industrial economics
DESCRIPTION
industrial economics televisionTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Industri perkayuan Indonesia berkembang dengan pesat seiring dengan meningkatnya
pengusahaan hutan produksi. Peningkatan industri perkayuan paling besar terjadi terutama
sejak dikenakannya larangan ekspor kayu bulat oleh pemerintah. Peningkatan kapasitas
produksi industri kayu terjadi pada industri kayu gergajian yang kemudian disusul dengan
industri kayu lapis (plywood). Hingga akhir tahun 2014 di Kabupaten Temanggung, Provinsi
Jawa Tengah, industri kayu lapis memiliki jumlah pabrik sekitar 39 unit.
Perkembangan industri kayu lapis memiliki dua ciri penting, yakni: berbasis bahan baku
yang berasal dari hutan sendiri (dalam negeri), dan berorientasi pasar ekspor. Berdasarkan hal
ini maka tidak heran jika produk kayu lapis merupakan tulang punggung penghasil devisa
utama bagi produk kayu Indonesia. Seiring dengan banyaknya persaingan industri kayu lapis
saat ini, bahan mentah sebagai bahan dasar untuk pembuatan kayu lapis harus dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan supaya dapat menghasilkan keuntungan
tinggi pula.
Dalam tulisan ini disajikan hasil kajian mengenai pengaruh bahan mentah sebagai bahan
dasar untuk pembuatan kayu lapis terhadap barang jadi kayu lapis di CV. Putra Makmur
Abadi.
PROFIL PERUSAHAAN
CV. Putra Makmur Abadi merupakan perusahaan kayu lapis yang bergerak dibidang
penggergajian dan pengawetan kayu, rotan serta bambu. Terletak di Jl. Raya Wonosobo Km.
2 DusunCatgawen, DesaCaturanom, KecamatanParakan, KabupatenTemanggung Provinsi
Jawa Tengah. Didirikan pada tanggal 12 Oktober 2004 oleh Bapak H. Rukun Sudarsono.
Pendirian perusahaan kayu lapis ini berdasarkan akte notaris nomor 6 tahun 2004 oleh notaris
Betty Listyowati, SH.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan kayu, produk yang
dihasilkan berupa Albasia Falcata Bare Core. Albasia Falcata adalah nama latin dari kayu
sengon. Bare Core adalah kayu lapis berukuran panjang : 2440 mm; lebar: 1220 mm dan
tebal : 13 mm, yang disusun dengan di lem sehingga berbentuk papan. Keunggulan dari kayu
lapis ini dibandingkan dengan kayu solid adalah dimensinya lebih stabil, tidak mudah
pecah/retak pada pinggirannya jika dipaku, kekuatan tarik tegak lurus serat lebih besar,
tekstur dan serat dapat diseragamkan sehingga corak atau polannya dapat simetris. Adapun
manfaat/kegunaan dari kayu lapis adalah sebagai konstruksi bangunan (penyekat ruang;
1
pintu; jendela; bahan pelapis; dinding; lantai dan plyform), sebagai konstruksi alat-alat
transportasi (pelapis dinding bagian dalam pesawat; atap, lantai dan dinding kereta; body
kendaraan truk dan trailer).
Selain untuk memasok kebutuhan dalam negeri, produk kayu lapis tersebut juga di
ekspor ke berbagai negara terutama ke Amerika, Jepang dan Korea Selatan. Di pasaran
internasional harga kayu lapis sekitar US$310 atau sekitar 3,1 juta rupiah/m³. (kurs $1 =
Rp.10.000,00).
Untuk meningkatkan keyakinan konsumen tentang produk kayu lapis tersebut,
perusahaan melakukan serangkaian proses standarisasi internasional dan memperoleh hasil
sebagai berikut :
1. ISO 9000 dari KEMA Registered Quality
2. Indonesia ISO 14000 dari KEMA Registered
3. CE Mark (Comformity of European) Primary
4. Evaluasi Produk Hasil Hutan dari Kementerian Kehutanan melalui Badan Independen
Indonesia.
PEMBAHASAN
1. Permasalahan
Saat ini permintaan bahan mentah kayu lapis semakin meningkat, seiring dengan
pembangunan khususnya di sektor properti dan infrastruktur jalan yang membutuhkan kayu
lapis sebagai keperluan interior (perumahan/aparteman) dan eksterior (sebagai cetakan
beton).
