indikasi pencabutan

20
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Tindakan ekstraksi gigi merupakan suatu tindakan yang sehari-hari dilakukan oleh dokter gigi. Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi oleh bibir dan pipi dan terdapat faktor yang dapat mempersulit dengan adanya gerakan dari lidah pada rahang bawah. Sebagai dokter gigi harus memiliki pertimbangan- pertimbangan dasar atas pencabutan yang ia lakuakan. Indikasi dari pencabuatan gigi banyak dan bervariasi. Jika perawatan konservasi gagal atau tidak indikasi, maka jalan terakhir adalah dengan melakukan pencabutan. I.II Rumusan Masalah Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 1

Upload: rahma-nelti

Post on 29-Dec-2015

171 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

indikasi pencabutan

TRANSCRIPT

Page 1: indikasi pencabutan

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Tindakan ekstraksi gigi merupakan suatu tindakan yang sehari-hari dilakukan oleh

dokter gigi. Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan

jaringan tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi oleh bibir

dan pipi dan terdapat faktor yang dapat mempersulit dengan adanya gerakan dari lidah pada

rahang bawah.

Sebagai dokter gigi harus memiliki pertimbangan-pertimbangan dasar atas pencabutan

yang ia lakuakan. Indikasi dari pencabuatan gigi banyak dan bervariasi. Jika perawatan

konservasi gagal atau tidak indikasi, maka jalan terakhir adalah dengan melakukan

pencabutan.

I.II Rumusan Masalah

Dari penjabaran singkat latar belakang, maka dapat di rumusan masalah yang akan

dibahas pada makalah ini, yaitu “Apakah indikasi dari pencabutan gigi geligi?”.

I.III Tujuan Rumusan

Tujuan dalam penulisan makalah ini untuk dapat mengetahui indikasi-indikasi dari

pencabuatan gigi geligi.

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 1

Page 2: indikasi pencabutan

BAB II

PEMBAHASAN

II.I Definisi Pencabutan Gigi Geligi

Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana pada

gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan gigi juga merupakan

operasi bedah yang melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut, akses

yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan selanjutnya dihubungkan/disatukan oleh gerakan lidah

dan rahang. Definisi pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan tanpa rasa sakit satu gigi

utuh atau akar gigi dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas

pencabutan dapat sembuh dengan sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik di masa

mendatang.

Pencabutan gigi merupakan tindakan yang sangat komplek yang melibatkan struktur

tulang, jaringan lunak dalam rongga mulut serta keselurahan bagian tubuh. Pada tindakan

pencabutan gigi perlu dilaksanakan prinsip-prinsip keadaan suci hama (asepsis) dan prinsip-

prinsip pembedahan (surgery). Untuk pencabutan lebih dari satu gigi secara bersamaan

tergantung pada keadaan umum penderita serta keadaan infeksi yang ada ataupun yang

mungkin akan terjadi.

Ekstraksi gigi adalah suatu tindakan bedah pencabutan gigi dari socket gigi dengan

alat-alat ekstraksi (forceps). Kesatuan dari jaringan lunak dan jaringan keras gigi dalam

cavum oris dapat mengalami kerusakan yang menyebabkan adanya jalur terbuka untuk

terjadinya infeksi yang menyebabkan komplikasi dalam penyembuhan dari luka ekstraksi.

Oleh karena itu tindakan aseptic merupakan aturan perintah dalam bedah mulut.

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 2

Page 3: indikasi pencabutan

Selalu diingat bahwa gigi bukanlah “ditarik” melainkan dicabut dengan hati-hati. Hal

ini merupakan prosedur pembedahan dan etika bedah yang harus diikuti guna mencegah

komplikasi serius (fraktur tulang/gigi, perdarahan, infeksi). Gigi geligi memang banyak

namun masing-masing gigi merupakan struktur individual yang penting, dan masing-masing

harus dipelihara sedapat mungkin. Tujuan dari ekstraksi gigi harus diambil untuk alasan

terapeutik atau kuratif.

