implementasi sistem manajemen keselamatan dan …

17
1 IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2015 Mutia Rendrarti dan Muh Azis Program Sarjana Ekstensi, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Periode Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian post positivis. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di PGN pada tahun 2015 sudah sesuai dengan ketentuan OHSAS 18001 yang merupakan standard SMK3 yang digunakan di Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari PGN telah melaksanakan seluruh indikator yang ada dalam pengimplementasian SMK3 dan mencapai zero accident. Kata Kunci: Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM); Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Abstract The aim of this study is to analyse implementation occupational helath and safety management system in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) the period 2015. This study is uses post positivist method. The technique of data collection is using depth interview, observation and study of literature. The results showed that implementation occupational health and safety management system in PGN on 2015 is in conformity with the provisions of OHSAS 18001 which is the standard of SMK3 used in Indonesia. This could be seen from PGN has been performing all indicators in implementers occupational health and safety management system and reach zero accident. Keyword: Human Resource Management; Occupational Health and Safety; Occupational Health and Safety Management System Pendahuluan Tenaga kerja merupakan sumber daya atau aset yang penting bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional atau produksi disamping faktor pendukung lain yaitu mesin, material dan lingkungan kerja (Ramli, 2010). Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan harus dikelola dan dijaga dengan baik oleh perusahaan karena sumber daya manusia adalah faktor penggerak dalam perusahaan Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

1  

 

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT PERUSAHAAN GAS NEGARA

(PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2015

Mutia Rendrarti dan Muh Azis

Program Sarjana Ekstensi, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Email : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Periode Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian post positivis. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di PGN pada tahun 2015 sudah sesuai dengan ketentuan OHSAS 18001 yang merupakan standard SMK3 yang digunakan di Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari PGN telah melaksanakan seluruh indikator yang ada dalam pengimplementasian SMK3 dan mencapai zero accident.

Kata Kunci: Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM); Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Abstract The aim of this study is to analyse implementation occupational helath and safety management system in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) the period 2015. This study is uses post positivist method. The technique of data collection is using depth interview, observation and study of literature. The results showed that implementation occupational health and safety management system in PGN on 2015 is in conformity with the provisions of OHSAS 18001 which is the standard of SMK3 used in Indonesia. This could be seen from PGN has been performing all indicators in implementers occupational health and safety management system and reach zero accident.

Keyword: Human Resource Management; Occupational Health and Safety; Occupational Health and Safety Management System Pendahuluan

Tenaga kerja merupakan sumber daya atau aset yang penting bagi perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasional atau produksi disamping faktor pendukung lain yaitu

mesin, material dan lingkungan kerja (Ramli, 2010). Tenaga kerja sebagai sumber daya

manusia yang dimiliki oleh perusahaan harus dikelola dan dijaga dengan baik oleh

perusahaan karena sumber daya manusia adalah faktor penggerak dalam perusahaan

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 2: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

2  

 

mencapai tujuannya. Di dalam menjalankan tugasnya, tenaga kerja menginginkan rasa kerja

yang aman dan sehat yang ditimbulkan dari lingkungan pekerjaannya. Oleh sebab itu,

perusahaan harus memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi tenaga

kerjanya. Dengan menerapkan K3 diharapkan tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan

dengan efektif dan efisien. Untuk menerapkan K3, perusahaan harus memiliki sebuah sistem

manajemen yang mengelola K3 sama seperti dengan aspek lainnya di dalam kegiatan

operasional perusahaan. Dengan diberlakukannya Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3), diharapkan dapat mengelola risiko K3 untuk melindungi tenaga

kerja dari kejadian yang tidak diinginkan. SMK3 pada dasarnya mencari dan mengungkapkan

kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit akibat

kerja. Mengutip data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, hingga

akhir 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus. Dirjen Pembinaan

Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan kerja (PPK dan K3)

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Muji Handaya menyatakan bahwa jumlah

kecelakaan kerja mengalami peningkatan hingga 5% setiap tahunnya

(www.bpjsketenagakerjaan.go.id).

Industri minyak dan gas bumi (migas) merupakan salah satu industri yang sedang

berkembang, namun industri ini sangat rentan terhadap kerugian akibat kecelakaan kerja. Hal

ini disebabkan kegiatan produksi, pengelolaan, dan lingkungan kerja pada industri migas

memiliki potensi yang sangat besar terhadap bahaya ledakan, polusi dan kebakaran yang

mengakibatkan dapat terjadinya kecelakaan fatal maupun kecelakaan ringan, Berdasarkan

data statistik Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi, kecelakaan kegiatan hulu tersaji

dalam grafik berikut ini:

Grafik 1

Kecelakaan Kegiatan Hulu Migas

 

Sumber: Laporan statistik kecelakaan kerja hulu Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 3: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

3  

 

Dapat dilihat dari grafik di atas angka kecelakaan kerja yang terjadi sangat dinamis pada

setiap tahunnya. Kejadian yang fatal sudah mulai berkurang namun pada kecelakaan kerja

yang bersifat ringan masih sering terjadi.

