web viewstruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan...

18
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ALGORITMA PEMROGRAMAN MODUL 2 PENYELEKSIAN KONDISI Disusun Oleh : TGL. PRAKTIKUM : 22 Maret 2011 NAMA : Gerry Kuswanto NRP : 090411100034 KELOMPOK : I TELAH DISETUJUI TANGGAL : ........../............/ 2011 ASISTEN DOSEN Andi Solihin

Upload: tranlien

Post on 30-Jan-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

LAPORAN RESMIPRAKTIKUM ALGORITMA PEMROGRAMAN

MODUL 2PENYELEKSIAN KONDISI

Disusun Oleh :

LABORATORIUM PEMROGRAMANJURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2011

TGL. PRAKTIKUM : 22 Maret 2011NAMA : Gerry KuswantoNRP : 090411100034KELOMPOK : IDOSEN : Kurniawan Dwi Hermanto, S.Kom.

TELAH DISETUJUI TANGGAL : ........../............/2011

ASISTEN DOSEN

Andi SolihinNRP. 090411100011

Page 2: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebuah persoalan harus kita analisis untuk menentukan kasus-kasus yang mungkin terdapat

dalamnya. Untuk setiap kasus ada aksi tertentu yang dilakukan. Adanya analisis kasus menyebabkan

terjadinya pemilihan instruksi (percabangan) didalam algoritma, bergantung pada kasus mana yang

dipenuhi. Jadi suatu aksi hanya dikerjakan apabila persyaratan atau kondisi tertentu terpenuhi.

Sedangkan, macam –macam kasus sendiri ada beberapa macam yaitu.

Penyeleksian Satu Kasus

Pada penyeleksiansatu kasus, menggunakan konstruksi if-then

Penyeleksian dua Kasus

Pada penyeleksian satu kasus, menggunakan konstruksi if-then-Else

Penyeleksian Tiga Kasus/lebih

Pada penyeleksian satu kasus, menggunakan konstruksi if-then-Else bertingkat-tingkat

Struktur Case

Struktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan

bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur if-then-Else yang memiliki bentuk

bertingkat-tingkat.

1.2 TUJUAN

Praktikan dapat memahami tentang Penyeleksian Kondisi.

Praktikan dapat membuat program dalam bahasa C dengan aturan penyeleksian kondisi untuk

menyelesaikan permasalahan

Page 3: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

if(kondisi)

{ Aksi }salah

benar

BAB II

PEMBAHASAN

Pada umumnya satu permasalahan yang komplek memerlukan suatu penyelesaian kondisi.

Dengan menyeleksi suatu kondisi, maka selanjutnya dapat ditentukan tindakan apa yang harus

dilakukan, tergantung pada hasil kondisi penyeleksian. Jadi suatu aksi hanya dikerjakan apabila

persyaratan atau kondisi tertentu terpenuhi.

a. Penyeleksian Satu Kasus :

Pada penyeleksian satu kasus, kondisi akan diseleksi oleh statemen if , dengan pengkondisian

dimasukkan kedalam "( kondisi )" setelah deklarasi if. Bila kondisi bernilai benar (true), maka

aksi didalam tanda kurung kurawal {} akan diproses. Bila kondisi bernilai salah (false), maka

tidak ada aksi yang akan dikerjakan. Tanda kurung kurawal {}, berfungsi untuk memasukkan

aksi yang harus dilakukan.

Gambar diagram alir penyelesaian satu kasus untuk struktur IF satu kasus ditunjukkan dalam

Gambar 2.1 dan struktur penulisan dalam bahasa C dapat dilihat dari Gambar 2.2.

Gambar 2.1. Diagram Alir Struktur Penyeleksian Satu Kasus

if (kondisi) { aksi}

Gambar 2.2. Struktur Bahasa C Untuk Penyeleksian Satu Kasus

Page 4: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

if(kondisi)

salah

benar

else

{aksi2}

{aksi1}

b. Penyeleksian Dua Kasus, menggunakan struktur IF-ELSE:

Dalam struktur IF-ELSE, aksi1 akan dilaksanakan jika kondisi bernilai benar (true), dan jika

kondisi bernilai salah (false) maka aksi2 yang akan dilaksanakan. Statemen else menyatakan

ingkaran (negation) dari kondisi.

Gambar diagram alir penyelesaian dua kasus untuk struktur IF-ELSE ditunjukkan dalam

Gambar 2.3 dan struktur penulisan dalam bahasa C dapat dilihat dari Gambar 2.4.

