infrastruktur kotaku kota subulussalam mulai...

16
Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakan SUBULUSSALAM, Kegiatan pembangunan infrastruktur yang dananya bersumber dari Bantuan Dana Investasi (BDI) mulai dikerjakan di Kota Subu- lussalam. Perealisasian program ini di- awali dengan peletakan batu pertama pembangunan drain- ase di Desa Subulussalam Utara, oleh Satuan Kerja (SATKER), yang seremonialnya dilakukan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pe- rumahan Rakyat (PUPR) kota Subulussalam, Anasri Sambo, MT di desa tersebut. Nantinya, pengerjaan program ini dilaksanakan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), oleh Program Kota Tanpa Ku- muh (KOTAKU) Subulussalam. Selain Kadis PUPR, peletakan batu pertama ini juga dihadiri dan disaksikan Koordinator ko- ta (Korkot 07) Drs.Suryadi, Asisten Infra, Andi Syahputra, ST, Faskel Tekhnik Tim 42, Fir- man Abdillah, ST, koordinator BKM Hidayatullah, Jamil Bancin, bersama KSM Nangka dan KSM Semangka (10/08). Korkot 07 Kota Subulussalam mengatakan ada lima desa ku- muh yang ditetapkan oleh Wali- kota Subulussalam, namun un- tuk saat ini cuma tiga desa yang mendapat dana BDI, yaitu desa Lae Ikan, Pasar Rundeng dan desa Subulussalam Utara, Masing-masing desa mendapat dana sebesar Rp. 500.000.000, - sementara dua desa yang ju- ga mendapat SK Kumuh yakni desa Suka Maju dan desa Long- kip saat ini belum mendapat Dana.katanya menjelaskan. Kedua desa tersebut belum mendapatkan dana karena lua- san kumuh kedua desa tergo- long sedikit. Jadi untuk tahun ini kita priori- taskan desa yang memiliki ka- wasan kumuh luas, dengan harapan dana BDI yang dikucurkan bisa mengurangi Kawasan kumuh yang ada”. tutur Suryadi. Berdasarkan SK Walikota Subu- lussalam tahun 2014, tentang Penetapan Kawasan Kumuh ko- ta subulussalam, kawasan ku- muh diwilayah ini luasnya men- capai 61,77 Ha, yang tersebar di lima desa yaitu desa Longkib seluas 5,83 Ha, desa Lae Ikan seluas 20,66 Ha, desa Pasar Rundeng seluas 10,19, desa Subulussalam Utara seluas 15,46 dan desa Suka Maju seluas 9,63 Ha. Kadis PUPR Kota Subulussalam, Anasri Sambo menyampaikan apresiasi dan berterimakasih kepada tim KOTAKU kota Subu- lussalam, yang serius men- jalankan Siklus Program sejak dari tahap persiapan, perencanaan dan pelaksanaan,

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam

Mulai Dikerjakan

SUBULUSSALAM, Kegiatan

pembangunan infrastruktur

yang dananya bersumber dari

Bantuan Dana Investasi (BDI)

mulai dikerjakan di Kota Subu-

lussalam.

Perealisasian program ini di-

awali dengan peletakan batu

pertama pembangunan drain-

ase di Desa Subulussalam

Utara, oleh Satuan Kerja

(SATKER), yang seremonialnya

dilakukan oleh Kepala Dinas

Pekerjaan Umum dan Pe-

rumahan Rakyat (PUPR) kota

Subulussalam, Anasri Sambo,

MT di desa tersebut.

Nantinya, pengerjaan program

ini dilaksanakan oleh Badan

Keswadayaan Masyarakat

(BKM) melalui Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM),

oleh Program Kota Tanpa Ku-

muh (KOTAKU) Subulussalam.

Selain Kadis PUPR, peletakan

batu pertama ini juga dihadiri

dan disaksikan Koordinator ko-

ta (Korkot 07) Drs.Suryadi,

Asisten Infra, Andi Syahputra,

ST, Faskel Tekhnik Tim 42, Fir-

man Abdillah, ST, koordinator

BKM Hidayatullah, Jamil

Bancin, bersama KSM Nangka

dan KSM Semangka (10/08).

Korkot 07 Kota Subulussalam

mengatakan ada lima desa ku-

muh yang ditetapkan oleh Wali-

kota Subulussalam, namun un-

tuk saat ini cuma tiga desa

yang mendapat dana BDI, yaitu

desa Lae Ikan, Pasar Rundeng

dan desa Subulussalam Utara,

“Masing-masing desa mendapat

dana sebesar Rp. 500.000.000,

- sementara dua desa yang ju-

ga mendapat SK Kumuh yakni

desa Suka Maju dan desa Long-

kip saat ini belum mendapat

Dana.” katanya menjelaskan.

Kedua desa tersebut belum

mendapatkan dana karena lua-

san kumuh kedua desa tergo-

long sedikit.

“Jadi untuk tahun ini kita priori-

taskan desa yang memiliki ka-

wasan kumuh luas, dengan

harapan dana BDI yang

dikucurkan bisa mengurangi

Kawasan kumuh yang ada”.

tutur Suryadi.

Berdasarkan SK Walikota Subu-

lussalam tahun 2014, tentang

Penetapan Kawasan Kumuh ko-

ta subulussalam, kawasan ku-

muh diwilayah ini luasnya men-

capai 61,77 Ha, yang tersebar

di lima desa yaitu desa Longkib

seluas 5,83 Ha, desa Lae Ikan

seluas 20,66 Ha, desa Pasar

Rundeng seluas 10,19, desa

Subulussalam Utara seluas

15,46 dan desa Suka Maju

seluas 9,63 Ha.

Kadis PUPR Kota Subulussalam,

Anasri Sambo menyampaikan

apresiasi dan berterimakasih

kepada tim KOTAKU kota Subu-

lussalam, yang serius men-

jalankan Siklus Program sejak

dari tahap persiapan,

perencanaan dan pelaksanaan,

Page 2: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 2

Salam Kotaku Kalimat permukiman kumuh

menyebabkan kita langsung terbayang

kawasan yang tidak teratur, padat,

serta minim infrastruktur. Hal ini

menyebabkan permukiman kumuh

menjadi target sebagai kawasan yang

harus dibenahi melalui program-

program Pemerintah. Salah satu

Program pemerintah berbasis

masyarakat yang telah dicanangkan

Pemerintah yaitu Program KOTAKU

( KotaTanpa Kumuh).

Pemerintah saat ini melalui Rencana

Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019

memiliki target tercapainya

penanganan permukiman kumuh

perkotaan seluas 38.431 Ha menjadi

0%..

Program Kota Tanpa Kumuh

merupakan upaya strategis Direktorat

Pengembangan Kawasan Permukiman,

Ditjen Cipta Karya, dalam rangka

meningkatkan peran masyarakat dan

memperkuat peran Pemerintah Daerah

dalam percepatan penanganan

kawasan kumuh dan mendukung

gerakan 100-0-100 di perkotaan pada

tahun 2016-2020. KOTAKU

menggunakan sinergi platform

kolaborasi antara Pemerintah Daerah

dan pemangku kepentingan lainnya di

Kabupaten/Kota serta Pembangunan

Infrastruktur Berbasis Masyarakat

untuk mempercepat penanganan

kumuh perkotaan dan geraan 100-0-

100 dalam rangka mewujudkan

permukiman yang layak huni, produktif

dan berkelanjutan.

