implementasi delapan peran wartawan di era internet...

273
IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET MENURUT BILL KOVACH DAN TOM ROSENSTIEL PADA MEDIA ONLINE BERITAGAR.ID Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: KHAIRUL ANWAR NIM: 11140510000016 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 24-May-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA

INTERNET MENURUT BILL KOVACH DAN TOM ROSENSTIEL

PADA MEDIA ONLINE BERITAGAR.ID

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

KHAIRUL ANWAR

NIM: 11140510000016

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

xII

;

i

i

'1I

i

. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

TMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWANI DI

ERA INTERI\ET MENURUT BTLL KOVACH DAN TOM

ROSEI{STIEL PADA MEDIA OT\TLI]YE BERITAGAR.ID

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarj ana Sosial

(S. Sos)

Oleh:

Khairul Anwar

NIM: 1114051 0000016

NIP: 1965042620141 1 1001

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN TLMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

20L9 M/l 441 H

Pembimbing:

Drs. HeI

f-- -* .t*-,.+< *L_.

Page 3: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul o'Implementasi Delapan PeranWartawan di Era Internet Menurut Bill Kovach Dan TomRosenstiel pada Media Online Beritagar.fd" telah diajukandalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKornunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Jumat, 10

Januari 2A20. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

mernperoleh gelar Sarj arLa Sosial (S.Sos) pada Program StudiJurnalistik,

'fangerang Selatan , l0 Janu ai 2020

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Anggota

Penguji IIenguJlP

Lr.Srlhaimi. M$iNrP. 19670906 t994A3 1002

Siti Nurbava. M.SjNIP . 1979A9n2009 122002

NIP. t978}fi4 9121 002DIi'a. ll i . Musfirah \{iiftilv. MA

NIP . tg7 1A4D2200003200 1

Pembimbing

f)rs. HeIhlIP. 1965 2620141 1 1 001

Page 4: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

2.

Frl

J.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah safu persy aratanmemperoleh gelar

Strata Satu (S 1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini

telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kenrudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

hasil karya asli saya atau rnerupakan hasil jiplakan dari

karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yangberlaku di UINI Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang Selatan,23 Desemb er 2019

Khairul Anwar

Page 5: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

i

ABSTRAK

Khairul Anwar

Implementasi Delapan Peran Wartawan di Era Internet

Menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel Pada Media Online

Beritagar.Id

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menilai ada delapan

peran yang dibutuhkan publik dari wartawan di era internet,

yaitu; authenticator (penyahih), sense maker (penuntun akal),

investigator (penyelidik), witness bearer (penyaksi), empowerer

(pemberdaya), smart aggregator (agregator cerdas) , forum

organizer (penyedia forum), dan role model (panutan). Delapan

peran ini menggambarkan ide wartawan sebagai pelayan

informasi dan penyedia dialog.

Beritagar.id disebut sebagai media pertama di Indonesia

yang menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam

proses pemberitaan. Lalu timbul pertanyaan, dengan penggunaan

teknologi itu, apakah Beritagar.id mengimplementasikan delapan

peran wartawan di era internet seperti yang dirumuskan Bill

Kocavh dan Tom Rosenstiel? Sejauh mana Beritagar.id

mengimplementasikan peran-peran tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti

menggunakan pendekatan penelitian fenomenologi dengan

metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik yang digunakan

dalam menganalisis data adalah analisis deduktif. Teknik analisis

ini menekankan teori sebagai alat penelitian sejak memilih dan

merumuskan masalah penelitian, membangun hipotesis,

melakukan pengamatan di lapangan sampai menguji data.

Dari hasil analisis, didapatkan fakta bahwa Beritagar.id

telah menjalankan delapan peran wartawan di era internet seperti

yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Namun, ada

beberapa hal yang kurang dalam pengaplikasian peran-peran itu.

Seperti pada peran empowerer (pemberdaya) dan forum

organizer (penyedia forum), meskipun pada tataran konsep,

Beritagar.id telah menjalankan peran tersebut.

Kata kunci: Peran Wartawan di Era Internet, Media Online,

Beritagar.id

Page 6: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puja, puji, serta syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas karunia dan rahmat-

Nya, penulis selalu dikelilingi orang baik dalam hidup. Shalawat

serta salam tidak lupa pula tercurah kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW. Dari sosoknya kita belajar menjadi manusia

yang bermartabat dan bermanfaat.

Selama menyelesaikan tugas akhir penulis mengakui

banyak kendala yang justru bersumber dari diri sendiri. Namun

berkat dukungan dari orang-orang terkasih dan tekad yang kuat,

berhasil membangun semangat yang sering layu. Karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berperan positif dalam kehidupan penulis. Secara khusus,

ucapan terima kasih kepada orang tua yang sangat luar biasa,

Asmad dan Musiyah, yang sangat menghargai pendidikan,

meskipun mereka tidak merasakannya. Penulis persembahkan

karya ini untuk mereka.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih

ada kekurangan dan kelemahan. Allhamdulillah skripsi dapat

terselesaikan dengan baik karena ada dukungan dan kerjasama

beberapa pihak. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan

terimkasih sebesar-besarnya kepada:

Page 7: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

iii

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA,

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Suparto, M.Ed, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

3. Kholis Ridho, M.Si, Ketua Program Studi Jurnalistik

beserta Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA, Sekretaris

Program Studi Jurnalistik.

4. Rubiyanah, MA, Dosen Pembimbing Akademik

Jurnalistik B angkatan 2014 beserta para dosen yang telah

memberikan ilmu selama perkuliahahan.

5. Drs. Helmi Hidayat, MA, Dosen Pembimbing yang tak

jemu memberikan waktu, pentuntuk dan pengetahuan

untuk penulis. Kehangatan dan pemikiran Beliau

memberikan banyak inspirasi dalam proses panjang

penelitian yang penulis lakukan.

6. Beritagar.id, terutama Pemimpin Redaksi Dwi Setyo

Irawanto, Jurnalis Data sekaligus Anggota Sidang

Redaksi Aghnia Rahmi Syajaatul Adzkia dan Sekretaris

Redaksi Airin Febrina, yang telah meluangkan waktu

untuk berbagi informasi dan pengetahuan yang sangat

berharga dalam penelitian ini.

7. Andreas Harsono, Peneliti Senior di Human Right Watch

dan Pendiri Yayasan Pantau, serta Roy Thaniago,

Direktur Remotivi yang telah memberikan informasi dan

Page 8: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

pandangannya untuk memperdalam perspektif penulis

mengenai jurnalisme di era digital.

8. Rekan-rekan Tempo Institute dan para jurnalis senior

TEMPO yang telah memberikan insight untuk penulis

tentang penulisan dan jurnalisme. Berada di dapur redaksi

TEMPO adalah sebuah keistimewaan bagi penulis.

g. Kepada Fitri Noviyanti, Fera Rahmatun Nadzilah, Aisyah

Nursyamsi, Yuandita Lestari dan Dwi Putri Aulia yang

selalu menemani dan memberikan masukan dalam proses

skripsi.

10. Rekan-rekan guru dan pimpinan SMPIT & SMAIT Insan

Madani 8, SMPN. 13 Kota Tangerang Selatan, SDN.

