membatik menjadi pekerjaan yang sangat

menjanjikan. Apabila dipresentasekan, 70% masyarakat memiliki pekerjaan utama

membatik, sedangkan sisanya 30% adalah pekerjaan lain. Apabila saat ini batik

Tanjung Bumi sedang dalam momentumnya dengan adanya jembatan Suramadu yang

menghubungkan pulau Madura dengan Jawa (Surabaya). Dalam satu hari, sedikitny

ada dua bus pariwisata yang datang ke Tanjung Bumi untuk berbelanja atau sekedar

ingin melihat desa penghasil batik yang terkenal.

Pada awalnya, pusat perajin batik di Tanjung Bumi berada di tiga desa yaitu,

desa Tanjung Bumi, Paseseh dan Telaga Biru. Dari ketiga desa ini, kemudian

kerajinan membatik menyebar ke tujuh desa lain di Kecamatan Tanjung Bumi, yaitu

2 Pengerajin Batik Tanjung Bumi, 20 Juni 2010

Page 15: INOVASI NURUL.docx

Desa Bumianyar, Tambak Pocok, Larangan Timur, Bandeng, Teguguh, Macajah, dan

Aeng Tabar. Saat ini pembuatan batik tanjung Bum juga berkembang ke daerah lain

seperti Kokop, Sepuluh, Socah, dan bahkan ke Desa Trapang yang merupakan

perbatasan antara Kabupaten Bangkalan dan Sampang.3

Batik Tanjung Bumi sudh dikenal sejak lama dan teru berkembang hingga

sekarang. Pada tahun 1967, hanya ada 100 orang perajin di tiga desa di Kecamatan

Tanjung Bumi (Tanjung Bumi, Paseseh, Telaga Biru). Dengan adanya pelatihan dan

penyuluhan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan dari pihak lain, batik

Tanjung Bumi terus berkembang dan saat ini terdapat ribuan perajin batik.

Batik Tanjung Bumi terkenal dengan warnanya yang berani. Semakin pekatt

warnanya, maka semakin mahal harganya. Perpaduan warnanya juga sangat kontras.

Ini merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi batik Tanjung Bumi. Dulu,

pewarna yang digunakan oleh para perajin batik adalah warna alami yang didapat dari

tumbuh-tumbuhan yang tersedia di Tanjung Bumi, dan proses perendamannya

dilakukan di dalam gentong, sehingga batik ini terkenal dengan sebutan batik

Gentongan. Seiring perkembangan zaman, batik ini semakin langka. Perajinnya makin

berkurang karena memang proses pewarnaan seperti ini didapat secara turun temurun

dari orang tua atau kerabat dekat mereka.

Masyarakat peminat batik semakin banyak, sementara batik yang dihasilkan

terbatas. Perajin kemudian beralih ke pewarna kimia yang harganya lebih murah dan

prosesnya cepat. Dalam pembuatannya, batik gentongan bisa memakan waktu hingga

satu tahun atau bahkan lebih. Sedangkan batik dengan warna kimia bisa selesaai

dalam waktu satu minggu sampai satu bulan.4 Di pasaran saat ini, keberadaan batik

gentongan hanya sekitar 25% saja, sisanya 75% bbatik dengan pewarna kimia.

Banyak orang yang tertarik dengan batik gentongan ini karena warnanya yang alami,

tidak mudah luntur bahkan semakin cerah walaupun sudah bertahun-tahun dipakai.

Batik gentongan cenderung memiliki motif yang halus dan berkelas.

B. Inovasi Batik Tanjung Bumi

Inovasi batik di Tanjung Bumi pada dasarnya berasal dari masyarakat walaupun

pemerintah juga memiliki peran yaitu ikut berperan dalam pengenalan batik ke

masyarakat luas, namun pemerintah tersebut dirasa masih rendah dalam pelaksanaan

inovasi daerah. Berkembanya batik Tanjung Bumi ini tidak terlepas dari peran pelaku

3 Pengrajin Batik Tanjung Bumi, 23 Juni 20104 Pengrajin Batik Tanjung Bumi, 23 Juni 2010

Page 16: INOVASI NURUL.docx

usaha batik masyarakat yang melakukan inovasi-inovasi dalam mendorong nilai jual batik

itu sendiri di masyarakat. Bentuk-bentuk inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pelaku

usaha adalah sebagai berikut:

1. Inovasi pada Input Produkssi

Inovasi pada input produksi meliputi inovasi penggunaan kain mori,

penggunaan bahan bakar alternatif dan penggunaan bahan bakar alami. Inovasi

padainput produksi ini dilatarbelakangi semakin langkah dan mahalnya harga bahan

baku di pasaran. Sehingga pelaku usaha dituntut berfikir kreatif untuk meneukan

solusinya agar usaha mereka tetap berjalan. Berikut penjelasan masing-masing inovasi

pada input produksi:

a. Penggunaan Kain Santun Sebagai Pengganti Kain Mori.