Peran Pemda Dalam Program Kotaku :

Sebagai Regulator yang

mengakomodasi berbagai aspirasi

pelaku pembangunan permukiman,

Memfasilitasi masyarakat untuk

berperan aktif dalam penanganan

permukiman kumuh skala lingkungan,

Membangun kolaborasi antar pelaku,

program dan pendanaan, Membangun

atau menguatkan peran Kelompok Ker-

ja Perumahan dan Kawasan Per-

Page 3: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 3

Subulussalam Menuju Sistem Pembukuan

Aplikasi Konvensional

Tim Korkot 007 Kota Tanpa Kumuh

(KOTAKU) Kota Subulussalam

menggekar Pelatihan Sistem Pem-

bukuan Aplikasi Konvensional kepa-

da seluruh Koordinator Unit Pengel-

ola Keuangan (UPK) dan Sekretari-

at Pembukuan Keuangan Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM)

se-Kota Subulussalam di Gedung

Aula Hotel Khairulsyah, Kota Subu-

lussalam, pada 22-30 Juli 2017.

Pelatihan ini merupakan mana-

jemen siklus kota yang dil-

aksanakan agar seluruh UPK di 73

desa dampingan Program KOTAKU

Kota Subulussalam bisa

menggunakan Aplikasi Konvension-

al dalam Pembukuan Keuangan

BKM ke depan. Hal ini disampaikan

oleh Asisten Instution & Collabora-

tion (IC) KOTAKU Kota Subulus-

salam Agus Sep sebagai Ketua Pa-

nitia Pelaksana Kegiatan Pelatihan,

di dampingi Asisten Manajemen

Keunangan (MK) Kholis dan Asisten

Urban Planner (UP) Indra Fiar di

sela-sela coffee break.

Menurut Agus, pelatihan diikuti oleh

146 orang peserta terdiri atas 1 ma-

najer dan 1 orang dari sekretariat

pembukuan keuangan per desa se-

Kota Subulusaalam. Kegiatan dibagi

menjadi 3 gelombang: Gelombang I

dan II sebanyak 100 peserta, se-

dangkan Gelombang III sebanyak

46 peserta. Masing-masing gelom-

bang dibekali pelatihan selama tiga

hari. Sedangkan penyelenggara

adalah Tim Korkot, melibatkan se-

luruh Senior dan Tim Fasilitator Ko-

ta Subulusaalam.

Korkot 007 Kota Subulussalam

Suryadi menanggapi positif kegiatan

tersebut dan berharap Tim Fasilita-

tor Ekonomi Program KOTAKU Ko-

ta Subulussalam sebagai pemandu

pelatihan. Ia berharap tim bisa men-

transfer ilmu mereka kepada UPK

dan sekretariat agar bisa men-

gaplikasikannya di desa masing-

masing. "Sebagai Korkot, saya ber-

harap kepada UPK se-Kota Subu-

lussalam dari pembukuan secara

manual mampu menuju penerapan

Aplikasi Konvensional dalam Pem-

bukuan Keuangan," kata Suryadi,

yang akrab disapa “Om” itu.

Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh

Tenaga Ahli (TA) MK KMW/OC 1

KOTAKU Provinsi Aceh Tursaman,

mewakili Tim Satker Provinsi Aceh.

Ia berharap peserta bisa mengikuti

kegiatan tersebut dengan sebaik-

baiknya. “Agar pembukuan keu-

angan BKM oleh UPK secara kon-

vensional bisa berjalan dengan baik

di Kota Subulussalam ini,” ujar dia.

Page 4: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 4

Wajah Kota Binaan

KOTAKU Subulussalam

Face atau Wajah atau tampilan pal-

ing depan adalah titik fokus pan-

dangan pertama, bahkan tidak ja-

rang sebahagian orang menjadikan

Wajah sebagai tolak ukur indah

atau tidaknya suatu lokasi atau

tampilan sesuatu benda.

Kota Subulussalam adalah salah

satu Kota yang berada di wilayah

Provinsi Aceh, berbatasan langsung

dengan wilayah Sumatera Utara

yakni kabupaten Pakpak Bharat. Ini

berarti jika kita ingin ke Aceh Lintas

Barat Selatan harus melalui Kota

Subulussalam dan Wajah pertama

yang terlihat adalah Desa lae Lae

Ikan.

Surat Keputusan Walikota Subulus-

salam Nomor: 188.45/101/2014 ten-

tang Penetapan Kawasan Pe-

rumahan dan Permukiman Kumuh

Kota Subulussalam telah menetap-

kan desa Lae Ikan dengan Luas

20,66 Ha sebagai kawasan Kumuh

dan perlu penanganan Kumuh

dengan target hingga tahun 2019

mendatang Luasan kumuh menjadi

0 Ha.

Lebih dari itu, Desa Lae Ikan yang

merupakan Face Kota Subulus-

salam dan Aceh itu memang harus

tertata sedemikian rupa sehingga

orang yang datang sebagai

pengunjung jika memasuki kawasan

Desa Lae Ikan akan merasakan sa-

lah satu Sapta Pesona yakni Ke-

nangan yang indah Asri dan Islami,

sehingga akan banyak wisatawan

baik dalam maupun Manca Negara

tertarik untuk berkunjung ke Kota

Subulussalam Aceh. Disamping

merupakan kewajiban Negara da-

lam pemenuhan kebutuhan Per-

mukiman dan Perumahan yang Lay-

ak Huni dan berkelanjutan.

Berangkat dari hal itu, Kementrian

Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PUPR) RI melalui Program

Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

wilyah dampingan Kota Subulus-

salam terus mendorong Masyarakat

dalam hal ini Badan Keswadayaan

Masyarakat (BKM) Sada Roka dan

semua pihak yang terkait agar

senantiasa melakukan perbaikan-

perbaikan bersinergi dan berinovasi

serta berkolaborasi mencciptakan

Permukiman yang Layak Huni

Produktif dan berkelnjuta.

Melihat kondisi Desa Lae Ikan saat

ini memang masih jauh dari kata

Layak, dan menuju Permukiman

yang Layak Huni membutuhkan

Anggaran yang cukup besar, ini me-

mang mimpi, namun tekat masyara-

kat (BKM Sada roka) Desa Lae Ikan

“kita Harus Bisa karena Kita me-

mang Luar Biasa” ungkapan Ibu

Koordinator BKM Sada Roka Serta

Tumangger saat ditanyai kesia-

pannya menuju Kota Indah Bebas

Kumuh di Desa Lae Ikan Rabu 14

Juni 2017.

