implikasi budaya siri’ na pesse -...

150
IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ISLAM BUGIS-MAKASSAR (Studi Kasus di Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh MUH NUR MUHAIMIN 1113054000008 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M  

Upload: hahanh

Post on 12-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE

TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ISLAM BUGIS-MAKASSAR

(Studi Kasus di Leang-Leang, Kecamatan

Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

MUH NUR MUHAIMIN

1113054000008

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2018 M

 

Page 2: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

iii

 

Page 3: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

iv

 

Page 4: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 5: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

iv

ABSTRAK

Muh Nur Muhaimin, Implikasi Budaya Siri’ Na Pesse

Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Islam Bugis-Makassar

(Studi Kasus di desa Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,

Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan).

Siri‘ na pesse merupakan nilai yang hidup pada masyarakat

Bugis-Makassar. Sebagian pengamat menilai, siri‘ na pesse

merupakan budaya yang cenderung mendistorsi bahkan memberi

dasar perilaku pada perbuatan amuk dan kekerasan. Tapi bila

ditelisik lebih jauh, sejatinya siri‘ na pesse tidak hanya terpaku

pada kecenderung kekerasan, namun juga pada sudut humanis,

yang menghargai sesama dalam satu komunal, demi tercapainya

kehidupan yang sejahtera. Penulis ingin meneliti apakah siri‘ na

pesse‘ memiliki implikasi terhadap pemberdayaan masyarakat

Islam di Desa Leang-Leang. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan teknik pengamatan dan wawancara serta

dokumentasi. Waktu penelitian dimulai pada bulai Mei sampai

April 2018

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya siri‘ na pesse‘

memiliki implikasi terhadap pemberdayaan masyarakat Islam di

Desa Leang-Leang. Keterikatan komunal dicontohkan pada

kegiatan palette bola yaitu mengangkat rumah secara bersama-

sama dan terdapat nilai-nilai Siri‘ na Pesse seperti Lempu‘

(ikhlas, aik, bersih diri, adil), Ammacaangeng (Kecendikiaan),

Awaraningeng (Keberanian), yang berhubungan dengan nilai-

nilai dasar yang mesti di pegang teguh oleh aktor pemberdayaan

masyarakat seperti kejujuran, keadilan, kepercayaan,

kebersamaan, kepedulian, dan beorientasi pada masa depan.

Kata Kunci : Pemberdayaan, Implikasi, Kebudayaan, Siri’,

Pesse.

 

Page 6: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT, adalah kata yang paling

pantas kita ucapkan selaku hamba yang telah diberikan berbagai

nikmat, baik itu nikmat iman, nikmat sehat jasmani maupun

rohani, nikmat hidup. Dari semua nikmat yang telah diberikan,

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan melalui berbagai

pelajaran maupun pengalaman. Dan tak lupa sholawat serta salam

atas junjungan Nabi Muhammad SWA, yang telah mewasiatkan

kita pemahaman tentang hubungan manusia dengan Allah SWT

dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tentunya banyak

pelajaran serta pengalaman begitu berharga yang penulis rasakan.

Selain itu, penulis bersyukur dapat mempersembahkan sebuah

karya untuk kedua orang tua, keluarga serta kerabat. Penulis

menyadari dalam skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu penulis berharap ketika menemukan kekeliruan di dalamnya

agar supaya memberi masukan kepada penulis, untuk dijadikan

bahan evaluasi dan intropeksi diri demi keberhasilan penulis di

masa mendatang.

Penulis menyampaikan terima kasih sebagai bentuk

penghargaan kepada:

 

Page 7: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

vi

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor UIN Sarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Wati Nilamsari, M.Si.. selaku Ketua Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Muhammad Hudri S.Ag., M.Pd., selaku Sekerteris

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Rosita Tandos, M.A, M.Comdev., selaku Dosen

Pembimbing yang telah sabar dalam membimbing,

memotivasi penulis serta meluangkan waktu, tenaga,

pikiran di sela-sela kesibukannya.

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan

ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani proses

perkuliahan.

7. Kedua orang tua penulis, Muh Nurullah HD dan St

Nafisah yang penuh rasa cinta, tabah dalam merawat,

mendukung serta membimbing penulis sehingga sampai

pada tahap kehidupan saat ini.

8. Saudara-saudara penulis, Dahsan Mabrur, S.KM. Nur

Hidayah, S.KM. Muh Nur Qosyim Syamsuri, Muh Nur

Syuhudi Ramadhan, dan Ahmad Al Azfar yang semangat

 

Page 8: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

vii

dalam membantu dan mengingatkan penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

9. Andi Dewi Mahardika calon tunggal, yang selalu menjadi

penyemangat dan berperan penting dalam penyelesaian

skripsi ini.

10. Seluruh Staf Kelurahan dan Masyarakat Leang-Leang

yang ramah dan berpartisipasi penuh dalam proses

penelitian skripsi penulis.

11. Keluarga seperjuangan Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam (PMI) Angkatan 2013. Serta kaka dan

adik Jurusan PMI yang memberikan pengalaman, saran,

dan motivasi dalam proses perkuliahan dan pembuatan

skripsi.

12. Kawan-kawan yang terhimpun dalam organisasi HMJ

PMI, DEMA-F FIDIKOM, DEMA-UIN JAKARTA, I.C.I

(Insan Cendekia Indonesia), HMI, SMGI, IKAMI. Tanpa

dinamika di forum, di jalan, serta dikampus. Sampai saat

ini mungkin penulis belum bisa memahami sebuah

perjuangan dan kesetiaan.

13. Calon Tokoh Nasional, kawan Muhamad Ihsan dan Abdul

Khalid yang setia menemani penulis terbaring dalam

dunia kampus, semoga mereka cepat bangun dan

menyadari zonanya yang seakan menyempit.

Semoga Allah SWT menjawab segala Do‟a dan harapan

saudara-saudara yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan

skripsi ini dan mohon maaf penulis sampaikan untuk pihak yang

 

Page 9: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

viii

membantu tetapi tidak disebutkan dalam skripsi ini, namun tidak

mengurangi rasa terima kasih sedalam-dalamya.

Jakarta, 20 Juli 2018

Muh Nur Muhaimin

1113054000008

 

Page 10: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN ................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................... iii

ABSTRAK .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................. xiii

BAB PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 15

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 16

D. Metodologi Penelitian ........................................................ 17

E. Kerangka Teori .................................................................. 24

F. Tinjauan Pustaka Literatur Skripsi ................................... 28

G. Sistematika Penulisan ....................................................... 31

BAB II LANDASAN TEORI

A. Impikasi ............................................................................. 34

1. Pengertian Implikasi ..................................................... 34

B. Kebudayaan ...................................................................... 35

1. Pengertian Kebudayaan dan Perubahannya .................. 35

2. Kebudayaan dan Agama ............................................... 37

C. Kebudayaan Siri‘ na Pesse ................................................ 39

1. Pengertian Siri‘ na Pesse .............................................. 39

2. Nilai-Nilai Siri‘ na Pesse .............................................. 42

 

Page 11: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

x

D. Pemberdayaan Masyarakat ................................................ 45

1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat .............................. 45

2. Konsep,Tahapan dan Landasan Nilai-Nilai Pengembangan

Masyarakat Islam .......................................................... 48

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak dan Batas Wilayah desa Leang-Leang, Kecamatan

Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ........ 58

B. Sejarah dan perkembangan kebudayaan siri‘ na pesse di

wilayah Desa Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,

Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. ............................. 64

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

A. Siri‘ na Pesse dalam perkembangan makna. ................... 68

B. Implikasi Logis Pemahaman Filosofis Dimensi

Kebudayaan Siri‘ na Pesse dalam Pemberdayaan

Masyarakat Bugis-Makassar.. ......................................... 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 92

B. Saran ................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 95

LAMPIRAN ............................................................................. 100

Wawancara

- Transkip Wawancara

- Keterangan Informan Penelitian

Surat-Surat

 

Page 12: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

xi

- Rekomendasi Penelitian Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi

- Rekomendari Penelitian Kelurahan Leang-Leang

- Pengajuan Judul Skripsi

Dokumentasi Penelitian Kelurahan Leang-Leang

 

Page 13: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Kependudukan ........................................................ 61

Tabel 1.2 : Tingkat Pendidikan Anak ....................................... 61

Tabel 1.3 : Struktur Mata Pencaharian ..................................... 62

Tabel 1.4 : Tenaga Kerja ........................................................... 62

Tabel 1.5 : Angkatan Kerja ....................................................... 63

 

Page 14: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Peta Wilayah Desa Leang-Leang ........................ 63

Gambar 1.2 : Struktur Organisasi Kelurahan Leang-Leang ..... 64

 

Page 15: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

xiv

 

Page 16: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa sanskerta)

buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata “Buddhi”

yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai

“hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.

Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa

asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari

kata latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan,

yaitu mengolah tanah atau bertani. Dan asal arti tersebut,

yaitu colere kemudian culture, diartikan sebagai segala

daya dan kegiatan manusia untuk mengelola dan

mengubah alam. E.B. Tylor pernah mencoba memberikan

definisi mengenai kebudayaan dalam karya Soerjono

Soekanto dan Budi Sulistyowati sebagai berikut

(terjemahannya) yang dikutip oleh dewi utari dan darsono

prawironegoro dalam sebuah karyanya:

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat

istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-

kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota

masyarakat.1 Budaya sangat erat kaitannya dengan sosial,

karena terbentuknya budaya dipengaruhi oleh masyarakat

1

Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu

Pengantar - Edisi Revisi (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Hlm. 149.

 

Page 17: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

2

dan dibantu oleh instrumen sekitarnya. Dalam kajian

sosiologi budaya Dewi Utari dan Darsono Prawironegoro

juga mengutip Ernest Cassirer, yang menguraikan bahwa

ciri khas manusia adalah kemampuan manusia

menciptakan kebudayaan, yaitu menciptakan simbol yang

mempunyai makna tertentu; maka manusia disebut

“animal simbolicum”.2

Hanya saja, kebudayaan yang dibentuk oleh

masyarakat bila melihat inputnya, terkadang mampu

menerima perubahan yang mengantarkan ke arah lebih

baik, namun di sisi lain justru menolak nilai yang

mengantarkan pada tatanan yang lebih harmonis.

Kebudayaan yang cenderung tidak mengindahi tatanan

yang harmonis, menjadi objek yang harus dirubah melalui

mekanisme pengembangan masyarakat. Dalam buku

muhtadi dan tantan hermansyah juga mengutip pandangan

ibnu khaldun, melalui pengembangan dapat membina dan

meningkatkan kualitas masyarakat. Manusia yang secara

individu merupakan bagian dari masyarakat, memiliki

kelebihan namun secara kodrati memiliki kekurangan.

Kelebihan itulah yang perlu dibina agar dapat

mengembangkan potensi pribadi untuk membangun.3

2

Dewi Utari dan Darsono Prawironegoro, Pengantar Sosiologi,

Kajian Perilaku Sosial Dalam Sejarah Perkembangan Masyarakat (Jakarta:

Mitra Wacana Media, 2017), Hlm. 20. 3

Muhtadi dan Tantan Hermansyah, Manajemen Pengembangan

Masyarakat Islam (Ciputat: UIN JAKARTA PRESS, 2013 ), Hlm. 6.

 

Page 18: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

3

Di Indonesia, terdapat berbagai macam

kebudayaan. Karena itu, Indonesia dapat dikatakan

sebagai bangsa yang majemuk karena terdiri atas berbagai

suku bangsa, adat istiadat, serta agama yang berbeda-

beda. Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai

wilayah yang tersebar dari sabang sampai marauke. Setiap

suku bangsa di Indonesia mempunyai kebiasaan hidup

yang berbeda-beda. Kebiasaan hidup itu menjadi budaya

serta ciri khas suku bangsa tertentu. Demi persatuan dan

kesatuan, seharusnya kita menghargai keanekaragaman

tersebut sehingga dapat menjadi satu bangsa yang

tangguh. Dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, kita

jadikan keragaman suku bangsa dan budaya sebagai salah

satu modal dasar dalam pengembangan masyarakat.

Keragaman suku bangsa dan budaya terbentuk dari

berbagai kelompok masyarakat yang tersebar diberbagai

wilayah di Indonesia, Setiap suku bangsa mempunyai

kebudayaan yang berbeda-beda. Misalnya, di daerah

Sulawesi Selatan terdapat banyak kebudayaan-

kebudayaan yang diciptakan oleh berbagai suku di setiap

daerahnya masing-masing. Tetapi, kebudayaan yang

menjadi konsumsi umum bagi masyarakat Sulawesi

Selatan adalah bahasa, pakaian, rumah, tari, lagu, dan

senjata yang menjadi ciri khas bagi masyarakat Sulawesi

Selatan. Selain itu, ada nilai yang sangat berpengaruh

dalam ruang lingkup sosial masyarakat Bugis-Makassar

 

Page 19: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

4

dan menjadi slogan bagi masyarakat Sulawesi Selatan

terutama Bugis-Makassar yang di kenal sakral oleh

masyarakatnya yaitu budaya siri‘ na pesse.

Berbicara tentang siri‘ na pesse sama halnya

mengurai jiwa dalam masyarakat Bugis-Makassar. Siri‘

na Pesse adalah dua suku kata yang terdiri dari kata

“Siri‘‖ dan kata “Pesse”. C.H Alam Basjah dan Sappena

yang dikutip dalam karya mattulada memberikan batasan

atas kata Siri‘ dengan memberikan tiga golongan

pengertian, yaitu :Pertama,Siri‖ sama artinya dengan

malu, isin (Jawa), Shame (Inggris). Kedua, Siri‘

merupakan daya pendorong untuk melenyapkan

(membunuh), mengasingkan, mengusir dan sebagainya

terhadap apa atau siapa saja yang menyinggung perasaan

mereka. Hal ini merupakan kewajiban adat, kewajiban

yang mempunyai sanksi adat, yaitu hukuman menurut

norma-norma adat jika tidak dilaksanakan. Ketiga, Siri‘

itu sebagai daya pendorong yang bisa juga di tujukan ke

arah pembangkitan tenaga untuk membanting tulang,

bekerja mati-matian, demi suatu pekerjan atau usaha.4

Berdasarkan definisi di atas, makna Siri‘ dapat

dilihat dari tiga konteks yang berbeda, yaitu:

4 Mattulada, LATOA : satu lukisan analitis terhadap antropologi

politik orang bugis, (Ujung Pandang : Hasanuddin University Press, 1995),

Hlm. 62.

 

Page 20: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

5

1. Masiri‘-siri‘: Siri‘ yang dapat menimbulkan

perasaan malu-malu. Misalnya, seorang merasa malu

karena beru bertemu dengan seseorang yang disegani.

2. Siri‘-ripakasiri‘: Siri‘ dapat menimbulkan perasaan

malu yang menuntut perlakuan adil karena seorang telah

menghina atau memperlakukannya di luar batas

kemanusiaan.

3. Siri‘-masiri‘: Siri‘ yang dapat menimbulkan

perasaan malu, sehingga seseorang berusaha dengan

sekuat tenaga untuk mencapai suatu prestasi demi

tegaknya siri‘ pribadi dan keluarga atau kelompoknya.5

Selain memberi nasehat tentang tingkah laku sosial

yang baik, banyak ungkapan-ungkapan Bugis-Makassar

yang mengagungkan jenis-jenis perilaku yang tampak

bertentangan dengan aturan iniyang didasari oleh Siri‘,

yaitu rasa bangga dan malu. Christian pelras mengutip

pandangan Hamid Abdullah,

“Dalam kehidupan manusia Bugis-Makassar, Siri‘

merupakan unsur yang prinsipil dalam diri mereka.

Tidak ada satu nilai pun yang paling berharga untuk

dibela dan dipertahankan di muka bumi selain dari pada

Siri‘. Bagi manusia Bugis-Makassar, Siri‘ adalah jiwa

mereka, harga diri mereka dan martabat mereka. Sebab

itu, untuk menegakkan dan membela Siri‘ yang

dianggap tercemar atau dicemari oleh orang lain, maka

manusia Bugis-Makassar akan bersedia mengorbankan

5 Mashadi Said, Jati Diri Manusia Bugis, (Jakarta : Pro de Leader,

2016), Hlm. 103.

 

Page 21: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

6

apa saja, termasuk jiwanya yang paling berharga demi

tegaknya Siri‘ dalam kehidupan mereka.”6

Sedangkan pengertian kata Pesse, atau lengkapnya

Pesse Babua, yang berarti „ikut merasakan penderitaan

orang lain dalam perut sendiri‟, mengindikasikan perasaan

haru (empati) yang mendalam terhadap tetangga, kerabat,

atau sesama anggota kelompok sosial. Hal ini

melambangkan solidaritas, tak hanya pada seseorang yang

telah dipermalukan, namun juga bagi siapa saja dalam

kelompok sosial yang sedang dalam keadaan serba

kekurangan, berduka, mengalami musibah, atau menderita

sakit keras.7

Konsep Siri‘ na Pesse bagi masyarakat Bugus-

Makassar jika mengacu pada pengertian diatas,

merupakan pondasi dalam diri yang menjadikan

masyarakat Bugis-Makassar sebagai masyarakat sosial

yang bermartabat, dan mampu menciptakan lingkungan

yang harmonis. Siri‘ sebagai nilai yang timbul dalam diri

masyarakat Bugis-Makassar mampu menjadi motor

penggerak dalam melangkah untuk menghasilkan apa

yang diinginkan, dan Pesse sebagai rasa yang mampu

menjadi penyeimbang langkah dalam mencapai tujuan dan

berperan penting terhadap terciptanya keharmonisan

dalam lingkungan masyarakat Bugis-Makassar maka tidak

6 Christian Pelras, Manusia Bugis, (Jakarta : Forum Jakarta-Paris,

2006), Hlm. 251. 7 Christian Pelras, Manusia Bugis, Hlm. 252.

 

Page 22: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

7

heran jika di setiap aktivitas masyarakat Bugis-Makassar

sering melekat kata Siri na Pesse‘.

Pribadi Siri‘ na Pesse adalah pribadi yang

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yang

menjadikan prinsip “Tau Sipakatau” ( saling

memanusiakan sesama manusia) sebagai landasan dalam

bertindak. Pribadi yang khas yang menunjukkan

performasi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia, yaitu pribadi Siri‘ na Pesse yang siap berjuang

demi tegaknya harkat dan martabat manusia.

Ciri pribadi Siri‘ na Pesse terwujud dari pribadi

manusia Bugis-Makassar yang: Tawakkal kepada Allah

SWT, Mempunyai bawaan hati yang baik, Ikhlas, Jujur,

Cendekia, Berani, Teguh dalam pendirian, Konsekuen

dalam mengambil tindakan, Berdaya saing tinggi, Ulet,

Percaya pada usaha keras dan ketekunan, sehingga

keberhasilan dapat dicapai, Penciptaan, Berlaku wajar

atau patut, Cermat, Tanggung jawab, Terbuka, Merdeka,

Solider, Mencipta (merujuk pada tujuan akhir).8

Ciri pribadi Siri‘ na Pesse memang sudah melekat

erat pada masyarakat Bugis-Makassar. Tetapi, di zaman

modernisasi ini makna Siri‘ na Pesse malah di kerucutkan

dan memancing munculnya pandangan yang negatif

kepada masyarakat Bugis-Makassar.

8 Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm. 97.

