implementasi peraturan daerah kota serang …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/implementasi...

284
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NO 10 TAHUN 2010 TENTANG KETERTIBAN, KEBERSIHAN, DAN KEINDAHAN (K-3) PADA PASAL 29 DI ALUN-ALUN TIMUR KOTA SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh Lilla Mujiani 6661110752 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, 2016

Upload: vuongdan

Post on 06-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NO 10 TAHUN 2010 TENTANG KETERTIBAN,

KEBERSIHAN, DAN KEINDAHAN (K-3) PADA PASAL 29 DI ALUN-ALUN TIMUR KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

Lilla Mujiani

6661110752

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2016

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

“It Always Seems IMPOSSIBLE,

Until It’s DONE”

(Nelson Mandela)

“Skripsi ini ku persembahkan untuk

kedua orangtuaku (H. Marsudji & Agusni) dan Adikku

(Kurnianty Deci M.S), serta teman-teman seperjuangan

yang tidak henti memberikan doa dan dukungannya”

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

ABSTRAK

Lilla Mujiani. NIM. 6661110752. Skripsi. 2016. Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan Pada Pasal 29 di Kawasan Alun-alun Timur Kota Serang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I, Anis Fuad, M.Si; Dosen Pembimbing II, Kandung Sapto Nugroho, M.Si. Latar belakang dari penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Peraturan Daerah tentang K3 (Ketrtiban, Kebersihan dan Keindahan). Kebersihan dan keindahan suatu kota dapat dilihat dari ruang publik atau alun-alun. Hal tersebut melambangkan sebuah kekuasaan. Ikon dari kota tersebut harus memiliki nilai estetika keindahan dan juga kebersihan. Untuk mewujudkan gambaran kebersihan dan keindahan di alun-alun Timur Kota Serang. Penelitian ini memfokuskan bagaimana pelaksanaan peraturan daerah ini dengan lokus penelitian di Kota Serang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Peraturan Daerah tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif dekskriptif. Instrumen dari penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara yang didasarkan atas indikatordari teori Van Matter dan Van Horn. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti ialah wawancara, obesevasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan peneliti yaitu teknik analisis dari Miles dan Huberman. Dalam menguji validasi data peneliti menggunakan metode Triangulasi. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa Peaturan Daerah ini belum dilakukan dengan maksimal, karena kurangnya sumber daya, koordiasi dan tingkat kesadaran masyarakat yang kurang peduli lingkungan. Tugas pokok dari masing-masing pelaksana yang belum jelas, kurangnya sosialisasi dan tingkat kepatuhan yang rendah dari masyarakat menjadi faktor penghambat optimalnya Peraturan Daerah ini. Peneliti menyarankan agar para agen pelaksana dapat membenahi koordinasi dan komunikasi yang kurang optimal serta memperjelas tugas pokok dari masing-masing pelaksana. Selain itu para pelaksana harus lebih mensosialisasi Peraturan Daerah ini dengan jelas dan menegakan sanksi dengan tegas bagi pelanggar peraturan. Kata Kunci: Implementasi, Peraturan Daerah, alun-alun, K3.

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

ABSTRACT

Lilla Mujiani. NIM 6661110752. Thesis. 2016. An Analysis of Implementation

of Local Regulation of Serang Distrisct Number 10 Year 2010 about

Orderliness, Cleanliness and Beauty (K3) in Article 29 in The Area Main

Square East Serang Distrisct. Major of Public Administration Science. The

Faculty of Social and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. 1st

Advisor, Anis Fuad, M.Si; 2nd

Advisor, Kandung Sapto Nugroho, M.Si.

. The background of the research was the implementation of local regulation about K3 (Orderliness, Cleanliness and Beauty). Cleanliness and beauty of a city can be seen from the public sphare. That is a symbolizes power of city. The icon of the city that has the aesthetic value of beauty and also clean. To realizing the cleanliness and beauty of the main square East in the Serang Distrisct. The purpose of the research was to analyze the implementation of the local regulations. The research used deskriptif of qualitative methods. The instruments of the research was the researcher’s herself based on the theory of policy indicators Van Mater & Van Horn. In collecting the data, the research applied interview, observation and documentation tchniques. The data analysis technique used is analytical technique of Miles and Huberman. In validating the data, the researcher used Triangulasi method. The finding of the research has shown this regulation has not been done to the maximum, because of lack of resource, coordination and level of consciousness society who less concerned about the environment. The main tasks of each implementor is not clear, lack of socialization and low obedience levels of society is a resistor in optimal this regulation. Researcher suggest that the implementor can fix the coordination and cominications sub-optimal and clarified the main tasks of each implementor. Besides the implementor must socialize this local regulation with intensive and enforce sanction strictly for offenders. Keywords: Implementation, Local Regulation, public sphare, K3.

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Implementasi Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan Pada Pasal 29 di Kawasan Alun-alun Timur Kota Serang”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari

bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,

dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Soleh Hidayat, M.Sc sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Rahmawati, M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Iman Mukhroman, M.Ikom sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si sebagai Wakil Dekan III dan sekaligus

menjadi Dosen Pembimbing Skripsi II saya yang dengan baik dan bijak

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

iii

dalam memberikan bimbingan, masukan, dan pengarahan sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

6. Listyaningsih, M.Si sebagai Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan

sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik saya yang telah

memberikan pengarahan serta bimbingan kepada saya dengan teliti.

7. Bapak Anis Fuad, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang dengan

baik hati dan sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, dan

pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Para dosen dan juga staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untirta

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

9. Orangtua dan keluargaku yang tidak henti-hentinya berdoa, mendoakan

kesehatan dan kelancaranku, mensupport dan membantuku dalam

menyelsaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabatku tersayang yang sering direpotkan namun tetap

mensupport dan memberikan masukan. Getza Permana Putra, Nur Fitriani,

Bagus Firmansyah, Yunita, Diana Pusvita, Yuda Wiranata, Viona Kurnia

Mukti dan Wida Maslihatin Amanah.

11. Kepada Squad VII Fauziah Nur Utami, Risda Sinaga, Hegar Ladzuard,

Erika Aulia, Lega Afriza, Jaka Awaloedin Hakim, Fachrian DJ, Tb.Faisal

Sandjadirja, Zahra Khaliza, Rafiudin Abroh, Nita Retna, Ninta Tarigan,

Toni Arizona, Resti Kurniawan, Fajriah Agista, izzatunihlah dan Seluruh

Keluarga Besar UKM Jurnalistik Untirta yang selalu menghibur disaat

lelah dan penat.

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

iv

12. Kepada Jurusan Ilmu Administrasi Negara (ANE) Kelas C Angkatan 2011

yang pantang menyerah dan heboh, seluruh (ANE) Angkatan 2011,

Anggota KKM Kelompok 59 Tahun 2014, dan Jurusan Ilmu Komunikasi

Angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

13. Kepada Dinas Terkait DTK-Kota Serang, DKPP Kota Serang, Dispora

Kota Serang, Dinas Kebersihan Kota Serang, dan Satpol-PP Kota Serang

yang sudah membantu memberikan data dan juga informasi kepada

peneliti.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan

selesainya penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka, kritik dan saran yang

membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti

sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Serang, Februari 2016

Penulis

Lilla Mujiani

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

v

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………………….. i LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRAC KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... v DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 14 1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 15 1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 15 1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 15 1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Praktis ....................................................................................... 16 1.6.2 Manfaat Teoritis ...................................................................................... 16

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Deskripsi Teori .............................................................................................. 17

2.1.1 Kebijakan Publik ..................................................................................... 18 2.1.1.1 Pengertian Kebijakan ........................................................................ 18 2.1.1.2 Tahap-tahap Kebijakan Publik .......................................................... 23 2.1.1.3 Ciri-ciri Kebijakan Publik ................................................................. 26

2.1.2 Peraturan Daerah ..................................................................................... 27 2.1.2.1 Pengertian Pemerintah Daerah .......................................................... 27 2.1.2.2 Kewenang Pemerintah Daerah ........................................................... 28 2.1.2.3 Asas-asas Pelaksanaan Pemerintah Daerah ...................................... 29

2.1.3 Teori Iplementasi ...................................................................................... 33 2.1.3.1 Model Merille S. Grindle ................................................................... 33

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

vi

2.1.3.2 Model Donald Van Meter & Van Horn ............................................. 33 2.1.3.3 Mazmanian dan Sabatier .................................................................... 42 2.1.3.4 Model Brian W. Hogwood & Lewis A. Gunn ................................... 43 2.1.3.5 George Charles Edward III ................................................................ 46

2.2 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 47 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................................... 50 2.4 Asumsi Dasar ................................................................................................ 53 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................... 54 3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian .................................................................. 55 3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 55 3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 56

3.4.1 Sumber Data Primer ................................................................................ 56 3.4.2 Sumber Data Sekunder ............................................................................ 60

3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 61 3.6 Informan Penelitian ....................................................................................... 67 3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .................................................. 70

3.7.1 Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 70 3.7.2 Uji Keabsahan Data ................................................................................. 73

3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 75 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................................... 77

4.1.1 Gambara Umum Kota Serang .................................................................. 77 4.1.2 Gambaran Umum DTK – Kota Serang .................................................... 80

4.1.2.1 Struktur Organisasi ............................................................................ 82 4.1.2.2 Tugas dan Fungsi Pokok DTK Kota Serang ...................................... 84 4.1.2.3 Sumber Daya DTK Kota Serang ........................................................ 85 4.1.2.4 Visi dan Misi DTK Kota Serang ........................................................ 87 4.1.2.5 Tujuan DTK Kota Serang .................................................................. 88 4.1.2.6 Sasaran DTK Kota Serang ................................................................. 88 4.1.2.7 Strategi DTK Kota Serang ................................................................. 90

4.2 Deskripsi Data ............................................................................................... 92 4.2.1 Data Informan Peneliti ............................................................................. 95 4.2.2 Analisis Data Penelitian ........................................................................... 96

4.2.2.1 Standar dan Sasaran Kebijakan .......................................................... 97 4.2.2.2 Sumber Daya .................................................................................... 106

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

vii

4.2.2.3 Karakteristik Organisasi Pelaksana .................................................. 114 4.2.2.4 Komunikasi ...................................................................................... 122 4.2.2.5 Sikap Para Pelaksana ....................................................................... 131 4.2.2.6 Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik ........................................ 144

4.3 Pembahasan ................................................................................................. 148 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 157 5.2 Saran ............................................................................................................ 158 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xi LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 TPS Alun-alun Kota Serang ................................................................. 10

Tabel 1.2 Data PKL Kota Serang ......................................................................... 13

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 48

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ........................................................................... 59

Tabel 3.2 Deskripsi Informan Penelitian ............................................................. 69

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................. 76

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Serang ........................................... 81

Tabel 4.2 Data Pegawai DTK Kota Serang Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terakhir Tahun 2014 .......................................................................... 86

Tabel 4.3 Data Pegawai DTK Kota Serang Berdasarkan Jenjang Kepentingan

Tahun 2014 ........................................................................................ 86

Tabel 4.4 Tabel Informan ..................................................................................... 95

Tabel 4.5 Ketentuan Pidana Perda Kota Serang No.10 Tahun 2010 ................. 105

Tabel 4.6 Armada Dinas Kebersihan Kota Serang ............................................ 113

Tabel 4.7 Jumlah Sampah yang di Angkut ........................................................ 113

Tabel 4.8 Rencana Tata Ruang Kota Serang Tahun 2010-2030 ........................ 120

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Implementasi Kebijakan Publik ....................................................... 42

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ............................................................................ 52

Gambar 3.1 Analisis Data Miles & Huberman ................................................... 71

Gambar 4.1 Peta Kota Serang ............................................................................. 78

Gambar 4.2 Tugu Pahlawan di Alun-alun Kota Serang .................................... 101

Gambar 4.3 Kondisi di Alun-alun Timur Kota Serang ..................................... 107

Gambar 4.4 Fasilitas Alat Bermain di Alun-alun Timur Kota Serang .............. 117

Gambar 4.5 Kolam Alun-alun Timur Kota Serang ............................................ 129

Gambar 4.6 Gardu Alun-alun Timur Kota Serang ............................................ 139

Gambar 4.7 Tempat Duduk Taman Alun-alun Timur Kota Serang .................. 141

Gambar 4.8 Fasilitas Olahraga dari BPJS Serang .............................................. 143

Gambar 4.9 Pola Permasalahan .......................................................................... 154

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Ijin Penelitian

Lampiran II Pedoman Wawancara

Lampiran III Catatan Lapangan dan Membercheck

Lampiran IV Kategorisasi Data Penelitian

Lampiran V Matriks Hasil Penelitian

Lampiran VI Dokumentasi

Lampiran VII Data Pendukung Penelitian

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otonomi daerah yang digunakan di Indonesia adalah pengertian

sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah yang masih dalam pembaharuan. Dalam

Undang-Undang yang mengatur mengenai otonomi daerah di Indonesia telah

diatur segala hal mengenai sistem otonomi daerah di Indonesia yang untuk

selanjutnya dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah melalui penyusunan

peraturan perundang-undangan (Peraturan Daerah) agar lebih aplikatif sesuai

dengan kondisi obyektif daerah masing-masing. Pengertian otonomi daerah

tersebut bisa saja mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan

perubahan konsepsi otonomi daerah yang dilaksanakan di Indonesia.

Poin yang dapat di ambil dari pengertian otonomi daerah yaitu pertama;

adanya kewenangan atau kebebasan yang dimiliki oleh pemerintah daerah

untuk mengurus atau mengatur sendiri daerahnya. Kedua, kebebasan atau

kewenangan tersebut, merupakan pemberian dari pemerintah pusat dan

karenanya harus tunduk pada peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi atau secara nasional. Ketiga, kebebasan atau kewenangan yang

diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah bertujuan untuk

kemudahan pemanfaatan potensi lokal dalam rangka mensejahterakan

masyarakat.

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

2

Masing-masing daerah dalam menyelenggarakan urusan yang menjadi

kewenangannya berhak untuk membuat kebijakan baik dalam rangka

peningkatan pelayanan maupun dalam rangka peningkatan peran serta

masyarakat dalam pembangunan daerah yang diharapkan bermuara pada cita-

cita untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu dari penyelenggaraan otonomi daerah yaitu mengenai

ketertiban, kebersihan dan juga keindahan (K-3). Ketertiban yang dimaksud

adalah suatu keadaan kehidupan yang serba teratur dan tertata dengan baik

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku guna

mewujudkan kehidupan masyarakat yang dinamis, aman, tentram lahir dan

batin. Kebersihan yang dimaksud meliputi rumah atau bangunan masing-

masing, serta lingkungan sekitarnya, fasilitas umum dan fasilitas social,

kendaraan pribadi, kendaraan dinas dan angkutan umum. Sedangkan yang

dimaksud dengan keindahan adalah keadaan lingkungan perkotaan yang

nyaman, estetika dan proporsional meliputi: Ruang Terbuka Hijau (RTH),

penataan dan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau dan elemen estetika kota

dan keseimbangan. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang, dan semua

benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya

yang mempengaruhi kelangsungan kesejahteraan manusia serta makhluk

hidup lain.

Di tengah perkembangan pertumbuhan urbanisasi yang cepat, tantangan

terhadap manajemen perkotaan pun semakin besar, ketersediaan ruang

terbuka hijau yang cukup juga merupakan salah satu usaha untuk

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

3

mempertahankan kualitas dan fungsi lingkungan secara optimal. Penataan

ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian khusus, terutama

kaitannya dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan social,

serta ruang-ruang terbuka public di perkotaan.

Permasalahan ketertiban, kebersihan dan keindahan di kota ini

cenderung lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan desa.

Perkembangan kota yang begitu pesat tidak sesuai dengan pertumbuhan

kesempatan pekerjaan yang memadai. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

juga sebagai penyebab melonjaknya urbanisasi yang menyebabkan ketidak

seimbangan antara penduduk angkatan kerja dan lapangan pekerjaan.

Lapangan pekerjaan diperkotaan biasanya membutuhkan tenaga kerja

dengan bekal pendidikan yang tinggi, yaitu di bidang sektor formal non

agraris. Namun pada kenyataannya penduduk angkatan kerja di Indonesia

banyak yang tidak mempunyai bekal pendidikan yang cukup tinggi sehingga

mereka tidak masuk dalam kriteria pekerjaan yang telah tersedia diperkotaan.

Menyebabkan meningkatnya tingkat pengangguran di perkotaan. Dan untuk

memenuhi kebutuhan mereka dengan segala kekurangan dan juga

kemampuan yang ada, mereka mencari kesempatan agar dapat tetap bertahan

hidup dan juga memenuhi kebutuhannya.

Keterbatasan kemampuan dan lapangan pekerjaan inilah yang akhirnya

membuat para masyarakat tersebut mulai mencari celah untuk mendapatkan

penghasilan, salah satunya yaitu dengan menggunakan dan memanfaatkan

ruang publik yang biasanya menjadi tempat-tempat strategis. Banyaknya

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

4

masyarakat yang menggunakan dan memanfaakan ruang publik menjadi tidak

lagi tertampungnya kegiatan Pedagang Kaki Lima (PKL) di ruang perkotaan

yang membuat tata ruang terlihat menjadi semeraut. Belum lagi keadaan

masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dengan kemampuan yang seadanya

membuat para Pegadagang Kaki Lima (PKL) ini semakin menjamur. Para

Pedagang Kaki Lima (PKL) ini sering sekali mendapatkan masalah karena

keberadaan mereka yang sering menggunakan ruang publik dan membuat

kemacetan, sehingga pemandangan seperti penumpukan sampah yang

dibuang tidak pada tempatnya, dan bau tidak sedap yang ditimbulkan akibat

penumpukan sampah yang menggunung karena kegiatan dari Pedagang Kaki

Lima (PKL) ini yang banyak mengganggu pemandangan dan keindahan suatu

tempat.

Banten adalah sebuah provinsi di pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini

dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak

tahun 2000, dengan keputusan undang-undang nomor 23 tahun 2000 dan

pusat pemeritahannya berada di Kota Serang. Di Kota Serang ini terdapat dua

alun-alun yaitu alun-alun Barat dan alun-alun Timur. Alun-alun Timur yang

mempunyai gelanggang olahraga sedangkan alun-alun Barat hanya memiliki

tribune dan biasanya di gunakan untuk kegiatan atau acara-acara formal

pemerintahan atau kenegeraan.

Menurut Thomas Nix (1949:105-114) menjelaskan bahwa alun-alun

merupakan lahan terbuka dan terbentuk dengan membuat jarak antara

bangunan-bangunan gedung. Jadi dalam hal ini, bangunan gedung merupakan

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

5

titik awal dan merupakan hal yang utama bagi terbentuknya alun-alun. Tetapi

kalau adanya lahan terbuka yang dibiarkan tersisa dan berupa alun-alun, hal

demikian bukan merupakan alun-alun yang sebenarnya. Jadi alun-alun bisa di

desa, kecamatan, kota maupun pusat kabupaten.

Fungsi alun-alun itu sendiri menurut Jo Santoso dalam Arsitektur Kota

Jawa: Kosmos, Kultur & Kuasa (2008), menjelaskan betapa pentingnya alun-

alun karena menyangkut beberapa aspek. Pertama, alun-alun melambangkan

ditegakkannya suatu sistem kekuasaan atas suatu wilayah tertentu, sekaligus

menggambarkan tujuan dari harmonisasi antara dunia nyata (mikrokosmos)

dan universum (makrokosmos). Kedua, berfungsi sebagai tempat perayaan

ritual atau keagamaan. Ketiga, tempat mempertunjukkan kekuasaan militer

yang bersifat profan dan merupakan instrumen kekuasaan dalam

mempraktekkan kekuasaan sakral dari sang penguasa. Dan keberadaan alun-

alun berfungsi pula sebagai ruang publik terbuka dimana rakyat saling

bertemu dan fungsi pengaduan rakyat pada raja/pemerintah.

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 menegaskan perlunya rencana

penyediaan ruang terbuka hijau dan non hijau, penyediaan dan pemanfaatan

prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sector

informal, dan ruang evakuasi bencana yang di butuhkan untuk menjalankan

fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan social ekonomi dan pusat

pertumbuhan wilayah. Secara rinci dipertegas bahwa proporsi ruang terbuka

hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota, dan ruang

terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20% dari luas wilayah

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

6

kota. Dalam hal ini pentingnya kawasan alun-alun yang difungsikan sebagai

ruang public dalam wilayah kota adalah sebagai tempat interaksi dan

komunikasi masyarakat, dimana masyarakat akan banyak hadir disini

sehinggan tempat ini juga baik bagi pemerintah untuk mensosialisasikan

program-program ataupun pengumuman-pengumuman dari pemerintah.

Alun-alun tidak hanya dimiliki oleh Kota Serang saja namun juga

dimiliki oleh kota-kota lainnya sebagai lambang suatu pemerintahan. Dan

sebagai ibu kota dari Provinsi Banten sudah seharusnya alun-alun Kota

Serang ini menjadi salah satu dari icon Provinsi Banten. Kurangnya

kesadaran dari warga masyarakat dan dinas terkait untuk merawat dan

menjaga fasilitas public yang ada, membuat nilai keindahan dan estetika dari

alun-alun Kota Serang yang menjadi salah satu ikon Provinsi Banten

berkurang.

Serang memiliki dua alun–alun yaitu alun-alun Barat dan juga alun-alun

Timur. Kota Serang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Serang pada

tanggal 2 November 2007. Alun-alun Barat seharusnya sudah diserahkan

kepada pemerintah Kota Serang setelah pemekaran, namun nyatanya hingga

saat ini secara De Facto masih dipegang oleh pemerintah Kabupaten Serang.

Karena secara De Jure alun-alun Barat berada di wilayah Kota Serang namun

sampai saat ini pun kasus kepemilikan alun-alun Barat tersebut tidak

menemui titik terang, peneliti sudah mencari mengenai permasalahan tersebut

namun hasilnya nihil dan tidak jelas. Oleh karena itu peneliti hanya bisa

meneliti alun-alun Timur Kota Serang saja dikarenakan Peraturan Daerah

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

7

Kota Serang yang akan dibahas oleh peneliti tidak sesuai dengan alun-alun

Barat yang masih dimiliki dan mempunyai kebijakan dari pemerintah

Kabupaten Serang.

Berdasarkan observasi awal, di tengah pemandangan alun-alun yang

tampak ramai dengan kios-kios para pedagang ada sesuatu yang menarik,

tepat di tengah antara alun-alun Barat dan alun-alun Timur Kota Serang yaitu

sebuah bangunan monumen yang dikelilingi oleh para pedagang. Bangunan

monumen ini ialah monumen yang terdiri dari empat patung manusia dengan

berbagai karakter tokoh perjuangan bangsa dan sebuah tugu putih dengan

Garuda yang bertengger di atasnya. Empat patung dan sebuah tugu Garuda itu

berada di atas sebuah bangunan berbentuk segi empat yang tiap sisinya

terdapat relief yang menggambarkan wajah-wajah para pejuang bangsa

seperti, pada sisi sebelah kanan monumen terdapat relief tokoh Bung Karno

yang tampak sedang membacakan proklamasi kemerdekaan. Kemudian di

bawah keempat patung dan tugu Garuda terdapat ruangan yang agak

menjorok ke dalam yang dulu berfungsi sebagai museum.

Banyak masyarakat yang tidak mengetahui monumen ini, dan sangat

disayangkan bangunan monumen yang melambangkan perjuangan

kemerdekaan bangsa Indonesia itu kini kondisinya sangat memperihatinkan

dan tidak terawat. Sebagian tubuh patung ada yang retak-retak seperti patung

tokoh yang berada diposisi paling depan kondisi punggungnya retak dan

bolong, tampak pula coretan-coretan tinta emas dan juga pilox di tubuh

keempat patung tersebut dan hal yang tidak kalah tragisnya lagi ialah

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

8

monumen tersebut dijadikan tempat bermain oleh para anak muda seperti

skateboard dan sepeda. Tembok-tembok pun berlumut dan terlihat usang.

Ruangan bawah monumen pun menjadi tempat peralatan kebersihan seperti

sapu para pembersih alun-alun dan di sekitar bangunan monumen tercium

berbau tidak sedap akibat ulah manusia.

Sungguh sangat disayangkan monumen yang dapat mengingatkan kita

akan keberanian para pejuang bangsa seolah hanya menjadi patung-patung

yang tidak bermakna. Padahal selain untuk mengingat jasa-jasa para

pahlawan, monumen ini juga mengingatkan kita pada sejarah awal mula

Banten yang dulunya berada di naungan Provinsi Jawa Barat. Hal ini dapat

dilihat pada batu peresmian yang terletak di sisi kiri monumen yang

diresmikan pada tanggal 24 November 1980 oleh Gubernur KDH.Tk.1 Jawa

Barat, H.A Kunaefi.

Kedua, fasilitas yang berada di alun-alun Timur Kota Serang, seperti;

gapura, sarana olahraga, gedung PKL, tribune, gajebo, kolam ikan, rumah

burung, air mancur, fasilitas permainan, lapangan tenis outdoor, WC umum,

sumur resapan, saluran induk dalam, tanaman, lampu tembak hingga pos

polisi. Membuat alun-alun Timur Kota Serang yang tadinya di peruntukan

untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) dipadukan dengan ruang public dan juga

sarana olahraga. Namun setelah tiga tahun pembangunan ruang public

tersebut beberapa fasilitas tampak memprihatinkan kondisinya.

Perhatian terhadap fasilitas yang kurang ini sangat memprihatinkan, salah

satu contohnya yaitu air kolam di alun-alun Timur Kota Serang yang terlihat

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

9

sangat kotor dan menjadi sarang nyamuk. Warna air yang menjadi kehijau-

hijauan akibat terlalu lama mengendap. Fungsi dari kolam itu sendiri ialah

untuk menambah keindahan alun-alun, namun air mancur mati dan sudah

lama tidak lagi diperbaiki. Jika terus dibiarkan keberadaan kolam tersebut

akan sia-sia.

Sangat disayangkan kolam tersebut hanya menjadi hiasan dan air yang tidak mengalir maka akan menjadi sarang nyamuk, dan menjadi sarang penyakit di tengah kota. Lahan kolam tersebut dapat dibuat untuk fasilitas umum lainnya. “Kolam air tersebut sudah sempat dibongkar dan diperbaiki karena bocor, dan juga sering di bersihkan namun selalu kotor lagi dan kotor lagi karena banyak masyarakat yang buang sampah ke dalam kolam”. (Menurut Bpk. Fajri selaku sarana dan prasarana Dinas Tata Kota – Kota Serang bagian pertamanan, pada tanggal 20 November 2015, 10:15 WIB betempat di kantor Bidang Pertamanan Tata Kota – Kota Serang)

Beberapa tanaman-tanaman hias yang di tanam juga kondisinya sangat

memperihatinkan seperti tanaman pakis, cemara udang, cemara lilin kayu

serut, pucuk merah, glodogan dan lidah buaya. Fasilitas bermain seperti

ayunan juga kini sudah tidak layak lagi untuk digunakan, jika tetap digunakan

dapat mengancam keselamatan warga.

Ketiga, kurangnya kenyamanan para pejalan kaki karena sepanjang

jalan dan terotoar alun-alun Kota Serang masih banyak ditemukan beberapa

pedagang yang masih saja berjualan walaupun sudah ditertibkan

keberadaannya oleh Satpol-PP Kota Serang. Hal ini menjadi salah satu

berkurangnya nilai estetika untuk keindahan alun-alun Timur Kota Serang.

Dengan luas alun-alun Timur Kota Serang kurang lebih dua hektar ini

hanya tersedia 25 tempat pembuangan sampah, diantaranya yaitu, empat

tempat pembungan sampah yang non organic dan organik, kemudian empat

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

10

tempat pembuangan sampah lainnya terbuat dari drum bekas. Dalam

mewujudkan kebersihan Kota Serang, Pemerintah Kota Serang telah

membuat Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 mengenai

Ketertiban, Kebrsihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 20(1) yaitu;

“Pelaksanaan pengelolaan sampah pada umumnya meliputi; (c) Pengaturan,

penetapan dan penyediaan TPSS pada tempat yang tidak mengganggu lalu

lintas dan TPSA”.

Keberadaan tempat pembuangan sampah yang ada di alun-alun Timur

Kota Serang sangatlah kurang, tempat pembuangan sampah yang tersedia

hanya ada didalam area alun-alun Timur saja, sedangkan diluar sekeliling

alun-alun Timur sama sekali tidak tersedia tempat pebuangan sampah.

Seharusnya sesuai dengan ketentuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang

berlaku setiap jarak 50-100 meter sarana maupun bangunan public terdapat

tempat sampah. Dengan demikian para pejalan kaki maupun pengunjung yang

melewati atau memasuki alun-alun dapat dengan mudah menemukan tempat

sampah. Kurangnya penyediaan tempat sampah ini membuat masyarakat

menjadi kebingungan untuk membuang sampah yang pada akhirnya di buang

sembarangan atau diselipkan ke tempat-tepat yang tidak seharusnya.

Tabel 1.1

Tempat Pembuangan Sampah Alun-alun Kota Serang

No Jenis Tempat Sampah Jumlah 1 Organik & Nonorganik 3 2 Organik, Plastik dan Nonorganik 2 3 Drum Tempat Sampah 20 Jumlah 25

(Sumber: DKPP Kota Serang 2015)

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

11

Keempat, sebagai ruang publik yang diperuntukan untuk kegiatan

olahraga, dan sebagai RTH seharusnya alun-alun Timur Kota Serang ini lebih

diperhatikan dari segi kenyamanan, penataan dan estetika keindahannya. Hal

ini terlihat dari banyaknya warga ataupun masyarakat yang berkunjung ke

alun-alun Timur Kota Serang masih minim kepedulian untuk menjaga

lingkungan dan kurang bertanggung jawab dalam memanfaatkan fasilitas

milik bersama.

Masalah ketertiban, kebersihan dan keindahan yang berkaitan dengan

masalah tersebut ditegakan dalam peraturan Kota Serang Nomor 10 Tahun

2010 Pasal 29c dan 29e yang berbunyi: “Dalam rangka mewujudkan

ketertiban di Ruang Milik Jalan (RUMIJA), fasilitas umum dan fasillitas

social, setiap orang, badan hukum, dan perkumpulan, dilarang: (c) mengotori

permukaan jalan, drainase, jalur hijau, dan fasilitas umum lainnya, dan (e)

mempergunakan fasilitas social yang bukan peruntukannya”. Namun pada

kenyataannya banyak warga yang mencorat coret tembok tribune alun-alun,

membuang sampah tidak pada tempatnya, memakai atau berkumpul di area

yang seharusnya tidak boleh dimasuki, seperti naik ke atas tugu monumen.

Akibatnya beberapa fasilitas yang ada di sekitar alun-alun Timur Kota Serang

banyak yang rusak dan tampak kumuh.

Kelima, sering menjadi tempat berkumpul yang bukan untuk

peruntukannya pada saat malam hari. Kegiatan ini dikhawatirkan dapat

menjadi kegiatan yang negatif. Karena selama ini sering menjadi tempat

perkumpulan para remaja mulai dari tengah malam hingga dini hari. Kegiatan

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

12

yang dilakukan cukup meresahkan seperti meminum-minuman beralkohol,

menjadi tempat berpacaran dan menyetel musik dengan speker bervolume

cukup besar. Hal tersebut dapat meresehkan warga setempat.

