implementasi peraturan menteri agama (pma) no 8 tahun...

132
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH OLEH PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH (PPIU) (Studi Kasus PT. Solusi Balad Lumampah) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Disusun oleh: M. IZZUL MUTHO’ NIM: 1112048000021 PROGAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN 2018

TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH OLEH

PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH (PPIU)

(Studi Kasus PT. Solusi Balad Lumampah)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Disusun oleh:

M. IZZUL MUTHO’

NIM: 1112048000021

PROGAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO
Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO
Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO
Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

i

ABSTRAK

Penelitian ini berupaya untuk menganalisis implementasi PMA Nomor 8

Tahun 2018 yang merupakan hasil revisi dari PMA Nomor 18 Tahun 2015 dengan

melihat kasus hukum yang menjerat PPIU Solusi Balad Lumampah.

PT. SBL dalam menjalankan bisninya memberikan biaya umrah murah,

bonus untuk para agen, serta memberikan mekanisme cicilan. Menurut Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) mereka harus mensubsidi jamaah umrah promo dan

menutup biaya jamaah yang sudah berangkat. Di sini terjadi miss management

sebagaimana disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada banyak

kekurangan dalam PMA Nomor 18 Tahun 2015 yang membuat PT. SBL gagal

memberangkatkan jamaahnya. Di antaranya adalah mekanisme pelaporan

sebagaimana dalam pasal 25 ayat 2 yang mensyaratkan adanya pelaporan dari

pihak lain terkait pelanggaran yang muncul menyebabkan implementasi PMA

Nomor 18 Tahun 2015 ini dianggap pasif. Ditambah dengan lemahnya

pengawasan oleh pemerintah dan standar biaya yang belum ditentukan dalam

PMA ini. Hal ini kemudian mengakibatkan adanya upaya revisi oleh Pemerintah

dengan membuat regulasi tambahan yakni PMA Nomor 8 Tahun 2018. Di

dalamnya diatur biaya refrensi untuk jamaah umrah, batas maksimal

pemberangkatan dan juga pelarangan PPIU memberangkatkan jamaahnya

menggunakan dana talangan sebagaimana dalam pasal 12.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis, yakni dengan

mengungkapkan secara menyeluruh beberapa persoalan dan data-data yang

didapat selanjutnya dilakukan analisis berkaitan dengan data-data tersebut.

Terdapat tiga model analisis data kualitatif. Pertama, penyajian data, reduksi data

dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan nomenklatur judul skripsi ini, maka

skripsi ini bisa digolongkan kepada penelitian hukum normatif. Penelitian hukum

normatif (normative law research) adalah penelitian yang menggunakan studi

kasus normatif berupa produk hukum, yakni PMA Nomor 8 Tahun 2018 dan

PMA pembanding Nomor 18 Tahun 2015.

Meskipun PMA terbaru dianggap bisa mengatasi kegagalan sebelumnya

namun temuan kami menunjukkan bahwa PMA ini hanya menganalisa yang telah

terjadi dan belum sampai melakukan upaya antisipatif terhadap apa yang akan

terjadi, seperti kemunculan VFS Tasheel yang mewajibkan calon jamaah umrah

merekam data mereka untuk keperluan Visa. Yang ternyata adalah partner resmi

dan eksklusif dari Kementerian Luar Negeri (MOFA) Kerajaan Arab Saudi dalam

pengurusan visa Arab Saudi di seluruh dunia, dan belum bersinergi secara resmi

dengan pemerintah Indonesia. Belum lagi dengan mekanisme perapian travel

umrah yang belum memiliki izin, belum disinggung dalam PMA tersebut terkait

mekanisme pelaporannya dan penangannya, inilah mengapa regulasi pemerintah

sampai saat ini dianggap bersifat pasif. Dalam regulasi PMA Nomor 8 Tahun

2018 juga disinggung terkait pemeringkatan PPIU sebagai PPIU referensi. Yang

perlu menjadi perhatian juga adalah tentang bagaimana iklim bisnis dalam PPIU

ini tetap terjaga dan menguntungkan bagi semua pihak, tidak hanya calon jamaah

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

ii

umrah tetapi juga untuk seluruh pelaku bisnis. Tidak adanya upaya monopoli satu

PPIU karena telah memeroleh akreditasi dari pemerintah sedangkan yang lain

tidak, tetapi semuanya bisa bersaing dengan sehat.

Kata Kunci: Implementasi, PMA 18/2015, PMA 8/2018, PPIU, Travel umroh

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulispanjatkan ke hadirat Allah S.W.T., karena

berkat rahmat, nikmat serta karunia dari Allah SWT penulisdapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA

PMA) NO 8 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN

IBADAH UMRAH OLEH PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH

UMRAH (PPIU) - (Studi Kasus PT. Solusi Balad Lumampah)”. Sholawat serta

salam penulispanjatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam,

yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang

benderang ini.

Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan, arahan, dan serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., Selaku Rektor

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A., Dekan Fakultas Syariah Dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Hukum Dan Drs. Abu Thamrin, S.H., M.Hum., Selaku Sekretaris Program

Studi Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah berkontribusi dalam pembuatan skripsi ini.

4. Terkhusus Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., selaku dosen

pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta

kesabarang rampasan dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan

saran-saran yang sangat berharga kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Kepala Dan Staff Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membantu dalam menyediakan fasilitas yang memadai untuk penulis

mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.

6. Para narasumber dan pemberi informasi terkait tema skripsi yang telah

memberikan informasi dan memberikan data kepada penulis.

7. Orang tua, KH. Abdul Hamid Rozaq, Hj. Siti Cholisoh. Terima kasih telah

memberikan dukungan moral dan materil kepada penulis.

8. Saudari-saudari penulis Neng Alhimna Hikmah, Neng Siti Maimunah,Neng

Innani Mahnunah, Neng Qurrotu A‟yun, Neng Mutimmatus Sa‟adah Gus h.

Nafis Kurtubi, Gus Iqbal Yunani yang selalu menyemangati dan mendukung

penulis.

9. Para Guru, Asatidz, Kyai di YPI Al-Fatah Ploso, Pondok Pesantren Ploso,

Lirboyo, PPTQ Tawangsari-Mojokerto, Darus-Sunnah International Intitute

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

iv

for Hadith Sciences Ciputat, Zawiyah Ar-Raudhah Jakarta yang selalu

membimbing dan membantu penulis hingga sekarang.

10. Sahabat-Sahabat penulis yang selalu menemani di saat senang maupun sedih,

dan selalu membantu penulis, terkhusus sahabat makan dan mondar mandir

Misbahuddin LA.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis yang selalu ada untuk menyemangati

dan membantu penulis selama penulis berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Milzam El-Karami, Muhammad Yusuf, Tajam Teguh, Ahmad

Habibi, Risris Bayanillah, Akbar Thariq, Reinaldo Rianto, M. Farhan, Furqon

dan semua Sahabat di Konsentrasi Hukum Bisnis 2015.

12. Sahabat-sahabat Ilmu Hukum 2012 dan Hukum Bisnis 2015 yang selalu

membantu dan menyemangati pada saat kuliah.

13. Sahabat-sahabat penulis yang selalu ada untuk menyemangati penulis sejak di

el-Bukhari Intititute (Ebi), Bincang Syariah.

14. Teman-teman IMDAR 2015 Darus-Sunnah, TOEFL Fakultas Syariah,

Komunitas Temen LEAF PPSDM UIN Jakarta, COINS FSH, FOKDEM Dan

PMII komfaksyahum dan HMI Komfaksi yang sudah mewarnai hidup penulis

di dunia organisasi.

15. Sahabat-sahabat penulis selama KKN, Ayatullah Jazmi, Dede, Zainal Arifin,

Restu Juniansyah, Galang, Abdul Ajid dan semua kawan kawan KKN

CEMARA 2014 yang terus memberikan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

16. Semua pihak yang mendoakan dan mendorong penyelesaian penulisan

Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan tanpa mengurangi rasa kasih dan

terima kasih penulis,semoga semuanya dibalas kebaikan dunia dan akhirat,

amin.

Akhir kata dari penulis semoga Allah SWT membalas kebaikan dan kasih

sayang mereka yang telah mendukung penulis dengan kebaikan. Penulis juga

berharap rahmat Allah SWT agar skripsi ini dapat berguna untuk kedepannya dan

saran dan masukan kontruktif sangat bermanfaat buat penulis.

Jakarta, 15 Mei 2019

Penulis

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK.............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

PEDOMAN TRANSLITERASI...........................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah ………………………………………...…….…... 1

2. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah………………...….….... 6

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………....…...... 7

4. Tinjauan Kajian Terdahulu……………………..………………….…......... 8

5. Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran……………………….….….........11

6. Metode Penelitian……………………………………………….….....….... 14

7. Sistematika Penelitian…………………...……………………….…….........16

BAB II HUKUM BISNIS PPIU, PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR

18 TAHUN 2015 DAN NOMOR 8 TAHUN 2018

1. Tentang Hukum Bisnis PPIU………………………...……….……………17

2. Tentang PMA Nomor 18 Tahun 2015…………………………………….. 24

3. Tentang PMA Nomor 8 Tahun 2018……………………………………… 28

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

1. Sejarah PT. Solusi Balad Lumampah……………………………...………. 32

2. Struktur Perusahaan, Operasional, dan Izin Usaha………………………... 34

3. Manajemen Bisnis Perusahaan, Rekrutmen dan Pelayanan……………….. 36

BAB IV ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PMA NOMOR 18 TAHUN

2015 DAN PMA NOMOR 8 TAHUN 2018

1. Analisis PMA Nomor 18 Tahun 2015…………………………………....... 40

2. Analisis Implementasi PMA Nomor 8 Tahun 2018…….…………………. 46

3. Rekomendasi Untuk PMA Nomor 8 Tahun 2018………………………….. 51

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1. Simpulan ………………..…………………………….…………………… 60

2. Implikasi…………………..…………………………………………………61

3. Saran…………………......…………………………………………………..61

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..……..……..… 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………..………………………...………………..…65

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Untuk memudahkan penerapan alih aksara dalam penulisan tugas akhir,

pedoman alih aksara ini disusun dengan tidak mengikuti ketentuan salah satu versi

yang ada seperti Turabian, Library of Congress, Pedoman dari kementerian Agama,

dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, melainkan dengan

mengkombinasikan dan memodifikasi beberapa ciri hurufnya. Kendati demikian, alih

aksara versi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini disusun dengan logika yang sama.1

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

1 Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dalam Keputusan Rektor UIN Jakarta Nomor 507 Tahun 2017, h. 31

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

vii

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vocal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal,

ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

viii

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf

kamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

5. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda ( ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku

jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata ( الضرورة ) tidak ditulis ad-darûrah

melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

6. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika tamarbûtah tersebut diikuti oleh

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

ix

kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata

benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

8. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih

aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan

permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain.

Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh:

Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam

alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak

tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka

demikian

halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari

dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya

berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-

Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

9. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‘l), kata benda (ism), maupun huruf (harf)

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-

kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

x

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

1

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8

TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN

IBADAH UMRAH OLEH PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH

UMRAH (PPIU)

(Studi Kasus PT. Solusi Balad Lumampah)

A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis saat ini telah berkembang sangat pesat tidak terkecuali

dengan bisnis Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Hal ini

diakibatkan oleh kemajuan zaman yang tak terkendali, belum lagi dengan era

digital yang terus berkembang. Perlahan dan pasti model bisnis juga berkembang

dan persaingan juga semakin ketat. Tentu saja hal ini perlu ditangani dengan tepat

oleh pemerintah agar bisnis tetap teratur dan perlindungan terhadap konsumen

juga tetap terjaga.

Menurut Zaeny Asyhadi mengutip pendapat Richard Burton, kegiatan

bisnis1 memiliki pengertian sebagai kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang

atau badan usaha secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan

mengadakan barang-barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk

diperjualbelikan atau disewakan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Pengertian ini dapat dibedakan ke dalam tiga bidang. Pertama, usaha dalam arti

kegiatan perdagangan (commerce); kedua, usaha dalam arti kegiatan industri; dan

ketiga usaha dalam arti melaksanakan jasa-jasa (service).2 Ketiga-tiganya

memiliki titik temu yang sama, yakni usaha yang dilakukan untuk memperoleh

1 Dalam ilmu hukum, istilah bisnis mulanya tidak begitu populer dibandingkan dengan

hukum dagang dan hukum perusahaan. Namun belakangan hukum bisnis lebih dikenal

dibandingkan dengan hukum dagang maupun hukum perusahaan. Hal ini dipicu oleh lahirnya

istilah bisnis yang berasal dari bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris ini disebut dengan business

yang berarti a usually commercial or mercantile activity engaged in as a means of livelihood

(sebuah kebiasaan berniaga atau aktivitas perdagangan sebagai alat untuk mencari mata

pencaharian) atau bisa juga diartikan sebagai a commercial or sometimes an industrial enterprises

(sebuah perniagaan atau kadangkala sebuah usaha industri). Kata bisnis tersebut sangat perkasa

dengan bahasa Inggris sebagai bahasa dunia, yang mau tidak mau berdampak kepada

bertambahnya kosa kata dan istilah yang mesti diadopsi oleh seluruh masyarakat dunia, terutama

Indonesia. Lihat. www.merriam-webster.com/dictionary/businnes diakses pada 23 Oktober 2018 2 Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), h. 29

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

2

keuntungan baik dari pihak orang yang melakukan bisnis maupun konsumen

sebagai orang yang menerima barang atau jasa.

Beberapa tahun belakangan banyak sekali model bisnis sebagaimana

dalam pengertian ketiga dalam skema Richard Burton, yakni sektor usaha jasa

khususnya di bidang umrah3 yang gagal memberangkatkan jamaahnya. Mulai dari

First Travel, Abu Tour, SBL (Solusi Balad Lumampah), Rhaudhah Kharisma

Wisata, Maktour Tour & Travel dan beberapa travel umrah lainya. Ada beragam

alasan yang mengemuka di media. Dari yang terlalu murah mematok biaya bagi

para jamaah, hingga yang menggunakan skema ponzi4 dalam manajemen

bisnisnya. Pemerintah melalui Kementerian Agama kemudian memberikan sanksi

pencabutan izin terhadap PPIU tersebut yang jumlahnya mencapai 25 travel haji

dan umrah. 5

Jumlah tersebut dalam asumsi kami tidak seluruhnya terdeteksi, hal

ini disebabkan karena usaha PPIU belum terdata secara pasti berapa jumlahnya.

Ketika mereka tidak terdaftar pada kementerian Agama secara otomatis kegiatan

usaha mereka tidak diketahui oleh pemerintah. Itulah mengapa ada beberapa PPIU

bermasalah yang lolos dari pengawasan pemerintah dan ketahuan setelah banyak

terjadi korban.

Fenomena ini tentu saja tidak sesuai dengan prinsip hukum bisnis dalam

Islam. Prinsip hukum ekonomi atau bisnis Islam adalah keadilan dan kebaikan

3 Umrah adalah datang ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah umrah dengan syarat-

syarat yang ditentukan. Adapun perbedaan mendasar antara umrah dan haji adalah dalam

persoalan wukuf di Arafah. Hal ini disebabkan karena wukuf di Arafah hanya terjadi pada 9

Dzulhijjah pada bulan haji. Lihat Abdurachman Rochimi, Segala Hal Tentang Haji dan Umrah

(t.tp.: Erlangga, t.t.), h. 14 4 Merupakan model investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari

uang yang mereka miliki atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari

keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan operasi ini. Skema ini

biasanya membujuk investor baru dengan menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan

investasi lain, dalam jangka pendek dengan tingkat pengembalian yang terlalu tinggi atau luar

biasa konsisten. Kelangsungan dari pengembalian yang tinggi tersebut membutuhkan aliran yang

terus meningkat dari uang yang didapat dari investor baru untuk menjaga skema ini terus berjalan.

Dalam kasus biro perjalanan haji dan umrah di Indonesia, skema ini rupanya juga diadopsi oleh

First Travel sebagaimana hasil investigasi dari OJK setelah First Travel dilaporkan ke pihak

berwajib. Lihat Phonzi Schemes-Frequently Asked Question, U.S Securities and Exchange

Commission. U.S Securities and Exchange Commission, diakses pada 21 Oktober 2018; lihat juga

https://finance.detik.com/moneter/d-3571069/first-travel-diduga-pakai-skema-ponzi-apa-itu

diakses pada pada 21 Oktober 2018. 5 http://jateng.tribunnews.com/2017/08/28/inilah-daftar-25-biro-umrah-bermasalah-yang-

ditutup-simak-datanya diakses pada 23 Oktober 2018

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

3

berdasarkan tauhid. Ketauhidan dalam hal ini tidak selalu bermakna vertikal

antara hamba dan Tuhan, melainkan juga bermakna horisontal antara manusia

dengan manusia lainnya. Dalam Islam, sekurang-kurangnya bisnis harus

menghindari dua hal, pertama adalah menghindari gharār (ketidakpastian karena

tidak adanya informasi atau pengetahuan yang cukup-tipu daya), kedua adalah

menghindari untuk memberikan kelebihan tanpa kompensasi (faḍl māl bi lā

„iwāḍ).6 Praktik PPIU yang gagal memberangkatkan jamaahnya hingga menelan

kerugian milyaran rupiah di pihak jamaah atau bahkan triliyunan tentu saja

merupakan gharār yang tidak diperbolehkan.

Tidak saja melanggar prinsip hukum bisnis dalam Islam, PPIU semacam

ini juga melanggar undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah

termasuk undang-undang perlindungan konsumen. Dalam Peraturan Menteri

Agama yang selanjutnya disebut PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah dalam Pasal 2 disebutkan bahwa

penyelenggaraan ibadah umrah dilaksanakan berdasarkan asas keadilan,

profesionalitas, transparansi dan akuntabilitas. Ketika Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah (PPIU) tidak mampu mengoperasikan usahanya dengan adil,

profesional, transparan dan akuntabel maka hal ini akan merugikan dua belah

pihak, baik PPIU itu sendiri dan juga calon jamaah umrah.

Pemerintah menilai banyaknya kegagalan ini diakibatkan karena

manajemen rekrutmen yang mematok biaya terlalu murah bagi calon jamaah

umrah sehingga dalam hal ini pemerintah perlu merevisi PMA Nomor 18 Tahun

2015 menjadi PMA Nomor 8 Tahun 2018. Dalam PMA terbaru pemerintah

memberikan standar referensi untuk biaya perjalanan umrah. Pemerintah juga

melakukan pengawasan lebih ketat dan menjelaskan kewajiban yang harus

ditunaikan oleh PPIU kepada jamaah umrahnya secara lebih detil menyangkut

banyak hal dibandingkan dengan PMA sebelumnya. Langkah sigap pemerintah

cukup tepat untuk mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari. Di samping

menetapkan standar biaya umrah yakni minimum 20 juta, pemerintah juga

6 Asep Saepudin Jahar, dkk. Hukum Keluarga, Pidana dan Bisnis (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2013), h. 230-231

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

4

memberikan batas maksimal pemberangkatan jamaah yaitu 6 bulan setelah

pendaftaran dan mewajibkan PPIU untuk melaporkan setiap jamaah yang telah

terdaftar kepada Direktorat Jendral Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.7

PMA Nomor 18 Tahun 2015 dengan demikian dianggap kurang

memberikan perlindungan kepada konsumen, itu mengapa pemerintah perlu

melakukan revisi terhadap PMA tersebut. Hal ini terlihat bagaimana banyak sekali

PPIU yang sebelumnya telah mendapatkan izin resmi dari pemerintah melalui

kementerian Agama, namun didapati bermasalah di kemudian hari. Seperti yang

terjadi pada PPIU PT. Solusi Balad Lumampah (SBL) yang berkantor pusat di

Bandung. PPIU SBL sendiri didirikan pertama kali pada tahun 2011 oleh Bapak

H. Aom Juang Wibowo SN, Bapak H. Eri Ramdani dan Bapak Ronnie Kustiawan,

S.Pd. PPIU SBL telah mendapatkan izin berbisnis menyelenggarakan perjalanan

ibadah umrah dari banyak kementerian, di antaranya Kementerian Pariwisata,

Kementerian Hukum dan Ham,8 dan dari Kementerian Agama pada tahun 2016.

Sayang pada 27 Maret 2018 izin dari Kementerian Agama dicabut gara-gara SBL

terbukti melakukan pelanggaran. 9

Belakangan diketahui bahwa SBL hanya mengantongi izin umrah dari

Kemenag, namun ternyata ia juga memberikan pelayanan haji kepada jamaahnya.

SBL juga menawarkan paket umrah seharga 18 juta dengan skema ponzi atau

money game dan menurut Polda Jabar, SBL gagal memberangkatkan jamaahnya

sebanyak 12.845 orang dengan total kerugian mencapai 300 Milyar.10

Setelah

beberapa bulan kasusnya ditangani oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Bandung akhirnya Pimpinan SBL, Bapak H. Aom Juang Wibowo SN divonis

hukuman 2 tahun penjara dengan denda 100 juta rupiah.

Meskipun pada tiga tahun belakangan banyak PPIU yang gagal

memberangkatkan jamaahnya, namun hal ini tidak menyurutkan minat jamaah

7 A. Muchaddam Fahham, Penyelenggaraan Ibadah Umrah: Akar Masalah dan

Penanganannya (Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 2018), h. 15 8 http://4paketumroh.blogspot.com/p/profil-company.html diakses pada 28 Februari 2019

9 https://tirto.id/izin-abu-tours-dan-tiga-travel-umrah-lainnya-dicabut-kemenag-cGPw,

diakses pada 28 Februari 2019 10

https://www.liputan6.com/news/read/3251837/jerat-maksimal-bos-travel-umrah-sbl,

diakses pada 28 Februari 2019

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

5

umrah untuk berkunjung ke Mekah. Otoritas Umum Statistik (GaStat) di Arab

Saudi merilis data statistik yang menunjukkan, bahwa sebanyak 19.079.306

jamaah menjalankan ibadah Umrah pada 2017. Laporan statistik tersebut

mengutip data yang tercatat di Kementerian Haji dan Umrah Saudi. Menurut

laporan tersebut, sebanyak 6.532.074 jamaah umrah datang dari luar Arab Saudi.

Sementara sebanyak 12.547.232 jamaah domestik (Saudi dan Non-Saudi)

melaksanakan Umrah tahun lalu. Kementerian Urusan Haji dan Umrah Kerajaan

Arab Saudi sendiri menyebutkan, jumlah visa yang diterbitkan untuk umrah

mencapai 6,75 juta pada 2017. Jumlah ini tumbuh hampir 6% dibandingkan tahun

sebelumnya sebanyak 6,39 juta visa umrah yang diterbitkan. 11

Izin pendirian PPIU setidaknya terkait dengan 4 kementerian. Yakni

Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan Ham, Kementerian Pariwisata,

dan Kementerian Keuangan. Hal ini tertera dalam PMA pasal 5 Nomor 18 Tahun

2015 yang menyebut bahwa Pendirian Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah

(PPIU) harus terlebih dahulu memeroleh izin operasional dari Direktur Jendral

atas nama Menteri. Di samping itu PPIU juga harus memenuhi beberapa syarat; a.

Pemilik dalam akta perusahaan warga negara Indonesia, beragama Islam dan tidak

sebagai PPIU lain; b. Memiliki susunan kepengurusan perusahaan; c. Memiliki

izin usaha biro perjalanan wisata dari dinas pariwisata setempat yang beroperasi

minimal dua tahun; d. Memiliki akta Notaris pendirian perseroan terbatas yang

disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; e. Memiliki surat

keterangan domisili perusahaan; dan yang terakhir memiliki surat keterangan

terdaftar dari Direktorat Jenderal Pajak kementerian Keuangan dan fotokopi

NPWP atas nama perusahaan.

Dari beberapa persoalan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana

PPIU yang telah gagal memberangkatkan jamaahnya dalam

mengimplementasikan PMA Nomor 18 Tahun 2015 dan apakah PMA revisi

Nomor 8 Tahun 2018 telah sesuai? Apakah PPIU tersebut telah menjalankan

peraturan perundang-undangan yang ada dengan tepat ataukah tidak? Apakah

justru PMA tersebut kurang ketat dan mengakibatkan banyaknya PPIU yang gagal

11

https://www.stats.gov.sa/en/news/255

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

6

memberangkatkan jamaahnya? Untuk itu judul skripsi yang ingin kami angkat di

sini adalah “Implementasi Peraturan Menteri Agama (PMA) No 8 Tahun

2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah oleh

Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) (Studi Kasus PT. Solusi

Balad Lumampah).”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dideskripsikan, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

a. Berkaitan dengan peraturan perundang-undangan mengatur biro perjalanan

umrah.

b. Beberapa hal yang diatur dalam PMA (Peraturan Menteri Agama) baik

tahun 2015 dan 2018 terkait dengan PPIU.

c. Fungsional Kementerian Agama dan Kementerian terkait dalam

melakukan pengawasan dan memberikan perizinan terhadap biro umrah.

d. Berkaitan dengan PPIU dalam menjalankan bisnisnya.

e. Berkaitan dengan PMA yang diimplementasikan oleh biro perjalanan

umrah.

f. Implementasi biro perjalanan umrah dan PMA dalam melindungi hak-hak

konsumen.

2. Pembatasan Masalah

Sebagaimana disebutkan di dalam identifikasi masalah di atas, terlihat

bahwa persoalan yang muncul dalam PPIU adalah terkait dua hal penting;

Pertama adalah implementasi PPIU terhadap PMA Nomor 18 Tahun 2015 dan

kedua adalah PMA Nomor 18 Tahun 2015 yang kurang mengikat bagi PPIU.

Oleh sebab itu, skripsi ini akan dibatasi kepada beberapa persoalan terkait PPIU

dan PMA Nomor 18 Tahun 2015 sebagaimana berikut:

a. Biro Perjalanan Umrah atau PPIU yang dicabut izinnya oleh Kementerian

Agama dalam hal ini adalah PT. Solusi Balad Lumampah.

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

7

b. PMA Nomor 18 Tahun 2015 dan sebagai perbandingan PMA Nomor 8

Tahun 2018.

3. Perumusan Masalah

Kasus PPIU bermasalah menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah sebagai

regulator, hal ini disebabkan karena bukan satu dua PPIU saja yang mengalami

hal ini, namun banyak sekali PPIU yang bermasalah. Ada banyak alasan mengapa

PPIU gagal memberangkatkan jamaahnya, di antaranya karena mereka tidak

menjalankan bisnis mereka sesuai aturan yang ada. Oleh sebab itu perlu adanya

analisis dan deskripsi mengenai problematika yang terjadi dalam bisnis umrah

semacam ini, utamanya yang menimpa PT. Solusi Balad Lumampah.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan pokok

permasalahan dari penelitian ini sebagaimana berikut:

a. Bagaimana PT. Solusi Balad Lumampah mengimplementasikan PMA

Nomor 18 Tahun 2015?

b. Apakah PMA Nomor 8 Tahun 2018 efektif untuk mengontrol PPIU di

Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Disusunnya penelitian skripsi ini adalah untuk beberapa tujuan berikut:

1. Untuk menggambarkan dan menganalisis PMA Nomor 18 Tahun 2015

yang berlaku pada PPIU berkaitan dengan implementasi PMA tersebut

oleh para pelaku usaha umrah.

2. Untuk menguji dan menjelaskan terkait efektifitas PMA revisi Tahun 2018

dalam mengontrol PPIU ke depannya.

3. Untuk Memaparkan hasil analisis yang ada berkaitan dengan sinergitas

pemerintah dengan PPIU agar sesuai prinsip ekonomi yang berkeadilan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini, diharapkan penelitian ini

dapat berkontribusi baik secara teoritis maupun praktis sebagaimana berikut:

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

8

a. Penelitian ini diharapkan menambah wacana keilmuan baru pada progam

Syariah dan Hukum, khususnya berkaitan dengan biro perjalanan umrah.

b. Secara praktis penelitian ini dimungkinkan memberikan masukan kepada

lembaga-lembaga atau otoritas-otoritas terkait untuk menelaah ulang

bagaimana regulasi tentang perjalanan umrah diimplementasikan.

c. Secara teori penelitian ini akan dapat mengungkap fakta dibalik kegagalan

PPIU dan dari sudut mana biro perjalanan umrah tersebut melanggar PMA

Nomor 18 Tahun 2015.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang membahas persoalan yang hampir sama

dengan penelitian yang kami lakukan dengan beberapa perbedaan mendasar di

antaranya adalah:

Pertama, penelitian skripsi tahun 2014 yang berjudul “Studi Evaluasi

Penerapan Etika Bisnis Pada Biro perjalanan Haji dan Umrah (Studi Kasus PT.

Arminareka Perdana)” disusun oleh Pramana Wijaya, mahasiswa Fakultas Syariah

dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam skripsinya ia

mengungkapkan fakta bahwa Biro Perjalanan Haji dan Umrah tersebut PT.

Arminareka Perdana telah sesuai dengan etika bisnis yang berlaku, hal ini

dikarenakan Biro ini telah menepati seluruh janji yang diberikan kepada

konsumen dan telah memenuhi semua aksioma dasar etika bisnis Islam. Penelitian

ini sendiri dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan

menyertakan kuesioner kepada 30 responden. Sedikit berbeda dengan penelitian

kami, penelitian ini hanya berfokus pada implementasi PPIU PT. Solusi Balad

Lumampah terhadap PMA Nomor 18 Tahun 2015.