Jurang Mangu Barat 01 dan MI Nurul Iman Ciledug yang

telah memberikan wadah kepada penulis untuk

mengembangkan diri dalam dunia pendidikan.

1 1. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2014 yang telah

berjuang bersama dalarn mengikuti perkuliahan selama

empat tahun. Terimakasih atas pertemanan, kenang?fr,

pelaj ararL, dan pengalaman selama perkuliahan.

Peneliti berharap sikripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa

saja yang membaca khususnya mahasiswa Program Studi

Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat , 23 Desemb er 2Q

lv

Peneliti

Page 9: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ v

DAFTAR TABEL .................................................................................. vi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ............................................................ 7

1. Batasan Masalah .................................................................................. 7

2. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

C. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

1. Manfaat Akademis ............................................................................... 8

2. Manfaat Praktis .................................................................................... 9

D. Metodologi Penelitian ............................................................................. 9

1. Paradigma Penelitian ........................................................................... 9

2. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 11

3. Sumber Data ....................................................................................... 12

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 13

5. Teknik Sampling ................................................................................ 14

6. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................. 15

7. Teknis Analisis Data .......................................................................... 16

8. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 16

E. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 17

F. Pedoman dan Sistematika Penulisan ..................................................... 18

Page 10: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

vi

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 20

A. Landasan Teori ...................................................................................... 20

1. Deskriptif Kualitatif ........................................................................... 20

2. Fenomenologi .................................................................................... 21

B. Kajian Teori .......................................................................................... 24

1. Pengertian Implementasi .................................................................... 24

2. Tentang Bill Kovach dan Tom Rosenstiel ......................................... 25

3. Peran .................................................................................................. 30

4. Peran Wartawan di Era Internet ......................................................... 33

5. Pengertian Internet ............................................................................. 61

6. Media Online ..................................................................................... 64

C. Kerangka Berfikir.................................................................................. 75

BAB III GAMBARAN UMUM............................................................ 78

A. Jurnalisme di Tengah Transformasi Digital ....................................... 78

B. Penjaga Pintu Plus .............................................................................. 87

C. Peran Jurnalisme di Era Internet ........................................................ 92

D. Gambaran Umum Beritagar.id ......................................................... 101

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................. 110

A. Authenticaror (Penyahih) .................................................................... 111

B. Sense Maker (Penuntun Akal) ............................................................. 118

C. Investigator (Penyelidik) ..................................................................... 128

D. Witness Bearer (Penyaksi) .................................................................. 133

E. Empowerer (Pemberdaya) ................................................................... 136

F. Smart Aggregator (Agregator Cerdas) ................................................ 138

G. Forum Organizer (Penyedia Forum) .................................................. 146

H. Role Model (Panutan) .......................................................................... 149

Transkrip Wawancara 1 ............................................................................... 154

Transkrip Wawancara 2 ............................................................................... 163

Page 11: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

vii

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 172

A. Authenticator (Penyahih) .................................................................... 172

B. Sense Maker (Penuntun Akal) ............................................................. 180

C. Investigator (Penyelidik) ..................................................................... 186

D. Witness Bearer (Penyaksi) .................................................................. 192

E. Empowerer (Pemberdaya) ................................................................... 197

F. Smart Aggregator (Agregator Cerdas) ................................................ 202

G. Forum Organizer (Penyedia Forum) .................................................. 212

H. Role Model (Panutan) .......................................................................... 217

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.......................... 223

A. Simpulan ............................................................................................. 223

B. Implikasi .............................................................................................. 225

C. Saran.................................................................................................... 227

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 233

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................. 239

Page 12: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data media cetak yang tutup pada

2014 – 2017 ......................................................... 79

Tabel 4.1 Program Obrolan Langsat (Obsat) sepanjang

2018-2019............................................................ 148

Tabel 4.2 Program Mampir di Beritagar selama

2016-2019............................................................ 150

Tabel 4.3 Program Beritagar ke Kampus selama

2016-2019 ........................................................... 152

Tabel 4.4 Program Journocoders Indonesia selama

2018-2019............................................................ 153

Page 13: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian .................................. 77

Grafik 5.1 Jumlah Kata dalam Berita Harian .......................... 176

Grafik 5.2 Jumlah Kata dalam Lokadata ................................. 177

Grafik 5.3 Jumlah Kata dalam Laporan Khas ......................... 178

Page 14: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1Live Blog Debat Capres Jilid II.............................. 112

Gambar4.2 Crosscheck pada Klaim Jokowi Soal

Konflik Pembebasan Lahan Infrastruktur .............. 113

Gambar4.3 Breaking News Soal Kebakaran di Bandara

I Gusti Ngurah Rai ................................................. 116

Gambar 4.4Data Pendukung yang Berkaitan dengan Bandara

I Gusti Ngurah Rai ................................................. 116

Gambar 4.5Ralat dan update pada Berita Beritagar.id .............. 117

Gambar 4.6 Berita Beritagar.id Soal Klaim Kemengan

pada Pilpres 2019 ................................................... 119

Gambar 4.7Infografis Perolehan Suara Jokowi - Ma’ruf dan

Prabowo – Sandi pada Pilpres 2019 versi Kawal

Pemilu dan Situng KPU ......................................... 120

Gambar 4.8Berita Detik.com Tentang Ucapan

Menristekdikti ........................................................ 121

Gambar 4.9 Berita Detik.com Berisi Tanggapan Tokoh

Politik Terkait Ucapan Menristekdikti ................... 122

Gambar 4.10 Berita Warta Ekonomi tentang Ucapan

Menristekdikti ........................................................ 122

Gambar 4.11 Berita Beritagar.id tentang Golput ...................... 123

Gambar 4.12Infografis Beritagar.id Soal Tren Partisipasi

Publik Saat Pemilu ................................................. 124

Gambar 4.13Berita Beritagar.id tentang Penderita Skizofrenia

di Indonesia ............................................................ 126

Gambar 4.14Berita Beritagar.id tentang Apa yang Bisa

Dilakukan Pembaca pada Penderita Skizofrenia ... 127

Page 15: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

ix

Gambar 4.15Investigasi Beritagar.id tentang Aliran Gelap

Bisnis Sawit ............................................................ 128

Gambar 4.16Liputan Investigasi Beritagar.id tentang Dana

Otsus ....................................................................... 130

Gambar 4.17Kerja Investigasi yang Dilakukan Beritagar.id

Soal Korupsi Dana Otsus ....................................... 130

Gambar 4.18Liputan Investigasi Beritagar.id Tentang

Mafia Sepak Bola ................................................... 132

Gambar 4.19Liputan Investigasi Beritagar.id Tentang

Plagiarisme ............................................................. 132

Gambar 4.20Penggunaan Agregasi untuk Berita Harian .......... 134

Gambar 4.21Liputan Langsung Wartawan Beritagar.id

untuk Rubrik Laporan Khas ................................... 135

Gambar 4.22Edisi Khusus Beritagar.id Tentang

Nasi Goreng ........................................................... 136

Gambar 4.23Berita Beritagar.id tentang Pernikahan Harry

dan Markle yang Berasal dari Informan Publik ..... 138

Gambar 4.24Penggunaan Hyperlinks dalam Berita Harian ...... 139

Gambar 4.25Penggunaan Hyperlinks dalam Berita Harian ...... 140

Gambar 4.26 Tampilan Rubrik Robotorial ............................... 142

Gambar 4.27Tampilan Sorotan Media ...................................... 143

Gambar 4.28Agregasi untuk Sorotan Media.............................144

Gambar 4.29Tampilan Rekomendasi Berita Terkait dari

Mr. Loper ............................................................... 145

Gambar 4.30Tampilan Chatbot Mr. Loper ............................... 146

Gambar 4.31Tampilan Rubrik Telatah di Beritagar.id ............. 147

Gambar 4.32Tampilan Profil Penulis dalam Rubrik Telatah .... 148

Page 16: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada puncak perayaan Hari Pers Nasional 2018 di

Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo,

mengklaim Indonesia menjadi negara dengan jumlah media

massa terbanyak di dunia, ada sekitar 47.000 media massa di

Indonesia.1 Dari 47.000 media massa tersebut, 2.000 adalah

media cetak, 674 radio, 523 televisi nasional maupun lokal dan

selebihnya adalah media dalam jaringan (daring). Itu berarti

sekitar 43.000 adalah media daring. Hingga Februari 2018, dari

43.000 media daring, hanya 168 atau atau 0,4% media daring

yang dinyatakan profesional oleh Dewan Pers.2

Menjamurnya media daring di Indonesia tidak terlepas

dari peningkatan jumlah pembaca media daring. Menurut Survei

Sosial Ekonomi Nasional tahun 2017 yang dilakukan Badan

Pusat Statistik, sepertiga penduduk Indonesia menggunakan

internet pada 2017. Dari 77 juta total pengakses internet, 65,9

persen atau 50,7 juta adalah pengakses berita dari media daring.

Jumlah ini meningkat 35,8 persen dibandingkan dua tahun

1 Dikutip dari https://nasional.tempo.co/read/1059285/terungkap-

indonesia-punya-media-massa-terbanyak-di-dunia, diakses pada 7 Februari

2019 pukul 18.35 WIB

2 Dikutip dari https://www.idntimes.com/news/indonesia/faiz-

nashrillah/dewan-pers-ada-43-ribu-media-online-hanya-168-yang-profesional-

1, diakses pada 7 Februari 2019 Pukul 18.37 WIB

Page 17: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

2

sebelumnya. Pada 2015, pengguna internet berjumlah 50,9 juta,

sedangkan jumlah pembaca media daring 37,4 juta. 3

Saat ini media online berkembang menjadi referensi

utama masyarakat dalam mengkonsumsi berita. Namun

jurnalisme online di Indonesia masih mencari bentuk terbaiknya

dalam mengaplikasikan nilai-nilai jurnalisme ke dalam produk

berita daring. Media massa saat ini dituntut terus mengikuti

perkembangan teknologi media baru sambil menyisipkan unsur

jurnalisme agar konten media tersebut tetap relevan untuk

kepentingan publik yang lebih luas. Munculnya media baru

dalam bentuk digital dan media sosial memberikan kontribusi

baru terhadap produksi, distribusi informasi dan pola konsumsi

informasi di Indonesia.

Transformasi media yang kini sedang terjadi di era digital

memunculkan sejumlah masalah baru terkait praktik jurnalisme.

Era digital melahirkan sebuah genre jurnalisme yang sedikit

keluar dari pakem jurnalisme tradisional. Genre ini disebut

jurnalisme baru. Kelahiran jurnalisme baru pun memunculkan

sejumlah kritik. Kritik itu antara lain terkait akurasi,

keberimbangan, etika jurnalistik yang kerap dilanggar,

pelanggaran hak cipta, bercampurnya opini dan berita, hinga

3 Dikutip dari https://beritagar.id/artikel/berita/pembaca-berita-daring-

meningkat-namun-belum-merata diakses pada 7 Februari 2019 pukul 18.40

Page 18: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

3

unsur user generate content (UGC), seperti forum, komentar

pembaca, blog, dan berita dari warga.4

Masalah pokok dalam jurnalisme media internet adalah

kualitas dan kredibilitas informasi yang sampai ke masyarakat.

Masalah kualitas dan kredibilitas ini bermula dari apa yang

disucikan di media massa online sebagai kecepatan

menyampaikan informasi.5 Atas nama kecepatan, pageview dan

aspek bisnis, acapkali media online menyampaikan informasi

yang belum final kebenarannya, belum lengkap datanya dan tidak

berimbang sehingga kerap menimbulkan mis-persepsi, mis-

interpretasi makna, bahkan menjurus pada berita bohong atau

hoaks.

Selain masalah kualitas dan kredibilitas informasi, isi

berita media online yang ada di Indonesia lebih banyak berisi

berita singkat dan tidak mendalam. Pada umumnya media online

memiki konsep penyajian berita yang ringkas dan mengandalkan

banyak klik sehingga berita tidak terbit secara utuh. Padahal

publik membutuhkan informasi yang utuh agar dapat memahami

realitas yang sebenarnya. Hal ini menimbulkan rendahnya

kualitas jurnalistik berita itu. Kualitas jurnalisme yang rendah

berdampak pula pada rendahnya kualitas informasi yang diterima

masyarakat dan akhirnya rendah pula kualitas perubahan yang

4 Aliansi Jurnalis Independen, Internet, Media Online dan Demokrasi

di Indonesia, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, 2013) h.

23

5 J. H. Margianto, & Asep Syaefulloh, Media Online: Antara

Pembaca, Laba dan Etika, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen, 2014), h. VI

Page 19: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

4

terjadi di masyarakat. Jurnalisme itu mendorong terjadinya

perubahan. Perubahan memang merupakan hukum utama

jurnalisme.6

Kehadiran medium baru ini alih-alih menjadi pencerahan

di tengah keterpurukan jurnalisme konvensional, justru

menambah kerumitan masalah. Kemunculan Detik di akhir 90-an

menjadi kiblat baru yang berhamba pada kecepatan.7 Syndrom

detikisme seakan tepat untuk menyebut trend yang terjadi pada

media online di Indonesia yang serba mengandalkan kecepatan.

Permasalahannya, kecepatan kerapkali mengabaikan kelengkapan

dan mengorbankan akurasi. Kebenaran dalam jurnalistik semakin

tidak terjangkau ditengah rutinitas media yang serba cepat.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menyebut kebenaran

informasi di era digital ini blur, tidak jelas. Perubahan terbesar

dari jurnalisme di era digital adalah ketika porsi tanggung jawab

atas benar atau tidak, tak lagi berada ditangan media, tapi juga

ditangan individu.8 Saat ini setiap orang bisa jadi produsen

informasi lewat Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp, Blog,

Youtube dan media sosial lainnya. Publik tengah dipusingkan

dengan ‘tsunami’ informasi dimana berita yang beredar banyak

yang palsu atau hoaks.