 

Page 23: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

8

Modernisasi mencakup suatu transformasi sosial

kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern,

dalam arti teknologi dan organisasi sosial, kearah pola-

pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-negara

barat yang stabil. Perwujudan aspek modernisasi adalah

berkembangnya aspek-aspek kehidupan modern, seperti

mekanisasi, media massa yang teratur, urbanisasi,

peningkatan pendapatan per kapita dan sebagainya. Selain

itu, juga mencakup perubahan struktural yang

menyangkut lembaga-lembaga sosial, norma-norma,

stratifikasi sosial.hubungan sosial dan sebagainya.9

Dewasa ini, pergeseran pola hidup yang lebih

dominan pada aspek teknologi dan ekonomis maupun

politik berimbas pada budaya Siri‘ na Pesse masyarakat

Bugis-Makassar. Nilai-nilai yang terkandung pada prinsip

Siri‘ na Pesse seolah-olah mengerucut kepada makna

Siri‘-ripakasiri‘: Siri‘ yang dapat menimbulkan perasaan

malu, yang menuntut perlakuan adil karena seorang telah

menghina atau memperlakukannya di luar batas

kemanusiaan.

Perkawinan adalah hal yang banyak bersinggungan

dengan masalah Siri‘. Apabila pinangan seseorang ditolak,

pihak peminang bisa merasa mate siri‘ (kehilangan

kehormatan)sehingga terpaksa menempuh jalan kawin lari

9 Nanang Martono, Sosiologi perubahan sosial, (jakarta : raja wali

pres, 2016),Hlm. 173.

 

Page 24: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

9

(silariang) untuk menghidupkan kembali harga dirinya.

Namun, bagi keluarga gadir yang “dilarikan” hal itu justru

merupakan penghinaan yang amat sangat, sehingga semua

kerabat laki-laki gadis itu merasa berkewajiban untuk

membunuh si pelaku demi menegakkan Siri‘ keluarga.

Tugas pembelaan kehormatan tersebut baru bisa berakhir

apabila upaya rekonsiliasi secara formal dilakukan,

setelah melewati proses negosiasi yang sangat rumit dan

lama di antara kedua pihak.

Situasi semacam ini, tentu saja, dapat

menyebabkan lahirnya dendam warisan sampai beberapa

generasi berikutnya. Jika si gadis ternyata pergi dengan si

pemuda bukan atas keinginannya sendiri tapi karena

dipaksa, jalan damai sudah tertutup. Bukan hanya si laki-

laki tapi juga seluruh kerabat laki-laki dianggap telah

melakukan penghinaan, dan semua bisa dibunuh tanpa

rasa sesal sedikit pun. Di Sulawesi Selatan, pada

dasawarsa 1980-an, setiap tahunnya masih banyak kasus

seperti itu yang ditangani boleh pengadilan. Banyak orang

yang rela menerima hukuman berat demi menegakkan

Siri‘ mereka.10

Contoh kasus yang hampir sama, pada tahun 2017

menuai peningkatan dibandingkan pada tahun 2016. Pada

tahun 2017 terdapat 2 kasus bunuh diri yang berkedok

cinta, hal ini yang menjadi pemicu timbulnya katalisator

10

Pelras, Manusia Bugis, Hlm. 251.

 

Page 25: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

10

Siri‘ na Pesse yang negatif dan menjadi ketakutan ketika

hal ini dipandang biasa bagi masyarakat islam Bugis-

Makassar terutama di wilayah Maros.11

Hal yang sama dapat pula terjadi apabila

seseorang merasa tersinggung oleh kata-kata atau tindakan

orang lain yang dianggapnya tidak sopan, yang bagi orang

luar mungkin dianggap sepele. Semua anggota keluarga,

termasuk pengikut, dan pembantu ikut merasa tersinggung

dan akan melakukan tindakan pembalasan. Dalam

beberapa hal tertentu yang cukup ekstrem, orang yang

merasa tersinggung bisa melakukan amuk

(Jallo‘)─membunuh siapa saja (bahkan mereka yang tidak

terlibat di tempat itu). Meskipun pada akhirnya dia sendiri

akan terbunuh, dia akan merasa puas karena telah

menegakkan harga dirinya.12

Dari beberapa contoh kasus yang telah penulis

paparkan, jika kembali pada makna yang terkandung

dalam nilai Siri‘ na Pesse akan bertentangan antara

harapan dan realita dilapangan saat ini. Maka tidak heran

jika saat ini muncul pandangan-pandangan masyarakat

luar bahwa masyarakat Bugis-Makassar terkesan sensitif,

mudah tersinggung, agresif, gengsi tinggi. Hal ini terjadi

ketika konsep Siri‘ hanya mengandung makna harga diri

11

https://www.Makassar.tribunnews.com/2017/07/31/ini-dua-kasus-

bunuh-diri-karena-cinta-di-maros. Pukul 23.17 WIB, 20-01-2018.

12 Pelras, Manusia Bugis, Hlm. 252.

 

Page 26: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

11

saja (Siri‘-ripakasiri‘), sedangkan tidak dibarengi dengan

Masiri‘-siri‘ (malu seperti biasanya malu) dan Siri‘-

masiri‘(malu ketika menjadi manusia yang tidak

produktif) dan disandingkan dengan Pesse.Maka, hal ini

yang kerap menimbulkan masalah sosial dalam

masyarakat Bugis-Makassar.

Masalah sosial merupakan akibat interaksi sosial

antar individu, antar individu dengan kelompok, atau

antar kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai

adat-istiadat, tradisi, dan ideologi, yang ditandai dengan

suatu proses sosial yang disosiatif. Masalah sosial

merupakan suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur

kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan

kehidupan kelompok sosial atau menghambat

terpenuhnya keinginan-keinginan pokok warga kelompok

sosial tersebut sehingga menyebabkan kepincangan ikatan

sosial.13

Terputusnya interaksi antar individu maupun

kelompok dalam masyarakat Bugis-Makassar yang dilatar

belakangi oleh Siri‘ biasanya karena hasil dari ketidak

mampuan manusia Bugis-Makassar dalam

menyeimbangkan semua aspek yang terkandung dalam

budaya Siri‘ na Pesse. Jika dipahami secara mendalam

makna tentang nilai Siri‘na Pesse, maka, nilai-nilai Siri‘

13

Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu

Pengantar - Edisi Revisi, Hlm. 314.

 

Page 27: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

12

na Pesse jugalah yang mampu mengatasi masalah sosial

ketika terjadi di lingkungan masyarakat Bugis-Makassar.

Dalam hubungan dengan agama Islam, moh yahya

mustafa dalam sebuah karyanya yang berjudul Siri‘ dan

Pesse mengutip pendapat Hamka yang mengemukakan

sebagai berikut :

“Dipandang dari segi agama Islam, Siri‘ atau menjaga

harga diri itu sama dengan artinya menjaga syariat.

Menjaga harga diri dipandang dri segi Ilmu Akhlak

adalah suatu kewajiban moral yang paling tinggi

sehingga ada syair : jika tidak engkau pelihara hak

dirimu, engkau meringankan dia, orang lain pun akan

lebih meringankan, sebab itu hormatilah dirimu dan jika

suatu negeri sempit buat dia, pilih tempat lain yang

lebih lapang. Jikalau orang memakai Siri‘ islam ini

bertemu dengan perbuatan orang lain yang

merendahkan martabatnyajadi hina dia pasti membalas,

disinilah pepatah yang terkenal “Annaarlal aar”.

Artinya : “Biar bertikam daripada memikul malu”.

Tetapi Siri‘ yang demikian itu menurut islam harus

diperlihatkan pada segala seginya. Pertama meneguhkan

Iman dan Tawakkal kepada Allah SWT, sebab Iman dan

Tawakkal itu menimbulkan Nur atau cahaya pada diri

seorang Mu‟min sehingga walaupun dia tidak bercakap

sepatah jua pun, cahaya imannya telah memencar dari

matanya sehingga menimbulkan pengaruh kepada alam

yang berada disekelilingnya. Sehingga orang yang

tadinya ada berniat jahat kepada orang yang beriman,

baru melihat matanya sebentar saja orang yang berniat

jahat itu tidak dapat menentang lama, musti

tunduk.Orang yang teguh imannya itu mempunyai

Akhlakul Karimah, budi pekerti yang mulia. Menurut

Imam Ghazali :Siri‘ yang sejati ialah yang menengah

atau Al Ausath ..” malu termasuk iman, tegasnya orang

 

Page 28: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

13

yang tidak bermalu adalah orang yang tidak beriman”.

Dan sebuah hadits lain : “Apabila engkau tidak malu,

berbuatlah sesuka hatimu” Kedua hadits tersebut

diriwayatkan oleh Bukhari”.

Kesimpulan dari Hamka, ditinjau dari segi Islam,

Siri‘ adalah semata-mata akibat dari pada orang yang

beriman. Sebab orang yang beriman itu pastilah

mempunyai Akhlak yang tinggi.14

Pada hakikatnya, jika nilai kebudayaan Siri‘ na

pesse diimplementasikan sesuai dengan makna yang

terkandung didalamnya, maka nilai ini dapat membentuk

masyarakat Bugis-Makassar menjadi pribadi yang

berakhlak, mandiri, produktif dan mempunyai solidaritas

yang tinggi antar sesama manusia.

Kemiskinan merupakan suatu keadaan seseorang

tidak sanggup untuk memelihara dirinya sendiri sesuai

dengan taraf kehidupan kelompoknya dan tidak mampu

memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisik dalam

kelompoknya tersebut.15

Mengacu pada prinsip Siri‘ na

Pesse, jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat

mengarahkan masyarakat Bugis-Makassar terhindar dari

kondisi masyarakat miskin.

14

Moh. Yahya Mustafa, A. Wanua Tangke, Anwar Nasyaruddin,

SIRI‘ DAN PESSE (Harga Diri Orang Bugis, Makassar, Mandar, Toraja),

(Makassar : PUSTAKA REFLEKSI, 2003), Hlm.20. 15

Asep Usman Ismail, al-Qur‘an dan Kesejahteraan Sosial,

(Tangerang: Lentera hati, 2012), Hlm.42.

 

Page 29: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

14

Selain itu juga, pengimplementasian nilai-nilai

budaya Siri‘ na Pacce dapat menciptakan kohesi sosial

yang menurut Ibnu Khaldun sebagai ahli kohesi sosial

yang dikutip oleh m fahmi tharaba dalam sebuah

karyanya.

Terbukti dari jawabannya atas pertanyaan “apa

yang membuat masyarakat bersatu ?” Ia

mengemukakan bahwa para anggota suatu suku,

yang bersatu karena adanya asabiyah (perasaan

kelompok, kohesi, solidaritas), mengalahkan

mereka yang berada dalam tahapan urbanisasi

(tamaddun) atau mereka yang telah kehilangan

kohesi kelompok. Kemenangan tersebut dapat

mengakibatkan terciptanya suatu pemerintah atau

dinasti, dawlah, setelah lebih dari tiga atau paling

lama empat generasi, para anggota suku yang telah

menjadi orang kota itu, akan menghadapi

kelompok suku lain yang baru datang. Pola siklus

semacam itu mewarnai sejarah Islam.16

Jika di Sulawesi Selatan Siri‘ na Pesse diterapkan

dengan baik, maka tidak menutup kumungkinan provinsi

ini bisa menandingi Negara maju seperti Jepang yang

terkenal dengan Guilt-Culture (budaya rasa bersalah).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menilai

perlu adanya penelitian yang mengkaji tentang

pemahaman nilai Siri‘ na Pesse pada masyarakat Bugis-

Makassar dan apakah implikasi terhadap pemberdayaan

16

M. Fahmi Tharaba, Sosiologi agama (konsep, metode, riset, dan

konflik sosial), (Malang: Madani, 2016), Hlm. 37.

 

Page 30: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

15

masyarakat islam Bugis-Makassar sehingga nilai-nilai

yang terkandung dalam Siri‘ na Pesse dapat bernilai

positif bagi masyarakatnya. Oleh sebab itu, penulis

mengambil sebuah judul, “IMPLIKASI BUDAYA SIRI’

NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT ISLAM BUGIS-MAKASSAR (Studi

Kasus di desa Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,

Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam proposal penelitian ini, penulis

membatasi masalah pada implikasi kebudayaan Siri‘

na Pesse terhadap Pemberdayaan masyarakat islam

Bugis-Makassar. Sehingga dari pembatasan masalah

ini, memudahkan penulis untuk fokus pada implikasi

antara budaya Siri‘ na Pesse dan pemberdayaan

masyarakat saja.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah maka

rumusan masalah yang akan dijawab dalam skripsi ini

sebagai berikut :

a. Bagaimana masyarakat Bugis-Makassar

memahami kebudayaan Siri‘ na Pesse ?

b. Apa implikasi kebudayaan Siri‘ na Pesse terhadap

Pemberdayaan masyarakat islam Bugis-Makassar

?

 

Page 31: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

16

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pemahaman kebudayaan Siri‘

na Pesse pada masyarakat Bugis-Makassar.

b. Untuk mengetahui implikasi kebudayaan Siri‘ na

Pesse terhadap pemberdayaan masyarakat islam

Bugis-Makassar.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan

memperkaya teori-teori sosial yang berkaitan

dengan ilmu sosial pada jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam khususnya, umunya pada

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah

khazanah keilmuan, pengalaman serta

meningkatkan kemampuan dalam menganalisa

berbagai kegiatan pemberdayaan yang ada di

lingkungkungan masyarakat.

b. Maanfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumber referensi bagi mahasiswa Pengembangan

Masyarakat Islam, agar dapat memperdalam

pengetahuan di bidang sosial-budaya.

2) Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan yang

baik untuk masyarakat Bugis-Makassar dalam

memperkaya wawasan mengenai kebudayaan Siri‘

 

Page 32: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

17

na Pesse sebagai budaya yang dapat membentuk

masyarakat yang mandiri.

D. Metodologi Penelitian

Agar lebih mudah dan sistematis dalam melakukan

penelitian, perlu adanya metodologi penelitian yang di

mana metodologi penelitian merupakan pembahasan

mengenai konsep toritik berbagai metode, kelebihan dan

kelemahannya, yang ada dalam karya ilmiah dilanjutkan

dengan pemilihan metode yang digunakan.17

Penulis

mencoba untuk memaparkar metodologi penelitian ini

melalui beberapa poin, di antaranya:

1. Pendekatan Penelitian.

Jenis penelitian yang penulis pakai dalam skripsi

ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan

dalam mengungkapkan permasalahan dalam

kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta,

kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olahraga,

seni dan budaya, sehingga dapat dijadikan suatu

kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan

bersama.18

Dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif yang merupakan sebuah metode

penelitian yang memusatkan hasil penemuan

17 Sedarmayanti, dan Syarifuddin Hidayat, Metodologi Penelitian

(Bandung : Mandar Maju, 2002). Hlm. 25. 18

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktek),

(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013). Hlm. 80.

 

Page 33: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

18

berbentuk data informasi dengan berpikir secara

induktif (menangkap femomena fakta sosial melalui

pengamatan di lapangan) kemudian menganilisa dan

berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang

diamatinya.19

Pendekatan ini digunakan dalam menganalisis

konsep Siri‘ na Pesse dalam masyarakat Bugis-

Makassar. Selain itu dengan memakai metode ini,

penulis berharap dapat menggambarkan dengan jelas

realitas sosial yang ada di masyarakat Bugis-Makassar

serta implikasi budaya Siri‘ na Pesse terhadap

Pemberdayaan masyarakat islam Bugis-Makassar.

2. Teknik Pengumpulan Data.

Dalam menjalani proses penelitian, dibutuhkan

teknik-teknik dalam mendapatkan dan mengumpulkan

data yang dibutuhkan dalam penelitian. Berikut adalah

teknik pengumpulan data :

a. Wawancara.

Rulam ahmad mengutip pendapat Dexter

yang menggambarkan wawancara adalah

sebuah percakapan dengan tujuan. Tujuan

wawancara antara lain untuk memperoleh

bentukan-bentukan di sini dan sekarang dari

orang, peristiwa, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, klaim, perhatian (concern),

19

M. Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif edisi Kedua. (Jakarta :

Kencana, 2007). Hlm. 6

 

Page 34: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

19

dan cantuman lainya; rekonstruk tentang

cantuman-cantuman seperti itu sebagaimana

dialami di masa lalu.20

Teknik ini merupakan teknik pengumpulan

data dengan cara bertemu lansung dengan

masyarakat yang menjadi suber pengumpulan

data. Untuk data yang lebih akurat, biasanya

memerlukan beberapa informanyang menjadi

target wawancara peneliti. Ada beberapa tahap

yang penulis akan lakukan sebelum

mewawancarai informan tersebut, yaitu :

memanfaatkan observasi sebagai cara

mendapatkan informan, menghubungi

informan melalui media elektronik,

menentukan jadwal pertemuan, dan bertemu

lansung sekaligus wawancara mengenai

pemahaman Siri‘ na Pesse dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Catatan Lapangan.

Pengertian dan kegunaan catatan lapangan

ini menurut Bodgan dan Biklen adalah bahwa

catatan yang tertulis merupakan sesuatu yang

didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan

dalam rangka pengumpulan data dan refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif.

20

Rulam Ahmad, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta : AR-

RUZZ MEDIA, 2016). Hlm. 120.

 

Page 35: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

20

Kegunaannya adalah untuk memperoleh

gambaran konkrit tentang kejadian di

lapangan.21

Catatan lapangan berperan penting dalam

melakukan penelitian, pasalnya catatan

lapangan merupakan data yang menjadi bukti

konkrit kejadian-kejadian yang terjadi di

lapangan serta dapat menjaga keaslian hasil

penelitian. Catatan lapangan ini yang akan

membatu dalam pengambilan kesimpulan dan

sumber yang akurat dalam mendeskripsikan

hasil penelitian.

c. Studi dokumen.

Dokumen merupakan salah satu alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian kualitatif. Dokumen adalah catatan

tertulis yang isinya merupakan pernyataan

tertulis yang disusun oleh seseorang atau

lembaga untuk keperluan penguji suatu

peristiwa atau menyajikan akunting, dan

berguna bagi sumber data, bukti, informasi

kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar

ditemukan dan membuka kesempatan untuk

lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap

21

Sedarmayanti, dan Syarifuddin Hidayat, Metodologi Penelitian.

Hlm. 85.

 

Page 36: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

21

sesuatu yang diselidiki.22

Menurut Bungin

teknik dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian sosial untuk menelusuri data

historis.23

Teknik ini merupakan pola yang dilakukan

untuk memperkuat penemuan-penemuan

lapangan yang berbentuk dokumen atau foto-

foto yang didapatkan dari informan peneliti.

3. Tempat dan Waktu Penelitian.

a. Tempat Penelitian.

Lokasi penelitian berada di kampung

penulis sendiri, yakni di Desa Leang-Leang,

Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros,

Sulawesi Selatan. Melihat serta mengamati

realita sosial yang terjadi di Desa Leang-leang,

banyak hal yang menjadi pertanyaan ketika

kehidupan masyarakat di sandingkan dengan

budaya yang dianut. Kadan nilai-nilai yang

terkadung dalam Siri‘ na Pesse menjadi motor

penggerak dalam meningkatkan kualitas hidup

22

Sedarmayanti, dan Syarifuddin Hidayat, Metodologi Penelitian.

Hlm. 86. 23

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktek).

Hlm. 177.

 

Page 37: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

22

masyarakat desa Leang-Leang, kadang pula

nilai ini yang menjadi motor menggerak

terjadinya konflik sosial di desa Leang-Leang.

Sehingga penulis tertarik untuk mengamati

kejadian ini dan mengharapkan bisa menjadi

bahan bacaan bagi masyarakat desa.

b. Waktu Penelitian.

Waktu penelitian akan dimulai pada bulan

April dan diawali dengan perizinan akan

mengadakan penelitian dengan pemerintah

desa setempat, dan bertemu dengan tokoh

masyarakat desa. Agenda ini bertujuan untuk

mempermudah dalam melakukan penelitian,

pasalnya banyak masyarakat yang kurang

mampu untuk terbuka dalam membahas nilai-

nilai budaya. Dan ini yang akan menghambat

kelancaran dalam menjalani penelitian.