Kedua, Jurnal yang dirilis oleh Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI

berjudul “Penyelenggaraan Ibadah Umrah: Akar Masalah dan Penanganannya”

ditulis oleh A. Muchaddam Fahham. Tulisan ini merespon kasus yang sama yang

tengah dirisaukan oleh peneliti skripsi ini, di mana banyak sekali kegagalan yang

terjadi di kalangan PPIU dalam memberangkatkan jamaahnya. Dari hasil

kajiannya, Muchaddam Fahham menyebutkan bahwa masalah yang muncul

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

9

dalam penyelenggaraan ibadah umrah disebabkan oleh lemahnya regulasi dan

lemahnya pengawasan penyelenggaraan ibadah umrah. Oleh karena itu,

Pemerintah perlu melakukan penguatan regulasi dan pengawasan

penyelenggaraan ibadah umrah. DPR RI perlu memastikan bahwa regulasi baru

penyelenggaraan ibadah umrah dalam bentuk Peraturan Menteri yang diterbitkan

oleh Kementerian Agama dapat segera diimplementasikan untuk menjamin

penyelengggaraan ibadah umrah yang lebih baik.12

Sedikit berbeda dengan yang diteliti oleh Muchaddam Fahham, skripsi

kami hendak mengukur sejauh mana keefektifan PMA terbaru 2018 yang disusun

oleh Kementerian Agama untuk mengatur PPIU dengan melihat secara spesifik

kasus yang menimpa PT. Solusi Balad Lumampah.

Ketiga, penelitian skripsi tahun 2015 yang berjudul “Manajemen

Pelayanan Biro Perjalanan Haji dan Umrah (Studi Kasus di Sultan Agung Tour &

Travel Semarang)”. Skripsi ini disusun oleh Furqon Mukminin pada Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan analisis

deskriptif kualitatif sebagai metode analisis datanya. Dari dua pertanyaan yang

ingin diketahui oleh penulis, yakni: Bagaimana biro perjalanan Sultan Agung

Tour & Travel Semarang memberikan pelayanan haji dan umrah? Dan seperti apa

faktor yang mendukung dan menghambat dalam melaksanakan pelayanan untuk

ibadah haji dan umrah? Ditemukan jawaban bahwa biro ini memberikan

pelayanan yang baik dan sesuai, mereka memiliki komitmen untuk selalu bekerja

profesional dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada jamaah. Faktor yang

mendukung suksesnya biro perjalanan umrah ini adalah fasilitas mereka yang

memadai di antaranya hotel bintang 4 atau 5, unit dokter yang selalu siap sedia

dan adanya transportasi yang memadai. Adapun faktor penghambat di sini adalah

menu makanan yang tidak sesuai dengan keinginan jamaah dan penundaan

penerbangan karena faktor cuaca, hal ini memicu banyak komplain dari jamaah.

12

A. Muchaddam Fahham, Penyelenggaraan Ibadah Umrah: Akar Masalah dan

Penanganannya, h. 13

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

10

Pada dasarnya skripsi ini tidak berkaitan langsung dengan apa yang kami

teliti, hanya saja latar belakang penelitian skripsi ini memiliki kesamaan dengan

apa yang menjadi konsen kami. Penulis skripsi melihat bahwa banyak biro haji

dan umrah yang akhirnya gagal memberangkatkan jamaahnya sehingga

mengakibatkan kerugian bagi para jamaah diakibatkan oleh manajemen pelayanan

yang kurang profesional. Dalam kasus ini, ia merasa perlu untuk melihat

bagaimana manajemen yang ada dalam biro perjalanan travel haji dan umrah

tersebut.13

Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh penulis skripsi, yang ingin

kami teliti adalah hukum bisnis yang dijalankan oleh PPIU yang gagal

memberangkatkan jamaahnya. Bagaimana fakta yang terjadi di lapangan yang

mengakibatkan perusahaan gagal. Dengan demikian sudah barang tentu studi

kasus yang kami ambil juga berbeda dengan apa yang ditulis oleh penulis skripsi

di atas.

Keempat, skripsi yang ditulis oleh Fitria pada Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Kasim Riau yang berjudul “Strategi Travel Arminareka

Perdana Cabang Pekanbaru dalam Menarik Calon Jamaah Haji dan Umrah

Ditinjau dari Perspektif Islam.” Penulis skripsi ingin mengungkapkan bagaimana

biro haji dan umrah ini melakukan rekrutmen jamaah, apakah sesuai dengan

prinsip ekonomi Islam atau tidak? Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Travel

Arminareka Perdana telah menjalankan bisnisnya sesuai dengan prinsip-prinsip

ekonomi syariah yang berkeadilan. Penelitian ini dilakukan dengan metode

induktif-kualitatif. Adapun data-datanya diperoleh melalui wawancara sebanyak

12 orang yang terkait dengan Travel ini, penulis juga melakukan studi

kepustakaan untuk memeroleh data terkait.

Yang dilakukan Fitria adalah melakukan analisis terhadap strategi

rekrutmen oleh salah satu biro haji dan umrah yang ada di Pekanbaru, apakah

strategi tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah dalam ekonomi Islam ataukah tidak.

Berbeda dengan yang dilakukan oleh Fitria, yang hendak kami lakukan adalah

meneliti biro haji dan umrah yang kedapatan bermasalah terkait bagaimana

13

Furqon Mukminin, Skripsi: Manajemen Pelayanan Biro Perjalanan Haji dan Umrah

(Studi Kasus di Sultan Agung Tour & Travel Semarang), h. x

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

11

mereka menjalankan bisnisnya, apakah telah sesuai dengan hukum bisnis yang

berlaku ataukah tidak. Di samping itu, tentu saja studi kasus yang kami lakukan

akan berbeda mengingat biro perjalanan yang kami tunjuk adalah PT. Solusi

Balad Lumampah (SBL).

F. Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran yang dipakai oleh peneliti adalah deskriptif analitis,

yakni dengan mengungkapkan secara menyeluruh beberapa persoalan dan data-

data yang didapat selanjutnya dilakukan analisis berkaitan dengan data-data

tersebut. Terdapat tiga model analisis data kualitatif. Pertama, penyajian data,

reduksi data dan penarikan kesimpulan.14

Berdasarkan nomenklatur judul skripsi ini, maka skripsi ini bisa

digolongkan kepada penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif

(normative law research) sendiri adalah penelitian yang menggunakan studi kasus

normatif berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji undang-undang.

Pokok kajiannya adalah hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah

yang belaku dalam masyarakat dan menjadi acuan perilaku setiap orang. Sehingga

penelitian hukum normatif berfokus pada inventarisasi hukum positif, asas-asas

dan doktrin hukum, penemuan hukum dalam perkara in concreto, sistematik

hukum, taraf sinkronisasi, perbandingan hukum dan sejarah hukum.15

Dari pengertian yang disampaikan oleh Abdul Kadir Muhammad terkait

penelitian hukum normatif di atas, maka tepat sekali untuk mengategorikan skripsi

yang berjudul “Implementasi PMA No 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah oleh Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU)

(Studi Kasus PT. Solusi Balad Lumampah)” dalam penelitian hukum normatif.

Oleh sebab itu, landasan teori yang akan digunakan dalam menyusun teori ini

adalah deskriptif analitis dengan pendekatan penelitian hukum normatif.

14

Ivanivic Agusta, “Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif” dimuat dalam

Academia.rdu, 2015, h. 10 15

Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, Cet. 1, 2004), hal. 52

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

12

Untuk memperdalam teori dalam skripsi ini, terdapat dua teori yang patut

dipertimbangkan. Pertama adalah teori efektivitas hukum dari Soerjono Soekanto.

Menurut Soekanto, terdapat 5 hal yang dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai

efektivitas hukum.16

1. Faktor Hukum; Hukum berfungsi untuk keadilan, kepastian dan

kemanfaatan. Dalam praktik penyelenggaraan hukum di lapangan ada

kalanya terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan.

Kepastian Hukum sifatnya konkret berwujud nyata, sedangkan

keadilan bersifat abstrak sehingga ketika seseorang hakim memutuskan

suatu perkara secara penerapan undang-undang saja maka ada kalanya

nilai keadilan itu tidak tercapai. Maka ketika melihat suatu

permasalahan mengenai hukum setidaknya keadilan menjadi prioritas

utama. Karena hukum tidaklah semata-mata dilihat dari sudut hukum

tertulis saja.

2. Faktor Penegakan Hukum; Dalam berfungsinya hukum, mentalitas

atau kepribadian petugas penegak hukum memainkan peranan penting,

kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas petugas kurang baik, ada

masalah. Selama ini ada kecenderungan yang kuat di kalangan

masyarakat untuk mengartikan hukum sebagai petugas atau penegak

hukum, artinya hukum diidentikkan dengan tingkah laku nyata petugas

atau penegak hukum. Sayangnya dalam melaksanakan wewenangnya

sering timbul persoalan karena sikap atau perlakuan yang dipandang

melampaui wewenang atau perbuatan lainnya yang dianggap

melunturkan citra dan wibawa penegak hukum. Hal ini disebabkan

oleh kualitas yang rendah dari aparat penegak hukum tersebut.

3. Faktor Sarana atau Fasilitas Pendukung; Faktor sarana atau fasilitas

pendukung mencakup perangkat lunak dan perangkat keras, Menurut

Soerjono Soekanto bahwa para penegak hukum tidak dapat bekerja

dengan baik, apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan alat-alat

16

Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 5

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

13

komunikasi yang proporsional. Oleh karena itu, sarana atau fasilitas

mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penegakan hukum.

Tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut, tidak akan mungkin

penegak hukum menyerasikan peranan yang seharusnya dengan

peranan yang aktual.

4. Faktor Masyarakat; Penegak hukum berasal dari masyarakat dan

bertujuan untuk mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Setiap

warga masyarakat atau kelompok sedikit banyaknya mempunyai

kesadaran hukum. Persoalan yang timbul adalah taraf kepatuhan

hukum, yaitu kepatuhan hukum yang tinggi, sedang, atau kurang.

Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakat terhadap hukum,

merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan.

5. Faktor Kebudayaan; Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai-nilai

yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai mana yang merupakan

konsepsikonsepsi yang abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga 21 Ibid. Hal. 8 22 Ibid. Hal. 21 23 Ibid. Hal. 37 27 dituruti)

dan apa yang dianggap buruk (sehinga dihindari). Maka, kebudayaan

Indonesia merupakan dasar atau mendasari hukum adat yang berlaku.

Disamping itu berlaku pula hukum tertulis (perundangundangan), yang

dibentuk oleh golongan tertentu dalam masyarakat yang mempunyai

kekuasaan dan wewenang untuk itu. Hukum perundang-undangan

tersebut harus dapat mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari

hukum adat, agar hukum perundangundangan tersebut dapat berlaku

secara aktif.

Adapun teori selanjutnya yang patut dipertimbangkan adalah teori

Lawrence Friedman tentang Teori Sistem Hukum. Menurut Lawrence Meir

Friedman berhasil atau tidaknya Penegakan hukum bergantung pada: Substansi

Hukum, Struktur Hukum/Pranata Hukum dan Budaya Hukum. Pertama: Substansi

Hukum: Dalam teori Lawrence Meir Friedman hal ini disebut sebagai sistem

substansial yang menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan.

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

14

Substansi juga berarti produk yang dihasilkan oleh orang yang berada dalam

sistem hukum yang mencakup keputusan yang mereka keluarkan atau aturan baru

yang mereka susun. Struktur hukum , yaitu kerangka bentuk yang permanen dari

sistem hukum yang menjaga proses tetap berada di dalam batas-batasnya. Struktur

terdiri atas: jumlah serta ukuran pengadilan, jurisdiksinya (jenis perkara yang

diperiksa serta hukum acara yang digunakan), termasuk di dalam struktur ini juga

mengenai penataan badan legislatif. Adapun budaya hukum dimaknai sebagai

suasana pikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum

digunakan, dihindari, atau disalahgunakan. Dan yang terakhir adalah dampak

hukum, merupakan impact yang ditimbulkan dari adanya hukum.17

G. Metode Penelitian

Untuk memberikan gambaran terkait penelitian ini, peneliti akan

menjabarkan beberapa hal penting yang berhubungan dengan jenis penelitian,

sumber penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang akan

digunakan, yaitu:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini ditulis dalam penelitian kualitatif18

. Dilihat dari sifatnya,

penelitian ini masuk ke dalam penelitian deskriptif-analisis dan analisis kritis.

Peneliti akan menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena yang berkaitan

dengan PPIU dilihat bagaimana mereka mengimplementasikan PMA Nomor 18

Tahun 2015. Setelah itu peneliti akan menganalisis hasil dari deskripsi yang

dilakukan untuk memeroleh gambaran utuh terkait problematika yang ada.

2. Sumber Penelitian

Sumber data dalam penelitian adalah subjek di mana suatu data itu

didapatkan. Ini terbagi ke dalam dua macam. Pertama adalah sumber data primer,

17

Lawrence M. Friedman, Sistem Hukum; Perspektif Ilmu Sosial (The Legal System ; A Social

Science Perspective, (Bandung: Nusa Media, 2009), h. 33 18

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk menjelaskan fenomena

yang dialamai oleh pelaku atau subyek penelitian seperti persepsi, perilaku, motivasi, tindakan,

dan lain-lain. Dilakukan dengan cara holistik dan melalui penjelasan dalam bentuk verbal dan

bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode alamiah. Lihat.

Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 6

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

15

adalah data yang dijumpai langsung dari sumber pertama di lapangan.19

Yang

pertama adalah data hasil wawancara dengan mewawancarai pihak-pihak yang

terlibat langsung dengan PPIU yang dijadikan studi kasus. Kedua adalah

Peraturan Menteri Agama sebagai regulator baik PMA tahun 2015 atau PMA

tahun 2018.

Adapun sumber data sekunder adalah data yang didapat dari orang yang

meneliti dari beberapa sumber yang telah ada. Data ini biasanya sudah tersusun

dalam bentuk dokumen.20

Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa literatur,

seperti “Hukum Bisnis” karya Zaeni Asyhadi, “Hukum Keluarga, Pidana dan

Bisnis” karya Asep Saepudin Jahar, website Kementerian Agama, dan banyak lagi

yang lainnya.

3. Pengumpulan Data

Dalam hal ini metode pengumpulan data yang kami lakukan adalah

dengan penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan membaca dan

mengumpulkan literatur-literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan tema

yang diteliti.

Dalam kasus PT. Solusi Balad Lumampah, informasi terkait PPIU ini juga

didapatkan -kalau tidak dikatakan kebanyakan- dari beberapa media kenamaan di

Indonesia yang memberitakan PPIU ini, mulai dari awal mula ditersangkakan

sampai kemudian dijatuhkan vonis. Di samping itu, data-data digital lain yang

diperoleh dari website-website atau blog-blog yang berkaitan langsung dengan

PPIU ini juga akan menjadi sumber data yang akan kami gunakan. Meski

demikian, data primer fisik atau non-digital dari PT. Solusi Balad Lumampah

akan tetap menjadi data utama atau primer dalam penelitian ini.

Di samping itu pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara yaitu

percakapan antara dua pihak dengan maksud dan tujuan tertentu.21

Wawancara

dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait untuk langsung mendapatkan

informasi yang akurat berkaitan dengan tema yang tengah diteliti, baik itu

19

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Grafindo, 1998), h. 84 20

Iqbal Hasan, Analisis Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 84 21

Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 135

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

16

wawancara dari pihak korban, penyelenggara usaha, maupun dari pihak berwajib

yang menangani kasus ini.

H. Sistematika Penelitian

Penulisan skripsi ini, akan kami susun dalam lima bab. Masing-masingnya

akan kami jabarkan secara sederhana sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang akan menguraikan sub-sub

bahasan yang terdiri dari poin-poin yang telah kami paparkan dalam proposal ini.

Antara lain adalah latar belakang masalah, rumusan masalah, dan seterusnya. Bab

ini sangat urgen karena sebab ia medeskripsikan gambaran awal kepada pembaca

tentang keseluruhan isi pada bab-bab berikutnya termasuk pendekatan, serta

tujuan yang ingin dicapai berikut manfaat yang akan diraih dalam penelitian.

Bab kedua berisi tentang landasan teori: Pertama, PMA Nomor 18 Tahun

2015, tafsiran dan implementasinya; Kedua PMA Nomor 8 Tahun 2018 terkait

tafsiran dan implementasinya. Kemudian kajian pustaka dan kerangka berfikir.

Bab ketiga berisi gambaran umum perusahaan: Pertama, tentang sejarah

perusahaan; Kedua tentang operasional usaha, mulai dari struktur hingga izin

usaha; Ketiga, tentang manajamene perusahaan meliputi manajemen bisnis,

rekrutmen dan pelayanan.

Bab keempat berisi data dan temuan penelitian yakni tentang PPIU dalam

kaitannya menjalankan PMA Nomor 18 Tahun 2015. Pertama Analisis

Implementasi PPIU terhadap PMA Nomor 18 Tahun 2015. Kedua, Kekurangan

dan Kelebihan PMA Nomor 18 Tahun 2015; Ketiga kekurangan dan Kelebihan

PMA Nomor 8 Tahun 2018. Dan pembahasan yang berisi rekomendasi dari hasil

penelitian; rekomendasi untuk PMA Nomor 8 Tahun 2018.

Bab kelima berisi penutup yang meliputi simpulan, implikasi dan saran.

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

17

BAB II

HUKUM BISNIS PPIU, PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 18

TAHUN 2015 DAN NOMOR 8 TAHUN 2018

1. Tentang Hukum Bisnis PPIU

Haji dan umrah adalah ibadah umat Islam yang terhitung mahal, itu

sebabnya maka Allah SWT hanya mensyaratkan orang-orang yang mampu saja

untuk melaksanakannya. Sebagaimana firman Allah dalam surah āli „Imrān (97)

berikut:

لع يبت حج ٱنلهاس ولله تطاع من ٱلب ومن كفر فإنه ٱسب إلبه سبيلا غن عن ٱلله

٩٧ ٱلبعلمي

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)

orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa

mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak

memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Karena ibadah ini termasuk mahal dan memiliki prospek bisnis yang

besar, maka banyak travel umrah yang eksis dan menjamur di Indonesia. Dan

pemerintah merasa perlu untuk membuat seperangkat aturan terkait hal ini, untuk

mengatur dan mengawasi.

Seperangkat aturan tersebut tertuang dalam Undang-undang No. 13 Tahun

2008 tentang penyelenggaraan Haji serta perubahannya melalui Undang-undang

No. 34 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah No 79 tahun 2012 tentang Usaha

Perasuransian dan Peraturan Menteri Agama (PERMENAG) No 8 tahun 2018

tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah serta aturan-aturan lain

semisal Undang-undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(UUPK) yang dapat memperkuat penyelengga-raan perjalanan haji dan umrah

tersebut. Semua aturan tersebut dijelaskan melalui PMA Nomor 18 Tahun 2015

dan PMA Nomor 8 Tahun 2018.22

22

Sihabuddin Mukhlis, Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah, (Bandung: Jurnal al-Syariah, Vol 20, Nomor 1, 2018), h. 1

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

18

Dalam salah satu prolog dari hukum rakyat Franka Salis, lex Salica (kira-

kira 500 tahun sebelum masehi) menyebutkan bahwa tujuan hukum adalah

mengatur pergaulan hidup secara damai. Hukum menghendaki perdamaian. Apa

yang disebut dengan tertib hukum disebut dengan damai (vrede). Keputusan

hakim disebut dengan vredeban, kejahatan berarti pelanggaran perdamaian

(vredebreuk), penjahat dinyatakan tidak damai (vredeloos), yaitu dikeluarkan dari

perlindungan hukum.23

Perdamaian di antara manusia dipertahankan oleh hukum dengan

melindungi kepentingan-kepentingan manusia yang tertentu, kehormatan,

kemerdekaan, jiwa, harta benda, dan sebagainya agar tidak merugi.

Kepentingan-kepentingan manusia, baik perseorangan ataupun golongan

berbeda-beda satu sama lain. Pertentangan kepentingan ini akan mengakibatkan

pertikaian atau bahkan menimbulkan peperangan jika hukum tidak bertindak

sebagai perantara untuk mempertahankan perdamaian. Dan hukum

mempertahankan perdamaian dengan menimbang kepentingan yang bertentangan

secara teliti dan seimbang antara satu dengan lainnya. Tujuan damai yang ingin

dicapai oleh hukum tidak akan terwujud jika hukum tidak berlaku adil bagi

kepentingan manusia. Adil dalam artian terdapat keseimbangan antara

kepentingan-kepentingan yang dilindungi dan sejauh mana orang mendapatkan

bagian yang layak untuk mereka.24

Aristoteles beberapa abad silam pernah menyinggung tentang keadilan

dalam karyanya “Rhetorica”. Menurutnya keadilan terbagi ke dalam dua macam,

keadilan distributif dan keadilan komutatif.25

Keadilan distributif adalah keadilan

yang memberikan tiap-tiap orang jatah menurut jasanya, ia tidak menuntut supaya

tiap-tiap orang mendapatkan bagian yang sama banyaknya, bukan persamaan

melainkan persebandingan. Seperti jabatan menteri yang diberikan dalam undang-

undang dasar Belanda yang didasarkan atas jasa-jasa dan kepatutan untuk

23

L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terj. Oetarid Sadino, (Jakarta: PT. Kresna

Prima Persada, 2009), h. 10-11 24

L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terj. Oetarid Sadino, h. 11 25

Hikmahanto Juwana, Teori Hukum, (UI: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, t.th.),

h. 46

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

19

memerolehnya. Dalam pengertian tidak semua orang layak menerimanya. Sama

halnya dengan UUD 1945 pasal 6 yang mengatur pencalonan presiden dan wakil

presiden, memang seluruh WNI yang lahir di Indonesia berhak mencalonkan diri,

namun dengan kualifikasi yang juga ditetapkan oleh Undang-Undang.26

Itu

artinya tidak seluruh WNI layak untuk mencalonkan diri sebagai capres-cawapres,

hanya yang memenuhi syarat saja yang diperbolehkan oleh Undang-Undang.

Kedua adalah keadilan komutatif, menurut Aristoteles keadilan ini

memberikan hak kepada semua orang dengan bagian yang sama banyaknya tidak

melihat kepada jasa-jasa perseorangan. Hal ini memegang peranan dalam tukar-

menukar, pertukaran barang dan jasa di mana prinspi keadilan yang dibangun

adalah persamaan.27

Beberapa tahun ini bisnis yang menghebohkan dengan banyaknya

kegagalan dalam perjalanan bisnisnya adalah travel umrah28

atau yang dalam

bahasa hukumnya disebut dengan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah

(PPIU). Menurut Zaeny Asyhadi mengutip pendapat Richard Burton, kegiatan

bisnis29

memiliki pengertian sebagai kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang

26

Bunyi dari pasal 6 Undang-Undang 1945 adalah: 1) Calon Presiden dan calon Wakil

Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima

kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta

mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan

Wakil Presiden; 2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut

dengan undang-undang. Lihat Salinan PDF, Undang-Undang Dasar 1995, h. 2 27

L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terj. Oetarid Sadino, h. 12 28

Pada tahun 2018 saja, media online yang memberitakan tentang banyaknya kegagalan

PPIU cukup banyak dan masif. Beberapa media yang memberitakan kegagalan sejumlah PPIU

adalah tirto.id, cnbcindonesia.com, liputan6.com, detik.com, merdeka.com, republika.co.id,

bbc.com, belum lagi situs-situs resmi kementerian agama dan jurnal-jurnal peneliatian. Hal ini

membuktikan bahwa bisnis PPIU tengah ramai diperbincangkan. Dan di antara PPIU yang collaps

adalah First Travel, Abu Tour, SBL (Solusi Balad Lumampah), Rhaudhah Kharisma Wisata,

Maktour Tour & Travel dan beberapa travel umrah lainya. lihat juga

https://finance.detik.com/moneter/d-3571069/first-travel-diduga-pakai-skema-ponzi-apa-itu

diakses pada pada 21 Oktober 2018 29

Dalam ilmu hukum, istilah bisnis mulanya tidak begitu populer dibandingkan dengan

hukum dagang dan hukum perusahaan. Namun belakangan hukum bisnis lebih dikenal

dibandingkan dengan hukum dagang maupun hukum perusahaan. Hal ini dipicu oleh lahirnya

istilah bisnis yang berasal dari bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris ini disebut dengan business

yang berarti a usually commercial or mercantile activity engaged in as a means of livelihood

(sebuah kebiasaan berniaga atau aktivitas perdagangan sebagai alat untuk mencari mata

pencaharian) atau bisa juga diartikan sebagai a commercial or sometimes an industrial enterprises

(sebuah perniagaan atau kadangkala sebuah usaha industri). Kata bisnis tersebut sangat perkasa

dengan bahasa Inggris sebagai bahasa dunia, yang mau tidak mau berdampak kepada

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

20

atau badan usaha secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan

mengadakan barang-barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk

diperjualbelikan atau disewakan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Pengertian ini dapat dibedakan ke dalam tiga bidang. Pertama, usaha dalam arti

kegiatan perdagangan (commerce); kedua, usaha dalam arti kegiatan industri; dan

ketiga usaha dalam arti melaksanakan jasa-jasa (service).30

Ketiga-tiganya

memiliki titik temu yang sama, yakni usaha yang dilakukan untuk memeroleh

keuntungan baik dari pihak orang yang melakukan bisnis maupun konsumen

sebagai orang yang menerima barang atau jasa.

Penyelenggaraan Ibadah Umrah sendiri bisa dikategorikan sebagai bisnis

yang dilakukan dengan melaksanakan usaha dalam arti memberikan jasa-jasa

(service) sebagaimana pengertian ketiga Richard Burton di atas. Pada dasarnya

bisnis ini sangat menggiurkan dengan banyaknya jamaah umrah yang

diberangkatkan di setiap tahunnya. Dikutip dari republika.com hasil wawancara

dengan Kasubdit Pemantauan, Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kementerian

Agama RI, Nur Alya Fitra, bahwa tahun 2018 Kementerian Agama mencatat

sebanyak 1,1 juta penduduk Indonesia menjalankan ibadah umrah. Jumlah jamaah

umrah tersebut diprediksi mengalami peningkatan, hal itu dipengaruhi beberapa

faktor:31

Pertama, taraf hidup masyarakat khususnya umat Islam di tanah air sudah

semakin membaik.

Kedua, antrean berangkat berhaji sangat panjang, sehingga salah satu

alternatif yakni melaksanakan ibadah umrah di tanah suci atau ke Baitullah di

Makkah.

Dengan banyaknya PPIU di Indonesia, maka pemerintah Indonesia yang

merupakan negara hukum, sejauh ini telah membuat aturan untuk mengawasi dan

menertibkan penyelenggara perjalanan ibadah haji dan umrah guna memberikan

bertambahnya kosa kata dan istilah yang mesti diadopsi oleh seluruh masyarakat dunia, terutama

Indonesia. Lihat. www.merriam-webster.com/dictionary/businnes diakses pada 23 Oktober 2018 30

Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), h. 29 31

https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/18/12/18/pjxy9w320-

jamaah-umrah-2018-11-juta-orang-2019-diprediksi-bertambah, diakses pada 24, Maret 2019

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

21

kenyamanan dan keamanan bagi masayarakat. Hal tersebut tertuang dalam

Undang-undang No. 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan Haji serta

perubahannya melalui Undang-undang No. 34 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah

No 79 tahun 2012 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Menteri Agama

(PMA) No 8 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah serta

aturan-aturan lain semisal Undang-undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen (UUPK) yang dapat memperkuat penyelenggaraan perjalanan haji dan

umrah tersebut.32

Menurut PMA Nomor 18 Tahun 2015, Penyelenggara Perjalanan Ibadah

Umrah (PPIU) wajib memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam PMA agar

memperoleh izin usaha dari Kementerian Agama. Syarat tersebut dijelaskan

dalam pasal 5, sebagaimana berikut:33

a. Pemilik dalam akta perusahaan, Warga Negara Indonesia yang

beragama Islam dan tidak sebagai pemilik PPIU lain;

b. Memiliki susunan kepengurusan perusahaan;

c. Memiki izin usaha biro perjalanan wisata dari dinas pariwisata setempat

yang sudah beroperasi paling singkat 2 (dua) tahun;

d. Memiliki akta notaris pendirian perseroan terbatas dan atau

perubahannya sebagai biro perjalanan wisata yang memiliki bidang keagamaan

atau perjalanan ibadah yang telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia;

e. Memiliki surat keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah

setempat yang masih berlaku;

f. Memiliki surat keterangan terdaftar dari Direktorat Jenderal Pajak

Kementerian Keuangan dan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas

nama perusahaan dan pimpinan perusahaan;

32

Sihabuddin Mukhlis, Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah, h. 49 33

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 3

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

22

g. Memiliki laporan keuangan perusahaan yang sehat 1 (satu) tahun

terakhir dan telah diaudit akuntan publik yang terdaftar dengan opini minimal

Wajar Dengan Pengecualian (WDP);

h. Memiliki surat rekomendasi asli dari instansi pemerintah daerah

provinsi dan/atau kabupaten/kota setempat yang membidangi pariwisata yang

masih berlaku;

i. Memiliki surat rekomendasi asli dari Kanwil setempat yang dilampiri

berita acara peninjauan lapangan; dan

j. Menyerahkan jaminan dalam bentuk bank garansi atas nama Biro

Perjalanan Wisata, yang diterbitkan oleh Bank Syariah dan atau Bank Umum

Nasional disertai surat kuasa pencairan yang ditujukan dan ditetapkan oleh

Direktur Jenderal.

Melalui PMA Nomor 18 Tahun 2015 di atas dapat diketahui bahwa untuk

mendapatkan izin usaha penyelenggaraan ibadah umrah setidaknya PPIU harus

memeroleh izin dari 4 Kementerian, antara lain Kementerian Pariwisata,

Kementerian Hukum dan Ham, Kementerian Keuangan dan Kementerian Agama

sendiri.

Di samping izin usaha, terdapat mekanisme perlindungan konsumen yang

telah disediakan oleh Pemerintah berkaitan dengan Perjalanan Ibadah Umrah.

