implementasi pembelajaran dalam jaringan...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN (DARING)
TEMA 8 PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Indah Dwi Risniyanti
NIM. 23040160012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
ii
iii
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN (DARING)
TEMA 8 PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Indah Dwi Risniyanti
NIM. 23040160012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
فَعُهُمر لِلرنَاسِ ُ النَّاسِ أَن ر خَيْر
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain”
(HR. Ahmad, ath Thabrani , ad Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al
Albani didalam Shahihul Jami’ no: 3289)
Tuhan menaruhmu ditempatmu yang sekarang,bukan karena kebetulan. Orang
hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka
dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan air mata.
(Dahlan Iskan)
Sejatining Urip Iling Marang Gusti
(KH. Simbah Mahfud Ridwan Lc)
viii
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya, Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibuku tercinta, Bapak Sunardi dan Ibu Liana Kristati yang selalu
membimbingku, mendidikku, memberikan do’a, nasihat, kepercayaan, cinta,
kasih sayang, dukungan, dan motivasi dalam kehidupanku.
2. Kakak dan Adekku tersayang, Mbak Efi Arum Kusumaningtyas dan Dek Tri
Rahayu Aprilliawati serta Kakak Iparku Mas Nur Sahit yang selalu
menyemangatiku, mendo’akanku serta menghiburku setiap waktu.
3. Keluarga besar Simbah Podo bin Warsono dan Simbah Sutarman serta anggota
keluarga besar lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang selalu
meberikan do’a dan restu keberhasilan dan kesuksesan penulis.
4. Ibu Nafisah Mahfud Ridwan, KH. Muhamad Hanif, Ibu Rosyidah dan segenap
keluarga ndalem Pondok Pesantren Edi Mancoro yang selalu membimbing dan
mendidik kami serta Dewan Asatidz Wal Asatidzah Pondok Pesantren Edi
Mancoro.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, sertahidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi ini dengan judul
Implementasi Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) Tema 8 pada Siswa Kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga pada Tahun Pelajaran 2019/2020.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Baginda Rasulullah Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat,
serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang
mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia
dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang. Semoga kita semua diakui
sebagai umatnya yang kelak mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Peni Susapti, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
x
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang dengan
sabar dan penuh perhatian telah meluangkan waktu, untuk memberikan
pengarahan serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini sampai dapat
penulis selesaikan.
5. Bapak Suwardi, M.Pd., Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah
memberikan banyak motivasi serta nasehat sejak awal perkuliahan sampai saat
ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan khususnya pada Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
7. Seluruh staff perpustakaan dan sivitas akademik IAIN Salatiga yang telah
banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
8. Al Maghfurlah K.H Mahfud Ridwan Lc., selaku pendiri dan guru spiritual serta
seorang motivator dalam hidup saya.
9. KH. Muhamad Hanif, M.Hum., selaku pengasuh Pondok Pesantren Edi
Mancoro, yang selalu membimbing kami dan yang kami tunggu petuah-petuah
nasehatnya.
10. Kedua Orang Tuaku tercinta yang selalu memberi dukungan secara moral,
material, spiritual serta senantiasa berkorban dan berdo’a demi tercapainya
cita-citaku Bapak Sunardi dan Ibu Liana Kristati.
11. Bapak Ahmad Muniri, S.Pd.I., selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah MI Ma’arif
Tingkir Lor yang telah memberikan izin penelitian serta membantu peneliti
dalam melaksanakan penelitian.
xi
12. Ibu Ma’rifah Hidayati, A.Ma., selaku wali kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
13. Kepeda segenap dewan guru, karyawan, siswa serta wali murid MI Ma’arif
Tingkir Lor yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
14. Sahabat-sahabatku (Mbk Maftuhah, Dwi, Wulan, Mbk Umi Sa’adah, Mbk
Indri, Mbk Fatonah, Mbk Nuhi, Mbk Beby, Mas Faishal, Mas Wafa, Mas
Faza, Mas Syukuri, Andi,dll) yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan
membantu menyelesaikan skripsi ini. Khususnya kamar 1 putri PPEM (Mbk
Surya,Mbk Nazun, Mbk Sulfat, Dek Ita, Dek Ula, Dek Ivana, Dek Ainun).
15. Sahabat-sahabatku DESWITA (Dwi, Emilia, Suci, Wika, Indah) dan RODA
Darussalam 2015 (Ferry, Said, Adam, Yusril, Rico, Mb Subur, Mb Rizki
Amalia, Mb Dian, Mb Sabrina, Mb Maftuhah, Mb Dian, Dwi).
16. Sahabat-sahabatku Demisioner OSEM 2018/2019 dan Pengurus OSEM
2019/2020 serta seluruh pengurus lembaga Pondok Pesantren Edi Mancoro.
17. Teman-teman seperjuangan S1 PGMI angkatan 2016. Khususnya (Mbk
Fajriyatul M, Mbk Seviyanti, Mbk Fitri, Mbk Azka, Mbk Viki, Mbk Umi M,
Mbk Nurul Hidayati, Hidayatul Choiroh dan lainnya) yang telah
menyemangati dan membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
18. Seluruh santri Pondok Pesantren Edi Mancoro yang selalu meberikan
dukungan , pelajaran dan menginspirasi.
19. Teman-teman PPL MI Ma’arif Tingkir Lor tahun 2019 (Pak Alawi, Pak
Rifqi, Bu Fitria, Bu Umi, Bu Afifah, Bu Zulfa, Bu Laila)
xii
20. Keluarga besar KKN tahun 2020 Desa Blumbang khususnya posko 219 (Mas
Ali, Mas Dani, Mbk Tri, Mbk Lusi, Mbk Yulia, Mbk Qurota, Mbk Anis, Mbk
Lintang).
Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya, hanya Allah
SWT yang mampu membalasnya. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 15 Juni 2020
Penulis
Indah Dwi Risnyanti
NIM. 23040160012
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................ vi
MOTTO............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
ABSTRAK ....................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 7
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 7
E. Penegasan Istilah ...................................................................................... 7
xiv
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 14
A. Landasan Teori ....................................................................................... 14
1. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) ............................................. 14
a. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 14
b. Pengertian Dalam Jaringan (Daring) ........................................... 16
c. Pengertian Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) ..................... 16
d. Sejarah Pembelajaran Daring ...................................................... 18
e. Tujuan Pembelajaran Daring ....................................................... 19
f. Manfaat Pembelajaran Daring ..................................................... 20
g. Karakteristik Pembelajaran Daring.............................................. 21
2. Pengertian Implementasi Pembelajaran Dalam Jaringan.................... 22
3. Tema ................................................................................................ 23
4. Siswa ................................................................................................ 25
B. Kajian Pustaka........................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................. 31
B. Lokasi dan Wakil Penelitian ................................................................... 32
C. Sumber Data........................................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 34
E. Analisis Data .......................................................................................... 38
F. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. 41
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ................................................. 43
xv
A. Paparan Data .......................................................................................... 43
1. Profil MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga ..................................... 43
a. Letak Geografis MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga ............... 43
b. Identitas Madrasah ...................................................................... 43
c. Visi dan Misi MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga ................... 44
d. Tujuan MI Ma’arif Tingkir Lor ................................................... 44
e. Keadaan guru, siswa dan karyawan di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota
Salatiga ....................................................................................... 45
f. Sarana dan Prasarana di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga ... 48
g. Kegiatan Pembiasaan di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga ... 50
h. Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................ 50
i. Gambaran Informan .................................................................... 52
2. Hasil Penelitian ................................................................................ 53
a. Implementasi atau penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ..................... 53
b. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor .... 63
c. Keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor .......................................... 74
B. Analisis Data .......................................................................................... 76
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 88
A. Simpulan ................................................................................................ 88
B. Saran ...................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 91
xvi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Daftar Guru dan Karyawan
2. Tabel 4.2 Data Siswa Tahun Pelajaran 2019/2020
3. Tabel 4.3 Data Siswa 6 Tahun Terakhir
4. Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana
5. Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran
6. Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya
7. Tabel 4.7 Daftar Nama Informan
xvii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 4.1 Proses Guru Memberikan Tugas Kepada Siswa melalui
Pembelajaran Daring
2. Gambar 4.2 Proses Belajar Siswa Sistem Daring dengan Dampingan
Orang tua
3. Gambar 4.3 Faktor Pendukung Belajar Siswa
4. Gambar 4.4 Faktor Penghambat Belajar Siswa Karena Media Elektronik
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Kode Penelitian
2. Lampiran Instrumen Penelitian
3. Lampiran Transkip Wawancara
4. Lampiran Dokumentasi
5. Lampiran Surat Ijin Penelitian
6. Lampiran Surat Keterangan Penelitian
7. Lampiran Surat Tugas Pembimbing Skripsi
8. Lampiran Daftar Nilai SKK
9. Lampiran Lembar Bimbingan Skripsi
10. Lampiran Daftar Riwayat Hidup
xix
ABSTRAK
Risniyanti, Indah Dwi. 2020. Implementasi Pembelajaran Dalam Jaringan
(Daring) Tema 8 pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Implementasi, Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga, untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan
penghambat implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada
siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor, untuk mengetahui keberhasilan
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif.
Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Sumber
data ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan
menunjuk langsung informan yang dapat memberikan informasi yang valid dan
akurat menyangkut topik yang sedang diteliti. Sedangkan dalam teknik
pengumpulam data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan data model alir
yaitu meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi data dan
triangulasi sumber.
Hasil penelitian implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga tahun pelajaran
2019/2020 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga dilaksanakan melalui jaringan web (internet) yang bisa
dilaksanakan dimanapun dan kapanpun. 2. Faktor pendukung dan penghambat
implementasi pembelajaran daring di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga yaitu:
(a) Faktor pendukung implementasi pembelajaran daring di MI Ma’arif Tingkir
Lor Kota Salatiga meliputi minat belajar siswa yang baik, lingkungan keluarga
yang harmonis, ketersediaan perangkat dan media pembelajaran serta lingkungan
tempat tinggal yang nyaman. (b) Faktor penghambat implementasi pembelajaran
daring di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga meliputi minat belajar siswa yang
kurang baik, lingkungan keluarga yang kurang harmonis, kurangnya perangkat
dan media pembelajaran, lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif, kurang
bijak dalam penggunaan media elektronik. 3. Implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring) di MI Ma’arif Tingkir Lor dikatakan berhasil. Keberhasilan ini
dilihat dari respon atau tanggapan siswa serta nilai-nilai harian siswa yang diatas
KKM. Nilai harian siswa pada pembelajaran dalam jaringan (daring) rata-rata
sebesar 85.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, sebagai khalifah/pemimpin di
bumi, bertujuan untuk memakmurkan dan mensejahterakan dunia. Oleh
karena itu Allah memberi segala bentuk panca indra dan kemampuan untuk
berpikir sebagai bekal kepadanya. Allah SWT memberikan bekal untuk
mencapai kesempurnaan insani. Kesempurnaan insani dicapai dengan belajar.
Belajar dalam perspektif agama Islam merupakan kewajiban bagi setiap orang
beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan
derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam surat Al-Mujadalah ayat
11 yang berbunyi:
ت ......يَ رْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أوُتوُا الْ ََ ََ ََ عِِْْمَ
Artinya: “..... niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada
orang beriman dan berilmu”.
Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa ilmu pengetahuan
agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan
kemajuan zaman. Selain itu ilmu juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang
banyak disamping bagi kehidupan diri pemilik ilmu itu sendiri, dan tentunya
ilmu-ilmu yang positif. Dengan demikian al-Qur’an dan juga Hadits
merupakan sumber bagi-bagi ilmu Islam, dalam pengertian yang seluas-
luasnya.
2
Menurut Ertikanto (2016:16) belajar merupakan suatu proses sadar
yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil
menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan
pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan
individu secara aktif membuat ataupun memperbaiki hasil belajar yang
diterimanya menjadi suatu pengalaman yang bermanfaat bagi pribadinya.
Sedangkan menurut Fathurrohman (2017:8) belajar adalah proses mental
yang terjadi dalam diri seseorang untuk memperoleh penguasaan dan
penyerapan informasi dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui
proses interaksi antara individu dengan lingkungan digunakan dengan
mendeskripsikan perubahan potensi perilaku yang berasal dari pengalaman,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku yang bersifat positif
baik perubahan dalam aspek pengetahuan, perilaku maupun psikomotorik
yang sifatnya permanen.
Menurut Yulianti (2016:14) pembelajaran merupakan suatu kegiatan
untuk memfasilitasi belajar siswa. Fasilitas dapat berupa penyajian informasi,
pemberian bimbingan, penyajian masalah, penyajian jembatan untuk
membantu siswa belajar, dan segala bentuk kegiatan yang intinya berupaya
agar siswa belajar dan mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan.
Setiap pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan guru tentunya
memiliki tujuan untuk memfasilitasi agar terjadi kegiatan belajar.
Keberhasilan kegiatan belajar diketahui dari pencapaian hasil belajar. Dengan
3
demikian pembelajaran merupakan upaya membantu siswa untuk mencapai
hasil belajar sebagaimana yang diharapkan.
Menurut Tambak (2013:3) Pendidikan merupakan suatu bidang yang
tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Pendidikan sebagaimana
dikemukakan oleh Soedjiarto menekankan pada usaha yang penting untuk
memelihara, mempertahankan dan mengembangkan keberadaan
masyarakat.Apabila ingin memfokuskan kajian tentang masyarakat dengan
segala dimensinya, baik dari segi politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, maka
pendidikan merupakan suatu aset yang penting. Melihat itu semua maka
pendidikan-lah sebagai dasar utama yang harus diperbaiki dan dirancang
secara professional untuk menapaki sebuah kemajuan dalam perkembangan
suatu bangsa. Diperlukan usaha bersama antara masyarakat dan pemerintah
untuk membangun pendidikan yang mampu melahirkan SDM (Sumber Daya
Masyarakat) yang berkualitas bagi bangsa ini.
Dunia saat ini sedang marak dengam wabah virus corona. Virus corona
itu sendiri adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) adalah
penyakit jenis baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya pada
manusia. Tanda dan gejala umum infeksi covid-19 antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, sesak napas, dan batuk. Masa
inkubasi virus corona rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14
hari. Pada tanggal 30 Januari 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan
4
seluruh penjuru dunia. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan
kasus konfirmasi covid-19 sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 16
Maret 2020 ada 10 orang yang dinyatakan positif covid-19 (Yurianto, Ahmad,
Bambang Wibowo, 2020).
Dengan adanya virus covid-19 di Indonesia saat ini berdampak bagi
seluruh lapisan masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020 dampak virus
covid-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan
pendidikan. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret
2020 yang berbunyi “segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua
sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran covid-19
terutama pada bidang pendidikan”. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran
Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran covid-19. Di dalam Surat Edaran tersebut
dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran
(daring) dalam jaringan/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan bisa dilaksanakan
dimanapun dan kapanpun. Di dunia pendidikan khususnya, Organisasi
Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNESCO) mengakui bahwa wabah virus corona telah berdampak terhadap
sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya di
seluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.
5
Hingga saat ini kondisi penyebaran virus tersebut masih
memprihatinkan. Jika kondisi ini terus meningkat, maka sudah bisa
dipastikan dampaknya terhadap sektor pendidikan juga akan semakin
meningkat. Kondisi demikian akan mengganggu pencapaian kematangan
siswa dalam meraih tujuan belajarnya, baik secara akademis maupun
psikologis. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah dampak psikologisnya.
Siswa yang harus tertunda proses pembelajarannya akibat penutupan sekolah
sangat memungkinkan akan mengalami trauma psikologis yang membuat
mereka demotivasi dalam belajar.
Untuk terhambatnya proses pendidikan karena penutupan dan
penundaan waktu belajar, maka perlu disiapkan solusi yang tepat dan nyata.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan/jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Sebab jika
tidak, maka ini akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan
kematangan hasil dan pencapaian dari proses pendidikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi
Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) Tema 8 Pada Siswa Kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti
memfokuskan beberapa pokok permasalahan yaitu :
6
1. Bagaimana implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ?
2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor ?
3. Bagaimana keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan dicapai apabila peneliti ini menjalankan penelitian
dengan sunguh-sungguh proses penelitianya. Berdasarkan fokus penelitian
yang telah dikemukakan di atas, maka secara umum tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif
Tingkir Lor.
3. Untuk mengetahui keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
jelas bagi pembaca serta dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis.
7
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pijakan
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan pembelajaran dikelas
secara langsung pada masa pandemi ini.
b. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman,
kemampuan dan keterampilan peneliti serta pengetahuan yang dalam
mengenai penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring) untuk
dunia pendidikan pada masa pandemi ini dan masa yang akan datang.
c. Bagi IAIN Salatiga, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan khususnya mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) dan sebagai khazanah bagi perpustakaan IAIN
Salatiga.
E. Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas kata-kata atau
istilah kunci yang diberikan dengan judul penelitian IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN (DARING) TEMA 8 PADA
SISWA KELAS V MI MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA SALATIGA PADA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020.
Pemaparan penegasan istilah sebagai berikut :
8
1. Implementasi
Menurut Mulyadi (2015:12) mengemukakan bahwa implementasi
mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dalam suatu keputusan. Implementasi merupakan penyediaan
sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau
akibat terhadap sesuatu (Ali, 2017: 51). Sedangkan menurut Nurdin
Usman (2002:70) implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan
atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan hanya sekedar
aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan
kegiatan.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa implementasi
adalah penerapan atau wujud nyata dari sebuah perencanaan suatu sistem
yang memiliki tujuan tertentu yang semuanya akan sangat bergantung
dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan apa
yang dirancang melalui program-program atau suatu sistem.
2. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
a. Pembelajaran
Widodo dan Utami (2018:1) mengatakan pembelajaran dapat
dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi dan metakognisi yang
berpengaruh terhadap pemahaman. Hal ini yang terjadi ketika seseorang
sedang belajar. Kondisi ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, karena belajar merupakan proses alamiah setiap orang. Wenger
(1998: 227; 2006: 1) mengatakan, “pembelajaran bukanlah aktivitas,
9
sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan
aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti
dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi
dimana saja pada tataran yang berbeda-beda, secara individual, kolektif
ataupun sosial.”
Menurut Yulianti (2016:14) pembelajaran merupakan suatu
kegiatan untuk memfasilitasi belajar siswa. Fasilitas dapat berupa
penyajian informasi, pemberian bimbingan, penyajian masalah,
penyajian jembatan untuk membantu siswa belajar, dan segala bentuk
kegiatan yang intinya berupaya agar siswa belajar dan mencapai hasil
belajar sebagaimana yang diharapkan.
Setiap pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan guru
tentunya memiliki tujuan untuk memfasilitasi agar terjadi kegiatan
belajar. Keberhasilan kegiatan belajar diketahui dari pencapaian hasil
belajar. Dengan demikian pembelajaran merupakan upaya membantu
siswa untuk mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan.
b. Dalam Jaringan (Daring)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring diartikan
dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan
sebagainya. Menurut Warschauer, M (2001: 207-212) definisi daring
mengarah pada membaca, menulis dengan menggunakan jaringan
komputer. Dengan kata lain, daring dapat di definisikan aktivitas yang
dilakukan dengan atau melalui jaringan internet. Daring ini diharapkan
10
mampu menjadi media belajar guru dan siswa dalam meningkatkan
kompetensinya meskipun kegiatan belajar mengajar di lakukan di
rumah masing-masing.
c. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015:5) pembelajaran daring
adalah pembelajaran yang diselenggarakan melalui jejaring web. Setiap
mata kuliah/ pelajaran menyediakan materi dalam bentuk rekaman
video atau slideshow, dengan tugas-tugas mingguan yang harus
dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan
beragam sistem penilaian.
Dari uraian diatas mengenai implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring) peneliti menarik kesimpulan bahwa implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) adalah suatu penerapan atau
upaya dalam membantu siswa untuk mencapai hasil belajar
sebagaimana yang diharapkanyang diselenggarakan melalui jejaring
web.
3. Tema
Tema dalam kurikulum 2013 berperan sebagai pemersatu kegiatan
pembelajaran, dengan memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus.
Tema sendiri memiliki pengertian sebagai topik yang menjadi dasar
untuk memadukan seluruh konsep dan muatan pembelajaran dalam
mencapai kompetensi dasar dan tingkat perkembangan yang
diharapkan. Adapun mata pelajaran yang dipadukan adalah mata
11
pelajaran Agama (akhlak mulia/ budi pekerti/ tata krama), PPKn dan
Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (terdiri atas: Bahasa
Indonesia, IPS, IPA, Matematika,), Estetika (Seni Budaya -
Keterampilan) dan Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan.
Di dalam struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah disebutkan bahwa untuk peserta didik kelas 1 sampai dengan
kelas 6 penyajian pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik.
Penyajian pembelajaran dengan alokasi waktu komulatif 30 JP per
minggu.
4. Siswa
Menurut Sarwono (2007:27) siswa adalah setiap orang yang resmi
terdaftar untuk mengikuti pelajaran di dunia pendidikan. Siswa atau
peserta didik merupakan subyek pendidikan dimana semua aktivitas
yang dilakukan di lembaga pendidikan (sekolah) pada akhirnya
bermuara (Farikhah dan Wahyudhiyana, 2018:38). Sesuai dengan
definisi siswa atau peserta didik di dalam Undang-Undang Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 pasal 1 dinyatakan bahwa peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalaui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
Menurut Nurfuadi (2012:30) dalam Aida (2017:38-39) dalam
perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sejenis makhluk “homo
education”, makhluk yamg menghajatkan pendidikan. Peserta didik
12
dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten,
sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk
mengaktualisasikannya agar ia menjadi manusia susila yang cakap.
5. Indikator Keberhasilan
Implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) bisa dikatakan
berhasil jika indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Adapun indikator keberhasian dalam penelitian ini adalah:
a. Adanya perubahan tingkah laku positif pada setiap peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19
ini.
b. Nilai siswa kelas V memenuhi kriteria KKM sebesar ≥ 63 serta
tercapainya ketuntasan rata-rata yang besarnya 85 (Sumber wawancara
wali kelas V).
c. Adanya rasa senang , aktif, inovatif dan kreatif dalam pembelajaran
dalam jaringan (daring).
F. Sistematika Penulisan
Rangkaian laporan penelitian disusun menjadi lima bab, dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,
sistematika penulisan.
13
BAB II : Kajian Pustaka
Pada bab ini akan dijelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi :
Pengertian Implementasi, Pengertian Pembelajaran, Pengertian Dalam
Jaringan (Daring), Sejarah Pembelajaran Daring, Tujuan Pembelajaran
Daring, Manfaat Pembelajaran Daring, Karakteristik Pembelajaran Daring,
Pengertian Tema dan Siswa serta penelitian terdahulu yang mendukung
penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan tentang pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan
data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV : Paparan dan Analisis Data
Pada bab ini akan dipaparkan data yang penulis dapat dan analisis
data mengenai implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga tahun pelajaran
2019/2020.
BAB V : Penutup
Dalam bab ini, penulis menjelaskan kesimpulan dari pembahasan
bab-bab sebelumnya serta saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
a. Pengertian Pembelajaran
Widodo dan Utami (2018:1) mengatakan pembelajaran dapat
dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi dan metakognisi yang
berpengaruh terhadap pemahaman. Hal ini yang terjadi ketika
seseorang sedang belajar. Kondisi ini juga sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, karena belajar merupakan proses alamiah
setiap orang. Wenger (1998: 227; 2006: 1) mengatakan pembelajaran
bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia
tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah
sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu,
pembelajaran bisa terjadi dimana saja pada tataran yang berbeda-
beda, secara individual, kolektif ataupun sosial.
