indosiar merger dngn sctv

1
B URSA Bisnis Indonesia, Selasa, 22 Februari 2011 f2 PREDIKSI BISNIS INDONESIA JAKARTA: Stasiun tele- visi Indosiar dan SCTV tampaknya akan segera 'berjodoh' karena PT In- dosiar Karya Media Tbk menyampaikan rencana merger dengan PT Elang Mahkota Tekno- logi Tbk, induk usaha PT Surya Citra Media Tbk. Direktur Utama Indosiar Karya Media Handoko mengatakan ren- cana merger tersebut telah disetu- jui di rapat dewan komisaris pada 18 Februari 2011 dan tertuang dalam berita acara rapat dewan komisaris No:01/IKM/BOC/ II/2011. “Dewan komisaris mendukung rencana merger tersebut sepan- jang rencana proses merger dila- kukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ber- laku,” kata Handoko dalam keter- bukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin. Juru bicara Indosiar Gufron Sa- karil membenarkan adanya pem- berian laporan rencana aksi kor- porasi tersebut kepada otoritas bursa termasuk Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam-LK). Belum dijelaskan secara terpe- rinci bentuk penggabungan usa- ha antara Indosiar dengan SCTV ini. “Belum ada informasi lebih jauh lagi. Ini masih laporan awal,” kata Gufron. Indosiar Karya Media merupa- kan grup usaha media televisi yang masih terafiliasi dengan grup usaha Salim. Per akhir Desember 2010, ke- luarga Salim mengendalikan 27,24% saham Indosiar Media melalui PT Prima Visualindo. Citibank Singapura memegang 8,5% saham, PT Dinamika Usaha Jaya 5,09%, dan publik 59,17%. Sebelum muncul keterangan resmi merger ini, perseroan de- ngan kode saham IDKM ini sem- pat beberapa kali dikabarkan akan diakuisisi oleh perusahaan televisi lain. Fofo Sariaatmadja, Presiden Di- rektur Surya Citra Media, menga- takan merger itu baru rencana dan setelah ada pemberitahuan kepada Bapepam-LK, prosesnya akan dimulai. “Sesuai dengan ketentuan, kami harus mengumumkan soal rencana merger ke otoritas bursa. Prosesnya baru akan dimulai dan akan makan waktu,” tuturnya kepada Bisnis kemarin. Menanggapi perusahaan yang akan survive setelah merger, Fofo mengatakan saat ini belum bisa diketahui karena semuanya akan dilihat lebih dulu. “Hal itu bergantung pada ru- musannya dan masukan dari konsultan. Semua akan dipelajari lebih dulu. Kami belum menun- juk penasihat keuangan, baru akan menunjuk,” katanya. Menurut dia, setelah merger diharapkan menciptakan efisien- si yang lebih bagus dan kinerja yang solid. Pada Desember tahun lalu, sta- siun yang bermarkas di wilayah Daan Mogot Jakarta Barat terse- but dikabarkan menjalin sinergi dengan TV5 Filipina yang dimili- ki ABC Development. Namun, itu pun hanya menjadi wacana di antara pelaku pasar. Analis PT Asjaya Indosurya Se- curities Reza Priyambada ber- pendapat merger Indosiar dan SCTV ini akan membentuk ke- kuatan baru di industri pertelevi- sian. “Secara positif ini akan membuka persaingan dan dina- mika baru di industri televisi.” Namun, dia menekankan ke- dua perseroan harus menghadapi tantangan latar belakang perbe- daan budaya dalam mengelola bisnis media. Keterpautan Indosiar dan SCTV akan menjadikannya sebagai ja- ringan stasiun televisi dengan pangsa pasar yang mendekati grup PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang dikuasai Harry Tanoesudibyo. Grup MNC dengan RCTI, MNC TV dan Global TV menguasai 37% pangsa pasar stasiun televisi di Indonesia. Namun berdasarkan audience share, SCTV selalu berada di urutan kedua tepat di bawah RCTI, sedangkan Indosiar di empat besar di bawah grup Trans yang dimiliki Chairul Tanjung. Manajemen stasiun TV