implementasi pembelajaran pendidikan agama islam dalam
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PENANAMAN NILAI SOSIAL SISWA DI SMK NEGERI 2
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi
Pendidikan Agam Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
JULIANA
105 192 338 15
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H / 2019 M
ABSTRAK
JULIANA, 10519233815. 2019. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) dalam penanaman nilai Sosial Siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten
Gowa. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar, dibimbing oleh Abdul Aziz Muslimin dan
Ya‟kub.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui Bagaiamana implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam di
SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa, Bagaimana penanaman nilai sosial di SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa, Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi
pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa.
Penelitian ini di laksanakan di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa yang
berlangsung 2 bulan mulai Agustus sampai Oktober 2019. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Subjek dalam penelitian yaitu guru dan siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa
pembelajaran pendidikan agama Islam dapat memberikan sumbangsih dalam
penanaman nilai sosial dapat meningkatkan kedisiplinan, mengajarkan sifat sabar,
dan dapat melatih sikap taat dan patuh. Dan juga dapat membangun ukhuwah
islamiyah , dapat menumbuhkan sikap saling tolong menolong, dapat
menumbuhkan sikap peduli pada orang lain, dapat mencegah perbuatan keji dan
munkar.
Kata kunci: Pembelajaran pendidikan agama Islam, Nilai sosial
KATA PENGANTAR
Sebuah kata yang paling indah dan patut peneliti ucapkan Alhamdulillah
dan syukur kepada Allah swt. Yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya berupa nikmat, kekuatan dan kemampuan yang tercurah pada diri peneliti
sehingga di berikan kemudahan dalam usaha untuk menyelesaikan skripsi dengan
judul “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Penanaman
Nilai Sosial Siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa” . penulisan skripsi ini
dimaksudkan sebagai persyaratan dalam penyelesaian studi pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai hambatan dan
tantangan, dikarenakan waktu, biaya, tenaga serta kemampuan penulis yang
sangat terbatas. Namun berkat bimbingan, motivasi, bantuan dan sumbangan
pemikiran dari berbagai pihak, segala hambatan dan tantangan yang dihadapi
penulis dapat teratasi. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat penulis
menghaturkan trimah kasih kepada Dr. Abdul Aziz Muslimin,S.Ag.,M.Pd.I dan
Ya’kub S, Pd I., M.Pd I selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dan tenaga, dalam memberikan arahan, petunjuk dan
motivasi kepada penulis mulai dari penyusunan usulan penelitian hingga
selesainya skripsi ini. Selanjutnya ucapan terima kasih dihanturkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta bapak Abdul Malik dan Ibu Syamsiah, yang tiada
henti-hentinya mendoakan, memberi dorongan moril maupun materi
selama menempuh pendidikan. Terima kasih atas doa, motivasi dan
bantuannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.MM. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam
4. Dr Amirah Mawardi. M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
5. Dr. Abdul Aziz Muslimin,S.A.g.,M.Pd.I, dosen pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan
mengajarkan peneliti dalam penyusunan skripsi.
6. Ya‟kub S, Pd I., M.Pd I, dosen pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan
mengajarkan peneliti dalam penyusunan skripsi.
7. Kepada semua Dosen dan staf prodi pendidikan Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Drs. Muhammad Yusuf selaku kepala sekolah SMKN 2 Kabupaten Gowa,
yang telah bersedia menerima proses penelitian saya untuk mengabdikan
diri, serta guru-guru, staf tata usaha.
9. Kepada sahabat-sahabatku dan teman-teman khususnya PAI B angkatan
2015 terima kasih atas motivasi dan dukungan serta kerja sama yang kita
bagi bersama.
10. Serta semua pihak yang tidak sempat saya tuliskan satu persatu, yang telah
memberikan bantuannya kepada peneliti baik secara langsung maupun
tidak langsung, semoga menjadi amal ibadah di sisi-Nya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan
informasi bagi pembaca, dan semoga kebaikan dan keikhlasan serta bantuan
dari semua pihak bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal
Alamiin..
Makassar, 11 Muharram 1441 H
11 September 2019 M
JULIANA
105 192 338 15
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................ii
PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Dalam Pendidikan ............................................................ 7
1. Pengertian Belajar ............................................................................. 7
2. Pengertian Pembelajaran ................................................................... 8
B. Pendidikan Agama Islam ........................................................................ 8
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................................. 8
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...................................................... 9
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ........................................ 13
C. Nilai Sosial ............................................................................................. 21
1. Pengertian Nilai Sosial ..................................................................... 21
2. Aspek-Aspek kepedulian Sosial ....................................................... 22
3. Tinjauan Islam Tentang Nilai-Nilai Sosial ...................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 31
B. Lokasi dan Objek Penelitian .................................................................. 32
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian ................................................... 32
D. Sumber Data ........................................................................................... 33
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 38
1. Sejarah dan Profil SMK Negeri 2 Gowa ......................................... 38
2. Keadaan Siswa ................................................................................ 38
3. Letak Geografis SMK Negeri 2 Gowa ............................................ 40
4. Visi, Misi dan Tujuan ...................................................................... 41
5. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan ................................... 42
6. Jumlah dan Keadaan Bangunan ...................................................... 44
B. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri
2 kabupaten Gowa ................................................................................. 45
C. Penanaman nilai Sosial Siswa di SMKN 2 Kabupaten Gowa .............. 49
D. Faktor Pendukung dan penghambat Implementasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam penanaman nilai Sosial siswa di SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa .................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 57
B. Saran ...................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Uraian Halaman
1. Keadaan Siswa .............................................................................................38
2. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan ................................................42
3. Jumlah dan Keadaan Bangunan ...................................................................44
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Implementasi Pendidikan Agama Agama Islam merupakan suatu usaha
penanaman aqidah Islam kepada peserta didik sebagai generasi Islam untuk
memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam, serta bersedia
mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam setiap waktu, kapanpun dan dimanapun
berada.
Selanjutnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu
mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan
perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam
bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik itu
pelaksanaan pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga
pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana
pendidikan dan mutu manejemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode
dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan
tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan Indonesia lebih baik. Undang-
undang Negara Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional;
Bahwa pembukaan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
“Bahwa undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan klehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”
“Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk m enghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.”1
Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah pendidikan yang
berdasarkan atas Al-qur‟an dan sunnah, bertujuan membantu perkembangan
manusia menjadi lebih baik. Pada dasarnya manusia lahir dalam keadaan fitrah,
dan bertauhid, pendi dikan sebagai upaya seorang untuk mengembangkan potensi
tauhid agar dapat mewarnai kualitas kehidupan pribadi seseorang.2 Pendidikan
agama islam lahir sebagai upaya untuk meningkatkan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.3
Sebagaimana firman Allah SWT dala (QS: Al-A‟raf 7:96).
1 Flavianus Darman, Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional & Undang-undang N0 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta:Transmedia
pustaka,2007 2 Chabib thoha, kapita selekta pendidikan islam. Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1996.
Hlm. 25 3 Lampiran 3 standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SMA, MA, SMALB,
SMK, dan MAK. Peraturan materi Prendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006
tentang standar isi.
4
:aanhamTjreT
”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah
kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.”
Proses pendidikan berlangsung tanpa alasan atau tujuan. pengajaran
merupakan proses yang berfungsi membimbing peserta didik di dalam kehidupan
yakni membimbing perkebangan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan
yang harus dijalankan oleh peserta didik itu. Tugas perkembangan tersebut
mencakup kebutuhan hidup baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilaksanakan untuk
membantu peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan maksud
dan tujuan pendidikan. Dalam konteks proses belajar di sekolah atau madrasah,
pembelajaran tidak dapat terjadi dengan sendirinya, yakni peserta didik belajar
berinteraksi dengan lingkungannya seperti yang terjadi dalam proses belajar di
masyarakat (sosial learning).5
Q.S Luqman ayat 13:
6
Terjemahnya:
4 Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu, 2002
5 Irwin hidayat, pengaruh pembelajaran pai terhadap karakter sosil care peserta didik,
2016. h.26. 6 Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu, 2002
“Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar".
Ayat diatas adalah bagaimana proses Luqman ketika memberikan
pendidikan pada anaknya. Luqman mengajarkan anaknya untuk tidak
mempersekutukan Allah dan melakukan kezaliman. Hal ini menunjukkan bahwa
ajaran luqman, yangmerupakan teladan pendidikan dalam sejarah islam,
mengedepankan Tauhid sebagai landasannya.
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, yang artinya manusia itu
tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Namun terkadang hati
manusia terbesit rasa sombong dan terlalu membanggakan diri sehingga ia lupa
akan dirinya sendiri, siapa dia dan untuk apa dia hidup. Dalam hidup
bermasyarakat perlu adanya kepedulian antara manusia satu dan manusia lainnya.
Rasulullah pun mengajak umatnya untuk peduli kepada sesama makhluk Allah,
dan saling bergotong-royong untuk saling membantu. Dan meringankan
penderitaan orang lain sangat dianjurkan untuk umat Rasulullah SAW.
Sebagai makhluk sosial pula manusia membutuhkan orang lain. Tidak
hanya sebagai teman dalam kesendirian, tetapi juga partner dalam melakukan
sesuatu. Baik itu aktivitas ekonomi, sosial, budaya, politik maupun amal
perbuatan yang terkait dengan ibadah kepada Allah SWT. Disinilah tercipta
hubungan untuk saling tolong menolong antara manusia satu dengan yang
lainnya. Allah SWT, mamberikan kaidah/panduan agar dalam melakukan tolong
menolong itu seyongyanya ketika kita melakukan hal-hal yang baik, tidak
bertentangan dengan kaidah-kaidah keagamaan maupun budaya atau norma yang
berlaku di masyarakat di mana kita tinggal.
