program kotaku - skala kawasan

33
BEFORE AFTER RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL) PROGRAM KOTAKU - SKALA KAWASAN KAWASAN KARANG REJO – PESISIR KOTA LAMA KOTA TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2019 BEFORE

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BEFORE

AFTER

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL)

PROGRAM KOTAKU - SKALA KAWASAN

KAWASAN KARANG REJO – PESISIR KOTA LAMA

KOTA TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

TAHUN 2019

BEFORE

Rencana Penyediaan Lahan(RPL) Penanganan Kawasan Kumuh Karang Rejo Kota Tarakan

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap Permukiman Kumuh dan Perumahan Kumuh yang kemudian diperbaharui dengan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) menginisiasi kolaborasi melalui program KOTAKU dengan pemerintah kota sebagai pelaku utama penanganan permukiman kumuh untuk mewujudkan permukiman layak huni. Rencana aksi penanganan permukiman kumuh Kota Tarakan dituangkan dalam Memorandum Program RP2KPKP, yang memuat rencana penataan kawasan prioritas yaitu Kawasan Karang Rejo dengan luasan kawasan kumuh sebesar 25,55 hektar dan luasan kawasan kumuh perencanaan sebesar 9,20 hektar yang terdapat di kelurahan Karang Rejo yang akan dilaksanakan pada tahun 2019.

Berdasar UU no. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman bahwa “Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab atas ketersediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan kawasan permukiman” maka dalam melaksanakan program Kotaku untuk penataan kawasan Karang Rejo, Pemerintah Kota Tarakan melaksanakan Penyediaan Tanah. Penyediaan tanah ini dilakukan dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku terutama untuk lebih menjamin tidak menimbulkan dampak sosial bagi Warga Terkena Dampak (WTP) yang berada di lokasi. Pemerintah Kota Tarakan menyusun Dokumen Rencana Penyiapan Lahan (RPL). Dokumen RPL ini berisi rencana penataan Kawasan, sensus WTP dan inventarisasi aset terdampak, hasil konsultasi dengan WTP, penanganan dampak terhadap WTP, dan monitoring pelaksanaannya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian dokumen RPL ini. Kami berharap dokumen ini akan menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan dampak sosial dan lingkungan yang timbul sebagai akibat dalam Pelaksanaan Penataan Kawasan Karang Rejo. Tarakan, 18 Juli 2019 Pokja PKP Kota Tarakan

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii Bab I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan 2 1.3. Lingkup Kegiatan 2 BAB II GAMBARAN KEGIATAN 3 2.1. Gambaran Umum Kota Tarakan 3 2.2. Permasalahan kekumuhan Kota Tarakan 4 2.3. Profil Kawasan Karang rejo 8 2.4. Konsep Penanganan Kumuh Kawasan Karang Rejo 10 BAB III KEBIJAKAN PENYEDIAAN TANAH DAN PENANGANAN WARGA DAN ASET

TERDAMPAK 11

3.1. Komponen Kegiatan yang Membutuhkan Penyediaan Tanah 11 3.2. Identifikasi Warga dan Aset Terdampak 11 3.3. Peraturan terkait Penyediaan Tanah 12 3.4. Sosialisasi dan Penyepakatan dengan WTP 18 3.5. Skema Penanganan WTP 19 BAB IV RENCANA DAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN TANAH 21 4.1 Rencana Kerja 21 4.2 Pelaksanaan Rencana Kerja 21 BAB V PEMANTAUAN PENGELOLAAN INFORMASI MASYARAKAT 22 5.1. Pemantauan Kegiatan 22 5.2. Pelaporan 22 5.3 Pengelolaan Informasi Masyarakat 22

DAFTAR GAMBAR:

Gambar 2.1. Wilayah Administrasi Kota Tarakan

Gambar 2.2. Deliniasi Kawasan Kumuh Kota Tarakan

Gambar 2.3. Kawasan Kumuh Kawasan Karang Rejo

Gambar 2.4. Master Plan Penanganan Kumuh Kawasan Karang Rejo

Gambar 2.5. Site plan Penanganan Kekumuhan Program Kota Skala Kawasan tahun 2019 dengan sumber dana APBN (loan IDB)

Gambar 4.1. Foto Dokumentasi proses pembongkaran unit bangunan terdampak

Gambar 4.2. Foto Dokumentasi hasil pembongkaran unit bangunan terdampak

DAFTAR TABEL:

Tabel 2.1. Kondisi Kekumuhan Kota Tarakan Berdasar 7 Indikator

Tabel 2.2. Sebaran Permukiman Kumuh di Kota Tarakan

Tabel 2.3. Kekumuhan di kelurahan Karang Rejo

Tabel 2.4. Keterpaduan Program Penanganan Kawasan Karang Rejo

Tabel 3.1. Kondisi Legalitas Tanah Kawasan Karang Rejo

DAFTAR LAMPIRAN:

Lampiran 3.1. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi Konsultasi Status Tanah Pokja PKP Kota Tarakan dengan Kantor ATR BPN Tarakan pada 2 Juli 2019;

Lampiran 3.2. Identifikasi Warga dan Aset Terdampak

Lampiran 3.3. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi kegiatan sosialiasi;

Lampiran 3.4. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi kegiatan pertemuan “Persiapan dan Komitmen Masyarakat”;

Lampiran 3.5. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi “Rembug Konsultasi Pengadaan Tanah”;

Lampiran 3.6. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi “Persiapan Penanganan Warga dan Aset Terdampak”;

Lampiran 3.7. Berkas Surat Pernyataan Persetujuan dan Dukungan dari masing-masing WTP;

Lampiran 3.8 . Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi “Uji Publik Kegiatan kegaitan skala Kawasan di kelurahan Selumit Pantai”;

Lampiran 3.9. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi “Uji Publik kegiatan Skala Kawasan bertempat di kantor Lurah Karang Rejo”.

Lampiran 4.1. Rencana Kerja Penanganan Kumuh Kawasan Karang Rejo, Pemerintah Kota Tarakan;

Lampiran 4.2. Pemberitahuan Pemeritah Kota Tarakan-Jadwal Pembongkaran/Pemunduran Bangunan Terdampak Proyek kepada warga terdampak;

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1. Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019, arah kebijakan pembangunan wilayah perkotaan difokuskan untuk membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing menuju masyarakat kota yang sejahtera. Sasaran pembangunan kawasan permukiman secara nasional adalah pencapaian target akses universal untuk memenuhi kebutuhan 100% akses sanitasi layak, 0% hektar kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses universal air minum. Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan berbagai program untuk mendukung pencapaian target nasional tersebut.

2. Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) merupakan salah satu program yang diarahkan untuk menangani permasalahan permukiman kumuh, melalui peningkatan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman perkotaan. Program ini memiliki target penanganan seluas 23.656 hektar (Ha) dari 38.431 Ha yang menjadi target nasional. Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman dilakukan melalui pendekatan skala lingkungan dan skala kawasan dengan sumber pembiayaan dari LOAN IDB. Pelaksanaan kegiatan skala kawasan akan dilakukan pada 94 kota prioritas, salah satunya adalah Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara.

3. Berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Permukiman Kumuh dan Perumahan Kumuh yang kemudian diperbaharui dengan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) menginisiasi kolaborasi melalui program KOTAKU dengan pemerintah daerah sebagai pelaku utama penanganan permukiman kumuh untuk mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan.

4. Pemerintah Kota Tarakan melalui Surat Keputusan (SK) Walikota Tarakan No. 600/HK-VII/304/2017 tentang Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh dengan luasan 108,63 Ha yang tersebar di 8 kelurahan dan dibagi menjadi 7 kawasan yang terletak di 4 Kecamatan.

5. Rencana aksi penanganan permukiman kumuh Kota Tarakan dicantumkan dituangkan dalam Memorandum Program RP2KPKP, yang memuat rencana penataan kawasan prioritas yaitu Kawasan Pesisir Pantai Kota Lama yang terdiri dari kawasan Karang Rejo dan Selumit Pantai dengan luasan kawasan kumuh sebesar 25,55 Ha untuk kawasan Karang Rejo dan kawasan Selumit Pantai seluas 25,00 Ha. Sedangkan luasan kawasan kumuh perencanaan reguler sebesar 6,25 Ha di Karang Rejo yang akan dilaksanakan pada tahun 2019. Sumber dana untuk penataan kawasan Karang Rejo RT 04, RT 013 dan RT 016, yaitu “Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman dan Peningkatan kualitas Jalan” di sepanjang pinggiran pantai mangrove bersumber dari APBN Reguler Tahun 2019 sebesar Rp

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

2

2.6 Milyar dan kegiatan NSUP-KOTAKU yang didanai melalui Loan IDB sebesar Rp. 28.61 Milyar.

1.2. Tujuan

6. Tujuan penyusunan RPL adalah mendokumentasikan proses dan legalisasi penyediaan tanah untuk pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Pokja PKP Kota Tarakan sesuai dengan peraturan perundangan dan petunjuk pelaksanaan program Kotaku.

1.3. Ruang Lingkup

7. Ruang lingkup penyusunan RPL meliputi:

1) Sosialisasi rencana kegiatan;

2) Identifikasi warga, aset dan utilitas terdampak;

3) Rembug kesepakatan dengan WTP;

4) Penyusunan kebijakan kompensasi dan relokasi WTP; dan

5) Mendokumentasikan proses dan legalisasi penyediaan tanah

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

3

BAB II

GAMBARAN UMUM KEGIATAN

2.1. Gambaran Umum Kota Tarakan 8. Kota Tarakan mempunyai luas 254,18 km2 dimana 98,22% atau 249,65 km2

berupa daratan sisanya sebanyak 1,78% atau 4,53 km2 berupa lautan. Kota Tarakan merupakan salah satu pintu gerbang pembangunan di wilayah Kalimantan Utara. Secara geografis Kota Tarakan merupakan sebuah pulau yang terpisah dari pulau besar Kalimantan yang terletak pada koordinat 117⁰34’BB dan 117⁰38’BT serta diantara 3⁰19’LU dan 3⁰20’ LS dengan batas administrasi wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Kabupaten Bunyu

• Sebelah Selatan : Selat Bulungan

• Sebelah Timur : Laut Makassar

• Sebelah Barat : Pesisir Pantai Kecamatan Sesayap

9. Kota Tarakan terdiri dari 4 kecamatan, yaitu: Tarakan Utara, Tarakan Barat, Tarakan Tengah, dan Tarakan Timur. Pembagian administrasi wilayah Kota Tarakan sebagaimana pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1. Wilayah Administrasi Kota Tarakan

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

4

10. Sesuai dengan RPJMD Kota Tarakan 2014-2019, Visi Kota Tarakan adalah "Mewujudkan Tarakan Sebagai Kota Perdagangan, Jasa, Industri, Perikanan, dan Pariwisata didukung oleh Sumber Daya Manusia serta Infrastruktur yang Handal dan Berwawasan Lingkungan". Sedangkan Misi Kota Tarakan adalah:

(1) Melaksanakan Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Perdagangan, Jasa, Industri, Perikanan, dan Pariwisata.

(2) Meningkatkan dan Mengembangkan Kualitas Sumber Daya Manusia.

(3) Melaksanakan Peningkatan, Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur.

(4) Melaksanakan Pengembangan dan Pembangunan Lingkungan Hidup.

11. Sesuai dengan RPJMD Kota Tarakan 2014 -2019, agenda pembangunan Kota Tarakan adalah:

(1) Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Perdagangan, Jasa, Industri, Perikanan, dan Pariwisata.

(2) Peningkatan dan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia.

(3) Peningkatan, pembangunan, dan pengembangan Infrastruktur.

(4) Pengembangan dan Pembangunan Lingkungan Hidup.

12. Pembangunan Kota Tarakan pada tahun 2014-2019 juga diarahkan pada 10 Program Prioritas Pembangunan, yaitu:

(1) Peningkatan pertumbuhan ekonomi.

(2) Peningkatan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB.

(3) Peningkatan Investasi daerah pertahun.

(4) Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur; peningkatan terhadap layanan infrastruktur dari cukup menjadi baik.

(5) Peningkatan pelayanan air bersih dari 47,09% menjadi 90%.

(6) Peningkatan kualitas lingkungan hidup; pengendalian pencemaran air sungai dari tercemar berat menjadi tercemar ringan.

