implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada kelas v sekolah...

21
Implementasi Pendidikan Karakter IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR Keindyta Ayu Febrianasari PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya, [email protected] Julianto PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Gerakan kepramukaan merupakan human character building. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada kelas V di SDN Jeruk 1 Surabaya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah pembina pramuka, siswa, teman siswa, orang tua dan guru kelas. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dan dideskripsikan serta diuji keabsahannya melalui kredibilitas dan depenability. Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada kelas V di SDN Jeruk 1 Surabaya pada karakter religius, jujur, mandiri, dan bertanggungjawab dilaksanakan dengan menggunakan strategi pemberian keteladanan, pembiasaan dan pengarahan yang dilakukan secara berulang- ulang. Pendidikan karakter di sekolah harus lebih mendapatkan perhatian dan kerja sama yang baik antara komponen pendidikan agar pendidikan karakter berjalan dengan maksimal. Kata Kunci:.Pendidikan karakter, kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan Abstract Scouting is a human character building. This study aims to describe the implementation of character education through scouting extracurricular activities in the fifth grade at State Elementary School Jeruk 1 Surabaya. This type of research is qualitative descriptive. Subjects were scoutmaster, student’s friends, students, parents and classroom teachers. Methods of data collection using observation, interviews and documentation. Data were analyzed and described, and tested its validity through credibility and depenability. Implementation of character education through extracurricular activities scouting in the fifth grade at State Elementary School Jeruk 1 Surabaya on a religious character, honest, independent, and responsible use of the strategy implemented by awarding exemplary, habituation and directives are carried out repeatedly. Character education in schools should be getting attention and teamwork good cooperation between educational component that goes with the maximum character education. Keywords: Character Education, Extracurricular Activities Scouting PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia kini mengalami masa kelam. Salah satu faktor penyebabnya adalah globalisasi. Arus globalisasi yang kian hari semakin tidak terbendung membuat karakter bangsa Indonesia yang tidak memiliki fondasi yang kuat mengalami kemerosotan nilai. Hal ini terbukti 1

Upload: alim-sumarno

Post on 07-Jul-2016

248 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : KEINDYTA AYU FEBRIANASARI

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Implementasi Pendidikan Karakter

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Keindyta Ayu FebrianasariPGSD FIP Universitas Negeri Surabaya, [email protected]

JuliantoPGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

AbstrakGerakan kepramukaan merupakan human character building. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada kelas V di SDN Jeruk 1 Surabaya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah pembina pramuka, siswa, teman siswa, orang tua dan guru kelas. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dan dideskripsikan serta diuji keabsahannya melalui kredibilitas dan depenability. Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada kelas V di SDN Jeruk 1 Surabaya pada karakter religius, jujur, mandiri, dan bertanggungjawab dilaksanakan dengan menggunakan strategi pemberian keteladanan, pembiasaan dan pengarahan yang dilakukan secara berulang-ulang. Pendidikan karakter di sekolah harus lebih mendapatkan perhatian dan kerja sama yang baik antara komponen pendidikan agar pendidikan karakter berjalan dengan maksimal.Kata Kunci:.Pendidikan karakter, kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan

AbstractScouting is a human character building. This study aims to describe the implementation of character education through scouting extracurricular activities in the fifth grade at State Elementary School Jeruk 1 Surabaya. This type of research is qualitative descriptive. Subjects were scoutmaster, student’s friends, students, parents and classroom teachers. Methods of data collection using observation, interviews and documentation. Data were analyzed and described, and tested its validity through credibility and depenability. Implementation of character education through extracurricular activities scouting in the fifth grade at State Elementary School Jeruk 1 Surabaya on a religious character, honest, independent, and responsible use of the strategy implemented by awarding exemplary, habituation and directives are carried out repeatedly. Character education in schools should be getting attention and teamwork good cooperation between educational component that goes with the maximum character education.Keywords: Character Education, Extracurricular Activities Scouting

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia kini mengalami masa kelam. Salah satu faktor penyebabnya adalah globalisasi. Arus globalisasi yang kian hari semakin tidak terbendung membuat karakter bangsa Indonesia yang tidak memiliki fondasi yang kuat mengalami kemerosotan nilai. Hal ini terbukti dari beberapa problematika yang terjadi di masyarakat dewasa ini, seperti maraknya tindak kekerasan, lunturnya rasa toleransi terhadap kebinekaan, memudarnya rasa hormat kepada orangtua dan tokoh masyarakat, hingga membudayanya tindak korupsi.

Pendidikan adalah suatu wadah dimana potensi dan kepribadian peserta didik dikembangkan dan dibentuk sehingga menjadi manusia yang berkarakter mulia serta memiliki keterampilan yang akan berguna dalam kehidupan masyarakat serta berbangsa.

Berbicara mengenai pendidikan, maka erat kaitannya dengan karakter. Karakter merupakan aspek yang penting dalam suatu bangsa. Pendidikan karakter bukan merupakan suatu hal yang baru bagi bangsa Indonesia. Namun kini, karakter bangsa Indonesia kian pudar. Memudarnya karakter bangsa ini dapat dilihat dari adanya kasus contek massal di salah satu SDN di Surabaya dimana orang tuanya yang mengadukan kasus tersebut ke Kepala sekolah dan Diknas setempat malah dicemooh bahkan diusir oleh masyarakat setempat. Pendidikan karakter bukan hanya menjadi tanggungjawab sekolah saja, melainkan melingkup pada komponen yang lebih luas, yaitu keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah.

Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Gerakan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang sangat baik dalam human

1

Page 2: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

character building. Karakter tersebut tercermin pada kode etik kepramukaan yaitu satya dan darma pramuka.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SDN Jeruk 1 Surabaya diperoleh beberapa data antara lain SDN Jeruk 1 Surabaya telah mengintegrasikan kegiatan di sekolah dengan pendidikan karakter. Hal ini terlihat dari adanya sembilan poin karakter yang telah ditetapkan Kemendiknas yang menjadi prioritas untuk dibiasakan dalam perilkau siswa sehari-hari. Namun dalam pelaksanaannya, guru juga menanamkan karakter positif lainnya dalam keseharian siswa di sekolah. Sembilan karakter tersebut juga dijadikan sebagai pedoman kegiatan ekstrakurikuler dalam melaksanakan kegiatan. Salah satunya adalah kegiatan kepramukaan. Pelaksanan kegiatan kepramukaan di SDN Jeruk 1 Surabaya bertujuan untuk melatih kerohanian, kemandirian, kejujuran, rasa tanggungjawab dan akhlak mulia lainnya sehingga kelak diharapkan siswa akan menjadi manusia yang berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa.