Faktor K3 perlu di proses melalui SMK3 dan dijadikan budaya kerja karena sangat

penting bagi perusahaan khususnya yang bergerak dibidang migas, dimana pekerjaan yang

ada di dalam perusahaan migas sangat rentan dengan kecelakaan kerja. Jika bekerja dengan

tidak aman, akan mengakibatkan kerugian besar baik bagi pekerja maupun perusahaan.

Kerugiaan tersebut dapat berupa kehilangan nyawa, kerusakan peralatan, biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperbaiki kerusakaan dan menurunnya produktivitas

tenaga kerja. Oleh sebab itu, Pemerintah turut mewajibkan bagi perusahaan untuk mengelola

dan menerapkan K3 di perusahaan. Pengelolaan dan penerapan K3 tidak hanya di lakukan di

lingkungan kantor namun juga harus diterapkan di lingkungan lapangan (offtake) yang

memiliki risiko lebih besar terhadap kecelakaan. K3 dikelola dengan harapan mengurangi

potensi terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan, dan meningkatkan kesadaran

tenaga kerja untuk bekerja dengan selamat.

Menyadari pentingnya implementasi SMK3, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGN

sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang transmisi dan distribusi atau penyaluran gas

alam sebagai bahan bakar, dimana di dalam kegiatan usaha tersebut sangat tinggi akan risiko

kecelakaan mengingat gas bumi yang dihasilkan sangat mudah terbakar, menjadikan

keselamatan dan kesehatan sebagai prioritas utamanya. Implementasi SMK3 menjadi fokus

utama dalam strategi keberlanjutan PGN. Dalam implementasi dan pengelolaan SMK3, PGN

mengacu dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, UU No. 13 Tahun 2003

tentang ketenagakerjaan (Pasal 86 Ayat 2 yang menegaskan kewajiban perusahaan untuk

menyelenggrakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawannya) dan menyusun

aturan K3 dalam perjanjian kerja bersama (PKB) dengan serikat kerja PGN. PGN dalam

memastikan bahwa keselamatan dan kesehatan karyawan terlindungi di seluruh aktivitas

operasionalnya, PGN membuat dan menetapkan tingkatan pencapaian tujuan keselamatan

dan kesehatan kerja dengan menyusun roadmap keselamatan dan kesehatan untuk

pelaksanaan berkelanjutan dari setiap tahun ke tahunnya dan implementasi keselamatan dan

kesehatan kerja dalam perusahaan. Berikut juga merupakan data kecelakaan kerja milik PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disajikan dalam grafik sebagai berikut:

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 4: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

4  

 

Grafik 2

Kecelakaan kerja PGN

 

Sumber: laporan keberlanjutan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Menurut data kecelakaan di atas memang masih terjadi kecelakaan kerja di tahun 2014 pada

salah satu wilayah kerja milik PGN. PGN memiliki 6 wilayah kerja, namun hanya satu

wilayah yang mengalami kecelakaan. Hal tersebut tidak berpengaruh terhadap pemberian

penghargaan kepada PGN untuk wilayah kerja yang lainnya yang mencapai zero accident

dalam 3 (tiga) tahun berturut-turut yaitu tahun 2013 hingga 2015 tidak pernah terjadi

kecelakaan kerja (zero incident). Hal ini mengindikasi bahwa perusahaan lain belum

mengimplementasikan SMK3 dengan baik seperti yang diterapkan oleh PGN. Oleh karena itu

memahami implementasi SMK3 di PGN menjadi penting bagi sebuah upaya pembelajaran,

khususnya bagi perusahaan lain. Peneliti memilih untuk meneliti implementasi SMK3 di

tahun 2015, karena pada tahun 2015 PGN dalam masa transformasi menjadi holding, dimana

terjadi banyak perubahan peraturan dan budaya K3 namun dapat tetap mencapai zero

accident.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti

adalah Bagaimana implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Periode Tahun 2015 ?

Tinjauan Teoritis

Sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja merupakan unsur perusahaan yang paling

penting karena dengan adanya SDM membuat sumber daya yang lain dalam perusahaan

dapat berfungsi atau dijalankan, disamping itu SDM menciptakan efisiensi, efektifitas dan

produktivitas, oleh sebab itu SDM perlu dikelola dengan professional dengan melakukan

manajemen sumber daya manusia (MSDM) (Rival, 2004:2). Sumber daya manusia MSDM

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 5: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

5  

 

mengatur hubungan dan peranan sumber daya atau tenaga kerja yang dimiliki individu secara

efisien dan efektif agar dapat digunakan secara maksimal (Ismail, 2010:5). Menurut Umar

(2013: 20) MSDM memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu fungsi manajerial yaitu berupa perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian, fungsi operasional yaitu berupa pengadaan

pengembangan, kompensasi, pengitergrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja

dan fungsi ketiga yaitu kedudukan MSDM dakam pencapaian tujuan organisasi perusahaan

terpadu.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah kebutuhan dari seluruh tenaga kerja di

perusahaan dalam mendapatkan rasa aman dan nyaman pada saat dan setelah bekerja.

Menurut Leon C. Megginson dalam Mangkunegara (2010: 161) Keselamatan kerja

menunjukan kondisi yang aman dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja.

