industrial economics

17
PENDAHULUAN Industri perkayuan Indonesia berkembang dengan pesat seiring dengan meningkatnya pengusahaan hutan produksi. Peningkatan industri perkayuan paling besar terjadi terutama sejak dikenakannya larangan ekspor kayu bulat oleh pemerintah. Peningkatan kapasitas produksi industri kayu terjadi pada industri kayu gergajian yang kemudian disusul dengan industri kayu lapis (plywood). Hingga akhir tahun 2014 di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, industri kayu lapis memiliki jumlah pabrik sekitar 39 unit. Perkembangan industri kayu lapis memiliki dua ciri penting, yakni: berbasis bahan baku yang berasal dari hutan sendiri (dalam negeri), dan berorientasi pasar ekspor. Berdasarkan hal ini maka tidak heran jika produk kayu lapis merupakan tulang punggung penghasil devisa utama bagi produk kayu Indonesia. Seiring dengan banyaknya persaingan industri kayu lapis saat ini, bahan mentah sebagai bahan dasar untuk pembuatan kayu lapis harus dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan supaya dapat menghasilkan keuntungan tinggi pula. Dalam tulisan ini disajikan hasil kajian mengenai pengaruh bahan mentah sebagai bahan dasar untuk pembuatan kayu lapis terhadap barang jadi kayu lapis di CV. Putra Makmur Abadi. PROFIL PERUSAHAAN CV. Putra Makmur Abadi merupakan perusahaan kayu lapis yang bergerak dibidang penggergajian dan pengawetan kayu, rotan serta bambu. Terletak di Jl. Raya Wonosobo Km. 2 DusunCatgawen, DesaCaturanom, KecamatanParakan, 1

Upload: ahmad-ardiansyah

Post on 19-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

industrial economics television

TRANSCRIPT

Page 1: Industrial Economics

PENDAHULUAN

Industri perkayuan Indonesia berkembang dengan pesat seiring dengan meningkatnya

pengusahaan hutan produksi. Peningkatan industri perkayuan paling besar terjadi terutama

sejak dikenakannya larangan ekspor kayu bulat oleh pemerintah. Peningkatan kapasitas

produksi industri kayu terjadi pada industri kayu gergajian yang kemudian disusul dengan

industri kayu lapis (plywood). Hingga akhir tahun 2014 di Kabupaten Temanggung, Provinsi

Jawa Tengah, industri kayu lapis memiliki jumlah pabrik sekitar 39 unit.

Perkembangan industri kayu lapis memiliki dua ciri penting, yakni: berbasis bahan baku

yang berasal dari hutan sendiri (dalam negeri), dan berorientasi pasar ekspor. Berdasarkan hal

ini maka tidak heran jika produk kayu lapis merupakan tulang punggung penghasil devisa

utama bagi produk kayu Indonesia. Seiring dengan banyaknya persaingan industri kayu lapis

saat ini, bahan mentah sebagai bahan dasar untuk pembuatan kayu lapis harus dapat

dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan supaya dapat menghasilkan keuntungan

tinggi pula.

Dalam tulisan ini disajikan hasil kajian mengenai pengaruh bahan mentah sebagai bahan

dasar untuk pembuatan kayu lapis terhadap barang jadi kayu lapis di CV. Putra Makmur

Abadi.

PROFIL PERUSAHAAN

CV. Putra Makmur Abadi merupakan perusahaan kayu lapis yang bergerak dibidang

penggergajian dan pengawetan kayu, rotan serta bambu. Terletak di Jl. Raya Wonosobo Km.

2 DusunCatgawen, DesaCaturanom, KecamatanParakan, KabupatenTemanggung Provinsi

Jawa Tengah. Didirikan pada tanggal 12 Oktober 2004 oleh Bapak H. Rukun Sudarsono.

Pendirian perusahaan kayu lapis ini berdasarkan akte notaris nomor 6 tahun 2004 oleh notaris

Betty Listyowati, SH.

