implementasi peraturan daerah kabupaten …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/skripsi eko...

160
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NO. 17 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS BUANGAN LIMBAH PT. INDAH KIAT PULP AND PAPER DI DESA TEGALMAJA KECAMATAN KRAGILAN) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh EKO SETYAWAN NIM. 061514 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2011

Upload: dinhkhanh

Post on 15-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NO. 17 TAHUN 2007

TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS BUANGAN LIMBAH PT. INDAH KIAT PULP AND PAPER DI DESA TEGALMAJA

KECAMATAN KRAGILAN) SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh EKO SETYAWAN

NIM. 061514

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2011

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

ABSTRAK

Eko Setyawan, Nim 061514, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang-Banten, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, “Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup (Studi Kasus Buangan Limbah PT. Indah Kiat Pulp and Paper Di Desa Tegalmaja Kecamatan Kragilan)”. Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Lingkungan Hidup Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang adalah sebagai pelaksana peraturan daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup. Fenomena Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup ditinjau dari aspek kepatuhan merupakan permasalahan yang penting mengingat peraturan daerah ini dibuat dalam rangka memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Ketertarikan guna meneliti Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang adalah ketidakpatuhan perusahan dalam melakukan pengolahan linbah yang dihasilkan dalam penelitian ini dikhususkan pada PT. Indah Kiat yang diduga limbah buangannya mencemari lingkungan di sekitarnya khususnya Desa Tegalmaja. Tujuan penelitian ini untuk mengklarifikasi, menguraikan, menggambarkan serta menganalisis suatu fenomena implementasi kebijakan publik yang berkembang dalam masyarakat dengan cara mendiskripsikan bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Linglungan Hidup berdasarkan aspek compliance. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Maka dalam pemilihan informan peneliti menggunakan purposive. Adapun teknih yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan masih kurangnya sosialiasasi dan pengawasan yang dilakukan oleh BPLH. Dalam penelitian ini juga peneliti menemukan Kepatuhan PT. Indah Kiat Pulp and Paper terhadap Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007. Penelitan ini membuat peneliti mengerti akan sulitnya membuat sebuah ukuran atau parameter yang dapat di terima untuk kepentingan pelaku industri dan kepentingan masyarakat. Dengan adanya peraturan daerah tentang pengendalian lingkungan hidup sangat lah baik untuk kehidupan masyarakat khususnya menjaga hak-hak masyarakat dalam rangka mendapatkan lingkungan yang layak tidak tercemar oleh limbah.

Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

ABSTRACT Eko Setyawan, Nim 061514, Sultan Ageng Tirtayasa University Serang-Banten, Faculty of Social and Political Science, Public Administration Studies Program, " The Regulation Implementation in Serang Regency No. 17 of 2007 about Controlling the Environment (Case Study of Waste Disposal in PT. Indah Kiat Pulp and Paper In Tegalmaja Village, Kragilan District)". Keyword: Policy Implementation, Environment Environmental Management Agency of Serang Regency is the regulation implementation agency in Serang Regency as mentioned in No. 17 Year 2007 about the Environment Control. The phenomenon of Serang Regency Implementation Regulation No. 17 year 2007 on Environmental Control viewed from the aspect of compliance is an important issue considering the regulation of this area was made in order to preserve natural resources and environment. The enthusiasm in researching the Regulation Implementation in Serang Regency is about the disobedient of the company to do the waste recycle which in the case is to study PT. Indah Kiat which is seem to be suspected wasting its disposal waste and contaminating the local environment, especially Tegalmaja Village. The goal of this research is to clarify, explain, describe and analyze the public policy implementation phenomenon which is developing within the society by describing the Implementation of Serang District Local Regulation No.17 years 2007 about the Environment Control using compliance aspect. The research method applied to this case is a descriptive method with a qualitative observing. So, the researcher will be going to use purposive way to choose the sources. The techniques used by the researcher to collect the data are by interview, observation and study documentation. The outcome of the research will be the display the lack of socialization and monitoring by the BPLH. In this research the researcher is also finding the subservience of PT. Indah Kiat Pulp and Paper to the Local Regulation No. 17 years 2007. This research then makes the researcher realized the difficulty of making a standard or limitation that caFn be accepted by the society for industry people and society’s interest. The existence of the local regulation about environment control is taking a good point in order to keep the society moods especially to keep their rights to make sure their inhabitants is not contaminated by dangerous waste.

Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : EKO SETYAWAN NIM : 061514 Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH

KABUPATEN SERANG NO. 17 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS BUANGAN LIMBAH PT. INDAH KIAT PULP AND PAPER DI DESA TEGALMAJA KECAMATAN KRAGILAN)

Serang, Oktober 2011

Pembimbing Skripsi I

Abdul Hamid, M.Si. NIP. 198104102006041023

Pembimbing Skripsi II

Kristian Widya Wicaksono, M.Si. NIP. 198003222005011005.

Mengetahui, Dekan FISIP UNTIRTA

Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si. NIP. 197809182005011002

Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama : EKO SETYAWAN NIM : 061514 Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH

KABUPATEN SERANG NO. 17 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS BUANGAN LIMBAH PT. INDAH KIAT PULP AND PAPER DI DESA TEGALMAJA KECAMATAN KRAGILAN)

Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 25 Oktober 2011 dan dinyatakan LULUS Serang, Oktober 2011 Ketua Penguji

Dr. Agus Sjafari, M.Si NIP 197108242005011001

…………………………

Anggota

Drs. Hasuri Waseh, SE, M.Si NIP 132 284 930

…………………………

Anggota

Abdul Hamid, M.Si NIP 198104102006041023

…………………………

Mengetahui,

Dekan FISIP UNTIRTA

Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si. NIP. 197809182005011002

Ketua Program Studi

Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., MSi. NIP. 197809182005011002

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Eko Setyawan NIM : 061514 Tempat Tanggal Lahir: Klaten, 29 Mei 1988 Program Studi : Ilmu administrasi Negara Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup (Studi Kasus Buangan Limbah PT. Indah Kiat Pulp and Paper di Desa Tegalmaja Kecamatan Kragilan) adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsure plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut. Serang, Oktober 2011 Eko Setyawan

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

never , never, never give up. . .never , never, never give up. . .never , never, never give up. . .never , never, never give up. . .

(Winston Churcil)(Winston Churcil)(Winston Churcil)(Winston Churcil)

Dad, I can make u proud. . .Dad, I can make u proud. . .Dad, I can make u proud. . .Dad, I can make u proud. . .

Tulisan kecil ini kupersembahkan kepada :Tulisan kecil ini kupersembahkan kepada :Tulisan kecil ini kupersembahkan kepada :Tulisan kecil ini kupersembahkan kepada :

Almarhum Bapak dan Almarhum Bapak dan Almarhum Bapak dan Almarhum Bapak dan

Emak serta adikEmak serta adikEmak serta adikEmak serta adik----adikku tercinta. .adikku tercinta. .adikku tercinta. .adikku tercinta. . ....

Keluarga dan Sahabat tersayang. . .Keluarga dan Sahabat tersayang. . .Keluarga dan Sahabat tersayang. . .Keluarga dan Sahabat tersayang. . .

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian. Usulan

penelitian ini merupakan salah satu syarat skripsi untuk mencapai gelar sarjana

Strata I (satu) pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa penulisan usulan penelitian ini masih banyak

kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun sebagai perbaikan dan untuk menambah wawasan dimasa datang.

Terima kasih paling terdalam untuk Ibunda dan Adik-adikku Tersayang, yang

memberi arti dalam kehidupan ini serta Alm.Ayahanda yang memotivasi menjadi

orang sukses.

Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah

memberikan pengajaran, bantuan serta dorongan dalam upaya menyelesaikan

proposal penelitian ini mengenai ” Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup” .

Untuk itu peneliti sampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2. Prof. Dr., Ahmad Sihabudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Agus Sjafari, Dr., M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Rahmi Winangsih, S. Sos., M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5. Idi Dimyati, S.Ikom selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Kandung Sapto N, S.Sos., M. Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7. Rina Yulianti, S. Sos., M.Si selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

8. Anis Fuad, S.Sos selaku Dosen pembimbing akademik saya yang memberikan

arahan selama perkuliahan.

9. Abdul Hamid, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing I skripsi, yang

memberikan arahan dan motivasi selama melakukan proses penyusunan.

10. Kristian Widya Wicaksono, S.Sos. M.Si selaku Dosen Pembimbing II skripsi,

yang memberikan arahan dan motivasi selama proses penyusunan. Semoga

sukses pak perajalanan ke Jermannya.

11. Ayuning Budiati, M.PPM yang telah memberikan motivasi untuk terus

berkuliah.

12. Beni Irawan, Dr., M.H , yang telah banyak membantu dan memotivasi saya

agar terus berkuliah

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

13. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis

dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

14. Kepala Desa Tegalmaja dan seluruh staf yang membantu dalam memberikan

informasi yang dibutuhkan peneliti selama proses penelitian.

15. Bapak HS. Kustaman dan Bapak Ayi Syamsul Hidayat dari Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang pada Bidang pengendalian

yang telah membeikan peneliti data mengenai penelitian ini.

16. Kakak M. Islah dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang

telah membeikan peneliti data mengenai penelitian ini.

17. Kelurga besar Bapak Sobana dan Ibu Sukmanah sebagai keluarga kedua dan

orang tua kedua selama perantauan mencari setetes ilmu di Banten.

18. Keluarga M. Yusup sebagai pemberi semangat dan pemberi ilmu kehidupan.

19. Ujang Supriatna sebagai sahabat dan saudara terbaik seluruh dunia yang

selama ini selalu mengerti dan berjuang bersama-sama menaklukan

perkuliahan. Tak banyak kata yang bisa ungkapkan karena terlampau banyak

yang harus diungkapkan

20. Azhar Rachmansyah yang kelakarnya sering tidak masuk akal, Nusman

Bundru diskusinya yang luar biasa. Tak ada mantan teman atau mantan

saudara, sekali saudara selamanya tetap saudara.

21. Saudara-saudara seperjuangan kelas C Administrasi Negara 2006 selama kita

menuntut ilmu terima kasih atas kenangan empat tahun perkuliahan..

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

22. Teman-teman angkatan Administrasi Negara 2006 yang memberikan kesan

selama perkuliahan.

23. Adam Baladika, Irwan Hendrawan Suparlin, teman-teman ”BOUNDERS” dan

teman-teman ”Sehendal Backpacker” atas trip-trip yang luar biasa. Mantap,

bolak-balik baduy dalam-baduy luar.

24. Nadia Fatimah, Yusti Aprilian Adi dan Ravida yang telah memberikan warna

dan semangat pada waktu menempuh perkuliahan hingga pasa saat

penyusunan tulisan kecil ini..

25. Teman-teman ORMAWA. HIMANE 07, BEM 2008 dan BEM FISIP 2009.

Terima kasih atas pembelajaran organisasi yang menyenangkan.

26. Presma, WaPresma Untirta beserta jajaran Kabinet ”Profesional” 2010 atas

kerjasamanya dan pengertiannya.

27. Teman-teman KKM 33 Desa Kamuning Kecamatan Tunjung Teja yang

memberikan kesan selama melakukan pengabdian kepada masyarakat.

Selain itu peneliti sebagai penyusun menyadari akan adanya kekurangan-

kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak. Dilain sisi peneliti juga berharap agar proposal skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Serang, Oktober 2011

Eko Setyawan

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1

1.2 Indentifikasi Masalah ..................................................... 6

1.3 Rumusan Masalah .......................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................... 7

1.5 Manfaat Penelian ........................................................... 7

1.6 Sistematika Penulisan .................................................... 7

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Deskripsi Teori ............................................................... 11

2.1.1 Kebijakan .............................................................. 11

2.1.2 Pengertian Publik .................................................. 15

2.1.3 Kebijakan Publik .................................................... 18

2.1.4 Implementasi Kebijakan ....................................... 20

2.1.5 Model-Model Implementasi Kebijakan ................ 23

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2.1.6 Implementasi Kebijakan Model George C. Edward III 24

2.1.7 Implementasi Kebijakan Model Merille S. Grindle 29

2.1.8 Faktor Penentu Pelaksanaan Kebijakan ............. 32

2.1.9 Faktor Penentu Penolakan dan Penundaan Kebijakan 35

2.1.10 Lingkungan Hidup .............................................. 37

2.2 Kerangka Pemikiran ....................................................... 48

2.3 Asumsi Dasar ................................................................. 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian .......................................................... 53

3.2 Instrumen Penelitian ...................................................... 54

3.3 Informan Penelitian ......................................................... 60

3.4 Tehnik Analisis Data ...................................................... 60

3.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data ....................... 64

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................ 69

4.2 Informan Penelitian ........................................................ 92

4.3 Deskripsi dan Analisis Data ........................................... 94

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................... 127

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BAB IV HASIL PENELITIAN

5.1 Kesimpulan .................................................................... 137

5.2 Saran .............................................................................. 139

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................... 50

Gambar 3.1 Analisis Data Miles and Huberman ................................ 61

Gambar 4.1 Penampakan Lagon dan Saluran Pembuangan Limbah .. 111

Gambar 4.2 Instalasi IPAL PT. IKPP ................................................. 121

Gambar 4.3 Flow Diagram WWTP #1 dan WWTP#2 ....................... 125

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Aktor dalam Implementasi Perda Nomor 17 Tahun 2007 2

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara .......................................... 56

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................. 57

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ................................................................ 68

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Desa Tegalmaja .............................................................................................................. 91

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Di Desa Tegalmaja .............................. 92

Tabel 4.3 Daftar Penyakit Yang Diderita Penduduk Desa Tegalmaja . 98

Tabel 4.4 Laporan Limbah PT.IKPP ................................................... 126

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kearsipan

Lampiran 2 Matriks Wawancara

Lampiran 3 Dokumen

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Serang memiliki sebuah sungai yang mengalir dari Kabupaten

Lebak sampai ke Teluk Banten, yaitu Sungai Ciujung. Sungai ini banyak di

manfaatkan oleh warga disekitarnya untuk keperluan irigasi, mandi dan mencuci.

Di Hulu sungai ini masih dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi dan mandi

warga disekitarnya. Turun ke hilir Sungai Ciujung dimanfaatkan untuk aliran

pembuangan limbah industri yang berdiri disekitarnya ataupun ada industri yang

sengaja membuang limbah di Sungai Ciujung.

Sungai Ciujung yang berada diwilayah Kecamatan Kragilan, Kabupaten

Serang mempunyai tingkat pencemaran paling tinggi di Indonesia. Penyebabnya

adalah limbah pabrik yang dibuang kesana tanpa adanya pengolahan terlebih

dahulu. Sepanjang Kawasan Kragilan sampai ke arah Balajara adalah Kawasan

Industri, dari produksi ringan sampai produksi berat. Banyaknya pabrik yang

membuang limbah ke Sungai Ciujung ini yang menyebabkan tingkat pencemaran

yang tinggi. PT. Indah Kiat Pulp and Paper adalah salah satu pabrik yang dituding

sebagai pemasok limbah terbesar.

Tuntutan masyarakat adalah menutup pabrik Indah Kiat Pulp and Paper

yang ada di wilayah Kecamatan Kragilan, keberadaan pabrik kertas ini mencemari

lingkungan dan tak memberi kompensasi apapun bagi warga sekitar. Akibat

pencemaran limbah pabrik, warga tak bisa lagi mengonsumsi air di lingkungan

mereka. Banyak warga yang terkena penyakit, ini akibat ulah perusahaan yang

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

membuang limbah sembarangan. Pihak perusahaan selama ini juga hanya

mempekerjakan sedikit warga sekitar sebagai pegawai pabrik1.

Kecamatan Kragilan adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten

Serang. Kabupaten Serang sendiri mempunyai Peraturan Daerah yang

digunanakan untuk melakukan pengawasan. Pemerintah Kabupaten Serang

menerbitkan Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007 “Tentang Pengendalian

Lingkungan Hidup”. Dalam Peraturan Daerah ini dijelaskan aturan-aturan

mengenai bagaimana menjaga kelestarian lingkungan, perusahaan atau pabrik

yang berada di wilayah Kabupaten Serang wajib melakukan pengolahan untuk

limbah hasil produksinya dan berperan aktif dalam usaha menjaga kelestarian

lingkungan.

Tabel I.1

Aktor dan keterlibatannya dalam Implementasi Perda Nomor 17 Tahun

2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Serang

1 Koran Radar Banten Edisi Sabtu, 10 Januari 2009

Stakeholders Keterkaitan Stakeholders dalam Implementasi Perda

Nomor 18 Tahun 2001

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Merupakan badan yang ditunjik sebagai badan yang megawasi tentang pengelolaan lingkungan hidup dan mengawasi kelestarian lingkungan hidup serta mengawasi pembuangan limbah pabrik yang ada di kabupaten Serang

PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.

Merupakan usaha atau pabrik yang berada di wilayah Kabupaten Serang yang menghasilkan limbah.

Walhi Merupakan lembaga Swadaya Masyarakat Sebagai lembaga yang turut mengawasi pencemaran air di Kabupaten Serang

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Pada Tabel di atas diperlihatnya siapa saja yang terlibat dalam proses

implementasi peraturan daerah ini. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

bertindak selaku implementator dari perda serta selaku badan yang melakukan

pengawasan terhadap berjalannya perda ini. Organisasi swadaya disini di sebutkan

ada WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) yang bergerak dalam usaha

melestarikan lingkungan hidup. Sedangkan PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk

sebagai perusahaan yang dikenakan untuk mematuhi perturan daerah ini,

Menurut Ripley2 dalam implementasi kebijakan mempunyai dua fokus

pokok yaitu kepatuhan (complience) dan apa yang terjadi setelah suatu kebijakan

dilaksanakan (what’s happening). Perspektif kepatuhan lebih merupakan analisis

karakter dan kualitas dari perilaku organisasional. Sedangkan perspektif yang

kedua, yaitu perspektif what’s happpening, sangat berbeda dengan perspektif

kepatuhan. Perspektif ini berasumsi adanya banyak faktor yang dapat dan telah

mempengaruhi implementasi kebijakan. Faktor tersebut utamanya berasal dari

lingkungan luar kebijakan.

Dalam permasalahan kepatuhan stakeholder terhadap peraturan daerah

Kabupaten Serang No.17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup

disebutkan bahwa ”Setiap rencana usaha pngelolaan bahan dan atau limbah yang

berpotensi menimbulkan dampak lingkungan hidup wajib mendapatkan izin dan

atau rekomendasi dari Bupati”.3 Disebutkan pula ”Dalam pengendalian

lingkungan hidup, setiap orang berkewajiban untuk mencegah terjadinya

2 Randal B.Ripley and Grace A. Franklin. 1982. Policy Implementation and Bureaucracy, the Dorsey Press, Chicago-Illionis hal. 10 3 Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 BAB VIII Pasal 46 a

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup”.4 Dalam penelitian ini di

khususkan kepada PT. Indah Kiat selaku salah satu perusahaan yang disinyalir

bahwa limbah cair yang dihasilkan dan dibuang mencemari air yang dikonsumsi

di Desa Tegalmaja Kecamatan Kragilan.

Peran Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang sebagai

kepanjangan tangan pemerintah daerah Kabupaten Serang dalam hal mengurus

dan mengawasi lingkungan hidup di Kabupaten Serang. Selain mengurus dan dan

mengawasi lingkungan hidup di Kabupaten Serang, tugas Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup adalah mengawasi buangan limbah yang dihasilkan oleh

pabrik-pabrik se Kabupaten Serang. Dan memberikan sanksi administrasi kepada

perusahaan yang membuang limbah melebihi nilai baku mutu yang telah

ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup.

Tabel 1.2

DAFTAR PENYAKIT YANG DIDERITA PENDUDUK DESA TEGALMA JA

PER 1 OKTOBER-29 DESEMBER 2010

Bulan Penyakit

Panas Batuk Gatal-gatal Diare Ispa

Oktober 16 4 3 5 5

November 14 1 1 5 3

Desember 13 5 0 3 1 Sumber : data dari Ibu Erlin (bidan desa Tegalmaja)

Tabel diatas menunjukkan data jenis penyakit yang diderita oleh penduduk

Desa Tegalmaja selama 3 (tiga) bulan terakhir. Terlihat bahwa jenis penyakit yang

mempunyai hubungan sebab oleh buangan limbah cair adalah penyakit Diare dan

Gatal-gatal. Tetapi angka yang ditunjukkan tidak signifikan, sehingga

4 Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 BAB V Pasal 13

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

menimbulkan pertanyaan adakah hubungan antara penyakit yang diderita dengan

limbah buangan PT. Indah Kiat Tbk yang melalui wilayah Desa Tegalamaja.

Menurut keterangan Wati,5

“..pencemaran limbah ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Sebenarnya ada usaha tanggung jawab dari PT.Indah Kiat yaitu dengan memberikan pasokan air besih, tapi hal tesebut hanya berlangsung beberapa bulan saja. Selanjutnya tidak ada pasokan lagi, karena menurut dia tidak ada lagi pemberitaan yang menyudutkan PT. Indah Kiat”. Hal senada juga diungkapkan oleh Andi Suhadi,6

”..dari sidak lapangan yang dilakukan oleh WALHI ada dua tempat yang paling parah yang terkena dampak limbah dari PT. Indah Kiat yaitu kampung Glingseng dan Desa Tegalmaja khususnya Kampung Bongas. Di Kampung Bongas tidak bisa diadvokasi karena warganya tidak ada yang mau memberikan keteranga sehingga ini menyulitkan dari pihak WALHI untuk melakukan tuntutan kepada PT. Indah Kiat. Hal tersebut dikarenakan warga takut dengan jawara yang telah memihak PT. Indah Kiat, mereka diancam untuk tidak memberikan kesaksian”. Fenomena Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17

Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup ditinjau dari aspek

kepatuhan merupakan permasalahan yang penting mengingat peraturan daerah ini

dibuat dalam rangka memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

hidup.. Ketertarikan guna meneliti Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang adalah ketidak patuhan perusahan dalam melakukan pengolahan linbah

yang dihasilkan dalam penelitian ini dikhususkan pada PT. Indah Kiat yang

diduga limbah buangannya mencemari lingkungan di sekitarnya khususnya Desa

Tegalmaja. Selain itu, studi Implementasi Kebijakan sangat erat kaitannya dengan

bidang kajian Ilmu Administrasi Negara khususnya kajian Kebijakan Publik.

5 Wawancara dengan salah satu warga desa Tegalmaja tanggal 4 Juni 2009 pukul 14.20 WIB 6 diskusi dengan salah satu SABABAT WALHI BANTEN 24 februari 2010 pukul 16.00 WIB

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Dari beberapa keterangan diatas, penulis bermaksud memfokuskan

penelitian pada IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN

SERANG NO. 17 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN

LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS BUANGAN LIMBAH PT. IN DAH

KIAT PULP AND PAPER DI DESA TEGALMAJA KECAMATAN

KRAGILAN).

1.2 Identifikasi Masalah

Penulis mengidentifikasikan permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :

“Ketidakpatuhan PT Indah Kiat Terhadap Peraturan Daerah Kabupaten

Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup yakni

buangan limbah yang mencemari air yang digunakan oleh Masyarakat Tegalmaja

untuk konsumsi.”

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka rumusan masalahnya

adalah

“Bagaimanakah kepatuhan PT Indah Kiat terhadap Implementasi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan

Hidup terkait buangan limbah di Desa Tegalmaja, Kabupaten Serang .”