Karena alun-alun Timur Kota Serang ini seharusnya 70 hingga 80% di

fungsikan sebagai sarana olahraga, namun karena kebutuhan dan keinginan

masyarakat menuntut pemerintah Kota Serang untuk menyediakan ruang

public maka pemerinta Kota Serang mengkolaborasikan ruang public, sarana

olahraga, dan Ruang Terbuka Hijau di alun-alun Timur Kota Serang. Karna

begitu banyak fungsi dari alun-alun Timur Kota Serang ini, membuat

kurangnya perhatian pelaksana terhadap setiap detail fasilitasnya, sehingga

beberapa fasilitas yang rusak dibiarkan begitu saja. Hal ini membuat

kenyamanan dan daya tarik keindahan alun-alun Timur Kota Serang

menurun.

Pemerintah Kota Serang telah melakukan berbagai upaya terkit dengan

penyelenggaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan yaitu dengan

diterapkannya Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada 21 Oktober 2010. Adapun masalah

ketertiban, kebersihan dan keindahan yang berkaitan dengan Pedagang Kaki

Lima di tegakan dalam peraturan Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Pasal

29d yang berbunyi: “Dalam rangka mewujudkan ketertiban di Ruang Milik

Jalan (RUMIJA), fasilitas umum dan fasillitas social, setiap orang, badan

hukum, dan perkumpulan, dilarang: (d) Berusaha atau berdagang di terotoar,

jalan atau badan jalan, taman jalur hijau yang bukan peruntukannya”. Akan

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

13

tetapi, belum ada upaya penataan dan perawatan fasilitas yang signifikan di

kawasan Kota Serang untuk masalah PKL dan sampah. Hal ini menimbulkan

kesemerautan yang tampak di Kota Serang. Berikut adalah data jumlah PKL

yang ada di Kota Serang;

Tabel 1.2

Data PKL Kota Serang

No Lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL)

Jumlah PKL

1 Kaloran 71

2 Pasar Rau 284

3 Kepandean 71

4 Serang Plaza 87

5 PKL Banten 194

6 Karangantu 65

7 Taman Sari 66

8 Alun-alun 210 (Sumber: UPT Kota Serang 2015)

Beberapa fasilitas yang kurang terawat dan tidak berfungsi membuat

keindahan Kota Serang berkurang, termasuk alun-alun Timur Kota Serang.

Karena jika lebih diperhatikan lagi alun-alun Timur ini mempunyai potensi

untuk menjadi salah satu kunjungan wisata, serta banyaknya acara maupun

kegiatan yang sering diadakan mulai dari acara kedaerahan hingga acara

setingkat Provinsi yang juga sering diadakan di alun-alun Barat pun dapat

menjadi kebanggan tersendiri bagi Kota Serang. Karena letak alun-alun yang

juga strategis berada di pusat kota dan juga dekat dengan pemerintahan, hal

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

14

ini dapat menarik minat masyarakat dari kota lainnya. Dengan lebih

memperhatikan segi ketertiban, kebersihan maupun keindahan alun-alun

Timur ini dapat meningkatkan daya Tarik Kota Serang.

Karena latar belakang permasalahan di atas tersebut, peneliti tertarik

untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Analisis Implementasi Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010, Tentang Ketertiban, Kebersihan

dan Keindahan pada Pasal 29 (Mengenai Kebersihan dan Keindahan di Alun-

alun Timur Kota Serang)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan oleh peneliti,

peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yaitu :

1. Perhatian pemerintah yang masih kurang terhadap monument yang

berada di alun-alun Kota Serang.

2. Beberapa fasilitas yang tidak terawat di alun-alun Kota Serang.

3. Penyediaan Tempat Pembuangan Sampah TPS yang tidak sesuai di

alun-alun Kota Serang.

4. Kesadaran masyarakat dan pemerintah yang kurang peduli terhadap

lingkungan.

5. Menjadi tempat perkumpulan yang kurang baik pada saat malam hari

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

15

1.3 Batasan Masalah

Peneliti menyadari bahwa permasalahan yang ada di alun-alun Kota

Serang sangatlah komplek. Mulai dari keindahan hingga kebersihan juga

perawatan fasillitas yang kurang mendapat perhatian. Namun dalam hal ini

peneliti tidak dapat membahas semua masalah yang ada di alun-alun Kota

Serang. Dalam penelitian ini peneliti membuat batasan masalah penelitiannya

hanya pada analisis implementasi kebijakan terhadap peraturan yang terkait

yaitu pada Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 Tentang

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun

Timur Kota Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah di uraikan

sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan

Bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10

Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan pada Pasal 29

di Alun-alun Timur Kota Serang ?

1.5 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai.

Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur Kota Serang.

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

16

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian yang berjudul Analisis

Implemetasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang

Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K-3) dengan studi kasus di alun-alun

Timur Kota Serang adalah :

1.6.1 Secara Teoritis

Secara teoritis peneitian ini bermanfaat bagi pengembangan

keilmuan dan pengetahuan karena akan menambah informasi juga

ragam pengetahuan dalam dunia akademisis Ilmu Administrasi

Negara, bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan kontribusi berkaitan dengan Analisis Implementasi

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K-3).

1.6.2 Secara Praktisi

Secara praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

masukan dan pengetahuan bagi mahasiswa Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa juga pemerintah daerah setempat tentang bagaimana cara

mengatasi masalah Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan alun-alun

Kota Serang agar dapat di nikmati dengan layak sebagai fasilitas

umum yang disediakan oleh pemeritah daerah kota Serang.

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

17

17

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR/ASUMSI DASAR

PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori yakni menjabarkan penggunaan berbagai teori dan konsep

yang relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian, yang kemudian

disusun dengan teratur dan rapi untuk dapat membuat suatu asumsi dasar

dalam penelitian. Dengan mengkaji berbagai teori dan konsep maka peneliti

memiliki konsep penelitian yang jelas, sehingga dapat menyusun pertanyaan

yang rinci untuk penyelidikan, serta dapat menemukan hasil penelitian yang

tepat dan akurat. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas deskripsi teori,

pembahasannya perlu dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian yang akan

dilakukan peneliti. Dengan demikian, maka memungkinkan hasil penelitian

tentang “Implementasi Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang” menjadi lebih optimal dan akurat.

Penelitian mengenai “Implementasi Penerapan Prinsip-Prinsip Good

Governance di Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang” sangat erat

hubungannya dengan teori-teori yang digunakan para ahli ilmu administrasi

negara, ilmu pemerintahan, ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya. Dalam hal ini

terutama dilihat dalam ilmu administrasi negara yang mana berkaitan dengan

sejauh mana para pelaksana dalam hal ini adalah Dinas Tata Kota – Kota

Serang yang telah menjalankan fungsi dan tugasnya untuk dapat menciptakan

suatu tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih dari praktek-praktek

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

18

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Dengan adanya pemaparan teori-

teori, maka memungkinkan hasil penelitian yang dilakukan dapat mencapai

hasil yang optimal. Untuk itu dalam deskripsi teori ini, peneliti akan

menuliskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

2.1.1 Kebijakan Publik

1. Pengertian Kebijakan

Sebelum dibahas lebih jauh mengenai konsep kebijakan

publik, kita perlu mengakaji terlebih dahulu mengenai konsep

kebijakan atau dalam bahasa inggris sering kita dengar dengan

istilah policy. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan

diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi

garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu

pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang

pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan,

prinsip dan garis pedoman untuk manajemen dalam usaha

mencapai sasaran.

Carl J Federick sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008:

7) mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian

tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat

hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-

kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

19

dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga

menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku yang

memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari

definisi kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus

menunjukan apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa

yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah.

Solichin Abdul Wahab mengemukakan bahwa istilah

kebijakan sendiri masih terjadi silang pendapat dan merupakan

ajang perdebatan para ahli. Maka untuk memahami istilah

kebijakan, Solichin Abdul Wahab (2008: 40-50) memberikan

beberapa pedoman sebagai berikut :

a) Kebijakan harus dibedakan dari keputusan

b) Kebijakan sebenarnya tidak serta merta dapat dibedakan

dari administrasi

c) Kebijakan mencakup perilaku dan harapan-harapan

d) Kebijakan mencakup ketiadaan tindakan ataupun adanya

tindakan

e) Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan

dicapai

f) Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu

baik eksplisit maupun implicit

g) Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung

sepanjang waktu

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

20

h) Kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang bersifat

antar organisasi dan yang bersifat intra organisasi

i) Kebijakan publik meski tidak ekslusif menyangkut

peran kunci lembaga-lembaga pemerintah

j) Kebijakan itu dirumuskan atau didefinisikan secara

subyektif.

Menurut Budi Winarno (2007 : 15), istilah kebijakan

(policy term) mungkin digunakan secara luas seperti pada

“kebijakan luar negeri Indonesia” , “kebijakan ekonomi Jepang”,

dan atau mungkin juga dipakai untuk menjadi sesuatu yang lebih

khusus, seperti misalnya jika kita mengatakan kebijakan

pemerintah tentang debirokartisasi dan deregulasi.

Richard Rose sebagaimana dikutip Budi Winarno (2007:

17) juga menyarankan bahwa kebijakan hendaknya dipahami

sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan

beserta konsekuensikonsekuensi bagi mereka yang bersangkutan

daripada sebagai keputusan yang berdiri sendiri.

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut di atas

maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah tindakan-

tindakan atau kegiatan yang sengaja dilakukan atau tidak

dilakukan oleh seseorang, suatu kelompok atau pemerintah yang

di dalamnya terdapat unsur keputusan berupa upaya pemilihan

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

21

diantara berbagai alternatif yang ada guna mencapai maksud

dan tujuan tertentu.

Lingkup dari studi kebijakan publik sangat luas karena

mencakup berbagai bidang dan sektor seperti ekonomi, politik,

sosial, budaya, hukum, dan sebagainya. Disamping itu dilihat

dari hirarkirnya kebijakan publik dapat bersifat nasional,

regional maupun lokal seperti undang-undang, peraturan

pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan

pemerintah daerah/provinsi, keputusan gubernur, peraturan

daerah kabupaten/kota, dan keputusan bupati/walikota.

Robert Eyestone sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008 :

6) mendefinisikan kebijakan publik sebagai “hubungan antara

unit pemerintah dengan lingkungannya”. Banyak pihak

beranggapan bahwa definisi tersebut masih terlalu luas untuk

dipahami, karena apa yang dimaksud dengan kebijakan publik

dapat mencakup banyak hal.

Menurut Nugroho, ada dua karakteristik dari kebijakan

publik, yaitu:

1) Kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah untuk

dipahami, karena maknanya adalah hal-hal yang dikerjakan

untuk mencapai tujuan nasional

2) Kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah diukur,

karena ukurannya jelas yakni sejauh mana kemajuan

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

22

pencapaian cita-cita sudah ditempuh. Menurut woll

sebagaimana dikutip tangkilisan (2003:2) menyebutkan bahwa

kebijakan publik ialah sejumlah aktivitas pemerintah untuk

memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung

maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi

kehidupan masyarakat.

Thomas R Dye sebagaimana dikutip Islamy (2009: 19)

mendefinisikan kebijakan publik sebagai “ is whatever government

choose to do or not to do” ( apapaun yang dipilih pemerintah

untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan). Definisi ini

menekankan bahwa kebijakan publik adalah mengenai

perwujudan “tindakan” dan bukan merupakan pernyataan

keinginan pemerintah atau pejabat publik semata. Di samping itu

pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga

merupakan kebijakan publik karena mempunyai pengaruh

(dampak yang sama dengan pilihan pemerintah untuk melakukan

sesuatu.

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah serangkaian tindakan

yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah yang

berorientasi pada tujuan tertentu guna memecahkan masalah-

masalah publik atau demi kepentingan publik. Kebijakan untuk

melakukan sesuatu biasanya tertuang dalam ketentuanketentuan

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

23

atau peraturan perundang-undangan yang dibuat pemerintah

sehingga memiliki sifat yang mengikat dan memaksa.

2. Tahap-Tahap Kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses

yang kompleks karena melibatkan banyak proses maupun

variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu beberapa ahli

politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik

membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam

beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk

memudahkan kita dalam mengkaji kebijakan publik. Namun

demikian, beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini

dengan urutan yang berbeda. Tahap-tahap kebijakan publik

menurut William Dunn sebagaimana dikutip Budi Winarno (2007:

32-34) adalah sebagai berikut :

a) Tahap penyusunan agenda

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan

masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah ini

berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda

kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke

agenda kebijakan para perumus kabijakan. Pada tahap ini

mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali,

sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

24

pembahasan, atau ada pula masalah karena alasanalasan

tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

b) Tahap formulasi kebijakan

Maslaah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian

dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi

didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah

terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai

alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives/policy

options) yang ada. Dalam perumusan kebijakan masing-

masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai

kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam

tahap ini masing-masing actor akan bersaing dan berusaha

untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.

c) Tahap adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh

para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari

alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari

mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau

putusan peradilan.

d) Tahap implementasi kebijakan

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan

elit jika program tersebut tidak diimplementasikan, yakni

dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

25

agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah

diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasikan yang

memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada

tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling

bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat

dukungan para pelaksana (implementors), namun beberapa

yang lain munkin akan ditentang oleh para pelaksana.

e) Tahap evaluasi kebijakan

Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai

atau dievaluasi, unuk melihat sejauh mana kebijakan yang

dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan, yaitu

memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena

itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yamh

menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang

telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang

diinginkan atau belum.

Secara singkat, tahap – tahap kebijakan adalah seperti dibawah ini;

Tahap-Tahap Kebijakan:

1) Penyusunan kebijakan

2) Formulasi kebijakan

3) Adopsi kebijakan

4) Implemantasi kebijakan

5) Evaluasi kebijakan

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

26

Sumber: William Dunn sebagaimana dikutip Budi Winarno

(2007: 32-34)

3. Ciri-Ciri Kebijakan Publik

Menurut Suharno (2010: 22-24), ciri-ciri khusus yang

melekat pada kebijakan publik bersumber pada kenyataan

bahwa kebijakan itu dirumuskan. Ciri-ciri kebijakan publik antara

lain:

a) Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah

pada tujuan daripada sebagai perilaku atau tindakan yang serba

acak dan kebetulan. Kebijakan-kebijakan publik dalam

system politik modern merupakan suatu tindakan yang

direncanakan.

b) Kebijakan pada hakekatnya terdiri atas tindakan-tindakan

yang saling berkait dan berpola yang mengarah pada tujuan

tertentu yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah dan

bukan merupakan keputusan yang berdiri sendiri. Kebijakan

tidak cukup mencakup keputusan untuk membuat undang-

undang dalam bidang tertentu, melainkan diikuti pula dengan

keputusan-keputusan yang bersangkut paut dengan

implementasi dan pemaksaan pemberlakuan.

c) Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya

dilakukan pemerintah dalam bidang tertentu.

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

27

d) Kebijakan publik mungkin berbentuk positif, munkin pula

negatif, kemungkinan meliputi keputusan-keputusan pejabat

pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak melakukan

tindakan apapun dalam masalah-masalah dimana justru

campur tangan pemerintah diperlukan.

2.1.2 Peraturan Daerah

1. Pengertian Pemerintah Daerah

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 2 UU No 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, adalah penyelenggaraan

urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah

dikemukakan di atas, maka yang dimaksud pemerintahan

daerah disini adalah penyelenggaraan daerah otonom oleh

pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dan

unsur penyelenggara pemerintah daerah adalah gubernur, bupati

atau walikota dan perangkat daerah. Pemerintah daerah

mempunyai kewenangan yang besar untuk merencanakan,

merumuskan, melaksanakan, serta mengevaluasi kebijakan dan

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

28

program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat setempat (Agustino, Leo 2008: 1).

Sekarang Pemerintah daerah tidak lagi sekedar sebagai

pelaksana operasional kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan

dan ditentukan oleh pusat, tetapi lebih dari itu diharapkan dapat

menjadi agen penggerak pembangunan di tingkat daerah atau lokal.

2. Kewenangan Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah mempunyai kewenangan-kewenangan

tertentu. Kewenangan pemerintah daerah yaitu meliputi:

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

c. Ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana

e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan pendidikan

g. Penanggulangan masalah social

h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan

i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah

j. Pengendalian lingkungan hidup

k. Pelayanan pertahanan

l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil

m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan

n. Pelayanan administrasi penanaman modal

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

29

o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan

Perundang-undangan (Sunarno, 2008: 35-36), melihat

konteks di atas kewenangan dari pemerintah daerah sangatlah

kompleks, karena mempunyai wewenang yang strategis dalam

berbagai sektor. Kewenangan-kewenangan tersebut diwujudkan

dalam bentuk rencana kerja pemerintah daerah dan dijabarkan

dalam bentuk pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang

dikelola dalam sistem pengelolaan daerah yang dilakukan

secara efektif, efisien, transparan, akuntabel, adil, dan taat pada

peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu perkembangan

suatu daerah dipengaruhi oleh kinerja dari dari pemerintah

daerah. Pemerintah daerah yang memiliki kinerja baik dan

profesional akan mampu meningkatkan potensi daerah yang

dikelolanya.

3. Asas-Asas Pelaksanaan Pemerintahan Daerah

Penyelenggaran pemerintah di Indonesia di dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah didalam pelaksanaannya tidak dapat di lepaskan

dari penggunaan asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan asas

tugas pembantuan. Uraian pengertiannya sebagai berikut;

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

30

a. Asas Desentralisasi

Di dalam undang-undang No.32 Tahun 2004 pasal 1

ayat 7 memberikan pengertian desentralisasi sebagai

penyerahan wewenang pemerintah kepada daerah otonom

dalam kerangka Negara Kesatuan Repubik Indonesia, maka

daerah otonom berwenang mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut perakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat.

Sesuai dengan sistem tata pemerintahan yang ada, yaitu

menurut UUD 1945 pada dasarnya asas desentralisasi adalah

pemberian kebebasan untuk mengakibatkan keaktifan daerah

dengan mengikutsertakan rakyatnya dalam mengurus dan

memajukan daerahnya.

Desentralisasi memberikan peluang bagi pemerintah

daerah untuk mengelola dan mengatur daerahnya secara

mandiri, karena kondisi sebenarnya yang terjadi di daerah

hanya pemerintah daerah yang mengetahuinya lebih

mendalam yang bermanfaat dalam efektifitas suatu kebijakan

yang mengatur masyarakat.

b. Asas Dekonsentrasi

Menurut Undang-undang No.32 Tahun 2004 Pasal 1

angka 8 memberikan pengertian dekonsentrasi sebagai berikut:

“Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

31

kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat

pusat di daerah, perwujudan dari asas ini adalah terbentuknya

daerah-daerah pemerintah atau daerah-daerah jabatan yang

disebut dengan daerah administrasi. Sistem ini tidak

memerlukan adanya badan-badan perwakilan rakyat daerah,

sebab segala kebutuhannya telah diurus oleh pemerintah pusat

atau atasannya”.

Jadi, dalam dekonsentrasi yang dilimpahkan hanya

kebijakan administrasi (implementasi kebijakan), sedangkan

kebijakan politiknya tetap berada pada Pemerintah Pusat.

c. Asas Tugas Pembantuan

Dalam Undang-undang No.32 Tahun 2004 Pasal 1

angka 9 memberikan definisi tugas pembantuan adalah sebagai

penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari

daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang sertai

pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia

denagn kewajiban untuk melaporkan pelaksanaannya dan

mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskannya.

Agar jalur hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah berjalan dengan baik, maka perlu adanya kesatuan asas

dan memiliki kesatuan prinsip dalam penyelenggaraan

pemeintah di daerah yaitu:

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

32

1. Digunakan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan

tugas pembantuan;

2. Penyelenggaraan asas desentralisasi secara utuh dan

bulat di laksanakan di Daerah Kabupaten dan

Daerah Kota; dan

3. Asas tugas pembatuan dapat dilaksanakan di Daerah

Provinsi, Kabupaten dan Kota

Melihat ketiga prinsip di atas terlihat bahwa khusus

untuk darah kabupaten dan daerah kota, prinsip yang selama ini

dijalankan adalah melaksanakan asas desentralisasi yang

didampingi dengan pelaksanaan asas dekonsentrasi dalam

penyelenggaraan pemerintah di daerah tidak berlaku lagi,

karena penyelenggaraan asas desentralisasi didaerah kabupaten

dan kota secara bulat dan utuh.

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya

tumpang tindih kewenangan antara instansi vertical dengan

dinas-dinas daerah yang akibatnya pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan menjadi tidak efisien selain itu akan terjadi

pemborosan.

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

33

2.1.3 Teori Implementasi

2.1.3.1 Merilee S. Grindle

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle

dalam Nugroho (2006:134) dipengaruhi oleh isi kebijakan

(content of policy) dan lingkungan kebijakan (content of

implementation). Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan

di transformasikan, dilakukan implementasi kebijakan.

Isi kebijakan (content of policy) mencakup:

a) Kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan

b) Jenis manfaat yang di hasilkan

c) Derajat perubahan yang diinginkan

d) Kedudukan pembuat kebijakan

e) Siapa pelaksana program

f) Sumber daya yang di kerahkan

Sedangkan lingkup kebijakan (content of

implementator) mencakup:

a) Kekuasaan, kepentingan dan strategi actor yang terlibat

b) Karakteristik lembaga dan penguasa

c) Kepatuhan dan daya tanggap

2.1.3.2 Donald Van Meter & Carl Van Horn

Model pendekatan implementasi kebijakan yang

dirumuskan Van Meter dan Van Horn disebut dengan A Model

of the Policy Implementation (1975). Proses implementasi ini

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

34

merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu

pengejewantahan kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja

dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan yang

tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel.

Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan

berjalan secara linear dari keputusan politik, pelaksana dan

kinerja kebijakan publik. Model ini menjelaskan bahwa kinerja

kebijakan dipengaruhi oleh beberapa variabel yang saling

berkaitan, variable-variabel tersebut yaitu:

1. Standar dan sasaran kebijakan/ukuran dan tujuan kebijakan

2. Sumber daya

3. Karakteristik organisasi pelaksana

4. Sikap para pelaksana

5. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan

pelaksanaan

6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik

Secara rinci variabel-variabel implementasi kebijakan publik

model Van Meter dan Van Horn dijelaskan sebagai berikut:

1. Standar dan sasaran kebijakan / ukuran dan tujuan kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur

tingkat keberhasilannya dari ukuran dan tujuan kebijakan

yang bersifat realistis dengan sosio-kultur yang ada di level

pelaksana kebijakan. Ketika ukuran dan dan sasaran

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

35

kebijakan terlalu ideal (utopis), maka akan sulit

direalisasikan (Agustino, 2006:139). Van Meter dan Van

Horn mengemukakan untuk mengukur kinerja

implementasi kebijakan tentunya menegaskan standar dan

sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana

kebijakan, kinerja kebijakan pada dasarnya merupakan

penilaian atas tingkat ketercapaian standar dan sasaran

tersebut.

Pemahaman tentang maksud umum dari suatu

standar dan tujuan kebijakan adalah penting. Implementasi

kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal (frustated) ketika

para pelaksana (officials), tidak sepenuhnya menyadari

terhadap standar dan tujuan kebijakan. Standar dan tujuan

kebijakan memiliki hubungan erat dengan disposisi para

pelaksana (implementors). Arah disposisi para

pelaksana (implementors) terhadap standar dan tujuan

kebijakan juga merupakan hal yang “crucial”.

Implementors mungkin bisa jadi gagal dalam

melaksanakan kebijakan, dikarenakan mereka menolak atau

tidak mengerti apa yang menjadi tujuan suatu kebijakan.

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

36

2. Sumber daya

Keberhasilan implementasi kebijakan sangat

tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya

yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang

terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu

implementasi kebijakan. Setiap tahap implementasi

menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan

yang telah ditetapkan secara apolitik. Selain sumber daya

manusia, sumber daya finansial dan waktu menjadi

perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi

kebijakan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Derthicks

(dalam Van Mater dan Van Horn, 1974) bahwa: ”New town

study suggest that the limited supply of federal incentives

was a major contributor to the failure of the program”.

Van Mater dan Van Horn (Widodo 1974) dalam

Nuugroho (2003:51) menegaskan bahwa:

”Sumber daya kebijakan (policy resources) tidak kalah pentingnya dengan komunikasi. Sumber daya kebijakan ini harus juga tersedia dalam rangka untuk memperlancar administrasi implementasi suatu kebijakan. Sumber daya ini terdiri atas dana atau insentif lain yang dapat memperlancar pelaksanaan (implementasi) suatu kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya dana atau insentif lain dalam implementasi kebijakan, adalah merupakan sumbangan besar terhadap gagalnya implementasi kebijakan.”

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

37

3. Karakteristik organisasi pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi

organisasi formal dan organisasi informal yang akan

terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal ini

penting karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat

dipengaruhi oleh ciri yang tepat serta cocok dengan para

agen pelaksananya. Hal ini berkaitan dengan konteks

kebijakan yang akan dilaksanakan pada beberapa kebijakan

dituntut pelaksana kebijakan yang ketat dan displin. Pada

konteks lain diperlukan agen pelaksana yang demokratis

dan persuasif. Selaian itu, cakupan atau luas wilayah

menjadi pertimbangan penting dalam menentukan agen

pelaksana kebijakan.

Menurut Edward III, 2 (buah) karakteristik utama

dari struktur birokrasi adalah prosedur-prosedur kerja

standar (SOP = Standard Operating Procedures) dan

fragmentasi.

Semakin banyak aktor-aktor dan badan-badan yang

terlibat dalam suatu kebijakan tertentu dan semakin saling

berkaitan keputusan-keputusan mereka, semakin kecil

kemungkinan keberhasilan implementasi. Edward

menyatakan bahwa secara umum, semakin koordinasi

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

38

dibutuhkan untuk mengimplementasikan suatu kebijakan,

semakin kecil peluang untuk berhasil (Edward III, 1980).

4. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan

pelaksanaan

Agar kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan

efektif, menurut Van Horn dan Van Mater apa yang

menjadi standar tujuan harus dipahami oleh para

individu (implementors).Yang bertanggung jawab atas

pencapaian standar dan tujuan kebijakan, karena itu standar

dan tujuan harus dikomunikasikan kepada para pelaksana.

Komunikasi dalam kerangka penyampaian informasi

kepada para pelaksana kebijakan tentang apa menjadi

standar dan tujuan harus konsisten dan seragam

(consistency and uniformity) dari berbagai sumber

informasi. Jika tidak ada kejelasan dan konsistensi serta

keseragaman terhadap suatu standar dan tujuan kebijakan,

maka yang menjadi standar dan tujuan kebijakan sulit untuk

bisa dicapai. Dengan kejelasan itu, para pelaksana kebijakan

dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya dan tahu apa

yang harus dilakukan. Dalam suatu organisasi publik,

pemerintah daerah misalnya, komunikasi sering merupakan

proses yang sulit dan komplek. Proses pentransferan berita

kebawah di dalam organisasi atau dari suatu organisasi ke

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

39

organisasi lain, dan ke komunikator lain, sering mengalami

ganguan (distortion) baik yang disengaja maupun tidak.

Jika sumber komunikasi berbeda memberikan interprestasi

yang tidak sama (inconsistent) terhadap suatu standar dan

tujuan, atau sumber informasi sama memberikan

interprestasi yang penuh dengan pertentangan (conflicting),

maka pada suatu saat pelaksana kebijakan akan menemukan

suatu kejadian yang lebih sulit untuk melaksanakan suatu

kebijakan secara intensif.

Dengan demikian, prospek implementasi kebijakan

yang efektif, sangat ditentukan oleh komunikasi kepada

para pelaksana kebijakan secara akurat dan

konsisten (accuracy and consistency) (Widodo dalam

Nugroho 2003:51). Disamping itu, koordinasi merupakan

mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan.

Semakin baik koordinasi komunikasi di antara pihak-pihak

yang terlibat dalam implementasi kebijakan, maka

kesalahan akan semakin kecil, demikian sebaliknya.

5. Disposisi atau sikap para pelaksana

Menurut pendapat Van Metter dan Van Horn dalam Agustinus (2006:140): ”sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul permasalahan dan persoalan yang mereka

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

40

rasakan. Tetapi kebijakan publik biasanya bersifat top down yang sangat mungkin para pengambil keputusan tidak mengetahui bahkan tak mampu menyentuh kebutuhan, keinginan atau permasalahan yang harus diselesaikan”.

Sikap mereka itu dipengaruhi oleh pendangannya

terhadap suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh

kebijakan itu terhadap kepentingan-kepentingan

organisasinya dan kepentingan-kepentingan pribadinya.

Van Mater dan Van Horn menjelaskan disposisi bahwa

implementasi kebijakan diawali penyaringan

(befiltered) lebih dahulu melalui persepsi dari pelaksana

(implementors) dalam batas mana kebijakan itu

dilaksanakan

Terdapat tiga macam elemen respon yang dapat

mempengaruhi kemampuan dan kemauannya untuk

melaksanakan suatu kebijakan, antara lain terdiri dari

pertama, pengetahuan (cognition), pemahaman dan

pendalaman (comprehension and understanding) terhadap

kebijakan, kedua, arah respon mereka apakah menerima,

netral atau menolak (acceptance, neutrality, and rejection),

dan ketiga, intensitas terhadap kebijakan.

Pemahaman tentang maksud umum dari suatu

standar dan tujuan kebijakan adalah penting. Karena,

bagaimanapun juga implementasi kebijakan yang berhasil,

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

41

bisa jadi gagal (frustated) ketika para pelaksana (officials),

tidak sepenuhnya menyadari terhadap standar dan tujuan

kebijakan. Arah disposisi para pelaksana

(implementors) terhadap standar dan tujuan kebijakan. Arah

disposisi para pelaksana (implementors) terhadap standar

dan tujuan kebijakan juga merupakan hal yang “crucial”.

Implementors mungkin bisa jadi gagal dalam melaksanakan

kebijakan, dikarenakan mereka menolak apa yang menjadi

tujuan suatu kebijakan (Widodo 1974, dalam Nugroho

2003: 55).

Sebaliknya, penerimaan yang menyebar dan

mendalam terhadap standar dan tujuan kebijakan diantara

mereka yang bertanggung jawab untuk melaksanakan

kebijakan tersebut, adalah merupakan suatu potensi yang

besar terhadap keberhasilan implementasi kebijakan.

Pada akhirnya, intesitas disposisi para pelaksana

(implementors) dapat mempengaruhi pelaksana

(performance) kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya

intensitas disposisi ini, akan bisa menyebabkan gagalnya

implementasi kebijakan

6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai

kinerja implementasi kebijakan adalah sejauh mana

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

42

lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan

kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik

yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari

kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu,

upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi

lingkungan eksternal yang kondusif.

