implementasi model creditrisk+ dalam mengukur...

103
IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR POTENSI KERUGIAN PEMBIAYAAN KPR BRISYARIAH IB DAN STRATEGI MITIGASI ( Studi Pada BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: WISNU FITRIANTO NIM: 1110046100055 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Upload: vudien

Post on 23-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR POTENSI

KERUGIAN PEMBIAYAAN KPR BRISYARIAH IB DAN STRATEGI MITIGASI

( Studi Pada BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

WISNU FITRIANTO

NIM: 1110046100055

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam
Page 3: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam
Page 4: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang belaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 14 Agustus 2014

Wisnu Fitrianto

Page 5: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

iii

ABSTRAKSI

Wisnu Fitrianto, 1110046100055, “Implementasi Model Creditrisk+ dalam

Mengukur Potensi Kerugian Pembiayaan KPR BRISyariah IB dan Strategi

Mitigasi ( Studi Pada BRI Syariah KCI Abdul Muis Jakarta)”, Program Strata I,

Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini membahas tentang penerapan metode creditrisk+ untuk

menghitung potensi kerugian dan kecukupan modal (economic capital) pada

pembiayaan KPR BRISyariah IB yang disalurkan oleh Bank BRI Syariah Kantor

Cabang Abdul Muis Jakarta serta strategi mitigasi risiko yang dilakukan untuk

menghadapi risiko pembiayaan yang terjadi. Metode creditrisk+ merupakan metode

untuk melihat risiko pembiayaan dengan input data annual report dan data

outstanding debitur.

Proses pengolahan data menggunakan metode creditrisk+ dapat dilakukan

melalui beberapa tahapan, antara lain : menentukan eksposur awal dan menentukan

probability of default berdasarkan PPAP yang diatur dalam PBI NO. 13/13/PBI/2011,

menghitung recovery rate dan riil loss, menghitung expected loss dan expected loss

individual berdasarkan eksposur at default, menentukan n-default dengan poisson

distribution, menghitung unexpected loss, serta menghitung economic capital.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, diperoleh nilai potensi

kerugian yang tidak terduga (Unexpected Loss) sebesar Rp. 2.744.452.762,04. Kedua,

diperoleh nilai Economic Capital sebesar Rp. 487.955.914,04 yang masih mampu

dicover oleh kecukupan modal yang dimiliki bank. Ketiga, Strategi mitigasi risiko

pembiayaan KPR BRI Syariah IB yang telah dilakukan oleh Bank BRI Syariah KC

Abdul Muis Jakarta antara lain melakukan study kelayakan debitur, pembentukan

PPAP berdasarkan PBI NO. 13/13/PBI/2011, penerapan kebijakan uang muka,

kerjasama dengan perusahaan asuransi, pengikatan asset sebagai jaminan, serta

eksekusi jaminan.

Kata Kunci : KPR, Risiko,Creditrisk+, Expected Loss,Unexpected Loss , Economic

Capital, Mitigasi Risiko

Page 6: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya tanpa

jemu. Sesungguhnya, hanya karena kemurahan hati-Nya lah sehingga akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan Rasulullah saw beserta seluruh keluarga, sahabat, dan

juga ummatnya. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari terdapat banyak

kendala yang menghambat langkah penulis untuk merampungkan skripsi ini. Namun,

berkat bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Phil. J.M. Muslimin, MA., sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H., sebagai Ketua Prodi Muamalat

(Ekonomi Islam) dan Abdurrauf, MA., sebagai Sekretaris Prodi Muamalat

(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. M. Zainul Arifin , sebagai Dosen Pembimbing Akademik Penulis.

4. Ir. RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis

yang telah memberi arahan, saran, dan ilmunya hingga penulisan skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

5. Segenap pihak BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta yang telah bersedia

meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membantu penulis

Page 7: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

v

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengajarkan ilmu yang tidak ternilai,

hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Segenap staff akademik dan staff perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Orang tua tercinta Sutaji dan Ning Khoiyimah yang selalu membimbing dan

mendukung penulis baik moril maupun materiil tanpa pernah mengeluh dan

berputus asa tetap memberikan motivasi kepada penulis dalam kondisi senang

maupun susah.

9. Adik-adik tersayang, Moh. Andri Sutanto, Emi Faiziah Sutanti dan M. Adnan

Ramadhan yang turut memberikan kontribusi dan motivasi bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga Besar Hj. kedah dan Keluarga Besar Mbah Ketang, Kakek - Nenek,

budhe-pakdhe,sepupu-sepupu penulis tercinta yang terus mendukung Penulis

dalam menyelesaikan studi ini.

11. Sahabat – sahabat terbaik penulis, Dono Satrio dan M. Fazlurrahman Syarif

yang sama-sama berjuang dengan penulis dalam susah dan senang selama

proses perkuliahan hingga akhir.

12. Teman-teman Mahasiswa jurusan Perbankan Syariah kelas A angkatan 2010,

yang selalu membantu dan menemani penulis selama masa perkuliahan

berlangsung. Menjalani susah senang bersama menanggung beban bersama

Page 8: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

vi

seperti keluarga sendiri yang saling mendukung satu sama lain untuk tetap

teguh mencapai cita-cita kita.

13. Teman-teman COINS Fighters, Bang Jhon, Bang Syam, Bang Tohir, Bang

Alvin, Bang Idham, zaki halim, eko, ipul, ucup,dll yang menjadi teman share

dan kajian selama masa perkuliahan.

14. Teman-teman BEM Fakultas Syariah dan Hukum yang bersama-sama

berjuang menjaga dan mengisi kegiatan-kegiatan di Fakultas Syariah dan

Hukum.

15. Dan akhirnya, semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian

skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih. Semoga

segala kebaikan yang tulus dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT

serta mendapatkan pahala yang berlipat dari-Nya.

Kiranya skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun kritik dan saran dari

para pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaannya. Besar harapan penulis

agar skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi bagi penulis dan

masyarakat seluruhnya.

Jakarta, 14 Agustus 2014

Penulis

Page 9: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ ii

ABSTRAKSI ........................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5

C. Batasan Masalah ........................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6

F. Review Study Terdahulu .............................................................. 8

G. Kerangka Konseptual ................................................................... 10

H. Sistematika Penulisan .................................................................. 10

BAB II: TINJAUAN TEORITIS

A. Pembiayaan KPR Syariah ............................................................. 13

B. Risiko Pada Bank Syariah ............................................................. 19

C. Risiko Pembiayaan ........................................................................ 23

D. Tujuan Pembiayaan ....................................................................... 27

E. Analisis Pembiayaan ..................................................................... 28

F. Manajemen Risiko ........................................................................ 37

G. Mitigasi Risiko .............................................................................. 43

Page 10: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

viii

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 46

B. Jenis Penelitian .............................................................................. 46

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 46

D. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 47

E. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 48

BABIV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ...................................................... 54

B. Mengukur Potensi Kerugian dengan Metode Creditrisk+ ............ 74

C. Strategi Mitigasi Risiko Pembiayaan KPR BRISyariah IB .......... 84

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 87

B. Saran .............................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Financing To Value pembiayaan KPR

Tabel 2.1 Kualitas Pembiayaan

Tabel 2.2 Rasio NPF

Tabel 3.1 Probability of Default

Tabel 4.1 Probability of Default

Tabel 4.2 Penentuan eksposur awal dan probability of default

Tabel 4.3 Penentuan nilai recovery rate dan riil loss

Tabel 4.4 Expected loss pada band 100 juta

Tabel 4.5 Expected Loss Individual Band 100 juta

Tabel 4.6 Penentuan n-default dengan Distribusi Poisson

Tabel 4.7 Unexpected Loss Band 10 juta

Tabel 4.8 PBI NO. 13/13/PBI/2011 tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank

umum syariah dan unit usaha syariah

Tabel 4.9 Financing To Value pembiayaan KPR

Page 12: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 DPK Bank BRI Syariah 2010-2013

Gambar 4.2 FDR Bank BRI Syariah 2010-2013

Gambar 4.3 NPF BRI Syariah 2010-2013

Gambar 4.4 Penyaluran pembiayaan Bank BRI Syariah 2013

Gambar 4.5 Penyaluran pembiayaan konsumer BRI Syariah 2013

Page 13: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tinggi berbanding lurus dengan

peningkatan kebutuhan tempat tinggal. Hal ini mengakibatkan permintaan akan

kepemilikan rumah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang

signifikan. Permintaan rumah yang signifikan ini pada akhirnya diantisipasi oleh

perbankan dengan melahirkan suatu sistem yang biasa disebut dengan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR). Kredit Pemilikan Rumah atau biasa disebut KPR

merupakan salah satu langkah bank untuk memberikan kemudahan kepada

masyarakat untuk dapat membeli rumah dengan cara cicilan.1 Bahkan bank

bekerjasama dengan pemerintah dalam memberikan pembiayaan KPR bersubsidi

yang ditujukan kepada masyarakat menengah kebawah agar dapat memiliki

rumah sendiri.

KPR merupakan perwujudan dari peranan bank sebagai intermediary, dan

peranan sebagai intermediary ini tidak hanya ada pada bank konvensional,

melainkan juga terdapat pada bank syariah. Bedanya, bank syariah dalam

melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest free).2 KPR

1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Ed. Rev. Cet. 6, ( Jakarta : Kencana,

2011), hlm 61. 2 Sutan Remy Sjahdaini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata Hukum Perbankan

Indonesia, (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1999), hlm. 4.

Page 14: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

2

tergolong dalam jenis kredit konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang

yang diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang kebutuhan atau

konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yang pelunasannya dari

penghasilan bulanan nasabah debitur yang bersangkutan.

Seiring berkembangnya pembiayaan KPR, Bank Konvensional maupun

Bank Syariah menawarkan produk-produk pembiayaan KPR dengan mekanisme

yang berbeda-beda sesuai kebutuhan nasabah. Hal ini bertujuan untuk

memberikan kemudahan kepada nasabah dalam menentukan kebutuhan rumah

sesuai kemampuan finansialnya. Kemudahan yang diberikan bank dalam

memenuhi salah satu kebutuhan primer manusia ini mendapatkan respon positif

dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan yang signifikan terhadap

permintaan pembiayaan KPR baik di Bank Konvensional maupun Bank Syariah.

Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada bulan

september 2013 menunjukkan bahwa periode april 2012 sampai september 2013,

permintaan pembiayaan KPR yang disetujui mengalami peningkatan sekitar 30%.

Dimana NPL dari pembiayaan pada periode yang sama juga mengalami

peningkatan sekitar 50%.3 Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan KPR juga

mempunyai potensi risiko yang cukup besar bagi bank.

Tingginya kredit pembiayaan KPR di Indonesia membuat BI menerapkan

aturan LTV (Loan to Value) atau FTV (Financing to Value) untuk lebih

3 Bank Indonesia, Laporan Statistik Perbankan Indonesia September 2013, (Jakarta : Bank

Indonesia, 2013), hlm. 134.

Page 15: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

3

meningkatkan aspek prudential bank dalam melakukan penyaluran kredit.

Kebijakan LTV pada pembiayaan KPR dan KPP pada awalnya diterapkan pada

bank konvensional, yaitu pada 15 juni 2012 yang kemudian disusul oleh bank

syariah pada bulan april 2013. Pada saat bank konvensional mematuhi aturan

uang muka minimal 30% untuk pembiayaan KPR, bank syariah mengalami

peningkatan yang signifikan selama beberapa bulan karena masih terbebas dari

aturan LTV. Bahkan pada bulan april 2013 banyak bank syariah yang belum

mematuhi aturan tersebut sampai dikeluarkannya Surat edaran BI No.

15/40/DKMP tanggal 24 September 2014. Surat edaran ini menjelaskan bahwa

bank syariah wajib mematuhi ketentuan uang muka yang bisa dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 1.1 Financing To Value pembiayaan KPR

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013

Permintaan pembiayaan KPR Syariah yang sangat tinggi sebelum

diterapkannya Surat Edaran BI tersebut berbanding lurus dengan peningkatan

potensi kerugian dalam pembiayaan KPR ini. Sehingga bank perlu melakukan

strategi untuk menghadapi kemungkinan potensi kerugian yang akan timbul

Page 16: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

4

dalam pembiayaan KPR tersebut. Salah satu bank syariah yang menawarkan

produk KPR Syariah adalah Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS). BRIS atau

biasa dikenal dengan sebutan BRI Syariah ini merupakan akuisisi dari PT. Bank

Rakyat Indonesia, Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan

setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui

suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.

Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Aktivitas PT. Bank BRISyariah

semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan

Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke

dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1

Januari 2009.4 BRI syariah juga memiliki berbagai macam fitur pembiayaan, baik

skala mikro maupun makro. Dalam hal pembiayaan KPR Syariah, BRI Syariah

memiliki produk andalan yang bernama KPR BRISyariah IB yang didirikan

atasnya dasar tingginya permintaan kredit perumahan di Indonesia.

KPR BRISyariah IB dari BRI Syariah merupakan produk pembiayaan kpr

berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan akad murabahah (jual-beli).

Produk ini menawarkan pembiayaan perumahan dengan plafond berkisar antara

25 juta sampai 3,5 milliar.5 Selain proses pembiayaan dan administrasi yang

mudah, KPR BRISyariah IB juga menawarkan uang muka yang ringan serta

margin yang kompetitif. Oleh karena itu KPR BRISyariah IB menjadi produk

4 PT Bank BRI Syariah Tbk, “About BRI Syariah”, artikel diakses tanggal 17januari 2014

dari http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah 5PT Bank BRI Syariah Tbk, “KPR BRISyariah IB”, artikel diakses tanggal 17januari 2014

dari http://www.brisyariah.co.id/?q=kpr-brisyariah-ib

Page 17: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

5

andalan BRI Syariah dalam mengantisipasi tingginya permintaan kepemilikan

rumah dari tahun ke tahun.

Tingginya permintaan pembiayaan perumahan dari tahun ke tahun

berbanding lurus dengan tingginya risiko gagal bayar yang dicerminkan dalam

peningkatan NPL. Hal ini juga menjadi pertimbangan BRI Syariah dalam

mengatur pembiayaan KPR BRISyariah IB. Peningkatan risiko kredit perlu

ditunjang oleh kualitas manajemen risiko kredit yang baik untuk mengantisipasi

dan mengurangi potensi kerugian yang akan dihadapi oleh bank. Identifikasi dan

analisis manajemen risiko kredit sangat penting dan berguna sebagai salah satu

input alternatif dalam perumusan strategi tata kelola risiko kredit. Bagaimana

kualitas manajemen dalam menghadapi kuantitas risiko pembiayaan KPR

BRISyariah IB pada BRI Syariah yang berpotensi menimbulkan kerugian.

Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan

diatas, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian yang berjudul “

Implementasi Model Creditrisk+ dalam Mengukur Potensi Kerugian

Pembiayaan KPR BRISyariah IB dan Strategi Mitigasi ( Studi Pada BRI

Syariah KC Abdul Muis Jakarta)”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang

ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan perumusannya,

antara lain:

Page 18: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

6

1. Mekanisme produk pembiayaan KPR yang semakin variatif

2. Peningkatan permintaan akan kepemilikan rumah dengan sistem pembiayaan

KPR yang signifikan berbanding lurus dengan peningkatan NPL.

3. Plafond pembiayaan yang diperuntukkan pada pembiayaan KPR BRISyariah

IB maksimal mencapai angka Rp 3,5 miliar memiliki potensi kerugian yang

tinggi.

4. Jangka waktu pembiayaan yang sangat lama, yaitu 15 tahun.

5. Nasabah yang mengajukan pembiayaan mempunyai latar belakang dan tujuan

yang variatif.

