implementasi penilaian sikap pada mata pelajaran …

87
IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK PESANTREN YASRIB WATANSOPPENG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Prodi Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh SAMMI ARISMA NIM. 20100116011 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2020/2021

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

1

IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN

AKIDAH AKHLAK BERDASARKAN KURIKULUM 2013

DI MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK

PESANTREN YASRIB WATANSOPPENG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) Prodi Pendidikan Agama Islam

Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Oleh

SAMMI ARISMA

NIM. 20100116011

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2020/2021

Page 2: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sammi Arisma

NIM : 20100116011

Tempat Tgl/ Lahir : Malaysia 30 September 1998

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Romangpolong

Judul :“Implementasi Penilaian Sikap pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak Berdasarkan Kurikulum di

Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Yasrib

Watansoppeng”

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi

ini benar adalah hasil karya sendiri, jika kemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain atau seluruhnya,

maka skripsi ini dan gelar yang di peroleh karenanya batal demi hukum.

Samata, Juni 2021

Penyusun

Sammi Arisma

NIM. 20100116011

Page 3: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi berjudul, “Implementasi Penilaian Sikap Pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah

Tsanawiyah Pondok Pesantren Yasrib Watansoopeng”, yang disusun oleh

Sammi Arisma, NIM: 20100116011, mahasiswi Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,

telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah Skripsi yang

diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 24 Juni 2021 M, bertepatan

dengan 13 Zulkaidah 1442 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan

beberapa perbaikan.

24 Juni 2021 M.

Samata-Gowa, 13 Zulkaidah

1442 H.

DEWAN PENGUJI:

Nomor SK 1872

Ketua : Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A. (… .............................. )

Sekretaris : Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I. (… .............................. )

Munaqisy I : Dr. Sitti Mania, M.Ag. (… .............................. )

Munaqisy II : Dr. Usman, M.Pd. (… .............................. )

Pembimbing I : Dr. Muhammad Yahdi, M.Ag. (… .............................. )

Pembimbing II : Dr. H. Andi Achruh, M.Pd.I. (… .............................. )

Diketahui oleh:

Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Alauddin Makassar,

Dr. H. Marjuni, M.Pd.I.

NIP 197810112005011006

Page 4: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

iv

KATA PENGANTAR

,segala p hanya milik Allah, yang telah memberikan penerang,

hidayah, dan taufik-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Implementasi Penilaian Sikap pada Mata pelajaran

Akidah Akhlak berdasarkan kurikulum 2013 di madrasah Tsanawiyah Pondok

Pesantren Yasrib Watansoppeng” Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan

kepada junjungan, teladan, Nabi besar Muhammad Saw. Yang dengannya

telah membawa risalah Islam sehingga ummat mampu berhijrah dan menuntun

kepada jalan yang benar serta sebagai sumber ilmu yang sejati.

Peneliti telah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan skripsi ini

di tengah pandemi covid-19. Kemampuan dan kesabaran selama proses

penulisan skripsi ini namun peneliti menyadari kekurangan yang ada di dalam

skripsi ini tidak luput dari segala kekurangan penulis sendiri maupun

tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Peneliti mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kedapa seluruh pihak yang telah turut membantu baik

secara moril dan material hingga tahap penyelesaian skripsi ini. Dengan penuh

kesadaran penulis menyampaian permintaan maaf kedapa seluruh pihak yang

sudah terganggu dan terbebani selama menyelesaiakan skripsi ini. Semoga

Allah membalas pahala baik hati mereka.

Melalui tulisan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus,

teristimewa kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Syamsuddin dan ibunda

Arifah yang jasahnya tak dapat penulis dapat dengan segenap hidup saya, yang

matanya tak perna lelah mengawasi, yang bibirnya senangtiasa mengawasi,

dan tangannya selalu membuai dengan kasih sayangnya, dan membiayai

Page 5: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

v

penulis selama menempuh pendidikan sampai selesainya skripsi ini. Orang tua

selalu mendukung penulis dalam keadaan apapun dan selalu mengiringi setiap

langkah peneliti dengan doanya. Kedapa beliau penulis memanjatkan doa

semogah Allah swt. Senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka

Amin.

Tak lupa juga peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., Rektor UIN Alauddin

Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor 1, Dr. Wahyuddin

Naro, M.Hum., Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin,

M.Ag., Wakil Rektor III, dan Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag.,

Wakil Rektor IV, yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin

Makassar yang menjadi tempat bagi penyusun untuk memperoleh ilmu

baik dari segi akademik maupun ekstrakurikuler.

2. Dr. H. A. Marjuni, M.Pd.I., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Alauddin Makassar, Dr. M. Shabir U, M.Ag., Wakil Dekan Bidang

Akademik, Dr. M. Rusdi, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Administrasi

Umum, Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si.,Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan,

yang telah membina penulis selama proses penyelesaian studi.

3. H. Syamsuri, S.S., M.A. dan Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I., Ketua

dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin Makassar

yang telah memberikan petunjuk dan arahannya selama penyelesaian

studi.

4. Dr. Sitti Mania, M. Ag. dan Dr. Usman, M.Pd. Pembimbing I dan

Pembimbing II, yang telah memberikan arahan, dan pengetahuan baru

dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap

penyelesaian.

Page 6: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

vi

5. Dr. Muhammad Yahdi, M.Ag. dan Dr. H. A. Achruh, M.Pd.I. Penguji I

dan Penguji II, yang telah memberikan arahan, koreksi dan pengetahuan

baru dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai

tahap penyelesaian.

6. Segenap dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar yang setulus hati mengabdi tanpa mengenal

lelah.

7. Muhammad Anwar. HM, Kepala Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta segenap staf yang telah

menyiapkan berbagai literatur dan memberikan kemudahan untuk

memanfaatkan perpustakaan secara maksimal demi penyelesaian skripsi

ini.

8. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan

2016 tanpa terkecuali, terkhusus kepada rekan-rekan PAI 1-2 yang telah

banyak membantu dan memberikan motivasi selama menempuh studi.

9. Teman-teman PPL MTS Muhammadiyah Mojolabang dan Teman teman

KKN Tanete Riaja Kabupaten Barru Angkatan ke-61 UIN Alauddin

Makassar yang telah memberikan dorongan dan do’a kepada peneliti.

10. Kepada seluruh kakak-kakak dan adik-adik di Jurusan Pendidikan

Agama Islam yang telah memberikan arahan, masukan dan semangat

dalam proses penyelesaian studi.

Terakhir, Terimah kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak memberikan bantuan selama

peneliti menempuh pendidikan di UIN Alauddin Makassar. Semoga Allah

membalas semua kebaikan mereka.

Page 7: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1-7

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ............................... 5

C. Rumusan Masalah .............................................................. 5

D. Kajian Pustaka .................................................................... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................ 10-37

A. Kurikulum 2013 ................................................................. 10

B. Penilaian Sikap ................................................................... 18

C. Pembelajaran Akidah Akhlak ............................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 38-45

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ................................................ 38

B. Pendekatan Penelitian ........................................................ 39

C. Sumber Data ....................................................................... 40

D. Metode Pengumpulan Data ................................................ 40

E. Instrument Penelitian ......................................................... 41

F. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data ............................. 42

G. Pengujian Keapsahan Data …………………………..…… 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 46-52 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................. 46 B. Perencanaan Penilaian Sikap pada Mata Pelajaran Akidah

Akhlak Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesant- renYastrib Watansoppeng ................................................... 47

C. Pelaksanaan Penilaian Sikap pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesant- renYastrib Watansoppeng ................................................... 50

D. Evaluasi Penilaian Sikap pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesant- renYastrib Watansoppeng ................................................... 52

BAB V PENUTUP ............................................................................ 58-60

A. Kesimpulan ......................................................................... 58

B. Implikasi ............................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 63

Page 8: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

1.1 Fokus Penelitian dan Peskripsi Fokus ................................................ 5

2.1 Pedoman Observasi Penilaian Sikap ……………………………….. 25

2.2 Pedoman Penilaian Diri ……………………………………………… 26

2.3 Pedoman Penilaian Antar Peserta Didik …….……………………… 28

2.4 Pedoman Jurnal …………………………………………………….… 30

Page 9: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

ix

ABSTRAK

Nama : Sammi Arisma

NIM : 201001160011

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Implementasi Penilaian Sikap pada Mata Pelajaran Akidah

Akhlak Berdasarkan Kurikulum di Madrasah Tsanawiyah

Pondok Pesantren Yasrib Watansoppeng

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang

pelaksanaan penilaian ranah sikap dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran

Aqidah Akhlak di MTS Pondok Pesantren yasib Watansoppeng. Adapun

permasalahan yang diangkat adalah: (1) Bagaimana perencanaan penilaian sikap

pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MTS Pondok Pesantren yasib

Watansoppeng? (2) Bagaimana pelaksanaan penilaian sikap pada mata pelajaran

Akidah Akhlak di MTS Pondok Pesantren yasrib Watansoppeng? (3) Bagaimana

hasil penilaian sikap pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MTS Pondok

pesantren yasrib watansoppeng?

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek

penelitian ini adalah guru mata pelajaran Akidah Akhlak di Mts Pondok

Pesantren Yasrib Watansoppeng. Tehnik pengumpulan data yang digunakan

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan

langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tehnik

pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi tehnik dan sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan penilaian ranah

sikap guru telah merumuskan rencana penilaian yang meliputi indikator

pembelajaran, yang memuat indikator nilai, aspek yang dinilai, teknik penilaian,

dan instrumen penilaian, namun guru tidak menginformasikan aspek-aspek yang

akan dinilai kepada siswa; 2) pelaksanaan ranah sikap belum sesuai dengan

dengan perencanaan penilaian yang telah dirumuskan dalam silabus ataupun

RPP. Penilaian sudah adil namun belum memenuhi prinsip objektif. Penguatan

yang diberikan guru terhadap kemampuan sikap siswa berupa pujian, teguran,

dan nasehat; 3) Pengolahan dan pemanfaatan hasil penilaian sikap, tidak ada

rekap nilai khusus penilaian sikap, karena hasil nilai sudah menjadi satu dalam

raport yang dibagikan setiap akhir semester. Hasil penilaian ranah sikap

dimanfaatkan sebagai dasar untuk pengklasifikasian siswa, pemberian balikan,

pelaporan kepada orang tua siswa. Dan sebagai dasar evaluasi guru terhadap

efektivitas pembelajaranyang telah dilaksanakan.

Implikasi dari penelitian ini adalah: (1) kepada guru-guru di madrasah

tsanawiyah pondok pesantren yasrib watansoppeng agar kiranya meningkatkan

lagi pemahaman dan kemapuan dalam menerapkan penilaian sikap terutama pada

perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan. (2) Kepada lembaga terkeit

khususnya depatemen pendidikan kiranya dapat memberikan pelatihan-pelatihan

atau seminar yang menitik beratkan pada penilaian sikap sehingga kompetensi

guru lebih baik lagi kedepannya sebagai mana yang di harapkan.

Page 10: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dalam rangka

mencerdaskan bangsa yang dapat mewujudkan peserta didik aktif, kreatif dan

dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya yang sesuai dengan tujuan

dari sebuah pendidikan.

Pendidikan menjadi prioritas utama bagi bangsa Indonesia, karena

pendidikan sebagai pondasi yang pokok dan penting dalam mewujudkan

generasi mudah yang cerdas dan pendidikan juga dapat menjadikan peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa.

tertuang dalam per-Undang Undang Nomor 20 tahun 2003

Pendidikan nasional mempunyai fungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak dan akhlak dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,

berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang

demokratis serta bertanggung jawab1

Islam sebagai agama yang paripurna memberikan tempat istimewa bagi

orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.

Sebagaimana firman Allah Q.S. al Mujadalah/58:11

1Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang

SISDIKNAS (Cet. II; Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), h. 1.

Page 11: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

2

للهٱس ح ي فس حوا فٱف لسم لٱفت ف سحوا ل كمقيل إذ اا ء ام نولذين ٱأ ي ه ا ي ل كم م عل لٱأوتوا لذين ٱو منكمء ام نوا لذين ٱللهٱف ع ي رنشزوا ٱف نشزوا ٱقيل و إذ ا تد ر ج بم لون ت عب اللهٱو . يرخ

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman apabilah dikatakan kepadamamu “berlapang-lapanglah dalam majelis”maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabilah dikatakan:”berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.2

Berdasarkan penjelasan ayat di atas bahwa, orang yang beriman dan

berilmu mendapat rahmat dari Allah swt. dengan derajat yang ditinggikan. Untuk

mendapatkan ilmu tentu harus melalui proses pendidikan yang panjang sehingga

tujuan yang dicita-citakan dapat terwujud.

Dasar tujuan nasional yang telah disuratkan dalam Undang-Undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional itu maka setiap unit

atau lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan dalam menjabarkan

kegiatannya harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Pondok Pesantren Yasrib

Watansoppeng sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar yang disebutkan

dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 18 ayat 3: Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain

yang sederajat perlu peningkatan mutu pendidikannya sesuai dengan

perkembangan zaman.3

2Departemen Agama RI, Al-hikma Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; Bandung:

Diponegoro, 2013), h.543 3I. Wayan AS. Standar Nasional Pendidikan, (Cet. I; Jakarta: Az-zahra Book’s), h. 9.

Page 12: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

3

Untuk mencapai pendidikan nasional yang sesuai dengan peraturan

kementrian agama RI nomor 912 tahun 2013 tentang kurikulum madrasah mata

pelajaran pendidikan agama islam. Madrasah atau sekolah adalah salah satu

bagian penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Terhususnya pada mata

pelajarang Pendidikan Agama Islam (PAI). Dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwah kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan berahlak mulia.