Sedangkan kesehatan kerja menunjukan pada kondisi bebas dari gangguan fisik, mental,

emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Risiko kesehatan dapat muncul

dalam lingkungan bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan dan lingkungan yang

dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik. Menurut OHSAS 18001:2007 dalam Ramli

(2010) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kondisi atau faktor yang

mempengaruhi atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja atau pekerja

lain (termasuk pekerja sementara dan kontraktor), pengunjung, atau setiap orang ditempat

kerja. Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah memandang setiap karyawan

memiliki hak atas perlindungan kehidupan kerja yang nyaman dalam pemenuhan kebutuhan

karyawan. Perusahaan harus memiliki program-program dalam memberikan keselamatan

kerja terhadap pegawainya dalam berbagai bentuk yaitu dengan mempergunakan mesin-

mesin yang dilengkapi dengan alat-alat pengaman (safety device) dan melakukan kegiatan

pencegahan kecelakaan dengan mengendalikan tingkah laku pegawai dari tindakan yang

tidak aman (safety act). Kecelakaan bukan terjadi, tapi disebabkan, oleh kelemahan di sisi

majikan, pekerja, atau keduanya. Akibat yang ditimbulkannya dapat memunculkan trauma

bagi keduanya: bagi pekerja, cedera dapat berpengaruh terhadap pribadi, keluarga dan

kualitas hidupnya, sedangkan bagi majikan, berupa kerugian produksi, waktu terbuang untuk

penyelidikan, dan yang terburuk biaya untuk proses hukum (Ridley, 2006:113).

Dalam kegiatan operasional sebuah perusahaan, khususnya dalam perusahaan yang memiliki

risiko kerja yang tinggi, pegawai memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan K3 dalam

melakukan pekerjaannya. Perlindungan tersebut dimulai dari mencegah dan menghindari dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, kecelakaan dapat terjadi akibat karena kondisi

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 6: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

6  

 

alat atau material yang kurang baik atau berbahaya, sama halnya dengan penyakit akibat kerja

dapat dipicu oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman sepeeti ventilasi, penerangan,

kebisingan, atau suhu yang tidak aman (Ramli, 2010:30).

Sistem merupakan kumpulan dari sub sistem atau unsur-unsur yang saling terkait untuk

mencapai suatu tujuan yang sama. Sama halnya dengan Sistem Manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (SMK3) juga memiliki unsur-unsur K3 yang harus dikelola dengan baik,

seperti manusia, teknologi, finansial, peraturan-peraturan dan lingkungan kerja. Banyaknya

sistem manajemen K3 yang dikembangkan, membuat Pemerintah memberlakukan sistem

standarisasi dengan menggunakan SMK3 yang mengacu kepada OHSAS 18000

(Occuputional Health and Safety Assesment Series). OHSAS 18001 terdiri dari 18001

sebagai standard atau persyaratan SMK3 dan OHSAS 18002 sebagai pedoman penerapan.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) merupakan konsep pengelolaan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang sistematis dan komperhensif dalam suatu

manajemen yang utuh melalui proses perencanaan, penerapan, pengukuran dan pengawasan

(Ramli, 2010: 46). Menurut Ramli (2010) dalam proses SMK3, OHSAS 18001 menggunakan

pendekatan siklus PDCA (plan-do-check-action) yaitu memulai dari perencanaan, penerapan,

pemeriksaan, dan tindak perbaikan yang membuat SMK3 berjalan terus menerus secara

berkelanjutan selama aktivitas organisasi masih berlangsung.

Gambar 1

Siklus SMK3 OHSAS 18001 (Pendekatan PDCA)

 

Sumber: Ramli, Soehatman. 2010

Elemen implementasi dari SMK3 menurut OHSAS 18001 adalah kebijakan K3, identifikasi

bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya, objektif K3 dan program K3, Sumberdaya,

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 7: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

7  

 

peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan wewenang, kompetensi, pelatihan dan kepedulian,

komunikasi, partisipasi dan konsultasi, dokumentasi, pengendalian dokumen, tanggap

darurat, pengukuran kinerja dan pemantauan, evaluasi pemenuhan, penyelidikan insiden,

ketidaksesuaian dan langkah koreksi dan pencegahan, pengendalian rekaman, internal audit,

tinjauan manajemen.

Tabel 2.3 Operasionalisasi Konsep

Konsep Variabel Dimensi Indikator Sistem

Manajemen

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

(SMK3)

Sistem

Manajemen

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

(SMK3)

Perencanaan

(Plan)

- Identifikasi bahaya, Penilaian

dan Pengendalian risiko di

tempat kerja

- Perundangan dan persyaratan

hukum.

- Tujuan dan Program K3

Implementasi

dan Operasi

(Do)

- Ketersediaan sumber daya dan

penetapan tanggung jawab dan

wewenang

- Standard kompetensi pekerjaan,

pelatihan K3 dan keperdulian

pekerja terhadap perilaku aman

- Komunikasi dan partisipasi K3

- Ketersediaan dokumentasi data

terkait K3

- Prosedur untuk mengendalikan

dokumen dan rekaman K3

- Sistem pengendalian kegiatan

operasi

- Sistem Tanggap darurat Pemeriksaan

(Check)

- Pemantauan proses pelaksanaan

SMK3

- Penyelidikan insiden atau

kecelakaan kerja

- Internal audit Tinjauan

Manajemen

(Act)

- Tinjauan kembali manajemen

terhadap SMK3

Sumber: Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat.

