implementasi program jaminan kesehatan …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ita nurul...

161
IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI KELURAHAN KABAYAN KECAMATAN PANDEGLANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: ITA NURUL KHOTIMAH NIM. 061444 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2010

Upload: vuongthien

Post on 16-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

IMPLEMENTASI PROGRAM

JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)

DI KELURAHAN KABAYAN KECAMATAN PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

ITA NURUL KHOTIMAH NIM. 061444

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

2010

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Ita Nurul Khotimah

NIM : 061444

Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 1 September 1988

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Implementasi Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun

yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi

ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, Oktober 2010

Ita Nurul Khotimah

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : ITA NURUL KHOTIMAH

NIM : 061444

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN

KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI

KELURAHAN KABAYAN KECAMATAN

PANDEGLANG

Serang, Oktober 2010 Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I,

Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.si NIP. 197809182005011002

Dosen Pembimbing II,

Anis Fuad, S.Sos NIP. 198009082006041002

Mengetahui,

Dekan FISIP UNTIRTA

Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. NIP. 196507042005011002

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama : ITA NURUL KHOTIMAH NIM : 061444 Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN

KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI KELURAHAN KABAYAN KECAMATAN PANDEGLANG

Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 14 bulan Oktober tahun 2010 dan dinyatakan LULUS.

Serang, Oktober 2010

Ketua Penguji: Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si ……………………… NIP. 197108242005011002 Anggota: Kandung Sapto Nugroho, S.Sos.,M.Si. ……………………… NIP. 197809182005011002 Anggota: Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si. ……………………… NIP. 197602102005012003

Mengetahui,

Dekan FISIP Untirta Ketua Program Studi Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. NIP. 196507042005011002 NIP. 197809182005011002

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

Bismillaahirrohmaanirrohim…………….

Jangan katakan pada ALLAH kamu memiliki

masalah besar

Tapi katakan pada masalah bahwa kamu memiliki

ALLAH Maha Besar

Jalani hidup ini dengan keyakinan karena ALLAH

bersama kita selalu

Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan

Sehingga cinta yang tertinggi hanya untuk sang

Pencipta

Dipersembahkan:

Untuk Kedua Orang Tuaku Yang Tercinta

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

i

ABSTRAK

Ita Nurul Khotimah, 061444, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurusan Administrasi Negara, “ Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang”, Pembimbing I Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si. Pembimbing II Anis Fuad, S.Sos. Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Fokus Penelitian ini adalah Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang. Program Jamkesmas adalah Program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisisen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat implementasi program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Sasaran penelitian ini adalah seluruh peserta jamkesmas melalui penyebaran kuesioner. Teknik penentuan sampel penelitian yang diambil adalah Proporsional Area Random Sampling, karena besarnya jumlah peserta jamkesmas yang menjadi populasi penelitian, sehingga total sampel hanya berjumlah 100 responden. Berdasarkan hasil pembahasan yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil perhitungan menyatakan bahwa angka t-hitung < t-tabel = (-3,74 < 1,289), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Kemudian berdasarkan perbandingan antara skor yang terkumpul dan skor yang diharapkan dapat diketahui bahwa tingkat Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabyan Kecamatan Pandeglang hanya 61, 19% dari nilai yang di harapakan.

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

ii

ABSTRACT Ita Nurul Khotimah, 061444, Sultan Ageng Tirtayasa University, The faculty of social and politics sciences. The majoring of public administration “The implementation of society health insurance program (Jamkesmas) in the village of Kabayan, Pandeglang sub district “,Supervisor is Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si. Supervisor is Anis Fuad S.Sos. Key words : The Implementation Policy, The Society Health Insurance Program The focus of this research is the implementation of society health insurance program (Jamkesmas) in the village of Kabayan, Pandeglang sub district. This is the program of social aid to give the health service for the poor. The program is carried out nationally in order to create the cross-subsidy for implementing the health service to all poor people to increase the access and quality of health service for the whole poor and unable people in order to get the optimal degree of public health effectively and efficiently. The purpose of this resesrch is measure the degree of the society health program implementation (Jamkesmas) in Kabayan village, Pandeglang sub district. The method used in the research is descriptive quantitative. The object of this research is the all participants of jamkesmas by spreading the questioners. The technique of research sample deciding which is taken is proporsional area random sampling, because of the large number of participants who become the research population, that’s why the total sample is only 100 respondents. The result of this research is the number of t-statistic < t-tabel = (-3,74 < 1,289), so H0 is accepted and Ha is refused. The degree of the implementation of the society health insurance program (Jamkesmas) in the village of Kabayan, Pandeglang sub district is only gotten 61,19%. In order to increase the implementation decision maker had to pay more attention to collecting the data of the poor with transparency and more valid.

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

iii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ingin mengucapkan Puji syukur selalu kita panjatkan

ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan

kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada

junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat.

Dan atas berkat rahmat, karunia, dan ridho-Nya pula peneliti dapat menyelesaikan

penelitian ini.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul

“Implementasi Program Jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang”.

Hasil penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang

selalu mendukung peneliti secara moriil dan materiil. Maka dengan ketulusan hati,

peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-

pihak sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. DR. H. Ahmad Sihabudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

iv

3. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa serta

pembimbing akademik.

4. Rahmi Winangsih, Dra, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Idi Dimyati, S.Ikom selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Rina Yulianti, S.IP., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Anis Fuad, S.Sos selaku pembimbing II skripsi yang senantiasa

membimbing dan memberikan saran kepada peneliti dalam setiap

bimbingan yang telah dilakukan.

9. Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si selaku penguji sidang proposal skripsi dan

juga selaku penguji sidang skripsi yang senantiasa memberikan masukan,

kritik dan saran kepada peneliti.

10. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

v

11. Rahmawati selaku Kepala Puskesmas Cikole yang telah banyak

memberikan data dan informasi yang peneliti butuhkan.

12. Eman Santosa, SH. Selaku Kepala Kelurahan beserta staf kelurahan

Kabayan yang telah banyak membantu dan memberikan kemudahan dalam

memberikan data-data yang diperlukan.

13. Bapak dan Mamah tercinta yang senantiasa memberikan doa dan

dukungan serta kasih sayang kepada peneliti. Adik ku tersayang Astri.

14. Sahabat-sahabat setiaku, Rista, Sita, Dina, Rika, Wenty yang selalu

mendukung dan memberi motivasi agar penelitian ini dapat segera

diselesaikan. Serta Pipit, Dien, Hae, Ana, Dhuhiya, Delis yang sudah

banyak memberikan inspirasi serta bantuannya kepada peneliti

15. Kris yang tak henti memberikan semangat serta bantuannya untuk peneliti.

16. Teman-teman seperjuangan Kelas A Administrasi Negara angkatan 2006

yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Tidak lupa juga peneliti memohon maaf atas semua kekurangan dan

kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Peneliti memohon kritik dan saran yang

dapat membawa skripsi ini menjadi lebih baik. Peneliti berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat dan berguna bagi siapa saja yang membacanya dan bagi

peneliti pada khususnya.

Serang, Oktober 2010

Penulis

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MOTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK.........................................................................................................

ABSTRACT.........................................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................

DAFTAR TABEL .............................................................................................

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................

DAFTAR GRAFIK ...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

i

ii

ii vi ix xii xiii xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................

1.2. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah ..................................

1.3. Perumusan Masalah ............................................................................

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................

1.5. Kegunaan Penelitian ...........................................................................

1.6. Sistematika Penulisan .........................................................................

1

10

11

11

11

12

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

vii

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori ...................................................................................

2.1.1 Teori Kebijakan Publik .........................................................

2.1.2 Teori Implementasi Kebijakan .............................................

2.1.3 Pengertian Kesehatan Masyarakat ........................................

2.1.4 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat ................................

2.1.5 Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat ....................................

2.1.6 Definisi Jaminan Sosial .......................................................

2.1.7 Jenis-jenis Program Jaminan Sosial ......................................

2.1.8 Defisisi Jamkesmas ...............................................................

2.2. Kerangka Berfikir ...............................................................................

2.3. Hipotesis Penelitian ............................................................................

14

14

16

21

22

22

23

25

27

29

32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian .............................................................................

3.2. Instrumen Penelitian ..........................................................................

3.3. Populasi dan Teknik Sampling ...........................................................

3.4. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .................................................

3.4.1 Teknik Pengolahan Data..........................................................

3.4.2 Analisis Data ...........................................................................

3.5. Tempat dan Waktu ..............................................................................

3.5.1. Tempat ....................................................................................

3.5.2. Waktu ......................................................................................

33

33

36

40

40

41

45

45

46

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian..................................................................

4.1.1. Gambaran Umum Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang ..............................................................................

4.2. Pengujian Persyaratan Statistik ..........................................................

4.2.1. Uji Validitas Instrumen ..........................................................

4.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen .......................................................

4.2.3. Uji Frekuensi dan Normalitas .................................................

4.3. Deskripsi Data ....................................................................................

4.3.1. Identitas Responden ................................................................

4.3.2. Analisis Data ...........................................................................

4.4. Pengujian Hipotesis ............................................................................

4.5. Interpretasi Hasil Penelitian ................................................................

4.6. Pembahasan ........................................................................................

47

47

49

49

51

52

56

56

62

110

113

115

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ........................................................................................

5.2. Saran ...................................................................................................

126

129

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ................................................................. 34

Tabel 3.2 Skor Item Instrumen ................................................................. 36

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Miskin Yang Mendapatkan Kartu

Jamkesmas Di Kelurahan Kabayan ..........................................

37

Tabel 3.4 Perhitungan Sampel .................................................................. 39

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian ...................................................................... 46

Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Di Kelurahan Kabayan .................................. 49

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen (Uji Butir Pertanyaan) .............. 50

Tabel 4.3 Reliability Statistics ................................................................... 51

Tabel 4.4 Standar Deviasi Implementasi Program Jamkemas .................. 52

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Implementasi Program Jamkesmas ......... 54

Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 58

Tabel 4.7 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia ....................... 59

Tabel 4.8 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............ 60

Tabel 4.9 Identitas Responden Berdasarkan Mata Pencaharian Peserta

Jamkesmas .................................................................................

61

Tabel 4.10 Implementasi Program Jamkesmas Sudah Berjalan Dengan

Baik ...........................................................................................

63

Tabel 4.11 Kebijakan Program Jamkesmas Sudah Sesuai Dengan

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

x

Harapan ..................................................................................... 65

Tabel 4.12 Peserta Mengetahui Tentang Kejelasan Program Jamkesmas

Yang Dikeluarkan Oleh Pemerintah .........................................

67

Tabel 4.13 Masyarakat Mengetahui Semua Tata Cara Tentang

Penggunaan Jamkesmas ............................................................

69

Tabel 4.14 Proses Pendataan Peserta Jamkesmas Oleh Petugas Sudah

Tepat Sasaran ............................................................................

71

Tabel 4.15 Dalam Pelaksanaanny Program Jamkesmas Sudah

Menjangkau Masyarakat Miskin Di Daerah Anda ....................

73

Tabel 4.16 Peserta Jamkesmas Masih Dipungut Biaya Dalam Proses

Pelayanannya ............................................................................

75

Tabel 4.17 Pendanaan Program Jamkesmas Sudah Mencukupi Kebutuhan

Peserta Jamkesmas ....................................................................

78

Tabel 4.18 Pemerintah Memberikan Jangka Waktu Terhadap Berlakunya

Program Jamkesmas ..................................................................

80

Tabel 4.19 Dalam Memberikan Pelayanan Pihak Rumah Sakit/Puskesmas

Sudah Sangat Cepat ...................................................................

82

Tabel 4.20 Prosedur Jamkesmas Sudah Sesuai Dengan Kebijakan

Pemerintah .................................................................................

84

Tabel 4.21 Adanya Dukungan Dari Pemerintah Daerah Mengenai

Program Jamkesmas ..................................................................

85

Tabel 4.22 Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Sudah Sangat Adil 88

Tabel 4.23 masyarakat Merasa Senang Dengan Pelayanan Yang

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

xi

Diberikan Dalam Program Jamkesmas. ................................... 90

Tabel 4.24 Dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan Peserta Jamkesmas

Dilayani Dengan Penuh Tanggung Jawab ................................

92

Tabel 4.25 Petugas Memberikan Kemudahan Kepada Peserta Jamkesmas

Dalam Proses Pelayanan Kesehatan ..........................................

94

Tabel 4.26 Pegawai Puskesmas/Rumah Sakit Memberikan Pelayanan

Dengan Baik Kepada Peserta Jamkesmas .................................

96

Tabel 4.27 Pegawai Puskesmas /Rumah Sakit Memberikan Pelayanan

Dengan Ramah ..........................................................................

97

Tabel 4.28 Petugas Berkoordinasi Dengan Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Program Jamkesmas .............................................

99

Tabel 4.29 Petugas Pendataan Berkoordinasi Dengan Tim Pelaksana

Dalam Menentukan Peserta Jamkesmas ...................................

101

Tabel 4.30 Program Jamkesmas Dapat Mengurangi Masalah Ekonomi ..... 103

Tabel 4.31 Merasa Terbantu Dengan Adanya Program Jamkesmas ........... 105

Tabel 4.32 Sosialisasi Program Askeskin Ke Jamkesmas Sudah Berjalan

Dengan Baik ..............................................................................

107

Tabel 4.33 Masyarakat Mempunyai Pandangan Positif Tentang Program-

Program Pemerintah ..................................................................

109

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.3 Kerangka berfikir ............................................................. 31

Gambar 4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis .................... 113

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

xiii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Distribusi Data Implementasi Program Jamkesmas.............. 56

Grafik 4.2 Jawaban Responden Mengenai Implementasi Program

Jamkesmas Sudah Berjalan Dengan Baik .............................

65

Grafik 4.3 Jawaban Responden Mengenai Kebijakan Program

Jamkesmas Sudah Sesuai Dengan Harapan ..........................

66

Grafik 4.4 Jawaban Responden Mengenai Peserta Mengetahui

Tentang Kejelasan Program Jamkesmas Yang Dikeluarkan

Oleh Pemerintah ...................................................................

68

Grafik 4.5 Jawaban Responden Mengenai Masyarakat Mengetahui

Semua Tata Cara Tentang Penggunaan Jamkesmas .............

70

Grafik 4.6 Jawaban Responden Mengenai Proses Pendataan Peserta

Jamkesmas Oleh Petugas Sudah Tepat Sasaran ...................

73

Grafik 4.7 Jawaban Responden Mengenai Dalam Pelaksanaanya

Program Jamkesmas Sudah Menjangkau Masyarakat

Miskin Di Daerah Anda ........................................................

75

Grafik 4.8 Jawaban Responden Mengenai Peserta Jamkesmas Masih

Dipungut Biaya Dalam Proses Pelayanannya .......................

77

Grafik 4.9 Jawaban Responden Mengenai Pendanaan Program

Jamkesmas Sudah Mencukupi Kebutuhan Peserta

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

xiv

Jamkesmas ............................................................................ 79

Grafik 4.10 Jawaban Responden Mengenai Pemerintah Memberikan

Jangka Waktu Terhadap Berlakunya Program Jamkesmas ..

81

Grafik 4.11 Jawaban Responden Mengenai Dalam Memberikan

Pelayanan Pihak Rumah Sakit/Puskesmas Sudah Sangat

Cepat .....................................................................................

83

Grafik 4.12 Jawaban Responden Mengenai Prosedur Jamkesmas Sudah

Sesuai Dengan Kebijakan Pemerintah ..................................

85

Grafik 4.13 Jawaban Responden Mengenai Adanya Dukungan Dari

Pemerintah Daerah Mengenai Program Jamkesmas .............

87

Grafik 4.14 Jawaban Responden Mengenai Dalam Memberikan

Pelayanan Kesehatan Sudah Sangat Adil .............................

89

Grafik 4.15 Jawaban Responden Mengenai Masyarakat Merasa Senang

Dengan Pelayanan Yang Diberikan Dalam Program

Jamkesmas. ...........................................................................

91

Tabel 4.16 Jawaban Responden Mengenai dalam Pemberian Pelayanan

Kesehatan Peserta Jamkesmas Dilayani Dengan Penuh

Tanggung Jawab ...................................................................

93

Grafik 4.17 Jawaban Responden Mengenai Petugas Memberikan

Kemudahan Kepada Peserta Jamkesmas Dalam Proses

Pelayanan Kesehatan ............................................................

95

Grafik 4.18 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Puskesmas/Rumah

Sakit Memberikan Pelayanan Dengan Baik Kepada

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

xv

PesertaJamkesmas ................................................................. 97

Grafik 4.19 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Puskesmas

/Rumah Sakit Memberikan Pelayanan Dengan Ramah ........

98

Grafik 4.20 Jawaban Responden Mengenai Petugas Berkoordinasi

Dengan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program

Jamkesmas ............................................................................

100

Grafik 4.21 Petugas Pendataan Berkoordinasi Dengan Tim Pelaksana

Dalam Menentukan Peserta Jamkesmas ...............................

102

Grafik 4.22 Jawaban Responden Mengenai Program Jamkesmas Dapat

Mengurangi Masalah Ekonomi .............................................

104

Grafik 4.23 Jawaban Responden Mengenai Merasa Terbantu Dengan

Adanya Program Jamkesmas ................................................

106

Grafik 4.24 Jawaban Responden Mengenai Sosialisasi Program

Askeskin Ke Jamkesmas Sudah Berjalan Dengan Baik........

108

Grafik 4.25 Jawaban Responden Mengenai Masyarakat Mempunyai

Pandangan Positif Tentang Program-Program Pemerintah...

110

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Daftar Nama Peserta Jamkesmas

Lampiran 3 Jawaban Responden Keseluruhan

Lampiran 4 Jawaban Responden

Lampiran 5 Validitas

Lampiran 6 Reabilitas dan Normalitas

Lampiran 7 Tabel Nilai r Product Momen

Lampiran 8 Tabel Nilai Distribusi t

Lampiran 9 Struktur Organisasi kelurahan Kabayan

Lampiran 10 Tatalaksana Kepesertaan

Lampiran 11 Tatalaksana Pelayanan Kesehatan

Lampiran 12 Kemenkes Republik Indonesia Nomor 316/MENKES/SK/V/2009

Lampiran13 Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 440/Kep.139-Huk/2009

Lampiran 14 Keputusan Bupati Nomor 465/Kep.18.a-Huk/2005

Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 16 Catatan Bimbingan Skripsi

Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,

pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat

pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan

pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global (Wikipedia, 2010). dari ukuran

modern masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan

kesehatan, kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman modern saat

ini. Apabila dilihat dari pengertiannya kemiskinan merupakan ketidakmampuan

seseorang, suatu keluarga, atau sekelompok masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya, baik pangan maupun non pangan dan khususnya pendidikan

dasar, kesehatan dasar, perumahan dan kebutuhan transportasi. Kemiskinan yang

kini banyak mewarnai kehidupan mayoritas masyarakat Indonesia serta kondisi

masyarakat yang semakin terpuruk akan menimbulkan dampak yang lebih buruk

lagi seperti menurunnya derajat kesehatan masyarakat, karena besarnya biaya

yang harus dikeluarkan oleh masyarakat itu sendiri. Selain itu gizi masyarakat

yang buruk dan semakin banyak penyakit-penyakit menular yang mewabah di

masyarakat akan membuat masyarakat tersebut membutuhkan jaminan dan

pelayanan kesehatan dari pemerintah. Demikian juga dengan anak-anak yang

menderita akibat kualitas hidup masa depan mereka terancam oleh karena

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

2

kekurangan gizi, rendahnya tingkat kesehatan dan tingkat pendidikan serta

keterbelakangan dalam berbagai hal (Andist, 2008).

Seharusnya sebagai warga negara, rakyat miskin mempunyai hak dasar

yang melekat pada dirinya untuk mendapatkan pemeliharaan hidup oleh negara,

termasuk memelihara kesehatan, sebagaimana dijamin dalam konstitusi dasar

negara, Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28-H, undang-undang nomor 23 tahun

1992 tentang Kesehatan dan undang-undang nomor 40/2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menetapkan bahwa setiap orang berhak

mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan

masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara

bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya

termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Pedoman Pelaksanaan

Jamkesmas, 2009).

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan

kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan

termasuk kehamilan dan persalinan Pendidikan kesehatan adalah proses

membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara

kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal

yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain (Wikipedia, 2010).

Kemiskinan dan kemalasan boleh jadi tidak berkorelasi langsung. Tetapi

kemiskinan dengan kesehatan, praktis saling mempengaruhi. Dalam konteks ini,

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

3

harus juga dipahami bahwa, kemiskinan pada dasarnya tidak hanya

mempengaruhi status kesehatan, tetapi juga menghegemoni sejumlah aspek

kehidupan lainnya, seperti pendidikan, pekerjaan, kedudukan politis dan lain

sebagainya. kesehatan tidak jauh lebih penting dibanding dengan bagaimana

mencari uang dan menikmati sesuap nasi setiap harinya. Selain sebagai investasi

abstrak masa depan, kesehatan juga memegang peranan besar dalam mengangkat

status individual seseorang dari kemiskinan. Kesehatan didefenisikan sebagai

kondisi yang memungkinkan optimalisasi potensi insani manusia, baik secara

fisik, psikis maupun sosial. Optimalisasi potensi bagi seseorang, salah satunya

adalah dengan bekerja mencari nafkah mengantarkan diri menjadi orang yang

tidak miskin lagi. Pada sisi lain, kemiskinan berpotensi besar menyebabkan

seseorang menjadi tidak sehat dan jatuh sakit. Realitas di masyarakat sangat jelas

menunjukkan bahwa, karena tidak mampu membayar biaya pelayanan medik,

sebagian besar masyarakat yang sakit terpaksa lari ke dukun atau pengobatan

tradisional yang relatif lebih murah dan terjangkau dengan tingkat sosial

ekonominya. Betapa tidak, untuk berobat saja, mereka sudah minim uang, apalagi

untuk mengontrol kesehatannya. Masyarakat kita benar-benar miskin.

