indeks pembangunan manusia · ipm merupakan tingkatan status pembangunan manusia di suatu wilayah...
TRANSCRIPT
BADAN PUSAT STAT IST IK
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA kabupaten Humbang Hasundutan
No. Katalog: 4102002.1215
BADAN PUSAT STAT IST IK
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA kabupaten Humbang Hasundutan
Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
No. Publikasi: 12150.1915
Katalog: 4102002.1215
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman: x + 72 halaman
Naskah:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan
Gambar Kover oleh:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan
Diterbitkan oleh:
© BPS Kabupaten Humbang Hasundutan
Dicetak oleh:
Purnama Jaya (cetakan I)CV. Sinarta (cetakan II)
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan
sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan
Pusat Statistik
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 iii
KATA PENGANTAR
Sebagai salah satu ukuran kinerja daerah, khususnya dalam hal
evaluasi proses pembangunan sumber daya manusianya, maka penyediaan
data mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan hal yang
sangat penting. Indeks ini akan memberikan petunjuk umum tentang
kebutuhan-kebutuhan dan prioritas-prioritas pembangunan penduduk.
Publikasi ini menyajikan informasi komponen-komponen IPM,
status dan perkembangan IPM, serta gambaran umum Kabupaten Humbang
Hasundutan. Penyajian disertai dengan penjelasan praktis, dan dilengkapi
dengan konsep/definisi baku untuk memudahkan pemahaman dan
pemanfaatan informasi bagi seluruh pengguna data untuk kemajuan daerah.
Publikasi ini dapat terwujud berkat kerja sama dan bantuan dari
berbagai pihak. Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi,
kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Kami mengharapkan kritik
dan saran penyempurnaan dari para pengguna publikasi ini untuk perbaikan
edisi yang akan datang.
Doloksanggul, 17 Desember 2019
Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan
Rudy Harlon Harianja
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 v
DAFTAR ISI
hal.
Kata pengantar ----------------------------------------------------------------------- i
Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------- iii
Daftar Tabel --------------------------------------------------------------------------- v
Daftar Grafik -------------------------------------------------------------------------- vii
1 Konsep dan Pengukuran Pembangunan Manusia 1
Tujuan Pembangunan Manusia 3
Pembangunan Manusia Dalam Agenda Nasional 6
Mengukur Pembangunan Manusia 9
Pemanfaatan IPM Dalam Rencana Pembangunan Daerah 10
Sistem Informasi Pembangunan Manusia 12
Keterbatasan Indeks Pembangunan Manusia 15
2 Pembangunan Manusia Humbang Hasundutan 19
Perubahan Metodologi Penghitungan IPM 19
Perkembangan Pembangunan Manusia 23
Perkembangan Pembangunan Dimensi Kesehatan 25
Perkembangan Pembangunan Dimensi Pendidikan 28
Perkembangan Pembangunan Dimensi Pengeluaran Rumahtangga 29
3 Kapabilitas Dasar Manusia Humbang Hasundutan 33
Kapabilitas Dasar Bidang Kependudukan 35
Kapabilitas Dasar Bidang Kesehatan 40
Kapabilitas Dasar Bidang Pendidikan 43
Kapabilitas Dasar Bidang Ekonomi 45
4 Disparitas Pembangunan Manusia 49
Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan 51
Perbandingan Pembangunan Manusia Antarwilayah 51
Perbandingan Dimensi Kesehatan Manusia Antarwilayah 56
Perbandingan Dimensi Pendidikan Antarwilayah 57
Perbandingan Dimensi Pengeluaran Rumahtangga Antarwilayah 58
5 Kesimpulan 63
6 Lampiran 67
vi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 vii
DAFTAR TABEL
hal.
Tabel 2.1 Simulasi Perbedaan Rata-rata Aritmatik dan Rata-rata
Geometrik
23
Tabel 2.2 Tabel Nilai Pembangunan Manusia Humbang Hasundutan,
2018
24
Tabel 3.1 Rasio Jenis Kelamin (persen), 2014-2018 37
Tabel 3.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk, 2018 38
Tabel 3.3 Jumlah Fasilitas Kesehatan, 2015-2018 42
Lampiran 1 Komoditi Kebutuhan Pokok Sebagai Dasar Penghitungan
Daya Beli (PPP)
67
Lampiran 2 IPM Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara,
2014-2018
68
Lampiran 3 Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara, 2014-2018
69
Lampiran 4 Harapan Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara, 2014-2018
70
Lampiran 5 Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara, 2014-2018
71
Lampiran 6 Pengeluaran per Kapita Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara, 2014-2018
72
viii Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 ix
DAFTAR GRAFIK
hal.
Grafik 2.1 Perjalanan Metodologi Penghitungan IPM di UNDP 22
Grafik 2.2 Perkembangan Angka IPM Humbang Hasundutan, 2014-2018 25
Grafik 2.3 Perkembangan Angka Harapan Hidup, 2014-2018 26
Grafik 2.4 Perkembangan Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama
Sekolah (tahun), 2014-2018 28
Grafik 2.5 Perkembangan Pengeluaran per Kapita (ribu Rupiah/tahun),
2014-2018
30
Grafik 3.1 Perkembangan Beban Ketergantungan Penduduk, 2014-2018 39
Grafik 3.2 Persentase Rumahtangga Menurut Status Kepemilikan
Tempat Tinggal, 2014-2018 42
Grafik 3.3 Persentase Penduduk Melek Huruf, 2018 44
Grafik 3.4 Persentase Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha dengan
Kontribusi Tertinggi, 2018 46
Grafik 3.5 Perkembangan Pengeluaran per Kapita (Rupiah/bulan),
2014-2018 47
Grafik 4.1 Perkembangan Selisih Nilai IPM, 2014-2018 52
Grafik 4.2 Perkembangan Selisih Nilai Angka Harapan Hidup (tahun),
2014-2018
56
Grafik 4.3 Perkembangan Selisih Harapan Lama Sekolah (tahun), 2014-
2018
57
Grafik 4.4 Perkembangan Selisih Pengeluaran per Kapita (ribu Rupiah),
2014-2018
59
cx
KONSEP DAN PENGUKURAN
PEMBANGUNAN MANUSIA
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 3
Konsep Pengukuran
Tujuan Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia berarti pertumbuhan yang positif dan
perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya,
lingkungan, dan tingkat kesejahteraan. Hal ini harus terjadi pada
semua aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, budaya, dan
lingkungan. Oleh karena itu, fokus utama pembangunan manusia
adalah pada manusia dan kesejahteraannya.
Konsep pembangunan manusia memang terdengar berbeda
dibanding konsep klasik pembangunan yang memberikan
perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi. Pembangunan
manusia menekankan pada perluasan pilihan masyarakat untuk
hidup penuh dengan kebebasandan bermartabat. Tidak hanya itu,
pembangunan manusia juga berbicara tentang perluasan
kapabilitas individu dan komunitas untuk memperluas jangkauan
pilihan mereka dalam upaya memenuhi aspirasinya.
Perspektif pembangunan manusia merupakan sebuah
pemikiran radikal dalam konsep pembangunan. Perspektif ini
menggantikan konsep pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan
pendapatan per kapita yang digunakan oleh perencana kebijakan
sebelumnya. United Nation for Development Programme (UNDP)
menempatkan manusia sebagai kekayaan bangsa yang
sesungguhnya Pertumbuhan ekonomi yang dipandang dari sisi
perdagangan, investasi, dan teknologi merupakan hal yang esensial.
Akan tetapi, hal itu hanya melihat manusia sebagai alat untuk
4 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Konsep Pengukuran
mencapai pertumbuhan, dan bukan sebagai tujuan dari
pembangunan.
Pendekatan pembangunan manusia menggabungkan aspek
produksi dan distribusi komoditas, serta peningkatan dan
pemanfaatan kemampuan manusia. Pembangunan manusia melihat
secara bersamaan semua isu dalam masyarakat – pertumbuhan
ekonomi, perdagangan, ketenagakerjaan, kebebasan politik
ataupun nilai-nilai kultural – dari sudut pandang manusia.
Pembangunan manusia juga mencakup isu penting lainnya, yaitu
gender. Dengan demikian, pembangunan manusia tidak hanya
memperhatikan sektor sosial, tetapi merupakan pendekatan yang
komprehensif dari semua sektor.
Untuk menghindari kekeliruan dalam memaknai konsep ini,
perbedaan cara pandang pembangunan manusia terhadap
pembangunan dengan pendekatan konvensional perlu diperjelas.
Konsep pembangunan manusia mempunyai cakupan yang lebih
luas dari teori konvensional pembangunan ekonomi. Model
‘pertumbuhan ekonomi’ lebih menekankan pada peningkatan
Produk Nasional Bruto (PNB) daripada memperbaiki kualitas hidup
manusia. Pembangunan cenderung untuk memperlakukan manusia
sebagai input dari proses produksi – sebagai alat, bukan sebagai
tujuan akhir. Pendekatan ‘kesejahteraan’ melihat manusia sebagai
penerima dan bukan sebagai agen dari perubahan dalam proses
pembangunan. Adapun pendekatan ‘kebutuhan dasar’ terfokus
pada penyediaan barang-barang dan jasa-jasa untuk kelompok
masyarakat tertinggal, bukannya memperluas pilihan yang dimiliki
manusia di segala bidang.
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 5 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 5
Pembangunan manusia memperluas pembahasan tentang
konsep pembangunan dari diskusi tentang cara-cara (pertumbuhan
Produk Domestik Bruto/PDB) ke diskusi tentang tujuan akhir dari
pembangunan. Pembangunan manusia juga merupakan
perwujudan jangka panjang, yang meletakkan pembangunan di
sekeliling manusia, dan bukan manusia di sekeliling pembangunan.
Namun demikian, pembangunan ekonomi atau lebih tepat
pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat bagi tercapainya
pembangunan manusia, karena pembangunan ekonomi menjamin
peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui
penciptaan kesempatan kerja. Hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan manusia berlangsung melalui dua
macam jalur.
Jalur pertama melalui kebijaksanaan dan pengeluaran
pemerintah. Dalam hal ini faktor yang menentukan adalah
pengeluaran pemerintah untuk subsektor sosial yang merupakan
prioritas seperti pendidikan dan kesehatan dasar. Besarnya
pengeluaran itu merupakan indikasi besarnya komitmen
pemerintah terhadap pembangunan manusia. Jalur kedua melalui
kegiatan pengeluaran rumah tangga. Dalam hal ini faktor yang
menentukan adalah besar dan komposisi pengeluaran rumah
tangga untuk kebutuhan dasar seperti pemenuhan nutrisi
anggotanya, untuk biaya pelayanan kesehatan dan pendidikan
dasar, serta untuk kegiatan lain yang serupa. Selain pengeluaran
pemerintah dan pengeluaran rumah tangga, hubungan antara
kedua variabel itu berlangsung melalui penciptaan lapangan kerja.
