implementasi peraturan daerah kabupaten …repository.fisip-untirta.ac.id/857/1/implementasi...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH
KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 06 TAHUN
2003 TENTANG PEMBINAAN KOPERASI DAN UKM
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
OLEH
WAHYU NUGRAHA
NIM 6661121810
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, APRIL 2017
ABSTRAK
Wahyu Nugraha. 6661121810. 2017. Implementasi Peraturan DaerahKabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasidan Usaha Mikro Kecil Menengah. Program Studi Ilmu AdministrasiNegara. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Universitas Sultan AgengTirtayasa. Pembimbing I: GandungIsmanto, S.Sos.,MM. dan PembimbingII: Kandung Sapto N., M.Si.
Prinsip demokrasi ekonomi tercermin dalampasal 33 ayat (1) UUD 1945 yangmenyatakan, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azaskekeluargaan. Indonesia merupakan negara dimana sektor pertanian memilikiperanan yang sangat penting. Peranan sektor pertanian belum mampu memberikankontribusi yang besar dalam perekonomian nasional khususnya perekonomianmasyarakat di pedasaan. Melalui wadah Koperasi Pertanian diharapkan dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakat dipedesaan. Kabupaten Pandeglang Salahsatu wilayah yang memiliki potensi pertanian yang cukup besar. Namun sektorpertanian di Kabupaten Pandeglang belum dapat mensejahterakan masyarakatnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi PeraturanDaerah Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKMkhususnya Pembinaan Koperasi Pertanian. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Analisis dalam penelitian inimenggunakan teori yang dikemukakan oleh Van Metter dan Van horn dengandimensi, Ukuran dan tujuan kebijakan, Sumberdaya, Karakteristik agen pelaksana,Sikap/kecenderungan (disposition) parapelaksana, Komunikasi antar organisasidan Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. Dalam dimensi Ukuran dan tujuankebijakan, masih banyaknya Koperasi Pertanian yang tidak aktif. Dalam dimensiSumberdaya, Terbatasnya Sumber Daya finansial, jumlah SDM serta pengetahuanSDM aparatur. Dalam dimensi Karakteristik agen pelaksana, tidak ada prioritasdalam pembinaan koperasi pertanian. Dalam dimensi Sikap/kecenderungan(disposition) para pelaksana, kurangnya keinginan untuk mengembangkankoperasi petanian. Dalam dimensi Komunikasi antar organisasi, kordinasi sudahdilakukan dengan baik tetapi tidak ada prioritas dalam pembinaan koperasipertanian. Dalam dimensi Lingkungan ekonomi, sosial, danpolitik, koperasipertanian belum menjadikan kelembagaan akar rumput untuk mencapaikesejahteraan petani. Hasil dari penelitian ini adalah Implementasi PeraturanDaerah Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKMkhususnya Pembinaan Koperasi Pertanian.
Kata Kunci :Implementasi , Kesejahteraan Petani, Koperasi Pertanian.
ABSTRACT
Wahyu Nugraha. 6661121810. 2017. Implementation of Pandeglang DistrictRegulation Number 06 of 2003 on Development Cooperatives and Micro Smalland Medium Enterprises. Department of Public Administration. Faculty ofSocial and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1stSupervisor: Gandung Ismanto, S.Sos., MM. and 2nd Supervisor: KandungSapto N., M.Si.
Economic democracy principles reflected in article 33 paragraph (1) of the 1945Constitution which states, the economy is structured as a joint venture based onthe principle of kinship. Indonesia is a country where the agricultural sector has avery important role. The role of the agricultural sector has not been able to makea major contribution in the national economy, especially the economy ofcommunities in pedasaan. Through the Agricultural Cooperative container isexpected to improve the welfare of rural communities. Pandeglang One area thathas a sizeable agricultural potential. However, the agricultural sector inPandeglang not been able to prosper its people. The purpose of this study was todetermine how the implementation of the Regional Regulation No. 06 of 2003 onDevelopment Cooperation and Development of Agricultural Cooperatives inparticular SMEs. The method used in this research is qualitative descriptive. Theanalysis in this study uses the theory proposed by Van Metter and Van'sdimensions, size and policy objectives, resources, characteristics of the executingagency, attitude / tendency (disposition) of the implementers, communicationbetween organizations and economic environment, social, and political. In sizedimension and policy objectives, there are still many agricultural cooperativeinactive. In the dimension of resources, limited financial resources, humanresources and the amount of knowledge apparatuses. In the dimensionalcharacteristics of the executing agency, there is no priority in the development ofagricultural cooperatives. In the dimension of attitude / tendency (disposition) ofthe implementers, lack of desire to develop agricultural cooperatives. In thedimension of inter-organizational communication, coordination has been donebut there is no priority in the development of agricultural cooperatives.Environmental dimension in the economic, social, and political, agriculturalcooperatives have not been used as a grass-roots institutions to achieve thewelfare of farmers. Results from this study is the implementation of the RegionalRegulation No. 06 of 2003 on Development Cooperation and Development ofAgricultural Cooperatives in particular SMEs.
Keywords: Implementation, Welfare of Farmers, Agricultural Cooperative.
AWALI SESUATU DENGAN BASMALLAH
HIDUPLAH HARI INI, Lakukan yang terbaik Lakukan apa yang
ingin dilakukan dan siap menerima apapun hasilnya.
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKANUNTUK
Ciptaan Tuhan sangat luarbiasa yaitu ibuku
yang selalu mendukung ambisiku.
i
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmad dan hidayah-NYA, beserta ijin-NYA, saya dapat menyelesaikan
Penelitian Skripsi dengan judul “Implementasi Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu sosial pada konsentrasi kebijakan publik
program studi ilmu administrasi negara fakultas ilmu sosial dan ilmu politik.
Koperasi dirasa perlu untuk dipahami karena konsep koperasi merepresentasikan
sosial budaya yang ada dimasyarakat Indonesia, koperasi di indonesia yang
terkandung dalam UUD 1945, lebih menekankan kepada kemakmuran masyarakat
bukan kemakmuran orang seorang.
Hasil penelitian skripisi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang selalu mendukung penulis baik secara moril maupun materil. Maka dengan
ketulusan hati dan dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan
bantuan sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan dan
rasa hormat serta terimakasih penulis tunjukan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ii
3. Ibu Listyaningsih, M.Si. Kepala Program Studi Ilmu Administrasi Negara.
4. Bapak Dr. Riswanda, MPA. Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara.
5. Bapak Gandung Ismanto, MM. Selaku dosen pembimbing I yang mengarahkan
dan memberikan masukan dalam penelitian ini.
6. Bapak Kandung Sapto N., M.Si. Selaku dosen pembimbing II yang mengarahkan
dan memberikan masukan dalam penelitian ini.
7. Bapak Juliannes Cadith, M.Si. Selaku pembimbing Akademik Program Studi
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Para Dosen dan Staff Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
9. Para Pegawai DINAS KOPERASI DAN UMKM Kabupaten Pandeglang dan
Provinsi Banten, DEKOPINDA Kabupaten Pandeglang dan para pengurus dan
anggota Koperasi Pertanian Sinar Desa, Koperasi Sumber Tunas Jaya dan
Koperasi Serba Usaha Bina Lingkungan di Kabupaten Pandeglang.
10. Para Pegawai Perpustakan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah
memberikan pelayanan tempat yang nyaman untuk mendukung dalam menyusun
penelitian ini.
11. Kepada Ibu ku Hj. Ida Amsidar yang telah memberikan dukungan dan doanya.
12. Serta kawan-kawan dan sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberi
dukungan dalam penelitian ini.
iii
Akhirnya penulis tak berhenti menguacapkan syukur kepada ALLAH SWT,
karena atas ridho-Nya penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis
menyadari banyak ditemukan kekurangan dalam penyajian materi, oleh karena itu
penulis memohon maaf atas kekurangan tersebut. penulis mengharapkan masukan
baik kritik maupun saran yang membangun
.
Pandeglang, 20 April 2017
Penulis
Wahyu Nugraha
NIM. 6661121810
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………………………. i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………... iii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………... v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah …………………….................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah……………………………………………….. 23
1.3. Pembatasan Masalah………………………………………………. 23
1.4. Rumusan Masalah…………………………………………………. 24
1.5. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 24
1.6. Manfaat Penelitian………………………………………………... 25
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Teori….…………………………………………………… 26
2.1.1 Konsep Kerja Kebijakan Publik ………….………………………. 27
2.1.2 Kerangka Kerja Kebijakan Publik ……………………………….. . 27
v
2.1.3Implementasi Kebijakan Publik………………………………… 29
2.1.4 Model-Model Implementasi………………................................ 30
2.1.5 Pengertian Koperasi…………………………………………… 36
2.1.6 Fungsi, Asas dan Sendi Dasar Koperasi Indonesia……………. 39
2.1.7 Jenis-Jenis Koperasi………………………………..................... 40
2.1.8 Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi daUsaha Kecil Menengah………………………………………… 43
2.2. Penelitian Terdahulu……………………………………………. 45
2.3. Kerangka Pemikirian Penelitian………………………………… 47
2.4 Asumsi Dasar ………………………………………………......... 51
BA III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Metode Penelitian…………………………………… 52
3.2 Fokus Penelitian…..………………………………........................ 54
3.3 Lokasi Penelitian………….…..………………………………….. 54
3.4 Variabel Penelitian………………………………………………... 54
3.4.1 Definisi Konsep……………..………………………………….. 54
3.4.2 Definisi Operasional……..……………………………………… 55
3.5 Instrumen Penelitian…..………………………………………….. 57
3.6 Informan Penelitian…..…..………………………………………. 59
3.7 Teknik Pengumpulan Data…..…………………………………… 60
3.8 Teknik Analisis Data……………………………………………… 65
3.9 Uji Keabsahan Data…..…………………………………….......... 69
vi
3.10 Jadwal Penelitian……………………………………………….... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian……………………………................ 72
4.2 Deskripsi Data ...…..……………………………........................... 97
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ……………..……………………….. 97
4.2.2 Daftar Informan Penelitian……..………………………………. 99
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian………….…..…………………………. 101
4.3.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan ……………..…………………... 101
4.3.2 Sumber Daya……………..……..………………………………. 120
4.3.3 Karakteristik Agen Pelaksana …………………………………… 134
4.3.4 Sikap/Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana……………… 138
4.3.5 Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana……………. 147
4.3.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik……..………………….. 158
4.4 Pembahasan………………………………………………………… 168
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …..……………………………………………………… 184
5.2 Saran ……..…..…..………………………………………………….. 185
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Koperasi Berdasasarkan Kelompok Usaha ……………….. 6
Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang Atas DasarHarga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 – 2014... 8
Tabel 1.3 Struktur Perekonomian Kabupaten Pandeglang Menurut LapanganUsahaTahun 2010-2015 ..................................................................... 9
Tabel 1.4 Jumlah Koperasi Produksi di Kabupaten Pandeglang dari Tahun 2010-2014………………………………………………………………… 13
Tabel 1.5 Jumlah KeanggotaanKoperasi Pertanian Kabupaten Pandeglang Tahun2010- 2015………………………………………………………… 15
Tabel 3.1 Informan Penelitian……………………………………………….. 59
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara……………………………………………… 62
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian………………………………………………….. 71
Tabel 4.1 Luas Panen, Produktifitas Per Hektar dan Produksi Padi dan Palawija diKabupaten Pandeglang Tahun 2014………………………………. 83
Tabel 4.2 Daerah Irigasi di Kabupaten Pandeglang………………………….. 84
Tabel 4.3 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin … 93
Tabel 4.4 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin ….. 93
Tabel 4.5 Daftar Informan…………………………………………………… 100
Tabel 4.6 Daftar Koperasi Pertanian dibubarkan Tahun 2016………………. 116
Tabel 4.7 Sumber Daya Manusia Aparatur Dinas Koperasi dan UMK KabupatenPandeglang Bidang Koperasi Tahun 2016…………………….... 124
viii
Tabel 4.8 Program dan Kegiatan Dinas Koperasi dan UMKM KabupatenPandeglang Tahun 2016 ………………………….………………. 145
Tabel 4.9 Daftar Koperasi di Bina Oleh Dinas Koperasi dan UMKM KabupatenPandeglang Tahun 2014/2016……………………………………. 151
ix
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
– 2014………………………………………………………………….. 11
1.2 Jumlah Koperasi Produksi di Kabupaten Pandeglang dari Tahun 2010-
2014……………………………………………………………………. 14
1.3 Jumlah Keanggotaan Koperasi Pertanian………………………………. 16
1.4 Jumlah Koperasi Pertanian……………..………………………………. 17
2.1 Kerangka Berfikir………...……………..……………………………… 50
3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Model Prasetya Irawan…………. 69
4.1 Perkembangan Produksi Padi di Kabupaten Pandeglang 2009-2014…………………………………………………………………. 82
4.2 Aktifitas Koperasi Pertanian Sinar Desa………………………............... 105
4.3 Contoh Laporan Rapat Anggota Tahunan Koperasi Serba UsahaLingkungan……………………………………………………... 108
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang
Lampiran 3 : Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 4 : Potensi Sektor Pertanian di Kabupaten Pandeglang
Lampiran 5 : Transkrip dan Koding Data
Lampiran 6 : Koding Data
Lampiran 7 : Kategorisasi Data
Lampiran 8 : Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No 06 Tahun 2003 TentangPembinaan Koperasi dan UKM
Lampiran 9 : Keterangan Tanda Terima Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten
Lampiran 10 : Member Check
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Arus globalisasi yang semakin pesat dewasa ini merupakan tantangan bagi
perkembangan ekonomi di Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki
jumlah penduduk ke 4 terbanyak di dunia dan didukung oleh Bonus Demografi
produktif yang tinggi dan sumber daya alam yang sangat melimpah seharusnya
Indonesia menjadi negara yang mandiri dalam ekonomi. Pembangungan ekonomi
yang berkelanjutan merupakan upaya untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia
yang tertuang dalam UUD 1945 Pada alinea ke IV, dimana salah satu cita-cita
bangsa Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum.
Sistem persaingan pasar bebas atau neoliberalisme, ekonomi Indonesia
semakin rentan akan dampak krisis global dikarenakan ketergantungan barang-
barang impor sangat tinggi. Pemerintah mengambil sikap melalui kebijakan-
kebijakan dan strategi mengurangi ketergantungan barang-barang impor
khususnya impor pangan, pada tahun 2014 lalu, jumlah impor gandum mencapai
7,4 juta ton, gula 3,2 juta ton, dan jagung 3,3 juta ton. Senada dengan yang
dikatakan Presiden Jokowi."Kalau semua produk-produk seperti ini, gula, kedelai,
jagung, garam semua impor. Bahkan buah-buahan dan beras, inilah yang
menyebabkan keguncangan neraca perdagangan, dan karena ketergantungan ini
membeli barang impor harus memakai dolar. Ini salah satu yang menyebabkan
2
dolar seperti sekarang, meski faktor terbesar adalah eksternal. (Sumber
:detikfinance. Blak-blakan Jokowi Soal Indonesia Negeri Ketergantungan Impor.
Senin, 21/09/2015 21:31 WIB).
Dalam mengatasi dinamika ekonomi dan mengantisipasi imbas krisis
ekonomi global, Indonesia memerlukan perubahan secara konkret yang awalnya
hanya menjadi produsen SDA harus dirubah menjadi penghasil produk-produk
inovatif dan kompetitif. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing di
bidang perdagangan dan sumber daya manusia (SDM). Pemerintah harus
mengoptimalkan keunggulan produk dan kemampuan produksinya di sektor-
sektor penting seperti tekstil, pariwisata, perkebunan, perikanan, teknologi,
industri kreatif, energi dan dibidang pertanian. Negara-negara berkembang harus
menghadapi situasi paling buruk yaitu krisis ekonomi global dan jika negara-
negara maju melakukan proteksi terhadap ekspor – impor dari negara-negara
berkembang, hal ini tentu saja akan memberi dampak yang besar kepada dunia
perekonomian negara-negara berkembang khususnya indonesia. Salah satu
dampak yang akan terasa yaitu meningkatnya jumlah kemiskinan, Kemiskinan
merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat,
khususnya di negara berkembang termasuk di Indonesia.
Pemerintah harus mengambil langkah dalam menghadapi sekenario itu
dengan menguatkan ekonomi akar rumput dalam negri yaitu dengan memberi
bantuan dana kepada perusahaan kecil dan menengah agar dapat mempertahankan
produksinya ditengah himpitan krisis ekonomi, serta memberdayakan masyarakat
3
melalui Koperasi. Sistem perekonomian indonesia yang berdasarkan demokrasi
ekonomi sesuai dengan isi pembukaan UUD 1945, antara lain menyatakan bahwa
salah satu tujuan negara indonesia adalah utuk memajukan kesejahteraan umum.
Hal ini tidak lepas dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945 yaitu, “ negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat, sebagai mana dijabarkan lebih lanjut dalam pasal 23,27,33 dan 34 UUD
1945.
Prinsip demokrasi ekonomi tercermin dalam pasal 33 ayat (1) UUD 1945
yang menyatakan sebagai berikut : perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan. Kemudian didalam penjelasan UUD 1945
antara lain dinyatatakan sebagai berikut : Produksi dikerjakan oleh semua, untuk
semua, dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Penekanan ini lebih kepada kemakmuran masyarakat, bukan kemakmuran orang
seorang, yang terkandung dalam UUD 1945 diatas sangat relevan dengan konsep
Koperasi di indonesia dan itu sejalan dengan program pemerintah dalam
pembangunan ekonomi di indonesia khususnya ekonomi kerakyatan. Peranan
koperasi dalam menggerakan perekonomian harus dioptimalkan karena belajar
dari pengalaman terdahulu peran koperasi sangat besar dan dibutuhkan dalam
membantu perekonomian Indonesia. Koperasi banyak menyerap sumber daya
manusia. Hal ini tentu saja membantu memperkecil jumlah pengangguran yang
ada.Terbukti Tahun 1998, saat krisis global I, koperasi mampu melewatinya
dengan baik.
4
Pemantapan perekonomian nasional melalui pengembangan koperasi telah
berkontribusi pada peningkatan pelaku ekonomi di kelompok akar rumput
sehingga lebih merata dan berkeadilan. Pertumbuhan koperasi dan UMKM terus
meningkat dari tahun ke tahun.Sehingga mampu mengurangi angka pengangguran
dan kemiskinan. Berdasarkan data Dekopin, jumlah koperasi di Indonesia
berkembang pesat sejak 2009 hingga 2014 dari 110.470 unit koperasi menjadi
203,701. Jumlah anggota koperasi pun ikut meroket dari 29,2 juta menjadid 35,2
juta. Sementara volume usaha meningkat dari Rp 82,21 triliun menjadi Rp
125,690 triliun. “Pertumbuhan koperasi dan UKM tentu akan berdampak pada
pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Pasalnya, Kemenkop dan UKM
memberikan fasilitas berbagai pelatihan, kemudian pendanaan, pendampingan,
dan menjembatani pemasaran produk-produk dari UKM baik di dalam maupun
luar negeri,”.(Sumber : Indopos. Pemerintah Jokowi Diminta Lanjutkan Program
Koperasi.Minggu, 26 Oktober 2014 - 02:33).
Program Pemerintah terus berupaya mencapai target swasembada pangan
selama tiga tahun. Dimana hal ini termanivestasikan kedalam 9 agenda prioritas
‘Nawacita”. Pemerintah pusat untuk menguatkan ekonomi nasional harus
didukung oleh semua daerah dengan mengoptimalkan peran koperasi dengan
konsep ekonomi kerakyatan, sudah ditegaskan diatas bahwa peran koperasi sangat
strategis dalam pembangunan ekonomi nasional dan daerah. Secara umum
Koperasi memiliki potensi untuk menjadi sarana bagi peningkatan taraf hidup
masyarakat dan telah memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan
ekonomi didaerah. Koperasi sebagai salah satu solusi pengentasan kemiskinan,
5
kini menjadi salah satu fokus pemerintah. Salah satu daerah yang merupakan
daerah otonom baru yaitu Provinsi Banten yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah salah satunya dibidang pertanian, potensi terbaik di Provinsi Banten
dalam bidang pertanian adalah Kabupaten Pandeglang.
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau Jawa dimana sebagian besar
wilayahnya merupakan lahan pertanian dari 274.689 hektar luas Pandeglang,
sebesar 239.731 hektar ( 87,27 persen ) digunakan untuk usaha pertanian. (Sumber
: BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015). Wilayah selatan Kabupaten
Pandeglang terbentang pantai serta beberapa pulau yang merupakan wilayah
potensial untuk pariwisata, baik wisatawan lokal maupun domestik. Meskipun
kedua sektor tersebut sudah dikelola, akan tetapi hasilnya belum cukup
memuaskan, hal ini menjadi tantangan untuk pemerintah Kabupaten Pandeglang
dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat yang tentunya akan
menunjang peningkatan PAD Kabupaten Pandeglang.
Berkaitan dengan potensi tersebut, perekembangan gerakan Koperasi dan
UMKM di Kabupaten Pandeglang Berdasarkan data yang tercatat pada Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang pada akhir tahun 2015, sebagai
berikut : Jumlah Koperasi Berbadan Hukum sebanyak 601 unit, yang aktif
sebanyak 375 unit, sisanya sebanyak 226 Koperasi tidak aktif, (Sumber : Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015). Untuk lebih
jelasnya disajikan pada Tabel data keragaan koperasi Kabupaten Pandeglang
dibawah ini :
6
Tabel 1.1
Jumlah Koperasi Berdasasarkan Kelompok Usaha
NO JENIS NAMA KOPERASI STATUS TOTAL
KOPERASI
AKTIF TIDAK
AKTIF
I PRODUKSI 1. INDUSTRI PERTANIAN
2. INDUSTRI KERAJINAN
3. KOPERASI KRISTA MINA PRIMA
(KKMP)
4. KOPERASI PERTANIAN ( KOPTAN )
5. KOPERASI PRIMER HUTAN RAKYAT
(KPHR)
6. KOPERASI PRODUKSI PERKEBUNAN
(KPP)
7. KOPERASI KELOMPOK TANI
NELAYAN ANDALAN (KTNA)
8. KOPERASI WARGA NELAYAN (KWN)
9. KOPERASI PERSATUAN PENGUSAHA
PENGGILINGAN PADI (PERPADI)
10. KOPERASI PETERNAKAN
UNGGAS/PERIKANAN
11. PRIMKOPTI
12. PUSAT KOPERAS PERTANIAN
JUMLAH KOPERASI PRODUKSI
1
2
0
47
5
0
3
6
4
2
1
0
75
0
2
0
4
2
0
1
9
1
0
0
1
34
1
4
0
51
7
4
15
5
2
1
1
108
II KONSUMSI 1. KOPED
2. KOPERASI PASAR ( KOPPAS )
3. KOPERASI PERDAGANGAN
PENGUSAHA KECIL/MENENGAH
4. KOPERASI RITEL
JUMLAH KOPERSI KONSUMSI
1
7
23
1
31
0
2
7
0
10
1
9
30
1
41
III JASA-JASA 1. BENGKEL
2. BMT/KBMT/BTM
3. KOPERASI SIMPAN PINJAM
4. KOPERASIWISATA
JUMLAH KOPERASI JASA-JASA
10
7
6
16
2
3
4
12
17
2
13
11
18
33
1. KOPERASI SERBA USAHA ( KSU ) 89 92 181
7
IV SERBAUSAHA 2. KOPERASI UNIT DESA ( KUD )
JUMLAH KOPERASI SERBAUSAHA
20
20
7
99
27
208
V FUNGSIONAL 1. KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK
INDONESIA ( KPRI )
2. PERSATUAN KOPERASI PEGAWAI
NEGERI ( PKP-R I) KOP SEKUNDER
3. KOPERSI TNI DAN KEPOLISIAN
JUMLAH KOPERASI FUNGSIONAL
64
1
4
69
9
0
1
10
73
1
5
79
VI GOLONGANMASYARAKAT
1. KOPERASI KARYAWAN (KOPKAR)
2. KOPONTREN
3. KOPERASIWANITA (KOPWAN)
4. KOPERASIWANITA PENGEMBANG
SUBERDAYA (KWPS)
5. KOPERASI PEMUDA (PEMUDA)
6. PRIMER KOPERASI
PERSATUANWREDATAMA RI
(PRIMKOPTAMA)
7. KOPERASI PERINTIS KEMERDEKAAN
8. PUSAT KOPERASIWANITA
PENGEMBANG SUMBERDAYA
(PUSAT KWPS) KOP. SEKUNDER
9. KOPERASIWARGA/DESA/MASYARAK
AT (KOPMAS/KOPWAR/KWD)
JUMLAH KOPERASI GOLONGAN
MASYARAKAT
11
27
8
11
1
2
1
1
4
67
3
20
14
0
8
2
0
0
13
52
14
47
22
11
9
4
1
1
17
119
JUMLAH TOTAL 375 226 601
(Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)
Kabupaten Pandeglang didominasi oleh sektor pertanian, hal tersebut
sebanding dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari
274.689 hektar luas Pandeglang, 219.950 hektar (80,07 persen). (Sumber :BPS
Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015). diantaranya digunakan untuk usaha
pertanian seperti persawahan, ladang, kebun, kolam/tebat/empang, tambak,
perkebunan besar, lahan untuk tanaman hutan rakyat dan hutan negara. Sedangkan
8
sisanya digunakan untuk pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman
sekitarnya, padang rumput, lahan yang sementara tidak diusahakan dan lain
sebagainya.
Jika dilihat dari PDRB Kabupaten Pandeglang, Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) merefleksikan besaran nilai tambah bruto yang tercipta sebagai
akibat proses produksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian
suatu daerah tanpa melihat pelaku ekonominya.Kabupaten Pandeglang Produk
Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga komoditas
penyusunan PDRB terhadap capaian nilai PDRB yaitu :
Tabel 1.2Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang
Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga KonstanTahun 2010 – 2015
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
AtasDasarHarga
Berlaku
12,279.54 13,694.97 15,115.44 16,460.31 18,456.04 16,010,181
AtasDasarHarga
Konstan
12,279.54 12,984.40 13,738.88 14,415.45 15,139.66 20,277,961
(Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)
9
Nilai PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki menjadi suatu proses produksi. Proses
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang yang terus berjalan sedikit demi
sedikit diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan peranannya dalam
percaturan ekonomi regional, yang pada akhirnya menciptakan masyarakat
Kabupaten pandeglang sejahtera.
Struktur ekonomi Kabupaten Pandeglang tahun 2010 sampai dengan 2014
seperti ditunjukkan dalam tabel :
Tabel 1.3Struktur Perekonomian Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan
UsahaTahun 2010-2015
Sektor
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
(%) (%) (%) (%) (%)
Pertanian 30,25 31,90 30,30 31,20 34,15 34,40
Pertambangan danPenggalian
11,07 12,05 13,48 13,41 11,46 12,19
Perdagangan Besar danEceran , adan Reparasi Mobildan Motor
10.5211,82 12,27 12,00 11,59 10,91
Industri Pengolahan 6,34 6,64 6,76 6,53 6,42 6.,01
Pengadaan Listrik dan Gas 0,35 0,50 0,38 0,41 0,32 0,30
Pengadaan Air 0,06 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06
Konstruksi 4,52 4,63 4,65 4,70 4,70 4,79
Transportasi danPergudangan
5,21 5,37 5,23 5,15 5,43 5,83
Penyediaan Akomodasi danMakan Minum
4,06 5,01 4,91 4,85 4,86 5,24
Informasi dan Komunikasi 0,27 0,40 0,37 0,35 0,32 0,33
10
Jasa Keuangan 2,15 2,28 2,35 2,50 2,52 2,45
Real Estate 5,87 8,31 7,88 7,52 7,07 6,64
Jasa Perusahaan 0,12 0,24 0,23 0,23 0,23 0,23
Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan JaminanSosial Wajib
5,15 5,60 5,96 6,00 5,72 6,38
Jasa Pendidikan 3,09 3,11 3,13 3,17 3,21 3,31
Jasa Kesehatan dan KegiatanSosial
0,98 1,00 0,98 0,96 0,93 0,94
Jasa Lainnya 1,02 1,05 1,04 0,96 1,01 1,10
Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
(Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)
Struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang, didominasi oleh sektor
pertanian. Hal tersebut sebanding dengan besarnya luas lahan yang digunakan
untuk pertanian. Dari 274.689 hektar luas Pandeglang, 219.950 hektar (80,07
persen) diantaranya digunakan untuk usaha pertanian, jika di lihat secara
keseluruhan, dalam lima tahun terakhir ( Tahun 2010–2015) ternyata belum
menunjukkan adanya pergeseran struktur ekonomi yang berarti, dimana posisi
masing-masing sektor masih tetap meskipun terdapat perubahan besarnya
kontribusi.
Sektor pertanian masih merupakan sektor yang memberikan sumbangan
terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Pandeglang, pada tahun 2013
kontribusi dari sektor pertanian sebesar 34,15 persen dan ditahun 2014 menurun
tapi tidak signifikan sebesar 33,29 persen dan ditahun 2015 memningkat sebesar
34,4 persen. Sektor lain yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor
pertambangan dan penggalian, kontribusi pada tahun 2014 sebesar 11,46
11
meningkat ditahun 2015 sebesar 12,19. Kemudian sektor selanjutnya yang
memberikan sumbangan terbesar yaitu sektor Perdagangan Besar dan eceran , dan
Reparasi mobil dan motor, kontribusi pada tahun 2014 sebesar 11,59 menurun
pada tahun 2015 sebesar 10,91. (Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun
2015).
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten adalah merupakan
yang terbesar di Kabupaten pandeglang,Bila dilihat selama periode 5 tahun
terakhir, grafik kontribusi sektor pertanian berikut ini :
Grafik. 1.1Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Pandeglang Tahun
2010 – 2015
(Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2015 tercatat
sebesar 34,4% lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 33,29% pada tahun 2014,
Nilai PDRB Kabupaten Pandeglang menunjukan trend yang terus meningkat tiap
31,9
30,3
31,2
34,1533,29
34,4
28
29
30
31
32
33
34
35
2010 2011 2012 2013 2014 2015
12
tahunnya. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB
Kabupaten Pandeglang, yakni sebesar Rp. 6.863,684 milyar dari total PDRB
Kabupaten Pandeglang pada tahun 2015 pandeglang saat ini. (Sumber : BPS
Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015). Potensi sektor pertanian dalam
menggerakan perekonomian masyarakat dikabupaten jika dikelola dengan baik
melalui pembinaan koperasi pertanian maka akan berdampak positif kepada
pendapatan daerah yang lebih besar serta adanya pemerataan ekonomi ditingkat
masyarakat. Pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang menyadari pentingnya
koperasi untuk membangun perekonomian masyarakat itu tertuang didalam
Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Didalam Pasal 2 Pembinaan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bertujuan :
1) Memantapkan dan menumbuh kembangkan swadaya Koperasi danUsaha
Kecil Menengah sehingga mampu menjadi pusat pelayananperekonomian
yang memiliki daya saing, efektif dan efisien.
2) Memperkuat kerangka dasar ekonomi kerakyatan yang merupakan bagian
integral dari pembangunan ekonomi nasional.
13
Tabel 1.4JUMLAH KOPERASI PRODUKSI DI KABUPATEN PANDEGLANG
DARI TAHUN 2010 -2014
JENIS KOPERASISTATUS
AKTIF TIDAK AKTIFTAHUN TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015PRODUKSI
1 INDUSTRIPERTANIAN
1 1 1 1 1 1 - - - - - -
2 INDUSTRIKERAJINAN
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 - -
3 KOPERASIKRISTA MINAPRIMA (KKMP)
- - - - - - 1 1 1 1 - -
4 KOPERASIPERTANIAN(KOPTAN)
67 69 69 69 59 47 50 35 35 20 8 4
5 KOPERASIPRIMER HUTANRAKYAT (KPHR)
4 4 4 5 5 5 1 - - - 2 2
6 KOPERASIPRODUKSIPERKEBUNAN(KPP)
- - - - - - 8 6 6 5 - -
7 KOPERASIKELOMPOK TANINELAYANANDALAN (KTNA)
3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1
8 KOPERASIWARGANELAYAN (KWN)
8 8 8 8 6 6 18 14 14 14 9 -
9 KOPERASIPERSATUANPENGUSAHAPENGGILINGANPADI ( PERPADI)
5 5 5 5 4 4 3 3 3 2 1 -
10 KOPERASIPETERNAKAN/UNGGAS/PERIKANAN
3 3 3 3 2 2 5 3 3 3 0 -
11 PRIMKOPTI 1 1 1 1 1 1 - - - - - -
12 PUSAT KOPERASIPERTANIAN
- - - - - - 1 1 1 1 - -
JUMLAH 94 95 95 95 83 71 90 66 66 48 21 7
(Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)
Dalam kenyataannya menurut data diatas dapat dilihat bahwa koperasi
yang bergerak dalam bidang produksi khususunya Koperasi pertanian yang ada
dipandeglang tidak berkembang dengan baik bahkan banyak yang sudah tidak
aktif. Jika dilihat dari tahun 2010 sampai tahun 2015 koperasi produksi
14
mengalami penurunan yang sangat siginifikan terlihat dari grafik dibawah ini
yaitu :
Grafik. 1.2JUMLAH KOPERASI PRODUKSI DI KABUPATEN PANDEGLANG
DARI TAHUN 2010 -2014
Grafik diatas menunjukan setiap tahun koperasi produksi dikabupaten
pandeglang terus mengalami penurunan, padahal jika pemerintah konsen terhadap
pertanian untuk kesejahteraan masyarakat melalui Koperasi produksi salah
satunya Koperasi Pertanian sangat mungkin pandeglang menjadi industri
pertanian yang dapat membangun kabupaten pandeglang dan mensejahterakan
masyarakatnya melalui koperasi pertanian. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang Olis Solihin menjelaskan, jumlah koperasi yang tercatat
mencapai 878 unit dan 411 unit diantaranya sudah gulung tikar, jadi yang tersisa
dan masih menjalankan usaha tinggal 467 unit, Sumber (Antara News.Com. Jumat,
94 95 95 95
83
71
90
66 66
48
21
7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2010 2011 2012 2013 2014 2015
AKTIF
TIDAK AKTIF
15
6 Juli 2012 18:36 WIB). Data Koperasi Pertanian yang berhasil peneliti dapatkan
dari Disperindagkop kabupaten pandeglang.
Tabel. 1.5Jumlah Keanggotaan Koperasi Pertanian Kabupaten
PandeglangTahun 2010- 2015
Tahun
AnggotaKoperasiPertanian
2010 2011 2012 2013 2014 2015
L P L P L P L P L P L P
3.840 2.781 3.431 2.484 3.431 2.484 2.991 2.166 2.408 1.744 2.352 1.704
Total 6.621 5.915 5.915 5157 4.152 4.056
(Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)
Data yang peneliti dapatkan bersumber dari Dinas Koperasi dan UMKM,
peneliti hanya mencantumkan di dalam tabel jumlah anggota koperasinya saja
karena dengan jumlah anggota yang ada dapat menjadi bahan analisis apakah
koperasi pertanian yang ada dipandeglang berkembang atau tidak berkembang.
Untuk melihat lebih jelas sejauh mana jumlah keanggotaan koperasi pertanian
yang ada dipandeglang dari tahun 2010-2015 dapat dilihat dalam grafik :
16
Grafik. 1.3Jumlah Keanggotaan Koperasi Pertanian
(Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)
Jika melihat dari diagram diatas bahwa keanggotaan koperasi pertanian
dari tahun 2010 sampai 2015 tecatat mengalami penurunan yang sangat
signifikan, banyak faktor mengapa keanggotaan koperasi setiap tahunnya terus
mengalami penurunan bahkan banyak koperasi yang dibubarkan. Dengan struktur
perekonomian kabupaten pandeglang yang didominasi oleh pertanian dan sebagai
penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Pandeglang seharusnya koperasi
pertanian dapat menjaring anggota yang lebih besar sehingga dapat mewujudkan
kesejahteraan bersama. .
Grafik ini menunjukan koperasi pertanian di Kabupaten Pandeglang :
17
Grafik. 1.4Jumlah Koperasi Pertanian Aktif
(Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)
Dapat dilihat dari grafik diatas setiap tahun koperasi pertanian di
Kabupaten Pandeglang menurun drastis , dengan banyaknya koperasi pertanian
yang tidak aktif secara langsung mempengaruhi jumlah keanggotaan
koperasi.banyaknya koperasi yang tidak aktif dikarenakan kurangnya keseriusan
pemerintah dalam pembinaan koperasi dari segi sumberdaya manusia dan
usahanya: Dinas Koperasi kurang melakukan pembinaan dalam hal memberikan
pengetahuan mengenai perkoperasian yang sesuai dengan aturan perkoperasian
hak dan kewajiban kepada para anggota koperasi sehingga sumberdaya manusia
dalam berkoperasi masih perlu ditingkatkan. Jika merujuk pada pengertian
Koperasi Pertanian yaitu: koperasi yang anggotanya terdiri dari para petani
pemilik tanah, atau buruh tani dan orang yang berkepentingan serta bermata
pencaharian yang berhubungan dengan usaha-usaha pertanian. Koperasi ini
117
104 104
89
67
47
0
20
40
60
80
100
120
140
2010 2011 2012 2013 2014 2015
18
melakukan kegiatan usaha ekonomi pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan
Koperasi Pertanian antara lain memberikan pinjaman modal, menyediakan pupuk,
obat pemberantas hama tanaman, benih, alat pertanian, memberi penyuluhan
teknis pertanian, dan membantu penjualan hasil pertanian anggotanya.
Dari berbagai jenis koperasi yang ada di Kabupaten Pandeglang peneliti
memilih fokus penelitiannya mengenai Koperasi Pertanian karena peneliti
mendapatkaan temuan temuan yang menjadi dasar penelitian yang sudah di
paparkan diatas misalnya banyaknya Koperasi Pertanian resmi yang tidak aktif,
setiap tahun keanggotaan koperasi pertanian mengalami penurunan secara
signifikan padahal jika dilihat dari kondisi geografis dan struktur ekonomi di
Kabupaten Pandeglang yang sebagian besar luas lahannya digunakan untuk usaha
pertanian serta mayoritas masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani, jika
ditinjau dari temuan peneliti seharusnya Koperasi Pertanian menjadi andalan
untuk pengembangan produk hasil pertanian dan andalan untuk membangun
masyarakat dari segi perekonomian melalui Koperasi Pertanian.
Dari segi pembinaan usaha koperasi Dinas Koperasi kurang konsisten
terbukti banyak koperasi gulung tikar dikarenakan pengetahuan mengenai
pengembangan usaha sangat terbatas. Dalam peraturan daerah mengenai
pembinaan koperasi salah satu isi kebijakannya yaitu pemerintah harus
memfasilitasi terbentuknya jaringan usaha koperasi dalam hal ini pemerintah yaitu
Dinas Koperasi tidak melakukan itu sehingga koperasi sulit mengembangkan
dirinya misalnya untuk menjual hasil koperasi dengan harga yang menguntungkan
koperasi tidak memiliki jaringan pasar itu sehingga koperasi terpaksa menjual
19
produk koperasi kepada pemilik modal dengan harga yang tidak menguntungkan.
Untuk menguatkan argumen yang akan ditulis peneliti dalam latarbelakang,
peneliti melakukan observasi awal melalui wawancara kepada Ketua Koperasi,
Kepala Bidang Koperasi, Seksi Pemberdayaan Koperasi, Seksi Kelembagaan
Koperasi, Kepala Desa dan Anggota Koperasi, bahwa tujuan utama terbentuknya
koperasi atas inisiatif masyarakat yang berkeinginan memperbaiki ekonominya
secara bersama-sama.
Adapun permasalahan yang dapat ditemukan saat observasi awal yaitu:
Data koperasi pertanian dari Dinas Koperasi dan UMKM tidak sesuai dengan
keadaan dilapangan. Koperasi pertanian yang aktif menurut data dari Dinas
Koperasi dan UMKM berjumlah 67 koperasi tetapi peneliti hanya menemukan
sedikit koperasi yang aktif dari jumlah tersebut. Kemudian kurang seriusnya
pemerintah dalam melakukan penyuluhan, kepada masyarakat agar masyarakat
menjadi paham dan sadar akan pentingnya koperasi. Banyaknya koperasi yang
tidak aktif karena tidak ada konsistensi pemerintah dalam pembinaan ekonomi di
masyarakat khususnya melalui koperasi pertanian. Kemudian tidak adanya peran
pemerintah dalam membangun jaringan pasar, padahal itu tertuang dalam
peraturan daerah No. 06 Tahun 2003 Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah mengenai Jaringan Usaha koperasi dan Usaha Kecil Menengah
terkandung dalam Pasal 14 yaitu :
1. Pemerintah Daerah bersama Dekopinda dan Stake holder lainnya
memfasilitasi terbentuknya jaringan usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah.
20
2. Pembentukan jaringan usaha dapat melibatkan hubungan yang saling
menguntungkan antara Koperasi, usaha Kecil Menengah dan Badan Usaha
Lainnya.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, Koperasi Pertanian tidak
memiliki jaringan pasar yang luas sehingga informasi akan harga potensial
komoditas hasil pertanian terbatas, itu berdampak kepada pendapatan para petani
dengan terbatasnya jaringan pasar maka koperasi tidak bisa berbuat banyak dalam
mempengaruhi harga tawar sehingga para petani mengikuti harga para pemborong
yang muncul ketika panen tiba. Harga yang diterima oleh petani tidak
menguntukan apalagi jika panen raya karena harga sangat mudah dimainkan oleh
para tengkulak dan dampaknya merugikan para petani, seharusnya pemerintah
dengan perda yang sudah dibuat memiliki kewajiban dalam membantu
permasalahan ini dan mencari solusi untuk membangun jaringan pasar yang lebih
potensial.
Syarat pengajuan penguatan modal kepada pemerintah koperasi harus
sudah berjalan minimal 3 tahun,itu menjadi kendala yang dihadapi dalam
pengembangan koperasi. Saat ini koperasi hanya menggantungkan dana dari
anggota saja seperti dana simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan
sukarela. Anggota koperasi pertanian hanya parapetani yang memliki pendapatan
tidak seberapa. Dana yang dikelola oleh koperasi melalui iuran anggota koperasi
tidak maksimal dalam memenuhi kebutuhan anggotanya, itu terbukti saat
kebutuhan dana yang akan dipinjam anggota koperasi untuk modal tanam hanya
bisa cair untuk sekedar memenuhi biaya pembelian bibit dan biaya penanaman
21
saja. Misalnya anggota membutuhkan dana untuk penanaman sayur mayur sebesar
4-7 juta rupiah, koperasi hanya dapat memberikan pinjaman sebesar 800 ribu
sampai 1.5 juta rupiah saja. Masih ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan
misalnya Biaya pupuk, biaya pemeliharaan yang menggunakan pestisida dan lain-
lain.Dana tambahan yang tidak bisa di penuhi oleh koperasiparapetani biasanya
meminjam uang kepada tengkulak/pemodal sehingga ketika panen pendapatan
para petani dari menjual hasil pertanian tidak sesuai harapan dan lebih
mengutungkan para tengkulak.
Infrastruktur jalan yang kurang baik sebagai akses utama untuk menjual
hasil pertanian sangat mempengaruhi harga jual produk hasil pertanian, dari hasil
observasi dapat diketahui masalah yang timbul dari kurang baiknya infrastruktur
jalan misalnya, pada saat panen raya padi harga gabah standar pemerintah yang
harus diterima oleh para petani sebesar Rp.350.000 sampai Rp. 400.000 /Kwintal
dengan kondisi infrastruktur jalan yang rusak harga gabah dapat turun secara
signifikan mencapai harga Rp. 300.000. dan itu sangat merugikan para petani.
para petani tidak memiliki harga tawar dan menjadi dilema tersendiri ketika hasil
pertanian dipertahankan tidak dijual pada saat harga rendah menunggu harga yang
sesuai atau tinggi karena petani tidak memiliki tempat penyimpanan yang layak
jika dipaksakan gabah tersebut akan rusak dan harganya akan lebih turun lagi,
dengan tidak ada solusi lain para petani menjual hasil pertaniannya dengan harga
yang ada dipasaran saat itu.
Konsep Koperasi di indonesia yang terkandung dalam UUD 1945,
Produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, dibawah pimpinan atau pemilikan
22
anggota-anggota masyarakat. lebih menekankan kepada kemakmuran masyarakat
bukan kemakmuran orang seorang. Salah satu tujuan peraturan daerah Nomor 06
Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dibuat
salah satunya untuk kemandirian dan pemerataan ekonomi dilevel masyarakat
desa, tetapi yang terjadi saat ini ialah dengan adanya tengkulak/pemodal yang
menguasai struktur ekonomi di desa hanya untuk kepentingan diri sendiri
mengakibatkan parapetani sepertiterbelenggu, terpenjara dan terjajah secara
ekonomi.
Informasi yang didapatkan peneliti melalui observasi awal menemukan
kuatnya pengaruh tengkulak/pemodal dalam mengontrol perekonomian
masyarakat didesa khususnya petani, saat musim tanam para petani membutuhkan
modal tanam disitulah para tengkulak/pemodal menawarkan permodalan tanpa
batas dengan perjanjian ketika panen hasil pertanian harus dijual kepada
tengkulak sebagai pemilik modal.Kuatnya pengaruh tengkulak mengendalikan
harga pasar berdampak kepada harga jual komoditas hasil pertanian yang sangat
mudah fluktuatif dan itu sangat merugikan para petani. Peran daerah dalam
implementasi peraturan daerah No. 06 Tahun 2003 tentang Pembinaan Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah kurang maksimal, Jumlah Koperasi Kabupaten
Pandeglang yang cukup banyak disatu pihak merupakan suatu potensi dalam
meningkatkan perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
sementara dipihak lain pada kenyataannya masih jauh dari apa yang diharapkan,
banyaknya Koperasi Pertanian yang tidak aktif bukti tidak ada keseriusan
pemerintah dalam memberdayakan masyarakatnya melalui koperasi, koperasi
23
yang ada belum bisa mendongkrak perekonomian masyarakat serta daya saing
prodak yang dihasilkan masih kurang maksimal.
Dari berbagai permasalahan diatas dapat diketahui bahwa peran Koperasi
Pertanian di Kabupaten Pandeglang dengan banyaknya potensi yang dimiliki
masih belum maksimal dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Pandeglang
khususnya para petani. Inilah yang menjadi latar belakang peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang, Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi diperoleh informasi bahwa permasalahan yang
timbul terkait dengan latar belakang masalah di atas, adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah kepada
Koperasi Pertanian.
2. Masih banyaknya Koperasi Pertanian resmi di Kabupaten
pandeglang yang tidak aktif.
3. Belum terbentuknya jaringan pemasaran hasil pertanian yang dapat
menguntungkan Koperasi Pertanian.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian dan temuan dalam latar belakang dan identifikasi
masalah di atas, peneliti akan membatasi ruang lingkup penelitian yang berkaitan
24
dengan Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM, khususnya Pembinaan Koperasi
Pertanian.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah akan memberikan suatu arahan yang jelas untuk hasil
analisis agar lebih nyata, sehingga peneliti harus membatasi masalah yang akan
dianalisis karena dapat membantu memperjelas dalam pengkajiannya. Dengan itu
penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Pembinaan Koperasi Pertanian yang di lakukan ole Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang.
2. Bagaimana Pengawasan Koperasi Pertanian yang dilakukan Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang.
3. Bagaimana Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang
Membantu Koperasi Pertanian Dalam Memasarkan Hasil Pertanian.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka maksud dan tujuan dari
penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan
Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Pandeglang.
25
1.6 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini tentunya sangat diharapkan adanya manfaat yang
dapat diambil dalam penelitian ini. Adapun manfaat yang didapat dari penelitian
ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Dalam rangka pengembangan ilmu administrasi yang telah
diperoleh selama perkuliahan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta bahan
pemahaman untuk penelitian sejenisnya
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat penelitian ini secara praktis, yaitu:
a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan saran atau masukan
guna mengambil langkah yang tepat dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam memberdayakan masyarakat
melalui koperasi khususnya koperasi pertanian.
b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi mengenaipentingnya berkoperasi sebagai cara untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat khususnya
masyarakat di pedesaan.
26
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR
DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Secara estimologis, istilah Policy (Kebijakan) berasal dari bahasa yunani,
sansakerta, dan latin. Akar kata Policy dalam bahasa yunani dan sansakerta yaitu
polis (negara-kota) dan pur (kota) dikembangkan dalam bahasa latin menjadi
politia (negara) dan pada akhirnya dalam bahasa inggris pertengahan policie, yang
berarti menangani masalah-masalah public atau administrasi pemerintahan (
Dunn, 2003:51).
Menurut Kerlinger (Sugiyono, 2012:41) pengertian teori adalah:
“Theory is a set of interrelated construct (concepts), definitions, andproposition that present a systematic view of phenomea by specifiyingrelations among variabels, with purpose of explaining and predicting thephenomena. Artinya teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi,dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik,melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untukmenjelaskan dan meramalkan fenomena.”
Berdasarkan definisi tersebut, Sugiyono juga mengemukakan bahwa teori
adalah suatu konseptualisasi yang umum dan diperoleh melalui jalan yang
sistematis dan harus diuji kebenarannya, karena jika tidak, dia bukan suatu teori.
Untuk mewujudkan hal-hal yang telah menjadi tujuan dari penelitian ini, maka
dalam penelitian ini memuat teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian
dijadikan dasar pemikiran dan metodologi penelitian yang digunakan.
27
2.1.1 Konsep Kerja Kebijakan Publik
Kebijakan publik adalah suatu program pencapaian tujuan, nilai-
nilai, dan praktek-praktek yang terarah. Kebijakan publik juga dapat
diartikan sebagai susunan rancangan tujuan-tujuan dan dasar-dasar
pertimbangan program-program pemerintah yang berhubungan erat
dengan masalah-masalah tertentu yang dihadapi masyarakat
(Agustino,2008:7).
Anderson (Agustino, 2008:7) memberikan pengertian atas definisi
kebijakan publik, yaitu:
“Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan tertntuyang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang actor atau sekelompokaktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu halyang diperhatikan.”
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan
dilaksanakan melalui suatu program atau keputusan yang bertujuan demi
kepentingan masyarakatnya.
2.1.2 Kerangka Kerja Kebijakan Publik
Kerangka kerja kebijakan publik dalam Subarsono (2010:6)
ditentukan oleh beberapa variabel yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan yang akan dicapai. Ini menyangkut kompleksitas tujuan
yang akan dicapai. Apabila tujuan kebijakan semakin kompleks,
maka semakin sulit mencapai kinerja kebijakan. Sebaliknya apabila
tujuan semakin sederhana, maka semakin mudah untuk dicapainya.
28
b. Preferensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan dalam
pembuatan kebijakan. Suatu kebijakan yang mengandung berbagai
variasi nilai akan jauh lebih sulit untuk dicapai dibanding dengan
suatu kebijakan yang hanya mengejar suatu nilai.
c. Sumber daya yang mendukung kebijakan. Kinerja suatu kebijakan
akan ditentukan oleh sumber daya finansial, materiil, dan
infrastruktur lainnya.
d. Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan.