Oleh karna itu, menjadi penting pembelajaran akidah akhlak tentang

menghayati dan mengimani Allah SWT. Akidah akhlak sangat berpengaruh dan

memberikan kontribusi atau memotivasi kepada peserta didik untuk

memperaktikkan al-akhlakul karimah dapat merealisasikannya pada kehidupan

sehari-hari dalam bentuk sikap berbudi pekerti luhur serta beriman kepada tuhan

YMH. Mengikuti proses pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai islam,

dengan tidak melupakan etika sosial melalui pendekatan saintifik.

Istilah evaluasi pembelajaran sering disama artikan dengan ujian,

meskipun saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang

sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian

akhir sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi evaluasi

pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum 2013. sebab,

evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai asil belajar, tetapi juga

proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan proses

pembelajaran.4

MTs Pondok Pesantren Yasrib Watangsoppeng merupakan salah satu

Pondok pesantren di Kabupaten Soppeng yang sudah melaksanakan kurikulum

2013. Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti laksanakan melalui

4Asrul dkk, Evaluasi Pembelajaran (cek 1: Bandung: citapustaka Media, 2014), h 2.

Page 13: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

4

telepon pada tanggal 22 januari 2020 dengan ibu Aswinda, S Pd.I, M Pd selaku

guru akidah akhlak menyatakan bahwa Pada mata pelajaran akidah akhlak sudah

menerapkan penilaian sikap namun belum maksimal di sebabkan menurut

pendidik salah satu masalahnya ialah dalam membuat intrumen penilaian dimana

adanya kebingungan antara apa pengaruh penilaian dalam tujuan yang

sebenarnya. Pada umumnya banyak yang menganggap penilaian hanyalah tes-tes

yang dikerjakan oleh peserta didik dan bertumpuh pada hasil akhir yaitu angka

yang didapatkan. Hal yang menjadi penghambat dalam penerapan penilaian sikap

dikarenakan kurangnya buku penunjang kurikulum 2013, dan sistem penilaian

yang begitu rumit dalam penilaian sikap, guru selama ini telah mendapatkan

sosialisasi tentang penilaian autentik namun tidak menitik beratkan pada

penilaian sikap sehingga kurangnya pengetahuan guru dalam hal instrumen yang

digunakan dalam penilaian sebagaimana terdapat dalam kurikulum 2013.

Melakukan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang sangat strategis, karena dimaksud dalam rangka mengukur dan

mengevaluasi atau menilai sejauh mana implementasi nilai-nilai sikap peserta

didik mencakup sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong,

santun, dan percaya diri. dalam setiap proses pembelajaran. Sebagaimana yang

terjadi di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Yasrib Watansoppeng. guru

melaksanakan penilaian sikap melalui observasi di dalam dan luar kelas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian lebih dalam tentang “ Implementasi Penilaian Sikap Mata Pelajaran

Akidah Akhlak berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok

Pesantren Yasrib Watansoppeng. Dianggap sangat penting karena akan berimbas

dalam dunia pendidikan.

Page 14: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

5

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

NO

Fokus Penelitian

Deskripsi Fokus

1. implementasi penilaian sikap pada

mata pelajaran akidah akhlak

berdasarkan kurikulum 2013 di

Madrasah Tsanawiyah Pondok

Pesantren Yasrib Watansoppeng.

1. Perencanaan dalam

mengimplementasikan

penilaian sikap

2. Pelaksanaan dalam

mengimplementasikan

penilaian sikap

3. Evaluasi penilaian sikap.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya,

maka penulis mengemukakan rumusan masalah dari penelitian ini sebagai

berikut:

1. Bagaimana perencanaan penilaian sikap pada Mata Pelajaran Akidah

Akhlak berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok

Pesantren Yasrib Watansoppeng?

2. Bagaimana pelaksanaan penilaian sikap pada Mata Pelajaran Akidah

Akhlak berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok

Pesantren Yasrib Watansoppeng?

3. Bagaimana evaluasi penilaian sikap pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak

berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren

Yasrib Watansoppeng?

D. Kajian Pustaka

1. Purwanto, Implementasi Penilaian Sikap Berdasarkan Kurikulum 2013 pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Membentuk Karakter Siswa di

Page 15: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

6

Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini tergolong kualitatif, tehnik

pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi dokumentasi, observasi, dan

wawancara analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

interaktif aktivitas dalam analisis data ini berupa reduksi data,penyajian data,

dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan: Guru mata

pelajaran Bahasa indonesia di SMP 2 Gondangrejo dan SMP Negeri 1

Mojogedang dalam membentuk karakter siswa dilaksanakan melalui

perencanaan yang matang, pelaksanaan yang baik, serta memperhatikan

dampak dari penilaian sikap itu sendiri. penilaian sikap berdasarkan

kurikulum 2013 dituangkan dalam RPP melalui instrumen penilaian berupa

pengamatan guru, penilaian teman sejawat, dan penilaian diri.

2. Abdullah, Jurnal 2016. Implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2

Palangkaraya jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif,

dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tehnik observasi, wawancara,

dan dokumentasi, adapun analisis data yaitu: reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan, sedangkan tehnik pemeriksaan keabsahan data

menggunakan ketekunan pengamatan, trianggulasi, dan pemeriksaan teman

sejawat melalui diskusi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa : Kendala-

kendala yang dihadapi guru PAI dalam mengimplementasikan penilaian

autentik. Kendala yang paling dominan terdapat pada masing-masing guru

yaitu kemampuan guru itu sendiri dalam mengimplementasikannya sehinggah

penilaian autentik pada pembelajaran PAI belum berjalan secara optimal.

3. Elliza Delviana, Implementasi Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran

Akidah Ahlak Di MTS Negeri 1 Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah

kualitatif dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tehnik observasi,

Page 16: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

7

wawancara, dan dokumentasi, adapun analisis data yaitu: reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan, sedangkan tehnik pemeriksaan

keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan, trianggulasi. Hasil

penelitian ini mengungkapkan bahwa guru dalam mengimplementasikan

penilaian autentik kurang m aksimal, menejemen kelas yang belum maksimal,

sehingga waktu tidak dimanfaatkan sebaik mungkin. Bukti kongkrit adalah

guru menilai bahwa kurikulum 2013 pada aspek penilaian dirasa paling susah.

4. Achmad Sultoni, jurnal 2016. Implementasi Kurikulum 2013 Bidang Studi

Biologi dalam Mengembangkan Sikap Religious Siswa di Madrasah Aliyah.

Jenis penelitian ini adalah adalah kualitatif dalam mengumpulkan data

peneliti menggunakan tehnik observasi, wawancara. Hasil dari penelitian

tersebut adalah untuk mengembangkan sikap religious siswa dilaksanakan

melalui empat cara (1) menyampaikan salam dan berdoa saat memulai

pembelajaran (2) menghubungkan materi pembelajaran dengan aturan ajaran

islam (3) menyampaikan salam dan berdoa saat memulai dan mengakiri

pembelajaran (4) teguran terhadap siswa yang melanggar aturan islam.

Adapun hambatan implementasi pengembangan sikap religious siswa adalah

tidak tersedianya conto atau panduan penilaian kompetensi sikap religious.

5. Moh. Miftahusroyudin, jurnal 2017, Implementasi Penilaian Sikap pada

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

pada Jendang SD. Jenis penelitian ini kualitatif, hasil dari penelitian tersebut

adalah dalam penilaian sikap baik spiritual dan sosial dilakukan melalui tiga

cara yaitu observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat. Hal ini

dilakukan untuk selalu melihat sikap dan prilaku yang ditampilkan peserta

didik sehari-hari dilingkungan sekolah. Mata pelajaran pendidikan agama

islam harus membreakdown dai bunyi KD yang ada kemudian dijabarkan

Page 17: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

8

kepada indicator, dan mengambil nilai akhir menggunakan rumus angka yang

paling banyak didapat oleh peserta didik. Sedangkan bagi guru kelas dan

mata pelajaran PAI, instrumennya secara genetic sesuai dengan yang ditulis

pada buku panduan penilaian jenjang sekolah dasar. Hasil pengamatan

observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman secara minimal harus

dilaporkan dan didiskusikan oleh guru muatan mata pelajaran dan guru

kelasnya minimal 2 kali dalam satu semester. Sebelum kalimat deskripsi

domain sikap dicantumkan dalam rapor, maka harus diputuskan melalui rapat

dewan guru sesuai dengan alur yang ditunjukkan pada bukupanduan.

Dari penelitian yang relevan di atas memiliki persamaan dan pebedaan

dengan penelitian ini. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya itu

sama-sama meneliti penilaian ranah sikap, dan jenis penelitian. Sedangkan

perbedaan dengan penelitian sebelumnya itu terletak pada mata pelajarannya,

fokus penelitiannya, dan berfokus pada penilaian autentik secara umum.

Sedangkan penelitian ini berfokus pada penerapan penilaian sikap itu sendiri

meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi menilai dengan cara obsevasi,

penilaian diri, penilaian antar peserta didik, dan jurnal.

E. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan penelitian

a. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perencanaan penilaian sikap mata

pelajaran akidah akhlak berdasarkan kurikulum 2013 di madrasah tsanawiyah

pondok pesantren yasrip watangsoppeng.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian sikap mata pelajaran akidah akhlak

berdasarkan kurikulum 2013 di madrasah tsanawiyah pondok pesantren

yasrip watangsoppeng.

Page 18: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

9

c. Untuk mengetahui evaluasi penilaian sikap mata pelajaran akidah akhlak

berdasarkan kurikulum 2013 di madrasah tsanawiyah pondok pesantren

yasrip watangsoppeng.

2. Manfaat penelitian

kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:

a. Kegunaan teoritis

1) Memberikan informasi mengenai penerapan penilaian sikap pada mata

pelajaran akidah akhlak berdasarkan kurikulum 2013 di madrasah

tsanawiyah pondok pesantren yasrib watansoppeng.

2) Memperluas pengetahuan tentang penerapan penilaian sikap pada mata

pelajaran akidah akhlak berdasarkan kurikulum 2013 di madrasah

tsanawiyah pondok pesantren yasrib watansoppeng.

b. Kegunaan praktis

Dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah

tsanawiyah pondok pesantren yasrip watangsoppeng dan menjadi bahan

pertimbangan yang signifikan bagi guru dalam memotivasi peserta didiknya

agar berprestasi baik bidang akademik maupun non akademik.

Page 19: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

10

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam

menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi

perkembangan masa depan. Adapun objek yang menjadi pembelajaran dalam

penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam,

sosial, seni, dan budaya melalui pendekatan diharapkan peserta didik memiliki

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diganti dengan kurikulum

2013 yang terterapkan sampai saat ini. Kurikulum 2013 merupakan

penyempurnaan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), tetapi yang

paling mendasar adalah agar kurikulum 2013 yang diterapkan sekarang ini dapat

menjawab tantangan zaman yang akan terus berubah tanpa dapat dicegah, dan

untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan

segala kemajuan ilmu pengetahuan dan tegnologi.

Perubahan-perubahan atau penyempurnaan kurikulum yang terjadi di

Indonesia sejak bernama rentjana pembelajaran 1947 hingga KTSP dan saat ini

kurikulum 2013, selalu dibarengi dengan argumen-argumen ilmiah, pendekatan-

pendekatan mutakhir, lengkap dengan teori-teori belajar terbaru dan rasionalisasi

dari masing-masing itu tidak terbantahkan. Perubahan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) ke kurikulum 2013 tentu saja sudah melewati tahap-tahap

yang semestinya seperti tahap perumusan masalah, tahap formulasi kebijakan,

Page 20: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

11

tahap legitimasi kebijakan, tahap implementasi kebijakan, dan tahap evaluasi

kebijakan.1

Perubahan kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 merupakan kebijakan

publik berskalah luas yang melibatkan komponen-komponen waktu, keahlian,

dana, peralatan, pengorbanan, kemauan. Terlepas dari silang pendapat di tengah

masyarakat dan para ahli, kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian

penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004. Jadi

perubahan kurikulum pendidikan merupakan suatu tuntutan yang mau tidak mau

harus tetap dilakukan.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu berdasarkan pengertian tersebut, ada dua

dimensi kurikulum, yang pertama rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pengajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran.

1. Kerangka Dasar Kurikulum 2013

Kerangka dasar kurikulum merupakan acuan pengembangan struktur

kurikulum, yakni:

a. Landasan Filosofis

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang

memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi

berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

1Imas Kurniati, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, (Surabaya: Kata

Pena, 2014), h.31

Page 21: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

12

Berdasarkan hal tersebut, kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan

filosofi sebagai berikut:

1) Kurikulum 2013 ini mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan

kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi yang

ada pada dirinya yang di perlukan di masa kini dan yang akan dating, dan

juga mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budayah

bangsa.

2) Peserta didik adalah pewaris bangsa yang kreatif dan inovatif. Proses

pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berfikir

rasional dan kecermerlangan akademik dengan memberikan makna

terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya.

Selain mengembangkan kemampuan berfikir rasional dan kecemerlangan

dalam akademik, kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya

tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dalam

kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya.