Adapun integrasi karakter berdasarkan Kemendiknas, karakter yang diprioritaskan sekolah dan kode etik gerakan pramuka maka terdapat empat karakter yang diutamakan untuk dibiasakan dalam keseharian siswa melalui kegiatan kepramukaan. Karkater tersebut yaitu cinta kepada Allah SWT (religius), jujur, madiri dan bertanggungjawab.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang relevan yaitu penelitian yang dilaksanakan oleh Lukman Nur Hidayat, mahasiswa Universitas Negeri Malang dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SDN 03 Bareng Kota Malang” adalah terletak pada fokus penelitiannya. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Lukman Nur Hidayat adalah implementasi pendidikan karakter pada seluruh kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SDN 03 Bareng Kota Malang. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti memiliki fokus penelitian pada implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan kepramukaan di SDN Jeruk 1 Surabaya yang meliputi karakter cinta kepada Allah SWT (religius), jujur, madiri dan bertanggungjawab.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep dasar kepramukaan, mendeskripsikan strategi implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dan mendeskripsikan respon siswa setelah mengikuti kegiatan kepramukaan.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan untuk membiasakan peserta didik sejak dini dalam bertindak dan berperilaku yang mengandung karakter mulia, dimana karakter tersebut akan dipraktikan secara terus-menerus dan dilakukan dalam kehidupannya. Pendidikan karakter hendaknya diintegrasikan dalam setiap aktivitas

kehidupan sehari-hari. Mulai dari keluarga, pengintegrasian dalam pembelajaran di setiap bidang studi, kegiatan pengembangan diri hingga kehidupan masyarakat.

Mulyasa (2012: 8) menyatakan bahwa kegiatan pengembangan diri peserta didik yang dilakukan di sekolah/madrasah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan peserta didik mampu mengembangkan bakat dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasinya. Lebih lanjut Gunawan (2014: 204) menuliskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan diselenggarakan dengan tujuan untuk mempersiapkan generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa yang memiliki watak, kepribadian, dan akhlak mulia serta keterampilan hidup prima.

Pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga yang dilakukan di alam terbuka melalui kegiatan yang rekreatif dan edukatif dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan yang bertujuan untuk membentuk kepribadian, watak, akhlak mulia dan memiliki kecakapan hidup (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011:21). Beberapa strategi dapat dilakukan untuk membentuk karakter peserta didik melalui kegiatan kepramukaan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014: 24-27), yaitu: intervensi, pemberian keteladanan, pembiasaan, pendampingan, penguatan dan keterlibatan berbagai pihak.

Kepramukaan telah menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah dasar. Salah satu alasan yang menjadikan ekstrakurikuler kepramukaan menjadi ekstra wajib di sekolah dasar adalah tujuan dari kepramukaan adalah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa (Gunawan, 2014: 265).

Berdasarkan dari sepuluh isi Dharma dan karakter yang diutamakan sekolah berdasarkan karakter yang ditentukan Kemendiknas, maka terdapat empat karakter yang menjadi fokus peneliti dalam melakukan penelitian di SDN Jeruk I Surabaya. Karakter tersebut yaitu: (1) cinta kepada Allah SWT (religius) diwujudkan dalam bentuk sikap penghayatan dan implementasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari (Naim, 2012: 124) yang sering dikaitkan dengan sebuah kepercayaan; (2) Jujur secara harfiah diwujudkan dalam suatu perilaku yang lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang (Naim, 2012: 132); (3) mandiri diwujudkan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Kurniawan, 2013: 143); (4) tanggungjawab diwujudkan dalam suatu sikap siap

Page 3: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Implementasi Pendidikan Karakter

menerima segala konsekuensi dan akibat dari perbuatan yang dilakukan (Kurniawan, 2013: 158). Pengutamaan karakter tersebut dikarenakan pentingnya karakter cinta kepada Allah SWT (religius), jujur, mandiri, dan bertanggungjawab dibiasakan dalam keseharian siswa sehingga dengan karakter tersebut siswa diharapkan dapat melaksanakan tugas yang berkaitan dengan diri sendiri dengan baik.METODE

Menurut Sukmadinata (2012: 52), metode penelitian menggambarkan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut diolah. Sugiyono (2012: 9) memaparkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Salah satu metode dalam penelitian kualitatif adalah deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang paling dasar. Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan merupakan suatu hal yang cukup penting, salah satunya karena penelitian deskriptif mampu mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Tanpa penelitianpun, semua kegiatan, keadaan, dan komponen variabel akan berjalan sebagaimana mestinya. Penelitian deskriptif berkenaan dengan keadaan atau kejadian yang biasa berjalan. Satu-satunya unsur perlakuan yang diberikan dalam penelitian kualitatif adalah penelitian itu sendiri yang dilakukan melalui observasi, wawancara atau studi dokumentasi.

Jenis pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan tanpa memberikan perlakuan atau manipulasi apapun dalam kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan di SDN Jeruk 1 Surabaya dengan tujuan agar peneliti dapat mengetahui dan menggambarkan serta mampu mendeskripsikan secara runtut tentang implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan di SDN Jeruk 1 Surabaya yang meliputi empat aspek fokus penelitian yaitu strategi implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, evaluasi kegiatan, analisis kegiatan dan respon siswa.

Penelitian ini dilakukan di SDN Jeruk 1 Surabaya dalam jangka waktu dua bulan yaitu 4 Maret 2015 sampai dengan 25 April 2015. Sumber data dalam penelitian

adalah subjek dari mana data diperoleh, sumber dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya. Jika peneliti menggunakan wawancara, maka sumber data tersebut adalah responden. Apabila peneliti menggunakan observasi, maka sumber data tersebut dapat berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Sedangkan apabila peneliti mengguanakan metode dokumentasi, maka sumber datanya berupa dokumen atau catatan. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan sumber data. Adapun sumber data dalam penelitian ini terbatas pada pihak-pihak yang memiliki kriteria yaitu: (1) sumber data merupakan pihak-pihak yang berkecimpung lama dalam penelitian yang akan diteliti, (2) sumber data mengusai atau memahami informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti, (3) sumber data mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. Berdasarkan kriteria tersebut, sumber data dalam penelitian ini adalah: (1) pembina pramuka adalah para pengajar atau guru yang diberikan tugas langsung dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Subyek ini dianggap mampu memberikan data yang berkaitan dengan konsep dasar kepramukaan, strategi implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dan evaluasi kegiatan; (2) Kepala sekolah merupakan pihak yang bertanggungjawab atas segala kegiatan yang ada di sekolah. Dengan ini kepala sekolah dianggap sebagai pihak yang mampu memberikan informasi berkaitan dengan strategi pelaksanaan kegiatan kepramukaan dan evaluasi kegiatan, (3) siswa sebagai peserta didik yang akan merasakan langsung bagaimana implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan kepramukaan. Dengan ini siswa dianggap sebagai pihak yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan respon terhadap kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang meliputi manfaat yang diperoleh, dan perubahan perilaku siswa. Dalam pengambilan data, tidak semua siswa diikutkan dalam pengambilan data tetapi hanya tiga orang yang digunakan sebagai sumber data. Penentuan sumber data tersebut dilakukan berdasarkan kriteria yaitu: (1) siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, dan (2) siswa yang berprestasi di kelas. Sumber data ini dapat bertambah jika data yang diperoleh oleh peneliti belum jenuh.

Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2011: 157) mengungkapkan bahwa sumber data utama penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, yang termasuk dalam data tambahan adalah guru kelas, wali murid, teman siswa dan dokumentasi lainnya yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter melalui

3

Page 4: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

kegiatan kepramukaan. Data tambahan ini diperlukan sebagai tambahan untuk memperkuat temuan data yang dilakukan peneliti.

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri, namun apabila fokus penelitiannya sudah jelas, terdapat kemungkinan untuk mengembangkan instrumen penelitian sederhana. Pengembangan instrumen ini diharapkan mampu melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

Sukmadinata (2013: 99) mengungkapkan bahwa desain dalam penelitian kualitatif menggunakan desain studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih secara mendalam dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya. Desain penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada siswa kelas V SDN Jeruk 1 Surabaya dengan fokus kegiatan yaitu strategi implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, evaluasi kegiatan, analisis kegiatan dan respon siswa.

Penelitian kualitatif membutuhkan perencanaan yang matang untuk menentukan tempat, partisipan dan memulai pengumpulan data. Rencana ini bersifat emergent atau berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dalam temuan di lapangan. Adapun desain dalam penelitian ini terbagi dalam tiga desain, yaitu (1) desain tahap pra-lapangan, (2) desain tahap pekerjaan, dan (3) desain tahap pasca lapangan.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data utama dan lebih banyak menekankan pada pengamatan. Prosedur pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti merupakan observasi partisipatif yang bersifat pasif, dimana metode observasi yang dilakukan yaitu peneliti datang ke tempat penelitian dan tidak mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti. Observasi awal dilakukan ketika pertama kali melakukan pengamatan di lokasi yang menjadi tempat penelitian, yaitu di SDN Jeruk 1 Surabaya dengan melihat secara sekilas pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Pada saat peneliti melakukan observasi awal, diperoleh data bahwa kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SDN Jeruk I Surabaya dilakukan setiap hari sabtu pada pukul 07.00 WIB untuk tingkatan siaga dan pukul 09.00 WIB untuk tingkatan penggalang. Setelah itu, peneliti akan menggunakan metode observasi untuk memperoleh data dengan fokus penelitian pada aktivitas kegiatan ekstrakurikuler

kepramukaan yaitu implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler pada peserta didik.

Peneliti menggunakan wawancara mendalam untuk menggali data sehingga diharapkan akan diperoleh data yang rinci, detail, dan lengkap tentang informasi yang berkaitan dengan implementasi pendidikan melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Selain itu, peneliti menggunakan jenis wawancara tak terstruktur untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah yang ada. Dalam melakukan wawancara yang perlu dipersiapkan peneliti adalah penyusunan pedoman, membina hubungan yang baik dengan responden, dan alat pencatatan data. Dengan keterbatasan daya mengingat, peneliti menggunakan alat perekam sebagai salah satu alat yang digunakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas data. Wawancara dilakukan dalam dua jenis sumber data yaitu sumber data utama (pembina pramuka dan siswa) dan sumber data tambahan (teman karib siswa, wali murid dan guru kelas).

Sugiyono (2012: 240) mengungkapkan bahwa studi dokumentasi merupakan sebuah pelengkap bagi dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif, sehingga hasil penelitiannya akan lebih kredibel. Studi dokumentasi dalam penelitian ini diantaranya seperti dokumen perencananaan kegiatan kepramukaan yang meliputi program kerja kegiatan kepramukaan, catatan lapangan dan foto kegiatan kepramukaan.

Sugiyono (2012: 269) menuliskan bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif adalah bersifat jamak tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai segi latar. Uji keabsahan data dalam penelitian ini meliputi: uji kredibilitas, depenability dan konformability.

Teknik analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan, akan tetapi pemfokusan lebih dilakukan ketika proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Miles dan Haberman dalam (Sugiyono, 2012: 246) menyatakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Reduksi data merupakan suatu proses merangkum, memilah hal-hal pokok, memfokuskan hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2012: 247). Melalui reduksi data, maka akan diperoleh data yang lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam melengkapi data melalui penggalian data di lapangan. Peneliti pada awalnya memasuki lapangan dan melihat secara keseluruhan

Page 5: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Implementasi Pendidikan Karakter

komponen dalam dunia pendidikan secara utuh. Kemudian peneliti memfokuskan penelitian pada pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SDN Jeruk I Surabaya. Selanjutnya peneliti membuat sebuah pola penelitian dengan mengelompokkan hal-hal pokok dan hal-hal tidak penting. Setelah dikelompokkan, data yang penting akan diambil dan data yang tidak penting akan disingkirkan.

Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif tersaji dalam beberapa bentuk, seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Namun lebih lanjut, Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2012: 249) mengungkapkan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Tujuan dari penyajian data adalah memudahkan peneliti untuk memahami apa yang telah terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya. Peneliti menyajikan berbagai macam data yang ada dengan keterangan yang jelas agar suatu permasalahan yang ada dapat terjawab dan dapat dipahami oleh pembaca.

Langkah terakhir dari analisis data adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2012: 253). Sebuah kesimpulan hendaknya didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian sehingga kesimpulan yang didapat menjadi kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin bisa menjawab rumusan masalah yang telah disusun sejak awal penelitian, tetapi tidak menutup kemungkinan kesimpulan tidak menjawab rumusan masalah yang telah disusun sejak awal, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif akan selalu berkembang ketika berada di lapangan. Kesimpulan akan kredibel jika didukung oleh data-data yang valid dan konsisten. Dalam penelitian ini, pengambilan simpulan dilakukan secara bertahap. Pertama, menyusun simpulan sementara, tetapi dengan bertambahnya data perlu dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data-data yang ada, agar data yang didapat lebih tepat dan obyektif. Kedua, penarikan simpulan akhir dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan responden dengan makna yang terkandung dalam masalah penelitian secara konseptual.

