inovasi metode ekpositori

26
BAB I PENDAHULUAN Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi. Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan 1

Upload: irwan-nova

Post on 31-Jul-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Inovasi metode ekpositori

BAB I

PENDAHULUAN

Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan

memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi

pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam

bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola

yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori

merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran

kepada siswa secara langsung.

Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan

sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh

guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung

berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi

pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori

sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama

memberikan informasi.

Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah

dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak dipilih

karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan

tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat

dilakukan cukup di dalam kelas. Popham & Baker (1992 : 79) menjelaskan bahwa

setiap penyajian informasi secara lisan dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah

yang bersifat formal dan biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang

informal yang hanya berlangsung selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan

baik atau buruk, tetapi penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan

penggunaannya.

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) metode ceramah adalah

cara penyampaian bahan pelajara dengan komunikasi lisan. Metode ceramah lebih

efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi dan pengertian. Margono

(1989 : 30) mengem,ukakan bahwa metode ceramah adalah metode mengajar

1

Page 2: Inovasi metode ekpositori

yang menggunakan penjelasan verbal. Komunikasi bersifat satu arah dan sering

dilengkapi dengan alat bantu audio visual, demonstrasi, tanya jawab, diskusi

singkat dan sebagainya. Lebih lanjut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13)

mengemukakan bahwa agar metode ceramah efektif perlu dipersiapkan langkah-

langkah sebagai berikut: a) merumuskan tujuan instruksional khusus yang luas, b)

mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa, c) menyusun bahan ceramah

dengan menggunakan bahan pengait (advance organizer), d) menyampai-kan

bahan dengan memberi keterangan singkat dengan menggunakan papan tulis,

memberikan contoh-contoh yang kongkrit dan memberikan umpan balik (feed

back), memberikan rangkuman setiap akhir pembahasan materi, e) merencanakan

evaluasi secara terprogram. Metode retitasi adalah metode pembelajaran yang

lebih dikenal dengan istilah pekerjaan rumah, meskipun sebutan ini tidak

seluruhnya benar. Metode tanya jawab digunakan bersama dengan metode

ceramah, untuk merangsang kegiatan berfikir siswa, dan untuk mengetahui

keefektifan pengajarannya, sebagai mana diutarakan Popham & Baker (1992 :

89). Penerapan metode tanya jawab guru dapat mengatur bagian-bagian penting

yang perlu mendapat perhatian khusus.

Dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah harus peka terhadap

respon siswa. Skiner dalam Driscoll (1994 : 30) menjelaskan bahwa diskripsi

hubungan antara stimulan dan respon tidaklah sesederhana yang diperkirakan,

melainkan stimulan yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi

ini artinya mempengaruhi respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai

konsekwensi yang akan mempengaruhi tingkah laku siswa. Untuk menciptakan

terjadinyan interaksi, menarik perhatian siswa dan melatih keterampilan siswa,

metode ceramah biasanya dikombinasikan dengan metode tanya jawab dan

pemberian tugas. Resitasi atau tugas dapat pula dikerjakan di luar rumah ataupun

di dalam laboratorium. Pasaribu mengemukanan bahwa metode resitasi

mempunyai tiga fase, yaitu : a) guru memberi tugas, b) siswa melaksakan tugas,

dan c) siswa mempertanggung-jawabkan pada guru apa yang telah dipelajari

(Sutomo, 2003: 45).

2

Page 3: Inovasi metode ekpositori

Menurut Sujadi (1983 : 3), di dalam pembelajaran matematika

penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tersebut masih ditambah dengan

pemberian contoh-contoh berupa gambar-gambar, model bangunan, dan contoh

rumus-rumus beserta penggunaannya. Guru menjelaskan materi dengan bantuan

gambar atau model, untuk mempermudah penanaman konsep bangun datar dan

ruang.

Percival dan Elington dalam Yeni Indrastoeti S.P (1999 : 43) menamakan

model konvensional ini dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru (the

Teacher Centered Opproach). Dalam model pembelajaran yang berpusat pada

guru hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh guru.