Dalam PMA Nomor 18 Tahun 2015 Pasal 10 dijelaskan kewajiban yang harus

diberikan oleh PPIU kepada calon jamaah umrah. Di antaranya adalah bimbingan

umrah, akomodasi, konsumsi, kesehatan, perlindungan dan administrasi serta

dokumentasi. Dalam PMA yang sama juga ditetapkan sanksi jika beberapa

ketetapan dilanggar. Hal ini merupakan bentuk perlindungan bagi kedua belah

pihak agar tidak terjadi wanprestasi.34

Adapun sanksi kegagalan

memberangkatkan jamaah umrah ke Arab Saudi adalah sanksi administratif

berupa pencabutan izin penyelenggaraan. Sebagaimana yang tersebut dalam Pasal

69 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,

34

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 10

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

23

pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 dikenai

sanksi administratif berupa pencabutan izin penyelenggaraan.35

Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUPK, perlindungan konsumen merupakan

semua bentuk upaya yang memberikan jaminan adanya kepastian hukum guna

memberi perlindungan kepada konsumen. Kepastian hukum mewakili semua

upaya untuk pemberdayaan konsumen guna memperoleh atau menentukan pilihan

atas barang dan atau jasa sesuai kebutuhannya, serta mencoba membela dan

mempertahankan hak-haknya jika dirugikan oleh para pelaku usaha penyedia

kebutuhan konsumen. Penerapan ketentuan tersebut antara lain dapat dilihat pada

pengaturan tentang kepariwisataan yaitu Undang-undang No. 10 Tahun 2009,

dalam Pasal 20 Huruf c menyampaikan bahwa setiap wisatawan (ed. Sebagai

pengguna jasa) memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dan

keamanan.36

Saat ini perlindungan konsumen sangat diperhatikan oleh masyarakat,

khusus-nya jemaah umrah dan haji yang resah akan Penyelenggara Ibadah Umrah

yang belum memberikan pelayanan terbaik bagi jemaahnya. Pemberian

perlindungan hukum terhadap masyarakat terbagi menjadi dua hal, yaitu:37

a. Adanya perlindungan Hukum Preventif, adalah sebuah bentuk

perlindungan yang mana masyarakat mempunyai kesempatan untuk memberikan

keberatan atau menyampatkan masukan ide, sebelum keputusan dari pemerintah

berbentuk definitive (sudah pasti).

b. Bentuk perlindungan hukum Represif, maksudnya sebuah perlindungan

hukum untuk jadikan cara menyelesaikan sengketa.

Memahami hukum bisnis tidak hanya dari segi legal standing saja, tetapi

harus juga diperhatikan etika bisnis38

sebagai basis moral pelaku usaha. Dalam

35

Salinan PDF, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, h. 34 36

Sihabuddin Mukhlis, Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah, h. 50 37

Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2009) h. 41 38

Menurut Faisal Badroen, etika bisnis didefinisikan sebagai seperangkat nilai tentang

baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

24

Islam, etika bisnis yang dianggap mampu mendorong suksesnya sebuah usaha

adalah keesaan Allah (tauhid), keseimbangan (equilibrium), kehendak bebas (free

will), tanggung jawab (responsibility) dan kebajikan (ihsan).39

Tauhid dimaksudkan agar seseorang yang tengah menjalankan bisnis

memiliki relasi langsung dengan Tuhannya secara vertikal, merasa selalu diawasi

dan terus memiliki etika atau moril dalam menjalankan bisnisnya. Kedua adalah

keseimbangan, dimaksudkan bahwa dalam menjalankan bisnis seyogyanya

menjaga keseimbangan dalam bisnisnya, tidak kurang dan tidak lebih dalam

berbelanja dan bernegosiasi, selain dua hal tersebut seorang bisnismen juga harus

memiliki dan memberikan kebebasan bagi kedua belah pihak, demikian pula

dengan tanggung jawab dan kebajikan dalam arti selalu mengutamakan kebajikan

di dalam berbisnis.

2. Tentang PMA Nomor 18 Tahun 2015

Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 18 Tahun 2015 sangat penting

untuk dikaji dalam skripsi ini. Hal ini disebabkan karena PMA terbaru yang

diberlakukan sebelum akhirnya banyak PPIU yang gagal memberangkatkan

jamaahnya tidak lain adalah PMA Nomor 18 Tahun 2015.

Kegagalan PPIU pertama pada beberapa tahun belakangan ini diawali oleh

PT. First Travel. Tepatnya pada tahun 2017 silam. Untuk pertama kalinya sejak

berdiri pada tahun 2009, pada 28 Maret 2017 First Travel kedapatan gagal

memberangkatkan jamaahnya ke tanah suci. Kementerian Agama kemudian

melakukan upaya klarifikasi, investigasi, advokasi hingga mediasi kepada kedua

belah pihak, yakni pemiliki PPIU dan jamaah sebagai konsumen. Sebanyak 600

jamaah dari Jawa Timur saat itu mengadu ke DPR karena terlantar di Jakarta dan

arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus

komitemen dalam bertransaksi, berprilaku, dan berelasi guna mencapai “daratan” atau tujuan

bisnisnya dengan selamat. Lihat. Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2006), h. 13 39

Syeb Nawab Haider Naqvy, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, terj. M. Saiful Anam dan

Muhammad Ufuq al-Mubin, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 35

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

25

tak kunjung diberangkatkan ke Tanah Suci.40

Pada 3 Agustus di tahun yang sama

akhirnya Kementerian Agama melayangkan surat kepada PT. First Travel berupa

pencabutan izin usaha. Pencabutan izin dilakukan karena PT First Anugerah

Karya Wisata dinilai terbukti telah melakukan pelanggaran Pasal 65 huruf a

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.41

Entah

kebetulan ataukah tidak pasca jatuhnya First Travel, banyak sekali PPIU lain yang

mengalami hal yang sama, seperti Abu Tour, SBL (Solusi Balad Lumampah),

Rhaudhah Kharisma Wisata, Maktour Tour & Travel, Nazaret Tour and Travel

dan beberapa PPIU lainya.

Sebelum PMA Nomor 18 Tahun 2015 ini muncul, Pemerintah telah

banyak membuat peraturan untuk mengatur persoalan haji dan umrah, Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji serta perubahannya

melalui Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah Nomor 79

tahun 2012 tentang Usaha Perasuransian dan Undang-undang No 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen (UUPK).

Peraturan Menteri Agama ini adalah bentuk dari tindak lajut dari peraturan

perundang-undangan yang mengharuskan Menteri Agama membuat peraturan

lanjutan yang mengatur PPIU. Disebutkan dalam halaman pertama PMA Nomor

18 Tahun 2015:

40

Lihat https://kumparan.com/@kumparannews/kronologi-tumbangnya-first-travel,

diakses pada 25 Maret 2019 41

Dalam Pasal 65 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, bahwa PPIU

dilarang menelantarkan jemaah umrah yang mengakibatkan jemaah umrah:

a. gagal berangkat ke Arab Saudi;

b. melanggar masa berlaku visa; atau

c. terancam keamanan dan keselamatannya.

Sanksi yang dikenakan karena melanggar pasal 65di atas, berupa sanksi administratif,

yakni pencabutan izin penyelenggaraan PPIU sebagaimana disebutkan dalam pasal 69 dalam PP

yang sama. Lihat https://kumparan.com/@kumparannews/kronologi-tumbangnya-first-travel, diakses

pada 25 Maret 2019; lihat juga Salinan PDF, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012

tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji, h. 34

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

26

“Menimbang: Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji dan Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agama

tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.”42

Di antara seluruh undang-undang yang ada sebelumnya, PMA Nomor 18

Tahun 2015 adalah yang paling spesifik dan independen membahas soal

penyelengggara ibadah umrah. Sebelumnya ia digabungkan dengan undang-

undang haji dan kurang spesifik mengatur PPIU sebagai penyelenggara.

PMA Nomor 18 Tahun 2015 ditetapkan pada 10 Maret 2015 yang ditanda-

tangani oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin dan disahkan oleh

Menteri Hukum dan Ham Yasonna H. Laoly. Ada beberapa poin pokok yang

disampaikan dalam PMA ini. Pada bab pertama berisi tentang ketentuan umum,

bab kedua berisi tentang penyelenggara perjalanan ibadah umrah, bab ketiga berisi

tentang pendaftaran dan pelayanan, keempat berisi tentang pelaporan, kelima

berisi tentang pengawasan dan pengendalian, keenam pembinaan, ketujuh

akreditasi, kedelapan tata cara pengenaan sanksi, dan yang terakhir adalah

penutup.43

Di antaranya adalah terkait kewajiban yang harus dilakukan oleh PPIU

dalam melayani calon jamaah umrah. Kewajiban PPIU ini dituangkan dalam pasal

10, sebagaimana berikut:

PPIU wajib memberikan pelayanan:44

a. Bimbingan Ibadah Umrah;

b. Transportasi Jemaah Umrah;

c. Akomodasi dan konsumsi;

42

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 1 43

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 1-11 44

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 5

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

27

d. Kesehatan Jemaah Umrah;

e. Perlindungan Jemaah Umrah dan petugas umrah; dan

f. Administrasi dan dokumentasi umrah.

Dalam pasal 10 ini ada beberapa hal spesifik yang diatur oleh pemerintah

seperti keharusan PPIU menyediakan paling rendahnya hotel bintang 3 bagi

jamaah umrah, keharusan PPIU memberikan asuransi jiwa, kesehatan dan

kecelakaan bagi jamaahnya, serta beberapa dokumen terkait perjalanan umrah.45

Bab yang paling inti dan menjadi persoalan utama adalah terkait

pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah terhadap PPIU

legal maupun ilegal. Hal ini tertuang dalam pasal 20 yang berbunyi:46

(1) Pengawasan dilakukan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pengawasan

terhadap rencana perjalanan, kegiatan operasional pelayanan Jemaah,

ketaatan dan/atau penertiban terhadap ketentuan peraturan

perundangundangan.

(3) Dalam hal diperlukan, pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 2,

dapat bekerjasama dengan Inspektorat Jenderal, instansi

pemerintah/lembaga terkait.

(4) Kantor Urusan Haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah

dapat memfasilitasi pelaksanaan pengawasan terhadap pelayanan Jemaah

di Arab Saudi.

Dari empat poin di atas jelas bahwa pemerintah dalam hal ini adalah

Dirjen atas nama Menteri melakukan pengawasan terhadap PPIU yang beroperasi

di Indonesia. Pengawasan tersebut meliputi pengawasan terhadap rencana

perjalanan, kegiatan operasional pelayanan jemaah, ketaatan dan atau penertiban

terhadap ketentuan peraturan perundangundangan.

Adapun poin pengendalian PPIU oleh pemerintah tertuang dalam pasal 21,

yang berbunyi:47

45

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 7 46

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 8 47

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 8

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

28

(1) Pengendalian dilakukan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri

terhadap operasional penyelenggaraan perjalanan Ibadah Umrah di Tanah

Air dan Arab Saudi.

(2) Pengendalian penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah meliputi

kepemilikan, domisili, masa berlaku izin operasional, finansial, sarana

dan prasarana, serta kinerja pelayanan kepada Jemaah.

(3) Pengendalian dapat dilakukan dalam bentuk moratorium perizinan

dan/atau dalam bentuk lainnya.

(4) Moratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh

Direktur Jenderal.

Pemerintah pada pasal 21 juga menjelaskan terkait wewenang mereka

untuk melakukan pengendalian terhadap PPIU berkaitan dengan kepemilikan,

domisili, masa berlaku izin operasional, finansial, sarana dan prasarana, serta

kinerja pelayanan kepada Jemaah. Adapun mekanisme pengendalian bisa

dilakukan dengan penangguhan atau moratorium perizinan atau dalam bentuk lain

sebagaimana tertuang dalam pasal 21.

3. Tentang PMA Nomor 8 Tahun 2018

Kemunculan PMA Nomor 8 Tahun 2018 ini disinyalir beberapa pihak

adalah respon cepat dari kebocoran PPIU beberapa tahun belakangan. Hal ini

membuat pemerintah mengeluarkan regulasi yang lebih ketat untuk menekan

resiko yang lebih besar di kemudian hari.

Kegentingan yang terjadi dalam tiga tahun belakangan terkait banyaknya

kegagalan pemberangkatan jamaah umrah membuat komisi VIII DPR RI pada

April 2018 mendorong Menteri Agama untuk menyampaikan Standar Operasional

Prosedur (SOP) serta data maupun dokumen yang terkait pengawasan

Penyelenggara Perjalalanan Ibadah Umrah (PPIU) secara kronologi dua tahun

terakhir. Selain SOP, kesimpulan lain dalam raker tersebut adalah Komisi VIII

DPR RI memandang perlu mendalami PMA nomor 8 tahun 2018 tentang PPIU.

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

29

DPR RI juga memandang perlu dilakukan audit kinerja pengawasan umrah pada

Kementerian Agama oleh BPK RI.48

Shihabuddin Mukhlis menyebut dalam jurnal penelitiannya bahwa

peraturan baru Kementerian Agama yang dikeluarkan pada tahun 2018 yakni

Peraturan Menteri Agama No.8 Tahun 2018 adalah bentuk Revisi Peraturan

Menteri Agama No.18 Tahun 2015.49

Beberapa hal fundamental yang menjadi revisi dalam PMA Nomor 8

Tahun 2018 terhadap PMA Nomor 18 Tahun 2015 sebagaimana disebutkan oleh

Muchaddam Fahham adalah mengatur tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Umrah (BPIU) Referensi, yaitu biaya rujukan dalam penyelenggaraan ibadah

umrah. BPIU Refensi ini ditetapkan oleh Menteri Agama secara berkala. Jika

PPIU menetapkan BPIU di bawah BPIU Referensi, PPIU tersebut wajib

melaporkan secara tertulis kepada pemerintah, yakni Direktur Jenderal

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Selain itu, PMA tersebut juga mengatur

kewajiban PPIU untuk memberangkatkan jemaah umrah paling lambat 6 bulan

setelah jemaah mendaftar sebagai jemaah umrah. Pengaturan lain adalah

mengenai kewajiban PPIU untuk melaporkan jemaah yang telah terdaftar kepada

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah melalui sistem

pelaporan elektronik.50

Secara berurutan PMA Nomor 8 Tahun 2018 ini berisikan beberapa bab,

yang pertama adalah terkait ketentuan umum, kedua adalah penyelenggara ibadah

umrah, ketiga tentang biaya perjalanan umrah, keempat adalah pendaftaran dan

pembatalan, kelima adalah pelayanan, keenam penyelenggara perjalanan ibadah

umrah sebagai provider visa, ketujuh tentang penanganan pengaduan jamaah,

kedelapan tentang pengawasan dan pengendalian, kesembilan tentang pembinaan,

kesepuluh tentang akreditasi, kesebelas tentang tata cara pengenaan sanksi

48

Lihat https://kemenag.go.id/berita/read/507483, diakses pada 25 Maret 2019. 49

Sihabuddin Mukhlis, Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah, h. 55 50

A. Muchaddam Fahham, Penyelenggaraan Ibadah Umrah: Akar Masalah dan

Penanganannya, h. 15

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

30

administratif, kedua belas ketentuan peralihan dan ketiga belas ketentuan penutup.

PMA ini kemudian ditanda tangani oleh Menteri Agama, Lukman Hakim

Saifuddin pada 13 Maret 2018 dan disahkan Direktur Jendral Peraturan

Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia, Widodo Ekatjahjana.51

Dasar Hukum PMA ini sebagaimana disebutkan dalam bagian menimbang

adalah sebagai tindak lanjut dari melaksanakan ketentuan Pasal 45 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

serta Pasal 57 ayat (2) huruf f dan Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 79

Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agama

tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.

Yang menjadi spotlight dari PMA ini adalah pada bagian Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Umrah (BPIU) sebagai rujukan, PMA tersebut

berbunyi:52

Pasal 9

(1) PPIU menetapkan BPIU sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang

diberikan.

(2) BPIU meliputi seluruh komponen biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.

(3) PPIU dilarang memungut biaya lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 10

(1) Menteri menetapkan BPIU Referensi secara berkala sebagai pedoman

penetapan BPIU.

(2) Dalam hal PPIU menetapkan BPIU di bawah BPIU Referensi, PPIU wajib

melaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal.

51 Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 1-26 52

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 7

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

31

(3) Dalam hal PPIU tidak melaporkan secara tertulis sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Direktur Jenderal meminta penjelasan.

Di samping itu ada mekanisme lain dari PMA ini untuk menekan skema

ponzi yang disinyalir menjadi penyebab kegagalan PPIU, yakni:

Pasal 12

PPIU dilarang memfasilitasi keberangkatan Jemaah menggunakan BPIU

yang berasal dari dana talangan.

Selain beberapa hal ini banyak lagi PMA Nomor 8 Tahun 2018 ini yang

memberikan peraturan lebih ketat dibandingkan dengan sebelumnya.

Dalam PMA Nomor 8 Tahun 2018 ini pemerintah menetapkan sanksi bagi

PPIU yang melanggar pasal 24 dan 25 akan dikenakan sanksi pencabutan izin

penyelenggaraan ibadah umrah, sebagaimana tertulis:

PPIU yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24

dan Pasal 25 dikenakan sanksi pencabutan izin penyelenggaraan.53

Adapun Pasal 25 yang dimaksud adalah larangan bagi PPIU untuk

melakukan beberapa hal, seperti gagal memberangkatkan jamaah umrah ke Arab

Saudi, melanggar masa berlaku visa, dan membuat jamaah terancam keamanan

dan keselamatannya.

Dalam Pasal 41 Ayat ke-7 terdapat mekanisme perlindungan bagi

konsumen, yakni pengembalian dana BPIU kepada jamaah, sebagaimana tertulis:

Dalam hal dikenakan sanksi pembekuan atau pencabutan, PPIU wajib

mengembalikan BPIU kepada Jemaah.54

Dengan adanya Pasal ke-41 Ayat ke-7 ini setidaknya, calon jamaah umrah

merasa aman dengan PPIU, karen hak-hak mereka telah dijamin oleh Pemerintah.

53

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 21 54

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 22

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

32

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

1. Sejarah Berdirinya PT. Solusi Balad Lumampah

PT. Solusi Balad Lumampah adalah perusahaan yang bergerak di bidang

penyelenggaraan Umrah. Perusahaan ini menawarkan banyak hal kepada

jamaahnya, mulai dari kemudahan pendaftaran, pilihan pembayaran, dan

membantu kesejahteraan jamaah, dengan sebuah konsep inovatif yang

digabungkan dengan teknologi E-Commerce.55

Solusi Balad Lumampah diinisiasi untuk didirikan pada tahun 2011 di

Bandung oleh beberapa orang di antaranya adalah Aom Juang Wibowo SN, Eri

Ramdani dan Ronnie Kustiawan, S.Pd.56

Dalam keterangan lain, sebagaimana

dikutip oleh portal berita kumparan menyebut bahwa mereka resmi berdiri pada

2012 dengan akte Nomor 35, Tanggal 24 Juli 2012 di Notaris Muchlis Patahna,

SH., MKn.57

Direktur utama yang mengawal PT. Solusi Balad Lumampah adalah

Aom Juang Wibowo. Sayang di bawah kepemimpinannya, PT. Solusi Balad

Lumampah (SBL) dibubarkan oleh pemerintah dan izinnya dicabut oleh

Kementerian Agama.

Dalam perjalanannya dan seiring berkembangnya perusahaan, Solusi Balad

Lumampah berkomitmen untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik dan

memberikan kemudahan bagi masyarakat luas calon jamaah. Perlahan tapi pasti

mereka mendirikan kantor pusat SBL di Bandung yang beralamatkan di Wisma

Bumiputra, 6th Floor, Suite 602 Jl. Asia Afrika 141-149 Bandung, Jawa Barat.58

SBL juga membangun banyak cabang di seluruh daerah di Indonesia. Seperti

Garut, Makassar, Bekasi, Bogor, Jakarta, Cirebon, Tangerang, Lamongan, dan

banyak lagi yang lainnya yang berada di beberapa wilayah di indonesia. Mulanya,

sebagaimana dilaporkan oleh kepala cabang PT. Solusi Balad Lumampah

55

https://sblmanadoblog.wordpress.com/2017/10/16/profil-sbl/ diakses pada 7 Maret

2019 56

http://4paketumroh.blogspot.com/p/profil-company.html diakses pada 28 Februari 2019 57

https://kumparan.com/@kumparannews/mengenal-4-agen-umrah-yang-izinnya-

dicabut-kemenag diakses pada 7 Maret 2019 58

http://tabungumroh-sbl.blogspot.com/2015/02/profil-perusahaan-sbl.html diakses pada

8 Maret 2019

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

33

Makassar, mereka menerima teguran dari pemerintah pada 2016 disebabkan

karena cabang SBL tersebut belum memeroleh izin resmi dari Kementerian

Agama.59

Namun setelah diurus oleh SBL pusat, akhirnya mereka resmi

memeroleh izin dari kementerian Agama RI dengan Nomor 561 Tahun 2016.60

Hal ini menunjukkan fakta bahwa SBL telah membangun cabangnya di berbagai

daerah di Indonesia tanpa memeroleh izin dari kementerian Agama sebelumnya,

dan hal ini luput dari pengawasan pemerintah.

Sejak penulis menulis skripsi ini, hampir seluruh akun resmi PT. Solusi Balad

Lumampah telah di-banned dan tidak lagi ditemukan di internet, baik melalui

akun medsos maupun melalui situs web SBL. Hanya beberapa saja yang dapat

ditemukan. Namun terdapat portal berita liputan6.com berhasil mengumpulkan

beberapa data terkait PT. SBL dan pemiliknya, Aom Juang Wibowo. Berikut

adalah hasil penelusuran liputan6.com melalui akun resmi SBL sebelum dia

ditutup.61

Dikutip dari laman resmi PT SBL di Jakarta, Jumat (2/2/2018),

perusahaan jasa travel umrah dan haji ini didirikan oleh Aom Juang

Wibowo pada 2011. SBL yang berbasis di Bandung ini mengklaim telah

mampu memberangkatkan sekitar 6.000 jemaah dari berbagai wilayah di

Indonesia.

Sedangkan dalam akun facebook Aom Juang Wibowo, liputan6.com

memberikan gambaran terkait pemiliki atau direktur utama dari PT. Solusi Balad

Lumampah sebagaimana berikut:62

Terungkap dalam akun Facebook Aom Juang, hanya sedikit informasi

yang diumbar. Pria ini pernah belajar di Universitas Padjajaran, Bandung

dan mengecap pendidikan di bangku SMA Pasundan 1, Bandung. Aom

Juang pun menetap di Kota Kembang. Ungahan terakhir dikirimkan pada

6 April 2016. Paling mencolok adalah foto profil yang terpampang di

akunnya. Aom berpose menghadap kamera dan duduk di kursi kemudi

59

https://haji.kemenag.go.id/v3/content/takut-ditindak-polisi-solusi-balad-lumampah-

janji-bongkar-plang diakses pada 8 Maret 2019 60

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3251429/top-3-profil-aom-juang-bos-pt-sbl-

tersangka-penipuan-umrah diakses pada 8 Maret 2019 61

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3250513/profil-aom-juang-wibowo-bos-pt-sbl-

tersangka-penipuan-umrah diakses pada 8 Maret 2019 62

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3250513/profil-aom-juang-wibowo-bos-pt-sbl-

tersangka-penipuan-umrah diakses pada 8 Maret 2019

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

34

mobil Ferrari merah dengan menyilangkan kaki. Foto lainnya, dia

berpose duduk di kap mobil Porsche. Mobil tersebut berwarna kuning

kehijauan dengan garis hitam di tengah kapnya. Aom juga mengambil

foto kedua mobil yang diduga miliknya itu dari dalam garasi. Ditelusuri

lebih jauh, akun Facebook atas nama Aom Juang bukan hanya satu. Ada

lagi Aom Juang (Ahonk Djuang) dengan memajang foto profil yang

sama, duduk di tunggangan mewah Porsche-nya. Akun ini menampilkan

unggahan terakhir sang Direktur pada 17 Agustus 2017. Postingan juga

didominasi perjalanannya ke Tanah Suci.

2. Struktur Perusahaan, Operasional, dan Izin Usaha

Sebagaimana yang telah kami sebutkan sebelumnya bahwa PT. Solusi

Balad Lumampah63

berkantor pusat di Bandung dan memiliki banyak cabang di

hampir seluruh wilayah di Indonesia. Direktur utama yang menjabat sampai

akhirnya perusahaan PPIU ini dibubarkan adalah Aom Juang Wibowo. Secara

struktur, berdasarkan SK Kementerian Hukum dan Ham tahun 2014, Aom Juang

Wibowo menjabat sebagai Direktur PT. SBL, Endang Kusmawati Sastra Ningrat

sebagai Komisaris, dan Vella Lestari Diallin Kurnia sebagai Komisaris Utama.64

Adapun kantor pusat PT. Solusi Balad Lumampah sebagaimana surat keterangan

domisili perusahaan yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota Bandung adalah

berada di Wisma Bumi Putera, Lantai 7, Suite 707, Jalan Asia Afrik, Nomor 141-

142, Bandung, Jawa Barat.65

PPIU SBL sendiri telah mendapatkan izin berbisnis menyelenggarakan

perjalanan ibadah umrah dari banyak kementerian, di antaranya Kementerian

Pariwisata, Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan Ham,66

dan dari

Kementerian Agama pada tahun 2016.67

Hal ini telah sesuai dengan Izin pendirian

PPIU setidaknya terkait dengan 4 kementerian. Yakni Kementerian Agama,

Kementerian Hukum dan Ham, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian

63

Status PT yang didapat oleh SBL menunjukkan bahwa SBL telah berbadan hukum

setelah mendapatkan persetujuan dari kementerian Hukum dan Ham dan telah memenuhi syarat-

syarat lain seperti modal dasar sebesar 50 juta rupiah sebagaimana yang telah diatur dalam

undang-undang. Lihat Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia

(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 39-41 64

Lihat lampiran halaman terakhir. 65

Lihat lampiran halaman terakhir. 66

http://4paketumroh.blogspot.com/p/profil-company.html diakses pada 28 Februari 2019 67

https://tirto.id/izin-abu-tours-dan-tiga-travel-umrah-lainnya-dicabut-kemenag-cGPw,

diakses pada 28 Februari 2019

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

35

Keuangan. Hal ini tertera dalam PMA pasal 5 Nomor 18 Tahun 2015 yang

menyebut bahwa Pendirian Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) harus

terlebih dahulu memeroleh izin operasional dari Direktur Jendral atas nama

Menteri. Di samping itu PPIU juga harus memenuhi beberapa syarat; a. Pemilik

dalam akta perusahaan warga negara Indonesia, beragama Islam dan tidak sebagai

PPIU lain; b. Memiliki susunan kepengurusan perusahaan; c. Memiliki izin usaha

biro perjalanan wisata dari dinas pariwisata setempat yang beroperasi minimal dua

tahun; d. Memiliki akta Nomortaris pendirian perseroan terbatas yang disahkan

oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; e. Memiliki surat keterangan

domisili perusahaan; dan yang terakhir memiliki surat keterangan terdaftar dari

Direktorat Jenderal Pajak kementerian Keuangan dan fotokopi NPWP atas nama

perusahaan.68

Belakangan diketahui bahwa SBL hanya mengantongi izin umrah dari

Kemenag dan tidak mengantongi izin haji, namun ternyata ia juga memberikan

pelayanan haji kepada jamaahnya. SBL juga menawarkan paket umrah seharga 18

juta dengan skema ponzi69

atau money game dan menurut Polda Jabar, SBL gagal

memberangkatkan jamaahnya sebanyak 12.845 orang dengan total kerugian

mencapai 300 Milyar.70

Setelah beberapa bulan kasusnya ditangani oleh Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Bandung akhirnya Pimpinan SBL, Aom Juang Wibowo

SN divonis hukuman 2 tahun penjara dengan denda 100 juta rupiah subsidair 3

bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Bandung yang dipimpin

68

PMA pasal 5 Nomor 18 Tahun 2015 69

Merupakan model investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari

uang yang mereka miliki atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari

keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan operasi ini. Skema ini

biasanya membujuk investor baru dengan menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan

investasi lain, dalam jangka pendek dengan tingkat pengembalian yang terlalu tinggi atau luar

biasa konsisten. Kelangsungan dari pengembalian yang tinggi tersebut membutuhkan aliran yang

terus meningkat dari uang yang didapat dari investor baru untuk menjaga skema ini terus berjalan.

Dalam kasus biro perjalanan haji dan umrah di Indonesia, skema ini rupanya juga diadopsi oleh

First Travel sebagaimana hasil investigasi dari OJK setelah First Travel dilaporkan ke pihak

berwajib. Lihat Phonzi Schemes-Frequently Asked Question, U.S Securities and Exchange

Commission. U.S Securities and Exchange Commission, diakses pada 21 Oktober 2018; lihat juga

https://finance.detik.com/moneter/d-3571069/first-travel-diduga-pakai-skema-ponzi-apa-itu

diakses pada pada 21 Oktober 2018. 70

https://www.liputan6.com/news/read/3251837/jerat-maksimal-bos-travel-umrah-sbl,

diakses pada 28 Februari 2019

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

36

Judijanto. Aom diwajibkan menjual sejumlah asetnya. Uang dari penjualan itu

dikembalikan kepada kurang lebih 2.501 jemaah umrah yang belum berangkat.

Hal tersebut terungkap dalam sidang vonis di Pengadilan Negeri (PN) Bandung,

Kota Bandung, Jawa Barat Kamis, 18 Oktober 2018. Vonis tersebut dibacakan

langsung oleh Judianto sebagai hakim kepala ketika membacakan amar

putusannya.71

Aom terbukti bersalah dan meyakinkan melakukan penipuan dan

pencucian uang sebagaimana tertuang dalam dakwaan alternatif pertama Pasal

378 KUHP dan Pasal 3 UU RI Nomor 8 tahun 2010 tentang tindak pidana

pencucian uang (TPPU).

