ini marta fm0313042

3
Metodologi Penelitian Alat dan Bahan 1 set kromatog rafi kolom, 1 set alat maserasi, gelas beker, corong pisah, erlenmeyer, chamber, flakon, dan pipet tetes. 100 gram kunyit putih, methanol, aseton, kertas saring, wraping plastic dan silika gel. Cara kerja Kunyit dikupas kemudian dipotong kecil-kecil dan ditimbang 100 gram. Dibagi per 50 gram kunyit dimasukkan kedalam gelas beker kemudian dilakukan maserasi dengan pelarut methanol dan aseton kurang lebih selama 24 jam. Kemudian setelah 24 jam, hasil maserasi dipisahkan antara cairan dengan residunya. Cairan atau filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. Setelah larutan pekat, masing- masing diperoleh beberapa ml untuk dianalisa menggunakan kromatografi kolom. Sementara itu dibuat eluen dengan 11 variasi volume pelarut antaran-heksana dan etil asetat. Fraksi yang keluar dari kolom dipisahkan sesuai dengan fraksinya masing- masing. Fraksi yang diperoleh kemudian di uji KLT dengan eluen yang sesuai. Spot-spot yang diperoleh diamati di bawah sinar UV pada panjang gelombang 240 nm dan 354 nm. Hasil dan Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan proses isolasi dan identifikasi suatu senyawa bahan alam yaitu kunyit putih. Isolasi dilakukan untuk menjerap kandungan dari senyawa kunyit putih dalam suatu larutan. Sedangkan identifikasi digunakan untuk

Upload: wahyu-eko-prasetyo

Post on 20-Feb-2016

221 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dxddfdf

TRANSCRIPT

Page 1: Ini Marta fm0313042

Metodologi Penelitian

Alat dan Bahan

1 set kromatografi kolom, 1 set alat

maserasi, gelas beker, corong pisah,

erlenmeyer, chamber, flakon, dan pipet

tetes. 100 gram kunyit putih, methanol,

aseton, kertas saring, wraping plastic dan

silika gel.

Cara kerja

Kunyit dikupas kemudian dipotong kecil-

kecil dan ditimbang 100 gram. Dibagi per 50

gram kunyit dimasukkan kedalam gelas

beker kemudian dilakukan maserasi dengan

pelarut methanol dan aseton kurang lebih

selama 24 jam. Kemudian setelah 24 jam,

hasil maserasi dipisahkan antara cairan

dengan residunya. Cairan atau filtrat yang

diperoleh dipekatkan dengan menggunakan

rotary evaporator. Setelah larutan pekat,

masing-masing diperoleh beberapa ml untuk

dianalisa menggunakan kromatografi kolom.

Sementara itu dibuat eluen dengan 11 variasi

volume pelarut antaran-heksana dan etil

asetat. Fraksi yang keluar dari kolom

dipisahkan sesuai dengan fraksinya masing-

masing. Fraksi yang diperoleh kemudian di

uji KLT dengan eluen yang sesuai. Spot-

spot yang diperoleh diamati di bawah sinar

UV pada panjang gelombang 240 nm dan

354 nm.

Hasil dan Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan proses

isolasi dan identifikasi suatu senyawa bahan

alam yaitu kunyit putih. Isolasi dilakukan

untuk menjerap kandungan dari senyawa

kunyit putih dalam suatu larutan. Sedangkan

identifikasi digunakan untuk mendeteksi

kandungan apa saja yang terdapat pada suatu

bahan alam kunyit putih itu. Tahapan yang

dilakukan:

Maserasi

Maserasi adalah cara ekstraksi yang

paling sederhana. Bahan simplisia yang

dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope

(umumnya terpotong-terpotong atau berupa

serbuk kasar) disatukan dengan bahan

pengekstraksi. Selanjutnya rendaman

tersebut disimpan terlindung cahaya

langsung (mencegah reaksi yang dikatalis

cahaya atau perubahan warna) dan dikocok

berulang-ulang (kira-kira 3 kali sehari).

Waktu lamanya maserasi berbeda-beda,

masing-masing farmakope mencantumkan

4-10 hari. Secara teoritis pada suatu

maserasi tidak memungkinkan terjadinya

ekstraksi absolut. Semakin besar

perbandingan simplisia terhadap cairan

pengekstraksi, akan semakin banyak hasil

yang diperoleh (Voight, 1995).

Page 2: Ini Marta fm0313042

Secara sederhana, maserasi dapat

disebut metoda “perendaman” karena

memang proses ekstraksi dilakukan dengan

hanya merendam sample tanpa mengalami

proses lain kecuali pengocokan (bila

diperlukan). Penyarian zat aktif yang

dilakukan dengan cara merendam potongan

kunyit putih dalam methanol dan aseton

kurang lebih seharian pada temperatur

kamar terlindung dari cahaya, pelarut

tersebut (methanol dan aseton) akan masuk

ke dalam sel kunyit putih melewati dinding

sel. Isi sel kunyit putih akan larut karena

adanya perbedaan konsentrasi antara larutan

di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang

konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar

dan diganti oleh cairan penyari dengan

konsentrasi rendah ( proses difusi ).

Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi

keseimbangan konsentrasi antara larutan di

luar sel dan di dalam sel.. Endapan yang

diperoleh dipisahkan dan filtratnya

dipekatkan.

Evaporasi

Tujuan dari evaporasi adalah

memekatkan larutan yang mengandung zat

yang sulit menguap (non-volatile solute) dan

pelarut yang mudah menguap (volatile

solvent) dengan cara menguapkan sebagian

pelarutnya. Prinsip dasar evaporator adalah

untuk memisahkan campuran berdasarkan

perbedaan titik didih dengan air atau untuk

memekatkan larutan. Umumnya, dalam

evaporasi, larutan pekat merupakan produk

yang diinginkan, sedangkan uapnya

diembunkan dan dibuang. Pada evaporasi ini

yang diuapkan adalah hasil maserasi pelarut

methanol dan aseton. Umumnya penguapan

dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara

berangsur-angsur ketika terpapar pada gas

dengan volume signifikan. Didapatkan hasil

evaporasi dengan pelarut aseton yang

mendapatkan hasil pemekatan volume yang

lebih banyak disbanding dengan yang

menggunakan pelarut methanol.