(7) Meningkatkan kemandirian masyarakat; menurunnya tingkat pengangguran, menurunnya tingkat kemiskinan, terkendalinya tingkat inflasi.

13. Sesuai dengan perencanaan daerah di atas, peningkatan kualitas permukiman kumuh melalui Program KOTAKU selaras dengan program prioritas daerah, yaitu penataan dan peningkatan pembangunan infrastruktur kawasan perumahan permukiman perkotaan di Kota Tarakan.

2.2. Permasalahan Kekumuhan Kota Tarakan 14. Berdasar kan data baseline tahun 2015 program KOTAKU Direktorat Jenderal

Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan dokumen sektoral Kota Tarakan beberapa kawasan permukiman masuk dalam kategori

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

5

permukiman kumuh perkotaan. Program KOTAKU menetapkan kawasan kumuh Kota Tarakan dengan luasan wilayah ± 227 Ha yang tersebar di 10 kelurahan lokasi penanganan kumuh dan 10 Kelurahan yang menjadi Lokasi pencegahan. Permalahan kekumuhan di Kota Tarakan sesuai 7 indikator kekumuhan adalah sesuai dengan Tabel 2.1. sebagai berikut:

Tabel 2.1. Kondisi Kekumuhan Kota Tarakan Berdasar 7 Indikator

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

6

15. Berdasarkan hasil evaluasi Kelurahan Kumuh di Kota Tarakan Tahun 2017 yang selanjutnya diterbitkan dalam Keputusan Walikota Tarakan No.600/HK-VII/304/2017 tentang Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh, sebaran permukiman kumuh di Kota Tarakan terdapat pada 8 kelurahan dari 10 kelurahan dengan luasan sebesar 108,63 Ha, dengan sebaran lokasi sebagaimana pada Tabel 2.2. dengan peta sebaran sebagaimana dalam Gambar 2.2.

Tabel 2.2. Sebaran Permukiman Kumuh di Kota Tarakan

No Nama

Kelurahan Kumuh

Kecamatan Luas Wilayah Administrasi

(Ha)

Luas Wilayah Kumuh (Ha)

Proporsi Wilayah

Kumuh (%)

1 Karang Rejo Tarakan Barat 69,76 25,55 33,91

2 Sebengkok Tarakan Tengah 124,32 14,79 41,48

3 Selumit Pantai Tarakan Tengah 64,14 27,00 29,24

4 Selumit Tarakan Tengah 43,03 1,21 -

5 Lingkas Ujung Tarakan Timur 183,71 7,86 44,53

6 Mamburungan Tarakan Timur 1.267,39 8,15 51,85

7 Pantai Amal Tarakan Timur 2.022,75 5,68 48,29

8 Juata Laut Tarakan Utara 7934,59 18,39 41,48

Total 11.709,69 108,63 41,54

Sumber: Keputusan Walikota Tarakan No.600 Tahun 2017 tentang Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh.

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

7

Gambar 2.2. Deliniasi Kawasan Kumuh Kota Tarakan

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

8

2.3. Profil Kawasan Prioritas Karang Rejo 16. Salah satu lokasi kumuh yang mendapatkan prioritas penanganan adalah Kawasan

Pesisir Kota Lama Karang Rejo dengan total luas kawasan kumuh 25,55 Ha dengan Luas Kawasan Kumuh Perencanaan 7,27 Ha. Kawasan ini terdiri dari 1 kelurahan, yaitu Kelurahan Karang Rejo di dua RT, yaitu RT 013 dan RT 016. Kedua RT ini saling berdampingan dan berada di pesisir dengan tipologi permukiman di tepi air, dan kebencanaan dengan Kategori Kumuh Ringan - Sedang (RP2KPKP Kota Tarakan, 2017), Kumuh Ringan (R0). Gambaran Kawasan kumuh di Kawasan Karang Rejo Kota Tarakan sebagaimana pada Gambar 2.3. berikut ini.

Gambar 2.3. Deliniasi Kawasan Kumuh Kawasan Karang Rejo

17. Permasalahan dan penyebab kekumuhan Kawasan Karang Rejo adalah sebagaimana dalam Tabel 2.3. berikut:

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

9

Tabel 2.3. Kekumuhan di kelurahan Karang Rejo

Aspek Permasalahan Kondisi Eksisting Penyebab Permasalahan Kebutuhan Penanganan

Bangunan

• Bangunan tidak memiliki saluran pembuangan limbah

• Tidak mempunyai ruang luar. • Arah banguan tidak jelas

• Legalitas lahan • Kepadatan Bangunan • Bangunan tidak sesuai

standart teknis • Tidak mempunyai izin

mendirikan bangunan

• Memperjelas status kepemilikan tanah

Akses Jalan

• Lebar jalan < 1m sampai 2m saja

• Kondisi jalan (kualitas) tidak memadai

• Konstruksi Jalan tidak permanen (Jalan Kayu)

• Akses masuk ke kawasan permukiman sangat sempit dan padat

• Akses tidak tertata dengan baik

• Peningkatan Kualitas Akses Jalan

• Penataan Ruang Parkir di Pasar

Air Bersih

• Masyarakat menggunakan air hujantidak mau menggunakan PDAM karena terkendala biaya

• Debit air PDAM berkurang

• Maraknya pencurian air bersih PDAM

• Resevior • Penampungan Air Hujan

(Bak penampung) • RTH/RTP

Sanitasi

• Lingkungan/tepi pantai tercemar

• Menimbulkan bau dan penyakit

• Pembuangan Limbah Rumah tangga langsung dibuang ke Pantai dan langsung ke saluran

• Pembangunan IPAL skala Kawasan

• Membuat pemfilteran limbah cair maupun padat

Sampah

• Sampah warisan masih tertimbun di setiap kolong bangunan

• Masih banyak tumpukan sampah baru

• Petugas sulit mengangkut sampah ke luar kawasan pemukiman

• Perilaku masyarakat yang membuang sampah langsung ke pantai

• Pemugaran • Pembangunan Depo • Akses Jalan • TPS3R • - Penataan Pasar •

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

10

2.4 Konsep Penanganan Kumuh Kawasan Karang Rejo

18. Konsep penanganan kawasan kumuh Kawasan Prioritas Karang Rejo mengusung tema “Meningkatkan kualitas permukiman nelayan melalui penataan kawasan dengan mengembalikan fungsi kawasan mangrove, meningkatan kualitas ekonomi masyarakat, dan meningkatan kualitas sarana prasarana permukiman nelayan”. Konsep tersebut disusun dengan pertimbangan bahwa kawasan tersebut merupakan lokasi permukiman di atas air laut yang sangat dekat dan berpengaruh pada potensi pengembangan mangrove.