Tahun 2017 ini Program KOTAKU

dibwah dampingan Tim 42 Korkot

007 Kota Subulussalam akan

melakukan beberapa Kegiatan pe-

nanganan Kumuh di desa Lae Ikan

yang tentunya bertujuan untuk men-

guragi Luasan Kumuh Lae Ikan,

kegiatan tersebut adalah sebagai

berikut:

Tahap I. Membangun Perpipan Air

Minum Sistem Grafitasi. Ini ber-

tujuan untuk pemenuhan kebutuhan

dasar Air Minum bagi Masyarakat

Desa Lae Ikan yang selama ini

mengkonsumsi Air Minum dari

Sungai Lae Kombih yang mengalir

ditepi Desa itu..

Kondisi Terjal dan Jarak yang cukup

jauh dari permukiman warga

dengan Sumber Air (sungai Lae

Kombih) sangat menyulitkan warga

dalam memnuhi kebutuhan akan

Page 5: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Air. Dengan program Pembangunan

Perpipaan Air Minum diharapkan

mampu memenuhi kebutuhan Air

bagi Masyarakat lae Ikan.

Tahap II.pemasangan Drainase

Lingkungan, Box Culvert, Jalan

Paving Block.

Ketiga Program Tahap ke II diatas

adalah program penanganan Ku-

muh yang akan dilakukan Oleh Ba-

dan Keswadayaan Masyarakat

(BKM) Sada Roka bersama

masyarakat Lae Ikan dan did-

ampingi oleh Fasilitator Tim 42 KO-

TAKU Wilayah Kota Subulussalam.

Kita semua tidur memang tidak satu

bantal, namun kita berharap semo-

ga mimpi kita sama yakni ingin

menjadikan Rumah Hunian dan

Permukiman Warga bisa Indah Lay-

ak Huni Produktif dan berkelanjutan.

Ketika Masyarakat Siap Sukseskan Program

KOTAKU

Program Kota Tanpa Kumuh atau biasa

kita sebuat KOTAKU adalah salah satu

program pemerintah Indonesia untuk

menangani masalah kekumuhan. Kita

semua menyadari bahwa program

penuntasan kumuh ini tidak akan

sukses tanpa peran serta aktif dari

masyarakat. Tetapi alhamdulillah

masyarakat Kota Subulussalam sangat

antusias untuk ikut menyukseskan

program KOTAKU.

Antusias masyarakat terlihat saat faskel

turun ke lapangan. Salah satu contoh

nampak terlihat di Kelurahan Kebun

Keling. Mereka semangat sekali

menemami tim faskel melihat kondisi

lapangan. Mereka juga sangat aktif saat

diadakan tanya jawab mengenai

kondisi kekumuhan di wilayah mereka.

Mereka menjelaskan secara detail

masalah kekumuhan yang mereka

hadapi. Masalah berupa prilaku

masyarakat, faktor alam ataupun faktor

-faktor lainnya.

Saat melakakukan survei lapangan

mereka menjelaskan bagaimana

kerusakan infrastruktur terjadi.

Bagaimana solusi dari mereka dan apa-

apa saja yang dapat program lakukan

untuk bisa membantu lingkungan

mereka keluar dari kekumuhan.

Lalu coba kita perhatikan secara

seksama foto masyakat di samping. Itu

adalah saat Tim 44 KOTAKU kota

Subulussalamdatang ke Kampong Lae

Simolap. Masyarakat wilayah prioritas

tempat survei sangat antusias dengan

kedatangan Fasilitator KOTAKU.

Mereka mengatakan bahwa mereka

memang menunggu program-program

seperti ini. Lalu mereka menjelaskan

permasalahan mereka, mengajak

fasilitator berkeliling dan bercerita

banyak hal tentang kekumuhan.

Seperti yang kita ketahui semua bahwa

ada 7+1 indikator sebuah lingkungan

bisa dikategorikan kumuh atau tidak.

Sepertinya sedikit banyak mereka

paham dengan program ini, mereka

sudah banyak belajar.

Sekarang yang terpenting adalah

mereka komit bahwa mereka akan

menjaga lingkungan mereka bebas

kumuh. Program KOTAKU tidak akan

sukses tanpa kerjasama dan peran

serta aktif dari masyarakat. Sebagai tim

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 5

Page 6: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 1 Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 6

setiap musim hujan tiba.

Namun apalah daya kami hanyalah

seorang pendamping yang tidak

mempunyai kemapuan dan kekuasaan

untuk membantu meraka. Seringkali

mata ini berkaca-kaca ingin rasanya

meneteskan air mata disaat mereka

mengeluh dan memohon “pak tolong

kami, bantu kami, rumah kami selalu

menjadi langganan banjir saat musim

hujan, dan bila sudah banjir terkadang

sampai sebulan rumah kami terendam,

harus bagaimana kami pak, hanya ini

yang kami punya”. Kami Fasilitator

KOTAKU hanya mampu mengumpulkan

dan menyajikan data kepada pihak

yang ingin membantu mereka.

Kita Merdeka sudah 72 tahun, namun

kemerdekaan tersebut seolah belum

seutuhnya dapat mereka rasakan.

Mungkin tak terbayangkan oleh kita

disaat kita dapat bercanda ria bersama

keluarga disaat hujan turun, mereka

saudara-saudara kita harus berjuang

untuk mempertahankan harta benda

yang mereka punya yang mungkin

nilainya tidak seberapa tetapi bagi

mereka sangatlah berharga dari

terjangan banjir kiriman dari sungai

souraya.

Oleh karena itu kami berharap kepada

Harus Dibawa Kemana

Para MBR Pusaka?

Suak Jampak. Harapan demi harapan

terus di menjadi impian bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) di desa suak jampak kecamatan

rundeng Kota Subulussalam terlebih

masyarakat MBR yang berada di dusun

Lubuk Pusaka desa suak jampak,

masyarakat yang tinggal dan

beraktifitas layaknya sebuah keluarga.

Namun bila kita lihat dan perhatikan

meris, sedih rasanya hati ini melihatnya

bahkan kata-kata apapun tak mampu

kami dan kita ucapkan untuk mereka-

mereka yang tinggal di sebuah rumah

yang tidak layak huni. Rasa ingin

membantu mereka yang tinggal di

rumah-rumah tersebut begitu besar,

apalagi disaat kami melakukan

pendataan masyarakat MBR yang

menghuni rumah tidak layak huni yang

acap kali menjadi langganan banjir

Page 7: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 7

Sampah Membuat Kumuh Dan Tidak Sehat Sampah diartikan sebagai benda ber-

sifat padat, tidak dipakai , tidak di-

inginkan , dan dibuang. Kita masih

banyak beranggapan bahwa sampah

merupakan barang sepele dan mem-

buangnya sesuka hati kita dimana

saja kita berada. Tidak jarang kita

melihat pemakai jalan raya seenak-

nya membuang sampah di depan da-

gangan tanpa merasa risih. Di pinggir

jalan terlihat tumpukan sampah yang

menyerupai gunung kecil, terpencar-

pencar. Di parit-parit juga terlihat

penuh oleh bermacam-macam sam-

pah. Dari kejadian seperti ini bisa

dikatakan bahwa masyarakat belum

menyadari bahwa sampah yang dibu-

ang ini mempunyai dampak terhadap

kesehatan masyarakat dan men-

imbulkan kekumuhan.

