implementasi mekanism legal di kota palembang

35
  LAPORAN PENELITIAN TINJAUAN UMUM IMPLEMENTASI : MEKANISM LEGAL ( IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS ) DI KOTA PALEMBANG OLEH : Ir . H. Ch airul Murod, MT. dkk DIBIAYAI OLEH DANA DIPA UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN NOMOR : 2909 RT / PT 11.1.1 /N/ 2005 TANGGAL : 1 JULI 2005 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2005

Upload: rasthoen

Post on 04-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Implementasi Mekanism Legal Di Kota Palembang

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PENELITIAN

    TINJAUAN UMUM

    IMPLEMENTASI : MEKANISM LEGAL ( IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS )

    DI KOTA PALEMBANG

    OLEH :

    Ir . H. Chairul Murod, MT. dkk

    DIBIAYAI OLEH DANA DIPA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    TAHUN ANGGARAN 2005

    DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN

    NOMOR : 2909 RT / PT 11.1.1 /N/ 2005

    TANGGAL : 1 JULI 2005

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    TAHUN 2005

  • LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

    LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN

    1.a. Judul Penelitian : TINJAUAN UMUM IMPLEMENTASI : MEKANISME -

    LEGAL (IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS)

    DI PALEMBANG

    b. Bidang Ilmu : Teknologi . (Teknik Arsitektur).

    c. Kategori Penelitian : II.

    2. Ketua Peneliti

    a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Chairul Murod, MT.

    b. jenis Kelamin : Laki-laki.

    c. Pangkat / Golongan / NIP : Penata Muda / III.b. / 131 572 475.

    d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli.

    e. Fakultas / Jurusan : Teknik / Arsitektur.

    d. Universitas : Sriwijaya.

    e. Bidang Ilmu yang Diteliti : Arsitektur

    3. Jumlah Tim Peneliti : 1 ( satu ) orang.

    4. Lokasi Penelitian : Palembang.

    5. Jangka Waktu Penelitian : 5 ( Lima ) Bulan

    6. Biaya yang digunakan : Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah ).

    7. Sumber Dana : DIPA Universitas Sriwijaya T.A. 2005.

    Inderalaya, 18 November 2005

    Mengetahui, Ketua Peneliti,

    Dekan Fakultas,

    Dr. Ir. H. Hasan Basri. Ir. Chairul Murod, MT. NIP. 131 416 216 NIP. 131 572 475

    Menyetujui,

    Ketua Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya

    Dr. Ir. Ali Yasmin Adam Wiralaga, Msc. NIP. 130 353 404.

  • TINJAUAN UMUM

    IMPLEMENTASI : MEKANISME LEGAL ( IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS )

    DI KOTA PALEMBANG

    Oleh : Chairul Murod.

    ABSTRAK

    Kota Palembang yang luas wilayahnya sebesar 400,61 KM 2 dengan penduduk

    pada tahun 1995 telah hampir mencapai 1.300.00,- jiwa adalah merupakan salah satu kota

    besar di Indonesia atau kota kedua terbesar di pulau Sumatera. Dengan melihat potensi

    luasan wilayah dan jumlah penduduk, juga PDRB yang meningkat terus menerus tiap

    tahunnya yang mana laju pertumbuhannya mencapai rata-rata 9,20 % untuk periode tahun

    1975 1995 ini, serta potensi sumber daya alam daerah belakangnya, maka kota Palembang akan berkembang pesat dimasa mendatang, ini sudah terlihat adanya

    peningkatan perkembangan di kota Palembang pada tiga tahun terakhir ini.

    Mengingat peningkatan pembangunan kota Palelembang tersebut gina

    mengendalikan perkembangan kota bagi meningkatnya, pembangunan kota, pada tahun

    1994 telah disusun RTRW Kodya Dati II Palembang tahun 1994 2004 dan pada tahun 1994 itu pula RTRW tersebut sudah disyahkan sebagai suatu peraturan daerah. Saat ini

    telah pula selesai disusun 3 ( tiga ) RDTRK dari 3 ( tiga ) bagian wilayah kota Palembang

    dan Peraturan Bangunan Kota Palembang yang tinggal menunggu disyahkan sebagai

    suatu Peraturan Daerah, disamping itu juga telah disusun RTRK RTRK dan RTBL RTBL beberapa kawasan khusus serta ketentuan ketentuan dan atau Peraturan Paeraturan Implementasi Teknik pendukung lainnya.

    Dalam kesempatan ini secara khusu akan ditinjau hal hal yang berkaitan dengan Ketentuan Ketentuan atau Peraturan Paeraturan Implementasi Teknik dengan Mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang bagi Pengendalian

    Pembangunan kotanya. Hal ini akan ditinjau sesuai dengan tulisan Hamid Shirvani dalam

    bukunya Urban Planning Process, khususnya bagian 9 tentang Implementasi : Mekanisme Legal. Dari pembahasan dalam Penelitian ini akan didapat Hipotesa sejauh mana

    pengimplementasiannya dengan segala dukungan dan hambatannya, serta manfaat-manfaat

    yang di dapat.

    KATA KUNCI :

    IMPLEMENTASI, MEKANISME DAN LEGAL

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdullillah hi Robbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT, yang sampai saat ini masih melimpahkan Taufiq dan Hidayah NYA, sehingga dengan ridlo Nya, penelitian ini dapat

    diselesaikan, meskipun berbagai cobaan dan kendala sempat mewarnai penyelesaian

    tulisan ini.

    Penelitian dengan judul : Tinjauan Umum Implementasi Mekanisme Legal ( Implementation : Legal Mechanisms ) di Palembang , dilakukan untuk mencari jawaban sejauh mana pengimplementasiannya dengan segala dukungan dan hambatannya,

    serta manfaat-manfaat yang di dapat.

    Tujuan penelitian ini selain untuk menemukan jawaban tersebut, diharapkan kajian pada

    penelitian ini dapat menghasilkan hal hal yang berkaitan dengan Ketentuan Ketentuan atau Peraturan Paeraturan Implementasi Teknik dengan Mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang bagi Pengendalian Pembangunan kotanya.