Sementara stafnya, Ery Ramdani, divonis 1 tahun 6 bulan penjara dan denda

Rp 50 juta subsidair 3 bulan bui. Vonis kepada Aom maupun Ery ini lebih tinggi

dibandingkan tuntutan hukuman Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi

(Kejati) Jabar yang sebelumnya menuntut kedua terdakwa 1 tahun penjara. Tak

hanya hukuman badan, Aom juga divonis harus menjual barang bukti 88 item

asetnya yang bergerak maupun tidak. Hasil penjualan itu dikembalikan kepada

2.501 jemaahnya. Adapun barang bukti itu berupa mobil, motor dan uang

rekening milik SBL serta gedung kantor SBL senilai Rp. 32 Miliar. Vonis yang

dijatuhkan ini langsung diterima Aom tanpa mengajukan banding maupun pikir-

pikir. Hakim membacakan bahwa total jemaah umrah SBL sejak periode Mei

2017 hingga Januari 2018 sebanyak 30.409 jemaah. Sedang yang tak bisa

berangkat umrah sebanyak 12.845 jemaah. Namun, sejak berjalannya kasus ini,

jumlah jemaah yang tak berangkat pun berangsur kurang lantaran banyak jemaah

yang akhirnya diberangkatkan. “Sisanya sebanyak 2.501 orang yang belum

berangkat. Terdakwa ini berniat memberangkatkan sisanya,”

3. Manajemen Bisnis Perusahaan, Rekrutmen dan Pelayanan

Dalam mengelola bisnisnya, PT. Solusi Balad Lumampah mewajibkan setiap

cabangnya untuk mengikuti SOP yang mereka jalankan. Demikian pula tarif yang

diberikan untuk setiap perjalanan umrah, disesuaikan dengan instruksi yang

71

https://regional.kompas.com/read/2018/10/18/23321421/divonis-2-tahun-bos-sbl-

wajib-kembalikan-uang-ribuan-jamaah diakses pada 8 Maret 2019

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

37

diberikan oleh SBL pusat, di Bandung. Salah satu akun SBL cabang Manado

memberikan gambaran terkait bagaimana PT. SBL menawarkan jasanya. Berikut

yang kami peroleh melalui blogspot SBL Manado:72

Progam umrah sembilan hari:

DP 1 Juta Rupiah, bayar bertahap Rp. 650.000 x 40, bulan ke- 41 langsung di

berangkatkan dan tanpa biaya tambahan.

Fasilitas yang diberikan adalah:

Pesawat Garuda Indonesia Airlines/ Saudi Arabian Airlines 777-300 ER

Hotel Al Eiman Royal di Madinah

Hotel Pulman Zam Zam, Al Safwah di Mekah

Untuk progam umrah sembilan hari yang ditawarkan di atas, menunjukkan

bahwa biaya yang harus dibayarkan oleh jamaah umrah adalah 27.000.00 rupiah

dari total keseluruhan. Biaya tersebut terbilang mahal untuk sembilan hari

perjalanan umrah, dan hal ini umum dilakukan karena dibayar dengan skema

kredit. Namun SBL ternyata juga menjual umrah sembilan hari dengan harga

promo di luar nalar, sebagaimana yang juga tertera dalam akun SBL cabang

Manado berikut73

:

Program promo umrah sembilan hari:

Promo bayar tanggal 20 Januari sampai dengan 20 Mei 2017 harga hanya 18

juta rupiah.

Dibayar tanggal 21 Mei 2017 sampai dengan 20 Desember 2017 hanya 20,5

juta.

Dibayar tanggal 21 Desember 2017 sampai dengan Mei 2018 harga yang

diberikan hanya 22.5 juta rupiah.

Fasilitas

Pesawat Garuda Indonesia Airlines/ Saudi Arabian Airlines 777-300 ER

72

https://sblmanadoblog.wordpress.com/paket-umrah/ diakses pada 7 Maret 2019 73

https://sblmanadoblog.wordpress.com/paket-umrah/ diakses pada 7 Maret 2019

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

38

Hotel Al Eiman Royal di Madinah

Hotel Azka dan Almassa di Mekkah

Dalam skema promo di atas, terlihat bahwa PT. Solusi Balad Lumampah

menawarkan harga yang cukup murah untuk periode pembayaran Januari sampai

Mei dengan hanya membayar 18 juta rupiah. Hal ini memang tidak bertentangan

dengan PMA Nomor 18 Tahun 2015 namun untuk saat ini harga tersebut tidak

sesuai dengan refrensi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam PMA terbaru

Nomor 8 Tahun 2018 yakni minimal 20 juta rupiah.74

Dengan model pelayanan

dan penawaran semacam ini, wajar SBL dapat merekrut banyak jamaah dari

seluruh Indonesia.

Untuk mewujudkan ibadah ke Tanah Suci, maka dalam memasarkan jasa

penyelenggaraan perjalanan ibadah Umrah, Solusi Balad Lumampah juga

membuat suatu program yang mereka beri nama sahabat SBL sebagai bentuk

iNomorvasi strategi pemasaran, sekaligus menjadi bagian upaya dari perusahaan

untuk bisa ikut membantu dalam mensejahterakan para jamaahnya. Skema ini

mirip dengan “MLM” dimana jika seorang sahabat SBL mampu mendapatkan

jamaah baru maka ia akan mendapatkan sejumlah bonus. Dikutip dari

tabungumroh blogspot, berikut adalah skema yang ditawarkan75

:

Management PT. SBL akan memberikan ujroh kepada setiap calon jamaah

umroh SBL Sahabat yang aktif syiar dan mendaftarkan calon jamaah

umroh di SBL Sahabat. Adapun ujroh yang akan diberikan sebagai

berikut:

1. Ujroh Riayah (Upah sponsor) sebesar Rp.400.000,-

2. Ujroh Hasanah (Upah jika berpasangan) sebesar Rp.100.000,-/pasang.

Maksimal 12 hasanah/pasang per hari

3. Ujroh Tanmiyah (Upah titik) Rp.25.000,- level 1-2

4. Ujroh Tanmiyah 2 : Rp.2.500,- per titik level 3-10

Model pemasaran tersebut memosisikan sahabat SBL sebagai agen yang

berguna untuk memeroleh jamaah baru dengan sejumalah ujrah atau upah yang

ditawarkan.

74

PMA No 8 Tahun 2018 75

http://tabungumroh-sbl.blogspot.com/2015/02/peluang-usaha.html, diakses pada 8

Maret 2019

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

39

Model bisnis yang dijalankan oleh PT. SBL semacam ini dianggap

bermasalah, sebagaimana hasil investigasi Satgas Waspada Investasi yang

dibentuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa model bisnis

yang digarap oleh SBL mirip dengan kasus penipuan oleh First Travel yang

sebelumnya sudah ditutup. Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing

menyebut bahwa skema PT. Solusi Balad Lumampah mirip dengan First Travel,

seperti biaya umrah murah, bonus pada para agen, dan bisa dicicil.76

Menurut Tobing dalam kasus First travel dan SBL ini, inti permasalahan

terjadi akibat miss management keuangan, karena mereka harus mensubsidi

jamaah umrah promo. Dan mereka mengharapkan peserta baru untuk menutup

biaya peserta yang sudah berangkat. Ini juga sama dengan istilah gali lubang tutup

lubang. Pada tahun 2017, Tobing sudah memanggil manajemen PT. SBL untuk

diberikan peringatan dan diminta memperbaiki sistem pemasarannya. Saat itu

PPIU yang dimiliki oleh Aom Juang Wibowo tersebut sudah diminta agar segera

memberangkatkan jamaahnya. Seiring berjalannya waktu, kenyataannya PT.

SBL tidak segera melakukan apa yang sudah diminta oleh Satgas Waspada

Investasi tersebut. Alhasil, kasus ini sudah masuk di ranah Kepolisian.77

76

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3250506/ojk-umrah-sbl-mirip-first-travel-gali-

lubang-tutup-lubang diakses pada 8 Maret 2019 77

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3250506/ojk-umrah-sbl-mirip-first-travel-gali-

lubang-tutup-lubang diakses pada 8 Maret 2019

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

40

BAB IV

ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PMA NOMOR 18 TAHUN 2015

DAN PMA NOMOR 8 TAHUN 2018

1. Analisis Implementasi PMA Nomor 18 Tahun 2015

Dalam bisnis PPIU di Indonesia, negara memberikan perlindungan kepada

masyarakat dengan berusaha memberikan hak-hak yang bisa didapatkan oleh

warga negara, sehingga tidak ada hak-hak yang merasa dihilangkan, dalam

sebuah jurnal yang ditulis oleh R. La Porta dengan judul financial economics,

memberikan penjelasan bahwa negara memberikan perlindungan melalui dua

sifat, yakni dengan sifat pencegahan (prohibited) dan sifat hukuman

(sanction). Contoh perlindungan yang bersifat pencegahan yakni dengan

membuat peraturan, sedangkan perlindungan yang bersifat hukuman yakni

menegakkan peraturan. Adapun Proses perlindungan hukum yang nyata

melalui institusi-institusi penegak hukum, diantaranya: kepolisian Republik

Indonesia, Pengadilan, Kejaksaan dan lembaga-lembaga penyelesaian

sengketa di luar pengadilan (non-litigasi).78

Apa yang diupayakan oleh pemerintah melalui PMA Nomor 18 Tahun

2015 adalah upaya pencegahan (prohibited) dengan memberikan aturan

pelayanan terhadap jamaah oleh PPIU. Hal ini tentu saja dapat melindungi

jamaah umrah dari penipuan yang mengatas namakan PPIU.

Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan hal lain ketika PT. Solusi

Balad Lumampah (SBL) gagal memberangkatkan jamaahnya. Hal ini

mengindikasikan ada yang kurang –untuk tidak mengatakan bermasalah- dari

PMA Nomor 18 Tahun 2015 ini. Mengutip beberapa keterangan pada bab

sebelumnya, menurut Polda Jabar, PT. Solusi Balad Lumampah gagal

memberangkatkan jamaahnya sebanyak 12.845 orang dengan total kerugian

mencapai 300 Milyar.79

Setelah beberapa bulan kasusnya ditangani oleh

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung akhirnya Pimpinan SBL, Aom

78

Sihabuddin Mukhlis, Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah, h. 52 79

https://www.liputan6.com/news/read/3251837/jerat-maksimal-bos-travel-umrah-sbl,

diakses pada 28 Februari 2019

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

41

Juang Wibowo SN divonis hukuman 2 tahun penjara dengan denda 100 juta

rupiah subsidair 3 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri

Bandung yang dipimpin Judijanto. Aom diwajibkan menjual sejumlah

asetnya. Uang dari penjualan itu dikembalikan kepada kurang lebih 2.501

jemaah umrah yang belum berangkat. Hal tersebut terungkap dalam sidang

vonis di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat Kamis,

18 Oktober 2018. Vonis tersebut dibacakan langsung oleh Judianto sebagai

hakim kepala ketika membacakan amar putusannya.80

Yang perlu dipertanyakan di sini adalah pada bagian mana dari PMA

Nomor 18 Tahun 2015 yang tidak ditaati oleh PT. Solusi Balad Lumampah.

Secara perizinan PPIU ini telah memeroleh izin dari empat Kementerian yang

disyaratkan oleh PMA ini pada Pasal 5 Nomor 18 Tahun 2015. PPIU SBL

telah mendapatkan izin berbisnis menyelenggarakan perjalanan ibadah umrah

Kementerian Pariwisata, Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan

Ham,81

dan dari Kementerian Agama pada tahun 2016.82

Dengan demikian

pada level ini, PPIU SBL tidak melanggar Pasal 5 tersebut, kecuali pada kasus

pembukaan cabang SBL Makassar yang telah kami sebutkan di bab-bab awal

yang kemudian izinnya telah diurus dan tidak lagi bermasalah.

Terkait fasilitas yang diberikan, disebutkan dalam PMA Tahun 2015 ini,

PPIU diwajibkan memberikan minimal hotel bintang 3 bagi jamaah umrahnya

sebagaimana yang tertera dalam Pasal 13 ayat 2,83

dan sebagaimana yang telah

kami temukan, beberapa hotel yang ditawarkan adalah:

80

Lihat https://regional.kompas.com/read/2018/10/18/23321421/divonis-2-tahun-bos-sbl-

wajib-kembalikan-uang-ribuan-jamaah, diakses pada 8 Maret 2019 bandingkan dengan salinan asli

PDF Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia: Putusan Nomor

692/Pid.B/2018/PN Bdg. Atau bisa langsung dicek di situs resmi putusan mahkamah agung

https://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/d38ee1ab289eb9cbdf09fcf5ae4aff9f diakses pada

25 April 2019. 81

Lihat http://4paketumroh.blogspot.com/p/profil-company.html diakses pada 28

Februari 2019 82

Lihat https://tirto.id/izin-abu-tours-dan-tiga-travel-umrah-lainnya-dicabut-kemenag-

cGPw, diakses pada 28 Februari 2019 83

Bunyi dari Pasal 13 Ayat 2 dari PMA Nomor 18 Tahun 2015 adalah:

“Pelayanan akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dilakukan oleh PPIU

dengan menempatkan Jemaah pada hotel minimal bintang 3 (tiga).” Lihat Lihat Salinan PDF, PMA

Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah, h. 6

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

42

1. Hotel Al-Eiman Royal di Madinah

2. Hotel Pulman Zam Zam, Al-Safwah di Mekah

3. Hotel Azka di Mekah

4. Hotel Al-Massa di Mekkah

Hotel Al-Eiman Royal berdasarkan data traveloka.com merupakan hotel

bintang 5 yang berlokasi di Madinah pusat bagian utara dengan jarak 0,74 km dari

Masjid Nabawi. Demikian pula dengan Hotel Pulman Zam Zam yang hanya

berjarak 0,42 km dari Masjidil Haram di Mekah al-Mukaramah, hotel ini juga

merupakan hotel bintang 5. Adapun dua hotel lainnya, yakni hotel Azka al-Shafa

dan Al-Massa di Mekah, masing-masing adalah bintang 3,5 dan bintang 4

sebagaimana yang terdapat dalam situs booking hotel traveloka.com.84

Demikian,

maka PT. SBL dalam hal ini tidak melanggar ketentuan PMA 2015 ini.

Fasilitas lain yang menjadi perhatian kami adalah terkait pemberian promo:85

Program promo umrah sembilan hari:

Promo bayar tanggal 20 Januari sampai dengan 20 Mei 2017 harga hanya 18

juta rupiah.

Dibayar tanggal 21 Mei 2017 sampai dengan 20 Desember 2017 hanya 20,5

juta

Dibayar tanggal 21 Desember 2017 sampai dengan Mei 2018 harga yang

diberikan hanya 22.5 juta rupiah.

Fasilitas

Pesawat Garuda Indonesia Airlines/ Saudi Arabian Airlines 777-300 ER

Hotel Al Eiman Royal di Madinah

Hotel Azka dan Almassa di Mekkah

84

Silahkan cek www. traveloka.com, Diakses pada 26 Maret 2019 85

Lihat https://sblmanadoblog.wordpress.com/paket-umrah/ diakses pada 7 Maret 2019,

sejauh pengamatan kami beberapa cabang SBL masih berbenah dengan sistem yang ada dan belum

seprofesional yang dibayangkan. Oleh sebab itu wajar jika domain situsnya menggunakan

blogspot.

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

43

Dengan harga yang terjangkau dan fasilitas yang sama yakni dengan minimal

bintang 3, hal ini yang membuat PT. SBL bermasalah dalam persoalan

manajemen. Berdasarkan audit investigasi Satgas Waspada Investasi yang

dibentuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa model bisnis

yang digarap oleh SBL mirip dengan kasus penipuan oleh First Travel yang

sebelumnya sudah ditutup. Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing

menyebut bahwa skema PT. Solusi Balad Lumampah mirip dengan First Travel,

seperti biaya umrah murah, bonus pada para agen, dan bisa dicicil.86

Menurut

Tobing dalam kasus First travel dan SBL ini, inti permasalahan terjadi akibat miss

management keuangan, karena mereka harus mensubsidi jamaah umrah promo.

Dan mereka mengharapkan peserta baru untuk menutup biaya peserta yang sudah

berangkat. Ini juga sama dengan istilah gali lubang tutup lubang. Pada tahun

2017, Tobing sudah memanggil manajemen PT. SBL untuk diberikan peringatan

dan diminta memperbaiki sistem pemasarannya. Saat itu PPIU yang dimiliki oleh

Aom Juang Wibowo tersebut sudah diminta agar segera memberangkatkan

jamaahnya. Seiring berjalannya waktu, kenyataannya PT. SBL tidak segera

melakukan apa yang sudah diminta oleh Satgas Waspada Investasi tersebut.

Alhasil, kasus ini sudah masuk di ranah Kepolisian.87

Manajemen semacam ini luput dari pengawasan PMA Nomor 18 Tahun 2015.

Dalam PMA tersebut belum ditemukan peraturan yang mengatur besaran biaya

yang harus dibayarkan oleh calon jamaah umrah dan bagaimana mekanisme PPIU

dalam menjalankan roda bisnisnya. Tidak saja soal fasilitas dan pelaporan yang

mereka lakukan, akan tetapi perlu juga diketahui bagaimana mereka secara

transparan mengelola keuangannya. Utamanya soal skema Ponzi yang diterapkan

oleh SBL dan beberapa PPIU lainnya yang anehnya banyak PPIU melakukan hal

yang sama. Kekurangan ini kemudian ditambal atau direvisi oleh PMA Nomor 8

Tahun 2018.

86

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3250506/ojk-umrah-sbl-mirip-first-travel-gali-

lubang-tutup-lubang diakses pada 8 Maret 2019 87

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3250506/ojk-umrah-sbl-mirip-first-travel-gali-

lubang-tutup-lubang diakses pada 8 Maret 2019

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

44

Persoalan lain yang menurut kami perlu dipermasalahkan adalah terkait Pasal

20 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa untuk memberikan pelayanan dan

perlindungan menjadi tanggung jawab PPIU (penyelenggara perjalanan ibadah

Umrah) dengan menjamin asuransi jiwa, kesehatan, serta kecelakaan kepada

jemaah umrah. Pada poin ini, banyak PPIU sebagaimana diutarakan oleh

Shihabuddin Mukhlis yang kedapatan tidak memberikan asuransi jiwa bagi

jamaahnya.88

Dalam persoalan yang sama kami juga belum menemukan asuransi

jiwa yang disediakan oleh PT. Solusi Balad Lumampah untuk jamaahnya. Itu

artinya PT. Solusi Balad Lumampah telah melanggar Pasal 20 Ayat 1 PMA

Nomor 8 Tahun 2015.

Pada dasarnya, PMA ini memberi kuasa Pemerintah melalui Kementerian

Agama untuk melakukan pengawasan dan pengendalian. Hal ini tertuang dalam

pasal 20 yang berbunyi:89

(1) Pengawasan dilakukan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi

pengawasan terhadap rencana perjalanan, kegiatan operasional pelayanan

Jemaah, ketaatan dan/atau penertiban terhadap ketentuan peraturan

perundangundangan.

(3) Dalam hal diperlukan, pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), dapat bekerjasama dengan Inspektorat Jenderal, instansi

pemerintah/lembaga terkait.

(4) Kantor Urusan Haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah

dapat memfasilitasi pelaksanaan pengawasan terhadap pelayanan Jemaah

di Arab Saudi.

Pasal 20 ini sepertinya dapat mengcover kebocoran-kebocoran yang mungkin

terjadi dalam PPIU, ditambah dengan pasal lain yang mewajibkan PPIU

melaporkan seluruh kegiatannya kepada Kementerian Agama. Pelaporan tersebut

meliputi rencana perjalanan umrah, pemberangkatan, dan pemulangan. Namun

88

Sihabuddin Mukhlis, Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah, h. 50 89

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 8

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

45

dalam pasal lain disebutkan bahwa mekanisme sanksi untuk PPIU yang

melanggar beberapa pasal harus melalui laporan dari pihak lain,90

hal ini tentu saja

menunjukkan bahwa penerapan atau implementasi PMA oleh Kementerian

Agama sendiri bersifat pasif.

Argumentasi yang sama juga dituliskan oleh Shihabuddin Mukhlis dalam

Jurnal Akademiknya, ia menyebut bahwa ada beberapa masalah sebelum PMA

2015 ini direvisi, salah satunya adalah karena kurang pengawasan yang dilakukan

oleh pihak-pihak terkait. Beberapa diantaranya adalah:91

1. Tidak adanya pengawasan berkala terhadap travel penyelenggara ibadah

umrah dan pengawasan dari pusat bersifat Pasif, maksudnya pemerintah

akan ber-tindak ketika ada laporan dari Jemaah. Sehingga menyebabkan

terjadinya kasus-kasus dari pihak travel PPIU yang merugikan jemaah

ibadah Umrah.

2. Undang-undang Penyelenggaraan ibadah haji dan peraturan menteri

Agama Nomor 18 tahun 2015 belum mengatur tentang kewajiban PPIU

untuk menjamin kepastian keberangkatan jemaah umrah dan standar biaya

umrah.

3. Lemahnya pengawasan menteri Agama terhadap penyelenggara ibadah

umrah. Kelemahan itu misalnya dapat dilihat dari belum tersedianya data

jemaah dan biro penyelenggara ibadah umrah yang tercatat dengan baik di

kementerian agama.

4. Calon jemaah umrah tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang

sama dalam memilih biro perjalanan umrah atau dalam hal in adalah PPIU,

dikarena-kan kurangnya akses media publikasi kepada masyarakat

90

Pasal 25 ayat 2 ini berbunyi:

“Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dijatuhkan berdasarkan laporan

yang disampaikan kepada Direktur Jenderal dan/atau Kepala Kanwil.” Lihat Lihat Salinan PDF,

PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah, h. 10 91

Sihabuddin Mukhlis, Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah, h. 55

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

46

mengenai informasi biro perjalanan umrah. Terkhusus untuk jangkauan

wilayah pedesaan.

Namun yang pasti PT. Solusi Balad Lumampah telah melanggar Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2012 Pasal 65 yang menyebut bahwa PPIU

dilarang menelantarkan jemaah umrah yang mengakibatkan jemaah umrah gagal

berangkat ke Arab Saudi; melanggar masa berlaku visa; atau terancam keamanan

dan keselamatannya.92

Hal ini bisa dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usaha

sebagaimana yang tertuang dalam pasal 69 dalam Peraturan yang sama.93

Dan hal

ini telah terbukti dengan pencabutan izin PPIU oleh Kementerian Agama.

2. Analisis Implementasi PMA Nomor 8 Tahun 2018

Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018 adalah hasil Revisi

Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2015. Dalam peraturan ini terdapat

sebuah sistem yang dibangun untuk menguatkan pengawasan yang sangat berguna

sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen. Pengawasan tersebut dilakukan

dengan intensif kepada seluruh pihak, baik itu jemaah, pihak travel dan

penyelenggara ibadah umrah dan haji.

Ada beberapa catatan dalam PMA sebelumnya yang kemudian dengan sigap

direspon oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama. Pertama adalah tentang

biaya ibadah umrah (BPIU) referensi, yaitu biaya rujukan dalam penyelenggaraan

ibadah umrah. BPIU referensi ini ditetapkan oleh menteri agama secara berkala.

Jika PPIU menetapkan BPIU dibawah BPIU Referensi, PPIU tersebut wajib

melaporkan secara tertulis kepada peme-rintah yakni Direktur Jenderal

Penyelenggara Haji dan Umrah.

Kedua, beberapa kasus khususnya yang terjadi pada PT. Solusi Balad

Lumampah adalah penggunaan skema Ponzi yang merupakan

92

Lihat Salinan Pdf “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012

Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji”, h. 33 93

Lihat Salinan Pdf “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012

Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji”, h. 34

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

47

model investasi palsu dengan membayarkan keuntungan kepada investor dari

uang yang mereka miliki atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya,

bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang

menjalankan operasi ini. Dalam kasus PT. SBL, skema yang dijalankan hampir

sama, bahwa jamaah umrah yang melakukan pembayaran pertama akan

diberangkatkan setelah ada pendaftaran jamaah umrah berikutnya.94

Skema ini biasanya membujuk investor baru dengan menawarkan

keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan investasi lain, dalam jangka pendek

dengan tingkat pengembalian yang terlalu tinggi atau luar biasa konsisten.

Kelangsungan dari pengembalian yang tinggi tersebut membutuhkan aliran yang

terus meningkat dari uang yang didapat dari investor baru untuk menjaga skema

ini terus berjalan. Dalam kasus biro perjalanan haji dan umrah di Indonesia,

skema ini rupanya juga diadopsi oleh First Travel dan PT. Solusi Balad

Lumampah sebagaimana hasil investigasi dari OJK setelah First Travel dilaporkan

ke pihak berwajib.95

Hal ini kemudian direspon oleh PMA Nomor 8 Tahun 2018

sebagaimana yang tersebut dalam pasal 12, yang berbunyi:

“PPIU dilarang memfasilitasi keberangkatan Jemaah menggunakan BPIU

yang berasal dari dana talangan.”96

Selain itu, PMA tersebut juga mengatur kewajiban PPIU untuk

memberangkatkan jamaah umrah paling lambat 6 bulan setelah jemaah mendaftar

sebagai jemaah umrah.97

Ini terintegrasi dengan kewajiban PPIU untuk

melaporkan jemaah yang telah terdaftar, sebelum keberangkatan dan setelah

kedatangan kepada Direktorat Jenderal penyelenggaraan ibadah haji dan umrah

94

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3250506/ojk-umrah-sbl-mirip-first-travel-gali-

lubang-tutup-lubang diakses pada 8 Maret 2019 95

Lihat Phonzi Schemes-Frequently Asked Question, U.S Securities and Exchange

Commission. U.S Securities and Exchange Commission, diakses pada 21 Oktober 2018; lihat juga

https://finance.detik.com/moneter/d-3571069/first-travel-diduga-pakai-skema-ponzi-apa-itu

diakses pada pada 21 Oktober 2018 dan https://www.liputan6.com/bisnis/read/3250506/ojk-

umrah-sbl-mirip-first-travel-gali-lubang-tutup-lubang diakses pada 8 Maret 2019 96

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 9 97

Sihabuddin Mukhlis, Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah, h. 56

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

48

melalui sitem pelaporan elektronik. Hal ini diundangkan dalam Pasal 26 yang

berbunyi:98

(1) PPIU wajib melaporkan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah kepada

Direktur Jenderal yang meliputi rencana perjalanan umrah,

pemberangkatan, pemulangan, dan permasalahan khusus.

(2) Laporan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan melalui sistem pelaporan elektronik.

(3) Laporan rencana perjalanan umrah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam sebelum

Jemaah berangkat dari tanah air.

(4) Laporan pemberangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam setelah Jemaah

berangkat dari bandara pemberangkatan International.

(5) Laporan kepulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling

lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam setelah jemaah tiba di tanah

air.

Sistem yang dimaksud adalah Sipatuh, singkatan dari Sistem Informasi

Pengawasan Terpadu Umrah dan Haji Khusus yang dibangun berbasis elektronik

untuk memberikan pelayanan dalam sebuah sistem yang terintegrasi. Sipatuh

dikembangkan dalam rangka memperkuat pengawasan penyelenggaraan umrah di

Indonesia dan perluasan cakupan pengawasan sejak pendaftaran sampai

kepulangan. Sistem ini memuat sejumlah informasi, di antaranya:99

a. Pendaftaran jemaah umrah,

b. Paket perjalanan yang ditawarkan PPIU,

c. Harga paket,

98

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 16 99

Sihabuddin Mukhlis, Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah, h. 56

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

49

d. Pemantauan penyediaan tiket yang terintegrasi dengan maskapai

penerbangan, dan

e. Pemantauan akomodasi yang terintegrasi dengan sistem muassasah (badan

atau yayasan yang didirikan sebagai pengganti syekh jemaah Haji di Makkah) di

Arab Saudi.

Selain itu, Sipatuh juga memuat alur pemesanan visa yang terintegrasi

dengan Kedutaan Besar Saudi Arabia, validasi identitas jemaah yang terintegrasi

dengan Duk-capil dan pemantauan keberangkatan dan kepulangan yang

terintegrasi dengan Imigrasi. Melalui Sipatuh, jemaah akan memperoleh nomor

registrasi pendaftaran sebagai bukti proses pendaftaran yang dilakukan sesuai

peraturan. Artinya, proses akhir pendaftaran adalah keluarnya nomor registrasi

umrah (sejenis nomor porsi dalam pendaftaran ibadah haji). Dengan nomor

registrasi ini, jemaah dapat memantau proses persiapan keberangkatan yang

dilakukan oleh PPIU, mulai dari pengadaan tiket, pemesanan akomodasi, hingga

penerbitan visa. Melalui sistem ini jemaah dapat memonitor seluruh proses

pengurusan perjalanan ibadah umrah sejak pendaftaran hingga kembali ke Tanah

Air.

Aplikasi Sipatuh menurut Kementerian Agama telah dirilis pada

pertengahan April 2018. Semua penyelenggara perjalanan ibadah umrah wajib

untuk mendaftar ke sistem aplikasi tersebut. Jika ada biro perjalanan yang tidak

mendaftar akan dikenai sanksi. Proses pendaftaran dilakukan oleh pimpinan biro

perjalanan umrah dengan cara mengambil user ID dan password di Subdit

Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama RI.

Pengambilan user ID dan password sudah dibuka sejak 27 Maret 2018 sampai

dengan 10 April 2018. Hingga saat ini, baru tercatat 68 biro perjalanan ibadah

umrah dan haji khusus yang sudah mengambil user ID dan password.100

100

A. Muchaddam Fahham, Penyelenggaraan Ibadah Umrah: Akar Masalah dan

Penanganannya, h. 17

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

50

Dalam PMA Nomor 8 Tahun 2018 pemerintah juga mengatur persoalan

yang cukup spesifik dan detil. Misalnya terkait bus yang nantinya akan digunakan

oleh pihak PPIU di Arab Saudi untuk mengangkut jamaah umrah.101

Disebutkan

dalam Pasal 15 Ayat 9 bahwa transportasi darat selama di Arab Saudi harus

memenuhi standar kelayakan dan kenyamanan meliputi usia bus paling lama lima

tahun, kapasitas bus paling banyak lima puluh seat per-bus, memiliki air

condition, sabuk pengaman, tombol manual darurat pembuka pintu, alat pemecah

kaca, alat pemadam kebakaran, bagasi yang terletak di bawah, ban cadangan atau

ban anti bocor, kotak pertolongan pertama pada kecelakaan lengkap dengan obat-

obatan, pengeras suara, toilet, dan kulkas seluruhnya dalam kondisi baik dan

berfungsi.

