implementasi multiple intelligences dalam …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6488/1/skripsi...

200
IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II DI MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TAHUN 2019 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ambar Setya Ningsih (115-14-004) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM

    PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II DI MI

    MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TAHUN 2019

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan

    Oleh:

    Ambar Setya Ningsih (115-14-004)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2019

  • IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM

    PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II DI MI

    MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TAHUN 2019

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan

    Oleh:

    Ambar Setya Ningsih (115-14-004)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2019

    i

  • Jaka Siswanta, M.Pd.

    Dosen IAIN Salatiga

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Lamp

    : 4 eksemplar

    Hal

    : Naskah Skripsi

    Saudara

    : Ambar Setya Ningsih

    Kepada:

    DEKAN FTIK IAIN Salatiga

    Di Salatiga

    Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

    Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

    bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi Saudara:

    Nama

    : Ambar Setya Ningsih

    NIM

    : 115-14-004

    Jurusan

    : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Fakultas

    : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Judul

    : Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2019.

    Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera

    dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

    Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

    Salatiga, 29 Agustus 2019

    Pembimbing

    Jaka Siswanta, M.Pd.

    NIP. 19710219 200003 1002

    iii

  • KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga

    Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

    SKRIPSI

    IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM

    PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II

    DI MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TAHUN 2019

    Disusun oleh:

    AMBAR SETYA NINGSIH

    NIM: 115 14 004

    Telah dipertahankan di depan Dewan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga, pada tanggal 16 September 2019 telah dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

    Susunan Panitia Penguji:

    Ketua Penguji

    : Prof. Dr. Muh Saerozi, M.Ag

    Sekretaris Penguji

    : Dr. Budiyono Saputro, M. Pd

    Penguji I

    : Khulatul Lutfiah, M. Pd.I

    Penguji II

    : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI

    Salatiga, 16 September 2019 Dekan FTIK IAIN Salatiga,

    Prof. Dr. Mansur, M.Ag NIP. 19680613 199403 1 004

    iv

    http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id/

  • PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertandatangan di bawah ini:

    Nama

    : Ambar Setya ningsih

    NIM

    : 11514004

    Jurusan

    : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Fakultas

    : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

    saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari

    orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

    etik ilmiah.

    Salatiga, 29 Agustus 2019

    Yang menyatakan

    Ambar Setya Ningsih

    NIM.115 14 004

    v

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    (٦( إنَّ َمَع اْلُعْسِر يُْسًرا )٥فَاِ نَّ َمَع اْلُعْسِر يُْسًرا )

    “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan

    ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang yang aku cintai,

    1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Karyadi dan Ibu Tandur Winarsih yang

    telah membimbing, mendidik,dan membesarkanku dengan penuh kasih

    sayang, cinta dan juga penuh kesabaran hingga penulis bisa seperti ini.

    2. Kakakku yang aku sayangi, mbak Anik dan mas Agus semoga yang

    diharapkan dapat diijabah dan mendapat ridho-Nya.

    3. Keponakan-keponakanku tersayang, Bagas, Evi, Raffi, Hanna, Galang, dan

    Almira, semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan sukses

    dimasa yang akan datang.

    vi

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha

    Pengasih dan Maha Penyayang atas karunia rahmat, taufik dan hidayah-Nya skripsi

    dengan judul Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences

    dalam Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah

    Karanganyar Tahun 2019 bisa diselesaikan.

    Sholawat dan salam penulis haturkan kepada suri tauladan umat islam, Nabi

    Muhammad SAW, yang senantiasa kami teladani kebijaksanaan dan Akhlakul

    karimahnya, semoga beliau senantiasa diberikan rahmat oleh Allah SWT.

    Bisa menyelesaikan skripsi ini merupakan kebanggaan tersendiri khususnya

    bagi penulis. Penulis sadari dalam penulisan skripsi yang penuh dengan perjuangan

    ini tidak luput dari bantuan oleh beberapa pihak. Untuk itu, penulis ucapkan

    terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan

    motivasi, khususnya kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. Selaku Rektor IAIN Salatiga

    2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    3. Ibu Peni Susapti, M. Si. Selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga

    4. Bapak Prof. Dr. Budiharjo, M. Ag. Selaku dosen pembimbing akademik.

    5. Jaka Siswanta, M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

    waktu, tenaga, dan pikiran, untuk membantu, membimbing dan mengarahkan

    penulis dalam pembuatan skripsi ini.

    6. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga, khususnya pada jurusan PGMI

    yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

    vii

  • 7. Segenap keluarga besar MI Muhammadiyah Karanganyar yang memberikan

    izin dan membantu penulis selama mengadakan penelitian.

    8. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semangat, dorongan dan do‟a

    demi keberhasilan penulis.

    9. Mbak Anik, Mas Sadi, Mas Agus, dan Mbak Sari selaku kakak penulis yang

    selalu ada dan memotivasi penulis.

    10. Deni Gito Prakoso, yang selalu membantu penulis dalam banyak hal.

    11. Sahabat-sahabat seperjuangan PGMI 2014, Miftakhul Khasanah, Luthfi

    Akhirina, Siti Nur Hamidah, Norma Pratiwi, Ayu Agustina, Widya Septyawan,

    Aziz Mulyanto, Yuridul Huda, Siti Suhani, Fachrul Rozi, Wachidatun

    Shofiyah, Vivi Wulandari, dan semuannya yang tidak bisa penulis sebutkan

    satu persatu, terimakasih kalian semua telah menjadi bagian hidup penulis,

    memberi motivasi, semoga ukhuwah kita selalu terjaga.

    12. Sahabat-sahabat seperjuangan di kos, Qisma, Leni, Virgi, Wulan, Elfa semoga

    ukhuwah kita juga selalu terjaga.

    13. Serta do‟a yang selalu mengalir tanpa sepengetahuan penulis.

    Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga semua kebaikan

    hati mereka mendapat balasan oleh Allah SWT.

    Salatiga, 29 Agustus 2019

    Penulis

    Ambar Setya Ningsih

    viii

  • ABSTRAK

    Ningsih, Ambar Setya. 2019. Implementasi Multiple Intelligences dalam

    Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah

    Karanganyar. Dosen Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.

    Kata Kunci: Implementasi, Multiple Intelligences, Tematik

    Penelitian ini membahas Implementasi Multiple Intelligences dalam

    pembelajaran Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar.

    Dengan fokus penelitian (1) Bagaimana implementasi multiple intelligences dalam

    pembelajaran Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar

    tahun 2019?(2) Hambatan apa saja dalam multiple intelligences dalam pembelajaran

    Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun 2019?(3)

    Bagaimana hasil implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran tematik

    pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang bertujuan

    menggambarkan tentang konsep implementasi multiple intteligences dalam

    pembelajaran Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar.

    Penelitian ini mengambil 4 (empat) orang responden diantaranya, salah satu siswi

    kelas II E, salah satu orang tua dari siswa kelas II E, guru wali kelas II E, dan

    Kepala Madrasah MI Muhammadiyah Karanganyar. Metode pengumpulan data

    menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik wawancara

    dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh

    peneliti, teknik observasi dilakukan dengan cara peneliti ikut terjun langsung untuk

    mengamati beberapa kegiatan yang ada di sekolah, sedangkan teknik dokumentasi

    dilakukan dengan merekam dan mengambil gambar dari beberapa kegiatan yang

    diamati.

    Hasil penelitian menunjukan: (1) Implementasi multiple intelligences di MI

    Muhammadiyah Karanganyar adalah pembelajaran yang mengembangkan semua

    potensi siswa yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika,

    kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik-tubuh), kecerdasan musikal,

    kecerdasan interpersonal, kecerdasan intra personal dan kecerdasan

    naturalis.Tujuan multiple intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar,

    mengembangkan semua potensi siswa baik potensi akademik maupun potensi non

    akademik dan pengembangan akhlakul karimah.Mata pelajaran yang menggunakan

    multiple intelligences hampir semua mata pelajaran, tergantung guru yang

    menggunakan metode dalam mendesain pembelajaran. Media yang sering

    digunakan dalam pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar adalah video

    dan gambar yang ditayangkan menggunakan LCD dan proyektor. Sumber belajar di

    MI Muhammadiyah Karanganyar menggunakan buku guru dan buku siswa atau

    buku lain yang bersangkutan, khusus pembelajaran tematik di kelas II

    menggunakan buku BUPENA karangan Irene MJA, dkk. diterbitkan oleh Erlangga

    tahun 2016 edisi revisi dengan kurikulum 2013. Langkah-langkah yang dilakukan

    ix

  • dalam pembelajaran yaitu persiapan kurikulum, penyusunan silabus, RPP, prota dan promes kemudian evaluasi.(2) Hambatan dalam penerapan multiple intelligences yaitu siswa yang melanggar aturan sekolah dan orang tua yang cuek yang kurang memperhatikan anaknya. Paguyuban orang tua dan memanggil orang tua ke sekolah adalah cara untuk mengatasi faktor penghambat dalam pembelajran di MI Muhammadiyah Karanganyar.(3) Dalam implementasi multiple intelligences hasilnya sudah cukup maksimal untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan dari siswa siswi di MI Muhammadiyah Karanganyar dimana setiap siswa memiliki potensi yang berbeda-beda. Berhasilnya implementasi multiple intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun 2019 dapat dilihat dari banyaknya prestasi yang diperoleh siswa-siswi disini dari berbagai bidang yang menggambarkan beragamnya potensi yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan untuk implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun 2019, sudah hampir maksimal namun masih perlu digali dan diarahkan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.