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis ingin mencari jawaban dari semua

permasalahan yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian ini untuk mengklarifikasi,

menguraikan, menggambarkan serta menganalisis suatu fenomena implementasi

kebijakan publik yang berkembang dalam masyarakat dengan cara

mendiskripsikan bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Linglungan Hidup berdasarkan aspek

compliance.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin penulis hasilkan dari penelitian ini adalah :Karya

ilmiah ini diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna

bagi kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup terkait Implementasi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan

Hidup untuk melaksanakan evaluasi terhadap Peraturan Daerah.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang masalah merupakan gambaran tentang ruang lingkup

masalah yang akan diteliti dan alasan penelitian yang dilakukan.

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah menyebutkan tentang permasalahan yang

muncul dan berkaitan dengan obyek penelitian. Identifikasi masalah

ini dilakukan pada saat melakukan studi pendahuluan tentang

permasalah yang akan diteliti.

1.3 Rumusan Masalah

Perumusan masalah menjelaskan tentang pertanyaan dan pernyataan

yang akan dibahas dalam penelitian

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini mengungkap tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian, sesuai dengan perumusan

masalah yang telah ditetapkan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini menjelaskan baik secara teoritis maupun

parktis tentang temuan penelitianSistematika penulisan menguraikan

tentang isi bab per bab secara singkat dan jelas dari keseluruhan

penelitian.

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1. Deskripsi Teori

Deskripsi teori yang memuat hasil kajian terhadap sejumlah teori yang

relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga akan

memperoleh konsep yang jelas

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2.2. Kerangka Berfikir dan Asumsi Dasar

Merupakan kerangka berfikir sub bab ini menggambarkan alur pikiran

penelitian sebagai kelanjutan dari deskripsi teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pada sub ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam

penelitian.

3.2 Instrumen Penelitian

Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan

data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan

kualitas instrument.

3.3 Informan Penelitian

Menjelaskan wilayah generalisasi atau proposal penelitian,

penetapan populasi, dengan teknik pengambilan informan penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data menjelaskan mengenai cara menganalisa data

yang dilakukan dalam penelitian.

3.5. Validitas dan Reliabilitas Data

Penjelasan tentang bagaimana hasil data tersebut di uji kredibilitasnya

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian menjelaskan tentang tempat dan waktu

penelitian dilaksanakan.

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Menjelaskan tentang obyek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas

4.2. Informan Penelitian

Penjelasan tentang informan yang ditentukan dalam penelitian ini

yang senantiasa berurusan dengan permasalahan yangg peneliti teliti

4.3. Deskripsi dan Analisis data

Deskripsi Data, menjelaskan hasil penelitian yang telah diperoleh

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data yang

relevan

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

menghubungkan temuan hasil penelitian di lapangan dengan dasar

operasional yang telah ditetapkan sejak awal.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Yang menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara

singkat, jelas dan mudah dipahami

5.2. Saran

Sub ini memberikan rekomendasi kepada kantor dinas pendidikan

provinsi banten, sebagai tindak lanjut dari sumbangan penelititan

terhadap bidang yang diteliti secara teoritis maupun praktis

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Penggunaan teori akan ditemukan cara yang tepat untuk mengelola sumber

daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan dan alat yang tepat

untuk memperingan pekerjaan. Teori-teori tersebut untuk itu pada bab ini peneliti

menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini.

Teori dalam ilmu administrasi mempunyai peranan yang sama seperti ilmu-ilmu

lainnya, yaitu berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam

penelitian.

Maka dari itu pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang

berkaitan dengan masalah penelitian diantaranya teori kebijakan publik, dan

implementasi kebijakan publik, serta yang berhubungan dengan Pengendalian

Lingkungan HIdup.

2.1.1. Kebijakan

Edi Suharto7 dalam bukunya Analisis Kebijakan Publik mendefinisikan

”Kebijakan sebagai prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan”.

Dilihat dari definisi yang diungkapkan diatas kebijakan lebih diartikan

sebagai sebuah patokan atau dasar untuk merumuskan sebuah keputusan.

7, Edi Suharto. Ph.D. 2005. Analisis Kebijakan Publik “Panduan Paraktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial”.Bandung. CV. Alfabeta hal. 7

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Keputusan-keputusan yang diambil harus berdasarkan pada pakem yang telah

disepakati bersama dan diketahui, agar jelas dan terarah.

Makna kebijakan dalam bahasa inggris modern adalah " a courseof action

or plan, a set of political purposes as opposed to administration" (seperangkat

aksi atau rencana yang mengandung tujuan politik yang berbeda dengan makna

administrasi).8

Sedangkan Ealau dan Prewitt9 (1973) dalam buku Analisis Kebijakan

Publik mengungkapkan bahwa:

”Kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang menaatinya”

Sebuah ketetapan yang sifatnya berulang-ulang dan konsisten menjadi

dasar bagi Ealau dan Prewitt menyatakan sesuatu itu dapa disebut sebagai sebuah

kebijakan. Baik yang sifatnya formal maupun informal yang konsisten di patuhi

oleh yang merumuskan dan yang menjalankan aturan tersebut.

Sedangkan Titmus10 (1974) mendefinisikan:

”Kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu”

Dalam buku Policy Analysis for the Real World yang diterbitkan tahun 1984

dan telah direvisi pada tahun 1990, Hogwood dan Gunn menyebutkan sepuluh

penggunaan istilah kebijakan dalam pengertian modern, diantaranya :11

8 Kristian Widya Wicaksono,. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta : GRAHA ILMU.hal. 53 9 Suharto Loc. Cit 10 Ibid 11 Wicaksono Op. Cit

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

a. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas (as a label for a field of activity) Contohnya: statemen umum pemerintah tentang kebijakan ekonomi, kebijakan industry, atau kebijakan hukum dan ketertiban.

b. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan (as expression of general purpose or desired state of affairs) Contohnya: untuk menciptakan lapangan kerja seluas mungkin atau pegembangan demokrasi melalui desentralisasi.

c. Sebagai proposal spesifik (as specific proposal) Contohnya: membatasi pemegang lahan pertanian hingga 10 hektar atau menggratiskan pendidikan dasar.

d. Sebagai keputusan pemerintah (as decesions of government) Contohnya: keputusan kebijakan sebagaimana yang diumumkan Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden.

e. Sebagai otorisasi formal (as formal authorization) Contohnya: tindakan-tindakan yang diambil oleh parlemen atau lembaga-lembaga pembuat kebiijakan lainnya.

f. Sebagai sebuah program (as a programe) Contonya: sebagai ruang aktivitas pemerintah yang sudah didefinisikan, seperti program reformasi agrarian atau program peningkatan kesehatan perempuan.

g. Sebagai output (as output) Contohnya: apa yang secara aktual telah disediakan, seperti sejumlah lahan yang diredistribusikan dalam program reformasi agraria dan jumlah penyewa yang terkena dampaknya.

h. Sebagai hasil (as outcome) Contohnya: apa yang secara aktual tercapai, seperti dampak terhadap pendapatan petani dan standar hidup dan output agricultural dari program reformasi agararia.

i. Sebagai teori atau model (as a theory or model) Contohnya apabila kamu melakukan x maka akan terjadi y, misalnya apabila kita meningkatkan insentif kepada industri manufaktur, maka output industry akan berkembang.

j. Sebagai sebuah proses (as a process) Sebagai sebuah proses yang panjang yang dimulai dengan issues lalu bergerak melalui tujuan yang sudah di (setting), pengambilan keputusan untuk implementasi dan evaluasi.

Berbeda dengan pandangan Dunn12 dalam bukunya Pengantar Analisis

Kebijakan Publik, beliau mendefinisikan kata kebijakan dari asal katanya. Secara

etimologis, istilah policy atau kebijakan berasal dari bahasa Yunani, Sanksekerta

12 William N. Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi kedua. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.hal 51

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

dan Latin, akar kata dalam bahasa Yunani dan Sanksekerta yaitu polis (Negara-

Kota) dan pur (Kota).

Pengertian berikutnya dikemukakan oleh James E. Anderson

“A purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of cancern (serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau kelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu)”13

Sedangkan Amara Raksasataya14(1992) menyatakan bahwa :

“Kebijakan sebagai suatu tindakan dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Sedangkan menurut Jones istilah kebijakan digunakan dalam praktik-

praktik sehari-hari. Namun, digunakan untuk menggantikan kegiatan atau

keputusan yang berbeda. Istilah ini sering dipertukarkan dengan tujuan, program,

keputusan, standar, proposal dan grand design. Secara umum, istilah “kebijakan”

dipergunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor dalam suatu bidang

kegiatan tertentu.15

Kebijakan dan politik menjadi istilah yang sama sekali berbeda. Bahasan

serta retorika kebijakan menjadi instrumen utama rasionalitas publik. Hal ini

seperti yang dikemukakan oleh Laswell sebagai berikut:

"The word policy commonly use to designate the most important choices made either in organized or in private life... policy is free for many undesirable connotation clustered about the word political, which is often beleived to imply partisanship or corruption"

13 M. Irfan. Islamy. 1991. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 17 14 Humaidi. SU. 1993. Mengenal Ilmu Kebijakan Publik. Pasuruan. PT. Garoeda Buana Indah hal 4 15 Budi WinarNo. 2002. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo. Hal.14

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(kata "kebijakan" pada umumnya dipakai untuk menunjukan pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi atau privat... "kebijakan" bebas dari konotasi yang dicakup dalam kata politis yang diyakini mengandung makna "keberpihakan" dan "korupsi")16

2.1.2. Pengertian Publik

Dalam bahasa Yunani, istilah public seringkali dipadankan pula dengan

istilah Koinon atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata common yang

bermakna hubungan antar individu. Oleh karenanya public seringkali dikonsepkan

sebagai sebuah ruang yang berisi aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk

diatur atau diintervensi oleh pemerintah atau aturan sosial atau setidaknya oleh

tindakan bersama.

Istilah sehari-hari di Indonesia, kata publik lebih dipahami sebagai

"negara" atau umum." Hal ini dapat dilihat dalam menterjemahkan istilah-istilah

public goods sebagai barang barang umum, public transportation sebagai

kendaraan umum atau public administration sebagai administrasi negara.

Arti dari publik itu sendiri adalah sebagai Sejumlah manusia yang

memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar

dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki. 17

Pendapat dari Frederickson menjelaskan lima model formal yang berkaitan

dengan kedudukan konsep publik yang umum digunakan dalam ilmu-ilmu sosial

untuk dikaji dalam rangka revitalisasi konsep tersebut, sehingga diharapkan

muncul suatu perspektif baru yang menjadi esensi administrasi publik modern.

Kelima perspektif untuk memahami konsep publik tersebut memuat :18

16 Wicaksono, Op. Cit Hal 57 17Inu Kencana, Syafei. 1999, Ilmu Administrai Publik, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 17

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Pertama, yaitu perspektif pluralis. Dalam perspektif ini publik dipandang

sebagai konfigurasi dari berbagai kelompok kepentingan. Pendukung perspektif

ini berpendapat bahwa setiap orang mempunyai kepentingan yang sama akan

bergabung satu sama lain dan membentuk suatu kelompok yang pada nantinya

kelompok-kelompok tersebut berinteraksi dan berkompetisi untuk

memperjuangkan kepentingan-kepentingan indvidu yang mereka wakili,

khususnya dalam konteks pemerintahan.

Kedua, perspektif pilihan publik. Persektif ini beakar pada tradisi pemikiran

utilitarian yang sangat menekan pada soal kebahagiaan dan kepentingan individu.

Pandangan utilitarian memandang bahwa publik sebagai konsumen dan pasar.

Dengan kata lain perspektif ini mencoba mengaplikasikan prinsip-prinsip

ekonomi pasar kedalam sektor publik, sehingga asumsi metodelogis utama dari

pandangan ini adalah bahwa tindakan publik harus dimengerti sebagai tindakan

individual yang termotivasi oleh kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda satu

dengan yang lainnya.

Ketiga, perspekif legislatif. Sifat pemerintahan yang demokrasi tidak selalu

menggunakan sistem perwakilan secara langsung.pada kenyataannya, banyak

pemerintahan yang demokratis namun menggunakan sistem perwakilan tidak

langsung.asumsi perspektif ini adalah bahwa setiap pejabat yang diangkat untuk

mewakili kepentingan publik, sehingga mereka melegitimasi mewujudkan

perspektif publik dalam administrasi publik. Pejaba-pejabat yang diangkat

diangap sebagai sebagai manifestasi tunggal dari perspektif publik. Jelasnya,

18 Wicaksono, Op.Cit. hlm. 33

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

perspektif ini tidak bisa untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan publik,

baik dalam teori maupun praktik administrasi pubilk di lapangan.

Keempat, perspektif penyedia lapangan. Apabila konsep pelayanan prima,

maka individu adalah sebagai pelanggan. Oleh karenanya perspektif ini

memandang bahwa publik sebagai pelanggan yang harus dilayani. Selain itu,

aparatur pemerintah yang berada paling dekat dengan publik dengan segala

keahlian, pedidikan dan pengetahuan diharapkan memberikan yang terbaik untuk

publik. Mempunyai tugas untuk melayani publik yang terdiri atas individu-

individu dan kelompok-kelompok.

Kelima, perspektif kewarganegaraan. Reformasi administrasi publik

khususnya di Indonesia dan umumnya di berbagai dunia, ditandai dua tuntutan

penting. Pertama, tuntutan adanya pelayanan publik yang lebih terdidik dan

terseleksi dengan dasar meritokrasi. Kedua, tuntutan agar setiap warga negara

diberi informasi yang cukup agar dapat aktif dalam berbagai kegiatan publik dan

memahami konstitusi secara baik.

W.F. Baber sebagaimana telah dikutip oleh Massey dalam bukunya

Managing Public Sector : A Comparative Analysis of the United Kingdom and the

United State berpendapat bahwa sektor publik memiliki 10 ciri yang membedakan

dengan sektor swasta,19 diantaranya adalah:

a. Sektor publik lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas yang lebih ambigu,

b. Sektor publik lebih banyak menghadapi problem dalam mengimplementasikan keputusan-keputusannya,

c. Sektor publik lebih memanfaatkan lebih banyak orang yang memiliki motivasi yang sangat beragam,

19 Wicaksono, Op. Cit hal. 30

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

d. Sektor publik lebih banyak memperhatikan usaha mempertahankan peuang dan kapasitas,

e. Sektor publik lebih banyak memperhatikan kompensasi atas keegagalan pasar,

f. Sektor publik lebih banyak melakukan aktivitas yang memiliki signifikasi simbolik,

g. Sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan legalitas,

h. Sektor publik mempunyai peluang yang lebih besar dalam merspon isu-isu keadilan dan kejujuran,

i. Sektor publik harus beroperasi demi kepentingan publik, dan j. Sektor publik harus mempertahankan level dukungan publik minimal di

atas level yang dibutuhkan dalam industri swasta.

2.1.3. Pengertian Kebijakan Publik

Kebijakan Publik merupakan kajian yang amat penting bagi ilmu

administrasi negara, karena selain untuk menentukan arah ia pun dapat

dipergunakan untuk mengatasi isu-isu masyarakat, juga dapat dipergunakan untuk

menentukan ruang lingkup permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah,

mengetahui betapa luas dan besarnya organisasi pemerintahan itu.20

Woll (1966), kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk

memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui

berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.21

Dari berbagai kepustakaan dapat diungkapkan bahwa kebijakan publik

dalam kepustakaan Internasional disebut sebagai public policy, yang dipahami

oleh Nugroho22 sebagai :

20 Humaidi. Op. Cit hal 1 21Drs Hessel Nogi S, Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi, Yogyakarta :Lukman Offset YPAPI,:, hlm.24 22 Riant D. Nugroho. 2004. KEBIJAKAN PUBLIK, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo hal 3

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

“suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi”. Aturan atau peraturan tersebut secara sederhana kita pahami sebagai

kebijakan publik, jadi kebijakan publik ini dapat kita artikan suatu hukum. Akan

tetapi tidak hanya sekedar hukum namun kita harus memahaminya secara utuh

dan benar. Ketika suatu isu yang menyangkut kepentingan bersama dipandang

perlu untuk diatur maka formulasi isu tersebut menjadi kebijakan publik harus

dilakukan dan disusun dan disepakati oleh para pejabat yang berwenang dan

ketika kebijakan publik tersebut ditetapkan menjadi suatu kebijakan publik;

apakah menjadi Undang-Undang, apakah menjadi Peraturan Pemerintah atau

Peraturan Presiden termasuk Peraturan Daerah maka kebijakan publik tersebut

berubah menjadi hukum yang harus ditaati.

Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para pakar kebijakan mengenai

pengertian kebijakan publik, dan kesemuanya tidak ada yang keliru dan saling

melengkapi. Dye mengatakan bahwa Public policy is whats government do, why

they do it, and what different it make (Kebijakan publik adalah segala sesuatu

yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan dan apa perbedaan yang

dihasilkan). Dalam bukunya yang lain, Understanding Public Policy beliau

menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah

untuk dilakukan dan tidak dilakukan.23

23 Wicaksono, Op. Cit hal 64

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Laswell salah seorang pakar kebijakan yang telah mendirikan think-tank

awal di Amerika yang dikenal dengan nama American Policy Commission

mendefinisikan Public policy is a projected program of goals, values and

practices (kebijakan publik sebagai suatu program yang diproyeksikan dengan

tujuan-tujuan tertentu, nilai-nilai tertentu dan praktek-praktek tertentu).24

Sedangkan Dunn25 dalam Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi kedua

berpendapat bahwa kebijakan publik adalah pola ketergantungan yang kompleks

dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-

keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah.

2.1.4. Implementasi Kebijakan

Kajian implementasi merupakan suatu proses merubah gagasan atau

program mengenai tindakan dan bagaimana kemungkinan cara menjalankan

perubahan tersebut. Implementasi kebijakan juga merupakan suatu proses dalam

kebijakan publik yang mengarah pada pelaksanaan dari kebijakan yang telah

dibuat. Dalam praktiknya, implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang

begitu kompleks, bahkan tidak jarang bermuatan politis karena adanya intervensi

dari berbagai kepentingan. Eugene mengungkapkan kerumitan dalam proses

implementasi sebagai berikut:

“adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijaksanaan umum yang kelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalam kata-kata dan slogan-slogan yang kedengarannya mengenakan bagi telinga para pemimpin dan para pemilih yang mendegarkannya. Dan lebih

24 Nugroho, Op. Cit hal 4 25 Dunn, Op. Cit hal 44

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

sulit lagi untuk melaksanakannya dalam bentuk yang memuaskan semua orang”.26

Hakekat dari implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang terencana

dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan didasarkan pada

kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Mazmanian dan Sabatier dalam bukunya Implementation and

Public Policy yang diterbitkan pada tahun 1983 mendefinisikan implementasi

kebijakan sebagai:

“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang akan diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya”.27

Sedangkan menurut Ripley dan Franklin adalah :

“implementasi merupakan tahap yang sangat menentukan dalam proses kebijakan”.28

Sementara Grindle merumuskan definisi yang berbeda dari beberapa definisi-

definisi di atas, beliau memandang implementasi sebagai berikut:

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual project dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai”.29

Van Meter dan Van Horn mendefinisikan Implementasi Kebijakan

sebagai berikut:

26 Leo AgustiNo. 2006. Politik & Kebijakan Publik. Bandung : AIPI – Puslit KP2W Lemlit Unpad. hal. 153 27 Ibid 28 Samodra Wibawa. 1994. Kebijakan Publik, Jakarta: Intermedia hal 15 29 Agustino, Loc. Cit

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

“Policy implementation encompasses those actions by public and private individuals (and groups) that are directed at the achievement of goals and objectives set forth in prior policy decisions.” (Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan).30

Dari definisi-definisi di atas dapat diketahui bahwa implementasi

kebijakan membicarakan (minimal) 3 hal, yaitu:

a. Adanya tujuan atau sasaran kebijakan yang akan dicapai dengan adanya

penerapan kebijakan tersebut;

b. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan yang diejawantahkan

dalam proses implementasi;

c. Adanya hasil kegiatan, idealnya adalah tercapainya tujuan dari

kebijakan tersebut.

Berdasarkan uraian ini, dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan

merupakan suatu proses yang dinamis, di mana pelaksana kebijakan

melaksanakan aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan

suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Selain itu

perlu di ingat, bahwa implementasi kebijakan merupakan hal yang sangat peting

dalam keseluruhan tahapan kebijakan, karena melalui tahap ini keseluruhan

prosedur kebijakan dapat dipengaruhi tingkat keberhasilan atau tidaknya

pencapaian tujuan kebijakan tersebut. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan

oleh Udoji yaitu:

30 ibid

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

“the execution of policies is as important if not more important that policy-making. Policies will remain dreams or blue prints file jackets unless they are implemented” (pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan).31

2.1.5. Model-Model Implementasi Kebijakan

Dalam literatur ilmu kebijakan terdapat beberapa model implementasi

kebijakan publik yang lazim dipergunakan. Diantara beberapa model

implementasi kebijakan disumbangkan dari pemikiran George C. Edward III

dengan Direct and Indirect Impact on Implementation, Donald Van Meter dan

Carl Van Horn dengan A Model of The Policy Implementation, Daniel Mazmanian

dan Paul Sabatier dengan A Framework for Policy Implementation Analysis, dan

Merille S. Grindle dengan Implementation as A Political and Administration

Process. Namun, guna pembatasan dalam penelitian ini maka peneliti memilih

untuk menyajikan dua teori yang dianggap relevan dengan materi pembahasan

dari objek yang diteliti. Hal ini bukan berarti bahwa peneliti men-justifikasi teori-

teori lain tidak lagi relevan dalam perkembangan teori implementasi kebijakan

publik, melainkan lebih kepada mengarahkan peneliti agar lebih fokus terhadap

variabel-variabel yang dikaji melalui penelitian ini.

31 Abdul Wahab Solichin. 1997. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Malang.hal 59

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2.1.6. Implementasi Kebijakan Model George C. Edward III

Model implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Edward III

disebut dengan Direct and Indirect Impact on Implementation. Menurut model

yang dikembangkan oleh Edward III, ada empat faktor yang berpengaruh

terhadap keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan, yaitu

faktor sumber daya, birokrasi, komunikasi, dan disposisi.32

1). Faktor Sumber Daya

Faktor sumber daya mempunyai peranan penting dalam implementasi

kebijakan, karena bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan-ketentuan

atau aturan-aturan suatu kebijakan, jika para personil yang bertanggung

jawab mengimplementasikan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber

untuk melakukan pekerjaan secara efektif, maka implementasi kebijakan

tersebut tidak akan bisa efektif. Indikator-indikator yang dipergunakan untuk

melihat sejauhmana sumber daya dapat berjalan dengan rapi dan baik adalah:

(a) Staf; sumberdaya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf /

pegawai, atau lebih tepatnya street-level bureaucrats. Kegagalan yang

sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya disebabkan

oleh staf / pegawai yang tidak memadai, mencukupi ataupun tidak

kompeten dibidangnya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah

implementasi perlu juga diperhitungkan manakala hendak menentukan

staf pelaksana kebijakan..

32 Agustino, Op. Cit hal 156

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(b) Informasi; dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua

bentuk. Pertama, informasi yang berhubungan dengan cara

melaksanakan kebijakan, implementor harus mengetahui apa yang

harus mereka lakukan disaat mereka diberi perintah untuk melakukan

tindakan. Kedua, informasi mengenai data kepatuhan dari para

pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang telah

ditetapkan, implementor harus mengetahui apakah orang lain yang

terlibat dalam pelaksanaan tersebut patuh terhadap hukum.