Persoalan yang sangat mendetil tersebut pada dasarnya bagus untuk

menjaga hak-hak jamaah umrah, namun akan sangat menyulitkan dalam persoalan

pengawasan yang nantinya dilakukan oleh pemerintah. Meskipun terdapat

SIPATU sebagai sarana elektronik untuk sistem pengawasan, namun hal-hal

yang tidak diinginkan bisa saja terjadi dalam setiap perjalanan umrah.

Dalam Pasal 29 PMA Nomor 8 Tahun 2018 menurut kami di samping

memberikan sarana pengaduan untuk jamaah umrah, namun juga menunjukkan

bahwa pemerintah melalui Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah

merasa bahwa mereka tidak akan mampu mengawasi seluruh kegiatan operasional

PPIU –untuk tidak mengatakan bahwa sifat pengawasannya bersifat pasif-. Dalam

Pasal 29 disebutkan:

“Jemaah dapat mengadukan pelaksanaan Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah kepada perwakilan pemerintah Republik Indonesia di luar

negeri, PPIU, dan atau Kementerian Agama.”

Keberadaan PMA Nomor 8 Tahun 2018 ini akan menjadi sia-sia ketika

tidak ada sosialisasi kepada seluruh pihak terkait. Terutama kepada pihak PPIU

101

Lihat Salinan PDF, PMA Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, h. 11

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

51

dan calon jamaah umrah. Upaya sosialisasi telah dilakukan oleh Pemerintah pada

2017 silam sebelum PMA Nomor 8 Tahun 2018 ini disahkan.102

Sebagaimana

dikutip dalam laman resmi Kementerian Agama, di sana disebutkan bahwa

masyarakat harus mengingat 5 Pasti agar tidak tertipu oleh PPIU.

Pertama adalah memastikan PPIU tersebut telah terdaftar di Kemenag.

Kedua adalah pastikan kapan tanggal dan jam jadwal keberangkatan ke

tanah suci dan pastikan apa nama maskapai serta nomor penerbangannya.

Ketiga, pastikan berapa harga paket umrah, dan pastikan apa saja

pelayanan yg didapat jamaah dengan harga tersebut.

Keempat, pastikan apa nama dan alamat lokasi hotel yang akan didiami

selama jamaah berada di tanah suci.

Kelima, pastikan visa yang digunakan dalam perjalanan umrah.

3. Rekomendasi Untuk PMA Nomor 8 Tahun 2018

Sebelum beranjak kepada rekomendasi untuk PMA Nomor 8 Tahun 2018,

berikut adalah tabel perbandingan antara PMA Nomor 18 Tahun 2015 dengan

PMA Nomor 8 Tahun 2018 secara garis besar.

No. Tentang PMA Nomor 18 Tahun

2015

PMA Nomor 8 Tahun

2018

1. Biaya Referensi

BPIU.

Pasal 9 ayat 3,4 dan 5

(3) Pendaftaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2),

dilakukan dengan

ketentuan:

a. jemaah mengisi blanko

pendaftaran yang ditetapkan

oleh PPIU;

b. jemaah membayar BPIU

Pasal 10 ayat 1,2 dan 3;

1) Menteri menetapkan

BPIU Referensi

secara berkala

sebagai pedoman

penetapan BPIU

2) Dalam hal PPIU

menetapkan BPIU di

bawah BPIU

102

Lihat https://kemenag.go.id/berita/read/261576, diakses pada 26 Maret 2019

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

52

sesuai paket yang dipilih; dan

c. jemaah dan PPIU

menandatangani perjanjian

yang berisi hak dan

kewajiban masing-masing

pihak.

(4) BPIU yang telah dibayar

jemaah sebagaimana dimaksud

pada ayat (3)

huruf b digunakan untuk

penyelenggaraan ibadah

umrah.

(5) Dalam hal jemaah yang

telah terdaftar membatalkan,

PPIU wajib

mengembalikan BPIU setelah

dikurangi biaya yang telah

dikeluarkan

sesuai perjanjian yang telah

disepakati.

Referensi, PPIU

wajib melaporkan

secara tertulis kepada

Direktur Jenderal.

3) Dalam hal PPIU tidak

melaporkan secara

tertulis sebagaimana

dimaksud pada ayat

(2), Direktur Jenderal

meminta penjelasan.

2. Dana talangan

untuk BPIU

sebagai

pembiayaan

pemberangkatan

jamaah

Tidak ada aturan. Pasal 12;

PPIU dilarang

memfasilitasi

keberangkatan Jemaah

menggunakan BPIU yang

berasal dari dana talangan.

3. Pengawasan

dan

Pengendalian

Pasal 20, 21, dan 22;

Pasal 20

(1) Pengawasan dilakukan

oleh Direktur Jenderal atas

nama Menteri.

(2) Pengawasan

Pasal 32, 33, 34, dan 35;

Pasal 32

(1) Pengawasan dilakukan

oleh Direktur Jenderal.

(2) Dalam melaksanakan

Pengawasan sebagaimana

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

53

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), meliputi

pengawasan

terhadap rencana perjalanan,

kegiatan operasional

pelayanan Jemaah,

ketaatan dan/atau penertiban

terhadap ketentuan

peraturan

perundangundangan.

(3) Dalam hal diperlukan,

pengawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2),

dapat bekerjasama dengan

Inspektorat Jenderal,

instansi

pemerintah/lembaga terkait.

(4) Kantor Urusan Haji pada

Konsulat Jenderal Republik

Indonesia Jeddah

dapat memfasilitasi

pelaksanaan pengawasan

terhadap pelayanan Jemaah

di Arab Saudi.

Pasal 21

(1) Pengendalian dilakukan

oleh Direktur Jenderal atas

nama Menteri

terhadap operasional

penyelenggaraan perjalanan

Ibadah Umrah di Tanah

dimaksud pada ayat (1)

Direktur Jenderal dibantu

oleh

Kepala Kantor Wilayah,

kepala kantor kementerian

agama kabupaten/kota, dan

staf teknis haji pada

Konsulat Jenderal

Republik Indonesia di

Jeddah.

(3) Pengawasan

sebagaimana dimaksud

pada ayat (1),

meliputi pengawasan

terhadap:

a. pendaftaran;

b. pengelolaan keuangan;

c. rencana perjalanan;

d. kegiatan operasional

pelayanan Jemaah;

e. pengurusan dan

penggunaan visa;

f. indikasi penyimpangan

dan/atau kasus tertentu;

dan

g. ketaatan terhadap

ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(4) Dalam hal Kepala

Kantor Wilayah, kepala

kantor

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

54

Air dan Arab Saudi.

(2) Pengendalian

penyelenggaraan perjalanan

ibadah umrah meliputi

kepemilikan, domisili, masa

berlaku izin operasional,

finansial, sarana dan

prasarana, serta kinerja

pelayanan kepada Jemaah.

(3) Pengendalian dapat

dilakukan dalam bentuk

moratorium perizinan

dan/atau dalam bentuk

lainnya.

(4) Moratorium

sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) ditetapkan oleh

Direktur

Jenderal.

Pasal 22

(1) Pengawasan dan

pengendalian dilakukan

berdasarkan standar

pelayanan

minimal penyelenggaraan

perjalanan Ibadah Umrah.

(2) Hasil pengawasan dan

pengendalian sebagaimana

dimaksud pada ayat (1),

sebagai bahan masukan

untuk penilaian kinerja

kementerian agama

kabupaten/kota, dan staf

teknis

haji pada Konsulat Jenderal

Republik Indonesia di

Jeddah melakukan

pengawasan sendiri, hasil

pengawasan dilaporkan

kepada Direktur Jenderal.

(5) Pengawasan

sebagaimana dimaksud

pada ayat (2),

dapat bekerja sama dengan

instansi

pemerintah/lembaga

terkait.

Pasal 33

Pengawasan dilakukan

secara:

a. terprogram dan berkala;

b. sewaktu-waktu sesuai

dengan kebutuhan;

dan/atau

c. terpadu dengan instansi

pemerintah/lembaga

terkait.

Pasal 34

(1) Pengendalian dilakukan

oleh Direktur Jenderal

terhadap operasional

Penyelenggaraan

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

55

PPIU.

(3) Ketentuan lebih lanjut

mengenai pengawasan dan

pengendalian ditetapkan

oleh Direktur Jenderal.

Perjalanan

Ibadah Umrah di tanah air,

negara transit, dan Arab

Saudi.

(2) Pengendalian dapat

dilakukan dalam bentuk

moratorium perizinan

dan/atau dalam bentuk

lainnya.

(3) Moratorium

sebagaimana dimaksud

pada ayat (2)

ditetapkan oleh Direktur

Jenderal atas nama

Menteri.

Pasal 35

(1) Pengawasan dan

pengendalian dilakukan

berdasarkan

standar pelayanan minimal

Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah.

(2) Ketentuan lebih lanjut

mengenai pengawasan dan

pengendalian ditetapkan

dengan Keputusan Direktur

Jenderal.

4. Kewajiban

Akreditasi

Pasal 24;

Pasal 24

(1) Penilaian terhadap

kinerja PPIU dilakukan

Pasal 37, 38, 39, dan 40;

(1) Setiap PPIU wajib

diakreditasi.

(2) Akreditasi sebagaimana

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

56

melalui akreditasi.

(2) Akreditasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1),

meliputi komponen

kualitas pelayanan, sumber

daya manusia, finansial,

sarana dan

prasarana, serta administrasi

dan manajemen.

(3) Akreditasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1),

dilakukan untuk menilai

kinerja dan kualitas

pelayanan PPIU dengan

peringkat A, B, C, dan D.

(4) Pelaksanaan akreditasi

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan

oleh Tim yang ditetapkan

oleh Direktur Jenderal.

(5) Tim sebagaimana

dimaksud pada ayat (4),

terdiri dari unit kerja terkait

dan/atau lembaga yang

memiliki kompetensi di

bidang akreditasi.

(6) Hasil akreditasi

dijadikan sebagai salah satu

pertimbangan dalam

menetapkan perpanjangan

izin PPIU.

dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh lembaga

yang ditunjuk oleh

Direktur

Jenderal.

(3) Akreditasi PPIU

dilakukan setiap 3 (tiga)

tahun.

Pasal 38

Biro Perjalanan Wisata

yang telah ditetapkan

sebagai PPIU

dinyatakan memeroleh

akreditasi C.

Pasal 39

(1) Akreditasi

dipergunakan sebagai

bahan penilaian

terhadap kelayakan dan

kualitas pelayanan yang

diberikan oleh PPIU.

2) Kualitas pelayanan

sebagaimana dimaksud

pada ayat

(1) ditetapkan dengan

peringkat A (Sangat Baik),

B

(Baik), C (Cukup), dan D

(Kurang).

(3) Dalam hal peringkat

kualitas pelayanan

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

57

(7) Ketentuan lebih lanjut

mengenai pedoman

akreditasi ditetapkan oleh

Direktur Jenderal.

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2)

mendapatkan peringkat D

(Kurang), izin operasional

PPIU dicabut.

Pasal 40

Ketentuan lebih lanjut

mengenai akreditasi

ditetapkan

dengan Keputusan Direktur

Jenderal.

5.

Menurut Muchaddam Fahham salah seorang Peneliti Bidang Agama dan

Masyarakat pada Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI bahwa pada dasarnya

kasus tentang jamaah umrah yang terlantar sejak dahulu telah banyak terjadi.

Banyak kasus seperti jemaah terlantar, jemaah tidak bisa pulang karena biro

perjalanan tidak menyediakan tiket pulang ke tanah air, hingga jemaah harus

transit di berbagai negara karena biro perjalanan memilih tiket pesawat yang

nondirect, yang mengakibatkan ketidaknyamanan layanan ibadah umrah dan

layanan biro perjalanan umrah tidak sesuai dengan yang ditawarkan.103

Menurutnya persoalan ini muncul karena tidak ada standar harga untuk perjalanan

umrah, tidak adanya regulasi yang solid mengatur perjalanan umrah dan sistem

pengawasan yang kurang memadai.

Dengan PMA Nomor 8 Tahun 2018 ini diharapkan persoalan-persoalan

tersebut tidak lagi ditemukan dan perjalanan ibadah umrah dapat dilaksanakan

dengan lebih baik. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana

mengimplementasikan PMA yang ada sehingga ia menjadi aturan-aturan yang

103

A. Muchaddam Fahham, Penyelenggaraan Ibadah Umrah: Akar Masalah dan

Penanganannya, h. 17

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

58

sederhana dan menjamin seluruh proses perjalanan ibadah umrah. Termasuk

bagaimana melakukan pengawasan yang lebih efektif bagi keseluruhan proses

tersebut. Perlu adanya implementasi yang lebih efektif dan efisien di luar PMA

yang memungkinkan aturan-aturan yang ada dilaksanakan dengan profesional.

Upaya tersebut memang telah diupayakan oleh Kementerian Agama dengan

membuat sistem aplikasi pengawasan dan pengendalian, Sipatuh. Dengan

dibentuknya Sipatuh tentu saja akan sangat memudahkan pemerintah dalam hal

pengawasan PPIU. Namun yang perlu juga dipertimbangkan adalah terkait PPIU

sebagai sebuah “bisnis” yang juga berhak untuk memeroleh aturan yang

menguntungkan mereka dan tidak hanya mengutamakan kepentingan dan hak-hak

jamaah umrah. Dan lagi berkaitan dengan Travel Umrah yang belum memiliki

izin yang tentu saja tidak mengakses Sipatuh, pemerintah melalui Direktorat

Jendral Haji dan Umrah juga perlu membuat seperangkat peraturan dan

mekanisme untuk menertibkan mereka.

Apapun bentuk peraturan, sudah semestinya tidak hanya

mempertimbangkan yang telah terjadi saja, namun juga harus mengantisipasi apa

yang mungkin akan terjadi, seperti progam Pemerintah Arab Saudi yang

menerapkan rekam data jamaah haji maupun umrah yang berlaku wajib syarat

pengajuan visa ke Arab Saudi. Dikutip dari laman id.beritasatu.com bahwa VFS

Tasheel adalah perusahaan yang menyediakan layanan administratif untuk seluruh

bentuk pengajuan visa ke Arab Saudi, kecuali urusan diplomatik. Di dalamnya

termasuk perekaman data biometrik yang kini sudah resmi menjadi mandatori

atau wajib dalam pengajuan visa ke Arab Saudi. VFS Tasheel ternyata adalah

partner resmi dan eksklusif dari Kementerian Luar Negeri (MOFA) Kerajaan

Arab Saudi dalam pengurusan visa Arab Saudi di seluruh dunia. Didirikan pada

2012, VFS Tasheel secara resmi menjalankan mandat tersebut sejak 2013.104

Sebagai perusahaan swasta yang mengurusi administrasi visa, VFS Tasheel

bukanlah biro perjalanan haji dan umrah, seperti yang disebut-sebut sejumlah

104

Lihat https://id.beritasatu.com/home/vfs-tasheel-kurangi-antrian-panjang-pengajuan-

visa-ke-arab-saudi/185014, diakses pada 26 Maret 2019

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

59

pihak. VFS Tasheel tidak terikat pada ketentuan Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Persoalan semacam ini tentu saja sebisa mungkin bisa diantisipasi oleh

undang-undang atau peraturan pemerintah.

Terlepas dari itu terdapat pasal terkait akreditasi PPIU yang patut

diapresiasi. Akreditasi semacam ini akan memudahkan calon jamaah umrah untuk

menilai ke mana mereka akan mendaftarkan diri untuk melaksanakan ibadah

umrah. Disebutkan dalam PMA Nomor 8 Tahun 2018, sebagaimana berikut:

Pasal 39

(1) Akreditasi dipergunakan sebagai bahan penilaian terhadap kelayakan

dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh PPIU.

(2) Kualitas pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

dengan peringkat A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang).

(3) Dalam hal peringkat kualitas pelayanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) mendapatkan peringkat D (Kurang), izin operasional PPIU

dicabut.

Ada resiko terkait bagaimana pasal ini ditetapkan di mana akan muncul

persaingan antar PPIU dan akan adanya monopoli PPIU ketika mereka memiki

segala kemungkinan untuk mendapatkan akreditasi terbaik. Hal ini juga perlu

untuk diantisipasi sebalum banyak kemungkinan terjadi.

Namun yang terpenting sebagaimana adalah adanya upaya saling mengawasi

antara satu lembaga dengan lembaga lainnya, antara jamaah dan PPIU agar

kekurangan yang muncul bisa segera diatasi melalui mekanisme yang telah

ditetapkan. Menurut Muchaddam, mengakhiri BAB IV ini, DPR RI juga perlu

memastikan bahwa regulasi penyelenggaraan ibadah umrah dalam bentuk PMA

yang telah dibuat oleh Kementerian Agama dapat diimplementasikan sehingga

dapat menjamin penyelengggaraan ibadah umrah yang lebih baik.105

105

A. Muchaddam Fahham, Penyelenggaraan Ibadah Umrah: Akar Masalah dan

Penanganannya, h. 17

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

60

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan pengalaman pemerintah terhadap PMA Nomor 18 Tahun

2015 terdapat banyak kekurangan terkait kegagalan PPIU dalam menjalankan

bisnisnya. Hal ini menunjukkan bahwa regulasi yang dibuat oleh pemerintah

memerlukan koreksi dan implementasi yang lebih baik. Demikian pula PMA

Nomor 8 Tahun 2018 sebagai revisi dari PMA sebelumnya, juga perlu

mendapatkan kritik agar tidak terulang kembali kegagalan regulasi dalam PMA

sebelumnya, agar tidak ada lagi PPIU yang gagal memberangkatkan jamaahnya.

PT. SBL dalam menjalankan bisninya memberikan biaya umrah murah,

bonus untuk para agen, serta memberikan mekanisme cicilan. Menurut Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) mereka harus mensubsidi jamaah umrah promo dan

menutup biaya jamaah yang sudah berangkat. Di sini terjadi miss management

sebagaimana disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada banyak

kekurangan dalam PMA Nomor 18 Tahun 2015 yang membuat PT. SBL gagal

memberangkatkan jamaahnya. Di antaranya adalah mekanisme pelaporan

sebagaimana dalam pasal 25 ayat 2 yang mensyaratkan adanya pelaporan dari

pihak lain terkait pelanggaran yang muncul menyebabkan implementasi PMA

Nomor 18 Tahun 2015 ini dianggap pasif. Ditambah dengan lemahnya

pengawasan oleh pemerintah dan standar biaya yang belum ditentukan dalam

PMA ini. Hal ini kemudian mengakibatkan adanya upaya revisi oleh Pemerintah

dengan membuat regulasi tambahan yakni PMA Nomor 8 Tahun 2018. Di

dalamnya diatur biaya refrensi untuk jamaah umrah, batas maksimal

pemberangkatan dan juga pelarangan PPIU memberangkatkan jamaahnya

menggunakan dana talangan sebagaimana dalam pasal 12. Termasuk pemerintah

telah membuat sebuah aplikasi pelaporan SIPATUH yang bisa diakses secara

online.

Meskipun PMA terbaru dianggap bisa mengatasi kegagalan sebelumnya

namun temuan kami menunjukkan bahwa PMA ini hanya menganalisa yang telah

terjadi dan belum sampai melakukan upaya antisipatif terhadap apa yang akan

terjadi, seperti kemunculan VFS Tasheel yang mewajibkan calon jamaah umrah

merekam data mereka untuk keperluan Visa. Yang ternyata adalah partner resmi

dan eksklusif dari Kementerian Luar Negeri (MOFA) Kerajaan Arab Saudi dalam

pengurusan visa Arab Saudi di seluruh dunia, dan belum bersinergi secara resmi

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

61

dengan pemerintah Indonesia. Belum lagi dengan mekanisme perapian travel

umrah yang belum memiliki izin, belum disinggung dalam PMA tersebut terkait

mekanisme pelaporannya dan penangannya, inilah mengapa regulasi pemerintah

sampai saat ini dianggap bersifat pasif. Dalam regulasi PMA Nomor 8 Tahun

2018 juga disinggung terkait pemeringkatan PPIU sebagai PPIU referens. Yang

perlu menjadi perhatian juga adalah tentang bagaimana iklim bisnis dalam PPIU

ini tetap terjaga dan menguntungkan bagi semua pihak, tidak hanya calon jamaah

umrah tetapi juga untuk seluruh pelaku bisnis. Tidak adanya upaya monopoli satu

PPIU karena telah memeroleh akreditasi dari pemerintah sedangkan yang lain

tidak, tetapi semuanya bisa bersaing dengan sehat.

2. Implikasi

Dengan beberapa rekomendasi temuan yang kami dapatkan, semoga dapat

memberikan masukan bagi pemerintah selaku regulator untuk meninjau ulang atau

menambahkan regulasinya dalam PMA Nomor 8 Tahun 2018 agar tidak perlu lagi

ada kegagalan dalam usaha PPIU.

Tidak hanya membuat regulasi, pemerintah juga harus membuat sistem

yang baik baik manual maupun online agar mudah untuk diakses dan

tranparansinya semakin baik. Hal ini berimbah kepada pengawasan PPIU yang

juga semakin baik.

3. Saran

Terimakasih untuk seluruh pihak yang telah membaca dan menguji hasil

penelitian kami ini, setiap masukan dan saran akan menjadi bahan pertimbangan

kami selanjutnya demi menyempurnakan yang kurang dalam skripsi ini. Kami

sadar bahwa skripsi ini masih memiliki banyak celah untuk penelitian lanjutan.

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

62

Daftar Pustaka

Buku:

Al-Quran al-Karim

Agusta, Ivanivic. “Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif” dimuat dalam

Academia.rdu. 2015

Al-Ṣan‟ānī, Muḥammad ibn Ismā‟īl ibn Ṣalāh. Subul al-Salām. Mesir: Dār al-Ḥadīth.

Al-Sijistānī, Abū Dāwūd Sualaymān ibn al-Ash‟ath. Sunan Abī Dāwūd. Beirut: Dār al-

Kitāb al-„Arabī. T.t.

Al-Suyūṭī, „Abd al-Raḥmān ibn Abū Bakr. al-Asybāh wa al-Nadhā‟ir. Beirut: Dār al-

Kutub al-„Ilmiyyah. tt.

Al-Syāfi‟ī, Muḥammad ibn Idrīs. Al-Umm. Beirut: Dār al-Ma‟rifah. V.2. 1393 H.

Al-Ṭabarī, Muḥammad Abū Ja‟far. Jāmi‟ al-Bayān fī Ta‟wīl Al-Qur‟ān. Saudi Arabia:

Mu‟assasah al-Risālah. 2000.

Al-Ṭarīqī, Abdullah „Abd al-Muḥsin. Al-Iqtiṣād al-Islāmī; Usas wa Mabādi‟ wa

Ahdāf. Mu‟assasah Jersey. tt.

Al-Zuḥailī, Wahbah. Al-Fiqh al-Islāmy wa Adillatuh. Damaskus: Dār al-Fikr. 2006.

V.iii dan V.v

Al-Zuḥailī, Wahbah. Al-Mu‟āmalāt al-Māliyyah al-Mu‟āṣirah Buḥūts wa Fatāwā wa

Ḥulūl. Damaskus: Dār al-Fikr. 2002.

Apeldoorn, L.J. Van. Pengantar Ilmu Hukum, terj. Oetarid Sadino. Jakarta: PT.

Kresna Prima Persada. 2009

Asyhadie, Zaeni. Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta:

Rajawali Pers. 2012

Fitria. Skripsi: Strategi Travel Arminareka Perdana Cabang Pekanbaru dalam

Menarik Calon Jamaah Haji dan Umrah Ditinjau dari Perspektif Islam. Riau:

UIN Syarif Kasim. 2011

Hasan, Iqbal. Analisis Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. 2004

Ibn Taymiyyah. Majmu‟ al-Fatāwā.

Islamic Tour, Nazaret. Company Profile: Investasi Pengembangan Bisnis Umroh dan

Haji

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

63

Jahar, Asep Saepudin, dkk. Hukum Keluarga, Pidana dan Bisnis. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group. 2013

Juwana, Hikmahanto. Teori Hukum. UI: Fakultas Hukum Universitas Indonesia. T.th.

Kadir, Muhammad Abdul. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti. Cet. 1, 2004.

Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. T.t.

Mukhlis, Sihabuddin. Perlindungan Hukum Jamaah Umrah dalam Penyelenggaraan

Ibadah Umrah. Bandung: Jurnal al-Syariah. Vol 20, Nomor 1. 2018

Mukminin, Furqon Skripsi: Manajemen Pelayanan Biro Perjalanan Haji dan Umrah.

Studi Kasus di Sultan Agung Tour & Travel Semarang.

Mukminin, Furqon. Skripsi: Manajemen Pelayanan Biro Perjalanan Haji dan Umrah

(Studi Kasus di Sultan Agung Tour & Travel Semarang). Semarang: UIN

Walisongo. 2015

PMA Nomor 18 tahun 2015 yang tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah

Umrah. Pdf.

PMA Nomor 8 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah. Pdf.

Rochimi, Abdurachman. Segala Hal Tentang Haji dan Umrah. t.tp.: Erlangga, t.t.

Sābiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Beirut: Dār al-Kitab al-„Arabī. 1987.

Sumardi Suryabrata. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grafindo. 1998

Suryabrata, Sumardi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grafindo. 1998

Wijaya, Pramana. Skripsi: Studi Evaluasi Penerapan Etika Bisnis Pada Biro

perjalanan Haji dan Umrah (Studi Kasus PT. Arminareka Perdana). Ciputat:

UIN Jakarta. 2014

Website:

www.merriam-webster.com/dictionary/businnes

Phonzi Schemes-Frequently Asked Question, U.S Securities and Exchange

Commission. U.S Securities and Exchange Commission

https://finance.detik.com/moneter/d-3571069/first-travel-diduga-pakai-skema-ponzi-

apa-itu

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

65

Lampiran-Lampiran

1. Keputusan Kementerian Hukum dan Ham

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

66

2. Surat Izin Usaha Kementerian Pariwisata

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

67

3. Izin Usaha Kota Bandung

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

68

4. Izin dari Kementerian Keuangan

Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

69

5. Izin PPIU dari Kementerian Agama

Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

70

6. Halaman Utama Portal Sipatuh Kementerian Agama

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

71

7. Putusan Pengadilan Negeri Bandung

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

72

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

73

8. Data Umum Pengadilan Negeri Bandung

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

74

9. Adapun Penuntutan Untuk H. Aom Juang Wibowo sebagaimana

dikutip dari Berkas Perkara Pengadilan Negeri Bandung

1. Menyatakan terdakwa H. AOM JUANG WIBOWO SASTRA NINGRA

T bersalah telah melakukan tindak pidana penipuan secara bersama-sama dan yan

g berkelanjutan sebagaimana diatur dalam dakwaan kesatu melanggar Pasal 378

KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP..

Dan bersalah melakukan tindak pidana pencegahan dan pencucian uang secara ber

sama-sama dan yang berkelanjutan sebagaimana diatur dalam dakwaan kedua me

langgar Pasal 3 UU RI No. 8 Tahun 2010 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pa

sal 64 ayat (1) KUHP.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa H. AOM JUANG WIBOWO SAS

TRA NINGRAT selama 1 (satu) tahun penjara dikurangi selama terdakwa H. A

OM JUANG WIBOWO SASTRA NINGRAT berada dalam tahanan sementara

dengan perintah terdakwa tetap di tahan dan denda sebesar Rp. 100.000.000. -(ser

atus juta rupiah) subsidair 3 (tiga) bulan kurungan.

3. Metapkan agar barang bukti berupa :

1 (satu) unit R4 Merk Honda tipe Jazz GK5 1.5 S CVT (CKD) Nopol B 15

12 KRO Warna Merah Dengan STNK an. ATI BUDIYANTI Alamat Beka

si Timur Regency BLK H 31 Rt.10 Rw.08 Bekasi.

Dikembalikan kepada sdr ATI BUDIYANTI.

1 (satu) unit R4 Merk Toyota tipe Hiace Commuter Nopol Z 7000 K Warn

a Silver Metalik Dengan STNK an. PEPI TOMY SUDRAJAT, S.IP, Alam

at di STNK Jl. Benda No 20 2/2 Cikalang tawang TS-M dan alamat di SK

PD PKB Jl. Sutisna Senjaya No. 103 Rt.03 Rw.08 Lengkong Sari Tawang.

Dikembalikan kepada Perusahaan SBL.

1 (satu) unit R2 dengan merk Yamaha tipe XMAX warna kuning nopol D

2901 NQJ tanpa STNK.

Dikembalikan kepada Asosiasi SBL.

1 (satu) unit R4 merk Mercedez Benz C250 warna silver nopol B 1095 SA

G warna silver tanpa STNK;

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

75

Dikembalikan kepada Asosiasi SBL.

1 (satu) unit R4 merk Honda Mobilio nopol D 1225 UR warna silver tanpa

STNK;

Dikembalikan kepada Asosiasi SBL.

1 (satu) unit merk Toyota tipe Alphard S 2.4 A/T nopol D 83 RRY warna

hitam berikut STNK an. POPHI SHOPIA APRIYANTI, ST alamat Marga

hayu Raya BRT I-2A No. 48 Rt.06 Rw.05 Buahbatu BDG;

Dikembalikan kepada Leasing Mitsui.

1 (satu) unit R4 merk Nissan Navara dengan nopol B 9811 QW warna hita

m tanpa STNK;

Dikembalikan kepada Asosiasi SBL.

1 (satu) unit R2 merk Suzuki TS 200 tanpa nopol warna kuning tanpa STN

K;

Dikembalikan sdr. M.Subhan.

1 (satu) unit R2 merk Suzuki TS RM 250 tanpa nopol warna kuning tanpa

STNK;

Dikembalikan kepada Asosiasi SBL.

1 (satu) unit R2 dengan merk KTM EXC-F 250 tanpa nopol warna kuning

tanpa STNK;

Dikembalikan kepada Asosiasi SBL.