    Penelitian ini masih jauh dari sempurna, mengingat keragaman sample yang diambil

    terbatas pada pusat kota Palembang saja, mengingat keterbatasan dana dan waktu, oleh

    sebab itu hasilnya tentu masih perlu dikaji ulang dengan menghasilkan sample-sample dari

    berbagai wilayah, sehingga bias penyimpangan lebih kecil dan akurasi hasilnya akan lebih

    tinggi.

    Apapun hasilnya penelitian ini merupakan tahap awal dalam tinjauannya terhadap hal hal yang berkaitan dengan Ketentuan Ketentuan atau Peraturan Paeraturan Implementasi Teknik dengan Mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang

    bagi Pengendalian Pembangunan kota Palembang, dan semoga dapat ditindak lanjuti untuk penelitian lanjutan.

    Inderalaya, 18 November 2005,

    Peneliti.

  • DAFTAR ISI

    LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN....i

    ABSTRAK...ii

    KATA PENGANTAR.....iii

    DAFTAR ISI....iv

    I. PENDAHULUAN......1 Latar Belakang Maksud dan Tujuan Obyek Tinjauan Metoda dan Proses Sistimatika Pembahasan

    II. TITK PIJAK TINJAUAN dan PENGERTIAN-PENGERTIAN.....4 Implementation : Mechanisms Legal. Teknik Teknik Implementasi menurut Hamid Shirvani

    Incective Zoning. Performance Zoning Special District Transver Development Right.(TDR) Sign Ordinances Interim Ordinances Antidemolition Ordinances Historic Districk Mandated Environmental Design Reviw.

    III. GAMBARAN OBYEK..............................................................................8 RTRw Kodya Dati II Palembang. RTRK RTRK Kawasan Khusus / Tertentu RTBL Kawasan Tertentu Tinjauan Peraturan Bangunan Kodya Dati II Palembang

    IV. PEMBAHASAN PENGKAJIAN..................................................12 4.1.1. Incective Zoning 4.1.2. Performance Zoning 4.1.3. Special District 4.1.4. Transver Development Right.(TDR) 4.1.5. Sign Ordinances 4.1.6. Interim Ordinances 4.1.7. Antidemolition Ordinances 4.1.8. Historic Districk 4.1.9. Mandated Environmental 4.1.10. Design Reviw.

  • V. KESIMPULAN....19 Kesimpulan Rekomendasi

    DAFTAR PUSTAKA......21

    LAMPIRAN FOTO / GAMBAR........22

    MATRIK PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK IMPLEMENTASI......................23

    LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN................................................24

    PERSONALIA PENELITI......26

    RIWAYAT HIDUP PENELITI..27

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG.

    Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dan teknologi di Indonesia

    dewasa ini, kota-kota di Indonesia, khususnya di kota besarnya berkembang dengan

    pesat pula, sebagai akibat meningkatnya perkembangan di bidang perkotaan yang

    berpacu dengan pembangunan di bidangnya lainnya. Tidak jarang dengan

    meningkatnya pembangunan di bidang perkotaan tersebut menghasilkan

    perkembangan kota yang meluas dan tidak terkendali sehingga menimbulkan

    permasalahan peeemasalahan bagi kota tersebut, misalnya timbulnya pencemaran

    kota akibat dikendalikannya pembangunan perindustrian, banyak daerah daerah dan

    atau kawasan-kawasan lindung dibangun untuk fungsi ekonomi tanpa menghiraukan

    dampak yang akan diakibatkannya, bangunan bangunan bersejarah dan bernilai

    arsitektur tinggi dirobohkan diganti dengan bangunan bangunan baru sehinga kota

    tersebut kehilangan nilai nilai kesejarahannya dan nilai arsitektur yang dimiliki

    sebelumnya.

    Untuk mengendalikan pembangunan kota agar perkembangan kotra terarah

    dan terkendali, dan tidak menimbulkan dampak negative bagi kota tersebut,

    diperlukan suatu sistim pendekatan perencanaan dan perancangan kota dan penetapan

    alat alat pendukung bagi pengimplementasian perencanaan dan perancangan kota

    tersebut . Di Indonesia berdasarkan UU No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

    setiap wilayah sesuai hirarkinya harus disususn Rencana Tata Ruang wilayahnya,

    untuk kodya / kota, adalah Rencana Tata Ruang wilayah Kodya / Kota disamping

    juga bentuk Perencanaan dan Perancangan Perkotaan lainnya ( mencakup Urban

    Planning Urban Design ). Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya diperlukan

    adanya ketentuan ketentuan , perasturan peraturan, atau hukum hukum yang

    disebut dengan teknik teknik implementasi ( Implementation Techniques ) dengan

    mekanisme yang bersifat legal guna mendukung pengimplementasian dari semua

    bewntuk perencanaan dan perancangan perkotaan tersebut.

  • Kota Palembang dalam pengendalian kotanya pada tahun 1994 telah

    menyusun RTRw Kodya Dati II Palembang tahun 1994 2004 dan telah disyahkan

    sebagai suatu peraturan daerah. Pada tahun 1996 telah disususn Peraturan Bangunan

    Kota Palembang yang juga telah disyahkan sebagai peraturan daerah. Saat ini telah

    pula selesai disusun 3 (tiga) RDTRK, dari 3(tiga) bagian Wilayah kota Palembang

    yang tinggal menunggu disyahkan sebagai suatu peraturan daerah, disamping sedang

    disusun RTRK RTRK dan RTBL RTBL beberapa kawasan tertentu, , serta

    ketentuan ketentuan dan atau Peraturan Peratuaran, Teknik teknik Implementasi

    pendukungnya lainnya.

    Dari kebutuhan perangkat pengendalian pembangunan kota, kelihatannya

    kota Palembang telah berusaha untuk memepersiapkannya, namun apakah yang

    sudah dipersiapkan tersebut sudah cukup dan bagaimana pula implementasinya, ini

    yang biasanya sering di pertanyakan.

