informasi hilal saat matahari terbenam...

8
1 INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 5 OKTOBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya adalah penentuan awal bulan Hijriah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Dzulhijjah, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang salah satu tupoksinya adalah pelayanan data tanda waktu tentu sangat berkepentingan dalam penentuan awal bulan Hijriah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari Terbenam, Sabtu, 5 Oktober 2013 M: Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1434 H sebagai berikut. 1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Peristiwa ini akan kembali terjadi pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013 M, pukul 00 : 35 UT atau pukul 07 : 35 WIB atau pukul 08 : 35 WITA 09 : 35 WIT, yaitu ketika nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 191,942 o . Pada saat konjungsi tersebut, jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) adalah 2,288 o . Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,528 o . Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 12 jam 58 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon- teramati. Keadaan ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter Matahari, efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl). Dalam perhitungan standar penentuan waktu terbenam Matahari, semi diameter Matahari dianggap 16’, efek refraksi atmosfer dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl (Seidelmann, 1992). Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 5 Oktober 2013 paling awal terjadi pada pukul 17 : 31 WIT di Jayapura dan paling akhir terjadi pada pukul 18 : 28 WIB di Sabang. Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 5 Oktober 2013 di wilayah Indonesia. Dengan demikian, secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di wilayah Indonesia adalah setelah Matahari terbenam tanggal 5 Oktober 2013.

Upload: duongthien

Post on 19-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 5 OKTOBER 2013 M

PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H

Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam

mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya

adalah penentuan awal bulan Hijriah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi.

Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal

tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Dzulhijjah, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang

salah satu tupoksinya adalah pelayanan data tanda waktu tentu sangat berkepentingan dalam

penentuan awal bulan Hijriah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari

Terbenam, Sabtu, 5 Oktober 2013 M: Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1434 H sebagai berikut.

1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari

Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan

sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Peristiwa

ini akan kembali terjadi pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013 M, pukul 00 : 35 UT atau pukul 07 : 35

WIB atau pukul 08 : 35 WITA 09 : 35 WIT, yaitu ketika nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan

tepat sama 191,942o. Pada saat konjungsi tersebut, jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) adalah

2,288o. Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan Matahari pada saat

tersebut, yaitu 0,528o. Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga

konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 12 jam 58 menit.

Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-

teramati. Keadaan ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter

Matahari, efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl).

Dalam perhitungan standar penentuan waktu terbenam Matahari, semi diameter Matahari dianggap

16’, efek refraksi atmosfer dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl (Seidelmann,

1992). Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 5 Oktober 2013

paling awal terjadi pada pukul 17 : 31 WIT di Jayapura dan paling akhir terjadi pada pukul 18 : 28

WIB di Sabang.

Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa

konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 5 Oktober 2013 di wilayah Indonesia. Dengan

demikian, secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di wilayah Indonesia adalah setelah

Matahari terbenam tanggal 5 Oktober 2013.

2

2. Data Hilal dan Matahari untuk Beberapa Kota di Indonesia

Pada Tabel tentang “Data Hilal dan Matahari saat Matahari Terbenam, Sabtu, 5 Oktober 2013

M: Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1434 H”, ditampilkan informasi astronomis Hilal dan Matahari

untuk beberapa kota di Indonesia saat Matahari terbenam tanggal 5 Oktober 2013 M. Informasi ini

adalah informasi dasar penentu awal bulan Dzulhijjah 1434 H. Pada tabel tersebut, sebagaimana

penentuan waktu terbenam Matahari, waktu terbenam Bulan dinyatakan saat bagian atas piringan

Bulan tepat di horizon-teramati. Dalam perhitungan standar waktu terbenam Bulan, efek refraksi

atmosfer dianggap 34’, elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl dan semi diameter Bulan adalah

nilainya pada saat tersebut (Seidelmann, 1992).

Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North) menyusuri

bidang horizon ke arah Timur dan seterusnya hingga ke posisi proyeksi benda langit di bidang

horizon. Benda langit yang dimaksud adalah Bulan atau Matahari. Tinggi Hilal dinyatakan sebagai

ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-teramati dengan elevasi pengamat dianggap 0 meter

dpl dan efek refraksi atmosfer standar telah diikutsertakan dalam perhitungan. Elongasi adalah jarak

sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari untuk pengamat dengan elevasi

dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi diabaikan.