yang dikelola keluarga Sariatmadja ter- sebut gencar ekspansi ke daerah. Salah satunya melalui aksi akuisisi terhadap 85% saham PT Bangka Tele Vision. (05/09/FAHMI ACHMAD/WISNU WIJAYA) (redaksi@ bisnis.co.id) Indeks cenderung flat OLEH INDRA Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit JAKARTA: Indeks harga saham gabung- an (IHSG) diperkirakan masih bergerak da- tar (flat) dan berada pada kisaran 3.487- 3.514. Direktur Utama Financorpindo Nusa Edwin Sinaga mengatakan pergerakan in- deks hari ini masih sangat dipengaruhi oleh pergerakan indeks bursa regional, Semen- tara dari dalam negeri belum ada sentimen besar yang memengaruhi pergerakan IHSG. “Indeks besok [hari ini] sepertinya masih bergerak flat. Kita [IHSG] masih sangat ter- gantung dengan regional. Kalau dalam ne- geri masih belum ada yang memengaruhi, paling hanya isu-isu per emiten,” ujarnya. Sementara itu, untuk pergerakan saham per sektornya, Edwin masih menilai tidak ada pergerakan yang signifikan. Perjalanan IHSG kemarin berjalan fluk- tuatif. Beberapa kali indeks menyentuh teri- tori negatif, lalu berbalik ke teritori positif dan kembali lagi ke teritori negatif tiada henti sampai akhir perdagangan. Indeks harus terkoreksi 0,11% ke level 3.497,64, sementara indeks BISNIS-27 turut juga jatuh 0,05% ke level 305,83. Kecemasan pelaku pasar akan situasi politik di Timur Tengah dan Afrika Utara memberikan imbas negatif. kepada bursa regional, tak terkecuali IHSG. (05) BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO PEMISAHAN DANA NASABAH: Direktur PT Trimegah Securities Henry F. Jusuf (kiri ) didampingi Direktur Ubaydillah Nugraha (kedua kiri ) bertukar naskah kerja sama dengan Direktur Bank Permata Roy Arfandy (kanan) didam- pingi Direktur Lauren Sulistiawati di Jakarta, kemarin. Kedua pihak sepakat untuk memberikan kemudahan bagi nasabah Trimegah dalam mendukung penyempurnaan atas regula- si Bapepam tentang pemisahan dana nasabah atau fund separation. 67 BUMN sediakan capex Rp836 triliun BISNIS INDONESIA JAKARTA: Sebanyak 67 BUMN berkomitmen un- tuk menyalurkan investa- si senilai Rp836 triliun untuk berpartisipasi da- lam percepatan dan per- luasan pembangunan na- sional pada 2011-2014. Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan perusahaan BUMN memi- liki potensi besar untuk ikut serta dalam pemba- ngunan nasional baik secara langsung terhadap anggaran, pengembangan sektor usaha, maupun dukungan terhadap ke- giatan pro rakyat. Peranan BUMN terse- but dibahas dalam rapat kerja (raker) yang dipim- pin Presiden RI kemarin bersama para menteri bi- dang ekonomi, para bu- bernur seluruh Indonesia serta dirut 67 BUMN. “Sehubungan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pemba- ngunan Ekonomi Nasio- nal (MP3EN), BUMN me- miliki potensi peran be- sar, a.l melaksanakan berbagai proyek yang mempercepat dan mem- perluas pembangunan nasional senilai Rp 836 triliun dari investasi ta- hun 2011-2014,” paparnya melalui keterangan tertu- lis, kemarin. Menurut Mustafa, jum- lah tersebut mengalami kenaikan jika dibanding- kan dengan rencana sebe- lumnya, yang dipatok se- besar Rp383 triliun. “Pel- bagai BUMN juga akan mempercepat pengguna- an belanja modal terse- but.” Dia menyebutkan se- jumlah kegiatan yang te- lah dilakukan perusaha- an-perusahaan BUMN antara lain penyaluran kredit usaha rakyat dan public service obligation sebesar Rp201,3 triliun pada 2010. Selain itu BUMN juga telah menyalurkan dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) dengan total nilai Rp18,4 triliun