3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan

kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu filosofi ini

menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran

adalah pembelajaran di siplin ilmu. Filosofi ini mewajibkan kurikulum

memiliki nama mata pelajaran. Selalu bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

4) Pendidikan bertujuan untuk membangun kehidupan di masa ini dan masa

yang akan datang agar menjadi lebih baik dari masa yang lalu, dengan

berbagai kemampuan yang di miliki seperti kemampuan intelektual,

kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan ikut

Page 22: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

13

berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang

lebih baik. Dengan filosofi ini, kurikulum 2013 bertujuan untuk

mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik menjadi kemampuan

dalam berfikir reflektif untuk penyelesaian masalah social yang ada di

masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang

lebih baik.

Dengan demikian, kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana

yang terterah atas dalam mengembangkan kehidupan peserta didik dalam

beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai, dan berbagai dimensi

inteligensi yang sesuai dengan diri seseorang peserta didik dan diperlukan

masyarakat dan bangsa.

b. Landasan Yuridis

Landasan yuridis kurikulum 2013 adalah:

1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tengtang Sistem Pendidikan

Nasional

3) Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan.2

4) Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompotensi

Kelulusan.

5) Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum

Kompotensi SMP.

2E.Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Remaja Rosda

Karya:Bandung), h.64

Page 23: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

14

c. Landasan psikopedagogik

Kurikulum dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi

pendidikan yang bersumbuh pada pengembangan peserta didik.

1) Lerevansi

2) Model kurikulum berbasis kompetensi

3) Proses pembelajaran

4) Penilaian.

2. Tujuan dan fungsi kurikulum 2013

Memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas memberikan

penjelasan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah satunya

dengan menerapkan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi lulusan

program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi yaitu sikap, pengetahuan,

keterampilan.

Dengan demikian, tujuan Kurikulum 2013 adalah: upayah membentuk

manusia yang mempunyai sikap cerdas, iman dan takwa, berbudi pekerti luhur,

berpengetahuan dan berketerampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian

mandiri,dan bertanggung jawab.

Sedangkan fungsi kurikulum 2013 secara spesifik mengacu pada Undang-

Undang No 20 tahun 2003 tengtang Sistem Pendidikan Nasional yang disebutkan

bahwa fungsi kurikulum adalah mengembangkan kemampuan yang di miliki

peserta didik dan membentuk watak atau prilaku serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam mencerdasakan kehidupan bangsa.3

3. Karakteristik Kurikulum 2013

Setiap kurikulum memiliki karakteristik masing-masing, begitu juga

dengan kurikulum 2013 yang memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh

3Sariono, “Kurikulum 2013: Kurikulum Generasi Emas” jurnal Dinas Pendidikan

Surabaya, Volume 3 (2015) h. 3-4.

Page 24: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

15

sekolah yang akan menerapkan agar pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik.

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Mengembangkan keseimbangan serta pengembangan sikap spiritual dan

sosial, serta rasa ingin tau, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

intelektuan dan psikomotorik.

b. Sekolah bisa dikatakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman

belajar, dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke

masyarakat dan memjadikan masyarakat sebagai sumber belajar.

c. Mengembangkan nilai dan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan di masyarakat.

d. Meberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,

dan keterampilan.

e. Kompotensi dapat dikatakan dan dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti

kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian, kompetensi dasar,

dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan

untuk mencapai kompetensi yang ditanyakan dalam kompetensi inti.

g. Kompetensi dasar dikembangkan yang berdasarkan pada prinsip akumulatif,

saling memperkuat dan memperkarya antar mata pelajaran pada jenjang

pendidikan.

4. Komponen-komponen kurikulum 2013

Dalam pendidikan, kurikulum memiliki fungsi sebagai alat untuk

mencapai tujuan pendidikan. Sehingga memiliki komponen-komponen penting

yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Adapun komponen-komponen

dalam kurikulum 2013 sebagai berikut:

Page 25: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

16

a. Komponen tujuan

Dalam kerangka kurikulum 2013, rincian tujuan pada tingkatan MTSN

sederajat, antara lain:4

1) Kognitif : peserta didik dituntut untuk memiliki pengetahuan faktual,

konseptual dalam ilmu pengetahuan, kebangsaan, kenegaraan, tegnologi,

seni dan budaya, dengan wawasan kemanusiaan dan peradaban terkait

dengan kejadiyan yang tampak di mata.

2) Afektif : peserta didik di tuntut untuk miliki perilaku yang baik dan

mencerminkan sikap orang beriman, berahlak mulia, percaya diri, dan

bertanggung jawab, dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial.

3) Psikomotor : memiliki kemampuan berpikir dan kreatif dalam rana abstrak

dan konkret sesuai dengan apa yang dipelajari di sekolah.

Tujuan pendidikan yang terdapat pada kurikulum 2013 sudah selaras

dengan tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam UU No. 20 Tahun 2003

bahkan dalam kurikulum 2013 diperluas kembali pada ranah afektif/sikap

(berkepribadian luhur, kritis, inovatif, toleran dan peka sosial).

b. Komponen Metode

Proses pembelajaran kurikulum 2013 lebih mengembangkan kurikulum

pada sebelumnya, yang pada awalnya hanya menggunakan eksplorasi, elaborasi

dan konfirmasi, mengolah dan mengonunikasikan. Proses pembelajaran memilih

cakupan yang lebih luas, tidak hanya di dalam kelas akan tetapi di luar kelas

seperti sekolah dan masyarakat merupakan ruang belajar bagi siswa. Guru

bukanlah salah-satunya sumber belajar, sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi

melalui contoh/taladan.

4Peraturan Departemen Agama Republik Indonesia No 000912 Tahun 2013 Bab II

Tentang Standar Kompetensi Kelulusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab (Jakarta:

Kemenag, 2013)

Page 26: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

17

c. Komponen Evaluasi

Pada komponen evaluasi di kurikulum 2013 ini, guru dituntut ekstra kerja

keras karena penilaian penilaian yang dilakukan harus komprehensif dan

kompleks (model penilaian autentik). Guru harus menilai sikap spiritual (KI 1)

Dan Sosial (KI 2) secara terukur disamping penilaian pengetahuan (KI 3) Dan

keterampilan (KI 3). Permasalahan berikutnya adalah format penilaian KI 1 dan 2

yang cukup rumit dan butuh kecermatan yang tinggi. Tehnik penilaian sikap

yang mengacu pada penilaian autentik dapat dilakukan dengan cara: observasi

(pengamatan) penilaian diri, penilaian sejawat, dan jurna (catatan).

Syarat-syarat umum evaluasi adalah penilaian yang harus dilaksanakan

dan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut:

1) Evaluasi harus benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.

2) Menunjukkan ketetapan hasilnya, dengan kata lain orang yang akan dites

itu akan mendapat skor yang sama bila dites kembali dengan alat uji yang

sama

3) Alat evaluasi sedapat mungkin dipergunakan tampa membuang waktu dan

uang banyak

4) Alat evaluasi harus berguna, yaitu untuk memperoleh keterangan tentang

siswa

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran dan

pengumpulan data dan informasi, pengelolaan, penafsiran, dan pertimbangan

untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang akan dicapai oleh

siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar,

sedangkan prestasi belajar itu merupakan indicator adanya dan drajat peubahan

tingkah laku siswa.

Page 27: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

18

Komponen evaluasi untuk melihat efektifitas mencapai tujuan. Evaluasi

sebagai alat untuk melihat keberhasilan dapat dikelompokkan dalam dua jenis

yaitu tes dan nontes.

a) Tes

Jenis-jenis tes terdiri atas bebera pajenis. Berdasarkan jumlah peserta, tes

hasil. Berdasrkan jumlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes

kelompok dan tes individu. Dilihat dari cara penyusunanya, tes juga dapat

dibedakan menjadi tes buatan guru dan tes standar

b) Non tes

Nontes adalah alat evaluasi yang digunakan untuk menilai aspek tingka laku

termasuk sikap, minat dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes sebagai alat

evaluasi, di antaranya wawancara obsevasi, studi kasus, skala penilaian.5

Seorang guru diharapkan selalu memperhatikan keterkaitan semua unsur

yang mendukung penilaian hasil belajar. Ini pulalah yang menjadi dasar agar guru

sedapat mungkun melakukan evaluasi pada semua unsur dan komponen

pembelajarannya.

B. Penilaian Autentik

Istilah penilaian autentik tersusun dari dua kata yaitu penilaian dan

autentik. Penilaian (assessment) adalah suatu kegiatan untuk melakukan prosedur

pengukuran. Melalui pengujian, mengamatan, pencatatan dan pendokumentasian

informasi secara langsung atau tidak lansung tentang peserta didik atau program.

Penilaian merupakan suatu proses yang sistematik dalam pengumpulan data

5Akhmad Syahid , Komponen Evaluasi Pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti, Jurnal Penelitian, Jurnal Teknologi Pendidikan Madrasah, 2018 ( vol.1

no 1 Desember), hal. 15.

Page 28: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

19

untuk perumusan keputusan terhadap epektifitas dan keberhasilan suatu program

berdasrkan prosedur operasi standar dan prinsip-prinsip ilmiah secara tepat.6

Menurut kunandar beliau menjelaskan bahwa penilaian adalah kegiatan

menilai peserta didik yang menekankan pada proses dan hasil dengan berbagai

intrumen penilaian yang di sesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di

standar kompotensi atau kompetensi inti dan kpotensi dasar. Peniaian autentik

mengacuh kepada pencapaian hasil belajar didasarkan pada skor yang di peroleh7.

Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Penilaian

autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai

mulai dari masukan, proses, dan keluaran. Pembelajaran yang dapat dilakukan

untuk semua aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dilakukan secara terus menerus.8

Penilaian autentik selain menilai tiga aspek (sikap, pengetahuan, dan

keterampilan) serta variasi instrumen yang digunakan juga harus memperhatikan

input, proses dan output peserta didik. Penilaian input merupakan penilaian yang

dilakukan sebelum proses pembelajaran dan bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik tentang kompetensi yang akan di pelajari.

Penilaian input biasanya berupa pre tes.

Penilaian proses ialah penilaian yang dilakukan selam proses

pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengukur keaktifan dan perhatian peserta

didik pada saat pembelajaran berlangsung. Tehnik penilaiannya berupa soal

latihan, pengamatan waktu diskusi kelompok, PR serta mengerjakan lembar

kerja. Sedangkan penilaian output adalah penilaian ini bertujuan untuk

6Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013. dalam Acara Penguatan dan

Pengembangaan Keilmuan Penilaian Autentik bagi Guru SD/MI, 2014. hal.120. 7Kunandar, Penilaian Autentik , Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 31 8Misykat Malik Ibrahim, Implementasi Kurikulum 2013 (Alauddin University Press,

2014), h.146

Page 29: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

20

mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dari peserta didik untuk

dibandingkan dengan Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan

serta dianalisis berapa peserta didik yang sudah tuntas dan belum tuntas.

Keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang telah ditentukan

merupakan fokus dari sebuah penilaian. Peserta didik dapat dikatakan kompoten

apabila telah dilakukan penilaian dengan instrumen yang sesuai sehingga

memperoleh informasi yang akurat dan benar.

Asesmen autentik juga sering digambarkan sebagai penilaian atas

perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka

berkembang untuk belajar tentang subjek. Asesmen autentik harus mampu

menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau

belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan

pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan

perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi

materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan

remedial harus dilakukan.

Suatu asesmen dikatakan autentik bila melibatkan siswa dalam penegasan

yang bersifat menyeluruh, signifikan dan bermakna seperti penugasan yang

melibatkan kreativitas siswa. Serangkaian kegiatan siswa yang melibatkan

pengetahuan dan keterampilan berfikir serta mampu mengomunikasikan hal-hal

yang akan dinilai. Dalam hal ini penilaian autentik lebih merupakan standard-

setting dari pada sekedar alat penilaian9

Ruang lingkup penilaian untuk semua kompetensi dasar (aspek yaitu

sikap, pengetahuan, dan keterampilan) tersebut dilakukan dalam berbagai bentuk

dan tehnik penilaian. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,

9Sitti Mania, Asasmen Autentik untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif Implementasi

Kurikulum 2013 (Alauddin University Press 2014), h.32.

Page 30: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

21

penilaian antar teman, dan junal. Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara

tes tulis, tes lisan dan penugasan dan aspek keterampilan dapat dinilai dengan

cara kinerja atau performance, projek dan portofolio.10

Guru dituntut ekstra kerja

keras karena penilaian yang dilakukan harus dilakukan dengan komprehensif dan

kompleks. Guru harus menilai sikap spiritu al (KI 1) dan sosial (KI 2) penilaian

pengetahuan (KI 3) dan keterampilan (KI 4).

Penulis membahas lebih mendalam tentang penelitian ini adalah ranah

sikap bagaimana rana sikap tersebut.

1. Penilaian Sikap

Sikap pada hakekatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang.

sikap juga dapat diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang

datang pada dirinya mengartikan sikap sebagai suatu kecenderungan untuk

berbuat sesuatu dengan cara, metode, tehnik dan pola tertentu terhadap dunia

sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu. sikap

mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua

perbuatan identik dengan sikap. Perbuatan seseorang mungkin saja bertentangan

dengan sikapnya.11

Penilaian sikap adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi

secara berkalah, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil

pertumbuhan dan perkembangan sikap dan perilaku yang dicapai peserta didik12

Penilaian sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu

objek, misalnya terhadap kegiatan sekolah, mata pelajaran, pendidikan dan

sebagainya. Sikap merupakan karakteristik individu yang berhubungan dengan

tata cara seseorang melakukan reaksi terhadap objek tertentu. Sikap merupakan

10

Misykat Malik Ibrahim, Implementasi Kurikulum 2013. h.147 11

Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran (Alauddin University Press 2012), h.134. 12

Puskurbuk. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta Depdiknas,2012), h

30.