Sementara FI Bulan adalah fraksi illuminasi Bulan, yaitu persentase perbandingan antara luas

piringan Bulan yang tercahayai oleh Matahari dan menghadap ke pengamat di permukaan Bumi

dengan luas seluruh piringan Bulan. Dari tabel tersebut di atas dapat juga diperoleh informasi umur

Bulan dan lag. Umur Bulan adalah selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya

konjungsi. Adapun lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari.

Dalam perhitungan tinggi Bulan, efek tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dapat

diikutsertakan dengan menggunakan persamaan (1) berikut, yaitu

daa 0 , (1)

dengan a adalah tinggi Bulan dari horizon-teramati dengan memperhitungkan efek tinggi lokasi

pengamat dan ao adalah tinggi Bulan dari horizon-teramati tanpa efek tinggi lokasi pengamat.

Adapun d pada persamaan (1) di atas adalah efek kerendahan horizon (dip) yang dinyatakan oleh1)

hd 02917,0 , (2)

dengan h adalah tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dalam satuan meter.

Sebagai contoh untuk perhitungan di atas adalah ketinggian Bulan pada 5 Oktober 2013 untuk

pengamat di Pelabuhan Ratu dengan elevasi 52,685 meter dpl. Berdasarkan “Data Hilal dan

Matahari saat Matahari Terbenam, Sabtu, 5 Oktober 2013 M: Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1434

H” untuk lokasi Pelabuhan Ratu, diperoleh ao adalah 3,0559o. Berdasarkan persamaan (2) di atas,

nilai d adalah 0,2117o. Setelah hasil ini diterapkan pada persamaan (1) di atas, diperoleh nilai a

adalah 3,2676o. Dengan demikian, setelah memperhitungkan elevasinya, tinggi Bulan di Pelabuhan

Ratu dari horizon-teramati saat Matahari terbenam tanggal 5 Oktober 2013 adalah 3o 16,05’.

Prosedur yang sama dapat dilakukan untuk lokasi lainnya.

3

3. Peta Ketinggian Hilal

Gambar 1. Peta ketinggian Hilal tanggal 5 Oktober 2013 untuk pengamat antara 60o LU s.d. 60

o LS.

Pada Gambar 1 ditampilkan peta ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60o LU sampai

dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada

tanggal 5 Oktober 2013. Pada Gambar 1 tersebut ditampilkan pula ketinggian Hilal untuk pengamat

yang berada di Indonesia. Adapun peta ketinggian Hilal saat Matahari terbenam di Indonesia pada

tanggal 5 Oktober 2013 lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Pada kedua gambar tersebut, tinggi

Hilal dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-teramati dengan elevasi

pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer standar telah diikutsertakan dalam

perhitungan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, pada daerah dengan ketinggian Hilal kurang dari

0o, Hilal mustahil akan teramati karena saat Matahari terbenam, Hilal sudah di bawah horizon.

Sebagaimana terlihat pada Gambar 2, ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 5

Oktober 2013 berkisar antara 1,68o sampai dengan 3,11

o.

Gambar 2. Peta ketinggian Hilal tanggal 5 Oktober 2013 untuk pengamat di Indonesia

4

4. Peta Elongasi

Pada Gambar 3 ditampilkan peta elongasi untuk pengamat di Indonesia saat matahari terbenam

tanggal 5 Oktober 2013. Elongasi adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan

Matahari untuk pengamat dengan elevasi dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi

diabaikan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3, elongasi saat Matahari terbenam tanggal 5 Oktober

2013 di Indonesia berkisar antara 3,86o sampai dengan 5,31

o.

Gambar 3. Peta Elongasi tanggal 5 Oktober 2013 untuk pengamat di Indonesia

5. Peta Umur Bulan

Pada Gambar 4 ditampilkan peta umur Bulan saat Matahari terbenam tanggal 5 Oktober 2013.

Umur Bulan adalah selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya konjungsi.

Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, umur Bulan di Indonesia pada tanggal 5 Oktober 2013

berkisar antara 7,93 jam sampai dengan 10,91 jam.

Gambar 4. Peta Umur Bulan tanggal 5 Oktober 2013 untuk pengamat di Indonesia

5

6. Peta Lag

Pada Gambar 5 ditampilkan peta Lag untuk pengamat di Indonesia pada tanggal 5 Oktober

2013. Lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari. Sebagaimana

terlihat pada gambar tersebut, selisih waktu terbenam Bulan dengan Matahari di Indonesia pada

tanggal 5 Oktober 2013 berkisar antara 9,27 menit sampai dengan 15,62 menit.