4. Teknik Pemeriksaan Keabsahan data.

Triangulasi sebagai salah satu teknik pemeriksaan

data secara sederhana dapat disimpulkan sebagai

upaya mengecek data dalam suatu penelitian, dimana

peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data,

satu metode pengumpulan data atau hanya

menggunakan pemahaman pribadi saja, tanpa

melakukan pengecekan kembali dengan penelitian

 

Page 38: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

23

lain.24

Pada teknik pemeriksaan keabsahan data ini

mencakup pola pemeriksaan data yang penulis

dapatkan di lapangan, keseluruhan data ini akan di cek

kembali dan menyesuaikan hasil penelitian yang lain

agar data yang penulis dapatkan di lapangan

terpercaya.

Menurut Denzin dalam karya Imam Gunawan

yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif teori dan

praktek, triangulasi terbagi menjadi empat macam

yaitu (1) Triangulasi Sumber; (2) Triangulasi Metode;

(3) Triangulasi Peneliti; (4) Triangulasi Teoritik.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

Triangulasi Metode untuk menjamin keabsahan data

penelitian, Triangulasi Metode merupakan upaya

dalam mengecek keabsahan data atau keabsahan

temuan penelitia. Triangulasi Metode memiliki dua

strategi, yaitu : (1) Pengecekan derajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data; dan (2) pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang sama.25

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu proses yang

penting dalam sebuah penelitian. Sebab, proses ini

24

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktek).

Hlm. 222. 25

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktek).

Hlm. 220.

 

Page 39: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

24

membantu hasil penelitian agar tetap terjaga

kebaruannya dan kelengkapan datanya.

Analisis data merupakan proses pengurutan dan

pengorganisasian data ke dalam suatu pola, kategori

dan satu uraian dasar.26

Data yang dianalisis

merupakan temuan dari proses observasi, wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi. Setelah proses

analisi data dilakukan. Maka, data yang kita dapatkan

akan diketahui apakah terdapat kekurangan atau

jangka waktu data yang sudah terlalu lama. Jika data

yang ditemui sudah tidak membutuhkan tambahan,

maka data lapangan bisa dikatakan akurat dan

terpercaya.

6. Teknik Penulisan.

Untuk memudahkan penulis dalam membuat

struktur penulisan, penulis mengacu pada Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)

karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh

CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Cetakan I, Januari 2007.

E. Kerangka Teori

1. Teori Implikasi.

Implikasi diartikan dalam sebuah kata

keterlibatan atau keadaan terlibat. Ada juga yang

26

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers,

2016). Hlm. 175.

 

Page 40: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

25

mengartikan termasuk atau tersimpul, yang

disugestikan tetapi tidak dinyatakan.27

Jadi, teori ini

dapat membantu untuk memaknai apa itu implikasi

sehingga memudahkan penulis untuk menjelaskan

semua yang terkandung dalam skripsi ini.

2. Teori Kebudayaan.

Seorang antropolog, yaitu E.B. Tylor pernah

mencoba memberikan definisi mengenai kebudayaan

sebagai berikut (terjemahannya) yang dikutip oleh

Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati dalam

sebuah karyanya: Kebudayaan adalah kompleks yang

mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-

kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang

didapatkan oleh manusia sebagai anggota

masyarakat.28

Teori tentang kebudayaan menjadi

pondasi dalam skripsi ini, karena permasalahan yang

diangkat dalam skripsi ini berasal dari kebudayaan

yang dianut oleh masyarakat Bugis-Makassar.

3. Teori Siri‘ na Pesse.

Siri‘ na Pesse adalah dua suku kata yang terdiri

dari kata “Siri‘‖ dan kata “Pesse”. C.H Alam Basjah

dan Sappena yang dikutip dalam karya mattulada

27

Save M Dagun, KAMUS BESAR ILMU PENGETAHUAN, (Jakarta

: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2013), Hlm. 609. 28

Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu

Pengantar - Edisi Revisi, Hlm. 149.

 

Page 41: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

26

memberikan batasan atas kata Siri‘ dengan

memberikan tiga golongan pengertian, yaitu

:Pertama,Siri‖ sama artinya dengan malu, isin (Jawa),

Shame (Inggris). Kedua, Siri‘ merupakan daya

pendorong untuk melenyapkan (membunuh),

mengasingkan, mengusir dan sebagainya terhadap apa

atau siapa saja yang menyinggung perasaan mereka.

Hal ini merupakan kewajiban adat, kewajiban yang

mempunyai sanksi adat, yaitu hukuman menurut

norma-norma adat jika tidak dilaksanakan. Ketiga,

Siri‘ itu sebagai daya pendorong yang bisa juga di

tujukan ke arah pembangkitan tenaga untuk

membanting tulang, bekerja mati-matian, demi suatu

pekerjan atau usaha.29

Sedangkan pengertian kata Pesse, atau

lengkapnya Pesse Babua, yang berarti „ikut

merasakan penderitaan orang lain dalam perut

sendiri‟, mengindikasikan perasaan haru (empati)

yang mendalam terhadap tetangga, kerabat, atau

sesama anggota kelompok sosial. Hal ini

melambangkan solidaritas, tak hanya pada seseorang

yang telah dipermalukan, namun juga bagi siapa saja

dalam kelompok sosial yang sedang dalam keadaan

serba kekurangan, berduka, mengalami musibah, atau

29

Mattulada, LATOA : satu lukisan analitis terhadap antropologi

politik orang bugis, Hlm. 62.

 

Page 42: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

27

menderita sakit keras.30

Teori tentang kebudayaan

Siri‘ na Pesse menjadi pengarah untuk memahami

kebudayaan masyarakat Bugis-Makassar ini, sehingga

penulis mempunyai pedoman dalam mencari implikasi

budaya Siri‘ na Pesse terhadap Pemberdayaan

masyarakat Islam Bugis-Makassar.

4. Teori Pemberdayaan Masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya

peningkatan kualitas dan martabat golongan

masyarakat yang dalam keadaan miskin, dari upaya

tersebut dapat melepaskan diri dari keadaan tersebut.

Sedangkan pemberdayaan itu sendiri merupakan

upaya membangun kemampuan masyarakat dengan

pola mendorong, memotivasi, dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimilikinya. Dari potensi

tersebut dapat dikembangkan dengan tindakan nyata.31

Teori ini hampir sama dengan penulis paparkan diatas,

dan membantu penulis dalam memahami

pemberdayaan masyarakat dan tahapannya.

Selain memahami makna dari pada

Pemberdayaan Masyarakat itu sendiri, dalam

melaksanakan proses Pemberdayaan Masyarakat

tentunya perlu diketahui nilai-nilai yang harus

30

Christian Pelras, Manusia Bugis, Hlm. 252. 31

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat (wacana & praktik), (Jakarta

: PRENADAMEDIA GROUP, 2013), Hlm. 24.

 

Page 43: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

28

dijunjung tinggi oleh seorang Pemberdayaan

Masyarakat agar terhindar dari tindakan korupsi,

nepotisme dan hal-hal yang negatif sehingga dapat

mencederai proses Pemberdayaan Masyarakat.

Terdapat enam nilai-nilai dan prinsip-prinsip

Pemberdayaan Masyarakat yakni, kejujuran, keadilan,

kepercayaan, kebersamaan, kepedulian, berorientasi

pada masa depan.32

F. Tinjauan Pustaka Literatur Skripsi

Dalam pembuatan skripsi, tentunya dibutuhkan

tinjauan pustaka yang berguna untuk memperkuat konten

hasil penelitian serta membantu dalam menghindari

kesamaan-kesamaan hasil karya ilmiah. Biasanya tinjauan

pustaka mempunyai kemiripan dengan karya yang akan di

buat, hanya memiliki sedikit perbedaan atau ada pula

yang jauh dari kemiripan akan tetapi dalam ruang lingkup

yang sama.

Berikut adalah tinjauan pustaka yang

berkesinambungan dengan apa yang penulis angkat dalam

skripsi :

a. Buku yang berjudul LATOA (Satu Lukisan

Analitis Terhadap Antropologi Politik Orang

Bugis), karya milik Mattulada, 1995. Kajian

buku ini meliputi penggalian sejarah mengenai

masyarakat Bugis dan ajaran-ajarannya. Buku

32

Muhtadi dan Tantan Hermansyah, Manajemen Pengembangan

Masyarakat Islam (Ciputat: UIN JAKARTA PRESS, 2013 ). Hlm. 19.

 

Page 44: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

29

ini menjadi kamus yang lengkap jika ingin

mempelajari dan memahami apa itu Bugi,

bagaimana kebudayaannya dan apa prinsipnya.

Berbeda dengan skripsi ini, yang hanya terfokus

pada satu budaya dari masyarakat Bugis dan

bertujuan untuk menggali lebih dalam lagi

tentang Siri‘ na Pesse pada masyarakat Bugis-

Makassar, dan mencari titik temu implikasi

dengan Pemberdayaan masyarakat islam Bugis-

Makassar.

b. Buku yang berjudul Jati Diri Manusia Bugis,

karya milik Mashadi Said, tahun 2016. Buku ini

membahas tentang nilai-nilai yang terkandung

dalam kehidupan masyarakat bugis, selain itu

menyajikan konsep Siri‘ na Pesse yang

menempatkan manusia sebagai Tau yaitu Tau

Sipakatau, memanusiakan manusia. Perbedaan

dalam skripsi ini adalah fokus pembahasannya

mencakup realita sosial yang terjadi saat ini

dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar,

nilai-nilai yang terkandung dalam Siri‘ na Pesse

apakah masih diimplementasikan sebagai Tau

Sipakatau (memanusiakan manusia) atau sudah

mulai memudar.

c. Skripsi tahun 2017 yang berjudul ―Hubungan

Budaya Siri‘ na Pesse dengan Hadis Malu‖

karya, Abdullah(1111034000009), Program

 

Page 45: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

30

Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas

Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian skripsi ini

meneliti secara khusus hubungan budaya Siri‘

dengan hadis malu dan mengkaji makna Siri

dalam perspektif Islam. Perbedaannya antara

penelitian di atas dengan yang penulis teliti

adalah implikasi budaya Siri‘ na Pesse dalam

pengembangan masyarakat islam, merupakan

fokus pembahasan yang mengkaji aspek-aspek

pengembangan kualitas individu masyarakat

yang ada dalam nilai-nilai kebudayaan Siri‘ na

Pesse.

d. Skripsi tahun 2017 yang berjudul ―Toleransi

dalam Kearifan Lokal Masyarakat Bugis‖

karya, Firdaus (1110032100022), Program

Studi Agama Agama, Fakultas Ushuluddin,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Skripsi ini meneliti bagaimana nilai-

nilai Toleransi yang terkandung dalam kearifan

lokal masyarakat Bugis termasuk di dalamnya

Siri‘ na Pesse, tetapi skripsi ini mengkaji

kearifan lokal masyarakat Bugis secara umum.

Perbedaan antara skripsi diatas dengan skripsi

yang penulis buat adalah selain nilai toleransi

yang termasuk dalam pembahasan, terdapat

nilai-nilai Siri‘ na Pesse yang menjadi fokus

 

Page 46: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

31

pembahasan yang bersinggungan dengan

pengembangan masyarakat islam. Sehingga

yang menjadi titik kesimpulan nantinya bukan

hanya tolerasin, namun termasuk juga motivasi

masyarakat Bugis-Makassar dalam

meningkatkan kualitas hidup.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini mencakup beberapa pembahasan

yaitu, latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,

metodologi penulisan, tinjauan pustaka literatur

skripsi, dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORI

Pada bagian ini merupakan penguraian teori-teori

mengenai Implikasi, Karakter, Kebudayaan,

kebudayaan Siri‘ na Pesse, dan Pemberdayaan

masyarakat.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI

PENELITIAN

Pada bagian ini mencakup profil desa leang-leang

mulai dari sejarah, letak geografis, kependudukan,

dan pekerjaan masyarakat desa. Selain itu,

meliputi kebiasaan masyarakat yang menyentuh

dengan nilai-nilai budaya Siri‘ na Pesse.

 

Page 47: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

32

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

LAPANGAN

Pada bagian ini merupakan analisis tentang

pemahaman masyarakat Bugis-Makassar tentang

budaya Siri‘ na Pesse dan korelasi terhadap

masyarakat islam Bugis Makassar yang dilihat dari

seberapa besar peran nila-nilai Siri‘ na Pesse

dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar

sebagai nila- nilai yang dapat meningkatkan

kualitas hidup masyarakat.

BAB V PENUTUP

Pada bagian ini merupakan kesimpulan dari hasil

keseluruhan penelitian dan analisis data, termasuk

beberapa temuan mengenai implikasi budaya Siri‘

na Pesse dalam Pemberdayaan masyarakat islam

Bugis-Makassar.

 

Page 48: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

34

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Implikasi

Kata implikasi kerap kali dimaknakan sebagai

dampak. Tetapi, dalam kamus besar bahasa Indonesia kata

implikasi diartikan sebagai keterlibatan atau keadaan

terlibat.33

Penjabaran makna implikasi dipaparkan dalam

kamus besar imu pengetahuan yang membagi kata

implikasi menjadi dua :

1. Implikasi Faktual.

Implikasi faktual merupakan hubungan

antara dua keterangan dan di antara keterangan

yang satu dapat diturunkan dari keterangan

yang lainya dan bersifat faktual tidak

berdasarkan ketentuan logika, selain itu

keterangan ini berdasarkan suatu kaidah dalam

dunia kenyataan atau pengalaman.

2. Implikasi Logis.

Implikasi logis sering disebut implikasi

defisional. Suatu pernyataan atau keterangan

yang dihasilkan dari pernyataan yang lain,

implikasi logis juga dapat diartikan sebagai

satu pernyataan yang terdiri dari dua

33

https://www.kbbi.web.id/implikasi. Pukul 21.41 WIB, 21-02-2018.

 

Page 49: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

35

pernyataan yang dihubungkan kata sambung,

seperti jikalau... maka..!.34

Apabila dikaitkan dengan penelitian

ini, sebagai contoh dari implikasi logis yaitu,

jika masyarakat Bugis-Makassar memahami

dan merealisasikan makna filosofis budaya

Siri‘ na Pesse, maka tiga dimensi “Sipakatau

(saling memanusiakan manusia), sipakainge

(saling mengingatkan), sipakalebbi (saling

menghargai)” kebudayaan akan terealisasikan.

B. Kebudayaan

1. Pengertian Kebudayaan

Budaya adalah bentuk jamak dari kata “budi” dan

“daya” yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Pada

dasarnya budaya berasal dari bahasa sanskerta,

budhayah, yaitu yaitu bentuk dari kata buddhi yang

berarti budi atau akal. Dalam bahasa Latin, budaya

berasal dari kata colera, dalam bahasa indonesia

berarti mengolah, dan mengerjakan, menyuburkan,

dan mengembangkan tanah (bertani).35

Pengertian kebudayaan menurut para ahli yang

dikutip dalam karya Elly M. Setiadi, dkk. Yaitu :

34

Save M Dagun, KAMUS BESAR ILMU PENGETAHUAN, Hlm.

609-610. 35

Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam dan Ridwan Effendi, Ilmu Sosial

& Budaya Dasar – Edisi Ketiga, (Jakarta: KENCANA, Cet. 13, 2017), Hlm.

27.

 

Page 50: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

36

a. E.B. Tylor, budaya meliputi pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,

hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang

lain, serta kebiasaan yang didapat oleh

manusia sebagai anggota masyarakat.

b. R. Linton, kebudayaan dapat diartikan sebagai

konfigurasi tingkah laku yang dipelajari, yang

di mana unsur pembentukannya didukung dan

diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

c. Koentjaraningrat, kebudayaan adalah

keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia

dengan belajar.

d. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi,

kebudayaan merupakan keseluruhan hasil

karya, rasa, dan cipta masyarakat.

e. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari

lingkungan hidup yang diciptakan oleh

manusia.36

Kebudayaan tentunya tidak bersifat statis, karena

mengikuti perkembangan manusia. Rotasi kehidupan

manusia menghasilkan ciptaan budaya dan

pembaharuan tentang budaya lama. Terdapat lima

faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan,

yaitu :

36

Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam dan Ridwan Effendi, Ilmu Sosial

& Budaya Dasar – Edisi Ketiga, Hlm. 28.

 

Page 51: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

37

a. Perubahan lingkungan alam.

b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak

dengan suatu kelompok.

c. Perubahan karena adanya penemuan

(discovery).

d. Perubahan yang terjadi karena suatu

masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa

elemen kebudayaan materiel yang telah

dikembangkan oleh bangsa lain.

e. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa

memodifikasi cara hidupnya dengan

mengadopsi pengetahuan atau kepercayaan

baru, atau karena perubahan dalam pandangan

hidup dan konsepsinya tentang realitas.37

2. Kebudayaan dan Agama

Menurut Hilman Hadikusuma yang dikutip oleh

Bustanuddin Agus mengungkapkan bahwa ada istilah

agama, agama budaya, dan kebudayaan agama.

Agama adalah ajaran yang diturunkan oleh Tuhan

untuk petunjuk bagi ummat manusia dalam menjalani

kehidupannya. Agama budaya adalah petunjuk hidup

yang berasal dari pemikiran dan kebudayaan manusia.

kebudayaan agama, yaitu hasil kreasi manusia

37

Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam dan Ridwan Effendi, Ilmu Sosial

& Budaya Dasar – Edisi Ketiga, Hlm. 44

 

Page 52: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

38

beragama, seperti tafsir Al-Qur‟an, kaligrafi, dan

lainnya.38

Agama, budaya dan masyarakat jelas tidak akan

berdiri sendiri, ketiganya memiliki hubungan yang

sangat erat dalam dialektikanya; selaras dalam

menciptakan ataupun kemudian saling menegasikan.

Proses dialektika yang berjalan menurut Berger yang

dikutip oleh M. Fahim Tharaba, dialami agama

dengan tiga bentuk. Pertama, energi eksternalisasi

yang dimiliki individu dalam bermasyarakat kemudian

membentuk sebuah bentuk. Kedua, Objektifitasi atas

kreasi manusia dan akhirnya berputar kembali dalam

bentuk. Ketiga, dengan arus informasi yang

menginternalisasi ke dalam individu-individu. Dalam

dialektika ini, bukan berarti stagnan. Hasil

eksternalisasi yang terobjektivikasi selalu mengalami

perkembangan, manusia tidak pernah puas atas hasil

yang telah dicapai.39

38

Bustanuddin Agus, AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

(PENGANTAR ANTROPOLOGI AGAMA), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2006), Hlm.33. 39

M. Fahmi Tharaba, Sosiologi agama (konsep, metode, riset, dan

konflik sosial), Hlm.124.

 

Page 53: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

39

C. Kebudayaan Siri’ na Pesse

1. Pengertian Siri‘ na Pesse

Dalam kegiatan Seminar Masalah siri‘ Di

Sulawesi Selatan, menetapkan pengertian Siri‘ terbagi

menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Siri‘ dalam sistem budaya, adalah pranata

pertahanan harga diri, kesusilaan dan hukum

agama sebagai salah satu nilai utama yang

mempengaruhi dan mewarnai alam pikiran,

perasaan dan kemauan manusia.

b. Siri‘ dalam sistem sosial, adalah

mendinamisasi keseimbangan eksistensi

hubungan individu dan masyarakat untuk

menjaga kesinambungan kekerabatan.

c. Siri‘ dalam sistem kepribadian, adalah sebagai

perwujudan konkrit di dalam akal budi

manusia yang menjunjung tinggi kejujuran,

keseimbangan untuk menjaga harkat dan

martabak manusia.40

Siri‘ na Pesse adalah dua suku kata yang

terdiri dari kata “Siri‘‖ dan kata “Pesse”. C.H

Alam Basjah dan Sappena yang dikutip dalam

karya mattulada memberikan batasan atas kata

40

Laica Marzuki, SIRI‘ BAGIAN KESADARAN HUKUM BUGIS-

MAKASSAR (SEBUAH TELAAH FILSAFAT HUKUM), (Sulawesi Selatan:

Hasanuddin University Press, 1995), Hlm.50.