    1.2. MAKSUD DAN TUJUAN.

    Untuk menjawab pertanyaan seperti yang diuraikan dalam latar belakang,

    maka dalam kesempatan ini secara khusus akan meninjau hal-hal yang berkaitan

    dengan Ketentuan Ketenruan dan atau peraturan Peraturan, Teknik teknik

    implementasi dengan mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang bagi

    pengendalian pembangunan kotanya. Disini akan ditinjau teknik teknik

    implementasi apa saja yang telah dimiliki dan sejauh mana dan bagaimana

    pengimplementasiannya dengan segala factor pendukung dan hambatannya serta

    sejauh mana pemanfaatannya.

    1.3. OBYEK TINJAUAN.

    Dalam tinjauan sejauh mana implementasi dari ketentuan ketentuan dan

    peraturan peraturan, teknik teknik implementasi yang telah dimiliki dan

    dijalankan di kota Palembang bagi mendukung pembangunan kota Palembang dalam

    pembahasan ini sebagai obyek yang akan ditinjau adalah segala bentuk ketentuan

    ketentuan dan atau peraturan peraturan teknik teknik implementasi yang telah

  • dimiliki dan dijalankan kota Palembang, baik berupa peraturan peraturan tersendiri

    maupun yang terkandung atau yang ada dalam bentuk perencanaan perencanaan

    kota bagi mendukung pengendalian pembangunan kota, ini meliputi : RTRw Kodya

    Dati II Palembang tahun 1994 2004, Peraturan Bangunan Kota Palembang tahun

    1996, RTRK RTRK dan RTBL yang telah disusun untuk kawasan tertentu ,

    disamping obyek berupa fakta fakta yang ada dilapangan.

    1.4. METODE DAN PROSES SISTIMATIKA PEMBAHASAN.

    Dalam meninjau teknik teknik implementasi apa saja yang telah dimiliki

    dan sejauh mana dan bagaimana pengimplementasian dengan segala factor

    pendukung dan hambatannya dan sejauh mana pula manfaatnya dalam pengendalian

    pembangunan kota Palembang khususnya ini akan ditinjau berdasarkan suatu tulisan

    atau literature tertentu.

    Adapun proes - sistimatika pembahasan dalam tulisan ini dimulai dengan

    penetapan dasar dasar pembahasan yang dimuat dalam bagian 1 meliputi : Latar

    Belakang, Maksud dan Tujuan, Obyek Tinjauan, dan Metoda Proses sistimatika

    pembahasan dan bagian II merupakan titik Pijak Tinjauan, Pengumpulan dan

    Kompilasi Data yang dimuat dalam bagian III, sebagai berikut Gambaran Obyek

    yang Ditinjau, Pembahasan Pengkajian Obyek Tinjauan atas dasar titik pijak

    tinjauan sedangkan yang dimuat dalam bagian IV, dan terakhir Kesimpulan dan

    Rekomendasi sebagai hasil dari bahasan tulisan ini yang dimuat dalam bagian V.

  • BAB II

    TITIK PIJAK TINJAUAN DAN

    PENGERTIAN PENGERTIAN.

    Dalam tinjauan teknik teknik implementasi apa saja yang telah dimiliki

    dan sejauh mana serta bagaimana pengimplementasian dengan segala factor pendukung

    dan hambatannya dan sejauh mana pula hambatannya adalah didasari tulisan Hamid

    Shirvani tersebut telah dikembangkan kkonsep konsep dasar zoning : Incentive Zoning,

    Performance Zoning, dan Developmen Rights (TDR), Sign Ordinances, Interim

    Ordinances, Antidemolition Ordinances, Historic District Ordinance, Mandated

    Environmental Impacts Report, dan Design Review sebagai suatau pendekatan dalam

    pengendalian pembangunan kota 1

    Dari tititk pijak tinjauan diatas, perlu dijabarkan terlebih dahulu beberapa

    pengertian dasar yang terkandung dalam tulisan Hamid Shirvani tersebut, seperti yang

    diuraikan berikut ini.

    2.1. IMPLEMENTATION : MEKANISME LEGAL

    Sesuai yang terkandung dalam tulisan Hamid Shirvani tentang

    Implementation : Mekanisme Legal dan juga dari data sekunder lainnya, seperti

    peraturan tentang penggunaan tata ruang, baik di tingkat nasional, maupun daerah,

    yang dimaksud dengan implementation : mekanisme legal disini, segala seuatu

    peraturan peraturan, ketentuan ketentuan dan atau hokum hokum dalam

    perencanaan dan perancangan kota yang disebut dengan teknik teknik implementasi

    (Implementation Techniques) yang dijalankan dengan mekanisme legal (legal

    mechanism) sebagai alat control bagi pengendalian pembangunan kota.

    2.2. TEKNIK-TEKNIK IMPLEMENTASI MENURUT HAMID SHIRVANI.

    1 Shirvani, Hamid, Urban Design Proses, Implementation : Mekanisme Legal, Chapter 9, page 168

  • 2.2.1. Incective Zoning.

    Incective Zoning adalah pemberian kemudahan-kemudahan atau

    memberikan suatu bonus, misalnya keringanan atau ketentuan ketentuan KDB

    kepada pengembang yang mau menyediakan fasilitas umum, seperti plasa plasa

    ruang ruang terbuka , jalan setapak- jalan setapak dan lain lain yang akan

    membangun suatu bangunan atau kawasan atau daerah tertentu.

    2.2.2. Performance Zoning

    Performance Zoning adalah, ketentuan ketentuan yang ditetapkan bagi

    standar standar perancangan yang berkaitan dengan kenyamanan, kenikmatan,

    keamanan, dan atau keselamatan, khususnya bagi standar standar dari kondisi

    kondisi fisik yang dapat diukur, seperti : sinar Matahari, Kebisisngan, Getaran,

    Kapasitas Infra Struktur dan lain lain, juga yang tidak dapat diukur, seperti Bau.

    Hal ini ditujukan teriutama pada bangunan atau kawasan yang cenderung atau

    potensi menggagnggu lingkungan misalnya kawasan Industri yang harus dibatasi

    oleh suatu daerah penyangga, bangunan bangunan tinggi yang dapat memutus

    pandangan dan lain lain.