6 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Konsep Pengukuran
Aspek ini sangat penting karena sesungguhnya, penciptaan
lapangan kerja merupakan “jembatan utama” yang mengaitkan
antara keduanya.
Pembangunan Manusia Dalam Agenda Nasional
Sustainable Development Goals (SDGs)/ Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) merupakan agenda pembangunan global yang
disepakat negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, hingga
tahun 2030. Terdapat tujuh belas tujuan dalam program TPB yaitu:
1. Tanpa Kemiskinan
2. Tanpa Kelaparan
3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera
4. Pendidikan Berkualitas
5. Kesetaraan Gender
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak
7. Energi Bersih dan Terjangkau
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur
10. Berkurangnya Kesenjangan
11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab
13. Penanganan Perubahan Iklim
14. Ekosistem Lautan
15. Ekosistem Daratan
16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 7 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 7
Komitmen pemerintah Indonesia dalam mengusung TPB salah
satunya menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM). Target-target dalam TPB diseleraskan mencakup: program,
kegiatan dan indikator yang dapat dievaluasi, serta mengidentifikasi
pembiayaan. Seluruh pemangku kepentingan seperti ormas,
filantropi, akademisi, pelaku usaha, dan kepentingan lainnya turut
terlibat dalam pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi TPB sesuai
spesifikasinya.
8 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Konsep Pengukuran
Agenda TPB diusung pemerintah Indonesia dalam Nawacita
pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla periode 2014-2019. Secara
khusus, isu mengenai pembangunan manusia menjadi salah satu
poin penting agenda pemerintah yang terwujud dalam beberapa
program seperti pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana, Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Sehat, dan
Program Indonesia Kerja.
Pemerintah menargetkan pembangunan daerah tertinggal
semakin maju dengan meningkatnya IPM pada daerah tertinggal
sehingga ketimpangan IPM semakin berkurang dan pemerataan
kesejahteraan manusia terus diwujudkan.
Sumber daya manusia yang berkualitas diperoleh dari
meningkatnya akses pendidikan berkualitas pada semua jenjang
pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, meningkatnya
kompetensi siswa di bidang literasi dan sains, meningkatnya akses
dan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan gizi masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, dan pengembangan
jaminan kesehatan.
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 9 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 9
Mengukur Pembangunan Manusia
Dalam sistem pengukuran dan monitoring pembangunan
manusia, idealnya mencakup banyak variabel untuk mendapatkan
gambaran yang komprehensif. Namun, terlalu banyak indikator
akan memberikan gambaran yang membingungkan. Isu ini menjadi
perhatian penting dalam pengukuran pembangunan manusia.
Pengukuran pembangunan manusia pertama kali
diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990. UNDP
memperkenalkan sebuah gagasan baru dalam pengukuran
pembangunan manusia yang disebut sebagai Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Sejak saat itu, IPM dipublikasikan secara berkala
dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). IPM
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil
pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya.
Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah
komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM
dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut
mencakup:
1. umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life);
2. pengetahuan (knowledge); dan
3. standar hidup layak (decent standard of living)
10 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Konsep Pengukuran
Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas
karena terkait banyak faktor. Pada laporan pertamanya, UNDP
mengukur dimensi kesehatan dengan menggunakan angka harapan
hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi
pengetahuan digunakan angka melek huruf. Adapun untuk
mengukur dimensi standar hidup layak digunakan indikator
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.
Pemanfaatan IPM Dalam Rencana Pembangunan Daerah
IPM menjadi salah satu indikator yang penting dalam melihat
sisi lain dari pembangunan. Manfaat penting IPM antara lain
sebagai berikut:
Indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam
upaya membangun kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk).
Penentuan peringkat atau level pembangunan suatu
wilayah/negara.
Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain
sebagai ukuran kinerja pemerintah, IPM juga digunakan
sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum
(DAU)
IPM merupakan tingkatan status pembangunan manusia di
suatu wilayah akan berfungsi sebagai patokan dasar perencanaan
jika dibandingkan:
1. Antarwaktu untuk memberikan gambaran kemajuan
setelah suatu periode, atau
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 11 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 11
2. Antarwilayah untuk memberikan gambaran tentang
tingkat kemajuan suatu wilayah relatif terhadap wilayah
lain
Untuk lebih memberikan petunjuk tentang status
pembangunan manusia di suatu wilayah, sebagai alat ukur
komposit, IPM harus dikaitkan dengan setiap indikator
komponennya dan berbagai indikator lain yang relevan. Di sektor
perencanaan, pemanfaatan IPM terbatas hanya sebagai patokan
dasar. Oleh karena itu, suatu kajian tentang situasi pembangunan
manusia perlu dilakukan disuatu wilayah untuk memberikan
petunjuk yang lebih jelas tentang arah kebijakan pembangunan di
masa yang akan datang.
Dalam konteks pembangunan daerah, IPM ditetapkan sebagai
salah satu ukuran utama yang dicantumkan dalam pola dasar
pembangunan daerah yang akan datang. Hal ini merupakan langkah
penting karena IPM menduduki salah satu posisi penting dalam
manajemen pembangunan daerah. Kedudukan dan peranan IPM
dalam manajemen pembangunan akan lebih terlihat apabila
dilengkapi dengan data yang berisikan indikator relevan dengan
IPM dan disusun sebagai suatu sistem basis data pembangunan
manusia. Sistem basis data tersebut merupakan sumber data utama
dalam identifikasi lebih lanjut untuk mengenali lebih dalam
permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan upaya dan hasil-
hasil serta dampak pembangunan manusia. Identifikasi tersebut
dirumuskan ke dalam suatu analisis situasi pembangunan manusia
yang mengkaji berbagai kendala dalam implementasi program
pembangunan pada periode sebelumnya dan potensi yang dimiliki
12 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Konsep Pengukuran
suatu wilayah untuk dimasukkan sebagai masukan dalam
perencanaan pembangunan daerah periode yang akan datang.
Proses ini merupakan kajian untuk menghasilkan rekomendasi
implikasi kebijakan pembangunan yang paling sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, maka IPM merupakan
alat advokasi kepada para pengambil keputusan dan perumus
kebijakan tentang langkah–langkah pada masa mendatang yang
perlu dilakukan.
Sistem Informasi Pembangunan Manusia
Analisis situasi merupakan suatu tahapan dalam proses
perencanaan yang lazimnya dilakukan setelah visi dan sasaran
jangka panjang ditetapkan. Analisis situasi yang cermat dan
menyeluruh akan mempermudah tahapan perencanaan berikutnya
yaitu penetapan prioritas dan sasaran jangka menengah dan jangka
pendek serta mengidentifikasi pilihan kebijakan untuk mencapai
sasaran yang sudah ditetapkan. Dalam kerangka pembangunan
manusia, analisis situasi harus dilakukan secara menyeluruh dalam
arti mencakup semua aspek yang dianggap berkaitan dengan
konsep global pembangunan manusia. Aspek-aspek yang dikaji
dalam analisis tersebut disebut sebagai isu pembangunan manusia.
IPM sebagai alat ukur status pembangunan manusia sangat
sensitif terhadap perubahan yang sedang terjadi, sehingga IPM
merupakan sistem informasi pembangunan manusia yang
memusatkan perhatian pada kemajuan dan pencapaian program
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 13 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 13
sektoral serta kajiannya dengan program nasional. Pada tingkat
kabupaten/kota, kajian ini disebut analisis situasi pembangunan
manusia karena hanya mengkaji kemajuan dan pencapaian suatu
wilayah, sedangkan pada tingkat provinsi kajian ini disebut laporan
pembangunan manusia karena juga mengkaji perbandingan
kemajuan dan pencapaian antarkabupaten/kota dan indikator yang
terhimpun dalam sistem informasi pembangunan manusia dan
diperkaya dengan permasalahan yang spesifik daerah yang
dikemukakan.
Data yang terhimpun dalam sistem informasi pembangunan
manusia adalah data yang dapat menggambarkan status
pembangunan manusia pada tahun yang bersangkutan dan
pencapaiannya. Pada tahun–tahun berikutnya, setiap tahun akan
diperbaharui data-datanya sehingga pemantauan tentang upaya
pembangunan manusia dapat dilakukan berkesinambungan setiap
tahun.
Pemanfaatan data yang dihasilkan BPS untuk perencanaan
secara intensif baru dilakukan di tingkat pusat. Di tingkat provinsi
pemanfaatan data statistik belum seintensif yang dilakukan oleh
BPS di tingkat pusat, terlebih lagi pemanfaatan di tingkat
kabupaten/kota yang sangat sedikit. Hal ini terjadi karena dalam
sistem pengumpulan data BPS sangat jarang dihasilkan data yang
terpadu yang dapat mengkaitkan berbagai macam variabel agar
dapat mengungkapkan fenomena dan perkembangan yang terjadi
secara representatif untuk tingkat kabupaten/kota.
14 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Konsep Pengukuran
Sejak 1993, BPS telah merancang Susenas (Survei Sosial
Ekonomi Nasional) agar menjadi suatu alat untuk mengkaji dan
memantau pelaksanaan pembanguan sektor sosial atau
kesejahteraan rakyat serta pencapaian pembangunan manusia pada
tingkat kabupaten dan kota setiap tahun. Selain itu, data Susenas
dapat digunakan untuk mengkaji kaitan antarvariabel sektoral
misalnya kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan,
pengeluaran, dan konsumsi rumah tangga untuk dapat
mengungkapkan perkembangan fenomena tertentu misalnya
perkembangan atau peningkatan kualitas hidup yang setiap tahun
di masing-masing kabupaten/kota.
Pemanfaatan secara optimal dari data yang dihasilkan oleh BPS
kabupaten/kota akan sangat membantu pelaksanaan tugas
pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan
daerah. Data yang semestinya dimanfaatkan dalam pembagunan
daerah bukan saja data bidang sosial, tetapi juga data bidang
ekonomi seperti PDRB, dan statistik keuangan daerah yang
bersama data pencatatan administrasi hasil pelayanan instansi
sektoral akan memperkaya ketersediaan data dan kajian yang
diperlukan para pengambil keputusan dan perumusan kebijakan di
tingkat daerah. Dalam konteks ini, badan perencanaan
pembangunan daerah (provinsi/kabupaten/kota) memerlukan
dukungan BPSprovinsi maupun kabupaten/kota dalam hal
penyediaan data dan kajian yang diperlukan dalam penyusunan
dan merancang program pembangunan. Karena itu, adalah penting
untuk mendayagunakan data yang dihasilkan oleh BPS.