yang terdiri dari dana program kemitraan sebesar Rp14,1 triliun dan dana bina lingkung- an sebesar Rp4,3 triliun. Mustafa juga mengung- kapkan bahwa BUMN terus didorong untuk me- lakukan percepatan peng- gunaan belanja modal (capital expenditure/ca- pex) dan menjaga pema- kaian dana operasional (operating expenditure/ opex). Pada kesempatan terse- but, Mustafa juga berha- rap adanya dukungan bagi BUMN dari para pe- mangku kepentingan ter- kait, khususnya untuk mewujudkan equal level of playing field, sehingga dapat mengoptimalkan kontribusinya dalam rangka mendukung per- cepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional. (05/BAMBANG P. JATMIKO) Menanti perlindungan investasi di pasar modal OLEH STEFANUS ARIEF SETIAJI Kontributor Bisnis Indonesia J ika Anda tengah menik- mati sajian di televisi, mungkin sesekali akan menemukan iklan yang menawarkan cara berinvestasi di pasar modal dengan bintang pesinetron Adrian Maulana. Jargon kalimat yang dipakai Investasi di Pasar Modal Kini Kian Mudah, menjadi satu daya tarik tersendiri untuk mengajak masyarakat mengenal seluk beluk pasar modal, lalu mena- namkan modalnya. Kadang, gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terletak di kawasan bisnis terpadu Sudir- man kerap disinggahi pelajar dari perguruan tinggi yang ingin mengetahui tipikal dasar tentang pasar modal. Keterbukaan dan keramahan. Inilah yang ingin dibangun oto- ritas itu sekaligus membangun image investasi di pasar modal bukan lagi sesuatu yang menge- rikan, apalagi tabu. Tahun lalu, indeks harga sa- ham gabungan (IHSG) Indonesia tumbuh hingga 46% dan men- jadi yang terbaik di Asia Pasifik. Di tutup di level 2.534 pada Desember 2009, indeks bergerak menguat hingga bertengger di level 3.703 pada Desember 2010. Keuntungan yang diperoleh in- vestor di bursa saham ini, tentu berimbas juga pada produk tu- runannya seperti produk reksa- dana. Meski kondisi pasar saat ini cenderung fluktuatif, pelaku pa- sar masih meyakini indeks bakal tumbuh di kisaran 23%-25% tahun ini. Semua memang terli- hat manis. Namun, ada satu per- soalan yang tidak bisa diabaikan oleh otoritas pasar modal di te- ngah kencangnya ajakan berin- vestasi di pasar modal. Soal perlindungan investor kini menjadi tantangan yang pa- ling utama. Sesungguhnya soal perlindungan investor ini bukan hal baru, karena sejak tahun lalu telah ramai dibicarakan. Kasus yang pernah terjadi di pasar modal, selalu berujung pada kerugian bahkan kekalah- an investor. Dana investasi serta imbal hasil dari kegiatan investa- sinya, kerap melayang begitu saja jika perusahaan efek yang mengelola dananya dinyatakan pailit. Sebagai catatan, sepanjang 2010 telah ada beberapa kasus besar, seperti penyelewengan dana nasabah oleh manajemen PT Sarijaya Permana Securities. Adapula kasus yang menimpa PT Antaboga Delta Sekuritas, PT Signature Capital Indonesia dan terakhir PT Optima Kharya Securities. Berangkat dari kasus itu, otori- tas pasar modal mencoba mem- bentuk kelembagaan di industri ini untuk melindungi dana nasa- bah (investor protection fund/ IPF). Bentuk dan pola kerja IPF ini tak jauh beda konsepnya de- ngan Lembaga Penjamin Simpan- an (LPS) di industri perbankan. Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Hoesen mengaku kelem- bagaan IPF masih dalam tahap pembahasan mengingat butuh payung hukum yang kuat untuk mewadahi fungsi dan tugas lem- baga ini ke depan. Niat awal dibentuknya lemba- ga itu yakni untuk melindungi aset investor yang ada di perusa- haan sekuritas atau broker. “In- tinya lembaga ini untuk melin- dungi aset nasabah yang ditem- patkan di perusahaan efek. Ka- lau sewaktu-waktu brokernya dipailitkan, aset mereka masih tetap ada,” ujarnya. Mencontohi LPS Menurut dia, pihaknya bersa- ma dengan otoritas pasar modal lain telah “berguru” ke berbagai tempat di dalam negeri maupun luar negeri. “Kami sudah belajar dari LPS, kami juga sudah meli- hat bagaimana pola yang dikem- bangkan di Amerika Serikat dan Australia,” tuturnya. Mengenai modal awalnya, Hoesen menuturkan dapat diper- oleh dari berbagai sumber. Pertama, dana itu dapat bersum- ber dari negara melalui Anggar- an Pendapatan dan Belanja Ne- gara (APBN), kedua bisa berasal dari dana hibah atau pilihan ter- akhir melalui patungan self regu- latory organization (SRO) pasar modal yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Idononesia (KSEI), dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Tidak ada kata ideal untuk sumber dana IPF ini. Akan tetapi pilihan melalui patungan dari ketiga SRO ini sudah masuk dalam wacana yang paling kuat. Apabila mengacu pada modal minimal sebesar Rp100 miliar, ketiga SRO ini masing-masing akan menyiapkan modal sekitar Rp30 miliar. Mengenai dana milik siapa yang harus dilindungi, seperti- nya investor ritel menjadi porsi paling utama mengalahkan in- vestor institusi. Artinya, kehadir- an IPF ini akan memberi jamin- an kepada investor ritel yang ingin menanamkan modal di pasar modal, sejalan dengan napas otoritas bursa yang gencar bersosialisasi. Berdasarkan data subrekening yang tercatat di KSEI, jumlah investor di bursa saham domes- tik tercatat sebanyak 323.655 per Januari 2011.Adapun nilai aset dalam bentuk saham dan obliga- si yang ada di lembagai itu men- capai Rp1.917,90 triliun atau se- cara rata-rata sekitar Rp6 miliar per rekening. Tentu untuk tahap awal, IPF tidak akan menjamin seluruh dana nasabah itu. Sebagai gam- baran, LPS dengan modal awal Rp4 triliun pada awal berdiri baru bisa menjamin dana nasa- bah sekitar Rp30 juta. Direktur Utama BEI Ito War- sito menyatakan pembentukan IPF ini secara hukum akan di- atur dalam Rancangan Undang- Undang (RUU) Pasar Modal yang akan diajukan ke legislatif dalam waktu dekat. Setelah RUU itu diundangkan, tentu akan muncul produk derivatif dari UU tersebut yang secara khusus mengatur menge- nai kelembagaan IPF. Apabila tidak ada aral melin- tang, RUU tersebut baru selesai pembahasannya pada 2012. Artinya masih butuh waktu min- imal hingga 2 tahun ke depan untuk benar-benar memperoleh jaminan kenyamanan berin- vestasi di pasar modal. Padahal, bukan hal baru lagi jika tarik-ulur kepentingan da- lam pembahasan UU di parle- men butuh waktu yang tidak singkat. Ya mungkin untuk saat ini, percayai dulu iklan pasar modal yang muncul di televi- si. Soal perlindungan…ya harus bersabar dulu menunggu disah- kannya UU baru tersebut. ([email protected]) Indosiar bertunangan dengan SCTV Merger akan buka persaingan baru industri televisi BISNIS/T. PURNAMA Sumber: AGB Nielsen, http://static.scm.co.id/201 011/9M10-IR.pdf Pergerakan harga saham PT Indosiar Karya Media Tbk Porsi audience share berdasarkan keseluruhan demografis 0,3 0,6 2,3 4,5 7,1 7,6 10,3 10,3 11,4 13,9 15,1 16,5 0,2 0,7 2,2 5,3 6,4 5,8 8,7 13,9 8,9 14,6 16 17,4 LOKAL TV TVRI1 METRO TVONE Global TV ANTV TRANS INDOSIAR TPI (MNC TV) TRANS 7 SCTV RCTI 2009 QIII/2010 PT Indosiar Karya Media Tbk Rp1.010 31 Ags 16 Sep 15 Okt 15 Nov 15 Des 14 Jan 14 Feb Rp3.800 7 7 , 1 4 4 Rp1.340 R R R PT Surya Citra Media Tbk PT Elang Mahkota Teknologi Tbk Sumber: Bloomberg