Perusahaan dapat saja menjual bahan mentah kayu lapis tersebut secara langsung tanpa
melalui proses pengolahan, akan tetapi jika bahan mentah kayu lapis diolah terlebih dahulu
akan menjadi nilai tambah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Penelitian ini dilakukan pada CV. Putra Makmur Abadi dengan kurun waktu 2 tahun.
Berikut adalah data jumlah produksi kayu lapis yang berupa bahan mentah dan barang jadi
selama kurun waktu 2 tahun yaitu Januari 2012 s.d. Desember 2013 :
2
11 NOVEMBER 8889,6520 4195,7356
12 DESEMBER 8242,5820 3721,1755
JUMLAH 95429,6330 46258,0363
8 AGUSTUS 4146,2370 1935,8607
9 SEPTEMBER 9453,0540 4494,8136
10 OKTOBER 8729,9070 4163,4383
5 MEI 7938,5210 3939,3542
6 JUNI 8028,7360 3962,1723
7 JULI 8551,7310 4100,0181
2 FEBRUARI 7180,2550 3575,6973
3 NARET 7691,1220 3872,5501
4 APRIL 8186,9230 4112,3926
JUMLAH PRODUKSI KAYU LAPIS 2013
NO BULANJUMLAH JUMLAH
Bahan mentah (m³) Barang jadi (m³)
1 JANUARI 8390,9130 4184,8280
8547,2170
3831,9590
9070,9150
9891,3990
7395,8020
7648,6570
8684,0400
3883,4023
4130,0213
3743,7993
4292,6409
1871,8098
4345,2379
4774,2424
7
8
9
10
11
JANUARI
FEBRUARI
NARET
APRIL
MEI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
JUNI
NOVEMBER
JUMLAHBarang jadi (m³)
0
0
2119,6275
6
JUMLAH PRODUKSI KAYU LAPIS 2012
NOJUMLAH
Bahan mentah (m³)
0
0
3989,4830
1
2
3
4
5
7195,7780
BULAN
4308,9359
4207,6443
37677,3616JUMLAH
DESEMBER12 8356,6670
74611,9170
Sumber : Bagian Produksi CV. Putra Makmur Abadi
*sebagai catatan : untuk produksi kayu lapis bulan Januari dan Februari 2012, bahan mentah dan barang jadi tidak ada (0) dikarenakan
terjadi musibah kebakaran. Pabrik beroperasi kembali pada bulan Maret 2012.
2. Teori
Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan)dipergunakan
untuk menghasilkan produk (keluaran). Menurut Joesron dan Fathorrozi (2003), produksi
merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa
masukan atau input. Lebih lanjut Putong (2002) mengatakan produksi atau memproduksi
menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatau barang akan bertambah bila
memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah
kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output
dengan biaya yang minimum. Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dapat
menimbulkan tambahan manfaatnya atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini
dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat,
serta kombinasi dari beberapa faedah tersebut di atas. Dengan demikian produksi tidak
3
terbatas pada pembuatan, tetapisampai pada distribusi. Namun komoditi bukan hanya dalam
bentuk output barang, tetapi juga jasa. Menurut Salvatore (2001) produksi adalah merujuk
pada transformasi dari berbagai inputatau sumber daya menjadi outputbeberapa barang atau
jasa.
Kayu lapis adalah kayu yang terbuat dari susunan vinir yaitu kayu yang disayat menjadi
lembaran-lembaran yang kemudian disusun dengan arah serat bersilangan dengan jumlah
vinir ganjil mulai dari 3 (triply/triplek), 5, 7, 9 (multiply/multiplek). Lembaran-lembaran
tersebut biasanya diperoleh dari proses pengupasan kayu log secara rotary. Kayu lapis
memiliki kelebihan yaitu daya tahannya terhadap penyusutan kayu dan ukuran panjang lebar
yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada posisi kualitas yang sama. Kayu lapis
sangat baik untuk memenuhi kebutuhan papan berukuran lebar sehingga kayu lapis memiliki
fungsi khas yang dapat terus dikembangkan dan dikomersilkan.