 

Page 54: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

40

Siri‘ dengan memberikan tiga golongan

pengertian, yaitu :Pertama,Siri‖ sama artinya

dengan malu, isin (Jawa), Shame (Inggris). Kedua,

Siri‘ merupakan daya pendorong untuk

melenyapkan (membunuh), mengasingkan,

mengusir dan sebagainya terhadap apa atau siapa

saja yang menyinggung perasaan mereka. Hal ini

merupakan kewajiban adat, kewajiban yang

mempunyai sanksi adat, yaitu hukuman menurut

norma-norma adat jika tidak dilaksanakan. Ketiga,

Siri‘ itu sebagai daya pendorong yang bisa juga di

tujukan ke arah pembangkitan tenaga untuk

membanting tulang, bekerja mati-matian, demi

suatu pekerjan atau usaha.41

Sedangkan pengertian kata Pesse, atau

lengkapnya Pesse Babua, yang berarti „ikut

merasakan penderitaan orang lain dalam perut

sendiri‟, mengindikasikan perasaan haru (empati)

yang mendalam terhadap tetangga, kerabat, atau

sesama anggota kelompok sosial. Hal ini

melambangkan solidaritas, tak hanya pada

seseorang yang telah dipermalukan, namun juga

bagi siapa saja dalam kelompok sosial yang

41

Mattulada, LATOA : satu lukisan analitis terhadap antropologi

politik orang bugis, Hlm. 62.

 

Page 55: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

41

sedang dalam keadaan serba kekurangan, berduka,

mengalami musibah, atau menderita sakit keras.42

Disisi lain ada perbedaan makna pesse dalam

pandangan para budayawan. Bila kata pesse

bergabung dengan “perru” atau “babua”, dalam

ungkapan “mapesse perru‘na‘” (pedih hatinya)

maka artinya adalah kasihan atau perasaan iba,

tetapi dalam konteks ‗tau de‘gaga pessena‘ (orang

yang tidak memiliki nyali), maka pesse berarti

nyali. Orang yang tidak bernyali tidak mampu

memperjuangkan siri‘ (harkat dan martabat) dan

dijuluki tau de‘gaga pessena. Orang yang tidak

memiliki pesse memiliki sifaat penakut, munafik,

kecut, culas, lembek, malas, dan sejenisnya.

Sebaliknya, orang yang memiliki pesse memiliki

sifat berani, tangguh, ulet, tabah, sabar, rajin, dan

sejenisnya.43

Berdasarkan definisi di atas, makna Siri‘ dapat

dilihat dari tiga konteks yang berbeda, yaitu:

4. Masiri‘-siri‘: Siri‘ yang dapat menimbulkan

perasaan malu-malu. Misalnya, seorang merasa malu

karena beru bertemu dengan seseorang yang disegani.

42

Christian Pelras, Manusia Bugis, Hlm. 252. 43

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm. 125.

 

Page 56: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

42

5. Siri‘-ripakasiri‘: Siri‘ dapat menimbulkan perasaan

malu yang menuntut perlakuan adil karena seorang telah

menghina atau memperlakukannya di luar batas

kemanusiaan.

6. Siri‘-masiri‘: Siri‘ yang dapat menimbulkan

perasaan malu, sehingga seseorang berusaha dengan

sekuat tenaga untuk mencapai suatu prestasi demi

tegaknya siri‘ pribadi dan keluarga atau kelompoknya.44

2. Nilai-Nilai Siri‘ na Pesse

Christian pelras mengutip pandangan Hamid

Abdullah mengenai hakikat Siri‘ jiwa masyarakat

Bugis-Makassar:

“Dalam kehidupan manusia Bugis-Makassar, Siri‘

merupakan unsur yang prinsipil dalam diri mereka.

Tidak ada satu nilai pun yang paling berharga untuk

dibela dan dipertahankan di muka bumi selain dari

pada Siri‘. Bagi manusia Bugis-Makassar, Siri‘ adalah

jiwa mereka, harga diri mereka dan martabat mereka.

Sebab itu, untuk menegakkan dan membela Siri‘ yang

dianggap tercemar atau dicemari oleh orang lain, maka

manusia Bugis-Makassar akan bersedia mengorbankan

apa saja, termasuk jiwanya yang paling berharga demi

tegaknya Siri‘ dalam kehidupan mereka.”45

Siri‘ bukan semata-mata persoalan pribadi yang

muncul secara spontan. Siri‘ lebih sebagai sesuatu

yang dirasakan bersama dan merupakan bentuk

44

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm. 103. 45

Christian Pelras, Manusia Bugis, (Jakarta : Forum Jakarta-Paris,

2006), Hlm. 251.

 

Page 57: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

43

solidaritas sosial. hal ini dapat menjadi motif

penggerak penting kehidupan sosial dan pendorong

tercapainya suatu prestasi sosial masyarakat Bugis-

Makassar. itulah sebabnya mengapa banyak

intelektual Bugis-Makassar cenderung memuji Siri‘

sebagai suatu kebijakan. Mereka hanya mencela apa

yang mereka katakan sebagai bentuk penerapan Siri‘

yang salah sasaran. Menurut mereka, Siri‘ seharusnya

dan biasanya, memang seiring sejalan dengan pesse.46

Nilai-nilai dasar dalam budaya Siri‘ na Pesse yang

menjadi kekuatan dalam pribadi masyarakat Bugis-

Makassar di golongkan menjadi tiga, yaitu:

a. Lempu‘ (Jujur)

Lempu‘ jika dimaknai secara harfiah

adalah lurus, dalam bahasa Bugis Lempu‘

memiliki lawan kata Jekko‘ (bengkok). Kata

Lempu‘ dimaknai ikhlas, baik, bersih diri atau

adil, sehingga lawan kata dari Lempu‘ juga

dapat dimaknai culas, rurang, dusta, khianat,

tipu, aniaya, dan semacamnya.47

b. Ammacangeng (Kecendekiaan)

Macca berasal dari kata acca yang berarti

cakap, cendekia atau intelek. Dalam Lontara‘

46

Christian Pelras, Manusia Bugis, Hlm. 252. 47

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm.147.

 

Page 58: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

44

disebutkan, orang yang mengetahui hukum

adat dan bijaksana disebut toaccata (orang

pintar kita).48

c. Awaraningeng (Keberanian)

Kata warani dalam bahasa indonesia berarti

berani. Orang yang berani adalah orang yang

tidak gampang takut, tidak mudah terkecut dan

tidak tergolong pencemas atau pengecut.

Keberanian biasa dikaitkan dengan kejantanan

atau kelaki-lakian. Dalam masyarakat Bugis,

orang yang berani sering disanjung dengan

gelar orowane (jantan).49

Ciri peribadi Siri‘ na Pesse terwujud dari peribadi

manusia Bugis-Makassar yang: Tawakkal kepada

Allah SWT, Mempunyai bawaan hati yang baik,

Ikhlas, Jujur, Cendekia, Berani, Teguh dalam

pendirian, Konsekuen dalam mengambil tindakan,

Berdaya saing tinggi, Ulet, Percaya pada usaha keras

dan ketekunan, sehingga keberhasilan dapat dicapai,

Penciptaan, Berlaku wajar atau patut, Cermat,

Tanggung jawab, Terbuka, Merdeka, Solider,

Mencipta (merujuk pada tujuan akhir).50

48

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm.154. 49

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm.161. 50

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm. 97.

 

Page 59: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

45

D. Pemberdayaan Masyarakat

1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Isbandi Rukminto Adi Pemberdayaan

merupakan proses pengembangan dari keadaan kurang

berdaya sampai mempunyai daya untuk mencapai

kehidupan yang layak. Pemberdayaan semestinya

konsen terhadap individu, kelompok, atau komunitas

yang berusaha dalam mengontrol keahidupan diri

sendiri dan membentuk dasa depan yang layak.

Pemberdayaan juga dimaknai proses yang relatif terus

berjalan untuk peningkatan kualitas hidup.51

Menurut Chambers yang dikutip oleh Zubaedi,

pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep

pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai

sosial. konsep ini mencerminkan paradigma baru

pembangunan yang bersifat “people-centered”,

participatory, empowring, and sustainable. Konsep

pemberdayaan lebih luas dari sekedar upaya untuk

memenuhi kebutuhan dasar atau sekedar mekanisme

untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety

net).52

51

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat

dan Investasi Komunitas, (Jakarta, Fakultas Ekonomi UI, 2001), Cet. Ke 1,

Hlm 32. 52

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat (wacana & praktik), Hlm.24-

25.

 

Page 60: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

46

Dalam karya Zubaedi juga mengutip pendapat Jim

Ife, konsep pemberdayaan memiliki hubungan erat

dua konsep pokok yakni: konsep power (“daya”) dan

konsep disadventaged (“ketimpangan”). Pengertian

pemberdayaan dapat dijelaskan dengan menggunakan

empat persfektif yaitu: persfektif pluralis, elitis,

strukturalis, dan post-strukturalis.

a. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari

perspektif pluralis adalah suatu proses untuk

menolong individu dan kelompok-kelompok

masyarakat yang kurang beruntung agar

mereka dapat bersaing secara lebih efektif

dengan kepentingan-kepentingan lain.

b. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari

perspektif elitis adalah suatu upaya untuk

bergabung dan memengaruhi kalangan elite

seperti para pemuka atau tokoh masyarakat,

pejabat, orang kaya, dan lain-lain, membentuk

aliansi dengan kalangan elite, melakukan

konfrontasi dan mengupayakan perubahan

pada kalangan elite.

c. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari

perspektif strukturalis adalah suatu agenda

perjuangan yang lebih menantang, karena

tujuan pemberdayaan dapat dicapai apabila

 

Page 61: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

47

bentuk-bentuk ketimpangan struktural

deliminasi.

d. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari

perspektif post-strukturalis adalah suatu proses

yang menantang dan mengubah diskursus.

Pemberdayaan lebih ditekankan pada aspek

intelektualis ketimbang aktivitas, aksi atau

praksis.53

Dalam konteks masyarakat keberdayaan adalah

kemampuan individu yang senyawa dalam masyarakat

dan membangun keberdayaan masyarakat yang

bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebagian besar

anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat,

tentu memiliki keberdayaan yang tinggi. Keberdayaan

masyarakat merupakan unsur dasar yang

memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam

pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan

mencapai kemajuan.54

53

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat (wacana & praktik), Hlm.26. 54

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan

Masyatakat dalam Persepektif Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta, 2015),

Hlm. 52.

 

Page 62: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

48

2. Konsep, Tahapan dan Landasan Nilai-Nilai

Pengembangan Masyarakat Islam.

Dalam proses Pengembangan Masyaraka

tentunya terdapat konsep yang menjadi pedoman,

maka konsep ini semestinya dipahami oleh aktor

dalam proses Pengembangan. Selain itu tahapan dan

landasan Nilai-Nilai PM (Pengembangan Masyarakat)

juga penting dalam proses aktualisasi dilapangan.

Dalam pembahasan mengenai konsep, penulis

tertarik untuk mengutip teori Ibnu Khaldun dalam

buku Muhtadi dan Tantan Hermansyah tentang konsep

dan tujuan PM yang terbagi menjadi lima konsep yaitu

:

1. Individu.

Ibnu Khaldun memaknai bahwa

manusia secara individu diberikan

kelebihan dan memiliki kekurangan.

Sehingga dari modal kelebihan yang sudah

ada mestinya dibina agar dapat

mengembangkan potensi pribadi dengan

agar dapat membangun.

2. Ashabiyah.

Kata Ashabiyah sangat terkenal

dalam pemikiran Ibnu Khaldun. Kata ini

 

Page 63: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

49

bisa dimaknai kekeluargaan yang menjadi

kekuatan atas pertalian darah. Jika

kekuatan ini dibina dan diarahkan kepada

penguatan jiwa keagamaan maka dapat

menghasilkan sikap yang positif dalam

menegakkan Amar Ma‘ruf Nahi Munkar.

3. Masyarakat Ijtima‘ al-Insani.

Sikap alamiah manusia yang saling

membuhkan, tolong menolong serta

solidaritas yang tinggi menciptakan sistem

sosial masyarakat yang tergabung dalam

Ijtima‘ al-Insani. Maka dari sini perlu ada

pembinaan agar supaya terbentuk

masyarakat yang islami, dengan kekuatan

dari sifat alamiah manusia.

4. Negara.

Dalam konteks ini, negara menjadi

wadah dalam menciptakan tatanan

masyarakat yang ideal sesuai dalam ajaran-

ajaran yang terkandung dalam Islam

melalui kepemimpinan, konstitusi, atau

undang-undang.

5. Peradaban.

Hingga akhir dari proses Pengembangan

Masyarakat adalah terwujudnya

 

Page 64: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

50

masyarakat madani (civil society) atau

masyarakat berperadaban, dengan nilai-

nilai keadilan yang tinggi, demokratisasi,

inklusivisme, independent, makmur dan

sejahterah.55

Selanjutnya ada tahap-tahap model

Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) mengacu

pada pengembangan masyarakat muslim di Madinah

yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Kesuksesan Nabi Muhammad yang membawa

masyarakat dari kejahiliyahan (kebodohan) yang

tercampur aduk ke arah yang lebih tertata baik secara

tauhid, sosial, ekonomi, politik, budaya militer dan

lain sebaginya. Tahapan tersebut dari buku

Pengembangan Masyarakat Islam yang di tulis oleh

Nanih dan Agus. Adapun ketiga tahapan

Pengembangan Masyarakat Islam yaitu:

a) Takwin

Takwin adalah tahap pembentukan

masyarakat Islam. Kegiatan pokok tahap ini

adalah dakwah bil-lisan sebagai ikhtiar

sosialisasi akidah, ukhuwah, dan ta‘awun.

Semua aspek tersebut, ditata menjadi

55

Muhtadi dan Tantan Hermansyah, Manajemen Pengembangan

Masyarakat Islam (Ciputat: UIN JAKARTA PRESS, 2013 ), Hlm. 8-9.

 

Page 65: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

51

instrumen sosiologi. Sasaran tahapan pertama

ini adalah terjadinya internalisasi Islam dalam

kepribadian masyarakat, kemudian

mengekspresikannya dalam ghirah dan sikap

membela keimanan dari tekanan struktural

(penindasan). Menurut Amrullah Ahmad, pada

tahap takwin, fundamental sosial Islam dalam

bentuk akidah, ukhuwah islamiyah, ta‟wun dan

sholat sudah dapat diletakkan oleh Nabi

Muhammad. Pada tahap ini telah terwujud

jamaah Islam swadaya yang akan menjadi

community base kegiatan dakwah Nabi

Muhammad.

b) Tanzim

Tanzim yakni tahap pembinaan dan

penataan masyatakat. Pada fase ini

internalisasi dan eksternalisasi Islam muncul

dalam bentuk institusionalisasi Islam secara

komprehensif dalam realitas sosial. Tahap ini

dimulai dengan hijrah Nabi ke Madinah. Fase

hijrah dimulai dengan pemahaman

karekteristik sosial masyarakat Madinah.

Pembinaan dan penataan masyarakat dilakukan

oleh Nabi dengan cara berdakwah. Dalam

pandangan Amrullah Ahmad, ada tiga

 

Page 66: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

52

peristiwa dakwah yang strategis dalam

pengembangan masyarakat Islam. Pertama,

nabi Muhammad dalam menanta dan

mengembangkan masyarakat Islam berpijak

dari masjid. Masjid menjadi pusat semua

kegiatan dan aktivitas, musyawarah

masyarakat baik masalah politik, ekonomi,

militer dan kesejahteraan masyakat. Kedua,

untuk memperkuat basis komunitas muslim

awal, dakwah Islam sangat memerlukan

organisasi atau kelembagaan yang

merespresentasikan ukhuwah islamiyah

(integritas jumaah Muslim) baru di Madinah.

Hal ini dipandang sebagai penantaan

kelembagaan yang akan dijadikan alat untuk

mempertahankan bangunan inti umat Islam

yang berfungsi membina dan mengembangkan

masyarakat Islam Madinah. Ketiga, nabi

menciptakan landasan kehidupan politik

dengan menandatangani perjanjian dengan

semua kekuatan sosial dan politik yang ada.

c) Taudi‘

Taudi‘ adalah tahap keterlepasan dan

kemandirian. Pada tahap ini, umat telah siap

menjadi masyarakat mandiri, terutama secara

 

Page 67: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

53

manajerial. Pada fase masyarakat mandiri atau

dikenal juga masyarakat madani problem

agama adalah pembebasan manusia dan dunia

dari kemiskinan, konflik etnis, penindasan atas

nama Negara, ideologi politik dan penindasan

agama. Tahap ini juga dilaksanakan dengan

dakwah yang diarahkan pada pemecahan

masalah. Yang diharapkan dari dakwah dalam

fase ini adalah; pertama, tumbuhnya

kepercayaan dan kemandirian umat serta

masyarakat sehingga berkembang sikap

optimis. Kedua, tumbuh kepercayaan terhadap

kegiatan dakwah guna mencapai tujuan

kehidupan yang lebih ideal. Ketiga,

berkembang suatu kondisi sosio-ekonomi-

budaya-politik-iptek sebagai landasan

peningkatan kualitas hidup atau peningkatan

kualitas sumber daya umat (SDU).

Melalui dakwah dan pengembangan

masyarakat, suatu komunitas masyarakat

muslim terkecil sekalipun dapat dikembangkan

menjadi komunitas sosial yang mempunyai

kemampuan internal yang berkembang mandiri

 

Page 68: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

54

dalam menyelesaikan persoalan yang

dihadapinya.56

Dalam proses Pemberdayaan Masyarakat biasanya

terdapat kegagalan yang disebabkan oleh nilai-nilai

yang tidak dituangkan dalam prakteknya, sehingga

terkadang kegiatan positif ini hanya berdampak biasa-

biasa saja pada masyarakat. Adanya budaya korupsi,

kolusi dan nepotisme yang membuat program

Pemberdayaan Masyarakat sia-sia, sehingga dalam

melaksanakan program Pemberdayaan Masyarakat

sangat penting untuk memahami dan

mengaktualisasikan nilai-nilai yang menjadi landasan

dalam Pemberdayaan Masyarakat. Nilai-Nilai tersebut

dijelaskan dalam tulisan muhtadi dan tantan

hermansyah yang terbagi dalam enam kategori nilai,

yaitu:

1. Kejujuran

Nilai kejujuran (transparansi) sangat

penting dalam konteks Pemberdayaan

Masyarakat. Nilai ini harus melekat pada

setiap insan yang mengelola atau terlibat

dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat,

sebab ketika nilai ini dikesampingkan maka

56

Nanih Machendarwaty dan Agus Ahmad Safei, PENGEMBANGAN

MASYARAKAT ISLAM: Dari Ideologi, Strategi dan Tradisi, (Bandung, PT.

Remaja Rosdakarya, 2001), h. 31-35

 

Page 69: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

55

seberapa besar dana atau potensi yang

disumbangkan untuk kegiatan Pemberdayaan

ini tidak akan menghasilkan sesuatu.

2. Keadilan

Nilai adil atau merata adalah nilai yang

perlu ditanamkan dalam kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat. Ketika tidak

adanya nilai ini dalam program PM , maka

akan mudah terjadi konfilk dalam internal

maupun masyarakat, sehingga ketika itu terjadi

maka program PM ini secara otomatis gagal.

