indonesian cheese
DESCRIPTION
uyiiiiiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dangke merupakan produk olahan susu kerbau secara tradisional yang
berasal dari Sulawesi Selatan. Daerah yang terkenal sebagai penghasil dangke di
Sulawesi Selatan adalah kabupaten Enrekang, yaitu kecamatan Baraka,
Anggeraja dan Alla’. Nama dangke diduga berasal dari bahasa Belanda, yaitu
Dangk U yang berarti terima kasih, yang diucapkan oleh orang Belanda ketika
mengkonsumsi produk olahan susu yang berasal dari susu kerbau ini. Dari kata
Dangk U inilah asal nama dangke untuk produk susu olahan rakyat kabupaten
Enrekang ini (Nastity, 2013: 17).
Dangke memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, karena dangke
mengandung protein dari susu. Susu merupakan minuman yang mengandung
semua zat makanan, terutama zat protein bergizi tinggi dan mengandung semua
asam amino esensial dalam jumlah yang seimbang (Winarno, 1993).
Susu adalah bahan baku dalam pembuatan dangke yang mudah
ditemukan dan harganya relatif murah. Dangke dengan banyak manfaat bagi
kesehatan, perlu untuk diketahui cara pembuatannya agar dengan mengetahui
prinsip pengerjaannya, dapat menjadi salah satu pilihan dalam berwirausaha
sehingga percobaan ini sangat penting untuk bahan praktikum terutama bagi
farmasis.
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara pembuatan Indonesian cheese
(dangke) dengan metode tertentu
2. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui cara pembuatan Indonesian cheese (dangke) dari
bahan baku susu Dancow® dengan metode pemanasan.
C. Prinsip Percobaan
Pembuatan Indonesian cheese (dangke) dari bahan baku susu Dancow®
dengan metode pemanasan di mana susu dipanaskan, ditambahkan garam dan
getah pepaya, kemudian akan terbentuk gumpalan protein dan setelah itu
dimasukkan ke dalam wadah (tempurung kelapa).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Susu adalah cairan berwarna putih yang dihasilkan (disekresikan) oleh
kelenjar mammae pada semua binatang mamalia. susu juga merupakan sumber
protein terbaik setelah telur. Meskipun demikian, tidak selamanya dan tidak
semua orang harus minum susu. Susu membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
manusia, yang mungkin tidak terkandung dalam makanan yang mereka makan
setiap hari (Moeljanto, 2002: 2).
Susu sapi merupakan minuman alami yang kaya nutrisi. Susu dibutuhkan
oleh tubuh sebagai zat pembangun, terutama pada masa pertumbuhan. Kandugan
kalsium, protein, fosfor, magnesium, vitamin D, dan vitamin A pada susu sapi
sangat berperan bagi pertumbuhan, termasuk untuk pembentukan tulang dan gigi.
Kandungan gizi susu bubuk di bawah susu segar karena pada saat pengolahan
beberapa nutrisinya hilang. Beberapa proses pengolahan pada susu bubuk antara
lain evaporasi, homogenisasi, dan pengeringan. Begitupun dengan susu kental
manis (Syarif, 2011: 2).
Diversifikasi atau penganekaragaman produk susu sebagai upaya dalam
meningkatkan konsumsi gizi masyarakat dengan daya tarik keragaman produk,
diversifikasi juga bertujuan untuk meningkatkan daya tahan produk sehingga
dapat mengatasi masalah pengangkutan dan penyimpanan produk. Dangke, suatu
produk tradisional yang berasal dari kabupaten Enrekang adalah salah satu
bentuk diversifikasi produk olahan susu yang diminati, khususnya di kalang
masyarakat Sulawesi Selatan (Isyana, 2012: 1).
Dangke adalah makanan tradisional yang berasal dari Kabupaten
Enrekang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Dangke terbuat dari fermentasi susu
kerbau yang diolah secara tradisional. Dangke memiliki tekstur seperti tahu dan
memiliki rasa yang mirip dengan keju. Dangke juga terkenal memiliki
kandungan protein betakaroten yang cukup tinggi. Dangke dibuat dengan
merebus campuran susu kerbau, garam, dan sedikit getah buah pepaya. Hasil
rebusan tersebut kemudian disaring, dibuang airnya, dan kemudian dicetak sesuai
bentuk yang diinginkan. Dangke dapat langsung disajikan atau diolah lagi
menjadi variasi makanan lain seperti dangke bakar dan sejenisnya. Dangke
dibuat dengan cara menambahkan getah pepaya pada susu sapi. Getah pepaya
mengandung enzim papain yang berfungsi memisahkan protein dengan air
(www.wikipedia.org/wiki/dangke).