(c) Wewenang; dalam implementasi kewenangan merupakan otoritas atau

legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang

telah ditetapkan secara politik. Kewenangan harus bersifat formal

untuk menghindari gagalnya proses implementasi karena dipandang

oleh publik implementor tersebut tidak terlegitimasi. Tetapi dalam

konteks yang lain, efektivitas kewenangan dapat menyurut manakala

diselewengkan oleh para pelaksana demi kepentingannya sendiri

maupun demi kepentingan kelompoknya.

(d) Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan factor penting dalam

implementasi kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang

mencukupi, mengerti apa yang harus dilakukannya dan memiliki

wewenang, akan tetapi tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang

memadai, maka implementasi kebijakan tidak akan berhasil.

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2). Faktor Komunikasi

Komunikasi adalah suatu kegiatan manusia untuk menyampaikan apa

yang menjadi pemikiran dan perasaannya, harapan atau pengalamannya

kepada orang lain. Faktor komunikasi dianggap sebagai faktor yang amat

penting, karena dalam setiap proses kegiatan yang melibatkan unsur manusia

dan sumber daya akan selalu berurusan dengan permasalahan “Bagaimana

hubungan yang dilakukan”. Implementasi yang efektif baru akan terjadi

apabila para pembuat kebijakan dan implementor mengetahui apa yang akan

mereka kerjakan, dan hal itu hanya dapat diperoleh melalui komunikasi yang

baik. Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai dalam mengukur

keberhasilan variabel komunikasi, yaitu:

(a) Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Seringkali

komunikasi yang telah melalui beberapa tingkatan birokrasi

menyebabkan terjadinya salah pengertian (miskomunikasi).

(b) Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan

haruslah jelas, akurat, dan tidak bersifat ambigu, sehingga dapat

dihindari terjadinya perbedaan tujuan yang hendak dicapai oleh

kebijakan seperti yang telah ditetapkan (tidak tepat sasaran).

(c) Konsistensi; perintah yang diberikan kepada implementor haruslah

konsisten dan jelas. Karena apabila perintah sering berubah-ubah akan

membingungkan pelaksana kebijakan, sehingga tujuan dari kebijakan

tidak akan dapat tercapai.

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

3). Faktor Disposisi (sikap)

Disposisi ini diartikan sebagai sikap para pelaksana untuk

mengimplementasikan kebijakan. Dalam implementasi kebijakan menurut

Edward III, jika ingin berhasil secara efektif dan efisien, para implementor

tidak hanya harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan

mempunyai kemampuan untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut,

tetapi mereka juga harus mempunyai kemauan untuk mengimplementasikan

kebijakan tersebut. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan pada variabel

disposisi menurut Edward III antara lain:

(a) Pengangkatan birokrat; pemilihan dan pengangkatan personil

pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi

pada kebijakan yang telah ditetapkan, lebih khusus lagi pada

kepentingan warga. Disposisi atau sikap para implementor yang tidak

mau melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan akan

menimbulkan hambatan-hambatan bagi tercapainya tujuan dari

pengimplementasian kebijakan.

(b) Insentif; Edward III menyatakan bahwa salah satu teknik yang

disarankan untuk mengatasi kecenderungan sikap para pelaksana

kebijakan adalah dengan memanipulasi insentif. Pada umunya, orang

bertindak berdasarkan kepentingan meraka sendiri, maka

memanipulasi insentif oleh pembuat kebijakan dapat mempengaruhi

tindakan para pelaksana kebijakan. Dengan menambah keuntungan

atau biaya tertentu mungkin dapat memotivasi para pelaksana

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

kebijakan untuk dapat melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini

dilakukan dalam upaya memenuhi kepentingan pribadi (self interest)

atau organisasi.

4). Faktor Struktur Birokrasi

Meskipun sumber-sumber untuk mengimplementasikan suatu

kebijakan sudah mencukupi dan para implementor mengetahui apa dan

bagaimana cara melakukannya, serta mereka mempunyai keinginan untuk

melakukannya, implementasi kebijakan bisa jadi masih belum efektif, karena

terdapat ketidakefisienan struktur birokrasi yang ada. Kebijakan yang begitu

kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang. Birokrasi sebagai

pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah

diputuskan secara politik dengan jalan melakukan koordinasi yang baik.

Menurut Edward III terdapat dua karakteristik yang dapat

mendongkrak kinerja struktur birokrasi ke arah yang lebih baik, yaitu dengan

melakukan Standard Operating Prosedures (SOPs) dan melaksanakan

fragmentasi.

(a) Standard Operating Prosedures (SOPs); adalah suatu kegiatan rutin

yang memungkinkan para pegawai atau pelaksana kebijakan untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatannya setiap hari sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan.

(b) Fragmentasi; adalah upaya penyebaran tanggungjawab kegiatan-

kegiatan dan aktivitas-aktivitas pegawai diantara beberapa unit.

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Untuk lebih mempermudah memahami model implementasi kebijakan dari

Edward III, dapat digambarkan sebagai berikut:

2.1.7. Implementasi Kebijakan Model Merille S. Grindle

Pendekatan implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Grindle

dikenal dengan Implementation as A Political and Administrative Process33.

Menurutnya keberhasilan implementasi kebijakan dapat diliha dari dua hal,

yaitu:

1) Dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan

kebijakan sesuai dengan yang ditentukan (design) dengan merujuk pada

akasi kebijakannya.

2) Apakah tujuan kebijakan tercapai. Dimensi ini diukur dengan melihat

dua faktor, yaitu:

a. Impak atau efeknya pada masyarakat secara individu dan kelompok.

b. Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan kelompok sasaran

dan perubahan yang terjadi.

Keberhasilan implementasi kebijakan juga sangat ditentukan oleh

tingkat implementability kebijakan itu sendiri, yaitu yang terdiri dari Content

of Poliy dan Context of Policy.

1) Content of Policy menurut Grindle adalah:

a. Interest Affected (kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi)

33 Agustino, Op. Cit hal 167

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Berkaitan dengan berbagai kepentingan yang mempengaruhi suatu

implementasi kebijakan. Indicator ini berargumen bahwa suatu

kebijakan dalam pelaksanaannya pasti melibatkan banyak

kepentingan, dan sejauhmana kepentingan-kepentingan tersebut

membawa pengaruh terhadap implementasinya.

b. Type of Benefit (tipe manfaat)

Pada poin ini Content of Policy berupaya untuk menunjukan atau

menjelaskan bahwa dalam suatu kebijakan harus terdapat beberapa

jenis manfaat yang menunjukan dampak positif yang dihasilkan oleh

pengimplementasian kebijakan yang hendak dilaksanakan.

c. Extent of Change Envision (derajat perubahan yang ingin dicapai)

Setiap kebijakan mempunyai target yang hendak dan ingin dicapai.

Adapun yang ingin dijelaskan pada poin ini adalah bahwa seberapa

besar perubahan yang hendak atau ingin dicapai melalui suatu

implementasi kebijakan harus mempunyai skala yang jelas.

d. Site of Decision Making (letak pengambilan keputusan)

Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan mempunyai peranan

penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan, maka pada bagian ini

harus dijelaskan di mana letak pengambilan keputusan dari suaut

kebijakan yang hendak diimplementasikan.

e. Program Implementer (pelaksana program)

Dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung

dengan adanya pelaksana kebijakan yang kompeten dan kapabel demi

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

keberhasilan suatu kebijakan. Hal ini harus terdata atau terpapar

dengan baik pada bagian ini.

f. Resources Commited (sumber-sumber daya yang digunakan)

Pelaksanaan suatu kebijakan juga harus didukung oleh sumber-

sumber daya yang mendukung agar pelaksanaannya berjalan dengan

baik.

2) Context of Policy menurut Grindle adalah:

a. Power, Interest and Strategy of Actor Involved (kekuasaan,

kepentingan-kepentingn dan strategi dari aktor yang terlibat)

Dalam suatu kebijakan perlu diperhitungkan pula kekuatan atau

kekuasaan, kepentingan-kepentingan serta strategi yang digunakan

oleh para actor guna memperlancar jalanya pelaksanaan suatu

implementasi kebijakan. Bila hal ini tidak diperhitungkan dengan

matang, besar kemungkinan program yang hendak diimplementasikan

akan jauh panggang dari api.

b. Institution and Regime Characteristic (karakteristik lembaga dan

rezim yang berkuasa)

Lingkungan di mana suatu kebijakan dilaksanakan juga berpengaruh

terhadap keberhasilannya, maka pada bagian ini ingin dijelaskan

karakteristik dari lembaga yang akan turut mempengaruhi suatu

kebijakan.

c. Compliance and Responsiveness ( tingkat kepatuhan dan adanya

respon dari pelaksana)

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Hal lain yang dirasa penting dalam proses pelaksanaan suatu

kebijakan adalah kepatuhan dan respon adri para pelaksana, maka

yang hendak dijelaskan pada poin ini adalah sejauhmana kepatuhan

dan respon dari pelaksana dalam menanggapi suatu kebijakan.

Setelah pelaksanaan kebijakan yang dipengaruhi oleh isi atau konten

dan lingkungan atau konteks yang diterapkan, maka akan dapat diketahui

apakah para pelaksana kebijakan dalam membuat sebuah kebijakan sesuai

dengan apa yang diharapkan, juga dapat diketahui apakah suatu kebijakan

dipengaruhi oleh suatu lingkungan, sehingga tingkat perubahan yang

diharapkan terjadi.

2.1.8. Faktor Penentu Pelaksanaan Kebijakan

Ada beberapa faktor yang menentukan sebuah kebijakan dapat

dilaksanakan dengan baik, antara lain adalah:

a. Respek Anggota Masyarakat Terhadap Otoritas dan Keputusan

Pemerintah;

Dalam filsafat John Locke dikatakan bahwa manusia memiliki

keadaan ilmiah (state of nature) yang besifat positif, pada dasarnya

manusia adalah baik. Manusia dapat saling memberi, saling hormat-

menghormati dan saling tolong menolong. Ketika relasi ini berjalan

dengan baik,34 ada sistem sosial yang menggerakan masyarakat untuk

saling menghormati dan memberikan respek yang baik pada otoritas

34 ibid

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

negara, undang-undang yang dibuat oleh politisi serta memberikan

kepercayaan kepada pejabat pelaksana kebijakan. Hal ini akan terus

berlangsung selama masyarakat memiliki anggapan yang logis untuk

menghormati persoalan-persoalan itu. Konsekwensinya adalah

manusia telah dididik untuk mematuhi peraturan yang dibuat oleh

pemerintah sebagai sesuatu yang membawa kebaikan bagi kepentingan

bersama.

b. Adanya Kesadaran Untuk Menerima Kebijakan;

Pada kehidupan yang semakin maju ini, dimana segala hal dinilai

secara rasional oleh masyarakat, semakin banyak dijumpai baik oleh

individu, kelompok masyarakat maupun organisasi yang beranggapan

bahwa dalam kehidupan bernegara, kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah adalah sesuatu yang diperlukan untuk menyelesaikan

masalah sosial dimasyarakat. Seperti Kebijakan yang dikeluarkan oleh

Pemda DKI Jakarta mengenai pelarangan merokok di tempat umum,

bagi masyarakat rasional hal ini dianggap perlu, karena berkaitan

dengan kebaikan bersama. Namun demikian, masih saja ada yang

tidak mematuhi kebijakan yang telah dibuat tersebut, karena menurut

sebagian masyarakat harus dikaji ulang lagi.

c. Adanya Sanksi Hukum;

Penerapan sanksi bagi individu maupun kelompok yang tidak

melaksanakan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah merupakan

cara yang cukup efektif untuk pengimplementasian kebijakan.

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Alasannya sederhana, kebanyakan dari masyarakat tidak mau dan

takut menerima sanksi yang berupa denda yang cukup tinggi maupun

berupa kurungan penjara, selain itu mereka tidak mau dianggap

sebagai orang yang telah melangar peraturan.

d. Adanya Kepentingan Publik;

Masyarakat berkeyakinan bahwa kebijakan yang telah dibuat melalui

proses yang sah dan legitimate. Pada dasarnya kebijakan yang dibuat

adalah sebagai solusi dari permasalahan publik, sehingga mereka mau

menerima kebijakan tersebut, karena berkaitan dengan kepentingan

bersama / publik.

e. Adanya Kepentingan Pribadi;

Seseorang atau kelompok warga akan menerima sebuah kebijakan

dengan senang hati, karena dengan demikian akan mendatangkan

manfaat ataupun keuntungan secara pribadi bagi mereka. Seperti

pembangunan Pelabuhan Internasional Bojonegara (Banten), mungkin

ada kelompok masyarakat setempat maupun nelayan yang menolak,

dengan alasan uang sebagai ganti pembebasan lahan tidak sebanding

dan akan menurunkan pendapatan tangkapan ikan bagi nelayan

setempat karena rusaknya ekosistem laut setempat. Namun, bagi

kalangan pengusaha akan sangat mendukung kebijakan tersebut,

karena dengan demikian akses distribusi produksi ke luar negeri bagi

mereka lebih dekat dan mudah

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2.1.9. Faktor Penentu Penolakan dan Penundaan Kebijakan

Selain faktor penentu pelaksanaan kebijakan, pada pelaksanaannya

terdapat juga beberapa faktor penentu penolakan dan penundaan kebijakan,

antara lain:

a. Adanya Kebijakan yang Bertentangan dengan Sistem Nilai yang Ada;

Apabila suatu kebijakan dipandang bertentangan dengan sistem nilai

yang berlaku dimasyarakat, maka pada pengimplementasiannya akan

sulit untuk dilaksanakan. Misalnya pada masa pemerintahan Presiden

Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pada saat itu beliau hendak mencabut

pelarangan bagi partai ataupun organisasi yang berhaluan Komunis,

tentunya hal ini bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku

dimasyarakat, sehingga menimbulkan penolakan-penolakan dari

berbagai kalangan masyarakat.

b. Tidak Adanya Kepastian Hukum;

Tidak adanya kepastian hukum, ketidakjelasan kebijakan yang berlaku

akan cenderung membuat masyarakat melanggar dan tidak mematuhi

peraturan tersebut. Karena masyarakat akan beranggapan bahwa tidak

mematuhi peraturan tersebut juga tidak apa-apa, tidak akan mendapat

sanksi dari pemerintah. Seperti peraturan tentang pelarangan menjual

CD/VCD/DVD bajakan, tidak ada kepastian hukumnya, sehingga

banyak penjual di setiap sudut kota bahkan di mal-mal menjualnya

dengan bebas.

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

c. Adanya Keanggotaan Seseorang Dalam Organisasi;

Keanggotaan seseorang dalam organisasi dapat menimbulkan

penolakan terhadap sebuah kebijakan, karena kemungkinan kebijakan

tersebut dapat mengganggu kepentingannya, namun ada juga karena

keanggotaannya dalam sebuah organisasi, seseorang mendukung

kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Misalnya saja peraturan

mengenai perlindugan hak-hak lingkungan, bagi para aktivis

lingkungan hidup tentunya tanpa diminta pun akan sangat mendukung

kebijakan tersebut, akan tetapi bagi kalangan industri akan sangat

menggangu aktivitas produksi mereka, karena saat ini sangat sedikit

industri yang memiliki pengolahan limbah yang dapat dikatakan

layak, alasannya karena mahalnya biaya pembuatan tempat

pengolahan limbah. Kenyataannya untuk membuat tempat pengolahan

limbah sama saja dengan biaya mereka membangun satu pabrik

produksi lagi.

d. Adanya Konsep Ketidakpatuhan Selektif Terhadap Hukum;

Pada prinsipnya, masyarakat terdiri dari berbagai suku bangsa dan

latar belakang yang berbeda. Ada masyarakat yang patuh pada suatu

kebijakan tertentu, akan tetapi pada saat yang bersamaan dia tidak

patuh pada kebijakan yang lainnya karena adanya ketidakpatuhan

selektif. Misalnya saja ada seseorang yang patuh terhadap peraturan

pemungutan pajak, tetapi pada saat yang bersamaan orang tersebut

tidak patuh terhadap peraturan tindak pidana korupsi (pelaku korupsi)

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2.1.10 Lingkungan Hidup

A. Pengertian Lingkungan Hidup

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia

yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun

tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan

abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman

sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,

juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang

ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan

tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.35

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya

keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya.36

Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang

dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi

atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia

yang berlebihan. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitu:

35 http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian- diakses tanggal 13 juni 2011 Pukul 09.02 WIB 36 Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup.

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

1. Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari

makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika

kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh

tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang

dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat

manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku

sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat

adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota

masyarakat.

3. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari

benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.

Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup

segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di

muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi

tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak

hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya

berbagai penyakit, dan lain-lain

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Di alam terdapat berbagai sumber daya alam. yang merupakan komponen

lingkungan yang sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas :

• Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable natural

resources)

• Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable natural

resources).

Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang

beragam tersebut saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula. Sesuai

dengan kepentingannya maka sumber daya alam dapat dibagi atas;

a) fisiokimia seperti air, udara, tanah, dan sebagainya,

b) biologi, seperti fauna, flora, habitat, dan sebagainya, dan

c) sosial ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, adat-istiadat, agama, dan

lain-lain.

Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan

non-hayati akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya

didapati proses pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang

menandai adanya habitat, proses adaptasi dan evolusi.Dalam memanipulasi

lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu mengenali sifat lingkungan

hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor. Berkaitan dengan pernyataan

ini, sifat lingkungan hidup dikategorikan atas dasar :

1. Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut,

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2. hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup tersebut,

3. kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup, dan

4. faktor-faktor non-materil, seperti cahaya dan kebisingan.

B. Kerusakan Lingkungan Hidup :

Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung atau tidak

langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan

hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.37

1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam

a. Letusan gunung berapi

Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang

menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya yang

ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:

� Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.

� Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.

� Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.

� Gas yang mengandung racun.

� Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan

lain-lain.

37 Op. Cit Perda No. 17 Tahun 2007

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

b. Gempa bumi

Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena

beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya

tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat

mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat

memprediksikan kapan terjadinya gempa.

Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat

dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi

beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:

� Berbagai bangunan roboh.

� Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.

� Tanah longsor akibat guncangan.

� Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.

� Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami

(gelombang pasang).

c. Angin topan

Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan

tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi

karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Bahaya angin topan bisa diprediksi

melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan

(puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:

� Merobohkan bangunan.

� Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.

� Membahayakan penerbangan.

� Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia

Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar

dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk

ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola

kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini.

Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan

pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan

yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan

lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor

manusia, antara lain:

� Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai

dampak adanya kawasan industri.

� Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem

pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan

dampak pengrusakan hutan.

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

� Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung

membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

� Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).

� Perburuan liar.

� Merusak hutan bakau.

� Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.

� Pembuangan sampah di sembarang tempat.

� Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).

� Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

C. Pelestarian Lingkungan Hidup

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa

ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin

negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai

manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan

hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun

usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang

layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan

kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil

KTT Bumi di Rio de Jeniro Tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan

penting, yaitu:

1) Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk

menopang hidup.

2) Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk

memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai

berikut:

a. Menjamin pemerataan dan keadilan.

b. Menghargai keanekaragaman hayati.

c. Menggunakan pendekatan integratif.

d. Menggunakan pandangan jangka panjang.

1) Upaya yang Dilakukan Pemerintah

Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya

memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan

terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah

antara lain:

� Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang

mengatur tentang Tata Guna Tanah.

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

� Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

� Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986,

tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).

� Pada Tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian

Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:

a. Menanggulangi kasus pencemaran.

b. Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).

c. Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan

(AMDAL).

� Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

2) Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama

Pemerintah

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian

yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat

berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa

yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak

pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari

permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur

yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan

kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan

mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya

pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan

menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang

semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi

tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga

mampu menghambat laju aliran air hujan.

b. Pelestarian udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme

bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara

terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor

karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen

berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup

setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga

kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat.

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

c. Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga

kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan

hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan

salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan

merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan

hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan

juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan

air.

d. Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial.

Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia.

Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau,

merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut

dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai

disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan

pelindung alami terhadap gempuran ombak.

e. Pelestarian flora dan fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia,

hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai

dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak

diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia.

2.2 Kerangka Pemikiran

Air merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, 60% dari tubuh manusia

adalah air. Kebutuhan manusia akan air bermacam-macam antara lain untuk

mandi, cuci dan kakus. Air yang digunakan adalah air tanah, sedangkan air tanah

mempunyai jumlah yang tidak terbatas. Jika digunakan dengan tidak bijaksana

dikhawatirkan debet air tanah akan terus menurun. Atas dasar tersebut Kabupaten

Serang menyadari perlu adanya tindakan konkret untuk melakukan suatu

pengawasan pemanfaatan air tanah.

Sehingga untuk melakukan pengawasan Pemerintah Kabupaten Serang

menerbitkan Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007 “Tentang Pengendalian

Lingkungan Hidup”. Dalam Peraturan Daerah ini dijelaskan aturan-aturan

mengenai pengendalian lingkungan hidup dan pelestariaannya. Dalam Peraturan

Daerah tersebut bahwa setiap badan yang melakukan pngelolaan bahan dan atau

limbah yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan hidup wajib

mendapatkan izin dan atau rekomendasi dari Bupati.38

Permasalahan yang terjadi adalah limbah buang PT. Indah Kiat Tbk

disinyalir mencemari air yang dikonsumsi warga Desa Tegalmaja. Hal tersebut

bertentangan dengan Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007, yaitu setiap orang

berkewajiban untuk mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan

38 Op. Cit Perda No. 17

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

lingkungan hidup. Serta dilarang membuang air limbah melebihi baku mutu yang

diijinkan.

Berdasarkan teori Randall B. Ripley 39, studi implementasi mempunyai

dua focus pokok yaitu kepatuhan (complience) dan apa yang terjadi setelah suatu

kebijakan dilaksanakan (what’s happening). Kepatuhan ini muncul dari literatur

administrasi publik dan perspektif ini lebih memusatkan perhatiannya pada

apakah badan dan individu bahwahan mematuhi perintah badan atau individu

atasannya. Perspektif ini lebih merupakan analisis karakter dan kualitas dari

perilaku organisasional. Menurut Ripley40, paling tidak ada dua kekurangan dari

perspektif ini, yaitu banyak faktor non-birokratis yang berpengaruh dan ada

program-program yang tidak disusun dengan baik (maldesigned). Sedangkan

perspektif yang kedua, yaitu perspektif what’s happpening, sangat berbeda

dengan perspektif kepatuhan. Perspektif ini berasumsi adanya banyak faktor yang

dapat dan telah mempengaruhi implementasi kebijakan. Faktor tersebut utamanya

berasal dari lingkuangan luar kebijakan. Berdasarkan kedua perspektif ini, maka

kajian terhadap implementasi kebijakan haruslah memperhatikan faktor eksternal

dari kebijakan yang diimplementasikan (lingkungan non organisasional dan non

birokrasi), maupun faktor internal

39 Ripley, Op. Cit 40 ibid

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Dari model kerangka berpikir diatas dapat dijelaskan bahwa alur penelitan

ini berawal dari input masalah yang di identifikasikan yaitu adanya dugaan bahwa

PT. Indah Kiat Tbk. melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Daerah

Kabupaten Serang No.17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup,

permasalahannya adalah limbah buang cair yang dihasilkan PT. Indah Kiat Tbk

mencemari air yang dikonsumsi oleh warga Desa Tegalmaja.