Kualitas dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh kualitas para
aktor yang terlibat dalam proses penetapan kebijakan. Kualitas
tersebut ditentukan dari tingkat pendidikan, kompetensi dalam
bidangnya, pengalaman kerja, dan intergritas moralnya.
e. Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik
dan sebagainya. Kinerja suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh
konteks sosial, ekonomi, politik tempat kebijakan tersebut
diimplementasikan.
f. Startegi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi yang
digunakan untuk mengimplementasikan suatu kebijakan akan
mempengaruhi kinerja dari suatu kebijakan. Strategi kebijakan
dapat bersifat otoriter maupun demokratis.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kebijakan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Adapun faktor internalnya adalah kemampuan dari pelaksana
29
kebijakan itu sendiri dan strategi yang akan digunakan. Sedangkan faktor
eksternalnya adalah sumber daya dan lingkungan. Sumber daya disini
menyangkut aspek finansial, materiil, dan infrastruktur. Dan lingkungan
yang dimaksud adalah lingkungan disekitar wilayah tempat kebijakan
dilaksanakan.
2.1.3 Implementasi Kebijakan Publik
Hakekat dari implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang
terencana dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana pada
kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang. Implementasi
kebijakan menurut Nugroho (2012:674) pada prinsipnya adalah:
“Cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidaklebih tidak kurang. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik,ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsungmengimplementasikan dalam bentuk program atau melaluiformulasi kebijakan devirat atau turunan dari kebijakan publiktersebut.”
Menurut Carl Friedrich dalam wahab (2008:3) kebijakan adalah
suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan
adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang
untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.
Pendapat lain menurut Merrile. S Grindle dalam Agustino
(2006:139) mengatakan bahwa implementasi kebijakan adalah:
“Merupakan pengukuran keberhasilan yang dapat dilihat dariprosesnya, ditentukan dengan mempertanyakan apakahpelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitumelihat pada aksi program dari individual proyek dan yang keduaapakah tujuan program tersebut tercapai.
30
Menurut peneliti,pengertian mengenai implementasi kebijakan
yang sudah dijabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi
kebijakan merupakan bagian dari suatu proses kebijakan yang sudah dapat
diketahui sejauhmana kebijakan tersebut mencapai tujuan tertentu, baik itu
dalam bentuk program kebijakan maupun dalam sebuah aturan hukum.
2.1.4 Model – Model Implementasi
Untuk dapat melihat hasil pencapaian dari sebuah kebijakan yang
telah dibuat, maka harus ada suatu pengukuran. Pengukuran dari hasil
sebuah kebijakan dapat diketahui dari berbagai model implementasi yang
telah banyak disampaikan oleh para ahli. Berikut adalah model-model
implementasi kebijakan.
A. Model Teori George C. Edwards III
Dalam pandangan Edwards III (Subarsono, 2010:90), implementasi
kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni:
1. Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan
agar implementor mengetahui apa yang haus dilakukan. Apa yang
menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisisikan kepada
kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi
implementasi.
2. Sumber Daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar
efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia
dan sumber daya finansial.
31
3. Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementor, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis.
4. Struktur Birokrasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.
Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi
adalah adanya prosedur operasi standar (Standard operating
procedures atau SOP).
Berdasakan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
mengimplementasikan suatu kebijakan sangat diperngaruhi oleh adanya
komunikasi yang jelas baik antar individu maupun lembaga, sumber daya
yang digunakan, serta perilaku dari para implementornya. Dan akhirnya
akan menghasilkan suatu struktur birokasi yang tidak berbelit-belit.
B. Model Implementasi Kebijakan Model Merrile S. Grindle
Pendekatan implemetasi kebijakan yang dikembangkan oleh Grindle
dalam Agustino (2006:167) yang dikenal dengan Implementation as A
political and administrative Process. Keberhasilan implementasi suatu
kebijakan publik dapat diukur dari proses pencapaian hasil akhir
(outcomes), yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin diraih. Hal ini
dikemukakan oleh Grindle, dimana pengukuran keberhasilan implementasi
kebijakan tersebut dapat dilihat dari dua hal, yaitu: (Agustino, 2006:167)
32
1) Dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan
kebijakan sesuai dengan yang ditentukan (design) dengan merujuk
pada aksi kebijakannya.
2) Apakah tujuan kebijakan tercapai? Dimensi diukur dengan melihat
dua faktor, yaitu:
a. Impak atau efeknya pada masyarakat secara individu atau
kelompok.
b. Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan kelompok sasaran
dan perubahan yang terjadi.
Selanjutnya menurut Grindle, keberhasilan implementasi kebijakan
juga sangat ditentukan oleh tingkat implementability itu sendiri, yaitu yang
terdiri dari isi kebijakan (Content of Policy) dan lingkungan kebijakan
(Context of Policy). Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Isi kebijakan (Content of Policy) menurut Grindle adalah:
1. Kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi (Interest Affected)
2. Tipe Manfaat (Type of Benefit)
3. Derajat perubahan yang ingin dicapai (Extent of change Envision)
4. Letak pengambilan keputusan (Site of Decision Making)
5. Pelaksana Program (Program Implementer)
6. Sumber-sumber daya yang digunakan (Resources Committed)
2. Lingkungan kebijakan (Context of Policy)
a. Kekuasaan, kepentingan – kepentingan dan strategi dari aktor yang
terlibat (Power, interest and strategy of actor involved)
33
b. Karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa (Institution and
Regime Characteristic)
c. Tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana (Compliance
and Responsiveness)
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
dalam mengimplementasikan suatu kebijakan harus dilihat dari isi
kebijakan itu sendiri, sehingga akan dapat terlihat bagaimana impak
atau efek yang dialami oleh pelaksana dan penerima kebijakan.
C. Model Teori Implementasi dari G. Shabbir Cheema dan Denis A.
Rondinelli (Subarsono, 2012: 101)
1. Kondisi Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi implementasi kebijakan, yang
dimaksud lingkungan ini mencakup lingkungan sosio kultural serta
keterlibatan penerima program.
2. Hubungan Antar Organisasi
Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu
dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan
koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu
program.
3. Sumberdaya Organisasi untuk Implementasi Program
Sumberdaya organisasi untuk implementasi program implementasi
kebijakan perlu didukung sumberdaya baik sumberdaya manusia
34
(human resources) maupun sumberdaya non-manusia (non human
resources).
4. Karakteristik dan Kemampuan Agen Pelaksana
Yang dimaksud karakteristik dan kemampuan agen pelaksana
adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola
hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan
mempengaruhi implementasi suatu program.
Berdasakan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
lingkungan sangat mempengaruhi implementasi sebuah kebijakan,
kebijakan dapat diimplementasikan dengan baik jika sejauhmana
lingkungan dapat menerima kebijakan yang diimplementasikan. Kemudian
dalam implementasi kebijakan harus didukung oleh organisasi yang
berkaitan dengan kebijakan serta kemampuan dari sumber daya yang
dimiliki.
D. Model Teori Implementasi dari Donald Van Metter dan Carl Van
Horn ( Agustino, 2008: 141)
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat
keberhasilannya dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan
sosio kultur yang ada di level pelakasana kebijakan.
2. Sumber Daya
35
Manusia merupakan sumberdaya yang terpenting dalam
menentukan suatu keberhasilan proses implementsi, tetapi diluar
sumberdaya manusia perlu diperhitungkan juga sumberdaya
finansial dan sumberdaya waktu. Keberhasilan proses
implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.
3. Karakteristik Agen Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal
dan organisasi informal yang akan terlibat dalam
pengimplementasian kebijakan publik, selain itu cakupan atau luas
wilayah implementasi kebijakan perlu juga diperhitungkan
manakala hendak menentukan agen pelaksana semakin luas
cakupan implementasi kebijakan maka seharusnya semakin besar
pula agen yang dilibatkan.
4. Sikap/ Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat
banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja
implementasi kebijakan publik.
5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam
implementasi kebijakan publik, semakin baik koordinasi
komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses
36
implementasi maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat
kecil untuk terjadi dan begitupun sebaliknya.
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan
kebijakan public yang telah ditetapkan, lingkungan sosial,
ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi biang
keladi dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.
Berdasakan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ukuran dan
tujuan kebijakan harus realistis sehingga kebijakan tersebut akan
mencapai hasil yang maksimal, kemudian yang mempengaruhi
implementasi sebuah kebijakan tersedianya sumber daya manusia yang
kompeten dan didukung oleh sumberdaya finansial dan sumber daya
waktu. kebijakan dapat diimplementasikan dengan baik harus didukung
oleh karakteristik agen pelaksana dan sikap kecenderungan para pelaksana
dalam mengimplmentasikan kebijakan public, selain itu koordiansi yang
baik merupakan cara ampuh dalam keberhasilan implementasi kebijakan.
Dan terakhir lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif
menjadi penyebab kegagalan kinerja implementasi kebijakan.
2.1.5 Pengertian Koperasi
Secara harafiah kata “koperasi” berasal dari : Cooperation (
Latin ), atau Cooperation ( Inggris ), atau Co-operatie ( Belanda ), dalam
bahasa Indonesia diartikan sebagai : bekerja bersama, atau bekerja sama,
37
atau kerjasama.Sudarsono,S.H., M.Si. Edillius, S.E. (Sri Edi Swasono,
2005 : 1).
Koperasi yang dimaksud disini dalam kaitannya dengan demokrasi
ekonomi adalah, koperasi sebagai organisasi atau lembaga ekonoi
modern yang mempunyai tujuan, mempuyai sistem pengelolaan,
mempunyai tertib organisasi ( mempunyai rules dan relugation) bahkan
mempunyai asas dan sendi-sendi dasar.
Koperasi menurut definisi Dr. Fay (1908), menyatakan bahwa
koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama
yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan
semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga
masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota
dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka
terhadap organisasi.
Memahami dari definisi Dr. Fay menunjukan adanya unsur “untuk
golongan ekonomi lemah” juga mengandung unsure-unsur kerjasama,
tidak mementingkan kepentingan diri sendiri dan adanya unsure
demokrasi, yang dapat dilihat dari pernyataan bahwa imbalan jasa
kepada anggota diberikan sesuai dengan jasa atau partisipasi anggota
dalam perkumpulan.
Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul “ 10
Tahun Koperasi” 1941. mengatakan bahwa : “Koperasi ialah
38
perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri
hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya”.
Kata-kata yang dapat dipahami dalam definisi tersebut ialah :
Adanya unsur kesukarelaan dalam berkoperasi.
Bahwa dengan bekerjasama manusia akan lebih mudah mencapai
apa yang diinginkan.
Pendirian dari suatu koperasi mempunyai pertimbangan-
pertimbangan ekonomis.
Ir. Kaslan A. Tohir, menyebutkan adanya pengelompokan dari
bermacam-macam koperasi menurut Klasik. Pengelompokan (penjenisan)
menurut Klasik tersebut hanya mengenal adanya 3 jenis koperasi yaitu :
1. Koperasi pemakaian ( koperasi warung, koperasi sehari-
hari, koperasi distribusi, dan sebagainya). Tujuan dari
koperasi ini ialah membeli barang-barang yang dibutuhkan
anggota-anggotanya dan membagi barang-barang itu kepada
mereka.
2. Koperasi penghasil atau koperasi produksi : tujuan dari
koperasi jenis ini ialah mengerjakan sesuatu pekerjaan
bersama-sama.
3. Koperasi simpan pinjam, tujuan dari perkumpulan ini
adalah member kesempatan kepada anggota-anggotanya
untuk menyimpan dan meminjam uang.
39
2.1.6 Fungsi, Asas dan Sendi Dasar Koperasi Indonesia
1. Fungsi Koperasi :
1. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi
kesejateraan rakyat.
2. Alat pendemokrasian nasional.
3. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa
Indonesia.
4. Alat pembinaan insan masyarakat untuk memperkokoh
kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu
dalam mengatur tatalaksana perekonomian rakyat.
2. Asas Koperasi :
Adalah kekeluargaan dan kegotongroyongan.
3. Sendi-sendi Dasar Koperasi :
1. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap
warga negara Indonesia.
2. Rapat anggota merupakan kekuasaan yang tertinggi
sebagai pencerminan demokrasi dalam koperasi.
3. Pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-
masing anggota.
4. Adanya pembatasan bunga atas modal.
5. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
6. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka.
40
7. Swadaya, swakerta, dan swasembada, sebagai
pencerminan dari prinsip dasar, yaitu percaya pada diri
sendiri.
Asas dan Sendi Dasar Koperasi yang mengungkapkan bahwa
koperasi itu berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk
mempertinggi kesejahteraan rakyat adalah dengan berpegangan teguh pada
asas kekeluargaan dan kegotongroyongan sesuai dengan kepribadian
Indonesia. Ini tidak berarti koperasi meninggalkan sifar dan syarat-syarat
ekonominya, yaitu aspek efisiensi. Kemudian dengan dasar kedua asas
tersebut ( kekeluargaan dan kegotongroyongan ) setiap anggota koperasi
secara sukarela berdasarkan kesadaran dan keyakinan untuk secara aktif
bekerjasama dan dengan koperasi bertekad memperbaiki kehidupannya
dan Kehidupan masyarakatnya.
2.1.7 Jenis-Jenis Koperasi
1. Koperasi Jasa : Koperasi yang menyelenggarakan fungsi
pelayanan jasa tertentu untuk kepentingan anggota, contoh :
jasa asuransi, angkutan, pendidikan dan pelatihan, dan
sebagainya.
2. Koperasi Produksi : melakukan usaha produksi atau
menghasilkan barang. Barang- barang yang dijual di koperasi
adalah hasil produksi anggota koperasi. Bagi para anggota yang
memilik usaha, dapat memasok hasil produksinya ke koperasi.
41
Contoh : berupa hasil kerajinan, pakaian jadi dan bahan
makanan.
3. Koperasi konsumsi menyediakan semua kebutuhan para
anggota dalam bentuk barang. Contoh : bahan makanan,
pakaian, alat tulis atau berupa peralatan rumah tangga.
4. Koperasi Pertanian : Koperasi ini beranggotakan para petani,
buruh tani, dan orang – orang yang terlibat dalam usaha
pertanian. Koperasi pertanian melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan pertanian. Contoh : penyuluhan pertanian,
pengadaan bibit unggul, penyediaan pupuk, obat – obatan, dll.
5. Koperasi Simpan Pinjam : koperasi yang beranggotakan
masyarakat baik selaku konsumen maupun produsen barang.
Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi
penghimpun dana dan menyediakan pinjaman/modal untuk
anggota, baik selaku konsumen maupun produsen.
6. Koperasi Konsumen : Koperasi yang berangootakan para
konsumen dengan menjalankan kegiatan jual beli, menjual
barang konsumsi. Tujuan koperasi ini adalah untuk
memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi anggotanya
dengan cara mengadakan barang atau jasa yang murah,
berkualitas, dan mudah didapat.
42
Berikut ini merupakan makna – makna arti lambang koperasi indonesia :
1. Roda Bergigi : menggambarkan upaya keras yang ditempuh secara terus-
menerus. Hanya orang yang bekerja keras yang bisa menjadi calon
Anggota koperasi dengan memenuhi beberapa persyaratan-persyaratan
koperasi.
2. Rantai (di sebelah kiri) : melambangkan ikatan persatuan yang kokoh.
Bahwa Anggota Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut
3. Kapas dan Padi (di sebelah kanan) : menggambarkan kemakmuran
anggota koperasi secara khusus dan merakyat secara umum yang
diusahakan oleh koperasi tersebut.
4. Timbangan : yaitu keadilan sosial sebagai salah satunya dasar dari
koperasi. Biasanya akan menjadi simbol hukum.
5. Bintang dalam perisai : Yang dimaksud merupakan landasan ideal dari
koperasi tersendiri. Bahwa Anggota Koperasi yang baik adalah yang
mempercantik nilai-nilai keyakinan dan kepercayaan, yang mendengarkan
suara hatinya.
43
6. Pohon beringin : Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai
hidup yang harus dijunjung tinggi.
7. Koperasi Indonesia : menandakan bahwa Koperasi yang dimaksudkan
merupakan koperasi dari Rakyat Indonesia.
8. Warna merah dan putih : bacground menggambarkan sifat-sifat
nasionalisme Negara Kerakyatan Republik Indonesia sendiri.
2.1.8 Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1. Pasal 2 Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
bertujuan :
a) Memantapkan dan menumbuh kembangkan swadaya
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sehingga mampu
menjadi pusat pelayanan perekonomian yang memiliki daya
saing, efektif dan efisien.
b) Memperkuat kerangka dasar ekonomi kerakyatan yang
merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi
nasional.
2. Pasal 3 Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah terutama diarahkan agar Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah dapat memegang peranan utama dalam
ekonomi kerakyatan khususnya disektor-sektor:
44
a) Pertanian yang meliputi bidang pertanian pangan,
peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan dan agro
industri.
b) Penyaluran kebutuhan pokok masyarakat.
c) Jasa seperti bidang perkreditan angkutan darat, sarana
produksipertanian, listrik pedesaan, dan lain-lain.
d) Industri kecil dan kerajinan rakyat.
e) Lain-lain bidang usaha sesuai.
1. Pasal 4 Pemerintah Daerah memberikan bimbingan,
penyuluhan, bantuan usaha, manajemen, permodalan untuk
menumbuh kembangkan kemampuan dan kekuatan koperasi
dan usaha kecil Menengah sehingga menjadi kekuatan usaha
ekonomi nasional.
Pembinaan Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah : Akta Pendirian , Perubahan Anggaran Dasar ,
Penggabungan Dan Keputusan Pembubaran Koperasi :
a) Pasal 6 Penerbitan Izin Operasional Koperasi
b) Pasal 7 Laporan Keuangan Koperasi
c) Pasal 8 Klasifikasi Koperasi
d) Pasal 9 Penilaian Kesehatan KSP / USP
e) Pasal 10 Pemeriksaan Koperasi
f) Pasal 11 Peningkatan Sumber Daya Manusia Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah
45
Pembinaan Usaha Koperasi dan Usaha Kecil Menengah :
a) Pasal 12 Pemupukan Modal Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah.
b) Pasal 13 Bimbingan Kemudahan dan Perlindungan Usaha
Bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
c) Pasal 14Jaringan Usaha koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kajian penelitian yang pernah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, seperti
Skripsi, Jurnal, maupun Tesis. Ada beberapa penelitian terdahulu yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Skripsi tentang Analisis Strategi Pengembangan Koperasi di
Kabupaten Serang, Oleh Tiwi Rizkiyani (2012).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan
Nomogram dari Harry King dengan taraf kesalahan 10% dan
menggunakan teknik proportional area accidental samplingsebagai
teknik sampling. Hasil penelitian, strategi pengembangan koperasi
di Kabupaten Serang Cukup Optimal.
Persamaa dalam penelitian ini adalah meneliti mengenai koperasi
serta tujuan dari penelitan ini mengetahui sejauh mana
perkembangan semua jenis koperasi. Kemudian perbedaannya
46
terlihat dari Fokus Penelitian yaitu sama-sama meneliti mengenai
koperasi hanya saja dalam penelitian ini meneliti semua jenis
koperasi yang ada, kemudian Lokus Penelitian yang berbeda dan
metode penelitian yang berbeda.
2. Skripsi tentang Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan di
Kabupaten Sidrap. ( Studi Kasus : Pemberdayaan Koperasi
Pertanian ), Oleh Sri Wahyuni R (2013).
Secara umum penelitian in bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang strategi pemberdayaan UKM di Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, dalam hal ini
adalah koperasi pertanian. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan Konsep Pranaka
dan Priyono, tiga Fase dalam Pemberdayaan yaitu :(1) Fase
Inisial;(2) Fase Partisipatoris;(3) Fase Emansipatoris.Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa dalam rangka memberdayakan
koperasi pertanian belum optimal, hal ini terbukti dengan kurang
berkualitasnya sumber daya yang ada dalam koperasi, rendahnya
permodalan koperasi, sarana dan prasarana belum memadai,
pengawasan yang lemah dan sebagainya.
Persamaan dalam penelitian ini adalah fokus penelitiannya
mengenai koperasi pertanian, kemudian dilihat dari metode
penelitian yang digunakan dan tujuan dari penelitian ini.
47
Perbedaannya dari penelitian ini ialah, penelitian ini lebih meneliti
kearah strategi organisasinya, strategi apa yang dilakukan oleh
Dinas koperasi dalam memberdayakan koperasi pertanian tersebut.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka berfikir merupakan model yang konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan faktor yang telah di definisikan sebagai masalah yang
penting.Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca,
berdasarkan judul penelitian diatas kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu
Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003
Tentang Pembinaan Koperasi. Dengan adanya Perda tersebut diharapkan koperasi
menjadi penggerak perekonomian di masyarakat desa yang berdampak kepada
kesejahteraan masyarakat desa khususnya petani di kabupaten pandeglang.
Berdasarkan teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
menurutModel Teori Implementasi dari Donald Van Metter dan Carl Van Horn (
Agustino, 2008: 141). Ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja kebijakan
publikyaitu:
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat
keberhasilannya dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan
sosio kultur yang ada di level pelakasana kebijakan.
2. Sumber Daya
48
Manusia merupakan sumberdaya yang terpenting dalam
menentukan suatu keberhasilan proses implementsi, tetapi diluar
sumberdaya manusia perlu di perhitungkan juga sumberdaya
finansial dan sumberdaya waktu. Keberhasilan proses
implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.
3. Karakteristik Agen Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal
dan organisasi informal yang akan terlibat dalam
pengimplementasian kebijakan publik, selain itu cakupan atau luas
wilayah implementasi kebijakan perlu juga diperhitungkan
manakala hendak menentukan agen pelaksana semakin luas
cakupan implementasi kebijakan maka seharusnya semakin besar
pula agen yang dilibatkan.
4. Sikap/ Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat
banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja
implementasi kebijakan publik.
5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam
implementasi kebijakan publik, semakin baik koordinasi
komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses
49
implementasi maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat
kecil untuk terjadi dan begitupun sebaliknya.
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan
kebijakan public yang telah ditetapkan, lingkungan sosial,
ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi biang
keladi dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.
Dari teori Donald Van Metter dan Carl Van Horn tersebut, peneliti dapat
menjawab permasalahan-permasalahan yang ada dalam Implementasi Peraturan
Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi. Jika dilihat dari prosesnya apakah pelaksanaan Perda tersebut sudah
sesuai dengan desain yang ditentukan, serta apakah tujuan kebijakan tercapai.
Sehingga keberhasilan dalam pembinaan koperasi dapat diwujudkan.
Dari analisis di atas maka peneliti membuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
50
Gambar 2.1Kerangka Berpikir
(Sumber: Peneliti, 2016)
Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Koperasi Pertanian Identifikasi Masalah :
1. Kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah kepada Koperasi
Pertanian.
2. Masih banyaknya Koperasi Pertanian resmi di Kabupaten pandeglang
yang tidak aktif.
3. Belum terbentuknya jaringan usaha yang dapat menguntungkan Koperasi
Pertanian.
1.
Input
Teori Kebijakan Donald Van Metter dan Carl Van Horn (Agustino, 2008: 141) :
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan2. Sumber Daya3. Karakteristik Agen Pelaksana4. Sikap/ Kecenderungan (Disposition) Para
Pelaksana5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas
Pelaksana6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
OUTPUT
Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah dalam Pembinaan Koperasi Petanian
dapat Berjalan Optimal. utuk memajukan
kesejahteraan umum Khususnya para Petani.
51
2.4 Asumsi Dasar
Asumsi dasar adalah anggapan dasar yakni suatu hal yang diyakini
kebenarannya oleh penulis yang dirumuskan secara jelas.Menurut Arikunto
(2002:61). Berdasarkan identifikasi masalah yang telah peneliti rumuskan adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan bahwa
“ImplementasiPeraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi, Belum berjalan dengan optimal. Hal ini didasarkan pada
permasalahan-permasalahan yang peneliti temukan.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini berupaya mengetahui sejauh mana Implementasi Peraturan
Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Secara umum metode penelitian diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
(Sugiyono, 2012:2). Metodologi penelitian merupakan suatu usaha pembuktian
terhadap suatu objek penelitian untuk memperoleh kebenaran dari permasalahan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah untuk mendapatkan hasil yang objektif
dan dapat dipertanggunjawabkan kebenarannya. Adapun metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, (Moleong, 2007:6). Metode Penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.Sedangkan Bogdan
dan Taylor (dalam Moleong 2007:4) mengemukakan bahwa; Metodologi
53
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human
instrument, yaitu peneliti sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti
harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret, dan mengkontruksi situasi sosial yang diteliti menjadi
lebih jelas dan bermakna.Data yang dihasilkan berbentuk kata-kata, kalimat untuk
mengeksplorasi bagaimana kenyataan sosial yang terjadi dengan mendeskripsikan
hal-hal yang sesuai dengan masalah dan unit yang diteliti. Penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif diharapkan dapat mengungkapkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi sebenarnya di lapangan.
Pendekatan kualitatif dipergunakakan karena untuk meneliti kondisi objek
yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitiannya lebih menekankan pada makna dari pada
generalisasi (Sugiyono, 2012:15). Penelitian kualitatif lebih menekankan pada
proses daripada produk atau outcome dan juga digunakan untuk mendapatkan data
yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.
Menurut Denzim dan Lincol (dalam Moleong 2007:5) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada. Dari segi definisi, penelitian kualitatf merupakan
54
penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan
memahami sikap, pandangan perasaan dan perilaku individu ataupun sekelompok
orang.
3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai batasan
masalah, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum, ( Sugiyono : 2012
: 32). Adapun fokus penelitian yang diteliti adalah terkait Implementasi Peraturan
Daerah No. 06 Tahun 2003 Mengenai Pembinaan Koperasi dan UKM, tetapi
peneliti membatasi fokus penelitian mengenai pembinaan koperasi pertaniannya
nya saja.
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi.Penelitian ini
dilakukan di Kabupaten Pandeglang.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini menurut Model Donald
Van Metter dan Carl Van Horn (Agustino, 2008: 141). Ada enam variabel yang
mempengaruhi kinerja kebijakan publikyaitu:
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
55
2. Sumber Daya
3. Karakteristik Agen Pelaksana
4. Sikap/ Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana
5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Dalam penelitian ini tidak dapat dilepaskan dari aturan yang
menjadi pedomanyaitu Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor
06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi. Isi dari Peraturan tersebut
merupakan pedoman yang harus diperhatikan dalam implementasi
peraturan daerah yang terkait dengan pembinaan koperasi pertanian.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran dari konsep atau
variable peneleitian dalam rincian yang terukur atau disebut juga indikator
penelitian.Dalam penjelasan definisi operasional akan dikemukakan
fenomena-fenomena penelitian yang tentunya dikaitkan dengan konsep
teori yang digunakan seperti yang telah dijelaskan didalam definisi
konsep sebelumnya.
Donald Van Metter dan Carl Van Horn ( Agustino, 2008: 141). Ada enam
variabel yang mempengaruhi kinerja kebijakan publikyaitu:
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
56
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat
keberhasilannya dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan
sosio kultur yang ada di level pelakasana kebijakan.
2. Sumber Daya
Manusia merupakan sumberdaya yang terpenting dalam
menentukan suatu keberhasilan proses implementsi, tetapi diluar
sumberdaya manusia perlu di perhitungkan juga sumberdaya
finansial dan sumberdaya waktu. Keberhasilan proses
implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.
3. Karakteristik Agen Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal
dan organisasi informal yang akan terlibat dalam
pengimplementasian kebijakan publik, selain itu cakupan atau luas
wilayah implementasi kebijakan perlu juga diperhitungkan
manakala hendak menentukan agen pelaksana semakin luas
cakupan implementasi kebijakan maka seharusnya semakin besar
pula agen yang dilibatkan.
4. Sikap/ Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat
banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja
implementasi kebijakan publik.
5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
57
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam
implementasi kebijakan publik, semakin baik koordinasi
komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses
implementasi maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat
kecil untuk terjadi dan begitupun sebaliknya.
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan
kebijakan public yang telah ditetapkan, lingkungan sosial,
ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi penyebab
dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.
3.5 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:59) dalam penelitian kualitatif ini yang menjadi
instrumen penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (human
instrument). Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke
lapangan. Validitas terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validitas terhadap
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara
akademik maupun logistiknya. Kemudian yang melakukan validasi adalah peneliti
sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode
kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta
kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
58
Sejalan dengan pendapat Moleong (2007:9), bahwa peneliti sendiri atau
dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini
dilakukan karena hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau
objek lainnya, dan manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-
kenyataan di lapangan.Hanya manusia sebagai instrument pulalah yang dapat
menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi
hal yang demikian, tentunya dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer
dan data sekunder. Peneliti merupakan key instrument dalam penelitian kualitatif
karena peneliti dapat merasakan langsung, mengalami, melihat sendiri objek atau
subjek yang diteliti, selain itu peneliti juga mampu menentukan kapan
penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh dan kapan penelitian dapat
dihentikan dan peneliti juga dapat langsung melakukan pengumpulan data,
melakukan refleksi secara terus-menerus dan secara gradual membangun
pemahaman yang tuntas mengenai suatu hal.
Data primer adalah data yang berupa kata-kata atau tindakan orang-orang
yang diamati dari hasil wawancara dan observasi. Sedangkan data-data sekunder
didapat berupa dokumen tertulis. Adapun alat-alat tambahan yang digunakan
dalam pengumpulan data terdiri dari pedoman wawancara, alat tulis, perekam,
kamera, dan buku catatan.
59
3.6 Informan Penelitian
Menurut Moleong (2006:132) informan adalah orang yang dimanfaakan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam
penelitian kualitatif informan bukan dinamakan responden, tetapi sebagai
narasumber, atau partisipan, teman dan guru penelitian. Maka dalam penelitian ini
teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling
merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya, orang tersebut yang dianggap paling
mengetahui tentang apa yang kita harapkan, sehingga memudahkan peneliti untuk
menjelajahi obyek yang diteliti.
Menurut Patton (dalam Denzin 2009: 290), alasan logis di balik teknik
Purposive dalam penelitian kualitatif merupakan prasyarat bahwa sampel yang
dipilih sebaiknya memiliki informasi yang kaya (rich information). Walaupun
demikian dalam pelaksanaan penelitian di lapangan nanti, tidak menutup
kemungkinan peneliti juga akan menggunakan teknik Snowball, yaitu jumlah
informan akan bertambah sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. penggunaan
teknik tersebut disesuaikan dengan kondisi atau situasi yang ada di lapangan.
Tabel 3.1
Informan Penelitian
No Unsur
Informan
Kode
Informan
Informan Ket
1. Pemerintah
Daerah I1
1) Kepala Bidang Koperasi
2) Sesksi Pemberdayaan Koperasi
3) Seksi Kelembagaan Koperasi
Key
Informan
2. Pemerintah I2 1) Kepala Bidang Koperasi Key
60
Provinsi Informan
3. Pengurus
Koperasi
I3 1) Ketua Koperasi Pertanian
2) Anggota Koperasi Pertanian
Key
Informan
4. Stake Holder
Koperasi di
Daerah
I4
1) DEKOPINDA
2) Penggerak Koperasi
Secondary
Informan
(Sumber : Peneliti, 2016)
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dan
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Menentukan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan
dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan
gabungan ketigatnya.
a. Observasi
Soehartono (2004:70), menjelaskan dalam observasi partisipan
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian, atau
pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
subyek yang diteliti atau yang diamati, seolah-olah merupakan
bagian dari mereka. Dalam jenis prosedur ini, peneliti adalah
bagian dari keadaan alamiah, tempat dilakukannya observasi.
Dengan demikian pengamatan akan lebih mudah mengamati
kemunculan tingkah laku yang diharapkan. Observasi partisipan
dinilai memiliki daya tarik yang tinggi sebagai suatu metode.
Namun tidak semua orang ingin atau mampu menyediakan waktu
61
untuk masalah yang dianggap tidak sah atau bernilai negatif, dan
juga resiko dalam cara-cara mendapatkan data.
b. Wawancara Mendalam
Moleong (2006:186) menyatakan metode wawancara merupakan
metode yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam pelaksanaan
metode ini dilakukan dengan mewawancarai pihak-pihak yang
terkait dengan masalah penelitian.
c. Dokumentasi
Sugiyono (2008:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan harian, cerita,
biografi, peraturan, kebijakan dan lainnya. Dokumen yang berupa
gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini khususnya dalam melakukan wawancara adalah :
a. Buku Catatan : untuk mencatat data yang didapat dari
sumber data atau informan.
b. Recorder : untuk merekam semua percakapan karena jika
hanya menggunakan buku catatan, peneliti sulit untuk
62
mendapatkan informasi detail yang telah diberikan oleh
informan.
c. Camera : untuk mengabadikan momen pada saat
wawancara agar menjadi bukti yang valid dalam
mendukung penelitian ini.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
Variabel Indikator Kisi-Kisi Pertanyaan Kode
Informan
Ukuran danTujuan Kebijakan
Target
1) Apakah Koperasi Pertanian yangmemiliki badan hukum berkembangdari segi Aset?
2) Ada berapa Koperasi Pertanian yangdiberikan izin Operasional setiaptahunnya?
3) Ada berapa Koperasi Pertanian yangtelah melakukan Rapat AnggotaTahunan?
4) Apakah Disperindagkop sudahmemfasilitasi terbentuknya jaringanusaha bagi Koperasi Pertanian?
I1, I₂,
I3, I₄
Sasaran/ Tujuan
1) Apakah dengan adanya Perda Nomor06 Tahun 2003 Tentang PembinaanKoperasi dan UKM, dapatmenumbuh kembangkan swadayakoperasi pertanian di KabupatenPandeglang?
2) Apakah dengan adanya Perda Nomor06 Tahun 2003 Tentang PembinaanKoperasi dan UKM, KoperasiPertanian sudah menjadi pusatpelayanan perekonomian yangmemiliki daya saing?
3) Apakah dengan adanya Perda Nomor06 Tahun 2003 Tentang PembinaanKoperasi dan UKM, jumlahkeanggotaan Koperasi meningkat?
I1, I₄,I5,
63
4) Apakah dengan adanya Perda Nomor06 Tahun 2003 Tentang PembinaanKoperasi dan UKM, Koperasi dapatmemberikan sumbangsih bagipendapatan daerah ?
Sumber Daya
Sumber DayaManusia
1) Apakah Dinas Koperasi dan UMKMmemiliki SDM mumpuni dalammengimplementasikan Perda Nomor06 Tahun 2003 Tentang PembinaanKoperasi dan UKM?
2) Apakah Dinas Koperasi dan UMKMsecara berkala melakukan pelatihanuntuk mengasah kemampuan SDMdalam mengimplementasikan PerdaNomor 06 Tahun 2003 TentangPembinaan Koperasi dan UKM?
3) Dengan luas wilayah KabupatenPandeglang apakah jumlahsumberdaya manusia Dinas Koperasidan UMKM telah memadai?
I1, I₂, I3
Dukungan Saranadan Prasarana
1) Apakah pemerintah dalam hal iniDinas Koperasi dan UMKMmemberikan bantuan perkuatanpermodalan koperasi?
2) Apakah Dinas Koperasi dan UMKMmemberikan Pelatihan secaraperiodik kepada anggota koperasiagar mengetehui cara berkoperasiyang baik dan benar?
3) Apakah pemerintah dalam hal iniDinas Koperasi dan UMKMmemberikan bantuan selainpermodalan kepada KoperasiPertanian ?
I1, I₂,
I3, I₄
Dukungan Waktu
1) Berapa lama waktu yang dibutuhkandalam penerbitan perizinan koperasi?
2) Berapa lama waktu yang dibutuhkandalam mengajukan dana pinjamankoperasi?
3) Berapa lama koperasi harus sudahberjalan sebagai syarat mengajukanpinjaman?
I1, I₂,
I3, I₄
64
KarakteristikAgen Pelaksana
Pegawai danLembaga
1) Teknis pengawasan koperasi sepertiapa yang sudah dilakukan DinasKoperasi dan UMKM?
2) Dengan jumlah koperasi yangbanyak dan wilayah yang cukup luasapakah SDM dan Sumberdaya lainsudah cukup untuk menjalankanpembinaan koperasi?
I1, I₂,
I3, I₄
Sikap/Kecenderungan
(Disposition) ParaPelaksana
KognisiImplementor
1) Sejauh mana pemahamanimplementor mengenai Perda Nomor06 Tahun 2003 Tentang PembinaanKoperasi dan UKM?
2) Berapa kali satu tahun DinasKoperaasi dan UMKM mengadakanpelatihan bagi para implementor?
I1, I₂, I3,
ResponImplementor
1) Dengan adanya Perda Nomor 06Tahun 2003 Tentang PembinaanKoperasi dan UKM, apa saja yangsudah dilakukan Dinas Koperasi danUMKM untuk PengembanganKoperasi Pertanian?
2) Langkah apa yang akan diambilketika ada koperasi tidak sesuaidengan aturan hukum dan caraberkoperasi baik dan benar ?
I1, I₂, I3,
KomunikasiAntarorganisasidan Aktivitas
Pelaksana
Koordinasi
1) Untuk mengimplementasikan PerdaNomor 06 Tahun 2003 TentangPembinaan Koperasi dan UKM,apakah Dinas Koperasi dan UMKMbekerjasama dengan lembaga lainyang ada di Provinsi Banten?
2) Bentuk koordinasi seperti apa yangsudah dilakukan Dinas Koperasi danUMKM dengan lembaga lain ataustack holder?
I1, I₂,
I3, I₄
Sosialisasi
1) Kapan Dinas Koperasi dan UMKMmelakukan sosialisasi mengenaiPerda Nomor 06 Tahun 2003Tentang Pembinaan Koperasi danUKM?
2) Apakah setelah sosialisasi dilakukan
I1, I₂, I3,I₄, I5, I6
65
Dinas Koperasi dan UMKMperkembangan koperasi semakinmeningkat?
LingkunganEksternal
LingkunganEkonomi
1) Apakah adanya kemajuan ekonomimasyarakat sesudah dan sebelumadanya Perda Nomor 06 Tahun 2003Tentang Pembinaan Koperasi danUKM?
I1, I₄
Lingkungan Sosial
1) Dengan lahan pertanian yang luasdan mayoritas masyarakatpandeglang bertani, apa dampakdengan adanya Perda Nomor 06Tahun 2003 Tentang PembinaanKoperasi dan UKM?
2) Bagaimana dukungan Masyarakatterhadap adanya Perda Nomor 06Tahun 2003 Tentang PembinaanKoperasi dan UKM?
I1, I₄,
I5, I6
Kondisi Politik
1) Apakah pada saat pendirian danpembinaan koperasi dipengaruhikepentingan –kepentingan politikuntuk mendukung calon pejabattertentu?
2) Apakah Pada saat menjelang Pemilubanyak bantuan yang diterima olehkoperasi?
I1, I₂, I3,I₄, I6
(Sumber: Peneliti, 2016)
3.8 Teknik Analisis Data
Dalam sebuah penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak sebelum
peneliti memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.
Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Irawan 2006:26), analisis data adalah proses
mencari dan mengatur secara sistematis transkip interview, catatan di lapangan,
dan bahan-bahan yang didapatkan, yang kesemuanya itu di kumpulkan untuk
66
meningkatkan pemahaman terhadap suatu fenomena dan membantu untuk
mempresentasikan penemuan kepada orang lain.
Namun faktanya analisis data kualitatif berlangsung selama proses
pengumpulan data. Data yang terkumpul harus diolah sedemikian rupa hingga
menjadi informasi yang dapat digunakan dalam menjawab perumusan masalah
yang diteliti. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data kualitatif model interaktif dari Prasetya Irawan. Langkah-
langkah dalam melakukan analisis data menurut Prasetya Irawan (2006:76-80)
yaitu:
1. Pengumpulan data mentah
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data mentah misalnya melalui
wawancara, observasi lapangan, dan kajian pustaka. Pada tahap ini
juga digunakan alat bantu yang diperlukan, seperti tape recorder,
kamera, dan lain-lain. Catatan hasil wawancara hanya data yang apa
adanya (verbatim), tidak dicampurkan dengan pikiran, komentar, dan
sikap peneliti.
2. Transkip data
Pada tahap ini, peneliti merubah catatan dalam bentuk tulisan (apakah
itu berasal dari tape recorder atau catatan tulisan tangan). Peneliti
ketik persis seperti apa adanya (verbatim).
3. Pembuatan koding
67
Pada tahap ini, peneliti membaca ulang seluruh data yang sudah
ditranskip. Pada bagian-bagian tertentu dari transkip data tersebut
akan menemukan hal-hal penting yang perlu peneliti catat untuk
proses selanjutnya. Dari hal-hal penting tersebut nanti akan diberi
kode.
4. Kategorisasi data
Pada tahap ini peneliti mulai menyederhanakan data dengan cara
“mengikat” konsep-konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran yang
dinamakan “kategori”.
5. Penyimpulan sementara
Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan meskipun masih
bersifat sementara. Kesimpulan ini 100% harus berdasarkan data dan
data yang didapatkan tidak dicampuradukkan dengan pikiran dan
penafsiran peneliti.
6. Triangulasi
Menurut Prasetya Irawan (2006:79), triangulasi adalah proses chek
dan recheck antara satu sumber data dengan sumber data lainnya.
Triangulasi dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a. Triangulasi teknik, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang
sama dengan teknik yang berbeda. Bisa dilakukan dengan teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi.
68
b. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang
sama melalui sumber yang berbeda. Dalam hal ini bisa dengan
teknik purposive.
c. Triangulasi waktu, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang
sama tetapi pada berbagai kesempatan misalnya, pada waktu pagi,
siang, atau sore hari.
Dengan triangulasi data tersebut, maka dapat diketahui apakah
informan/narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Jika
informan/narasumber memberikan data yang berbeda maka berarti datanya
belum valid. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi
teknik dan sumber.
7. Penyimpulan akhir
Kesimpulan akhir diambil ketika peneliti sudah merasa bahwa data
peneliti sudah jenuh (saturated) dan setiap penambahan data hanya berarti
ketumpang tindihan (redundant).
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis data menurut Prasetya
Irawan (2006:76) secara lebih jelas dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut
yaitu:
69
Gambar 3.1
Komponen-Komponen Analisis Data Model Prasetya Irawan
Sumber: (Irawan, 2006:76)
3.9 Uji Keabsahan Data
Keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi : 1)
mendemonstrasikan nilai yang benar; 2) menyediakan dasar agar hal itu
dapat diterapkan, dan 3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat
dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan
dan keputusan-keputusannya, serta untuk menetapkan keabsahan
(truthworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan (Moleong, 2013 :
320-324). Pelaksanaan teknik pemeriksaan pada penelitian ini dilakukan
dengan teknik triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
ada 2 yaitu :
1. Triangulasi Teknik
Suatu teknik pengecekan kredibilitas dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda yaitu melalui wawancara, observasi dan studi
dokumentasi.
70
2. Triangulasi Sumber
Suatu teknis pengecekan kredibelitas data yang dilakukan dengan
memeriksa data yang didapatkan melalui beberapa sumber.
Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali
tingkat kepercayaan atau informasi yang diperoleh.
Adapun untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini dilakukan
melalui teknik triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Menurut moleong (2005
: 330) hal tersebut dapat tercapai dengan cara :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara;
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi;
3. Membandingkan apa yang diaktakan orang tentang situasi peneliti
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti masyarakat biasa,
kalangan yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang
pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan.
Peneliti juga menggunakan teknik pengujian reliabilitas data melalui
member check, tujuannya untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian data yang
peneliti dapatkan dari pemberi data. Jika data yang diberikan kepada penelliti
71
mendapatkan kesepakatan bersama antara peneliti dengan pemberi data, maka
data tersebut dianggap valid dan semakin kredibel (dapat dipercaya).
Bentuk kesepakatan bersama dapat dilakukan melalui permintaan peneliti
kepada pemberi data untuk mendatangani data yang diberikan supaya lebih
autentik, langkah itu pun dapat menjadi bukti bahwa peneliti telah melakukan
member check.
3.10 Jadwal Penelitian
Adapun waktu penelitian yang berjudul Implementasi Peraturan Daerah
Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah.
Tabel 3.3Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Waktu Penelitian2015 2016 2017
SepOkt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ag
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
1. Pengajuan Judul2. Penetapan Judul3. Observasi Awal
4.PenyusunanProposal Skripsi
5.Bimbingan Bab I-III
6.Seminar ProposalSkripsi
7.Revisi ProposalSkripsi
8.Pencarian Data diLapangan
9.Pengolahan danAnalisis Data
10.Penyusunan HasilPenelitian
11.Bimbingan BabIV dan Bab V
12. Sidang Skripsi13. Revisi Skripsi
(Sumber : Peneliti, 2016)
72
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang
meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur organisasi dari objek yang diteliti dan
memberikangambaran umum.Gambaran umum Kabupaten Pandeglang sebagai lokasi
penelitian , Gambaran umum Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Pandeglang sebagai pelaksana peraturan daerah yang sudah ditetapkan,
serta Gambaran umum Koperasi Pertanian yang ada di Kabupaten Pandeglang. Hal
tersebutakan dipaparkan sebagai berikut.
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau Jawa,kabupaten ini berbatasan
dengan kabupaten serang di utara, kabupaten lebak di timur serta samudra Indonesia
dibarat dan selatan. Wilayahnya juga mencakup pulau panaitan di sebelah barat
dipisahkan dengan selat panaitan serta sejumlah pulau-pulau kecil di Samudra Hindia,
termasuk pulau Deli dan Pulau Tinjil.Semenanjung ujung kulon merupakan ujung
paling barat pulau jawa dimana terdapat suaka margasatwa tempat perlindungan
hewan badak bercula satu yang kini hampir punah.
73
Secara geografis Kabupaetn Pandeglang memiliki luas wilayah 2.747 Km2
(274.689,91 ha) atau sebesar 29,98% dari luas Provinsi Banten dengan panjang pantai
mencapai 307 km.(Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015). dengan
garis pantai yang cukup panjang banyak pantai yang terkenal dengan keindahan dan
keasriannya. Pantai yang terkenal luas dan indah dikabupaten pandeglang yaitu pantai
tanjung lesung, pantai bugel, pantai pasir putih, dan pantai-pantai lain yang sangat
layak untuk menjadi tempat wisata, dengan keindahan yang dimiliki kabupaten
pandeglang mendapatkan julukan The Sunset Of Java. Kabupaten pandeglang
memang memiliki 2 potensi besar yaitu sektor pariwisata dan sektor pertanian dimana
jika dikelola dengan baik akan menjadi keuntungan besar bagi daerah dan masyarakat
kabupaten pandeglang itu sendiri.
Perhatian pemerintah kabupaten pandegalang harus mengoptimalkan potensi
pertanian karena dari 274.689 hektar luas Pandeglang, 219.950 hektar (80,07 persen),
(Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015), diantaranya digunakan untuk
usaha pertanian seperti persawahan, ladang, kebun, kolam/tebat/empang, tambak,
perkebunan besar, lahan untuk tanaman hutan rakyat dan hutan negara. Sedangkan
sisanya digunakan untuk pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya,
padang rumput, lahan yang sementara tidak diusahakan dan lain sebagainya. Untuk
percepatan pembangunan di kabupaten pandeglang adanya pembagian wilayah yang
batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan,
74
Secara administratif Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 35 Kecamatan, 13
Kelurahan dan 332 Desa.
Batas-Batas Administrasi:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang;
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak.
Pembagian wilayah ini berkaitan dengan kebijakan dan perencanaan wilayah, dengan
adanya pembagian wilayah administrasi sebagai sarana untuk menerapkan keputusan
daerah dengan cepat sehingga apa yang direncanakan didaerah segera tersalurkan dan
diterapkan. Jika ditinjau dari luas lahan yang dimiliki Kabupaten pandeglang
khususnya lahan yang digunakan untuk pertanian maka wilayah administrasi sangat
berperan besar dalam membantu pemerintah daerah untuk merealisasikan
pembangunan secara bersama-sama salah satunya pembangunan dari sektor
Pertanian.
Topografi daerah Kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian antara 0
- 1.778 m di atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar topografi daerah Kabupaten
Pandeglang adalah dataran rendah yang berada di daerah Tengah dan Selatan yang
memiliki luas 85,07% dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang. Kedua daerah ini
ditandai dengan karakteristik utamanya adalah ketinggian gunung-gunungnya yang
75
relatif rendah, seperti Gunung Payung (480 m), Gunung Honje (620 m), Gunung Tilu
(562 m) dan Gunung Raksa (320 m). Daerah Utara memiliki luas 14,93 % dari luas
Kabupaten Pandeglang yang merupakan dataran tinggi, yang ditandai dengan
karekteristik utamanya adalah ketinggian gunung yang relatif tinggi, seperti Gunung
Karang (1.778 m), Gunung Pulosari (1.346 m) dan Gunung Aseupan (1.174
m).(Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015).
Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam zona
Bogor yang merupakan jalur perbukitan. Jika ditinjau dari segi geologinya Kabupaten
Pandeglang memiliki beberapa jenis bebatuan, diantaranya :
1. Alluvium, terdapat didaerah gunung dan dipinggiran pantai
2. Undiefierentiated (bahan erupsi gunung berapi), terdapat didaerah bagian
utara tepatnya didaerah kecamatan Labuan, jiput, mandalawangi, cimanuk,
menes banjar, Pandeglang dan Cadasari
3. Diocena , terdapat didaerah bagian barat tepatnya di kecamatan Cimanggu dan
Cigeulis
4. Piocena Sedimen, dibagian selatan didaerah kecamatan Bojong, Munjul,
Cikeusik, Cigeulis, Cibaliung dan Cimanggu
5. Miocene Limestone, disekitar kecamatan Cimanggu bagian utara
6. Mineral Deposit, yang terbagi atas beberapa mineral yaitu :
a) Belerang dan sumber air panas di Kecamatan Banjar
76
b) Kapur/Karang darat dan laut di Kecamatan Labuan, Cigeulis,
Cimanggu, Cibaliung, Cikeusik dan Cadasari
c) Serta batu gift, terdapat di Kecamatan Cigeulis.
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Pandeglang dapat dikelompokan dalam beberapa
jenis dengan tingkat kesuburan dari rendah sampai dengan sedang, diantara jenis
tanah tersebut adalah :
1. Tanah Alluvial, jenis tanah ini terdapat terdapat di Kecamatan Panimbang,
Sumur, Cikeusik, Pagelaran, Picung, Labuan dan Munjul. Tanah alluvial
adalah jenis tanah muda yang berasal dari pengendapan material halus aliran
sungai, biasanya banyak ditemukan di hilir sungai karena terbawa dari hulu.
Tanah ini berwarna kelabu dengan struktur lepas lepas, Phnya sangat rendah
(sekitar 5,3-5,8). Tapi ini justru menguntungkan karena mudah dicangkul.
Kandungan unsur tanah alluvial sangat bergantung dengan iklim wilayahnya,
jenis tanah ini cocok untuk padi dan palawija.
2. Tanah Grumosol, Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Sumur dan
Cimanggu. Jenis tanah ini merupakan bagian dari ordo vertisol yang memiliki
kadar lempung yang tinggi. Tanah Grumosol terbentuk dari batuan induk
kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada
aktivitas didalamnya. Tanah ini menjadi pecah-pecah ketika kering dan sangat
lengket ketika hujan yang berarti tidak subur, namun bukan berarti tidak bisa
77
ditumbuhi sama sekali, tanah ini masih bisa ditanami pohon jati dan rumput-
rumputan.