II.II Pencabutan Intra Alveolar

Pencabutan intra alveolar adalah pencabutan gigi atau akar gigi dengan

menggunakan tang atau bein atau dengan kedua alat tersebut. Metode ini sering juga di sebut

forceps extraction dan merupakan metode yang biasa dilakukan pada sebagian besar kasus

pencabutan gigi.

Dalam metode ini, blade atau instrument yaitu tang atau bein ditekan masuk ke dalam

ligamentum periodontal diantara akar gigi dengan dinding tulang alveolar. Bila akar telah

berpegang kuat oleh tang, dilakukan gerakan kea rah buko-lingual atau buko-palatal dengan

maksud menggerakkan gigi dari socketnya. Gerakan rotasi kemudian dilakukan setelah

dirasakan gigi agak goyang. Tekanan dan gerakan yang dilakukan haruslah merata dan

terkontrol sehingga fraktur gigi dapat dihindari.

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 3

Page 4: indikasi pencabutan

II.III Pencabutan Trans Alveolar

Pada beberapa kasus terutama pada gigi impaksi, pencabutan dengan metode intra

alveolar sering kali mengalami kegagalan sehingga perlu dilakukan pencabutan dengan

metode trans alveolar. Metode pencabutan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil

sebagian tulang penyangga gigi. Metode ini juga sering disebut metode terbuka atau metode

surgical yang digunakan pada kasus-kasus:

- Gigi tidak dapat dicabut dengan menggunakan metode intra alveolar

- Gigi yang mengalami hypersementosis atau ankylosis

- Gigi yang mengalami germinasi atau dilacerasi

- Sisa akar yang tidak dapat dipegang dengan tang atau dikeluarkan dengan bein, terutama

sisa akar yang berhubungan dengan sinus maxillaris.

Perencanaan dalam setiap tahap dari metode trans alveolar harus dibuat secermat

mungkin untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan. Masing-masing kasus

membutuhkan perencanaan yang berbeda yang disesuaikan dengan keadaan dari setiap kasus.

Secara garis besarnya, komponen penting dalam perencanaan adalah bentuk flap

mukoperiostal, cara yang digunakan untuk mengeluarkan gigi atau akar gigi dari socketnya,

seberapa banyak pengambilan tulang yang diperlukan.

II.IV Indikasi Pencabutan Gigi Geligi

Gigi mungkin perlu di cabut untuk berbagai alasan, misalnya karena sakit gigi itu

sendiri, sakit pada gigi yang mempengaruhi jaringan di sekitarnya, atau letak gigi yang salah.

Di bawah ini adalah beberapa contoh indikasi dari pencabutan gigi :

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 4

Page 5: indikasi pencabutan

Untuk Gigi Desidui (sulung)

a. Gigi desidui yang telah goyang yang sudah waktunya tanggal.

b. Gigi desidui yang persisten, yaitu gigi desidui yang sudah waktunya tanggal tetapi

masih kuat (tak mau tanggal), dan sudah kelihatan gigi penggantinya tumbuh diluar

deretan. Biasanya akar gigi desidui mengalami resopsi sehingga ia akan goyang,

tetapi ada kalanya karena gigi desidui ini sudah busuk atau gangren yang tidak

mungkin terjadi resopsi atau karena kondisi dari pasien maka gigi desidui itu masih

tetap tertanam dalam tulang alveolar.

c. Gigi desidui yang menimbulkan ulkus dekubital yaitu sudah terjadi sobekan pada

gusi atau mukosa pipi dan terlihat apeks akar dari gigi yang gangren. Terjadinya ulkus

dekubitus yaitu secara fisiologi gigi-gigi itu mengalami resorbsi pada akarnya

sehingga radiks gigi desidui ini makin lama makin habis, lalu tanggal dan diganti oleh

gigi permanent.

Resopsi ini terjadi dari dua jurusan yaitu dari luar yang dilakukan oleh osteoklas

yang terdapat dalam periodontium, dari dalam dilakukan oleh osteoklas yang terdapat

dalam kamar pulpa tetapi pada gigi desidui yang gangren maka osteoklas itu tidak

aktif sehingga radikx dari gigi desidui ini tidak licin tetapi bergerigi dan karena

dorongan dari gigi permanen yang akan tumbuh, maka gerigi dari akar gigi desidui ini

didorong keluar merobek gingiva atau mukosa pipi, dan akhirnya terdapat ulkus yang

disebut dengan ulkus dekubital.

