implementasi metode demonstrasi dan simulasi dalam...

140
IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN FIKIH PADA SISWA KELAS VII DI MTS ISLAMIYAH CIPUTAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Riri Roiqoh NIM: 11150110000062 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 13-Jan-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI

DALAM PEMBELAJARAN FIKIH PADA SISWA KELAS VII

DI MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Riri Roiqoh

NIM: 11150110000062

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 2: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 3: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 4: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 5: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 6: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi merupakan aspek berbahasa yang penting dalam penulisan skripsi,

karena banyak istilah Arab, nama orang, nama tempat, judul buku, nama lembaga dan

lain sebagainya, yang aslinya ditulis dengan huruf Arab dan harus disalin ke dalam

huruf latin. Adapun pedoman transliterasi menurut pedoman penulisan skripsi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin

ا

Ś ث

ḥ ح

Kh خ

Ź ذ

Sy ش

Ṣ ص

ḍ ض

ṭ ط

Ť ظ

᾽ ع

Ģ غ

H ة

2. Vokal

Vocal Tunggul

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin

A

Page 7: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

vi

I

U

3. Mȃdd (Panjang)

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin

ا ى … Ᾱ

ى Ῑ

و Ṹ

4. Tȃ’ marbȗtah

Tȃ’ marbȗtah hidup transliterasinya adalah /t/.

Tȃ’ marbȗtah mati ditransliterasinya adalah /h/.

Kalau pada satu kata yang akhirnya katanya adalah Tȃ’ marbȗtah diikuti oleh

kata yang digunakan oleh kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah

maka Tȃ’ marbȗtah itu ditransliterasikan dengan /h/. contoh:

.Wahdat al-wujứd atau Wahdatul wujứd = وحدة الوجود

5. Syaddah (Tasydḭd)

Syaddah/tasydid di transliterasikan dengan huruf yang sama dengan huruf yang

diberi tanda syaddah (digandakan).

Contoh : rabbanả, al-ḫaqq, ảduwwun.

6. Kata Sandang

a. Kata sandang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan dengan huruf

yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sambung/hubung. Contoh:

al - zalzalah (az zalzalah)

b. Kata sandang diikuti oleh huruf Qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan

bunyinya. Contoh: al - syamsu (bukan asy – syamsu),

7. Penulisan Hamzah

Page 8: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

vii

a. Bila hamzah terletak di awal kita, maka ia tidak dilambangkan dan ia seperti

a;if, contoh: akaltu, ȗitya.

b. Bila di tengah dan di akhir ditransliterasikan dengan apostrof, contoh:

ta’kulȗna atau syai’un.

8. Huruf Kapital

Huruf capital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukan pada kata

sandangnya. Contoh: آن ر ق ال = al-Qur’an,

ة ر و ن م ال ة ن ي د م ال = al-Madinatul Munawwarah

ي د و ع س م ال = al-Mas’ȗdi.

Page 9: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

viii

ABSTRAK

Riri Roiqoh, NIM (11150110000062), Implementasi Metode Demonstrasi dan

simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas VII di MTs Islamiyah

Ciputat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi

dan simulasi dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu, tayamum dan

istinja pada siswa kelas VII di Mts Islamiyah Ciputat dan memiliki rumusan

masalah Bagaimana penerapan metode demonstrasi dan simulasi dalam

pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu, tayamum dan istinja pada siswa

kelas VII di Mts Islamiyah Ciputat.

Metodelogi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: 1).

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. 2). Subjek penelitian ini adalah Guru

fikih dan siswa kelas VII Mts Islamiyah Ciputat. 3). Pengumpulan data

menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. 4). Teknik

analisisnya menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa dengan menggunakan metode

demonstrasi dan simulasi menjadikan pembelajaran yang efektif dan efesien,

membuat siswa paham didalam pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu,

tayamum dan istinja karena dengan metode demonstrasi peserta didik melihat

bagaimana cara guru mempraktekkan tentang wudu dan tayamum sedangakan

metode simulasi membuat pemahaman siswa tentang tata cara istinja dengan baik.

Dari hal tersebut peserta didik bisa membedakan tata cara wudu, tayamum dan

istinja dengan benar. Didalam penerapan metode demonstrasi biasanya Guru fikih

tidak hanya menjelaskan secara teoritik saja akan tetapi paraktek juga diterapkan

dan metode demonstrasi lebih ke ranah psikomotorik. Akan tetapi didalam

penelitian ini terdapat kekurangan yaitu Rpp (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

masih belum sesuai dengan proses pembelajaran dan kurangnya sarana dan

prasarana sekolah.

Kata Kunci: Implementasi, Pembelajaran Fiqih, Metode Demontrasi dan simulasi

Page 10: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

IX

ABSTRACT

Riri Roiqoh, NIM (11150110000062), Implementation of Demonstration and

Simulation Methods in Jurisprudence in Class VII Students at MTs Islamiyah

Ciputat.

This study aims to determine the application of demonstration and simulation

methods in the learning of Jurisprudence Chapter Thaharah ablution, tayamum and istinja in class VII students at Mts Islamiyah Ciputat and has a problem formulation How to apply demonstration and simulation methods in the learning of

Jurisprudence in the Thudarah material for ablution, tayamum and istinja in Mts Islamiyah Ciputat. in grade VII students at Mts Islamiyah Ciputat.

The research methodology used in this study includes: 1). This type of research is

qualitative research. 2). The subjects of this study were the Jurisprudence Teacher and VII grade students of Mts Islamiyah Ciputat. 3). Data collection uses observation, interview and documentation techniques. 4). The analysis technique

uses descriptive qualitative analysis techniques.

The results of this study indicate, that using demonstration and simulation methods makes learning effective and efficient, making students understand in the learning

of Jurisprudence Chapter material ablution, tayamum and istinja because with the demonstration method the students see how the teacher practices the ablution and tayamum while using the method The simulation makes students understand about

istinja's procedures well. From this the students can correctly distinguish the methods of wudu, tayamum and istinja. In the application of demonstration

methods, fiqh teachers usually do not only explain theoretically, but practice is also applied and demonstration methods are more psychomotoric. However, in this study there are shortcomings, namely Rp. (Learning Implementation Plan) is still

not in accordance with the learning process and the lack of school facilities and infrastructure.

Keywords: Implementation, Fiqh Learning, Demonstration Method and simulation

Page 11: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

x

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Allah Swt. yang selalu memberikan nikmat,

rezeki, kesehatan jasmani maupun rohani dan kita selalu meminta pertolongan-Nya.

Sebab yang bisa menolong kita hanyalah Allah Swt. Karena Allah lah sebaik-

baiknya penolong. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan atas nabi

besar kita yaitu Nabi Muhammad Saw. Keluarganya, sahabatnya, dan untuk seluruh

umat islam dimanapun berada.

Alhamdulillah, penulis mengucapkan banyak rasa syukur kepada Allah Swt.

Atas segala rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Begitu besar hambatan dan rintangan dalam pembuatan skripsi ini akan tetapi

dengan adanya pertolongan dari Allah Swt. Skripsi ini akhirnya dapat di selesaikan

dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Implementasi Metode Demonstrasi dalam

Pembelajaran Fikih Pada Siswa Kelas VII di Mts Islamiyah Ciputat. Skripsi ini

disusun sebagai tugas akhir selama menempuh jenjang Pendidikan di Perguruan

tinggi, dan juga sebagai persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Agama Islam (S.Pd) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak berhutang budi kepada pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Dr. Sururin, M.Ag.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Drs. Abdul Haris, M.Ag.

4. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag.

Page 12: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

xi

5. Dosen Pembimbing Skripsi beserta Dosen Pembimbing Akademik,

Bapak Drs. Rusdi Jamil, M. Ag. yang telah bersedia meluangkan waktu

dan tenaganya untuk membantu sepenuhnya dalam proses pembuatan

skripsi ini.

6. Guru fikih Islamiyah Ciputat Ibu Drs. Tatu Uyainyah

7. Kepala Sekolah Mts Islamiyah Ciputat, Bapak Aep Saepullah, S.Pd.

8. Dewan Guru Mts Islamiyah Ciputat

9. Siwa kelas VII Mts Islamiyah Ciputat

10. Semua Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah membantu

penulis dalam bentuk dorongan motivasi

11. Terima kasih kepada kedua Orang Tua, adik, dan keluarga besar yang

selalu memberikan motivasi dalam pembuatan skripsi baik dukungan

materi maupun non materi yang telah banyak membantu untuk bisa

sampai akhir dalam penulisan skripsi ini.

12. Terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu penulis dalam

pembuatan skripsi kepada Cups (Farha, tika, intan, anna), keluarga besar

Apache 2015, Islamic Education 2015, teman-teman (Emil, lia, atik,

janah, fitri, annida, teh gitok, rifki, Ai, dewan guru Smpit Al-ittihad,

siswa Mts Islamiyah Ciputat, Siswa Smpit Al-ittihad, keluarga besar

Pondok Pesantren Al-Hidayah Nurul Ummah, Pondok Pesantren

Moodern Ummul Quro Al-Islami dan lain-lain)

Penulis menyadari bahwa pembuatan karya ilmiah ini baru pertama kali

penulis lakukan. Tentunya ada beberapa kalimat yang tidak sempurna baik isi,

maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, selama masih hidup penulis akan

berusaha terus menerus belajar dan membuka diri untuk menerima kritikan dan

saran yang membangun sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan penulis dalam

melanjutkan penulisan karya ilmiah dikemudian hari.

Page 13: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

xii

Jakarta, 22 Agustus 2019

Penulis

Riri Roiqoh

Page 14: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... ii

PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................................ iii

PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ....................................................................................... 8

A. Pembelajaran ............................................................................... 8

1. Pengertian Pembelajaran ........................................................ 8

2. Ciri-ciri Pembelajaran ............................................................ 8

3. Tujuan Pembelajaran .............................................................. 9

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran................................................ 10

B. Metode Demonstrasi ................................................................. 12

1. Pengertian Metode ............................................................... 12

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran ... 13

3. Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran .................................. 15

Page 15: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

xiv

4. Ciri-ciri Umum Metode yang Baik ....................................... 16

5. Pengertian Metode Demonstrasi........................................... 16

6. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi ........ 17

7. Kelebihan Metode Demonstrasi ........................................... 18

8. Kekurangan Metode Demonstrasi ........................................ 20

C. Metode Simulasi ........................................................................ 20

1. Pengertian Metode Simulasi ................................................. 20

2. Kelebihan Metode Simulasi ................................................. 21

3. Kekurangan Metode Simulasi .............................................. 21

D. Pembelajaran Fiqih .................................................................... 21

1. Pengertian Fiqh ..................................................................... 21

2. Objek Ilmu Fiqh ................................................................... 24

3. Sumber-sumber Fiqh Islam .................................................. 25

4. Tujuan Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah ......... 26

5. Ruang Lingkup Pembelajaran Fikih di Mts.......................... 26

6. Pengajaran Fiqh .................................................................... 27

E. Thaharah .................................................................................... 28

1. Pengertian Thaharah ............................................................. 28

2. Macam-macam Air dan Pembagiannya................................ 29

3. Macam-macam Najis ............................................................ 30

4. Tata Cara Bersuci ................................................................. 31

B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 41

B. Latar Penelitian (setting) .................................................................. 42

C. Metode Penelitian............................................................................. 42

D. Prosedur pengumpulan dan Pengolahan Data .................................. 42

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .............................. 45

F. Analisis Data .................................................................................... 46

Page 16: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

xv

BAB 1V HASIL PENELITIAN

A. Profil MTs Islamiyah Ciputat .......................................................... 48

1. Sejarah Mts Islamiyah Ciputat .................................................. 48

2. Identitas Madrasah .................................................................... 49

3. Paparan Data ............................................................................. 54

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................... 62

B. Implikasi ........................................................................................... 63

C. Saran ................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 17: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 18: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 19: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Profil MTs Islamiyah Ciputat

Lampiran 2 : Pedoman dan Hasil Wawancara Guru Fikih

Lampiran 3 : Pedoman dan Hasil Wawancara Siswa Kelas VII

Lampiran 4 : RPP dan Silabus Fikih Kelas VII

Lampiran 6 : Dokumentasi Wawancara Guru Fikih dan Siswa Kelas VII MTs

Islamiyah Ciputat

Page 20: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses transfer nilai, pengetahuan dan keterampilan

dari generasi tua ke generasi muda, agar generasi muda dapat mampu hidup.

Rumusan pengertian pendidikan yang tertulis dengan jelas dalam undang-

undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional Bab 1 pasal 1 yang berbunyi:1

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat Bangsa dan

Negara”2

Salah satu tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membangun

kepribadian manusia yang lebih baik dan proses mengembangkan potensi

peserta didik.3 Dalam dunia pendidikan termasuk sistem persekolahan baik

modern maupun tradisional, peranan guru ikut menentukan out put atau

hasil lulusan dari lembaga persekolahan, karena peranan seorang guru

sangat penting didalam pendidikan.4

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara

guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan

tujuan yang ditetapkan. Berbagai pendekatan yang dipergunakan dalam

pembelajaran pendidikan agama islam harus dijabarkan ke dalam metode

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bersifat prosuderal. Begitu

pula dalam proses pembelajaran agama islam tentunya ada metode yang

1Afifuddin dan Irfan Ahmad Zain, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Rayon Fakultas

Tarbiyah dan keguruan UIN Bandung, 2012), h.153 2Ibid., h.153 3Ibid., h.155 4Aminnudin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (jakarta: Uhamka Press), cet. 4, h.

109

Page 21: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

2

digunakan yang turut menentukan sukses atau tidaknya pencapaian tujuan

Pendidikan Agama Islam.5 Bagi seorang guru Pendidikan Agama Islam

(PAI), ketika kesekolah, harus memiliki tiga kriteria, yaitu: 1). Siap dengan

materi yang akan diajarkan, dan guru yang baik harus lebih baik

dibandingkan peserta didik. 2). Keterampilan mengimplementasikan

metode-metode pembelajaran yang tepat, efektif, dan menyenangkan. 3).

Kesiapan mental berupa cinta dan memiliki rasa kasih sayang kepada

peserta didik, seorang guru yang baik ketika masuk ruang kelas harus

memiliki karakter yng baik dan menjadi contoh untuk peserta didik.6

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah

Tsanawiyah (kurikulum 2013), yang terdiri atas Al-Qur’an Hadits, Akidah

Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam, ditemukan adanya sejumlah

nilai yang harus ditanamkan dan dikembangkan di Mts sebagai berikut:

ibadah, amanah, disiplin, tasamuh, santun dan tawadhu, kerja keras, tekun

gigih dan optimis, cinta ilmu, ingin tahu atau semangat belajar, kepedulian

terhadap lingkungan alam dan sosial, istiqomah, ikhlas, taat, khauf dan

taubat, tawakal, sabar syukur, ikhtiar dan qona’ah, khusnuddan, dermawan

dan zuhud.7

Dengan berbagai macam mata pelajaran pendidikan agama islam

diatas, disamping guru harus menguasai materi pembelajaran maka seorang

guru juga harus menguasai berbagai macam metode pembelajaran. Usaha

yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan

metode sebagai salah satu komponen bagian dari keberhasilan kegiatan

belajar mengajar, ketika menggunkan metode disesuaikan dengan materi

5Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,

2013), Cet. 10, h. 136 6Muhaimin, model pengembangan kurikulum dan pembelajaran dalam PAI kontemporer

disekolah/madrasah dan perguruan tinggi, (Malang: UIN-Maliki Press, 2016), cet. 1, h. 63 7Ibid., h. 63

Page 22: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

3

agar mencapai tujuan pembelajaran.8 Dalam penggunaan metode Guru

harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana didalam kelas. Jumlah

anak mempengaruhi penggunaan metode, dalam perumusan tujuan guru

perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Sehingga guru mudah

untuk menentukan metode pilihan guna menunjang pencapaian tujuan yang

telah dirumuskan tersebut.9

Mata pelajaran fikih memiliki kontribusi cukup besar dalam

memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktekkan didalam

kehidupan sehari-hari. Fikih ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum

syariat islam yang diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci. Hukum yang

diatur dalam fikih islam itu terdiri dari hukum wajib, sunnat, mubah,

makruh dan haram. Disamping itu ada pula dalam bentuk lain seperti sah,

batal, benar, salah, berpahala, berdosa dan sebagainya. Dilihat dari segi

pengamalan ajaran islam, yang jelas pengajaran fiqih ini adalah pengajaran

yang bersifat amaliah didalamnya mengandung unsur teori dan praktek, dari

pengertian fikih diatas maka pembelajaran fikih sangat penting didalam

kehidupan sehari-hari dan wajib dipelajari oleh setiap muslim, agar

menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat islam, menjalankan printah

Allah dan menjauhi larangan-Nya.10

Didalam penelitian ini akan membahas penerapan metode demonstrasi

dan simulasi dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu,

tayamum dan istinja. Salah satu metode yang tepat untuk pembelajaran fikih

Bab Thaharah adalah metode demonstrasi dan simulasi. Metode

demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau

mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu

yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang disertai

dengan penjelasan lisan. Dengan menggunakan metode demonstrasi, proses

8Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta: Rineka Cipta,

2013), Cet. 5, h. 72 9Ibid., h.73 10Zakiah Daradjat, dkk, metodik khusus pengajaran agama islam, (jakarta: PT Bumi

Aksara, 2014), cet. 6, h. 78 dan 85

Page 23: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

4

penerimaan siswa terhadap pembelajaran akan lebih berkesan secara

mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.11

Sedangkan simulasi adalah berpura-pura atau seakan-akan. Sebagai metode

mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar

dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,

prinsip atau keterampilan tertentu.12

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran

yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur

sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses

mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang

membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, untuk

mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu, dengan mempraktekkan

langsung yang diperagakan oleh guru dan diikuti oleh peserta didik.13

Ruang lingkup Bab Thaharah kelas VII meliputi macam-macam air,

wudu, tayamum, najis, mandi wajib dan istinja. Thaharah menurut

Syafi’iyah berarti

“Melakukan sesuatu yang membolehkan (seseorang) melaksanakan

salat, seperti wudu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis.”14

Dalam hukum islam, soal bersuci dan segala seluk beluknya termasuk

bagian ilmu dan amalan yang penting, terutama karena diantara syarat-

syarat sah salat telah ditetapkan bahwa seseorang yang akan mengerjakan

salat diwajibkan suci dari hadas pula badan, pakaian, dan tempatnya dari

najis karena suci adalah syarat diterimanya ibadah seseorang oleh Allah .15

Dalam penelitian ini, permasalahan yang dihadapi, ketika

menggunakan metode demonstrasi kurangnya kesadaran bagi peserta didik

ketika seorang guru menerapkan metode demontrasi tentang praktek ibadah

11Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit., h. 90 12 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pendidikan, (Jakarta: kencana 2011),

h. 159 13Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit., h. 90-91 14Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Madzhab, (Cairo: Darul Ulum Press, 1996), h. 8 15Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), cet. 67, h. 1

Page 24: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

5

padahal metode demonstrasi ini harus diperhatikan oleh peserta didik,

apalagi didalam pembelajaran fikih ini menyangkut hubungan beribadah

kepada Allah dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh

permasalahnnya adalah ketika proses pembelajaran fikih dikelas guru fokus

kepada peserta didik yang sedang melakukan praktek, sedangkan sebagian

peserta didik yang tidak praktek bermain, bercanda, berkomunikasi dengan

temannya, sehingga peserta didik yang belum diperintahkan untuk praktek

mereka tidak memerhatikan dan menjadikan suasana kelas tidak kondusif.