Bahan baku kain yang biasa digunakan pelaku usaha di Tanjung Bumi

untuk memproduksi batik adalah kain mori. Pada awal tahun 1990-an, harga kain

mori ini melonjak drastis sehingga semakin memperparah keberadaan usaha batik

di Tanjung Bumi. Mahalnya harga kain mori mengakibatkan beberapa pelaku

usaha berhenti memproduksi batik. Beberapa tahun belakangan ini harganya juga

kembali naik, biasanya dijual berkisar Rp.7.000 sampai dengan Rp.8.000 per

meter sekarang meningkat menjadi Rp.8.500-Rp.10.000 per meter.

Salah satu pelaku usaha batik Tanjung Bumi yang memiliki inovasi ini

adalah Hj. Masudi. Penggunaan Kain Mori didapatkan setelah melakukan

pengamatan terhadap pelaku usaha batik di Pekalongan. Kain santun ini harganya

sekitar Rp.6.500-Rp.7.500 per meter sehingga lebih murah 20-25% per 100

meternya dibandingkan kain mori.

b. Inovasi Penggunaan Bahan Bakar Gas

Awalnya proses pencairan lilin dilakukan dengan menggunakan bahan

bakar minyak tanah. Namun setelah minyak tanah langkah dipasaran dan

harganya yang mahal, proses pencairan lilin beralih menggunakan bahan bakar

yang lebih murah, yaitu: gas. Langkah ini diambil sebagai respon terhadap

semakin langkah dan mahalnya harga minyak tanah dipasaran. Saat ini, bahan

bakar gas ini mudah di dapat dipasaran karena adanya program dari pemerintah

untuk mengkonversi minyak tanah ke gas. Selain itu, penggunaan kompor dengan

bahan bakar gas ini juga dapat menghemat biaya untuk bahan bakar sekitar

Rp.1.000-3.000 per kompor per hari tergantung banyaknya malam yang dicairkan.

c. Inovasi Penggunaan Pewarna Alami

Page 17: INOVASI NURUL.docx

Penggunaan pewarna alami dilatarbelangi oleh keinginan untuk

memperkaya serta mempertegas corak pada batik Tanjung Bumi. Sesuai

dengan ciri khas batik Tanjung Bumi yang memiliki warna dan corak yang

tegas serta bahan pewarna yang mudah didapatkan di sekitar wilayah Tanjung

Bumi maka pemakaian warna alami dirasa sangat cocok. Selain itu sifat

pewarna alami yang lebih tahan lama dan tidak mudah luntur membuat

pewarna alami lebih menjadi pilihan para pelaku usaha batik. Efek bahan

pewarna yang tidak berbahaya bagi manusia dan alam juga menjadi landasan

pemilihan pewarna alami ini, sehingga sekarang pewarna alami bukan hanya

menjadi sekedar alternatif ketika pewarna kimia sedang langka ataupun

harganya sangat mahal, namun penggunaan pewarna alami sudah mejadi

kultur dalam batik Tanjung Bumi.

Penggunaan pewarna alami ini dilakukan dengan mengekstrak daun-

daunan untuk menghasilkan warna baru. Hasil ekstraksi daun-daunan tersebut

selanjutnya dijadikan bahan pewarna pada usaha batiknya. Meskipun

pemakaian pewarna alami cenderung memakan waktu yang cukup lama

namun batik yang menggunakan pewarna alami ini mempunyai warna yang

khas, terkesan seperti warna gradasi. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi

konsumen batik.