6 Luwi Ishwara, Jurnalisme Dasar, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas,

2011), h. 9

7 Kuskridho Ambardi, dkk., Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2017),

h.86

8 Aliansi Jurnalis Independen, Internet, Media Online, dan

Demokrasi di Indonesia, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen, 2013), h. 24

Page 20: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

5

Media massa terlebih wartawan perlu meningkatkan

kembali kualitas jurnalisme yang diproduksinya karena

jurnalisme diperlukan dalam negara yang berdemokrasi. Bila

kepercayaan masyarakat terhadap jurnalisme runtuh, maka runtuh

pula demokrasi di negara itu. Jika ingin demokrasi bertahan,

jurnalisme perlu menemukan pemahaman lebih jelas atas

perannya dan menjalankan peran tersebut.9

Isu yang lebih mendesak saat ini adalah bagaimana

jurnalisme berubah untuk menjaga nilai-nilai di era baru.

Jurnalisme harus ikut berkembang, seiring berkembangnya media

dimana jurnalisme melakukan kegiatannya. Jurnalisme mesti

berubah dari sekadar sebuah produk—berita atau agenda media—

menjadi pelayanan yang lebih bisa menjawab pertanyaan

konsumen, menawarkan sumber daya, menyediakan alat. Pada

tingkat ini, jurnalisme harus berubah dari sekedar menggurui—

mengatakan publik apa yang ia perlu tahu—menjadi dialog

publik, dengan wartawan menginformasikan dan membantu

memfasilitasi diskusi.10

Karena itu, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam

bukunya Blur: How to Know What’s True in The Age of

Information Overload menilai ada delapan ukuran dan peran

9 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan &

Arif Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.178

10 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan &

Arif Gunawan Sulistiyo, h.178

Page 21: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

6

penting jurnalisme yang dibutuhkan konsumen berita saat ini.

Delapan peran ini menggambarkan ide media massa sebagai

pelayan informasi dan penyedia dialog. Beberapa di antaranya

tidaklah baru., antara lain; authenticator (penyahih), sense maker

(penuntun akal), investigator (penyelidik), witness bearer

(penyaksi), empowerer (pemberdaya), smart aggregator

(agregator cerdas) , forum organizer (penyedia forum), dan role

model (panutan). Media massa dan wartawan perlu berpikiran

terbuka. Mereka perlu melihat perubahan peran media di era

internet dan turut meningkatkan kualitas peranannya di

masyarakat.

Sebagai sebuah media yang memokuskan diri pada ranah

digital, Beritagar.id mengusung gagasan media baru berbasis

teknologi. Teknologi yang beroperasi pada ranah digital dan

dimanfaatkan untuk kepentingan jurnalisme. Beritagar.id

mendayagunakan teknologi komputer untuk mengolah data dan

menemukan cerita dari berbagai data yang tersebar sehinga

menjadi informasi yang sangat menarik. Teknologi itu dinamakan

computer assisted reporting, teknik pelaporan dengan bantuan

komputer.

Sebagai sebuah perusahaan pers, Beritagar.id pun telah

dinyatakan terverifikasi secara administrasi maupu faktual oleh

Dewan Pers. Verifikasi itu tertuang dalam Sertifikat Dewan Pers

Nomor: 343/DP-Terverifikasi/K/II/2019 atas nama PT Lintas

Cipta Media (Beritagar.id) yang ditandatangani oleh Ketua

Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, pada 26 Februari 2019. Proses

Page 22: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

7

verifikasi ini bukan hal mudah, perusahaan harus memenuhi

administrasi sesuai UU No.40 Tahun 1999, seperti badan hukum

pers, peraturan perusahaan, perlindungan terhadap jurnalis,

sampai kompetensi jurnalisnya. Semua awak redaksi Beritagar.id,

sudah lulus uji kompetensi wartawan. Artinya mereka kompeten

melakukan pekerjaan kewartawanan sesuai kaidah kode etik

jurnalistik maupun UU Pers.

Cerita-cerita berbasis data rutin mengisi berbagai kanal di

kanal Beritagar.id. Eksplorasi dan pengembangan dengan

teknologi dan data pun terus dilakukan. Sebagai media online

yang berkelindan dengan data dan teknologi kecerdasan buatan,

menarik untuk diteliti apakah Beritagar.id mengimplementasikan

delapan peran wartawan seperti yang dirumuskan Bill Kocavh

dan Tom Rosenstiel? Bagaimana wartawan Beritagar.id

mengimplementasikan peran tersebut?

Karena itu penulis mengambil judul penelitian

Implementasi Delapan Peran Wartawan di Era Internet

Menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel pada Media Online

Beritagar.id.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk lebih memokuskan penelitian, penulis membatasi

pembahasan pada implementasi delapan peran wartawan di era

internet pada media online Beritagar.id

Page 23: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

8

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya antara lain:

A. Apakah Beritagar.id mengimpementasikan delapan

peran wartawan di era internet seperti yang

dirumuskan Bill Kocavh dan Tom Rosenstiel?

1. Bagaimana Beritagar.id menjalankan perannya

sebagai authenticator (penyahih)?

2. Bagaimana Beritagar.id menjalankan perannya

sebagai sense maker (penuntun akal)?

3. Bagaimana Beritagar.id menjalankan perannya

sebagai investigator (penyelidik)?

4. Bagaimana Beritagar.id menjalankan perannya

sebagai witness bearer (penyaksi)?

5. Bagaimana Beritagar.id menjalankan perannya

sebagai empowerer (pemberdaya)?

6. Bagaimana Beritagar.id menjalankan perannya

sebagai smart aggregator (agregator cerdas)?

7. Bagaimana Beritagar.id menjalankan perannya

sebagai forum organizer (penyedia forum)?

8. Bagaimana Beritagar.id menjalankan perannya

sebagai role model (panutan)?

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi

studi tentang peranan jurnalisme di era internet, mengingat media

online adalah media massa yang paling pesat pertumbuhannya

Page 24: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

9

dan diramalkan sebagai media utama arus informasi di masa

depan.

Studi literatur mengenai media online masih minim

mengingat perubahan yang terjadi di dunia media online sangat

cepat, selalu ada hal atau inovasi baru. Kajian mengenai media

online perlu terus dilakukan sebagai bentuk kritik maupun sajian

ide demi perbaikan kedepannya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran

bagi pengelola media dan wartawan mengenai apa yang

dibutuhkan publik dari media dan wartawan di era internet.

Mengingat media online di Indonesia masih mencari bentuk

terbaiknya baik dari segi bisnis maupun teknis. Isu yang

mendesak dalam jurnalisme online adalah bagaimana jurnalisme

berubah untuk menjaga nilai-nilai di era baru.

Diharapkan kedepannya media online di Indonesia dapat

mengimplementasikan peranan seperti yang dirumuskan Bill

Kovach dan Tom Rosenstiel agar semakin berkualitas informasi

yang disampaikan.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma menurut Bogdan dan Biklen adalah

kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan

Page 25: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

10

penelitian.11 Paradigma berfungsi sebagai acuan yang menjadi

dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta-fakta

melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Paradigma

membantu peneliti dalam merumuskan apa saja yang harus

dipelajari dari pokok permasalahan.

Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian

kualitatif. Paradigma kualitatif adalah jenis penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).12

Pendekatan ini peneliti gunakan untuk mengeksplor fenomena-

fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan seperti proses

langkah atau formula kerja dan pengertian-pengertian tentang

suatu konsep yang beragam.