6. Diperlukan pencadangan kerugian dengan nilai yang sesuai dengan potensi

kerugian, sehingga produk pembiayaan KPR BRISyariah IB dapat terus

bertahan dan tumbuh dalam industri keuangan.

7. Strategi mitigasi sebagai pengurang potensi kerugian sebelum kerugian

terjadi.

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa, maka penulis

perlu membuat batasan-batasan masalah. Batasan-batasan dalam penulisan ini

membahas tentang seberapa besar potensi kerugian yang mungkin dihadapi pada

pembiayaan KPR BRISyariah IB pada BRI Syariah KCI Abdul Muis Jakarta

sehingga dapat menerapkan kebijakan-kebijakan sebagai mitigasi risiko yang

terjadi.

Page 19: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

7

D. Rumusan Masalah

Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan diteliti dan dikaji

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi kerugian produk pembiayaan KPR BRISyariah IB pada

BRI Syariah KCI Abdul Muis Jakarta ?

2. Bagaimana kecukupan modal yang dimiliki BRI Syariah KC Abdul Muis

Jakarta untuk menanggung potensi kerugian yg terjadi ?

3. Bagaimana strategi mitigasi risiko produk pembiayaan KPR BRISyariah IB

pada BRI Syariah KCI Abdul Muis Jakarta ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah:

a. Mengukur potensi kerugian pada produk pembiayaan KPR BRISyariah IB

pada BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta.

b. Menghitung kecukupan modal yang dimiliki BRI Syariah KC Abdul Muis

Jakarta untuk menanggung potensi kerugian yg terjadi.

c. Mengetahui bentuk strategi mitigasi risiko pembiayaan pada produk

pembiayaan KPR BRISyariah IB pada BRI Syariah KC Abdul Muis

Jakarta.

Page 20: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

8

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini diantaranya adalah:

a. Akademisi, baik mahasiswa maupun dosen, penelitian ini sangat

bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan sebagai wujud

kontribusi positif dan dedikasi yang dapat penulis berikan terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Praktisi, untuk menambah literatur manajemen dan strategi mitigasi risiko

agar dapat dikembangkan sebaik mungkin.

c. Masyarakat, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang

bagaimana manajemen dan strategi mitigasi risiko pada pembiayaan KPR

yang dilakukan oleh pihak BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta.

F. Review studi Terdahulu

Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang

berkaitan dengan penelitian yang dijalankan sekalipun arah tujuan yang diteliti

berbeda. Dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain

yang telah lebih dahulu membahas terkait dengan analisis potensi kerugian

dengan metode creditrisk+, diantaranya adalah:

No Nama

Penulis/Judul/Tahun Substansi

Perbedaan dengan

penulis

1 Ani Meilani/

Penerapan Metode

Creditrisk+ dalam

Pengukuran Risiko

Kredit Kendaraan

Bermotor (Kasus pada

Pada penelitian ini, data inti

yang digunakan untuk

menghitung potensi kerugian

berasal dari data time series.

Selain itu juga terdapat

beberapa tes untuk mengetahui

Dalam penelitian ini,

penulis tidak melakukan

berbagai test karena

tujuan dari penelitian

hanya menganalisis

potensi kerugian yang ada.

Page 21: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

9

PT X)/ Jurnal

Organisasi dan

Manajemen, vol. 6 no.

2, Fakultas Ekonomi

Universitas

Terbuka,2010.

keakuratan metode creditrisk+

yang dilakukan. Penelitian ini

dilakukan untuk melihat

apakah metode creditrisk+

cukup tepat untuk duterapkan

pada perusahaan yang diteliti

dengan berbagai uji

diantaranya uji Backtesting

dan Loglikelihood Ratio.

Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui

seberapa besar potensi

kerugian yang dialami dan

strategi mitigasi yang

dilakukan perusahaan

untuk menangani potensi

kerugian yang ada.

2 Yudia Yustine,dkk/

Pengukuran

Probabilitas

Kebrangkutan dan

Valuasi Obligasi

Korporasi dengan

Metode Creditrisk+/

jurnal Gaussian, vol. 1

no. 1, Jurusan

Statistik FMS

Universitas

Diponegoro, 2012

Pada penelitian ini, penelitian

menggunakan metode yang

dikembangkan dari Creditrisk+

dan diimplementasikan pada

obligasi untuk menilai potensi

kerugian dari harga dan nilai

obligasi di PT. Berlian Laju

Tanker Tbk. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menentukan

probabilitas kebangkrutan dan

valuasi obligasi pada PT.

Berlian Laju Tanker Tbk.

Dalam penelitian ini,

penulis akan membahas

tentang perhitungan

potensi kerugian yang

terjadi pada produk

pembiayaan KPR

BRISyariah IB pada BRI

Syariah KC Abdul Muis

Jakarta dan strategi

mitigasinya. Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui potensi

kerugian dan strategi

mitigasi pada pembiayaan

KPR BRISyariah IB di

BRI Syariah KC Abdul

Muis Jakarta.

3 Stephanie Hendistya

Sutono /Potensi

Kerugian Pembiayaan

Komersial dengan

Menggunakan Metode

Creditrisk+ dan

Kecukupan Modal

Beserta Strategi

Mitigasinya (Studi

Pada Multifinance

Syariah PT Al Ijarah)/

Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta,2013.

Pada penelitian ini, penulis

membahas tentang potensi

kerugian pembiayaan

komersial pada PT Al Ijarah

dengan melihat kecukupan

modal yang ada di perusahaan

tersebut. Penelitian ini terfokus

pada objek pembiayaan

komersila yang disalurkan oleh

PT Al-Ijarah

Dalam penelitian ini,

Penulis akan membahas

tentang analisis potensi

kerugian pada pembiayaan

KPR BRISyariah IB di

BRI Syariah KC Abdul

Muis Jakarta. penelitian

ini dilakukan untuk

mengetahui seberapa

besar potensi kerugian

yang dialami dan strategi

mitigasi yang dilakukan

bank untuk menangani

potensi kerugian yang ada.

Page 22: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

10

G. Kerangka konseptual

Model Creditrisk+ adalah model distribusi dari risiko portofolio untuk

mencari probabilitas calon debitur yang gagal bayar dalam satu periode yang

dinyatakan dengan poisson distribution. Model ini dapat digunakan untuk mengukur

potensi kerugian dalam suatu pembiayaan yang disalurkan, baik kerugian yang

INPUT Data Eksposur dan Probability Default

nasabah kolektibilitas 3 – 5 tahun 2011-2013

Model Creditrisk+

Step 1.

Pengelompokan Exposure dalam kelas & band dan

Menghitung Probability Default

Step 2.

Penghitungan Recovery Rate dan Riil Loss

Step 3.

Perhitungan Expected Loss dan Expected Loss Individual

Step 4.

Penentuan n-default dengan poisson distribution

Step 5.

Penentuan Unexpected Loss

Step 6.

Perhitungan Economic Capital

OUTPUT Potensi Kerugian

Data Pembiayaan

KPR IB BRISyariah

Strategi Mitigasi

Risiko

Page 23: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

11

terekspektasi ( Expected Loss) maupun kerugian yang tidak diharapkan ( Unexpected

Loss).

Untuk mengukur potensi kerugian dengan model Creditrisk+ ada 6 tahapan

yang harus dilakukan, meliputi : Pengelompokan Exposure dalam kelas dan band

serta Menghitung Probability Default, Penghitungan Recovery Rate dan Riil Loss,

Perhitungan Expected Loss dan Expected Loss Individual, Penentuan n-default

dengan poisson distribution, Penentuan Unexpected Loss, dan perhitungan Economic

Capital. Dari tahapan-tahapan tersebut diperoleh hasil berupa potensi kerugian yang

dapat ditanggung oleh pihak BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta dalam

menyalurkan pembiayaan KPR.

Dengan demikian, dari hasil perhitungan potensi kerugian yang diperoleh

dengan model Creditrisk+ ini, BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta dapat

mempersiapkan dan menerapkan strategi mitigasi risiko sesuai dengan potensi

kerugian yang timbul. Sehingga BRI Syariah KC Abdul Muis jakarta dapat

melakukan evaluasi dalam menerapkan strategi manajemen risiko pada saat

menyalurkan pembiayaan.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan

Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah

dan Hukum tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan isi

penulisan dalam penelitian ini, penyusun menguraikan secara singkat sebagai berikut:

Page 24: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

12

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah yang akan

diteliti, yakni mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan tentang pembiayaan, pembiayaan KPR, risiko

pembiayaan, model creditrisk+, manajemen risiko.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dikemukakan ruang lingkup penelitian, data penelitian dan

metode yang digunakan untuk melakukan penelitian. analisis data menggunakan

metode deskriptif analisis dari hasil perhitungan metode CreditRisk+. Metode

deskriptif analisis adalah prosedur pemecahan yang diselidiki dengan

menggambarkan dan melukiskan keadaan subyek atau obyek (seseorang atau pada

suatu lembaga) saat sekarang dengan berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana

adanya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum objek peneltiian,

perkembangan dan penyaluran pembiayaan pada produk pembiayaan KPR

BRISyariah IB pada BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta, perhitungan kerugian yang

ditanggung BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta pada produk pembiayaan KPR

Page 25: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

13

BRISyariah IB, dan melihat bentuk strategi mitigasi risiko produk pembiayaan KPR

BRISyariah IB pada BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan dan saran-

saran yang dikemukakan dari pembahasan.

Page 26: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan KPR Syariah

1. Pengertian

Pada prinsipnya, Bank Syariah sama dengan perbankan konvensional,

yaitu sebagai instrumen intermediasi yang menerima dana dari orang-orang yang

surplus dana (dalam bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkannya kepada

pihak yang membutuhkan (dalam bentuk produk pelemparan dana). Sehingga

produk-produk yang disediakan oleh bank-bank konvensional, baik itu produk

penghimpunan dana (funding) maupun produk pembiayaan (financing), pada

dasarnya dapat pula disediakan oleh Bank-bank Syari‟ah.

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan.6

Produk pembiayaan KPR yang digunakan dalam perbankan syari‟ah

memiliki berbagai macam perbedaan dengan KPR diperbankan konvensional. Hal

ini merupakan implikasi dari perbedaan prinsipal yang diterapakan perbankan

6 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, Yogyakarta: Akademi Manajemen

Perusahaan YKPN, 2005, h. 17.

Page 27: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

15

syari‟ah dan perbankan konvensional, yaitu konsep bagi hasil dan kerugian (profit

and loss sharing) sebagai pengganti sistem bunga perbankan konvensional.

Dalam produk pembiayaan kepemilikan rumah ini, terdapat beberapa perbedaan

antara perbankan syari‟ah dan perbankan konvensional, di antaranya adalah;

pemberlakuan sistem kredit dan sistem markup, kebolehan dan ketidakbolehan

tawar menawar (bargaining position) antara nasabah dengan bank, prosedur

pembiayaan dan lain sebagainya. 7

KPR merupakan salah satu produk perbankan yang disediakan bagi

debitur untuk pembiayaan perumahan. Perumahan disini bukan dalam arti rumah

tempat tinggal pada umumnya, tetapi meliputi ruang untuk membuka usaha

seperti rumah toko (ruko) dan rumah kantor (rukan), serta apartemen mewah dan

rumah susun.8

Melalui pembiayaan KPR, kita tidak harus menyediakan dana seharga

rumah. Cukup memiliki uang muka tertentu, dan rumah idaman pun menjadi

milik kita. Kita bisa leluasa menempatinya karena meski masih mengangsur

rumah itu sudah menjadi rumah kita sendiri.9

Dari segi pengistilahan, untuk produk pembiayaan pemilikan rumah, perlu

dipikirkan suatu bentuk pengistilahan yang relevan. Karena istilah KPR

cenderung memunculkan asumsi terjadinya kredit, padahal dalam perbankan

7 Helmi Haris, “Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan

Syari‟ah)”, Jurnal Ekonomi Islam, I (Juli,2007), hlm. 115 8 Slamet Ristanto, op. cit. hlm. 20

9 Ibid. hlm. 11

Page 28: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

16

syari‟ah tidak menggunakan sistem kredit. Untuk menghindari hal itu (tetapi tetap

menggunakan istilah KPR), beberapa Bank Syari‟ah (seperti BRI Syari‟ah)

memaknai KPR dengan ”Kepemilikan Rumah“. Dalam menjalankan produk

KPR, Bank Syari‟ah memadukan dan menggali akad-akad transaksi yang

dibolehkan dalam Islam dengan operasional KPR perbankan konvensional.

Adapun akad yang banyak digunakan oleh perbankan syari‟ah di Indonesia dalam

menjalankan produk pembiayaan KPR adalah akad murabahah, IMBT,

Musyarakah Mutanaqhisah (MMQ) dan isthisna‟.10

Dilihat dari berbagai macam pengertian pembiayaan KPR Syariah diatas,

dapat disimpulkan bahwa pembiayaan KPR Syariah adalah pembiayaan

kepemilikan rumah yang disalurkan oleh Bank Syariah, baik BUS maupun UUS

dengan akad-akad yang sesuai dengan ketentuan syariah dan diatur dalam fatwa

DSN MUI. Adapun akad-akad yang dapat digunakan dalam menyalurkan

pembiayaan KPR Syariah adalah akad murabahah, IMBT, Musyarakah

Mutanaqhisah (MMQ) dan isthisna‟.

2. Mekanisme KPR dengan akad Murabahah

Dalam praktek perbankan syari‟ah, murabahah selalu menggunakan jenis

al-bay’ bissaman ‘ajil atau muajjal (jenis pembayaran secara tangguh atau

cicilan). Jadi, murabahah merupakan transaksi jual beli, di mana bank bertindak

sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Akad jenis ini adalah salah satu

bentuk akad bisnis yang mencari keuntungan bersifat pasti (certainly return) dan

10

Helmi Haris, op. cit. hlm. 115-116

Page 29: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

17

telah diketahui dimuka (pre-determiner return). Murabahah sendiri merupakan

penjualan sesuatu barang dengan harga asal dengan tambahan keuntungan

sejumlah yang disepakati bersama. Dengan sistem murabahah yang diterapkan

dalam pembiayaan KPR ini berarti pihak Bank Syari‟ah harus memberitahukan

harga perolehan atau harga asal rumah yang dibeli dari developer kepada nasabah

KPR Syari‟ah dan menentukan suatu tingkat keuntungan (profit margin) sebagai

tambahan.11

Diantara bank-bank di Indonesia yang menggunakan akad Murabahah

dalam pembiayaan KPR antara lain BNI Syariah, BSM (Bank Syariah Mandiri)

serta BTN Syariah.

Keterangan:

a. Pembuatan akad jual beli barang antara bank dan nasabah yang sekaligus

merupakan pemesanan barang oleh nasabah kepada bank

b. Pembuatan akad jual beli yang diikuti pelaksanaan pembayaran harga barang oleh

bank

c. Penjualan dan penyerahan hak kepemilikan barang oleh pemasok kepada bank

d. Penjualan barang + markup/margin & penyerahan hak kepemilikan oleh bank

kepada nasabah

e. Pengiriman barang secara fisik oleh pemasok kepada nasabah

11

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama & Cendekiawan, Jakarta: Bank

Indonesia, 1999, hlm. 21.

Page 30: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

18

f. Pelunasan harga barang oleh nasabah kepada bank secara cicilan atau secara

sekaligus pada akhir waktu pelunasan

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mekanisme pembiayaan

KPR dengan akad murabahah adalah akad transaksi jual beli rumah sebesar harga

perolehan rumah ditambah margin yang ditetapkan oleh para pihak, dimana Bank

Syariah menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.