Indikasi Masalah Pelanggaran PT Indah Kiat terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Serang No.17 Tahun 2007 berupa limbah buangan industri yang mencemari air yang dikonsumsi masyarakat didesa Tegalmaja

Teori yang digunakan untuk menganalisas

Masalah Teori Implementasi Kebijakan yakni Compliance and what’s happpening yang disusun oleh Ripley dan Franklin

Tujuan Penelitian Menemukan informasi yang relevan serta menganalisis fenomena implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian LIngkungan Hidup (Studi kasus Buangan Limbah PT Indah Kiat di Desa Tegalmaja Kecamatan Kragilan) yang ditinjau dari aspek Compliance

Kegunaan Penelitian Memberikan informasi kepada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup terhadap Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup berupa pencemaran lingkungan yang disebabkan buangan limbah PT. Indah Kiat yang merugikan masyarakat sekitar.

INPUT PROSES OUTPUT

FEED BACK

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Setelah didapatkan identifikasi masalah alur selanjutnya adalah mengalisis

permasalahan dengan teori Implemtasi Kebijakan. Teori yang digunakan peneliti

adalah Teori Compliance and what’s happpening yang disusun oleh Ripley dan

Franklin 41. Dalam teori ini terdapat dua fokus dalam Implementasi Kebijakan

Publik yaitu :

1. Compliance (kepatuhan) adalah menunjuk pada apakah para implementor

patuh terhadap prosedur atau standard aturan yang telah ditetapkan.

2. What’s happening adalah berkaitan dengan kondisi yang dihadapi pada

saat suatu program atau kebijakan diimplementasikan.

Dari proses analisis permasalahan dan penelitian dilapangan didapatkan

hasil penelitian yang berupa data-data. Data-data ini berisi tentang informasi yang

relevan dengan identifikasi masalah yang diteliti. Hasil lain yang diharapkan

adalah analisis permasalahan yang terjadi tentang fenomena Implementasi

Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian

Lingkungan Hidup (Studi kasus Buangan Limbah PT Indah Kiat di Desa

Tegalmaja Kecamatan Kragilan) yang ditinjau dari aspek compliance.

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengenai ketidakpatuhan PT Indah Kiat

terhadap Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007

Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup berupa pencemaran lingkungan yang

disebabkan buangan limbah yang merugikan masyarakat sekitar. Sehingga dalam

41 Ripley, Op. Cit hal 10

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

perencanaan pembangunan dan pembuatan Peraturan Daerah dapat

mempertimbangkan akibat yang dihasilkan dari ketidakpatuhan.

2.3 Asumsi Dasar

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah dipaparkan di atas,

peneliti telah melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti

berasumsi bahwa penelitian tentang Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang No. 17 Tahun 2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup (Studi

Kasus Buangan Limbah PT. Indah Kiat di Desa Tegalmaja) adalah PT. Indak Kiat

Tbk. tidak patuh terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun

2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup.

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode bersal dari bahasa Yunani, yaitu methodos yang artinya cara atau

jalan. Menurut Koentjaraningrat 42 , Metode adalah cara kerja untuk dapat

memahami objek yang sama menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan sedangkan

Metodologi adalah pengetahun tentangberbagai cara kerja yang disesuaikan

dengan objek studi ilmu-ilmu yang bersangkutan. Jadi metodologi penelitian

adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat

dalam penelitian.43 Metode penelitian oleh Enderud44 didefinisikan sebagai alat

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan

masalah ilmu ataupun praktis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif untuk mengetahui sejauh mana pelayanan yang telah

dilakukan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalm

pelaksanaan Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun

2007 Tentang Tentamg Pengendalian Lingkungan Hidup, yang sesuai dengan

rumusan masalah dan tujuan penelitian

42 Koentjaraningrat. 1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama hal 7-8 43 Edi Usman, Husain dkk..2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi hal 41 44 Britha Mikkelsen 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hal. 313

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Metode kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi fokus penelitian dari

fenomena sosial yang terjadi. Kualitatif menurut Bagdon dan Taylor45 adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Sedangkan menurut Burgess46,

Metode penelitian kualitatif bukan satu metode khusus melainkan meliputi

berbagai metode yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif. Dalam

penelitian kualitatif, data yang dihasilkan berbentuk kata, kalimat dan gambar

untuk mengeksplorasi bagaimana fenomena sosial yang terjadi.

Peneliti menggunakan metode penelitian Kualitatif, karna ada masalah-

masalah yang sifatnya jauh lebih dalam. Yang tidak bisa diungkapkan dengan

metode Diskriptif Kuantitatif, Kuantitatif bersifat general.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.

Menurut Irawan47, dalam sebuah penelitian kualitatif yang menjadi instrumen

terpenting adalah peneliti sendiri. Sedangkan menurut Moleong48, pencari tahu

alamiah (peneliti) dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya

sebagai alat pengumpul data. Lain halnya dengan pendapat Bogdan & Taylor,

menurutnya :

45 Lexy J. Moleong. 2005. Edisi Revisi: Metodolgi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya hal 3 46 S.Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Penerbit Tarsito hal.17 47 Prasetya Irawan.. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Depok : Departemen Ilmu Administrasi, FISIP U.hal 17 48Moleong Loc.Cit hal 13

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

”Sebagai peneliti kualitatif, tugas anda adalah menembus pengertian akal sehat (commonsense understanding) tentang kebenaran dan kenyataan. Apa yang kelihatannya keliru atau tidak konsisten menurut perspektif dan logika anda, mungkin menurut subyek anda tidak demikian. Dan, kendati anda tidak harus sependapat dengan pandangan subyek terhadap dunia ini, anda harus dapat mengetahui, menerima dan menyajikan pandangan mereka itu sebagaimana mestinya”49

Dijelaskan diatas bahwa instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Dalam penelitian ini peneliti diharapkan bisa bersifat netral agar penelitian yang

dihasilkan tidak bersifat subjektif. Sehingga posisi peneliti adalah sangat penting

sebagai instrument penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara merupakan proses untuk memperoleh data, informasi,

keterangan untuk pencapaian tujuan penelitian yang dilakukan melalui

kegiatan komunikasi Verbal. Wawancara dalam penelitian kualitatif

bersifat mendalam (indept interview). Adapun jenis wawancara yang

digunakan adalah wawancara tak terstruktur. Jika dalam wawancara

terstrukur, pewancaraannya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan. Maka wawancara tak terstruktur sangat

berbeda dalam hal waktu bertanya dan memberikan respon, yaitu cara ini

lebih bebas iramanya. Pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu,

tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari informan,

pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari.

49 Arif Furchan & Agus Maimun. 2005. Studi Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Hal. 33

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Adapun kisi-kisi wawancara tak terstruktur pada penelitian ini disusun

bukan berupa daftar pertanyaan, akan tetapi hanya berupa poin-poin pokok

yang akan ditanyakan pada informan dan dikembangkan pada saat

wawancara berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar proses wawancara

berlangsung secara alami dan mendalam seperti yang diharapkan dalam

penelitian kualitatif.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Setelah terdapat kisis-kisi pedoman wawancara, dalam penelitian ini

peniliti juga membuat Operasional Variabel. Operasional Variabel ini peneliti

Variabel Dimensi Deskripsi Pertanyaan Informan

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup (Studi Kasus Buangan Limbah PT. Indah Kiat di Desa Tegalmaja Kecamatan Kragilan)

Complience ( kepatuhan)

- Tujuan dikeluarkan perda No.17 Tahun 2007

- aktor yang terlibat dalam Implementasi perda No.17 Tahun 2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup.

BPLH

- proses produksi dan pengelolaan limbah.

- pertanggungjawaban pengelolaan limbah

PT. Indah Kiat Tbk.

- Tujuan dikeluarkan perda No.17 Tahun 2007

- keterlibatan dalam pelaksanaan Perda No.17 Tahun 2007 tentang pengendalian lingkungan hidup

LSM dan Masyarakat desa Tegalmaja

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

pergunakan untuk memperoleh sub idikator yang jelas dari dimensi complience

(kepatuhan). Agar pada saat turun di tempat penelitian, peneliti lebih mudah untuk

mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Sehingga tidak terkesan

meluas, tetapi fokus pada objek penelitian.

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Seperti yang telah disinggung diatas, bahwasanya dalam penelitian ini

variabelnya adalah Implementasi Kebijakan Publik yaitu dimensi complience

(kepatuhan). Dengan demikian dalam penelitian ini yang hendak ditemukan

adalah kepatuhan dari impelementor dalam implementasi kebijakan. Terutama

melihat kepatuhan PT. Indah Kiat Tbk terhadap peraturan yang ada di Kabupaten

Serang.

Varibel Dimensi Aspek Informan

Implementasi Kebijakan

Publik (Ripley)

complience (kepatuhan)

1. Terjaganya kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Serang

2. Kualitas limbah pabrik yang ramah lingkungan

3. Tercapainya tujuan dikeluarkannya peraturan daerah

BPLH

1. Kualitas air disekitar pabrik terjaga kualitasnya

2. Pertanggung jawaban akan limbah yang telah dibuang

PT. Indah Kiat Tbk.

1. Peran serta dalam penyusunan AMDAL

2. Peran serta dalam pengawasan terhadap limbah pabrik

LSM dan Masyarakat

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Complience :

Definisi Konsep : adalah menunjuk pada apakah para implementor patuh terhadap

prosedur atau standard aturan yang telah ditetapkan.

Definisi Operasional : Kepatuhan BPLH selaku badan pengawasan lingkungan

hidup, indikatormya adalah :

• Melakukan pengawasan yang lebih agar kualitas lingkugan hidup di

Kabupaten Serang tetap terjaga

• Memperketat aturan mengenai AMDAL, sehingga limbah yang dihasilkan

ramah lingkungan

• Menjadi control agar tujuan dari diterbitkannya peraturan daerah berhasil

Definisi Operasional : Kepatuhan PT. Indah Kiat akan peraturan daerah yang

berlaku, indikatornya adalah :

• Menjaga kualitas buangan air limbah agar tidal mencemari air dikawasan

sekitarnya

• Bentuk pertanggung jawaban PT indah Kiat Tbk akan limbah yang telah di

buang.

Definisi Operasional : Kepatuhan Masyarakat dan LSM sebagai social control

perusahaan, indikatornya adalah :

• Terlibat dalam penyusunan AMDAL yang dilaksanakan oleh perusahaan

• Melakukan pengawasan terhadap limbah yang dihasilkan oleh pabrik

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2. Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamanan

terhadap kegiatan yang akan dilakukan oleh sumber penelitian di

lapangan. menurut Maleong50 adalah kegiatan untuk mengoptimalkan

kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak

sadar, kebiasaan dan sebagainya. Dalam penelitian ini, teknik

observasi/pengamatan yang digunakan adalah observasi berperanserta

(observation participant).

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian ini memanfaatkan

teknik observasi/pengamatan, seperti yang dikemukakan oleh Guba &

Lincoln 51diantaranya;

Pertama, teknik ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.

Kedua, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian

mencatat perilaku dan kejadian sebagimana yang terjadi pada

keadaan sebenarnya. Ketiga, memungkinkan peneliti mencatat

peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan

proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari

data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-

jangan pada data yang didapatnya ada yang bias. Kelima,

memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang

rumit, karena harus memperhatikan beberapa tingkah laku yang

kompleks sekaligus. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana

50 Maleong Loc. Cit hal 126 51 Ibid

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat

menjadi alat yang sangat bermanfaat.

3. Study dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber dari dokumen

resmi yang relevan dengan teori pelayanan. Studi dokumentasi dapat

diartikan sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis

yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang menjadi obyek penelitian,

baik berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil

pekerjaan serta berupa foto ataupun dokumen elektronik (rekaman).

Menurut Guba & Lincoln 52 dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun

film, gambar dan foto-foto yang dipersiapkan karena adanya permintaan

seorang penyidik.

3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup, penentuan

informannya menggunakan teknik Purposive Sampling (sampel bertujuan), yaitu

merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria

tertentu disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan.

3.4 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan & Biklen analisis data kualitatif adalah:

”upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

52 Ibid

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”53.

Dalam penelitian kualitatif, kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti

melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian. Analisis

data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti sampai data tersebut bersifat

jenuh. Dalam prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model

interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles & Huberman 54, yaitu selama

proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting, diantaranya; reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (verification).

Apabila digambarkan proses tersebut akan nampak seperti berikut ini.

Gambar 3.1

Analisis data menurut Miles & Huberman

Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan melakukan

kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal utama itu tersebut

53 Ibid hal 248 54 Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia Press: Jakarta. Hal. 16

Data Collecting

Data Reduction

Data Display

Verification

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah

pengumpulan data. Ketiga kegiatan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Selama proses pengumpulan data dari berbagai sumber, tentunya akan

sangat banyak data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin lama peneliti berada di

lapangan, maka data yang didapatkan akan semakin kompleks dan rumit, sehingga

apabila tidak segera diolah akan dapat menyulitkan peneliti, oleh karena itu proses

analisis data pada tahap ini juga harus dilakukan. Untuk memperjelas data yang

didapatkan dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan data selanjutnya,

maka dilakukan reduksi data.

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan yang muncul di lapangan 55. Reduksi data

berlangsung selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Pada tahap ini

juga akan berlangsung kegiatan pengkodean, meringkas dan membuat partisi

(bagian-bagian). Proses transformasi ini berlanjut terus sampai laporan akhir

penelitian tersusun lengkap.

b. Penyajian Data ( Data Dispay)

Langkah penting selanjutnya dalam kegiatan analisis data kualitatif adalah

penyajian data. Secara sederhana penyajian data dapat diartikan sebagai

55 Ibid

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.56

Dalam sebuah penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Namun pada peneltian ini, penyajian data yang peneliti lakukan dalam penelitian

ini adalah bentuk teks narasi, hal ini seperti yang dikatakan oleh Miles &

Huberman, ”the most frequent form display data for qualitative research data ini

the past has been narrative text” (yang paling sering digunakan untuk penyajian

data kualitatif pada masa yang lalu adalah bentuk teks naratif)57. Selain itu

penyajian data dalam bentuk bagan dan jejaring juga dilakukan pada penelitian

ini. Penyajian data bertujuan agar peneliti dapat memahami apa yang terjadi dan

merencanakan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.

c. Verifikasi / Penarikan Kesimpulan (Verification)

Langkah ketiga dalam tahapan analisis interkatif menurut Miles &

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari hubungan-hubungan, mencatat

keteraturan, pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar dan kesimpulan

awal yang dikemukakan dimuka masih bersifat sementara, dan akan terus berubah

selama proses pengumpulan data masih terus berlangsung.

Dapat disimpulkan bahwa proses analisis data yang dikemukakan oleh

Miles & Huberman lebih sederhana dan lebih efisien. Yang hanya terdiri dari tiga

tahapan saja.

56 Ibid 57 Ibid

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

3.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data

Menurut Nasution 58, validitas adalah membuktikan bahwa apa yang

diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam duni

kenyataan dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai

dengan yang sebenarnya ada atau terjadi

Sedangkan menurut Sugiyono, validitas adalah derajat ketepatan antara

data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh

peneliti.59 Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara

data yang dilaporkan oleh peneliti dengan yang sesungguhnya terjadi pada obyek

penelitian.

Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal yang

berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, dan

validitas eksternal yang berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian

dapat digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.

Sedangkan reliabilitas dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan yang

terdapat pada penelitian kuantitatif. Bila dalam penelitian kuantitatif reliabilitas

berkenaan dengan konsistensi data, dimana bila terdapat peneliti yang melakukan

penelitian pada obyek yang sama, maka akan mendapatkan data yang sama. Maka

dalam penelitian kualitatif tidak demikian, suatu realitas (social situation) bersifat

majemuk dan dinamis, sehingga tidak ada data yang bersifat konsisten dan

berulang seperti semula. 58 Nasution Loc.Cit hal 105 59 SugiyoNo. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B, Bandung :Alfabeta.Hlm 252

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Reliabilitas adalah berkenaan dengan pertanyaan apakah penelitian itu dapat

diulangi atau direplikasi oleh peneliti lain dan dan menemukan hasil yang sama

bila ia menggunakan metode yang sama. Jadi reliabilitas menunjukkan adanya

konsistensi, yakni memberikan hasil yang konsisten atau kesamaan hasil sehingga

dapat dipercaya.60

Sedangkan Objektivitas adalah dipertentangkan dengn subjektivitas tiap

penelitian harus memenuhi syarat objektivitas. Dianggap bahwa data yang hanya

didasarkan atas pengalaman atau pengamatan seseorang individu bersifat

subjektif. Data hanya dapat dianggap objektif bila diperoleh berdasarkan

kesamaan hasil pengamatan sejumlah peneliti dan dapat di check kebenarannya

oleh orang lain.61

Adapun untuk pengujian keabsahan datanya, pada penelitian ini dilakukan

dengan dua cara, yaitu triangulasi dan membercheck.

a. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Terdapat

tiga jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi

waktu.62 Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh dari lapangan melalui beberapa sumber. Sedangkan triangulasi

teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

60 Nasution, . Loc. Cit hal 108 61 Ibid 62 Sugiyono Loc. Cit

Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

teknik yang berbeda. Pengecekan dilakukan dengan mengunakan teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi.

b. Mengadakan Membercheck

Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data.63 Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh

data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh sumber data. Setelah

membercheck dilakukan, maka pemberi data dimintai tandatangan sebagai bukti

otentik bahwa peneliti telah melakukan membercheck.

Penelitian ini difokuskan mengenai implementasi kebijakan. Untuk dapat

mendeskripsikan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan menggunakan metode ilmiah berupa wawancara,

studi dokumentasi dan observasi.

63 Ibid

Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi (locus) dalam penelitian ini yang berjudul “Implementasi Peraturan

Daerah (PERDA) Kabupaten Serang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pengendalian Lingkungan Hidup” adalah di Desa Tegalmaja Kecamatan Kragilan

Kabupaten Serang Provinsi Banten. Adapun waktu pelaksanaan penyusunan

penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2010-2011

Bulan Februari

Maret April Mei Juni Juli Agustus

September

Oktober

November

Desember

Januari

Februari

Maret April Mei Juni Juli Agustus

September

Oktober

1 Penelitian Awal

2 Penyusunan Proposal

3 Bimbingan

4 Perbaikan Proposal

5 Penyerahan Proposal

6 Ujian proposal

7 Revisi Proposal

8 Penelitian Di lapangan

9 Penyelesaian Penelitian

10. Sidang Skripsi

11. Revisi Skripsi

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupeten Serang

4.1.1.1 Gambaran Umum Badan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Kabupeten Serang

Badan Penglolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 10 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Serang. Keberadaan

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dalam melaksanakan

fungsinya mengutamakan pemanfaatan potensi sumber daya yang dimiliki

meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan

teknologi demi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup, oleh

karenanyadituntut adanya inovasi,kreativitas dan lebih responsive terhadap

kepentingan public. Dengan demikian jarak antara pemerintah dan masyarakat

menjadi semakin dekat yang memungkinkan kinerja pelayanan kepada

masyarakat khususnya di bidang lingkungan hidup menjadi lebih baik.

Badan pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang terletak di Jln.

Brigjen. KH. Syam’un No. 7 serang. Secara umum landasan hukum Badan

pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang didasarkan pada: 64

• Undang-undang No.7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.

64 RenStra Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang Tahun 2011-2015

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

• Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor Kep-13 / MENLH /

3 / 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.

• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor Kep-51 / MENLH /

10 / 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

• Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 tentang

Pengendalian Lingkungan Hidup.

4.1.1.2 Visi ,Misi dan Tujuan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kabupeten Serang

Berikut Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan 65

Visi

“ Kabupeten Serang yang ramah lingkungan menuju terwujudnya kualitas

lingkungan hidup yang baik”.

• Ramah Lingkungan adalah segala aktivitas yang selalu menitikberatkan

kepada pengelolaan lingkungan yang lebih baik.

• Kualitas Lingkungan Hidup Yang Baik adalah suatu keadaan dimana daya

dukung dan tamping lingkungan sesuai dengan peruntukannya.

Misi

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan kemitraan dengan lembaga lain.

2. Meningkatkan komitmen pelaku usaha terhadap pengelolaan lingkungan.

65 ibid

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

3. Meningkatkan sarana prasarana pengelolaan lingkungan hidup.

4. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian dampak lingkungan.

5. Meningkatkan konservasi sumber daya alam.

Tujuan

1. meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan

2. meningkatkan ketaatan pelaku usaha dalam pengelolaan lingkungan.

3. Menguatkan ketaatan pelaku usaha dalam pengelolaan lingkungan.

4. Meningkatkan kesiapan pengelolaan lingkungan dalam setiap kegiatan

pembangunan.

5. Meningkatkan kualitas sumber daya alam.

Sasaran:

1. Terwujudnya masyarakat yang ramah lingkungan.

2. Terwujudnya jejaring pengelolaan lingkungan yang terpadu.

3. Makin taatnya pelaku usaha dalam pengelolaan lingkungan.

4. Efektifnya pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian

lingkungan hidup.

5. Terkendalinya kegiatan pembangunan yang berpotensi menimbulkan

dampak lingkungan.

6. Meningkatkan manajemen pengelolaan.

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Strategi dan Kebijakan:

1. Tujuan : a. meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan

lingkungan.

b. meningkatkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup.

Strategi : membangun kerjasama yang harmonis.

Kebijakan : mengikutsertakan masyarakat dalam proses kegiatan.

2. Tujuan : menguatkan ketaatan pelaku usaha dalam pengelolaan

lingkungan.

Strategi : atur dan awasi menjadi alur diri sendiri.

Kebijakan : mendorong para pelaku usaha untuk mentaati lingkungan.

3. Tujuan : meningkatkan kelancaran pelaksanaan kegiatan pengawasan

dan pengendalian lingkungan hidup.

Strategi : pembagian zonasi pengawasan

Kebijakan : Seluruh kegiatan usaha diawasi

4. Tujuan : Meningkatkan kesiapan pengelolaan lingkungan dalam setiap

kegiatan pembangunan.

Strategi : Pro aktif dalam setiap pelaksanaan kegiatan

Kebijakan : Seluruh kegiatan usaha memiliki dokumen lingkungan dan

perijinan.

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

5. Tujuan : meningkatkan kualitas sumber daya alam.

Strategi : meningkatkan intensitas koordinasi.

Kebijakan : membangun manajemen pengelolaan sumber daya alam yang

efektif.

4.1.1.3 Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Kabupeten Serang

Berikut Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi66

a. Tugas

Badan pengelolaan lingkungan hidup mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengelolaan

lingkungan hidup.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, badan

pengelolaan lingkungan hidup kabupaten serang mempunyai fungsi :

• Perumusan kebijaksanaan teknis operasional dan administrative di

bidang lingkungan hidup.

• Penyelenggaraan, pengkoordinasian dan pengedalian kegiatan

operasional dan administratif di bidang lingkungan hidup.

• Penyelenggaraan dan pembinaan aparatur pada badan.

• Pembinaan dan pengendalian tugas unit pelaksana teknis di

lingkungan badan.

66 ibid

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

• Pengkoordinasian di bidang lingkungan hiup dengan instansi

terkait.