Menurut Yulianti (2016:14) pembelajaran merupakan suatu
kegiatan untuk memfasilitasi belajar siswa. Fasilitas dapat berupa
penyajian informasi, pemberian bimbingan, penyajian masalah,
penyajian jembatan untuk membantu siswa belajar, dan segala
bentuk kegiatan yang intinya berupaya agar siswa belajar dan
mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan.Setiap
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan guru tentunya
15
memiliki tujuan untuk memfasilitasi agar terjadi kegiatan belajar
mengajar yang baik. Keberhasilan kegiatan belajar diketahui dari
pencapaian hasil belajar siswa.
Menurut Hausstatter dan Nordkvelle (1978) dalam Widodo dan
Utami (2018:4) mengatakan pembelajaran merefleksikan
pengetahuan konseptual yang digunakan secara luas dan memiliki
banyak makna yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa
konsep mengenai pembelajaran yang sering kali menjadi fokus riset
dan studi selama ini :
1) Pembelajaran bersifat psikologis. Dalam pembelajaran bersifat
psikologis ini dideskripsikan dengan merujuk pada apa yang
terjadi dalam diri manusia secara psikologis. Ketika pola
perilakunya stabil, proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil,
begitupun sebaliknya.
2) Pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan
lingkungan sekitarnya, yang artinya proses-proses psikologis
tidak terlalu banyak tersentuh dalam pembelajaran ini.
3) Pembelajaran merupakan produk dari lingkungan eksperimental
seseorang terkait dengan bagaimana ia merespons lingkungan
tersebut. Hal ini berkaitan dengan pengajaran dimana seseorang
akan belajar dari apa yang diajarkan padanya.
Singkatnya, pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang
dipengaruhi oleh banyak faktor dan merupakan rekonstruksi dari
16
pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan
kapasitas seseorang atau suatu kelompok.
b. Pengertian Dalam Jaringan (Daring)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring diartikan
dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan
sebagainya. Menurut Warschauer, M (2001: 207-212) definisi daring
mengarah pada membaca, menulis dengan menggunakan jaringan
komputer. Dengan kata lain, daring dapat di definisikan aktivitas
yang dilakukan dengan atau melalui jaringan internet. Daring ini
diharapkan mampu menjadi media belajar guru dan siswa dalam
meningkatkan kompetensinya meskipun kegiatan belajar mengajar di
lakukan di rumah masing-masing.
c. Pengertian Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015:5) pembelajaran
daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan melalui jejaring
web. Setiap mata kuliah/ pelajaran menyediakan materi dalam
bentuk rekaman video atau slideshow, dengan tugas-tugas harian,
mingguan yang harus dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan
yang telah ditentukan dan beragam sistem penilaian. Atau dengan
kata lain pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan
kelas pembelajaran dalam jaringan (daring) untuk menjangkau
kelompok target yang masif dan luas. Melalui jaringan,
pembelajaran dapat diselenggarakan secara masif dengan peserta
17
yang tidak terbatas. Pembelajaran daring dapat saja diselenggarakan
dan diikuti secara gratis maupun berbayar.
Menurut Sanjaya (2020:52-53) pembelajaran daring bisa
didefinisikan sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang
penyampaian materinya dilakukan lewat internet secara langsung
atau tidak langsung (Bates,2018). Pembelajaran daring biasanya
dikenal dengan e-learning, pembelajaran virtual, pembelajaran
dengan media komputer, pembelajaran berbasis web, dan
pembelajaran jarak jauh. Semua istilah ini menyiratkan bahwa
pelajar dan pengajar berasa dalam lokasi yang berbeda,
menggunakan media teknologi digital (biasanya komputer) untuk
mengakses materi pembelajaran dan berkomunikasi dengan
dosen/guru dan teman kapan saja mereka bisa.
Menurut Roblyer & Doering (2014) dalam (Sanjaya,2020),
ada tujuh syarat agar pembelajaran daring sukses. Tujuh syarat itu
adalah visi pengelola yang baik, dukungan kurikulum, kebijakan
internal, akses ke perangkat keras dan perangkat lunak, personel
yang baik, dukungan teknis, metoda pengajaran dan asesment yang
tepat, serta komunitas yang saling mendukung. Tanpa ketujuh syarat
ini, integrasi teknologi dalam pembelajaran tidak akan berjalan
efektif.
Menurut Dewi (2020:56) pembelajaran daring merupakan
pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Dengan
18
pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, siswa
dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi
dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti google classroom,
video converence, telepon atau live chat, zoom maupun melalui
whatsapp group. Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan
untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang
variatif. Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran
tergantung dari karakteristik peserta didik serta gurunya.
d. Sejarah Pembelajaran Daring
Menurut Nizam dalam (Ilham,2020) di Indonesia, pembelajaran
daring sudah dimulai sejak tahun 1980-an dan berkembang cukup
pesat lagi di tahun 2000-an. Pengembangan pada masa itu
berlandaskan keinginan Indonesia dalam pengembangan teknologi
informasi. Pengembangan dilakukan melalui Indonesia Global
Developnment Learning Network dan Indonesia Higher Education
and Research Network (INHERET). Pada saat itu setidaknya 300
Perguruan Tinggi terlibat di dalam INHERET. Berbagai perkuliahan
ini akhirnya terus dikembangkan. Hingga akhirnya ide tersebut juga
diadopsi dalam merdeka belajar.
Pembelajaran daring yang sudah didorong sejak tahun 1980 ini
akhirnya kembali momentumnya saat ini. Pandemi virus corona
(covid-19) telah memaksa seluruh pihak melakukan kegiatan belajar di
perguruan tinggi dengan memanfaatkan internet dalam perkuliahan
19
daring. Untuk saat ini tidak hanya di perguruan tinggi yang
meenerapkan pembelajaran daring. Namun, seluruh jenjang
pendidikan baik tingkat PAUD, SD, SMP dan SMA.
e. Tujuan Pembelajaran Daring
Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015: 4) Secara umum,
pembelajaran daring bertujuan memberikan layanan pembelajaran
bermutu secara dalam jaringan (daring) yang bersifat masif dan
terbuka untuk menjangkau audiens yang lebih banyak dan lebih luas.
Untuk saat ini, pembelajaran daring diterapkan di Indonesia pada
khususnya dan di dunia pada umumnya dengan tujuan untuk
mengganti pembelajaran langsung di kelas atau pembelajaran direct
karena adanya wabah virus covid-19 atau corona. Karena jika
pembelajaran langsung tetap dilaksanakan dikhawatirkan penyebaran
virus covid-19 akan semakin cepat dan luas.
Tujuan pembelajaran daring secara spesifik dapat disimpulkan
dengan, pembelajaran ini dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa yang dapat
dilaksanakan kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran ini diterapkan
dengan sistem daring (dalam jaringan) untuk memutus rantai
penyebaran virus covid-19 yang untuk saat ini sedang mewabah di
Indonesia.
20
f. Manfaat Pembelajaran Daring
Adapun manfaat pembelajaran daringmenurut Bilfaqih dan
Qomarudin (2015: 4) adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan
memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran.
2) Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalui penyelenggaraan dalam jaringan.
3) Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalaui pemanfaatan sumber daya bersama.
Sedangkan menurut penulis, pembelajaran daring mempunyai
manfaat sebagai berikut:
1) Dapat membangun komunikasi dan diskusi yang sangat efisien
antara guru dengan siswa.
2) Siswa saling berinteraksi dan berdiskusi antara siswa satu dengan
yang lainnya tanpa melalui guru.
3) Dapat memudahkan interaksi antara siswa , guru, dan orangtua.
4) Guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada siswa berupa
gambar dan video serta siswa dapat mengunduh bahan ajar.
5) Dapat memudahkan guru membuat soal dimanapun dan kapanpun.
6) Dapat memudahkan siswa belajar dimanapun dan kapanpun.
21
g. Karakteristik Pembelajaran Daring
Berdasarkan perkembangan zaman, pembelajaran daring
memiliki karakteristik yang utama sebagai berikut:
1) Daring
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
diselenggarakan melalui jejaring web. Setiap mata kuliah/
pelajaran menyediakan materi dalam bentuk rekaman video atau
slideshow, dengan tugas-tugas mingguan yang harus dikerjakan
dengan batas waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan
beragam sistem penilaian.
2) Masif
Pembelajaran daring bersifat masif adalah pembelajaran
dengan jumlah partisipan tanpa batas yang diselenggarakan
melalui jejaring web. Artinya pembelajaran ini dapat diikuti oleh
siapapun, kapanpun dan dimanapun.
3) Terbuka
Sistem pembelajaran daring bersifat terbuka dalam artian
terbuka aksesnya bagi kalangan pendidikan, kalangan industri,
kalangan usaha, dan khalayak masyarakat umum. Dengan sifat
terbuka, tidak ada syarat pendaftaran khusus bagi pesertanya.
Siapa saja, dengan latar belakang apa saja dan pada usia berapa
saja, bisa mendaftar. Hak belajar tak mengenal latar belakang dan
batas usia.
22
Kedua karakteristik terakhir ini sifatnya bergantung desain,
pengembang dan penyelenggara pembelajaran daring dapat saja
membatasi jumlah partisipannya dan memasang tarif bagi peserta
kelas pembelajarannya (Bilfaqih dan Qomarudin, 2015: 5)
2. Pengertian Implementasi Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
Implementasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pelaksanaan
atau penerapan. Sebagaimana yang ada di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), implementasi berarti penerapan. Menurut Mulyadi
(2015:12) mengemukakan bahwa implementasi mengacu pada tindakan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu
keputusan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap
sesuatu (Ali, 2017: 51). Menurut Nurdin Usman dalam (Usman,
2002:70) implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau
adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan hanya sekedar
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai
tujuan kegiatan. Sedangkan menurut Guntur Setiawan (2004: 39)
implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan
proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapai serta
memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.
Dengan demikian dapat penulis disimpulkan bahwa implementasi
adalah penerapan atau wujud nyata dari sebuah perencanaan suatu
23
sistem yang memiliki tujuan tertentu yang semuanya akan sangat
bergantung dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki dalam
melaksanakan apa yang dirancang melalui program-program atau suatu
sistem.
Implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) sesuai uraian
dapat peneliti tarik kesimpulan bahwa implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) adalah suatu proses mulai dari proses
perencanaan sampai dengan penerapan suatu sistem dalam membantu
siswa untuk mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan yang
diselenggarakan melalui jejaring web.
3. Tema
Tema dalam kurikulum 2013 berperan sebagai pemersatu kegiatan
pembelajaran, dengan memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus.
Tema sendiri memiliki pengertian sebagai topik yang menjadi dasar
untuk memadukan seluruh konsep dan muatan pembelajaran dalam
mencapai kompetensi dasar dan tingkat perkembangan yang
diharapkan. Mata pelajaran yang dipadukan adalah mata pelajaran
Agama (Akhlak Mulia/ Budi Pekerti/ tata krama), PPKn dan
Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (terdiri atas: IPS, IPA,
Bahasa Indonesia, Matematika), Estetika (Seni Budaya dan
Keterampilan) dan Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan.
Di dalam struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah disebutkan bahwa untuk peserta didik kelas 1 sampai dengan
24
kelas 6 penyajian pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik.
Penyajian pembelajaran dengan alokasi waktu komulatif 30 JP (jam
pelajaran) per minggu.
Pembuatan tema diharapkan memperhatikan kondisi peserta didik.
lingkungan sekitar dan kompetensi guru dengan prosentase penyajian
disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Guru dalam penyajian
diharapkan tidak terkonsentrasi pada salah satu mata pelajaran,
melainkan harus tetap memperhatikan prosentase penyajianya. Namun
demikian penjadwalan dalam hal ini tidak terbagi secara kaku
melainkan diatur secara fleksibel.
Mata Pelajaran Agama yang disajikan secara terpadu adalah yang
sifatnya budi pekerti luhur, akhlak mulia dan tata krama serta
bagaimana bersopan santun dalam pergaulan di dalam keluarga dan
masyarakat, keterkaitan dengan pendidikan karakter bangsa. Sedangkan
untuk materi-materi yang sifatnya aqidah dan khusus keagamaan
disajikan oleh guru agama sendiri.Demikian juga untuk Pendidikan
Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan, yang sifatnya gerakan ringan yang
dapat disajikan di dalam kelas, bisa dilakukan oleh guru kelas.
Sedangkan yang sifatnya gerakan olah raga yang memerlukan fisik,
gerakan bebas, tetap dilakukan oleh guru olah raga dan dilaksanakan di
Iuar kelas/ lapangan olah raga.
Pembelajaran tematik diawali dengan pembuatan tema selama satu
tahun, kemudian dengan tema-tema yang telah dibuat tersebut, guru
25
menganalisis semua standar kompetensi lulusan yang diturunkan ke
dalam kompetensi inti dan selanjutnya mengalir ke kompetensi dasar
dar membuat indikator dari masing-masing mata pelajaran yang ada di
setiap kelas Setelah itu dibuat hubungan antara KD dan indikator
dengan tema yang telah disepakati selama satu tahun. Berikutnya dari
pemetaan hubungan tersebut dilanjutkan dengan membuat jaringan KD
dan indikator dari setiap tema yang telah dibuat. Setelah jadi semua
jaringan selama satu tahun dilanjutkan dengan menyusun silabus
tematik dan yang terakhir menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik.
4. Siswa
Menurut Sarwono (2007:27) siswa adalah setiap orang yang resmi
terdaftar untuk mengikuti pelajaran di dunia pendidikan. Siswa atau
peserta didik merupakan subyek pendidikan dimana semua aktivitas
yang dilakukan di lembaga pendidikan (sekolah) pada akhirnya
bermuara (Farikhah dan Wahyudhiyana, 2018:38). Sesuai dengan
definisi siswa atau peserta didik di dalam Undang-Undang Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 pasal 1 dinyatakan bahwa peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalaui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
Menurut Nurfuadi (2012:30) dalam Aida (2017:38-39) dalam
perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sejenis makhluk “homo
26
education”, makhluk yang menghajatkan pendidikan. Peserta didik
dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten,
sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk
mengaktualisasikannya agar ia menjadi manusia susila yang cakap.
B. Kajian Pustaka
Secara spesifik belum banyak buku-buku, penelitian, maupun judul
skripsi yang berhubungan tentang Implementasi Pembelajaran Dalam
Jaringan (Daring). Karena pembelajaran ini merupakan sistem
pembelajaran baru dan belum banyak digunakan secara umum. Namun
sudah ada beberapa jurnal ataupun artikel yang berkaitan dengan
pembelajaran dalam jaringan (Daring) ini. Berdasarkan tinjauan pustaka
tersebut antara lain:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Agama Kota
Semarang dalam Warta Berita (Kementerian Agama Jawa Tengah,
Vol.1:2020) dengan judul “Penerapan Pembelajaran Daring di MI Al
Khoiriyyah 1 Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring) di MI Al
Khoiriyyah 1 Semarang.Karena saat ini semua peserta didik sedang
menjalani masa belajar di rumah akibat wabah virus covid-19 ini.
Kebijakan tersebut diberikan oleh pemerintah terkait wabah covid-19 yang
melanda dunia, termasuk di Indonesia. Pembelajaran yang semula tatap
muka diganti dengan pembelajaran dalam jaringan (daring). Secara teknis
pelaksanaan pembelajaran daring di MI Al Khoiriyyah 1 Semarang adalah
27
membuat jadwal harian. Setiap pagi ustadz/ah mengirimkan tugas lewat
GCR (Google Classroom) dan dilaporkan melalui WA grup kelas masing-
masing, dan orangtua melaporkan kegiatan talamidz/ah setiap hari,
dibatasi sampai pukul 20.00. Setelah itu ustadz/ah merekap dan
melaporkan nilainya secara berkala. Selain mata pelajaran umum dan
agama yang pihak madrasah berikan tugas lewat google classroom, pihak
madrasah juga tetap melaksanakan pembelajaran tahsin dan tahfidz lewat
video ataupun videocall, dan tidak ketinggalan, shalat wajib dan shalat
sunah, olah raga dan birrul walidain (berbakti kepada orang tua). Orang
tua sangat senang dengan penugasan ini, karena talamidz cenderung jadi
rajin untuk beribadah dan juga membantu pekerjaan orang tua di rumah.
Pihak madrasah juga memberikan siraman rohani setiap hari Ahad oleh
ustadz/ah sebagai motivasi keimanan bagi talamidz dan juga orang tua.
Sedangkan rapat dan koordinasi guru, madrasah menggunakan aplikasi
zoom cloud meeting, Dengan rapat on-line ini, koordinasi rutin, dan
mendesak yang mengharuskan untuk bermusyawarah, dan juga pelaporan
kegiatan tetap bisa dilaksanakan tanpa harus saling bertemu.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Indra Charismiadji dalam
detikNews (2020), pemerhati dan praktisi edukasi 4.0, Direktur Eksekutif
CERDAS (Center for Education Regulations & Development Analysis)
dengan judul “Mengelola Pembelajaran Daring yang Efektif”. Penelitian
ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana mengelola
pembelajaran daring yang efektif. Secara proses, sebenarnya model
28
pembelajaran modern ini sudah diatur dalam Permendikbud no. 22 tahun
2016 tentang Standar Proses.Apabila prinsip pembelajaran sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) no. 22
tahun 2016 diselaraskan dengan 4 pilar pendidikan yang disusun
olehOrganisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNESCO), yaitu Learning to Know (belajar untuk
mengetahui), Learning to Do (belajar untuk melakukan sesuatu), Learning
to Be (belajar untuk menjadi sesuatu), dan Learning to Live Together
(belajar untuk hidup bersama), maka saat ini adalah kesempatan paling
tepat untuk mengatur ulang arah dunia pendidikan Indonesia yang selama
ini sudah tersesat jauh dari tujuan. Dunia pendidikan harus kembali
mengajarkan bagaimana cara belajar (Learning How to Learn), bukan
Learning What to Learn (belajar tentang sesuatu). Dengan adanya internet
peserta didik dapat belajar untuk tahu, belajar untuk melakukan, belajar
untuk menjadi sesuatu, dan belajar untuk hidup bersama dengan
pendekatan yang sangat berbeda di masa pra internet di mana guru
menjadi satu-satunya sumber belajar. Para pendidik cukup memfasilitasi
bagaimana peserta didik dapat mencari tahu sumber belajar yang dapat
dipercaya, bukan hoax, dan bukan sekedar opini seseorang yang
kebenarannya masih diragukan.
Ketiga, penelitian dalam skripsi yang di susun oleh Nona Isnawati
Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah pada tahun 2018 dengan judul “Implementasi Program
29
Pembelajaran Berbasis IT (E-Learning) Dalam Menumbuhkan Literasi
Digital Di SD Muhammadiyah Condongcatur”. Dengan skripsi tersebut
memberi kesimpulan bahwa media digital/ media elektronik sangat
bermanfaat dalam segala bidang kehidupan. Mulai dari pendidikan,
ekonomi, politik, sosial, kebudayaan dan lainnya. Oleh karena itu,
penggunaan media digital tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
sehari-hari. Dalam bidang pendidikan, media digital memegang peranan
penting sebagai sumber belajar siswa yang tidak terbatas dan dapat diakses
kapanpun dan dimanapun sesuai dengan keperluan di berbagai jenjang
pendidikan. Peran media digital lainnya yaitu dapat membuat siswa
menjadi lebih mandiri dalam belajar, mendorong rasa ingin tahu,
meningkatkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi siswa serta memberikan bekal dalam menghadapi
persaingan global yang saat ini serba teknologi.
Keempat, penelitian dalam Jurnal Pendidikan Islam dan
Multikulturalisme yang di susun oleh Sobron, Bayu, Rani, dan Meidawati
mahasiswa dan mahasiswi Universitas Veteran Bangun Nusantara
Sukoharjo jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2019
dengan judul “Persepsi Siswa dalam Studi Pengaruh Daring Learning
terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaranberbasis Daring Learning
(Pembelajaran Daring) yang menggunakan aplikasi edmodo khususnya
mata pelajaran IPA membawa pengaruh yang sangat positif bagi siswa.
30
Berdasarkan penelitian data yang dianalisis dengan SPSS menunjukkan
nilai mean (rata-rata) pada kelompok eksperimen 89,62 dan pada
kelompok kontrol 80,77 dengan selisih 8,85. Hasil analisis dengan mann
whitney memiliki p value 0,000<0,05 yang berarti ada pengaruh
pembelajaran daring terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA, sehingga
dapat disimpulkan adanyaperbedaan yang signifikan antara pembelajaran
daring edmodo dan pembelajaran konvensional atau langsung. Penelitian
ini bertujuan memberikan masukan kepada guru SD untuk melakukan
pembelajaran berbasis daring agar dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran IPA khususnya serta mata pelajaran lain pada umumnya.
Kelima, penelitian dalam jurnal ilmu pendidikan yang di susun
oleh Wahyu Aji Fatma Dewi mahasiswi Universitas Kisten Satya Wacana
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2020 dengan judul
“Dampak covid-19 terhadap implementasi pembelajaran daring di
Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
pembelajaran daring di sekolah dasar dapat dilakukan dengan baik pada
masa pandemi ini. Covid-19 begitu besar dampaknya bagi pendidikan
untuk memutus rantai penularan pandemik covid-19 pembelajaran yang
biasanya dilakukan di sekolah sekarang menjadi belajar di rumah dengan
menggunakan berbagai macam aplikasi seperti ruang guru, class room,
zoom, google doc, google form, maupun melalui grup whatsapp. Kegiatan
belajar dapat berjalan baik dan efektif sesuai dengan kreatifitas guru .
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian mutlak diperlukan dalam suatu penelitian karena
merupakan cara yang teratur sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang
diharapkan. Metode penelitian diperlukan agar hasil penelitian dapat diperoleh
secara optimal sehingga seorang peneliti paham dan mengerti betul metode apa
yang digunakan dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian
kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong,
2011:3). Sedangkan menurut Prof. Burhan Bungin, pendekatan kualitatif
adalah proses kerja penelitian yang sasarannya terbatas, namun kedalaman
datanya tak terbatas. Semakin dalam dan berkualitas data yang diperoleh atau
dikumpulkan maka semakin berkualitas hasil penelitian tersebut (Bungin,
2013:29).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena peneliti menganggap
permasalahan yang diteliti cukup kompleks dan dinamis sehingga data yang
diperoleh dari para narasumber tersebut dijaring dengan metode yang lebih
alamiah yakni interview langsung dengan para narasumber sehingga
didapatkan jawaban yang alamiah. Selain itu, peneliti bermaksud untuk
32
memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis, dan
teori yang sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan.Penelitian kualitatif
tidak pernah terlepas dari istilah analisis fenomenologi. Peneliti dalam
pandangan fenomenologis berusaha memahami peristiwa dan kaitannya
terhadap orang-orang yang berada dalam situasi tertentu (Moleong, 2006).
Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam tentang implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V. Pada
pelaksanaannya dilakukan pencarian gambaran dan deskripsi di lingkungan
MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga untuk dijadikan sebagai subjek
penelitian.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan:
1. Lokasi penelitian ini diadakan di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga.
Pemilihan lokasi didasarkan dengan alasan ketertarikan peneliti
terhadap penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring) di MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga.
2. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yakni dari bulan Maret
2020 sampai Mei 2020.
C. Sumber Data
Data dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata yang tersusun
menjadi kalimat, tindakan, dan tambahan data seperti dokumentasi. Data
tersebut adalah data yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir. Hal yang
33
dilakukan untuk mengetahui informasi tersebut maka diperlukan adanya
sumber-sumber yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Data
diperlukan untuk menguatkan suatu permasalahan yang dikaji serta
menjawab masalah-masalah yang ada dalam suatu penelitian.
Menurut Burhan Bungin dalam Manaf (2015:202) berpendapat
bahwa data yang digunakan dalam penelitian kualitatif bersumber dari
data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau
sumber pertama di lapangan. Data primer merupakan data yang
diperoleh dari sumber pertama baik dari individu maupun kelompok
seperti hasil wawancara. Penelitian ini yang menjadi sumber data
utama adalah Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Tingkir Lor, Wali
Kelas V, Siswa kelas V dan Wali Murid siswa kelas V.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul maupun
oleh pihak lain atau data pendukung yang sangat diperlukan dalam
penelitian, diperoleh dengan cara melakukan pencatatan terhadap
dokumen-dokumen, misalnya Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
tulisan maupun artikel yang mendukung penelitian.
34
Dalam penelitian ini data primer yang digunakan yaitu hasil dari
wawancara, dan pengamatan. Sedangkan data sekunder yang digunakan
yaitu hasil dari dokumentasi, jurnal, maupun buku yang menunjang
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut jenis aplikasinya terdiri dari
dua bentuk. Teknik pengamatan langsung dan tidak langsung. Teknik
pengamatan langsung adalah teknik dimana peneliti terlibat langsung
dalam pengamatan yang dilakukan terhadap objek. Sedangkan teknik
pengamatan tidak langsung peneliti memanfaatkan pihak ketiga sebagai
perantara. Pihak perantara atau pihak ketiga ini biasanya mempunyai
kedekatan emosional dan atau sosial dengan objek yang diamati sehingga
memiliki banyak data dan informasi yang dibutuhkan peneliti (Muliawan,
2014:177)
Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan metode
diantaranya adalah
1. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dan
informasi yang dilakukan secara lisan. Proses wawancara dilakukan
dengan cara tatap muka langsung antara pewawancara dan yang
terwawancara (Multyaningsih, 2014:32). Wawancara adalah bentuk
komunikasi antara dua orang atau lebih melibatkan seseorang yang
ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
35
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana,
2004:180). Wawancara yang penulis maksud ialah wawancara
terstruktur sehingga persoalan yang penulis munculkan terkait
penelitian ini bisa terjawab secara optimal dan memperkuat hasil
observasi/ pengamatan. Pada wawancara ini, peneliti telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawaban telah disiapkan, responden diberi pertanyaan sesuai
dengan bidangnya kemudian peneliti mencatatnya, alat bantu yang
digunakan biasanya tape recorder, handphone, gambar, brosur, dan
material lain yang dapat membantu pelaksanaan menjadi lancar.
Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang:
a. Implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada
siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga tahun pelajaran
2019/2020.
b. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
c. Keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
tahun pelajaran 2019/2020.
2. Pengamatan (Observasi)
36
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan
secara sistematik (Multyaningsih, 2014:26). Metode observasi
merupakan sebuah titik pengumpulan data yang mengharuskan
peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan
ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa,
tujuan, dan perasaan (Patilima, 2016:63). Manfaat dari teknik ini
antara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, jadi akan diperoleh pandangan yang
holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh
pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan
pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau
pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka
kemungkinan penemuan atau discovery (Agustinova, 2015:37).
Dalam penelitian menggunakan observasi partisipan, dimana
peneliti turut terjun secara langsung mengambil bagian pada saat
siswa belajar dalam jaringan (daring). Hasil observasi ditulis dalam
bentuk catatan lapangan. Catatan lapangan adalah alat yang digunakan
oleh para pengamat dalam situasi pengamatan. Pengamat dapat
mencatat apa saja yang dikehendakinya. Catatan mungkin berupa
laporan langkah-langkah peristiwa, bisa dibuat dalam bentuk kategori
sewaktu dicatat, atau dapat pula berupa catatan tentang gambaran
umum yang singkat (Moleong, 2008:181).
37
Dalam penelitian ini peneliti mengamati : Implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen dokumen baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik dokumen dokumen tersebut
diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan
pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan dan dipadukan
membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen antara lain :
a. Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang
secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.
Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh
kejadian nyata tentang situasi sosial, dan arti berbagai faktor
disekitar subjek penelitian. Contoh dokumentasi pribadi adalah
buku harian, surat pribadi, dan otobiografi .
b. Dokumen Resmi
Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen
eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman,
instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang
digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi
38
bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial
misalnya majalah bulletin, pernyataan, dan berita yang dibagikan
kepada media masa. Teknik ini secara khusus digunakan untuk
memperoleh dokumen resmi tentang profil sekolah secara umum,
visi misi, struktur oganisasi, profill guru dan karyawan, keadaan
siswa, sarana dan prasarana. Sedangkan dokumen pribadi guru
meliputi : rpp, daftar siswa, hasil raport, penilaian, ekstrakurikuler,
dan buku komunikasi.
Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan
dokumentasi resmi yang didapat dari sekolah, dari rumah siswa,
alat perekam suara, dan foto-foto yang berkaitan dengan proses
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga.
E. Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan peneliti dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
apa yang diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2011: 248).
Teknik analisis data secara umum dibedakan dalam dua bentuk yakni
analisis induktif dan analisis deduktif. Analisis induktif adalah teknik
penguraian data dan informasi yang bersifat menyimpulkan. Maksudnya,
memilih, memilah dan mengumpulkan data dan informasi yang khusus ke
39
dalam satu pengertian yang bersifat umum. Sedangkan teknik analisis
deduktif merupakan kebalikannya. Menguraikan data dan informasi yang
bersifat umum ke dalam data dan informasi yang bersifat khusus
(Muliawan, 2014: 194).
Menurut Sugiyono (2006:335) analisis data kualitatif adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Secara rinci dalam
proses analisis data digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Alir
(Miles dan Huberman, 1992: 18)
Terdapat beberapa langkah dalam analisis data sebagai berikut:
a) Pengumpulan Data
40
Pengumpulan data merupakan proses analisis data yang dimulai
dengan menelaah data yang telah diperoleh untuk kemudian dijadikan
satu (dikumpulkan) dengan metode penelitian kualitatif yang sudah
diterapkan yaitu, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
b) Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam penelitian
ini reduksi data dapat dilakukan dengan cara menyusun ringkasan,
membuang yang tidak perlu, memberi kode bagian yang penting dan
sebagainya hingga laporan penelitian ini selesai.
c) Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun
sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data
yang baik merupakan suatu cara utama bagi penyajian data yang
shahih.
d) Penarikan Kesimpulan (Verification)
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan
konfigurasi yang utuh. Simpulan-simpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung, Verifikasi dilakukan dengan meninjau ulang
pada catatan-catatan di lapangan serta tukar pikiran dan akhirnya
41
berusaha menarik mulanya mengambang atau kabur menjadi lebih
relevan.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2008:330) agar hasil penelitian dapat dipertanggung
jawabkan maka diperlukan teknik keabsahan data. Sehingga untuk
memperoleh keabsahan data, peneliti menggunakan metode triangulasi.
Triangulasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan dua atau lebih metode
pengumpulan data dalam suatu penelitian. Tujuan triangulasi adalah untuk
menjelaskan lebih lengkap tentang kompleksitas tingkah laku dengan lebih
dari satu sudut pandang penggunaan, baik data kuantitatif maupun
kualitatif.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data dan
triangulasi sumber. Pada triangulasi data peneliti menguji keabsahan data
dengan membandingkan data yang diperoleh dari berbagai sumber tentang
data yang sama. Sedangkan triangulasi sumber yaitu dengan
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif (Moleong, 2009: 330). Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi.
42
Melalui teknik ini peneliti akan membandingkan setiap data yang
didapat dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang valid
dan bisa di pertanggung jawabkan.
43
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Profil MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
a. Letak Geografis MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
MI Ma’arif Tingkir Lor didirikan pada 1 Januari 1963 dan
telah terakreditasi B. MI Ma’arif Tingkir Lor terletak di Jl. Kyai
Zumri No. 11 di Dukuh Cengek Desa Tingkir Lor Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga. Bangunannya berdiri diatas tanah seluas 900
M2. MI Ma’arif Tingkir Lor berada dibawah naungan Lembaga
Pendidikan Ma’arif NU Kota Salatiga, dengan status sekolah
swasta.
b. Identitas Madrasah
1. Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
2. Status Madrasah : Swasta
3. SK Kelembagaan : No. LK/3.C/ 132/Pgm.MI/ 1978
4. NSM : 111233730010
5. NPSN : 60713839
6. Status Akreditasi : B
7. Tahun didirikan : 1 Januari 1963
8. Status Tanah : Wakaf
9. Luas Tanah : 900 M2
10. Nama Kepala Madrasah : Ahmad Muniri, S.Pd.I
44
11. Nomor Telepon : 085225215251
12. Email : [email protected]
13. No Rek / Nama Bank : 3-033-02124-0 Bank BPD Jateng
c. Visi dan Misi MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
1. VISI
“Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi,
santun dalam budi dan berakhlaqul karimah.”
2. MISI
a) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan
IPTEK.
b) Meningkatkan prestasi disemua bidang kegiatan siswa.
c) Memperkuat keimanan dan ketaqwaaan terhadap Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
d) Menerapkan sikap disiplin dan bertanggung jawab.
e) Meningkatkan akhlaqul karimah peserta didik.
f) Meningkatkan profesionalisme guru/ personil.
d. Tujuan MI Ma’arif Tingkir Lor
Mengacu pada visi dan misi madrasah, serta tujuan umum
pendidikan dasar. Tujuan madrasah dalam mengembangkan
pendidikan ini adalah sebagai berikut :
a) Menanamkan sikap patriotisme, cinta tanah air dan membentuk
pribadi yang berjiwa pancasila.
45
b) Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa
melalui program pengembangan diri dan kegiatan
ekstrakurikuler.
c) Membiasakan perilaku islami sesuai dengan ajaran dan tradisi
ahlussunah waljama’ah.
d) Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan jenjang
yang lebih tinggi (wajar 9 tahun).
e) Membiasakan hidup bersih, tertib dan rapi, membudayakan
sikap hormat-menghormati, toleransi, tawadhu’ dan membangun
tradisi ukhuwah.
f) Meningkatkan profesionalisme personal.
e. Keadaan guru, siswa dan karyawan di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota
Salatiga.
Adapun data guru, siswa, dan karyawan MI Ma’arif Tingkir
Lor Kota Salatiga sebagai berikut
Tabel 4.1
Daftar Guru dan Karyawan MI Ma’arif Tingkir Lor Kota
Salatiga
No. Nama/NIP Mengajar
Kelas
Status Keterangan
1 Ahmad Muniri., S.Pd.I
NIP:
198011082007011015
IV PNS Kepala
Madrasah
2 Shabirah., S.Pd.I I PNS Guru Kelas
46
NIP.
19671028200701002
3 Rohmawati., S.Pd.I
NIP.
198012102007102003
IV PNS Guru Kelas
4 Umi Ma’rifah
Hidayati., A.Ma
V GTY Guru Kelas
5 Rahma Linajati., S.Pd.I II GTY Guru Kelas
6 Syafiq Ahmad., S.Pd.I VI GTY Guru Kelas
7 Drs. Sumyani III GTY Guru Kelas
8 Anis Istiana., S.Pd.I III s/d VI GTY Guru
Bidang
Studi
10 Nur Zumrotun
Sholihah., S.Pd
I s/d III GTY Guru
Bidang
Studi
11. Findri Krestanto Penjaga
Sekolah
47
Tabel 4.2
Data Siswa MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
No. Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2019/2020
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas I 10 4 14
2 Kelas II 7 5 12
3 Kelas III 14 17 31
4 Kelas IV 8 14 22
5 Kelas V 17 5 22
6 Kelas VI 7 8 15
7 Jumlah 61 55 116
Tabel 4.3
Data Siswa MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga 6 Tahun
Terakhir
No. Jumlah
Siswa
Tahun Pelajaran
2014/
2015
2015/
2016
2016/
2017
2017/
2018
2018/
2019
2019/
2020
1 Kelas I 15 18 25 30 16 14
2 Kelas II 14 13 20 21 28 12
3 Kelas III 23 18 12 19 23 31
4 Kelas IV 21 22 15 14 21 22
5 Kelas V 14 23 25 15 15 21
6 Kelas VI 12 14 18 23 14 16
48
f. Sarana dan Prasarana di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan pada
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Tingkir Lor, Cengek, Tingkir Lor,
Salatiga, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai serta
pemanfaatanya secara optimal.
Adapun sarana dan prasarana di MI Ma’arif Tingkir Lor
Kota Salatiga sebagai berikut :
Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana di MI Ma’arif Tingkir Lor
No
.
Jenis
Ruangan
Jumlah
Ruangan
Luas
(M²)
Pemanfaatan Ruang Kondisi
Dipakai Tidak Jarang B BR RB
1 Ruang Kelas 6 336 √ - - 4 2 -
2 R.Kepala
Madrasah
1 42 √ - - - 1 -
3 R. Guru 1 42 √ - - - 1 -
4 KM/WC
Guru
1 6 √ - - 1 - -
5 KM/WC
Siswa
3 18 √ - - 2 2 -
6 RuangPerpus 1 56 √ - - 1 - -
Jumlah 99 108 115 122 117 116
49
takaan
7 Lapangan
Upacara
1 100 √ - - 1 - -
8 Tempat
Parkir
1 40 √ - - 1 - -
9 Pagar Depan 1 10 √ - - 1 - -
Jumlah 16 650 √ - - 1
1
6 -
Tabel 4.5
Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran
No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Unit
1 Kursi Siswa 120
2 Meja Siswa 120
3 Kursi Guru di Kelas 6
4 Meja Guru di Kelas 6
5 Papan Tulis 6
6 Bola Sepak 1
7 Bola Voli 2
8 Raket Badminton 4
50
Tabel 4.6
Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya
No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Unit
1 Komputer 1
2 Printer 2
3 Meja Guru dan Tenaga
Kependidikan
11
4 Kursi Guru dan Tenaga
Kependidikan
11
5 Lemari Arsip 1
6 Kotak P3K 1
7 Alat Drumband 1 Set
8 Alat Rebana 1 Set
g. Kegiatan Pembiasaan di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
1) Pagi : Salat Dhuha, Hafalan Surat-surat pendek dan
surat-surat pilihan, Tadarus Al-Qur’an
2) Istirahat : Istirahat biasa/ Ekstrakurikuler
3) Siang : Salat Jamaah Dzuhur di Masjid
h. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Kegiatan Pramuka
51
a) Untuk menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
b) Untuk melatih kemandirian dan kebenarian siswa.
c) Untuk melatih hidup hemat, cermat dan bersahaja.
d) Untuk melatih keterampilan, kreativitas siswa.
e) Mengembangkan karakter sesuai dengan dasa darma
pramuka dan tri satya.
2. Kegiatan Seni Tari
a) Untuk menyalurkan minat dan bakat serta keterampilan
siswa.
b) Untuk mendidik menghargai seni dan budaya dalam negeri.
c) Melestarikan seni dan budaya lokal ataupun nasional.
d) Mengembangkan pendidikan karakter.
3. Kegiatan Drum Band
a) Untuk menyalurkan minat dan bakat serta keterampilan
bermain musik siswa.
b) Melatih siswa untuk berkomunikasi, berinteraksi dan
bekerjasama.
c) Melatih siswa untuk fokus dan disiplin.
d) Menstimulus perkembangan saraf dan sel otak.
4. Kegiatan Pencak Silat Pagar Nusa
a) Untuk menyalurkan minat dan bakat serta keterampilan
bela diri siswa.
b) Menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
52
c) Memupuk keberanian dan kedisiplinan siswa.
d) Meningkatkan kesehatan
i. Gambaran Informan
Berikut ini adalah gambaran informan yang membantu
penulis dalam mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
terkait implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) pada
siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga. Informan
pada penelitian ini sebanyak 8 orang. Informan ini meliputi 1
kepala madrasah, 1 wali kelas V, 3 siswa dan 3 wali murid. Peneliti
meneliti 3 siswa dan 3 wali murid dengan dasar pengambilan
sampel dari 10% siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa.
Tabel 4.1
Data Informan
No Nama Informan Kode
Informan
Jabatan
1 Ahmad Muniri., S.Pd.I AM Kepala Madrasah
2 Umi Ma’rifah Hidayati,A.Ma UMH Wali Kelas V
3 Al Faruq AF Siswa
4 Muna Anggoro Kasih Saidi MAKS Siswa
53
5 Ilham Rosyad Abdulloh IRA Siswa
6 Aida Fatma Wati AFW Wali Murid dari Al
Faruq
7 Rohmawati RW Wali Murid dari
Muna Anggoro K
8 Haryanti HY Wali Murid dari
Ilham Rosyad A
2. Hasil Penelitian
Di bawah ini akan penulis paparkan mengenai implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga sebagai berikut :
a. Implementasi atau penerapan pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
1) Implementasi Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
Hasil penelitian mengenai implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) di MI Ma’arif Tingkir Lor dapat dibaca
dari hasil wawancara sebagai berikut :
“Penerapan pembelajaran daring di MI Ma’arif Tingkir Lor
ini merupakan pembelajaran pertama kali diterapkan.
Pembelajaran ini diterapkan untuk memutus penyebaran
virus covid-19 sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang
mewajibkan pembelajaran secara daring. Penerapan
54
pembelajaran daring pada siswa di MI Ma’arif Tingkir Lor
yaitu seluruh siswa belajar di rumah masing-masing.
Kemudian setiap hari guru memberikan informasi
mengenai pembelajaran melalui grup whatsapp (WA) wali
murid. Di grup itu Wali Kelas akan memberikan informasi
berupa materi-materi pelajaran, soal-soal berkaitan materi.
Jadi setiap hari siswa ada tugas entah itu menjawab soal-
soal yang ada di LKS (lembar Kerja Siswa) masing-masing,
soal dari google form atau dari manapun. Jika siswa
mengerjakan tugas yang berasal dari LKS, maka lembar
soal yang sudah dikerjakan itu difoto dan dikirim langsung
ke WA Wali Kelas ataupun dikirim di grup kelas masing-
masing. Untuk guru yang memberikan soal lewat google
form, maka secara otomatis jawaban itu akan langsung di
proses oleh google form sendiri dan akan muncul nilainya
secara otomatis. Untuk durasi atau waktu pembelajaran
daring bebas atau merdeka belajar. Siswa dapat belajar
sesuai dengan keinginan mereka. Yang terpenting setiap
hari ada waktu untuk mereka belajar, entah itu pagi, siang,
sore ataupun malam sekalipun. Dalam pembelajaran daring
ini tidak bisa diberi batasan untuk belajar dari jam berapa
sampai jam berapa. Karena kondisi masing-masing
keluarga berbeda dan ada juga siswa yang mondok. Jadi
sekolah tidak memberikan batasan”
(01/W/AM/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan AM menyatakan
bahwa pembelajaran daring ini baru pertama kali diterapkan di MI
Ma’arif Tingkir Lor pada khususnya. Pembelajaran ini diterapkan
untuk memutus penyebaran virus covid-19 yang sedang mewabah
di Indonesia sendiri khususnya dan di seluruh dunia pada
umumnya. Selama proses pembelajaran daring siswa belajar di
rumah masing-masing. Setiap hari wali kelas/ guru memeberikan
tugas melalui grup whatsapp orang tua. Untuk waktu belajar atau
mengumpulkan tugas bebas, boleh kapan saja. Yang terpenting
setiap hari siswa belajar dan mengerjakan tugas.
55
Pendapat AM tersebut memiliki persamaan sebagaimana
wawancara berikut :
“Penerapan pembelajaran daring pada siswa kelas V di MI
Ma’arif Tingkir Lor yaitu seluruh siswa kelas V belajar di
rumah masing-masing. Setiap hari saya memberikan
informasi mengenai pembelajaran melalui grup whatsapp
(WA) wali murid sesuai dengan tema 8, subtema dan
pembelajaran ke berapa. Di grup itu saya akan memberikan
informasi berupa materi-materi pelajaran, soal-soal yang
sesuai dengan tema 8. Jadi setiap hari siswa ada tugas entah
itu menjawab soal-soal yang ada di LKS (Lembar Kerja
Siswa) masing-masing, soal dari google form atau dari
manapun. Jika siswa mengerjakan tugas yang berasal dari
LKS, maka lembar soal yang sudah dikerjakan itu di foto
dan di kirim langsung ke WA saya ataupun dikirim di grup
kelas masing-masing. Untuk soal lewat google form, maka
secara otomatis jawaban itu akan langsung di proses oleh
google form sendiri dan akan muncul nilainya secara
otomatis. Sehingga saya tinggal merekap di lembar
penilaian siswa.” (02/W/UMH/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan UMH, penerapan
pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilaksanakan
di rumah masing-masing. Setiap hari guru akan menginformasikan
materi-materi dan tugas sesuai dengan tema 8. Kemudian setiap
ada tugas, siswa mengirimkan hasil dari tugas itu di grup whatsapp
wali murid ataupun dikirim langsung ke whatsapp guru. Untuk
materi-materi pembelajaran guru menggunakan sumber dari LKS
dan buku-buku paket. Sedangkan untuk tugas-tugas terkadang
melalui google form.
2) Proses belajar dengan sistem pembelajaran daring
56
Hasil penelitian mengenai proses belajar dengan sistem
pembelajaran daring oleh siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
dapat dibaca dari hasil wawancara sebagai berikut :
“Siswa setiap hari belajar sesuai dengan arahan Bu Umi
melalui grup WA wali murid. Seperti misalnya, Bu Umi di
grup WA menginformasikan untuk siswa belajar dan
mengerjakan soal-soal pada tema 8 subtema 1 pembelajaran
ke-1 maka siswa di rumah masing-masing mengerjakan
pembelajaran sesuai dengan arahan Bu Umi. Di dalam
proses belajar daring inilah, orang tua berperan penting
dalam keaktifan belajar siswa.” (02/W/UMH/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan UMH menyatakan
bahwa proses belajar dengan sistem pembelajaran daring oleh
siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor yaitu siswa setiap hari
dikasih tugas oleh wali kelas. Tugas itu bisa berupa mempelajari
materi ataupun mengerjakan soal-soal. Tugas-tugas tersebut
dikerjakan di rumah masing-masing. Dalam proses inilah orang tua
berperan penting, karena belajar di rumah merupakan
tanggungjawab penuh orang tua.
Sebagaimana pendapat diatas sesuai dengan dokumen foto
diambil pada saat observasi tanggal 22 April 2020.
57
Gambar 4.1 Proses Guru Memberikan Tugas Kepada Siswa
melalui Pembelajaran Daring
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Melalui wawancara mengenai proses belajar dengan sistem
pembelajaran daring oleh siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
dapat dibaca dari hasil wawancara sebagai berikut :
“Proses belajar saya ketika belajar dengan sistem daring ini
yaitu dengan belajar bersama orangtua ketika dirumah dan
waktunya tidak menentu. Untuk setiap habis maghrib saya
belajar di tempat guru yang memberikan saya les privat.