Kurangnya pemahaman peserta didik tentang tata cara wudu, seperti

doa wudu, tayamum dan istinja. Dengan penggunaan metode demonstrasi

memberi pengetahuan yang lebih mendalam untuk peserta didik melihat

secara langsung seorang guru menjelaskan dengan praktek tentang wudu

dan tayamum, dan materi istinja menggunakan metode simulasi.

Ibu H. Tatu Uyainah seorang guru fikih di MTs Islamiyah Ciputat

mengatakan: “ketika menjelaskan materi tentang thaharah itu harus detail

dan jelas akan tetapi menjelaskannya dengan bahasa yang sopan dan bisa di

cermati oleh peserta didik. Pembelajaran fikih lebih banyak ke ranah

psikomotorik (keterampilan) dan menggunakan metode demonstrasi, akan

tetapi dari kognitif dan afektifnya juga diberi pemahaman kepada peserta

didik, tanpa dengan praktek murid sulit untuk memahaminya. Materi

thaharah adalah pembelajaran yang paling utama karena ibadah yang

diterima oleh Allah adalah seseorang yang suci. Maka dari itu saya ketika

mengajarkan tentang thaharah dikelas menggunakan metode

demonstrasi.”16

Didalam ruang lingkup thaharah, peneliti ingin mendalami lebih luas,

Bagaimana seorang guru mengimplementasikan metode demonstrasi dan

simulasi dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah pada siswa kelas VII di

MTs Islamiyah Ciputat.

16 Hasil Wawancara dengan Guru Fikih pada 15 April 2019

Page 25: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

6

Dari fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian terkait Metode Demonstrasi dan Simulasi dalam Pembelajaran

Fikih Bab Thaharah dengan judul penelitian “Implementasi Metode

Demonstrasi dan Simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

VII di MTs Islamiyah Ciputat”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diperoleh masalah

yang teridentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya partisipasi siswa didalam penggunaan metode demonstrasi

dan simulasi

2. Rendahnya pengetahuan siswa mengenai tata cara bersuci seperti do’a

wudu

3. Rendahnya pengetahuan siswa tentang tata cara tayamum

4. Rendahnya pengetahuan siswa tentang tata cara istinja dengan baik

5. Kurangnya sarana dan prasarana sekolah

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menentukan fokus

masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dan simulasi dalam

pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu, tayamum dan istinja

pada siswa kelas VII di MTs Islamiyah Ciputat ?

b. Apa saja faktor penghambat yang dihadapi guru dalam

menggunakan metode demonstrasi dan simulasi dalam

pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu, tayamum dan istinja

di MTs Islamiyah Ciputat ?

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, peneliti menentukan rumusan

masalah yaitu “Bagaimana Penerapan Metode Demonstrasi dan

Simulasi dalam Pembelajaran Fikih Bab Thaharah Materi Wudu,

Page 26: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

7

Tayamum dan Istinja pada Siswa Kelas VII di MTs Islamiyah Ciputat

?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

“Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dan simulasi

dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu, tayamum dan

istinja pada siswa kelas VII di Mts Islamiyah Ciputat”

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan Tujuan Penelitian di atas, maka dengan dilakukannya

penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat membawa manfaat bagi

masyarakat, diantaranya :

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat menjadikan metode

demonstrasi dan simulasi sebagai bahan metode pengajaran yang

efektif dan efesien didalam pembelajaran fikih Bab Thaharah materi

wudu, tayamum dan istinja.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah

Penelitian ini untuk memberi masukan dan pengembangan

bahwa metode demonstrasi dan simulasi adalah Metode yang

efektif dan efesien didalam pembelajaran fikih pada Bab

Thaharah materi wudu, tayamum dan istinja

2. Bagi Pembaca

Sebagai bahan informasi dan masukan untuk melakukan

penelitian.

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan ajar untuk penelitian yang lebih baik dan

sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.

Pd).

Page 27: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pengertian Pembelajaran menurut bahasa dan istilah dibawah ini sebagai

berikut:

Pembelajaran berasal dari kata instruction yang dalam bahasa yunani

disebut instructus atau intruere yang berarti menyampaikan pikiran.1

Menurut istilah pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang

untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-

kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian

intern yang berlangsung di alami siswa (Winkel, 1991).2

Gagne (1985) mengemukakan suatu definisi pembelajaran yang lebih

lengkap: Instruction is intended to promote learning, external situation need

to be arranged to activate, support and maintain the internal processing

that constitutes each learning event.3

Arti dari pengertian menurut Gagne tersebut, Pembelajaran adalah untuk

menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa

untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang

terdapat dalam setiap peristiwa belajar.4

2. Ciri-ciri Pembelajaran

Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut:

a. Merupakan upaya kesadaran dan disengaja.

b. Pembelajaran harus membuat siswa berproses didalam belajar.

c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.

d. Pelaksanaannya terkendali sesuai dengan tujuan pembelajaran, baik

isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.5

1Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (jakarta: UHAMKA PRESS, 2003),

Cet. 4, h. 110 2Eviline siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), cet. 1, h.12 3Ibid., h. 12 4Ibid. 5Ibid., h. 13

Page 28: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

9

3. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah laku atau

kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah melakukan proses

pembelajaran.6

Tujuan pembelajaran menurut Bloom, bentuk prilaku sebagai tujuan,

digolongkan kedalam tingkah klasifikasi. Benyamin S, Bloom dan

kawan-kawan menamakan cara mengklasifikasi itu dengan “the

taxonomy of education objectives” Taksonomi tujuan pendidikan.7

Bloom dan kawan-kawan berpendapat bahwa tujuan

pendidikan/pembelajaran dapat di klasifikasikan ke dalam 3 domein

(disebut pula daerah, ranah, atau matra), yaitu sebagai berikut:8

a. Domein kognitif (pengetahuan)

Domein kognitif berkenaan dengan prilaku yang berhubungan

dengan berfikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Domein ini

memiliki 6 tingkatan. Tingkatan yang paling rendah menunjukan

kemampuan yang paling sederhana, sedangkan yang paling tinggi

menunjukkan kemampuan yang kompleks dan rumit. Tingkatan

kemampuan itu (mulai dari yang terendah) adalah:

1. Mengigat (remember)

2. Memahami (understand)

3. Menerapkan (Apply)

4. Menganalisis (Analyze)

5. Mengevaluasi (Evaluate)

6. Mencipta (Create)9

b. Domein afaktif (sikap)

Domein afektif berkaitan dengan sikap/tingkah laku, nilai-nilai,

interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial.

Sebagaimana kognitif, domein afektif juga mempunyai klasifikasi

6Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.

100 7Ibid., h. 100 8Ibid. 9Ibid., h. 101

Page 29: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

10

tingkatan. Tingkatan afektif ada lima, dari sederhana ke yang kompleks.

Urutan tingkatan itu dari yang palin sederhana adalah:

1. Kemauan menerima (Receiving)

2. Kemauan menanggapi (Responding)

3. Berkeyakinan (Valuing)

4. Penerapan karya (Organisation)

5. Ketekunan dan ketelitian (Characterization by a value complex)10

c. Domein psikomotorik (keterampilan)

Domein psikomotor mencakup tujuan berkaitan dengan

keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana

kedua domein yang lain, domein ini juga memiliki berbagai tingkatan.

Urutan tingkatan dari yang paling sederhana (rendah) sampai ke yang

paling kompleks (tinggi) adalah sebagai berikut:

1. Persepsi (perception)

2. Kesiapan melakukan suatu kegiatan (set)

3. Mekanisme (Mechanism)

4. Respons terbimbing (Guided respons)

5. Kemahiran (Complex Overt Respons)

6. Adaptasi (Adaptation)

7. Organisasi (Orgination)11

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Beberapa macam prinsip-prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi

Suparman dengan mengadaptasi pemikiran fillback (1974), sebagai berikut:

a. Respon-respon baru (new responses) diulangi sebagai akibat dari respons

yang terjadi sebelumnya. Impikasinya adalah perlunya pemberian umpan

balik positif dengan segera atas keberhasilan atau respon yang benar dari

siswa, siswa harus aktif membuat respon, tidak hanya duduk diam atau

mendengarkan saja.

10Ibid., h. 103-104 11Ibid., h. 105

Page 30: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

11

b. Perilaku tidak hanya dikontrol sebab akibat dari respons, tetapi juga

dibawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda di lingkungan siswa.12

c. Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau

berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang

menyenangkan, implikasinya adalah segala isi pembelajaran yang berguna

pada siswa di dunia luar ruangan kelas dan memberikan balikan berupa

penghargaan terhadap keberhasilan mahasiswa.

d. Belajar yang terbentuk respons terhadap tanda-tanda yang terbatas akan di

tranfer kepada situasi lain yang terbatas pula.

e. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar

sesuatu yang kompleks seperti yang berkenan dengan pemecahan masalah.

Implikasinya adalah perlu digunakan secara luas bukan saja contoh-contoh

yang positif, tetapi juga negatif.

f. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi

perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa belajar.

g. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan dan

disertai umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa.

h. Kebutuhan memecah materi yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan

kecil dapat dikurangi dengan mewujudkannya dalam suatu model.

i. Keterampilan tingkat tinggi terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih

sederhana.

j. Belajar akan lebih cepat, efisien dan menyenangkan bila siswa diberi

informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya.

k. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang

maju dengan cepat ada yang lambat. Maka dari hal tersebut karakteristik

peserta didik berbeda-beda.

l. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan

mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan

balik bagi dirinya untuk membuat respons yang benar.13

12Eviline siregar dan Hartini Nara, Op. Cit.,, h. 14 13Eviline siregar dan Hartini Nara, Op. Cit., h. 16

Page 31: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

12

B. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode

Pengertian metode menurut bahasa adalah metodelogi atau Instructional

Method berasal dari bahasa yunani yaitu dari tiga kata : Metha dan Hodos serta

logos. Metha berarti dibalik atau dibelakang. Hodos berarti melalui, melewati

atau berarti jalan, cara atau (Thariqoh, Arab), dan Logos berarti ilmu atau

Science. Metodelogi berarti ilmu mengenai berbagai cara atau jalan yang

ditempuh untuk sampai ketempat tujuan.14

Berkenaan dengan metode, ada beberapa istilah yang biasanya digunakan

oleh para ahli pendidikan islam yakni : (1). Min haj at-Tarbiyah al-Islamiyah;

(2). Wasilatu at-tarbiyah al-islamiyah; (3). Kaifiyatu at-tarbiyah al-islamiyah;

(4). Thariqatu at-tarbiyah al-islamiyah. Semua istilah tersebut sebenarnya

merupakan muradif (kesetaraan) sehingga semuanya bisa digunakan. Menurut

Asnely Ilyas, diantara istilah diatas yang paling populer adalah at-thariqah

yang mempunyai pengertian jalan atau cara yang harus ditempuh.15

Adapun yang dimaksud dengan metode pendidikan agama islam adalah

suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang bagaimana cara-cara yang

perlu ditempuh atau dipergunakan dalam upaya menyampaikan, materi

pendidikan agama islam kepada objeknya, yaitu manusia (peserta didik),

berdasarkan petunjuk atau tuntunan al-qur’an dan al-sunnah.16 Berkenaan

dengan metode, al-Qur’an (al-Nahl ayat 125) telah memberikan petunjuk

mengenai metode pendidikan secara umum yaitu;

م ه ل اد ج ة و ن س ح ة ال ظ ع و م ال ة و م ك ح ال ك ب ب يل ر ب ى س ل ع إ اد

ه يل ب ن س ل ع ن ض م م ب ل ع و أ ك ه ب ن إن ر س ح ي أ تي ه ال ب

ين د ت ه م ال م ب ل ع و أ ه و

“serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

14Aminuddin Rasyad, Op. Cit., h. 109-110 15Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,

2013), Cet. 10, h. 135 16Ibid., h. 136

Page 32: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

13

sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang sangat mengetahui siapa yang tersesat

dari jalan-Nya, dan Dia-lah yang mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk.” (al-Nahl ayat 125)

Petunjuk al-Qur’an tentang metode-metode pendidikan, dapat kita peroleh

dari ungkapan “al-hikmah” (bijaksana) dan “al-mau’izhah al-hasanah”

(pelajaran yang baik). karena itu, secara ekspilisit al-sunnah berperan

memberikan penjelasan. Pada tulisan ini dicantumkan metode-metode

pendidikan agama islam yang sesuai dengan materi agama islam berlandaskan

pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah.17

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemilihan Metode

a. Faktor manusia

1. Guru (Instruktur)

Pengetahuan seorang guru, pengalaman pembelajaran dan

kepribadiannya merupakan faktor penting dalam pemilihan metode.

Seorang guru harus dapat membuat penilaian yang rasional dan jelas

tentang kemampuan-kemampuan sendiri dan ia harus berusaha

menggunakan metode-metode yang memungkinkan tercapainya

tujuan instruksional.

2. Siswa (Peserta Latihan)

Dalam kegiatan pengajaran atau latihan, “siswa/peserta didik”

selalu mendapat sorotan yang utama. Guru sebagai instruktur harus

memperhitungkan siapa siswa/peserta latihan yang dihadapinya

(Student centered). Hal yang harus diperhatikan ialah : tingkat

intelektual dan latar belakang pendidikan para peserta, umur dan

pengalaman praktik peserta, dan lingkungan sosial serta

budayanya.18

a. Sasaran pengajaran dan latihan

17Ibid. 18Jamaludin, dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2015), cet. 1, h. 173

Page 33: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

14

Bloom (Tokoh taksonomi) menegaskan bahwa sasaran

pengajaran/latihan ialah pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),

dan keterampilan (Skill/psikomotor). Apabila tujuan

intraksional ditekankan untuk mengembangkan

kognitif/pengetahuan maka metode yang digunakan tidak akan

identik dengan tujuan intruksional yang ditekankan kepada

keterampilan.

b. Bidang mata pelajaran

Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik tersendiri.

Misalnya teknik riset pom ditekankan pada penggunaan

Matematika dan Statistik yang luas. Metode yang digunakan

ialah kombinasi kuliah, latihan dan metode pemberian tugas.

c. Faktor waktu dan sarana fisik

1. Setiap metode pembelajaran mempunyai waktu persiapan

yang berbeda satu sama lain. Misalnya, metode penelitian

kasus permainan bisnis, eksperimen memerlukan waktu

yang panjang dan biaya yang relatif tinggi.

2. Jangka waktu kursus merupakan prasyarat untuk

menentukan jenis-jenis yang dapat digunakan. Misalnya

permainan bisnis metode proyek dan eksperimen.

3. Jadwal kegiatan juga memberi pengaruh dalam pemilihan

metode. Misalnya, kegiatan proses belajar yang

diselenggarakan sekitar puku 14.00-16.00 perlu

dipertimbangkan metode mana yang dapat dipilih agar

pelajaran tidak membosankan bagi siswa/pelajar, sehingga

mereka tetap merasa terlibat dan aktif.

4. Sarana fisik, seperti jumlah ruang yang dapat digunakan,

tersedianya alat-alat audio visual, bahan-bahan lain yang

Page 34: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

15

berhubungan dengan alat-alat eksperimen juga tak kalah

pentingnya dalam pemilihan metode.19

3. Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran

Berikut ini disajikan prinsip-prinsip dalam menggunakan metode

pembelajaran disekolah atau madrasah. Prinsip-prinsip ini tidak berdiri

sendiri, melainkan berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Prinsip-

prinsip ini sebagaimana dikatakan Zakiah Dradjat (200: 118) adalah sebagai

berikut:

a. Prinsip individualitas dengan memerhatikan segi-segi perbedaan usia,

perbedaan intelegensi, kesanggupan, dan kecepatan.

b. Prinsip kebebasan yang pada prinsipnya bahwa prinsip kebebasan ini

mengandung 3 aspek yakni, self-dierction, self-discipline, dan self-control.

c. Prinsip lingkungan yang banyak memengaruhi terhadap pembawaan.

d. Prinsip globalisasi. Prinsip ini diterapkan dalam pembelajaran sebagai

suatu pengaruh dari psikologi Gestalt dan psikologi totalitas.

e. Puasat-pusat minat. Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke

jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang.20

Tugas seorang guru yang paling utama adalah membimbing belajar siswa

agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk tugas ini guru

hendaknya memiliki kemampuan memilih dan menggunakan metode dengan

tepat. Pemilihan suatu metode sangat tergantung pada:

a. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar dan pembelajaran;

b. Siswa yang belajar mengenai kemampuannya, latar belakangnya;

c. Guru yang pembelajaran, mengenai kemampuan dan latar belakangnya;

d. Keadaan proses belajar yang berlangsung;

e. Alat-alat atau sarana yang tersedia.21

19Ibid., h. 174-175 20Heri Gunawan, pendidikan islam kajian teoritis dan pemikiran tokoh, (Bandung, PT

Remaja Rosdakarya, 2014), cet. 1, h. 259-260 21Jamaludin, dkk, Op. Cit., h. 172

Page 35: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

16

Perpaduan pengaruh faktor-faktor tersebut menjadi pertimbangan

didalam memilih dan menggunakan suatu metode yang paling baik atau tepat.