3. Tanah Regosol, jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Sumur, Labuan,
Pagelaran, Cikeusik dan Cimanggu. Tanah Regosol adalah tanah yang berasal
dari pelapukan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti
debu, pasir, lahar dan lapili. Jenis tanah ini belum mengalami perkembangan
sempurna, tanah regosol berstektstur kasar dengan (Ph6-7). Sifat tanah seperti
ini sulit untuk menampung air, sehingga tidak semua tanaman cocok ditanam
pada tanah ini. Tanaman yang cocok untuk tanah ini adalah jenis palawija,
tembakau dan beberapa jenis buah buahan yang tidak terlalu memerlukan air.
4. Tanah Latosol, Jenis tanah ini terdapat disekitar Gunung Karang, Kecamatan
Pandeglang, Saketi, Cadasari, Banjar, Cimanuk, Mandalawangi, Bojong,
Menes, Jiput, Labuan dan Sumur. Tanah Latosol adalah tanah yang terbentuk
dari pelapuka batuan sedimen dan metamorf, tanah latosol berwarna merah
hingga cuklat dengan (Ph 4,5-6,5), Unsur hara yang dikandungnya berubah-
ubah dari sedang sampai tinggi. Tapi jenis tanah ini mampu menyerap air
dengan baik sehingga bisa menahan erosi. Tanaman yang cocok adalah tebu,
coklat, tembakau, pala dan panili.
5. Tanah Podsolik merah kuning (PMK), Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan
Labuan, Menes, Saketi, Bojong, Munjul, Cikeusik, Cibaliung, Cimanggu,
Cigeulis, Sumur, Panimbang dan Angsana. Tanah ini terbentuk karena cura
hujan yang tinggi dan suhu yang sangat rendah, tanah PMK berwarna merah
78
sampai kuning yang berarti kurang subur karena pencucian, tanah PMK
memiliki Ph rendah tanahnya berlempung dan mudah basah, jenis tanah ini
cocok untuk persawahan. Namun pada dasarnya setiap jenis tanah bisa
dimodifikasi sehingga bisa digunakan untuk aktifitas pertanian.
Dari segi geologi jenis tanah yang dimiliki Kabupaten pandeglang berfariasi
dan lebih banyak jenis tanah yang subur, jenis tanah yang dimiliki Kabupaten
Pandeglang sangat cocok untuk pertanian misalnya persawahan, palawija, tanaman
sayur mayur dan yang lainnya. Potensi tanah yang subur serta luas lahan yang
dimiliki Kabupaten pandeglang dan didukung oleh mayoritas penduduk di Kabupaten
Pandeglang berprofesi sebagai petani, de=ngan potensi seperti itu harus dioptimalkan
dengan baik sehingga dari produksi pertanian dengan berbagai jenis dapat terus
ditingkatkan dan harus sejalan dengan meningktnya kesejahteraan masyarakat
sebagai petani.
Maka dari itu masyarakat di Kp. Bojong Rt/Rw 02/06 Desa Sukamanah
Kecamatan Jiput mendirikan Koperasi Pertanian dengan nama Koperasi Sinar Desa.
Koprasi sidar desa memiliki anggota 53 anggota dan memiliki dana simpanan
koperasi sebesar Rp. 70.000.000., dimana dana ini berasal dar iuran anggota dan dari
hasil simpanan yang berasal dari keuntungan pada saat menjual hasil pertanian,
koperasi ini bergerak dalam bidang pertanian khususnya tanaman padi dan sayur
mayur, koperasi sinar desa sudah dapat dikatakan berkembang dengan baik karena
79
setiap rencana penanaman sesuai permintaan pasar sehingga ketika panen tiba harga
yang didapatkan cukup menguntungkan koperasi dan anggota.
Koperasi juga didirikan di Kp. Kubang Bale Rt/Rw 01/08 Desa Teluk Lada
Kecamatan Sobang dengan nama Koperasi Sumber Tunas Jaya, koperasi ini memiliki
jumlah anggota sebanyak 45 anggota, koperasi ini bergerak dalam bidang pertanian
tetapi hanya khusus tanamam padi saja. Desa teluk lada di kecamatan sobang di
nobatkan sebagai daerah lumbung pangan kabupaten dikarenakan produksi padi
sangat besar, dengan produksi padi yang besar tidak sebanding dengan pedapatan
para petani di Kp. Kubang Bale dikarenakan masih kuatnya pengaruh tengkulak
dalam permodalan sampai penjualan, Koperasi didirikan dengan latar belakang
permasalahan yang sama dialami oleh anggota koperasi yang sebagian besar para
petani, adanya koperasi saat ini sudah dapat menyelesaikan masalah petani yaitu
keterlibatan tengkulak dalam permodalan dan permasalahan sudah berkurang
sehingga petani ketika membutuhkan biaya tanam sampai penjualan tidak lagi
dirugikan.
Koperasi Pertanian yang peneliti teliti memiliki latar belakang yang sama
mengenai alasan mendirikan koperasi. Koperasi yang selanjutnya diteliti yaitu
Koperasi Serba Usaha Bina Lingkungan yang beralamat di Kp. Pasir Panjang Rt/Rw
01/01 Desa Pasir Panjang Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang memiliki 47
anggota dimana koperasi ini bergerak di berbagai usaha diantaranya seperti, menjual
alat tulis, foto copy, Pertamaini dan bergerak dalam bidang pertanian tetapi perananya
80
dalam pertanian tidak sejauh dengan koperasi-koperasi yang peneliti jelaskan
sebelumnya, dengan adanya koperasi yang didirikan setidaknya petani tidak memiliki
hutang kepada rentenir dan tengkulak dan itu menjadi target sederhana yang ada di
Koperasi Serba Usaha Bina Lingkungan.
Jika di tinjau dari demografi Jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang
berdasarkan proyeksi bulan juni tahun 2015 tercatat sebanyak 1.141.453 jiwa dengan
komposisi penduduk laki-laki sebanyak 588.941 jiwa dan perempuan sebanyak
552.512 jiwa. Berdasarkan data tersebut, rasio jumlah penduduk pada tahun 2015
sebesar 104,62 dengan rata-rata kepadatan penduduk 430 jiwa/Km2.Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Pandeglang berdasarkan hasil sensus
penduduk terakhir adalah sebesar 1,30%. Angka tersebut menurun dibandingkan hasil
sensus periode sebelumnya yaitu sebesar 1,64%. Sebaran penduduk pada tiap-tiap
kecamatan cenderung tidak merata. Penduduk dengan jumlah terpadat terdapat di
Kecamatan Labuan yaitu rata-rata mencapai 3.566 jiwa/Km2. Sedangkan kecamatan
dengan tingkat kepadatan penduduk yang paling rendah adalah Kecamatan Sumur
yaitu rata-rata 91 jiwa/Km2.Sedangkan dengan rata-rata kepadatan penduduk 430
jiwa/Km2.(Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015).
Struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang didominasi oleh sektor
pertanian hal itu sebanding dengan luas lahan yang digunakan, Sebagai wilayah
agraris sektor pertanian sebagai sektor paling dominan di Kabupaten Pandeglang,
padi sebagai komoditas andalan. Seperti yang tertulis di awal secara keseluruhan
81
dalamlima tahun terakhir (tahun 2010–2015) ternyata belum menunjukkan adanya
pergeseran struktur ekonomi yang berarti, dimana posisi masing-masing sektor masih
tetap meskipun terdapat perubahan besarnya kontribusi. Struktur ekonomi Kabupaten
Pandeglang tahun 2010 sampai dengan 2015, sektor pertanian masih merupakan
sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Pandeglang, yaitu pada tahun 2010 kontribusinya sebesar 31,90 persen
dan ditahun 2014 sebesar 33,29 persen. (Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang,
Tahun 2015).
Besarnya PDRB dari sektor pertanian tersebut menunjukkan bahwa
Kabupaten Pandeglang memiliki potensi perekonomian yang cukup besar khususnya
dalam bidang pertanian disetiap wilayah dengan jenis komoditas yang
berbeda.Komoditas yang tersebar di Kabupaten Pandeglang adalah tanaman padi,
palawija, buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman biofarma.Dari kelima komoditas
pertanian tersebut, yang merupakan produk unggulan Kabupaten Pandeglang adalah
tanaman padi dan sayur-sayuran.7 (tujuh) dari 35 Kecamatan di Kabupaten
Pandeglang merupakan penghasil padi terbesar, seperti Kecamatan Cikeusik,
Cimanggu, Panimbang, Sobang, Cibaliung, Cigeulis, dan Cibitung. Produksi padi di
Kabupaten Pandeglang setiap tahunnya meningkat seperti pada bagan dibawah ini
digambarkan peningkatan produksi padi dari tahun 2010-2015.
82
Gambar 4.1Perkembangan Produksi Padi di Kabupaten Pandeglang 2010-2015
(Pandeglang Dalam Angka, 2015)
Sektor pertanian merupakan bidang usaha yang menjadi prioritas pemerintah
Kabupaten Pandeglang guna meningkatkan perekonomian daerah, potensi pertanian
di kabupaten pandeglang memang cukup besar salah satunya dilihat dari produksi
padi, data diatas menunjukan produksi padi dikabupaten pandeglang setiap tahunnya
mengalami kenaikan dan masih bisa ditingkatkan lagi. Dari sekitar dua juta ton lebih
produksi gabah Banten, sebanyak 40% disumbang dari Kabupaten Pandeglang
terbesar dari delapan kabupaten/kota lain di Provinsi Banten.
Pertumbuhan produksi tanaman pangan salah satunya padi di Kabupaten
Pandeglang harus juga diiringi dengan peningkatan nilai tambah serta jaminan pasar
yang mampu mengedepankan keberlanjutan produksi dan peningkatan kesejahteraan
petani, kabupaten pandeglang mmiliki luas lahan pertanian 219,950 hektaar (80,07
persen) dari luas kesuluruhan Kabupaten pandeglang, dengan luas lahan pertanian
669,36
686,15
658,7
712,73
742,53 744,31
600
620
640
660
680
700
720
740
760
2010 2011 2012 2013 2014 2015
83
yang cukup luas dibanding dengan kabupaten lainnya, luas lahan 54,739 hektar
diantaranya digunakan untuk lahan sawah. (Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang,
Tahun 2015). Penjelasan lebih rincinya ada pada tebel di bawah ini :
Tabel 4.1Luas Panen, Produktifitas Per Hektar dan Produksi Padi dan Palawija di
Kabupaten Pandeglang Tahun 2015
Jenis Tanaman Luas Panen(Ha)
Produktifitas(Ton/ha)
Produksi(Ton)
Padi 134.788 5.52 744.361
1. Padai Sawah 224.245 5.81 863.620
2. Padi Ladang 20.543 3.93 80.741
Palawija 15.174 1.05 15.891
1. Jagung 3.124 4.32 13.505
2. Kedelai 6.780 1.63 11,051
3. Kacang Tanah 675 1.44 975
4. Kacang Hijau 775 1.24 961
5. Ubi Kayu 2.875 22.29 64.096
6. Ubi Jalar 945 13.70 12.948
(Pandeglang dalam angka, 2015)
Jika dilihat dari data diatas bahwa produktifitas padi di Kabupaten
Pandeglang perhektarnya hanya menghasilkan 5,52 ton saja, dengan jumlah itu masih
jauh dari kata ideal padahal di negara tetangga yang iklimnya tidak jauh berbeda
dengan indonesia khususnya Kabupaten Pandeglang seperti india, Vietnam,
Bangladesh bisa menghasilkan produksi padi 6-7 ton perhektarnya. Ini masalah yang
harus segera diselesaikan salah satu faktor yang menyebab tidak optimalnya produksi
padi yaitu, tidak kuatnya peran kelembagaan petani salah satunya tidak berperannya
kelembagaan Koperasi sebagai wadah petani untuk mendapatkan informasi mengenai
84
pertanian dan sebagai wadah untuk meningkatkan kesejahtraan petani secara
bersama-sama.
Salah satu faktor lainproduksi padi tidak optimal yaitu kurangnya irigasi
untuk pengairan lahan pertanian, normalisasi irigasi merupakan bagian penting dalam
upaya meningkatkan luas tanam. Kabupaten Pandeglang mempunyai Areal irigasi
seluas 70.225 Ha.Pembagian kewenangan dalam pengelolaan irigasi berdasarkan atas
Undang-Undang No.7 Tahun 2004 tentang IRIGASI antara lain :
Tabel 4.2Daerah Irigasi di Kabupaten Pandeglang
No. Daerah Irigasi Luas (Ha)1 Daerah Irigasi Kewenangan Pemerintah Pusat 9.711
a. Cibaliung 4.288
b. Ciliman 5.423
2 Daerah Irigasi Kewenagan Pemerintah Provinsi 6.029
a. Cisata 2.112
b. Pasir Eurih 1.245
c. Cilemer 2.672
3Daerah Irigasi Kewenangan Pemerintah Kabupaten(terdapat 628 daerah irigasi)
54.485
Jumlah 70.225
(DPU Kabupaten Pandeglang, 2015)
Banyaknya irigasi yang kondisinya tidak berfungsi dengan baik misalnya
ketiadaan talang air, pintu air yang rusak dengan permasalahan tersebut sehingga
sangat mempengaruhi petani dalam bercocok tanam. Pemerintah kabupaten
pandeglang tahung 2016 telah mengucurkan dana sebesar Rp 7.2 Miliar untuk
Rehabilitasi jaringan irigas, anggaran tersebut akan dialokasikan pada 4.500 hektar
85
jaringan irigasi yang tersebar di 28 kecamatan di pandeglang.(DPU Kabupaten
Pandeglang, 2015). Rehabilitasi irigasi untuk mendukung peningkatan produksi padi
dalam rangka upaya khusus peningkatan swasembada pangan nasional.
Upaya pembangunan sektor pertanian dalam meningkatkan produksi pertanian
Padi, Sayuran dan yang lainnya harus berkontrbusi juga dalam meningkatkan
pendapatan petani kemudian kesempatan kerja dipedesaan tidak terlepas dari
pendekatan pembangunan keirigasian.Normalisasi irigasi harus menjadi prioritas
untuk menyediakan kebutuhan air bagi petani, fungsi irigasi pun selain untuk
mengairi lahan pertanian irigasi dapat juga mencegah genangan banjir.Sistem irigasi
yang baik membantu petani agar memiliki semangat tanam yang tinggi yang akan
berdampak pada peningkatan produksi pertanian salah satunya padi.
Dalam upaya untuk terus meningkatkan produksi padi serta tanaman pertanian
dan yang lainnya harus diperhatikan juga mengenai kesejahteraan para petani itu
sendiri, dimana produktifitas yang meningkat tidak sebanding dengan pendapatan
petani yang meningkat juga karena banyak faktor tertertu misalnya kuatnya pengaruh
tengkulak sehingga para petani tidak bisa menjual hasil pertaniannya dengan harga
yang baik. Dengan permasalahan yang mendasar diatas tidak cukup hanya
merehabilitasi irigasi saja tetapi harus ada cara yang menyelesaikan masalah
mendasar didalam pertanian, diantaranya harus memperkuat kelembagaan Koperasi
Pertanian. Pengembangan kelembagaan pertanian baik itu kelompok tani atau
koperasi bagi petani sangat penting terutama dalam peningkatan produksi dan
kesejahteraan petani.
86
Kelembagaan Koperasi Pertanian sendiri memiliki misi khusus dalam
pendidikan bagi anggotanya.Koperasi salah satu struktur kelembagaan yang cukup
penting di masa sekarang dan yang akan datang, dalam upaya pemberdayaan petani
dan pemasaran komoditas yang dihasilkan di wilayahnya, sekaligus menjadi
kelembagaan pertanian yang dapat memberikan jaminan kepastian harga produk
pertanian, sehingga harga yang diterima dapat menguntungkan petani.Melalui
koperasi petani dapat memperbaiki posisi tawar baik dalam memasarkan hasil
produksi maupun dalam pengadaan input produksi yang dibutuhkan. Posisi rebut ini
bahkan dapat berkembang menjadi kekuatan penyeimbang dari berbagai
ketidakadilan pasar yang dihadapi para petani selama ini.
Dengan penyatuan sumberdaya melalui wadah didalam Koperasi para petani
lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi pertanian, seperti:
pengaruh iklim, kualitas produksi dan sebaran daerah produksi. kemudian dalam
wadah organisasi koperasi, para petani lebih mudah berinteraksi secara positif terkait
dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM mereka, pentingnya
koperasi pertanian sebagai lembaga perekonomian akar rumputmenjadi jalan untuk
meningkatkan kesejahteraan petani dengan naiknya pendapatan petani sebagai
dampak positif dari wadah organisasi pertanian itu sendiri.
Untuk mengoptimalkan potensi pertanian di Kabupaten Pandeglang melalui
koperasi, maka dibuatlah peraturan mengenai Koperasiyang ditugaskan kepada SKPD
khususnya Dinas Koperasi dan UMKM dalam pembinaan Koperasi.Salah satu
87
peraturan yang dibuat oleh pemerintah kabupaten pandeglang adalah Peraturan
Daerah Nomor 06 Tahun 2003 tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM.Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang sebagai dinas yang bertugas mewadahi
kegiatan Koperasi dan UMKM khusunya bagaimana mendorong dan menumbuh
kembangkan koperasi dan UMKM yang ada guna menunjang visi dan misi
pembangunan Kabupaten Pandeglang, Dinas Koperasi mencoba untuk mensinergikan
program dan kegiatannya kearah bagaimana mewujudkan visi dan misi Kabupaten
Pandeglang tersebut dalam pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan.
1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 14 Tahun 2008, perihal
rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Pandeglang pada Bab VII, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Pandeglang mempunyai kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan sebagai
berikut :
Kedudukan
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten
Pandeglang, merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, yang dipimpin oleh
Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
Tugas
88
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kelembagaan
Koperasi, pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah,
berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Pandeglang, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan perencanaan bidang Kelembagaan Koperasi, Koperasi
dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
b. Perumusan kebijakan teknis bidang Kelembagaan Koperasi,
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
c. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
Kelembagaan Koperasi, Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah.
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, dalam jangka
waktu lima tahun kedepan menetapkan target kinerja pelayanan adalah
sebagai berikut :
a. Bidang UMKM
1) Menciptakan Calon Wirausaha Baru sebanyak 100
UMKM/tahun terutama yangbergerak di bidang agrobisnis dan
pariwisata.
89
2) Meningkatkan pengusaha Mikro menjadi pengusaha Kecil
sebanyak 25 pengusaha / tahun, Pengusaha Kecil menjadi
pengusaha Menengah sebanyak 10 pengusaha / tahun dan
pengusaha Menengah menjadi pengusaha besar sebanyak 1
pengusaha / tahun.
3) Tumbuhnya Sarjana wirausaha baru sebanyak 6 orang / tahun
diutamakan bergerak di bidang agrobisnis dan pariwisata.
4) Penyelenggaraan Promosi Produk unggulan sebanyak 4 kali /
tahun yang melibatkan 15 UKM.
5) Meningkatkan SDM melalui Diklat Kewirausahaan sebanyak
60 UKM / tahun.
6) Penyaluran Bantuan Sarana Usaha kepada 250 UMKM / 5
tahun.
7) Peningkatan perkuatan permodalan melaui Dana Perguliran
Daerah dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ( PKBL
) yang bergerak di bidang agrobisnis dan pariwisata.
8) Terwujudnya fasilitas UMKM Centre respresentatif sebanyak 2
Unit (lokasi : pusat kota Kabupaten dan pusat parawisata)
9) Terwujudnya Badan Layanan Usaha Daerah Tingkat
Kabupaten yang mewadahi dan mengelola dana perguliran.
b. Bidang Pemberdayaan Koperasi
90
1) Memfasilitasi lembaga pendidikan yang mempunyai Koperasi (
Kopontren)sebagai calon peserta Program TPKU bersumber
Kementerian Koperasisebanyak 5 Kopontren / tahun.
2) Memfasilitasi Program Bantuan Sosial bagi Koperasi pedesaan
/ perkotaansebanyak 10 Koperasi diutamakan yang bergerak
diusaha agrobisnis danpariwisata.
3) Terselesaikannya tunggakan Koperasi penerima dana bergulir
sebanyak 5 Koperasi / tahun.
c. Bidang Kelembagaan Koperasi
1) Meningkatkan Pertumbuhan Badan Hukum Koperasi sebanyak
15 Koperasi / tahun diutamakan yang bergerak di bidang
agrobsnis dan pariwisata.
2) Meningkatkan Koperasi berkualitas serta pengembangan usaha
di bidang agrobisnis dan pariwisata sebanyak 150
Koperasi/tahun.
3) Menumbuhkembangkan Koperasi di bidang Agrobisnis
sebanyak 10 Koperasi / tahun dan Koperasi di bidang
pariwisata sebanyak 5 Koperasi / tahun.
4) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap
Koperasi yang berbadan Hukum diluar Kabupaten Pandeglang
sebanyak 20 Koperasi / tahun.
91
5) Meningkatkan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan
perkoperasian untuk menggunkan jasa audit bagi Koperasi
yang beromset KSP / USP diatas 1 Milliar.
6) Menciptakan Koperasi berskala besar dengan asset mencapai
10 Milliar sebanyak 1 Koperasi / tahun.
7) Memfasilitasi Peserta Koperasi Award untuk tingkat Propinsi /
Nasional sebanyak 3 Koperasi / tahun.
8) Meningkatkan Koperasi Kelompok Tani/ KUD sebanyak 20
Koperasi / tahun.
9) Terwujudnya perkuatan kerjasama dan koordinasi dengan
Dekopinda Kabupaten Pandeglang setiap tahun.
Sumber Daya Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang.
Kepegawaian
Jumlah pegawai di lingkungan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Pandeglang, sampai dengan akhir Tahun 2015, sebanyak
40 orang, terinci sebagai berikut :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) = 24 orang
b. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) = 4 orang
c. Tenaga Kontrak Kerja (TKK) = 5 orang
d. Tenaga Kerja Sukarela (TKS) = 7 orang
92
Jumlah = 40 orang
Sedangkan PNS / CPNS jabatan struktural dan TKK/ TKS, terdiri dari:
Kepala Dinas (Esselon II/b) = 1 orang
Sekretaris (Esselon III/a) = 1 orang
Kepala Bidang (Esselon III/b) = 2 orang
Kepala Sub Bagian (Esselon IV/a) = 3 orang
Kepala Seksi (Esselon IV/a) = 6 orang
Fungsional Umum = 15 orang
TKK / TKS = 12 orang
Jumlah = 40 orang
Apabila dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis kelamin pegawai Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Pandeglang sebagai berikut:
93
Tabel 4.3JUMLAH PNS/CPNS BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN JENISKELAMIN
Pendidikan Laki – Laki Perempuan Jumlah
SD
SLTP
SLTA
D1
D2
D3
S1
S2
S3
1
-
5
-
-
-
11
-
-
-
-
4
-
-
-
5
2
-
1
0
9
0
0
0
16
2
0
Jumlah 17 11 28
Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan pangkat / golongan per jenis kelamin adalahsebagai berikut :
Tabel 4.4JUMLAH PNS/CPNS BERDASARKAN GOLONGAN DAN JENIS KELAMIN
Golongan Laki – Laki Perempuan Jumlah
I
II
III
IV
-
3
12
1
-
2
8
2
0
5
20
3
Jumlah 16 12 28
Sumber daya manusiaDinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
merupakan salah satuperangkat daerah pada lingkup Pemerintah Kabupaten
Pandeglang, untuk mendukung terwujudnya Visi Misi Daerah.Terbatasnya Sumber
Daya Manusia (SDM) Aparatur yang memilikipengetahuan tentang perkoperasian
94
dan manajemen kewirausahaan menjadi kendala bagi Dinas Koperasi untuk
memberikan pembinaan mengenai kewirausahaan kepada koperasi-koperasi yang ada
khususnya koperasi pertanian, selama ini pembinaan yang dilakukan oleh Dinas
Koperasi dan UMKM hanya sebatas pembinaan manajemen organisasinya saja
sehingga banyak koperasi yang aktif tetapi tidak berkembang dan banyak pula
Koperasi yang tidak aktif khususnya Koperasi Pertanian
Pentingnya sumberdaya manusia yang memahami mengenai kewirausahaan
untuk mendukung terciptanya semangat kewirausahaan di desa melalui wadah
organisasi salah satunya koperasi pertanian, dengan pemahaman mengenai
kewirausahaan sangat membantu dalam pembinaan koperasi mengenai bagaimana
cara pengembangkan usaha koperasi serta mental kewirausahaan yang harus dimiliki
oleh setiap anggota koperasi khususnya koperasi pertanian..
Sumberdaya handal yang memahami kewirausuahaan harus dimiliki oleh
Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten pandeglang untuk memberdayakan
masyarakat melalui koperasi, selain itu untuk mendukung visi Kabupaten
Pandeglang.Adapun visi Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 adalah:
“Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah mandiri dan Berkembang di bidang
Agrobisnis dan Pariwisata Berbasis Pembangunan Pedesaan”.Kemudian dari visi
tersebut dijabarkan melalui beberapa misi yang harus dilaksanakan dan dari beberapa
misi tersebut, sesuai dengan tugas pokok dan fungsidari Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang, yakni “Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam Bidang
Pertanian dan Jasa Pariwisata serta Usaha Pendukungnya“.
95
Mengacu pada visi dan misi Kabupaten Pandeglang tersebut serta dengan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi dan UMKM
KabupatenPandeglang maka visi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang
tahun2011-2016 adalah:“Terwujudnya Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah yan Sehat dan Kuat Guna Menunjang Pengembangan Agrobisnis
danParawisata”.Untuk merealisasikan visi Dinas Koperasi dan UMKM
KabupatenPandeglang sebagaimana diatas, ditempuh melalui 4 (Empat) misi
yaitu:Misi ke-1: Meningkatkan profesionalisme aparatur dalam rangka
penataanpemerintahan yang baik (Good Governanc).Misi ke-2: Meningkatkan
profesionalisme pengelola Koperasi dan Usaha MikroKecil dan Menengah.Misi ke-3:
Memberdayakan dan mengembangkan Koperasi dan UMKM dalambidang Pertanian
dan Pariwisata serta usaha pendukungnya.Misi ke-4: Meningkatkan sarana dan
prasarana Koperasi dan UMKM untukmeningkatkan daya saing.
Secara umum Koperasi memiliki potensi untuk menjadi sarana bagi
peningkatan taraf hidup masyarakat. Perkembangan gerakan Koperasi diKabupaten
Pandeglang yang bergerak di bidang Pertanian sampai dengansaat ini, baik secara
kualitas maupun kuantitas belum mencapai seperti yang diharapkan,terlihat dari data
yang sudah di paparkan di bab sebelumnya tercatat di Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang padaakhir tahun 2015 dari jumlah Koperasi Berbadan Hukum
sebanyak 601 unit, aktif sebanyak 375 unit, sisanya sebanyak 226 Koperasi tidak
aktif.Koperasi yangbergerak di bidang Pertanianhanya 47 unit saja itupun sebagian
besar tidak aktif.
96
Koperasi pertanian yang didalamnya atau beranggotakan kelompok-kelompok
tani, merupakan salah satu struktur kelembagaan yang cukup penting dimasa
sekarang dan yang akan datang. Dalam upaya pemberdayaan petani dan pemasaran
komoditas yang dihasilkan diwilayahnya ini disadari oleh masyarakat di Kabupaten
Pandeglang sehingga masyarakat berinisiatif mendirikan koperasi diantaranya yaitu
masyarakat di Kp. Bojong Rt/Rw 02/06 Desa Sukamanah Kecamatan Jiput dengan
nama Koperasi Sinar Desa, kemudian di Kp. Kubang Bale Rt/Rw 01/08 Desa Teluk
Lada Kecamatan Sobang dengan nama Koperasi Sumber Tunas Jaya dan Koperasi
Serba Usaha Bina Lingkungan yang beralamat di Kp. Pasir Panjang Rt/Rw 01/01
Desa Pasir Panjang Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang.
Koperasi Pertanian di Kabupaten pandeglang sangat penting dalam
memberdayakan masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di
kabupaten pandeglang yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
petani.Koperasi pertanian sebagai kelembagaan pertanian yang dapat memberikan
jaminan kepastian harga produk pertanian, sehingga yang diterima dapat
menguntungkan petani. Bergabungnya petani dalam kelembagaan koperasi akan
menguatkan insititusi tersebut sebagai lembaga perekonomian pedesaan, dimana
anggotanya akan memiliki posisi tawar yang kuat untuk dapat memasarkan hasil
pertaniannya, sehingga kesejahteraan petani mengalami peningkatan hal ini
diakibatkan naiknya pendapatan petani yang tergabung dalam Koperasi Pertanian.
97
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang
telah didapatkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama
proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini, mengenai Implementasi
Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan UMKM.
Penelitiian ini menggunakan teori implementasi menurut Van Metter
dan Van Horn. Teori tersebut memberikan gambaran atas strategi
implementasi (dalam Agustino, 2008:142), yaitu:
1. Ukuran dan tujuan kebijakan
2. Sumber daya
3. Karakteristik agen pelaksana
4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana
5. Komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana dan
6. Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.
Mengingat banwa jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh berbentuk kata dan
kalimat dari hasil wawancara, observasi, serta data atau hasil dokumentasi
lainnya.Dalam penelitian ini kata-kata dan tindakan orang yang di wawancara
merupakan sumber utama dalam penelitian.Sumber data ini kemudian oleh
98
peneliti dicatat dengan menggunakan catatan tertulis.Berdasarkan teknik
analisa data kualitatif, data-data tersebut dianalisa selama penelitian
berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan,
dan kajian pustaka kemudian dilakukan ke bentuk tertulis untuk mendapatkan
polanya serta diberi kode-kode pada aspek-aspek tertentu berdasarkan
jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan
penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian
penulis kode-kode, yaitu :
1. Kode Q untuk menunjukkan item pertanyaan;
2. Kode A untuk menunjukkan item jawaban;
3. Kode I1-1, menunjukkan informan dari Staf Seksi Kelembagaan
Koperasi
4. Kode I1-2, menunjukkan informan dari Kepala Seksi
Kelembagaan Koperasi
5. Kode I1-3, menunjukkan informan dari Staf Seksi Pemberdayaan
Koperasi
6. Kode I1-4, menunjukkan informan dari Kasubag Program Dinas
Koperasi dan UMKM Provinsi Banten
7. Kode I2-1, menunjukkan informan dari Dewan Koperasi Indonesia
Daerah (DEKOPINDA)
8. Kode I3-1, menunjukkan informan dari Ketua Koperasi Sinar Desa
99
9. Kode I3-2, , menunjukkan informan dari Ketua Koperasi Sumber
Tunas Jaya
10. Kode I3-3, menunjukkan informan dari Ketua Koperasi
Serbausaha Bina Lingkungan.
Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi
berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian dilapangan
dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Analisa data yang
akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kategori dengan
beberapa dimensi yang dianggap sesuai dengan permasalahan penelitian dan
kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya.
4.2.2 Daftar Informan Penelitian
Pada penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM,
peneliti menggunakan teknik purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan
dan tujuan tertentu yang memahami fokus penelitian.Pada penelitian ini,
penentuan informan dibagi menjadi dua yaitu key informan dan secondary
informan. Key informan sebagai informan utama yang lebih mengetahui
situasi fokus penelitian, sedangkan secondary informan sebagai informan
penunjang dalam memberikan penambahan informasi.
100
Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak, baik aparatur
pelaksana kebijakan dan pihak-pihak lain yang terlibat. Aparatur pelaksana
sebagai key informan adalah Dinas Koperasi dan UMKM Bidang Koperasi,
Seksi Pemberdayaan Koperasi, Seksi Kelembagaan Koperasi, Ketua Koperasi
Pertanian, Anggota Koperasi Pertanian. Adapun sebagai secondary informan
adalah Kepala Bidang Koperasi, Dewan Koperasi Indonesia Daerah
(DEKOPINDA), Pihak lain yang terlibat sebagai secondary informan adalah
masyarakat (Penggerak Koperasi).
Tabel 4.5Daftar Informan
No. KodeInforman Nama Informan Jabatan/Pekerjaan Keterangan
1 I1-1 Rully FrSeksi Kelembagaan
Koperasi
KeyInforman
2 I1-2 H. Khaerudin, SEKepala Seksi
Kelembagaan KoperasiKey
Informan
3 I1-3 Diana Luthfia, SESeksi Pemberdayaan
Koperasi
KeyInforman
4 I1-4 Wendi Nurwendi, STKasubag Program Dinas
Koperasi dan UMKMProvinsi Banten
KeyInforman
5 I2-1 H. KokoKetua Dewan Koperasi
Indonesia Daerah (DEKOPINDA)
Secondaryinforman
6 I3-1 Ade Jein SaipudinKetua Koperasi Sinar
DesaSecondaryinforman
7 I3-2 H. Efendi HidayatKetua Koperasi Sumber
Tunas JayaSecondaryinforman
8 I3-3 Ade Irma SuryanaKetua KoperasiSerbausaha Bina
Lingkungan
Secondaryinforman
101
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini merupakan suatu data dan fakta yang peneliti
dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti
gunakan yaitu menggunakan teori implementasi menurut Van Metter dan Van Horn
(Agustino, 2006 : 141-144).
Dalam teori Van Metter dan Van Horn, proses implementasi ini merupakan
sebuah abstraksi atau performansi suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya
secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan publik yang
tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel.Model ini mengandaikan
bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik yang
tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan publik.
4.3.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Pelaksanaan kebijakan tidak terlepas dari sebuah peraturan sebagai
landasan pelaksanaan kebijakan. Suatu implementasi kebijakan dapat diukur
tingkat keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang
realistis dan sesuai dengan sosio kultur yang berada di level pelaksana
kebijakan dan pengawas kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau tujuan
kebijakan terlalu ideal dan terlalu manis untuk dilaksanakan di level warga,
maka agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang
dapat dikatakan berhasil.Dalam implementasi Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM
102
tidak semudah dalam penerapannya dilapangan, jika dilihat dari sebagian
besar wilayah Kabupaten pandeglang (87,27%) digunakan untuk usaha
pertanian.Hal tersebut sebanding dengan Struktur perekonomian Kabupaten
Pandeglang yang masyarakatnya mayoritas bermata pencaharian sebagai
petani.
Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan UMKM memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Memantapkan dan menumbuh kembangkan swadaya Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah sehingga mampu menjadi pusat
pelayanan perekonomian yang memiliki daya saing, efektif dan
efisien.
2) Memperkuat kerangka dasar ekonomi kerakyatan yang
merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi
nasional.
Sasaran pembinaan dan pengembangan Koperasi ini diarahkan agar Koperasi
dapat memegang peranan utama dalam ekonomi kerakyatan khususnya di
sektor-sektor Pertanian yang meliputi, bidang pertanian pangan, peternakan,
perikanan, perkebunan, kehutanan dan agro industri.
Poin pertama dari tujuan pembinaan koperasi bahwa koperasi sesuai
dengan kepribadian sosialnya sebagai wadah ekonomi yang paling ampuh
untuk menanggulangi kemiskinan serta upaya menciptakan perekonomian
103
yang berkeadilan, pembangunan koperasi perlu terus dilanjutkan untuk
mewujudkan koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus sebagai gerakan
ekomomi rakyat yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri.selain itu koperasi
merupakan wadah yang paling tepat untuk menggalang kekuatan ekonomi
rakyat dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi.
Poin kedua dari tujuan pembinaan Koperasi, bahwa koperasi
merupakan bagian integral dari perekonomian nasional baik sebagai badan
usaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat.Pembangunan koperasi
diarahkan untuk mengembangkan koperasi menjadi semakin maju, semakin
mandiri, dan semakin berakar dalam kehidupan ekonomi rakyat dalam upaya
mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan pancasila UUD 1945.Penguatan
koperasi harus dimulai dari peningkatan kemampuan organisasi, manajemen,
kewiraswastaan, dan permodalan serta yang terpenting ialah didukung oleh
peningkatan jiwa dan semangat berkoperasi menuju pemantapan perannya
sebagai sokoguru perekonomian nasional.Oleh karena itu pembangunan
koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab bersama rakyat dan
pemerintah yang harus dilaksanakan dalam rangka menumbuhkan kemajuan
perekonomian dan kemandirian manusianya, lebih luasnya masyarakat
Indonesia.
Konsep pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui koperasi
bukanlah konsep baru. Koperasi Pertanian merupakan salah satu struktur
104
kelembagaan yang cukup penting di masa sekarang dan yang akan datang.
Dalam upaya pemberdayaan petani dari pemasaran komoditas yang dihasilkan
diwilayahnya, sekaligus menjadi kelembagaan pertanian yang dapat
memberikan jaminan kepastian harga produk pertanian, sehingga harga yang
diterima dapat menguntungkan petani. Bergabungnya petani dalam
kelembagaan Koperasi akan meguatkan wadah organisasi Koperasi Pertanian
tersebut sebagai lembaga perekonomian masyarakat, dimana anggotanya akan
memiliki posisi tawar yang kuat untuk dapat memasarkan hasil pertaniannya
sehingga kesejahteraan petani mengalami peningkatan hal ini diakibatkan
naiknya pendapatan petani yang tergabung dalam Koperasi Pertanian.
Untuk memajukan Koperasi Pertanian salah satunya para anggota
koperasi harus memliki hubungan yang harmonis, tanpa hubungan yang
harmonis dan saling membutuhkan sulit dibayangkan Koperasi Pertanian
mampu bertahan, dengan adanya prinsip saling membutuhkan tersebut
Koperasi Pertanian akan mampu menjadi lembaga perekonomian masyarakat
pedesaan khususnya petani yang dapat memberikan keuntungan baik dari segi
ekonomi dan sosial. Pentingnya berkoperasi sebagai lembaga perekonomian
desa hal ini disadari oleh masyarkaat diDesa Sukamanah Kecamatan Jiput,
masyarakat berinisiatif mendirikan koperasi pertanian dengan nama Koperasi
Sinar Desa, aktifitas yang dilakukan para anggota koperasi sinar desa hal ini
dapat dilihat pada foto dibawah ini :
105
Gambar 4.2AKTIFITAS KOPERASI PERTANIAN SINAR DESA
(Sumber : Peneliti, 2016)
Gambar diatas adalah aktifitas para anggota koperasi sinar desa yang
sedang menanam jenis sayuran seperti Cabai merah, Kacang Panjang, pare,
daun sawi dan lain-lain. Pendirian koperasi ini berdasarkan inisiatif
masyarakat yang memiliki masalah yang sama seperti kuatnya pengaruh
tengkulak dan rentenir dan itu sangat merugikan para petani, sehingga para
petani sepakat untuk mendirikan wadah organisasi yaitu koperasi dengan
harapan dapat menyelesaikan masalah yang dialami oleh para petani.
Denngan adanya koperasi saat ini para petani sudah merasakan manfaatnya
106
dimana saat ini peran tengkulak dan rentenir sudah tidak menjadi masalah
lagi, biaya tanam didapatkan dari iuran anggota dan penjualan ketika panen
tiba petani dalam hal ini koperasi pertanian sinar desa sudah bisa memiliki
harga tawar sehingga petani memiliki keuntungan yang cukup dan
keuntungan itu dirasakan oleh sesama petani yang menjadi anggota koperasi.
Dengan adanya Peraturan daerah No. 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan UMKM keinginan pemerintah untuk
memberdayakan masyarakat melalui organisasi koperasi sudah ada, tetapi
hasilnya belum maksimal itu terlihat dari data yang diperoleh dari Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, bahwa jumlah Koperasi
Pertanian yang ada di Kabupaten Pandeglang setiap tahunnya terus
mengalami penurunan. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara oleh
informan Rully Fr Staf Kelembagaan Koperasi yang menyebutkan bahwa
Koperasi Pertanian yang berjumlah 47 pada tahun 2015 seluruhnya dalam
enam bulan pertama ini belum melakukan RAT sehingga belum ada laporan
yang diterima oleh Dinas. RAT dapat dilakukan dibulan ke enam atau dibuan
ke dua belas, Dinas Koperasi dan UMKM biasanya dilibatkan atau di undang
dalam acara tersebut dan diminta masukannya, setelah melakukan RAT hasil
rapat tersebut diberikan keapada Dinas untuk dinilai apakah koperasi tersebut
berkembang dari segi aset, usahanya dan kelembagannya.
107
Jika dilihat dari isi Perda yang dibuat tidak ada didalam perda yang
menjelaskan secara spesifik mengenai pembinaan Koperasi Pertanian
sehingga tidak ada prioritas pembinaan kopeasi tertentu, dengan keterbatasan
sumberdaya yang dimiliki pemerintah melakukan pembinaan koperasi secara
umum saja tidak konsen membina Koperasi Pertanian, hal ini salah satu faktor
yang menyebabkan Koperasi Pertanian tidak berkembang dari segi aset,
kelembagaan dan usahanya, ini disebutkan juga oleh informan Rully FrSelaku
staf Kelembagaan Koperasi Kabupaten Pandeglang.
Koperasi yang bisa dikatakan maju di Kabupaten Pandeglang yaitu
Koperasi pegawai, sedangkan Koperasi yang banyak berjalan saat ini ialah
Koperasi masyarakat yaitu Koperasi Wanita. Untuk Koperasi Pertanian
memang banyak yang tidak aktif dan tidak melakukan RAT , Rapat Anggota
tahunan seharusnya menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua
koperasi sebagai evaluasi dan perencanaan kedepan dalam pengambangan
koperasi dan usahanya, salah satu contoh laporan RAT yang sudah dilakukan
oleh Koperasi Serba Usaha Bina Lingkungan:
108
Gambar 4.3CONTOH LAPORAN RAPAT ANGGOTA TAHUNAN KOPERASI SERBA
USAHA BINA LINGKUNGAN
(Sumber :KSU Bina Lingkungan, Tahun 2015)
Rapat Anggota Tahunan merupakan suatu tempat atau kondisi dimana
aka n ada pembahasan tentang persoalan yang timbul dalam kegiatan koperasi
dan kemudian mencari jalan keluar penyelesaian untuk mengatasi persoalan
tersebut. Rapat Anggota Koperasi memiliki fungsi diantaranya sebagai
berikut, yaitu :
1. Menetapkan anggaran dasar/ ADART
2. Menetapkan kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha
Koperasi
3. Menyelenggarakan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, pengurus
dan pengawas.
4. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi serta pengesahan laporan keuangan
109
5. Mengesahkan laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengwas dalam
melaksanakan tugasnya
6. Menentukan pembagian sisa hasil usaha dan
7. Menetapkan keputusan penggabungan, peleburan dan pembubuaran
koperasi.
Saat ini Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang telah
melakukan himbauan melalui surat edaran untuk mengigatkan koperasi-
koperasi khususnya koperasi pertanian agar segera melakukan RAT, dengan
Koperasi melakukan RAT koperasi tersebut dapat dinilai oleh dinas baik
tidak nya koperasi tersebut, selain itu dengan koperasi melakukan RAT Dinas
dapat mengetahui berapa banyak koperasi yang aktif dan tidak aktif sehingga
Dinas akan memperoleh data yang akurat mengenai koperasi aktif dan tidak
aktif khususnya untuk koperasi pertanian.
Koperasi Pertanian yang masih berjalan mengalami peningkatan aset
walaupun tidak signifikan dan masih berusaha berkembang dari segi aset,
usaha dan lembanganya, seperti yang disampaikan oleh Informan Ade Jein
Saipudin Ketua Koperasi Pertanian Sinar Desa, bahwa Koperasi Pertanian
Sinar Desa baru rencana menambah anggotanya dengan merekrut pedagang
bakulan, dan memang itu salah satu aset koperasi, semakin banyak anggota
maka koperasi tersebut akan semakin berkembang. Peningkatan aset masing-
masing koperasi memang tidak sama, setiap Koperasi Pertanian yang masih
110
berjalan berusaha untuk terus berkembang dari segi usahan dan penambahan
asetnya hal ini disampaikan Informan H. Efendi HidayatKetua Koperasi
Sumber Tunas Jaya.
Tidak tepat waktunya para anggota untuk membayar iuranwajib salah
satu berdampak pada perkembangan koperasi itu sendiri sehingga aset yang
dimiliki koperasi belum dapat bertambah. Dari ketiga Koperasi Pertanian
yang diwawancarai hasilnya Koperasi Pertanaian masih jauh dari berkembang
tetapi Koperasi Pertanian tersebut berusaha terus untuk bertahan dan
mengembangkan dirinya, dukungan pemerintah dalam hal ini pembinaan dan
permodalan sangat dibutuhkan oleh Koperasi pemerintah seharusnya
memfasilitasi apa yang dibutuhkan Koperasi untuk pengembangan Koperasi
itu sendiri.
Perekembangan Koperasi yang ada di Kabupaten Pandeglang masih
jauh dari yang diharapkan tetapi dengan optimisme pemerintah dalam
sosialisasi dan pembinaan koperasi masyarakat akan sadar bahwa Koperasi
sebagai wadah untuk mensejahterakan masyarakat akan terus berkembang,
setiap tahun Dinas Koperasi dan UMKM selalu ada memberikan izin
Operasional kepada Koperasi yang baru, seperti yang disampaikan informan
Rully FrStaf Seksi Kelembagaan Koperasi, setiap tahunnya tidak ada
pembentukan Koperasi Pertanianyang baru, dari 24 Koperasi yang baru dan
111
diberikan izin lebih banyak Koperasi wanita yang biasanya Koperasi Wanita
bergerak dalam bidang simpan pinjam.
Banyaknya Koperasi Pertanian yang tidak berjalan atau tidak diketahui
berjalan atau tidak salah satunya karena tidak melakukan kewajibannya
melaksanakan RAT seperti yang disampaikan Informan Diana
Luthfia,SE.Seksi Pemberdayaan Koperasi, Dengan banyaknya Koperasi
Pertanian yang tidak aktif di Kabupaten Pandeglang dipengruhi oleh banyak
faktor salah satunya yaitu faktor internal Koperasi itu sendiri, peneliti
menggali informasi dari tiga Koperasi Pertanian ketiganya belum melakukan
RAT dengan alasan belum siap dalam penyusunan laporan dan lainnya.
Didalam isi Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UMKM pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM
memberi falisitas jaringan usaha bagi Koperasi dalam hal pemasaran Produk-
Produk Koperasi untuk membantu Koperasi agar berkembang dari segi
usahanya, tetapi dilapangan peran Dinas dalam hal ini belum dilakukan seperti
yang disampaikan oleh informan Rully Fr Staf Seksi Kelembagaan Koperasi,
“Kita belum sampai kesitu paling yang kita lakukan hanya pembinaanmisalnya ada koperasi belum bisa menyusun laporan pertanggungjawaban mereka bisa minta bantuan kekita” , (wawancara dilakukanpada tanggal, 16 Mei 2016 Pukul 9:50 WIB di Dinas Koperasi danUMKM Kabupaten Pandeglang).
Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan oleh Informan H.
KokoKetua Dewan Koperasi Kabupaten Pandeglang dan Informan Ade Jein
112
SaipudinKetua Koperasi Sinar Desa. Bahwa peran dinas dalam membantu
Koperasi mengembangkan usahanya dengan memberikan fasilitas jaringan
usaha belum dilakukan sehingga itu berdampak kepada Koperasi Koperasi
yang masih berjalan tidak mempunyai nilai tawar yang lebih dan Koperasi
sulit mengembangkan usahanya, untuk menjual hasilnya para anggota
Koperasi mencari sendiri atau diarahkan oleh ketua Koperasi dalam menjual
hasil Produk Pertaniannya.
Mengenai peran pemerintah dalam membantu koperasi mengenai
jaringan usaha Diperkuat juga dengan pernyataan informan H. Efendi
HidayatKetua Koperasi Sumber Tunas Jaya dan Informan Ade Irma
SuryanaKetua Koperasi Serba usaha Bina Lingkungan, bahwa peran Dinas
belum sampai memfasilitasi jaringan usaha Koperasi, Dinas Koperasi dan
UMKM hanya melakukan pembinaan saja salah satunya menyusun laporan
pertanggung jawaban ketika Koperasi akan melakukan RAT. Pemerintah hal
ini Dinas Koperasi dan UMKM sebagai pelaksana kebijakan dengan
didasarkan landasan hukum yang sudah disahkan dalam memberdayakan
masyarakat melalui Koperasi khususnya Koperasi Pertanian belum tercapai,
hal ini seperti disampaikan oleh informan H. KokoKepala Seksi Kelembagaan
Koperasi,
“Perda in belum spesifik artinya memajukan satu sektor di bidangpertanian itu sementara hanya mengacu jenis pelayanan danPembinaan misalkan, pendirian koperasi, penilaian kesehatan,
113
pemeringkatan, pengalokasian dana dan pembinaan koepasi secaraumum belum spesifik bisa meningkatan kemajuan Koperasi Pertanianbelom spesifik kearah itu.” , (wawancara dilakukan pada tanggal, 08November 2016, Pukul 10:35 WIB di Dinas Koperasi dan UMKMKabupaten Pandeglang).
Dengan pernyataan tersebut bahwa isi Perda tidak menjelaskan secara
spesifik atau khusus dalam pembinaan Koperasi Pertanian, isi Perda tersebut
membina Koperasi secara umum saja jadi dengan adanya Perda ini
Pemeritnah tidak konsen terhadap satu koperasi saja padahal kalau dilihat dari
potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pandeglang seharusnya pemerintah
Konsen terhadap Koperasi Pertanian, melalui Koperasi Pertanian masyarakat
Pandeglang akan lebih mandiri dan sejahtera dari segi ekonomi.
Dengan adanya Perda No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UMKM Pemerintah Kabupaten Pandeglang sudah memiliki
keinginan untuk memberdayakan masyarkatnya yang mayoritas sebagai petani
untuk berkoperasi, dengan berkoperasi mayarakat pandeglang bisa sejahtera
dan mandiri, jika dilihat dari tujuan Koperasi itu sendiri khususnya Koperasi
Pertanian sebagai penggerak ekonomi ditingkat masyarakat dan mendukung
pemerintah dalam mereduksi pengangguran dan Kemiskinan.
Tetapi dalam kenyataannya dilapangan Koperasi Pertanian di
Kabupaten Pandeglang masih banyak yang tidak aktif dan berkembang,
seperti yang disampaikan informan H. KokoKetua Dewan Koperasi
Kabupaten Pandeglang, bahwa banyaknya Koperasi yang tidak aktif karena
114
ketidak disiplinan pengurus maupun anggota Koperasi itu sendiri,
DEKOPINDA sebagai Partner pemerintah dalam pengembangan dan
pembianan koperasi sudah melakukan tugasnya seperti mengundang
Koperasi-koperasi yang ada Khususnya Koperasi pertanian untuk mengikuti
pembinaan tetapi mayoritas dari Koperasi yang di Undang khususnya
Koperasi masyarakat tidak ada respon yang baik, pada saat ini Dekopinda
lebih banyak membina koperasi pegawai saja karena respon positif dari
Koperasi pegawai sagat baik.