Dapat disimpulkan tujuan dari penanaman nilai sosial adalah agar peserta
didik memiliki nilai-nilai sosial dan menjadi peserta didik yang mentaati semua
peraturan yang ada disekolah, dari mulai menggunakan berbagai macam metode
dalam pembelajara di kelas, memberikan sangsi jika ada peserta didik yang
melanggar peraturan, serta pemberian wawasan keagamaan melalui kegiata-
kegiatan disekolah. Melalui penanaman nilai-nilai sosial pada diri peserta didik
diharapkan akan mampu mewujudkan hal tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana implementasi pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana penanaman nilai sosial siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten
Gowa?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran
pendidikan Agama Islam dalam penanaman nilai sosial siswa di SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran pendidikan agama islam di
SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengetahui penanaman nilai sosial siswa di SMK Negeri 2
Kabupaten Gowa.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam penanaman nilai sosial
siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa.
D. Manfaat penelitian
1. Secara Teoritis
Dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih pemikiran dalam
rangka memperkaya khazanah pendidikan Islam khususnya dalam
penanaman sikap kepedulian sosial siswa, serta diharapkan dapat
memberikan inspirasi dan motivasi bagi para peneliti untuk melakukan
penelitian lebih lanjut di bidang pendidikan Islam.
2. Secara Praktis
Sebagai bahan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
dalam upaya menumbuhkan sikap kepedulian sosial di SMK Negeri 2
Gowa. Dapat memberikan inspirasi bagi para guru, siswa, dan seluruh
yang berperan dalam pelaksanaan pendidikan Agama Islam, khususnya
dalam menerapkan sikap kepedulian sosial siswa demi tercapainya tujuan
pendidikan. Agar bisa menjadi bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Dalam Pendidikan
Kemampuan manusia untuk menggunakan akalnya dalam memahami
lingkungannya merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia belajar,
dengan belajar manusia menjadi mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan
memang sebagian besar perubahan dalam diri manusia merupakan akibat dari
aktivitas belajar, oleh karena itu sangat wajar apabila belajar merupakan konsep
kunci dalam setiap kegiatan pendidikan. Mengajar adalah menyajikan ide,
problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami
oleh setiap siswa. Pembelajaran merupakan terjemahan dari instruction dimana
sebelumnya dipadankan dengan istilah pengajaran.
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses penguasaan sesuatu yang dipelajari, maka dapat
diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar memiliki tiga arti penting
yaitu:
a. Bahwa yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk
memecahkan segala masala yang dihadapinya di kehidupan dunia.
b. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena
Allah sangat membenci orang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang
7
dilalikannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai
pertanggungjawabannya.
c. Dengan ilmu yang dimilikinya mampu mengangkat derajatnya dimata Allah.
2. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses yang kompleks, didalamnya mencakup
kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar terutama terjadi pada
siswa dengan segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sedangkan kegiatan
mengajar diperankan oleh guru atau dosen dalam perannya sebagai fasilitator dan
desainer proses pembelajaran.
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan, pendidikan agama adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya melalui mata pelajaran/ kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan (Pasal 1 ayat1). Sementara itu pengertian lebih spesifik tentang
Pendidikan Agama Islam menurut Muhaimin yakni sebagai usaha sadar, yakni
suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan
dan pengamalan ajaran agama Islam dari siswa di sekolah. 7
7 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2002),
h . 76.
Pendidikan Islam secara fundamental adalah berdasarkan Al-qur‟an yang
dengan keuniversalannya terbuka bagi setiap orang untuk mempelajari serta
mengkritisinya. Segala bentuk usaha untuk mengkaji dan menampilkan gagasan-
gagasan tentang konsep pendidikan Islam merupakan usaha positif. Hal ini
karena agama Islam yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW adalah
mengandung implikasi pendidikan yang bertujuan menjadi rahmatan lil-alamin.
Pendidikan Islam adalah sebagai usaha untuk memelihara dan
mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya
menuju manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam.8
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam ialah
bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada siswa dalam masa
pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim. Pendidikan Agama Islam
sebagai upaya untuk mengembangkan mendorong serta mengajak siswa hidup
lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang
mulia. Dengan proses tersebut diharapkan akan terbentuk pribadi siswa yang
sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun
perbuatannya.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Jika berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara tentang
nilai-nilai ideal yang bercorak islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan
8 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta:
Aditya Media, 1992) hlm.20
pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas islami.
Sedang idealitas islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai
prilaku manusia yang didasari atau dijiwa oleh iman dan takwa kepada Allah
sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.
Dalam aspek ini setidaknya ada 3 macam dimensi ideal Islam, yaitu:
Mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia
dimuka bumi, Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk
meraih kehidupan yang baik, Mengandung nilai yang dapat memadukan antara
kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.9
Tujuan pendidikan agama sebagaimana dalam PP. 55 Tahun 2007 tentang
pendidikan agama dan keagamaan, pendidikan agama bertujuan untuk
berkembangnya kemampuan siswa dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2).
Lebih spesifik dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi, Pendidikan Agama Islam di SMA/MA bertujuan
untuk:
a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman siswa tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
9 Arifin, muzayyin, filsafat pendidikan islam, Jakarta : bumi aksara,
2005, h.20.
(1) Pemberian salah satu contohnya adalah motivasi kepada siswa
untuk mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam
kehidupan sehari-hari sebagai menifestasi dari keimanannya
kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-
rasulNya, hari akhir, serta qada dan qadar.
(2) Memupukkan nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
(3) Pengembangan pengetahuan tentang ajaran islam dan
pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta
akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah
ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.
(4) Akidah melalui penghayatan apabila melakukan suatu ibadah salah
satunya sholat, melafaskan ayat Al-qur‟an dengan penghayatan
maka seseorang tersebut akan menangis tersedu-sedu.
(5) Aqidah melalui pengalaman, saat manusia melakukan kemaksiatan
dan dosa, saat itu ia jauh dari keimanan dan takwa, Allah tidak
akan menurunkan keberkahan hidup untuk manusia, salah satu
contohnya sering terjadi bencana alam.
(6) Pembiasaan Agama Islam dalam mencegah penyimpangan
perilaku seseorang. Pembiasaan mengenai akidah dengan
membiasakan membaca sursh-surah pendek dan sholat berjamaah.
b. Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
(1) Manusia yang berpengetahuan artinya manusia yang bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
(2) Rajin ibadah, tidak pernah meninggalkan sholat dan rajin membaca
Al-qur‟an.
(3) Orang cerdas tidak terpaku pada teori namun lebih terhadap pem
ahaman konsep. Bagi orang cerdas senjata utamanya adalah logika
dan pengetahuan yang ia dapat dari teori hanyalah pendukung.
(4) Produktif, mampu menghasilkan dan mendatangkan keuntungan.
(5) Adil adalah suatu sikap yang tidak tidak memihak atau sama rata,
tidak membeda-bedakan.
(6) Etis adalah suatu hal yang berkaitan dengan benar dan salah dalam
melakukan sesuatu.
(7) Berdisiplin adalah sikap seseorang yang mengandung mematuhi
peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan
tanggung jawab.
(8) Toleransi adalah suatu sikap saling menghargai kelompok atau
antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lain.
Manusian yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya. Contohnya
selalu melaksanakan Sholat dan tidak akan pernah meninggalkannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendikan Agama Islam adalah
terbentuknya nilai sosial siswa yang berlandaskan Al-qur‟an yang mencakup
menumbuhkembangkan akhlak dan menjadi manusia yang taat beragama serta
berpengetahuan cerdas dan bertoleransi.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Secara Secara umum, sebagaimana tujuan pendidikan agama islam di atas,
maka dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak dituju oleh kegiatan
pembelajaran pendidikan agama Islam. yaitu:
a. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
b. Dimensi pemahaman atau penalaran intelektual serta keilmuan siswa
terhadap ajaran agama Islam
c. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan siswa dalam
menjalankan ajaran Islam.
d. Dimensi pengamalan dalam arti bagaimana ajaran islam yang telah diimani,
dipahami, dan dihayati siswa itu mampu menumbuhkan motivasi dalam
dirinya untuk mengamalkan ajaran agama dan nilai-nilainya dalam
kehidupan pribadinya serta merealisasikannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.10
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan
10
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2002), hlm. 78
manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek
Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan
perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan
Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah:
(1) Pengajaran keimanan, Pengajaran keimanan berarti proses belajar
mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya
kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah
tentang rukun Islam. Rukun Islam terbagi menjadi 5 yaitu:
Mengucapkan dua kalimat syahadat, Mendirikan Shalat, Berpuasa
pada bulan ramadhan, Menunaikan zakat, Naik haji bagi orang yang
mampu.
(2) Pengajaran akhlak, Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang
mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada
kehidupannya, pengajaran ini berartiproses belajar mengajar dalam
mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik. Terbentuknya
moral yang baik merupakan suatu tujuan utama pendidikan yang
mempunyai tujuan yang biasanya di usahakan untuk menciptakan
pola-pola tingkah laku tertentu pada siswa. Memperhatikan masalah-
masalah pendidikan akhlak seperti juga memperhatikan pendidikan
jasmani, akal, dan ilmi. Seorang anak membutuhkan fisik yang kuat,
akal yang kuat dan akhlak yang tinggi, supaya ia dapat mengurus
dirinya, berfikir sendiri, berkata benar, dan membela kebenaran, jujur
dalam amal perbuatnnya, mau mengorbankan kepentingan dirinya
sendiri demi kepentingan bersama dan menghindari sifat-sifat tercela.
(3) Pengajaran ibadah, Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang
segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya,
Meski ibadah islam secara umum terbagi menjadi dua, namun dari
sisi pelaksanaannya terbagi menjadi tiga yaitu: Ibadah gabungan jasmani
dan rohani. Artinya ibadah yang pelaksanaannya harus melakukan
penggabungan fisik dan rohani. Yaitu shalat dan puasa, Ibadah gabungan
rohani dan harta. Artinya, ibadah ini baru sah pelaksanaannya bila adanya
gabungan antara rohani dan harta. Yaitu Zakat, Ibadah yang mewajibkan
tergabungnya jasmani, rohani dan harta. Artinya, pelaksanaan ibadah baru
akan sah apabila terjadi nggabungan jasmani, rohani dan harta. Contohnya
adalah Haji.