Sebagai konsekuensinya, tentu Negara harus bertanggungjawab

melindungi, menjaga, dan memelihara kesehatan seluruh warganya tanpa kecuali

dan khususnya warga negara yang hidup dalam derajat kemiskinan dan selalu

rentan terhadap aneka jenis penyakit. Mereka yang hidup dalam kecukupan tentu

akan memelihara kesehatannya melalui asupan gizi yang berkecukupan dengan

sistem pemeliharaan kesehatan yang juga memadai. Namun, bagi si miskin

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

4

persoalan pemeliharaan kesehatan, hingga keluar dari idapan penyakit akan

menjadi lain, di tengah ketidakmampuan mereka terhadap akses pelayanan

kesehatan serta himpitan beban ekonomi yang terus menjadi masalah yang tidak

terselesaikan. Karena kebutuhan akan jasa pelayanan kesehatan baik secara

langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada perkembangan sosial

ekonominya. Karena pada dasarnya suatu masyarakat yang tinggal di wilayah

tertentu saling bergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi

kebutuhannya. Di sinilah negara harus bertindak secara tepat sasaran untuk

meringankan beban penderitaan rakyat miskin. Baik pemberdayaan secara

ekonomi, hingga meringankan beban warga negara miskin, yang juga terhimpit

penyakit akibat kemiskinan itu sendiri (Siswono, 2008).

Mungkin karena menyadari itulah, pemerintah sejak awal telah

menitikberatkan pembangunan pada upaya pengentasan kemiskinan, termasuk

dengan memprogramkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Hanya

saja, upaya pengentasan kemiskinan ini, tidak semerdu alunan prestasi yang

diraih. seharusnya kesehatan merupakan hak dan investasi, dan semua warga

negara berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat miskin. Oleh sebab itu

diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak

warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan

kesehatan bagi masyarakat miskin (Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2009).

Berbagai program untuk rakyat miskin telah diluncurkan dari rezim ke rezim.

Sebut saja program Jaringan Pengaman Sosial (JPS), Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

5

Program Asuransi Rakyat Miskin (Askeskin), Umumnya program untuk rakyat

miskin, yang bersifat berkesinambungan, kerap mengalami persoalan

implementasi di lapangan dan berakhir pada salah sasaran, pemborosan hingga

penyelewengan anggaran Termasuk banyaknya penikmat fasilitas rakyat miskin

oleh mereka yang tidak miskin karena lemahnya pengawasan dan rendahnya

kesadaran publik akan haknya (Siswono,2008).

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005

telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui

pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui

penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes

/SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam pengelolaan program

pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini dalam

perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perubahan-perubahan

sampai dengan penyelenggaraan program tahun 2008. Perubahan mekanisme

yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator

melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari

Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS,

penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim

Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota

serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan. Untuk

menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

6

yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti

nama menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut

Jamkesmas dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran (Administrator, 2008).

Program Jamkesmas merupakan bantuan sosial yang diselenggarakan

dalam skema asuransi kesehatan sosial. Setelah dilakukan evaluasi dan dalam

rangka efisiensi dan efektivitas, maka pada tahun 2008 dilakukan perubahan

dalam sistem penyelenggaraannya. Perubahan pengelolaan program tersebut

adalah dengan pemisahan fungsi pengelola dengan fungsi pembayaran, yang

didukung dengan penempatan tenaga verifikator di setiap rumah sakit. Nama

program tersebut juga berubah menjadi jaminan pelayanan kesehatan masyarakat

(Jamkesmas). Dalam pengembangan program Jaminan Kesehatan di dalam Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah

menunjukkan komitmennya yang tinggi melalui program Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas). Akan tetapi Hal itu seterusnya tidak langsung dapat

meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia Indonesia.

Program ini merupakan tugas besar Departemen Kesehatan bersama-sama daerah

yang harus senantiasa didukung dan disukseskan semua pihak karena tujuannya

yang mulia itu. Tahapan selanjutnya yang akan dikembangkan adalah kelompok

masyarakat yang bekerja pada sektor informal yang jumlahnya cukup besar di

Indonesia. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) diamanatkan dalam Undang-

Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan pasal 34 ayat (2) serta Undang-Undang No 40

Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

7

jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan

atau anggota keluarganya (Ihm Hambuako, 2009).

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang merupakan salah satu

kelurahan dalam wilayah Kabupaten Pandeglang dengan Luas ± 427,567 Ha

terdiri darat ± 215,251 Ha dan sawah ± 152,432 Ha, Jumlah Penduduk Kelurahan

Kabayan adalah ± 9547 orang terdiri dari Laki-laki ± 4.838 dan perempuan ±

4.709 orang dengan jumlah Kepala keluarga ± 2088 KK. Dari jumlah penduduk

Kelurahan Kabayan 9547 orang, sebanyak 4519 yaitu merupakan masyarakat

miskin yang mendapatkan kartu jamkesmas. Dari banyakya kemiskinan yang

terjadi di Kelurahan Kabayan dengan adanya bantuan dari pemerintah berupa

program kesehatan gratis untuk membantu masyarakat miskin, menurut obsevasi

awal peneliti sejauh ini masih memiliki banyak kendala yang harus diperhatikan

diantaranya yaitu, Pertama mengenai petugas pendataan yang tidak tepat sasaran

dalam pemberian jamkesmas dikarenakan walaupun sudah diberi kriteria baku

tentang warga miskin yang akan mendapatkan kartu Jamkesmas akan tetapi

kenyataan yang terjadi banyak masyarakat yang ada di kelurahan Kabayan yang

mendapatkan kartu Jamkesmas itu diluar kriteria yang diberikan pihak Dinkes

Kepada para kader atau RT/RW yang ada di desa masing-masing yang melakukan

pendataan bagi masyarakat miskin yang akan mendapatkan kartu Jamkesmas

tersebut. Sehingga menimbulkan adanya tidak tepat sasaran dalam pembagian

Jamkesmas kepada masyarakat miskin yang ada di Kelurahan Kabayan yang

benar-benar membutuhkan bantuan dari Pemerintah tersebut.

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

8

Kedua, kurang meratanya pembagian Jamkesmas dikarenakan dari tidak

tepat sasaran tadi menimbulkan ketidakmerataan di masyarakat, sehingga banyak

warga miskin yang benar-benar membutuhkan tidak mendapatkan jamkesmas

karena kebanyakan yang mendapatkan kartu Jamkesmas orang-orang yang tidak

masuk kriteria untuk mendapatkan Jamkesmas dimana bisa dibilang masyarakat

menengah. Dimana banyak masyarakat miskin yang dulu terdaftar menjadi

penerima kartu Askeskin akan tetapi setelah ada pergantian nama program

menjadi Jamkesmas banyak masyarakat miskin terutama di Kelurahan Kabayan

tidak mendapatkan kartu Jamkesmas.

Ketiga, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti bahwa kurangnya

kordinasi antara pihak aparatur dengan para kader yang mendata sehingga kurang

pengawasan dari pihak aparatur terkait dalam melakukan pendataan yang hanya

dilakukan oleh RW,RT serta para kader kepada setiap warga-warga miskin yang

ada di desanya masing-masing yang ada di Kelurahan Kabayan. Sehingga

menimbulkan banyak ketidak merataan dalam mendapatkan kartu Jamkesmas.

Keempat, Dari ketidak meratanya pembagian Jamkesmas ada sebagian

masyarakat yang menyalahgunakan keberadaan Jamkesmas dengan meminjamkan

kartu Jamkesmas kepada warga miskin yang lain yang tidak mendapatkan kartu

tersebut untuk berobat, karena jika ada warga yang tidak mempunyai atau tidak

mendapatkan kartu Jamkesmas maka harus membuat surat rujukan atau

keterangan dari RT, RW, Kelurahan serta Dinas Sosial terlebih dahulu jika akan

berobat. Prosedur seperti itu dirasa berbelit-belit oleh masyarakat dan

membutuhkan waktu yang lama.

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

9

Kelima, adanya pelayanan yang kurang baik dari pihak Rumah Sakit

seperti dari sikap para perawat yang kurang ramah terhadap para peserta

jamkesmas, dan ada sebagian peserta merasa kurang diberikan pelayanan yang

baik oleh petugas Rumah sakit. Selain itu banyak peserta jamkesmas juga yang

merasa pelayanan yang diberikan Rumah sakit sangat cepat dan baik karena

mereka mempunyai tetangga atau kerabat yang bekerja di Rumah Sakit tersebut

sehingga mereka mendapat kemudahan dalam pelayanannya.

Keenam, kurangya sosialisai terhadap masyarakat mengenai perubahan

program Askeskin ke Jamkesmas berdasarkan observasi peneliti banyak

masyarakat yang tidak mengetahui akan adanya perubahan kartu Askeskin ke

Jamkesmas dimana terdapat satu kampung yang sama sekali tidak memiliki kartu

Jamkesmas hanya memiliki kartu yang lama yaitu Askeskin. Sehingga jika

mereka sakit dan hendak berobat ke Rumah sakit atau Puskesmas mereka

mengeluarkan biaya sendiri padahal menurut masyarakat itu sangat berat. Serta

ada sebagian masyarakat pula yang berbicara lebih banyak membantu Program

yang dulu yaitu Askeskin daripada setelah diganti Jamkesmas karena jika waktu

Askeskin dari segi obat saja kalo obat tidak ada di apotik di Pandeglang bisa di

cari diluar Pandeglang dengan hanya menukarkan resep serata surat yang

diberikan oleh Pihak Rumah Sakit akan tetapi Program Jamkesmas sekarang jika

obat yang dimaksud tidak ada maka mereka harus membelinya sendiri dengan

uang pribadi mereka.

Dengan adanya latar belakang dan permasalahan-permasalahan yang

sudah peneliti terangkan maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

10

”IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

(JAMKESMAS) DI KELURAHAN KABAYAN KECAMATAN

PANDEGLANG”.

1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penelitian ini perlu adanya

identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada lokasi penelitian, dari

hasil studi pendahuluan peneliti mengidentifikasi masalah-masalah penelitian

diantaranya sebagai berikut :

1. Tidak tepat sasaran dalam pemberian Jamkesmas

2. Tidak meratanya pembagian Jamkesmas

3. Kurangnya pengawasan dari pihak Pemerintah

4. Adanya Penyalahgunaan Jamkesmas oleh masyarakat

5. Pelayanan yang kurang baik terhadap pengguna Jamkesmas

6. Sosialisasi yang kurang terhadap masyarakat mengenai pergantian

Askeskin ke Jamkesmas

Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang dan identifikasi masalah,

peneliti mempunyai keterbatasan kemampuan dan berpikir secara menyeluruh

maka dengan itu peneliti mencoba akan membatasi penelitiannya. Dalam

penelitian ini, peneliti membatasi bahasan masalah yang akan diteliti yaitu

mengenai “Implementasi program jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang”.

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

11

1.3 Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas,

maka sebagai rumusan masalah yang akan dikaji yaitu mengenai sejauh mana

Implementasi program jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Program

Jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari adanya penelitian ini baik secara teoritis maupun

praktis yaitu :

1. Secara teoritis, antara lain :

a. Dapat dijadikan bahan informasi untuk penelitian selanjutnya

b. Dapat memperluas wawasan tentang berbagai kendala dalam

Implementasi terhadap program jamkesmas.

2. Secara praktis, antara lain :

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi

pemerintah dalam mengambil kebijaksanaan dalam upayanya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam hal memberikan

kesehatan kepada masyarakat miskin.

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

12

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I yaitu pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah

yang menggambarkan ruang lingkup serta kedudukan masalah

yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, identifikasi

masalah dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pada Bab II memaparkan tentang deskripsi teori yang berhubungan

dengan penelitian, kerangka berfikir yang menggambarkan alur

pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari kajian teori dan hipotesis

penelitian yaitu jawaban sementara terhadap permasalahan yang

diteliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III mengemukakan tentang metode penelitian, instrumen

penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengolahan dan

analisa data, serta tempat dan waktu dalam pelaksanaan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam Bab IV memaparkan Deskripsi Objek Penelitian. Deskripsi

Data yakni data mentah yang telah diolah menggunakan teknik

analisis data yang relevan. Pengujian Persyaratan Statistik dengan

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

13

menggunakan uji statistik tertentu. Pengujian Hipotesis. Intrepetasi

Hasil Penelitian yakni penafsiran terhadap hasil akhir pengujian

hipotesis. Dan Pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB V PENUTUP

Dalam Bab V yaitu Penutup, dipaparkan Simpulan dan Saran yang

diungkapkan peneliti terkait dengan judul penelitian yang diangkat

peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori

Jamkesmas merupakan suatu program bantuan sosial untuk pelayanan

kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Dimana untuk membantu

masyarakat miskin di bidang kesehatan terutama untuk mengurangi beban

perekonomian mereka agar bisa berobat dengan gratis tanpa memikirkan biaya

yang harus ditanggung karena semuanya sudah dijamin oleh Pemerintah.

Oleh karenanya dalam pembahasan ini peneliti menyajikan teori-teori

kebijakan publik, pendekatan dalam studi kebijakan publik hingga proses

kebijakan publik karena hakekatnya program-program juga merupakan salah satu

bentuk dari kebijakan publik. Untuk itu pada bab ini peneliti menggunakan teori

dan pustaka yang mendukung dalam permasalahan, yang akan berfungsi untuk

menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian.

2.1.1. Teori Kebijakan Publik

Secara umum, istilah kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjuk

perilaku seorang aktor misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu

lembaga pemerintah atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.

Pengertian kebijakan seperti ini dapat digunakan dan relatif memadai untuk

keperluan pembicaraan-pembicaraan biasa, namun menjadi kurang memadai

untuk pembicaraan yang bersifat alamiah.

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

15

Salah satu definisi mengenai kebijakan publik diberikan oleh Eyestone

dalam Winarno (2007:15) yaitu :

“kebijakan publik dapat diartikan sebagai hubungan suatu unit pemerintahan dengan lingkungannya. Konsep yang ditawarkan Eyestone ini mengandung pengertian yang sangat luas dan kurang pasti karena apa yang dimaksud kebijakan publik dapat menyangkut banyak hal”.

Pendapat lain tentang kebijakan publik diberikan oleh Dye dalam

Soeharto (2005:44) yaitu :

” kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan. Walaupun batasan yang diberikan oleh Thomas R. Dye ini belum terlalu tepat, namun batasan ini tidak cukup memberi perbedaan yang jelas antara apa yang diputuskan oleh pemerintah untuk dilakukan dan apa yang sebenarnya dilakukan.”

Sementara itu Friedrich dalam Winarno (2007:16) memandang kebijakan

publik adalah :

”Sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan dan kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran tertentu.”

Dari beberapa pengertian mengenai Kebijakan Publik yang dikemukakan

oleh beberapa ahli, maka kebijakan publik dapat diartikan sebagai hubungan suatu

unit pemerintahan dengan lingkungannya karena apapun yang dipilih oleh

pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

tertentu dalam suatu kebijakan.

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

16

2.1.2. Teori Implementasi Kebijakan

Hakekat dari implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang terencana

dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan didasarkan pada

kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang.

Menurut Mazmanian dan Sabatier dalam (Wahab,2005:65) pengertian

implementasi kebijakan adalah:

“Implementasi Kebijakan adalah tahap pembuatan kebijakan antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah maka kebijakan itu mungkin akan mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu di implementasikan dengan sangat baik”. Menurut Nugroho (2003:162) berpendapat mengenai implementasi

Kebijakan yaitu :

“Pelaksanaan atau Implementasi kebijakan di dalam konteks manajemen berada didalam kerangka organizing-lesding-controlling.jadi, ketika kebijakan sudah dibuat, maka tugas selanjutnya adalah mengorganisasikan, melaksanakan kepemimpinan untuk memimpin pelaksanaan, dan melakukan pengendalian pelaksanaan tersebut.”

Sementara menurut Van Meter dan Van Horn dalam Winarno (2007:102)

Implementasi kebijakan sebagai “Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

individu-individu (atau kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang

diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-

keputusan kebijakan sebelumnya”.

Menurut Jenkins dalam Parsons (2008:463) studi implementasi adalah:

“Studi perubahan bagaimana perubahan terjadi, bagaimana kemungkinan perubahan bisa dimunculkan. Ia juga merupakan studi tentang mikrostuktur dari kehidupan politik; bagaimana organisasi diluar dan didalam sistem politik menjalankan urusan mereka dan berinteraksi satu sama lain; apa motivasi-motivasi mereka bertindak seperti itu, dan apa motivasi lain yang mungkin membuat mereka bertindak secara berbeda”

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

17

Menurut Sabatier dalam Parson (2008:487) terdapat enam syarat yang

mencukupi dan harus ada untuk implementasi yang efektif, yaitu:

1. Tujuan yang jelas dan konsisten, sehingga dapat menjadi standar evaluasi legal dan sumber daya;

2. Teori kausal yang memadai, dan memastikan agar kebijakan itu mengandung teori yang akurat tentang bagaimana cara melahirkan perubahan;

3. Stuktur implementasi yang disusun secara legal untuk membantu pihal-pihak yang mengimplementasikan kebijakan dengan kelompok-kelompok yang menjadi sasaran kebijakan;

4. Para pelaksana implementasi yang ahli dan berkomitmen yang menggunakan kebijakan mereka untuk mencapai tujuan kebijakan.

5. Dukungan dari kelompok kepentingan dan “penguasa”di legislatif dan eksekutif;

6. Perubahan dalam kondisi sosio-ekonomis yang tidak melemahkan dukungan kelompok dan penguasa atau tidak meruntuhkan teori kausal yang mendasari kebijakan.

Sedangkan menurut Grindle dalam Agustino (2006:139) bahwa

implementasi kebijakan adalah:

“Implementasi Kebijakan yaitu pengukuran keberhasilan yang dapat dilihat dari prosesnya, ditentukan dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat pada aksi program dari individual proyek dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai”.

George Edwards III dalam Winarno (2007:125) mengatakan implementasi

kebijakan adalah:

“Merupakan tahap pembuatan kebijakan antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah maka kebijakan itu mungkin akan mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu di implementasikan dengan sangat baik”.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

18

Dari beberapa pengertian mengenai implementasi yang dikemukakan oleh

beberapa ahli, maka implementasi kebijakan dapat diartikan sebagai proses

pelaksanaan suatu kebijakan yang berupa peraturan-peraturan yang di buat

Pemerintah untuk dipatuhi oleh semua masyarakat agar dapat tercapai suatu

tujuan yang di inginkan.

Model implementasi George Edwards III dalam Agustino (2006:156)

mengemukakan empat faktor atau variabel krusial dalam implementasi kebijakan

publik, faktor tersebut adalah komunikasi, sumber-sumber, kecenderungan-

kecenderungan dan struktur birokrasi. Empat faktor tersebut berpengaruh terhadap

implementasi kebijakan bekerja secara simultan dan berinteraksi satu sama lain

untuk membantu dan menghambat implementasi kebijakan.

1. Komunikasi Tiga hal penting dalam proses komunikasi yakni transmisi, konsistensi dan kejelasan. Persyaratan bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang mereka harus lakukan. Tentu saja komunikasi harus akurat dan harus dimengerti dengan cermat oleh para pelaksana. Transmisi, maksud dari faktor transmisi dalah sebelum pejabat dapat mengimplementasikan suatu keputusan, ia harus menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan suatu perintah untuk pelaksanaanya telah dikeluarkan. Terkadang para pelaksana mengabaikan apa yang sudah jelas dan mencoba menduga-duga makna komunikasi yang sebenarnya. Kejelasan, jika kebijakan-kebijakan diimplementasikan sebagaimana yang diinginkan, maka petunjuk pelaksana tidak hanya harus diterima oleh para pelaksana kebijakan, tetapi juga komunikasi tersebut harus jelas. Ketidakjelasan pesan komunikasi yang disampaikan akan mendorong terjadinya interpretasi yang salah bahkan mungkin dengan makna pesan awal. Konsistensi, jika implementasi kebijakan ingin berlangsung efektif, maka perintah pelaksanaan harus konsisten dan jelas. Walaupun perintah-perintah yang disampaikan kepada para pelaksana mempunyai unsur kejelasan, tetapi bila perintah tersebut bertentangan maka perintah tersebut tidak akan memudahkan para pelaksana kebijakan melaksanakan tugasnya dengan baik.

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

19

2. Sumber Daya Perintah-perintah implementasi diteruskan secara cermat, jelas dan konsisten, tetapi jika pelaksana kekurangan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan, maka implementasi pun cenderung tidak efektif. Sumber-sumber yang penting meliputi staf yang memadai serta keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas mereka, wewenang, informasi, dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk menterjemahkan usul-usul untuk melaksanakan pelayanan publik.

3. Disposisi

Faktor kecenderungan mempunyai konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu dalam hal ini berarti adanya dukungan, maka kemungkinan besar mereka melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh pembuat keputusan awal. Demikian sebaliknya, bila tingkah laku atau perspektif pelaksana berbeda dengan para pembuat keputusan, maka proses pelaksanaan suatu kebijakan menjadi semakin sulit.

4. Struktur Birokrasi

Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan. Birokrasi yang baik secara sadar atau tidak memilih bentuk-bentuk organisasi untuk kesepakatan kolektif, dalam rangka memecahkan masalah-masalah sosial dalam kehidupan modern. Menurut Edwards, ada dua karakteristik utama dari birokrasi, Pertama yakni prosedur kerja atau ukuran dasar atau sering disebut dengan Standard Operating Prosedur (SOP) yang berkembang sebagai tanggapan internal terhadap waktu yang terbatas dalam bekerjanya organisasi yang kompleks dan tersebar luas. Kedua adalah fragmentasi, berasal dari tekanan diluar unit-unit birokrasi, seperti komite-komite legislatif, kelompok kepentingan, pejabat eksekutif, konstitusi negara dan sifat kebijakan yang mempengaruhi organisasi birokrasi pemerintah.

Kemudian Van Meter dan Van Vorn dalam Agustino (2006:153)

menjelaskan pengertian implementasi kebijakan sebagai berikut:

“Implementasi kebijakan adalah tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan kebijaksanaan”. Ada enam variabel menurut Van Metter dan Van Horn yang

mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan publik tersebut (Winarno,

2007:155), adalah:

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

20

1. Ukuran dan tujuan kebijakan Konsep implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran atau tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan di level warga maka agak sulit memang untuk merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang dapat dikatakan berhasil.