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 8: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

8  

 

Metode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis. Hal

ini dikarenakan peneliti ingin menganalisis implementasi Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Periode Tahun

2015.

Penelitian ini bersifat deksriptif, karena tujuan penelitian ini adalah untuk tujuan dari

penelitian ini adalah menganalisis atau menggambarkan implementasi Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Periode Tahun 2015. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi

mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variable-variabel yang ada. Di dalamnya

terdapat upaya untuk mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan kondisi-

kondisi yang sedang terjadi.

Berdasarkan manfaat, penelitian ini bersifat penelitian murni. Penelitian murni biasanya

ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan peneliti. Peneliti memiliki kebebasan untuk

menentukan permasalahan apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha

menjawab pertanyaan yang terkait dengan judul penelitian yaitu Implementasi Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk Periode Tahun 2015.

Jenis penelitian berdasarkan dimensi waktu yaitu cross sectional karena penelitian ini hanya

dilakukan waktu tertentu dan   tidak akan dilakukan penelitian di waktu yang berbeda untuk

diperbandingkan. Penelitian ini berlangsung selama satu periode yaitu September-Desember

2016. Fenomena yang diangkat adalah Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Perushaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Berdasarkan teknik pengumpulan datanya, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan teknik kualitatif. Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data primer dan

data sekunder. Teknik pengumpulan data kualitatif menggunakan metode wawancara

mendalam, observasi, partisipasi, bahan dokumenter, serta teknik atau metode bahan visual

dan penelusuran bahan internet. peneliti menggunakan teknik dengan wawancara mendalam

dan studi kepustakaan.

Setelah data terkumpul, penulis menganalisis data dengan teknik analisis data kualitatif,

dengan tahapan triangulasi data yaitu memeriksa kembali bukti-bukti yang ada dari sumber

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 9: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

9  

 

yang berbeda, kemudian reduksi data yang bertujuan membuat fokus peneliti dengan

melakukan wawancara mengacu pada indikator operasionalisasi konsep, sajian data

merupakan narasi yang mendeskripsikan mengenai kondisi yang rinci dan mendalam untuk

menjawab setiap permasalahan yang ada dan penarikan sampul yang perlu diverivikasi agar

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Proses penelitian pada tahap awal adalah mengumpulkan data statistik yang ada, mencari

sumber-sumber berita atau artikel yang berhubungan dengan sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja (SMK3), kemudian menentukan rumusan masalah, yaitu bagaimana

implementasi SMK3 di PT Perushaan Gas Negara (Persero) Tbk Periode Tahun 2015. Tahap

berikutnya peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai pembanding dan menyusun kerangka

teori yang berhubungan dengan SMK3, selanjutnya peneliti mengumpulkan data dengan

melakukan wawancara mendalam kepada informan di PT Perushaan Gas Negara (Persero)

Tbk yang merupakan tim keselamatan dan kesehatan kerja PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan diinterpretasikan ke dalam

laporan penelitian dan dibuatlah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

Hasil Penelitan

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa implementasi sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (SMK3) di PGN pada tahun 2015 sudah sesuai dengan ketentuan OHSAS

18001 yang merupakan standard SMK3 yang digunakan di Indonesia.

Pembahasan

Pada penelitian ini, akan dianalisis implementasi sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja, berdasarkan standar implementasi sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja melalui pendekatan P-D-C-A yaitu Plan, Do, Check, Act. Setiap dimensi

terdiri dari beberapa indikator, kemudian dianalisis sesuai dengan data yang diperoleh

melalui wawancara.

1. Dimensi Perencanaan (PLAN)

Perencanaan merupakan bentuk tindak lanjut dan penjabaran setelah kebijakan K3 yang telah

ditetapkan oleh manajemen puncak. Perencanaan dibuat dengan tujuan agar kegiatan yang

selanjutnya yaitu implementasi dapat terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dimensi Perencanaan memiliki beberapa indikator yaitu identifikasi bahaya, penilaian dan

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 10: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

10  

 

pengendalian risiko ditempat kerja, perundangan dan persyaratan hukum, objektif atau tujuan

K3 dan program K3.

• Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko di Tempat Kerja

PGN menyesuaikan identifikasi bahaya dengan aktivitas kerja atau bisnis proses yang ada,

dengan memiliki pedoman dan prosedur operasi di dalam setiap kegiatan pekerjaannya.

Prosedur operasi tersebut memiliki kekuatan yang dapat dijadikan sebagai acuan atau

petunjuk. Dalam identifikasi bahaya PGN memiliki prosedur operasi Analisa Keselamatan

Kerja (JSA) yang dikeluarkan oleh divisi Health Safety Security Environment (HSSE). Dari

acuan pedoman operasi tersebut PGN mengidentifikasi bahaya dengan membuat metode-

metode dalam menentukan kategori bahaya yang ada di dalam aktivitas pekerjaannya.

Lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh PGN tidak hanya ada di ruangan kantor namun juga

ada di lapangan dan offtake yaitu tempat untuk bagian proses pengelolaan gas, dimana

lingkup area pekerjaan yang dimiliki oleh PGN memiliki banyak potensi bahaya yang dapat

terjadi pada masing-masing area kerjanya. PGN membuat metode yang disesuaikan dengan

kegiatan rutin dan non-rutin yang ada dilingkungan kerjanya agar mudah untuk dianalisa.

Metode tersebut mencakup juga dari seluruh aktivitas yang berhubungan dengan pihak luar

seperti tamu yang datang dan mencakup fasilitas yang ada diarea kerja. Dengan pembagian

penggunaan metode yang jelas, pegawai tidak akan sulit dalam menentukan metode apa yang

harus digunakan ketika ingin melaporkan suatu potensi bahaya yang ditemukan. Potensi

bahaya yang ditemukan dapat langsung ditulis di dalam sebuah form dan dapat langsung

dilaporkan kepada bagian Health Safety Security Environment (HSSE).

PGN melakukan penilaian risiko yang ada dalam setiap bahaya yang ditemukan, untuk

menentukan potensi bahaya tersebut. PGN sudah menyesuaikan penilaian risikonya dengan

identifikasi bahaya yang ditemukan untuk menentukan nantinya pengendalian risiko apa yang

harus digunakan. PGN sudah memiliki form identifikasi bahaya dan penilaian risiko, yang

sebelumnya diisi oleh pekerja baik dari low hingga top level yang menemukan bahaya yang

kemudian dilaporkan kepada HSSE dan yang nantinya akan dihitung oleh HSSE apakah

potensi bahaya tersebut harus ditindak lanjuti. PGN mengkelompokan tingkat risiko ke

beberapa tingkat risiko yaitu ringan, sedang, tinggi dan extreame. cara untuk menghitung

tingkat risiko yang dilakukan oleh PGN adalah konsekuensi dikalikan dengan kemungkinan

yang ada kemungkinan tersebut bisa jarang terjadi, sering terjadi atau pasti terjadi sedangkan

tingkat konsekuensi terdiri dari 4 yaitu ada hampir celaka, sedikit berbahaya, berbahaya dan

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 11: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

11  

 

menyebabkan kematian. Hasilnya akan menjawab dimana tingkat risiko yang ada di dalam

kegiatan tersebut, masuk ke kategori kecelakaan ringan, sedang, berat atau extreame dan

dilanjutkan dengan menentukan bagaimana bentuk pengendalian risikonya.

PGN dalam menentukan pengendalian risiko, melihat terlebih dahulu dari hasil identifikasi

bahaya dan penilaian risiko, yang nantinya hasil tersebut akan dijadikan sebuah program.

Pengendalian risiko yang dilakukan PGN sudah sesuai dengan pemaham yang digunakan

karena PGN dalam mengkontrol pengendalian risikonya, PGN memiliki form tindak lanjut

pengendalian risiko (form tersebut dilampirkan pada lampiran) yang di dalam form tersebut

sudah ada penentuan sesuai hirarki pengendalian bahaya, yang dilanjutkan dengan

menentukan program apa saja yang akan digunakan dalam mengendalikan risiko yang

ditemukan, berikut merupakan contoh gambar dari salah satu bentuk pengendalian risiko

APD (Alat Pelindung Diri) yang dimiliki oleh PGN.

• Perundangan dan Persyaratan hukum

PGN dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

sudah mengacu kepada UU No. 1 Tahun 1970 dan PP No. 50 Tahun 2012. Tidak hanya itu

karena PGN bergerak pada sektor migas, PGN juga mengacu kepada berbagai Undang-

Undang dan peraturan yang terkait dengan bidang usahanya yaitu migas. PGN tidak hanya

mengidentifikasi peraturan dan persyaratan K3 namun juga mengevaluasi tingkat kepatuhan

penggunaan peraturan atau perundangan tersebut apakah sudah di lakukan atau belum. PGN

memiliki daftar perundangan dan persyaratan serta evaluasi penataan yang mencakup aspek

K3, keamanan, lingkungan dan standard atau persyaratan lainnya. PGN sudah

mengidentifikasi dan menggunakan perundangan dan persyaratan yang berlaku sebagai acuan

seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Namun dalam sektor migas

belum ada peraturan yang mewajibkan perusahaan migas dalam menerapkan SMK3 di

perusahaannya.

• Tujuan dan Program K3

Pada tahun 2015, PGN masih dalam transformasi menjadi holding dari seluruh anak

perusahaanya, ini menyebabkan target K3 masih di tuliskan secara detail dan tidak global

untuk anak perusahaan. Menurut peneliti dalam penetapan target K3, tidak masalah dituliskan

secara detail atau secara global, karena yang penting dari target K3 tersebut sesuai dengan

kebutuhan yang ada di dalam perusahaan. Dalam target PGN dijelaskan secara terinci

bagaimana target utama di dalam PGN sudah mencakup aspek K3, PGN menargetkan

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 12: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

12  

 

pencapaian zero accident ditahun 2015, dan pada kenyatannya PGN berhasil mencapai zero

accident pada tahun 2015 yang membuktikan bahwa PGN telah menerapkan SMK3 yang

baik di perusahaan. Target K3 ini ditujukan kepada seluruh pegawai, agar berpatisipasi dalam

mencapai target K3 yang ditetapkan, dalam usaha perusahaan mencapai taget K3, oleh sebab

itu dibutuhkanlah program K3 sebagai salah satu pendukung agar seluruh pegawai

melaksanakan SMK3.