Karena itu sulit untuk memberikan ketentuan yang jelas mengenai metode

mana yang terbaik, sebab suatu metode yang kurang baik, dapat berhasil bila

dilaksanakan oleh guru yang menguasai teknik pelaksanaan atau sudah

berpengalaman dalam penggunaanya.

Namun demikian ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang

satu dan tidak terdapat pada metode yang lainnya. Dengan ciri-ciri umum

tersebut, menjadi lebih mudah bagi kita untuk memilih metode-metode yang

dapat digunakan.22

4. Ciri-ciri Umum Metode yang Baik

Omar Muhammad al-Toumi (1983) mengemukakan beberapa ciri dari

sebuah metode yang baik untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu

sebagai berikut:23

a. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat dengan jiwa dan ajaran

akhlak islami yang mulia;

b. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak

siswa dan materi;

c. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan

mengantarkan siswa pada kemampuan praktis;

d. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan

materi;

e. Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya;

maksud hal tersebut adalah peserta didik harus bersifat kritis;

f. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam

keseluruhan proses pembelajaran.24

5. Pengertian Metode Demonstrasi

22Jamaludin. loc. Cit. 23Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2007), cet. 1, hl. 56 24Ibid., h. 56

Page 36: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

17

Metode Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif

karena membantu siswa untuk menemukan jawaban dengan hasil usaha

sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.25

Menurut Roestiyah (2001:83) mengatakan bahwa “demonstrasi adalah

cara mengajar dimana seorang instruktur/tim guru menunjukan,

memperlihatkan suatu proses”. Sedangkan menurut Peter Salim (Roestiyah,

2001:334) “demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan cara melakukan

atau menggunakan sesuatu”.26

Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mergakan

atau memperaktekkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu

yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, dan disertai dengan

penjelasan lisan.

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap

pelajaran akan lebih berkesan dan mudah dipahami, sehingga membentuk

pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.27

Tujuan pokok metode demonstrasi adalah untuk memperjelas pengertian

konsep dan memperlihatkan tata cara melakukan sesuatu atau proses

terjadinya sesuatu.28

6. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

a. Langkah utama

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan sebagai

berikut :

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berhasil.

2. Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilakukan.

25Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 1 h.

197 26 https://www.rijal09.com/2016/04/pengertian-metode-demonstrasi.html 27Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta: Rineka

Cipta, 2013), Cet. 5, h. 90 28Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Op. Cit., h. 62

Page 37: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

18

3. Melakukan uji coba demonstrasi.

b. Tahap pelaksanaan

a. Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, diantaranya sebagai berikut:

1. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memerhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasikan.

2. Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

3. Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,

misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap

penting dari pelaksanaan demonstrasi.

b. Langkah pelaksanaan demonstrasi

1. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang peserta

didik untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang

mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa tertarik

memerhatikan demonstrasi.

2. Menciptakan suasana yang menghangatkan dan menyenangkan

dengan menghindari suasana yang menegangkan.29

c. Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran

diakhri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang disesuaikan

dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan

pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa

memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas

yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama

tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.30

7. Kelebihan Metode Demonstrasi:

a. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

b. Proses pengajaran lebih menarik dan dapat dipahami.

29Abdul Majid, Op. Cit., h. 198 30Abdul Majid, Op. Cit., h. 199

Page 38: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

19

c. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,

sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau

kalimat).

d. Siswa aktif didalam proses pembelajaran.

e. Dengan praktek siswa mudah memahami materi.

f. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori

dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.31

g. Perhatian anak didik akan lebih terpusat kepada apa yang

didemonstrasikan, jadi proses belajar anak didik akan lebih terarah dan

akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.

h. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap

penting oleh guru dapat diamati secara tajam.

i. Apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam sesuatu percobaan yang

bersifat demonstratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman

yang melekat pada jiwanya dan ini berguna dalam pengembangan

kecakapan.32

j. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan

hanya membaca buku atau hanya diterangkan secara lisan saja, karena

melalui demonstrasi murid akan memperoleh gambaran yang lebih jelas

dari hasil pengamatnya.

k. Menanamkan, memupuk, mengembangkan rasa ingin tahu. Dengan

melihat sendiri objeknya, timbullah dalam diri murid keinginan untuk

mengetahui lebih dalam dan terperinci mengenai segala sesuatu yang

dipertunjukkan kepadanya. Dengan demikian, sikap ilmiah pada diri

murid dapat berkembang.

l. Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat diketahui dengan

tepat bagaimana perbandingan suatu objek dan dapat ditanamkan

keyakinan atau kepastian sesuatu.33

31Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit., h. 91 32Zakiah Daradjat, dkk, metodik khusus pengajaran agama islam, (jakarta: PT Bumi

Aksara, 2014), cet. 6, h. 297 33Jamludin, dKK, Op. Cit., h. 185

Page 39: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

20

m. Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan

memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan

dan keterampilan.34

8. Kekurangan Metode Demontrasi :

a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa

ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

b. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang dan

memerlukan waktu yang panjang.35

c. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

tersedia dengan baik.

d. Dapat menyebabkan perkembangan berpikir murid kearah yang abstrak

menjadi tertahan pada taraf berpikir konkret saja, karena kebiasaan

untuk selalu melihat sendiri untuk sesuatu objek untuk kemudian baru

memahaminya dapat menyebabkan terhambatnya kemampuan

pembentukan pengertian-pengertian yang sifatnya abstrak.

e. Dapat menimbulkan kekeliruan tanggapan dan pengertian mengenai

objek yang di amati karena mengamati sesuatu dengan cermat melalui

sebanyak mungkin alat indra bukan pekerjaan yang mudah, apalagi

posisi pengamatannya tetap dari satu arah, sebab untuk bertukar-tukar

posisi dapat menimbulkan kegaduhan dan gangguan ketertiban.36

C. Metode Simulasi

1. Pengertian metode simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau

berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara

penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk

memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. simulasi dapat

34JJ. Hasibuan dan Moedjiono, proses belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1995), cet.6, h. 30 35 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Loc. Cit. 36Jamludin, dkk, Op. Cit., h. 186

Page 40: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

21

digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses

pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.37

2. Kelebihan metode simulasi

Kelebihan dengan menggunakan metode simulasi sebagai metode

mengajar, diantaranya:

a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi

situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,

masyarakat maupun menghadapi dunia kerja.

b. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui

simulasi siswa dapat diberi kesempatan untuk memainkan peranan

sesuai dengan topik yang disimulasikan.

c. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

d. Memperkarya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan

dalam menghadapi berbagai situasi sosial dan problematis.

e. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.

3. Kekurangan metode simulasi

Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kekurangan

diantaranya adalah:

a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan

sesuai dengan kenyataan di lapangan

b. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat

hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

c. Faktor psikologis seperti rasa malu, dan takut sering memengaruhi siswa

dalam melakukan simulasi.38

D. Pembelajaran Fikih

1. Pengertian Fiqih

Pengertian fiqih menurut bahasa dan istilah adalah sebagai berikut:

37 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana 2011), cet. 8, h. 159 38 Ibid., h. 160

Page 41: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

22

Kata fiqh secara bahasa berarti : ”paham yang mendalam”.39 Fiqh

menurut pengertian (istilah) kebanyakan fuqaha ialah :“segala hukum

syara’ yang diambil dari kitab Allah Swt. Dan sunnah Rasul Saw.

Dengan jalan ijtihad dan istinbath berdasarkan hasil penelitian yang

mendalam”.40 Menurut istilah, pengertian fikih ialah

العم بااال حكام االشرعية اعلميه مع ادلتها

“Pengetahuan (mengetahui) hukum-hukum syara tentang perbuatan

beserta dalil-dalilnya.”41

Akan tetapi kita masukan ke dalam hukum-hukum fiqh segala rupa

hukum yang mudah diketahui itu, kalau kita turuti ta’rif (pengetahuan) yang

diberikan oleh Syekh Muhammad Abdus Salam Al Qabbany, seorang ulama

Azhar yang Bermadzhab Salafy, yaitu:

“fiqh adalah suatu ilmu yang menerangkan segala hukum yang dipetik

dari dalil-dalil yang tafshily.” (Ayat, Sunnah, ijma’ dan Qiyas.”42

Pengetahauan ini memasukkan segala rupa hukum-hukum baik yang

berdasarkan ijtihad, maupun yang mudah diketahui tanpa perlu kepada

istinbath.

As Saiyid Asy Syarif Al Jurjany berkata pengertian fiqih adalah :

Fiqh pada Lughah ialah : memahamkan maksud pembicara dari

pembicaraannya. Menurut istilah ilmu yang menerangkan hukum-hukum

syar’iyah ‘amaliyah yang dipetik dari dalil-dalilnya yang tafshil. Dan

suatu ilmu yang di istinbathkan dengan ra’yu dan ijtihad. Dia berhajat

kepada nadhar dan ta’ammul. Lantaran itulah tak boleh kita namakan

Allah dengan “Faqih”, karena tak ada sesuatu pun yang tersembunyi

baginya.”43

Abu Hamid Ghazaly (505 H) mengatakan pengertian fikih adalah :

“Fiqh menurut pengertian bahasa, mengetahui dan memahamkan, akan

tetapi dalam uruf ulama, diartikan ilmu yang menerangkan segala hukum

39Amir Syarifuddin, Garis-garis besar fiqh, (Jakarta: Kencana, 2013), cet. 4, h. 4 40Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-hukum fiqh islam, (Pustaka Rizki

Putra), cet. 2, h. 1 41Safiudin Zuhri, Ushul Fiqih, (yogyakarta: Pustaka Prelajar Offset, 2009), cet.1, h. 11-13 42Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op. Cit., h. 1 43Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op. Cit., h. 1-2

Page 42: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

23

Syar’i yang ditetapkan untuk perbuatan para mukallaf, seperti wajib,

hadhar, nadar, harabah dan seperti keadaan sesuatu itu, qadla, ada

seamsalnya.”44

‘Alauddin Al Kasyany Al Hany (587) mengatakan pengertian fiqih adalah:

“Bahwasanya tak ada ilmu yang lebih mulia sesudah ilmu tauhid, selain

dari ilmu fiqh. Itulah ilmu yang dinamai dengan ilmu halal, haram,

syariat dan ahkam. Untuknyalah dibangkitkan para rasul, diturunkan

kitab karena tak ada jalan untuk mengetahui yang demikian itu dengan

semata-mata akal, tanpa dibantu oleh pendengaran dan nukilan.”

Ibnu Khaldun mengatakan pengertian fiqih adalah :

“fiqh itu, ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum Allah terhadap

perbuatan para mukallaf, baik wajib, hadhar, nadhab, karahah dan

ibhah. Dan hukum-hukum itu diterima dari Allah dengan perantaraan

kitabullah, Sunattur Rasul, dan dalil-dalil yang ditegakkan. Syara’ untuk

mengetahun hukum-hukum itu, seperti Qiyas. Maka apabila dikeluarkan

hukum dari dalil-dalil yang tersebut, dinamakanlah dia fiqh.45

Menurut istilah, al-fiqh dalam Menurut Az-Zuhaili, terdapat beberapa

pendapat tentang definisi fiqih. Abu hanifah mendefinisikan sebagai:

معرفة االنفس ما ها وما عليها

“Pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi haknya dan apa yang

menjadi kewajibanya”

Definisi yang diajukan oleh Abu Hanifah ini sejalan dengan keadaan ilmu

pengetahuan keislaman dimasanya, dimana belum ada pemilihan antara ilmu

fikih dalam pengertian yang lebih khusus dengan ilmu-ilmu keislaman

lainnya. Istilah fikih mempunyai pengertian umum, mencakup hukum-hukum

islam yang berhubungan dengan akidah seperti kewajiban beriman dan

sebagainya.46

44Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. loc. Cit. 45Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. loc. Cit. 46Sastra Effendi dan M.Zein, Ushul Fiqih, (jakarta: Kencana, 2005), cet. 1, h. 2-3

Page 43: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

24

2. Objek Ilmu Fikih

Objek pembahasan dalam ilmu fikih adalah perbuatan mukallaf dilihat

dari sudut hukum syara’. Perbuatan tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga

kelompok besar: ibadah, muamalah dan uqubah.

Pada bagaian ibadah mencakup segala persoalan yang pada pokonya

berkaitan dengan urusan akhirat. Artinya segala perbuatan yang dikerjakan

dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah, seperti shalat, puasa, haji,

dan lain sebagainya.47

Bagi mu’amalah mencakup hal-hal yang mengatur hubungan sesama

manusia dan masalah harta, seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam

meminjam, amanah dan harta peninggalan pada bagian ini juga dimasukkan

persoalan munakahat dan siyasah. Bagian ‘uqubah mencakup segala

persoalan yang menyangkut tindak pidana, seperti pembunuhan, pencurian,

perampokan, pemberontakan dan lain-lain. Bagian ini juga membicarakan

hukuman-hukuman, seperti Qisas, had, diyat, dan ta’zir.48

Objek pembahasan fikih dapat diperinci lagi kepada delapan bagian

berikut ini:

a. Kumpulan hukum yang digolongkan ke dalam ibadah, yaitu

shalat, puasa, zakat, haji, jihad dan nazar.

b. Kumpulan hukum yang berkaitan dengan masalah keluarga,

seperti perkawinan, talak, nafkah, wasiat, dan pusaka. Hukum

seperti ini sering disebut al-ahwal al-sykhshiyah.

c. Kumpulan hukum mengenai mu’amalah madiyah (kebendaan),

seperti hukum-hukum jual-beli, sewa menyewa, utang piutang,

gadai, syuf’ah, hiwalah, mudharabah, memenuhi akad atau

transaksi, dan menunaikan amanah.

d. Kumpulan hukum yang berkaitan dengan harta negara, yaitu

kekayaan yang menjadi urusan baitul mal, penghasilannya,

macam-macam harta yang ditempatkan di baitul mal, dan

tempat-tempat pembelajarannya. Hukum ini termasuk kedalam

al-siyasah.

e. Kumpulan hukum yang dinamai ‘uqubat, yaitu hukum-hukum

yang disyariatkan untuk memelihara jiwa, kehormatan dan akal

manusia, seperti hukum qiyas, had dan tazir.

47Alaiddin Koto, Ilmu fiqih dan ushul fiqih, (jakarta: Rajawali Press, 2014), cet. 5, h. 5 48Ibid., h. 5

Page 44: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

25

f. Kumpulan hukum yang termasuk ke dalam hukum acara, yaitu

hukum-hukum mengenai peradilan, gugatan, pembuktian, dan

lain sebagainya.

g. Kumpulan hukum yang tergolong kepada hukum tata negara,

seperti syarat-syarat menjadi kepala negara, hak-hak penguasa,

hak-hak rakyat, dan sistem permusyawaratan. Ini juga termasuk

dalam lingkup al-siyasah.

h. Kumpulan hukum yang sekarang disebut sebagai hukum

internasional.49

3. Sumber-sumber Fikih Islam

Ada beberapa sumber-sumber fikih islam yang akan dibahas di bawah ini:

Sumber fikih islam adalah Al-Qur’an karena hadits rasul pun

sesungguhnya adalah juga wahyu yang penampilannya muncul melalui

redaksi dan perilaku Nabi Muhammad saw sebagai Rasul Allah. Namun,

karena hadis itu juga berfungsi sebagai tabyin dari al-qur’an, para ulama

menetapkan sebagai sumber kedua sesudah al-qur’an, dari fikih islam.

Kenyataannya bahwa kemampuan manusia sangat terbatas untuk

menangkap semua “pesan” yang terdapat dalam kandungan nash secara pasti,

baik al-qur’an maupun hadis itu sendiri. Dengan keterbatasanya itu, dirasakan

adanya tindakan atau peristiwa-peristiwa hukum yang secara pasti, baik al-

qur’an maupun hadis itu sendiri. Dengan keterbatasannya itu, dirasakan

adanya tindakan atau peristiwa-peristiwa hukum yang secara pasti hukumnya

tidak ditemui pada dua sumber tadi.50

Oleh karena itu para fuqaha sepakat menjadikan ijma’ dan qiyas sebagai

sumber ketiga dan keempat setelah al-qur’an dan hadis. Empat sumber inilah

yang disepakati oleh jumhur ulama sebagai sumber-sumber fikih islam.

Perkembangan selanjutnya menunjukan bahwa banyak juga ulama yang

menemui kesulitan untuk menetapkan hukum kalau hanya merujuk kepada

empat sumber. Oleh karenanya mereka meneliti kembali nash-nash syariat

dan dari sana merumuskan lagi kaidah atau teori-teori lain. Sumber-sumber

inilah kemudian yang disebut sebagai dalil-dalil hukum syar’i yang

49Ibid. 50Ibid., h. 56

Page 45: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

26

diperselisihkan, seperti istihsan, istishlah, ‘urf, istishab, syar’u man qablana,

sad al zari’ah.51

4. Tujuan Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah

Tujuan pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut :

Pembelajaran fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat

memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk

diterapkan kedalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat

menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna).

Tujuan Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah untuk membekali

peserta didik agar dapat:

1. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam

mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia

dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia

dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah;

2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar

dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.

Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan

hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam

kehidupan pribadi maupun sosial.52

5. Ruang Lingkup Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah

Ruang lingkup fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentua-

ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan,

dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah swt. dan hubungan

manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih

di Madrasah Tsanawiyah meliputi:

a. Aspek fiqih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara taharah, salat fardu,

salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah,

berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan

akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.

b. Aspek fiqih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad,

riba, pinjam- meminjam, utang piutang, gadai, dan agunan serta upah.53

51Ibid. 52Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Pada Madrasah, hlm.