3. Kepercayaan

Saling percaya antara pelaku

Pemberdayaan Masyarakat dan sasaran

tentunya sangat penting. Karena, perlu ada

kesepahaman antar keduanya dalam rangka

mewujudkan keberhasilan dalam progean

tersebut.

4. Kebersamaan

Nilai kebersamaan dan rasa saling tolong

menolong diperlukan salam proses

Pemberdayaan Masyarakat, dengan terjalinnya

kebersamaan antara pelaku dan sasaran akan

memudahkan dalam menyelesaikan

kompleksitas persoalan yang ada dalam

 

Page 70: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

56

progam Pemberdayaan Masyarakat. Seberat

apapun persoalan yang dihadapi dalam proses

Pemberdayaan Masyarakat akan mudah

diselesaikan dengan kebersamaan atau tolong

menolong.

5. Kepedulian

Nilai kepedulian ini dimaknai komitmen

dalam melengkapi satu sama lain. Berbagi

berupa materil bagi masyarakat menengah ke

atas dapat membantu dalam melepaskan

jeratan persoalan bagi masyarakat menengah

ke bawah, kepedulian ini menjadi nilai

tersendiri dalam Pemberdayaan Masyarakat

yang biasanya terbawa dalam kesadaran

masyarakat sendiri.

6. Berorientasi pada masa depan

Nilai yang terakhir ini membawa kita

berfikir untuk melakukan sesuatu dengan hasil

yang bisa dinikmati dalam kurun waktu yang

panjang. Jadi, melakukan sesuatu tentunya

lebih baik ketika berlaku atau bermanfaat

dalam jangka waktu yang lama. Misalnya

menanam pohon, kegiatan ini akan bermanfaat

mulai hidupnya pohon sampai matinya dan

jangka waktu pohon ini tentunya lama, tidak

 

Page 71: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

57

dengan sehari atau dua hari. Sebagai seorang

Pemberdaya Masyarakat tentunya menitik

beratkan pada kemaslahatan masa depan

masyarakat, sehingga program-program yang

disusun merupakan program yang bermanfaat

lama bagi masyarakat yang diberdayakan.57

57

Muhtadi dan Tantan Hermansyah, Manajemen Pengembangan

Masyarakat Islam, Hlm. 19.

 

Page 72: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

58

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Desa Leang-Leang

1. Letak Geografis

Desa Leang-Leang merupakan bagian dari

berbagai desa yang ada di Kecamatan Bantimurung,

Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi-Selatan.

Kecamatan Bantimurung terdiri dari delapan desa,

Kalabbirang, Minasabaji, Alatengae, Mattoangin,

Mangeloreng, Tukamasea, Baruga dan Leang-Leang.

Desa ini sangat strategis, karena Desa Leang-

Leang dikenal Sampai ke mancanegara dengan Taman

Purbakalanya, Kecamatan Bantimurung merupakan

program pengembagan Taman Nasoinal di Kabupaten

Maros. Desa Leang-Leang terdiri dari dua lingkungan

(dusun), lingkungan panaikang dan lingkungan leang-

leang.

Batas wilayah Desa Leang-Leang dikelilingi

oleh satu kecamatan dan kelurahan, dua diantara

perbatasan yakni Desa-Desa. Di sebelah utara terdapat

Kecamatan Balocci, sebelah selatan Desa terdapat

Kelurahan Kalabbirang, di sebelah barat desa terdapat

Desa Mageloreng, dan yang terakhir di sebelah Timur

Desa Leang-Leang terdapat Desa Labuaja.

 

Page 73: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

59

Adapun luas wilayah sesuai pengganaan di

Desa Leang-Leang yang terbagi dalam dua

dusun/lingkungan yakni Panaikang dan Leang-Leang,

untuk pemukiman dan pembangunan seluas 50 Ha,

karena tingkat produktifitas pertanian Desa Leang-

Leang tinggi, selaras dengan luas persawahan yang

berbanding jauh dengan pemukiman dan

pembangunan yakni luasnya mencapai 500 Ha,

sedangkan perkebunan hanya mencapai 35 Ha

luasnya, karenna letak desa Leang-Leang yang diapit

oleh pegunungan maka tak heran luas hutan lindung

Desa mencapai 1.015 Ha. Dengan jumlah RT Cuma

ada satu.

Jarak Tempuh Desa Leang-Leang untuk

sampai ke Kantor Kecamatan mencapai 5 KM saja,

sedangkan untuk jarak tempuh Desa Leang-Leang

untuk sampai ke Kantor Kabupaten mencapai 13 KM,

untuk jarak tempuh Desa ke kantor Provinsi mancapai

43 KM.

2. Visi & Misi Pemerintah Desa Leang-Leang

Visi :

“Dengan iman dan taqwa ,mari kita

meningkatkan pelayanan yang Prima Kepada

Masyarakat menuju Pemerintahan Kelurahan

 

Page 74: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

60

Leang-Leang yang Lebih Baik (Good

Governance)”

Misi :

a. Mewujudkan Aparat Pemerintahan yang

fropesional ,bertaqwa ,berdisiplin,kreatif,bersih

dan bertanggung jawab.

b. Meningkatkan kemampuan dan kemadirian

masyarakat dengan menjujung tinggi nilai-nilai

agama dan budaya siapakatau (Memanusiakan

Manusia) dan abbulosibatang (Satu

rasa/Kerjasama).

3. Kependudukan & Tenaga Kerja

Mayoritas penduduk Desa Leang-Leang beragama

islam susai dengan jumlah tempat beribadah sebanyak

delapan buah, dibandingkan dengan agama lain yang

belum memiliki tempat beribadah di Desa Leang-

Leang. Karena letak geografis Desa Leang-Leang

yang berada di daerah pegunungan, maka mata

pencaharian masyarakat Desa Leang-Leang yaitu

lebih kepada pertanian dan sebagian masyarakatnya

menjadi peternak. Berikut ini adalah tabel

kependudukan dan Tenaga Kerja :

 

Page 75: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

61

Tabel 1.1

Kependudukan

No Nama Desa Jumlah

KK

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-

Laki Perempuan

1

Desa

Leang-

Leang

701 1.209 1.259 2,468

Sumber : Profil Desa Leang-Leang tahun 2017

Dari segi pendidikan, Desa Leang-Leang memiliki jumlah

Tingkat Pendidikan anak yang rata dan sesuai dengan daerah dan

mata pencaharian masyarakatnya. Dilihat dari tingginya jumlah

tamatan peserta didik di Sekolah Dasar (SD), begitupun tamatan

SMP, SMA, Akademi maupun Sarjana. Berikut tabel mengenai

tingkat pendidikan anak :

Tabel 1.2

Tingkat Pendidikan Anak

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Belum Sekolah 235 Jiwa

2 Tidak Tamat SD -

3 Tamat SD 861 Jiwa

4 Tamat SMP 377 Jiwa

5 Tamat SMA 399 Jiwa

6 Akademi 15 Jiwa

7 Sarjana (S1) 64 Jiwa

8 Sarjana (S2) 2 Jiwa

Sumber : Profil Desa Leang-Leang tahun 2017

 

Page 76: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

62

Luasnya lahan pertanian yang dimiliki masyarakat Desa

Leang-Leang dan cuaca yang mendukung adanya kegiatan

pertanian khususnya petani padi, membuat masyarakat Desa

Leang-Leang lebih banyak memilih bertani. Selain bertani,

masyarakat Desa Leang-Leang disibukkan dengan kegiatan

peternakan. Misalnya ternak sapi, ayam, kambing, kerbau, itik

dll. Berikut tabel struktur mata pencaharian penduduk Desa

Leang-Leang dan Tabel Tenaga Kerja :

Tabel 1.3

Struktur Mata Pencaharian Penduduk

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani 426 Jiwa

2 Peternak 498 Jiwa

3 PNS/ABRI 32 Jiwa

4 Wiraswasta 10 Jiwa

Sumber : Profil Desa Leang-Leang tahun 2017

Tabel 1.4

Tenaga Kerja

No Tenaga Kerja Jumlah

1 Pend. Non Usia Produktif (0-14)

Tahun 769 Jiwa

2 Pend. Usia Produktif (15-59) Tahun 1.144 Jiwa

3 Pend. Usia Lanjut (60 Tahun keatas) 253 Jiwa

Sumber : Profil Desa Leang-Leang tahun 2017

Keadaan wilayah yang mendukung minimnya tingkat

pengangguran membuat masyarakat Leang-Leang mandiri dan

produktif. Luasnya lahan pertanian dan peternakan serta adanya

Taman Prasejarah Leang-Leang dan dilengkapi dua Pabrik,

 

Page 77: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

63

membuat masyarakat mudah dalam produktif di usia kerjanya.

Berikut tabel Angkatan Kerja :

Tabel 1.5

Angkatan Kerja

No Angkatan Kerja Jumlah

1 Penduduk Usia Kerja 1.835 Jiwa

2 Penduduk Usia Kerja yang bekerja 1.710 Jiwa

3 Penduduk Usia Kerja yang belum

bekerja 125 Jiwa

Sumber : Profil Desa Leang-Leang tahun 2017

Desa Leang-Leang banyak dalam gambaran peta :

Gambar 1.1. Petah Wilayah Desa Leang-Leang

Sumber : Profil Desa Leang-Leang tahun 2017

Struktur organisasi pemerintahan Kelurahan Leang-

Leang, Kecamatan Bantimurung :

 

Page 78: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

64

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Kelurahan Leang-Leang

Sumber : Profil Desa Leang-Leang tahun 2017

B. Sejarah dan Perkembangan Kebudayaan Siri’ na

Pesse di Wilayah Desa Leang-Leang

Kata Leang-Leang berasal dari bahasa Bugis yang

diartikan dalam bahasa Indonesia adalah Goa. Alasan

daerah ini dinamakan leang-leang (goa-goa) karena jalan

menuju kelurahan atau desa layaknya goa diapit oleh

gunung-gunung yang terletak di sebelah kanan dan kiri

jalan.

Sebelum daerah ini menjadi kelurahan, leang-

leang masih termasuk dalam lingkungan kelurahan Pakalu

kecamatan Bantimurung. Pada tahun 1982 terjadi

pemekaran dari kelurahan pakalu menjadi kelurahan

Leang-Leang. Sebelum pemekaran sampai saat ini

kelurahan Leang-Leang menjadi pusat penelitian Goa-

 

Page 79: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

65

Goa di daerah Sulawesi-Selatan, tahun 1960 pemerintah

memulai pengelolaan setiap Goa yang ditemukan oleh

arkeolog sekaligus membuka Taman Prasejarah Leang-

Leang.58

Dahulu kala Leang-Leang menjadi salah satu

tempat yang aman dari penjajahan yang saat itu kental

dengan istilah kerja paksa, keadaan ini yang membuat

masyarakat yang terancam dengan penjajahan

mengadakan pelarian dari daerah khususnya daerah Bone

ke Leang-Leang. Konon katanya ada seorang saudagar

kaya raya yang menaungi rakyat saat itu yang dapat

membayar penjajah agar tidak mengganggu garis wilayah

kekuasaaannya, disisi lain memang daerah Leang-Leang

menjadi tempat persembunyian yang paling aman saat itu

dengan mandaki ke dalam Goa-Goa dan hal ini yang

sering dilakukan penduduk di kecamatan bantimurung

ketika diserang oleh penjajah.59

Persoalan yang paling utama pasca zaman

penjajahan yang di alami masyarakat Leang-Leang saat

itu adalah pendidikan. Keadaan masyarakat yang

bertempat tinggal di atas gunung menjadi penghambat

aktifnya masyarakat Leang-Leang dalam menempuh

pendidikan yang tinggi, pemikirian masyarakat pada saat

itu dominan ke pertanian dari pada pendidikan dengan

58

Hasil wawancara penulis dengan H. Tajuddin Rani di rumah

pribadinya, pada tanggal 24 April 2018, Pukul 11.17 WITA. 59

Hasil wawancara penulis dengan H. Tajuddin Rani di rumah

pribadinya, pada tanggal 24 April 2018, Pukul 11.17 WITA.

 

Page 80: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

66

alasan biaya dan jarak tempuh sekolah dan rumah yang

lumayan jauh. Tahun 1969 bapak H. Tajuddin Rani

mendapat kepercayaan dari warga masyarakat untuk

memimpin daerah Leang-Leang, karena melihat situasi

pendidikan saat itu belum berjalan baik maka pak desa

berinisiatif mengajak warga untuk berpindah tempat

tinggal ke bawah gunung agar jarak tempuh sekolah tidak

jauh. Bagi masyarakat yang tidak ingin mengikuti

kegiatan belajar mengajar saat itu, di ancam untuk pindah

kampung oleh pak desa.60

Setelah inisiatif dalam mengatasi persoalan

pendidikan berjalan lancar, Leang-Leang dibagi menjadi

dua wilayah yakni Leang-Leang dan Panaikang.

Kehidupan masyarakat kala itu sudah normal layaknya

masyarakat desa semestinya.

Dahulu keadaan budaya di Leang-Leang begitu

kental, nilai-nilai leluhur saat itu sangat dijunjung tinggi

dengan mengaplikasikan budaya dalam kehidupan sehari-

hari masyarakatnya. Budaya Siri‘ na Pesse termasuk

didalam budaya masyarakat Leang-Leang yang dihargai

adanya, meskipun kala itu pemaknaan Siri‘ na Pesse lebih

kepada istilah Silariang (Nikah Lari) yang ujung dari

perselisihan ini kematian salah satu keluarga yang terkait

atau diasingkan dari kampung halaman.

60

Hasil wawancara penulis dengan H. Tajuddin Rani di rumah

pribadinya, pada tanggal 24 April 2018, Pukul 11.17 WITA.

 

Page 81: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

67

Zaman milenial saat ini pemaknaan budaya Siri‘

na Pesse di daerah Leang-Leang sudah dimaknai secara

kompleks. Makna Siri‘ na Pesse tidak hanya dikaitkan

dalam situasi pernikahan saja, tetapi termasuk

didalamanya tentang Akhlak atau perilaku masyarakat,

pertanian dan kepedulian masyarakat sesama.

 

Page 82: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

68

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

A. Siri’ na Pesse Dalam Perkembangan Makna.

Siri‘ na Pesse‘ merupakan budaya yang melekat

secara alamiah pada tiap aktivitas masyarakat Bugis-

Makassar. Bagi Suku Bugis-Makassar siri‘ telah menjadi

tujuan utama yang harus dijaga. Tanpa adanya siri‘, hidup di

dunia tidaklah berarti. Dengan kata lain, tiada suatu

kemuliaan yang patut diperjuangkan kecuali siri‘.61

Bahkan,

seorang peneliti Hamid Abdullah mengatakan, siri‘ dalam

kehidupan masyarakat Bugis-Makassar merupakan hal yang

prinsipil dalam diri mereka, dan tidak ada satu nilai untuk

dibela dan dipertahankan. Siri‘ dengan demikian adalah jiwa

mereka, harga diri mereka, dan martabat mereka.62

Sebagai nilai yang melekat secara alamiah, siri‘ na

pesse‘ bukanlah sesuatu yang mudah untuk diungkap

permaknaannya sebab pada wilayah tertentu, ia merupakan

makna yang terkandung dalam pemahaman setiap individu

dan masyarakat. Karena itu, unsur defenisi yang diungkapkan

para peneliti dan pengkaji kebudayaan tidak secara bulat

dikonotasikan dengan kebenaran. Tidak sedikit para peneliti

dan pengkaji kebudayaan dengan sudut pandangnya masing-

61

Dalam Lontara menyebutkan: Siri‘ emmi ri onroang ri lino.

Artinya, hanya dengan berbekal malu kita hidup di dunia ini. Penjelasan lebih

lanjut dapat dilihat pada, Mashadi Said, Jati Diri Manusia Bugis, h. 99 62

Mashadi Said, Jati Diri Manusia Bugis, h. 100

 

Page 83: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

69

masing mencoba memberikan pemahamannya tentang siri‘ na

pesse‘. Pada bagian ini, kita membaginya menjadi dua sudut

pandangan. Pertama, adalah mereka yang berasal dari luar

Negara Indonesia, dan kedua adalah mereka berasal dari

Negara Indonesia.

Untuk yang pertama, yaitu peneliti yang berasal dari

luar Negara Indonesia di antaranya adalah Dr. H. Tn. Chabot

(1950). Dia mengemukakan bahwa tiap-tiap perbuatan yang

melebihi orang lain, baik secara besar atau kecil, baik dengan

angan-angan atau dengan sesungguhnya, mengakibatkan

bahwa yang menderita perbuatan itu merasa harga dirinya

dalam masyarakat terganggu. Maka perbuatan itu disebut

dengan siri‘ sehingga motivasi dalam membalas lebih tinggi

daripada pada pebuatan orang tersebut.63

Sementara menurut

Shelly Errington, salah seorang antropolog dari Amerika yang

pernah mengadakan penelitian di Luwu (1976-1977)

mengatakan bahwa, yang terdapat didalam dirinya tidak ada

tujuan atau alasan hidup lebih tinggi, atau lebih penting

daripada menjaga siri‘nya, dan kalau merasa tersinggung,

atau ripakasiri‘ atau dipermalukan merasa lebih senang mati

dengan perkelahian untuk memulihkan siri‘nya daripada

hidup tanpa siri‘.64

Sementara permaknaan yang diberikan oleh peneliti

dalam negeri antara lain seperti yang diungkapkan Prof. Dr.

63

Abu Hamid, Siri‘ Dan Passe‘ (Harga Diri Orang Bugis, Makassar,

Mandar, Toraja), (Makassar: Pustaka Refleksi, 2003), hal, 14. 64

Abu Hamid, Siri‘ Dan Passe‘, hal, 14-15

 

Page 84: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

70

Mashadi Said, bahwa siri‘ memiliki tiga makna. Pertama

adalah masiri‘ siri‘ yang dapat menimbulkan rasa malu-malu.

Misalnya, seorang merasa malu karena baru bertemu dengan

seseorang yang disegani. Kedua adalah siri‘ ripakasiri; yang

dapat menimbulkan perasaan malu yang menuntut perlakuan

adil karena seseorang telah menghina atau

memperlakukannya di luar batas kemanusiaan. Ketiga adalah

siri‘ masiri‘ yang dapat menimbulkan perasaan malu

sehingga seseorang berusaha dengan sekuat tenaga untuk

mencapai suatu prestasi demi tegaknya siri‘ pribadi dan

keluarga.65

Sementara menurut Zainal Abidin setelah melakukan

penelitian kemudian menyimpulkan bahwa siri‘ itu hanya dua

macam: pertama adalah siri‘ ripakasiri‘ adalah apa yang

terjadi apabila seseorang menghina atau mempermalukan

sesamanya manusia di luar batas kemanusiaan yang adil dan

berada di depan umum. Siri‘ ini lebih kepada kelompok

masyarakat apabila salah satunya dilecehkan atau dihina

harkat martabat mereka. Kedua, adalah siri‘ masiri‘ yaitu

pandangan hidup yang bermaksud untuk mempertahankan,

mengingatkan atau mencapai suatu prestasi yang dilakukan

dengan sekuat tenaga dan segala jerih payah demi siri‘ orang

itu sendiri, keluarga dan kelompok. Siri‘ ini lebih kepada

individual seseorang dalam memahmi siri‘ sehingga

masyarakat Bugis-Makassar menjadikan siri‘ ini sebagai

65

Mashadi Said, Jati Diri Manusia Bugis. Hal 103

 

Page 85: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

71

pendorong untuk dirinya sendiri dalam mencapai sebuah

keberhasilan.66

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa siri‘ adalah perasaan malu yang timbul dari dalam diri

seseorang, sedangkan ripakasiri‘ adalah perasaan malu yang

ditimbulkan oleh seseorang atau kelompok terhadap orang

lain atau kelompok lain, dan masiri‘siri‘ adalah perasaan

malu-malu terhadap orang lain dikarenakan rasa hormat atau

segan kepada orang tersebut. Karena itu, siri‘ dapat muncul

sebagai akibat yang timbul dari dalam dan dari luar diri

seseorang.