Ibadah dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan jasmani, rohani dan
harta saja. Dalam Islam, ada juga ibadah yang ditinjau dari sisi bentuk dan
sifatnya. Ibadah jenis ini terbagi menjadi menjadi lima yaitu:
(1) Ibadah yang hanya bisa dilakukan dengan lisan. Artinya, bentuk
dan sifat ibadahnya hanya menggunakan lisan atau lidah ssaja. Ia
tidak bisa diganti dengan yang lain. Contohnya adalah berzikir,
berdoa, dan membaca al-qur‟an.
(2) Ibadah yang hanya dijelaskan bentuknya tapi tidak terikat sifatnya.
Artinya, ibadah ditinjau dari sisi bentuknya, sedangkan sifatnya
tidak. Contohnya adalah membantu orang lain, menolong orang
dalam pengurusan jenazah.
(3) Ibadah yang bentuk dan sifatnya telah ditentukan dan tidak bisa
dirubah-rubah lagi. Misalnya shalat fardhu, zakat fitrah, puasa
ramadhan, dan haji.
(4) Ibadah yang sifatnya mengharuskan menahan diri. Misalnya puasa
dan ihram. Orang yang berpuasa menahan diri dari segala yang
membatalkan puasanya seperti makan, minum dan sebagainya.
Begitupun dengan orang yang sedang ihram, ia juga tidak bileh
melakukan hal-hal yang akan membatalkan ihramnya.
(5) Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti memaafkan
kesalahan orang lain.
Jadi, dapat dipahami bahwa ibadah islam adalah ibadah yang memiliki
aturan dari Allah SWT dan juga ibadah yang memiliki hubungan pelaksanaan,
sifat dan bentuk. Seandainya tidak dipenuhi syarat masing-masing ibadah,
dipastikan ibadah tersebut batal. Tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan
memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
(a) Pengajaran fiqih, Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya
menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam
yang bersumber pada Al-qur‟an, sunnah, dan dalil-dalil syar‟i yang
lain. Al-qur‟an adalah sumber hukum islam yang pertama dan paling
penting. Diyakini sebagai firman Allah SWT yang langsung
diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril di
Mekkah dan Madinah, kitab suci tersebut menentukan dasar moral,
filosofis, sosial, politik, dan ekonomi yang harus dibangun oleh
masyarakat. Kemudian sunnah adalah sumber penting berikutnya,
yang biasa disebut dengan kebiasaan nabi Muhammad SAW atau kata-
kata, tindakan dan pernyataan diam tentang nabi Muhammad SAW.
Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti
tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari.
(b) Pengajaran Al-qur‟an, Pengajaran Al-qur‟an adalah pengajaran yang
bertujuan agar siswa dapat membaca Al-qur‟an dan mengerti arti
kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al- qur‟an. Akan tetapi
dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam
materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat
pendidikannya.
(c) Pengajaran sejarah Islam, Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini
adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan
perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang
sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
Jadi Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1. Al-Qur‟an dan Hadits
Kata Al-qur‟an menurut bahasa mempunyaiarti yang bermacam macam,
salah satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus di baca, dipelajari.11
Adapun
menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi terhadap
Al-qur‟an. Ada yang mengatakan bahwa Al-qur‟an adalah kalam Allah yang
bersifat mu‟jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan
secara mutawatir; membacanya merupakan ibadah; dimulai dengan surah al
Fatihah dan diakhiri dengan surah an Nas.12
2. Aqidah
Aqidah adalah kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan
dimana hati membenarkannya sehingga timbullah ketenangan jiwa.13
3. Akhlak
Akhlak adalah bagian ajaran islam yang mengatur tingkahlaku perangai
manusia. Akhlak meliputi manusia kepada Tuhan, kepada nabi/rasul, kepada diri
sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga, kepada sesama muslim, kepada non
muslim.
11
Aminudin, et. all.,Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2005), hal. 45 12
M. Quraish Shihab, et. all., Sejarah dan Ulum AlQur‟an, (Jakarta: Pusataka Firdaus,
2008), hal.13. 13
Dedi Wahyudi, Pengantar akidah Akhlak dan Pembelajaran,(Yogyakarta:Lintang Rasi
Aksara, 2017) cet 1
4. Fiqih
Pengertian fiqih atau ilmu fiqih sangat berkaitan dengan syariah,karena
fiqh itu pada hakikatnya adalah jabaran praktis dari syaria.14
Fiqih secara
etimologi berartipemahaman yang mendalam danmembutuhkan pengerahan
potensi akal.15
Fiqih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat islam yang
secara khusus membahas persoalan hokum yang mengatur berbagai aspek
kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, masyarakat maupun kehidupan
manusia dengan Tuhannya.
5. Tarikh dan Kebudayaan Islam
Secara bahasa Tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, hari,
bulan, dan tahun. Lebih populer dan sederhana dan diartikan sebagai sejarah atau
riwayat. Menurut Prof. Dr. Abd Wahhab Khallaf yang dikutip oleh Wajidi Sayadi,
tasyri‟ adalah pembentukan dan penetapan tentang berbagai keputusan serta
peristiwa yang terjadi dikalangan mereka.
Tarikh al- Tasyri‟ menurut Muhammad Ali al-sayis adalah „ilmu yang membahas
keadaan hokum islam pada masa kerasulan (Rasulullah SAW masih hidup) dan
sesudahnya dengan periodisasi munculnya hokum serta hal-hal yang berkaitan
dengannya, (membahas) keadaan fuqaha dan mujtahid dalam merumuskan
hokum-hukum tersebut”. Tasyri‟ adalah bermakna legislation, enactment of law,
artinya penetapan undang-undang dalam agama islam. Pengertian tasyri menurut
istilah syara’ dan undang-undang adalah pembuatan/pembentukan undang-
undang untuk mengetahui hukum-hukum bagi perbuatan orang dewasa.
14
Amir Syarifuddin, ushul fiqh. Hal 1 15
Rachmat Syafe‟Ilmu ushul fiqh. Hal 18
Dengan demikian, pada hakikatnya Tarikh tasyri‟ tumbuh dan berkembang
dimasa nabi SAW sendiri, karna nabi SAW mempunyai wewenang untuk
mentasyri‟kan hukum dan berakhir dengan wafatnya nabi SAW. Dan dalam hal
ini, nabi SAW bepegang kepada wahyu.
Para fuqaha, ahli-ahli fiqih, hanyalah menerapkan kaidah-kaidah kulliyah,
kaidah-kaidah yang umum meliputi keseluruhan. Kepada masalah-masalah juz-
iyah, kejadian-kejadian yang detail dengan mengistinbathkan, mengambil hukum
dari nash-nash syara‟, atau ruhnya, dikala tidak terdapat nash-nashnya yang jelas.
Syariat memuat ketetapan-ketetapan Allah dan ketentuan rasulNya. Baik berupa
larangan maupun berupa suruhan, meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan
manusia.16
Tarikh dikenal dalam sejarah spanyo sebagai legenda dengan sebutan
Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata)‟ adalah seorang jendral dari
dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus
(Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M. Setelah
pendaratan, ia telah mengorbankan semangat jihad kepada pasukannya untuk
berperang dengan bersungguh-sungguh karena Allah. Kisah pembakaran kapal
yang sering kita dengarkan sebelum ini adalah rekaan semata karena para pejuang
islam berjuang tidak lain karena mau bersungguh-sungguh menegakkan agama
Allah tanpa perlu melakukan hal yang seperti pembakaran kapal tersebut
disamping tiada bukti kukuh yang menyokong kisah tersebut.
16
Muhammad Daud Ali,Hukum Islam, Jakarta:Raja Grafindo Persada,2007, hal 42
C. Pengertian Nilai Sosial
1. Pengertian Sosial
Manusia hidup di dunia diberi amanah oleh Allah SWT yakni menjadi
khalifa fi al-ard (pemimpin di bumi). Manusia yang diserahi fungsi pengelolah
bumi ini berusaha untuk bagaimana dapat menjalankan fungsi ini dengan sebaik-
baiknya menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya termasuk
mengkaji dirinya sendiri dengan segala aspeknya pada hakekatnya manusia
mempunyai potensi jujur dan taqwa.17
Ketakwaan yang dimiliki manusia, maka akan melahirkan nilai kepedulian
yang baik. Manusia yang memiliki sikap kepedulian yang baik, apabila ia melihat
orang lain kesusahan maka akan muncul didalam hatinya rasa kasihan dan segera
ingin menolongnya.
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.18
Untuk
menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus
melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan
yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan
masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.
Manusia hidup di dunia ini pasti membutuhkan manusia lain untuk
melangsungkan kehidupannya, karena pada dasarnya manusia merupakan
makhluk sosial. Makhluk sosial berarti bahwa hidup menyendiri tetapi sebagian
17
Darwis Djamaluddin, Manusia Menurut Pandangan Qur‟an Dalam Reformulasi Filsafat
Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar Bekerjasama Dengan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, 1996) H.99. 18
Lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial. Diakses pada 02 Juli 2019
besar hidupnya saling ketergantungan, yang pada akhirnya akan tercapai
keseimbangan relatif.19
Maka dari itu, seharusnya manusia memiliki kepedulian
sosial terhadap sesama agar tercipta keseimbangan dalam kehidupan.20
Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan
pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia.
Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang
mengikat masyarakat secara bersama-sama. Oleh karena itu, kepedulian sosial
adalah minat atau ketertarikan kita untuk membantu orang lain.
