indonesia raja ampat

6
1.1 Latar belakang masalah Berbicara mengenai kekayaan laut, Indonesia adalah gudangnya. Banyak sekali lokasi lokasi yang terkenal akan keindahan biota lautnya, antara lain bunaken, karimun jawa, dan raja ampat. Raja ampat terkenal sekali akan keanekaragaman spesies laut terkaya di dunia, termasuk 75 persen dari seluruh spesies terumbu karang yang dikenal. Karena itu, banyak turis domestic maupun mancanegara berkunjung ke raja ampat untuk menikmati keindahan bawah lautnya. Bahkan, tempat ini dijuluki “surge bawah laut” oleh wisatawan. Selain itu, terkenalnya raja ampat mampu mengangkat nama Indonesia di mata dunia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Namun, keindahan raja ampat tidak hanya dinikmati sekarang saja, tetapi juga harus dipikirkan bagaimana keberlanjutannya bagi generasi yang akan datang. Potensi kawasan konservasi raja ampat tersebut masih sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan langkah- langkah yang tepat untuk dapat menjaga dan melestarikan terumbu karang yang ada di kawasan raja ampat. Selain itu, perlu dikaji pula dampak pelestarian terumbu karang terhadap sektor-sektor kehidupan masyarakat raja ampat sendiri 1.2 Rumusan masalah 1.2.1 Bagaimanakah upaya pelestarian terumbu karang di raja ampat 1.2.2 bagaimanakah dampak dari pelestarian terumbu karang terhadap sektor-sektor kehidupan masyarakat raja ampat 1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui upaya pelestarian terumbu karang di raja ampat 1.3.2 Untuk mengetahui dampak dari pelestarian terumbu karang terhadap sektor-sektor kehidupan masyarakat raja ampat 1.4 Metode 1.4.1 Studi pustaka Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode studi pustaka, dimana pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi literatur terhadap buku-buku yang relevan. 1.5 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah ini menggunakan sistematika sebagai berikut Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode, dan sistematika penulisan

Upload: evan-eduard

Post on 16-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wisata raja ampat

TRANSCRIPT

Page 1: Indonesia Raja Ampat

1.1 Latar belakang masalah

Berbicara mengenai kekayaan laut, Indonesia adalah gudangnya. Banyak sekali lokasi lokasi yang terkenal akan keindahan biota lautnya, antara lain bunaken, karimun jawa, dan raja ampat. Raja ampat terkenal sekali akan keanekaragaman spesies laut terkaya di dunia, termasuk 75 persen dari seluruh spesies terumbu karang yang dikenal. Karena itu, banyak turis domestic maupun mancanegara berkunjung ke raja ampat untuk menikmati keindahan bawah lautnya. Bahkan, tempat ini dijuluki “surge bawah laut” oleh wisatawan. Selain itu, terkenalnya raja ampat mampu mengangkat nama Indonesia di mata dunia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayatinya.

Namun, keindahan raja ampat tidak hanya dinikmati sekarang saja, tetapi juga harus dipikirkan bagaimana keberlanjutannya bagi generasi yang akan datang. Potensi kawasan konservasi raja ampat tersebut masih sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk dapat menjaga dan melestarikan terumbu karang yang ada di kawasan raja ampat. Selain itu, perlu dikaji pula dampak pelestarian terumbu karang terhadap sektor-sektor kehidupan masyarakat raja ampat sendiri

1.2 Rumusan masalah1.2.1 Bagaimanakah upaya pelestarian terumbu karang di raja ampat1.2.2 bagaimanakah dampak dari pelestarian terumbu karang terhadap sektor-sektor kehidupan

masyarakat raja ampat

1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui upaya pelestarian terumbu karang di raja ampat

1.3.2 Untuk mengetahui dampak dari pelestarian terumbu karang terhadap sektor-sektor kehidupan masyarakat raja ampat

1.4 Metode1.4.1 Studi pustaka

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode studi pustaka, dimana

pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi literatur terhadap buku-buku yang relevan.