3. Rukun dan Syarat KPR Syari’ah yang menggunakan akad Murabahah.

Dalam semua pembiayaan Murabahah termasuk KPR, terdapat rukun yang

dikristalisasikan sebagai berikut:

a. Pihak yang berakad

1) Penjual

2) Pembeli

b. Objek yang diakadkan

1) Barang yang diperjualbelikan

2) Harga jual/keuntungan

c. Akad/ sighat

1) Serah (ijab) dan terima (qabul)12

Dengan mengacu pada akad murabahah, dapat disimpulkan syarat-syarat yang

harus dipenuhi dalam transaksi KPR Syari‟ah adalah sebagai berikut:

12

Tim PPS. IBI, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syari’ah, Jakarta:

Djambatan, 2003, hlm. 77.

Page 31: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

19

a. Pihak bank harus memberitahukan biaya pembelian rumah kepada nasabah KPR

Syari‟ah.

b. Kontrak transaksi KPR Syari‟ah ini haruslah sah.

c. Kontrak tersebut harus terbebas dari riba.

d. Pihak Bank Syari‟ah harus memberikan kejelasan tentang rumah yang dijadikan

obyek transaksi KPR Syari„ah.

e. Penjual harus menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan proses perolehan

barang tersebut.13

Berdasarkan penjelasan diatas, terdapat 3 rukun pembiayaan KPR berbasis

murabahah, yaitu pertama, pihak yang berakad meliputi penjual dan pembeli. Kedua,

objek yang diperjualbelikan meliputi barang yang diperjualbelikan dan harga jual.

Ketiga, akad atau sighat meliputi ijab (serah) dan qabul (terima).

4. Penentuan keuntungan pembiayaan KPR dengan akad Murabahah

Produk KPR Syari„ah merupakan salah satu produk pelemparan dana pada

Bank Syari‟ah, berdasarkan salah satunya akad murabahah, yang perolehan

keuntungan disebut margin atau mark-up yang bersifat tetap selama masa perjanjian

(certainly return).14

Karena besarnya keuntungan atau margin sudah diketahui sejak

awal, maka tinggi rendahnya dipengaruhi oleh tingkat keuntungan per satu kali

transaksi dan besarnya jumlah transaksi dalam satu periode.15

13

Syafi‟i Antonio, Bank Syari’ah; Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001,

hlm.102 14

Certainly return adalah perolehan keuntungan yang dapat dipastikan di awal kontrak 15

Adiwarman A. Karim, Op.Cit., hlm. 253.

Page 32: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

20

Besarnya cicilan yang harus dibayar oleh nasabah KPR Syari‟ah adalah

bersifat tetap (tidak berubah) selama masa transaksi yang telah disepakati. Dengan

demikian, konseumen tidak terbebani fluktuasi suku bunga yang terus mengalami

perubahan. Meskipun suku bunga bergolak, cicilan KPR Syariah tetap sama.16

Bentuk keuntungan atau margin dalam pembiayaan KPR Syari‟ah adalah

dalam bentuk nominal rupiah, namun dapat juga dipersentasekan jika ingin

mengetahui berapa sebenarnya besarnya persentase margin dibandingkan harga

perolehan. Hal ini dapat dibenarkan karena transaksi murabahah adalah transaksi

yang obyeknya terdapat barang yang diperjualbelikan sehingga jenis transaksi ini

bentuk bisnis yang nyata pada sektor riil yang menciptakan nilai tambah (economic

value added).17

Dengan merujuk pada akad murabahah, penentuan harga atau keuntungan dan

angsuran dalam KPR Syari‟ah haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan berikut:18

a. Keuntungan atau mark-up yang diminta bank harus diketahui oleh nasabah.

b. Harga jual bank adalah harga beli (harga perolehan) bank ditambah keuntungan.

c. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian.

d. Sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penentuan keuntungan atau

margin dalam pembiayaan KPR dengan akad murabahah dapat berbentuk nominal

maupun persentase. Akan tetapi, margin atau keuntungan tersebut sudah

16

Helmi Haris, op. cit. hlm. 119 17

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, hlm. 69 18

Tim DSN-MUI, Op.Cit., hlm. 17

Page 33: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

21

ditentukan diawal akad dan sifatnya tetap. Sehingga, pada saat pembiayaan

berlangsung, baik pihak bank maupun nasabah tidak boleh melakukan perubahan

sistem pembayaran, jangka waktu dan margin yang sudah ditentukan diawal.

B. Risiko Pada Bank Syariah

1. Pengertian

Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, yang

umumnya sudah dipahami secara intuitif., tetapi pengertian secara ilmiah dari

risiko sampai saat ini masih tetap beragam, yaitu antara lain:

a. Menurut A. Abas Salim, Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang

mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss).19

b. Menurut Herman Darmawi, Risiko merupakan penyebaran atau

penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan.20

Risiko dilihat dari segi akibat:

a. Risiko spekulatif adalah kemungkinan kerugian tetapi bila disamping itu

kemungkinan kerugian terdapat kemungkinan untung.

b. Risiko murni adalah risiko yang hanya ada kemungkinan kerugian.21

Dari beberapa istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian risiko adalah

suatu penyimpangan yang tidak diharapkan dan dapat berpotensi menghasilkan

19

A. Abas Salim, Dasar-dasar Asuransi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993. 20

Herman Darmawi, Manajemen Risiko, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, h 25 21

Ibid, h. 27

Page 34: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

22

kerugian. Adapun risiko ditinjau dari segi akibat dibagi menjadi 2, yaitu risiko

spekulatif dan risiko murni.

2. Jenis-jenis Risiko Bank Syariah

Bisnis perbankan baik itu bank konvensional ataupun bank syariah akan

berhadapan dengan berbagai jenis risiko. Risiko perbankan syariah diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Risiko Modal (capital risk)

Unsur lain dari risiko yang berhubungan dengan perbankan adalah risiko

modal (capital risk) yang merefleksikan tingkat leverage yang dipakai oleh bank.

Salah satu fungsi modal adalah melindungi para penyimpan dana terhadap

kerugian yang terjadi pada bank.

Risiko modal berkaitan dengan kualitas aset. Bank yang menggunakan

sebagian besar dananya untuk mendanai aset yang berisiko perlu memiliki modal

penyangga yang besar untuk sandaran bila kinerja aset-aset itu tidak baik.22

b. Risiko Likuiditas

Risiko antara lain disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban

yang telah jatuh tempo. Bank memiliki dua sumber utama bagi likuiditasnya,

yaitu aset dan liabilitas.23

22

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP),

2005, hlm 358.

Page 35: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

23

c. Risiko Kredit/ Pembiayaan

Risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan

pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang

sedang dilakukannya. Hal ini terjadi sebagai akibat terlalu mudahnya bank

memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena dituntut untuk

memanfaatkan kelebihan likuiditasnya sehingga penilaian kredit menjadi kurang

cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko untuk usaha yang

dibiayainya.

d. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko kerugian yang dapat dialami bank melalui

portofolio yang dimilikinya sebagai akibat pergerakan variabel pasar (adverse

movement) yang tidak menguntungkan. Variabel pasar yang dimaksud adalah

suku bunga (interest rate) dan nilai tukar (foreign exchange rate).

Meskipun bank syariah tidak berurusan dengan tingkat suku bunga,

namun bagi Indonesia yang menerapkan dual banking system risiko ini akan

berpengaruh secara tidak langsung yaitu pada pricing, mengingat nasabah yang

dijangkau oleh bank syariah bukan saja nasabah-nasabah yang loyal secara penuh

terhadap syariah, tetapi juga nasabah-nasabah yang akan menempatkan dananya

ke tempat-tempat yang akan memberikan keuntungan maksimal baginya tanpa

memperhitungkan halal atau haramnya

23

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005,

hlm 60.

Page 36: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

24

e. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat kurangnya (deficiencies) sistem

informasi atau sistem pengawasan internal yang akan menghasilkan kerugian

yang tidak diharapkan. Risiko ini mencakup kesalahan manusia (human error),

kegagalan sistem, dan ketidakcukupan prosedur dan kontrol yang akan

berpengaruh pada opersional bank.

f. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah terkait dengan risiko bank yang menanggung

kerugian sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal

atau yuridis. Kelemahan ini diakibatkan antara lain oleh ketiadaan peraturan

perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak

terpenuhinya syarat-syarat syahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak

sempurna.24

g. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif

yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau karena adanya persepsi negatif

terhadap bank. Hal-hal yang sangat berpengaruh pada reputasi bank antara lain

adalah; manajemen, pelayanan, ketaatan pada aturan, kompetensi, fraud dan

sebagainya.

24

Hendro Wibowo, Manajemen Risiko Bank Syariah,

http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/ manajemen risiko bank syariah.html, di kutip pada

20/05/2014.

Page 37: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

25

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa risiko perbankan syariah

dapat dibagi menjadi 7 jenis, yaitu risiko modal, risiko likuiditas, risiko kredit

atau pembiayaan, risiko pasar, risiko operasional, risiko hukum dan risiko

reputasi. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi

perusahaan, baik secara langsung maupun tidak.

C. Risiko Pembiayaan

1. Pengertian

Risiko pembiayaan adalah risiko dimana nasabah atau debitur tidak

mampu memenuhi kewajiban keuangannya sesuai kontrak atau kesepakatan yang

telah disepakati.25

Definisi tersebut dapat diperluas bahwa risiko pembiayaan

adalah risiko yang timbul dikarenakan kualitas pembiayaan semakin menurun.

Risiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali

cicilan pokok atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang

sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah

terlalu mudahnya bank atau lembaga keuangan memberikan pinjaman atau

melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan

likuiditas, sehingga penilaian pembiayaan kurang cermat dalam mengantisipasi

berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya. 26

25

Edward W, Bank Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1989, h. 185. 26

Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, Jakarta: Pustaka Alvabet, Cet, 4,

2006, h. 226.

Page 38: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

26

Pembiayaan sering digunakan untuk aktivitas utama Lembaga Keuangan

Syari‟ah. Pada dasarnya istilah pembiayaan memiliki pengertian yang sama

dengan istilah kredit. Dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

yang dilakukan dengan akad yang sesuai syari‟ah telah menjadi bagian dari tradisi

umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktek-praktek seperti menerima

titipan harta, meminjamkan uang untuk kepentingan konsumsi dan untuk

keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak

zaman Rasulullah. Allah SWT telah mengingatkan kepada setiap muslim agar

selalu kaffah dalam bermuamalah dengan Allah dan juga kaffah dalam

bermuamalah dengan sesama manusia.

Dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah: 282 dijelaskan tentang utang piutang

Page 39: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

27

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak secara tunai

untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah

seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis

enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia

menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan

ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia

mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang

lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu

mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan

persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika

tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari

saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang

mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila

mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun

besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah

dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)

keraguanmu. (Tulislah mu´amalahmu itu), kecuali jika mu´amalah itu perdagangan

tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)

kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan

janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang

demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan

bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala

sesuatu. “

Beberapa istilah perbankan modern bahkan berasal dari khazanah ilmu fiqh.

Istilah kredit diambil dari istilah Qard. Credo dalam bahasa inggris berarti

kepercayaan, sedangkan Qard dalam fiqh berarti meminjamkan uang atas dasar

kepercayaan.27

a. Menurut UU No 21 tahun 2008, Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan

yang dipersamakan dengan itu berupa:

1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah.

2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah.

27

Adi Marwan Karim, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2004, h. 19.

Page 40: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

28

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’.

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

b. Pembiayaan merupakan bagian terbesar dari aktiva produktif sehingga merupakan

penghasilan utama sekaligus sumber dan potensi risiko terbesar dalam aktivitas

bank.

Pembiayaan secara luas berarti pendanaan yang dikeluarkan untuk

mendukung investasi yang direncanakan. Pembiayaan bermasalah merupakan

keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh

kewajibannya kepada bank sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan dalam

perjanjian pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan bermasalah (Non Performing

Financing) terjadi karena nasabah tidak dapat mengembalikan pinjaman sesuai

dengan waktu pengembalian yang telah disepakati yang dapat menurunkan mutu

pembiayaan dan menimbulkan kerugian potensial bagi bank.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 tentang

Akuntansi Perbankan butir 24 menyatakan bahwa: Pembiayaan Non Performing

Financing pada umumnya merupakan pembiayaan yang pembayaran angsuran pokok

dan atau bunganya telah lewat sembilan puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo,

atau pembiayaan yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan.

Pembiayaan Non Performing Financing terdiri dari pembiayaan yang digolongkan

sebagai pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet.

Page 41: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

29

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa risiko pembiayaan adalah

risiko yang timbul sebagai akibat dari pembiayaan yang disalurkan oleh bank. Risiko

tersebut timbul dari pembiayaan bermasalah yang disalurkan oleh bank, sehingga

dapat mengganggu kualitas aktiva pada bank tersebut. Karena pembiayaan

merupakan bagian terbesar dari aktiva produktif yang dimiliki oleh pihak bank.

D. Tujuan Pembiayaan

Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan,

yaitu:

1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa

keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola

bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan

kepada usaha- usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan

pembiayaan yang telah diterimanya.

2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar

terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan

yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan ini dimaksudkan agar prestasi

yang diberikan dalam bentuk modal, barang atau jasa itu betul-betul terjamin

pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) yang diharapkan dapat

menjadi kenyataan.28

28

Rivai dan Veithzal, Islamic Financial Management, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008,

h. 5.

Page 42: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

30

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar

tujuan penyaluran pembiayaan dibagi menjadi dua, yaitu pertama, profitability atau

tujuan untuk memperoleh keuntungan dalam menyalurkan pembiayaan. Kedua, safety

atau tujuan untuk memperoleh keamanan dari fasilitas pemiayaan yang disalurkan

sehingga dapat menghasilkan profitability.

E. Analisis Pembiayaan

1. Prinsip Analisis Pembiayaan

Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan suatu

tindakan. Prinsip analisis pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus

diperhatikan oleh pejabat pembiayaan bank syari‟ah pada saat melakukan analisis

pembiayaan. Secara umum prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus

5C dan Prinsip 5C tersebut terkadang ditambah dengan 1C, yaitu Constraint

artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu prospek usaha.

a. Character (Karakter)

Bank sebelum menyalurkan dana kepada debitur harus sudah tahu dan yakin

bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan

benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang

pekerjaan maupun yang bersifat pribadi, seperti: cara hidup maupun gaya

hidup yang dianutnya, keadaan keluarga dan hobi.

b. Capacity (Kapasitas atau Kemampuan)

Page 43: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

31

Bank menilai sampai sejauh mana hasil usaha yang diperoleh bisa melunasi

kewajibannya tepat pada waktu sesuai dengan perjanjian. Penilaian calon

nasabah meliputi : Kemampuan bidang manajemen, keuangan, pemasaran dan

teknis.

c. Capital (Modal)

Biasanya bank tidak bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya

setiap nasabah yang mengajukan pembiayaan harus pula menyediakan dana

dari sumber lain atau modal sendiri. Penilaian terhadap capital dimaksudkan

untuk mengetahui keadaan permodalan, sumber modal, dan penggunaan.

d. Collateral (Jaminan)

Nasabah yang akan mengajukan pembiayaan harus memberikan jaminan

sebagai ikatan kepercayaan dalam pemberian pembiayaan, sekaligus untuk

mengurangi risiko pemberian pembiayaan. Jaminan hendaknya melebihi

jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan harus diteliti keabsahannya,

sehingga tidak terjadi suatu masalah pada saat pembiayaan, sehingga pada

saat terjadi gagal bayar jaminan tersebut dapat dipergunakan secepat

mungkin.

e. Condition (Kondisi)

Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang

dan untuk masa depan sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi

perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian pembiayaan untuk

Page 44: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

32

sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan

sebaiknya juga melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang.