Dalam kehidupan manusia dahulu,

sampah belum menjadi masalah.

Tetapi dengan bertambahnya

penduduk dengan ruang tetap, se-

makin hari masalah sampah jadi se-

makin besar. Hal tersebut jelas dari

perubahan modernisasi kehidupan

dan perkembangan teknologi dimana

aktivitas manusia meningkat. Se-

makin beragamnya aktivitas, be-

ragam pula jenis sampah yang

dihasilkan, terutama sampah yang

berasal dari perumahan. Dalam arti

sampah ini dihasilkan oleh penduduk

setempat yang melakukan pembu-

angan sisa-sisa dari barang-barang

atau produk-produk yang telah mere-

ka pakai. Sampah konsumsi merupa-

kan sampah yang dihasilkan oleh

manusia sebagai pengguna barang.

Sehubungan dengan kegiatan manu-

sia maka permasalahan sampah akan

berkaitan, baik dari segi sosial,

ekonomi, maupun budaya. Kesehatan

seorang atau masyarakat merupakan

masalah sosial yang selalu berkaitan

antara komponen-komponen yang

ada dalam masyarakat.

Jika dapat diamankan, sampah tidak

akan menjadi potensi yang ber-

pengaruh terhadap lingkungan. Na-

mun demikian, sampah yang dikelola

tidak berada pada tempat yang men-

jamin keamanan lingkungan. Hal itu

berdampak terhadap kesehatan

masyarakat, lingkungan menjadi ku-

muh, dan menarik bagi berbagai bi-

natang, seperti lalat dan anjing, yang

dapat membawa penyakit. Potensi

bahaya kesehatan yang dapat ditim-

bulkan misalnya diare, kolera, tipus

dan jamur dapat menyebar dengan

cepat, karena sampah yang tidak

dikelola tepat dapat bercampur

dengan air minum dan menyebarkan

virus penyakit.

Cairan rembesan sampah bisa masuk

ke dalam drainase atau sungai dan

akan mencemari air. Berbagai organ-

isme di air, termasuk ikan, dapat ma-

ti. Lebih ekstrem, beberapa spesies

air dapat lenyap dan mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biol-

ogis. Sampah yang dibuang ke dalam

air akan menghasilkan asam organik

dan gas cair organik seperti metana.

Selain berbau kurang sedap, dalam

konsentrasi tinggi gas (metana) ini

dapat meledak. Tentunya hal itu

dapat membahayakan masyarakat

luas. Contoh nyata terjadi ketika kan-

dungan gas metana meledak dan

melongsorkan gunung sampah di

Leuwigajah, Bandung, tahun 2005

silam.

Tak jarang sampah yang ada memen-

uhi parit di sekitar rumah, sehingga

menyebabkan banjir. Musim

penghujan menjadi musim yang tidak

mengenakkan bagi masyarakat, apa-

lagi di permukiman yang padat. Parit-

parit tidak mampu lagi mengalirkan

air secara maksimal, karena terhalang

oleh tumpukan sampah. Hal ini

mengakibatkan air hujan terbendung

dan mengenangi pekarangan rumah.

Genangan air yang ada membawa

bau tidak sedap, serta membunuh

rumput-rumput di halaman rumah

dan ruang terbuka lainnya.

Jika dilihat di beberapa daerah, ke-

jadian membuang sampah semba-

rangan ini sering terjadi di daerah

perkotaan. Yang menjadi pertanyaan

apakah masyarakat desa lebih baik

perilakunya daripada masyarakat ko-

ta?

Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)

tidak hanya intervensi secara fisik

saja melainkan juga sosial, ekonomi

maupun budaya/perilaku hidup

masyarakat. Oleh karenanya perlu

dilakukan upaya-upaya pencegahan

Page 8: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 8

Pentingnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran, sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat. PHBS itu jumlahnya ban-

yak sekali, bisa ratusan. Misalnya ten-

tang gizi: makan beraneka ragam ma-

kanan, minum tablet tambah darah,

mengkonsumsi garam beryodium,

memberi bayi dan balita kapsul vitamin

A. Tentang kesehatan lingkungan sep-

erti membuang sampah pada tempat-

nya, membersihkan lingkungan. Setiap

rumah tangga dianjurkan untuk

melaksanakan semua perilaku

kesehatan.

Apa manfaat PHBS? Antara lain, setiap

anggota keluarga menjadi sehat dan

tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat

dan cerdas, anggota keluarga giat

bekerja. Pengeluaran biaya rumah

tangga dapat ditujukan untuk memen-

uhi gizi keluarga, pendidikan dan modal

usaha untuk menambah pendapatan

keluarga.

Lokasi PHBS bisa di rumah tangga,

sekolah, tempat kerja (kantor), tempat

umum, dan di fasilitas pelayanan

kesehatan (rumah sakit).

Pertama, PHBS di Rumah Tangga ada-

lah upaya untuk memberdayakan ang-

gota rumah tangga agar tahu, mau dan

mampu melaksanakan perilaku hdup

bersih dan sehat serta berperan aktif

dalam gerakan kesehatan di masyara-

kat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan

untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

Rumah Tangga Sehat adalah rumah

tangga yang melakukan 10 PHBS di Ru-

mah Tangga yaitu: (1) Persalinan dito-

long oleh tenaga kesehatan, (2) mem-

beri bayi ASI eksklusif, (3) menimbang

bayi dan balita, (4) menggunakan air

bersih, (5) mencuci tangan dengan air

bersih dan sabun, (6) menggunakan

jamban sehat, (7) memberantas jentik

di rumah, (8) makan buah dan sayur

setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik

setiap hari, (10) tidak merokok di da-

lam rumah.

Kedua, PHBS di Sekolah. Sekolah mem-

perkenalkan dunia kesehatan pada

anak-anak di sekolah, seyogianya tidak

terlalu susah karena pada umumnya

tiap sekolah sudah memiliki Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS). Pengertian

UKS adalah usaha untuk membina dan

mengembangkan kebiasaan serta per-

ilaku hidup sehat pada peserta didik

usia sekolah yang dilakukan secara me-

nyeluruh dan terpadu. Dalam UU No-

mor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang

Kesehatan, ditegaskan bahwa

”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan

untuk meningkatkan kemampuan

hidup sehat peserta didik dalam ling-

kungan hidup sehat sehingga peserta

didik dapat belajar, tumbuh dan

berkembang secara harmonis dan

setinggi-tingginya sehingga diharapkan

dapat menjadi sumber daya manusia

yang berkualitas.

UKS bertujuan untuk meningkatkan

mutu pendidikan dan prestasi belajar

peserta didik dengan meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat serta

derajat kesehatan peserta didik dan

menyiptakan lingkungan yang sehat,

sehingga memungkinkan pertumbuhan

dan perkembangan yang harmonis dan

optimal dalam rangka pembentukan

manusia Indonesia seutuhnya. Ruang

lingkup dan tujuan UKS tidak lain

mengarah pada praktik PHBS di

sekolah. Karena terdiri dari sekum-

pulan perilaku yang dipraktikkan oleh

peserta didik, guru dan masyarakat

lingkungan sekolah atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelaja-

ran.Sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan

kesehatannya, serta berperan aktif da-

lam mewujudkan lingkungan sehat.