Kemudian ketika saya kesulitan dalam memahami materi
belajar ataupun kesulitan dalam mengerjakan soal dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ini
maka saya bertanya kepada orangtua ketika saya belajar di
rumah dan tanya kepada guru privat ketika saya les privat.”
(03/W/AF/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan AF, diketahui
mengenai proses belajar yaitu siswa belajar di rumah bersama
orang tua. Selain belajar dengan orang tua dirumah, siswa belajar
juga di tempat les privat. Ketika siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi ataupun belum bisa mengerjakan soal, maka
siswa itu bertanya kepada orang tua ataupun guru les privat.
Untuk hasil wawacara dengan AF berbeda sedikit dengan
hasil wawancara dengan MAKS mengenai proses belajar yang
dilakukan MAKS. Berdasarkan hasil wawancara dengan MAKS
sebagai berikut :
“Proses belajar saya ketika belajar dengan sistem daring ini
yaitu dengan belajar di dampingi orang tua. Waktu untuk
58
belajar biasanya malam hari, selepas sholat maghrib dan
mengaji di rumah. Ketika saya kesulitan dalam memahami
materi maka saya bertanya kepada orangtua saya.
Kemudian ketika ada soal-soal yang saya belum bisa, maka
saya tanya ke orang tua. Jika orang tua tidak bisa juga maka
saya mencari jawaban di internet.”
(05/W/MAKS/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh MAKS
diketahui bahwa proses belajar daring yang diterapkan MAKS
yaitu siswa belajar di dampingi orang tua. Siswa ini tidak
mengikuti les privat. Dan untuk waktu belajarnya setelah maghrib.
Ketika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
ataupun kesulitan dalam mengerjakan soal, maka siswa ini
bertanya kepada orang tua dan terkadang juga menggunakan
alternatif lain yaitu jawaban dari internet.
Sebagaimana pendapat diatas sesuai dengan dokumen foto
diambil pada 22 April 2020.
Gambar 4.2 Proses Belajar Siswa Sistem Daring dengan
Dampingan Orang tua
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
59
3) Persiapan yang dilakukan madrasah dan guru-guru dalam
pembelajaran daring
Hasil penelitian mengenai persiapan yang dilakukan
madrasah dan guru-guru dalam pembelajaran daring dapat dibaca
dari hasil wawancara sebagai berikut :
“Karena sistem pembelajaran daring ini bersifat mendadak
dan tidak disangka-sangka, maka persiapan yang bisa pihak
madrasah siapkan yaitu materi dan pelatihan pembuatan
soal melalui google form. Untuk materi sendiri guru
menggunakan LKS dan Buku paket yang sudah ada.
Sedangkan pembuatan soal google form itu dengan
mengadakan pelatihan pembuatan soal melalui google form
oleh salah 1 guru di MI Ma’arif Tingkir Lor sendiri. Tujuan
diadakan pelatihan pembuatan soal melaui google form
adalah untuk membantu guru-guru yang masih kesulitan
dalam pembuatan soal melalui google form.”
(01/W/AM/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan AM, persiapan yang
dilakukan madrasah dan guru-guru dalam pembelajaran
daringyaitu materi-materi pembelajaran. Materi pembelajaran
bersumber dari buku paket, dari Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
buku penunjang lainnya. Selain materi-materi tersebut, madrasah
juga mengadakan pelatihan pembuatan soal melalui google form.
Hal ini dilakukan untuk membantu guru-guru yang belum paham
atau belum bisa membuat soal melalui google form.
Pendapat AM tersebut memiliki persamaan sebagaimana
wawancara berikut :
“Karena pembelajaran daring ini bersifat mendadak dan
tanpa persiapan sebelumnya, maka persiapan yang
dilakukan Bu Umi dalam penerapan pembelajaran daring
60
tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor yaitu
materi-materi dari buku paket, dari LKS dan buku
penunjang pembelajaran lainnya.(02/W/UMH/22/04/2020)
4) Model, Metode dan Media yang digunakan dalam pembelajaran
daring
Hasil penelitian mengenai model, metode dan media yang
digunakan dalam pembelajaran daring dapat dibaca dari hasil
wawancara sebagai berikut :
“Untuk metode, model khusus yang digunakan dalam
pembelajaran daring ini belum ada. Disini guru sebatas
memberikan informasi untuk siswa mengerjakan sesuai
dengan arahan guru melalui media grup whatsapp wali
murid. Kadang guru juga menggunakan media google form
untuk memberikan soal-soal pada siswa. Selain itu, siswa
juga diminta untuk belajar melalui media televisi yang
digunakan pemerintah khusus untuk belajar. Lewat chanel
TVRI misalnya.”(02/W/UMH/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan UMH
mengungkapkan bahwa belum ada metode, model khusus yang
digunakan dalam pembelajaran daring ini. Karena pembelajaran
daring ini juga sifatnya dadakan. Namun untuk media, guru
menggunakan media whatsapp dan google form dalam
pembelajaran daring ini. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
berikut ini :
“Untuk model, metode khusus belum digunakan guru
dalam pembelajaran daring ini. Mungkin baru
menggunakan media WA grup untuk memberikan
informasi, google form untuk mengerjakan soal online dan
buku-buku seperti buku paket, LKS sebagai bahan belajar.”
(07/W/IRA/22/04/2020)
61
Berdasarkan pendapat dari IRA diketahui bahwa dalam
pembelajaran daring ini, guru baru menggunakan media grup
whatsapp dan google form serta buku-buku seperti biasanya. Untuk
metode dan model khusus pembelajaran daring belum ada.
Pendapat IRA tersebut memiliki persamaan sebagaimana
wawancara berikut :
“Selama pembelajaran daring ini, Bu Umi belum
menggunakan model, metode khusus untuk pembelajaran
daring ini. Bu Umi baru sebatas menggunakan media grup
whatsapp untuk memberikan informasi mengenai
pembelajaran dan mengirim tugas yang sudah kami
kerjakan serta google form untuk mengerjakan soal-soal
melalaui internet. Baru dengan media itu yang Bu Umi
gunakan.” (05/W/MAKS/22/04/2020)
5) Tanggapan siswa ketika belajar dengan sistem pembelajaran
daring
Hasil penelitian mengenai Tanggapan siswa ketika belajar
dengan sistem pembelajaran daring dapat dibaca dari hasil
wawancara sebagai berikut :
“Untuk tanggapan siswa ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring), karena dari
madrasah tidak boleh melakukan survei langsung ke
lapangan maka kami menyimpulkan tanggapan siswa yaitu
ada sebagian siswa dan wali murid yang lebih senang
belajar langsung dikelas dan ada juga yang senang belajar
secara daring. Karena dalam pembelajaran daring ini
sendiri sebagian orang tua merasa kerepotan. Karena
biasanya mereka banyak belajar bersama guru dan teman-
temannya di sekolah, dalam pembelajaran daring ini wali
murid harus aktif juga ketika anak-anak mereka belajar di
rumah. Untuk siswa yang aktif belajar di luar ruangan maka
mereka lebih senang belajar daring dan sebaliknya.”
(01/W/AM/22/04/2020)
62
Berdasarkan hasil wawancara dengan AM mengungkapkan
tanggapan siswa ketika belajar dengan sistem daring, ada sebagian
siswa dan wali murid senang dengan pembelajaran daring dan ada
sebagian siswa dan wali murid senang dengan pembelajaran
langsung di kelas. Bagi siswa yang aktif diluar ruangan, mereka
lebih senang belajar daring. Karena dengan belajar daring mereka
tidak terikat oleh waktu. Jadi lebih bebas dan lebih banyak untuk
melakukan hal-hal di luar ruangan.
Pendapat AM tersebut memiliki persamaan sebagaimana
wawancara berikut :
“Untuk tanggapan siswa ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ya ada siswa
yang lebih senang belajar daring dan ada juga yang lebih
senang belajar di sekolah. Untuk siswa yang lebih senang
belajar daring, karena mereka memiliki kesempatan
bertanya kepada orangtua ataupun saudaranya ketika siswa
kesulitan dalam mengerjakan soal. Kemudian untuk siswa
yang senang belajar diluar kelas, mereka lebih suka daring
karena bebas mengekspresikan hobinya dengan waktu yang
lumayan lama karena tidak ke potong waktu belajar di
sekolah. Sedangkan bagi siswa yang lebih suka belajar di
sekolah ataupun keadan dirumah kurang kondusif, mereka
akan bosan ketika belajar dirumah.”
(02/W/UMH/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan UMH, UMH
mengungkapkan ada siswa yang lebih senang belajar daring dan
ada juga siswa yang lebih senang belajar langsung di sekolah. Bagi
siswa yang senang pembelajaran daring, mereka beranggapan jika
di rumah bisa dibantu orangtua jika ada soal-soal yang susah dan
jika belajar di rumah juga lebih bebas. Berbeda dengan siswa yang
63
lebih senang belajar di sekolah. Bagi siswa yang senang belajar di
sekolah, siswa itu akan mudah bosan jika harus di rumah terus.
Melalui wawancara mengenai tanggapan siswa ketika
belajar dengan sistem daring yang dilakukan wawancara pada
siswa kelas V di MI Ma’arif Tingkir Lor sendiri dapat dibaca dari
hasil wawancara sebagai berikut :
“Untuk 1 minggu 2 minggu saya lebih suka belajar dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring), namun untuk
3 minggu dan seterusnya saya menjadi bosan dan pengen
berangkat ke sekolah seperti biasnya lagi. Karena lebih
enak dan mengasyikan belajar di sekolah bersama teman-
teman.” (07/W/IRA/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukakan dengan
IRA diketahui tanggapan siswa ketika belajar daring,siswa merasa
bosan jika pembelajaran daring terlalu lama. Siswa ingin sekolah
seperti biasanya kembali.
Berbeda halnya dengan tanggapan MAKS ketika belajar
dengan sistem pembelajaran daring. Berdasarkan hasil wawancara
dengan MAKS sebagai berikut :
“Saya lebih senang pembelajaran daring ini dibandingkan
dengan belajar langsung di sekolah. Karena dengan belajar
daring ini lebih bebas dan lebih banyak waktu untuk di
rumah.” (05/W/MAKS/22/04/2020)
Hal ini tampak ketika peneliti sedang berada di rumah
informan dan melihat MAKS sedang belajar. (Observasi pada 22
April 2020)
64
b. Faktor pendukung dan penghambat implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa
kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
1) Pengaruh yang dirasakan dengan adanya sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring)
Hasil penelitian mengenai pengaruh yang dirasakan
bagi siswa dengan adanya sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) di MI Ma’arif Tingkir Lor dapat dibaca dari
hasil wawancara sebagai berikut :
“Pengaruh yang dirasakan dengan adanya sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) bagi siswa MI
Ma’arif Tingkir Lor banyak. Misalnya, ada sebagian
orangtua yang kurang perhatian kepada anak-anaknya
ketika mereka belajar di sekolah, orang tua
beranggapan kalo sudah belajar di sekolah maka
sudah cukup. Akan tetapi dengan pembelajaran daring
ini, orangtua dituntut harus aktif dan perhatian kepada
anak-anak mereka masing-masing. Jika hal ini tidak
orang tua lakukakan maka akan sangat berpengaruh
besar untuk presatasi dan psikis anak-anak. Dalam
pembelajaran daring ini tidak bisa dipastikan
mengenai prestasi atau hasil belajar siswa. Karena
kita tidak tahu, siswa mengerjakan soal murni mereka
sendiri atau faktor yang lain.”(01/W/AM/22/04/2020)
Menurut AM pengaruh adanya pembelajaran daring
yang dirasakan oleh siswa kelas V pada khususnya dan
seluruh siswa MI Ma’arif Tingkir Lor pada khususnya yaitu
orang tua menjadi lebih perhatian kepada anak-anaknya
terutama dalam hal pembelajaran ini. Karena dengan
pembelajaran daring ini menjadi tanggung jawab penuh
65
dari orang tua. Orang tua yang perhatian akan menjadikan
anak-anak merasa lebih nyaman dan merasa di perhatikan,
hal ini akan membuat prestasi dan psikis siswa lebih baik
lagi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan AM tersebut
memiliki persamaan dengan wawancara berikut ini :
“Pengaruh pembelajaran daring bagi siswa kelas V
menurut saya yaitu siswa cenderung kurang aktif.
Dipikiran mereka pasti belajar nanti-nanti juga tidak
apa-apa. Masih ada nanti siang, nanti sore atau nanti
malam. Sehingga dalam hal ini, orang tua harus
lebih perhatian dan aktif untuk selalu mengingatkan
anak-anaknya untuk belajar. Jika orang tua sendiri
tidak perhatian, maka orang tua akan menyesal di
kemudian hari. Selain itu, motivasi belajar juga
akan menurun.” (02/W/UMH/22/04/2020)
Sedangkan pengaruh yang dirasakan bagi madrasah
dengan adanya pembelajaran daring sebagaimana
wawancara berikut :
“Pengaruh yang dirasakan bagi madrasah dan
sekitarnya dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring). Bagi Madrasah sendiri, menurut
kami pengaruhnya sangat besar. Karena yang
awalnya kami KBM melalui pembelajaran
langsung, ini secara tiba-tiba dan harus KBM
melalui daring. Siap tidak siap kami harus siap
dengan ini semua. Bagi sekitar madrasah sendiri
pengaruhnya tidak begitu besar, mungkin hanya
pedagang kaki lima yang biasanya berjualan di
sekitar madrasah untuk saat ini harus libur dulu.”
(01/W/AM/22/04/2020)
Menurut AM pengaruh adanya pembelajaran daring
yang dirasakan bagi madrasah yaitu madrasah siap tidak
66
siap harus mengganti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
secara langsung menjadi pembelajaran daring. Sedangkan
bagi sekitar madrasah pengaruhnya mungkin bagi pedagang
kaki lima yang biasanya berjualan di madrasah, maka untuk
saat ini berhenti berjualan di area madrasah.
2) Faktor pendukung implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring)
Hasil penelitian mengenai faktor pendukung
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring)di MI
Ma’arif Tingkir Lor dapat dibaca dari hasil wawancara
sebagai berikut :
“Yang menjadi faktor pendukung implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) pada siswa
MI Ma’arif Tingkir Lor yaitu
a) Mood atau minat belajar siswa yang baik
Ketika siswa memiliki keinginan sendiri untuk
belajar, maka orang tua tidak perlu menyuruh
belajar, siswa itu sudah belajar sendiri.
b) Ketersediaan perangkat pembelajaran daring
Perangkat pembelajaran daring seperti,
handphone, laptop, kuota internet itu sangat
penting dalam mendukung pembelajaran daring.
c) Ketersediaan media pembelajaran
Media pembelajaran seperti buku paket, Lembar
Kerja Siswa (LKS) itu sangat membantu siswa
dalam belajar.
d) Lingkungan keluarga yang harmonis
Lingkungan keluarga terutama orang tua sangat
berpengaruh besar dalam belajar siswa. Orang tua
yang perhatian kepada anaknya maka anak
tersebut akan rajin belajar begitupun sebaliknya.
Selain itu, anggota keluarga yang lain juga
berpengaruh.
e) Lingkungan tempat tinggal yang nyaman
67
Lingkungan tempat tinggal yang nyaman, aman,
bersih itu sangat mendukung dalam pembelajaran
daring.” (01/W/AM/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan AM
mengungkapkan, faktor pendukung implementasi pembelajaran
daring di MI Ma’arif Tingkir Lor itu bisa dari dalam sendiri
ataupun dari luar. Untuk pendukung pembelajaran daring dari
dalam seperti mood atau minat belajar siswa yang baik dan
lingkungan keluarga yang harmonis. Dan untuk pendukung
pembelajaran daring dari luar seperti ketersediaan perangkat
pembelajaran, ketersediaan media pembelajaran dan lingkungan
tempat tinggal yang nyaman.
Berdasarkan hasil wawancara dengan AM tersebut di
dukung oleh wawancara berikut :
“Menurut saya yang menjadi faktor pendukung
belajar anak dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 yaitu
a) Mood atau minat anak yang baik
Mood atau minat anak yang baik menjadi salah
satu faktor pendukung belajar anak. Karena
ketika anak minat belajar baik maka tanpa
disuruhpun anak itu akan belajar sendiri. Ketika
minat belajar baik maka materi yang dipelajari
akan mudah diserap dan akan cepat memahami
materi.
b) Fasilitas Internet yang memadai
Fasilitas internet yang memadai akan mendukung
belajar siswa, karena menggunakan pembelajaran
daring.
c) Buku yang menunjang
Buku yang menunjang seperti buku paket,
Lembar Kerja Siswa (LKS) ataupun buku
penunjang lainnya itu sangat mendung dalam
pembelajaran daring. Karena dengan buku-buku
68
tersebut, anak akan lebih memahami materi.”
(06/W/RW/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan AM dan RW
tersebut di dukung oleh wawancara berikut :
“Menurut saya yang menjadi faktor pendukung
belajar saya dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 yaitu
a) Waktu belajar yang cocok
Waktu belajar yang cocok buat saya belajar yaitu
setelah sholat maghrib dan setelah mengaji Al-
Qur’an. Karena waktu itulah konsentrasi belajar
saya sedang baik.
b) Media pembelajaran
Media pembelajaran seperti buku paket, LKS, buku
pendukung lainnya yang memadai akan
memudahkan saya dalam belajar.
c) Perangkat Pembelajaran yang memadai
Untuk perangkat pembelajaran seperti handphone
dan kuota internet yang memadai itu akan
mendukung belajar saya.
d) Lingkungan keluarga yang harmonis
Lingkungan keluarga terutama orang tua itu sangat
mendukung pembelajaran daring ini. Orang tua
yang perhatian dan sering mengingatkan untuk
belajar itu akan mendukung belajar anaknya.
Alhamdulillah saya memiliki orang tua yang sangat
perhatian. Setiap hari orang tua saya mengingatkan
saya untuk selalu belajar, belajar dan belajar. Dan
tidak hanya di ingatkan akan tetapi di dampingi
juga.”(05/W/MAKS/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan MAKS
mengungkapkan, faktor pendukung implementasi
pembelajaran daring pada siswa di MI Ma’arif Tingkir Lor
yaitu terutama waktu konsentrasi siswa dalam belajar dan
lingkungan keluarga yang harmonis. Kedua hal itu sangat
mendukung belajar siswa, sehingga ketika belajar siswa
69
akan lebih memahami materi. Selain itu, faktor pendukung
lainnya yaitu media pembelajaran dan perangkat
pembelajaran yang memadai.
Sebagaimana pendapat diatas sesuai dengan
dokumen foto diambil pada 22 April 2020
Gambar 4.3 Faktor Pendukung Belajar Siswa
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
3) Faktor penghambat implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring)
Hasil penelitian mengenai faktor penghambat
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) di MI
Ma’arif Tingkir Lor dapat dibaca dari hasil wawancara
sebagai berikut :
”Yang menjadi faktor penghambat implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) pada siswa MI
Ma’arif Tingkir Lor yaitu
a) Mood atau minat belajar siswa yang kurang baik
70
Ketika siswa tidak minat dalam belajar, meskipun
orang tua sudah menggunakan cara apapun agar
anak mau untuk belajar, akan tetapi dari anaknya
sendiri maka ini merupakan faktor penghambat
pembelajaran daring terbesar.
b) Kurangnya perangkat pembelajaran
Kurangnya perangkat pembelajaran, seperti orang
tua tidak memiliki handphone android serta tidak
ada jaringan internet. Hal ini akan menghambat
pembelajaran dengan sistem daring.
c) Lingkungan keluarga yang kurang harmonis
Lingkungan keluarga yang kurang harmonis
seperti orang tua siswa tidak perhatian, sering
terjadi keributan dirumah, di ganngu adek ketika
siswa itu belajar. Keadaan itu sangat menghambat
proses belajar daring pada siswa. Sekalipun siswa
itu berprestasi jika di sekolah.
d) Lingkungan tempat tinggal yang kurang nyaman
Tempat tinggal yang kurang nyaman seperti
pasar, daerah industri, dan lain sebagainya itu
juga menghambat belajar siswa. Karena ketika
siswa belajar di tempat yang ramai, kurang bersih
maka itu akan menghambat belajar siswa.
e) Media Elektronik
Media elektronik seperti handphone, laptop,
televisi itu sangat menghambat belajar siswa
ketika media itu tidak digunakan sebagaimana
mestinya. Dari inilah, orang tua yang
bertanggungjawab penuh atas penggunaan media-
media tersebut.”(02/W/UMH/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan UMH
mengungkapkan, faktor penghambat implementasi
pembelajaran daring di MI Ma’arif Tingkir Lor itu ada
beberapa hal. Bisa dari dalam ataupun dari luar. Dari dalam
sendiri seperti mood atau minat belajar yang kurang baik
serta lingkungan keluarga yang kurang harmonis dan
tempat tinggal yang kurang nyaman. Sedangkan faktor
penghambat dari luar misalnya kurangnya perangkat
71
pembelajaran dan media elektronik. Biasanya yang sangat
menghambat yaitu media elektronik. Jika siswa menonton
televisi ataupun mainan handphone tanpa arahan dan
pendampingan orang tua, maka hal ini akan mempengaruhi
konsentrasi dan prestasi siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan UMH tersebut
di dukung oleh wawancara berikut :
“Yang menjadi faktor penghambat belajar anak saya
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 ini yaitu
a) Bermain
Jika anak saya Al Faruq itu sudah pergi bermain,
maka dia akan lupa waktu untuk belajar. Meskipun
sudah berkali-kali kami ingatkan tapi tetap saja
kalau bermain lupa waktu.
b) Media elektronik
Media elektronik seperti handphone dan televisi itu
sangat menghambat Faruq dalam belajar. Jika
Faruq sudah menonton televisi ataupun bermain
game lewat handphone maka dia akan malas untuk
belajar.
c) Berantem dengan adik
Faruq itu mempunyai adek perempuan. Jadi setiap
hari mereka pasti berantem. Entah berebut inilah
atau itulah, hal ini akan membuat mereka badmood
dan tidak mau belajar.”(04/W/AFW/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan UMH dan AFW
tersebut di dukung oleh wawancara berikut :
“Menurut saya yang menjadi faktor penghambat
belajar saya dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 adalah
a) Rasa malas
Rasa malas inilah kadang yang membuat saya
enggan untuk belajar. Karena belajar pada
72
pembelajaran daring ini bisa sewaktu-waktu, jadi
saya sering menyepelekan waktu.
b) Media Elektronik
Media elektronik seperti televisi, handphone itu
kadang-kadang membuat saya malas untuk belajar.
Saya kadang lebih suka menonton televisi atau
bermain game daripada belajar.
c) Di ganggu adek
Sering ketika saya di rumah berantem dengan adek
saya. Kadang berebut inilah, berebut itulah. Hal
inilah terkadang yang membuat saya kesal
sehingga malas belajar.”(03/W/AF/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan AF
mengungkapkan, faktor penghambat implementasi
pembelajaran daring pada siswa di MI Ma’arif Tingkir Lor
yaitu bermain, media elektronik, dan diganggu oleh adik.
Untuk siswa yang sudah asyik bermain biasanya lupa
dengan waktu dan bahkan lupa untuk belajar. Media
elektronik seperti televisi dan handphone itu terkadang
dapat membuat siswa malas untuk belajar. Sehingga orang
tua harus mengontrol anaknya jika menggunakan media
elektronik ini. Karena jika tanpa adanya kontrol rutin dari
orang tua, anak akan kecanduan dan akan susah untuk
diatur.