• Penyelenggaraan evaluasi, pelaporan dan pertanggungjawaban

(akuntabilitas) kinerja badan.

c. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten

Serang terdiri atas :

1. Kepala Badan

2. Sekretariat, membawahkan :

a. Sub bagian umum

b. Sub bagian keuangan

c. Sub bagian program dan evaluasi

3. Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan, membawahkan :

a. Sub bidang kajian lingkungan

b. Sub bidang bina lingkungan

4. Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, membawahkan :

a. Sub bidang pengawasan dan pengendalian

b. Sub bidang pemantauan dan penanggulangan pencemaran

lingkungan

5. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam, membawahkan :

a. Sub bidang pengendalian sumber daya alam

b. Sub bidang pemulihan sumber daya alam

6. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan.

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

7. Kelompok Jabatan Fungsional

4.1.1.4 Bidang Tugas Organisasi Badan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Kabupeten Serang

Berikut Tugas setiap jabatan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup :67

1. Kepala Badan

Kepala Badan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, yang mempunyai tugas pokok

memimpin, merumuskan, mengkoordinir sasaran kegitan badan,

melakukan pembinaan dan pengarahan kegitan Badan serta

menyelenggarakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Badan agar

terlaksana dengan baik, efektif dan efisien dan sesuai dengen ketentuan

yang berlaku.

Kepala Badan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis operasional dan administrative di

bidang lingkungan hidup.

b. Penyelenggarakan,pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan

operasional dan administratif di bidang lingkungan hidup.

c. Penyelenggaraan dan pembinaan aparatur pada Badan

d. Pembinaan dan pengendalian tugas Unit Pelaksana Teknis di

lingkungan Badan.

67 ibid

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

e. Pengkoordinasian di bidang lingkungan hidup dengan instansi

terkait.

f. Penyelenggaraan evaluasi, pelaporan dan pertanggung jawaban

(akuntabilitas) kinerja Badan.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan, yang mempunyai

tugas pokok memimpin dan mengkoordinir penyusunan kebijakan

pembinaan kepegawaian, pengaturan pengelolaan ketatausahaan,

keuangan, rumah tangga dan perlengkapan Badan, dan pelaksanaan

laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja badan agar terlaksana dengan

baik, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan program, kegiatan dan pengendalian kegiatan

pada Sekretariat.

b. Pengkoordinasian penyusunan program kerja, rencana kegiatan,

dan pelaporan kinerja badan.

c. Penghimpunan rencan kerja Badan.

d. Penyusunan Rencana Strategis Badan.

e. Penyelenggaraan pengelolaan urusan administrasi umum,

kepegawaian dan keuangan Badan.

Page 94: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

f. Penyelenggaraan pengelolaan rumah tangga dan perlengkapan

Badan.

g. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas-tugas Sub Bagian pada

Sekretariat.

h. Pengkoordinasian dan sinkronisasi tugas, program dan kegiatan

tiap-tiap Bidang pada Badan.

i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban (akuntabilitas) dan

kinerja Badan.

j. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintah dalam bidang

Lingkungan Hidup.

k. Penyusunan laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati

bidang Lingkungan Hidup.

l. Penyusunan laporan pengelolaan asset daerah yang menjadi

tanggungjawab badan.

m. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Sekretariat

Sekretariat membawahkan :

2.1 Sub Bidang Program dan Evaluasi

Sub Bagian Program dan Evaluasi mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Program

dan Evaluasi.

b. Penyusunan rencana strategis badan.

c. Pelaksanaan penghimpunan rencana kerja secretariat dan bidang

d. Pelaksanaan pengelolaan bahan referensi kegiatan badan.

Page 95: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

e. Pengumpulan dan pengolahan data laporan hasil kegiatan badan.

f. Penyusunan laporan pertanggungjawaban (akubtabilitas) dan

kinerja badan.

g. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan bidang

lingkungan hidup.

h. Penyusunan laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati

bidang Lingkungan Hidup.

i. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Program dan

Evaluasi.

2.2 Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai fungsi :

a. Penyusunan perencanaan Sub Bagian Umum.

b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum dan tata usaha

Badan.

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian Badan..

d. Pelaksanaan pengelolaan kerumahtanggaan Badan.

e. Penyusunan rencana kebutuhan peralatan dan perlengkapan

Badan.

f. Pengadaan sarana, prasarana, peralatan, dan perlengkapan

Badan.

g. Pelaksanaan pendistribusian barang keperluan Badan.

Page 96: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

h. Pelaksanaan pemeliharaan dan pemanfaatan barang inventaris

Badan.

i. Penyusunan laporan penglolaan asset daerah yang menjadi

tanggungawab Badan.

j. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Umum.

2.3 Sub Bagian Keuangan

a. Penyusunan rancana kegiatan Sub Bagian Keuangan.

b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi gaji pegawai Badan.

c. Penyusunan anggaran belanja langsung dan tidak langsung

Badan.

d. Pelaksanaan verifikasi atas surat pertanggungjawaban (SPJ)

Badan.

e. Penyusunan alur kas keuangan Badan.

f. Penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan Badan.

g. Penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan Badan.

h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Keuangan Badan.

3. Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan

Bidang pencegahan dampak lingkungan dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada

Kepala Badan, yang mempunyai tugas pokok memimpin dan

merencanakan penyusunan program dan pengendalian kegiatan Bidang

Pencegahan Dampak Lingkungan, mengkoordinir, menyelenggarakan dan

Page 97: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

mengawasi serta mengevaluasi kegiatan Bidang Pencegahan Dampak

Lingkungan, membagi tugas dan mengatur serta member petunjuk

kegiatan Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan kepada bawahan, dan

memberikan laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan di Bidang

Pencegahan Dampak Lingkungan berjalan dengan baik, efektif dan efisien,

dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan mempunyai tugas :

a. Penyelenggaraan program, rencana kegiatan dan pengendlian kegiatan

pada Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan.

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakanteknis Bidang Pencegahan

Dampak Lingkungan.

c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Sub Bidang pada

Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan.

d. Penyelenggaraan dan pelayanan Bidang Pencegahan Dampak

Lingkungan.

e. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di Bidang

Pencegahan Dampak Lingkungan.

f. Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di Bidang

Pencegahan Dampak Lingkungan.

g. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pencegahan Dampak

Lingkungan.

Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan, membawahkan :

3.1 Sub Bidang Kajian Lingkungan.

Page 98: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Sub Bidang Kajian Lingkungan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan Sub Bidang Kajian

Lingkungan.

b. Pelaksanaan kegiatan teknis Sub Bidang Kajian Lingkungan.

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data

pada Sub Bidang Kajian Lingkungan.

d. Penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan di Bidang

Kajian Lingkungan.

e. Pelaksanaan kegiatan di Bidang Kajian Lingkungan.

f. Pelaksanaan pembinaan di Bidang Kajian Lingkungan.

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bidang Kajian

Lingkungan

3.2 Sub Bidang Bina Lingkungan.

Sub Bidang Bina Lingkungan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan Sub Bidang Bina

Lingkungan.

b. Pelaksanaan kegiatan teknis Sub Bidang Bina Lingkungan.

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data

pada Sub Bidang Bina Lingkungan.

d. Penyiapan bahan dan pelaksanaan pelayanan di Bidang Bina

Lingkungan.

e. Pelaksanaan pembinaan di Bidang Bina Lingkungan.

Page 99: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bidang Bina

Lingkungan.

4. Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan

Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Badan, yang mempunyai tugas pokok memimpin dan

merencanakan penyusunan program dan pengendalian kegiatan Bidang

Pengendalian Dampak Lingkungan, mengkoordinasikan,

menyelenggarakan dan mengawasi serta mengevaluasi kegiatan Bidang

Pengendalian Dampak Lingkungan, membagi tugas dan mengatur serta

member petunjuk kegiatan Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan

kepada bawahan, dan memberikan laporan kepada pimpinan sehingga

kegiatan di Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan berjalan dengan

baik, efektif, dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan mempunyai fungsi :

a. Menyelenggarakan program, rencana kegiatan dan pengendalian

kegiatan pada Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan.

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Pengendalian

Dampak Lingkungan.

c. Pengkoordinasiaan dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Sub Bidang pada

Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan.

d. Penyelenggaraan Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan.

Page 100: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

e. Pengendalian dan pengawasan di Bidang Pengendalian Dampak

Lingkungan.

f. Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di Bidang

Pengendalian Dampak Lingkungan.

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Pengendalian Dampak

Lingkungan.

Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan membawahkan :

4.1 Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan Sub Bidang

Pengawasan dan Pengendalian.

b. Pelaksanaan kegiatan teknis Sub Bidang Pengawasan dan

Pengendalian.

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data

pada Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bidang Pengawasan

dan Pengendalian

4.2 Sub Bidang Pemantauan dan Penanggulangan Pencemaran

Lingkungan.

Sub Bidang Pemantauan dan Penanggulangan Pencemaran

Lingkungan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusuan rencana kegiatan Sub Bidang

Pemantauan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan.

Page 101: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

b. Pelaksanaan kegiatan teknis Sub Bidang Pemantauan dan

Penanggulangan Pencemaran Lingkungan.

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data

pada Sub Bidang Pemantauan dan Penanggulangan Pencemaran

Lingkungan.

d. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di Sub Bidang

Pemantauan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan.

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bidang Pemantauan

dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan.

5. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam

Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Badan, yang mempunyai tugas pokok memimpin dan

merencanakan penyusunan program dan pengendalian kegiatan Bidang

Konservasi Sumber Daya Alam, mengkoordinir, menyelenggarakan dan

mengawasi serta mengevaluasi kegiatan Bidang Konservasi Sumber Daya

Alam, membagi tugas dan mengatut serta memberi petunjuk kegiatan

Bidang Analisis, Penyuluhan dan Pembinaan Lingkungan Hidup kepada

bawahan, dan memberikan laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan di

Bidang Analisis, Penyuluhan dan Pembinaan Lingkungan Hidup berjalan

dengan baik, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bidang Konservasi Sumber Daya Alam mempunyai tugas :

Page 102: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

a. Penyelenggaraan program, kegiatan dan pengendalian kegiatan pada

Bidang Konservasi Sumber Daya Alam.

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Konservasi

Sumber Daya Alam.

c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Sub Bidang pada

Bidang Konservasi Sumber Daya Alam.

d. Penyelenggaraan Bidang Konservasi Sumber Daya Alam.

e. Pengendalian dan pengawasan di Bidang Konservasi Sumber Daya

Alam.

f. Penyelenggaran koordinasi dengan instansi/pihak terkait di Bidang

Konservasi Sumber Daya Alam.

g. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Konservasi Sumber

Daya Alam.

Bidang Konservasi Sumber Daya Alam membawahkan :

5.1 Sub Bidang Pengendalian Sumber Daya Alam.

Sub Bidang Pengendalian Sumber Daya Alam mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan Sub Bidang

Pengendalian Sumber Daya Alam.

b. Pelaksanaan kegiatan teknis Sub Bidang Pengendalian Sumber

Daya Alam.

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data di

Sub Bidang Pengendalian Sumber Daya Alam.

Page 103: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

d. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di Sub Bidang

Pengendalian Sumber Daya Alam.

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bidang Pengendalian

Sumber Daya Alam

5.2 Sub Bidang Pemulihan Sumber Daya Alam.

Sub Bidang Pemulihan Sumber Daya Alam mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan Sub Bidang

Pemulihan Sumber Daya Alam.

b. Pelaksanaan kegiatan teknis Sub Bidang Pemulihan Sumber

Daya Alam.

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan,penganalisaan data pada

Sub Bidang Pemulihan Sumber Daya Alam.

d. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di Sub Bidang

Pemulihan Sumber Daya Alam.

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bidang Pemulihan

Sumber Daya Alam

4.1.2 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Serang Mill

4.1.2.1 Profil PT. Indah Kiat Pulp and Paper Serang Mill

PT. IKPP adalah Perusahaan yang melakukan joint venture pada bulan

Desember 1976 dengan Chung Hwa Pulp Corporation dan Yuen Foong Yu Paper

Manufacturing Company Ltd, yaitu perusahaan Pulp dan Paper yang berkantor di

Taiwan. Pada proses perjalannya PT. Indah Kiat mengakuisisi PT. Sinar Dunia

Page 104: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Makmur pada Desember 1991, sebuah pabrik kertas industri yang berlokasi di

Serang dengan kapasitas produksi 900 ton/hari yang merupakan cikal bakal dari

PT.IKPP Serang Mill.68

Saat ini PT. IKPP adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA)

yang terletak di jalan raya Serang Km. 76 Kecamatan Kragilan Serang Banten,

yang berada di wilayah administratif desa Kragilan. PT. IKPP Serang adalah

Industri Pulp dan Paper yang mulai dibangun pada Tahun 1991 dan memulai

produksi perdananya sebagai pabrik kertas industri pada bulan Januari 1993.

Perusahaan yang berada di lahan seluas 450 Hektar ini adalah perusahaan yang

memproduksi kertas-kertas industri seperti : kertas linear medium, kertas folding

box board, corrugated carton boxes, dan paper tube.69

PT IKPP Serang Mill memiliki 5000 karyawan tetap dan 1500 sampai

dengan 2000 karyawan outsourcing yang dikelola oleh Yayasan Lokal yang

bekerja sama dengan Koperasi karyawan untuk memenuhi kebutuhan tenaga

kerja. Saat ini PT IKPP mengerjakan produksi Kertas Industri dengan 3 shift

kerja atau 24 jam tanpa henti.70

4.1.2.2 Visi dan Misi Perusahaan

PT IKPP adalah perusahaan yang memiliki visi berusaha untuk menjadi

Perusahaan yang terbesar di dunia dan terkuat dalam mengintegrasikan Hutan,

Pulp dan Paper, serta siklus hijau kokoh.

68 www.ikserang.com 69 ibid 70 ibid

Page 105: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan PT IKPP memiliki beberapa

Misi yang dijalankan oleh perusahaan sebagai berikut :

• Meningkatkan pasar global

• Menggunakan teknologi dalam mengembangkan produk baru dan proses

pengolahan yang efisien

• Mengembangkan kapasitas Sumber Daya Manusia melalui training.

• Merealisasikan keberlanjutan (sustainable) pada semua kegiatan.

Misi inilah yang akan dikerjakan dalam bentuk program dan aktivitas oleh

seluruh bagian yang terdapat di dalam perusahaan mulai dari Board OF Director

(BOD) bahkan sampai karyawan.

Selain Visi dan Misi PT. IKPP Serang Mill memiliki filosofi yang juga

dipegang kuat oleh seluruh Pimpinan dan Karyawan. Filosopi yang pada awalnya

adalah filosopi Pemimpin Perusahaan tetapi saat ini menjadi filosopi yang juga

dipegang oleh seluruh karyawan mulai dari Level Direktur, Manajer bahkan

sampai level Staff. Filosopi ini dipegang bersama antara lain :

• Sumber Daya Manusia sebagai kunci sukses

• Keseimbangan antara kebutuhan lingkungan dengan kebutuhan

perusahaan untuk menghasilkan kegiatan yang berkelanjutan.

• Mengembangkan karyawan sebagai kepedulian untuk memenuhi

kebutuhan konsumen

• Akuntabel baik kepada shareholder maupun masyarakat secara umum

Page 106: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

• Menghargai principle yang menjalankan bisnis dengan good governance

dengan tujuan bisnis yang berkelanjutan.71

Filosopi yang telah diterima oleh seluruh pimpinan dan karyawan

PT.IKPP Serang Mill menurunkan nilai-nilai yang harus dipegang secara

bersamaan. Nilai ini akan mejadi pedoman seluruh unit usaha yang ada di PT

IKPP saat menjalankan tugasnya. Keempat nilai tersebut adalah :

1. Mengejar Manajemen yang Berkelanjutan melalui Pertumbuhan dan

Kemajuan merupakan Tujuan Kami.

2. Menyediakan pelayanan yang excellent untuk meningkatkan kepuasan

pelanggan adalah niat kami.

3. Mengatur dengan terbuka dan bertanggung jawab untuk mendapatkan

kepercayaan masyarakat adalah akuntabilitas kami

4. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan lingkungan adalah tanggung

jawab sosial kami.72

4.1.3 Gambaran Umum Desa Tegalmaja

Desa Tegalmaja adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan

Kragilan Kabupaten Serang. Luas wilayah Desa Tegalmaja adalah 198 ha.

Dengan rincian penggunaan lahan sebagai berikut :73

• Permukiman : 15 Ha • Perkantoran : 0,12 Ha

71 ibid 72 ibid 73 Data desa

Page 107: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

• Pertaniaan : 4 Ha • Peternakan : 0,5 Ha

• Fasilitas Sosial : 0,12 Ha • Lain-lain : 155 Ha

Secara Administrasi wilayah Desa Tegalmaja terbagi menjadi 6 kampung,

yang terbagi atas 4 RW dan 12 RT. Adapun batas-batas wilayah nya sebagai

berikut:74

• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kamaruton

• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Jeruk Tipis

• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sukamaju

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kragilan

Gambaran Umum Penduduk Desa Tegalmaja

Wilayah Desa Tegalmaja secara administrasi terbagi atas 6 kampung yaitu

1. Kampung Pabrik

2. Kampung Tegalmaja

3. Kampung Penggalih

4. Kampung Bongas

5. Kampung Rangkas Baru

6. Kampung Pinggir Kali

Dengan jumlah penduduk 2965 jiwa terdiri dari 1525 jiwa laki-laki dan

1440 jiwa perempuan.75 Jumlah penduduk di Desa Tegalmaja menurut jenis

kelamin setiap RT(Rukun Tetangga) dapat dilihat pada table berikut :

74 ibid

Page 108: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Desa Tegalmaja

Per Januari 2011

Nama Wilayah Jumlah KK

Jumlah Penduduk L P Jumlah

RT 001/01 108 246 201 447

RT 002/01 98 185 163 348

RT 003/01 31 69 65 134

RT 004/02 55 92 99 191

RT 005/02 94 136 156 292

RT 006/02 76 133 118 251

RT 007/03 77 161 143 304

RT 008/03 65 116 102 218

RT 009/03 56 93 104 197

RT 010/04 65 108 89 197

RT 011/04 68 81 95 176

RT 012/04 69 105 105 210

Jumlah 862 1525 1440 2965 Sumber : Data Base Desa Tegalmaja 2011

Tingkat pendidikan di Desa Tegalmaja cukup mengkhawatirkan, hal

tersebut berimbas dengan kondisi perekonomian mereka. Hubungan yang erat

antara tingkat pendidikan dengan tinkat perekonomian. Dimana masyarakat yang

tidak lulus SD berjumlah 416 orang, lulusan SD berjumlah 882 orang, lulusan

SLTP berjumlah600 orang, dan lulusan SLTA berjumlah 225, sedangkan lulusan

Perguruan Tinggi hanya berjumlah 13 orang saja.76 Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat di table di bawah ini :

75 ibid 76 ibid

Page 109: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Di Desa Tegalmaja

Per Januari 2011

Nama Wilayah

Pendidikan Penduduk TT SD SD SLTP SLTA PT

RT 001/01 79 90 82 62 5

RT 002/01 69 92 73 31 1

RT 003/01 31 27 23 12 0

RT 004/02 35 57 33 16 0

RT 005/02 32 87 65 31 3

RT 006/02 23 64 74 14 0

RT 007/03 42 110 60 11 0

RT 008/03 25 95 43 6 0

RT 009/03 16 61 27 9 0

RT 010/04 21 84 39 4 1

RT 011/04 26 62 31 14 3

RT 012/04 17 53 50 15 0

Jumlah 416 882 600 225 13 Sumber : Data Base Desa Tegalmaja 2011

4.2 Informan Penelitian

Seperti yang sudah dikemukakan di bab 3, bahwa dalam penelitian

mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 17 Tahun

2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup (Studi Kasus Limbah Buang PT

Indah Kiat di Desa Tegalmaja) ini, dalam pemilihan informan penelitiannya,

peneliti menggunakan teknik Purposive sampling (sampel bertujuan). Adapun

informan-informan yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang menurut

peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena mereka

Page 110: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(informan) dalam kesehariannya senantiasa berurusan dengan permasalahan yang

sedang peneliti teliti.

Selanjutnya perlu diketahui, adapun informan yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 8 orang, diantaranya adalah:

a. HS. Kustaman.S.T. Beliau adalah yang berkaitan dengan pengawasan

lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah melalui BPLH.

b. Ayi Syamsul Hidayat. Beliau adalah Kepala Sub Bidang Pengawasan

Dampak Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten

Serang yang berkaitan langsung dengan pengawasan dampak

lingkungan akibat limbah industri di Kabupaten Serang.

c. Ibu X (nama disamarkan permintaan dari informan) Beliau adalah

pegawai PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. Pada bagian Divisi

Pengolahan Limbah. Jabatan Beliau adalah Kepala Divisi Pengolahan

Limbah.

d. M. Islah. Beliau adalah Manager Kampanye Air dan Pangan Eksekutif

Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia yang dalam tugas

sehari-hari mengkampanyekan pentingnya menjaga ketahanan air dan

pangan pada tataran nasional, juga beliau menerima laporan atau

pengaduan masyarakat tentang pencemaran limbah dan membantu

mengadvokasinya.

e. Roni. Beliau adalah Sekretaris Desa Tegalmaja yang dalam kegiatan

sehari-hari menjalankan tugas membantu dan memperlancar kinerja

kepala desa.

Page 111: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

f. Erlin. Beliau adalah Bidan Desa Tegalmaja yang dalam tugasnya

sehari-hari adalah sebagai dokter desa, banyak warga yang sakit datang

ke beliau untuk berobat.

g. Junaedi. Beliau adalah tokoh masyarakat Kampung Pinggir Kali

sekaligus menjadi ketua RW 04, pekerjaan sehari-hari adalah pengepul

barang rongsokan seperti plastik, besi dan kertas.

h. Kasim. Beliau adalah tokoh masyarakat Kampung Rangkas Baru

sekaligus menjadi ketua RW. 03. Pekerjaan sehari-harinya adalah buruh

pabrik pada salah satu pabrik yang ada di kawasan indutri modernland.

4.3 Deskripsi dan Analisis Data

Dalam penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 17 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup (Studi

Kasus Buangan Limbah PT. Indah Kiat di Desa Tegalmaja) ini, data yang peneliti

dapatkan lebih banyak berupa kata-kata dan tindakan yang peneliti dapatkan

melalui proses wawancara dan observasi berperan serta. Dalam penelitian ini,

kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan

sumber data utama. Sumber data utama dicatat dalam catatan tertulis atau melalui

alat perekam yang peneliti gunakan selama proses wawancara berlangsung.

Selain data berupa kata-kata dan tindakan, dalam penelitian ini juga

peneliti menggunakan data-data dan dokumentasi yang berada di Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, Wahana Lingkungan Hidup

Indonesia. Dokumentasi tersebut bermacam-macam bentuknya. Adapun

Page 112: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan pengamatan berperanserta

adalah berupa catatan lapangan peneliti.

Selanjutnya, karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka

dalam proses pengumpulan datanya peneliti juga melakukan aktivitas mengalisis

data secara bersamaan. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,

bahwa dalam prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model

interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles & Huberman , yaitu selama

proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting, diantaranya; reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (verification).77

Selanjutnya untuk menjaga validitas data yang didapatkan selama penelitian

berlangsung, peneliti juga melakukan aktivitas triangulasi sumber serta

membercheck.

4.3.1 Implementasi Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007 Tentang

Pengendalian Lingkungan Hidup

4.3.1.1 Pandangan Masyarakat Desa Tegalmaja terhadap PT.

Indah Kiat Pulp&Paper Tbk.