    x

  • DAFTAR ISI

    SAMPUL

    LEMBAR BERLOGO IAIN SALATIGA ................................................................ i

    JUDUL ................................................................................................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................ iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v

    MOTTO DAN PERSESEMBAHAN ......................................................................... vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................................... vii

    ABSTRAK ......................................................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv

    BAB 1 PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ............................................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4

    D. Kegunaan Penelitian ....................................................................................... 4

    E. Penegasan Istilah .............................................................................................. 5

    F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 6

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Hakikat Multiple Intelligences .................................................................... 8

    B. Pembelajaran Tematik .................................................................................... 12

    xi

  • C. Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran

    Tematik .......................................................................................... 20

    D. Metode Pembelajaran .................................................................... 21

    E. Kajian Pustaka ............................................................................................... 22

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................................. 25

    B. Kehadiran Peneliti ........................................................................................ 25

    C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 26

    D. Sumber Data .................................................................................................. 26

    E. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 27

    F. Analisis Data .................................................................................................. 29

    G. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................... 31

    H. Tahap-tahap Penelitian ............................................................................... 32

    BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Kondisi Umum MI Muhammadiyah Karanganyar ............................. 34

    B. Implementasi Multiple Intelligences di MI Muhammadiyah

    Karanganyar ................................................................................................... 38

    C. Faktor Penghambat dalam Implementasi Multiple

    Intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar ............................. 51

    D. Reduksi Data .................................................................................................. 57

    E. Penyajian Data ............................................................................................... 73

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................................... 78

    xii

  • B. Saran ................................................................................................................. 79

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 80

    LAMPIRAN - LAMPIRAN

    xiii

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Komponen Analisis Data Model Alir .................................................. 30

    xiv

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kode Penelitian

    Lampiran 2 Pedoman Penelitian

    Lampiran 3 Transkrip Wawancara

    Lampiran 4 Catatan Lapangan Pengamatan

    Lampiran 5 Profil Madrasah

    Lampiran 6 Foto Hasil Penelitian

    Lampiran 7 Brosur Sekolah

    Lampiran 8 RPP

    Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

    Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian

    Lampiran 11 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

    Lampiran 12 Daftar Nilai SKK

    Lampiran 13 Lembar Bimbingan Skripsi

    Lampiran 14 Riwayat Hidup Penulis

    xv

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Setiap anak lahir dengan kodrat atau pembawaannya masing-masing,

    dimana setiap anak memiliki pembawaan yang berupa potensi kecerdasan yang

    berbeda. Kekuatan kodrati pada anak adalah segala kekuatan dalam

    kehidupannya, kodrat itulah yang akan memberikan dasar pertumbuhan dan

    perkembangan anak.

    Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan sifatnya hanya

    menuntun tumbuh kembangnya kekuatan-kekuatan kodrat yang dimiliki anak.

    Pendidikan sama sekali tidak mengubah dasar pembawaan anak, kecuali

    memberikan tuntunan agar kodrat-kodrat bawaan anak itu tumbuh ke arah yang

    lebih baik. Pendidikan berfungsi menuntun anak yang memiliki pembawaan

    tidak baik menjadi berbudi pekerti baik dan menuntun yang sudah

    berpembawaan baik menjadi lebih berkualitas lagi (Susanto, 2017: 10).

    Nabi Muhammad SAW. Bersabda,

    ب ْنَد ك بَز ه . رواه التزميذيَعَزاَمتٌ الصَّ َغز ه سيَاَدةٌ في َعْقل و ع ي ف ي ص

    Artinya: Aktifnya anak kecil akan menambah akalnya ketika dia dewasa

    nanti (H.R. Tirmidzi)

    Dari hadis diatas dapat dijelaskan bahwa, setiap anak memang terlahir

    dengan akal yang dapat terus bertambah seiring bertambahnya usia anak, serta

    aktifnya anak dalam berfikir untuk mencari tahu apa yang ingin dia ketahui.

    1

  • Keaktifan anak merupakan suatu kecerdasan yang dapat dilihat melalui

    pola berpikirnya, tingkah lakunya, serta apa yang dia sukai. Sebagai orangtua

    ataupun guru kita dapat mengarahkan anak agar tetap berperilaku ke arah yang

    positif.

    Untuk mengarahkan tumbuh dan kembangnya bawaan yang berupa

    potensi kecerdasan setiap anak yang berbeda-beda di perlukan metode

    pembelajaran dalam pendidikan yang dapat melatih tumbuh dan kembangnya

    setiap potensi kecerdasan anak. Melalui multiple intelligences dapat mengenali

    dan mengembangkan semua kecerdasan anak yang bervariasi, dan semua

    kombinasi dari kecerdasan-kecerdassn. Setiap anak memiliki kombinasi-

    kombinasi kecerdasan yang berbeda, jika seorang pendidik menyadari hal ini,

    maka memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menangani masalah-masalah

    yang terjadi secara tepat.

    Sementara itu, belum banyak sekolah yang secara khusus menerapkan

    metode multiple intelligences sebagai metode utama dalam pembelajarannya.

    Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian implementasi

    multiple intelligences yang di terapkan di MI Muhammadiyah Karanganyar,

    karena sekolah tersebut berani menerapkan metode pembelajaran multiple

    intelligences sebagai metode utamanya.

    Beberapa kecerdasan pada siswa dapat dikembangkan melalui

    pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang

    mengaitkan beberapa mata pelajaran dengan menggunakan tema. Sehingga

    penerapan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences dapat di

    2

  • kaitkan dengan pembelajaran tematik yang disertai dengan metode dan media

    yang menarik perhatian siswa, sehingga dapat mempermudah siswa dalam

    belajar dan mempermudah guru untuk mengarahkan anak dalam

    mengembangkan potensi kecerdasannya.

    Menurut hasil survey awal penulis di MI Muhammadiyah Karanganyar,

    banyak aktifitas yang berupa ekstrakurikurer dan banyak prestasi yang di

    peroleh oleh siswa-siswanya dari ranah yang berbeda-beda sehingga dapat

    dilihat bahwa setiap siswa memiliki kecerdasannya masing-masing yang perlu

    diarahkan dan di fungsikan peranannya.

    Bertolak dari latar belakang tersebut penulis mengangkat judul

    “Implementasi Multiple Intelligences Dalam Pembelajaran Tematik pada

    Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar 2019”

    B. Fokus Penelitian

    Kaitannya dengan judul penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang

    diungkap oleh penulis, yaitu:

    1. Bagaimana implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran

    Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun

    2019?

    2. Hambatan apa saja dalam implementasi multiple intelligences dalam

    pembelajaran tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah

    Karanganyar tahun 2019?

    3

  • 3. Bagaimana hasil implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran

    tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun

    2019?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan fokus rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini

    bertujuan untuk:

    1. Mengetahui implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran

    Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun

    2019.

    2. Mengetahui hambatan dalam implementasi multiple intelligences dalam

    pembelajaran tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah

    Karanganyar tahun 2019.

    3. Mengetahui hasil implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran

    tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun

    2019?

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat teoritik

    a. Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan

    pengembangan teoritik untuk mengembangkan multiple intelligences di

    kalangan pelaku pendidikan.

    b. Memberikan sumbangan berupa kritik dan saran serta pendapat tentang

    implementasi multiple intelligences.

    2. Manfaat praktis

    4

  • a. Bagi lembaga pendidikan dapat dijadikan masukan dalam upaya

    meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah.

    b. Bagi para pendidik bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan

    kualitas proses pembelajaran selanjutnya untuk meningkatkan aktivitas

    dan prestasi belajar siswa.

    c. Bagi siswa sebagai pengalaman yang baru dalam proses pembelajaran

    dengan metode multiple intelligences, sehingga dapat meningkatkan

    aktivitas dan prestasi belajar siswa.

    d. Bagi penulis dapat mengembangkan kemampuan meneliti suatu

    permasalahan dan menemukan solusinya berkaitan dengan multiple

    intelligences.

    E. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan untuk membatasi

    ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan

    beberapa pengertian dari istilah yang terkandung dalam judul skripsi di atas,

    yaitu:

    1. Implementasi

    Implementasi dalam Oxford Advance Learner Dictionary dikemukakan

    bahwa implementasi adalah: “put something into effect”, penerapan sesuatu

    yang memberikan efek atau dampak (Susilo, 2007: 174). Pengertian

    implementasi dalam penelitian disini adalah penerapan sesuatu yang

    memberikan hasil.

    5

  • 2. Multiple Intelligences

    Menurut Fleetham, multiple intelligences atau biasa disebut dengan

    kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki

    siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran (Yaumi, 2016:

    11).

    Setelah meneliti berbagai jenis kemampuan, kompetensi, dan

    keterampilan yang digunakan diseluruh dunia, Dr. Gardner akhirnya

    menyusun daftar tujuh kecerdasan dasar (baru-baru ini ia menambahkan

    kecerdasan yang kedelapan) yang menurutnya bias mencakup berbagai jenis

    kecerdasan.

    a. Kecerdasan Linguistik: Word Smart

    b. Kecerdasan Logis- Matematis: Number Smart

    c. Kecerdasan Spasial: Picture Smart

    d. Kecerdasan Kinestetik- Jasmani: Body Smart

    e. Kecerdasan Musikal: Music Smart

    f. Kecerdasan Antarpribadi: People Smart

    g. Kecerdasan Intrapribadi: Self Smart

    h. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart (Armstrong, 2005: 19).