Dalam penelitian kualitatif, proses menjadi hal yang amat

harus diperhatikan, dimana peneliti sebagai pengumpul instrumen

harus mampu menempatkan dirinya pada posisi seobjektif

mungkin sehingga data yang dikumpulkan menjadi data yang

mampu dipertanggungjawabkan.

Tujuan penelitian kualitatif menurut Wilhelm

Wimbelband yang dikutip Noeng Muhadjir adalah sebagai

sebuah upaya untuk memberikan deskripsi. Tidak ada pretensi

untuk mencari generalisasi, paling jauh memberi wawasan.13

11 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005), h.49

12 Djunaidi Ghoni, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Surabaya:

Bina Ilmu, 2007), h.11

13 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif; Pendekatan

Positivistik Rasionalistik, (Yogyakarta: Roke Sarasin, 1996) h.8

Page 26: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

11

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

fenomenologi. Menurut Bogdan dan Biklen, penelitian dengan

pendekatan fenomenologis berusaha memahami makna dari suatu

peristiwa dan bagaimana peristiwa tersebut pengaruhya dengan

manusia dalam kondisi dan situasi tertentu.

Menurut Schutz, fenomenologi sebagai metode

dirumuskan sebagai media untuk memeriksa dan menganalisis

kehidupan batiniah individu yang berupa pengalaman mengenai

fenomena atau penampakan sebagaimana adanya, yang lazim

disebut arus kesadaran.14 Pengalaman sehari-hari itu kemudian

dihubungkan dengan pengetahuan ilmiah.

Dalam penelitian ini, fenomenologi dipilih untuk

mendalami pengalaman-pengalaman yang dirasakan para

wartawan Beritagar.id dalam menjalani perannya sebagai

wartawan di era internet. Karena pengalaman wartawan

Beritagar.id pasti berbeda dengan wartawan media online

lainnya. Pengalaman tersebut kemudian dihubungkan dengan

teori peran wartawan di era interne yang dijabarkan dengan

teknik deskriptif.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan

gambaran akurat dari suatu fenomena, mekanisme sebuah proses,

dan menjelaskan seperangkat tahapan atau proses.

Dengan demikian, peneliti mencoba menjelaskan

gambaran mengenai mekanisme, tahapan dan proses yang

14 Tom Campbel, Tujuh Teori Sosial, (Yogyakarta: Kanisius, 1994),

h.233

Page 27: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

12

dilakukan wartawan Beritagar.id dalam mengimpelentasikan

delapan peran jurnalisme di era internet lewat data primer yang

dikumpulkan, yakni wawancara dengan narasumber, dokumentasi

dan observasi.

3. Sumber Data

Sumber data penelitian diperoleh dari subjek yang diteliti.

Sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-

kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan literatur lain.15 Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan dua sumber data, yaitu:

a. Data Primer,

Data primer adalah data yang diambil secara langsung

oleh peneliti kepada sumbernya. Peneliti mencari data melalui

informan melalui wawancara maupun pengamatan langsung.

Kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai

merupakan sumber data utama.16 Dalam penelitian ini, peneliti

menggali data primer dari wartawan Beritagar.id.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data tidak langsung yang

mendukung atau memberikan data tambahan terhadap data

penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder yang peneliti

gunakan diperoleh dari naskah berita yang telah diterbitkan

Beritagar.id, juga informasi tentang kegiatan atau pun produk-

15 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005), h.157 16 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005) h.157

Page 28: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

13

produk Beritagar.id yang disebarluaskan melalui blog

Beritagar.id. Peneliti juga menggunakan literatur yang

berhubungan dengan penelitian guna memperoleh teori-teori

maupun pemahaman yang dapat mendukung penelitian mengenai

delapan peran wartawan di era internet.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan dari penelitian

adalah mendapatkan data lalu menganalisisnya. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,

yakni pengamatan (observasi), wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi yakni pengamatan secara langsung yang

bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah,

sehingga diperoleh informasi yang jelas dan mendalam.

Observasi dalam penelitian ini diartikan sebagai kegiatan

mengamati secara langsung sistem kerja dan berita-berita yang

diproduksi oleh Beritagar.id.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis mewawancarai narasumber

dengan metode wawancara bebas terpimpin. Artinya wawancara

dilakukan dengan bebas namun tetap terarah agar tetap berada

pada jalur pokok permasalahan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh

melalui pengumpulan dokumen atau bahan pustaka. Dokumen

Page 29: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

14

yang dimaksud adalah dokumen yang didapat dari tempat

penelitian seperti data statistik dan data pustaka.

5. Teknik Sampling

Sampling dalam penelitian diartikan sebagai proses

pemilihan sampel atau contoh. Secara konvensional, konsep

sampel (contoh) merujuk pada bagian dari populasi. Namun,

dalam penelian kualitatif, sampel yang diambil tidak

dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik populasi atau

generalisasi yang berlaku bagi semua populasi, melainkan lebih

terfokus pada representasi dari fenomena sosial. Karena tujuan

penelitian kualitatif, menurut Wilhelm Wimbelband yang dikutip

Noeng Muhadjir, adalah sebagai sebuah upaya untuk memberikan

deskripsi. Tidak ada pretensi untuk mencari generalisasi, paling

jauh memberi wawasan.17

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non

probality sampling, yakni teknik sampling yang tidak

memberikan kesempatan atau peluang pada setiap anggota

populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik non probality

sampling yang digunakan adalah purposive samping.

Purposive sampling adalah teknik sampling yang

digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan

tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel

untuk tujuan tertentu.18 Pertimbangan yang diambil misalnya

17 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif; Pendekatan

Positivistik Rasionalistik, (Yogyakarta: Roke Sarasin, 1996), h.10 18 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.300

Page 30: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

15

orang tersebut dianggap paling tahu tentang fenomena sosial yang

terjadi. Peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai tujuan penelitian

sehingga diharapkan dapat menjawab rumusan masalah

penelitian.

Dalam prosedur sampling, yang paling penting adalah

bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau

situasi sosial tertentu yang sarat informasi.19 Peneliti memilih dua

orang dari Beritagar.id yang menurut peneliti merepresentasikan

Beritagar.id sebagai sebuah populasi. Dua orang tersebut

dianggap paling tahu tentang rumusan masalah yang diteliti,

dalam hal ini adalah peran wartawan Beritagar.id di era internet.

Dua orang itu adalah:

1) Dwi Setyo Irawanto, Pemimpin Redaksi Beritagar.id. Ia

bertanggung jawab terhadap isi pemberitaan dan penentu

kebijakan redaksional terkait pemberitaan.

2) Aghnia Adzkia, anggota Sidang Redaksi dan Jurnalis

Data. Ia bertanggung jawab terhadap ketersediaan data

untuk redaksi dan bertanggung jawab terhadap

mekanisme kerja redaksi sehari-hari.

6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah wartawan Beritagar.id.

Pemilihan jurnalis Beritagar.id dikarenakan delapan peran

wartawan di era internet sepenuhnya berkaitan dengan kerja

jurnalistik di media online tersebut. Sedangkan yang menjadi

19 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2012), h.53

Page 31: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

16

objek penelitian adalah meliputi kebijakan redaksional, proses

kerja redaksi dan berita-berita yang dibuat.

7. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data kualitatif secara prinsipal dan

prosedural berbeda dengan teknik analisis data kuantitatif. Proses

penelitian yang peneliti lakukan menitikberatkan pada wawancara

dan observasi sehingga analisis data berupa analisis tekstual dari

transkrip wawancara dan temuan penelitian di lapangan.

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah

analisis deduktif. Dalam teknik analisis deduktif, teori menjadi

alat penelitian sejak memilih dan merumuskan masalah

penelitian, membangun hipotesis, melakukan pengamatan di

lapangan sampai menguji data. Model penggunaan teori inilah

yang biasanya dilakukan pada penelitian deksriptif kualitatif.20

Data yang diperoleh dari hasil wawancara akan

dideskripsikan secara kongkret dengan data-data yang didapatkan

selama penelitian. Temuan data penelitian kemudian dianalisis

dengan teori Delapan Peran Wartawan di Era Internet menurut

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel yang juga dielaborasikan

dengan teori lain yang mendukung.

8. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama beberapa bulan di kantor

redaksi Beritagar.id

20 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2008), h. 27

Page 32: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

17

b. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kantor redaksi Beritagar.id.

Jalan Jati Baru Raya No. 28 RT. 05/01 Kel. Petojo

Selatan, Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat, Daerah Khusus

Ibokota.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini meninjau beberapa skripsi dan jurnal dari

berbagai kampus dan lembaga penelitian lain, antara lain:

1. “Penerapan Sembilan Elemen Jurnalisme Bill

Kovach pada Jurnalis Krakatau Radio 93.7 FM Pandeglang,

Banten” Karya Kiki Ulfa, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Konsentrasi Jurnalistik, alumnus tahun 2016.

Skripsi ini meneliti sejauhmana prinsip sembilan elemen

jurnalisme Bill Kovach diterapkan jurnalis Krakatau Radio.

Peneliti pun ingin mengetahui sejauhmana peran jurnalisme di era

baru yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel

diterapkan wartawan Beritagar.id.

2. “Eksistensi Jurnalisme di Era Media Sosial” Jurnal

ilmiah karya Dian Muhtadiah Hamma, Dosen Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Makasar. Jurnal ini membahas

pentingnya jurnalisme di aplikasikan di era media sosial. Seberat

apapun tantangan yang dihadapi termasuk perubahan teknologi

yang menuntut kecepatan menyebarkan informasi, jurnalisme

harus tetap menjunjung tinggi dan mempraktikan etika.

3. “Merevisi Jurnalisme Sebagai Profesi di Era

Digital: Telaah Pengaruh Teknologi Media Baru dalam Praktik

Page 33: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

18

Jurnalistik di Indonesia” Jurnal ilmiah karya Ambang Priyonggo,

M.A. dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia

Nusantara. Jurnal ini membahas eksistensi wartawan sebagai

sebuah profesi di tengah dinamika media baru yang terus

berkembang.

F. Pedoman dan Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang ditetapkan oleh Lembaga

Penjamin Mutu (LPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

2017.

Untuk mempermudah memahami pembahasan penelitian

ini, sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab, pada masing-

masing bab terdiri atas sub bab.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori, kajian

teori dan kerangka pemikiran. Landasan teori yang penulis bahas

adalah penelitian kualitatif dan fenomenologi. Pada sub bab

kajian teori, penulis membahas pengertian implementasi, delapan

peran jurnalisme di era internet, pengertian dan sejarah internet,

juga pengertian dan karakteristik media online.

Page 34: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

19

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR

PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai

era media online di Indonesia, jurnalisme di tengah transformasi

digital, lalu fungsi pers sebagai penjaga pintu plus di era digital,

juga peran jurnalisme yang diharapkan pubrik di era digital.

Penulis juga membahas mengenai profil umum Beritagar.id

sebagai gambaran subjek penelitian penulis.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini penulis menguraikan data dan temuan

penelitian mengenai Impementasi Delapan Peran Jurnalisme di

Era Internet pada Media Online Beritagar.id sesuai dengan

metodologi penelitian yang penulis aplikasikan dalam penelitian

ini.

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan melakukan analisis secara

mendalam juga menguraikan kaitan antara latar belakang masalah

juga teori yang penulis gunakan dengan realita yang terjadi pada

proses jurnalistik di media online Beritagar.id

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan

implikasi atas permasalahan yang diteliti beserta saran penulis

terhadap permasalahan penelitian yang penulis angkat.

Page 35: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Deskriptif Kualitatif

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriptif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati.1 Menurut Burhan Bungin,

penelitian kualitatif mementingkan kedalaman data (kualitas data)

yang tidak terbatas, meskipun sasaran penelitiannya terbatas.2

Semakin berkualitas bahan yang dikumpulkan, penelitian juga

semakin berkualitas.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian deskriptif

kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun

rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai

karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan.3

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan

antar fenomena yang diteliti. Data deskriptif penulis gunakan

1 L. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011), h.4

2 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-

format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,

Komunikasi, Manajemen dan Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2013), h.29

3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,

(Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011), h.73

Page 36: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

21

untuk meneliti media online Beritagar.id dalam

mengimpelentasikan delapan peran jurnalisme di era internet

lewat data primer yang dikumpulkan, yakni wawancara dengan

narasumber, dokumentasi dan observasi.

2. Fenomenologi

Secara terminilogi, kata “fenomenologi” berasal dari

bahasa Yunani “phainomenom”, yaitu sesuatu yang tampak, yang

terlihat karena bercahaya. Dalam bahasa Indonesia disebut

“fenomena”; Dalam bahasa Inggris disebut phenomenon; jamak

phenomena dan logos (akal budi).4

Peter A. Angeles dalam Dictionary of Philosophy

mengatakan bahwa fenomena adalah objek persepsi atau objek

yang bisa dipahami; fenomena adalah objek dari sence

experience, yakni objek pengalaman indera; fenomena adalah

sesuatu yang hadir ke dalam kesadaran; fenomena adalah setiap

fakta atau kejadian yang dapat diobservasi.5

Sementara Karl Jaspers mendefinisikan fenomenologi

sebagai; “the study which describes patient’s subjective

experiences and everything else that exist or comes to be within

the field of their awareness.” (studi yang menjelaskan

pengalaman-pengalaman subjektif pasien dan hal-hal lain yang

ada atau muncul dari alam kesadaran mereka).6

4 Muhammad Farid, dkk, Fenomenologi; Dalam Penelitian Ilmu

Sosial, (Jakarta: Prenamedia Group,2018), h.24

5 Muhammad Farid, dkk, Fenomenologi; Dalam Penelitian Ilmu

Sosial , h.24

6 Alex Sobur, Filsafat Komunikasi; Tradisi dan Metode

Fenomenologi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.9

Page 37: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

22

Fenomenologi menggunakan pengalaman langsung

sebagai cara untuk memahami berbagai realitas. Pengalaman

langsung dari sebuah peristiwa atau masalah penelitian tersebut

menjadi data yang berharga dan dijadikan rujukan utama dalam

studi fenomenologi untuk kemudian dikaji secara mendalam.