46 53Ibid., hlm. 48

Page 46: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

27

6. Pengajaran Fikih

Dipandang dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan

ulama islam. Fikih itu ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan hukum-

hukum islam yang bersumber pada al-qur’an, sunnah dan dalil-dalil syar’i

yang lain. Hukum yang diatur dalam fikih islam itu terdiri dari hukum wajib,

sunnat, mubah, makruh dan haram. Disamping itu ada pula dalam bentuk lain

seperti sah, batal, benar, berpahala, berdosa dan sebagainya.54 Maka dari itu

pembelajaran fikih sangat penting karena berkaitan dengan ibadah.

Disamping hukum itu, ditunjukan pula alat dan cara melaksanakan segala

suatu perbuatan dalam menempuh garis lintas hidup yang tidak dapat

dipastikan oleh setiap manuisa liku dan panjangnya. Sebagai makhluk sosial

dan budaya, manusia hidup dan memerlukan hubungan, baik hubungan

dengan diri sendiri, ataupun dengan sesuatu diluar dirinya. Ilmu fikih

membahas hubungan itu yang meliputi kedudukannya, hukumnya, caranya,

alatnya, dan sebagainya. Hubungan-hubungan itu adalah:

a. Hubungan manusia dengan allah. Tuhannya dan para rasulnya.

b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

c. Hubungan manusia tetangga dengan keluarganya.

d. Hubungan manusia dengan orang lain yang seagama dengan dia.

e. Hubungan manusia dengan orang lain yang tidak seagama dengan dia.

f. Hubungan manusia dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan

lain-lain.

g. Hubungan manusia dengan benda mati dan alam semesta.

h. Hubungan manusia dengan masyarakat dan lingkungan.

i. Hubungan manusia dengan akal pikiran dan ilmu pengetahauan.

j. Hubungan manusia dengan alam ghaib seperti setan, iblis, surga, neraka,

alam barzakh, yaumul hisab dan sebagainya.55

Hubungan-hubungan ini dibicarakan dalam fikih melalui pembahasan

bab permasalahan yang mencakup hampir seluruh kegiatan hidup

perseorangan dan masyarakat, baik masyarakat kecil seperti sepasang suami

istri, ataupun masyarakat besar seperti negara dan hubungan internasional.

Meskipun ada perbedaan pendapat para ulama dalam menyusun urutan

54Zakiah Daradjat, Op. Cit., cet. 6, h. 78 55Zakiah Daradjat, Op. Cit., cet. 6, h.78-79

Page 47: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

28

pembahasan dalam membicarakan topik-topik tersebut, namun mereka tidak

berbeda dalam menjadikan Al-Qur’an, sunnah dan ijtihad sebagai sumber

hukum.56

Walaupun dalam pengelompokan materi pembicaraan mereka berbeda,

namun mereka sama-sama mengambil dari sumber yang sama. Dalam

pelaksanaannya, pengajaran fikih ini pada tingkat permulaan tentu diberikan

materi-materi yang sifatnya sederhana, tidak banyak membutuhkan pikiran

yang berbelit-belit, tidak banyak menggunakan dalil-dalil yang dikemukakan.

Dilihat dari segi pengamalan ajaran islam, yang jelas pengajaran fikih ini

atau mudah adalah pengajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung

unsur teori dan praktek. Belajar fikih untuk diamalkan, bila berisi suruhan

atau perintah, harus dapat dilaksanakan; bila berisi larangan, harus dapat

ditinggalkan atau dijauhi. Lebih ekstrim lagi kalau dikatakan ilmu fikih untuk

diketahui, diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan hidup.

Untuk ini, tentu saja materi yang praktis dan mudah diamalkan sehari-

hari didahulukan dalam pelaksanaan pengajarannya, mulai dari pengajaran

rendah. Lalu yang tinggi.57

E. Thaharah

1. Pengertian Thaharah

Pengertian thaharah secara bahasa berarti nazhafah (kebersihan) atau

bersih dari kotoran baik yang bersifat hissiyah (nyata), seperti najis maupun

yang bersifat maknawiyah, seperti aib atau perbuatan-perbuatan maksiat.58

Adapun menurut syar’i (istilah) thaharah adalah menghilangkan hal-hal yang

dapat menghalangi kotoran yang berupa hadas atau najis dengan

menggunakan air atau selainnya.59

Thaharah menurut istilah ahli fiqh (fuqaha’) dalam hal ini terdapat rincian

pendapat dari berbagai madzhab, sebagai berikut:

56Zakiah Deradjat, Op. Cit., h.78-79 57Zakiah Deradjat, Op. Cit., h. 79 dan 85 58Muhammad Anis Sumaji, Masalah Thaharah, (Solo: Tiga serangkai, 2008), cet. 1, h. 3 59Ibid., h. 4

Page 48: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

29

Hanifiyah : mereka berpendapat bahwa pengertian thaharah dalam

syara’ adalah suci dari hadats dan khubuts (kotoran). Malikiyah : mereka

berpendapat bahwa thaharah adalah sifat hukmiyah yang menyebabkan

orang yang disifatinya boleh melakukan shalat dengan pakaian yang

dipakainya dan ditempat ia melakukan shalat itu.60

Syafi’iyah: mereka berpendapat bahwa thaharah dalam syara’

digunakan dalam dua arti, 1). Thaharah berarti melakukan sesuatu yang

membolehkan (seseorang) melaksanakan shalat seperti wudu, mandi,

tayamum, dan menghilangkan najis. 2). Thaharah berarti menghilangkan

hadats dan najis, atau melakukan sesuatu yang semakna dan dengannya,

seperti tayamum, mandi sunat dan lain sebagainya.61

Hanabilah : mereka berpendapat, arti thaharah secara syara’ adalah

hilangnya hadats dan yang semakna dengannya, dan hilangnya najis atau

hilangnya hukum semua itu.62

2. Macam-macam Air dan Pembagiannya

a. Air yang suci dan menyucikan

Air yang suci mensucikan, air yang demikian boleh di minum dan

sah dipakai untuk menyucikan (membersihkan) benda yang lain. Yaitu

air yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap (belum

berubah) keadaannya, seperti air hujan, air laut, air sumur, air es yang

sudah hancur kembali, air embun, dan air yang keluar dari mata air.63

Perubahan air yang tidak menghilangkan keadaan atau sifatnya “suci

menyucikan”, walaupun perubahan itu terjadi pada salah satu dari semua

sifatnya yang tiga (warna, rasa, dan baunya), adalah sebagai berikut :

a. Berubah karena tempatnya, seperti air kolam

b. Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam

c. Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti berubah

disebabkan ikan atau kiambang

d. Berubah karena tanah yng suci, begitu juga segala perubahan yang

sukar memeliharanya, misalnya berubah karena daun-daunan yang

jatuh dari pohon-pohon yang berdekatan dengan sumur atau tempat-

tempat air itu.64

b. Air suci, tetapi tidak menyucikan

60Abdurrahman Al-jaziri, Fiqh Empat Madzhab, (Cairo : Darul Ulum Press, 1996), cet. 3,

h. 3 dan 7 61Ibid., h. 8 62Ibid., h. 9 63Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), cet. 67, hlm. 13 64Ibid., hlm. 14-15

Page 49: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

30

Zatnya suci, tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan sesuatu.

Yang termasuk dalam bagian hal ada tiga macam air, yaitu sebagai

berikut :

a. Air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur

dengan suatu benda yang suci, selain dari perubahan tersebut

diatas, contohnya kopi, dan sebagainya.

b. Air sedikit, kurang dari dua kulah, sudah terpakai untuk

menghilangkan hadas atau menghilangkan hukum najis, sedangkan

c. air itu tidak berubah sifatnya.

d. Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, contohnya air yang

keluar dari tekukan pohon kayu (air nira), air kelapa, dan

sebagainya.65

c. Air yang bernajis

Air yang termasuk bagian ini ada dua macam yaitu:

a. Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh

dipakai kembali, baik airnya sedikit maupun banyak, sebab

hukumnya seperti najis.

b. Air bernajis, tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Air ini kalau

sedikit-sedikit berarti kurang dari dua kulah, tidak boleh dipakai

lagi, bahkan hukumnya sama dengan najis.66

d. Air yang makruh. Air yang makruh adalah yang terjemur oleh matahari

dalam bejana selain bejana emas atau perak. Air ini makruh dipakai

untuk badan, tetapi tidak makruh untuk pakaian; kecuali air yang

terjemur ditanah, sperti air sawah, air kolam, dan tempat-tempat yang

bukan bejana yang mungkin berkarat.67

3. Macam-macam Najis Antara Lain :

a. Najis Mughalazhah, yaitu najis berat. Para ulama sepakat bahwa yang

termasuk najis jenis ini adalah yang ditimbulkan dari najis anjing dan

65Ibid., Fiqih Islam, h. 15 66Ibid. 67Ibid., h. 16

Page 50: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

31

babi. Cara mensyucikannya terlebih dahulu dihilangkan wujud benda

najis tersebut, kemudian di cuci bersih dengan air sampai 7 kali. Pada

permulaan atau penghabisannya di antara pencucian itu wajib dicampur

dengan debu (tanah).

b. Najis mukhafafah yaitu, najis yang ringan. contoh najis mukhafafah

adalah air kencing bayi laki-laki yang usianya kurang dari dua tahun

dan belum makan apa-apa, selain air susu ibunya cara

membersihkannya cukup dengan memercikan air bersih pada benda

yang terkena najis tersebut.

c. Najis mutawassitah, adalah najis sedang. Termasuk dalam najis jenis

adalah kotoran manusia atau hewan, seperti air kencing, nanah, darah,

dan bangkai.68

4. Tata Cara Bersuci Antara Lain:

a. Wudu

1. Pengertian wudu

Wudu menurut bahasa berasal dari kata wadha’ah yang berarti

kebersihan dan kecerahan.69 Wudu adalah membasuh bagian

tertentu yang boleh ditetapkan dari anggota badan dengan air

sebagai persiapan bagi seorang muslim untuk menghadap Allah.

Wudu adalah mensucikan diri dari hadas kecil untuk melakukan

ibadah kepada Allah Swt.70

2. Syarat dan fardu wudu

Untuk sahnya wudu harus terpenuhi beberapa syarat dan

fardunya. Para ulama telah menyepakati bahwa syarat sahnya

wudu sebagai berikut:

a. Islam

b. Tamyiz

c. Air mutlak atau suci dan mensucikan

68Muhammad Anis Sumaji, Op. Cit., h. 27-28 69Muhammad Anis Sumaji, Op. Cit., h. 69 70Sudirman Teba, Nikmatnya bersuci, (Jakarta: Pustaka irVan, 2010), cet.1, h. 33

Page 51: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

32

d. Tidak ada yang menghalangi pada anggota wudu baik hissi

maupun syar’i

e. Masuk waktu shalat 71

3. Fardu (rukun wudu)

a. Niat, hendaklah berniat (menyengaja) menghilangkan hadas

atau menyengaja berwudu.

b. Membasuh muka.

c. Membasuh dua tangan sampai ke siku. Maksudnya siku juga

wajib dibasuh. Keterangannya pun adalah ayat (Al-Maidah: 6).

وا ل س اغ ة ف ل لى الص م إ ت م ا ق ذ وا إ ن ين آم ذ ا ال ه ي ا أ ي

م ك وس ء ر وا ب ح س ام ق و اف ر م لى ال م إ ك ي د ي أ م و ك وه ج و

ن إ وا و ر ه اط ا ف ب ن م ج ت ن ن ك إ ن و ي ب ع ك لى ال م إ ك ل ج ر أ و

ن م م ك ن م د ح اء أ و ج ر أ ف ى س ل و ع ى أ رض م م ت ن ك

م الن ت س م و ل ط أ ائ غ وا ال م م ي ت اء ف وا م د ج م ت ل اء ف س

يد ر ا ي ه م ن م م يك د ي أ م و ك وه ج و وا ب ح س ام ا ف ب ي يدا ط صع

م ك ر ه ط ي ل يد ر ن ي ك ل ج و ر ن ح م م ك ي ل ل ع ع ج ي ه ل الل

ون ر ك ش م ت ك ل ع م ل ك ي ل ه ع ت م ع م ن ت ي ل و

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak

mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu

sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu

sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka

mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau

kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh

perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka

bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah

71Supiana dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), cet. 4, h. 5-6

Page 52: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

33

mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak

menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan

menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

(Qs. Al-Maidah: 6)

d. Menyapu sebagian kepala, walaupun hanya sebagian kecil,

sebaik-baiknya tidak kurang dari selebar ubun-uban, baik yang

disapu itu kulit kepala ataupun rambut. Alasanya juga ayat

tersebut.

e. Membasuh dua telapak kaki sampai kedua mata kaki.

Maksudnya dua mata kaki wajib juga dibasuh. Keterangannya

juga ayat Al-Maidah: 6

f. Menerbitkan rukun-rukun diatas. Selain dari niat dan membasuh

muka, keduanya wajib dilakukan bersama-sama dan

didahulukan dari yang lain.72

4. Beberapa sunat wudu diantaranya :

a. Membaca “bismillah” pada permulaan wudu

b. Membasuh kedua telapak tangan sampai pada pergelangan,

sebelum berkemur-kumur. Keterangannya adalah amal

Rasulullah Saw. Sendiri yang diriwayatkan oleh Bukhari dan

Muslim.

c. Memasukan air ke hidung

d. Menyapu seluruh kepala

e. Menyapu kedua telinga luar dan dalam

f. Menyilang-nyilangi jari kedua tangan dengan cara berpanca

dan menyilang-nyilangi jari kaki dengan kelingking tangan

kiri, dimulai dari kelingking kaki kanan, disudahi pada

kelingking kaki kiri.

g. Mendahulukan anggota kanan daripada anggota kiri

h. Membasuh setiap anggota tiga kali.

72Sulaiman Rasjid, Op. Cit., h. 24-25

Page 53: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

34

i. Berturut-turut antara anggota.

j. Jangan meminta pertolongan orang lain kecuali jika terpaksa

karena berhalangan, misalnya sakit.

k. Tidak diseka, kecuali apabila ada hajat, umpamanya sangat

dingin.

l. Menggosok amgota wudu agar menjadi lebih bersih

m. Bersiwak/ menggosok gigi

n. Membaca dua kalimat syahadat dan menghadap kiblat

o. Berdo’a sesudah selesai wudu

p. Membaca dua kaliamat syahadat sesudah selesai wudu.73

5. Tata cara wudu :

a. Berniat menghilangkan hadas

b. Menyebut asma Allah

c. Mencuci telapak tangan 3 kali

d. Berkumur-kumur

e. Istinsyak dan istinsar

f. Membasuh wajah tiga kali dengan menyela-nyela jenggut

g. Mencuci tangan hingga di atas siku dengan menyela-nyela

jari tangannya

h. Mengusap kepala ke belakang, kemudian kedepan sekali saja

i. Dilanjutkan mengusap kedua telinga bagian luar dan

dalamnya

j. Mencuci kedua kaki hingga mata kaki disertai dengan

menyela-nyela jari-jari kaki.

k. Berdo’a selesai wudu.74

6. Membatalkan wudu, adalah :

a. Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan.

b. Keluar sesuatu dari dua pintu atau dari salah satunya, baik

berupa zat ataupun angin, yang biasa ataupun tidak biasa,

73Sulaiman Rasjid, Op. Cit., h. 29-30 74Muhammad Anis Sumaji, Op. Cit., h. 88

Page 54: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

35

seperti darah baik yang keluar itu najis ataupun suci, seperti

ulat.

c. Hilang akal. Hilang akal karena mabuk atau gila.

d. Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan telapak tangan,

baik kemaluan sendiri ataupun kemaluan orang lain.75

b. Tayamum.

1. Pengertian Tayamum

Tayamum menurut bahasa adalah al-qashdu atau “bermaksud”

dan “bersengaja”, sedangkan makna tayamum ditinjau dari makna

syari’at adalah sengaja menggunakan tanah dan debu untuk mengusap

wajah dan dua telapak tangan disertai niat dalam rangka

membersihkan diri dari hadas kecil.

2. Sebab Tayamum

Tayamum mempunyai fungsi sebagai pengganti wudu atau

mandi wajib yang seharusnya menggunakan air bersih diganti dengan

menggunakan tanah berlumpur atau bernajis. Sedangkan pasir halus

boleh dijadikan alat melakukan tayamum.76 Adapun kondisi yang

diperolehkan bagi seorang untuk melaksankan tayamum adalah

sebagai berikut :

1. Ketika tidak ada air, baik pada saat mukim maupun

berpergian.

2. Tidak dapat menggunakan air karena ada alasan-alasan

tertentu yang di perbolehkan oleh syar’i seperti sakit, dalam

keadaan darurat.77

3. Syarat Tayamum adalah :

1. Sudah masuk waktu salat.

2. Menggunakan debu atau tanah yang suci

3. Menghilangkan kotoran dan najis

75Sulaiman Rasjid, Op. Cit., h. 30-32 76Muhammad Anis Sumaji, Op. Cit., h. 121 77Ibid., h. 126

Page 55: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

36

4. Sudah diusahakan mencari air, tetapi tidak dapat, sedangkan

waktu sudah masuk.78

4. Rukun Tayamum terdiri dari empat yaitu :

a. Niat istibhah (niat membolehkan) salat atau ibadah lain yang

memerlukan thaharah, seperti thawaf dan sujud.

b. Membasuh/menyapu wajah.

c. Menyapu kedua tangan hingga kedua siku

d. Tertib (berurutan), yakni mendahulukan wajah dari tangan.79

5. Sunat tayamum adalah :

a. Membaca bismillah.

b. Mengembus tanah dari dua tapak tangan supaya tanah yang

diatas tangan itu menjadi tipis.

c. Membaca dua kalimat syahadat sesudah selesai tayamum,

sebagaimana sesudah selesai berwudu.

6. Hal-hal yang membatalkan tayamum adalah :

a. Tiap-tiap hal yang membatalkan wudu juga membatalkan

tayamum.

b. Ada air. Mendapatkan air sebelum salat, batallah tayamum bagi

orang yang tayamum karena ketiadaan air, bukan karena

sakit.80

c. Mandi wajib

Mandi wajib bagi orang hidup adalah mandi disebabkan junub

dan masuk slam serta perempuan yang selesai haid dan nifas.