    3. Pembelajaran tematik

    Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran

    yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata

    pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu

    6

  • peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh

    sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik (Majid, 2014: 85).

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan terhadap

    pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya sistematika

    penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.

    BAB I: Pendahuluan

    Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian,penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

    BAB II: Landasan Teori

    Berisi tentang hakikat multiple intelligences, pembelajaran tematik,

    implementasi multiple intelligences, metode pembelajran, dan kajian pustaka.

    BAB III: Metode Penelitian

    Bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,

    lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis

    data, pengecekan keabsahan data, dan tahap - tahap penelitian.

    BAB IV: Paparan dan Analisis Data

    Bab ini berisi pembahasan tentang kondisi umum MI Muhammadiyah

    Karanganyar, implementasi multiple intelligences di MI Muhammadiyah

    Karanganyar, faktor penghambat implementasi multiple intelligences di MI

    Muhammadiyah Karanganyar, reduksi data, dan penyajian data.

    BAB V: Penutup

    Penulisan skripsi di akhiri dengan kesimpulan, dan saran.

    7

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Hakikat Multiple Intelligences

    1. Pengertian Multiple Intelligences

    Menurut Fleetham, multiple intelligences atau biasa disebut dengan

    kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki

    siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran (Yaumi, 2016:

    11).

    Teori multiple ingtelligences (kecerdasan jamak, biasa diterjemahkan

    pula dengan kecerdasan ganda atau kecerdasan banyak) yang dikembangkan

    oleh Howard Gardner secara resmi diperkenalkan pada 1983 melalui

    bukunya yang berjudul Frames of Mind yang kemudian direvisi dengan

    intelligence Reframed pada 1999 (Yaumi, 2013). Gardner mengungkapkan,

    riset saya dalam neuropsikologi dan psikologi perkembangan, yang

    membawa kita pada teori kecerdasan majemuk (MI, multiple intelligences),

    dimulai pada tahun 1980, dan buku saya Frames of Mind: The Theory of

    Multiple Intelligences muncul pada musim gugur 1983 (Gardner, 2013: 7).

    Menilai kecerdasan anak tidak bisa hanya berdasarkan skor standar

    semata,seperti tes IQ, hal itu amatlah terbatas. Namun, perlu mengukur dari

    definisi yang berbeda. Dr. Howard Gardner, Profesor bidang pendidikan di

    Harvard University, Amerika Serikat mengemukakan, definisi kecerdasan

    yang berbeda untuk mengukur potensi manusia secara lebih luas, baik pada

    anak maupun orang dewasa. Ia membagi 8 jenis kecerdasan dan dikenal

    8

  • sebagai kecerdasan majemuk ( Multiple s). Kita semua punya 8 area

    kecerdasan itu dalam taraf berbeda (Wijanarko, 2017: 49).

    Setelah meneliti berbagai jenis kemampuan, kompetensi, dan

    keterampilan yang digunakan diseluruh dunia, Dr. Gardner akhirnya

    menyusun daftar tujuh kecerdasan dasar (baru-baru ini ia menambahkan

    kecerdasan yang kedelapan) yang menurutnya bisa mencakup berbagai jenis

    kecerdasan.

    a. Kecerdasan Linguistik: Word Smart

    b. Kecerdasan Logis- Matematis: Number Smart

    c. Kecerdasan Spasial: Picture Smart

    d. Kecerdasan Kinestetik- Jasmani: Body Smart

    e. Kecerdasan Musikal: Music Smart

    f. Kecerdasan Antarpribadi: People Smart

    g. Kecerdasan Intrapribadi: Self Smart

    h. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart (Armstrong, 2005: 19).

    Intelligence (kecerdasan) merupakan suatu istilah yang sangat sulit untuk

    didefinisikan sehingga menimbulkan banyak pemahan yang berbeda-beda di

    antara para ilmuwan. Menurut Bainbridge (2010), kecerdasan adalah

    kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam

    memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak. Definisi

    lain tentang kecerdasan menurut Fritz (2010), mencakup kemampuan

    beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan lingkungan saat ini,

    kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai, kemampuan untuk

    9

  • memahami ide-ide yang kompleks, kemampuan untuk berpikir produktif,

    kemampuan untuk belajar dengan cepat dan belajar dari pengalaman dan

    bahkan kemampuan untuk memahami hubungan (Yaumi, 2016: 9).

    2. Karakteristik multiple intelligences

    Dr. Gardner menggunakan delapan kriteria untuk meninjau pengertian

    inteligensi jamak, yaitu:

    a. Berpotensi terisolasi oleh kerusakan otak

    b. Terdapat pada orang yang idiot, terpelajar,dan individu dengan keadaan

    khusus lainnya.

    c. Dapat diidentifikasi dengan serangkaian operasi tertentu.

    d. Merupakan sebuah sejarah perkembangan tersendiri, sejalan dengan

    serangkaian prestasi puncak yang dapat ditetapkan.

    e. Merupakan suatu sejarah evolusioner dan sejarah yang dapat diterima

    akal.

    f. Mendapat dukungan dari psikologi eksperimen.

    g. Mendapat dukungan dari psikometri.

    h. Kerentanan saat melakukan pengodean dalam sistem simbol (Prasetyo,

    2009: 1)

    3. Prinsip umum

    Menurut Haggerty dalam Suparno (2003: 66) ada beberapa prinsip umum

    untuk mengembangkan multiple intelligences pada siswa, yaitu:

    a. Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Maka,

    mengajar tidak boleh hanya berfokus pada kemampuan dari inteligensi

    10

  • lain. Kemampuan yang hanya logika tidak cukup untuk menjawab

    persoalan manusia secara menyeluruh. Perlu juga diperkenalkan

    inteligensi lain.

    b. Pendidikan seharusnya individual. Pendidikan harusnya lebih personal,

    dengan memperhatikan inteligensi setiap siswa. Mengajar semua sisa

    dengan materi, cara, dan waktu yang sama, jelas tidak menguntungkan

    bagi siswa yang berbeda inteligensinya dan tidak memperhatikan

    perbedaan yang ada. Guru perlu menggunakan banyak cara untuk

    membantu siswa.

    c. Pendidikan harus menyemangati siswa untuk dapat menentukan tujuan

    dan program belajar mereka. Siswa perlu diberi kebebasan untuk

    menggunakan cara belajar dan cara kerja berdasarkan minat mereka.

    Siswa perlu diberi kebebasan untuk menentukan tujuan belajar dan cara

    mengevaluasinya. Siswa perlu dibantu untuk mengerti potensi intelektual

    mereka dan bagaimana mengembangkannya.

    d. Sekolah sendiri harus menyediakan fasilitas dan sarana yang dapat

    dipergunakan oleh siswa untuk melatih kemampuan intelektual mereka

    berdasarkan intelegensi ganda. Misalnya bila siswa membutuhkan bola,

    alat tari, atau musik untuk mengembangkan inteligensinya, maka

    peralatan itu harus ada. Bila tidak, siswa nantinya tidak bisa melatih diri.

    e. Evaluasi belajar harus lebih kontekstual dan bukan tes tertulis. Evaluasi

    lebih harus berupa pengalaman lapanganlangsung dan dapat diamati

    bagaimana performa siswa, apakah sungguh maju atau tidak.

    11

  • f. Didikan juga dilaksanakan di luar sekolah, lewat masyarakat, kegiatan

    ekstra, serta kontak dengan orang luar dan para ahli.

    4. Tujuan pembelajaran berbasis multiple intelligences

    a. Menghidupkan informasi dari suatu pembelajaran, menjadikannya

    mudah diingat.

    b. Menginterpretasikan fakta dari pembelajaran.

    c. Mengubah pembelajaran dari pengetahuan permukaan menjadi

    pemahaman mendalam.

    d. Mengaitkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang sudah diketahui

    siswa.

    e. Membandingkan, menarik kesimpulan, melihat signifikasi pembelajaran

    dan menjadikan semua dapat digunakan dan bermakna bagi siswa secara

    personal.

    f. Mengembangkan kecerdasan yang lebih luas bagi siswa serta

    pengalaman yang lengkap dan seimbang.

    B. Pembelajaran Tematik

    a. Pengertian pembelajaran tematik

    Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari

    pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan

    konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991

    dengan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan

    suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan

    beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata

    12

  • pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh

    pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi

    bermakna bagi peserta didik.

    Bermakna artinya bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik

    akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui

    pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan konsep-konsep

    dalam intra maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan

    pendekatan konvensional, pembelajaran tematik tampak lebih

    menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran

    sehingga peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran dalam

    pembuat keputusan (Majid, 2014: 85).

    Dalam Standar Proses Kurikulum 2013, dibedakan definisi istilah

    untuk pendekatan pembelajaran tematik dan pendekatan tematik

    integratif. Istilah pembelajaran tematik penggunaannya untuk tematik

    pada satu mata pelajaran seperti pada mata pelajaran IPA dan mata

    pelajaran IPS, sedangkan pembelajaran tematik integratif penggunaannya

    untuk tematik pada antar-mata pelajaran sebagaimana yang berlaku di

    SD/MI (Wahidmurni, 2017: 35).

    b. Tujuan Pembelajaran Tematik

    1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih

    bermakna.

    2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan

    memanfaatkan informasi.

    13

  • 3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik dan nilai-nilai

    luhur yang diperlukan dalam kehidupan.