Upload: alvin-as

Post on 29-Jun-2015

952 views

Category:

Business


4 download

DESCRIPTION

Artikel ini membahas rencana merger antara Indosiar dan SCTV.

TRANSCRIPT

Page 1: Indosiar merger dngn sctv

BURSA Bisnis Indonesia, Selasa, 22 Februari 2011f2

PREDIKSI

BISNIS INDONESIA

JAKARTA: Stasiun tele-visi Indosiar dan SCTV tampaknya akan segera 'berjodoh' karena PT In -dosiar Karya Media Tbk menyampaikan rencana

merger dengan PT Elang Mahkota Tek no-

logi Tbk, induk usaha PT Surya Citra Media Tbk.

Direktur Utama Indosiar Karya Media Handoko mengatakan ren-cana merger tersebut telah disetu-jui di rapat dewan komisaris pada 18 Februari 2011 dan tertuang da lam berita acara rapat dewan ko misaris No:01/IKM/BOC/II/2011.

“Dewan komisaris mendukung rencana merger tersebut sepan-jang rencana proses merger di la-kukan berdasarkan peraturan per undang-undangan yang ber-laku,” kata Handoko dalam keter-bukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin.

Juru bicara Indosiar Gufron Sa -karil membenarkan adanya pem-berian laporan rencana aksi kor-porasi tersebut kepada otoritas

bursa termasuk Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam-LK).

Belum dijelaskan secara terpe-rinci bentuk penggabungan usa-ha an tara Indosiar dengan SCTV ini. “Be lum ada informasi lebih jauh lagi. Ini masih laporan awal,” kata Gufron.

Indosiar Karya Media merupa-kan grup usaha media televisi yang masih terafiliasi dengan grup usaha Salim.

Per akhir Desember 2010, ke -luar ga Salim mengendalikan 27,24% saham Indosiar Media me lalui PT Prima Visualindo. Citi bank Singapura memegang 8,5% saham, PT Dinamika Usaha Jaya 5,09%, dan publik 59,17%.

Sebelum muncul keterangan resmi merger ini, perseroan de -ngan kode saham IDKM ini sem-pat beberapa kali dikabarkan akan diakuisisi oleh perusahaan televisi lain.

Fofo Sariaatmadja, Presiden Di -rektur Surya Citra Media, menga-takan merger itu baru rencana dan setelah ada pemberitahuan ke pada Bapepam-LK, prosesnya akan dimulai.

“Sesuai dengan ketentuan, ka mi harus mengumumkan soal rencana merger ke otoritas bursa. Prosesnya baru akan dimulai dan akan makan waktu,” tuturnya

kepada Bisnis kemarin.Menanggapi perusahaan yang

akan survive setelah merger, Fofo mengatakan saat ini belum bisa diketahui karena semuanya akan dilihat lebih dulu.

“Hal itu bergantung pada ru -musannya dan masukan dari kon sultan. Semua akan dipelajari lebih dulu. Kami belum menun-juk penasihat keuangan, baru akan menunjuk,” katanya.

Menurut dia, setelah merger

diharapkan menciptakan efisien-si yang lebih bagus dan kinerja yang solid.

Pada Desember tahun lalu, sta-siun yang bermarkas di wilayah Daan Mogot Jakarta Barat terse-but dikabarkan menjalin sinergi dengan TV5 Filipina yang dimili-ki ABC Development. Namun, itu pun hanya menjadi wacana di antara pelaku pasar.

Analis PT Asjaya Indosurya Se -curities Reza Priyambada ber-

pendapat merger Indosiar dan SCTV ini akan membentuk ke -kuatan baru di industri pertelevi-sian. “Secara positif ini akan membuka persaingan dan dina-mika baru di industri televisi.”

Namun, dia menekankan ke -dua perseroan harus menghadapi tantangan latar belakang perbe-daan budaya dalam mengelola bisnis media.

Keterpautan Indosiar dan SCTV akan menjadikannya sebagai ja -ringan stasiun televisi dengan pangsa pasar yang mendekati grup PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang dikuasai Harry Tanoesudibyo.

Grup MNC dengan RCTI, MNC TV dan Global TV menguasai 37% pangsa pasar stasiun televisi di Indonesia.

Namun berdasarkan audience share, SCTV selalu berada di urut an kedua tepat di bawah RCTI, sedangkan Indosiar di empat besar di bawah grup Trans yang dimiliki Chairul Tanjung.

Manajemen stasiun TV yang dikelola keluarga Sariat madja ter-sebut gencar ekspansi ke daerah.

