indeks kesulitan geografis - beranda -...

103
INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2015 KERJASAMA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015

Upload: duongthien

Post on 30-Apr-2019

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS

KABUPATEN BANDUNG BARAT

TAHUN 2015

KERJASAMA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat

Tahun 2015

Page 2: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya

penyusunan dokumen Indeks Kesulitan Geografis Kabupaten Bandung Barat ini dapat

diselesaikan. Dokumen ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan data yang menggambarkan

tingkat kesulitan geografis desa di wilayah administrasi Kabupaten Bandung Barat. Tingkat

kesulitan geografis desa tersebut meliputi ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur dan

aksesibilitas/transportasi sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

: 93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan Dan

Evaluasi Dana Desa.

Dokumen ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat aksesibilitas

desa terhadap ketersediaan pelayanan dasar yaitu pendidikan dan kesehatan, fasilitas kegiatan

ekonomi dan ketersediaan energi serta aksesibilitas/transportasi yang meliputi akses jalan dan

sarana transportasi. Dengan nilai indeks yang berbeda di tiap desa, hal ini dapat membantu

pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam menentukan skala prioritas pembangunan,

khususnya wilayah pedesaan.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Bandung Barat sebagai mitra kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kabupaten Bandung Barat, yang telah membantu dalam penyusunan dokumen Indeks Kesulitan

Geografis Kabupaten Bandung Barat ini.

Semoga, hasil penyusunan dokumen ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik

pemerintah daerah maupun stakeholders yang ada di Kabupaten Bandung Barat.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Bandung Barat, Desember 2015

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bandung Barat

Ir. H. ASEP SODIKIN, MUM

NIP. 19630801 199203 1 004

Page 3: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memuji syukur ke hadirat Allah SWT, publikasi Indeks

Kesulitan Geografis (IKG) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 dapat terbit pada waktunya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat sebagai lembaga yang menangani statistik, melaksanakan kerjasama

dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat dalam melakukan penyusunan IKG Kabupaten Bandung Barat Tahun

2015 ini. Publikasi ini memuat gambaran kondisi geografisdesa Kabupaten

Bandung Barat pada tahun 2015. Informasi yang disajikan adalah mengenai kondisi pelayanan dasar, kondisi infrastruktur dan aksesibilitas/transortasi. Selain sebagai bahan dasar monitoring dan

evaluasi, analisis ini diharapkan dapat dijadikan dasar perencanaan pembangunan Kabupaten Bandung Barat untuk waktu mendatang.

Akhirnya, ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung Penyusunan Indeks Kesulitan Geogafis Kabupaten

Bandung Barat Tahun 2015 ini. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat dan dijadikan rujukan dalam penentuan kebijakan pembangunan selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung Barat, Desember 2015

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG BARAT

Dra. Hj. Lilis Pujiawati NIP. : 19610814 199003 2 001

Page 4: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung
Page 5: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Daftar Isi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 iii

Daftar ISI

Halaman

KATA SAMBUTAN.......................................................................

i

KATA PENGANTAR....................................................................

ii

DAFTAR ISI ...............................................................................

iii

DAFTAR TABEL.........................................................................

v

DAFTAR GAMBAR .....................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................

vii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................

1 1.2 Tujuan ................................................................ 3 1.3 Ruang Lingkup.......................................................

4 1.4 Sistematika Penulisan............................................. 4

BAB II. METODOLOGI

5

2.1 Sumber Data..........................................................

5

6

2.2 Konsep Dan Definisi............................................ 7

2.3 Perhitungan Indeks Kesulitan Geografis (IKG)........ 17

2.3.1 Ketersediaan Pelayanan Dasar...................... 18

2.3.2 Kondisi Infrastruktur..................................... 19

2.3.3 Aksesibilitas/Transportasi............................ 20

2.3.4 Penentuan Penimbang Setiap Variabel

Penyusun IKG............................................ 21

2.3.5 Rumus Perhitungan IKG Dan IKW............... 23

BAB III. GAMBARAN UMUM

3.1 Profil Kabupaten Bandung Barat.......................... 25

3.2 Gambaran Umum................................................ 31

3.2.1 Gambaran Umum Pelayanan Dasar.............. 31

3.2.2 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur....... 33

3.2.3 Gambaran Umum Transportasi.................... 35

3.2.4 Gambaran Umum Komunikasi..................... 36

BAB IV. PENCAPAIAN IKG DESA

4.1 Keterbukaan Wilayah.............................................. 39

4.1.1 Pelayanan Dasar........................................... 40

4.1.2 Kondisi Infrastuktur...................................... 44

4.1.3 Aksesibilitas/Transportasi............................. 49

4.2 Indeks Kesulitan Geografis (IKG)............................. 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan............................................................. 59

5.2 Saran...................................................................... 60

Page 6: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Daftar Isi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 iv

DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 62

Page 7: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Daftar Tabel

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Penimbang setiap Variabel Penyusun IKG .........

22

Tabel 4.1. Desa dengan Tingkat Aksesibilitas Tertinggi.......

40

Tabel 4.2. Penyebaran Fasilitas Pendidikan di Kecamatan se Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015.........

41

Tabel 4.3. Jumlah Desa Yang Memiliki Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015.........

42

Tabel 4.4. Desa dengan Tingkat Kesulitan Tertinggi dalam Ketersediaan Pelayanan Dasar di Kabupaten

Bandung Barat Tahun 2015...............................

44

Tabel 4.5. Jumlah dan persentase desa menurut jenis

Infrastruktur di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015.......................................................

45

Tabel 4.6. Keberadaan Pasar dan Kios Penjual Sarana

Produksi Pertanian di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015.............................................

47

Tabel 4.7. Jumlah dan persentase desa menurut jenis infrastruktur di Kabupaten Bandung Barat

Tahun 2015......................................................

47

Tabel 4.8. Desa dengan Tingkat KesulitanTertinggi untuk akses ke Infrastruktur di Kabupaten Bandung

Barat Tahun 2015.............................................

48

Tabel 4.9. Gambaran Kondisi Transportasi di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015...............................

51

Tabel 4.10. Desa dengan Tingkat Kesulitan Indeks Faktor Infrastruktur Tertinggi di Kabupaten Bandung

Barat Tahun 2015.............................................

52

Tabel 4.11. Kondisi Komunikasi Desa di Kabupaten

Bandung Barat.................................................

53

Tabel 4.12. Desa dengan Indeks Kesulitan Geografis Tertinggi...........................................................

55

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi IKG berdasarkan

Kelompok..........................................................

57

Page 8: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Daftar Gambar

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Peta Administratif Kabupaten Bandung Barat.......

22

Gambar 3.2. Peta sebaran penduduk menurut kecamatan

Tahun 2013- 2014...............................................

28

Gambar 3.3. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas di Kabupaten Bandung Barat

Tahun 2014.........................................................

32

Gambar 3.4. Komposisi Jalan menurut kondisi jalan di

Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014...............

34

Gambar 4.1. Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai

pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung Barat.....................................................

43

Gambar 4.2. Keberadaan Jalan Aspal/Beton dan Penerangan Jalan Utama Desa................................................

46

Gambar 4.3. Peta Sebaran IKG Kabupaten Bandung Barat....... 58

Page 9: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Daftar Lampiran

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 IKG Kecamatan Batujajar.......................................

63

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Batujajar...........................

64

Lampiran 2 IKG Kecamatan Cihampelas...................................

65

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cihampelas........................

66

Lampiran 3 IKG Kecamatan Cikalongwetan ..............................

67

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cikalongwetan...................

68

Lampiran 4 IKG Kecamatan Cililin............................................

69

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cililin.................................

70

Lampiran 5 IKG Kecamatan Cipatat..........................................

71

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cipatat ..............................

72

Lampiran 6 IKG Kecamatan Cipeundeuy...................................

73

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cipeundeuy.......................

74

Lampiran 7 IKG Kecamatan Cipongkor.....................................

75

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cipongkor..........................

76

Lampiran 8 IKG Kecamatan Cisarua.........................................

77

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cisarua..............................

78

Lampiran 9 IKG Kecamatan Gununghalu.................................

79

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Gununghalu ....................

80

Lampiran 10 IKG Kecamatan Lembang.....................................

81

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Lembang............................

82

Lampiran 11 IKG Kecamatan Ngamprah...................................

83

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Ngamprah..........................

84

Lampiran 12 IKG Kecamatan Padalarang..................................

85

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Padalarang........................

86

Lampiran 13 IKG Kecamatan Parongpong................................

87

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Parongpong.......................

88

Lampiran 14 IKG Kecamatan Rongga .......................................

89

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Rongga ..............................

90

Lampiran 15 IKG Kecamatan Saguling......................................

91

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Saguling............................

92

Lampiran 16 IKG Kecamatan Sindangkerta..............................

93

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Sindangkerta ....................

94

Page 10: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pendahuluan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu tujan yang ingin di capai dalam pembangunan

adalah adanya pemerataan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan

dengan kebijakan otonomi daerah yang di undangkan pada tahun 2000

untuk mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan disemua

daerah. Pelaksanaan pembangunan daerah sebagai wujud

pelaksanaan otonomi dan desentralisasi bagi Kabupaten/Kota tidaklah

semakin mudah dan ringan karena dihadapkan pada berbagai

tantangan dan hambatan yang ada di daerah, khususnya daerah

tertinggal atau desa sebagai wilayah terkecil, yang sulit dalam

menjangkau fasilitas publik. Sesuai dengan Undang-undang Nomor

6 Tahun 2014, Desa merupakan daerah yang memiliki batas wilayah,

yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat.

Pemerintahan desa memiliki peranan yang sangat vital dalam

keberhasilan pembangunan, maka dari itu perlu disusun strategi

pembangunan untuk wilayah pedesaan agar pelaksanaan

pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Page 11: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pendahuluan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 2

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 secara umum

sebagian besar penduduk di Indonesia, khususnya di Kabupaten

Bandung Barat berada di wilayah pedesaan, yang terdiri dari 165 desa

dengan letak geografis yang berbeda-beda dan tersebar di seluruh

wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Desa sebagai wilayah terkecil dalam pelaksanaan pembangunan

daerah, tidak dengan mudah dapat melaksanakan proses

pembangunan. Salah satu yang menjadi kendala dalam pelaksanaan

pembangunan di desa adalah tingkat kesulitan geografis desa. Hal

tersebut dapat digambarkan sebagai tingkat aksesibilitas desa. Desa

dengan tingkat aksesibilitas tinggi maka desa tersebut memiliki tingkat

kesulitan yang rendah dan akan lebih mudah dalam melaksanakan

pembangunan, karena desa dengan aksesibilitas yang tinggi dapat

dengan mudah menjangkau sarana dan prasarana umum, baik itu

sarana kesehatan, pendidikan dan perekonomian. Sebaliknya desa

dengan tingkat aksesibilitas rendah, maka desa tersebut memiliki

tingkat kesulitan yang tinggi. Dengan tingkat kesulitan geografis yang

tinggi, desa tersebut akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan

program-program pembangunan. Dampak lebih luas yang

diakibatkan oleh perbedaan dari tingkat kesulitan geografis desa

adalah ketimpangan kesejahteraan masyarakat antar desa.

Untuk memberikan gambaran mengenai tipologi desa menurut

tingkat kesulitan geografis diperlukan sebuah standar ukuran yang

sama untuk semua desa. Diperlukan beberapa indikator yang sama

Page 12: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pendahuluan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 3

untuk semua desa sehingga dapat ditentukan peringkat kesulitan

geografis desa dari yang termudah sampai yang tersulit.

Tingkat kesulitan geografis diukur berdasarkan jangkauan

ketersediaan pelayanan dasar, infrastruktur dan

aksesibilitas/transportasi. Semakin besar tingkat kesulitan geografis

berarti semakin sulit desa dalam menjangkau ketersediaan akan

pelayanan dasar, infrastruktur dan aksesibilitas/transportasi,

dibandingkan dengan desa yang memiliki tingkat kesulitan geografis

yang lebih rendah. Sehingga desa dengan Indeks Kesulitan Geografis

yang tinggi perlu perhatian yang lebih besar dari pemerintah.

1.2. Tujuan

Penyusunan publikasi Indeks Kesulian Geografis (IKG) Desa

Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015, dengan tujuan sebagai

berikut:

1. Mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat kesulitan

geografis antar desa di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015.

2. Menghitung keterbukaan wilayah setiap desa dengan

mengidentifikasi kondisi geografis desa, ketersediaan pelayanan

dasar, kondisi infrastruktur, dan aksesibilitas/transportasi.

3. Memberikan rekomendasi implementasi program berdasarkan

perbedaan Indeks Kesulitan Geografis (IKG) desa di Kabupaten

Bandung Barat

Page 13: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pendahuluan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 4

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Penyusunan Indeks Kesulitan Geografis (IKG)

Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 ini adalah mencakup

seluruh wilayah administratif desa di Kabupaten Bandung Barat.

1.4. Sistematika Penulisan

Publikasi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, ruang

lingkup dan sistematika penulisan.