19. Penataan yang dilakukan sebagai berikut: (1) Peningkatan Kualitas Jalan; (2) Peningkatan kualitas permukiman nelayan; (3) Revitalisasi kawasan mangrove; (4) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, dan (5) Pengawasan potensi tumbuhnya kawasan pemukiman baru. Keseluruhan rencana penanganan kumuh Kawasan Karang Rejo adalah sebagaimana Master Plan dalam Gambar 2.4. Dengan rencana penanganan tersebut diharapkan: (1) Luasan kekumuhan akan berkurang dari nilai awal 25 menjadi 11; (2) Output dan dampak lain kondisi jalan lingkungan yang tertuntaskan, serta tertanganinya permasalahan persampahan, pengelolaan air limbah, dan proteksi kebakaran.

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

11

Gambar 2.4. Master Plan Penanganan Kumuh Kawasan Karang Rejo

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

12

20. Untuk tahun 2019, rencana kegiatan penataan kawasan Karang Rejo adalah sesuai dengan Tabel 2.4 berikut ini:

Tabel 2.4. Keterpaduan Program Penanganan Kawasan Karang Rejo

No Kelurahan Judul Kegiatan Volume Total Sumber Pendanaan

1 Karang Rejo Peningkatan Kualitas Jalan 1 Ls 2.612.500.000,-

APBN Reguler TA

2019

2 Karang Rejo Ipal Komunal 1 Ls 500.000.000,- DAK APBN TA 2019

3 Selumit Pantai Septiktank Komunal 50 Unit 150.000.000,- DAK APBN

TA 2019

4 Karang Rejo Pembangunan jalan inspeksi

792,70 Meter 25.684.000,000,- KOTAKU TA

2019

5 Karang Rejo Pembangunan Ruang Terbuka Publik (RTP)

2 Unit 5.759.480.474,- KOTAKU TA 2019

Sumber: Hasil Analisa RAB Konsultan

21. Pelaksanaan program KOTAKU skala kawasan dengan dana dari APBN dengan sumber dari loan IDB adalah: (1) Pembangunan jalan inspeksi di sepanjang tepi kawasan Mangrove Karang Rejo dengan lebar 3,4 meter dan panjang 842,27 meter; (2) Pembangunan penjemuran ikan dan rumput laut dengan site plan sebagaimana dalam Gambar 2.5. berikut:

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

13

Gambar 2.5. Site plan Penanganan Kekumuhan Program Kota Skala Kawasan tahun 2019 dengan sumber dana APBN (loan IDB)

1 : 1000

N

K

G

F

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

14

BAB III KEBIJAKAN PENYEDIAAN TANAH

3.1. Komponen Kegiatan yang Membutuhkan Penyediaan Tanah

22. Kondisi Legalitas Tanah. Kawasan Karangrejo terdiri dari satu kelurahan yaitu Karang Rejo terdiri dari RT. 13 dan 15 dan RW 00 . Jumlah bangunan dan legalitas tanah dan bangunan adalah sebagaimana dalama Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kondisi Legalitas Tanah Kawasan Karang Rejo

No KELURAHAN Jumlah Total Bangunan (unit)

Legalitas Pendirian Bangunan

Bangunan hunian

memiliki IMB (unit)

Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui

pemerintah (unit)

1 Karang Rejo 1 1 1

2 Seliumit Pantai 13 1 13

Jumlah 14 2 14

Sumber: Baseline 100-0-100 (7 Aspek Kekumuhan) Kota Tarakan, 2017

23. Program Kotaku Skala Kawasan akan membangun jalan promade dan jembatan dimensi lebar 3,4 meter dengan panjang 842,27 meter (termasuk jembatan) di kelurahan Karang Rejo RT 13 dan 16 dan dua tempat penjemuran ikan masing-masing berukuran lebar 15 dengan lebar 40 meter di kelurahan Karang Rejo RT 16. Dua rencana kegiatan akan menggunakan tanah negara sesuai hasil Konsultasi Status Tanah Pokja PKP Kota Tarakan dengan Kantor ATR BPN Tarakan pada tanggal 2 Juli 2019. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi dari konsultasi tersebut adalah sebagaimana dalam Lampiran 3.1.

3.2. Identifikasi WTP dan Aset Terdampak 24. Identifikasi Aset dan Warga Terdampak dilakukan pada tanggal 27 s.d, 31 Januari

2019 dilokasi yang terdampak sesuai perencanaan kegiatan Program Kotaku Skala Kawasan Kota Tarakan yang akan didanai dengan dari APBN yang bersumber dari loan IDB. Identifikasi dilakukan oleh Tim Korkot Kotaku bersama Pokja PKP Kota Tarakan, Ketua RT, LKM Karang Rejo dan Pihak Kelurahan Karang Rejo.

25. Hasil Identifikasi Aset dan Warga Terdampak adalah sebagaimana dalam Lampiran 3.2. dengan Site Plan Warga dan Aset Terdampak sebagaimana dalam Gambar 3.1.

26. Berdasar hasil identifikasi diketahui tidak ada warga yang memiliki Sertifikat Hak Milik atas tanah. Bukti penguasaan tanah hanya berupa: (1) Surat penyataan menerima tanah dan banguan dari orang lain yang diketahui oleh RT; (2) Surat pernyataan penjualan tanah diketahui Ketua RT; (3) Surat Keterangan dan pernyataan penguasaan tanah diketahui Kepala Desa; (4) Kuitansi penjulan; (5)

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

15

Akta Pelepasan dan Pembebasan Tanah diketaui Kapala Kantor Pertanahan; (6) surat Penyataan Penguasaan/penggarapan tanah diketui Lurah;

27. Bentuk bangunan terdampak sebagian besar berupa teras rumah (10 unit), badan rumah (2 unit) dan warung (2 unit). Pemotongan terhadap bangunan tersebut tidak menyebabkan warga harus relokasi. Berdasarkan pengalaman pelaksanaan kegiatan sejenis dan kesepakatan dengan warga pemotongan ini juga tidak ada kompensasi atau pembelian.