    4) Menumbuhkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi,

    komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.

    c. Fungsi Pembelajaran Tematik

    1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator

    serta isi mata pelajaran akan terjadi pengamatan, karena tumpang

    tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan;

    2) Siswa mampu melihat hubungan yang bermakna sebab isi/ materi

    pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan

    akhir;

    3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian

    mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah; dan

    4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran, maka penguasaan

    konsep akan semakin baik dan meningkat (Triyanto, 2011:157)

    d. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik

    1) Berpusat pada anak

    Pembelajaran terpadu memposisikan siswa sebagai pusat dari kegiatan

    pembelajaran. Artinya pembelajaran dirancang dengan

    memperhatikan aspek anak ditinjau dari segi tujuan dan proses

    pembelajaran.

    2) Pengalaman langsung

    14

  • Pembelajaran terpadu memberikan peluang yang besar kepada anak

    untuk memperoleh pengalaman langsung atas materi yang

    dipelajarinya. Sehingga informasi yang diterima benar-benar

    informasi tangan pertama yang dialami secara langsung.

    3) Pemisahan mata pelajaran tidak jelas

    Dalam pembelajaran terpadu materi disajikan dalam satu fokus tema

    tertentu. Tema itulah yang dipelajari dari berbagai sisi pandang

    dengan menggunakan informasi yang ada dalam sejumlah bidang

    studi/ mata pelajaran, sehingga pengetahuan siswa atas tema tersebut

    bisa lebih komprehensif dan lengkap. Isi bidang studi yang akan

    dibahas disesuaikan relevansinya dengan tema. Dengan demikian

    sekat-sekat bidang studi tidak kelihatan lagi, melebur dalam tema

    (fusion).

    4) Penyajian beberapa mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran

    Pembelajaran tematik menyajikan bahasan materi dari beberapa mata

    pelajaran, namun identitas masing-masing mata pelajaran sudah tidak

    kelihatan.

    5) Fleksibel

    Prinsip flesibilitas dalam pembelajaran terpadu merujuk: tidak

    terfokus pada satu mata pelajaran, variasi kegiatan belajar baik secara

    pendekatan dan metode maupun tempat belajar, penentuan topik atau

    tema bisa menggunakan lebih dari satu cara.

    6) Bermakna dan utuh

    15

  • Pembelajaran terpadu sangat mempertimbangkan pembelajaran baik

    proses maupun isi materi agar memiliki relevansi dengan sifat anak

    didik, sehingga pembelajaran bisa lebih dipahami, berguna, dan sesuai

    kebutuhan siswa. Terutama dilihat dari segi tugas-tugas

    perkembangan. Disamping itu, pembelajaran terpadu juga

    mengupayakan agar seluruh aspek psikologis siswa dikembangkan

    secara menyeluruh, mencakup seluruh ranah.

    7) Mempertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber

    Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terpadu hendaknya

    mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia. Selain dari waktu,

    juga harus memperhatikan ketersediaan sumber. Artinya proses

    pembelajaran harus mempertimbangkan sumber yang akan digunakan

    apakah bisa tersedia, baik yang sifatnya by design maupun by

    utilization. Disamping itu, sangat dianjurkan penggalian potensi

    penggunaan sumber belajar setempat yang mungkin digunakan dalam

    proses pembelajaran. Misalnya, lingkungan setempat, fasilitas yang

    ada disekolah, dan lain sebagainya.

    8) Tema terdekat engan anak

    Dalam penentuan tema pembelajaran, diusahakan agar menggunakan

    tema yang dekat dengan anak. Dekat dalam pengertian fisik dan

    psikis. Dekat dalam pengertian fisik yaitu yang ada disekitar

    lingkungan kehidupan anak, misalnya tubuh, keluarga, liburan dan

    sebaginya. Sedangkan dekat secara psikis artinya sesuai dengan

    16

  • tingkat kemampuan dan pengetahuan, serta pengalaman anak. Prinsip

    ini sangat penting diperhatikan, karena hal ini sejalan dengan

    penjelasan teori belajar dewasa ini, yang menyatakan bahwa belajar

    akan optimal apabila materi yang dipelajari menyatu dengan

    pengetahuan dan pengalaman yang telah ada pada diri siswa.

    9) Pencapaian kompetensi dasar bukan tema

    Dalam pembelajaran tematik, tujuan atau kompetensi yang jelas

    adalah acuan yang harus dicapai. Meskipun ada tema yang menjadi

    fokus pemusatan pembahasan materi sejumlah mata pelajaran, tapi

    tema bukan tujuan. Tema adalah wahana pemersatu agar sejumlah

    materi bisa dikemas secara terintegrasi dengan baik dan bisa disajikan

    sejalan dengan cara berpikir anak yang masih memandang sesuatu

    sebagai suatu keseluruhan dan keterpaduan (Kurniawan, 2014: 97)

    e. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik

    1) Kegiatan awal/ pembukaan (opening)

    Menurut Sanjaya (2006) dalam Majid, tujuan dari kegiatan membuka

    pelajaran adalah pertama, untuk menarik perhatian siswa, yang dapat

    dilaukan dengan cara seperti meyakinkan siswa bahwa materi atau

    pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya;

    melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa; melakukan

    interaksi yang menyenangkan. Kedua, menumbuhkan motivasi belajar

    siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti membangun suasana

    akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan

    17

  • berkomunikasi secara kekeluargaan; menimbulkan rasa ingin tahu,

    misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang

    hangat dibicarakan; mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang

    dilaukan dengan kebutuhan siswa. Ketiga, memberikan acuan atau

    rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat

    dilakukan dengan cara seperti mengemukakan tujuan yang akan

    dicapai serta tugas-tugas yang harus dilaukan dalam hubungannya

    dengan pencapaian tujuan.

    2) Kegiatan inti

    Menurut Alwasilah (1988) dalam Majid kegiatan inti merupakan

    kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan

    pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan

    belajar dengan menggunakan multimetode dan media sehingga siswa

    mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Pada waktu

    penyajian dan pembahasan tema, guru dalam penyajiannya hendaknya

    lebih berperan sebagai fasilitator.

    3) Kegiatan akhir (penutup)

    Menurut Herawati (1998) dalam Majid, kegiatan akhir dapat diartikan

    sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran

    dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa

    yang dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman

    sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan

    guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran (Majid, 2014: 129).

    18

  • f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Tematik

    1) Dunia anak adalah dunia nyata

    Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai tahap berpikir

    nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata

    pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat objek atau peristiwa yang di

    dalamnya memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran.

    2) Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu

    peristiwa/objek lebih terorganisasi

    Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek

    sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak

    sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri

    pemahaman terhadap konsep baru. Anak menjadi “arsitek”

    membangun gagasan baru. Guru dan orangtua hanya sebagai

    “fasilitator” atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat

    berlangsung. Anak dapat gagasan baru jika pengetahuan yang

    disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah

    dimilikinya.

    3) Pembelajaran akan lebih bermakna

    Pembelajaran akan lebih bermakna kalau pelajaran yang sudah

    dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi

    berikutnya.

    4) Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemempuan diri

    19

  • Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan

    tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan.ketiga ranah sasaran

    pendidikan itu meliputi, sikap (jujur, teliti, tekun, dan terbuka

    terhadap gagasan ilmiah); keterampilan (memperoleh, memanfaatkan,

    dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan

    kepemimpinan); dan ranah kognitif (pengetahuan).

    5) Memperkuat kemampuan yang diperoleh

    Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling

    memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.

    6) Efisiensi waktu

    Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan

    mengajar. Tidak hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermana

    terhadap konsep-konsep sulit yang akan diajarkan (Trianto, 2011:

    159)

    C. Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Tematik

    Implementasi khususnya dalam pembelajaran yaitu suatu penerapan ide,

    konsep, kebijakan atau inovasi yang memberikan hasil berupa pengetahuan,

    keterampilan maupun nilai dan sikap.

    Implementasi multiple intelligences merupakan suatu pembelajaran yang

    memperhatikan semua aspek kemampuan yang dimiliki siswa, mengarahkan

    siswa untuk mengembangkan setiap potensi yang ada pada diri siswa sehingga

    siswa dapat berkembang dengan baik sesuai potensi yang dimiliki masing-

    masing siswa melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mengarahkannya.

    20

  • Implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran tematik yaitu

    suatu penerapan pengembangan multiple intelligences yang dikaitkan dengan

    pembelajaran tematik untuk mencapai tujuan yang berupa dampak baik

    terhadap pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.

    D. Metode Pembelajaran

    Metode pembelajaran, dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

    mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

    nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa

    metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan

    strategi pembelajaran, diantaranya:

    1. Ceramah

    2. Demonstrasi

    3. Diskusi

    4. Simulasi

    5. Laboratorium

    6. Debat, dll

    Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang

    difokuskan ke pencapaian tujuan (Mukrimah, 2014:70).

    Menurut hasil observasi dari peneliti di MI Muhammadiyah Karanganyar,

    metode yang paling efektif digunakan saat pembelajaran tematik pada siswa

    kelas II yaitu demontrasi dan diskusi, sedangkan media pembelajaran yang

    paling diminati siswa adalah menggunakan video pembelajaran yang

    ditayangkan melalui proyektor.