Selain itu orang yang meninggal dunia wajib dimandikan.81

Sebab-sebab wajib mandi ada enam, tiga diantaranya biasa

terjadi pada laki-laki dan perempuan, dan tiga lagi tertentu (khusus)

pada perempuan saja. diantaranya sebagai berikut :

1. Bersetubuh, baik kelar mani ataupun tidak

78Sulaiman Rasjid, Op. Cit., h. 39-40 79Supiana dan M. Karman, Op. Cit., h. 5-6 80Sulaiman Rasjid, Op. Cit., h. 43 81Sudirman Teba, Op. Cit., h. 115

Page 56: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

37

2. Keluar mani, baik keluarnya karena bermimpi ataupun sebab

lain dengan sengaja atau tidak, dengan perbuatan sendiri atau

bukan.

3. Mati, orang islam yang mati, fardu kifayah atas muslimin yang

hidup memandikannya, kecuali orang yang mati syahid.

4. Haid. Apabila seorang perempuan telah berhenti dari haid, ia

wajib mandi agar ia dapat salat dan dapat bercampur denga

suaminya. Dengan mandi itu badannya pun menjadi segar dan

sehat kembali.

5. Nifas, yang dinamakan nifas ialah darah yang keluar dari

kemaluan perempuan sesudah melahirkan anak.

6. Melahirkan. Baik anak yang dilahirkan itu cukup umur ataupun

tidak, seperti keguguran.82

Fardu atau Rukun mandi adalah :

1. Niat

2. Mengalirkan air keseluruh badan

Sunat-sunat mandi adalah :

1. Membaca “bismillah” pada permulaan mandi.

2. Berwudu sebelum melakukan mandi.

3. Mengosok-gosok seluruh badan dengan tangan.

4. Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri

5. Berturut-turut atau tertib.83

Selain itu Nabi Saw. Juga menjelaskan cara mandi junub dan

perempuan yang mandi sesudah haid. Mengenai hal ini Aisyah

melaporkan: “Apabila Nabi Saw mandi junub selalu memulai

dengan membasuh kedua tangannya, kemudian menuangkan air

dengan tangan kanannya atas tangan kirinya dan lalu membasuh

kemaluannya sesudah itu beliau mengambil air dan memasukkan

anak-anak jarinya ke dalam pangkal rambutnya. Setelah beliau

merasa telah bersih beliaupun menciduk air dengan kedua

tangannya dan lalu menyiramkan atas kepalanya tiga kali siraman.

82Sulaiman Rasjid, Op. Cit., h. 35-37 83Ibid., h. 37

Page 57: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

38

Sesudah itu barulah beliau membasuh seluruh tubuhnya. Diakhir

sekali beliau membasuh kakinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)84

d. Istinjak

1. Pengertian Istinjak

Istinjak adalah membersihkan kotoran yang keluar dari dua jalan,

jalan depan (Qubul) dan jalan belakang (dubur) dengan menggunakan

air, batu, daun, atau lainnya hukum beristinjak adalah wajib.85

2. Tata Cara Istinjak

Adapun tata cara istinjak yang di ajarkan oleh rasulullah Saw.

adalah sebagai berikut:

a. Tidak beristinjak dengan tangan kanan

b. Tidak menyentuh kemaluan dengan tangan kanan

c. Mengusapkan tangan ke tanah setelah istinjak atau mencuci

dengan sabun atau lainnya.

d. Memercikkan air pada kemaluan dan celana untuk

menghilangkan was-was.86

3. Adab buang air kecil dan besar, diantaranya sebagai berikut :

1. Sunat mendahulukan kaki kiri ketika masuk kakus, dan

mendahulukan kaki kanan tatkala keluar; sebab sesuatu yang

mulia hendaklah dimulai dengan kanan, dan sebaliknya setiap

yang hina dimulai dengan kiri.

2. Janganlah berbicara selama di dalam kakus itu, kecuali berdo’a

dikala masuk kakus.

3. Hendaklah memakai sepatu, terompah, atau sejenisnya, karena

rasulullah Saw. Apabila masuk kakus, beliau memakai sepatu.

(Riwayat Baihaqi)

4. Hendaklah jauh dari orang sehingga bau kotoran tidak sampai

kepadanya, supaya jangan menggangu orang lain.

5. Jangan berbicara selama didalam kakus.

84Sudirman Teba, Op. Cit., h. 145-146 85Ibid., h. 40 86Ibid., h. 41-42

Page 58: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

39

6. Jangan membuang air kecil atau besar di air yang tenang. Kecuali

apabila air tenang itu banyak menggenangnya.

7. Jangan membuang air kecil di lubang-lubang.

8. Jangan bercanda selama didalam kakus

9. Jangan buang air kecil dan besar ditempat pemberhentian. Karena

akan menggangu orang lain87

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Jurnal, JIP, Jurnal Ilmiah PGMI, Volume 3, Nomor 1 juni 2017, yang di

tulis oleh Ema Amalia dan Ibrahim. Dengan judul “Evektivitas

Pembelajaran fiqih dalam menggunakan metode demonstrasi di

Madrasah ibtidaiyah negeri desa penggage-muba” Persamaan

penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi

sehingga dapat mengefektifkan dalam pembelajaran fiqih sedangkan

perbedaannya adalah tidak menjelaskan BAB Thaharah dan penelitian

ini meneliti untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah.

2. Jurnal, Volume 1, No 1, Maret, 2016, ISSN 2502-6828. Yang ditulis

oleh Lilik Kholisotin dkk, dengan judul “ peningkatan pemahaman dan

praktek thaharah pada pengajian ‘Aisyiyah dikota palang karaya”

persamaan penelitian ini adalah metode deomonstrasi, dimana dengan

metode ini dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat melaksanakan

thaharah sesuai tuntunan dari nabi muhammad dan dapat diaplikasikan

dalam amalan sehari-hari yang terkait ibadah sedangkan perbedaannya

adalah metode demonstrasi ini dilakukan pada pengajian Aisyiyah.

3. Skripsi, yang ditulis oleh Nur Kholipah, IAIN Walisongo, Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Dengan judul “Implementasi metode

demonstrasi dalam pembelajaran fiqih BAB Shalat kelas III semester

gasal di Sdn 02 Nagroto kecamatan gubug kabupaten grobongan tahun

ajaran 2009/2010” Persamaan penelitian ini adalah meneliti

implementasi metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih

87Sulaiman Rasjid, Op. Cit., h. 23-24

Page 59: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

40

sedangkan Perbedaan penelitian ini adalah meneliti tentang

Implementasi metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih pada

BAB salat di SD.

4. Skripsi, yang ditulis oleh Rohmat Karesno, IAIN Purwokerto, jurusan

Pendidikan Agama Islam, dengan judul “Penerapan Metode

Demonstrasi pada Mata Pelajaran Fiqih di MI muhamadiyah

Pandansari Kabupaten Banyumas” Persamaan penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana penerapan metode demonstrasi di dalam

pembelajaran fikih sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini tidak

menjelaskan materi dan penelitian ini untuk jenjang Madrasah

Ibtidaiyah.

Page 60: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah di Mts Islamiyah

Ciputat Jl. Kihajar Dewantara No. 23, Ciputat, Tanggerang selatan, Banten.

Waktu Penelitian dilaksankan secara bertahap mulai dari kegiatan pendahuluan,

pelaksanaan sampai akhir penelitian, waktu yang dibutuhkan dalam proses

penelitin ini adalah mulai 15 April 2019 sampai dengan 7 Agustus 2019.

TABEL 3.1 JADWAL PENELITIAN

Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus

Memberi surat

kepada

pembimbing

skripsi

Izin lokasi

penelitian

Studi

pendahuluan

penelitian

Penyusunan Bab

1-3

Pengumpulan

data

Pengolahan data

dan Bab 4

Penarikan

kesimpulan Bab 5

Page 61: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

42

B. Latar Penelitian (Setting)

Latar Penelitian (setting) yang dipilih dalam penelitian ini adalah Setting

Lingkungan Mts Islamiyah Ciputat. Penentuan latar belakang ini membantu

peneliti dalam merencanakan serta terjun mendekati objek penelitian.

C. Metodologi Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kualitatif. Karena peneliti ingin meneliti fenomena yang sedang terjadi yakni

“Implementasi Metode Demonstrasi dan simulasi dalam pembelajaran fikih

BAB Thaharah materi wudu, tayamum dan istinja pada siswa kelas VII di Mts

Islamiyah Ciputat”. Penelitian deskriptif kualitatif adalah proses penelitian yang

dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif dilapangan

tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data

kualitatif. proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan observasi

terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari, berinteraksi dengan mereka,

dan berupaya memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.1

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Nasution (1988) menyatakan bahwa, Observasi adalah dasar semua

ilmu pengetahuan. Dan obeservasi disebut juga dengan pengamatan. Para

ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dengan

bantuan berbagai alat yang sangat canggih.2

Observasi pertama dilakukan ketika PLP, guru fikih kelas VII di Mts

Islamiyah Ciputat menggunakan metode demonstrasi. Khususnya

pembelajaran berkaitan dengan praktek seperti tata cara bersuci yaitu wudu,

tayamum dan istinjak

1Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, cet.1, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

hlm. 140 2Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2014), Hlm. 64

Page 62: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

43

TABEL 3.2 PEDOMAN OBSERVASI

No Data yang diperlukan Objek yang diamati

1 Sekolah 1.1.Gambaran umum Mts

Islamiyah Ciputat

2 Pembelajaran fikih Bab

Thaharah materi wudu,

tayamum dan istinja

1.1.kegiatan pembelajaran fikih

dengan metode demonstrasi

dan simulasi

3 Implementasi metode

demonstrasi dan simulasi

1.1.Tahapan pelaksanaan

pembelajaran fikih bab

thaharah materi wudu,

tayamum dan istinja dengan

metode demonstrasi dan

simulasi

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu.3

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan

diri pada laporan tentang diri sendiri atau Self-report, atau setidak-tidaknya

pada pengetahuan dan keyakinan pribadi.4

Wawancara pada penelitian ini adalah Guru fikih yanag bernama Ibu Drs.

Tatu Uyainah dan Siswa kelas VII di Mts Islamiyah Ciputat. Adapun kisi-kisi

wawancara dengan guru fikih dan siswa kelas VII di MTs Islamiyah Ciputat

adalah sebagai berikut:

3Ibid., 72 4Ibid.

Page 63: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

44

TABEL 3.3 KISI-KISI WAWANCARA

No Kisi-kisi Wawancara untuk Guru Fikih

1. Implementasi metode demonstrasi dalam pembelajaran fikih

Bab Thaharah materi wudu

2. Implementasi metode demonstrasi dalam pembelajaran fikih

Bab Thaharah materi tayamum

3. Implementasi metode simulasi dalam pembelajaran fikih Bab

Thaharah materi istinja

TABEL 3.4 KISI-KISI WAWANCARA SISWA

No Kisi-kisi untuk Peserta didik

1 Pengetahuan siswa tentang tata cara wudu

2 Pengetahuan siswa tentang tata cara tayamum

3 Pengetahuan siswa tentang tata cara istinja dengan benar

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.5

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,

biografi, peraturan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya

foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.6 Dokumentasi yang dibutuhkan didalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

5Ibid., 82 6Ibid.

Page 64: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

45

TABEL 3.5 KISI-KISI DOKUMENTASI

NO Indikator

1. Identitas sekolah

4. Sejarah singkat sekolah

5. Visi dan misi sekolah

6. Sarana dan prasarana

7. Data pendidik, tenaga kependidikan

8. RPP dan silabus

9. Foto-foto penelitian dengan guru fikih dan siswa

kelas VII

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif berbeda

dengan penelitian kuantitaif. Jadi keabsahan data dalam penelitian kualitatif

meliputi uji creadibilty (validitas Interbal), transferability ( validitas eksternal),

dependability (reliabilitas) dan confirmability (objektivitas).7

1. Uji Kredibiltas

Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif

antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,

analisis kasus negative, dan memberchek.8

2. Pengujian Transferbility

Seperti telah dikemukakan bahwa, transferability ini merupakan

validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal

menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke

populasi di mana sampel tersebut diambil.9

3. Pengujian Depenability

7Ibid., h. 121 8Ibid. 9Ibid., h. 130

Page 65: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

46

Dalam penelitian kualitatif, Depanability disebut reliabilitas. Suatu

penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat

mengulangi/merepleksi proses penelitian tersebut. Uji depenability

dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, akan

tetapi bisa memberikan data, peneliti seperti ini perlu di uji

depenabilitynya.10

4. Pengujian Konfirmability

Dalam penelitian kualitatif, Uji Konfirmability mirip dengan uji

dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.

Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan

proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses

penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar

konfirmasibility. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi

hasilnya ada.11

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode triangulasi, menurut Lexy J

Meleong, Triangulasi adalah “teknik pemeriksaan keabsahan data

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik triangulasi yang paling

banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.12

F. Teknik analisis data

Miles & Huberman (1992) mengemukakan tiga tahapan yang harus

dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu reduksi data (data

reduction), paparan data (data display), dan penarikan kesimpulan dan

vertivikasi (conculusion drawing/verifying). Analisis data kualitatif dilakukan

secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya

10Ibid., h. 131 11Ibid. 12Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2002), h. 178

Page 66: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

47

kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah pengumpualn

data.13

13Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), cet. 1,

h. 210-211

Page 67: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

48

BAB 1V

HASIL PENELITIAN

A. Profil Mts Islamiyah Ciputat

1. Sejarah Madrasah

MTs Islamiyah bernaung dibawah sebuah Yayasan Islamiyah Ciputat.

Berdirinya YIC ini bermula adanya keinginan dan semangat beberapa pemuda

yang berada disekitar wilayah ciputat antara lain : Drs. H. Zarkasih Nur, Drs.

Saiful Millah, M.BA., H. M. Anwar Nur, S.Ag, Hj. Muniroh Nur dll. Mereka

merasa terpanggil dan ikut bertanggung jawab terhadap pelestarian dan

pengamalan syariah islam, dan akhirnya tercetuslah kesepakatan bersama untuk

menegakkan dan mengembangkannya melalui bidang pendidikan. Hal ini

didasarkan bahwa pendidikan tingkat menengah saat itu didaerah ciputat

tergolong masih langka, sehingga mereka yang mempunyai keinginan untuk

melanjutkan studi ketingkat tersebut harus pergi ke jakarta. Kondisi ini hanya

terbatas bagi mereka yang mampu saja, sementara bagi mereka yang kurang

mampu terpaksa menjadi pengangguran dan lebih jauh lagi dikhawatirkan

mereka itu akan terpengaruh oleh lingkungan kurang baik yang bisa menjerumus

kearah kejahatan.

Dari keinginan dan semangat bersama diatas, maka pada tanggal 12 mei

1965 didirikan suatu lembaga pendidikan yang bernama pendidikan guru agama

islamiyah yang mendapatkan sambutan hangat dari tokoh-tokoh “ahlussunnah

wal jamaah” wilayah ciputat dan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu dan

sesuai ketentuan dari Departemen Agama bahwa seluruh sekolah PGA di

indonesia diganti dengan Madrasah Tsanawiyah . Dengan demikian sejak tahun

1978 PGA islamiyah pun berubah nama menjadi MTs Islamiyah Ciputat.

Setelah mengalami pasang surut alhamdulillah sampai saat ini MTs

Islamiyah Ciputata masih mampu melaksanakan kegiatan pendidikan dan masih

banyak diminati masyarakat, karena kami terus berusaha untuk melaksanakan

pembinaan para siswa sesuai harapan masyarakat.

Page 68: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

49

MTs Islamiyah Ciputat telah memiliki banyak prestasi, baik akademik

(melanjutkan kesekolah lanjutan) maupun prestasi non akademik (kegiatan

ekskul) Pada saat ini jumlah rombongan belajar sebayak 9 rombel terdiri dari :

kelas VII 3 Rombel, Kelas VIII 3 Rombel dan Kelas IX 3 Rombel, sampai saat

ini MTS Islamiyah ciputat pernah dipimpin 9 orang kepala madrasah hingga

sekarang.