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

16

Rumah Terdampak Proyek (WTP)

01 ENJES

Ukuran Bangunan: 10X8 Fungsi Bangunan: Teras

02 HERSON ASLAN

Ukuran Bangunan: 10x7 Fungsi Bangunan: Teras

03 JUBAIDAH

Ukuran Bangunan: 8 x 6 Fungsi Bangunan: Teras

04 ABDUL KADIR

Ukuran Bangunan: 20 x 8 Fungsi Bangunan: Teras

05 ZAKARIAH

Ukuran Bangunan: 20 x 8 Fungsi Bangunan: Teras

01

03

04 02

05

06

07

08

09

10 11

12 13

14

10 YANTO

Ukuran Bangunan: 10 x 6 Fungsi Bangunan:

07 RONI

Ukuran Bangunan: 10 x 6 Fungsi Bangunan: Teras

06 NANANG

Ukuran Bangunan: 10 x 7 Fungsi Bangunan: Teras

08 ACHMAD

Ukuran Bangunan: 10 x 6 Fungsi Bangunan:

09 H.ZAKARIA

Ukuran Bangunan: 8 x 7 Fungsi Bangunan:

11 YUSRAN

Ukuran Bangunan: 10 x 6 Fungsi Bangunan:

14 Hj.KUMALA

Ukuran Bangunan: 11 x 8 Fungsi Bangunan:

12 HAMZAH

Ukuran Bangunan: 10 x 8 Fungsi Bangunan:

13 HASBULLA/ULLA

Ukuran Bangunan: 8 x 5 Fungsi Bangunan:

Site Plan 3.1. Peta Warga dan Aset Terdampak

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

17

3.3. Aturan Acuan dan Kebijakan Penyediaan Tanah

28. Peraturan-peraturan sebagai acuan dalam penyediaan tanah untuk kegiatan ini adalah sebagaimana berikut:

a. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Pasal 1:

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD;

2. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah;

3. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Pasal 42:

(1) Menteri Keuangan mengatur pengelolaan barang milik negara.

(2) Menteri/pimpinan 17 lembaga adalah Pengguna Barang bagi kementerian negara/17 lembaga yang dipimpinnya.

Pasal 49:

(3) Tanah dan bangunan milik negara/daerah yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan, wajib diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri Keuangan/ gubernur/bupati/ walikota untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah.

b. UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Pasal 4:

(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk Kepentingan Umum.

(2) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin tersedianya pendanaan untuk Kepentingan Umum

Pasal 7:

Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan: a) RTRW; b) Rencana Pembangunan Nasional/Daerah; c) Rencana Strategis; dan d) Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah.

Pasal 10:

Tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) digunakan untuk pembangunan:

a. pertahanan dan keamanan nasional.

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

18

b. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api.

c. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya.

d. pelabuhan, bandar udara, dan terminal.

e. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi.

f. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik.

g. jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah.

h. tempat pembuangan dan pengolahan sampah.

i. rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah.

j. fasilitas keselamatan umum.

k. tempat pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah.

l. Fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik.

m. cagar alam dan cagar budaya.

n. kantor-kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/desa.

o. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/ataukonsolidasi tanah, serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa.

p. prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah Daerah.

q. prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah, dan

r. pasar umum dan lapangan parkir umum.

Pasal 13:

Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan melalui tahapan: a) perencanaan; b) persiapan: c) pelaksanaan; dan d) penyerahan hasil.

c. UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman

Pasal 105

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab atas ketersediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.

(2) Ketersediaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk penetapannya didalam rencana tata ruang wilayah merupakan tanggung jawab pemerintahan daerah.

Pasal 106

Penyediaan tanah untuk pembangunan rumah, perumahan, dan kawasan permukiman dapat dilakukan melalui:

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

19

a. pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara;

b. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;

c. peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah;

d. pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barang milik negara atau milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar; dan/atau

f. pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

d. Perpres No. 62 Tahun 2018 Tentang Penanganan Dampak Sosial Masyarakat Dalam Rangka Penyediaan Tanah untuk Pembangunan Nasional

Pasal 1

(1) Penanganan dampak sosial kemasyarakatan adalah penanganan masalah sosial berupa pemberian santunan; untuk pemindahan masyarakat yang menguasai tanah yang akan digunakan untuk pembangunan nasional.

Pasal 2:

(1) Lingkup Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan yang diatur dalam Peraturan Presiden ini, diselenggarakan untuk pelaksanaan pembangunan:

a. proyek strategis nasional; dan

b. non proyek strategis nasional.

(2) Proyek strategis nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah proyek yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden mengenai percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional.

(3) Non proyek strategis nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diputuskan dalam rapat yang dikoordinasikan oleh kementerian koordinator yang membidangi penyelenggaraan koordinasi bidang perekonomian dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait dan/atau Pemerintah Daerah.

Pasal 3

(1) Pemerintah melakukan Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan kepada Masyarakat yang menguasai tanah yang digunakan untuk pembangunan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tanah negara atau tanah yang dimiliki oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah.

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

20

Pasal 4

Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), memenuhi kriteria:

a. memiliki identitas atau keterangan kependudukan yang disahkan oleh kecamatan setempat; dan

b. tidak memiliki hak atas tanah yang dikuasainya.

Pasal 5

Penguasaan tanah oleh Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Telah menguasai dan memanfaatkan tanah secara fisik paling singkat 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus; dan

b. Menguasai dan memanfaatkan tanah dengan itikad baik secara terbuka, serta tidak diganggu gugat, diakui dan dibenarkan oleh pemilik hak atas tanah dan/atau lurah/kepala desa setempat.

e. Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria Dan Penetapan Wilayah Sungai:

Pasal 5

(1) Pelaksanaan pengelolaan sumber daya air untuk air permukaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota.

(2) Wilayah sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. wilayah sungai lintas negara;

b. wilayah sungai lintas provinsi;

c. wilayah sungai strategis nasional;

d. wilayah sungai lintas kabupaten/kota; dan

e. wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota.