    2.2.3. Special District

    Special District adalah ketentuan ketentuan khusus yang ditetapkan bagi

    pengembangan dan pembangunan kawasan kawasan / daerah daerah khusus

    yang perlu dilindungi atau kawasan kawasan / daerah daerah yang

    perkembangnannya cukup atau sangat pesat sehingga perlu dikendalikan

    perkembangannya. Perlindungan disini, adalah terhadap kandungan nilai nilai

    budaya yang tinggi, sumber sumber daya alam yang mempengaruhi

    kelangsungan hidup, dan cirri karakter khusus, seperti : daerah sumber air baku

    sungai, resapan air rawa, lahan produktif, waterfront, dll.

    2.2.4. Transfer Development Rights (TDR).

    Transfer Development Rights adalah ketentuan ketentuan bagi pengalihan

    hak membangun dari suatu kawasan / daerah atau bangunan tertentu, yang

    misalnya ditetapkan untuk dilindungi ke kawasan / daerah lain atau di tumpuk

    pada pada bangunan lain.

  • 2.2.5. Sign Ordinances.

    Sign Ordinances adalah ketentuan ketentuan yang mengatur tentang papan

    papan nama papan nama gedung, papan nama reklame, dan papan papan tanda

    lainnya guna menjaga keharmonisan, kenyamanan visual, dan perlindungan

    lanskap dan urbanskap, yang dapat terganggu oleh keberadaan papan papan

    nama gedung , papan reklame, dan papan papan tanda lainnya tersebut.

    2.2.6. Interim Ordinances

    Interim Ordinances adalah ketentuan ketentuan yang bersifat sementara

    bagi penundaan / panengguhan pembangunan pada suatu area tertentu, yang

    menyangkut suatu ketentuan atau beberapa ketentuan yang ada, misalkan anti

    demolition ordinances, atau batasan batasan pembangunan baru di dalam

    lingkungan lingkungan tertentu dimanan penggunaan lahannya berubah.

    2.2.7. Antidemolition Ordinances.

    Antidemolition Ordinances adalah ketentuan ketentuan yang melarang

    perobohan atau pembongkaran suatu bangunan dengan alas an apapun kecuali

    bila memang akan membahayakan masyarakat. Ketentuan ketentuan ini untuk

    melindungi bangunan bersejarah dan bernilai arsitektur tinggi atau mencegah

    meksud maksud mencari keuntungan ekonomi dari pengembang.

    2.2.8. Historic District.

    Historic District. adalah ketentuan ketentuan yang hamper sama dengan

    Special District, akan tetapi inimlebih ditujukan kepada daerah daerah dan

    ataubangunan yang bersejarah. Dalam hal ini dapat pada suatu kawasan dan

    dengan bangunan bangunannya yang bersejarah dijaga dengan menjadikan

    bangunan bersejarah tersebut sebagai latar belakang yang menonjol dari daerah

    tersebut, misalkan ia dijadikan sebagai frame dari bangunan lain yang

    mengelilinginya.

    2.2.9. Mandated Environmental Impact Reports.

    Mandated Environmental Impact Reports adalah ketentuan ketentuan

    yang mengatur tentang gangguan gangguan terhadap lingkungan akibat

    terjadinya aktivitas pembangunan kota, mulai dari persiapan, pelaksanaan

  • konstruksi dan sampai dengan penggunaannya, missal pengaruh transportasi,

    pemancangan dan pembongkaran.

    2.2.10. Design Review.

    Design Review adalah merupakan teknik evaluasi penilaian dari suatu

    perencanaan perancangan kota.

  • BAB III.

    GAMBARAN OBYEK

    3.1. RTRw KODYA DATI II PALEMBANG.

    Dalam RTRw. Ini sesuai dengan sifatnya yang masih umum tidak mengatur

    ketentuan ketentuan berupa teknik teknik implementasi seperti yang dimaksud pada

    tulisan ini bagi pengendalian pembangunan kota dan atau kawasan kawasan kota,

    yang berkaitan dengan hal ini hanya berupa penetapan penggunaannya saja dan arahan

    umumnya.

    Dalam kaitannya dengan tulisan ini dalam RTRw ini telah ditetapkan

    beberapa kawasan kawasan khusus / tertentu, baik yang berfungsi khusus / tertentu

    ataupun yang perkembangannya pesat atau akan dipacu pengembangannya , lihat

    gambar 01; juga terdapat arahan bagi perlindungan bangunan bangunan bersejarah

    secara umum, yang lebih lanjut harus diadakan studi bagi penetapan bangunan

    bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya yang harus di lindungi, dipreservasi

    atau dikonservasi.

    GBR.01. PETAWILAYAH PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

  • 3.2. RTRK - RTRK KAWASAN KHUSUS / TERTENTU.

    Sebenarnya kalau untuk Kodya DATI II Palemabng ini ada beberapa

    kawasan kawasan yang telah disususn RTRKnya, namun dari RTRK RTRK tersebut

    hamper kesemuanya kurun waktunya telah berlalu, sedangkan yang baru disususn,

    hanya satu kawasan, namun belum disyahkan sebagai peraturan daerah.

    Dari RTRK RTRK yang telah disusun tersebut juga belum banyak

    memuat ketentuan ketentuan berupa teknik teknik implementasi seperti yang

    dimaksud dalam tulisan ini, sedangkan yang sudah dimuat materinya belum mendalam

    benar.

    3.3. RTBL KAWASAN TERTENTU.

    Dari beberapa kawasan kawasan tertentu yang ditetapkan dalam RTRw

    KODYA DATI II Palembang tahun 1994 2004 baru kawasan Civic Center Kota.

    Yang telah disusun RTBL.

    Kawasan Civic Centre kota ini merupkan kawasan yang termasuk kawasan

    dalam pusat kota, terdiri dari kawasan yang dikenal dengan sebutan Kawasan Benteng

    Kuto Besak dan kawasan Pasar 16 ILIR. Kawasan ini adalah merupakan kawasan

    bersejarah bagi kota Palembang, disinilah pusat pemerintahan dan daerah pertahanan

    Kesultanan Palembang, dibawah Sultan Mahmud Badarudin. Di dalam kawasan ini

    terdapat beberapa bangunan bersejarah, yaitu Benteng Kuto Besak sebagai satu

    satunya benteng pribumi di Indonesia yang masih ada yang dibuat pada masa

    kesultanan Sultan Mahmud Badarudin II, Kantor Ledeng yang tadinya fungsinya

    sebagai menara air yang sekarang menjadi balai kota adalah merupakan sedikit

    bangunan peninggalan kolonial yang masih ada yang mempunyai nilai arsitektur yang

    tinggi, dan rumah siput yang juga sebagai peninggalan sultan Mahmud Badarudin II

    yang masih ada yang mempunyai nilai arsitektural hybrid antara asia dan barat, antara

    rumah tradisional limas dan bangunan dengan gaya Belanda peninggalan Konial.