Perforasi radix; biasanya pada akar gigi susu yang menembus gusi sehingga

menyebabkan iritasi dan luka yang disebut ulkus dekubitus.

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 5

Page 6: indikasi pencabutan

Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang

disebabkan karena adanya kompressi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol

(bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama.

Kompressi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang

tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran

darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel.

d. Gigi desidui yang sering menimbulkan abses, gigi desidui kecuali berfungsi untuk

mengunyah juga untuk mempertahan kan tempat bagi gigi permanen dan rangsangan

untuk tumbuhnya rahang,maka gigi desidui yang gangrenpun biasanya tidak dicabut

baik bagi gigi depan maupun gigi belakang,tapi dipertahankan secara

konservasi(dengan perawatan gangren dan terpanasi)sampai waktunya tanggal,tetapi

bila gigi gangren tersebut berkali-kali menimbulkan abses baik bagi gigi depan

maupun gigi belakang sebaiknya dicabut.

e. Gigi desidui yang menyebabkan osteomyelitis

Untuk Gigi Permanen

a. Karies yang parah

Alasan paling umum dan yang dapat diterima secara luas untuk pencabutan gigi adalah

karies yang tidak dapat dihilangkan. Sejauh ini gigi yang karies merupakan alasan yang tepat

bagi dokter gigi dan pasien untuk dilakukan tindakan pencabutan.

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 6

Page 7: indikasi pencabutan

b. Nekrosis pulpa

Sebagai dasar pemikiran, yang ke-dua ini berkaitan erat dengan pencabutan gigi adalah

adanya nekrosis pulpa atau pulpa irreversibel yang tidak diindikasikan untuk perawatan

endodontik. Mungkin dikarenakan jumlah pasien yang menurun atau perawatan endodontik

saluran akar yang berliku-liku, kalsifikasi dan tidak dapat diobati dengan tekhnik endodontik

standar. Dengan kondisi ini, perawatan endodontik yang telah dilakukan ternyata gagal untuk

menghilangkan rasa sakit sehingga diindikasikan untuk pencabutan.

Gigi gangren(gangren pulpa),kecuali gigi depan dimana sosial ekonomi mengizinkan

untuk merawat gigi gangren tersebut akar lurus dan kedudukan akar elveolus masih kuat,gigi

belakang dengan gangren pulpa walaupun pada saat itu tidak menimbulkan sakit seharusnya

dicabut untuk mencegah terjadi eksaserbasi akut(proses menjadi akut dari radang yang

berjalan kronis).

Indikasi sosial:

Ada orang yang datang dari sosial ekonomi rendah dan giginya tak dijaga secara

higienis.pada orang-orang yang indikasi sosial yang tidak mengizinkan maka gigi itu

dicabut.bila gigi mempunyai granuloma,masih dapat dipertahankan secara apeks reseksi atau

apicoectomy dengan syarat granulomanya lebih kecil dari sepertiga panjang akar. Apeks

reseksi adalah tindakan memotong puncak agar dengan pengambilan tulang yang menutupi

akar tersebut.

c. Penyakit periodontal yang parah

Alasan umum untuk pencabutan gigi adalah adanya penyakit periodontal yang parah.

Jika periodontitis dewasa yang parah telah ada selama beberapa waktu, maka akan nampak

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 7

Page 8: indikasi pencabutan

kehilangan tulang yang berlebihan dan mobilitas gigi yang irreversibel. Dalam situasi seperti

ini, gigi yang mengalami mobilitas yang tinggi harus dicabut.

d. Alasan orthodontik

Pasien yang akan menjalani perawatan ortodonsi sering membutuhkan pencabutan gigi

untuk memberikan ruang untuk keselarasan gigi. Gigi yang paling sering diekstraksi adalah

premolar satu rahang atas dan bawah, tapi premolar ke-dua dan gigi insisivus juga kadang-

kadang memerlukan pencabutan dengan alasan yang sama.