2. Inovasi Pada Output

Produk-produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha Tanjung Bumi sangat

beragam, mulai dari pakaian, selendang, seprei dan juga pernak-pernik. Produk-

produk ini merupakan hasil pengembangan inovasi yang dilakukan pelaku usaha

untuk menciptakan produk yang unik dan menarik. Para pelaku usaha berusaha

untuk selalu konsisten dalam menciptakan produk baru. Beberapa pelaku usaha

menjelaskan bahwa penciptaan produk baru dapat dilakukan dengan memodifikasi

produk yang sudah ada, seperti menciptakan model pakaian sendiri dengan

memodifikasi model-model pakaian yang sedang menjadi trend. Hal ini menjadi

daya tarik tersendiri bagi para pembeli karena produk batik update/sesuai dengan

trend yang ada dan setiap pelaku usaha punya ciri khas tersendiri dalam hal motif

ataupun model pakainnya.

a. Inovasi Variasi Produk-produk batik

Seiiring perkembangan jaman, variasi produk batik semakin

bertambah. Hal ini dikarenakan konsumen tidak hanya tertarik pada pakaian

Page 18: INOVASI NURUL.docx

batik tetapi produk-produk lain yang menggunakan bahan kain batik. Melihat

keadaan ini, pelaku usaha di Tanjung Bumi juga ikut melakukan inovasi

variasi produk-produk batik agar dapat bersaing di pasaran. Salah satu pelaku

usaha yang menjadi pelopor penciptaan varisai-varisasi produk batik di

Tanjung Bumi adalah Ibu Hj. masudi. Usaha batiknya tidak hanya

menciptakan pakaian dengan desain modern tetapi juga menciptakan produk

baru seperti, topi, sepatu, jaket, sandal, tas dan lain-lain. Berikut gambaran

produk pengembangan batik yang dikembangkan oleh Ibu Hj. Masudi:

Gambar Produk Pengembangan Batik Tanjung Bumi oleh Ibu Hj Masudi

b. Inovasi Motif Batik dan Desain Pakaian

Sebelum tahun 1990-an, produk-produk yang dihasilkan pelaku usaha

masih berupa pakaian batik dengan desain dan motif yang tradisional. Hal ini

sudah menjadi kebiasaan turun-temurun pelaku usaha yang ada di Tanjung

Bumi karena produk mereka pernah sangat diminati konsumen. Akan tetapi,

seiring perkembangan jaman produk-produk mereka tidak lagi diminati karena

terkesan kuno atau “jadul” dan kalah bersaing dengan produk batik lain yang

lebih modern.

Beberapa pelaku membuat inovasi motif batik yang lebih variatif dan

desain pakaian yang fashionable/trend. Ternyata banyak konsumen yang

tertarik terhadap variasi motif-motif yang ditawarkan pelaku usaha. Pelaku

Page 19: INOVASI NURUL.docx

usaha menyadari bahwa variasi motif batik dan desain menjadi daya tarik bagi

pembeli dari segala kalangan dan usia. Sehingga mereka selalu berusaha

menciptakan motif-motif dan desain yang baru. Motif-motif baru ini lebih

kontemporer dengan tema yang beragam, ada juga yang bermotif abstrak dan

tidak terikat oleh nilai-nilai budaya Jawa. Hal inilah yang menjadikan motif-

motif batik ini dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat. Motif-motif

ini juga berbeda antara pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha lainnya

sehingga menjadikannya unik. Berikut adalah gambar variasi motif batik

Tanjung Bumi:

Gambar variasi motif batik Tanjung Bumi

3. Inovasi pada Proses Pemasaran

Pelaku usaha besar umumnya menjadi pelopor perkembangan inovasi

pemasaran pada Kampoeng Batik Laweyan. Mereka menjadi perintis yang

membawa inovasi tersebut masuk ke Kampoeng Batik Laweyan sedangkan pelaku

usaha yang lebih kecil cenderung menjadi kelompok pengikut.

a. Inovasi Pemasaran melalui Showroom

Pemasaran merupakan salah satu hal penting dalam implemetasi

inovasi batik ini. Pertumbuhan jumlah masyarakat yang diimbangi dengan

Page 20: INOVASI NURUL.docx

daya beli yang makin meningkat juga menyebabkan setiap pelaku usaha harus

melakukan sebuah inovasi termasuk inovasi dalam pemasaran batik Tanjung

Bumi. Pemasaran batik melalui showroom memang bukan merupapakan hal

yang baru pada dunia bisnis. Namun sistem pemasaran ini dipandang efektif

dalam meningkatkan jumlah pendapatan. Hal tersebut dikarenakan masyarakat

yang dapat melihat batik dari jalan sehingga masyarakat tertarik untuk

membelinya.

