industri minyak nabati

41

Upload: ulivin-al-farisi

Post on 12-Jun-2015

3.687 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Presentasi Kimia Industri tentang industri minyak nabati (semester 6)

TRANSCRIPT

Page 1: Industri minyak nabati
Page 2: Industri minyak nabati

INDUSTRI MINYAK NABATI

KELOMPOK 8

EKA YUNITA Z. (0643023008)PUSPITA AGUSTINA (0743023043)JONI SAPUTRA (0743023028)ULIVINA PRATINI (0813023012)TITIN SATRIANA (0813023051)

Dra. Chansyanah Diawati, M.Si Dosen

Page 3: Industri minyak nabati

CONTENT

1. PENDAHULUAN

2. RUMUS KIMIA

3. KEGUNAAN

4. BAHAN BAKU

5. PROSES PRODUKSI MINYAK

NILAI EKONOMIS

Page 4: Industri minyak nabati

1. PENDAHULUAN

Minyak nabati adalah sejenis minyak yang

terbuat dari tetumbuhan yang berbeda.

Digunakan dalam makanan dan untuk

memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang

biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit,

jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai, dan

bunga matahari.

Margarin adalah mentega buatan yang

terbuat dari minyak nabati.

Page 5: Industri minyak nabati

2. RUMUS KIMIA

Minyak merupakan persenyawaan dari glycerol dan asam –asam

lemak; seperti asam lemak palmitat, stearat, oleat, laurat, linoleat,

linolenat.

Page 6: Industri minyak nabati

Satu molekul gliserol dapat bersenyawa dengan 1 sampai 3 molekul asam lemak membentuk asam lemak, membentuk:• monogliserida dengan 1 asam lemak• digliserida dengan 2 asam lemak• trigliserida dengan 3 asam lemak

H2C

HC

O

CH2OH

OH

C

O

R H2C

HC

O

CH2OH

O

C

O

R1

C R2

O

H2C O C R1

O

CH O C

O

R2

OH2C C

O

R3

monogliserida digliserida trigliserida

Page 7: Industri minyak nabati

3. KEGUNAAN

1. Bahan makanan:

minyak goreng, bahan baku margarin, kue dsb.

kandungan terbesar adalah lemak, yang berfungsi sbg:

1) sumber energi

2) pembawa vitamin A,D,E,K

3) mengandung asam lemak esensial terutama asam lemak tak jenuh

2. Bahan baku industri lain :

- sabun - cat - vernish

- kosmetik (sampo. Lipstik dll)

- pelumas

Page 8: Industri minyak nabati
Page 9: Industri minyak nabati

4. Nilai Ekonomis1. Kelapa kandungan : • sabut 35%• batok 12 %• daging 28 %• air 25 %

2. Kelapa sawitkandungan : • sabut 35 -60 %• biji sawit 6 – 13 %kandungan minyak : sabut 50 – 55 %

kandungan lemak :daging segar mengandung 35 – 50 % lemakkopra mengandung 63 – 65 % lemak

Page 10: Industri minyak nabati

5. BAHAN BAKU

Minyak nabati diperoleh dari biji-bijian atau buah-buahan dari berbagai

tanaman. Terdapat beratus-ratus varietas tanaman yang menghasilkan biji/

buah berminyak, tapi pada kenyataanya hanya beberapa saja diantaranya:

-Kelapa - Jagung

- Kelapa sawit - Kedelai

- Olive - Kacang tanah

- Sesam - Biji Kapas

- Jarak - Biji Kapuk

- Tung - Linseed

Page 11: Industri minyak nabati

A. Memperoleh Minyak kasar (minyak mentah = crude oil)

B. Perbaikan kualitas Minyak • Rafinasi• Fraksinasi • Interesterifikasi

6. PROSES PRODUKSI MINYAK NABATI

Page 12: Industri minyak nabati

A. PROSES MEMPEROLEH MINYAK KASAR

1. Proses Hidrolik

Proses ini dilakukan secara konvensional (tidak kontinu), sisa minyak 5 – 7 %

2. Screw Press

Screw press ini serupa dengan press dalam alat penggilingan daging. Bisa bekerja

terus menerus. Tekanan bisa mencapai 10-20 ton/SI (inci2), sisa minyak 4–6%.

3. Cara Ekstraksi

Cara ekstraksi dengan menggunakan bahan pelarut minyak seperti : hexan,

trichloro-ethylene, dichloro-ethylene, benzene. Dengan cara ekstraksi dapat

dikeluarkan hampir seluruh minyak dari bahan : tinggal 1%

Page 13: Industri minyak nabati

B. PROSES PERBAIKAN KUALITAS MINYAK

1. RAFINASI (REFINING)

Tujuan :

Untuk menghilangkan kotoran-kotoran, menghilangkan warna, bau dan rasa

yang tidak enak, yang ditimbulkan oleh kotoran-kotoran seperti komponen

non gliserida, asam-asam bebas, partikel-partikel protein, rostatide.

Adapun prosesnya meliputi :

a. Degumming

b. Netralisasi

c. Bleaching

d. Deodorasi.

Page 14: Industri minyak nabati

Degumming

Tujuan :

Untuk menghilangkan zat-zat terlarut yang bersifat koloidal seperti resinum,

protein dan fosfatida dalam minyak mentah.