Ketiga, PHBS di Tempat Kerja. PHBS di

Tempat Kerja adalah upaya untuk

memberdayakan para pekerja, pemilik

dan pengelola usaha/kantor, agar tahu,

mau dan mampu mempraktekkan per-

ilaku hidup bersih dan sehat serta ber-

peran aktif dalam mewujudkan tempat

kerja sehat.

PHBS di tempat kerja antara lain: (1)

tidak merokok di tempat kerja, (2)

membeli dan mengonsumsi makanan

dari tempat kerja, (3) melakukan

olahraga secara teratur/aktifitas fisik,

(4) mencuci tangan dengan air bersih

dan sabun sebelum makan dan

sesudah buang air besar dan buang air

kecil, (5) memberantas jentik nyamuk

di tempat kerja, (6) menggunakan air

bersih, (7) menggunakan jamban saat

Page 9: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 9

buang air besar dan kecil, (8) membu-

ang sampah pada tempatnya, (9) mem-

pergunakan alat pelindung diri (APD)

sesuai jenis pekerjaan, (10) setiap

pekerja meningkat kesehatannya dan

tidak mudah sakit, (11) produktivitas

pekerja meningkat yang berdampak

pada peningkatan penghasilan pekerja

dan ekonomi keluarga, (12) penge-

luaran biaya rumah tangga hanya di-

tujukan untuk peningkatan taraf hidup

bukan untuk biaya pengobatan.

Bagi masyarakat: Tetap mempunyai

lingkungan yang sehat walaupun be-

rada di sekitar tempat kerja, dapat

mencontoh perilaku hidup bersih dan

sehat yang diterapkan oleh tempat

kerja setempat.

Bagi tempat kerja: Meningkatnya

produktivitas kerja pekerja yang

berdampak positif terhadap pen-

capaian target dan tujuan, menurunnya

biaya kesehatan yang harus dikeluar-

kan, meningkatnya citra tempat kerja

yang positif.

Bagi pemerintah provinsi dan kabu-

paten/kota: Peningkatan tempat kerja

sehat menunjukkan kinerja dan citra

pemerintah provinsi dan kabupaten/

kota yang baik, anggaran pendapatan

dan belanja daerah dapat dialihkan

untuk peningkatan kesehatan bukan

untuk menanggulangi masalah

kesehatan, dapat dijadikan pusat pem-

belajaran bagi daerah lain dalam pem-

binaan PHBS di Rumah Tangga.

Keempat, PHBS di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan (Rumah Sakit). Kebijakan

pembangunan kesehatan ditekankan

pada upaya promotif dan preventif

agar orang yang sehat menjadi lebih

sehat dan produktif. Pola hidup sehat

merupakan perwujudan paradigma

sehat yang berkaitan dengan perilaku

perorangan, keluarga, kelompok, dan

masyarakat yang berorientasi sehat

dengan meningkatkan, memelihara,

dan melindungi kualitas kesehatan baik

fisik, mental, spiritual maupun sosial.

Perilaku hidup sehat meliputi perilaku

proaktif untuk: (a) memelihara dan

meningkatkan kesehatan dengan cara

olah raga teratur dan hidup sehat; (b)

menghilangkan kebudayaan yang

berisiko menimbulkan penyakit; (c)

usaha untuk melindungi diri dari an-

caman yang menimbulkan penyakit; (d)

berpartisipasi aktif dalam gerakan

kesehatan masyarakat.

Rumah sakit merupakan salah satu

fasilitas pelayanan kesehatan, tempat

berkumpulnya orang sakit dan sehat,

sehingga berpotensi menjadi sumber

penularan penyakit bagi pasien, petu-

gas kesehatan maupun pengunjung.

Terjadinya infeksi oleh bakteri atau

virus yang ada di fasilitas pelayanan

kesehatan, penularan penyakit dari

penderita yang dirawat di fasilitas pela-

yanan kesehatan kepada penderita lain

atau petugas di fasilitas pelayanan

kesehatan ini disebut dengan infeksi

rumah sakit. Infeksi rumah sakit dapat

terjadi karena kurangnya kebersihan

fasilitas pelayanan kesehatan atau ku-

rang higienis atau tenaga kesehatan

yang melakukan prosedur medis ter-

tentu kurang terampil. Penularan pen-

yakit juga dapat terjadi karena tidak

memadainya fasilitas sanitasi seperti

ketersediaan air bersih, jamban dan

pengelolaan limbah.

Berdasarkan data Kementerian

Kesehatan tahun 2004 ternyata infeksi

rumah sakit merupakan salah satu

penyumbang penyakit tertinggi. Per-

sentase tingkat risiko terjangkitnya in-

feksi rumah sakit di Rumah Sakit

Umum mencapai 93,4% sedangkan

Rumah Sakit Khusus hanya 6,6%, 1,6-

80,8 % di antaranya merupakan penya-

kit saluran pencernaan.

PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan

merupakan upaya untuk mem-

berdayakan pasien, masyarakat

pengunjung dan petugas agar tahu,

mau dan mampu untuk mempraktikkan

PHBS dan berperan aktif dalam

mewujudkan fasilitas pelayanan

kesehatan yang sehat dan mencegah

penularan penyakit di fasilitas pela-

yanan kesehatan.

Beberapa kegiatan yang dapat dil-

akukan guna efektivitas PHBS di fasili-

tas pelayanan kesehatan, yaitu, (1)

mencuci tangan pakai sabun (hand rub/

hand wash), (2) penggunaan air bersih,

(3) penggunaan jamban sehat, (4)

membuang sampah pada tempatnya,

(5) larangan merokok, (6) tidak melu-

dah sembarangan, (7) pemberantasan

jentik nyamuk.

Tujuan PHBS di fasilitas pelayanan

kesehatan: membudayakan perilaku

hidup bersih dan sehat, mencegah ter-

jadinya penularan penyakit, mencip-

takan lingkungan yang sehat. Adapun

sasaran PHBS di fasilitas pelayanan

kesehatan: pasien, keluarga pasien,

pengunjung, petugas kesehatan, karya-

wan.

Manfaat PHBS di fasilitas pelayanan

Page 10: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 10

Fasilitator Sebaiknya Bangun Sense Of Belonging

Masyarakat Dampingan

Kehadiran Program Kota Tanpa Ku-

muh (KOTAKU) memberi harapan

kebutuhan masyarakat (basic needs)

dapat terpenuhi, tertangani dan tera-

tasi dengan baik. Terutama dalam

bidang pemenuhan air bersih. Plano-

logi atau tata kotanya sudah harus

rapi, sesuai dengan kebutuhan

perencanaan yang ada, disesuaikan

dengan perencanaan, dimulai dari

tingkat gampong sebagaimana karak-

ter masing-masing gampong.