(3) Pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai lintas provinsi, dan wilayah sungai strategis nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c menjadi wewenang dan tanggung jawab Menteri.

(4) Pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d menjadi wewenang dan tanggung jawab gubernur.

(5) Pengelolaan sumber daya air dalam satu wilayah sungai kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e menjadi wewenang dan tanggung jawab bupati/walikota.

(6) Pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh pengelola sumber daya air berdasarkan

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

21

penugasan dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya dalam pengelolaan sumber daya air.

f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan Danau

Pasal 1

Garis sempadan sungai adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.

Pasal 3

(2) Penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau bertujuan agar:

b) fungsi sungai dan danau tidak terganggu oleh aktifitas yang berkembang di sekitarnya; dst.

Pasal 7

Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c, ditentukan paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.

Pasal 22

i. Sempadan sungai hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk:

a) bangunan prasarana sumber daya air;

b) fasilitas jembatan dan dermaga;

c) jalur pipa gas dan air minum;

d) rentangan kabel listrik dan telekomunikasi;

e) kegiatan lain sepanjang tidak mengganggu fungsi sungai, antara lain kegiatan menanam tanaman sayur-mayur;

f) bangunan ketenagalistrikan.

ii. Dalam hal di dalam sempadan sungai terdapat tanggul untuk kepentingan pengendali banjir, perlindungan badan tanggul dilakukan dengan larangan:

a) menanam tanaman selain rumput;

b) mendirikan bangunan; dan

c) mengurangi dimensi tanggul.

g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 01/PRT/M/2016 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air Dan Penggunaan Sumber Daya Air;

Pasal 1

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

22

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

8. Pengusahaan Sumber Daya Air adalah upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan usaha;

9. Penggunaan Sumber Daya Air adalah upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan bukan usaha;

11. Izin Penggunaan Sumber Daya Air adalah izin untuk memperoleh dan/atau mengambil Sumber Daya Air Permukaan untuk melakukan kegiatan bukan usaha.

12. Rekomendasi Teknis adalah persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam pemberian izin.

15. Pemberi izin adalah Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalam pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.

Pasal 7

Penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), diberikan untuk jenis kegiatan berupa:

a. pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan sehari-hari bagi kelompok yang memerlukan air dalam jumlah besar;

b. pemenuhan air irigasi untuk petani atau kelompok petani bagi pertanian rakyat di dalam sistem irigasi yang sudah ada yang dilakukan dengan cara mengubah kondisi alami sumber air;

c. pemenuhan air irigasi untuk petani atau perkumpulan petani pemakai air bagi pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada; dan

d. kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik.

Pasal 8

(4) Kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d, dapat berupa:

c. pemanfaatan bantaran dan/atau sempadan sungai untuk kegiatan konstruksi bagi perorangan atau kepentingan umum baik yang dibangun oleh perorangan, kelompok masyarakat maupun pemerintah antara lain jembatan, tanggul, dermaga, jaringan perpipaan, jaringan kabel listrik/telepon, dan prasarana sumber daya air;

Pasal 11

(2) Izin penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, harus dimiliki oleh:

a. instansi pemerintah;

b. badan hukum;

c. badan sosial; atau

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

23

d. perseorangan yang menggunakan air, sumber air, dan daya air untuk kegiatan bukan usaha.

Pasal 12

Izin pengusahaan sumber daya air atau izin penggunaan sumber daya air diberikan oleh Menteri untuk kegiatan pengusahaan sumber daya air atau penggunaan sumber daya air yang menggunakan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayah sungai strategis nasional.

Pasal 20

Pengajuan permohonan izin penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, memuat data:

a. nama, pekerjaan, dan alamat pemohon;

b. maksud dan tujuan penggunaan Air;

c. rencana tempat atau lokasi penggunaan;

d. jumlah air dan/atau dimensi ruang pada sumber air yang diperlukan untuk digunakan;

e. jangka waktu yang diperlukan untuk penggunaan sumber daya air;

f. jenis prasarana dan teknologi yang akan digunakan;

g. gambar tipe prasarana yang telah disetujui oleh BBWS/BWS; dan

h. rekomendasi teknis dari Kepala BBWS/BWS.

Pasal 24

(2) Pengajuan rekomendasi teknis untuk penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, memuat:

a. nama, pekerjaan, dan alamat pemohon;

b. maksud dan tujuan penggunaan air;

c. rencana tempat atau lokasi penggunaan;

d. cara pengambilan;

e. gambar detail desain jenis atau tipe prasarana yang akan dibangun, spesifikasi teknis, serta jadwal dan metode pelaksanaan;

f. kuota air dan/atau dimensi ruang pada sumber air;

g. gambar lokasi atau peta situasi disertai dengan titik koordinat;

h. fotokopi kartu tanda penduduk, kepala keluarga atau ketua kelompok;

i. fotokopi kartu keluarga atau akta/bukti pendirian kelompok atau surat keterangan keberadaan kelompok dari kepala desa atau lurah; dan

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

24

j. izin lingkungan dan persetujuan analisis mengenai dampak lingkungan atau izin lingkungan dan rekomendasi upaya pengelolaan lingkungan hidup-upaya pemantauan lingkungan hidup atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari instansi yang berwenang.

29. Untuk penanganan aspek yang belum sepenuhnya diatur dalam peraturan perundangan di Indonesia akan memperhatikan Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan dan Dampak Sosial atau ESMF (Environmental and Social Safeguard Management Framework) yangmengacu kepada Performance Standards on Environmental and Social Sustainability dari Bank Dunia, khususnya Performance Standard 1 (PS-1): Assessment and Management of Environmental and Social Risks and Impacts, dan Performance Standard 5 (PS-5): Land Acquisition and Involuntary Resettlement). PS-1 dan PS-5 diimplementasikan dalam Pemukiman Kembali (OP 4.12). Berdasarkan OP 4.12 melalui studi kebijakan strategis untuk memfasilitasi pengembangan kerangka kebijakan untuk mendukung perbaikan dan upaya pencegahan permukiman kumuh, termasuk reformasi kebijakan administrasi tanah, pendekatan untuk mengatasi permukiman informal, dan keamanan penguasaan lahan.