Sebagaimana pendapat diatas sesuai dengan
dokumen foto diambil pada 22 April 2020
73
Gambar 4.4 Faktor Penghambat Belajar Siswa
Karena Media Elektronik
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Di bawah ini hasil wawancara mengenai kesulitan
atau hambatan bagi siswa serta solusi dari madrasah sendiri
dalam penerapan pembelajaran daring. Hasil wawancara
dapat dibaca sebagai berikut :
”Dalam penerapan pembelajaran daring ada
beberapa siswa yang mengalami kesulitan. Seperti
orangtua tidak memiliki perangkat pembelajaran
seperti handphone, siswa tidak bisa mengikuti
pembelajaran, kurangnya informasi bagi siswa-
siswa yang dipondok pesantren. Kemudian untuk
solusi dari madrasah sendiri yaitu Solusi yang telah
madrasah siapkan untuk mengatasi kesulitan siswa
tersebut yaitu dengan menyuruh siswa yang tidak
memiliki handphone untuk ke sekolah. Namun hal
ini dilakukan jika memang sangat penting, seperti
halnya PAT (Penilaian Akhir Tahun) untuk kelas 6.
Untuk siswa yang tidak bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik, maka guru memberikan
perhatian khusus kepada siswa itu. Untuk siswa
yang berada di pondok pesantren, maka guru
menghubungi pengasuh ataupun pengurus dari
pondok pesantren tersebut.” (01/W/AM/22/04/2020)
74
Berdasarkan hasil wawancara dengan AM,
mengenai kesulitan bagi siswa dan solusi dari madrasah
sendiri yakni bagi siswa-siswa yang mengalami kesulitan
seperti tidak memiliki perangkat pembelajaran, handphone
misalnya. Maka sekolah memberikan solusi untuk siswa itu
datang ke sekolah. Kemudian di sekolah nanti dipinjami
perangkat pembelajaran itu. Namun hal ini berlaku untuk
kegiatan pembelajaran yang sangat penting. Misalnya PAT
(Penilaian Akhir Tahun) untuk kelas 6.
c. Keberhasilan Implementasi Pembelajaran Dalam Jaringan
(Daring) tema 8 pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tingkir
Lor
Di bawah ini akan penulis paparkan mengenai
keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
Hasil wawancara mengenai keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) dapat dibaca seperti
dibawah ini
“Untuk keberhasilan implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ini
belum bisa dipastikan berhasil atau tidak. Karena
pembelajaran daring ini mendadak dan tanpa persiapan
apa-apa sebelumnya. Namun jika dilihat dari respon
siswa dan hasil tugas harian maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran daring berhasil untuk situasi dan
kondisi saat ini. Selain itu implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir
Lor dianggap berhasil jika seluruh warga sekolah
75
mendukung implementasi pembelajaran daring
ini”(01/W/AM/22/04/2020)
Pendapat AM tersebut memiliki persamaan sebagaimana
wawancara berikut :
“Keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan
(daring) pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ini
dapat dikatakan berhasil meskipun pembelajaran daring ini
mendadak dan tanpa persiapan apapun sebelumnya. Namun
jika dilihat dari respon dan hasil dari tugas-tugas yang
dikumpulkan siswa maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran daring berhasil untuk situasi dan kondisi saat
ini. Keberhasilan ini dilihat dari respon atau tanggapan
siswa serta nilai-nilai harian siswa yang diatas KKM. Nilai
harian siswa pada pembelajaran dalam jaringan (daring)
rata-rata 85. (02/W/UMH/22/04/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan AM dan UMH,
keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring)
pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ini belum bisa dipastikan
berhasil atau tidak. Namun jika dilihat dari respon siswa, hasil
tugas harian siswa serta dukungan seluruh warga sekolah dapat
disimpulkan jika implementasi pembelajaran dalam jaringan
(daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor dikatakan berhasil.
Implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) di MI Ma’arif
Tingkir Lor dikatakan berhasil. Keberhasilan ini dilihat dari respon
atau tanggapan siswa serta nilai-nilai harian siswa yang diatas
KKM. Nilai harian siswa pada pembelajaran dalam jaringan
(daring) rata-rata sebesar 85.
76
B. Analisis Data
1. Implementasi Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) di MI Ma’arif
Tingkir Lortema 8 pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
Berdasarkan paparan data sebagaimana tersebut di atas, proses
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) di MI Ma’arif
Tingkir Lor dilakukan dengan mengacu Peraturan Pemerintah yang
diwajibkan belajar di rumah. Kemudian, proses pembelajaran daring
dilakukan dengan setiap hari wali kelas ataupun guru mata pelajaran
memberikan informasi mengenai pembelajaran melalui jejaring web
yaitu melalui grup whatsapp wali murid. Di grup tersebut wali kelas
ataupun guru mata pelajaran akan memberikan informasi terkait
pembelajaran yang akan dipelajari pada hari itu juga. Biasanya wali
kelas ataupun guru mata pelajaran memberikan informasi mengenai
materi-materi pelajaran dan tugas-tugas. Untuk tugas-tugas bisa
dikirimkan melalui grup whatsapp wali murid ataupun dikirim langsung
di whatsapp wali kelas ataupun guru mata pelajaran. Dalam
pembelajaran daring ini bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Sesuai teori yang dikemukakan oleh Simanihuruk,dkk (2019: 19)
pembelajaran dengan menggunakan e-Leraning mempermudah peserta
didik untuk belajar secara mandiri. Peserta didik dapat mengakses
belajar dimana saja.
Dalam hal ini siswa belajar dengan pendampingan orang tua secara
langsung. Sehingga dalam pembelajaran daring,orang tua berperan aktif
77
dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini sejalan dengan dokumen foto
yang peneliti ambil pada observasi penelitian pada 22 April 2020 sebagai
berikut :
Gambar 4.2 Proses Belajar Siswa Sistem Daring dengan
Pendampingan Orangtua
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Mengacu gambar 4.2, diketahui bahwa siswa kelas V yang
sedang belajar dengan sistem pembelajaran daring di rumah
dengan di dampingi orang tua. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa penerapan pembelajaran daring di MI Ma’arif Tingkir Lor
adalah upaya belajar siswa dengan sistem dalam jaringan (daring)
untuk meminimalisir penyebaran virus covid-19 atau sering disebut
virus corona di Indonesia.
Sesuai dengan teori yang dikemukakakn oleh Bilfaqih dan
Qomarudin (2015:5) pembelajaran daring adalah pembelajaran
yang diselenggarakan melalui jejaring web. Tujuan pembelajaran
78
daring sebagai salah satu cara mencegah penyebaran penyebaran
virus covid-19 atau sering disebut virus corona di Indonesia.
Pembelajaran daring ini dinilai efektif karena dapat memutus
penyebaran dan penularan virus covid-19 yang beberapa bulan
terakhir ini sangat mengganggu aktivitas seperti biasanya. Karena
virus covid-19 sangat cepat penularannya dan bisa mengakibatkan
kematian.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang di susun oleh
Wahyu Aji Fatma Dewi mahasiswi Universitas Kisten Satya
Wacana jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2020
dengan judul “Dampak covid-19 terhadap implementasi
pembelajaran daring di Sekolah Dasar”dalam jurnal ilmu
pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak covid-19
terhadap implementasi pembelajaran daring di sekolah dasar dapat
dilakukan dengan baik. Covid-19 begitu besar dampaknya bagi
pendidikan. Untuk memutus rantai penularan pandemik covid-19
pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah sekarang
menjadi belajar di rumah dengan menggunakan berbagai macam
aplikasi seperti ruang guru, class room, zoom, google doc, google
form, maupun melalui grup whatsapp.
Berdasarkan uraian yang sudah di paparkan di atas, dapat
disimpulkan implementasi atau penerapan pembelajaran daring
merupakan upaya atau tindakan belajar siswa di rumah melalaui
79
jejaring web, dengan tujuan meminimalisir atau memutus
penyebaran dan penularan virus covid-19 di lingkungan MI Ma’arif
Tingkir Lor. Pembelajaran ini dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pembelajaran
Dalam Jaringan (Daring) tema 8 pada Siswa Kelas V MI Ma’arif
Tingkir Lor
Nilai lebih yang ada pada suatu hal dinamakan dengan
kelebihansedangkan kekurangan adalah sesuatu yang menyebabakan
kurang sempurna.Kelebihan dan kekurangan ini ditinjau dari segi
materi, strategi, dan manajemen. Ketiga hal tersebut merupakan
komponen-komponen pendidikan yaitu tujuan/ materi bahan ajar, alat/
media/ sumber belajar, metode, evaluasi, lingkungan, konteks,
manajemen dan lain-lain (Muhaimin, 2011: 4).
a. Faktor Pendukung Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) tema 8
pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
Faktor pendukung implementasi pembelajaran daring di MI
Ma’arif Tingkir Lor sesuai paparan data di atas dikemukakan bahwa
faktor pendukung implementasi pembelajaran daring itu ada faktor
yang dari dalam dan ada juga faktor yang dari luar. Untuk faktor
pendukung implementasi pembelajaran daring dari dalam sendiri
seperti mood atau minat belajar siswa yang baik, lingkungan
keluarga yang harmonis. Kedua faktor itulah yang sangat
80
mendukung proses belajar siswa dengan sistem pembelajaran daring
ini.
Untuk faktor pendukung dari dalam yang pertama yaitu mood
atau minat belajar siswa yang baik, mood atau minat belajar siswa
yang baik ini sangat berpengaruh besar dalam pemahaman siswa.
Karena apabila siswa belajar dengan konsentrasi yang baik, maka
materi akan mudah dipahami dan siswa juga akan mudah
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Ketika siswa
memiliki keinginan belajar sendiri, orangtua tidak usah
mengingatkan maka anak itu akan belajar sendiri dengan rajin.
Untuk faktor pendukung dari dalam yang kedua yaitu lingkungan
keluarga yang harmonis. Lingkungan keluarga terutama orang tua
sangat berperan penting dalam proses pembelajaran dengan sistem
daring ini. Orang tua yang perhatian kepada anak-anaknya akan
membuat anak merasa nyaman, merasa diperhatikan. Hal ini akan
membuat anak untuk semangat dalam belajar. Selain orang tua,
keluarga lainnya juga sangat berperan penting.
Faktor pendukung implementasi pembelajaran daring dari luar
sendiri seperti ketersediaan perangkat pembelajaran, ketersediaan
media pembelajaran dan lingkungan tempat tinggal yang nyaman.
Ketiga hal ini tidak kalah pentingnya dalam mendukung
pembelajaran daring ini. Untuk faktor pendukung dari luar yang
pertama yaitu ketersediaan perangkat pembelajaran daring,
81
perangkat pembelajaran daring ini seperti handhphone, laptop dan
kuota internet. Ketiga perangkat ini sangat mendukung pembelajaran
ini, karena pembelajaran ini menggunakan sistem jaringan internet.
Untuk faktor pendukung dari luar yang kedua yaitu ketersediaan
media pembelajaran. Media pembelajaran seperti buku paket, buku
LKS serta buku penunjang lainnya sangat mendukung proses belajar
siswa. Karena melalui buku-buku itulah guru memberikan materi
dan tugas-tugas. Untuk faktor pendukung dari luar yang ketiga yaitu
lingkungan tempat tinggal yang nyaman. Lingkungan tempat tinggal
yang nyaman akan membuat siswa lebih berkonsentrasi dalam
belajar.
Mengacu paparan data di atas, dapat dipahami bahwa faktor
pendukung implementasi pembelajaran daring di MI Ma’arif Tingkir
Lor ada yang berasal faktor dari dalam dan ada juga faktor yang
berasal dari luar. Hal ini sejalan dengan dokumen foto yang peneliti
ambil pada observasi penelitian pada 22 April 2020 sebagai berikut :
82
Gambar 4.4Faktor Pendukung Belajar Siswa
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Mengacu gambar di atas, diketahui bahwa salah satu siswa
sedang belajar dengan orang tua dan saudaranya. Gambar ini
menunjukan bahwa lingkungan keluarga yang harmonis sangat
mendukung belajar siswa. Kerjasama antara guru dengan orang tua
akan membuat pembelajaran daring menjadi efektif dan efisien.
Sehingga hal ini akan membuat keberhasilan pada pembelajaran
daring.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indra Charismiadji dalam detikNews (2020), pemerhati dan praktisi
edukasi 4.0, Direktur Eksekutif CERDAS (Center for Education
Regulations & Development Analysis) dengan judul “Mengelola
Pembelajaran Daring yang Efektif”. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran bagaimana mengelola pembelajaran
83
daringyang efektif. Dunia pendidikan harus kembali mengajarkan
cara belajar (Learning How to Learn), bukan Learning What to
Learn (belajar tentang sesuatu). Dengan adanya internet peserta
didik dapat belajar untuk tahu, belajar untuk melakukan, belajar
untuk menjadi sesuatu, dan belajar untuk hidup bersama dengan
pendekatan yang sangat berbeda di masa pra internet di mana guru
menjadi satu-satunya sumber belajar. Para pendidik cukup
memfasilitasi bagaimana peserta didik dapat mencari tahu sumber
belajar yang dapat dipercaya, bukan hoax, dan bukan sekedar opini
seseorang yang kebenarannya masih diragukan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung
implementasi pembelajaran daring di MI Ma’arif Tingkir Lor itu
berasal faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Untuk faktor dari
dari dalam adalah, mood atau minat belajar siswa yang baik dan
lingkungan keluarga yang harmonis. Sedangkan untuk faktor dari
luar misalnya, perangkat dan media pembelajaran yang memadai
serta lingkungan tempat tinggal yang nyaman.
b. Faktor Penghambat Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) tema 8
pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
Faktor penghambat implementasi pembelajaran daring di MI
Ma’arif Tingkir Lor ditunjukkan dari data yang dikemukakan oleh
wali kelas V bahwa faktor penghambat implementasi pembelajaran
daringitu ada faktor yang dari dalam dan ada juga faktor yang dari
84
luar. Hal ini sama halnya dengan faktor pendukung implementasi
pembelajaran daring.
Untuk faktor penghambat dari dalam misalnya, mood atau
minat belajar siswa yang kurang baik dan lingkungan keluarga yang
kurang harmonis. Minat siswa yang kurang baik akan menghambat
proses pembelajaran siswa. Meskipun orang tua setiap waktu
mengingatkan untuk belajar, belajar dan belajar akan tetapi dari anak
sendiri belum ada keinginan maka anak itu tidak mau belajar.
Selanjutnya lingkungan keluarga yang kurang harmonis, orang tua
misalnya kurang perhatian. Orang tua sebenarnya orang yang
bertanggung jawab penuh atas anaknya ketika di rumah, jika orang
tua tidak perhatian kepada anaknya, hal ini akan membuat anak
merasa tidak nyaman dan cenderung anak itu kurang dalam prestasi
serta psikisnya akan sedikit terganggu. Hal inilah yang kadang
membuat siswa menjadi nakal, mencari perhatian kepada yang lain
dan akan susah di atur.
Faktor penghambat dari luar misalnya, kurangnya perangkat
pembelajaran, lingkungan tempat tinggal yang kurang nyaman serta
media elektronik. Kurangnya perangkat pembelajaran seperti orang
tua tidak memiliki handhphone atau tidak ada koneksi internet. Hal
ini akan membuat orang tua dan siswa ketinggalan terkait informasi
yang dibagikan guru di grup whatsapp. Kemudian lingkungan
tempat tinggal yang kurang nyaman seperti siswa itu bertempat
85
tinggal di daerah pasar, daerah industri dan sebagainya. Hal ini akan
menghambat konsentrasi siswa, karena siswa akan kebisingan
dengan suara-suara dari tempat-tempat itu. Selanjutnya faktor
penghambat yang terakhir yaitu media elektronik. Media elektronik
inilah yang sangat menghambat proses belajar siswa apalagi dengan
sistem daring ini. Media elektronik seperti handphone, laptop,
televisi ini akan sangat menghambat jika penggunaanya tanpa
kontrol atau pantauan orang tua. Karena ketika anak sudah menonton
televisi ataupun bermain handphone cenderung anak itu akan lupa
dengan waktu bahkan lupa untuk belajar. Maka dalam hal inilah
orang tua harus berperan aktif dalam pengontrolan media elektronik.
Mengacu data di atas, dapat dipahami bahwa faktor
penghambat implementasi pembelajaran daring di MI Ma’arif
Tingkir Lor ada yang berasal faktor dari dalam dan ada juga faktor
yang berasal dari luar. Hal ini sejalan dengan dokumen foto yang
peneliti ambil pada observasi penelitian sebagai berikut.
86
Gambar 4.3 Faktor Penghambat Belajar Siswa Karena Media Elektronik
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Mengacu gambar 4.3, diketahui bahwa salah satu siswa kelas V
sedang bermain game melalui media elektronik handphone. Gambar
ini menunjukan bahwa media elektronik sangat menghambat belajar
siswa jika salah dalam penggunaanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat
implementasi pembelajaran daring di MI Ma’arif Tingkir Lor itu
berasal faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Untuk faktor dari
dari dalam misalnya mood atau minat belajar yang kurang dan
lingkungan keluarga yang kurang harmonis. Sedangkan untuk faktor
dari luar misalnya, media elektronik serta kurangnya perangkat dan
media pembelajaran.
3. Keberhasilan Implementasi Pembelajaran Dalam Jaringan
(Daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
Berdasarkan paparan data sebagaimana tersebut di atas,
keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) di MI
Ma’arif Tingkir Lor dari data yang dikemukakan oleh kepala sekolah
bahwa keberhasilan implementasi pembelajaran daring pada siswa MI
Ma’arif Tingkir Lor ini belum bisa dikatakan berhasil ataupun tidak
berhasil. Karena sistem ini sifatnya mendadak dan belum pernah
terfikirkan sebelumnya. Namun jika di lihat dari respon dan nilai harian
dari siswa, implementasi pembelajaran daring ini berhasil. Selain itu,
87
implementasi pembelajaran daring dapat dikatakan berhasil jika seluruh
warga sekolah ikut mendukung implementasi pembelajaran daring.
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yaniawati dalam
Simanihuruk, dkk (2019:18) pembelajaran dengan e-Learning
memberikan manfaat seperti mempermudah pemberian informasi yang
berhubungan dengan pelajaran dan juga kebutuhan pengembangan diri
peserta didik, mempermudah interaksi pengajar dengan peserta didik,
maupun interaksi peserta didik yang satu dengan peserta didik yang
lain. Peserta didik dapat mempermudah mengakses materi ajar, dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan serta soal-soal ujian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) di MI Ma’arif Tingkir Lor
dikatakan berhasil. Keberhasilan ini dilihat dari respon atau tanggapan
siswa serta nilai-nilai harian siswa yang diatas KKM. Nilai KKM pada
siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor pada mata pelajaran tematik
sebesar 63. Sedangkan nilai harian siswa pada pembelajaran dalam
jaringan (daring) rata-rata 85. Keberhasilan siswa juga bisa di
pengaruhi oleh kreatifitas guru dalam memberikan materi dan soal
latihan kepada siswa, kreatifitas dan perhatian orang tua dalam
mendampingi siswa dalam belajar, serta minat siswa dalam belajar
dengan sistem daring.
88
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian tentang implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V di MI
Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga. Maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Proses implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada
siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga dilaksanakan
melalui jaringan web (internet) yang bisa dilaksanakan dimanapun dan
kapanpun.
2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran daring
di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga yaitu:
a. Faktor pendukung implementasi pembelajaran daring di MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga meliputi minat belajar siswa yang baik,
lingkungan keluarga yang harmonis, ketersediaan perangkat dan
media pembelajaran serta lingkungan tempat tinggal yang nyaman.
b. Faktor penghambat implementasi pembelajaran daring di MI
Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga meliputi minat belajar siswa yang
kurang baik, lingkungan keluarga yang kurang harmonis, kurangnya
perangkat dan media pembelajaran, lingkungan tempat tinggal yang
kurang kondusif, kurang bijak dalam penggunaan media elektronik.
89
3. Implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) di MI Ma’arif
Tingkir Lor dikatakan berhasil. Keberhasilan ini dilihat dari respon atau
tanggapan siswa serta nilai-nilai harian siswa yang diatas KKM. Nilai
harian siswa pada pembelajaran dalam jaringan (daring) rata-rata
sebesar 85.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota
Salatiga, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Penerapan pembelajaran daring ini perlu dikembangkan dan
diterapkan dengan model dan media yang kreatif dan inovatif,
sehingga siswa-siswa tidak mudah merasa bosan.
b. Guru memberikan arahan dan langkah-langkah yang jelas agar
sistem pembelajaran daring ini bisa sukses dan tidak ada yang
merasa dirugikan.
c. Guru harus sering memantau dan mengontrol siswa dalam
pembelajaran daring ini, agar siswa merasa memiliki tanggung jawab
untuk belajar.
2. Bagi Siswa
a. Siswa harus lebih bisa menghargai waktu dan memanfatkan waktu
untuk belajar semaksimal mungkin.
90
b. Siswa harus lebih aktif dalam pelajaran, karena dalam pembelajaran
daring ini guru sebatas mediator.
c. Siswa harus paham dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi) dan harus bijak dalam penggunaanya.
3. Bagi Orang Tua
a. Orang tua harus lebih perhatian dan aktif dalam proses pembelajaran
ini, karena dalam pembelajaran ini di lakukan di rumah. Sehingga
hal ini menjadi tanggung jawab penuh bagi orang tua.
b. Orang tua harus paham dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi).
c. Orang tua harus aktif di dalam grup whatsapp wali murid, karena di
dalam grup tersebut informasi berkaitan pembelajaran akan di
sampaikan.
91
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemah. 2010. Kementerian Agama RI. Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema.
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Bilfaqih, Yusuf dan Nur Qomarudin. 2015. Esensi Pengembangan Pembelajaran
Daring. Yogyakarta: Deepublish.
Bungin, Burhan. 2013. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Charismiadji, Indra. 2020. Mengelola Pembelajaran Daring yang Efektif.
https://m.detik.com/news/kolom/d-4960969/mengelola-pembelajaran-daring-
yang-efektif (Diakses pada tanggal 15 Mei 2020, pukul 20.33 WIB).
Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana (Jurnal Ilmu Pendidikan). 2(1):55-56.
Ertikanto, Chandra. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media
Akademi.
Farikhah, Siti dan Wahyudhiana. 2018. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
Fathurrohman, Muhammad. 2017. Belajar dan Pembelaajaran Modern Konsep
Dasar, Inovasi dan Teori Pembelajaran. Yogyakarta: Garudhawaca.
Isnawati, Nona. 2018. Implementasi Program Pembelajaran Berbasis IT (E-
Learning) Dalam Menumbuhkan Literasi Digital Di SD Muhammadiyah
Condongcatur.Skripsi. Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga.
Kementerian Agama Kota Semarang. 2020. Jurnal Penerapan Pembelajaran
Daring di MI 1 Al Khoiriyyah Semarang. Semarang : Kantor Kementerian
Agama Semarang.
Miles, Matthew B, & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Universitas Indonesia: UI-Press
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2011 . Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
92
Muhaimin,dkk. 2011. Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencaana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana.
Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan dengan Studi
Kasus. Yogyakarta: Gava Media.
Multyaningsih, Endang. 2014 . Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Patilima, Hamdan. 2016 . Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Putra, Ilham Pratama. 2020. Ternyata, Belajar Daring Sudah Ada Sejak 1980 di
Indonesia.http:/m.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/8N00jB7N-ternyata-
belajar-daring-sudah-ada-sejak-1980-di-indonesia (Diakses pada tanggal 28 Mei
2020, pukul 22:46 WIB).