2. Identitas Madrasah

1. Nama Madrasah : MTs Islamiyah Ciputat

2. NPSN : 20623024

3. No. Statistik Madrasah : 121236740011

4. No Rekening : 12360100105569 ( BRI KK ITC

BSD )

5. Status Akreditasi : A Tahun 2012

6. NO SK Akreditasi : 42/BAP-S/M-SK/XI/2012

7. NO SK Ijin Operasional : wj/b-c/4982/1987

8. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Kihajar Dewantara No. 23

Desa/Kel. : Ciputat

Kecamatan : Ciputat

Kab/Kota : Tangerang Selatan

Propinsi : Banten

Kode Pos : 15411

No. Tlp/HP : 7409814

9. Visi :

Terbentuknya manusia unggul dalam iman, ilmu dan amal yang

berhaluan ahlussunnah wal jamaah

10. Misi :

1) Terbentuknya siswa yang berakhlakul karimah

Page 69: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

50

2) Meningkatkan prestasi siswa baik dalam kegiatan

intrakulikuler maupun ekstrakulikuler

3) Melatih dan membimbing siswa untuk selalu ikhlas dalam

tindakan maupun perbuatan

4) Menjunjung tinggi dan melaksanakan kaidah-kaidah

ASWAJA

5) Mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan tugas

kependidikan dan keguruan

6) Melestarikan dan mengembangkan olahraga seni dan budaya

7) Mengembangkan pribadi yang cinta tanah air

11. NPWP Madrasah : 02.507.349.5-411.000

12. Nama Kepala Madrasah : Aep Saepullah, S.Pd.

13. NIP : -

14. No. Tlp/HP : 085774070323

15. Nama Yayasan : Yayasan Islamiyah Ciputat

16. Alamat Yayasan : Jl. Kihajar Dewantara No. 23

17. No. Tlp/Yayasan : (021) 74716496

18. No. Akte Pendirian YIC : 02, Tanggal 07 Februari 2012

19. Ketua Yayasan : Drs. Hilmudin

20. Badan Pendiri Yayasan : 1. Drs. H. Zarkasih Nur

2. Hj. Muniroh Nur

3. H. Anwar Nur, S.Ag.

4. Drs. H. A. Saeful Millah, M.BA.

21. Kepemilikan Tanah :

Pemerintah/Yayasan/Pribadi/Menyewa

/Menumpang

22. Status Tanah : Milik Sendiri

23. Luas Tanah : 360 M2

24. Luas Bangunan : 300 M2

Page 70: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

51

25. Luas Lapangan Olah Raga : 40 M2

26. Luas Halaman : 20 M2

27. Data Sarana Prasarana

No Jenis Prasarana Jumlah

Ruang

Jumlah

Ruang

Kondisi

Baik

Jumlah

Ruang

Kondisi

Rusak

Kategori Kerusakan

Ket Rusak

Ringan

Rusak

Sedan

g

Rusak

Berat

1 Ruang Kelas 9 9

2 Perpustakaan 1 1

3. R. Lab IPA 1 1

4 R. Lab Biologi 1 1

5 R. Lab Fisika 1 1

6 R. Lab Kimia 1 1

7 R. Lab

Komputer 3 3

8 R. Lab Bahasa 1 1

9 R. Pimpinan 1 1

10 R. Guru 1 1

11 R. Tata Usaha 1 1

12 R. Konseling 1 1

13 Tempat Ibadah 1 1

14 R. UKS 1 1

15 Jamban 5 5

16 Gudang 1 1

17 R. Sirkulasi 3 3

Page 71: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

52

18 Tempat

Olahraga 2 2

19 R. OSIS 1 1

20 R. Lainnya - -

28. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

NO URAIAN PNS Non-PNS

Lk Pr Lk Pr

1 Kepala Madrasah 1

2 Wakil Kepala 1 2

3 Jumlah Pendidik 2 3 7 7

4 Jumlah Pendidik

Sertifikasi 2 2 2 3

5 Jumlah Guru Honor 5 8

6 Pegawai TU 1 1

7 Karyawan 2

Page 72: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

53

29. Struktur Organisasi

Keterangan

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

KETUA YAYASAN

Ust. Drs. Hilmudin

WALI KELAS GRU BK/BP

Ust. Qosim sarofil

KOMITE MADRASAH

Ustzh. Hj. Yunelis. R, S. Pd.I

BENDAHARA

Ustzh. Hikmah Amalia

KEPALA MADRASAH

Ust. Aep Saepullah, S. Pd

KTU

Ust. M. Fauzi, S. Kom

WAKA KURIKULUM

Ust. Hikmatulloh, S. Pd

WAKA KESISWAAN

Ustzh. Masnah, S.PdI

GURU BIDANG

STUDI

SISWA/SISWI

WAKA HUMAS

Ustzh. Hj. Dra. Tatu Uyainah

Pemb. OSIS

Ustzh Iin Safrina, M. Pd

Page 73: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

54

B. Paparan Data

Data yang peneliti peroleh adalah data hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Sesuai dengan fokus masalah yang dibahas pada skripsi ini peneliti

menyampaikan hasil interview dengan guru fikih dan siswa kelas VII mengenai

penerapan metode demonstrasi dan simulasi dalam pembelajaran fikih kelas VII

di MTs Islamiyah Ciputat.

Guru fikih di MTs Islamiyah Ciputat, yang bernama ibu Tatu Uyainah

ketika menyampaikan pembelajaran fikih Bab thaharah materi wudu, tayamum

dan istinja tidak hanya menyampaikan penjelasan secara teoritik saja akan tetapi

praktek juga diterapkan, maka menggunakan metode demonstrasi untuk wudu

dan tayamum sedangkan materi istinja menggunakan metode simulasi. Ketika

melakukan metode demonstrasi atau praktek siswa mudah memahaminya secara

langsung.

Praktik/demontrasi, dimana dengan metode ini dapat mengetahui sejauh

mana peserta pelatihan dapat melaksanakan thaharah sesuai dengan

tuntunan dari Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasan/suri

tauladan bagi ummat Islam. Yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam

amalan sehari-hari yang terkait ibadah.1

Menurut ibu Tatu Uyainah, pembelajaran tentang thaharah adalah

pembelajaran yang paling pokok atau penting karena ketika umat islam

melakukan ibadah kepada Allah yang terutama adalah suci, jika tidak suci maka

ibadah tidak akan diterima oleh Allah Swt. Dan menanamkan pengetahuan

tentang thaharah ini harus dilakukan sejak dini.2

Memelihara kebersihan adalah fitrah manusia dan dalam ajaran Islam

diatur dengan baik dalam ilmu fikih.3

Ketika menjelasakan materi wudu, tayamum dan istinja guru fikih di MTs

Islamiyah Ciputat biasanya melakukan peraktek wudu dan tayamum didalam

1Lilik Kholisotin, dkk, “Peningkatan Pemahaman Dan Praktik Thaharah Pada Pengajian

‘Aisyiyah Di Kota Palangka Raya”, Volume 1, Nomor 1, Maret 2016, Hal 28 – 33, h. 30 2Hasil wawancara dengan Guru Fikih pada 15 April 2019 3Dede Suhendar, “Fikih (Fiqh) Air Dan Tanah dalam Taharah (Thaharah) Menurut

Perspektif Ilmu Kimia”, Edisi Mei 2017 Volume X No. 1, ISSN 1979-8911, h. 13

Page 74: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

55

kelas, walaupun lebih baiknya di tempat ibadah karena keterbatasan sarana dan

prasarana maka dilakukan dikelas.

Kelebihan dan kekurangan menggunakan metode demonstrasi dan simulasi

dari hasil penelitian, sebagai berikut :

a. Kelebihan menggunakan metode demonstrasi dan simulasi

Peserta didik lebih memahami tata cara berwudu, tayamum dan istinja

Siswa mendapatkan nilai dari guru baik paraktek, lisan maupun

tulisan

Bisa membandingkan tata cara wudu, tayamum dan istinja

Mengetahui tata cara tayamum ketika tidak ada air, dalam keadaan

darurat, sakit yang tidak boleh terkena air

Mengetahui tata cara istinja dengan baik

Mengetahui tata cara tayamum dengan baik.

b. Kekurangan metode demonstrasi dan simulasi sebagai berikut :

Peserta didik dalam mencatat di buku tulis menjadi kurang oleh

karena itu biasanya guru memberikan tugas untuk mengisi pertanyaan

yang ada di LKS (lembar kerja siswa) untuk menambah nilai siswa.

Hasil pemaparan diatas, lebih banyak kelebihan dibandingkan kekurangan

dari penggunaan metode demonstrasi dan simulasi dalam pembelajaran fikih

Bab Thaharah materi wudu, tayamum dan istinja.

Peneliti akan membahas hasil penelitian tentang Implementasi metode

demonstrasi dan simulasi didalam materi wudu, tayamum dan istinja dalam

pembelajaran fikih pada siswa kelas VII di MTs Islamiyah Ciputat dan faktor

penghambat yang dihadapi oleh guru fikih dalam menggunakan metode

demonstrasi dan simulasi dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu,

tayamum dan istinja.

1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dan simulasi dalam

pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu, tayamum dan istinja pada

siswa kelas VII di Mts Islamiyah Ciputat ?

Implementasi Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fikih Bab

Thaharah Materi Wudu di MTs Islamiyah Ciputat

Page 75: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

56

Wudu merupakan mensucikan diri dari hadas kecil, sebagai syarat

diterimanya ibadah oleh Allah Swt.

Menurut Sayyid Sabiq, definisi wudhu adalah kegiatan bersuci

dengan menggunakan air. Anggota badan yang disucikan di dalam

wudhu adalah wajah, kedua tangan, kepala dan kedua kaki (Sayyid

Sabiq, 2009).4

Dari hasil penelitian dengan siswa kelas VII di MTs Islamiyah Ciputat

dengan menggunakan metode demonstrasi membuat mereka paham tentang

tata cara wudu.

Dari hasil penelitian dengan guru fikih Ibu Tatu Uyainah, Implementasi

atau Penerapan metode demonstrasi didalam pembelajaran fikih Bab

Thaharah materi wudu, sebagai berikut :

a. Guru memberikan penjelasan tujuan pembelajaran

b. Guru menjelaskan materi wudu

c. Guru memberikan gambaran yang berkaitan tentang hikmah dari

berwudu, yang bertujuan untuk peserta didik meresapi dan

memberikan kesadaran agar tidak berbuat kesalahan atau

berdosa. Contohnya seorang guru memberikan gambaran

penjelasan “ketika berwudu tidak boleh bercanda karena ada

malaikat yang melihat kita dan setiap tetesan air yang keluar dari

air wudu itu adalah menjadi malaikat”. Ketika diceritakan

seperti itu peserta didik akan tertarik.

d. Mencontohkan atau memeragakan praktek wudu

e. Memanggil ketua kelas atau wakil kelas untuk memberikan

contoh memeragakan praktek wudu didepan temannya, lalu

diikuti oleh peserta didik yang lain.

f. Untuk praktek dan pengambilan nilai, peserta didik dibagi

kelompok 2-4 orang.

4Lela dan Lukmawati, “Ketenangan : Makna Dawamul Wudhu (Studi Fenomenologi

Pada Mahasiswa Uin Raden Fatah Palembang)”, PSIKIS-Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 2

(2015) 55-66, h, 58

Page 76: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

57

g. Setiap kelompok maju untuk mempraktekkan dan pengambilan

nilai oleh guru fikih.

h. Penilaian dari guru dalam praktek wudu untuk peserta didik,

sebagai berikut:

Urutan wudu benar

Hafal do’a wudu

Pelafalan do’a wudu benar dari niat sampai do’a selesai

wudu.

Jika peserta didik sudah mencapai dari kriteria tersebut,

diberikan nilai 90 oleh guru fikih.5

Tata cara wudu atau praktek wudu menurut pegangan buku

siswa adalah :

a. Niat

نويت الوضوء لرفع الحدث االصغر فرضا لله تعالى

b. Membasuh kedua telapak tangan

c. Madmadah (berkumur-kumur), Istinsyak (memasukan

air kedalam hidung) dan istinsyar (mengeluarkan air dari

hidung)

d. Membasuh wajah

e. Membasuh kedua tangan sampai siku

f. Mengusap sebagaian kepala

g. Membasuh telinga

h. Membasuh Kaki

i. Tertib

j. Al- Muwalaat (berkesinambungan dalam berwudu

sampai selesai tidak berhenti atau terputus)

k. Membaca do’a sesudah berwudu

5Hasil Wawancara dengan Guru Fikih 22 Juli 2019

Page 77: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

58

داعبده اشهد ان الاله االالله وحده الشريك له واشهد ان محم

رين، ابين واجعلنى من المتطه ورسوله اللهم اجعلنى من التو

الحين6 وجعلني من عبادك الص

Implementasi Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fikih Bab

Thaharah Materi Tayamum di MTs Islamiyah Ciputat

Tayamum merupakan sebagai pengganti wudu karena tidak adanya air

dengan menggunakan debu atau tanah yang suci. Melakukan tayamum

berbeda dengan wudu, tata cara tayamum hanya muka dan telapak tangan.

Kekuatan tayamum tidak seperti wudu karena melaksanakan tayamum

cukup sekali melaksanakan ibadah shalat, jika ingin shalat fardhu lagi, maka

wajib tayamum kembali. Sebab melaksanakan tayamum adalah jika tidak

ada air sama sekali, musim kemarau, sakit yang tidak boleh terkena air, dan

dalam keadaan darurat. Dari hasil interview dengan peserta didik kelas VII

di MTs Islamiyah Ciputat, penggunaan metode demonstrasi, membuat

peserta didik paham tentang tata cara tayamum.

Implementasi/penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran

fikih Bab Thaharah materi tayamum, oleh guru fikih di MTs Islamiyah

Ciputat sebagai berikut :

a. Guru menjelaskan materi tayamum

b. Guru memberikan ayat Al-Qur’an secara tertulis tentang

tayamum

c. Mempraktekkan tata cara tayamum yang dipimpin oleh guru dan

diikuti oleh peserta didik. Guru membacakan niat tayamum

dengan lantang, lalu peserta didik mengikuti bacaan niat tersebut.

d. Guru menggunakan alat untuk tayamum, membawa bedak tabur

sebagai contoh debu atau menggunakan debu yang berada

didalam kelas.

6Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Siswa Fikih Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013, (Jakarta: kementrian agama 2014), cet.1, h. 8

Page 78: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

59

e. Guru membagi kelompok yang terdiri 4 orang, kemudian setiap

kelompok maju mempraktekkan tata cara tayamum, praktek

tersebut untuk pengambilan penilian oleh guru.

f. Penilian praktek tayamum oleh guru adalah Baik parkteknya,

benar niat tayamumnya. Jika sudah mencakup keseluruhan

mendapatkan nilai 90.7

Tata cara tayamum menurut buku fikih pegangan siswa adalah :

a. Membaca basmallah dan berniat

b. Memukulkan atau menepuk kedua telapak tangan ke permukaan tanah

dengan sekali tepukan

c. Meniup kedua telapak tangan sebelum membasuhkannya ke anggota

tayamum

d. Mengusap wajah dan kedua tangan hingga pergelangan

e. Tertib dalam tayamum8

Implementasi Metode Simulasi dalam Pembelajaran Fikih Bab

Thaharah Materi Istinja di MTs Islamiyah Ciputat

Implementasi metode simulasi dalam pembelajaran fikih Bab

Thaharah materi istinja kelas VII di Mts Islamiyah Ciputat sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Guru Menjelaskan materi istinja

c. Guru memberikan penjelasan tentang istinja yang baik contoh

seperti jongkoknya laki-laki dan perempuan

d. Kemudian guru memberikan do’a setelah beristinja kepada

peserta didik. Do’a setelah istinja adalah

ن فرجي من الفواحش ر قلبى من النفاق وحص اللهم طه

“Wahai Tuhanku, sucikanlah hatiku dari sifat kepura-puraan

(munafiq) serta peliharalah kemaluanku dari perbuatan keji”

7Hasil Wawancara dengan Guru Fikih 01 Agustus 2019 8Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Siswa Fikih Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013, h. 10

Page 79: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

60

e. Alat yang dipakai untuk beristinja adalah Air, batu, dan tulang

akan tetapi karena sekarang zaman modern menggunakan tisu

basah.9

Tata cara istinja menurut buku fikih pegangan siswa adalah :

a. Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau

kecil dengan air sampai bersih

b. Membasuh dan membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau air

kecil dengan batu atau benda-benda kasat lainnya sampai bersih

sekurang-kurangnya 3 kali10

Dari hasil penelitian tersebut masih terdapat Rpp (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) yang dibuat oleh guru fikih belum sesuai dengan proses

pembelajaran.

2. Apa saja faktor penghambat yang dihadapi guru dalam menggunakan

metode demonstrasi dan simulasi dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah

materi wudu, tayamum dan istinja di MTs Islamiyah Ciputat ?

Menurut ibu Tatu Uyainah, tidak terlalu banyak kendala didalam

penggunaan metode demonstrasi dan simulasi pada pembelajaran fikih Bab

Thaharah materi wudu, tayamum dan istinja, akan tetapi hanya ada beberapa

faktor pengahambat dalam menggunakan metode demonstrasi dan simulasi

pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu, tayamum dan istinja sebagai

berikut :

1. Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah seperti kurangnya tempat

ibadah, karena tempat ibadah di Mts Islamiyah Ciputat terbatas dan

fasilitasnya digabung oleh Mts, Smp, MA, dan Smk. Sehingga

mengakibatkan kurang kondisional. Ketika melakukan praktek lebih

baiknya langsung ditempat ibadah seperti masjid, contohnya ketika

praktek wudu peserta didik langsung menggunakan air keran

sehingga guru bisa mengetahui hasil praktek siswa dan mengetahui

dengan jelas batasan wudu secara langsung.

9Hasil Wawancara dengan Guru Fikih 01 Agustus 2019 10Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Siswa Fikih Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013, (Jakarta: kementrian agama 2014), cet.1, h. 10

Page 80: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

61

2. Kekurangan metode demonstrasi dan simulasi adalah peserta didik

didalam mencatat dibuku tulis menjadi kurang karena lebih banyak

melakukan praktek.

3. Tayamum jarang di paraktekkan didalam kehidupan sehari-hari,

maka siswa cepat lupa dalam tata cara tayamum, bukan hanya

kalangan anak-anak saja bahkan orang tua juga tidak memahaminya.

Contoh nyata yang dihadapi ibu Tatu Uyainah adalah ketika

melakukan ibadah haji, ibu tatu melihat seorang jama’ah haji

melakukan tayamum, dan orang tersebut salah dalam bertayamum

melakukan tayamum seperti berwudu. Dengan demikian bahwa

pentingnya mengajarkan menggunakan demonstrasi didalam

pembelajaran fikih.

4. Banyak yang menyepelekan tentang tayamum.

Dari penjelasan hasil penelitian diatas, bahwa penggunaan metode

demonstrasi memberikan pembelajaran yang efektif dan efesien didalam

pembelajaran fikih yang berkaitan dengan praktek. Dengan praktek siswa akan

menimbulkan jiwa yang melakat dan berkesan dan pengaruhnya sangat besar.

Lebih efektif praktek dibandingkan dengan tulisan dan metode simulasi efektif

didalam pembelajaran fikih materi istinja dengan penggunaan metode

demonstrasi dan simulasi sangat bermanfaat karena membuat siswa mengerti

tata cara wudu, tayamum dan istinja dengan baik. bukan hanya thaharah saja

menggunakan praktek akan tetapi membaca Al-Qur’an, shalat, haji dan lain-lain

lebih baiknya menggunakan metode demonstrasi atau praktek.

Page 81: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

62

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu dan

tayamum menggunakan metode demonstrasi sedangkan materi istinja

menggunakan metode simulasi. Metode demonstrasi dan simulasi adalah

metode yang efektif didalam pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu,

tayamum dan istinja. Bab Thaharah adalah pembelajaran yang sangat penting

karena Thaharah (suci) syarat diterimanya ibadah oleh Allah Swt. Penerapan

metode demonstrasi/praktek menurut guru fikih di MTs Islamiyah Ciputat

harus dilakukan sejak dini karena jika dengan praktek akan selalu melekat dan

pengaruhnya sangat besar dan berkesan bagi peserta didik.

