indikator penting provinsi papua edisi agustus 2015

48
http://papua.bps.go.id

Upload: elkha

Post on 25-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ekonomi

TRANSCRIPT

Page 1: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Page 2: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Page 3: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

INDIKATOR PENTINGPROVINSI PAPUAEDISI AGUSTUS 2015

Page 4: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

© Badan Pusat Statistik Provinsi Papua

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015 No. Publikasi : 9400.1521Katalog BPS : 1103002.94

Diproduksi : Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaEditor : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaPenulis : Bidang Neraca WIlayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaDesain Sampul : Bidang Integrasi Pengolahan Data dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaTata Letak : Bidang Integrasi Pengolahan Data dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaGambar Sampul : Devie Victor Lewerissa, SE Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayapura

Jayapura: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, 2015viii + 36 halaman; 18,2 x 25,7 cm (B5)

Page 5: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

v

HEADLINES

Inflasi Kota Jayapura dan Kabupaten Merauke

Bulan Juli 2015 tercatat bahwa Kota Jayapura mengalami inflasi 0,51 persen dengan Indeks

Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,04. Sedangkan Merauke mengalami deflasi -0,65 persen

dengan IHK sebesar 122,44.

Ekspor-Impor

Nilai ekspor Papua pada Juni 2015 sebesar US$273,72 juta atau naik 20,70 persen dibandingkan

nilai pada Mei 2015. Total impor Papua pada Juni 2015 sebesar US$52,99 juta atau turun 24,88

persen dibandingkan total pada Mei 2015.

Angkutan Laut

Di pelabuhan laut Jayapura dan Merauke tercatat jumlah penumpang dalam negeri yang

berangkat dan datang pada bulan Juni 2015 masing-masing sebesar 12.029 dan 10.299 orang.

Sedangkan barang yang dimuat dan dibongkar masing-masing sebesar 12.886 dan 360.413

ton.

Angkutan Udara

Data pelabuhan udara di bandar udara Sentani, Jayapura dan Moppah, Merauke tercatat

jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat dan datang pada Mei

2015 masing-masing sebesar 73.439 dan 75.353 orang. Selain itu barang yang dimuat dan

dibongkar masing-masing sebesar 17.360.762 dan 675.546 kg.

Nilai Tukar Petani

Pada Juli 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Papua tercatat mengalami penurunan sebesar

0,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan terjadi akibat naiknya lt lebih rendah

dibandingkan kenaikan lb. Selain itu di wilayah pedesaan Papua terjadi inflasi 0,31 persen.

Page 6: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

vi Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Industri Manufaktur

Pertumbuhan produksi q-to-q IBS Provinsi Papua triwulan II-2015 mengalami pertumbuhan

positif sebesar 6,59 persen, sedangkan q-to-q IMK mengalami pertumbuhan negatif sebesar

-2,80 persen dari triwulan I-2015.

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perekonomian Papua triwulan II tahun 2015 bila dibandingkan dengan triwulan II-2014

(y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 12,77 persen. Bila dibandingkan dengan triwulan

I-2015 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 7,26 persen.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

Kondisi ekonomi konsumen Papua pada Triwulan II-2015 (nilai indeks sebesar 107,57)

membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara pada triwulan III-2015, kondisi

ekonomi konsumen diperkirakan juga akan membaik (nilai indeks sebesar 112,27).

Ketenagakerjaan

Jumlah pengangguran di Papua pada Februari 2015 sebanyak 3,72 persen dari total angkatan

kerja.

Page 7: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

vii

PRAKATA

Indikator Penting Provinsi Papua ini diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Papua. Data dan informasi yang dimuat merupakan perkembangan data terbaru yang

dihimpun dan dirilis BPS, yang merupakan hasil pendataan langsung dan hasil kompilasi

produk administrasi pemerintah yang dilakukan secara teratur (bulanan, triwulanan dan

tahunan) oleh jajaran BPS di seluruh Provinsi Papua.

Buku ini dimaksudkan untuk melengkapi bahan penyusunan kebijakan dan evaluasi

kemajuan yang dicapai baik di bidang sosial maupun di bidang ekonomi. Indikator Penting

Provinsi Papua ini mencakup antara lain: perkembangan bulanan Inflasi, Nilai Tukar Petani

(NTP), Inflasi Pedesaan, Ekspor-Impor, Industri manufaktur, Pertumbuhan Ekonomi,

Ketenagakerjaan, Kemiskinan, Ketimpangan Pendapatan, IKK, IPM, serta Produksi Tanaman

Pangan.

Data yang lebih luas dan spesifik untuk sektor tertentu, tersedia dalam publikasi BPS

lainnya atau dapat diperoleh melalui website http://papua.bps.go.id. Semoga buku ini dapat

memberikan manfaat kepada segenap penggunanya.

Jayapura, Agustus 2015Kepala Badan Pusat Statistik

Provinsi Papua

Ir. Didik Koesbianto, M.Si

Page 8: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Page 9: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

ix

DAFTAR ISIInflasi .... .............................................................................................................................................. 1

Ekspor .................................................................................................................................................. 3

Impor .................................................................................................................................................. 5

Angkutan Laut .................................................................................................................................... 7

Angkutan Udara ................................................................................................................................. 9

Nilai Tukar Petani ............................................................................................................................... 11

Industri Manufaktur .......................................................................................................................... 13

Produk Domestik Regional Bruto ................................................................................................ 17

Indeks Tendensi Konsumen ........................................................................................................... 19

Kemiskinan .......................................................................................................................................... 21

Ketenagakerjaan ................................................................................................................................ 23

Produksi Tanaman Pangan ............................................................................................................. 25

Potensi Desa ........................................................................................................................................ 27

Informasi Lainnya .............................................................................................................................. 29

Lampiran .............................................................................................................................................. 31

Page 10: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Page 11: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

1

Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Papua

dengan menggunakan penghitungan dan tahun

dasar baru tahun 2012 (2012=100) hasil SBH 2012, di

Kota Jayapura pada Juli 2015 terjadi inflasi sebesar

0,51 persen atau terjadi kenaikan angka Indeks Harga

INFLASI JULI 2015

Inflasi Kota Jayapura sebesar 0,51 persen. Sedangkan Merauke

mengalami deflasi sebesar -0,65 persen.

Konsumen (IHK) dari 121,42 pada Juni 2015 menjadi 122,04 pada Juli 2015. Sedangkan di

Merauke pada Juli 2015 terjadi deflasi sebesar -0,65 persen atau terjadi penurunan angka

IHK dari 123,24 pada Juni 2015 menjadi 122,44 pada Juli 2015.

Secara umum, dari 82 kota IHK tercatat 80 kota mengalami inflasi (termasuk Kota

Jayapura) dan 2 (dua) kota yang mengalami deflasi (termasuk Merauke). Inflasi tertinggi

terjadi di Pangkal Pinang 3,18 persen dan inflasi terendah terjadi di Pematang Siantar

0,06 persen. Deflasi terbesar terjadi di Merauke -0,65 persen dan deflasi terkecil terjadi di

Tanjung Pandan -0,48 persen. Kota Jayapura menempati urutan ke-72 di tingkat nasional

dan urutan ke-15 di tingkat Sumapua (sulawesi, Maluku, dan Papua). Sedangkan Merauke

menempati urutan ke-82 ditingkat nasional dan urutan ke-18 di tingkat Sumapua.

Kota Jayapura tercatat laju inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2015) sebesar

1,53 persen dan inflasi year on year (Juli 2015 terhadap Juli 2014) sebesar 8,32 persen.

Sedangkan untuk Merauke tercatat laju inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2015) sebesar

-1,18 persen dan laju inflasi year on year (Juli 2015 terhadap Juli 2014) sebesar 6,59 persen.

Gambar 1.Perkembangan Inflasi Kota Jayapura, Kota Merauke dan Nasional

Juni 2014 – Juli 2015

Page 12: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

2 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Pada Juli 2015 inflasi bulanan pada komponen inti Kota Jayapura sebesar 0,55 persen,

inflasi pada komponen yang harganya diatur pemerintah sebesar 2,48 persen dan inflasi

pada komponen bergejolak sebesar -1,25 persen. Sementara itu laju inflasi tahun kalender

pada komponen inti Kota Jayapura sebesar 2,62 persen, inflasi pada komponen yang

harganya diatur pemerintah sebesar 0,65 persen dan inflasi pada komponen bergejolak

sebesar -0,53 persen. Tercatat pula laju inflasi year on year pada komponen inti Kota

Jayapura sebesar 5,54 persen, inflasi pada komponen yang harganya diatur pemerintah

sebesar 14,76 persen, dan inflasi pada komponen bergejolak sebesar 10,83 persen.