Secara skematis, model implementasi kebijakan

publik Van Meter danVan Horn dapat dijelaskan dalam

gambar berikut ini:

Gambar 2.1

MODEL A POLICY IMPLEMENTATION PROCESS

Sumber: (Agostino, 2006)

2.1.3.3 Mazmanian dan Sabatier

Model yang dikembangkan oleh Daniel Mazmanian

dan Paul A. Sabatier ini yang mengemukakan bahwa

implementasi adalah upaya melaksanakan keputusan

kebijakan. Selanjutnya model ini dalam Subarsono (2005:94)

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

43

menjelaskan bahwa ada tiga kelompok variable yang

mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni;

1. Karakteristik dari masalah (tractability of the problem), indikatornya: a. Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang

bersngkutan b. Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran c. Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi d. Cakupan perubahan prilaku yang di harapkan

2. Karakteristik kebijakan/undang-undang (ability of statue to structure implementation), indikatornya: a. Kejelasan isi kebijakan b. Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki

dukungan teoritis c. Besarnya alokasi sumber daya financial terhadap

kebijakan tersebut d. Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan

antar berbagai institusi pelaksana e. Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada

badan pelaksana f. Tingkat komiten aparat terhadap tujuan kebijakan g. Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk

berpartisipasi dalam implementasi kebijakan 3. Variable lingkungan (non statutory variables affecting

implementation), indikatornya; a. Kondisi social ekonomi masyarakat dan tingkat

kemajuan teknologi b. Dukungan public terhadap sebuah kebijakan c. Sikap dari kelompok pemilih (constituency groups) d. Tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan

implementor

2.1.3.4 Brian W. Hogwood & Lewis A. Gunn : Implementasi yang

Sempurna (1978)

Hogwood dan Gunn adalah penulis dari Inggris yang

sangat kuat mempertahankan pendapatnya tentang pentingya

pendekatan Top-down dalam proses implementasi, meski

banyak kritik atas pendekatan tersebut. Bagi mereka

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

44

pendekatan bottom-up yang cenderung mendekati

permasalahan implementasi kasus per kasus dianggap tidak

menarik apalagi mengingat para pembuat kebijakan adalah

orang-orang yang telah dipilih secara demokratis, sehingga

sudut pandang mereka tentang implementasi bukanlah suatu

hal yang mencederai demokrasi. Ide dasar mereka bermuasal

dari publikasi Gunn pada tahun 1978 yang mengkaji tentang

penyebab implementasi seringkali mengalami kegagalan, dan

kemudian dikembangkan dalam tulisan yang berjudul Policy

Analysis for The Real World (1984).

Dalam buku tersebut mereka memberikan proposisi-

proposisi untuk mencapai implementasi yang sempurna bagi

para pembuat kebijakan, sebagai berikut :

1. Situasi di luar badan/organisasi pelaksana tidak menimbulkan kendala-kendala besar bagi proses implementasi (that circumstances external to the implementing agency do not impose crippling constraints)

2. Tersedia cukup waktu dan cukup sumberdaya untuk melaksanakan program (that adequate time and sufficient resources are made available to the programme)

3. Tidak ada kendala dalam penyediaan keseluruhan sumberdaya yang dibutuhkan, termasuk sumberdaya yang dibutuhkan dalam setiap tahapan implementasi. (that not only are there no constraints in terms of overall resources but also that, each stages in the implementation process, the required combination of resources is actually available).

4. Kebijakan yang akan diimplementasikan didasarkan pada teori sebab-akibat yang valid.(That the policy to be implemented is based upon a valid theory of cause anda effect)

5. Hubungan sebab-akibat tersebut hendaknya bersifat langsung dan sesedikit mungkin ada hubungan antara

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

45

(intervening variable) (the relationship between cause and effect is direct and that there ara a few, if any, intervening links).

6. Diimplementasikan oleh lembaga tunggal yang tidak bergantung pada lembaga-lembaga lainnya, namun jikapun melibatkan lembaga lainnya, hendaknya hubungan kebergantungan antar lembaga tersebut sangat minim (that there is a single implementing agency that need not depend upon other agencies for success, or if other agencies must be involved, that the dependency relationships are minimal in number and importance).

7. Adanya pemahaman yang menyeluruh dan kesepakatan atas tujuan yang hendak dicapai dan kondisi ini harus ada dalam seluruh proses implementasi (that there is complete understanding of, and agreement upon, the objectives to be achieved, and that these conditions persists throughout the implementation process).

8. Dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati, adalah mungkin untuk menspesifikasikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak yang terlibat, dalam urutan langkah-langkah pelaksanaan secara lengkap, detail dan sempurna (in the moving toward agreed objectives it is possible to specify, in complete detail and perfect sequence, the tasks to be performed by each participant .

9. Adanya komunikasi dan koordinasi yang sempurna antara berbagai elemen yang terlibat dalam program (that there is perfect communication among, and co-ordination of, the various elements involved in the programme),

10. Bahwa yang berwenang dapat menuntut dan menerima kepatuhan yang sempurna (That those in authority can demand and obtain perfect obedience).

Menurut Hogwood & Gunn untuk mencapai

implementasi yang sempurna adalah mungkin manakala dapat

mengontrol seluruh system administrasi sehingga kondisi-

kondisi sebagaimana yang mereka sebutkan di atas dapat

terpenuhi, meski juga menyadari bahwa kondisi demikian

nyaris mustahil terjadi di dunia nyata.

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

46

2.1.3.5 George Charles Edwards III

Selanjutnya George C. Edwards III (dalam Subarsono

2005:90) mengemukakan beberapa 4 (empat) variable yang

mempengaruhi implementasi kebijakan yakni komunikasi,

sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi. Keempat variable

tersebut saling berhubungan satu sama lain.

1. Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan mansyaratkan agar

implementor mengetahui apa yang harus di lakukan. Apa

yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus

ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target group)

sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila

tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan

tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka

kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.

2. Sumberdaya

Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas

dan konsisten. Tetapi apabila implementor kekurangan

sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan

berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud

sumberdaya manusia, yakni kompetensi implementor, dan

sumberdaya financial. Sumberdaya adalah faktor yang

penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. Tanpa

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

47

sumberdaya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi

dokumen saja.

3. Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis.

Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka

dia dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa

yang diinginkan oleh pembuat kebijakan, maka proses

implementasi kebijakan jug menjadi tidak efktif.

4. Struktur Birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan

kebijakn memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

implementasi kebijakan. Salah satu dari setiap organisasi

adalah adanya prosedur operasi yang standar (standard

operating procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman

bagi setiap implemtor dalam bertindak. Struktur organisasi

yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan

pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur

birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini pada gilirannya

menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.

2.2 Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

diantaranya sebagai berikut:

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

48

Tabel : 2.1

Penelitian Terdahulu

No ITEM Peneitian 1 Penelitian 2

Nama Refi Silviana Dewi Desta Amana Shalikhah

1. Judul Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010, Tentang Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 d. (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Royal Kota Serang)

Rencana Strategi DinasTata Ruang Kota Dalam Merevitalisasi Alun-alun Utara Surakarta

2. Tahun 2012 2011

3. Tujuan Penelitian

Menganalisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan pada pasal 29d (Studi kasus mengenai pedagang kaki lima di kawasan pasar royal kota Serang)

Mengetahui strategi yang paling tepat untuk digunakan Dinas Tata Ruang Kota dalam merevitalisasi alun-alun Utara Surakarta

4. Teori Merilee S. Grindle Analisis SWOT

5. Metode Penelitiam

Metode penelitian Kualitatif Deskriptif

Metode penelitian Kualitatif Deskriptif

6. Hipotesis (Kuantitatif)

1. 7 Hasil Peneltian / kesimpulan

Kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi kebijakan publik merupakan keputusan politik yang di kembangkan oleh badan-badan pejabat pemerintah. Letak pengambilan keputusan mengenai sanksi hukuman yang melakukan pelanggaran

Pembentukan tim teknis dalam mewujudkan kerja sama yang dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang Kota dengan berbagai dinas lain seperti dinas Pekerjaan Umum, Bapedda, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Perhubungan dan dinas

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

49

perda K3 pada Pasal 29d hanya dilakukan oleh Satpol pp kota Serang. Sumber daya, sarana dan prasarana yang dignakan juga masih minim.

lain menjadi salah satu program dan juga kegiatan yang diaksanakan oleh Dinas Tata Ruang Kota untuk mengoptimalkan pelaksanaan revitalisasi alun-alun Utara.

Persamaan Peneliti terdahulu dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang sama-sama menganalisis mengenai peraturan daerah kota Serang No.10 Tahun 2010

Peneliti terdahulu dan penelitian yang dilakukann oleh peneliti sekarang sama-sama menganalisis mengenai alun-alun serta keindahan dan kebersihan yang termasuk di dalam renstra Dinas Tata Ruang Kota

Perbedaan Penelitian terdahulu memfokuskan penelitian di kawasan pasar royal mengenai Pedagang Kaki Lima (PKL) sedangkan penelitian peneliti saat ini memfokuskan penelitian di kawasan alun-alun kota Serang mengenai fasilitas ruang publik yang ada disana.

Peneliti terdahulu memfokuskan penelitian mengenai revitalisasi alun-alun sedangkan penelitian peneliti saat ini memfokuskan penelitian kepada kebersihan dan keindahan alun-alun kota Serang

Kritik Pemerintah belum mampu menyediakan ruang atau tempat yang tepat bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL) lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan perda tersebut membuat para pedagang tidak patuh

Program-program yang belum dijalankan maupun yang masih dalam proses di Dinas Tata Ruang Kota Surakarta diharapkan akan mampu mengubah iklim penataan alun-alun Utara yang lebih inovatif dan modern

Sumber Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta)

Universitas Sebelas Maret (UNS)

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

50

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur berfikir peneliti dalam peneitian

untuk mengetahui bagaimana alur berfikir peneliti dalam menjelaskan

permasalahan penelitian maka dibuatlah kerangka berfikir sebagai berikut:

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah Analisis

Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010, Tentang

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (Mengenai Kebersihan dan Keindahan

di Alun-alun Timur Kota Serang). Terdapat adanya ketidak sesuaian dengan

isi perda tentang ketertiban, kebersihan dan keindahan dalam kebersihan dan

keindahan di alun-alun Timur kota Serang.

Suria Sumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2009:92) mengemukakan

bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar

menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka

pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi

objek permasalahan. Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan

dalam penelitian ini, diperlukan sebuah kerangka konsep atau model

penelitian. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan ketidak mampuan

pemerintah dalam memfasilitasi sarana ruang public dan masyarakat yang

kurang menjaga fasilitas yang sudah ada. Dari latar belakang tersebut dapat

dirumuskan permasalahannya yaitu: (1) kurang perhatiannya pemerintah

terhadap benda-benda bersejarah disekitar alun-alun kota Serang, (2) tidak

terawatnya beberapa fasilitas yang ada sehingga dapat menjadi salah satu

sarang penyakit di tengah kota, (3) kurang tersedianya tempat sampah di

sekitar alun-alun kota Serang membuat keidaknyamanan masyarakat, (4)

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

51

kurangnya sosialisasi maupun ajakan dari pemerintah kepada masyarakat

mengenai kebersihan dan keindahan.

Keempat permasalahan tersebut dievalusi dengan menggunakan

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada pasal 29, kemudian implementasi yang

sudah terlaksana dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif, dengan

menggunakan teori Implementasi dari Van Meter dan Van Horn yakni model

yang diperkenalkan oleh duet Donald Van Meter dengan Carl Van Horn

(1975) model ini mengendalikan bahwa implementasi kebijakan berjalan

secara linear dari kebijakan public, implementor, dan kinerja kebijakan

public. Beberapa variable yang dimasukan sebagai variable yang

mempengaruhi kebijkan public yaitu Standard dan sasaran kebijakan / ukuran

dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik organisasi pelaksana, sikap

para pelaksana, komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan

pelaksanaan, dan lingkungan social, ekonomi dan politik. Agar tercapainya

penyediaan dan pemeliharaan fasilitas yang memadai dan layak bagi alun-

alun Kota Serang sebagai sarana ruang publik bagi masyarakat.

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka dapat digambarkan

kerangka konsep atau model penelitian mengenai Implementasi Peraturan

Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban. Kebersihan dan

Keindahan (K-3) di kawasan alun-alun Timur Kota Serang, seperti pada

gambar 2.2 berikut :

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

52

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Masalah :

1. Kurang perhatiannya pemerintah kepada bangunan monument di sekitar alun-alun Timur Kota Serang

2. Beberapa fasilitas yang kurang terawat di area alun-alun Timur Kota Serang

3. Penyediaan Tempat Pembuangan Sampah yg tidak sesuai di alun-alun Timur Kota Serang

4. Kesadaran masyarakat dan pemerintah yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitar

5. Menjadi tempat perkumpulan yang kurang baik pada saat malam hari

Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada pasal 29 (Studi Kasus Mengenai

Keindahan dan Kebersihan di Kawasan Alun-alun Timur Kota Serang)

Implementasi Kebijakan Model

Van Meter dan Van Horn

Variabel Kebijakan :

1. Standard dan sasaran kebijakan / ukuran dan tujuan kebijakan

2. Sumber daya

3. Karakteristik organisasi pelaksana

4. Sikap para pelaksana

5. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan

6. Lingkungan social, ekonomi dan politik.

Gambaran Keindahan dan juga Kebersihan di alun-alun Timur Kota Serang

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

53

2.4 Asumsi Dasar

Berdasarakan kerangka berfikir yang telah dipaparkan, peneliti telah

melakukan observasi awal terhadap objek peneitian. Maka peneliti berasumsi

bahwa penelitian mengenai Analisis Implementasi Peraturan Kota Serang

Nomor 10 Tahun 2010 tentang ketertiban, Kebersihan dan Keindahan pada

pasal 29 (Mengenai Keindahan dan Kebersihan di Alun-alun Timur Kota

Serang) adalah dalam implementasinya ternyata dapat di katakan masih

belum berhasil menciptakan keindahan dan juga kenyamanan dalam

menciptakan Alun-alun Kota Serang sebagai ruang pubik.

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

54

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif yaitu

penelitian tentang data yang ditentukan dan dinyatakan dalam bentuk kata-

kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat

wawancara antara peneliti dan informan.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dalam

kondisi yang alamiah atau natural setting, peneliti mengumpulkan data

berdasarkan observasi yang wajar. Dalam melakukan penelitiannya,

peneliti merupakan alat utama dalam pengumpulan data karena penelitilah

yang langsung terjun kelapangan mencari data dengan wawancara secara

mendalam. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti.

Orang yang diteliti dipandang sebagai partisipan, konsultan atau kolega

peneliti dalam menangani kegiatan penelitiannya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu

berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai

Implementasi Peraturan DaerahKota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) di Alun-alun Kota Serang.

Informasi yang didapat melalui wawancara mendalam terhadap informan

(Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Serang, Dinas Pekerjaan Umum,

Satpol PP Kota Serang, Dinas Tata Kota Kota Serang, Bappeda Kota

Serang). Teknik kualitatif dipakai sebagai pendekatan dalam penelitian ini,

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

55

karena teknik ini untuk menganalisis Implementasi Peraturan Daerah Kota

Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3) Studi Kasus Tentang Kebersihan dan Keindahan di

Alun-alun Kota Serang. Proses observasi dan wawancara mendalam

bersifat sangat utama dalam pengumpulan data. Dari observasi diharapkan

mampu menggali permasalahan yang ada pada Implementasi Peraturan

Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertibah, Kebersihan

dan Keindahan (K-3) di Alun-alun Kota Serang, guna menganalisis kerja

stacholder yang terkait dalam implentasi tersebut.

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Implementasi Peraturan Daerah

Kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di Alun-alun Kota Serang. Fokus

penelitian di tekankan kepada Kebersihan dan Keindahan di alun-alun kota

Serang.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan alun-alun Kota Serang yaitu alun-

alun Barat dan juga alun-alun Timur Kota Serang, Provinsi Banten. Lokasi

ini dipilih karena kawasan alun-alun Kota Serang tersebut merupakan

ruang public yang banyak di datangi oleh masyarakat baik dari kota

Serang maupun luar Kota Serang sebagai salah satu icon dan sarana

kegiatan public yang ada di Kota Serang.

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

56

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan

(Sugiyono, 2012:63).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini adalah

sebagai berikut;

3.4.1 Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari sumbernya dan masih bersifat mentah karena belum diolah.

Data ini diperoleh melalui:

1. Observasi

Sedangkan observasi menurut Moleng (2007) adalah kegiatan

yang dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari

segi motif, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasan dan sebagainya.

Menurutnya, observasi diklasifikasikan menjadi dua cara yaitu

cara berperan serta dan cara yang tidak berperan serta.Observasi

berperan serta, pengamat melakukan dua fungsi sekaligus yaitu

sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari

kelompok yang diamatinya. Namun observasi tanpa berperan

serta, pengamat hanya melakukan satu fungsi yaitu mengadakan

pengamatan.

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

57

Dalam penelitian ini, teknik observasi yang dipakai ialah

observasi tanpa berperan serta. Peneliti hanya sebagai pengamat

saja tanpa menjadi anggota resmi organisasi yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara Merupakan proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka

antara pewancara dan informan. Adapun teknik pengumpulan data

dengan cara wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam. Wawancara mendalam (indepth interview) adalah data

yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang

tentang pengalaman, pendapat perasaan dan pengetahuan informan

penelitian. Informan penelitian adalah orang yang memberikan

informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Dalam penelitian ini wawancara dipergunakan untuk

mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait penelitian,

dalam rangka memperoleh informasi tentang hal-hal yang belum

tercantum dalam observasi. Dalam melakukan wawancara peneliti

menggunakan metode wawancara semiterstruktur, dimana dalam

pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan dari wawancara ini adalah

untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, dimana pihak yang

diajak wawancara diminta pendapat dan memberi informasi

mengenai Implementasi Perda kota Serang No.10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) Studi

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

58

Kasus Tentang Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Kota

Serang. Sebagaimana yang disarankan oleh (Esterberg: 2002)

dalam Sugiyono (2008:73) peneliti akan mendengarkan secara

teliti dan mencatat apa yang akan dikemukakan oleh informan

(Esterberg: 2002) dalam Sugiyono (2008:73)

Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih

dahulu berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu sampel informan

kriteria informan dan pedoman wawancara yang disusun dengan

rapih dan terlebih dahulu dipahami peneliti, sebelum melakukan

wawancara peneliti terlebih dahulu melakukan hal-hal sebagai

berikut:

a. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian.

b. Menjelaskan alasan informan terpilih untuk diwawancarai.

c. Menentukan strategi dan taktik berwawancara.

d. Mempersiapkan pencatat data wawancara.

Peneliti menyusun pedoman wawancara mengenai hal-hal yang

nantinya menjadi acuan dalam wawancara kepada informan untuk

mendapatkan informasi yang akurat. Secara garis besar pedoman

wawancara yang digunakan untuk memperoleh informasi, yaitu

sebagai berikut:

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

59

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara

No Tahap Indikator Informan

1 Standard dan sasaran

kebijakan

a. Standar atau tolak ukur

tingkat keberhasilan

kebijakan (K-3)

b. Para agen pelaksana

mengetahui tujuan kebijakan

yang dilaksanakan

c. Isis kebijakan dipahami oleh

para agen pelaksana (K-3)

I1, I2, I3, I4, I5

2 Sumber daya a. Dana yang memadai

b. Tersedianya perallatan dan

perlengkapan dalam

menjalankan kebjakan (K-3)

c. Sumber daya manusia yang

memadai

I1, I2, I3, I4, I5

3 Karakteristik

organisasi pelaksana

a. Prilaku aparatur

b. Struktur organisasi yang

sederhana

I1, I2, I3, I4, I5

4 Sikap para pelaksana a. Kemampuan pegawai

b. Pemahaman pelaksana

kebijakan

c. Harapan yang dimiliki agen

pelaksana

I1, I2, I3, I4, I5

5 Komunikasi antar

organisasi

a. Terjalinnya komunikasi

internal

b. Terjalinnya komunikasi

eksternal

I1, I2, I3, I4, I5

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

60

6 Lingkungan Sosial,

ekonomi, dan politik

a. Keadaan ekonomi

b. Keadaan social

c. Keadaan politik

I1, I2, I3, I4, I5

(Sumber: Peneliti, 2015)

3.4.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang

diperoleh melalui kegiatan studi kepustakaan dan dokumentasi

mengenai data yang diteliti.

1. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data ini diperoleh dari berbagai referensi

yang relevan dengan penelitian yang dijalankan dan teknik

ini berdasarkan text books maupun jurnal ilmiah.

2. Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincolin (1981) dalam Moleong

(2007:161) dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film

dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya

permintaan dari seorang penyelidik. Analisis dokumen

dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

arsip dan dokumen. Dokumen merupakan cataatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen

yang berbentuk tulisan misalnya catatan-catatan, peraturan,

kebijakan, laporan-laporan. Dokumen yang berbentuk

gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

61

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif

(Sugiyono, 2012:82).

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil

secara langsung dari informan penelitian yaitu melalui observasi

dan wawancara. Sedangkan data sekunder merupakan data yang

diambil secara tidak langsung dari informan yaitu melalui data-data

dan dokumen yang relevan mengenai masalah yang diteliti.

3.5 Instrumen Penelitian

Irawan (2006:15) menjelaskan bahwa satu-satunya

instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu

sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk

mengumpulkan data, seperti tape recorder, video kaset, atau kamera.

Tetapi alat-alat ini benar-benar tergantung pada peneliti untuk

menggunakannya. Selain itu, konsep human instrument atau manusia

sebagai instrumen sendiri menurut Satori & Komariah (2010:61),

dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lapangan

dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkapkan

data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri.

Peneliti sebagai key instrumentjuga harus “divalidasi” seberapa

jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya turun ke

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

62

lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi

validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan

wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk

memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.

Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri

seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori

dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal

memasuki lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument,

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, analisis data, menafsirkan

data, dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2010: 22).

Penelitian mengenai “Implementasi Perda kota Serang No.10

Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3)

pada Pasal 29 Studi Kasus Tentang Kebersihan dan Keindahan di

Alun-alun Timur Kota Serang”, instrumen yang digunakan adalah

peneliti sendiri. Dalam penelitian ini peneliti menempatkan diri

sebagai observer. Adapun jenis data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Peneliti

sebagai key instrument dalam penelitian karena peneliti dapat

merasakan langsung, mengalami, melihat sendiri obyek atau subyek

yang sedang diteliti. Selain itu, peneliti juga mampu menentukan

kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh, dan kapan

penelitian dapat dihentikan. Peneliti juga dapat langsung melakukan

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

63

pengumpulan data, melakukan refleksi secara terus-menerus dan

secara gradual membangun pemahaman yang tuntas mengenai sesuatu,

dalam hal ini Implementasi Perda kota Serang No.10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29

Studi Kasus Tentang Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur

Kota Serang.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data

primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu data-

data yang didapat berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati dari hasil wawancara dan observasi lapangan. Sedangkan data-

data sekunder yang didapatkan berupa dokumen tertulis berupa catatan

atau dokumentasi tentang Dinas Tata Kota – Kota Serang, seperti

profil instansi, kepegawaian, struktur organisasi, dan data lainnya yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun alat-alat

tambahan yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah

pedoman wawancara, alat perekam, buku catatan dan kamera.

Teknik pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan

masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan

memengaruhi penentuan teknik pengumpulan data. Banyak masalah

yang telah dirumuskan tidak dapat dipecahkan dengan baik, karena

teknik untuk memperoleh data yang diperlukan tidak dapat

menghasilkan data yang diinginkan (Satori & Komariah, 2010:103).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

64

mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian mengenai

“Implementasi Perda kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 Studi

Kasus Tentang Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur Kota

Serang”, dengan menggunakan beberapa macam teknik, diantaranya:

1. Observasi

Observasi menurut Semiawan (2010:112) adalah bagian dalam

pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung

dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak akan diperoleh di

belakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan, tetangga, organisasi,

dan komunitas. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang

sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, dan keseluruhan interaksi antar

manusia. Data observasi juga dapat berupa interaksi dalam suatu

organisasi atau pengalaman para anggota dalam berorganisasi.

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian mengenai

“Implementasi Perda kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 Studi

Kasus Tentang Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur Kota

Serang”, yaitu menggunakan metode observasi non-participant. Dalam

hal ini peneliti datang ke lokasi penelitian, namun tidak ikut terlibat

dalam kegiatan yang dilakukan dari subyek penelitian. Artinya peneliti

hanya melakukan pengamatan terkait bagaimana Implementasi

Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

65

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) di Alun-alun Timur Kota

Serang”, Tujuan penggunaan metode observasi dalam penelitian ini

yakni peneliti dapat mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian,

mendokumentasikan, dan merefleksikannya secara sistematis terhadap

kegiatan dan interaksi dari subyek penelitian. Dengan demikian, maka

data-data yang dikumpulkan berdasarkan hasil teknik pengumpulan

data lainnya, dapat ditriangulasikan dengan menggunakan metode ini.

Hal ini ditujukan untuk mendapatkan data yang valid. Validitas data

sangat diperlukan dalam penelitian ini karena keabsahan data yang

didapat apakah sesuai dengan fakta yang ada di lapangan atau tidak.

2. Wawancara

Wawancara menurut Moleong (2010:186) adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukam pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln

& Guba (dalam Moleong 2010:186), antara lain: mengkonstruksi

mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-

kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan

kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa

yang akan mendatang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

66

manusia (triangulasi); dan memverfikasi, mengubah, dan memperluas

konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan

anggota.

Metode wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian

mengenai “Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun

2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) di Alun-

alun Timur Kota Serang”, yaitu wawancara mendalam yang mana

peneliti melakukannya dengan sengaja untuk melakukan wawancara

dengan informan dan peneliti tidak sedang observasi partisipasi, ia bisa

tidak terlibat intensif dalam kehidupan sosial informan, tetapi dalam

kurun waktu tertentu. Peneliti bisa datang berkali-kali untuk

melakukan wawancara. Sifat wawancaranya tetap mendalam tetapi

dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman wawancara.

Tujuannya yaitu untuk memperoleh data secara jelas, konkret, dan

lebih mendalam. Pada prinsipnya metode ini merupakan usaha untuk

menggali keterangan yang lebih dalam dari sebuah kajian dari sumber

yang relevan berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran dan

sebagainya yang berkaitan dengan Implementasi Peraturan Daerah

Kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3) di Alun-alun Timur Kota Serang”

3. Studi Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan

Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

67

masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah,

dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data

yang sudah ada terkait Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, seperti

profil instansi, kepegawaian, struktur organisasi, dan data lainnya yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Metode ini juga

digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam

catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal

dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan

pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara mendalam. Penggunaan metode dokumentasi dalam

penelitian mengenai “Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan

(K-3) di Alun-alun Timur Kota Serang””, digunakan sebagai data

pendukung terkait masalah penelitian. Dengan adanya data pendukung

tersebut ditujukan sebagai penguat argumentasi dari data-data primer

yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara yang telah

dilakukan peneliti sebelumnya.

3.6 Informan Penelitian

Menurut Denzin & Lincoln (dalam Fuad & Nugroho 2014: 57-58),

seorang peneliti harus bisa menemukan “orang dalam” (an insider), salah

satu anggota partisipan yang ingin menjadi informan dan berperan sebagai

pengarah dan penerjemah muatan-muatan budaya, dan pada saat yang lain,

Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

68

jargon dan bahasa kelompok setempat. Meskipun wawancara dapat

dilakukan tanpa bantuan seorang informan, namun sebaiknya tetap

menggunakan informan yang baik, sebab dengan begitu maka peneliti dapat

menghemat waktu lebih banyak dan dapat menghindarkan kesalahan-

kesalahan selama proses berlangsung. Penelitian mengenai “Implementasi

Perda kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3) pada Pasal 29 Studi Kasus Tentang Kebersihan dan

Keindahan di Alun-alun Timur Kota Serang”dalam pemilihan informannya

menggunakan teknik Purposive Sampling (sampel bertujuan) dan Snowball

Sampling (sampel yang mula-mula kecil kemudian membesar). Menurut

Bungin (2011:107), purposive sampling adalah strategi menentukan

kelompok peserta yang menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang

relevan dengan masalah penelitian tertentu. Key informant digunakan sebagai

informan didasarkan pada penguasaan informasi dan secara logika bahwa

tokoh-tokoh kunci dalam proses sosial selalu langsung menguasai informasi

yang terjadi di dalam proses sosial itu. Sedangkan snowball sampling

digunakan untuk mencari dan merekrut “informan tersembunyi”, yaitu

kelompok yang tidak mudah diakses para peneliti melalui strategi

pengambilan informan lainnya yang memungkinkan peneliti menemukan

informan baru, dari satu informan ke informan lainnya, dan membentuk

seperti bola salju yang semakin membesar.

Pemilihan informan penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling

yaitu peneliti memilih Dinas Tata Kota –Kota Serang pada bagian

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

69

pemanfaatan ruang serta Sub Bagian Kebersihan dan juga Pertamanan, yang

mana informan tersebut dipilih karena sangat relevan terkait masalah

penelitian. Selanjutnya, teknik Snowball Sampling dilakukan menentukan

secara garis besar kategori informan dalam penelitian ini. Kemudian, peneliti

mencari informan baru, dari satu informan ke informan selanjutnya untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan sesuai

dengan tujuan dari penelitian itu sendiri dan akan berhenti mencari informan

apabila data yang didapat sudah mencapai titik jenuh, artinya data

berdasarkan hasil jawaban informan sudah tidak bervariasi lagi atau

cenderung sama. Berikut adalah deskripsi informan dalam penelitian

“Implementasi Perda kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 Studi Kasus Tentang

Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur Kota Serang”, yang

diantaranya:

Tabel 3.2

Deskripsi Informan Penelitian

No Informan Kode

Informan (I)

Jumlah

1 DINAS TERKAIT

Dinas Pertamanan dan

Pemakaman Kota Serang (DKPP)

Kota Serang

I1 2 Orang

Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Serang (DISPORA) Kota Serang

I2 2 Orang

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

70

Dinas Tata Kota (DTK) Kota

Serang

I3 1 Orang

Dinas Kebersihan Kota Serang I4 1 Orang

Satuan Polisi Pamomg Praja (Satpol-PP) Kota Serang

I5 1 Orang

Tim Pembersih DTK Kota Serang I7 1 Orang

2 MASYARAKAT Pengunjung/Masyarakat

(Olahraga)

I6 6 Orang

(Sumber: Peneliti, 2015)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (dalam

Moleong 2010:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain. Dalam menganalisis data penelitian yang diperoleh dari hasil

penelitian di lapangan, maka peneliti menggunakan analisis data model

Miles & Huberman. Model interaktif Miles & Huberman dapat

dipahami dengan gambar dibawah ini:

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

71

Gambar 3.1 Analisis Data Miles & Huberman

Berikut adalah penjelasan mengenai gambar analisis data menurut

Miles & Huberman (dalam Fuad & Nugroho 2014:16-18), yang

diantaranya:

a. Reduksi Data (Data Reduction), dimaknai sebagai proses memilah

dan memilih, menyederhanakan data yang terkait dengan

kepentingan penelitian saja, abstraksi dan transformasi data-data

kasar dari catatan lapangan. Reduksi data perlu dilakukan karena

ketika peneliti semakin lama di kancah penelitian akan semakin

banyak data atau catatan lapangan yang peneliti kumpulkan. Tahap

dari reduksi adalah memilah dan memilih data yang pokok, fokus

pada hal-hal yang penting, mengelompokkan data sesuai dengan

tema, membuat ringkasan, member kode, membagi data dalam

partisi-partisi dan akhirnya dianalisis sehingga terlihat pola-pola

tertentu.

Data

Collection

Data

Reduction Conclusion:

Drawing/

Verifying

Data

Display

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

72

b. Penyajian Data (Data Display) berupa uraian singkat, bagan,

hubungan kausal dengan kategori, flowchart dan sejenisnya.

Penyajian data dapat membantu peneliti dalam memahami apa

yang terjadi, merencanakan analisis selanjutnya berdasarkan apa

yang sudah dipahami sebelumnya.

c. Menarik kesimpulan/ verifikasi (Conclusion: Drawing/ Verifying),

merupakan langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles dan

Huberman. Berdasarkan pola-pola yang sudah tergambarkan dalam

penyajian data, terdapat hubungan kausal atau interaktif antara data

dan didukung dengan teori-teori yang sesuai, peneliti kemudian

mendapatkan gambaran utuh tentang fenomena yang diteliti dan

kemudian dapat menyimpulkan fenomena tersebut sebagai temuan

baru.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian mengenai

“Implementasi Perda kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 Studi

Kasus Tentang Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur

Kota Serang”, menggunakan teknik analisis data Miles &

Huberman. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan

dengan empat langkah analisis data, yaitu pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hal ini

digunakan sebagai alat untuk mempermudah peneliti untuk

menganalisis data yang didapat dari hasil penelitian lapangan dan

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

73

mendapatkan kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan

peneliti.