Manusia
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 15 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 15
Selain manfaat yang dimilikinya, IPM juga mempunyai
beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Sangat sulit mengukur pembangunan manusia dalam
arti luas hanya dengan satu indeks komposit, tak
peduli sebanyak apapun komponen indikatornya
(apalagi jika diingat bahwa semakin banyak variabel
yang dimasukkan ke dalam indeks komposit tersebut
semakin tinggi pula kemungkinan besarnya
kesalahan).
2. IPM juga masih mempunyai kelemahan dari segi data
dan arti. Kelemahan yang bersifat umum dari suatu
indeks komposit adalah tidak memiliki arti tersendiri
secara individual. Jelasnya, IPM suatu negara, provinsi
atau kabupaten/kota tidak bermakna tanpa
dibandingkan dengan IPM negara, provinsi atau
kabupaten/kota lainnya.
3. IPM belum mempertimbangkan kesetaraan gender.
Untuk menanggapi masalah ini, UNDP menyusun
dua indeks turunan IPM yaitu IPG dan IDG.1
Sementara untuk mempertimbangkan kemiskinan,
disusunlah IKM2
IPG disusun dari angka harapan hidup; angka melek huruf; rata-rata lama sekolah; rata-rata
upah buruh non pertanian; dan sumbangan pendapatan (dalam persen). Sedangkan IDG
disusun dari data keterwakilan dalam parlemen; proporsi dari manajer, staf administrasi,
pekerja profesional dan teknisi; persentase aktif secara ekonomi (proporsi dari angkatan kerja);
serta upah di bidang non pertanian. Masing-masing indikator penyusun IPG dan IDG tersebut
dibedakan berdasarkan jenis kelamin (menggunakan data laki-laki dan perempuan).
2IKM dibangun oleh tiga komponen yaitu peluang suatu populasi untuk tidak bertahan hidup
sampai umur 40 tahun , indikator kedua diukur dengan angka buta huruf penduduk umur
Keterbatasan Indeks Pembangunan Manusia
16 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Konsep Pengukuran
Tinggi rendahnya nilai IPM tidak dapat dilepaskan dari
program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah baik di
tingkat pusat maupun daerah. Proses desentralisasi tampaknya
telah membuka potensi-potensi wilayah untuk berkembang secara
aktif dan mandiri. Kompetisi antarwilayah makin dinamis sebagai
ajang adu kebijakan pembangunan manusia yang efektif dan efisien.
Otonomi daerah diharapkan mampu mengurangi kesenjangan
capaian pembangunan manusia antarkota dan kabupaten-
kabupaten di Indonesia. Wilayah perkotaan yang sarat dengan
fasilitas pembangunan memiliki capaian pembangunan manusia
yang lebih tinggi dibanding daerah-daerah di sekitarnya. Daya tarik
kota membawa dampak pada berpindahnya penduduk yang lebih
berkualitas ke kota. Sebagai dampaknya, daerah-daerah penyangga
dan wilayah kabupaten memiliki capaian pembangunan yang relatif
rendah. Melalui otonomi daerah, diharapkan masing-masing daerah
mampu mengembangkan program-program yang spesifik
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah sehingga
kualitas pembangunan manusianya dapat ditingkatkan.
Namun perlu disadari, perubahan atau peningkatan angka IPM
tidak bisa terjadi secara instan. Pembangunan manusia merupakan
sebuah proses dan tidak bisa diukur dalam waktu singkat. Berbeda
dengan pembangunan ekonomi pada umumnya, hasil pembangunan
pendidikan dan kesehatan tidak bisa dilihat dalam jangka pendek.
Untuk itu, program-program pembangunan manusia harus
dewasa [15 tahun keatas], serta keterbatasan akses terhadap pelayanan dasar [meliputi akses
terhadap air bersih, akses terhadap sarana kesehatan, dan persentase balita dengan status gizi
kurang].
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 17 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 17
dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus dipantau
pelaksanaannya sehingga lebih terarah.
PEMBANGUNAN MANUSIA HUMBANG
HASUNDUTAN
IPM
RATA-RATA LAMA SEKOLAH
PENGELUARAN PER KAPITA
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 21
Pemutakhiran Metodologi
Perubahan Metodologi Penghitungan IPM
Awalnya, UNDP memperkenalkan suatu indeks komposit yang
mampu mengukur pembangunan manusia. Ketika diperkenalkan pada
tahun 1990, mereka menyebutnya sebagai Indeks Pembangunan
Manusia (Human Development Index) yang kemudian secara rutin
dipublikasikan setiap tahun dalam Laporan Pembangunan Manusia
(Human Development Report). Kala itu, IPM dihitung melalui pendekatan
dimensi umur panjang dan hidup sehat yang diproksi dengan angka
harapan hidup saat lahir, dimensi pengetahuan yang diproksi dengan
angka melek huruf dewasa ,serta dimensi standar hidup layak yang
diproksi dengan PDB per kapita. Untuk menghitung ketiga dimensi
menjadi sebuah indeks komposit, digunakan rata-rata aritmatik.
Setahun berselang, UNDP melakukan penyempurnaan penghitungan
IPM dengan menambahkan variabel rata-rata lama sekolah ke dalam
dimensi pengetahuan. Akhirnya, terdapat dua indikator dalam dimensi
pengetahuan yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.
Terdapat dua indikator dalam dimensi pengetahuan, UNDP
memberi bobot untuk keduanya. Indikator angka melek huruf diberi
bobot dua per tiga, sementara indikator rata-rata lama sekolah diberi
bobot sepertiga. Hingga tahun 1994, keempat indikator yang digunakan
dalam penghitungan IPM masih cukup relevan. Namun akhirnya, pada
tahun 1995 UNDP kembali melakukan penyempurnaan metode
penghitungan IPM. Kali ini, UNDP mengganti variabel rata-rata lama
sekolah menjadi gabungan angka partisipasi kasar. Pembobotan tetap
dilakukan dengan metode yang sama seperti sebelumnya.
22 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Pemutakhiran Metodologi
Grafik 2.1 Perjalanan Metodologi Penghitungan IPM di UNDP
Pada tahun 2010, UNDP merubah metodologi penghitungan IPM.
Kali ini perubahan drastis terjadi pada penghitungan IPM. UNDP
menyebut perubahan yang dilakukan pada penghitungan IPM sebagai
metode baru. Beberapa indikator diganti menjadi lebih relevan.
Indikator Angka Partisipasi Kasar gabungan (Combine Gross Enrollment
Ratio) diganti dengan indikator Harapan Lama Sekolah (Expected Years
of Schooling). Indikator Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti
dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita. Selain itu, cara
penghitungan juga ikut berubah. Metode rata-rata aritmatik diganti
menjadi rata-rata geometrik untuk menghitung indeks komposit.
Catatan AHH: Angka Harapan Hidup saat lahir; APK: Angka Partisipasi Kasar. AMH: Angka Melek Huruf HLS: Harapan Lama Sekolah RLS: Rata-rata Lama Sekolah PNB: Produk Nasional Bruto PDB: Produk Domestik Bruto
1990
Launching:
Komponen IPM yang digunakan AHH, AMH, PDB perkapita
Metode agregasi menggunakan rata-
rata aritmatik
1990
1991
Penyempurnaan:
Komponen IPM yang digunakan AHH, AMH, RLS, PDB per kapita
2011
Penyempurnaan:
Mengganti tahun dasar PNB per kapita dari tahun 2008 menjadi 2005
1995
Penyempurnaan:
Komponen IPM yang digunakan AHH, AMH, Kombinasi APK, dan PDB per kapita
2010
UNDP mengubah metodologi:
Komponen
IPM yang digunakan
AHH, RLS, HLS, dan
PNB per kapita
Metode
agregasi
menggunakan rata-
rata geometrik
2010
2014
Penyempurnaan: 1. Mengganti tahun dasar PNB
per kapita dari 2005 menjadi 2011
2. Mengubah metode agregasi indeks pendidikan dari rata-rata geometrik menjadi rata-rata aritmatik
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 23 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 23
Tabel 2.1 Simulasi Perbedaan Rata-rata Aritmatik dan Rata-rata Geometrik
Kesehatan Pendidikan Standar
Hidup Layak Rata-rata Aritmatik
Rata-rata Geometrik
(1) (2) (3) (4) (5)
3 3 3 3,00 3,00
2 3 4 3,00 2,88
1 3 5 3,00 2,47
Perubahan yang dilakukan UNDP tidak hanya sebatas itu, UNDP juga
menyempurnakan penghitungan metode baru. UNDP merubah tahun
dasar penghitungan PNB per kapita dari 2008 menjadi 2005. Tiga tahun
berselang, UNDP melakukan penyempurnaan kembali penghitungan
metode baru. Kali ini, UNDP merubah metode agregasi indeks
pendidikan dari rata-rata geometrik menjadi rata-rata aritmatik dan
tahun dasar PNB per kapita. Serangkaian perubahan yang dilakukan
UNDP bertujuan agar dapat membuat suatu indeks komposit yang cukup
relevan dalam mengukur pembangunan manusia.
Perkembangan Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia merupakan isu strategis bagi
perekenomian sehingga capaiannya perlu dipantau
Pada dasarnya, perubahan metodologi penghitungan IPM
didasarkan pada alasan yang cukup rasional. Suatu indeks komposit
harus mampu mengukur apa yang diukur. Dengan pemilihan metode
dan variabel yang tepat, indeks yang dihasilkan akan cukup relevan.
Namun, alasan utama yang dijadikan dasar perubahan metodologi
penghitungan IPM setidaknya ada dua.
24 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Pemutakhiran Metodologi
Indeks pembangunan manusia di Humbang Hasundutan pada
tahun 2018 telah mencapai 67,96 dan berstatus “sedang”. Pada tingkat
regional, capaian pembangunan manusia cukup bervariasi. Capaian
pembangunan manusia tertinggi berada di Kota Medan dengan IPM
sebesar 79,34. Sementara capaian pembangunan manusia terendah
berada di Kabupaten Nias Barat dengan IPM sebesar 59,03.
