indera pengecapan
TRANSCRIPT
Gambar 1. Bentuk-bentu papila
1. Indera Pengecapan
Organ indera pengecap adalah lidah dan struktur di sekitarnya. Indera pengecap
merupakan indera kimiawi yang menghasilkan sinyal saraf apabila berikatan dengan zat kimiawi
tertentu dari lingkungan (Sherwood,2011). Indera pengecap memiliki sensasi kecap utama yang
terdiri dari rasa asam, manis, pahit, asin, dan umami (gurih). Umami dipercaya berasal dari
reseptor kecap yang distimulasi oleh monosodium glutamat (MSG) (Tortora, 2009).
Reseptor sensasi kecap terletak di papil pengecap (taste bud) yang terletak sebagian besar
di mulut, dan sebagian kecil di pallatum molle, faring, dan epiglottis. Jumlah papil pengecap ini
akan berkurang seiring dengan pertambahan usia (Guyton, 2007). Sebuah papil pengecap terdiri
dari sekitar lima puluh sel reseptor yang terkemas dengan sel-sel penunjang dalam susunan
seperti potongan-potongan jeruk. Tiap papil pengecap, memiliki sebuah lubang kecil, pori
pengecap (taste pore), tempat bertemunya cairan dalam mulut dengan permukaan sel reseptor
(Sherwood,2011). Setiap papil pengecap terdiri dari 3 jenis sel epitel, yaitu sel sustentakular, sel
reseptor kecap, dan sel basal (Tortora, 2009).
Pada lidah ,permukaan bawahnya disebut frenulum linguage, sebuah struktur ligamen
halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Sedangkan selaput lender
( membrane mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat berwarna merah jambu.
Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil – papil yang terdiri atas empat jenis, yaitu:
1) Papila filiformis
Berjumlah cukup banyak,
berbentuk kerucut
memanjang dan memiliki
banyak lapisan tanduk, yang
membuat permukaannya
terlihat keabuan atau
keputihan. Epitelnya tidak
memiliki kuncup kecap dan perannya berifat mekanis
dalam menyediakan permukaan kasar yang mempermudah pergerakan makanan selama
mangunyah.
2) Papila fungiformis
Berjumlah lebih sedikit, sedikit bert anduk dan berbentuk jamur dengan inti jaringan
ikat dan sebaran kuncup kecap pada permukaan atasnya. Papilla tersebut tersebar secara
acak di abtara papilla filiformis
3) Papila foliate
Kurang berkembang pada orang dewasa, tetapi terdiri atas rigid an alur parallel pada
permukaan lidah dengan kuncup kecap.
4) Papila vallata
Berjumlah paling sedikit dan merupakan papilla terbesar di lidah serta memiliki lebih
dari separuh kuncup kecap pada manusia
(Junqueira, 2011)
Indra pengecapan lidah dipersarafi oleh saraf cranial kelima ( trigeminalis ) , ketujuh
(facialis), dan kesembilan (giossopharyngeus). Sementara gerakkan–gerakkannya dipersyarafi
oleh saraf cranial keduabelas (hypoglossus) (Guyton, 2007).
Sebagai reseptor pengecapannya adalah berupa putik kecap dimana setiap putik kecap
terdiri dari sel penyangga dan selrambut. Sel–sel indra ini berkelompok membentuk kulit
gustatoril. Sel–sel ini memanjangdan meruncing pada kedua ujungnya . Ujung yang lain
sebagaibulu yang pendek dan ujung lainya terdapat cabang dendrit dan neuron yang lain,yaitu
suatu neuron dipolar (Guyton, 2007).
Mekanisme Pengecapan
Terjadinya depolarisasi pada sel pengecap akan mengubah potensial listrik di sel
pengecap sehingga menimbulkan terjadinya potensial reseptor yang selanjutnya akan
mengeksitasi vesikel sinaps dan mengeluarkan neurotransmitter untuk memicu neuron sensorik
orde pertama Berkurangnya kenegatifan dalam sel reseptor kecap ini terjadi karena
menempelnya substansi kecap pada rambut pengecap. Penurunan potensial sebanding dengan
logaritma konsentrasi dari substansi yang memberi stimulasi (Guyton, 2007).
Setiap sel resptor berespons dengan derajat bervariasi terhadap kelima rasa primer tetapi
umumnya cenderung lebih responsive terhadap satu modalitas rasa. Keberagaman diskriminasi
rasa di luar rasa primer bergantung pada perbedaan ringan pola perangsangan semua kuncup
Gambar 2. Peta lidah
kecap sebagai respons terhadap berbagai bahan, serupa dengan variasi stimulasi ketiga jenis sel
kerucut yang menghasilkan berbagai sensasi warna.
Sel reseptor menggunakan beragam jalur untuk menimbulkan dipolarisasi potensial
rsesptor sebagai respon terhadap masing-masing dari kelima kategori rasa:
1) Rasa asin
Dirangsang oleh garam kimia, khususnya NaCl (garam dapur). Masuknya ion Na+
bermuatan positif langung melalui saluran Na+ khusus di membran sel reseptor, suatu
perpindahan yang menurunkan negativitas
internal sel, menyebabkan depolarisai
reseptor sebagai respon terhadap garam.
2) Rasa asam
Disebabkan oleh asam kimia, yang
mengandung ion hydrogen bebas, H+.