Sejauh ini Koperasi yang ada di Kabupaten Pandeglang masih jauh
dari apa yang diharapkan, Koperasi seharusnya menjadi wadah organisasi
masyarakat atau sebagai pusat pelayanan bagi masyarakat, mengembangkan
dan memandirikan masyarakat melalui Koperasi Pertanian belum dapat
tercapai, tetapi sosialisasi dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah
terus berjalan dan akan terus berusaha mendidik masyarakat supaya
berkoperasi hal ini disampaikan oleh informan H. Khaerudin,SE.Kepala
Seksi Kelembagaan Koperasi, Banyak Koperasi yang tidak berjalan
sebenarnya lebih kepada faktor internal Koperasi itu sendiri, tidak ada
kesadaran dari masyarakat sebagai anggota dan pnegurus Koperasi Senada
dengan apa yang diutarakan oleh informan Wendi Nurwendi, ST.Kepala
Program Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten, bahwa Koperasi
Masyarakat saat ini yang berjalan didominasi oleh Koperasi Wanita Koperasi
115
ini bergerak dalam bidang simpan pinjam, pertanian dan produksi, Koperasi
wanita salah satu Koperasi yang banyak di bina oleh Dinas Koperasi dan
UMKM dikarenakan pengelolaan Koperasinya lebih baik dibanding Koperasi
yang beranggotakan Pria, jika dilihat dari jumlah anggotanyapun lebih banyak
dibanding dengan jumlah anggota Koperasi Pertanian Koperasi wanita
cenderung lebih disiplin, lebih bisa mengikuti apa yang di sarankan oleh
Dinas dalam pembinaan.
Maju tidaknya Koperasi harus ada konsistensi Pemerintah dalam
pembinaan Perkoperasian, sehingga diharapkan ketika pembinaan dilakukan
secara konsisten para anggota dan pengurus koperasi lebih sadar akan
kewajibannya dan dalam pengelolaannya pun akan menjadi lebih baik bukan
hanya itu saja diharapkan pemerintah berperan dalam membangun jaringan
usaha Koperasi, semakin banyaknya koperasi khususnya koperasi pertanian
yang tidak aktif dan akan dibubarkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM seperti
yang terlihat pada tabel dibawah ini :
116
Tabel 4.6DAFTAR KOPERASI PERTANIAN AKAN DIBUBARKAN TAHUN 2016
NO NAMA KOPERASI
ALAMAT BADAN HUKUM Pengurus/
JENIS KETDESA/KEL KECAMATAN NO TANGGAL Ketua
1 Pasir KutaPasir
Peuteuy Cadasari 46 22-04-00 TB. Asep Ibrahim KOPTANTidakAktif
2 Mustika Tani Koranji Cadasari 119 11/12/2000 H. Maman KOPTANTidakAktif
3 Har. Makmur Sadaya Sukanagara Carita 78 13-3-99 - KOPTANTidakAktif
4Mega Mulya/ BangunArta Nanggala Cikeusik 47 24-04-00 Ohim Hidayat KOPTAN
TidakAktif
5 Usaha Tani Sampurna CImanuk CImanuk 451 9/9/1999H. JudainiMadrosi KOPTAN
TidakAktif
6 Mujur Jiput Jiput 512 28-10-99 Halimi KOPTANTidakAktif
7 Mekar Rahayu Jiput Jiput 50 27-04-00 Dede Suherman KOPTANTidakAktif
8 Sinar Citaman Citaman Jiput 14 10/6/2004 H. Arsa KOPTANTidakAktif
9 Wahana Mitra Cigadung Karangtanjung 3 31-03-05 Suherli KOPTANTidakAktif
10 Tani Mandiri Sejahtera Sukaratu Majasari 328 14-05-99 M. Heri Efendi KOPTANTidakAktif
11 Harum Jaya Sukaratu Majasari 2 30-01-03 Nurhasan KOPTANTidakAktif
12 Budi Jaya Alaswangi Alaswangi Menes 98 5/10/2000 A. Suhaemi KOPTANTidakAktif
13 Sumber Maju Tanjungjaya Panimbang 55 4/3/1999 Sumardi KOPTANTidakAktif
14 Rikrik Gumatik Gombong Panimbang 10 14-01-00 H. M Masrun KOPTANTidakAktif
15 Komakata Idaman Patia 3 30-01-03M. Harry
Mathovany KOPTANTidakAktif
16 Raudhotussibyan Rahayu Patia 3 13-02-04 Abdul Mukti KOPTANTidakAktif
17 Tani Nusantara Cililitan Picung 19 12/2/1999 A. Kadir KOPTANTidakAktif
18 Al- Hidayah Kadubera Picung 15 22-04-08 Ust. Imron KOPTANTidakAktif
19 Tani Jaya Kutamekar Sobang 23 24-11-98 Maman R KOPTANTidakAktif
20 Maju Jaya MakmurTunggal
Jaya Sumur 101 14-10-00 Herdi KOPTANTidakAktif
(Sumber :Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang,Tahun 2017)
117
Data diatas menggambarkan bahwa koperasi yang akan dibubarkan
karena koperasi tersebut tidak lagi aktif dari segi organisasi dan usahanya,
kebijakan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang untuk koperasi
yang tidak aktif selama tiga tahun berturut-turut akan dibubarkan, sebelum
dibubarkan Dinas Koperasi telah memberikan himbauan melalui surat untuk
segera melakukan RAT sehingga koperasi tersebut dapat dikatakan aktif dan
berjalan sesuai aturan koperasi.
Terpuruknya Koperasi Pertnaian di Kabupaten Pandeglang harus
segera diatasi oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten pandeglang karena
dengan koperasi diharapka sektor pertanian menjadi lebih maju dan
mensejahterkan masyarakatnya. Banyaknya faktor yang menyebabkan
koperasi tidak aktif diantaranya yaitu faktorinternal sendiri, faktor tersebut
sangat mempengaruhi bagaimana pemahaman para pengurus dan anggota bisa
bekerja sama dalam mengelola Koperasi menjadi baik dan berkembang, jatuh
bangunnya Koperasi saat ini tidak menyurutkan keinginan masyarakat untuk
membangun Koperasi, hal ini disampaikan oleh informan H. Koko. Ketua
Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten Pandeglang, Dengan
banyaknya Koperasi yang tidak aktif salah satu masalah yang krusial ialah
sumber daya manusianya itu sendiri, dalam pembinaan Koperasi yang
dilakukan oleh pemerintah maupun partner pemerintah seharusnya lebih
kepada bagaimana melatih jiwa interpraner para anggota koperasi, sehingga
118
diharapkan Koperasi bisa bertahan dan berkembang dengan baik sejauh ini itu
menjadi permasalahan yang butuh waktu dalam menyelesaikannya.
Adanya Koperasi bukan hanya untuk kepentingan masyarakat saja
tetapi ada juga kepentingan pemerintnah daerah untuk berkontribusi
memberikan sumbangsih bagi pendapatan daerah, tetapi dalam kenyataannya
Koperasi yang berjalan belum bisa memberikan sumbangsih lebih kepada
pemasukan daerah hal ini masih banyaknya koperasi yang masih belum
berkembang dari segi usahanya, koperasi yang ada hanya bisa memenuhi
urusan para anggotanya kadang tidak semua, salah satunya usaha koperasi
bergerak dalam usaha simpan pinjam itupun simpan pinjamnya masih tidak
memenuhi kebutuhan para anggotanya..
Dengan adanya Permen yang mengatur bahwa Dinas Koperasi bukan
Dinas penghasil jadi tidak ada target untuk pemasukan kepada PAD, dari
keterangan diatas pihak pemerintah berwacana bahwa Koperasi harus bisa
memberikan Kontribusinya kepada daerah melalui sumbangsih 2,5% dari
hasil usaha Koperasi setiap tahunnya, tetapi Koperasi yang bisa memberikan
sumbangsih kepada daerah biasanya Koperasi pegawai bukan Koperasi
Pertanian.
Kontribusi Koperasi Pertanian terhadap Pendapatan Daerah menurut
informan H. Koko.Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten
119
Pandeglang belum ada dikarenakan banyaknya Koperasi Pertanian yang tidak
aktif, adapun yang masih berjalan masih belum berkembang serta belum bisa
memfasilitasi kebutuhan semua anggotanya, kurangnya permodalan serta
sedikitnya pemasukan sedangkan kebutuhan para anggota melebihi dana yang
ada pada Koperasi, dengan keterbatasan dana yang dimiliki Koperasi anggota
Koperaasi masih berhubungan dengan rentenir dan tenGkulak, maka dari itu
untuk mengembangkan Koperasi seharusya pemerintah lebih giat lagi dalam
pembinaan Koperasi, sebelum itu Dinas harus sudah memiliki SDM yang
memadai dan mengerti akan Koperasi.
Jika dilihat dari visi dan misi Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-
2016 adalah: “ Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah mandiri dan
Berkembang di bidang Agrobisnis dan Pariwisata Berbasis Pembangunan
Pedesaan”, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang dalam
menjabarkan visi misi tersebut seharusnya memiliki fokus pengembangan
Koperasi yaitu jenis Koperasi Pertanian, Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang terus berupaya dalam memberdayakan masyarakatnya
melalui Koperasi itu terlihat dari banyaknya Koperasi masyarakat yang aktif
salah satunya Koperasi Wanita yang bergerak dalam usaha simpan pinjam
tetapi Koperasi tersebut masih berusaha berkembang.
Dinas Koperasi dan UMKM harus memiliki fokus pengembangan
Koperasi berdasarkan potensi-potensi dan lingkungan sosial dimasyarakat
120
pada umumnya , maka fokus pengembangan Koperasi Pertanian dirasa sangat
masuk akal jika memberdayakan masyarakat dengan mengoptimalkan potensi
pertanian yang dimiliki melalui Koperasi Pertanian sehingga masyarakat yang
sebagian besar sebagai petani dapat merasakan dampak yang positif serta
keadilan dalam sistem ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan bersama
dan dampak positif lainnya yaitu daerah akan mendapatkan sumbangsih
pemasukan daerah melalui Koperasi Pertanian jika Koperasi tersebut terus
berkembang.
4.3.2 Sumber Daya
Implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya
manusia (human resources) maupun sumberdaya non-manusia (non-human
resources). Maka dari itu Sumberdaya sangat berperan penting dalam
pelaksanaan suatu kebijakan, Manusia merupakan sumberdaya yang
terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi karena
sebagai implementor suatu kebijakan tersebut. Tahap-tahap tertentu dari
keseluruhan proses implementasi menuntut adanya sumberdaya manusia yang
berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang
telah ditetapkan. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari sumber-
sumberdaya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit untuk
diharapkan.
121
Akan tetapi selain sumberdaya manusia, sumber-sumber daya lain
yang perlu diperhitungkan juga seperti sumberdaya financial. Karena, mau
tidak mau, ketika sumberdaya manusia yang kompeten dan kapabel telah
tersedia sedangkan kucuran dana melalui anggaran tidak tersedia, maka
memang menjadi persoalan pelik untuk merealisasikan apa yang hendak
dituju oleh tujuan kebijakan publik. Karena itu sumberdaya yang diminta dan
dimaksud oleh Metter dan Horn adalah kedua bentuk sumberdaya tersebut.
Maka bila dilihat dari sumberdaya yang dimaksud tersebut, dalam
pelaksanaan Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06
Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM kedua bentuk
sumberdaya tersebut sangat berpengaruh.
Pertama adalah sumberdaya manusia, dalam proses pelaksanaan
Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003
Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM, unsur pertama sumberdaya
manusia yang paling berperan adalah pemerintah dalam hal ini Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang dan Sumberdaya yang ada pada
Koperaasi itu sendiri, dalam hal ini Pemerintah Dinas Koperasai dan UMKM
berperan dalam membina seluruh SDM Koperasi yang ada di Kabupaten
Pandeglang hal ini disampakan oleh informan H. Khaerudin,SE.Kepala Seksi
Kelembagaan Koperasi, bahwa Sumberdaya Manusia aparatur Dinas
Koperasi dan UMKM Pandeglang yang kami miliki masih terbatas dalam
122
pengetahuan tentang perkoperasian dan manajemen kewirausahaan dan itu
menjadi kendala dalam melakukan pembinaan Koperasi khsususnya Koperasi
Pertanian.
Dengan cara mengikuti pelatihan – pelatihan agar lebih handal dan
memahami tentang koperasi menurut informan H. Koko. Ketua Dewan
Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten Pandeglang bahwa sumber daya yang
ada di Dinas Koprasi sekarang itu berbeda dengan sumber daya koperasi pada
masa orde baru, pegawai dinas koperasi atau orang-orang yang menangani
masalah perkoperasian adalah mereka yang telah mendapatkan pendidikan
perkoperasian sebelum mereka diterjunkan membina masalah perkoperasian
adalah mereka yang telah mendapatkan pendidikan perkoperasian mereka
minimal 2 bulan itu ada di meja pendidikan, pelatihan yang diajarkan mulai
dari tentang perkoperasian kemudian dari management dan termasuk tekhnis
yang lainnya
Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia Dinas Koperasi dan
UMKM telah melakukan pembinaan dalam peningkatan kualitas sumberdaya
pegawainya mengenai perkoperasian melalui Dinas Koperasi dan UMKM
Provinsi Banten, seperti yang dinyatakan oleh informan Diana Luthfia,
SE.Staf Seksi Pemberdayaan Koperasi. Meskipun Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Pandeglang setiap tahunnya ada saja undangan dari Dinas
Koperasi dan UMKM Provinsi untuk meningkatkan SDM dengan
123
mengadakan pelatihan mengenai pemahaman perkoperasian dari
menagemennya, organisasinya, bagai mana pembinanaya dan itu dirasa masih
sangat kurang hal ini seperti yang disampaikan oleh informan H. Koko.Ketua
Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten Pandeglang.
Saat ini pelatihan yang diberikan hanya bersifat umum dan instan cara
pelatihan dan pembekalan pada jaman orde baru lebih baik dibanding
sekarang, SDM hanya dilatih satu tahun satu kali tergantung Anggaran yang
dimiliki itupun tidak sampai dua bulan paling lama 2 sampai tigahari itupun
dipadatkan jadwalnya, biasanya untuk memahami akuntansi butuh waktu 2
minggu tidak cukup hanya 2 sampai 3 hari saja, keadaan SDM yang ada di
Dinas Koperasi dan UMKM sangat berbeda dengan SDM dimasa ordelama
dimana pemahaman tentang perkoperasian saat ini masih kurang terbukti jika
ada perpindahan pegawai yang sudah mengerti tentang akuntansi maka ketika
ada koperasi yang membutuhkan bantuan untuk membuat pembukuan
pegawai tersebutlah yang mengerjakan walaupun pegawai tersebut sudah
tidak lagi bekerja di Dinas Koperasi dan UMKM.
124
Tabel 4.7Sumber Daya Manusia Aparatur Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang Bidang Koperasi
No Nama Jenis
kelamin
(L/P)
Pendidikan
terakhir
Jabatan
1 Hj. Iis Djunaingsih, SE. P S.E Kepala Bidang Koperasi
2 H. Khaerudin, SE. L S.E Kepala Seksi Kelembagaa
Koperasi
3 Eni Mulyani P SMA Kepala Seksi Pemberdayaan
Koperasi
4 Rully Fr LSMA
Staf Seksi Kelembagaan
Koperasi
5 Rustian L S.IPStaf Seksi Kelembagaan
Koperasi
6Diana Luthfia, SE P
S.E Staf Seksi Pemberdayaan
Koperasi
7 Linda P S.E Staf Pengawasan Koperasi
8 Edi L SMA Staf Fasilitasi Penilaian
Koperasi
(Sumber :Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang,Tahun 2017)
Dari wawancara yang peneliti lakukan dapat ditemukan dan dipertegas
kembali bahwa keterampilan dan pemahaman pegawai sangat penting untuk
menjalankan pembinaan Koperasi, terlihat pada tabel 4.1 yang mengambarkan
125
sumber daya aparatur Dinas Koperasi dan UMKM dalam hal kualitas dan
jumlah sangat kurang hal tersebut berdampak pada pembianan koperasi dan
program-program yang sudah dibuat tidak dapat dilakukan dengan optimal.
Kemampuan dalam membina yang dapat dikatakan kurang, hal tersebut akan
mempengaruhi pencapaian tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Pandeglang dalam hal ini membina koperasi
khususnya Koperasi Pertanian sesuai dengan visi misi Dinas Koperasi dan
UMKM dalam hal pengembangan Agrobisnis.
Kurangnya pemahaman Sumberdaya Manusia yang dimiliki mengenai
perkoperasian di perparah dengan jumlah Sumber Daya Manusianya yang
sedikit, padahal Pandeglang memiliki banyak Koperasi yang tersebar
diseluruh wilayah di Kabupaten Pandeglang, ini menjadi masalah bagaimana
keterbatasan Dinas untuk melakukan Pembinaan Koperasi-koperasi yang
tersebar diseluruh wilayah Pandeglang, hal ini disampaikan oleh informan H.
Khaerudin, SE. Kepala Seksi Kelembagaan Koperasi Senada dengan apa yang
diutarakan oleh informan H. Koko. Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah
Kabupaten Pandeglang.
Meskipun Keterbatasan jumlah SDM tidak sebanding dengan luas
wilayah Kabupaten Pandeglang seharusnya SDM yang dimiliki Dinas
Koperasi dan UMKM bisa memaksimalkan potensi yang ada, dalam
pelatihan seharusnya fokus kepada ilmu-ilmu yang berhubungan tentang
126
interpranership setelah ilmu itu dipelajari oleh SDM yanga ada di Dinas
kemudian akan di transfer kepada para pengurus dan anggota Koperasi dan
hasilnya diharapkan agar Koperasi yang sudah diberikan pembinaan tersebut
menjadi lebih berkembang.
Untuk memacu berkembangnya Koperasi Khususnya Koperasi
Pertanian tidak terlepas dari Modal yang dimiliki Koperasi, Peran Dinas
Koperasi dan UMKM disini hanya sebagai fasilitator saja tidak memberikan
modal langsung kepada Koperasi, jika ada program bantuan dari Provinsi
Atau dari Kementrian Dinas Koperasi dan UMKM peran Dinas
mengusahakan bantuan permodalan untuk Koperasi – Koperasi yang ada di
Kabupaten Pandeglang, menurut informan H. Khaerudin, SEKepala Seksi
Kelembagaan Koperasi, untuk tahun 2016 dengan adanya Peraturan Mentri
Dalam Negri No. 14 Tahun 2016 Pemerintah dalam hal ini Pemrintah pusat,
Provinsi maupun Kabupaten sudah tidak memberikan bantuan permodalan
lagi, adapun permodalan yang diberikan dari Kementrian, Provinsi dan
Kabupaten biasanya tidak berbentuk modal uang bantuan tersebut berbentuk
barang atau peralatan misalnya mesin dan alat-alat pertaninan.
Peran Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten saat ini sudah
dibatasi dengan adanya Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 14 Tahun 2016
Tentang Bantuan hibah kepada Koperasi, sebelum adanya permen tersebut
Dinas Provinsi memberikan bantuan dari mulai Pembinaan, peralatan dan
127
lain-lain. hal ini juga diutarakan oleh informan Wendi Nurwendi, ST.Kepala
Program Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten, dengan adanya
Peraturan Mentri Dalam Negri No 14 Tahun 2016 Kewenangan Pemerintah
sudah dibatasi hal ini pasti berdampak pada Koperasi – Koperasi yang ada,
Koperasi yang masih berjalan harus bisa mandiri tanpa mengharapkan
bantuan dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten.
Peran Pemerintah dalam membina Koperasi masih terus berjalan Hal
ini juga di utarakan oleh Informan H. Koko. Ketua Ketua Dewan Koperasi
Indonesia Daerah Kabupaten Pandeglang, Sebelum adanya Peraturan Mentri
Dalam Negri No 14 Tahun 2016 mengajuakan permohonan bantuan
permodalan kepada pemerintah sangat sulit apalagi dengan adanya
Permendagri tersebut Koperasi tidak dapat mengharapkan bantuan
permodalan dari Pemerintah, peran pemerintah dalam memberdayakan
masyarakat melalalui Koperasi masih akan terus berjalan dengan melakukan
pembinaan – pembinaan Koperasi yang ada.
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang telah melakukan
usaha untuk memajukan Koperasi yang ada di Kabupaten Pandeglang
walaupun belum maksimal, menrut informan Diana Luthfia, SE.Staf Seksi
Pemberdayaan Koperasi, Perhatian pemerintah saat ini lebih kepada Koperasi
Wanita yang banyak diberikan pembinaan serta bantuan untuk mendorong
128
Koperasi tersebut maju dan berkembang, Koperasi tersebut diberikan bantuan
peralatan-peralatan yang dibutuhkan anggota Koperasi.
Peran Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten telah melakukan
Tugasnya ikut berperan dalam membina Koperasi tetapi tidak semua koperasi
khususnya koperasi pertanian di Kabupaten Pandeglang, Pembinaan itu
berdasarkan atas Rekomendasi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Pandeglang karena Dinas Koperasi di daerah lebih mengetahui Kebutuhan
Koperasi-koperasi yang masih berjalan.Dalam pembinaan Sumberdaya
Manusia untuk Koperasi menurut informan Ade Jein Saipudin.Ketua Koperasi
Sinar Desa, pembinaan Koperasi secara umum ataupun Koperasi secara
khusus belum ada, belum ada pembinaan yang dilakukan secara Priodik
pembinaan tersebut paling dioptimalkan melalui Pra Koperasi dimana
sebelum mendirikan Koperasi Koperasi tersebut harus sudah berjalan minimal
satu sampai dua bulan, disini ada pembinaan yang dilakukan oleh Dinas
pembinaan tentang Perkoperasian yang baik dan benar.
Dilihat dari Sumber Daya yang ada pembinaan yang dilakukan oleh
Dinas Koperasi dan UMKM khususnya Koperasi Pertanian dilakukan hanya
awal berdiri Koperasi saja diluar itu tidak adalagi pembinaan yang diberikan
oleh Dinas Koperasi dan UMKM, tidak konsistennya Pembinaan yang
dilakukan oleh dinas seperti tidak ada perhatian dan kontrol Dinas kepada
Koperasi, Dinas tidak mengetahui secara cepat Permasalahan atau Kendala
129
yang dihadapi oleh Koperasi akhirnya Koperasi tersebut bubar atau tidak bisa
berjalan lagi.Dinas Koperasi dan UMKM tidak hanya menjadi fasilitator
dengan mengupyakan program-program bantuan yang ada di pusat maupun
provinsi tetapi dengan keterbatasan anggaran Dinas Koperasi dan UMKM
memiliki tugas membina Koperasi- Koperasi yang ada di Kabupaten
Pandeglang melalaui pelatihan Perkoperasian, memberikan bantuan
permodalan , permodalan yang diberikan biasanya tidak berbentuk dana atau
uang melainkan berbentuk barang saja itupun masih jauh dari kata mencukupi.
Bantuan yang diberikan oleh Dinas kepada Koperasi memang ada
tetapi bukan Koperasi Pertanian melainkan Koperasi Wanita, kurangnya
perhatian terhadap Koperasi Pertanian berimbas pada banyaknya Koperasi
yang tidak aktif walaupun ada Koperasi tersebut masih dapat dikatakan belum
berkembang, bantuan yang diberikan oleh pemerintah wlaupun tidak banyak
tetapi itu sangat membantu untuk keperluan Koperasi dan menambah aset
Koperasi. Di tahun sebelumnya Dinas Koperasi dan UMKM walaupun
memiliki Anggaran yang terbatas masih bisa memberikan bantuan
permodalan dalam bentuk barang, Koperasi yang diberkan bantuan ialah
Koperasi yang berjalan dan selalu melakukan Rapat Anggota itu menjadi
penilaian kepada Koperasi sehingga ketika ada program atau bantuan
Koperasi itulah yang diprioritaskan untuk menerima Bantuan atau Hibah.
130
Dengan banyaknya keterbatasan pemerintah terus berusaha agar
masyarakat ikut berpartisipasi melalui koperasi, menurut informan Rully
Fr.Seksi Kelembagaan Koperasi pemerintah terus melakukan sosialisasi
kepada masyarakat pada saat Musyawarah Rencana Pembangunan setiap
tahunnya ada saja masyarakat yang hendak mendirikan Koperasi, syarat-
syarat untuk mendirikan Koperasinya sangat mudah serta izin
operasionalnyapun tidak lama , pemerintah akan membantu serta membina
Koperasi dengan adanya Prakoperasi agar sebelum Koperasi diakui oleh
pemerintah diharapkan para pengurus dan anggotanya paham akan
perkoperasian.
Pemerintah sangat mendukung ketika masyarakat sadar akan
pentingnya Koperasi sebagai wadah untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat itu sendiri, dukungan pemerintah tersebut dapat dilihat dari peran
pemerintah memudahkan masyarakat ketika masyarakat berkeinginan untuk
mendirikan koperasi, pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM
terus melakukan usaha-usaha agar Koperasi yang ada terus berjalan dan
berkembang.
Pemerintah pusat sudah membuat Program-program yang pro rakyat
dalam meningkatkan ekonomi masyarakat pada umumnya, Program tersebut
seperti Kredit usaha rakyat (KUR) kemudian Jaminan Kredit Daerah
(JAMKRIDA). Dinas Koperasi dan UMKM selain memberikan pembinaan
131
Koperasi Dinas juga menjadi pembuat rekomendasi dari hasil penilaian-
penilaian laporan Koperasi yang diterima oleh Dinas, Rekomendasi itu
dikeluarkan bagi Koperasi ketika akan mengajukan permodalan kepada
lembaga lain hal ini disampaikan oleh informan Diana Luthfia, SE.Staf Seksi
Pemberdayaan Koperasi.
Dinas Koperasi dan UMKM memfasilitasi Koperasi-koperasi pada
saat Koperasi akan mengajukan Permodalan Kepada Lembaga lain dengan
mengeluarkan surat rekomendasi yang didasarkan dari penilaian Dinas
melalui Laporan kesehata Koperasi, Koperasi tidak akan bisa mengurus
pinjaman permodalan kepada lembagalain jika surat rekomendasi dari Dinas
Koperasi dan UMKM belum dikeluarkan. Untuk Kopersi Pertanian yang
berjalan kurang dari 3 tahun tidak dapat mengajukan permodalan tersebut
dikarenakan Koperasi tersebut dirasa masih belum bisa dinilai oleh Dinas
Koperasi dan UMKM, jika dilihat dari segi usaha dan lembaganya untuk
jangka 2 tahun rata-rata koperasi belum bisa dikatakan berkembang masih
rawan koperasi itu menjadi tidak aktif atau tidak berjalan.
Berdasarkan hasil wawancara informan Ade Jein Saipudin.Ketua
Koperasi Sinar Desa,H. Efendi Hidayat.Ketua Koperasi Sumber Tunas Jaya
dan Ade Irma Suryana.Ketua Koperasi Serbausaha Bina Lingkungan,dapat
disipulkan bahwa masalah klasik yang dialami oleh Koperasi ialah
permodalan, Permodalan yang didapatkan dari iuran wajib anggota masih
132
belum mencukupi untuk kebutuhan para anggotanya dampaknya sulit untuk
mengembangkan usaha Koperasi itu sendiri. Kopeasi Pertanian yang masih
berjalan membutuhkan suntikan permodalan dari permodalan dana atau
peralatan yang mendukung kegiatan pertanian.Dengan keterbatasan
permodalan yang dimiliki Koperasi berdampak pada perekembangan Koperasi
itu sendiri, dimana ketika para anggota Koperasi membutuhkan Modal untuk
keperluaan menggarap lahan pertanian modal yang diberikan Koperasi tidak
mencukupi.Degan keadaan Koperasi belum dapat melayani kebutuhan para
anggotanya dengan optimal maka koperasi itu masih dikatakan belum
berkembang.
Dinas Koperasi dan UMKM memiliki keterbatasan Sumber daya
manusia dan sumberdaya finansial sehingga dalam melakukan pembinaan
Koperasi-koperasi yang aktif khususnya Koperasi pertanian tidak dapat
berjalan dengan optimal, dengan keterbatasan SDM jika dilihat dari
banyaknya jenis koperasi yang tersebar di wilayah Kabupaten Pandeglang
yang cukup luas maka sangat masuk akal jika Dinas Koperasi dan UMKM
tidak melakukan pembinaan kepada seluruh koperasi yang ada.Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Pandeglang dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi
Banten serta stake holder lainnya telah melakukan upaya dalam
memberdayakan masyarakat melalui Koperasi khususnya Koperasi Pertanian,
dengan keterbatasan finansial yang di miliki tidak semua koperasi diberikan
133
bantuan dan pembinaan ada beberapa koperasi yang sudah memenuhi kriteria
penilaian khususnya koperasi pertanian diberikan bantuan berupa peralatan
pertanian untuk digunakan oleh anggota koperasi.
Untuk sekarang ini melalui kebijakan baru Permendagri No 14 Tahun
2016 bahwa Koperasi tidak bisa lagi atau tidak boleh lagi menerima hibah
karena Koperasi dalam Peremendagri ini bukan badan usaha yang Nirlaba
badan usaha yang tidak mengutamakan keuntungan sementara koperasi
mimiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan.Meski demikian Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandegalng dan Provinsi serta para stake
holder yang terlibat akan terus berkomitmen memberdayakan masyarakatnya
melalui Koperasi Pertanian di Kabupaten Pandeglang melalui pembinaan dan
penyusunan rencana kerja kedepannya yang fokus kepada pengembangan
Koperasi Pertanian sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki
134
4.3.3 Karakteristik Agen Pelaksana
Dalam salah satu indikator teori Van Horn dan Van Metter ini pusat
perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi
informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini
sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan (publik) akan sangat
banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen
pelaksananya. Misalnya, implementasi kebijakan publik yang berusaha untuk
merubah perilaku atau tindaklaku manusia secara radikal, maka agen
pelaksana projek itu haruslah berkarakteristik keras dan ketat pada aturan serta
sanksi hukum.Sedangkan bila kebijakan publik itu tidak terlalu merubah
perilaku dasar manusia, maka dapat saja agen pelaksana yang diturunkan tidak
sekeras dan tidak setegas pada gambaran yang pertama.
Dilihat dari pengertian di atas bahwa untuk mewujudkan masyarakat
akan pentingnya berkoperasi bukanlah hal yang mudah, karena terkadang
masyarakat membentuk Koperasi bukan atas kesadaran masyarakat tetapi ada
alasan lain misalnya ketika ada program bantuan dari pemerintah untu
masyarakat dengan syarat harus memiliki wadah organisasi barulah
masyarakat berbondong-bondong mendirikan Koperasi. Jadi masih rendahnya
pemahaman masyarakat akan pentingnya Koperasi sebagai wadah untuk
mengembangkan perekonomian masyarakat itu sendiri.
135
Dinas Koperasi dan UMKM serta stake holder sebagai partner
pemerintah harus lebih serius dalam membina koperasi-koperasi yang masih
berjalan khususnya Koperasi Pertanian dengan melakukan pengawasan-
pengawasan secara konsisten agar Koperasi tersebut dapat dimonitor dengan
baik apakah Kopersi yang ada masih berjalan atau tidak kemudian dapat
dietahui dengan cepat ketika Koperasi mengalami masalah serta dengan cepat
menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut agar Koperasi itu
terus berjalan dan diharapkan berkembang, hal ini disampaikan oleh informan
H. Khaerudin, SEKepala Seksi Kelembagaan Koperasi.
Bahwa secara rutinitas yang sifatnya tahunan pada saat koperasi
melaksanakan RAT dimana seluruh anggota berkumpul mendengarkan dalam
bentuk laporan keuangan, rencana kerja dan rencana pendapatan dan belanja
bikin neraca berikut penjelasan,yang kedua kemudian PHU (Penghitungan
Hasil Usaha) dengan harapan anggota tahu berapasih hasil kotornya berapasih
beban biayanya berapasih keuntungan bersih , dan yang ketiga rencana kerja
satu tahun kedepan dibuat supaya menjadi pijakan kita untuk melaksanakan
perkoperasian untuk satu tahun kedepan untuk massalah ekspansi usahakah ,
penguatan usahakah atau sebagainya, yang terakhir rencana anggaran,
pendapatan dan.
Kemudian dari sistem pengawasan yang dilakukan oleh Dinas
Koperasi dan UMKM menurut Informan Wendi Nurwendi,ST.Kepala
136
Program Dinas Koperasi melalui Rapat Anggota Tahunan, dimana Koperasi
setiap tahun mengadakan RAT melibatkan Dinas Koperasi dan UMKM
Provinsi Banten, membantu dalam menyusun laporan Koperasi serta member
masukan untuk rencana kerja koperasi satu tahun kedepan. Dinas Koperasi
dan UMKM Provinsi Banten memiliki tim yang bertugas untuk melakukan
Pengawasan terhadap Koperasi-koperasi yang ada diseluruh Kabupaten dan
Kota.Tim pengawas yang dibentuk oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi
dalam pengawasannya dilakukan langsung turun kelapangan, dalam tugas
pengawasannya misalnya membantu Koperasi dalam menyusun laporan
keuangan, menyusun rencana kerja untuk satu tahun kedepan serta rencana
pengembangan Koperasi itu sendiri selain itu dengan adanya pengawas
bagaimana Koperasi yang ada terus berjalan dan melakukan aktifitasnya.
Dewan Koperasi Indonesia Daerah sebagai partner pemerintah dalam
membina Koperasi mengatakan informan H. KokoKetua Dewan Koperasi
Indonesia Daerah(DEKOPINDA) berperan serta dalam pengawsan koperasi
yang ada di Kabupaten Pandeglang, mengawasi dalam arti berusaha agar
Koperasi itu harus terus berjalan, selain itu dekopinda pun memiliki program
pembinaan dan khususnya bagi koperasi yang mendapatkan bantuan
pemerintah, DEKOPINDA sendiri memiliki 4 fungsi yang tidak bisa
dipisahkan yang pertama fungsi advokasi bagaimana mengadvokasi gerakan
koperasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh koperasi, yang kedua
137
Sosialisasi itu kita punya lembaga yang namanya PIP (Pusat informasi
perkoperasian) jadi semua aspek-aspek tentang perkoperasian itu dijembatani
oleh PIP yang menangani informasi, ketiga fungsi edukasi, lembaga
pendidikan perkoperasian daerah (LPENKOPDA) untuk tingkat daerah
kabupaten diprovinsi yg disebut Lpenkopwil, ditingkat nasional disebut
Lpenkopnas, keempat fungsi fasilitasi, walaupunbukan lembaga ekonomi
Dekopinda membantu fasilitasi mana kala ada bantuan bantuan yang
disalurkan melalui pemerintah.
Dengan keterbatasan yang dimiliki Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang dalam hal Sumber Daya Manusia, finansial dan lain-
lain guna menunjang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan maka
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten memberikan bantuan tim untuk
terjun langsung kelapangan sebagai pengawas sekaligus Pembina Koperasi
dalam organisasnya dan usahanya yang diharapkan dapat menambah
pemahaman anggota koperasi dan dapat mengembangkan Koperasi dari segi
usaha dan lembaganya.
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang serta Dekopinda
sebagai partner pemerintah dalam mengembangkan Koperasi di daerah sudah
berupaya memacu koperasi-koperasi yang bergerak dalam bidang pertanian
dengan memberikan program-program bantuan tetapi hasilnya belum sesuai
dengan apa yang diharapkan pemerintah, masih banyaknya Koperasi yang
138
tidak aktif dan Koperasi yang masih berjalanpun masih belum berkembang,
disini pemerintah dan stakholderlainnya selain memfokuskan pembinaan
pemahaman anggota mengenai perkoperasian dan pengembangan usaha,
untuk saat ini harus memiliki fokus pembinaan yang jauh kedepan yaitu fokus
pembinaan jiwa kewirausahaan kepada para anggota Koperasi dan
pengurusnya.
Kesimpulannya bahwa Dinas Koperasi dan UMKM sebagai fasilitator
tidak maksimal dalam menjabarkan visi misinya itu terlihat tidak ada program
pembinaan dan kurangnya keinginan Dinas Koperasi dan UMKM dalam
mengembangkan Koperasi yang bergerak di bidang agro bisnis, padahal jika
dilihat dari salah satu point yang tercantum didalam visi misi Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Pandeglang tersebut yaitu, mengembangkan
agrobisnis. Dalam hal ini sesuai tupoksi Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang dalam mendukung mewujudkan pengembangan
agrobisnis seharusnya Dinas Koperasi dan UMKM memiliki prioritas dan
kesungguhan dalam mengembangkan dan membina koperasi pertanian.
4.3.4 Sikap/Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana
Keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik
akan ditentukan dengan sikap penerimaan atau penolakan dari (agen)
pelaksana. Maka dari itu sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang
dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul
139
persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang
akan implementor laksanakan adalah kebijakan ”dari atas” (Top Down) yang
sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui
(bahkan tidak mampu menyentuh) kebutuhan, keinginan, atau permasalahan
yang warga ingin selesaikan.
Sikap penerimaan dalam pelaksanaan pembinaan Koperasi dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat, Dimulai dari sejauh mana pemahaman
implementor mengenai isi kebijakan dan penguatan komitmen pelaksanaan
pembinaan agar ketika di implementasikan dapat ditransfer dan diterima oleh
masyarakat. Tanggapan dalam pembinaan Koperasi Terkait hal itu, dalam
penguatan Komitmen implementordan pemahaman isi kebijakan seperti yang
disampaikan informanDiana Luthfia, SEStaf Seksi Pemberdayaan Koperasi,
bahwa pemahaman implementor terhadap Peraturan Daerah mengenai
Pembinaan Koperasi dan UMKM harus terus di tingkatkan melalui penataran
atau pelatihan yang diadakan oleh Dinas itu sendiri, ketika itu sudah
dilakukan mutasi pegawai tidak lagi menjadi kendala mengenai kurangnya
pemahaman tentang Koperasi oleh Sumber daya manusia yang dimiliki Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang.
Senada dengan Informan H. Koko,Ketua Dewan Koperasi Indonesia
Daerah Kabupaten Pandeglang Kurangnya pemahaman sumbeberdaya
mengenai perkoperasian yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UMKM
140
Kabupaten Pandeglang selain karena mutasi pegawai ada faktor lain yaitu
pelatihan SDM yang tidak serius pelatihan hanya bersifat formalitas saja dan
pelatihan yan diadakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Pandeglang hanya bersifat umum saja, jangka waktu pelatihannyapun tidak
selama seperti di jaman orde baru dimana saat ini pelatihan hanya diadakan
selama 3 hari itupun dipadatkan sangat jauh berbeda dengan jaman ordebaru
pelatihan perkoperasian dilakukan selama minimal dua bulan, lamanya
pelatihan mempengaruhi sejauh mana pemahaman atau ilmu yang diserap
oleh para SDM yang mengikuti pelatihan.
Intensitas pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM
dalam meningkatkan pemahaman menurut informan H. Koko,Kepala Seksi
Kelembagaan Koperasi terhadap Perkoperasian tergantung Anggaran yang
dimiliki oleh Dinas, dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Dinas
Koperasi dan UMKM berdampak kepada pelatihan dalam meningkatkan
sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang, kemudian ketika melakukan pelatihan diperparah
dengan dipadatkannya jadwal pelatihan sehingga transfer ilmu yang diserap
oleh para SDM yang mengikuti pelatihan tidak maksimal.
Keterbatasan yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UMKM
seharusnya bukan menjadi kendala harus menjadi motifasi agar kemampuan
yang ada dapat di optimalkan sehingga Pelatihan yang di lakukan oleh Dinas
141
Koperasi dan UMKM sebagai bentuk meningkatkan SDM sehingga
diharapkan ketika melakukan pembinaan koperasi dapat dimengerti oleh
Koperasi dan ilmu yang didapat dapat mengembangkan koperasi itu sendiri,
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang memang tidak terfokus
mengembangkan Koperasi pertanian saja untuk saat ini Koperasi yang banyak
dikembangkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang yaitu
Koperasi Wanita, dengan Gerakan Menabung Seribu Sehari (GEMASERI)
yang dimotori oleh Dinas Koperasi dan UMKM diharapkan masyarakat
memiliki tabungan yang dikelola oleh koperasi sehingga Koperasi menjadi
wadah untuk keperluan atau menjalankan perekonomian masyarakat.
Dukungan Pemerintah Provinsi terhadap pengembangan Koperasi
Pertanian diwilayah yang memiliki potensi hasil pertanian menrut Informan
Wendi Nurwendi, ST.Kepala Program Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi
Banten salah satunya Kabupaten Pandeglang masih dalam rancangan rencana
kerja, pentingnya memberdayakan masyarakat melalui Koperasi khususnya
yang memiliki potensi pertanian agar lebih menguntungkan masyarakat
sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat, hal ini sudah di sadari
oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten sehingga menjadi prioritas
masuk didalam rencana kerja tahun 2017-2022 untuk pengembangan Koperasi
Pertanian di wilayah yang didominasi Pertanian salah satunya Kabupaten
Pandeglang.
142
Adapun dukungan dari partner pemerintah yang lain menurut
Informan H. Koko, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten
Pandeglang dalam mengembangkan Koperasi salah satunya
DEKOPINDA,pemerintah sebenarnya sudah melakukan upaya untuk
mengembangkan Koperasi khususnya Koperasi pertanian dengan
mengucurkan bantuan berupa peralatan pertanian yang tidak murah, akan
tetapi kebanyakan Koperasi yang sudah di upayakan untuk diberi bantuan
masih banyak yang tidak bisa bertahan atau tidak aktif apalagi jika Koperasi
yang mayoritas anggotanya laki-laki hanya beberapa bulan berjalan bagus
selanjutnya tidak.
Upaya yang sudah dilakukan pemerintah menurut Informan Rully
FrSeksi Kelembagaan Koperasimeskipun tidak optimal karena memiliki
berbagai keterbatasan setidaknya ada keinginan untuk mengembangkan
Koperasi khususnya Koperasi pertanian, tetapi dalam kenyataannya Koperasi-
koperasi yang tadinya berjalan saat ini banyak yang tidak berjalan atau tidak
melakukan tugasnya misalnya melakukan RAT ( Rapat Anggota Tahunan)
sehingga peran pemerintah disini terus melakukan cara agar koperasi tersebut
dapat, Jika ada Koperasi yang tidak melakukan kewajibannya langkah yang
diambil Dinas Koperasi dan UMKM pertama-tama mengirimkan surat
himbauan agar melakukan Rapat Anggota Tahunan, banyaknya koperasi yang
tidak melakukan RAT menjadi prioritas Dinas Koperasi dan UMKM untuk
143
meng RAT kan seluruh Koperasi yang belum melakukan RAT khususnya
Koperasi Pertanian.
Langkah yang di ambil ketika ada Koperasi yang tidak melakukan
kewajibannya melakukan Rapat Anggota Tahunan selain memberikan surat
himbauan agar melakukan Rapat Anggota Tahunan, jika himbauan tersebut
tidak direspon oleh Koperasi maka Dinas Koperasi dan UMKM akan
mengambil langkah dengan membubarkan Koperasi yang tidak melakukan
Rapat Anggota Tahunan selama Dua Tahun,dengan banyaknya Koperasi yang
tidak aktif salah satunya Koperasi pertanian dari tahun 2008 maka langkah
yang akan diambil oleh Dinas Koperasi dan UMKM akan membubarkan
Koperasi-koperasi yang tidak aktif, dengan demikian pembaharuan data
mengenai Koperasi yang aktif ataupun tidak aktif akan mejadi lebih baik,
dengan banyaknya jumlah Koperasi yang harus dibubarkan seharusnya
menjadi evaluasi untuk Dinas Koperasi dan UMKM dalam membuat rencana
kerja kedepannya.
Dapat disimpulkan bahwa aparatur yang dimiliki Dinas Koperassi dan
UMKM kurangnya Pemahaman mengenai perkoperasian, banyak faktor yang
menyebabkan itu bisa terjadi salah satunya yaitu perpindahan pegawai dari
dinas ke dinas sehingga jika ada pegawai baru maka pegawai tersebut harus
bisa beradaptasi dan memahami mengenai perkoperasian degngan cepat tetapi
pada kenyatannya tidak semudah itu, pelatihan yang diadakan oleh
144
pemerintah untuk meningkatkan pemahaman para implementor sangat minim
karena terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UMKM.
Pelatihan SDM yang biasa dilakukan hanya bersifat umum tidak
spesifik seperti saat sebelumnya, dimana pelatihan Koperasi saat ini berbeda
sehingga pemahaman SDM Dinas Koperasi dengan sumber daya koperasi
pada masa orde baru berbeda lebih memahami Koperasi, perbedaan yang
sangat siginifikan diakibatkan karena waktu pelatihan yang dilakukan saat ini
sangat terbatas berbeda dengan jaman orde baru, pelatihan saat ini hanya
dilakukan 2 sampai 3 hari saja itupun dipadatkan ilmu yang seharusnya
dipahami minimal dalam jangka waktu satu minggu dipaksa harus memahami
dalam jangka waktu tiga hari dan hasilnya banyak ilmu tersebut tidak terserap.
Metode pelatihan pada jaman orde baru harus dilakukan kembali
dimana waktu pelatihan yang dilakukkan untuk meningkatkan Sumber Daya
Manusia di dalam Dinas Koperasi dan UMKM minimal selama 2 bulan
pendidikan untuk memahami tentang perkoperasian, setelah itu di jalankan
maka dalam pembinaan koperasi Sumber Daya Tersebut diharapkan akan
dapat mengembangkan Koperasi dari segi usaha dan lembaganya serta
memcahkan masalah-masalah ya dimiliki oleh koperasi khususnya Koperasi
Pertanian.Adapun program kegiatan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Pandeglang dalam mengembangkan UMKM dan Koperasi yaitu.
145
Tabel 4.8PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS KOPERASI DAN UMKM
KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016
No PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR
I Program Pengembangan Kewirausahaan
dankeunggulan Kompetitif Usaha KecilMenengah.
Kegiatan :
1. Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan
2. Bimbingan Teknis Fasilitator / MotivatorKewirausahaan
3. Pengembangan Usaha Kecil / SektorInformal
4. HNH Bimbingan Teknis ManajemenKoperasi
5. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
6. PelatihanManajemen Pengelola Koperasi
Peningkatan SDM
sektorKUKM dan Peningkatan
jumlah UMKM sektor pertanian
dan pariwisata
Meningkatkan motivasi dan
kemampuan wirausaha
Meningkatkan kemampuan
fasilitator / mot ivator
dalampenanganan permasalahan
UMKM
Meningkatkan pendapatan para
pelaku usaha
Meningkatkan pengetahuantentang akuntansi
dan manajemen perkoperasian
Meningkatkan pelaksanaan dan
pelaporan
Meningkatkan pelaksanaan danpelaporan
IIProgram Peningkatan Kualitas KelembagaanKoperasi.Kegiatan :
1. Pembinaan, Pengawasan dan PenghargaanKoperasiBerprestasi
2. Penggabungan, Pemecahan danPembubaran Koperasi
Jumlah Koperasi sehat
Peningkatan kualitas dankemandirian lembagadan usaha Koperasi
Terciptanya kelembagaan
koperasi yang sehat dan
146
berkualitas
III Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengahyang Kondusif
Kegiatan :
1. Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil danMenengah
2. Sosialisasi Pengembangan Bina UsahaKoperasi
3. Diklat Pengelola Koperasi PenerimaFasilitas
Peningkatan daya saing dan
pemasaranproduk karya
KUMKM.
Meningkatkan pendapatan
usaha Kelompok UMKM
Meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang
Perkoperasian
Meningkatkan kemampuan
administrasi dan pengelolaan
usaha koperasi
IV Program Pengembangan Sistem Pendukung Usahabagi UsahaMikro Kecil menengah
Kegiatan :
1. Sosialisasi Dukungan Informasi PenyediaanPermodalan
2. Penyelenggaraan Promosi Produk UMKM
Jumlah sosialisasi informasi
permodalan
danpenyelenggaraan promosi
produk UMKM
Meningkatkan kemampuan
mengembangkan usaha koperasi
dan kemampuan mengakses
permodalan
Dikenalnya komoditas / produk
unggulan UMKM
(Sumber :Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang,Tahun 2017)
Dari tabel diatas menunjukan program yang dibuat untuk
mengembangkan koperasi, belum ada program yang menajadi prioritas dalam
pembinaan koperasi pertanian.Jika dilihat dari potensi yang dimiliki
kabupaten pandeglang dari sektor pertanian dan didukung oleh keadaaan
147
masyarakat dan alamnya yang subur seharusnya koperasi pertanian menjadi
program prioritas dalam pengembangkan dan pembinaan dibanding dengan
koperasi-koperasi sejenisnya.
Kurangnya perhatian pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Pandeglang dalam membina dan mengembangkan
Koperasi pertanian berdampak pada banyaknya Koperasi Pertanian yang tidak
aktif, adapun koperasi pertanian yang aktif masih belum dapat berkembang
dari segi usahanya dan lembaganya, dengan banyaknya Koperasi Petanian
yang tidak aktif harusnya ada upaya dari pemerintah untuk mencari jalan
keluar melalui program yang dibuat dalam pembinaan dan pengembangan
koperasi pertanian. karena dengan koperasi sebagai lembaga akar rumput
diharapkan menjadi lembaga untuk mensejahterakan masyarakat kabupaten
pandeglang yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
4.3.5 Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
Komunikasi atau sering juga disebut koordinasi di instansi pemerintah
merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik.
Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam
suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat
kecil untuk terjadi. Begitu pula sebaliknyadalam pelaksanaan Kebijakan
Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM, koordinasi merupakan peran
148
penting dari setiap pihak yang terkait dengan kebijakan tersebut karena
melibatkan berbagai elemen, mulai dari pemerintah setempat, pihak dunia
usaha, dan masyarakat.
Bila dilihat dari hal tersebut, jelas koordinasi sangat dibutuhkan agar
pelaksanaan Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor
06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM dapat berjalan, ini
semua agar tidak ada tumpang tindih tugas dari masing-masing stakeholder
sehingga tugas pokok dan fungsi dari tiap pihak yang terkait harus sudah
memahami, hal ini disampaikan InformanDiana Luthfia, SE.Staf Seksi
Pemberdayaan Koperasibahwa Keterlibatan pihak lain salah satunya BANK
dalam membantu megembangkan Koperasi dengan mengucurkan dana
pinjaman, kerjasama yang dilakukan antara Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang dengan pihak BANK antara lain membantu Koperasi
dalam permodalan, Koperasi yang diberikan permodalan merupakan hasil
rekomendasi dari Dinas Koperasi dan UMKM setelah melakukan penilaian
dari aspek-aspek standar yang sudah ditentukan.
Untuk mendukung pengembangan Koperasi khususnya Koperasi
Pertanian tidak bisa hanya pemerintah daerah saja tetapi harus ada peran serta
dari pemeritnah minimal dari pemerintah Provinsi, Kerjasama antara Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang dengan Dinas Koperasi dan
UMKM Provinsi Banten sudah dilakukan dengan baik, hal ini disampaikan
149
oleh informan Wendi Nurwendi, ST.Kepala Program Dinas Koperasi dan
UMKM Provinsi Bantensebagai berikut,
“Kita bekerjasama dengan PKBL ( Program Kemitraan dan BinaLingkungan) terkait bantuan permodalan itu biasanya dariBUMD,BUMN, Pembinaan dari luar KKMB ( Konsultan KeuanganMitra Bank) terkait bantuan administrasi dan pembukuan dan ForumUKM”.(wawancara dilakukan pada tanggal,31 Oktober 2016, Pukul13:02 WIB di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten).