Lingkungan terdekat kita yang berpengaruh besar dalam menentukan
tingkat kepedulian sosial kita. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah keluarga,
teman-teman, dan lingkungan masyarakat tempat kita tumbuh. Karena merekalah
kita mendapat nilai-nilai tentang kepedulian sosial. Nilai-nilai yang tertanam
itulah yang nanti akan menjadi suara hati kita untuk selalu membantu dan
menjaga sesama. Kepedulian sosial yang di maksud bukanlah untuk mencampuri
urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang
di hadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian.
2. Aspek-aspek Kepedulian Sosial
Pada intinya ada 3 aspek yang perlu dikembangkan dalam sikap
kepedulian sosial yaitu:
19
Buchari Alma, 1992. Pengantar Bisnis, Bandung: Alfabeta. 20
Ichas Hamid Al-Lamri. 2006, Pengembangan Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran
Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
a. Aspek Sosial (Ruang waktu)
Dalam menjalani kehidupan sosial, manusia senantiasa dibatasi dan
dipengaruhi adanya ruang dan waktu, ini juga merupakan suatu bukti nyata
keterbatasan manusia yang hakikatnya sebagai makhluk ciptaan. Berkaitan
dengan ruang dan waktu ini, maka kehidupan manusia akan dikondisikan oleh
pluralisme, yaitu adanya keberagaman ruang dalam kehidupan manusia. Dengan
adanya ruang ini, seluruh manusia tidak mungkin berada dalam dua tempat dalam
waktu yang sama, maka peran alat komunikasi dan transportasi menjadi sangat
penting.
b. Aspek kepedulian
Melalui peningkatan kepekaan kepeduliaan horizontal ini, seseorang
memerlukan kemampuan kepekaan sosial, kapan dan dimana ki ta harus
melakukan action. Kemudian kepekaan, kejadian dan kecepatan untuk
memperoleh informasi tentang adanya suatu hal yang memerlukan bantuan kita.
Melalui peningkatan kepekaan kepedulian sosial ini, dihatapkan
kesenjangan sosial atau jarak sosial dapat dipersempit, dan kita dapat memberikan
kontribusi dalam bentuk upaya perawatan dan peningkatan modal sosial (social
capital) bangsa Indonesia dalam langka menuju kenyamanan dan ketentaraman
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Tinjauan Islam Tentang Nilai-Nilai Sosial
Hubungan islam terhdap kepedulian sosial itu sangat erat, karena Ajaran
Islam pada dasarnya ditunjukan untuk kesejahteraan manusia termasuk dalam
bidang sosial Islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasehati
tentang hak dan kesabaran, kesetiakawaan, egaliter (kesamaan drajat), tentang
rasa dan kebersamaan. Dalam islam juga mengajarkan kepada kita untuk
senantiasa berbagi kepada orang yang membutuhkan. Misalnya dalam islam
mengajarkan kepada kita untuk sedekah, infaq, zakat, dan lain-lain.
Kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan kita untuk membantu
orang lain. Lingkungan terdekat kita yang berpengaruh besar dalam menentukan
tingkat kepedulian sosial kita. Lingkungan yang di maksud disini adalah keluarga,
teman, dan lingkungan. Kepedulian sosial juga bias di maksut fitrah manusia.
Kepedulian sosial sangat beragam ada yang berupa memberikan bantuan uang
makanan dan pakaian, tenaga relawan, obat- obatan, dan masih banyak lagi
bentuk kepedulian sosial. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al-ma‟arij 19-
25
21
Terjemahnhya:
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia
amat kikir, Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, Yang mereka itu
tetap mengerjakan shalatnya, Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia
bagian tertentu, Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak
mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)”
Secara tegas Allah menyebutkan bahwa keluh kesah dan kikir itu telah
menjadi sifat bawaan manusia sejak ia diciptakan. Allah melukiskan sifat manusia
21
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu, 2002
dengan sangat baik. Bagi saya pribadi, ayat di atas telah menelanjangi sifat kita.
Bukankah kalau kita tidak memiliki harta kita sering berkeluh kesah, sebaliknya,
kalau memiliki banyak harta kita cenderung untuk kikir. Lalu bagaimana caranya
agar sifat bawaan (keluh kesah & kikir) kita tersebut tidak menjelma atau dapat
kita padamkan.
Allah menyebutkan, paling tidak, dua jalan. Pertama, mengerjakan
sembahyang secara kontinu. Kedua, menyadari bahwa dalam harta yang kita
miliki terkandung bagian tertentu untuk fakir miskin. Dua resep ini insya Allah
akan mampu memadamkan sifat keluh kesah dan sifat kikir yang kita miliki,
untuk tetap peduli terhadap sesama.
Nilai-nilai sosial terdiri atas beberapa sub nilai antara lain adalah:22
1) Loves (kasih sayang) terdiri atas:
a) Pengabdian
Memilih di antara dua alternative yaiti merefleksikan sifat-sfat Tuhan yang
mengarah menjadi Pengabdi -pihak-lain (ar-Rahman dan ar- Rahim) atau
pegabdian-diri-sendiri. Pengabdi-pihak-lain, bukan berarti tidak ada
perhatian sama sekali terhadap diri sendiri, sehingga menzhalimi diri, seprti
tidak makan dan tidak berpakaian. Tapi senantiasa berusaha mencintai orang
lain seperti mencintai diri sendiri.perhatiannya sama besar baik terhadap diri
maupun orang lain. Apa yang patut diperlakukan terhadap dirinya tidak
22 Zubaidi, Pendidikan Berbasis Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm.
13
patut pula diperlakukan terhadap orang lain. Senantiasa member dengan
kecintaan tanpa pamrih dan membalas kebaikan pihak lain dengan yang
lebih baik hanya karna kecintaan. Setantiasa melakukan yang tersurat dalam
dalam tafsir al- Fatihah.
b) Tolong-menolong
Firman Allah dalam QS.Al-Maidah ayat 2
23
Terjemahnya:
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-
Nya.
Setiap individu mempunyai kewajiban saling tolong menolong dalam
melaksanakan kebaikan dan dilarang tolong menolong dalam berbuat kejelekan
dan dosa. Dalam ayat ini Allah memerintahkan seluruh manusia saling memberik
semangat terhadap pekaksanaan apa yang Allah perintahkan kepada setiap
individu.
c). Kekeluargaan
Jika sara kekeluargaan dalam rumah/keluarga memang lebih terasa atau
mudah dirasakan akan tetapi ketikasudah berada di luar lingkup keluarga
sepertinya rasa tersebut sulit untuk didapatkan. Memang rasa kekeluargaan tidak
mudah untuk dirasakan, orang sering bertanya pada diri mereka masing-masing
23
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu, 2002
apakah telah tumbuh rasa kekeluargaan kepada individu di luar rumahnya,
individupun tidak dapat menjelaskan tentang bagaimana bentuk kekeluargaan
yang dinginkan olehnya. Meski demikian, intinya keleluargaan sangat dibutuhkan
bagi setiap individu. Dengan terjalinnya hubungan kekeluargaan orang akan
merasakan kedamaian dan kebahagiaan.
d). Kesetiaan
Firman Allah QS. Al-An‟am 162-163.
24
Terjemahnya:
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya: dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (Kepada Allah)”
Rangkaian kata-kata dalam ayat ini sering sekali diucapkan langsung
kepada Allah dalam setiap shalat. Sebagai bukti kesetiaan dan kepasrahan diri
seutuhnya kepada Allah. Setia dan rela hanya Allah lah Tuhan pencipta alam
semesta. Dengan mendeklarasikan kepasrahan dan keputusan segalanya untuk
Allah. Shalat, ibadah, hidup, bahkan mati pun hanya untuk Allah semata. Ini
memdeskripsikan betapa setianya makhluk kepada Khaliknya sehingga setiap
waktu diucapkan.
Kesetiaan yang sekaligus perwujudan kepasrahan kepada Allah dan hanya
Allah yang Maha Pengatur makhluk-Nya, hanya Allah lah yang berhak dan wajib
disembah dan ditaati segala perintah-Nya. Sebagai muslin yang bersuaha untuk
24 Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu, 2002
taat dan taqwa, setiap orang senantiasa dituntut untuk berbuat yang benar dalam
kehidupan ini.
e). Kepedulian
Kepedulian sosial dalam Islam terdapat dalam bidang akidah dan
keimanan, tertuang dala syariat terta menjadi tolok ukur dalam akhlak seorang
muslim. Konsep kepedulian sosial dalam Islam sungguh cukup jelas dan tegas.
Bila diperhatikan dengan seksama, sangat mudah ditemui masalah kepedulian
social dalam Islam terdapat dalam bidang akidah dan keimanan, tertuang jelas
dalam syari‟ah serta menjadi tolok ukur dalam akhlak seorang muslim.
1. Responsibility (tanggung jawab) terdiri atas:
a) Nilai rasa Memiliki
Pendidikan nilai membuat anak tumbuh menjadi pribadi tahu sopan
santun, memiliki cita rasa, mampu menghargai diri sendiri dan orang lain, bersi
kap hormat terhadap keluhuran martabat m anusia, memiliki cita rasa moral dan
rohani.
b) Disiplin
Bagi setiap orang tua harus sejak dini memberikan pembelajaran dan
contoh kedisiplinan kepada anak, termasuk tentang moralitas yang dapat diterima
oleh masyarakat. Tujuan utamanya adalah memberitahu dan menanamkan
pengertian dalam diri anak tentang perilaku yang baik yang harus dibiasakan dan
perilaku buruk yang harus dihindari sesusai dengan standar disiplin itu sendiri.
Dalam disiplin, ada tiga unsur yang penting, yaitu hokum atau peraturan yang
berfungsi sebagai pedoman penilaian, sanksi atau hukuman bagi pelanggaran
peraturan itu, dan hadiah untuk perilaku yang baik.
c) Empati
Empati adalah kemampuan individu dalam menyelami perasaan orang lain
tanpa harus tenggelam di dalamnya. Empati adalah kemampuan individu dalam
merasakan perasaan orang lain tanta harus larut. Empati adalah kemampuan
dalam merekpon keinginan orang lain yang tidak verbalistik. Kemampuan ini
dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan dengan
orang lain.