3.4. Sosialisasi dan Penyepakatan dengan WTP

30. Sosialisasi Kegiatan sudah dilakanakan pada pada tanggl 4 September 2018 di kantor kelurahan Karang Rejo. Sosialisasi dilaksanakan oleh Pokja PKP Kota tarakan didampaingi oleh Tim Korkot KOTAKUKota Tarakan, OC program KOTAKU Kalimantan Utara. Peserta Sosialisasi adalah perwakilan Masyarakat, LKM, WTP, perwakilan Kelurahan dan kecamatan. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi kegiatan sosialiasi adalah sebagaimana dalam Lampiran 3.3.;

31. Untuk menindaklanjuti hasil sosialisasi terkait dengan penyediaan tanah, dilakukan “pertemuan Persiapan dan Komitmen Masyarakat” pada tanggal 2 Oktober 2018. Kegiatan ini dihadiri masyarakat untuk mendapatkan dukungan dari warga terutama terkait penyediaan tanah yang diperlukan. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi kegiatan pertemuan “Persiapan dan Komitmen Masyarakat” adalah sebagaimana dalam Lampiran 3.4.;

32. Untuk menindaklanjuti “pertemuan Persiapan dan Komitmen Masyarakat” dilaksanakan “Rembug Konsultasi Pengadaan Tanah” pada tanggal 9 Oktober 2018 di Balai RT 25 kelurahan Selumit Pantai diikuti oleh warga yang diidentifikasi sebagai terdampak proyek. Dalam pertemuan ini peserta menyepkati: (1) kegiatan pelebaran jalan yang akan dilaksanakan oleh program KOTAKU Skala Kawasan; dan (2) Warga yang terkena dampak tidak akan menuntut kompensasi. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi kegiatan ini adalah sebagaimana dalam Lampiran 3.5.;

33. Pada tanggal 31 Oktober 2018 dilakukan pertemuan “Persaiapan Penanganan Warga dan Aset Terdampak”. Pertemuan di hadiri oleh warga bersama konsultan pendamping di kantor kelurahan Karang Rejo. Pertemuan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan terkait rencana kegiatan skala kawasan dan persiapan

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

25

penanganan warga dan aset terdampak. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi kegiatan ini adalah sebagaimana dalam Lampiran 3.6.;

34. Pada tanggal 22 November 2018 sudah dilakukan sosialiasi kepada warga kelurahan Selumit Panatai di pelataran Musholah RT 25. Hasil dari sosialisasi ini adalah warga bersepakat untuk menyetujui dan mendukung pelaksanaan kegiatan peningkatan jalan yang akan dilaksanakan oleh program Kotaku skala kawasan. Masing-masing WTP akan diminta untuk menandatangani Surat Pernyataan yang berisi hibah tanah (jika ada) dan membongkar bangunan yang terpotong secara mandiri atau dengan bantuan dari pemerintah kota. Berkas Surat Prnyataan dari masing-masing WTP adalah sebagaimana dalam Lampiran 3.7.;

35. Pada tanggal 10 Desember 2018 sudah dilakukan “Uji Publik Kegiatan kegaitan skala Kawasan di kelurahan Selumit Pantai” bertempat di Kantor Kecamatan Tarakan Tengah. Kegiatan bertujuan untuk melakukan sosialisasi lanjutan untuk masyarakat kelurahan Selumit Pantai yang terdampak rencana kegiatan kawasan Karang Rejo. Hasil dari pertemuan ini adalah perlu disiapkan dokumen penyerahan/hibah aset sesuai Juklak Program Kotaku. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi kegiatan dalah sebagaimana dalam Lampiran 3.8.;

36. Pada tanggal 12 Desember 2018 dilakukan “Uji Publik kegiatan Skala Kawasan bertempat di kantor Lurah Karang Rejo”. Uji Publik dihadiri oleh masyarakat untuk mengetahui respon masyarakat atas rencana kegiatan dan daftar Aset dan Warga terdampak. Berita Acara, Daftar Hadir dan Foto Dokumentasi kegiatan dalah sebagaimana dalam Lampiran 3.9;

3.5. Skema Kebijakan Penanganan WTP 37. Berdasarkan hasil identifikasi, sosialisasi, pertemuan lanjutan dan kesepakatan

dengan WTP, diketahui bahwa: (1) Jumlah warga yang asetnya terdampak berjumlah 14; (2) Fungsi dari bagian atau keseluruhan bangunan yang terdampak adalah teras (10 unit), badan bangunan (2 unit) dan warung (2 unit); (3) secara umum bangunan yang terdampak bersifat semi permanen; (4) WTP dan masyarakat umum akan mendapat manfaat dan dampak yang besar adari adanya rencana peningkatan jalan, dermaga mini dan tempat penjemuran rumput laut yang akan dilaksanakan oleh program KOTAKU; (5) Penyediaan tanah tidak menyebabkan adanya warga yang perlu direlokasi; (6) WTP akan memotong sebagian bangunan atau memundurkan bangunan yang terdampak secara mandiri atau dengan bantuan dari pihak kelurahan; dan (7) WTP akan memberi izin dan/atau menghibahkan tanah yang terkena dampak;

38. Berdasarkan hal-hal diatas, skema kebijakan penanganan WTP dari Pemerintah Kota Tarakan adalah: (1) Tidak akan melakukan relokasi terhadap WTP; (2) Tidak ada kompensasi terhadap aset yang terpotong atau dihibahkan; dan (3) Pembongkaran dan/atau pemunduran bangunan terdampak akan dilakukan oleh Warga secara mandiri atau dengan bantuan dari pihak kelurahan;

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

25

BAB IV

PELAKSANAAN PENYEDIAAN TANAH

4.1. Rencana Kerja

39. Untuk melakukan kegiatan penanganan kumuh Kawasan Karang Rejo, Pemerintah Kota Tarakan menyusun Rencana Kerja sebagaimana dalam Lampiran 4.1. Penyediaan tanah merupakan salah satu Rencana Kerja tersebut. Rencana kerja penyediaan tanah meliputi kegiatan: (1) Sosialisasi; (2) Identifikasi warga dan aset terdampak; (3) Penyepakatan Penanganan Warga terdampak; (4) Pelaksanaan Kesepakatan dengan WTP; dan (5) Pembersihan lahan (land clearing);

4.2. Pelaksanaan Rencana kerja

40. Pelaksanaan kegiatan (1) Sosialisasi; (2) Identifikasi warga dan aset terdampak; (3) (4) Penyepakatan Penanganan Warga terdampak dilakukan sebagai rangkaian kegiatan Kebijakan Penyediaan Tanah sebelum adanya Skema Kebijakan Penanganan WTP. Pelaksanaan kegiatan tersebut adalah seperti diuraikan dalam Bab III;

41. Pelaksanaan Kesepakatan dengan WTP mengacu skema kebijakan penanganan WTP. Sesuai skema kebijakan tersebut, tidak pelaksanaan relokasi dan pembayaran kompensasi untuk WTP.

