imun
DESCRIPTION
imunologiTRANSCRIPT
7/17/2019 imun
http://slidepdf.com/reader/full/imun563db84f550346aa9a928833 1/3
Oleh reseptornya. Ada 4 reseptor histamin (H1,H2,H3,H4) dengan distribusi yang berbeda
dalam jaringan dan bila berikatan dengan histamin, menunjukkan berbagai eek. !ediator
utama terlihat pada label 14.2.
TABEL 14.2
7/17/2019 imun
http://slidepdf.com/reader/full/imun563db84f550346aa9a928833 2/3
b. PG dan LT
"i samping histamin, mediator lain seperti #$ dan %& (dulu ''A) yang dihasilkan dari
metabolisme asam arakidonat setra berbagai sitokin berperan pada ase lambat &ipe *. +ase
lambat sering timbul setelah ase epat hilang yaitu antara - jam. #$ dan %& merupakan
mediator sekunder yang kemudian di bentuk darimetabolisme asam arakidonat atas pengaruh
osolipase A2. /ek biologisnya timbul lebih lambat, namun lebih menonjol dan berlangsung
lebih lama dibanding dengan histain. %& berperan pada bronkokonstiksi, peningkatan
permeabilitas 0askular dan produksi mukus. #$/2 menimbulkan bronkokonstriksi. !ediator
sekunder utama terlihat pada &abel 14.3
c. Sitokin
berbagai sitokin dilepas sel mast dan basoil sperti *%3, *%4, *%, *%-, *%1, *%13, $!
'+, dan &+ 56. 7eberapa diantaranya berperan dalam maniestasi klinis reaksi &ipe *.
'itokinsitokin tersebut mengubah lingkungan mikro dan dapat mengerahkan sel inlamasi
seperti neuroil dan eosinoil. *%4 dan *%13 meningkatkan produksi *g/ oleh sel 7. *%
berperan dalam pengerahan dan akti0asi eosinoil . kadar &+6 yang tinggi dan di lepas sel
mast berperan dalam renjatan anilaksis.
2. Manifestasi Reaksi Tipe I
!aniestasi reaksi &ipe * dapat ber0ariasi dari lokal, ringan samapi berat dan keadaan yang
menganam nya8a seperti anailaksis dan sama berat (&abel 14.4).
a. Reaksi Lokal
eaksi hipersensiti0itas &ipe * lokal terbatas pada jaringan atau organ spesiik yang biasanya melibatkan permukaan epitel tempat alergen masuk. 9eenderungan untuk
7/17/2019 imun
http://slidepdf.com/reader/full/imun563db84f550346aa9a928833 3/3
menunjukkan reaksi &ipe * adalah diturunkan dan disebut atopi. 'edikitnya 2: populasi
menunjukkan penyakit terjadi melalui *g/ seperti rinitis alergi, asma dan dermatitis atopi.
'ekitar :;: dari populasi membentuk *g/ terhadap antigen yang masuk tubuh
melalui mukosa seperti selaput lendir hidung, paru dan konjungti0a, tetapi hanya 1:2:
masyarakat yang menderita rinitis alergi dan sekitar 3:1: yang menderita asma bronkia.
*g/ yang biasanya dibentuk dalam jumlah sedikit, segera diikatoleh sel mast<basoil. *g/
yang sudah ada pada permukaan sel mast akan menetap untuk beberapa minggu. 'anitasi
dapat pula terjadi seara pasi bila serum (darah) orang yang alergi dimasukkan ke dalam
kulit<sirkulasi orang normal. eaksi alergi mengenai kulit, mata, hidung, dan sluran napas.
b. Reaksi sistemik anafilaksisanailaksis adalah reaksi &ipe * yang dapat atal dan terjadi dalam beberapa menit saja.
Anailaksis adalah reaksi hipersensiti0itas $ell dan oombs &ipe * atau reaksi alergi yang
epat, ditimbulkan *g/ yang dapat menganam nya8a. 'el mast dan basoil merupakan sel
eektor yang melepas berbagai mediator. eaksi dapat di pau berbagai alergen
sepertimakanan (asal laut, kaangkaangan), obat atau sengatan serangga dan juga lateks,
latihan jasmanai dan bahan diagnostik lainnya. #ada 2<3 pasien dengan anailaksis, pemiu
spesiiknya tidak dapat diidentiikasi.
c. Reaksi pse!doale"#i ata! anafilaktoid
eaksi pseudoalergi atau anailaktoid adalah reaksi sistemik umum yang melibatkan pelepasan mediator oleh sel mast yang terjadi tidak melalui *g/ ($ambar 14.). mekanisme
pseudo alergi merupakan mekanisme jalur eektor nonimun (&abel 14.). 'eara klinis reaksi
ini menyerupai reaksi &ipe * sperti syok, urtikaria, bronkospasme, anailaksis, pruritus, tetapi
tidak berdasarkan atas reaksi imun. !aniestasi klinisnya sering serupa, sehingga sulit
dibedkan satu dengan lainnya. eaksi ini tidak memerlukan pajanan terdahulu untuk
menimbulkan sensitasi. eaksi anailaktoid dapat ditimbulkan antimikroba, protein, kontras
dengan yodium, A*', etilenoksid, taksol, penisilin, dan pelemas otot. 7erbagai mekanisme
yang dapat berperan pada reaksi pseudoalergi terlihat pada &abel 14.-.