Sedangkan Merauke inflasi bulanan pada komponen inti sebesar 0,22 persen, inflasi

pada komponen yang harganya diatur pemerintah sebesar 0,89 persen, dan inflasi pada

komponen bergejolak sebesar -2,97 persen. Sementara itu laju inflasi tahun kalender

pada komponen inti sebesar 2,88 persen, inflasi pada komponen yang harganya diatur

pemerintah sebesar 1,82 persen, dan inflasi pada komponen bergejolak sebesar -9,18

persen. Tercatat pula inflasi tahun year on year pada komponen inti sebesar 5,58 persen,

inflasi pada komponen yang harganya diatur pemerintah sebesar 16,82 persen, dan inflasi

pada komponen bergejolak sebesar 3,70 persen.

Kota Jayapura Kota Merauke

Gambar 2.Laju Inflasi, Inflasi Tahun Kalender, serta Inflasi Year on Year Kota Jayapura dan Kota Merauke

Menurut Kelompok Komponen Juli 2015

Page 13: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

3

A. Ekspor Migas dan Non Migas

Pada Juni 2015, ekspor Papua mengalami

peningkatan sebesar 20,70 persen dibandingkan

total ekspor bulan sebelumnya, yaitu dari US$226,78

juta menjadi US$273,72 juta. Peningkatan tersebut

EKSPOR JUNI 2015

Total nilai ekspor Papua pada Juni 2015 sebesar

US$273,72 juta, naik dibandingkan bulan

sebelumnya

utamanya dipicu oleh peningkatan nilai ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) sebesar

US$65,09 juta. Pada Juni 2015 tercatat adanya ekspor migas sebesar US$594.

Nilai ekspor kumulatif Jan-Jun 2015 adalan US$960,85 juta atau 393,17 persen lebih

banyak dibandingkan total ekspor kumulatif yang sama tahun 2014 yang hanya mencapai

US$194,83 juta. Pada Juni 2015, sebesar 99,99 persen ekspor Papua keluar melalui

Pelabuhan Amamapare.

Tabel 1.Ringkasan Perkembangan Ekspor Provinsi Papua

Januari-Juni 2015*

Uraian

Nilai FOB (Juta US$)%

Peruba-han Jun 2015*

thdMei 2015

% Peruba-han

Jan-Jun 2015*

thdJan-Jun

2014

% Peran thd Total Jan-Jun 2015*

Apr 2015

Mei 2015

Jun 2015*

Jan-Jun 2014

Jan-Jun 2015*

Total Ekspor 106,44 226,78 273,72 194,83 960,85 20,70 393,17 100,00

Migas 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 - -27,80 0,00

Non Migas 106,44 226,78 273,72 194,82 960,85 20,70 393,19 100,00Ket: Tanda (*) menunjukkan Angka Sementara

Page 14: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

4 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

B. Ekspor Menurut Golongan Barang HS 2 Dijit

Sebesar 99,99 persen dari total nilai ekspor Juni 2015 berasal dari nilai ekspor Bijih

Tembaga & Konsentrat (HS26), yakni senilai US$273,70 juta. Nilai ini lebih tinggi 31,20

persen dibandingkan nilainya pada Mei 2015. Pada Juni 2015, tidak tercatat adanya ekspor

golongan Ikan & Hewan Air Lainnya (HS03). Sementara itu, tercatat ekspor golongan Kayu

& Barang dari kayu (HS44) sebesar US$2,00 ribu dan golongan non migas lainnya sebesar

US$0,02 juta.

Ekspor HS26 pada kumulatif Jan-Jun 2015 mengalami peningkatan sebesar US$782,39

juta atau sebesar 702,10 persen karena naiknya volume ekspornya sebesar 1.004,73

persen. Ekspor golongan Kayu & Barang dari Kayu (HS44) pada periode yang sama juga

mengalami peningkatan sebesar US$3,14 juta. Sebaliknya, nilai ekspor golongan HS03

dan golongan non migas lainnya justru menurun, masing-masing sebesar US$19,16 juta

dan US$0,34 juta.

C. Ekspor Menurut Negara Tujuan

Negara yang menjadi tujuan ekspor pada Juni 2015 adalah Jepang, Filipina, Korea

Selatan, India, dan China, dimana masing-masing senilai US$79,42 juta, US$45,75 juta,

US$44,40 juta, US$47,31 juta, dan US$56,82 juta. Komoditi yang diekspor ke negara-negara

tersebut seluruhnya berupa konsentrat tembaga. Nilai ekspor ke negara utama pada Juni

2015 mengalami peningkatan sebesar 31,20 persen dibanding nilai ekspor pada bulan

sebelumnya. Sebaliknya, nilai ekspor ke negara lainnya mengalami penurunan sebesar

99,87 persen.

Pada kumulatif Jan-Jun 2015 ekspor ke negara utama mengalami peningkatan 553,12

persen dibandingkan nilai pada Jan-jun 2014, menjadi sebesar US$896,00 juta. Sementara

itu, nilai ekspor ke negara lainnya naik sebesar 12,52 persen pada Jan-jun 2015 menjadi

US$64,86 juta.Gambar 3.

Nilai Ekspor Provinsi Papua Menurut Negara Tujuan Januari-Juni 2014/2015 (Juta US$)

Page 15: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

5

A. Impor Migas dan Non Migas

Pada Juni 2015, total impor Papua sebesar

US$52,99 juta yang terdiri atas dasar impor migas

US$10,21 juta dan impor non migas sebesar US$42,78

juta. Komoditi dengan andil terbesar yaitu bahan bakar

IMPOR JUNI 2015

Total impor Papua pada Bulan Juni 2015 sebesar

US$52,99 juta, turun dibanding bulan

sebelumnya

diesel senilai US$8,86 juta (16,73 persen) dan suku cadang alat-alat berat senilai US$3,94

juta (7,44 persen)

Impor kumulatif Jan-Jun 2015 Papua sebesar US$317,94 juta atau turun US$204,99

juta (39,20 persen) dibandingkan total impor Jan-Jun 2014. Penurunan terjadi baik pada

impor migas akibat turunnya impor bahan bakar diesel sebesar US$61,04 juta (43,77

persen), maupun pada impor non migas utama karena turunnya impor Mesin-mesin/

Pesawat Mekanik (HS84) sebesar US$77,76 juta (46,75 persen). Secara kumulatif, neraca

perdagangan Papua pada Jan-Jun 2015 juga mengalami surplus sebesar US$642,92 juta.

Tabel 2.Ringkasan Perkembangan Impor Provinsi Papua

Januari-Juni 2015*

Uraian

Nilai FOB (Juta US$)%

Peruba-han Jun 2015*

thdMei 2015

% Pe-rubahan Jan-Jun 2015*

thdJan-Jun

2014

% Peran thd Total Jan-Jun

2015Apr

2015Mei

2015Jun

2015*Jan-Jun

2014Jan-Jun 2015*

Total Impor 43,10 70,54 52,99 522,93 317,94 -24,88 -39,20 100,00

Migas 9,67 20,26 10,21 151,74 85,44 -49,62 -43,69 26,87

Non Migas 33,43 50,28 42,78 371,19 232,50 -37,36 -37,36 73,13

Ket: Tanda (*) menunjukkan Angka Sementara

Page 16: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

6 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

B. Impor Menurut Golongan Barang HS 2 Dijit

Nilai impor 10 golongan non migas utama pada Juni 2015 tercatat sebesar US$39,12

juta, turun 11,65 persen dibanding bulan sebelumnya yang sebesar US$44,28 juta. Impor

golongan non migas lainnya pada Juni 2015 turun U$2,34 juta dibandingkan nilainya pada

Mei 2015 menjadi US$3,67 juta. Golongan non migas lainnya dengan andil terbesar adalah

golongan HS36 berupa Bahan Peledak dengan nilai US$0,62 juta.

Pada kumulatif Jan-Jun 2015, impor 10 golongan non migas utama senilai US$211,66

juta, turun US$130,02 juta (38,05 persen) dibandingkan nilainya pada kumulatif yang

sama tahun 2014. Penurunan tersebut dipicu oleh turunnya nilai impor di hampir seluruh

golongan non migas utama maupun golongan non migas lainnya.

C. Impor Menurut Negara Asal

Pada Juni 2015, impor di negara utama sebesar US$34,69 juta, nilai ini turun US$22,58

juta (39,43 persen) dibandingkan nilainya pada Mei 2015 yang sebesar US$57,27 juta.

Impor terbesar berasal dari Australia dimana 37,21 persen impornya berupa Barang-

barang dari besi dan baja (HS73). Nilai impor dari negara lainnya pada Juni 2015 sebesar

US$18,31 juta. Nilai ini meningkat US$5,03 juta dibandingkan nilainya pada Mei 2015 yang

hanya sebesar US$13,28 juta.

Gambar 4.Nilai Impor Provinsi Papua Menurut Negara Asal

Januari-Juni 2014/2015 (Juta US$)

Page 17: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

7

Lokasi Foto: Kabupaten Paniai

A. Penumpang Berangkat dan Datang

Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri

yang berangkat pada Juni 2015 tercatat 12,029 orang

atau naik 92,90 persen dibanding bulan sebelumnya.