    Pada kawasan civic Centre inilah terletak jembatan Nusi yang dikenal

    sebagai lambing kota yang menghubungkan bagian ILIR dan ULU kota yang dibelah

    oleh sungai Musi lihat gambar 02

  • Dalam RTBL kawasan ini baik dalam RPB dan PPB nya termuat beberapa

    ketentuan ketentuan, berupa teknik teknik implementasi seperti yang dimaksud

    dalam tulisan ini. Ketentuan ketentuan tersebut antara lain, terutama berkaitan

    dengan : Performance Zoning, Sign Ordinances, Antidemolition Ordinance,

    Historict District Ordinances. Ketentuan ketentuan ini materinya cukup mendalam,

    namun sampai sekarang belum disyahkan sebagai peraturan daerah ataupun ditetapkan

    sebagai keputusan walikota, sehingga dalam implementasinya mengalami hambatan.

    3.4. TINJAUAN PERATURAN BANGUNAN KODYA. DATI II PALEMBANG

    Pada awal tahun 1996 ini telah selesai disususn Peraturan Bangunan

    Setempat (PBS) untuk kota Palembang yang telah disyahkan sebagai peraturan daerah,

    sudah disetujui DPRD Kodya Dati II Palembang tinggal menunggu pengesahan

    Gubernur Propinsi Dati I Sumatera Selatan.

    Dalam PBS kota Palembang ini memang memuat beberapa ketentuan

    ketentuan, berupa teknik teknik implementasi seperti yang dimaksud dalam tulisan

  • ini, Performance zoning , Sign Ordinances, Antidemolition Ordinances, Historict

    District Ordinance, juga Mandated Environmental Impacts Reports, namun dalam

    PBS itu materinya masih kurang mendalam dan masih bersifat umum.

  • BAB IV

    PEMBAHASAN PENGKAJIAN.

    4.1. INCECTIVE ZONING.

    Dilihat dari materi materi yang terkandung dalam peraturan Bangunan

    Kota Palembang tahun 1996, RTRK RTRK dan RTBL RTBL kawasan kawasan,

    teknik Implementasi yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai Incective

    Zoning ini tidak tercakup di dalamnya. Jadi dalam pengendalian pembangunan kota

    Palembang tidak atau belum mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti

    yang dimaksud dengan Incective Zoning ini.

    Hal ini terlihat dengan belum adanya ketentuan ketentuan mengenai

    Incective Zoning ini, fasilitas umum, seperti : Lapangan lapangan olah raga,

    lapangan lapangan bermain dan ruang terbuka hijau, plaza plaza, dan yang lainnya

    kota di kota Palembang agak terbatas, karena hamper semua fasilitas umum yang ada

    dibangun dengan biaya pemerintah kodya Dati ii Palembang yang tentunya dananya

    terbatas. Pengembang hanya terbatas memenuhi fasilitas umum dari Real Estate yang

    dibabgunnya saja, sesuai dengan syarat syarat yang telah disetujui dalam rancangan

    tapaknya, itupun terbatas sekali, bahkan tidak jarang ada pengembang yang

    menghindar untuk menyediakan fasilitas umum tersebut. Dari sekian kawasan

    kawasan Real Estate di kota Palembang, hanya satu yang dianggap cukup memenuhi

    penyediaan fasilitas umumnya.

    4.2. PERFORMANCE ZONING

    Dalam RTBL kawasan Civic Centre dan Peraturan Bangunan kota

    Palembang secara umum terkandung ketentuan ketentuan seperti yang dimaksudkan

    dengan Performance Zoning ini, walaupun secara tidak langsung, yang umumnya

    disiratkan dalam ketentuan harus mengacu ketentuan pada syarat syarat teknik

    perancangan bangunan yang menyaratkan harus memenuhi ketentuan tentang ini.

    Karena ketentuannya tidak terkandung langsung pada ketentuan yang ada

    khususnya pada peraturan bangunannya, sedangkan pada RTBL walau ditetapkan

    secara langsung dan materinya cukup mendalam, namun belum ada landasan

  • hukumnya, sehingga dalam implementasi ketentuan ini mengalami hambatan ,

    ditambah lagi dengan sistim kontrol perancangan dan pembangunan yang juga belum

    begitu baik. Jadi kesemuanya terpulang pada siperancang dan pemiliknya.

    Contoh yang memperlihatkan akan hal ini, adalah suatu industri pupuk atau

    yang dikenal dengan pabrik Pupuk Sriwijaya yang terletak di tepi sungai Musi, di

    ujung Timur Kota, karena tidak ada daerah penyangga hijau / Green Belt walau

    ketentuan ini ada direncana Induk kota 1974 1994, dan dipertegas dalam RTRw

    Kodya Dati II Palembang tahun 1994 2004, akibatnya terjadi polusi bau terhadap

    daerah sekitar dengan radius 5 sampai 10 Km, tergantung arah angina pada saat itu;

    begitu juga terjadi pencemaran sungai dikarenakan sistim buangan limbah cair ke

    sungai yang kurang baik, sehingga sering terjadi banyak ikan ikan yang mati di

    perairan sekitarnya.

    4.3. SPECIAL DISTRICT.

    Di dalam RTRW Kodya Dati II Palembang tahun 1994 2004 telqh

    ditetapkan kawasan kawasan atau daerah daerah yang bersifat khusus yang dalam

    GBR. 04. LOKASI PT PUSRI DEKAT DENGAN PEMUKIMAN

  • pengembangan dan ataupun pembangunan yang diatur secara khusus pula. Namun baru

    satu kawasan yang disusun RTBL nya, yaitu kawasan Civic Centre, dimana

    terkandung ketentuan ketentuan seperti yang dimaksud dengan Special District ini.