77 Miles & Huberman, Loc. Cit.

Page 113: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Desa Tegalmaja merupakan salah satu desa yang terkena dampak langsung

dari adanya PT. IKPP baik dampak akibat pendirian pabriknya maupun dampak

dari pembuangan limbahnya. PT. IKPP sendiri didirikan dari mulai Tahun 1991

dan memulai proses produksinya pada Januari Tahun 1993. Sejak saat itu

perubahan yang terjadi dilingkungan Desa Tegalmaja mulai terasa. Yang paling

dirasakan adalah mengenai air seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Kasim :

“…efek mungkin banyak ya, terutama air, air disini berasal dari sumur keduk. Sejak adanya Indah Kiat air sumur disini banyak kekurangan terutama pada musim kemarau. Entah itu gara-gara Indah Kiat atau emang faktor cuaca, yang pasti ini terjadi sejak adanya Indah Kiat.”78 Hal yang sama juga diungkapkan oleh, Bapak Junaedi sebagai berikut :

“...pas jaman saya kecil mah dek dulu, namanya mau musim apa namanya air di sumur gak bakal habis kaya sekarang. Kalau sekarang kemarau dikit aja pasti sumur kering, pokoknya sejak ada Indah Kiat sumur jadi kering kalau kemarau sama warnanya rada buteg gitu dek.”79 Dulu hanya pendirian pabrik untuk produksi sekarang bertambah dengan

adannya lagon (penampungan air) dan kawasan pembuangan limbah padat PT.

IKPP. 2 bangunan yang baru tersebut semakin memperparah kondisi di Desa

Tegalmaja. Dahulu masyarakat bermata pencaharian sebagai petani, sekarang

lahan pertanian mereka telah dijual untuk dijadikan lagon dan tempat pembuangan

limbah padat. Dengan adanya aliran limbah yang melewati Desa Tegalmaja ini

menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan tempat tinggal masyarakat

terutama air yang mereka konsumsi tiap harinya. Sumur-sumur masyarakat yang

78 Wawancara dengan Bapak Kasim selaku ketua RW. 03 Kampung Rangkas Baru tanggal 5 Januari 2011 pukul 18.30-19.30 Wib. Wawancara dilakukan di Kediaman beliau di Kampung Rangkas Baru. 79 Wawancara dengan Bapak Junaedi selaku ketua RW. 04 Kampung Pinggir Kali tanggal 5 Januari 2011 pukul 12.00-13.00 Wib. Wawancara dilakukan di Kediaman beliau di Kampung Pinggir Kali

Page 114: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

berada berdekatan dengan aliran air limbah PT. IKPP berubah warna dan susah

untuk dikonsumsi. Kondisi air tersebut peneliti temukan sendiri dan di perjelas

dengan pernyataan oleh Bapak Kasim :

“…tuh liat aja air yang disumur bapak, ade timba sendiri. Nanti ade liat airnya rada buteg sama kaya ada olinya gitu. Bisa si dimasak tapi mesti didiemin dulu biar kotorannnya ngendap di bawah. Kalau udah dimasak nanti diminumnya rasanya rada anta gitu. Ya semenjak ada Indak Kiat air disini jadi aneh dek”80

Pernyataan yang hampir sama dinyatakan oleh Bapak Junaedi, yaitu

sebagai berikut :

“…sudah hampir 2 tahun ini saya dan keluarga gak pake air sumur buat minum. Orang airnya aja begitu (buteg dan berminyak) mau dipakai buat minum gak berani saya mending pakai air isi ulang ketauan. Dulu si gak separah sekarang tapi sekarang ade bisa liat sendiri deh. Dulu sebelum ada Indah Kiat gak begini dek, bagus-bagus aja. Nah, pas Indah Kiat mulai buka jadi begini dek.” 81 Asumsi yang berkembang dimasyarakat adalah bahwa dengan adanya PT.

IKPP air yang mereka konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari tercemari dan tidak

dapat dipergunakan dengan semestinya. Sehingga sebagian penduduk memilih

untuk menggunakan air isi ulang untuk keperluan konsumsinya. Dengan adanya

PT. Indah Kiat ini ada beberapa efek tidak langsung yang berdampak pada

kehidupan penduduk, contohnya dengan adanya tempat pembuangan limbah padat

PT. Indah Kiat mendorong masyarakat untuk menjadi pemulung sebagai mata

80 Wawancara dengan Bapak Kasim selaku ketua RW. 03 Kampung Rangkas Baru tanggal 5 Januari 2011 pukul 18.30-19.30 Wib. Wawancara dilakukan di Kediaman beliau di Kampung Rangkas Baru. 81 Wawancara dengan Bapak Junaedi selaku ketua RW. 04 Kampung Pinggir Kali tanggal 5 Januari 2011 pukul 12.00-13.00 Wib. Wawancara dilakukan di Kediaman beliau di Kampung Pinggir Kali

Page 115: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

pencaharianya karena mata pencaharian mereka sebelumnya yaitu bertani sudah

tidak bisa dilakukan hal tersebut dikarekan lahan pertanian mereka sudah dijual

kepada PT. Indah Kiat untuk dijadikan lagon dan tempat pembuangan limbah

padat. Berikut adalah data kesehatan masyarakat Desa Tegalmaja yang terkena

efek tidak langsung dari adanya PT. Indah Kiat :

Tabel 4.3 DAFTAR PENYAKIT YANG DIDERITA PENDUDUK DESA TEGALMA JA

PER 1 OKTOBER-29 DESEMBER 2010

Bulan Penyakit

Panas Batuk Gatal-gatal Diare Ispa

Oktober 16 4 3 5 5

November 14 1 1 5 3

Desember 13 5 0 3 1 Sumber : data dari Ibu Erlin (bidan desa Tegalmaja)

Penyakit yang ada dalam daftar diatas adalah akibat tidak langsung dari

adanya PT. Indah Kiat. Penyakit ini memang rata-rata terjadi karna pola hidup

penduduk yang tidak sehat, seperti memulung dan melakukan pengepulan barang

bekas. Tidak jarang rumah tempat tinggal mereka dijadian tempat pengepulan

sementara sebelum diberikan kepada pengepul. Berikut pernyataan Ibu Erlin

selaku bidan desa terkait dengan beberapa penyakit yang menimpa warga Desa

Tegalmaja :

“…penyakit yang ada bukan disebabkan oleh air yang mereka konsumsi. Air sumur yang ada juga masih layak konsumsi dengan catatan air yang akan dikonsumsi diberikan tawas terlebih dahulu, tau tawaskan dek ? kalaupun ada beberapa penyakit yang ada lebih disebabkan dari faktor pola hidup mereka yang kurang sehat dan lingkungan sekitar mereka yang kurang higienis. Gimana mau sehat kalau tiap hari aja hidupnya bareng

Page 116: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

sama sampah, belum lagi kalau mereka rebutan limbah padat di ujung desa sana. Ya, susah juga di dek.” 82

Kondisi terakhir yang ada di Desa Tegalmaja adalah salah satu kampung

yaitu Kampung Bongas direlokasi karna kampung tersebut terancam dengan

adanya lagon. Lagon tersebut dibangun mencapai tinggi 3 (tiga) meter memiliki

pondasi tanah, jika lagon jebol yang ditakutkan akan seperti yang terjadi di Situ

Gintung. Lagon-lagon ini dibangun dilingkungan dekat dengan tempat tinggal

penduduk, lagon yang ada di Kampung Bongas jarak dengan rumah penduduk

sekitar 2-3 meter. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan hidup

penduduk yang ada di sekitar lagon. Berikut pernyataan Bapak Roni terkait

pendirian lagon :

“…waktu buat lagon mah gak ada itu obrolan ma warga, gak tau juga deh udah ngobrol kali ma Ibu (Ibu Lurah). Entah itu lagonnya ada AMDALnya apa gak, orang buat, buat aja. Harusnyakan masyarakat di ajak tuker pikiran gimana baenya.”83

4.3.1.2 Implementasi Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007

oleh Badan Pengelolaan Lingkungan HIdup

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 17 Tahun 2007

Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup telah dilaksanakan di wilayah

Kabupaten Serang sejak tanggal disahkannya oleh Bupati Kabupaten Serang,

yaitu pada tanggal 14 Desember 2007 dan diundangkan di Kabupaten Serang pada

tanggal 28 Desember 2007. Cakupan wilayah pengimplementasiannya meliputi

82 Wawancara dengan Ibu Erlin selaku Bidan Desa Tegalmaja tanggal 18 Juni 2011 pukul 16.30-18.00 Wib. Wawancara dilakukan dikediamanya di Desa Tegalmaja 83 Wawancara dengan Bapak Roni selaku sekretaris Desa Tegalmaja tanggal 4 januari 2011 Pukul. 10.30-1130 Wib. Wawancara dilakukan di rumah beliau di Kampung Pinggir Kali

Page 117: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Kecamatan Kramatwatu, Kecamatan Waringinkurung, Kecamatan Bojonegara,

Kecamatan Pulo Ampel, Kecamatan Ciruas, Kecamatan Kragilan, Kecamatan

Pontang, Kecamatan Tirtayasa, Kecamatan Tanara, Kecamatan Cikande,

Kecamatan Kibin, Kecamatan Carenang, Kecamatan Binuang, Kecamatan Petir,

Kecamatan Tunjung Teja, Kecamatan Baros, Kecamatan Cikeusal, Kecamatan

Pamarayan, Kecamatan Kopo, Kecamatan Jawilan, Kecamatan Ciomas,

Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Padarincang, Kecamatan Anyar, Kecamatan

Cinangka, Kecamatan Mancak, Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Bandung

Bentuk kegiatan pengimplementasiannya adalah dengan melakukan

sosialisai secara langsung pada masyarakat dan pengusaha, serta pemberian

pembinaan kepada perusahaan yang belum memiliki kelengkapan dokumen

lingkungan yang meliputi : analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL),

upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL)

dan surat pernyataan pengelolaan lingkungan (SPPL). Hal ini diperkuat oleh

pernyataan Bapak Ayi Syamsul Hidayat selaku Kepala Sub Bidang Pengawasan

Dampak Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang,

beliau berkata:

"…secara langsung kita melakukan pertemuan-pertemuan para pealu usaha, dan kita terus melakukan pembinaan kepada perusahaan atu industri yang masih belum memiliki dokumen lingkungan. Alhamdulillah, sampai

Page 118: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

saat ini sudah ada sekitar 60% perusahan dan industri yang ada di Kabupaten Serang telah memiliki dokumen lingkungan." 84

Kegiatan yang dilaksanakan selama Implementasi Peraturan Daerah ini

meliputi :

• Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi Peraturan Daerah.

• Melaksanakan Program Pencegahan Dampak Lingkungan

• Melaksanakan Program Pengawasan dan Pengendalian Dampak

Lingkungan

• Melaksanakan Program Pemantauan dan Pemulihan Kualitas Lingkungan.

Tujuan dikeluarkannya peraturan daerah ini adalah untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan lingkungan hidup di Kabupeten Serang. Lebih

jelasnya seperti yang diutarakan oleh Bapak Ayi :

“…kalau perda 17 mah lebih pada pengendalian pencemaran limbah yang ada di Kabupaten Serang. Pengendaliannya berupa apa, jadi gini dari mulai perencanaan usaha, pelaksanaan usaha dan pengawasan usaha. Jadi dari proses awal sampai akhir itu dikendalikan dan aturannya ada di perda ini”. 85 Dalam Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007 ini Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Kabupeten Serang berperan sebagai implementator dan

pengawas para perusahaan, agar pelaku usaha memiliki dokumen lingkungan

84 Wawancara dengan Bapak Ayi Syamsul Hidayat selaku Kepala Sub Bidang Pengawasan Dampak Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang 15 Juni 2011 pukul 09.30 – 11.00 Wib 85 Wawancara dengan Bapak Ayi Syamsul Hidayat selaku Kepala Sub Bidang Pengawasan Dampak Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang 15 Juni 2011 pukul 09.30 – 11.00 Wi

Page 119: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

hidup yang berarti sanggup untuk melakukan pengelolaan terhadap limbah yang

dihasilkan. BPLH mempunyai fungsi sebagai berikut :86

a) Perencanaan dan perumusan kebijakan teknis dibidang lingkungan

hidup.

b) Pelaksanaan pembinaan teknis dan pembinaan lingkungan hidup,

pertambangan.

c) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian bidang lingkungan hidup.

d) Pemberian perijinan dan pelayanan umum bidang lingkungan hidup.

e) Pelaksanaan pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis BPLH

f) Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan badan.

Untuk mengetahui kejelasan tentang tugas dan fungsi BPLH, peneliti coba

menanyakan kepada Bapak Kustaman, beliau mengatakan :

“…peran BPLH dalam perda ini adalah kami melakukan pengawasan dan pembinaan kepada industri-industri yang nakal..”87

Selain melakukan pembinaan dan pengawasan BPLH juga melakukan

sidak langsung kelapangan dengan mengambil sampel limbah, hal ini bertujuan

untuk melakukan penjagaan kualitas limbah agar tidak mencari lingkungan.

Sebagaimana yang di utarakan oleh Bapak Ayi :

“.. kita sering tiba-tiba kelapangan dek, langsung ambil sample limbah. Apakah limbahnya melewati baku mutu atau gak. Ini bentuk komitmen kami kepada masyarakat.”88

86 Wawancara dengan Bapak Kustaman selaku Kepala Bidang Pengendalian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kanupaten Serang tanggal 15 Maret 2011, pukul 09.30-11.00 Wib. Wawancara dilakukuan di dalam ruang Bidang Pengendalian Badan Pengelolaan BPLH Kabupaten Serang. 87 Wawancara dengan Bapak Kustaman selaku Kepala Bidang Pengendalian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kanupaten Serang tanggal 15 Maret 2011, pukul 09.30-11.00 Wib. Wawancara dilakukuan di dalam ruang Bidang Pengendalian Badan Pengelolaan BPLH Kabupaten Serang

Page 120: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Pembinaan ini bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada pelaku

industri tentang pentingnya melakukan pengolahan limbah yang dihasilkan agar

tidak merusak lingkungan disekitarnya. Pembinaan ini dilakukan secara intensif

kepada industry-industri yang belum memiliki kepatuhan terhadap aturan

lingkungan hidup yang berlaku. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ayi :89

“…usaha pembinaan ini kita lakukan secara terus-menerus kepada pelaku industi yang belum patuh, sampai mereka mentaati aturan yang ada”.

Dalam usaha pembinaan ini tidak serta merta hasilnya pelaku industri ini

menjadi patuh. Ada yang memang memiliki perkembangan yang cepat, dan ada

pula yang lambat. Hal tersebut sangat disadari oleh Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, sehingga Badan terus bekerja keras untuk mendapatkan hasil

yang maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ayi :90

“…dalam proses pembinaan ini ada industri yang perkembanganya bagus, ada yang cuma biasa aja, ada juga yang cuma pelan-pelan. Yang terpenting adalah keinginan mereka untuk berubah. Toh proses pembinaan tidak serta merta menjadikan semuanya baik, ada proses yang harus dilalui”.

BPLH mempunyai visi mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup

menuju terciptanya daya dukung lingkungan yang berkelanjutan. Di dalam visi

tersebut terkandung misi sebagai berikut: 91

88 Wawancara dengan Bapak Ayi Syamsul Hidayat. Beliau adalah Kepala Sub Bidang Pengawasan Dampak Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan tanggal 23 Februari 2011 pukul 08.30-09.30 Wib, percakapan dilakukan di Ruang Bidang Pengawasan dan Pengendalian BPLH Kabupaten Serang 89 Op.Cit Bapak Ayi tanggal 15 Juni 2011 90 ibid 91 Op.Cit Bapak Ayi tanggal 23 Februari 2011

Page 121: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

� Menyiapkan pedoman dan petunjuk teknis mengenai pencegahan,

penanggulangan dan pemulihan kualitas lingkungan.

� Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap segala

aktivitas yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.

� Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi-instansi

pemerintah, lembaga ilmiah, swasta, masyarakat termasuk lembaga

swadaya masyarakat.

� Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kapasitas lembaga

SDM aparat pengelola lingkugan hidup.

� Meningkatkan penelitian dan pengujian mutu.

� Melaksanakan penegakan hukum secara tegas dan konsisten

terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan setiap pelaku usaha.

� Meningkatkan pemulihan kualitas lingkungan secara berkelanjutan

sejalan dengan perkembangan kehidupan masyarakat.

Dalam melaksanakan Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup oleh Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang terdapat beberapa kendala

teknis. Kendala Utamanya adalah Fasilitas dan Anggaran, dimana Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang hanya memiliki 1 (satu) unit

kendaraan operasional berupa mobil dinas. Dimana dengan hanya 1 unit

kendaraan operasional dirasakan sangat kurang untuk menunjang kinerja Badan

Page 122: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang khususnya Sub Bidang

Pengawasan Dampak Lingkungan. Yang mempunyai tugas untuk :

1. Melakukan cross chek ke lapangan, melihat kelayakan limbah buang

yang dihasilkan oleh proses produksi industri se-Kabupaten Serang.

2. Melakukan pembinaan terhadap industri-industri yang belum memiliki

dokumen lingkungan dan fasilitas pengolahan limbah.

3. Melakukan Pengawan kepada perusahaan-perusahaan yang dianggap

“nakal”.

Satu unit kendaraan operasional yang dimiliki oleh Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dirasakan belum cukup untuk menunjang

kinerja dari Sub Bidang Pengawasan Dampak Lingkungan yang harus mengawasi

400 industri yang ada di kawasan Kabupaten Serang, seperti yang diungkapkan

oleh Pak Ayi, sebagai berikut :

“..mobil dinas yang dimiliki oleh badan hanya 1 unit, itupun bukan kendaraan operasional khusus Bidang Pengawasan. Mobil tersebut digunakan untuk kperluan semua bidang yang ada di Badan. Sehingga sering mobil pribadi juga digunakan untuk keperluan ke lapangan. Ya ade.. bayangkan saja, kalau Bidang Pengawasan ini harus mengawasi 400 perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Serang, sehingga diambil kebijakan kami hanya mengawasi 200 industri yang dianggap vital”92

Kendala yang lain berupa anggaran, anggaran yang ada belum cukup

untuk membeli peralatan uji emisi dan laboratorium limbah mobile. Anggaran

yang ada lebih dimanfaatkan untuk keperluan teknis, seperti sidak kelapangan,

keperluan rumah tangga Badan. Sehingga alokasi anggaran untuk membeli

92 Op.Cit Bapak Ayi tanggal 15 Juni 2011

Page 123: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

peralatan uji emisi yang modern belum tercukupi. Seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Ayi :

“…anggaran yang ada belum cukup untuk membeli peralatan uji emisi yang baru dan laboratorium mobile. Harga perlatan uji emisi yang baru itu berkisar Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) sedangkan anggaran operasional sendiri berkisat diangka Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Kalau Bidang memilik untuk membeli alat, bisa gak berjalan kerja Bidang karna gak ada dana operasionalnya. Kami sedang mengajukan pengadaan untuk fasilitas ini, kalau disuruh memilih antara SDM dulu atau alat ini dulu, saya lebih memilih alat ini ada dulu. SDM yang ada sekarang saya rasa sudah cukup, walaupun masih terlihat keteter”93.

4.3.1.3 Impementasi Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007

pada masyarakat Desa Tegalmaja

Dalam penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah No. 17 Tahun

2007 ini masyarakat diposisikan sebagai salah satu pengawas jalan nya peraturan.

Dimana peran indepedensi masyarkat sangat diperlukan agar peraturan daerah ini

dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pengetahuan masyarakat akan perda ini pun

akan mempengaruhi, bagaimana berjalannya. Bagaimana mau mengawasi jika

perdanya saja tidak mengetahui, hal tersebut yang banyak peneliti temukan di

masyarakat, berikut beberapa pernyataan masyarakat yang berhasil peneliti

kumpulkan :

Bapak Roni Selaku Sekretaris Desa Tegalmaja, berkata :

“…wah saya gak tau masalah peraturan ini, yang saya tahu cuman peraturan tentang air bersih.”94

93 ibid 94 Wawancara dengan Bapak Roni selaku sekretaris Desa Tegalmaja tanggal 4 januari 2011 Pukul. 10.30-1130 Wib. Wawancara dilakukan di rumah beliau di Kampung Pinggir Kali.

Page 124: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Bapak Junaedi selaku Tokoh mayarakat kampung Pinggir Kali sekaligus ketua

RW 04 mengatakan :

“.. wah dek… kalo masalah aturan mah. Tanya aja ke Bapak(sekdes) atau Ibu(Lurah), saya mah Cuma bisa ngatur warga aja. Yang begituan kurang paham.”95

Bapak Kasim sekalu Tokoh masyarakat kampung Rangkas Baru sekaligus ketua

RW. 03, berkata :

“…gak tau saya mah dek. Yang saya tau cuman Pancasila sama UUD 1945 itu aja. Kalau aturan-aturan yang lain saya gak tau.”96

Dengan adanya beberapa pernyataan tersebut diatas, peneliti mencoba

untuk mengklarifikasi hal masalah tersebut. Yang berkaitan dengan sosialisasi

Perda ke masyarakat, peneliti mencoba menanyakan langsung kepada Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang selaku pelaksana. Berikut apa

yang diutarakan Bapak Ayi menanggapi permasalahan tersebut :

“…kami memang telah mengadakan sosialisasi, tapi dek. Coba lihat perdanya, kami mengacu pada perda. Bahwa sasaran utama dalam sosialisasi perda ini adalah pelaku usaha yang limbahnya berdampak mencemati lingkunga. Makanya jelas jika sebagian besar masyarkat tidak tau akan adanya perda ini.”97

Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air

dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di

sekitarnya karena mengurangi tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air

95 Wawancara dengan Bapak Junaedi selaku ketua RW. 04 Kampung Pinggir Kali tanggal 5 Januari 2011 pukul 12.00-13.00 Wib. Wawancara dilakukan di Kediaman beliau di Kampung Pinggir Kali 96 Wawancara dengan Bapak Kasim selaku ketua RW. 03 Kampung Rangkas Baru tanggal 5 Januari 2011 pukul 18.30-19.30 Wib. Wawancara dilakukan di Kediaman beliau di Kampung Rangkas Baru. 97 Op. Cit Bapak Ayi tanggal 23 Februari 2011

Page 125: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

dan merubah suhu air. Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan

memisahkan serat kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping,

larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk

melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan

kertas yang putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan

(bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin

dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan filter

dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas. Beberapa jenis pelapis juga

digunakan dalam tahap penyelesaian.

Pencemaran lingkungan yang disebabkan industri kertas antara lain : 98

a. Membunuh ikan, kerang dan invertebrata akuatik lainnya

b. Memasukkan zat kimia karsinogen dan zat pengganggu aktivitas hormon ke

dalam lingkungan

c. Menghabiskan jutaan liter air tawar

d. Menimbulkan risiko terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya

dari limbah industri yang mencemari lingkungan.

Zat pencemar dari proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari

lingkungan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :99

1. Efluen limbah cair

98 Wawancara dengan Bang Islah selaku Manager Kampanye Ai r dan Pangan Eksekutif Nasional Walhi tanggal 24 Maret 2011 pukul 14.00-16.00 WIB. Wawancara dilakukan di sekretariat Walhi Nasional. 99 ibid

Page 126: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

� Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen,

debu dan sejenisnya

� Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin,

alkohol, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis

yang menghasilkan BOD tinggi.

� Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna

kertas

� Bahan anorganik terlarut seperti NaOH, Na2SO4, klorin dan lain-

lain

� Limbah panas

� Mikroorganisme seperti golongan bakteri coliform

2.Partikulat:

� Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain

� Partikulat zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca

3.Gas:

� Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang

dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan

proses pemulihan bahan kimia

� Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery

furnace dan lime Kiln

� Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak

pandangan

Page 127: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

4.Solid Wastes:

� Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder

� Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya

Diatas dijelaskan secara gamblang oleh Bang Islah apa yang akan terjadi

karna pencemaran limbah produksi pulp dan kertas dan zar-zat yang terindikasi

akan mencemari lingkungan yang ada. Maka dari itu peran masyarkat dan LSM

dalam rangka pengawasan pembuangan limbah industri. Masyarakat dan LSM

diposisikan sebagai pihak ketiga yang menjadi pengawas independen. Berikut

beberapa pernyataan Bang Islah tentang pengawasan yang dilakukan oleh

WALHI yang dilakukan di Banten :

“…Walhi Banten secara definitif belum ada, maka pengawasan yang dilakukan bila ada pelaporan tentang suatu permasalahan, contohnya : laporan masyarakat Glinseng, laporan masyarakat tentang PT. IKPP yang membuat wagon-wagon yang menyebabkan kekhawatiran warga akan terjadi bencana seperti di Situ Gintung, Laporan pemakaian air permukaan sungai Ciujung yang dilakukan oleh PT. IKPP, sehingga menyebabkan debit air sungai berkurang yang menyebabkan permasalahan bagi petani dan petambak di daerah Pontang dan Tirtayasa, Limbah buang perusahaan yang di buang ke sungai Ciujung dilaporkan menyebabkam tercemarinya air.”100

4.3.2 Kepatuhan PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.

Pada Perda No. 17 Tahun 2007 tentang Pengemdalian Dampak

Lingkungan, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. menjadi salah satu perusahaan

yang harus mematuhi perda ini. Pada rumusan masalah di Bab I dikemukan :

“Bagaimanakah kepatuhan PT Indah Kiat terhadap Implementasi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Dampak

100 ibid

Page 128: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Lingkungan terkait buangan limbah di Desa Tegalmaja, Kabupaten Serang” , yang

diduga buangan limbah dan adanya lagon(penampungan air) ini telah mencemari

sumur- sumur masyarakat yang mendiami di sekitar pabrik.

Gambar 4. 1 Penampakan Lagon dan Saluran pembuangan limbah

Untuk mengklarifikasi hal tersebut peneliti mencoba untuk melakukan

wawancara kepada Ibu X yang merupakan salah satu staf pengolahan limbah PT.

Indah Kiat Pulp & Paper. Beliau berkata :

“…jika terbukti benar bahwa kami(indah kiat) mencemari sumur masyarakat kami siap bertanggung jawab. Adek bisa liat lihat sendiri laporan periodik kami di BPLH dan adek juga bisa menyimpulkan sendiri. Kami gak mungkin bisa dapet Proper Biru dari kementrian LH kalo limbah kami mencemari dan membahayakan masyarakat sekitar.”101

Hal yang hampir sama juga dikatakan oleh Bapak Ayi, bahwa :

“…Indah Kiat diawasi langung oleh kementrian LH, dengan adanya Proper. Masyarakat kurang tau hal itu. Pengolahan limbah PT. Indah Kiat

101 Wawancara dengan Ibu X salah satu staf PT. Indah Kiat Pulp&Paper tanggal 15 April 2011 pukul 10.00-10.30 Wib, percakapan ini dilakukan melalui telepon difasilitasi oleh BPLH. Dilakukan di ruang Bidang Pengendalian dan Pengawasan BPLH. Karna ada beberapa alasan sehingga peniliti tidak dapat melakukan wawancara secara langsung.

Page 129: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

memakai system dan mesin yang canggih. Ya, ketika ada baku mutu melebihi batas, itu mungkin keteledoran operator.” 102

Penegasan seperti yang dikatakan oleh Ibu X bahwa jika limbah PT. IKPP

mencemari sumur masyarakat yang ada disekitar pabrik pihak perusahaan siap

untuk bertanggungjawab. Tanggungjawab yang dilakukan sekarang adalah dengan

memaksimalkan proses pengelolaan limbah yang maksimal. Pengelolaan dari

limbah hasil proses produksi PT. IKPP dilakukan dengan mesin yang canggih dan

peralatan yang modern seperti yang dikemukan oleh Bapak Ayi juga.

Pengelolaan limbah PT. IKPP juga diawasi langsung oleh Kementrian

Lingkungan Hidup dengan program PROPER sehingga diharapkan pengelolaan

limbah dapat maksimal, hasilnyapun bagus PT. IKPP mendapat PROPER Biru

dari Kementrian LH yang artinya limbah yang dihasilkan oleh PT. IKPP aman

bagi lingkungan.

Dalam penelitian ini dilapangan peneliti menemukan fakta baru, bahwa

sumur-sumur yang tercemar dan beberapa penyakit yang diderita masyarakat

Desa Tegalmaja pada Bab I adalah karna pola kehidupan masyarakat sendiri. Pola

hidup masyarakat yang masih belum sehat seperti melakukan kegiatan membuang

air besar di halaman, kandang itik yang berdekatan dengan sumur yang digunakan

untuk konsumsi dan banyak dari penduduk desa Tegalmaja matapencahariannya

adalah pemulung. Pemulung dan pengepul barang bekas ini yang menyebabkan

terjangkitnya berbagai penyakit dan pencemaran terhadap sumur-sumur yang

102 Wawancara dengan Bapak Ayi Syamsul Hidayat. Beliau adalah Kepala Sub Bidang Pengawasan Dampak Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan tanggal 23 Februari 2011 pukul 08.30-09.30 Wib, percakapan dilakukan di Ruang Bidang Pengawasan dan Pengendalian BPLH Kabupaten Serang

Page 130: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

berdekatan dengan tempat pengepulan barang bekas. Seperti yang ditegaskan oleh

Bidan Erlin sebagai berikut:103

“…penyakit yang diderita warga kebanyakan memang dari limbah, tapi bukan limbak PT.IKPP melainkan dari limbah atau rongsokan yang mereka kumpulka di rumah. Ya, mata pencaharian masyarakat disikan pengepul dan pemulung barang de. Jadi wajar saja kalo mereka kurang mementingkan pola hidup sehat. “

Hal yang hampir sama juga dikemukakan oleh Pak Kustaman:104

“…dari awal tahun 90an memang Indah Kiat dan masyarakat selalu ada masalah. Tapi tudungan tentang limbah Indah Kiat mencemari lingkungan tidak terbukti sampai sekarang, permasalahan yang ada di Tegalmaja memang disebabkan oleh pola hidup masyarakatnya. Ya tadi itu, masi ada yang dolbonlah (buang air besar di pekarangan atau di kebun), naruh kandang bebek deket sumur, naruh hasil memulung di rumahlah, itukan semua ada zat-zat yang bisa mencemari air. Masyarakat kurang memahami hal tersebut, makanya BPLH dan Dinas Kesehatan pernah mengambil sample disana, yaitu tadi hasilnya memang semuanya berasal dari pola hidup masyarakatnya, bukan berasal dari limbah Indah Kiat. Tapi yang ada hasilnya BPLH dan DinKes di bilang disuap sama Indah Kiat,.”

Proses pembuatan kertas umumnya dibagi dalam beberapa tahapan yang

akan dijelaskan berikut ini : 105

a. Pemilihan Jenis Kayu

Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

• Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer

contohnya pohon pinus.

• Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang

menggugurkan daunnya setiap tahun.

103 Wawancara dengan Bidan Erlin selaku Bidan Desa Tegalmaja tanggal 18 Juni 2011 pukul 16.30-18.00 Wib. Wawancara dilakukan dikediamanya di Desa Tegalmaja. 104 Op. Cit Bapak Kustaman 15 Maret 2011 105 Op. Cit Ibu X

Page 131: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan

untuk memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan kompak

sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih

mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit

lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk

mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan pembeli.

Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen

antara lain :

• Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang

yang merupakan komponen yang paling disukai dalam pembuatan

kertas karena panjang, kuat.

• Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang.

Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya

dihilangkan dalam proses pulping.

• Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang

berfungsi merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku.

Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin

tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan

• Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan

unsur lain. Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan

dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen indsutri kertas.

Page 132: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

b. Persiapan Kayu :

Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas,

bagas dan lain-lain dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu dikelupas secara

mekanis atau hidraulis sebelum dicacah menjadi serpihan kayu, kemudian dicuci

dan disaring untuk menghilangkan debu yang melekat. Efluen dari proses

persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel halus

batang kayu dan padatan terlarut. Proses ini juga menghasilkan limbah padat

berupa potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan

sebagai kayu bakar.

c. Pembuburan Kayu (Pulping)

Dalam proses pulping secara kimiawi ditambahkan panas dan zat kimia

pada serpihan kayu yang dimasukkan ke dalam tabung bertekanan yang disebut

digester. Pembuatan pulp dengan proses kraft menggunakan larutan putih (white

liquor), yaitu larutan campuran sodium hidroksida dan sodium sulfida yang secara

selektif akan melarutkan lignin dan membuatnya lebih larut dalam cairan

pengolah.

Setelah 2-4 jam, campuran antara pulp, sisa zat kimia dan limbah kayu

dikeluarkan dari digester. Pulp kemudian dicuci untuk memisahkannya dari cairan

hitam (sisa zat kimia dan limbah). Larutan yang mengandung serat kayu terlarut

kemudian masuk ke digester dan dipanaskan. Larutan hasil pemanasan yang

berwarna hitam (black liquor) dipisahkan dari pulp (brownstock) setelah proses

pemanasan. Dalam batch digester, pulp (brownstock) diambil dari dasar digester

tabung untuk dilanjutkan dengan pencucian. Pada digester bersinambungan,

Page 133: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

pencucian dilakukan di dalam digester untuk menghilangkan larutan lain dan

mendinginkan pulp. Kraft pulping adalah proses dengan hasil rendah yaitu hanya

45% dari kayu akan menjadi pulp yang dapat digunakan. Pulp atau disebut

brownstock pada tahap ini siap untuk diputihkan.

d. Pencucian (Washing)

Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan

kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah

limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan. Pulp yang

kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih besar.

Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk menghilangkan

materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor,

debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai.

Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan

jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.

e. Refining

Pulp melewati slot dalam piringan yang berputar untuk memisahkan

gumpalan selulosa menjadi serat dan mempersiapkan pulp untuk proses

pembuatan kertas. Serat dipotong dengan panjang yang seragam dan diperlakukan

untuk memperbaiki ikatan dan kekuatan produk akhir kertas.

f. Oksigen Delignification

Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan

untuk menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap

prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih

Page 134: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor

pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan

ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang

dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).

a. Bleaching

Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin

tanpa merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam

proses pemutihan. Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini.

C : tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam

E : Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada

tahap sebelumnya dengan larutan NaOH.

D : Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam

O : Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa

H : Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa

P : Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa

Z : Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam

X : Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral

Proses bleaching biasanya melibatkan 4-6 tahap. Di beberapa industri, tahap Q

(Q-stage) juga digunakan yang merupakan tahap chelation untuk menghilangkan

zat anorganik sebelum pengolahan dengan peroksida.

b. Paper Making

Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas

dimana akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran

Page 135: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang diberikan di bagian

penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan

digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih lanjut. Kertas jadi

terkadang juga dilapisi dengan kaolin untuk memutihkan permukaan atau diberi

pengikat yang mengandung formaldehyde., ammonia atau polivinil alkohol agar

lebih kuat.

Energi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kertas dalam bentuk

panas dihasilkan dari pembakaran sampah padat (sisa potongan kayu) dan uap

serta bahan bakar fosil. Industri kertas membutuhkan energi dalam jumlah besar

untuk dapat beroperasi. Dalam proses pembuburan kayu, sisa larutan pemasak

dapat dimurnikan kembali dengan proses pemulihan (chemical recovery). Siklus

pemulihan akan melewati liquor evaporator, recovery boiler, clarifier, dan lime

kiln melalui 4 tahapan yaitu :

• air dari pencucian dialirkan ke evaporator dimana black liquor

mengandung konsentrasi solid sebanyak 65% sampai 75% sebelum masuk

ke recovery boiler. Pada recovery boiler, dalam furnis yang didisain

khusus, zat kimia sisa pakai dipisahkan dari limbah kayu. Zat kimia dalam

proses pulping membentuk lelehan menyerupai lava di dasar recovery

boiler, sedangkan limbah kayu dibakar pada bagian atas recovery boiler.

Panas ini digunakan untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi yang dapat

digunakan untuk memenuhi uap yang dibutuhkan dalam penggilingan dan

kebutuhan pembangkit listrik.

Page 136: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

• Sisa larutan pemasak (black liquor) mengandung berbagai senyawa

organik dan senyawa sulfur disamping NaOH and Na2S yang reaktif.

Black liquor diuapkan dalam furnis bersama sodium sulfat (Na2SO4) untuk

mendapatkan Na2S, dan sodium karbonat (Na2CO3) dalam bentuk abu.

• Abu kemudian dituangkan ke tanki besar untuk membentuk green liquor,

yaitu campuran dari sodium sulfida dan sodium karbonat. Abu ini

kemudian dicampur dengan air dan lime (CaO) yang membentuk larutan

hijau (green liquor) dan menghilangkan bahan kimia asalnya yaitu NaOH

and Na2S, kalsium karbonat (CaCO3).

• Pada langkah selanjutnya, lime (kalsium oksida) ditambahkan ke dalam

green liquor untuk mengubah sodium karbonat menjadi sodium hidroksida

sehingga kembali terbentuk white liquor yang akan digunakan kambali

dalam proses pulping berikutnya.

Kegiatan produksi kertas membutuhkan air yang sangat banyak. Untuk

melakukan proses produksi kertas dan pulp PT. IKPP menggunakan air yang

berasal dari aliran Sungai Ciujung. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu X, sebagai

berikut :

“…dalam proses produksi kami memanfaatkan air yang berasal dari aliran sungai ciujung, kami simpan di lagon-lagon. Air yang di lagon kami gunakan untuk kebutuhan kegiatan produksi..”106

106 Wawancara dengan Ibu X , kepala divisi pengolahan limbah PT.IKPP tanggal 17 April 2011, pukul 15.00-16.00 Wib. Wawancara dilakukan di rumah beliau dikawasan perumahan Bumi Ciruas Permai.

Page 137: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Bapak Kustaman mengungkapkan hal yang hampir sama, yaitu :

“…Indah Kiat menggunakan air yang ada di lagon untuk keperluan proses produksinya. Makanya lagon-lagon itu dibuat besar, gunanya untuk tempat penampungan air.”107

Pernyataan-pernyataaan diatas menegaskan bahwa dalam kegiatan proses

produksi kertas di PT. IKPP memanfaatkan air yang berasal dari kali Ciujung.

Dalam memanfaatkan air yang berasal dari kali Ciujung ini PT. IKPP membangun

lagon-lagon untuk tempat menyimpan cadangan air yang akan digunakan pada

proses kegiatan produksi.

Dasar pengelolaan limbah yang dilakukan oleh IKPP adalah sebagai

berikut :

1. UU. No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

2. Keputusan Mentri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995 Tentang Baku

Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

3. Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan

Hidup.

107 Wawancara dengan Bapak Kustaman selaku Kepala Bidang Pengendalian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kanupaten Serang tanggal 15 Maret 2011, pukul 09.30-11.00 Wib. Wawancara dilakukuan di dalam ruang Bidang Pengendalian Badan Pengelolaan BPLH Kabupaten Serang.

Page 138: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

0

Gambar 4.2 Instalasi IPAL PT. IKPP

Proses Pengolahan limbah yang dilakukan oleh IKPP :

Berdasarkan Keputusan Mentri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995,

parameter untuk industry kertas adalah : pH, COD, BOD, TSS. Langkah

pengolahan limbahnya sebagai berikut :108

1. Screening

Proses penyisihan sampah dan partikel solid yang berukuran cukup

besar/solid, sehingga proses IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang

di jalani menjadi lebih efektif.

2. Equalisasi

Merupakan proses penghomogenan limbah sehingga kualitas air limbah

yang masuk ke proses lebih stabil. Selain itu equalisasi juga mengurangi

fluktuatif debit yang masuk ke dalam proses IPAL (Instalasi Pengolahan

Air Limbah)

108 Op.Cit Ibu X tanggal 17 April 2011

Page 139: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

3. Koagulasi

Merupakan proses rapid mixing/pengadukan cepat yang berfungsi untuk

membentuk flok-flok kecil dengan bantuan chemical. Chemical yang

dipakai : sludge floc, PAC, Aluminium Sulfat/tawas, sekaligus dengan

penambahan asam/basa untuk menetralkan pH air limbah.

4. Flokulasi

Proses kelanjutan proses dari Koagulasi, dalam hal ini pengadukan lambat

akan menggumpalkan/menggabungkan flok-flok kecil yang sudah

terbentuk dari proses Koagulasi. Untuk lebih merekatkan dalam

penggumpalan ditambahkan chemical polimer

5. Sedimentasi (Primary Clarifier)

Merupakan proses pengendapan daripada flok-flok besar yang sudah

terbentuk. Flok-flok ini yang terbentuk di endapkan melalui proses

gravitasi. Air limbah selanjutnya masuk ke proses biological chemical

treatment. Proses Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi cenderung berfokus

untuk menyisihkan partikel suspended solid/koloid. Sludge yang

dihasilkan dari proses sedimentasi ini kemudian masuk ke dalam bak

penampungan sludge yang nantinya akan diproses dalam beltpress dan

screwpress.

6. Cooling Tower

Proses ini berfungsi untuk menurunkan suhu/temperature air limbah,

sehingga air limbah yang masuk ke dalam biological chemical treatment

tidak membunuh mikroba. Mikroba dipakai dalam biological chemical

Page 140: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

treatment ini merupakan mikroba mesofilik yang hanya dapat hidup pada

temperatur 200-400C.

7. Biological Treatment (aerob activated sludge)

Biological treatment yang dipakai disini adalah proses activated sludge

dnegan menggunakan mikroba aerob. Disini lebih difokuskan untuk

menyisihkan parameter BOD dan COD. Untuk kelangsungan hidup

mikroba ditambahkan nutrisi N dan P yang didapat dari pupuk Urea dan

Asam Phospat/pupuk TSP, selain itu untuk kebutuhan 02 maka

ditambahkan aerator. Aerator ini ada 2 jenis yaitu : Submersible Aerator

dan Surface Aerator. Untuk WWTP (Wash Water Treatment Proses) # 3,

sebelum masuk ke aerob activated sludge, air limbah masuk ke dalam an

aerob activated sludge yang berfungsi untuk menurunkan BOD dan COD.

Selain itu dengan proses an aerob akan menghasilkan gas methane (CH4)

yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler.

8. Sedimentasi

Proses sedimentasi yang kedua ini berfungsi untuk memisahkan antara

sludge yang mengandung mikroba dengan air limbah hasil proses. Air

proses yang dihasilkan akan menuju ke saluran pembuangan/outlet.

Sedangkan sludge yang mengandung mikroba sebagian direcycle sebagian

masuk ke bak penampungan sludge.

Page 141: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

9. Pengolahan Lumpur

# Beltpress dan screwpress

Merupakan dewatering sludge untuk mengurangi kadar air pada sludge

IPAL. Dengan proses ini sludge dapat menjadi bentuk uang lebih solid

sehingga lebih mudah dalam proses pengolahan. Sedangkan air limbah air

dewatering dikembalikan ke proses equalisasi.

Beda Beltpress dan Screwpress hanya terdapat pada bentuk, beltpress

berbentuk mesin press, sedangkan pada screwpress, sludge dilewatkan

pada mesin berbentuk ulir sehingga air akan jatuh dengan sendirinya.

Page 142: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Sumber : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang 2011

Gambar 4.3 Flow Diagram WWTP #1 dan WWTP #2

Diatas kita dapat melihat proses pengolahan limbah dan flow diagramnya.

Pengolahan limbah yang canggih adalah bentuk komitmen PT. IKPP dalam

menjaga kelestarian lingkungan. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu X, sebagai

berikut :

“…pengolahan limbah dengan teknologi mutakhir adalah bentuk komitmen kami dan tanggung jawab kami kepada lingkungan dan masyarakat. Pada proses WWTP #3 yang menggunakan bakteri mikroba, yang sengaja kami impor dari Belanda karna di Indonesia bibit bakteri ini

Bar & Rotary Screening

Buffer Tank (Equalisasi)

Koagulasi Flokulasi

Primary Clarifier

Cooling Tower Activated Sludge

Secondary Clarifier

Effluent Tank

Beltpress Screwpress

Bak Sludge

Polimer

INFLUENT

EFLUENT

HCL ALUM/PAC Polimer

O2 P N

Page 143: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

belum ada. Teknologi yang kami gunakan ini adalah mungkin satu-satunya yang ada di Indonesia.”109

Tabel 4.4 Laporan Limbah PT. IKPP

Periode April-Desember 2010 De-inking Pulp

Parameter Satuan Baku Mutu (Kepmen

No. 51/95) Bulan

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Debit m3/bln 104,762 94,662 105,295 81,563 136,438 116,78 108,95 101,403 109,3 BOD mg/L 100 62 72 27 34 53 28 41 86 49 COD mg/L 300 179 196 76 96 151 80 117 247 137 TSS mg/L 100 20 23 62 19 19 10 13 41 49 pH 6~9 7,1 7,3 8,2 7,6 7,4 7,6 7,03 7,5 7,9

Kertas kasar

Parameter Satuan Baku Mutu

(Kepmen No. 51/95) Bulan

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Debit m3/bln 690,497 776,25 754,888 876,723 824,927 813,392 760,363 783,106 815,951 BOD mg/L 90 34 41 21 28 41 32 31 53 44 COD mg/L 175 97 114 56 80 118 92 89 155 127 TSS mg/L 80 13 11 25 18 8 38 41 2 31 pH 6~9 7,2 7,4 7,8 7,7 7,6 7,6 7,21 7,4 7,7

Sumber : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup 2011

Dari tabel diatas terlihat komitmen PT. IKPP untuk melakukan

pengelolaan terhadap limbah hasil produksinya agar tidak melebihi bahu mutu

yang ditetapkan. Melebihi baku mutu yang ditetapkan akan merusak kelestarian

lingkungan. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu X sebagai berikut :110

“.. komitmen kami (PT.IKPP) adalah menjaga kelestarian lingkungan untuk anak cucu kita nanti. Produksi yang kami lakukan menghasilkan De-inking Pulp dan Kertas Kasar, sehingga proses pengelolaan limbah yang kami lakukan ada 2 macam. 1 untuk pengolahan limbah produksi De-inking Pulp dan yang 1 lagi untuk pengolahan limbah kertas kasar.”

109 Op. Cit Ibu X tanggal 17 April 2011 110 ibid

Page 144: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Langkah selanjutnya dalam proses analisa data adalah melakukan kegiatan

intrepretasi hasil penelitian. Intrepretasi hasil penelitian ini merupakan penapsiran

terhadap hasil akhir dalam melakukan pengujian data dengan teori dan konsep

sehingga dapat mendiskripsikan hasil data dan fakta dilapangan. Pada langkah ini

peneliti mencoba menghubungkan data-data yang peneliti dapat dilapangan

dengan dasar opersional yang telah ditetapkan sejak awal. Dasar opersional

tersebut adalah teori implementasi kebijakan yang dikemukan oleh Randall B.

Ripley yang menyebutkan bahwa fokus utama dalam implementasi kebijakan

terdapat 2 fokus utama yaitu compliance (kepatuhan) dan what’s happening (apa

yang terjadi ketika kebijakan dilaksanakan)111.