Jumlah penumpang berangkat dan datang naik

dibanding bulan sebelumnya

Jumlah penumpang angkutan laut di Pelabuhan Jayapura naik 103,92 persen dan di

Pelabuhan Merauke naik 31,58 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Juni

2014, jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang berangkat pada kumulatif

yang sama tahun 2015 turun 0,44 persen.

Sementara itu, jumlah penumpang angkutan laut yang datang pada Juni 2015

tercatat 10.299 orang atau naik 24,43 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah

penumpang angkutan laut di Pelabuhan Jayapura naik 26,69 persen dan di Pelabuhan

Merauke naik 13,79 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Juni 2014, jumlah

penumpang angkutan laut dalam negeri yang datang pada kumulatif yang sama tahun

2015 turun 1,93 persen.

ANGKUTAN LAUTJUNI 2015

Tabel 3.Perkembangan Penumpang Berangkat dan Datang Angkutan Laut Dalam Negeri

Pelabuhan Jayapura dan Pelabuhan Merauke, Juni 2015

Pelabuhan

Jumlah Penumpang Berangkat Jumlah Penumpang Datang

Mei 2015

(Orang)

Jun 2015

(Orang)

% Peruba-han Jun

2015* thdMei 2015

Jan-Jun 2015

(Orang)

Mei 2015

(Orang)

Jun 2015

(Orang)

% Peruba-han Jun

2015* thdMei 2015

Jan-Jun 2015

(Orang)

Jayapura 5.286 10.779 103.,92 43.671 6.827 8.649 26,69 62.721

Merauke 950 1.250 31,58 6.662 1.450 1.650 13,79 8.823

Total 6.236 12.029 92,90 50.333 8.277 10.299 24,43 71.544

Page 18: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

8 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

B. Muat dan Bongkar Barang

Jumlah barang yang dimuat pada Juni 2015

mencapai 12.886 ton atau turun 43,09 persen dibanding

bulan sebelumnya. Jumlah barang yang dimuat di

Pelabuhan Jayapura turun 67,98 persen, sedangkan di

Jumlah muat barang turun dibanding bulan sebelum-nya, sedangkan bongkar

barang meningkat

Pelabuhan Merauke naik 297,73 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Juni

2014, jumlah barang dimuat pada kumulatif yang sama tahun 2015 turun 77,30 persen.

Jumlah barang yang dibongkar pada Juni 2015 mencapai 360.413 ton atau naik

76,01 persen dibanding bulan sebelumnya. Jumlah barang yang dibongkar di Pelabuhan

jayapura naik 75,57 persen dan di Pelabuhan Merauke naik 80,23 persen. Bila dibandingkan

dengan kumulatif januari-Juni 2014, jumlah barang dibongkar pada kumulatif yang sama

tahun 2015 turun 55,48 persen.

Tabel 4.Perkembangan Penumpang Berangkat dan Datang Angkutan Laut Dalam Negeri

Pelabuhan Jayapura dan Pelabuhan Merauke, Juni 2015

Pelabuhan

Jumlah Muat Barang Jumlah Bongkar Barang

Mei 2015 (Ton)

Jun 2015 (Ton)

% Peruba-han Jun

2015* thdMei 2015

Jan-Jun 2015 (Ton)

Mei 2015 (Ton)

Jun 2015 (Ton)

% Peruba-han Jun

2015* thdMei 2015

Jan-Jun 2015 (Ton)

Jayapura 21.101 6.757 -67,98 104.950 185.238 325.218 75,57 1.385.007

Merauke 1.541 6.129 297,73 17.369 19.528 35.195 80,23 160.843

Total 22.642 12.886 -43,09 122.319 204.766 360.413 76,01 1.545.850

Page 19: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

9

Lokasi Foto: Kabupaten Paniai

A. Penumpang Berangkat dan Datang

Jumlah penumpang angkutan udara domestik

yang berangkat pada Mei 2015 tercatat 73.439 orang

atau naik 20,42 persen dibanding bulan sebelumnya.

Jumlah penumpang berangkat dan datang pada

Mei 2015 naik dibanding bulan sebelumnya

Jumlah penumpang angkutan udara di Bandara Sentani naik 25,62 persen, sedangkan di

Bandara Moppah naik 0,35 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Mei 2014,

jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada periode yang sama

tahun 2015 turun 5,94 persen.

Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara yang datang pada Mei 2015

tercatat 75.353 orang atau naik 24,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah

penumpang angkutan udara di Bandara Sentani naik 30,36 persen, sedangkan di Bandara

Moppah turun 0,12 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Mei 2014, jumlah

penumpang angkutan udara domestik yang datang pada kumulatif yang sama tahun

2015 turun 5,99 persen.

ANGKUTAN UDARAMEI 2015

Tabel 5.Perkembangan Penumpang Berangkat dan Datang Angkutan Udara Dalam Negeri

Bandara Sentani dan Bandara Mopah, Mei 2015

Bandara

Jumlah Penumpang Berangkat Jumlah Penumpang Datang

Apr 2015

(Orang)

Mei 2015

(Orang)

% Peruba-han Mei 2015 thdApr 2015

Jan-Mei 2015

(Orang)

Apr 2015

(Orang)

Mei 2015

(Orang)

% Peruba-han Mei 2015 thdApr 2015

Jan-Mei 2015

(Orang)

Sentani 48.429 60.836 25,62 289.655 48.335 63.009 30,36 274.156

Mopah 12.559 12.603 0,35 62.023 12.359 12.344 -0,12 61.910

Total 60.988 73.439 20,42 351.678 60.694 75.353 24,15 336.066

Page 20: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

10 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

B. Muat dan Bongkar Barang

Jumlah barang yang dimuat pada Mei 2015

sebesar 17.360.762 kg atau naik 612,02 persen

dibanding bulan sebelumnya. Jumlah barang yang

dimuat di Bandara Sentani naik 644,58 persen

Jumlah muat barang pada Mei 2015 turun,

sedangkan bongkar barang naik dibanding bulan

sebelumnya

sedangkan di Bandara Moppah turun 22,50 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif

Januari-Mei 2014, jumlah barang dimuat pada periode yang sama tahun 2015 turun 7,22

persen.

Jumlah barang yang dibongkar pada Mei 2015 mencapai 675.546 kg atau naik 73,13

persen dibanding bulan sebelumnya. Jumlah barang yang dibongkar di Bandara Sentani

naik 105,23 persen sedangkan di Bandara Moppah turun 18,61 persen. Bila dibandingkan

dengan kumulatif Januari-Mei 2014, jumlah barang dibongkar pada kumulatif yang sama

tahun 2015 turun 8,26 persen.

Tabel 6.Perkembangan Muat dan Bongkar Barang Angkutan Udara Dalam Negeri

Bandara Sentani dan Bandara Mopah, Mei 2015

Ban-dara

Jumlah Muat Barang Jumlah Bongkar Barang

Apr 2015 (Kg)

Mei 2015 (Kg)

% Pe-rubahan Mei 2015

thdApr 2015

Jan-Mei 2015 (Kg)

Apr 2015 (Kg)

Mei 2015 (Kg)

% Pe-rubahan Mei 2015

thdApr 2015

Jan-Mei 2015 (Kg)

Sentani 2.319.217 17.268.522 644,58 47.595.188 289.044 593.211 105,23 2.753.356

Mopah 119.013 92.240 -22,50 478.350 101.162 82.335 -18,61 455.078

Total 2.438.230 17.360.762 612,02 48.073.538 390.206 675.546 73,13 3.208.434

Page 21: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

11

A. Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks

harga diterima petani (It) terhadap harga dibayar petani

(Ib) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator

NTP Papua pada Juli 2015 turun 0,07 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi

96,91

untuk melihat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya

tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi

maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat

kemampuan/daya beli petani.

Bila dibandingkan NTP Papua pada Juni 2015 sebesar 96,98, NTP Papua Juli 2015

menngalami penurunan 0,07 persen menjadi 96,91. Berdasarkan pemantauan harga

pedesaan di beberapa daerah di Papua, meningkatnya indeks NTP disebabkan oleh

meningkatnya indeks harga diterima petani (It) sebesar 0,15 persen dan indeks harga

dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,23 persen.

Grafik dibawah ini menunjukkan perkembangan NTP Papua bulan Juli 2015 dengan

bulan sebelumnya dimana hanya subsektor perikanan yang mengalami kenaikan NTP

sebesar 1,16 persen. Sebaliknya, NTP subsektor tanaman pangan, NTP hortikultura, NTP

perkebunan rakyat, dan NTP peternakan mengalami penurunan indeks, masing-masing

sebesar -0,02 persen; -0,42 persen; -0,10 persen; dan -0,14 persen.