Sanjaya, Ridwan. 2020. 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat.
Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata.
Simanihuruk,dkk. 2019. E-Learning (Implementasi, Strategi dan Inovasinya).
https://books.google.co.id/books?id=hhDGDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq
=e+learning+implementasi++dan+strategi&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjB7aCGg
6LpAhUIT30KHevBDeAQ6AEIJjAA#v=onepage&q=e%20learning%20implementas
i%20%20dan%20strategi&f=false ( Diakses pada tanggal 06 Juni 2020, pukul
13.00 WIB)
Sobron. Dkk. 2019. Pengaruh Daring Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Sekolah Dasar. Sukoharjo: Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
(Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme). 1(2):1-5.
Tambak, Syahraini. 2013. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Widodo, Sugeng dan Dian Utami. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Yulianti, Dwi. 2016. Pembelajaran Direct Inovatif. Yogyakarta : Media Akademi.
Yurianto, Ahmad dan Bambang Wibowo. 2020. Pedoman Pencegahan dan
Pengemdalian Coronavirus Disease (Covid-19). Jakarta: Kementerian
Kesehatan R
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN (DARING)
TEMA 8 PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Kode Penelitian
1. Informan
No Kode No Kode
1. AM 5. IRA
2. UMH 6. AFW
3. AF 7. RW
4. MAKS 8. HY
2. Metode
Kode Metode Penelitian
W Wawancara
O Observasi
D Dokumentasi
3. Media Penyimpan Data
Kode Penyimpan Data
R Rekaman
F File
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN
PEDOMAN OBSERVASI
A. Fokus Observasi
1. Implementasi atau penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
3. Keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
B. Aspek-Aspek Observasi
1. Implementasi atau penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
a. Aktivitas siswa ketika belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8.
b. Aktivitas siswa ketika siswa kesulitan dalam memahami materi
belajar dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema
8.
c. Aktivitas siswa ketika siswa diberi soal atau pertanyaan dari guru
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
d. Aktivitas guru ketika memberikan pelajaran dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
e. Aktivitas wali murid ketika siswa belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
a. Aktivitas yang mendukung siswa ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
b. Aktivitas yang menghambat siswa ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
3. Keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema
8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
a. Aktivitas siswa yang mendukung keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor.
b. Aktivitas guru yang mendukung keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor.
c. Aktivitas wali murid yang mendukung keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Fokus Wawancara
1. Implementasi atau penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
3. Keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema
8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
B. Aspek-Aspek Wawancara
1. Implementasi atau penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
a. Aktivitas siswa ketika belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8.
b. Aktivitas siswa ketika siswa kesulitan dalam memahami materi
belajar dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema
8.
c. Aktivitas siswa ketika siswa diberi soal atau pertanyaan dari guru
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
d. Aktivitas guru ketika memberikan pelajaran dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
e. Aktivitas wali murid ketika siswa belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
a. Aktivitas yang mendukung siswa ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
b. Aktivitas yang menghambat siswa ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
3. Keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
a. Aktivitas siswa yang mendukung keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor.
b. Aktivitas guru yang mendukung keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor.
c. Aktivitas wali murid yang mendukung keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor.
C. Daftar Pertanyaan
Kepala Madrasah MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
1. Bagaimana implementasi atau penerapan pembelajaran dalam jaringan
(daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ?
2. Bagaimana proses belajar siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ketika belajar
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) ?
3. Apa saja persiapan yang dilakukan madrasah dalam penerapan
pembelajaran daring ? Jelaskan !
4. Untuk durasi atau waktu pembelajaran daring sendiri, seperti
pembelajaran langsung di madrasah atau bagaimana ? Jelaskan !
5. Bagaimana menurut Bapak tanggapan siswa ketika belajar dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) ?
6. Bagaimana menurut Bapak pengaruh yang dirasakan dengan adanya
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) bagi siswa MI Ma’arif
Tingkir Lor ?
7. Bagaimana menurut Bapak pengaruh yang dirasakan bagi madrasah dan
sekitarnya dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) ?
8. Bagaimana pelaksaan pelajaran langsung seperti Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan kesehatan serta ekstrakurikuler dalam sistem
pembelajaran daring ?
9. Apakah siswa bisa mengikuti pembelajaran daring dengan baik ?
Jelaskan !
10. Apa saja menurut Bapak yang menjadi faktor pendukung
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) pada siswa MI
Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
11. Apa saja menurut Bapak yang menjadi faktor penghambat
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) pada siswa MI
Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
12. Apakah dalam penerapan pembelajaran daring madrasah mengalami
kesulitan ? Jelaskan !
13. Apakah dalam penerapan pembelajaran daring siswa mengalami
kesulitan ? Jelaskan !
14. Adakah solusi yang telah madrasah siapkan untuk mengatasi kesulitan
tersebut ? Jelaskan !
15. Adakah grup sosial media (sosmed) untuk wali murid terkait
pemberitahuan-pemberitahuan terkait pembelajaran daring ? Jelaskan
!
16. Bagaimana sistem penilaian pembelajaran dalam jaringan (daring)
pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ?
17. Bagaimana menurut Bapak keberhasilan implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ?
18. Apa harapan Bapak dengan kondisi dan situasi dunia sekarang ini,
khususnya dalam dunia pendidikan ?
Wali Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
1. Bagaimana implementasi atau penerapan pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ?
2. Bagaimana proses belajar siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ketika
belajar dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
3. Apa saja persiapan yang dilakukan Ibu dalam penerapan pembelajaran
daring tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
4. Apa saja metode, model, media yang digunakan Ibu dalam
pembelajaran daring tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
? jelaskan !
5. Untuk durasi atau waktu pembelajaran daring sendiri, seperti
pembelajaran langsung di sekolah atau bagaimana ? Jelaskan !
6. Bagaimana menurut Ibu tanggapan siswa ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
7. Bagaimana menurut Ibu pengaruh yang dirasakan dengan adanya
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 bagi siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor ?
8. Apakah siswa kelas V bisa mengikuti pembelajaran daring dengan baik
? Jelaskan !
9. Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor pendukung implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
19. Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor penghambat implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
20. Apakah dalam penerapan pembelajaran daring siswa mengalami
kesulitan ? Jelaskan !
10. Adakah solusi yang telah Ibu siapkan untuk mengatasi kesulitan
tersebut ? Jelaskan !
11. Adakah grup sosial media (sosmed) untuk wali murid kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor terkait pemberitahuan-pemberitahuan berkaitan
dengan sistem pembelajaran daring ? Jelaskan !
12. Bagaimana sistem penilaian pembelajaran dalam jaringan (daring)
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ?
13. Bagaimana menurut Ibu keberhasilan implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ?
14. Apa harapan Ibu dengan kondisi dan situasi dunia sekarang ini,
khususnya dalam dunia pendidikan ?
Siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
1. Bagaimana proses belajar dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?
2. Bagaimana cara anda ketika anda kesulitan dalam memahami materi
belajar dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
3. Bagaimana cara anda ketika anda diberi soal atau pertanyaan dari guru
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
4. Model, metode, media apa yang biasa digunakan guru dalam
pembelajaran daring ?
5. Apakah selama pembelajaran daring anda bisa mengikuti pembelajaran
dengan baik ? Jelaskan !
6. Bagaimana tanggapan anda ketika belajar dengan sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring) tema 8 ?
7. Apa saja menurut anda yang menjadi faktor pendukung belajar anda
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?Jelaskan !
8. Apa saja menurut anda yang menjadi faktor penghambat belajar anda
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?Jelaskan !
9. Apa harapan anda dengan kondisi dan situasi dunia sekarang ini,
khususnya dalam dunia pendidikan ?
Wali Murid kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
1. Bagaimana yang Bapak/Ibu lakukan ketika anak Bapak/Ibu belajar
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
2. Bagaimana yang Bapak/Ibu lakukan ketika melihat anak Bapak/Ibu
kesulitan dalam memahami materi belajar dengan sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring) tema 8 ?
3. Bagaimana yang Bapak/Ibu lakukan ketika melihat anak Bapak/Ibu
sedang menjawab soal ataupun pertanyaan dari guru ?
4. Apa saja menurut Bapak/Ibu yang menjadi faktor pendukung belajar
anak Bapak/Ibu dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 ? Jelaskan !
5. Apa saja menurut Bapak/Ibu yang menjadi faktor penghambat belajar
anak Bapak/Ibu dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8 ? Jelaskan !
6. Apakah Bapak/Ibu aktif di dalam grup sosial media (sosmed) wali
murid kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
7. Apakah guru dalam mengajar melalui sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) sudah sesuai harapan Bapak/Ibu ? Jelaskan !
8. Apa harapan Bapak/Ibu dengan kondisi dan situasi dunia sekarang ini,
khususnya dalam dunia pendidikan ?
PEDOMAN DOKUMENTASI
A. Fokus Dokumentasi
1. Implementasi atau penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring) tema
8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
3. Keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor.
B. Aspek-Aspek Dokumentasi
1. Potret siswa belajar dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring)
tema 8.
2. Potret siswa ketika siswa kesulitan dalam memahami materi belajar
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
3. Potret siswa ketika siswa menjawab soal atau pertanyaan dari guru
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
4. Potret guru ketika memberikan pelajaran serta penilaian dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
5. Potret wali murid ketika siswa belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8.
6. Potret yang mendukung dan menghambat siswa ketika belajar dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8.
7. Potret siswa yang mendukung keberhasilan implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir
Lor.
8. Potret guru yang mendukung keberhasilan implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir
Lor.
9. Potret wali murid yang mendukung keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor.
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Ahmad Muniri., S.Pd.I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Kepala Madrasah
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Pukul : 10.05 WIB
Lokasi : Ruang Kepala Madrasah
Kode Informan : AM
Kode Data : 01/W/AM/22/04/2020
X : Bagaimana implementasi atau penerapan pembelajaran
dalam jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ?
Y : Penerapan pembelajaran daring di MI Ma’arif Tingkir Lor ini
merupakan pembelajaran pertama kali diterapkan. Pembelajaran
ini diterapkan untuk memutus penyebaran virus covid-19 sesuai
dengan Peraturan Pemerintah yang mewajibkan pembelajaran
secara daring. Penerapan pembelajaran daring pada siswa di MI
Ma’arif Tingkir Lor yaitu seluruh siswa belajar di rumah masing-
masing. Kemudian setiap hari guru memberikan informasi
mengenai pembelajaran melalui grup whatsapp (WA) wali murid.
Di grup itu Wali Kelas akan memberikan informasi berupa
materi-materi pelajaran, soal-soal berkaitan materi. Jadi setiap
hari siswa ada tugas entah itu menjawab soal-soal yang ada di
LKS (lembar Kerja Siswa) masing-masing, soal dari google form
atau dari manapun. Jika siswa mengerjakan tugas yang berasal
dari LKS, maka lembar soal yang sudah dikerjakan itu difoto dan
dikirim langsung ke WA Wali Kelas ataupun dikirim di grup kelas
masing-masing. Untuk guru yang memberikan soal lewat google
form, maka secara otomatis jawaban itu akan langsung di proses
oleh google form sendiri dan akan muncul nilainya secara
otomatis.
X : Bagaimana proses belajar siswa MI Ma’arif Tingkir Lor
ketika belajar dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) ?
Y : Proses belajar siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ketika belajar
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) yaitu dengan
belajar mandiri di rumah masing-masing. Siswa belajar bisa
dibantu orang tua, saudara, ataupun keluarganya yang lain. Siswa
setiap hari belajar sesuai dengan arahan wali kelas masing-masing
melalui grup WA wali murid. Di dalam proses belajar daring
inilah, orangtua berperan penting dalam keaktifan belajar siswa.
Karena posisi siswa di rumah itu merupakan tanggung jawab
penuh orang tua.
X : Apa saja persiapan yang dilakukan madrasah dalam
penerapan pembelajaran daring ? Jelaskan !
Y : Karena sistem pembelajaran daring ini bersifat mendadak dan
tidak disangka-sangka, maka persiapan yang bisa pihak madrasah
siapkan yaitu materi dan pelatihan pembuatan soal melalui google
form. Untuk materi sendiri guru menggunakan LKS dan Buku
paket yang sudah ada. Sedangkan pembuatan soal google form itu
dengan mengadakan pelatihan pembuatan soal melalui google
form oleh salah 1 guru di MI Ma’arif Tingkir Lor sendiri. Tujuan
diadakan pelatihan pembuatan soal melaui google form adalah
untuk membantu guru-guru yang masih kesulitan dalam
pembuatan soal melalui google form.
X : Untuk durasi atau waktu pembelajaran daring sendiri, seperti
pembelajaran langsung di madrasah atau bagaimana ?
Jelaskan !
Y : Untuk durasi atau waktu pembelajaran daring bebas atau merdeka
belajar. Siswa dapat belajar sesuai dengan keinginan mereka.
Yang terpenting setiap hari ada waktu untuk mereka belajar, entah
itu pagi, siang, sore ataupun malam sekalipun. Dalam
pembelajaran daring ini tidak bisa diberi batasan untuk belajar
dari jam berapa sampai jam berapa. Karena kondisi masing-
masing keluarga berbeda dan ada juga siswa yang mondok. Jadi
sekolah tidak memberikan batasan.
X : Bagaimana menurut Bapak tanggapan siswa ketika belajar
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) ?
Y ; Untuk tanggapan siswa ketika belajar dengan sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring), karena dari madrasah tidak boleh
melakukan survei langsung ke lapangan maka kami
menyimpulkan tanggapan siswa yaitu ada sebagian siswa dan wali
murid yang lebih senang belajar langsung dikelas dan ada juga
yang senang belajar secara daring. Karena dalam pembelajaran
daring ini sendiri sebagian orang tua merasa kerepotan. Karena
biasanya mereka banyak belajar bersama guru dan teman-
temannya di sekolah, dalam pembelajaran daring ini wali murid
harus aktif juga ketika anak-anak mereka belajar di rumah. Untuk
siswa yang aktif belajar di luar ruangan maka mereka lebih senang
belajar daring dan sebaliknya.
X : Bagaimana menurut Bapak pengaruh yang dirasakan dengan
adanya sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) bagi
siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ?
Y : Pengaruh yang dirasakan dengan adanya sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring) bagi siswa MI Ma’arif Tingkir Lor
banyak. Misalnya, ada sebagian orang tua yang kurang perhatian
kepada anak-anaknya ketika mereka belajar di sekolah, orang tua
beranggapan kalo sudah belajar di sekolah maka sudah cukup.
Akan tetapi dengan pembelajaran daring ini, orang tua dituntut
harus aktif dan perhatian kepada anak-anak mereka masing-
masing. Jika hal ini tidak orang tua lakukakan maka akan sangat
berpengaruh besar untuk presatasi dan psikis anak-anak. Dalam
pembelajaran daring ini tidak bisa dipastikan mengenai prestasi
atau hasil belajar siswa. Karena kita tidak tahu, siswa
mengerjakan soal murni mereka sendiri atau faktor yang lain.
X : Bagaimana menurut Bapak pengaruh yang dirasakan bagi
madrasah dan sekitarnya dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) ?
Y : Pengaruh yang dirasakan bagi madrasah dan sekitarnya dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring). Bagi Madrasah
sendiri, menurut kami pengaruhnya sangat besar. Karena yang
awalnya kami KBM melalui pembelajaran langsung, ini secara
tiba-tiba dan harus KBM melalui daring. Siap tidak siap kami
harus siap dengan ini semua. Bagi sekitar madrasah sendiri
pengaruhnya tidak begitu besar, mungkin hanya pedagang kaki
lima yang biasanya berjualan di sekitar madrasah untuk saat ini
harus libur dulu.
X : Bagaimana pelaksaan pelajaran langsung seperti Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan kesehatan serta ekstrakurikuler
dalam sistem pembelajaran daring ?
Y : Untuk pelaksanaan pelajaran langsung seperti Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan itu tetap dilaksanakan. Wali
kelas setiap pagi menginformasikan untuk siswa berolahraga
sendiri, entah itu hanya lari-lari kecil, senam, bermain bola
ataupun apa. Untuk ekstrakurikuler sendiri libur. Tapi untuk yang
ekstrakurikuler Pencak Silat Pagar Nusa, setiap seminggu sekali
siwa yang mengikuti ekstra itu harus mengirimkan video gerakan
silat ke pelatih silat tersebut.
X : Apakah siswa bisa mengikuti pembelajaran daring dengan
baik ? Jelaskan !
Y : Untuk siswa bisa mengikuti pembelajaran daring dengan baik jika
di prosentasikan itu 90%. Karena ada beberapa siswa yang tidak
memiliki perangkat seperti handphone ataupun laptop yang
menunjang untuk pembelajaran daring dan ada siswa juga yang
mondok, sehingga terbatas jika belajar dengan pembelajaran
daring ini. Selain itu, ada beberapa siswa yang tidak aktif atau
tidak mengirimkan tugas yang sudah diberikan wali kelas masing-
masing.
X : Apa saja menurut Bapak yang menjadi faktor pendukung
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) pada
siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
Y : Yang menjadi faktor pendukung implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor yaitu:
a. Mood atau minat belajar siswa yang baik
Ketika siswa memiliki keinginan sendiri untuk belajar, maka
orang tua tidak perlu menyuruh belajar, siswa itu sudah
belajar sendiri.
b. Ketersediaan perangkat pembelajaran daring
Perangkat pembelajaran daring seperti, handphone, laptop,
kuota internet itu sangat penting dalam mendukung
pembelajaran daring
c. Ketersediaan media pembelajaran
Media pembelajaran seperti buku paket, Lembar Kerja Siswa
(LKS) itu sangat membantu siswa dalam belajar.
d. Lingkungan keluarga yang harmonis
Lingkungan keluarga terutama orang tua sangat berpengaruh
besar dalam belajar siswa. Orang tua yang perhatian kepada
anaknya maka anak tersebut akan rajin belajar begitupun
sebaliknya. Selain itu, anggota keluarga yang lain juga
berpengaruh.
e. Lingkungan tempat tinggal yang nyaman
Lingkungan tempat tinggal yang nyaman, aman, bersih itu
sangat mendukung dalam pembelajaran daring.
X : Apa saja menurut Bapak yang menjadi faktor penghambat
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) pada
siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
Y : Yang menjadi faktor penghambat implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor yaitu:
a. Mood atau minat belajar siswa yang kurang baik
Ketika siswa tidak minat dalam belajar, meskipun orang tua
sudah menggunakan cara apapun agar anak mau untuk
belajar, akan tetapi dari anaknya sendiri maka ini merupakan
faktor penghambat pembelajaran daring terbesar.
b. Kurangnya perangkat pembelajaran
Kurangnya perangkat pembelajaran seperti orang tua tidak
memiliki handphone, memiliki handphone akan tetapi tidak
ada kuota internet. Hal ini akan menghambat dalam
pembelajaran daring.
c. Lingkungan keluarga yang kurang harmonis
Lingkungan keluarga yang kurang harmonis seperti orang tua
siswa tidak perhatian, sering terjadi keributan dirumah, di
ganggu adek ketika siswa itu belajar. Keadaan itu sangat
menghambat proses belajar daring pada siswa. Sekalipun
siswa itu berprestasi jika di sekolah.
d. Lingkungan tempat tinggal yang kurang nyaman
Tempat tinggal yang kurang nyaman seperti pasar, daerah
industri, dan lain sebagainya itu juga menghambat belajar
siswa. Karena ketika siswa belajar di tempat yang ramai,
kurang bersih maka itu akan menghambat belajar siswa.
e. Media Elektronik
Media elektronik seperti handphone, laptop, televisi itu
sangat menghambat belajar siswa ketika media itu tidak
digunakan sebagaimana mestinya. Dari inilah, orang tua yang
bertanggungjawab penuh atas penggunaan media-media
tersebut.
X : Apakah dalam penerapan pembelajaran daring madrasah
mengalami kesulitan ? Jelaskan !
Y : Dalam penerapan pembelajaran daring madrasah mengalami
sedikit kesulitan, Seperti penyampaian materi ke siswa tidak bisa
maksimal, target yang sesuai kurikulum tidak bisa dicapai, ada
beberapa guru yang belum siap dalam pembelajaran daring ini.
X : Apakah dalam penerapan pembelajaran daring siswa
mengalami kesulitan ? Jelaskan !
Y : Dalam penerapan pembelajaran daring ada beberapa siswa yang
mengalami kesulitan. Seperti orang tua tidak memiliki perangkat
pembelajaran seperti handphone, siswa tidak bisa mengikuti
pembelajaran, kurangnya informasi bagi siswa-siswa yang
dipondok pesantren.
X : Adakah solusi yang telah madrasah siapkan untuk mengatasi
kesulitan tersebut ? Jelaskan !
Y : Solusi yang telah madrasah siapkan untuk mengatasi kesulitan
siswa tersebut yaitu dengan menyuruh siswa yang tidak memiliki
handphone untuk ke sekolah. Namun hal ini dilakukan jika
memang sangat penting, seperti halnya PAT (Penilaian Akhir
Tahun) untuk kelas 6. Untuk siswa yang tidak bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik, maka guru memberikan perhatian
khusus kepada siswa itu. Untuk siswa yang berada di pondok
pesantren, maka guru menghubungi pengasuh ataupun pengurus
dari pondok pesantren tersebut.
X : Adakah grup sosial media (sosmed) untuk wali murid terkait
pemberitahuan-pemberitahuan terkait pembelajaran daring ?
Jelaskan !
Y : Untuk grup sosial media (sosmed) wali murid dengan pihak
madrasah, khususnya wali kelas itu ada. Grup sosmed tersebut
berupa grup whatsapp setiap kelas masing-masing. Di dalam grup
tersebut, wali kelas akan memberikan informasi-informasi
berkaitan dengan pembelajaran siswa ataupun informasi yang
lainnya. Di dalam grup tersebut, wali murid juga bisa berdiskusi
dengan wali murid lainnya ataupun dengan wali kelas anak
mereka.
X : Bagaimana sistem penilaian pembelajaran dalam jaringan
(daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ?
Y : Sistem penilaian pembelajaran dalam jaringan (daring) pada siswa
MI Ma’arif Tingkir Lor yaitu dengan guru merekap tugas-tugas
yang sudah dikerjakan dan dikirimkan siswa. Baik tugas itu yang
berada di LKS, buku paket ataupun google form. Untuk siswa
yang lebih aktif maka guru akan memberikan point plus sebagai
tambahan nilai.
X : Bagaimana menurut Bapak keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif
Tingkir Lor ?
Y : Untuk keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan
(daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ini belum bisa
dipastikan berhasil atau tidak. Karena pembelajaran daring ini
mendadak dan tanpa persiapan apa-apa sebelumnya. Namun jika
dilihat dari respon siswa maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran daring berhasil untuk situasi dan kondisi saat ini.
Keberhasilan ini dilihat dari respon atau tanggapan siswa serta
nilai-nilai harian siswa yang diatas KKM. Nilai KKM pada siswa
kelas V MI Ma’aarif Tingkir Lor pada mata pelajaran tematik
sebesar 63. Sedangka nilai harian siswa pada pembelajaran dalam
jaringan (daring) rata-rata 85. Selain itu implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif
Tingkir Lor dianggap berhasil jika seluruh warga sekolah
mendukung implementasi pembelajaran daring ini.
X : Apa harapan Bapak dengan kondisi dan situasi dunia
sekarang ini, khususnya dalam dunia pendidikan ?