2. Life Harmony (keserasian hidup) terdiri dari:
a) Nilai keadilan
Keadilan adalah memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhannya, atau
memberikan hak dan perlakuan yang sama kepada orang-orang atau kelompok.
Keadilan dapat diartikan memberikan hak seimbang dengan kewajiban, atau
memeri seseorang sesuai dengan kebutuhannya. (Yunahar, 2007: 235). Firman
Allah yang menjelaskan tentang keadilan antara lain (Q.S al-A‟raf: 29):
25
Terjemahnya:
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah):
"Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah
dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana dia Telah
menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali
kepadaNya)".
25
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu, 2002
b). Toleransi
Toleransi artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang
berpendapat yang berbeda dengannya, dan berhati lapang terhadap orang- orang
yeng memiliki pendapat yang berbeda, sikap toleransi tidak berarti membenarkan
pandangan yang dibiarkan tersebut, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak
asasi.
c). Kerjasama
Semangat kerjasama ini haruslah diajarkan secara berkesinambungan
kepada anak. Jangan melakukan aktivitas-aktivitas yang mendorong adanya
semangat kompetisi. Tetapi digunakan bentuk-bentuk aktivitas yang saling
membantu. Tunjukkan bahwa usaha setiap kerjasama tidak memanggap diri lebih
dominan dan menganggap paling unggul.
d). Demokrasi
Demokrasi adalah komunitas warga yang menhirup udara kebebasan dan
bersifat egalitarian, sebuah masyarakat di mana individu begitu dihargai dan
diakui oleh suatu masyarakat dengan tidak memandang pada perbedaan
keturunan, kekayaan, atau bahkan kekuasaan tertinggi. Salah satu ciri akan
pentinya demokrasi sejati adalah adanya jaminan terhadap hak memilih dan
kebebasan menetukan pilihan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, penentuan jenis penelitian dapat ditinjau dari
beberapa aspek, seperti tujuan penelitian, pendekatan penelitian, bidang ilmu yang
diteliti, tempat penelitian, dan hadirnya Variable.26
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian
ini adalah metode kualitatif dengan melakukan pendekatan deskriptif dan
observasi kelapangan, juga penelaahan terhadap buku-buku yang relevan.
Penelitian ini hendak mengexsplor atau menggambarkan tentang
bagaimana implementasi pembelajaran pendidikan agama islam dalam penanaman
nilai sosial di SMK Negeri 2 kabupaten Gowa.
Metode dengan pendekatan deskriptif menurut Bogdan dan Taylor dalam
bukunya Lexy J. Moleong ialah pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai
bagian dari sesuatu keutuhan.27
Lebih rinci dijelaskan bahwa: Penelitian deskriptif bertujuan untuk
mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu
26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 1998)h.7 27
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2012),
hlm. 4.
disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.28
Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif yang tertuju pada field
research (penelitian lapangan), dimana objek dan kajian penelitian dilakukan
dilapangan, untuk menemukan secara fisik kegiatan di SMK Negeri 2 kabupaten
Gowa. Dengan kata lain pada prinsipnya penelitian lapangan ini penulis lakukan
untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang ada dalam kehidupan
masyarakat, khususnya dalam Implementasi Pembelajaran PAI dalam penanaman
sikap kepedulian sosial siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di SMK Negeri 2
kabupaten Gowa. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah ketertarikan peneliti
atas keberhasilan lembaga pendidikan ini dalam peningkatan kualitas sekolah baik
tingkat lokal maupun nasional.
Obyek penelitian ini adalah Guru dan siswa SMK Negeri 2 Kabupaten
Gowa.
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu supaya
tidak terjadi perluasan masalah yang nantinya tidak sesuai peneliti.
1. Fokus penelitian, yaitu:
a. Implementasi pembelajaran PAI
28
Ibid. hlm. 11.
b. Penanaman nilai sosial
2. Deskripsi fokus penelitian:
a. Implementasi pembelajaran PAI merupakan pelaksanaan atau
penerapan pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian,
kecerdasan, pengendalian diri, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
b. Penanaman nilai sosial adalah proses atau perubahan melakukan
sesuatu pada tempat semestinya. Sedangkan nilai sosial merupakan
sikap memperlakukan orang lain dengan penuh kebaikan dan
kedermawanan, siap membantu orang yang membutuhkan pertolonan.
Nilai yang dianut masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.Misalnya, peneliti menggunakan questioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang-orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik secara tertulis
maupun lisan. Mengenai sumber data penelitian ini, dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
1. Sumber data primer (utama)
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.29
Data ini bersumber dari ucapan dan tindakan yang diperoleh
peneliti dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan
langsung pada obyek selama kegiatan penelitian di lapangan.
2. Data sekunder (tambahan)
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen- dokumen resmi,
buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian, dan sebagainya.
Sumber data tambahan (sekunder), yaitu sumber data di luar kata-kata dan
tindakan yakni sumber data tertulis. Sumber data sekunder merupakan sumber
data pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang dibutuhkan oleh data primer.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus
“Divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya teerjung kelapangan. Penelitian menggunakan instrument penelitian
alat bantu agar kegiatan penelitian berjalan sistematis dan terstruktur, dalam
pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
1. Pedoman observasi
Observasi adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan indra
manusia disertai dengan melakukan pencatatan secara sistematis. Metode
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 225.
observasi sering disebut pengamatan dan sifatnya secara langsung terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan obyek penelitian dan juga merupakan cara yang efektif
dalam rangka menyumbangkan ilmu pengetahuan dengan keadaan sebenarnya.
2. Pedoman wawancara
Alat yang digunakan dalam proses wawancara berupa pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pada saat proses wawancara.
3. Catatan Dokumentasi
Metode ini di tempuh untuk memperoleh data yang dibukukan peneliti
dengan memanfaatkan dokumen yang ada. Adapun dokumentasi meliputi gambar
proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru secara langsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data Merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.30
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpilan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitin, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam
pengumpulan data, secara garis besar penulis akan menggunakan beberapa teknik
sebagai berikut:
1. Observasi, yakni sebuah cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
30
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung:Alfabeta,
2016).h.226
pengamatan terhapad kegiatan yang sedang berlangsung.31
Maksudnya disini
ialah peneliti mengadakan pengamatan perilaku peserta didik secara
langsung di sekolah dan ikut serta dalam proses pembelajaran serta
kegiatannya untuk mendapatkan data penelitian, yaitu mengenai bagaimana
implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam penanaman
nilai sosial siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa.
2. Wawancara dilakukan dengan bentuk komunikasi verbal semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh imformasi. Wawancara digunakan
untuk mendapatkan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari wawancara. Dengan demikian instrument ini
memerlukan waktu tertentu untuk bertatap muka secara langsung dengan
sumber data. Dalam melakukan teknik tersebut digunakan instrumen
pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan-pertanyaan pokok yang
diajukan kepada responden.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepeda
orang lain.32
Pada penelitian kualitatif, analisis data biasanya dilakukan sewaktu
berada di lapangan bersama dengan proses pengumpulan data dan setelah
31
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. (Cet II; Bandung:Remaja
Rosda Karya, 2006). h.220 32
Djam‟an Statori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,( Bandung
Alfabeta, 2010) h.200
meninggalkan lapangan. Setelah data dikumpulkan melalui metode di atas, maka
langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah didapatkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah dan Profil SMK Negeri 2 Gowa
Didirikannya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Kabupaten
Gowa pada 17 November tahun 1974 merupakan salah satu sekolah menengah
yang berada di Gowa, provinsi Sulawesi Selatan. Adapun Nomor pokok sekolah
nasional (NPSN) untuk SMK Negeri 1 Kabupaten Gowa ini adalah 40301042.
SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa ini tepat berada di depan lapangan Syakh Yusuf
yang sering di kunjungi oleh banyak orang.33
2. Keadaan Siswa
Siswa di SMKN 2 Kabupaten Gowa Pada Tahun ajaran 2018/2019 tercacat
sebanyak (1149) siswa. Adapun Kelengkapan diuraikan sebagai berikut:
No Kelas Jumlah Siswa
1 X TATA BOGA A 34
2 X TATA BOGA B 33
3 X BUSANA A 33
4 X BUSANA B 32
5 X KERAWITAN 33
6 X KECANTIKAN 34
7 X MNK 34
33
Dokumentasi SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa
8 X MULTI A 35
9 X MULTI B 33
10 X TARI A 23
11 X TARI B 24
12 X TKJ A 35
13 X TKJ B 35
14 X TKJ C 35
15 XI BOGA 33
16 XI BUSANA A 30
17 XI BUSANA B 31
18 XI KERAWITAN 30
19 XI KECANTIKAN 33
20 XI MNK 29
21 XI MULTIMEDIA 30
22 XI TARI A 30
23 XI TARI B 24
24 XI TEATER 28
25 XI TKJ A 34
26 XI TKJ B 37
27 XII BUSANA A 27
28 XII BUSANA B 19
29 XII KERAWITAN 23
30 XII KECANTIKAN 28
31 XII MNK 21
32 XII MULTI A 32
33 XII MULTI B 30
34 XII TARI A 22
35 XII TARI B 22
36 XII TATA BOGA 25
37 XII TEATER 16
38 XII TKJ A 36
39 XII TKJ B 35
40 XII TKJ C 34
JUMLAH 1149
Sumber Data : Dokumentasi tanggal 12 Agustus 2019 di Kantor Tata Usaha SMKN 2 Kabupaten
Gowa
Sekolah ini menyediakan berbagai fasilitas penunjang pendidikan bagi
anak didiknya. Terdapat guru-guru dengan kualitas cukup baik yang kompeten
dibidangnya, kegiatan penunjang pembelajaran seperti ekstrakurikuler (ekskul),
organisasi siswa, komunitas belajar, tim olahraga, dan perpustakaan sehingga
siswa dapat belajar secara maksimal. Proses belajar dibuat senyaman mungkin
bagi murid dan siswa.