1.5 Sistematika Penulisan

Karya Ilmiah ini menggunakan sistematika sebagai berikut

Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode, dan

sistematika penulisan

Bab II Pembahasan yang meliputi upaya pelestarian terumbu karang di raja ampat dan dampak dari

pelestarian terumbu karang terhadap sektor-sektor kehidupan masyarakat raja ampat

Bab III Penutup yang meliputi simpulan dan saran

Page 2: Indonesia Raja Ampat

2.1 Upaya Pelestarian Terumbu Karang di Raja Ampat

Seperti yang telah dicantumkan sebelumnya, kekayaan terumbu karang di Raja Ampat sudah

sangat terkenal di kancah internasional. Tentunya bukan sebuah hal yang bijaksana bila kita sebagai

“pemilik” terumbu karang dan segala keanekaragaman hayati di Raja Ampat hanya menikmati dan

mengeksploitasi wilayah ini tanpa ada upaya perlindungan dan pelestarian.

Upaya pelestarian terumbu karang tersebut sudah diterapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan

(KKP) melalui program Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP), yang sudah

masuk tahap III atau COREMAP III dimulai pada tahun 2013 dan berakhir pada 2017. Pada tahap II,

Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang pada kurun waktu 2003 hingga 2011, salah

satu lokasinya di Kabupaten Raja Ampat. Melalui program ini, aktivitas pengelolaan kawasan

konservasi perairan dilakukan secara kolaboratif berbasis masyarakat, berbagai mata pencaharian

alternatif dikembangkan, monitoring kondisi kesehatan ekosistem terumbu karang dilakukan secara

berkala, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya secara lestari

dan berkelanjutan.

Pada kunjungan kerjanya ke Raja Ampat tahun lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C.

Sutardjo, mengatakan bahwa wujud nyata program Coremap banyak dinikmati masyarakat. Di mana

kabupaten Raja Ampat meliputi 39 kampung. Di setiap kampung tersebut memiliki suatu Lembaga

Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang (LPSTK) dengan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang

(RPTK). LPSTK ini mengelola dana Village Grant untuk pembangunan fisik di kampung, yang

besarannya berkisar Rp 50 – Rp 100 juta. Di samping itu terdapat Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

yang mengelola dana Seed Fund (dana bergulir) di setiap kampung, yang besarannya berkisar Rp. 50 –

Rp 100 juta.

Sharif menegaskan, peran masyarakat pada program COREMAP sangat besar. Bahkan, di setiap

kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat ditetapkan Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang dikukuhkan

dengan Peraturan Kampung. Penetapan ini dilakukan masyarakat kampung setempat untuk

memberikan perlindungan terhadap kawasan terumbu karang dari kegiatan penangkapan ikan dan

aktifitas manusia lainnya yanag bisa merusak kawasan konservasi. Apalagi, kawasan terumbu karang

yang kaya nutrisi menyediakan tempat hidup dan makanan bagi ikan untuk hidup, makan, tumbuh dan

berkembang biak. “Saat ini DPL di lokasi COREMAP II Raja Ampat mencakup luasan berkisar 2.179,9

Ha. Kondisi Terumbu Karang di DPL mengalami peningkatan 30% dalam kurun waktu 4 tahun,”

jelasnya.

2.2 Dampak dari Pelestarian Terumbu Karang Terhadap Sektor-sektor Kehidupan Masyarakat Raja Ampat

Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan upaya pelestarian terumbu karang di Raja Ampat.

Tentunya, upaya ini juga berdampak pada kehidupan masyarakat Raja Ampat, mengingat kekayaan

laut Raja Ampat tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat

Di sektor ekonomi , Menurut Sharif, selain wisata bahari, budidaya mutiara juga menjadi

andalan kabupaten Raja Ampat. Dimana salah satu kawasan Konservasi Perairan Daerah Misool

dengan luas: 343.200 Ha yang saat ini dikelola oleh Kabupaten Raja Ampat, diharapkan dapat

Page 3: Indonesia Raja Ampat

mendukung keberlanjutan sumberdaya ikan dan dimanfaatkan untuk tujuan wisata bahari. Di

perairan ini juga terdapat aktivitas budidaya mutiara nan canggih yang telah memberikan

dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat kampung disekitar kawasan konservasi. “Pola ini

merupakan bukti bahwa konservasi tidak hanya perlindungan semata, namun upaya

pemanfaatannya dapat menyejahterakan masyarakat,” tegasnya. Menurut Sharif, untuk

mendukung percepatan pembangunan wisata bahari, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif dapat menindaklanjuti dan mendukung upaya pengelolaan kawasan konservasi perairan

secara efektif melalui pemanfaatan wisata bahari yang berkelanjutan. Sinergi konservasi,

pariwisata dan ekonomi yang didukung dengan keterpaduan berbagai pihak, yakni pemerintah,

pemerintah daerah masyarakat, LSM baik lokal maupun internasional, para tokoh masyarakat,

masyarakat adat serta para usahawan menjadi sangat penting.