2. Sumber daya

Keberhasilan dari implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi, tetapi diluar sumber daya manusia, sumber daya lainnya yang perlu diperhitungkan juga adalah sumber daya finansial dan sumber daya waktu.

3. Karakteristik agen pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal maupun informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan (publik) akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat dan sangat cocok dengan para agen pelaksana.

4. Sikap dan kecenderungan para petugas

Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana sangat mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukan hasil komunikasi warga setempat yang mengenal betul permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang akan implementor laksanakan adalah kebijakan dari atas (top down) yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui (bahkan tidak mampu menyentuh) kebutuhan, keinginan atau permasalahan yang warga ingin selesaikan.

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan begitu pula sebaliknya.

6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi publik dalam perspektif yang ditawarkan oleh Van metter dan Van Horn adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial ekonomi yang tidak kondusif dapat menjadi biang keladi dari kegagalan kinerja implementasi. Karena itu upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus memperhatikan kondisi lingkungan eksternal.

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

21

Model kebijakan yang harus dipilih adalah harus sesuai dengan kebutuhan.

Yang paling penting yaitu implementasi kebijakan haruslah menampilkan

efektivitas dari kebijakan itu sendiri. Sehingga peneliti mengambil model dari

Van Meter dan Van Horn dengan indikator ukuran dan tujuan kebijakan,

sumberdaya, karakteristik agen pelaksana, sikap dan kecenderungan para petugas,

komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana serta lingkungan ekonomi

dan politik.

2.1.3. Pengertian Kesehatan Masyarakat

Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health)

adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan

meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “

untuk :

1. Perbaikan sanitasi lingkungan

2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular

3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan

4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk

diagnosis dini dan pengobatan.

5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi

kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah

ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat

melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan kedua di atas,

dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

22

sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan

sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.

2.1.4. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain,

mencakup :

a. Ilmu biologi b. Ilmu kedokteran c. Ilmu kimia d. Fisika e. Ilmu Lingkungan f. Sosiologi g. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat) h. Psikologi i. Ilmu pendidikan

Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang

multidisiplin. Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan

masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat

ini antara lain sbb :

1. Epidemiologi. 2. Biostatistik/Statistik Kesehatan. 3. Kesehatan Lingkungan. 4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. 5. Administrasi Kesehatan Masyarakat. 6. Gizi Masyarakat. 7. Kesehatan Kerja.

2.1.5. Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat

Masalah Kesehatan Masyarakat adalah multikausal, maka pemecahanya

harus secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni

atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

23

maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan

(promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan

(rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat.

Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau

penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :

a. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular. b. Perbaikan sanitasi lingkungan c. Perbaikan lingkungan pemukiman d. Pemberantasan Vektor e. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat f. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak g. Pembinaan gizi masyarakat h. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum i. Pengawasan Obat dan Minuman j. Pembinaan Peran Serta Masyarakat

2.1.6. Definisi Jaminan Sosial

Perlindungan Jaminan Sosial mengenal beberapa pendekatan yang saling

melengkapi yang direncanakan dalam jangka panjang dapat mencakup seluruh

rakyat secara bertahap sesuai dengan perkembangan kemampuan ekonomi

masyarakat. Pendekatan pertama adalah pendekatan asuransi sosial atau

compulsory social insurance, yang dibiayai dari kontribusi/premi yang dibayarkan

oleh setiap tenaga kerja dan atau pemberi kerja. Kontribusi/premi dimaksud selalu

harus dikaitkan dengan tingkat pendapatan/upah yang dibayarkan oleh pemberi

kerja. Pendekatan kedua berupa bantuan sosial (social assistance) baik dalam

bentuk pemberian bantuan uang tunai maupun pelayanan dengan sumber

pembiayan dari negara dan bantuan sosial dan masyarakat lainnya.

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

24

Menurut Undang-undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional. Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial

untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya

yang layak. Sedangkan menurut pendapat lain Jaminan Sosial yang didefinisikan

sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial agar setiap rakyat dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidup yang layak menuju terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang

berkeadilan bagi seluruh rakyat (Riska Budiarti, 2007). Sedangkan Sistem

Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya

kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan atau anggota

keluarganya.

Menurut Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional nomer 40 tahun

2004, bahwa Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada

prinsip:

1. Kegotong-royongan; 2. Nirlaba; 3. Keterbukaan; 4. Kehati-hatian; 5. Akuntabilitas; 6. Portabilitas; 7. Kepesertaan bersifat wajib; 8. Dana amanat; dan 9. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk

pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.

Menurut Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional nomer 40 tahun

2004, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Yaitu adalah:

1. Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK);

2. Perusahaan Perseroan (Persero) Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN);

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

25

3. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI); dan

4. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES).

Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat

dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan

kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin

arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari

terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha

dan tenaga kerja (www.jamsostek.co.id, 2010).

Menurut Undang-undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional. Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara

penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara

jaminan sosial. Sedangkan Dana Jaminan Sosial adalah dana amanat milik seluruh

peserta yang merupakan himpunan iuran beserta hasil pengembangannya yang

dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial untuk pembayaran manfaat

kepada peserta dan pembiayaan operasional penyelenggaraan program jaminan

sosial.

2.1.7. Jenis-jenis Program Jaminan Sosial

Ada beberapa jenis-jenis program Jaminan Sosial menurut

(www.jamsostek.co.id, 2010) yaitu sebagai berikut :

1. Jaminan kesehatan

Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK adalah salah satu

program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi

masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

26

sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan,

secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK

akan diberikan KPK (Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Jaminan kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang

harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk

menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan

oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan

kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan

kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab

pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran

jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok

jenis usaha.

3. Jaminan hari tua

Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya

penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan

diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua

memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga

kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.

4. Jaminan Pensiun

Program Pensiun merupakan jaminan hari tua berupa pemberian uang

setiap bulan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi kriteria

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

27

(www.taspen.com, 2010) yaitu mencapai usia pensiun, dan meninggal pada masa

aktif, yang akan diberikan janda/duda atau anaknya sebelum berumur 25 tahun.

a. Tujuan 1. Untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri/peserta Taspen

pada saat mencapai usia pensiun. 2. Sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri/peserta setelah yang

bersangkutan memberikan pengabdian kepada Negara. 5. Jaminan Kematian

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program

Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian

diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya

pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung iuran

Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan kematian yang

diberikan adalah Rp 12 Juta terdiri dari Rp 10 juta santunan kematian dan Rp 2

juta biaya pemakaman dan santunan berkala.

Dari Kelima jenis Jaminan yang ada di atas, Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas) masuk kepada Jaminan Kesehatan dimana Jaminan

Kesehatan merupakan program yang membantu masyarakat dalam mengatasi

kesehatan baik negeri maupun swasta perlu akan adanya jaminan kesehatan.

2.1.8. Definisi Jamkesmas

Menurut buku Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas tahun 2009, Jamkesmas

adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi

subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh

bagi masyarakat miskin.

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

28

Program jamkesmas adalah program pemerintah untuk memberikan

bantuan dana berobat kepada masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan

kesehatan. Bantuan berupa dana tersebut langsung diberikan kepada

Penyelenggara Pelayanan Kesehatan yang diambil dari kas negara, diberikan oleh

pembayar dana setelah melalui proses verifikasi oleh tim verifikator yang ditunjuk

oleh pemerintah (carisma, 2009).

Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin

menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah. Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban

memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal. Tujuan

Penyelenggaraan Jamkesmas yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan Umum :

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh

masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

b. Tujuan Khusus:

1. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. 3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

29

2.2. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting (Sugiyono,2007:65). Untuk mengetahui bagaimana alur berfikir

peneliti dalam menjelaskan permasalahan penelitian, maka dibuatlah kerangka

berfikir sebagai berikut:

Implementasi Kebijakan yaitu pengukuran keberhasilan yang dapat dilihat

dari prosesnya, ditentukan dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program

sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat pada aksi program dari

individual proyek dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.

Implementasi kebijakan memegang peran yang cukup vital dalam proses

kebijakan, tanpa adanya tahap implementasi maka program kebijakan yang telah

catatan resmi di meja pembuat kebijakan. Faktor-faktor dalam implementasi kebijakan yang dapat menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan

Dalam hal ini, yang menjadi fokus penelitian adalah mengenai

Implementasi Program Jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang. Dari pengamatan/observasi yang dilakukan peneliti di lokus

penelitian, masih banyak ditemui hambatan yang mempengaruhi keberhasilan

pelaksanaan Program Jamkesmas tersebut. Diantaranya yaitu karena tidak tepat

sasaran dalam pemberian jamkesmas, tidak meratanya dalam pembagian

Jamkesmas, kurangnya sosialisasi, kurangnya pengawasan dari pihak Pemerintah

Daerah yang terkait, adanya penyalahgunaan Jamkesmas oleh masyarakat serta

adanya pelayanan yang kurang baik terhadap pengguna jamkesmas. Untuk

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

30

mengukur seberapa besar keberhasilan implementasi program Jamkesmas di

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang adalah dengan beberapa variabel

yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn, untuk lebih jelasnya, Peneliti

mengambil indikator implementasi menurut Van Meter dan Van Horn karena

indikator-indikator tersebut mampu menjawab permasalahan yang ada dalam

implementasi program Jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa keberhasilan implementasi

kebijakan dipengaruhi oleh enam variabel, diantanya adalah ukuran dan tujuan

kebijakan, sumber daya dengan subindikator sumber daya manusia, sumberdaya

finansial, sumber daya waktu. karakteristik agen pelaksana dengan sub indikator

organisasi formal, ketegasan para pelaksana. sikap atau kecenderungan para

pelaksana dengan sub indikator menerima adanya program Jamkesmas, dan

menolak adanya program Jamkesmas. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas

pelaksana dengan indikator koordinasi antar organisasi, lingkungan ekonomi,

sosial dan politik dengan indikator lingkungan eksternal yang mempengaruhi.

Apabila keenam faktor tersebut tidak mendukung satu sama lain maka bukan

tidak mungkin implementasi suatu kebijakan tidak dapat dilaksanakan dengan

baik dan sulit mencapai titik keberhasilan.

Oleh karena itu, peneliti akan mengaitkan keenam variabel tersebut dalam

pelaksanaan Program Jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang.

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

31

GAMBAR 2.3

KERANGKA BERFIKIR

Implementasi Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang

Permasalahan yang ada pada Program jamkesmas yaitu: 1. Tidak tepat sasaran dalam pemberian

Jamkesmas 2. Tidak meratanya pembagian

Jamkesmas 3. Kurangnya sosialisasi kepada

masyarakat mengenai program askeskin ke program jamkesmas

4. Kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah

5. Adanya penyalahgunaan Jamkesmas oleh masyrakat

6. Adanya pelayanan yang kurang baik terhadap pengguna jamkesmas

Indikator Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas): (Van Meter dan Van Horn): 1. Ukuran dan Tujuan kebijakan 2. sumber daya 3. karakteristik agen pelaksana 4. sikap atau kecenderungan

para pelaksana 5. komunikasi antar organisasi

dan aktivitas pelaksana 6. lingkungan ekonomi, sosial

dan politik.

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

32

2.3. Hipotesis Penelitian

Perumusan Hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam

penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.

Hipotesis merupakan keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena

yang kompleks (Nazir, 2003:151). Ataupun dapat dikatakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti dapat menentukan

Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :

“Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang dimana peneliti memprediksikan

hipotesis tersebut maksimal sebesar 65% dari nilai ideal yaitu 100%”. Dengan

penjelasan sebagai berikut :

Ho : untuk memprediksikan ≤ 65%

Ha : untuk memprediksikan > 65%

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:1), metodologi penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun metode

penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kuantitatif deskriptif yaitu

penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, berbagai kondisi, berbagai situasi,

atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian

itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian mengangkat ke permukaan mengenai

gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut (Bungin, 2009:36).

Kemudian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif yaitu pendekatan yang menjelaskan nilai suatu variabel dengan

mengolah data-data yang ada kedalam satuanangka. Adapun tujuan penelitian ini

adalah untuk menggambarkan mengenai Implementasi Program Jamkesmas di

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang.

3.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:119). Instrumen

penelitian digunakan untuk nilai variabel yang akan diteliti, dalam penelitian ini

hanya terdapat satu variabel yang akan diteliti yaitu implementasi program

Jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang. Berikut ini akan

disajikan tentang instrumen dan kisi-kisi penelitian, diantaranya:

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

34

Tabel 3.1

INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Penelitian

Indikator Sub Indikator No.Item Instrumen

Implementasi Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

(Van Metter dan

Van Horn) Winarno,2007:155

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

1. Tingkat Keberhasilan 2. Tujuan Kebijakan

1,2 3,4

2. Sumber daya

1. Sumber daya manusia. 2. Sumber daya finansial, 3. Sumber daya waktu.

5,6 7,8 9,10

3. Karakteristik

agen pelaksana

1. Organisasi formal 2. Ketegasan para

pelaksana

11,12 13,14

4. Sikap dan Kecenderungan para pelaksana

1. Menerima adanya Jamkesmas

2. Menolak adanya Jamkesmas

15,16,17 18,19

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana

Ada koordinasi antar organisasi pelaksana.

20,21

6. Lingkungan

ekonomi, sosial dan politik

Lingkungan eksternal yang mempengaruhi

22,23,24,25

Adapun secara teknis dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

pengumpulan data, yaitu:

1. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

35

2. Wawancara. adalah suatu cara memperoleh data dengan memberikan

pertanyaan lansung kepada pihak-pihak yang dianggap berkompeten

terhadap penelitian, dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai tehnik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. (Sugiyono,

2007:138).Wawancara ini dilakukan kepada masyarakat yang mempunyai

kartu jamkesmas.

3. Kepustakaan adalah Pengumpulan data diperoleh dari berbagai referensi

yang relevan mengenai penelitian ini berdasarkan teks books maupun jurnal

ilmiah.

4. Pengamatan/observasi. yaitu suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian

ini pengamatan/observasi yang dilakukan adalah nonpartisipan, dimana

peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

Sedangkan skala pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono, 2008:93). Skala ini terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya

menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur Indikator variabel yang disusun

melalui item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan diberikan

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

36

jawaban setiap item instrumennya. Jawaban setiap item diberi skor, seperti berikut

ini

Tabel 3.2

Skoring item instrumen

Pilihan Jawaban Skor Positif (+) Skor Negatif (-)

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Abstain 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

( Sugiono, 2008 )

3.3. Populasi dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:90).

Mengingat penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang, dengan jumlah masyarakat yang ada di Kelurahan Kabayan

sebanyak 9.569 warga masyarakat. maka yang menjadi objek penelitian ini

adalah penduduk miskin yang mendapat kartu Jamkesmas di Kelurahan Kabayan

yang berkaitan dengan Implementasi program Jamkesmas di Kelurahan Kabayan.

Dengan jumlah peserta Jamkesmasnya yaitu mencapai 4.519 orang dengan adanya

warga yang meninggal 7 orang warga yang mutasi 29 orang dan yang double

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

37

cetak mencapi 44 orang. Jadi total warga masyarakat miskin saat ini yaitu 4.439

orang.

Tabel 3.3 JUMLAH PENDUDUK MISKIN YANG MENDAPATKAN KARTU

JAMKESMAS DI KELURAHAN KABAYAN

NO NAMA KAMPUNG JUMLAH PESERTA

JAMKESMAS

1 Kabayan Cibunut 295

2 Kabayan Citiis 392

3 Kabayan Kota 175

4 Kabayan Masjid 322

5 Cikaung 423

6 Cikole 437

7 Kadu Banen 312

8 Kadu Peusing 298

9 Kumalirang 235

10 Mangkubumi 175

11 Pasar Heubeul 308

12 Pasir Kalapa 408

13 Pasir Walet 175

14 Tenjolaya Lebak 375

15 Tenjolaya Pasir 189

JUMLAH 4.519 Sumber : Data Puskesmas Cikole Kecamatan Pandeglang, 2009

Berdasarkan data di atas maka didapatkan jumlah Peserta Jamkesmas di

Kelurahan Kabayan yaitu sebanyak 4.519 orang dalam meneliti tentunya peneliti

membutuhkan sampel yang nantinya menjadi fokus objek penelitian yang

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

38

dianggap mempresentasikan populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut, karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Sampel harus bersifat representatif, akurat dan tepat.

Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan Teknik sampling adalah proporsional area

random sampling, yaitu populasi yang terdiri dari sub populasi yang tidak

homogen, dan tiap-tiap populasi akan diwakili dalam tiap penelitian sesuai dengan

proporsinya masing-masing. teknik pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

(Sugiyono, 2007: 93). Diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang dengan

tingkat kesalahan 10%. Rumus Taro Yamane yaitu :

n =1N.d

N2 +

Keterangan :

N : Populasi

d2 : Tingkat Kesalahan

n : Sampel

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

39

Tabel 3.4

Perhitungan Sampel

Kampung Jumlah Masyarakat Perhitungan Hasil Hasil

Akhir

Kabayan Cibunut 295

519.4295 x 100% = 6,5 % x 100 6,5 6

Kabayan Citiis 392

519.4392 x 100% = 8,6 % x 100 8,6 9

Kabayan Kota 175

519.4175 x 100% = 3,8 % x 100 3,8 4

Kabayan Masjid 322

519.4322 x 100% = 7,1 % x 100 7,1 7

Cikaung 423

519.4423 x 100% = 9,3 % x 100 9,3 9

Cikole 437

519.4437 x 100% = 9,6% x 100 9,6 10

Kadu Banen 312

519.4312 x 100% = 6,9 % x 100 6,9 7

Kadu Peusing 298

519.4298 x 100% = 6,6 % x 100 6,6 7

Kumalirang 235

519.4235 x 100% = 5,2 % x 100 5,2 5

Mangkubumi 175

519,4175 x 100% = 3,8% x 100 3,8 4

Pasar Heubeul 308

519.4308 x 100% = 6,8 % x 100 6,8 7

Pasir Kalapa 408

519.4408 x 100% = 9,0 % x 100 9,0 9

Pasir Walet 175

519.4175 x 100% = 3,8 % x 100 3,8 4

Tenjolaya Lebak 375

519.4375 x 100% = 8,2 % x 100 8,2 8

Tenjolaya Pasir 189

519.4189 x 100% = 4,1 % x 100 4,1 4

Jumlah Σ = 4.519 Σ=100

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

40

Berdasarkan hasil perhitungan, maka peneliti mengambil sampel sebanyak

100 orang. Dimana sampel tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan pencarian

sampel dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane yang kesemuanya tersebar

di seluruh area. Sedangkan cara pengambilan sampel tersebut, peneliti

menentukan secara acak (random).

3.4. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.4.1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan,

diklasifikasikan dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses

berikutnya yaitu analisis data. Sebelum menganilisis data, kita harus mengetahui

dahulu teknik pengolahan data yang merupakan kaitan lanjutan setelah

pengumpulan data dilaksanakan. Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah melalui tahapan berikut ini:

1. Coding

Tahap memberi kode setiap jawaban (variabel) yang terdapat dalam kuesioner,

dengan memberikan kode pada setiap jawaban/variabel dengan menggunakan

simbol angka.

2. Editing

Yaitu tahap dimana data yang dikumpulkan melalui kuesioner sebelum diolah

perlu diperiksa lebih dahulu kebenarannya.

3. Tabulating

Merupakan tahap pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang sudah

diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel.

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

41

3.4.2. Analisa Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,

2008:147). Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah statistik

deskriptif, dimana statistik hanya digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Untuk menganalisis Implementasi Program Jamkesmas Di Kelurahan

Kabayan Kecamatan Pandeglang. Maka dalam menguji hipotesis deskriptif ini

menggunakan teknik pengolahan dan analisis data sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2007:137) instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar

mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta

mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran.

Menurut Gay (1983) dalam Sukardi (2007:121) suatu instrument dapat dikatakan

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

42

valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

Uji validitas atau yang kita sebut sebagai uji kesahihan digunakan untuk

mengetahui seberapa tepat suatu instrumen atau alat ukur yaitu kuesioner untuk

mampu melakukan fungsinya. Instrumen penelitian yang baik tentu saja instrumen

yang valid, sehingga dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka

pengumpulan data. Kevalidan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen

benar-benar mampu mengukur variabel yang akan diukur dalam penelitian serta

mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antara konsep dan hasil pengukuran.

Sedangkan menurut Arikunto (2002:144) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut Sugiyono

(2008:183) rumus uji validitas adalah sebagai berikut:

rxy= })(}{)({

))((2222∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑−−

YiYinXiXin

YiXiXiYin

Keterangan :

Koefisien korelasi Product Moment

Jumlah skor dalam sebaran X

Jumlah skor dalam sebaran Y

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

43

Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan

Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

Jumlah sampel

2. Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2008:137), instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilakan data yang sama. Sedangkan menurut Nazir (2003:133) reliabilitas

menyangkut ketepatan alat ukur. Uji relibilitas merupakan suatu pengujian untuk

mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila

instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.

Dengan demikian reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya. Kepercayaan itu dalam bentuk keandalan

instrumen yaitu konsistensi hasil dari waktu kewaktu jika suatu instrumen

digunakan pada subjek penelitian. Dengan dilakukan uji reliabilitas maka akan

menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat, akurat dan mantap.

Apabila koefisien reliabilitas instrumen dihasilkan lebih besar berarti instrumen

tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik. Pengujian reliabilitas instumen

dilakukan dengan internal konsistensi melalui teknik alpha cronbach, yaitu

perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara

butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Variabel dikatakan reliabel jika nilai

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

44

alphanya lebih dari 0,30. Menurut Purwanto (2007:181) rumus Alpha Cronbach

adalah sebagai berikut:

n ∑Si

2 r11 = [ ][1- ]

( n - 1) ∑St2

Keterangan:

n = Jumlah butir

Si2 = Variasi butir

St2 = Variasi total

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas merupakan pengujian data bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal

atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak yaitu dengan analisis grarfik dan uji statistik. Untuk menguji normalitas

dengan menggunakan uji grafik dapat digunakan dengan melihat grafik normal

probability plot, yaitu deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal pada sebuah grafik.