Gambar 5. Peta Lag tanggal 5 Oktober 2013 untuk pengamat di Indonesia

7. Peta Fraksi Illuminasi Bulan

Pada Gambar 6 ditampilkan peta Fraksi Illuminasi Bulan untuk pengamat di Indonesia pada

tanggal 5 Oktober 2013. Fraksi Illuminasi Bulan adalah perbandingan antara luas piringan Bulan

yang tercahayai oleh Matahari dan menghadap ke pengamat di permukaan Bumi dengan luas

seluruh piringan Bulan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 6, Fraksi Illuminasi Bulan pada tanggal

5 Oktober 2013 berkisar antara 0,11 % sampai dengan 0,22 %.

Gambar 6. Peta Fraksi Illuminasi Bulan tanggal 5 Oktober 2013 untuk pengamat di Indonesia

6

8. Objek Astronomis Lainnya yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal

Dalam perencanaan rukyat Hilal, perlu diperkirakan juga objek-objek astronomis selain Hilal

dan Matahari yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan kecerlangannya tidak berbeda jauh

dengan Hilal atau lebih lebih cerlang daripada Hilal. Objek astronomis ini bisa berupa planet,

misalnya Venus atau Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek

astronomis lainnya ini berpotensi menjadikan pengamat menganggapnya sebagai Hilal.

Pada tanggal 5 Oktober 2013, dari sejak matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak ada

objek astronomis lainnya dengan jarak sudut kurang dari 5o dari Bulan.

Referensi

Seidelmann P.K. (Ed.) (1992), Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac,

University Science Books, Mill Valley, CA.

Informasi Lanjut

Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG

Gedung Operasional Baru Lantai 3

Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720

Telepon : (021) 4246321 ext. 3309

situs : http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Tanda_Waktu/

surat-e : [email protected]

KONJUNGSI / IJTIMA':SABTU, 5 OKTOBER 2013 M, PUKUL 7 : 35 WIB

o ' o ' j m j m o ' o ' o ' o ' %

1 SABANG 95 21.00 BT 5 54.00 LU 18 : 28 WIB 18 : 42 WIB 265 9.88 260 52.71 2 33.54 5 18.84 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.22

2 BANDA ACEH 95 45.00 BT 5 31.00 LU 18 : 27 WIB 18 : 40 WIB 265 9.76 260 54.55 2 34.50 5 17.87 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.21

3 MEULABOH 96 7.00 BT 4 11.00 LU 18 : 26 WIB 18 : 39 WIB 265 9.18 261 0.01 2 39.60 5 16.34 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.21

4 GUNUNG SITOLI 97 42.30 BT 1 10.00 LU 18 : 20 WIB 18 : 35 WIB 265 7.34 261 12.74 2 49.22 5 11.59 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.21

5 MEDAN 98 40.60 BT 3 33.70 LU 18 : 16 WIB 18 : 29 WIB 265 9.01 261 4.51 2 37.52 5 11.31 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.21

6 SIBOLGA 98 53.70 BT 1 33.10 LU 18 : 16 WIB 18 : 30 WIB 265 7.71 261 12.19 2 45.42 5 9.67 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.20

7 PADANG 100 21.30 BT 0 53.00 LS 18 : 11 WIB 18 : 25 WIB 265 5.73 261 22.21 2 52.34 5 5.57 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.20

8 PEKANBARU 101 26.70 BT 0 27.70 LU 18 : 6 WIB 18 : 20 WIB 265 7.01 261 18.08 2 45.01 5 4.40 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.20

9 JAMBI 103 38.30 BT 1 38.10 LS 17 : 58 WIB 18 : 12 WIB 265 5.19 261 27.06 2 48.97 4 59.21 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.19

10 BENGKULU 102 20.30 BT 3 51.80 LS 18 : 4 WIB 18 : 19 WIB 265 2.59 261 34.11 2 59.75 5 0.31 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.19

11 PALEMBANG 104 42.10 BT 2 54.20 LS 17 : 54 WIB 18 : 8 WIB 265 3.88 261 32.14 2 51.67 4 56.57 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.19

12 BANDAR LAMPUNG 105 14.40 BT 5 14.40 LS 17 : 53 WIB 18 : 8 WIB 265 0.99 261 40.43 2 59.05 4 54.33 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

13 BATAM 104 6.80 BT 1 7.10 LU 17 : 55 WIB 18 : 8 WIB 265 7.72 261 17.68 2 37.39 5 0.01 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.19