NILAI TUKAR PETANI (NTP)JULI 2015

Gambar 5.Perkembangan NTP Papua Menurut Subsektor

Juni-Juli 2015 (2012=100)

Page 22: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

12 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Perubahan harga komoditas yang dihasilkan petani ditunjukkan oleh indeks harga

yang diterima petani (It). Pada Juli 2015, lt Papua adalah sebesar 112,35 atau meningkat

sebesar 0,15 persen dibandingkan lt Juni 2015. Dari lima subsektor pertanian, hanya

subsektor hortikultura yang mengalami penurunan indeks sebesar 0,15 persen, sedangkan

empat subsektor (tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan

perikanan) mengalami kenaikan lt masing-masing sebesar 0,18 persen; 0,02 persen; 0,06

persen; dan 1,58 persen.

Melalui indeks harga dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa

yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani, baik untuk kebutuhan

rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian. Ib Papua pada Juli 2015

adalah 115,93 atau 0,23 persen lebih tinggi dibandingkan Ib bulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 115,67. Peningkatan Ib gabungan tersebut didorong oleh meningkatnya

Ib di seluruh subsektor pertanian dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subsektor

hortikultura sebesar 0,41 persen.

B. Perkembangan Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan indeks harga konsumsi rumah tangga mencerminkan angka inflasi/

deflasi pedesaan. Pada Juli 2015, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar 0,31

persen yang dipicu oleh kenaikan indeks harga pada seluruh subkelompok pengeluaran

rumah tangga. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada subkelompok transportasi

dan komunikasi sebesar 0,44 persen, kemudian diikuti oleh subkelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,35 persen, subkelompok bahan makanan naik

sebesar 0,33 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,24 persen, subkelompok

sandang yang naik 0,23 persen,n subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik

sebesar 0,18 persen dan kelompok kesehatan naik sebesar 0,06 persen.Gambar 6.

Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Kelompok PengeluaranProvinsi Papua Juni - Juli 2015 (2012=100)

Page 23: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

13

Lokasi Foto: Kabupaten Kepulauan Yapen

A. Industri Manufaktur Besar Dan Sedang Triwulan II Tahun 2015

Pertumbuhan industri Manufaktur Besar dan

Sedang (q-to-q) Provinsi Papua triwulan II-2015

INDUSTRI MANUFAKTURTRIWULAN II TAHUN 2015

Pertumbuhan produksi IBS (q-to-q) Papua pada triwulan II-2015 sebesar 6,59 persen

mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,59 persen dari triwulan I-2015 dan lebih tinggi

jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang tumbuh 2,34 persen. Angka

pertumbuhan tersebut disebabkan karena meningkatnya bahan baku produksi yang

diperoleh secara lokal khususnya untuk bahan produksi industri makanan (KBLI 10) selama

triwulan II-2015. Selain itu, karena pengaruh menguatnya nilai tukar mata uang dolar

terhadap nilai mata uang rupiah. Perlu diketahui, bahwa produk industri besar dan sedang

tersebut sebagian besar diekspor ke luar negeri.

Dari beberapa jenis IBS yang ada di Papua, hanya Industri Makanan (KBLI 10) dan

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman

dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) saja yang dapat dipublikasikan. Hal ini

disebabkan karena tidak semua jenis industri manufaktur besar dan sedang memenuhi

syarat penghitungan pertumbuhan produksi industri, karena jumlah perusahaannya yang

sangat sedikit.

Gambar 7.Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan II Tahun 2015

Provinsi Papua Menurut KBLI (persen)

Page 24: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

14 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

B. Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan II Tahun 2015

Pertumbuhan produksi Industri Mikro dan

Kecil (IMK) di Papua (q-to-q) pada Triwulan II-2015

Pertumbuhan produksi IMK Papua pada triwulan II-2015

sebesar -2,80 persen

mengalami pertumbuhan negatif sebesar -2,80 persen dari triwulan I-2015. Turunnya

pertumbuhan tersebut sangat dipengaruhi oleh karena menurunnya produksi komoditi

makanan tertentu, khususnya produksi komoditi industri pengolahan dan pengawetan

produk daging dan unggas (KBLI 10130) dan produksi komoditi industri pengolahan

kopi dan teh (KBLI 10761). Perlu diketahui, bahwa kontribusi (share) komoditi makanan

terhadap pertumbukan IMK di Papua pada 2015 cukup signifikan, yaitu sekitar 47 persen.

Jika dibandingkan pertumbuhan produksi triwulan II-2014, pertumbuhan produksi

IMK (y-on-y) Papua triwulan II-2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,49 persen

dan lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan nasional sebesar 4,57 persen. Hal ini

kemungkinan dapat disebabkan karena meningkatnya beberapa komoditi terutama

produk industri percetakan dan reproduksi media rekaman; industri barang dari logam,

bukan mesin dan peralatannya; industri pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit dan

alas kaki; dan industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk

furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.

Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan

q to q c to c y on y

10 Industri Makanan -3,99 13,11 7,44

11 Industri Minuman -5,48 16,05 11,20

13 Industri Tekstil -6,30 18,61 10,09

14 Industri Pakaian Jadi 2,90 20,46 22,07

15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -1,98 18,66 12,94

16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus

(tidak termasuk furniture) dan Barang Anyaman dari Bambu,

Rotan dan Sejenisnya

7,70 35,82 38,37

18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 2,56 3,94 5,26

21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional -4,62 -2,31 -8,78

22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 8,23 23,34 29,36

23 Industri Barang Galian Bukan Logam 0,44 -1,34 -2,35

25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 6,21 -12,18 -10,15

30 Industri Alat Angkutan Lainnya -6,07 -13,78 -13,78

31 Industri Furnitur 0,44 -0,30 -0,30

32 Industri Pengolahan Lainnya 13,56 -14,30 -14,30

Tabel 7.Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II Tahun 2014

Provinsi Papua Menurut KBLI (persen)

Page 25: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

15

A. PDRB Menurut Lapangan Usaha Peningkatan terjadi pada

nilai PDRB ADHB dan ADHK, dengan serta tanpa pertambangan dan

penggalian

Pada triwulan II tahun 2015, nilai PDRB ADHB

dengan pertambangan dan penggalian mencapai

Rp33,251 triliun atau naik sekitar Rp2,44 triliun

dibanding triwulan I-2015. Kenaikan nilai tambah

PDRB TAHUN 2014 DAN TRIWULAN 1 2015

juga terjadi pada PDRB Papua ADHB tanpa pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar

Rp24,529 triliun atau naik 1,009 triliun dibanding triwulan I-2015. Total PDRB ADHK

lapangan usaha dengan dan tanpa pertambangan dan penggalian juga mengalami

peningkatan. PDRB ADHK dengan pertambangan dan penggalian mencapai Rp32,602

triliun, dan PDRB ADHK tanpa pertambangan dan penggalian mencapai Rp18,809 triliun

pada triwulan II-2015.

Berdasarkan struktur PDRB triwulan II-2015, kategori ekonomi yang memiliki peranan

terbesar terhadap perekonomian Papua adalah kategori pertambangan dan penggalian

sebesar 26,23 persen. Namun, jika kategori pertambangan dan penggalian dieliminir,

kategori pertanian merupakan kategori yang paling dominan dalam pembentukan PDRB

Papua, sebesar 20,35 persen.Gambar 8.

Laju Pertumbuhan (q-to-q) dan (y-on-y) serta Distribusi PDRB Beberapa Lapangan UsahaTriwulan II-2015

Page 26: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

16 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Perekonomian Papua pada triwulan II-2015 bila dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 7,26 persen. Peningkatan

ekonomi terjadi karena sebagian besar lapangan usaha kecuali jasa keuangan mengalami

pertumbuhan positif. Jika dibandingkan dengan triwulan II-2014 (y-on-y), perekonomian

Papua triwulan II-2015 mengalami pertumbuhan positif 12,77 persen.

Pada triwulan II-2015, kategori pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 4,72

persen (q-to-q). Peningkatan produksi pada beberapa komoditi pertanian mendukung

pertumbuhan sektor ini. Secara total kategori pertanian jika dibandingkan dengan triwulan

II-2014 (y-on-y) tumbuh 3,45 persen. Kategori pertambangan dan penggalian mengalami

pertumbuhan positif sebesar 25,61 persen (y-on-y) jika dibandingkan dengan triwulan

yang sama tahun 2014. Hal tersebut disebabkan karena peningkatan produksi tambang

bijih logam PT. Freeport di Mimika. Industri pengolahan juga merupakan salah satu

kategori yang mengalami pertumbuhan positif, hal tersebut disebabkan oleh peningkatan

pada industri besar sedang di Papua. Selain itu industri kayu, anyaman dari bambu, rotan

juga mengalami peningkatan. Kegiatan seperti perayaan hari keagamaan, festival budaya,

serta penambahan rute baru beberapa maskapai, mendukung peningkatan ekonomi

papua pada triwulan II-2015.

Dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q), PDRB Papua tanpa pertambangan dan

penggalian triwulan II-2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,25 persen.

Sedangkan dibanding triwulan yang sama tahun 2014 (y-on-y), juga mengalami

pertumbuhan positif atau ekspansi 4,91 persen.