Gambar 2.3. Diagram Alir Struktur IF-ELSE

if (kondisi){ aksi1 }

else { aksi2 }

Gambar 2.4. Struktur Bahasa C Untuk Penyeleksian Dua Kasus (IF-ELSE)

Page 5: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

c. Penyeleksian Tiga Kasus atau Lebih (Penyeleksian Tersarang)

Untuk penyeleksian tiga kasus atau lebih juga menggunakan struktur IF-ELSE IF-ELSE

sebagaimana halnya permasalahan dua kasus.

Gambar diagram alir penyelesaian tiga kasus untuk struktur IF-ELSE IF-ELSE ditunjukkan

dalam Gambar 2.5 dan struktur penulisan dalam bahasa C dapat dilihat dari Gambar 2.6.

Gambar 2.5. Diagram alir dari struktur tiga kasus IF-ELSE IF-ELSE (tersarang)

if (kondisi1){ aksi1 }

else if (kondisi2){ aksi2 } ....... ....... else { aksi3 }

Gambar 2.6. Struktur Bahasa C untuk Penyeleksian Tiga Kasus IF-ELSE IF-ELSE (tersarang)

Page 6: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

d.Struktur CASE.

Struktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan

bentuknya adalah lebih sederhana daripada struktur IF -ELSE yang memiliki bentuk bertingkat-

tingkat. Gambar 2.7 memperlihatkan Struktur CASE.

switch (nama){ case kondisi1 : aksi1

break; case kondisi2 : aksi2break;

case kondisi2 : aksi2break;

... ...

case kondisiN : aksiN

break; default : .....break;

}Gambar 2.7. Struktur Bahasa C Untuk Seleksi CASE

Kondisi1, kondisi2, … kondisiN dapat bernilai benar atau salah. Tiap kondisi diperiksa nilai

kebenarannya mulai dari kondisi pertama sampai ditemukan kondisi yang benar. Jika kondisi

ke-k benar, maka aksi ke-k dilaksanakan, selanjutnya keluar dari struktur CASE. Aksi yang

dipasangkan dengan kondisi ke-k dapat lebih dari satu, karena itu ia berupa runtunan. Jika

tidak ada satupun kondisi yang benar, maka aksi sesudah otherwise (optional) dikerjakan.

Page 7: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

BAB IV

IMPELEMENTASI + TUGAS TAMBAHAN

Pada saat praktikum, kerjakan tugas-tugas berikut ini:

1. Buat program untuk prepraktikum 2!

/*program bilangan terbesar*/

#include<stdio.h>

main()

{

int a,b,c;

printf("Masukkan bikangan pertama: ");scanf("%d",&a);

printf("Masukkan bikangan pertama: ");scanf("%d",&b);

printf("Masukkan bikangan pertama: ");scanf("%d",&c);

if((a>b)&&(b>c))

{

printf("Bilangan yang terbesar %d",a);

}

else

if((a>c)&&(c>b))

{

printf("Bilangan yang terbesar %d",a);

}

else

if((b>c)&&(c>a))

{

printf("Bilangan yang terbesar %d",b);

}

else

if((b>a)&&(a>c))

{

printf("Bilangan yang terbesar %d",b);

}

else

if((c>a)&&(a>b))

Page 8: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

{

printf("Bilangan yang terbesar %d",c);

}

else

if((c>b)&&(b>a))

{

printf("Bilangan yang terbesar %d",c);

}

return 0;

}

Hasil runningnya seperti dibawah ini:

2. Buat program untuk prepraktikum 3!

/*program konversi angka menjadi hari*/

#include<stdio.h>

main()

{

int angka;

printf("Masukkan Angka yang menunjukkan hari:");scanf("%d",&angka);

switch(angka) {

case 1:printf("Hari yang anda pilih: senin");break;

case 2:printf("Hari yang anda pilih: selasa");break;

case 3:printf("Hari yang anda pilih: Rabu");break;

case 4:printf("Hari yang anda pilih: Kamis");break;

case 5:printf("Hari yang anda pilih: jum'at");break;

case 6:printf("Hari yang anda pilih: sabtu");break;

case 7:printf("Hari yang anda pilih: minggu");break;

default:printf("angka tidak dikenal");break; }

return 0;

}

Page 9: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

Hasil Runningnya:

3. Tugas tambahan (ditentukan oleh asisten praktikum)!

Membuat program Hitung

Pembahasan.