HASIL DAN PEMBAHASANSDN Jeruk 1 Surabaya berdiri sejak tahun 2014. SDN

Jeruk I Surabaya merupakan sekolah dasar yang telah di merger. Awalnya sekolah ini terbagi menjadi dua sekolah, yaitu SDN Jeruk 1 Surabaya dan SDN Jeruk III Surabaya. Saat ini SDN Jeruk 1 Surabaya dipimpin oleh Kepala Sekolah yang bernama Dra. Susi Setyawati R., M.Si. Ibu Dra. Susi Setyawati R., M.Si menjadi kepala

sekolah pertama setelah pemergeran SDN Jeruk 1 Surabaya dan SDN Jeruk III Surabaya.

SDN Jeruk 1 Surabaya memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SDN Jeruk 1 Surabaya merupakan salah satu ekstra unggulan. Ini dapat dilihat dari prestasi yang telah diraih, diantaranya juara I lomba galang tangguh putra dan terbaik pionering lomba galang tangguh SD-MI pada tahun 2013. Keberhasilan ini tidak luput dari penyeleksian pembina pramuka oleh kepala sekolah. Syarat untuk menjadi pembina pramuka di SDN Jeruk I Surabaya diantaranya memiliki kemampuan dan keterampilan di bidang kepramukaan serta memiliki sertifikat minimal yaitu sertifikat KMD (Kemah Mahir Dasar). Adapun hasil penelitian mengenai implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan kepramukaan pada kelas V SDN Jeruk 1 Surabaya meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, evaluasi kegiatan kepramukaan dan respon siswa dapat dipaparkan oleh peneliti sebagai berikut:1. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter Melalui

Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Pada Kelas V SDN Jeruk I Surabaya a. Perencanaan

Perencanaan dalam kegiatan kepramukaan sangatlah penting, yaitu dengan tujuan kegiatan kepramukaan yang dilakukan dapat dilaksanakan secara berkualitas. Perencanaan program ekstrakurikuler kepramukaan di SDN Jeruk I Surabaya dibuat setiap awal tahun ajaran baru yang meliputi program kerja tahunan, program kerja bulanan, dan program kerja mingguan.

b. Pelaksanaan Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SDN

Jeruk I Surabaya terbagi menjadi dua tingkatan yaitu pramuka tingkat siaga dan pramuka tingkat penggalang. Siaga diikuti oleh siswa kelas III dan IV sedangkan penggalang diikuti oleh siswa kelas V. Kegiatan kepramukaan di SDN Jeruk I Surabaya dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 07.00 WIB sampai 08.30 WIB untuk tingkatan siaga dan pukul 09.30 WIB sampai 11.00 WIB untuk tingkatan penggalang. Namun karena gedung di SDN Jeruk 1 Surabaya sedang direnovasi, maka kegiatan belajar mengajar dialihkan sementara di SDN Lidah Kulon 1 Surabaya yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan juga dialihkan dan dilaksanakan pukul 15.00 WIB secara bersamaan baik tingkatan siaga maupun penggalang. Pramuka tingkatan penggalang

5

Page 6: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

dibina oleh pembina pramuka yaitu PP dengan dibantu satu kakak pembantu pembina. PP membina pramuka sejak tahun ajaran 2013/2014. Awalnya PP menjadi pembina pramuka tingkatan siaga, tetapi kini menjadi pembina pramuka untuk tingkatan penggalang. Perubahan ini dikarenakan penyesuaian jadwal yang diberikan pihak sekolah dengan jadwal mengajar PP.

Pemilihan dan penetapan pembina pramuka di SDN Jeruk I Surabaya didasarkan pada kemampuan dan prestasi dalam bidang kepramukaan dan dalam pelaksanaan di lapangan seorang pembina pramuka dibantu oleh seorang kakak pembantu pembina yaitu siswa SMA yang memiliki kemampuan dan keahlian di bidang kepramukaan.

Pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan diberikan kepada siswa oleh pembina pramuka melalui strategi pemberian pengarahan, pemberian keteladanan, games, pembiasaan diri melalui tugas yang diberikan dan petuah yang diberikan kepada siswa.

Ekstrakurikuler kepramukaan merupakan salah satu media pendidikan karakter dalam satuan pendidikan. Di SDN Jeruk I Surabaya terdapat empat karakter yang diutamakan untuk dibiasakan dalam kehidupan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Keempat karakter tersebut yaitu karakter cinta kepada Allah SWT (religius), jujur, mandiri, dan bertanggungjawab.1) Cinta kepada Allah SWT (religius)

Karakter cinta kepada Allah SWT (religius) diberikan dan dibiasakan melalui pemberian keteladanan dan pembiasaan diri yang dilakukan PP setiap pelaksanaan kegiatan kepramukaan, seperti mengajak siswa berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, mengucapkan salam ketika di awal dan di akhir kegiatan kepramukaan, serta membentuk regu dengan teman yang berbeda kelas atau agama. Selain itu pendidikan karakter cinta kepada Allah SWT (religius) diberikan secara langsung kepada siswa melalui kegiatan perkemahan seperti melaksanakan sholat berjama’ah dan mendengarkan siraman rohani.

2) Jujur Karakter jujur diberikan pembina pramuka

melalui kegiatan pembiasaan diri dalam tugas yang diberikan, games, pemberian pengarahan, dan petuah dalam kegiatan kepramukaan. Pembentukan karakter jujur kepada siswa diberikan PP melalui games seperti aturan dalam games yang menuntut siswa untuk jujur. Pembentukan karakter melalui pembiasaan diri melalui tugas yang diberikan

diaplikasikan dalam wujud kegiatan mengabsen kehadiran secara mandiri atau mencatat materi kepramukaan. Pemberian pengarahan yang diberikan diaplikasikan dalam wujud menegur siswa yang membuang sampah sembarangan, sehingga melalui pengarahan ini diharapkan siswa membuang sampah pada tempatnya meskipun tidak ada PP. Pemberian petuah dalam membentuk kebiasaan berperilaku karakter siswa diberikan secara tersirat dalam kegiatan kepramukaan. Selain itu PP juga melibatkan pinru dan siswa yang lain dalam membentuk perilaku jujur. Sehingga melalui pembiasaan ini dan pengawasan dari teman, siswa diharapkan dapat terbiasa berperilaku jujur. Kegiatan dalam kepramukaan yang mengajarkan karakter jujur yaitu permainan problem solving dan lambang negara.