3.7.2 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi

pendekatan dengan kemungkinan melakukan terobosan metodologis

terhadap masalah-masalah tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan

seperti seperti yang dikatakan Denzin dengan “Triangulasi”. Istilah

penggabungan metode ini dikenal lebih akrab di kalangan pemula

dengan istilah „meta-metode‟ atau „mix-method‟, yaitu metode

campuran, dimana metode kuantitatif dan kualitatif digunakan

bersama-sama dalam sebuah penelitian (dalam Bungin 2010:257).

Metode ini digunakan sebagai alat untuk menguji apakah data hasil

penelitian yang telah dikumpulkan terdapat perbedaan atau tidak,

sehingga dapat diketahui data tersebut dianggap absah atau

tidak.Penelitian mengenai “Implementasi Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan

Kendahan (K3) pada Pasal 29 di Alun-alun Timur Kota Serang”,

menggunakan dua teknik triangulasi pendekatan untuk menguji

keabsahan data dari hasil penelitian lapangan. Berikut adalah teknik

triangulasi pendekatan yang digunakan peneliti, yang di antaranya:

a. Triangulasi sumber, dapat dilakukan dengan mengecek data yang sudah diperoleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber tersebut kemudian dipilah dan dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel matriks. Data dari sumber yang

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

74

berbeda dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, berbeda dan mana yang lebih spesifik.

b. Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan melakukan cek data dari berbagai macam teknik pengumpulan data. Misalnya dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan, adakah konsistensi. Jika berbeda, maka dapat dijadikan catatan dan dilakukan pengecekkan selanjutnya mengapa data bisa berbeda (Fuad & Nugroho, 2014:19-20).

Berdasarkan pemaparan di atas, dalam menguji keabsahan data,

peneliti menggunakan dua teknik triangulasi pendekatan. Dengan

menggunakan teknik triangulasi sumber, peneliti memperoleh dari

sudut pandang pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. Sedangkan,

teknik triangulasi teknik, peneliti melakukan cek data dari berbagai

sumber, yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hal ini

dijadikan dasar oleh peneliti, untuk mengetahui apakah data yang

didapatkan terdapat perbedaan atau tidak. Dan jika terdapat perbedaan,

maka selanjutnya peneliti dapat melakukan pengecekkan ulang di

lapangan, mengapa data yang diterima berbeda, dan digunakan sebagai

catatan penelitian. Selain itu, peneliti juga menggunakan member

check dalam menguji keabsahan data. Member check dilakukan dengan

melakukan pengecekkan data yang diperoleh kepada informan

penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang

diperoleh telah sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh informan

penelitian, sehingga data yang didapat merupakan data yang valid dan

kredibel (dapat dipercaya) sesuai dengan yang telah disesuaikan dan

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

75

disepakati oleh informan penelitian yang kemudian ditandatangani

sebagai bukti autentik bahwa peneliti telah melakukan member check.

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisisImplementasi Perda kota

Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan

(K-3) pada Pasal 29 Studi Kasus Tentang Kebersihan dan Keindahan di

Alun-alun Timur Kota Serang. Waktu penelitiannya dimulai dari bulan

Oktober 2014 hingga Februari 2016.

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

76

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

2014 2015 2016 Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Fe Feb

1 Pengumuman Judul

2 Observasi Awal

3 Bab I Pendahuluan

4 Bab II Deskripsi Teori

5 Bab III Metode Penelitian

5 Seminar Proposal

6 Revisi Bab I-III

7 Pengumpulan Data

8 Bab IV Pembahasan

9 Revisi Bab IV

10 Bab V Penutup

11 Revisi Bab V

12 Sidang Hasil

(Sumber, Peneliti 2015)

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

77

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Deskripsi penelitian menggambarkan mengenai objek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi, tugas pokok dan

fungsi pada lokasi penelitian, serta hal lainnya yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan.

4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang

Kota Serang yang berdiri pada tahun 2007 berdasarkan Undang-

Undang Nomor 32 tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang pada

tanggal 2 November 2007. Kota Serang merupakan hasil pemekaran

wilayah Kabupaten Serang dan menjadi salah satu daerah

kabupaten/kota di Provinsi Banten yang mempunyai kedudukan

sebagai pusat pemerintahan Provinsi Banten. Kota Serang adalah salah

satu dari tujuh kabupaten/kota di Provinsi Banten yang mempunyai

kedudukan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Banten dengan jarak

±70 Km ke Kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.

Page 94: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

78

Gambar 4.1

Peta Kota Serang

Luas wilayah Kota Serang ± 266,74 Km², secara administrative

terdiri dari 6 Kecamatan (Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok

Jaya, Keacamatan Taktakan, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Curug,

dan Kecamatan Walantaka), serta 20 Kelurahan dan 46 Desa.

Batas administrasi Kota Serang Sebelah Utatra dibatasi dengan

Laut Jawa (Teluk Banten), sebelah Timur dibatasi Kabupaten Serang

(Kecamatan Ciruas). Sebelah Barat dibatasi oleh Kabupaten Serang

(Kecamatan Kramatwatu), dan Sebelah Selatan dibatasi oleh

Kabupaten (Kecamatan Baros).

Slogan Kota Serang Madani yiatu “Masyarakat Madani adalah

masyarakat yang telah mengenal, menghormati dan melindungi hak-

hak dasar manusia (human rights) warganya, ini yang kemudian

dikenal dengan hak-hak sipil (civil rights). Ada dua ciri society.

Pertama, merupakan suatu bentuk dari societal self organization yang

memungkinkan setiap individu mengaktualisasikan aspirasi politiknya

tanpa intervensi dari luar. Kedua, bebas dari control berlebihan

Page 95: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

79

terhadap individu dan pembatasan otonomi moral sebagai konsekuensi

dari keswakarsaan individu, keanggotaan seseorang dalam kelompok-

kelompok social menjadi sukarela” (Rumadi dalam bukunya,

“Paradigma Masyarakat Madani Versus Civi Siciety).

Slogan kota serang madani menegaskan tujuan pemerintahan

Kota Serang untuk mewujudkan Kota Serang yang Madani, yang pada

dasarnya mempunyai prinsip sebagai berikut:

1) Menghormati kebebasan beragama (5 agama yang diakui

pemerintah dalam undang-undang)

2) Menjaga persaudaraan antar umat beragama

3) Menjaga perdamaian dan kedamaian

4) Menjaga persatuan

5) Etika politik yang bebas dan bertanggung jawab

6) Pemerintahan yang melindungi hak dan kewajiban warga negara

(masyarakat)

7) Konsistensi penegakan hukum berdasarkan kebenaran dan keadilan

8) Terciptanya masyarakat yang demokratis

9) Menghormati hak-hak azasi individu

10) Selalu ada dalam koridor agama

Page 96: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

80

Semua itu diharapkan bisa terwujud dalam pemerintahan kota yang

bersih, adil, bertanggung jawab, agung dan berwibawa. Sehingga bisa

menciptakan masyarakat Kota Serang sejahtera di semua bidang

(social, politik, budaya dan pendidikan).

Kota Serang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Banten memiliki

potensi daerah yang sangat besar. Dilihat dari aspek suber daya alam

dan kewilayahannya. Kota Serang memiliki potensi pada bidang jasa

perdagangan, wisata dan pendidikan. Tahun 2014 jumlah penduduk

Kota Serang berjumlah 631.101 jiwa dengan tingkat kepadatan

penduduk terbesar

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Tata Kota (DTK) Kota Serang

1. ALAMAT DINAS TATA KOTA KOTA SERANG

Jalan Jenderal Sudirman Kawasan Serang Baru (KSB) Kota

Serang Provinsi Banten

2. DASAR HUKUM

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 9

Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas

Daerah dan terakhir sudah diubah lagi dengan Peraturan Daerah

Nomor 5 Tahun 2014.

Page 97: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

81

3. LUAS WILAYAH KOTA SERANG

Luas wilayah Kota Serang seluas 266,74 km2, dibagi kedalam 6

(enam) kecamatan dan 66 (enam puluh enam ) kelurahan . Adapun

luas wilayahnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kecamatan Di Kota Serang

NO KECAMATAN

LUAS WIAYAH

Km %

1. KEC. SERANG 2.588 9,70

2. KEC. CIPOCOK JAYA 3.154 11,82

3. KEC. TAKTAKAN 4.788 17,95

4. KEC. KASEMEN 6.336 23,75

5. KEC. CURUG 4.960 18,59

6. KEC. WALANTAKA 4.848 18,18

TOTAL 266,74 100,00

(Sumber : Bappeda Kota Serang)

Secara administratif Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa

(Teluk Banten) di Wilayah Utara, Kec. Baros Kab. Serang di Wilayah

Selatan, Kec. Ciruas Kab. Serang di Wilayah Timur dan Kec.

Kramatwatu Kab. Serang di Wilayah Barat. Selain itu juga posisi Kota

Serang sangat Strategis karena berada di jalur utama penghubung lintas

Jawa Sumatra di lintasi Jalan Negara dan Tol Jakarta – Merak serta ada

pada jalur lintas kereta api Jakarta – Merak.

Page 98: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

82

4. GAMBARAN UMUM DINAS TATA KOTA KOTA SERANG

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Kota Serang Nomor 14

Tahun 2011tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan

Organisasi Dinas Daerah Kota Serang Dinas Tata Kota – Kota

Serang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekretaris, Kepala Bidang

Tata Ruang, Kepala Bidang Perumahan dan Pemukiman, Kepala

Bidang Kebersihan dan Kepala UPT Pemadam Kebakaran. Dinas

Tata Kota merupakan unsure pelaksana otonomi daerah, dipimpin

oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung

jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

4.1.2.1 Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Tata Kota Kota Serang terdiri dari:

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Dinas.

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat

Sekertaris membawahi 3 (tiga) unit organisasi, yaitu :

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b) Sub Bagian Keuangan;

c) Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari:

a) Bidang Perumahan dan Pemukiman

Page 99: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

83

Bidang Perumahan dan Pemukiman membawahi :

a. Seksi Perencanaan perumahan dan permukiman;

b. Seksi Pembangunan dan pengendalian perumahan &

permukiman;

c. Seksi Energi dan PJU

b) Bidang Penataan Ruang

Bidang Penataan Ruang membawahi :

a. Seksi Perencanaan tata ruang;

b. Seksi.Pemanfaatan Tata Ruang;

c. Seksi Pengendalian Pemnafaatan Tata Ruang.

c) Bidang Kebersihan

Bidang Kebersihan membawahi :

a. Seksi Operasional dan Angkutan;

b. Seksi Pengawasan dan Peran Serta Masyarakat;

c. Seksi Peralatan dan Perbengkelan

d) Bidang Pertamanan dan Pemakaman

a. Seksi Taman dan RTH

b. Seksi Registrasi dan Pemeliharaan Pemakaman

c. Seksi Penataan dan Pengendalian Pemakaman

4. Unit Pelaksana Teknis

Pada Dinas Tata Kota unit Pelaksanaan Teknis yang ada hanya

Unit Pelayanan Teknis Daerah Pemadam Kebakaran dan UPT.

TPAS Cilowong dengan susunan struktur sebagai berikut :

Page 100: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

84

I. Kepala UPTD

II. Kepala Subag Tata Usaha

Selanjutnya struktur organisasi Dinas Tata Kota Kota

Serang diilustrasikan dalam bagan (terlampir).

4.1.2.2 Tugas dan Fungsi Pokok Tata Kota Kota Serang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Kota Serang

Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan

dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang, tugas pokok

dan fungsi Dinas Daerah Kota Serang yaitu:

1. Tugas Pokok

Dinas Tata Kota - Kota Serang mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Penataan

Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Kebersihan

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Tata

Kota menyelenggarakan fungsi :

1) Penyusunan perencanaan di bidang Tata Ruang, Perumahan

dan Permukiman, Kebersihan serta Pertamanan dan

Pemakaman

Page 101: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

85

2) Perumusan kebijakan teknis di bidang Tata Ruang,

Perumahan dan Permukiman, Kebersihan serta

Pertamanan dan Pemakaman

3) Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang Tata Ruang, Perumahan dan

Permukiman,Kebersihan serta Pertamanan dan

Pemakaman;

4) Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi

pelaksanaan kegiatan di bidang Tata Ruang, Perumahan

dan Permukiman, Kebersihan serta Pertamanan dan

Pemakaman;

5) Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas

6) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

4.1.2.3 Sumber Daya Dinas Tata Kota Kota Serang

SDM yang merupakan Personalia di Dinas Tata Kota -

Kota Serang, terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon

Pegawai Negri Sipil (CPNS) dengan jumlah personil yang ada di

Dinas Tata Kota sebanyak 81 orang.Data pegawai (PNS) di

lingkungan Dinas Tata Kota - Kota Serang, apabila dilihat

Page 102: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

86

berdasarkan jenjang pendidikannya dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini :

Tabel 4.2

Data Pegawai DTK Kota Serang

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tahun 2014

Sedangkan, apabila dilihat berdasarkan jenjang kepangkatan/ golongan

dapat dirinci pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3

Data Pegawai DTK Kota Serang

Berdasarkan Jenjang Kepangkatan Tahun 2014

Pendidikan Terakhir Jumlah (Org) Sekolah Dasar (SD) 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

10

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 29 Diploma III 3 Diploma IV 1 Sarjana Strata -1 26 Sarjana Strata -2 11

TOTAL 82

Pangkat/ Golongan Jumlah (Org)

Pembina / Golongan. IV 3 Penata / Golongan. III 33 Pengatur/ Golongan. II 34 Juru / Golongan. I 12

TOTAL 82

Page 103: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

87

4.1.2.4 VISI DAN MISI DINAS TATA KOTA KOTA SERANG

VISI

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

pada akhir periode perencanaan. Visi harus menggambarkan

bagaimana wujud akhir yang diinginkan oleh suatu

daerah/organisasi pada akhir periode perencanaan, Visi

memegang peranan penting dalam menentukan tujuan SKPD

dimasa yang akan datang. Maka berdasarkan visi PemerintahaN

Kota Serang 2014-2018, yang mempunyai keterkaitan terhadap

Visi Dinas Tata Kota – Kota Serang untuk tahun 2014-2018,

yakni : ”Terwujudnya Tata Kota yang Berkualitas MenujU Kota

Serang Madani “.

MISI

Misi Dinas Tata Kota Kota Serang Tahun 2014-2018 meliputi:

1) Misi 1 : Meningkatkan Tata Kelola kelembagaan yang

berkualitas dan sumber daya aparatur yang professional

2) Misi 2 : Meningkatkan pendayagunaan penataan ruang.

3) Misi 3 : Meningkatkan sarana dan prasarana perumahan,

permukiman, penerangan jalan umum dan pengelolaan

energi lainnya

Page 104: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

88

4) Misi 4 : Meningkatkan kualitas pengelolaan pertamanan

dan pemakaman

5) Misi 5 : Meningkatkan pelayanan kebersihan dalam

mendukung keindahan dan kenyamanan kota

6) Misi 6 : Meningkatkan pelayanan pemadam kebakaran

4.1.2.5 Tujuan Dinas Tata Kota Kota Serang

1) Meningkatkan Tata Kelola Kelembagaan yang Berkualitas

dan Sumber Daya Aparatur yang Profesional;

2) Meningkatkan Pendayagunaan Penataan Ruang

3) Meningkatkan sarana dan prasarana perumahan,permukiman,

penerangan jalan umum dan pengelolaan energi lainya

4) Meningkatkan kualitas pengelolaan pertamanan dan

pemakaman

5) Meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan

6) Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan kebakaran

4.1.2.6 Sasaran Dinas Tata Kota Kota Serang

1) Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan

administrasi perkantoran

Page 105: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

89

2) Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana

kerja

3) Meningkatnya kualitas disiplin Sumber Daya Aparatur

4) Meningkatnya kualitas kualitas pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

5) Meningkatnya kualitas pengendalian pemanfaatan tata ruang

6) Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perencanaan tata

ruang

7) Meningkatnya kualitas pemanfaatan tata ruang

8) Meningkatnya pengelolaan air minum dan air limbah

9) Meningkatnya pembangunan infrastruktur perdesaan

10) Meningkatnya rumah layak huni

11) Menurunnya kawasan lingkungan permukiman kumuh

12) Meingkatnya kawasan perumahan sehat

13) Pengendalian bencana banjir

14) Peningkatan jaringan listrik perdesaan

15) Meningkatnya kualitas pelayanan pemakaman umum

Page 106: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

90

16) Meningkatnya ketersediaan dan kualitas Ruang Terbuka

Hijau (RTH)

17) Meningkatnya pelayanan persampahan

18) Menurunnya tingkat kejadian kebakaran.

4.1.2.7 Strategi Dinas Tata Kota Kota Serang

1) Peningkatan ketersediaan pelayanan administrasi perkantoran

2) Peningkatan ketersediaan dan kualitas dan sarana prasarana

kerja

3) Peningkatan kualitas disiplin aparatur

4) Peningkatan kualitas kapasitas Sumber Daya Aparatur (SDA)

5) Peningkatan kualitas pelaporan capaian kerja dan keuangan

6) Peningkatan kelembagaan perangkat daerah

7) Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi SKPD

8) Peningkatan Sistem Informasi dan database intrastruktur kota

untuk perencanaan dan pengendalian tata ruang

9) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

penataan ruang

Page 107: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

91

10) Peningkatan kualitas dan ketersediaan dokumen perencanaan

tata ruang

11) Peningkatan kualitas dan ketersedian dokumen pemanfaatan

tata ruang

12) Peningkatan kualitas dan ketersediaan pemanfaatan tata ruang

13) Pembangunan dan pemeliharaan kualitas jembatan dan jalan

lingkungan

14) Peningkatan Pengendalian bencana banjir di perumahan dan

permukiman

15) Pengelolaan pembangunan perumahan akibat bencana

16) Peningkatan pengelolaan air bersih dan air limbah

17) Peningkatan pembangunan infrastruktur pedesaan

18) Peningkatan pembangunan rumah layak huni

19) Revitalisasi kawasan lingkungan permukiman kumuh

20) Peningkatan kawasan perumahan yang sehat

21) Peningkatan jaringan listrik perdesaan dan jaringan energy

22) Peningkatan penataan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

pemakaman

23) Peningkatan penataan dan pemeliharaan pertamanan

Page 108: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

92

24) Peningkatan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

25) Peningkatan pelayanan persampahan pada komunitas

perumahan permukiman dan non perumahan permukiman

26) Peningkatan pengembangan kinerja dan sarana prasarana

pengelolaan persampahan

27) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

persampahan/kebersihan lingkungan

28) Peningkatan pelayanan dan penyediaan sarana dan prasarana

serta SDM pemadam kebakaran

4.2 Deskripsi Data

Data yang disajikan dibawah ini merupakan data yang sudah di reduksi.

Deskripsi data menjelaskan hasil penelitian yang telah di olah dari data

mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teori Van Meters dan Van Horn. Dalam

teori ini menjelaskan suatu implementasi kebijakan itu sendiri. Mengingat

bahwa jenis dan analisis data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk

kata dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan serta data

atau hasil dokumentasi lainnya.

Berdasarkan teknik analisis data kualitatif mengikuti konsep yang

diberikan oleh Miles dan Huberman, data-data tersebut dianalisis selama

proses penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian

lapangan melalui: wawancara, dokumentasi, maupun observasi dilakukan

Page 109: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

93

reduksi untuk mencari tema dan polanya dan diberikan kode-kode pada aspek

tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan

pembahasan masalah penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam

penyusunan jawaban penelitian, peneliti memeberikan kode pada beberapa

aspek yaitu;

1. Kode Q1, Q2, Q3 … menandakan daftar pertanyaan

2. Kode I1-1, I1-2, I2-1, I2-2, I3 … menandakan daftar urutan informan

Setelah meberikan kode-kode pada aspek pertama yang berkaitan dengan

masalah penelitian sehingga tema dan polanya ditemukan, maka dilakukan

kategorisasi berdasarkan jawaban-jawaban tersebut dan mencari data-data

penunjang yang meperkuat hasil penemuan lapangan. Mengingat penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan tidak menggeneralisasikan jawaban

penelitian, maka semua jawaban-jawaban yang dikeukakan oleh informan

dipaparkan dalam pembahasan penelitian yang disesuaikan dengan teori

penelitian. Berdasarkan ketegori-kategori tersebut, berikut ini adalah

kategori-kategori yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan hasil

penelitian lapangan, yaitu:

1. Standard dan sasaran kebijakan

a) Standar atau tolak ukur tingkat keberhasilan kebijakan (K-3)

b) Para agen pelaksana mengetahui tujuan kebijakan yang dilaksanakan

c) Isis kebijakan dipahami oleh para agen pelaksana (K-3)

2. Sumber daya

a) Dana yang memadai

Page 110: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

94

b) Tersedianya perallatan dan perlengkapan dalam menjalankan

kebjakan (K-3)

c) Sumber daya manusia yang memadai

3. Karakteristik organisasi pelaksana

a) Prilaku aparatur

b) Struktur organisasi yang sederhana

4. Sikap para agen pelaksana

a) Kemampuan pegawai

b) Pemahaman pelaksana kebijakan

c) Harapan yang dimiliki agen pelaksana

5. Komunikasi antar organisasi

a) Terjalinnya komunikasi internal

b) Terjalinnya komunikasi eksternal

6. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik

a) Keadaan ekonomi

b) Keadaan social

c) Keadaan politik

Berdasarkan kategori di atas, maka peneliti mambuat matrik agar data-

data yang ada dari hasil kategorisasi dapat dibaca dan dipahami secara

keseluruhan. Kemudian dilakukan analisis kembali untuk mencari

kesimpulan yang signifikaan selama sisa waktu penelitian dengan mencari

kembali data dan informasi yang didapatkan bersifat jenuh, artinya telah

Page 111: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

95

ada pengulangan informasi maka kesimpulan tersebut dapat di ambil untuk

dijadikan jawaban dalam membahas masalah penelitian.

4.2.1 Data Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah stakeholder (semua pihak)

yang terkait dengan Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan, dan

Keindahan pada Pasal 29d (Studi Kasus di Alun-alun Kota Serang).

Berikut ini daftar informan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu :

Tabel 4.4

Tabel Informan

No Kode

Informan Nama Informan Pekerjaan/Jabatan Informan

1 I1-1 Abdul Kodir, S.H, M.Si Kasi Pertamanan Dinas Tata

Kota – Kota Serang

2 I1-2

M. Fajri, S.E Prasarana Bidang

Pertamanan Dinas Tata Kota

– Kota Serang

3 I2-1

Amirul Mukminin, S.Sos,

M.Si

Pelaksana Bidang

Keolahragaan Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata

4 I2-2 Sumardi, S.E Seksi Kelembagaan dan

Sarana Prasarana Olahraga

5 I3

Sigit Julian Kasi Pemanfaatan Ruang

Dinas Tata Kota – Kota

Serang

6 I4 Wasid, S.Pd, MM Kasi Operasional dan

Page 112: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

96

Angkutan Bidang

Kebersihan Dinas Tata Kota

– Kota Serang

7 I5

Bambang Gartika Thoyib Kepala Bidang Penegakan

Perundang-undangan Satpol-

PP Kota Serang

8 I6-1 Azzam M.D Mahasiswa/Guru TPA

(Pengunjung Alun-alun)

9 I6-2 Ayatullah Humaini Wiraswasta (Pengunjung

Alun-alun)

10 I6-3 Jaka Putra Mahasiswa (Pengunjung

Alun-alun)

11 I6-4 Bulzam Firdad Helper Safety/Karyawan

(Pengujung Alun-alun)

12 I6-5 Gilang Senja K Karyawan (Pengunjung

Alun-alun)

13 I6-6 Akhmad Atqo Karyawan (Pengunjung

Alun-alun)

14 I7 Hasan Tim Penyapu/Pembersih

Bidang Kebersihan Kota

Serang

4.2.2 Analisis DataPenelitian

Setelah melakukan penelitian ke lokasi penelitian baik melalui

wawancara maupun observasi lapangan, peneliti mendapatkan data-data

yang kompleks. Namun setelah melakukan proses reduksi data maka

Page 113: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

97

didapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data-data tersebut

akan dipaparkan yang terdiri dari :

4.2.2.1 Standar dan sasaran kebijakan

Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan

tujuan kebijakan adalah penting. Implementor bisa jadi gagal dalam

melaksanakan kebijakan, dikarenakan mereka menolak atau tidak

mengerti apa yang menjadi tujuan suatu kebijakan.

Dari hasil wawancara penelti dapat diketahui bahwa pada

dasarrnya Perda Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan Kota Serang adalah untuk

mewujudkan visi Kota Serang dan Dinas Tata Kota – Kota Serang

sebagai salah satu dari pelaksana Perda tersebut. Untuk menjadikan

Kota Serang menjadi Kota Madani dan menjunjung tinggi

ketertiban, kebersihan dan keindahan. Maka dilakukan pengaturan

dan penataan wilayah Kota Serang. Meski belum sepenuhnya

memenuhi kebutuhan masyarakat namun pemerintah telah berusaha

untuk menciptakan ruang public yang nyaman dan aman untuk

masyarakat Kota Serang. Hal ini diungkapkan oleh I3:

“Pemerintah sudah berusaha untuk menyediakan ruang public untuk masyarakat Serang, walaupun belum cukup untuk menampung dan meenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat yang nyaman untuk berkumpul namun pemerintah tetap terus berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk tujuan bersama seperti Visi Kota Serang bersama Bapak Walikota” (Wawancara oleh Bpk.Sigit

Page 114: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

98

Julian selaku Kasi DTK Kota Serang pada tanggal 25 November 2015, jam 11:17 WIB di Dinas Tata Kota – Kota Serang.) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui standar dan

sasaran dari suatu kebijakan harus dipahami oleh seluruh pelaksana

yang terlibat dalam kebijakan Perda tersebut. Dalam hal ini standar

dan sasaran dari Perda Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) sudah cukup dipahami dan

dimengerti oleh para implementor. Seperti yang diungkapkan oleh

I1-1 :

“Kalau menurut saya yang namanya Undang-Undang, kebijakan atau peraturan lainnya yang sudah sah, bagaimanapun juga harus mengetahui apa saja isi dan tujuan dari Perda tersebut. Walaupun pelaksana belum pernah membaca dari kebijakan tersebut. Tetapi mereka dituntut untuk mengetahui dan mencari tahu serta memahami isi serta tujuan dari kebijakan yang sudah dibuat” (Wawancara oleh Bpk. Abdul Khodir selaku Kasi Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 8 Oktober 2015, jam 11:35 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang) Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa

undang-undang atau kebijakan yang sudah dibuat para implementor

harus mengetahui isi dan tujuan dari kebijakan tersebut dengan

mencari tahu dan juga memehami isi dan juga sasaran dari

peraturan yang sudah sah. Hal yang sama juga diungkapkan I2-1 dan

I2-2:

“Kalau untuk pemhaman kita hanya mengetahui mengenai apa yang harus dilakukan saja, untuk pemehaman lebihnya ada di Dinas Tata Kota – Kota Serang. Sedangkan Dispora sendiri hanya pngelolaan

Page 115: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

99

fasilitasnya saja. Tapi sejauh ini kami sudah memahami”. (Wawancara oleh Bpk Sumardi pada tanggal 23 November 2015, jam 14:43 WIB di Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

pemahaman isi dari kebijakan Perda K-3 telah dipahami dan

dijalankan oleh Dispora, namun untuk pemahaman lebih

mendalamnya dipahami di Dinas Tata Kota –Kota Serang. Hal

tersebut juga disampaikan oleh I5:

“Untuk pemehaman K-3 itu sendiri sudah cukup paham, mengingat perda ini sudah berjalan mulai dari tahun 2011. Dan kami juga termasuk salah satu penegak dari kebijakan tersebut”. (Wawancara oleh Bpk. Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Satpol-PP

sebagai penegak kebijakan sudah cukup paham mengenai K-3.

Karena sudah berjalan cukup lama yaitu mulai dari tahun 2011.

Standar dan tujuan kebijakan juga dapat dilihat dari kinerja

para pelaksana implementasi yaitu penilalian atas tingkat

tercapainya standar dan sasaran tujuan tersebut dan sudah sejauh

mana tindakan para pelaksana terkait dalam mencapai tujuan dari

Peraturan tersebut. Hal ini di ungkapkan oleh I2.1 :

“Secara teknis untuk Dispora sendiri sudah melakukan yang terbaik, secara pengelolaannya, kita berangkat dari landasan hukum tentang status penggunaan barang milik daerah Kota Serang, pada Surat Keputusan Walikota No.031/Kep.45-Hub/2009 tentang penetapan status penggunaan barang milik daerah Kota Serang pada Dispora Kota Serang. Tetapi dalam kasus alun-alun

Page 116: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

100

Timur ini ada juga spot-spot yang menjadi tanggung jawab Dinas Tata Kota. Secara De Jure pengelolaan fasilitas tersebut menjadi kewenangan kami, kami sangat memperhatikan keamanan dan kenyamanan. Oleh karena itu secara rutin dan berkala kami melakukan monitoring. Fasilitas yang berada di alun-alun Timur Kota Serang dibuat untuk digunakan bersama sebagai fasilitas public”. (Wawancara oleh Bpk Amirul Mukminin pada tanggal 19 November 2015, jam 13:49 WIB di Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

kepemilikan fasilitas yang ada di alun-alun Timur Kota Serang

dimiliki oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang.

Fasilitas tersebut dibuat untuk kepentingan bersama dan

pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata.

Hal yang sama juga ditanggapi oleh Dinas Pertamanan dan

Pemakaman Kota Serang dalam melaksanakan peran dan tanggung

jawabnya sebagai pelaku pelaksana dalam Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan

dan Keindahan (K-3) di alun-lun Timur Kota Serang I1-1:

“ Sejauh ini kami sudah melakukan yang terbaik karena DKP hanya mengurusi pemeliharaan tamannya saja, namun untuk sarana prasarana yang ada di alun-alun Timur Kota Serang merupakan kepunyaan Dispora, bahkan untuk alat permainan yang ada disana secara fisik fasilitas yang ada disana sebagian besar dimiliki oleh Dispora, kita hanya merawat tanaman sekitarnya saja, adapun kekurangan mengenai perawatan fasilitas kita tidak bisa ikut campur karena tidak mempunyai hak dan dananya. Seperti tugu pahlawan yang berada di tengah alun-alun Barat dan alun-alun Timur yang sudah tidak sehat lagi fisiknya, namun kami tidak bisa mengecatnya walaupun bisa, karena tugu tersebut kepunyaan TNI jadi

Page 117: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

101

kita hanya bisa merapikan taman dan tanaman di sekitar tugu saja agar tidak terlihat kumuh dan berbau tidak sedap. Termasuk juga kolam yang ada di alun-alun Timur Kota Serang merupakan kepunyaan Dispora namun mau tidak mau kita juga yang merawatnya karena kondisi fisiknya yang mencemaskan. Jadi kamilah yang merawatnya dari Dinas Pertamanan Kota Serang”. (Wawancara oleh Bpk Abdul Kodir pada tanggal 8 Oktober 2015 jam 11:35 WIB di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa

Dinas Pertamanan Kota Serang bertanggung jawab atas perawatan

pertamanan dan tanaman yang ada di alun-alun Timur Kota Serang.

Untuk perawatan fasilitas Dinas Pertamanan Kota Serang tidak bisa

ikut campur dalam menanganinya karena diluar tanggung jawab

mereka. Seperti tugu pahlawan yang fisiknya sudah tidak sehat lagi

dan juga kolam-kolam yang ada di alun-alun Timur Kota Serang.

Bisa diperbaiki namun tidak memiliki kuasa dan dana untuk

membenahi dan memperbaikinya. Berikut adalah gambaran kondisi

tugu yang ada di alun-alun Kota Serang.