Page 31: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

22

kecenderungan seseorang dalam merespon suka atau tidak dalam suatu objek

dimana sikap mengandung daya dorong bagi subjek untuk berperilaku tertentu

terhadap objek. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui

observasi, penilaian diri, Penilaian sikap berhubungan dengan sikap peserta didik

terhadap materi pelajaran,sikap peserta didik terhadap proses belajar, dan sikap

yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhungungan dengan materi

pelajaran13

Penilaian merupakan proses pengumpulan informasi pencapaian peserta

didik dan perkembangan sikap peserta didik tersebut untuk memperbaiki sikap

yang menyimpang. Sikap ini merupakan karakter individu yang di miliki

seseorang dan menampakkan reaksi terhadap objek yang ada.

a. Objek penilaian sikap

Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata

pelajaran adalah sebagai berikut:

1. Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif

terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri peserta didik

akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi

motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

2. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif

terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap

guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan

demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/

pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru

tersebut.

13

Faradillah M. Implementasi Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar ruzz Media, 2014), h

211

Page 32: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

23

3. Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap

positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses

pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan

tehnik pembelajaran yang digunakan. Proses belajar yang menarik, nyaman

dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik,

sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.14

Sikap terhadap materi pelajaran ini, peserta didik harus memiliki sikap

positif karna sangat berpengaru terhadap minat belajar dan motivasi peserta

didik dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Guru juga

harus membuat peserta didik tertarik terhadap pembelajaran Oleh karena itu,

guru menilai tentang sikap peserta didik terhadap mata pelajaran yang di ajarkan.

Sikap terhadap guru, peserta didik harus menghormati gurunya dan

memperhatikan apa yang di ajarkan oleh guru/pengajar. Sikap terhadap proses

pembelajaran peserta didik juga perlu memiliki sifat positif terhadap proses atau

saat berjalannya suatu pembelajaran dan guru juga harus mempersiapkan

metode/tehnik dan srategi pembelajaran dan menggunakan media agar menarik,

menyenangkan dan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat

mencapai hasil belajar yang maksimal.

2. Tehnik dan Insrumen Penilaian

Tehnik dan istrumen yang digunakan untuk menilai kompetensi sikap

melalui Observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal. Intrumen

yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik

ialah daftar cek yang di sertai rubrik penilaian, sedangkan pada jurnal berupa

catatan pendidik.15

14Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, (Alauddin University Press 2012), h.134

15Misykat Malik Ibrahim, Implementasi Kurikulum 2013 (Alauddin University Press,

2014), h.156

Page 33: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

24

a. Observasi ialah tehnik yang dilakukan dengan berkesinambungan

menggunakan indera baik langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku

yanga diamati.

Tabel 2.1

Nama : ……………..

Kelas : ……………..

Tanggal pengamatan : ……………..

Materi pokok : ……………..

No Sikap yang di amati Ya Tidak

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertip

4 Mengerjakan tugas yang di berikan

5 Tertip dalam mengikuti pembelajaran

6 Mengikuti peraktek ibadah shalat

7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran

8 Membawa buku teks mata pelajaran

Penilaian kompetensi sikap melalui berbagai langkah. Adapun langkah-

langkah dalam melaksanakan penilaian kompetensi sikap melalui observasi

sebagai berikut.

1) Menyampaikan kompetensi sikap yang perlu dicapai peserta didik

2) Menyampaikan kriteria penilaian dan indikator capaian sikap kepada

peserta didik

Page 34: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

25

3) Melakukan pengamatan terhadap tampilan peserta didik selama

pembelajaran didalam kelas atau selama sikap tersebut ditampilkan

4) Melakukan pencatatan terhadap tampilan sikap peserta didik,

membandingkan tampilan sikap peserta didik dengan rubric penilaian

5) Menentukan tingkat capaian sikap peserta didik16

Observasi merupakan penilaian yang di lakukan ole guru dalam mengukur

atau menilai sikap peserta didik. Dalam penilaian observasi ini memiliki langka-

langka tertentu, guru memberitahuan ke peserta didik tentang kompetensi sikap

apa yang perlu di capai kemudian guru melakukan pengamatan terhadap sikap

peserta didik baik di dalam dan di luar kelas kemudian melakukan pencatatan

terhadap sikap speserta didik yang sudah di nilai.

b. penilaian diri ialah tehnik yang dilakukan dengan cara meminta peserta didik

menemukan kelebihan dan kekurangan terhadap dirinya sendiri dalam

konteks pencapaian kompetensi. instrumen yang digunakan berupa lembar

penilaian diri.

Terdapat tiga proses yang perlu dilakukan dalam penilaian diri yaitu

1) Peserta didik menghasilkan pernyataan sendiri yang berfokus pada aspek

sikap yang dirasakan dan di tampilkan dalam sehari-hari

2) Dapat menentukan bagaimana sikap yang seharusnya di capai dengan

membuat pertimbangan

3) Melakukan reaksi terhadap dirinya, menafsirkan tingkat pencapaian sikap

dan prilaku, serta menghayati kepuasan hasil reaksi dirinya.

16

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h 120

Page 35: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

26

Tabel 2.2

Nama peserta didik : ……………

Kelas : ……………

Materi pokok : ……………

Tanggal : ……………

No

Pernyataan

Penilaian

STS TS S SS

1 Saya menghormati orang yang lebih tua

2 Saya mengucapkan kata yang sopan

3 Saya menjaga kebersihan dimanapun

saya berada

4 Saya mendengarkan dengan baik ketika

seseorang berbicara

5 Saya mengucapkan terima kasih saat

menerima bantuan dari orang lain

Keterangan :

Pernyataan positif:

1. untuk sangat tidak setuju (STS)

2. untuk tidak setuju (TS)

3. untuk setuju (S)

4. untuk sangat seyuju (SS)

Pernyataan negatif:

1. untuk sangat sangat setuju (SS)

2. untuk setuju (S)

3. untuk tidak setuju (TS)

Page 36: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

27

4. untuk sangat tidak setuju(STS)

(lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi).

c. Penilaian antar peserta didik merupakan tehnik penilaian yang dapat

digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dengan cara

meminta peserta didik untuk saling menilai satu sama lain. Adapun

instrument yang digunakan dalam penilaian antar peserta didik berupa lembar

penilaian antar peserta didik dalam bentuk angket atau kuesioner17

penilaian

antar peserta didik ini merupakan tehnik yang dapat digunakan saat

mengukur pencapaian kompetensi sikap dengan cara meminta peserta didik

untuk saling menilai satu sama lain.

Langka-langka dalam melaksanakan penilaian antar teman ialah

1) Membagikan format penilaian teman sebaya kepadapeserta didik

2) Menyamakan persepsi tentang setiap indicator yang akan dinilai

3) Menentukan penilai untuk setiap peserta didik, satu orang peserta didik

sebaiknya diminta oleh beberapa teman lainnya

4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian terhadap sikap

temannya pada lembar penilaian18

Tabel 2.3

Nama penilai : …………………..

Nama peserta didik yang dinilai : …………………...

Kelas : ……………………

Mata pelajaran : …………………….

NO Melakukan

17

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h 140

18Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h 143

Page 37: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

28

Sikap yang diamati ya Tidak

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertip

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertip dalam mengikuti pembelajaran

6 Mengikuti peraktikum sesuai dengan langkah

yang telah ditetapkan

7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran

8 Membawa buku teks mata pelajaran

d. Jurnal merupakan tehnik yang dilakukan dengan cara, pendidik mencatat

perlaku peserta didik di dalam dan diluar kelas.

Kelebihan menggunakan jurnal dalam penilaian sikap dan perilaku adalah

pencatatan peristiwan dengan segera sehingga data lebih akurat dan tidak

terlupakan. Pengisian jurnal di lakukan dalam kelas. oleh sebab itu, penggunaan

jurnal lenih tepat digunakan untuk penilaian sikap.

Adapun langka-langka dalam melaksanakan penilaian sikap melalui

penilaian jurnal ialah:

1) Mengamati perilaku peserta didik

2) Membuat catatan tengtang sikap dan prilaku peserta didik yang akan

dinilai

3) Mencatat tampilan peserta didik sesuai dengan indicator yang akan dinilai

4) Mencatat sesuai urutan waktu kejadian dengan mencantumkan tanggal

pada saat penilaian

5) Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik19

19

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h 150

Page 38: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

29

Tabel 2.4

Nama peserta didik : ……………………….

Nomor peserta didik : ………………………..

Tanggal : ………………………...

Aspek yang diamati : ………………………

Guru:

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Penilaian sikap memiliki beberapa tehnik penilaian 1) observasi 2)

penilaian diri 3) penilaian antar teman 4) jurnal. Guru melakukan penilaian ini

ada yang menggunakan menggunakan observasi saja dan ada juga yang

menggunakan beberapa tehnik lainnya juga. Tetapi sesunggunya yang menjadi

tehnik penilaian yang utama yaitu tehnik observasi. Sedangkan penilaian diri,

penilaian antar teman, dan jurnal merupakan tehnik penunjang agar dalam

melakukan penilaian sikap bisa mendapatkan hasil penilaian yang valid.

3. Tujuan dan manfaat penilaian sikap

a) Tujuan penilaian sikap

1) Untuk mengetahui tingkatan perubahan tingka laku peserta didik yang

dicapai antara lain diperlukan sebagai bahan perbaikan tingka laku peserta

didik, pemberian laporan kepada orang tua dan menetukan naik tdk

kelasnya peserta didik tersebut.

2) Untuk menampakkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang

tepat sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta

kerakteristik peserta didik.

Page 39: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

30

3) Untuk mendapat umpan balik (feedbeck) baik bagi guru maupun peserta

didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

mengadakan program perbaikan bagi peserta didik.

4) Untuk mengenal latar belakan kegiatan belajar dan kelainan serta

kerakteristik peserta didik.20

Penilaian sikap dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik dalam

berbagai aspek diantaranya aspek menerima dan menghargai pendapat orang lain,

ketelitian, keseriusan, kreatifitas, komunikasi dengan orang lain, tanggung jawab

dan kerja sama dengan prang lain.

b) Manfaat penilaian sikap

1) Penilaian sikap termasuk intrumen atau alat untuk mencapai tujuan.

Sesorang mengambil penilaian sikap tertentu terhadap objek atas dasar

pemikiran sejauh mana objek penilaian tersebut dapat digunakan sebagai

alat atau intrumen untuk mencapai tujuan yang ingin di capai. Kalau objek

itu mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan mempunyai

penilaian sikap yang positif terhadap objek yang bersangkutan, demikian

pula sebaliknya.

2) Penilaian sikap sebagai funsi ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa bag

aimana penilaian sikap seseorang terhadap sesuatu objek akan

mencerminkan keadaan pengetahuan dari orang tersebut. Apabilah

pengetahuan seorang mengenai sesuatu yang belum konsisten maka hal itu

berpengaruh pada penilaian sikap orang itu terhadap objek tersebut.

3) Siswa mempunyai penilaian sikap positif terhadap suatu objek yang

bernilai dalam pandangannya, dan ia akan berpenilaian sikap negatif

terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai dan merugikan. Hal yang

20

Koentjaranigrat, Kebudayaan Mental dan Pengembangan (Jakarta: Gramedia, 1976),

h. 23.

Page 40: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

31

menjadi objek penilaian sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi ada

sekedar informasi pada seseorang untuk dapat memberikan penilaian sikap

terhadap suatu objek.

4. Ruang lingup penilaian sikap

Ruang lingku penilaian sikap terdiri dari lima jenjang berfikir yakni: 1.

Kemampuan menerima atau memerhatikan, 2. Kemampuan merespon atau

menanggapi, 3. Kemampuan menilai atau menghargai, 4. Kemampuan

mengorganisasi atau mengelolah, 5. Berkarakter.

a. Kemampuan menerima adalah kepekaan seseorang dalam menerima stimulus

atau ransangan yang dating pada dirinya dalam bentuk situasi, masalah,

gejala, dan lain-lain. Kemampuan menerima atau memperhatikan terlihat dari

kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada

tingkatan menerima atau memperhatikan, peserta didik memiliki keinginan

memperhatikan suatu fenomena khusus seperti kelas, kegiatan, music, buku,

dan sebagainya.

b. Tugas pendidik itu mengarahkan perhatian peserta didik pada objek

pembelajaran sikap, seperti pendidik mengarahkan peserta didik agar senang

membaca buku, senang bekerja sama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan

menjadi kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan fositif.21

Dalam kegiatan belajar biasanya ditunjukkan dengan adanya suatu

kesenangan dalam diri peserta didik terhadap suatu hal yang berkaitan

belajar, seperti senang membaca, menulis dan sebagainya. Contoh hasil

belajar sikap jenjang menerima adalah peserta didik menyadari bahwa disiplin

wajib ditegakkan, sifat malas harus di buang jauh-jauh.

21

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h 105.

Page 41: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

32

c. Kemampuan merespon adalah kemampuan yang di miliki setiap seseorang

yang mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam hal tertentu kemudian

merespon hal tersebut. Jenjang ini setingkat lebih tinggi dari jenjang

kemampuan menerima. Kemampuan merespon juga dapat di

artikankemampuan yang lebih aktif, kemampuan menanggapi. Pada tingkat

ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus, tetapi ia juga

harus bereaksi.22

Hasil belajar pada ranah ini menekankan pada perolehan

respon. Tingkat tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang

menekankan pada pencarian hasil dan kesenangan pada aktivitas khusus.