    Akan tetapi ketentuan ketentuan yang ada tersebut belum ada landasan hukumnya,

    misalnya sebagai Perda atau keputusan walikota, sehingga dalam implementasinya

    mengalami hambatan. Sebagai contoh di kawasan inimterdapat rumah sakit AK Gani

    yang dalam tiga tahun ini sedang dikembangkan diperluas, namun perluasannya

    tersebut merusak dinding Benteng Kuto Besak yang telah ditetapkan sebagai bangunan

    yang dilindungi sebagai benda / bangunan cagar budaya.

    4.4. TRANSFER DEVELOPMENT RIGHTS (TDR).

    Dilihat dari materi materi yang terkandung dalam Peraturan Bangunan

    Kota Palembang tahun 1996, RTRK RTRK dan RTBL RTBL. Kawasan kawasan,

    teknik implementasinya yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai TDR ini

    seperti halnya Incective Zoning tidak tercakup di dalamnya. Jadi dalam pengendalian

    pembangunan kota Palembang tidak atau belum mengenal atau menggunakan teknik

    implementasi seperti yang dimaksud dengan TDR ini.

    Teknik Implementasi dari TDR ini perlu di susun untuk kota Palembang ini

    untuk menjaga agar pada suatu kondisi tertentu bila terjadi hal hal yang dapat

    merugikan pihak pengembang, misalnya pada suatu kawasan , pengembangan telah

    diberikan sesuatu hak bagi pengembang kawasan tertentu kemudian terjadi perubahan

    penggunaan kawasan tersebut atau ditetapkan sebagai kawasan lindung, maka agar

    pihak pengembang tidak dirugikan , pemerintah kota dapat mengalihkan hak tersebut

    ke kawasan lain, dengan demikian pemerintah kota tidak berlaku semena mena,

    menghargai sesuatu hak pihak lain. Jadi teknik implementasi dari TDR ini perlu

    diperkenalkan dan dimasyarakatkan.

    4.5. SIGN ORDINANCES.

    Sama halnya dengan Performance Zoning dalam RTBL kawasan Civic

    Centre dan Peraturan Bangunan kota Palembang secara umum terkandung ketentuan

  • ketentuan seperti yang dimaksudkan dengan Sign Ordinance, walaupun secara tidak

    langsung, yang umumnya disiratkan dalam ketentuan harus mengacu ketentuan pada

    syarat syarat teknik perancangan bangunan yang harus memenuhi ketentuan tentang

    ini.

    Karena ketentuannya tidak terkandung secara langsung pada ketentuan yang

    ada khususnya pada peraturan bangunannya., sedangkan pada RTBL walau ditetapkan

    secara langsung dan materinya cukup mendalam, namun belum ada landasan

    hukumnya sehingga dalam implementasi ketentuan ini mengalami hambatan ,

    ditambah lagi dengan sistim control perancangan dan pembangunan yang juga belum

    begitu baik, jadi kesemuanya tergantung pada si perancang dan pemiliknya.

    Disamping itu ketentuan Sign Ordinances ini, khususnya untuk papan

    iklan diataur tersendiri dalam suatu peraturan daerah tentang periklanan, Namun

    peraturan daerah tentang periklanan ini lebih banyak mengatur hal hal yang

    berkenan dengan biaya dan area areanya saja, tidak mengatur tentang bentuk ataupun

    ketentuan ketentuan yang berkaitan dengan perancangan kota yang dapat

    menimbulkan ganguan pandangan .

    Contoh yang memperlihatkan adanya gangguan pandangan yang

    diakibatkan oleh papan papan nama bangunan dan papan papan nama iklan ini,

    banyak dijumpai suatu muka bangunan yang tidak memperlihatkan lagi bentuk

    bangunan yang sebenarnya lagi . Tidak jarang papan papan ikal mengganggu

    pandangan lalu lintas jalan, lihat gambar 03

    4.6. INTERIM ORDINANCES

  • Sama halnya dengan Incectice Zoning, dan TDR, dilihat dari materi

    materi yang terkandung dalama Peraturan Bangunan Kota Palembang tahun 1996,

    RTRK RTRK dan RTBL RTBL kawasan kawasan, teknik implementasi yang

    mengarah atau yang dapat diartikan sebagai Interim Ordinances tidak tercakup di

    dalamnya .

    Jadi dalam pengendalian pembangunan kota Palembang tidak atau belum

    mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti yang dimaksud dengan

    Interim Ordinances ini.

    Sama halanya dewngan teknik implementasi dari TDR, Interim Ordinances

    ini perlu disusun untuk kota Palembang, ini untuk menjaga agar pada suatu kondisi

    tertentu hal hal yang merugikan fihak pengembang atau masyarakat , dan juga

    menjaga suatu kawasan yang telah diatur dengan ketentuan ini tidak terlanjur

    dibangun dan atau dikembangkan.

    4.7. ANTIDEMOLITION ORDINANCES

    Sama seperti halnya Incective Zoning, TDR, dan Interim Ordinances,

    dilihat dari materi materi yang terkandung dalam Peraturan Bangunan Kota

    Palembang tahun 1996, RTRK RTRK dan RTBL RTBL, kawasan kawasan ,

    teknik implementasi yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai

    Antidemolition Ordinances, tidak tercakup didalamnya.

  • Jadi dalam pengendalian pembangunan kota Palembang tidak atau belum

    mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti yang dimaksud dengan

    Antidemolition Ordinances ini.

    Ketentuan antidemolition ini dapat berkaitan erat dengan ketentuan

    ketentuan tentang Special District dan Historic District, jadi ketentuan ini cukup

    penting dan sudah selayaknya diperhatikan oleh pemerintah kota Palembang,

    terutama untuk menjaga terjaganya nilai nilai kesejarahan dan aset budaya yang

    ada.

    Hal ini terlihat bahwasanya tinggal sedikit bangunan yang mempunyai

    nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi yang tetap keberadaannya, demikian pula jika

    melihat rumah Tradisional Palembang yang masih asli banyak kondisinya

    menyedihkan karena tidak dapat dirawat oleh pemiliknya karena keterbatasan biaya

    , yang mana sudah ada kejadian dibongkar oleh pemiliknya sendiri untuk dijual

    bahan bahannya yang masih baik, atau bagian bagian dari rumah tersebut.