Seluruh sistem diarahkan kepada rangkaian kejadian yang rapi dalam lembaga

pendidikan, tanpa ada usaha untuk mencari dan menerapkan strategi belajar yang

berbeda sesuai dengan tema dan kesulitan belajar setiap individu.

Somantri (2001 : 45) membedakan metode ekspositori dan metode

ceramah. Dominasi guru dalam metode ekspositori banyak dikurangi. Guru tidak

terus bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau bagian-bagian yang

diperlukan, seperti di awal pemebelajaran, menjelaskan konsep-konsep dan

prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di lapangan dan sebaginya.

Metode ekspositori adalah suatu cara menyampaikan gagasan atau ide  dalam

memberikan informasi dengan lisan atau tulisan.

Menurut Herman Hudoyo(1998 : 133)  metode ekspositori dapat meliputi

gabungan metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan

dan metode peragaan. Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran

menggunakan metode ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru.

Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak

berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih

nampak lebih banyak.

Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada

saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi,

memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat

catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin

3

Page 4: Inovasi metode ekpositori

dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama

dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat

kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa

secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang

masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti

penjelasan secara klasikal.

Pendapat David P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6.7)

menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling

efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Selanjutnya Dimyati

dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang

penting adalah 1) menyusun program pembelajaran, 2) memberi informasi yang

benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4) pembimbing siswa dalam perolehan

informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan informasi. Sedangkan peranan

siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2) pemakai media dan sumber yang

benar, 3) menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.

Dari beberapa pendapat di atas, bahwa metode ekspositori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah mengobinasikan metode ceramah, tanya

jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal

(pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau kelompok. Adapun hasil

belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan

nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang

digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.

4

Page 5: Inovasi metode ekpositori

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Metode Ekspositori

Metode Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan

kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa

dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy

Killen (dalam Wina Sanjaya) menamakan metode ekspositori dengan istilah

strategi pembelajaran langsung (Direct Instruction). Karena dalam hal ini siswa

tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah

jadi. Oleh karena metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur,

maka sering juga dinamakan istilah metode “chalk and talk”.

Wina Sanjaya menyatakan bahwa: “Metode ekspositori merupakan bentuk

dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered

approach)”. Dikatakan demikian, sebab guru memegang peran yang sangat

dominan. Melalui metode ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara

terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai

siswa dengan baik. Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa

(academic achievement student).

Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri

fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung

berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi

pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori

sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama

memberikan informasi.

Metode pembelajaran ekspositori lebih cenderung dipengaruhi oleh aliran

psikologis behavioristik yang menekankan kepada pemahaman bahwa perilaku

manusia pada dasarnya adalah keterkaitan antara stimulus dan respon, maka dari

itu dalam implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan

faktoryang sangat menentukan. Peran guru dalam memfasilitasi koneksi antara

stimulus dengan respon benar-benar menjadi kunci dari kesuksesan pembelajaran

5

Page 6: Inovasi metode ekpositori

dengan metode ekspositori ini, atau dengan kata lain semakin baik stimulus

semakin baik juga respon yang datang dari siswa sebagai feedback.

Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, yaitu :

Pertama, dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran secara verbal.

Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran

yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu.

Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu

sendiri.

Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat

memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi

yang telah diuraikan.

Dalam penggunaan metode pembembelajaran ekspositori terdapat

beberapa prinsip berikut ini yang harus diperhatikan oleh setiap guru, yaitu:

Berorientasi Pada Tujuan

Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur

atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini

penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa

mengontrol efektivitas penggunaan metode ini

Prinsip Komunikasi

Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa

sebagai penerima pesan.

Prinsip Kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang guru berikan, terlebih

dulu guru harus memposisikan siswa dalam keadaan siap baiksecara fisik

maupun psikis untuk menerima pelajaran

Prinsip Berkelanjutan

Metode ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian

dapat membuat siswa penasaran, sehingga mendorong mereka untuk mencari

dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajara mendiri.

6

Page 7: Inovasi metode ekpositori

Berikut ini adalah beberapa kelebihan metode ekspositori adalah:

• Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting.

• Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun

klasikal.

• Dengan metode ekspositori guru dapat mengontrol urutan dan keluasan

pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa

menguasai bahan pelajaran yang disampaikan

• Metode pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi

pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang

dimiliki untuk belajar terbatas

• Melalui Strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui

penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau

mengobservasi (melalui pelaksanaan Demonstrasi).

• Metode Pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas

yang besar.

Selain mempunyai beberapa kelebihan, metode ekspositori juga memiliki

beberapa kelemahan, yaitu antara lain:

Metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental

siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak mengikuti pembelajaran (kegiatan

belajar mengajar) dengan metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak

kreatif.

Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).

Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang, karena

sering kali siswa kurang terlibat daam pembelajaran.

Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa

tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.

Metode pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang

memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.

Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik

perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya

belajar siswa.

7

Page 8: Inovasi metode ekpositori

Metode ini sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan

sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis

Keberhasilan metode pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa

yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,

senmangat, antusiasme, motivasi, dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu

sudah dipastikan pembelajaran tidak mungkin berhasil.

Pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan

guru. Mengingat gaya komunikasi metode pembelajaran ini lebih banyak terjadi

satu arah (one-way communication). Sehingga kesempatan untuk mengontrol

pemahaman siswa akan terbatas pula.

2.2 Penerapan Metode Ekspositori Dalam Pembelajaran

Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan

memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi

pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam

bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola

yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori

merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran

kepada siswa secara langsung.

Guru memberikan informasi hanya pada saat-saat atau bagian-bagian yang

diperlukan; misalnya permulaan pengajaran, memberikan contoh soal. Setelah

guru memberikan informasi, guru mulai menerangkan suatu konsep,

mendemontrasikan ketrampilannya mengenai pola/aturan/dalil tentang konsep itu,

siswa bertanya, guru memeriksa apakah siswa sudah mengerti atau belum.

Kegiatan selanjutnya ialah guru memberikan contoh soal aplikasi konsep itu dan

menyuruh siswa menyelesaikan soal-soal bisa dipapan tulis atau dimeja siswa.

Siswa dapat bekerja secara individual atau secara bersama dengan teman

sebangkunya dan sedikit ada Tanya jawab. Pada kegiatan terakhir siswa mencatat

materi yang telah diterangkan dan dapat dilengkapi dengan soal-soal pekerjaan

rumah.

8

Page 9: Inovasi metode ekpositori

Berikut para ahli menjelaskan tentang metode ekspositori :

• Somantri (2001) membedakan metode ekspositori dan metode ceramah.

Dominasi guru dalam metode ekspositori banyak dikurangi. Guru tidak terus

bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau bagian-bagian yang diperlukan,

seperti di awal pembelajaran, menjelaskan konsep-konsep dan prinsip baru, pada

saat memberikan contoh kasus di lapangan dan sebaginya. Metode ekspositori

adalah suatu cara menyampaikan gagasan atau ide dalam memberikan informasi

dengan lisan atau tulisan.

• Menurut Herman Hudoyo(1998) metode ekspositori dapat meliputi gabungan

metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan dan

metode peragaan.

• Pentatito Gunawibowo (1998) dalam pembelajaran menggunakan metode

ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru. Dibanding metode

ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak berkurang. Tetapi jika

dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih nampak lebih banyak.

Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada

saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi,

memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat

catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin

dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama

dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat

kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa

secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang

masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti

penjelasan secara klasikal.

• Pendapat David P. Ausubel dalam Pentatito Gunowibowo (1998) menyebutkan

bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan

efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Selanjutnya Dimyati dan

Mudjiono (1999) mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang

penting adalah :

9

Page 10: Inovasi metode ekpositori

o menyusun program pembelajaran,

o memberi informasi yang benar,

o pemberi fasilitas yang baik,

o pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan

o penilai prolehan informasi.

Sedangkan peranan siswa adalah :

o pencari informasi yang benar,

o pemakai media dan sumber yang benar,

o menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.

• Ruseffendi (1991) metode ekspositori ini sama dengan cara mengajar yang biasa

(tradisional) kita pakai- pada pengajaran matematika”. Kegiatan selanjutnya guru

memberikan contoh soal dan penyelesaiannya, kemudian memberi soal-soal

latihan, dan siswa disuruh mengerjakannya.

Mengidentifkasi Karakteristik Metode Ekspositori

Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, yaitu:

1. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran

secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam

melakukan strategi ini, oleh kerana itu sering orang mengidentifikasinya

dengan ceramah.

2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang

sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal

sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri,

artinya setelah proses pembelajaran berakhirsiswa diharapkan dapat

memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali

materi yang telah diuraikan.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach). Dikatakan

demikian karena dalam strategi ini guru memegang peranan penting dan dominan.

Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur

10

Page 11: Inovasi metode ekpositori

dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa

dengan baik. Fokus utama strategi ekspositori ini adalah kemampuan akademik

(academic achievement) siswa.

Mengidentifikasi Langkah Pembelajaran Metode Ekspositori

Tahapan pembelajaran dalam strategi pembelajaran ekspositori adalah sebagai

berikut (Soedjadi) :

a) Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran. Dalam metode ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran

sangat bergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam

melakukan persiapan yaitu :

Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.

Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.

Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa

Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

b). Penyajian (Presentation)

Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai

dengan persiapan yang telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru ada

lah bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh

siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

pelaksanaan langkah ini diantaranya : Penggunaan bahasa, intonasi suara,

Menjaga kontak mata dengan siswa, serta  menggunakan  kemampuan  guru 

untuk  menjaga  agar suasana kelas tetap hidup dan menyenangkan.

c). Korelasi (Correlation)

Tahap korelasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna

terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan

yang telah dimiliki siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas

kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

11

Page 12: Inovasi metode ekpositori

d). Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi

pelajaran yang telah disajikan. Sebab melalui langkah menyimpulkan, siswa dapat

mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula

memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Sehingga

siswa tidak merasa ragu lagiakan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan

dengan cara mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok persoalan,

memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang diajarkan, dan

membuat maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.

e). Mengaplikasikan (Aplication)

Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka

menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting

dalam proses pembelajaran ekspositori. Sebab melalui langkah ini guru akan dapat

mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman siswa terhadap

materi yang telah diajarkan. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini

diantaranya,dengan membuat tugas yang relevan, serta dengan memberikan tes

materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh siswa

f). Pada tahap penutup

Guru melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan tindak lanjut seperti

penugasan dalam rangka perbaikan dan pengayaan atau pendalaman materi.

12

Page 13: Inovasi metode ekpositori

BAB III

INOVASI DALAM MENGGUNAKAN

METODE EKSPOSITORI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

3.1 Fisika dan Model Pembelajaran

Fisika adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan

alam. Salah satu ciri mata pelajaran Fisika adalah adanya kerjasama antara

eksperimen dan teori. Teori dalam Fisika tak lain adalah pemodelan ilmiah

terhadap berbagai dasar dan kebenarannya harus diuji dengan eksperimen. Ciri

Fisika ini dikenal sebagai metode ilmiah. Dalam permasalahan yang alamiah

seringkali memerlukan keterpaduan berbagai komponen sebagai dasar logika

deskripsi permasalahan yang ada (Dirjen Pendidikan Menengah dalam Rosita

Budi Indrayanti, 2006).

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti

mikroelektronika dengan ukuran yang sangat kecil, tetapi mampu memuat banyak

informasi. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga

memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan

hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan

dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang

baik tentang fisika. Oleh karena itu, peserta didik pada setiap jenjang pendidikan

hendaknya memiliki pengetahuan tentang fisika.

Untuk dapat mencapai tujuan mata pelajaran fisika pada satuan

pendidikan SMA/MA, maka pendidik mata pelajaran fisika harus melakukan

inovasi pada setiap dimensi pembelajaran fisika. Memciptakan inovasi pada

model-model pembelajaran yang pada akhirnya akan menghasilkan kualitan

pendidikan terbaik. Pada makalah ini secara khusus akan dibahas tentang inovasi

metode ekpositori dalam pembelajaran fisika.

13

Page 14: Inovasi metode ekpositori

3.2 Inovasi Ekspositori Tanya Jawab

Metode tanya jawab digunakan bersama dengan metode ceramah, untuk

merangsang kegiatan berfikir siswa, dan untuk mengetahui keefektifan

pengajarannya, sebagai mana diutarakan Popham & Baker (1992 : 89). Penerapan

metode tanya jawab guru dapat mengatur bagian-bagian penting yang perlu

mendapat perhatian khusus.

Dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah harus peka terhadap

respon siswa. Skiner dalam Driscoll (1994 : 30) menjelaskan bahwa diskripsi

hubungan antara stimulan dan respon tidaklah sesederhana yang diperkirakan,

melainkan stimulan yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi

ini artinya mempengaruhi respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai

konsekwensi yang akan mempengaruhi tingkah laku siswa. Untuk menciptakan

terjadinyan interaksi, menarik perhatian siswa dan melatih keterampilan siswa,

metode ceramah biasanya dikombinasikan dengan metode tanya jawab dan

pemberian tugas. Resitasi atau tugas dapat pula dikerjakan di luar rumah ataupun

di dalam laboratorium. Pasaribu mengemukanan bahwa metode resitasi

mempunyai tiga fase, yaitu : a) guru memberi tugas, b) siswa melaksakan tugas,

dan c) siswa mempertanggung-jawabkan pada guru apa yang telah dipelajari

(Sutomo, 2003: 45).

3.3 Inovasi Ekspositori Pemberian Tugas

Menurut Herman Hudoyo(1998 : 133) metode ekspositori dapat meliputi

gabungan metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan

dan metode peragaan. Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran

menggunakan metode ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru.

Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak

berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih

nampak lebih banyak.

Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada

saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi,

memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat

14

Page 15: Inovasi metode ekpositori

catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin

dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama

dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat

kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa

secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang

masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti

penjelasan secara klasikal.

Pendapat David P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6.7)

menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling

efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Selanjutnya Dimyati

dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang

penting adalah 1) menyusun program pembelajaran, 2) memberi informasi yang

benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4) pembimbing siswa dalam perolehan

informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan informasi. Sedangkan peranan

siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2) pemakai media dan sumber yang

benar, 3) menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.

Dari beberapa pendapat di atas, Pemberian tugas diberikan guru berupa

soal-soal (pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan,

keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil

belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.

15

Page 16: Inovasi metode ekpositori

BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan kajian teoritis dan pembahasan pada bab sebelumnya.

Dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada

proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa

dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

2. Metode ekspositori efektif digunakan pada kelas yang besar. Artinya jumlah

siswa dalam sebuah kelas banyak, dimana tidak memungkinkan membentuk

kelompok untuk melakukan pembelajaran koperatif murni.

3. Metode ekpositori dapat diinovasi/digabungkan metode tanya jawab yang

dilakukan dikelas antara guru dengan siswa. Dimana akan meningkatkan

pemahaman siswa karena terangsang kegiatan berfikir siswa.

4. Metode ekpositori dapat diinovasi/digabungkan pemberian tugas yang

diberikan guru ke siswa. Siswa akan mengumpulkan informasi sebanyak-

banyaknya terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran berlangsung.

16

Page 17: Inovasi metode ekpositori

DAFTAR PUSTAKA

Heni Rusnayati dan Achmad Samsuddin, Pendidikan Sains, (Online), tersedia dalam : http://pendidikansains.blogspot.com/2010/10/kegiatan-eksperimen-fisika-dasar-i.html, diakses 06 September 2012

Jaya, Pembelajaran ekspositori. http://jayantihr.blogspot.com/2011/11/pengertian-metode-ekspositoripembelajar.html#!/2011/11/pengertian-metode-ekspositoripembelajar.html (diakses pada tanggal 06 September 2012)

Modul 5 Inovasi dalam Pembelajaran, (Online) tersedia dalam :http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/INOVASI_PENDIDIKAN/Modul_5-Inovasi_dalam_Pembelajaran.pdf, di akses 06 September 2012

Sunarto, Metode Ekspositori. http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metode-ekspositori/ (diakses pada tanggal 06 September 2012)

17