Misalnya senang membaca, senang bertanya, senang membatu teman, dalam

kegiatan belajar dapat ditunjukkan diantara lain melalui: bertanggung jawab

dalam mengerjakan tugas, menaati aturan, menanggapi pendapat,

menunjukkan empati. Contoh hasil belajar ranah sikap jenjang menanggapi

adalah peserta didik tumbuh keinginan untuk mempelajari lebih jauh atau

menggalih lebih dalam tentang konsep di siplin.

d. Komponen menilai ialah: kemampuan memberikan nilai atau penghargaan

pada suatu kegiatan atau objek, sehingga jika kegiatan itu tidak dilaksanakan

akan membawa kerugian atau penyesaan.

e. Dalam kegiatan belajar dapat ditujukkan melalui: mengapresiasikan,

menghargai, menunjukkan rasa simpatik dan empati pada orang lain.

Bertanggung jawab pada prilaku contoh hasil belajar sikap jenjang ini ialah:

tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin,

baik di sekolah, rumah, maupun di lingkungan masyarakat.23

22

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h 106. 23

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h 107.

Page 42: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

33

f. Kemampuan mengatur adalah: kemapuan mempertemukan perbedaan nilai

baru yang lebih universal, yang membawa kedapa perbaikan umum. Contoh

hasil belajar sikap jenjang kemampuan mengorganisasikan adalah peserta

didik mendukung penegakan penekanan disiplin.

g. Kemampuan berkarakter adalah: kemampuan mendukung semua sistem nilai

yang telah dimiliki seseorang yang memengaruhi pola kepribadian dan tingka

lakunya. Kemampuan karakter merupakan tingkatan sikap tertinggi, karena

sikap batin peserta didik telah benar- benar bijaksana dan membentuk

karakter yang konsisten dalam berperilaku.24

Contoh hasil belajar sikap

jenjang kemampuan berkarakter adalah peserta didik yang menjadikan nilai

disiplin sebagaipola pikir dalam bertindak disekolah, rumah, dan msyarakat.

C. Pembelajaran Akidah Akhlak

Mata pelajaran Akidah Akhlak mengandung arti pembelajaran yang

membicarakan tentang keyakinan dari suatu keperayaan dan nilai suatu

perbuatan baik atau buruk, yang dengannya diharapkan tumbuh suatu keyakinan

yang tidak dicampuri keragu-raguan serta perbuatannya dikontrol oleh ajaran

Agama Islam.

Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan,

pendidikan ini diarahkan pada peneguhan aqidah dan peningkatan toleransi. Mata

pelajaran Akidah Akhlak merupakan salah satu rumpun mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang terliputi dalam lingkup: Al-Qur’an dan Hadist,

Keimanan atau Akidah, Akhlak, Fiqi, dan Tarikh.

Setiap manisia mempunyai fitra untuk mengakui kebenaran, seperti indra

yang digunakan untuk menari kebenaran, akal berfungsi untuk menguji

24

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h 108.

Page 43: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

34

kebenaran, dan wahyu untuk menjadi pedoman dalam menentukan yang baik dan

buruk. Tingkat keyakinan seseorang tergantung pada tingkat pemahaman dalil.

Oleh sebab itu, keimanan dan keyakinan yang tidak di dasarkan pada dalil akan

mudah tergoyahkan oleh berbagai tantangan dan problema yang di hadapinya.

1. Materi pembelajaran Akidah Akhlak

a. Menghidari prilaku tercelah

1) Annaniyah (egois) adalah sikap seseorang yang selalu mementingkan

dirinya sendiri tampa memperdulikan orang lain.

2) Putus asa adalah sikap atau perilaku seseorang yang menganggap dirinya

telah gagal dalam menghasilakan sesuatu harapan dan cita-cita.

3) Gadhob adalah sikap seseorang yang mudah marah

4) Tamak adalah sikap seseorang yang selalu merasa kurang dengan apa yang

telah didapatkan

b. Akhlak terpuji bagi manusia

1) Husnutsan adalah berperasangka positip (berbaik sangka) terhadap segalah

perbuatan dan tingka laku orang lain.

2) Tawadhu’ adalah rendah hati dan tidak sombong

3) Tasamuh adalah sikap tenggang rasa, saling menghormati, saling

menghargai sesame manusia.

4) Ta’awun adalah tolong menolong antar sesame ummat dalam hal

kebaikan, supayah saling melengkapi dan memenuhi kebutuhan pribadi

maupun kebutuhan bersama.

2. Tujuan dan fungsi pembelajaran Akidah Akhlak

a. Tujuan pembelajaran Akidah Akhlak

Tujuan dari adanya pembelajaran Akidah Akhlak adalah:

Page 44: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

35

1) Agar peserta didik memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan yang

benar terhadap hal-hal yang harus diimani, sehingga dalam bersikap dan

bertingkah laku sehari-hari berdasarkan Al-kur’an dan Hadist

2) Agar peserta didik memilki pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang

kuat untuk mengamalkan Akidah yang baik dan meninggalkan Akhlak yang

buruk.

b. Fungsi pembelajaran Akidah Akhlak

1) Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada peserta didik agar mau

menghayati dan meyakini dengan keyakinan yang benar terhadap Allah,

Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, hari akhir, serta qada’ dan qadar

Allah.

2) Memberikan pengetauan dan bimbingan kepada peserta didik agar mau

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tentang Akhlak, baik yang

berkaitan dengan hubungan antar manusia dengan Allah, manusia dengan

dirinya, dan manusia dengan alam lingkungannya.

Dasar dari akidah islam adalah Al-Qur’an dan Hadis. Sebagai mana

tercantum dalam Q.S Al-Baqarah/2:285.

إل لرسولب اٱء ام ن ب منون مؤ لٱو ۦهمنربه أنزل ته للهو م ل ٱكلء ام ن ۦو رسلهۦو كتبهۦئك ن ف رقب د ل أ ح عو ق الۦ منرسله ن ر ب ن او إل غف ن ا ن او أ ط ع وا س ر ان ك .م صير لٱك

Terjemahnya:

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitap-kitap-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya” dan mereka mengatakan: “kami dengar dan kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. (Q.S Al-Baqarah: 285)

25

25

Departemen Agama RI, Al-hikma Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; Bandung:

Penerbit Diponegoro, 2013), h.94

Page 45: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

36

Pembelajaran akidah akhlak dibutuhkan pendekatan dalam hal ini sangat

dibutuhkan seperti keimanan agar peserta didik dapat mengembangkan

pemahaman kepada Allah SWT. Kemudian pemahaman sangat penting agar

peseta didik dapat mengamalkan keyakinan akidah ahklak sehingga dapat

menghadapi masalah-masalah yang ada dikehidupanya. Selanjutnya pembiasaan,

sebagai guru harus memberikan conto sikap yang baik kemudian memberikan

pembiasaan peseta didik untuk mengikuti sikap yang baik sehingga terjadilah

pembiasaan selanjutnya rasional, memberikan pemahaman yang masuk akal ke

peserta didik untuk membedakan sipat yang baik dan yang buruk. Selanjutnya

emosional, sebagai guru haus mengarahkan peserta didik untuk menghayati

perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.

Page 46: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu

mendeskripsikan suatu peristiwa atau objek yang menjadi fokus penelitian

metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang sistematis yang

digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu subjek pada latar alamiah tampa

ada manipulasi di dalamnya dan tampa ada pengujian hipotetis, dengan metode-

metode alam iah, hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi

berdasarkan ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dan fenomena yang

diamati.1 Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang datanya dinyatakan

dalam bentuk verbal dan dianalisis tampa menggunakan tehnik statistik.2

Alasan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif ialah

didalam penelitian ini data yang di hasilakan berupa data deskriptif yang

diperolehkan dari data-data berupah tulisan, kata-kata dekomen yang berasal dari

sumber atau informan yang diteliti dan dapat dipercaya dan dapat membantu kita

dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang beragam untuk melaksanakan

percobaan. Selanjutnya metode penelitian ini dapat digunakan untuk

menghasilkan suatu keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Madrasah Tsanawiyah

Pondok Pesantren Yasrip Watangsoppeng yang berlokasi di Watansoppeng di

1Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h.24

2Muh. Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Aynat

Publishing, 2015), h.14

Page 47: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

38

kelurahan lapajung. Dengan alasan karena MTS Pondok Pesantren yasrib

merupakan pondok pesantren yang menerapkan Kurikulum 2013. Dengan

diberlakukannya kurikulum 2013 di MTS Pondok Pesantren yarsib soppeng

menerapkan penilaian sikap pada pembelajaran akidah ahlak.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

fonomenologi. Fonomenologi adalah ilmu tentang gejala atau hal-hal apa saja

yang tampak. Bogdan dan Biglen mengemukakan bahwa merupakan suatu

tipe/jenis penelitian kualitaif yang berusaha memahami Fonomenologi makna

dari suatu peristiwa dan interaksi orang dalam situasi tertentu.3 Pendekatan

Fonomenologi selalu melibatkan aspek tingkah laku dan gejala yang terjadi pada

peserta didik.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh dari informan yang

ditemui langsung di lapangan atau tempat penelitian yang ingin diteliti.

Penelitian ini utamanya adalah kata-kata dan tindakan. Sedangkan yang lain

seperti dokumen dan lainnya hanyalah sebagai pendukung. Sumber data dalam

penelitian ini yaitu wawancara dengan guru, subjek dalam penelitian ini

mencakup beberapa guru yang berada di Madrasah Tsanawiyah Pondok

Pesantren Yasrib Watangsoppeng yang terdiri dari Kepala sekolah, guru akidah

ahlak kelas 1,2,3.

3Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan

(Jakarta: Kencana, 2017), h.351

Page 48: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

39

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang mendukung dan bisa melengkapi

data-data primer. Data sekunder didapat dari bacaan dan berbagai sumber lainnya

yang terdiri dari surat catatan sampai dokumen-dokumen resmi dari sekolah atau

lembaga pendidikan lainnya.

D. Metode Pengumpulan data

1. Observasi (pengamatan)

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan

pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh

informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi

berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu dan

perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil

suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.4

Hasil observasi data yang digali melalui tehnik ini adalah mengenai

pelaksanaan penilaian sikap pada mata pelajaran Akidah Akhlak berdasarkan

kurikulum 2013 di MTS Yasrib Watansoppeng seperti dilaksanakan dengan

maksimal atau tidak penilaian sikap sesuai dengan kurikulum 2013 serta

instrument yang digunakan guru dalam melakukan penilaian sikap pada peserta

didik yang ada di MTS Yasrib Watansoppeng,

2. Wawancara

Wawancara ialah suatu proses komunikasi atau interaksi input mengumpulkan

informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dan informasi atau subjek

penelitian.5 pada tehnik ini peneliti datang terhadapan muka secara langsung

4Sitti Mania, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Makassar: Alauddin University

Press, 2013), h.187-188

5Sitti Mania, Metode Penelitian Penelitian dan Sosial, h. 184

Page 49: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

40

dengan responden atau subjek yang diteliti. Mereka menanyakan sesuatu yang

telah direncanakan kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting

dalam penelitian.6

Menurut Burhan Bungin menyatakan bahwa, wawancara mendalam

adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya

jawab sambal bertatap muka antar pewawancara dan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di

mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relative

lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam yaitu keterlibatan

dalam kehidupan informan.7

Metode wawancara peneliti arahkan kepada para informan. Peneliti

berperan aktif untuk bertanya dan memancing pembicaraan menuju masalah

tertentu kepada sumber data atau informan agar memperoleh jawaban dari

permasalahn yang ada sehingga diperoleh data penelitian. Peneliti melakukan

komunikatif interaktif dengan sumber informasi untuk mendapatkan data sesuai

masalah peneliti. Dalam proses wawancara terjadi Tanya jawab antara peneliti

dan informan.

Adapun data yang digali melalui tehnik ini adalah:

a. Perencanaan penilaian sikap pada mata pelajaran Akidah Akhlak berdasarkan

kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Yasrib

Watansoppeng

b. Pelaksanaan penilaian sikap pada mata pelajaran Akidah Akhlak berdasarkan

kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Yasrib

Watansoppeng

6Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya) (Jakarta:

Bumi Aksara, 2016), h.79 7Burhan Bungin, penelitian kualitatif (Cet II:Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2008, h.111

Page 50: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

41

c. Hasil penilaian sikap pada mata pelajaran Akidah Akhlak berdasarkan

kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Yasrib

Watansoppeng

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif.8 Selain melalui wawancara dan

observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentu

surat, catatan harian, arsip poto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan

sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa di pakei untuk menggali

informasi yang terjadi di masa silang.9

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian, baik data yang kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif

dapat berupa gambar, kata, atau benda lainnya yang non angka. Data yang

terkumpul dengan menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan

dilampirkan atau digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu

penelitian.

Penelitian kualitatif instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu

sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument memiliki fungsi memilih

informan sebagai sumber datanya, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas, melakukan analisis, hingga menafsirkan data kemudian membuat

kesimpulan atas semuanya. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian

8Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 82

9Sitti Mania, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Makassar: Alauddin University

Press, 2013), h.187-188

Page 51: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

42

ini untuk mengetahui digunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, dan

format dokumentasi.