Dalam konteks ini manusia diasumsikan berperan aktif dalam

memahami dunia sekelilingnya sebagai sebuah pengalaman hidup

dan aktif menginterpretasikan pengalaman tersebut.

Metodologi yang mendasari fenomenologi mencakup

empat tahap:7

1. Bracketing, adalah proses mengidentifikasi dengan

‘menunda’ setiap keyakinan dam opini yang sudah

terbentuk sebelumnya tentang fenomena yang sedang

diteliti. Dengan demikian, seorang peneliti akan diberi

peluang untuk bersikap seobjektif mungkin dalam

menghadapi data yang ditemukan dalam penelitian.

Bracketing disebut juga “reduksi fenomenologi”, di mana

seorang peneliti mengisolasi pelbagai fenomena lalu

membandingkan dengan fenomena lain yang sudah

diketahui sebelumnya.

2. Intuition, terjadi ketika seorang peneliti tetap terbuka

untuk mengaitkan makna-makna fenomenologi tertentu

dengan orang-orang yang telah mengalaminya. Intuisi

menuntut seorang peneliti untuk kreatif dalam

menghadapi data yang sangat bervariasi sampai pada

7 Alex Sobur, Filsafat Komunikasi; Tradisi dan Metode

Fenomenologi , h.ix

Page 38: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

23

tingkat memahami pengalaman baru yang muncul.

Bahkan intuisi mengharuskan peneliti menjadi seorang

yang benar-benar tenggelam pada fenomena.

3. Alalysing, analisis yang melibatkan proses seperti coding

(terbuka, axial dan selektif), kategorisasi sehingga

membuat sebuah pengalaman mempunyai makna yang

penting. Peneliti diharapkan mengalami “kehidupan”

dengan data yang akan dia deskripsikan demi

memperkaya esensi pengalaman tertentu yang

bermunculan.

4. Describing, yakni menggambarkan. Peneliti mulai

memahami dan dapat mendefinisikan fenomena menjadi

“fenomenom” (fenomena yang menjadi). Langkah ini

bertujuan untuk mengkomunikasikan secara tertulis

maupun lisan dengan menawarkan suatu solusi yang

berbeda.

Meski fenomenologi tidak menerapkan suatu metode

tertentu, tetapi sesungguhnya terdapat sejumlah ciri atau

karakteristik yang lazim ditemukan dalam penelitian

fenomenologi. Ciri-ciri tersebut meliputi: 1)

pengungkapan dasar filosofis; 2) mengurung (bracking)

asumsi-asumsi; 3) fokus pada satu fenomena utama; 4)

menggarap sampel kecil; serta 5) menerapkan analisis

data fenomenologi secara tematik.8

8 Alex Sobur, Filsafat Komunikasi; Tradisi dan Metode

Fenomenologi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.428

Page 39: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

24

Tujuan akhir dari analisis data fenomenologi adalah

menampilkan gambaran analisis dan mendalam dari fenomena

yang diteliti. Gambaran ini tentu saja harus merefleksikan

pengalaman partisipan yang “hidup” dan “kaya”. Gambaran ini

bisa dalam bentuk paragraf panjang yang mengidentifikasikan

makna-makna dari pengalaman fenomenologi dan

mengungkapkan inti dari fenomena.

B. Kajian Teori

1. Pengertian Implementasi

Kata implementasi merupakan terjemahan dari kata

“implementation” yang memiliki arti pelaksanaan. Kata

“implementation” sendiri berasal dari kata “implement” yang

berarti melaksanakan; buat; melakukan.9 Pengertian tersebut

menunjukan kata impementasi sebagai sebuah kata kerja yang

berarti melaksanakan, membuat atau melakukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

implementasi memiliki arti pelaksanaan atau penerapan.10

Pelaksanaan atau penerapan sendiri dapat diartikan sebagai

kemampuan menggunakan ide, konsep atau gagasan yang telah

terencana atau disusun kedalam suatu tindakan yang nyata guna

mencapai tujuan tertentu.

Kata implementasi menurut Nurdin Usman memiliki arti

sebuah aktivitas, aksi, tindakan atau mekanisme suatu

9 Joyce M. Hawkins, Kamus Dwibahasa Oxpord-Erlangga, (Jakarta:

Penerbit Erlangga, 1996), h.169

10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013),

h.529

Page 40: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

25

sistem.11Sedangkan Mulyasa menyatakan bahwa implementasi

juga bisa berarti put something into effect atau penerapan yang

memberikan sebuah efek atau dampak.12

Dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah sebuah

aktivitas, aksi atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan

konsep, ide atau gagasan yang dilakukan secara sistematis untuk

mencapai suatu tujuan tertentu dan akan menghasilkan sebuah

efek atau dampak

2. Tentang Bill Kovach dan Tom Rosenstiel

Delapan peran wartawan di era internet dikemukakan oleh

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam buku Blur: How to Know

What's True in the Age of Information Overload. Blur adalah

buku ketiga yang ditulis dua orang sahabat sekaligus wartawan

Amerika Serikat itu. Buku itu adalah respon atas perubahan

landscape jurnalisme seiring dengan perkembangan teknologi

informasi.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel adalah dua wartawan

yang sudah menulis tiga buku bersama. Pada 1999, mereka

menulis buku Warp Speed: America in the Age of Mixed Media.

Buku yang diterbitkan oleh The Century Foundation ini

menceritakan perubahan yang terjadi dalam jurnalisme di

Amerika Serikat setelah pemberitaan skandal Presiden Bill

11 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persana, 2002), h.70

12 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik

dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h.31

Page 41: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

26

Clinton dan Monica Samille Lewinsky. Warp Speed

menggambarkan bagaimana kecepatan mengurangi waktu untuk

verifikasi. Jurnalisme dipaksa untuk mengikuti ritme pers yang

serba cepat.13

Pada Desember 2001, mereka menerbitkan buku The

Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the

Public Should Expect. Buku yang diterbitkan oleh Three Rivers

Press ini memperkenalkan sembilan elemen jurnalisme yang

dirumuskan setelah Committee of Concerned Journalists (CCJ)

mengadakan banyak diskusi dan wawancara yang melibatkan

1.200 wartawan dalam periode tiga tahun.14 Buku ini sudah

diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa. Di Indonesia, buku

itu diterjemahkan oleh Yusi A. Pareanom dan diterbitkan oleh

Yayasan Pantau dengan judul Sembilan Elemen Jurnalisme: Apa

yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan Diharapkan Publik.

Pada April 2007, Kovach dan Rosenstiel menerbitkan revisi buku

Sembilan Elemen Jurnalisme. Mereka menambahkan satu elemen

ke dalam sembilan elemen jurnalisme. Elemen ke-10 itu adalah

“Hak dan Tanggung Jawab Warga.”15 Elemen itu dimunculkan

karena internet mengubah dunia jurnalisme.