BAB II Metodologi, berisi sumber data, konsep dan definisi

serta perhitungan Indeks Kesulitan Geografis (IKG)

yang digunakan pada penulisan publikasi ini.

BAB III Gambaran umum, mengemukakan Profil dan kondisi

umum Kabupaten Bandung Barat dilihat dari kondisi

geografis desa, ketersediaan pelayanan dasar, kondisi

infrastruktur, dan aksesibilitas/ transportasi serta

komunikasi.

BAB IV Pencapaian Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa,

mengemukakan tentang IKG Desa Kabupaten

Bandung Barat tahun 2015 beserta faktor

pembentuknya.

Page 14: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pendahuluan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 5

BAB V Kesimpulan dan Saran

Page 15: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 6

BAB II

METODOLOGI

2.1. Sumber Data

Publikasi ini menggunakan data dari berbagai sumber, baik data

primer maupun sekunder. Data sekunder digunakan sebagai data

penunjang dalam melakukan analisis, data sekunder ini merupakan

data terpilah dari berbagai dinas/instansi yang ada di Kabupaten

Bandung Barat dan data pendukung lainnya dari Badan Pusat

Statistik Kabupaten Bandung Barat yang memiliki kaitan dengan

pembahasan pada publikasi ini.

Sumber data yang utama berasal dari hasil pemutakhiran

(updating) PODES dan Basis Data Pembangunan. Pencacahan

dilakukan melalui wawancara langsung oleh petugas pelaksana teknis

kegiatan terhadap responden. Dalam hal ini responden di tingkat

kecamatan adalah camat maupun staf yang ditunjuk serta nara

sumber lain yang relevan. Adapun untuk responden di tingkat desa

adalah kepala desa maupun perangkat desa yang ditunjuk serta nara

sumber lain yang relevan.

Basis Data Pembangunan merupakan data dan informasi

berbasis wilayah (spasial) digunakan untuk melengkapi data dan

informasi sektoral yang telah ada. Data dan informasi tentang potensi

Page 16: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 7

spesifik yang dimiliki oleh semua wilayah hingga tingkat terkecil (small

areas) digabungkan dengan master file desa sebagai penghubung

untuk mencocokkan wilayah administrasi pada sumber data yang

berbeda tersebut. Basis Data Pembangunan yang telah termutakhirkan

kemudian dilakukan perekaman (entri data) selanjutnya

dilakukan pemeriksaan konsistensi data (validasi). Data yang sudah

dipastikan kebenarannya kemudian dilakukan perhitungan Indeks

Kesulitan Geografis.

2.2. Konsep dan Definisi

Beberapa konsep dan definisi yang digunakan dalam publikasi

ini antara lain sebagai berikut :

Angkutan suatu kegiatan usaha menyediakan jasa angkutan penumpang dan atau barang/ternak dari suatu tempat ke

tempat lain dengan menggunakan alat angkutan bermotor maupun tidak

bermotor, baik melalui darat maupun air.

Angkutan umum salah satu media transportasi yang

digunakan masyarakat secara bersama-

sama dengan membayar tarif.

Antena parabola sebuah antena berdaya jangkau tinggi yang digunakan untuk komunikasi

radio, televisi dan data dan juga untuk radiolocation (RADAR), pada bagian UHF and SHF dari spektrum gelombang

elektromagnetik. Fungsi antena parabola yang umum diketahui oleh

masyarakat di Indonesia adalah

Page 17: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 8

sebagai alat untuk menerima siaran

televisi satelit.

Apotek suatu sarana kesehatan yang digunakan

untuk pekerjaan kefarmasian, dan penyaluran/ penjualan obat/ bahan

farmasi

Balai pengobatan tempat pemeriksaan kesehatan di bawah

pengawasan mantri kesehatan.

Bank Umum bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha dari

bank umum adalah menghimpun dana masyarakat dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito

dan tabungan serta menyalurkan kredit

Bencana alam peristiwa atau serangkaian peristiwa yang kejadiannya tidak terduga,

mengancam dan mengganggu kehidupan/penghidupan masyarakat yang di sebabkan oleh faktor alam antara

lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,

angin topan, dan tanah longsor sehingga dapat (berpotensi) mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerugian materi (harta benda), kerusakan lingkungan, dan rasa khawatir bagi

sebagian besar penduduk.

Biaya transportasi rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk sekali jalan. Bila rute yang digunakan

pulang dan pergi berbeda maka yang digunakan adalah biaya rata-rata. Jika untuk menuju kantor bupati, warga

menggunakan lebih dari satu modal transportasi maka pilih angkutan

yang paling banyak digunakan oleh warga. Rata-rata biaya transportasi dari

desa ke ibukota kabupaten untuk sekali jalan adalah Rp.31.866,-

Page 18: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 9

Bidan desa seorang petugas paramedis yang

bertugas sebagai bidan di desa/kelurahan dengan SK (bidan di

desa). Bidan yang dimaksud adalah seorang petugas paramedis yang memperoleh pendidikan formal

mengenai kebidanan dan tidak termasuk seseorang yang memperoleh pendidikan

dan pelatihan kebidanan dari instansi terkait, seperti dinas kesehatan.

Dataran Bagian atau sisi bidang tanah yang

tampak datar, rata, dan membentang.

Desa kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak

asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang- Undang Nomor 6

Tahun 2015 Tentang Desa).

Di dalam hutan desa yang seluruh wilayahnya terletak di

tengah/dikelilingi hutan.

Di tepi/sekitar hutan desa yang wilayahnya berbatasan langsung dengan hutan, atau sebagian

wilayah desa tersebut berada di dalam hutan.

Diluar hutan desa yang seluruh wilayahnya tidak berbatasan langsung dengan hutan.

Fasilitas internet tersedia fasilitas akses internet melalui

instalasi khusus internet terdiri dari jaringan telepon, modem, wifi, dan sebagainya.

Hotel jenis akomodasi yang mempergunakan

sebagian atau keseluruhan bangunan untuk jasa pelayanan penginapan,

penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum

Page 19: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 10

yang dikelola secara komersial dengan

ijin usaha sebagai hotel

Hutan suatu kesatuan ekosistem berupa

hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang di dominasi pepohonan

dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang-Undang Nomor 41

Tahun 1999 Tentang Kehutanan).

Informasi hasil dari proses pengolahan data atau komunikasi antara satu orang dengan

orang lain melalui media, media TV, radio, surat kabar, dan lain-lain.

Jalan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan

bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan

tanah dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta

api, jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan poros utama jalan utama yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, antar ibukota

kabupaten/kota, atau jalan kabupaten serta merupakan jalan strategis

kabupaten.

Jalan umum jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

Jalan utama desa jalan yang di anggap oleh sebagian besar penduduk desa/kelurahan setempat

sebagai jalan yang paling penting atau paling sering digunakan untuk

arus transportasi dari/menuju kantor camat terdekat.

Jarak tempuh ke ibukota kabupaten

jarak yang sering dilalui dengan kendaraan, yang biasa digunakan oleh

warga untuk menuju ibukota

Page 20: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 11

kabupaten. Rata-rata jarak tempuh di

kabupaten bandung barat dari desa ke ibukota kabupaten adalah 29,35 km.

Jenis permukaan jalan terluas

jenis permukaan jalan terluas yang ada di desa/kelurahan. Jenis permukaan

jalan terdiri dari : aspal/beton, diperkeras (dengan kerikil atau batu),

tanah, dan lainnya yaitu terbuat dari kayu/papan yang biasanya

digunakan di daerah rawa, termasuk jalan setapak, jalan di hutan dan sejenisnya.

Jenjang Pendidikan

SD/MI/Sederajat

meliputi jenjang Sekolah Dasar dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI), baik negeri maupun swasta

Jenjang pendidikan SMP / MTs/Sederajat

meliputi jenjang Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah

(MTs), baik negeri maupun swasta

Jenjang Pendidikan SMU/SMA/SMK/Sederajat

meliputi Sekolah Menengah Umum, Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah kejuruan (MAK) baik negeri maupun swasta

Jenjang Pendidikan

TK/RA/BA

meliputi Taman Kanak-kanak (TK),

Bustanuf Athfal (BA) dan Raudatul Athfal (RA)

Kantor Kepala Desa bangunan aset desa yang diperuntukkan

secara khusus untuk kegiatan operasional pemerintahan desa yang

tidak dimiliki oleh pribadi.

Kelompok Pertokoan sejumlah toko yang terdiri dari minimal

10 toko dan mengelompok dalam satu lokasi. Dalam satu kelompok

pertokoan, jumlah bangunan fisiknya bisa lebih dari satu.

Keluarga berlangganan telepon kabel

keluarga yang berlangganan sambungan telepon dengan sistem jaringan

operasionalnya menggunakan kabel sambungan telepon rumah.

Page 21: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 12

Ketinggian (altitude) ketinggian wilayah desa dari permukaan

air laut dalam satuan meter dpal yang diukur menggunakan altimeter.

Rata-rata ketinggian wilayah desa di Kabupaten Bandung Barat adalah 769,16 mdpal.

Kios yang menjual sarana

produksi pertanian

tempat penjualan pupuk, bibit, dan lain-

lain untuk keperluan tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan

perikanan yang dibedakan menurut kepemilikan (KUD atau non-KUD).

Komunikasi proses penyampaian lambang-lambang

yang mengandung arti antara satu orang dengan orang lain. Komunikasi

meliputi kegiatan telekomunikasi dan kegiatan pos dan giro.

Koperasi badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Keanggotaannya

sukarela dan terbuka.

Koperasi unit desa (KUD suatu organisasi ekonomi yang berwatak

sosial merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan

ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk

masyarakat itu sendiri.

Lembaga pendidikan lembaga yang menghasilkan siswa yang

lulus dan diakui/di sahkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan yang dibuktikan dengan sertifikat/ijazah. Lembaga pendidikan

dalam hal ini tidak termasuk lembaga pendidikan baru terdaftar secara definitif dan belum melakukan

aktifitas belajar mengajar. Banyak lembaga kursus keterampilan yang

menyebutkan bahwa lulusan kursusnya setara dengan diploma padahal belum

tentu diakui oleh Kemendikbud sebagai diploma.

Page 22: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 13

Lembah daerah rendah yang terletak diantara

dua pegunungan atau dua gunung atau daerah yang mempunyai

kedudukan lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya. Lembah di daerah pegunungan lipatan sering disebut

sinklin. Lembah di daerah pegunungan patahan disebut graben

atau slenk. Sedangkan lembah di daerah yang bergunung-gunung disebut lembah

antar pegunungan.

Lereng bagian dari gunung/bukit yang terletak

di antara puncak sampai lembah. Lereng yang dimaksud juga

mencakup punggung bukit dan puncak (bagian paling atas dari gunung).

Pasar tempat pertemuan antara penjual dan

pembeli barang dan jasa. Pasar bisa

menggunakan bangunan yang bersifat permanen atau semi permanen

ataupun tanpa bangunan.

Pasar dengan bangunan permanen

pasar pada bangunan tetap, yang memiliki lantai, atap, dan dinding permanen.

Pasar dengan bangunan

semi permanen

pasar pada bangunan tetap, yang

memiliki lantai dan atap, tetapi tanpa dinding. Bangunan pada pasar

tradisional yang mencakup bangunan permanen dan semi permanen dikategorikan sebagai pasar dengan

bangunan permanen.

Pasar tanpa bangunan pasar yang tidak berada dalam bangunan, seperti pasar kaget (pasar

yang muncul di lokasi yang bukan di peruntukkan pasar dan selesai dengan cepat).

Penerangan jalan lampu yang digunakan untuk penerangan

jalan di malam hari sehingga pejalan kaki, pesepeda, dan pengendara

dapat melihat dengan lebih jelas jalan yang akan dilalui pada malam hari,

Page 23: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 14

sehingga dapat meningkatkan

keselamatan lalu lintas dan keamanan para pengguna jalan.

Penginapan jenis akomodasi yang mempergunakan

sebagian atau keseluruhan bangunan untuk jasa pelayanan penginapan

bagi umum, biasanya tanpa fasilitas pelayanan makan minum yang dikelola secara komersial dengan ijin

usaha bukan hotel

Poliklinik sarana kesehatan/bangunan yang dipakai untuk pelayanan berobat jalan.

Biasanya dikelola oleh swasta atau organisasi keagamaan tertentu.

Pondok Bersalin Desa (Polindes)

bangunan yang dibangun dengan sumbangan dana pemerintah dan

partisipasi masyarakat desa untuk tempat pertolongan persalinan dan

pemondokan ibu bersalin, sekaligus tempat tinggal bidan di desa.

Pos kesehatan desa (Polindes)

sarana kesehatan/bangunan yang dibentuk di desa/ kelurahan dalam

rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa/kelurahan.

Posyandu salah satu wadah peran serta

masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan

dasar dan memantau pertumbuhan balita.

Progam TV progam yang dirancang/disusun oleh stasiun/ pemancar TV, baik stasiun

TVRI, TV daerah, maupun TV luar negeri.