Gambar 4.2

Tugu Pahlawan di Alun-alun Kota Serang

Page 118: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

102

Gambar diatas diambil oleh peneliti di alun-alun Kota

Serang, seperti inilah kondisi tugu yang ada. Berlumut dan banyak

coretan di setiap sisinya. Dan jika lebih didekati lagi akan tercium

aroma yang tidak sedap akibat perbuatan masyarakat yang tidak

bertanggung jawab.

Dari wawancara kedua Pelaksana Perda (K-3) tersebut

diatas dapat kita temukan perbedaan pendapat ditiap badan

pelaksana, yang sama-sama mengatakan bahwa sudah melakukan

yang terbaik. Namun pada kenyataannya ada saja pelaksana yang

benar-benar melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar

dan ada juga yang tidak. Sedangkan kekurangan dari pelaksana lain

tertutupi oleh pelaksana lainnya, yang seharusnya bukan bagian

dari tanggung jawabnya secara financial maupun pelaksanaannya.

Hal ini juga di temukan di agen pelaksana lainnya, yang

diterangkan oleh I4 :

“Sejauh ini Dinas Kebersihan Kota Serang sudah melakukan pencapaian sebaik mungkin, karena kita hanya bertanggung jawab atas kebersihannya saja. Setiap hari kami melakukan penyapuan jalan juga termasuk alun-alun Kota Serang. Kemudian di kumpulkan di TPSA. Untuk alun-alun sendiri terbagi menjadi 2 SKPD, alun-alun Barat dari kebersihan Pemerintah Kabupaten Serang, dan alun-alun Timur dari kebersihan Pemerintah Kota Serang. Walaupun berbeda nemun pembuangan tetap ke kontainer yang dimiliki Pemerintah Kota Serang. Karena setiap Sabtu dan Minggu dari pihak kebersihan Pemerintah Kabupaten Serang libur namun dari kebersihan Pemerintah Kota Serang tidak ada hari libur, sehinga untuk hari libur dari Kebersihan Pemerintah Kota Serang juga ikut membersihkan alun-alun Barat yang setiap weekend selalu ada acara dan

Page 119: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

103

pasar malam. Untuk alun-alun Timur Kota Serang kami memiliki tim khusus. Sedangkan untuk sanksi membuang sampah sembarangan dikenakan denda sebesar Rp 50.000-, namun tidak ada ketegasan. Untuk penindakan sanksi tersebut oleh Satpol-PP, namun hingga saat ini tidak ada ketegasan dan sanksi yang tegas dari Satpol-pp. Masyarakat umumnya membuang sampah sembarangan saat subuh sedangkan Satpol-PP datangnya dan mulai beroperasi saat pagi menjelang siang. Jelas saja pelanggar tersebut tidak terkena sanksi dan terus melakukannya berulang-ulang kali”. (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang) Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa

Dinas Kebersihan Kota Serang sudah berupaya penuh untuk

melaksanakan tugasnya. Mereka juga memiliki tim khusus untuk

membersihkan alun-alun Timur Kota Serang. Karena terdapat 2

(Surat Keputusan Pemerintah Daerah) SKPD di wilayah yang sama

namun Dinas Kebersihan Kota Serang tetap ikut menjaga dalam

hal kebersihan yang ada di Kota Serang. Dari wawancara tersebut

juga kita temukan bahwa terdapat denda sebesar Rp 50.000 -, untuk

pelanggar sanksi kebersihan seperti buang sampah sembarangan

yang dilaksanakan oleh Satpol-PP Kota Serang.

Dalam hal penegakan sanksi dikatakan Oleh I5 :

“Sejauh ini kami dari Satpol-PP Kota Serang sudah berusaha yang terbaik, mulai dari penataan para PKL yang ada disekitar alun-alun Kota Serang hingga merapikan bangunan-bangunan tak layak ataupun tak memiliki izin resmi dari pemerintah setempat. Namun untuk penegakan pelanggaran atau sanksi bagi para masyarakat yang membuang sampah sembarangan dengan mengenakan denda sebesar Rp 50.000-, belum

Page 120: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

104

bisa kami laksanakan. Sejauh ini kami hanya akan memberikan sanksi berupa teguran saja, dikarenakan sanksi tersebut tidak bisa diterima oleh masyarakat yang akhirnya akan melawan petugas. Sedangkan untuk menjaga para PKL yang membandel di sekitar alun-alun Timur Kota Serang mereka memperainkan para petugas kami. Kita jaga di bagian Barat mereka datang dari bagian Selatan. Kita juga tidak bisa menjaga 24 jam nonstop disetiap bagian alun-alun karena masih ada wilayah yang harus kami jaga dan bereskan, sehingga kami tidak bisa maksimal mengawasi PKL yang membandel di sekitar alun-alun Timur Kota Serang”. (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita pahami bahwa

Satpol-PP Kota Serang sebagai penegak Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan

dan Keindahan (K-3) yang mempunyai wewenang untuk

memberikan sanksi bagi pelanggar peraturan seperti buang sampah

sembarangan belum mampu memberikan denda Rp 50.000-, untuk

para pelanggar, selama ini sanksi yang digunakan hanya sebatas

sanksi ringan seperti teguran. Para PKL yang ditertibkan pun tetap

saja membandel dan selalu memiliki cara untuk kembali. Berikut

adalah tabel sanksi/denda dari pelanggaran Perda Kota Serang

No.10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan:

Page 121: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

105

Tabel 4.5

Ketentuan Pidana Perda Kota Serang No.10 Tahun

2010Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan

NO URUT

PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN, KEHARUSAN

DAN LARANGAN

SANKSI/DENDA

1. Kewajiban memelihara bangunan dan perkarangan dengan cara mengapur, mengecat pagar, benteng, bangunan bagian luar secara berkala dan berkesinambungan.

Rp 50.000-, (Lima Puluh Ribu Rupiah)

2. Membuang benda yang berbau busuk yang dapat mengganggu sekitar

Rp 50.000-, (Lima Puluh Ribu Rupiah)

3. Mengotori permukaan jalan, drainase, jalur hijau dan fasilitas umum lainnya

Rp 100.000-, (Seratus Ribu Rupiah)

4. Berusaha atau berdagang ditrotoar, jalan atau badan jalan, taman jalur hijau dan tempat-tempat lain yang bukan peruntukannya

Rp 100.000-, (Seratus Ribu Rupiah)

5. Mendirirkan kios dan berjualan di trotoar, taman dan jalur hijau

Rp 2.000.000 -, (Dua Juta Rupiah)

(Sumber : Perda Kota Serang No.10 Tahun 2010)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap pelanggaran

terhadap Perda Kota Serang No.10 Tahun 2010 Tentang K-3 pada

Pasal 29 mempunyai sanksi/denda dari masing-masing pelanggran

yang sudah ditetapkan.

Dari hasil wawancara peneliti dapat diketahui bahwa tiap

pelaksana sudah memaksialkan pelaksanaan Perda dengan caranya

masing-masing. Karena banyaknya para implemetor yang terlibat

dalam melaksanakan kebijakan ini maka diperlukannya kesamaan

pendapat dalam pelaksanaan dalam Peraturan mengenai (K-3) ini

Page 122: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

106

untuk mewujudkan dan juga mensukseskan tujuan dari kebijakan

yang dimaksud.

Untuk melakukan pengawasan dan perbaikan di alun-alun

Timur Kota Serang dibutuhkan 5 petugas dari tim pembersih Dinas

Kebersihan Kota Serang, yang dimana 2 petugas untuk menyapu

bagian dalam alun-alun. Dan 3 petugas lainnya menyapu bagian

luar dari alun-alun. Di butuhkan 3-5 petugas dan 1 armada siram

dari dinas Kebersihan Pertamanan Kota Serang untuk merawat dan

menyiram tanaman yang ada di alun-alun Timur Kota Serang.

Kemudian 1 petugas kontroling untuk fasilitas yang ada di Alun-

alun Timur dari Dispora Kota Serang. Dan 2-3 petugas dari Satpol-

PP Kota Serang untuk mengawasi kawasan alun-alun Timur di

Kota Serang.

4.2.2.2 Sumber Daya

Sumber daya adalah hal yang penting. Sumber daya yang

digunakan untuk memperlancar administrasi implementasi suatu

kebijakan. Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tegantung

dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Seperti yang di katakan oleh I1-1 :

“Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai serta pengawasan yang tidak maksimal selama 24 jam, kurangnya sumber daya ini membuat banyak taman-taman dan tanaman yang rusak dan mati. Dan tingkat kesadaran manusia yang rendah juga membuat masalah ini menjadi semakin serius…” (Wawancara oleh Bpk.

Page 123: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

107

Abdul Khodir selaku Kasi Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 8 Oktober 2015, jam 11:35 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang)

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa

kurangnya sumber daya dan pengawasan yang tidak maksimal di

alun-alun Timur Kota Serang membuat beberapa tanaman dan

sebagian taman yang rusak dan mati karena terinjak-injak. Berikut

adaah gambaran kondisi tanaman di alun-alun Timur Kota Serang :

Gambar 4.3 Kondisi di Alun-alun Timur Kota Serang

Gambar diatas diambil oleh peneliti di alun-alun Kota

Serang, kondisinya seperti yang terlihat di gambar beberapa

tanaman rusak dan layu, pipa saluran air yang pecah dan coretan di

beberapa bangku taman akibat terinjak-injak dan ulah pengunjung

yang tidak bertanggung jawab. Hal ini juga di sampaikan oleh I4

dan I5:

“Sumber daya sangat penting sebagai penunjang pelaksanaan kita di lapangan, kali ini sumber daya yang kami miliki belum cukup banyak masih banyak kekurangan jadi hasilnya kurang masksimal”

Page 124: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

108

(Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

sumber daya sangatlah penting dalam menunjang pelaksaan di

lapangan. Dan sumber daya yang dimiliki oleh Bidang Kebersihan

Kota Serang belum cukup serta masih banyak kekurangan sehingga

hasilnya belum cukup maksimal. Hal yang sama juga disampaikan

oleh I5:

“Kurangnya sumber daya di Satpol-PP ini bukan berarti alasan kami berkinerja buruk, kita sudah punya target-target yang ingin dicapai dan bagamana caranya, kurangnya sumber daya ini tidak menghambat pekerjaan kami” (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa sumber

daya tidak menjadi penghambat untuk Satpol-PP dalam

menjalankan tugasnya, karena mereka telah memiliki target-target

yang harus dicapai serta tidak sesuainya sumber daya tidak

menghambat pekerjaan mereka. Hal ini diperkuat oleh I1-2 :

“ Armada yang kita punya cukup terbatatas, terutama untuk armada siram. Armada siram untuk menyiram tanaman, tidak hanya alun-alun saja tapi juga tanaman yang ada di pinggir jalan Kota Serang. Tidak hanya faktor sarana prasarana saja namun juga cuaca dan juga lingkungan sekitar…” (Wawancara oleh Bpk. M. Fajri selaku Prasarana Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 17 November 2015, jam 12:50 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang)

Page 125: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

109

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa tidak hanya

sumber daya manusia saja namun juga finansial dan juga waktu

ikut serta dalam mensukseskan implementasi kebijakan. Faktor

cuaca dan juga lingkungan tempat kebijakan dan sasaran berada

pun tidak luput dari perhatian agar dapat mensukseskan

implementor dalam menjalankan tugasnya.

jalan Kota Serang. Hal ini juga diungkapkan oleh I3 :

“…. sumber daya sangat penting untuk menunjang pelaksanaan, namun karena anggaran yang terbatas dan harus dibagi-bagi untuk beberapa tempat sehingga ada beberapa tempat yang belum maksimal, karena kebutuhannya juga berbeda-beda di setiap tempat”. (Wawancara oleh Bpk Sigit Julian selaku Kasi DTK Kota Serang pada tanggal 25 November 2015, jam 11:17 WIB di Dinas Tata Kota – Kota Serang.)

Dari hasil wawancara tersebut dapat di ketahui bahwa

sumber daya sangatlah penting, terbatasnya anggaran dan jumlah

perawatan tempat yang bertambah sesuai dengan kebutuhn

masyarakat membuat pemeliharaan menjadi tidak maksimal

sehingga banyak tempat yang masih terlihat kumuh dan tidak

terawat. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh I2-2 :

“Sumber daya secara teknis khususnya untuk sumber daya manusia kami sudah mempunyai tim untuk mengontrol, sehingga jika ada kerusakan kami bisa mengetahuinya..” (Wawancara oleh Bpk Sumardi selaku Sarana dan Prasarana Olahraga Dispora Kota Serang pada tanggal 11 Desember 2015 jam 11:49 WIB di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Page 126: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

110

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dari

segi SDM Dispora sudah menyiapkan tim kontroling untuk

memeriksa fasilitas yang ada di alun-alun Timur Kota Serang,

sehingga jika terjadi kerusakan maka akan segera diketahui oleh

Dispora. Sedangkan dalam sumber dana Kasi Bidang Keberihan

Kota Serang menjelaskan I4 :

“Untuk sumber dana kami semua berasal dari PAD Kota Serang, tidak ada tambahan atau pemasukan lain, hal ini juga termasuk salah satu kesulitan kami” (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari wawancara peneliti dapat diketahui bahwa sumber

daya finansil dalam hal ini adalah anggaran, di peroleh dari

(Pendapatan Anggaran Daerah) PAD Kota Serang. Hal yang sama

juga disampaikan oleh I2-2:

“Dana kita dari PAD Kota Serang saja tidak ada tambahan atau pemasukan lainnya, namun beberapa bulan yang lalu ada penambahan fasilitas olahraga baru yang ada di alun-alun, itu merupakan hibahan dari BPJS Serang”. (Wawancara oleh Bpk Sumardi selaku Sarana dan Prasarana Olahraga Dispora Kota Serang pada tanggal 11 Desember 2015 jam 11:49 WIB di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara peneliti dapat diketahui bahwa dana

fasilitas yang ada di alun-alun Timur Kota Serang berasal dari

PAD Kota Serang tidak ada pemasukan tambahan lainnya. Dan

fasilitas olahraga baru yang saat ini berada di alun-alun Timur Kota

Serang berasal dari BPJS Serang.

Page 127: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

111

Hal tersebut juga disampaikan oleh I4:

“Anggaran yang selama ini kita terima berasal dari PAD Kota Serang, walaupun jumlahnya tetap dan tidak bertambah namun hal ini kami usahakan agar tidak menghambat pelaksanaan dan kewajiban kita…” (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

sumber dana yang diterima oleh Bidang Kebersihan Kota Serang

berasal dari PAD Kota Serang, walaupun tidak ada penambahan

dana namun hal tersebut tidak menjadi penghambat pelaksanaan

dan kewajiban Bidang Kebersihan Kota Serang.

Selama ini tiap pelaksana sudah sering mengajukan

permohonan mengenai penambahan baik itu armada maupun

sarana lainnya. Tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang

diharapkan hal ini diungkapkan oleh I4 :

“… Kami sudah pernah mengajukan permohonan untuk penambahan armada, karena truk yang ada saat ini tidak cukup untuk mengangkut semua sampah yang ada di Kota Serang termasuk sampah yang berasal dari alun-alun. Namun hasilnya sulit dipercaya, kami mengajukan 10 unit namun ditolak dan hanya 3 unit saja yg di acc dengan alasan dinas kami belum layak. Saya pribadi bingung dari mana nilai ketidak layakan itu, sedangkan permintaan pengangkutan sampah meningkat dari mulai perumahan, sekolah, gedung perkantoran dan juga pertokoan. Permintaan tidak sebanding dengan armada kita saat ini, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena sudah keputusan dari atas…”. (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November

Page 128: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

112

2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh I5 :

“…. dengan tugas kami dalam menindak pelanggar kebijakan namun disisi lain kami kekurangan armada , selain armada kami juga kekurangan anggota tim untuk berjaga dan menindak. Selama ini kami hanya memiliki 3 unit untuk berpatroli. Jumlah armada yang ada tidak cukup untuk kita melakukan operasi. Kita juga sudah mengajukan sejumlah 5 unit tambahan namun ditolak dan hanya 1 unit kendaran yang disetujui. Sejujurnya kami juga agak kesulitan dengan minimnya sarana, tapi saya tidak mau alasan tersebut menjadi penghambat tugas dan kewajiban kami yang sudah ada”. (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut peleliti dapat menganalisis

bahwa selama ini baik Dinas Kebersihan dan juga Satpol- PP Kota

Serang sudah mengajukan penambahan armada dan juga sarana

yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan kebijakan. Namun

ditolak dan hanya sebagain kecil saja yang disetujui, dan jumlah

yang disetujui masih sangat jauh dari cukup mengingat banyaknya

permintaan dan pengawasan yang harus dilakukan tempat yang

berbeda dan jumlahnya terus bertambah. Berikut adalah tabel

jumlah armada dan jumlah sampah yang diangkut :

Page 129: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

113

Tabel 4.6 Armada Dinas Kebersihan Kota Serang

No Armada Jumlah Unit 1 Dump Truck 18 Unit 2 Arm Roll 8 Unit 3 Kontainer 16 Unit 4 Cator 18 Unit 5 Gerobak Sampah 40 Unit 6 Kereta Dorong 30 Unit 7 Sepeda Motor 9 Unit 8 Tong Sampah Bulat 302 Unit 9 Tong Sampah Roda 100 Unit 10 TPSS 26 Unit 11 TPST 8 Unit Jumlah 575 Unit

(Sumber : DTK – Kota Serang)

Tabel 4.7 Jumlah Sampah yang Di Angkut

Perkiraan Timbunan Sampah

Jumlah penduduk 600.000 jiwa x 0,002 M3 1.200.000 M3

Sampah dalam kota (Kec.Serang dan

Kec.Cipondoh) 60% x 976,91 M3

624 M3/hari

Jumlah Sampah Terangkut

Dump Truck, 18 Unit x 8 M3 x 2 Rit 288 M3/hari

Amroll Truck, 18 Unit x 6 M3 x 4 Rit 144 M3/hari

Cator (Beca Motor) 17 Unit

Sampah Pasar Rau (diangkut sendiri) 56 M3/hari

Sampah dari Kab.Serang (15 Truk x 8 M3 x 2) 240 M3/hari

Jumlah 512 M3/hari

Jumlah Sampah Tidak Terangkat

Timbunan Sampah 624 M3/hari

Jumlah Sampah Terangkut 512 M3/hari

Jumlah 112 M3/hari*

(* : Tercecer di TPSS Liar)

(Sumber : DTK – Kota Serang)

Page 130: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

114

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masih ada 112 M3

sampah yang belum bisa terangkut setiap harinya karena kurangnya

armada Dinas Kebersihan Kota Serang.

4.2.2.3 Karakteristik Organisasi Pelaksana

Semakin banyak aktor-aktor dan badan-badan yang terlibat

dalam suatu kebijakan tertentu dan saling berkaitan keputusan-

keputusan mereka, semakin kecil kemungkinan keberhasilan

implementasi. Dengan konteks kebijakan yang akan dilaksanakan

pada beberapa kebijakan dituntut pelaksana kebijakan yang ketat

dan disiplin juga diperlukannya pelaksana yang demokratis dan

persuasive. Hal ini diungkapkan oleh I3 dan I1-2:

“Hambatan yang ditemukan sepertinya kurang sarana dan prasarana penunjang untuk kebutuhan lapangan, selain itu juga faktor cuaca dan kesadaran masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitar” (Wawancara oleh Bpk Sigit Julian selaku Kasi DTK Kota Serang pada tanggal 25 November 2015, jam 11:17 WIB di Dinas Tata Kota – Kota Serang.)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

hambatan yang ditemukan selama ini mulai dari sarana dan

prasarana sebagai penunjang kebuuhan lapangan, dan juga faktor

cuaca serta kesadaran masyarakat untuk ikut peduli menjaga

lingkungan sekitar. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh I1-2:

“Hambatan yang sering kami temukan di lapangan pertama kurangnya armada siram, kedua kurangnya SDM untuk orang-orang lapangan, dan yang ketiga kurang dana karena sarana dan prasarana kami belum

Page 131: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

115

cukup dan masih kurang”. (Wawancara oleh Bpk. M. Fajri selaku Prasarana Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 17 November 2015, jam 12:50 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang) Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa hambatan

yang sering ditemukan Bidang Pertamanan Kota Serang di

lapangan seperti kurangnya armada siram, kurangnya SDM untuk

orang-orang lapangan dan dana dalam emenuhi semua sarana dan

prasarana penunjang. Hambatan yang ada tidak hanya dari Sumber

daya maupun sumber dana hal ini diungkapkan oleh I2-1 :

“….. sejauh ini yang kita tahu kebijakan yang sedah dikeluarkan dan juga disahkan, kami usahakan semaksimal mungkin untuk menjalankannya, akan tetapi balik lagi kepada si pengguna dalam kasus ini penguna fasilitas adalah masyarakat. Apakah mereka selama ini ikut terus serta menjaga dan memelihara fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah? sebelumnya di alun-alun Timur ada beberapa permainan tradisional seperti bakiak dan juga enggrang namun sekarang rusak dan hilang entah kemana”. (Wawancara oleh Bpk Amirul Mukminin pada tanggal 19 November 2015, jam 13:49 WIB di Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa

terdapat juga permainan tradisional yang disediakan pemerintah

untuk alun-alun Timur Kota Serang untuk sarana permainan namun

keberadaan permainan tersebut tidak jelas, sebagian rusak dan

hilang. Menurut informan I2-1 masyarakat belum bisa ikut serta

dalam menjaga dan merawat sarana dan prasarana umum. Hal yang

sama juga di ungkapkan oleh I1-1:

Page 132: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

116

“Respon untuk kebijakan ini bagus, dari pihak kami sendiri pun kebijakan yang dibuat sejalan dengan tugas kami. Jadi tugas kami sesuai dengan tujuan Perda” (Wawancara oleh Bpk. Abdul Khodir selaku Kasi Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 8 Oktober 2015, jam 11:35 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang)

Dari hasil wawancara peneliti dapat diketahui bahwa respon

dari Perda K-3 ini sudah cukup bagus, dan kebijakan Perda K-3

sesuai dengan tugas dari Bidang Pertamanan. Hal ini juga

disampaikan oleh I2-2:

“Peraturan yang telah dibuat dan ditetapkan, sudah kami laksanakan dengan sebaik mungkin, Perda K-3 ini juga suda ditetapkan mulai dari tahun 2011. Kami juga sudah berusaha untuk melakukannya dengan sebaik mungkin”. (Wawancara oleh Bpk Sumardi selaku Sarana dan Prasarana Olahraga Dispora Kota Serang pada tanggal 11 Desember 2015 jam 11:49 WIB di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa

peraturan yang telah dibuat dan ditetapkan diaksanakan dengan

sebaik mungkin oleh Dispora, karena Perda K-3 ini sudah

ditetapkan dari tahun 2011 dan Disopra sudah berusaha untuk

melakukan sebaik mungkin. Hal ini juga di tanggapi oleh I3:

“Isi perda harus dipahami agar para pelaksana mangetahui tugas dari masing-masing pihak, supaya tidak ada ketimpangan tupoksi dan tanggung jawab” (Wawancara oleh Bpk Sigit Julian selaku Kasi DTK Kota Serang pada tanggal 25 November 2015, jam 11:17 WIB di Dinas Tata Kota – Kota Serang.)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa isi

Perda harus dipahami agak pelakasana mengetahui tugas dari

Page 133: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

117

masing-masing pihak, supaya tidak terjadi ketimpangan tupoksi

dan tanggung jawab. Hal yang sama juga diungkapkan oleh

pengunjung alun-alun Timur Kota Serang I6-3 :

“Saya datang ke alun-alun untuk rekreasi, menurut saya alun-alun ini kurang pemeliharaan dan perawatan. Dilihat dari kolam-kolam ini saja sayang sekali tidak terawat dan menjadi tempat sarang nyamuk seperti ini, sehingga tidak enak dilihat saat siang hari. Barusan saja saya melihat anak kecil yang jatuh karena ayunan tiba-tiba miring, sangat berbahaya sekali jika dibiarkan terus seperti itu” (Wawancara oleh Jaka Putra tanggal 11 November 2015, jam 18.00 WIB di Alun-alun Timur Kota Serang)

Dari hasil wawancara pengunjung alun-alun oleh Jaka Putra

mengatakan bahwa alun-alun Timur Kota Serang kurang

pemeliharaan dan perawatan. Dilihat dari kolam yang kotor dan

menjadi sarang nyamuk yang tidak pernah dibersihkan dan juga

ayunan yang sudah tidak layak pakai dan sangat berbahaya. Berikut

adalah gambaran salah satu fasilitas alat bermain di alun-alun

Timur Kota Serang yang kondisinya tidak lagi layak di gunakan.

Gambar 4.4

Fasilitas Alat Bermain di Alun-alun Timur Kota Serang

Page 134: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

118

Gambar diatas diambil oleh peneliti pada saat berada di

Alun-alun Timur Kota Serang. Salah satu fasilitas alat bermain

ayunan anak-anak ini kondisinya sangat memperihatinkan dan

tidak layak lagi digunakan, karena anak-anak kecil yang bermain

dengan permainan tersebut sering terjatuh akibat ayunan yang

miring dan katrol ayunan yang sudah berkarat. Hal ini juga

diungkapkan oleh pengunjung lainnya I6-1 :

“Saya datang kesini untuk rekreasi, sebenarnya alun-alun ini sudah cukup komplit ada trek jogging, fasilitas olahraga, rekreasi dan taman bermain. Disini masyarakat tertarik untuk datang pada pagi hari, sore dan malam, tapi penerangannya sangat kurang. Didekat kolam sama sekali tidak ada pencahayaan jika malam hari sehingga digunakan untuk tempat pacaran, sedangkan banyak anak-anak kecil juga datang kesini sehingga menjadi contoh yang tidak baik.” (Wawancara oleh Azzam M.D tanggal 11 November 2015 jam 18.38 WIB di Alun-alun Timur Kota Serang) Dari hasil wawancara pengunjung oleh Azzam M.D

mengatakan bahwa Alun-alun Tiur Kota Serang ini sudah lengkap

ada track jogging, fasilitas olahraga dan juga rekreasi taman

bermain. Masyarakat banyak berkunjung ke alun-alun pada saat

pagi, sore dan juga malam hari. Namun pada saat malam hari

pencahayaan disekitar kolam sangatlah kurang, dan hal tersebut

dimanfaatkan oleh anak-anak muda dengan kegiatan negative

seperti pacaran. Hal ini menjadi contoh yang sangat buruk jika

dilihat oleh anak-anak kecil yang dating kesana.

Page 135: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

119

Pembuatan alun-alun Timur Kota Serang melibatkan

beberapa dinas. Awalnya alun-alun ini dibuat untuk memenuhi

sarana public saja sebagai taman rekreasi, namun Walikota Kota

Serang mengusulkan untuk menambahkan beberapa sarana dan

prasarana juga RTH didalamnya. Hal ini di ungkapkan oleh I3 :

“Karena fungsi alun-alun Timur KotaSerang seagai RTH dan Olahraga, untuk RTH sendiri tentu belum cukup di Kota Serang keberadaannya hanya di beberapa tempat seperti Ciceri dan alun-alun Timur saja. Pemerintah harus menyediakan hutan kota. Dan untuk sarana olahraga seharusnya setiap kecamatan mempunyi sarana dan prasarana olahraga umum untuk masyarakatnya karena perasarana olahraga yang ada di alun-alun juga terbatas”. (Wawancara oleh Bpk Sigit Julian selaku Kasi DTK Kota Serang pada tanggal 25 November 2015, jam 11:17 WIB di Dinas Tata Kota – Kota Serang.)

Dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat menganalisi

bahwa para pelaksana mempunyai harapan yang sama dalam

menanggapi dan meyelesaikan masalah K-3 yang ada, baik di Kota

Serang mupun alun-alun Timur Kota Serang ini. Dapat dilihat dari

sarana dan prasarana yang disediakan oleh para pelaksana dan juga

keterlibatan mereka dalam mengawasi dan mengontrol fsilitas yang

tersedia. Berikut adalah ketentuan (Ruang Terbuka Hijau) RTH

Kota Serang, yang ada dalam Perda No.6 Tahun 2011 Tetang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030

Bagian Kedua Mengenai Kebijakan pada poin o yang menyebutkan

bahwa :

Page 136: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

120

Tabel 4.8

Perda Kota Serang No.6 Tahun 2011 Tetang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030

m. pengelolaan dan penataan ruang untuk sektor informal;

n. penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana; penyediaan pedestrian di pusat kota; o. penetapan RTH sebesar 30% (tiga puluh persen)

dari luas wilayah Kota Serang;dan p. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan

dan keamanan Negara. Sumber : Perda Kota Serang No.6 Tahun 2011

Dari gambaran RTH Kota Serang dapat diketahui bahwa

30% dari wilayah kota Serang merupakan penetapan Ruang

Terbuka Hijau (RTH).

Hal ini juga diungkapkan oleh I1-2 :

“Menurut saya dinas yang terkait dalam kebijakan ini sudah tepat, semua dengan porsinya masing-masing. Sesuai dengan karakter dan kemampuannya masing-masing dibidangnya. Tinggal bagaimana disesuaikan saja kerjasama yang dapat memajukan kebijakan ini…”. (Wawancara oleh Bpk. M. Fajri selaku Prasarana Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 17 November 2015, jam 12:50 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang)

Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa karakter dan ciri

dari para agen pelaksana yang terilbat sudah sesuai dengan

kebijakan yang berlaku. Semua agen pelaksana mempunyai

tanggung jawab dan keahlian dibidangnya masing-masing dalam

menangani dan melaksanakan perda K-3 ini. Hal yang sama juga

diungkapkan oleh I4 :

Page 137: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

121

“ Saya rasa semuanya juga bersikap yang sama dalam menanggapi kebijakan ini, saya rasa tidak etis untuk menilai apakah karakter mereka sudah tepat dalam keterlibatan perda K-3 ini. Namun sejauh yang saya ketahui dan sudah hampir lima tahun Perda ini berjalan pelaksana yang terlibat sudah cukup sesuai dengan Perda K-3 terlebih lagi yang brada di alun-alun Kota Serang”. (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam

pelaksanaan K-3 ini agen pelaksana yang terlibat sudah sesuai

dengan pencapaian Perda. Dimulai dari pembuatan perda K-3

sudah lima tahun berjalan dan para agen pelaksana yang terlibat

memenuhi kriteria untuk ikut mensukseskan dan menjadi bagian

dari pelaksana Perda ini. Hal yang sama juga dikatakan oleh I3:

“Menurut saya pelaksana kebijakan yang terlibat sudah cukup sesuai dengan apa yang igin dicapai dari perda ini. hanya saja masih kurang dalam pemisahan tupoksinya antara agen pelaksana”. (Wawancara oleh Bpk Sigit Julian selaku Kasi DTK Kota Serang pada tanggal 25 November 2015, jam 11:17 WIB di Dinas Tata Kota – Kota Serang.)

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa pelaksana

yang terlibat sudah cukup sesuai dengan keinginan yang ingin

dicapai dari perda K-3 ini. Hanya saja kejelasan tupoksi dari

masing-masing pelaksana masih kurang tegas.

Berdasarkan analisis hasil wawancara dapat diketahui

bahwa para agen pelaksana yang terlibat dalam Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 mengenai Ketertiban,

Page 138: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

122

Kebersihan dan Kindahan (K-3) ini sudah cukup tepat dan sesuai

dengan karakter serta tujuan dari Peraturan Daerah Kota Serang

No.10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan juga

Keindahan (K-3).

4.2.2.4 Komunikasi

Komunikasi dalam rangka penyampaian informasi kepada

para pelaksana kebijakan tentang apa menjadi standar dan tujuan

harus konsisten dan seragam dari berbagai sumber informasi.