Kelebihan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fikih Bab

Thaharah adalah 1). Peserta didik lebih memahami tata cara berwudu dan

tayamum karena peserta didik langsung melakukan praktek sedangkan metode

simulasi membuat peserta didik memahami materi istinja dengan baik. 2). Bisa

membandingkan tata cara wudu, tayamum dan istinja. 3). Siswa mendapat

nilai baik dari praktek, lisan maupun tulisan. 4). Mengetahui tata cara wudu

dengan baik. 5). Mengetahui tata cara tayamum dengan baik. 5). Mengetahui

tata cara istinja dengan baik. Sedangkan Kekurangan metode demonstrasi dan

simulasi dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah materi wudu, tayamum dan

istinja adalah peserta didik mencatat dibuku tulis menjadi kurang.

Dari hasil kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi dan simulasi

diatas, lebih banyak kelebihan dibandingkan kekurangan didalam

pembelajaran fikih. Maka dapat disimpulkan dari hasil penelitian diatas metode

demonstrasi dan simulasi sangat bermanfaat didalam proses pembelajaran

fikih.

Page 82: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

63

B. Implikasi

Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan bagaimana cara guru

mengajarnya, yang harus dilakukan oleh guru untuk mewujudkan

pembelajaran yang efektif dan efesien maka guru harus mengusai metode

pembelajaran.

a. Diharapkan guru memiliki kemampuan menguasai metode pembelajaran

dengan baik.

b. Pengggunaan metode demonstrasi bukan hanya untuk pembelajaran fikih

Bab Thaharah saja akan tetapi materi yang berkaitan dengan praktek

ibadah kepada Allah seperti praktek sholat, memandikan jenazah,

mengkafani jenazah, azan, iqomah dan lain-lain.

c. Diharapkan guru memilki kemampuan mengelola kelas dengan baik.

d. Keterampilan mengimplementasikan metode-metode pembelajaran yang

tepat, efektif, dan menyenangkan.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mempunyai

harapan dan mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa khususnya kelas VII, ketika didalam proses belajar harus

memerhatikan guru yang sedang menjelaskan materi khususnya didalam

praktek peserta didik tidak boleh bercanda atau membuat kegaduhan

didalam kelas.

2. Bagi guru khususnya guru fikih, penulis berharap bukan hanya

memberikan satu metode saja didalam proses pembelajaran fikih akan

tetapi harus menguasai berbagai macam metode., dan penggunaan metode

harus disesuaikan dengan materi dan ketika mengajar harus disesuaikan

dengan RPP.

3. Bagi kepala sekolah, sebagai pengelola sekolah diharapkan terus

memberikan pembinaan, motivasi dan pengawasan terhadap guru dan

siswa.

Page 83: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

64

4. Bagi peneliti, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak

kekurangan. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca.

Page 84: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

65

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Irfan Ahmad Zain. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rayon

Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Bandung, 2012

Al-Jaziri, Abdurrahman. Fiqh Empat Madzhab, Cairo: Darul Ulum Press, 1996

Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Hukum-hukum Fiqh Islam, Semarang:

PT Pustaka Rizki Putra, Cet. 2, 2001

Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 1,

2011.

Daradjat, Zakiah, dkk. metodik khusus pengajaran agama islam. Jakarta: PT Bumi

Aksara, Cet. 6, 2014.

Dede Suhendar, “Fikih (Fiqh) Air Dan Tanah dalam Taharah (Thaharah) Menurut

Perspektif Ilmu Kimia”, Volume X No. 1, Edisi Mei 2017.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta, Cet. 5, 2013.

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT

Refika Aditama, cet. 1, 2007.

Gunawan, Heri. Pendidikan islam kajian teoritis dan pemikiran tokoh. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2014.

Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Bumi Aksara, cet. 1,

2013.

Hakiim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima,

2009.

Hasibuan, JJ dan Moedjiono.Proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, cet.6, 1995

https://www.rijal09.com/2016/04/pengertian-metode-demonstrasi.html

Jamaludin, Acep Komarudin, Koko Khoerudin. 2015. Pembelajaran Perspektif

Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2014.

Page 85: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

66

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Pada

Madrasah

Koto, Alaiddin. Ilmu fiqih dan ushul fiqih. Jakarta: Rajawali Press, Cet. 5, 2014.

Lela dan Lukmawati, “Ketenangan : Makna Dawamul Wudhu (Studi Fenomenologi

Pada Mahasiswa Uin Raden Fatah Palembang)”, PSIKIS-Jurnal Psikologi Islami

Vol. 1 No. 2, 2015

Lilik Kholisotin, dkk, “Peningkatan Pemahaman Dan Praktik Thaharah Pada

Pengajian ‘Aisyiyah Di Kota Palangka Raya”, Volume 1, Nomor 1, Maret 2016.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA

ROSDAKARYA, Cet. 10, 2013.

Majid, Abdul. Strategi Pebelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, Cet.

1, 2013.

Muhaimin. Model pengembangan kurikulum dan pembelajaran dalam PAI

kontemporer disekolah/madrasah dan perguruan tinggi. Malang: UIN-Maliki

Press, Cet. 1, 2016.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, jakarta: PT Bumi

Aksara, cet. 4, 2004.

Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA

PRESS, Cet. 4, 2003

Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, cet. 67, 2014

Effendi, Sastra dan M. Zein. Ushul Fiqih. Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2005.

Sanjaya, wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana, cet. 8, 2011.

Page 86: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

67

Siregar, Eviline dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia

Indonesia, cet. 1, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alphabeta, 2014.

Sumaji, Muhammad Anis, Masalah Thaharah, Solo: Tiga serangkai, cet. 1, 2008.

Supiana dan M. Karman. Materi Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, cet. 4, 2009.

Sumaji, Muhammad Anis, Masalah Thaharah, Solo. Tiga serangkai, cet.1, 2008

Syarifuddin, Amir. Garis-garis besar fiqh, Jakarta: Kencana, cet.4, 2013.

Teba, Sudirman. Nikmatnya bersuci. Jakarta: Pustaka irVan, cet.1, 2010.

Zuhri, Safiudin. Ushul Fiqih. Yogyakarta: Pustaka Prelajar Offset, Cet. 1, 2009.

Page 87: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Pengetahuan siswa tentang wudu, beri tanda ceklis √ di bawah ini!

No Syarat wudu Paham Tidak paham

1 Islam √

2 Tamyiz √

3 Air mutlak atau air mensucikan √

4 Tidak ada yang menghalangi pada anggota wudu √

5 Masuk waktu shalat √

No Rukun wudu Paham Tidak paham

1 Niat √

2 Membasuh muka √

3 Membasuh kedua tangan sampai siku √

4 Menyapu sebagian kepala √

5 Membasuh kedua kaki sampai mata kaki √

6 Tertib √

No Sunat wudu Paham Tidak paham

1 Membaca basmallah √

2 Membasuh kedua tangan sampai pada pergelangan tangan √

3 Memasukan air ke hidung √

4 Menyapu seluruh kepala √

5 Menyapu kedua telinga luar dan dalam √

6 Menyilangi-nyilangi jari kedua tangan dan jari kaki √

7 Mendahulukan anggota kanan daripada kiri √

8 Membasuh setiap anggota tiga kali √

9 Berturut-turut antara anggota √

10 Jangan meminta pertolongan orang lain kecuali jika sakit √

11 Menggosok anggota wudu agar menjadi lebih bersih √

12 Bersiwak √

13 Membaca dua kalimat syahadat dan menghadap kiblat √

14 Berdoa setelah wudu √

No Membatalkan wudu Paham Tidak paham

1 Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan √

2 Keluar sesuatu dari dua pintu (buang angin) √

3 Hilang akal √

4 Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan √

Page 88: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Pengetahuan siswa tentang tayamum !

No Syarat tayamum Paham Tidak paham

1 Sudah masuk waktu shalat √

2 Menggunakan debu atau tanah suci √

3 Menghilangkan kotoran atau najis √

4 Sudah diushakan mencari air namun tidak ada √

No Rukun tayamum Paham Tidak paham

1 Niat √

2 Membasuh/menyapu wajah √

3 Membasuh kedua tangan sampai siku √

4 Tertib √

No Sunat tayamum Paham Tidak paham

1 Membaca basmallah √

2 Mengembus tanah dari dua tangan supaya tanah diatas tangan itu menjadi tipis

3 Membaca dua kaliamat syahadat setelah tayamum, sebagaimana setelah doa selesai berwudu

No Membatalkan tayamum Paham Tidak paham

1 Tiap-tiap hal yng membatalkan wudu juga membatalkan tayamum

2 Ada air √

Page 89: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Pengetahuan siswa tentang istinjak!

No Tata cara istinjak Paham Tidak paham

1 Tidak beristinjak dengan tangan kanan √

2 Tidak menyentuh kemaluan dengan tangan kanan √

3 Mengusapkan tangan ke tanah setelah istinjak atau mencuci tangan dengan sabun

4 Memercikan air pada kemaluan dan celana untuk menghilangkan was-was

No Adab buang air besar atau kecil Paham Tidak paham

1 Sunat mendahulukan kaki kiri ketika masuk kakus √

2 Janganlah berbicara selama didalam kakus itu kecuali berdoa dikala masuk kakus

3 Hendaklah memakai sepatu, sandal atau sejenisnya ketika masuk kakus

4 Hendaklah jauh dari orang sehingga bau kotoran tidak sampai kepadanya, supaya jangan menggangu orang lain

5 Jangan berbicara ketika dalam kakus √

6 Jangan membuang air kecil atau besar diair yang tenang √

7 Jangan bercanda ketika didalam kakus √

8 Jangan membuang air kecil atau besar ditempat pemberhentian karena akan menggangu orang lain.

3 Hilang akal √

4 Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan √

Page 90: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

PROFIL MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

LAMPIRAN 1

PROFIL MADRASAH

I. SEJARAH MADRASAH

MTs Islamiyah bernaung dibawah sebuah Yayasan Islamiyah ciputat.

Berdirinya YIC ini bermula adanya keinginan dan semangat beberapa pemuda yang

berada disekitar wilayah ciputat antara lain : Drs. H. Zarkasih Nur, Drs. Saiful

Millah, M.BA., H. M. Anwar Nur, S.Ag, Hj. Muniroh Nur dll. Mereka merasa

terpanggil dan ikut bertanggung jawab terhadap pelestarian dan pengamalan

syariah islam, dan akhirnya tercetuslah kesepakatan bersama untuk menegakkan

dan mengembangkannya melalui bidang pendidikan. Hal ini didasarkan bahwa

pendidikan tingkat menengah saat itu didaerah ciputat tergolong masih langka,

sehingga mereka yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi ketingkat

tersebut harus pergi ke jakarta. Kondisi ini hanya terbatas bagi mereka yang

mampu saja, sementara bagi mereka yang kurang mampu terpaksa menjadi

pengangguran dan lebih jauh lagi dikhawatirkan mereka itu akan terpengaruh oleh

lingkungan kurang baik yang bisa menjerumus kearah kejahatan.

Dari keinginan dan semangat bersama diatas, maka pada tanggal 12 mei 1965

didirikan suatu lembaga pendidikan yang bernama pendidikan guru agama

islamiyah yang mendapatkan sambutan hangat dari tokoh-tokoh “ahlussunnah

wal jamaah” wilayah ciputat dan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu dan sesuai

ketentuan dari Departemen Agama bahwa seluruh sekolah PGA di indonesia

diganti dengan Madrasah Tsanawiyah . Dengan demikian sejak tahun 1978 PGA

islamiyah pun berubah nama menjadi MTs Islamiyah Ciputat.

Setelah mengalami pasang surut alhamdulillah sampai saat ini MTs Islamiyah

Ciputata masih mampu melaksanakan kegiatan pendidikan dan masih banyak

diminati masyarakat, karena kami terus berusaha untuk melaksanakan pembinaan

para siswa sesuai harapan masyarakat.

MTs Islamiyah Ciputat telah memiliki banyak prestasi, baik akademik (melanjutkan

kesekolah lanjutan) maupun prestasi non akademik (kegiatan ekskul)

Page 91: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

PROFIL MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

Pada saat ini jumlah rombongan belajar sebayak 9 rombel terdiri dari : kelas

VII 3 Rombel, Kelas VIII 3 Rombel dan Kelas IX 3 Rombel, sampai saat ini MTS

Islamiyah ciputat pernah dipimpin 9 orang kepala madrasah hingga sekarang.

II. IDENTITAS MADRASAH

1. Nama Madrasah : MTs Islamiyah Ciputat

2. NPSN : 20623024

3. No. Statistik Madrasah : 121236740011

4. No Rekening : 12360100105569 ( BRI KK ITC BSD )

5. Status Akreditasi : A Tahun 2012

6. NO SK Akreditasi : 42/BAP-S/M-SK/XI/2012

7. NO SK Ijin Operasional : wj/b-c/4982/1987

8. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Kihajar Dewantara No. 23

Desa/Kel. : Ciputat

Kecamatan : Ciputat

Kab/Kota : Tangerang Selatan

Propinsi : Banten

Kode Pos : 15411

No. Tlp/HP : 7409814

9. Visi :

TERBENTUKNYA MANUSIA UNGGUL DALAM IMAN, ILMU DAN AMAL

YANG BERHALUAN AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH

10. Misi :

1) Terbentuknya siswa yang berakhlakul karimah

2) Meningkatkan prestasi siswa baik dalam kegiatan intrakulikuler

maupun ekstrakulikuler

3) Melatih dan membimbing siswa untuk selalu ikhlas dalam tindakan

maupun perbuatan

4) Menjunjung tinggi dan melaksanakan kaidah-kaidah ASWAJA

Page 92: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

PROFIL MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

5) Mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan tugas kependidikan

dan keguruan

6) Melestarikan dan mengembangkan olahraga seni dan budaya

7) Mengembangkan pribadi yang cinta tanah air

11. NPWP Madrasah : 02.507.349.5-411.000

12. Nama Kepala Madrasah : Aep Saepullah, S.Pd.

13. NIP : -

14. No. Tlp/HP : 085774070323

15. Nama Yayasan : Yayasan Islamiyah Ciputat

16. Alamat Yayasan : Jl. Kihajar Dewantara No. 23

17. No. Tlp/Yayasan : (021) 74716496

18. No. Akte Pendirian YIC : 02, Tanggal 07 Februari 2012

19. Ketua Yayasan : Drs. Hilmudin

20. Badan Pendiri Yayasan : 1. Drs. H. Zarkasih Nur

2. Hj. Muniroh Nur

3. H. Anwar Nur, S.Ag.

4. Drs. H. A. Saeful Millah, M.BA.

21. Kepemilikan Tanah : Pemerintah/Yayasan/Pribadi/Menyewa

/Menumpang

22. Status Tanah : Milik Sendiri

23. Luas Tanah : 360 M2

24. Luas Bangunan : 300 M2

25. Luas Lapangan Olah Raga : 40 M2

26. Luas Halaman : 20 M2

27. Data Sarana Prasarana

No Jenis Prasarana Jumlah

Ruang

Jumlah

Ruang

Kondisi

Baik

Jumlah

Ruang

Kondisi

Rusak

Kategori Kerusakan

Ket Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1 Ruang Kelas 9 9

Page 93: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

PROFIL MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

2 Perpustakaan 1 1

3. R. Lab IPA 1 1

4 R. Lab Biologi 1 1

5 R. Lab Fisika 1 1

6 R. Lab Kimia 1 1

7 R. Lab Komputer 3 3

8 R. Lab Bahasa 1 1

9 R. Pimpinan 1 1

10 R. Guru 1 1

11 R. Tata Usaha 1 1

12 R. Konseling 1 1

13 Tempat Ibadah 1 1

14 R. UKS 1 1

15 Jamban 5 5

16 Gudang 1 1

17 R. Sirkulasi 3 3

18 Tempat Olahraga 2 2

19 R. OSIS 1 1

20 R. Lainnya - -

28. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

NO URAIAN PNS Non-PNS

Lk Pr Lk Pr

1 Kepala Madrasah 1

2 Wakil Kepala 1 2

3 Jumlah Pendidik 2 3 7 7

4 Jumlah Pendidik

Sertifikasi 2 2 2 3

Page 94: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

PROFIL MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

5 Jumlah Guru Honor 5 8

6 Pegawai TU 1 1

7 Karyawan 2

29. STRUKTUR ORGANISASI

Keterangan

KETUA YAYASAN

Ust. Drs. Hilmudin

WALI KELAS GRU BK/BP

Ust. Qosim sarofil

KOMITE MADRASAH

Ustzh. Hj. Yunelis. R, S. Pd.I

BENDAHARA

Ustzh. Hikmah Amalia

KEPALA MADRASAH

Ust. Aep Saepullah, S. Pd AHMAD YANI, S.Pd

KTU

Ust. M. Fauzi, S. Kom

WAKA KURIKULUM

Ust. Hikmatulloh, S. Pd

WAKA KESISWAAN

Ustzh. Masnah, S.PdI

GURU BIDANG STUDI

SISWA/SISWI

WAKA HUMAS

Ustzh. Hj. Dra. Tatu Uyainah

Pemb. OSIS

Ustzh Iin Safrina, M. Pd

Page 95: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

PROFIL MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

: Garis Komando : Garis Koordinasi

Page 96: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Hasil Wawancara Guru Fikih

Nama Guru Fikih : Ibu Tatu Uyainah

Hari/tanggal : Senin, 15/04/2019

Waktu : 09.40 WIB- selesai

Tempat : Kantor sekolah

1. Ketika ibu mengajar fikih, metode apa yang digunakan didalam pembelajaran fikih

pada Bab Thaharah ?

Jawab :

Ketika mengajar fikih Bab Thaharah saya menggunkan metode demonstrasi, ceramah.

Akan tetapi lebih dominan menggunkan metode demonstrasi.

2. Mengapa didalam pembelajaran fikih pada Bab Thaharah menggunakan Metode

Demonstrasi ?

Jawab :

Karena Metode yang tepat untuk pembelajaran fikih adalah metode demonstrasi, karena

pembelajaran fikih lebih banyak prakteknya. Dan pembelajaran fikih lebih ke ranah

psikomotorik. Penggunaan metode demonstrasi didalam Bab Thaharah seperti tata cara

wudu, tayamum, dan istinja. Ketika menjelaskan tersebut bukan hanya menjelaskan

secara teoritik saja akan tetapi prakteknya juga diterapkan. Apalagi tentang thaharah ini

berkaitan tentang ibadah kepada Allah, segala melakukan ibadah kepada Allah harus

suci jika tidak suci maka ibadah tidak akan diterima oleh Allah swt.