14 TANJUNG PINANG 104 31.80 BT 0 55.00 LU 17 : 53 WIB 18 : 7 WIB 265 7.58 261 18.70 2 37.41 4 59.14 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.19

15 RANAI 108 27.00 BT 3 50.00 LU 17 : 37 WIB 17 : 49 WIB 265 9.79 261 11.65 2 18.48 4 54.04 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

16 PANGKAL PINANG 106 8.40 BT 2 8.70 LS 17 : 48 WIB 18 : 2 WIB 265 4.82 261 30.42 2 46.10 4 54.42 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

17 TANJUNG PANDAN 107 45.20 BT 2 45.10 LS 17 : 42 WIB 17 : 56 WIB 265 4.25 261 33.47 2 45.26 4 51.19 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

18 MERAK 106 0.00 BT 5 56.00 LS 17 : 50 WIB 18 : 5 WIB 265 0.07 261 43.14 2 59.98 4 52.60 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

19 PANDEGLANG 106 6.00 BT 6 18.00 LS 17 : 49 WIB 18 : 5 WIB 264 59.55 261 44.41 3 1.05 4 52.23 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

20 SERANG 106 9.00 BT 6 6.00 LS 17 : 49 WIB 18 : 4 WIB 264 59.84 261 43.77 3 0.27 4 52.24 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

21 RANGKAS BITUNG 106 14.00 BT 6 22.00 LS 17 : 49 WIB 18 : 4 WIB 264 59.46 261 44.69 3 1.02 4 51.95 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

23 JAKARTA 106 50.47 BT 6 9.31 LS 17 : 46 WIB 18 : 2 WIB 264 59.80 261 44.29 2 59.10 4 50.97 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

24 PELABUHAN RATU 106 33.46 BT 7 1.74 LS 17 : 48 WIB 18 : 3 WIB 264 58.48 261 47.03 3 3.35 4 51.03 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

25 BANDUNG 107 35.00 BT 6 54.00 LS 17 : 44 WIB 17 : 59 WIB 264 58.75 261 47.07 3 0.19 4 49.25 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

26 LEMBANG 107 36.96 BT 6 49.55 LS 17 : 44 WIB 17 : 59 WIB 264 58.86 261 46.85 3 0.60 4 49.23 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

27 SEMARANG 110 22.80 BT 6 59.00 LS 17 : 33 WIB 17 : 47 WIB 264 58.80 261 48.61 2 54.99 4 44.19 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

28 YOGYAKARTA 110 26.00 BT 7 47.00 LS 17 : 33 WIB 17 : 48 WIB 264 57.55 261 51.14 2 57.54 4 43.69 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

29 PANGGUNG REJO 112 13.00 BT 8 20.00 LS 17 : 26 WIB 17 : 41 WIB 264 56.77 261 53.58 2 55.83 4 40.22 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

30 TANJUNG KODOK 112 21.00 BT 6 52.00 LS 17 : 25 WIB 17 : 39 WIB 264 59.10 261 49.15 2 50.76 4 40.73 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

31 NGLIYEP 112 26.00 BT 8 21.00 LS 17 : 25 WIB 17 : 40 WIB 264 56.75 261 53.71 2 55.46 4 39.83 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

32 PRAPAT,BAWEAN 112 35.00 BT 5 48.00 LS 17 : 23 WIB 17 : 38 WIB 265 0.68 261 45.97 2 46.71 4 40.88 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

33 SURABAYA 112 47.10 BT 7 23.00 LS 17 : 23 WIB 17 : 38 WIB 264 58.34 261 50.93 2 51.62 4 39.69 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

34 PASIBAN 113 20.00 BT 8 20.00 LS 17 : 21 WIB 17 : 36 WIB 264 56.84 261 54.03 2 53.64 4 38.23 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

35 AMBAT,PAMEKASAN 113 25.00 BT 7 13.00 LS 17 : 21 WIB 17 : 35 WIB 264 58.64 261 50.70 2 49.83 4 38.65 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

36 TERANGULASI 114 22.00 BT 8 40.00 LS 17 : 17 WIB 17 : 32 WIB 264 56.35 261 55.43 2 52.68 4 36.23 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

37 PONTIANAK 109 24.50 BT 0 8.60 LS 17 : 34 WIB 17 : 47 WIB 265 7.00 261 25.82 2 32.36 4 49.79 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.18

38 SINTANG 111 28.60 BT 0 3.90 LS 17 : 26 WIB 17 : 39 WIB 265 7.20 261 27.01 2 28.18 4 46.19 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