“…There are two principal ways of assessing implementation. One approach is to ask whether implementers comply with the prescribed procedures, timetable and restrictions. The compliance perspective sets up a preexisting model of correct implementation behavior and measures actual behavior. The second approach to assessing implementation is to ask how implementation is proceeding. What is it achieving? Why? This perspective can be characterized as inductive or empirical: there is a focus on what’s happening and why.”112

Dalam teori yang diungkapkan oleh Ripley sebenarnya terdapat 2 fokus

utama kebijakan, tetapi pada penelitian ini peneliti sengaja hanya menggunakan

salah satu fokus kebijakan yaitu pendekatan kepatuhan (compliance). Sengaja

peneliti menggunakan satu pendekatan ini, bertujuan agar penelitian yang peneliti

lakukan fokus pada 1 titik permasalahan yaitu kepatuhan. Pada fokus kepatuhan

(compliance) menunjuk pada apakah para implementor patuh terhadap prosedur

111 Ripley Loc.Cit 112 ibid

Page 145: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

atau standard aturan yang telah ditetapkan. Pada sub bab sebelumnya telah

peneliti jabarkan data-data yang peneliti dapatkan selama melakukan penelitian.

Berikut temuan yang didapatkan peneliti dalam penelitian mengenai Implementasi

Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengendalian

Lingkungan Hidup studi kasus limbah buang PT. Indah Kiat Pulp&Paper di Desa

Tegalmaja, Kecamatan Kragilan adalah :

Pertama, tentang Pelaksanaan Implementasi Peraturan Daerah No. 17

Tahun 2007 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup oleh Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, pelaksanaan implementasi yang dilakukan oleh Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan

sosialisasi peraturan daerah yang belum menyeluruh ke masyarakat dan para

pelaku usaha. Usaha yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang

menggembirakan, masih banyak pelaku usaha di wilayah Kabupaten Serang yang

belum memiliki dokumen lingkungan hidup, ini adalah tantangan bagi Badan

Pengelolaan Lingkugan Hidup sebagai pelaksanan perda.

Tugas selanjutnya selain menjadi pelaksana kebijakan, Badan Pengelolaan

Lingkugan Hidup Kabupaten Serang juga menjadi pengawas bagi pelaku usaha

yang memiliki ijin. Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan

Lingkugan Hidup dilaksanakan secara intens. Pengawasan yang seperti ini

dilakukan untuk memberikan pembinaan kepada industri yang dianggap nakal dan

belum memiliki dokumen lingkungan hidup. Hal ini menjadi belum dapat berjalan

maksimal karna adanya kendala pada fasilitas dan anggaran, jadi BPLH belum

Page 146: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

bisa melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap industri yang ada di

Kabupaten Serang.

Setelah Peneliti melakukan penelitian di Badan Pengelolaan Lingkugan

Hidup Kabupaten Serang. Peneliti menjadi mengetahui sebab yang menjadikan

Badan Pengelolaan Lingkugan Hidup kurang maksimal dalam melaksanakan

implementasi perda ini. Seperti yang sudah dibahas diatas penyebabnya itu ada

beberapa faktor, tapi yang paling utama dan perlu itu kendaraan operasional dan

peralatan uji laboratorium yang modern. Kendaraan operasional ini sangat vital

funsinya untuk keperluan pengawasan dan kegiatan sidak pada industri-industri

yang dikategorikan “nakal”, kendaraan operasional yang ada sekarang hanya ada

1 (satu) unit mobil. Dengan adanya 1 mobil ini tidak bisa menunjang kegiatan

pengawasan yang dilakukan oleh BPLH karna cakupan pengawasannya ada

sekitar 400 industri yang tersebar di seluruh Kabupaten Serang. Anggaran yang

dilakukan untuk kegiatan pengawasan juga kurang, anggaran yang ada hanya

cukup untuk melakukan operasional pengawasan sekitar 200 industri. Maka dari

itu BPLH hanya melakukan pengawasan kepada 200 industri yang dianggap vital

saja.

Masalah lain berupa penyediaan peralatan laboratorium yang modern, 1

set peralatan in harganya berkisar Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Sedangkan dana untuk Bidang Pengendalian hanya berkisar antara Rp

200.000.000,00 an ( dua ratus juta an) , jika anggaran yang ada dipergunakan

untuk membeli peralatan tersebut operasional Bidang Pengawasan akan

terganggu. Peralatan modern ini memiliki kelebihan berupa keakuratan data dan

Page 147: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

kecepatan dalam test uji ilmiah untuk sample limbah. Keunggulan yang lain

berupa peralatan ini lebih ringkas dan simple, jadi dapat dipergunakan untuk

laboratorium mobile.

Dari temuan-temuan hasil penelitian ketidakpatuhan BPLH terletak pada

ketidakpatuhan terhadap prosedural pelaksanaan peraturan daerah dan

ketidakpatuhan teknis. Ketidakpatuhan terhadap prosedural pelaksanaan dapat

dilihat pada bagaimana BPLH melakukan pengawasan terhadap pelaku-pelaku

industri. BPLH seharusnya melakukan pengawasan terhadap lebih dari 400

industri yang ada di Kabupaten Serang. Tetapi dalam pelaksanaannya BPLH

hanya melakukan pengawasan terhadap 200an industri yang dianggap vital. Hal

tersebut bertentangan dengan tujuan diterbitkannya Peraturan Daerah No. 17

Tahun 2007, bahwa tujuan dari ada nya perda ini adalah melakukan pengawasan

terhadap semua industri di Kabupaten Serang agar kegiatan usahanya tidak

mengganggu dan mencemari lingkungan hidup dan melindungi masyarakat

diseluruh Kabupaten Serang agar terhindar dari bahaya pencemaran lingkungan

yang disebabkan oleh limbah hasil produksi.

Ketidakpatuhan prosedural lainnya adalah berupa penerapan persyaratan

bagi industri untuk dapat menjalankan proses produksinya yaitu dokumen

UKL/UPL. Banyak industri yang belum memiliki dokumen UKL/UPL ini hal

tersebut dikarenakan lemahnya pengawasan yang dilakukan dan ketidaktegasan

dalam pemberian sanksi. Padahal dokumen tersebut menjadi syarat kelayakan

untuk mengajukan izin mendirikan sebuah industri, tapi pada kenyataanya masih

banyak indutri yang belum memiliki UKL/UPL penyebabnya adalah lemahnya

Page 148: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

pengawasan dan sosialisasi pentingnya dokumen UKL/UPL. Keterangan yang

peneliti dapat dari BPLH yaitu, usaha untuk menyadarkan para pelaku industri ini

ada tetapi tidak bisa serta merta industri tersebut dapat sadar dan memenuhi

persyaratan pengelolaan limbah sesuai dengan aturan yang berlaku, hal tersebut

membutuhkan proses. Maka dari itu BPLH melakukan pemantauan kepada

industri yang bermasalah tersebut ada yang memiliki perkembangan cepat , ada

yang lambat dan ada pula yang diam di tempat.

Ketidakpatuhan teknis adalah kepatuhan BPLH dalam rangka menyiapkan

dan mengadakan fasilitas yang diperlukan, seperti kurangnya kendaraan dinas

yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pengawasan ke industri-industri yang

ada di Kabupaten Serang. Serta perangkat yang penting ada laboratorium uji

limbah yang modern, laboratorium yang ada sekarng sudah tidak layak lagi.

Seharusnya BPLH bisa mengadakan fasilitas tersebut dengan mengajukan

anggaran dana kepada Provinsi maupun hibah dari Kementrian Lingkungan

Hidup, dengan tidak dipatuhinya hal teknis ini menyebabkan BPLH seperti

kurang profesional dalam menjalankan kinerja. Hal tersebut dibuktikan lemahnya

pengawasan yang disebabkan oleh kurangnya fasilitasa kendaaran operasional,

untuk pengurusan Dokumen Lingkungan Hidup juga memakan waktu yang cukup

lama karna hasil test laboratorium untuk uji limbah baru bisa diketahui setelah 1

minggu pengujian. BPLH sebagai garda terdepan sebagai penjaga kelestarian

lingkungan hidup di Kabupaten Serang seharusnya memiliki fasilitas yang

memadai agar kegiatan pengawasan dapat dilakukan secara maksimal, fasilitas

yang minimal harus terpenuhi adalah penambahan kendaaraan operasional karna

Page 149: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

sekarang yang tersedia hanya 1(satu) unit mobil serta BPLH harus memiliki

laboratorium uji limbah yang baru agar keakuratan pengujian limbah dan waktu

proses uji limbah tidak memakan waktu yang lama. Dalam penelitian ini yang

peneliti batasi pada Buangan Limbah PT. Indah Kiat Pulp&Paper BPLH dapat

dikatakan patuh. Kepatuhan tersebut dibuktikan dengan adanya pengawasan yang

di intens kepada PT. Indah Kiat Pulp&Paper. Pengawasan ini dilakukan dengan

bekerja sama dengan Kementrian Lingkungan Hidup, karna PT. Indah Kiat

Pulp&Paper dibawah pengawasan langsung oleh Program pengawasan

Kementrian Lingkungan Hidup.

Kedua, mengenai kepatuhan PT. Indah Kiat Pulp&Paper terhadap

peraturan daerah no 17 ini. Di dalam latar belakang peneliti menuliskan adanya

indikasi bahwa limbah pabrik PT. Indah Kiat yang melewati Desa Tegalmaja

mencemari sumur penduduk yang digunakan untuk konsumsi dan mck (mandi,

cuci, kakus). Setelah peneliti telusuri dari berbagai sumber ternyata ada fakta yang

terungkap, bahwasanya sebagian air sumur masyarakat yang tercemar adalah

akibat dari limbah yang berasal dari warga sendiri. Di desa Tegalmaja khususnya

banyak warga yang bermata pencaharian sebagai pemulung dan banyak juga yang

menjadi pengepul rongosokan. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab sumur

warga tercemar. Penyebab lainnya adalah kesadaran masyarakat desa akan

pentingnya kesehatan dan kebersihan yang kurang, dengan melakukan buang air

besar di lahan-lahan pekarang dan menaruh kandang ternak dekat dengan sumur

yang digunakan untuk konsumsi warga. Sehingga terjawab sumur warga yang

tercemar akibat kurang pahamnya masyarakat akan kesehatan lingkungan.

Page 150: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PT. Indah Kiat Pulp&Paper dapat dikatakan patuh, kewajiban-kewajiban

mengenai persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporan periodik terpenuhi.

Pengolahan limbahnnyapun menggunakan teknologi modern dan canggih

sehingga pengolahan hasil limbah produksinya dapat maksimal. Baku mutu dari

limbah yang dihasilkan juga memenuhi batasan yang tercantum dalam

KepMenLH No. 51 Tahun 1995. Usaha yang dilakukan oleh PT.IKPP harus

mendapatkan apresiasi yang baik,karna untuk membangun sebuah utilitas

pengolahan lombah tidak memerlukan dana yang sedikit. Biasanya industri

enggan membuat utilitas limbah yang baik, menurut mereka lebih baik dana yang

dipergunakan untuk pembangunan IPAL digunakan untuk penambahan modal

produksi.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, kepatuhan PT. IKPP

meliputi kepatuhan prosedural dan kepatuhan teknis. Kepatuhan prosedural

PT.IKPP dapat dilihat bahwa PT. IKPP telah memiliki dokumen lingkungan yang

menjadi persyaratan utama mendirikan sebuah industri. Selain itu adalah

pelaporan periodik dari pemantauan limbah PT.IKPP yang dilaporkan kepada

BPLH secara berkala, dalam laporan tersebut dilaporkan bahwa limbah yang

dikeluarkan dari PT.IKPP telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan

dalam Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007 yang mengacu pada KepMenLH No.

51 Tahun 1995 tentang baku mutu limbah. Dalam hal ini PT.IKPP telah

melakukan kepatuhan terhadap peraturan yang ada dengan membuang limbah cair

yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan pada KepMenLH No.

51 Tahun 1995.

Page 151: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Kepatuhan teknis PT. IKPP dapat dilihat pada usaha pengelolaan limbah

yang dilakukan oleh PT. IKPP. PT. IKPP berusaha mengolah limbah yang mereka

hasilkan dengan 3 metode pengolahan limbah yang disebut WWT (Waste Water

Treatment) ada WWT 1 , WWT 2 dan WWT3. Teknologi yang digunakan untuk

melakukan pengelolaan limbah sudah modern sehingga limbah yang dihasilkan

bisa maksimal dan aman bagi lingkungan. Untuk mendirikan ke 3 metode

pengelolaan limbah tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit, apalagi pada

WWT 3 yang menggunakan bakteri dalam proses pengolahan limbahnya. Dengan

kegiatan pengolahan limbah yang dilakukan PT.IKPP tersebut didapatkan hasil

buangan yang ramah lingkungan/

Berdasarkan uraian yang telah peneliti jelaskan diatas bahwa Implementasi

Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007 Tentang Ijin

Pengendalian Dampak Lingkungan terkait studi kasus buangan limbah PT. Indah

Kiat Pul&Paper di Desa Tegalmaja belum dilaksanakan secara maksimal. Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup selaku pelaksan kebijakan belum bisa melakukan

sosialisasi dan pengawasan dengan maksimal. PT. Indah Kiat Pulp&Paper sebagai

subyek yang dikenakan kebijakan dapat dikatakan patuh, karna kewajibannya

untuk mematuhi aturan yang ada dalam peraturan daerah terpenuhi. Laporan

periodic limbahnya menunjukkan konsistensi PT.IKPP dalam melakukan

pengolahan terhadap limbah yang dihasilkan.

Ketiga, isi dari peraturan daerah Kabupaten Serang No. 17 Tahun 2007

belum bisa melindungi masyarakat Kabupaten Serang secara penuh. Terbukti

dengan masih adanya peneemaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Serang.

Page 152: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Dengan adanya masalah yang terjadi di Desa Tegalmaja ini menjadi sebuah bukti.

Bahwa kepatuhan terhadap peraturan yang ada belum tentu tidak melanggar

aturan-aturan yang lainnya. Permasalahannya sebenarnya berasal dari dasar

hukum dalam penentuan baku mutu limbah. Peraturan Daerah Kabupaten Serang

No. 17 menggunakan KepMenLH No. 51 Tahun 1995 tentang baku mutu limbah

sebagai dasar hukum dan patokan, sedangkan yang terjadi dalam masyarakat

adalah air yang mereka konsumsi tercemar oleh limbah buangan PT. IKPP. Dasar

menentukan air yang bisa dikonsumsi menggunakan SK. MenKes

907/MenKes/SK/VII/2002 syarat-syarat dan pengawasan air minum. Parameter

dalam SK. MenKes 907/MenKes/SK/VII/2002 lebih jelas dan teperinci tentang

kriteria air minum yang layak dikonsumsi, sedangkan parameter dalam

KepMenLH No. 51 Tahun 1995 hanya berupa parameter air limbah yang aman

untuk di buang seteleh proses pengolahan limbah.

Ada beberapa perbedaan yang jelas dalam kedua aturan tersebut adalah

terletak pada parameter yang digunakan dalam menentukan mutu air. Dalam

KepMenLH No. 51 Tahun 1995 lebih sedikit parameter yang harus dipenuhi

sedangkan pada SK. MenKes 907/MenKes/SK/VII/2002 lebih banyak parameter

yang harus dipenuhi karna ini digunakan untuk menentukan kualitas air minum

yang akan dikonsumsi. Tujuan dari kedua kebijakan tersebut sama yaitu ingin

melindungi masyarakat dengan memberian batasan-batasan dan parameter yang

jelas yang aman bagi kehidupan masyarakat.Ada baiknya parameter dalam

KepMenLH No. 51 Tahun 1995 ditinjau ulang dan diberikan revisi agar relevan

dengan kondisi yang ada dengan mempertimbangkan parameter yang ada dalam

Page 153: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SK. MenKes 907/MenKes/SK/VII/2002. Dasar menggunakan parameter dalam

Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007 juga harus dikaji ulang jika parameter yang

ada dalam KepMenLH No. 51 Tahun 1995 tidak relevan dengan yang terjadi di

lapangan. Dibutuhkan pengkajian yang dalam tentang parameter yang akan

digunakan karna hal tersebut menyangkut hajat hidup orng banyak.

Page 154: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Implementasi

Perda Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengendalian Lingkunga Hidup, dimana

yang menjadi fokus utama adalah mengenai kepatuhan PT. Indah Kiat. Peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif dengan teori Ripley dan Franklin yang

menyatakan bahwa terdapat dua fokus dalam Implementasi Kebijakan Publik

yaitu Compliance (kepatuhan) adalah menunjuk pada apakah para implementor

patuh terhadap prosedur atau standard aturan yang telah ditetapkan dan What’s

happening adalah berkaitan dengan kondisi yang dihadapi pada saat suatu

program atau kebijakan diimplementasikan. Peneliti memfokuskan penelitian

pada fokus Compliance (kepatuhan).

Berdasarkan perumusan masalah yang terdapat pada latar belakang tentang

Kepatuhan PT. Indah Kiat terhadap Implementasi Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pengendalian Lingkungan Hidup, dapat disimpulkan bahwa :

1. Kepatuhan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup selaku pelaksana

Peraturan Daerah No, 17 Tahun 2007 tentang Pengendalian Dampak

Lingkungan adalah patuh. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya

pengawasan yang dilakukan kepada PT. Indah Kiat Pulp&Paper,

pengawasan menjadi salah satu tugas dari Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup selaku pelaksana kebijakan.

Page 155: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2. Kepatuhan PT. Indah Kiat Pulp&Paper, Tbk selaku subyek yang

dikenakan Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2007 tentang Pengendalian

Dampak Lingkungan adalah patuh. Kepatuhaannya berupa beberapa

laporan periodik yang ada menunjukkan konsistensi dalam usaha

pengelolaan limbah yang dihasilkan dari proses produksinya. Dalam

laporan disebutkan bahwa limbah cair yang dibuang melalui saluran

pembuangan sudah memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan.

3. Parameter yang digunakan dalam Peraturan Daerah No. 17 Tahun

2007 kurang tepat. Terbukti dengan adanya masalah PT.IKPP

padahal dalam laporan periodik perusahaan ini patuh terhadap

parameter yang dijadikan dasar tapi di dalam masyarakat timbul

perdebatan tentang kualitas dari limbah yang dihasilkan PT. IKPP

yang mencemari air sumur mereka. Peraturan Daerah No. 17 Tahun

2007 menggunakan parameter dari KepMenLH No. 51 Tahun 1995

yang hanya menetapkan standar baku mutu limbah yang aman untuk

dikeluarkan atau dibuang, bukan untuk standar yang layak konsumsi

dan aman bagi masyarakat,

4. Pola hidup masyarakat yang kurang sehat mengakibatkan timbulnya

berbagai penyakit yang timbul Di Desa Tegalmaja. Pekerjaan mereka

yang menjadi pemulung dan pengepul sampah yang mengakibatkan

banyak penyakit yang menjangkiti, belum lagi penempatan kandang

itik yang bersebelahan dengan sumur yang mengakibatkan air sumur

tercemar oleh limbah ternak tersebut.

Page 156: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang berjudul “Implementasi Peraturan

Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup (Studi

Kasus Buangan Limbah PT. Indah Kiat di Desa Tegalmaja, Kecamatan Kragilan)”

ini, maka peneliti dapat memberikan saran agar dapat melaksanakan atau

mengimplementasikan peraturan daerah tersebut berjalan dengan semestinya.

Adapun saran-saran tersebut yaitu:

1. Hendaknya diadakan pengkajian ulang yaitu dengan melakukan evaluasi

yang ditindaklanjuti dengan melakukan revisi terhadap Peraturan Daerah

Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup dengan

melihat dari berbagai aspek kehidupan dan kepentingan bersama. Bila

perlu membuat peraturan daerah yang baru dengan berdasarkan Undang-

undang yang terbaru.

2. Mengkaji parameter tentang baku mutu air yang digunakan dalam

pembuatan peraturan daerah, mengingat baku mutu air sangat penting

dalam menjaga kualitas air yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.

Sehingga hak masyarakat akan air bersih tidak terabaikan.

3. Membuka ruang komukasi publik yang luas agar peraturan daerah dapat

tersosialisasi dengan baik. contohnya : mengadakan loka karya di

kecamatan yang menjadi peserta adalah para perangkat desa tujuan adalah

perangkat desa ini mampu memberikan gambaran perda ini kepada

mayarakat di desanya.

Page 157: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

4. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup perlu menambah personil dan

kendaraan operasional untuk melakukan pengawasan kepada industri di

seluruh wilayah Kabupaten Serang. Agar program pemerintah dalam

rangka menjaga kelestarian ligkunga hidup berhasil.

5. Membuat forum komunikasi dan dialog antara masyarakat dan PT. Indah

Kiat yang di fasilitasi oleh pemerintah daerah, agar tidak ada kepentingan

yang saling tumpang tindih. Komukasi dua arahpun dapat terjadi, sehingga

miss komunikasi antara masyarakat dan PT. Indah Kiat tidak terjadi.

Page 158: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Agustino, Leo. 2006. Politik & Kebijakan Publik. Bandung : AIPI

AG. Subarsono, 2005, Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, dan

Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dunn, William,N. 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta :

Gajah Mada University Press.

Furchan, Arif & Agus Maimun. 2005. Studi Tokoh: Metode Penelitian

Mengenai Tokoh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta :DIA FISIP Universitas Indonesia.

Islamy, M. Irfan. 1991. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara.

Jakarta: Bumi Aksara.

Koentjaraningrat. 1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta ;

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia

Press: Jakarta.

Nasution. S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung :

Penerbit Tarsito

Page 159: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Nugroho, Riant D. 2004. KEBIJAKAN PUBLIK, Formulasi, Implementasi

dan Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Parsons, Wayne. 2001. Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan.

Jakarta:Kencana.

Ripley, Randal B. Ripley dan Grace A. Franklin, 1982. Policy

Implementation and Bureaucracy, The Dorsey Press.

Sugiyono 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Bandung :ALFABETA.

Suharto, Edi, 2006, Analisis Kebijakan Publik, Bandung: ALFABETA.

Syafei, Inu Kencana , 1999, Ilmu Administrai Publik, Jakarta: Rineka Cipta.

Tangkilisan, Drs Hessel Nogi S, 2003. Kebijakan Publik yang Membumi,

Yogyakarta :Lukman Offset YPAPI

Usman, Husain dkk. Edi.2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:

Penerbit Bumi

Wahab, Solichin Abdul. 2005, Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke

Implementasi kebijakan Negara.Jakarta: Bumi Aksara.

Wibawa, Samodra. 1994. Kebijakan Publik, Jakarta: Intermedia

Wicaksono, Kristian Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 160: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1165/1/SKRIPSI EKO SETYAWAN-061514... · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Widodo, Joko. 2002. Good Governance: Akuntabilitas dan Kontrol

Birokrasi. Surabaya:Insan Cendekia.

Winarno,, Budi. 2002. Kebijakan Publik :Teori dan Proses. Yogyakarta:

Media Presindo

B. DOKUMEN

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengendalian Dampak

Lingkungan.

Rencana Strategis Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang

Tahun 2011-20155

Keputusan Menteri Likungan Hidup No. 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu

Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MenKes/SK/VII/2002 tentang

Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

C. SUMBER LAIN

Koran Radar Banten Edisi Sabtu, 10 Januari 2009

www.ikserang.com diakses tanggal 10 Oktober 2010 Pukul 10.05 WIB

http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian- diakses tanggal 13 juni 2011 Pukul 09.02 WIB