1 (satu) unit Segway warna hitam;

Dikembalikan kepada Asosiasi SBL.

1 (satu) unit Ranmor R-4 Merek Nissan Tipe X-Trail 2.5 XT AT, Nopol:

D-1408-RY (Ganti Nopol: EX D-9-AI Jenis mobil penumpang warna hita

m tahun pembuatan 2003, isi silinder 2488 CC nomor angka NIK/PIN T30

A06923 Nomor mesin : QR25126690A, Bahan bakar : Bensin registrasi 2

014.

1 (satu) buah anak kunci R-4 Merek Nissan Tipe X-Trail 2.5 XT AT berik

ut remot.

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

76

1 (satu) STNK Nomor 1045893/JB/2014 tanggal 06 Oktober 2014, Nomor

BPKB : 7111362-H berikut 1 lembar SKPD-PKB/BBNKB dan SWD, KL

LJ, dan PNBP Nomor: 02434178

Dikembalikan kepada sdr. AMUNG SUNARYA.

1 (satu) unit R4 merek Range Rover Evoque warna orange No pol D 9 AQ

J.

1 (satu) unit R4 merek Isuzu Truk Towing warna putih No. Pol D 9585 A

G.

Dikembalikan kepada saksi DEDI SUCIPTA.

1 (satu) unit R4 beserta anak kunci dan STNK dengan identitas kendaraan

: nopol : T 1363 AW a.n. STNK RIZAL MAULANA dengan alamat Kp.

Kaum Rt.001/Rw.001, Campaka Purwakarta, merk/type Mitsubishi Pajero

Sport 2.4 L dakar (4x2) 8 AT, No. Rangka : MBGUKR10GH041165, No.

Mesin : N15UBC3503.

Dikembalikan kepada Saksi SLAMET PRANTO SUSILO.

Uang tunai sebesar Rp. 1.300.000.000,- (Satu Milyar Tiga Ratus Juta Rupi

ah) pecahan Rp. 100.000,-

Uang tunai sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) pecahan Rp. 1

00.000,-

Uang tunai sebesar Rp. 300.000.000,- pecahan Rp. 100.000,-

Uang tunai sebesar Rp. 457.565.932.00 dari Rekening An. PT. SOLUSI B

ALAD LUMAMPAH denagn Nomor Rekening 130-00-633-88889-9 pada

Bank Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 277.979.795.59 dari Rekening atas nama PT. SOL

USI BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 130-00-800-2222-4

pada Bank Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 1.888.856.20 dari rekening atas nama PT. SOLUSI

BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 130-00-0088222-8 pada

Bank Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 507.034.00 dari Rekening atas nama PT. SOLUSI

BALAD LUMAMPAH dengan Nomor rekening 130-00-0800222-5 pada

Bank Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 2.083.352.22 dari Rekening atas nama PT. SOLUS

I BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 130-00-88880288-8 pa

da Bank Mandiri;

Uang tunai sebesr Rp. 1.307.921.86 dari Rekening atas nama PT. SOLUSI

BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 130-00-0882222-6 pada

Bank Mandiri;

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

77

Uang tunai sebesar Rp. 1.307.921.86 dari Rekening atas nama PT. SOLUS

I BALAD LUMAMPAH dengan Nomor rekening 130-00-2000009-2 pada

bank Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 789.573.75 dari Rekening atas nama PT. SOLUSI

BALAD LUMAMPAH dengan Nomor rekening 130-00-8888116-7pada B

ank Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 1.715.733.51 dari Rekening atas nama PT. SOLUS

I BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 130-00-8881212-1 pad

a Bank MAndir;

Uang tunai sebesar Rp. 735.000.82 dari Rekening atas nama PT. SOLUSI

BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 130-00-8882121-3 pada

Bank Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 11.221.644.43 dari rekening atas nama Koperasi S

OLUSI BALAD LUMAMPAH denagn Nomor Rekening 130-00-8887678

-7 pada Bank Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 1.000.543.00 dari Rekening atas nama AOM JUA

NG WIBOWO S.N dengan Nomor Rekening 130-00-0582944-8 pada Ban

k Mandiri;

Uang tuuai sebeesar Rp. 20.908.500.00 dari Rekening atas nama AOM JU

ANG WIBOWO S.N dengan Nomor Rekening 130-00-8248888-6 pada B

ank Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 787.417.00 dariRekening atas nama VELLA LES

TRI DIILLIN dengan Nomor Rekening 130-00-7488888-7 pada Bank Ma

ndiri;

Uang sebesar USD 55.840.00 dari Rekening atas nama VELLA LESTRI

DIALLIN denagn Nomor Rekening 130-00-1296357-8 pada Bank Mandir

i;

Uang tunai sebesar Rp. 125.280.306.00 dari Rekening atas nama VELLA

LESTRI DIALLIN dengan Nomor Rekening 130-0022888887-6 pada Ban

k Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 478.621.613.99 dari Rekening atas nama VELLA

LESTRI DIALLIN denagn Nomor Rekening 130-00-688882-8 pada Bank

Mandiri;

Uang tunai sebesar Rp. 61.262.467.00 dari Rekening atas nma PT. SOLUS

I BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 130-00-1390307-8 pad

a Bank Mandiri.

Uang tunai sebesar Rp. 802.809.76 dari Rekening atas nama Koperasi SO

LUSI BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 0083888781 pada

BCA;

Uang tunaisebesar Rp. 752.236.84 dari Rekening atas nama PT. SOLUSI

BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 0086898882 pada BCA;

Uang tunai sebesar Rp. 2.224.481.52 dari Rekening atas nama PT. SOLUS

I BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 0089479888 pada BC

A;

Uang tunai sebesar Rp. 1.461.000.21 dari Rekening atas nma PT. SOLUSI

BALAD LUMAMPAH denagn Nomor Rekening 0086459889 pada BCA;

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

78

Uang tunai sebesar Rp. 1.186.627.66 dari Rekening atas nama PT. SOLUS

I BALAD LUMAMPAH denagn Nomor Rekening 0084684828 pada BC

A;

Uang tunai sebesar Rp. 101.177.603.89 dari Rekening atas nama PT. SOL

USI BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 0084688882 pada B

CA;

Uang tunai sebesar Rp. 835.000.31 dari rekening atas nama PT. SOLUSI

BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 0088888785 pada BCA;

Uang tunai sebesar Rp 6.124.530.60 dari Rekening atas nama PT. SOLUSI

BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 0088838834 pada BCA;

Uang tunai sebesar Rp. 759.150.45 dari Rekening atas nama SOLUSI SA

HABAT INDONESIA dengan Nomor Rekening 0088216868 pada BCA.

Uang tunai sebesar Rp. 501.485.000,- dari Rekening Giro Rupiah atas nam

a PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 1010103

863 pada Bank Muamalat Cabang Bandung;

Uang tunai sebesar $102,43 dari Rekening Giro Dollar atas nama PT. SOL

USI BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 1010108650 pada B

ank Muamalat Cabang Bandung.

Uang tunai sebesar Rp. 26.727.306,53,- dari rekening tabungan atas nama

AOM JUANG WIBOWO dengan Nomor Rekening : 00093-01-50-888168

8 pada Bank BTN Bandung;

Uang tunai sebesar Rp. 50.000.000,- dari Rekening Deposito atas nama A

OM JUANG WIBOWO dengan Nomor Rekening : 0093-01-40-002663-5

pada Bank BTN Bandung;

Uang tunai sebesar Rp. 100.000.000,- dari Rekening Deposito atas nama A

OM JUANG WIBOWO dengan Nomor rekening : 0093-01-40-0026164 p

ada ank BTN Bandung;

Uang tunai sebesar Rp. 100.000.000,- dari Rekening Deposito atas nama A

OM JUANG WIBOWO dengan Nomor Rekening : 00093-01-40-0026172

pada Bank BTN Bandung;

Uang tunai sebesar Rp. 100.000.000,- dari Rekening Deposito atas nama A

OM JUANG WIBOWO dengan Nomor Rekening : 00093-01-40-0026588

pada Bank BTN Bandung;

Uang tunai sebesar Rp. 100.000.000,- dari Rekening Deposito atas nama A

OM JUANG WIBOWO dengan Nomoor Rekening : 00093-01-40-002659

6 pada Bank BTN Bandung;

Uang tunai sebesar Rp. 100.000.000.- dari Rekening Deposito atas nama A

OM JUANG WIBOWO dengan Nomor Rekening : 00093-01-40-0026596

pada Bank BTN Bandung;

Uang tunai sebesar Rp. 972.000,53,- dari Rekening Giro atas nama PT. SO

LUSI BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening : 00093-01-30-00

02228 pada Bank BTN Bandung;

Uang tunai sebesar Rp. 138.454.254,66,- dari Rekening tabungan atas nam

a PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening : 13937-0

1-57-0004798 pada Bank BTN Bandung;

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

79

Uang tunai sebesar Rp. 601.000,38,- dari Rekening Giro atas nama PT. SO

LUSI BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 00000093-01-30-0

00221-0 pada Bank BTN Bandung;

Uang tunai sebesar Rp. 601.000,95,- dari Rekening atas nama PT. SOLUS

I BALAD LUMAMPAH dengan Nomor Rekening 00000093-01-30-0002

23-6 pada Bank BTN.

Uang tunai sebesar Rp. 2.896.306,00 dari Rekening A.n AOM JUANG WI

BOWO dengan No. Rekening 7077078886 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 45.691.732,00 dari Rekening a.n AOM JUANG W

IBOWO dengan No. Rekening 6888888988 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 128.000,00 dari Rekening a.n AOM JUANG WIB

OWO dengan No. Rekening 7077079992 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 82.512.653,00 dari Rekening a.n PT. SOLUSI BA

LAD LUMAMPAH dengan No. Rekening 2408201203 pada BNI.

Uang tunai sebesar Rp. 1.342.846,00 dari Rekening a.n PT. SOLUSI BAL

AD LUMAMPAH dengan No. Rekening 2408201292 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 2.875.067,00 dari rekening a.n PT. SOLUSI BAL

AD LUMAMPAH dengan No. Rekening 2220555888 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 852.957,00 dari Rekening a.n PT. SOLUSI BALA

D LUMAMPAH dengan No. Rekening 2220999222 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 730.000,00 dari Rekening a.n PT. SOLUSI BALA

D LUMAMPAH dengan No. Rekening 8880888866 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 550.000,00 dari rekening a.n PT. SOLUSI BALA

D LUMAMPAH dengan No. Rekening 8888080043 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 550.000,00 dari rekening a.n PT. SOLUSI BALA

D LUMAMPAH dengan No. Rekening 8888080012 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 550.000,00 dari rekening a.n PT. SOLUSI BALA

D LUMAMPAH dengan No. Rekening 8888080023 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 3.224073,00 dari Rekening a.n VELLA LESTRI D

IALLIN KURNIA dengan No. Rekening 2220777877 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 76.454,00 dari Rekening a.n VELLA LESTRI DIA

LLIN KURNIA dengan No. Rekening 2220777866 pada BNI;

Uang tunai sebesar Rp. 21.550,00 dari Rekening a.n VELLA LESTRI DIA

LLN KURNIA engan Reking 2220777855 padaBNI;

Uang tuia sebesar Rp. 248.057.041,00 dari Rekening a.n VELLA LESTRI

DIALLIN KURNIA dengan No. Rekening 047214898 pada BNI.

Uang tunai sebesar Rp. 40.494.996,11 dari Rekening a.n PT. SOLUSI BA

LAD LUMAMPAH dengan No. Rekening 10106688888 pada BRI Syaria

h;

Uang tunai sebesar Rp. 7.543.129,94 dari Rekening a.n PT. SOLUSI BAL

AD LUMAMPAH dengan No. Rekening 2604888888 pada BRI Syariah.

Dikembalikan kepada Asosiasi SBL berdasarkan Akta Notaris IMAM SUW

ANGSA SAPUTRA, SH No. 1 tanggal 21 April 2018.

Page 94: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

80

1 (satu) bidang tanah terdapat bangunan diatasnya yang terletak di JL. DE

WI SARTIKA No. 42/45 Kota Bandung.

1 (satu) bidang tanah terdapat bangunan yang terletak di JL. TANJUNG S

ARI ASRI RESIDENCE UTAMA No. 36 RT 04/07 Kelurahan Antapani

wetan, Kecamatan Antapani Kota Bandung.

1 (satu) bidang tanah terdapat bangunan yang terletak di JL. TANJUNG S

ARI ASRI RESIDENCE UTAMA No. 46 RT 04/07 Kelurahan Antapani

wetan, Kecamatan Antapani Kota Bandung.

1 (satu) bidang tanah kosong (kavling) dekat Mall Anartomo Jl. Perintis K

emedekaan Kabupaten Garut.

1 (satu) bidang tanah terdapat bangunan diatasnya (rumah) yang terletak d

iTaman Holis Indah Blok I 1 No. 2 Kel. Cogondewah Kidul Kec. Bandung

Kulon Kota Bandung.

1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang belum selesai pembangunannya

yang beralamat di Jl. Kolenang No. 13 Rt. 003/001 Kel. Turangga Kec. Le

ngkong Kota Bandung.

Hamparan tanah yang sudah terbenteng yang belum selesai pembangunany

a yang beralamat di Jl. Cigadung Raya Timur Rt/Rw. 001/010 kel. Cigadu

ng Kec. Cibeunying Kaler Kota Bandung (posisi tanah tersebut diantara ru

mah No. 89 dan 91).

Dikembalikan kepada Asosiasi SBL berdasarkan Akta Notaris IMAM SUW

ANGSA SAPUTRA, SH No. 1 tanggal 21 April 2018.

1 (satu) bundel sertifikat hak milik (SHM) No. 2693 tanggal 17 Oktober 2

016 atas nama PELA LESTARI DIALLIN KURNIA.

1 (satu) bundel sertifikat hak milik (SHM) No. 1314 tanggal 07 Juni 2016

atas nama PELA LESTARI DIALLIN KURNIA.

1 (satu) Bundel Salinan Akta Jual Beli No. 41/2016 tanggal 9 Juni 2016 at

as nama AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT dikeluarkan dari

PPAT WAHJUDI SERAFINA RUKMANA SJAFEI,SH.;

1 (satu) Bundel Salinan Akta Jual Beli No. 42/2016 tanggal 9 Juni 2016 at

as nama AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT dikeluarkan dari

PPAT WAHJUDI SERAFINA RUKMANA SJAFEI,SH.;

1 (satu) bundel dokumen data jemaah belum berangkat periode Desember

2017 s/d Januari 2019.

1 (satu) bundel bukti pembayaran pemberangkatan umrah a.n. IMELDA G

ARLINDA kepada PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH.

1 (satu) lembar asli bilyet SBL a.n. KIWING SARMAWI, id jamaah 1704

281, terdaftar sejak tanggal 28 April 2017;

1 (satu) lembar asli bilyet SBL a.n. ILAH SURSILAH, id jamaah 1704282

terdaftar sejak tanggal 28 April 2017;

1 (satu) lembar asli bilyet SBL a.n. WATEM, id jamaah 1707182 terdaftar

sejak tanggal 18 Juli 2017;

1 (satu) lembar asli bilyet SBL a.n. KADAR, id jamaah 1707183 terdaftar

sejak tanggal 18 Juli 2017;

Page 95: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

81

7 (tujuh) buah kartu Aktivasi Sahabat SBL;

2 (dua) buah Starter Pack Sahabat SBL; dan

2 (dua) buah baju koko warna putih berlogo PT. SOLUSI BALAD LUMA

MPAH

4 (empat) unit Laptop-Notebook merek ASUS series A456U intel core i5

7th Gen warna hitam metalik beserta 2 Unit charger merek ASUS;

1 (satu) set Computer (CPU merek DAZUMBA warna hitam, keyboard m

erek lenovo warna putih, Monitor merek ADVAN warna hitam dan mouse

merek logitech warna hitam.

1 (satu) buah kartu ATM BTN Prioritas a.n. AOM JUANG WIBOWO SN

dengan nomor : 46934588 0001 1672.

1 (satu) buah kartu ATM WINDU Prioritas a.n. AOM JUANG WIBOWO

SN dengan nomor : 6064 3710 0032 2219.

1 (satu) buah kartu ATM BANK MEGA. Mega First CT Corp Family a.n.

AOM JUANG WIBOWO SN dengan nomor : 4726 7000 5046 6325.

1 (satu) buah kartu ATM BANK MEGA. Mega First Class BANKING a.

n. AOM JUANG WIBOWO SN dengan nomor : 4214 0701 9800 7020.

1 (satu) buah kartu ATM BANK BUKOPIN SIAGA Nomor : 4731 8909 0

045 8748.

1 (satu) buah kartu ATM SITIBANK BANK CITY GOLD a.n. AOM JUA

NG WIBOWO SN dengan Nomor : 4619 3889 1598 1421.

1 (satu) buah kartu ATM UOB. Nomor : 4214 4503 3210 4521.

1 (satu) buah Paspor BCA PLATINIUM a.n. AOM JUANG WIBOWO S

N dengan Nomor : 6019 0040 0847 5145.

1 (satu) buah Paspor BCA PLATINIUM a.n. AOM JUANG WIBOWO S

N dengan Nomor : 6019 0040 0847 5137.

1 (satu) buah Kartu ATM BUKOPIN Prioritas a.n. AOM JUANG WIBO

WO SN dengan Nomor : 4098 7309 0000 3846.

1 (satu) buah Kartu PAN PASIFIK INSUREANCE a.n. PT. MLCI QQ A

OM JUANG WIBOWO S N QQ FIRMANSYAH.

1 (satu) buah kartu ATM BCA Platinum a.n. ERY RAMDANI;

1 (satu) buah KTP a.n. ERY RAMDANI;

1 (satu) buah SIM C a.n. ERY RAMDANI;

1 (satu) buah SIM A a.n. ERY RAMDANI;

1 (satu) buah NPWP a.n. ERY RAMDANI;

1 (satu) buah kartu ACE Rewards a.n. ERY RAMDANI;

2 (dua) buah Parking Access Card Taman Sari Apartement No. 201510000

569 dan No. 201510000612;

1 (satu) buah kartu ATM BCA a.n. ERY RAMDANI;

1 (satu) buah kartu ATM MANDIRI;

1 (satu) buah kartu ATM BRI SYARIAH a.n. ERY RAMDANI;

1 (satu) buah kartu ATM Passport BCA Platinum a.n. ERY RAMDANI;

17 (tujuh belas) buah Stater Pack PT. Solusi Balad Lumampah;

886 (delapan ratus delapan puluh enam) lembar Bilyet PT. Solusi Balad L

umampah yang masih kosong;

Page 96: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

82

91 (sembilan puluh satu) lembar Bilyet PT. Solusi Balad Lumampah yang

terisi;

4 (empat) buku tanda tangan PT. Solusi Balad Lumampah;

1 (satu) buah tas berwarna hitam merek SAMSUNG;

8 (delapan) buah Handphone merk Evercross J4B warna hitam;

3 (tiga) buah Handphone merk Evercross A74J warna hitam;

2 (dua) buah Handphone merk Mito warna biru;

2 (dua) buah Charger Handphone merk Evercross warna hitam;

1 (satu) buah Charger Handphone merk Mito warna hitam;

1 (satu) buku formulir pendaftaran jamaah umroh;

45 (empat puluh lima) buku tabungan koperasi Solusi Balad Lumampah;

5 (lima) dus Activation Card SBL Sahabat.

18 (delapan belas) buku tahapan BCA dengan nomor rekening --- a.n ERY

RAMDANI yang telah tergunting.

2 (Dua) Buah Cap Stempel Tanda Tangan Sdr. H OAM JUANG WIBOW

O SASTRANIGRAT.

1 (satu) lembar rekening koran dengan nomor rekening 0093013002210 at

as nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) periode 1 Mei 20

17 s/d 31 Januari 2018;

1 (satu) lembar rekening koran dengan nomor rekening 0093013002236 at

as nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) periode 1 Mei 20

17 s/d 31 Januari 2018;

2 (dua) lembar koran dengan nomor rekening 0093013002228 atas nama P

T. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) periode 1 Mei 2017 s/d 31

Januari 2018;

5 (lima) lembar koran dengan nomor rekening 1393701570004798 atas na

ma PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) periode 1 Mei 2017 s/

d 31 Januari 2018;

1 (satu) lembar koran dengan nomor rekening 009301400027403 atas nam

a AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT periode 1 Mei 2017 s/d 3

1 Januari 2018;

1 (Satu) lembar koran dengan nomor rekening 009301400026782 atas nam

a AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT periode 1 Mei 2017 s/d 3

1 Januari 2018;

3 (tiga) lembar koran dengan nomor rekening 009301400026635 atas nam

a AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT periode 1 Mei 2017 s/d 3

1 Januari 2018;

3 (tiga) lembar koran dengan nomor rekening 009301400026627 atas nam

a AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT periode 1 Mei 2017 s/d 3

1 Januari 2018;

3 (tiga) lembar koran dengan nomor rekening 009301400026596 atas nam

a AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT periode 1 Mei 2017 s/d 3

1 Januari 2018;

3 (tiga) lembar koran dengan nomor rekening 009301400026588 atas nam

a AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT periode 1 Mei 2017 s/d 3

1 Januari 2018;

Page 97: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

83

3 (tiga) lembar koran dengan nomor rekening 009301400026172 atas nam

a AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT periode 1 Mei 2017 s/d 3

1 Januari 2018;

3 (tiga) lembar koran dengan nomor rekening 009301400026164 atas nam

a AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT periode 1 Mei 2017 s/d 3

1 Januari 2018;

2 (dua) lembar koran dengan nomor rekening 009301508881688 atas nam

a AOM JUANG WIBOWO SASTRANINGRAT periode 1 Mei 2017 s/d 3

1 Januari 2018;

1 (satu) bundel Rek Koran BANK MANDIRI dengan Nomor Rek : 13400

06625668 a.n SLAMET PRANTO SUSILO Periode 01 Desember 2017 -

08 Maret 2018.

1 (satu) bundel Rek Koran BANK BCA dengan Nomor Rek : 7840131801

a.n SLAMET PRANTO SUSILO Periode 01 Desember 2017 - Februari 20

18.

1 (satu) bundel rekening koran No. Rek 10106688888 a.n. PT SOLUSI B

ALAD LUMAMPAH; dan

1 (satu) bundel pembukaan rekening No Rek 10106688888 a.n. PT SOLU

SI BALAD LUMAMPAH.

1 (satu) lembar berita acara pemblokiraan rekening a.n. AOM JUANG WI

BOWO dan PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL);

1 (satu) bundel rekening koran dengan nomor Rekening 2220555888 a.n.

PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) periode 1 Mei 2017 samp

ai dengan 31 Januari 2018;

1 (satu) bundel rekening koran dengan nomor Rekening 2220999222 a.n.

PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) periode 1 Mei 2017 samp

ai dengan 31 Januari 2018;

Rekening koran BNI periode bulan Mei 2017 sampai dengan 31 Januari 20

18 dengan nomor rekening 8888080034 a.n. PT. SOLUSI BALAD LUMA

MPAH (PT. SBL);

Rekening koran BNI periode bulan Mei 2017 sampai dengan 31 Januari 20

18 dengan nomor rekening 8888080023 a.n. PT. SOLUSI BALAD LUMA

MPAH (PT. SBL);

Rekening koran BNI periode bulan Mei 2017 sampai dengan 31 Januari 20

18 dengan nomor rekening 8888080012 a.n. PT. SOLUSI BALAD LUMA

MPAH (PT. SBL);

Rekening koran BNI periode bulan Mei 2017 sampai dengan 31 Januari 20

18 dengan nomor rekening 8880888866 a.n. PT. SOLUSI BALAD LUMA

MPAH (PT. SBL);

Rekening koran BNI periode bulan Mei 2017 sampai dengan 31 Januari 20

18 dengan nomor rekening 2408201292 a.n. PT. SOLUSI BALAD LUMA

MPAH (PT. SBL);

Rekening koran BNI periode bulan Mei 2017 sampai dengan 31 Januari 20

18 dengan nomor rekening 2408201202 a.n. PT. SOLUSI BALAD LUMA

MPAH (PT. SBL);

Page 98: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

84

Rekening koran BNI periode bulan Mei 2017 sampai dengan 31 Januari 20

18 dengan nomor rekening 6888888988 a.n. AOM JUANG WIBOWO;

Rekening koran BNI periode bulan Mei 2017 sampai dengan 31 Januari 20

18 dengan nomor rekening 7077078886 a.n. AOM JUANG WIBOWO;

Rekening koran BNI periode bulan Mei 2017 sampai dengan 31 Januari 20

18 dengan nomor rekening 7077079992 a.n. AOM JUANG WIBOWO;

1 (satu) bundel rekening koran periode 1 Mei 2017 sampai dengan 31 Janu

ari 2018 dengan nomor rekening 1010103863 a.n. PT. SOLUSI BALAD L

UMAMPAH jenis tabungan giro rupiah;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300063388899 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAPAH pe

riode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300080022224 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAPAH pe

riode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300008002225 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAPAH pe

riode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300074888887 atas nama VELLA LESTRI DIALIN KURNIA

periode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300000882228 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH

periode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300088802288 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH

periode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300008822226 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH

periode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300088876787 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH

periode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300088881167 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH

periode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018;

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300088812121 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH

periode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018; dan

1 (satu) bundel Print out asli salinan rekening koran nomor rekening koran

No. Rek. 1300088821213 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH

periode tanggal 01 Mei 2017 sampai dengan 30 Januari 2018.

1 (satu) bundel print out mutasi rekening BCA dengan nomor rekening 00

84684828 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) peri

ode 1 September 2017 sampai dengan 31 Januari 2018;

Page 99: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

85

1 (satu) bundel print out mutasi rekening BCA dengan nomor rekening 00

88216868 atas nama PT. SOLUSI SAHABAT INDONESIA periode 30 A

pril 2017 sampai dengan 31 Januari 2018;

1 (satu) bundel print out mutasi rekening BCA dengan nomor rekening 00

83888781 atas nama KOPERASI SOLUSI BALAD INDONESIA periode

21 Juli 2017 sampai dengan 31 Januari 2018;

1 (satu) bundel print out mutasi rekening BCA dengan nomor rekening 00

88888785 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) peri

ode 02 Agustus 2017 sampai dengan 31 Januari 2018;

1 (satu) bundel print out mutasi rekening BCA dengan nomor rekening 00

84688882 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) peri

ode 02 Agustus 2017 sampai dengan 31 Januari 2018;

1 (satu) bundel print out mutasi rekening BCA dengan nomor rekening 00

86898882 atas nama KOPERASI SOLUSI BALAD INDONESIA periode

21 Juli 2017 sampai dengan 31 Januari 2018; 1 (satu) bundel print out mut

asi rekening BCA dengan nomor rekening 0089479888 atas nama PT. SO

LUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) periode 30 April 2017 sampai de

ngan 31 Januari 2018;

1 (satu) bundel print out mutasi rekening BCA dengan nomor rekening 00

86459889 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) peri

ode 30 April 2017 sampai dengan 31 Januari 2018;

1 (satu) bundel print out mutasi rekening BCA dengan nomor rekening 00

88838834 atas nama PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL) peri

ode 30 April 2017 sampai dengan 31 Januari 2018;

6 (enam) bundel Foto copy aplikasi pembukaan rekening atas nama PT. S

OLUSI BALAD LUMAMPAH (PT. SBL);

2 (dua) bundel foto copy aplikasi pembukaan rekening atas nama KOPER

ASI SOLUSI BALAD LUMAMPAH; dan

1 (satu) bundel foto copy aplikasi pembukaan rekening atas nama PT. SOL

USI SAHABAT INDONESIA.

1 (satu) lembar prinout manivest jamaah haji plus 2017 yang tidak berangk

at.

1 (satu) bundel Akta Pendirian PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH No. 3

9 tanggal 24 Juli 2012 notaris MUCHLIS PATAHNA, SH,. MKn.

1 (satu) lembar Surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-40481.AH.01.01 tahun 2012 tanggal 25 Juli

2012, tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan;

1 (satu) bundel Salinan akta pernyataan keputusan rapat PT. Solusi Balad

Lumampah No. 2 tanggal 08 September 2012, dari Notaris TITIN NURAE

NI, S,H., M.Kn;

1 (satu) lembar Surat Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republi

k Indonesia Nomor : AHU-AH.01.10-00392 tanggal 04 Januari 2013 perih

al Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. SOLUSI BA

LAD LUMAMPAH;

Page 100: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

86

1 (satu) bundel Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Solusi Bala

d Lumampah No. 4 tanggal 25 Oktober 2012, dari Notaris TITIN NURAE

NI, S,H., M.Kn;

1 (satu) bundel Salinan Akta Keterangan Penetapan Risalah Rapat PT. SO

LUSI BALAD LUMAMPAH tanggal 13 November 2014, No. 14 dari not

aris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah GINA RISWARA KOSWARA, SH.