Tabel 2.2 Tabel Nilai Pembangunan Manusia Humbang Hasundutan, 2018
Komponen Nilai
IPM 67,96 Tahun
Angka Harapan Hidup
68,69 Tahun
Harapan Lama Sekolah 13,25 Tahun
Rata-rata Lama Sekolah 9,28 Tahun
Pendapatan per Kapita 7.630 juta Rp
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2018 manusia Humbang
Hasundutan diharapkan memiliki harapan hidup antara 68-69 tahun.
Harapan lama sekolah bagi penduduk usia 7 tahun di Humbang
Hasundutan selama 13 tahun.
Selama periode lima tahun terakhir (2014-2018) angka IPM
manusia Humbang Hasundutan terus mengalami peningkatan.
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 25 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 25
Meskipun tidak melesat tinggi namun peningkatan tersebut menjadi
salah satu bukti bahwa ada improvement/peningkatan kualitas hidup
yang dilakukan pemerintah setempat bagi masyarakatnya.
Grafik 2.2 Perkembangan Angka IPM Humbang Hasundutan, 2014-2018
Tahun 2014 anggka IPM Humbang Hasundutan berada pada
nilai 65,59; tahun 2015 sebesar 66,03; tahun sebesar 2016 66,56; tahun
2017 sebesar 67,30 dan 2018 sebesar 67,96.
Secara rinci, perkembangan dari dimensi-dimensi pembentuk
angka pembangunan manusia Humbang Hasundutan dirinci dalam
penjelasan-penjelasan di bawah ini.
Perkembangan Pembangunan Dimensi Kesehatan
Umur harapan hidup saat lahir merupakan indikator yang dapat
mencerminkan derajat kesehatan suatu wilayah, baik dari sarana
prasarana, akses, hingga kualitas kesehatan. Pada tahun 2018,
pertumbuhan umur harapan hidup saat lahir di Sumatera Utara sebesar
0,35 persen, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang
65,5966,03
66,56
67,30
67,96
2014 2015 2016 2017 2018
26 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Pemutakhiran Metodologi
hanya 0,06 persen. Sementara angka harapan hidup Humbang
Hasundutan di tahun 2018 meningkat 0,40 persen dibanding tahun
2017, dari 68,41 tahun menjadi 68,69 tahun.
Grafik 2.3 Perkembangan Angka Harapan Hidup (tahun), 2014-2018
Perkembangan umur harapan hidup saat lahir dari tahun 2014
sampai 2018 cenderung meningkat. Secara rata-rata, umur harapan
hidup tumbuh sebesar 0,29 persen per tahun selama tahun 2014-2018.
Hal ini menunjukkan harapan bayi yang baru lahir untuk hidup semakin
besar karena membaiknya derajat kesehatan masyarakat. Hal ini
didorong oleh beberapa faktor, diantaranya kemajuan teknologi di
bidang kesehatan, peningkatan sarana dan prasarana kesehatan serta
kepedulian masyarakat terhadap gaya hidup sehat.
67,80
68,10
68,26
68,41
68,69
2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 27 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 27
28 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Pemutakhiran Metodologi
Perkembangan Pembangunan Dimensi Pendidikan
Dimensi pengetahuan dalam penghitungan IPM merupakan
agregasi dari angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.
Angka harapan lama sekolah menghitung pendidikan dari usia 7 tahun
ke atas, sedangkan rata-rata lama sekolah menghitung dari usia 25
tahun ke atas. Pada tahun 2018, pertumbuhan harapan lama sekolah di
Sumatera Utara sebesar 0,31 persen, menurun jika dibandingkan
dengan tahun 2017 yang sebesar 0,77 persen. Sedangkan pertumbuhan
rata-rata lama sekolah di Sumatera Utara sebesar 0,97 persen, menurun
jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang sebesar 1,43 persen.
Harapan lama sekolah di Humbang Hasundutan di tahun 2018
sebesar 13,24 tahun naik 0,07 persen dibanding tahun 2017 dengan
13,25 tahun. Rata-rata lama sekolah di Humbang Hasundutan di tahun
2018 sebesar 9,10 tahun naik 1,97 persen dibanding tahun 2018 dengan
9,28 tahun.
Grafik 2.4 Perkembangan Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah (tahun),
2014-2018
13,13 13,15 13,21 13,24 13,25
8,88 8,90 8,91 9,10 9,28
2014 2015 2016 2017 2018
HLS RLS
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 29 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 29
Pertumbuhan kedua indikator pengetahuan di tahun 2018
melambat, namun angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama
sekolah Humbang Hasundutan meningkat dari tahun 2014 hingga 2018.
Secara rata-rata, angka harapan lama sekolah tumbuh sebesar 0,90
persen per tahun selama tahun 2014-2018. Sedangkan rata-rata lama
sekolah tumbuh sebesar 1,07 persen per tahun dalam kurun waktu yang
sama. Kedua indikator ini menggambarkan capaian (stock) dan
penambahan (flow) sumber daya manusia berkualitas di suatu wilayah
Perkembangan Pembangunan Dimensi Pengeluaran Rumah Tangga
Standar hidup layak diwakili oleh indikator pengeluaran per
kapita yang disesuaikan, mencerminkan kemampuan masyarakat dalam
membelanjakan uangnya dalam bentuk barang maupun jasa. Agar
kemampuan daya beli masyarakat antar wilayah menjadi terbanding,
perlu dibuat standarisasi. Misalnya, satu rupiah di suatu wilayah
memiliki daya beli yang sama dengan satu rupiah di Jakarta Selatan.
Dengan adanya standarisasi ini, maka perbedaan kemampuan daya beli
masyarakat antar wilayah dapat dibandingkan. Pada tahun 2018,
pertumbuhan pengeluaran per kapita di Sumatera Utara sebesar 3,53
persen, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2017 (2,99 persen).
30 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Pemutakhiran Metodologi
Grafik 2.5 Perkembangan Pengeluaran per Kapita (ribu Rupiah/tahun), 2014-2018
Pengeluaran per kapita yang disesuaikan di Sumatera Utara
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Selama lima tahun terakhir,
rata-rata pertumbuhan pengeluaran per kapita Sumatera Utara
meningkat sebesar 2,66 persen per tahun. Tahun 2014, pengeluaran per
kapita penduduk hanya sekitar 9,39 juta Rupiah per tahun meningkat
mencapai 10,39 juta Rupiah pada tahun 2018. Sebagai catatan
pengeluaran perkapita di sini adalah pengeluaran per kapita dengan
tahun dasar 2012 yang sudah disesuaikan antar daerah (pengeluaran
perkapita disesuaikan). Searah dengan Sumatera Utara, pengeluaran per
kapita penduduk Humbang Hasundutan peningkatan dari sebesar 6.736
juta Rupiah per tahun 2014 menjadi 7.630 juta Rupiah per tahun di
2018, meningkat 2,94 persen dari tahun 2017 ke 2018.
6.7366.889
7.135
7.412
7.630
2014 2015 2016 2017 2018
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 31 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 31
POTRET KAPABILITAS DASAR
MANUSIA HUMBANG HASUNDUTAN
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 35
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
Manusia merupakan kekayaan bangsa yang sesungguhnya,
sehingga tujuan utama pembangunan manusia adalah memperluas
pilihan-pilihan yang dimiliki manusia.
Kapabilitas Dasar Bidang Kependudukan
Penduduk merupakan sumber daya yang harus ditingkatkan
kualitasnya karena penduduk sebagai pelaksana dan juga sebagai
sasaran dari pembangunan. Penduduk yang berkualitas tinggi akan
menjadi aset dalam menunjang keberhasilan pembangunan,
sebaliknya penduduk yang berkualitas rendah akan menjadi beban
bagi pembangunan. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan
pembangunan maka perkembangan penduduk perlu diarahkan
sehingga mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang
menguntungkan pembangunan.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 pasal 3 ayat 1
tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera menyebutkan bahwa perkembangan kependudukan
diarahkan pada pengendalian kuantitas, perkembangan kualitas,
serta pengarahan mobilitas penduduk, sebagai potensi sumber
daya manusia agar menjadi kekuatan pembangunan. Lebih lanjut
pasal 4 ayat 1 menyebutkan tujuan dari perkembangan
kependudukan, yaitu untuk mewujudkan keserasian, dan
keseimbangan antara kuantitas, kualitas, persebaran penduduk
dengan lingkungan hidup.
36 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
Komposisi penduduk menurut struktur umur penduduk
merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana beban
tanggungan penduduk. Ketidakseimbangan komposisi antara
kelompok umur produktif dengan non produktif akan
menyebabkan permasalahan yang harus segera dicari jalan
keluarnya. Demikian juga halnya dengan distribusi atau
penyebaran penduduk antarwilayah, sangat dipengaruhi oleh
tingkat pemerataan hasil pembangunan. Tingkat pemerataan hasil
pembangunan akan mempengaruhi penyebaran dan tingkat
kepadatan penduduk. Penduduk biasanya akan melakukan migrasi
ke wilayah yang terdapat fasilitas-fasilitas yang lebih baik
dibanding wilayah yang ditempati sebelumnya.
Aspek kependudukan perlu dipertimbangkan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan penduduk seperti arus migrasi, angka
kelahiran, dan kematian. Ketiga komponen ini turut serta dalam
perencanaan pembangunan ekonomi, sosial budaya, dan politik
serta pertahanan.
Data kependudukan sangat dibutuhkan baik oleh lembaga
pemerintah maupun non pemerintah. Dari data kependudukan
dapat dibuat berbagai perencanaan kebutuhan fasilitas penunjang
kesejahteraan masyarakat, seperti fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, dan
fasilitas lainnya. Data kependudukan yang terkait, diantaranya data
tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk, kepadatan dan
penyebaran penduduk serta data struktur umur penduduk.
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 37 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 37
Potret Kapabilias Dasar Manusia
Jumlah penduduk Humbang Hasundutan pada keadaan Juni
2010 adalah 172.326 jiwa terdiri dari 85.448 jiwa laki-laki dan
sebanyak 86.838 jiwa perempuan. Mengikuti tren tingkat kelahiran,
kematian dan migrasi, maka sampai dengan tahun 2018 jumlah
penduduk Humbang Hasundutan masih terus meningkat.
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk pertengahan tahun, jumlah
penduduk Humbang Hasundutan mencapai 186.694 jiwa terdiri
dari 92.702 jiwa laki-laki dan sebanyak 93.992 jiwa perempuan.