3) MandiriKarakter mandiri diberikan pembina pramuka

melalui pembiasaan diri dalam tugas yang diberikan, games, pemberian pengarahan, dan petuah. Pembiasaan diri dalam tugas yang diberikan tercermin pada kegiatan yang dilakukan siswa seperti membentuk regu secara mandiri berdasarkan instruksi yang diberikan PP, menyiapkan petugas upacara, mengelola uang iuran regu secara mandiri dengan uang pribadi dan mengabsen secara mandiri anggota regunya. salah satu games yang menuntut siswa mandiri adalah problem solving. Pemberian pengarahan diaplikasikan secara tersirat dalam kegiatan kepramukaan. Sedangkan kegiatan kepramukaan yang membentuk karakter mandiri siswa adalah materi permainan, KIM, problem solving arah mata angin, simpul dan pionering.

4) BertanggungjawabKarakter bertanggungjawab diberikan pembina

pramuka melalui pembiasaan diri dalam tugas yang diberikan, games, pemberian pengarahan, pemberian keteladanan dan kegiatan kepramukaan. Pembiasaan diri dalam tugas yang diberikan tersebut tercermin dalam kegiatan yang dilakukan siswa seperti melaksanakan tugas sebagai petugas dan peserta upacara dengan baik, menjaga kebersihan lingkungan, mengirimkan surat izin atau izin secara langsung kepada PP ketika berhalangan mengikuti kegiatan kepramukaan, mengelola uang iuran regu secara mandiri. Pemberian keteladanan diberikan kepada siswa melalui perilaku PP seperti memakai atribut kepramukaan dengan lengkap dan bersopan santun. Games yang dapat membiasakan perilaku berkarakter tanggungjawab salah satunya adalah games problem solving. Pemberian

Page 7: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Implementasi Pendidikan Karakter

pengarahan diaplikasikan secara tersirat dalam kegiatan kepramukaan. Sedangkan kegiatan kepramukaan yang membentuk karakter bertanggungjawab siswa adalah PBB, upacara, sandi, pionering, dan problem solving.

Pembentukan karakter kepada siswa diberikan PP lebih kepada pembiasaan yang berulang-ulang melalui kegiatan kepramukaan. Siswa secara tidak sadar terbentuk karakter dalam dirinya melalui kegiatan yang mereka lakukan. Sehingga ketika karakter dalam diri mereka terbentuk dan mereka melakukan kesalahan, mereka dapat mengontrol perilaku dan tindakan mereka secara mandiri.

c. PenilaianPenilaian dalam kegiatan ekstrakurikuler

kepramukaan berbeda dengan penilaian bidang akademik. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan lebih menekankan penilaian pada sikap dan keterampilan. Penilaian tersebut dimasukkan dalam nilai rapor sesuai pada tingkat keaktifan dan partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, sesuai aturan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan penilaian diskala dengan rentang nilai A, B dan C. Namun dalam pelaksanaannya di SDN Jeruk I Surabaya penilaian berlaku pada skala A dan B saja. Pemberlakuan ini dilandaskan karena jika siswa diberi nilai C maka dikhawatirkan mempengaruhi nilai akademik siswa.

d. EvaluasiEvaluasi dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler kepramukaan di SDN Jeruk I Surabaya dilakukan oleh pembina pramuka dalam dua tahap, yaitu setiap bulan sekali dan setiap tiga bulan sekali. Evaluasi bulanan dilakukan PP untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan kepramukaan yang diberikan kepada siswa. Jika dirasa kegiatan kepramukaan yang diberikan kepada siswa kurang dikuasai dan dipahami siswa dengan baik, maka pembina pramuka akan memberikan kegiatan kepramukaan tersebut di minggu berikutnya. Pelaksanaan evaluasi tersebut terdokumentasikan dengan baik. Sedangkan evaluasi setiap tiga bulan sekali dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti kepramukaan. Evaluasi tersebut dilakukan dengan mengecek kehadiran siswa dan catatan siswa.

2. Analisis kegiatan kepramukaanPendidikan kepramukaan mencakup lima prinsip

dasar kepramukaan yaitu (1) ketaqwaan, (2) peduli pada masyarakat, bangsa, negara dan alam seisinya,

(3) peduli pada diri sendiri, dan (4) mentaati kode kehormatan pramuka. Selain itu terdapat lima jenis area pengembangan kegiatan kepramukaan yaitu spiritual, emosioanal, sosial, intelektual dan fisik. Berdasarkan pada prinsip dasar kepramukaan dan area pengembangan kegiatan kepramukaan, maka disusunlah berbagai materi untuk pramuka tingkat penggalang yang diberikan kepada siswa. Adapun materi yang telah diberikan pembina pramuka sejak bulan Agustus 2014 sampai April 2015, diantaranya: a. PBB

Peraturan baris-berbaris atau yang biasa dikenal dengan PBB merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan melaksanakan perintah atau instruksi yang diberikan oleh seseorang yang berkaitan dengan gerakan fisik. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter disiplin, kekompakan, kerja sama dan tanggungjawab.

b. SimpulKegiatan simpul dalam kepramukaan dikenal

dengan keterampilan tali-temali. Keterampilan tali-temali digunakan dalam berbagai keperluan seperti mendirikan tenda, membuat tandu, dan membuat tiang bendera. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter mandiri, ketelitian, kesabaran, kerja sama dan tanggungjawab.

c. Permainan yel-yelPermainan ini dilakukan dengan memberikan

tugas secara berkelompok kepada siswa untuk membuat yel-yel sesuai ciri kelompok. Dalam membuat tel-yel, siswa juga dapat membubuhkan gerakan atau tepuk sebagai kombinasi. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter kreatif, semangat, kekompakan, dan kerja sama.

d. Lambang negaraMateri lambang negara diberikan kepada siswa

sebagai salah satu wujud patriotisme. Siswa diharapkan dapat memahami dengan baik tentang lambang negara Indonesia. Materi lambang negara dapat dikembangkan melalui permainan, yaitu permainan kartu kreatif. Secara berkelompok siswa diminta untuk memilih warna dasar tiap butir pancasila. Sehingga siswa tidak hanya terbatas pada pemahaman arti dan urutan butir pancasila, tetapi juga paham tentang warna dasar kelima butir pancasila. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter patriotisme, kekompakan, jujur dan kerja sama.

e. KimKim adalah satu materi yang diberikan kepada

pasukan penggalang. Materi ini diberikan kepada siswa dengan tujuan siswa dapat menggunakan

7

Page 8: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

alat indera yang dimiliki dalam mengenali sesuatu objek. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter mandiri, kreatif, kekompakan, dan kerja sama.