Berikut penjelasan tentang proses pengolahan produksi kayu lapis :
a. Kaso (bahan baku kayu yang sudah dipotong berlapis-lapis dengan ukuran 130 cm)
dimasukkan kedalam mesin pengering (kiln dry) kurang lebih 5 hari.
b. Setelah kering, kaso dimasukkan kedalam gudang kiln dry untuk selanjutnya dilakukan
proses produksi.
c. Pada mesin jumping saw kaso sepanjang kurang lebih 130cm dipotong menjadi ukuran
30-40 cm.
d. Pada permukaan kaso bagian atas dan bawahnya diserut 0,5 cm menggunakan mesin
Double Planner.
e. Kaso kemudian dibelah menjadi kepingan-kepingan, tiap 1 kaso dibelah menjadi sekitar
5 keping.
f. Kepingan kaso disortir, yang belum sesuai ukuran dimasukka nke proses mulai dari
jumping saw kembali untuk disesuaikan.
g. Kepingan kaso yang sudah sesuai ukuran di tata miring dalam conveyor, dan dipotong
dengan ukuran 2.440 mm.
h. Kemudian kepingan dimasukkan dalam Loyang dan disatukan dengan lem sehingga akan
berbentuk papan. Adapun perbandingannya adalah l m³.
i. Kayu lapis barang jadi membutuhkan 4-5 kg lem kayu.
j. Setelah di lem selanjutnya dimasukkan mesin press dan keluar menjadi ukuran
(2440 x 1220 x 13) mm.
4
k. Kayu lapis barang jadi yang belum sesuai ukuran, atau cacat dalam produknya diperbaiki
dalam unit semperan.
l. Kayu lapis yang sesuai ukuran dan tidak cacat, dimasukkan kedalam gudang dan siap
dijual atau diekspor.
Sumber :BagianPersonalia CV. Putra MakmurAbadi
Kerangka pikir sederhana untuk penelitian ini :
3. Model
Barang jadi = + x bahan mentah
= konstanta
= koefisien bahan mentah
Y = barang jadi ( )
5
Bahan mentah Barang jadi
X= bahan mentah ( )
Y= x X
4. Hipotesis
: Bahan mentah tidak memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
barang jadi
:Bahan mentah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap barang jadi
5. Alat Analisis
Regresi linier sederhana (pengertian)
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
BARANG_JADI 3815,245359 794,6091473 22
BAHAN_MENTAH 7729,161364 1664,8640872 22
Deskriptif gambaran umum :
Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS, dapat diketahui bahwa rata-rata bahan
mentah dari kayu lapis adalah 7729,161364 , dengan standar deviasi 1664,8640872.
Rata-rata barang jadi dari kayu lapis adalah 3815,245359 , dengan standar deviasi
794,6091473
Correlations
BARANG_JADI BAHAN_MENTAH
Pearson CorrelationBARANG_JADI 1,000 ,981
BAHAN_MENTAH ,981 1,000
Sig. (1-tailed)BARANG_JADI . ,000
BAHAN_MENTAH ,000 .
NBARANG_JADI 22 22
BAHAN_MENTAH 22 22
Korelasi :
6
: Bahan mentah tidak memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap
barang jadi.
: Bahan mentah memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap barang jadi.
Dari output diatas dapat diketahui bahwa korelasi antara bahan mentah dengan barang jadi
sebesar 0,981 dengan signifikansi 0,000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan
antara bahan mentah dengan barang jadi sangat erat dan positif. Jika dilihat dari korelasinya
yang hampir mendekati 1.
Interpretasi output regresi linier sederhana :
a. Uji asumsi
Dalam analisis regresi, hal pertama yang harus dilakukan adalah uji asumsi klasik.
1) Asumsi normalitas
Dari histogram dibawah dapat dilihat bahwa plot telah mengikuti bentuk lonceng,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data telah mengikuti distribusi normal.
7
Selain itu dari P-Plot dibawah juga dapat dilihat sudah mengikuti garis diagonal,
sehingga asumsi normalitas terpenuhi.
8
2) Asumsi Homoskedastisitas
Dari scatterplot dibawah dapat dilihat bahwa plot telah menyebar sehingga dapat
disimpulkan bahwa asumsi homoskedestisitas terpenuhi.
3) Asuumsi Non autokorelasi
Dari output dibawah dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson senilai 0,428 telah
memenuhi asumsi non autokorelasi.
Model Durbin-Watson
9
1 ,428
a. Predictors: (Constant), BAHAN_MENTAHb. Dependent Variable: BARANG_JADI
Dari hasil pengujian asumsi diatas diketahui bahwa semua asumsi terpenuhi, berikutnya
akan dilakukan uji signifikansi koefisien regresi.
b. Uji signifikansi koefisien regresi.