Salah satunya melalui aksi akui sisi terhadap 85% saham PT Bangka Tele Vision. (05/09/FAHMI

ACHMAD/WISNU WIJAYA) ([email protected])

Indeks cenderung flat

OLEH INDRAAnalis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

JAKARTA: Indeks harga saham gabung-an (IHSG) diperkirakan masih bergerak da -tar (flat) dan berada pada kisaran 3.487-3.514.

Direktur Utama Financorpindo Nusa Edwin Sinaga mengatakan pergerakan in -deks hari ini masih sangat dipengaruhi oleh pergerakan indeks bursa regional, Semen-tara dari dalam negeri belum ada sentimen besar yang memengaruhi pergerakan IHSG.

“Indeks besok [hari ini] sepertinya masih bergerak flat. Kita [IHSG] masih sangat ter-gantung dengan regional. Kalau dalam ne -geri masih belum ada yang memengaruhi, paling hanya isu-isu per emiten,” ujarnya.

Sementara itu, untuk pergerakan saham per sektornya, Edwin masih menilai tidak ada pergerakan yang signifikan.

Perjalanan IHSG kemarin berjalan fluk-tuatif. Beberapa kali indeks menyentuh teri-tori negatif, lalu berbalik ke teritori positif dan kembali lagi ke teritori negatif tiada henti sampai akhir perdagangan.

Indeks harus terkoreksi 0,11% ke level 3.497,64, sementara indeks BISNIS-27 turut juga jatuh 0,05% ke level 305,83.

Kecemasan pelaku pasar akan situasi politik di Timur Tengah dan Afrika Utara memberikan imbas negatif. kepada bursa regional, tak terkecuali IHSG. (05)

BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO

PEMISAHAN DANA NASABAH: Direktur PT Trimegah Securities Henry F. Jusuf (kiri) didampingi Direktur Ubaydillah Nugraha (kedua kiri) bertukar naskah kerja sama dengan Direktur Bank Permata Roy Arfandy (kanan) didam-pingi Direktur Lauren Sulistiawati di Jakarta, kemarin. Kedua pihak sepakat untuk memberikan kemudahan bagi nasabah Trimegah dalam mendukung penyempurnaan atas regula-si Bapepam tentang pemisahan dana nasabah atau fund separation.

67 BUMN sediakan capex Rp836 triliun BISNIS INDONESIA

JAKARTA: Sebanyak 67

BUMN berkomitmen un -tuk menyalurkan investa-si senilai Rp836 triliun untuk berpartisipasi da -lam percepatan dan per-luasan pembangunan na -sional pada 2011-2014.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan perusahaan BUMN memi-liki potensi besar untuk ikut serta dalam pemba-ngunan nasional baik secara langsung terhadap anggaran, pengembangan sektor usaha, maupun du kungan terhadap ke -giatan pro rakyat.

Peranan BUMN terse-but dibahas dalam rapat kerja (raker) yang dipim-pin Presiden RI kemarin bersama para menteri bi -dang ekonomi, para bu -bernur seluruh Indonesia serta dirut 67 BUMN.

“Sehubungan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pem ba-ngunan Ekonomi Nas io-nal (MP3EN), BUMN me -miliki potensi peran be -sar, a.l melaksanakan ber bagai proyek yang mempercepat dan mem-perluas pembangunan nas ional senilai Rp 836 tri liun dari investasi ta -hun 2011-2014,” paparnya melalui keterangan tertu-lis, kemarin.

Menurut Mustafa, jum-lah tersebut mengalami kenaikan jika dibanding-kan dengan rencana sebe-lumnya, yang dipatok se -

besar Rp383 triliun. “Pel-bagai BUMN juga akan mempercepat pengguna-an belanja modal terse-but.”

Dia menyebutkan se -jumlah kegiatan yang te -lah dilakukan perusaha-an-perusahaan BUMN antara lain penyaluran kredit usaha rakyat dan public service obligation sebesar Rp201,3 triliun pada 2010.

Selain itu BUMN juga telah menyalurkan dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) dengan total nilai Rp18,4 triliun yang terdiri dari dana program kemitraan sebesar Rp14,1 triliun dan dana bina ling kung-an sebesar Rp4,3 triliun.

Mustafa juga mengung-kapkan bahwa BUMN terus didorong untuk me -lakukan percepatan peng-gunaan belanja modal (capital expenditure/ca -pex) dan menjaga pe ma-kaian dana operasional (operating expenditure/opex).