Gambar 9.Pertumbuhan Ekonomi Papua

Page 27: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

17

B. PDRB Menurut Pengeluaran

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi

triwulan II-2015 sebesar 12,77 persen. Ekspor luar negeri

merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan

Komponen impor luar negeri mengalami pertumbuhan

tertinggi pada triwulan II-2015 sebesar 1.531,64

persen

tertinggi sebesar 1.531,64 persen. Pada triwulan II-2014 tidak terjadi adanya ekspor Bijih,

Kerak dan Abu Logam/Ores, Slag and Ash ke luar negeri, sebagai akibat dari UU Minerba.

Sedangkan triwulan II-2015 tercatat ekspor Papua HS26 merupakan penyumbang terbesar

ekspor luar negeri Papua.

Struktur ekonomi Papua triwulan II-2015 menurut pengeluaran didominasi oleh

Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (52,60 persen), diikuti Pembentukan

Modal Tetap Bruto (34,09 persen), Ekspor Luar Negeri (26,87 persen) dan Pengeluaran

Konsumsi Pemerintah (23,93 persen).

Ekonomi Papua triwulan II-2015 mengalami percepatan pertumbuhan (7,26 persen).

Hal ini disebabkan oleh Komponen Ekspor Luar Negeri yang tumbuh 91,71 persen

dibanding triwulan I-2015 (minus 36,37 persen). Ekspor Bijih, Kerak dan Abu Logam/Ores,

slag and ash tumbuh 87,90 persen; kayu, barang dari kayu/wood and articles of wood

tumbuh 19,36 persen; serta Konsumsi Rumah Tangga yang mengalami percepatan dengan

tumbuh 1,37 persen karena didorong oleh adanya biaya persiapan dan pelaksanaan ujian

akhir tahun ajaran (April-Mei 2015).Gambar 10.

Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Komponen Tahun 2014

Gambar 11. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa

Komponen Triwulan II - 2015

Page 28: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Page 29: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

19

A. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II Tahun 2015

Indeks Tendeksi Konsumen (ITK) Provinsi

Papua pada Triwulan II-2015 (April-Juni) sebesar

107,57, artinya kondisi ekonomi konsumen membaik

ITK Papua pada triwulan II-2015 sebesar 107,57, berada

di atas ITK Nasional (ITK 105,22)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II 2015

dibanding triwulan sebelumnya (Januari-Maret). Peningkatan tersebut terlihat pada nilai

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Papua pada Triwulan II-2015 yang berada di atas 100 (nilai

indeks 107,57).

Perbaikan kondisi ekonomi konsumen terutama dipengaruhi oleh peningkatan

pendapatan rumah tangga (nilai indeks sebesar 113,69). Selain itu juga didorong oleh

rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan rumah tangga (nilai indeks

sebesar 100,49) dan meningkatnya konsumsi makanan dan non makanan (nilai indeks

sebesar 101,94).

Secara nasional, kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan II-2015 (nilai indeks

105,22) meningkat dibanding Triwulan I-2015 (nilai indeks 100,87), dan tingkat optimisme

konsumen lebih tinggi dari pada Triwulan I-2015. Peningkatan kondisi ekonomi konsumen

di tingkat nasional terjadi karena adanya peningkatan kondisi ekonomi konsumen di 31

provinsi dan 17 provinsi diantaranya memiliki nilai indeks di atas nasional. Provinsi yang

memiliki nilai ITK tertinggi adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (nilai ITK sebesar

111,73), Sulawesi Barat (nilai ITK sebesar 111,64) dan DKI Jakarta (nilai ITK sebesar 109,71).Gambar 12.

ITK Triwulan II Tahun 2015 Tingkat Nasional dan Provinsi

Page 30: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

20 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

B. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III Tahun 2015

Nilai ITK Provinsi Papua pada Triwulan III-2015

diperkirakan sebesar 112,27; artinya kondisi ekonomi

konsumen pada Triwulan III-2015 diperkirakan akan

Perkiraan ITK Papua pada triwulan III-2015 sebesar

112,27, lebih tinggi dibanding ITK Nasional

(107,91)

membaik dibanding Triwulan II-2015. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen

pada Triwulan III-2015 didorong oleh perkiraan rencana pembelian barang tahan lama,

rekreasi dan pesta/hajatan (nilai indeks sebesar 115,57) dan peningkatan pendapatan

rumah tangga mendatang (nilai indeks sebesar 110,37).

Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III-2015 terjadi di

semua provinsi di Indonesia (33 provinsi), dimana 16 provinsi diantaranya (48,48 persen)

memiliki nilai ITK di atas nilai ITK nasional. Tiga provinsi yang diperkirakan memiliki nilai

ITK tertinggi pada Triwulan III-2015 adalah DKI Jakarta (nilai ITK sebesar 116,38), Gorontalo

(nilai ITK sebesar 116,03), dan Sulawesi Barat (nilai ITK sebesar 115,96). Sebaliknya, tiga

provinsi yang diperkirakan memiliki nilai ITK terendah adalah Aceh (nilai ITK sebesar

105,19), Sumatera Utara (nilai ITK sebesar 105,31), dan Jambi (nilai ITK sebesar 105,81).

Gambar 13.Perkiraan ITK Triwulan III Tahun 2015 Tingkat Nasional dan Provinsi

Page 31: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

21

persentase penduduk miskin menurun sebesar 4,72 persen. Penurunan persentase

penduduk miskin terbesar terjadi pada periode Maret 2010 - Maret 2011 di mana terdapat

4,82 persen penduduk yang pada tahun 2010 penghasilannya di bawah garis kemiskinan

kini bergeser di atas garis kemiskinan sehingga menjadi tidak miskin.

Saat ini jumlah penduduk miskin di Papua kondisi September 2014 sebesar 864,11 ribu

orang atau sebesar 27,80 persen. Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada enam

bulan sebelumnya (Maret 2014) yang berjumlah 924,41 ribu jiwa, maka terjadi penurunan

jumlah penduduk miskin sebesar 60,3 ribu orang. Dengan demikian, secara persentase,

tingkat kemiskinan di Papua pada periode Maret 2014 - September 2014 mengalami

penurunan sebesar 2,25 persen yaitu dari 30,05 persen pada Maret 2014 menjadi 27,80

persen pada September 2014.

Pada lima tahun pertama Otonomi Khusus (Otsus)

Papua berjalan (2001-2005) persentase penduduk

miskin menurun sebesar 0,97 persen, yaitu dari 41,80

persen menjadi 40,83 persen. Sedangkan pada

lima tahun kedua pelaksanaan Otsus (2006-2010)

Jumlah penduduk miskin September 2014 mencapai

864,11 ribu orang atau 27,80 persen

KEMISKINANSEPTEMBER 2014

Gambar 14.Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Papua

Tahun 1999-2014

Keterangan : • Data sebelum tahun 2006 masih gabung dengan Papua Barat• Jumlah penduduk miskin 2006-2010 hasil backcasting berdasarkan SP2010• Jumlah penduduk miskin 2011-2014 hasil backcasting berdasarkan hasil proyeksi penduduk

Page 32: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

22 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Dilihat menurut tipe daerahnya, penduduk miskin di Papua terkonsentrasi di daerah

perdesaan, di mana pada September 2014 terdapat sebanyak 828,5 ribu orang atau

sebesar 35,87 persen penduduk miskin tinggal di perdesaan, sedangkan di perkotaan

hanya 35,61 ribu orang (4,46 persen). Jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2014,

terdapat penurunan jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 3,05 persen.

Namun hal sebaliknya terjadi di daerah perkotaan, jumlah penduduk miskin mengalami

kenaikan sebanyak 239 orang.

Selama Maret 2014 – September 2014 terjadi kenaikan GK yang mencapai Rp 2.824,-

atau sebesar 0,79 persen. Kenaikan GK paling tinggi terjadi pada periode Maret 2013 -

September 2013 mencapai Rp24.071,- disebabkan karena lonjakan inflasi yang cukup

tajam akibat kenaikan harga BBM. Ditinjau menurut tipe daerahnya, GK daerah perkotaan

pada September 2014 sebesar Rp408.419,- lebih tinggi dibanding GK perdesaan yang

mencapai Rp340.846,-. Hal ini berarti, biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal

yang layak lebih besar di perkotaan daripada di perdesaan.

Jika dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2014, indeks kedalaman dan keparahan

kemiskinan Provinsi Papua mengalami penurunan walaupun tidak begitu besar. Tercatat

P1 turun 0,44 poin, sementara itu P2 turun sebesar 0,11 poin. Kondisi ini menunjukkan arah

pembangunan yang semakin baik, walaupun pada periode enam bulan terakhir terjadi

sedikit kenaikan penduduk miskin untuk wilayah perkotaan namun rata-rata pengeluran

penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan.