Selain menggunakan prinsip 5C dalam menganalisis pembiayaan juga

terdapat 7P yaitu:

a. Personality

Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam

menghadapi suatu masalah. Dalam hal ini, bank harus mampu menilai nasabah

dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalu.

b. Party

Bank harus mampu mengklasifikasi nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau

kedalam golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan kedalam golongan tertentu dan

akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

c. Purpose

Bank harus mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk

jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah. Dari sinilah bank dapat mengetahui

apakah untuk tujuan konsumtif, produktif atau untuk tujuan perdagangan.

d. Prospect

Bank harus mampu menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau

sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang

Page 45: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

33

dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga

nasabah.

e. Payment

Bank harus mampu mengukur bagaimana cara nasabah mengembalikan

pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk

pengembalian pembiayaan. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan

semakin baik. Dengan demikian jika salah satu usahanya merugi akan dapat

ditutupi oleh sektor lainnya.

f. Profitability

Bank harus menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan

semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan yang akan

diperolehnya.

g. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan

perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan

asuransi.29

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa prinsip analisis

pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah meliputi 5C dan 7P. prinsip 5C

meliputi : Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition. Sedangkan

prinsip 7P meliputi : Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profiability

29

Ibid, h. 353-354

Page 46: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

34

dan Protection. Prinsip-prinsip tersebut dilakukan oleh bank sebagai bahan

pertimbangan dalam menyalurkan pembiayaan.

2. Prosedur Analisis Pembiayaan

Sistem dan prosedur pembiayaan dirancang diharapkan dapat mengurangi

peluang terjadinya pembiayaan macet, namun diusahakan tetap sederhana dan tidak

memakan banyak waktu.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mendapatkan pembiayaan adalah

sebagai berikut:

a. Berkas dan pencatatan

b. Data pokok dan analisis pendahuluan, meliputi:

1) Realisasi pembelian, produksi, dan penjualan;

2) Rencana pembelian, produksi, dan penjualan;

3) Jaminan;

4) Laporan Keuangan;

5) Data Kualitatif dari calon debitur.

c. Penelitian Data

d. Penelitian atas realisasi usaha

e. Penelitian atas rencana usaha

f. Penelitian dan penilaian barang jaminan

g. Laporan keuangan dan penelitiannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa prosedur analisis

pembiayaan dilaksanakan melalui 7 tahapan, yaitu : pengumpulan berkas dan

Page 47: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

35

pencatatan, pengumpulan data pokok dan analisis pendahuluan, penelitian data yang

sudah terkumpul, penelitian atas realisasi usaha, penelitian atas rencana usaha,

penelitian dan penilaian barang jaminan serta penelitian laporan keuangan.

3. Kualitas Pembiayaan

Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas risiko

kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya untuk membayar bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya.

Jadi unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut adalah waktu pembayaran bagi

hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan dan diperinci

melalui tabel dibawah ini30

Tabel 2.1 Kualitas Pembiayaan

No Kualitas Pembiayaan Kriteria

1 Pembiayaan Lancar a. Pembayaran angsuran pokok dan / bagi hasil

tepat waktu; dan

b. Memiliki rekening yang aktif; atau

c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin

dengan agunan tunai (cash collateral).

2 Perhatian Khusus a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/

30

Rivai dan Veithzal, Op Cit., h. 33-37.

Page 48: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

36

bagi hasil yang belum melampaui Sembilan

puluh hari; atau

b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau

c. Mutasi rekening relatif aktif; atau

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak

yang diperjanjikan; atau

e. Didukung oleh pinjaman baru.

3 Kurang Lancar a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/

bagi hasil; atau

b. Sering terjadi cerukan; atau

c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah

d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang

e. diperjanjikan lebih dari Sembilan puluh

hari; atau

f. Terdapat indikasi masalah keuangan yang

dihadapi debitur; atau

g. Dokumentasi pinjaman yang lemah.

4 Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/

bagi hasil; atau

b. Terdapat cerukan yang bersifat permanen;

atau

Page 49: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

37

c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180 hari;

atau

d. Terdapat kapitalisasi bunga; atau

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk

perjanjian pembiayaan maupun pengikatan

jaminan.

5 Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/

bagi hasil; atau

b. Kerugian operasional ditutup dengan

pinjaman baru; atau

c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar,

jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai

wajar.

Pembiayaan yang merupakan salah satu bentuk aktiva yang produktif bank

syari‟ah yang memiliki kegagalan tidak tertagihnya kembali pembiayaan yang telah

disalurkan. Risiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali

cicilan pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang

sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah terlalu

mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu

Page 50: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

38

dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas. Akibatnya penilaian pembiayaan

kurang cermat mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya.

Aktiva produktif dalam hal ini pembiayaan merupakan salah satu indikator

penilaian kinerja dan kesehatan bank syari‟ah. Komponen penilaian aktiva produktif

sebagai indikator penilaian kinerja dan kesehatan bank syari‟ah terdiri dari total

pembiayaan bermasalah dan total pembiayaan yang diberikan.

Demikian juga Bank Indonesia menginstruksi Non Performing Financing

dalam laporan tahunan perbankan nasional sesuai SE BI No. 9/24/Dpbs Tanggal 30

Oktober 2007 tentang sistem penilaian kesehatan bank berdasarkan prinsip syari‟ah

yang dirumuskan sebagai berikut:

NPF = x 100%

Rasio tersebut ditujukan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan

yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio ini menunjukkan kualitas

pembiayaan bank syari‟ah semakin buruk. Nilai rasio ini kemudian dibandingkan

dengan kriteria kesehatan NPF bank syari‟ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

seperti yang tertera dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2 Rasio NPF

No. Nilai NPF Predikat

1 NPF = 2% Sehat

2 2% NPF 5% Sehat

3 5% NPF 8% Cukup sehat

4 8% NPF 12% Kurang Sehat

Page 51: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

39

5 NPF 12% Tidak Sehat

Sumber: SE BI No 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007

Dari penjelasan data diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian kualitas

pembiayaan yang disalurkan dibagi menjadi 5 jenis berdasarkan kolektibilitas

nasabah. Pertama, kolektibilitas 1 yaitu nasabah yang berada dalam kondisi lancar.

Kedua, kolektibilitas 2 yaitu nasabah yang berada dalam kondisi dalam perhatian

khusus. Ketiga, kolektibilitas 3 yaitu nasabah yang berada dalam kondisi kurang

lancar. Keempat, kolektibiltas 4 yaitu nasabah yang berada dalam kondisi diragukan.

Kelima, kolektibilitas 5 yaitu nasabah yang berada dalam keadaan macet.

4. Dampak Pembiayaan Bermasalah

Pembiayaan bermasalah dalam jumlah besar dapat mendatangkan dampak

yang kurang menguntungkan baik bagi pemberian pembiayaan terhadap kegiatan

ekonomi moneter Negara. Dampak yang diakibatkan oleh pembiayaan bermasalah,

yaitu:

a. Dampak terhadap kelancaran operasi bank pemberi pembiayaan.

Bank yang didorong problem pembiayaan bermasalah dalam jumlah besar akan

mengalami kesulitan operasional. Pembiayaan dengan kualitas buruk memerlukan

cadangan penghapusan yang semakin besar sehingga menyebabkan biaya yang

harus ditanggung untuk mengadakan cadangan tersebut semakin besar. Hal ini

jelas mempengaruhi profitabilitas yang semakin menurun akan mengurangi modal

Page 52: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

40

sendiri maka nilai kesehatan operasi akan menurun. Hal ini akan mempengaruhi

kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.

b. Dampak terhadap dunia perbankan.

Pembiayaan bermasalah dalam jumlah besar akan menurunkan tingkat operasi

bank tersebut. Apabila penurunan pembiayaan dan profitabilitas sudah sangat

parah sehingga mempengaruhi likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas bank, maka

kepercayaan para penitip dana bank akan menurun.

c. Dampak terhadap ekonomi dan moneter negara

Sistem perbankan yang terganggu karena pembiayaan bermasalah akan

menghilangkan kesempatan bank untuk membiayai kegiatan operasinya dan

perluasan debitur lain karena terhentinya perputaran dan yang akan dipinjamkan.

Hal ini akan memperkecil kesempatan pengusaha lain untuk memanfaatkan

peluang bisnis dan investasi yang ada.31

Dari penjelasan diatas, secara garis besar dampak dari pembiayaan

bermasalah dibagi menjadi 3. Pertama, dampak terhadap kelancaran operasional

bank yang menyalurkan pembiayaan. Kedua, dampak terhadap dunia perbankan

itu sendiri. Ketiga, dampak terhadap ekonomi dan moneter negara. Karena secara

global bank merupakan lembaga intermediasi sebagai tempat arus perputaran

uang.

31

O.P.Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, Bogor: Ghalia

Indonesia, 2000, h. 154.

Page 53: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

41

F. Manajemen Risiko

1. Pengertian

Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metodologi dan sistematik

dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta

melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktifitas

atau proses.32

Manajemen risiko juga didefinisikan sebagai sebuah proses terstruktur dan

sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan

alternatif penanganan risiko, dan dalam memonitor dan mengendalikan

implementasi penanganan risiko.33

Dari beberapa istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko

adalah proses sistematis meliputi identifikasi, kuantifikasi melalui

brenchmarking, modelling dan forecasting untuk menentukan sikap, kebijakan,

solusi serta evaluasi terhadap risiko ynag mungkin terjadi dalam segala aktifitas

perusahaan.

2. Proses Manajemen Risiko

32

Ferry N. Idroes, “Manajemen Risiko Perbankan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011,

cet. 2, h. 5 33

Bramantyo Djohanputro, MBA, Ph.D, “ Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi”, Jakarta

: PPM, 2006, cet. 2, h. 27

Page 54: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

42

Proses Manajemen Risiko merupakan tindakan dari seluruh entitas terkait

didalam organisasi. Tindakan berkesinambungan yang dilakukan sejalan dengan

definisi manajemen risiko yang dikemukakan, yaitu :34

a. Identifikasi dan pemetaan risiko, meliputi:

1) Menetapkan kerangka kerja untuk implementasi strategi risiko secara

keseluruhan

2) Menentukan definisi kerugian

3) Menyusun dan melakukan implementasi mekanisme pengumpulan data

4) Membuat pemetaan kerugian ke dalam kategori risiko yang dapat diterima

dan tidak dapat diterima

5) Kuantifikasi/ Menilai/ Melakukan Peringkat Risiko

6) Aplikasi teknik permodelan dalam mengukur risiko

7) Menentukan tingkat frekuensi dan tingkat kerugian dari risiko berdasarkan

data historis yang tersedia

8) Perluasan dengan memanfaatkan tolok ukur (Benchmarking), permodelan

(Modelling) dan peramalan (Forecasting) yang berasal dari luar organisasi/

eksternal. Sumber eksternal yang dimaksud berasal dari praktik-praktik

terbaik yang telah dilakukan di dalam industri (best practices)

9) Menegaskan profil risiko dan rencana manajemen risiko

34

Ferry N. Idroes, “Manajemen Risiko Perbankan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011,

cet. 2,h. 7-11

Page 55: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

43

b. Identifikasi selera risiko organisasi (risk appetite), apakah manajemen secara

umum terdiri dari:

1) Penghindar risiko (risk averter)

2) Penerima risiko sewajarnya (risk neutral)

3) Pencari risiko (risk seeker)

c. Identifikasi visi stratejik (strategic vision) dari organisasi, apakah organisasi

berada dalam visi:

1) Agresif yang terobsesi untuk mengejar peningkatan volume usaha serta

keuntungan sebesar-besarnya untuk mendukung pertumbuhan atau

2) Konservatif yang ingin menjaga kelangsungan usaha pada situasi aman

dengan volume usaha dan keuntungan yang stabil.

Penghindar risiko tidak bersedia menerima risiko dengan tingkat tinggi.

Sebaliknya, pencari risiko bersedia menerima risiko tinggi untuk mendapatkan

hasil yang lebih tinggi.

Visi stratejik yang agresif bersedia bersedia menerima risiko tinggi untuk

mendapatkan hasil yang lebih tinggi. Visi ini biasanya diterapkan pada organisasi

yang berada dalam tahap pertumbuhan. Sebaliknya, visi stratejik yang konservatif

tidak bersedia menerima risiko dengan tingkat tinggi. Biasanya organisasi pada

tahap konservatif adalah organisasi yang telah mapan dengan aktifitas yang stabil.

d. Solusi risiko / implementasi tindakan terhadap risiko

Page 56: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

44

Berdasarkan hubungan dari frekuensi dan dampak risiko dapat diuraikan

solusi terhadap risiko. Tabel berikut menunjukkan hubungan frekuensi, dampak,

serta solusi risiko yang dapat dilakukan.

Frekuensi tinggi –

dampak rendah (mitigasi)

Frekuensi tinggi –

dampak tinggi (hindari)

Pengendalian risiko

sebelum peristiwa

risiko

Frekuensi rendah –

dampak rendah (tahan)

Frekuensi rendah –

dampak tinggi

(alihkan)

Pembiayaan risiko

sesudah peristiwa

risiko

1) Hindari (Avoidance) : keputusan yang diambil adalah tidak melakukan aktiftas

yang dimaksud. Misalnya sebuah bank mendapat tawaran untuk melakukan

bisnis pencucian uang (Money Laundering) dari kegiatan terorisme yang

menjanjikan keuntungan dari penempatan dalam jumlah besar dengan bunga

yang sangat rendah. Risiko aktifitas tersebut adalah ancaman penutupan bank

serta ancaman pidana terhadap pelakunya. Maka, bank memutuskan untuk

tidak melakukan aktifitas tersebut.

2) Alihkan (transfer): membagi risiko dengan pihak lain. Konsekuensinya

terdapat biaya yang harus dikeluarkan atau berbagi keuntungan yang

diperoleh. Misalnya untuk pembiayaan proyek yang sangat besar, sebuah

bank melakukan skema pinjaman sindikasi. Sindikasi adalah bentuk berbagi

bisnis, risiko, dan hasil yang lazim dilakukan bank. Pengalihan risiko juga

Page 57: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

45

termasuk penggunaan lembaga asuransi sebagai penanggung kerugian dengan

membayar premi . selain itu, penggunaan sumber daya diluar organisasi

(outsourcing) juga termasuk dalam pengalihan risiko.

3) Mitigasi Risiko (mitigate risk): menerima risiko pada tingkat tertentu dengan

melakukan tindakan untuk mitigasi risiko melalui peningkatan kontrol,

kualitas proses, serta aturan yang jelas terhadap pelaksanaan aktifitas dan

risikonya. Misalnya, pengikatan pinjaman dan agunan pada bank. Pengikatan

sangat rentan untuk terjadi masalah, akibatnya bank berada dalam posisi

hukum yang lemah dalam penyelesaian pinjaman atau ekseskusi agunan.

Bank perlu menerapkan sistem dan prosedur yang jelas tentang pengikatan

dan aspek-aspek pendukungnya. Selanjutnya ditetapkan secara tegas

mengenai sanksi yang dapat dikenakan kepada individu-individu yang

melakukan penyimpangan prosedur.

4) Menahan risiko residual (retention of Residual Risk): menerima risiko yang

mungkin timbul dari aktifitas yang dilakukan.kesediaan menerima risiko

dikaitkan dengan ketersediaan penyangga jika kerugian atas risiko terjadi.