3. Letak Geografis SMK Negeri 2 Gowa
Adapun lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di SMKN 2 Gowa,
luas 30000 m2. SMK Negeri 2 ini beralamat di Jln.Mesjid raya no.46
sungguminasa, Kecamatan somba opu, Kabupaten Gowa, kode pos: 92111, Tlp:
04118981831, Email: [email protected]
4. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Menjadikan lembaga pendidikan, pelatihan, pelestarian, dan pengembangan seni
budaya, periwisata dan teknologi informasi di tingkat nasional pada tahun 2022.
b. Misi
1) Menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa
serta membekali peserta didik untuk dapat mengembangkan diri.
2) Memberikan bakat keahlian kepada tamatan sebagai pelaku, pelatih, penata
dan pengelolah seni pertunjukan yang bekualitas serta siap bersaing di
pasar global.
3) Melaksanankan penggalian dan pelestarian seni pertunjukan dalam rangka
mewujudkan sekolah menjadi etalase budaya Sulawesi.
4) Menghasilkan tenaga kerja yang professional di bidang periwisata dan
teknologi informasi untuk memenuhi tuntutan dunia usaha dan dunia
industry (DU/DI).35
34
Dokumentasi SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa 2019 35
Dokumentasi SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa 2019
c. Tujuan
1) Memperteguh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha
Esa
2) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
komunikasi, dan keterampilan agar mampu bersaing dalam era
globalisasi.
3) Menghasilkan peserta didik yang kompeten, berkualitas,
berprestasi sesuai dengan bidang keilmuan, keahlian yang
dibutuhkan dunia usaha/dunia industry kreatif
4) Menghasilkan entrepreneurship yang berdaya guna dan berdaya
saing ditingkat lokal, regional dan nasional.36
5. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang bekerja di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 2 Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut:6
No Guru/Tu PNS Honor
1 A.Herlina Nur
2 Abdul Razak
3 Andi Kambo
4 Amri
5 Amulyati
6 Arman Arkam
7 Arjuna
36
Dokumentasi SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa 2019
8 Athira aboebakar.B
9 Bahriya
10 Basse masturi
11 Chaerunnisa
12 Dahniar
13 Daswati
14 Diamantino Jose Da Silva
15 Dian Hardianti Eka Lestari
16 Drs.Muhammad Yusuf
17 Fadlun Velayati
18 Fitriani
19 Gustiamah
20 Hardi
21 Harnu Nuryani Haruna
22 Hartini
23 Hasmawati Nur azizah
24 Hasnu Purnamayanti
25 Hasniati
26 Haswirah Hamsah
27 Hermayanti
28 Husnaeny
29 Husnawati
30 Imran Arsyad
31 Jufri
32 Kurnia
33 Mariana Paleongan
34 Maula
35 Merlin Pairi
36 Muh. Rival Marsan
37 Muhammad Asri
38 Muhammad Nurul Takwa
39 Muhammad. Rusman
40 Nurhaidah
41 Nurmala
42 Nurmianti
43 Rahmawati
44 Rahmawati,
45 Rima Melati Rauf
46 Rini Fitrawati Muchsin
47 Rini Dwi Jayatri
48 Rodiana sabang
49 Rosi Umrah Sari Ruslan
50 Rosmiati
51 Rubaedah
52 Saiful
53 Salmiah
54 Samin
55 Sangkala
56 Sarintang
57 Sarkiah
58 Sitti Fatmawati
59 Sri Dewi
60 Sri Indrayanti
61 Sri Kurniati K
Sumber Data : Dokumentasi tanggal 12 Agustus 2019 di Kantor Tata Usaha SMKN 2 Kabupaten
Gowa
6. Jumlah dan Keadaan Bangunan
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 kabupaten gowa memiliki bagunan
sarana dan prasarana guna memperlancar proses belajar mengajar di SMKN 2
kabupaten gowa, diantara jumlah sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:37
No
Bangunan
Jumlah
Keadaan Fisik
1 Kantor (R.Kepala Sekolah, R. Tata
Usaha)
1 Baik
2 Ruang Kelas 11 Baik
3 Laboratorium Tata Boga/ Ruang
Kelas
3 Baik
4 Laboratorium Tata Kecantikan/ R
Kelas
2 Baik
5 Laboratorium Tata Busana/ Ruang
Kelas
2 Baik
6 Ruang Guru 2 Baik
7 Ruang WAKA 1 Baik
8 Ruang Perpustakaan 1 Baik
9 Ruang Workshop 1 Baik
10 Ruag Kelas Baru 2 Baik
11 Ruang Kelas 2 Baik
12 Toilet 6 Baik
13 Tempat Wudhu 1 Baik
14 Musholla 1 Baik
15 Ruang Osis 1 Baik
Sumber Data : Dokumentasi tanggal 12 Agustus 2019 di Kantor Tata Usaha SMKN 2 Kabupaten
Gowa
B. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2
Kabupaten Gowa
Implementasi dari Pembelajaran PAI dalam penanaman nilai sosial yang
baik di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa merupakan sebuah tujuan penting agar
membentuk pribadi yang taat dalam hal ibadah, memiliki akhlak yang baik,
37
Dokumentasi SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa 2019
mimiliki jiwa saling tolong menolong, bantu membantu antar sesama manusia.
Penanaman Nilai Sosial siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa ini tidak terjadi
secara tiba-tiba dan dilakukan dengan sekedarnya, melainkan karena adanya
kebutuhan hidup serta dorongan dari seluruh guru serta semua yang berperan
dalam pendidikan. Dan tentunya guru PAI memiliki tanggung jawab yang lebih
besar, bukan hanya sekedar mengajarkan dan menjelaskan pelajaran PAI di dalam
kelas, namun yang lebih penting adalah menanamkan nilai-nilai yang baik dan
sikap peduli sosial ini pada diri setiap siswa-siswi SMK Negeri 2 Kabupaten
Gowa agar menjadi kebiasaan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi Pembelajaran PAI dalam penanaman Nilai sosial di SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa tidaklah mudah, dan tentunya dibutuhkan usaha dan
strategi yang tepat, serta perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak dalam
pelaksanaannya. Program ini tentunya bukan hanya menjadi kewajiban para guru
PAI saja, melainkan dorongan dari kepala sekolah yang menjadi pimpinan di
sekolah serta menentukan kebijakan, seluruh guru, dan staff nya, agar berjalan
secara maksimal.
Perencanaan Pembelajaran merupakan tahapan awal dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran PAI dalam
penanaman nilai peduli soaial di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa meliputi
penyusunan silabus dan RPP yang merupakan persiapan untuk
mempermudah jalannya proses belajar mengajar nantinya, dan penyusunan
silabus serta RPP pendekatan dan metode ajarnya disesuaikan dengan tema
pembelajarannya.38
Berdasarkan hasil wawancara di atas demi berjalannya suatu perencanaan
pembelajaran maka guru menyusun silabus dan RPP sebelum memulai suatu
38
Wawancara dengan Guru PAI Ibu Rodiana Sabang, diruang Tata Boga, selasa 19
Agustus 2019, jam 07:30
pembelajaran untuk mempermudah jalannya proses belajar mengajar.
Perencanaan penanaman Nilai Sosial dalam PAI dilakukan saat penyusunan
perencanaan pembelajaran. Penyusunan rencana pembelajaran dalam bentuk
pembuatan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
a. Penyusunan Silabus
Penyusunan silabus didasarkan pada permendikbud No 64 tahun 2013
merupakan acuan dalam menysun kerangka pembelajaran, silabus dikembangkan
berdasarkan standar kopetensi lulusan dan standar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah seseuai dengan materi pelajaran pada setiap tahun ajaran
tertentu, silabus digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan Waka Kurikulum SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa Bapak Syalishon Akbar Yamin Mengatakan:
RPP silabus mengikuti kurikulum, karena dalam kurikulum tentu sudah
ada silabus yang telah ditetapkan pemerintah pusat.39
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan RPP dilakukan dengan mengacu pada silabus yang telah
disediakan pemerintah pusat, hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Guru
PAI Ibu Siti Zulfa Rosidah bahwa penyusunan RPP dilakukan dengan melihat
kurikulum yang ada di PAI baru kemudian menyusun RPP sesuai dengan
silabusnya.
Untuk penyusunan RPP para guru PAI agar melihat acuan pada silabus,
untuk itu diperlukan pemilihan materi yang disesuaikan dengan silabus
39
Wawawncara waka kurikulum SMKN 2 Kabupaten Gowa bapak Syalishon Akbar
yamin di ruang kurikulum senin 19 agustus 2019
yang ada setelah itu guru bisa menambah sumber rujukan dari berbagai
modul PAI, atau buku pendukung lainnya yang sesuai dengan materi
pengajaran.40
Maka peneliti menemukan bahwa SK PAI yang diajarkan di SMK Negeri
2 Kabupaten Gowa yang memasukkan nilai-nilai pendidikan Agama Islam adalah
memahami ayat-ayat al-Qur‟an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di
bumi, menampilkan sikap husnu zhan terhadap Allah, Siswa rajin beribadah,
berdo‟a dan khusyu‟ melaksanakannya, meningkatkan keimanan kepada Malaikat,
membiasakan perilaku terpuji, memahami ayat-ayat al- Qur‟an tentang kompetisi
dalam kebaikan, memahami ayat-ayat al-qur‟an tentang perintah menyantuni
kaum dhuafa, meningkatkan keimanan kepada Rasul-Rasul Allah, membiasakan
berperilaku terpuji, memahami hukum Islam tentang Mu‟amalah, memahami
perkembangan Islam pada abad pertengahan (1250–1800), meningkatkan
keimanan kepada Kitab-kitab Allah, menghindari perilaku tercela (dosa-dosa
besar), memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah,
meningkatkan keimanan kepada hari akhir, memahami sifat adil, ridha, dan amal
shaleh, memahami ayat- ayat al-Quran tentang pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, meningkatkan keimanan kepada Qadar.