    21

  • E. Kajian Pustaka

    Penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi

    Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Tematik

    pada Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar”. Sebagai bahan

    perbandingan dan untuk menemukan inspirasi maka penulis mencantumkan

    beberapa referensi dalam penulisan skripsi, yaitu:

    Dalam penelitian Yenita Herdiyanti, Septiyati Purwandari (2017) yang

    berjudul “Pengembangan Modul Belajar Siswa Berbasis Teori Multiple

    Intelligences Pada Mata Pelajaran IPS” yang menunjukan bahwa: (1) modul

    belajar siswa berbasis teori multiple intelligences pada mata pelajaran IPS

    kelas V SD telah dikembangkan melalui sembilan tahap dan dapat digunakan

    dalam pembelajaran. (2) hasil kelayakan oleh ahli modul diperoleh skor rerata

    3,4 (sangat baik). Kelayakan modul oleh ahli materi diperoleh skor rerata 3,3

    (sangat baik). Kelayakan modul oleh siswa pada uji coba produk diperoleh

    persentase sebesar 87,3% (sangat layak). Kelayakan oleh siswa pada uji

    pemakaian diperoleh persentase sebesar 95,9% (sangat layak). Hasil penilaian

    tersebut membuktikan bahwa modul belajar siswa layak digunakan dalam

    pembelajaran.

    Penelitian terdahulu ini memiliki keterkaitan dengan penelitian yang

    dilakukan oleh peneliti sekarang ini yaitu pemahaman terhadap metode

    pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran IPS dimana

    pembelajaran ini terdapat di dalam pembelajaran Tematik. Perbedaannya

    dalam peneliti terdahulu ini meneliti sumber belajar dalam pengembangan

    22

  • metode pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran IPS

    pada siswa kelas V yang berupa modul pembelajaran, sedangkan penelitian

    yang dilakukan penulis membahas proses pembelajaran untuk metode

    pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran Tematik

    pada siswa kelas II.

    Selanjutnya pada penelitian Masdudi (2017) yang berjudul “Konsep

    Pembelajaran Multiple Intelligences bagi Anak Usia Dini” menjelaskan bahwa

    teori Multiple Intelligences ketika diterapkan dalam pembelajaran merupakan

    suatu teori yang memperlakukan semua peserta didik dengan perlakuan yang

    sama dan istimewa. Siswa akan mudah memahami materi yang disampaikan

    guru bila materi disampaikan dengan menggunakan intelegensi yang menonjol

    pada siswa. Maka guru perlu menggunakan strategi multiple intelligences

    dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa

    secara optimal. Pembelajaran multiple intelligences berorientasi pada

    pengembangan potensi anak bukan berorientasi pada idealisme guru atau orang

    tua. Anak berkembang agar mampu membuat penilaian atau keputusan sendiri

    secara tepat, bertanggung jawab, percaya diri dan mandiri tidak bergantung

    pada orang lain, kreatif, mampu berkolaborasi, serta dapat membedakan mana

    yang baik dan tidak baik. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

    multiple intelligences dalam proses pembelajaran dapat tercipta pembelajaran

    yang sesuai dengan esensi dan substansi pendidikan dengan memperhatikan

    multiple intelligences peserta didik.

    23

  • Dari penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas menunjukkan

    bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang ini memiliki

    ketertaitan yaitu pemahaman terhadap pembelajaran multiple intelligences

    anak usia dini. Perbedaannya dalam penelitian terdahulu ini membahas tentang

    konsep untuk pembelajaran multiple intelligences anak usia dini sedangkan

    penelitian yang sekarang ini membahas tentang proses dalam metode

    pembelajaran berbasis multiple intelligences yang lebih difokuskan dalam

    pembelajaran Tematik pada siswa kelas II.

    24

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan jenis penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut

    Sugiyono (2010), penelitian kualitatif menggunakan metode argumentasi

    sebagai metode utama untuk menarik simpulan penelitian. Metode

    penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik

    karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting),

    dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

    dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan

    hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi

    (Siswanto, 2017: 53).

    B. Kehadiran peneliti

    Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan

    fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

    pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan

    membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2017: 306).

    Kehadiran peneliti dalam penelitian ini yaitu untuk mengkaji suatu

    fokus penelitian tentang implementasi multiple intelligences dalam

    pembelajaran tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah

    Karanganyar. Kegiatan peneliti yaitu mengumpulkan data dari informan dan

    beberapa sumber data, kemudian menilai kualitas data, menganalisis data,

    menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

    25

  • C. Lokasi dan waktu penelitian

    Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Karanganyar yang

    terletak di Jl. Citarum No. 9, Tegalgede, Kecamatan Karanganyar,

    Kabupaten Karanganyar. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di

    sekolah tersebut diantaranya adalah MI Muhammadiyah Karanganyar

    tersebut menggunakan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences,

    dimana pembelajaran tersebut bertujuan untuk dapat menstimulasi kapasitas

    kemampuan kemampuan berfikir peserta didik dan mampu menghadirkan

    suasana pembelajaran yang melayani perbedaan individu dalam hal

    inteligensi, minat maupun gaya belajar setiap siswa.

    Selain itu lokasi MI Muhammadiah Karanganyar letaknya sangat

    strategis yaitu di daerah pusat kota Kabupaten Karanganyar. Diharapkan

    adanya penelitian tersebut bias memberikan peran untuk memajukan

    pembelajaran yang ideal, bagi MI Muhammadiyah Karanganyar pada

    khususnya dan masyarakat pada umumnya. Adapun subyek penelitian

    adalah seluruh komponen lembaga pendidikan tersebut meliputi: kepala

    sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa.

    D. Sumber data

    Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara

    purposive dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data,

    pada proposal masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian

    setelah peneliti di lapangan. Sampel sumber data pada tahap awal memasuki

    lapangan dipilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi social

    26

  • atau obyek yang diteliti, sehingga mampu “membukakan pintu” kemana

    saja peneliti akan melakukan pengumpulan data (Sugiyono, 2017:400).

    1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau

    tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang

    diperoleh dari lapangan dengan mengamati dan mewawancarai. Peneliti

    menggunakan metode ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang

    implementasi metode pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam

    pembelajaran IPS pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah

    Karanganyar. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari kepala

    sekolah, guru, orang tua siswa, siswa dan aktivitas pembelajaaran di MI

    Muhammadiyah Karanganyar.

    2. Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai

    macam sumber lainnya yang terdiri dari dokumen mengenai MI

    Muhammadiyah Karanganyar. Dokumen yang digunakan meliputi lokasi

    sekolah, profil sekolah, sejarah sekolah, brosur sekolah, RPP, nilai rapor,

    visi misi sekolah. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk

    memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah

    dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan guru-guru MI

    Muhammadiyah Karanganyar.

    E. Prosedur pengumpulan data

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan

    data sebagai berikut:

    1. Observasi

    27

  • Data yang didapat melalui observasi langsung terdiri dari

    pemberian rinci tentang kegiatan, perilaku, serta tindakan orang-orang,

    serta juga keseluruhan kemungkinan interaksi interpersonal, dan proses

    penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat

    diamati (Siswanto, 2016: 58).

    Dalam penelitian ini, peneliti mengamati aktivitas pembelajaran.

    Aktivitas pembelajaran digunakan untuk memvalidasi data dari hasil

    wawancara tentang implementasi metode pembelajaran berbasis multiple

    intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar.

    2. Wawancara

    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering

    digunakan dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara

    berarti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara

    pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee) dengan

    maksud mrenghimpun informasi dan interviewee. Interviewee pada

    penelitian kualitatif adalah informan yang daripadanya pengetahuan dan

    pemahaman diperoleh (Satori, 2017:129).

    Wawancara yang di lakukan peneliti adalah wawancara terstruktur,

    yaitu peneliti memberikan pertanyaan kepada setiap responden kemudian

    mencatatnya untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan dengan

    face to face kepada informan untuk mendapatkan data-data yang

    berkaitan tentang metode pembelajaran berbasis multiple intelligences di

    MI Muhammadiyah Karanganyar.

    28

  • 3. Dokumentasi

    Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

    Dokumen bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

    dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatn harian,

    sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.

    Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa

    dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

    metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono,

    2017:329).

    Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu cara memperoleh data

    dengan meneliti dan mempelajari serta menganalisa dokumen yang

    berupa data umum yang berhubungan dengan implementasi metode

    pembelajaran berbasis multiple intelligences di MI Muhammadiyah

    Karanganyar.

    F. Analisis data

    Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan

    menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

    catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami,

    dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data

    dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-

    unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

    penting dan yang dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

    diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2017: 334).

    29

  • Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi

    secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/

    verifikasi (Miles, 1992:16).

    Alur analisis kualitatif model interaktif ini dapat digambarkan sebagai

    berikut ini.

    Gambar 1.1 Komponen analisis data model

    alir 1. Reduksi Data

    Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian untuk

    penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

    muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

    berlangsung terus-menerus selama penelitian yang berorientasi kualitatif

    berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul, antisipasi

    akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya

    memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan

    penelitian dan pendekatan pengumpulan data yang akan dipilihnya.

    30

  • Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi

    selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat

    gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo). Reduksi data/ proses-

    transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai

    laporan akhir lengkap tersusun (Siswanto, 2017: 187).

    2. Penyajian Data

    Sekumpulan informasi yang tersusun seehinga memberi

    kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan

    atau kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif dalam penyajian data lebih

    sering menggunakan teks naratif. Penyajian data yang baik merupakan

    suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

    3. Menarik Kesimpulan dan Verivikasi

    Penarikan kesimpulan adalah sebagian dari kegiatan dari

    konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

    penelitian berlangsung. Verifikasi dilakukan dengan cara melakukan

    tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau tukar pikiran di antara

    teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif,” atau

    juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan Salinan suatu temuan

    dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang

    muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan

    kecocokannya yang merupakan validitasnya (Siswanto, 2017:188).