Bahwa banyak lembaga lain yang berperan dalam membantu
mendukung pengembangan Koperasi yang ada di Provinsi Banten, tetapi
untuk di Kabupaten Pandeglang lembaga itu belum berperan dalam membantu
mengembangkan Koperasi karena Koperasi yang ada di Kabupaten
Pandeglang banyak yang tidak aktif adapun yang aktif masih belum dapat
berkembang. Menurut Informan H. Koko, Ketua Dewan Koperasi Indonesia
Daerah Kabupaten Pandeglang ( DEKOPINDA), Untuk pengembangan
Koperasi khususnya Koperasi Pertanian di Kabupaten Pandeglang memang
tidak banyak kerja sama dengan lembaga lain, DEKOPINDA Kabupaten
Pandeglang mengakui bahwa belum banyak bekerja sama dengan lembaga
lain tetapi kalau kerjasama dengan lembaga pemerintah misalnya dengan
Dekopinsasional untuk meningkatkan Sumber Daya Pemandu yang fungsinya
membantu Koperasi agar berkembang dari segi kelembagannya dan usahanya.
Kerjasama dan komunikasi yang dibangun dengan baik akan menciptakan
energi postif untuk mewujudkan harapan dan tujuaan bersama misalnya dalam
mengembangkan ekonomi masyarakat melalui Koperasi.
150
Menurut informan Wendi Nurwendi, ST. Kepala Program Dinas
Koperasi dan UMKM Provinsi Banten, Selain Dewan Koperasi Indonesia
sebagai partner pemerintah dalam mengembangkan Koperasi, bentuk
koordinasi yang dibangun antara Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Pandegalang dengan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten, bentuk
Kordiasi yang dilakukan antara Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Pandeglang dengan Dinas Koperasi Provinsi Banten dengan mengadakan
rapat kordinasi terbatas dan ada rapat kordinasi teknis mengenai kendala-
kendala yang dihadapi oleh Koperasi serta mencari penyelesaian masalah
tersebut secara bersama-sama dan efektif sehingga usaha untuk mencapai
Koperasi yang berkembang masih bisa diharapkan.
Menurut Informan H. Koko,Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah
(DEKOPINDA), Kordinasi dilakukan juga oleh DEKOPINDA sebagai
partner pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan
Koperasi,Kordinasinya dalam bentuk rapat kerja daerah kemudian ada rapat
kerja wilayah dan ada rapat kerja nasional kemudian setelah melakukan rapat
kerja tersebut setiap 5 tahun ada yang namanya musyawarah daerah sebagai
maasukan-masukan untuk dari daerah untuk pusat dan Musrenbang untuk
masukan di daerah disitu Dekopinda menyampaikan usulan-usulan
berdasarkan hasil rapat yang diutarakan kepada Dinas Koperasi dan UMKM
151
Kabupaten Pandegalng mengenai apa yang seharusnya dilakukan agar
Koperasi dapat berkembang.
Menurut Informan H. Khaerudin, SE. Kepala Seksi Kelembagaan
Koperasi, Perkembangan Jumlah Koperasi serta kualitas Koperasi tidak lepas
dari pembinaan secara konsisten dan sosialisasi yang dilakukan oleh
pemerintah, dengan adanya sosialisasi diharapkan masyarakat memiliki
kesadaran akan pentingnya Koperasi sebagai wadah organisasi untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat agar lebih mandiri, pembinaan Koperasi
yang telah dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang
yaitu :
Tabel 4.9DAFTAR KOPERASI DI BINA OLEH DINAS KOPERASI DANUMKM KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2014/2016
N
o
Nama
Koperasi
Nama
Pengurus/Ketua
Jenis
Koperasi
Alamat No Badan Hukum
1 Nekad Sari Yayat Ruhiyat SimpanPinjam
Kp.PasirTundun DesaMedalsariKecamatanSaketiKabupatenPandeglang.
92/BH/XI.6.DK.UMKM./II/2014
2 AfinitasBarokah
Oom Komariah KoperasiSimpan
Kp. KaduBuluk Rt.003
93/BH/XI.6/DK.UMK
152
Jaya Pinjam Rw.002 DesaKalangGunungKecamatanCipeucang
M/II/2014
3 Firdaus Subani KoperasiSimpanPinjam
Kp. CarangPulangBabakan Rt.01Rw.05KelurahanBabakanKalang Anyar
94/BH/XI.6/DK.UMKM/II/2014
4 TunasMekar
Rostini KoperasiSerbaUsaha
Kp. KaduSimbar Rt. 01Rw.03 DesaKaduJangkungKecamatanMekar Jaya
95/BH/XI.6/DK.UMKM/II/2014
5 Baraya Jaya Komariah KoperasiSerbaUsaha
Kp.CipariukRt. 10 Rw. 03Desa TegalKecamatanCikedal
96/BH/XI.6/DK.UMKM/II/2014
6 Al Jabal Uus Ustaniah KoperasiSerbaUsaha
Kp.CinangkaRt.07 Rw.04Desa KaduEngangKecamatanCadasari
97/BH/XI.6/DK.UMKM/II/2014
7 Mekar Tati KoperasiSimpan
Kp. CipaheutRt.02 Rw. 03
98/BH/XI.6/DK.UMK
153
Harum Pinjam Desa MekarJayaKecamatanMekar Jaya
M/II/2014
8 BungaDahlia
Rokhanah Koperasisimpanpinjam
Kp. BaruRt.02 Rw.04Desa PasirKarangKecamatanKeronconnG
99/BH/XI.6/DK.UMKM/II/2014
9GemaseriCiwisata
Mulyati KoperasiProdusen,kerajinandanmakanan
Kp.CinibungRt.01 Rw.05DesaKertajayaKecamatanSumur
118/BH/XI.6/DK.UMKM/II/2014
10 PaniisLestari
Suhendra KoperasiProdusen,kerajinandanmakanan
Kp. PaniisRt.001 Rw.06DesaTamanjayaKecamatanSumur
119/BH/XI.6/DK.UMKM/II/2014
11 Melati Eti Suherti KoperasiProdusen,kerajinandanmakanan
Kp. SalinggaraRt.001 Rw.003KelurahanKadomasKecamatanBanjar
120/BH/XI.6/DK.UMKM/II/2014
12 Sari RasaMandiri
Tatu Ahyati KoperasiProdusen,kerajinan
Kp. CisolongRt.002 Rw.007Desa
121/BH/XI.6/DK.UMKM/II/2014
154
danmakanan
SukamanahKecamatanKaduhejo
(Sumber :Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang,Tahun 2017)
Berdasarkan data diatas bahwa fokus pembinaan koperasi yang
dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang dari tahun
2014 sampai 2016 hanya fokus pembinaan kepada Koperasi jenis simpan
pinjam, serba usaha dan jenis koperasi produsen, dalam dua tahun terakhir
tidak ada satupun Jenis Koperasi Pertanian yang dilakukan Pembinaan, hal ini
menguatkan bahwa tidak ada prioritas pembinaan dan pengembangan
koperasi pertanian. Kordinasi yang dilakukan antara Dekopinda, Dinas
Koperasi dan UMKM Provinsi Banten dengan Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang sebetulnya sudah baik tetapi dalam hal perencanaan
yang dibuat melalui program pembinaan koperasi khususnya Koperasi
pertanian belum ada.
Untuk pengembangan Koperasi khususnya Koperasi Pertanian bukan
hanya berbicara bagaimana masyarakat agar sadar berkoperasi atau fokus
dengan pembinaannya saja tetapi harus ada fokus yang lebih mengarah
kepada potensi-potensi yang unggul disetiap wilayah di Kabupaten
Pandeglang dengan Koperasi diharapkan potensi teresbut menjadi penggerak
ekonomi masyarakat, hal ini disamapaikan oleh Informan H. KokoKetua
Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten Pandeglang, sosialisasi yang
155
dilakukan untuk memajukan koperasi harus memiliki rencana kedepan yang
bagus dengan melakukan fokus pembinaan di daerah dengan potensi yang
dimiliki didaerah tersebut sehingga Koperasi pertanian tidak terlalu
terkungkung hanya pangan saja tetapi banyak prodak yang dihasilkan akan
muncul jika potensi yang ada di tiap-tiap daerah dapat dimaksimalkan dengan
baik.
Peran Dinas Koperasi dan UMKM Kabupten Pandeglang dalam
memberdayakan masyarakat melalui Koperasi menurut Informan Ade Jein
Saipudin,Ketua Koperasi Sinar Desa, H. Efendi HidayatKetua Koperasi
Sumber Tunas Jaya, Ade Irma SuryanaKetua Koperasi Serbausaha Bina
Lingkungan, bahwa sosialisasi sebenarnya tidak menyentuh semua
masyarakat sehingga keinginan mendirikan Koperasi berasal dari masyarakat
itu sendiri karena sadar akan pentingnya berkoperasi untuk membantu
mengembangkan usaha dan perekonomian masyarakat di desa, pendirian
Koperasi lebih kepada kesadaran masyarakat akan pentingnya Koperasi untuk
menyelesaikan persoalan yang ada dimasyarakat salah satunya keterlibatan
masyarakat dengan rentenir, dengan koperasi diharapkan menjadi lembaga
keuangan ditingkat desa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada
umumnya.
Dengan banyaknya Koperasi yang tidak aktif menurut Informan H.
Khaerudin, SEKepala Seksi Kelembagaan Koperasi, Dinas Koperasi dan
156
UMKM Kabupaten Pandeglang terus berupaya dalam memberdayakan
masyarakat melalui Koperasi masyarakat yang bergerak dibidang simpan
pinjam, melalui gerakan-gerakan GEMASERI ( Gerakan Menambung Seribu
Sehari) sebagai gerakan untuk memicu masyarakat ikut serta dalam
berkoperasi, pemerintah dan stake holder lainnya terus berusaha membangun
ekonomi masyarakat melalui Koperasi dengan menciptakan Gerakan
Menabung Seribu Sehari minimal masyarakat didesa memiliki tabungan untuk
dirinya sendiri, dengan gerakan tersebut melalui Koperasi masyarakat
memiliki lembaga keuangan di tingkat desa diharapkan membantu
kepentingan masyarakat dalam hal kebutuhan keuangan atau dalam
mengembangkan usaha secara gotong royong .
Menurut Informan H. Koko,Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah
Kabupaten Pandeglang, DEKOPINDA sebagai partner pemerintah ikut serta
dalam membantu pemerintah mengembangkan Koperasi Masyarakat dengan
melakukan pembinaan agar masyarakat memiliki keinginan berkoperasi.
Walaupun banyak kenadala yang dihadapi oleh Koperasi keinginan
Masyarakat untuk berkoperasi masih ada tetapi masih harus terus dilatih
dalam pengelolaan koperasi dan jiwa wirausahanya, banyak koperasi yang
dibentuk tidak bertahan lama karena faktor internal maupun kurangnya
pelatihan yang memacu jiwa wira usahanya sehingga anggota dan pengurus
Koperasi bekerja sama dapat megngembangkan usahanya sesuai dengan
potensi yang dikelolah oleh Koperasi itu sendiri.
157
Dari hasil temuan di atas dapat disimpulkan bahwa harus ditingkatkan
Kordinasi antar instansi dan stake holder lainnya mengenai Pembinaan
Koperasi-koperasi yang ada khususnya Koperasi Pertanian, kordinasi tersebut
salah satunya dari segi fokus pembinaan Koperasi berdasarkan Potensi
wilayah itu sendiri, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten akan akan
fokus mengembangkan dan membina Koperasi Pertanian sesuai dengan
Potensi yang ada di wilayah Kabupaten Pandeglang, hal tersebut akan
menjadi rencana kerja Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten pada
tahun 2017.
Dengan adanya keinginan pemerintah Provinsi dalam mengoptimalkan
potensi yang ada dimasing-masing daerah salah satunya Kabupaten
Pandeglang dengan mengembangkan Koperasi Pertanian, harus dilakukannya
penguatan kordinasi mealalui rapat kordinasi terbatas kemudian ada rapat
kordinasi teknis sehingga mendapatkan solusi mengenai permasalahan-
permasalahan dan langkah yang akan diambil dalam mengembangkan
Koperasi Pertanian secara bersama-sama dan adanya satu visi dalam hal
mengembangkan masyarkat melaui Koperasi Pertanian dengan
mengoptimalka Potensi yang ada.
Jika ditinjau dari Visi dan Misi Kabupaten Pandeglang mengenai
pengembangan sektor pertanian sangat relevan dengan keadaan Kabupaten
Pandeglang yang memiliki banyak potensi dari sektor pertanian, jika itu di
158
kelola oleh masyarakat melalui Koperasi Pertanian dan didukung oleh
pemerintah dalam pengembangkan usaha Pertanian melalui Koperasi maka
secara alamiah optimalisasi potensi pertanian di Kabupaten Pandegalang
melalui Koperasi akan berdampak Positif bagi perekonomian masyarakat dan
Daerah.
Dinas Koperasi dan UMKM harus memiliki prioritas dalam
mengembangkan Jenis Koperasi yang sesuai dengan potensi yang ada, potensi
yang kemungkinan untuk berkembang melalui Koperasi yaitu Koperasi
Pertanian maka dari itu Dinas Koperasi dan UMKM harus terus melakukan
sosialisasi kepada masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani
mengenai berkoperasi untuk dapat mengembangkan usaha pertanian secara
bersama-sama atau gotong royong sehingga kesejahteraan bersamapun akan
bisa tercapai dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki melalui Koperasi
Pertanian.
4.3.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Hal terakhir yang perlu juga diperhatikan guna menilai kinerja
implementasi publik dalam perspektif yang ditawarkan oleh Van Metter dan
Van Horn adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong
keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial,
ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi penyebab dari
kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk
159
mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kekondusifan
kondisi lingkungan eksternal.
Jika dilihat dari lingkungan ekonomi dalam implementasi Peraturan
Daerah Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM
secara umum sudah kondusif. Namun jika dilihat dari ekonomi masyarakat
dengan berkoperasibelum dapat memberikan sumbagsih secara siginifikan
namun setidaknya dengan berkoperasi ada perubahan yang dirasakan oleh
masyarakat, hal ini disampaikan Informan H. Khaerudin, SE.Kepala Seksi
Kelembagaan Koperasi,
“Ada kemajuan dalam ekonomi masyarakat dalam arti yang sangatluas, koperasi bisa mensejahterakan bukan menyugihkan (menjadikaya), apabila koperasi bisa memberikan pelayanan yangmenguntungkan butuh duit 1juta misalnya untuk anak dari sd mau kesmp kalo lagi gak punya kan gak punya kalo pinjem ke yang lain kaloada pinjam ke rentenir mahal, pinjam kekoperasi cepat, mudah danmurah itu artinya mensejahterakan”.(Wawancara dilakukan padatanggal, 08 November 2016, Pukul 10:35 WIB di Dinas Koperasi danUMKM Kabupaten Pandeglang).
Bahwa kemajuan yang masyarakat alami dengan berkoperasi dalam
arti luas, Pandangan pemerintah mengenai kesejehteraan masyarakat melalui
berkoperasi masih belum dapat dikatakan maju itu berdasarkan bahwa
kesajahteraan dalam berkoperasi memiliki arti luas minimal ketika dapat
melayani masyarakat akan kebutuhan-kebutuhannya misalnya simpan pinjam
maka koperasi itu dikatakan sejahtera. Jika pemerintah memiliki pandangan
lebih luas terhadap kesejahateraan masyarakat melalui Koperasi maka
perekembangan Koperasi itu sendiri khususnya dari usahanya yang
160
mengoptimalkan potensi yang ada untuk dikelola oleh Koperasi salah satunya
Koperasi Pertanian maka akan memacu kemajuan koperasi itu sendiri, dengan
sudut pandang pemerintah mengenai kesehateraan melalui berKoperasi harus
lebih maju.
Nilai tambah dengan adanya Perda ini menurut Informan H.
Koko,Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten Pandeglang,
bahwa masyarakat di berikan pemahaman bahwa dengan berkoperasi dapat
membantu perekonomian masyarakat khususnya kebutuhan akan kebutuhan
pinjaman uang maka dari itu Koperasi yang berkembang di masyarakat
Kabupaten Pandeglang bukan Koperasi Pertanian melainkan Koperasi wanita
yang bergerak dalam bidang simpan pinjam.Senada dengan apa yang
diutarakan oleh Informan Ade Jein SaipudinKetua Koperasi Sinar Desa, H.
Efendi HidayatKetua Koperasi Sumber Tunas Jaya, Ade Irma SuryanaKetua
Koperasi Serbausaha Bina Lingkungan, bahwa Sebelum berkoperasi
masyarakat memiliki masalah yang sangat rumit yaitu banyaknya masyarakat
yang terlilit hutang kepada rentenir dengan bunga yang sangat besar dan itu
sangat memberatkan masyarakat, Dengan berkoperasi setidaknya ada
kebiasaan yang dilatih untuk masyarakat melalui berkoperasi yaitu kebiasaan
menabung dan dilatih untuk mandiri dan terbebas dari jeratan rentenir.
Sebelum adanya Koperasi Pertanian para petani menjual hasil pertaniannya
ketika panentidak memiliki harga tawar karena permainan para tengkulak
161
sehingga dampaknya para petani tidak memiliki untung yang cukup bahkan
kadang merugi ketika menjual hasil pertaniannya, dengan adanya Koperasi
setidaknya hasil pertanian tersebut dapat disimpan dan memiliki hargatawar
sehingga ketika dijual memiliki keuntungan yang cukup dan petani tidak
dirugikan oleh para tengkulak.
Koperasi Pertanian selaku wadah berkumpulnya dan saling bertukar
informasi dengan beranggotakan para petani bahwa ketika masa panen raya
tiba diberikan informasi–informasi mengenai harga pasaran gabah saat itu dan
memiliki harga tawar yang tidak merugikan petani pada saat menuai hasil
pertaniannya. Jika dilihat dari luas wilayah Kabupaten Pandeglang sebagian
besar wilayahnya didominasi lahan pertanian dengan adanya Perda No 06
Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM, dengan melalui
pembinaan Koperasi khususnya Koperasi Pertanian yang mengoptimalkan
potensi-potensi Pertanian seharusnya dapat memajukan perekonomian
masyarakat pada umumnya, maka dari itu pemerintah harus memberkan
pemahaman mengenai pentingnya berkoperasi hal ini disampaikan oleh
Informan H. Khaerudin, SE. Kepala Seksi Kelembagaan Koperasi.
Bahwa pemerintah sangat mendukung jika masyarakat hendak
mendirikan Koperasi, tetapi konsistensi dan keseriusan masyarakat untuk
mendirikan Koperasi harus dimiliki agar koperasi yang sudah di bentuk dapat
bertahan dan berkembang, kerjasama antara masyarakat dan Dinas Koperasi
162
dan UMKM sebagai Pembina Koperasi harus terus dilakukan sehingga dapat
terwujud apa yang ingin dicapai oleh Dinas dan Masyarakat. Dengan potensi
jenis dan hasil pertanian yang dimiliki oleh Kabupaten Pandeglang
seharusnya bisa di kelola bersama oleh masyarakat dengan cara berkoperasi,
hal ini bukan saja tanggung jawab pemerintah daerah semata tetapai harus
bersama-sama bersinergi dengan pihak lain salah satunya pemerintah Porvinsi
Banten.
Peran serta pemerintah provinsi sangat penting dalam mendukung
perkembangan Koperasi khususnya Koperasi Pertanian di Kabupaten
Pandeglang, hal ini disampaikan Informan Wendi Nurwendi, ST. Kepala
Program Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten, bahwa dengan potensi
hasil pertanian dan berbagai macam komoditas yang dimiliki oleh Kabupaten
Pandeglang Pemerintah Provinsi telah menyadari bahwa dalam
mengembangkan masyarakat Kabupaten Pandeglang melalui Koperasi
Pertanian seharusnya dapat mensejahterakan masyarakatnya, Koperasi
seharusnya menjadi wadah untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian
dan itu akan menjadi fokus yang dituangkan dalam Rencana Kerja Dinas
Koperasi dan UMKM kedepannya.
Dengan adanya Perda ini Dukungan pemerintah pada saat masyarakat
ingin mendirikan Koperasi sangat baik, hal ini di utarakan oleh Informan Ade
Jein SaipudinKetua Koperasi Sinar Desa, H. Efendi HidayatKetua Koperasi
163
Sumber Tunas Jaya, Ade Irma SuryanaKetua Koperasi Serbausaha Bina
Lingkungan bahwa dengan dukungan Pemerintnah dalam membantu
masyarakat ketika mendirikan Koperasi sangat dirasakan, karena dengan
Berkoperasi salah satu manfaat yang dirasakan oleh masyarakat yang menjadi
anggota Koperasi yaitu salah satunya tidak terjerat rentenir meskipun manfaat
yang dirasakan belum signifikan setidaknya ada perubahan yang dirasakan
dengan mendirikiannya Koperasi.
Banyaknya Koperasi yang tidak aktif akibat dari kurangnya kesadaran
dan tanggung jawab masyarakat dan tidak memiliki tujuan jangka panjang
pada saat mendirikan Koperasi, hal ini disampaikan oleh Informan Wendi
Nurwendi, STKepala Program Dinas Koperasidan UMKM Provinsi Banten
dan H. Koko, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten
Pandeglang bahwa, banyaknya Koperasi yang tidak aktif biasanya diakibatkan
oleh tidak seriusnya masyarakat saat mendirikan Koperasi, Koperasi yang
didirikan hanya sebagai cara untuk mendapatkan bantuan saja dari pemerintah
ketika bantuan itu sudah didapatkan biasanya Koperasi yang didirikan banyak
yang tidak aktif hal ini sudah disadari oleh Pemerintah Daerah maupun
Pemerintah Provinsi.
Dengan kurangnya seriusan masyarakat dalam mendirikan Koperasi
salah satu faktor yang mempengaruhi banyaknya Koperasi yang tidak aktif,
tetapi tidak bisa menilai Koperasi secara kesulurahan karena masih banyak
164
Koperasi yang didirikan melalui tujuan yang jelas untuk mensejahterakan
masyarakat dan dalam mendirikannya membutuhkan perjuangan agar
masyarakatnya sadar akan pentingnya berkoperasi sebagai cara untuk
memajukan perekonomian masyarakat itu sendiri, hal ini disampaikan oleh
Informan Ade Jein SaipudinKetua Koperasi Sinar Desa, H. Efendi
HidayatKetua Koperasi Sumber Tunas Jaya, Ade Irma SuryanaKetua
Koperasi Serbausaha Bina Lingkungan, untuk mendirikan Koperasi yang
memiliki tujuan yang jelas tidak mudah karena butuh perjuangan ketika
mengajak masyarakat sadar untuk berkoperasi dalam memajukan ekonomi
masyarakat itu sendiri.
Pada awalnya sulit memberi pemahaman kepada masyarakat tentang
koperasi tetapi seiring waktu Masyarakat sangat mendukung dalam
mendirikan Koperasi sebagai pemecah masalah salah satu masalah yang ingin
diatasi oleh masyarakat di Kabupaten Pandeglang yaitu terlilit hutang kepada
rentenir dan kuatnya peran tengkulak sehingga merugikan masyarakat yang
berprofesi sebagai petani, membutuhkan pendekatan yang konsisten untuk
memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai Koperasi khususnya
Koperasi Pertanian sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
Banyaknya faktor yang menyebabakan Koperasi masyarakat
khususnya Koperasi Pertanian lebih banyak yang tidak berjalan dibandingkan
165
yang berjalan salah satunya karena ketika pendirian Koperasi memiliki tujuan
hanya untuk mendapatkan bantuan saja, dalam mendirikan Koperasi
kemungkinan memiliki kepentingan-kepentingan politik sebagai cara untuk
memobilisasi dukungan untuk kepentingan tertentu sepertinya blum ada, hal
ini dapat disampaikan oleh Informan Ade Jein SaipudinKetua Koperasi Sinar
Desa, H. Efendi HidayatKetua Koperasi Sumber Tunas Jaya, Ade Irma
SuryanaKetua Koperasi Serbausaha Bina Lingkungan, bahwa kepentingan-
kepentingan yang berhubungan dengan Politik pada saat mendirikan Koperasi
dirasa tidak ada karena keinginan dalam mendirikan Koperasi berasal dari
masyarakat itu sendiri sebagai cara untuk meningkatkan ekonomi dan
menyelesaikan masalah yang ada.
Hal ini pun dikatakan oleh Informan H. KokoKetua Dewan Koperasi
Indonesia Daerah Kabupaten Pandeglang Mengenai Kepentingan-
Kepentingan politik dalam mendirikan Koperasi, bahwa kepentingan politik
dalam mendirikan Koperasi bisa dikatakan tidak ada, sebagian besar Koperasi
yang ada didirikan berdasarkan atas kesadaran masyararakat mengenai
pentingnya berkoperasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di
masyarakat salah satunya mengenai kesejahteraan ekonomi, tidak ada yang
mengarah kepada Kepentingan-Kepentingan Politik yang mempengaruhi
berdirinya Koperasi.
166
Organisasi yang memiliki jumlah masa biasaanya ada pendekatan-
pendekatan yang dilakukan oleh calon-calon politik untuk mencari dukungan,
Koperasi sendiri yang memiliki jumlah anggota selalu ada kemungkinan
untuk calon politik tertentu memberikan bantuan pada saat Pemilukada yang
bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari anggota-anggota Koperasi atau
masyarakat itu sendiri, tetapi dalam kenayataanya tidak ada informasi yang
menyatakan bahwa Koperasi dipengaruhi atau di manfaatkan oleh politik
Berdasarkan hasil temuan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa,
Peluang pembangunan pertanian melalui pengembangan komoditas unggulan
daerah salah satunya komoditas pertanian, pengembangan pada sektor
pertanian melalui Koperasi-koperasi Pertanian komoditas pertanian memiliki
prospektif positif di masa depan. Dengan adanya Peraturan daerah mengenai
pembinaan Koperasi dan UMKM sebagai bentuk keinginan pemerintah dalam
mensejahterakan masyarakatnya melalui Koperasi khususnya Koperasi
Pertanian dengan mengoptimalkan potensi dan komoditas pertanian yang ada
di Kabupaten Pandeglang.
Dominasi sektor pertanian di dalam perekonomian merupakan suatu
keuntungan karena sebagian besar penduduk di Kabupaten pandeglang
menggantungkan hidup di sektor ini, Berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Pandeglang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Pandeglang,kawasan yang diperuntukan pertanian yang
167
terdiri atas kawasan Tanaman Pangan, Kawasan Tanaman Hortikultura,
kawasan perkebunan dan kawan peternakan, Untuk tanaman pangan dengan
komoditas utama padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu
dan ubi jalar kurang lebih 53.951 hektar tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten.
Memberikan porsi lebih banyak kepada masyarakat dan pemerintah
daerah pada bidang pertanian, menjadi satu program yang dapat mendorong
pembangunan daerah serta masyarakat pada umumnya, perlu adanya
dukungan dan kerjasama dari Pemeritnah, Masyarakat dan para stake hoder
lainnya dalam mengembangkan dan mengoptimalkan potensi Pertanian
melalui Koperasi Pertanian serta perlu adanya regulasi kebijakan yang jelas
dan fokus agar mampu meningkatkan daya saing pasar bagi komoditas
Pertanian di daerah khususnya Kabupaten Pandeglang sehingga produk
pertanian yang dihasilkan terjamin harga dan mutunya minimal di pasar
daerah dan nasional.
168
4.4 Pembahasan
Dinas Koperasi dan UMKM Sesuai dengan tugas dan fungsi
mengimplementasikan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003
Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM diantaranya melaksanakan pembinaan dan
pemberdayaan Koperasi dan UMKM dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yakni meningkatkan perekonomian masyarakat sesuai dengan visi dan
misi, perhatianpemerintahkepada masyarakat di desa untuk menumbuh kembangkan
Koperasi masyarakat khususnya Koperasi Pertanian sebagai wadah untuk menumbuh
kembangkan perekonomian masyarakat.
Salah satu bentuk pemberdayaaan masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan dalam pengembangan usaha pertanian melalui Koperasi khususnya
Koperasi Pertanian sebagai wadah untuk mencapai kesejahteraan itu, Dalam
pembahasan ini peneliti akan membahas tentang fokus penelitian, dimana
berdasarkan model pendekatan Top Down yang dirumuskan oleh Meter dan Horn
disebut dengan A model of The Policy Implementation. Ada enam variabel, menurut
Meter dan Horn, yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut (Agustino,
2006:141-144), yaitu: mengenai ukuran dan tujuan kebijakan, sumber
daya;karakteristik agen pelaksana,sikap/kecendrungan para pelaksana, komunikasi
antarorganisasi dan aktivitas pelaksana, dan yang terakhir yaitu lingkungan ekonomi,
sosial, dan politik. Berikut ini peneliti akan membahas lebih lanjut terkait analisis
hasil penelitian.
169
Pertama, ukuran dan tujuan kebijakan.Sebagaimana tercantum dalam
dokumen Renstra Kementrian Koperasi dan UKM RI yang menetapkan Visinya
sebagai berikut :“ Menjadi Kementrian yangkredibel Guna Mewujudkan Koperasi
dan UMKM yang Tanggung dan Mandirisebagai Soko Guru Perekonomian
Nasional “., yang dijabarkan melalui misi sebagai berikut :
a. Mengimplementasikan Good Governance
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kewirausahaan Koperasi dan UMKM
c. Meningkatkan Daya Saing Koperasi dan UMKM
d. Mengembangkan Pembiayaan dan Penjaminan bagi Koperasi dan UMKM
e. Meningkatkan Kualitas kelembagaan Koperasi dan kesadaran berkoperasi
Apabila melihat tersebut diatas jelas bahwa Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang sudah sesuai dan sangat mendukung upaya tersebut,
begitupun dengan upaya Pemerintah Kabupaten Pandeglang sudah mencakup dengan
apa yang tertuang dalam dokumen Renstra Kementrian Koperasi dan UKM RI
tersebut.
Adapun visi Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 adalah: “ Kabupaten
Pandeglang sebagai Daerah mandiri dan Berkembang dibidang Agrobisnis dan
Pariwisata Berbasis Pembangunan Pedesaan ” Kemudian dari visi tersebut
dijabarkan melalui beberapa misi yang harus dilaksanakan dan dari beberapa misi
tersebut, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Koperasi dan UMKM
170
Kabupaten Pandeglang dalam melaksanakan tugasnya mengacu pada Misi ke II
RPJMD Kabupaten Pandeglang, yakni “ Memberdayakan UMKM dan Koperasi
dalam Bidang Pertanian dan JasaPariwisata serta Usaha Pendukungnya “.
Mengacu pada visi dan misi Kabupaten Pandeglang tersebut serta dengan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Pandeglang maka visi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang tahun
2011-2016 adalah: “ Terwujudnya Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah yangSehat dan Kuat Guna Menunjang Pengembangan Agrobisnis
danParawisata ” Adapun maksud dari makna nilai-nilai visi tersebut adalah:
1. Sehat : Memiliki kinerja usaha yang sehat dan semakin meningkat
yangditunjang oleh Sumber Daya Manusia yang berkulitas (SDM).
2. Kuat : Pengelola Koperasi dan UMKM memiliki jiwa kewirausahaan,dan
motivasi yang kuat untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya
sertamemiliki daya saing yang tinggi dan kuat dalam permodalan dan
kelembagan.
3. Agrobisnis dan Pariwisata : Usaha yang dilakukan oleh Koperasi dan UMKM
lebih dititik beratkan pada pengembangan bidang usaha Agrobisnis dan
Pariwisata
Pertama, ukuran dan tujuan kebijakan.Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM sendiri
sudah berlakukan cukup lama namun apa yang ingin dicapai dalam tujuan kebijakan
171
itu dibuat dirasa belum optimal, Perda ini seharusnya sebagai cara untuk
memberdayakan masyarakat melalui Koperasi khususnya Koperasi pertanian jika
dilihat dari latar belakang keadaan geografis dan struktur ekonomi di Kabupaten
Pandeglang yang di dominasi oleh lahan pertanian dan mayoritas penduduknya
berprofesi sebagai petani dan didukung oleh potensi pertanian yang menjanjikan jika
dikelola dengan baik maka kesejahteraan akan tercapai untuk masyarakat Kabupaten
Pandeglang.
Ukuran suatu kebijakan, sebuah kebijakan dapat diukur dari berhasil atau
tidaknya pelaksanaan kebijakan tersebut.ImplementasiPeraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM dapat
dilihat berhasil atau tidak yaitu dari banyaknya Koperasi khsususnya Koperasi
Pertanian yang ada di Kabupaten Pandeglang, Koperasi Pertanian yang masih aktif
dari 117 pada tahun 2010 hanya sebanyak 47 pada tahun 2015 itupun peneliti sulit
menemukan Koperasi Pertanian yang masih aktif sesuai data tersebut. (Sumber :
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015).
Berdasarkan latar belakang Kabupaten Pandeglang dengan struktur
perekonomian yang masyarakatnya mayoritas sebagai petani serta didukung oleh
luaslahan yang sebagian besar adalah lahan pertanian, dengan potensi pertanian
tersebut seharusnya Pandeglang menjadi daerah yang berkembang serta sejahtera
masyarakatnya, pengembangan masyarakat petani melalui Koperasi Pertanian
merupakan suatu upaya pemeberdayaan terencana yang dilakukan secara sungguh-
172
sungguh melalui usaha bersama petani untuk memperbaiki perekonomian masyarakat
khususnya masyarakat di pedasaan.
Arah pemberdayaan petani akan disesuaikan dengan kesepakatan yang telah
dirumuskan bersama dengan partisipasi yang tinggi terhadap koperasi diharapkan rasa
ikut memiliki dari masyarakat atas semua kegiatan yang dilaksanakan koperasi akan
juga tinggi. Karena didalam koperasi terdapat nilai dan prinsip berdasarkan asas
kekeluargaan dan gotong royong merupakan landasan Koperasi itu sendiri.Dengan
adanya kelembagaan pertanian yaitu Koperasi Pertanian dapat meningkatkan posisi
tawar petani sehingga masyarakat di pedasaan mendapatkan keadilan dalam kegiatan
perekonomian.
Berdasarkan hal tersebut peneliti melihat bahwa, Tujuan dari Peraturan
Daerah No 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM yaitu,
Memantapkan dan menumbuh kembangkan swadaya Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah sehingga mampu menjadi pusat pelayanan perekonomian yang memiliki
daya saing, efektif dan efisien dan Memperkuat kerangka dasar ekonomi kerakyatan
yang merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional, tujuan tersebut
belum tercapai, karena pembinaan Koperasi khususnya koperasi pertanian untuk saat
ini belum optimal terbukti jumlah Koperasi Pertanian sudah semakin sedikit. Jika
dilihat dari potensi yang ada dan struktur ekonomi masyarakat di Kabupaten
pandeglang dengan memberdayakan masyarakat melalui Koperasi memiliki peluang
besar untuk mensejahterakan masyarkat khususnya petani secara bersama-sama.
173
Dinas Koperasi dan UMKM untuk menjabarkan visi misi yang sudah dibuat harus
lebih berupaya untuk membina masyarakat melalui Koperasi Pertanian dalam rangka
mendongkrak perekonomian masyarakat, untuk saat ini Koperasi yang ada masih
tidak berkembang khususnya Koperasi Pertanian.
Keadaan saat ini perkembangan Koperasi khsusunya Koperasi Petanian belum
bisa menjadi wadah untuk mensejahterakan masyarakat karena masih banyak faktor
yang mempengaruhi perkembangan koperasi itu sendiri, kemudian Dinas Koperasi
dan UMKM tidak memiliki target yang luas dalam mengembangkan Koperasi
Pertanian, target yang hendak dicapai oleh Dinas Koperasi hanya menjadikan
Koperasi sebagai lembaga keuangan simpan pinjam saja bagi masyarkaat di
pedasaan, ukuran kesejahteraan dan kesuksesan Koperasi hanya ketika Koperasi itu
dapat melayani masyarakatnya saat memiliki kebutuhan yang berkaitan dengan
simpan pinjam, maka dari itu fokus untuk pengembangan Koperasi menjadi lebih
baik harus ada komitmen dari pemerintah itu sendiri serta ada dukungan dari
masyarakat.
Kedua, sumberdaya yang terdiri dari sumberdaya manusia(human resources)
dan sumberdaya non manusia (non human resources). Kondisi sumber daya manusia
dalam pelaksanaan implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06
Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM masih kurang memadai,
Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur yang memilikipengetahuan
tentang perkoperasian dan manajemen kewirausahaan menjadi kendala bagi Dinas
174
Koperasi untuk memberikan pembinaan mengenai kewirausahaan kepada koperasi-
koperasi yang ada khususnya koperasi pertanian, kemudian jika dilihat dari jumlah
SDM yang dimiliki Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten pandeglang masih
kurang tidak sebanding dengan luas wilayah dan banyaknya jumlah koperasi
sehingga pembinaan yang dilakukan tidak optimal, pembinaan yang dilakukan oleh
Dinas Koperasi dan UMKM dalam pembinaannya tidak mencakup semua Koperasi,
hanya Koperasi tertentu saja yang diberikan pembinaan.
Dalam isi peraturan daerah Kabupaten Pandeglang No 06 Tahun 2003
Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM mengenai Peningkatan Sumber Daya
Manusia Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pasal 11 yang pertama yaitu, Dalam
rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Gerakan Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah, Pemerintah Daerah bersama Dekopinda dan Stakeholder lainnya
menyelenggarakan penelitian, latihan dan penelitian pengembangan Koperasi dan
Usaha Kecil. Dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang,
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten serta Dewan Koperasi Indonesia Daerah
Kabupaten Pandeglang sudah melakukan pembinaan Sumber Daya Manusia Koperasi
tetapi hanya terfokus kepada SDM Koperasi Masyarakat dengan jenis Koperasi
simpan pinjam, Koperasi Serba Usaha dan Koperasi Produsen saja, pembinaan SDM
tersebut Seperti kegiatan pelatihan menjahit, pembinaan kelembagaan dan
kewirausahaan.
175
Pembinaan SDM koperasi pertanian untuk saat ini belum maksimal,
DEKOPINDA selaku partner pemerintah dalam pengembangan koperasi di
Kabupaten Pandeglang sudah berusaha melakukan pembinaan kepada Koperasi-
Koperasi yang ada khususnya Koperasi Pertanian dengan mengundang para pengurus
Koperasi Pertanian untuk mengikuti pembinaan seperti dalam hal Meningkatkan
SDM, kelembagaan dan kewiausahan, akan tetapi respon dari pengurus koperasi
pertanian yang ada di Kabupaten Pandeglang cenderung tidak merespon dengan baik
berbeda dengan koperasi- koperasi masyarakat dan Koperasi Pegawai lainnya selalu
merespon dengan baik, respon tersebut seperti pada saat undangan pembinaan
koperasi disebar para pengurus koperasi hadir memenuhi undangan tersebut berbeda
dengan pegurus Koperasi Pertanian pemberitahuan sudah diberikan melalui undangan
tetapi jarang sekali pengurus Koperasi Pertanian hadir dalam mengikuti pembinaan
yang diberikan oleh DEKOPINDA Kabupaten Pandeglang hal ini salah satu kendala
dan tantangan yang harus mendapatkan solusi secepatnya.
Sedangkan terkait sumberdaya finansial didalam isi Perda mengenai
Peningakatan Sumber Daya Manusia Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pasal 12
mengenai Pemupukan Modal Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Pandeglang tidak memberikan dana bantuan langsung kepada
Koperasi-Koperasi khususnya Koperasi Pertanian, Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang hanya menjadi fasilitator saja. Pada saat Koperasi ingin
mengajukan Dana Bantuan kredit atau dana bergulir Dinas Koperasi dan UMK
176
Kabupaten Pandeglang hanya memberikan rekomendasi saja berupa hasil penilaian
kesehatan koperasi untuk syarat pengajuan dana kepada lembaga keuangan.
Dana yag dipakai dalam melakukan pembinaan merupakan dana dari
Pemerintah Daerah, selain itu dana dari Pemerintah Provinsi dan Kementrian berupa
bantuan langsung seperti peralatan yang sesuai dengan kebutuhan Koperasi
contohnya koperasi masyarakat jenis Koperasi serba usaha dan simpan pinjam
deiberikan bantuan berupa mesin jahit , jenis koperasi yang bergerak dalam bidang
pertanian seperti handtractor dan peralatan pertanian lainnya, untuk bantuan kepada
Koperasi Pertanian di Kabuapten Pandeglang untuk saat ini belum ada bantuan yang
diterima, bantuan yang diberikan provinsi biasanya berdasarkan usulan dari Dinas
Koperasi dan UMKM Kabapten Pandeglang. Untuk tahun 2016 melalui Peraturan
Mentri Dalam Negri Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, dengan adanya peraturan mentri tersebut Pemerintah Daerah, Provinsi dan
Pusat tidak lagi memberikan bantuan kepada Koperasi-koperasi yang masih aktif
karena didalam isi perda tersebut koperasi temasuk jenis badan hukum yang memiliki
fokus pada keuntungan atau laba, karena berorientasi kapada keuntungan maka
Koperasi saat sini sudah tidak mendapatkan bantuan, adapun bantuan yang akan
diberikan oleh Pemerintah Daerah hanya berupa reward saja kepada Koperasi yang
berprestasi.
177
Ketiga, karakteristik agen pelaksana dalam pelaksanaan Implementasi
Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UMKM. bahwa Dinas Koperasi dan UMKM sebagai fasilitator tidak
maksimal dalam menjabarkan visi misinya itu terlihat tidak ada program pembinaan
dan kurangnya keinginan Dinas Koperasi dan UMKM dalam mengembangkan
Koperasi yang bergerak di bidang agro bisnis, padahal jika dilihat dari salah satu
point yang tercantum didalam visi misi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Pandeglang tersebut yaitu, mengembangkan agrobisnis.Dalam hal ini sesuai tupoksi
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang dalam mendukung mewujudkan
pengembangan agrobisnis seharusnya Dinas Koperasi dan UMKM memiliki prioritas
dan kesungguhan dalam mengembangkan dan membina koperasi pertanian.
Selanjutnya kurangnya inisiatif pemerintah dalam membuat program pembinaan
prioritas yang merujuk pada potensi yang dimiliki, Jika ditinjau dari potensi
kabupaten pandeglang yang memiliki dua potensi besar yaitu dari sektor pariwisata
dan pertanian sangat masuk akal jika pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan
UMKM kabupaten pandeglang harus terus membina dan mengembangkan koperasi
sebagai bentuk usaha mensejahterakan masyarakat di kabupaten pandeglang.
Keempat, sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana. Sikap
penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan sangat bnyak mempengaruhi
keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik. Maka dalam
penelitian ini, sikap yang ditampilkan adalah sikap penerimaan dari berbagai pihak
178
yang terkait denganpelaksanaan Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM
Penguatan komitmen pelaksanaan Peraturan ini sebagai penjabaran dari Visi Misi
Kabupaten pandeglang,Pemerintah Kabupaten Pandeglang terus berusaha melakukan
pembinaan dan sosialisasi, pembinaan yang dilakukan oleh Dinas lebih banyak
melakukan pembinaan koperasi masyarakat yang bergerak dalam bidang sipan pinjam
saja tetapi sangat minim pembinaan yang dilakukan pada koperasi pertanian.
Dengang banyaknya keterbatasan yang dimiliki Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandelgang terus melakkukan sosialisasi kepada mayarakat mengenai
koeprasi melalui Musyawarah Pembangunan dan pada saat masyarakat ingin
mendirikan koperasi dinas koperasi sangat mendukung.
Kurang peran aktifnya pemerintah dalam membina koperasi khususnya
koperasi pertanian dan tidak adanya program kerja yang fokus dalam rencana
pembinaan koperasi pertanian sehingga pembangunan masyarakat melalui koperasi
pertanian belum tercapai maksimal. Banyaknya koperasi pertanian yang tidak aktif
dan beberapa yang aktif masih belum dapat berkembang dari segi usahanya dan
lembaganya, program dan pembinaan harus dapat mengoptimalkan potensi yang ada
salah satunya potensi pertanian, dengan koperasi pertanian masyarakat diberdayakan
lebih mandiri dan sebagai cara untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Point kelima yaitu komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana.Dalam
pelaksanaan Kebijakan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003
179
Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKMkoordinasi berperan sangat penting.Karena
untuk mendapatkan pencapaian yang diinginakan secara optimal tidak bisa dikerjakan
hanya pemerintah saja harus melibatkan semua elemen, mulai dari lembaga setempat,
pihak dunia usaha, dan masyarakat.Koordinasi juga sangat dibutuhkan agar
Kebijakan ini dapat berjalan dengan baik sehingga tidak ada tumpang tindih tugas
dari masing-masing stakeholder sehingga tugas pokok dan fungsi dari tiap pihak yang
terkait harus sudah saling memahami.
Koordinasi dan komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM
sesuai dengan kebutuhan baik itu komunikasi dengan pemerintah provinsi melalui
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten maupun dengan lembaga lain misalnya
Dekopinda dan BANK yang ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan bantuan, .
Misalnya koordinasi yang dilakukan dengan Bank yang ditunjuk oleh pemerintah
untuk menyalurkan program dana bantuan bagi masyarakat misalnya Kredit Usaha
Rakyat, jika Koperasi inging meminjam permodalan kepada Bank maka harus
melalui Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten pandegalng, karena ada surat
rekomendasi yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
pandeglang yang didasarkan dari hasil penilaian Koperasi itu sendiri.
Dekopinda sebagai partner pemerintah dalam mengembangkan Koperasi
bentuk koordinasi yang dilakukan mengenai pembinaan Koperasi-koperasi yang ada
di Pandeglang Kordinasinya dengan lembaga vertical misal dengan lembaga
Dekopinwil, Dekopinasional kita selalu ada kerjasama terutama dalam peningkatan
180
kualitas pemandu kemudian dilakukannya rapat kerja daerah kemudian ada rapat
kerja wilayah dan ada rapat kerja nasional kemudian setelah melakukan rapat kerja
tersebut setiap 5 tahun ada yang namanya musyawarah daerah sebagai maasukan-
masukan dari daerah untuk pusat dan Musrenbang untuk masukan di daerah disitu
Dekopinda menyampaikan usulan-usulan.
Bentuk koordinasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten
biasanya ada rapat koordinasi terbatas, ada rapat koordinasi teknis dalam hal ini
mencari solusi bagaimana teknis pembinaan yang baik kemudian bagaimana mencari
solusi untuk pengembangan Koperasi khsusunya Koperasi Pertanian kedepannya dan
apa saja masalah yang dialami oleh Koperasi, dalam hal koordinasi antara kabupaten
dan provinsi biasanya provinsi mendapatkan usulan-usulan dari kabupaten mengenai
pembinaan Koperasi.
Keenam, yaitu lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.Jika dilihat dari
potensi pertanian di Kabupaten Pandeglang seharusnya berdampak positif kepada
ekonomi masyarakatnya, lingkungan ekonomi yang ada di kabupaten pandeglang
dengan mayoritas masyarkaatnya yang berprofesi sebagai petani kemudian didukung
oleh potensi pertanian seharusnya dapat dioptimalkan dengan baik melalui Koperasi
untuk mensejahterakan masyarkaat di Kabupaten Pandeglang.Sebelum didirikannya
Koperasi masyarakat yang jenisnya koperasi simpan pinjam mayoritas masyarakat
yang menjadi anggota Koperasi saat itu terjerat hutang kepada rentenir untuk
meminjam modal usaha masyarakat rugi karena di bebani bunga yang tinggi.
181
Koperasi Wanita yang jenis koperasi simpan pinjam dan lebih banyak dibina
dengan baik oleh pemerintah mengoptimalkan Gerakan Menabung Seribu Sehari(
Gemaseri) yang dipelopori oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang
menjadi pondasi perekonomian dan lembaga penyedia keuangan atau modal usaha
disaat rentenir merajalela ditengah masyarakat dengan gerakan gemaseri menjadi
mandiri dalam ketersediaan modal usaha dari lingkungan masyarkaat itu sendiri,
Gerakan Gemaseri ini mejadi cikal bakal dalam pemberdayaan ekonomi melalui
Koperasi dalam peraktiknya dari jumlah anggota 20 orang dimana setiap anggota
perminggu menabung Rp. 7.500. jika diakumulasikan setiap bulannya maka dana
yang terkumpul mencapai Rp. 560.000. jika konsisten maka jumlah dana yang
terkumpul akan meningkat, melalui Program ini banyak keuntungan yang didapatkan
jika meminjam dana dari program ini karena memiliki bunga yang rendah.
selain itu sebelum didirikannya Koperasi Pertanian para pertani tidak
memiliki harga tawar untuk menjual hasil pertaniannya karena sudah terikat
perjanjian oleh para tengkulak atau pemodal modal awal untuk biaya tanam dan
sebagainya berasal dari tengkulak kemudian diperkuat dengan perjanjian ketika panen
tiba hasil panen tersebut akan dijual kepada tengkulak yang meminjamkan modal
dengan harga yan kurang menguntungkan petani dan kadang merugikan, dalam
praktiknya ketika harga panen raya tiba harga gabah standar pemerintah yang harus
diterima oleh petani sebesar Rp. 350.000 sampai Rp. 450.000.000/ Kwintal, jika
dijual kepada tengkulak harga yang diterima oleh petani lebih rendah dari harga
182
standar pemerintah yaitu Rp. 300.000, jumlah tersebut akan menurun lagi jika
diperparah oleh akses infrastruktur yang rusak.
Koperasi sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan sangat berperan untuk
melatih masyarakat menjadi mandiri serta melatih masyarakat untuk memiliki jiwa
interprener melalui usaha yang dikembangkan bersama melalui koperasi. dan juga
koperasi dapat mereduksi kemiskinan dengan adanya koperasi dapat terbukanya
peluang pekerjaan sehingga sebagian masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan
dapat berpenghasilan untuk menghidupi minimal dirinya sendiri, selain itu jika
banyak koperasi yang berkembang akan berkontribusi kepada pendapatan daerah.
Lingkungan sosial masyarakat di Kabupaten Pandeglang masih memiliki
semangat untuk Berkoperasi, karena Koperasi sebagai suatu badan hukum sebagi
gerakan ekonomi kerakyatan yang memiliki peran dalam mewujudkan masyarkaat ,
adil, makmur, maju dan sejahtera. Masih adanya semangat masyarakat Kabupaten
Pandeglang untuk berkoperasi harus disinergikan dengan Pemerintah Daerah,
Provinsi dan Pusat serta para stake holder lainnya dalam pengembangan Koperasi
kedepannya, Pandeglang memiliki potensi pertanian yang melimpah jika di
optimalkan melalui Koperasi diharapkan masyarakatnya yang mayoritas sebagai
petani akan menjadi sejahtera minimal dapat menguntungkan para petani ketika
menjual hasil pertaniannya.