    4.8. HISTORICT DISTRICT

    Ketentuan tentang Historic District ini , implementasinya di kota

    Palembang sama halnya dengan ketentuan tentang Special District dan

    Antidemolition Ordinances, belum dimuat baik dalam RTBL kawasan kawasan

    tertentu maupun Peraturan Bangunan Kota Palemabng.

    4.9. MANDATED ENVIRONMENTAL IMPACTS REPORT

    Ketentuan ketentuan tentang seperti yang dimaksud dengan Mendated

    Environmental Impact ini di implementasikan pada prinsipnya dengan ketentuan

    yang kita kenal dengan analisa dampak lingkungan. Namun biasanya yang

    diperhatikan baru pada dampak yang diakibatkan setelah bangunan tersebut

    digunakan, sedangkan pada waktu bangunan dilaksanakan atau dalam tahap

    persiapan kurang sekali diperhatikan.

    Ketentuan mengenai dampak lingkungan ini sebenarnya diatur secara

    nasional, namun banyak kepincangan kepincangan dalam pelaksanaannnya di

  • daerah. Perhatian dari ketentuan ketentuan ini baru ditunjukkan pada bangunan

    industri saja, belum kebangunan umum lainnya.

    4.10. DESIGN REVIEW.

    Mengenai ketentuan teknik implementasi yang dimaksud denganm design

    review ini belum menjadi perhatian bagi pemerintah kota Palembang

  • BAB V.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. KESIMPULAN.

    Dari hasil kajian pembahasan tentang teknik teknik implementasi seperti

    yang dimaksud dalam hasil penelitian ini di kota Palemabng, beberapa ketentuan

    tersebut telah dimiliki dan di implementasikan yang meliputi : Performances Zoning,

    Special District, Sign Ordinances, Historict Ordinances, dan Mandated

    Environmental Impact Report, selebihnya belum dimiliki atau belum dimuat baik

    dalam suatu perencanaan perancanga kota maupun dalam peraturan bangunan kota

    ataupun peraturan peraturan ainnya.

    Dari yang telah dimiliki tersebut pada prinsipnya materinya masih bersifat

    umum dan belum begitu mendalam seperti yang sesuai dengan tulisan Hamid Shirvani,

    khususnya yang terkandung di dalam peraturan bangunan kota. Disamping itu

    beberapa darinya landasan hukumnya agak lemah, Ini khususnya bagi RTBL, kawasan

    . Dengan demikian dalam implementasimnya banyak mengalami hambatan , hal ini

    ditambah lagi dengan sistim control dan penegakkan hokum yang lemah.

    Terlihat adanya ketidak sadaran atau ketidak tahuan sebagian besar warga

    kota / masyarakat umum dan juga sebagian aparat pemerintah kota akan manfaat atau

    pentingnya ketentuan ketentuan teknik teknik implementasi ini untuk pengendalian

    pembangunan kota yang dapat mewujudkan penampilan kota yang baik indah dan

    yang keseimbangan lingkungannya terjaga.

    Melihat dari kondisi kondisi dan fakta fakta yang ada di kota

    Palembang dapat dikatakan sebenarnya ketentuan ketentuan tersebut dapat

    berfannfaat bagi pengendalian pembangunan kota, apabila ini disadari oleh semua

    pihak pelaku pembangunan kota.

    5.2. REKOMENDASI.

  • Sudah waktunya Pemerintah Jota Palembang memuaat ketentuan

    ketentuan seperti yang dimaksud dalam laporan penelitian ini secara menyeluruh

    dengan materi yang mendalam, yang menyangkut tidak saja aspek aspek ekonomis,

    tetapi juga aspek aspek teknisnya. Sedangkan yang sudah ada hendaknya dapat

    disempurnakan dengan memperdalam materinya.

    Ketrentuan ketentuan tersebut hendaknya dilandasi oleh dasar hukum

    yang kuat sehingga tidak menemukan kesulitan kesulitan hambatan hambatan

    dalam implementasinya. Disamping itu dalam proses penyusunannya dapat melibatkan

    masyarakat , baik masyarakat dari perguruan tinggi di bidang perkotaan, swasta

    maupuan masyarakat umum.

    Ketentuan ketentuan ini hendaklah bersifat menyeluruh meliputi segala

    aspek dan dengan materi yang dalam. Hal yang tidak dapat diabaikan bahwasanya

    ketentuan tersebut hendaklah bersifat terbuka, seluruh warga kota dapat mengetahuinya

    secara terbuka, dan untuk perlu dimasyarakatkan terlebih dahulu sehingga dapat

    diterima oleh mayarakat secara baik dan mereka pun diharapkan dapat mendukungnya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Shirvani, Hamid, Urban Design Process.

    2. Kodya Dati II Palembang, RTRK RTRK, beberapa kawasan di Kodya Dati II

    Palembang.

    3. Kodya Dati II Palembang , RTBL Kawasan Civic Centre Kodya Dati II Palembang

    Tahun 1995.

    4. Kodya Dati II Palembang Peraturan bangunan Kodya Dati II palembang Tahun

    1996.

  • 1. LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO / GAMBAR

    VISUALISASI BANGUNAN BERSEJARAH, BERNILAI

    ARSITEKTUR TINGGI

    1. BENTENG KUTO BESAK

    2. RUMAH SIPUT 3. JEMBATAN AMPERA

    4. PASAR 16-ILIR 5. KANTOR LEDENG

  • 2. MATRIK PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK

    IMPLEMENTASI

    NO TEKNIK-TEKNIK

    IMPLEMENTASI

    KONDISI KETERA

    NGAN 1 2 3

    1 INCECTIVE ZONING

    2 PERFORMANCE ZONING

    3 SPECIAL DISTRICT

    4 TRANSFER DEVELOPMENT RIGHT

    5 SIGN ORDINANCES

    6 INTERIM ORDINANCES

    7 ANTIDEMOLITION ORDINANCES

    8 HISTORICT ORDINANCES

    9 MANDATED ENVIRONMENTAL IMPACT REPORTS

    10 DESIGN REVIEW

  • 3. LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN KELENGKAPAN

    PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS BANGUNAN UMUM

    DI KOTA PALEMBANG

    BERITA ACARA

    NOMOR : ...............................................

    PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

    BANGUNAN UMUM DI KOTA PALEMBANG.

    PADA HARI INI .................TANGGAL.................BULAN....................TAHUN .............................

    BERDASARKAN KEPUTUSAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 361 TAHUN 2002 TENTANG

    PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA FASILITS DAN UTILITAS PADA BANGUNAN UMUM DALAM

    KOTA PALEMBANG, KAMI YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI TELAH MELAKUKAN

    PEMERIKSAAN TERHADAP KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS PADA BANGUNAN :

    NAMA BANGUNAN :........................................................................

    JENIS / KLASIFIKASI BANGUNAN :........................................................................

    LUAS DAN KETINGGIAN BANGUNAN :........................................................................

    NAMA PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN :........................................................................

    ALAMAT PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN :........................................................................

    ALAMAT / LOKASI BANGUNAN :........................................................................

    HASIL PEMERIKSAAN TERHADAP KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN

    TEKNIS BANGUNAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

    NO

    URAIAN

    PERSYARATANAN

    ADM & TEKNIS

    KET

    ADA TDK ADA

    I. PERSYARATAN ADMINISTRASI

    1 HO

    2 IMB

    3 IPB

    4 SITU

    5 SIUP

    6 SIUK

    7 SURAT KETERANGAN LAYAK PAKAI ( SKLP )

    8 DOKUMEN AMDAL / UKL / UPL

    II PERSYARATAN TEKNIS

    1 TAMPAK MUKA BGN / BUKAAN

    PENYELAMAT

    2 KORIDOR / PINTU DARURAT

    3 TANGGA DARURAT

    4 PIPA DAN TALI LUNCUR

    5 UKURAN RG / TATA RG

    6 PENCAHAYAAN DAN VENTILASI

    7 SISTIM PENGAMANAN ARUS LISTRIK /

    SEKRING

    8 SISITIM GROUNDING

    9 PENANGKAL PETIR

    10 GENSET

    11 INSTALASI PENERANGAN DARURAT

    12 ALARM / SMOKE DETECTOR

    13 PLUMBING ( PERPIPAAN )

    14 ALAT PEMADAM API RINGAN ( RACUN API )

    15 SPRINGKLER

    16 BAK PENAMPUNG AIR

    17 HYDRANT

    18 PENUNJUK ARAH KESELAMATAN

    19 SISTEM INFORMASI KEADAAN DARURAT

  • LEMBAR 2

    SARAN SARAN :

    1 .........................................................................................................................

    2 ............................................................................................................ .............

    3 ........................................................................................................................ .

    4 .............................................................................................................. ...........

    5 ........................................................................................................................ .

    DEMIKIAN BERITA ACARA INI DIBUAT DENGAN SEBENARNYA GUNA PEMBAHASAN LEBIH

    LANJUT OLEH TIM UNTUK MENGAMBIL SUATU KESIMPULAN YANG AKAN DISAMPAIKAN

    KEPADA WALIKOTA PALEMBANG.

    PALEMBANG, .......................................200.......

    PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN TIM PEMERIKSA

    KETUA : ............................. ( ............... )

    .................................................................... SEKRETARIS : ............................. ( ................ )

    ANGGOTA 1 : ............................. ( ................ )

    2 : ............................. ( ................ )

    3 : ............................. ( ................ )

    4 : ............................. ( ................ )

    5 : ............................. ( ................ )

    6 : ............................. ( ................ )

    7 : ............................. ( ................ )

    8 : ............................. ( ................ )

    9 : ............................. ( ................ )

    10 : ............................. ( ................ )

    11 : ............................. ( ................ )

    12 : ............................. ( ................ )

    13 : ............................. ( ................ )

    14 : ............................. ( ................ )

  • PERSONALIA PENELITIAN

    1. Ketua Peneliti

    a. Nama : Ir.Chairul Murod, MT.

    b. Golongan Pangkat dan NIP : III / b, 131 572 475.

    c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

    d. Jabatan Struktural : Tidak Ada

    e. Fakultas / Program Studi : Teknik / Program Studi Teknik Arsitektur.

    f. Perguruan Tinggi : Universitas Sriwijaya.

    g. Bidang Keahlian : Teknik Arsitektur

    h. Waktu Untuk Penelitian : 5 Jam / Minggu.

    2. Anggota Peneliti : -

    3. Tenaga Labor / Teknisi : -

    4. Pekerja Lapangan / Surveyor : 2 Orang

    5. Tenaga Administrasi : -

  • RIWAYAT HIDUP PENELITI.

    NAMA : Ir. H. Chairul Murod, MT.

    ALAMAT : Komplek Bukit Sejahtera Blok AA/16. Palembang

    TEMPAT/TGL LAHIR : Tulungagung/ 26 Mei 1954.

    NIP : 131 572 475.

    PEKERJAAN / UNIT KERJA : Staf Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur

    FAKULTAS / UNIVERSITAS : Fakultas Teknik / Universitas Sriwijaya

    JABATAN : Asisten Ahli

    PANGKAT / GOLONGAN : Penata Muda Tk I / III.b.

    PENDIDIKAN : 1. Sarjana Teknik Arsitektur ITS 1982.

    2. Pasca Sarjana Teknik Arsitektur, Bidang Studi

    Perancangan dan Kritik Arsitektur, Institut

    Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2002.

    PENGALAMAN PEKERJAAN :

    1. Perencanaan Tata Ruang Propinsi Th 1993.

    2. Perencanaan Tata Ruang PemKot Palembang 1994

    3. Perencanaan Tata Ruang PemKot Pangkal Pinang 1995.

    4. Studi Kawasan Industri Talang Kelapa MUBA tahun 1997.

    tahun 2001.

    5. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah ( RIPPDA )

    Lubuklinggau, tahun 2003 / 2004.

  • PENGALAMAN PENELITIAN :

    1. Arsitektur Minanga

    TEACHING GRANT TPSDP TAHUN 2003 / 2004