Prinsip :

Terjadinya proses pembentukan flok-flok dari zat-zat terlarut serta

terkoagolasinya zat-zat yang bersifat koloidal dalam minyak mentah.

Cara :

Dengan penambahan asam (H3PO4, H2SO4 dsb) untuk membentuk flok-

flok zat terlarut dan koagulasi koloid

Page 15: Industri minyak nabati

Netralisasi

Tujuan :Untuk menghilangkan asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak yang dapat

menimbulkan bau tengik.

Cara :1. Dengan menambah soda kaustik (proses penyabunan).

Prinsip : reaksi penyabunan antara asam lemak bebas dengan larutan alkali soda kostik.

Reaksinya sbb:

R – COOH + NaOH R – COONa + H2O (1atm, 60-800C)

Sabun yang terbentuk dipisahkan dengan cara pengendapan dan sentrifugasi

2. Dengan destilasi uap dapat mereduksi asam lemak bebas sampai tersisa hanya 0,01 –

0,03 %

Prinsip : asam lemak bebas yang lebih volatil dari gliserida akan menguap.

Proses ini dilakukan pada suhu tinggi dan tekanan rendah (vakum)

Page 16: Industri minyak nabati

Bleaching

Tujuan :

Untuk mengurangi atau menghilangkan zat-zat warna pada minyak baik yang

terlarut ataupun yang terdispersi.

Warna berasal bawaan bahan baku

a. Caratinoid (merah dan kuning)

b. Klorofil dan peptin (hijau)

Cara :a. Absorbsi dengan norit atau tanah pemucat

b. Secara kimia dengan prinsip reaksi oksidasi

c. Hidrogenasi & pemanasan

Page 17: Industri minyak nabati

Deodorasi

Tujuan :

Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa dan bau yang tidak dikehendaki, yang

berasal dari karbohidrat tak jenuh, FFA dengan MR rendah, atau senyawa-

senyawa aldehid dan keton

Cara : dengan destilasi uap (10-20mmHg, 140-200o C)

Prinsip :

perbedaan volatilitas, dimana senyawa-senyawa yang dapat menimbulkan rasa

dan bau tersebut lebih mudah menguap daripada gliserida.

Page 18: Industri minyak nabati

Diagram Alir Proses Rafinasi

Page 19: Industri minyak nabati

Alat-alat pemurnian

Page 20: Industri minyak nabati
Page 21: Industri minyak nabati
Page 22: Industri minyak nabati
Page 23: Industri minyak nabati
Page 24: Industri minyak nabati
Page 25: Industri minyak nabati
Page 26: Industri minyak nabati
Page 27: Industri minyak nabati
Page 28: Industri minyak nabati
Page 29: Industri minyak nabati

2. Fraksionasi

Tujuan :

untuk memisahkan fraksi cair (minyak) dan fraksi

padat (lemak)

• Fraksi cair mengandung olein

• padat mengandung stearin

Cara :

a. Tanpa pelarut (fraksionasi kering)

b. Dengan pelarut (fraksionasi basah)

c. Dengan larutan deterjen (sodium lauryl sulfat)

Page 30: Industri minyak nabati
Page 31: Industri minyak nabati

Cara-cara Fraksionasi 1. Fraksionasi tanpa pelarut/ kering

Cara : Minyak dipanaskan sampai 70 oC kemudian

didinginkan dan suhu dipertahankan pada 50 oC selama 24 jam

2. Fraksionasi dengan pelarut

Cara : dengan ditambahkan pelarut ke dalam minyak, kemudian diaduk perlahan-lahan

sampai diperoleh fasa cair dan fasa padat

• Bag atas : Fasa cair (campuran antara olein & pelarut), dipisahkan

dengan destilasi

• Bag bawah : fasa padat (stearin)

3. Fraksionasi dengan larutan deterjen

Prinsip = sama seperti fraksionasi kering, hanya ditambahkan deterjen untuk aksi

pembasahan (wetting action), waktu pendinginan lebih cepat dan hasil pemisahan lebih

baik

Page 32: Industri minyak nabati

Alat-Alat Fraksionasi

Page 33: Industri minyak nabati
Page 34: Industri minyak nabati
Page 35: Industri minyak nabati
Page 36: Industri minyak nabati
Page 37: Industri minyak nabati
Page 38: Industri minyak nabati

3. Interesterifikasi

Tujuan : Untuk mengubah titik cair lemak, sehingga asam

lemak jenuhnya dapat diubah menjadi asam lemak tak jenuh

Prinsip :

jika lemak dipanaskan dengan adanya suatu katalisator

(biasanya Natrium Ethoxida atau Natrium Methoxida) sampai

temperatur 110 – 1600C, maka gugusan asam lemak dapat

berubah posisi

Page 39: Industri minyak nabati

Reaksinya :

H2C O

H2C O

HC O

C

C

C

R

O

O

R

R

O

R1

R1

R1

RR1

R1R

R1 R

+ +Interesterifikasi

Lemak jenuh lemak tak jenuh

R1: gugus asam lemak tak jenug R : gugus asam lemak

Page 40: Industri minyak nabati
Page 41: Industri minyak nabati