183
Lingkungan politik juga yang tidak terlepas dari pemerintahan baik di Daerah,
Provinsi maupun pusat serta Desa cukup mendukung pemberdayaan masyarakat
melalui Koperasi meski dalam kenyataannya banyak koperasi yang masih belum
berkembang dan masih banyaknya Koperasi yang tidak aktif, dengan segala
keterbatasan yang ada Pemerintah terus berusaha untuk memberdayakan masyarakat
melalui koperasi melalui program-program yang dibuat oleh pemerintah salah
satunya dari Pemerintah Provinsi melalui Dinas Koperasi dan UMKM,
pengembangan Koperasi sesuai dengan potensi yang dimiliki suatu Daerah misalnya
Kabupaten Pandeglang yang memiliki Potensi Pertanian akan difokuskan
Pemberdayaan masyarkaat melalui Koperasi dengan jenis Koperasi Pertanian, hal ini
menjadi fokus yang akan dituangkan dalam rencana kerja Dinas Koperasi dan
UMKM Provinsi Banten.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa implementasi Peraturan
Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan
UMKM, secara umum pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Dinas Koperasi
dan UMKM serta stake holder lainnya sudah melakukan upaya untuk terus
mengembangkan masyarakatnya melalui Koperasi khususnya Koperasi Pertanian di
Kabupaten Pandeglang. Meskipun dalam pencapaian hasil yang diinginakan belum
optimal, Kelembagaan Koperasi saat ini khususnya Koperasi Pertanian belum
menjadi suatu wadah yang dapat mengoptimalkan potensi-potensi sektor pertanian
yang ada di Kabupaten Pandeglang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
184
184
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan, maka
penyimpulan akhir tentang Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM secara
umum masih belum optimal dalam pelakasanannya tetapi Koperasi-koperasi
masyarakat masih terus berjalan dan terus berusaha menjadikan Koperasi sebagai
motor penggerak perekonomian masyarakat di Kabupaten Pandeglang, dilihat
dari banyaknya Koperasi yang tidak aktif dan banyaknya Koperasi yang masih
belum berkembang dari segi organisasi , usaha dan asetnya ada hal yang masih
perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.
Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM belum berjalan dengan optimal,
kemudian dalam menjabarkan Visi Misi Kabupaten Pandeglang salah satunya
mengembangkan sektor Agrobisinis melalui Koperasi Pertanian dan tujuan
pembinaan koperasi untuk Memantapkan dan menumbuh kembangkan swadaya
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sehingga mampu menjadi pusat pelayanan
perekonomian yang memiliki daya saing, efektif dan efisien dan Memperkuat
kerangka dasar ekonomi kerakyatan yang merupakan bagian integral dari
pembangunan ekonomi nasional belum tercapai dengan optimal.
185
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti ajukan berupa
rekomendasi yaitu sebagai berikut.
1. Mereformasi cara berfikir Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Pandeglang dalam menjabarkan visi misi Kabupaten pandeglang,
mengenai pembinaan masyarakat dengan mengoptimalkan potensi-potensi,
khususnya potensi pertanian yang dimiliki melalui Koperasi Pertanian,
Didalam isi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003
Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM memang tidak secara spesifik
menyebutkan pembinaan secara khusus mengenai koperasi tertentu,
khususnya Koperasi Pertanian. Tetapi dengan potensi pertanian dan
karekteristik masyarakat Kabupaten Pandeglang seharusnya Koperasi
pertanian menjadi prioritas dalam pembinaan dan memberdayakan
masyarakat melalui koperasi pertanian.
2. Harus adanya diversifikasi Pertanian untuk menghindari ketergantungan
pada salah satu hasil pertanian. Pengembangan koperasi pertanian harus
perkomoditas kemudian membentuk kelompok tani dan dibuat wadah
usahanya yaitu Koperasi.
3. Pemerintah harus lebih Menjalin Komunikasi yang baik antara Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang dengan Dinas Koperasi dan
UMKM Provinsi dalam pengembangan Koperasi Pertanian dengan cara
membangun jaringan usaha, agar produk-produk pertanian yang dihasilkan
186
dapat dijual kepasar yang luas dan mendapat harga yang menguntungkan
petani.
4. Melakukan sosialisasi terus menerus, bekerja sama antara Dinas Kopersi
dan UMKM dengan para kepala desa mengenai Koperasi Pertanian agar
masyarakat desa yang sebagian besar berprofesi sebagai petani,
mengetahui pentingnya berkoperasi dan ikut serta bergabung dalam
koperasi. Sehingga para petani dapat meminimalisir kerugian karena
ketergantungan kepada tengkulak dan ketergantungan kepada rentenir.
5. Pemerintah dalam membina Koperasi harus fokus kepada kewira
koperasian dimana membangun sikap mental wirausaha yang harus
dimiliki oleh pengelola dan anggota koperasi untuk mewujudkan koperasi
yang kuat, maju dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta.
Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi kedua.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Fuad, Anis dan Kandung Sapto N. 2012 Panduan Praktis Penelitian Kualitatif.Serang : Fisip Untirta Pers
Hendrojogi. 2004. Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktik. Jakarta : RajawaliPers
Irawan, Prasetya. 2006. Materi Pokok Metodologi Penelitian Administrasi.Jakarta: Universitas Terbuka.
Moleong, Lexy. J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung : Alfabeta.
Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.Jakarta : Alex Media Komputindo.
Subarsono. 2005.Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sudarsono.2004. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Bandung :Afabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Widiyanti, Ninik. 2002. Manajemen Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta
Widiyanti, Ninik dan Sunindhia. 2003. Koperasi dan Perkenomoan Indonesia.Jakarta : PT Bina Adiaksara.
Wahab, Abdul Solichin. 2008. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi keImplementasi Kebijaksanaan Negara Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara.
DOKUMEN :
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 TentangPerkoperasian.
Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RepublikIndonesia Nomor : 22/PER/M.KUKM/IV/2007 Tentang PedomanPemeringkatan Koperasi.
Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas,Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pandeglang.
Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 TentangPembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
SUMBER LAIN :
Antara News. 2012. 411 Koperasi di Pandeglang Gulung Tikar.http://m.antarabanten.com/berita/16956/411-koperasi-di-pandeglang-gulung-tikar)
BPS Pandeglang. 2015. Data Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRBKabupaten Pandeglang. https://pandeglangkab.bps.go.id.
Detik finance. 2015. Blak-blakan Jokowi Soal Indonesia Negeri Ketergantungan Impor.http://m.detik.com/finance/read/2015/09/21/213104/3024946/4/blak-blakan-jokowi-soal-indonesia-negeri-ketergantungan-impor.
DPU Kabupaten Pandeglang. 2011. Irigasi Kabupaten Pandeglang.http://dpupandeglang.blogspot.co.id/2011/02/bidang-pengairan.html?m=1
Obsesionnews. 2015. Pemerintah Jokowi Diminta Benahi Kopeprasi.https://obsessionnews.com/jokowi-minta-benahi-perkoperasian-indonesia-dengan-ekonomi-pancasila/.
Sri Wahyuni R. 2013. Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah DinasKoperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan di Kabupaten Sidrap. (Studi Kasus : Pemberdayaan Koperasi Pertanian ): Skripsi.
Tiwi Rizkiyani. 2012. Analisis Strategi Pengembangan Koperasi di KabupatenSerang: Skripsi.
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN
PANDEGLANG
KEPALA DINAS
Drs. H. M. Olis Solihin, M.Si
Nip. 196010061990101003
SEKRETARIS
Drs. Mumuh. M
Nip. 195908261982061001
SUBBAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN
Maya Agustina. S.Sos
Nip. 197108122006042013
SUBAGIAN KEUANGAN
Ida Farida
Nip. 196511121986032007
SUBAGIAN PERENCANAAN,
EVALUASI & PELAPORAN
Iriyanti Indriasari, ST
Nip. 198404022006042004
BIDANG PERINDUSTRIAN
H. Yadi Mulyadi, SE
Nip. 195905031983031017
BIDANG UMKM
Hj. Nurhaeti. SE
Nip. 195807031980032007
BIDANG KOPERASI
Hj. Iis Djunaningsih
Nip. 195809051981012002
BIDANG PERDAGANGAN
Utom Bustomi S, SE
Nip. 195905101986031008
SEKSI BINA USAHA MIKRO,
KECIL DAN MENENGAH
Rafiudin, S. Ag
Nip. 196012121990121001
UPT DISPERINDAGKOP KEC.
PANDEGLANG
Parti. S IP
Nip. 196504151985032003
SEKSI PEMBERDAYAAN
KOPERASI
ENI MULYANI
Nip. 195907291986032005
SEKSI KELEMBAGAAN
KOPERASI
H. Khaerudin, SE
Nip. 196306171985031014
SEKSI PERINDUSTRIAN
Dede Anwar Hidayat, SE
Nip. 196303311985031006
SEKSI FASILITASI
PEMBIAYAAN INDUSTRI
Ineu Herlina, ST
Nip. 197610192009012003
UPT DISPERINDAGKOP
KEC. LABUAN
Eri Sudiana
Nip. 196812161989031004
UPT DISPERINDAGKOP KEC.
MENES
Faoji Sumantri, SH
Nip. 196307071993031007
SEKSI FASILITAS
PEMBIAYAAN UMKM
Hj. Joharyati, BA
Nip. 196309091990032005
K UPT DISPERINDAGKOP
KEC. PANIMBANG
Nanang Soeherman, SE
Nip. 196210041989031006
SEKSI PENATAAN DAN
PEMELIHARAAN PASAR
Zaenal Arief, ST
Nip. 197105132002121001
SEKSI BIDANG PERDAGANGAN
& PROMOSI
H. Yuhana, SE
Nip. 196404101985031013
K KASUBAG TU UPT
DISPERINDAGKOP KEC.
PANIMBANG
Nip.
KASUBAG TU UPT
DISPERINDAGKOP KEC.
LABUAN
Nip.
KASUBAG TU UPT
DISPERINDAGKOP KEC. MENES
Nip.
KASUBAG TU UPT
DISPERINDAGKOP KEC.
PANDEGLANG
Linda Yulia, S.Sos
Nip. 1977072420080122005
DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN
Wawancara dengan Kepala Seksi Kelembagaan Koperasi, Staf Seksi KelembagaanKoperasi dan Staf Seksi Pemberdayaan Koperasi
Wawancara dengan Kasubag Program Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten
Wawancara dengan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (DEKOPINDA)Kabupaten Pandeglang
Wawancara dengan Ketua Koperasi Sinar Desa
Lahan Pertanian dan Jenis Tanaman Koperasi Sinar Desa
Wawancara dengan Ketua Koperasi Sumber Tunas Jaya
gggg
Wawancara dengan Ketua Koperasi Serbausaha Bina Lingkungan
Potensi Sektor Pertanian di Kabupaten Pandeglang
Wilayah Penghasil Padi terbesar di Kabupaten Pandeglang
Nama Kecamatan Padi Sawah Padi Ladang
(Ton) (Ton)Cikeusik 63.963
Cimanggu 37.087 16.422
Panimbang 35.012
Sobang 39.135
Cibaliung 10.146
Cigeulis 6.774
Cibitung 10.084
(Sumber : BPS Pandeglang, 2015)
Wilayah Penghasil Palawija terbesar di Kabupaten Pandeglang
Nama Kecamtan Jagung K. Kedelai K. Tanah K. Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
Angsana 3273 376,25 17 203,20
Munjul 4453 1 800.75 47,12
Sindangresmi 392 3 220,00 1 305,00
Panimbang 568 105,40
Cimanggu 583,44
Cibaliung 1 814,19 64,35 248,46
Cigeulis 1 014,40 137,06 7 417,80
Cibitung 45,44
Mekarjaya 2235,60 1 562,40
Bojong 3 454,50
Patia
Menes 2 232,00
Mandalawangi 858,00
(Sumber : BPS Pandeglang, 2015)
Wilayah Penghasil Buah-buahan terbesar di Kabupaten Pandeglang
(Sumber : BPS Pandeglang, 2015)
Nama Kecamatan
Alpukatdan
Belimbing
Duku,langsat,Kokosan dan
Durian
JambuBiji danJambu
Air
JerukSiam/Keprok dan Jeruk
Besar
Manggadan
Manggis
Nangka/Cempeda
k danNanas
Pepaya danPisang
Rambutandan Salak
Sawo danMarkisa
Sirsak danSukun
Melinjo danPetai
Jengkol
Kwintal Kwintal Kwintal Kwintal Kwintal Kwintal Kwintal Kwintal Kwintal Kwintal Kwintal KwintalPandeglang 602Keroncong 1.287 1 361 43 507
Pagelaran 152 1 050 181 232 001 2 101
Cigeulis 243 51 7 001 6 356
Sumur
Patia
Bojong 6 001 42 271
Cimanggu 7 655 15 001 14 350
Cisata 8 101
Menes 21 201 5 831 2 459
Sindang Resmi 306 70
Cadasari 600
Kaduhejo 30 601 2 701
Banjar 5 703 9 201 2 501
Sobang 81 4 321
Sukaresmi 518 176 001 3 216
Cibaliung
Mandalawangi 54 54 007 6 351
Cibitung
Mekarjaya
Cipeucang 60
Cikeusik
Cimanuk 2 801
Carita 51 769 2 706
Cikedal 3 012 2 041
Labuan 1 555 8
Jiput 30
Wilayah Penghasil Sayur-sayuran terbesar di Kabupaten Pandeglang
Nama KecamtanBawangMerah
Bawang Daundan Sawi
Wortel danKacangPanjang
Cabe Besardan Cabe
Rawit
Terung danBuncis
Ketimun danKangkung
Bayam danLabusiam
Jamur danTomat
(Kwintal) (Kwintal) (Kwintal) (Kwintal) (Kwintal) (Kwintal) (Kwintal) (Kwintal)
Cadasari 1,500 1,220 1,800 2,970 1,900 1.900 5,610 1,385 5,565 610 1,122 1,082Sindangresmi 2,110 720 2,110 3,275 460 520 410 190
Picung 2.010 3,005Pagelaran 3,250 460 599Kaduhejo 2,550 1.100 1.100
Karang Tanjung 1,009 2,970Sobang 117
Koroncong 1,255 2,400 140Pandeglang 1,100 2,155
Jiput 1,885 2,125 671 387 210Cikedal 850 6,200 461
Panimbang 400 1,550 277 431 780Cikeusik 1,200 421 210Banjar 190 850
Mandalawangi 2,870Pulosari 210Carita 250
(Sumber : BPS Pandeglan, 2015)
Wilayah Penghasil Tanaman Biofarmaka terbesardi Kabupaten Pandeglang
(Sumber : BPS Pandeglang, 2015)
KecamatanJahe dan Laos
Kencur danKunyit
Lempuyangdan Temu
Lawak
Temu Irengdan KejiBeling
Dringo danKapulaga
Temu Kunci danMengkudu
Sambiloto
LidaBuaya
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)Mekarjaya 43,743 28 280Cadasari 61,590 25,250 75000 30000Sumur 21,210 10000 606 3030Angsana 21,008 12150 6 323 894.Sindangresmi 24,715 13,130 14250 1 768 859 303 179Cibitung 30,386 12000Cibaliung 11,317 60000Majasari 13200 104 10504Banjar 1 162 3 031 1 717 36361 71Pagelaran 4 04Sukaresmi 7 171 16160
Transkrip dan Koding Data
Ada berapa jumlah Koperasi Pertanian di Kabupaten Pandeglang yang berbadan
hukum?
I1-1
Koperasi Pertanian yang ada di Pandeglang memang setiap
tahunnya mengalami penurunan dari data yang kita punya
untuk tahun 2015 Koperasi Pertanian berjumlah 47 itupun
belum ada laporan lagi ke kami, kalau kami belum menerima
laporan koperasi tersebut belum melakukan RAT biasanya
kalau Koperasi mau melakukan RAT kami diundang dan
menyerahkan laporan hasil RAT nya juga untuk kami nilai
misalnya penilaian, dari jumlah itu seluruhnya belum
melakukan RAT semoga akhir tahun nanti banyak Koperasi
yang melakukan RAT, ada kemungkinan juga untuk tahun
2016 Koperasi Pertanian bisa berkurang lagi.
1
Peneliti : Apakah Koperasi Pertanian yang memiliki badan hukum berkembang dari
segi Aset?
I1-1
Koperasi yang banyak hidup di Kabupaten Pandeglang adalah
Koperasi Pegawai negri dan Koperasi masyarakatnya yaitu
Koperasi Wanita untuk Koperasi Pertanian masih banyak
yang tidak aktif, meskipun masih ada yang aktif misalnya
Koperasi Pertanian Sinar Desa, Koperasi Sumber Tunas Jaya
dan Koperasi Serba Usaha Bina Lingkungan, Koperasi
Pertanian yang ada masih belum dapat berkembang dari segi
aset yang dimiliki, kemudian dari perkembangan Usahanya
serta kelembagaannya . Koperasi Sinar Desa baru berjalan
satu tahun yang kedua Koperasi Tunas Jaya dan Koperasi
Serba Usaha Bina Lingkungan juga belum melakukan RAT
jadi kita tidak bisa menyimpulkan koperasi itu berkualitas atau
2
tidak berkualitas sehat atau tidak sehat berkembang atau tidak
berkembang kalau secara kelembagaan dia resmi karena dinas
mengeluarkan badan hukumnya.
I3-1
Alhamdulillah meningkat walaupun tidak banyak, setelah
kami RAT kedepan isnyaallah akan menambah anggota kami
akan merekrut pedagang bakulan, kami mau himpun itupun
termasuk aset ia kan.
3
I3-2
Kami usahakan selalu ada peningkatan misalnya dari segi
usahanya tahun ini koperasi bisa menampung hasil dari
pertanian tersebut bisa disimpan di gudang kita untuk panen
tahun ini bisa menampung hampir 300 ton itu hanya daerah
teluk lada kecamatan sobang saja, mungkin kedepan sampai
ribuan ton.
4
I3-3
Untuk penambahan aset belum banyak karena dari anggota
yang mayoritas petani untuk membayar iuran wajib kadang
nunggak, beda dengan koperasi pegawai yang pendapatannya
pasti.
5
Peneliti : Ada berapa Koperasi Pertanian yang diberikan izin Operasional setiap
tahunnya?
I1-1
untuk tahun ini kurang lebih keseluruhan ada 24 koperasi
itupun bukan koperasi pertanian, banyaknyasih koperasi
masyarakat yang mengajukan izin misalnya koperasi wanita.
6
Peneliti : Ada berapa Koperasi Pertanian yang telah melakukan Rapat Anggota
Tahunan?
I1-3
Karena koperasi pertanian banyak yang tidak aktif, belum ada
yang melakukan RAT, misalnya Koperasi Sinar Desa,
Koperasi Sumber Tunas Jaya dan juga Koperasi Serba Usaha
Bina Lingkungan juga belum melakukan RAT.
7
Peneliti : Apakah Dinas Koperasi dan UMKM sudah memfasilitasi terbentuknya
jaringan usaha bagi Koperasi Pertanian?
I1-1
Kita belum sampai kesitu paling yang kita lakukan hanya
pembinaan misalnya ada koperasi belum bisa menyusun
laporan pertanggung jawaban mereka bisa minta bantuan
kekita.
8
I1-4
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi belum sampai situ kami
hanya memberikan pembinaan dan bantuan saja tetapi untuk
pengembangan Koperasi Pertanian di Kabupaten Pandeglang
sudah menjadi rencana kerja kita 2017-2022. Akan membuat
Koperasi Pertanian di Kabupaten Pandeglang perkomoditas,
komoditas pertanian di kab. Pandeglang ada sayuran,
bawang,buah-buahan, dibentuk koperasi dibuat wadah supaya
dia bisa mengkases kepasar yang lebih luas fasilitasi
aksesenya ada dikita misalnya jawatimur membutuhkan buah-
buahan atau sayuran, misalnya atau yang membutuhkan padi
beras kejawabarat nah itu bisa kita fasiilitasi untuk jaringan
usahanya.
9
I3-1 Untuk jaringan usaha belum ada paling dari Dinas hanya
pelatihan perkoperasian kemudian dari Dinas pertanian
bagaimana cara menanam dengan baik agar mendapatkan
hasil maksimal. Untuk penjualan Tergantung harga pasar
misalnya dipasar Labuan harganya bagus kami jual dipasar
Labuan atau dipasar pandeglang tergantung harga pasar, dan
kadang konsumen juga datang sendiri kesini yang pasti harus
diluar tengkulak.
10
I3-2 Kalau untuk penjualan kami cari sendiri, untuk tahun ini saja 11
kami menjual 150 Ton Padi dijual ke daerah karawang.
I3-3
Dari Dinas belum ada memfasilitasi jaringan usaha, untuk
pemasaran semampunya di bina, di bina dalam arti bagaimana
supaya padi itu mahal dan memberikan informasi bagaimana
harga pasaran saat jual.
12
Peneliti : Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, dapat menumbuh kembangkan swadaya koperasi pertanian di
Kabupaten Pandeglang?
I1-2
Perda in belum spesifik artinya memajukan satu sektor di
bidang pertanian itu sementara hanya mengacu jenis
pelayanan dan Pembinaan misalkan, pendirian koperasi,
penilaian kesehatan, pemeringkatan, pengalokasian dana dan
pembinaan koepasi secara umum. belom spesifik bisa
meningkatan kemajuan Koperasi Pertanian belom spesifik
kearah itu.
13
I1-4
Seharusnya bisa menumbuh kembangkan masyarakatnya
melalui koperasi tujuan koperasi itu kan salah satunya untuk
mendukung pemerintah untuk menyerap tenaga kerja dan
untuk mengurangi kemiskinan.
14
I2-1
Kalau untuk kopersi pertanian masih belum berkembang
secara jujur kita lebih banyak kepada koperasi pegawai
kenapa pertama alasan keberadaan , keberadaan mereka kita
sudah jadwalkan bahwa tanggal sekian bulan sekian kita akan
mengadakan program binaan terhadapa koperasi A misalnya
respon dari koperasi yang menerima pemberitahuan tadi kalau
kita menyampaikannya kepada koperasi pegawai negri itu
mereka relative siap selalu ada , tetapi kalo kita
menyampaikan kepada koperasi masyarakat kecuali bukan
15
koperasai wanita itu terkadang mereka tidak ada dan tidak
memberikan alasan kenapa tidak hadir , itulah kenapa
Dekopinda lebih banyak membina koperasi pegawai . untuk
pembinaan terhadap koperaasi juga diberikan kepada mereka
yang melakukan rapat anggota karena setiap rapat anggota
hampir 100% mengundang dekopinda mumpung ada
kesempatan RAT kita melakukan pembinaan.
Peneliti : Apakah dengan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi
dan UKM, Koperasi Pertanian sudah menjadi pusat pelayanan perekonomian yang
memiliki daya saing?
I1-2
Kalau untuk mencapai pusat pelayanan perekonomian yang
memiliki daya saing sih sepertinya belum sampai kesitu,
Koperasi yang ada baru bisa melayani masyarakat agar
terhindar dari rentenir jika membutuhkan dana pinjaman,
kemudian untuk memenuhi kebutuhan anggota koperasi
misalnya untuk mengelola pertanian, ada mesin, modal untuk
beli pupuk, dan lain-lain . kemudian yang paling penting
menurut saya koperasi yang ada dimasyarakat sebagai
lembaga keuangan masyarakat, dikelola masyarakat supaya
masyarakat bisa menabung, kita ada gerakannya yaitu gerakan
GEMA SERI ( Gerakan Menabung Seribu Sehari).
16
I1-4
Sepertinya belum karena banyak Koperasi Pertanian yang
tidak aktif, padahal Koperasikan untuk membentuk usaha
atau perkumpulan untuk mencapai tujuan yang sama, niat
kesananya yang kurang niatnya bukan untuk membangun
koperasi dan mengembangakan usaha tapi niatnya ada
bantuan, atau program dari pemerintah untuk koperasi baru
membentuk koperasi , kalo udah tidak ada program untuk
17
bantuan itu udah bubar koperasinya di tagih susah sekarang
banyak koperasi yang nunggak sebenernya program dari
pemerintahitu dana bergulir yang harus dikembalikan dan
banyaknya macet kreditnya, yang bertanggung jawab
koperasi, untuk membubarkannyapun susah tidak bisa
dibubarkan karena ada hutang dan upaya hukum sudah
dilakukan.
I2-1 Koperasi Pertanian belum sejauh itu tapi Koperasi Pertanian
yang masih hidup berusaha kearah situ, saat ini koperasi
masyarakat yang agak berkembang saat ini relative koperasi
wanita lebih baik ketimbang koperasi masyarakat yang lain
koperasi wanita bergeraknya dalam bidang simpan pinjam dan
ada juga yang bergerak dibidang reatail.
18
Peneliti : Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, jumlah keanggotaan Koperasi Pertanian meningkat?
I1-2
Tidak ada kaitannya meningkat atau tidaknya koperasi atau
sehat tidak nya koperasi tergantung pembinaan dari dinas
kepada koperasi itu sendiri, yang kedua juga tergantung
pengurus apakah professional dia mengelola menegement
perkoperasian tetapi bukan hanya pengurus saja bagaimana
keaktifan anggota samasama memahami hak dan kewajiban.
19
I2-1
Keingingan Masyarakat untuk berkoperasi masih ada tetapi
harus terus dilatih jiwa interprenernya dan managementnya
agar koperasi yang sudah di bangun bisa bertahan lama tidak
seperti biasanya koperasi di buat 3 sampai 6 bulan sudah tidak
aktif.
20
Peneliti : Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, Koperasi Pertanian dapat memberikan sumbangsih bagi
pendapatan daerah?
I1-2
Ini sedang kita mau hidupkan lagi biasanya dalam Anggaran
dasar semua koperasi itu ada mencadangkan 2,5% untuk dana
pembangunan daerah kerja, 2.5% untuk dana sosial, dengan
perda 06 thn 2003 tadi dari 2.5% misalkan SHU Koperasi 100
juta dana pembangunan daerah kerjakan berarti 2,5 juta ¼ nya
alias kurang lebih Rp, 6.25000 disetor ke kas daerah kita yang
mungut itu ditiadakan itu yang kita sedang usahakan kembali
tapi kita lihat dasar dasar hukum dulu peraturan mentri yang
baru kita kaji kembali supaya peran serta koperasi dalam
pembangunan daerah kerja dalam arti sumbangsi ke PAD agar
bisa diaktifkan kembali ini baru wacana tadinya ada sekarang
kita tidak pungut, jadi ada permen bahwa dinas koperasi
bukan dinas penghasil jadi tidak di target PAD.
21
I1-4 Kalau khusus untuk Koperasi Pertanian belum sampai situ,
kalau untuk Koperasi yang lain harusnya sudah jika dilihat
dari SHU nya dan dilihat dari aset omset memang ada
peningkatan walaupun sekarang kita juga sedang berbenah
koperasi yang tidak aktif di setiap kabupaten kota banyak
yang dibubarkan dari tahun ketahun memang jumlah koperasi
menurun tapi dilihat dari omsetnya meningkat.
22
I2-1
Untuk Koperasi Pertanian sementara ini sepertinya belum
karena Koperasi masyarakat khususnya Koperasi Pertanian
banyak yang tidak berjalan, koperasi yang dikatakan
berkembang di Pandeglang itu Koperasi pegawai negri
kenapa demikian karena koperasi koperasi dilingkungan
pegawai negri itu hampir relative manut.
23
Peneliti : Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memiliki SDM mumpuni dalam
mengimplementasikan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi
dan UKM?
I1-2
Sumberdaya Manusia aparatur yang kami miliki masih
terbatas dalam pengetahuan tentang perkoperasian dan
manajemen kewirausahaan.
24
I2-1
Masih belum dapat dikatakan mumpuni, masih terlihat bahwa
sumber daya yang ada di Dinas Koperasi sekarang itu
berbeda dengan sumber daya koperasi pada masa orde baru,
pegawai dinas koperasi atau orang-orang yang menangani
masalah perkoperasian adalah mereka yang telah
mendapatkan pendidikan perkoperasian sebelum mereka
diterjunkan membina masalah perkoperasian adalah mereka
yang telah mendapatkan pendidikan perkoperasian mereka
minimal 2 bulan itu ada di meja pendidikan , mereka didik
dahulu segala sesuatu tentang perkoperasian , mulai dari
management, kemudian termasuk tekhnis yang lainnya kalau
dulu yang masuk kedinas koperasi tida kada pegawai yang
tidak bisa akuntansi sekarang bisa dihitung di dinas koperasi
yang bisa menguasai akuntansi sementara akuntansi
dikoperasi itu merupakan krusial mau bagaimana menyusun
laporan kalo mereka tidak memiliki ilmu tentang akuntansi,
mengenai auditing walaupun mereka menguasai akuntansi
mereka harus menguasai auditingnya agar mengarahkan
pengawas bisa mengaudit bener tidak pekerjaan pengawas ini,
belum tekhnis tekhnis yang lainnya dulukan ada program
pengadaan pangan ada program pengadaan pupuk ada
program tataniaga cengkeh dimana setiap program itu
25
prosedurnya berbeda.
Peneliti : Apakah Dinas Koperasi dan UMKM secara berkala melakukan pelatihan
untuk mengasah kemampuan SDM dalam mengimplementasikan Perda Nomor 06
Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
I1-3
Kita setiap tahun Anggaran selalu mengadakan BIMTEK
tentang pengelolaan menagemen perkoperasian baik itu
administrasi umum maupun administrasi keuangan dan juga
pendidikan perkoperasian, tentang pengertian koperasi, hak
dan kewajiban pengurus, hak dan kewajiban anggota dan lain
sebagainya.
26
I2-1
Pelatihan SDM sekarang hanya bersifat umum tidak spesifik
Sehingga sekarang banyak koperasi kalo ingin dibuatkan
laporan keuangan kepada pegawai yang bukan dinas koperasi
sebab pegawai dinas koperasinya sudah pada pindah ada yang
di inspektorat, ada yang di Bappeda mereka datangnya kesana.
Kadang kadang dinas koperasi juga mengundang kepada
mantan-mantan pegawai dinas itu untuk melakukan
pembinaan itu bisasanya satu tahun satu kali dua kali itu selalu
ada pendidikan , akuntansi dasar bagi pengurus koperasi , kalo
dulu jaman departemen koperasi itu yang namanya akuntansi
itu dua minggu itu minimal untuk pengenalan saja kalo
sekarang 3 hari dipadatkan bagaimana ilmu yang harusnya
sekian smester disampaikan hanya waktu dalam 3 hari
disamping sdm yang menerimanya juga tadi kalo mereka
punya basic akuntansi bisa mengikuti tapi kalo sama sekali
tidak bisa akuntansi akan sangat sulit.
27
Peneliti : Dengan luas wilayah Kabupaten Pandeglang apakah jumlah sumberdaya
manusia yang dimiliki Dinas Koperasi dan UMKM telah memadai?
I1-2
Belum kita masih banyak keterbatasan baik personil ataupun
sarana transportasi kita dengan luas wilayah sekian ribu hektar
dengan jumlah koperasi yang sekitar 529 yang tersebar
diwilayah pandeglang dengan tenaga yang ada di bidang
koperasi ini sangat jauh dari mencukupi baik tenaga SDM nya
ataupun saranan transportasinya.
28
I2-1
Kalau dibandingkan dengan luas wilayah sih pasti tidak cukup
tetapi harusnya kita memaksimalkan potensi yang ada harus
dilatih SDM yang ada di Dinas mengenai Perkoperasian yang
baik dan benar dan cara membangun masyarakat agar jiwa
interpranernya hidup sehingga koperasi diharapkan lebih
berkembang.
29
Peneliti : Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan perkuatan permodalan koperasi?
I1-2
Sementara ini ia tapi masih jauh dari pada mencukupi, untuk
sekarang dengan adanya permendagri No 14 Tahun 2016
bahwa Koperasi tidak bisa lagi atau tidak boleh lagi menerima
hibah karena Koperasi dalam Peremendagri itu bukan badan
usaha yang Nirlaba badan usaha yang tidak mengutamakan
keuntungan sementara koperasi kan memperoleh keuntungan
untuk mensejahterakan , contoh yang nirlaba yayasan,
yayasan panti jompo itu yang dapat bantuan koperasi tidak ,
yang ada paling hadiah atas dasar prestasinya, atas kerja
penilaian jadi sebelum ada permen itu ada bantuan tetapi
masih jauh dari pada ideal bantuan berupa paling ATK,
Laptop paling satu tahun hanya 3 atau 4 koperasi, yang
keduanya kita mengusahakan kekementrian misalnya ada
bantuan untuk koperasi pertanian paling bantuannya berupa
30
traktor 1 unit atau 2 unit paling satu tahun turun paling 2 atau
3 unit.
I1-3
Untuk permodalan Koperasi tidak ada, Dinas Koperasi dan
UMKM hanya mengelurakan rekomendasi saja dan kalau
misalnya ada bantuan dari provinsi atau kementrian kita yang
usahakan bantuan itu untuk koperasi yang ada dipandeglang
kebanyakan Koperasi wanita yang dapat bantuan karena
banyak koperasi wanita yang aktif juga, kalau Koperasi
Pertanian bantuan yang diberikan paling alat- alat pertanian
saja, biasanya tidak ada bantuan berupa Uang.
31
I1-4
Kita tidak memberikan bantuan saja pembinaan pun tetap ada
bantuan yang biasa kita berikan misalnya bantuannya berupa
peralatan produksi seperti hendtraktor yang digunakan untuk
keperluan pertanian dipinjam untuk anggotanya. Untuk tahun
ini kopersi pertanian sudah tidak diberikan bantuan lagi
karena sudah menjadi kewenangan yang dimiliki kabupaten
kota ada dalam Permen nomor 14 tahun 2016 tentang bantuan
hibah dan UUD No 23 tahun 2014 tentang Kewenangan
Daerah, kita juga sudah dibatasi sudah punya tugas masing
masing.
32
I2-1
sampai dengan saat ini belum tetapi kalo pembiayaan-
pembiayaan yang dilakukan itu ada seperti pembiayaan
memperingati hari koperasi kita bantu, kita kemarin
membantu menyelenggarakan diklat.
33
I3-1
Kalau bantuan permodalan tidak ada tetapi ada pembekalan
pelatihan berkoperasi, misalnya pelatihan untuk menyusunan
RAT kemudian bagaimana cara organisasi koperasi berjalan
dengan baik sesuai dengan hak dan kewajibannya.
34
I3-2
Bantuan Permodalan belum ada Makannya saya
mengharapkan waktu rapat di provinsi untuk memohon dari
pemerintah untuk bantuan penguatan modal tujuannya
penguatan modal itu nanti saya akan kekelompok petani atau
anggota koperasi memberikan modal untuk membeli pupuk,
modal pengelolaan dan ketika panen menjualnya kepada
koperasi dengan harga setandar pemerintah.
35
I3-3
Kalo berupa dana tidak ada rata rata berupa barang, untuk
masalah klasiknya kami membutuhkan permodalan dana
supaya koperasi kami lebih berkembang.
36
Peneliti : Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memberikan Pelatihan secara periodik
kepada anggota koperasi Pertanian agar mengetahui cara berkoperasi yang baik dan
benar?
I1-3
Kalau untuk koperasi pertanian sangat jarang karena banyak
koperasi pertanian yang tidak aktif, paling untuk saat ini
hanya koperasi penerima fasilitas bantuan misalnya mesin
jahit untuk koperasi wanita misalnya satu koperasi yang
diundang 3 sampai 5 orang ada ketua sekertaris bendahara
pengawas satu pengawas dua yang kita undang yang
kompeten didalam keanggotan .
37
I1-4
Kami dari pihak Provinsi membantu pembinaannya atau buat
bantuannya dari tahun ketahun biasanya ada program itu,
hanya biasanya hasil dari reverensi atau rekomendasi dari
kabupaten kota ke kita.
38
I3-1 Kalau pembinaan secara priodik belum ada tapi waktu
pendirian koperasi ini kita ada pembinaan tentang
perkoperasian paling hanya itu dan belum ada lagi pelatihan
yang lainnya.
39
I3-2 Pernah ada pembinaan dari Dinas Koperasi dan UMKM
tentang perkoperasian pada saat didirikannya koperasi tapi
sejauh ini belum ada lagi.
40
I3-3 Untuk pembinaan yang dilakukan secara rutin belum ada tapi
waktu pertama Koperasi didirikan diberikan pembinaan dulu
dengan adanya Pra Koprasi.
41
Peneliti : Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan selain permodalan kepada Koperasi Pertanian?
I1-2
Kalo bantun permodalan dalam bentuk dana kami tidak,
paling kami hanya bisa memberikan bantuan berupa ATK,
Laptop paling satu tahun hanya 3 atau 4 koperasi.
42
I1-3
Ada, biasanya koperasi wanita yang telah kami berikan
pelatihan misalnya pelatihan untuk menjahit dan sekaligus
kami memberikan mesin jahitnya dan ada juga kami berikan 2
pertamini kepada Koperasi Serbausaha Bina Lingkungan
untuk penambahan modal usahanya
43
I3-2
Permodalan belum ada, tapi ada bantuan seperti cctv untuk
keamanan gudang, Komputer, dan sekarang ini baru
mengajukan penggilingan padi.
44
I3-3
Ada bantuan dari Dinas Kopersi dan UMKM untuk
penambahan aset usaha 2 Pertamini dan itu nanti kita akan
sewakan kepada orang yang mau dengan kontrak 5 juta untuk
pertahunnya.
45
Peneliti : Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam penerbitan Perizinan Koperasi?
I1-1
Penerbitan izin operasional paling cepat satu bulan dan paling
lambat 3 bulan tergantung si pemohon menyelesaikan
persyaratannya kepada kita.
46
Waktu itu koperasi kami harus berjalan dulu kurang lebih 6 47
I3-1
bulan Untuk penerbitan izin kurang lebih 1 bulanan Dinas
sangat membantu Koperasi kami untuk legal secara hukum.
I3-2
kurang lebih 2 bulanan izin itu keluar, karena Pemerintah
membangun gudang kalau kita tidak mau menggunakan
gudang itu pasti gudang itu tidak berjalan, makannya saya
dengan Dinas berinisiatif mengajukan koperasi untuk
pengelola gudang tersebut jadi penanggung jawab
sepenuhnya.
48
I3-3 Kira-kira 2 bulanan kalo sudah memenuhi persyaratan tidak
lama keluar Penerbitan Izin Koperasi.
49
Peneliti : Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mengajukan dana pinjaman
koperasi?
I1-3
Tergantung koperasinya untuk memenuhi persyaratan –
persyaratan untung mengajukan permodalan, karena
mengajukan permodalan harus memnuhi persyaratan misalnya
harus ada SISP ( Surat ijin simpan Pinjam) , NIK (Nomor
Induk Koperasi), Penilaian Peringkatan Kesehatan Koperasi
setelah diverifikasi Kemudian Laporan permohonan proposal
disetujui oleh Kepala Dinas dan keluarlah surat rekomendasi
sebagai syarat pinjaman perodalan kelembaga lain misalnya
LPDB ( lembaga Penjamin Dana Bergulir), Jamkrida (
Jaminan Kredit Daerah ) dan KUR ( Kredit Usaha Rakyat).
50
I3-1 Karena koperasi kami baru akan berjalan 2 tahun belum bisa
untuk mengajukan dana bantuan.
51
Kami berkali-kali mengajukan bantuan tetapi bukan berbentuk
uang kita ingin dibantu oleh pemerintah kita ingin punya
52
I3-2 mesin penggilingan padi, sehingga Koperasi kami bukan
hanya Koperasi yang bisa menyimpan gabah tetapi bisa
memproduksi beras dan itu akan lebih menguntungkan.
I3-3
Tidak pernah lagi untuk mengajukannya sangat sulit, paling
dari pihak pemerintah yang ngerti misalnya ada dana untuk
koperasi paling dari pihak Dinas memberikan informasi
kepada kita untuk mengajukan dana paling gitu.
53
Peneliti : Berapa lama koperasi harus sudah berjalan sebagai syarat mengajukan
pinjaman?
I1-1
Koperasi tersebut minimal harus berjalan 3 tahun dan itupun
harus selalu melakukan RAT kemudian kita bisa menilai dari
hasil RAT tersebut apakah koperasi ini sehat dari segi
organisasinya dan usahanya kemudian barulah kita
memberikan rekomendasi untuk syarat mengajukan dana
pinjaman.
54
I3-1
Koperasi berjalan 3 tahun baru bisa mengajukan dana
bantuan, padahal kenapa mesti 3 tahun harusnya koperasi
berjalan 1 atau 2 tahun saja kalo koperasinya berjalan
melakukan RAT dan Dinas mengetahui kenapa tidak
mendapat rekomendasi untuk pengajuan modal.
55
Peneliti : Teknis pengawasan koperasi seperti apa yang sudah dilakukan Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang?
Secara rutinitas yang sifatnya tahunan pada saat koperasi
melaksanakan RAT dimana seluruh anggota kumpul
mendengarkan dalam bentuk laporan keuangan, rencana kerja
dan rencana pendapatan dan belanja bikin neraca berikut
penjelasan,yang kedua kemudian PHU (Penghitungan Hasil
Usaha) deengan harapan anggota tahu berapasih hasil
56
I1-2
kotornya berapasih beban biayanya berapasih keuntungan
bersih , dan yang ketiga rencana kerja satu tahun kedepan
dibuat supaya menjadi pijakan kita untuk melaksanakan
perkoperasian untuk satu tahun kedepan untuk massalah
ekspansi usahakah , penguatan usahakah atau sebagainya,
yang terakhir rencana anggaran, pendapatan dan belanja
rencana pendapatan dari sektor jasa berapa, dari sekor lain
berapa, langkah-langkah efisiensi belanja.
I1-4
Kita ada tim satgas yang dibentuk dari pusat anggotanya kita
sama kabupaten kota yang sudah mempunyai kamampuan
untuk mengawasi, semua koperasi di awasi Cara
pengawasannya turun kelapangan langsung.
57
I2-1 Kita mengawasi dalam arti kita berusaha agar Koperasi itu
harus terus berjalan, kami pun punya program pembinaan
kami undang koperasi-koperasi khususnya koperasi yang
mendapatkan bantuan pemerintah kita bekerja sama dengan
dan Dinas Koperasi juga, DEKOPINDA sendiri memiliki 4
fungsi yang tidak bisa dipisahkan yang pertama fungsi
advokasi bagaimana mengadvokasi gerakan koperasi terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh koperasi, yang kedua
Sosialisasi itu kita punya lembaga yang namanya PIP (Pusat
informasi perkoperasian ) jadi semua aspekasepek tentang
perkoperasian itu dijembatani oleh PIP yang menangani
informasi, ketiga fungsi edukasi, lembaga pendidikan
perkoperasian daerah (Lpenkopda) untuk tingkat daerah
kabupaten dipropinsi ada namanya Lpenkopwil, kalo ditingkat
nasional namanya Lpenkopnas, keempat fungsi fasilitasi,
walaupun kita bukan lembaga ekonomi kitapun membantu
58
fasilitasi mana kala ada bantuan bantuan yang disalurkan
melalui pemerintah kita memberikan informasi kepada
gerakan koperasi bahwa pemerintah ada program bantuan.
Peneliti : Dengan jumlah koperasi yang banyak dan wilayah yang cukup luas apakah
SDM dan Sumberdaya lain sudah cukup untuk menjalankan pembinaan koperasi?
I1-2
Belum cukup, idaealnya Satu bidang 3 seksi satu seksi
memiliki tenaga 4 atau 5 tapi ini juga Dinas Provinsi telah
membantu dengan mengangkat tenaga PPKL ( Petugas
Penyuluh Koperasi Lapangan) yang dia digajih dengan APBD
1 yang ditugaskan di kabupaten pandeglang, kalo tidak salah
kabupaten pandeglang mendapat 14 personil jadi dia petugas
lapangan untuk membantu pembinaan, management, tatacara
pembuatan laporan, sebagai petugas pendamping koperasi –
koperasi yang ada di pandeglang, UMKM nya juga ada
TPUMKM ( Tenaga Pendamping Usaha Mikro Kecil) itu
adalah pengadaan dari provinsi dan pengadaan dari
kementrian pusat.
59
I2-1
Sebetulnya kita sudah berupaya dengan pemerintah dengan
Dinas koperasi bahkan dengan Bappeda ditahun 2013 dimana
waktu itu Bupatinya Pak haji Erwan dimana salah satu visi
misinya itu mengembangkan agro bisnis dan pertanian dan
ternyata kita berupaya memacu koperasi-kooperasi yang
bergerak dibidang pertanian dan agrobisnis ini agak sullit, kita
tidak tahu apa yang salah padahal program-program yang
sudah dikucurkan kepada koperasi sudah sangat besar jadi
kalo ada program yang kita arahkan untuk membantu sektor
pertanian dan pariwisata itu tidak pernah kita hambat bahkan
kita kembangkan bahwa perkembanagnnya itu tidak seperti
60
yang kita inginkan . program apa yang sudah diberikan, kita
bekerja sama dengan Bappeda dan dinas koperasi bappeda
yang menyediakan Anggaran dinas koperasi yang mengatur
alokasinya dekopinda hanya mendampingi mereka supaya
mereka bisa berjalan tapi ternyata hanya ada beberapa saja
yang masih berjalan .
Peneliti : Sejauh mana pemahaman implementor mengenai Perda Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
I1-3
Diera otonomi Daerah ini mutasi pegawai itu biasa terjadi
butuh waktu untuk pegawai yang baru untuk memahami
tentang perkoperasian tapi mereka dituntut untuk bisa dan
kitapun setiap tahunnya mengadakan pelatihan untuk terus
belajar menambah pengetahuan tentang perkoperasian
sehingga ketika masyarakat butuh pembinaan atau program
kita membina koperasi-koperasi masyarakat tidak ada
kesulitan dan masyarakat mudah memahami apa yang kita
sampaikan.
61
I2-1
Pelatihan SDM sekarang hanya bersifat umum tidak spesifik
seperti dulu, pelatihan Koperasi saat ini berbeda sehingga
pemahaman SDM Dinas Koperasi dengan sumber daya
koperasi pada masa orde baru berbeda, pegawai dinas
koperasi atau orang-orang yang menangani masalah
perkoperasian adalah mereka yang telah mendapatkan
pendidikan perkoperasian sebelum mereka diterjunkan
membina masalah perkoperasian adalah mereka yang telah
mendapatkan pendidikan perkoperasian mereka minimal 2
bulan itu ada di meja pendidikan , mereka didik dahulu segala
62
sesuatu tentang perkoperasian , mulai dari management,
kemudian termasuk tekhnis yang lainnya kalau dulu yang
masuk kedinas koperasi tida kada pegawai yang tidak bisa
akuntansi sekarang bisa dihitung di dinas koperasi yang bisa
menguasai akuntansi sementara akuntansi dikoperasi itu
merupakan krusial mau bagaimana mnyusun laporan kalo
mereka tidak memiliki ilmu tentang akuntansi, mengenai
auditing walaupun mereka menguasai akuntansi mereka harus
menguasai auditingnya agar mengarahkan pengawas bisa
mengaudit bner tidak pekerjaan pengawas ini.
Peneliti : Berapa kali satu tahun Dinas Koperasi dan UMKM mengadakan pelatihan
bagi para implementor?
I1-2
Satu tahun Anggaran sekali Cuma bisa beberapa angkatan
tergantung situasi dan kondisi keuangan daerah bisa dua
angkatan tiga angkatan.
63
Peneliti : Dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi
dan UKM, apa saja yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM untuk
Pengembangan Koperasi Pertanian?
I1-3
Sedang kita kembangkan koperasi masyarakat yang
anggotanya mayoritas petani dengan berkoperasi secara tidak
langsung kita melatih masyarakat untuk gemar menabung
sebelum kita bentuk badan koperasi biasanya kita bentuk
kelompok-kelompok yang disebut prakoperasi yang
gerakannya disebut Gerakan Menabung Seribu Sehari (
GEMA SERI) yang tujuannya untuk mempermudah
kebutuhan-kebutuhan petani misalya peralatan pertanian,
bibit, pupuk dan lain-lain.
64
Untuk mengembangkan koperasi yang wilayahnya didominasi 65
I1-4
pertanian, dari tahun ketahun biasanya ada program
mengembangkan Koperasi Pertanian misalnya program
pelatihan menegemennya, usahanya dan bantuan alat untuk
keperluan pertanian yang digunakan oleh anggota Koperasi
Pertanian. Untuk pengembangan Koperasi Pertanian di
diwilayah yang didominasi pertanian misalnya Pandeglang
sudah menjadi rencana kerja kita tahun 2017-2022.
I2-1
Dekopinda sebagai partner pemerintah dalam
mengembangkan koperasi, sudah tentu dekopinda memiliki
peran yang sama dengan pemerintah bersama-sama dengan
pemerintah melakukan pembinaan terhadap koperasi kita
bekerja sama dengan Bappeda dan Dinas Koperasi, Bappeda
yang menyediakan Anggaran Dinas Koperasi yang mengatur
alokasinya dekopinda hanya mendampingi mereka supaya
mereka bisa berjalan tapi ternyata hanya ada beberapa saja
yang masih berjalan, Kita mengembangkan Koperasi
Pertanian seperti Rokaseng di Panimbang koperasi yang
bergerak dibidang pertanian khususnya pangan, kita bantu
dengan peralatan mesin pertanian satu paket itu nilainya
sampai ratusan juta , kalau koperasi masyarakat lainnya
terutama masyarakat laki-laki itu jalan pertama bagus
beberapa bulan atau 6 bulan sudah tidak berjalan.
66
Peneliti : Langkah apa yang akan diambil ketika ada Koperasi Pertanian tidak sesuai
dengan cara berkoperasi baik dan benar ?
I1-1 Ada koperasi yang resmi tapi tidak melakukan RAT, dinas
tempuh melakukan himbauan dulu biasanya akhir tahun.
67
Kita akan membubarkan koperasi yang tidak melakukan RAT
kurang dari dua tahun tapi tergantung ternyata pengurus masih
68
I1-3 ingin berdiri tidak ingin dibubarkan tapi harus ada komunikasi
antara dinas dan pengurus koperasi yang tidak mau
dibubarkan , kita sudah membubarkan koperasi sampai 800
koperasi yang memang tidak aktif dari tahun 2008.
Peneliti : Untuk mengimplementasikan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan UKM, apakah Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama
dengan lembaga lain yang ada di Provinsi Banten?
I1-3
Ya lembaga keuangan tentang penguatan permodalan
misalkan dengan BANK yang ditunjuk oleh pemerintah untuk
program dana bantuan bagi masyarakat misalnya KUR, jadi
jika koperasi ingin memiinjam modal kepada BANK harus
melalui kita dulu.
69
I1-4
Kita bekerjasama dengan PKBL ( Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan) terkait bantuan permodalan itu biasanya
dari BUMD,BUMN, Pembinaan dari luar KKMB ( Konsultan
Keuangan Mitra Bank) terkait bantuan administrasi dan
pembukuan dan Forum UKM.
70
I2-1 Untuk sementara ini kita belum banyak bekerja sama dengan
lembaga lain tapi kalo dengan lembaga vertical seperti dengan
lembaga Dekopinwil, Dekopinasional kita selalu ada
kerjasama terutama dalam peningkatan kualitas pemandu.
71
Peneliti : Bentuk koordinasi seperti apa yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan
UMKM dengan lembaga lain atau stack holder?
I1-2
Kita kordinasi dengan stake holder yang terlibat khususnya
yang ada di Kabupaten Pandeglang, misalnya dengan
Dekopinda mengenai Pembinaan Koperaasi-koperasi yang ada
di Pandeglang.