Setiap divisi memiliki program K3 tersendiri disesuaikan dengan tingkat risiko yang ada di

lingkup pekerjaannya, karena di dalam setiap divisi menyesuaikan dengan kompetensi

pekerjaan yang dilakukan. PGN sudah menyesuaikan program K3 yang dimiliki sesuai

dengan kebutuhan secara keseluruhan perusahaan yang dibuat melalui tanggung jawab divisi

HSSE dan PGN juga memberikan kebebasan bagi setiap divisinya untuk melakukan program

K3 tersendiri yang tetap bertujuan untuk kontribusi dalam melakukan pencapaian tujuan K3.

2. Dimensi Implementasi dan Operasi (DO)

Implementasi dan operasi merupakan tindak lanjut nyata yang dilakukan oleh sebuah

perusahaan setelah membuat perencanaan SMK3 yang baik. Implementasi dan operasi

merupakan kegiatan inti dari SMK3. Dimensi impelementasi dan operasi memiliki beberapa

indikator yaitu, ketersediaan sumber daya dan penetapan tanggung jawab dan wewenang,

standar kompetensi pekerjaan, pelatihan K3 dan keperdulian pekerja terhadap perilaku aman,

komunikasi dan partisipasi K3, ketersediaan dokumentasi data terkait K3, Prosedur untuk

mengendalikan dokumen dan rekaman K3, sistem pengendalian operasi dan sistem tanggap

darurat.

• Ketersediaan Sumber Daya dan Penetapan Tanggung Jawab dan Wewenang

PGN memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidang K3 untuk

menunjang program K3. Selain ketersediaan sumber daya manusia atau ahli K3, PGN juga

sudah memiliki infrastruktur atau teknologi dalam mendukung K3 yang ada diperusahaan.

PGN memiliki teknologi dalam mengantisipasi bahaya seperti sprinkle, smoke detector,

hydrant, apar, dan untuk menanggulangi jika pegawai mengalami cedera atau luka kecil,

PGN meletakkan kotak first aid yang ada di setiap pojok ruangan disetiap lantai dan terdapat

ruangan dokter untuk tindak lanjut jika terjadi kecelakaan yang membutuhkan tindak lanjut

lebih jauh atau jika ingin bertemu dengan psikolog PGN yang akan membantu pegawai

dalam konsultasi. Hal ini mengidinkasikan bahwa PGN sudah memiliki teknologi yang cukup

untuk menunjang K3 di kantor, namun untuk ketersediaan finansial yang dibutuhkan dalam

menunjang pelaksanaan SMK3 merupakan yang paling sulit di perhitungkan, karena sumber

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 13: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

13  

 

daya finansial pada PGN diatur pada masing-masing divisi sesuai dengan program K3 yang

mereka jalani. PGN sedang di dalam proses perubahan budaya dan mindset mengenai salah

satunya kemandirian anggran K3 pada masing-masing divisi. Oleh sebab itu, pemahaman

mengenai pentingnya pelaksanaan SMK3 di perusahaan wajib ditekankan kepada seluruh

divisi, agar divisi menganggarkan aspek K3 sama pentingnya dengan aspek lainnya dan

sesuai dengan tingkat risiko kerjanya. Memastikan ketersediaan sumber daya merupakan

salah satu tanggung jawab yang dimiliki oleh perusahaan. Tanggung jawab dan wewenang

dari K3 terletak pada top manajemen, namun dapat diturunkan sampai low level dalam

perusahaan sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing, hal tersebut dilakukan agar

seluruh pihak di dalam perusahaan berperan serta dalam implementasi SMK3 di lingkungan

pekerjaanya.

• Standar Kompetensi Pekerjaan, Pelatihan K3 dan Keperdulian Pekerja Terhadap

Perilaku Aman

PGN memiliki komposisi model dalam standar kompetensi pekerjanya dan sudah

menjalankan Peraturan Kementerian BUMN No, PER-03/MBU/02/2015 dalam usaha untuk

meningkatkan jenjang pekerjaanya. Untuk ahli-ahli K3 yang dimiliki oleh PGN juga sudah

berkompeten karena mereka sudah tersertfikasi sebelumnya dan PGN mengikuti pedoman

untuk ahli K3 dengan mengacu kepada Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan (K3) No.:KEP 69/PPK&K3/XII/2015

Tentang Pedoman Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum.