3.1.1. Rasio Jenis Kelamin
Besar kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi oleh pola
mortalitas dan migrasi penduduk suatu daerah. Jika rasio jenis kelamin
di atas 100, artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada
jumlah penduduk perempuan di daerah tersebut. Jumlah penduduk
perempuan Kabupaten Humbang Hasundutan lebih banyak dibanding
penduduk laki-laki terlihat dari rasio jenis kelamin di tahun 2018
berada di bawah nilai 100 yaitu 98,63 persen.
Tabel 3.1 Rasio Jenis Kelamin (persen), 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
Humbang Hasundutan 98,67 98,47 98,56 98,63 98,68
Tapanuli Utara 97,77 97,85 97,72 97,62 97,73
Toba Samosir 98,66 98,58 98,55 98,69 98,59
Dairi 99,74 99,79 99,85 99,80 99,83
Samosir 98,54 98,43 98,90 98,93 98,69
SUMATERA UTARA 99,57 99,59 99,60 99,60 99,60
Secara umum, jumlah penduduk perempuan di Provinsi
Sumatera Utara memang lebih banyak dibanding penduduk laki-laki
38 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
dengan rasio jenis kelamin 99,60 persen. Fenomena tersebut terjadi
hampir merata di banyak kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara.
3.1.2. Penyebaran Penduduk
Persebaran penduduk di kabupaten Humbang Hasundutan
termasuk belum merata, masih terpusat di ibukota kabupaten yaitu
Kecamatan Doloksanggul dengan 26,19 persen penduduk berdomisili di
kecamatan ini. Sementara dari segi kepadatan penduduk, kecamatan
dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Baktiraja dengan
kisaran 319 penduduk di setiap km2. Hal ini agak berbeda dengan
asumsi umum bahwa wilayah dengan populasi terbesar otomatis
memiliki kepadatan terbesar, dalam hal ini kecamatan Baktiraja
memiliki wilayah terkecil sehingga 7.236 penduduk yang bermukim di
kecamatan tersebut menjadi cukup padat.
Tabel 3.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk, 2018
Kecamatan Jumlah
Penduduk
Distribusi
(%)
Kepadatan
(%)
(1) (2) (3) (4)
Pakkat 24 921 13,24 63,69
Onan Ganjang 10 616 5,64 46,57
Sijamapolang 5 473 2,91 38,21
Doloksanggul 49 582 26,19 226,84
Lintong Nihuta 31 918 16,94 170,98
Paranginan 13 340 7,10 273,44
Baktiraja 7 284 3,88 319,73
Pollung 19 352 10,27 57,39
Parlilitan 18 311 9,75 24,72
Tarabintang 7 683 4,09 30,99
HUMBANG HASUNDUTAN 188 480 100,00 73,12
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 39 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 39
Potret Kapabilias Dasar Manusia
3.1.3. Struktur Umur dan Ketergantungan
Ada tiga pengelompokan penduduk berkenaan dengan
kaitan antara struktur umur dan kemampuan berproduksi
secara ekonomi. Pertama, kelompok penduduk usia muda, yaitu
penduduk yang berumur dibawah 15 tahun (0-14 tahun). Kedua,
kelompok penduduk usia produktif, yaitu penduduk yang
berumur 15-64 tahun. Terakhir, kelompok penduduk usia tua,
yaitu penduduk yang berumur 65 tahun ke atas.
Angka Beban Ketergantungan menggambarkan persentase
penduduk yang ditanggung usia produktif dengan
membandingkan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)
dengan jumlah penduduk usia non produktif (0-14 tahun dan 65
tahun keatas). Penduduk dengan usia produktif diharapkan
menjadi tulang punggung dalam menggerakkan kegiatan
ekonomi di suatu wilayah, sehingga beban ketergantungan yang
besar secara tidak langsung berpengaruh terhadap laju
perekonomian.
Grafik 3.1 Perkembangan Beban Ketergantungan Penduduk, 2014-2018
83,05
87,76
82,56 82,10 81,72 80,96
70,00
80,00
90,00
40 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
Angka beban ketergantungan penduduk Humbang
Hasundutan adalah 80,96 persen; artinya setiap 100 jiwa
penduduk usia produktif menanggung sekitar 81 (80,96) jiwa
penduduk usia non produktif. Angka ini cukup tinggi mengingat
perbandingan penduduk produktif dibanding non produktif
hampir seimbang. Fenomena yang mempengaruhi kejadian
tersebut salah satunya adalah para pemuda atau penduduk
dalam usia produktif cenderung memilih untuk merantau keluar
kabupaten Humbang Hasundutan dengan alasan pendidikan
yang lebih baik ataupun mencari kesempatan pekerjaan.
Kapabilitas Dasar Bidang Kesehatan
Salah satu komponen dalam penentuan kualitas hidup
manusia adalah kesehatan. Kualitas hidup manusia tergantung dari
derajat kesehatannya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, pembangunan di bidang
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat setiap orang.
Keberhasilan dalam melakukan pembangunan di bidang
kesehatan ditandai dengan penduduk yang hidup dengan perilaku
dan berada dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan tinggi. Hal ini tercantum
dalam arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional
2015-2019 yang merupakan bagian dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJK) 2005-2025.
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 41 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 41
Potret Kapabilias Dasar Manusia
Derajat kesehatan penduduk dapat diukur dari angka
kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Angka
mortalitas menunjukkan jumlah satuan kematian per 1000 jiwa per
tahun. Morbiditas adalah penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan.
3.1.4. Kondisi Lingkungan dan Perumahan
Secara umum, penduduk di Kabupaten Humbang
Hasundutan yang tempat tinggalnya berstatus milik sendiri
persentasenya cukup tinggi dengan nilai 80,45 persen di tahun
2018. Angka ini bergerak agak fluktuatif dari tahun 2014 dengan
76,64 persen penduduk yang berstatus penguasaan tempat
tinggal milik sendiri, kemudian tahun 2015 sebesar 80,47
persen, tahun 2016 sebesar 83,79 persen, dan tahun 2017
sebesar 75,57 persen.
Status penguasaan tempat tinggal terbesar kedua adalah
Bebas Sewa. Termasuk ke dalam kategori ini adalah rumah
warisan dari orangtua atau keluarga yang belum
diserahterimakan secara hukum/legal namun penguasaannya
berada pada tangan yang menempati rumah tanpa ada
kewajiban membayar sewa. Pada tahun 2014 penduduk dengan
status tempat tinggal bebas sewa sebesar 1,41 persen, nilai
tersebut naik signifikan di tahun 2015 dengan 15,48 persen,
kemudian tahun 2016 menjadi 11,21 persen, kembali naik di
tahun 2017 dengan 19,45 persen dan di tahun 2018 menjadi
11,97 persen.
42 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
Grafik 3.2 Persentase Rumahtangga Menurut Status Kepemilikan Tempat Tinggal, 2014-2018
3.1.5. Akses Medis
Fasilitas kesehatan merupakan penunjang penting dalam
pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Kehidupan
masyarakat yang berkualitas tidak bisa dilepaskan dari
ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses fasilitas
kesehatan.
Tabel 3.3 Jumlah Fasilitas Kesehatan, 2015-2018
Fasilitas Kesehatan 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5)
Rumah sakit umum 1 1 1 1
Rumah bersalin 4 4 4 4
Puskesmas & Pustu 35 35 35 35
Poskesdes 167 167 159 159
Posyandu 243 249 249 253
20142015201620172018*)
76,6480,4783,7975,5780,45
Milik sendiri Kontrak/sewa Bebas Sewa Dinas
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 43 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 43
Potret Kapabilias Dasar Manusia
Kapabilitas Dasar Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga
kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas
pendidikan. Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945,
yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga
negara yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar
terhadap kemajuan sosial-ekonomi suatu daerah.
Agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh lapisan
masyarakat, maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Program pembangunan pendidikan
nasional yang dilakukan saat ini telah mempertimbangkan
kesepakatan-kesepakatan internasional seperti pendidikan untuk
semua (education for all), konvensi hak anak (convention on the right
of child) dan Millenium Development Goals (MDGs) yang secara jelas
menekankan pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara
penanggulangan kemiskinan, peningkatan keadilan sosial, dan
lainnya.
Program atau kebijaksanaan pemerintah dewasa ini dalam
bidang pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk dapat
sekolah. Dengan demikian diharapkan tingkat pendidikan
masyarakat akan lebih baik dan utamanya tingkat melek huruf
44 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
terutama pada penduduk usia sekolah (7-18 tahun) akan mencapai
100 persen. Sejauh mana program ini berhasil dilaksanakan
tercermin dari profil pendidikan penduduk yang akan dibahas
dalam uraian berikut, meliputi status pendidikan formal dan tingkat
pendidikan yang ditamatkan.
Indikator makro mendasar dari keberhasilan pendidikan
dalam kemampuan membaca dan menulis adalah tingkat melek
huruf untuk penduduk 10 tahun ke atas, karena kemampuan
membaca dan menulis seseorang berhubungan dengan
kemampuannya menyerap ilmu pengetahuan. Ketidakmampuan
membaca dan menulis disebut buta huruf.
Grafik 3.3 Persentase Penduduk Melek Huruf, 2018
Kabupaten Humbang Hasundutan termasuk kabupaten
dengan persentase melek huruf tinggi hal ini berbanding lurus
dengan tingginya persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang
pernah mengikuti/sedang mengikuti pendidikan setingkat sekolah
dasar dengan 91,19 persen memiliki ijazah SD dan 8,81 persen
tidak memiliki ijazah SD.
Dapat membaca;
99,66
Tidak dapat membaca;
0,34
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 45 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 45
Potret Kapabilias Dasar Manusia
Kapabilitas Dasar Bidang Ekonomi
Kapabilitas seseorang dalam ekonomi seringkali terbentur
dengan kemiskinan. Uang memiliki arti penting untuk memperluas
pilihan, terutama bagi penduduk miskin. Faktor kemiskinan dapat
menghambat berbagai aspek dalam kehidupan diantaranya
aksesibilitas terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan yang
memadai, padahal kedua aspek tersebut merupakan kapabilitas
dasar dalam pembangunan manusia. Sayangnya menanggulangi
kemiskinan bukan perkara yang mudah karena terkait dengan
berbagai dimensi kehidupan yang saling berpengaruh satu sama
lain.
Pengeluaran atau pendapatan telah memberikan sedikit
gambaran mengenai ukuran pembangunan. Pembangunan manusia
adalah perluasan kebebasan nyata yang dinikmati oleh manusia.