42. Pembersihan Lahan (Land Clearing). Pelaksanaan Pembongkaran dan/atau pemunduran bangunan terdampak dilakukan oleh warga secara mandiri. Pelaksanaan didahului dengan pemberitahuan dari Pemerintah Kota kepada warga terdampak. Pemberitahuan jadwal pembongkaran/pemunduran bangunan kepada warga terdampak dengan surat tertanggal …………….. sebagaimana dalam Lampiran 4.2.

43. Pelaksanaan Pembongkaran dan/atau pemunduran bangunan terdampak dilakukan oleh warga secara mandiri pada mulai pada tanggal ………… sampai dengan ……………. Foto dokumentasi dari pembongkaran dan hasil pembongkaran adalah sebagaimana dalam Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

26

BAB V

PENGELOLAAN INFORMASI MASYARAKAT

5.1. PEMANTAUAN SELAMA PROSES KEGIATAN

44. Monitoring dilakukan Pokja PKP di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tarakan, Balai Prasarana Permukiman Wilayah/Satker PKP Provinsi Kalimantan Utara Barat, dan Tim Pendamping KOTAKU, baik dari tim KMW maupun tim Kordinator Kota. Monitoring dilakukan secara berkala dan disampaikan dalam bentuk laporan pemantauan untuk dievaluasi yang disampaikan dalam bentuk laporan mingguan, laporan bulanan, dan laporan akhir.

45. Pemerintah Kota melalui Pokja Kota Tarakan didukung Tim Kordinator Kota dan TimFasilitator akan melakukan monitoring sebagai berikut: (1) Penyebaran informasi tentangpotensi dampak Kegiatan Proyek untuk WTP; (2) Konsultasi selama persiapan danpelaksanaan; (3) Konsultasi selama persiapan dan pelaksanaan pengadaan tanah dan skema untuk mendapatkan tanah (hibah, izin pakai, dan lain-lain), serta langkah-langkah pelaksanaan; dan (4) Pelaporan hasil pemantauan kepada Walikota.

46. Balai Sarana Permukiman Wilayah Provinsi Kalimantan Utara didukung Tim KMW akan melakukan monitoring kegiatan di skala kawasan yang dilaksanakan Pemerintah Kota Tarakan, dan menyampaikan laporan berkala kepada Satker PKPBM Ditjen Cipta Karya dengan tembusan KMP.

5.2. PELAPORAN

47. Monitoring pelaksanaan kegiatan rencana kerja penataan Kawasan dilaporkan kepada Walikota Tarakan dan dibuka kepada para pihak terkait. Substansi laporan mencakup komponen pengelolaan lingkungan dan sosial sebagai berikut: (1) Format Data Umum untuk menilai kondisi WTP; (2) Peta, yang berisi informasi tentang lokasi, jumlah, dan identifikasi WTP yang berpotensi terkena dampak; (3) Formulir Rencana Kegiatan, yang akan ditambahkan dengan instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial; (4) Formulir Pemantauan Kesesuaian Program dan Formulir Pelaksanaan Proyek, yang akan ditambahkan dengan laporan pemantauan dan pelaksanaan RPL sesuai dengan format yang ada atau dengan diubah seperlunya; dan (5) Formulir Laporan akhir, mencakup kegiatan-kegiatan seperti yang direkomendasikan oleh RPL dengan kerangka waktu untuk penyelesaian dan anggaran.

5.3. PENANGANAN INFORMASI MASYARAKAT

48. Penataan Kawasan membuka saluran informasi untuk untuk dapat diakses publik danmemberikan mekanisme penanganan keluhan untuk WTP dan masyarakat luas. Penanganan keluhan akan dikoordinasikan dengan Bappeda Kota melalui Unit Pengelolaan Informasi Masyarakat (PIM) yang telah ada di Program KOTAKU.

RENCANA PENYIAPAN LAHAN (RPL KEGIATAN SKALA KAWASAN KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT

27

Jenis pengaduan atau keluhan yang dikelola oleh unit di program Kotaku tidak terbatas hanya pada hal-hal yang terkait pada penanganan masalah lingkungan dan sosial, namun dapat juga untuk isu-isu lain yang terkait dengan kegiatan penataan kawasan. Pengelolaan keluhan atau pengaduan dari masyarakat dan lainnya diatur tersendiri dalam mekanisme dan prosedur PIM Progam Kotaku.

49. Media penyampaian dan proses penanganan pengaduan masyarakat melalui berbagai cara, antara lain dapat melalui kotak pengaduan, saluran telepon, SMS, dan termasuk cara yang biasa dipakai di lingkungan masyarakat di Kawasan Karang Rejo. Keluhan ataupengaduan yang masuk disampaikan kepada ketua Bappeda untuk ditindaklanjuti oleh Dinas/OPD terkait atau para pihak terkait. Penyelesaian keluhan atau pengaduan akandipublikasikan kepada masyarakat melalui papan informasi yang di kantor kelurahanatau papan informasi yang ditempatkan di lokasi strategis;

50. Dalam hal Provinsi dan Kota telah memiliki sistem pengaduan atau penanganan keluhan yang ditangani oleh instansi selain Bappeda, maka instansi inilah yang bertanggungjawab untuk menampung, mengkoordinasikan tindak lanjutnya dan mendokumentasikan serta mengumumkan pengaduan atau keluhan serta tindaklanjutnya kepada masyarakat luas. Dalam situasi ini, Bappeda memastikan bahwa dokumentasi pengaduan atau keluhan serta tindak lanjutnya menjadi bagian dari Laporan Triwulanan dan Laporan Akhir Monitoring dan Evaluasi RPL/Rencana Penataan Kawasan Karang Rejo ini.