Peran inilah yang ditekankan dalam membahas manajemen risiko

perbankan.perbankan harus mengambil berbagai macam risiko dalam

menjalankan aktifitasnya. Risiko yang dimaksud tidak dapat dihindari,

dialihkan, dan dimitigasi. Akibatnya, risiko tersebut harus ditanggung sejalan

dengan pelaksanaan aktifitas. Misalnya bank menerima transaksi pembelian

valuta asing dari nasabah secara forward tiga bulan kedepan. Untuk mitigasi

Page 58: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

46

risiko, bank melakukan forward ulang ke bank lain dan mengharuskan

nasabah untuk menyerahkan setoran jaminan. Pada situasi normal, mitigasi

risiko cukup untuk mengatasi kemungkinan risiko yang akan terjadi. Namun,

jika situasi menjadi tak terkendali, yaitu nilai tukar melonjak drastis, nasabah

membatalkan kontrak dengan menjual pada pasar spot dan membiarkan

setoran jaminan diambil bank. Pada situasi itu terjadi kerugian karena setoran

jaminan tidak dapat menutupi kerugian tersebut. Situasi inilah yang dikatakan

sebagai risiko residual yang harus ditanggung bank. Setiap risiko residual

pada bank diperlukan ketersediaan modal untuk menyangganya.

Konsep menahan risiko merupakan konsep dasar dari kewajiban

penyediaan modal minimum. Modal merupakan sumberdaya keuangan

perusahaan atau bank yang dapat digunakan sebagai penyerap dari kerugian yang

terjadi.

e. Pemantauan dan pengkinian/kaji ulang risiko dan kontrol

1) Seluruh entitas organisasi harus yakin bahwa strategi manajemen risiko telah

diimplementasikan dan berjalan dengan baik.

2) Lakukan pengkinian dengan mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi

terhadap implementasi kerangka manajemen risiko yang terintegrasi ke dalam

strategi risiko keseluruhan.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses manajemen risiko

dapat dilakukan melalui 5 tahapan. Pertama, melakukan identifikasi risiko sesuai

dengan dampaknya. Kedua, melakukan kuantifikasi risiko melalui proses

Page 59: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

47

Brenchmarking, Modelling dan forecasting. Ketiga, menegaskan profil risiko dan

rencana manajemen. Keempat, menerapkan kebijakan dan solusi terhadap risiko

yang mungkin terjadi atau telah terjadi. Kelima, melakukan pemantauan atau

evaluasi terhadap risiko.

G. Mitigasi Risiko

1. Pengertian

Mitigasi risiko pembiayaan adalah kebijakan untuk mengelola risiko

pembiayaan dalam rangka meminimalisir peluang atau dampak dari kerugian

yang disebabkan oleh kredit bermasalah.

Mitigasi risiko pembiayaan akan kita ketahui, apabila kita telah

mengetahui apa yang dimaksud dengan risiko. Risiko merupakan bahaya: risiko

adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang

menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Risiko

juga merupakan peluang risiko adalah sisi yang berlawanan dari peluang untuk

mencapai tujuan.

2. Teknik-teknik Mitigasi Risiko

Mitigasi risiko kredit (credit risk mitigation) adalah teknik dan kebijakan

untuk mengelola risiko kredit dalam rangka mengurangi peluang atau dampak dari

kerugian yang disebabkan oleh kredit bermasalah.35

35

Sulad Sri Hardanto, Manajemen Risiko Bagi Bank Umum; Kisi-Kisi Ujian Sertifikasi

Manajemen Risiko Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia, 2006, h.107

Page 60: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

48

Berikut ini beberapa teknik mitigasi yang biasa digunakan lembaga keuangan

syariah dalam memberikan pembiayaan menurut pendapat international institute of

financial studies (IIFS)36

.

a. Hammish Jiddiyah (HJ), suatu jaminan yang diberikan atas perjanjian pembelian

(promise to purchase atau promise to sell) jika debitur tidak menyelesaikan

perjanjian sesuai kontrak sehingga menimbulkan sebagian kerugian terhadap

pihak kreditur. Dengan demikian kreditur dapat menerima kompensasi atas

kerugian tersebut. Apabila nilai jaminan lebih besar dari kerugian yang

ditanggung, maka kelebihan tersebut akan dikembalikan kepada debitur. Namun,

jika kerugian lebih besar dari jaminan, maka kreditur berhak mendapatkan

tambahan kompensasi dari pembeli.

b. Arbun (Urbon, Arboun, Arboo) atau uang muka; dilakukan setelah kontrak

ditandatangani dan dianggap sebagai jaminan untuk menjamin pelaksanaan

kontrak. Hal ini akan mengurangi kerugian perusahaan jika debitur melakukan

pelanggaran sebelum kontrak dilaksanakkan.

c. Garansi dari pihak ketiga, dalam jangka waktu tetap dan untuk jumlah yang

terbatas, tanpa beberapa pertimbangan yang diterima oleh guarantor.

d. Pengikatan aset sebagai jaminan, yang harus sesuai syariah dan memiliki nilai

pasar dan serta dapat dimiliki dan dijual secara hukum. Selain itu, jaminan juga

36

Amr Mohammed El Tiby, Islamic Banking: How to Manage Risk and improve

Profitability, (United States of America: John Wiley and Sons, Inc., 2011, h.127

Page 61: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

49

harus spesifik, mudah dipindahtangankan, dan bebas biaya. Pengikatan tersebut

harus memiliki kekuatan hukum.

e. Eksekusi, dimana jaminan dalam kontrak tersebut adalah objek pembiayaan itu

sendiri, sehingga jika terjadi gagal bayar maka jaminan dapat langsung diambil

alih oleh perusahaan karena secara hukum kepemilikan masih berada dipihak

perusahaan.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mitigasi risiko adalah

kebijakan untuk mengelola risiko pembiayaan utnuk meminimalisir potensi kerugian

yang dihasilkan oleh pembiayaan bermasalah. Adapun teknik mitigasi risiko menurut

IIFS dibagi menjadi 5, yaitu : Hammis Jiddiyah (jaminan Kolateral), Arbun (uang

muka), Garansi pihak ketiga, pengikatan aset sebagai jaminan dan eksekusi jaminan.

Teknik-teknik tersebut digunakan untuk meminimalisir potensi kerugian yang

disebabkan oleh pembiayaan bermasalah.

Demikian teori teori terkait yang dapat dijelaskan, baik yang berhubungan

secara langsung maupun tidak langsung mengenai manajemen dan strategi mitigasi

pembiayaan KPR di Bank Syariah.

Page 62: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan yaitu pendekatan studi empiris.

Merupakan suatu cara penelitian terhadap masalah empiris.37

Penelitian kasus

dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi atau

lembaga.38

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan langsung ke objek penelitian,

dimana penulis ingin mengetahui risiko dan mitigasi yang diaplikasikan pada

pembiayaan KPR BRISyariah IB pada BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian lapangan (Field

Research), yaitu research yang dilakukan di kancah atau di medan terjadinya gejala-

gejala.39

C. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh

melalui cara sebagai berikut:

1. Wawancara (interview)

37

Robert K. Yin, Studi kasus Design dan Metode, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),

h.21. 38

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2006), h. 142. 39

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Cet. ke-30,Jilid 1,(Yogyakarta: ANDI, 2000), h.10.

Page 63: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

51

Yaitu dengan mewawancarai pihak-pihak yang berperan dan terkait dengan objek

penelitian. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden, yang diarahkan

peneliti untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan.40

2. Studi Kepustakaan (library research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan memahami data

atau bahan yang diperoleh dari berbagai literature, seperti: majalah, surat kabar,

buku-buku cetak, artikel, mailing list, (website/ internet) yang berkaitan dengan

pembahasan penelitian ini.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta JL. Abdul

Muis No. 2-4 Jakarta Pusat. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan februari

sampai bulan April 2014.

1. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini meliputi data primer dan

sekunder.

a. Data Primer

Data primer diperoleh melalui pengamatan, pencatatan, pengumpulan data

dan wawancara langsung dengan kepala divisi keuangan dan divisi lain yang

berhubungan dengan data yang dibutuhkan.

b. Data Sekunder

40

Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

160.

Page 64: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

52

Data sekunder yang penulis gunakan diperoleh dari laporan keuangan (annual

report) BRI Syariah, literatur buku dan data perusahaan yang diperoleh baik

dari BRI Syariah maupun dari publikasi elektronik dan media informasi

lainnya.

E. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisa data merupakan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematik

transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan

untuk memperluas pemahaman penulis terhadap masalah yang diteliti. Proses analisis

data menggunakan metode deskriptif analisis dari hasil perhitungan metode

CreditRisk+. Metode deskriptif analisis adalah prosedur pemecahan yang diselidiki

dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan subyek atau obyek (seseorang atau

pada suatu lembaga) saat sekarang dengan berdasarkan fakta yang tampak

sebagaimana adanya.41

Pengolahan dan analisis data yang dilakukan sebagian besar menggunakan

program Microsoft Excel. Program ini digunakan untuk melakukan klasifikasi dan

presentase dari berbagai data awal yang diterima yang selanjutnya digunakan untuk

menghitung metode CreditRisk+.

1. Metode CreditRisk+

41

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002, Cet. Ke-12), h.206.

Page 65: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

53

CreditRisk+ menganalisis kegagalan atas risiko default sebagai risiko yang

harus dihadapi pada saat debitur berada pada kondisi tidak mampu membayar

hutangnya. CreditRisk+ merupakan distribusi dari risiko portofolio untuk mencari

probabilitas jumlah debitur yang gagal bayar dalam satu periode yang dinyatakan

dengan poisson distribution. CreditRisk+ diaplikasikan pada kerangka ilmu aktuarial

untuk menghitung derivasi dari distribusi kerugian atas portofolio. Dalam metode ini

tidak menghubungkan risiko wanprestasi terhadap struktur modal perusahaan dan

juga tidak mengasumsikan penyebab dari terjadinya default. Metode CreditRisk+

mengasumsikan bahwa:42

a. Untuk pemberian pinjaman/kredit, probabilitas default dalam suatu periode

tertentu adalah sama seperti pada bulan-bulan lainnya.

b. Untuk sebagian besar debitur, probabilitas default oleh debitur tertentu kecil, dan

jumlah default yang terjadi tidak saling mempengaruhi dari periode-periode

sebelumnya.

a. Kelebihan dan Keterbatasan Metode CreditRisk+

Kelebihan metode ini adalah mudah diimplementasikan (Crouhy, 2000)

dan kemudahan ketersediaan data. CreditRisk+ memfokuskan pada kondisi

debitur tidak mampu membayar kewajiban yang dibutuhkan untuk mengestimasi

potensi risiko. Model hanya membutuhkan data probability default, exposure

42

Michel Crouhy dan Galai Robert Mark, Risk Management; Comprehensive Chapters on

Markets, Credit and Operational Risk-Features an Integrated VaR Framework-Hedging Strategies for

Reducing Risk, (New York, USA: McGraw-Hill Company, Inc, 2000), h. 404.

Page 66: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

54

(nilai ekonomis klaim kepada debitur pada saat debitur default) dan recovery rate.

Keterbatasan metode CreditRisk+ adalah sebagai berikut:

1) Asumsi bahwa risiko kredit tidak berhubungan dengan risiko pasar.

2) Besarnya exposure dari tiap debitur tetap dan tidak sensitif terhadap

perubahan.

3) Tidak memperhitungkan risiko mitigasi.

b. Kriteria Penentuan Kolektibilitas Pembiayaan

c. Analisis CreditRisk+

Gambar 3.1 Tahap Perhitungan Potensi Kerugian

2. Pengolahan Data

INPUT Data Eksposur dan

Probability Default

PROSES Step 1.

Pengelompokan Exposure dalam kelas & band dan

Menghitung Probability Default

Step 2.

Penghitungan Recovery Rate dan Riil Loss

Step 3.

Perhitungan Expected Loss dan Expected Loss Individual

Step 4.

Penentuan n-default dengan poisson distribution

Step 5.

Penentuan Unexpected Loss

Step 6.

Perhitungan Economic Capital

OUTPUT Potensi Kerugian

Page 67: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

55

a. Pengelompokkan Eksposure dalam band dan menghitung probability Default

Nilai eksposure diperoleh dari debitur dengan status overdue 90 hari atau

gagal bayar lebih dari 90 hari per bulan. Hal ini mengikuti peraturan otoritas

terkait dengan kriteria kolektabilitas. Sehingga debitur yang dianggap memiliki

potensi kerugian adalah debitur yang telah memasuki kolektabilitas tidak lancar,

diragukan dan macet atau dengan jangka waktu keterlambatan diatas 90 hari.

Selanjutnya, kelompok debitur ini dikelompokkan berdasarkan asumsi

kemungkinan gagal bayar (probability of default). Probability of default adalah

peluang macet debitur yang nilainya sudah ditentukan oleh bank indonesia

berdasarkan nilai PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) yang

ditentukan dalam (PBI NO. 13/13/PBI/2011 tentang penilaian kualitas aktiva bagi

bank umum syariah dan unit usaha syariah).

Tabel 3.1 Probability of default

Murabahah

Kol. 3 Kol. 4 Kol.5

Keterlambatan 91-120 hari 121-180 hari >180 hari

Probability

Default

15% 50% 100%

Sumber : PBI NO. 13/13/PBI/2011

b. Penghitungan Recovery Rate dan Riil Loss

Page 68: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

56

Nilai Riil Loss bernilai antara nol (terendah) artinya tidak ada kerugian

sama sekali hingga satu (tertinggi) artinya kerugian yang dihadapi perusahaan

sebesar 100%. Nilai Riil Loss(RL) diperoleh dari 1-RR (Recovery Rate).

c. Perhitungan Expected Loss dan Expected Loss Individual

Expected Loss merupakan nilai kerugian yang dapat diperkirakan dan

dapat ditutupi oleh PPAP yang telah dicadangkan. Expected Loss diperoleh dari

hasil perkalian antara nilai eksposure dengan peluang macet debitur.

Setelah hasil Expected Loss diketahui. maka dapat dilanjutkan dengan

menghitung Expected Loss Individual pada setiap kelas di masing-masing band

yang sudah ditentukan. Nilai Expected Loss Individual diperoleh dari nilai

Expected Loss dibagi dengan kelas pada masing-masing band. Penentuan nilai

kelas yang digunakan untuk perhitungan Expected Loss Individual band diperoleh

dengan mengelompokkan dalam range tertentu. Untuk nilai band Rp.

100.000.000. penulis mengelompokkan dalam 10 kelas dengan range Rp.

100.000.000 disetiap kelasnya ( kelas1= rp. 0 sampai Rp. 100.000.000 kelas2=

Rp. 100.000.001 sampai Rp. 200.000.000. Dst).

d. Penentuan n-default dengan distribusi Poisson

Penentuan jumlah debitur macet dalam metode Creditrisk+ menggunakan

alat bantu analisis statistik dengan menggunakan distribusi poisson. Dalam

perhitungan dengan distribusi poisson menggunakan nilai frekuensi nj yang

diperoleh dari nilai nj dibagi dengan nilai band ke-j. kemudian diolah dengan

Page 69: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

57

distribusi poisson dengan tingkat kepercayaan 95%. diperoleh jumlah debitur

yang berpeluang macet sebanyak 10 debitur.

e. Perhitungan Unexpected Loss

Unexpected Loss (UL) adalah kerugian akibat gagal bayar debitur yang

harus dapat dikendalikan meskipun tidak diharapkan sebelumnya. Unexpected

Loss dapat diperoleh dengan rumus:

UL = n-default x Lj x nominal band x Riil Loss (1-RR)

f. Perhitungan Economic Capital

Perhitungan economic capital digunakan untuk meng-cover risiko akibat

unexpected credit default losses. Unexpected loss dapat terjadi dalam kondisi

normal dan tidak normal. Dalam kondisi normal adalah pada keadaan dimana

kerugian yang terjadi di atas rata-rata kerugian yang telah dicadangkan oleh

perusahaan. Sedangkan dalam kondisi tidak normal, jumlah kerugian yang terjadi

lebih besar dari maksimum kerugian yang telah diperkirakan pada kondisi normal.