Misalnya gigi yang bersimpang jalur atau crowded tumbuhnya maka beberapa gigi

perlu dicabut. Sering terjadi kaninus berada diluar deretan (misalnya labbioversi) arkus

dentalis.

Pada prinsipnya kaninus tidak boleh dicabut untuk keperluan ortodonti karena dapat

merusak estetis, untuk itu dicabut premolar, kecuali kalau pasien tidak dapat menjalankan

perawatan ortodonti, maka kaninus dapat dicabut, tetapi dalam anomali ortondonti diatas

setelah dipelajari dengan membuat studi model ternyata bahwa tempat yang diperlukan hanya

sedikit saja (misalnya 2mm), maka ditolong dengan mengadakan ekspansi rahang saja

sehingga premolar tak perlu dicabut.

e. Gigi yang mengalami malposisi

Gigi yang mengalami malposisi dapat diindikasikan untuk pencabutan dalam situasi

yang parah. Jika gigi mengalami trauma jaringan lunak dan tidak dapat ditangani oleh

perawatan ortodonsi, gigi tersebut harus diekstraksi. Contoh umum ini adalah molar ketiga

rahang atas yang keluar kearah bukal yang parah dan menyebabkan ulserasi dan trauma

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 8

Page 9: indikasi pencabutan

jaringan lunak di pipi. Dalam situasi gigi yang mengalami malposisi ini dapat

dipertimbangkan untuk dilakukan pencabutan.

f. Gigi yang perlu untuk membuat protesa

Mengingat estetis, maka untuk pembuatan protesa sebagian kadang-kadang perlu

mencabut gigi yang masih sehat yang dapat mengganggu estetis protesa tersebut. Bisa pada

satu rahang hanya tinggal satu atau dua gigi yang sehat, maka sebaiknya dicabut saja dan

kemudian dibuatkan protesa.

g. Gigi yang retak

Indikasi ini jelas untuk dilakukan pencabutan gigi karena gigi yang telah retak.

Pencabutan gigi yang retak bisa sangat sakit dan rumit dengan tekhnik yang lebih konservatif.

Bahkan prosedur restoratif endodontik dan kompleks tidak dapat mengurangi rasa sakit

akibat gigi yang retak tersebut.

h. Pra-prostetik ekstraksi

Kadang-kadang, gigi mengganggu desain dan penempatan yang tepat dari peralatan

prostetik seperti gigi tiruan penuh, gigi tiruan sebagian lepasan atau gigi tiruan cekat. Ketika

hal ini terjadi, pencabutan sangat diperlukan.

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 9

Page 10: indikasi pencabutan

i. Gigi impaksi

Gigi yang impaksi harus dipertimbangkan untuk dilakukan pencabutan. Jika terdapat

sebagian gigi yang impaksi maka oklusi fungsional tidak akan optimal karena ruang yang

tidak memadai, maka harus dilakukan bedah pengangkatan gigi impaksi tersebut. Namun,

jika dalam mengeluarkan gigi yang impaksi terdapat kontraindikasi seperti pada kasus

kompromi medis, impaksi tulang penuh pada pasien yang berusia diatas 35 tahun atau pada

pasien dengan usia lanjut, maka gigi impaksi tersebut dapat dibiarkan.

j. Supernumary gigi

Gigi yang mengalami supernumary biasanya merupakan gigi impaksi yang harus

dicabut. Gigi supernumary dapat mengganggu erupsi gigi dan memiliki potensi untuk

menyebabkan resorpsi gigi tersebut. Gigi supernumary yang terletak ditengah-tengah

insisivus disebut mesiodens, kalau diantara insisivus satu dan insisivus dua disebut latero

dens, kalau disamping molar disebut paramolar.