Kebebasan salah satunya bergantung pada faktor ekonomi yang
didalamnya terkandung makna adanya kesetaraan atau
pemerataan (UNDP, 1996).
3.1.6. Struktur Perekonomian Daerah
Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan wilayah
dengan penduduk bermata pencaharian utama dari bidang
pertanian. Wilayah agraris tersebut menyumbang 44,49 persen
bagi PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan. Meski
berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013, kaum petani
didominasi oleh petani gurem yang memiliki lahan dengan luas
lahan kurang dari 500 meter persegi, namun secara
46 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
keseluruhan, sektor lapangan usaha masih menjadi sumber
pencaharian utama masyarakat Humbang Hasundutan.
Grafik 3.4 Persentase Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha dengan Konstribusi Tertinggi, 2018
Grafik di atas menampilkan urutan lapangan usaha dengan
kontribusi terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto.
Konstributor tertinggi adalah Lapangan Usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan dengan 44,0 persen; diikuti lapangan
usaha Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor
dengan 15,04 persen; di posisi tiga lapangan usaha Konstruksi
dengan 14,49 persen, lapangan usaha Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib dengan
11,30 persen, lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum sebesar 3,40 persen; dan lapangan usaha lainnya
11,77 persen.
44,00
15,04
14,49
11,30
3,40 11,78
Pertanian, Kehutanan, dan PerikananPerdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda MotorKonstruksiAdministasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial WajibPenyediaan Akomodasi dan Makan MinumLainnya
PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2017 47 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 47
Potret Kapabilias Dasar Manusia
3.1.7. Pengeluaran per Kapita Penduduk
Pola pengeluaran penduduk dapat menggambarkan sejauh
mana tingkat pembangunan yang terjadi di suatu daerah. Pada
dasarnya jika pola pengeluaran masih didominasi oleh konsumsi
makanan dan minuman artinya wilayah tersebut masih
merupakan wilayah berkembang. Sebaliknya jika pola
pengeluaran didominasi komoditi non makanan maka penduduk
di wilayah tersebut bisa dianggap lebih maju.
Grafik 3.5 Perkembangan Pengeluaran per Kapita (Rupiah/Bulan), 2014-2018
Pengeluaran penduduk untuk kategori makanan dan non
makanan untuk masyarakat Humbang Hasundutan sama-sama
meningkat dan didominasi pengeluaran untuk makanan. Posisi
pengeluaran untuk non makanan masih lebih kecil atau hanya
39,55 persen dibandingkan pengeluaran makanan sebesar 60,45
persen dari total pengeluaran rumahtangga.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional yang
diadakan setiap tahun, pada tahun 2014 Rp 358.998 per kapita
per bulan untuk komoditi makanan dan 177.054 per kapita
358.998,00 380.822,00425.510,00
470.711,00517.024,46
177.054,00232.546,00
277.923,00308.059,00
338.237,45
2014 2015 2016 2017 2018
Makanan Non Makanan
48 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
untuk komoditi non makanan. Tahun 2015 Rp 380.822 per
kapita per bulan untuk komoditi makanan dan 232.546 per
kapita untuk komoditi non makanan. Tahun 2016 Rp 425.510
per kapita per bulan untuk komoditi makanan dan 277.923 per
kapita untuk komoditi non makanan. Tahun 2017 Rp 470.711
per kapita per bulan untuk komoditi makanan dan Rp 308.059
per kapita untuk komoditi non makanan. Tahun 2018 Rp
517.024 per kapita per bulan untuk komoditi makanan dan Rp
338.237 per kapita per bulan untuk komoditi non makanan.
DISPARITAS
PEMBANGUNAN MANUSIA
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 51
Disparitas Pembangunan Manusia
Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan
Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada garis 201’-
2028’ Lintang Utara dan 98010’– 98058’Bujur Timur, dengan
ketinggian 330-2.075 m di atas permukaan laut. Luas wilayah
251.765,93 ha terdiri dari 250.271,02 ha daratan dan 1.494,91 ha
danau. Berdasarkan letak geografisnya terhadap Provinsi Sumatera
Utara, kabupaten ini berada di tengah-tengah dengan batas-batas
teritorialnya sebagai berikut.
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Samosir
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat
Secara administrasi, sejak dimekarkan tahun 2003,
Kabupaten Humbang Hasundutan di tahun 2017 terdiri dari sepuluh
kecamatan dengan 153 desa dan 1 kelurahan. Ibukota kabupaten
adalah Kecamatan Doloksanggul.
Perbandingan Pembangunan Manusia Antarwilayah
Kesenjangan pembangunan antarwilayah dalam jangka
panjang bisa memberikan dampak pada kehidupan sosial
masyarakat yang secara langsung juga mempengaruhi kualitas
manusianya. Oleh sebab itu, perbandingan pencapaian
pembangunan manusia antar wilayah menjadi sangat penting
sebagai dasar evaluasi pemerintah dalam perumusan kebijakan
52 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Disparitas Pembangunan Manusia
yang selanjutnya digunakan dalam rangka peningkatan sumber daya
manusia.
Selama kurun waktu lima tahun, kesenjangan pembangunan
manusia tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara masih
cukup tinggi namun cenderung semakin menyempit. Kesenjangan
antara IPM kabupaten/kota tertinggi dan terendah selisihnya yaitu
20,23. Kesenjangan di tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Utara selama empat tahun terakhir terjadi antara Kota Medan
(tertinggi) dengan Kabupaten Nias Barat (terendah).
Grafik 4.1 Perkembangan Selisih Nilai IPM , 2014-2018
Hal yang lebih menarik jika membandingkan pencapaian
pembangunan manusia antarkabupaten dan kota. Tidak dapat
dipungkiri bahwa kota memiliki daya tarik tersendiri dibanding
kabupaten. Kota menyediakan berbagai macam fasilitas yang
memadai sehingga masyarakat dapat melakukan aktivitas dengan
mudah. Kemudahan akses yang tersedia di kota cukup banyak, mulai
dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya.
20,72
20,62
20,31
20,42
20,23
2014 2015 2016 2017 2018
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 53
Disparitas Pembangunan Manusia
Oleh karena itu, secara fisik umumnya kota jauh lebih maju
dibanding kabupaten.
Di tahun yang sama, perbedaan kemajuan antara kota
dengan kabupaten di Provinsi Sumatera Utara begitu terlihat. Kota
yang telah berstatus pembangunan manusia “tinggi” telah mencapai
75 persen. Sementara di wilayah kabupaten, hanya 24 persen
kabupaten yang telah berhasil mencapai status pembangunan
manusia “tinggi”. Ditambah lagi, masih terdapat sekitar 16 persen
kabupaten yang berstatus pembangunan manusia “rendah”. Tetapi,
tidak terdapat kota dengan status pembangunan manusia “rendah”.
54 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Disparitas Pembangunan Manusia
Fenomena kesenjangan di kota dan kabupaten juga terjadi
pada semua dimensi pembangunan manusia, baik kesehatan,
pendidikan, maupun standar hidup yang layak. Selama tahun 2011
hingga 2016, kesenjangan yang terjadi di kabupaten lebih kecil bila
dibanding dengan kesenjangan yang terjadi di kota. Hal ini terjadi
Kota Kabupaten
IPM 74,48
Kab. Toba Samosir
Kota Gunung Sitoli
IPM 68,33
Kota Medan
IPM 80,65
IPM 60,42
Kab. Nias Barat
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 55
Disparitas Pembangunan Manusia
pada semua dimensi, kecuali dimensi pendidikan. Fenomena yang
menarik justru terjadi pada dimensi ini dimana kesenjangan yang
terjadi di kabupaten lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kesenjangan yang terjadi di kota.
Diantara ketiga dimensi pembangunan manusia, nampaknya
dimensi standar hidup yang layak memiliki fenomena yang cukup
Tinggi
70 ≤ IPM < 80
Sangat Tinggi
IPM > 80
Sedang
60 ≤ IPM < 70
Rendah
IPM < 60
Kategori IPM
- -
46% 54%
12,5
%
87%
6% -
56 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Disparitas Pembangunan Manusia
menarik. Kesenjangan pengeluaran per kapita yang terjadi di kota
lebih tinggi dibandingkan dengan kesenjangan yang terjadi di
kabupaten dengan angka yang hampir mendekati. Namun
perkembangan kesenjangan keduanya selama empat tahun justru
cenderung semakin memburuk. Dengan demikian, dimensi ini juga
perlu mendapat perhatian khusus agar kesenjangan pembangunan
manusianya tidak semakin melebar.
Perbandingan Dimensi Kesehatan Antarwilayah
Seiring dengan kesehatan masyarakat Provinsi Sumatera
Utara yang semakin membaik, kesenjangan kesehatan
antarkabupaten/kota pun semakin mengecil. Hal ini dapat dilihat
dari jarak antara Angka Harapan Hidup (AHH) tertinggi dengan
Angka Harapan Hidup terendah.
Grafik 4.2 Perkembangan Selisih Nilai Angka Harapan Hidup (tahun), 2014-2018
Tahun 2018 kesenjangan AHH antarkabupaten/kota sebesar
10,69, tergolong masih tinggi namun masih dalam tren menurun.
10,51
10,7110,69
10,6610,69
2014 2015 2016 2017 2018
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 57
Disparitas Pembangunan Manusia
Dalam hal ini, upaya-upaya untuk pemerataan pembangunan
kesehatan masyarakat harus terus digalakkan. Tentunya, harus
mempertimbangkan daerah yang menjadi prioritas agar
kesenjangan juga semakin mengecil
Perbandingan Dimensi Pendidikan Antarwilayah
Seiring dengan perbaikan kualitas kesehatan, dalam kurun
waktu 2014-2018, pendidikan di Indonesia menunjukkan
perkembangan yang baik. Harapan lama sekolah penduduk 7 tahun
semakin meningkat. Begitu pula dengan rata-rata lama sekolah
penduduk usia 25 tahun ke atas yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun.
Grafik 4.3 Perkembangan Selisih Harapan Lama Sekolah (tahun), 2014-2018
Kesenjangan capaian pembangunan pendidikan yang
ditunjukkan dengan rentang angka harapan lama sekolah tertinggi
dan terendah di kabupaten/kota semakin membaik. Selisihnya
cenderung berfluktuatif sejak 2014 hingga 2018, yang berarti bahwa
2,24 2,19
1,82
2,33
2,59
2014 2015 2016 2017 2018
58 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Disparitas Pembangunan Manusia
upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk sekolah
masih dalam upaya pemerataan di seluruh Provinsi Sumatera Utara.
Kesenjangan angka harapan lama sekolah tingkat
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara terjadi akibat
perbedaan capaian antara Kota Medan dengan Kabupaten Nias. Pada
tahun 2018, rata-rata penduduk usia 7 di Medan dapat berpotensi
menempuh pendidikan selama 14 tahun. Di tahun yang sama,
penduduk usia 7 tahun di Nias hanya berpotensi menempuh
pendidikan selama 12 tahun.
Pola yang sama terjadi pada indikator rata-rata lama
sekolah. Selama setengah dasawarsa, kesenjangan yang terjadi
antara kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dengan capaian
rata-rata lama sekolah tertinggi dengan terendah cenderung
menurun. Artinya, perubahan pendidikan di kabupaten/kota
terendah cukup menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Perbandingan Dimensi Pengeluaran Rumah Tangga Antarwilayah
Dimensi standar hidup yang layak menjadi salah satu kunci
penting dalam membangun kualitas kehidupan manusia. Dimensi ini
diproksi dengan indikator pengeluaran per kapita. Selama kurun
waktu 2014 hingga 2018, pengeluaran per kapita Provinsi Sumatera
Utara terus meningkat. Namun, hal itu masih menyisakan persoalan
kesenjangan antarwilayah.
Secara metodologi, pengeluaran per kapita pada bagian ini
sedikit berbeda dengan pengeluaran per kapita pada bab
sebelumnya dimana masyarakat Humbang Hasundutan memiliki
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 59
Disparitas Pembangunan Manusia
pengeluaran per kapita untuk konsumsi makanan dan non makanan
tahun 2018 sebesar Rp 855.262 per kapita per bulan.
Grafik 4.4 Perkembangan Selisih Pengeluaran per Kapita (ribu Rupiah), 2014-2018
Pengeluaran per kapita pada bagian ini merupakan agregat
penghitungan setahun, selain itu telah dilakukan pembobotan
terhadap variasi komoditi yang dikonsumsi. Hal ini bertujuan agar
angka setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia dapat
dibandingkan terutama untuk paritas daya belinya. Pembobotan
inilah yang menjadikan data pengeluaran per kapita dalam IPM
lebih menggambarkan disparitas antar wilayah
8828,44
8983,399002,00
9019,00 9028,00
2014 2015 2016 2017 2018
KESIMPULAN
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 63
Berdasarkan hasil analisis data Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
untuk periode 2013-2017 didapat beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Tren pembangunan manusia di Humbang Hasundutan secara umum
meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2018 Capaian IPM Humbang
Hasundutan adalah 67,96 atau naik 0,98 poin dari 67,30 di tahun 2017.
2. Komponen-komponen IPM yang mengalami peningkatan yaitu:
3. Capaian IPM Humbang Hasundutan masih berada dalam kategori “sedang”
dan berada pada peringkat 26 dari 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Utara.
4. Selisih IPM antara Kabupaten Humbang Hasundutan dengan Kota Medan
yang memiliki IPM tertinggi adalah 12,69 poin.
5. Selisih indikator Angka Harapan Hidup antara Kabupaten Humbang
Hasundutan dengan Kota Pematang Siantar yang memiliki Angka Harapan
Hidup tertinggi adalah 4,24 poin.
6. Selisih indikator Harapan Lama Sekolah antara Kabupaten Humbang
Hasundutan dengan Kota Padangsidimpuan yang memiliki Harapan Lama
Sekolah tertinggi adalah 1,47 poin
7. Pengeluaran per kapita penduduk Humbang Hasundutan rata-rata
bertumbuh sebesar 2,94 persen per tahun dengan tingkat pertumbuhan
terendah selama lima tahun terakhir adalah tahun 2014 dengan nilai
pertumbuhan 0,99 persen dan tertinggi di tahun 2017 dengan nilai
pertumbuhan 3,88 persen.
8. Berdasarkan perbandingan dengan kabupaten yang berbatasan dengan
Kabupaten Humbang Hasundutan seperti Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir dapat terlihat bahwa:
a. Kabupaten Toba Samosir memiliki IPM tertinggi dengan 74,48 dan
Humbang Hasundutan memiliki IPM terendah dengan 67,96
Potret Kapabilitas Dasar Manusia
64 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
b. Kabupaten Tapanuli Utara memiliki Harapan Lama Sekolah
tertinggi dengan 13,66 tahun dan Kabupaten Samosir memiliki
Harapan Lama Sekolah terendah dengan 13,44 tahun.
c. Kabupaten Samosir memiliki Angka Harapan Hidup tertinggi
dengan 70,87 tahun dan Kabupaten Tapanuli Utara memiliki
Angka Harapan Hidup terendah dengan 68,11 tahun.
d. Kabupaten Toba Samosir memiliki tingkat pengeluaran per kapita
tertinggi dengan 12,09 juta Rupiah per tahun dan Kabupaten
Humbang Hasundutan memiliki tingkat pengeluaran per kapita
terendah dengan 7,63 juta Rupiah per tahun.
9. IPM merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur
pembangunan manusia di suatu wilayah sekaligus dapat menjadi
pembanding disparitas pembangunan manusia antar wilayah dengan
indikator yang dianggap relevan untuk mewakili kualitas hidup
manusia.
LAMPIRAN
Lampiran
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 67
KOMODITI KEBUTUHAN POKOK SEBAGAI DASAR PENGHITUNGAN DAYA BELI (PPP)
Makanan Non Makanan
Beras Jeruk Bawang putih Rokok kretek filter Transportasi/ pengangkutan umum
Tepung Terigu Mangga Cabe merah Rokok kretek tanpa filter Pos dan Telekomunikasi
Ketela pohon /singkong
Salak Cabe rawit Rokok putih Pakaian jadi laki-laki dewasa
Kentang Pisang ambon Tahu Rumah sendiri/bebas sewa
Pakaian jadi perempuan dewasa
Tongkol/tuna/ cakalang
Pisang raja Tempe Rumah kontrak Pakaian jadi anak-anak
Kembung Pisang lainnya Nasi campur/rames Rumah sewa Alas kaki
Bandeng Pepaya Nasi goreng Rumah dinas Minyak pelumas
Mujair Minyak kelapa Nasi putih Listrik Meubelair
Mas Minyak goreng lainnya
Lontong/ketupat sayur
Air PAM Peralatan rumah tangga
Lele Kelapa Soto/gule/sop /rawon/cincang
LPG Perlengkapan perabot rumah tangga
Ikan segar lainnya Gula pasir Sate/tongseng Minyak tanah Alat-alat dapur/makan
Daging sapi Teh Mie bakso/mie rebus/mie goreng
Lainnya (batu baterai, aki, korek, obat nyamuk dll)
Daging ayam ras Kopi Makanan ringan anak
Perlengkapan mandi
Daging ayam kampung
Garam Ikan (goreng/bakar dll)
Barang kecantikan
Telur ayam ras Kecap Ayam/daging (goreng dll)
Perawatan kulit, muka, kuku, rambut
Susu kental manis Penyedap masakan/vetsin
Makanan jadi lainnya
Sabun cuci
Susu bubuk Mie instan Air kemasan galon Biaya RS Pemerintah
Susu bubuk bayi Roti manis/roti lainnya
Minuman jadi lainnya
Biaya RS Swasta
Bayam Kue kering Es lainnya Puskesmas/pustu
Kangkung Kue basah Praktek dokter/poliklinik
Kacang panjang Makanan gorengan
SPP
Bawang merah Gado-gado/ ketoprak
Bensin
68 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Lampiran
IPM Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01 Nias 57,98 58,85 59,75 60,21 60,82
02 Mandailing Natal 63,42 63,99 64,55 65,13 65,83
03 Tapanuli Selatan 67,22 67,63 68,04 68,69 69,10
04 Tapanuli Tengah 66,16 67,06 67,27 67,96 68,27
05 Tapanuli Utara 70,70 71,32 71,96 72,38 72,91
06 Toba Samosir 72,79 73,40 73,61 73,87 74,48
07 Labuhan Batu 70,06 70,23 70,50 71,00 71,39
08 Asahan 67,51 68,40 68,71 69,10 69,49
09 Simalungun 70,89 71,24 71,48 71,83 72,49
10 Dairi 67,91 69,00 69,61 70,36 70,89
11 Karo 71,84 72,69 73,29 73,53 73,91
12 Deli Serdang 71,98 72,79 73,51 73,94 74,92
13 Langkat 68,00 68,53 69,13 69,82 70,27
14 Nias Selatan 57,78 58,74 59,14 59,85 60,75
15 Humbang Hasundutan 65,59 66,03 66,56 67,30 67,96
16 Pakpak Barat 65,06 65,53 65,81 66,25 66,63
17 Samosir 67,80 68,43 68,82 69,43 69,99
18 Serdang Bedagai 67,78 68,01 68,77 69,16 69,69
19 Batu Bara 65,50 66,02 66,69 67,20 67,67
20 Padang Lawas Utara 66,50 67,35 68,05 68,34 68,77
21 Padang Lawas 65,50 65,99 66,23 66,82 67,59
22 Labuhan Batu Selatan 68,59 69,67 70,28 70,48 70,98
23 Labuhan Batu Utara 69,15 69,69 70,26 70,79 71,08
24 Nias Utara 59,18 59,88 60,23 60,57 61,08
25 Nias Barat 57,54 58,25 59,03 59,56 60,42
71 Kota Sibolga 71,01 71,64 72,00 72,28 72,65
72 Kota Tanjung Balai 66,05 66,74 67,09 67,41 68,00
73 Kota Pematang Siantar 75,83 76,34 76,90 77,54 77,88
74 Kota Tebing Tinggi 72,13 72,81 73,58 73,90 74,50
75 Kota Medan 78,26 78,87 79,34 79,98 80,65
76 Kota Binjai 72,55 73,81 74,11 74,65 75,21
77 Kota Padang Sidempuan 71,88 72,80 73,42 73,81 74,38
78 Kota Gunung Sitoli 65,91 66,41 66,85 67,68 68,33
SUMATERA UTARA 68,87 69,51 70,00 70,57 71,18
Lampiran
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 69
Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01 Nias 68,87 68,97 69,07 69,18 69,43
02 Mandailing Natal 61,18 61,58 61,77 61,97 62,24
03 Tapanuli Selatan 63,14 63,74 64,01 64,28 64,55
04 Tapanuli Tengah 66,49 66,59 66,62 66,66 66,82
05 Tapanuli Utara 67,25 67,55 67,71 67,86 68,11
06 Toba Samosir 69,04 69,14 69,25 69,36 69,59
07 Labuhan Batu 69,26 69,36 69,40 69,44 69,60
08 Asahan 67,27 67,37 67,47 67,57 67,79
09 Simalungun 70,24 70,34 70,43 70,53 70,75
10 Dairi 67,48 67,78 67,95 68,13 68,41
11 Karo 70,42 70,62 70,69 70,77 70,97
12 Deli Serdang 70,80 71,00 71,06 71,11 71,31
13 Langkat 67,33 67,63 67,79 67,94 68,22
14 Nias Selatan 67,16 67,66 67,83 68,00 68,24
15 Humbang Hasundutan 67,80 68,10 68,26 68,41 68,69
16 Pakpak Barat 64,45 64,85 64,95 65,05 65,27
17 Samosir 69,66 70,26 70,47 70,68 70,87
18 Serdang Bedagai 67,27 67,47 67,63 67,79 68,08
19 Batu Bara 65,50 65,80 65,95 66,10 66,38
20 Padang Lawas Utara 66,40 66,50 66,54 66,58 66,77
21 Padang Lawas 66,01 66,31 66,40 66,50 66,69
22 Labuhan Batu Selatan 68,06 68,09 68,11 68,14 68,39
23 Labuhan Batu Utara 68,50 68,70 68,80 68,91 69,09
24 Nias Utara 68,49 68,59 68,68 68,77 69,98
25 Nias Barat 67,64 67,94 68,10 68,28 68,50
71 Kota Sibolga 67,40 67,70 67,87 68,05 68,36
72 Kota Tanjung Balai 61,40 61,90 62,09 62,28 62,60
73 Kota Pematang Siantar 71,69 72,29 72,46 72,63 72,93
74 Kota Tebing Tinggi 70,04 70,14 70,21 70,28 70,47
75 Kota Medan 72,18 72,28 72,34 72,40 72,64
76 Kota Binjai 71,39 71,59 71,67 71,75 71,95
77 Kota Padang Sidempuan 68,27 68,32 68,37 68,41 68,73
78 Kota Gunung Sitoli 70,19 70,29 70,36 70,42 70,67
SUMATERA UTARA 68,04 68,29 68,33 68,37 68,61
70 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Lampiran
Harapan Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01 Nias 11,45 11,77 12,09 12,12 12,13
02 Mandailing Natal 12,57 12,77 12,78 12,99 13,15
03 Tapanuli Selatan 13,04 13,06 13,06 13,08 13,10
04 Tapanuli Tengah 12,21 12,40 12,87 12,65 12,66
05 Tapanuli Utara 13,14 13,19 14,01 13,65 13,66
06 Toba Samosir 13,16 13,18 12,85 13,25 13,26
07 Labuhan Batu 12,56 12,57 12,45 12,59 12,60
08 Asahan 12,15 12,49 12,52 12,53 12,56
09 Simalungun 12,63 12,69 12,64 12,71 12,75
10 Dairi 12,05 12,80 12,84 13,06 13,07
11 Karo 11,89 12,22 12,85 12,71 12,73
12 Deli Serdang 12,11 12,52 12,69 12,90 13,32
13 Langkat 12,69 12,70 12,31 12,72 12,75
14 Nias Selatan 11,48 11,96 11,61 11,98 12,20
15 Humbang Hasundutan 13,13 13,15 13,21 13,24 13,25
16 Pakpak Barat 13,78 13,80 11,73 13,82 13,83
17 Samosir 13,39 13,41 12,73 13,43 13,44
18 Serdang Bedagai 12,29 12,31 12,54 12,55 12,57
19 Batu Bara 11,94 11,96 12,89 12,49 12,52
20 Padang Lawas Utara 11,84 11,87 12,70 12,41 12,42
21 Padang Lawas 12,90 12,91 12,60 12,99 13,00
22 Labuhan Batu Selatan 11,88 12,73 12,94 12,95 12,97
23 Labuhan Batu Utara 11,80 12,12 12,84 12,79 12,80
24 Nias Utara 11,86 12,40 12,33 12,57 12,58
25 Nias Barat 11,87 12,33 12,60 12,61 12,66
71 Kota Sibolga 12,76 13,10 12,39 13,12 13,13
72 Kota Tanjung Balai 12,25 12,40 12,38 12,44 12,47
73 Kota Pematang Siantar 13,97 13,99 13,28 14,01 14,02
74 Kota Tebing Tinggi 12,04 12,23 12,65 12,66 12,68
75 Kota Medan 13,69 13,97 13,91 14,45 14,72
76 Kota Binjai 13,00 13,56 13,44 13,58 13,59
77 Kota Padang Sidempuan 13,95 14,48 13,72 14,50 14,51
78 Kota Gunung Sitoli 13,28 13,65 12,98 13,69 13,71
SUMATERA UTARA 12,61 12,82 13,00 13,10 13,14
Lampiran
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018 71
Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01 Nias 4,75 4,76 5,15 4,85 4,67
02 Mandailing Natal 7,54 7,63 8,16 8,00 8,09
03 Tapanuli Selatan 8,22 8,27 7,78 8,87 8,59
04 Tapanuli Tengah 7,55 8,02 7,72 8,36 7,98
05 Tapanuli Utara 9,05 9,31 8,49 9,53 9,65
06 Toba Samosir 9,83 10,08 9,13 9,74 10,34
07 Labuhan Batu 8,68 8,75 8,78 9,11 8,93
08 Asahan 7,98 8,32 8,15 8,46 8,39
09 Simalungun 8,70 8,80 8,86 8,95 9,18
10 Dairi 8,59 8,69 8,47 9,20 9,29
11 Karo 9,33 9,50 9,12 9,48 9,43
12 Deli Serdang 9,46 9,48 10,35 9,70 9,92
13 Langkat 7,85 7,92 8,38 8,51 8,37
14 Nias Selatan 4,64 4,64 4,37 5,06 5,39
15 Humbang Hasundutan 8,88 8,90 8,38 9,30 9,28
16 Pakpak Barat 8,39 8,45 8,08 8,04 8,21
17 Samosir 8,57 8,84 8,41 8,58 9,14
18 Serdang Bedagai 8,04 8,08 8,34 8,13 8,51
19 Batu Bara 7,72 7,74 7,44 7,83 7,73
20 Padang Lawas Utara 8,44 8,91 8,62 8,73 9,06
21 Padang Lawas 8,16 8,40 8,27 8,33 8,77
22 Labuhan Batu Selatan 8,67 8,68 8,48 8,50 8,70
23 Labuhan Batu Utara 8,27 8,31 8,33 8,12 8,21
24 Nias Utara 6,05 6,06 6,01 6,08 5,80
25 Nias Barat 5,73 5,74 5,77 5,40 6,12
71 Kota Sibolga 9,83 9,85 9,17 9,77 9,91
72 Kota Tanjung Balai 9,03 9,12 8,70 9,04 9,24
73 Kota Pematang Siantar 10,70 10,73 9,98 11,46 10,86
74 Kota Tebing Tinggi 10,05 10,06 9,35 10,09 10,24
75 Kota Medan 10,88 11,00 11,18 11,25 11,37
76 Kota Binjai 9,77 10,28 9,92 10,58 10,75
77 Kota Padang Sidempuan 10,13 10,47 10,25 10,73 10,63
78 Kota Gunung Sitoli 8,17 8,18 7,87 8,56 8,25
SUMATERA UTARA 8,93 9,03 9,12 9,25 9,34
72 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan 2018
Lampiran
Pengeluaran per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01 Nias 5.980 6.234 6.409 6.629 6.941
02 Mandailing Natal 9040 9.096 9.237 9.385 9.653
03 Tapanuli Selatan 10.593 10.623 10.821 10.955 11.209
04 Tapanuli Tengah 9.489 9.555 9.694 9.852 10.067
05 Tapanuli Utara 10.964 11.079 11.242 11.407 11.607
06 Toba Samosir 11.250 11.535 11.687 11.846 12.095
07 Labuhan Batu 10.325 10.356 10.559 10.760 11.053
08 Asahan 9.988 10.067 10.288 10.477 10.735
09 Simalungun 10.597 10.728 10.855 11.055 11.311
10 Dairi 9.642 9.708 10.190 10.395 10.492
11 Karo 11.548 11.800 11.925 12.059 12.367
12 Deli Serdang 11.065 11.359 11.683 11.891 12.132
13 Langkat 10.062 10.364 10.567 10.784 11.088
14 Nias Selatan 6.329 6.454 6.647 6.792 6.941
15 Humbang Hasundutan 6.736 6.889 7.135 7.412 7.630
16 Pakpak Barat 7.364 7.469 7.641 7.913 8.099
17 Samosir 7.667 7.698 7.813 8.163 8.348
18 Serdang Bedagai 10.042 10.110 10.246 10.551 10.737
19 Batu Bara 9.370 9.692 9.886 10.084 10.385
20 Padang Lawas Utara 9.171 9.363 9.600 9.737 9.912
21 Padang Lawas 7.910 7.955 8.094 8.445 8.772
22 Labuhan Batu Selatan 10.111 10.319 10.712 10.892 11.280
23 Labuhan Batu Utara 11.147 11.201 11.278 11.510 11.730
24 Nias Utara 5.580 5.627 5.770 5.835 6.041
25 Nias Barat 5.156 5.207 5.391 5.594 5.817
71 Kota Sibolga 10.623 10.765 11.034 11.221 11.405
72 Kota Tanjung Balai 10.133 10.326 10.577 10.778 11.102
73 Kota Pematang Siantar 11.204 11.388 11.878 12.106 12.290
74 Kota Tebing Tinggi 10.918 11.393 11.747 12.055 12.434
75 Kota Medan 13.984 14.191 14.393 14.613 14.845
76 Kota Binjai 10.058 10.098 10.342 10.487 10.750
77 Kota Padang Sidempuan 9.623 9.668 10.198 10.464 10.795
78 Kota Gunung Sitoli 6.685 6.742 6.963 7.300 7.639
SUMATERA UTARA 9.391 9.563 9.744 10.036 10.391
BADAN PUSAT STAT IST IK KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
Jl. Kol. P.H. Purba, Desa Purba Dolok, Doloksanggul 22457 Tlp. (0633) 31554; Fax (0633) 31667; email: [email protected]