b. Inovasi Pemasaran melalui Internet

Perkembangan dunia teknologi informasi memudahkan pelaku usaha

batik untuk mempromosikan batiknya. Dengan media intenet proses

pemasaran tidak memerlukan biaya yang besar, tempat yang luas, lebif

fleksibel dan tidak terbatas pada jarak. Tingkat kemampuan masyarakat untuk

mengakses internet yang semakin tinggi serta didukung oleh media jejaring

sosial yang semakin banyak membuat prospek pemasaran ini sangat

menjanjikan. Selain itu melalui internet pelaku usaha dapat melakukan sharing

dengan pelaku usaha lain dalam meningkatkan daya jual batik.

Selain menguntungkan pelaku usaha karena memperluas wilayah

pemasaran produk, pemanfaatan media internet juga semakin memudahkan

calon pembeli. Calon pembeli tidak harus datang ke Tanjung Bumi karena

proses pembayaran pun dapat dilakukan secara online melalui transfer

rekening. Barang pesanan selanjutnya akan dikirim ke tempat tujuan. Calon

pembeli tersebar di beberapa kota di Inonesia, seperti Semarang, Jakarta,

Yogyakarta, Surabaya, Jakarta dan Sumatera. Bahkan beberapa pelaku usaha

melayani pembelian dari luar negeri seperti di Jepang.

Pemanfaatan media internet ini juga berhasil menarik perhatian

masyarakat lokal dan mancanegara untuk datang ke Tanjung Bumi sehingga

mengakibatkan dearh Tanjung Bumi menjadi daerah pariwisata yang mampu

menjadi potensi daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah

Kabupeten Bangkalan.

Page 21: INOVASI NURUL.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas terkait dengan inovasi batik di daerah Tanjung Bumi

Bangkalan dapat disimpulkan sebagai berikut;

1. Batik merupakan karakteristik yang dimiliki oleh daerah Tanjung Bumi, oleh

karenanya pengembangan inovasi batik harus digalahkan supaya batik Tanjung Bumi

dapat menjadi ciri khas daerah yang tidak tergerus oleh perkembangan jaman dan

dapat meningkatkan daya saing masyarakat daerah.

2. Bentuk-bentuk inovasi yang dilakukan oleh pelaku usaha batik Tanjung Bumi

meliputi: (1) Inovasi pada input produksi, inovasi pada tahapan ini adalah penggunaan

kain mori yang lebih murah, bahan bakar gas dan pewarna alami untuk menekan

biaya produksi, (2) Inovasi pada output, Inovasi yang dilakukan melalui variasai

produk, motif batik dan desain pakaian yang ditujukan untuk meningkatkan nilai jual

batik Tanjung Bumi, (3) Inovasi pada proses pemasaran, inovasi pada tahapan ini

dilakukan melalui showroom dan internet yang ditujukan pada efektivitas dan

efisiensi promosi dan penjualan batik kepada masyarakat.

B. Saran

Dari pemaparan di atas mengenai inovasi daerah yang dilakukan oleh masyarakat

Tanjung Bumi melalui batik, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Pelaku usaha batik Tanjung Bumi dapat menjalin hubungan dan kerjasama baik

dengan pemerintah maupun pihak swasta dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas

produk batik Tanjung Bumi supaya dapat bersaing di pasar global.

2. Penciptaan wilayah pariwisata batik Tanjung Bumi, sehingga batik Tanjung Bumi

dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas serta dapat memudahkan pemasaran produk

batik itu sendiri.

Page 22: INOVASI NURUL.docx

DAFTAR PUSTAKA

Didik Eko Julianto. Model Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Batik di Tulungagung

Berbasis Inovasi. Universitas Jember.

Wispandono, Moch. R.M. Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Kinerja Pengarajin Indutri

Batik di Kabupaten Bangkalan. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 1,

No.2. Universitas Trunojoyo. 2010.

Yohanes, Crisdianto Hendi dan Indriyani, Ratih. Peranan Inovasi Produk Terhadap Kinerja

Pemasaran Batik Tanjung Bumi Ibu Haji Masudi.

Devi Rahayu. Perlindungan Hukum Terhadap Hak cipta Motif Batik Tanjung Bumi Madura.

Mimbar Hukum Vol.23, No.1. 2011.