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

45

4. Uji t-test

Untuk menganalisa ”Implementasi Program Jamkesmas Di Kelurahan

Kabayan Kecamatan Pandeglang”, maka dalam menguji hipotesis deskriptif ini

menggunakan uji t-test satu sampel, dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,

2008:178):

Keterangan :

t = Nilai t hitung

X = Nilai rata – rata

oµ = Nilai yang di hipotesiskan

s = Simpangan baku sampel

n = Jumlah anggota sampel

3.5. Tempat dan Waktu

3.5.1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang Provinsi Banten yang beralamat di Jalan Rangkasbitung

Km.1 No.10 Pandeglang 42212.

nsµXt O−

=

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

46

3.5.2. Waktu

Adapun jadwal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

JADWAL PENELITIAN

Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt

Pengajuan Judul

Perizinan dan Observasi Awal

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Penyusunan Proposal

Sidang Proposal

Revisi Proposal

Pengumpulan Data ke Lapangan

Penyusunan Hasil Penelitian

Sidang Skripsi

Revisi Skripsi

Tahun 2009 - 2010Kegiatan

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang merupakan salah satu

kelurahan dalam wilayah Kabupaten Pandeglang dengan Luas ± 427,567 Ha

terdiri darat ± 215,251 Ha dan sawah ± 152,432 Ha dengan batas-batasnya:

a. Sebelah utara : Kelurahan Pandeglang, Kadu merak

b. Sebelah timur : Desa Bangkonol

c. Sebelah selatan : Kelurahan Kadomas, karaton, Bbk.Kalanganyar

d. Sebelah barat : Kelurahan Pandeglang

Sebagian besar wilayah Kelurahan Kabayan merupakan daerah

pemukiman dan hanya sebagian kecil dataran rendah, hal ini dikarenakan

Kelurahan Kabayan berada tepat di bawah kaki Gunung Karang yang memiliki

ketingggian ± 1.000 m, maka dari itu ketinggian wilayahnya rata-rata 700 m s/d

1.000 m di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 600m pertahun dan

suhu harian rata-rata 20©-32©.

Jarak tempuh dari Kelurahan Kabayan ke Ibu Kota Kabupaten ± 0,5 Km,

ke Ibu Kota Propinsi ± 23 Km dan ke Ibu kota Negara ± 160 km, dilihat dari

jarak tersebut akses wilayah Kelurahan Kabayan ke pusat pemerintahan sangat

dekat. Jumlah Penduduk Kelurahan Kabayan adalah ± 9547 orang terdiri dari

Laki-laki ± 4.838 dan perempuan ± 4.709 orang dengan jumlah Kepala keluarga

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

48

± 2088 KK. Secara administrasi wilayah Kelurahan Kabayan dibagi dalam 14

RW dan 45 RT yaitu:

1. RW 01 berjumlah 3 RT, Kp. Kabayan Citiis

2. RW 02 berjumlah 4 RT, Kp. Kabayan Masjid

3. RW 03 berjumlah 4 RT, Kp. Pasar Heubeul

4. RW 04 berjumlah 3 RT, Kp. Kabayan Cibunut

5. RW 05 berjumlah 2 RT, Kp. Cikaung

6. RW 06 berjumlah 4 RT, Kp. Kumalirang

7. RW 07 berjumlah 3 RT, Kp. Pasir Kalapa

8. RW 08 berjumlah 3 RT, Kp. Tenjolaya Lebak

9. RW 09 berjumlah 3 RT, Kp. Kadupeusing

10. RW 10 berjumlah 3 RT, Kp. Kadubanen

11. RW 11 berjumlah 3 RT, Kp. Cikole

12. RW 12 berjumlah 3 RT, Kp. Tenjolaya Pasir

13. RW 13 berjumlah 3 RT, Kp. Kabayan Kota

14. RW 14 berjumlah 2 RT, Kp. Mangkubumi

15. RW 15 berjumlah 2 RT, Kp. Pasir Walet

Untuk menunjang fungsi pelayanan kepada masyarakat maka perlu

ditunjang jumlah personil di kantor Kelurahan Kabayan yang memadai. Adapun

jumlah pegawai Kantor kelurahan Kabayan berjumlah 22 orang terdiri:

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

49

Tabel 4.1 Jumlah pegawai di Kelurahan Kabayan

No Status Kepegawaian Jumlah Pegawai 1 PNS 12 2 CPNS 1 3 TKK 4 4 TKS 5

Jumlah 22 Sumber : Kelurahan Kabayan, 2010

Struktur Organisasi dan tata kerja Kantor Kelurahan Kabayan mengacu pada

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Rincian

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kelurahan di Lingkungan Kabupaten Pandeglang.

Kedudukan kelurahan merupakan perangkat daerah yang memiliki wilayah yang

bertanggung jawab kepada Camat, Bupati, dengan demikian Kelurahan Kabayan

pada dasarnya adalah wilayah kerja Kecamatan Pandeglang sebagai Perangkat

Daerah Kabupaten Pandeglang yang dipimpin oleh kepala kecamatan bertugas

menjalankan kewenangan yang dilimpahkan Bupati.

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik

4.2.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrument merupakan yang pertama kali dilakukan dalam

analisis data penelitian. Dimana hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji

validitas merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) sah atau valid tidaknya suatu kuesioner atau angket. Kevaliditasan

instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar mampu mengukur

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

50

variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukkan

tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran. Adapun rumus yang

digunakan adalah menggunakan statistik korelasi Product momen dengan bantuan

SPSS Statistics 13.0 dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil uji Validitas Instrumen (Uji Butir Pertanyaan)

No.

Butir Pertanyaan Koefisien Korelasi r tabel

Keterangan 1 1 0,212 0,164 Valid 2 2 0,634 0,164 Valid 3 3 0,235 0,164 Valid 4 4 0,353 0,164 Valid 5 5 0,447 0,164 Valid 6 6 0,621 0,164 Valid 7 7 0,677 0,164 Valid 8 8 0,493 0,164 Valid 9 9 0,416 0,164 Valid 10 10 0,337 0,164 Valid 11 11 0,356 0,164 Valid 12 12 0,308 0,164 Valid 13 13 0,158 0,164 Tidak Valid 14 14 0,612 0,164 Valid 15 15 0,627 0,164 Valid 16 16 0,680 0,164 Valid 17 17 0,542 0,164 Valid 18 18 0,597 0,164 Valid 19 19 0,631 0,164 Valid 20 20 0,302 0,164 Valid 21 21 0,250 0,164 Valid 22 22 0,399 0,164 Valid 23 23 0,434 0,164 Valid 24 24 0,588 0,164 Valid 25 25 0,260 0,164 Valid

Sumber : Data diolah, 2010

Adapun kriteria item/butir instrumen yang digunakan adalah dimana jika r

hitung > r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan valid, dan jika r

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

51

hitung ≤ r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen nomor 13 adalah

instrument yang tidak valid dengan dibuktikan dari nilai r hitung ≤ r tabel pada

taraf signifikasi 90 persen atau dengan kata lain memiliki tingkat kesalahan

sebesar 10 persen. Artinya satu instrumen dihilangkan dan tidak perlu diganti

karena indikator sudah terukur dari instrumen lainnya.

4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Guna untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur

maka peneliti melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan uji

reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang

dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam

pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan

SPSS 13.0. Adapun hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam

penelitian ini adalah nilai Alpha Cronbach sebesar 0, 834. Untuk mengetahui uji

reliabilitas ini kita mengacu pada Siegle yang menggunakan pedoman reliability

instrument yaitu sebesar 0.3. artinya 0,834 > dari 0,3 sehingga instrumen yang

diuji bisa reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.834 .833 25

Sumber : Data diolah, 2010

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

52

4.2.3 Uji Frekuensi dan Normalitas Data

Untuk dapat menghasilkan gambaran yang lebih jelas mengenai data hasil

penelitian ini maka peneliti mencoba untuk melakukan mean, median dan modus

dan normalitas data guna menjaga ketepatan metode statistik yang digunakan

dengan menggunakan bantuan SPSS 13,0. Hal ini dikarenakan apabila data yang

dihasilkan tidak normal maka statistik yang digunakan adalah statistik non

parametric sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal maka statistik

yang digunakan adalah statistik parametric. Lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Standar Deviasi Implementasi Program Jamkesmas

total N Valid 100

Missing 0 Mean 73.43 Std. Error of Mean 1.252 Median 72.00 Mode 67 Std. Deviation 12.525 Variance 156.874 Skewness .352 Std. Error of Skewness .241 Kurtosis -.176 Std. Error of Kurtosis .478 Range 60 Minimum 43 Maximum 103 Sum 7343

Sumber : Data diolah, 2010

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

53

Dari tabel diatas tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata atau mean dari

nilai Implementasi Program Jamkesmas diketahui sebesar 73,43 dengan standar

error of mean 1,252. Dengan demikian rata-rata Implementasi Jamkesmas

populasi penelitian adalah berkisar antara mean ± (2 x 1,252) atau berkisar 73,43.

Standar deviasi implementasi program jamkesmas sebesar 12,525 artinya sebaran

data berkisar antara 12,525 di bawah rata-rata (60,905) hingga 12,525 di atas rata-

rata (85,955).

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

54

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Implementasi Program Jamkesmas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 43 1 1.0 1.0 1.0 49 1 1.0 1.0 2.0 50 1 1.0 1.0 3.0 55 1 1.0 1.0 4.0 57 3 3.0 3.0 7.0 58 1 1.0 1.0 8.0 59 4 4.0 4.0 12.0 60 2 2.0 2.0 14.0 61 3 3.0 3.0 17.0 62 3 3.0 3.0 20.0 63 2 2.0 2.0 22.0 64 3 3.0 3.0 25.0 65 2 2.0 2.0 27.0 66 5 5.0 5.0 32.0 67 6 6.0 6.0 38.0 68 2 2.0 2.0 40.0 69 4 4.0 4.0 44.0 70 2 2.0 2.0 46.0 71 1 1.0 1.0 47.0 72 6 6.0 6.0 53.0 73 3 3.0 3.0 56.0 74 1 1.0 1.0 57.0 75 3 3.0 3.0 60.0 76 2 2.0 2.0 62.0 77 3 3.0 3.0 65.0 78 3 3.0 3.0 68.0 80 1 1.0 1.0 69.0 81 2 2.0 2.0 71.0 82 5 5.0 5.0 76.0 83 4 4.0 4.0 80.0 84 4 4.0 4.0 84.0 86 1 1.0 1.0 85.0 87 2 2.0 2.0 87.0 88 2 2.0 2.0 89.0 89 1 1.0 1.0 90.0 91 1 1.0 1.0 91.0 93 1 1.0 1.0 92.0 94 1 1.0 1.0 93.0 95 1 1.0 1.0 94.0 100 4 4.0 4.0 98.0 101 1 1.0 1.0 99.0 103 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

55

Berdasarkan dari tabel distribusi frekuensi implementasi program

jamkesmas yang menunjukan bahwa implementasi program jamkesmas tersebut

cukup bervariasi, dimana nilai terendah 43 dan nilai tertinggi 103. Demikian juga

dengan jumlah responden yang memperoleh nilai-nilai tersebut, dimana dari 100

responden yang memperoleh nilai 43, 49, 50, 55, 58, 71, 74, 80, 86, 89, 91, 93,

94, 95, 101, 103 masing-masing hanya satu orang atau 1,0 persen. Nilai 60, 63,

65, 68, 70, 76, 81, 87, 88 masing-masing terdiri dari dua orang atau 2,0 persen.

Nilai 57, 61, 62, 64, 73, 75, 77, 78 masing-masing terdiri dari tiga orang atau 3,0

persen. Nilai 59, 69, 83, 84, 100 masing-masing terdiri dari empat orang atau 4,0

persen. Nilai 66, 82 masing-masing terdiri dari lima orang atau 5,0 persen. Nilai

67, 72 masing-masing terdiri dari enam orang atau 6,0 persen. Nilai 67

menunjukan mode atau modus untuk implementasi program jamkesmas. Apabila

dibandingkan dengan nilai tengah dari top score atau (target maksimum)

implementasi program jamkesmas sebesar 73,43.

Berdasarkan nilai distribusinya juga dapat diketahui distribusi tingkat

partisipasi adalah normal. Hal ini diketahui dari skewness sebesar 0,352 dan

kurtosis yang menunjukan nilai sebesar -0.176, dimana nilai ini berada pada

angka kisaran antara -1 hingga 1, berarti distribusi data tingkat partisipasi adalah

normal. Apabila digambarkan bentuk distribusi data tingkat partisipasi seperti

pada grafik seperti berikut:

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

56

Grafik 4.1

Distribusi Data Implementasi Program Jamkesmas

Sumber : Data diolah, 2010 4.3 Deskripsi Data

4.3.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah peserta jamkesmas yang ada di

Kelurahan Kabayan, dimana jumlah peserta yang ada di Kelurahan Kabayan

adalah sebanyak 4.519 orang. Dengan menggunakan rumus Taro Yamane,

berdasarkan tingkat kesalahan sebesar 10% maka jumlah sampel dalam penelitian

ini sebanyak 100 orang peserta jamkesmas. Kemudian teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional area random sampling,

dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan besaran

sampel atas besaran populasi. Dikatakan proportional area random sampling

karena populasi terdiri dari sub populasi yang tidak homogen, dan tiap-tiap

110100908070605040

20

15

10

5

0

Frequency

Mean = 73.43 Std. Dev. = 12.525 N = 100

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

57

populasi akan diwakili sesuai dengan proporsinya masing-masing dalam

penelitian. Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi, sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif.

Cara untuk menentukan siapa yang menjadi target sampel kuisioner yaitu

dengan membuat angka sesuai dengan nama kampung yang ada di Kelurahan

Kabayan dimana banyak terdapat peserta Jamkesmas, dimana setiap nama

kampung tersebut terdapat populasi. Untuk Kampung Kabayan Cibunut terdiri

dari 6 nama peserta Jamkesmas dengan populasi sebanyak 295 orang peserta

jamkesmas, Kampung Kabayan Citiis terdiri dari 9 nama peserta Jamkesmas

dengan populasi sebanyak 392 orang peserta Jamkesmas, Kampung Kabayan

Kota terdiri dari 4 nama peserta Jamkesmas dengan populasi sebanyak 175 orang

peserta Jamkesmas, Kampung Kabayan Mesjid terdiri dari 7 nama peserta

jamkesmas dengan populasi sebanyak 322 orang peserta Jamkesmas, Kampung

Cikaung terdiri dari 9 nama peserta Jamkesmas dengan populasi sebanyak 423

orang peserta jamkesmas, Kampung Cikole terdiri dari 10 nama peserta

Jamkesmas dengan populasi sebanyak 437 orang peserta Jamkesmas, Kampung

Kadu Banen terdiri dari 7 nama peserta Jamkesmas dengan populasi sebanyak 312

orang peserta Jamkesmas, Kampung Kadu Peusing terdiri dari 7 nama peserta

Jamkesmas dengan populasi sebanyak 298 orang peserta Jamkesmas, Kampung

Kumalirang terdiri dari 5 nama peserta Jamkesmas dengan populasi sebanyak 235

orang peserta Jamkesmas, Kampung Mangkubumi terdiri dari 4 nama peserta

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

58

Jamkesmas dengan populasi sebanyak 175 orang peserta Jamkesmas, Kampung

Pasar Heubeul terdiri dari 7 nama peserta Jamkesmas dengan populasi sebanyak

308 orang peserta Jamkesmas, Kampung Pasir Kalapa terdiri dari 9 nama peserta

Jamkesmas dengan populasi sebanyak 408 orang peserta Jamkesmas, Kampung

Pasir Walet terdiri dari 4 nama peserta Jamkesmas dengan populasi sebanyak 175

orang peserta Jamkesmas, Kampung Tenjolaya Lebak terdiri dari 8 nama peserta

Jamkesmas dengan populasi 378 orang peserta Jamkesmas, dan kampung

Tenjolaya Pasir terdiri dari 4 nama peserta Jamkesmas dengan populasi sebanyak

189 orang peserta Jamkesmas.

Untuk setiap populasi yang terdapat pada masing-masing Kampung atau

Rukun Warga (RW) di Kelurahan Kabayan dilihat dari data-data peserta

jamkesmas yang ada di Puskesmas Cikole. Peneliti dalam menentukan orang-

orangnya yaitu dengan memilih secara acak nama-nama yang ada di data tersebut.

Dalam mengisi kuesioner, responden diminta untuk memberikan identitas diri

sebagai penunjang data. Dimana identitas diri meliputi jenis kelamin, umur,

pendidikan terakhir dan pekerjaan.

Tabel 4.6

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Masyarakat Presentase

Laki-Laki 55 55%

Perempuan 45 45%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data diolah, 2010

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

59

Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka dapat diketahui jumlah responden

sebanyak 100 orang, terdiri dari 55 laki-laki dan 45 perempuan. Dengan lebih

banyaknya identitas responden yang berjenis kelamin laki-laki maka pandangan

dari perempuan kurang mewakili dalam memberikan penilaian terhadap

implementasi program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan

Kabayan Kecamatan Pandeglang. Dimana dari hasil data diatas diperoleh

responden laki-laki lebih dominan dari responden perempuan.

Tabel 4.7 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia

Tingkat Usia Jumlah Masyarakat Presentase

22-35 15 15%

36-50 58 58%

51-65 24 24%

66-79 3 3%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.7 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa responden

memiliki usia yang bervariasi, Komposisi variasi usia responden dengan rincian

tingkat usia 22-35 tahun sebanyak 15 orang dari seratus sampel, tingkat usia 36-

50 tahun sebanyak 58 orang dari seratus sampel, tingkat usia 51-65 tahun

sebanyak 24 orang dari seratus sampel.serta 66-79 tahun sebanyak 3 orang dari

seratus sampel. Dari tabel di atas terlihat bahwa frekuensi terbesar responden

berada pada rentang usia 36-50 tahun sebesar 58,0 persen, sedangkan frekuensi

terkecil responden berada pada rentang usia 66-79 tahun yaitu sebesar 3,0 persen.

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

60

Tabel 4.8 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan terakhir Jumlah Masyarakat Presentase

SD 69 69%

SLTP 13 13%

SLTA 16 16%

Tidak Sekolah 2 2%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan data tabel 4.8 di atas, maka dapat dilihat bahwa responden

memiliki latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda-beda. deskripsinya

adalah sebagai berikut responden yang berlatar belakang SD berjumlah 69 orang,

yang berlatar belakang SLTP berjumlah 13 orang, kemudian yang berlatar

belakang SLTA berjumlah 16 orang lalu yang terakhir adalah yang tidak

bersekolah berjumlah 2 orang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan

responden didominasi oleh responden yang berlatar belakang SD yakni sebesar

69,0 persen.

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

61

Tabel 4.9 Identitas Responden Berdasarkan Mata Pencaharian Peserta Jamkesmas

Pekerjaan Jumlah Masyarakat Presentase

Buruh 39 39%

Pedagang 18 18%

Ibu Rumah Tangga 21 21%

Wiraswasta 13 13%

Tukang Ojek 4 4%

Guru 2 2%

Pemulung 1 1%

Satpam 2 2%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan data tabel 4.9 di atas, maka dapat diketahui bahwa responden

memiliki mata pencaharian yang bervariasi. Dengan keterangan sebagai berikut

responden yang mata pencahariannya sebagai buruh yaitu berjumlah 39 orang,

lalu yang mata pencahariannya sebagai pedagang berjumlah 18 orang, kemudian

yang mata pencahariannya sebagai ibu rumah tangga berjumlah 21 orang,

kemudian yang mata pencahariannya sebagai wiraswasta berjumlah 13 orang,

yang mata pencahariannya sebagai tukang ojek berjumlah 4 orang, lalu yang mata

pencahariannya sebagai guru berjumlah 2 orang, yang mata pencahariannya

sebagai pemulung hanya 1 orang dan yang terakhir yaitu mata pencahariannya

sebagai satpam berjumlah 2 orang. Dari tabel diatas terlihat bahwa responden

yang mata pencahariannya paling dominan yaitu sebagai buruh sebesar 39,0

persen dibandingkan mata pencahariannya lainnya dimana mata pencaharian

buruh tersebut terdiri dari, buruh tani, buruh bangunan dan buruh cuci.

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

62

4.3.2 Analisis Data

Pada penelitian ini jenis dan analisis data yang digunakan adalah

kuantitatif deskriptif, maka data yang diperoleh tidak hanya berbentuk kalimat

dari hasil wawancara dan pernyataan dari hasil penyebaran kuesioner, melainkan

ditampilkan dari hasil penelitian yang berbentuk angka yang kemudian diolah.

Skala yang dipakai dalam kuesioner adalah skala likert , dimana terdapat pilihan

jawaban dalam kuesioner yang terdiri dari lima item yaitu sangat setuju (SS)

dengan nilai 5, setuju (S) dengan nilai 4, Abstain (A) dengan nilai 3, tidak setuju

(TS) dengan nilai 2, Dan sangat tidak setuju (STS) dengan nilai 1. Di dalam

penelitian ini peneliti menggunakan enam indikator implementasi program

Jamkesmas yang dikemukakan oleh Donald Van Metter and Van Horn. Dimana

keenam indikator implementasi program jamkesmas itu adalah ukuran dan tujuan

kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, sikap dan kecenderungan

para pelaksana, komunikasi antar organisasi, lingkungan ekonomi, sosial, dan

politik.

Guna untuk dapat mengetahui serta menjelaskan lebih dalam mengenai

sejauhmana implementasi program jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang yang terkait dengan keenam indikator tersebut diatas dari teori yang

telah dirumuskan sesuai dengan apa yang ditemukan di lapangan. Adapun lebih

jelasnya peneliti menguraikannya dalam bentuk tabel dan grafik disertai

pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan yang diajukan melalui

kuesioner kepada para responden yaitu sebagai berikut :

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

63

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Menurut Van Metter and Van Horn (2007:155) suatu konsep

implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika

ukuran dan tujuan dari kebijakan memang relistis dengan sosio-kultur yang ada di

level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran dan tujuan terlalu ideal untuk

dilaksanakan di level warga maka agak sulit memang untuk merealisasikan

kebijakan publik hingga titik yang dapat dikatakan berhasil. Dalam indikator

ukuran dan tujuan kebijakan terdapat dua sub indikator yaitu tingkat keberhasilan

dan tujuan kebijakan.