KOTAKU tetap mengedepankan pros-

es yang dijalankan melalui pem-

berdayaan masyarakat. Program ini

seharusnya dapat memberikan nilai

pembelajaran yang tinggi bagi

masyarakat, walau sejatinya pem-

berdayaan tidak jauh berbeda

dengan program-program lainnya.

Keberhasilan dari sebuah pem-

berdayaan akan sangat berbeda

dengan kontraktor, misalnya, atau

yang lainnya, karena sense of belong-

ing masyarakat akan lebih besar, ka-

rena mereka yang membangun,

mereka yang merencanakan. Keber-

hasilannya juga langsung bisa dirasa-

kan. Berbeda dengan kontraktor.

Dengan pemberdayaan, pastinya

ada fasilitator membantu me-

nangani wilayah yang dianggap ku-

muh saat ini, tentunya akan

mengarahkan agar masyarakat

lebih arif terhadap kondisi lokalnya.

Sehingga, apa yang mereka

inginkan, dengan yang direncana-

kan lebih membumi. Bukan sekadar

rencana yang kadang sangat tidak

mungkin diwujudkan. Dengan pem-

berdayaan, sense of belonging bisa

lebih besar. Bisa jadi angka ang-

garan yang ada lebih besar nilai

swadayanya daripada anggaran

yang dialokasikan.

Harapan saya kepada para pen-

damping KOTAKU, pendamping ha-

rus lebih pintar dalam mendekati

masyarakat. Belajar dari masyara-

kat. Tidak egosentris, “Ini ilmu

saya”. Harusnya bisa melihat dan

menyesuaikan. Jangan terlalu men-

judge maunya masyarakat. Harus

bisa menstrategikan atau

“mengawinkan” maunya masyara-

kat dengan maunya mereka.

Seringnya, cita-cita kearifan

masyarakat “diambil” oleh fasilita-

tor, hingga sense of belonging dari

masyarakat hilang. Contohnya, yang

biasa memakai kloset jongkok tiba-

tiba dijadikan kloset duduk. Fasilita-

tor harus cerdas mempelajari

kearifan lokal yang ada. Fasilitator

juga harus pandai meramu kom-

binasi antara kebutuhan masyara-

kat dengan keilmuan yang dimiliki.

Bukan lantas karena memiliki

keilmuan yang lebih tinggi daripada

masyarakat, lantas bisa sesuka hati

melakukan intervensi, karena itu

bisa menjadi sesuatu yang di luar

Page 11: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 11

Antusias Pemda Tuntaskan Kumuh Program penanganan kumuh di kota

subulussalam sudah menggema sejak

munculnya program kotaku yang di

pelopori ditjen cipta karya kementrian

PU-PERA tahun 2015. Bahkan pemda

kota subulussalam sudah

mengeluarkan SK Kumuh untuk tahun

2016 untuk 5 (Lima) desa dampingan

dengan luasan daerah kekumuhan

sebesar 61,77 H di seluruh

kecamatan kota subulussalam.

Pemerintah kota subulussalam dalam

hal ini SKPK yang terkait dengan

penanggulangan kekumuhan mulai

terpanggil untuk menyelesaikan dan

mendukung program pemerintah

pusat yaitu 0% kekumuhan /

permukiman kumuh di tahun 2019.

Dengan usaha dan kegiatan yang

saling kordinatif mereka berupaya

mengkaji tempat tempat/ wilayah

permukiman kumuh dan berupaya

mencari solusi penyelesaian persoalan

tersebut.

Bermula dari ke inginan

menyelesaiakan persoalan kekumuhan

di seantero kota subulussalam, para

SKPK terkait merasa membutuhkan

suatu wadah dimana mereka dapat

berkumpul, berkoordinasi guna

mendiskusikan dan menuangkan

berbagai ide serta gagasan yang

berhubungan dengan persoalan

kekumuhan yang ada di kota mereka.

Dengan berlatar belakang hal tersebut

maka dalam satu acara sosialisasi dan

nonton bareng terbentuklah suatu

wadah yang dinamakan dengan POKJA

PKP ( Kelompok Kerja Perumahan dan

Kawasan Permukiman ).

Pokja PKP ( Kelompok Kerja

Perumahan dan Kawasan

Permukiman ) di bentuk pemerintah

kota subulussalam, adalah sebagai

wadah kordinasi dan kerja sama antar

sektor terkait Penyelesaian persoalan

permukiman kumuh. Para SKPK yang

terkait dengan Lingkungan

permukiman mulai berkumpul dalam

pokja tersebut guna berdiskusi secara

berkesinambungan agar memperoleh

data dan ide ide guna melngambil

langkah langkah kongkrit

menyelesaikan persoalan kekumuhan.

Sekretaris bappeda kota subulussalam,

menjelaskan dalam satu diskusi Pokja

PKP bahwa pokja ini di bentuk

hendaknya jangan hanya kelompok

belaka akan tetapi keseriussan dari

para anggota untuk berkerja sama dan

saling berkordinasi menyelesaikan

rencana kerja yang telah di tetapkan.

Para anggota pokja di harapkan fokus

pada apa yang sudah di rencanakan.

Berbagai dinas yang tergabung

didalam pokja sebaiknya mempunya

target dan rencana2 yang jitu untuk

ikut mensukseskan penanggulangan

kekumuhan di kota ubulussalam.

Walaupun kegiatan diskusi ini baru

pertama kali di adakan, akan tetapi

antusias para peserta diskusi yang

berasal dari berbagai dinas terkait

sangatlah tinggi. Berbagai pertanyaan

dan saran pun bermunculan sehingga

acara yang di pandu sdr. Teuku Jaswadi

tersebut berlangsung dengan sangat

meriah..di selingi dengan berbagai ice

Breaking ( Humor Penyegar suasana )

dari Pemandu diskusi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota

Subulussalam Anasri dalam

pengarahan pada acara diskusi ( KBP)

Kotaku Kota subulusslam mengatakan

bahwa : Persoalan Kumuh bukan

hanya Tanggung jawab Dinas PU tetapi

menjadi Tanggung Jawab

kita semua yang ada di kota

subulussalam...Jadi marilah melalui

Kelompok ini kita secara bersama

sama / berkolaborasi menyelesaikan

persoalan kekumuhan yang ada di kota

subulussalam tercinta ini.

Dari pernyataan beliau dapatlah di

simpulakan bahwa kekumuhan terjadi

ulah warga kita sendiri maka

penanggulangannya juga menjadi

tanggung jawab kita. Marilah semua

elemen mayarakat yang ada dikota

subulussalam berkerja sama/

berkolaborasi dengan pemerintah

bekerja keras menyelesaikan/

menuntaskah kekumuhan yang ada di

kota subulusslam.

Page 12: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 12

Pulo Balen

Siap Berubah

Desa Pulo Belen adalah sebuah desa

yang terletak di dalam kecamatan

Sultan Daulat pemerintahan Kota

Subulussalam, Pulo Belen merupakan

satu dari 13 desa yang menjadi wilayah

dampingan tim 43 di kecamatan Sultan

daulat dan Rundeng, yang terletak tak

jauh dari jalan lintas provinsi menuju

Banda aceh dan memiliki akses yang

cukup baik menuju ibukota kecamatan.