Menurut Suharsimi Arigunto dalam bukunya, intrumen merupakan alat

bantu dalam mengumpulkan data.10

Intrumen utama dalam penelitian yaitu

peneliti sendiri (human unstrument). Jenis instrument yang digunakan peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan dan pencatatan data terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Dalam hal ini digunakan lembar pedoman observasi

atau alat lain untuk menangkap fenomena yang terjadi di lapangan Pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan penerapan penilaian sikap pada mata

pelajaran Akidah Akhlak berdasarkan kurikulum 2013 di MTS Yasrib

Watansoppeng.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara, yaitu daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan

pengembangan fokus penelitian yang sengaja disiapkan untuk memandu arah

wawancara. Daftar pertanyaan tersebut dapat berupa beberapa pertanyaan inti

yang selanjutnya dikembangkan sendiri berdasarkan jawaban responden dan

kreativitas peneliti selalu instrument utama. Dalam proses wawancara terjadi

tanya jawab antara peneliti dan informan.

3. Ceklis dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif.11 Selain melalui wawancara dan

observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentu

10Suharsimi Arigunto, Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h, 68 11

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 82

Page 52: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

43

surat, catatan harian, arsip poto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan

sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa di pakei untuk menggali

informasi yang terjadi di masa silang12

F. Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses pengklasifikasikan, pengategorian,

penyusunan, dan elaborasi, sehingga data yang telah terkumpul dapat diberikan

makna untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan atau untuk

mencapai tujuan penelitian. Analisis data ini bertujuan untuk mencari data

menata data secara sistematis dari hasil rekaman atau catatan wawancara,

observasi, dan dokumen yang telah dilakukan.13

1. Reduksi data

Reduksi data atau yaitu data yang diperoleh dari lapangan yang banyak

dan kompleks maka perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi

data dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, mengfokuskan hal-hal

yang penting dan membuang hal yang dianggap kurang penting.14

Data yang

diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci.

2. Penyajian Data

Penyajian data atau display yaitu data yang sudah direduksi disajikan

dalam bentuk uraian singkat berupa teks yang bersifat naratif. Data yang

diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam

bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan

satu data dengan data lainnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data akan

12Sitti Mania, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Makassar: Alauddin

University Press, 2013), h.187-188 13

Syamsuddin AB, Paradigma Metode Penelitian (Kualitatif dan Kuantitatif)

(Makassar: Shofia, 2016) h. 72.

14Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 338.

Page 53: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

44

mudah dipahami sehingga memudahkan rencana kerja selanjutnya.15

Melalui

penyajian data tersebut maka data terorganisasikan tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan mudah dipahami selain itu dengan adanya penyajian

data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu data yang sudah disajikan dianalisis secara

kritis berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh di lapangan. Penarikan kesimpulan

dikemukakan dalam bentuk naratif sebagai jawaban dari rumusan masalah yang

telah dirumuskan.16

G. Pengujian Keabsahan Data

1. Triangulasi

Triangulasi merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan data untuk

mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan kredibel.17

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi tehnik, dan triangulasi

waktu.

a. Sumber

Penggunaan sumber yang banyak untuk triangulasidapat dilakukan

denganmencari sumber (informan) yang lebih banyak dan berbeda dalam

informasi yang sama.

15Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 341. 16

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 345.

17Muh Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Jakarta:

Kencana, 2017), h.395

Page 54: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

45

b. Tehnik

Penggunaan tehnik pengumpulan data yang berbeda dapat diartikan

bahwa kalau pada tahap pertama informasi dikumpulkan dengan observasi

tentang sesuatu objek, maka berikutnya gunakan lagi metode lain seperti

wawancara dan dokumentasi. Jika dengan tehnik pengumpulan data tersebut

menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut

kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang

dianggap benar.

c. Waktu

Data yang dikumpulkan dengan tehnik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga lebih

kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara,

observasi atau tehnik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.18

pengujian keabsahan data ini diharapkan mampu memberikan penguatan

secara optimal pengumpulan data penelitian yang berkenaan dengan

implementasi penilaian sikap pada mata pelajaran akidah ahlak berdasrkan

kurikulum 2013 yang di terapkan di MTS Pondok Pesantren Yasrib

Watansoppeng.

18

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 274.

Page 55: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Yasrib

Watansoppeng

Pondok pesantren yasrib watansoppeng merupakan yayasan perguruan

Islam beowe (yasrib) kabupaten soppeng. Pondok pesantren ini didirikan sejak

tahun 1982 bertempat di areal tanah pemberiaan pemerintah daerah tingkat II

soppeng seluas +9.000 m2 (9 Ha).

Penelitian ini di lakukan di madrasah tsanawiyah pondok pesantren yasrib

soppeng terletak di kelurahan lapajung kecematan lalabata kabupaten

watansoppeng. Memiliki fasilitas yang dapat di kategorikan sangat memadai dan

sangat mendukung proses berlangsungnya pembelajaran yang baik. Seperti pada

halnya di sekolah sekolah lain MTS Yasrib watansoppeng memiliki siswa-siswi

sebanyank 711 orang, Selain itu di tahun ini di Mts yasrib ini terdiri dari 42

tenaga pengajar.

a. Keadaan Sarana Prasarana di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Yasrib

Watansoppeng

Sebagai sekolah menengah, MTS pondok pesantren yasrib watansoppeng

memiliki fasilitas yang sangat memadai dan mendukung berlansungnya proses

belajar mengajar yang kondusif . adapun fasilitas yang dimiliki pondok pesantren

yasrib watansoppeng yaitu gedung sekolah, ruang kepala sekolah, ruang guru,

perpustakaan, ruang kelas, masjid/mushallah, kantin. Masjid atau musallah,

asrama, labiratorium, dan ruang paraktek. Koperasi, aulah, dan gunang semua

sarana dan prasarana ini sangat memadai.

Page 56: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

47

b. Visi dan Misi Mts Pondok Pesantren Yasrib Watansoppeng.

Visi: Mencetak dan mempersiapkan sumber daya manusia yang beriman

bertaqwa, cerdas, terampil, mandiri, berakhlak mulia, berakhlakul

karimah dan berwawasan luas.

Misi: 1. Menyelenggarakan pendidikan imtaq, amal, dan akhlakul karimah.

2. Menyelengggarakan pendidikan yang terjangkau dan berdaya saing

3.Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler dengan keterampilan sebagai

bakat bagi santri untuk kompetensi dalam bursa kerja

2. Perencanaan Penilaian Sikap pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren

Yasrib Watansoppeng

Ranah afektif di sini sangat menentukan keberhasilan belajar siswa, di

dalam rana afektif yang menjadi komponen penting seperti sikap dan minat

terhadap pembelajaran baik sikap terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran,

harapan semua guru pastinya ingin semua peserta didik memiliki sikap dan minat

positif terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran. peserta didik yang

mempunyai sikap positif terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran

akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar akan berhasil dalam kegiatan

pembelajaran. Sebagai contoh kecil dapat di lihat pada siswa yang mengikuti

pembelajaran yang tepat waktu, memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugas

yang di berikan kepadanya.

Peneliti melakukan wawancara oleh beberapa guru di madrasah

tsanawiyah pondok pesantren yasrib watansoppeng hasil dari wawancara

diperoleh bahwa semua guru melakukan penilaian sikap, hal ini dibuktikan

dengan adanya dokumentasi penilaian sikap yang peneliti lakukan. Dari hasil

Page 57: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

48

wawancara tersebut guru melaksanakan penilaian sikap pada saat pembelajaran

berlangsung baik di dalam kelas maupun diluar kelas.

Selain itu proses penilaian setiap guru berbeda-beda ada yang melakukan

penilaian pada saat proses berlangsungnya pembelajaran, seperti yang dikatakan

informan:

Saya melakuan penilaian pada saat di dalam kelas dan di luar kelas pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dan pada saat di luar kelas seperti kerja bakti atau bermain, karena untuk mengetahui sikap siswa kita harus memperhatikannya.1

Hal tersebut senada dengan apa yang dikemukan oleh bapak KM.Husaini

(kepala sekolah MTS pondok pesantren yasrib soppeng) yang menyatakan

bahwa: “sebelum saya melaksanakan penilaian sikap terlebih dahulu saya

membuat skala penilaian”2

Terkait dengan pernyataan diatas yang menyatakan bahwa semua guru

telah melakukan atau menerapkan penilaian sikap jadi untuk melihat dari segi

perencanaannya:

a. Indikator pembelajaran, aspek yang dinilai, tehnik dan intrumen penilaian

sikap.

Berdasarkan dari wawancara dengan ibu Aswindah S. Pd.I, M.Pd. beliau

adalah guru akidah akhlak. Beliau mengemukakan bahwa:

“yah dalam silabus saya sertakan rencana penilaian di setiap indicator kemudian di jelaskan secara rinci di RPP, namun dalam melakukan penilaian terkadang dadakan atau terburu-buru, sehingga penilaian yang saya lakukan terkadang tidak sesuai dengan apa yang ada di RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

3

Berdasarkan hasil obsevasi di atas diperoleh data bahwa dalam

perencanaan penilaian, aspek yang akan dinilai oleh guru mata pelajaran Akidah

1Aswinda, Guru Akidah Ahklak, Wawancara, Watansoppeng 02, oktober, 2020.

2Husaini, Kepala Sekolah Mts Yasrib Watansoppeng, Wawancara, Watansoppeng 03,

Oktober, 2020. 3Aswinda, Guru Akidah Ahklak, Wawancara, Watansoppeng 02, oktober, 2020.

Page 58: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

49

Akhlak meliputi sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong,

santun, dan percaya diri

Melihat dari hasil pencermatan silabus dan RPP diperoleh data bahwa

dalam perencanaan penilaian aspek yang hendak dinilai oleh guru mata pelajaran

Akidah Akhlak meliputi sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong

royong, santun, dan percaya diri. Dan tehnik yang di gunakan oleh guru mata

pelajaran Akidah Akhlak ialah mengguakan tehnik pengamatan atau observasi,

intrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan yang telah dilampirkan

dalam RPP.

b. Mengimpormasikan rencana penilaian ranah sikap kepada siswa

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan ibu Aswindah S. Pd.I, M.Pd.

selakuh guru Akidah Akhlak beliau menyebutkan bahwa:

“saya tidak perna menginformasikan aspek-aspek sikap yang akan saya nilai dalam pembelajaran Akidah Akhlak kepada peserta didik, karena biasanya saya melakukan penilaian ini dengan dadakan tampa diketahui oleh peserta didik.4

Guru tidak perna menginformasikan jika ingin melakukan penilaian disaat

menilai baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

3. Pelaksanaan Penilaian Sikap pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren

Yasrib Watansoppeng

a. Kesesuaian pelaksanaan penilaian sikap dengan perencanaan

Hasil wawancara dengan ibu Rasidah S.Ag. selaku guru Akidah Akhlak

menyatakan bahwa:

“terkadang penilaian yang saya lakukan ini sesuai dan kadang juga tidak

sesuai dengan RPP yah tergantung bagaimana kondisi dan keadaan kelas

pada saat itu”

4Aswinda, Guru Akidah Ahklak, Wawancara, Watansoppeng 02, oktober, 2020.

Page 59: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

50

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan diketahui bahwa pendidik

terkadang melaksanakan penilaian ini tidak sesuai dengan perencanaan, guru

melakukan penilaian terhadap aspek sikap sesuai dengan pengamatan guru

selama kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak berlangsung. Pemberian nilai yang

guru berikan tidak mengacu kepada kreteria penilaian yang telah disusun. Hal ini

di karenakan keterbatasan waktu, jumlah siswa yang tidak sedikit untuk dinilai.

Terkait dengan minimnya pemahaman guru mengenai aspek sikap

sebagaimana hal ini didukung oleh pernyataan dari kepala sekolah MTS Yarib

Watansoppeng yang menyatakan bahwa:

“kurangnya buku penunjang mengenai kurikulum 2013 dan sosialisasi tentang kurikulum 2013 yang masih terbatas dan tidak menitik beratkan pada penilaian sikap, sebenarnya memang ada beberapa kegiatan pelatihan yang di adakan departemen agama atau tingkat provensi akan tetapi hanya bisa diikuti oleh beberapa guru saja.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa penjelasan

ranah sikap kurikulum 2013 tidak terkhusus membahas aspek-aspek penting

dalam kurikulum 2013 diantaranya tehnis pelaksanaan penilaian sikap, sehingga

guru hanya memahami secara umum sehingga pelaksanaannya belum berjalan

dengan dengan baik.

b. Pelaksanaan penilaian yang adil dan objektif

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan kepala sekolah menyatakan

bahwa:

“Ya penilaian yang saya lakukan sudah adil kerena saya tidak perna pilih

kasih terhadap peserta didik dan saya menilai sangat teliti dan apa saya

nilai itu juga yang saya masukkan di lembar penilaian”

Dengan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa penilaian sikap yang

dilakukan oleh guru sudah adil. Tidak ada data yang menunjukkan bahwa peserta

didik merasa dirugikan dengan penialain yang dilakukan oleh guru meskipun

dengan demikian penilaian yang di lakukan guru belum objektif dikarenakan

belum berpedoman pada kreteria yang telah di tetapkan.

Page 60: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

51

c. Pemberian penguatan

Memberikan penguatan terhadap penilaian sikap biasanya guru

memberikan penguatan dengan menunjukkan perilaku baik dan tidak baik untuk

dilakukan. Dan jika guru menemukan perilaku yang menyimpang biasanya

menegur peserta didik tersebut. Guru mengapresiasi kejujuran peserta didik dan

bagi peserta didik yang tidak jujur dalam mengerjakan ujian maka guru akan

memberikan catatan khusus kemudian pengurangan nilai.