Pada kesempatan terse-but, Mustafa juga berha-rap adanya dukungan ba gi BUMN dari para pe -mangku kepentingan ter-kait, khususnya untuk mewujudkan equal level of playing field, sehingga dapat mengoptimalkan kontribusinya dalam rang ka mendukung per-ce patan dan perluasan pem bangunan ekonomi nasional. (05/BAMBANG P.

JATMIKO)

Menanti perlindungan investasi di pasar modalOLEH STEFANUS ARIEF SETIAJI

Kontributor Bisnis Indonesia

Jika Anda tengah menik-mati sajian di televisi, mung kin sesekali akan menemukan iklan yang

menawarkan cara berinvestasi di pasar modal dengan bintang pesinetron Adrian Maulana.

Jargon kalimat yang dipakai In vestasi di Pasar Modal Kini Kian Mudah, menjadi satu daya tarik tersendiri untuk mengajak masyarakat mengenal seluk beluk pasar modal, lalu mena-namkan modalnya.

Kadang, gedung Bursa Efek In donesia (BEI) yang terletak di kaw asan bisnis terpadu Sudir-man kerap disinggahi pelajar dari perguruan tinggi yang ingin mengetahui tipikal dasar tentang pasar modal.

Keterbukaan dan keramahan. Inilah yang ingin dibangun oto-ritas itu sekaligus membangun image investasi di pasar modal bukan lagi sesuatu yang me nge-rikan, apalagi tabu.

Tahun lalu, indeks harga sa -ham gabungan (IHSG) Indonesia tumbuh hingga 46% dan men-jadi yang terbaik di Asia Pasifik. Di tutup di level 2.534 pada Desember 2009, indeks bergerak menguat hingga bertengger di level 3.703 pada Desember 2010. Keuntungan yang diperoleh in -vestor di bursa saham ini, tentu

berimbas juga pada produk tu -runannya seperti produk reksa-dana.

Meski kondisi pasar saat ini cenderung fluktuatif, pelaku pa -sar masih meyakini indeks bakal tumbuh di kisaran 23%-25% tahun ini. Semua memang terli-hat manis. Namun, ada satu per-soalan yang tidak bisa diabaikan oleh otoritas pasar modal di te -ngah kencangnya ajakan berin-vestasi di pasar modal.

Soal perlindungan investor kini menjadi tantangan yang pa -ling utama. Sesungguhnya soal perlindungan investor ini bukan hal baru, karena sejak tahun lalu telah ramai dibicarakan.

Kasus yang pernah terjadi di pasar modal, selalu berujung pada kerugian bahkan kekalah-an investor. Dana investasi serta imbal hasil dari kegiatan investa-sinya, kerap melayang begitu sa ja jika perusahaan efek yang mengelola dananya dinyatakan pailit.

Sebagai catatan, sepanjang 2010 telah ada beberapa kasus besar, seperti penyelewengan dana nasabah oleh manajemen PT Sarijaya Permana Securities. Adapula kasus yang menimpa PT Antaboga Delta Sekuritas, PT Signature Capital Indonesia dan terakhir PT Optima Kharya Securities.

Berangkat dari kasus itu, otori-tas pasar modal mencoba mem-

bentuk kelembagaan di industri ini untuk melindungi dana nasa-bah (investor protection fund/IPF). Bentuk dan pola kerja IPF ini tak jauh beda konsepnya de -ngan Lembaga Penjamin Sim pan-an (LPS) di industri perbankan.

Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Hoesen mengaku kelem-bagaan IPF masih dalam tahap pembahasan mengingat butuh payung hukum yang kuat untuk mewadahi fungsi dan tugas lem-baga ini ke depan.

Niat awal dibentuknya lemba-ga itu yakni untuk melindungi aset investor yang ada di perusa-haan sekuritas atau broker. “In -tinya lembaga ini untuk melin-dungi aset nasabah yang ditem-patkan di perusahaan efek. Ka -lau sewaktu-waktu brokernya dipailitkan, aset mereka masih tetap ada,” ujarnya.