Kepedulian Solial dimasukkan dalam memahami hukum Islam tentang
infaq, zakat, haji dan waqaf, memahami ayat-ayat al- Qur‟an tentang kompetisi
dalam kebaikan, memahami ayat-ayat al-qur‟an tentang perintah menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Nilai peduli sosial dimasukkan dalam Standar
Kompetensi memahami hukum Islam tentang infaq, zakat, haji dan waqaf,
40
Wawancara guru pai ibu Rodiana Sabang senin 19 agustus 2019 diruang tata boga, jam
11:00
memahami ayat-ayat al-Qur‟an tentang perintah menyantuni kaum dhuafa,
memahami sifat adil, ridha, dan amal shaleh, ghibah, dan fitnah.
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam penanaman
Nilai Sosial Siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa dilakukan dan tentunya
diperlukan adanya koordinasi dan kerjasama dari berbagai pihak, baik dari kepala
sekolah, guru-guru PAI Khususnya dan seluruh guru-guru umumnya.
Adapun strategi pelaksanaan Pembelajaran PAI dalam Penanaman Nilai
Sosial ini berpaduan pada garis-garis program pengajaran, merupakan Kurikulum
Persyarikatan SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa, observasi peneliti di lapangan dan
ditambah dengan hasil wawancara guru PAI Chaerunnisa mengatakan:
Guru yang diberi tanggung jawab untuk memberikan pengajaran agama
kelas I, II, III dengan model guru kelas masing-masing.Untuk kelas I Ibu
Rodiana sabang, II Chaerunnisa, Kelas III Ibu Rima Melati Rauf.41
Nilai peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Adapun indikator
pelaksanaan karakter peduli lingkungan di kelas adalah berempati kepada sesama
teman kelas, melakukan aksi sosial, membangun kerukunan warga, dan kelas.
C. Penanaman Nilai Sosial siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten gowa
Berikut wawancara peneliti bersama ibu Rodiana Sabang S.Pd Selaku
Guru PAI yang menjelaskan bahwa:
Kita hidup didunia ini tidak bisa sendiri, siswa-siswi di SMK Negeri 2
Kabupaten Gowa diajarkan untuk memiliki jiwa kepedulian sosial,
diantara bentuk kepedulian sosialnya adalah para siswa-siswi menjenguk
teman yang sakit, santunan anak yatim.
41
Wawancara Guru PAI Ibu Chaerunnisa SMKN 2 Kabupaten Gowa
Jadi berdasarkan wawancara di atas bahwa setiap manusia yang hidup
didunia ini tidak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa adanya pertolongan dari
orang lain, maka dari itu perlu adanya jiwa kepedulian sosial di setiap manusia.
Bentuk nilai sosial yang ada di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa yaitu para
siswa-siswi SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa diajari dan dididik antara hubungan
manusia dengan manusia, mencakup masalah muamalah atau nilai sosial. Lima
Nilai Sosial(Five social values):
1. Tolong Menolong(Matual Help)
Tolong menolong atau ta’awun yaitu menunjukkan kepedulian terhadap
kesejahteraan dan perasaan orang lain.
kegiatan bakti sosial ini dilaksanakan di daerah-daerah terpencil atau
masyarakat yang membutuhkan pertolongan seperti anak jalanan dan anak yatim.
Bahkan kegiatan semacam ini dilakukan oleh siswa-siwi SMK Negeri 2
kabupaten gowa sebagaimana diungkapkan Bapak Drs. Muhammad yusuf selaku
Kepala SMKN 2 kabupaten gowa:
Jadi kita sebagai manusia pasti harus memiliki jiwa tolong menolong antar
sesama, salah satunya dengan mengadakan bakti sosial, santunan, memberikan
sumbangan kepada anak yatim dll.42
Berdasarkan dari hasil wawancara bapak kepala SMK Negeri 2 Kabupaten
Gowa bahwa setiap manusia harus memiliki jiwa tolong menolong. Kita harus
menumbuhkan kesadaran untuk memelihara persaudaraan serta menjauhkan diri
dari perpecahaan. Sebab yang demikian itu merupakan realisasi pengakuan bahwa
42
Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa senin 19 Agustus 2019
jam 09:00
bermasyarakat pada hakikatnya adalah saling membutuhkan satu dengan yang
lain.
2. Kekeluargaan(Kinship)
Kekeluargaan adalah interaksi antar manusia yang membentuk rasa saling
memiliki dan terhubung satu sama lain.
Di SMK negeri 2 Kabupaten Gowa diajarkan dan dididik agar para siswa siswi
memiliki jiwa kekeluargaan, seperti jika ada teman yang sakit menjenguk, jika ada
diantara teman yang meninggal keluarganya para teman kelasnya membesuk
kerumah. Hal ini berdasarkan wawancara dengan guru PAI ibu Chaerunnisa:
Diantara bentuk kepedulian sosial adalah para siswa siswi menjenguk
teman yang sakit,membesuk, mendoakan.43
Begitu juga yang disampaikan siswa SMKN 2 kabupaten gowa Mia kelas 11
Multimedia:
Siswa-siswi SMK Negeri 2 kabupaten gowa semua disini kami keluarga,
jika ada teman yang sakit kita bersama teman kelas menjenguk, apa lagi
kalo ada yang keluarganya meninggal kita ta‟ziah kerumahnya juga
mendoakannya.44
Begitu juga yang disampaikan siswa SMKN 2 kabupaten gowa Mia kelas 11
Multimedia:
Siswa-siswi SMK Negeri 2 kabupaten gowa semua disini kami keluarga,
jika ada teman yang sakit kita bersama teman kelas menjenguk, apa lagi
kalo ada yang keluarganya meninggal kita ta‟ziah kerumahnya juga
mendoakannya.45
43
Wawancara guru PAI Ibu Chaerunnisa, senin 19 Agustus 2019 diruang guru, jam
09:30
44
Wawancara Siswa SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa Mia Multimedia Senin, 19 Agustus
2019
45
Wawancara Siswa SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa Mia Multimedia Senin, 19 Agustus
2019
Jadi nilai dari kepedulian sosial di SMK Negeri 2 kabupaten gowa
diantaranya yaitu dengan ukhuwah dan kekeluargaan yang erat antar teman guru
dan masyarakat.
3. Kepedulian(Concern)
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup
sendiri, oleh karna itu lumrah jika manusia memiliki kepedulian sosial terhadap
sesama.
Dari hasil wawancara peneliti menemukan data di SMKN 2 Kabupaten
Gowa bahwa siswa-siswi memiliki sikap peduli sosial yang tinggi, diantaranya
berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh ibu rodiana sabang:
Kita hidup didunia ini tidak bisa sendiri, dan yang namanya hidup pasti
memerlukan bantuan pertolongan pada orang lain, dan di SMK Negeri 2
ini diajarkan selain menjadi orang yang taat beragama, jujur, tanggung
jawab, juga diajarkan untuk memiliki jiwa wirausaha dan kepedulian
sosial, diantara bentuk kepedulian sosialnya adalah para siswa siswi
menjenguk teman yang sakit, santunan anak yatim, memberikan bantuan
kepada korban bencana dan lain lain.46
Hal ini senada dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh Ibu
khaerunnisa:
Rasa peduli adalah kaitannya muamalah antara manusia dengan manusia,
dan jika muamalah kita kepada Allah baik niscaya kepada manusia pun
akan baik, dan bentuk dari kepedulian yang ada di SMK Negeri 2
kabupaten gowa yaitu, santunan anak yatim, membersihkan lingkungan.47
Maka berdasarkan paparan diatas peneliti menyimpulkan bawa kepedulian
46
Wawancara guru PAI Ibu Rodiana Sabang, senin 19 Agustus diruang Tata Boga, jam
11:00
47
Wawancara guru PAI Ibu Chaerunnisa, senin 12 Agustus 2019 diruang guru, jam
09:30
sosial yang ditanamkan di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa yaitu santunan anak
yatim, membersihkan lingkungan.
4. Kerja sama(Cooperation)
Kerja sama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat
asosiatif, yaitu apabila suatu kelompok mempunyai pandangan yang sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dari hasil wawancara dengan siswa SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa Mia
kelas 11 Multimedia:
Kejasama disini banyak, diantaranya kerja sama dalam mengerjakan tugas
kelompok, kerja sama dalam menjaga kebersihan kelas, membersihkan
lingkungan sekitar sekolah.48
Hal ini juga senada dengan yang disampaikan guru PAI Ibu Rodiana
sabang:
Pembelajaran dan pendidikan tentang kerja sama di SMK Negeri 2
Kabupaten Gowa yaitu dengan cara kerja kelompok dalam menyelesaikan
tugas, dalam membuat rancangan busana, kerja sama dalam hal
kebersihan, dll.49
Hal ini diperkuat dengan temuan peneliti melalui observasi di lingkungan
SMK Negeri 2 kabupaten gowa, yaitu diantara siswa-siswi yang ke sekolah tidak
memakai kendaraan mereka saling membonceng, kerja sama dalam menyiapkan
kelas, kerja sama dalam kebersihan, dalam belajar.50
5. Toleransi (Tolerance)
Siswa SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa berasal dari latar belakang yang
berbeda. Mereka memiliki latar belakang agama yang berbeda, berdasarkan hasil
wawancara peniliti pada Guru PAI Ibu Rodiana sabang mengatakan:
Ada empat agama yang dianut siswa SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa,
48
Wawancara Siswa SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa Mia Multimedia Senin, 19
Agustus 2019
50
Wawancara guru pai ibu Rodiana sabang senin 19 agustus 2019 diruang tata boga, jam
11:00
yaitu agama Islam, Kristen, Katolik, dan juga Hindu. Namun demikian
dengan adanya perbedaan agama tersebut mereka saling bekerja sama,
saling menghargai, dan mengerti satu sama lain. Sehingga kerukunan
antara umat beragama di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa terjalin sangat
baik.51
Salah satu tujuan SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa secara umum adalah
menyiapkan siswa agar mampu menjadi anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar yang
dijiwai suasana keagamaan.