TahunGaris Kemiskinan

(Per Kapita Per Bulan)

Kota Desa K+D

2010 298.285 247.563 259.128

Mar-11 314.606 262.626 276.116

Sep-11 320.321 266.271 280.302

Mar-12 321.228 271.431 284.388

Sep-12 344.415 281.022 297.502

Mar-13 362.401 298.395 315.025

Sept-13 387.789 322.079 339.096

Mar-14 404.944 338.206 355.380

Sep-14 408.419 340.846 358.204

Gambar 15.Garis Kemiskinan Provinsi Papua Menurut Daerah

Maret 2010 – September 2014

Page 33: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

23

34.555 orang dibanding kondisi Agustus 2014 dan naik 20.638 orang dibanding Februari

2014. Sejalan dengan hal itu, jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2015

bertambah sebanyak 28.620 orang dibandingkan Agustus 2014 dan bertambah 15.838

orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2014) menjadi 1.646.057 orang

Jumlah pengangguran di Provinsi Papua pada Februari 2015 mencapai 63.611 orang

atau 3,72 persen dari total angkatan kerja. Angka tersebut tidak mengalami penurunan

dibanding keadaan enam bulan yang lalu (Agustus 2014) dan setahun yang lalu (Februari

2014). Dibanding keadaan Agustus 2014, penganggurannya meningkat sebesar 5.935

orang dan juga dibanding keadaan Februari 2014 penganggurannya meningkat sebesar

4.800 orang. Sejalan dengan hal tersebut, indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

juga mengalami peningkatan dari 3,48 persen pada Februari 2014 menjadi 3,72 persen

pada Februari 2015.

Jumlah angkatan kerja dan penduduk yang

bekerja di Papua pada Februari 2015 mengalami

kenaikan dibanding periode yang sama pada tahun

sebelumnya. Tercatat jumlah angkatan kerja pada

Februari 2015 mencapai 1.709.668 orang, bertambah

TPAK dan TPT di Papua pada Februari 2015, masing-

masing sebesar 79,26 dan 3,72 persen

KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

Tabel 8.Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Di Provinsi Papua

Februari 2012 – Agustus 2014

Jenis Kegiatan Usaha2013* 2014* 2015*

Februari Agustus Februari Februari Agustus Februari

Penduduk 15+ 2.057.145 2.072.706 2.097.242 2.129.404 2.157.087 2.129.404

Angkatan Kerja 1.645.263 1.610.484 1.689.030 1.675.113 1.709.668 1.675.113

Bekerja 1.598.196 1.559.675 1.630.219 1.617.437 1.646.057 1.617.437

Menganggur 47.067 50.809 58.811 57.676 63.611 57.676

Bukan Angkatan Kerja 411.882 462.222 408.212 454.291 447.419 454.291

Sekolah 160.390 186.011 167.469 192.348 180.524 192.348

Mengurus RT 202.145 221.403 174.640 204.659 216.743 204.659

Lainnya 49.347 54.808 66.103 57.284 50.152 57.284

TPAK (%) 79,98 77,70 80,54 78,67 79,26 78,67

TPT (%) 2,86 3,15 3,48 3,44 3,72 3,44*) Februari 2013-Agustus 2014 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2015

**) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2015 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

Page 34: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

24 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Struktur lapangan pekerjaan di Provinsi Papua pada Februari 2015 tidak mengalami

perubahan. Sektor pertanian masih menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan

tenaga kerja di Papua. Tercatat pada Februari 2015 jumlah pekerja di sektor ini adalah

sebesar 68,76 persen dari total tenaga kerja. Dilihat menurut status pekerjaan utama, dari

1.646.057 orang pada Februari 2015, sebanyak 34,12 persen merupakan pekerja tidak

dibayar/pekerja keluarga. Status pekerjaan utama lainnya yang memiliki persentase di atas

10 persen yakni berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar (28,12 persen), buruh/

karyawan (21,57 persen), dan berusaha sendiri (14,01 persen). Status berusaha dibantu

buruh tetap/buruh dibayar dan status pekerja bebas pertanian maupun non pertanian

mempunyai persentase kecil sekitar kurang dari satu persen.

Angka pengangguran di Papua pada Februari 2015 mencapai 3,72 persen dari

total angkatan kerja. Angka ini masih berada di bawah angka pengangguran nasional

sebesar 5,81 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di Papua berada pada

penganggur dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas yang mencapai 10,30

persen. Sebaliknya TPT terkecil berada pada penganggur dengan tingkat pendidikan SD

ke bawah yakni kurang dari satu persen.

Selama setahun terakhir (Februari 2014 − Februari 2015), secara umum TPT di Papua

mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen. Akan tetapi, menurut tingkat pendidikan

tertinggi yang ditamatkan hampir seluruhnya angka TPT mengalami penurunan kecuali

pendidikan sekolah menengah atas dan universitas. Penurunan TPT terbesar terjadi pada

penganggur dengan tingkat pendidikan diploma sekitar 1,86 persen.Gambar 16.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Provinsi Papua Februari 2015

Page 35: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

25

(8,44 persen) dibandingkan tahun 2013 (169.791 ton GKG). Peningkatan produksi karena

bertambahnya luas panen seluas 2.431 hektar (5,91 persen) dan naiknya produktivitas

sebesar 0,99 kuintal/hektar (2,4 persen). Sementara produksi jagung diperkirakan

mencapai 6.942 ton pipilan kering (PK), turun sebesar 92 ton (1,31 persen) dibandingkan

tahun 2013 (7.034 ton PK). Walaupun ada peningkatan produktivitas jagung sebesar 0,23

kuintal/hektar (0,98 persen), ternyata berkurangnya luas panen sebesar 69 hektar (2,3

persen) lebih berperan mempengaruhi turunnya produksi Jagung.

Produksi kedelai diperkirakan mencapai 3.574 ton biji kering (BK), turun sebesar

1.036 ton (22,47 persen) dibandingkan tahun 2013 (4.609,6 ton BK). Penurunan produksi

disebabkan karena berkurangnya luas panen sebesar 698 hektar (18,61 persen) dan

penurunan produktivitas sebesar 0,58 kuintal/hektar (4,72 persen).

Produksi kacang tanah dan kacang hijau Papua tahun 2014 diperkirakan sebesar 1.960

ton biji kering (BK) dan 311 ton biji kering (BK). Produksi kacang tanah dan kacang hijau

turun dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan produksi kacang tanah disebabkan

karena berkurangnya luas panen sebesar 51 hektar (2,61 persen) dan penurunan

produktivitas sebesar 0,16 kuintal/hektar (1,53 persen). Sedangkan penurunan produksi

kacang hijau diperkirakan karena berkurangnya luas panen sebesar 361 hektar (55,62

persen), walaupun produktivitas meningkat sebesar 0,29 kuintal/hektar (2,76 persen).

Produksi padi Papua tahun 2014 (Angka

Sementara) diperkirakan mencapai 184.124 ton

gabah kering giling (GKG), naik sebanyak 14.333 ton

Berdasarkan Angka Sementara 2014

PRODUKSI TANAMAN PANGAN TAHUN 2014

Gambar 17 .Produksi Tanaman Pangan Papua Tahun 2011 – 2014 (Aram II)

Page 36: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

26 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Produksi Ubi Kayu Papua tahun 2014 (Angka

Ramalan II) diperkirakan mencapai 33.220 ton

umbi basah (UB), turun 5.680 ton (14,60 persen)

dibandingkan tahun 2013 (38.900 ton UB). Penurunan

produksi diperkirakan karena menurunnya luas panen

Provinsi Papua termasuk tiga provinsi penghasil ubi jalar terbesar se Indonesia selain Provinsi Jawa Timur

dan Jawa Barat

sebesar 545 hektar 17,19 persen), walaupun di sisi produktivitas meningkat sebesar 3,82

kuintal/hektar (3,11 persen). Persentase penurunan produksi ubi kayu di Papua tahun 2014

berbanding berbalik dengan produksi Nasional yang mengalami peningkatan sebesar

2,60 persen.

Produksi Ubi Provinsi Papua tahun 2014 diperkirakan mencapai 408.545 ton umbi

basah (UB), naik sebanyak 3.024 ton (0,75 persen) dibandingkan tahun 2013 (405.521 ton

UB). Walaupun ada penurunan produktivitas sebesar 2,47 kuintal/hektar (1,89 persen),

ternyata meningkatnya luas panen sebesar 830 hektar (2,68 persen) lebih berperan

mempengaruhi naiknya produksi ubi jalar. Persentase peningkatan produksi ubi jalar di

Papua tahun 2014 berbanding terbalik dibanding Nasional yang mengalami penurunan

sebesar 0,01 persen. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2014, provinsi penghasil ubi

jalar terbesar adalah Jawa Barat, Papua dan Jawa Timur. Dibandingkan tahun 2013,

kontribusi produksi Papua di tahun 2014 meningkat dari kontribusi 14,83 persen menjadi

17,31 persen.