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan kayu, produk yang

dihasilkan berupa Albasia Falcata Bare Core. Albasia Falcata adalah nama latin dari kayu

sengon. Bare Core adalah kayu lapis berukuran panjang : 2440 mm; lebar: 1220 mm dan

tebal : 13 mm, yang disusun dengan di lem sehingga berbentuk papan. Keunggulan dari kayu

lapis ini dibandingkan dengan kayu solid adalah dimensinya lebih stabil, tidak mudah

pecah/retak pada pinggirannya jika dipaku, kekuatan tarik tegak lurus serat lebih besar,

tekstur dan serat dapat diseragamkan sehingga corak atau polannya dapat simetris. Adapun

manfaat/kegunaan dari kayu lapis adalah sebagai konstruksi bangunan (penyekat ruang;

1

Page 2: Industrial Economics

pintu; jendela; bahan pelapis; dinding; lantai dan plyform), sebagai konstruksi alat-alat

transportasi (pelapis dinding bagian dalam pesawat; atap, lantai dan dinding kereta; body

kendaraan truk dan trailer).

Selain untuk memasok kebutuhan dalam negeri, produk kayu lapis tersebut juga di

ekspor ke berbagai negara terutama ke Amerika, Jepang dan Korea Selatan. Di pasaran

internasional harga kayu lapis sekitar US$310 atau sekitar 3,1 juta rupiah/m³. (kurs $1 =

Rp.10.000,00).

Untuk meningkatkan keyakinan konsumen tentang produk kayu lapis tersebut,

perusahaan melakukan serangkaian proses standarisasi internasional dan memperoleh hasil

sebagai berikut :

1. ISO 9000 dari KEMA Registered Quality

2. Indonesia ISO 14000 dari KEMA Registered

3. CE Mark (Comformity of European) Primary

4. Evaluasi Produk Hasil Hutan dari Kementerian Kehutanan melalui Badan Independen

Indonesia.

PEMBAHASAN

1. Permasalahan

Saat ini permintaan bahan mentah kayu lapis semakin meningkat, seiring dengan

pembangunan khususnya di sektor properti dan infrastruktur jalan yang membutuhkan kayu

lapis sebagai keperluan interior (perumahan/aparteman) dan eksterior (sebagai cetakan

beton).

Perusahaan dapat saja menjual bahan mentah kayu lapis tersebut secara langsung tanpa

melalui proses pengolahan, akan tetapi jika bahan mentah kayu lapis diolah terlebih dahulu

akan menjadi nilai tambah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Penelitian ini dilakukan pada CV. Putra Makmur Abadi dengan kurun waktu 2 tahun.

Berikut adalah data jumlah produksi kayu lapis yang berupa bahan mentah dan barang jadi

selama kurun waktu 2 tahun yaitu Januari 2012 s.d. Desember 2013 :

2

Page 3: Industrial Economics

11 NOVEMBER 8889,6520 4195,7356

12 DESEMBER 8242,5820 3721,1755

JUMLAH 95429,6330 46258,0363

8 AGUSTUS 4146,2370 1935,8607

9 SEPTEMBER 9453,0540 4494,8136

10 OKTOBER 8729,9070 4163,4383

5 MEI 7938,5210 3939,3542

6 JUNI 8028,7360 3962,1723

7 JULI 8551,7310 4100,0181

2 FEBRUARI 7180,2550 3575,6973

3 NARET 7691,1220 3872,5501

4 APRIL 8186,9230 4112,3926

JUMLAH PRODUKSI KAYU LAPIS 2013

NO BULANJUMLAH JUMLAH

Bahan mentah (m³) Barang jadi (m³)

1 JANUARI 8390,9130 4184,8280

8547,2170

3831,9590

9070,9150

9891,3990

7395,8020

7648,6570

8684,0400

3883,4023

4130,0213

3743,7993

4292,6409

1871,8098

4345,2379

4774,2424

7

8

9

10

11

JANUARI

FEBRUARI

NARET

APRIL

MEI

JULI

AGUSTUS

SEPTEMBER

OKTOBER

JUNI

NOVEMBER

JUMLAHBarang jadi (m³)