Dalam meningkatkan kompetensi pekerja, terdapat banyak jenis pelatihan yang diberikan

oleh PGN, namun tidak semua pegawai melakukan pelatihan tersebut. Pelatihan K3 ada yang

bersifat wajib bagi pegawai dan ada yang sesuai dengan tingkatan jenjang jabatan atau

tergantung dengan risiko pekerjaan yang dimiliki oleh pegawai. PGN sudah membuat daftar

pelatihan apa saja yang akan dilakukan di dalam tahun 2015 agar lebih terarah dan jelas. PGN

memenuhi pemberian pelatihan K3 bagi karyawannya dalam tujuan untuk memberi

pemahaman K3 yang dimulai dari pelatihan dasar terlebih dahulu yang akan berguna dalam

keadaan –keadaan yang berbahaya dilingkungan kantor.

Selain pentingnya pelatihan kesadaran pegawai dalam bertindak aman juga perlu

diperhatikan, PGN sudah membina pekerjanya dalam membangun rasa keperdulian terhadap

perilaku aman dalam bekerja, Pada saat ini PGN dalam tahap untuk membangun budaya

bekerja yang aman dengan melakukan berbagai cara yaitu selain pelatihan namun juga

memasukan budaya K3 kedalam value yang ada di perusahaan. Proses penanaman budaya K3

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 14: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

14  

 

memang tidak semudah yang dibayangkan, Oleh sebab itu PGN selalu melakukan inovasi

baru dalam mendukung seluruh pekerjanya untuk dapat memahami dan menanamkan benar

keperdulian terhadap perilaku aman dalam bekerja.

• Komunikasi dan Partisipasi K3

PGN telah melakukan komunikasi atau sosialisasi mengenai kebijakan K3, program yang

terkait K3 atau isu –isu yang sedang berkembang terkait dengan K3 kepada seluruh pegawai

dari low hingga top level, agar tidak terjadi ketidakjelasan peraturan yang berkembang di

perusahaan dan seluruh pegawai dapat melaksanakan apa program-program K3 yang

dijalankan oleh perusahaan. pegawai di PGN sudah menanamkan partisipasi pegawai

terhadap aspek K3 dengan menjalankan dan melaksanakan kegiatan dengan cara yang aman.

Selain menjalankan kegiatan dengan aman pegawai tersebut sudah pernah melaporkan

insiden kecelakaan yang pernah dialami untuk memberikan masukan mengenai adanya

kondisi bahaya yang ditemukan.

• Ketersediaan Dokumentasi Data Terkait K3

PGN mengkategorikan setiap dokumen terkait K3 berdasarkan hirarki sistem dokumentasi

K3. PGN mengkelompokan level dokumen menjadi 4 level. PGN melakukan

pendokumentasian secara menyeluruh terhadap setiap dokumentasi yang terkait dengan

SMK3. Dokumentasi tersebut juga di share oleh PGN agar memudahkan pegawai dalam

mencari dan melihat dari dokumentasi yang di simpan oleh PGN.

Prosedur Untuk Mengendalikan Dokumen dan Rekaman K3

PGN telah memiliki prosedur dan sistem pengendalian dokumentasi dalam menyimpan

dokumen dan data yang dimiliki. PGN menggunakan sebuah aplikasi atau portal komputer

dimana seluruh pegawai dapat mengaksesnya. PGN sudah mempermudah pegawai dalam

mencari dokumen atau pedoman kerja yang mereka butuhkan namun tetap terjaga

kerahasiannya, karena tidak sembarang pegawai dapat mengedit atau mengeluarkan dokumen

tersebut.

• Sistem Pengendalian Operasi

PGN bergerak dalam industri migas, dimana kegiatan operasional yang ada di PGN memiliki

risiko yang tinggi. PGN dalam mengendalikan kegiatan operasinya sudah menjalankan sesuai

dengan pemahaman yang disampaikan sebelumnya yaitu dengan memulai dari melakukan

identifkasi bahaya terlebih dahulu dan kemudian menentukan bentuk pengendalian apa yang

harus diterapkan. PGN menggunakan prosedur operasi di dalam setiap pekerjaannya, ini

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 15: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

15  

 

mengindikasikan bahwa PGN sudah menganalisis apa saja yang ketentuan yang dibutuhkan

disetiap pekerjaanya.

• Sistem Tangga Darurat

PGN memiliki sistem tanggap darurat yaitu memiliki prosedur operasional yang akan

memudahkan pegawainya dalam membaca instruksi-instruksi keadaan darurat. PGN juga

memiliki manajemen representative untuk membantu dalam keadaan darurat. Manajemen

representative tersebut merupakan orang-orang yang sudah dilatih untuk siap membantu

evakuasi dalam keadaan darurat. Orang-orang tersebut biasanya sudah mendapat pelatihan

terlebih dahulu yang diberikan oleh perusahaan.

3. Dimensi Pemeriksaan (Check)

Setelah mengimplementasi dan mengoperasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, perusahaan harus melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan SMK3 dengan tujuan

mengetahui apakah pelaksanaan SMK3 di perusahaan sudah berjalan sesuai dengan

perencanaan SMK3 yang telah dibuat dan apakah pelaksanaan SMK3 yang dijalankan sudah

efektif. Dimensi pemeriksaan memiliki beberapa indikator yaitu, pemantauan proses

pelaksanaan SMK3, Penyelidikan insiden atau kecelakaan kerja, Pengendalian rekaman K3

dan internal audit.