Pada prinsipnya ada dua proses yang mendukung reaksi penggumpalan
protein susu yaitu hidrolisis enzimatik k-kasein dan proses non enzimatik berupa
aglomerisasi misel kasein. Kombinasi kedua proses tersebut menyebabkan
perubahan fisik susu yang disebut penggumpalan. Protein susu dapat
dikoagulasikan dengan asam (asam organik). Proses penggumpalan berlangsung,
terjadi penjeratan lemak melalui pembentukan ikatan silang atau matriks gel
(Yuniwati, dkk, 2008: 127-128).
Enzim papain terdapat dalam getah papaya yang bias diperoleh dengan
cara yang sangat mudah, karena tumbuhan papaya sangat mudah tumbuh di
daerah tropis khususnya di Indonesia, dan cara mendapatkan getahnya pun sangat
mudah hanya dengan menggores buah papaya, maka getah akan keluar kemudian
dikeringkan, dan hasilnya bisa digunakan sebagai enzim papain (Yuniwati, dkk,
2008: 127).
Dangke diolah dari susu sapi atau susu kerbau yang dipanaskan dengan
api kecil sampai mendidih, kemudian ditambahkan koagulan berupa getah
papaya (papain) sehingga terjadi penggumpalan. Gumpalan tersebut dimasukkan
dalam cetaan khusus yang terbuat dari tempurung kelapa sambil ditekan sehingga
cairannya terpisah. Konsentrasi (papain + air) yang digunakan lebih kurang 1/2
sendok makan untuk 5 liter susu, dan dari jumlah tersebut dapat dihasilkan 4
buah dangke (Ridwan, 2005: 8).
Dangke yang masih dalam keadaan panas dibungkus dengan daun pisang
dan ada kalanya agar bias tahan lama dilakukan pengawetan dengan ditaburi
garam dapur. Berdasarkan hasil penelitian, penggaraman dengan larutan garam
jenuh perbandingan 1:1 mampu mempertahankan daya simpan sampai hari
keenam (Ridwan, 2005: 8).
Dalam pembuatan dangke, penambahan papain saat susu mendidih,
menghasilkan rendamen dangke yang lebih besardibanding penambahan sebelum
susu dipanaskan. Dangke yang disimpan pada suhu dingin (5-10oC) dengan
penambahan asam sorbat dengan konsentrasi 0,15% masih layak dikonsumsi
sampai penyimpanan pada bulan ke-6, sedangkan untuk produk dangke tanpa
penambahan asam sorbat mempunyai umur simpan hanya 21 hari. Dangke yang
disimpan pada suhu kamar (30oC) dengan penambahan asam sorbat dengan
konsentrasi 0,15% mempunyai daya simpan sampai 5 hari, sedangkan untuk
produk dangke tanpa penambahan asam sorbat, daya simpannya hanya 2 hari saja
(Ridwan, 2005: 11).
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979: 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18.02 g/mol
Rumus Struktur : H-O-H
Pemerian : Cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut susu
2. Pepaya (www.plantamor.com)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya
Morfologi : Getah papaya dapat ditemukan di batang, daun, dan
buah mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan
daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Untuk memproduksi
papain, bahan baku yang perlu dipersiapkan adalah getah papaya.
Ditambahkan air untuk pengencer getah papaya.
3. Susu Dancow®
Nama Produk : Dancow® Full cream
Komposisi : Susu sapi, susu bubuk skim, mineral, pengemulsi lesitin
kedelai, premiks vitamin, mineral.
No. Reg : BPOM RP MD 805313199001
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah daun pisang, gelas
kimia, gelas ukur, kompor, panci, pisau, saringan, sendok, tempurung kelapa,
wadah plastik.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, garam, getah
pepaya, susu dancow®.
B. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat pengenceran getah pepaya dengan melarutkan getah dalam 50 mL air
3. Dipanaskan air hingga mendidih dan dimasukkan susu bubuk Dancow®,
diturunkan suhunya
4. Ditambahkan garam secukupnya
5. Ditambahkan getah pepaya yang telah diencerkan sedikit demi sedikit pada
susu hingga terbentuk gumpalan
6. Didinginkan dan diambil gumpalan yang terbentuk
7. Dimasukkan pada tempurung kelapa yang telah dilubangi bagian bawahnya
8. Dibungkus dengan daun pisang
DAFTAR PUSTAKA
Isyana, Fitrah, 2012, Tingkat Higiene dan Cemaran Bakteri pada Pembuatan Dangke
Susu Sapi di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang, Makassar: Unhas.
Moeljanto, Bernardinus, 2002, Khasiat dan Manfaat Susu Kambing, Jakarta:
Agromedia
Ridwan, M., 2005, Strategi Pengembangan Dangke sebagai Produk Unggulan Lokal
di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Bogor: IPB.
Syarif, Harianto, 2011, Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Perah, Jakarta:
Agromedia Pustaka
Yuniwati, dkk, 2008, Pemanfaatan Enzim Papain Sebagai Penggumpal Dalam
Pembuatan Keju, Yogyakarta: AKPRIND.