;

1 (satu) bundel Salinan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemega

ng Saham PT SBL Nomor : 173 tanggal 15 Juni 2016 dari notaris RADEN

MAS SOEDIARTO SOENARTO, SH. SpN.;

2 (dua) lembar Surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R

epublik Indonesia Nomor : AHU-0011390.AH.01.02 tahun 2016 tanggal 1

6 Juni 2016. Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan te

rbatas PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH;

1 (satu) lembar Surat Izin Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu kota

Bandung Nmor : 0207/IG/I/2016/BPPT, tanggal 22 Januari 2016 Tentang I

zin Gangguan;

1 (satu) lembar Tanda Daftar Perseroan Terbatas Nomor :TDP1011179211

21 tanggal 02 Februari 2016;

1 (satu) lembar Surat Keterangan Terdaftar Pajak Nomor : S-5774KT/WPJ

.09/KP. 0203/2016 tanggal 22 Juni 2016;

2 (dua) buah Kartu NPWP : 03.249.315.7-011.000 PT. SOLUSI BALAD

LUMAMPAH yang beralamat di Wisma Bumi Putra Lt. 7 suite 707 Jl. Asi

a Afrika No. 141-149 dan GD. Menara Kuningan Lt. 8 unit I J Jl. HR Rasu

na Said Blok X-7 KAV.V, Karet Kuningan – Setiabudi Jakarta Selatan;

1 (satu) lembar Surat Keterangan Terdaftar Pajak Nomor : PEM_01770/W

PJ.04/KP.0103/2012 tanggal 08 Agustus 2012;

2 (dua) lembar Surat Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelengg

ara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI) No. : SKJ/STD

/559/ tanggal 7 November 2017 perihal Surat Keterangan Keanggotaan A

MPHURI;

1 (satu) lembar Surat IATA PAX/PIN/07969698 tanggal 01 Agustus 2017

;

1 (satu) bundel IATA Passanger Sales Alency Agreement tanggal 01 Agus

tus 2017 yang di cap oleh Notaris KRISTI ANDANA YULIANES, SH.;

1 (satu) lembar Pernyataan Persetujuan Tetangga pada RT/RW. 01/08 Kel

urahan Cibadak Kecamatan Astanaanyar;

1 (satu) lembar Surat Keteranagan Domisili Perusahaan No. 539/1.824/201

2 tanggal 17 Desember 2012 yang dikeluarkan di Kelurahan Karet Kuning

an Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan;

1 (satu) lembar Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. II/DP/XII/2014

tanggal 09 Desember 2014 yang dikeluarkan di Kelurahan Cibadak Kecam

atan Astanaanyar Kota Bandung;

1 (satu) lembar Surat dari PT. WISMA BUMIPUTERA perihal Surat Kete

rangan Domisili Perusahaan No. 016/WBP/400/121/I/2014 tanggal 15 Jan

uari 2015;

Page 101: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

87

2 (dua) lembar Surat Keputusan Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor ; 1327/2014 tanggal 08 A

pril 2014 tentang Tanda Daftar Usaha Pariwisata Bidang Jasa Perjalanan

Wisata Jenis Kantor Pusat Biro Perjalanan Wisata (BPW);

1 (satu) lembar Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas Nomor : TDP

09.03.1.79.79486 tanggal 02 Mei 2014 ;

1 (satu) lembar Surat Keterangan Domisili Perusahaan Nomor : 0722/.824/

2014, tanggal 27 Februari 2014 yang dikeluarkan Kelurahan Kuningan Ti

mur kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan;

1 (satu) lembar Tanda Daftar Usaha Pariwisata Nomor Pendaftaran : 03.04

.03.14.086 tanggal 18 Maret 2014;

1 (satu) lembar Resi Permohonan Perizinan No Resi : 620F6C;

1 (satu) lembar Kartu Herregistrasi IG Nomor : 503/IG/CC49/BPPT, tangg

al 23 Desember 2014;

1 (satu) lembar copy Izin Gangguan No. 503/IG/CC49/BPPT tanggal 23 D

esember 2014;

1 (satu) lembar Surat Keterangan Nomor : 0722/1.824/2014, tanggal 27 Fe

bruari 2014;

1 (satu) lembar Surat Keterangan Domisili Nomor : 081/TR/MK/VII/2012,

tanggal 26 Juli 2012;

1 (satu) bundel copy Laporan Keuangan PT. SOLUSI BALAD LUMAMP

AH untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015

serta Laporan Auditor Independent;

1 (satu) bundel copy Laporan Keuangan PT. SOLUSI BALAD LUMAMP

AH untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

serta Laporan Auditor Independent;

1 (satu) bundel Polis PT. ASURANSI JIWA SYARIAH AL AMIN denga

n Polis Nomor : 02.03.1.2014.0001 tanggal 23 Juli 2014;

1 (satu) bundel Laporan Keuangan PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH u

ntuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan Laporan Auditor Indepen

dent;

1 (satu) bundel copy Bank Garansi No. 101BGPBMI170413 Jaminan Pela

ksanaan tangaal 06 Oktober 2017;

1 (satu) lembar copy Jaminan Pelaksanaan Garansi Bank No Seri : GB000

529, Bank Garansi No. 342A/BDG.UT/CSMU/VI/GB/2016 tanggal 17 Ju

ni 2016 yang dilegalisir oleh Kementrian Agama Republik Indonesia;

6 (enam) binder dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bulan de

sember 2016 PT SBL.

8 (delapan) binder dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bulan

januari 2017 PT SBL.

7 (tujuh) binder & 1 dus dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan

bulan februari 2017 PT SBL.

8 (delapan) binder dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bulan

maret 2017 PT SBL.

7 (tujuh) binder dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bulan apr

il 2017 PT SBL.

Page 102: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

88

7 (tujuh) binder dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bulan me

i 2017 PT SBL.

3 (tiga) binder & 1 dus dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan b

ulan juni 2017 PT SBL.

7 (tujuh) binder dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bulan jul

i 2017 PT SBL.

11 (sebelas) binder &1 dus dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaa

n bulan agustus 2017 PT SBL.

9 (sembilan) binder dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bula

n september 2017 PT SBL.

13 (tiga belas) binder & 2 dus dokumen keuangan pengeluaran dan peneri

maan bulan oktober 2017 PT SBL.

3 (tiga) binder dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bulan nov

ember 2017 PT SBL.

1 (satu) dus dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bulan desem

ber 2017 PT SBL.

3 (tiga) binder dokumen keuangan pengeluaran dan penerimaan bulan nov

ember 2016 PT SBL.

1 (satu) -unit komputer terdiri dari CPU, Monitor, Keyboard, dan Mouse

1 (satu) bundel brosur PT SBL jenis Solusi Umroh.

1 (satu) bundel brosur PT SBL jenis Program Umroh Koperasi SBL.

1 (satu) bundel brosur PT SBL jenis Paket Exsekutif dan Paket Pembayara

n Bertahap dan DP 1 Juta.

1 (satu) bundel brosur PT SBL jenis Paket Promo 9 hari Embarkasih Jakart

a.

1 (satu) bundel copy surat perjanjian kerja sama PT. SBL TOUR AN TRA

VEL tanggal 15 Oktober 2015.

1 (satu) bundel surat perpanjangan perjanjian kerjasama PT. SBL dengan

KEPALA CABANG KAB. KUNINGAN No. 8630/PKS/SBL/IX/2017 tan

ggal 06 September 2017.

1 (satu) lembar foto copy PT. SBL tentang Surat Keterangan ID Koordinat

.

1 (satu) lembar foto copy Surat Perjanjian Pelunasan Pembayaran untuk K

uota 20 Jamaah Umrh tanggal 15 Oktobr 2015.

1 (satu) lembar foto copy surat dari PT.SBL No. 8634/SBL/DIRUT/IX/20

17 Perihal Pemberitahuan Pembukuan kantor Cabang Kepada Dinas Pariw

isata Kab. Kuningan Prov. Jateng tanggal 06 September 2017.

1 (satu) lembar foto copy Surat dari PT. SBL No. 8632/SBL/DIRUT/IX/20

17 Perihal Permohonan Registrasi PPIU Cabang PT. SBL Kepada Kepala

Kantor Departemen Agama Kab. Kuningan tanggal 06 September 2017.

3 (tiga) lembar foto copy KEP. DIRJEN PENYELENGGARAAN HAJI D

AN UMROH No. D/351 Tahun 2013 tentang PENETAPAN IZIN BIRO

PERJALANAN WISATA PT. MEDIA WISATA UTAMA SEBAGAI PE

NYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH.

1 (satu) bundel foto copy SURAT PERJANJIAN TENTANG WHOLESA

LLER AGEN ANTARA PT. AYUBERGA DENGAN PT.SBL.

Page 103: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

89

1 (satu) lembar foto copy Daftar Pengajuan Manives Jamaah yang belum

Berangkat.

1 (satu) lembar foto copy Surat PT. SBL No. 8631/SBL/DIRUT/IX/2017 t

entang Surat Penunjukan Cabang tanggal 06 September 2017.

1 (satu) lembar foto copy Tanda Daftar Usaha Pariwisata Nomor : 1622/14

.68.1/31.74.01/1.858.24/2015 tanggal 23 November 2015.

1 (satu) bundel REK. KORAN BANK BCA TAHAPAN dengan NO. REK

1480504611 a.n AMUNG SUNARYA.

1 (satu) bundel REK. KORAN GIRO BANK MANDIRI dengan NO. REK

: 1310013070927 a.n AMUNG SUNARYA Periode Bulan Januari 2017-

November 2017.

1 (satu) bundel Rek Koran Tahapan BANK BCA KCU BANDUNG denga

n No. Rek : 0083355406 a.n. YULIA NURIKA ZAPUTRI Periode Septe

mber 2017-Februari 2018.

1 (satu) bundel Dokumen Umroh keberangkatan tanggal 14 Januari 2018 d

engan Kode GM 863170221 a.n ASWIN MUKMIN AZIZ dengan jumlah

jamaah 2 orang, beserta lampiran transfer dana ke PT. SBL, Foto copy bily

et Umroh , Fotocopy passport, Foto copy KTP, Pas Foto, dan Formulir Pen

daftaran Umroh/Haji PT.SBL

1 (satu) bundel Dokumen Umroh keberangkatan tanggal 16 Januari 2018 d

engan Kode C 18270722 a.n ASWIN MUKMIN AZIZ dengan jumlah jam

aah 6 orang, beserta lampiran transfer dana ke PT. SBL, Foto copy Bilyet

Umroh dan tanda terima, Foto copy passport, Foto copy KTP, Akta Lahir,

Pas Foto, Kartu Keluarga, dan Formulir Pendaftaran Umroh/Haji PT.SBL.

1 (satu) bundel Dokumen Umroh keberangkatan tanggal 22 Januari 2018 d

engan Kode C 18270722 a.n ASWIN MUKMIN AZIZ dengan jumlah jam

aah 15 orang, beserta lampiran transfer dana ke PT. SBL, Foto copy Bilyet

Umroh , Fotocopy passport, Foto copy KTP, Akta Nikah, Kartu Keluarga,

Pas Foto, dan Formulir Pendaftaran Umroh/Haji PT.SBL.

1 (satu) bundel Dokumen Umroh keberangkatan tanggal 28 Januari 2018 d

engan Kode C 18270722 a.n ASWIN MUKMIN AZIZ dengan jumlah jam

aah 4 orang, beserta lampiran transfer dana ke PT. SBL, Foto copy Bilyet

Umroh , Foto copy passport, Foto copy KTP, Kartu Keluarga, Pas Foto, da

n Formulir Pendaftaran Umroh/Haji PT.SBL.

1 (satu) bundel Dokumen Umroh keberangkatan tanggal 11 Februari 2018

dengan Kode C 18270722 a.n ASWIN MUKMIN AZIZ dengan jumlah ja

maah 4 orang, beserta lampiran transfer dana ke PT. SBL, Foto copy Bilye

t Umroh dan tanda terima, Foto copy passport, Foto copy KTP, Kartu Kelu

arga, Pas Foto, dan Formulir Pendaftaran Umroh/Haji PT.SBL.

1 (satu) bundel Dokumen Umroh keberangkatan tanggal 19 Februari 2018

dengan Kode C 18270722 a.n ASWIN MUKMIN AZIZ dengan jumlah ja

maah 3 orang, beserta lampiran transfer dana ke PT. SBL, Foto copy Bilye

t Umroh , Foto copy passport, Foto copy KTP, Kartu Keluarga, Pas Foto, d

an Formulir Pendaftaran Umroh/Haji PT.SBL.

1 (satu) bundel Dokumen Umroh keberangkatan tanggal 22 April 2018 de

ngan Kode C 18270722 a.n ASWIN MUKMIN AZIZ dengan jumlah jama

Page 104: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

90

ah 4 orang, beserta lampiran transfer dana ke PT. SBL, Foto copy Bilyet U

mroh , Foto copy passport, Foto copy KTP, Akta Lahir, Akta Nikah, Kartu

Keluarga, Pas Foto, dan Formulir Pendaftaran Umroh/Haji PT.SBL.

1 (satu) bundel Dokumen Umroh keberangkatan tanggal Februari dan Mei

2018 dengan Kode C 18270722 a.n ASWIN MUKMIN AZIZ dengan juml

ah jamaah 5 orang, beserta lampiran transfer dana ke PT. SBL, Foto copy

Bilyet Umroh , Foto copy passport, Foto copy KTP, Akta Nikah, Kartu Ke

luarga, Pas Foto, dan Formulir Pendaftaran Umroh/Haji PT.SBL.

1 (satu) lembar Bilyet SBL a.n TAUFIK FATURAHMAN dengan id jama

ah PR1171138592.

1 (satu) lembar Bilyet SBL a.n DANNY RIDWAN NUGRAHA dengan id

jamaah PR1171138694.

1 (satu) lembar Bilyet SBL a.n ENJANG DENI dengan id jamaah PR1171

138595.

1 (satu) lembar Bilyet SBL a.n DENDY FIRMANSYAH dengan id jamaa

h PR1171138598.

1 (satu) lembar Brosur PT. SBL dengan jenis paket Promo 9 hari dengan e

mberkasih Jakarta.

1 (satu) lembar bukti transfer dari ATM BANK MANDIRI.

1 (satu) lembar Kwitansi pembayaran bermaterai 6000 dari PT. SBL.

1 (satu) lembar Copy slip pemindabukuan dana antar Rek BCA.

1 (satu) lembar Copy data manivest jamaah pemberangkatan tanggal 18-12

-2017, 30-12-2017, 31-12-2017, 01-01-2018, dan 02-01-2018.

Dikembalikan kepada Management SBL.

4. Menetapkan agar terdakwa H. AOM JUANG WIBOWO SASTRA

NINGRAT membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).

Page 105: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

91

10. Lampiran PMA Nomor 18 Tahun 2015

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 18 TAHUN 2015

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Pasal 71 Peraturan

Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan

Undang Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Agama tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah

Umrah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4845) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

34 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008

tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-

Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5061);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4966);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5038);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008

tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji(Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5345);

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Page 106: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

92

Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135

Tahun 2014 tentang Perubahan Ketujuh Atas Peraturan

Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,

6. Peraturan ...

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi

Kementerian Negara

7. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2014 tentang

Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 10

Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja kementerian

Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 1114);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG

PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Agama ini yang dimaksud dengan:

1. Ibadah Umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar musim haji.

2. Penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah adalah rangkaian kegiatan

perjalanan ibadah umrah yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

perlindungan jemaah umrah, yang dilaksanakan oleh pemerintah

dan/atau penyelenggara perjalanan ibadah umrah.

3. Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah yang selanjutnya disingkat PPIU

adalah biro perjalanan wisata yang telah mendapat izin dari Menteri untuk

menyelenggarakan perjalanan Ibadah Umrah.

4. Jemaah Umrah yang selanjutnya disebut Jemaah adalah setiap orang yang

beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah

Umrah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

5. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Umrah yang selanjutnya disingkat BPIU

adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh Jemaah Umrah.

6. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang agama.

7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah.

8. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah.

9. Kanwil adalah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

10. Kepala Kanwil adalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.

Pasal 2 ...

Page 107: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

93

Pasal 2

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah dilaksanakan berdasarkan asas

keadilan, profesionalitas, transparansi, dan akuntabilitas.

Pasal 3

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah bertujuan untuk memberikan

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya kepada

jemaah, sehingga jemaah dapat menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan

syariat Islam.

BAB II

PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH

Pasal 4

(1) Penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah dapat dilakukan oleh

pemerintah dan/atau biro perjalanan wisata yang ditetapkan oleh Menteri.

(2) Penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah oleh pemerintah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan ibadah umrah oleh

pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Direktur

Jenderal.

Pasal 5

(1) Penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah oleh biro perjalanan wisata

wajib mendapat izin operasional sebagai PPIU.

(2) Izin operasional sebagai PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ditetapkan oleh Menteri.

(3) Izin operasional sebagai PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri setelah biro perjalanan

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. pemilik dalam akta perusahaan, Warga Negara Indonesia yang

beragama Islam dan tidak sebagai pemilik PPIU lain;

b. memiliki susunan kepengurusan perusahaan;

c. memiki izin usaha biro perjalanan wisata dari dinas pariwisata

setempat yang sudah beroperasi paling singkat 2 (dua) tahun;

d. memiliki akta notaris pendirian perseroan terbatas dan/atau

perubahannya sebagai biro perjalanan wisata yang memiliki bidang

keagamaan/perjalanan ibadah yang telah mendapat pengesahan dari

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

e. memiliki surat keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah

setempat yang masih berlaku;

f. memiliki surat keterangan terdaftar dari Direktorat Jenderal Pajak

Kementerian Keuangan dan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

atas nama perusahaan dan pimpinan perusahaan;

g. memiliki ...

g. memiliki laporan keuangan perusahaan yang sehat 1 (satu) tahun

terakhir dan telah diaudit akuntan publik yang terdaftar dengan opini

minimal Wajar Dengan Pengecualian (WDP);

h. memiliki surat rekomendasi asli dari instansi pemerintah daerah

provinsi dan/atau kabupaten/kota setempat yang membidangi

Page 108: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

94

pariwisata yang masih berlaku;

i. memiliki surat rekomendasi asli dari Kanwil setempat yang dilampiri

berita acara peninjauan lapangan; dan

j. menyerahkan jaminan dalam bentuk bank garansi atas nama Biro

Perjalanan Wisata, yang diterbitkan oleh Bank Syariah dan/atau Bank

Umum Nasional disertai surat kuasa pencairan yang ditujukan dan

ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

(4) Pemberian rekomendasi oleh Kanwil sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf i paling sedikit memenuhi ketentuan:

a. memiliki sumber daya manusia di bidang tiketing, keuangan,

akuntansi, pemasaran, dan pembimbing ibadah;

b. memiliki bukti telah melakukan operasional sebagai Biro Perjalanan

Wisata paling singkat 2 (dua) tahun;

c. memiliki sarana dan prasarana yang memadai; dan

d. memiliki laporan keuangan perusahaan 1 (satu) tahun terakhir dan

telah diaudit akuntan publik yang terdaftar dengan opini minimal

WDP.

(5) Ketentuan lebih lanjut tentang persyaratan rekomendasi oleh Kanwil

ditetapkan oleh Kepala Kanwil.

Pasal 6

(1) Izin operasional PPIU berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat

diperpanjang.

(2) Perpanjangan izin operasional PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dapat dilakukan dengan persyaratan minimal nilai akreditasi C.

(3) Perpanjangan izin operasional PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.

(4) Perpanjangan izin operasional PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diajukan kepada Direktur Jenderal paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum

izin operasional berakhir.

Pasal 7

Dalam hal terjadi penggantian pimpinan/pemilik perusahan dan/atau

perubahan tempat/domisili perusahaan pada satu wilayah yang dibuktikan

dengan akte notaris dan surat dari Menteri Hukum dan HAM, PPIU wajib

melaporkan kepada Direktur Jenderal.

Pasal 8

(1) PPIU dapat membuka kantor cabang PPIU di luar domisili perusahaan.

(2) Pembukaan kantor cabang PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

wajib memperoleh pengesahan dari Kepala Kanwil.

(3) Pimpinan ...

(3) Pimpinan PPIU wajib melaporkan pembukaan kantor cabang PPIU

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Direktur Jenderal dan

Kepala Kanwil setempat.

BAB III

PENDAFTARAN DAN PELAYANAN

Page 109: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

95

Pasal 9

(1) Jemaah yang akan melakukan perjalanan Ibadah Umrah wajib

mendaftarkan diri kepada PPIU.

(2) PPIU menerima pendaftaran jemaah sesuai dengan paket layanan dan

PPIU wajib melaporkan kepada Direktur Jenderal.

(3) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan

ketentuan:

a. jemaah mengisi blanko pendaftaran yang ditetapkan oleh PPIU;

b. jemaah membayar BPIU sesuai paket yang dipilih; dan

c. jemaah dan PPIU menandatangani perjanjian yang berisi hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

(4) BPIU yang telah dibayar jemaah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf b digunakan untuk penyelenggaraan ibadah umrah.

(5) Dalam hal jemaah yang telah terdaftar membatalkan, PPIU wajib

mengembalikan BPIU setelah dikurangi biaya yang telah dikeluarkan

sesuai perjanjian yang telah disepakati.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaran Jemaah Umrah ditetapkan

oleh Direktur Jenderal.

Pasal 10

PPIU wajib memberikan pelayanan:

a. bimbingan Ibadah Umrah;

b. transportasi Jemaah Umrah;

c. akomodasi dan konsumsi;

d. kesehatan Jemaah Umrah;

e. perlindungan Jemaah Umrah dan petugas umrah; dan

f. administrasi dan dokumentasi umrah.

Pasal 11

(1) Pelayanan bimbingan Jemaah Umrah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

10 huruf a, diberikan oleh pembimbing ibadah sebelum keberangkatan,

dalam perjalanan, dan selama di Arab Saudi.

(2) Pelayanan bimbingan Jemaah Umrah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), meliputi materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah.

(3) Pembimbing ibadah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diangkat oleh

pimpinan PPIU, dan wajib memiliki standar kompetensi meliputi

pengetahuan di bidang manasik haji/umrah dan telah melaksanakan

ibadah haji/umrah.

(4) Materi ...

(4) Materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), berpedoman pada bimbingan manasik dan perjalanan haji

dan umrah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.

Pasal 12

(1) Pelayanan transportasi Jemaah Umrah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 10 huruf b dilakukan oleh PPIU meliputi pelayanan pemberangkatan

ke dan dari Arab Saudi dan selama di Arab Saudi.

(2) Transportasi Jemaah Umrah paling banyak 1 (satu) kali transit dengan

menggunakan maskapai penerbangan yang sama dan memiliki izin

Page 110: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

96

mendarat di Indonesia dan Arab Saudi.

(3) Transportasi darat selama di Arab Saudi wajib memiliki tasreh/izin untuk

pelayanan umrah.

(4) Transportasi Jemaah Umrah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

memperhatikan kenyamanan, keselamatan, dan keamanan.

Pasal 13

(1) Pelayanan akomodasi dan konsumsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

10 huruf c wajib dilakukan oleh PPIU selama Jemaah berada di Arab

Saudi.

(2) Pelayanan akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

dilakukan oleh PPIU dengan menempatkan Jemaah pada hotel minimal

bintang 3 (tiga).

(3) Pelayanan konsumsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh

PPIU sebelum berangkat, dalam perjalanan, dan selama di Arab Saudi.

(4) Pelayanan konsumsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus

memenuhi standart menu, higienitas, dan kesehatan.

Pasal 14

Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf d,

meliputi:

a. penyediaan petugas kesehatan;

b. penyediaan obat-obatan; dan

c. pengurusan bagi Jemaah Umrah yang sakit selama di perjalanan dan di

Arab Saudi.

Pasal 15

(1) Setiap Jemaah wajib melakukan vaksinasi meningitis.

(2) Vaksinasi meningitis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi

tanggung jawab Jemaah secara individu.

(3) PPIU dapat memfasilitasi vaksinasi meningitis Jemaah.

(4) Dalam hal PPIU memfasilitasi pemberian vaksinasi meningitis pada para

Jemaah, wajib mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 16 ...

Pasal 16

(1) Pelayanan perlindungan Jemaah Umrah dan petugas umrah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 huruf e wajib dilakukan oleh PPIU, meliputi:

a. asuransi jiwa, kesehatan, dan kecelakaan;

b. pengurusan dokumen Jemaah yang hilang selama perjalanan ibadah;

dan

c. pengurusan Jemaah yang meninggal sebelum tiba kembali di tempat

domisili.

(2) Besaran pertanggungan asuransi/nilai manfaat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a disesuaikan dengan ketentuan dalam asuransi

perjalanan.

Pasal 17

Pelayanan terhadap administrasi dan dokumen umrah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 huruf f meliputi:

a. pengurusan dokumen perjalanan umrah dan visa bagi Jemaah; dan

Page 111: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

97

b. pengurusan dokumen jemaah sakit, meninggal, dan ghaib/hilang.

Pasal 18

(1) Pengurusan visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a dilakukan

oleh PPIU yang memiliki kontrak kerja sama dengan perusahaan pelayanan

umrah dan telah mendapatkan pengesahan dari kementerian terkait.

(2) PPIU yang memiliki kontrak kerja sama dengan perusahaan pelayanan

umrah di Arab Saudi dapat menjadi provider visa.

(3) Dalam hal pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang

dilakukan oleh Kementerian Agama, PPIU wajib memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. memiliki izin operasional yang masih berlaku;

b. memiliki kontrak kerja sama yang telah ditandatangani oleh pimpinan

perusahaan layanan umrah di Arab Saudi dan PPIU yang telah disahkan

oleh notaris;

c. memiliki sertifikat International Air Transport Association (IATA);

d. memiliki rekomendasi dari Asosiasi Penyelenggara Umrah;

e. memiliki kemampuan finansial yang dibuktikan dengan laporan

keuangan yang telah di audit oleh akuntan publik; dan

f. memiliki komitmen mentaati peraturan perundang-undangan yang

dibuktikan dengan surat pernyataan/pakta integritas.

(4) Provider visa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib:

a. mentaati seluruh peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia

dan Pemerintah Arab Saudi;

b. menjamin pelayanan administrasi akomodasi, konsumsi, dan

transportasi di Arab Saudi;

c. menjamin pengurusan visa Jemaah hanya kepada PPIU yang memiliki

izin operasional yang masih berlaku;

d. menjamin ...

d. menjamin pengurusan jemaah umrah yang mengalami sakit dan dirawat

di rumah sakit Arab Saudi sampai kembali ke tanah air; dan

e. menjamin tiket jemaah umrah ke dan dari Arab Saudi.

BAB IV

PELAPORAN

Pasal 19

(1) PPIU wajib membuat laporan penyelenggaraan perjalanan umrah,

meliputi rencana perjalanan umrah, pemberangkatan, dan pemulangan.

(2) Laporan penyelenggaraan perjalanan umrah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), meliputi:

a. bimbingan ibadah umrah;

b. data keberangkatan dan kepulangan Jamaah;

c. penerimaan dan pengeluaran visa Jemaah; dan

d. permasalahaan dan solusi Jemaah.

(3) Laporan penyelenggaraan perjalanan umrah sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) disampaikan kepada Direktur Jenderal paling lambat 15 (lima

belas) hari setelah Jemaah tiba di Tanah Air.

Page 112: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

98

(4) Selain laporan penyelenggaraan perjalanan umrah sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), PPIU wajib menyampaikan laporan akhir tahun

penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah kepada Direktur Jenderal

dengan tembusan Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah dan

Kepala Kanwil setempat paling lambat 1 (satu) bulan sebelum musim

umrah berikutnya.

BAB V

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 20

(1) Pengawasan dilakukan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pengawasan

terhadap rencana perjalanan, kegiatan operasional pelayanan Jemaah,

ketaatan dan/atau penertiban terhadap ketentuan peraturan perundangundangan.

(3) Dalam hal diperlukan, pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dapat bekerjasama dengan Inspektorat Jenderal, instansi

pemerintah/lembaga terkait.

(4) Kantor Urusan Haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah

dapat memfasilitasi pelaksanaan pengawasan terhadap pelayanan Jemaah

di Arab Saudi.

Pasal 21

(1) Pengendalian dilakukan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri

terhadap operasional penyelenggaraan perjalanan Ibadah Umrah di Tanah

Air dan Arab Saudi.

(2) Pengendalian ...

(2) Pengendalian penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah meliputi

kepemilikan, domisili, masa berlaku izin operasional, finansial, sarana dan

prasarana, serta kinerja pelayanan kepada Jemaah.

(3) Pengendalian dapat dilakukan dalam bentuk moratorium perizinan

dan/atau dalam bentuk lainnya.

(4) Moratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Direktur

Jenderal.

Pasal 22

(1) Pengawasan dan pengendalian dilakukan berdasarkan standar pelayanan

minimal penyelenggaraan perjalanan Ibadah Umrah.

(2) Hasil pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

sebagai bahan masukan untuk penilaian kinerja PPIU.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan dan pengendalian ditetapkan

oleh Direktur Jenderal.

BAB VI

PEMBINAAN Pasal 23

(1) Pembinaan penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah dilakukan oleh

Direktur Jenderal dan Kepala Kanwil.

(2) Pembinaan penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah oleh Direktur

Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi sosialisasi

kebijakan penyelenggaraan umrah dan akreditasi.

Page 113: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

99

(3) Pembinaan oleh Kepala Kanwil sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi penyuluhan dan bimbingan teknis operasional PPIU.

BAB VII

AKREDITASI

Pasal 24

(1) Penilaian terhadap kinerja PPIU dilakukan melalui akreditasi.

(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi komponen

kualitas pelayanan, sumber daya manusia, finansial, sarana dan

prasarana, serta administrasi dan manajemen.

(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk menilai

kinerja dan kualitas pelayanan PPIU dengan peringkat A, B, C, dan D.

(4) Pelaksanaan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

oleh Tim yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

(5) Tim ...

(5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4), terdiri dari unit kerja terkait

dan/atau lembaga yang memiliki kompetensi di bidang akreditasi.

(6) Hasil akreditasi dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam

menetapkan perpanjangan izin PPIU.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman akreditasi ditetapkan oleh

Direktur Jenderal.

BAB VIII

TATA CARA PENGENAAN SANKSI

Pasal 25

(1) Pemegang izin PPIU yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 68 sampai dengan Pasal 70 Peraturan Pemerintah dikenakan

sanksi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dijatuhkan

berdasarkan laporan yang disampaikan kepada Direktur Jenderal

dan/atau Kepala Kanwil.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan secara tertulis

dengan melampirkan identitas diri pelapor dan bukti pelanggaran.

(4) Identitas diri pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (3), meliputi nama,

pekerjaan, alamat, dan nomor kartu tanda penduduk atau nomor identitas

lainnya dan/atau nama instansi/lembaga, nama pimpinan, nomor kartu

tanda penduduk pimpinan atau nomor identitas lainnya.