Y : Harapan kami semoga pandemi virus corona ini segera berakhir,
sehingga kita semua bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya.
Dan harapannya kepada pemerintah agar lebih bijak dalam
penentuan kenaikan kelas, kelulusan dan lain sebagainya.
Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Umi Ma’rifah Hidayati., A.Ma
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Wali Kelas V
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Pukul : 09.30 WIB
Lokasi : Ruang Kelas V
Kode Informan : UMH
Kode Data : 02/W/UMH/22/04/2020
X : Bagaimana implementasi atau penerapan pembelajaran
dalam jaringan (daring) tema 8 pada siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor?
Y : Penerapan pembelajaran daring pada siswa kels V di MI Ma’arif
Tingkir Lor yaitu seluruh siswa kelas V belajar di rumah masing-
masing. Kemudian setiap hari saya memberikan informasi
mengenai pembelajaran melalui grup whatsapp (WA) wali murid
sesuai dengan tema 8, subtema dan pembelajaran ke berapa. Di
grup itu saya akan memberikan informasi berupa materi-materi
pelajaran, soal-soal yang sesuai dengan tema 8. Jadi setiap hari
siswa ada tugas entah itu menjawab soal-soal yang ada di LKS
(Lembar Kerja Siswa) masing-masing, soal dari google form atau
dari manapun. Jika siswa mengerjakan tugas yang berasal dari
LKS, maka lembar soal yang sudah dikerjakan itu difoto dan
dikirim langsung ke WA saya ataupun dikirim di grup kelas
masing-masing. Untuk soal lewat google form, maka secara
otomatis jawaban itu akan langsung di proses oleh google form
sendiri dan akan muncul nilainya secara otomatis. Sehingga saya
tinggal merekap di lembar penilaian siswa.
X : Bagaimana proses belajar siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir
Lor ketika belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8?
Y : Siswa setiap hari belajar sesuai dengan arahan Bu Umi melalui
grup WA wali murid. Seperti misalnya, Bu Umi di grup WA
menginformasikan untuk siswa belajar dan mengerjakan soal-soal
pada tema 8 subtema 1 pembelajaran ke-1 maka siswa di rumah
masing-masing mengerjakan pembelajaran sesuai dengan arahan
Bu Umi. Di dalam proses belajar daring inilah, orang tua berperan
penting dalam keaktifan belajar siswa. Karena posisi siswa di
rumah itu merupakan tanggung jawab penuh orang tua.
X : Apa saja persiapan yang dilakukan Ibu dalam penerapan
pembelajaran daring tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif
Tingkir Lor? Jelaskan!
Y : Karena pembelajaran daring ini bersifat mendadak dan tanpa
persiapan sebelumnya, maka persiapan yang dilakukan Bu Umi
dalam penerapan pembelajaran daring tema 8 pada siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor yaitu materi-materi dari buku paket, dari
LKS dan buku penunjang pembelajaran lainnya.
X : Apa saja metode, model, media yang digunakan Ibu dalam
pembelajaran daring tema 8 pada siswa kelas V MI Ma’arif
Tingkir Lor ? Jelaskan !
Y : Untuk metode, model, media yang digunakan dalam pembelajaran
daring ini belum ada. Disini guru sebatas memberikan informasi
untuk siswa mengerjakan sesuai dengan arahan guru melalui grup
whatsapp wali murid. Kadang guru juga menggunakan media
google form untuk memberikan soal-soal pada siswa. Selain itu,
siswa juga diminta untuk belajar melalui media televisi yang
digunakan pemerintah khusus untuk belajar. Lewat chanel TVRI
misalnya.
X : Untuk durasi atau waktu pembelajaran daring sendiri, seperti
pembelajaran langsung di sekolah atau bagaimana ? Jelaskan
!
Y : Untuk durasi atau waktu pembelajaran daring sendiri di kelas V
ini bebas. Terserah siswa tersebut belajar jam berapa. Yang
terpenting siswa setiap hari ada tugas dan mau tidak mau mereka
harus belajar setiap hari. Apalagi siswa-siswa yang di pondok dan
tidak memiliki handphone. Mereka biasanya ketinggalan
informasi dan akhirnya mereka telat mengumpulkan tugas yang
telah diberikan. Akan tetapi hal ini tidak mengapa, yang penting
mereka sudah belajar.
X : Bagaimana menurut Ibu tanggapan siswa ketika belajar
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
?
Y : Untuk tanggapan siswa ketika belajar dengan sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring) tema 8 ya ada siswa yang lebih senang
belajar daring dan ada juga yang lebih senang belajar di sekolah.
Untuk siswa yang lebih senang belajar daring, karena mereka
memiliki kesempatan bertanya kepada orang tua ataupun
saudaranya ketika siswa kesulitan dalam mengerjakan soal.
Kemudian untuk siswa yang senang belajar diluar kelas, mereka
lebih suka daring karena bebas mengekspresikan hobinya dengan
waktu yang lumayan lama karena tidak ke potong waktu belajar di
sekolah. Sedangkan bagi siswa yang lebih suka belajar di sekolah
ataupun keadan dirumah kurang kondusif, mereka akan bosan
ketika belajar dirumah.
X : Bagaimana menurut Ibu pengaruh yang dirasakan dengan
adanya sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
bagi siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ?
Y : Pengaruh pembelajaran daring bagi siswa kelas V menurut saya
yaitu siswa cenderung kurang aktif. Dipikiran mereka pasti belajar
nanti-nanti juga tidak apa-apa. Masih ada nanti siang, nanti sore
atau nanti malam. Sehingga dalam hal ini, orang tua harus lebih
perhatian dan aktif untuk selalu mengingatkan anak-anaknya
untuk belajar. Jika orang tua sendiri tidak perhatian, maka orang
tua akan menyesal di kemudian hari. Selain itu, motivasi belajar
juga akan menurun.
X : Apakah siswa kelas V bisa mengikuti pembelajaran daring
dengan baik ? Jelaskan !
Y : Untuk siswa kelas V dalam mengikuti pembelajaran daring bisa
dikatakan 95% baik. Karena mereka tidak merasa kesulitan ketika
diberikan tugas oleh guru dan tidak ada siswa atau wali murid
yang protes dengan pembelajaran daring pada siswa kelas V ini.
Untuk yang 5% belum baik karena faktor perangkat pendukung
dan ada juga yang di pondok pesantren.
X : Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor pendukung
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
Y : Yang menjadi faktor pendukung implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor yaitu:
a. Mood atau minat belajar siswa yang baik
Ketika siswa memiliki keinginan sendiri untuk belajar, maka
orang tua tidak perlu menyuruh belajar, siswa itu sudah
belajar sendiri.
b. Ketersediaan perangkat pembelajaran daring
Perangkat pembelajaran daring seperti, handphone, laptop,
kuota internet itu sangat penting dalam mendukung
pembelajaran daring
c. Lingkungan keluarga yang harmonis
Lingkungan keluarga terutama orang tua sangat berpengaruh
besar dalam belajar siswa. Orang tua yang perhatian kepada
anaknya maka anak tersebut akan rajin belajar begitupun
sebaliknya. Selain itu, anggota keluarga yang lain juga
berpengaruh.
d. Lingkungan tempat tinggal yang nyaman
Lingkungan tempat tinggal yang nyaman, aman, bersih itu
sangat mendukung dalam pembelajaran daring.
X : Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor penghambat
implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
Y : Yang menjadi faktor penghambat implementasi pembelajaran
dalam jaringan (daring) pada siswa MI Ma’arif Tingkir Lor yaitu:
a. Mood atau minat belajar siswa yang kurang baik
Ketika siswa tidak minat dalam belajar, meskipun orang tua
sudah menggunakan cara apapun agar anak mau untuk
belajar, akan tetapi dari anaknya sendiri maka ini merupakan
faktor penghambat pembelajaran daring terbesar.
b. Kurangnya perangkat pembelajaran
Kurangnya perangkat pembelajaran, seperti orang tua tidak
memiliki handphone android serta tidak ada jaringan
internet. Hal ini akan menghambat pembelajaran dengan
sistem daring.
c. Lingkungan keluarga yang kurang harmonis
Lingkungan keluarga yang kurang harmonis seperti orang tua
siswa tidak perhatian, sering terjadi keributan dirumah, di
ganggu adek ketika siswa itu belajar. Keadaan itu sangat
menghambat proses belajar daring pada siswa. Sekalipun
siswa itu berprestasi jika di sekolah.
d. Lingkungan tempat tinggal yang kurang nyaman
Tempat tinggal yang kurang nyaman seperti pasar, daerah
industri, dan lain sebagainya itu juga menghambat belajar
siswa. Karena ketika siswa belajar di tempat yang ramai,
kurang bersih maka itu akan menghambat belajar siswa.
e. Media Elektronik
Media elektronik seperti handphone, laptop, televisi itu
sangat menghambat belajar siswa ketika media itu tidak
digunakan sebagaimana mestinya. Dari inilah, orang tua yang
bertanggungjawab penuh atas penggunaan media-media
tersebut.
X : Apakah dalam penerapan pembelajaran daring siswa
mengalami kesulitan ? Jelaskan !
Y : Dalam penerapan pembelajaran daring siswa tentu mengalami
kesulitan. Seperti kurang paham dengan beberapa materi yang
memang sulit, kurang tersedianya perangkat pendukung seperti
handphone dan kuota internet.
X : Adakah solusi yang telah Ibu siapkan untuk mengatasi
kesulitan tersebut ? Jelaskan !
Y : Solusi yang telah Bu Umi siapkan untuk mengatasi kesulitan
tersebut yaitu dengan menjelaskan lebih detail materi yang belum
dipahamai melalui pesan suara ataupun telepon langsung siswa
yang merasa kesulitan dalam materi tersebut. Dan bagi siswa yang
tidak memiliki perangkat pendukung pembelajaran maka siswa
diminta belajar dan mengerjakan seluruh tema 8 dan mungkin
setiap seminggu sekali bisa dilaporkan ke Bu Umi.
X : Adakah grup sosial media (sosmed) untuk wali murid kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor terkait pemberitahuan-
pemberitahuan berkaitan dengan sistem pembelajaran daring
? Jelaskan !
Y : Untuk grup sosial media (sosmed) wali murid tersebut berupa
grup whatsapp khusus wali murid kelas V. Di dalam grup
tersebut, Bu Umi akan memberikan informasi-informasi berkaitan
dengan pembelajaran siswa ataupun informasi yang lainnya. Di
dalam grup tersebut, wali murid juga bisa berdiskusi dengan wali
murid lainnya ataupun dengan Bu Umi langsung.
X : Bagaimana sistem penilaian pembelajaran dalam jaringan
(daring) pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ?
Y : Untuk sistem penilaian pembelajaran dalam jaringan (daring)
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ini dinilai setiap KD
(Kompetensi Dasar). Penilaian bisa dilakukan melalui tugas-tugas
yang mereka kumpulkan dan juga penilaian dari google form.
X : Bagaimana menurut Ibu keberhasilan implementasi
pembelajaran dalam jaringan (daring) pada siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor ?
Y : Keberhasilan implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring)
pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ini dapat dikatakan
berhasil meskipun pembelajaran daring ini mendadak dan tanpa
persiapan apapun sebelumnya. Namun jika dilihat dari respon dan
hasil dari tugas-tugas yang dikumpulkan siswa maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran daring berhasil untuk situasi
dan kondisi saat ini. Untuk nilai harian rata-rata pada
pembelajaran daring ini yakni 85.
X : Apa harapan Ibu dengan kondisi dan situasi dunia sekarang
ini, khususnya dalam dunia pendidikan ?
Y : Harapannya semoga wabah virus corona ini segera berakhir dan
semuanya normal kembali sehingga kita semua bisa beraktivitas
seperti biasanya.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Al Faruq
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Pukul : 11.00 WIB
Lokasi : Rumah Al Faruq
Kode Informan : AF
Kode Data : 03/W/AF/22/04/2020
X : Bagaimana proses belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Proses belajar saya ketika belajar dengan sistem daring ini yaitu
dengan belajar bersama orangtua ketika dirumah dan waktunya
tidak menentu. Untuk setiap habis maghrib saya belajar di tempat
guru yang memberikan saya les privat.
X : Bagaimana cara anda ketika anda kesulitan dalam
memahami materi belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Ketika saya kesulitan dalam memahami materi belajar dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 saya bertanya
kepada orang tua ketika saya belajar di rumah dan tanya guru
privat ketika saya di tempat les privat.
X : Bagaimana cara anda ketika anda diberi soal atau pertanyaan
dari guru dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?
Y : Ketika saya diberi soal atau pertanyaan dari guru maka akan saya
kerjakan terlebih dahulu dan meminta untuk dikoreksi orangtua
taupun guru privat. Kemudian jika ada soal yang saya tidak bisa
kerjakan maka saya baru tanya orang tua ataupun guru les privat.
X : Model, metode, media apa yang biasa digunakan guru dalam
pembelajaran daring ?
Y : Selama pembelajaran daring ini, Bu Umi belum menggunakan
model, metode khusus untuk pembelajaran. Bu Umi baru sebatas
menggunakan media grup whatsapp dan google form untuk
medianya.
X : Apakah selama pembelajaran daring anda bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik ? Jelaskan !
Y : Selama pembelajaran daring alhamdulillah saya bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Saya lebih senang pembelajaran daring
ini dibandingkan dengan belajar langsung di sekolah. Karena
dengan belajar daring ini lebih bebas. Kan biasanya kalo sekolah,
jam segini harus mandi dan segera berangkat, kemudian
pulangnya habis dzuhur. Kalo pembelajaran daring seperti ini kan
bebas.
X : Bagaimana tanggapan anda ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Mungkin untuk 1 minggu atau 2 minggu belajar seperti ini saya
merasa senang. Akan tetapi jika lama-lama saya bosan dan pengen
sekolah seperi biasanya lagi. Karena jika di sekolah temannya
banyak, diajar gurunya secara langsung, dapat uang saku.
X : Apa saja menurut anda yang menjadi faktor pendukung
belajar anda dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?Jelaskan !
Y : Menurut saya yang menjadi faktor pendukung belajar saya dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ini adalah
a. Mood atau minat belajar yang baik
Jika saya minat untuk belajar, tanpa disuruh orangtua saya
belajar sendiri.
b. Media pembelajaran
Media pembelajaran seperti buku paket, LKS, buku
pendukung lainnya yang memadai akan memudahkan saya
dalam belajar.
c. Perangkat Pembelajaran yang memadai
Untuk perangkat pembelajaran seperti handphone dan kuota
internet yang memadai itu akan mendukung belajar saya.
d. Lingkungan keluarga yang harmonis
Lingkungan keluarga terutama orang tua itu sangat
mendukung pembelajaran daring ini. Orang tua yang
perhatian dan sering mengingatkan untuk belajar itu akan
mendukung belajar anaknya. Alhamdulillah saya memiliki
orang tua yang sangat perhatian. Setiap hari orang tua saya
mengingatkan saya untuk selalu belajar, belajar dan belajar.
Dan tidak hanya di ingatkan akan tetapi di dampingi juga.
X : Apa saja menurut anda yang menjadi faktor penghambat
belajar anda dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?Jelaskan !
Y : Menurut saya yang menjadi faktor penghambat belajar saya
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
adalah:
a. Rasa malas
Rasa malas inilah kadang yang membuat saya enggan untuk
belajar. Karena belajar pada pembelajaran daring ini bisa
sewaktu-waktu, jadi saya sering menyepelekan waktu.
b. Media Elektronik
Media elektronik seperti televisi, handphone itu kadang-
kadang membuat saya malas untuk belajar. Saya kadang lebih
suka menonton televisi atau bermain game daripada belajar.
c. Di ganggu adek
Sering ketika saya di rumah berantem dengan adek saya.
Kadang berebut inilah,berebut itulah. Hal inilah terkadang
yang membuat saya kesal sehingga malas belajar.
X : Apa harapan anda dengan kondisi dan situasi dunia sekarang
ini, khususnya dalam dunia pendidikan ?
Y : Harapannya semoga wabah virus corona ini segera berakhir.
Sehingga saya bisa sekolah lagi bersama teman-teman dan bapak
ibu guru di MI Ma’arif Tingkir Lor.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Muna Anggoro Kasih Saidi
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Pukul : 14.00 WIB
Lokasi : Rumah Muna Anggoro Kasih Saidi
Kode Informan : MAKS
Kode Data : 05/W/MAKS/22/04/2020
X : Bagaimana proses belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Proses belajar saya ketika belajar dengan sistem daring ini yaitu
dengan belajar di dampingi orang tua. Waktu untuk belajar
biasanya malam hari, selepas sholat maghrib dan mengaji di
rumah.
X : Bagaimana cara anda ketika anda kesulitan dalam
memahami materi belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Ketika saya kesulitan dalam memahami materi belajar dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 saya bertanya
kepada orangtua atau saudara saya.
X : Bagaimana cara anda ketika anda diberi soal atau pertanyaan
dari guru dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?
Y : Ketika saya diberi soal atau pertanyaan dari guru maka akan saya
kerjakan terlebih dahulu dan meminta untuk dikoreksi orang tua
taupun saudara. Kemudian jika ada soal yang saya tidak bisa
kerjakan maka saya baru tanya orang tua, jika orang tua tidak bisa
menjawab maka alternatif lain yaitu mencari di internet.
X : Model, metode, media apa yang biasa digunakan guru dalam
pembelajaran daring ?
Y : Selama pembelajaran daring ini, Bu Umi belum menggunakan
model, metode khusus untuk pembelajaran daring ini. Bu Umi
baru sebatas menggunakan media grup whatsapp untuk
memberikan informasi mengenai pembelajaran dan mengirim
tugas yang sudah kami kerjakan serta google form untuk
mengerjakan soal-soal melalaui internet. Baru dengan media itu
yang Bu Umi gunakan.
X : Apakah selama pembelajaran daring anda bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik ? Jelaskan !
Y : Selama pembelajaran daring alhamdulillah saya bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Kalaupun ada kesulitan, saya bisa
bertanya kepada orang tua ataupun saudara saya.
X : Bagaimana tanggapan anda ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Saya lebih senang pembelajaran daring ini dibandingkan dengan
belajar langsung di sekolah. Karena dengan belajar daring ini
lebih bebas dan lebih banyak waktu untuk di rumah.
X : Apa saja menurut anda yang menjadi faktor pendukung
belajar anda dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?Jelaskan !
Y : Menurut saya yang menjadi faktor pendukung belajar saya dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 yaitu:
a. Waktu belajar yang cocok
Waktu belajar yang cocok buat saya belajar yaitu setelah
sholat maghrib dan setelah mengaji Al-Qur’an. Karena waktu
itulah konsentrasi belajar saya sedang baik.
b. Media pembelajaran
Media pembelajaran seperti buku paket, LKS, buku
pendukung lainnya yang memadai akan memudahkan saya
dalam belajar.
c. Perangkat Pembelajaran yang memadai
Untuk perangkat pembelajaran seperti handphone dan kuota
internet yang memadai itu akan mendukung belajar saya.
d. Lingkungan keluarga yang harmonis
Lingkungan keluarga terutama orang tua itu sangat
mendukung pembelajaran daring ini. Orang tua yang
perhatian dan sering mengingatkan untuk belajar itu akan
mendukung belajar anaknya. Alhamdulillah saya memiliki
orang tua yang sangat perhatian. Setiap hari orang tua saya
mengingatkan saya untuk selalu belajar, belajar dan belajar.
Dan tidak hanya di ingatkan saja akan tetapi di dampingi
juga.”
X : Apa saja menurut anda yang menjadi faktor penghambat
belajar anda dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?Jelaskan !
Y : Menurut saya yang menjadi faktor penghambat belajar saya
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8
adalah:
a. Rasa malas
Rasa malas inilah kadang yang membuat saya enggan untuk
belajar. Karena belajar pada pembelajaran daring ini bisa
sewaktu-waktu, jadi saya sering menyepelekan waktu.
b. Media Elektronik
Media elektronik seperti televisi, handphone itu kadang-
kadang membuat saya malas untuk belajar. Saya kadang lebih
suka menonton televisi atau bermain game daripada belajar.
X : Apa harapan anda dengan kondisi dan situasi dunia sekarang
ini, khususnya dalam dunia pendidikan ?
Y : Harapannya semoga musibah ini segera selesai dan kita semua
bisa sekolah seperti biasanya lagi.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Ilham Rosyad Abdullah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Pukul : 14.30 WIB
Lokasi : Rumah Ilham Rosyad Abdullah
Kode Informan : IRA
Kode Data : 07/W/IRA/22/04/2020
X : Bagaimana proses belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Dengan sistem pembelajaran daring ini, saya terkadang belajar
sendiri dan terkadang juga belajar dengan di dampingi orang tua.
Untuk waktu belajar sesuai dengan minat saya belajar.
X : Bagaimana cara anda ketika anda kesulitan dalam
memahami materi belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Ketika saya kesulitan dalam memahami materi belajar dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ini maka saya
bertanya kepada orang tua saya. Kemudian orang tua akan
menjelaskan materi-materi tersebut secara rinci kepada saya.
X : Bagaimana cara anda ketika anda diberi soal atau pertanyaan
dari guru dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?
Y : Ketika saya diberi soal atau pertanyaan dari guru dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ini maka akan saya
kerjakan terlebih dahulu, kemudian saya lihatkan ke orang tua
untuk dikoreksi terlebih dahulu sebelum dikirim ke Bu Umi.
Ketika ada soal-soal yang sulit, saya minta bantuan orangtua saya.
X : Model, metode, media apa yang biasa digunakan guru dalam
pembelajaran daring ?
Y : Untuk model, metode khusus belum digunakan guru dalam
pembelajaran daring ini. Mungkin baru menggunakan media WA
grup untuk memberikan informasi, google form untuk
mengerjakan soal online dan buku-buku seperti buku paket, LKS
sebagai bahan belajar.
X : Apakah selama pembelajaran daring anda bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik ? Jelaskan !
Y : Selama pembelajaran daring alhamdulillah saya bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Kalaupun ada kesulitan, saya bisa
bertanya kepada orang tua ataupun saudara saya.
X : Bagaimana tanggapan anda ketika belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Untuk 1 minggu 2 minggu saya lebih suka belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring), namun untuk 3 minggu dan
seterusnya saya menjadi bosan dan pengen berangkat ke sekolah
seperti biasnya lagi. Karena lebih enak dan mengasyikaan belajar
di sekolah bersama teman-teman.
X : Apa saja menurut anda yang menjadi faktor pendukung
belajar anda dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?Jelaskan !
Y : Menurut saya yang menjadi faktor pendukung belajar saya dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ini yaitu:
a. Media pembelajaran
Media pembelajaran seperti buku paket, LKS, buku
pendukung lainnya yang memadai akan memudahkan saya
dalam belajar.
b. Perangkat Pembelajaran yang memadai
Untuk perangkat pembelajaran seperti handphone dan kuota
internet yang memadai itu akan mendukung belajar saya.
c. Perhatian Orang tua
Perhatian orang tua dalam pembelajaran daring ini akan
mendukung belajar saya. Karena ketika belajar dengan di
dampingi orang tua maka saya akan lebih paham dan lebih
semangat dalam belajar.
X : Apa saja menurut anda yang menjadi faktor penghambat
belajar anda dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ?Jelaskan !
Y : Menurut saya yang menjadi faktor penghambat belajar saya
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ini
yaitu:
a. Bermain
Bermain merupakan salah satu faktor penghambat belajar
saya dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) ini.