Dalam hal kerugian mencapai level unexpected loss maka kerugian tersebut harus

bisa di-cover dari modal perusahaan. Dengan kata lain kecukupan modal harus

mempertimbangkan besarnya unexpected loss. Nilai economic capital dapat

dihitung dengan mengurangkan unexpected loss dengan expected loss.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Untuk mengukur potensi

kerugian dengan model Creditrisk+ ada 6 tahapan yang harus dilakukan,

meliputi : Pengelompokan Exposure dalam kelas dan band serta Menghitung

Probability Default, Penghitungan Recovery Rate dan Riil Loss, Perhitungan

Page 70: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

58

Expected Loss dan Expected Loss Individual, Penentuan n-default dengan poisson

distribution, Penentuan Unexpected Loss, dan perhitungan Economic Capital.

Dari tahapan-tahapan tersebut diperoleh hasil berupa potensi kerugian yang dapat

ditanggung oleh pihak BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta dalam menyalurkan

pembiayaan KPR.

Demikian penjelasan dan uraian diatas, dimana dalam bab ini dipaparkan

secara menyeluruh mengenai metode penelitian yang digunakan serta model

Creditrisk+ dalam mengukur potensi kerugian pembiayaan KPR BRISyariah IB

pada BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta.

Page 71: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

59

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap

Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,

maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi

beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang

semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan

perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.

Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah

bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah

dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah

dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk

yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.

Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan

nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan.

Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah

bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat

dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan

Page 72: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

60

dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk.,

Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember

2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses

spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan

dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.

Bank BRISyariah.

Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,

jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada

segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel

modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi

dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan

jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor

Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan

penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip

Syariah.

2. Visi dan Misi Perusahaan

Page 73: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

61

Visi PT. Bank BRISyariah adalah menjadi bank ritel modern terkemuka

dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jagkauan termudah

untuk kehidupan lebih bermakna. Sedangkan misinya adalah:

a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan fi-

nansial nasabah.

b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah.

c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana

pun.

d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan

menghadirkan ketenteraman pikiran.

3. Pembiayaan konsumer BRI Syariah

a. Gadai BRISyariah iB

Gadai BRISyariah iB hadir untuk memberikan solusi memperoleh dana tunai

untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak ataupun untuk keperluan modal

usaha dengan proses cepat, mudah, aman dan sesuai syariah untuk

ketentraman Anda. Manfaat yang diperoleh yaitu pilihan tepat, penuh manfaat

serta lebih berkah karena pembiayaan sesuai syariah

b. KKB BRISyariah iB

Yaitu produk dengan skim pembiayaan adalah jual beli (MURABAHAH),

adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan

keuntungan (margin) yang disepakati oleh Bank dan Nasabah (fixed margin),

Page 74: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

62

dengan jangka waktu maksimal 5 tahun, cicilan tetap dan meringankan selama

jangka waktu, bebas pinalti untuk pelunasan sebelum jatuh tempo. Tujuan

produk ini untuk pembelian mobil baru, pembelian mobil second, Take

Over/Pengalihan Pembiayaan KKB dari lembaga pembiayaan lain

c. KPR BRISyariah iB

Yaitu pembiayaan kepemilikan rumah kepada perorangan untuk memenuhi

sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian dengan mengunakan

prinsip jual beli (Murabahah) dimana pembayarannya secara angsuran dengan

jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan.

Manfaat produk ini yaitu menggunakan skim pembiayaan adalah jual beli

(MURABAHAH), adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh Bank dan Nasabah

(fixed margin), uang muka ringan, jangka waktu maksimal 15 tahun, cicilan

tetap dan meringankan selama jangka waktu, bebas pinalti untuk pelunasan

sebelum jatuh tempo.

d. KLM BRISyariah IB

Kepemilikan Logam Mulia BRISyariah (KLM BRISyariah iB) kini hadir

membantu Anda mewujudkan mimpi memiliki emas logam mulia dengan

lebih mudah. Manfaatnya yaitu memberikan kemudahan memiliki logam

mulia emas ANTAM 24 karat (99,999%) dan lokal dengan sistem

pembiayaan cicilan ringan dan proses cepat, menggunakan prinsip jual beli

(murabahah) dengan akad Murabahah bil Wakalah

Page 75: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

63

e. KMG BRISyariah iB

Salah satu produk untuk memenuhi kebutuhan karyawan khususnya karyawan

dari perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Bank BRISyariah dalam

Program Kesejahteraan Karyawan (EmBP), dimana produk ini dipergunakan

untuk berbagai keperluan karyawan dan bertujuan untuk meningkatkan

loyalitas karyawan Program Kesejahteraan Karyawan (EmBP).

f. Pembiayaan Umrah BRISyariah iB

Pembiayaan Umrah BRISyariah iB kini hadir membantu anda untuk

menyempurnakan niat Anda beribadah dan berziarah ke Baitullah. Produk

Pembiayaan Umrah BRISyariah iB mengunakan prinsip akad jual beli

manfaat/jasa (ijarah Multijasa).

4. Perkembangan DPK dan Pembiayaan BRI Syariah

a. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BRI Syariah

Sumber: Annual Report BRI syariah 2013 diolah

Gambar 4.1. DPK Bank BRI Syariah 2010-2013

5.09

9.911.95

13.9

2010 2011 2012 2013

DPK dalam tril iun rupiah

Page 76: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

64

Perkembangan DPK di BRI Syariah dari tahun ke tahun selalu

mengalami peningkatan yang signifikan, Hal ini dipengaruhi oleh kinerja BRI

Syariah yang semakin baik. Dari data DPK BRI Syariah tahun 2013, tercatat

bahwa terjadi kenaikan jumlah DPK sebesar 173% jika dibandingkan dengan

tahun 2010 yaitu dari Rp. 5.09 Triliun menjadi Rp. 13.9 triliun. Jika

dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah DPK di tahun 2013 mengalami

kenaikan sebesar 16,37% yaitu dari Rp. 11.95 Triliun menjadi Rp. 13.9

Triliun. Perkembangan DPK tersebut juga seiring dengan kenaikan jumlah

FDR dan NPF di BRI Syariah.

b. Perkembangan FDR Pembiayaan BRI Syariah

Gambar 4.2. FDR Bank BRI Syariah 2010-2013

95.82%90.55%

100.96% 102.70%

2010 2011 2012 2013

Sumber: Annual Report BRI Syariah 2013 diolah

Perkembangan FDR di BRI Syariah juga mengalami peningkatan di

tahun 2013, walaupun sempat mengalami penurunan di tahun 2011 sebesar

5,5%, yaitu dari 95,82% menjadi 90,55%. Jika dibandingkan dengan tahun

2010, FDR BRI Syariah di tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 7,2%,

yaitu dari 95,82% menjadi 102,7%. Sedangkan jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, FDR BRI syariah tahun 2013 mengalami peningkatan

Page 77: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

65

sebesar 1,7%. Dilihat dari rasio FDR, kinerja penyaluran pembiayaan di BRI

Syariah sangat memuaskan karena berada diatas 80%.

c. Perkembangan NPF Penyaluran Pembiayaan BRI Syariah

Gambar 4.3. NPF BRI Syariah 2010-2013

2.14% 2.12% 2%

3.26%

2010 2011 2012 2013

Sumber : Annual Report BRI Syariah 2013 diolah

Perkembangan DPK dan FDR pada BRI syariah tidak terlepas dari

masalah pembiayaan bermasalah. Dalam hal ini, pembiayaan yang disalurkan

oleh BRI Syariah memiliki tingkat NPF yang berkisar antara 2-3.26%.

walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 5,7% dari

tahun sebelumnya.

Pada tahun 2013, tingkat NPF mengalami peningkatan sebesar 63%

dari tahun sebelumnya, yaitu dari 2% menjadi 3.26%. hal ini menunjukkan

bahwa semakin besar jumlah DPK dan jumlah pembiayaan yang disalurkan,

maka semakin besar tingkat NPF pembiayaan tersebut.

Page 78: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

66

d. Alokasi Penyaluran DPK terhadap Pembiayaan di BRI Syariah

Gambar 4.4. Penyaluran pembiayaan Bank BRI Syariah 2013

pembiayaan mikro

18% (2,51T)

pembiayaan UKM dan

kemitraan

24% (3,46T)

pembiayaan konsumer

26% (3,64T)

pembiayaan komersil

32% (4,48T)

Sumber: Annual Report BRI Syariah 2013 diolah

Bank BRI Syariah menyalurkan DPK yang sudah dihimpun selama

periode 2013 secara umum dalam beberapa sektor bisnis. Sektor yang

mempunyai alokasi paling besar adalah pembiayaan komersil, yaitu sebesar

Rp. 4,48 Triliun atau sebesar 32% dari total DPK. Kemudian disusul oleh

sektor pembiayaan konsumer sebesar Rp. 3,64 Triliun atau sebesar 26% dari

total DPK, sektor pembiayaan UKM dan Kemitraan sebesar 3,46 Triliun atau

24% dari total DPK, serta sektor pembiayaan Mikro sebesar Rp. 2,51 Triliun

atau 18% dari total DPK.

Dari sektor-sektor pembiayaan yang disalurkan, pembiayaan

konsumer memiliki produk-produk yang variatif serta selalu dipaparkan

dalam marketing kit. Pembiayaan konsumer ada hampir di semua kantor

cabang dan kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia. Pembiayaan

Page 79: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

67

konsumer di BRI Syariah meliputi pembiayaan KPR BRI Syariah IB, KLM

BRI Syariah IB, KKB BRI Syariah IB, Gadai BRI Syariah IB serta KMG

BRISyariah IB. dari total pembiayaan konsumer yang disalurkan, dapat dilihat

porsi dari masing-masing produk pembiayaan dalam chart dibawah ini.

Gambar 4.5. penyaluran pembiayaan konsumer BRI Syariah 2013

KPR BRISyariah IB

54%

KMG BRI Syariah IB

19%

PKE BRISyariah IB

1,7%

KKB BRISyariah IB

0,3%

Gadai BRISyariah

IB

24%

Sumber: Annual Report BRI Syariah 2013 diolah

Dari data diatas terlihat bahwa alokasi pembiayaan konsumer terbesar

disalurkan pada pembiayaan KPR BRISyariah IB, yaitu sebesar Rp. 1,99

Triliun atau sebesar 55% dari total penyaluran pembiayaan konsumer. Disusul

gadai BRISyariah IB sebesar Rp. 0,88 Triliun atau sebesar 24% dari total

penyaluran pembiayaan konsumer, KMG BRISyariah IB sebesar 19% dari

total penyaluran pembiayaan konsumer, PKE atau KLM BRISyariah IB

sebesar 1,7% serta KKB BRISyariah sebesar 0,3% dari total penyaluran

pembiayaan konsumer BRI Syariah. Jadi, dari total pembiayaan konsumer

yang disalurkan, pembiayaan KPR BRISyariah IB memberikan sumbangan

Page 80: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

68

terbesar. KPR BRISyariah IB juga saat ini menduduki peringkat ketiga dalam

menyalurkan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang

merupakan program dari Kementrian Perumahan Rakyat.

B. Mengukur potensi kerugian dengan Creditrisk+

Untuk mengukur potensi kerugian dari risiko kredit pembiayaan KPR IB

BRISyariah KC Abdul Muis menggunakan analisis internal risiko kredit dengan

metode Creditrisk+. Analisis dengan menggunakan metode ini berasal dari

pembiayaan yang memiliki potensi gagal bayar.

1. Step 1. Pengelompokkan Eksposure dalam band dan menghitung

probability Default

Nilai eksposure diperoleh dari debitur dengan status overdue 90 hari

atau gagal bayar lebih dari 90 hari per bulan. Hal ini mengikuti peraturan

otoritas terkait dengan kriteria kolektabilitas. Sehingga debitur yang dianggap

memiliki potensi kerugian adalah debitur yang telah memasuki kolektabilitas

tidak lancar, diragukan dan macet atau dengan jangka waktu keterlambatan

diatas 90 hari. Berdasarkan data yang didapat, sampai dengan desember 2013

diperoleh banyaknya debitur pembiayaan KPR IB BRISyariah KC AbdulMuis

Jakarta berjumlah 325 debitur dengan total pembiayaan Rp. 379,540,725,808 .

Nilai pembiayaan terkecil sebesar Rp. 17.126.100,94 dan terbesar Rp.

6.305.926.269,27.

Page 81: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

69

Dari keseluruhan debitur, diperoleh sebanyak 10 debitur berada pada

kategori kurang lancar, diragukan dan macet dengan nilai eksposur terkecil

sebesar Rp. Rp. 59.069.077,86 dan terbesar Rp. 1.751.095.158,81

Selanjutnya, kelompok debitur ini dikelompokkan berdasarkan asumsi

kemungkinan gagal bayar (probability of default). Probability of default

adalah peluang macet debitur yang nilainya sudah ditentukan oleh bank

indonesia berdasarkan nilai PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif)

yang ditentukan dalam (PBI NO. 13/13/PBI/2011 tentang penilaian kualitas

aktiva bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah).

Tabel 4.1. Probability default

Murabahah

Kol. 3 Kol. 4 Kol.5

Keterlambatan 91-120 hari 121-180 hari >180 hari

Probability Default 15% 50% 100%

Sumber : PBI NO. 13/13/PBI/2011

Tabel 4.2. Penentuan eksposur awal dan probability of default

No. Nama

debitur Eksposur Awal Akad Pembiayaan Kolektibilitas

Prob.

Default

1 A Rp. 59.069.077,86 Murabahah 5 1

2 B Rp. 161.355.360,37 Murabahah 5 1

3 C Rp. 241.651.850,00 Murabahah 4 0.5

4 D Rp. 259.229.166,94 Murabahah 3 0.15

5 E Rp. 379.530.000,00 Murabahah 3 0.15

6 F Rp. 509.176.536,94 Murabahah 3 0.15

7 G Rp. 944.789.190,27 Murabahah 5 1

Page 82: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

70

8 H Rp. 963.662.233,82 Murabahah 5 1

9 I Rp. 1.342.372.754,24 Murabahah 5 1

10 J Rp. 1.751.095.158,81 Murabahah 4 0.5

Jumlah Rp. 6.611.931.329

Sumber : Data pembiayaan BRISyariah KC Abdul Muis diolah

Berdasarkan data, terdapat 10 debitur yang bermasalah. Dari 10

debitur, terdapat 3 debitur berada dalam kolektibilitas 3 (kurang lancar),

terdapat 2 debitur yang berada dalam kolektibilitas 4 (diragukan) dan terdapat

5 debitur yang berada dalam kolektibilias 5 (macet). Total pembiayaan yang

berada dalam kolektibilitas 3-5 bernilai Rp. Rp. 6.611.931.329

2. Step 2. Penghitungan Recovery Rate dan Riil Loss

Nilai Riil Loss bernilai antara nol (terendah) artinya tidak ada kerugian

sama sekali hingga satu (tertinggi) artinya kerugian yang dihadapi perusahaan

sebesar 100%. Nilai Riil Loss(RL) diperoleh dari 1-RR.

Dan nilai recovery rate pada pembiayaan KPR IB BRISyariah KC Abdul

Muis Jakarta dapat dlihat dari presentasi nilai pembiayaan yang sudah dilunasi

oleh semua debitur. Nilai recovery rate yang dinotasikan dengan RR diperoleh

dari 100% - persentase dari niali outstanding debitur. Dimana nilai outstanding

debitur merupakan nilai sisa tunggakan debitur yang belum dilunasi.

Selain itu, nilai Recovery Rate dapat juga dinilai dari berbagai faktor,

diantaranya dapat dilihat dari nilai agunan maupun dari nilai rata-rata

penghapusbukuan piutang yang memiliki kolektibilitas macet dengan melakukan

penyitaan jaminan pembiayaan.