Mencontohi LPSMenurut dia, pihaknya bersa-

ma dengan otoritas pasar modal lain telah “berguru” ke berbagai tempat di dalam negeri maupun luar negeri. “Kami sudah belajar dari LPS, kami juga sudah meli-hat bagaimana pola yang dikem-bangkan di Amerika Serikat dan Australia,” tuturnya.

Mengenai modal awalnya, Hoesen menuturkan dapat diper-oleh dari berbagai sumber. Pertama, dana itu dapat bersum-

ber dari negara melalui Ang gar-an Pendapatan dan Belanja Ne -gara (APBN), kedua bisa berasal dari dana hibah atau pilihan ter-akhir melalui patungan self re gu -latory organization (SRO) pa sar modal yang terdiri dari PT Bur sa Efek Indonesia, PT Kusto dian Sentral Efek Idononesia (KSEI), dan PT Kliring Pen ja min an Efek Indonesia (KPEI).

Tidak ada kata ideal untuk sumber dana IPF ini. Akan tetapi pilihan melalui patungan dari ketiga SRO ini sudah masuk da lam wacana yang paling kuat. Apabila mengacu pada modal minimal sebesar Rp100 miliar, ketiga SRO ini masing-masing akan menyiapkan modal sekitar Rp30 miliar.

Mengenai dana milik siapa yang harus dilindungi, seperti-nya investor ritel menjadi porsi paling utama mengalahkan in -vestor institusi. Artinya, kehadir-an IPF ini akan memberi jamin-an kepada investor ritel yang ingin menanamkan modal di pasar modal, sejalan dengan napas otoritas bursa yang gencar bersosialisasi.

Berdasarkan data subrekening yang tercatat di KSEI, jumlah investor di bursa saham domes-tik tercatat sebanyak 323.655 per Januari 2011.Adapun nilai aset dalam bentuk saham dan obliga-si yang ada di lembagai itu men-capai Rp1.917,90 triliun atau se -

cara rata-rata sekitar Rp6 miliar per rekening.

Tentu untuk tahap awal, IPF tidak akan menjamin seluruh dana nasabah itu. Sebagai gam-baran, LPS dengan modal awal Rp4 triliun pada awal berdiri baru bisa menjamin dana nasa-bah sekitar Rp30 juta.

Direktur Utama BEI Ito War-sito menyatakan pembentukan IPF ini secara hukum akan di -atur dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Pasar Modal yang akan diajukan ke legislatif dalam waktu dekat.

Setelah RUU itu diundangkan, tentu akan muncul produk derivatif dari UU tersebut yang secara khusus mengatur menge-nai kelembagaan IPF.

Apabila tidak ada aral melin-tang, RUU tersebut baru selesai pembahasannya pada 2012. Artinya masih butuh waktu min-imal hingga 2 tahun ke depan untuk benar-benar mem peroleh jaminan kenyamanan berin-vestasi di pasar modal.

Padahal, bukan hal baru lagi jika tarik-ulur kepentingan da -lam pembahasan UU di parle-men butuh waktu yang tidak singkat. Ya mungkin untuk saat ini, percayai dulu iklan pasar modal yang muncul di televi-si. Soal perlindungan…ya harus bersabar dulu menunggu disah-kannya UU baru tersebut. (redaksi @bisnis.co.id)

Indosiar bertunangan dengan SCTVMerger akan buka persaingan baru industri televisi

BISNIS/T. PURNAMA

Sumber: AGB Nielsen, http://static.scm.co.id/201011/9M10-IR.pdf

Pergerakanharga saham

PT Indosiar Karya Media Tbk

Porsi audience share berdasarkan keseluruhan demografis

0,3

0,6

2,3

4,5

7,1

7,6

10,3

10,3

11,4

13,9

15,1

16,5

0,2

0,7

2,2

5,3

6,4

5,8

8,7

13,9

8,9

14,6

16

17,4

LOKAL TV

TVRI1

METRO

TVONE

Global TV

ANTV

TRANS

INDOSIAR

TPI (MNC TV)

TRANS 7

SCTV

RCTI2009QIII/2010

PT Indosiar Karya Media Tbk

Rp1.010

31 Ags 16 Sep 15 Okt 15 Nov 15 Des 14 Jan 14 Feb

Rp3.800

77,144

Rp1.340

RR

RPT Surya Citra Media Tbk

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk

Sumber: Bloomberg