Dengan kejelasan seperti itu, para pelaksana kebijakan dapat

ngetahui apa yang diharapkan darinya dan tahu apa yang dilakukan.

Hal tersebut juga di sampaikan oleh I2-1 :

“Komunikasi antar pelaksana sejah ini lanncar saja, kami mempunyai rapat lintas sektoral dalam pengelolaan karena sudah jelas, masing-masing dengan tanggung jawabnya. Selama ini tidak ada masalah…”. (Wawancara oleh Bpk Amirul Mukminin pada tanggal 19 November 2015, jam 13:49 WIB di Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara ini dapat kita ketahui bahwa

komunikasi antar agen pelaksana dalam pelaksanaan K-3 ini tidak

ada masalah dan lancar. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh I3 :

“Untuk komunikasi antar pelaksana kita tidak ada masalah, namun kalau kooordinasi rutin sejauh ini belum, kami hanya rapat koordinasi jika ada masalah. Dan tiap tahun kita memang selalu ada rapat yang dipimpin langsung oleh Bapak Walikota..” (Wawancara oleh Bpk Sigit Julian selaku Kasi DTK Kota Serang pada tanggal 25 November 2015, jam 11:17 WIB di Dinas Tata Kota – Kota Serang.)

Page 139: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

123

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa

komunikasi antara agen pelaksana sejauh ini lancar dan dengan

kordinasi yang baik. Namun untuk rapat rutin koordinasi bersama

pelaksana untuk Perda K-3 belum ada. Hanya ada rapat koordinasi

dengan Bapak Walikota Kota Serang saja.

Dalam analisis implementasi Perda No 10 tahun 2010

Tentang (K-3) ini komunikasi terbagi menjadi dua yaitu

komunikasi internal dan juga komunikasi internal :

1) Komunikasi Internal

Komuniaksi Internal merupakan komunikasi yang

terjalin dalam lingkungan kantor atau organisasi.

Komunikasi ini bisa terjadi antara karyawan dengan

karyawan, karyawan dengan atasan dan atasan dengan

atasan. Komunikasi yang terjalin oleh para pelakasana

implementasi perda K-3 ini di ungkapkan oleh I4 :

“Untuk komunikasi antar karyawan lancar karena selama ini tugas yang diberikan dapat di selesaikan dengan baik dan sesuai dengan harapan, sedangkan untuk komunikasi antar bawahan dan juga atasan ada sedikit masalah pengertian, karena kebanyakan pekerja kita dsini adalah Pekerja Harian Lepas (PHL) yang pendidikannya minim sehingga sedikit susah untuk memberikan penjelasan dengan bahasa yang formal, untuk komunikasi antara atasannya juga sudah cukup baik karena sama-sama saling mengetahui, kendalanya komunikasi kami dengan diatas kami yang sedikit susah”. (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor

Page 140: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

124

Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui

bahwa komunikasi internal dari Dinas Kebersihan sudah

cukup baik dan terkordinasi dengan baik. Hambatan yang

ditemui karena sebagian pekerja dari Dinas Kebersihan

adalah Pekerja Harian Lepas (PHL) yang berpendidikan

minim sehingga penyampaian secara formal sulit untuk

diterima oleh para PHL tersebut. Kemudian komunikasi

antar atasan dengan atasan juga sudah cukup baik, kendala

yang ditemukan yaitu komunikasi antara atasan dengan

atasannya yang dalam hal ini adalah pemerintah daerah. Hal

ini juga di tanggapi oleh I7:

“Untuk tim pembersih di alun-alun ini di bagi jadi dua, yang untuk di dalam alun-alun Timur ini ada 3 orang. Sisanya di luar alun-alun sekitaran pinggir jalan alun-alun hingga alun-alun Barat ada 5 orang”.(Wawancara oleh Hasan (Tim Penyapu/Pembersih Bidang Kebersihan Kota Serang), pada tanggal 02 Februari 2016, jam 13:38 WIB di Alun-alun Timur Kota Serang)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa Tim

Pebersih/Tim Sapu Bidang Kebersihan Kota Serang

membagi anggotanya menjadi tim pembersih untuk didalam

alun-alun dan ada tim pembersih untuk sekitaran jalan alun-

alun Timur hingga alun-alun Barat. Hal yang sama juga

diungkapkan oleh I5 :

Page 141: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

125

“Komunikasi kami selama ini baik-baik saja karena sudah saling mengetahui dan mengerti tugasnya masing-masing baik itu bawahan dan juga atasan. Kami berkomunikasi dengan baik dan juga lancar tidak terlalu bersekat antara bawahan dan juga atasan…” (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui

bahwa komunikasi sudah berjalan dengan baik diantara

atasan juga bawahan dari segi komunikasi internal.

2) Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang

berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak

masyarakat atau public yang diluar organisasi atau

perusahaan tersebut. Dalam hal ini adalah komunikasi

antara agen pelaksana dengan masyarakat dengan

sosialisasi. Hal ini di ungkapkan oleh I5 :

“Sebenarnya tidak hanya tidakan saja namun juga sosilaisasi juga sangat penting untuk diberikan sebagai informasi dan pengetahuan bagi masyarakat. Walaupun para dinas sudah melakukakan yang terbaik dalam pelaksanaan dan juga tindakannya, namun jika sebelumnya tidak disosialisasikan terlebih dahulu hasilnya akan nihil. Tidak ada bantuan dari masyarakat sehingga hal ini menjadi pekerjaan sepihak saja, sedangkan ini untuk kepentingan bersama. Sejauh ini saya kurang dan belum mengetahui kalau ada salah satu pelaksana yang sudah mensosialisakian perda mengenai K-3 ini ke masyarkat bahkan dari pihak kami sendiri mengingat kami hanya sebagai penindak saja dan biasanya sejenis baliho atau

Page 142: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

126

papan pengumuman sudah disediakan dari pihak lain”. (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa

para agen pelaksana yang terlibat sejauh ini belum ada yang

mengeluarkan himbauan atau pemberitahuan umum

mengenai K-3 untuk masyarakat. Tanpa sosialisasi

pelaksanaan kebijakan apapun tidak akan berhasil karena

ada pihak yang tidak tahu mengenai kebijakan tesebut.

Melihat kebijakan atau peraturan daerah ini dikeluarkan

untuk tujuan dan menyangkut kepentingan orang banyak.

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh I4 :

“Untuk sosilisasi secara umum sepertinya sudah, sedangkan sepengetahuan kami sudah mensosiliasasikan perda K-3 ini ke tiap-tiap kelurahan, karena Kota Serang ini memiliki 66 Kelurahan di 6 Kecamatan maka penyuluhan atau sosialisasi mengenai K-3 ini dilakuakan di 10 Kecamatan seetiap tahunnya secara berkala hingga merata…”. (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh I2-2:

“Sosialisasi selama ini kita sudah lakukan di tiap-tiap Kecamatan yang ada di Kota Serang. Kita lakukan secara berkala dan merata. Kalau untuk sosialisasi secara umum ditempat umum sepertinya belum ada, tetapi mungkin ada yang

Page 143: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

127

sudah memasang balihonya di tempat-tempat strategis. Kalau sosialisasi media kita focus terhadap fasilitas yang ada di alun-alun. Karena sosialisasi melalui kecamatan sudah cukup untuk memeberitahukannya kepada masyarakat karena pendekatannya lebih aktif …” (Wawancara oleh Bpk Sumardi selaku Sarana dan Prasarana Olahraga Dispora Kota Serang pada tanggal 11 Desember 2015 jam 11:49 WIB di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara diatas dapat kita lihat bahwa

sejauh ini sosialisasi mengenai perda K-3 sudah dilakukan

di tiap-tiap Kecamatan yang ada di Kota Serang. Dengan 66

Kelurahan di 6 Kecamatan sosialisasi dilakukan dengan 10

kelurahan terlebih dahulu secara berkala dan merata hingga

selesai. Namun untuk sosliasasi media seperti baliho, papan

pengumuman atau selembaran belum ada agen pelaksana

yang melakukannya. Hal ini juga diungkapkan oleh I1-2:

“Sosialisasi secara media sepertinya belum, tidak ada papan petunjuk atau larangan yang ada di alun-alun Timur Kota Serang, balik lagi kepada masyarakat untuk tetap menjaga keberrsihan dan ikut merawat fasilitas yang tersedia. Tanpa himbauan pun saya rasa masyarakat juga sudah mengetahuinya” (Wawancara oleh Bpk. M. Fajri selaku Prasarana Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 17 November 2015, jam 12:50 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

sosialisasi secara media seperti papan petunjuk atau papan

larangan belum dilakukan oleh para pelaksana. Kesadaran

masyarakat sangat diperlukan ketika kekurangan dalam

Page 144: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

128

implementasi kebijakan terjadi, untuk ikut menjaga dan

juga merawat fasilitas yang tersedia tanpa adanya

himbauan.

Hal yang sama diungkapkan oleh I6-2 :

“Saya datang kesini untuk jogging, alun-alun ini sebenarnya sudah cukup bagus akan tetapi kurang papan-papan petunjuk dan larangan saja, sedangkan untuk fasilitas yang sudah bertahun-tahun dibiarkan begitu saja yaitu kolam ini, yang penuh dengan lumut dan juga sampah. Dan saya baru mengetahui tentang K-3 ini setelah di jelaskan oleh anda…” (wawancara oleh Ayatullah Humaini tanggal 11 November 2015 jam 18.38 WIB di Alun-alun Timur Kota Serang) Dari hasil wawancara pengunjung alun-alun Timur

Kota Serang yang bernama Ayatullah Humaini yang datang

dengan tujuan untuk olahraga di alun-alun Timur Kota

Serang, menurutnya fasilitas yang ada tidak terawat salah

satunya yaitu kolam yang ada di tengah alun-alun Timur

Kota Serang yang penuh dengan sampah dan berlumut. Dan

baru mengetahui tentang Perda K-3 setelah dijelaskan oleh

peneliti. Berikut adalah gambaran keadaan kolam yang ada

di alun-alun Timur Kota Serang.

Page 145: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

129

Gambar 4.5

Keadaan Kolam yang ada di Alun-alun Timur

Kota Serang

Gambar diatas diambil oleh peneliti pada saat siang

hari di alun-alun Timur Kota Serang. Karena pada saat

malam hari sangat minim pencahayaan sehingga air dalam

kolam tersebut jarang terlihat. Kondisi dari kolam ini sudah

berlangsung kurang lebih selama dua tahun. Dengan kondisi

air mancur yang sudah tidak berfungsi lagi dan air yang

berubah warna menjadi warna hijau kekuning-kuningan

karena lumut dan sampah yang ada disana.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh I6-4 :

“Saya datang kesini untuk rekreasi menemani saudara, fasilitas disini sudah cukup banyak namun kurang perawatannya saja dan kurang lebar. Saya pernah dengar soal K-3 tetapi bukan mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan melainkan soal keselamatan. Saya baru mengetahui jika ada perda seperti itu, tidak ada sosialisasinya sama sekali. Papan pemberiahuan ataupun balihonya saya tidak pernah lihat…” (Wawancara oleh Bulzam Firdad pada tanggal 30 November 2015 jam 17.15 WIB di Alun-alun Timur Kota Serang)

Page 146: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

130

Dari hasil wawancara oleh Bulzam Firdad yang

datang ke alun-alun untuk rekreasi mengatakan bahwa

fasilitas yang ada di alun-alun sudah cukup baik namun

kurang perawatan dan juga alun-alun yang kurang luas. Ia

mengatakan bahwa belum pernah mendengar mengenai K-3

Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan yang ia tahu K-3

mengenai keselamatan saja karena berprofesi sebagai helper

safety, dan belum pernah melihat sosialisasi media

mengenai Perda Kota Serang mengenai K-3 Lingkungan.

Dari wawancara peneliti tersbut diketahui bahwa

komunikasi internal para agen pelaksana sudah cukup baik

mulai dari karyawan dengan karyawan, atasan dengan

bawahan, maupun atasan dengan atasan. Kendalanya yang

ditemukan yaitu komunikasi antar atasan yaitu pemimpin

organisasi atau pelaksana dengan pemerintah daerah.

Sedangkan untuk komunikasi eksternal dalam hal ini adalah

sosialisasi media dari banyaknya agen pelaksana yang

terlibat belum ada satupun pelaksana yang mengeluarkan

atau membuat sosialisasi melaui media. Sejauh ini sosilisasi

yang dilakukan dengan cara penyuluhan ditiap-tiap

Kelurahan yang ada di Kota Serang secara berkala.

Namun nyatanya sosialisasi tersebut masih sangat

minim diketahui oleh masyarakat hingga saat ini. Tidak

Page 147: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

131

adanya sosialisasi melalui media membuat masyarakat

awam tidak tahu mengenai Perda dan K-3 itu sendiri.

Sosialisasi media juga sangat penting mengingat

masyarakat yang datang ke Kota Serang dan juga alun-alun

Timur Kota Serang tidak hanya dari penduduk lokal saja

namun juga pengunjung dan pendatang dari luar Kota

Serang. Dalam hal ini setiap kebijakan harus bisa

diberitahukan dan dipahami oleh seluruh lapisan

masyarakat tidak hanya masyarakat lokal saja namun juga

pendatang dari daerah lain sehingga mereka bisa ikut

berpartisipasi dalam mensukseskan perda di wilayah

tersebut.

4.2.2.5 Sikap Para Pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana

kebijakan sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

implementasi kebijakan public. Sebaliknya, penerimaan yang

menyebar dan mendalam terhadap standar dan tujuan kebijakan

diantara mereka yang bertanggung jawab untuk melaksanakan

kebijakan tersebut, adalah merupakan suatu potensi yang besar

terhadap kebehasilan implementasi kebijakan. Hal ini seperi yang

diungkapkan oleh I1-1:

Page 148: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

132

“Untuk Perda Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai K-3 ini saya rasa semua pihak setuju dengan kebijakan tersebut, kerena manfaatnya juga dapat kita rasakan bersama…” (Wawancara oleh Bpk. Abdul Khodir selaku Kasi Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 8 Oktober 2015, jam 11:35 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang)

Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa para agen

pelaksana yang terlibat dalam perda K-3 ini setuju dengan

kebijakan tersebut, karena manfaatnya dapat dirasakan bersama.

Dalam hal ini tidak hanya sikap menerima dan menolak dari

para agen pelaksana saja. Namun juga dilihat dari kemampuan

pegawai dalam menjalankan tugas, pemahaman pelaksana

kebijakan dan juga mengetahui harapan yang ingin dicapai

bersama.

1) Kemampuan Pegawai

Dalam hal ini kemampuan pegawai sangatlah

penting untuk dapat melaksanakan tugas yang diberikan

agar berjalan lancar dan tepat sasaran. Hal ini disampaikan

oleh I6-1 :

“Kami menempatkan orang-orang yang cukup kompeten untuk masalah kebersihan, jadi tiap tim pembersih ini mempunyai mentor yang bertanggung jawab langsung atas anak buahnya di lapangan termasuk juga di alun-alun Timur Kota Serang ada tim pembersih kami disana…” (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Page 149: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

133

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui

bahwa Dinas Kebersihan memliliki tim pembersih dan

untuk setiap timnya mempunyai mentor yang bertanggung

jawab langsung kepada anak buahnya termasuk juga tim

pembersih yang ada di alun-alun Timur Kota Serang. Hal

ini juga ditanggapi oleh I7:

“Kami bekerja setiap hari, mulai dari jam 14:00 WIB hingga sore sekitar jam 16:00 WIB. Walaupun cuaca hujan kami tetap kerja. Untuk upah, kami dibayar sebesar Rp 1juta per bulannya, karena kita PHL jadi jika tidak bekerja, tidak akan bisa mendapatkan gaji”. (Wawancara oleh Hasan (Tim Penyapu/Pembersih Bidang Kebersihan Kota Serang), pada tanggal 02 Februari 2016, jam 13:38 WIB di Alun-alun Timur Kota Serang)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

Tim Pembersih dari Bagian Kebersihan Kota Serang

bekerja setiap harinya untuk membersihkan dan menyapu

dalam alun-alun Timur mulai dari 14:00 WIB hingga 16:00

WIB, walapun cuaca turun hujan mereka tatap bekerja.

Upah yang diterima oleh PHL setiap bulannya adalah

sebesar Rp 1 juta rupiah, karena tim pembersih adalah PHL

jika mereka tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan

upah.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh I2-1 dan I1-2 :

“Kami memiliki tim kontroling atau monitoring untuk mengecek fasilitas yang menjadi tanggung jawab kai di alun-alun Timur Kota Serang, jadi

Page 150: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

134

tim monitoring kami ini akan melaporkan keadaan yang ada disana dan melaporkannya…” (Wawancara oleh Bpk Amirul Mukminin pada tanggal 19 November 2015, jam 13:49 WIB di Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Sedangkan menurut I1-2 :

“Tim perawatan dari kami biasanya akan melaporkan kondisi yang ada disana apa saja yang rusak, yang perlu diganti dan dibersihkan. Untuk fasilitas yang rusak tim kami juga akan melaporkannya pada yang bertanggunng jaawab dalam pengelolaannya yaitu Dispora…”. (Wawancara oleh Bpk. M. Fajri selaku Prasarana Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 17 November 2015, jam 12:50 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa kemampuan pegawai yang dimiliki oleh para agen

pelaksana sudah cukup baik. Masing-masing pelaksana

juga memiliki tim dan kelompok khusus untuk

membersihkan, merawat dan memonitoring keadan yang

ada di alun-alun Timur Kota Serang

2) Pemahaman Pelaksana kebijakan

Pemahaman pelaksana kebijakan penting dimiliki

oleh tiap agen pelaksana dalam melaksanakan dan

menjalankan tugasnya. Hal yang sana juga diungkapkan

oleh I4 :

“Memahami perda yang telah dibuat akan membantu pelaksanaan implementasi perda, dalam kondisi ini semua lapisan terutama para

Page 151: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

135

agen pelaksna perda ini harus mengerti…” (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita diketahui

bahwa pemahaman sangatlah penting untuk membantu

pelaksana dalam menjalankan tugasnya. Hal yang sama

juga diungkapkan oleh I5 :

“Setiap peraturan atau kebijakan yang sudah dibuat kami pasti selalu dapat mengetahui apa saja isi dari kebijakan tersebut dan tujuan dari kebijakan tersebut, tidak hanya kami saja namun kami juga memberikan informasi tersebut kepada bawahan kami yang berada di lapangan agar dapat mengkondisikan situasi khususnya di alun-alun, karena biasanya ada saja PKL yang membandel dari relokasi sebelumnya… “ (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari hasil wawancara di tersebut dapat kita ketahui

bahwa setiap kebijakan yang telah di buat oleh pemerintah

akan diinformasikan dan diberitahukan kepada anggota

lapangan agar dapat mengkondisikan sesuai dengan perda

yang berlaku terutama di kawasan alun-alun yang sering

menjadi lahan PKL yang membandel.

Page 152: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

136

3) Harapan yang dimiliki agen pelaksana

Harapan-harapan yang dimiliki oleh para agen

pelaksana untuk mensukseskan perda sangatlah penting.

Karena untuk tujuan yang sama diperlukan harapan dan

usaha yang sesuai dan sejalan. Seperti yang di ungkapkan

oleh I1-1 :

“Harapan kami semoga tahun depan kami dapat merealisasikan pos jaga pertamanan untuk mengawasi taman yang ada di alun-alun Timur Kota Serang agar keindahan alun-alun tetap terjaga dan juga penambahan trotoar untuk sekitar tugu dan alun-alun Barat agar lebih rapih”. (Wawancara oleh Bpk. Abdul Khodir selaku Kasi Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 8 Oktober 2015, jam 11:35 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang) Dari hasil wawancara tersebt dapat kita lihat bahwa

harapan dari Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman

Kota Serang memiliki tujuan yang sama dengan tujuan dari

perda Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) di alun-alun Timur Kota

Serang. Untuk menambahkan pos jaga dan juga trotoar

untuk mengawasi dan menjaga keindahan yang ada di alun-

alun Timur Kota Serang. Hal yang sama diungkapkan oleh

I5:

“Semoga tidak hanya pelaksana saja yang ikut menjaga dan mensukseskan kebijakan ini, namun juga dukungan dan keikutsertaan masyarakat dalam mengontrol lingkungan agar tidak

Page 153: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

137

bertindak yang tidak sesuai dengan peraturan. Karena control masyarakat sangatlah berperan untuk menekan para pelanggar peraturan” (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang) Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa

harapan dari penegak kebijakan yaitu tidak hanya pelaksana

kebijakan saja yang menjaga dan mensukseskan kebijakan.

Namun juga dukungan dari masyarakat dalam mengontrol

lingkungan agar tidak melakukan pelanggaran. Karena

control masyarakat sangat berperan untuk menekan para

pelanggar peraturan. Hal ini juga diungkapkan oleh I3:

“Harapan untuk kebijakan ini agar semua para pelaksana dapat saling berkoordinasi dengan baik dalam menangani alun-alun Timur Kota Serang. karena alun-alun ini juga termasuk salah satu icon Kota Serang jadi kita harus menjaga dan merawatnya sebaik mungkin, sebagai salah satu tujuan untuk mensukseskan Perda K-3” (Wawancara oleh Bpk Sigit Julian selaku Kasi DTK Kota Serang pada tanggal 25 November 2015, jam 11:17 WIB di Dinas Tata Kota – Kota Serang.)

Dari hasil wawancara peneliti dapat diketahui

bahwa harapan DTK untuk kebijakan ini agar semua agen

pelaksana dapat saling berkoordinasi dengan lebih baik lagi

dalam menangani alun-alun Timur Kota Serang. Semua

pihak ikut merawat dan juga menjaga fasilitas yang sudah

Page 154: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

138

tersedia untuk mensukseskan tujuan dari Perda K-3. Hal ini

juga di tanggapi oleh I4:

“Semoga pemerintah juga dapat membantu kami dalam mensukseskan perda ini, dengan melihat kendala-kendala dan segala kekuranganya. Karena bagaimanapun kami juga ingin mensukseskan peraturan ini dengan menciptakan lingkungan yang sehat dan juga bersih seperti slogan dari Kota Serang” (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

pemerintah juga harus ikut serta dalam membantu

pelaksanaan dan mensukseskan Perda yang sudah dibuat

dengan melihat kendala dan kekurangan para pelaksana.

Karna para agen pelaksana juga ingin mensukseskan dan

mewujudkan Perda tersebut untuk menciptakan lingkungan

yang sehat dan juga bersih seperti slogan Kota Serang.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh I2-2 :

“Kami berharap masyarat mau ikut bekerja sama dalam menjaga kebesihan dan mensukseskan tujuan perda K-3 ini, karena di alun-alun Timur banyak masyarakat yang datang tidak hanya berasal dari Kota Serang saja namun juga dari kota lain, mengingat alun-alun manjadi icon Kota Serang dibutuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan perda ini seperti visi dari Bapak Walikota Kota Serang”. (Wawancara oleh Bpk Sumardi selaku Sarana dan Prasarana Olahraga Dispora Kota Serang pada tanggal 11 Desember 2015 jam 11:49 WIB di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Page 155: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

139

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa harapan yang sama untuk mencapai tujuan perda K-3

sebagai salah satu perwujudan dari visi Kota Serang.

Diperlukan kerjasama dengan masyarakat agar dapat

mensukseskan tujuan bersama. Berikut gambaran alun-alun

Timur Kota Serang sebagai icon Kota Serang :

Gambar 4.6

Gardu Alun-alun Timur Kota Serang

Gambar diatas diambil oleh peneliti di alun-alun

Timur Kota Serang. Gambar tersebut merupakan gardu

alun-alun Timur Kota Serang dan sebagai salah satu icon

Kota Serang yang dikenal oleh pengunjung dari luar Kota

Serang. Hal ini juga diungkapkan oleh I7:

“Harapan saya untuk kedepannya semoga masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan, ikut menjaga kebersihan dan juga keindahan alun-alun. dan prasarana kebersihannya juga ditambah agar kami bisa menyelesaikan tugas dengan lebih cepat” (Wawancara oleh Hasan (Tim Penyapu/Pembersih Bidang Kebersihan Kota

Page 156: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

140

Serang), pada tanggal 02 Februari 2016, jam 13:38 WIB di Alun-alun Timur Kota Serang)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa harapan tim pebersih yang ada di alun-alun tidak

jauh berbeda dengan pelaksana lainnya. Agar masyarakat

ikut turut serta menjaga kebersihan alun-alun dan juga

penambahan sarana untuk mengefisienkan waktu.

Hal ini juga diungkapkan oleh I6-6 :

“Saya datang kesini untuk berolahraga, saya sering kesini saat malam hari bersama-sama teman saya untuk bermain basket. Harapan saya untuk alun-alun kedepannya semoga lebih diperhatikan lagi fasilitasnya, diperluas lagi lahannya karena saat malam Minggu lebih banyak lagi masyarakat yang datang dan penambahan pencahayaan di lapangan dan juga di area kolam yang saat ini kondisinya semakin memprihatinkan karena beberapa ubinnya retak-retak”. (Wawancara oleh Gilang Senja Tanggal 30 November 2015, Jam 18.45 WIB di Alun-alun Timur Kota Serang)

Dari hasil wawancara dengan pengunjung alun-alun

Timur Kota Serang mengatakan bahwa harapannya untuk

alun-alun Timur Kota Serang kedepannya dapat lebih

memperhatikan lagi fasilitas-fasilitas yang teah disediakan,

memperluas lahan alun-alun karena pada saat hari libur

akan lebih banyak lagi masyrakat dan pengunjung yang

akan datang, dan juga penambahan pencahayaan untuk

lapangan dan juga sekitar kolam karena sangat gelap saat

malam hari, dan pembenahan keramik-keramik yang sudah

Page 157: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

141

mulai retak-retak karena dapat membahayakan pengunjung.

Berikut adalah gambaran tempat duduk taman yang tersedia

di alun-alun Timur Kota Serang.

Gambar 4.7

Gambaran Tempat Duduk Taman yang ada di Alun-

alun Timur Kota Serang

Gambar diatas diambil oleh peneliti di alun-alun

Tiur Kota Serang. Dari gambar ini terlihat jelas bagaimana

kondisi dari tempat duduk taman yang mulai retak bahkan

beberapa ubin disana sudah tidak berada di tempatnya.

Kondisi ini juga semakin memprihatinkan karena

kurangnya pencahayaan saat malam hari.

Harapan yang sama juga diungkapkan oleh I6-5 :

“Saya datang kesini untuk rekreasi, harapan saya kedepan untuk alun-alun Timur Kota Serang ini semoga dapat menyediakan tempat sampah diluar alun-alun karena saya sempat kebingungan membuang tempat es dan puntung rokok saat diluar, dan penempatan fasilitasnya semoga lebih terkoordinir lagi karena sepertinya kurang tepat jika alat olahraga ini ada diatas tribun berkeramik” (Wawancara oleh Akhmad Atqo

Page 158: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

142

tanggal 30 November 2015, jam 19.10 WIB di Alun-alun Timur Kota Serang) Dari hasil wawancara oleh Akhmad Atqo

mengatakan bahwa harapannya untuk alun-alun kedepan

yaitu dapat membuat tempat sampah diluar alun-alun,

karena sebagian masyrakat maupun pengunjung lainnya

mengalami kesulitan menemukan tempat sampah dan

membuang sampah milik mereka yang akhirnnya dibuang

sembarangan. Dan fasilitas olahraga yang baru saja

diberikan penempatannya kurang tepat karena berada di

tribun yang berkeramik, yang biasanya disana banyak

digunakan pengunjung yang bemain laptop dan internetan.

Alat tersebut dapat membuat keramik-keramik menjadi

tidak kuat penopang dan retak.

Hal ini ditanggapi oleh I2-2:

“Untuk alat olahraga yang baru, alat olahraga yang ada di tribune itu adalah hibahan dari BPJS Serang. Kami kira mereka ingin memberikan alat-alat outdoor. Namun ternyata alat-alat indoor, yang kemudian kami letakkan disana untuk menjaganya agar tetap terawat dan tidak cepat rusak terkena hujan dan panas matahari” (Wawancara oleh Bpk Sumardi selaku Sarana dan Prasarana Olahraga Dispora Kota Serang pada tanggal 11 Desember 2015 jam 11:49 WIB di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

alat olahraga baru yang diberada di tribune alun-alun Timur

Page 159: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

143

Kota Serang merupakan hibahan dari BPJS Serang, untuk

menjaga alat-alat olahraga indoor tersebut agar tidak cepat

rusak karena hujan dan panas matahari oleh karena itu

ditempatkan di tribune. Berikut gambaran fasilitas olahraga

yang ada di tribune alun-alun Timur Kota Serang:

Gambar 4.8

Fasilitas Olahraga dari BPJS Serang

Gambar diatas diambil oleh peneliti di alun-alun

Timur Kota Serang. Dari gambar diatas dapat diketahui

bahwa fasilitas alat olahraga dari BPJS diletakkan diatas

tribune alun-alun Timur Kota Serang yang sering digunakan

pengunjung untuk bermain laptop.

Dapat dilihat dari analisis wawancara peneliti bahwa

kemampuan pegawai sudah sangat cukup untuk

melaksanakan Perda K-3 ini, pemahaman pelaksana

kebijakan oleh para agen pelaksana juga sudah dipahami

dan dimengerti oleh seluruh pegawai dan juga pelaksana

Page 160: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

144

lainnya. Harapan para agen pelaksana juga sudah sesuai

dengan visi Kota Serang dan juga tujuan dari Perda K-3.

Dalam hal ini sikap para pelaksana merespon dengan baik

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) di

alun-alun Timur Kota Serang.

Namun ada beberapa aspek yang mungkin masih

luput dari perhatian para pelaksana yang juga dampaknya

dirasakan oleh beberapa masyarakat dan pengunjung karena

mereka yang secara langsung merasakan. Harapan

masyarakat juga sejalan dengan harapan para pelaksana

untuk mewujudkan keindahan dan juga kenyamanan ruang

public dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10

Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan

(K-3) di Alun-alun Timur Kota Serang.

4.2.2.6 Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik

Upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi

lingkungan eksternal yang kondusif. Lingkungan Sosial, Ekonomi

dan Politik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari

kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Hal ini diungkapkan

juga oleh I4 :

Page 161: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

145

“Kendala dari lingkungan ekternal lebih banyak ke masyarakatnya. Kebanyakan yang kurang dan tidak ingin bekerjasama dalam penertiban dan juga kurang peka terhadap lingkungan”. (Wawancara oleh Bpk Wasid selaku Kasi Operasional dan Angkutan Kebersihan Kota Serang pada tanggal 26 November 2015 jam 10:45 WIB di Kantor Bidang Kebersihan Kota Serang – DTK Kota Serang)

Dari wawancara tersebut dapat kita lihat bahwa kendala

ekternal lebih banyak kepada masyarakat yang tidak mau dan

kurang berkerjasama dalam penertiban dan juga menjaga

keindahan. Sebagaimana yang telah di atur dalam Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai K-3 dalam

larangannya pada pasal 29. Banyak masyarakat yang melakukan

larangan dari perda tersebut. Hal ini di tanggapi oleh I1-1:

“Pengaruh dari lingkungan politik sepertinya tidak ada untuk alun-alun Timur Kota Serang, kalau untuk dukungan dari lingkungan sosial sendiri lebih banyak bagaimana cara masyarakat ikut bekerjasama untuk mensukseskan kebijakan ini, karena kebijakan ini di buat juga untuk kemajuan masyarakat”. (Wawancara oleh Bpk. Abdul Khodir selaku Kasi Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang, Pada tanggal 8 Oktober 2015, jam 11:35 WIB di Kantor Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Serang)

Dari hasil wawancara peneliti diketahui bahwa pengaruh

dari lingkungan politik sepertinya tidak ada untuk alun-alun Timur

Kota Serang ini mengingat alun-alun Timur digunakan untuk ruang

terbuka public, sedangkan untuk dukungan sosial lebih banyak

tertuju pada para pengunjung alun-alun untuk ikut bekerjasama

mensukseskan kebijakan tersebut. Karena perda tersebut di buat

Page 162: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

146

untuk kemajuan masyarakat. Hal yang sama juga ditanggapi oleh

I2-1:

“Dukungan dan juga tanggapan dari lingkungan sosial sangatlah berperan dalam hal ini,suatu kebijakan tidak akan sempurna jika masyarakatnya tidak ikut berkerjasama. Dalam hal ini masyrakat masih kurang bekerjasama. Sedangkan untuk lingkungan ekonomi dan politik bisa dilihat sendiri dalam ruang lingkup kebijakan dari perda tersebut” (Wawancara oleh Bpk Amirul Mukminin pada tanggal 19 November 2015, jam 13:49 WIB di Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara diketahui bahwa dukungan dan juga

tanggapan dari lingkungan sosial sangatlah berperan, suatu

kebijakan tidak akan bisa sempurna jika masyarakatnya tidak ikut

bekerjasama. Namun dalam hal ini masyarakat masih kurang

bekerjasama, sedangkan untuk lingkungan politik dan juga

ekonomi bisa dilihat dalam ruang lingkup kebijakan tersebut.