Dapat di simpulkan bahwa guru memberikan penguatan terhadap

tindakan siswa dengan memberikan reword kepada siswa yang bersikap positif

dan mengarahkan siswa yang berperilaku menyimpang.

4. Evaluasi Penilaian Sikap pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren

Yasrib Watansoppeng

a. Raport atau rekapitulasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu aswinda S.Ag. menyatakan

bahwa:

Ya kita mengomunikasikan dan berkordinasi dengan para wali kelas

kemudian merekapnya dan di masukkan ke dalam raport.

Penilaian sikap menyangkut atas keberhasilan atau ketercapaian sikap

yang diinginkan, jika Penilaian sudah dilakukan baik didalam kelas maupun di

luar kelas kemudian guru merekapnya kemudian di komunikasikan dengan wali

kelas dan guru-guru yang lain pada saat rapat. Jika peserta didik memiiki sipat

menyimpang maka diberikan arahan atau teguran. Kemudian di rekap dari rapat

tersebut tentang hasil penilaian sikap kemudian di masukkan ke raport

Guru juga memberikan penekanan atau pengutan kepada nilai-nilai yang

ada di mata pelajaran Akidah Akhlak. Pemahaman nilai yang baik maka sikap

Page 61: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

52

akan terarah pada hal-hal yang positif. Sehingga melalui pelajaran Akidah

Akhlak dapat membiasakan peserta didik untuk senangtiasa besikap positif.

b. Memberikan balikan

Terkait dengan pemanfaatan hasil penilaian sikap. Ibu Aswinda juga

menggunakannya sebagai dasar untuk memberikan balikan atau umpanbalik

terhadap pencapaian kompetensi sikap siswa. Guru juga menyampaikan balikan

ini kepada orang tua siswa yang didasarkan atas kemampuan secara kumulatif.

Kumulatif disini dimaksudkan bahwa balikan diberikan mengacu pada

pencapaian sikap siswa pada semua mata pelajaran berdasarkan pengamatan guru

setiap harinya terhadap sikap siswa dalam pembelajaran.

Sebagai mana wawancara sebagai berikut:

“iya, selain kepada siswa juga saya sampaikan kepada orang tua setiap terima raport hasil semester. Namun yang pada orangtua ini hanya berbentuk lisan tidak secara tertulis”

Didukung dengan hasil observasi guru menyampaikan balikan kepada

siswa berupa pesan moral sesuai dengan materi yang dipelajari di akhir kegiatan

pembelajaran Aqidah Akhlak.

Page 62: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

53

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dari pembahasan yang

telah diuraikan dapat di simpulakan sebagai berikut :

1. Perencanaan penilaian sikap yang dilakukan oleh guru-guru di madrasah

tsanawiyah pondok pesantren yasrib watansoppeng guru merumuskan

indikator pembelajara, menetukan aspek yang dinilai, memilih teknik

penilaian yang akan digunakan dan mengembangkan instrumen penilaian

nilai. Aspek yang akan dinilai meliputi sikap religius, jujur, disiplin,

toleransi, santun, tanggung jawab, percaya diri. Teknik yang digunakan

berupa pengamatan atau observasi dengan instrumen berupa lembar

pengamatan. Guru tidak menginformasikan aspek sikap yang akan dinilai

dan teknik yang digunakan kepada siswa.

2. Pelaksanaan penilaian sikap yang dilakukan oleh guru-guru di madrasah

tsanawiyah pondok pesantren yasrib watansoppeng guru belum

melaksanakan kegiatan penilaian ranah sikap sesuai dengan perencanaan.

Penilaian yang dilaksanakan guru sudah adil namun belum memenuhi

prinsip objektif. Penguatan yang diberikan guru terhadap kemampuan

sikap siswa berupa pujian, teguran, dan nasehat.

3. Evaluasi penilaian sikap yang dilakukan oleh guru-guru di madrasah

tsanawiyah pondok pesantren yasrib watansoppeng di rekap berbentuk

raport Namun untuk pemanfaatan digunakan untuk tiga kepentingan

yaitu dimanfaatkan untuk memberikan umpan balik kepada siswa secara

langsung, digunakan sebagai dasar pelaporan pada orang tua siswa

Page 63: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

54

B. Implikasi penelitian

Berdasarkan dari kesimpulan di atas, maka hal-hal yang perlu di sarankan

adalah:

1. Kepada guru-guru di madrasah tsanawiyah pondok pesantren yasrib

watansoppeng agar kiranya meningkatkan lagi pemahaman dan kemapuan

dalam menerapkan penilaian sikap terutama pada perencanaan,

pelaksanaan, dan pengelolaan.

2. Kepada lembaga terkeit khususnya depatemen pendidikan kiranya dapat

memberikan pelatihan-pelatihan atau seminar yang menitik beratkan pada

penilaian sikap sehingga kompetensi guru lebih baik lagi kedepannya

sebagai mana yang di harapkan.

Page 64: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

55

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003.

Arigunto, Suharsimi. Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka cipta, 2006.

Aswinda, wawancara, guru akidah ahlak, watansoppeng, MTS PP Yasrib, 2020

Departemen Agama RI Al-Qur’an dan terjemahannya,

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD) Depdiknas: Jakarta. 2016.

Departemen agama. Kurikulum berbasir kompetensi: kurikulum dan hasil belajar akidah ahlak.Jakarta, derektorat jendral kelembagaan agama Islam

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung:Alfabeta,2011

Faradillah,M.Implementasi kurikulum 2013.Yogyakarta: Ar ruzz media,2014.

Hamalik, Oemar. kurikulum dan pembelajaran.Jakarta: bumi Aksara. 2013

Husaini, wawancara, kepala sekolah, watansoppeng, MTS PP Yasrib,2020

Ilyas, Yunahar.kuliah akhlak.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2011

Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013. Dalam Acara Penguatan dan Pengembangaan Keilmuan Penilaian Autentik bagi Guru SD/MI, 2014

Kementerian Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan .

Koentjaranigrat, kebudayaan Mental dan Pengembangan.Jakarta: Gramedia, 1976.

Kurniati Imas, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep Dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena, 2014

Mania, Sitti.Pengantar evaluasi pengajaran, alauddin university press 2012.

Mulyasa E. Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung: PT Remaja Rosda karya.

Mustami, Muh. Khalifah. metodologi penelitian pendidikan Yogyakarta: aynat publishing, 2015

Pusku. Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta depdiknas.2012.

Peraturan departemen agama republik Indonesia No 000912 tahun 2013 Bab II tentang standar kompetensi kelulusan pendidikan agama Islam dan bahasa arab Jakarta:kemenag,2013.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2012.

Rahayu Putri Sari, Dja’far Siddik, Sitti Halimah, “Implementasi Penilaian Autentik pada Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Akidah Ahlak Di Kelas X MAN 1 Medan”.Edu-Religia,Vol.1 No.1.

Page 65: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

56

Rasidah, wawancara, guru akidah akhlak, watansoppeng, MTS PP Yasrib,2020.

Rustan, wawancara, wakamad kurikulum, watansoppeng, MTS PP Yasrib,2020.

Saehuddin,Rosihon anwar. akidah ahlak, bandung: CV Pustaka Setia,2016.

Shaleh Arman, wawancara, wakamad kesiswaan, Soppeng, MTS PP Yasrib,2020.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya) .Jakarta: Bumi Aksara,2016.

Sugiono, Memahami penelitian kualitatif . Bandung: Alfabeta,2012.

Syahid Akhmad, Komponen Evaluasi Pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Jurnal Penelitian, Jurnal Teknologi Pendidikan Madrasah,2018 ( vol.1 no 1 Desember).

Syamsuddin AB, Paradigma Metode Penelitian (Kualitatif dan Kuantitatif) Makassar: Shofia,2016.

Wahyudin, Dinn. Pengantar Pendidikan Jakarta: Universitas Terbuka. 2008.

Wayan AS. 8 Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Az-zahra Book’s.

widyastono.Herry.Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi daerah: dari kurikulum 2004,2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta:bumi aksara.

yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kualitatif, Kualitatf dan Penelitian Gabungan . Jakarta : kencana, 2017.

Z. Zunia, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Penilaian Pendidikan, (UIN Jakarta press, 2006)

Page 66: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

57

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Keterangan informan

NO NAMA UMUR PEKERJAAN

1 KM. Husaini, S.Pd.I 38 Kepala Sekolah

2 KM. Rustan, S.Pd.I 45 Wakamad kurikulum

3 Arman Saleh, S.Pd 38 Wakamad Kesiswaan

4 Rasidah, S.Ag 45 Guru Akidah Akhlak

5 Aswindah, S.Pd.I, M.Pd

38 Guru Akidah Akhlak

Page 67: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

58

LAMPIRAN 2

Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Guru-guru di MTS Yarib Watansoppeng.

1. Sebagai guru apakah ibu atau bapak melaksanakan penilaian sikap ?

a. Jika ya, seberapa penting penilaian sikap tersebut dalam

pembelajaran?

b. Jika tidak, mengapa?

2. Sebelum melaksanakan penilaian sikap, apakah ibu atau bapak membuat

rencana penilaian terlebih dahulu? Perencanaan seperti apa yang ibu atau

bapak lakukan?

3. Instrumen penilaian apa yang akan digunakan untuk melakukan penilaian

sikap?

4. Apakah ibu atau bapak menyusun sendiri instrumen penilaian sikap?

5. Kapan bapak ibu melaksanakan penilaian sikap?

6. Bagaimana langkah-langkah ibu atau bapak dalam menerapkan penilaian

sikap?

7. Apakah penilaian yang dilakukan guru sudah adil dan objektif?

8. Apakah ada tindak lanjut dari penilaian sikap yang Bapak/ibu laksanakan

terhadap peserta didik.

9. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan penilaian sikap?

a. Terkait dengan perencanaan penilaian sikap

b. Terkait dengan pelaksaan penilaian sikap

c. Terkait dengan pengeloaan sikap

10. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam penerapkan penilaian sikap?

11. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan penilaian sikap?

Page 68: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

59

LAMPIRAN 3

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Informan : KM. Husaini, S.Pd.I

Umur : 38 Tahun

Jabatan/Profesi : Kepala sekolah

1. Sebagai guru apakah ibu atau bapak melaksanakan penilaian sikap?

a. Jika ya, seberapa penting penilaian sikap tersebut dalam pembelajaran?

b. Jika tidak, mengapa?

JAWABAN:

Ya, penilaian sikap ini satu hal pokok bisa di katakana sebagai rukun dalam

pesantren kita ini, menerapkan penilaian sikap itu sendiri sangat penting

karena penilaian sikap ini hal yang paling pokok di k13 dan menjadi paktor

pendukung dalam hasil belajar peserta didik.

2. Sebelum melaksanakan penilaian sikap, apakah ibu atau bapak membuat

rencana penilaian terlebih dahulu? Perencanaan seperti apa yang ibu atau

bapak lakukan?

JAWABAN:

Ya, saya melalukan perencanaan, perencanaan seperti menentukan sikap apa

yang akan saya nilai.

3. Instrumen penilaian apa yang akan digunakan untuk melakukan penilaian

sikap ?

JAWABAN:

Semua Intrumen yangterdapat di kurukulum 2013 seperti observasi, penilaian

diri, penilaian antara peserta didik, dan jurnal.

4. Apakah ibu atau bapak menyusun sendiri instrumen penilaian sikap?

JAWABAN:

Page 69: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

60

Ya, kami menyusun sendiri ada juga kami download dari internet atau yang

terdapat pada kurikulum 2013.

5. Kapan bapak ibu melaksanakan penilaian sikap?

JAWABAN:

Setiap kali jam pelajaran berlansung, saat usainya pembelajaran

6. Bagaimana langkah-langkah ibu atau bapak dalam menerapkan penilaian

sikap?

JAWABAN:

Menilai secara langsung sikap peserta didik pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran kemudian di catat di lembar penilaian

7. Apakah penilaian yang dilakukan guru sudah adil dan objektif?

JAWABAN:

Ya. Sudah sangat objektif dan adil karena Sesuai dengan tingka laku peserta

didik dan tidak perna membeda-bedakan peserta didik.

8. Apakah ada tindak lanjut dari penilaian sikap yang Bapak/ibu laksanakan

terhadap peserta didik.

JAWABAN:

Ya tentunya ada seperti mengadakan bimbingan khusus.

9. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan penilaian sikap ?

a. Terkait dengan perencanaan penilaian sikap

b. Terkait dengan pelaksaan penilaian sikap

c. Terkait dengan pengeloaan sikap

JAWABAN:

Yang menjadi kesulitan di sini sekarang karena kita tidak bisa bisa melihat

seara langsung tingka lakupeserta didik karena adanya virus korona ini

sehingga kita sangat susah untuk penilai peserta didik.

Page 70: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

61

10. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam penerapkan penilaian sikap ?

JAWABAN:

Sebenarnya yang menjadi factor atau kendala pada sekarang ini yaitu adanya

korona sehingga para guru mengajar dengan cara daring sehingga yang menilai

sangat kesusahan untuk menialai secara langsung sehingga penilaian ini saya

rasa tidak berjalan maksimal.

11. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan penilaian sikap ?

JAWABAN:

Factor pendukung dalam penilaian sikap ini tentunya kurikulum karena kita

berpatokan pada kurikulum.