/*Program Hitung */

#include<stdio.h>

main()

{

int p,l;

int Luas,Keliling;

int pp;

printf("Program Persegi Panjang\n");

printf("1. Luas Persegi Panjang\n");

printf("2. Keliling Persegi Panjang\n");

printf("3. mencari nilai p..?\n");

printf("4. Keluar Program Persegi Panjang\n");

printf("Masukkan no (1/2/3/4): \n");scanf("%d",&pp);

switch(pp){

case 1: printf("Masukkan Nilai Panjang: "); scanf("%d", &p);

printf("Masukkan Nilai lebar : "); scanf("%d", &l);

if (p==l) {

Page 10: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

Luas = p*l;

printf("Luas persegi adalah:%d",Luas); }

else{

Luas = p*l ;

printf("luas Persegi Panjang adalah: %d ", Luas);}

break;

case 2: printf("Masukkan Nilai Panjang: "); scanf("%d", &p);

printf("Masukkan Nilai lebar : "); scanf("%d", &l);

Keliling= 2*(p+l);

printf("Keliling Persegi Panjang adalah: %d",Keliling);

break;

case 3: printf ("Masukkan nilai Luas : ");scanf("%d",&Luas);

printf ("Masukkan Nilai lebar: ");scanf("%d",&l);

printf ("Tentukan Nilai panjang.....?\n");

printf ("p= Luas / l\n");

printf ("p= %d / %d\n",Luas,l);

p = Luas /l;

printf ("maka p adalah: %d",p);

break;

case 4: printf("Terima kasih telah menggunakan program ini");

break;

default:printf ("maaf no. yang anda masukkan salah");}

return 0;

}

Hasil Runningnya dibawah ini

Page 11: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

BAB IVTUGAS AKHIR

Buatlah algoritma dan terjemahkan dalam Bahasa C untuk mengurutkan tiga buah

bilangan bulat (dari yang terkecil ke yang terbesar) yang dimasukkan melalui piranti

masukan! (Asumsi: ketiga bilangan yang dimasukkan adalah bilangan yang berbeda)

Contoh:

Masukkan bilangan pertama : 9

Masukkan bilangan kedua : 1

Masukkan bilangan ketiga : -7

Urutan bilangan: -7 1 9

Pembahasan:

Algoritma urut_angka

Deklarasi

a,b,c : integer

deskripsi

write (‘masukkan bilangan pertama:’ )

read(a)

write (‘masukkan bilangan kedua: ‘)

read(b)

write (‘masukkan bilangan ketiga: ‘)

read(c)

if (a<b) and (a<c) and (b<c)

write (a, b,c)

else

if (a<c) and (a<b) and (c<b)

write (a, c,b)

else

if (b<a) and (b<c) and (a<c)

write (b, a,c)

else

if (b<c) and (b<a) and (c<a)

write (b, c,a)

Page 12: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

else

if (c<a) and (c<b) and (a<b)

write (c, a,b)

else

if (c<b) and (c<a) and (b<a)

write (c, b,a)

/*program mengurutkan bilangan*/

#include<stdio.h>

main()

{

int a,b,c;

printf("Masukkan bikangan pertama: ");scanf("%d",&a);

printf("Masukkan bikangan pertama: ");scanf("%d",&b);

printf("Masukkan bikangan pertama: ");scanf("%d",&c);

if ((a<b)&& (a<c) && (b<c) )

{

printf ("urutan Bilangan: %d,%d,%d",a, b,c);

}

else

if ((a<c)&&(a<b)&&(c<b)) {

printf ("urutan bilangan: %d,%d,%d",a, c,b); }

else

if ((b<a)&&(b<c)&&(a<c)) {

printf ("urutan bilangan: %d,%d,%d",b, a,c); }

else

if ((b<c)&&(b<a)&&(c<a)) {

printf ("urutan bilangan: %d,%d,%d",b, c,a); }

else

if ((c<a)&&(c<b)&&(a<b)) {

printf ("urutan bilangan: %d,%d,%d",c, a,b);}

else

if ((c<b)&&(c<a)&&(b<a)) {

printf("urutan bilangan: %d,%d,%d",c, b,a); }

Page 13: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

return 0;

}

Hasil Running program :

Page 14: Web viewStruktur ini dapat digunakan untuk menganalisa penyeleksian dua kasus atau lebih dan bentuknya adalah lebih sederhana dari pada struktur . if-then-Else

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pada umumnya satu permasalahan yang kompleks memerlukan suatu penyelesaian

kondisi. Dengan menyeleksi suatu kondisi, maka selanjutnya dapat ditentukan tindakan apa

yang harus dilakukan, tergantung pada hasil kondisi penyeleksian. Jadi suatu aksi hanya

dikerjakan apabila persyaratan atau kondisi dapat terpenuhi, beberapa macam penyeleksian

kondisi:

Penyeleksian satu Kasus

Penyeleksian Dua Kasus

Penyeleksian Tiga Kasus/ lebih

Struktur Case

6.2 Saran

Terimah Kasih atas ilmu yang disalurkan, kalau bisa buat suasana praktikan seenak

mungkin.