Hal yang sama juga dikatakana oleh I5 :

“Untuk dukungan dari lingkungan sudah cukup baik, walaupun masih saja banyak masyarakat yang egois dan tidak peduli. Di alun-alun ini ada banyak sekali masyarakat yang datang, dimana ada orang berkumpul disana pasti ada PKL, dan PKL-PKL ini jika dibiarkan akan terus menjamur keberadaannya, mau ditertibkan seperti apapun jika masih ada yang membeli dan ada konsumen yang mendatangkan untung PKL ini tidak akan jera akibatnya datang lagi terus seperti itu walaupun sudah ditertibkan. Masyarakat juga seharusnya dalam hal ini bisa ikut bekerjasama untuk mengatasi hal tersebut..”. (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Page 163: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

147

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

dukungan lingkungan sosial dari masyarakat masih kurang. Dalam

hal ini permasalah yang terjadi akibat kurangnya kerjasama

masyarakat dengan para pelaksana menyebabkan kesemerautan

PKL-PKL yang datang untuk berjualan di alun-alun Kota Serang

hal ini menyebabkan berkurangnya estetika keindahan pada alun-

alun Timur Kota Serang. Dan juga banyaknya timbunan sampah

akibat transaksi jual beli oleh para pembeli dan pedagang PKL

membuat alun-alun Timur menjadi kotor. Hal yang sama

diungkapkan oleh I2-1:

“Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saya rasa saat ini sudah cukup, sering kita melakukan control atau cek alat-alat yang ada disana. Tinggal bagaimana masyarakat menggunakannya saja”. (Wawancara oleh Bpk Amirul Mukminin pada tanggal 19 November 2015, jam 13:49 WIB di Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Serang)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa untuk

saat ini kebutuhan masyarakat atas ruang public sudah cukup

terpenuhi. Dari pihak Dispora sering melakukan kontrol atau cek

alat-alat yang ada di alun-alun, selebihnya bagaimana masyarakat

menggunakan fasilitas yang sudah tersedia.

Hal ini juga diungkapkan oleh I5 :

“Perda K-3 ini sangat banyak manfaatnya tidak hanya bagi kami saja namun juga bagi masyarakat, kami menyediakan sarana umum dan juga fasilitas public untuk memenuhi kebutuhan mereka, seharusnya mereka juga ikut bekerjasama dengan merawat dan menjaga fasilitas yang ada. Karena mereka butuh maka kami

Page 164: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

148

sediakan” (Wawancara oleh Bpk Bambang Gartika Toyib selaku Kabid Penegakan Satpol-PP Kota Serang pada tanggal 27 November 2015 jam 10:53 WIB di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang)

Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa dari Perda K-

3 ini sangatlah banyak manfaatnya tidak hanya untuk para

pelaksana kebijakan saja namun juga bagi masyarakat dan Kota

Serang.

Dapat dilihat dari wawancara peneliti bahwa kurangnya

lingkungan sosial yang mendukung membuat perda ini sulit

dilaksanakan. Kurang kesadaran masyarakat untuk peduli

lingkungan dan minimnya rasa kepimilikan akan penggunaan

fasilitas public ini membuat K-3 di alun-alun Timur Kota Serang

menjadi sulit terlaksana. Pemerintah telah menyediakan fasilitas

secara geratis dan juga dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat akan adanya RTH, ruang public, dan juga rekreasi.

Sudah suatu keharusan bagi masyarakat agar ikut turut serta

bekerjasama dan saling menjaga unutk mewujudkan visi Kota

Serang yang indah dan bersih.

4.3 Pembahasan

Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang di

dapatkan peneliti di lapangan. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori Van

Meter dan Van Horn. Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10

Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan pada Pasal 29d,

Page 165: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

149

di Kawasan Alun-alun Timur Kota Serang belum maksimal, setelah

melakukan penelitian di lapangan dapat dilihat dari :

1. Standar dan sasaran kebijakan/ukuran dan tujuan kebijakan pada

dasarnya merupakan penilaian atas tingkat ketercapaian suatu

kebijakan. Implementasi suatu kebijakan bisa menjadi gagal ketika

para pelaksana tidak menyadari dan memahami standar dan tujuan

kebijakan. Dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun

2010 mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan, sejauh ini para

agen pelaksana kebijakan telah memahami isi dan tujuan yang ingin

dicapai dalam kebijakan tersebut. Semua pelaksana terkait telah

berupaya semaksimal mungkin dalam mewujudkan tujuan yang dapat

memberikan manfaat dan kenyamanan untuk masyrakat. Namun

karena terbenturnya wilayah wewenang seperti alun-alun Barat yang

masih dipegang oleh Kabupaten Serang dan alun-alun Timur Kota

Serang yang berdampingan membuat para pelaksana kebijakan

menemukan kesulitan dalam upaya tindakannya. ketidak sinambungan

antar pelaksana dalam pencapaian tujuan bersama juga menjadi

habatan dalam mensukseskan Perda tersebut.

2. Sumber daya yang digunakan. Suber daya tidak hanya terbatas pada

sumber daya manusia saja namun juga sumber daya financial dan

waktu. Kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai

dan kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya terebut agar tidak

menghambat pelaksanaan perda. Untuk mendukung pelaksanaan

Page 166: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

150

kebersihan Dinas Tata Kota – Kota Serang Bidang Kebersihan masih

sangat minim sarana dan prasarana yang hanya mempunyai 8 Arm

Roll untuk mengangkut sampah dari seluruh Kota Serang termasuk

Alun-Alun Barat dan alun-alun Timur Kota serang. Jumlah ini sangat

sedikit mengingat pertumbuhan penduduk Kota Serang yang semakin

bertambah. Sedangkan untuk berpatroli penindakan dalam Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 pada pasal 29 Satpol-PP

Kota Serang hanya mempunyai 3 unit mobil patroli, dan 1 unit

Dalmas Saja. Selain prasarana yang minim Satpol-PP Kota Serang

juga kekurangan SDM untuk membagi timnya dalam berpatroli

dibeberapa titik termasuk alun-alun Timur kota Serang.

3. Karakteristik organisasi pelaksana. Implementasi kebijakan akan

sangat di pengaruhi oleh ciri yang tepat serta cocok dengan para agen

pelaksananya. Karena beberapa kebijakan menuntut pelaksana yang

ketat dan disiplin untuk mencapai keberhasilan dari kebijakan tersebut.

Sejauh ini para agen pelaksana yang terlibat dalam Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 mengenai Ketertiban, Kebersihan

dan Keindahan (K-3) pada pasal 29 sudah cukup tepat. Dengan

struktur organisasi yang sederhana dapat menyentuh ke sasaran

kebijakan tersebut. Namun tanggung jawab para pelaksana dalam porsi

masing-masing tindakan belum cukup maksimal. Karena banyak

melibatkan beberapa para agen pelaksana untuk Perda (K-3) di

kawasan alun-alun ini sehingga beberapa pelaksana yang tidak

Page 167: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

151

melakukan tanggung jawabnya dengan baik akan sedikit banyak

tertutupi dengan pelaksana lainnya yang melakukan tanggung

jawabnya dengan maksimal. Selain itu pelaksana penegakan sanksi

terhadap Peraturan Daerah Kota Serang masih lemah, Satpol-PP Kota

Serang masih belum berani menindak secara langsung sesuai sanksi

yang berlaku terhadap masyrakat yang melanggar aturan.

4. Sikap Para Pelaksana. Sikap penerimaan atau penolakan dari agen

pelaksana sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

implementasi kebijakan public. Sikap mereka dipengaruhi oleh

pandangannya terhadap suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh

kebijakan itu terhadap kepentingan-kepentingan organisasi dan

kepentingan pribadinya. Kemampuan para pegawai pelaksana yang

cukup bagus dalam pemahaman kebijakan Perda (K-3) membuat

implementasi dapat dijalankan dengan tepat. Namun beberapa

pelaksana banyak yang melakukan dengan caranya sendiri yang

kurang sistematis. Seperti penyediaan Tempat Pembuangan Sampah

(TPS) yang tidak sesuai dengan wilayah alun-alun Timur Kota Serang.

Dapat dilihat keberadaan TPS hanya berada di dalam alun-alun saja

namun disepanjang jalan protokolnya tidak ada TPS, dari Dinas

Kebersihan sendiri kekurangan penyediaan TPS dan untuk penempatan

TPS itu ditempatkan dari segi estetika saja secara logika dimana

penempatan TPS yang cocok. Ini jelas tidak sesuai dengan ketentuan

Page 168: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

152

Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berlaku setiap jarak 50 - 100 meter

sarana maupun bangunan terdapat tempat sampah.

5. Komunikasi antar organisasi. Koordinasi dan komunikasi merupakan

mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan. Semakin baik

koordinasi komunikasi diantara pihak-piak yang terlibat dalam

implementasi kebijakan maka kesalahan akan semakin kecil begitu

juga sebaliknya. Komunikasi dalam pelaksanaan Perda (K-3) ini belum

cukup untuk mencapai target dari tujuan kebijakan. Setiap tahun para

agen pelaksana melakukan rapat koordinasi maupun rapat lintas

sektoral yang di pimpin oleh Walikota Kota Serang selama ini

komunikasi yang terjalin rutin hanya kumunikasi internal saja,

komunikasi ini belum cukup baik dalam merealisasikan tujuan perda

dan mensosialisakan pelaksanaannya. Minimnya papan tanda maupun

larangan dan bahkan perda itu sendiri membuat masyarkat menjadi

tidak peka terhadap pelaksanaan kebijakan yang sedang dilakukan.

Sosialisasi yang mereka lakukan selama ini hanya pada tingkat

kelurahan saja, namun untuk sosialisasi di tempat umum seperti baliho

atau papan tanda lainnya mengenai Perda (K-3) para pelaksana saling

melemparkan pendapat dan tanggung jawab kepada pelaksana lainnya.

6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan sosial, ekonomi,

dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari

kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu upaya

implemntasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal

Page 169: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

153

yang kondusif. Sejauh ini lingkungan eksternal belum cukup kondusif.

Dilihat dari keberadaan alun-alun Barat dan alun-alun Timur yang

bersebelahan namun memiliki hak kewenangan yang berbeda.

Walaupun Pemkab Serang telah mendirikan papan himbauan namun

tetap saja alun-alun Barat Kabupaten Serang tampak berbeda dengan

alun-alun Timur Kota Serang, indikasi adanya aparat yang mengambil

keuntungan atau Pungli dari para pelanggar himbauan ini menjadi

hambatan para pelaksan Perda Kota Serang Mengenai (K-3) di

kawasan alun-alun Timur Kota Serang mengalami kesulitan. Ditambah

dengan kondisi beberapa masyarakat yang kurang peduli lingkungan

membuat faktor lingkungan ekternal ini menjadi salah satu

penghambat yang cukup besar dalam mencapai tujuan kebijakan

tersebut.

Peneliti menggunakan teori implementasi kebijakan dari Van

Meter & Van Horn karena masalah yang ada dapat disingkronkan

dengan 6 variabel yang ada di dalam teori tersebut. Mulai dari sasaran

dan standar dari kebijakan yang belum jelas, sumber daya yang tidak

memadai, sikap para pelaksana yang memiliki pandangan yang

berbeda-beda untuk keberhasilan Perda, komunikasi anatar organisasi

yang kurang koordinasi, karakteristik agen pelaksana yang berbeda-

beda karena implementor yang terlibat dalam Perda ini cukup banyak,

dan Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang kurang mendukung

dalam keberhasilan Perda.

Page 170: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

154

Permasalahan yang terjadi mengenai Analisis Iplementasi

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan pada Pasal 29 (Studi Kasus

Mengenai Kebersihan dan Keindahan di Kawasan Alun-alun Timur

Kota Serang) dari hasil penelitian dan analisis data peneliti yang akan

di paparkan dalam gambar 4.9 sebagai berikut:

Gambar 4.9

Pola Permasalahan yang Ditemukan Dari Hasil Penelitian

Dari gambar tersebut dapat kita lihat bahwa permasalahan dari

Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Kurangnya sarana penunjang

Lemahnya pengawasan dan sanksi terhadap pelaksanaan Perda

Kurangnya sosialisasi Perda

Rendahnya tingkat kepedulian Masyarakat

Gambaran Kebesihan dan

Keindahan Alun-alun Timur Kota

Serang

Page 171: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

155

Tentang ketertiban, Kebersihan dan Keindahan pada Pasal 29d (Studi Kasus

Mengenai Kebersihan dan Keindahan di Kawasan Alun-alun Timur Kota

Serang) adalah kurangnya sarana penunjang yang menjadi salah satu alasan

yang membuat instansi terkait sulit mengoptimalkan kinerja mereka dan

lemahnya sosialisasi juga pengawasan terhadap pelasanaan perda. Para

instansi sudah berusaha menambahkan armada juga prasarana yang telah

diajukan ke pemerintah daerah setempat namun cenderung ditolak dengan

alasan instansi tersebut kurang memadai. Karena hal tersebut mengakibatkan

masyarakat yang kurang nyaman dan rendahnya kepedulian untuk ikut

menjaga dan mensukseskan kebijakan yang telah dibuat. Sehingga

berpengaruh terhadap kondisi kebersihan dan keindahan alun-alun Timur Kota

Serang sebagai ruang public.

Menurut Presman dan Wildavsky (2006), implementasi sebuah

kebijakan diperlukan konrol urutan tahap dalam sebuah sistem, yang

tujuannya untuk meminimalkan pelanggaran dan memaksimalkan pelaksanaan

kebijakan. Dalam hal ini terkait Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan pada

Pasal 29, dimana dalam aturan tersebut disebutkan bahwa, mempergunakan

ruang milik jalan selain peruntukan jalan umum, megotori permukaan jalan,

drainase, jalur hijau dan fasilitas umum lainnya, berusaha atau berdagang di

trotoar, jalan atau badan jalan, taman jalur hijau yang bukan peruntukannya,

mendirikan kios dan berjualan di trotoar, taman, jalur hijau atau dengan cara

apapun yang dapat mengakibatkan kerusakan kelengkapan tman, bunga, atau

taan lainnya, berdiri, duduk menerobos pagar pemisah jalan, pagar pada jalur

Page 172: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

156

hijau dan pagar taman dilarang tanpa mendapat izin dari walikota dan atau

pemerintah setempat.

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 tentang

Ketertiban, kebersihan dan Keindahan pada Pasal 29 ini belum terlaksana

secara maksimal, kurangnya sumber daya, lingkungan ekternal dan lemahnya

pengawasan terhadap pelaksanaan Perda tersebut menghambat sasaran dan

tujuan yang diinginkan.

Page 173: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

157

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan temuan lapangan yang telah peneliti paparkan diatas, maka

peneliti menyimpulkan bahwa dalam Implementasi Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3) pada Pasal 29 Studi Kasus Mengenai Kebersihan dan

Keindahan di Kawasan Alun-alun Timur Kota Serang belum dilaksanakan

dengan maksimal. Dikarenakan masih banyaknya hal-hal yang belum sesuai.

Mulai dari pembagian tupoksi dari tiap-tiap agen pelaksana yang terlibat

hingga pengimplementasian perda tersebut di kawasan alun-alun Timur Kota

Serang belum bisa memenuhi penilaian yang baik karena dari hasil pebahasan

peneliti ditemukan beberapa kendala dan usaha yang dilakukan belum mampu

untuk memenuhi enam indikator teori implementasi kebijakan publik. Mulai

dari tahapan dan standar yang belum jelas, kemudian sumber daya yang

kurang untuk mendukung pelaksanaan implementasi, karakteristik organisasi

pelaksana yang beranega ragam, sikap para pelaksana yang mempunyai

pandangan berbeda-beda untuk mencapai tujuan, kurangnya komunikasi dan

juga koordinasi, dan lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang kurang

mendukung dalam mensukseskan kebijakan.

Page 174: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

158

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di dapatkan mengenai pelaksanaan

Implemntai Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29d (Studi Kasus

Mengenai Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur Kota Serang), maka

peneliti mencoba memberikan saran sebagai masukan untuk pelaksanaan

kebijakan selanjutnya, yaitu :

1. Perlu adanya sosialisasi yang di lakukan oleh pemerintah melalui

media publikasi seperti; selembaran baliho, spanduk, ataupun poster

yang di tempatkan di pinggir jalan ataupun tempat strategis yang

banyak dikunjungi dan dilihat oleh warga masyarakat.

2. Perlunya keberanian dan ketegasan dalam memberikan sanksi

hukuman untuk para pelanggar peraturan sebagaimana yang berlaku

dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3)

3. Dukungan yang besar dari pemerintah dalam memberikan sarana dan

prasarana. Mengingat Kota Serang yang cukup luas dan pertumbuhan

penduduk yang semakin meningkat di perlukannya peremajaan

personil dan juga sarana penunjang lainnya.

4. Diperlukannya sikap persuasisif, disiplin dan demokratis setiap agen

pelaksana untuk melakasanakan implementasi kebijakan sesuai dengan

tanggung jawab dan tupoksi yang dimliki masing-masing pelaksana.

Page 175: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

159

5. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi sesama pelaksana kebijakan

dalam menangani perawatan dan peremajaan fasilitas yang ada

sehingga kekurangan dapat diatasi dengan tepat dan sesuai.

Page 176: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

DAFTAR PUSTAKA

Buku : Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijikan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Fuad, Anis & Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys Yogyakarta: Gava Media.

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Depok: Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Nugroho, D. Riant. 2003. Kebijakan Publik “Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi”. Jakarta:PT Elex Media Komputindo.

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_________ 2012. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Wahab, Abdul Solichin. 2008. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Impkementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi Kedua. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Widodo. 2007. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: PT.Bayu media. Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Edisi Revisi. Jakarta:

PT.Buku Kita. ____________ 2014. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi Kasus). Jakarta: PT. Buku Seru.

Page 177: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

Web :

ppid.serangkota.go.id

www.serangkota.go.id

www.dprd-bantenprov.go.id

www.humasprotokol.bantenprov.go.id

Sumber Lain :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Daera Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3)

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kota Serang Tahun 2010-2030

Skripsi :

Dewi, Silviana R.2012. Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal

29d (Studi Kasus Mengenai Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Royal Kota Serang),

Univeritas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).

Shalikhah, D Amana. 2011. Rencana Strategi Dinas Tata Ruang Kota Dalam

Merevitalisasi Alun-alun Utara Surakarta. Universitas Sevelas Maret (UNS).

Page 178: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 179: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 180: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 181: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 182: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 183: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 184: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 185: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 186: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 187: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 188: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 189: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 190: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 191: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 192: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 193: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 194: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 195: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 196: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 197: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 198: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 199: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 200: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 201: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 202: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 203: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 204: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 205: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 206: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 207: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 208: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 209: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 210: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 211: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Analisis Implementasi Peraturan Kota Serang Nomor 10 tahun 2010,

Mengenai Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29

(Studi Kasus Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur Kota Serang)

Penelitian ini dilakukan dalam rangkka penyususnan SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk

menempuh Ujian Sarjana (S-1), pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara. FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang – Banten.

Identitas Informan

Nama :

NIP :

Pekerjaan/Jabatan :

Pertanyaan

(Para Pelaksana Perda Kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan, dan

Keindahan (K-3))

Page 212: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

A. Standar dan Sasaran Kebijakan

1. Bagaimana pemahaman pelaksana kebijakan mengenai Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3) pada Pasal 29?

2. Sudah sejauh mana tindakan dari pelaksana kebijakan dalam mencapai tujuan

dari Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29?

B. Sumber Daya

1. Dari mana sumber dana dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-

3) ini ?

2. Apakah sumber daya baik dana, financial maupun waktu dalam melaksanakan

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29d di alun-alun Timur Kota

Serang sudah sesuai ?

C. Karakteristik Organisasi Pelaksana

1. Apakah kebijakan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-

alun Timur Kota Serang sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini ?

2. Apakah Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) sudah tersosialisasi dengan baik

kepada masyarakat?

Page 213: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

D. Komunikasi

1. Bagaimana komunikasi dan kerjasama para pelaksana kebijakan dalam

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun Timur Kota

Serang ?

2. Apa saja hambatan yang sering di alami dalam melaksanakan Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan

dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun Timur Kota Serang?

E. Sikap Para Pelaksana

1. Bagaimana respon para pelaksana kebijakan dalam menerima dan

melaksanakan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) ?

2. Apakah para pelaksana kebijakan yang terlibat sudah sesuai dengan Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan

dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun Timur Kota Serang?

F. Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik

1. Bagaimana dukungan dan tanggapan dari lingkungan sosial, ekonomi dan

politik terhadap Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-

alun Timur Kota Serang ?

2. Apa harapan yang ingin di capai oleh para pelaksana dalam Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun Timur Kota Serang ?

Page 214: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Analisis Implementasi Peraturan Kota Serang Nomor 10 tahun 2010,

Mengenai Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29

(Studi Kasus Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur Kota Serang)

Penelitian ini dilakukan dalam rangkka penyususnan SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk

menempuh Ujian Sarjana (S-1), pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara. FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang – Banten.

Identitas Informan

Nama :

Pekerjaan/Jabatan :

Usia/Umur :

No Tlp/Hp :

Pertanyaan

Page 215: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

(Masyarakat Pengunjung Alun-alun Timur Kota Serang)

1. Bagaimana sosialisasi mengenai Perda Kota Serang tentang Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) di alun-alun Timur Kota Serang?

2. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai Perda Kota Serang tentang

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) di alun-alun Timur Kota

Serang?

3. Bagaimana harapan masyarakat dalam Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3) untuk alun-alun Timur Kota Serang?

Page 216: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

MATRIKS HASIL WAWANCARA

(Pelaksana Perda Kota Serang No.10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) )

A. Standar dan Sasaran Kebijakan

I

Q1

Bagaimana pemahaman pelaksana kebijakan mengenai Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29?

I1 “Kalau menurut saya yang namanya Undang-Undang, kebijakan atau

peraturan lainnya yang sudah sah, mau tidak mau dan harus mengetahui apa

saja isi dan tujuan dari Perda tersebut. Walaupun pelaksana belum pernah

membaca dari kebijakan tersebut. Tetapi mereka di tuntut untuk tau dan

mencari tau serta memahami isi serta tujuan dari kebijakan yang sudah di

buat”

I4 “Kalau untuk pemhaman kita hanya mengetahui mengenai apa yang harus di

lakukan saja, untuk pemehaman lebihnya itu ada di Dinas Tata Kota – Kota

Serang. Kalau Dispora sendiri cuma pngelolaan fasilitasnya saja. Tapi

sejauh ini kita memahami kok…”

I5 “Pemerintah sudah berusaha untuk menyediakan ruang public untuk

masyarakat Serang, walaupun belum cukup untuk menampung dan memenuhi

kebutuhan masyarakan akan tempat yang nyaman untuk berkumpul namun

pemerintah tetap terus berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk tujuan

bersama seperti Visi Kota Serang bersama bapak walikota”

I7 “Untuk pemehaman K-3 itu sendiri sudah cukup paham saya rasa, mengingat

perda ini juga sudah berjalan dari tahun 2011 kalau tidak salah. Dan kami

juga termasuk salah satu penegak dari kebijakan tersebut”.

Page 217: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

I

Q2

Sudah sejauh mana tindakan dari pelaksana kebijakan dalam mencapai

tujuan dari Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29?

I1 “ Sejauh ini kami sudah melakukan yang terbaik karena DKP hanya

mengurusi pemeliharaan tamannya, namun untuk sarana prasarana yang ada

di alun-alun Timur Kota Serang kepunyaan Dispora, bahkan untuk alat

permainan yang ada disana juga secara fisik fasilitas yang ada disana

sebagian besar dimiliki oleh Dispora kita hanya merawatnya saja, adapun

kekurangan mengenai perawatan fasilitas kita tidak bisa ikut campur karena

tidak ada dananya. Seperti tugu pahlawan yang ada di tengah alun-alun

Barat dan alun-alun Timur yang sudah tidak sehat lagi fisiknya, kami tidak

bisa mengecatnya walaupun bisa, karena tugu tersebut kepunyaan TNI jadi

kita hanya bisa merapikan taman dan tanaman di sekitar tugu saja agar tidak

terlihat kumuh dan berbau pesing. Termasuk juga kolam yang ada di alun-

alun Timur Kota Serang itu kepunyaan Dispora namun mau tidak mau kita

juga yang merawatnya karena kondisi fisiknya yang mencemaskan. Jadi lagi-

lagi kami yang merawatnya dari Dinas Pertamanan Kota Serang”.

I3 “Secara teknis untuk Dispora sendiri sudah melakukan yang tebaik mungkin

secara pengelolaannya, kita berangkat dari landasan hukum tentang status

penggunaan barang milik daerah Kota Serang, pada Surat Keputusan

Walikota No.031/Kep.45-Hub/2009 tentang penetapan status penggunaan

barang milik daerah Kota Serang Pada Dispora Kota Serang. Tetapi dalam

kasus alun-alun Timur ini ada juga spot-spot yang menjadi tanggung jawab

Dinas Tata Kota. Secara De Jure pengelolaan fasilitas tersebut menjadi

kewenangan kami, kami sangat memperhatikan keamanan dan kenyamanan.

Oleh karena itu secara rutin dan berkala kami melakukan monitoring.

Fasilitas yang berada di alun-alun Timur Kota Serang dibuat dengan cuma-

cuma untuk di gunakan bersama sebagai fasilitas public”.

I5 “Dari Dinas Tata Kota sendiri untuk tindakan mengenai alun-alun Timur

Page 218: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

Kota Serang sudah di serahkan kepada Dinas Pertamanan, kebersihan,

Dipora dan juga Satpol-P. Memang dulunya untuk pengawasan alun-alun

DTK yang memegang dari pembuatan namun tahun ini sudah di serahkan

kepada penanggung jawab masing-masing dalam bidangnya termasuk K-3

yang ada di alun-alun Timur Kota Serang”.

I6 “Sejauh ini Dinas Kebersihan Kota Serang sudah melakukan pencapaian

sebaik mungkin, karena kita hanya bertanggung jawab atas kebersihannya

saja. Setiap hari kami melakukan penyapuan jalan juga termasuk alun-alun

Kota Serang. Kemudian di kumpulkan di TPSA. Untuk alun-alun sendiri

terbagi menjadi 2 SKPD, alun-alun Barat dari kebersihan Pemerintah

Kabupaten Serang, dan alun-alun Timur dari kebersihan Pemerintah Kota

Serang. Walaupun berbeda nemun pembuangan tetap ke kontainer yang

dimiliki Pemerintah Kota Serang. Karena setiap Sabtu dan Minggu dari

kebersihan Pemerintah Kabupaten Serang libur namun dari kebersihan

Pemerintah Kota Serang tidak, sehinga untuk hari libur tersebut dari

Kebersihan Pemerintah Kota Serang juga ikut membersihkan alun-alun Barat

yang setiap weekend selaku ada acara dan pasar malam. Untuk alun-alun

Timur Kota Serang kami memiliki tim khusus.Untuk sanksi membuang

sampah sembarangan itu dikenakan denda sebesar Rp 50.000-, namun tidak

ada ketegasan. Untuk penindakan sanksi tersebut oleh Satpol-PP namun

hingga saat ini tidak ada ketegasan dan sanksi yang tegas dari Satpol-pp.

Masyarakat umumnya membuang sampah sembarangan saat subuh

sedangkan Satpol-PP datangnya dan mulai beroperasi saat pagi menjelang

siang. Jelas saja pelanggar Perda tersebut tidak terkena sanksi dan

melakukannya berulang-ulang kali”.

I7 “Sejauh ini kami dari Satpol-PP Kota Serang sudah berusaha yang terbaik,

mulai dari penataan para PKl yang ada disekitar alun-alun Kota Serang

hingga merapikan bangunan-bangunan tak layak ataupun tak memiliki izin

resmi dari pemerintah. Namun untuk penegakan pelanggaran atau sanksi

bagi para masyarakat yang membuang sampah sembarangan dengan

mengenakan denda sebesar Rp 50.000-, belum bisa kami laksanakan. Sejauh

Page 219: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

ini kami hanya akan memberikan sanksi berupa teguran saja, di karenakan

sanksi tersebut tidak bisa diterima oleh masyarakat yang akhirnya akan

melawan petugas penegakan Perda itu sendiri. Sedangkan untuk menjaga

para PKL yang membandel di sekitar alun-alun Timur Kota Serang mereka

selalu bermain kucing-kucingan dengan para petugas kami. Kita jaga di

bagian Barat mereka datang dari bagian Selatan. Kita juga tidak bisa

menjaga 24 jam nonstop di setiap bagian alun-alun karena masih ada

wilayah yang harus kami jaga dan bereskan sehingga kami tidak bisa

maksimal mengawasi PKL yang membandel di sekitar alun-alun Timur Kota

Serang”

B. Sumber Daya

I

Q3

Dari mana sumber dana dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan (K-3) ini ?

I2 “Dana kita berasal dari PAD Kota Serang, sedangkan armada yang kita

punya cukup terbatas, terutama untuk armada siram. Armada siram untuk

menyiram tanaman, tidak hanya alun-alun saja tapi juga tanaman yang ada

di pinggir jalan Kota Serang. Tidak hanya faktor sarana prasarana saja

namun juga cuaca dan juga lingkungan sekitar…”

I4 “Dana kita dari PAD Kota Seranghanya itu saja tidak ada tambahan atau

pemasukan lainnya, namun kemarin fasilitas olahraga baru yang ada di alun-

alun itu, itu merupakan hibahan dari BPJS Serang”.

I6 “Anggaran yang selama ini kita terima berasal dari PAD Kota Serang,

walaupun hanya segitu-gitu saja namun hal ini kami usahakan agar tidak

menghambat pelaksanaan dan kewajiban kita…”

I7 “Untuk sumber dana kami semua berasal dari PAD Kota Serang, tidak ada

tambahan atau pemasukan lain, ini juga termasuk salah satu kesulitan kami

sebenarnya”

Page 220: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

I

Q4

Apakah sumber daya baik dana, financial maupun waktu dalam

melaksanakan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di

alun-alun Timur Kota Serang sudah sesuai ?

I1 “Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai serta pengawasan yang

tidak bisa maksimal selama 24 jam, juga kurangnya sumber daya ini

membuat banyak taman-taman dan tanaman yang rusak dan mati. Dan

tingkat kesadaran manusia yang rendah juga membuat masalah ini menjadi

semakin serius…”

I4 “Sumber daya secara teknis khususnya untuk sumber daya manusianya kami

sudah mempunyai tim untuk mengontrol, jadi jika ada kerusakan kami bisa

mengetahuinya..”