Implementasi dari Pembelajaran PAI dalam penanaman Nilai Sosial siswa
yaitu dengan adanya penanaman nilai-nilai toleransi dalam beragama di SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa, diharapkan agar siswa-siswi SMK Negeri 2
Kabupaten Gowa mampu bersosialisasi dimasyarakat dengan baik, dengan tidak
membedakan agama atau pemahaman beragama orang lain untuk terealisasinya
tujuan mulia yaitu perdamaian dan persaudaraan antara orang-orang yang pada
realitasnya memang memiliki agama dan iman berbeda.
Kepedulian Sosial di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa yaitu mengenai
konsep tolong menolong, kekeluargaan, kepedulian, kerjasama, dan toleransi.
Penerapan Pembelajaran PAI dalam penanaman nilai sosial yang ada di SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa agar para siswa siswi memiliki iman yang kuat serta
rasa kepedulian sosial yang tinggi antar teman guru orang tua, masyarakat dan
seluruh manusia pada umumnya.
51
Wawancara guru pai ibu Rodiana sabang senin 19 agustus 2019 diruang tata boga, jam
11:00
D. Faktor pendukung dan penghambat Implementasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam penanaman nilai Sosial siswa di SMK
Negeri 2 kabupaten gowa
Berikut ini wawancara peneliti bersama dengan ibu Chaerunnisa S.Pd.I selaku
guru PAI beliau menjelaskan bahwa:
Dari faktor pendukung pembelajaran Agama Islam adanya musholla,
sebagai pusat tempat pelaksanaan ibadah sholat sunah duha dan sholat
dzuhur berjama‟ah.Selanjutnya perpustakaan, dimana perpustakaan di
SMK Negeri 2 kabupaten gowa ini juga menyediakan buku buku Islam
yang bisa dibaca dan menjadi rujukan siswa dalam mengerjakan tugas
danSpeaker atau pengeras suara, sangat membantu untuk penyampaian
nasehat, khususnya setiap hari jum‟at pagi setiap siswa di kelas
mendengarkan ceramah yang di isi oleh guru PAI melalui pengeras
suara dari kantor guru, dan para guru kelas untuk mengawasi di kelas
masing-masing. Bersalaman ketika hendak memasuki kelas atau
setelah selesainya pembelajaran di dalam kelas.Kemudian adanya
evaluasi dari bapak/ibu guru langsung ditempat bagi siswa yang
melakukan kesalahan.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa adanya
musholla sebagai pendukung berlangsungnya ibadah sholat dan evaluasi langsung
ditempat dari bapak/ibu guru saat siswa-siswi melakukan kesalahan atau
melanggar peraturan sekolah tersebut.
Sedangkan untuk faktor penghambat Implementasi Pembelajaran PAI dalam
penanaman Nilai Sosial di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa:
Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan ibu
Rodiana Sabang S.Pd selaku guru PAI Mengatakan bahwa:
Faktor penghambat dalam penanaman Nilai Sosial siswa di luar sekolah,
guru tidak dapat mengawasi para siswa dalam kegiatan mereka di luar
sekolah, karena para guru hanya bisa mengawasi di sekolah, sedangkan
diluar sekolah adalah sudah termasuk tanggung jawab orang tua masing-
masing.
Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan ibu Rima
Melati Rauf S.Pd menjelaskan bahwa:
Latar belakang siswa dan orang tua yang beragam, dengan pengetahuan
agama yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya Faktor lingkungan
luar yang kurang mendukung, karena SMKN 2 ini berada di lokasi yang
ramai akan pengunjung. Lebih tepatnya di depan sekolah banyak orang
datang untuk sekedar nongkrong di pinggir jalan karena banyaknya jajanan
yang ada di pinggir jalan tersebut tentunya banyak hal negatif yang mereka
bawa mulai dari cara pakaian, adab dan sopan santun
Berdasarkan hasil wawancara bapak Drs.Muhammad Yusuf selaku kepala
sekolah SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa menjelaskan bahwa:
Faktor teman, di SMK Negeri 2 kabupaten gowa ini sekolah Umum Negeri
lebih mengedepankan pendidikan umum seperti kejuruan ketimbang agama,
dari segi teman di SMKN 2 gowa bukan hanya dari kalangan muslim, tapi
ada juga yang Kristen, Hindu, Budha52
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa guru-guru SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa hanya dapat mengawasi siswa-
siswi didalam lingkungan Sekolah, setelah keluar dari lingkungan sekolah sudah
lepas dari tanggu jawa guru melainkan kembali pada tanggung jawab orang tua
masing-masing. Artinya orang tua berperang penting untuk mendidik anaknya
masing-masing. Bahkan orang tualah sebagai peran utama dalam pendidikan
anak terutama dalam pendidikan agama islam untuk menjadi manusia yang baik
dan memiliki jiwa kepedulian sosial yang tinggi. Saling menghormati dan
menghargai antara manusia yang satu dan yang lainnya, terutama dalam
perbedaan agama.
52
Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa senin 19 Agustus 2019
jam 09:00
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Implementasi Pembelajaran PAI, Nilai Sosial Tujuan utama pendidikan
Islam adalah untuk menghasilkan manusia yang baik, dalam mencapai tujuan
tersebut dibutuhkan proses dan metode-metode yang efisien agar tujuan tersebut
dapat tercapai secara maksimal sesuai yang diinginkan. Dalam pencapaian tujuan
tersebsalah satunya yaitu dengan menanamkan nilai sosial yang terdapat dalam
diri siswa, SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa merupakan salah satu lembaga
pendidikan umum Negeri yang ada di Kabupaten gowa:
1. Implementasi pembelajaran PAI dalam penanaman nilai sosial di SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa, perencanaan berupa silabus, RPP.
2. Nilai sosial di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa: Para siswa-siswi
mempunyai nilai Sosial tolong menolong, kekeluargaan, kepedulian,
kerjasama, toleransi.
3. Faktor pendukung implementasi pembelajaran PAI dalam penanaman
nilai sosial diantaranya: musholla, perpustakaan, pengeras suara,
budaya bersalaman dengan guru sebelum masuk sekolah, dorongan
yang kuat dari guru, tersedianya Qur‟an, adanya alat peraga dan LCD di
setiap kelas, adanya evaluasi ditempat. Sedangkan faktor
penghambatnya antara lain: pergaulan siswa diluar sekolah, latar
belakang siswa yang berbeda-beda, faktor lingkungan yang kurang
mendukung, faktor penggunaan Hp, faktor pergaulan teman.
B. Saran
Berdasarkan paparan data, hasil penelitian, analisis hasil penelitian
disarankan kepada:
1. Kepala Sekolah agar mempertahankan apa yang telah dicapai dan
mengembangkan kepedulian sosial ini.
2. Kepada para guru agar meningkatkan usaha dan kegiatan yang mendukung
dalam penanaman nilai sosial di sekolah.
3. Kepada para siswa-siswi SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa agar memperhatikan
dan lebih serius dan mengikuti pembelajaran di kelas dan seluruh kegiatan
keagamaan dan kepedulian sosial yang diadakan sekolah sehingga menjadi
warga sekolah yang agamis dan memiliki jiwa sosial tinggi
4. Peneliti Selanjutnya:
a. Agar dilakukan penelitian yang mengungkap lebih jauh tentang
implementasi pembelajaran PAI dalam penanaman nilai sosial siswa
di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa.
b. Agar dilakukan penelitian yang sama dengan fokus yang berbeda
seperti konsep, metode, dan pendekatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Ali Muhammad Daud, Hukum Islam, Jakarta:Raja Grafindo Persada,2007
Alma Buchari, Pengantar Bisnis, Bandung: Alfabeta 1992.
Aminudin, ,Pendidikan Agama Islam,Bogor : Untuk Perguruan Tinggi Umum,
Ghalia Indonesia.2005
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik,
Jakarta:Rineka Cipta 1998.
Darman Flavianus, Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional & Undang-undang N0 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Jakarta:Transmedia pustaka, 2007
Djamaluddin,Darwis, Manusia Menurut Pandangan Qur’an Dalam Reformulasi
Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bekerjasama
Dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.1996
Hidayat, Irwin Pengaruh pembelajaran pai terhadap karakter sosil care peserta
didik.2016
Ilyas Yunahar, Feminisme dalam Kajian Tafsir Al-Qur’an Klasik dan
Kontenporer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1997.
Lamri Al-Hamid Ichas, Pengembangan Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran
Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 2006.
Moeloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya.
2012.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Rosdakarya. 2002
Muzayyin, Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara.2005
Shihab, M. Quraish, Sejarah dan Ulum Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008
Standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SMA, MA, SMALB, SMK, dan
MAK. Peraturan materi Prendidikan Nasional Republik Indonesia No 22
Tahun 2006 tentang standar isi.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D Bandung:Alfabeta,
2016
Sukmadinata Syaodih Nana, 2006 Metode Penelitian Pendidikan. Cet II;
Bandung:Remaja Rosda Karya
Syafe‟I, Rachmat. Ilmu ushul fiqh. Jakarta:Pustaka Setia.2008
Thoha Chabib,. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka pelajar.
1996
Wahyudi Dedi, Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajaran, Yogyakarta:Lintang
Rasi Aksara 2017.
Zubaidi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006
L
A
M
P
I
R
A
N
DOKUMENTASI
Dokumentasi bersama ibu Rima Melati Rauf S.Pd Guru SMK Negeri 2 Kabupaten gowa.
Dokumentasi bersama Ibu Rodiana Sabang S.Pd Guru PAI SMK Negeri 2
Kabupaten Gowa.
Dokumentasi bersama bapak Syalishon Akbar yamin Waka Kurikulum SMK
Negeri 2 Kabupaten Gowa.
Dokumentasi Depan Ruang Tata Boga SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa.