inkubator t.pdf

13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan 1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui melalui proses pembelajaran. 1.2. Tingkat Pengetahuan Bloom dalam Notoatmodjo (1997) mengklasifikasikan perilaku kognitif dalam uraian hirarki. Perilaku yang paling sederhana adalah mendapatkan pengetahuan, sedangkan yang paling kompleks adalah evaluasi. Klasifikasi perilaku kognitif ada enam tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2003). 1. Tahu (Kno w) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) Universitas Sumatera Utara

Upload: jesse-fling

Post on 29-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ac

TRANSCRIPT

Page 1: inkubator t.pdf

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengetahuan

1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991),

pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui melalui proses pembelajaran.

1.2. Tingkat Pengetahuan

Bloom dalam Notoatmodjo (1997) mengklasifikasikan perilaku kognitif

dalam uraian hirarki. Perilaku yang paling sederhana adalah mendapatkan

pengetahuan, sedangkan yang paling kompleks adalah evaluasi.

Klasifikasi perilaku kognitif ada enam tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2003).

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

Universitas Sumatera Utara

Page 2: inkubator t.pdf

sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap

objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: inkubator t.pdf

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal

(Notoadmodjo, 2003). Faktor internal meliputi :

Universitas Sumatera Utara

Page 4: inkubator t.pdf

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih

matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian

mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada

umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.

2. Persepsi

Persepsi, mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil.

3. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal

dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengenyampingkan

hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan

munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam diri individu (biasanya

timbul dari perilaku yang dapat memenuh kebutuhan sehingga menjadi puas)

maupun dari luar (merupakan pengaruh dari orang lain/lingkungan). Motivasi

murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku

dan dirasakan suatu kebutuhan.

4. Pengalaman

Universitas Sumatera Utara

Page 5: inkubator t.pdf

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga

merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indra manusia.

Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang pasti

dan pengalaman yang berulang-ulang dapat menyebabkan terbentuknya

pengetahuan. Pengalaman masalalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang

menentukan perilaku masa kini.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain meliputi

lingkungan, sesuai ekonomi kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor

yang berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi,

penghasilan sering dilihat untuk menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal, kebiasaan,

nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan

suatu pola hidup. Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan yang

dapat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku (Notoatmodjo, 2003)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: inkubator t.pdf

2. Mahasiswa D-III Keperawatan

Orang yang belajar di perguruan tinggi yang akan memperoleh surat

keterangan resmi yang mengatakan telah tamat sekolah dibidang keperawatan

(Depdiknas, 2003).

Mahasiswa D-III Keperawatan yang akan menyelesaikan pendidikan

mengikuti praktek belajar klinik/lapangan di ruang perinatologi hendaknya

mempunyai persiapan pengetahuan tentang perawatan BBLR dalam inkubator seperti

standar suhu inkubator yang direkomendasikan, perawatan BBLR di dalam

inkubator, dan lain-lain. Melalui pengalaman belajar klinik/lapangan diharapkan

dapat terbentuk kemampuan akademik dan profesional serta kemampuan

mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan

profesional ( Nursalam, 2008).

3. Penatalaksanaan Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah dalam Inkubator

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan

kurang atau sama dengan 2500 gram (Asrining, 2003).

BBLR dapat dikelompokkan menjadi prematuritas dan dismaturitas.

Prematuritas yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat

badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan, Dismaturitas yaitu bayi

dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilan

(Asrining, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: inkubator t.pdf

Perawatan bayi baru lahir rendah dimulai saat kelahiran ketika dilakukan

pemeriksaan bayi secara lengkap. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan pertama

setelah kelahiran yang digunakan untuk menemukan adanya abnormalitas sedini

mungkin. Pemantauan abnormalitas bayi dapat dilakukan secara teliti selama

perawatan dalam persalinan juga dapat mendeteksi secara dini masalah-masalah

yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut (Henderson, 2005).

Perawatan bayi baru lahir rendah dalam inkubator merupakan cara perawatan

pada bayi dengan memasukkan bayi ke dalam alat (inkubator) yang berfungsi untuk

menciptakan lingkungan dengan suhu yang cukup hangat untuk bayi (Hidayat, 2008).

Kriteria bayi yang dirawat dalam inkubator (Syaifuddin, 2008) :

1. Asfiksia kelahiran

Asfiksia atau kekurangan oksigen kadangkala menyerang bayi sebelum atau

selama kelahiran karena gangguan terhadap ari – ari atau tali pusat. Asfiksia berat

dapat mempengaruhi semua sistem tubuh.

2. Cedera lahir

Bayi mungkin cedera selama kelahiran yang sulit sehingga ia membutuhkan

pengawasan sejenak dalam unit perawatan khusus atau inkubator.

3. Berat bayi lahir rendah

Sebagian bayi berat lahir rendah betul – betul sehat ketika lahir, akan tetapi pada

umumnya mereka lebih rentan dari pada bayi yang mempunyai berat rata–rata.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: inkubator t.pdf

Bayi yang lebih kecil biasanya memerlukan perawatan intensif. Kesukaran

bernafas adalah masalah yang paling biasa pada bayi yang lebih kecil.

4. Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah di dalam Inkubator

Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan BBLR,

tidak jauh berbeda dengan perawatan pada bayi baru lahir normal. Cara melakukan

pengkajian dan perencanaan adalah sama, perbedaannya terletak pada tehnik-tehnik

pelaksanaan tindakan keperawatan. Begitu pula dalam melakukan evaluasi, kriteria

hasil yang ditetapkan dari tiap tahap perencanaan tidak dapat sekaligus

mengharapkan dalam batas normal, namun dilihat dari peluang untuk seberapa jauh

perubahan ke arah normal dapat dicapai (Doengoes, 2001).

Berdasarkan penjelasan diatas terkait kriteria bayi yang dirawat di dalam

inkubator dapat diidentifikasi beberapa masalah keperawatan berikut intervensi yang

mungkin pada BBLR selama perawatan dalam inkubator (Martin, 1987) :

1.Pertukaran gas yang terganggu yang berhubungan dengan kurangnya surfactant.

a. Perencanaan/Intervensi :

• Amati dan laporkan tanda-tanda dan gejala-gejala tekanan aspirasi :

Tachypnea, sianosis, gerak cuping hidung.

• mempertahankan saluran pernafasan terbuka dengan penyedotan bila

diperlukan.

• Memberikan oksigen bersama dengan pemonitoran gas darah yang tepat.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: inkubator t.pdf

• Memonitor fungsi dan pengaturan ventilator

• Periksa konsentrasi oksigen setiap jam

b. Evaluasi : Bayi bernafas secara normal atau ringan dengan ventilator.

2. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan air yang tidak dapat

dirasakan dan intake cairan yang tidak adekuat

a.Perencanaan/Intervensi :

• Mempertahankan jalur intravena dan memonitor infiltrasi

• Memberikan cairan yang tepat dan jumlah yang tepat per jam

• Amati tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit, output urin, membran mukus,

karakter fontanel.

• Timbang secara harian pada waktu yang sama

b.Evaluasi : Bayi kehilangan berat badan minimal dan bertambah terus.

3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan

lebih kecil dari kebutuhan kalori.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Berikan asupan kalori yang adekuat

• Ukur lingkaran abdomen bila diperlukan

• Biarkan orangtua berpartisipasi dalam rencana pemberian makan

b.Evaluasi :

• Bayi disesuaikan dengan metode pemberian makan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: inkubator t.pdf

• Bayi mempertahankan pergerakan bowel normal

4.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tape dan material abrasif lainnya

yang digunakan sebagai alat-alat pemonitoran.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Pasang sedikit mungkin tape pada kulit

• Gunakan opsite untuk alat-alat kulit lainnya

• Pertahankan lotion yang memiliki kontak kulit langsung dengan minimum

• Tempatkan bayi pada water bed atau sheepskin

• Putar dan atur kembali posisi secara sering

b.Evaluasi : Bayi mempertahankan kesehatan kulit

5.Potensial untuk injuri (tekanan hawa dingin) berhubungan dengan mekanisme

pengaturan temperatur immature.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Mempertahankan lingkungan termis normal

• Memonitor temperatur kulit dengan cara memeriksa temperatur unit inkubator

• Menghindari bayi pada kehilangan panas melalui penguapan, konveksi,

konduksi, dan radiasi.

b.Evaluasi :

• Bayi tidak mengalami tekanan hawa dingin

Universitas Sumatera Utara

Page 11: inkubator t.pdf

• Bayi mempertahankan temperatur yang stabil

6.Resiko infeksi, potensial berhubungan dengan sistem kekebalan immature.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Batasi kontak dengan bayi secara tepat yaitu pantau petugas, orangtua, dan

pengunjung terhadap infeksi, lesi kulit, demam atau herpes.

• Pelihara peralatan individu dan bahan-bahan persediaan untuk setiap bayi

• Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit

b.Evaluasi : Bayi bebas dari tanda-tanda infeksi.

7.Defisit pengetahuan orangtua berhubungan dengan perawatan bayi prematur.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Berikan informasi yang adekuat dan realistis kepada orangtua mengenai

kondisi bayi

• Anjurkan orangtua untuk berkunjung dan melakukan tugas pengasuhan pada

bayi

b.Evaluasi :

• Orangtua mengindikasikan pengetahuan dan keahlian dengan melaksanakan

tugas-tugas pengasuhan.

• Orangtua mengunjungi NICU secara reguler

Universitas Sumatera Utara

Page 12: inkubator t.pdf

5. Prosedur Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah Dalam Inkubator

a. Tentukan suhu yang tepat untuk inkubator berdasarkan usia dan berat badan

bayi.

Suhu inkubator yang direkomendasikan seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1.

Berat Badan Bayi Suhu Inkubator Sesuai Usia

35°C 34°C 33°C 32°C Kurang dari 1,5 kg Usia 1-10

hari Usia 11 hari-

3 minggu Usia 3-5 minggu

Usia lebih dari 5 minggu

1,5-2,0 kg Usia 1-20 hari

Usia 11 hari – 4 minggu

Usia lebih dari 4 minggu

2,1-2,5 kg Usia 1-2 bulan

Usia 3 hari- 3 minggu

Usia lebih dari 3 minggu

Lebih dari 2,5 kg Usia 1-2 hari Usia lebih dari 2 hari

Jika inkubator berdinding tunggal, tingkatkan suhu inkubator 1°C setiap perbedaan suhu 7°C antara ruangan dan inkubator (WHO, 2008).

b. Hangatkan inkubator sampai suhu yang diinginkan sebelum meletakkan bayi

di dalamnya.

c. Bersihkan kasur dan tutupi dengan lembaran seprei bersih.

d. Pastikan bahwa reservoir air inkubator kosong; bakteri yang berbahaya dapat

berkembang dalam air dan menginfeksi bayi. Membiarkan reservoir kering

tidak akan mempengaruhi fungsi inkubator.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: inkubator t.pdf

e. Pastikan bahwa kepala bayi tertutup dan bayi diberi baju atau tertutup kecuali

jika bayi perlu telanjang atau dilepaskan bajunya sebagian untuk pengamatan

atau prosedur.

f. Letakkan hanya satu bayi dalam tiap inkubator.

g. Tutup kap, secepat mungkin setelah meletakkan bayi di dalamnya, dan

pertahankan jendela inkubator tetap tertutup setiap saat guna mempertahankan

kehangatan inkubator.

h. Periksa suhu inkubator setiap jam selama delapan jam pertama kemudian

setiap 3 jam.

i. Ukur suhu bayi setiap jam selama delapan jam pertama kemudian setiap 3

jam, jika suhu bayi kurang dari 36,5°C atau lebih dari 37,5°C, sesuaikan suhu

inkubator berdasarkan suhu tersebut.

j. Berikan bayi kepada ibu segera setelah bayi tidak lagi membutuhkan

perawatan khusus dan prosedur serta terapi yang sering

Universitas Sumatera Utara