3. Didalam pembahasan Thaharah, apa saja ruang lingkup dari Bab thaharah ?

Jawab :

Ruang lingkup Bab Thaharah adalah air suci dan mensucikan, wudu, tayamum, istinja,

mandi wajib, najis, hadas.

4. Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi, anak murid memahami tentang

materi yang dibahas ?

Page 97: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Jawab :

Insyallah dan Alhamdulillah dengan cara menggunakan metode demonstrasi

memudahkan mereka memahaminya. Saya menerapkan metode ini bukan hanya di

sekolah saja, akan tetapi di Majlis Ta’lim menerapkan praktek.

5. Apakah materi yang diajarkan disesuikan dengan Rpp ?

Jawab :

Ketika mengajar disesuaikan dengan RPP, akan tetapi saya mengambil materi tidak

hanya mengandalkan buku dari sekolah tetapi dari buku-buku yang lain juga.

6. Apa keseulitan ibu dalam penggunaan metode demonstrasi pada Bab Thaharah ?

Jawab :

Secara umum tidak ada keseulitan karena Thaharah ini memang diterapkan didalam

kehidupan sehari-hari.

Ciputat, Senin, 15 April 2019

Ustzh. Hj. Dra. Tatu Uyainah

Page 98: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Hasil Wawancara Guru Fikih

Nama Guru Fikih : Ibu Tatu Uyainah

Hari/tanggal : Senin, 22/07/2019

Waktu : 09.40 WIB- selesai

Tempat : Kantor sekolah

Metode demonstrasi dalam pembelajaran fikih Bab thaharah tentang wudu

1. Apakah ketika menjelaskan tentang wudu menggunakan metode demonstrasi ?

Jawab :

Dalam hal berwudu memang harus dengan praktek, segala hal yang berkaitan hal

ibadah dengan Allah khususnya wudu menggunkan metode demonstrasi.

2. Bagaimana cara ibu mengimplementasikan metode demonstrasi Bab Thaharah materi

wudu ?

Jawab :

Pertama biasanya saya menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi wudu,

memberikan gambaran tentang hikmah dari wudu contohnya memberikan gambaran

“ketika berwudu tidak boleh bercanda karena ada malaikat yang melihat dan setiap

tetasan air yang keluar dari air wudu akan menjadi malaikat” dengan diberikan hikmah

seperti itu peserta didik meresapi dan akan tertarik., mencontohkan atau memeragakan

praktek wudu, memanggil ketua kelas atau wakil untuk memeragakan praktek wudu,

untuk pengambilan nilai dan praktek biasanya guru membagi kelompok yang terdiri 2-

4 orang, kemudian setiap kelompok maju untuk mempraktekkan, untuk penilian

disepakati oleh guru dan siswa yang dinilai adalah praktek wudu, urutan wudu, hafal

do’a wudu dan pelafalan do’a wudu benar, maka mendaptkan nilai 90.

3. Apa saja faktor penghambat yang dihadapi guru dalam menggunakan metode

demostrasi dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah tentang wudu?

Jawab :

Page 99: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Faktor penghambat yang dihadapi adalah sarana dan prasarana sekolah karena fasilitas

tempat ibadahnya kurang disebabkan digabung dengan MA. Smk, dan Smp.

4. Apakah dengan menggunakan demonstrasi membuat siswa paham dalam praktik

berwudu ?

Jawab :

Harapan sebagai guru fikih dengan menggunkan metode demonstrasi membuat siswa

paham dengan praktek tidak ada lagi alasan peserta didik tidak paham, jika memberikan

penjelasan dengan ceramah saja maka siswa kurang paham yang ditekankan disini

adalah psikomotoriknya.

5. Alat apa saja yang dibutuhkan ketika menggunakan metode demonstrasi Bab Thaharah

materi wudu ?

Jawab :

Alat yang dibutuhkan disini adalah tergantung dalam kondisi disekitar.

6. Bagaimana cara memberi penilaian terhadap peserta didik, di dalam proses belajar

menggunakan metode demonstrasi Bab Thaharah materi wudu ?

Jawab :

Penilian terhadap peserta didik didalam di dalam proses belajar menggunakan metode

demonstrasi Bab Thaharah materi wudu adalah prakteknya/urutan wudunya benar, baca

do’a wudu benar, pelafalan do’a wudu benar dan lancar. Maka penilian dilakukan jika

sudah mencapai kriteria penilian tersebut maka mendapat nilai 90.

7. Bagaimana cara mengelola kelas, ketika ibu menggunakan metode demonstrasi Bab

Thaharah materi wudu ?

Jawab :

Membuat kelompok yang terdiri dari 2-4 orang dan menyaksikan sesama didalam

praktek.

8. Apa saja kelebihan dan kekurangan menggunakan metode demonstrasi ?

Jawab :

Kelebihan metode demonstrasi adalah anak lebih memahami tata cara berwudu,

mendapatkan penilian dari lisan maupun tuisan. Sedangkan kekurangannya adalah

Page 100: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

dalam mencatat di buku tulis kurang oleh karena itu biasanya saya memerintahkan

pengisian di LKS.

9. Apakah metode demonstrasi dapat memberikan pemebelajaran yang efektif dan efesien

didalam pembelajaran fikih pada materi wudu ?

Jawab :

Dalam penggunaan metode demonstrasi membuat pembelajaran menjadi efektif dan

efesien apalagi jika diajarkan sejak kecil maka akan selalu melekat menggunkan

praktek dan pengaruhnya sangat besar.

Ciputat, Senin, 22 Juli 2019

Ustzh. Hj. Dra. Tatu Uyainah

Page 101: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Hasil Wawancara Guru Fikih

Nama Guru Fikih : Ibu Tatu Uyainah

Hari/tanggal : Kamis 01/08/2019

Waktu : 09.40 WIB- selesai

Tempat : Kantor sekolah

Metode demonstrasi dalam pembelajaran fikih Bab thaharah materi tayamum

1. Bagaimana cara ibu mengimplementasikan metode demonstrasi Bab Thaharah materi

tayamum ?

Jawab :

Mengimplementasikan metode demonstrasi materi tayamum, yang pertama

menjelaskan materi tayamum, harus mengetahui ayat Al-Qur’an secara tertulis untuk

tayamum, mempraktekkan tata cara tayamum yang di pimpin oleh guru dan diikuti oleh

peserta didik, setelah guru mempraktekkan lalu peserta didik dibagi kelompok yang

terdiri 4 0rang kemudian setiap kelompok maju untuk mempraktekkan dan

pengambilan nilai.

2. Apa saja faktor penghambat yang dihadapi guru dalam menggunakan metode

demostrasi dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah tentang tayamum ?

Jawab :

Sebenarnya tidak terlalu banyak kendala, akan tetapi karena tayamum jarang

dipraktekkan didalam kehidupan sehari-hari maka kurangnya pengetahuan siswa

tentang tata cara tayamum, bukan hanya anak-anak bahkan orang tua banyak yang

belum memahami tayamum.

3. Apakah dengan menggunakan demonstrasi membuat siswa paham dalam praktek

tayamum ?

Jawab : Insyallah dengan menggunakan metode demonstrasi menjadi maksimal

pengetahuan siswa.

Page 102: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

4. Alat apa saja yang dibutuhkan ketika menggunakan metode demonstrasi Bab Thaharah

materi tayamum ?

Jawab :

Alat yang digunakan adalah bedak tabur untuk mencontohkan debu atau menggunakan

dinding yang ada disekolah.

5. Bagaimana cara memberi penilaian terhadap peserta didik, di dalam proses belajar

menggunakan metode demonstrasi Bab Thaharah materi tayamum ?

Jawab :

Peniliannya adalah bagus prakteknya, bagus bacaan niatnya. Berdasarkan kesepakatan

yang paling tinggi nilianya adalah 90.

6. Apa saja kelebihan dan kekurangan menggunakan metode demonstrasi dalam Bab

Thaharah Materi tayamum ?

Jawab :

Kelebihan metode demonstrasi pada materi tayamum adalah siswa memahami tata cara

tayamum, bisa membedakan tata cara wudu dan tayamum, mengetahui

diperbolehkannya tayamum ketika sakit, musim kemarau, keadaan darurat dan tidak

ada air. Sedangkan kekurangannya siswa cepat lupa praktek tayamum karena jarang di

implementasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

7. Apakah metode demonstrasi dapat memberikan pembelajaran yang efektif dan efesien

didalam pembelajaran fikih pada materi tayamum ?

Jawab :

Lebih efektif praktek dibandingkan dengan tulisan.

Ciputat, Kamis 01 Agustus 2019

Ustzh. Hj. Dra. Tatu Uyainah

Page 103: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Hasil Wawancara Guru Fikih

Nama Guru Fikih : Ibu Tatu Uyainah

Hari/tanggal : Kamis, 01 Agustus 2019

Waktu : 09.40 WIB- selesai

Tempat : Kantor sekolah

Metode demonstrasi dalam pembelajaran fikih Bab thaharah materi istinja’

1. Bagaimana cara ibu/bapak mengimplementasikan metode demonstrasi Bab Thaharah

materi istinja’ ?

Jawab :

Menjelaskan materi istinja, memberikan gambaran ketika membuang air kecil atau

besar, memberikan penjelasan tentang istinja yang baik contoh seperti jongkoknya laki-

laki dan perempuan, guru memberikan do’a setelah beristinja.

2. Apa saja faktor penghambat yang dihadapi guru dalam menggunakan metode

demostrasi dalam pembelajaran fikih Bab Thaharah materi istinja ?

Jawab :

Tidak ada faktor pengahambat yang dihadapi.

3. Apakah dengan menggunakan demonstrasi membuat siswa paham dalam praktik

istinja’ ?

Jawab :

Insyallah dengan penggunaan metode demonstarsi membuat paham siswa, karena

mereka mengetahui bagaimana tata cara istinja yang baik dan benar.

4. Alat apa saja yang dibutuhkan ketika menggunakan metode demonstrasi Bab Thaharah

materi istinja ?

Jawab :

Alat yang digunakan adalah batu, air dan tulang akan tetapi karena sekarang zaman

modern menggunakan tisu basah.

Page 104: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

5. Bagaimana cara memberi penilaian terhadap peserta didik, di dalam proses belajar

menggunakan metode demonstrasi Bab Thaharah materi istinja ?

Jawab :

Cara memberi peniliannya mengetahui tata cara istinja dengan baik.

6. Apa saja kelebihan dan kekurangan menggunakan metode demonstrasi dalam Bab

Thaharah Materi istinja ?

Jawab :

Kelebihanya adalah siswa memahami tata cara istinja dengan benar.

7. Apakah metode demonstrasi dapat memberikan pembelajaran yang efektif dan efesien

didalam pembelajaran fikih pada materi istinja ?

Jawab :

Dengan menggunkan metode demonstrasi memberikan pembelajaran yang efektif dan

efesien, penggunaan metode demonstrasi bukan hanya pada Bab Thaharah saja akan

tetapi seperti membaca Al-Qur’an, sholat, harus dilakukan dengan praktek.

Ciputat, Kamis 01 Agustus 2019

Ustzh. Hj. Dra. Tatu Uyainah

Page 105: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Hasil Wawancara Siswa

Nama : Andina

Kelas : 7 AK

Tempat : Ruang kelas

1. Apakah paham ketika seorang guru menjelaskan materi wudu, tayamum dan istinja

dengan menggunakan metode demostrasi atau praktek ?

Jawab : ya, saya paham

2. Apakah ketika berwudu membaca bacaan doa-doa wudu dari niat, membasuh muka,

membasuh kedua tangan, mengusap kepala, membasuh kaki, dan bacaan doa setelah

berwudu ?

Jawab : Terkadang untuk membaca niat pernah lupa, tetapi tata caranya selalu

berurutan dan tidak lupa

3. Apa yang anda lakukan ketika berwudu kemudian tidak ada air ?

Jawab :

Saya akan melakukan tayamum

4. Apakah anda paham tentang tayamum, Bagaimana tata cara tayamum ?

Jawab : Ya saya paham, Dapat menggunakan debu, niat, lalu menyebarkannya pada

bagian tubuh yang wajib, muka dan telapak tangan.

5. Bagaimana tata cara beristinja dengan baik ?

Jawab : Dapat menggunakan daun kering, lalu diusap pada bagian yang ingin

dibersihkan.

Ciputat, 07 Agustus 2019

Siswa Mts Islamiyah Ciputat

Page 106: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Hasil Wawancara Siswa

Nama : Iqnassya putri kimko

Kelas : 7 AK

Tempat : Ruang kelas

1. Apakah paham ketika seorang guru menjelaskan materi wudu, tayamum dan istinja

dengan menggunakan metode demostrasi atau praktek ?

Jawab : Iya, saya paham

2. Apakah ketika berwudu membaca bacaan doa-doa wudu dari niat, membasuh muka,

membasuh kedua tangan, mengusap kepala, membasuh kaki, dan bacaan doa setelah

berwudu ?

Jawab : Iya saya berwudu membaca bacaan doa-doa wudu dari niat, membasuh muka,

membasuh kedua tangan, mengusap kepala, membasuh kaki, dan bacaan doa setelah

berwudu

3. Apa yang anda lakukan ketika berwudu kemudian tidak ada air ?

Jawab : Saya akan melakukan tayamum

4. Apakah anda paham tentang tayamum ? Bagaimana tata cara tayamum ?

Jawab : Iya saya paham, dapat menggunakan debu yang bersih, niat tayamum, kemudia

n diusapkan ketangan dan muka

5. Bagaimana tata cara beristinja dengan baik ?

Jawab : Ketika sedang buang air kecil atau besar bisa menggunkan daun, batu, air, tisu

Ciputat, 07 Agustus 2019

Siswa Mts Islamiyah Ciputat

Page 107: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Hasil Wawancara Siswa

Nama : Uswa Yulianida

Kelas : 7 AK

Tempat : Ruang kelas

1. Apakah paham ketika seorang guru menjelaskan materi wudu, tayamum dan istinja

dengan menggunakan metode demostrasi atau praktek ?

Jawab : Iya, saya paham dan guru melakuka praktek

2. Apakah ketika berwudu membaca bacaan doa-doa wudu dari niat, membasuh muka,

membasuh kedua tangan, mengusap kepala, membasuh kaki, dan bacaan doa setelah

berwudu ?

Jawab : Iya, saya berwudu membaca bacaan doa-doa wudu dari niat, membasuh muka,

membasuh kedua tangan, mengusap kepala, membasuh kaki, dan bacaan doa setelah

berwudu

3. Apa yang anda lakukan ketika berwudu kemudian tidak ada air ?

Jawab : Saya melakukan tayamum

4. Apakah anda paham tentang tayamum ? Bagaimana tata cara tayamum ?

Jawab : Melakukan tayamum dengan cara menempelkan ke debu yang bersih kemudian

niat, mengusupkan ke tangan dan muka.

5. Bagaimana tata cara beristinja dengan baik ?

Jawab : Dengan menggunkan daun atau menggunakan batu dll

Ciputat, 07 Agustus 2019

Siswa Mts Islamiyah Ciputat

Page 108: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Hasil Wawancara Siswa

Nama : Nurmillati Sari Putri Madinah

Kelas : 7 AK

Tempat : Ruang kelas

1. Apakah paham ketika seorang guru menjelaskan materi wudu, tayamum dan istinja

dengan menggunakan metode demostrasi atau praktek ?

Jawab : Iya, saya paham dan guru melakuka praktek

2. Apakah ketika berwudu membaca bacaan doa-doa wudu dari niat, membasuh muka,

membasuh kedua tangan, mengusap kepala, membasuh kaki, dan bacaan doa setelah

berwudu ?

Jawab : Iya, saya membacanya

3. Apa yang anda lakukan ketika berwudu kemudian tidak ada air ?

Jawab : Melakukan tayamum dengan debu yang suci

4. Apakah anda paham tentang tayamum ? Bagaimana tata cara tayamum ?

Jawab : Tempelkan kedua telapak tangan pada benda tidak terlalu berdebu, niat, lalu

basuhkan ketangan yang sudah ditempelkan debu-debu halus ketangan kanan maupun

kiri, lalu tempalkan lagi debu dan basukan ke muka

5. Bagaimana tata cara beristinja dengan baik ?

Jawab : Di basuh dengan air

Ciputat, 07 Agustus 2019

Siswa Mts Islamiyah Ciputat

Page 109: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

Hasil Wawancara Siswa

Nama : Nadiyah Lulu Andiany

Kelas : 7 AK

Tempat : Ruang kelas

1. Apakah paham ketika seorang guru menjelaskan materi wudu, tayamum dan istinja

dengan menggunakan metode demostrasi atau praktek ?

Jawab : Paham karena bisa mengetahui tata caranya.

2. Apakah ketika berwudu membaca bacaan doa-doa wudu dari niat, membasuh muka,

membasuh kedua tangan, mengusap kepala, membasuh kaki, dan bacaan doa setelah

berwudu ?

Jawab : Iya, setiap berwudu dan setiap melakukan sholat

3. Apa yang anda lakukan ketika berwudu kemudian tidak ada air ?

Jawab : Bertayamum dan sebelum tayamum membaca niat tayamum terlebih dahulu

4. Apakah anda paham tentang tayamum ? Bagaimana tata cara tayamum ?

Jawab : Ya saya paham, niat, mengambil debu sedikit lalu ditiup, mengusapkan

ketangan sampai siku lalu muka.

5. Bagaimana tata cara beristinja dengan baik ?

Jawab : Membersihkannya dengan air, batu, tulang, tisu.

Ciputat, 07 Agustus 2019

Siswa Mts Islamiyah Ciputat

Page 110: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 111: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 112: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 113: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 114: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 115: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 116: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 117: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 118: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 119: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 120: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 121: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 122: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 123: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 124: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 125: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 126: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 127: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 128: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 129: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas

LAMPIRAN 6

Page 130: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 131: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 132: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 133: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 134: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 135: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 136: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 137: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 138: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 139: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas
Page 140: IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47448/1/Riri Roiqoh... · simulasi dalam Pembelajaran Fikih pada Siswa Kelas