f. SandiSandi digunakan dalam kegiatan kepramukaan

sebagai tanda kerahasiaan. Hanya anggota pramuka saja yang mampu menggunakan dan memahami sandi. Sandi dalam pramuka yang banyak digunakan adalah sandi morse, kotak dan semaphore. Sandi morse biasanya menggunakan media peluit dalam penyampaian pesan, sedangkan sandi semaphore menggunakan media bendera kecil dalam penyampaian sandi. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter kreatif, ketelitian, kerja sama dan tanggungjawab.

g. Arah mata anginMateri arah mata angin yang diberikan kepada

siswa penggalang bertujuan agar siswa dapat menentukan arah. Dalam menentukan arah biasanya dapat menggunakan kompas dan benda di alam sekitar. Pemberian materi arah mata angin dapat menggunakan lagu yang dikombinasi gerakan. Selain itu materi arah mata angin diberikan kepada siswa melalui games. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter mandiri, kreatif, kerja keras, dan kerja sama.

h. PioneringPionering merupakan suatu keterampilan dalam

kepramukaan yang bertujuan untuk melatih kreativitas siswa. Kegiatan pionering biasanya berupa membuat gapura, menyambung tongkat dan membuat tiang bendera. Alat yang biasanya digunakan dalam pionering berupa tali dan tongkat. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter mandiri, bekerja sama, ketelitian, kerja keras dan tanggungjawab.

i. Permainan tepukPermainan ini dilakukan dengan cara siswa

mendengarkan instruksi yang diberikan pembina, lalu siswa secara bersama-sama melakukan tepuk. Permainan ini digunakan untuk memancing semangat siswa. Secara bergantian pasukan putri dan pasukan putra melakukan tepuk. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter semangat, kekompakan dan ketelitian.

j. Permainan problem solvingPermainan ini dilakukan dengan cara siswa

mendengarkan instruksi yang diberikan pembina, siswa berkelompok secara estafet menuliskan huruf di punggung temannya dan siswa yang

paling depan menuliskan huruf berdasarkan tulisan di punggungnya. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter semangat, kekompakan, mandiri, ketelitian, kerja sama, kreatif, jujur dan bertanggungjawab.

k. Sejarah kepramukaan.Materi sejarah kepramukaan diberikan kepada

siswa agar siswa memahami perjalanan singkat kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter patriotisme.

l. UpacaraMateri upacara diberikan kepada siswa agar

siswa memahami keterampilan dalam menjalankan tugas sebagai petugas dan peserta upacara dengan benar. Selain itu kegiatan upacara mampu melatih karakter tanggungjawab dan disiplin siswa.

3. Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan

Pramuka tingkat penggalang di SDN Jeruk 1 Surabaya terdiri dari siswa kelas V sejumlah 110 siswa yang terbagi dalam empat kelas, yaitu kelas V-A, V-B, V-C dan V-D. Dari 110 siswa dipilih tiga orang siswa berdasarkan ktiteria yang telah ditentukan yaitu siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dan siswa yang berprestasi di kelas. Tiga siswa tersebut adalah siswa kelas V-A dengan wali kelas WK.

Tabel 1: Karakter Religius, Jujur, Mandiri, dan Bertanggungjawab TA, SP, SF

No. Siswa

Karakter Keterlaksanaan

1. S1 Religius, jujur, mandiri, dan bertanggungjawab

Berdasarkan indikator karakter religius jujur, mandiri, dan bertanggungjawab baik secara individu, keterangan teman karib TA, guru kelas dan wali murid, TA secara keseluruhan telah melaksanakan.

2. S2 Religius, jujur, mandiri, dan bertanggungjawab

Berdasarkan indikator karakter karakter religius jujur, mandiri, dan bertanggungjawab

Page 9: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Implementasi Pendidikan Karakter

baik secara individu, keterangan teman karib SP, guru kelas dan wali murid, TA secara keseluruhan telah melaksanakan.

3 S3 Religius, jujur, mandiri, dan bertanggungjawab

Berdasarkan indikator karakter karakter religius jujur, mandiri, dan bertanggungjawab baik secara individu, keterangan teman karib SF, guru kelas dan wali murid, TA secara keseluruhan telah melaksanakan.

Berdasarkan dari data hasil penelitian, maka akan dipaparkan pembahasan dan analisis data secara kualitatif sesuai dengan rumusan masalah.1. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Kepramukaan Pada Kelas V SDN Jeruk I Surabaya a. Strategi implementasi Pendidikan Karakter

melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan Perencanaan yang telah dibuat oleh pembina

pramuka di SDN Jeruk 1 Surabaya secara keseluruhan sudah cukup baik. Meskipun pihak sekolah tidak meminta laporan perkembangan latihan kegiatan kepramukaan, pembina pramuka tetap membuat dokumentasi kegiatan. Setiap acara kegiatan terdapat acara pengganti. Sehingga dengan ini memudahkan pembina dalam melaksanakan kegiatan kepramukaan apabila acara utama tidak dapat terlaksana. Program kegiatan yang dibuat oleh pembina pramuka telah sesuai dengan kegiatan penggalang menurut Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 52), salah satunya adanya kegiatan latihan rutin yaitu mingguan dan bulanan.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dilaksanakan di lapangan sekolah di luar jam sekolah setiap hari sabtu. Kegiatan kepramukaan merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib yang memiliki tujuan utama untuk melatih kerohanian, kemandirian, kejujuran, rasa tanggungjawab dan akhlak mulia lainnya. Hal

ini sesuai dengan isi salah satu Permendiknas No. 39 Tahun 2008 (dalam Gunawan 2012: 258) yaitu bahwa tujuan kegiatan pembinaan kesiswaan adalah menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani. Pendidikan karakter dalam kegiatan kepramukaan diberikan kepada siswa di SDN Jeruk 1 Surabaya diberikan oleh pembina pramuka tingkatan penggalang dengan menggunakan strategi pemberian pengarahan, pemberian keteladanan, games, pembiasaan diri melalui tugas yang diberikan dan petuah yang diberikan kepada siswa yang dilakukan berulang-ulang. Hal tersebut sesuai dengan pemaparan Gunawan (2012: 198) yang menuliskan bahwa kunci utama pembentukan karakter adalah budaya yang lahir dari kebiasaan dan disosialisasikan berulang-ulang. Pembina pramuka juga tidak segan untuk menegur langsung sikap dan perilaku siswa yang tidak sesuai.