Pengurus Badan Keswadayaan

Masyarakat (BKM) Indah Sari Desa Pulo

Belen berasal dari kalangan orang tua

dan anak muda yang memiliki bakat

serta memiliki kemampuan untuk

mengembangkan daerrah.

Potensi Alam dan sumber daya

manusia yang ada di desa Pulo belen

sudah cukup memadai meski penduduk

desa Pulo Belen masih didominasi oleh

Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR), ini disebabkan karena

penataan lingkungan permukiman yang

belum sesuai dengan standar teknis

serta pengelolaan perekonomian yang

belum terarah dan tepat guna.

Kehadiran program Kota Tanpa Kumuh

(KOTAKU) yang di Nahkodai oleh

Hamidi kepala Kampong Pulo Belen

telah mampu membuka cakrawala

berfikir bagi masyarakat dan bertekad

untuk siap Berubah, sajian Rencana

Penataan Lingkungan Permukiman

(RPLP) yang disusun oleh Tim Inti

Perencanaan partisipatif (TIPP) dengan

melibatkan perangkat desa, kaum

perempuan, kaum cendikiawan, tokoh

pemuda, tokoh agama dan semua

unsur yang ada di desa Pulo Belen

menambah semangat masyarakat

untuk siap Berubah.

Lembaga BKM dibawah Pimpinan

Irwansyah bersama Relawan Program

KOTAKU terus bergerak melakukan

upaya memberikan pemahan terhadap

masyarakat tentang untuk merubah

kondisi permukiman serta pola fikir

masyarakat dalam mengentaskan

Kumuh dan mencapai tujuan program

yakni menjadikan permukiman desa

Pulo Belen yang layak huni, produktif

dan berkelanjutan.

Kesemuanya itu tidak terlepas dari

peran pendampingan Fasilitator

Program KOTAKU Tim 43 dibawah

pimpinan Senior Fasilitator Ahmat Tri

Saputra dalam pendampingan kepada

Lembaga BKM dan masyarakat di desa

Page 13: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 13

Pasar Rundeng

Berani Berubah

Desa Pasar Rundeng adalah sebuah

desa yang terletak di dalam

kecamatan Rundeng pemerintahan

Kota Subulussalam, Pasar Rundeng

merupakan satu dari lima desa yang

mendapat SK Kumuh dari Walikota

Subulussalam dengan luasan 10,19

ha, desa ini terletak di Daerah Aliran

Sungai (DAS) Lae Soraya yang

menyimpan potensi luar biasa

terkandung diladalmnya.

Pengurus Badan Keswadayaan

Masyarakat (BKM) Soraya Maju Desa

Pasar Rundeng berasal dari kalangan

anak muda dan berbakat serta

memiliki gelar sarjana lulusan dari

berbagai universitas ternama di kota

Banda Aceh.

Potensi Alam dan sumber daya

manusia yang ada di desa Pasar

Rundeng sudah cukup memadai

meski penduduk desa Pasar Rundeng

masih didominasi oleh Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR), ini

disebabkan karena penataan

lingkungan permukiman yang belum

sesuai dengan standar teknis serta

pengelolaan perekonomian yang

belum terarah dan tepat guna. Oleh

karena itu dalam konsep peningkatan

kapasitas masyarakat ini berorientasi

kepada konsep penanganan kumuh

sesuai uu no 1 tahun 2011 tentang

perumahan dan permukiman yaitu

pemugaran dan pemeliharaan secara

berkelanjutan.

Kehadiran program Kota Tanpa

Kumuh (KOTAKU) yang di Nahkodai

oleh Abdul Kadir kepala Kampong

Pasar Rundeng telah mampu

membuka cakrawala berfikir bagi

masyarakat dan bertekad untuk

Berani Berubah, sajian Rencana

Penataan Lingkungan Permukiman

(RPLP) yang disusun oleh Tim Inti

Perencanaan partisipatif (TIPP)

dengan melibatkan perangkat desa,

kaum perempuan, kaum

cendikiawan, tokoh pemuda, tokoh

agama dan semua unsur yang ada di

desa Pasar Rundeng menambah

semangat masyarakat untuk Berani

Berubah.

Lembaga BKM dibawah Pimpinan

Yusrinaldi, S.Pd bersama Relawan

Program KOTAKU terus bergerak

melakukan upaya mencari Investor

(chaneling) untuk berinvestasi

dengan cara berkolaborasi

mengentaskan Kumuh dan mencapai

tujuan program yakni menjadikan

permukiman desa Pasar Rundeng

yang layak huni, produktif dan

berkelanjutan.

Tidak terlepas dari peran

pendampingan Fasilitator Program

KOTAKU Tim 42 dibawah pimpinan

Senior Fasilitator Wagimin S,ST

senantiasa selalu memaksilmalkan

pendampingan kepada Lembaga BKM

dan masyarakat di desa Pasar

Rundeng, melakukan konsultasi,

koordinasi dan konsolidasi

keberbagai pihak, membangun

komunikasi persuasif, menyatukan

presepsi dengan slogan “kita peduli

Page 14: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 14

Kebiasaan Yang Punah

Permasalahan air bersih dan sanitasi

sering kita lihat di permukiman yang

padat dan kumuh. Permasalahan

tersebut perlu diselesaikan secara

serius dengan melibatkan semua pihak.

Salah satunya di Kampong Sikelang,

khususnya di lingkungan I. Masyarakat

setempat pada umumnya memakai air

sungai untuk Mandi, Cuci dan Kakus

(MCK), karena air PDAM tidak masuk

ke lokasi tersebut. Tentu saja

masyarakat kesulitan mendapatkan air

bersih. Dalam program percepatan

penanganan kumuh, masyarakat

Kampong Sikelang, khususnya

Lingkungan I, bergegas merencanakan

dan merealisasikan sarana MCK untuk

kebutuhan masyarakat Lingkungan I

yang bisa dimanfaatkan 50 KK.

Warga dengan serius merencanakan

dan melaksanakan kegiatan dengan

menghibahkan tanah seluas 150 meter

persegi. Sri, warga yang menghibahkan

tanahnya, sangat mendukung program

percepatan penanganan kumuh. Warga

sangat berharap program tersebut bisa

mengubah lingkungan mereka menjadi

lebih sehat.

BKM, masyarakat dan pihak

kelurahan sudah menyusun rencana

kegiatan. Pelaksanaan fisik dimulai,

dilaksanakan oleh Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) Bandar Jaksa binaan

BKM Lanjutkan. KSM yang

melaksanakan kegiatan fisik BLM I

kolaborasi, yang terdiri atas kegiatan

MCK dan sumur bor.

Banyak kendala saat pelaksanaan fisik,

salah satunya karena cuaca dan akses

masuk ke lokasi tidak bisa dilalui

kendaraan roda empat. Masyarakat

harus melangsir bahan bangunan

sejauh 150 meter. Tetapi itu tidak

menyurutkan niat masyarakat

melaksanakan kegiatan. Sampai

akhirnya kegiatan fisik rampung sesuai

target waktu yang direncanakan.