Pada sub indikator pertama yaitu Tingkat keberhasilan terdapat dua

pernyataan. Pertama, pernyataan mengenai implementasi program jamkesmas

sudah berjalan dengan baik. Data dari hasil penelitian menunjukan bahwa 41,0

persen responden menjawab tidak setuju bahwa implementasi program jamkesmas

sudah berjalan dengan baik. Untuk lebih jelas lihat tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Tingkat Keberhasilan

”Implementasi Program Jamkesmas Sudah Berjalan Dengan Baik”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0 Tidak Setuju 41 41.0 41.0 42.0 Abstein 15 15.0 15.0 57.0 Setuju 37 37.0 37.0 94.0 Sangat Setuju 6 6.0 6.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

64

Berdsarkan pemaparan tabel diatas dapat dilihat bahwa 1 responden atau

sebanyak 1,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa

implementasi program jamkesmas sudah berjalan dengan baik, 41 reponden atau

sebanyak 41,0 persen menjawab tidak setuju,15 responden atau sebanyak 15,0

persen menjawab abstain atau tidak memilih, 37 responden atau sebanyak 37,0

persen menjawab setuju, dan 6 responden atau sebanyak 6,0 persen menjawab

sangat setuju dengan pernyataan bahwa implementasi program jamkesmas sudah

berjalan dengan baik.

Dari data hasil tabel tersebut menunjukan bahwa mayoritas responden

menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut, karena dapat diartikan bahwa

sebagian besar masyarakat pada kenyataan dilapangan masih merasa

implementasi belum berjalan dengan baik dikarenakan sebagian dari mereka

belum merasakan manfaat dari program jamkesmas tersebut. Selain itu ada juga

yang berpendapat setuju dikarenakan masyarakat sudah merasakan manfaat dari

program jamkesmas tersebut. Untuk dapat memperjelas gambaran jawaban

responden dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

65

Grafik 4.2 Jawaban Reponden Mengenai Implementasi Program Jamkesmas Sudah Berjalan

Dengan Baik

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan yang kedua, mengenai kebijakan program jamkesmas sudah

sesuai dengan harapan. Data dari hasil penelitian menunjukan bahwa 53,0 persen

responden berpendapat ti dak setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih

jelasnya perhatikan tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Tujuan Keberhasilan

”Kebijakan Program Jamkesmas Sudah Sesuai Dengan Harapan”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0 Tidak Setuju 53 53.0 53.0 55.0 Abstein 2 2.0 2.0 57.0 Setuju 28 28.0 28.0 85.0 Sangat Setuju 15 15.0 15.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 3.06Std. Dev. = 1.033N = 100

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

66

Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa 2 responden atau

sebanyak 2,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut, 53

responden atau sebanyak 53,0 persen menjawab tidak setuju, 2 responden atau

sebanyak 2,0 persen menjawab abstain, 28 responden atau 28,0 persen menjawab

setuju dan 15 responden atau 15,0 persen menjawab sangat setuju dengan

pernyataan bahwa kebijakan program jamkesmas sudah sesuai dengan harapan.

Dapat dilihat bahwa mayoritas reponden menjawab tidak setuju atau 53,0

persen reponden terkait mengenai kebijakan program jamkesmas sudah sesuai

dengan harapan. Dimana sebagian masyarakat merasa program jamkesmas belum

sesuai dengan harapan mereka karena masih banyak masyarakat yang belum

terbantu dengan adanya program jamkesmas ini. Misalnya saja dari segi

pelayanan di rumah sakit. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat

dilihat grafik dibawah ini.

Grafik 4.3

Jawaban Responden Mengenai Kebijakan Program Jamkesmas Sudah Sesuai Dengan Harapan.

Sumber : Data diolah, 2010

SSSATSSTS

60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 3.01Std. Dev. = 1.227N = 100

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

67

Sub indikator yang ke dua yaitu tujuan kebijakan dengan dua pernyataan.

Pernyataan yang pertama yaitu mengenai peserta mengetahui tentang kejelasan

program jamkesmas yang dikeluarkan oleh pemerintah. Data hasil penelitian

menunjukan bahwa 50 responden atau sebanyak 50,0 persen menjawab tidak

setuju mengenai kejelasan program jamkesmas yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.12 Tujuan Kebijakan

”Peserta Mengetahui Tentang Kejelasan Program Jamkesmas Yang Dikeluarkan Oleh Pemerintah”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 7 7.0 7.0 7.0 Tidak Setuju 50 50.0 50.0 57.0 Abstein 9 9.0 9.0 66.0 Setuju 26 26.0 26.0 92.0 Sangat Setuju 8 8.0 8.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2010

Berdasarkan hasil dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 7 responden atau

sebanyak 7,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

diatas, 50 responden atau sebanyak 50,0 persen menjawab tidak setuju, 9

responden atau sebanyak 9,0 persen menjawab abstain, 26 responden atau

sebanyak 26,0 persen menjawab setuju dan 8 responden atau sebanyak 8,0 persen

menjawab sanagt setuju dengan pernyataan mengenai peserta mengetahui tentang

kejelasan program Jamkesmas yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Dari hasil di atas menyatakan bahwa mayoritas responden menjawab tidak

setuju dengan pernyataan tersebut diatas itu dikarenakan banyak masyarakat yang

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

68

tidak mengetahui kejelasan mengenai program jamkesmas oleh pemerintah serta

masyarakat juga tidak diberitahu secara baku mengenai program jamkesmas itu

seperti apa, serta kriteria yang mendapatkan jamkesmas pun mereka tidak

mengetahuinya. Untuk lebih memperjelas gambaran jawaban responden dapat

dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.4 Jawaban Responden Mengenai Peserta Mengetahui Tantang Kejelasan Program

Jamkesmas Yang Di Keluarkan Oleh Pemerintah.

Sumber: Data diolah, 2010 Pernyataan yang kedua mengenai masyarakat mengetahui semua tata cara

tentang penggunaan Jamkesmas. Data dari hasil penelitian menunjukan bahwa

50,0 persen responden menjawab setuju denagan pernyataan bahwa masyarakat

mengetahui semua tata cara tentang penggunaan jamkesmas. Untuk lebih jelasnya

lihat tabel dibawah ini.

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.78Std. Dev. = 1.151N = 100

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

69

Tabel 4.13 Tujuan Kebijakan

”Masyarakat Mengetahui Semua Tata Cara Tentang penggunaan Jamkesmas”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 5 5.0 5.0 5.0 Tidak Setuju 31 31.0 31.0 36.0 Abstein 2 2.0 2.0 38.0 Setuju 50 50.0 50.0 88.0 Sangat Setuju 12 12.0 12.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010 Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa 5 responden atau

sebanyak 5,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut, 31

responden atau sebanyak 31,0 persen menjawab tidak setuju, 2 responden atau 2,0

menjawab abstain, 50 responden atau 50,0 menjawab setuju dan 12 responden

atau sebanyak 12,0 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan mengenai

masyarakat mengetahui semua tata cara tentang penggunaan jamkesmas.

Mayoritas responden kebanyakan menjawab setuju walaupun tidak jauh

berbeda hasil persentasenya ada masyarakat yang menjawab tidak setuju dengan

dengan pernyataan yang di paparkan diatas, hal ini dikarenakan bahwa sebagian

masyarakat sesuai hasil wawancara mengetahui akan tata cara penggunaan kartu

Jamkesmas jika akan berobat. Akan tetapi masyarakat yang menjawab tidak

setuju mereka kebanyakan berpendapat belum pernah berobat sama sekali

menggunakan kartu askeskin ataupun kartu jamkesmas yang saat ini berlaku. Atau

ada juga masyarakat yang kurang begitu mengerti tentang tata cara tersebut

dikarenakan yang melakukan administrasinya bukan orang yang bersangkutan

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

70

akan tetapi oleh anak ataupun kerabat yang bekerja di rumah sakit. untuk lebih

memperjelas gambaran jawaban responden dapt dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.5 Jawaban Responden Mengenai Masyarakat Mengetahui Semua Tata Cara Tentang

Penggunaan Jamkesmas

Sumber : Data diolah, 2010 2. Sumber Daya

Menurut Van Metter and Van Horn (2007:155) keberhasilan dari

implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan

sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpanting

dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi, tetapi diluar sumber

daya manusia, sumber daya lainnya yang perlu diperhitungkan adalah sumber

daya finansial dan sumber daya waktu. Didalam Indikator Sumber daya ini

terdapat tiga sub indikator yaitu sumber daya manusia, sumber daya finansial dan

sumber daya waktu.

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 3.33Std. Dev. = 1.181N = 100

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

71

Dari sub indikator pertama yaitu sumber daya manusia terdapat dua

pernyataan yaitu pernyataan pertama proses pendataan peserta jamkesmas oleh

petugas sudah tepat sasaran. Data dari hasil penelitian menunjukan bahwa 50,0

persen responden menjawab tidak setuju dengan proses pendataan peserta

Jamkesmas oleh petugas sudah tepat sasaran. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di

bawah ini.

Tabel 4.14 Sumber Daya Manusia

”Proses Pendataan Peserta Jamkesmas Oleh Petugas Sudah Tepat Sasaran”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 8 8.0 8.0 8.0 Tidak Setuju 50 50.0 50.0 58.0 Abstein 6 6.0 6.0 64.0 Setuju 36 36.0 36.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa 8 responden atau

sebanyak 8,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 50

responden atau sebanyak 50,0 persen menjawab tidak setuju, 6 responden atau

sebanyak 6,0 persen menjawab abstein,serta 36 responden atau sebanyak 36,0

menjawab setuju. Dengan pernyataan bahwa proses pendataan peserta jamkesmas

oleh petugas sudah tepat sasaran.

Kebanyakan responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan diatas,

hai ini di karenakan bahwa proses pendataan oleh petugas menurut masyarakat

belum tepat sasaran di karenakan hasil penelitian dan wawancara dengan

masyarakat masih banyak masyarakat menengah yang mendapatkan kartu

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

72

jamkesmas dan masyarakat yang benar- benar membutuhkan kartu tersebut tidak

mendapatkannya. Selain itu masalah pendataan bukan hanyab itu saja, sesuai

wawancara peneliti dengan warga, cara pendataan kartu jamkesmas ini di tiap

kampungnya berbeda-beda ada yang RT/RW nya yang menawarkan langsung

siapa yang ingin mendapatkan kartu jamkesmas, serta ada juga dengan cara

RT/Rwnya saja dengan para kader yang menentukan siapa yang mendapatkan

kartu jamkesmas tanpa melibatkan masyarakatnya langsung. Serta ada juga yang

pendataanya dilakukan secara nepotisme. Sehingga wajar jika dalam

pendataannya tidak selau tepat sasaran karena tidak di dampingi pihak verifikator

serata tidak mengacu pada kriteria baku yang diberikan pemerintah daerah

mengenai orang-orang yang mendapatkan kartu jamkesmas. Selain itu hasil

penelitian dilapangan peneliti temukan bahw data nama-nama orang yang

mendapatkan kartu Jamkesmas yang ada di puskesmas dengan di lapangan tidak

sama dengan di lapangan, karena misalnya saja data di puskesmas orang tersebut

mendapatkan kartu jamkesmas akan tetapi pada kenyataannya di lapangan orang

tersebut tidak memiliki kartu jamkesmas tersebut. Selain itu ada pula yang

menjawab abstain karena mereka tidak mengetahui apakah sudah tepat sasaran

apa belum pendataan tersebut Sedangkan ada sebagian masyarakat menjawab

setuju dengan proses pendataan oleh petugas sudah tepat sasaran. Untuk

memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

73

Grafik 4.6 Jawaban Responden Mengenai Proses Pendataan Peserta Jamkesmas Oleh

Petugas Sudah Tepat Sasaran

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan yang kedua yaitu dari sub indikator sumber daya manusia

adalah dalam pelaksanaannya program Jamkesmas sudah menjangkau masyarakat

miskin di daerah anda. Data dari hasil penelitian menunjukan bahwa 46,0 persen

responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa pelaksanaan program

Jamkesmas sudah menjangkau masyarakat miskin di daerah anda. Untuk lebih

jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.15 Sumber Daya Manusia

”Dalam Pelaksanaannya Program Jamkesmas Sudah Menjangkau Masyarakat Miskin Di Daerah anda”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 11 11.0 11.0 11.0 Tidak Setuju 46 46.0 46.0 57.0 Abstein 7 7.0 7.0 64.0 Setuju 33 33.0 33.0 97.0 Sangat Setuju 3 3.0 3.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2010

SATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.7Std. Dev. = 1.049N = 100

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

74

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 11 responden atau

sebanyak 11,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 46

responden atau sebanyak 46,0 persen menjawab tidak setuju, 7 responden atau

sebanyak 7,0 persen menjawab abstain, 33 responden atau senagayak 33,0

menjawab setuju, dan 3 responden atau sebanyak 3,0 persen menjawab sanagat

setuju dengan pernyataan tersebut diatas.

Mayoritas responden menjawab tidak setuju dangan pernyataan diatas, hal

tersebut karena para kader berpendapat bahwa adanya kuota yang tidak

memungkinkan semua masyarakat miskin mendapatkan kartu jamkesmas serta

banyak amasyarakat juga berpendapat selain masih banyak masyarakat miskin

yang belum mendapatkan kartu jamkesmas kendala lainnya yaitu tidak tepat

sasaran dalam memberikan kkartu jamkesmas sehingga banyak warga yang benar-

benar membutuhkan banyak yang tidak mendapatkannya. Selain itu ada

masyarakat yang menjawab sangat tidak setuju. Serta ada juga yang berpendapat

setuju dan sangat setuju dikarenakan ada beberapa kampung yang hampir semua

warganya yang kurang mampu mendapatkan kartu jamkesmas akan tetapi

dikampung lain masih banyak pula yang belum mendapatkan kartu jamkesmas

tersebut.Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada

grafik di bawah ini.

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

75

Grafik 4.7 Jawaban Responden Mengenai Pelaksanaan Program Jamkesmas sudah

Menjangkau Masyarakat Miskin Di Daerah Anda.

Sumber : Data diolah, 2010

Sub indikator yang kedua adalah sumber daya finansial dimana terdiri dari

dua pernyataan, pernyataan pertama, peserta Jamkesmas masih di pungut biaya

dalam proses pelayanannya. Data hasil penelitian menunjukan bahwa 50,0 persen

responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa Peserta Jamkesmas

Masih Di Pungut Biaya Dalam Proses Pelayanannya Untuk lebih jelasnya lihat

tabel di bawah ini.

Tabel 4.16 Sumber Daya Finansial

“Peserta Jamkesmas Masih Di Pungut Biaya Dalam Proses Pelayanannya”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 10 10.0 10.0 10.0 Tidak Setuju 50 50.0 50.0 60.0 Abstein 3 3.0 3.0 63.0 Setuju 32 32.0 32.0 95.0 Sangat Setuju 5 5.0 5.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.71Std. Dev. = 1.131N = 100

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

76

Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa 10 responden atau

sebanyak 10,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan di atas, 50

responden atau sebanyak 50,0 persen menjawab tidak setuju, 3 responden atau

sebanyak 3,0 persen menjawab abstein,serta 32 responden atau sebanyak 32,0

menjawab setuju. Dan 5 responden atau saebanyak 5,0 persen menjawab sanagt

setuju Dengan pernyataan bahwa Peserta Jamkesmas Masih Di Pungut Biaya

Dalam Proses Pelayanannya.

Mayoritas reponden menjawab tidak setuju terhadap pernyataan di atas

dikarenakan menurut pendapat masyarakat pada pelayanannya mereka memang

tidak di pungut biaya apapun terkecuali jika obat yang masuk dalam jaminan

pemerintah tidak ada maka mereka harus membelinya dengan uang mereka

sendiri. Akan tetapi ada pula yang berpendapat setuju bahwa masih ada pungutan

dalam proses pelayanannya. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa mereka

lebih senang program yang dulu yaitu askeskin karena menurut mereka pada

waktu masih askeskin semua benar-benar gratis. Dimana mereka berpendapat

bahwa jika obat peserta jamkesmas tidak ada atau habis di pandeglang maka

peserta tersebut dapat menukarkannya kedaerah lain dengan gratis juga hanya

tinggal membawa kwitansi serta resep yang diberikan pihak rumah sakit serta jika

ada peserta jamkesmas yang harus dirujuk keluar daerah Pandeglang ambulance

yang dipakaipun tidak dipungut biaya akan tetapi sebaliknya setelah ada

perubahan jika tidak terdapat obat yang dimaksud maka harus membeli dengan

uang sendiri serta adanya ongkos transportasi untuk ambulance jika ada peserta

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

77

jamkesmas yang akan dirujuk ke luar daerah. Untuk memperjelas gambaran

jawaban responden dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.8 Jawaban Responden Mengenai Peserta Jamkesmas Masih Di Pungut Biaya Dalam

Proses Pelayanannya

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan yang kedua dari Sub indikator sumber daya financial yaitu

pedanaan program jamkesmas sudah mencukupi kebutuhan peserta jamkesmas.

Data hasil penelitian menunjukan bahwa 61,0 persen responden menjawab setuju

dengan pernyataan bahwa Pendanaan Program Jamkesmas Sudah Mencukupi

Kebutuhan Peserta jamkesmas. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

\

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.72Std. Dev. = 1.164N = 100

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

78

Tabel 4.17 Sumber Daya Finansial

“Pendanaan Program Jamkesmas Sudah Mencukupi Kebutuhan Peserta jamkesmas”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 4 4.0 4.0 4.0 Tidak Setuju 10 10.0 10.0 14.0 Abstein 4 4.0 4.0 18.0 Setuju 61 61.0 61.0 79.0 Sangat Setuju 21 21.0 21.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah. 2010

Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa 4 responden atau

sebanyak 4,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 10

responden atau sebanyak 10,0 persen menjawab tidak setuju, 4 responden atau

sebanyak 4,0 persen menjawab abstein,serta 61 responden atau sebanyak 61,0

menjawab setuju. Dan 21 responden atau sebanyak 21,0 persen menjawab sanagt

setuju Dengan pernyataan bahwa Pendanaan Program Jamkesmas Sudah

Mencukupi Kebutuhan Peserta jamkesmas.

Mayoritas responden menjawab setuju dikarenakan menurut mereka sudah

mencukupi kebutuhan mereka walaupun mereka tidak tahu berapa persen APBD

yang dianggarkan untuk program jamkesmas ini akan tetapi selain itu ada juga

yang masih tidak setuju dengan pernyataan di atas bahwa pendanaan program

jamkesmas sudah mencukupi kebutuhan peserta jamkesmas karena menurut

mereka dari segi fasilitas masih dirasa kurang serta dari persediaan oabat pun

kurang lengkap. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat

pada grafik di bawah ini.

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

79

Grafik 4.9 Jawaban Responden Mengenai Pendanaan Program Jamkesmas Sudah Mencukupi

Kebutuhan Peserta Jamkesmas

Sumber : Data diolah, 2010

Sub Indikator yang ketiga atau yang terakhir yaitu sumber daya waktu dari

Indicator sumber daya. Dari sub indikator sumber daya waktu ini terdapat dua

pernyataan yaitu yang pertama, pemerintah memberikan jangka waktu terhadap

berlakunya program jamkesmas. Data hasil penelitian menunjukan bahwa 51,0

persen responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa pemerintah

memberikan jangka waktu terhadap berlakunya program Jamkesmas. Untuk lebih

jelasnya lihat tabel di bawah ini.

SSSATSSTS

70

60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 3.85Std. Dev. = 0.999N = 100

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

80

Table 4.18 Sumber Daya Waktu

“Pemerintah Memberikan Jangka Waktu Terhadap Berlakunya Program Jamkesmas”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 12 12.0 12.0 12.0 Tidak Setuju 51 51.0 51.0 63.0 Abstein 1 1.0 1.0 64.0 Setuju 36 36.0 36.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 12 responden atau

sebanyak 12,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 51

responden atau sebanyak 51,0 persen menjawab tidak setuju, 1 responden atau

sebanyak 1,0 persen menjawab abstein,serta 36 responden atau sebanyak 36,0

menjawab setuju dengan pernyataan bahwa Pemerintah Memberikan Jangka

Waktu Terhadap Berlakunya Program Jamkesmas.

Mayoritas responden menjawab tidak setuju terhadap pernyataan bahwa

pemerintah memberikan jangka waktu terhadap berlakunya program jamkesmas.

Itu karena kebanyakan warga menyayangkan jika ada jangka waktu terhadap

program jamkesmas tersebut menurut mereka program jamkesmas ini sangat

membantu mereka pada saat sakit karena dianggap sangat meringankan beban

ekonomi mereka. Karena dengan adanya bantuan dari pemerintah jika mereka

tidak punya uang untuk berobat mereka bisa memakai kartu tersebut untuk

berobat dengan tidak mengeluarkan biaya apapun.selain itu ada juga yang setuju

jika program jamkesmas diberi jangka waktu karena mereka ikut apapun aturan

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

81

pemerintah karena kedepannya pemerintah pasti akan memberikan bantuan dalam

bentuk lain terhadap masyarakat.

Grafik 4.10 Jawaban Responden Mengenai Pemerintah Memberikan Jangka Waktu Terhadap

Berlakunya Program Jamkesmas

Sumber : Data diolah, 2010 Pernyataan yang kedua dari sub Indikator sumber daya waktu yaitu, dalam

memberikan pelayanan pihak rumah sakit/puskesmas sudah sangat cepat. Data

hasil penelitian menunjukan bahwa 45,0 persen responden menjawab tidak setuju

dengan pernyataan bahwa Dalam Memberikan Pelayanan Pihak Rumah

Sakit/Puskesmas Sudah Sangat Cepat. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah

ini.