Hanya saja, dalam konteks saat ini, siri‘ seringkali

dianggap sebagai kambing hitam atas prilaku destruktif dari

masyarakat Bugis-Masyarakat. Perkelahian dan pembunuhan

yang terjadi dalam banyak pandangan disebabkan karena

dorongan siri‘. Padahal perlu dipertegas, siri‘ sejatinya

merupakan motif penggerak kehidupan sosial dan pendorong

tercapainya suatu prestasi sosial masyarakat Bugis-Makassar.

Karenanya banyak kalangan intelektual yang memuji siri‘

sebagai suatu kebijakan.

Siri‘ menurut ajaran leluhur mengandaikan

ditegakkannya kehormatan dan sikap tegas demi sebuah

kehormatan hidup. Hal ini disebabkan karena siri‘ tidak

berdiri sendiri melainkan ditopang oleh Pappaseng atau

66

Mustari Idris Mannahao, The Secret of siri‘ na pesse, (Makassar :

Pustaka Refleksi, 2010). Hal 5

 

Page 86: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

72

pesan dan Pappangaja atau nasehat dan ajakan. Pappaseng

dan Pappangaja—banyak dimuat dalam Lontara—adalah

petuah-petuah leluhur yang mana salah satu contohnya dalam

ungkapan Taro Ada Taro Gau yang artinya satu kata satu

perbuatan. Yang dimaksud dengan satu kata satu perbuatan

adalah tekad atau cita-cita dan janji yang telah diucapkan

pasti dan harus dibuktikan dengan perbuatan nyata. Contoh

lain yaitu ungkapan Resopa Temanginggi Namalomo Naletei

Pammase Dewata yang artinya, hanya kerja keras disertai

sikap pantang menyerah yang akan mudah mendapatkan

limapahan rahmat dari Allah Swt. Dengan sikap yang pantang

menyerah masyarakat Bugis-Masyarakat dituntut untuk

memiliki keberanian dalam tantangan ujian hidup apapun.

Sementara itu, di samping siri‘ adalah pesse‘.

Keduanya selalu bersandingan. Menurut pengertiannya,

pesse‘ adalah ikut merasakan penderitaan orang lain dalam

perut sendiri. Ini mengindikasikan adanya perasaan haru atau

empati yang dalam terhadap tetangga, kerabat, atau sesama

kelompok sosial. karena dikatakan larut dalam penderitaan

orang lain, beberapa kalangan seperti Mangemba menilai

bahwa sifat larut itu dapat dirangkaikan dengan membantu

orang yang kehilangan siri‘-nya. Sebagai contoh, ketika

seorang ditampar di depan umum, maka orang ketiga yang

menyaksikan itu, turut larut dalam perasaan malu seperti yang

dirasakan oleh orang yang ditampar. Bahkan, orang ketiga

akan membantu orang yang ditampar untuk melakukan

 

Page 87: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

73

pembalasan terhadap si penampar, baik pembalasan itu

bentuknya menampar kembali bahkan bisa sampai

membunuh.67

Menurut penulis sendiri, pesse‘ tidak harus

diasosiasikan dengan kekerasan. Misalnya, ikut membantu

masyarakat yang kesusahan, gotong royong dan lain

sebagainya. Hal ini melambangkan solidaritas yang lahir dari

kata pesse dan tidak hanya ada pada seseorang yang telah

dipermalukan, namun juga bagi siapa saja dalam kelompok

sosial yang sedang dalam keadaan serba kekurangan,

berduka, mengalami musibah, atau menderita sakit keras.68

Sampai di sini dapat disimpulkan, siri‘ na pesse‘

memiliki banyak makna serta mengalami transformasi dan

perkembangan makna. Dalam hal ini, penulis berpandangan

bahwa siri‘ na pesse‘ bermakna seperti yang didengungkan

oleh leluhur dan tertulis dalam Lontara dan Pengaddereng.

Dalam Lontara dan Pangaddereng, mengisyaratkan bahwa

terdapat nilai-nilai yang patut dilakukan yaitu: pertama,

lempu‘ yang berarti lurus. Kata lempu dimaknai dengan

ikhlas, baik, bersih diri atau adil, sehingga lawan dari lempu‘

dapat dimaknai culas, dusta, khianat, tipu, aniaya dan perbuat

negatif lainnya.69

Kedua, ammacangeng yang berarti cakap, cendikia,

atau intelek. Dalam Lontara disebutkan bahwa dikatakan

67

Mashadi Said, Jati Diri Manusia Bugis, h. 131 68

Christian Pelras, Manusia Bugis, h. 252. 69

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm.147.

 

Page 88: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

74

seseorang macca, karena mengetahui hukum adat dan

bijaksana dalam bersikap sehingga dipanggil dengan

toaccata, orang pintar kita. Ketiga, awaraningeng yang

berarti keberanian. Orang berani adalah orang yang tidak

gampang takut, tidak mudah terkecut dan tidak tergolong

pencemas atau pengecut.70

Nilai-nilai ini bila dilanggar atau tidak diindahkan,

akan menyebabkan munculnya rasa siri‘. Dari sinilah

kemudian siri‘ mendorong individu dan sosial untuk berubah

dari dalam dirinya sendiri. Dengan begitu siri‘ na pesse‘

memiliki tujuan yang baik dan menjadi pengikat antar sesama

masyarakat. Namun apakah masyarakat di era saat ini

memahami makna yang terkandung dalam siri‘ na pesse‘

masih tetap sama seperti yang digariskan sebelumnya? Untuk

mengetahui bagaimana presepsi masyarakat tentang siri‘ na

pesse‘, penulis melakukan penelitian di Desa Leang-Leang,

Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi

Sulawesi Selatan, yang dimulai sejak bulan April-Mei 2018.

Penulis melakukan wawancara terhadap 10 orang

masyarakat Desa Leang-Leang yang terdiri dari beragam

profesi. Hasil yang penulis temukan bahwa dari tiga

penjabaran makna siri‘ na pesse yakni masiri‘ siri‘, siri‘-

ripakasiri‘, siri‘ masiri‘ semuanya termasuk dalam

pandangan makna siri‟ dalam masyarakat desa Leang-Leang.

Kendati demikian terdapat makna yang lebih dominan

70

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm.161.

 

Page 89: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

75

disepakati oleh masyarakat, walaupun ketiga penjabaran siri‘

ini disepakati adanya.

Dari 10 responden yang penulis wawancarai, tiga di

antaranya memaknai bahwa siri‘ pada era saat ini lebih

cenderung ke makna masiri‘ siri‘ yakni Siri‘ yang dapat

menimbulkan perasaan malu-malu. Misalnya, seorang merasa

malu karena baru bertemu dengan seseorang yang disegani.

Disisi lain ada empat orang yang lebih cenderung kepada

makna siri‘-ripakasiri‘, Siri‘ dapat menimbulkan perasaan

malu yang menuntut perlakuan adil karena seorang telah

menghina atau memperlakukannya di luar batas kemanusiaan.

Selebihnya terdapat sembilan responden cenderung

memaknai siri‘ dalam kata siri‘-masiri‘, yang artinya Siri‘

yang dapat menimbulkan perasaan malu, sehingga seseorang

berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai suatu prestasi

demi tegaknya siri‘ pribadi dan keluarga atau kelompoknya.

Sembilan orang responden yang memaknai siri‘

sebagai siri‘ masiri‘ berprofesi antara lain: seksi

Pemberdayaan Masyarakat Desa, juru pemelihara Desa,

kepala Desa, pendiri pemuda desa, dan ibu rumah tangga.

Sementara tujuh responden yang memaknai siri‘ sebagai siri‘

ripakasiri‘ berprofesi antara lain: tokoh masyarakat, petani,

ibu rumah tangga dan pemangku agama. Adapun sisnya,

responden yang memaknai siri‘ sebagai masiri‘siri‘

berprofesi sebagai pelajar dan ibu rumah tangga. Maka dapat

disimpulkan, masyarakat Desa Leang-Leang, cenderung

 

Page 90: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

76

memaknai siri‘ sebagai siri‘ masiri‘ atau malu yang timbul

sebagai akibat dari dalam diri sendiri.

Selanjutnya, menurut masyarakat Desa Leang-Leang,

sepakat bahwa terdapat perbedaan makna antara siri‘ pada

masa lalu dan sekarang. Pada masa lalu, siri‘ dimaknai dalam

konten siri‘ ripakasiri‘ yang pada umumnya berujung pada

jallo atau amuk. Perbedaan itu ditandai dengan adanya

beberapa nilai yang masuk, seperti semakin berkembangnya

agama yang membawa nilai-nilai dan hukum. Sehingga, siri‘

saat ini cenderung pada bentuk motivasi agar dapat menjaga

nama baik diri sendiri dan keluarga.

Dalam pandangan penulis, perbedaan makna siri‘

antara masa lalu dan masa sekarang tidak lantas

menghilangkan makna siri‟ yang lain yaitu siri ripakasiri dan

masiri-masiri. Pada saat tertentu, siri‘ itu akan keluar sesuai

kondisi dan tempatnya. Misalnya saja, seseorang yang

merantau demi menjaga nama baik diri dan keluarganya agar

terhindar dari jurang kemiskinan. Namun setelah beberapa

lama, ia mendapati anak gadisnya kawin lari dengan laki-laki

yang tidak dikenalnya. Maka bisa dipastikan, tindakan yang

dilakukan akan mengarah pada bentuk jallo, atau lebih ke

siri‘ ripakasiri‘.

Adapun pesse‘ dalam pandangan penulis, memang

selalu berpasangan dengan siri‘, dalam artian semua makna

siri. Misalnya, pesse‘ yang berpasangan dengan siri‘

ripakasiri‘, maka orang ketiga yang menyaksikan, akan ikut

merasa tersentuh dengan tindakan orang yang membuat malu,

 

Page 91: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

77

bahkan ikut membantu orang yang telah direbut

kehormatannya. Adapun bila pesse‘ dipasangkan dengan siri‘

masiri‘ maka tindakan yang timbul adalah akan membuat

orang ketiga meniru orang yang telah berhasil menjaga nama

baik keluargnya, dengan kata lain, juga akan ikut termotivasi

untuk melakukan hal yang sama. Hal yang sama juga terjadi

bila pesse‘ dipasangkan dengan masiri‘siri, orang ketiga akan

ikut merasa malu bila teman di sampingnya juga malu ketika

bertemu dengan orang yang lebih tua, atau yang lebih tinggi

sisi keilmuannya (to macca).

B. Implikasi Logis Pemahaman Filosofis Dimensi

Kebudayaan Siri’ na Pesse dalam Pemberdayaan

Masyarakat Bugis-Makassar.

Namun begitu, apakah siri‘ na pessse‘ sebagai pola

kebudayaan, mampu memberi implikasi dalam pemberdayaan

masyarakat? Dalam menjawab persoalan ini, mula-mula akan

dipaparkan tinjauan umum tentang pemberdayaan. Seperti

yang telah diulas sebelumnya, terdapat banyak ahli yang

memberikan pengertian dari pemberdayaan. Menurut Isbandi

Rukminto Adi, pemberdayaan merupakan proses

pengembangan dari keadaan kurang berdaya sampai

mempunyai daya untuk mencapai kehidupan yang layak.

Pemberdayaan konsen terhadap individu, kelompok atau

komunitas yang berusaha dalam mengontrol kehidupan diri

sendiri dan membentuk masa depan yang layak.

 

Page 92: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

78

Pemberdayaan juga dimaknai proses relatif terus berjalan

untuk peningkat kualitas hidup. 71

Pengertian di atas mengadaikan bahwa pemberdayaan

adalah proses mengubah dari yang tidak berdaya menjadi

lebih berdaya, yang objeknya berupa individu, kelompok atau

komunitas, sehingga kehidupannya menjadi layak. Pengertian

ini lebih cenderung universal dan tidak terbatas pada batasan-

batasan tertentu. Sebab terdapat beberapa ahli yang

memberikan pengertian pemberdayaan terbatas pada satu

elemen, seperti ekonomi. Karena itu, untuk melakukan

pemberdayaan maka peningkatan ekonomi mutlak dilakukan.

Hal ini seperti yang dikatakan Chambers yang dikutip

oleh Zubaedi yang memaknai pemberdayaan masyarakat

sebagai sebuah konsep pembangunan ekonomi. Konsep

pemberdayaan lebih luas dari sekedar upaya untuk memenuhi

kebutuhan dasar atau sekedar mekanisme untuk mencegah

proses pemiskinan lebih lanjut. Bila pengertian ini dijadikan

penopang dasar dalam pemberdayaan, maka fokus utamanya

merujuk pada pemenuhan kebutuhan dasar.72

Hanya saja,

apakah dengan kecukupan ekonomi seseorang dapat

dikatakan layak? Maka itu penulis lebih cenderung pada

pengertian yang diberikan oleh Isbandi Rukminto Adi, sebab

tidak membatasi alat pemberdayaan masyarakat.

71

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat

dan Investasi Komunitas, (Jakarta, Fakultas Ekonomi UI, 2001), Cet. Ke 1,

Hlm 32. 72

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat (wacana & praktik), Hlm.24-

25.

 

Page 93: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

79

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

pemberdayaan masyarakat, dapat dilihat pada masa Nabi

Muhammad Saw. Pada masa ini, Nabi Muhammad Saw

berhasil membawa masyarakat dari kejahilan menuju

masyarakat yang tertata baik dari segi tauhid, sosial, ekonomi,

politik, serta berbagai segi kehidupan yang lain. Tahapan-

tahapan tersebut menurut Nanih dan Agus antara lain:

Pertama, Takwin. Takwin adalah tahap pembentukan

masyarakat Islam yang dimulai dengan dakwah dengan lisan,

sebagai bentuk sosialisasi akidah. Sasaran tahapan ini adalah

terjadinya internalisasi Islam dalam ghirah dan sikap

membela keimanan dari tekanan struktural. Kedua, Tanzim.

Ini adalah tahap pembinaan dan penataan masyarakat. Pada

fase ini internalisasi dan eksternalisasi Islam muncul dalam

bentuk institusionalisasi Islam secara komprehensif dalam

realitas sosial. Tahap ini dimulai dengan hijrahnya Nabi ke

Madinah. Ketiga, Taudi‘. Ini adalah tahap keterlepasan dan

kemandirian. Pada tahap ini umat telah siap menjadi

masyarakat mandiri terutama secara managerial. Pada fase

masyarakat mandiri ada masa pembebasan manusia dari dunia

kemiskinan, konflik etnis, penindasan atas nama Negara.

Dalam tahap-tahap pemberdayaan ini, tidak hanya

terbatas pada satu elemen penopang saja seperti ekonomi,

namun pemberdayaan yang dilakukan adalah dengan

menanamkan tauhid kepada masyarakat Muslim barulah

kemudian dilakukan pembinaan. Namun sebelum memasuki

tahap-tahap pemberdayaan masyarakat, yang tak kalah

 

Page 94: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

80

pentingnya adalah sikap dasar dalam pemberdayaan. Menurut

Tantang dan Hermansyah, nilai dasar tersebut antara lain:

kejujuran, keadilan, kepercayaan, kebersamaan, kepedulian,

dan berorientasi pada masa depan. Sikap dasar ini seyogianya

melekat pada masing-masing pribadi serta menjadi penopang

untuk kemudian melakukan pemberdayaan. Sampai di sini,

dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan sejatinya proses

melakukan perubahan dari yang tidak berdaya menjadi

berdaya, dimana dalam melakukan pemberdayaan, melalui

beberapa tahap dan ditopang oleh sikap dasar dari sang

pemberdaya.

Selanjutnya, dalam rangka menjawab apakah siri‘ na

pesse‘ mampu memberi implikasi terhadap pemberdayaan

masyarakat, berikut akan dipaparkan hasil penelitian yang

penulis temukan. Dari wawancara yang dilakukan terhadap

masyarakat Desa Leang-Leang, semua responden sepakat

bahwa siri‘ na pesse‘ sangat berpengaruh dalam

pemberdayaan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh

Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, Bapak

Syarifuddin Talli. Menurutnya:

“siri‟ na pesse‟ itu pendorong motivasi dan semangat

dalam menghasilkan sesuatu dan akan membuat seseorang

merasa malu ketika menganggur. Selain itu, sebagai

perekat antar anggota masyarakat sehingga pelaksanaan

gotong royong sangat sering kami lakukan.”73

73

Hasil wawancara penulis dengan Bapak Syarifuddin Talli di Kantor

Desa Leang-Leang pada tanggal 26 April 2018, Pukul 09.35 WITA

 

Page 95: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

81

Lebih lanjut ia mengatakan, budaya siri‘ na pesse‘

menjadi perekat di antara masyarakat. Contoh lain yang bisa

disebutkan adalah palette bola, yang berarti mengangkat

rumah secara komunal. Di daerah Bugis, rumah yang

digunakan masyarakat pada umumnya adalah rumah

panggung yang bahan dasarnya berupa kayu. Bila sewaktu-

waktu pemilik rumah ingin pindah ke tempat lain, maka akan

melibatkan masyarakat banyak untuk membantu mengangkat

rumah.

Terkait dengan keterlibatan masyarakat dalam

melalukan palette bola, menurut bapak Baharuddin, orang di

kampung ini memang hatinya tergiring untuk membantu satu

sama lain, sehingga ada rasa siri‘ atau malu jika tidak ikut

andil dalam membantu. Sama halnya dengan menanam padi.

Menurut yang disampaikan oleh Kepala Desa, Burhan

Baso, bahwa:

“Budaya siri‟ na pesse itu sejatinya menguatkan

masyarakat dalam berbagai hal. Contohnya bekerja,

gotong royong, ibadah, akhlak semua itu membuat

masyarakat berdaya. Siri‟ na pesse‟ menjadi satu alasan

yang dapat mempererat tali persaudaraan dengan istilah

satu rasa. Ketika tanganku sakit maka aku ikut sakit.”74

Sementara menurut Irfan Hidayat, Pendiri Ikatan

Pemuda Leang-Leang ketika diwawancari di salah satu

warung kopi:

74

Hasil wawancara penulis dengan Bapak Burhan Baso pada tanggal

26 April 2018, Pukul 09.35 WITA.

 

Page 96: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

82

“Bahwa siri‟ na pesse‟ membuat orang-orang di desa ini

malu bila dia bekerja keras sementara temannya

menganggur, makanya di sini rasa solidaritasnya timbul.

Maka itu siri‟ na pesse‟ menjadi kekuatan dasar bagi

masyarakat untuk kompak, empati terhadap yang lain

serta produktif.”75

Dari pemaparan ini, dapat disimpulkan, bahwa secara

serempak masyarakat Desa Leang-Leang menganggap bahwa

siri‘ na pesse‘ mempunyai andil dalam pemberdayaan

masyarakat. Siri‘ na pesse‘ dalam pandangan mereka secara

garis besarnya mempunyai tiga implikasi terhadap

pemberdayaan masyarakat, yaitu :

1. Siri‘ na pesse‘ mampu membangkitkan motivasi menuju

kesuksesan sehingga dapat membawa orang lain

terpancing untuk mengikutinya. Pada konteks ini, siri‘

yang timbul adalah siri‘ masiri‘ sedangkan dalam konteks

pemberdayaan di jelaskan Unsur-unsur pemberdayaan

masyarakat menurut Suhendra, antara lain: (1) Kemauan

politik yang mendukung, (2) Suasana kondusif untuk

mengembangkan potensi secara menyeluruh, (3)

Motivasi, (4) Potensi masyarakat, (5) Peluang yang

tersedia, (6) Kerelaan mengalihkan wewenang, (7)

Perlindungan, (8) Kesadaran.76

Dalam unsur-unsur

Pemberdayaan Masyarakat terdapat motivasi pada poin ke

tiga yang dalam pandangan penulis motivasi juga ikut

75

Hasil wawancara penulis dengan Bapak Irfan Hidayat pada tanggal

27 April 2018 pukul 17.14 WITA. 76

Suhendra, Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan Masyarakat.

(Bandung: Alfabeta, 2006) Hlm.87.

 

Page 97: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

83

andil dalam Pemberdayaan Masyarakat sebab tanpa

motivasi, masyarakat ataupun pelaku PM tidak mampu

bersaing melawan kemalasan dan hambatan lainnya. Hal

ini didukung oleh pernyataan Bapak H. Tajuddin Rani.

Menurutnya :

“Iya berperan, karena banyak kegiatan-kegiatan

masyarakat disini didorong sama budaya Siri na Pesse ini.

Anak muda kalo pengangguran itu di sini malu atau Siri‘,

makanya dari rasa malu ini yang bikin anak muda disini

semangat cari kerja.”77

2. Siri‘ na pesse‘ mampu membuat rasa solidaritas yang kuat

dari para anggota masyarakat sehingga mendorong orang

lain merasa malu bila tidak saling membantu. Sebagai

contoh tindakan konkrit masyarakat dalam menciptakan

solidaritas yang kuat yang di dasari oleh kebudayaan siri‘

na pesse ini, yaitu :

a. Palette Bola (upacara pemindahan rumah).

Proses pemindahan secara bersama-sama adalah

kebudayaan turun-temurun yang sampai saat ini masih

ada di daerah Leang-Leang. Upacara ini biasanya

dipimpin oleh ketua adat, yang prosesnya memiliki

pra-pasca acara. Di awali dengan panjatan do‟a oleh

ketua adat dengan sajian makanan dari tuan rumah

yakni baje‘ (ketan dan santan) masakan khas

Sulawesi.

77

Hasil wawancara penulis dengan H. Tajuddin Rani di rumah

pribadinya, pada tanggal 24 April 2018, Pukul 11.17 WITA.

 

Page 98: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

84

Setelah proses berdo‟a dan makan bersama, masuk

ke acara inti yang di awali dengan penurunan

perabotan rumah guna meringankan beban ketika

mengangkat rumah. Selanjutnya, pemasangan bambu

di bawah rumah untuk pegangan warga ketika

mengangkat nanti. Ketika pemasangan bambu telah

selesai, masuk ke acara pemindahan rumah yang

dilakukan oleh warga secara bersama-sama yang di

pandu oleh ketua adat dan beberapa pembantu untuk

mengarahkan sampai ketujuan. Berikut gambar

upacara palette bola :

Foto proses pemindahan rumah masyarakat Bugis-Makassar.

78

Proses pemindahan rumah ini biasanya dilakukan

hanya dalam kurun waktu satu hari, dimulai dari pagi

sampai sore. Namun setelah proses pemindahan

78

http://takaitu.com/kenalin-tradisi-pindah-rumah-ala-suku-bugis-

cuma-ada-di-indonesia-lho/. Diakses pada 03, Januari 2019. Pukul17.30 WIB.

 

Page 99: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

85

rumah terlaksana, upacara belum selesai saat itu juga.

Setahun kemudian upacara dilanjutkan dengan tradisi

tolak bala dalam istilah bugis di kenal dengan

“maccera bola‖ tradisi ini diyakini agar rumah

terhindar mara bahaya. Di pimpin oleh pemangku adat

yang di awali dengan pembacaan do‟a bersama,

setelah itu barulah masuk ke acara inti yakni

pemotongan ayam. Darah ayam yang dipotong tidak

lansung dibuang, melainkan dioleskan ketiang

penyangga rumah. Setelah tradisi tersebut selesai,

barulah ditutup dengan makan bersama yang telah

disajikan oleh tuan rumah.

Dari kegiatan upacara palette bola ini, penulis

menyimpulkan bahwa kegiatan ini memiliki nilai

manfaat yang sangat besar. Dari rasa siri‘ na pesse

yang timbul dalam dari masyarakat dengan prinsip

malu ketika tidak saling membantu satu sama lain,

maka ketika itu pula timbul solidaritas yang kuat dari

masyarakat.

b. Mappalili (upacara sebelum penanaman padi)

Di masyarakat Bugis upacara penanam padi

bersama-sama di kenal dengan istilah mappalili,

tradisi ini dilakukan sebelum petani turun ke sawah, di

pimpin oleh tokoh adat dan di isi berbagai sajian

makanan khas masyarakat Bugis. Upacara ini di isi

dengan do‟a bersama yang diniatkan untuk kelancaran

dan keberkahan proses bertani sebelum dan setelah

 

Page 100: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

86

panen. Setelah upacara ini digelar, barulah masyarakat

berbondong-bondong untuk membajak sawah. Makna

dari upacara ini adalah meningkatkan keimanan

masyarakat serta mangajak masyarakat untuk kompak

dan saling membantu satu dengan yang lain, ini juga

yang akan membuat orang lain malu bila tidak

membantu. Berikut di bawah ini contoh gambar proses

penanaman padi bersama-sama :

Foto proses penanaman padi secara bersama-sama.79

Dari dua contoh yang penulis sajikan. Lagi-lagi,

siri‘ yang timbul dalam konteks ini adalah siri‘ masiri‘

dan Tau Sipakatau (saling memanusiakan manusia). Poin

ke dua ini Siri‘ na Pesse cenderung pada konteks

partisipasi masyarakat dalam membentuk tatanan sosial

yang harmonis dan solid. Zubaedi menjelaskan, upaya

79

https://makassar.terkini.id/menjaga-tradisi-petani-sulawesi-selatan/.

Diakses pada 03, Januari 2019. Pukul17.55 WIB.

 

Page 101: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

87

partisipasi warga melalui program pengembangan

masyarakat diawali dengan cara mengunggah kesadaran

masyarakat akan hak-haknya untuk hidup secara lebih

bermutu, adanya realitas kompleksitas permasalahan yang

dihadapi, serta perlunya tindakan konkret dalam

mengupayakan perbaikan kehidupan.80

3. Siri‘ na pesse mengarahkan cara berfikir individu

masyarakat Bugis-Makassar. Implikasi pengarahan cara

berfikir secara langsung merupakan tabiat alami dari

budaya siri‘ na Pesse‘ yang menekankan pada sisi

kolektivistis. Gaya berpikir kolektivistis lebih cenderung

pada konsep holistik dalam melihat masalah. Inilah yang

tidak dimiliki oleh masyarakat Barat yang lebih

cenderung individualistis. Masyarakat yang padanya

tertanam cara berpikir holistik rupanya enggan untuk

melakukan inflasi diri.

Seperti misalnya, masyarakat Timur cenderung

prestasi yang dimilikinya tidak lain karena atas usaha-

usaha bersama kelompok atau komunal. Contoh lain

adalah ketika melihat sebuah gambar seorang berbadan

besar yang mengintimidasi seorang yang berbadan lebih

kecil. Pada konteks ini masyarakat dengan gaya berpikir

individualis yang mengesampingkan segi holistik

berpandangan, itu adalah tindakan yang buruk. Sementara

masyarakat Timur, memberikan opsi lain dengan

anggapan, mungkin yang berbadan besar adalah ayah

80

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana & Praktki, h. 34

 

Page 102: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

88

yang sedang memarahi seorang yang berbadan kecil yaitu

anaknya.81

Maka dalam posisi demikian, budaya holistik

yang sedikit-banyaknya terdapat dalam budaya Siri‘ na

Pesse‘ tidak mendasarkan sepenuhnya kebenaran atas

dirinya sendiri, melainkan menyandarkannya pada

otoritas, baik itu sebuah nilai atau ucapan yang dalam hal

ini adalah tekanan hidup ideal yang telah digariskan.

Singkatnya, dalam budaya Siri‘ na Pesse‘ individu

diarahkan ke nilai yakni Ammacangeng (kecendekiaan,

intelek, cakap).

Penulis berpendapat nilai Siri‘ na Pesse jika di kaitkan

pada tindakan konkrit masyarakat Leang-Leang sangatlah

berpengaruh, sebab nilai-nilai Siri‘ na Pesse seperti masiri‘ siri‘

adalah rasa yang timbul ketika tidak membatu satu sama lain

ketika tetanggan ataupun kerabar dalam keadaan sulit disisi lain

diperkuat oleh Pesse yang dimaknai sebagai rasa perih dalam diri

yang terasa ketika terdapat keluarga dan kerabat yang merasa

sakit. Pendapat ini diperkuat oleh pernyataan Bapak Burhan

Baso, bahwa:

“memang ini salah satu alasan yang dapat mempererat tali

persaudaraan dengan istilah satu rasa. Ketika tetanggaku

sakit maka aku ikut sakit, kurang lebih begitu. Selain itu

biasanya ada undangan untuk gotong royong dengan

istilah bugis Mappada‘, ini panggilan adat untuk

melakukan gotong royong.”82

81

www.bbc.com, diakses pada 7 Oktober 2018, pukul 16:40 WIB. 82

Hasil wawancara penulis dengan Bapak Burhan Baso pada tanggal

26 April 2018, Pukul 09.35 WITA.

 

Page 103: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

89

Tiga komponen siri‘ na pesse‘ yang mampu

memberikan implikasi terhadap permberdayaan masyarakat

ini, sedikit-banyaknya mempunyai kemiripan dengan konsep

ashabiyah yang diperkenalkan oleh Ibnu Khaldun, hanya

dengan catatan, nir-pertalian darah, sebab konsep ashabiyah

atau solidaritas menurut Ibnu Khaldun lebih disebabkan

karena pertalian darah, sementara siri‘ na pesse‘ mencakup

hampir seluruh elemen masyarakat dan telah mendarah

daging dalam setiap sisi kehidupannya.

Hanya saja, tiga komponen siri‘ na pesse‘ dalam

anggapan masyarakat Desa Leang-Leang dapat memberi

implikasi pada pemberdayaan masyarakat Islam, dalam hemat

penulis bukanlah pemberdayaan secara direct. Bila

pemberdayaan dimaknai dengan proses pengembangan

masyarakat dari yang tidak berdaya menjadi lebih berdaya,

serta dimaknai proses yang relatif terus menerus berjalan

untuk peningkatan kualitas hidup, maka siri‘ na pesse‘ tidak

seluruhnya mencakup kriteria tersebut. Dalam analisis

penulis, siri‘ na pesse‘ lebih kepada upaya katalisator dan

instrumen dalam permberdayaan. Siri‘ na pesse‘ lebih

condong pada nilai dasar dan penopang dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat seperti kejujuran, keadilan,

kepercayaan, kebersamaan, kepedulian, dan beorientasi pada

masa depan.

Hal ini dimungkinkan sebab siri‘ na pesse‘ memuat

beberapa sikap dasar tersebut. Dalam siri‘ na pesse‘, terdapat

 

Page 104: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

90

nilai dasar yaitu: pertama, Lempu atau jujur. Bila dimaknai,

Lempu‘ secara harfiyah adalah lurus, lawan kata dari jekko‘

atau bengkok. Lempu‘ juga dimaknai dengan ikhlas, baik,

bersih diri atau adil, sehingga lawan dari lempu‘ adalah culas,

rurang, dusta, khianat, tipu, aniaya, dan berbagai prilaku

disetruktif lainnya.83

Kedua, Ammacaangeng atau

kecendikiaan. Dalam Lontara disebutkan orang yang

mengetahui adat dan kebijaksanaan disebut toaccata, yaitu

orang pintar kita. 84

Ketiga, Awaraningeng atau keberanian.

Warani dalam bahasa Indonesia berarti berani. Orang yang

berani adalah orang yang tidak gampang takut, tidak mudah

terkecut dan tidak tergolong pencemas dan pengecut. 85

Sikap dasar dalam siri‘ na pesse‘ ini sangat terkait

bahkan mirip dengan sikap dasar yang harus dimiliki oleh

seorang pemberdaya. Kebersamaan misalnya, sebagai sikap

yang harus dimiliki seorang pemberdaya. Nilai kebersamaan

diperlukan dalam proses Pemberdayaan Masyarakat. Dengan

terjalinnya kebersamaan antara pelaku dan sasaran akan

meudahkan menyelesaikan kompleksitas persoala yang ada

dalam program Pemberdayaan Masyarakat. Seberat apapun

persoalan yang dihadapi dalam proses pemberdayaan

masyarakat akan mudah diselesaikan dengan kebersamaan

atau tolong menolong. Pada saat yang sama, Siri‘ na pesse‘

secara bulat membawa semangat yang sama yaitu

83

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm.147. 84

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm.154. 85

Said, Jati Diri Manusia Bugis, Hlm.161.

 

Page 105: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

91

kebersamaan. Maka demikian, siri‘ na pesse‘ dapat memberi

implikasi pemberdayaan masyarakat namun tidak secara

langsung, melainkan sebagai instrumen dan katalisator dari

pemberdayaan masyarakat.

 

Page 106: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melalui berbagai proses penyelesaian

skripsi ini, penelitian yang berjudul Impikasi Budaya

Siri‘ na Pesse‟ Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Islam

Bugis-Makassar di wilayah Leang-Leang, Bantimurung,

Maros, Sulawesi-Selatan di uraikan dengan hasil

penelitian lapangan melalui observasi, wawancara dan

sebagainya serta kajian pustaka sebelumnya, maka penulis

dapat menyimpulkan sebagai berikut :

Pertama, implikasi yang diartikan sebagai keterkaitan

antara kebudayaan Siri‘ na Pesse dan Pemberdayaan

Masyarakat Islam menjadi kunci dalam membatasi kajian

skripsi ini. Keterkaitan antara kebudayaan Siri‘ na Pesse

dan Pemberdayaan Masyarakat Islam ditinjau dari Nilai-

Nilai kebudayaan yang dijunjung tinggi serta diterapkan

oleh masyarakat Bugis-Makassar dan Nilai-Nilai yang

perlu dijunjung tinggi seorang Pemberdaya Masyarakat

yang Nilai keduanya berperan penting pada hasil dari

pengaktualisasiannya.

Dari berbagai macam nilai-nilai yang terkandung

dalam kebudayaan Siri‘ na Pesse yang dipegang teguh

oleh masyarakat Bugis Makassar antara lain lempu‘

(ikhlas, baik, bersih diri atau adil), ammacangeng (cakap,

 

Page 107: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

93

cendikia, atau intelek), awaraningeng (keberanian). Disisi

lain nilai dasar dalam melakukan pemberdayaan antara

lain kejujuran, keadilan, kepercayaan, kebersamaan,

kepedulian, dan berorientasi pada masa depan. Nilai-nilai

tersebut mempunya keterkaitan yang tentunya memiliki

dampak yang positif bagi masyarakat Bugis-Makassar dan

aktor dalam pemberdayaan masyarakat.

Kedua, nilai kebudayaan Siri‘ na Pesse jika

patokannya bersumber dari pemaparan di atas maka

manusia Bugis-Makassar tentunya memiliki karakter

assimellereng (kesetiakawanan sosial) yang mengarahkan

manusia Bugis-Makassar menjadi manusia yang berdaya

dengan tolak ukur yang penulis dapatkan dilapangan

seperti Palette‘ Bola ( Gotong Royong Pindah Rumah),

Massarapo (Gotong Royong Acara Perkawinan), Masiri‘

siri‘ (malu ketika tidak produktif) yang diakui adanya

oleh masyarakat Desa Leang-Leang. Selain itu, jika dalam

tahapan pemberdayaan diperlukan nilai dasar sesuai yang

dipaparkan diatas agar menghindari tindakan-tindakan

yang negatif seperti korupsi, nepotisme dan sebagainya

dan menghambat kesuksesan agenda pemberdayaan.

Maka, ketika individu manusia Bugis-Makassar berdaya

melalui nilai-nilai Kebudayaan Siri‘ na Pesse, secara

lansung manusia Bugis-Makassar lebih mudah dalam

memberdayakan dan diberdayakan.

 

Page 108: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

94

B. Saran

Sebagai bentuk pesan untuk pembaca, tentunya

penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak

lepas dari berbagai kekurangan dan keterbatasan. Penulis

berharap hasil penelitian ini dapat menjadi pemantik

dalam mengkaji lebih dalam lagi tentang pemberdayaan

masyarakat islam serta pengenalan dan pelestarian

budaya-budaya daerah nusantara. Selain itu, penulis juga

mengharapkan penelitian ini dapat berlanjut untuk

menghasilkan temuan-temuan baru mengenai implikasi

budaya Siri‘ na Pesse dalam pemberdayaan masyarakat

islam agar nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam

kebudayaan tersebut dapat diterima oleh masyarakat luar

dari Bugis-Makassar dan di implementasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

 

Page 109: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

95

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Adi, Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan

Masyarakat dan Investasi Komunitas, (Jakarta,

Fakultas Ekonomi UI, Cet. Ke 1, 2001).

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali

Pers, 2016).

Agus, Bustanuddin, AGAMA DALAM KEHIDUPAN

MANUSIA (PENGANTAR ANTROPOLOGI

AGAMA), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2006).

Ahmad, Rulam. Metodologi Penelitian Kualitatif

(Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2016).

Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif edisi Kedua.

(Jakarta : Kencana, 2007).

Gunawan, Heri, PENDIDIKAN KARAKTER Konsep dan

Iplementasi, (Bandung: ALFABETA, 2012).

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan

Praktek), (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013).

Hamid, Abu, Siri‘ Dan Passe‘ (Harga Diri Orang Bugis,

Makassar, Mandar, Toraja), (Makassar: Pustaka

Refleksi, 2003), hal, 14.

Ismail, Asep Usman.al-Qur‘an dan Kesejahteraan Sosial,

(Tangerang: Lentera hati, 2012).

 

Page 110: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

96

Machendarwaty, Nanih. dan Safei, Agus Ahmad,

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM: Dari

Ideologi, Strategi dan Tradisi, (Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2001).

Mannahao, Mustari Idris, The Secret of siri‘ na pesse,

(Makassar : Pustaka Refleksi, Cet. Ke 1, 2010).

Hal 5.

Mardikanto, Totok. dan Soebiato, Poerwoko,

Pemberdayaan Masyatakat dalam Persepektif

Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta, 2015).

Martono, Nanang.Sosiologi perubahan sosia, Edisi Revisi

(jakarta : raja wali pres, 2016).

Marzuki, Laica, SIRI‘ BAGIAN KESADARAN HUKUM

BUGIS-MAKASSAR (SEBUAH TELAAH

FILSAFAT HUKUM), (Sulawesi Selatan:

Hasanuddin University Press, 1995).

Mattulada.LATOA : satu lukisan analitis terhadap

antropologi politik orang bugis, (Ujung Pandang :

Hasanuddin University Press 1995).

M Dagun, Save. KAMUS BESAR ILMU

PENGETAHUAN, (Jakarta : Lembaga Pengkajian

Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2013).

M. Setiadi, Elly, A. Hakam, Kama dan Effendi, Ridwan,

Ilmu Sosial & Budaya Dasar – Edisi Ketiga,

(Jakarta: KENCANA, Cet. 13, 2017).

Moh. Yahya Mustafa, A. Wanua Tangke, Anwar

Nasyaruddin.SIRI‘ DAN PESSE (Harga Diri

 

Page 111: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

97

Orang Bugis, Makassar, Mandar, Toraja),

(Makassar : PUSTAKA REFLEKSI, 2003).

Muhtadi dan Tantan Hermansyah.Manajemen

Pengembangan Masyarakat Islam (Ciputat: UIN

JAKARTA PRESS, 2013).