Perubahan lingkungan yang diinginkan

masyarakat tercapai. Kini tidak ada lagi

kakus di pinggir sungai. Koordinator

BKM Sabam Simatupang berharap

masyarakat tidak lagi mandi, mencuci,

Page 15: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 15

Tiga Desa Penerima Dana BDI Tahun 2017

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota

Subulussalam Nomor: 188.45/101/2014

tentang Penetapan Kawasan Perumahan

dan Permukiman Kumuh Kota Subulus-

salam terdapat lima desa yang menjadi

Wilayah prioritas penanganan Kumuh,

lima desa itu yakni Desa Lae Ikan di Keca-

matan Penanggalan, Desa Subulussalam

Utar kecmatan Simpang Kiri, Desa Suka

Maju Kecamatan Sultan Daulat, Desa

Pasar Rundeng Kecamatan Rundeng dan

Desa Longkip kecamatan Longkib.

Desa Lae Ikan Kecamatan Penanggalan

Kota Subulussalam yang terletak di per-

batasan Provinsi Aceh dengan Provinsi

Sumatera Utara itu sesuai dengan hasil

Rembug Masyarakat mendambakan

adanya Air Bersih yang selama ini me-

mang belum terpenuhi, dari hasil rembug

itu masyarakat mengusulkan kepada Pro-

gram KOTAKU agar dibangun Instalasi Air

Bersih dari sumber Air Pegunungan dialir-

kan melalui pemipaan ke Rumah-rumah

masyarakat Desa Lae Ikan. Sehingga di-

harapkan masyarakat Lae Ikan bisa

menggunakan Air bersih yang memang

menjadi kebutuhan mendasar sebagai Air

Minum, mandi, mencuci dan kakus

secara produktif dan berkelanjutan. Mu-

dah-mudahan anggaran senilai Rp.

500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

yang dianggarkan dalam rangka pe-

nanganan KUMUH mampu menjawab

semua permasalahan yang ada di Desa

Lae Ikan kecamatan Penanggalan Kota

Subulussalam.

Tidak jauh berbeda, di Desa Pasar Run-

deng kecamatan Rundeng Kota Subulus-

salam merupakan Desa yang terletak di

Daerah Aliran Sungai (DAS) Lae Souraya,

ketersediaan Air Bersih juga menjadi Pri-

oritas, di desa ini sesuai dengan hasil

Rembug Usulan Masyarakat bahwa Pro-

gram Penanganan KUMUH difokuskan

pada penyediaan Air Bersih untuk Mi-

num, mandi, mencuci dan kakus. Selain

itu pembangunan MCK yang bersifat

Komunal juga dibutuhkan untuk

menghindari pencemaran Air Sungai dari

MCK masyarakat yang dibangngun di

sepanjang Aliran Sungai Souraya. Sama

dengan Desa Lae Ikan BKM Sada Roka,

Pasar Rundeng juga mendapat dana BDI

sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah).

Sementara di Desa Subulussalam Utara

kecamatan Simpang Kiri Kota Subulus-

salam yang juga mendapat dana Pe-

nanganan KUMUH sebesar Rp.

500.000.000,- dan juga merupakan Desa

Penanganan Kumuh itu sering terjadi

Banjir saat Intensitas Hujan lumayan ting-

gi, sehingga menimbulkan KUMUH dibe-

berapa titik dalam wilayah Subulussalam

Utara. salah satu penyebab banjir ini ser-

ing terjadi terindikasi akibat kondisi

Drainase yang buruk. Hasil rembug warga

sepakat bahwa dalam rangka pe-

nanganan KUMUH di Desa Subulussalam

Utara dipandang perlu perbaikan Drain-

ase agar menjadi baik dan Banjir bisa

teratasi sehingga berharap kawsan KU-

MUH bisa berkurang hingga 0 Ha

Page 16: Infrastruktur KOTAKU Kota Subulussalam Mulai Dikerjakankotaku.pu.go.id/files/Media/Warta/newsletter... · 2019. 12. 19. · Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Tenaga Ahli (TA) MK

Edisi 2 – Tahun I I– Agustus 2017 16

Sedangkan di Desa Suka Maju kecamatan

Sultan Daulat dan Desa Longkip kecama-

tan Longkip juga merupakan Kawasan

Kumuh sesuai SK walikota Subulussalam

untuk tahun 2017 ini belum terlihat

tanda-tanda akan datangnya Anggaran

Penanganan KUMUH, sehingga apa yang

menjadi Usulan dari hasil rembug Warga

belum bisa terealisasikan, namun tidak

tertutup kemungkinan, Anggaran yang

berseumber dari Dana Kolaborasi yang

akan dibangun komunikasi bersama

Pemerintah Kota maupun Swasta

nantinya bisa terkucurkan. Sehingga ber-

harap KUMUH di dua Desa ini juga akan

teratasi sesuia dengan tujuan Program

KOTAKU yang akan meujutkan Per-

mukiman yang Layak Huni Produktif dan

Berkelanjutan.

Angin Segar Di Ujung Barat Kota Suka Maju, itu nama salah satu desa

dalam kecamatan Sultan Daulat yang

terletak di ujung barat kota

subulussalam provinsi Aceh.

Saat menjelang maghrib tiba, saat

matahari mulai terbenam dibalik

pohon kelapa tanaman warga, saat-

saat suasana itu seolah memberikan

pesan beragam makna kepada siapa

saja yang menyaksikannya..Sungai

Souraya yang mengalir di batas desa itu

seolah tidak mau tau tentang keadaan

mereka yang msih jauh dari kata

sejahtera, tidak perduli dengan

permukiman kumuh dan RTLH hunian

mereka.

Hembusan Angin 2017/05/17 Rabu

petang saat itu berbeda dengan

Hembusan Angin yang dulu hanya

sekedar mengurangi rasa lelah hari-hari

menangkap ikan di sungai, bercocok

tanam dikebun dan menjadi buruh

perusahaan.

Berpenampilan sederhana dengan Tas

Ransel yang seolah sudah melekat di

pungung-punggung mereka Fasilitator

Program KOTAKU Tim 42 korkot 007

kota subulussalam OC-1 Aceh dibawah

pimpinan Wagimin, SST bersama

pasukannya saat itu datang membawa

angin yang tidak seperti

biasanya.Dengan Peralatan Camera,

pulpen dan secarik kertas bertuliskan

nama-nama warga MBR Tim 42

menyusuri desa dari pintu ke pintu

rumah warga yang hampir seluruhnya

mendiami RTLH

Menjadi MBR dan mendiami RTLH..???

itu bukan keinginan mereka, justru

sebaliknya sebagaimana manusia pada

umumnya tentu menginginkan hunian

yang layak dan Permukiman

Terkelola.Kabar berita, Rehap RTLH dan

Realisasi RPLP Desa akan segera tiba,

membuat BKM bersama warga

bersemangat dan berharap bisa

terlaksana. Semangat berani berubah

yang hari-hari terus diserukan Faskel 42

menambah keyakinan warga desa pasti

bisa berubah.

Bunyi hentakan sepatu dan jepretan

kamera Tim 42 terus terdengar