    G. Pengecekan keabsahan data

    31

  • Penelitian kualitatif dinyatakan abash apabila memiliki derajat

    kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

    (dependability), dan kepastian (confirmability) (Satori, 2017: 164).

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik ketekunan pengamatan

    dan triangulasi.

    1. Ketekunan pengamatan

    Ketekunan pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data yang valid

    dan urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Teknik

    ini menuntut peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

    berkesinambungan. Melalui teknik penelitian ini peneliti berusaha

    setekun mungkin untuk mengamati secara terus menerus dan membaca

    berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-

    dokumentasi yang terkait dengan temuan yang di teliti, sehingga peneliti

    mendapatkan wawasan yang semakin luas untuk dapat digunakan untuk

    memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.

    2. Triangulasi

    Triangulasi merupakan teksnik menguji keabsahan data dengan berbagai

    cara yang berbeda, dan berbagai waktu dari berbagai sumber yang sama.

    Melalui teknik ini peneliti akan membandingkan setiap data yang

    didapatkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang

    benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

    H. Tahap- tahap penelitian

    1. Tahap Pra Lapangan

    32

  • Tahap pra lapangan yaitu tahap sebelum melakukan penelitian, dimana

    peneliti memperhatikan segala macam persoalan dan mempersiapkan

    bahan untuk kegiatan penelitian yang berupa: penyusunan rancangan

    penelitian, mengururus perizinan, mengenali dan menilai keadaan,

    memilih dan memanfaatkan informan.

    2. Tahap Pekerjaan Lapangan

    Pada tahap ini peneliti secara sungguh-sungguh berusaha memahami

    latar penelitian dan mempersiapkan dirinya untuk memasuki dan

    menghadapi lapangan penelitian untuk mengumpulkan data yang

    diperlukan.

    3. Tahap Analisis Data

    Pada tahap analisis data ini peneliti menganalisis data-data yang sudah

    dikumpulkan dari suatu penelitian yang telah dilakukan dengan konsep

    yang direncanakan.

    33

  • BAB IV

    PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Kondisi Umum MI Muhammadiyah Karanganyar

    1. Sejarah Sekolah

    MI Muhammadiyah Karanganyar berdiri sejak tahun 1974, tepatnya

    pada tanggal 1 Januari 1974 dengan Piagam Pendirian dari Kanwil

    Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dengan nama MADRASAH

    IBTIDAIYAH LATIHAN PGA 6 TAHUN dengan piagam Nomer.

    Lk/3.c/1223/Pgm.MI/1978. Kemudian berubah menjadi MADRASAH

    IBTIDAIYAH MUAHMMADIYAH KARANGANYAR dengan Piagam

    No. I.K/3.a/427/PGM/MI/1981, tertanggal 1 Juni 1981 yang ditanda tangani

    oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Depag Prov Jateng

    Drs. H. Moh Rifa'I hingga sampai sekarang. Banyak hal yang dilakukan

    oleh persyarikatan untuk memaksimalkan program pengembangan

    Madrasah ini. Pasang dan surut telah dialaminya, banyak usaha yang telah

    dilakukan, berbagai hambatan dan tantangan telah dilaluinya, semua ini

    telah dilaluinya dengan baik sehingga dapat menghantarkannya pada

    kondisi sebagaimana yang sekarang ini.

    Keberadaan MI Muhammadiyah Karanganyar sebagai salah satu amal

    usaha Muhammadiyah disamping Amal Usaha-amal usaha yang lain. MI

    Muhammadiyah Karanganyar bukanlah merupakan produk warisan yang

    sudah matang dan tinggal menikmati, namun merupakan hasil perjuangan

    yang gigih, dan hasil kerja yang dilakukan persyarikatan dengan tenaga

    34

  • pendidiknya dilandasi dengan ikhlas, penuh dedikasi, tanggung jawab dan

    selalu menjunjung tinggi cita-cita persyarikatan (D/SS/F).

    2. Identitas Madrasah

    a. Nama Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

    Karanganyar

    b. Tahun Berdiri 1974

    c. NSM / NSB / NIS / NPSN 111233130036 / 004 171 820 514 002

    / 11023 /60711852

    d. SK MI Kanwil Depag Provinsi Jawa Tengah

    e. Status Akreditasi /Tanggal Terakreditasi A/ 9 Nopember 2010

    f. Nomor Dd. 022168

    g. Tipe Sekolah SD/MI SPM (Standar Pelayanan

    Minimal)

    h. Gugus Sekolah Imbas

    i. Masuk Pagi

    j. Alamat Lengkap Jl. Citarum I No.9 Karanganyar 57714

    Telp (0271) 494 485

    k. Email [email protected]

    (D/IM/F)

    3. Visi MI Muhammadiyah Karanganyar

    Berakhlaq Mulia, Tekun beribadah, Terdepan dalam Prestasi, Peduli dan

    berwawasan lingkungan Menuju Mardhatillah Sejati (D/VM/F).

    4. Misi MI Muhammadiyah Karanganyar

    a. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan yang mengacu pada Al

    Qur'an dan Sunah Rasul.

    b. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

    prestasi akademik dan non akademik.

    35

    mailto:[email protected]

  • c. Meningkatkan profesionalitas dan kwalitas tenaga kependidikan yang

    sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dan berwawasan

    lingkungan.

    d. Terselenggaranya pengelolaan sekolah yang efektif, efisien, transparan

    dan akuntabel.

    e. Mewujudkan Madrasah menjadi kebanggaan serta bagian yang

    takterpisahkan dari masyarakat.

    f. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan

    dan kemajuan Madrasah yang berwawasan lingkungan

    g. Mewujudkan kualitas lingkungan sekolah yang aman, nyaman, asri,

    peduli terhadap pelestarian sumber daya alam sekitar (D/MM/F)

    5. Tujuan dan Target Pendidikan

    Tujuan Pendidikan

    a. Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, peduli

    dan berwawasan lingkungan dengan motto Cerdas, Kreatif dan Sholeh.

    b. Mengembangkan “ Multiple Intelegen “ seluruh aspek kecerdasan

    alamiah manusia. ( Kecerdasan spiritual, kecerdasan emosi, kecerdasan

    logika matematis, kecerdasan spatia, kecerdasan kinestetik, kecerdasan

    musikal, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal).

    c. Membentuk siswa siswi untuk memiliki pengetahuan, sikap dan

    ketrampilan dasar yang cukup untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

    yang lebih tinggi.

    36

  • d. Mendidik siswa siswi untuk memiliki Akhlaq dan kepribadian yang

    sesuai dengan nilai-nilai Islam serta sikap mandiri dalam melestarikan

    sumber daya alam sebagai bekal hidup bersama ditengah keluarga dan

    masyarakat.

    e. Membangun kehidupan sosial yang beradab, ramah lingkungan dan

    beraklaq atas dasar persaudaraan dan persahabatan agar menjadi Rahmad

    seluruh alam (rahmatan lil „alamin).

    Target Pendidikan

    a. Anak mampu membaca Al Qur'an dengan baik dan benar pada dua tahun

    pertama.

    b. Anak mampu menghafal Al Qur‟a juz 30 ( Juz‟ama) dan memahami

    beberapa kutipan surat yang relevan dengan kurikulum.

    c. Anak mampu menghafal 20 sampai 30 hadist dan do'a serta dapat

    mengamalkan sesuai dengan perkembangannya.

    d. Mengerti dan memahami ajaran serta nilai-nilai Islam, selanjutnya

    belajar mengamalkannya.

    e. Menguasai dasar-dasar Matematika, IPA, PKPS, Bahasa Inggris, Bahasa

    Indonesia, Bahasa Arab dan mata pelajaran yang lain serta

    memanfaatkannya untuk kemaslahatan umat. keberhasilan poin ini

    ditandai dengan nilai UAS/UANAS murni yang tinggi dan lulusan yang

    berkualitas.

    f. Mampu membentuk karakter dan kepribadian siswa untuk peduli, ramah,

    dan berwawasan lingkungan (D/TTP/F).

    37

  • B. Implementasi di MI Muhammadiyah Karanganyar

    Hasil penelitian Implementasi metode pembelajaran berbasis multiple

    intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar dapat dilihat sebagai berikut:

    1. Tujuan yang ingin dicapai dalam Pembelajaran Berbasis Multiple

    Intelligences

    Berdasarkan hasil wawancara mengenai tujuan pembelajaran berbasis

    multiple intelligences MY menjelaskan sebagai berikut:

    “Otomatis mewujudkan tujuan utama pembelajaran itu sendiri

    karena, masing- masing mapel masing-masing tema maupun masing-

    masing isi, yang termuat dalam kurikulum itukan mengembangkan semua

    anak, tujuannya ya kalau MI itu pembelajaran yang utama dari semua

    mapel itu, dari pengembangan diri dan akhlakul kariamah kemudian juga

    tidak meninggalkan prestasi, prestasi dari masing-masing mapel itu karena

    awal kesuksesan anak-anak itu di MI, di kelas enam maka tugas utama

    yaitu sesuai harapan orang tua kemudian juga pembelajaran dari yang

    dikembangkan sudah tercampur semua maka tujuan kita yang mengacu

    pada visi misi MI, visi misi MI. Mengacu pada visi misi ini kemudian tujuan

    MI Muhammadiyah Karanganyar ada semua. Ketercapaian target

    kemudian juga bukti autentik kenapa multiple intelligences ini

    dikembangkan di MI ini prestasinya luar biasa. Jadi di akhlak ini ya

    akhlakul karimah di bidang agama nggeh, yang ikut KI 1 yang religious itu

    dikemas adanya kebiasaan yang baik sholat berjamaah kemudian ngaji

    bersama sebelum pelajaran dimulai kemudian adanya mabit kemudian

    38

  • adanya target anak harus hafal sekian-sekian itu juga sudah di

    programkan, selain itu juga mengapa dikembangkan multiple intelligences

    tadi” (W/ IMJ/MY/ 01/15-05-2019/R-01)

    Dari hasil wawancara dengan MJ dapat diketahui bahwa tujuan

    pembelajaran di sini yaitu, mengembangkan semua anak sesuai dengan

    harapan orang tua yang mengacu pada visi dan misi yang ada di MI

    Muhammadiyah Karanganyar.