0

0

2119,6275

6

JUMLAH PRODUKSI KAYU LAPIS 2012

NOJUMLAH

Bahan mentah (m³)

0

0

3989,4830

1

2

3

4

5

7195,7780

BULAN

4308,9359

4207,6443

37677,3616JUMLAH

DESEMBER12 8356,6670

74611,9170

Sumber : Bagian Produksi CV. Putra Makmur Abadi

*sebagai catatan : untuk produksi kayu lapis bulan Januari dan Februari 2012, bahan mentah dan barang jadi tidak ada (0) dikarenakan

terjadi musibah kebakaran. Pabrik beroperasi kembali pada bulan Maret 2012.

2. Teori

Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan)dipergunakan

untuk menghasilkan produk (keluaran). Menurut Joesron dan Fathorrozi (2003), produksi

merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa

masukan atau input. Lebih lanjut Putong (2002) mengatakan produksi atau memproduksi

menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatau barang akan bertambah bila

memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah

kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output

dengan biaya yang minimum. Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dapat

menimbulkan tambahan manfaatnya atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini

dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat,

serta kombinasi dari beberapa faedah tersebut di atas. Dengan demikian produksi tidak

3

Page 4: Industrial Economics

terbatas pada pembuatan, tetapisampai pada distribusi. Namun komoditi bukan hanya dalam

bentuk output barang, tetapi juga jasa. Menurut Salvatore (2001) produksi adalah merujuk

pada transformasi dari berbagai inputatau sumber daya menjadi outputbeberapa barang atau

jasa.

Kayu lapis adalah kayu yang terbuat dari susunan vinir yaitu kayu yang disayat menjadi

lembaran-lembaran yang kemudian disusun dengan arah serat bersilangan dengan jumlah

vinir ganjil mulai dari 3 (triply/triplek), 5, 7, 9 (multiply/multiplek). Lembaran-lembaran

tersebut biasanya diperoleh dari proses pengupasan kayu log secara rotary. Kayu lapis

memiliki kelebihan yaitu daya tahannya terhadap penyusutan kayu dan ukuran panjang lebar

yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada posisi kualitas yang sama. Kayu lapis

sangat baik untuk memenuhi kebutuhan papan berukuran lebar sehingga kayu lapis memiliki

fungsi khas yang dapat terus dikembangkan dan dikomersilkan.

Berikut penjelasan tentang proses pengolahan produksi kayu lapis :

a. Kaso (bahan baku kayu yang sudah dipotong berlapis-lapis dengan ukuran 130 cm)

dimasukkan kedalam mesin pengering (kiln dry) kurang lebih 5 hari.

b. Setelah kering, kaso dimasukkan kedalam gudang kiln dry untuk selanjutnya dilakukan

proses produksi.

c. Pada mesin jumping saw kaso sepanjang kurang lebih 130cm dipotong menjadi ukuran

30-40 cm.

d. Pada permukaan kaso bagian atas dan bawahnya diserut 0,5 cm menggunakan mesin

Double Planner.

e. Kaso kemudian dibelah menjadi kepingan-kepingan, tiap 1 kaso dibelah menjadi sekitar

5 keping.

f. Kepingan kaso disortir, yang belum sesuai ukuran dimasukka nke proses mulai dari

jumping saw kembali untuk disesuaikan.

g. Kepingan kaso yang sudah sesuai ukuran di tata miring dalam conveyor, dan dipotong

dengan ukuran 2.440 mm.

h. Kemudian kepingan dimasukkan dalam Loyang dan disatukan dengan lem sehingga akan

berbentuk papan. Adapun perbandingannya adalah l m³.

i. Kayu lapis barang jadi membutuhkan 4-5 kg lem kayu.

j. Setelah di lem selanjutnya dimasukkan mesin press dan keluar menjadi ukuran

(2440 x 1220 x 13) mm.