SDN Jeruk 1 mengutamakan pendidikan karakter pada empat karakter, yaitu:

a. Cinta kepada Allah SWT (religius)Perilaku yang mencerminkan karakter cinta

kepada Allah SWT (religius) adalah pembiasaan yang diberlakukan pembina pramuka seperti berdo’a di awal kegiatan dan di akhir kegiatan, mengucapkan salam ketika di awal dan di akhir kegiatan kepramukaan, serta membentuk regu dengan teman yang berbeda kelas atau agama. Pembiasaan perilaku ini telah sesuai dengan indikator yang ada dalam Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter (Fitri, 2012:40) yaitu mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan sesudah belajar.

b. JujurPerilaku yang mencerminkan karakter jujur

adalah aturan dalam games yang menuntut siswa untuk jujur dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya meskipun tidak ada pembina pramuka, dan perilaku mengabsen kehadiran secara mandiri. Pembiasaan perilaku ini telah sesuai dengan indikator yang ada dalam Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter (Fitri, 2012:40) yaitu Membuat dan mengerjakan tugas secara benar. Selain itu pembiasaan perilaku jujur juga dibiasakan melalui kegiatan permainan problem solving dan lambang negara.

9

Page 10: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

c. MandiriPerilaku yang mencerminkan karakter mandiri

adalah perilaku membentuk regu secara mandiri berdasarkan instruksi yang diberikan BT, menyiapkan petugas upacara, mengelola uang iuran regu secara mandiri dengan uang pribadi dan mengabsen secara mandiri anggota regunya. Pembiasaan perilaku ini telah sesuai dengan indikator yang ada dalam Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter (Fitri, 2012:40) yaitu melatih siswa agar mampu bekerja keras secara mandiri dan membangun kemandirian siswa melalui tugas-tugas yang bersifat individu. Selain Selain itu pembiasaan perilaku jujur juga dibiasakan melalui materi permainan, KIM, problem solving arah mata angin, simpul dan pionering.

d. BertanggungjawabPerilaku yang mencerminkan karakter

bertanggungjawab adalah melaksanakan tugas sebagai petugas dan peserta upacara dengan baik, menjaga kebersihan lingkungan, mengirimkan surat izin atau izin secara langsung kepada pembina pramuka ketika berhalangan mengikuti kegiatan kepramukaan, memakai atribut kepramukaan dengan lengkap, mengelola uang iuran regu secara mandiri dan bersopan santun. Pembiasaan perilaku ini telah sesuai dengan indikator yang ada dalam Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter (Fitri, 2012:40) yaitu bertanggungjawab terhadap setiap perbuatan dan mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama. Selain Selain itu pembiasaan perilaku jujur juga dibiasakan melalui materi PBB, upacara, sandi, pionering, dan problem solving.

Strategi yang digunakan pembina pramuka dalam membiasakan siswa berperilaku berkarakter diantaranya yaitu games, pembiasaan diri, pemberian pengarahan, pemberian keteladanan, dan petuah. Strategi yang digunakan pembina pramuka ini telah sesuai dengan strategi yang ada dalam kepramukaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014: 24-27) untuk membentuk karakter siswa, yaitu melalui strategi pemberian keteladanan, pembiasaan dan pendampingan/ pengarahan.

Penilaian dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SDN Jeruk 1 Surabaya lebih menekankan penilaian pada sikap dan keterampilan. Penilaian di skala pada nilai A dan B saja dikarenakan jika siswa diberi nilai C maka dikhawatirkan mempengaruhi nilai akademik siswa.

2. Evaluasi

Evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SDN Jeruk I Surabaya dilakukan oleh pembina pramuka dalam dua tahap, yaitu setiap bulan sekali dan setiap tiga bulan sekali. Evaluasi bulanan untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan kepramukaan yang diberikan kepada siswa dan evaluasi setiap tiga bulan sekali dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti kepramukaan. Namun karena pelaksanaan evaluasi ini dilakukan secara kondisional, maka evaluasi belum dapat terlaksana dengan maksimal.

3. Analisis kegiatanAdapun materi yang telah diberikan pembina

pramuka sejak bulan Agustus 2014 sampai April 2015, diantaranya: a. PBB

Peraturan baris-berbaris atau yang biasa dikenal dengan PBB merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan melaksanakan perintah atau instruksi yang diberikan oleh seseorang yang berkaitan dengan gerakan fisik. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter disiplin, kekompakan, kerja sama dan tanggungjawab.

b. SimpulKegiatan simpul dalam kepramukaan dikenal

dengan keterampilan tali-temali. Keterampilan tali-temali digunakan dalam berbagai keperluan seperti mendirikan tenda, membuat tandu, dan membuat tiang bendera. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter mandiri, ketelitian, kesabaran, kerja sama dan tanggungjawab.

c. Permainan yel-yelPermainan ini dilakukan dengan memberikan

tugas secara berkelompok kepada siswa untuk membuat yel-yel sesuai ciri kelompok. Dalam membuat tel-yel, siswa juga dapat membubuhkan gerakan atau tepuk sebagai kombinasi. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter kreatif, semangat, kekompakan, dan kerja sama.

d. Lambang negaraMateri lambang negara diberikan kepada siswa

sebagai salah satu wujud patriotisme. Siswa diharapkan dapat memahami dengan baik tentang lambang negara Indonesia. Materi lambang negara dapat dikembangkan melalui permainan, yaitu permainan kartu kreatif. Secara berkelompok siswa diminta untuk memilih warna dasar tiap butir pancasila. Sehingga siswa tidak hanya terbatas pada pemahaman arti dan urutan butir pancasila, tetapi juga paham tentang warna dasar

Page 11: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Implementasi Pendidikan Karakter

kelima butir pancasila. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter patriotisme, kekompakan, jujur dan kerja sama.

e. KimKim adalah satu materi yang diberikan kepada

pasukan penggalang. Materi ini diberikan kepada siswa dengan tujuan siswa dapat menggunakan alat indera yang dimiliki dalam mengenali sesuatu objek. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter mandiri, kreatif, kekompakan, dan kerja sama.

f. SandiSandi digunakan dalam kegiatan kepramukaan

sebagai tanda kerahasiaan. Hanya anggota pramuka saja yang mampu menggunakan dan memahami sandi. Sandi dalam pramuka yang banyak digunakan adalah sandi morse, kotak dan semaphore. Sandi morse biasanya menggunakan media peluit dalam penyampaian pesan, sedangkan sandi semaphore menggunakan media bendera kecil dalam penyampaian sandi. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter kreatif, ketelitian, kerja sama dan tanggungjawab.

g. Arah mata anginMateri arah mata angin yang diberikan kepada

siswa penggalang bertujuan agar siswa dapat menentukan arah. Dalam menentukan arah biasanya dapat menggunakan kompas dan benda di alam sekitar. Pemberian materi arah mata angin dapat menggunakan lagu yang dikombinasi gerakan. Selain itu materi arah mata angin diberikan kepada siswa melalui games. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter mandiri, kreatif, kerja keras, dan kerja sama.