    39

  • Adapun sumber lain menyatakan:

    “yang ingin dicapai itu yang pertama anak mampu menguasai

    pembelajaran karena ini menggunakan pembelajaran tematik, jadi anak

    bisa menguasai misal matematika ada pembagian itu disampaikan dengan

    cara yang mudah dipahami oleh anak” (W/IMJ/AR/02/08-05-2019/R-02).

    “Ya pembelajarannya itu sudah sesuai dengan harapan saya mbak

    selain pembelajarannya dikemas sesuai usia anak yaitu menyenangkan juga

    ilmu agamanya ditekankan” (W/IMJ/EM/03/15-05-2019/R-03)

    Berdasarkan hasil wawancara dengan MY, AR, dan EM dapat

    disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran berbasis multiple intelligences ini

    adalah untuk mengembangkan anak agar mampu menguasai pembelajaran

    serta berakhlakul karimah, sesuai dengan visi dan misi di MI

    Muhammadiyah Karanganyar.

    2. Mata Pelajaran yang Menggunakan Metode Multiple Intelligences

    Hasil wawancara mengenai mata pelajaran yang menggunakan

    metode multiple intelligences, MY menjelaskan sebagai berikut:

    “Hampir semua Cuma memang beda masing-masing muatannya

    beda-beda tapi semua itu dikembangkan di mata pelajaran matematika,

    IPA, di semua bidang-bidang umum dan agama itu semua dikembangkan

    tapi memang porsinya beda-beda karena masing-masing juga mengarah ke

    masing-masing tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang

    dikembangkan” (W/IMJ/MY/01/15-05-2019/R-01)

    40

  • Dari hasil wawancara dengan MY dapat diketahui hampir semua mata

    pelajaran menggunakan metode pembelajaran multiple intelligences baik

    dibidang umum maupun bidang agama tapi memang porsinya berbeda-beda

    tergantung dengan materi yang di kembangkan. Hal ini juga tergantung

    pada kemampuan dan kreatifitas guru dalam mengolah, dan

    mengembangkan suatu materi agar menjadi pembelajaran yang

    menyenangkan dan mudah untuk dipahami oleh siswa.

    Pendpat MY tersebut memiliki kesamaan dengan pendapat menurut

    AR.

    “Hampir semua menggunakan metode multiple intelligences jadi itu

    tergantung oleh guru mungkin jika materi bisa disampaikan dengan metode

    ini ya menggunakan metode ini tapi misalkan mau pakai metode yang lain

    juga bisa" (W/IMJ/AR/02/08-05-2019/R-02).

    AR menjelaskan bahwa, hampir semua menggunakan metode multiple

    intelligences tergantung dengan materi bisa disampaikan menggunakan

    metode ini atau tidak.

    3. Media Pembelajaran

    Menurut hasil wawancara di MI Muhammadiyah Karanganyar

    mengenai media pembelajaran adalah:

    “Medianya banyak mbak, baru saja tadi contoh medianya laptop

    kemudian apa itu, gambar jelas ada tadi juga ada baru, tadi di power point

    gambar, kemudian juga anu ya video jadi ada gambar dll. Ini tadi

    pembelajaran Bahasa inggris nah kebetulan saya baru ini baru apa, baru

    41

  • supervisi itu baru bab 1 bab 2 itu adalah Bahasa inggris tadi juga pakai

    laptop tentang colour, ini ditayangkan melalui LCD laptop mbak, kemudian

    juga intinya guru itu harus pinter mengemas baiknya mentransfer ilmu

    kepada anak itu melalui multiple intelligences itu juga dikembangkan dan

    peraganya banyak dibuktikan dengan ini bukti autentik ya. Pengembangan

    ini ada yang masih tersimpan juga mbak nah itu mbak, tapi memang itu

    semua tidak sama antara guru satu dengan yang lain, masing-masing

    mendesain itu beda-beda. Saya juga maklum karena apa, tingkat

    kemampuan kemudian tingkat bisa mendesain itu juga beda-beda yang

    penting dalam memnstransfer ilmu itu anak itu memahami paham apa yang

    dimaksud dengan sebuah pembelajaran baik bernilai angka maupun

    bernilai akhlakul karimah itu bisa tercapai” (W/IMMD/MY/01/15-05-

    2019/R-01).

    “Media pembelajarannya ya bisa menggunkan apa saja tapi kalau

    saya biasanya menggunakan laptop, ada LCD proyektor juga tapi kebetulan

    ini materi pembagian jadi saya menggunakan papan tulis, biasanya pakai

    proyektor kadang gambar sama kartu tabel perkalian itu dibuat sendiri oleh

    siswa itulah kita manfaatkan karena dengan menggunakan itu anak-anak

    lebih mudah dan tertarik dalam belajar” (W/IMMD/AR/02/08-05-2019/R-

    02).

    Dari hasil wawancara dengan MY dan AR dapat diketahui bahwa media

    pembelajaran yang paling sering digunakan yaitu media laptop, LCD,

    proyektor dengan menggunakan video, gambar dll. Media inilah yang paling

    42

  • diminati siswa sebagai media untuk belajar dan tentunya merupakan media

    yang sangat efektif untuk membuat para siswa mengerti apa yang diajarkan

    oleh guru.

    Untuk membuktikan penelitian peneliti melakukan observasi. Dalam

    observasi ini diperoleh data sebagai berikut. media yang digunakan

    yaitu gambar, tabel bilangan dan juga sempoa. Tabel bilangan dibuat

    sendiri oleh siswa yang dihiasi sesuai kreatifitas anak, setiap anak

    memiliki tabel bilangan tersebut. Sempoa juga setiap anak memiliki

    untuk membantu siswa dalam menghitung baik untuk penjumlahan

    maupun pengurangan. (O/IMMD/01/08-05-2019)

    Sumber lain menyebutkan,

    “Kalau belajar matematika pakainya papan tulis”

    (W/IMMD/CI/03/15-05-2019/R-03)

    Observasi lain menunjukan,

    Media pembelajaran yang digunakan adalah power point yang berisi materi dan gambar ditayangkan melalui LCD dan proyektor. (O/IMMD/03/15-05-2019)

    4. Sumber Belajar

    Hasil wawancara dengan MY dan AR mengenai sumber belajar

    adalah:

    “Ada buku guru ada buku siswa dan ada buku referensi, karena jujur

    saja kurtilas itu dangkal sekali materinya sehingga banyak guru yang

    mengadopsi dari buku lain yang penting sesuai dengan tujuan

    pembelajaran yang ada. Kemudian yang enam ini kan ujiannya campur

    mbak KTSP dan kurtilas maka sejak kelas rendah sudah di desain

    bagaimana guru itu mengadakan sebuah pengayaan kurtilas dan KTSP,

    43

  • perpaduan antara kTSP dan kurtilas itu terwujud sampai anak itu siap

    ujian” (W/IMS/MY/01/15-05-2019/R-01).

    “Sumber belajar ada buku, ya buku guru buku siswa atau buku yang

    lainnya yang masih bersangkutan, tapi untuk tematik ini sumbernya dari

    buku BUPENA karangan Irene MJA, dkk. diterbitkan oleh Erlangga tahun

    2016 dengan kurikulum 2013. Buku lain dari sekolah juga ada tapi memang

    yang paling sering digunakan adalah BUPENA ini untuk tematik. Ini buku

    yang sudah direvisi jadi kalau tahun sebelumnya itu belum direvisi jadi ini

    BUPENA yang terbaru” (W/IMS/AR/02/08-05-2019/R-02).

    Dari wawancara dengan MY dan AR tersebut dapat diketahui bahwa

    sumber belajar siswa adalah dari buku guru, buku siswa dan sumber buku

    lainnya. Adapun untuk pemebelajaran tematik di kelas II sumber belajar

    yang paling sering digunakan adalah buku BUPENA karangan Irene MJA,

    dkk. diterbitkan oleh Erlangga tahun 2016 dengan kurikulum 2013.