Page 24: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 15

Pusat kesehatan

masyarakat (Puskesmas)

sebagai unit pelayanan kesehatan milik

pemerintah (pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota) yang

bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan masyarakat untuk wilayah kecamatan, sebagian kecamatan, atau

kelurahan/desa.

Puskesmas pembantu (Pustu)

sarana kesehatan/bangunan yang dipakai sebagai pusat kesehatan

masyarakat untuk wilayah yang lebih kecil, misal di desa/kelurahan. Pustu merupakan sarana kesehatan milik

pemerintah yang berfungsi menunjang dan membantu memperluas

jangkauan puskesmas.

Restoran suatu jenis usaha yang mempergunakan seluruh bangunan secara permanen untuk menyediakan jasa pangan

yang pengolahan dan penyajiannnya secara langsung di tempat sesuai dengan

keinginan para pengguna jasa yang mempunyai ciri pembeli biasanya

dikenakan pajak

Rumah Makan jenis usaha yang menyediakan jasa

pangan yang pengolahan makanannya bisa dilakukan diluar

rumah makan, yang mempunyai ciri pembeli biasanya dikenakan pajak

Rumah Sakit sarana kesehatan/bangunan tempat

untuk melayani penderita yang sakit

untuk berobat rawat jalan atau rawat inap yang pelayanannya

disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya

Sarana kesehatan tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan,

dalam hal ini adalah sarana kesehatan yang masih aktif/beroperasi.

Page 25: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 16

Sinyal telepon seluler besaran elektromagnetik yang berubah

dalam ruang dan waktu dengan membawa informasi yang

memberikan konfirmasi bahwa layanan telepon seluler/handphone sudah tersedia.

Telekomunikasi hubungan komunikasi jarak jauh melalui

pemancaran, pengiriman atau penerimaan segala jenis tanda,

isyarat, tulisan, gambar, suara, atau berita melalui kawat, radio, secara visual atau sistem elektronik.

Tempat praktek bidan sarana kesehatan/bangunan yang

digunakan untuk tempat praktek bidan yang biasanya memberikan

pelayanan ibu hamil dan bayi.

Tempat praktek dokter sarana kesehatan/bangunan yang

digunakan untuk tempat praktek dokter yang biasanya memberikan pelayanan

berobat jalan, termasuk praktek dokter yang mempunyai fasilitas rawat inap dan

apotek.

Trayek angkutan lintasan/rute/jalur angkutan umum

untuk pelayanan jasa angkutan orang, barang, dan atau

orang dan barang yang mempunyai asal, tujuan dan lintasan perjalanan

yang tetap tidak termasuk hanya barang saja. Kendaraan umum dengan trayek tetap, tetapi operasionalnya dapat

di luar jalur trayek (sesuai permintaan penumpang), maka

termasuk trayek tetap.

TV kabel sistem penyiaran acara televisi lewat isyarat frekuensi radio yang ditransmisikan melalui serat

optik yang tetap atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi

biasa yang harus ditangkap antena (over-the-air).

Page 26: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 17

Waktu tempuh ke ibukota

kabupaten

rata-rata waktu tempuh dengan

kendaraan yang biasanya digunakan oleh warga untuk

menuju ibukota kabupaten. Rata-rata waktu tempuh di kabupaten bandung barat dari desa menuju

ibukota kabupaten adalah 1,7 jam atau 102 menit.

Warung internet (warnet) tempat yang disediakan untuk

menyelenggarakan pelayanan jasa internet.

Warung/kedai makanan minuman

usaha yang menjual makanan dan minuman siap saji yang dijual di

bangunan yang tetap dan tidak mempunyai surat ijin usaha. Ciri

utama adalah pembeli tidak dikenakan pajak

2.3. Penghitungan Indeks Kesulitan Geografis (IKG)

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) merupakan ukuran untuk

menentukan tipologi desa berdasarkan tingkat kesulitan untuk akses

ke wilayah suatu desa. IKG pada dasarnya merupakan indeks yang

disusun berdasarkan skoring yang dilakukan untuk masing-masing

instrumen penilaian. Pemilihan instrumen ini dilakukan dengan

mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

: 93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,

Penggunaan, Pemantauan Dan Evaluasi Dana Desa. Berdasarkan PMK

ini Indeks Kesulitan Geografis (IKG) disusun berdasarkan 3 faktor

yaitu :

Page 27: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 18

1. Ketersediaan pelayanan dasar, yang meliputi pelayanan dasar

yang terkait pendidikan dan kesehatan;

2. Kondisi infrastuktur, yang meliputi infrastruktur yang terkait

dengan fasilitas kegiatan ekonomi dan ketersediaan energi;

3. Aksesibilitas/Transportasi, yang meliputi asksesibilitas jalan dan

sarana transportasi.

Dalam menjabarkan ketiga faktor tersebut, diperlukan indikator

ataupun variabel yang dipilih dengan harapan dapat mewakili

ketersediaan dan kondisi dari masing-masing faktor di atas. Pada

prinsipnya desa yang memiliki fasilitas dan aksesibilitasnya mudah

akan memiliki skor variabel yang relatif rendah (mendekati nol),

sebaliknya desa yang tidak memiliki fasilitas dan aksesibilitas nya

sulit atau relatif jauh akan memiliki skor variabel yang relatif

tinggi (mendekati 5).

2.3.1 Ketersediaan Pelayanan Dasar

Ketersediaan pelayanan dasar merupakan salah satu komponen

yang cukup penting dalam penghitungan IKG. Pelayanan dasar pada

prinsipnya merupakan hak-hak warga negara yang harus dipenuhi

oleh pemerintah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam konteks ini terdapat beberapa

indikator variabel yang digunakan untuk mengukur ketersedian

pelayanan dasar secara umum yaitu pelayanan kesehatan dan

Page 28: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 19

pendidikan. Indikator pelayanan dasar yang dipilih berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 93/PMK.07/2015 adalah

sebagai berikut :

1. Ketersediaan dan akses ke TK/RA/BA

2. Ketersediaan dan akses ke SD/MI/Sederajat

3. Ketersediaan dan akses ke SMP/MTS/Sederajat

4. Ketersediaan dan akses ke SMA/MA/SMK/Sederajat

5. Ketersediaan dan kemudahan akses ke Rumah Sakit

6. Ketersediaan dan kemudahan akses ke Rumah Sakit Bersalin

7. Ketersediaan dan kemudahan akses ke Puskesmas

8. Ketersediaan dan kemudahan akses ke Polklinik/Balai

Pengobatan

9. Ketersediaan dan kemudahan akses ke Tempat Praktek Dokter

10. Ketersediaan dan kemudahan akses ke Tempat Praktek Bidan

11. Ketersediaan dan kemudahan akses ke Poskesdes atau Polindes

12. Ketersediaan dan akses ke Apotek

2.3.2 Kondisi Infrastruktur

Kondisi infrastruktur dan geografis desa sangat mempengaruhi

tingkat aksesibilitas ke desa tersebut. Semakin minim infrastruktur

maka akan semakin sulit desa tersebut dijangkau. Selain itu kondisi

geografis yang kurang mendukung, biasanya berupa daerah

pegunungan atau lereng yang curam juga akan menurunkan tingkat

Page 29: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 20

aksesibilitas desa. Beberapa indikator variabel yang yang dipilih untuk

mengukur faktor kondisi infrastruktur berdasarkan PMK Nomor :

93/PMK.07/2015 adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan dan akses ke kelompok Pertokoan

2. Ketersediaan dan akses ke Pasar

3. Akses ke Restoran, Rumah Makan atau Warung/Kedai Makan

4. Akses ke Bank

5. Akses ke Energi Listrik

6. Akses ke Penerangan Jalan

7. Akses ke Bahan Bakar

2.3.3 Aksesibilitas/Transportasi

Transportasi merupakan komponen yang sangat vital dalam

penentuan aksesibilitas desa. Ketersediaan transportasi khususnya

transportasi umum yang murah dan mudah bagi masyarakat sangat

berperan dalam menentukan tingkat aksesibilitas suatu wilayah.

Semakin mudah dan murah transportasi umum di suatu wilayah akan

mendorong orang untuk melakukan aktifitas baik ekonomi, pendidikan

maupun pariwisata yang pada muaranya akan meningkatkan

taraf perekonomian masyarakat setempat. Indikator yang dipilih dalam

komponen transportasi sebagian telah terwakili dalam komponen

infrastruktur diantaranya kondisi jalan. Namun demikian beberapa

variabel yang digunakan untuk mengukur faktor aksesibilitas/

Page 30: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 21

transportasi berdasarkan PMK Nomor : 93/PMK.07/2015

adalah sebagai berikut :

1. Lalu lintas dan Kualitas Jalan

2. Aksesibilitas Jalan

3. Ketersediaan Angkutan Umum

4. Operasional Angkutan Umum

5. Lama Waktu per kilometer menuju Kantor Camat

6. Biaya per kilometer menuju Kantor Camat

7. Lama Waktu per kilometer menuju Kantor Bupati/Walikota

8. Biaya per kilometer menuju Kantor Bupati/Walikota

2.3.4 Penentuan Penimbang Setiap Variabel Penyusun IKG

IKG merupakan indeks komposit tertimbang dari 28 Variabel

yang secara substansi dan bersama-sama menggambarkan tingkat

kesulitan geografis desa. Setiap variabel harus memiliki kontribusi

terhadap IKG. Besarnya kontribusi setiap variabel menggambarkan

besarnya pengaruh variabel tersebut terhadap faktor dan IKG.

Besarnya kontribusi setiap variabel tidak ditetapkan dengan nilai

yang sama atau berdasarkan penilaian subyektif, tetapi dihitung

berdasarkan sebaran data mengggunakan teknik statistik. Kontribusi

setiap variabel merupakan statistik yang besarnya cenderung tidak

sama antar variabel.

Page 31: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 22

Untuk mendapatkan kontribusi setiap variabel, digunakan

metode analisis komponen utama (principal component analysis).

Selanjutnya nilai kontribusi setiap variabel digunakan sebagai

penimbang/pembobot masing-masing variabel untuk menghasilkan

nilai IKG. Berdasarkan PMK Nomor : 93/PMK.07/2015 penimbang

setiap variabel penyusun IKG adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Penimbang setiap Variabel Penyusun IKG

No Kode

Variabel Faktor Penimbang

1 K1101

Ketersediaan Pelayanan Dasar

0,0344743698230512

2 K1102 0,0207667709777746

3 K1103 0,0396701796664552

4 K1104 0,0365362438160350

5 K1201 0,0409473717219470

6 K1208 0,0391951514609291

7 K1202 0,0386802587821363

8 K1205 0,0478548918471416

9 K1204 0,0453910502070079

10 K1203 0,0447055286566193

11 K1206 0,0440792259791407

12 K1207 0,0375898610500994

13 K2101

Kondisi Infrastruktur

0,0297745374426297

14 K2102 0,0274983770619034

15 K2103 0,0226807963343563

16 K2104 0,0268014852834807

17 K2201 0,0240272994462093

18 K2202 0,0300082063802999

19 K2203 0,0307923774626675

20 K2106 0,0325591888268300

21 K3101

Aksesibilitas/Transportasi

0,0268206306831690

22 K3102 0,0237975527515562

23 K3103 0,0653046137835051

24 K3104 0,0647739844829491

25 K3201 0,0293993157370730

26 K3202 0,0382537240605285

27 K3203 0,0228109187516484

28 K3204 0,0348060875228569

Page 32: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 23

2.3.5 Rumus Penghitungan IKG dan IKW

Dalam menghitung IKG, setiap variabel dari masing-masing

faktor penyusun dijumlahkan secara tertimbang. Nilai yang

dijumlahkan adalah skor setiap variabel yang sudah

ditimbang/dikalikan dengan bobot masing-masing variabel.

Penghitungan IKG setiap desa di formulasikan sebagai berikut :

IKG = ∑ (V1 x B1 + ….…. + V28 x B28) x 20

Keterangan ::

IKG = Nilai Indeks Kesulitan Geografis setiap desa (bernilai

0-100)

Vn = Skor variabel ke - n (variabel 1 sd 28)

Bn = Penimbang/pembobot variabel ke – n

(variabel 1 sd 28)

Hasil dari perhitungan nilai IKG tersebut menggambarkan

tingkat kesulitan geografis desa. Semakin besar nilai IKG maka

semakin tinggi tingkat kesulitan desa dalam mengakses fasilitas-

fasilitas publik. Sedangkan untuk mengukur tingkat kemudahan

desa dalam mengakses fasilitas publik maka digunakan Indeks

Keterbukaan Wilayah (IKW). Untuk mendapatkan nilai IKW tersebut

digunakan rumus sebagai berikut :

IKW = 100 – IKG

Page 33: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Metodologi

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 24

Semakin besar nilai IKW maka semakin mudah desa dalam mengakses

fasilitas-fasilitas publik, baik itu sarana pendidikan, kesehatan dan

akses terhadap aktivitas ekonomi.

Page 34: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 25

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1. Profil Kabupaten Bandung Barat

Kabupaten Bandung Barat secara geografis terletak di antara

koordinat 107°1,10’ – 107°4,40’ Bujur Timur dan 6°3.73’ – 7°1.031’

Lintang Selatan, dengan wilayah seluas 1.305,77 km2 atau 130.577

Ha. Wilayah ini berbatasan di sebelah utara dengan Kabupaten

Cianjur, Kabupaten Purwakarta, , dan Kabupaten Subang. Sebelah

timur berbatasan dengan Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten

Bandung di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung

Dan Kabupaten Cianjur.

Wilayah Kabupaten Bandung Barat dilewati sungai besar yaitu

sungai citarum yang didalamnya ada dua waduk besar yaitu waduk

saguling dan waduk Cirata sebagai sumber irigasi bagi lahan pertanian

dan sumber Listrik. Selama tiga tahun terakhir penggunaan lahan

untuk pemukiman dan industri menunjukan peningkatan yang

signifikan. Pembangunan perumahan atau pemukiman terus

dilaksanakan guna memenuhi kebutuhan penduduk terhadap

perumahan, namun disayangkan bahwa pembangunan tersebut

sebagian dilaksanakan dilahan pertanian. Sebagian besar lahan yang

Page 35: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 26

ada digunakan untuk area pertanian, sisanya adalah lahan hutan

negara, pekarangan dan bangunan serta lainnya.

Secara administratif wilayah Kabupaten Bandung Barat terbagi

menjadi 16 kecamatan yang membawahi 165 desa dengan 2.320 RW

dan 8.748 RT. Sedangkan untuk menjalankan roda pemerintahan,

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat didukung oleh 9.884 orang

Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dengan tingkat pendidikan 55 persen

lulusan D4/S1 diikuti oleh SMA/D1/D2 sebanyak 17 persen ini

menunjukan terjadinya peningkatan kompentensi PNS.

Gambar 3.1. Peta Administratif Kabupaten Bandung Barat

Page 36: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 27

Penerimaan daerah Kabupaten Bandung Barat tahun 2014

mencapai 1,67 triliun rupiah dengan sumber terbesar berasal dari

pendapatan transfer (88,80 persen). Peningkatan signifikan terjadi

pada penerimaan pajak daerah dibanding tahun 2013 karena mulai

tahun 2014 terdapat pengalihan pengelolaan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) dari pemerintah pusat ke pemerintah kabupaten

dengan tujuan untuk meningkatkan PAD. Realisasi belanja daerah

tahun 2014 mencapai 1,68 triliun rupiah, dengan rasio penerimaan

terhadap pengeluaran yang semakin baik sebesar 99,51 persen

dibandingkan tahun sebelumnya sebesarnya 94,85 persen.

Penduduk Merupakan salah satu aset yang harus terus

ditingkatkan kualitas dan kompentensinya Dalam satu dekade

terakhir periode 2000 hingga 2010 jumlah penduduk Kabupaten

Bandung Barat meningkat 1,62 persen dengan sex ratio (perbandingan

jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan) 103

pada tahun 2000 dan 104 pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan

bahwa pada dekade 2000 hingga 2010 secara rata-rata perkembangan

jumlah penduduk perempuan lebih lambat dibanding perkembangan

penduduk laki-laki.

Page 37: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 28

Gambar 3.2. Peta sebaran penduduk menurut kecamatan

Tahun 2013- 2014

Sumber : BPS Kabupaten Bandung Barat 2014

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Bandung Barat, dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2013) yaitu

1.614.495 jiwa, maka pada tahun 2014 terjadi penambahan jumlah

penduduk sebesar 30.489 jiwa atau mengalami laju pertumbuhan

penduduk (LPP) sebesar 1,89 persen atau mengalami perlambatan dari

tahun 2013 yang LPP nya hanya 2,03 persen.

Seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Bandung Barat, pertumbuhan migrasi masuk di Kabupaten

Bandung Barat cenderung mengalami kenaikan sehingga

menyebabkan tingginya laju pertumbuhan penduduk terutama di

beberapa kecamatan perkotaan yang menjadi pusat bisnis (industri,

perdagangan dan jasa) dan pusat pendidikan. Dilihat dari sebaran

-

40.000

80.000

120.000

160.000

200.000

Jiw

a

2013 2014

Page 38: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 29

penduduknya di 16 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, pada

tahun 2014 kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

adalah Kecamatan Lembang dengan penduduk sebanyak 188.923

orang, diikuti oleh Kecamatan Padalarang yaitu sebanyak 171.174

orang. Sementara itu kecamatan dengan penduduk terkecil adalah

Kecamatan Saguling dengan penduduk sebanyak 30.006 jiwa.

Sektor pertanian bukan merupakan sektor unggulan untuk

perekonomian Kabupaten Bandung Barat, namun merupakan sektor

potensial dengan potensi lahan yang ada harus terus dioptimalkan

untuk mengembangkan sektor ini. Produksi padi tetap memberikan

kontribusi terbesar dalam hal produksi sebesar 73,05 persen dari total

produksi padi dan palawija.

Pada sub sektor peternakan khususnya ternak besar domba

lebih dari 400.000 ekor merupakan ternak yang paling banyak

dibudidayakan memberikan kontribusi sebesar 96 persen terhadap

populasi ternak besar. Sedangkan ternak sapi baik sapi perah maupun

potong merupakan ternak yang potensi dan menjadi andalan

penduduk sebagai salahsatu sumber penghasilan dan ini merupakan

andalan segi ekonomi bagi masyarakat kanupaten Bandung Barat

dengan populasi sebanyak 38.364 ekor.

Potensi perikanan di Kabupaten Bandung Barat memperlihatkan

angka yang stagnan walaupun mempunyai kolam jaring apung di

Page 39: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 30

wilayah waduk cirata dan waduk saguling sebanyak 28.991 petak

dengan produksi sebesar 32.213 ton per tahun.

Sementara komoditi sayur-sayuran seperti wortel, cabe, , bawang

daun dan bawang merah produksinya juga merosot dibanding tahun

2012. Bahkan produksi wortel dan petai masing-masing turun hingga

53,97 persen dan 48,04 persen. Secara keseluruhan total produksi

sayur-sayuran di Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2014

mencapai 27.313 ton, menurun 20,92 persen dibanding tahun

sebelumnya.

PDRB Kabupaten Bandung Barat tahun 2014 atas dasar harga

berlaku sebesar 27,43 triliun rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar

harga konstan sebesar 10,09 triliun rupiah. Sektor Industri Pengolahan

merupakan sektor yang paling besar kontribusinya dalam

pembentukan PDRB yaitu sebesar 40,11 persen meski daritahun ke

tahun cenderung semakin menurun. Sementara sektor yang

kontribusinya paling kecil adalah sektor Pertambangan dan Penggalian

(3,17 persen). PDRB per kapita (adhb) penduduk Kabupaten Bandung

Barat selama tahun 2014 sebesar 17,04 juta rupiah, naik 9,73 persen

dari tahun sebelumnya yang sebesar 15,53 juta rupiah per tahun.

Laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2014 sebesar 5,68 persen,

melambat dibanding tahun 2013 yang mencapai 5,94 persen karena

melemahnya kinerja sektor pertanian. Sektor yang tumbuh paling

Page 40: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 31

cepat adalah Bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran

sebesar 8,23persen dan 7,52 persen.

3.2. Gambaran Umum

3.2.1 Gambaran Umum Pelayanan Dasar

Ketersediaan sarana maupun prasarana pendidikan baik berupa

fisik maupun non fisik yang memadai merupakan upaya untuk

mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang

berkualitas akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas

baik dari segi spiritual, intelegensi, keahlian. Dengan demikian maka

cita-cita menjadi bangsa yang maju tentu akan dapat dicapai, karena

kemajuan suatu bangsa dapat diukur atau dilihat dari tingkat

pendidikan penduduknya.

Menurut data Dinas Pendidikan, pada tahun 2014 sarana

pendidikan tingkat dasar yang tersedia sebanyak 702 sekolah (baik

negeri maupun swasta).Sedangkan untuk tingkat SLTP tersedia sarana

pendidikan sebanyak 276 sekolah baik negeri maupun swasta.

Jenjang Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk

merupakan indikator untuk potensi sumberdaya manusia.

Berdasarkan data Suseda Kabupaten Bandung Barat pada Tahun

2014, persentase penduduk Kabupaten Bandung Barat usia 10 tahun

ke atas yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 58,77 persen;

Page 41: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 32

tamat SMP sebesar 21,60 persen; tamat SMU/SMK sebesar 16,29

persen; dan sebanyak 3,34 persen yang tamat pendidikan tinggi

(Akademi/Perguruan Tinggi).

Gambar 3.3. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas

di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014

Sumber : Bappeda dan BPS Kabupaten Bandung Barat, IPM Tahun 2014

Salah satu indikator keberhasilan program pembangunan di

bidang kesehatan adalah penduduknya hidup dalam lingkungan dan

dengan perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang

bermutu.Ketersediaan fasilitas kesehatan yang bermutu menjadi

sebuah keharusan, begitu pula yang dilakukan pemerintah

14,32%

44,45%

21,60%

16,29% 3,34%

< SD SD SLTP sederajat SMU sederajat Akademi/PT

Page 42: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 33

KabupatenBandung Barat dalam beberapa tahun terakhir terus

melakukan pembenahan terhadap sarana kesehatan yang ada.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, tercatat bahwa jumlah

fasilitas kesehatan menurut jenisnya sebagai berikut: rumah sakit

sebanyak 6 unit, yang terdiri dari 2 rumah sakit pemerintah (RSUD)

dan 3 rumah sakit swasta, puskesmas sebanyak 31 unit, pustu

sebanyak 57 unit, puskesmas keliling sebanyak 46 unit, balai

pengobatan sebanyak 26 unit, posyandu 1.122 unit serta dokter

praktek sebanyak 128 unit pelayanan.

3.2.2 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur

Sarana infrastruktur khususnya infrastruktur perhubungan

berperan penting sebagai penunjang, pendorong dan penggerak

pertumbuhan ekonomi daerah.Terutama dalam upaya peningkatan dan

pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya.

Infrastruktur jalan merupakan prasarana angkutan darat yang

sangat penting untuk memperlancar kegiatan hubungan

perekonomian, baik antara satu kota dengan kota lainnya, maupun

antara kota dengan desa, dan antara satu desa dengan desa lainnya.

Kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk untuk

mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya.

Berdasarkan data, panjang jalan di Kabupaten Bandung Barat

sepanjang 553,65 km yang terdiri dari 86,47 km jalan provinsi atau

Page 43: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 34

jalan poros utama dan 916,11 km jalan kabupaten. Jenis permukaan

jalan provinsi semuanya aspal, sedangkan untuk jalan kabupaten

terdiri dari 553,65 km jalan aspal, 142,02 km jalan kerikil serta 46 km

jalan tanah. Kondisi jalan propinsi sepanjang 14,18 km berada pada

kondisi baik, 39,35 km kondisi sedang, 28,64 km kondisi rusak serta

4,30 km berada pada kondisi rusak berat. Adapun jalan kabupaten

sepanjang 213,67 km berada pada kondisi baik, 127,66 km kondisi

sedang, 169,70 kondisi rusak serta 42,62 km pada kondisi rusak berat.

Gambar 3.4.

Komposisi Jalan menurut kondisi jalan

di Kabupaten Bandung Barat

Tahun 2014

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Bandung Barat

38,59%

23,06%

30,65%

7,70%

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

Page 44: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 35

Infrastruktur perkonomian yang tidak kalah pentingnya dalam

percepatan pembangunan adalah pasar.Keberadaan pasar mempunyai

fungsi yang sangat vital dalam pembangunan khususnya bidang

ekonomi. Pasar bagi konsumen merupakan fasilitas yang

mempermudah memperoleh barang dan jasa kebutuhan sehari-hari,

sedangkan bagi produsen, pasar menjadi tempat untuk mempermudah

proses penyaluran barang hasil produksi. Disamping itu pasar

mempunyai fungsi sebagai sarana distribusi yang akan memperlancar

proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan secara langsung

maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya kepada

konsumen.

Di Kabupaten Bandung Barat terdapat infrastruktur bangunan

pasar sejumlah 103 lokasi yang tersebar di seluruh kecamatan, dengan

perincian jumlah pasar dengan bangunan permanen sebanyak 52

lokasi,jumlah pasar dengan bangunan semi permanen 35 lokasi serta

jumlahpasar tanpa bangunan sebanyak 16 lokasi.

3.2.3 Gambaran Umum Transportasi

Transportasi mempunyai peran vital dalam kehidupan sehari-

hari.Dewasa ini hampir semua aktifitas utamanya terkait

pembangunan tentu memerlukan transportasi.Transportasi berperan

Page 45: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 36

penting dalam mengakomodasi aktifitas sosial dan ekonomi

masyarakat. Disamping itu pembangunan sarana dan prasarana

transportasi dapat membuka aksesibilitas wilayah yang pada akhirnya

akan meningkatkan produksi masyarakat.

Perkembangan sarana transportasi umum di Kabupaten

Bandung Barat tahun 2013 bila dibandingkan tahun sebelumnya

mengalami kemajuan.Hal ini terlihat dari data jumlah kendaraan wajib

uji yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan.

Jumlah mobil penumpang umum pada tahun 2014 sebanyak

735 unit dengan jumlah trayek sebanyak 16 trayek. Mobil barang juga

mempunyai fenomena yang tidak jauh berbeda dengan mobil

penumpang.Dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah

yang cukup signifikan. Tercatat jumlah mobil barang umum sebanyak

669 unit pada tahun 2013 naik menjadi 838 unit pada tahun 2014.

Begitupun jenis mobil barang bukan umum, naik menjadi 5.886 unit

pada tahun 2014 dari sebelumnya 5.661 unit pada tahun 2013.

3.2.4 Gambaran Umum Komunikasi

Sarana komunikasi serta kualitas pelayanannya saat ini

dirasakan sangat penting, karena dengan tersedianya sarana

komunikasi yang baik akan memperlancar segala aktivitas sosial,

ekonomi maupun pemerintahan. Peranan komunikasi melalui teknologi

Page 46: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 37

informasi dan komunikasi khususnya internet semakin besar dalam

memberikan akses tanpa batas.Dengan menggunakan internet,

berbagai macam transaksi perdagangan dapat dilakukan tanpa perlu

beranjak dari tempat kita.Bahkan tidak ada lagi antrian berjam-jam di

loket-loket pelayanan.Disamping itu juga dimanfaatkan dalam

melakukan transaksi pembelian barang secara online tanpa harus ke

pasar untuk bertemu dengan penjual.

Akses internet saat ini sudah dapat dilakukan dengan

menggunakan telepon seluler / handphone, dengan syarat ketersediaan

jaringan dan ditunjang harga gadget yang semakin terjangkau maka

tidak mengherankan bila beberapa tahun terakhir internet sudah

masuk ke semua kecamatan yang ada.Namun demikian masih juga

dijumpai warnet di beberapa tempat bahkan sampai di wilayah

pedesaan.Hal ini mengindikasikan animo masyarakat untuk

mengakses internet cukup tinggi.

Sebagai imbas perkembangan pada penggunaan telepon seluler,

hal sebaliknya terjadi pada penggunaan telepon kabel. Menurut data

dari PT. Telekomunikasi Indonesia Cabang Bandung Barat, tercatat

jumlah pelanggan telepon baik residensial maupun bisnis pada tahun

2014 sebanyak 11.616 pelanggan, menurun dibanding tahun 2013.

Sementara jasa pelayanan pos utamanya pengiriman surat

dalam negeri luar negeri terus mengalami penurunan. Agaknya

layanan pos saat ini dirasa kurang bersaing dengan berkembangnya

Page 47: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Gambaran Umum

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 38

teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Masyarakat cenderung

menggunakan sarana short massages service (SMS) untuk kepeluan

berkirim kabar maupun sms banking untuk keperluan transaksi

perbankannya.

Page 48: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 39

BAB IV

PENCAPAIAN IKG DESA

4.1. Keterbukaan Wilayah

Menurut Black (1981) dalam Boris (2010) menyebutkan bahwa,

Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan

lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau

sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi. Berdasarkan hasil

penghitungan yang dilakukan terhadap 165 wilayah administrasi desa,

ternyata didapat kesimpulan bahwa Desa Cililin Kecamatan Ciliin,

Desa Lembang dan Desa Jayagiri di Kecamatan Lembang serta Desa

Cipeundeuy Kecamatan Padalarang sebagai desa yang paling tinggi

aksesibilitasnya dengan nilai Indeks Keterbukaan Wilayah (IKW)diatas

85.

Pada keempat desa tersebut, yang mempunyai skor yang

sempurna untuk kondisi infrastruktur adalah Desa Lembang di

Kecamatan Lembang, lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1

berikut :

Page 49: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 40

Tabel 4.1.

Desa dengan Tingkat Aksesibilitas Tertinggi

No Kecamatan Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan Dasar

Kondisi Infra-

struktur

Aksesibilitas/ Transportasi

1 Lembang Lembang 4,849 0,000 6,913 11,761 88,239

2 Cililin Cililin 3,466 3,684 7,447 14,597 85,403

3 Lembang Jayagiri 6,067 0,550 8,065 14,682 85,318

4 Padalarang Cipeundeuy 3,413 3,008 8,389 14,810 85,190

Komposisi tingkat aksesibilitas desa di Kabupaten Bandung

Barat yaitu sebesar 18desa atau 11%memiliki aksesibilitas rendah, 119

desa atau 72% memiliki aksesibilitas sedang dan hanya 17% atau

sekitar 28 desayang memikili aksesibilitas tinggi.

4.1.1. Pelayanan Dasar

Pelayanan dasar adalah hak seluruh masyarakat yang menjadi

kewajiban pemerintah untuk memenuhinya. Pemerintah pusat dan

daerah memiki kewajiban untuk melayani seluruh masyarakat tanpa

kecuali agar kebutuhan dasarnya terpenuhi, terlebih di era otonomi ini.

Daerah otonom diarapkan dapat lebih tanggap terhadap tuntuntan

masyarakat berdasar kemampuan dan potensi yang dimiliki oelh

masyarakat di daerah tersebut. Pelayanan dasar yang dalam hal ini

diwakili oleh ketersediaan fasilitas dan pelayanan dibidang pendidikan

dan kesehatan.

Kabupaten Bandung Barat ternyata sudah semua desa tersedia

fasilitas pelayanan dasar khususnya bidang pendidikan, bahkan

Page 50: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 41

sebagian besar desa (141 desa) telah memiliki fasilitas sekolah dasar

(SD/MI) dan sekolah tingkat menengah pertama (SMP/MTs). Hanya 24

desa yang memiliki fasilitas sekolah dasar (SD/MI) saja dan tidak

memiliki fasilitas sekolah tingkat menengah pertama (SMP/MTs).Data

lebih detail penyebaran fasilitas pendidikan dapat dilihat pada Tabel

4.2.

Tabel 4.2.

Penyebaran Fasilitas Pendidikan di Kecamatan se Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015

Keberadaan Fasilitas Pendidikan SD/MI

Tidak ada Ada

SMP/MTs Tidak ada 0 24

Ada 0 141

Hal menggembirakan untuk fasilitas kesehatan di Kabupaten

Bandung Barat relatif lengkap, tercatat dari 165 desa semua telah

memiliki posyandu. Kondisi ini tentu cukup mengembirakan dimana

semua balita yang nota bene merupakan generasi penerus bangsa,

minimal mendapatkan pelayanan pantauan kesehatan khususnya

peningkatan berat badan secara teratur setiap bulan. Diharapkan

apabila terjadi pertumbuhan balita yang kurang baik akan segera

terdeteksi, karena dengan penimbangan rutin disertai pemberian

makanan tambahan untuk balita di posyandu maka akan terdeteksi

bila seorang balita tidak mengalami penambahan berat badan setiap

bulannya. Sehingga angka gizi buruk yang mungkin dialami oleh balita

khususnya di wilayah pedesaan akan dapat ditekan serendah

Page 51: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 42

mungkin, yang pada muaranya akan meningkatkan kualitas sumber

daya manusia di masa mendatang.

Disamping ketersediaan sarana kesehatan dasar, penyebaran

tenaga medis juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya.

Tanpa adanya ketersediaan tenaga medis yang mencukupi maka

ketersediaan fasilitas kesehatan tidak akan memberikan manfaat yang

maksimal. Keberadaan tempat praktek dokter terdapat di 60 desa

(36,36%)

Angka kematian ibu dan anak secara umum masih menjadi

kendala dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di

Indonesia. Keberadaan tenaga medis bidan desa (BDD) sangatlah

penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak, di

Kabupaten Bandung Barat 95,76 % desa terdapat bidan desa dan 90,3

% terdapat praktek bidan. Ada tujuh desa yang tidak memiki bidan

desa.

Tabel 4.3.

Jumlah Desa Yang Memiliki Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015

Jenis Fasilitas/Tenaga Medis Jumlah

Desa Persentase

Puskesma/Pustu 102 61,82

Balai Pengobatan/Poloklinik 65 39,39

Praktek dokter 60 36,36

Praktek bidan 149 90,30

Poskesdes/polindes 102 61,82

Posyandu 165 100,00

Bidan Desa 158 95,76

Page 52: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 43

Keberadaan sarana kesehatan berupa puskesmas/pustu

maupun balai pengobatan/poliklinik sudah cukup memadai.

Puskesmas maupun pustu tersebar di 102 desa (61,82%), sedangkan

keberadaan balai pengobatan/poliklinik tersebar di 65 desa (39,39%).

Jumlah desa yang tidak memiliki Puskesmas/Pustu maupun Balai

pengobatan/poliklinik sebanyak 47 desa. Penyebaran

Puskesmas/pustu dan balai pengobatan/poliklinik secara lengkap

disajikan pada gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1

Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung Barat

Secara umum beberapa desa tercatat memiliki fasilitas

pelayanan dasar yang sangat baik, ada 18 desa memiliki nilai

sempurna (100%), artinya semua fasilitas pendidikan dan kesehatan

dasar terdapat secara lengkap. Desa-desa yang memerlukan perhatian

adalah mempunyai skor tingkat kesulitan dalam menjangkau

pelayanan dasar tinggi, setidaknya ada lima desa yang memiliki skor

kesulitan tertinggi dalam menjangkau pelayanan dasar. Desa-desa

47

53

16

49 Tidak Ada Puskesmas/Pustu danTidak Ada BalaiPengobatan/Poliklinik

Ada Puskesmas/Pustu dan TidakAda Balai Pengobatan/Poliklinik

Tidak Ada Puskesmas/Pustu danAda Balai Pengobatan/Poliklinik

Ada Puskesmas/Pustu dan AdaBalai Pengobatan/Poliklinik

Page 53: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 44

tersebut adalah, Desa Nanggerang Kecamatan Cililin, Desa Pakuhaji

Kecamatan Ngamprah, Desa Cicadas Kecamatan Rongga, Desa

Ganjarsari Kecamatan CikalongWetan dan Desa Mekarjaya Kecamatan

Cikalong Wetan, secara lengkap disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.4.

Desa dengan Tingkat Kesulitan Tertinggi dalam Ketersediaan Pelayanan Dasar

di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015

No Kec / Desa

Skor Tingkat Kesulitan Terhadap Akses ke Pelayanan Dasar

Ind

eks P

ela

yan

an

Da

sar

TK

/RA

/BA

SD

/MI/

Sed

era

jat

SM

P/M

TS

/Sed

era

jat

SM

A/M

A/S

MK

/Sed

era

jat

Ru

mah

Sakit

Ru

mah

Sakit

Bers

alin

Pu

skesm

as

Po

liklin

ik/B

ala

i

Pen

go

bata

n

Tem

pat

Pra

kte

k D

ok

ter

Tem

pat

Pra

kte

k B

idan

Po

skesd

es A

tau

Po

lin

des

Ap

ote

k

1 Cililin /Nanggerang

0,17 0,00 0,04 0,00 0,16 0,16 0,00 0,19 0,18 0,18 0,22 0,15 29,10

2 Ngamprah /Pakuhaji

0,14 0,06 0,20 0,15 0,16 0,16 0,12 0,14 0,14 0,00 0,00 0,11 27,48

3 Rongga /Cicadas

0,17 0,00 0,04 0,18 0,12 0,12 0,00 0,14 0,14 0,13 0,13 0,11 25,88

4 Cikalong Wetan /Ganjarsari

0,07 0,00 0,12 0,15 0,16 0,16 0,15 0,14 0,18 0,00 0,00 0,15 25,70

5 Cikalong Wetan /Mekarjaya

0,10 0,04 0,12 0,15 0,16 0,16 0,12 0,14 0,14 0,00 0,00 0,15 25,54

4.1.2. Kondisi Infrastuktur

Infrastruktur selain merupakan roda penggerak pertumbuhan

ekonomi juga berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup

dan kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai

konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada

Page 54: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 45

lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan

terwujudnya stabilisasi makro ekonomi.

Pada komponen infrastruktur dan geografis terdapat beberapa

hal yang cukup menarik untuk diamati diantaranya dari 165 desa yang

ada, masih terdapat 42 desa yang jenis permukaan jalan terluas bukan

aspal/beton, serta masih ada 25 desa yang pada saat tertentu

khususnya ketika turun hujan kendaraan roda empat atau lebih tidak

dapat melintasinya.

Tabel 4.5.

Jumlah dan persentase desa menurut jenis infrastruktur di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015

Jenis Infrasruktur Jumlah

Desa Persentase

Permukaan jalan terluas aspal 123 74.55

Dapat dilalui R4 sepanjang tahun 140 84.85

Dilalui Poros Jalan Utama 89 53.94

Penerangan jalan utama desa 80 48.48

Keberadaan pasar 71 43.03

Keberadaan kios sarana produksi pertanian

71 43.03

Fasilitas penerangan jalan utama desa juga mempunyai peran

yang penting dalam meningkatkan aksesibilitas wilayah, dengan

penerangan jalan utama desa yang memadai diharapkan para tingkat

keselamatan pengguna jalan khususnya dimalam hari semakin

meningkat yang pada akhirnya akan memperlancar arus lalulintas dari

dan ke desa tersebut. Hanya 48,48% atau 80 desa yang memiliki

penerangan jalan.

Page 55: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 46

Desa yang jalan utamanya sebagian besar aspal/beton dan telah

dilengkapi penerangan jalan sebanyak 64 desa, sementara desa yang

tidak memiliki kedua infrastruktur tersebut sebanyak 26 desa,

selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2

Keberadaan Jalan Aspal/Beton dan Penerangan Jalan Utama Desa

Keberadaan infrastruktur ekonomi pertanian tercatat sebanyak

71 desa atau sekitar 43,03 persen dari jumlah desa yang memiliki kios

sarana produksi pertanian begitupun dengan desa yang memiliki

pasar, baik itu pasar permanen maupun bukan permanen. Dengan

kondisi ini perlu ditingkatkan kembali keberadaan infrastruktur

ekonomi pertanian agar para petani yang merupakan mata

pencaharian sebagian besar masyarakat dapat menjalankan proses

produksinya dengan lancar. Dengan adanya ketersediaan bahan dan

alat produksi sudah sampai ke level desa maka perekonomian akan

64

59

16

26 Penerangan Jalan Utama dan JalanTerluas Aspal

Tidak ada Penerangan Jalan Utamadan Jalan Terluas Aspal

Penerangan Jalan Utama dan JalanTerluas Bukan Aspal

Tidak ada Penerangan Jalan Utamadan Jalan Terluas Bukan Aspal

Page 56: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 47

tumbuh lebih cepat didaerah tersebut karena proses produksi dapat

segera dilakukan.

Tabel 4.6. Keberadaan Pasar dan Kios Penjual Sarana Produksi Pertanian

di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015.

Keberadaan Ekonomi Pertanian Pasar

Tidak ada Ada

Kios Penjual Sarana Produksi

Tidak ada 55 39

Ada 39 32

Daya dukung geografis wilayah desa di Kabupaten Bandung

Barat secara umum cukup baik. Tercatat sebanyak 109 desa atau

sekitar 66,06 persen desa memiliki topografi desa sebagian besar

berupa dataran. Sisanya sebanyak 56 desa memiliki topografi

sebagian besar wilayah desa berupa lereng / puncak ataupun lembah.

Sekitar 40 persen atau 66 desa berada di wilayah dataran tinggi. Ada

sepuluh desa yang berbatasan dengan hutan sementara sisanya yaitu

155 desa atau 93,94 persen berada di luar wilayah hutan.

Tabel 4.7. Jumlah dan persentase desa menurut jenis infrastruktur

di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015

Keadaan Geografis Jumlah

Desa Persentase

Topografi daratan 109 66.06

Altitute < 769,16 (Rata-rata) 99 60.00

Di luar wilayah hutan 155 93.94

Ketiadaan Bencana Alam 83 50.30

Page 57: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 48

Masalah yang harus menjadi perhatian adalah hampir

setengahnya (49,70%) desa pernah mengalami bencana alam.

Indikasi ini perlu diwaspadai, bencana alam memang bukan

kehendak manusia tetapi bila itu terjadi perlu ada langkah-langkah

antisipasi agar ketika bencana hadir, kerugian berupa jiwa dan harta

dapat dikurangi.

Desa Cipangeran Kecamatan Saguling merupakan desa yang

memiliki tingkat kesulitan tertinggi dalam menjangkau akses terhadap

infrastruktur dari desa-desa lainnya di Kabupaten Bandung

Barat.Lima desa dengan tingkat kesulitan tertinggi terhadap akses ke

infrastruktur adalah Desa Cipangeran Kecamatan Saguling, Desa

Kidangpananjung Kecamatan Cililin, Desa Bojongsalam Kecamatan

Rongga, Desa Mekarjaya Kecamatan Cikalong Wetan, dan Desa Bojong

Mekar Kecamatan Cipeundeuy. Sebagian besar faktor yang menjadi

penyumbang terhadap sulitnya akses ke infrastruktur adalah akses ke

Pasar, Energi Listrik dan Bahan Bakar. Lebih jelas nya dapat dilihat

pada tabel 4.9 berikut :

Page 58: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 49

Tabel 4.8.

Desa dengan Tingkat KesulitanTertinggi untuk akses ke Infrastruktur di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015

No Kec / Desa

Skor Tingkat Kesulitan Terhadap Akses Ke Infrastruktur

Ind

ek

s In

fra

str

uk

tur

Ke

lom

po

k P

ert

ok

oan

Pasar

Re

sto

ran

, R

um

ah

Ma

kan

Ata

u

Wa

run

g/K

ed

ai M

ak

an

Ak

om

od

as

i H

ote

l A

tau

Pe

ng

ina

pan

Ba

nk

En

erg

i L

istr

ik

Pe

ne

ran

ga

n J

ala

n

Ba

ha

n B

ak

ar

1 Saguling /Cipangeran

0,00 0,14 0,09 0,13 0,12 0,15 0,09 0,16 17,75

2 Cililin /Kidangpananjung

0,12 0,14 0,09 0,13 0,12 0,00 0,09 0,16 17,13

3 Rongga /Bojongsalam

0,09 0,03 0,09 0,13 0,12 0,15 0,09 0,13 16,69

4 Cikalong Wetan /Mekarjaya

0,12 0,14 0,09 0,13 0,12 0,00 0,09 0,13 16,48

5 Cipeundeuy /Bojongmekar

0,03 0,08 0,07 0,13 0,12 0,15 0,09 0,13 16,14

4.1.3. Aksesibilitas/Transportasi

Akses akan sarana transportasi memegang peranan penting

dalam pertumbuhan perekonomian. Hal tersebut dikarenakan

transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan produksi,

konsumsi, dan distribusi. Pemerintah daerah perlu mengedepankan

pentingnya transportasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian.

Berbagai aktifitas terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar

memerlukan ketersediaan infrastruktur yang baik, sekarang

Page 59: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 50

transportasi berperan penting dalam mengakomodasi aktifitas sosial

dan ekonomi masyarakat. Peran lain pada tahap ini adalah sebagai

fasilitas bagi sistem produksi dan investasi sehingga memberikan

dampak positif pada kondisi ekonomi baik pada tingkat nasional

maupun daerah. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi

dapat membuka aksesibilitas sehingga meningkatkan produksi

masyarakat yang berujung pada peningkatan daya beli masyarakat.

Komponen transportasi merupakan gambaran aksesibilitas desa

ditinjau dari ketersediaan angkutan umum untuk mencapai suatu

wilayah. Semakin mudah, murah, tersedia setiap saat dan waktu

tempuh yang pendek akan menggambarkan semakin terbukanya

aksesibilitas suatu wilayah. Pada umumnya keberadaan angkutan

umum malam hari masih jarang di temui, biasanya hanya pada jalan

poros utama saja di jumpai operasional angkutan umum yang

beroperasi siang dan malam hari.

Tabel 4.11 Menggambarkan kondisi transportasi di Kabupaten

Bandung Barat pada tahun 2015. Angkutan umum trayek tetap

sebagai aspek terpenting dalam bidang transportasi hanya mencakup

59,39 persen (98 desa). Desa dengan operasi angkutan umum setiap

hari sebanyak 122 desa (73,94%), adapun operasional angkutan

tersebut tidak dapat diakses setiap saat, hanya 52 desa (31,52%) saja

yang dapat diakses siang dan malam.

Page 60: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 51

Tabel 4.9.

Gambaran Kondisi Transportasi di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015

Komponen Transportasi Jumlah

Desa Persentase

Angkutan Umum Trayek Tetap 98 59.39

Operasional Angk. Umum Setiap Hari 122 73.94

Operasional Angk. Umum Siang Dan Malam 52 31.52

Jarak Tempuh Ke Ibu Kota Kab< 29,35 Km (Rata-rata)

101 61.21

Waktu Tempuh Ke Ibu Kota Kab <1,7 Jam (Rata-rata)

71 43.03

Angk Umum Yg Biasa Digunakan Masyarakat 148 89.70

Biaya Ke Ibukota Kab <Rp 31.866,- (Rata-rata) 112 67.88

Geografis Kabupaten Bandung Barat yang sebagiannya tidak

landai (berbukit) mengakibatkan waktu tempuh yang cukup lama,

masih sebagian besar menempuh waktu ke ibu kota kabupaten diatas

1jam perjalanan. Konsekuensi dari waktu tempuh yang lama adalah

harga angkutan yang relatif tinggi.Terdapat 28 desa memiliki nilai

sempurna (100%), berarti desa-desa tersebut memiliki fasilitas

transportasi yang lengkap, jarak tempuh ke ibukota kabupaten yang

tidak lama, dan biaya yang dikeluarkan relatif terjangkau.

Bebererapa desa memiliki tingkat kesulitan tinggi dalam

aksesibilitas/ transportasi. Lima desa dengan tingkat kesulitan

tertinggi dalam aksesibiilitas/ transportasi adalah Desa Cimerang

Kecamatan Padalarang, Desa Cipangeran Kecamatan Saguling, Desa

Mekarjaya Kecamatan CIhampelas, Desa Sukamanah Kecamatan

Rongga dan Desa Cihampelas Kecamatan Cihampelas. Lebih

lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :

Page 61: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 52

Tabel 4.10.

Desa dengan Tingkat Kesulitan Indeks Faktor Infrastruktur Tertinggi

di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015

No Kec / Desa

Skor Tingkat Kesulitan Terhadap Aksesibilitas/Transportasi

Ind

ek

s

Ak

se

sib

ilit

as

/Tra

ns

po

rta

si

La

lulin

tas

da

n K

ua

lita

s

jala

n

As

ke

sib

ilit

as

Jala

n

Ke

ters

ed

iaa

n A

ng

ku

tan

Um

um

Op

era

sio

nal A

ng

ku

tan

Um

um

La

ma

Wa

ktu

pe

r k

ilo

me

ter

me

nu

ju c

am

at

Bia

ya

Per

kilo

me

ter

me

nu

ju k

an

tor

ca

ma

t

La

ma

Wa

ktu

pe

r k

ilo

me

ter

me

nu

ju k

an

tor

bu

pa

ti/w

ali

ko

ta

Bia

ya

pe

r k

ilo

me

ter

me

nu

ju k

an

tor

bu

pa

ti/w

ali

ko

ta

1 Padalarang /Cimerang

0,00 0,00 0,13 0,26 0,09 0,15 0,07 0,14 16,77

2 Saguling /Cipangeran

0,03 0,00 0,13 0,26 0,09 0,15 0,02 0,14 16,40

3 Cihampelas /Mekarjaya

0,03 0,00 0,13 0,26 0,06 0,15 0,05 0,14 16,26

4 Rongga /Sukamanah

0,03 0,00 0,13 0,26 0,03 0,15 0,05 0,14 15,68

5 Cihampelas /Cihampelas

0,00 0,00 0,13 0,26 0,09 0,15 0,07 0,07 15,38

Faktor yang menjadi penyumbang terbesar dalam aksesibiilitas/

Transportasi dari lima desa tersebut diatas adalah operasional

angkutan umum (0,26). Hal ini disebabkan karena hanya 52 desa

(31,52%) dari 165 desa di Kabupaten Bandung Barat yang memiliki

operasional angkutan umum pada siang dan malam hari, sehingga

untuk mencapai suatu tempat atau wilayah dibutuhkan biaya tidak

sedikit.

Hal yang tidak kalah penting dalam aksesibilitas selain

transportasi adalah sarana komunikasi. Teknologi komunikasi pada

saat ini berkembang pesat, terutama dengan adanya televisi, internet,

dan telepon. Perkembangan ini menyebabkan “jarak psikologis”

Page 62: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 53

mendekatkan “jarak geografis” antar manusia. Namun di sebagian

negara sedang berkembang, masih terdapat ketimpangan informasi

dalam sistem komunikasi mereka. Ketimpangan komunikasi tersebut

dapat menimbulkan perbedaan persepsi tentang pembangunan, yang

pada akhirnya menghambat pembangunan itu sendiri.

Tabel 4.11. Kondisi Komunikasi Desa

di Kabupaten Bandung Barat

Komponen Komunikasi Jumlah

Desa Persentase

Sinyal Telepon Seluler Kuat 130 78.79

Keberadaan Akses Internet 98 59.39

Penerimaan Siaran TV Tanpa Parabola Atau

TV Kabel 153 92.73

Keberadaan Jaringan Telepon Kabel 95 57.58

Tercatat tinggal 35 desa yang belum mendapatkan sinyal telepon

seluler dengan baik, mayoritas berada desa yang memiliki topografi

berupa pegunungan. Penggunaan telepon seluler yang luas

dimasyarakat juga diikuti oleh akses internet meskipun tidak se pesat

pengguna telepon seluler. Sebagian besar desa (98 desa) telah

menikmati keberadaan akses internet dikantor kepala desa maupun

dari warung internet yang ada di wilayahnya. Disamping melalui

internet akses informasi masyarakat pedesaan juga dapat dilihat dari

penerimaan siaran televisi baik lokal, nasional maupun manca negara

tanpa menggunakan antena parabola maupun TV kabel. Tercatat

Page 63: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 54

tinggal 12 desa yang masih kurang bagus dalam penangkapan siaran

televisi tanpa bantuan antena parabola maupun TV kabel.

Keberadaan jaringan telepon kabel yang ditandai dengan adanya

rumah tangga yang berlangganan telepon kabel terdapat pada 95 desa.

Meskipun baru 57,58 persen jangkauan telepon kabel namun

manfaatnya cukup dirasakan masyarakat dalam berkomunikasi.

Meskipun beberapa tahun terakhir fungsinya tergeser oleh penggunaan

telepon seluler namun penggunaan telepon kabel dalam beberapa

waktu kedepan masih tetap eksis. Apalagi pada saat ini operator

telepon kabel sudah mengintegrasikan penggunaan jaringan telepon

kabel dengan jaringan internet yang semakin hari semakin banyak

penggunanya.

4.2. Indeks Kesulitan Geografis (IKG)

Berdasarkan hasil penghitungan indeks kesulitan geografi desa,

maka Desa Cicadas di Kecamatan Rongga tercatat sebagai desa dengan

indeks tertinggi dengan nilai 55,42. Hal ini mengindikasikan bahwa

Desa Cicadas merupakan wilayah desa yang paling sulit jangkauan

wilayah geografisnya. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya

bahwa dimensi kesulitan wilayah geografis merupakan penggabungan

komponen ketersediaan pelayanan dasar, ketersediaan infrastruktur

wilayah, geografis dan aksesibilitas/transportasi.

Page 64: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 55

Desa dengan indeks kesulitan geografis tertinggi adalah di

Kecamatan Rongga yaitu Desa Cicadas sebesar 55,42dan Desa

Bojongsalam (55,12). Sumbangan terbesar sehingga nilai IKG tinggi

adalah pada faktor pelayanan dasar. Sepuluh desa yang mempunyai

IKG tertinggi disajikan secara lengkap pada Tabel berikut :

Tabel 4.12. Desa dengan Indeks Kesulitan Geografis Tertinggi

No Kecamatan Desa

NilaiPenyusun IKG

IKG P

ela

ya

na

n D

asa

r

Ko

nd

isi

Infr

a-

str

uk

tur

Aks

esib

ili

tas

/ T

ran

sp

ort

as

i

1 Rongga Cicadas 25,88 14,68 14,86 55,42

2 Rongga Bojongsalam 23,21 16,69 15,22 55,12

3 Cililin Nanggerang 29,10 12,92 11,17 53,89

4 Cililin Kidangpananjung 24,81 17,13 11,95 53,19

5 Cikalong Wetan Mekarjaya 25,54 16,48 9,82 51,84

6 Cipongkor Sirnagalih 23,13 14,83 12,20 51,68

7 Ngamprah Sukatani 22,82 12,09 16,77 51,19

8 Saguling Cipangeran 17,05 17,75 16,39 50,17

9 Cipongkor Cibenda 20,63 14,28 14,32 49,24

10 Cipeundeuy Margaluyu 19,43 14,53 14,37 48,33

Hal yang menarik dari urutan nilai IKG, 3 sampai 4 desa yang

ada di Kecamatan Rongga, Cipongkor dan Cililin berada di dua puluh

besar dengan IKG tertinggi. Ini dapat dipahami karena selain faktor

jarak ke ibukota kabupaten faktor topografi desa-desa dikecamatan-

kecamatan tersebut berada di perbukitan/lereng.

Untuk memudahkan dalam analisis maka nilai IKG

dikelompokkan ke dalam empat kelompok dengan pembagian

Page 65: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 56

kelompok berdasarkan pada range IKG tersebut. Pengelompokan ini

digunakan untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan

berkaitan dengan besarnya IKG yang cukup variatifantar desa,

sehingga pada range IKG tertentu akan diperlakukan sama untuk

setiap desa. Untuk batas kelompok berdasarkan metode tersebut

didapatkan pengelompokan sebagai berikut :

a. Kelompok 1 (mudah) dengan nilai : IKG ≤ 22,26

b. Kelompok 2 (cenderung mudah) dengan nilai :

22,26< IKG ≤ 32,76

c. Kelompok 3 (cenderung sulit) dengan nilai :

32,76< IKG ≤ 43,25

d. Kelompok 4 (sulit) dengan nilai : IKG > 43,25

Untuk desa-desa yang masuk kelompok 1 merupakan desa-desa

yang relatif kecil tingkat kesulitan (sangat mudah) geografisnya,

sedangkan desa-desa yang masuk kedalam kelompok 4 merupakan

desa-desa yang memiliki tingkat kesulitan geografis tertinggi (sangat

sulit). Adapun kelompok 2 dan 3 merupakan desa-desa yang memiliki

tingkat kesulitan geografis medium, cenderung sulit untuk kelompok 3

dan cenderung mudah untuk kelompok 2.

Desa-desa yang memiliki tingkat kesulitan geografis yang tinggi

atau memiliki aksesibilitas rendah sebagian besardi Kabupaten

Bandung Barat dapat dilihat pada table 4.14 berikut :

Page 66: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 57

Tabel 4.13.

Distribusi Frekuensi IKG berdasarkan Kelompok

KELOMPOK FREKUENSI PERSEN PERSEN

KUMULATIF

1 : IKG ≤ 22,26 19 11,52 11,52

2 : 22,26< IKG ≤ 32,76 74 44,85 56,36

3 : 32,76< IKG ≤ 43,25 48 29,09 85,45

4 : IKG > 43,25 24 14,54 100

Jumlah 165 100 100

Berdasarkan hasil pengolahan dan tabel distribusi frekuensi IKG

diatas, didapatkan bahwa sebesar 11,52 persen atau 19 desa berada

pada kelompok 1 atau desa dengan tingkat aksesibilitas tinggi atau

mudah. Sedangkan sebesar 44,85 persen atau sebanyak 74 desa

berada di kelompok 2 atau desa dengan tingkat aksesibilitas cenderung

mudah dan sebesar 29,09 persen atau 48 desa berada kelmpok 3.

Adapun kelompok yang perlu mendapat perhatian lebih karena tingkat

kesulitan geografis nya tinggi adalah kelompok 4 atau sebesar 14,54

persen (24 desa). Pada kelompok ini pada umumnya letak wilayah desa

berada di dataran tinggi (lereng/puncak), sekitar daerah hutan, dan

kondisi permukaan jalan terluas bukan aspal seperti sebagian wilayah

Kecamatan Rongga, Kecamatan Cipongkor, Kecamatan Cililin dan

sebagian wilayah selatan Kabupaten Bandung Barat. Beberapa desa di

bagian barat seperti Desa Mekarjaya dan Desa Cipada di Kecamatan

Cikalong Wetan, Desa Cimanggu Desa Pakuhaji, dan Desa Sukatani di

Kecamatan Ngamprah juga masuk kelompok ini. Sebagian besar

Page 67: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Pencapaian IKG Desa

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 58

disebabkan kurangnya ketersediaan angkutan umum, operasional

angkutan umum, serta kesulitan akses ke infrastruktur, dan

pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa hampir sebagian besar

wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat memiliki tingkat

kesulitan geografis yang cenderung sulit, terutama di wilayah bagian

selatan dan bagian barat. Kecamatan-kecamatan yang memiliki tingkat

kesulitan geografis yang mudah hanya di Lembang, Parongpong dan

Padalarang.

Gambar 4.3

Peta Sebaran IKG Kabupaten Bandung Barat

Page 68: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Kesimpulan dan Saran

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) merupakan indeks yang

memberikan gambaran mengenai tingkat aksesibilitas dan ketersediaan

akan pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan) dan infrastruktur desa.

Berdasarkan hasil perhitungan, di Kabupaten Bandung Barat pada

tahun 2015 terdiri dari 165 desa, dengan rentang IKG berkisar antara

11,76 sampai dengan 55,42.

Desa dengan Indeks terkecil adalah Desa Lembang Kecamatan

Lembang (11,76), kemudian diikuti oleh Desa CIlilin Kecamatan Cililin

(14,60), Desa Jayagiri Kecamatan Lembang (14,68) dan Desa

Cipeundeuy Kecamatan Padalarang (14,81). Keempat desa ini dianggap

memiliki akses yang mudah dalam menjangkau pelayanan dasar,

infrastruktur dan aksesibilitas/transportasi dibandingkan dengan desa-

desa lain di Kabupaten Bandung Barat. Khususnya desa-desa di

Kecamatan Lembang yang memiliki kemudahan dalam akses ke

infrastruktur (pasar, bahan bakar,bank, dsb).

Sedangkan desa dengan indeks terbesar adalah Desa di Kecamatan

Rongga yaitu Desa Cicadas (55,42) dan Desa Bojongsalam (55,12).

Desa-desa tersebut selain tidak tersedianya angkutan umum juga

kondisi jalan masih berupa tanah, kerikil dan batu, sehingga untuk

Page 69: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Kesimpulan dan Saran

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 60

menjangkau sarana pendidikan, kesehatan dan perekonomian

membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Disamping itu,

letak wilayah berdasarkan topografi dataran desa-desa tersebut berada

di lereng/puncak dan di sekitar hutan, yang akan menambah jarak

tempuh dalam mencapai sarana pendidikan, kesehatan dan

perekonomian. Berikutnya desa yang memiliki indeks terbesar adalah

Desa Kidangpananjung (53,89) dan Desa Nanggerang (53,20) di

Kecamatan Cililin. Kondisinya tidak jauh berbeda dengan kedua desa di

Kecamatan Rongga diatas, persamaannya lebih kepada letak wilayah

desa yang berada di lereng/puncak dan di sekitar hutan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Kesulitan Geografis Desa di

Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015, pelaksanaan program dan

kegiatan pemerintah seyogyanya diarahkan lebih kepada

pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut

diharapkan dapat mendorong kepada peningkatan kesejahteraan

masyarakat.Desa-desa dengan nilai IKG tinggi menjadi prioritas utama

pembangunan, sehingga program dan kegiatan akan lebih besar

diarahkan kepada desa-desa yang tinggi nilai IKG nya dibandingkan

dengan desa-desa yang nilai IKG nya rendah.

Dengan demikian, akan memberikan rasa keadilan kepada desa-

desa yang selama ini masih dianggap “tertinggal”. Dengan perlakuan

Page 70: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Kesimpulan dan Saran

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 61

yang berbeda tersebut diharapkan tidak ada ketimpangan antar desa

sehingga dapat mengoptimalkan dan mengembangkan potensi yang

dimiliki serta kesejahteraan yang dicita-citakan dapat tercapai, sesuai

dengan visi Kabupaten Bandung Barat yaitu “Mewujudkan Masyarakat

Yang Cerdas, Rasional, Maju, Agamis Dan Sehat Berbasis Pada

Pengembangan Dan Pemberdayaan Potensi Wilayah”.

Page 71: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Daftar Pustaka

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 62

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat

dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2014. Basis Data Pembangunan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat

dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2014. Data

Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2014. Data

Makro Ekonomi Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo. Indeks

Kesulitan Geografis Desa Kabupaten Ponorogo Tahun 2014

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2014. Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka Tahun 2014

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,

Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Page 72: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 63

Lampiran1 IKG Kecamatan Batujajar

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Batujajar Barat 5,18 4,19 7,45 16,81 83,19

2 Giriasih 7,11 6,64 8,98 22,73 77,27

3 Galanggang 9,72 6,16 8,98 24,85 75,15

4 BatujajarTimur 13,03 6,27 6,60 25,90 74,10

5 Selacau 14,96 7,19 6,86 29,00 71,00

6 Pangauban 9,53 8,24 14,07 31,84 68,16

7 Cangkorah 18,80 9,12 14,72 42,65 57,35

Page 73: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 64

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Batujajar

Kabupaten Bandung Barat

Page 74: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 65

Lampiran 2 IKG Kecamatan Cihampelas

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Pataruman 12,06 9,55 4,33 25,93 74,07

2 Tanjungwangi 10,01 7,78 9,18 26,97 73,03

3 Cipatik 12,79 10,83 7,45 31,07 68,93

4 Citapen 12,03 10,09 8,98 31,10 68,90

5 Cihampelas 4,83 11,46 15,38 31,67 68,33

6 Singajaya 7,67 11,55 15,24 34,46 65,54

7 Mekarmukti 12,80 9,09 13,28 35,17 64,83

8 Mekarjaya 13,73 5,99 16,26 35,98 64,02

9 Tanjungjaya 14,07 11,67 11,64 37,37 62,63

10 Situwangi 20,78 12,72 12,46 45,95 54,05

Page 75: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 66

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cihampelas

Kabupaten Bandung Barat

Page 76: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 67

Lampiran 3 IKG Kecamatan CikalongWetan

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Mandalamukti 8,94 6,61 7,30 22,85 77,15

2 Cikalong 11,38 6,25 6,67 24,30 75,70

3 Ciptagumati 13,35 4,64 6,38 24,38 75,62

4 Rende 9,86 11,74 4,81 26,41 73,59

5 Mandalasari 18,60 9,07 4,96 32,63 67,37

6 Cisomang

Barat 15,43 10,31 7,63 33,37 66,63

7 Wangunjaya 18,93 10,67 7,18 36,77 63,23

8 Tenjolaut 18,21 12,13 8,30 38,65 61,35

9 Puteran 17,85 14,07 7,92 39,84 60,16

10 Kanangasari 20,33 13,05 8,91 42,29 57,71

11 Cipada 23,65 13,05 6,84 43,53 56,47

12 Ganjarsari 25,70 13,75 6,68 46,13 53,87

13 Mekarjaya 25,54 16,48 9,82 51,84 48,16

Page 77: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 68

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan CikalongWetan

Kabupaten Bandung Barat

Page 78: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 69

Lampiran 4 IKG Kecamatan Cililin

No Desa

Nilai Penyusun IKG IKG

IKW

Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Cililin 3,47 3,68 7,45 14,60 85,40

2 Rancapanggung 8,89 4,12 5,26 18,28 81,72

3 Mukapayung 7,99 7,93 8,31 24,23 75,77

4 Bongas 11,08 6,70 6,52 24,30 75,70

5 Karangtanjung 15,63 7,19 8,21 31,03 68,97

6 Batulayang 14,32 7,69 9,52 31,52 68,48

7 Budiharja 14,52 10,22 9,07 33,82 66,18

8 Karyamukti 17,43 12,78 13,33 43,54 56,46

9 Karanganyar 23,91 12,18 10,86 46,95 53,05

10 Nanggerang 29,10 12,92 11,17 53,20 46,80

11 Kidangpananjung 24,81 17,13 11,95 53,89 46,11

Page 79: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 70

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat

Page 80: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 71

Lampiran 5 IKG Kecamatan Cipatat

No Desa

Nilai Penyusun IKG IKG

IKW

Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Nyalindung 6,02 8,53 3,77 18,32 81,68

2 Rajamandala

Kulon 12,68 3,64 6,36 22,68 77,32

3 Mandalawangi 11,83 6,73 5,72 24,29 75,71

4 Ciptaharja 8,75 8,53 10,81 28,09 71,91

5 Cipatat 13,05 7,33 8,21 28,59 71,41

6 Gunungmasigit 14,49 8,52 6,04 29,05 70,95

7 Mandalasari 17,17 8,40 4,51 30,08 69,92

8 Kertamukti 13,06 8,63 8,42 30,11 69,89

9 Citatah 14,99 11,37 5,35 31,71 68,29

10 Sarimukti 14,98 10,02 7,65 32,66 67,34

11 Sumurbandung 17,43 12,06 7,07 36,57 63,43

12 Cirawamekar 16,45 14,67 12,10 43,21 56,79

Page 81: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 72

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat

Page 82: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 73

Lampiran 6 IKG Kecamatan Cipeundeuy

No Desa

Nilai Penyusun IKG IKG

IKW

Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Cipeundeuy 7,65 4,55 5,91 18,11 81,89

2 Ciroyom 13,42 7,28 6,65 27,35 72,65

3 Margalaksana 13,99 7,19 8,01 29,19 70,81

4 Sirnagalih 10,79 9,98 8,73 29,50 70,50

5 Ciharashas 17,29 8,24 7,92 33,45 66,55

6 Nyenang 20,05 8,92 8,91 37,88 62,12

7 Bojongmekar 14,69 16,14 9,83 40,66 59,34

8 Jatimekar 18,68 12,77 9,24 40,69 59,31

9 Nanggeleng 19,36 13,74 8,33 41,43 58,57

10 Sukahaji 20,62 10,29 11,20 42,11 57,89

11 Sirnaraja 22,90 15,34 8,91 47,15 52,85

12 Margaluyu 19,43 14,53 14,37 48,33 51,67

Page 83: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 74

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cipeundeuy

Kabupaten Bandung Barat

Page 84: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 75

Lampiran 7 IKG Kecamatan Cipongkor

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Citalem 12,42 6,90 4,22 23,54 76,46

2 Sarinagen 9,88 10,17 7,51 27,57 72,43

3 Baranangsiang 12,86 12,33 5,29 30,48 69,52

4 Sukamulya 19,44 10,03 3,45 32,92 67,08

5 Mekarsari 13,13 12,73 10,23 36,10 63,90

6 Cijenuk 17,13 7,91 14,03 39,07 60,93

7 Karangsari 13,90 13,69 12,20 39,79 60,21

8 Neglasari 13,69 13,69 13,61 40,99 59,01

9 Girimukti 14,51 14,43 12,20 41,15 58,85

10 Cicangkang

Hilir 21,68 10,68 11,48 43,84 56,16

11 Cijambu 18,85 13,97 11,78 44,61 55,39

12 Cintaasih 19,54 14,88 12,97 47,39 52,61

13 Cibenda 20,63 14,28 14,32 49,24 50,76

14 Sirnagalih 23,13 14,83 12,20 50,17 49,83

Page 85: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 76

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat

Page 86: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 77

Lampiran 8 IKG Kecamatan Cisarua

No Desa

Nilai Penyusun IKG IKG

IKW

Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Jambudipa 9,07 6,50 8,98 24,55 75,45

2 Kertawangi 7,87 9,20 8,92 25,99 74,01

3 Pasirhalang 9,60 12,98 6,27 28,84 71,16

4 Tugumukti 12,79 8,24 8,16 29,18 70,82

5 Cipada 11,16 13,08 6,35 30,59 69,41

6 Padaasih 13,02 10,78 7,62 31,42 68,58

7 Sadangmekar 15,22 12,68 4,61 32,51 67,49

8 Pasirlangu 13,56 13,04 6,81 33,41 66,59

Page 87: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 78

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Page 88: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 79

Lampiran 9 IKG Kecamatan Gununghalu

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Bunijaya 5,71 10,64 5,43 21,78 78,22

2 Celak 10,20 9,58 3,90 23,68 76,32

3 Wargasaluyu 9,45 8,83 5,78 24,05 75,95

4 Gununghalu 9,28 8,39 7,90 25,57 74,43

5 Sirnajaya 10,20 7,67 8,36 26,24 73,76

6 Tamanjaya 11,58 12,78 7,51 31,87 68,13

7 Sindangjaya 16,38 13,23 7,52 37,13 62,87

8 Sukasari 14,18 15,57 7,91 37,67 62,33

9 Cilangari 16,31 12,78 8,67 37,77 62,23

Page 89: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 80

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Gununghalu

Kabupaten Bandung Barat

Page 90: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 81

Lampiran 10 IKG Kecamatan Lembang

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Lembang 4,85 0,00 6,91 11,76 88,24

2 Jayagiri 6,07 0,55 8,06 14,68 85,32

3 Cikole 8,25 3,64 5,12 17,01 82,99

4 Cibodas 8,22 8,01 6,38 22,60 77,40

5 Langensari 11,78 4,59 6,79 23,16 76,84

6 Kayuambon 12,46 5,67 6,08 24,21 75,79

7 Gudangkahuripan 11,48 8,24 5,05 24,77 75,23

8 Sukajaya 9,67 8,09 7,17 24,94 75,06

9 Cibogo 16,14 4,17 5,95 26,26 73,74

10 Cikahuripan 15,38 7,54 8,01 30,93 69,07

11 Pagerwangi 9,95 6,41 14,81 31,17 68,83

12 Suntenjaya 15,72 10,59 5,06 31,37 68,63

13 Wangunharja 12,24 12,37 8,42 33,03 66,97

14 Wangunsari 14,55 10,73 9,68 34,97 65,03

15 Cikidang 15,68 11,32 9,95 36,95 63,05

16 Mekarwangi 16,40 7,40 13,35 37,15 62,85

Page 91: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 82

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat

Page 92: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 83

Lampiran 11 IKG Kecamatan Ngamprah

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Cimareme 4,86 8,02 7,62 20,50 79,50

2 Tanimulya 6,65 6,39 10,27 23,32 76,68

3 Cilame 11,50 8,13 6,98 26,61 73,39

4 Gadobangkong 15,65 6,72 6,45 28,82 71,18

5 Mekarsari 12,09 8,04 10,28 30,41 69,59

6 Ngamprah 17,10 9,49 4,44 31,03 68,97

7 Margajaya 15,42 10,28 7,04 32,74 67,26

8 Bojongkoneng 20,76 13,03 7,04 40,82 59,18

9 Cimanggu 20,76 11,57 10,99 43,32 56,68

10 Pakuhaji 27,48 11,59 8,28 47,35 52,65

11 Sukatani 22,82 12,09 16,77 51,68 48,32

Page 93: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 84

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Ngamprah

Kabupaten Bandung Barat

Page 94: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 85

Lampiran 12 IKG Kecamatan Padalarang

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Cipeundeuy 3,41 3,01 8,39 14,81 85,19

2 Kertamulya 8,36 2,68 7,62 18,66 81,34

3 Padalarang 6,68 5,13 8,98 20,78 79,22

4 Laksanamekar 8,82 6,27 7,04 22,13 77,87

5 Ciburuy 6,31 8,89 7,93 23,13 76,87

6 Kertajaya 7,41 3,63 13,30 24,34 75,66

7 Tagogapu 9,24 8,79 7,04 25,07 74,93

8 Jayamekar 9,59 7,48 8,21 25,28 74,72

9 Cempakamekar 16,30 10,92 6,27 33,49 66,51

10 Cimerang 9,88 7,48 16,77 34,13 65,87

Page 95: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 86

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Padalarang

Kabupaten Bandung Barat

Page 96: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 87

Lampiran 13 IKG Kecamatan Parongpong

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Cihanjuang Rahayu

5,61 8,69 7,66 21,96 78,04

2 Ciwaruga 12,17 5,13 4,85 22,14 77,86

3 Cihideung 12,67 1,99 8,21 22,88 77,12

4 Sariwangi 10,75 5,63 7,42 23,80 76,20

5 Cihanjuang 12,12 6,78 6,63 25,53 74,47

6 CigugurGirang 13,33 9,23 7,70 30,25 69,75

7 Karyawangi 13,33 9,23 7,70 30,25 69,75

Page 97: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 88

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat

Page 98: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 89

Lampiran 14 IKG Kecamatan Rongga

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Bojong 9,66 7,28 11,22 28,16 71,84

2 Cibedug 9,69 9,38 14,48 33,54 66,46

3 Cibitung 17,13 12,43 5,24 34,80 65,20

4 Cinengah 15,48 10,38 14,57 40,44 59,56

5 Sukaresmi 21,10 15,47 5,94 42,50 57,50

6 Sukamanah 20,16 12,06 15,68 47,89 52,11

7 Bojongsalam 23,21 16,69 15,22 55,12 44,88

8 Cicadas 25,88 14,68 14,86 55,42 44,58

Page 99: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 90

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Rongga

Kabupaten Bandung Barat

Page 100: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 91

Lampiran 15 IKG Kecamatan Saguling

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Saguling 10,20 6,54 4,76 21,51 78,49

2 Cikande 11,86 14,47 6,29 32,62 67,38

3 Girimukti 14,56 12,06 9,40 36,02 63,98

4 Jati 15,08 12,37 9,53 36,99 63,01

5 Bojonghaleuang 19,87 11,97 7,83 39,67 60,33

6 Cipangeran 17,05 17,75 16,40 51,20 48,80

Page 101: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 92

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Saguling

Kabupaten Bandung Barat

Page 102: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 93

Lampiran 16 IKG Kecamatan Sindangkerta

No Desa

Nilai Penyusun IKG

IKG IKW Pelayanan

Dasar

Kondisi

Infrastruktur

Aksesibilitas/

Transportasi

1 Cintakarya 9,47 6,06 5,84 21,37 78,63

2 Cicangkang

Girang 8,09 6,54 6,79 21,42 78,58

3 Sindangkerta 10,04 8,57 5,84 24,46 75,54

4 Puncaksari 14,96 8,24 7,83 31,03 68,97

5 Wangunsari 9,70 10,17 14,76 34,64 65,36

6 Cikadu 11,40 11,82 13,15 36,37 63,63

7 Pasirpogor 10,20 11,59 14,96 36,75 63,25

8 Buninagara 10,20 11,59 14,96 37,86 62,14

9 RancaSenggang 10,20 11,59 14,96 41,39 58,61

10 Mekarwangi 10,20 11,59 14,96 45,57 54,43

11 Weninggalih 10,20 11,59 14,96 46,28 53,72

Page 103: INDEKS KESULITAN GEOGRAFIS - Beranda - …bandungbaratkab.go.id/media/artikel/18/afef1edbc5-ikg...Penyebaran Puskesmas/pustu dan Balai pengobatan/Poliklinik di Desa se Kabupaten Bandung

Lampiran IKG per Kecamatan

Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 94

Peta Sebaran IKG Desa Kecamatan Sindangkerta

Kabupaten Bandung Barat