Page 71: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

62

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Informan : KM. Rustan, S.Pd.I

Umur : 45 Tahun

Jabatan/Profesi : Wakamad Kurikulum

1. Sebagai guru apakah ibu atau bapak melaksanakan penilaian sikap?

a. Jika ya, seberapa penting penilaian sikap tersebut dalam pembelajaran?

b. Jika tidak, mengapa?

JAWABAN:

Ya saya sebagai guru sudah menerapkan penilaian sikap sesuai kurikulum k13

dan penilaian sikap itu sangat penting karena sangat berpengaru dalah proses

pembelajaran dan hasil pembelajaran.

2. Sebelum melaksanakan penilaian sikap, apakah ibu atau bapak membuat

rencana penilaian terlebih dahulu? Perencanaan seperti apa yang ibu atau

bapak lakukan?

JAWABAN:

Ya, seperti merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memunculkan sikap

yang telah di tentukan.

3. Instrumen penilaian apa yang akan digunakan untuk melakukan penilaian

sikap?

JAWABAN:

Observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, dan jurnal

4. Apakah ibu atau bapak menyusun sendiri instrumen penilaian sikap?

JAWABAN:

Ya. Kami menyusun sendiri berpatokan kepada indicator-indikator yang ada.

Page 72: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

63

5. Kapan bapak ibu melaksanakan penilaian sikap?

JAWABAN:

Setiap kali pertemuan. Di situlah kami pendidik melakukan penilaian

terkadang di luar kelas.

6. Bagaimana langkah-langkah ibu atau bapak dalam menerapkan penilaian

sikap?

JAWABAN:

Mengamati sikap peserta didik kemudian dirangkum dan di satukan di

intrumen kemudian di diskusikan saat rapat kemudian di rekap.

7. Apakah penilaian yang dilakukan guru sudah adil dan objektif?

JAWABAN:

Ya menurut saya sangat adil dan objektif karena saya menilai peserta didik

sangat teliti dan memerhatikannya saat proses penilaian.

8. Apakah ada tindak lanjut dari penilaian sikap yang Bapak/ibu laksanakan

terhadap peserta didik.

JAWABAN:

Ya kita menindak lanjuti seperti memberikan bimbingan khusus.

9. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan penilaian sikap?

a. Terkait dengan perencanaan penilaian sikap

b. Terkait dengan pelaksaan penilaian sikap

c. Terkait dengan pengeloaan sikap

JAWABAN:

Terkait dengan perenanaan dan pengelolaan peserta didik tidak terlalu

kesulitan karena berpatokan pada kurikulum sedangkan dalam pelaksanaan di

rasa cukup rumit karena menilai karakter siswa yang bervariasi.

Page 73: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

64

10. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam penerapkan penilaian sikap ?

JAWABAN:

Penghambat dalam penilaian sikap ini dari intrumen penilaiannya ada guru

yang menerapkan semua seperti observasi, penilaian diri, penilaian antar

teman, jurnal. Dan ada juga yang hanya memakai beberapa saja sehingga

terkadang saat pe ngimputan data atau pada saat merekap hasil penilaian

mendapat kesulitan.

11. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan penilaian sikap ?

JAWABAN:

Factor pendukung itu kurikulum 2013 karena semua yang terkait penilaian

sikap sudah ada di kurikulum.

Page 74: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

65

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Informan : Arman Saleh, S.Pd

Umur : 38 Tahun

Jabatan/Profesi : Wakamad Kesiswaan

1. Sebagai guru apakah ibu atau bapak melaksanakan penilaian sikap?

a. Jika ya, seberapa penting penilaian sikap tersebut dalam pembelajaran?

b. Jika tidak, mengapa?

JAWABAN:

Ya, sangat penting karena menjadi penungjang dari segi psikomotorik.

2. Sebelum melaksanakan penilaian sikap, apakah ibu atau bapak membuat

rencana penilaian terlebih dahulu? Perencanaan seperti apa yang ibu atau

bapak lakukan?

JAWABAN:

ya, saya melakukan perencanaan seperti menentukan indicator sesuai dengan

kompetensi sikap apa yang dikembangkan.

3. Instrumen penilaian apa yang akan digunakan untuk melakukan penilaian

sikap?

JAWABAN:

Semua intrumen yang tercantum di k13

4. Apakah ibu atau bapak menyusun sendiri instrumen penilaian sikap ?

JAWABAN:

Ya. Kami berpatoakan pada kurikulum.

5. Kapan bapak ibu melaksanakan penilaian sikap?

JAWABAN:

Setiap proses pembelajaran yang di nilai sikap dan tingka lakunya.

Page 75: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

66

6. Bagaimana langkah-langkah ibu atau bapak dalam menerapkan penilaian

sikap?

JAWABAN:

Memasukkan nilai ke dalam table yang sudah ada dengan angka (1,2,3,4)

kemudian memuat nilai sikap sesuai skala rentang nilai (tinggi, sedang, dan

rendah)

7. Apakah penilaian yang dilakukan guru sudah adil dan objektif ?

JAWABAN:

Ya, sangat adil dan objektif karena apa yang saya nilai di luar kelas dan di

dalam kelas saat proses pembelajaran itu juga yang saya antumkan di istrumen

penelitian

8. Apakah ada tindak lanjut dari penilaian sikap yang Bapak/ibu laksanakan

terhadap peserta didik.

JAWABAN:

Berkordinasi dengan para wali kelas kemudian memberikan pengarahan kepada

peserta didik atau memberikan efek jerah.

9. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan penilaian sikap?

a. Terkait dengan perencanaan penilaian sikap

b. Terkait dengan pelaksaan penilaian sikap

c. Terkait dengan pengeloaan sikap

JAWABAN:

Yang sulit di sini dalam melaksanakan penilaian sikap, di mana kita mengajar

sambil mengamati tingka laku peserta didik yang sangat bervariasi

Page 76: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

67

10. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam penerapkan penilaian sikap?

JAWABAN:

Menjadi penghambat dalam penilaian sikap ini yaitu sulitnya mengontrol sikap

peserta didik karena banyaknya factor yang dapat mengubah perkembangan

sikap peserta didik seperti factor lingkungan.

11. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan penilaian sikap?

JAWABAN:

Kerja sama dan kompak antar semua pendidik dan saling membantu dalam

melaksanakan penilaian sikap ini juga menjadi paktor pendukung.

Page 77: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

68

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Informan : Aswinda, S. Pd.I, M. Pd

Umur : 38 Tahun

Jabatan/Profesi : Akidah Akhlak

1. Sebagai guru apakah ibu atau bapak melaksanakan penilaian sikap?

a. Jika ya, seberapa penting penilaian sikap tersebut dalam pembelajaran?

b. Jika tidak, mengapa?

JAWABAN:

Ya, penilaian sikap itu sendiri sangatlah penting karena apabilah sikap peserta

didik sudah baik maka antusias dalam pembelajarnya sudah baik juga.

2. Sebelum melaksanakan penilaian sikap, apakah ibu atau bapak membuat

rencana penilaian terlebih dahulu? Perencanaan seperti apa yang ibu atau

bapak lakukan?

JAWABAN:

Ya perencanaan itu sangat di butuhkan saat memulai penilaian harus terlebih

dahulu melakukan perencanaan- perencanaan seperti melihat sikap apa yang

perlu di nilai

3. Instrumen penilaian apa yang akan digunakan untuk melakukan penilaian

sikap ?

JAWABAN:

Observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, dan jurnal

4. Apakah ibu atau bapak menyusun sendiri instrumen penilaian sikap?

JAWABAN:

Ya, berpatokan Dengan indicator

5. Kapan bapak ibu melaksanakan penilaian sikap?

Page 78: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

69

JAWABAN:

Pada saat proses pembelajaran dan di luar pembelajaran seperti pada saat

bermain dengan teman-temannya.

6. Bagaimana langkah-langkah ibu atau bapak dalam menerapkan penilaian

sikap?

JAWABAN:

Seperti menyusun jenis-jenis sikap dengan perurutan misalnya mengumpulkan

tugas tepat waktu, tidak telat saat masuknya jam pelajaran, kemudian

menentukan kreteria sikap dan menatatnya di lembar observasi.

7. Apakah penilaian yang dilakukan guru sudah adil dan objektif ?

JAWABAN:

Ya menurut saya sudah adil dan objektif karena apa yang saya liat itu juga

yang saya nilai di lembar intrumen

8. Apakah ada tindak lanjut dari penilaian sikap yang Bapak/ibu laksanakan

terhadap peserta didik.

JAWABAN:

Ya memberihkan pengarahan lansung.

9. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan penilaian sikap ?

a. Terkait dengan perencanaan penilaian sikap

b. Terkait dengan pelaksaan penilaian sikap

c. Terkait dengan pengeloaan sikap

JAWABAN:

Yang menjadi kesulitan di sini karena banyaknya peserta didik yang harus di

nilai dan dalam pelaksanaan sikap ini di mana banyak karakter peserta didik

dan harus di amati satu persatu.

Page 79: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

70

10. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam penerapkan penilaian sikap?

JAWABAN:

Sebenarnya yang menjadi penghambat itu dari pendidik itu sendiri karena

terkadang mendapat kesulitan saat mengolah data.

11. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan penilaian sikap?

JAWABAN:

Factor pendukung dalam penilaian sikap ini sebagai pendidik harus

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

Page 80: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

71

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Informan : Rasidah, S.Ag

Umur : 45 Tahun

Jabatan/Profesi : Akidah Akhlak

1. Sebagai guru apakah ibu atau bapak melaksanakan penilaian sikap ?

a. Jika ya, seberapa penting penilaian sikap tersebut dalam pembelajaran?

b. Jika tidak, mengapa?

JAWABAN:

Ya, sangat penting karena penilaian sikapdapat di jadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan hasil belajar peserta didik.

2. Sebelum melaksanakan penilaian sikap, apakah ibu atau bapak membuat

rencana penilaian terlebih dahulu? Perencanaan seperti apa yang ibu atau

bapak lakukan?

JAWABAN:

Ya, seperti mempersiapkan intrumen yang akan dipakai saat melaksanakan

penilaian sikap.

3. Instrumen penilaian apa yang akan digunakan untuk melakukan penilaian

sikap ?

JAWABAN:

Intrumen yang di gunakan yaitu intrumen yang terdapat di k13

4. Apakah ibu atau bapak menyusun sendiri instrumen penilaian sikap?

JAWABAN:

Ya. Kami menyusunnya sendiri berpatokan kepada intrumen yang sesuai

dengan penilaian sikap itu sendiri.

5. Kapan bapak ibu melaksanakan penilaian sikap?

JAWABAN:

Page 81: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

72

Setiap pertemuan pada saat pembelajaran akidah akhlak. Pada awal

pembelajaran dimulai, pada saat diskusi, dan pada saat berinteraksi dengan

orang- orang yang ada di sekelilingnya baik itu guru atau teman-temannya.

6. Bagaimana langkah-langkah ibu atau bapak dalam menerapkan penilaian

sikap?

JAWABAN:

Saya terlebih dahulu menentukan sikap yang mengacuh kepada KI-1 dan KI-2

kemudian menentukan indicator kemudian merancang kegiatan yang dapat

memunculkan sikap yang telah di tentukan.

7. Apakah penilaian yang dilakukan guru sudah adil dan objektif ?

JAWABAN:

Ya sesuai dengan apa yang saya lihat saat melaksanakan penilaian sikap

8. Apakah ada tindak lanjut dari penilaian sikap yang Bapak/ibu laksanakan

terhadap peserta didik.

JAWABAN:

Ya kita berkordinasi dengan para wali kelas kemudian memberikan bimbingan

khusus kepada peserta didik yang bermasalah

9. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan penilaian sikap ?

a. Terkait dengan perencanaan penilaian sikap

b. Terkait dengan pelaksaan penilaian sikap

c. Terkait dengan pengeloaan sikap

JAWABAN:

Kesulitan pertama yaitu sekarang kita melaksanakan proses belajar mengajar

seara online dan kesulitan kedua dalam menilai sikap peserta didik karena

karakter peserta didik yang berbeda-beda

10. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam penerapkan penilaian sikap?

Page 82: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

73

JAWABAN:

Penghambat yang pertama corona yang kedua terkadang guru mengganggap

penilaian ini begitu rumit karena memakan banyak waktu untuk penilai satu

persatu peserta didik.

11. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan penilaian sikap ?

JAWABAN:

Keprofesionalisme seorang guru sangat di butuhkan di sini agar penilaian sikap

ini berjalan dengan optimal.

Page 83: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

74

DOKUMENTASI

Wawancara dengan kepala sekolah MTS Yasrib Watansoppeng

Wawancara dengan Wakamad Kesiswaan

Page 84: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

75

Wawancara dengan Guru Akidah Akhlak

Wawancara dengan Guru Akidah Akhlak

Page 85: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

76

Contoh penilaian Sikap yang di Terapkan di MTS Yasrib Watansoppeng

Page 86: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

77

Contoh penilaian Sikap yang di Terapkan di MTS Yasrib Watansoppeng

Hasil rekapitulasi sikap peserta didik terdapat di rapor.

Page 87: IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN …

78

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama lengkap Sammi Arisma, lahir di malaysia

pada 30 september 1998 yang merupakan putri pertama

dari dua bersaudara dari pasangan Syamsuddin dan Arifah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MIA 236

Paotoa lulus pada tahun 2010, kemudian lanjut di MTs

Putri As’adiyah Sengkan dan lulus di tahun 2013, dan

MAD Aliyah putri Sengkan pada tahun 2016, S1

Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin Makassar tahun 2016 sampai dengan

skripsi ini ditulis, penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa S1 Pedidikan

Agama Islam UIN Makassar.