4

Page 5: Industrial Economics

k. Kayu lapis barang jadi yang belum sesuai ukuran, atau cacat dalam produknya diperbaiki

dalam unit semperan.

l. Kayu lapis yang sesuai ukuran dan tidak cacat, dimasukkan kedalam gudang dan siap

dijual atau diekspor.

Sumber :BagianPersonalia CV. Putra MakmurAbadi

Kerangka pikir sederhana untuk penelitian ini :

3. Model

Barang jadi = + x bahan mentah

= konstanta

= koefisien bahan mentah

Y = barang jadi ( )

5

Bahan mentah Barang jadi

Page 6: Industrial Economics

X= bahan mentah ( )

Y= x X

4. Hipotesis

: Bahan mentah tidak memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

barang jadi

:Bahan mentah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap barang jadi

5. Alat Analisis

Regresi linier sederhana (pengertian)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

BARANG_JADI 3815,245359 794,6091473 22

BAHAN_MENTAH 7729,161364 1664,8640872 22

Deskriptif gambaran umum :

Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS, dapat diketahui bahwa rata-rata bahan

mentah dari kayu lapis adalah 7729,161364 , dengan standar deviasi 1664,8640872.

Rata-rata barang jadi dari kayu lapis adalah 3815,245359 , dengan standar deviasi

794,6091473

Correlations

BARANG_JADI BAHAN_MENTAH

Pearson CorrelationBARANG_JADI 1,000 ,981

BAHAN_MENTAH ,981 1,000

Sig. (1-tailed)BARANG_JADI . ,000

BAHAN_MENTAH ,000 .

NBARANG_JADI 22 22

BAHAN_MENTAH 22 22

Korelasi :

6

Page 7: Industrial Economics

: Bahan mentah tidak memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap

barang jadi.

: Bahan mentah memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap barang jadi.

Dari output diatas dapat diketahui bahwa korelasi antara bahan mentah dengan barang jadi

sebesar 0,981 dengan signifikansi 0,000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan

antara bahan mentah dengan barang jadi sangat erat dan positif. Jika dilihat dari korelasinya

yang hampir mendekati 1.

Interpretasi output regresi linier sederhana :

a. Uji asumsi

Dalam analisis regresi, hal pertama yang harus dilakukan adalah uji asumsi klasik.

1) Asumsi normalitas

Dari histogram dibawah dapat dilihat bahwa plot telah mengikuti bentuk lonceng,

sehingga dapat disimpulkan bahwa data telah mengikuti distribusi normal.

7

Page 8: Industrial Economics

Selain itu dari P-Plot dibawah juga dapat dilihat sudah mengikuti garis diagonal,

sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

8

Page 9: Industrial Economics

2) Asumsi Homoskedastisitas

Dari scatterplot dibawah dapat dilihat bahwa plot telah menyebar sehingga dapat

disimpulkan bahwa asumsi homoskedestisitas terpenuhi.

3) Asuumsi Non autokorelasi

Dari output dibawah dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson senilai 0,428 telah

memenuhi asumsi non autokorelasi.

Model Durbin-Watson

9

Page 10: Industrial Economics

1 ,428

a. Predictors: (Constant), BAHAN_MENTAHb. Dependent Variable: BARANG_JADI

Dari hasil pengujian asumsi diatas diketahui bahwa semua asumsi terpenuhi, berikutnya

akan dilakukan uji signifikansi koefisien regresi.

b. Uji signifikansi koefisien regresi.

: Bahan mentah tidak memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

barang jadi

: Bahan mentah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap barang jadi

Dari hasil pengujian dengan menggunakan uji F (annova) maupun uji T diperoleh nilai

signifikansi 0,000; dengan demikian diterima. Artinya bahan mentah memberikan

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap barang jadi dengan tingkat kepercayaan

sebesar 95%.

Untuk konstanta tidak memberikan pengaruh yang signifikan karena nilai signifikansinya

0,243; nilai tersebut diatas 0,05.