Page 83: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

71

Tabel 4.3. Penentuan nilai recovery rate dan riil loss

No. Nama

Debitur

Eksposur awal Cicilan yang

sudah dibayar

Eksposur at

default

RR Riil

Loss

1 A Rp. 59.069.077,86 Rp. 30.723.207,18 Rp. 28.345.870,68 0.52 0.48

2 B Rp. 161.355.360,37 Rp. 92.420.183,32 Rp. 68.935.177,05 0.57 0.43

3 C Rp. 241.651.850,00 Rp. 177.010.416,55 Rp. 64.641.433,45 0.73 0.27

4 D Rp. 259.229.166,94 Rp. 117.746.198,96 Rp. 141.482.967,98 0.45 0.55

5 E Rp. 379.530.000,00 Rp. 241.071.428,46 Rp. 138.458.571,54 0.64 0.36

6 F Rp. 509.176.536,94 Rp. 234.929.041,87 Rp. 274.247.495,07 0.46 0.54

7 G Rp. 944.789.190,27 Rp. 529.161.168,04 Rp. 415.628.022,23 0.56 0.44

8 H Rp. 963.662.233,82 Rp. 559.118.070,90 Rp. 404.544.162,92 0.58 0.42

9 I Rp. 1.342.372.754,24 Rp. 599.587.795,89 Rp. 742.784.958,35 0.45 0.55

J Rp. 1.751.095.158,81 Rp. 789.475.988,29 Rp. 961.619.170,52 0.45 0.55

Jumlah Rp. 6.611.931.329 Rp. 3.371.243.499 Rp. 3.240.687.830

Sumber : Data pembiayaan BRISyariah KC Abdul Muis diolah

3. Step3. Perhitungan Expected Loss dan Expected Loss Individual

Expected Loss merupakan nilai kerugian yang dapat diperkirakan dan

dapat ditutupi oleh PPAP yang telah dicadangkan. Expected Loss diperoleh dari

hasil perkalian antara nilai eksposure (berdasarkan sisa cicilan) dengan peluang

macet debitur. Data eksposure dikelompokkan dalam nilai band Rp.

100.000.000.00.

Page 84: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

72

Tabel 4.4. Expected loss pada band 100 juta

No. Nama

Debitur Eksposur at default

Probability

default Expected loss

1 A Rp. 28.345.870.68 1 Rp. 28.345.871

2 B Rp. 68.935.177.05 1 Rp. 68.935.177

3 C Rp. 64.641.433.45 0.5 Rp. 32.320.717

4 D Rp. 141.482.967.98 0.15 Rp. 21.222.445

5 E Rp. 138.458.571.54 0.15 Rp. 20.768.786

6 F Rp. 274.247.495.07 0.15 Rp. 41.137.124

7 G Rp. 415.628.022.23 1 Rp. 415.628.022

8 H Rp. 404.544.162.92 1 Rp. 404.544.163

9 I Rp. 742.784.958.35 1 Rp. 742.784.958

10 J Rp. 961.619.170.52 0.5 Rp. 480.809.585

Jumlah Rp. 3.240.687.830 Rp. 2.256.496.848

Sumber : Data pembiayaan BRISyariah KC Abdul Muis diolah

Berdasarkan data jumlah debitur yang berada pada nilai band

Rp.100.000.000.00 berjumlah 10 orang dengan total eksposur sebesar Rp. Rp.

3.240.687.830. Setelah dihitung. diperoleh total nilai Expected Loss band Rp.

100.000.000.00 adalah sebesar Rp. 2.256.496.848. Dengan demikian. total

kerugian yang harus dapat ditutupi oleh provisi perusahaan adalah sebesar Rp.

2.256.496.848.

Setelah hasil Expected Loss diketahui. maka dapat dilanjutkan dengan

menghitung Expected Loss Individual pada setiap kelas di masing-masing band

yang sudah ditentukan. Nilai Expected Loss Individual diperoleh dari nilai

Page 85: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

73

Expected Loss dibagi dengan kelas pada masing-masing band. Penentuan nilai

kelas yang digunakan untuk perhitungan Expected Loss Individual band diperoleh

dengan mengelompokkan dalam range tertentu. Untuk nilai band Rp.

100.000.000. penulis mengelompokkan dalam 10 kelas dengan range Rp.

100.000.000 disetiap kelasnya ( kelas1= rp. 0 sampai Rp. 100.000.000 kelas2=

Rp. 100.000.001 sampai Rp. 200.000.000. Dst).

Table 4.5. Expected Loss Individual Band 100 juta

No. Nama Expected Loss Kelas nj (EL individual)

1 A Rp. 28.345.871 1 Rp. 28.345.871

2 B Rp. 68.935.177 1 Rp. 68.935.177

3 C Rp. 32.320.717 1 Rp. 32.320.717

4 D Rp. 21.222.445 2 Rp. 10.611.223

5 E Rp. 20.768.786 2 Rp. 10.384.393

6 F Rp. 41.137.124 3 Rp. 13.712.375

7 G Rp. 415.628.022 5 Rp. 83.125.604

8 H Rp. 404.544.163 5 Rp. 80.908.833

9 I Rp. 742.784.958 8 Rp. 92.848.120

10 J Rp. 480.809.585 10 Rp. 53.423.287

Jumlah Rp. 2.256.496.848 Rp. 474.615.599

Sumber : Data pembiayaan BRISyariah KC Abdul Muis diolah

Page 86: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

74

4. Step4. Penentuan n-default dengan distribusi Poisson

Penentuan jumlah debitur macet dalam metode Creditrisk+ menggunakan

alat bantu analisis statistik dengan menggunakan distribusi poisson. Dalam

perhitungan dengan distribusi poisson menggunakan nilai frekuensi nj yang

diperoleh dari nilai nj dibagi dengan nilai band ke-j. kemudian diolah dengan

distribusi poisson dengan tingkat kepercayaan 95%. diperoleh jumlah debitur

yang berpeluang macet sebanyak 10 debitur.

Tabel 4.6. Penentuan n-default dengan Distribusi Poisson

Band 1 Rp. 10.000.000

Kelas Frek. Nj Poisson N

1 0.43 0.990246496 2

2 0.10 0.99486067 1

3 0.14 0.991415358 1

4

5 0.82 0.949633234 2

6

7

8 0.93 0.932372332 2

9

10 0.48 0.987025482 2

Jumlah n-default 10

Sumber : Data pembiayaan BRISyariah KC Abdul Muis diolah

Page 87: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

75

5. Step5. Menghitung Unexpected Loss

Unexpected Loss (UL) adalah kerugian akibat gagal bayar debitur yang

harus dapat dikendalikan meskipun tidak diharapkan sebelumnya. Unexpected

Loss dapat diperoleh dengan rumus:

UL = n-default x Lj x nominal band x Riil Loss (1-RR)

Tabel 4.7. Unexpected Loss Band 10 juta

Kelas Frek.

Nj

N Poisson RR Unexpected Loss

1 0.43 2 0.990246496 60.85% 78.306.710,72

2 0.10 1 0.99486067 54.47% 91.059.925,02

3 0.14 1 0.991415358 46.14% 161.582.953,16

4

5 0.82 2 0.949633234 57.01% 429.857.429,66

6

7

8 0.93 2 0.932372332 44.67% 885.339.731,16

9

10 0.48 2 0.987025482 45.08% 1,098,306,012.31

Jumlah 10 2.744.452.762,04

Sumber : Data pembiayaan BRISyariah KC Abdul Muis diolah

Page 88: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

76

Pada perhitungan Unexpected Loss diatas. dapat dilihat bahwa nilai

Unexpected Loss Pada band Rp. 100.000.000. jumlah debitur yang berpotensi

macet berjumlah 10.debitur dengan nilai Unexpected Loss sebesar Rp.

2.744.452.762,04. Sehingga diperoleh total Unexpected Loss yang harus ditutupi

oleh BRI Syariah KC Abdul Muis pada pembiayaan KPR IB BRISyariah sebesar

Rp. 2.744.452.762,04 dari total pembiayaan yang disalurkan periode desember

2013.

6. Perhitungan Economic Capital

Economic Capital atau kecukupan modal atau istilah economic capital

merupakan modal yang diperlukan dalam perhitungan risiko kredit dengan

CreditRisk+ adalah modal yang harus dimiliki perusahaan untuk menutupi nilai

kerugian yang disebabkan oleh adanya unexpected loss. Besarnya economic

capital ini dihitung dari pengurangan antara unexpected loss dengan nilai

expected loss.

Berdasarkan data perhitungan diperoleh nilai economic capital sebesar Rp.

2.744.452.762,04 - Rp. 2.256.496.848 = Rp. 487.955.914,04, sedangkan nilai

aktiva pada pembiayaan KPR BRISyariah IB sebesar Rp. 58.748.177.999,14. Hal

ini menunjukkan bahwa kecukupan modal yang dibutuhkan atas portofolio

pembiayaan KPR BRISyariah IB ini masih mampu untuk menanggung adanya

risiko kredit yang diakibatkan oleh unexpected loss.

Page 89: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

77

C. Strategi Mitigasi Risiko Pembiayaan KPR BRI Syariah IB

1. Studi Kelayakan Calon Debitur

Dalam mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah, Bank BRI Syariah

melakukan study kelayakan nasabah dengan melakukan PIR (Personal

Investigasi Report) yang meliputi:

a. Melakukan kunjungan nasabah dengan membawa LKN (Laporan

Kunjungan Nasabah)

b. Melakukan penilaian atau scoring berdasarkan laporan kunjungan nasabah

c. Melakukan pengumpulan dan evaluasi data-data calon nasabah

d. Melakukan evaluasi pendapatan dan menentukan maksimal pengajuan

pembiayaan berdasarkan RPC (Repayment Capacity) yaitu 35% dari

disposable income

2. Pembentukan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif)

Pembentukan PPAP didasarkan pada PBI NO. 13/13/PBI/2011 tentang

penilaian kualitas aktiva bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah.

Dalam PBI tersebut dijelaskan tentang dana yang harus dicadangkan apabila

terjadi penurunan kolektibilitas nasabah dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 4.8. PBI NO. 13/13/PBI/2011 tentang penilaian kualitas aktiva bagi

bank umum syariah dan unit usaha syariah

Pembiayaan KPR Murabahah

Kol. 1

(Lancar)

Kol. 2

(Dalam

Perhatian

Khusus)

Kol. 3

(Kurang

Lancar)

Kol. 4

(Diragukan)

Kol.5

(Macet)

Keterlambatan 0 hari 1-90 hari 91-120 hari 121-180 hari >180 hari

Probability

Default

0 5% 15% 50% 100%

Sumber : PBI NO. 13/13/PBI/2011

Page 90: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

78

3. Arbun atau Uang Muka

Bank BRI Syariah dalam mencegah risiko pembiayaan juga melaksanakan

ketentuan penetapan uang muka atau arbun dalam skim pembiayaan KPR Bank

Syariah diatur dalam Surat edaran BI No. 15/40/DKMP tanggal 24 September

2014. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan tabel ketentuan FTV (Financing To

Value) dibawah ini:

Tabel 4.9. Financing To Value pembiayaan KPR

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013

4. Kerjasama dengan Perusahaan Asuransi

Dalam menghindari dan mencegah terjadinya risiko pada pembiayaan

KPR BRISyariah IB, Bank BRI Syariah melakukan kerjasama dengan berbagai

pihak asuransi,meliputi:

a. Asuransi Jiwa Pembiayaan, premi asuransi dibayar dimuka sesuai jangka

waktu pembiayaan

b. Asuransi Kebakaran, premi asuransi dibayar dimuka sesuai jangka waktu

pembiayaan

Page 91: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

79

c. Untuk daerah yang berpotensi gempa bumi, maka unit kerja dapat

mengenakan biaya asuransi gempa bumi kepada nasabah

5. Pengikatan Asset Sebagai jaminan

Dalam pembiayaan KPR BRISyaraiah IB, asset yang dijaminkan adalah

objek pembiayaan itu sendiri. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk

menggunakan asset lain sebagai jaminan pembiayaan. Asset yang dapat dijadikan

sebagai jaminan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan mempunyai

nilai taksir minimal 125% dari plafond pembiayaan.

6. Eksekusi Jaminan

Pada pembiayaan KPR BRISyariah IB, apabila nasabah berada dalam

keadaan kolektibilitas 5, maka bank BRISyariah akan memberikan surat

peringatan (SP) pada nasabah sebelum melakukan eksekusi jaminan. Dalam

pembiayaan ini, pihak Bank tidak melakukan Reschedulling, Reconditioning,

Restructuring maupun Combination karena pada dasarnya akad yang digunakan

adalah akad murabahah. Jadi, Bank melakukan eksekusi jaminan untuk mengatasi

pembiayaan bermasalah yang sudah dalam keadaan kolektibilitas 5 walaupun

melalui proses yang cukup lama.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan model Creditrisk+,

diperoleh potensi kerugian yang terekspektasi oleh PPAP (Expected Loss) sebesar

Rp. 2.256.496.848 dan kerugian yang tidak diharapkan (Unexpected Loss) sebesar

Rp. 2.744.452.762,04. Dari data tersebut diperoleh nilai Economic Capital

sebesar Rp. 487.955.914,04 , sedangkan nilai aktiva pada pembiayaan KPR

Page 92: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

80

BRISyariah IB sebesar Rp. 58.748.177.999,14. Hal ini menunjukkan bahwa

kecukupan modal yang dibutuhkan atas portofolio pembiayaan KPR BRISyariah

IB ini masih mampu untuk menanggung adanya risiko kredit yang diakibatkan

oleh Unexpected Loss.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan strategi

mitigasi risiko pembiayaan yang tepat. Strategi mitigasi risiko pembiayaan KPR

BRI Syariah IB yang telah dilakukan oleh Bank BRI Syariah KC Abdul Muis

Jakarta antara lain melakukan study kelayakan debitur, pembentukan PPAP

berdasarkan PBI NO. 13/13/PBI/2011, penerapan kebijakan uang muka,

kerjasama dengan perusahaan asuransi, pengikatan asset sebagai jaminan, serta

eksekusi jaminan. Strategi mitigasi tersebut diharapkan dapat meminimalisir

risiko yang ditimbulkan oleh pembiayaan bermasalah.

Page 93: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, dapat diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan perhitungan dengan metode Creditrisk+, pada pembiayaan KPR

BRISyariah IB yang disalurkan oleh BRISyariah KC Abdul Muis Jakarta

diperoleh nilai expected loss sebesar Rp. 2.256.496.848 berdasarkan

ketentuan PPAP dari total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp.

379.540.725.808 per desember 2013. Pada perhitungan unexpected loss

diperoleh nilai unexpected loss sebesar Rp. 2.744.452.762,04, hal tersebut

menunjukkan bahwa Bank BRISyariah harus melakukan pencadangan

kerugian sebesar Rp. 2.744.452.762,04 yang merupakan ekspektasi kerugian

yang tidak diharapkan.

2. Berdasarkan data perhitungan diperoleh nilai economic capital sebesar Rp.

487.955.914,04, sedangkan nilai aktiva pada pembiayaan KPR BRISyariah IB

sebesar Rp. 58.748.177.999,14. Hal ini menunjukkan bahwa kecukupan

modal yang dibutuhkan atas portofolio pembiayaan KPR BRISyariah IB ini

masih mampu untuk menanggung adanya risiko kredit yang diakibatkan oleh

unexpected loss.

Page 94: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

82

3. Bank BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta dalam menghadapi potensi

kerugian yang terjadi pada pembiayaan KPR BRISyariah IB menggunakan

beberapa strategi mitigasi. Strategi mitigasi risiko pembiayaan KPR

BRISyariah IB antara lain antara lain adalah melakukan study kelayakan

debitur, pembentukan PPAP berdasarkan PBI NO. 13/13/PBI/2011, penerapan

kebijakan uang muka, kerjasama dengan perusahaan asuransi, pengikatan

asset sebagai jaminan, serta eksekusi jaminan.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai uraian terakhir

dari penulisan ini.