72
Kabupaten kota biasanya kita mendapatkan usulan usulan 73
I1-4
dari kabupaten kota untuk melakukan pembinaan dari
menegementnya dan lain-lain, ada rapat kordinasi terbatas,
ada rapat kordinasi teknisnya bagaimana teknis pembinaan
koperasi ada maslaah apa saja, apa yang harus dikembangkan,
progress progresnya bagaimana.
I2-1
Kordinasinya dalam bentuk rapat kerja daerah kemudian ada
rapat kerja wilayah dan ada rapat kerja nasional kemudian
setelah melakukan rapat kerja tersebut setiap 5 tahun ada
yang namanya musyawarah daerah sebagai maasukan-
masukan untuk dari daerah untuk pusat dan Musrenbang
untuk masukan di daerah disitu Dekopinda menyampaikan
usulan-usulan.
74
Peneliti : Apakah Dinas Koperasi dan UMKM melakukan sosialisasi mengenai Perda
Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM ?
I1-2
Inikan Perda udah lama banget yah mungkin dulu
sosialisasinya sudah dilakukan, paling dengan kita
memberikan pelayanan sekaligus sosialisasi juga, tetapi
kadang kita melakukan sosialisasi juga mengenai pentingnya
berkoperasi dalam acara musyawarah rencana pembaangunan
(MUSRENBANG). Secara tidak langsung untuk mengajarkan
masyarakat agar menabung dan Koperasi menjadi lembaga
keuangan yang ada di masyarakat.
75
I2-1 Harusnya sosialisasi mengenai pengembangan usaha
agribisnis kita perlu adanya diversifikasi usaha dibidang
pertanian sehingga kita tidak terlalu terkungkung pertanian itu
hanya pangan saja sebetulnya susah banyak dikembangkan
oleh masyarakat seperti pengembangkan tanaman
beneng/talas itu banyak dikembangkan di koperaasi koperasi
76
wanita binaanya ketahanan pangan di cikupa, sampai sudah
bisa membuat makanan seperti bolu koperasinya berada di
cinyurup kemudian di nembol banyak sebetulnya.
I3-1 Sosialisasi dari Dinas belum ada tapi kami berinisiatif
membentuk Koperasi dengan alasan masyarakat disini sangat
tergantung dengan tengkulak keperluan pertanian, dari
permodalan bibit hingga harga jual di kuasai oleh tengkulak
dan juga kami membentuk Kopersi untuk menghindari
masyarakat terjerat dari Rentenir.
77
I3-2 Tidak ada sosialisasi dari Dinas Koperasi karena awalnya saya
mendirikan Koperasi dari keprihatinan Saya melihat kondisi
masyarakat yang sangat dirugikan oleh para tengkulak, dari
situ saya inisiatif mengajak masyarakat untuk membuat
Koperasi Pertanian yang diharapkan mengurangi peran
tengkulak dalam perekonomian masyarakat yang merugikan,
kebetulan daerah kami sudah memiliki Gudang penyimpanan
padi yang difasilitasi oleh pemerintah setidaknya kami punya
harga tawar saat akan menjual hasil panen tersebut, dan juga
kami kedepannya ingin mengolah padi tersebut menjadi beras
agar nilai jualnya lebih tinggi .
78
I3-3 Sejauh ini kami tidak menerima sosialisasi dari pemerintah,
kami mendirikan Koperasi atas musyawarah dengan
masyarakat dalam upaya kami mengatasi persoalan yang ada
dimasyarakat misalnya mayoritas petani disini terjerat
rentenir, untuk menenam padi serta mengolahnya biasanya
pinjam kerentenir dan dimodali oleh tengkulak, pinjam
kerentenir dengan bunga yang besar dan pinjam ke tengkulak
resikonya tidak punya harga tawar.
79
Peneliti : Apakah setelah sosialisasi dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM
perkembangan koperasi semakin meningkat?
I1-2
Keinginan Masyarakat berkoperasi masih ada tetapi masih
belum memahami hak dan kewajibannya sebagai anggota
koperasi sehingga baru sebentar dibentuk koperasi tidak lama
sudah tidak berjalan lagi, dengan Gema Seri ( GERAKAN
MENABUNG SERIBU SEHARI) sehari seribu sebulan sudah
30rbu masuk simpanan wajib daripada tidak punya simpanan
di bank 30 ribu sebulan tapi kalo anggotanya ada 50 udah 1,5
jt terkumpul terkumpul maka akan lebih banyak.
80
I2-1
Kalau melihat keinginan masyarakat untuk berkoperasi ini
masih ada hanya mereka itu terlihat masih ada keraguan untuk
mengembangkan koperasi ini sebagai mestinya kenapa
demikian karena banyak contoh sekarang mendirikan koperasi
2-3 bulan sudah tidak berjalan sedangkan kita dengan Dinas
Koperasi belum bisa melakukan pembinaan secara intensif
karena jumlah pegawai yang masih terbatas kemudian jumlah
dana yang masih terbatas.
81
Peneliti : Apakah adanya kemajuan ekonomi masyarakat sesudah dan sebelum
adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
I1-2
Ada kemajuan dalam ekonomi masyarakat dalam arti yang
sangat luas, koperasi bisa mensejahterakan bukan
menyugihkan ( menjadi kaya ), apabila koperasi bisa
memberikan pelayanan yang menguntungkan butuh duit 1juta
misalnya untuk anak dari sd mau ke smp kalo lagi gak punya
kan gak punya kalo pinjem ke yang lain kalo ada pinjam ke
rentenir mahal, pinjam kekoperaasi cepat, mudah dan murah
itu artinya mensejahterakan.
82
I2-1
Dengan adanya perda ini masyarakat dipermudah dan di didik
untuk membentuk Koperasi, koperasi masyarakat yang
sekarang berkembang saat ini relative koperasi wanita lebih
baik ketimbang koperasi masyarakat yang lain koperasi
wanita bergeraknya dalam bidang simpan pinjam.
83
I3-1
Kami sebagai masyarakat dengan adanya Koperasi dilatih
untuk mandiri dan menabung, yang tadinya masyarakat
mengandalkan rentenir dan tengkulak sekarang sebagian besar
anggota kami sudah terbebas dari masalah itu, dan
allhamdulillah dengan belajar mandiri pendapatan para petani
meningkat.
84
I3-2
Dengan adanya Koperasi Kami memiliki harga tawar ketikan
panen raya tiba ketika para tengkulak datang untuk membeli
dengan harga rendah kami bisa menahan hasil pertanian kami
di gudang menunggu harga yang lebih tinggi atau rasional.
85
I3-3 Setelah adanya Koperasi saya sebagai ketua Koperasi bisa
membina anggota koperasi misalnya ketika panen tiba saya
akan memberitahukan harga jual yang bagus dimana sehingga
ketika panen raya petani tidak terlalu dirugikan, saya berharap
koperasi kami kedepannya bisa mengelola segala kebutuhan
petani dari mulai Dana yang cukup, pupuk seta jaringan
penjualan.
86
Peneliti : Dengan lahan pertanian yang luas dan mayoritas masyarakat pandeglang
bertani, apa dampak dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM?
Sebetulnya masyarkaat dengan mudah kalau memilki
keinginan untuk berkoperasi kita akan bantu dan kita akan
87
I1-2 bina dan sangat mendukung, tetapi kembali lagi berjalannya
koperasi tidak selalu bertumpu kepada kita jika koperasi tidak
ada kemauan tidak ada motivasi ya berat koperasi majunya
jadi yang jelas harus sinergi antara Dinas dan Koperasi harus
sama-sama saling mengerti saling melaksanakan aturan –
aturan yang ada .
I1-4
Seharusnya Koperasi Pertanian dapat berkembang di
Kabupaten Pandeglang, saya sudah kordinasi dengan dinas
pertanian untuk mengembangkan koperasi pertanian di
Kabupaten Pandeglang perkomoditas, komoditas pertanian di
Kabupaten Pandeglang ada sayuran, bawang,buah-buahan, itu
bentuk keolompok taninya kemudian dibentuk Koperasinya
dibuat wadah supaya dia bisa mengkases kepasar yang lebih
luas fasilitasi aksesenya ada dikita misalnya jawatimur
membutuhkan buah-buahan atau sayuran, misalnya atau yang
membutuhkan padi beras kejawabarat nah itu bisa kita
fasiilitasi, untuk niatan kesitu sudah menjadi rencana kerja
kita 2017-2022 itu fokus untuk kepertanian, sektor
pariwisatanya dan lain-lain.
88
I3-1
Adanya peraturan tentang Koperasi ini kita jadi mudah
mendirikan Koperasi dan dukungan pemerintah juga sangat
bagus, ketika kami mendirikan koperasi dibina dan tidak
dipersulit oleh pemrintah daerah.
89
I3-2
Dengan adanya Perda tersebut salah satu dukungan
pemerintah untuk mensejahterakan masyarakatnya melalui
Koperasi dan Perda ini juga Memberikan kami kemudahan
untuk membentuk Koperasi serta dapat mengelola fasilitas
90
yang sudah diberikan oleh pemerintah salah satunya gudang
penyimpanan beras dengan optimal.
I3-3
Kami ketika mengajukan mendirikan Koperasi pemerintah
sangat membantu tidak dipersulit , kalau dampak setelah
koperasi ini didirikan minimal masyarakat sekarang tidak
terjerat rentenir lagi.
91
Peneliti : Bagaimana dukungan Masyarakat terhadap adanya Perda Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
I1-2
Kita gencar kampanyekan gerakan yang disebut Gema Seri (
GERAKAN MENABUNG SERIBU SEHARI), dengan
menabung seribu sehari diharapkan masyarakat memiliki
tabungan untuk keperluannya daripada meminjam uang
kepada rentenir dengan bunga mahal kalau melalui koperasi
pelayanan cepat, mudah dan murah, diharapkan koperasi
menjadi pelayanan ekonomi yang mensejahterakan bagi
masyarakat.
92
I1-4
Banyak koperasi yang bubar belum adanya kesadaran dari
masyarakat untuk mengembangkan koperasi supaya
membantu perekonomian masyarakat itu sendiri, biasanya
masyarakat membangun koperasi niatnya ada bantuan, atau
program dari pemerintah untuk koperasi baru membentuk
koperasi , kalo udah tidak ada program untuk bantuan itu udah
bubar.
93
I2-1
Kalau melihat keinginan masyarakat untuk berkoperasi ini
masih ada hanya mereka itu terlihat masih ada keraguan untuk
mengembangkan koperasi ini sebagai mestinya kenapa
demikian karena banyak contoh sekarang mendirikan koperasi
2-3 bulan tidan berjalan sedangkan kita dengan dinas koperasi
94
belum bisa melakukan pembinaan secara intensif karena
jumlah pegawai yang masih terbatas kemudian jumlah dana
yang masih terbatas.
I3-1 Awalnya masyarakat sulit diajak bekerjasama untuk
membentuk Koperasi sedikit demi sedikit kami membujuk
membuat masyarakat sadar kita membutuhkan koperasi untuk
bersama-sama gotong royong memajukan ekonomi masyarkat.
95
I3-2 Pertama saya membentuk Koperasi masyarakat kurang peduli,
tapi saya meyakinkan mereka bahwa pemeritnah sudah
menyediakan gudang untuk kita manfaatkan, dan saya yakin
dengan koperasi serta fasilitas yang ada dapat
mensejahterakan masyarakat khususnya para petani.
96
I3-3 Setelah beberapa kali melakukan musyawarah masyarakat
akhirnya mendukung untuk membuat koperasi yang
diharapkan bisa membantu prekeonomian masyarakat dengan
bersama-sama.
97
Peneliti : Apakah pada saat pendirian dan pembinaan koperasi dipengaruhi
kepentingan –kepentingan politik untuk mendukung calon pejabat tertentu?
I1-2 Saya rasa tidak ada dan saya tidak mau tau kalo koperasi itu
ya koperasi tidak mau mencampur adukan dengan politik.
98
I2-1
Kalo politik sekarang ini tidak terlalu dominan hanya tingkat
kesadaran masyarakatnya yang belum memenuhi standar
sebab idealnya suatu kelompok masyarakat yang hendak
mendirikan koperasi itu dibekali tentang masalah
perkoperasian prakoprasinya di bangun dulu sehingga mereka
menyadari hak dan kewajiban setiap anggota dan pengurusnya
, jika belum memahami itu agak sulit dipaksa nyimpan uang
sulit, koperasi-koperasi wanita yang berkembang
99
dipandeglang sekarang itu dibangun dengan gerakan Gemaseri
( gerakan menabung seribu sehari) mereka dibangun dulu
supaya mereka mau menyimpan minimal seribu rupiah sehari
yang memang awalnya agak sulit.
I3-1 Tidak ada, pendirian Koperasi murini dari inisiatif
masyarakat.
100
I3-2 Tidak ada kepentingan-kepentingan itu saya sebagai kepala
desa merangkap ketua koperasi dan masyarakat kami dengan
musyawarah sepakat mendirikan Koperasi Pertanian.
101
I3-3 Kami mendirikan Koperasi atas dasar kesadaran kami yang
membutuhkan organisasi gotong royong dalam bidang
ekonomi masyarakat, jadi tidak ada kepentingan-kepentingan
itu.
102
Peneliti : Apakah Pada saat menjelang Pemilu banyak bantuan yang diterima oleh
koperasi?
I1-2 Bantuan yang melalui Dinas tidak ada kalo diluar itu Saya
tidak tahu itu.
104
I2-1
Ada kemungkinan ia tetapi biasanya mereka tidak melalui
lembaga resmi seperti Dekopinda dan Dinas, biasanya kita
mengamati terkadang ada golongan tertentu yang melakukn
serangan fajar memberikan sejumlah uang.
105
I3-1 Belum ada bantuan yang datang dari pihak-pihak yang
berhubungan dari Pemilu.
106
I3-2 Tidak ada bantuan yang kami terima dari beberapa periode
pemilu.
107
I3-3 Bantuan biasanya datang dari pemerintah belum ada pihak
luar apalagi dari calon-calon dalam pemilu.
108
KODING DATA
Kode Kata KunciƩ= I1-1, I1-2,
I1-4, I2-1
Koperasi Pertanian yang ada di Pandeglang setiap tahunnya mengalami penurunan
Ʃ= I1-1, I1-2,
I2-1
Koperasi yang banyak hidup di Kabupaten Pandeglanga dalah Koperasi PegawaiNegri dan Koperasi masyarakat yaitu Koperasi Wanita
Ʃ= I1-1, I1- 2,
I1-4,I2-1
Koperasi Pertanian banyak yang tidak aktif
Ʃ= I1- 2, I2-1 Isi Perda belum spesifik untuk memajukan satu sektor koperasi misalnya di bidangpertanian
Ʃ= I1- 2, I1-4 ,
I2-1
Tujuan koperasi salah satunya untuk mendukung pemerintah menyerap tenaga kerja danuntuk mengurangi kemiskinan.
Ʃ= I1- 2, I2-1 Banyaknya Koperasi pertanian tidak merespon untuk mengikuti pembinaanƩ= I1-1, I1-
2, I2-1
Koperasi Pertanian belum mencapai pusat pelayanan perekonomian yang memiliki dayasaing
Ʃ= I1-1, I1- 2,
I2-1, I3-1,
I3-2, I3-3
Koperasi yang ada baru bisa melayani masyarakat agar terhindar dari rentenir dantengkulak
Ʃ= I1-1, I1-
2, I1-3,I2-1
Sumberdaya Manusia aparatur masih terbatas dalam pengetahuan tentang perkoperasiandan manajemen kewirausahaan.
Ʃ= I1- 2, I1-4 ,
I2-1
Pembinaan SDM aparatur masih kurang
I2-1, Pelatihan SDM aparatur hanya bersifat umum tidak spesifikƩ= I1- 2, I2-1 Waktu pelatihan dipadatkan hanya 3 hari sajaƩ= I1-1, I1- 2,
I1-4 , I2-1
Jumlah pegawai tidak sebanding dengan luas wilayah koperasi yang tersebar.
Ʃ= I1- 2, I2-
1I3-1, I3-2,
I3-3
Tidak ada bantuan permodalan yang diberikan dinas kepada koperasi
Ʃ= I1- 2,I1-3,
I1-4 , I2-1
Dinas hanya sebagai fasilitator jika ada bantuan dari Provinsi dan Kementrian Koperasi
Ʃ= I1- 2, I3-1,
I3-2, I3-3
Penerbitan izin operasional paling cepat satu bulan dan paling lambat 3 bulan
Ʃ= I1-1, I1- 2,
I2-1,
Masih banyaknya koperasi yang tidak aktif belum di bubarkan
Ʃ= I1- 2, I2-1 Pengawasan masih kurang terhadap koperasi penerima fasilitasƩ= I1-1, I1-
2, I2-1
Kurangnya pemahaman implmentor dalam membina koperasi
Ʃ= I1-1, I1-
2, , I1-4 ,I2-
1
Kurangnya pembinaan kewira koperasian
Ʃ= I1- 2, I1-4
,I2-1
Kurangnya motivasi dalam mengembangkan koperasi pertanian
Ʃ= I1-4 ,I2-1 Tidak bisa menjabarkan visimisi kabupaten dan Dinas.Ʃ= I1- 2, I1-4
,I2-1
Belum adanya priotitas dalam mengembangkan koperasi pertanian
Ʃ= I1-4 ,I2-1 Belum maksimal dalam menjabarkan visi misi kabupaten dan DinasƩ= I1-4 ,I2-1 Tidak memaksimalkan potensi yang adaƩ= I1- 2, I1-4
,I2-1
Kordinasi sudah dilakukan cukup baik
Ʃ= I1- 2, I1-4
,I2-1
Bentuk kordinasi rapat kerja daerah, rapat kerja wilayah dan rapat kerja nasional
Ʃ= I1- 2, I1-4
,I2-1
Belum adanya program pembinaan koperasi pertanian
Ʃ= I1- 2 ,I2-1 Sosialisasi dilakukan cukup baikƩ= I1-1, I1- 2
,I2-1
Sosialisasi dilakukan saat musrenbang dan saat mendirikan koperasi.
Ʃ= I1-1, I1- 2
,I2-1
Gerakan Menabung Seribu Sehari
Ʃ= I1-1, I1- 2,
I3-1, I3-2,
I3-3
Ada kemajuan dalam ekonomi masyarakat
Ʃ= I1- 2 ,I2-1 Masyarakat dilatih untuk mandiri melalui KoperasiƩ= I1- 2, I2-1,
I3-1, I3-2,
I3-3
Terlepasnya dari jeratan rentenir dan tengkulak
Ʃ= I1- 2, I3-1,
I3-2, I3-3
Kemudahan untuk mendirikan Koperasi
Ʃ= I1- 2, I3-1,
I3-2, I3-3
Masyarakat sadar akan pentingnya Koperasi
Ʃ= I1- 2, I1-4
,I2-1
Pengembangan Koperasi sektor pertanian belum tercapai
Ʃ= I3-1, I3-2,
I3-3
Mendirikan Koperasi atas dasar kesadaran masyarakat.
Ʃ= I3-1, I3-2,
I3-3
Saat pendirian koperasi tidak ada faktor politik yang mempengaruhi
Keterangan
Simbol Ʃ= Menyatakan akumulasi hal penting dan identik dari hasil jawabanberbagai sumber.
KATEGORISASI DATA
No
Kategori SubKategori
Rincian Kategori IndikatorKategori
Kata Kunci
1 Ukuran danTujuan
Kebijakan
Target Berkembangnyakoperasi
khususnyaKoperasiPertanian
Adanya PeraturanDaerah No 06
tahun 2003tentang
pembinaankoperasi danumkm untuk
mengoptimalkanpotensi yang ada
khususnyapotensi pertanian
1. Koperasi Pertanianbanyak yang tidakaktif
2. Koperasi yangbanyak berkembangjenis KoperasiPegawai negri danKoperasi masyarakatyaitu KoperasiWanita
Sasaran/Tujuan
Memantapkandan menumbuh
kembangkanswadaya Koperasidan Usaha Kecil
Menengahsehingga mampu
menjadi pusatpelayanan
perekonomianyang memiliki
daya saing, efektifdan efisien
Meningkatkankesejahteraanmasyarakatkabupaen
pandeglangmelalui lembaga
koperasi yangada
dimasyarakat
1. Isi Perda belumspesifik untukmemajukan satusektor koperasimisalnya di bidangpertanian
2. tujuan koperasisalah satunyauntuk mendukungpemerintahmenyerap tenagakerja dan untukmengurangikemiskinan.
3. Koperasipertanian yangaktif tidakmerespon untukmengikutipembinaan
4. Koperasi Pertanianbelum mencapaipusat pelayananperekonomianyang memilikidaya saing
5. Koperasi yang adabaru bisa melayanimasyarakat agarterhindar darirentenir dantengkulak
2 SumberDaya
SumberDaya
Manusia
Kemampuansumber daya
dalammengimplementasikan Peraturan
Derah No 06Tahun 2003
Meningkatnyasumberdaya
manusiaImplementor
1. SumberdayaManusia aparaturmasih terbatasdalam pengetahuantentangperkoperasian danmanajemenkewirausahaan.
2. Pembinaan SDMaparatur masihkurang
3. Pelatihan SDMaparatur hanyabersifat umumtidak spesifik
4. waktu pelatihandipadatkan hanya 3hari saja
5. jumlah pegawaitidak sebandingdengan luaswilayah koperasiyang tersebar.
Dukungansarana
danprasarana
Memberikanfasilitas atau
bantuan Dana
Meningkatnyajumlah koperasi,
serta asetkoperasi
1. Tidak ada bantuanpermodalan angdiberikan dinaskepada koperasi
2. Dinas hanyasebagai fasilitatorjika ada bantuandari Provinsi danKementrianKoperasi
Dukungan waktu
Dukunganwaktu dalammelegalisasi
Kemudahandalam
mengajukan
1. Penerbitan izinoperasional palingcepat satu bulan
koperasi legalisasikoperasi
dan paling lambat3 bulan
3 Karakteristik Agen
Pelaksana
Pegawaidan
Lembaga
Pengawasanterhadap
Koperasi yangaktif dan tidak
aktif
Sejauh manaimplementormelaksanakantindakan sesuaidengan aturan
1. .Masih banyaknyakoperasi yang tidakaktif belum dibubarkan
2. Pengawasan masihkurang terhadapkoperasi penerimafasilitas
4 Sikap/Kecenderungan(Dispositio
n) ParaPelaksana
KognisiImpleme
ntor
Pemahamanimplementor
mengenaiperkoperasian
danpembianaannya
Meningkatnyajumlah koperasi
dan sehatnyakelembagaan
koperasi.
1. .kurangnyapemahamanimplmentor dalammembina koperasi
2. kurangnyapembinaankewirakoperasian
3. kurangnya motivasidalammengembangkankoperasi pertanian
4. tidak bisamenjabarkan visimisi kabupaten danDinas.
ResponImplemen
tor
Responimplementor
dalammengambilkeputusan
terkaitpembinaankoperasi
KoperasiPertanianmenjadi
prioritas untukdikembangkan
1. Belum adanyapriotitas dalammengembangkankoperasi pertanian
2. Belum maksimaldalam menjabarkanvisi misi kabupatendan Dinas
3. Tidakmemaksimalkanpotensi yang ada
5 Komunikasi Antar
organisasi
Kordinasi Kordinasi antarstake holder
dalam membina
Dukunganfasilitas dalam
mengembangka
1. kordinasi sudahdilakukan cukupbaik
danAktivitasPelaksana
koperasi n koperasiantara
pemerintahdaerah, provinsidan Dekopinda
2. Bentuk kordinasirapat kerja daerah,rapat kerja wilayahdan rapat kerjanasional
3. Belum adanyaprogram pembinaankoperasi pertanian
Sosialisasi
Sosialisasidalam
menumbuhkebangkankoperasi dimasyarakat
Koperasisebagai lembaga
akar rumputyang menjadiwadah untuk
mencapaikesejahteraanmasyarakat
1. Sosialisasidilakukan cukupbaik
2. sosialisasidilakukan saatmusrenbang dansaat mendirikankoperasi.
3. Gerakan MenabungSeribu Sehari
6 Lingkungan Eksternal
Lingkungan
Ekonomi
Sejauh manapengaruhterhadap
perekonomianmasyarakat
Menghilangkanpermasalahan
yang adadimasyarakat
danmeningkatkan
pendapatanmasyarakat
1. Ada kemajuandalam ekonomimasyarakat
2. Masyarakat dilatihuntuk mandirimelalui Koperasi
3. Terlepasnya darijeratan rentenir dantengkulak
Lingkungan
Sosial
Dukunganmasyarakat
dengan adanyaPeraturan Derah
No 06 Tahun2003 tentangpembinaan
koperasi danumkm
Keinginanmasyarakatmasih tinggi
untuk membuatkoperasi
1. Kemudahan untukmendirikanKoperasi
2. Masyarakat sadarakan pentingnyaKoperasi
Kondisipoliti
Dukunganpemerintah
dalammengembangka
n Koperasi
Sejauh manamenjabarkan
visi misimengenai
meningkatnya
1. PengembanganKoperasi sektorpertanian belumtercapai
2. Mendirikan
sektoragrobisnis
Koperasi atas dasarkesadaranmasyarakat.
3. Saat pendiriankoperasi tidak adafaktor politik yanmempengaruhi
LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN PANDEGLANG
NOMOR 15 TAHUN 2003 SERI D.12
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG
NOMOR 06 TAHUN 2003
TENTANG
PEMBINAAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PANDEGLANG,
Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995
tentang Usaha Kecil, Pemerintah berkewajiban
membina Koperasi dan Usaha Kecil;
2
b. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
merupakan salah satu komponen penggerak
perekonomian masyarakat yang perlu dibina
secara intensif dan berkesinambungan;
c. bahwa untuk keperluan pembinaan sebagaimana
dimaksud pada huruf “a dan b” di atas, perlu
diatur dalam Peraturan Daerah;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun
1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3209);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 116);
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Usaha Kecil (Lembaran Negara Tahun 1995
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3611);
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3848);
6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4010);
3
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam Oleh Koperasi (Lembaran Negara Tahun
1995 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3591);
9. Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090);
11. Keputusan Presiden RI Nomor 44 Tahun 1999
tentang Teknik Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);
12. Keputusan Presiden RI Nomor 74 Tahun 2001
tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4
13. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Pandeglang Nomor 4 Tahun 1986 tentang
Penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang
Melakukan Penyidikan Terhadap Pelanggaran
Peraturan Daerah Yang Memuat Ketentuan
Pidana (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Pandeglang Tahun 1986 Nomor 5 Seri
D);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor
27 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pandeglang
(Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun
2001 Nomor 36 Seri D.10);
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PANDEGLANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG
PEMBINAAN KOPERASI DAN USAHA
KECIL MENENGAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Pandeglang;
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah
Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;
5
3. Kepala Daerah adalah Bupati Pandeglang;
4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas dibidang Pembinaan
Perkoperasian dan Usaha Kecil yang sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
5. Kantor Koperasi adalah Kantor Koperasi Kabupaten Pandeglang;
6. Koperasi adalah Badan Usaha sebagaimana diatur dalam undang-
undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian;
7. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi criteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 9
Tahun 1995;
8. Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha
kecil;
9. KSP/USP adalah Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam;
10. Kas Daerah adalah Bank Jabar Pandeglang atau Bank lain yang
ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang.
BAB II
PEMBINAAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
Tujuan
Pasal 2
Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bertujuan :
(1) Memantapkan dan menumbuh kembangkan swadaya Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah sehingga mampu menjadi pusat pelayanan
perekonomian yang memiliki daya saing, efektif dan efisien;
6
(2) Memperkuat kerangka dasar ekonomi kerakyatan yang merupakan
bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional.
Sasaran Pembinaan
Pasal 3
Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah terutama diarahkan agar Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
dapat memegang peranan utama dalam ekonomi kerakyatan khususnya
disektor-sektor:
(1) Pertanian yang meliputi bidang pertanian pangan, peternakan,
perikanan, perkebunan, kehutanan dan agro industri;
(2) Penyaluran kebutuhan pokok masyarakat;
(3) Jasa seperti bidang perkreditan angkutan darat, sarana produksi
pertanian, listrik pedesaan, dan lain-lain;
(4) Industri kecil dan kerajinan rakyat;
(5) Lain-lain bidang usaha sesuai dengan kemampuan dan keadaan
potensi ekonomi setempat.
Kebijakan Dasar Pembinaan Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah
Pasal 4
Pemerintah Daerah memberikan bimbingan, penyuluhan, bantuan usaha,
manajemen, permodalan untuk menumbuh kembangkan kemampuan dan
kekuatan koperasi dan usaha kecil Menengah sehingga menjadi kekuatan
usaha ekonomi nasional.
7
BAB III
PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL MENENGAH
Akta Pendirian , Perubahan Anggaran Dasar , Penggabungan
Dan Keputusan Pembubaran Koperasi
Pasal 5
(1) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk mengesahkan Akta
Pendirian, Akta Perubahan Anggaran Dasar, Akta Penggabungan dan
Surat Keputusan Pembubaran Koperasi atas nama Menteri Koperasi;
(2) Persyaratan dan tata cara sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) di
atas sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku;
(3) Teknis pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas
diatur kemudian dalam petunjuk peleksanaan yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah.
Penerbitan Izin Operasional Koperasi
Pasal 6
(1) Semua Koperasi yang menyelenggarakan Usaha di Kabupaten
Pandeglang wajib memiliki Ijin Operasional;
(2) Ijin operasional bagi koperasi yang berkedudukan di Kabupaten
Pandeglang dilaksanakan sesuai ketentuan Pasal 5 Peraturan Daerah
ini;
(3) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan ijin
operasional bagi koperasi yang berkedudukan diluar kabupaten
Pandeglang yang menyelenggarakan Usaha di Kabupaten
Pandeglang;
8
(4) Teknis pemberian ijin operasional bagi koperasi yang berkedudukan
di luar Kabupaten Pandeglang diatur kemudian oleh Keputusan
Kepala Daerah.
Laporan Keuangan Koperasi
Pasal 7
Untuk mempertanggung jawabkan hasil kerja pengurus dan pengawas
Koperasi kepada anggotanya maka setiap akhir tahun diwajibkan
menyusun laporan keuangan :
(1) Dalam menyusun laporan keuangan,koperasi dapat meminta bantuan
profesional dari Pemerintah Daerah yang dilaksanakan oleh Kantor
Koperasi dan atau Akuntan Publik;
(2) Koperasi dapat meminta audit atas laporan keuangan tahun buku
tertentu kepada Pemerintah Daerah yang dilaksanakan oleh Kantor
Koperasi dan atau Akuntan Publik.
Klasifikasi Koperasi
Pasal 8
(1) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk memberikan penilaian
kinerja Koperasi;
(2) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan Sertifikat
Klasifikasi Koperasi;
(3) Sertifikat Klasifikasi menjadi referensi bagi fasilitas dan pembinaan
Koperasi;
(4) Teknis klasifikasi diatur kemudian dalam petunjuk pelaksanaan yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
9
Penilaian Kesehatan KSP / USP
Pasal 9
(1) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk memberikan penilaian
kesehatan Koperasi Simpan Pinjam / Unit Simpan Pinjam;
(2) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan Sertifikat
kesehatan KSP/ USP dari hasil penilaiannya;
(3) Sertifikat KSP / USP menjadi salah satu referensi bagi proses fasilitas
dan pembinaan KSP/USP;
(4) Teknis penilaian kesehatan KSP/USP diatur kemudian dalam
Petunjuk Pelaksanaan yang dengan Keputusan Kepala Daerah.
Pemeriksaan Koperasi
Pasal 10
(1) Pemeriksaan koperasi dilaksanakan oleh Badan Pengawas Koperasi
yang bersangkutan, Akuntan Publik dan atau oleh Pemerintah
Daerah;
(2) Pemeriksaan Koperasi oleh Pemerintah Daerah diprioritaskan kepada:
a.Koperasi yang mengelola dana-dana fasilitasi dari Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah;
b.Koperasi yang mengelola /menghimpun dana non anggota;
c.Bila ada pengaduan dari anggota dan masyarakat yang merasa
dirugikan atau ada dugaan penyelewengan ;
(3) Teknis Pelaksanaan Pemeriksaan diatur dalam petunjuk Pelaksanaan
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
10
Peningkatan Sumber Daya Manusia Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
Pasal 11
(1) Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Gerakan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Pemerintah Daerah bersama
Dekopinda dan Stakeholder lainnya menyelenggarakan penelitian,
latihan dan penelitian pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil;
(2) Peningkatan Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud pada ayat
“1” diatas dibiayai oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Gerakan
Koperasi, DEKOPIN, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB IV
PEMBINAAN USAHA KOPERASI DAN USAHA KECIL
MENENGAH
Pemupukan Modal Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pasal 12
(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan Stimulasi Perkuatan modal,
penjaminan kredit atau dana bergulir bagi Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah;
(2) Pemerintah Daerah memfasilitasi Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah untuk memeperoleh kredit program dana bergulir, bantuan
dari Pemerintah Pusat dan atau BUMN / BUMS;
(3) Pemerintah Daerah mengawasi Pengelolaan dana-dana penyertaan
Pihak Ketiga yang dikelola Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;
11
(4) Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bergulir serta pengawasannya
diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah.
Bimbingan Kemudahan dan Perlindungan Usaha
Bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pasal 13
Dalam rangka memberikan Perlindungan Usaha bagi Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah Pemerintah Daerah dapat :
(1). Menetapkan bidang kegiatan ekonomi yang dapat diusahakan oleh
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;
(2). Menetapkan bidang ekonomi di suatu wilayah yang telah berhasil
diusahakan oleh Koperasi dan Usaha Kecil Menengah untuk tidak
diusahakan oleh Badan Usaha Lainnya.
Jaringan Usaha koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pasal 14
(1) Pemerintah Daerah bersama Dekopinda dan Stake holder lainnya
memfasilitasi terbentuknya jaringan usaha bagi Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah;
(2) Pembentukan jaringan usaha dapat melibatkan hubungan yang saling
menguntungkan antara Koperasi, usaha Kecil Menengah dan Badan
Usaha Lainnya.
12
BAB V
PARTISIPASI GERAKAN KOPERASI
Pasal 15
Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Daerah pada
prinsipnya adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah bersama
masyarakat.
Pasal 16
Pemerintah Daerah memfasilitasi masyarakat baik Lembaga Sosial
maupun Badan Hukum untuk berpartisipasi dalam pembinaan Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah.
Pasal 17
(1) Dari Pembinaan terhadap Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah sebagaimana dimaksud pada Bab III Pasal 5, 6, 7, 8, 9 dan
10, Pemerintah Daerah dapat memungut biaya atas pelayanan yang
diberikan;
(2) Biaya atas pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari:
a. Pembuatan Akta Pendirian, Penggabungan, Perubahan Anggaran
Dasar Badan Hukum Koperasi sebesar Rp. 100.000,- untuk setiap
1 buah Akta;
b. Pelayanan audit yang dilaksanakan oleh Pejabat Pemerintah
Daerah sebesar 7 % dari kontrak kerja audit;
c. Sisa Hasil usaha Koperasi yang disisihkan untuk pembangunan
daerah kerja sebesar 25 % dari dana tersebut;
13
d. Penerbitan Ijin Operasional bagi Koperasi-koperasi yang
berkedudukan di luar Kabupaten Pandeglang yang melaksanakan
operasional usaha di Wilayah Kabupaten Pandeglang sebesar Rp.
2.000.000,- untuk masa berlaku Izin 2 (dua) tahun;
e. Penerbitan Sertifikat penilaian kesehatan KSP / USP sebesar Rp.
20.000,- untuk setiap Sertifikat yang diterbitkan;
f. Penerbitan Sertifikat Klasifikasi Koperasi sebesar Rp. 25.000,-
untuk Sertifikat Kelas C, Rp. 50.000,- untuk Kelas B, dan Rp.
75.000,- untuk Kelas A;
g. Penerbitan rekomendasi bagi Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah guna memperoleh fasilitasi sebesar Rp. 75.000,- untuk
setiap rekomendasi yang dikeluarkan;
h. Jasa dari fasilitasi dana Pemerintah Daerah bagi Perkuatan Modal
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebesar minimal 3 % per
tahun dari modal yang diterima;
i. Kepada Koperasi yang sudah terdaftar sebagai Badan Hukum,
diwajibkan untuk melakukan pendaftaran ulang setiap 2 (dua)
Tahun sekali dengan dikenakan biaya sebesar Rp. 25.000,-
BAB VI
PENERIMAAN DAN PENYETORAN
Pasal 18
Hasil penerimaan dari biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada pasal
17 wajib disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 Jam.
14
Pasal 19
(1) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada pasal 17 dilakukan oleh
Bendaharawan Penerima;
(2) Bendaharawan Penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini diangkat oleh Kepala Daerah.
Pasal 20
Tata Cara Penerimaan dan penyetoran diatur lebih lanjut dalam
Keputusan Kepala Daerah.
BAB VII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 21
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah
Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan
penyidikan Tindak Pidana di Bidang Retribusi Daerah sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Nomor 4
Tahun 1986 tentang Penunjukan Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang
melakukan Penyidikan terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah yang
memuat Ketentuan Pidana .
15
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
adalah
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana;
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan
melakukan pemeriksaan;
c. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung
dan memeriksa identitasnya;
d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat;
e. Mengambil Sidik Jari dan memotret seseorang;
f. Memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi
g. Mendatangkan tenaga ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;
h. Menghentikan penyidikan setelah mendapata petunjuk dari
penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa
tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui
penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut
Umum, Tersangka atau Keluarganya;
i. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.
16
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil
penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana.
BAB VIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 22
(1) Barang siapa melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini
diancam dengan Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan
atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);
(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.
BAB IX
KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP
Pasal 23
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Keputusan
Kepala Daerah.
17
Pasal 24
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Pandeglang.
Disahkan di Pandeglang
pada tanggal 28 Maret 2003
BUPATI PANDEGLANG,
Cap/Ttd
A. DIMYATI NATAKUSUMAH
Diundangkan di Pandeglang
pada tanggal 10 April 2003
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG,
Cap/Ttd
ERWAN KURTUBI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2003 NOMOR 15 SERI D.12
Perda/Raperda2002/Raperda-Koperasi
18
19
ERWAN KURTUBI
Pasal 17
(1) Dari Pembinaan terhadap Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah sebagaimana dimaksud pada Bab III Pasal 5, 6, 7, 8, 9 dan
10, Pemerintah Daerah dapat memungut biaya atas pelayanan yang
diberikan;
(2) Biaya atas pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan
ditetapkan kemudian dengan Keputusan Kepala Daerah.
20
BAB VI
KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP
Pasal 18
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai pelaksanaanny akan diatur kemudian dengan Keputusan Kepala
Daerah.
Pasal 19
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Pandeglang.
Disahkan di
Pandeglang
pada tanggal
BUPATI
PANDEGLANG,
21
A. DIMYATI
NATAKUSUMAH
Diundangkan di Pandeglang
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG,
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 200 NOMOR SERI
Perda/Raperda2002/Raperda-Koperasi
MEMBER CHECK
Kode Informant I2-1
Nama : Koko
Jabatan : Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah
No.Tlp/E-mail:
No Pertanyaan
1 Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, dapat menumbuh kembangkan swadaya koperasi pertanian
di Kabupaten Pandeglang?
Kalau untuk kopersi pertanian masih belum berkembang secara jujur kita lebih
banyak kepada koperasi pegawai kenapa pertama alasan keberadaan , keberadaan
mereka kita sudah jadwalkan bahwa tanggal sekian bulan sekian kita akan
mengadakan program binaan terhadapa koperasi A misalnya respon dari koperasi
yang menerima pemberitahuan tadi kalau kita menyampaikannya kepada koperasi
pegawai negri itu mereka relative siap selalu ada , tetapi kalo kita menyampaikan
kepada koperasi masyarakat kecuali bukan koperasai wanita itu terkadang mereka
tidak ada dan tidak memberikan alasan kenapa tidak hadir , itulah kenapa
Dekopinda lebih banyak membina koperasi pegawai . untuk pembinaan terhadap
koperaasi juga diberikan kepada mereka yang melakukan rapat anggota karena
setiap rapat anggota hampir 100% mengundang dekopinda mumpung ada
kesempatan RAT kita melakukan pembinaan.
2 Apakah dengan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan
UKM, Koperasi Pertanian sudah menjadi pusat pelayanan perekonomian yang
memiliki daya saing?
Koperasi Pertanian belum sejauh itu tapi Koperasi Pertanian yang masih hidup
berusaha kearah situ, saat ini koperasi masyarakat yang agak berkembang saat ini
relative koperasi wanita lebih baik ketimbang koperasi masyarakat yang lain
koperasi wanita bergeraknya dalam bidang simpan pinjam dan ada juga yang
bergerak dibidang reatail.
3 Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, jumlah keanggotaan Koperasi Pertanian meningkat?
Masyarakat keingingan untuk berkoperasi masih ada tetapi harus terus dilatih jiwa
interprenernya dan managementnya agar koperasi yang sudah di bangun bisa
bertahan lama tidak seperti biasanya koperasi di buat 3 sampai 6 bulan sudah tidak
aktif.
4 Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, Koperasi Pertanian dapat memberikan sumbangsih bagi
pendapatan daerah?
Untuk Koerasi Pertanian sementara ini sepertinya belum karena Koperasi
masyarakat khususnya Koperasi Pertanian banyak yang tidak berjalan, koperasi
yang dikatakan berkembang di Pandeglang itu Koperasi pegawai negri kenapa
demikian karena koperasi koperasi dilingkungan pegawai negri itu hampir relative
manut.
5 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memiliki SDM mumpuni dalam
mengimplementasikan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM?
Masih belum dapat dikatakan mumpuni, masih terlihat bahwa sumber daya yang
ada di Dinas Koprasi sekarang itu berbeda dengan sumber daya koperasi pada masa
orde baru, pegawai dinas koperasi atau orang-orang yang menangani masalah
perkoperasian adalah mereka yang telah mendapatkan pendidikan perkoperasian
sebelum mereka diterjunkan membina masalah perkoperasian adalah mereka yang
telah mendapatkan pendidikan perkoperasian mereka minimal 2 bulan itu ada di
meja pendidikan , mereka didik dahulu segala sesuatu tentang perkoperasian , mulai
dari management, kemudian termasuk tekhnis yang lainnya kalau dulu yang masuk
kedinas koperasi tida kada pegawai yang tidak bisa akuntansi sekarang bisa dihitung
di dinas koperasi yang bisa menguasai akuntansi sementara akuntansi dikoperasi itu
merupakan krusial mau bagaimana menyusun laporan kalo mereka tidak memiliki
ilmu tentang akuntansi, mengenai auditing walaupun mereka menguasai akuntansi
mereka harus menguasai auditingnya agar mengarahkan pengawas bisa mengaudit
bener tidak pekerjaan pengawas ini, belum tekhnis tekhnis yang lainnya dulukan ada
program pengadaan pangan ada program pengadaan pupuk ada program tataniaga
cengkeh dimana setiap program itu prosedurnya berbeda.
6 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM secara berkala melakukan pelatihan untuk
mengasah kemampuan SDM dalam mengimplementasikan Perda Nomor 06
Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Pelatihan SDM sekarang hanya bersifat umum tidak spesifik Sehingga sekarang
banyak koperasi kalo ingin dibuatkan laporan keuangan kepada pegawai yang bukan
dinas koperasi sebab pegawai dinas koperasinya sudah pada pindah ada yang di
inspektorat, ada yang di Bappeda mereka datangnya kesana. Kadang kadang dinas
koperasi juga mengundang kepada mantan-mantan pegawai dinas itu untuk
melakukan pembinaan itu bisasanya satu tahun satu kali dua kali itu selalu ada
pendidikan , akuntansi dasar bagi pengurus koperasi , kalo dulu jaman departemen
koperasi itu yang namanya akuntansi itu dua minggu itu minimal untuk pengenalan
saja kalo sekarang 3 hari dipadatkan bagaimana ilmu yang harusnya sekian smester
disampaikan hanya waktu dalam 3 hari disamping sdm yang menerimanya juga tadi
kalo mereka punya basic akuntansi bisa mengikuti tapi kalo sama sekali tidak bisa
akuntansi akan sangat sulit.
7 Dengan luas wilayah Kabupaten Pandeglang apakah jumlah sumberdaya
manusia yang dimiliki Dinas Koperasi dan UMKM telah memadai?
Kalau dibandingkan dengan luas wilayah sih pasti tidak cukup tetapi harusnya kita
memaksimalkan potensi yang ada harus dilatih SDM yang ada di Dinas mengenai
Perkoperasian yang baik dan benar dan cara membangun masyarakat agar jiwa
interpranernya hidup sehingga koperasi diharapkan lebih berkembang.
8 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan perkuatan permodalan koperasi?
sampai dengan saat ini belum tetapi kalo pembiayaan-pembiayaan yang dilakukan
itu ada seperti pembiayaan memperingati hari koperasi kita bantu, kita kemarin
membantu menyelenggarakan diklat.
9 Teknis pengawasan koperasi seperti apa yang sudah dilakukan Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Pandeglang?
Kita mengawasi dalam arti kita berusaha agar Koperasi itu harus terus berjalan,
kami pun punya program pembinaan kami undang koperasi-koperasi khususnya
koperasi yang mendapatkan bantuan pemerintah kita bekerja sama dengan dan
Dinas Koperasi juga, DEKOPINDA sendiri memiliki 4 fungsi yang tidak bisa
dipisahkan yang pertama fungsi advokasi bagaimana mengadvokasi gerakan
koperasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh koperasi, yang kedua
Sosialisasi itu kita punya lembaga yang namanya PIP (Pusat informasi
perkoperasian ) jadi semua aspekasepek tentang perkoperasian itu dijembatani oleh
PIP yang menangani informasi, ketiga fungsi edukasi, lembaga pendidikan
perkoperasian daerah (Lpenkopda) untuk tingkat daerah kabupaten dipropinsi ada
namanya Lpenkopwil, kalo ditingkat nasional namanya Lpenkopnas, keempat fungsi
fasilitasi, walaupun kita bukan lembaga ekonomi kitapun membantu fasilitasi mana
kala ada bantuan bantuan yang disalurkan melalui pemerintah kita memberikan
informasi kepada gerakan koperasi bahwa pemerintah ada program bantuan.
10 Dengan jumlah koperasi yang banyak dan wilayah yang cukup luas apakah
SDM dan Sumberdaya lain sudah cukup untuk menjalankan pembinaan
koperasi?
Sebetulnya kita sudah berupaya dengan pemerintah dengan Dinas koperasi bahkan
dengan Bappeda ditahun 2013 dimana waktu itu Bupatinya Pak haji Erwan dimana
salah satu visi misinya itu mengembangkan agro bisnis dan pertanian dan ternyata
kita berupaya memacu koperasi-kooperasi yang bergerak dibidang pertanian dan
agrobisnis ini agak sullit, kita tidak tahu apa yang salah padahal program-program
yang sudah dikucurkan kepada koperasi sudah sangat besar jadi kalo ada program
yang kita arahkan untuk membantu sektor pertanian dan pariwisata itu tidak pernah
kita hambat bahkan kita kembangkan bahwa perkembanagnnya itu tidak seperti yang
kita inginkan . program apa yang sudah diberikan, kita bekerja sama dengan
Bappeda dan dinas koperasi bappeda yang menyediakan Anggaran dinas koperasi
yang mengatur alokasinya dekopinda hanya mendampingi mereka supaya mereka
bisa berjalan tapi ternyata hanya ada beberapa saja yang masih berjalan.
11 Sejauh mana pemahaman implementor mengenai Perda Nomor 06 Tahun 2003
Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Pelatihan SDM sekarang hanya bersifat umum tidak spesifik seperti dulu, pelatihan
Koperasi saat ini berbeda sehingga pemahaman SDM Dinas Koperasi dengan
sumber daya koperasi pada masa orde baru berbeda, pegawai dinas koperasi atau
orang-orang yang menangani masalah perkoperasian adalah mereka yang telah
mendapatkan pendidikan perkoperasian sebelum mereka diterjunkan membina
masalah perkoperasian adalah mereka yang telah mendapatkan pendidikan
perkoperasian mereka minimal 2 bulan itu ada di meja pendidikan , mereka didik
dahulu segala sesuatu tentang perkoperasian , mulai dari management, kemudian
termasuk tekhnis yang lainnya kalau dulu yang masuk kedinas koperasi tida kada
pegawai yang tidak bisa akuntansi sekarang bisa dihitung di dinas koperasi yang
bisa menguasai akuntansi sementara akuntansi dikoperasi itu merupakan krusial
mau bagaimana mnyusun laporan kalo mereka tidak memiliki ilmu tentang
akuntansi, mengenai auditing walaupun mereka menguasai akuntansi mereka harus
menguasai auditingnya agar mengarahkan pengawas bisa mengaudit bner tidak
pekerjaan pengawas ini.
12 Dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan
UKM, apa saja yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM untuk
Pengembangan Koperasi Pertanian?
Dekopinda sebagai partner pemerintah dalam mengembangkan koperasi, sudah tentu
dekopinda memiliki peran yang sama dengan pemerintah bersama-sama dengan
pemerintah melakukan pembinaan terhadap koperasi kita bekerja sama dengan
Bappeda dan Dinas Koperasi, Bappeda yang menyediakan Anggaran Dinas
Koperasi yang mengatur alokasinya dekopinda hanya mendampingi mereka supaya
mereka bisa berjalan tapi ternyata hanya ada beberapa saja yang masih berjalan,
Kita mengembangkan Koperasi Pertanian seperti Rokaseng di Panimbang koperasi
yang bergerak dibidang pertanian khususnya pangan, kita bantu dengan peralatan
mesin pertanian satu paket itu nilainya sampai ratusan juta , klao koperasi
masyarakat lainnya terutama masyarakat laki-laki itu jalan pertama bagus beberapa
bulan atau 6 bulan sudah tidak berjalan.
13 Untuk mengimplementasikan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, apakah Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan
lembaga lain yang ada di Provinsi Banten?
Untuk sementara ini kita belum banyak bekerja sama dengan lembaga lain tapi kalo
dengan lembaga vertical seperti dengan lembaga Dekopinwil, Dekopinasional kita
selalu ada kerjasama terutama dalam peningkatan kualitas pemandu.
14 Bentuk koordinasi seperti apa yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan
UMKM dengan lembaga lain atau stack holder?
Kordinasinya dalam bentuk rapat kerja daerah kemudian ada rapat kerja wilayah
dan ada rapat kerja nasional kemudian setelah melakukan rapat kerja tersebut setiap
5 tahun ada yang namanya musyawarah daerah sebagai maasukan-masukan untuk
dari daerah untuk pusat dan Musrenbang untuk masukan di daerah disitu Dekopinda
menyampaikan usulan-usulan.
15 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM melakukan sosialisasi mengenai Perda
Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM ?
Harusnya sosialisasi mengenai pengembangan usaha agribisnis kita perlu adanya
diversifikasi usaha dibidang pertanian sehingga kita tidak terlalu terkungkung
pertanian itu hanya pangan saja sebetulnya susah banyak dikembangkan oleh
masyarakat seperti pengembangkan tanaman beneng/talas itu banyak dikembangkan
di koperaasi koperasi wanita binaanya ketahanan pangan di cikupa, sampai sudah
bisa membuat makanan seperti bolu koperasinya berada di cinyurup kemudian di
nembol banyak sebetulnya.