SATSSTS

60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.61Std. Dev. = 1.1N = 100

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

82

Tabel 4.19 Sumber Daya Waktu

“Dalam Memberikan Pelayanan Pihak Rumah Sakit/Puskesmas Sudah Sangat Cepat”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 13 13.0 13.0 13.0 Tidak Setuju 45 45.0 45.0 58.0 Abstein 3 3.0 3.0 61.0 Setuju 19 19.0 19.0 80.0 Sangat Setuju 20 20.0 20.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 13 responden atau

sebanyak 13,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 45

responden atau sebanyak 45,0 persen menjawab tidak setuju, 3 responden atau

sebanyak 3,0 persen menjawab abstein,serta 19 responden atau sebanyak 19,0

menjawab setuju dan 20 responden atau sebanyak 20,0 persen menjawab sangat

setuju dengan pernyataan bahwa Dalam Memberikan Pelayanan Pihak Rumah

Sakit/Puskesmas Sudah Sangat Cepat.

Mayoritas responden menjawab tidak setuju terhadap pernyataan bahwa

dalam memberikan pelayanan pihak rumah sakit sudah sangat cepat. Itu karena

menurut pendapat masyarakat jika puskesmas dalam memberikan pelayanan

sudah sangat cepat akan tetapi jika pelayanan di rumah sakit masih kurang cepat

karena pelayanan yang diberikan terhadap pihak peserta jamkesmas di rasa kurang

begitu maksimal akan tetapi menurut masyarakat tidak semua perawat dalam

memberikan pelayanan tidak cepat hanya sebagian perawat saja. Untuk

memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

83

Grafik 4.11 Jawaban Responden Mengenai Dalam Memberikan Pelayanan Pihak Rumah

Sakit/Puskesmas Sudah Sangat Cepat

Sumber : Data diolah, 2010 3. Agen Pelaksana

Menurut Van Metter dan Van Horn karakteristik agen pelaksana

merupakan pusat perhatian dimana pada agen pelaksana meliputi organisasi

formal maupun informal yang akan terlibat pengimplementasian publik. Hal ini

sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan (public) akan sangat banyak

dipengaruhi oleh cirri-ciri yang tepat dan sangat cocok untuk para agen pelaksana.

Pada indikator agen pelaksana ini terdapat dua sub indikator yaitu, organisasi

formal dan ketegasan para pelaksana.

Sub indikator pertama organisasi formal dari indikator agen pelaksana

terdapat dua pernyataan yaitu, pernyataan yang pertama prosedur jamkesmas

sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah. Data hasil penelitian menunjukan

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.88Std. Dev. = 1.402N = 100

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

84

bahwa 57,0 persen responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa

prosedur jamkesmas sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah Untuk lebih

jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.20 Organisasi Formal

”Prosedur Jamkesmas Sudah Sesuai Dengan Kebijakan Pemerintah”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0 Tidak Setuju 57 57.0 57.0 58.0 Abstein 7 7.0 7.0 65.0 Setuju 20 20.0 20.0 85.0 Sangat Setuju 15 15.0 15.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 1 responden atau

sebanyak 1,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 57

responden atau sebanyak 57,0 persen menjawab tidak setuju, 7 responden atau

sebanyak 7,0 persen menjawab abstein, serta 20 responden atau sebanyak 20,0

menjawab setuju dan 15 responden atau sebanyak 15,0 persen menjawab sangat

setuju dengan pernyataan bahwa Prosedur Jamkesmas Sudah Sesuai Dengan

Kebijakan Pemerintah. Mayoritas responden menjawab tidak setuju atau 57,0

persen terhadap pernyataan diatas. Hal ini karena menurut masyarakat belum

sepenuhnya baik karena menurut masyarakat dari segi pelayanannya masih

kurang serta yang mendapatkan kartu jamkesmaspun belum dirasa merata. Untuk

memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

85

Grafik 4.12 Jawaban Responden Mengenai Prosedur Jamkesmas Sudah Sesuai Dengan

Kebijakan Pemerintah

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan yang kedua dari sub organisasi formal yaitu adanya dukungan

dari pemerintah daerah mengenai program jamkesmas. Data hasil penelitian

menunjukan bahwa 47,0 persen responden menjawab tidak setuju dengan

pernyataan bahwa adanya dukungan dari pemerintah daerah mengenai program

jamkesmas. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.21 Organisasi Formal

“Adanya Dukungan Dari Pemerintah Daerah Mengenai Program Jamkesmas”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 5 5.0 5.0 5.0 Tidak Setuju 47 47.0 47.0 52.0 Abstein 9 9.0 9.0 61.0 Setuju 29 29.0 29.0 90.0 Sangat Setuju 10 10.0 10.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

SSSATSSTS

60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.91Std. Dev. = 1.19N = 100

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

86

Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa 5 responden atau

sebanyak 5,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan di atas, 47

responden atau sebanyak 47,0 persen menjawab tidak setuju, 9 responden atau

sebanyak 9,0 persen menjawab abstein, serta 29 responden atau sebanyak 29,0

menjawab setuju dan 10 responden atau sebanyak 10,0 persen menjawab sangat

setuju dengan pernyataan bahwa adanya dukungan dari pemerintah daerah

mengenai program Jamkesmas.

Mayoritas responden menjawab bahwa tidak setuju dengan pernyataan di

atas karena menurut masyarakat dari segi fasilitas belum memadai serta peralatan

yang tidak lengkap jadi jika ada pasien yang mempunyai penyakit gawat harus

dirujuk ke rumah sakit lain. Seharusnya sebagai Rumah sakit satu-satunya yang

ada di Pandeglang seharusnya pemerintah daerah mendukung segala fasilitas yang

dibutuhkan serta dari keadaan gedung juga harus lebih baik lagi. Karena demi

kenyamanan masyarakat juga agar bisa lebih baik dan yang mempunyai penyakit

gawat tidak usah dirujuk keluar jika fasilitas di Pandeglang lengkap dan memadai.

Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik

dibawah ini.

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

87

Grafik 4.13 Jawaban responden mengenai adanya dukungan dari pemerintah daerah

mengenai program jamkesmas

Sumber : Data diolah, 2010

Sub indikator yang kedua yaitu ketegasan para pelaksana dari indikator

karakteristik agen pelaksana. Dimana terdiri dari dua pernyataan, akan tetapi satu

dari dua pernyataan tersebut menurut hasil penelitian dinyatakan tidak valid.

pernyataan yang tidak valid adalah mengenai pemerintah memberikan sanksi jika

ada penyalahgunaan kartu jamkesmas. Maka hanya akan satu pernyataan yang

akan dibahas yakni mengenai dalam memberikan pelayanan kesehatan sudah

sangat adil. Data hasil penelitian menunjukan bahwa 49,0 persen responden

menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa dalam memberikan pelayanan

kesehatan sudah sangat adil.. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.92 Std. Dev. = 1.169N = 100

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

88

Tabel 4.22 Ketegasan Para Pelaksana

” Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Sudah Sangat Adil”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 12 12.0 12.0 12.0 Tidak Setuju 49 49.0 49.0 61.0 Abstein 2 2.0 2.0 63.0 Setuju 30 30.0 30.0 93.0 Sangat Setuju 7 7.0 7.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 12 responden atau

sebanyak 12,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 49

responden atau sebanyak 49,0 persen menjawab tidak setuju, 2 responden atau

sebanyak 2,0 persen menjawab abstein, serta 30 responden atau sebanyak 30,0

menjawab setuju dan 7 responden atau sebanyak 7,0 persen menjawab sangat

setuju dengan pernyataan bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan sudah

sangat adil. Mayoritas responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan

tersebut bahwa menurut masyarakat masih saja ada yang diperlakukan kurang adil

oleh perawat yang bertugas dirumah sakit tersebut. Untuk memperjelas gambaran

jawaban responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

89

Grafik 4.14 Jawaban Responden Mengenai Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Sudah

Sangat Adil

Sumber : Data diolah, 2010 4. Sikap dan Kecenderungan Para Pelaksana

Menurut Van Metter dan Van Horn sikap dan kecenderungan para petugas

yaitu sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana sangat

mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan. Hal ini

sangat mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukan hasil

komunikasi warga setempat yang mengenal betul permasalahan yang mereka

rasakan. Tetapi kebijakan yang akan implementor laksanakan adalah kebijakan

dari atas (top down) yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak

pernah mengetahui (bahkan tidak mampu menyentuh) kebutuhan, keinginan atau

permasalahan yang warga ingin selesaikan. Terdapat dua sub indikator pada

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.71Std. Dev. = 1.217N = 100

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

90

indikator sikap dan kecenderungan para pelaksana diantaranya yaitu yang pertama

menerioma adanya jamkesmas dan yang kedua menolak adanya jamkesmas.

Sub indikator pertama menerima adanya jamkesmas dari indikator sikap

dan kecenderungan para pelaksana dari sub indikator pertama ini Terdapat tiga

pernyataan, dimana pernyataan pertama yaitu masyarakat merasa senang dengan

pelayanan yang diberikan dalam program jamkesmas. Data hasil penelitian

menunjukan bahwa 55,0 persen responden menjawab tidak setuju dengan

pernyataan bahwa masyarakat merasa senang dengan pelayanan yang diberikan

dalam program jamkesmas. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.23 Menerima Adanya Jamkesmas

“Masyarakat Merasa Senang Dengan Pelayanan Yang Diberikan Dalam Program Jamkesmas”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 7 7.0 7.0 7.0 Tidak Setuju 55 55.0 55.0 62.0 Abstein 3 3.0 3.0 65.0 Setuju 25 25.0 25.0 90.0 Sangat Setuju 10 10.0 10.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 7 responden atau

sebanyak 7,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 55

responden atau sebanyak 55,0 persen menjawab tidak setuju, 3 responden atau

sebanyak 3,0 persen menjawab abstein, serta 25 responden atau sebanyak 25,0

menjawab setuju dan 10 responden atau sebanyak 10,0 persen menjawab sangat

setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat merasa senang dengan pelayanan

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

91

yang diberikan dalam program jamkesmas. Dari jawaban reponden diatas

mayoritas menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dikarenakan bahwa

bahwa menurut para masyarakat yang memiliki kartu tersebut dan berobat ke

rumah sakit bahwa pelayanan yang diberikan kurang begitu baik bagi masyarakat.

Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik

dibawah ini.

Grafik 4.15 Jawaban Responden Mengenai Masyarakat Merasa Senang Dengan Pelayanan

Yang Diberikan Dalam Program Jamkesmas.

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan yang kedua masih dari sub indikator menerima adanya

jamkesmas. Pernyataannya yaitu dalam pemberian pelayanan kesehatan peserta

jamkesmas dilayani dengan penuh tanggung jawab. Data hasil penelitian

menunjukan bahwa 49,0 persen responden menjawab tidak setuju dengan

pernyataan bahwa dalam pemberian pelayanan kesehatan peserta jamkesmas

SSSATSSTS

60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.76Std. Dev. = 1.199N = 100

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

92

dilayani dengan penuh tanggung jawab. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah

ini.

Tabel 4.24 Menerima Adanya Jamkesmas

“Dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan Peserta Jamkesmas Dilayani Dengan Penuh Tanggung Jawab”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 9 9.0 9.0 9.0 Tidak Setuju 49 49.0 49.0 58.0 Abstein 1 1.0 1.0 59.0 Setuju 35 35.0 35.0 94.0 Sangat Setuju 6 6.0 6.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 9 responden atau

sebanyak 9,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 49

responden atau sebanyak 49,0 persen menjawab tidak setuju, 1 responden atau

sebanyak 1,0 persen menjawab abstein, serta 35 responden atau sebanyak 35,0

menjawab setuju dan 6 responden atau sebanyak 6,0 persen menjawab sangat

setuju dengan pernyataan bahwa dalam pemberian pelayanan kesehatan peserta

jamkesmas dilayani dengan penuh tanggung jawab.

Jawaban responden diatas mayoritas menjawab tidak setuju dikarenakan

saling berkaitan dengan dengan pernyataan nomer 14 dimana jika pelayanan yang

diberikan kepada para peserta sudah tidak adil maka sudah pasti kurang

bertanggung jawab terhadap para pasiennya dalam memberikan pelayanan.

Seharusnya sebagai orang yang dipercaya masyarakat yang dapat membantu

mereka untuk menyembuhkan penyakitnya harus bisa lebih Memberikan

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

93

pelayanan yang baik serta tidak pernah memandang status yang disandangnya.

Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik

dibawah ini.

Grafik 4.16 Jawaban Responden Mengenai dalam pemberian pelayanan kesehatan peserta

jamkesmas dilayani dengan penuh tanggung jawab

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan yang ketiga dari sub indikator sikap dan kecenderungan para

pelaksana yaitu petugas memberikan kemudahan kepada peserta jamkesmas

dalam proses pelayanan kesehatan. Data hasil penelitian menunjukan bahwa 47,0

persen responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa petugas

memberikan kemudahan kepada peserta jamkesmas dalam proses pelayanan

kesehatan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.8 Std. Dev. = 1.189N = 100

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

94

Tabel 4.25 Menerima Adanya Jamkesmas

“Petugas Memberikan Kemudahan Kepada Peserta Jamkesmas Dalam Proses Pelayanan Kesehatan”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 8 8.0 8.0 8.0 Tidak Setuju 47 47.0 47.0 55.0 Abstein 10 10.0 10.0 65.0 Setuju 30 30.0 30.0 95.0 Sangat Setuju 5 5.0 5.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 8 responden atau

sebanyak 8,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 47

responden atau sebanyak 47,0 persen menjawab tidak setuju, 10 responden atau

sebanyak 10,0 persen menjawab abstein, serta 30 responden atau sebanyak 30,0

menjawab setuju dan 5 responden atau sebanyak 5,0 persen menjawab sangat

setuju dengan pernyataan bahwa petugas memberikan kemudahan kepada peserta

jamkesmas dalam proses pelayanan kesehatan. Mayoritas responden dalam

menjawab pernyataan diatas yaitu tidak setuju dengan pernyataan diatas

dikarenakan menurut masyarakat dalam hal administratif masih dipersulit jika

tidak memiliki kenalan seperti kerabat, tetangga atau saudara. Untuk memperjelas

gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

95

Grafik 4.17 Jawaban Responden Mengenai Petugas Memberikan Kemudahan Kepada Peserta

Jamkesmas Dalam Proses Pelayanan Kesehatan

Sumber : Data diolah, 2010

Sub indikator yang kedua menolak adanya jamkesmas dari indikator sikap

dan kecenderungan para pelaksana, dimana terdiri dari dua pernyataan yaitu

pernyataan yang pertama, pegawai puskesmas atau rumah sakit memberikan

pelayanan dengan baik kepada peserta jamkesmas. Data hasil penelitian

menunjukan bahwa 50,0 persen responden menjawab tidak setuju dengan

pernyataan bahwa pegawai puskesmas atau rumah sakit memberikan pelayanan

dengan baik kepada peserta jamkesmas. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah

ini.

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.77Std. Dev. = 1.118N = 100

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

96

Tabel 4.26 Menolak Adanya Jamkesmas

”Pegawai Puskesmas Atau Rumah Sakit Memberikan Pelayanan Dengan Baik Kepada Peserta Jamkesmas”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 6 6.0 6.0 6.0 Tidak Setuju 50 50.0 50.0 56.0 Abstein 3 3.0 3.0 59.0 Setuju 27 27.0 27.0 86.0 Sangat Setuju 14 14.0 14.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 6 responden atau

sebanyak 6,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 50

responden atau sebanyak 50,0 persen menjawab tidak setuju, 3 responden atau

sebanyak 3,0 persen menjawab abstein, serta 27 responden atau sebanyak 27,0

menjawab setuju dan 14 responden atau sebanyak 14,0 persen menjawab sangat

setuju dengan pernyataan bahwa pegawai puskesmas atau rumah sakit

memberikan pelayanan dengan baik kepada peserta jamkesmas. Mayoritas

responden dalam menjawab pernyatan diatas yaitu kebanyakan menjawab tidak

setuju ini dikarenakan menurut masyarakat dalam memberikan pelayanan tidak

semua pegawai bersikap baik masih ada yang bersikap kurang baik kepada para

pasiennya. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada

grafik dibawah ini.

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

97

Grafik 4.18 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Puskesmas Atau Rumah Sakit

Memberikan Pelayanan Dengan Baik Kepada Peserta Jamkesmas.

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan yang kedua dari sub indikator menolak adanya jamkesmas.

Pernyataannya yakni pegawai puskesmas atau rumah sakit memberikan pelayanan

dengan ramah. Data hasil penelitian menunjukan bahwa 65,0 persen responden

menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa pegawai puskesmas atau rumah

sakit memberikan pelayanan dengan ramah. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di

bawah ini.

Tabel 4.27 Menolak Adanya Jamkesmas

” Pegawai Puskesmas Atau Rumah Sakit Memberikan Pelayanan Dengan Ramah”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0 Tidak Setuju 65 65.0 65.0 66.0 Abstein 2 2.0 2.0 68.0 Setuju 27 27.0 27.0 95.0 Sangat Setuju 5 5.0 5.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.93Std. Dev. = 1.257N = 100

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

98

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 1 responden atau

sebanyak 1,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 65

responden atau sebanyak 65,0 persen menjawab tidak setuju, 2 responden atau

sebanyak 2,0 persen menjawab abstein, serta 27 responden atau sebanyak 27,0

menjawab setuju dan 5 responden atau sebanyak 5,0 persen menjawab sangat

setuju dengan pernyataan bahwa pegawai puskesmas atau rumah sakit

memberikan pelayanan dengan ramah. Mayoritas responden menjawab tidak

setuju dengan pernyataan diatas karena menurut masyarakat banyak para pegawai

yang tidak ramah pada pasiennya atu kurang sabar dalam menangani pasiennya.

Akan tetapi kalo di puskesmas menurut masyarakat semuanya baik dan menerima

apapun yang dikeluhkan oleh masyarakat. Untuk memperjelas gambaran jawaban

responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 4.19 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Puskesmas Atau Rumah Sakit

Memberikan Pelayanan Dengan Ramah

Sumber : Data diolah, 2010

SSSATSSTS

70

60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.7 Std. Dev. = 1.04N = 100

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

99

5. Komunikasi antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana

Menurut Van Metter dan Van Horn koordinasi merupakan mekanisme

yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi

komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi, maka

asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan begitu pula

sebaliknya. Dari indikator komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana

terdapat satu sub indikator yaitu adanya koordinasi antar organisasi pelaksana.

Sub indikator koordinasi antar organisasi pelaksana terdiri dari dua

pernyataan yang pertama yaitu petugas berkoordinasi dengan masyarakat dalam

pelaksanaan program jamkesmas. Data hasil penelitian menunjukan bahwa 65,0

persen responden menjawab setuju dengan pernyataan bahwa petugas

berkoordinasi dengan masyarakat dalam pelaksanaan program jamkesmas. Untuk

lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4. 28 Adanya Koordinasi Antar Organisasi Pelaksana

”Petugas Berkoordinasi Dengan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Jamkesmas”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 19 19.0 19.0 19.0 Abstein 3 3.0 3.0 22.0 Setuju 67 67.0 67.0 89.0 Sangat Setuju 11 11.0 11.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

100

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 19 responden atau

sebanyak 19,0 persen menjawab tidak setuju dengan pernyataan diatas, 3

responden atau sebanyak 3,0 persen menjawab abstein, serta 67 responden atau

sebanyak 67,0 menjawab setuju dan 11 responden atau sebanyak 11,0 persen

menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa petugas berkoordinasi dengan

masyarakat dalam pelaksanaan program jamkesmas.

Mayoritas responden menjawab setuju dengan pernyataan bahwa petugas

berkoordinasi dengan masyarakat dalam pelaksanaan program jamkesmas. Karena

jika ada koordinasi dengan masyarakat terlebih dalu dalam menentukan siapa saja

yang layak mendapatkan bantuan kesehatan tersebut maka kecil kemungkinan

terjadi salah sasaran oleh petugas. Untuk memperjelas gambaran jawaban

responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 4.20 Jawaban Responden Mengenai Petugas Berkoordinasi Dengan Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Program Jamkesmas

Sumber : Data diolah, 2010

SSSATS

70

60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 3.7Std. Dev. = 0.905N = 100

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

101

Pernyataan yang kedua petugas pendataan berkoordinasi denagn tim

pelaksana dalam menentukan peserta Jamkesmas dari sub indikator ada

koordinasi antar organisasi pelaksana. Data hasil penelitian menunjukan bahwa

47,0 persen responden menjawab setuju dengan pernyataan bahwa petugas

pendataan berkoordinasi dengan tim pelaksana dalam menentukan peserta

Jamkesmas. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.29 Adanya Koordinasi Antar Organisasi Pelaksana

”Petugas Pendataan Berkoordinasi Dengan Tim Pelaksana Dalam Menentukan Peserta Jamkemas”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 29 29.0 29.0 29.0 Abstein 11 11.0 11.0 40.0 Setuju 47 47.0 47.0 87.0 Sangat Setuju 13 13.0 13.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 29 responden atau

sebanyak 29,0 persen menjawab tidak setuju dengan pernyataan diatas, 11

responden atau sebanyak 11,0 persen menjawab abstein, serta 47 responden atau

sebanyak 47,0 menjawab setuju dan 13 responden atau sebanyak 13,0 persen

menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa petugas pendataan

berkoordinasi dengan tim pelaksana dalam menentukan peserta jamkemas.

Mayoritas responden dalam menjawab pernyataan diatas yaitu kebanyakan

memjawan setuju karena menurut masyarakat harusnya seperti itu ada koordinasi

yang jelas antara ti pedataan dengan tim pelaklsana (verifikator) agar sesuai

dengan kriteria yang di tetapkan pusat maupun daerah bagi orang-orang yang

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

102

patut mendaptkan kartu jamkesmas agar tidak menyimpang dan tepat pada sasaran

yang dituju. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada

grafik dibawah ini.

Grafik 4.21 Jawaban Responden Mengenai Petugas Pendataan Berkoordinasi Dengan Tim

Pelaksana Dalam Menentukan Peserta Jamkemas

Sumber : Data diolah, 2010

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, Politik

Menurut Van Metter dan Van Horn adalh sejauh mana lingkungan

eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan public yang telah di tetapkan.