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 12765661,095 1 12765661,095 517,020 ,000b

Residual 493816,540 20 24690,827

Total 13259477,635 21

a. Dependent Variable: BARANG_JADIb. Predictors: (Constant), BAHAN_MENTAH

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 195,604 162,675 1,202 ,243

BAHAN_MENTAH ,468 ,021 ,981 22,738 ,000

10

Page 11: Industrial Economics

a. Dependent Variable: BARANG_JADI

c. Koefisien determinasi (R²)

Dari nilai adjusted R Square sebesar 0,961 dapat diartikan bahwa kontribusi/pengaruh dari

bahan mentah terhadap barang jadi sebesar 96,1% sisanya 3,9% dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak masuk dalam model.

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,981a ,963 ,961 157,1331506

a. Predictors: (Constant), BAHAN_MENTAHb. Dependent Variable: BARANG_JADI

d. Model regresi

Y= *X

Y=195,604 + 0,468*X

Dari model regresi diatas dapat diartikan bahwa jika bahan mentah naik 1m³, maka barang

jadi akan meningkat 0,468m³ dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Secara statistik bahan mentah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

barang jadi dengan koefisien 0,468; jika bahan mentah naik 1m³ maka barang jadi akan

meningkat 0,468m³ dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

STRATEGI

11

Page 12: Industrial Economics

Terkait dengan strategi perusahaan, dalam memformulasikan suatu strategi dibutuhkan

tiga kerangka dasar yang harus diketahui oleh perusahaan yaitu structure, conduct dan

performance (SCP). Structure (struktur) suatu industri akan menentukan bagaimana conduct

(perilaku) para pelaku industri dan pada akhirnya menentukan performance (kinerja) industri

tersebut.

1. Structure

Dalam structure industri kayu lapis tersebut dapat dilihat bahwa CV. Putra Makmur

Abadi masuk ke dalam pasar persaingan sempurna. Dengan adanya peningkatan jumlah

pesaing maka pangsa pasar berkurang. Strategi yang cocok dilakukan adalah dengan

melakukan :

a. Diferensiasi produk

Pembedaan suatu produk agar pihak konsumen dapat memilih produk sesuai keinginan

tanpa mengubah fisik dan karakter produk, misalnya : kayu lapis super/tanpa cacat

diberi grade A, kayu lapis yang ada cacat diberi grade B.

b. Diversifikasi produk

Dengan menganekaragamkan produk kayu lapis supaya mempunyai nilai/harga yang

lebih tinggi menjadi berbagai produk, misalnya : kayu lapis dijadikan penyekat

ruangan/dinding, lantai kayu dan kitchen set.

2. Conduct

Merupakan cara yang dilakukan perusahaan supaya memperoleh pasar. Strategi yang

sebaiknya dilakukan oleh CV. Putra Makmur Abadi adalah dengan melakukan :

a. Promosi produk, mengiklankan produk kepada konsumen misalnya : melalui media

cetak, media sosial, website.

b. Kolusi, tindakan melakukan perjanjian yang mengikat dengan perusahaan pesaing

secara formal, misalnya : perjanjian tentang kesepakatan harga

c. Penelitian dan Pengembangan (R & D)

Berorientasi terhadap inovasi dan pengembangan teknologi akan menghasilkan produk

lebih efisien. Dengan melakukan strategi tersebut diharapkan perusahaan dapat

memperbanyak segmentasi, target dan posisi pasar.

3. Performance

12

Page 13: Industrial Economics

Merupakan hasil kerja yg dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri, diidentikkan

dengan besarnya kinerja karyawan, penguasaan pasar dan keuntungan suatu perusahaan di

dalam suatu industri. Strategi untuk mendorong karyawan tetap setia terhadap perusahaan

diantaranya dengan menaikkan gaji dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Joesron Suhartati dan Fathorrozi,2003,Teori Ekonomi Mikro: Salemba Empat, Jakarta.

Putong Iskandar, 2002, Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Jaya, Wihana Kirana. 2014. “Industiral Economics.” Bahan ajar disampaikan dalam kelas

General Business Environment MM UGM. Yogyakarta.

Bagian Produksi CV. Putra Makmur Abadi

13