Karena ketika saya sudah bermain, biasanya saya lupa waktu
untuk belajar. Sehingga kadang dicari orang tua dan disuruh
pulang untuk belajar.”
b. Media elektronik
Media elektronik seperti televisi, handphone itu menghambat
belajar saya. Biasanya ketika saya sudah menonton televisi
ataupun bermain handphone maka saya akan malas untuk
belajar.
c. Berselisih dengan adek
Berselisih dengan adek inilah yang kadang membuat mood
atau minat belajar saya menjadi buruk.
X : Apa harapan anda dengan kondisi dan situasi dunia sekarang
ini, khususnya dalam dunia pendidikan ?
Y : Harapan saya semoga corona ini segera berakhir dan kami bisa
bersekolah, bermain seperti biasanya. Kami rindu sekolah lagi.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Aida Fatma Wati
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Wali Murid dari Al Faruq
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Pukul : 10.30 WIB
Lokasi : Rumah Al Faruq
Kode Informan : AFW
Kode Data : 04/W/AFW/22/04/2020
X : Bagaimana yang Ibu lakukan ketika anak Ibu belajar dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Ketika anak saya belajar dengan sistem pembelajaran daring ini,
maka kami selaku orang tua harus lebih aktif dalam mengingatkan
anak untuk belajar. Selain mengingatkan, kami juga
mendampingi proses ketika anak itu belajar. Karena dengan di
dampingi dalam belajar ini, anak akan lebih fokus. Pada
pembelajaran daring ini orangtua yang bertanggungjawab penuh
selama 24 jam, berbeda dengan ketika anak sekolah. Jika anak
sekolah ketika jam pelajaran itu merupakan tanggungjawab guru,
akan tetapi kalo pembelajaran daring ini murni tanggungjawab
orang tua.”
X : Bagaimana yang Ibu lakukan ketika melihat anak Ibu
kesulitan dalam memahami materi belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Yang saya lakukan ketika melihat anak saya kesulitan dalam
memahami materi belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 yaitu menjelaskan materi tersebut secara
detail kepada anak. Mungkin kalo guru-guru sudah hafal materi
jadi akan mudah menjelaskan secara detail. Akan tetapi kami
selaku orangtua belajar lagi agar bisa menjelaskan ke anak-anak.
X : Bagaimana yang Ibu lakukan ketika melihat anak Ibu sedang
menjawab soal ataupun pertanyaan dari guru ?
Y : Yang kami lakukan selaku orang tua ketika melihat anak-anak
menjawab soal ataupun pertanyaan adalah dengan mendampingi
anak-anak. Anak disuruh menjawab soal terlebih dahulu, jika ada
soal yang sulit maka akan kami bantu untuk menjawab. Untuk
pelajaran seperti bahasa arab, bahasa indonesia, bahasa jawa kami
masih bisa menjawabnya. Namun untuk matematika danipa
karena lumayan sulit dan kadang ada rumusnya juga maka saya
minta untuk tanya guru privatnya.
X : Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor pendukung
belajar anak Ibu dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ? Jelaskan !
Y : Yang menjadi faktor pendukung belajar anak saya dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ini yaitu :
a. Perhatian orang tua
Perhatian orang tua kepada anak-anaknya sangat mendukung
dalam sistem pembelajaran daring. Karena dengan perhatian
orangtua, maka anak-anak akan lebih semangat dalam
belajar.
b. Media pembelajaran
Media pembelajaran seperti buku paket, Lembar Kerja Siswa
(LKS) buku penunjang lainnya. Jika anak-anak memiliki
perangkat pembelajaran yang memadai itu maka akan
mempermudah anak dalam belajar.
c. Perangkat pembelajaran yang memadai
Perangkat pembelajaran yang memadai seperti handphone
dan kuota internet itu sangat mendukung dalam pembelajaran
daring ini.
X : Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor penghambat
belajar anak Ibu dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ? Jelaskan !
Y : Yang menjadi faktor penghambat belajar anak saya dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ini yaitu:
a. Bermain sampai lupa waktu
Jika anak saya Al Faruq itu sudah pergi bermain, maka dia
akan lupa waktu untuk belajar. Meskipun sudah berkali-kali
kami ingatkan tapi tetap saja kalau bermain lupa waktu.
b. Media elektronik
Media elektronik seperti handphone dan televisi itu sangat
menghambat faruq dalam belajar. Jika faruq sudah menonton
televisi ataupun bermain game lewat handphone maka dia
akan malas untuk belajar.
c. Bertengkar dengan adik
Faruq itu mempunyai adek perempuan. Jadi setiap hari
mereka pasti berantem. Entah berebut inilah atau itulah, hal
ini akan membuat mereka badmood dan tidak mau belajar.
X : Apakah Ibu aktif di dalam grup sosial media (sosmed) wali
murid kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
Y : Kalo aktif di dalam grup sosial media (sosmed) wali murid kelas
V MI Ma’arif Tingkir Lor tidak. Akan tetapi saya mengikuti dan
menyimak setiap harinya.
X : Apakah guru dalam mengajar melalui sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring) sudah sesuai harapan Ibu ? Jelaskan
!
Y : Untuk guru dalam mengajar melalui sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) belum sesuai harapan saya. Saya berharap guru-
guru lebih aktif dalam mengingatkan di grup. Misalnya, bagi anak
yang belum mengumpulkan tugas pada hari kemarin maka bisa di
ingatkan pada hari ini, kemudian bertanya apakah ada kesulitan
dalam memahami materi atau tidak dan sebagainya. Dan saya
berharap juga dikasih batas waktu pengumpulan tugas. Karena
jika tidak dikasih batasan maka anak-anak cenderung akan
menyepelekan.
X : Apa harapan Ibu dengan kondisi dan situasi dunia sekarang
ini, khususnya dalam dunia pendidikan?
Y ; Harapannya semoga pandemi corona ini segera berakhir.
Sehingga kita semua bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya.
Kemudian harapan kami kepada sekolah, kami harap sekolah
lebih aktif lagi dalam mengontrol anak-anak. Misalnya dengan
survei entah seminggu sekali atau sebulan sekali, karena dengan
survei seperti itu setidaknya akan membuat anak-anak was-was
jika ingin bermain terus. Selain itu juga guru bisa meminta foto
ataupun video, jadi setidaknya seminggu sekali ada foto ataupun
video yang menunjukkan bahwa anak itu sedang belajar.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Rohmawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Wali Murid dari Muna Anggoro Kasih Saidi
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Pukul : 13.30 WIB
Lokasi : Rumah Muna Anggoro Kasih Saidi
Kode Informan : RW
Kode Data : 06/W/RW/22/04/2020
X : Bagaimana yang Ibu lakukan ketika anak Ibu belajar dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Yang kami lakukan selaku orangtua ketika anak kami belajar
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 yaitu
mendampingi, mengingatkan, menyemangati. Ketika anak belajar
sebisa mungkin kami selalu mendampingi, karena dengan
pendampingan tersebut anak akan lebih nyaman dan semangat
dalam belajar. Selain itu, kami pribadi juga meminta anak untuk
menonton siaran televisi yang sesuai anjuran pemerintah itu
seperti di TVRI untuk pelajaran tambahan. Karena program
menonton siaran ini belum ada instruksi dari pihak sekolah, maka
inisiatif kami sendiri.
X : Bagaimana yang Ibu lakukan ketika melihat anak Ibu
kesulitan dalam memahami materi belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Yang saya lakukan ketika melihat anak saya kesulitan dalam
memahami materi belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) tema 8 yaitu menjelaskan materi tersebut secara
detail kepada anak. Selain itu kami juga memberikan latihan-
latihan soal agar anak lebih memahami.
X : Bagaimana yang Ibu lakukan ketika melihat anak Ibu sedang
menjawab soal ataupun pertanyaan dari guru ?
Y : Yang kami lakukan selaku orang tua ketika melihat anak-anak
menjawab soal ataupun pertanyaan adalah dengan mendampingi
anak-anak. Anak disuruh menjawab soal terlebih dahulu,
kemudian kami koreksi. Jika ada kesalahan maka minta anak
membetulkan terlebih dahulu dengan arahan dari kami. Kemudian
jika ada soal yang kamipun tidak bisa menjawab maka
alternatifnya yaitu mencari jawaban di internet.
X : Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor pendukung
belajar anak Ibu dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ? Jelaskan !
Y : Menurut saya yang menjadi faktor pendukung belajar anak
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 yaitu:
a. Mood atau minat belajar anak yang baik
Mood atau minat anak yang baik menjadi salah satu faktor
pendukung belajar anak. Karena ketika anak minat belajar
baik maka tanpa disuruhpun anak itu akan belajar sendiri.
Ketika minat belajar baik maka materi yang dipelajari akan
mudah diserap dan akan cepat memahami materi.
b. Fasilitas Internet yang memadai
Fasilitas internet yang memadai akan mendukung belajar
siswa, karena menggunakan pembelajaran daring.
c. Buku yang menunjang
Buku yang menunjang seperti buku paket, Lembar Kerja
Siswa (LKS) ataupun buku penunjang lainnya itu sangat
mendung dalam pembelajaran daring. Karena dengan buku-
buku tersebut, anak akan lebih memahami materi.
X : Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor penghambat
belajar anak Ibu dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ? Jelaskan !
Y : Menurut saya yang menjadi faktor penghambat belajar anak
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 yaitu:
a. Mood atau minat belajar yang kurang baik
Mood atau minat belajar yang kurang baik ini sangat
menghambat pembelajaran daring. Meskipun kami selaku
orang tua sudah mengingatkan terus, akan tetapi anak minat
belajarnya gag ada maka percuma saja. Maka dari itu, kita
selaku orang tua harus tau kapan mood anak yang baik, nah
pada waktu itu kita ingatkan dia untuk belajar. Biasanya
malam setelah sholat maghrib dan selesai mengaji.
b. Media elektronik
Media elektronik seperti televisi, handphone, laptop itu
mempengaruhi minat belajar anak. Maka kami selaku orang
tua harus sering mengontrol anak-anak ketika mereka sedang
menggunakan media-media tersebut.
X : Apakah Ibu aktif di dalam grup sosial media (sosmed) wali
murid kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
Y : Kalo aktif di dalam grup sosial media (sosmed) wali murid kelas
V MI Ma’arif Tingkir Lor tidak. Akan tetapi saya mengikuti dan
menyimak setiap harinya.”
X : Apakah guru dalam mengajar melalui sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring) sudah sesuai harapan Ibu ? Jelaskan
!
Y : Guru dalam mengajar melalui sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) sudah sesuai harapan. Mungkin saja guru harus lebih
kreatif lagi dalam mengemas tugas, sehingga anak-anak tidak
mudah bosan. Kreatif misalnya anak-anak disuruh membuat
poster, membuat puisi ataupun apa yang sesuai dengan materi
yang sedang dipelajari. Selain itu mungkin anak-anak disuruh
praktek apa gitu yang sesuai dengan materi, kemudian di video
dan dikirim di grup ataupun kirim langsung di WA guru.
X : Apa harapan Ibu dengan kondisi dan situasi dunia sekarang
ini, khususnya dalam dunia pendidikan ?
Y : Harapannya semoga pandemi ini segera selesai dan semuanya
pulih kembali. Karena jika hal ini berangsur lama maka akan
membuat anak-anak bosan dan kurang bersosialisasi dengan yang
lainnya. Mungkin kalo anak saya sendiri, karena memang dari
kecil suka dirumah maka pembelajaran daring bagi dia ya
nyaman-nyaman saja. Berbeda bagi anak-anak yang suka bermain
diluar, mereka akan merasa bosan patinya.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Haryanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Wali Murid dari Ilham Rosyad Abdullah
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Pukul : 15.10 WIB
Lokasi : Rumah Ilham Rosyad Abdullah
Kode Informan : MN
Kode Data : 08/W/HY/22/04/2020
X : Bagaimana yang Ibu lakukan ketika anak Ibu belajar dengan
sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Yang kami lakukan ketika anak kami belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ini yaitu senantiasa
mendampingi di saat kami longgar. Pendampingan ini menjadi
prioritas bagi kami. Karena dengan pendampingan ini, anak-anak
akan lebih semangat dan lebih memahami materi.
X : Bagaimana yang Ibu lakukan ketika melihat anak Ibu
kesulitan dalam memahami materi belajar dengan sistem
pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 ?
Y : Yang kami lakukan ketika melihat anak kami kesulitan dalam
memahami materi belajar dengan sistem pembelajaran dalam
jaringan (daring) yaitu kami akan menjelaskan sedetail mungkin
hingga anak itu memahaminya.
X : Bagaimana yang Ibu lakukan ketika melihat anak Ibu sedang
menjawab soal ataupun pertanyaan dari guru ?
Y : Yang kami lakukan ketika melihat anak kami sedang menjawab
soal ataupun pertanyaan dari guru yaitu mendampingi anak itu.
Anak-anak diminta mengerjakannya terlebih dahulu, kemudian
akan kita koreksi. Jika ada jawaban yang masih kurang betul,
maka akan kami arahkan untuk menjawabnya. Yang kami lakukan
lagi, ketika kami tidak bisa menjawab soal-soal itu maka saya
mencari jawabannya di internet.
X : Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor pendukung
belajar anak Ibu dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ? Jelaskan !
Y : Menurut kami yang menjadi faktor pendukung belajar anak kami
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 yaitu:
a. Perhatian dan motivasi orang tua
Orang tua yang perhatian dan sering memotivasi anaknya
dalam hal belajar ini akan mendukung belajar anak terutama
dengan pembelajaran daring ini. Karena dengan perhatian,
motivasi anak-anak akan menjadi senang dan bersemangat
dalam belajar.
b. Fasilitas dan kuota internet yang memadai
Fasilitas belajar daring seperti handphone dan kuota internet
yang memadai akan mendukung sistem pembelajaran daring
ini.
c. Waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang tepat akan membuat siswa untuk minat
dalam belajar. Karena ketika siswa minat untuk belajar maka
orang tua tidak akan merasa kerepotan dan anak-anak akan
lebih mudah menerima dan memahami materi.
X : Apa saja menurut Ibu yang menjadi faktor penghambat
belajar anak Ibu dengan sistem pembelajaran dalam jaringan
(daring) tema 8 ? Jelaskan !
Y : Menurut saya yang menjadi faktor penghambat belajar anak saya
dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tema 8 yaitu:
a. Media elektronik
Media elektronik seperti televisi dan handphone itu terkadang
menghambat pembelajaran anak. Jika orangtua tidak
mengontrol apa yang ditonton anak-anak maka hal ini akan
membuat anak-anak menjadi malas dalam belajar.
b. Bermain
Bermain juga akan menghambat belajar anak dalam
pembelajaran daring ini. Karena etika anak-anak bermain,
cenderung anak itu akan lupa waktu dan lupa belajar.
X : Apakah Ibu aktif di dalam grup sosial media (sosmed) wali
murid kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor ? Jelaskan !
Y : Kalo aktif di dalam grup sosial media (sosmed) wali murid kelas
V MI Ma’arif Tingkir Lor tidak. Akan tetapi saya mengikuti dan
menyimak setiap harinya.
X : Apakah guru dalam mengajar melalui sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring) sudah sesuai harapan Ibu ? Jelaskan
!
Y : Menurut kami guru dalam mengajar melalui sistem pembelajaran
dalam jaringan (daring) sudah hampir sesuai harapan. Mungkin
guru harus lebih kreatif lagi dalam mengemas soal ataupun tugas,
karena dengan kreativitas guru maka siswa akan aktif dan tidak
cepat bosan. Selian itu, guru mungkin lebih aktif lagi dalam
memantau siswa. Misalnya di ingatkan di grup ataupan chat
pribadi bagi siswa yang belum mengumpulkan tugas.
X : Apa harapan Ibu dengan kondisi dan situasi dunia sekarang
ini, khususnya dalam dunia pendidikan ?
Y : Harapannya semoga wabah corona ini segera berakhir. Sehingga
kita semua dapat beraktivitas seperti biasa lagi. Untuk harapan
bagi dunia pendidikan, semoga pihak sekolah ataupun pemerintah
lebih aktif dan lebih kreatif lagi dalam mengembangkan
pembelajaran daring ini. Karena kita tidak tahu kapan wabah ini
akan berakhir.
Lampiran 4
DOKUMENTASI
Gambar MI Ma’arif Tingkir Lor tampak depan
Wawancara Kepala MI Ma’arif Tingkir Lor
Wawancara Wali Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
Wawancara Siswa dan Wali Murid Kelas V
Wawancara Wali Murid Kelas V
Wawancara Siswa Kelas V
Kegiatan Siswa Ketika Belajar Daring
Kegiatan Siswa Kelas V Belajar Bersama Orang Tua
Kegiatan Siswa Kelas V Belajar Bersama Orang Tua
Kegiatan Guru ketika Memberikan Informasi mengenai Materi dan Tugas-
tugas melalui Grup Whatsapp
Perangkat Pembelajaran yang Mendukung Proses Belajar Siswa
Media Elektronik yang Menghambat Proses Belajar Siswa
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Indah Dwi Risniyanti Prodi : PGMI
NIM : 23040160012 Dosen P.A : Suwardi., M.Pd.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1 OPAK FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN IAIN
SALATIGA 2016
22-23 Agustus 2016 Peserta 3
2 Library User Education
(Pendidikan Pemustaka)
30 Agustus 2016 Peserta 3
3 Seminar Internasional
“Petani Untuk Negeri”
Krida Taruna Bumi Persada
18 September 2016 Peserta 10
4 Seminar Internasional
“Menjadi Mobilepreuneur
dalam Era E-Commerce”
Krida Taruna Bumi Persada
25 April 2017 Peserta 10
5 International Scholarship
Talkshow “Create Your
Bright History Through
Scholarship” DEMA FTIK
IAIN Salatiga
10 November 2018 Peserta 10
6 National Achievement
Motivation Training
“Cerdas Akademik Militan
dalam Organisasi” LDK
IAIN Salatiga
30 September 2017 Peserta 8
7 Seminar Nasional “Sejarah
dan Revitalisasi Identitas
Bangsa”HMJ SKI IAIN
Salatiga
08 November 2016 Peserta 8
8 Seminar Nasional “THE
GREAT MOSLEM
MILENIAL Pemuda
Qur’ani Pemimpin
Peradaban” Pemuda
Bintang
19 Oktober 2019 Peserta
8
9 Seminar Nasional
”Mahasiswa Zaman Now”
Karima Institute
2 Januari 2018 Peserta
8
10 Surat Keputusan “Struktur
Pengurus Organisasi Santri
Edi Mancoro” Pondok
Pesantren Edi Mancoro
12 Mei 2018 Pengurus 8
11
Surat Keputusan “Struktur
Panitia Haflah
Akhirussanah, Khotmil
Qur’an VIII, dan Haul KH.
Mahfud Ridwan Ke-2”
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
05 Desember 2018 Panitia 8
12 Kegiatan Asramanisasi
Ramadhan dan Halal
Bihalal “Aktualisasi Jiwa
Khodimul Ummah Dalam
Pendekatan Diri Pada Ilahi
Di Bulan Yang Suci”
17 Mei – 08 Juni
2018
Panitia 4
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
13 Kegiatan Hari Santri
Nasional “Bersama Santri
Damailah Negeri” Pondok
Pesantren Edi Mancoro
23 Oktober 2018 Panitia 4
14 Kegiatan Hari Lahir Pondok
Pesantren “Harlah Sebagai
Ajang Tajdiduniyah”
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
31 Desember 2018 Panitia 4
15 Kegiatan Ziarah Waliyullah
“Menapaki Jejak Para Wali
untuk Meraih Ridho Illahi”
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
23-24 Februari 2019 Panitia 4
16 Kegiatan Manasik Haji
“Menumbuhkan Niat
Berhaji Santri” Pondok
Pesantren Edi Mancoro
31 Mare 2019 Panitia 4
17 “Pendidikan dan Latihan
Calon pramuka Pandega
(PLCPP) XXVI” Racana
Kusuma Dilaga - Woro
Srikandhi
30 September – 02
Oktober 2016
Peserta 3
18 Pelatihan Karya Ilmiah
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
24 Januari 2017 Peserta 3
19 Pelatihan Perawatan
Jenazah untuk Menyiapkan
30 Januari 2017 Peserta 3
Kader-Kader Khodimul
Ummah Pondok Pesantren
Edi Mancoro
20 Pelatihan TOEFL dan
TOAFL Pondok Pesantren
Edi Mancoro
12 Februari 2017 Peserta 3
21 Kegiatan Gladian Pimpinan
Pandega Tahun 2017 oleh
Racana Kusuma Dilaga –
Woro Srikandhi
08 - 09 April 2017 Peserta 3
22 Seminar “Peran Santri di
Era Literasi Digital dalam
Menyaring Informasi Palsu”
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
24 April 2017 Peserta 3
23 Kegiatan Jalan Sehat
Semarak Festival Hari Jadi
PGMI ke 10 “Bersama Kita
Bisa”
15 November 2017 Peserta 3
24 Seminar Edukasi Zakat
dalam rangka Tasyakuran
LAZISKAF Edi Mancoro
16 November 2017 Peserta 3
25 Kegiatan Pameran Media
Pembelajaran Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) Tahun Angkatan
2016
29 November 2017 Peserta 3
26 Penulisan Karya Ilmiah dan
Makalah “Jika Ingin
Mengenal Dunia
24 November 2018 Peserta 3
Membacalah, Jika Ingin
Dikenal Dunia Menulislah”
IMADISA
27 Kegiatan Kilau Raya PGMI
2018 dalan rangka
memperingati Hari AIDS
1 Desember 2018 Peserta 3
28 Kegiatan Asramanisasi
Ramadhan dan Halal Bihalal
Pondok Pesantren Edi
“Membentuk Pribadi yang
Berakhlakul Karimah ,
Berjiwa Khodimul Ummah di
Bulan Suci yang Berkah”
06 – 26 Mei 2019 Peserta 3
29 Peringatan Nuzulul Qur’an
“Meneladani Akhlak K.H.
Mahfudz Ridwan dalam
Membumikan Al-Qur’an”
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
24 Mei 2019 Peserta 3
30 Pelatihan Pembuatan Produk
Kimia Industri Rumah Tangga
“Penguatan Nilai-Nilai
Revolusi Mental Untuk
Membangun Santri yang
Peduli Lingkungan dan
Mandiri Melalui Gerakan
Pesantren Hijau” PPTI Al-
Falah Salatiga
29 September 2019 Peserta 3
31 Diskusi santri yang
dilaksanakan setiap hari Selasa
di Perpustakaan Pondok
Pesantren Edi Mancoro
10 Oktober 2019 Peserta 3
Lampiran 9
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Indah Dwi Risniyanti
Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 03 Agustus 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Desa Tajemsari RT 03 RW 01 Kecamatan
Tegowanu, Kabupaten Grobogan.
Nomor Hp : 085869094565
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK Dharma Wanita 1 Tajemsari lulus 2004
2. SD Negeri 02 Tajemsari lulus 2010
3. SMP Negeri 1 Tegowanu lulus 2013
4. SMA Negeri 1 Gubug lulus 2016
5. IAIN Salatiga lulus 2020
Pengalaman Organisasi :
1. Anggota Bantara Organisasi Pramuka SMA
Negeri 1 Gubug tahun 2014/2015
2. Bendahara Organisasi Rohis Darussalam
Pramuka SMA Negeri 1 Gubug tahun
2014/2015
3. Pengurus OSEM Pondok Pesantren Edi
Mancoro Tahun 2018/2019 dan Tahun
2019/2020
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat sebagaimana mestinya.