1. Bank BRI Syariah seharusnya memberikan variasi akad pada produk

pembiayaan KPR BRISyariah IB seperti akad IMBT (Ijarah Muntahiya Bit

Tamlik) dan MMQ (Musyarakah Mutanaqishah) sehingga dapat memberikan

alternatif pilihan bagi nasabah yang akan mengajukan pembiayaan KPR.

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan pembiayaan lain yang

disalurkan oleh bank BRISyariah Kantor Cabang Abdul Muis Jakarta atau

Bank-bank syariah lainnya agar dapat mengetahui potensi kerugian

pembiayaan-pembiayaan yang disalurkan dengan menggunakan metode

creditrisk+.

3. Bank BRI Syariah sebaiknya melakukan pengembangan metode-metode

untuk mengukur potensi kerugian, sehingga tidak hanya terpaku pada

Page 95: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

83

pembentukan PPAP yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Sehingga, Bank

BRI Syariah juga dapat melakukan strategi mitigasi yang tepat secara efektif

dan efisien.

Page 96: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an.

Ali, Masyhud. Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha

Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2006.

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan. Jakarta : Bank

Indonesia, 1999.

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta : Gema Insani Press,

2001.

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Pustaka Alvabet,

2005.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT

Rineka Cipta, 2006.

Artesha, Ade dan Edia Handiman. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.

Jakarta : PT INDEKS, 2006.

Bank Indonesia. Statistik Perbankan Indonesia september 2013. Jakarta : Bank

Indonesia, 2013.

Coyle, Brian. Credit Risk Management ; Framework for Credit Risk Management.

United Kingdom : CIB PUBLISHING, 2000.

Credit Suisse First Boston. A Credit Risk Management Framework. United States of

America, 1997.

Crouhy, Michel dan Galai Robert Mark. Risk Management; Comprehensive Chapters

on Markets, Credit and Operational Risk-Features an Integrated VaR

Framework-Hedging Strategies for Reducing Risk. New York, USA:

McGraw-Hill Company, Inc, 2000.

Damawi, Herman. Manajemen Risiko. Jakarta : Bumi Aksara, 1994.

Djohanputro, Bramantyo, MBA, Ph. D. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi.

Jakarta : PPM, 2006.

Page 97: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

Edward W. Bank Umum. Jakarta : Bumi Aksara, 1989.

El Tiby, Amr Mohammed. Islamic Banking : How To Manage Risk and Improve

Profitability. USA : John Willey and Sons, 2011.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta : ANDI, 2000.

Haris, Helmi. Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan

Perbankan Syariah). Jurnal Ekonomi Islam 2007.

Hermansyah, S. H. , M. Hum. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta :

Kencana, 2011.

Karim, Adiwarman, S.E, M.B.A.,M.A.E.P. Bank Islam ; Analisis Fiqih dan

Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2004.

Khan, Tariqullah, dkk. Manajemen Risikio Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : PT

Bumi Aksara, 2008.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga,

2009.

Meilani, Ani. Jurnal Organisasi Manajemen ; Penerapan Metode Creditrisk+ dalam

Pengukuran Risiko Kredit Kendaraan Bermotor ( Kasus pada PT X). Jakarta :

FEUT, 2010.

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta : Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, 2005.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 1988.

N Idrus, Ferry. Manajemen Risiko Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2011.

Salim, A. Abas. Dasar-dasar Asuransi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1993.

Simorangkir, O.P. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Bogor :

Ghalia Indonesia, 2000.

Sjahdaini , Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata Hukum

Perbankan Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1999.

Sri Hardanto, Sulad. Manajemen Risiko Bagi Bank-Bank Umum: Kisi-Kisi Ujian

Sertifikasi Manajemen Risiko Perbankan. Jakarta : Gramedia, 2006.

Page 98: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV ALFABETA 1999.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Altrnatif

Pendekatan. Jakarta: Kencana, 2007.

Tim PPS IBI. Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Jakarta :

Djambatan, 2003.

Veithzal, Rivai. Islamic Financial Management. Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2008.

Yustine, Yudia dkk. Jurnal Gaussian ; Pengukuran Probabilitas Kebrangkutan dan

Valuasi Obligasi Korporasi dengan Metode Creditrisk+. Semarang : FMS

UNDIP, 2012.

Artikel dan Sumber Lainnya

PT Bank BRI Syariah Tbk, About BRI Syariah. Diakses tanggal 17januari 2014 dari

http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah

PT Bank BRI Syariah Tbk, KPR BRISyariah IB. Diakses tanggal 17januari 2014 dari

http://www.brisyariah.co.id/?q=kpr-brisyariah-ib

Wibowo, Hendro. Manajemen Risiko Bank Syariah.

http;//hndwibowo.blogspot.com/2008/06/ Manajemen risiko bank

syariah.html, diakses pada 20 mei 2014.

Page 99: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

Dec 31, 2013

ID0010020 - KC JAKARTA ABDUL MUIS FIKRI.ZAENURI

SEMUA UNIT KERJA

1 - Lancar, 2 - Dalam Perhatian Khusus, 3 - Kurang Lancar, 4 - Diragukan, 5 - Macet

NO NAMA CABANG URAIAN SEGMENTASIURAIAN PRODUKKOLEKTIBILITASURAIAN KOLEKTIBILITASTGL. BUKATGL. JATUH TEMPOJUMLAH HARI MENUNGGAKTGL. MENUNGGAKSISA POKOKSISA MARGINTUNGGAKAN POKOKTUNGGAKAN MARGINPPAP PIUTANG TUNGGAKAN CICILAN YANG SUDAH DIBAYAR

202 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 5 Macet 27-01-2010 25-08-2014 891 24-07-2011 6,468,043 5,967,552 24,255,164 22,378,319 30,723,207 59,069,077.86 28,345,870.68 30,723,207.18218 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 3 Kurang Lancar 05-04-2010 05-04-2017 149 04-08-2013 214,285,714 123,074,286 26,785,714 15,384,286 0 379,530,000 138,458,571.54 241,071,428.46260 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 3 Kurang Lancar 28-12-2010 25-12-2025 129 24-08-2013 116,322,773 134,158,974 1,423,426 7,323,994 0 259,229,166.94 141,482,967.98 117,746,198.96282 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 5 Macet 25-02-2011 25-10-2025 282 24-03-2013 585,444,906 668,613,848 14,142,890 74,171,110 47,336,201 1,342,372,754.24 742,784,958.35 599,587,795.89303 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 5 Macet 11-05-2011 11-05-2020 782 10-11-2011 473,647,879 246,759,810 85,470,192 157,784,353 0 963,662,233.82 404,544,162.92 559,118,070.90322 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 3 Kurang Lancar 20-07-2011 20-07-2026 103 19-09-2013 232,713,985 263,322,512 2,215,057 10,924,983 4,768,356 509,176,536.94 274,247,495.07 234,929,041.87

1,103 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 4 Diragukan 06-04-2010 06-04-2015 270 05-04-2013 113,286,667 41,370,517 63,723,750 23,270,916 0 241,651,850 64,641,433.45 177,010,416.551,108 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 5 Macet 29-06-2010 29-06-2018 1,099 28-12-2010 390,014,922 170,605,118 139,146,246 245,022,904 273,766,842 944,789,190.27 415,628,022.23 529,161,168.041,109 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 5 Macet 29-06-2010 29-06-2018 978 28-04-2011 69,671,172 30,476,415 22,749,011 38,458,762 47,814,510 161,355,360.37 68,935,177.05 92,420,183.321,170 KC JAKARTA ABDUL MUIS KONSUMER KPR MRBH 4 Diragukan 24-10-2012 24-10-2027 191 23-06-2013 778,127,495 902,114,102 11,348,493 59,505,068 37,125,494 1,751,095,158.81 961,619,170.52 789,475,988.29

TANGGAL KODE LAPORAN : RP0008

KANTOR CABANG INDUK USER NAME :

KOLEKTIBILITAS PEMBIAYAAN

UNIT KERJA

Page 100: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

DRAFT WAWANCARA

Keterangan:

A : penulis (Wisnu Fitrianto)

B : Bpk Kurnia Totok Sudjatmiko ( Financing Support Manager BRI Syariah KC Abdul

Muis Jakarta)

A : Bagaimana mekanisme produk pembiayaan kpr di BRI syariah?

B : Pada dasarnya produk pembiayaan KPR di BRI Syariah itu sendiri sama seperti

pembiayaan KPR di bank-bank syariah lain. Pembiayaan KPR disini juga

menggunakan akad murabahah, sama, kamu pasti sudah tahu lah bagaimana konsep

akad murabahah. Jadi, bank hanya memberikan pembiayaan sebebsar 70% dari total

pembiayaan yang diajukan oleh nasabah. Kalo ketentuannya nanti ada di marketing kit

yang saya kasih.

A : Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah untuk mengajukan

pembiayaan KPR di BRI syariah?

B : Mmmm, untuk persyaratan yang harus dipenuhi nasabah yang akan mengajukan

pembiayaan KPR disini itu lumayan banyak. Adapun persyaratannya juga sudah

terlampir di marketing kit yang saya berikan.

A : Apa saja kelebihan pembiayaan kpr di BRI syariah dibanding dengan bank syariah

lain?

B : Kalo kelebihan sama kekurangan kan mas sendiri yang bisa nilai, soalnya kan kita

juga gak mungkin membandingkannya, nanti malah gak objektif. Jadi, pada dasarnya

pembiayaan KPR yang ada disetiap bank tujuannya memberikan kemudahan kepada

nasabah untuk memiliki properti, baik sebagai sarana investasi maupun untuk

kepemilikan saja. Karena kebanyakan pembiayaan KPR di bank-bank syariah juga

sama-sama menggunakan akad murabahah. Jadi konsep dan mekanismenya pun

hampir sama. Paling kelebihan dan kekurangannya ada pada marginnya, jadi bank

syariah yang marginnya rendah pasti bisa menarik nasabah untuk mengajukan

pembiayaan di bank tersebut.

A : Bagaimana penentuan kolektibiltas nasabah pembiayaan kpr di BRI Syariah?

(mengacu pada SK atau peraturan apa)?

Page 101: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

B : Mmmm,penentuan kolektibilitas nasabah pada pembiayaan KPR di bank syariah

diatur dalam PBI NO. 13/13/PBI/2011 tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank

umum syariah dan unit usaha syariah. Jadi didalamnya terdapat penentuan

kolektibiltas nasabah yang terbagi dalam 5 kategori, yaitu kolektibilitas 1 lancar,

kolektibilitas 2 kurang lancar, kolektibilitas 3 dalam perhatian khusus, kolektibilitas 4

diragukan, kolektibilitas 5 macet. Untuk ketentuannya dapat mas baca sendiri dalam

PBI tersebut. Selain itu, didalam PBI itu juga ada penentuan PPA atau penyisihan

penghapusan aktiva yang diatur berdasarkan kolektibilitas nasabah.

A : Bagaimana pencegahan dan penghindaran yang dilakukan oleh BRI Syariah terkait

risiko pembiayaan bermasalah KPR BRI Syariah yang dilakukan?

B : Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pihak bank BRI Syariah Abdul muis ini dalam

melakukan penghindaran dan pencegahan risiko kredit pembiayaan KPR, yang

pertama itu study kelayakan calon debitur, pada dasarnya study kelayakan calon

debitur merupakan tanggung jawab AO, karena dalam hal ini AO memiliki

kewenangan melakukan penilaian terhadap kualitas kelayakan nasabah yang

mengajukan pembiayaan. Adapun tugas AO dalam hal ini adalah melakukan

investigasi perorangan yang sering disebut PIR (Personal Investigation Report). Dalam

melakukan kegiatan PIR, AO memiliki tugas melakukan kunjungan nasabah sehingga

AO dapat melakukan proses scoring dengan melihat keadaan rumah, tempat nasabah

bekerja,dll. Selain itu AO juga bertugas melakukan evaluasi pendapatan berdasarkan

slip gaji, rekening koran,SPPT,dll. Jadi, laporan atau scoring yang dilakukan AO

menjadi sandaran atau dasar dalam menentukan kelayakan calon nasabah. Secara tidak

langsung, laporan AO jadi dasar disetujui atau tidaknya sebuah pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah tersebut.

Terus yang kedua itu ada pembentukan PPA atau PPAP yang sudah diatur oleh PBI

yang sudah saya sampaikan diawal.

Yang ketiga itu ada kebijakan uang muka, dimana dalam pembiayaan KPR itu ada

kebijakan Financing to value, tapi saya lupa itu dalam PBI atau surat edaran BI nomor

berapa,nanti coba mas cari, yang isinya nasabah yang mengajukan kepemilikan rumah

pertama itu minimal harus menyertakan uang muka sebesar 30% dan seterusnya. Itu

juga sudah ada di marketing kit yang saya kasih kok. Oya, dalam hal ini bank hanya

Page 102: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam

menerima bukti pembayaran uang muka yang telah dibayarkan oleh nasabah ke

developer. Jadi, nasabah gak langsung bayar ke banknya mas.

Selain itu kita juga ada kerjasama sama perusahaan asuransi buat back up pembiayaan

yang udah kita salurkan. Asuransinya juga meliputi asuransi jiwa nasabah sama

asuransi rumahnya sendiri seperti asuransi kebakaran dll.

Terus kita juga melakukan pengikatan asset sebagai jaminan, dalam hal ini selama

pembiayaan berlangsung, sertifikat properti masih dipegang oleh bank mas.

A : Bagaimana strategi mitigasi risiko dan upaya penyelesaian yang dilakukan BRI

Syariah mengenai pembiayaan bermasalah?

B : Kalo di muis sendiri mas, untuk pembiayaan KPR itu biasanya kalu udah mulai ada

nasabah yang masuk kategori kolek 3, biasanya kita kasih surat peringatan samapai 3

kali, selain itu juga AO melakukan kunjungan ke nasabah untuk melakukan

investigasi. Kalau emang nasabah melakukan moral hazard atau nasabah memang

benar-benar gak mampu buat bayar cicilan, otomatis kita langsung naikin kolek

nasabah ke kategori kolek 5, biar bisa eksekusi jaminan. Tapi, kalau memang nasabah

menyanggupi, kita kasih waktu atau dalam hal ini reschedulling sampai nasabah

kolektibilitasnya naik ke kategori kolek 5. Setelah itu kita juga nasih SP lagi sampai 3

kali. Tapi, kalau memang sudah tidak ada respon dari nasabah, ya mau tidak mau kita

melakukan proses pelelangan jaminan. Tapi misalkan sebelum eksekusi jaminan,

nasabah mampu bayar, ya kita gak jadi lelang. Sejauh ini sih sudah ada 4 sampai 5

eksekusi jaminan yang sudah dilaksanakan disini.

A : terus kalo kayak restructuring dan lain-lain itu ada gak pak?

B : sebenernya kalo masalah restructuring dan lain lain karena pembiayaan KPR akadnya

murabahah ya otomatis gak ada mas. Kan konsep awal murabahah itu pembiayaan

jual beli dimana marginnya sudah ditentukan diawal. Jadi kalo ada reschedulling

melebihi jangka waktu kolek 5, bank sudah tidak bisa perpanjang lagi. Soalnya konsep

murabahah kan sudah jelas marginnya ya tetap segitu. Kalau bank konvensional mah

enak enak aja mas, perpanjang boleh, tapi bunganya nambah atau cicilannya dinaikkin.

Kita kan bank syariah.

A : ok pak, makasih pak

B : sama-sama mas

Page 103: IMPLEMENTASI MODEL CREDITRISK+ DALAM MENGUKUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28696/1/WISNU FITRIANTO-FSH.pdf · yang sama -sama berjuang dengan penulis dalam