Di sektor pariwisata, sudah tidak perlu diragukan lagi konsistensi kawasan konservasi Raja

Ampat ini. Banyak sekali agen-agen tur yang menawarkan perjalanan ke Raja Ampat. Keindahan

bawah laut dan kekhasan daerah ini mampu menarik turis mancanegara bahkan turis dometik

sekalipun untuk berkunjung ke tempat ini. Hal ini tentu saja akan menambah pendapatan

daerah dan devisa negara.

Di sektor sosial budaya, warga-warga lokal di Kepulauan Raja Ampat juga mempunyai

kearifan tradisional “Sasi” untuk menjaga kelestarian berbagai jenis ikan dan terumbu karang.

Sasi Laut merupakan tradisi untuk menjaga keseimbangan alam dengan berhenti sementara

menangkap ikan dan biota laut lainnya dalam beberapa bulan, agar kekayaan laut tidak punah

dan stoknya kembali melimpah.

Singkat kata, Sasi identik dengan bank ikan dan diterapkan masyarakat di Pulau Waigeo, Batanta,

Salawati, dan Misool. Setidaknya, sekitar seribu jenis terumbu karang dan seribu lima ratus jenis

ikan di perairan Raja Ampat diberi kesempatan untuk berkembang biak. Masyarakat nelayan

juga akan menangkap ikan dan biota laut secukupnya serta tidak mengeksploitasinya secara

berlebihan.

“Kami berupaya mempertahankan tradisi dan budaya yang sudah turun-temurun untuk

menjaga kelestarian wilayah perairan di sini. Tradisi Sasi dimusyawarahkan bersama sehingga

ada kesepakatan atas wilayah yang tidak boleh ditangkap ikannya,” kata Yesayas Mayor, tokoh

masyarakat dan Kepala Adat Desa Sawinggrai.

Tradisi Sasi juga diterapkan di Pulau Mansuar, Pulau Airborek, dan pulau-pulau lainnya di Raja

Ampat. Nowak Sawiyai menyebutkan dia bersama 15 warga Kampung Kurkapa, Pulau Mansuar,

memiliki dua kawasan Sasi dengan jangka waktu lima hingga tujuh bulan. Tradisi Sasi Laut

dimulai dengan rapat adat di tempat ibadat, seperti di Masjid ataupun di Gereja. Tokoh adat,

kepala desa dan warga menyiapkan sejumlah sesaji untuk menandai tradisi Sasi Laut akan

dilangsungkan. Untuk beberapa warga di kawasan ini, kepercayaan tidak mengkonsumsi ikan

Page 4: Indonesia Raja Ampat

tertentu juga menjadi bagian dari tradisi lokal. Ada yang dikenai denda dengan uang jika

melanggar tradisi tersebut.

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan

3.1.1 Upaya pelestarian terumbu karang di Raja Ampat sudah dilakukan dengan baik. Sudah ada

inisiatif dari pemerintah maupun dari masyarakat sekitar

3.1.2 Upaya pelestarian terumbu karang di Raja Ampat berdampak positif bagi sektor-sektor

lainnya seperti sektor ekonomi, sektor pariwisata, dan sektor social budaya

3.2 Saran

3.2.1 Untuk Pemerintah

Pemerintah harus mampu mempertahankan upaya pelestarian terumbu karang dengan

cara mengawasi dan bertindak secara aktif. Pemerintah juga harus berupaya

mempertahankan bahkan meningkatkan potensi wisata Raja Ampat. Tentunya dengan

melakukan kerjasama dengan masyarakat

3.2.2 Untuk Masyarakat

Masyarakat harus mampu bersinergi dengan pemerintah, baik dalam hal pelestarian

terumbu karang, maupun pengembangan potensi wisata. Masyarakat juga diharapkan

berperan aktif dalam pengembangan kawasan Raja Ampat ini.

Anonim, Raja Ampat, Bukti Keberhasilan KKP Padukan Konservasi, Pariwisata, dan Ekonomi dalam

http://www.antaranews.com/berita/371740/raja-ampat-bukti-keberhasilan-kkp-padukan-

konservasi-pariwisata-dan-ekonomi (Diunduh 14 Februari 2014)

Anonim, Menopang Wisata Bahari Raja Ampat dalam http://www.suarapembaruan.com/home/menopang-

wisata-bahari-raja-ampat/22305 (Diunduh 14 Februari 2014)