NO NAMA LOKASIPOSISI LOKASI WAKTU TERBENAM

LINTANG MATAHARI BULAN

TINGGI POSISI BULAN RELATIF

TERHADAP MATAHARI (ELONGASI)MATAHARI BULANBUJUR

DATA HILAL DAN MATAHARI PADA SAAT MATAHARI TERBENAM

SABTU, 5 OKTOBER 2013 M

PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H

AZIMUTH FI

BULANBULAN

39 PANGKALAN BUN 111 43.00 BT 2 41.00 LS 17 : 26 WIB 17 : 39 WIB 265 4.58 261 35.65 2 37.43 4 44.18 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

40 PALANGKA RAYA 113 56.60 BT 2 13.60 LS 17 : 17 WIB 17 : 30 WIB 265 5.23 261 35.57 2 31.53 4 40.52 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

41 MUARATEWE 114 42.00 BT 0 39.00 LS 17 : 13 WIB 17 : 26 WIB 265 6.87 261 31.11 2 24.32 4 40.16 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.17

42 BANJARMASIN 114 45.20 BT 3 26.30 LS 18 : 14 WITA 18 : 27 WITA 265 3.90 261 39.83 2 34.33 4 38.38 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

43 TENGGARONG 116 59.92 BT 0 26.59 LS 18 : 4 WITA 18 : 16 WITA 265 7.21 261 32.03 2 19.24 4 36.29 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

44 SAMARINDA 117 8.00 BT 0 26.00 LS 18 : 3 WITA 18 : 15 WITA 265 7.23 261 32.10 2 18.95 4 36.06 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

45 TANJUNG REDEP 117 32.00 BT 2 15.00 LU 18 : 1 WITA 18 : 12 WITA 265 9.40 261 24.14 2 8.12 4 37.12 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

46 TARAKAN 117 34.10 BT 3 19.70 LU 18 : 0 WITA 18 : 11 WITA 265 10.09 261 20.83 2 3.89 4 37.79 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

47 JEMBRANA 114 35.00 BT 8 23.00 LS 18 : 16 WITA 18 : 31 WITA 264 56.84 261 54.68 2 51.34 4 35.98 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

48 TABANAN 115 2.00 BT 8 29.00 LS 18 : 15 WITA 18 : 29 WITA 264 56.70 261 55.16 2 50.78 4 35.13 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

49 BULELENG 115 5.00 BT 8 8.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 29 WITA 264 57.28 261 54.15 2 49.56 4 35.22 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

50 DENPASAR 115 10.20 BT 8 40.70 LS 18 : 14 WITA 18 : 29 WITA 264 56.38 261 55.78 2 51.14 4 34.79 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

51 BADUNG 115 13.00 BT 8 37.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 28 WITA 264 56.49 261 55.62 2 50.85 4 34.74 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

52 GIANYAR 115 20.00 BT 8 31.00 LS 18 : 13 WITA 18 : 28 WITA 264 56.66 261 55.37 2 50.30 4 34.59 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

53 BANGLI 115 22.00 BT 8 27.00 LS 18 : 13 WITA 18 : 28 WITA 264 56.78 261 55.19 2 50.02 4 34.56 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

54 KLUNGKUNG 115 25.00 BT 8 32.00 LS 18 : 13 WITA 18 : 28 WITA 264 56.64 261 55.46 2 50.19 4 34.43 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

55 KARANGASEM 115 31.00 BT 8 26.00 LS 18 : 13 WITA 18 : 27 WITA 264 56.81 261 55.20 2 49.67 4 34.30 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

56 MATARAM 116 6.10 BT 8 33.70 LS 18 : 10 WITA 18 : 25 WITA 264 56.64 261 55.81 2 48.94 4 33.20 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

57 SUMBAWA BESAR 117 25.00 BT 8 26.00 LS 18 : 5 WITA 18 : 19 WITA 264 56.94 261 55.97 2 45.95 4 30.95 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

58 BIMA 118 41.50 BT 8 32.60 LS 18 : 0 WITA 18 : 14 WITA 264 56.84 261 56.79 2 43.81 4 28.65 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

59 WAINGAPU 120 18.10 BT 9 40.20 LS 17 : 54 WITA 18 : 8 WITA 264 54.98 262 0.48 2 44.17 4 25.25 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

60 KUPANG 123 39.80 BT 10 10.60 LS 17 : 41 WITA 17 : 54 WITA 264 54.28 262 2.98 2 39.11 4 19.13 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.14