Gigi supernumary yang tumbuh diantara gigi permanent yang mengganggu estetis

harus dicabut, misalnya mesiodens yang menimbulkan diastema sentralis harus dicabut dan

diastema tersebut dapat dibetulkan dengan perawatan orthodonti. Disamping estetis harus

juga diperhatikan kemungkinan terjadinya karies, dan supernumary yang terpendam dalam

rahang yang tidak menimbulkan keluhan pada pasien tidak perlu dicabut.

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 10

Page 11: indikasi pencabutan

k. Gigi yang terkait dengan lesi patologis

Gigi yang terkait dengan lesi patologis mungkin memerlukan pencabutan. Dalam

beberapa situasi, gigi dapat dipertahankan dan terapi terapi endodontik dapat dilakukan.

Namun, jika mempertahankan gigi dengan operasi lengkap pengangkatan lesi, gigi tersebut

harus dicabut.

l. Terapi pra-radiasi

Pasien yang menerima terapi radiasi untuk berbagai tumor oral harus memiliki

pertimbangan yang serius terhadap gigi untuk dilakukan pencabutan.

m. Gigi yang mengalami fraktur rahang

Pasien yang mempertahankan fraktur mandibula atau proses alveolar kadang-kadang

harus merelakan giginya untuk dicabut. Dalam sebagian besar kondisi gigi yang terlibat

dalam garis fraktur dapat dipertahankan, tetapi jika gigi terluka maka pencabutan mungkin

diperlukan untuk mencegah infeksi.

n. Estetik

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 11

Page 12: indikasi pencabutan

Terkadang pasien memerlukan pencabutan gigi untuk alasan estetik. Contoh kondisi

seperti ini adalah yang berwarna karena tetracycline atau fluorosis, atau mungkin malposisi

yang berlebihan sangat menonjol. Meskipun ada tekhnik lain seperti bonding yang dapat

meringankan masalah pewarnaan dan prosedur ortodonsi atau osteotomy dapat digunakan

untuk memperbaiki tonjolan yang parah, namun pasien lebih memilih untuk rekonstruksi

ekstraksi dan prostetik.

o. Ekonomis

Indikasi terakhir untuk pencabutan gigi adalah faktor ekonomi. Semua indikasi untuk

ekstraksi yang telah disebutkan diatas dapat menjadi kuat jika pasien tidak mau atau tidak

mampu secara finansial untuk mendukung keputusan dalam mempertahankan gigi tersebut.

Ketidakmampuan pasien untuk membayar prosedur tersebut memungkinkan untuk dilakukan

pencabutan gigi.

BAB III

PENUTUPAN

III.I Kesimpulan

Sesuai penjabaran dari bab pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

indikasi untuk dapat dilakukannya pencabutan gigi geligi baik itu pada gigi desidui ataupun

gigi permanen. Pada gigi desidui misalnya pada kasus gigi desidui yang telah goyang, gigi

yang persisten, gigi yang menimbulkan ulkus dekipital, gigi desidui yang sering

menimbulkan abses, gigi desidui yang menyebabkan osteomielitis. Pada gigi permanen

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 12

Page 13: indikasi pencabutan

misalnya pada kondisi karies yang parah, nekrosis pulpa, penyakit periodontal yang parah,

alasan orthodontik, alasan protesa, gigi yang mengalami malposisi gigi, gigi yang retak, pra-

prostetik ekstraksi, gigi yang mengalami impaksi, supernumary gigi, gigi yang terkait dengan

lesi patologis, terapi pra-radiasi, gigi yang mengalami fraktur rahang, estetik, dan ekonomis.

III.II Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan

dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena

terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan

judul makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Pedersen, G.W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih bahasa drg. Purwanto. Penerbit buku Kedokteraan EGC. Jakarta. 1996.

Ismardianita Efa, Eksodonsia. Penerbit Universitas Baiturrahmah.Padang. 2013.

Tjiptono K Toeti R, dkk, Ilmu Bedah Mulut Edisi Kedua. Penerbit Cahay Sukma.

pencabutan-gigi-geligi.pdf

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 13

Page 14: indikasi pencabutan

lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125030-R19-BM-146%20Frekuensi%20distribusi-Literatur.pdf

Indikasi Pencabutan Gigi Geligi | 14