• Pemantauan Proses Pelaksanaan SMK3

Pemantauan yang dilakukan oleh PGN melibatkan dari seluruh level pekerja yang ada,

dimulai dari Central Safety Commite (CSC) yang dilakukan oleh perdirektorat hingga top

level yaitu Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) yang dihadiri direksi. Pemantauan memang

harus dilakukan secara keseluruhan agar semua pihak mengetahui bagaimana isu-isu K3 yang

ada dan bagaimana berjalannya SMK3 yang mereka sudah laksanakan. Dalam memenuhi

pemantauannya PGN juga sudah memiliki kepala teknik dan melaporkan laporan bulanan

kepada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Direktorat Jendral Minyak dan Gas

Bumi (Ditjen Migas) sebagai bentuk kepatuhan kepada ketentuan dari UU No. 1 Tahun 1970

Pasal 5 tentang pengawasan.

• Penyelidikan Insiden atau Kecelakaan Kerja

PGN telah memenuhi penyelidikan insiden dengan memiliki prosedur penyelidikan insiden

sebagai alat kontrol dalam menentukan keperluan investigasi insiden. PGN akan menganalisa

pada setiap kejadian insiden yang terjadi atau di laporkan kepada bagian HSSE. PGN pernah

mengalami kecelakaan near miss yaitu kecelakaan pada lift yang ada di kantor PGN.

Penyelidikan pada kecelakaan lift yang dilakukan oleh PGN sudah mencakup analisa dari

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 16: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

16  

 

segala faktor yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. PGN melakukan investigasi sendiri

terlebih dahulu untuk memastikan apa penyebab dari kecelakaan lift tersebut. Setelah

investigasi dilakukan PGN memberikan sanksi keras terhadap pihak manajemen gedung,

namun PGN pada saat ini sudah berpandangan bahwa hal yang paling penting dalam

kecelakaan kerja adalah dengan memperbaiki secepatnya setelah kecelakaan tersebut terjadi.

• Internal Audit

PGN telah melakukan internal audit sebelum dilakukannya eksternal audit dalam meninjau

pelaksanaan SMK3 yang dijalankan. Untuk mendapatkan sertifikasi SMK3, PGN melakukan

eksternal audit melalui Scufindo yang akan menilai dan memberikan sertifikasi SMK3 dan

dari LRQA yang akan memberikan sertifikasi OHSAS 18001. Hasil dari eksternal audit yang

dilakukan menunjukan PGN telah menjalankan pelaksanaan SMK3 dengan baik yang

dibuktikan dengan dikeluarkannya sertifikasi SMK3 dan OHSAS 18001 milik PGN.

4. Dimensi Tinjauan Manajemen (Act)

Dalam dimensi tinjauan manajemen terdapat indikator yaitu, tinjauan kembali manajemen

terhadap SMK3.

• Tinjauan Kembali Manajemen Terhadap SMK3

PGN melakukan peninjauan kembali yang dilakukan setahun sekali yang bertujuan untuk

membahas hasil audit yang ditemukan dan menentukan program perbaikan untuk tahun

kedepannya. Tinjauan kembali manajemen dilakukan oleh top manajemen PGN hal tersebut

menunjukan bentuk dukungan top manajemen terhadap permasalahan aspek K3 bagi

karyawan dan lingkungan perusahaannya.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) pada periode tahun 2015 sudah sesuai dengan

ketentuan OHSAS 18001 yang mengantarkan PGN kepada zero accident. Namun, meskipun

sudah memenuhi ketentuan yang berlaku masih ditemukan kekurangan karena pada saat

tahun 2015 PGN dalam masa transformasi menjadi holding dan dalam masa perubahan

budaya, mindset dan aturan mengenai K3 di perusahaan, dimana dalam masa transisi itu

masih menimbulkan kebingungan dalam penentuan pertanggung jawaban.

Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang diberikan saran sebagai masukan dan bahan

pertimbangan perusahaan PGN dapat mengalokasikan dana atau anggaran secara proposional

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016

Page 17: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN …

17  

 

oleh masing-masing divisi. Budaya kerja dapat ditanamkan melalui pelatihan K3 dan seminar

sebagai sosialisasi pentingnya menyadari K3 di dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Daftar Referensi

Buku

Ismail, Iriani. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia,, Malang: Universitas Brawijaya.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001, Jakarta: Dian Rakyat

Ridley, Jhon. 2006. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Edisi Ketiga).(Astranto,Penerjemah), Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Umar, Husein. 1998. Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Peraturan Perundang-undangan

______________. Undang-Undang, Nomor 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja

Publikasi Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan. 2016. Jumlah Kecelakaan Kerja Masih Tinggi. <  http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/5769/Jumlah-kecelakaan-kerja-di-Indonesiamasih-tinggi.html > . Diakses pada 2 September 2016.

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi. 2016. <   http://www.migas.esdm.go.id/post/read/keselamatan-migas-harus-dibudayakan >. Diakses pada 27 Agustus 2016.

Implementasi Sistem ..., Mutia Rendrarti Noor Mattauch, FISIP UI,2016