16 Apakah setelah sosialisasi dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM
perkembangan koperasi semakin meningkat?
Kalau melihat keinginan masyarakat untuk berkoperasi ini masih ada hanya mereka
itu terlihat masih ada keraguan untuk mengembangkan koperasi ini sebagai mestinya
kenapa demikian karena banyak contoh sekarang mendirikan koperasi 2-3 bulan
sudah tidak berjalan sedangkan kita dengan Dinas Koperasi belum bisa melakukan
pembinaan secara intensif karena jumlah pegawai yang masih terbatas kemudian
jumlah dana yang masih terbatas.
17 Apakah adanya kemajuan ekonomi masyarakat sesudah dan sebelum adanya
Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Dengan adanya perda ini masyarakat dipermudah dab dan di didik untuk membentuk
Koperasi, koperasi masyarakat yang sekarang berkembang saat ini relative koperasi
wanita lebih baik ketimbang koperasi masyarakat yang lain koperasi wanita
bergeraknya dalam bidang simpan pinjam.
18 Bagaimana dukungan Masyarakat terhadap adanya Perda Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Kalao melihat keinginan masyarakat untuk berkoperasi ini masih ada hanya mereka
itu terlihat masih ada keraguan untuk mengembangkan koperasi ini sebagai mestinya
kenapa demikian karena banyak contoh sekarang mendirikan koperasi 2-3 bulan
tidan berjalan sedangkan kita dengan dinas koperasi belum bisa melakukan
pembinaan secara intensif karena jumlah pegawai yang masih terbatas kemudian
jumlah dana yang masih terbatas.
19 Apakah pada saat pendirian dan pembinaan koperasi dipengaruhi kepentingan –
kepentingan politik untuk mendukung calon pejabat tertentu?
Kalo politik sekarang ini tidak terlalu dominan hanya tingkat kesadaran
masyarakatnya yang belum memenuhi standar sebab idealnya suatu kelompok
masyarakat yang hendak mendirikan koperasi itu dibekali tentang masalah
perkoperasian prakoprasinya di bangun dulu sehingga mereka menyadari hak dan
kewajiban setiap anggota dan pengurusnya , jika belum memahami itu agak sulit
dipaksa nyimpan uang sulit, koperasi-koperasi wanita yang berkembang
dipandeglang sekarang itu dibangun dengan gerakan Gemaseri ( gerakan menabung
seribu sehari) mereka dibangun dulu supaya mereka mau menyimpan minimal seribu
rupiah sehari yang memang awalnya agak sulit
.
20 Apakah Pada saat menjelang Pemilu banyak bantuan yang diterima oleh
koperasi?
Ada kemungkinan ia tetapi biasanya mereka tidak melalui lembaga resmi seperti
Dekopinda dan Dinas, biasanya kita mengamati terkadang ada golongan tertentu
yang melakukn serangan fajar memberikan sejumlah uang.
TTD
( ……………………………)
MEMBER CHECK
Kode Informant I1-1
Nama :
Jabatan : Staf Bidang Kelembagaan Koperasi ( Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang)
No.Tlp/E-mail:
No Pertanyaan
1 Ada berapa jumlah Koperasi Pertanian di Kabupaten Pandeglang yang berbadan
hukum?
Koperasi Pertanian yang ada di Pandeglang memang setiap tahunnya mengalami
penurunan dari data yang kita punya untuk tahun 2015 Koperasi Pertanian
berjumlah 47 itupun belum ada laporan lagi ke kami, kalau kami belum menerima
laporan koperasi tersebut belum melakukan RAT biasanya kalau Koperasi mau
melakukan RAT kami diundang dan menyerahkan laporan hasil RAT nya juga untuk
kami nilai misalnya penilaian, dari jumlah itu seluruhnya belum melakukan RAT
semoga akhir tahun nanti banyak Koperasi yang melakukan RAT, ada kemungkinan
juga untuk tahun 2016 Koperasi Pertanian bisa berkurang lagi.
2 Apakah Koperasi Pertanian yang memiliki badan hukum berkembang dari segi
Aset?
Koperasi yang banyak hidup di Kabupaten Pandeglang adalah Koperasi Pegawai
negri dan Koperasi masyarakatnya yaitu Koperasi Wanita untuk Koperasi Pertanian
masih banyak yang tidak aktif, meskipun masih ada yang aktif misalnya Koperasi
Pertanian Sinar Desa, Koperasi Sumber Tunas Jaya dan Koperasi Serba Usaha Bina
Lingkungan, Koperasi Pertanian yang ada masih belum dapat berkembang dari
segi aset yang dimiliki, kemudian dari perkembangan Usahanya serta
kelembagaannya . Koperasi sinar desa baru berjalan satu tahun yang kedupa kopeasi
tunas jaya juga belum melakukan rat juga jadi kita belum melakukan rat jadi kita
tidak bisa menyimpulkan koperasi itu berkualitas atau tidak berkualitas sehat atau
tidak sehat kalau secara kelembagaan dia resmi karena dinas mengeluarkan badan
hukumnya.
3 Ada berapa Koperasi Pertanian yang diberikan izin Operasional setiap
tahunnya?
Untuk tahun ini kurang lebih keseluruhan ada 24 koperasi itupun bukan koperasi
pertanian, banyaknyasih koperasi masyarakat yang mengajukan izin misalnya
koperasi wanita.
4 Ada berapa Koperasi Pertanian yang telah melakukan Rapat Anggota Tahunan?
Karena koperasi pertanian banyak yang tidak aktif, belum ada yang melakukan RAT,
misalnya Koperasi Sinar Desa, Koperasi Sumber Tunas Jaya dan juga Koperasi
Serba Usaha Bina Lingkungan juga belum melakukan RAT.
5 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM sudah memfasilitasi terbentuknya jaringan
usaha bagi Koperasi Pertanian?
Kita belum sampai kesitu paling yang kita lakukan hanya pembinaan misalnya ada
koperasi belum bisa menyusun laporan pertanggung jawaban mereka bisa minta
bantuan kekita.
6 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam penerbitan Perizinan Koperasi?
Penerbitan izin operasional paling cepat satu bulan dan paling lambat 3 bulan
tergantung si pemohon menyelesaikan persyaratannya kepada kita.
7 Peneliti : Berapa lama koperasi harus sudah berjalan sebagai syarat mengajukan
pinjaman?
Koperasi tersebut minimal harus berjalan 3 tahun dan itupun harus selalu melakukan
RAT kemudian kita bisa menilai dari hasil RAT tersebut apakah koperasi ini sehat
dari segi organisasinya dan usahanya kemudian barulah kita memberikan
rekomendasi untuk syarat mengajukan dana pinjaman.
8 Langkah apa yang akan diambil ketika ada Koperasi Pertanian tidak sesuai
dengan cara berkoperasi baik dan benar ?
Ada koperasi yang resmi tapi tidak melakukan rat, dinas tempuh melakukan
himbauan dulu biasanya akhir tahun.
TTD
(………………………….)
MEMBER CHECK
Kode Informant I1-2
Nama : H. Khaerudin, SE
Jabatan : Kepala Seksi Kelembagaan Koperasi ( Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang)
No.Tlp/E-mail:
No Pertanyaan
1 Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, dapat menumbuh kembangkan swadaya koperasi pertanian
di Kabupaten Pandeglang?
Perda in belum spesifik artinya memajukan satu sektor di bidang pertanian itu
sementara hanya mengacu jenis pelayanan dan Pembinaan misalkan, pendirian
koperasi, penilaian kesehatan, pemeringkatan, pengalokasian dana dan pembinaan
koepasi secara umum. belom spesifik bisa meningkatan kemajuan Koperasi
Pertanian belom spesifik kearah itu.
2 Apakah dengan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan
UKM, Koperasi Pertanian sudah menjadi pusat pelayanan perekonomian yang
memiliki daya saing?
Kalau untuk mencapai pusat pelayanan perekonomian yang memiliki daya saing sih
sepertinya belum sampai kesitu, Koperasi yang ada baru bisa melayani masyarakat
agar terhindar dari rentenir jika membutuhkan dana pinjaman, kemudian untuk
memenuhi kebutuhan anggota koperasi misalnya untuk mengelola pertanian, ada
mesin, modal untuk beli pupuk, dan lain-lain . kemudian yang paling penting menurut
saya koperasi yang ada dimasyarakat sebagai lembaga keuangan masyarakat,
dikelola masyarakat supaya masyarakat bisa menabung, kita ada gerakannya yaitu
gerakan GEMA SERI ( Gerakan Menabung Seribu Sehari).
3 Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, jumlah keanggotaan Koperasi Pertanian meningkat?
Tidak ada kaitannya meningkat atau tidaknya koperasi atau sehat tidak nya koperasi
tergantung pembinaan dari dinas kepada koperasi itu sendiri, yang kedua juga
tergantung pengurus apakah professional dia mengelola menegement perkoperasian
tetapi bukan hanya pengurus saja bagaimana keaktifan anggota samasama
memahami hak dan kewajiban.
4 Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, Koperasi Pertanian dapat memberikan sumbangsih bagi
pendapatan daerah?
Ini sedang kita mau hidupkan lagi biasanya dalam Anggaran dasar semua koperasi
itu ada mencadangkan 2,5% untuk dana pembangunan daerah kerja, 2.5% untuk
dana sosial, dengan perda 06 thn 2003 tadi dari 2.5% misalkan SHU Koperasi 100
juta dana pembangunan daerah kerjakan berarti 2,5 juta ¼ nya alias kurang lebih
Rp, 6.25000 disetor ke kas daerah kita yang mungut itu ditiadakan itu yang kita
sedang usahakan kembali tapi kita lihat dasar dasar hukum dulu peraturan mentri
yang baru kita kaji kembali supaya peran serta koperasi dalam pembangunan daerah
kerja dalam arti sumbangsi ke PAD agar bisa diaktifkan kembali ini baru wacana
tadinya ada sekarang kita tidak pungut, jadi ada permen bahwa dinas koperasi
bukan dinas penghasil jadi tidak di target PAD.
5 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memiliki SDM mumpuni dalam
mengimplementasikan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM?
Sumberdaya Manusia aparatur yang kami miliki masih terbatas dalam pengetahuan
tentang perkoperasian dan manajemen kewirausahaan.
6 Dengan luas wilayah Kabupaten Pandeglang apakah jumlah sumberdaya
manusia yang dimiliki Dinas Koperasi dan UMKM telah memadai?
Belum kita masih banyak keterbatasan baik personil ataupun sarana transportasi kita
dengan luas wilayah sekian ribu hektar dengan jumlah koperasi yang sekitar 529
yang tersebar diwilayah pandeglang dengan tenaga yang ada di bidang koperasi ini
sangat jauh dari mencukupi baik tenaga SDM nya ataupun saranan transportasinya.
7 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan perkuatan permodalan koperasi?
Sementara ini ia tapi masih jauh dari pada mencukupi, untuk sekarang dengan
adanya permendagri No 14 Tahun 2016 bahwa Koperasi tidak bisa lagi atau tidak
boleh lagi menerima hibah karena Koperasi dalam Peremendagri itu bukan badan
usaha yang Nirlaba badan usaha yang tidak mengutamakan keuntungan sementara
koperasi kan memperoleh keuntungan untuk mensejahterakan , contoh yang nirlaba
yayasan, yayasan panti jompo itu yang dapat bantuan koperasi tidak , yang ada
paling hadiah atas dasar prestasinya, atas kerja penilaian jadi sebelum ada permen
itu ada bantuan tetapi masih jauh dari pada ideal bantuan berupa paling ATK,
Laptop paling satu tahun hanya 3 atau 4 koperasi, yang keduanya kita
mengusahakan kekementrian misalnya ada bantuan untuk koperasi pertanian paling
bantuannya berupa traktor 1 unit atau 2 unit paling satu tahun turun paling 2 atau 3
unit.
8 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan selain permodalan kepada Koperasi Pertanian?
Kalo bantun permodalan dalam bentuk dana kami tidak, paling kami hanya bisa
memberikan bantuan berupa ATK, Laptop paling satu tahun hanya 3 atau 4 koperasi
9 Teknis pengawasan koperasi seperti apa yang sudah dilakukan Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Pandeglang?
Secara rutinitas yang sifatnya tahunan pada saat koperasi melaksanakan RAT
dimana seluruh anggota kumppul mendengarkan dalam bentuk laporan keuangan,
rencana kerja dan rencana pendapatan dan belanja bikin neraca berikut
penjelasan,yang kedua kemudian PHU (Penghitungan Hasil Usaha) deengan
harapan anggota tahu berapasih hasil kotornya berapasih beban biayanya berapasih
keuntungan bersih , dan yang ketiga rencana kerja satu tahun kedepan dibuat supaya
menjadi pijakan kita untuk melaksanakan perkoperasian untuk satu tahun kedepan
untuk massalah ekspansi usahakah , penguatan usahakah atau sebagainya, yang
terakhir rencana anggaran, pendapatan dan belanja rencana pendapatan dari
sektor jasa berapa, dari sekor lain berapa, langkah-langkah efisiensi belanja.
10 Dengan jumlah koperasi yang banyak dan wilayah yang cukup luas apakah
SDM dan Sumberdaya lain sudah cukup untuk menjalankan pembinaan
koperasi?
Belum cukup, idaealnya Satu bidang 3 seksi satu seksi memiliki tenaga 4 atau 5 tapi
ini juga Dinas Provinsi telah membantu dengan mengangkat tenaga PPKL ( Petugas
Penyuluh Koperasi Lapangan) yang dia digajih dengan APBD 1 yang ditugaskan di
kabupaten pandeglang, kalo tidak salah kabupaten pandeglang mendapatan 14
personil jadi dia petugas lapangan untuk membantu pembinaan, management,
tatacara pembuatan laporan, sebagai petugas pendamping koperasi –koperasi yang
ada di pandeglang, UMKM nya juga ada TPUMKM ( Tenaga Pendamping Usaha
Mikro Kecil) itu adalah pengadaan dari provinsi dan pengadaan dari kementrian
pusat.
11 Berapa kali satu tahun Dinas Koperasi dan UMKM mengadakan pelatihan bagi
para implementor?
Satu tahun Anggaran sekali Cuma bisa beberapa angkatan tergantung situasi dan
kondisi keuangan daerah bisa dua angkatan tiga angkatan.
12 Bentuk koordinasi seperti apa yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan
UMKM dengan lembaga lain atau stack holder?
Kita kordinasi dengan stake holder yang terlibat khususnya yang ada di Kabupaten
Pandeglang, misalnya dengan Dekopinda mengenai Pembinaan Koperaasi-koperasi
yang ada di Pandeglang.
13 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM melakukan sosialisasi mengenai Perda
Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM ?
Inikan Perda udah lama banget yah mungkin dulu sosialisasinya sudah dilakukan,
paling dengan kita memberikan pelayanan sekaligus sosialisasi juga, tetapi kadang
kita melakukan sosialisasi juga mengenai pentingnya berkoperasi dalam acara
musyawarah rencana pembaangunan ( MUSRENBANG). Secara tidak langsung
untuk mengajarkan masyarakat agar menabung dan Koperasi menjadi lembaga
keuangan yang ada di masyarakat.
14 Apakah setelah sosialisasi dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM
perkembangan koperasi semakin meningkat?
Keinginan Masyarakat berkoperasi masih ada tetapi masih belum memahami hak
dan kewajibannya sebagai anggota koperasi sehingga baru sebentar dibentuk
koperasi tidak lama sudah tidak berjalan lagi, dengan Gema Seri ( GERAKAN
MENABUNG SERIBU SEHARI) sehari seribu sebulan sudah 30rbu masuk simpanan
wajib daripada tidak punya simpanan di bank 30 ribu sebulan tapi kalo anggotanya
ada 50 udah 1,5 jt terkumpul terkumpul maka akan lebih banyak.
15 Apakah adanya kemajuan ekonomi masyarakat sesudah dan sebelum adanya
Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Ada kemajuan dalam ekonomi masyarakat dalam arti yang sangat luas, koperasi
bisa mensejahterakan bukan menyugihkan ( menjadi kaya ), apabila koperasi bisa
memberikan pelayanan yang menguntungkan butuh duit 1juta misalnya untuk anak
dari sd mau ke smp kalo lagi gak punya kan gak punya kalo pinjem ke yang lain kalo
ada pinjam ke rentenir mahal, pinjam kekoperaasi cepat, mudah dan murah itu
artinya mensejahterakan.
16 Dengan lahan pertanian yang luas dan mayoritas masyarakat pandeglang
bertani, apa dampak dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan UKM?
Sebetulnya masyarkaat dengan mudah kalau memilki keinginan untuk berkoperasi
kita akan bantu dan kita akan bina dan sangat mendukung, tetapi kembali lagi
berjalannya koperasi tidak selalu bertumpu kepada kita jika koperasi tidak ada
kemauan tidak ada motivasi ya berat koperasi majunya jadi yang jelas harus sinergi
antara Dinas dan Koperasi harus sama-sama saling mengerti saling melaksanakan
aturan –aturan yang ada .
17 Bagaimana dukungan Masyarakat terhadap adanya Perda Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Kita gencar kampanyekan gerakan yang disebut Gema Seri ( GERAKAN
MENABUNG SERIBU SEHARI), dengan menabung seribu sehari diharapkan
masyarakat memiliki tabungan untuk keperluannya daripada meminjam uang kepada
rentenir dengan bunga mahal kalau melalui koperasi pelayanan cepat, mudah dan
murah, diharapkan koperasi menjadi pelayanan ekonomi yang mensejahterakan bagi
masyarakat.
18 Apakah pada saat pendirian dan pembinaan koperasi dipengaruhi kepentingan –
kepentingan politik untuk mendukung calon pejabat tertentu?
Saya rasa tidak ada dan saya tidak mau tau kalo koperasi itu ya koperasi tidak mau
mencampur adukan dengan politik.
19 Apakah Pada saat menjelang Pemilu banyak bantuan yang diterima oleh
koperasi?
Bantuan yang melalui Dinas tidak ada kalo diluar itu Saya tidak tahu itu.
TTD
H. Khaerudin, SENIP. 196306171985031014
MEMBER CHECK
Kode Informant I1-3
Nama : Eni Mulyani
Jabatan : Staf Bidang Pemberdayaan Koperasi ( Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang)
No.Tlp/E-mail:
No Pertanyaan
1 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM secara berkala melakukan pelatihan untuk
mengasah kemampuan SDM dalam mengimplementasikan Perda Nomor 06
Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Kita setiap tahun Anggaran selalu mengadakan BIMTEK tentang pengelolaan
menagemen perkoperasian baik itu administrasi umum maupun administrasi
keuangan dan juga pendidikan perkoperasian, tentang pengertian koperasi, hak dan
kewajiban pengurus, hak dan kewajiban anggota dan lain sebagainya.
2 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan perkuatan permodalan koperasi?
Untuk permodalan Koperasi tidak ada, Dinas Koperasi dan UMKM hanya
mengelurakan rekomendasi saja dan kalau misalnya ada bantuan dari provinsi atau
kementrian kita yang usahakan bantuan itu untuk koperasi yang ada dipandeglang,
kebanyakan sih koperasi wanita yang dapat bantuan karena banyak koperasi wanita
yang aktif juga, kalau koperasi pertanian bantuan yang diberikan paling alat- alat
pertanian saja, biasanya tidak ada bantuan berupa Uang.
3 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memberikan Pelatihan secara periodik
kepada anggota koperasi Pertanian agar mengetehui cara berkoperasi yang baik
dan benar?
Kalau untuk koperasi pertanian sangat jarang karena banyak koperasi pertanian
yang tidak aktif, paling untuk saat ini hanya koperasi penerima fasilitas bantuan
misalnya mesin jahit untuk koperasi wanita misalnya satu koperasi yang diundang 3
sampai 5 orang ada ketua sekertaris bendahara pengawas satu pengawas dua yang
kita undang yang kompeten didalam keanggotan .
4 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan selain permodalan kepada Koperasi Pertanian?
Ada, biasanya koperasi wanita yang telah kami berikan pelatihan misalnya pelatihan
untuk menjahit dan sekaligus kami memberikan mesin jahitnya dan ada juga kami
berikan 2 pertamini kepada Koperasi Serbausaha Bina Lingkungan untuk
penambahan modal usahanya.
5 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mengajukan dana pinjaman
koperasi?
Tergantung koperasinya untuk memenuhi persyaratan – persyaratan untung
mengajukan permodalan, karena mengajukan permodalan harus memnuhi
persyaratan misalnya harus ada SISP ( Surat ijin simpan Pinjam) , NIK (Nomor
Induk Koperasi), Penilaian Peringkatan Kesehatan Koperasi setelah diverifikasi
Kemudian Laporan permohonan proposal disetujui oleh Kepala Dinas dan keluarlah
surat rekomendasi sebagai syarat pinjaman perodalan kelembaga lain misalnya
LPDB ( lembaga Penjamin Dana Bergulir), Jamkrida ( Jaminan Kredit Daerah ) dan
KUR ( Kredit Usaha Rakyat).
6 Sejauh mana pemahaman implementor mengenai Perda Nomor 06 Tahun 2003
Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM? (20)
Diera otonomi Daerah ini mutasi pegawai itu biasa terjadi butuh waktu untuk
pegawai yang baru untuk memahami tentang perkoperasian tapi mereka dituntut
untuk bisa dan kitapun setiap tahunnya mengadakan pelatihan untuk terus belajar
menambah pengetahuan tentang perkoperasian sehingga ketika masyarakat butuh
pembinaan atau program kita membina koperasi-koperasi masyarakat tidak ada
kesulitan dan masyarakat mudah memahami apa yang kita sampaikan.
7 Dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan
UKM, apa saja yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM untuk
Pengembangan Koperasi Pertanian?
Sedang kita kembangkan koperasi masyarakat yang anggotanya mayoritas petani
dengan berkoperasi secara tidak langsung kita melatih masyarakat untuk gemar
menabung sebelum kita bentuk badan koperasi biasanya kita bentuk kelompok-
kelompok yang disebut prakoperasi yang gerakannya disebut Gerakan Menabung
Seribu Sehari ( GEMA SERI) yang tujuannya untuk mempermudah kebutuhan-
kebutuhan petani misalya peralatan pertanian, bibit, pupuk dan lain-lain.
8 Langkah apa yang akan diambil ketika ada Koperasi Pertanian tidak sesuai
dengan cara berkoperasi baik dan benar ?
Kita akan membubarkan koperasi yang tidak melakukan rat kurang dari dua tahun
tapi tergantung ternyata pengurus masih ingin berdiri tidak ingin dibubarkan tapi
harus ada komunikasi antara dinas dan pengurus koperasi yang tidak mau
dibubarkan , kita sudah membubarkan koperasi sampai 800 koperasi yang memang
tidak aktif dari tahun 2008.
9 Untuk mengimplementasikan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, apakah Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan
lembaga lain yang ada di Provinsi Banten?
Ya lembaga keuangan tentang penguatan permodalan misalkan dengan BANK yang
ditunjuk oleh pemerintah untuk program dana bantuan bagi masyarakat misalnya
KUR, jadi jika koperasi ingin memiinjam modal kepada BANK harus melalui kita
dulu.
10 Peneliti : Berapa lama koperasi harus sudah berjalan sebagai syarat mengajukan
pinjaman?
Koperasi tersebut minimal harus berjalan 3 tahun dan itupun harus selalu melakukan
RAT kemudian kita bisa menilai dari hasil RAT tersebut apakah koperasi ini sehat
dari segi organisasinya dan usahanya kemudian barulah kita memberikan
rekomendasi untuk syarat mengajukan dana pinjaman.
11 Langkah apa yang akan diambil ketika ada Koperasi Pertanian tidak sesuai
dengan cara berkoperasi baik dan benar ?
Ada koperasi yang resmi tapi tidak melakukan rat, dinas tempuh melakukan
himbauan dulu biasanya akhir tahun.
TTD
(………………………….)
MEMBER CHECK
Kode Informant I1-3
Nama :
Jabatan : Staf Bidang Pemberdayaan Koperasi ( Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pandeglang)
No.Tlp/E-mail:
No Pertanyaan
1 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM secara berkala melakukan pelatihan untuk
mengasah kemampuan SDM dalam mengimplementasikan Perda Nomor 06
Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Kita setiap tahun Anggaran selalu mengadakan BIMTEK tentang pengelolaan
menagemen perkoperasian baik itu administrasi umum maupun administrasi
keuangan dan juga pendidikan perkoperasian, tentang pengertian koperasi, hak dan
kewajiban pengurus, hak dan kewajiban anggota dan lain sebagainya.
2 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan perkuatan permodalan koperasi?
Untuk permodalan Koperasi tidak ada, Dinas Koperasi dan UMKM hanya
mengelurakan rekomendasi saja dan kalau misalnya ada bantuan dari provinsi atau
kementrian kita yang usahakan bantuan itu untuk koperasi yang ada dipandeglang,
kebanyakan sih koperasi wanita yang dapat bantuan karena banyak koperasi wanita
yang aktif juga, kalau koperasi pertanian bantuan yang diberikan paling alat- alat
pertanian saja, biasanya tidak ada bantuan berupa Uang.
3 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memberikan Pelatihan secara periodik
kepada anggota koperasi Pertanian agar mengetehui cara berkoperasi yang baik
dan benar?
Kalau untuk koperasi pertanian sangat jarang karena banyak koperasi pertanian
yang tidak aktif, paling untuk saat ini hanya koperasi penerima fasilitas bantuan
misalnya mesin jahit untuk koperasi wanita misalnya satu koperasi yang diundang 3
sampai 5 orang ada ketua sekertaris bendahara pengawas satu pengawas dua yang
kita undang yang kompeten didalam keanggotan .
4 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan selain permodalan kepada Koperasi Pertanian?
Ada, biasanya koperasi wanita yang telah kami berikan pelatihan misalnya pelatihan
untuk menjahit dan sekaligus kami memberikan mesin jahitnya dan ada juga kami
berikan 2 pertamini kepada Koperasi Serbausaha Bina Lingkungan untuk
penambahan modal usahanya.
5 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mengajukan dana pinjaman
koperasi?
Tergantung koperasinya untuk memenuhi persyaratan – persyaratan untung
mengajukan permodalan, karena mengajukan permodalan harus memnuhi
persyaratan misalnya harus ada SISP ( Surat ijin simpan Pinjam) , NIK (Nomor
Induk Koperasi), Penilaian Peringkatan Kesehatan Koperasi setelah diverifikasi
Kemudian Laporan permohonan proposal disetujui oleh Kepala Dinas dan keluarlah
surat rekomendasi sebagai syarat pinjaman perodalan kelembaga lain misalnya
LPDB ( lembaga Penjamin Dana Bergulir), Jamkrida ( Jaminan Kredit Daerah ) dan
KUR ( Kredit Usaha Rakyat).
6 Sejauh mana pemahaman implementor mengenai Perda Nomor 06 Tahun 2003
Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM? (20)
Diera otonomi Daerah ini mutasi pegawai itu biasa terjadi butuh waktu untuk
pegawai yang baru untuk memahami tentang perkoperasian tapi mereka dituntut
untuk bisa dan kitapun setiap tahunnya mengadakan pelatihan untuk terus belajar
menambah pengetahuan tentang perkoperasian sehingga ketika masyarakat butuh
pembinaan atau program kita membina koperasi-koperasi masyarakat tidak ada
kesulitan dan masyarakat mudah memahami apa yang kita sampaikan.
7 Dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan
UKM, apa saja yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM untuk
Pengembangan Koperasi Pertanian?
Sedang kita kembangkan koperasi masyarakat yang anggotanya mayoritas petani
dengan berkoperasi secara tidak langsung kita melatih masyarakat untuk gemar
menabung sebelum kita bentuk badan koperasi biasanya kita bentuk kelompok-
kelompok yang disebut prakoperasi yang gerakannya disebut Gerakan Menabung
Seribu Sehari ( GEMA SERI) yang tujuannya untuk mempermudah kebutuhan-
kebutuhan petani misalya peralatan pertanian, bibit, pupuk dan lain-lain.
8 Langkah apa yang akan diambil ketika ada Koperasi Pertanian tidak sesuai
dengan cara berkoperasi baik dan benar ?
Kita akan membubarkan koperasi yang tidak melakukan rat kurang dari dua tahun
tapi tergantung ternyata pengurus masih ingin berdiri tidak ingin dibubarkan tapi
harus ada komunikasi antara dinas dan pengurus koperasi yang tidak mau
dibubarkan , kita sudah membubarkan koperasi sampai 800 koperasi yang memang
tidak aktif dari tahun 2008.
9 Untuk mengimplementasikan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, apakah Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan
lembaga lain yang ada di Provinsi Banten?
Ya lembaga keuangan tentang penguatan permodalan misalkan dengan BANK yang
ditunjuk oleh pemerintah untuk program dana bantuan bagi masyarakat misalnya
KUR, jadi jika koperasi ingin memiinjam modal kepada BANK harus melalui kita
dulu.
10 Peneliti : Berapa lama koperasi harus sudah berjalan sebagai syarat mengajukan
pinjaman?
Koperasi tersebut minimal harus berjalan 3 tahun dan itupun harus selalu melakukan
RAT kemudian kita bisa menilai dari hasil RAT tersebut apakah koperasi ini sehat
dari segi organisasinya dan usahanya kemudian barulah kita memberikan
rekomendasi untuk syarat mengajukan dana pinjaman.
11 Langkah apa yang akan diambil ketika ada Koperasi Pertanian tidak sesuai
dengan cara berkoperasi baik dan benar ?
Ada koperasi yang resmi tapi tidak melakukan rat, dinas tempuh melakukan
himbauan dulu biasanya akhir tahun.
TTD
(………………………….)
MEMBER CHECK
Kode Informant I3-1
Nama : Ade Jein Saipudin
Jabatan : Ketua Koperasi Sinar Desa
No.Tlp/E-mail: 0822 9871 8970
No Pertanyaan
1 Apakah Koperasi Pertanian yang memiliki badan hukum berkembang dari segi
Aset?
Allhamdulillah meningkat walaupun tidak banyak, setelah kami RAT kedepan
isnyaallah akan menambah anggota kami akan merekrut pedagang bakulan, kami
mau himpun itupun termasuk aset ia kan.
2 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM sudah memfasilitasi terbentuknya jaringan
usaha bagi Koperasi Pertanian?
Untuk jaringan usaha belum ada paling dari Dinas hanya pelatihan perkoperasian
kemudian dari Dinas pertanian bagaimana cara menanam dengan baik agar
mendapatkan hasil maksimal. Untuk penjualan Tergantung harga pasar misalnya
dipasar Labuan harganya bagus kami jual dipasar Labuan atau dipasar pandeglang
tergantung harga pasar, dan kadang konsumen juga datang sendiri kesini yang pasti
harus diluar tengkulak.
3 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan perkuatan permodalan koperasi?
Kalau permodalan tidak ada tetapi ada pembekalan pelatihan berkoperasi, misalnya
pelatihan untuk menyusunan RAT kemudian bagaimana cara organisasi koperasi
berjalan dengan baik sesuai dengan hak dan kewajibannya.
4 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memberikan Pelatihan secara periodik
kepada anggota koperasi Pertanian agar mengetahui cara berkoperasi yang baik
dan benar?
Kalau pembinaan secara priodik belum ada tapi waktu pendirian koperasi ini kita
ada pembinaan tentang perkoperasian paling hanya itu dan belum ada lagi pelatihan
yang lainnya.
5 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan selain permodalan kepada Koperasi Pertanian?
Bantuan permodalan dan selain permodalan belum ada hanya pelatihan
perkoperasian saja.
6 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam penerbitan Perizinan Koperasi?
Waktu itu koperasi kami harus berjalan dulu kurang lebih 6 bulan Untuk penerbitan
izin kurang lebih 1 bulanan Dinas sangat membantu Koperasi kami untuk legal
secara hukum.
7 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mengajukan dana pinjaman
koperasi?
Karena koperasi kami baru akan berjalan 2 tahun belum bisa untuk mengajukan
dana bantuan.
8 Berapa lama koperasi harus sudah berjalan sebagai syarat mengajukan
pinjaman?
Koperasi berjalan 3 tahun baru bisa mengajukan dana bantuan, padahal kenapa
mesti 3 tahun harusnya koperasi berjalan 1 atau 2 tahun saja kalo koperasinya
berjalan melakukan RAT dan Dinas mengetahui kenapa tidak mendapat rekomendasi
untuk pengajuan modal.
9 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM melakukan sosialisasi mengenai Perda
Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM ?
Sosialisasi dari Dinas belum ada tapi kami berinisiatif membentuk Koperasi dengan
alasan masyarakat disini sangat tergantung dengan tengkulak keperluan pertanian,
dari permodalan bibit hingga harga jual di kuasai oleh tengkulak dan juga kami
membentuk Kopersi untuk menghindari masyarakat terjerat dari Rentenir.
10 Apakah adanya kemajuan ekonomi masyarakat sesudah dan sebelum adanya
Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Kamis sebagai masyarakat dengan adanya Koperasi dilatih untuk mandiri dan
menabung, yang tadinya masyarakat mengandalkan rentenir dan tengkulak sekarang
sebagian besar anggota kami sudah terbebas dari masalah itu, dan allhamdulillah
dengan belajar mandiri pendapatan para petani meningkat.
11 Dengan lahan pertanian yang luas dan mayoritas masyarakat pandeglang
bertani, apa dampak dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan UKM?
Adanya peraturan tentang Koperasi ini kita jadi mudah mendirikan Koperasi dan
dukungan pemerintah juga sangat bagus, ketika kami mendirikan koperasi dibina
dan tidak dipersulit oleh pemrintah daerah.
12 Bagaimana dukungan Masyarakat terhadap adanya Perda Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Awalnya masyarakat sulit diajak bekerjasama untuk membentuk Koperasi sedikit
demi sedikit kami membujuk membuat masyarakat sadar kita membutuhkan koperasi
untuk bersama-sama gotong royong memajukan ekonomi masyarkat.
13 Apakah pada saat pendirian dan pembinaan koperasi dipengaruhi kepentingan –
kepentingan politik untuk mendukung calon pejabat tertentu?
Tidak ada, pendirian Koperasi murini dari inisiatif masyarakat.
14 Apakah Pada saat menjelang Pemilu banyak bantuan yang diterima oleh
koperasi?
Belum ada bantuan yang datang dari pihak-pihak yang berhubungan dari Pemilu.
TTD
(……………………………)
MEMBER CHECK
Kode Informant I3-2
Nama : H. Efendi Hidayat
Jabatan : Ketua Koperasi Sumber Tunas Jaya
No.Tlp/E-mail:
No Pertanyaan
1 Apakah Koperasi Pertanian yang memiliki badan hukum berkembang dari segi
Aset?
Kami usahakan selalu ada peningkatan misalnya dari segi usahanya tahun ini
koperasi bisa menampung hasil dari pertanian tersebut bisa disimpan di gudang kita
untuk panen tahun ini bisa menampung hampir 300 ton itu hanya daerah teluk lada
kecamatan sobang saja, mungkin kedepan sampai ribuan ton.
2 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM sudah memfasilitasi terbentuknya jaringan
usaha bagi Koperasi Pertanian?
Kalo untuk penjualan kami cari sendiri, untuk tahun ini saja kami menjual 150 Ton
Padi dijual ke daerah karawang.
3 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan perkuatan permodalan koperasi?
Bantuan Permodalan belum ada Makannya saya mengharapkan waktu rapat di
provinsi untuk memohon dari pemerintah untuk bantuan penguatan modal tujuannya
penguatan modal itu nanti saya akan kekelompok petani atau anggota koperasi
memberikan modal untuk membeli pupuk, modal pengelolaan dan ketika panen
menjualnya kepada koperasi dengan harga setandar pemerintah.
4 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memberikan Pelatihan secara periodik
kepada anggota koperasi Pertanian agar mengetahui cara berkoperasi yang baik
dan benar?
Pernah ada pembinaan dari Dinas Koperasi dan UMKM tentang perkoperasian pada
saat didirikannya koperasi tapi sejauh ini belum ada lagi.
5 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan selain permodalan kepada Koperasi Pertanian?
Permodalan belum ada, tapi ada bantuan seperti cctv untuk keamanan gudang,
Komputer, dan sekarang ini baru mengajukan penggilingan padi.
6 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam penerbitan Perizinan Koperasi?
kurang lebih 2 bulanan izin itu keluar, karena Pemerintah membangun gudang
kalau kita tidak mau menggunakan gudang itu pasti gudang itu tidak berjalan,
makannya saya dengan Dinas berinisiatif mengajukan koperasi untuk pengelola
gudang tersebut jadi penanggung jawab sepenuhnya.
7 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mengajukan dana pinjaman
koperasi?
Kami berkali-kali mengajukan bantuan tetapi bukan berbentuk uang kita ingin
dibantu oleh pemerintah kita ingin punya mesin penggilingan padi, sehingga
Koperasi kami bukan hanya Koperasi yang bisa menyimpan gabah tetapi bisa
memproduksi beras dan itu akan lebih menguntungkan.
8 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM melakukan sosialisasi mengenai Perda
Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM ?
Tidak ada sosialisasi dari Dinas Koperasi karena awalnya saya mendirikan Koperasi
dari keprihatinan Saya melihat kondisi masyarakat yang sangat dirugikan oleh para
tengkulak, dari situ saya inisiatif mengajak masyarakat untuk membuat Koperasi
Pertanian yang diharapkan mengurangi peran tengkulak dalam perekonomian
masyarakat yang merugikan, kebetulan daerah kami sudah memiliki Gudang
penyimpanan padi yang difasilitasi oleh pemerintah setidaknya kami punya harga
tawar saat akan menjual hasil panen tersebut, dan juga kami kedepannya ingin
mengolah padi tersebut menjadi beras agar nilai jualnya lebih tinggi .
9 Apakah adanya kemajuan ekonomi masyarakat sesudah dan sebelum adanya
Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Dengan adanya Koperasi Kami memiliki harga tawar ketikan panen raya tiba ketika
para tengkulak datang untuk membeli dengan harga rendah kami bisa menahan hasil
pertanian kami di gudang menunggu harga yang lebih tinggi atau rasional.
10 Dengan lahan pertanian yang luas dan mayoritas masyarakat pandeglang
bertani, apa dampak dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan UKM?
Dengan adanya Perda tersebut salah satu dukungan pemerintah untuk
mensejahterakan masyarakatnya melalui Koperasi dan Perda ini juga Memberikan
kami kemudahan untuk membentuk Koperasi serta dapat mengelola fasilitas yang
sudah diberikan oleh pemerintah salah satunya gudang penyimpanan beras dengan
optimal.
11 Bagaimana dukungan Masyarakat terhadap adanya Perda Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Pertama saya membentuk Koperasi masyarakat kurang peduli, tapi saya meyakinkan
mereka bahwa pemeritnah sudah menyediakan gudang untuk kita manfaatkan, dan
saya yakin dengan koperasi serta fasilitas yang ada dapat mensejahterakan
masyarakat khususnya para petani.
12 Apakah pada saat pendirian dan pembinaan koperasi dipengaruhi kepentingan –
kepentingan politik untuk mendukung calon pejabat tertentu?
Tidak ada kepentingan-kepentingan itu saya sebagai kepala desa merangkap ketua
koperasi dan masyarakat kami dengan musyawarah sepakat mendirikan Koperasi
Pertanian.
13 Apakah Pada saat menjelang Pemilu banyak bantuan yang diterima oleh
koperasi?
Tidak ada bantuan yang kami terima dari beberapa periode pemilu.
TTD
(……………………………)
MEMBER CHECK
Kode Informant I3-3
Nama : Ade Irma Suryana
Jabatan : Ketua Koperasi Serbausaha Bina Lingkungan
No.Tlp/E-mail: 0852 10455 455
No Pertanyaan
1 Apakah Koperasi Pertanian yang memiliki badan hukum berkembang dari segi
Aset?
Untuk penambahan aset belum banyak karena dari anggota yang mayoritas petani
untuk membayar iuran wajib kadang nunggak, beda dengan koperasi pegawai yang
pendapatannya pasti.
2 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM sudah memfasilitasi terbentuknya jaringan
usaha bagi Koperasi Pertanian?
Dari Dinas belum ada memfasilitasi jaringan usaha, untuk pemasaran semampunya
di bina, di bina dalam arti bagaimana supaya padi itu mahal dan memberikan
informasi bagaimana harga pasaran saat jual.
3 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan perkuatan permodalan koperasi?
Kalo berupa dana tidak ada rata rata berupa barang, untuk masalah klasiknya kami
membutuhkan permodalan dana supaya koperasi kami lebih berkembang.
4 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memberikan Pelatihan secara periodik
kepada anggota koperasi Pertanian agar mengetahui cara berkoperasi yang baik
dan benar?
Untuk pembinaan yang dilakukan secara rutin belum ada tapi waktu pertama
Koperasi didirikan diberikan pembinaan dulu dengan adanya Pra Koprasi.
5 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan selain permodalan kepada Koperasi Pertanian?
Ada bantuan dari Dinas Kopersi dan UMKM untuk penambahan aset usaha 2
Pertamini dan itu nanti kita akan sewakan kepada orang yang mau dengan kontrak 5
juta untuk pertahunnya.
6 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam penerbitan Perizinan Koperasi?
Kira-kira 2 bulanan kalo sudah memenuhi persyaratan tidak lama keluar Penerbitan
Izin Koperasi.
7 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mengajukan dana pinjaman
koperasi?
Tidak pernah lagi untuk mengajukannya sangat sulit, paling dari pihak pemerintah
yang ngerti misalnya ada dana untuk koperasi paling dari pihak Dinas memberikan
informasi kepada kita untuk mengajukan dana paling gitu.
8 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM melakukan sosialisasi mengenai Perda
Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM ?
Sejauh ini kami tidak menerima sosialisasi dari pemerintah, kami mendirikan
Koperasi atas musyawarah dengan masyarakat dalam upaya kami mengatasi
persoalan yang ada dimasyarakat misalnya mayoritas petani disini terjerat rentenir,
untuk menenam padi serta mengolahnya biasanya pinjam kerentenir dan dimodali
oleh tengkulak, pinjam kerentenir dengan bunga yang besar dan pinjam ke tengkulak
resikonya tidak punya harga tawar.
9 Apakah adanya kemajuan ekonomi masyarakat sesudah dan sebelum adanya
Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Setelah adanya Koperasi saya sebagai ketua Koperasi bisa membina anggota
koperasi misalnya ketika panen tiba saya akan memberitahukan harga jual yang
bagus dimana sehingga ketika panen raya petani tidak terlalu dirugikan, saya
berharap koperasi kami kedepannya bisa mengelola segala kebutuhan petani dari
mulai Dana yang cukup, pupuk seta jaringan penjualan.
10 Dengan lahan pertanian yang luas dan mayoritas masyarakat pandeglang
bertani, apa dampak dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan UKM?
Kami ketika mengajukan mendirikan Koperasi pemerintah sangat membantu tidak
dipersulit , kalau dampak setelah koperasi ini didirikan minimal masyarakat
sekarang tidak terjerat rentenir lagi.
11 Bagaimana dukungan Masyarakat terhadap adanya Perda Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Setelah beberapa kali melakukan musyawarah masyarakat akhirnya mendukung
untuk membuat koperasi yang diharapkan bisa membantu prekeonomian masyarakat
dengan bersama-sama.
12 Apakah pada saat pendirian dan pembinaan koperasi dipengaruhi kepentingan –
kepentingan politik untuk mendukung calon pejabat tertentu?
Kami mendirikan Koperasi atas dasar kesadaran kami yang membutuhkan
organisasi gotong royong dalam bidang ekonomi masyarakat, jadi tidak ada
kepentingan-kepentingan itu.
13 Apakah Pada saat menjelang Pemilu banyak bantuan yang diterima oleh
koperasi?
Bantuan biasanya datang dari pemerintah belum ada pihak luar apalagi dari calon-
calon dalam pemilu.
TTD
( ……………………………)
MEMBER CHECK
Kode Informant I1-4
Nama : Wendi Nurwendi, ST.
Jabatan : Kasubag Program ( Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten)
No.Tlp/E-mail :
No Pertanyaan
1 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM sudah memfasilitasi terbentuknya jaringan
usaha bagi Koperasi Pertanian?
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi belum sampai situ kami hanya memberikan
pembinaan dan bantuan saja tetapi untuk pengembangan Koperasi Pertanian di
Kabupaten Pandeglang sudah menjadi rencana kerja kita 2017-2022. Akan
membuat Koperasi Pertanian di Kabupaten Pandeglang perkomoditas, komoditas
pertanian di kab. Pandeglang ada sayuran, bawang,buah-buahan, dibentuk koperasi
dibuat wadah supaya dia bisa mengkases kepasar yang lebih luas fasilitasi aksesenya
ada dikita misalnya jawatimur membutuhkan buah-buahan atau sayuran, misalnya
atau yang membutuhkan padi beras kejawabarat nah itu bisa kita fasiilitasi untuk
jaringan usahanya.
2 Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, dapat menumbuh kembangkan swadaya koperasi pertanian
di Kabupaten Pandeglang?
Seharusnya bisa menumbuh kembangkan masyarakatnya melalui koperasi tujuan
koperasi itu kan salah satunya untuk mendukung pemerintah untuk menyerap tenaga
kerja dan untuk mengurangi kemiskinan.
3 Apakah dengan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan
UKM, Koperasi Pertanian sudah menjadi pusat pelayanan perekonomian yang
memiliki daya saing?
Sepertinya belum karena banyak Koperasi Pertanian yang tidak aktif, padahal
Koperasikan untuk membentuk usaha atau perkumpulan untuk mencapai tujuan yang
sama, niat kesananya yang kurang niatnya bukan untuk membangun koperasi dan
mengembangakan usaha tapi niatnya ada bantuan, atau program dari pemerintah
untuk koperasi baru membentuk koperasi , kalo udah tidak ada program untuk
bantuan itu udah bubar koperasinya di tagih susah sekarang banyak koperasi yang
nunggak sebenernya program dari pemerintahitu dana bergulir yang harus
dikembalikan dan banyaknya macet kreditnya, yang bertanggung jawab koperasi,
untuk membubarkannyapun susah tidak bisa dibubarkan karena ada hutang dan
upaya hukum sudah dilakukan.
4 Apakah dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, Koperasi Pertanian dapat memberikan sumbangsih bagi
pendapatan daerah?
Kalau khusus untuk Koperasi Pertanian belum sampai situ, kalau untuk Koperasi
yang lain harusnya sudah jika dilihat dari SHU nya dan dilihat dari aset omset
memang ada peningkatan walaupun sekarang kita juga sedang berbenah koperasi
yang tidak aktif di setiap kabupaten kota banyak yang dibubarkan dari tahun ketahun
memang jumlah koperasi menurun tapi dilihat dari omsetnya meningkat.
5 Apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberikan
bantuan perkuatan permodalan koperasi?
Kita tidak memberikan bantuan saja pembinaan pun tetap ada bantuan yang biasa
kita berikan misalnya bantuannya berupa peralatan produksi seperti hendtraktor
yang digunakan untuk keperluan pertanian dipinjam untuk anggotanya. Untuk tahun
ini kopersi pertanian sudah tidak diberikan bantuan lagi karena sudah menjadi
kewenangan yang dimiliki kabupaten kota ada dalam Permen nomor 14 tahun 2016
tentang bantuan hibah dan UUD No 23 tahun 2014 tentang Kewenangan Daerah,
kita juga sudah dibatasi sudah punya tugas masing masing.
6 Apakah Dinas Koperasi dan UMKM memberikan Pelatihan secara periodik
kepada anggota koperasi Pertanian agar mengetehui cara berkoperasi yang baik
dan benar?
Kami dari pihak Provinsi membantu pembinaannya atau buat bantuuannya dari
tahun ketahun biasanya ada program itu, hanya biasanya hasil dari reverensi atau
rekomendasi dari kabupaten kota ke kita.
7 Teknis pengawasan koperasi seperti apa yang sudah dilakukan Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Pandeglang?
Kita ada tim satgas yang dibentuk dari pusat anggotanya kita sama kabupaten kota
yang sudah mempunyai kamampuan untuk mengawasi, semua koperasi di awasi
Cara pengawasannya turun kelapangan langsung.
8 Dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan
UKM, apa saja yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM untuk
Pengembangan Koperasi Pertanian?
Untuk mengembangkan koperasi yang wilayahnya didominasi pertanian, dari tahun
ketahun biasanya ada program mengembangkan Koperasi Pertanian misalnya
program pelatihan menegemennya, usahanya dan bantuan alat untuk keperluan
pertanian yang digunakan oleh anggota Koperasi Pertanian. Untuk pengembangan
Koperasi Pertanian di diwilayah yang didominasi pertanian misalnya Pandeglang
sudah menjadi rencana kerja kita tahun 2017-2022.
9 Untuk mengimplementasikan Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan
Koperasi dan UKM, apakah Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan
lembaga lain yang ada di Provinsi Banten?
Kita bekerjasama dengan PKBL ( Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) terkait
bantuan permodalan itu biasanya dari BUMD,BUMN, Pembinaan dari luar KKMB (
Konsultan Keuangan Mitra Bank) terkait bantuan administrasi dan pembukuan dan
Forum UKM.
10 Bentuk koordinasi seperti apa yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan
UMKM dengan lembaga lain atau stack holder?
Kabupaten kota biasanya kita mendapatkan usulan usulan dari kabupaten kota
untuk melakukan pembinaan dari menegementnya dan lain-lain, ada rapat kordinasi
terbatas, ada rapat kordinasi teknisnya bagaimana teknis pembinaan koperasi ada
maslaah apa saja, apa yang harus dikembangkan, progress progresnya bagaimana.
11 Dengan lahan pertanian yang luas dan mayoritas masyarakat pandeglang
bertani, apa dampak dengan adanya Perda Nomor 06 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan Koperasi dan UKM?
Seharusnya Koperasi Pertanian dapat berkembang di Kabupaten Pandeglang, saya
sudah kordinasi dengan dinas pertanian untuk mengembangkan koperasi pertanian
di Kabupaten Pandeglang perkomoditas, komoditas pertanian di Kabupaten
Pandeglang ada sayuran, bawang,buah-buahan, itu bentuk keolompok taninya
kemudian dibentuk Koperasinya dibuat wadah supaya dia bisa mengkases kepasar
yang lebih luas fasilitasi aksesenya ada dikita misalnya jawatimur membutuhkan
buah-buahan atau sayuran, misalnya atau yang membutuhkan padi beras
kejawabarat nah itu bisa kita fasiilitasi, untuk niatan kesitu sudah menjadi rencana
kerja kita 2017-2022 itu fokus untuk kepertanian, sektor pariwisatanya dan lain-lain.
12 Bagaimana dukungan Masyarakat terhadap adanya Perda Nomor 06 Tahun
2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM?
Banyak koperasi yang bubar belum adanya kesadaran dari masyarakat untuk
mengembangkan koperasi supaya membantu perekonomian masyarakat itu sendiri,
biasanya masyarakat membangun koperasi niatnya ada bantuan, atau program dari
pemerintah untuk koperasi baru membentuk koperasi , kalo udah tidak ada program
untuk bantuan itu udah bubar.
TTD
Wendi Nurwendi, ST.
NIP. 197308102001121002