Lingkungan social ekonomi yang tidak kondusif dapat menjadi biangkeladi dari

kegagalan kinerja implementasi. Karena itu upaya untuk mengimplementasikan

kebijakan harus memperhatikan kondisi lingkungan eksternal. Indikator

SSSATS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 3.44Std. Dev. = 1.048N = 100

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

103

lingkungan ekonomi, social dan politik terdapat satu sub indikator yaitu

lingkungan eksternal yang mempengaruhi.

Sub indikator lingkungan eksternal yang dipengaruhi dari indikator

lingkungan ekonomi, social, politik. Hanya terdapat satu sub indikator saja

dimana terdapat empat pernyataan. Pernyataan pertama yaitu, program jamkesmas

dapat mengurangi masalah ekonomi. Data hasil penelitian menunjukan bahwa

43,0 persen responden menjawab setuju dengan pernyataan bahwa program

jamkesmas dapat mengurangi masalah ekonomi. Untuk lebih jelasnya lihat tabel

di bawah ini.

Tabel 4.30 Lingkungan Eksternal Yang Dipengaruhi

” Program Jamkesmas Dapat Mengurangi Masalah Ekonomi”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 6 6.0 6.0 6.0 Tidak Setuju 10 10.0 10.0 16.0 Abstein 9 9.0 9.0 25.0 Setuju 43 43.0 43.0 68.0 Sangat Setuju 32 32.0 32.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 6 responden atau

sebanyak 6,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 10

responden atau sebanyak 10,0 persen menjawab tidak setuju, 9 responden atau

sebanyak 9,0 persen menjawab abstain serta 43 responden atau sebanyak 43,0

persen menjawab setuju dan 32 responden atau sebanyak 32,0 persen menjawab

sangat setuju dengan pernyataan bahwa program jamkesmas dapat mengurangi

masalah ekonomi.

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

104

Mayoritas masyarakat menjawab setuju dengan pernyataan bahwa

program Jamkesmas dapat mengurangi beban ekonomi mereka. Karena menurut

keterangan para warga mereka sangat senang dengan adanya program tersebut

sehingga jika mereka sakit tidak perlu lagi memikirkan biaya karena kesehatan

mereka sudah dijamin oleh pemerintah dengan adanya bantuan kesehatan yaitu

program jamkesmas. Oleh karena itu banyak masyarakat yang memanfaatkan

sebaik mungkin bantuan dari pemerintah tersebut. Untuk memperjelas gambaran

jawaban responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 4.22 Jawaban Responden Mengenai Program Jamkesmas Dapat Mengurangi Masalah

Ekonomi

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan yang kedua yaitu masyarakat merasa terbantu dengan adanya

program Jamkesmas. Data hasil penelitian menunjukan bahwa 47,0 persen

responden menjawab setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat merasa

terbantu dengan adanya program Jamkesmas. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di

bawah ini.

SSSATSSTS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 3.85Std. Dev. = 1.158N = 100

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

105

Tabel 4.31 Lingkungan Eksternal Yang Dipengaruhi

” Masyarakat Merasa Terbantu Dengan Adanya Program Jamkesmas”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 16 16.0 16.0 16.0 Abstein 8 8.0 8.0 24.0 Setuju 47 47.0 47.0 71.0 Sangat Setuju 29 29.0 29.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data dioalah, 2010

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 16 responden atau

sebanyak 16,0 persen menjawab tidak setuju dengan pernyataan diatas, 8

responden atau sebanyak 8,0 persen menjawab abstein, serta 47 responden atau

sebanyak 47,0 menjawab setuju dan 29 responden atau sebanyak 29,0 persen

menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat merasa terbantu

dengan adanya program jamkesmas.

Melihat keterangan diatas bahwa mayoritas responden kebanyakan

menjawab setuju dengan pernyataan diatas karena menurut masyarakat. Mereka

sangat terbantu sekali dangan adanya program jamkesmas dalam hal kesehatan

karena tanpa ada program tersebut mungkin masyarakat tidak akan mampu

membayar biaya kesehatan yang semakin mahal pada saat ini. Akan tetapi adanya

juga yang menjawab tidak setuju karena mereka kurang merasa terbantu dengan

adanya program jamkesmas tersebut dikarenakan menurut masyarakat biaya

ambulance yang mahal membuat mereka kewalahan untuk membayarnya

ditambah tidak semua obat di subsidi oleh pemerintah. Untuk memperjelas

gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

106

Grafik 4.23 Jawaban Responden Mengenai Masyarakat Merasa Terbantu Dengan Adanya

Program Jamkesmas

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan yang ketiga masih dari sub indikator lingkungan eksternal

yang mempengaruhi. Pernyataannya yaitu, sosialisasi program askeskin ke

jamkesmas sudah berjalan dengan baik. Data hasil penelitian menunjukan bahwa

53,0 persen responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa

sosialisasi program askeskin ke jamkesmas sudah berjalan dengan baik. Untuk

lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

SSSATS

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 3.89Std. Dev. = 1.004N = 100

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

107

Tabel 4.32 Lingkungan Eksternal Yang Dipengaruhi

”Sosialisasi Program Askeskin Ke Jamkesmas Sudah Berjalan Dengan Baik”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 5 5.0 5.0 5.0 Tidak Setuju 53 53.0 53.0 58.0 Abstein 10 10.0 10.0 68.0 Setuju 29 29.0 29.0 97.0 Sangat Setuju 3 3.0 3.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 responden atau

sebanyak 5,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 53

responden atau sebanyak 53,0 persen menjawab tidak setuju, 10 responden atau

sebanyak 10,0 persen menjawab abstain serta 29 responden atau sebanyak 29,0

persen menjawab setuju dan 3 responden atau sebanyak 3,0 persen menjawab

sangat setuju dengan pernyataan bahwa sosialisasi program askeskin ke

jamkesmas sudah berjalan dengan baik.

Mayoritas responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan diatas

karena menurut penelitian saya masih banyak masyarakat yang belum

mendapatkan kartu yang baru masih kartu askeskin padahal dalam data-data yang

ada di puskesmas mereka masuk sebagai penerima kartu jamkesmas yang lama

ataupun yang baru karena menurut keterangan dari puskesmaspun tidak ada data

yang dirubah masih memakai data tahun 2008.Untuk memperjelas gambaran

jawaban responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

108

Grafik 4.24 Jawaban Responden Mengenai Sosialisasi Program Askeskin Ke Jamkesmas

Sudah Berjalan Dengan Baik.

Sumber : Data diolah, 2010

Pernyataan terakhir atau keempat dari sub indikator lingkungan eksternal

yang mempengaruhi dari indikator lingkungan ekonomi, social, politik.

Pernyataannya yaitu masyarakat mempunyai pandangan positif tentang program-

program pemerintah. Data hasil penelitian menunjukan bahwa 62,0 persen

responden menjawab setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat mempunyai

pandangan positif tentang program-program pemerintah.. Untuk lebih jelasnya

lihat tabel di bawah ini.

SSSATSSTS

60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 2.72Std. Dev. = 1.036N = 100

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

109

Tabel 4.33 Lingkungan eksternal yang dip[engaruhi

”Masyarakat Mempunyai Pandangan Positif Tentang Program-Program Pemerintah”

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0 Tidak Setuju 22 22.0 22.0 23.0 Setuju 62 62.0 62.0 85.0 Sangat Setuju 15 15.0 15.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa 1 responden atau

sebanyak 1,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, 22

responden atau sebanyak 22,0 persen menjawab tidak setuju, serta 62 responden

atau sebanyak 62,0 persen menjawab setuju dan 15 responden atau sebanyak 15,0

persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat mempunyai

pandangan positif tentang program-program pemerintah.

Kebanyakan masyarakat menjawab setuju dengan pernyataan diatas

karena menurut masyarakat mereka selalu mendukung apapun program

pemerintah karena itu untuk membantu mereka. Apalagi bantuan kesehatan gratis

seperti ini mereka sangat senang sekali walaupun tidak semuanya lancar dan

terkesan berbelit-belit menurut masyarakat dalam pelaksanaannya. Untuk

memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

110

Grafik 4.25 Jawaban Responden Tentang Masyarakat Mempunyai Pandangan Positif Tentang

Program-Program Pemerintah

Sumber : Data diolah, 2010

4.4 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis penelitian sebagai

berikut:

”Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang dimana peneliti memprediksikan

hipotesis tersebut maksimal sebesar 65% dari nilai ideal yaitu 100%”.

Ho : untuk memprediksikan ≤ 65%

Ha : untuk memprediksikan > 65%

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari

hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap

SSSATSSTS

70

60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 3.68Std. Dev. = 1.014 N = 100

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

111

pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel.

Adapun penghitungan pengujian hipotesis tersebut yakni sebagai berikut.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh adalah5

x 100 x 24 = 12.000. (5 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden, 24 = jumlah item pernyataan yang diajukan kepada

responden.). Sedangkan rata-rata 12.000 : 100 = 120.

Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang nilai yang dihipotesiskan adalah

paling tinggi 65% dari nilai ideal, ini berarti bahwa 0,65 x 12.000 = 7.800 dibagi

100 = 78. Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho untuk

memprediksi µ lebih rendah atau sama dengan 65% dari skor ideal paling tinggi.

Sedangkan Ha lebih besar dari 65% dari skor ideal yang diharapkan. Atau dapat

ditulis dengan rumus:

Ho = µ ≤ 65% ≤ 0,65 x 12.000 : 100 = 78

Ha = µ > 65% > 0,65 x 12.000 : 100 = 78

Diketahui:

x = ∑X : 100 = 7343 : 100 = 73,43

µo = 65% = 0,65 x 12000: 100 = 78

s = 12,252

n = 100

ditanya : t ?

Keterangan :

t = nilai t yang dihitung

x = nilai rata-rata

µ0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

112

Jawab : t =

ns

x µο−

t = 73,43 – 78 12,252

t = -4,57

12,252

10

t = -4,57

1,22

t = -3,74

Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 100 – 1 = 99 dan taraf kesalahan = 10% untuk

uji satu pihak (one tail test), karena harga thitung lebih kecil dari pada harga ttabel

atau Ho (-3,74 < 1,289) maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Dari perhitungan populasi ditemukan bahwa Implementasi Program

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang:

7343 Implementasi Program Jamkesmas x 100% = 61,19% 12000

Jadi, telah diketahui bahwa implementasi Program Jamkesmas di

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang adalah sebesar 61,19 persen.

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

113

Daerah Daerah Penerimaan Penolakan

Ho Ho

-3,74 1,289

61% 65%

Gambar 4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Uji Pihak Kanan

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah implementasi Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang masih rendah paling tinggi 65 persen dari nilai ideal. Kemudian

peneliti menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang mendapatkan kartu

Jamkesmas tersebut yang berjumlah 100 responden dari populasi 4.519 orang

peserta jamkesmas. Peneliti mencoba menginterpretasikan data hasil dilapangan

mengenai implementasi program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang

dibuat oleh peneliti adalah seberapa besar implementasi program jaminan

kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang.

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

114

Dalam penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah, kita dapat melihat

dari perhitungan dengan menggunakan rumus t test satu sampel dengan menguji

pihak kanan adalah bila harga t-hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) harga t

tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Karena Ho (-3,74 < 1,289) maka Ho

diterima dan Ha ditolak ini berarti Ho dapat diterima bila ≤ 65 persen.

Kemudian berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen adalah 5

x 24 x 100 = 12000. (5 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden, 24 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden, 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil

penelitian adalah sebesar 7343. Dengan demikian nilai implementasi program

jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang adalah 7343: 12000 = 0,6119 atau 61,19 persen. Sehingga

interpretasi yang tepat untuk menjawab rumusan masalah adalah Implementasi

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan

Kecamatan Pandeglang belum berjalan dengan baik.

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

115

4.6 Pembahasan

Dari hasil penelitian dapat kita melihat kembali pada teori yang

digunakan dalam penelitian ini. Dimana Peneliti menggunakan teori implementasi

dari Van Metter dan Van Horn yang digunakan pula sebagai indikator untuk

mengukur implementasi program jamkesmas yang terdiri dari enam indikator

yaitu :

1. ukuran dan tujuan kebijakan, dimana suatu kebijakan dapat diukur tingkat

keberhasilannya sesuai dengan tujuan kebijakan yang dibuat

2. sumber daya, keberhasilan dari suatu implementasi kebijakan tergantung

dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, mulai dari

sumber daya manusia, waktu serta finansial.

3. karakteristik agen pelaksana, adanya keterlibatan organisasi formal dan

informal dalam pengimplementasian kebijakan publik.

4. sikap dan kecenderungan para pelaksana, adanya sikap penerimaan dan

penolakan dari para pelaksana yang mempengaruhi berhasil tidaklnya

kinerja implementasi kebijakan.

5. komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, koordinasi

merupakan mekanime yang harus dilakukan dalam implementasi

kebijakan publik.

6. lingkungan ekonomi, sosial dan politik, kondisi lingkungan eksternal dapat

mempengaruhi implementasi kebijakan.

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

116

Dari teori yang dipaparkan oleh Van Metter dan Van Horn kita bisa

melihat dan menjelaskan implementasi program jamkesmas di Kelurahan

Kabayan Kecamatan Pandeglang. Dalam hal tersebut, indikator yang penting

dalam melihat keberhasilan dari implementasi program jamkesmas di Kelurahan

Kabayan Kecamatan Pandeglang yaitu dilihat dari ukuran dan tujuan kebijakan.

Seperti tingkat keberhasilan dan tujuan kebijakan yang akan di

implementasikan.Dimana berdasarkan penelitian bahwa indikator ukuran dan

tujuan dari implementasi tersebut belum dikatakan berjalan dengan baik karena

banyak permasalahan yang terjadi dalam pengimplementasian program tersebut.

Dimana program tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat miskin akan

tetapi pada kenyataannya tidak semua masyarakat miskin mendapatkan bantuan

pengobatan gratis tersebutsehingga tingkat keberhasilan program Jamkesmas pun

belum bisa di katakan berhasil. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana

implementasi program jamkesmas dapat dilihat juga pada indikator sumber daya,

seperti sumber daya manusia, sumber daya waktu dan sumber daya finansial jika

dilihat dari Sumber daya dalam program Jamkesmas ini masih banyak sumber

daya yang perlu diperbaiki. Mulai dari sumber daya manusia yang terkait atau

terlibat dalam program Jamkesmas ini dimana berdasarkan hasil penelitian banyak

yang tidak sesuai prosedur, misalnya para tim pendata peserta jamkesmas masih

banyak yang tidak tepat sasaran serta kurang merata dalam memberikan kartu

tersebut dikarenakan masih banyak masyarakat menengah yang mendapatkan

kartu Jamkesmas tersebut. Dari sumber daya waktu pelaksanaan program

Jamkesmas. Banyak masyarakat yang tidak setuju jika program Jamkesmas ini

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

117

diberi jangka waktu oleh pemerintah karena kebanyakan masyarakat amat sangat

terbantu dengan adanya program Jamkesmas ini. Sedangakan dari sumber daya

finansial program tersebut anggarannya masih belum bisa mencakup semua

masyarakat miskin. Indikator selanjutnya karakteristik agen pelaksana, seperti

adanya organisasi formal serta ketegasan para pelaksana. Sikap dan

kecenderungan para pelaksana, seperti menerima dan menolak adanya program

jamkesmas oleh petugas. Dimana dalam pelaksanaannya ada petugas yang

menerima para peserta Jamkesmas dengan baik dan melayaninya dengan penuh

tanggung jawab akan tetapi ada pula yang tidak baik, misalnya birokrasi yang

begitu rumit serta pelayanan kurang ramah kerap diterima para peserta.

Selanjutnya, komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, seperti

adanya koordinasi. Pada indikator ini jika dikaitkan dengan penelitian program

Jamkesmas dalam hal melakukan pendataan tidak adanya satu komunikasi

ataupun koordinasi antara pihak verifikator, RT,RW, dan para kader serta

perwakilan dari pihak kelurahan itu sendiri dengan masyarakat. Sehingga data

yang diperoleh banyak yang tidak sesuai dengan kriteria yang di berikan pihak

Dinkes. Oleh karenanya banyak masyarakat miskin yang tidak mendapat bantuan

program Jamkesmas tersebut. Yang terakhir yaitu lingkungan ekonomi, sosial

dan politik dimana ketiga lingkungan tertsebut juga sangat mempengaruhi

implementasi kebijakan publik berhasil atau tidaknya suatu kebijakan tersebut.

Karena pada kenyataannya banyak masyarakat yang mendapat bantuan program

kesehatan gratis tersebut belum memiliki kartu Jamkesmas dan masih memiliki

kartu Askeskin yang sudah tidak berlaku lagi jika berobat ke Rumah Sakit

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

118

ataupun Puskesmas. Oleh karena itu dalam membuat suatu kebijakan mempunyai

banyak pertimbangan yang harus dipikirkan baik dan buruknya dimana selain

harus memiliki sumber daya yang berkualitas selain itu Peran serta masyarakat

juga sangat penting dalam pembuatan kabijakan publik. Dimana pemerintah

seharusnya berkoordinasi dengan masyarkat tentang permasalahan-permasalahan

yang ada di masyarakat agar dapat tersentuh dan terselesaikan dengan baik serta

memperkecil adanya kesalahan – kesalahan baik di lapangan maupun dalam

pembuatannya.

Jaminan kesehatan masyarakat di jamin dalam undang-undang nomor 40

tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang menetapkan

bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Serta Konstitusi

Dasar Negara UUD 1945 sesuai amandemen pasal 33 dan 34, mengamanatkan

agar negara memberikan perlindungan atau jaminan sosial bagi seluruh rakyat

yang tidak mampu dan lemah atau yang masih di bawah garis kemiskinan. Oleh

karena itu pemerintah membuat program jaminan kesehatan masyarakat

(Jamkesmas). Dimana Menurut buku Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, Jaminan

kesehatan masyarakat (Jamkesmas) merupakan suatu program bantuan sosial

untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini

diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka

mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

Dengan tujuan untuk meningkatkan mutu serta kualitas kesehatan masyarakat

miskin dan tidak mampu agar lebih optimal secara efektif dan efisien.

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

119

Berdasarkan perhitungan dan pengujian hipotesis diketahui bahwa

implementasi program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) Di Kelurahan

Kabayan Kecamatan Pandeglang adalah sebesar 61,19 persen dari nilai ideal yang

diharapkan hal tersebut bisa dikatakan bahwa Program Jamkesmas belum berjalan

dengan baik. Jadi hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa implementasi

program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) Di Kelurahan Kabayan

Kecamatan Pandeglang masih kurang maksimal dan paling tinggi 65 persen dari

apa yang diharapkan dapat diterima, atau tidak terdapat perbedaan antara yang

diduga dalam populasi dengan data yang terkumpul dari sampel. Hal ini

ditunjukan dari hasil perhitungan pada implementasi program jaminan kesehatan

masyarakat (Jamkesmas) Di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang tersebut.

Skor ideal instrumen adalah 5 x 24 x 100 = 12000. (5 = Nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden, 24 = jumlah item pertanyaan yang

diajukan kepada responden, 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Sedangkan hasil kuesioner pengumpulan data adalah sebesar 7343. Dengan

demikian nilai implementasi program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas)

Di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang adalah 7343 : 12000 = 0,6119 atau

61,19 persen. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha

ditolak.

Untuk lebih jelasnya mengenai implementasi program jamkesmas dalam

penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaannya implementasi program

jamkesmas Belum berjalan dengan baik dikarenakan dapat dilihat bahwa 41,0%

menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

120

menurut kebanyakan masyarakat mereka masih merasa program jamkesmas

Belum berjalan dengan baik karena masih banyak permasalahan-permasalahan

yang terjadi dalam pelaksanaannya. Dimana menurut masyarakat adanya tidak

tepat sasaran dalam pembagian kartu jamkesmas karena menurut peneliti dari

hasil wawancara dengan warga bahwa di setiap kampung memiliki cara yang

berbeda dalam mendapatkan kartu tersebut oleh para kader atau pihak RT/RW

sehingga menyebabkan ketidak merataan dalam pembagian kartu tersebut karena

kurangnya koordinasi antara pihak kader dan masyarakat setempat. Berdasarkan

sumber dari Fajar Banten (15 desember 2009) menerangkan bahwa , Sebanyak

92.000 warga miskin di Kabupaten Pandeglang Belum mendapatkan kartu

jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Jumlah itu lebih sedikit dari jumlah

warga pandeglang yang sudah mendapatkan jamkesmas. Dimana jumlah warga

miskin yang masuk data base Departemen Kesehatan (Depkes) dan mendapat

pengobatan gratis melalui jamkesmas sebanyak 620.000 jiwa dengan total

anggaran Rp 5,6 miliar.karena warga miskin yang mendapatkan jamkesmas itu

masih lebih sedikit dibandingkan jumlah seluruh warga miskin yang ada di

Kabupaten Pandeglang yang mencapai 710.000 jiwa. Dengan perbedaan itu, maka

90.000 warga miskin tidak masuk data base Depkes. Akibatnya, mereka tidak

menerima pengobatan gratis melalui jamkesmas. Dari 620.000 kartu jamkesmas

yang diberikan Depkes, 2000 lembar diantaranya juga tidak bisa didistribusikan

karena berbagai permasalahan sehingga dikembalikan ke pusat. ”dengan

demikian, jumlah warga miskin yang tak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis

melalui jamkesmas itu mencapai 92.000 jiwa. Namun, bagi warga miskin yang tak

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

121

dapat kartu jamkesmas, masih diberikan pelayanan kesehatan secara gratis karena

biaya pengobatannya ditanggung pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang,”

atau bisa disebut jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah). Dimana pada 2009,

pemkab mengalokasikan anggaran Rp200 juta untuk membantu pengobatan warga

miskin itu. Sedangkan untuk tahun 2010, pemkab mengalokasikan dana sebesar

Rp. 250 juta untuk pengobatan warga miskin yang tak masuk dalam jamkesmas.