Asam sitrat di dalam lemon sebagai
contoh, merupakan penyebab buah ini
terasa asam. Depolarisasi sel rseptor oleh
asam terjadi karena H+ menghambat
aluran K+ di membran sel reseptor.
Penurunan perpindahan pasif ion K+
bermuatan positif keluar sel megurangi negativitas internal sehingga terjadi
depolarisai potensial reseptor.
3) Rasa manis
Dipicu oleh konfigurasi glukosa, sakarin, aspartame dll. Pengikat glukosa atau bahan-
bahan kimia tadi dengan reseptor sel kecap akan mengaktifkan protein G, yang
kemudian mengaktifkan jalur pembawa pesan keduanya cAMP di sel kecap. Jalur
pembawa pesan kedua ini akhirnya menyebabakan fosforilasi dan penyumbatan
saluran K+ di membran sel reseptor yang kemudian menyebabkan depolarisasi
reseptor.
4) Rasa pahit
Dipicu oleh kelompok-kelompok tastan yang secara kimiawi lebih beragam
dibandingkan dengan sensasi kecap lainnya. Sebagai contoh alkaloid (kafein, nikotin,
morfin, dan turunan tumbuhan toksik lainnya), serta bahan beracun, semua terasa
pahit, mungkin sebagai mekanisme protektif untuk mencegah ingesti senyawa-
senyawa yang berpotensi berbahaya ini. Sel-sel kecap yang mendeteksi rasa pahit
memiliki 50 sampai 100 resptor pahit, yang masing-masing berespons terhadap rasa
pahit yang berbeda-beda. Karena setiap sel reseptor memiliki kelompok reseptor raa
pahit yang beragam maka bermacam-macam bahan kimia terasa pahit meskipun
strukturnya berbeda. Mekanisme ini memperluas kemampuan reseptor kecap untuk
mendeteksi beragam bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Protein G pertama
dalam pengecapan-gutducin- ditemukan disalah satu jalur sinyal pahit.
5) Rasa umami
Adanya asam amino, seperti yang terdapat pada daging sebagai contoh, berfungsi
sebagai penanda untuk makanan yang kaya protein. Glutamate berikatan dengan
reseptor yang berikatan dengan protein G dan mengaktifkan sistem pembawa pesan
kedua, tetappi perincian jalur kedua ini belum diketahui.
Perbedaan dari persepsi rasa didapatkan dari protein reseptor yang terdapat pada tiap
villi. Protein ini kemudian akan menentukan rasa yang kita persepsikan. Seperti pada ion sodium
dan ion hidrogen yang protein reseptornya mengaktifkan reseptor yang berbeda. Untuk rasa
manis dan pahit, karena keduanya bekerja dengan bantuan second messsenger, maka perubahan
kimiawi dalam sel lah yang akan melajutkan sinyal pengecapan (Guyton, 2007). Sedangkan
menurut Tortora, perbedaan rasa dikarenakan formasi dari saraf-saraf yang merangsang sejumlah
neuron pengecap orde pertama. Rasa yang berbeda berasal dari aktivasi kelompok neuron yang
berbeda (Tortora, 2009).
Pada lidah terdapat area yang berbeda-beda untuk merasakan reseptan. Ujung lidah peka
terhadap rasa manis. Lidah bagian tepi depan peka terhadap rasa asin. Bagian tepi belakang lidah
peka terhadap rasa masam, sedangkan bagian pangkal lidah peka terhadap rasa pahit. Walaupun
area tersebut peka terhadap satu rasa, area tersebut masih dapat merasakan rasa lain namun tidak
seberapa peka bila dibandingkan oleh satu rasa tersebut (Guyton, 2007).
Transimisi Sinyal Pengecapan
Impuls pencepan pada dua pertiga anterior lidah melewati saraf lingualis kemudian
melalui korda timpani berlanjut ke saraf fasialis, dan akhirnya ke traktis solitarius (area gustatori)
ke batang otak. Sensasi rasa yang berasal dari papila sirkumvalata di bagian nelakang leidah dan
dari regio posterior lainnya dari mulut dan kerongkongan ditransmisikan melalui nervus
glosofaringeal juga ke traktus solitarius, tapi pada daerah yang lebih posterior. Kemudian untuk
daerah dasar lidah dan daerah faring melalui nervus vagus (Sherwood,2011)
Dari nukleus traktus solitarius, impuls dilanjutkan oleh neuron orde kedua ke ventral
posterior medial nukleus talamus. Impuls lain ada yang dibawa oleh neuron orde kedua menuju
sistem limbik dan ke hipotalamus(Tortora, 2009). Dari talamus, neuron orde ketiga akan menuju
ke girus postsentral di kortex cerebri parietal, yang terletak di fisura silvia dan ke area insular
opercular (Sherwood,2011).
Bullock, J. 2001.Physiology 4th Edition. Lippincott Williams and Wilkins. USA
Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. 2011. Histologi dasar. Jakarta:EGC.
Ganong, W F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta
Guyton, A C. 2007. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC. Jakarta
Pearce, Evelyn C. 2009. AnatomidanFisiologiUntukParamedis.GramediaPustakaUtama. Jakarta
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta
Tortora,GJ. 2009. Priciples of Anatomy and Physiology. John Wiley & Sons. Massachusetes