Gambar 18.Kontribusi Tanaman Pangan Papua terhadap Nasional Tahun 2014

Page 37: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

27

mempunyai wilayah dengan batas yang jelas, 2) mempunyai penduduk yang menetap

di wilayah tersebut, dan 3) mempunyai pemerintahan. Menurut Podes 2014, di Papua

terdapat 4.971 wilayah administrasi setingkat desa yang terdiri dari 4.777 desa dan 94

kelurahan, serta 529 kecamatan dan 29 kabupaten. Selain itu, sebanyak 159 desa tidak

dapat dikategorikan karena tidak memenuhi tiga syarat utama sebuah desa.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang dana desa yang bersumber

dari APBN, salah satu komponen yang digunakan untuk pengalokasian adalah Indeks

Kesulitan Geografis (IKG) Desa. IKG merupakan indeks komposit yang mempunyai skala

0-100 dan disusun oleh tiga komponen, yaitu: 1) ketersediaan pelayanan dasar, 2) kondisi

infrastruktur, dan 3) aksesibilitas/transportasi. Semakin tinggi indeks menunjukkan tingkat

kesulitan geografis yang semakin tinggi. Di Papua, IKG terendah terdapat di Desa Limau

Asri Barat (Kabupaten Mimika) sebesar 17,05, sedangkan IKG tertinggi berada di Desa

Dorera Distrik Wan/Taiyeve (Kabupaten Tolikara) tercatat sebesar 97,89.

Podes 2014 dilaksanakan pada bulan April 2014

secara sensus terhadap seluruh wilayah administrasi

pemerintahan terendah setingkat desa. Wilayah

tersebut harus memenuhi tiga syarat, yaitu 1)

Provinsi Papua terdapat 4.777 desa, 94 kelurahan,

529 kecamatan, dan 29 kabupaten

POTENSI DESA (PODES) 2014

Gambar 19.Jumlah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan Hasil Podes

Provinsi Papua, 2008-2014

Page 38: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

28 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Desa/kelurahan terdepan adalah istilah untuk menyebut desa/kelurahan yang

wilayahnya berbatasan langsung darat dengan negara lain. Berdasarkan data Podes 2014

terdapat 49 desa/kelurahan terdepan yang berbatasan langsung dengan negara Papua

Nugini (PNG). Wilayah tersebut terdapat di 22 kecamatan yang tersebar di lima kabupaten,

yaitu: Merauke, Boven Digoel, Pegunungan Bintang, Keerom, dan Kota Jayapura.

Menurut Podes 2014 terdapat 29 desa yang berada di lima pulau-pulau kecil terluar

yang tercantum pada PP 78 Tahun 2005. Wilayah tersebut tersebar di tiga Kabupaten,

yaitu: Kabupaten Supiori, Sarmi, dan Merauke. Selain itu juga terdapat satu pulau terluar di

Kabupaten Mimika, yaitu Pulau Laag.

Keberadaan Infrastruktur di Papua berdasarkan Podes 2014. Tercatat sebanyak

59,37 persen desa/kelurahan yang belum memiliki SD/MI, 55,01 persen kecamatan telah

memiliki SLTP/sederajat. Dari total 529 kecamatan, hanya 140 kecamatan yang memiliki

SMU/SMK. Selain itu untuk ketersediaan sarana kesehatan, terdapat 433 kecamatan

yang memiliki fasilitas puskesmas/pustu (81,85 persen). Selanjutnya dari seluruh desa/

kelurahan di Papua, masih terdapat 2.114 desa/kelurahan yang tidak satu pun warganya

menggunakan listrik, atau sekitar 43,40 persen desa/kelurahan belum terjangkau listrik,

baik yang bersumber dari PLN maupun Non-PLN.

Gambar 20.Jumlah Kecamatan yang Tidak Terdapat Puskesmas/Pustu Menurut Kabupaten

2014

Gambar 21.Persentase Desa/Kelurahan yang Tidak Ada

Keluarga Pengguna Listrik Menurut Kabupaten 2014

Page 39: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

29

I. INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI (IKK)

IKK disajikan dengan menentukan salah satu ibukota provinsi sebagai kota acuan,

dimana Kota Samarinda sebagai kota acuan. IKK Provinsi Papua pada tahun 2014

merupakan IKK tertinggi di Indonesia dengan nilai IKK sebesar 191,86. Sementara IKK

tertinggi di Provinsi Papua adalah Kabupaten Puncak yaitu sebesar 462,84, dimana hal ini

menggambarkan Kabupaten Puncak memiliki kondisi geografis yang paling sulit diantara

kabupaten/kota lain di Provinsi Papua, sedangkan IKK terendah adalah Kabupaten

Jayapura dengan nilai IKK sebesar 144,52.

II. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

Capaian IPM terus mengalami kenaikan secara perlahan namun pasti (gradual), yaitu

dari 58,80 pada tahun 1999 menjadi 66,25 pada tahun 2013. Sementara peningkatan

IPM juga terlihat pada satu tahun terakhir, pada tahun 2012 IPM Papua 65,86 menjadi

66,25 pada tahun 2013 dengan peningkatan reduksi shortfall sebesar 1,15 lebih rendah

dibanding tahun 2012 dengan reduksi shortfall sebesar 1,45.

III. INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI)

Aspek demokrasi yang dihitung dalam penyusunan IDI adalah Kebebasan Sipil (Civil

Liberties), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of

Democracy). IDI tahun 2013 Provinsi Papua adalah 60,92, yang dibentuk dari indeks aspek

Kebebasan Sipil 90,21; aspek Hak-hak Politik 31,37 dan aspek Lembaga Demokrasi 71,01.

Dibandingkan tahun sebelumnya, IDI mengalami peningkatan sebesar 0,21 poin.

IV. PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT DAN BAWANG MERAH

Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 3.089 ton, terjadi

kenaikan produksi sebesar 409 ton (15,26 persen) yang disebabkan kenaikan produktivitas

dan luas panen. Sementara produksi cabai rawit segar dengan tangkai sebesar 3.649 ton,

terjadi kenaikan produksi sebesar 12 ton (0,33 persen) yang disebabkan kenaikan luas

panen, meskipun mengalami penurunan produktivitas. Produksi bawang merah sebesar

718 ton, produksi meningkat 98 ton (15,81 persen) karena meningkatnya produktivitas

meskipun luas panen menurun.

INFORMASI LAINNYA

Page 40: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

30 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

V. INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA

Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap

individu di Papua pada tahun 2014. Indeks Kebahagiaan Papua tahun 2014 sebesar 60,97

pada skala 0-100. Semakin tinggi indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin

bahagia, demikian pula sebaliknya. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang

disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Tiga aspek

kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah Pekerjaan (16,81%), pendapatan

rumah tangga (17,57%), serta kondisi rumah dan aset (17,45%). Tingkat kepuasan

penduduk Papua terhadap keharmonisan keluarga adalah paling tinggi (71,48). Sementara

itu, tingkat kepuasan yang paling rendah terjadi pada aspek pendidikan (50,91).

Page 41: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

LAMPIRAN

Page 42: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Page 43: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

33

Indikator Makro Provinsi PapuaTahun 2011 - 2014

No Indikator 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Jumlah penduduk (jiwa) 2.915.263*) 2.973.838*) 3.032.488 3.091.047

2 Persentase penduduk miskin (persen) 31,98 31,11 31,13 -

Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan) 276.116 284.388 315.025 -

3 Distribusi pendapatan

40 % berpendapatan rendah 16,76 14,48 20,92 -

40 % berpendapatan sedang 37,62 34,44 37,38 -

20 % berpendapatan tinggi 45,62 51,09 41,68 -

Gini Ratio 0,39 0,44 0,41 -

4 IPM 65,36 65,86 66,25 -

5 Angka Harapan Hidup (tahun) 68,85 69,12 69,13 -

6 Rata-rata lama sekolah (tahun) 6,69 6,87 6,87 -

7 Angka Melek Huruf (persen) 75,81 75,83 75,92 -

8 Pengeluaran perkapita disesuaikan (ribu Rp)

609,18 611,99 616,76 -

9 Inflasi Kota Jayapura (Desember Y on Y) 3,40 4,52 8,27 7,98

10 Ekspor (juta US$) 3.657,41 2.116,51 2.728,04 1.529,67

11 Ekspor HS26 (biji tembaga dan konsen-trat) juta US$

3.524,98 1.996,81 2.608,60 1.376,50

12 Impor (juta US$) 1.112,94 1.022,82 506,40 1.014,47

13 PDRB berlaku

Dengan Tambang (juta Rp) 108.188.756,4 112.812.560,5 119.771.975,8 123.179.719,2

Tanpa Tambang (juta Rp) 57.867.288,4 66.200.779,3 74.601.836,7 87.616.266,1

14 PDRB konstan

Dengan Tambang (juta Rp) 106.066.723,4 107.890.942,6 116.428.607,5 120.216.970,3

Tanpa Tambang (juta Rp) 56.057.785,0 61.089.708,4 66.115.082,3 71.997.706,0

15 Laju pertumbuhan ekonomi

Dengan Tambang (persen) (4,28) 1,72 7,91 3,25

Tanpa Tambang (persen) 9,67 8,98 8,23 8,90

16 Angkatan kerja (jiwa)***) 1.609.793**) 1.595.116**) 1.645.263**) 1.689.030**)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ***)