: Bahan mentah tidak memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
barang jadi
: Bahan mentah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap barang jadi
Dari hasil pengujian dengan menggunakan uji F (annova) maupun uji T diperoleh nilai
signifikansi 0,000; dengan demikian diterima. Artinya bahan mentah memberikan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap barang jadi dengan tingkat kepercayaan
sebesar 95%.
Untuk konstanta tidak memberikan pengaruh yang signifikan karena nilai signifikansinya
0,243; nilai tersebut diatas 0,05.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 12765661,095 1 12765661,095 517,020 ,000b
Residual 493816,540 20 24690,827
Total 13259477,635 21
a. Dependent Variable: BARANG_JADIb. Predictors: (Constant), BAHAN_MENTAH
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 195,604 162,675 1,202 ,243
BAHAN_MENTAH ,468 ,021 ,981 22,738 ,000
10
a. Dependent Variable: BARANG_JADI
c. Koefisien determinasi (R²)
Dari nilai adjusted R Square sebesar 0,961 dapat diartikan bahwa kontribusi/pengaruh dari
bahan mentah terhadap barang jadi sebesar 96,1% sisanya 3,9% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak masuk dalam model.
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,981a ,963 ,961 157,1331506
a. Predictors: (Constant), BAHAN_MENTAHb. Dependent Variable: BARANG_JADI
d. Model regresi
Y= *X
Y=195,604 + 0,468*X
Dari model regresi diatas dapat diartikan bahwa jika bahan mentah naik 1m³, maka barang
jadi akan meningkat 0,468m³ dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Secara statistik bahan mentah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
barang jadi dengan koefisien 0,468; jika bahan mentah naik 1m³ maka barang jadi akan
meningkat 0,468m³ dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
STRATEGI
11
Terkait dengan strategi perusahaan, dalam memformulasikan suatu strategi dibutuhkan
tiga kerangka dasar yang harus diketahui oleh perusahaan yaitu structure, conduct dan
performance (SCP). Structure (struktur) suatu industri akan menentukan bagaimana conduct
(perilaku) para pelaku industri dan pada akhirnya menentukan performance (kinerja) industri
tersebut.
1. Structure
Dalam structure industri kayu lapis tersebut dapat dilihat bahwa CV. Putra Makmur
Abadi masuk ke dalam pasar persaingan sempurna. Dengan adanya peningkatan jumlah
pesaing maka pangsa pasar berkurang. Strategi yang cocok dilakukan adalah dengan
melakukan :
a. Diferensiasi produk
Pembedaan suatu produk agar pihak konsumen dapat memilih produk sesuai keinginan
tanpa mengubah fisik dan karakter produk, misalnya : kayu lapis super/tanpa cacat
diberi grade A, kayu lapis yang ada cacat diberi grade B.
b. Diversifikasi produk
Dengan menganekaragamkan produk kayu lapis supaya mempunyai nilai/harga yang
lebih tinggi menjadi berbagai produk, misalnya : kayu lapis dijadikan penyekat
ruangan/dinding, lantai kayu dan kitchen set.
2. Conduct
Merupakan cara yang dilakukan perusahaan supaya memperoleh pasar. Strategi yang
sebaiknya dilakukan oleh CV. Putra Makmur Abadi adalah dengan melakukan :
a. Promosi produk, mengiklankan produk kepada konsumen misalnya : melalui media
cetak, media sosial, website.
b. Kolusi, tindakan melakukan perjanjian yang mengikat dengan perusahaan pesaing
secara formal, misalnya : perjanjian tentang kesepakatan harga
c. Penelitian dan Pengembangan (R & D)
Berorientasi terhadap inovasi dan pengembangan teknologi akan menghasilkan produk
lebih efisien. Dengan melakukan strategi tersebut diharapkan perusahaan dapat
memperbanyak segmentasi, target dan posisi pasar.
3. Performance
12
Merupakan hasil kerja yg dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri, diidentikkan
dengan besarnya kinerja karyawan, penguasaan pasar dan keuntungan suatu perusahaan di
dalam suatu industri. Strategi untuk mendorong karyawan tetap setia terhadap perusahaan
diantaranya dengan menaikkan gaji dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Joesron Suhartati dan Fathorrozi,2003,Teori Ekonomi Mikro: Salemba Empat, Jakarta.
Putong Iskandar, 2002, Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Jaya, Wihana Kirana. 2014. “Industiral Economics.” Bahan ajar disampaikan dalam kelas
General Business Environment MM UGM. Yogyakarta.
Bagian Produksi CV. Putra Makmur Abadi
13