I5 “…. sumber daya sangat penting untuk menunjang pelaksanaan, tapi karena

anggaran juga terbatas dan mesti dibagi-bagi untuk beberapa tempat jadi

ada beberapa tempat yang belum maksimal, karena kebutuhannya juga

berbeda-beda di tiap tempat”.

I6 “Sumber daya sangat penting sebagai penunjang pelaksanaan kita di

lapangan, kali ini sumber daya yang kami miliki belum cukup banyak masih

banyak kekurangan jadi hasinya juga kurang masksimal”

I7 “Kurangnya sumber daya di Satpol-PP ini bukan berarti alasan kami

berkinerja buruk, kita sudah punya target-target yang ingin di capai dan

bagamana caranya kurangnya sumber daya ini tidak menghambat pekerjaan

kami”

Page 221: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

C. Karakteristik Organisasi Pelaksana

I

Q5

Apakah kebijakan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di

alun-alun Timur Kota Serang sudah sesuai dengan kebutuhan

masyarakat saat ini ?

I1 “Untuk Perda Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai K-3 ini saya rasa semua

pihak setuju dengan kebijakan tersebut, kerena manfaatnya juga dapat kita

rasakan bersama…”

I3 “Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saya rasa saat ini sudah cukup ya,

sering kita melakukan control atau cek alat-alat yang ada disana. Tinggal

bagaimana masyarakat menggunakannya saja”.

I5 “Karena fungsi alun-alun Timur Kota Serang sebagai RTH dan Olahraga,

untuk RTH sendiri tentu belum cukup di Kota Serang keberadaannya hanya di

beberapa tempat seperti Ciceri dan alun-alun Timur saja. Pemerintah harus

menyediakan hutan kota. Dan untuk sarana olahraga seharusnya setiap

kecamatan mempunyi sarana dan prasarana olahraga umum untuk

masyarakatnya karena perasarana olahraga yang ada di alun-alun juga

terbatas”.

I

Q6

Apakah Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) sudah

tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat?

I2 “Sosialisasi secara media sepertinya belum, tidak ada papan petunjuk atau

larangan yang ada di alun-alun Timur Kota Serang, balik lagi kepada

masyarakat untuk tetap menjaga keberrsihan dan ikut merawat fasilitas yang

tersedia. Tanpa himbauan pun saya rasa masyarakat juga sudah tahu”

Page 222: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

I4 “Sosialisasi selama ini kita sudah lakukan di tiap-tiap Kecamatan yang ada

di Kota Serang. Kita lakukan secara berkala dan merata. Kalau untuk

sosialisasi secara umum di tempat umum sepertinya belum ada, tetapi

mungkin ada yang sudah memasang balihonya di tempat-tempat strategis.

Kalau sosialisasi media kita focus terhadap fasilitas yang ada saja dulu yang

ada di alun-alun. Karena sosialisasi melalui kecamatan sudah cukup untuk

memeberitahukannya kepada masyarakat karena pendekatannya lebih aktif

…”

I6 “Untuk sosilisasi secara umum sepertinya sudah, tapi kita sudah

mensosiliasasikan perda K-3 ini ke tiap-tiap kelurahan, karena Kota Serang

ini memiliki 66 Kelurahan di 6 Kecamatan maka penyuluhan atau sosialisasi

mengenai K-3 ini di lakuakan di 10 Kecamatan seetiap tahunnya secara

berkala hingga merata…”.

I7 “Sebenarnya tidak hanya tidakan saja namun juga sosilaisasi juga sangat

penting untuk di berikan sebagai informasi dan pengetahuan juga bagi para

masyarakat. Walaupun para dinas msudah melakukakan yang terbaik dalam

pelaksanaan dan juga tindakannya namun jika sebelumnya tidak di

sosialisasikan terlebih dahulu hasilnya akan nihil. Tidak ada bantuan dari

masyarakat sehingga ini akan menjdi pekerjaan sepihak saja, sedangkan ini

untuk kepentingan bersama. Sejauh ini saya kurang tau dan belum tau kalau

ada salah satu pelaksana yang sudah mensosialisakian perda mengenai K-3

ini ke masyarkat bahkan dari kami sendiri mengingat kami hanya untuk

sebagai penindak saja dan biasanya sejenis baliho atau papan penguman

sudah di sediakan dari pihak lain”.

Page 223: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

D. Komunikasi

I

Q7

Bagaimana komunikasi dan kerjasama para pelaksana kebijakan dalam

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun

Timur Kota Serang ?

I3 “Komunikasi antar pelaksana sejah ini lanncar saja, kami mempunyai rapat

lintas sektoral dalam pengelolaan karena sudah jelas masing-masing dengan

tanggung jawabnya. Selama ini tidak ada masalah…”.

I5 “Untuk komunikasi antar pelaksana kita tidak ada masalah, namun kalau

kooordinasi rutin sejauh ini belum, kami cuma rapat koordinasi jika ada

masalah. Dan tiap tahun kita memang selalu ada rapat yang dipimpin

langsung oleh Bapak Walikota..”

I6 “Untuk komunikasi antar karyawan lancar karena selama ini tugas yang

diberikan dapat di selesaikan dengan baik dan sesuai dengan harapan,

sedangkan untuk komunikasi antar bawahan dan juga atasan ada sedikit

masalah pengertian, karena kebanyakan pekerja kita dsini adalah Pekerja

Harian Lepas (PHL) yang pendidikannya minim jadi agak susah untuk

memberikan penjelasan dengan bahasa yang formal, untuk komunikasi antara

atasannya juga sudah cukup baik karena sama-sama tau, kendalanya

komunikasi kami dengan di atas kami itu yang agak susah”.

I7 “Komunikasi kami selama ini baik-baik saja karena sudah pada tau dan

mengerti tugasnya masing-masing baik itu bawahan dan juga atasan. Kami

berkomunikasi dengan baik dan juga lancar tidak terlalu bersekat antara

bawahan dan juga atasan…”

I14 “Untuk tim pembersih di alun-alun ini di bagi jadi dua, yang untuk di dalam

alun-alun Timur ini ada 3 orang. Sisanya di luar alun-alun sekitaran pinggir

jalan alun-alun sampe alun-alun Barat juga ada 5 orang”.

Page 224: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

I

Q8

Apa saja hambatan yang sering di alami dalam melaksanakan Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun Timur Kota

Serang?

I2 “Hambatan yang sering kami temukan di lapangan pertama kurangnya

armada siram, kedua kurangnya SDM untuk orang-orang lapangan kita, dan

yang ketiga kurang dana karena sarana dan prasarana kita belum cukup dan

masih kurang”

I3 “….. sejauh ini yang kita tahu kebijakan yang sedah dikeluarkan dan juga

disahkan kami berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankannya, akan

tetapi balik lagi kepada si pngguna dalam kasus ini penguna fasilitas ialah

masyarakat. Apakah mereka selama ini ikut terus serta menjaga dan

memelihara fasilitas yang sudah di sediakan oleh pemerintah? Tadinya di

alun-alun Timur itu ada beberapa permainan tradisional seperti bakiak dan

juga enggrang namun sekarang rusak dan hilang entah kemana”.

I5 “Hambatan yang ditemukan selama sepertinya kurang sarana dan prasarana

penunjang untuk kebutuhan lapangan, selain itu juga faktor cuaca dan

kesadaran masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitar”

I6 “… Kita sudah pernah mengajukan permohonan untuk penambahan armada,

karena truk yang ada saat ini tidak cukup untuk mengangkut semua sampah

yang ada di Kota Serang termasuk sampah yang berasal dari alun-alun.

Namun hasilnya sulit dipercaya, kami mengajukan 10 unit namun ditolak dan

hanya di acc 3 unit saja dengan alasan dinas kami belum layak. Saya pribadi

bingung dari mana nilai ketidak layakan itu, sedangkan permintaan

pengangkutan sampah meningkat dari mulai perumahan, sekolah, gedung

perkantoran dan juga pertokoan. Permintaan tidak sebanding dengan armada

kita saat ini, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Itu sudah keputusan dari

atas…”

I7 “…. dengan tugas kami dalam menindak pelanggar kebijakan namun disini

kami kekurangan armada selain armada kami juga kekurangan anggota tim

Page 225: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

untuk berjaga dan menindak. Selama ini kami hanya memiliki 3 unit untuk

berpatroli. Jumlah armada yang ada tidak cukup untuk kita melakukan

operasi. Kita juga sudah mengajukan sejumlah 5 unit tambahan namun

sepertinya di tolak dan hanya di acc 1 unit kendaran. Sejujurnya kami juga

agak kesulitan dengan minimnya sarana, tapi saya tidak mau alasan tersebut

menjadi penghambat tugas dan kewajiban kami yang sudah ada”.

I14 “Hambatan kami dalam melaksanakan tugas ini pertama karena faktor

cuaca,dan karena sering hujan jadi hampir setiap hari kami bekerja diguyur

hujan, kemudian daun-daun kering dari pohon-pohon tinggi yang sering jatuh

ke tanah dan juga sampah-sampah seperti botol-botol bekas minuman dan

rokok dari pengunjung yang datang”

E. Sikap Para Pelaksana

I

Q9

Bagaimana respon para pelaksana kebijakan dalam menerima dan

melaksanakan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010

Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) ?

I1 “Respon untuk kebijakan ini bagus, dari pihak kami sendiri pun kebijakan

yang dibuat sejalan dengan tugas kami. Jadi tugas kamis sesuai dengan

tujuan perda”

I3 “Perda K-3 ini sangat banyak manfaatnya tidak hanya bagi kami saja namun

juga bagi masyarakat, kami menyediakan sarana umum dan juga fasilitas

public untuk memenuhi kebutuhan mereka, seharusnya mereka juga ikut

bekerjasama dengan merawat dan menjaga fasilitas yang ada. Karena

mereka butuh maka kami sediakan”

I4 “Peraturan yang telah dibuat dan ditetapkan kami melaksanakan dengan

sebaik mungkin, Perda K-3 ini juga sudah telah di tetapkan mulai dari tahun

2011. Kami juga sudah berusaha untuk melakukannya dengan sebaik

Page 226: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

mungkin”.

I5 “Isi perda harus dipahami agar para pelaksana mangetahui tugas dari

masing-masing pihak, supaya tidak ada ketimpangan tupoksi dan tanggung

jawab”

I6 “Memahami perda yang telah dibuat akan membantu pelaksanaan

implementasi perda, dalam kondisi ini semua lapisan terutama para agen

pelaksna perda ini harus mengerti…”

I7 “Setiap peraturan atau kebijakan yang sudah dibuat kami pasti selalu dapat

apa saja isi dari kebijakan tersebut dan tujuan dari kebijakan tersebut, tidak

hanya kami saja namun kami juga memberikan informasi tersebut kepada

bawahan kami yang berada di lapangan agar dapat mengkondisikan situasi

khususnya di alun-alun itu biasanya ada saja PKL yang bandel dari relokasi

sebelumnya… “

I

Q10

Apakah para pelaksana kebijakan yang terlibat sudah sesuai dengan

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun

Timur Kota Serang?

I2 “Tim perawatan dari kami biasanya akan melaporkan kondisi yang ada

disana apa saja yang rusak, yang perlu di ganti dan dibersihkan. Untuk

fasilitas yang rusak tim kami juga akan melaporkannya pada yang

bertanggunng jaawab dalam pengelolaannya yaitu Dispora…”.

I3 “Kami memiliki tim kontroling atau monitoring untuk mengecek fasilitas yang

menjadi tanggung jawab kami di alun-alun Timur Kota Serang, jadi tim

monitoring kami ini akan melaporkan keadaan yang ada disana dan

melaporkannya…”

I5 “Menurut saya pelaksana kebijakan yang terlibat sudah cukup sesuai dengan

apa yang igin dicpai dari perda ini. hanya saja masih agak sedikit kurang

Page 227: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

dalam pemisahan tupoksi antar agen pelaksana ini”

I6 “Kami menempatkan orang-orang yang cukup kompeten untuk masalah

kebersihan, jadi tiap tim pembersih ini mempunyai mentor yang bertanggung

jawab langsung atas anak buahnya di lapangan termasuk juga di alun-alun

Timur Kota Serang ada tim pembersih kami disana…”

“ Saya rasa semuanya juga bersikap yang sama dalam menanggapi kebijakan

ini, saya rasa tidak etis untuk menilai apakah karakter mereka sudah tepat

dalam keterlibatan perda K-3 ini. Namun sejauh yang saya tau dan sudah

hampir lima tahun perda ini berjalan pelaksana yang terlibat sudah cukup

sesuai dengan perda K-3 apa lagi fokusnya di alun-alun Kota Serang”.

I14 “Kami bekerja setiap hari, mulai dari jam 2pm hingga sore sekitar jam 4pm.

Walaupun cuaca hujan juga tetap kerja. Untuk upah kami sebesar 1juta per

bulannya, karena kita PHL jadi kalau tidak kerja tidak bisa dapat gaji”.

F. Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik

I

Q11

Bagaimana dukungan dan tanggapan dari lingkungan sosial, ekonomi

dan politik terhadap Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun

2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal

29 di alun-alun Timur Kota Serang ?

I1 “Pengaruh dari lingkungan politik sepertinya tidak ada untuk alun-alun

Timur Kota Serang, kalau untuk dukungan dari lingkungan sosial sendiri itu

lebih banyak bagaimana cara masyarakat ikut bekerja sama untuk

mensukseskan kebijakan ini, karena kebijakan ini di buat juga untuk

kemajuan masyarakat”

I3 “Dukungan dan juga tanggapan dari lingkungan sosial sangatlah berperan

dalam hal ini, suatu kebijakan tidak akan sempurna jika masyarakatnya tidak

ikut berkerjasama. Dalam hal ini masyrakat masih kurang bekerjasama.untuk

lingkungan ekonomi dan politik bisa dilihat sendiri dalam ruang lingkup

Page 228: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

keijakan dari perda tersebut”

I6 “Kendala dari lingkungan ekternal lebih banyak ke masyarakatnya.

Kebanyakan yang kurang dan tidak mau kerjasama dalam penertiban juga

kurang peka terhadap lingkungan”.

I7 “Untuk dukungan dari lingkungan sudah cukup baik, walaupun masih saja

banyak masyarakat yang egois dan tidak peduli. Di alun-alun ini ada banyak

sekali masyarakat yang datang, dimana ada orang berkumpul disana pasti

ada PKL, dan PKL-PKL ini jika dibiarkan akan terus menjamur

keberadaannya, mau ditertibkan seperti apapun dimana masih ada yang

membeli dan masih ada konsumen yang mendatangkan untung PKL ini tidak

akan jera akibatnya datang lagi terus seperti itu walaupun sudah di tertibkan.

Masyarakat juga seharusnya dalam hal ini bissa ikut bekerjasama untuk

mengatasi masalah ini..”.

I

Q12

Apa harapan yang ingin di capai oleh para pelaksana dalam Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun Timur Kota

Serang ?

I1 “Harapan kami semoga tahun depan kami dapat merealisasikan pos jaga

pertamanan untuk mengawasi dan mengontrol tanaman yang ada di alun-

alun Timur Kota Serang agar keindahan alun-alun tetap terjaga dan juga

penambahan trotoar untuk sekitar tugu dan alun-alun Barat supaya lebih

rapih”.

I4 “Kami berharap masyarat mau ikut bekerja sama dalam menjaga kebesihan

dan mensukseskan tujuan perda K-3 ini, karena di alun-alun Timur banyak

masyarakat yang datang tidak hanya berasal dari Kota Serang saja namun

juga dari kota lain, mengingat alun-alun manjadi icon Kota Serang

dibutuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan perda ini seperti visi dari

Bapak Walikota Kota Serang”.

Page 229: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

I5 “Harapan untuk kebijakan ini agar semua para pelaksana dapat saling

berkoordinasi dengan baik dalam menangani alun-alun Timur Kota Serang

ini. karena alun-alun ini juga termasuk salah satu icon Kota Serang jadi kita

harus menjaga dan merawatnya sebaik mungkin untuk mensukseskan Perda

K-3’

I6 “Semoga pemerintah juga dapat membantu kami dalam mensukseskan perda

ini, dengan melihat kendala-kendala dan segala kekuranganya. Karena

bagaimanapun kami juga ingin mensukseskan peraturan ini dengan

menciptakan lingkungan yang sehat dan juga bersih seperti slogan dari Kota

Serang”

I7 “Semoga tidak hanya pelaksana saja yang ikut menjaga dan mensukseskan

kebijakan ini, namnun juga dukungan dan keikutsertaan masyarakat dalam

mengontrol llingkungan agar tidak bertindak yang tidak sesuai dengan

peraturan yang ada. Karena control masyarakat sangatlah berperan untuk

menekan para pelanggar peraturan”

Page 230: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

MATRIKS HASIL WAWANCARA

(Masyarakat Pengunjung Alun-alun Timur Kota Serang)

I

Q1

Bagaimana sosialisasi mengenai Perda Kota Serang tentang

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) di alun-alun

Timur Kota Serang?

I8 “Saya pernah mendengar mengenai K-3 tapi saya belum pernah lihat

sosialisasi via media di jalan-jaan protocol atau di alun-alunnya”

I9 “Saya datang kesini untuk jogging sebenarnya alun-alun ini sudah cukup

bagus akan tetapi kurang papan-papan petunjuk dan larangan saja,

sedangkan untuk fasilitas yang sudah bertahun-tahun dibiarkan begitu saja

yaitu kolam ini, yang penuh lumut dan juga sampah. Dan saya baru tau

mengenai K-3 ini setelah di jelaskan oleh anda…”

I10 “Saya belum pernah mendengar mengenai Perda K-3 ini dan sepertinya

belum pernah saya temukan pamphlet atau balihonya”

I11 “ Saya pernah dengar soal K-3 tapi bukan soal Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan melainkan soal keselamatan. Saya baru tau kalau ada perda

seperti itu, tidak ada sosialisasinya sama sekali. Papan pemberiahuan

ataupun balihonya saya tidak pernah lihat…”

I12 “Saya pernah mendengar soal K-3 tapi hanya sebatas tau saja apa itu K-3,

tapi saya tidaj tahu k-3 itu apa dan perda yg anda sebutkan barusan…”

I13 Saya belum pernah mendengar soal K-3, belum pernah liat spanduk atau

iklan balihonya di jalan. Cuma denger dari orang-orang saja itupun hanya

menyebutkan K-3 saja. Tapi saya tidak pernah tahu…”

Page 231: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

I

Q2

Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai Perda Kota

Serang tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3)

di alun-alun Timur Kota Serang?

I8 “Saya datang kesini untuk rekreasi, sebenarnya alun-alun ini sudah cukup

komplit ada trek jogging, fasilitas olahraga, rekreasi juga buat taman

bermain. Disini masyarakat tertarik untuk datang pada pagi hari, sore dan

malam, tapi sayang sekali penerangannya sangat kurang. Di dekat kolam

sama sekali tidak ada pencahayaan jika malam hari jadinya digunakan untuk

tempat pacaran banyak anak-anak kecil juga datang kesini jadi contoh yang

tidak baik.”

I9 “Saya datang kesini untuk jogging tadi sore sekalian rekreasi, menurut saya

semunya sudah cukup kumpul disini. Hanya satu yang belum ada yaitu papan

petunjuk atau papan laraangan di alun-alun ini. Sedangkan fasilitas alun-

alun seperti kola mini sudah dibiarkan bertahun-tahun seperti ini sampai

berlumut dan juga penuh sampah”

I10 “Saya datang ke alun-alun untuk rekreasi, menurut saya alun-alun ini kurang

pemeliharaan dan perawatan. Dilihat dari kolam-kolam ini saja sayang sekali

tidak terawat dan jadi tempat sarang nyamuk seperti ini jadi tidak enak

dilihat kalau ada matahari. Barusan saja saya lihat anak kecil jatuh karena

ayunannya tiba-tiba miring sangat berbahaya sekali jika dibiarkan terus

seperti itu”

I11 “Saya datang kesini untuk rekreasi menemani saudara saya yang datang dari

Bandung, menurut saya fasilitas yang ada disini sudah cukup banyak tapi

kurang tearawat saja dan kurang lebar”

I12 “Saya datang kesini untuk berolahraga, saya sering kesini saat malam hari

bersama-sama teman saya untuk bermain basket. Menurut saya alun-alun itu

sudah cukup baiklah hanya ada beberapa saja yang masih kurang dan perlu

ditambahkan lagi”

I13 “Saya datang kesini untuk rekreasi. Alun-alun ini sudah cukup bagus, juga

Page 232: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

lengkap tapi masih ada yang kurang, kurang tempat sampahnya. Kalau di

dalam ada tempat sampahnya tapi di luar tidak ada sama sekali. Kalau kita

mau buang sampah harus ke dalam alun-alun dulu kan tidak mungkin.

Akhirnya sampahnya dibuang sembarangan atau diselipkan di pager”

I

Q3

Bagaimana harapan masyarakat dalam Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan (K-3) untuk alun-alun Timur Kota

Serang?

I8 “Semoga alun-alun bisa lebih rapih lagi”

I9 “Semoga pemerintah lebih teliti lagi untuk merawat alun-alun, sayang sekali

fasilitas alat-alatnya sudah cukup banyak, tp banyak yg rusak dan tidak

terawatt”

I10 “Semoga pemerintah daerah seemat dapat lebih memperhatikan keadaan

alun-alun ini, karena alun-alun ini juga salah satu dari asset daerah Kota

Serang. Jadi sudah selayaknya dapat perhatian lebih, apa lagi alun-alun ini

digunakan oleh banyak masyarakat”

I11 “Semoga alun-alun ini bisalenih di perluas lagi, sepertinya sudah tidak bisa

menampung orang-orang Serang yang datang kesini. Terlalu kecil dan

terbatas tempatnya tapi yang datang banyak”

I12 “ Harapan saya untuk alun-alun kedepannya semoga lebih diperhatikan lagi

fasilitasnya, diperluas lagi lahannya karena saat malam Minggu lebih banyak

lagi masyarakat yang datang dan juga untuk penambahan pencahayaan di

lapangan dan juga di daerah kolam yang saat ini kondisinya seamakin

memprihatinkan karena beberapa ubinnya retak-retak”.

I13 “saya datang kesini untuk rekreasi, harapan saya kedepan untuk alun-alun

Timur Kota Serang ini semoga dapat menyediakan tempat sampah di luar

alun-alun karena saya sempat kebingungan membuang tempat es dan

puntung rokok saat diluar, dan penempatan fasilitasnya semoga lebih

terkoordinir lagi karena sepertinya kurang tepat kalau alat olahraga ini ada

Page 233: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

di atas tribun berkeramik”

Page 234: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

KATEGORISASI DATA

No Kategori Rincian Isi kategori

1 Standar atau tolak ukur tingkat

keberhasilan kebijakan (K-3)

a. Standar atau tolak ukur tingkat keberhasilan

K-3 beberapa tahun ini sudah sangat baik

b. Tingkat keberhasilan K-3 sejauh ini baik dan

memiliki kemajuan dari segi fasilitas yang

ada di alun-alun Timur Kota Serang

2 Pengetahuan tujuan kebijakan

yang dilaksanakan

a. Tujuan kebijakan diketahui oleh para

pelaksana dalam menjalankan kebijakan K-3

b. Tujuan kebijakan sejalan dengan slogan dari

Kota Serang yang Madani

3 Pemahaman isi kebijakan yang di

pahami pelaksana (K-3)

a. Isi dari kebijakan di pahami oleh para

implementor yang berkaitan dengan K-3

b. Isi kebijakan belum sepenuhnya dipahami

oleh para pegawai implementor

c. Isi kebijakan dipahami oleh seluruh

pelaksana K-3

4 Dana yang memadai a. Dana berasal dari APBD Kota Serang

b. Dana yang diterima kurang lebih 180-200

juta per tahun

c. Anggaran yang diterima berbeda ditiap-tiap

agen pelaksana dalam menjalankan tugas dan

pelaksanaannya

d. Anggaran harus bisa menutupi pengeluaran

pelaksanaan dalam melaksanakan tugasnya

5 Ketersediaan peralatan dan

perlengkapan dalam menjalankan

kebijakan

a. Ketersediaan sarana dan prasarana tidak

memadai

b. Keterbatsan prasarana menghambat

pelaksanaan kebijakan

c. Perawatan sarana dan prasaran yang kurang

Page 235: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

baik karena minimnya anggaran

d. Ketersediaan peralatan dan perlengkapan

masih belum cukup untuk memaksimalkan

pelaksanaan kebijakan

6 Sumber Daya Manusia a. Sumber Daya Manusia cukup memadai

dalam melaksanakan implementasi, para agen

sudah sesuai dalam menjalankan pelaksanaan

K-3.

b. Sumber Daya Manusia/pegawai di tiap-tiap

agen pelaksana sudah cukup memadai mulai

dari PNS maupun honorer.

c. Sumber Daya Manusia/PHL belum cukup

untuk menjalankan tugas, para pelaksana

masih membutuhkan orang-orang lapangan

lebih banyak untuk monitoring maupun

kontroling untuk mencakup titik-titik yang

belum tercapai.

7 Prilaku aparatur pelaksana a. Beberapa agen pelaksana sudah cukup

bertanggung jawab dalam tugasnya untuk

mewujudkan K-3

b. Beberapa agen pelaksana yang kurang

bertanggung jawab dalam melaksanakan

tugasnya tertutupi oleh kinerja para agen

pelaksana yang bertanggung jawab

c. Hasil monitoring dan kontroling dari

lapangan langsung dilaporkan kepada atasan

8 Struktur Organisasi yang

sederhana

a. Struktur organisasi yang sederhana di tiap

agen pelaksana memudahkah koordinasi dan

komunikasi

b. Struktur organisasi sederhana di tiap bidang

memudahkan pelaksana dalam bertindak

Page 236: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

9 Kemampuan pegawai a. Kemampuan pegawai dalam memahami dan

pengetahuan mengenai isi kebijakan belum

cukup baik

b. Kemampuan pegawai dalam melaksanakan

tugasnya dilapanngan sudah cukup baik

c. Kamampuan pegawai dalam memahami

keinginan dari tujuan kebijakan sudah cukup

baik

10 Pemahaman Pelaksana Kebijakan a. Pemahaman para agen mengenai isi

kebijakan

b. Pemahaman para pegawai dan pelaksana

dalam mewujudkan tujuan kebijakan

11 Harapan Pelaksana Kebijakan a. Dapat mensukseskan kebijakan pemerintah

dalam K-3

b. Dapat mewujudkan slogan Kota Serang yang

Madani

c. Dapat meciptakan lingkungan yang nyaman,

bersih dan indah untuk Kota Serang

d. Dapat mewujudkan masyarakat Kota Serang

yang aman dan sejahtera

e. Para Agen pelaksana dan masyarakat dapat

ikut serta berperan mensukseskan kebijakan

pemerintah

12 Komunikasi Internal a. Komunikasi antar para agen pelaksana

melalui rapat lintas sektoral

b. Komunikasi antar karyawan lancar karena

tanggung jawab yang diberikan dapat

dilaksanakan dengan baik

c. Komunikasi berjalan dengan baik antara

bawahan dan atasan

d. Komunikasi dengan PHL sedikit terhambat

Page 237: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

karena cara komunikasi atau penyampaian

yang berbeda dengan karyawan lain

dikarenakan perbedaan tingkat pengetahuan

dan pendidikan

13 Komunikasi Eksternal a. Komunikasi eksternal dalam hal ini

sosialisasi kebijakan kepada masyrakat

b. Belum adanya komunikasi melalui media

sosial seperti baliho, poster, ataupun spanduk

c. Sosialiasasi hanya dilakukan ditingkat

Kecamatan dan Kelurahan Kota Serang saja

14 Keadaan Ekonomi a. Perda K-3 tidak banyak menyentuh keadaan

ekonomi Kota Serang, akan tetapi beberapa

PKL masih sering terlihat bertransaksi di

sekitar alun-alun Timur Kota Serang

walaupun sudah ditertibkan oleh petugas

Satpol-PP Kota Serang

15 Keadaan Sosial a. Keberadaan alun-alun Timur Kota Serang

sebagai ruang public dalam memenuhi

keinginan masyarakat untuk hiburan dan

rekreasi

b. Masyarakat yang kurang berkerja sama dalam

mensukseskan kebijakan pemerintah

menghambat kesuksesan K-3

c. Lemahnya pengawasan dan sanksi atas

pelanggaran yang terjadi membuat PKL dan

masyarakat tidak jera dalam melanggar

peraturan

16 Keadaan Politik a. Perda K-3 di alun-alun Timur Kota Serang ini

tidak menyentuh keadaan politik Kota Serang

Page 238: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 239: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 240: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 241: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 242: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 243: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 244: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 245: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 246: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 247: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 248: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 249: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 250: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 251: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 252: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 253: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 254: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 255: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 256: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 257: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 258: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 259: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 260: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 261: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 262: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 263: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 264: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 265: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 266: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 267: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 268: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 269: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 270: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 271: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 272: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 273: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 274: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 275: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 276: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 277: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 278: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 279: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara
Page 280: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

WAWANCARA DENGAN KASI OPERASIONAL DAN ANGKUTAN BIDANG KEBERSIHAN DINAS TATA KOTA -

KOTA SERANG

WAWANCARA DENGAN KASI PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN DINAS TATA KOTA – KOTA SERANG

WAWANCARA DENGAN PELAKSANA BIDANG OLAHRAGA DI DINAS PARIWISATA PEMUDA DAN

OLAHRAGA KOTA SERANG

Page 281: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

WAWANCARA DENGAN KABID PENEGAKAN PERUNDANG-UNDANGAN SATPOL-PP KOTA SERANG

WAWANCARAA DENGAN SARANA DAN PRASARANA BIDANG OLAHRAGA DI DINAS PARIWISATA

PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SERANG

WAWANCARAA DENGAN MASYRAKAT/PENGUNJUNG ALUN-ALUN TIMUR KOTA SERANG

Page 282: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

WAWANCARAA DENGAN MASYRAKAT/PENGUNJUNG ALUN-ALUN TIMUR KOTA SERANG

FASILITAS ALAT OLAHRAGA BARU DI ALUN-ALUN TIMUR KOTA SERANG

TIM PEMBERSIH / TIM SAPU DI ALUN-ALUN TIMUR KOTA SERANG

Page 283: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

Daftar Riwayat Hidup

DATA DIRI Nama : Lilla Mujiani

Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang, 11 Oktober 1993

Alamat : Jl. Jati II Blok EI/No.26, RT.07/RW.06,

Pondok.Rejeki, Kel.Kutabaru, Kec.Pasar Kemis

Tangerang-Banten

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Moto Hidup : “It Always Seems Impossible Until It’s DONE”

Hobby : Listening Music, Reading, Browsing, and

Photography

KONTAK No. Kontak/HP : 083871991715

E-mail : [email protected]

Perguruan Tinggi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Administrasi Negara

NIM : 6661110752

Page 284: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG …repository.fisip-untirta.ac.id/627/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERA… · penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara

Riwayat Pendidikan Tahun Jenjang Pendidikan Nama Institusi Pendidikan

2011 - 2016 Strata 1 (S1) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2008 – 2011 Sekolah Menengah Atas SMA YUPPENTEK 1 Tangerang

2005 – 2008 Sekolah Menengah Pertama SMP AL-IJTIHAD 2 Kutabaru

1999 – 2005 Sekolah Dasar SD AL-IJTIHAD 2 Kutabaru 1998 – 1999 Taman Kanak-Kanak TK Dian Islami

Organisasi

Tahun Jenis / Nama Organisasi

2014 KeMangteer Serang

2013 BEM KBM UNTIRTA

2011-2015 UKM Jurnalistik Untirta