Said, Mashadi. Jati Diri Manusia Bugis, (Jakarta : Pro de

Leader 2016).

Sedarmayanti, dan Syarifuddin Hidayat, Metodologi

Penelitian (Bandung : Mandar Maju, 2002).

Soekanto, Soerjono dan Sulistyowati, Budi. Sosiologi

Suatu Pengantar - Edisi Revisi (Jakarta: Rajawali

Pers, 2013).

Suhendra, Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan

Masyarakat. (Bandung: Alfabeta, 2006).

Tharaba, M. Fahmi.Sosiologi Agama (konsep, metode,

riset, dan konflik sosial), (Malang: Madani, 2016).

Utari, Dewi dan Darsono Prawironegoro.Pengantar

Sosiologi, Kajian Perilaku Sosial Dalam Sejarah

Perkembangan Masyarakat (Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2017).

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat (wacana & praktik),

(Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP, 2013).

 

Page 112: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

98

Sumber Pendukung :

Profil Desa Leang-Leang tahun 2017

Sumber Website :

https://www.kbbi.web.id/implikasi. Pukul 21.41 WIB, 21-

02-2018.

https://www.Makassar.tribunnews.com/2017/07/31/ini-

dua-kasus-bunuh-diri-karena-cinta-di-maros. Pukul

23.17 WIB, 20-01-2018.

www.bbc.com, diakses pada 7 Oktober 2018, pukul 16:40

WIB

http://takaitu.com/kenalin-tradisi-pindah-rumah-ala-suku-

bugis-cuma-ada-di-indonesia-lho/. Diakses pada

03 Januari 2019. Pukul17.30 WIB.

https://makassar.terkini.id/menjaga-tradisi-petani-

sulawesi-selatan/. Diakses pada 03, Januari 2019.

Pukul17.55 WIB.

Sumber Wawancara :

Hasil wawancara penulis dengan H. Tajuddin Rani di

rumah pribadinya, pada tanggal 24 April 2018,

Pukul 11.17 WITA.

Hasil wawancara penulis dengan Bapak Syarifuddin Talli

di Kantor Desa Leang-Leang pada tanggal 26

April 2018, Pukul 09.35 WITA.

 

Page 113: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

99

Hasil wawancara penulis dengan Bapak Burhan Baso

pada tanggal 26 April 2018, Pukul 09.35 WITA.

Hasil wawancara penulis dengan Bapak Irfan Hidayat

pada tanggal 27 April 2018 pukul 17.14 WITA. 

Page 114: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Sesepuh (Tokoh Masyarakat)

Leang-Leang

Nama : H. Tajuddin Rani

Tanggal Penelitian : 24 April 2018, Pukul 11.17 WITA

Tempat : Rumah

Status/Pekerjaan : Tokoh Masyarakat

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Siri‘ na Pesse yang saya tau adalah rasa malu yang

ada dalam diri kita yang bisa bikin kita tidak

sembarangan dalam melakukan sesuatu. Jadi, orang-

orang biasanya kalau membahas yang namanya Siri‘ itu

harga diri yang harus di jaga dalam hal keseharian kita.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Iya pasti. Karena kalau orang hilang Siri‘ na Pesse

dalam dirinya, apapun itu dia lakukan. Seperti mencuri,

nikah lari, saling bunuh. Alhamdulillah di Leang-Leang

sampai saat ini masih kental yang namanya malu itu.

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

 

Page 115: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

J : Pasti ada ya. Dulu itu, Siri‘ na Pesse sering

bersentuhan lansung dengan pertikaian gara-gara nikah.

Ada anak muda yang nikah lari atau silariang dan

keluarga dari perempuan tidak terima dan mengancam

keluarga laki-laki sampai-sampai dua keluarga itu

bertikai sampai ada salah satu korban meninggal baru

selesai pertikaian. Sekarang sudah jarang yang seperti itu,

lebih kepada malu dalam hal tidak membantu tetangga

atau sering disebut gotong royong.

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

J : Iya berperan, karena banyak kegiatan-kegiatan

masyarakat disini didorong sama budaya Siri na Pesse

ini. Anak muda kalo pengangguran itu di sini malu atau

Siri‘, makanya dari rasa malu ini yang bikin anak muda

disini semangat cari kerja.

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : Iya bisa. Karena di sini banyak pekerjaan itu yang

dikerja dengan sama-sama, malu rasanya atau Siri kalau

tetangga butuh dan kita tidak bantu. Makanya di sini

alhamdulillah masyarakat masih kuat gotong royongnya.

Palette Bola (memindahkan rumah) salah satu

contohnya.

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

 

Page 116: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

J : Iya. Dari budaya Siri na Pesse ini masyarakat kompak

atau solidaritasnya tinggi, selain itu juga menambah

semangat setiap orang untuk terus berjuang supaya bisa

berpenghasilan atau cukup dalam mejalani hidup.

 

Page 117: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 118: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Seksi Pemberdayaan

Masyarakat Kel. Leang-Leang

Nama : Syarifuddin Talli

Tanggal Penelitian : 25 April 2018, Pukul 09.30 WITA

Tempat : Kantor Kelurahan

Status/Pekerjaan : Seksi Pemberdayaan Masyarakat (PM)

Kel. Leang-Leang

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Menurut saya Siri na Pesse merupakan nilai

kebudayaan yang dipegang teguh oleh orang tua kita dan

turun temurun kepada anak-anaknya. Siri ini artinya malu

yah, biasanya disandingkan dengan harga diri. Jadi

apapun itu kalau berkaitan dengan harga diri, ada

kekuatan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga hal

tersebut.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Iya sampai saat ini budaya itu masih dijunjung tinggi.

Karena memang nilai ini yang sangat penting ada dalam

diri masyarakat karena membahas banyak hal untuk bisa

di praktekkan sehari-hari.

 

Page 119: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

J : Memang ada perbedaanya apalagi dalam segi

pendidikan. Dulu masyarakat sangat minim

pendidikannya makanya sangat mudah ditemukan orang

gampang tersinggung sampai bunuh-bunuhan, sekarang

masyarakat sudah pintar jadi budaya malu betul-betul

hanya untuk menjaga tatakrama antar sesama.

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

J : Iya bisa. Karena dari rasa malu ketika kita tidak

produktif maka menambah semangat kita dalam

menghasilkan sesuatu.

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : Bisa, karena disini kita saling menghargai satu sama

lain yang muda menghormati yang tua, yang tua

menghargai yang muda. Disini lebih kepada etika

sesama. Gotong royong disini juga masih sangat kental,

seperti membangun irigasi sama-sama, Palette Bola

(Pindah Rumah), menanam padi sama-sama.

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

J : Iya, karena mulai dari diri sendiri itu punya semangat

dalam menghasilkan sesuatu dari rasa malu ketika

 

Page 120: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

menganggur. Selain itu masyarakat dikuatkan dengan

gotong royong sehingga menghasilkan lingkungan yang

produktif.

 

Page 121: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 122: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Kepala Kelurahan Leang-

Leang

Nama : Burhan Baso

Tanggal Penelitian : 26 April 2018, Pukul 09.35 WITA

Tempat : Kantor Kelurahan

Status/Pekerjaan : Kepala Kelurahan Leang-Leang

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Budaya Siri‘ na Pesse bisa dimaknai malu dan sakit

bisa juga dimaknai harga diri. Budaya ini sebenarnya

sangat penting bagi masyarakat sulawesi, sebab budaya

ini bisa mensugesti masyarakat untuk bekerja maksimal

dengan landasan malu ketika tidak sukses.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Sebenarnya Leang-Leang ini merupakan kelurahan

tapi seperti desa. Karena budaya Siri‘ na Pesse masih

sangat dijunjung tinggi bahkan disini masih dianggap

sangat sakral, dimana-mana ketika orang berbicara sakral

maka bisa dibilang penting untuk kita jaga.

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

 

Page 123: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

J : Tentu ada, ini kan bergeser, zaman dahulu memang

kental hubungan antar tetangga karena berbeda dengan

saat ini yang sudah didominasi oleh media sosial. Tapi

tidak bisa dipungkiri sampai saat ini gotong royong di

Leang-Leang masih kental.

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

J : saya kira iya, ini menjadi semangat dalam melakukan

sesuatu yang positif.

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : memang ini salah satu alasan yang dapat mempererat

tali persaudaraan dengan istilah satu rasa. Ketika

tetanggaku sakit maka aku ikut sakit, kurang lebih begitu.

Selain itu biasanya ada undangan untuk gotong royong

dengan istilah bugis Mappada‘, ini panggilan adat untuk

melakukan gotong royong.

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

J : iya, sebab budaya Siri‘ na Pesse ini dapat menguatkan

masyarakat dalam berbagai hal. Contohnya bekerja,

gotong royong, ibadah, akhlak semua itu membuat

masyarakat berdaya.

 

Page 124: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 125: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Tokoh Pemuda Leang-Leang

Nama : Irfan Hidayat

Tanggal Penelitian : 27 April 2018, Pukul 17.14 WITA

Tempat : Warkop Dg Roe

Status/Pekerjaan : Pendiri Ikatan Pemuda Leang-Leang

(IKPAL)

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Budaya Siri‘ na Pesse yang saya pahami itu malu, bisa

juga diartikan harga diri. Malu ketika menjadi manusia

yang tidak menghasilkan sesuatu, bisa juga dipermalukan

itu yang bergerak adalah harga diri.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Iya sangat di junjung tinggi, karena ini budaya sudah

turun temurun dan dipegang tegus sebagai falsafah

masyarakat Bugis-Makassar apalagi di Leang-Leang.

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

J : Pastinya ada. Kalau tidak salah dulunya Siri‘ na Pesse

bersinggungan dengan harga diri sehingga dalam

mempertahankan harga diri mengorbankan nyawa adalah

 

Page 126: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

hal yang biasa. Jaman sekarang lebih condong ke

suksesnya seseorang.

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

J : Iya jelas, sebab nilai-nilai yang terkadung dalam Siri‘

na Pesse ini mengajarkan kita untuk berjuang dalam

hidup. Biasanya anak muda di Leang-Leang

mengaktualisasikan dengan aktif dalam organisasi, dari

karang taruna, remaja mesjid, Ikatan Pemuda, pemuda

tani di Leang-Leang aktif.

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : Iya. Orang-orang disini malu kalau dia kerja lantas

temannya menganggur, makanya disini rasa

solidaritasnya timbul. Selain itu gotong royong dalam

agenda sering kita laksanakan.

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

J : Bisa, soalnya dari sini bisa menjadi kekuatan dasar

bagi masyarakat untuk kompak, empati terhadap yang

lain, produktif.

 

Page 127: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 128: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Tokoh Agama Leang-Leang

Nama : H. Muhammad Nur

Tanggal Penelitian : 02 Mei 2018, Pukul 18.00 WITA

Tempat : Mesjid

Status/Pekerjaan : Pemuka Agama Leang-Leang

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Budaya Siri‘ na Pesse diartikan harga diri dari

masyarakat, biasanya ada istilah lebih baik mati dari pada

rendah di hadapan orang.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Iya. Mungkin ini akan dipakai terus menerus oleh

masyarakat Sulawesi, karena ini warisan nenek moyang

kita.

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

J : Kalau dahulu mungkin sering ditemukan kejadian

saling bunuh lantaran Siri‘ na Pesse ini, mungkin kalau

sekarang karena agama sudah menyebar luas dan

pendidikan sudah tinggi sudah jarang ada kejadiaan

seperti itu.

 

Page 129: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

J : Iya berperan, karena biasanya banyak orang yang

malu kalau tidak bermanfaat hidupnya. Makanya dengan

adanya rasa malu ini yang bikin orang mandiri.

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : Bisa, karena saling memahami satu sama lain dengan

budaya ini. Masih sering ada gotong royong kalau ada

momentum seperti buka puasa bersama, acara maulid.

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

J : Iya karena di atas sebenarnya itu menjadi kekuatan

yang timbul dari tekanan Siri‘ na Pesse sehingga

masyarakat terberdayakan dengan dipegang teguhnya

budaya ini.

 

Page 130: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 131: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Masyarakat Leang-Leang

Nama : H. Baharuddin

Tanggal Penelitian : 01 Mei 2018, Pukul 17.30 WITA

Tempat : Rumah

Status/Pekerjaan : Petani

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Siri‘ na Pesse itu budaya yang bikin seseorang itu

malu ketika tidak sukses, malu ketika dipermalukan,

malu kalau tidak membantu satu sama lain. Bisa juga

Siri‘ ini harga diri masyarakat.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Iya pasti. Karena budaya ini sudah dari leluhur kita

dan dipakai samapai saat ini bukan hanya di Leang-

Leang hampir semua daerah di Sulawesi.

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

J : Pasti ada, walaupun makna tidak berubah. Tapi,

pengaplikasiaannya mungkin saat ini berubah. Lebih

kepada hubungan baik bagi sesama dan sekarang sudah

jarang yang namanya saling bunuh karena Siri‘ na Pesse.

 

Page 132: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

J : Iya berperan, karena imi menekan seserorang untuk

bisa berbuat sesuatu sehingga seseorang itu bisa mandiri

dan produktif.

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : Ya sangat bisa. Soalnya biasanya orang di sini

memang hatinya tergiring untuk membantu satu sama

lain, sehingga ada rasa Siri‘ atau malu jika tidak ikut

andil dalam membantu. Contohnya Palette Bola

(memindahkan rumah), menanam padi, membangun

rumah-rumahan untuk pernikahan.

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

J : iya karena budaya ini yang membuat masyarakat

Bugis-Makassar atau masyarakat Lenag-Leang bisa

menjadi berdiri di atas kaki sendiri, kompak satu sama

lain, masyarakat terkordinir dengan rapih melalui budaya

ini.

 

Page 133: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 134: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Masyarakat Leang-Leang

Nama : Sri Wahyuni

Tanggal Penelitian : 01 Mei 2018, Pukul 17.17 WITA

Tempat : Rumah

Status/Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Budaya malu yang sudah lama ada pada masyarakat

dan dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Iya seperti jawaban saya sebelumnya

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

J : Iya, tentu sudah ada perbedaan kalau yang dulu betul-

betul di jaga, kalau melihat sekarang sudah banyak

pergeseran, bahkan sebagian masyarakat sudah tidak

mempraktikan budaya Siri‘ sendiri.

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

 

Page 135: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

J : Iya, sangat berperan penting karena budaya Siri‘

sebagai kontrol dalam masyarakat Bugis-Masyarakat

apalagi di daerah Leang-Leang.

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : Kalau menurut saya sangat mempererat karena budaya

Siri‘ sebagai bentuk dalam menjaga etika sehingga satu

sama lain menghormati. Seperti Mappatabe‘ (permisi

ketika lewat).

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

J : Iya, karena budaya Siri‘ menanamkan nilai

kepercayaan diri yang tinggi kepada masyarakat Leang-

Leang.

 

Page 136: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 137: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Pengelola Taman Purbakala

Leang-Leang

Nama : Asri

Tanggal Penelitian : 25 April 2018, Pukul 13.03 WITA

Tempat : Taman Purbakala Leang-Leang

Status/Pekerjaan : Juru Pemeliharaan Taman Purbakala

Leang-Leang

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Siri‘ na Pesse artinya malu dan pedih, biasanya kalau

merasakan yang namanya malu itu pasti hatinya

merasakan pedih. Mungkin itu artinya Siri‘ na Pesse.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Iya sampai sekarang orang masih pakai budaya Siri‘

na Pesse ini. Hubungan masyarakat masih terjalin dengan

baik di Leang-Leang ini kurang ada yang namanya

pertikaian.

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

 

Page 138: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

J : Mungkin dulu masih banyak pertikaian atas nama Siri‘

na Pesse, sekarang saya pikir sudah sangant jarang

terjadi.

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

J : Iya saya pikir sangat berperan, karena orang-orang

terpaksa berjuang karena malu ketika rendah atau

pengangguran.

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : Bisa, karena dengan budaya ini orang bisa saling

tolong menolong, menghormati, menjaga hubungan satu

sama lain. Contoh dari budaya ini seperti menanam padi,

persiapan pernikahan, memindahkan rumah dengan cara

diangkat.

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

J : Iya memberdayakan soalnya sebagian dari tingkah

laku masyarakat Bugis-Makassar dipengaruhi oleh

budaya ini sehingga orang sulawesi terkenal sebagai

seorang pekerja keras. Begitupun di Leang-Leang ini

sendiri.

 

Page 139: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 140: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Pemuda Leang-Leang

Nama : Baso Raja

Tanggal Penelitian : 24 April 2018, Pukul 11.17 WITA

Tempat : Balai tempat kumpul pemuda

Status/Pekerjaan : SMA

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Siri‘ na Pesse seperti harga diri atau malu.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Termasuk, karena orang lebih bermartabat kalau

punya rasa Siri‘ na Pesse.

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

J : Mungkin jaman dahulu lebih kental budayanya dari

pada jaman sekarang. Sekarang sudah ada teknologi jadi

banyak lebih ke teknologi dari pada budaya.

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

J : Bisa jadi, karena biasanya orang malu kalau tidak ada

kerjanya.

 

Page 141: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : Bisa, soalnya anak muda disini solidaritasnya tinggi

saling tolong menolong sering adakan acara bersama.

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

J : iya memberdayakan, karena orang kalau kompak atau

solid sebih mudah menghasilkan sesuatu. Biasanya anak

muda di sini maju sama-sama jatuh sama-sama.

 

Page 142: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 143: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

Transkip wawancara Dengan Masyarakat Leang-Leang

Nama : Hasmiati

Tanggal Penelitian : 03 Mei 2018, Pukul 16.18 WITA

Tempat : Rumah

Status/Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

1. T : Apa yang anda pahami tentang budaya Siri‘ na Pesse

sebagai masyarakat desa Leang-Leang ?

J : Budaya Siri‘ na Pesse itu artinya budaya malu, malu

kalau tidak berhasil atau malu kalau berbuat kesalahan.

Biasa juga dipermalukan oleh salah satu anggota

keluarga.

2. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse termasuk budaya yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Leang-Leang.

Jelaskan ?

J : Iya, karena itu budaya nenek moyang kita.

3. T : Apakah ada perbedaan pada masyarakat Leang-Leang

antara budaya Siri‘ na Pesse yang dahulu dan yang

sekarang ?

J : Dulu masih sering kita ketemu dengan istilah nikah

lari atau Silariang, orang yang tidak di restui oleh orang

tuanya makanya dia nikah lari. Sekarang sudah jarang

yang seperti itu. Sekarang lebih sering Siri kalau

pengangguran atau tidak ada kerjaan.

 

Page 144: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

4. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse berperan penting dalam

kemandirian masyarakat desa Leang-Leang. Jelaskan ?

J : Penting, karena ini harga diri kita. Sangat malu

rasanya kalau bergantung terus dengan orang tua,

makanya budaya ini membawa kita lebih mandiri.

5. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse dapat mempererat tali

persaudaraan bagi masyarakat desa Leang-Leang.

Contohnya ?

J : Iya, orang biasanya disini malu kalau ada tetangga

yang hajatan terus kita tidak ikut membantu. Makanya

Siri‘ na Pesse ini bikin kita erat antara satu dengan yang

lain, contohnya acara maulid, pernikahan, menanam padi.

6. T : Apakah budaya Siri‘ na Pesse memberdayakan

masyarakat Leang-Leang. Alasannya ?

J : iya, karena dari Siri‘ na Pesse masyarakat punya

kekuatan untuk mandiri atau solidaritas yang tinggi

sesama masyarakat.

 

Page 145: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 146: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 147: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 148: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

 

Page 149: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN

DOKUMENTASI PENELITIAN DESA LEANG-LEANG

 

Page 150: IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44005/1/MUH.NUR... · IMPLIKASI BUDAYA SIRI’ NA PESSE TERHADAP PEMBERDAYAAN