info sehat mei 2010 pencegahan infeksi saluran cerna bagian bawah

6
ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010 PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH Dalam tiga bulan terakhir penyakit infeksi diare dan typhus mendominasi angka kesakitan pada rekapitulasi klaim PT. Asuransi ReLiance Indonesia. Diare dan typhus merupakan infeksi saluran cerna bagian bawah. Saluran cerna bagian bawah meliputi usus kecil (warna oranye), usus besar (warna hijau), hingga anus (warna biru). (Gb-1) Gb-1. Anatomi saluran cerna Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, memiliki dua faktor dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia (Gb-2). Apabila faktor

Upload: rulisakarozi

Post on 19-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bb

TRANSCRIPT

  • ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010

    PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

    Dalam tiga bulan terakhir penyakit infeksi diare dan typhus mendominasi angka

    kesakitan pada rekapitulasi klaim PT. Asuransi ReLiance Indonesia.

    Diare dan typhus merupakan infeksi saluran cerna bagian bawah. Saluran cerna

    bagian bawah meliputi usus kecil (warna oranye), usus besar (warna hijau),

    hingga anus (warna biru). (Gb-1)

    Gb-1. Anatomi saluran cerna

    Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, memiliki

    dua faktor dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor

    ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia (Gb-2). Apabila faktor

  • ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010

    lingkungan tidak sehat serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak

    sehat pula, maka dapat menimbulkan kejadian infeksi saluran cerna bagian

    bawah.

    Gb-2. Interaksi antara lingkungan dan perilaku tidak sehat

    Penyebab infeksi saluran cerna bagian bawah (Gb-3), yaitu : 1. Minum air yang tidak dimasak.

    2. Memakan jajanan yang kurang bersih dengan tangan yang kotor (tidak

    cuci tangan sebelum makan).

    3. Buang air besar di sembarang tempat.

    4. Menggunakan air yang kotor dan tidak sehat untuk keperluan sehari-hari.

    5. Makanan tidak ditutup.

    6. Memakan makanan yang telah dihinggapi lalat.

    7. Makanan dan minuman yang basi atau menggunakan zat pewarna

    berlebihan.

  • ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010

    Gb-3. Penyebab infeksi saluran cerna bagian bawah.

    Hasil penelitian terakhir menunjukkan ,bahwa cara pencegahan yang benar dan

    efektif dapat dilakukan adalah :

    1. Memberikan ASI

    Diare lebih banyak terjadi pada golongan balita (55 %).

    Pemberian ASI secara penuh (eksklusif) pada 6 bulan pertama

    kehidupan, mempunyai daya lindung 4x lebih besar terhadap infeksi

  • ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010

    saluran cerna bagian bawah. Pada bayi yang tidak diberi ASI secara

    penuh, memiliki risiko 30x lebih besar terinfeksi.

    ASI adalah makanan paling baik untuk bayi, komponen zat makanan

    tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna diserap

    secara optimal oleh bayi.

    Pemberian ASI saja , tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa

    menggunakan botol , menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan

    organisme lain yang akan menyebabkan infeksi.

    ASI mempunyai khasiat preventif (pencegahan) secara imunologik

    dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya.

    2. Menggunakan air bersih yang cukup

    Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dantertutup serta

    gunakan gayung khusus untuk mengambil air.

    Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan

    untuk mandi anak-anak.

    Gunakan air minum yang direbus.

    Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan

    cukup.

    3. Mencuci tangan Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama :

    Sesudah buang air besar.

    Sesudah membuang tinja anak.

    Sebelum menyiapkan makanan.

    Sebelum menyuapi makanan anak.

    Sebelum makan.

    Penggunaan produk instant antiseptic tidak lebih baik dari perilaku

    mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

  • ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010

    4. Menyiapkan makanan dan minuman yang bersih dan sehat

    Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah dan

    menyajikan makanan dan minuman serta setelah memegang benda-

    benda yang kotor.

    Alat-alat makan dan alat-alat masak harus selalu bersih serta

    menggunakan kain lap yang bersih.

    Jangan meletakkan makanan dan minuman di sembarang tempat.

    Cucilah sayuran mentah dengan air panas jika digunakan untuk

    lalapan atau dimakan mentah.

    5. Menggunakan jamban

    Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat

    dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

    Bersihkan jamban secara teratur

    Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat

    buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah,

    jalan setapak, dan tempat anak-anak bermain.

    Jamban berjarak 10 meter dari sumber air.

    Hindari buang air besar tanpa alas kaki.

    6. Membuang tinja bayi yang benar

    Kumpulkan segera tinja bayi atau anak kecil dan buang ke jamban

    Bantu anak-anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah

    dijangkau olehnya

    Bila tidak ada jamban plih tempat untuk membuang tinja anak seperti

    didalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun

    Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan nya

    dengan sabun dan air mengalir.

    7. Pemberian imunisasi campak

  • ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010

    Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian imunisasi

    campak juga dapat mencegah diare oleh karena itu beri anak imunisasi

    campak segera setelah berumur 9 bulan.

    Sumber : PUSAT PROMOSI KESEHATAN Departemen Kesehatan Republik Indonesia.