81,42**) 79,07**) 79,98**) 80,54**)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ***) 3,70**) 2,95**) 2,86**) 3,48**)

*) penduduk pertengahan tahun hasil proyeksi penduduk**) hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014***) kondisi bulan Februari****) tahun dasar 2010 (2010=100) berbasis SNA2008

Page 44: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

34 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota se PapuaTahun 2011-2014*)

No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Merauke 201.786 205.881 209.980 213.484

2 Jayawijaya 198.978 201.094 203.085 204.112

3 Jayapura 114.509 116.475 118.789 119.383

4 Nabire 132.283 134.583 137.283 137.776

5 Kepulauan Yapen 85.010 86.628 88.187 89.994

6 Biak Numfor 130.089 132.392 135.080 135.831

7 Paniai 155.481 158.099 161.324 162.489

8 Puncak Jaya 104.896 107.802 112.010 113.280

9 Mimika 187.779 191.608 196.401 199.311

10 Boven Digoel 57.997 59.320 60.403 61.283

11 Mappi 84.413 86.419 88.006 89.790

12 Asmat 81.398 83.322 85.000 86.614

13 Yahukimo 168.706 171.608 175.086 178.193

14 Pegunungan Bintang 66.900 67.885 69.304 70.697

15 Tolikara 119.386 122.916 125.326 127.526

16 Sarmi 34.104 34.801 35.508 35.787

17 Keerom 49.884 50.703 51.772 53.002

18 Waropen 25.828 26.400 26.905 27.723

19 Supiori 16.318 16.714 16.976 17.288

20 Mamberamo Raya 18.971 19.506 19.776 20.514

21 Nduga 82.099 84.288 85.894 92.530

22 Lanny Jaya 153.921 157.905 161.077 170.589

23 Mamberamo Tengah 40.813 41.878 42.687 45.398

24 Yalimo 52.623 53.786 54.911 57.585

25 Puncak 96.180 98.020 99.926 101.515

26 Dogiyai 86.082 87.728 89.327 90.822

27 Intan Jaya 41.820 42.572 43.405 44.812

28 Deiyai 64.212 65.204 66.516 68.025

29 Kota Jayapura 262.797 268.301 272.544 275.694

Papua 2.915.263 2.973.838 3.032.488 3.091.047

*) angka hasil proyeksi penduduk

Page 45: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

35

Nilai Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten/Kota se PapuaTahun 2011-2014

No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Merauke 181,55 260,24 251,20 247,59

2 Jayawijaya 231,11 298,51 250,84 254,25

3 Jayapura 149,72 131,81 142,59 144,52

4 Nabire 147,02 130,61 165,61 164,59

5 Kepulauan Yapen 142,81 123,73 160,51 158,31

6 Biak Numfor 161,03 143,16 152,03 153,17

7 Paniai 236,98 215,22 214,57 214,95

8 Puncak Jaya 334,69 376,03 414,76 413,38

9 Mimika 184,23 193,51 189,46 193,34

10 Boven Digoel 181,17 181,35 178,14 180,93

11 Mappi 217,01 211,75 216,66 219,06

12 Asmat 214,32 238,83 222,93 226,59

13 Yahukimo 211,13 219,03 191,50 197,53

14 Pegunungan Bintang 300,83 388,02 388,02 386,29

15 Tolikara 270,75 302,25 393,57 385,95

16 Sarmi 186,65 215,27 244,70 242,60

17 Keerom 166,45 164,97 180,39 176,76

18 Waropen 167,01 155,42 154,30 152,10

19 Supiori 165,20 193,55 182,57 185,87

20 Mamberamo Raya 183,15 214,05 185,42 187,03

21 Nduga 308,22 324,33 322,10 321,30

22 Lanny Jaya 245,88 365,41 362,44 357,07

23 Mamberamo Tengah 258,63 402,61 402,61 399,62

24 Yalimo 253,90 390,74 390,74 388,65

25 Puncak 356,64 461,52 461,52 462,84

26 Dogiyai 191,30 212,54 234,17 235,19

27 Intan Jaya 349,02 433,03 438,02 431,26

28 Deiyai 246,76 221,09 219,77 222,61

29 Kota Jayapura 153,08 197,71 170,07 172,80

Papua 212,05 242,63 188,70 191,86

Page 46: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

36 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota se Papua Tahun 2011-2013

No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013

(1) (2) (4) (5) (6)

1 Merauke 66,19 66,52 67,48

2 Jayawijaya 56,60 57,22 57,55

3 Jayapura 72,75 73,09 73,79

4 Nabire 67,33 68,03 68,49

5 Kepulauan Yapen 70,19 70,98 71,40

6 Biak Numfor 70,33 70,68 71,03

7 Paniai 60,22 60,54 60,81

8 Puncak Jaya 68,34 68,37 68,68

9 Mimika 69,68 70,02 70,39

10 Boven Digoel 50,64 51,43 51,93

11 Mappi 50,83 51,53 52,08

12 Asmat 51,92 52,19 52,44

13 Yahukimo 50,30 50,73 51,14

14 Pegunungan Bintang 49,45 49,83 50,32

15 Tolikara 52,43 52,66 53,06

16 Sarmi 67,15 67,73 68,18

17 Keerom 69,64 69,95 70,42

18 Waropen 63,71 64,24 64,77

19 Supiori 68,92 69,19 69,50

20 Mamberamo Raya 59,86 60,18 60,64

21 Nduga 48,43 48,80 49,29

22 Lanny Jaya 50,20 50,60 51,07

23 Mamberamo Tengah 49,32 49,73 50,11

24 Yalimo 48,90 49,31 49,86

25 Puncak 49,35 49,77 50,18

26 Dogiyai 50,49 51,09 51,42

27 Intan Jaya 48,74 49,17 49,61

28 Deiyai 49,31 49,80 50,19

29 Kota Jayapura 76,29 76,64 77,12

Papua 65,36 65,86 66,25

Page 47: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id

Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015

37

PDRB Perkapita Kabupaten/Kota se PapuaTahun 2011-2013

No Kabupaten/Kota 2011r 2012* 2013**

(1) (2) (4) (5) (6)

1 Merauke 20.017.712,85 22.171.183,37 25.003.119,09

2 Jayawijaya 6.351.270,93 7.032.161,07 7.826.174,04

3 Jayapura 19.334.763,48 21.913.525,88 24.852.796,27

4 Nabire 15.542.035,05 17.449.164,29 19.931.633,95

5 Kepulauan Yapen 9.550.164,92 10.202.056,85 11.029.102,07

6 Biak Numfor 12.988.381,79 14.452.322,28 15.991.015,40

7 Paniai 3.342.359,73 3.678.802,83 3.939.775,80

8 Puncak Jaya 6.401.675,83 6.488.047,16 6.634.112,45

9 Mimika 241.905.865,69 211.930.676,50 238.825.952,45

10 Boven Digoel 30.957.337,44 34.474.744,88 37.914.469,08

11 Mappi 10.437.944,54 12.131.298,81 14.481.972,03

12 Asmat 8.646.649,03 10.084.387,22 11.215.118,55

13 Yahukimo 2.848.187,31 3.323.446,91 3.733.577,17

14 Pegunungan Bintang 10.878.419,96 12.269.441,55 13.714.836,81

15 Tolikara 4.706.815,64 4.869.782,38 5.152.517,31

16 Sarmi 25.028.762,77 29.129.044,44 33.785.658,62

17 Keerom 19.484.463,93 21.656.520,03 23.782.865,18

18 Waropen 14.320.119,82 17.147.910,59 20.051.041,08

19 Supiori 25.001.921,03 26.366.394,11 27.967.969,35

20 Mamberamo Raya 20.528.750,97 25.189.699,14 27.755.464,48

21 Nduga 2.537.311,21 3.192.862,82 3.587.094,33

22 Lanny Jaya 2.866.530,77 3.580.024,93 3.961.930,62

23 Mamberamo Tengah 5.113.403,06 6.492.042,52 7.421.889,42

24 Yalimo 3.804.969,42 4.588.424,23 5.192.948,47

25 Puncak 6.213.027,54 7.787.653,28 9.293.448,32

26 Dogiyai 7.109.885,72 7.718.489,26 8.549.419,30

27 Intan Jaya 5.890.735,26 6.873.265,02 7.574.077,98

28 Deiyai 4.381.459,46 4.900.357,83 5.166.808,59

29 Kota Jayapura 34.418.997,37 40.121.442,15 46.540.537,47

Papua 26.241.660,21 26.025.658,32 30.712.934,17

Page 48: Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015

http

://pap

ua.b

ps.g

o.id