Warga yang akan mendapatkan bantuan pengobatan itu harus membawa surat

keterangan tidak mampu (SKTM).

Dari penjelasan diatas dapat di pahami bahwa implementasi program

jamkesmas belum berjalan dengan baik. Mulai dari permasalahan pendistribusian

kartu jamkesmas yang tidak terkontrol sampai dengan berlakunya SKTM. Dimana

walaupun dalam berita tersebut dibicarakan yang tidak mendapatkan kartu

jamkesmas bisa memakai SKTM akan tetapi pada kenyataannya menurut

penelitian serta wawancara dengan masyarakat serta pihak puskesmas bahwa surat

keterangan tidak mampu (SKTM) tersebut sudah tidak berlaku lagi dengan kata

lain warga yang tidak memiliki kartu jamkesmas sudah tidak bisa memakai

SKTM lagi untuk berobat. Karena menurut keterangan salah satu pihak

puskesmas ketiadaan anggaran untuk membantu pengobatan gratis tersebut.

Sehingga sekarang jika ada warga yang tak memiliki kartu jamkesmas maka

mereka harus mengeluarkan biaya sendiri untuk berobat mereka. Serta adanya

ketidaksinkronan jumlah masyarakat yang mendapatkan jamkesmas antara

keterangan di koran daengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.

karena setelah peneliti tanya langsung ke pihak Dinas Kesehatan Kabupaten

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

122

Pandeglang menjelaskan bahwa yang mendapatkan kartu jamkesmas sekabupaten

pandeglang adalah 466.880 warga miskin bukan 620.000 warga. Karena menurut

pihak Dinkes 466.880 merupakan kuota yang diberikan pusat kepada Kabupaten

Pandeglang.

Selain itu data lain yang memperkuat bahwa implementasi program

jamkesmas di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang kurang berjalan dengan

baik dilihat dari pernyataan bahwa dalam pelaksanaannya program jamkesmas

sudah menjangkau masyarakat miskin dapat dilihat bahwa 57% menjawab tidak

setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena memang pada

kenyataannya tidak semua masyarakat miskin mendapatkan kartu tersebut akan

tetapi banyak masyarakat menengah pun memiliki kartu jamkesmas tersebut

dikaraenakan pihak pendata kurang melakukan pendataan dengan baik.

Mengingat bahwa mayoritas yang mendapatkan bantuan program jamkesmas

tersebut dominan yang masih memiliki kepala keluarga atau laki-laki yaitu

sebesar 55 persen yang memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya, dengan

rata-rata masyarakat berusia 36-50 tahun yaitu sebesar 58 persen serta yang tidak

memeiliki kepala keluarga atau perempuan sebanyak 45 persen dengan tingkat

pendidikan masyarakat yang mendapatkan kartu jamkesmas tersebut di Kelurahan

Kabayan Kecamatan Pandeglang yaitu mayoritas berlatar belakang SD yakni 69

persen hal ini karena pendidikan yang kurang maksimal menyebabkan masyarakat

tidak dapat mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dimana rata-rata masyarakat

memiliki mata pancaharian mayoritas sebagai buruh terdiri dari buruh cuci, buruh

tani dan buruh bangunan.

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

123

Selain itu adanya pegawai rumah sakit dalam memberikan pelayanan

ramah terhadap peserta jamkesmas sebanyak 66% tidak setuju dan sangat tidak

setuju. Hal ini karena menurut warga tidak semua perawat atau pegawai

memberikan pelayanan yang ramah terhadap para peserta jamkesmas.

Berdasarkan sumber dari Pos Komando (28 Agustus 2009), menerangkan bahwa,

Pelayanan Jaminan Kesehatan (Jamkesmas) di Rumah Sakit (RS) Samratulangi

Tondano, dikeluhkan warga. karena, pihak rumah sakit terkesan enggan melayani

para pasien Jamkesmas. Padahal, mereka sudah membawa surat resmi pemerintah

kelurahan (Lurah) dimana mereka tinggal. Menurut Benhard C Kusoy salah satu

keluarga pasien yang hendak berobat di RS Tondano, sampai saat ini keluarganya

yang sakit belum juga terlayani. Dimana, Rumah Sakit tidak mengindahkan surat

dari Lurah. Bahkan mereka lebih menyarankan agar pasien bisa dirawat inap

asalkan membayar setengah biaya pengobatan dan biaya nginap. Jika tidak,

mereka tetap tidak melayaninya. Tak hanya masalah pelayanan kartu Jamkesmas,

namun masalah pelayanan resep obat pun ikut disesali warga. Dimana, mereka

tidak bisa mendapatkan beberapa macam obat di apotik yang ada di RS

Samratulangi Tondano, namun harus membeli di salah satu apotik yang diduga

apotik itu milik salah satu petinggi yang ada di RS Tondano. Dan untuk

mendapatkan obat tersebut, para keluarga pasien harus membayar mahal.

Dari pemaparan di atas memperjelas bahwa pelayanan jamkesmas masih

kurang diterapkan dengan baik serta belum maksimal. Hampir sama dengan

permasalahan pelayanan jamkesmas diatas, di pandeglang pun terjadi pelayanan

jamkesmas yang kurang baik dari para petugasnya, dimana dalam melayani

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

124

pasiennya sesuai keterangan dari masyarakat bahwa sebagian perawat terkadang

bersikap kurang ramah, dan cenderung judes dalam melayani pasien Serta dari

segi obat-obatan yang ada di apotik pun hampir sama seperti permasalahan diatas

dimana jika obat yang di cari oleh pasien jamkesmas tidak ada di apotik gratis

maka mereka harus membelinya dengan uang mereka sendiri diluar apotik gratis

tersebut. Sehingga menurut masyarakat itu sangat memberatkan mereka karena

mereka berharap program jamkesmas ini bisa benar-benar membantu mereka

dalam hal kesehatan. Karena mereka merasa sangat terbantu sekali dengan adanya

program jamkesmas karena dulu sebelum berganti jamkesmas dalam pembelian

obat pasien jamkesmas masih gratis di tukar di apotik lain jika tidak ada di apotik

yang di subsidi pemerintah hanya dengan membawa surat keterangan dari Rumah

Sakit, kuitansi serta resep obatnya akan tetapi saat ini sudah tidak bisa jika obat

yang dimaksud tidak ada maka harus mengeluarkan dengan biaya sendiri.

Selanjutnya mengenai harus adanya koordinasi petugas dengan

masyarakat dalam pelaksanaan program jamkesmas dapat dilihat bahwa 78%

setuju dan sangat setuju harus ada koordinasi antara petugas pendataan dengan

masyarakat agar memperkecil kesalahan yang terjadi. Selanjutnya mengenai

Sosialisasi program askeskin ke jamkesmas dapat dilihat bahwa 58% tidak setuju

dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dapat di jelaskan

bahwa sebagian masyarakat tidak menegetahui adanya pergantian kartu askeskin

ke jamkesmas karena menurut penelitian peneliti bahwa di kampung kadu peusing

hampir semua masyarakatnya belum memiliki kartu jamkesmas dan masih

memeiliki kartu askeskin. Karena menurut warga setempat mereka tidak

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

125

mengetahui adanya perubahan program serta terdapat kartu yang baru ( kartu

jamkesmas) sebagai pengganti kartu askeskin.

Dengan ini Pembahasan diatas menyatakan bahwa implementasi program

jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang masih belum berjalan dengan baik atau dapat dikatakan kurang

maksimal dengan masih adanya kendala yang dipaparkan sebelumnya.

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

126

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dalam penelitian mengenai implementasi program jaminan kesehatan

masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang, peneliti

menggunakan teori implementasi dari Van Metter dan Van Horn yang selanjutnya

digunakan sebagai indikator untuk mengukur implementasi program jamkesmas

yang terdiri dari enam indikator yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya,

karakteristik agen pelaksana, sikap dan kecenderungan para pelaksana,

komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, lingkungan ekonomi, social,

dan politik.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan peneliti

dan penjabaran dari teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa implementasi

program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan

Kecamatan Pandeglang masih belum berjalan dengan baik. Dimana Ho (-3,74 <

1,289) maka dapat diketahui bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Ho dapat

diterima bila kurang dari sama dengan 65%, maka hipotesis yang menyatakan

bahwa implementasi program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang maksimal 65% dapat diterima.

Kemudian berdasarkan perbandingan antara skor yang terkumpul dengan skor

yang diharapkan dapat diketahui implementasi program jaminan kesehatan

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

127

masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang adalah

sebesar 61,19 persen.

Dalam mengukur tingkat implementasi program jamkesmas pada penelitin

ini, dilakukan melalui menyebarkan kuisioner dengan menggunakan teori Van

Metter dan Van Horn yang terdiri dari 6 indikator yang didalamnya terdiri dari 11

sub indikator, dimana dari seluruh indikator tersebut terdapat 24 pernyataan yang

diajukan kepada responden. Apabila dilihat berdasarkan indikator pertama yaitu

ukuran dan tujuan kebijakan yang terdiri dari dua sub indikator yang didalamnya

terdapat empat pernyataan, dimana hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran dan

tujuan kebijakan mencapai angka 60 persen, hal ini dapat diartikan bahwa ukuran

dan tujuan kebijakan dalam implementasi jamkesmas masih kurang maksimal.

Salah satu kendalanya yaitu masih banyak masyarakat yang merasa bahwa

program jamkesmas tersebut belum sesuai dengan harapan masyarakat.

Indikator yang kedua yaitu sumber daya yang terdiri dari tiga sub indikator

yang didalamnya terdapat enam pernyataan, dimana hasil penelitian menyatakan

bahwa sumber daya baik sumberdaya manusia, waktu atau finansial mencapai

angka 58 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa sumber daya yang ada belum

terlaksana dengan baik dimana sumber daya manusia belum terjangkau

seluruhnya selain itu sumber daya waktu belum maksimal dalam memberikan

pelayanan, serta sumber daya finansial belum maksimal untuk membantu

masyarakat kurang mampu dalam program jamkesmas ini.

Selanjutnya indikator ketiga yaitu karakteristik agen pelaksana yang terdiri

dari dua sub indikator yang didalamnya terdapat tiga pernyataan, dimana hasil

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

128

penelitian menyatakan bahwa karakteristik agen pelaksana belum maksimal dalam

melaksanakan program jamkesmas karena kurang adanya dukungan dari pihak

pemerintah daerah dalam hal sarana dan prasarana yang mencapai angka 5 persen.

Indikator yang keempat sikap dan kecenderungan para pelaksana yang

terdiri dari dua sub indikator yang di dalamnya terdapat lima pernyataan, dimana

hasil penelitian menyatakan masih ada sikap para pelaksana yang kurang

maksimal dalam memberikan pelayanan kepada peserta jamkesmas dimana

mencapai angka 55 persen.

Indikator kelima komunikasi antar organisasi dan aktivitas para pelaksana

yang terdiri dari satu sub indikator yang di dalamnya terdapat dua pernyataan,

dimana hasil penelitian menyatakan bahwa masih kurangnya komunikasi antar

para pelaksana, tim pendataan dengan pihak masyarakat dikarenakan kurang

komunikasi serta koordinasi antara kedua belah pihak dimana mencapai angka 71

persen.

Terakhir indikator keenam lingkungan ekonomi, sosial dan politik yang

terdiri dari satu sub indikator yang di dalamnya terdapat empat pernyataan,

dimana hasil penelitian menyatakan masih saja ada masyarakat yang belum

terbantu dengan program jamkesmas karena masih banyak pula masyarakat yang

belum mendapatkan kartu jamkesmas pengganti dari kartu askesin dimana

mencapai angka 70 persen.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi program

jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang belum berjalan dengan maksimal atau dikatakan belum berhasil

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

129

dilaksanakan, dengan banyaknya permasalahan yang ada dalam mencapai tujuan

implementasi program itu sendiri, sehingga membuat implementasi program

jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang hanya mencapai angka 61,19 persen dari nilai yang diharapkan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang berjudul “ implementasi program

jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Kabayan Kecamatan

Pandeglang” masih dikatakan belum berhasil yaitu baru mencapai 61,19 persen,

maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk mewujudkan program jamkesmas yang lebih baik kedepannya

dilakukan uji petik atau datang kelapangan langsung untuk mendata

masyarakat miskin bersama pihak-pihak terkait, seperti tim verifikator,

perwakilan dari kelurahan serta RT, RW, dan para kader agar

memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pendataan serta tepat sasaran

sesuai dengan kriteria yang ada.

2. Adanya peningkatan kualitas dari segi sarana dan prasarana di Rumah

Sakit. Seperti, diadakan Ruang ICU, Kebersihan Ruangan, menambah

peralatan kedokteran agar jika ada pasien yang menderita penyakit

jantung, atu penyakit berat lainnya bisa diobati lebih baik dan tidak usah di

rujuk keluar Pandeglang.

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

130

3. Untuk meminimalisir adanya penyalahgunaan Jamkesmas oleh

masyarakat. Dilakukan lebih ketat lagi pada saat pendaftaran selain

menunjukan kartu Jamkesmas peserta juga dimintai kartu keluarga jika

perlu disertakan foto agar bisa memperkecil adanya penyalahgunaan

tersebut.

4. Pihak Puskesmas agar lebih teliti kembali dalam pendistribusian

dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan kartu

jamkesmas dan masih memiliki kartu askeskin.

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. . 2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung: AIPI. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitaif : Komunikasi, ekonomi,

dan Kebijakan Publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta. Kencana Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakrarta . Ghalia Indonesia

Nugroho D. Riant. 2004. Kebijakan public ( Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi). Jakarta. PT. Elex media komputendo

Parson, Wayne 2008. Public policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan.Jakarta. Kencana Prenada Media Utama Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial Dan Pendidikan.Yogyakarta.

Pustaka Pelajar.. Setyodarmodjo, Soekarno. 2003. Public Policy: Pengertian Pokok Untuk

Memahami dan Analisa Kebijaksanaan Pemerintah. Surabaya. Airlangga University Press.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. CV. Alfabeta.

Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta.

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

Wahab, Abdul Solichin. 2005.Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara Edisi Kedua. Jakarta. Bumi Aksara.

Winarno, budi. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta. Media

Persada.

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

Sumber Lain:

Administrator. 2008. Tentang Jaminan Kesehatan Masyarakat.URL: http://www.jpkmonline.net/index.php?option=com_content&task=view&id=53&Itemid=89. [Diakses 9 Januari 2010].

Andist. 2008. Pengertian Kemiskinan URL:

http://andist.wordpress.com/2008/03/21/pengertian-kemiskinan/ [Diakses 15 Januari 2010]

Budiarti, Riskha. 2007. Sistem Jaminan Sosial. URL:

http://riskhabudiarti.wordpress.com/2007/10/24/sistem-jaminan-sosial-nasional-jalan-panjang-masih-harus-ditempuh. [ Diakses 15 Januari 2010]

Departemen R.I. 2009. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan masyarakat

(JAMKESMAS). Jakarta Carisma, Ernawati. 2009. Analisis Pelaksanaan Program Jamkesmas bagi

Masyarakat di Rumah sakit xxx. http://abstrak-kesehatan.blogspot.com/2009/12/analisis-pelaksanaan-program-jamkesmas.html [Diakses tanggal 18 mei 2010]

Hambuako, Ihm. 23 April 2009. Tinjauan Yuridis Penyelenggaraan

Jamkesmas 2008. URL: http://dinkesbanggai.wordpress.com/2009/04/23/tinjauan-yuridis-penyelenggaraan-jamkesmas-2008/. [Diakses 23 Desember 2009]

Jamsostek. 2009. URL:http://www.jamsostek.co.id/content/i.php?mid=3&id=15 .

[diakses tanggal 10 mei 2010]. Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 440 Tahun 2009 Tentang Penerapan

Jumlah Peserta Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (JPKM) Kabupaten Pandeglang yang dikelola oleh PT. Askes (Persero) Tahun 2009.

Keputusan Bupati Pandeglang Nomor: 465 Tahun 2005 Tentang Penetapan Kriteria keluarga dan Penduduk Miskin di kabupaten Pandeglang.

Komando Pos, 28 Agustus 2009. Warga Keluhkan Pelayanan Jamkesmas di RS

Tondano. URL: http://poskomanado.com/news/index.php?option=com_content&task=view&id=3460&Itemid=28. [Diakses 28 september 2010]

Setiyabudi, Ragil. 16 Oktober 2010. Pengantar Kesehatan Masyarakat. http://ajago.blogspot.com/2007/11/pengantar-kesehatan-masyarakat.html. [Diakses 16 Oktober 2010]

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

Siswono. 26 Februari, 2008. Nasib Kesehatan Rakyat Miskin. URL: http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1203924521,93550. [Diakses 9 Januari 2010]

Taspen. 2009. Jaminan Pensiun. URL:www.taspen.com/index.php?option=com. [Diakses tanggal 10 mei 2010]

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional. 19 Oktober 2004. Wikipedia. 2010. mengukur kemiskinan URL:

http://id.wikipedia.org/wiki/mengukurkemiskinan. [Tanggal Akses 10 juli 2010]

Yuliana, Dina. 2010. Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Serang: Fakultaas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

Kepada Yth.

Bapak / Ibu

di.-

Tempat

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan diselenggarakan kegiatan Skripsi yang sedang saya lakukan, maka

saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama / NIM : Ita Nurul Khotimah (061444)

Fakultas : ISIP

Jurusan : Administrasi Negara

Semester : VIII

Mata Kuliah : Skripsi

Judul Skripsi : Implementasi Program Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di

Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang

Saya mengharapakan kesediaan Bapak/Ibu untuk melengkapai data-data yang saya

butuhkan untuk itu saya mohon kepada Bapak/Ibu untuk dapat membantu saya mengisi

beberapa pernyataan pada angket atau kuesioner yang saya berikan.

Demikian surat ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan

banyak terima kasih.

Peneliti

Ita Nurul Khotimah

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

JUDUL PENELITIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (Jamkesmas) DI

KELURAHAN KABAYAN KECAMATAN PANDEGLANG

INFORMASI RESPONDEN

Mohon diisi dan dicontreng pada jawaban yang cocok:

DATA PEGAWAI (RESPONDEN)

Nomor responden ….… (diisi oleh peneliti)

Nama ….…

Umur ….… Tahun

Jenis kelamin 1. Laki-laki

2. Perempuan

Pendidikan terakhir 1. SD

2. SLTP

3. SLTA

4. Lainnya . . . .

Pekerjaan

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang
Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

KUESIONER

Petunjuk pengisian :

1. Mohon bapak/ibumembaca pernyataan dengan seksama.

2. Pilih jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda (√ ) dikolom jawaban yang

tersedia.

3. Terimakasih atas waktu dan kesediaan bapak/ibu

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

A : Abstain

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

NO PERNYATAAN SS S A TS STS Ukuran dan Tujuan Kebijakan

1 Implementasi Program Jamkesmas sudah berjalan dengan baik

2 Kebijakan mengenai program Jamkesmas sudah sesuai dengan harapan

3 Peserta mengetahui tentang kejelasan program jamkesmas yang dikeluarkan oleh Pemerintah

4 Masyarakat mengetahui semua tata cara tentang penggunaan jamkesmas

Sumber Daya 5 Proses pendataan peserta

Jamkesmas oleh petugas sudah tepat sasaran

6 Dalam pelaksanaannya

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

Program Jamkesmas sudah menjangkau masyarakat miskin di daerah anda

7 Peserta Jamkesmas masih dipungut biaya dalam proses pelayanannya

8 Pendanaan program jamkesmas sudah mencukupi kebutuhan peserta jamkesmas

9 Pemerintah memberikan jangka waktu terhadap berlakunya program Jamkesmas

10 Dalam memberikan pelayanan pihak Rumah Sakit/Puskesmas sudah sangat cepat

Karakter Agen Pelaksana 11 Prosedur Jamkesmas sudah

sesuai dengan kebijakan Pemerintah

12 Adanya dukungan dari Pemerintah daerah mengenai program Jamkesmas

13 Pemerintah memberikan sanksi jika ada penyalahgunaan kartu Jamkesmas

14 Dalam memberikan pelayanan kesehatan sudah sangat adil

Sikap dan kecenderungan Para pelaksana 15 Masyarakat merasa senang

dengan pelayanan yang diberikan dalam Program Jamkesmas.

16 Dalam pemberian pelayanan kesehatan peserta jamkesmas dilayani dengan penuh tanggung jawab.

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

17 Petugas memberikan kemudahan kepada peserta jamkesmas dalam proses pelayanan kesehatan

18 Pegawai Puskesmas/Rumah sakit memberikan pelayanan dengan baik kepada peserta jamkesmas

19 Pegawai Puskesmas /Rumah sakit memberikan pelayanan dengan ramah

Komunikasi antar organisasi 20 Petugas berkoordinasi

dengan masyarakat dalam pelaksanaan program jamkesmas

21 Petugas pendataan berkoordinasi dengan tim pelaksana dalam menentukan peserta jamkesmas

Lingkungan ekonomi, sosial, politik 22 Program Jamkesmas dapat

mengurangi masalah ekonomi

23 Merasa terbantu dengan adanya program jamkesmas

24 Sosialisasi program askeskin ke jamkesmas sudah berjalan dengan baik

25 Masyarakat mempunyai pandangan positif tentang program-program pemerintah

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1151/1/ITA NURUL KHOTIMAH.pdf · Hadapai hidup ini dengan keimanan dan ketaqwaan ... juga selaku penguji sidang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Pribadi

Nama : Ita Nurul Khotimah

NIM : 061444

Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 01 September 1988

Agama : Islam

Suku : Sunda

Alamat : Jl. Yumaga No. 10 Kampung Kabayan

Cibunut RT 03 RW 04 Kabayan Cibunut

Pandeglang 42213

2. Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Sarip Kadarusman

Nama Ibu : Nani Mulyani

3. Riwayat Pendidikan

SD : SD Kabayan 02 (1994-2000)

SMP : SLTPN 4 Pandeglang (2000-2003)

SMA : SMUN 3 Pandeglang (2003-2006)

Perguruan Tinggi (S1) : UNTIRTA (2006-2010)

Foto 3x4