    5. Langkah-langkah

    Berdasarkan hasil wawancara dengan MY, langkah-langkah dalam

    penerapan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences di MI

    Muhammadiyah secara umum dijelaskan sebagai berikut:

    “secara umum mestinya persiapan dulu, persiapan dari pertama itu

    kan adanya kurikulum dulu, kemudian KKM kemudian perangkat

    pembelajaran itu ada RPP ada silabus ada prota dan promes, nah

    kemudian jadwal pembelajaran kemudian nanti setelah sesuai dengan

    jadwal guru tinggal SK tugas, mengajarkan kelas berapa jam berapa,

    44

  • semacam jadwal. Kemudian baru nanti adanya jadwal-jadwal guru itu

    mengajar, nah mengajar ini yang disiapkan ada prota ada promes ada

    KKM kemudian RPP dengan desain dengan apa tadi, dengan metode media

    dan semuannya dan bahkan pendekatannya apa kalau model itu kan

    scientific approach ya ada lima langkah itu diterapkan setelah itu sudah ya

    sudah, nanti kalau sudah terjadwal guru itu mengajar, nanti ada supervisi

    sekolah, untuk apa? Untuk mengevaluasi apakah pembelajaran itu sudah

    sesuai tujuan, metodenya bagus enggak, mengajar dengan seperti ini dan

    sebagainya. Kemudian disamping juga melihat bagaimana guru itu

    mengajar, apakah memang sesuai dengan harapan MI atau tidak, baru

    nanti oleh supervise dievaluasi kemudian dibenahi secara pribadi kemudian

    setelah itu nanti ketika rapat dinas disampaikan hasil evaluasi siswa-siswa

    itu seperti ini, ngedrop seperti ini, yang harus dibenahi ini, jadi kita

    kerjasama juga dengan korlas mbak, tidak sendiri kita kan ada sepuluh

    waka, waka kurikulum, ada waka sarpras, ada waka kesiswaan, ada waka

    humas, ada waka islam kemuhammadiyahan, ada korlas, ada wali kelas, dll

    itu semua saling bekerja sama teamwork bukan superteam tetapi teamwork,

    superteam lah istilahnya sehingga kerjasama itu harapannya adalah apa

    yang diharapkan orangtua, MI itu bias terwujud untuk mengembangkan

    anak secara berdaya yang mengacu pada pengembangan multiple

    intelligences tadi” (W/IML/MY/01/15-05-2019/R-01).

    Menurut MY, langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

    menerapkan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences di MI

    45

  • Muhammadiyah Karanganyar ini yang pertama adalah persiapan adanya

    kurikulum, KKM, RPP, silabus, prota, promes, kemudian jadwal

    pembelajaran dan SK tugas guru, dan terakhir evaluasi pembelajaran oleh

    supervisi. Langkah-langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai

    hasil pembelajaran yang maksimal untuk siswa dalam mengembangkan

    semua potensinya.

    Berkaitan dengan langkah-langkah penerapan metode pembelajaran

    berbasis multiple intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar, AR

    menjelaskan penerapannya secara khusus dalam pembelajaran tematik pada

    siswa kelas II E yaitu sebagai berikut:

    “Yang pertama guru itu harus menyiapkan materi yang akan

    disampaikan itu apa, kemudian materi apa yang akan disampaikan anak-

    anak memang harus tau dulu. Setelah anak faham kemudian guru

    memberikan stimulus pada anak, anak nanti ketika disuruh maju itu anak

    mengerti tidak kalau tidak maka kita ajak berfikir dan kita fahamkan

    tentang materi tersebut” (W/IML/AR/02/08-05-2019/R-02).

    Hasil wawancara dari AR dapat dipahami bahwa langkah-langkah

    pembelajaran ini yang utama adalah materi kemudian memahamkan anak

    tentang materi yang akan disampaikan.

    6. Evaluasi Pembelajaran

    Berdasarkan hasil wawancara dengan MY dapat diketahui evaluasi

    pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar sebagai berikut:

    46

  • “Tergantung nanti kalau sudah dievaluasi itu hasilnya seperti apa, di

    setiap akhir pembelajaran itu ada kesimpulan kemudian guru ada flashback

    kembali, biasanyakan guru itu memberikan soal kepada siswa atau

    penugasan disini juga bisa dicari yang paling dekat apakah anak itu ketika

    saat pembelajaran di evaluasi apakah benar-benar bisa atau tidak.

    Kemudian evaluasi pada pembelajaran berikutnya, adanya apersepsi di

    awal itu, itukan ada book storming untuk mengingat kembali pembelajaran

    yang dulu, lha itu kan anak-anak yang pinter, yang ahli yang sudah terekam

    pelajaran kemarin dia bisa menjelaskan kembali muncul, kemudian ketika

    adanya semesteran dan sebagainya itu adalah evaluasi bagi guru apakah

    pelajaran yang disampaikan itu bisa tersampai atau tidak, misalkan tidak

    kan ada waktu cepat sekali, ada waktu menengah, kemudian panjang,

    paling panjang kan kenaikan kelas” (W/IME/MY/01/12-08-2019/R-01).

    Dapat diketahui evaluasi pembelajaran di MI Muhammadiyah

    Karanganyar melalui wawancara dengan MY yaitu, untuk evaluasi siswa

    maka setiap akhir pembelajaran ada kesimpulan kemudian guru malakukan

    flashback kembali, siswa juga diajak guru untuk mengingat kembali

    pembelajaran sebelumnya di setiap awal pembelajaran, selain itu guru juga

    memberikan soal atau penugasan sebagai bentuk apakah siswa sudah paham

    dengan materi yang sudah di ajarkan. Sedangkan untuk evaluasi guru

    dilakukan ketika penilaian terhadap siswa apakah pelajaran yang

    disampaikan benar-benar sudah difahami anak atau belum, ada waktu cepat

    47

  • sekali yaitu melalui nilai harian, ada waktu menengah yaitu nilai

    semesteran, dan waktu panjang yaitu nilai rapor selama satu tahun.

    Untuk evaluasi pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar,

    khususnya dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas II E dijelaskan

    oleh AR sebagai berikut:

    “Evaluainya kadang anak itu masih suka rame aktif tapi ada

    beberapa anak memang suka memperhatikan ada juga yang senengnya

    duduk di belakang tidak mau di depan. Jadi memang evaluasinya harus

    menyeluruh dari semua perilaku siswa ada penilaiannya dan juga tugas-

    tugas” (W/IME/AR/02/08-05-2019/R-02).

    Evaluasi pembelajaran tematik pada siswa kelas II melalui metode

    pembelajaran berbasis multiple intelligences yaitu, secara menyeluruh dari

    semua perilaku siswa juga tugas-tugas sehingga dapat diketahui bagaimana

    perkembangan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan.

    7. Peran Guru

    Peran guru dalam metode pembelajaran berbasis multiple

    intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar di jelaskan oleh MY

    sebagai berikut:

    “perannya ya malah peran yang anu sekali peran utama untuk

    mengembangkan itu mbak karena subjeknya adalah guru objeknya

    adalah siswa, sehingga antara subjek dan objek ini harus sesuai dengan

    pembelajaran dan semua yang ada di MI ini perannya luar biasa, kan

    langsung pelaku utama untuk mentransfer itu untuk mengembangkan

    48

  • multiple tadi, perannya ya luar biasa disini karena berkembang dan

    tidaknya siswa terkait multiple tadi karena adanya kurikulum, adanya

    materi, adanya sarpras ini kan pelakunya adalah guru mendesain

    memasukkan itu adalah guru. Jadi peran guru adalah utama sekali ya

    disamping memang harus adanya orang tua karena tidak akan terwujud

    dengan baik pengembangan multiple tadi tanpa dukungan orangtua.

    Karena guru juga harus memperhatikan kebutuhan anak dalam

    mendesain pembelajaran jadi memang selain anak-anak guru juga harus

    kreatif dan harus menyediakan kebutuhan anak” (W/IMP/MY/01/15-05-

    2019/R-01)

    “Karena guru juga harus memperhatikan kebutuhan anak dalam

    mendesain pembelajaran jadi memang selain anak-anak guru juga harus

    kreatif dan harus menyediakan kebutuhan anak” (W/IMP/AR/02/08-05-

    2019/R-02).

    Dari hasil wawancara dengan MY dan AR mengenai peran guru

    dalam penerapan metode pembelajaran di MI Muhammadiyah

    Karanganyar dapat disimpulkan bahwa, dalam pengembangan multiple

    intelligences peran guru adalah sebagai subjek atau pelaku utama untuk

    mendesain pembelajaran yang kreatif dan mentrasfer ilmu kepada anak,

    serta mengarahkan anak dalam memahami dan mengembangkan potensi

    yang ada dalam diri siswa masing-masing.

    8. Peran Siswa

    49

  • Menurut MY dalam pengembangan multiple intelligences peran

    siswa yaitu sebagai pelaku utama yang di motivasi oleh guru untuk

    mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

    “Kalau siswa otomatis perannya sebagai pelaku utama yang di

    motivasi oleh guru, perannya ini mestinya anak itu sesuai dengan

    pengembangan dan perintah dari guru untuk mengembangkan dirinya

    sendiri terkait dengan saya pinter dimana, saya harus apa, itu kan

    otomatis disamping orang tua juga siswa dengan guru. Artinya anak ini

    untuk kelas bawah memang belum begitu tau, tapi setelah dia menginjak

    kelas II atau kelas III itu kan sudah tau apa yang akan dikembangkan

    untuk dirinya, contoh mbak di pengembangan didik ekstrakurikuler itu

    guru kan utamanya wali kelas ya, itu mengarahkan kamu bakat disini,

    tetapi tetap saja tidak lepas oleh peran orang tua kadang-kadang anak

    itu belum tau apa, aku itu potensi dimana, pinter dimana, tapi anak tidak

    suka lah ini minta saran orang tua” (W/IMPS/MY/01/15-05-2019/R-01).

    Peran siswa dalam pengembangan multiple intelligences di dalam

    kelas menurut AR yaitu, siswa sudah cukup aktif.

    “Peran siswa di sini memang sudah cukup aktif tapi untuk

    ketelitian cuma kadang kalau mau benar-benar aktif dalam mendekati

    siswa apakah siswa ini bermasalah atau tidak” (W/IMPS/AR/02/08-05