h. PioneringPionering merupakan suatu keterampilan dalam

kepramukaan yang bertujuan untuk melatih kreativitas siswa. Kegiatan pionering biasanya berupa membuat gapura, menyambung tongkat dan membuat tiang bendera. Alat yang biasanya digunakan dalam pionering berupa tali dan tongkat. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter mandiri, bekerja sama, ketelitian, kerja keras dan tanggungjawab.

i. Permainan tepukPermainan ini dilakukan dengan cara siswa

mendengarkan instruksi yang diberikan pembina, lalu siswa secara bersama-sama melakukan tepuk. Permainan ini digunakan untuk memancing semangat siswa. Secara bergantian pasukan putri dan pasukan putra melakukan tepuk. Kegiatan ini

dilakukan untuk melatih karakter semangat, kekompakan dan ketelitian.

j. Permainan problem solvingPermainan ini dilakukan dengan cara siswa

mendengarkan instruksi yang diberikan pembina, siswa berkelompok secara estafet menuliskan huruf di punggung temannya dan siswa yang paling depan menuliskan huruf berdasarkan tulisan di punggungnya. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter semangat, kekompakan, mandiri, ketelitian, kerja sama, kreatif, jujur dan bertanggungjawab.

k. Sejarah kepramukaan.Materi sejarah kepramukaan diberikan kepada

siswa agar siswa memahami perjalanan singkat kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih karakter patriotisme.

l. UpacaraMateri upacara diberikan kepada siswa agar

siswa memahami keterampilan dalam menjalankan tugas sebagai petugas dan peserta upacara dengan benar. Selain itu kegiatan upacara mampu melatih karakter tanggungjawab dan disiplin siswa.

4. Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan

Respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan kepramukaan digunakan peneliti sebagai pelengkap data terhadap penelitian yang dilaksanakan. Respon siswa dianggap penting dikarenakan siswa merupakan pihak yang akan merasakan pembentukan karakter melalui kegiatan kepramukaan. Untuk memperkuat data yang diperoleh dari sumber data utama, peneliti juga menggali informasi dari teman siswa, guru kelas, dan orang tua.

Secara keseluruhan respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan kepramukaan adalah positif. Dari tiga siswa yang dijadikan peneliti sumber data penelitian yaitu S1, S2 dan S3 seluruhnya merasa senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Namun, dua sumber data yaitu S1 dan S2 merasa kurang menyukai kegiatan kepramukaan yaitu upacara dikarenakan cuaca yang terik. Ketiga sumber data merasa terdapat manfaat yang diperoleh dalam mengikuti kegiatan kepramukaan, yaitu melatih keterampilan, percaya diri, sikap tegas, ketertiban, kerapian, menambah ilmu, kedisiplinan, keberanian, kemandirian, dan tanggungjawab. Berdasarkan keterangan dari ketiga sumber data, satu sumber data yaitu S1 merasa tidak ada perubahan pada perilakunya setelah

11

Page 12: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

mengikuti kegiatan kepramukaan. Setelah digali informasi secara lebih mendalam berdasarkan wawancara dan observasi terhadap S1, tidak berubahnya perilaku S1 dikarenakan sikap S1 yang pendiam dan kurang peduli. Akan tetapi, secara akademik S1 lebih unggul dalam akademik dibandingkan S2 dan S3.

Berdasarkan pada tabel 11.13, 11.14, 11.15 dan 11.16 (lampiran 11), dapat dipaparkan bahwa karakter religius, jujur, mandiri dan bertanggungjawab dalam kegiatan kepramukaan telah terlaksana. Berdasarkan keterangan dari pembina pramuka tentang pengutamaan penanaman keempat karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yaitu cinta kepada Allah SWT (religius), jujur, mandiri, dan bertanggungjawab, secara keseluruhan telah teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan secara umum telah terlaksana. Kondisi ini telah sesuai dengan pemaparan Thomas Lickona (dalam Gunawan, 2012: 23) yang mendefinisikan pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang.

PENUTUPSimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat dismpulkan bahwa Berdasarkan pada pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat dipapark bahwa Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada kelas V SDN Jeruk 1 Surabaya pada keempat karakter yaitu cinta kepada Allah SWT (religius), jujur, mandiri, dan bertanggungjawab dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang meliputi pemberian keteladanan, pembiasaan dan pendampingan/ pengarahan yang dilakukan oleh pembina pramuka secara berulang-ulang.

SaranDari hasil penelitian terhadap implementasi

pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SDN Jeruk 1 Surabaya, maka penulis memberikan beberapa saran, yaitu:1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan

di SDN Jeruk 1 Surabaya yang mengemban fungsi sebagai media pendidikan karakter, hendaknya mendapat perhatian dan keja sama yang baik antara

kepala sekolah, guru, dan wali murid agar pendidikan karakter pada siswa berjalan dengan maksimal.

2. Dalam hal perencanaan, pembina pramuka lebih meningkatkan kreativitas dalam menyusun acara kegiatan rutin bulanan yaitu acara bulanan/ dua bulanan/ tiga bulanan/ dengan jenis kegiatan yang berbeda dengan kegiatan rutin mingguan. Sehingga kegiatan kepramukaan lebih bervariasi dan menjalankan fungsinya dengan maksimal.

3. Dalam hal pelaksanaan kegiatan kepramukaan, pembina pramuka memberikan pengarahan pada perilaku siswa yang tidak mematuhi aturan kepramukaan, seperti tidak memakai atribut dengan lengkap dan siswa yang berperilaku kurang tertib ketika berdoa.

4. Dalam hal evaluasi, pembina pramuka lebih meningkatkan kedisiplinannya dalam melakukan evaluasi, baik bulanan maupun tiga bulan sekali. Sehingga pembina pramuka dapat mengambil tindakan dengan segera terhadap hasil evaluasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKAAqib, Zaenal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi

Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya

Fitri, Agus Zainal. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Karakter. Konsep dan Implementasinya. Bandung: Alfabeta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . 2014. Implementasi kurikulum 2013 dalam kepramukaan bagi kepala sekolah.

Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Konsepsi dan Implementasi secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka . 2010. Syarat-syarat Kecakapan Umum Golongan Penggalang.

Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Moleong, Lexy. J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Naim, Ngainun. 2012. Character Building. Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Page 13: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Implementasi Pendidikan Karakter

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Shaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ummah, Khairul. 2013. Kami Pramuka Indoesia Untuk Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega. Sidoarjo: PT. Masmedia Buana Pustaka

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 4 tentang Gerakan Pramuka.

UNESA. 2000. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal, Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Surabaya.

13