61 KOTAMOBAGU 124 22.00 BT 0 45.00 LU 17 : 34 WITA 17 : 45 WITA 265 8.72 261 33.73 2 1.17 4 24.42 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

62 MANADO 124 55.50 BT 1 32.80 LU 17 : 32 WITA 17 : 42 WITA 265 9.38 261 31.89 1 57.23 4 24.02 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

63 TONDANO 124 56.00 BT 1 18.00 LU 17 : 32 WITA 17 : 42 WITA 265 9.19 261 32.59 1 58.12 4 23.84 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

64 BITUNG 125 13.00 BT 1 26.00 LU 17 : 30 WITA 17 : 41 WITA 265 9.31 261 32.43 1 57.11 4 23.45 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

65 TAHUNA 125 32.00 BT 3 10.00 LU 17 : 29 WITA 17 : 38 WITA 265 10.51 261 27.79 1 50.10 4 24.13 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

66 MIANGAS 125 35.00 BT 5 33.00 LU 17 : 28 WITA 17 : 37 WITA 265 11.69 261 21.06 1 40.95 4 25.76 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

67 KENDARI 122 24.80 BT 4 5.10 LS 17 : 43 WITA 17 : 56 WITA 265 3.60 261 46.09 2 21.94 4 24.67 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

68 LUWUK 122 46.20 BT 1 2.40 LS 17 : 41 WITA 17 : 52 WITA 265 7.01 261 37.70 2 10.61 4 25.96 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

69 PALU 119 54.50 BT 0 54.90 LS 17 : 52 WITA 18 : 4 WITA 265 6.95 261 35.43 2 15.52 4 30.95 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

70 TOLI-TOLI 120 47.60 BT 1 7.40 LU 17 : 48 WITA 17 : 59 WITA 265 8.79 261 30.02 2 6.38 4 30.76 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

71 MAJENE 119 0.00 BT 2 30.00 LS 17 : 57 WITA 18 : 9 WITA 265 5.25 261 39.53 2 22.91 4 31.53 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.16

72 MAKASSAR 119 32.90 BT 5 3.50 LS 17 : 55 WITA 18 : 8 WITA 265 2.15 261 47.30 2 30.73 4 29.06 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

73 GORONTALO 122 51.10 BT 0 38.20 LU 17 : 40 WITA 17 : 51 WITA 265 8.53 261 32.95 2 4.38 4 26.92 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.15

74 TERNATE 127 22.90 BT 0 49.80 LU 18 : 22 WIT 18 : 32 WIT 265 8.98 261 35.70 1 55.34 4 19.40 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.14

75 AMBON 128 5.00 BT 3 42.00 LS 18 : 21 WIT 18 : 32 WIT 265 4.44 261 48.25 2 9.86 4 15.24 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.14

76 SAUMLAKI 131 18.00 BT 7 59.00 LS 18 : 9 WIT 18 : 21 WIT 264 58.58 262 0.49 2 17.55 4 7.25 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.13

77 TUAL 132 44.00 BT 5 40.00 LS 18 : 3 WIT 18 : 14 WIT 265 2.17 261 55.65 2 7.50 4 6.23 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.13

78 SORONG 131 17.00 BT 0 54.00 LS 18 : 7 WIT 18 : 17 WIT 265 7.70 261 43.00 1 54.28 4 11.72 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.13

79 FAK FAK 132 14.00 BT 2 56.00 LS 18 : 4 WIT 18 : 14 WIT 265 5.61 261 48.73 1 59.46 4 8.79 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.13

80 MANOKWARI 134 3.00 BT 0 53.00 LS 17 : 56 WIT 18 : 6 WIT 265 7.89 261 44.81 1 49.11 4 7.18 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.13

81 BIAK 136 6.20 BT 1 11.00 LS 17 : 48 WIT 17 : 57 WIT 265 7.73 261 46.91 1 46.35 4 3.62 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.13

82 TIMIKA 136 53.00 BT 4 32.00 LS 17 : 46 WIT 17 : 56 WIT 265 3.96 261 55.17 1 55.98 4 0.10 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.12

83 MERAUKE 140 25.00 BT 8 31.00 LS 17 : 33 WIT 17 : 44 WIT 264 58.29 262 5.37 2 1.64 3 51.85 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.11

84 JAYAPURA 140 31.00 BT 2 34.00 LS 17 : 31 WIT 17 : 40 WIT 265 6.56 261 52.88 1 42.80 3 55.55 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.12