Pasal 26

(1) Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah pada Direktorat Jenderal

melakukan klarifikasi terhadap pelapor, jemaah, pemegang izin PPIU

dan/atau pihak terkait lainnya yang dilaporkan telah melakukan

pelanggaran terhadap penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Bidang Penyelanggaraan Haji dan Umrah pada Kanwil melakukan

klarifikasi terhadap pelapor, jemaah, pemegang izin PPIU dan/atau pihak

terkait lainnya yang dilaporkan telah melakukan pelanggaran terhadap

penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 114: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

100

(3) Hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),

disampaikan kepada Direktur Jenderal.

Pasal 27

(1) Hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (3), ditelaah

oleh Tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal.

(2) Dalam hal diperlukan, Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

melakukan pemanggilan terhadap pelapor, jemaah, pemegang izin PPIU,

dan/atau pihak terkait lainnya untuk melengkapi penelaahan terhadap

laporan terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan perjalanan ibadah

umrah.

(3) Hasil telaahan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan

kepada Direktur Jenderal sebagai dasar pengenaan sanksi administratif

terhadap pelanggaran yang telah dilakukan oleh pemegang izin PPIU.

Pasal 28 ...

Pasal 28

(1) Hasil pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal

22 ayat (2), dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk

pengenaan sanksi pada pemegang izin PPIU.

(2) Hasil pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

disampaikan kepada Direktur Jenderal untuk dipergunakan sebagai dasar

penjatuhan sanksi administratif terhadap pelanggaran yang telah

dilakukan oleh pemegang izin PPIU.

(3) Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan sanksi administrasi

terhadap pemegang izin PPIU yang terbukti telah melanggar ketentuan

peraturan perundang-undangan ketika dilakukan pengawasan dan

pengendalian.

Pasal 29

(1) Penetapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

ayat (3), disampaikan kepada Pimpinan PPIU dan ditembuskan kepada

Kepala Kanwil.

(2) Pemegang izin PPIU dapat melakukan sanggahan penjatuhan sanksi

administratif paling lambat 14 (empat belas) hari setelah tanggal

diterimanya penetapan sanksi administratif.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30

Peraturan Menteri Agama ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 10 Maret 2015

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal 11 Maret 2015

Page 115: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

101

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

BERITA^iSG^fiA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 366

ai dengan aslinya

rian Agama RI

n Kerja Sama Luar Negeri

Gunaryo, M.Soc, Scfl.

08101991031003

Page 116: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

102

11. Lampiran PMA Nomor 8 Tahun 2018

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 8 TAHUN 2018

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji serta Pasal 57 ayat (2) huruf f

dan Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012

tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, perlu

menetapkan Peraturan Menteri Agama tentang

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 42 Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun

- 2 -

2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4966);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008

tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186,

Page 117: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

103

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5345);

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

7. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang

Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);

8. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor

1495);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG

PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah adalah

rangkaian kegiatan perjalanan Ibadah Umrah di luar

musim haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

perlindungan Jemaah, yang dilaksanakan oleh

pemerintah dan/atau penyelenggara perjalanan

ibadah umrah.

2. Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah yang

selanjutnya disingkat PPIU adalah biro perjalanan

wisata yang telah mendapat izin dari Menteri untuk

menyelenggarakan perjalanan Ibadah Umrah.

3. Jemaah Umrah yang selanjutnya disebut Jemaah

adalah setiap orang yang beragama Islam dan telah

mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Umrah

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

4. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Umrah yang

selanjutnya disingkat BPIU adalah sejumlah dana

yang dibayarkan oleh Jemaah untuk menunaikan

perjalanan Ibadah Umrah.

5. BPIU Referensi adalah biaya rujukan Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah yang ditetapkan oleh

Menteri.

6. Asosiasi PPIU adalah perkumpulan yang

mengoordinasikan PPIU.

7. Menteri adalah Menteri Agama Republik Indonesia.

8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Page 118: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

104

9. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

10. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi.

11. Kepala Kantor Wilayah adalah Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi.

Pasal 2

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah dilaksanakan

berdasarkan prinsip profesionalitas, transparansi,

akuntabilitas, dan syariat.

Pasal 3

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah bertujuan

memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

kepada Jemaah, sehingga Jemaah dapat menunaikan

ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat.

BAB II

PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH

Pasal 4

(1) Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah dapat

dilakukan oleh pemerintah dan/atau PPIU.

(2) Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah oleh

pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilaksanakan oleh Menteri.

Pasal 5

(1) Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah

dilaksanakan oleh biro perjalanan wisata yang

memiliki izin operasional sebagai PPIU.

(2) Untuk memiliki izin operasional sebagai PPIU

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), biro perjalanan

wisata harus memenuhi persyaratan:

a. memiliki akta notaris pendirian perseroan

terbatas dan/atau perubahannya sebagai biro

perjalanan wisata yang memiliki salah satu

kegiatan usahanya di bidang

keagamaan/perjalanan ibadah yang telah

mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia;

b. pemilik saham, komisaris, dan direksi yang

tercantum dalam akta notaris perseroan terbatas

merupakan warga negara Indonesia yang

beragama Islam;

c. pemilik saham, komisaris, dan direksi tidak

pernah atau sedang dikenai sanksi atas

pelanggaran Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah

Umrah;

d. memiliki kantor pelayanan yang dibuktikan

Page 119: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

105

dengan surat keterangan domisili perusahaan

dari pemerintah daerah dan melampirkan bukti

kepemilikan atau sewa menyewa paling singkat 4

(empat) tahun yang dibuktikan dengan

pengesahan atau legalisasi dari Notaris;

e. memiliki tanda daftar usaha pariwisata;

f. telah beroperasi paling singkat 2 (dua) tahun

sebagai biro perjalanan wisata yang dibuktikan

dengan laporan kegiatan usaha;

g. memiliki sertifikat usaha jasa perjalanan wisata

dengan kategori biro perjalanan wisata yang

masih berlaku;

h. memiliki kemampuan teknis untuk

menyelenggarakan perjalanan Ibadah Umrah

yang meliputi kemampuan sumber daya manusia,

manajemen, serta sarana dan prasarana;

i. memiliki laporan keuangan perusahaan 2 (dua)

tahun terakhir dan telah diaudit akuntan publik

yang terdaftar di Kementerian Keuangan dengan

opini wajar tanpa pengecualian;

j. melampirkan surat keterangan fiskal dan fotokopi

nomor pokok wajib pajak atas nama perusahaan

dan pimpinan perusahaan;

k. memiliki surat rekomendasi asli dari Kantor

Wilayah dengan masa berlaku 3 (tiga) bulan; dan

l. menyerahkan jaminan dalam bentuk deposito/

bank garansi atas nama biro perjalanan wisata

yang diterbitkan oleh bank syariah dan/atau

bank umum nasional yang memiliki layanan

syariah dengan masa berlaku 4 (empat) tahun.

(3) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang

ditandatangani oleh Direktur Jenderal.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jaminan dalam

bentuk deposito/bank garansi ditetapkan dengan

Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 6

(1) Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

ayat (2) huruf k diberikan setelah dilaksanakan

verifikasi terhadap dokumen persyaratan perizinan

dan peninjauan lapangan oleh Kantor Wilayah.

(2) Peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan bersama-sama dengan kantor

kementerian agama kabupaten/kota.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan

rekomendasi oleh Kantor Wilayah ditetapkan dengan

Page 120: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

106

Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 7

(1) PPIU wajib melaporkan perubahan susunan pemilik

saham, direksi, dan komisaris dan/atau

tempat/domisili perusahaan kepada Menteri melalui

Direktur Jenderal paling lama 3 (tiga) bulan setelah

terjadi perubahan.

(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap direksi dan

tempat/domisili perusahaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Menteri menerbitkan perubahan

keputusan izin operasional.

(3) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tidak menghilangkan kinerja perusahaan.

Pasal 8

(1) PPIU dapat membuka kantor cabang di luar domisili

perusahaan sebagaimana tercantum dalam keputusan

tentang penetapan perizinan PPIU.

(2) Pembukaan kantor cabang PPIU sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), wajib memperoleh

pengesahan dari Kepala Kantor Wilayah.

(3) Pimpinan PPIU wajib melaporkan pembukaan kantor

cabang PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

kepada Direktur Jenderal.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara,

persyaratan, dan pelaporan pembukaan kantor cabang

ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

BAB III

BIAYA PERJALANAN IBADAH UMRAH

Pasal 9

(1) PPIU menetapkan BPIU sesuai dengan fasilitas dan

pelayanan yang diberikan.

(2) BPIU meliputi seluruh komponen biaya yang

diperlukan untuk pelaksanaan Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah.

(3) PPIU dilarang memungut biaya lain sebagaimana

dimaksud pada ayat (2).

Pasal 10

(1) Menteri menetapkan BPIU Referensi secara berkala

sebagai pedoman penetapan BPIU.

(2) Dalam hal PPIU menetapkan BPIU di bawah BPIU

Referensi, PPIU wajib melaporkan secara tertulis

kepada Direktur Jenderal.

(3) Dalam hal PPIU tidak melaporkan secara tertulis

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur

Jenderal meminta penjelasan.

BAB IV

Page 121: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

107

PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN

Pasal 11

(1) Pendaftaran Jemaah dilakukan setiap hari.

(2) Pendaftaran Jemaah dilakukan oleh calon jemaah

yang bersangkutan pada PPIU sesuai dengan format

pendaftaran dan perjanjian yang ditetapkan oleh

Direktur Jenderal.

(3) Isi perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

paling sedikit memuat hak dan kewajiban kedua belah

pihak.

(4) PPIU wajib menjelaskan isi perjanjian sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) kepada calon jemaah sebelum

ditandatangani kedua belah pihak.

(5) PPIU wajib memberangkatkan Jemaah paling lambat 6

(enam) bulan setelah pendaftaran.

(6) PPIU wajib memberikan informasi mengenai paket

umrah kepada calon jemaah.

(7) PPIU wajib melaporkan Jemaah yang telah terdaftar

kepada Direktorat Jenderal melalui sistem pelaporan

elektronik.

(8) PPIU wajib memberikan dokumen perjanjian kepada

Jemaah segera setelah ditandatangani kedua belah

pihak.

(9) PPIU hanya menerima pelunasan BPIU paling lama 3

(tiga) bulan sebelum waktu/tanggal keberangkatan.

(10) Dalam hal Jemaah yang telah terdaftar membatalkan

keberangkatan, PPIU wajib mengembalikan BPIU

setelah dikurangi biaya yang telah dikeluarkan sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati.

(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaran Jemaah

ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 12

PPIU dilarang memfasilitasi keberangkatan Jemaah

menggunakan BPIU yang berasal dari dana talangan.

BAB V

PELAYANAN

Pasal 13

PPIU wajib memberikan pelayanan:

a. bimbingan ibadah umrah;

b. transportasi Jemaah;

c. akomodasi dan konsumsi;

d. kesehatan Jemaah;

e. perlindungan Jemaah dan petugas umrah; dan

f. administrasi dan dokumentasi umrah.

Bagian Kesatu

Bimbingan Ibadah Umrah

Page 122: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

108

Pasal 14

(1) Bimbingan Jemaah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 huruf a, diberikan oleh pembimbing ibadah

sebelum keberangkatan, dalam perjalanan, dan

selama di Arab Saudi.

(2) Bimbingan Jemaah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), meliputi materi bimbingan manasik dan

perjalanan umrah.

- 10 -

(3) Bimbingan Jemaah sebelum keberangkatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling

sedikit 1 (satu) kali pertemuan.

(4) Bimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diberikan dalam bentuk teori dan praktik.

(5) Pembimbing ibadah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), diangkat oleh pimpinan PPIU dan telah

melaksanakan ibadah haji/umrah.

(6) PPIU wajib memberikan buku paket atau buku

pedoman materi bimbingan manasik dan perjalanan

umrah.

(7) Materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berpedoman

pada bimbingan manasik dan perjalanan haji dan

umrah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.

Bagian Kedua

Transportasi Jemaah

Pasal 15

(1) Pelayanan transportasi Jemaah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 huruf b dilakukan oleh PPIU

meliputi pelayanan pemberangkatan ke dan dari Arab

Saudi dan selama di Arab Saudi.

(2) Pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh PPIU sesuai

dengan jadwal yang tertera dalam perjanjian yang

telah disepakati dengan calon jemaah.

(3) Jadwal pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuktikan

dengan tiket pesawat ke dan dari Arab Saudi.

(4) Transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi transportasi udara dari Indonesia ke Arab

Saudi dan dari Arab Saudi ke Indonesia, serta

transportasi darat atau udara selama di Arab Saudi.

(5) Transportasi udara dari Indonesia ke Arab Saudi dan

dari Arab Saudi ke Indonesia sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) paling banyak 1 (satu) kali transit

dengan menggunakan penerbangan langsung atau

Page 123: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

109

paling banyak 1 (satu) kali transit dengan paling

banyak 2 (dua) maskapai penerbangan.

(6) PPIU wajib menyediakan tempat yang layak dan

nyaman bagi Jemaah selama berada di bandara.

(7) PPIU wajib memfasilitasi Jemaah yang mengalami

keterlambatan penerbangan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(8) Transportasi darat selama di Arab Saudi sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) wajib menggunakan

kendaraan yang layak dan nyaman.

(9) Transportasi darat selama di Arab Saudi sebagaimana

dimaksud pada ayat (8) harus memenuhi standar

kelayakan dan kenyamanan:

a. usia bus paling lama 5 (lima) tahun;

b. kapasitas bus paling banyak 50 (lima puluh)

seat/bus; dan

c. memiliki air condition, sabuk pengaman, tombol

manual darurat pembuka pintu, alat pemecah

kaca, alat pemadam kebakaran, bagasi yang

terletak di bawah, ban cadangan atau ban anti

bocor, kotak pertolongan pertama pada

kecelakaan lengkap dengan obat-obatan,

pengeras suara, toilet, dan kulkas seluruhnya

dalam kondisi baik dan berfungsi.

(10) PPIU wajib menyediakan sarana transportasi bagi

Jemaah yang aman, layak, dan nyaman sesuai dengan

perjanjian yang disepakati.

Bagian Ketiga

Akomodasi dan Konsumsi

Pasal 16

(1) Pelayanan akomodasi dan konsumsi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 huruf c wajib dilakukan

oleh PPIU selama Jemaah berada di Arab Saudi.

(2) Dalam hal Jemaah harus menginap sebelum

keberangkatan ke Arab Saudi, PPIU wajib

menyediakan akomodasi.

(3) Pelayanan akomodasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), wajib dilakukan oleh PPIU dengan

menempatkan Jemaah paling jauh 1.000 (seribu)

meter dari Masjidil Haram di Makkah dan di dalam

wilayah Markaziyah di Madinah pada hotel paling

rendah bintang 3 (tiga).

(4) Dalam hal Jemaah ditempatkan lebih dari 1.000

(seribu) meter dari Masjidil Haram di Makkah, PPIU

wajib menyediakan transportasi selama 24 (dua puluh

empat) jam.

Page 124: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

110

(5) Akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dalam setiap kamar diisi paling banyak 4 (empat)

orang.

(6) Pelayanan konsumsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), diberikan oleh PPIU sebelum berangkat,

dalam perjalanan, dan selama di Arab Saudi.

(7) Konsumsi selama di Arab Saudi sebagaimana

dimaksud pada ayat (6) wajib memenuhi persyaratan:

a. pelayanan dengan sistem penyajian secara

prasmanan sebanyak 3 (tiga) kali sehari;

b. beberapa pilihan menu, termasuk menu

Indonesia; dan

c. segala bentuk konsumsi yang disajikan harus

memenuhi standar higienitas dan kesehatan.

(8) Konsumsi sebelum, dalam perjalanan, atau di bandara

diberikan dalam kemasan boks.

Bagian Keempat

Kesehatan Jemaah

Pasal 17

(1) PPIU wajib memberikan pembinaan, pelayanan, dan

perlindungan kesehatan bagi Jemaah sebelum

pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi dan selama di

Arab Saudi.

(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) paling sedikit meliputi:

a. penyediaan petugas kesehatan;

b. penyediaan obat-obatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. pemeriksaan kondisi kesehatan awal Jemaah

sebelum keberangkatan;

d. pengurusan bagi Jemaah yang sakit selama di

perjalanan dan di Arab Saudi;

e. pengurusan Jemaah yang meninggal dunia; dan

f. bimbingan kesehatan Jemaah diberikan

sebelum pemberangkatan ke dan dari Arab

Saudi dan selama di Arab Saudi.

(3) PPIU wajib memastikan Jemaah telah mendapatkan

vaksinasi meningitis sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 18

PPIU bertanggung jawab terhadap perawatan dan

pemulangan jemaah yang dirawat inap di Arab Saudi dan

negara transit.

Pasal 19

(1) Setiap Jemaah wajib melakukan vaksinasi meningitis.

(2) Vaksinasi meningitis sebagaimana dimaksud pada

Page 125: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

111

ayat (1), menjadi tanggung jawab Jemaah secara

individu.

Bagian Kelima

Perlindungan Jemaah dan Petugas Umrah

Pasal 20

(1) Pelayanan perlindungan Jemaah dan petugas umrah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf e wajib

dilakukan oleh PPIU, meliputi:

a. asuransi jiwa, kesehatan, dan kecelakaan;

b. pengurusan dokumen Jemaah yang hilang selama

perjalanan ibadah; dan

c. pengurusan Jemaah yang terpisah dan/atau

hilang selama dalam perjalanan dan di Arab

Saudi.

(2) Besaran pertanggungan asuransi/nilai manfaat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuai

dengan ketentuan dalam asuransi perjalanan.

Pasal 21

(1) PPIU wajib menyediakan paling sedikit 1 (satu)

petugas untuk mendampingi jemaah.

(2) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

dapat dirangkap oleh Jemaah.

(3) Dalam hal jemaah berjumlah lebih dari 90 (sembilan

puluh) orang, PPIU wajib menyediakan 1 (satu) orang

tenaga kesehatan.

Pasal 22

(1) PPIU wajib menyediakan kartu tanda pengenal yang

memuat paling sedikit nama Jemaah, nomor paspor,

nama PPIU, penanggung jawab dan nomor kontak di

Arab Saudi, nama muassasah, nama dan alamat

hotel.

(2) PPIU wajib mendaftarkan 1 (satu) orang perwakilan

resmi PPIU di Arab Saudi kepada teknis urusan haji

pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia di

Jeddah.

Bagian Keenam

Administrasi dan Dokumentasi Umrah

Pasal 23

Pelayanan administrasi dan dokumen umrah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 huruf f meliputi:

a. pengurusan dokumen perjalanan umrah dan visa bagi

Jemaah;

b. pengurusan dokumen jemaah sakit, meninggal, dan

ghaib/hilang; dan

c. pengurusan dokumen lain yang dianggap perlu.

Pasal 24

Page 126: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

112

(1) Masa tinggal Jemaah di Arab Saudi sesuai dengan

masa berlaku visa.

(2) PPIU wajib memastikan masa tinggal Jemaah di Arab

Saudi sesuai dengan masa berlaku visa.

Pasal 25

PPIU dilarang menelantarkan jemaah umrah yang

mengakibatkan jemaah umrah:

a. gagal berangkat ke Arab Saudi;

b. melanggar masa berlaku visa; atau

c. terancam keamanan dan keselamatannya.

Pasal 26

(1) PPIU wajib melaporkan Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah kepada Direktur Jenderal yang meliputi

rencana perjalanan umrah, pemberangkatan,

pemulangan, dan permasalahan khusus.

(2) Laporan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

melalui sistem pelaporan elektronik.

(3) Laporan rencana perjalanan umrah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1x24

(satu kali dua puluh empat) jam sebelum Jemaah

berangkat dari tanah air.

(4) Laporan pemberangkatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali

dua puluh empat) jam setelah Jemaah berangkat dari

bandara pemberangkatan International.

(5) Laporan kepulangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali dua

puluh empat) jam setelah jemaah tiba di tanah air.

BAB VI

PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH

SEBAGAI PROVIDER VISA

Pasal 27

(1) PPIU dapat mengajukan permohonan pengesahan

kontrak sebagai syarat menjadi provider visa.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal

dengan melampirkan:

a. keputusan izin operasional sebagai PPIU;

b. kontrak kerja sama dengan perusahaan pelayanan

umrah di Arab Saudi;

c. sertifikat International Air Transport Association;

d. bank garansi atas nama PPIU yang diterbitkan oleh

bank syariah dan/atau bank umum nasional yang

memiliki layanan syariah dengan masa berlaku

selama 1 (satu) tahun;

Page 127: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

113

e. laporan keuangan yang telah diaudit akuntan

publik yang terdaftar di Kementerian Keuangan

dengan opini wajar tanpa pengecualian; dan

f. pernyataan komitmen menaati ketentuan

peraturan perundang-undangan yang dibuktikan

dengan surat pernyataan/pakta integritas.

(3) Provider visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

wajib:

a. menaati ketentuan peraturan perundangundangan

yang dikeluarkan oleh Pemerintah

Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi;

b. memastikan pelayanan administrasi akomodasi,

konsumsi, dan transportasi di Arab Saudi;

c. memastikan pengurusan visa Jemaah hanya

kepada PPIU;

d. memastikan pengurusan Jemaah yang meninggal

dan/atau mengalami sakit dan dirawat di Arab

Saudi dan/atau di negara transit, dan sampai

kembali ke tanah air;

e. memastikan tiket Jemaah ke dan dari Arab Saudi;

dan

f. memastikan asuransi perjalanan Jemaah; dan

g. melaporkan pengurusan visa kepada Direktur

Jenderal paling lama 10 (sepuluh) hari sejak visa

diterbitkan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bank garansi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d

ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 28

Dalam hal provider visa tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) huruf e

yang berakibat Jemaah terlantar, provider visa wajib

menanggung seluruh biaya yang timbul sebagai akibat

keterlantaran Jemaah.

BAB VII

PENANGANAN PENGADUAN JEMAAH

Pasal 29

Jemaah dapat mengadukan pelaksanaan Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah kepada perwakilan pemerintah

Republik Indonesia di luar negeri, PPIU, dan/atau

Kementerian Agama.

Pasal 30

Untuk menerima pengaduan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 29, PPIU wajib:

a. menyediakan sarana penyampaian pengaduan

Jemaah;

Page 128: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

114

b. memiliki mekanisme penanganan pengaduan

Jemaah; dan

c. membuat berita acara penanganan pengaduan

Jemaah.

Pasal 31

Pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dapat

disampaikan kepada Direktorat Jenderal, Kantor Wilayah,

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

BAB VIII

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 32

(1) Pengawasan dilakukan oleh Direktur Jenderal.

(2) Dalam melaksanakan Pengawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal dibantu oleh

Kepala Kantor Wilayah, kepala kantor kementerian

agama kabupaten/kota, dan staf teknis haji pada

Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi pengawasan terhadap:

a. pendaftaran;

b. pengelolaan keuangan;

c. rencana perjalanan;

d. kegiatan operasional pelayanan Jemaah;

e. pengurusan dan penggunaan visa;

f. indikasi penyimpangan dan/atau kasus tertentu;

dan

g. ketaatan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(4) Dalam hal Kepala Kantor Wilayah, kepala kantor

kementerian agama kabupaten/kota, dan staf teknis

haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia di

Jeddah melakukan pengawasan sendiri, hasil

pengawasan dilaporkan kepada Direktur Jenderal.

(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dapat bekerja sama dengan instansi

pemerintah/lembaga terkait.

Pasal 33

Pengawasan dilakukan secara:

a. terprogram dan berkala;

b. sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan; dan/atau

c. terpadu dengan instansi pemerintah/lembaga terkait.

Pasal 34

(1) Pengendalian dilakukan oleh Direktur Jenderal

terhadap operasional Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah di tanah air, negara transit, dan Arab

Saudi.

Page 129: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

115

(2) Pengendalian dapat dilakukan dalam bentuk

moratorium perizinan dan/atau dalam bentuk lainnya.

(3) Moratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.

Pasal 35

(1) Pengawasan dan pengendalian dilakukan berdasarkan

standar pelayanan minimal Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan dan

pengendalian ditetapkan dengan Keputusan Direktur

Jenderal.

BAB IX

PEMBINAAN

Pasal 36

(1) Pembinaan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah

dilakukan oleh Direktur Jenderal.

(2) Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal dibantu oleh

Kepala Kantor Wilayah, kepala kantor kementerian

agama kabupaten/kota.

(3) Dalam hal diperlukan, Direktur Jenderal dapat bekerja

sama dengan Asosiasi PPIU dalam melakukan

pembinaan terhadap PPIU sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan

ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

BAB X

AKREDITASI

Pasal 37

(1) Setiap PPIU wajib diakreditasi.

(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Direktur

Jenderal.

(3) Akreditasi PPIU dilakukan setiap 3 (tiga) tahun.

Pasal 38

Biro Perjalanan Wisata yang telah ditetapkan sebagai PPIU

dinyatakan memeroleh akreditasi C.

Pasal 39

(1) Akreditasi dipergunakan sebagai bahan penilaian

terhadap kelayakan dan kualitas pelayanan yang

diberikan oleh PPIU.

(2) Kualitas pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditetapkan dengan peringkat A (Sangat Baik), B

(Baik), C (Cukup), dan D (Kurang).

(3) Dalam hal peringkat kualitas pelayanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) mendapatkan peringkat D

Page 130: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

116

(Kurang), izin operasional PPIU dicabut.

Pasal 40

Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi ditetapkan

dengan Keputusan Direktur Jenderal.

BAB XI

TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 41

(1) PPIU yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 8 ayat (2) dan

ayat (3), Pasal 10 ayat (2), Pasal 11 ayat (2), ayat (4),

ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan/atau ayat (9),

Pasal 12, Pasal 14 ayat (3), ayat (5) dan ayat (6), Pasal

15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 20, Pasal 21,

Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 26 dikenakan sanksi

peringatan tertulis.

(2) PPIU yang melakukan pengulangan pelanggaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan

sanksi pembekuan izin penyelenggaraan paling lama 2

(dua) tahun.

(3) PPIU yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25 dikenakan

sanksi pencabutan izin penyelenggaraan.

(4) Dalam hal PPIU meminjamkan legalitas perizinan

umrah kepada pihak lain untuk menyelenggarakan

perjalanan ibadah umrah, dikenakan sanksi

pencabutan izin penyelenggaraan.

(5) Provider visa yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dikenakan sanksi,

tidak dapat diberikan pengesahan kontrak sebagai

syarat menjadi provider visa untuk paling lama 2 (dua)

kali musim umrah.

(6) Apabila izin operasional sebagai biro perjalanan wisata

dicabut oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan

di bidang pariwisata, Gubernur, Bupati/Wali Kota, izin

penyelenggaraan umrah dicabut.

(7) Dalam hal dikenakan sanksi pembekuan atau

pencabutan, PPIU wajib mengembalikan BPIU kepada

Jemaah.

Pasal 42

(1) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

41 ayat (1) sampai dengan ayat (6), dilakukan

berdasarkan pengaduan masyarakat, hasil akreditasi,

dan/atau hasil pengawasan terhadap PPIU yang

disampaikan kepada Direktur Jenderal.

(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

disampaikan secara tertulis dengan melampirkan

Page 131: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

117

identitas diri pelapor dan bukti pelanggaran.

Pasal 43

(1) Direktur Jenderal melakukan klarifikasi terhadap

pelapor, jemaah, pemilik izin PPIU dan/atau pihak

terkait lainnya yang dilaporkan telah melakukan

pelanggaran terhadap Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(2) Dalam hal diperlukan Direktur Jenderal dapat

menugaskan Kepala Kantor Wilayah untuk melakukan

klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Hasil klarifikasi oleh Kepala Kantor Wilayah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan

kepada Direktur Jenderal sebagai dasar pengenaan

sanksi administratif terhadap pelanggaran yang telah

dilakukan oleh PPIU.

Pasal 44

(1) Dalam hal diperlukan, Direktur Jenderal membentuk

tim untuk menelaah hasil klarifikasi.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

melakukan pemanggilan terhadap pelapor, jemaah,

PPIU, dan/atau pihak terkait lainnya untuk

melengkapi penelaahan terhadap laporan terjadinya

pelanggaran dalam penyelenggaraan perjalanan

ibadah umrah.

(3) Hasil telaahan tim sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), disampaikan kepada Direktur Jenderal sebagai

dasar pengenaan sanksi administratif terhadap

pelanggaran yang telah dilakukan oleh PPIU.

Pasal 45

(1) Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan

sanksi administrasi terhadap pemegang izin PPIU yang

terbukti melanggar ketentuan peraturan perundangundangan.

(2) Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan

pemegang saham, komisaris, dan direksi yang pernah

atau sedang mendapat sanksi atas pelanggaran

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.

Pasal 46

Penetapan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 45 disampaikan kepada pimpinan PPIU dan

ditembuskan kepada Kepala Kantor Wilayah.

Pasal 47

Direktur Jenderal mengumumkan PPIU yang dikenakan

sanksi administratif di media massa.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN

Page 132: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO 8 TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46383... · 2019-07-31 · IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA (PMA) NO

118

Pasal 48

(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:

a. PPIU yang telah memiliki izin operasional sebelum

berlakunya Peraturan Menteri ini, dinyatakan

masih tetap berlaku sampai dilakukan akreditasi;

b. pelaksanaan akreditasi sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dilakukan sebelum izin operasional

berakhir; dan

c. dalam hal PPIU telah memiliki persyaratan

minimal hasil akreditasi C, diterbitkan Keputusan

sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini.

(2) Dalam hal Direktur Jenderal belum menunjuk

lembaga akreditasi PPIU, akreditasi dilaksanakan oleh

Direktur Jenderal.

(3) Paling lama 2 (dua) tahun sejak diundangkannya

Peraturan Menteri ini, Direktur Jenderal menunjuk

lembaga akreditasi PPIU.

(4) Paling lama 1 (satu) tahun sejak diundangkannya

Peraturan Menteri ini, PPIU wajib memiliki sertifikat

usaha jasa perjalanan wisata dengan kategori biro

perjalanan wisata.

(5) Dalam hal PPIU tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (4), izin operasional

sebagai PPIU, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 49

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan

Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 366), dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 50

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.