Pada Agustus 2011, mereka menerbitkan buku ketiga

berjudul Blur: How to Know What's True in the Age of

13 Dikutip dari https://www.amazon.com/Warp-Speed-America-

Mixed-Media/dp/0870784374 diakses pada 13 Januari 2020 pukul 11.28 WIB

14 Dikutip dari http://www.andreasharsono.net/2001/12/sembilan-

elemen-jurnalisme.html diakses pada 13 Januari 2020 pukul 13.20 WIB

15 Dikutip dari http://www.andreasharsono.net/2012/12/internet-

verifikasi-jurnalisme-dan.html diakses pada 12 Januari 2020 pukul 10.32 WIB

Page 42: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

27

Information Overload yang diterbitkan oleh Bloomsbury

Publising. Buku ini adalah pengembangan dari elemen ke-10,

“Hak dan Tanggung Jawab Warga”. Kovach dan Rosenstiel

menulis bahwa teknologi internet mengubah cara penyampaian

informasi dan format pemberitaan. Secara revolusioner internet

mengubah dunia informasi. Internet praktis menghancurkan

peranan ruang redaksi sebagai gate keeper informasi.16 Wartawan

kini tak lagi memiliki peranan untuk menentukan apa yang perlu

diberitakan dan apa yang tak perlu diberitakan. Di Indonesia,

buku itu diterjemahkan oleh Imam Shofwan dan Arif Gunawan

Sulistiyo lalu diterbitkan Dewan Pers dengan judul Blur:

Bagaimana Mengetahui Kebenaran di Era Banjir Informasi..

Buku iti tidak diperjualbelikan, Dewan Pers menerbitkan 5000

eksemplar lalu dibagikan kepada organisasi media, organisasi

wartawan, citizen reporter, perpustakaan serta sekolah-sekolah

yang mengajarkan komunikasi dan jurnalisme.17

Bill Kovach adalah salah satu wartawan Amerika Serikat

yang reputasinya menembus banyak batas negara.18 Kovach lahir

dari keluarga Albania di Tennessee, Amerika Serikat pada 1932.

Setelah menamatkan kuliah di East Tennessee State University,

Kovach bekerja sebagai wartawan di harian Johnson City Press-

Chronicle. Kovach banyak meliput soal gerakan persamaan hak

16 Dikutip dari http://www.andreasharsono.net/2012/12/internet-

verifikasi-jurnalisme-dan.html diakses pada 12 Januari 2020 pukul 10.32 WIB 17 Dikutip dari http://www.andreasharsono.net/2013/01/bagaimana-

cara-membeli-buku-blur.html diakses pada 13 Januari 2020 pukul 08.30 WIB

18 Dikutip dari http://www.andreasharsono.net/2004/01/independensi-

bill-kovach.html diakses pada 13 Januari 2020 pukul 13.02 WIB

Page 43: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

28

orang kulit hitam serta kemiskinan di daerah pegunungan

Appalachian. Menurutnya, generasi sebelum dirinya menganggap

berita tentang kulit hitam tak perlu diliput, lalu generasinya

mengubah keadaan itu.19

Setelah menerima menempuh pendidikan jurnalisme di

Stanford University, Kovach bergabung dengan harian New York

Times dan menjadi Kepada Biro Washington DC. Pada 1986,

Kovach keluar dan jadi pemimpin redaksi harian Atlanta Journal-

Constitution.

Pada 1990, Kovach jadi kurator Nieman Foundation for

Journalism, Universitas Harvard, Amerika Serikat. Di Harvard

pula Kovach mulai bekerja sama dengan Tom Rosenstiel untuk

mengerjakan riset tentang media dan jurnalisme. Mereka bersama

mendirikan Committee of Concerned Journalists. Di sana,

Kovach menjabat sebagai ketua dan Rosenstiel menjabat sebagai

direktur.

Thomas E. Patterson dari Universitas Harvard

mengatakan, Kovach punya "karir panjang dan terhormat"

sebagai wartawan. Goenawan Mohamad, pendiri majalah Tempo

mengaku sulit “mencari kesalahan” Kovach.20 Selama memimpin

Atlanta Journal Constitution, Kovach telah membawa surat kabar

19 Dikutip dari https://web.archive.org/web/20051203055500/

http://www.copydesk.org/2001kovach.html diakses pada 15 Januari 2020

pukul 09.31 WIB

20 Dikutip dari http://www.andreasharsono.net/2001/12/sembilan-

elemen-jurnalisme.html diakses pada 13 Januari 2020 pukul 13.20 WIB

Page 44: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

29

itu meraih dua penghargaan pulitzer. Total dalam karirnya,

Kovach menugaskan dan menyunting lima laporan yang

mendapatkan Pulitzer Prize.

Kovach banyak menghasilkan buku-buku jurnalisme yang

mendunia bersama Tom Rosenstiel. Rosenstiel adalah penulis,

jurnalis dan kritikus pers. Ia adalah pendiri dan direktur Project

for Excellence in Journalism (PEJ), sebuah pusat studi media dan

jurnalisme yang menjadi bagian dari Pew Research Center.21

Rosenstiel mengawali karir sebagai reporter untuk

kolumnis politik Jack Anderson. Selanjutnya, pria yang

menamatkan kuliahnya di Oberlin Collage dan Colombia

University Graduate School of Journalism ini menjadi reporter

dan editor bisnis untuk The Peninsula Times Tribune. Setelah itu,

ia menghabiskan waktu 12 tahun untuk Los Angeles Time.22 Ia

juga pernah menjadi koresponden untuk majalah Newsweek.

The Elements of Journalism, buku yang ia buat bersama

Kovach berhasil meraih Goldsmith Book Award dari Universitas

Harvard. Selain itu, Tom Rosenstiel juga pernah meraih empat

penghargaan Sigma Delta Chi Award dari Society of Professional

Journalist (SPJ), empat penghargaan untuk kritik media dari Penn

State dan The DeWitt Carter Reddick Award atas sumbangsih

21 Dikutip dari https://www.americanpressinstitute.org/author/

trosenstiel/ diakses pada 15 Januari 2020 pukul 11.25 WIB

22 Dikutip dari https://www.latimes.com/local/obituaries/la-xpm-

2014-feb-23-la-me-bill-thomas-20140224-story.html diakses pada 15 Januari

2020 pukul 11.45 WIB

Page 45: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

30

luar biasa dalam bidang komunikasi dari The University of

Texas.23

3. Peran

Peran merupakan aspek dinasmis dari kedudukan (status).

Ketika seseorang melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai

dengan kedudukannya, sejatinya orang tersebut telah

menjalankan suatu peran.

Menurut Biddle & Thomas, peran adalah serangkaian

rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari

pemegang kedudukan tertentu.24 Rumusan yang membatasi

perilaku-perilaku tersebut berasal dari patokan dan ukuran yang

ada dalam kehidupan manusia.

Adapun makna dari kata ‘peran’ dapat dijelaskan lewat

bebecapa cara, yaitu:25

1) Suatu penjelasan historis menyebutan, konsep peran

semula dipinjam dari kalangan drama atau teater yang

tumbuh subur di zaman Yunani kuno atau Romawi.

Dalam arti ini, peran merujuk pada karakteristik yang

disandang untuk dibawakan oleh seorang aktor dalam

sebuah pentas drama.

23 Dikutip dari https://www.americanpressinstitute.org/author/

trosenstiel/ diakses pada 15 Januari 2020 pukul 11.25 WIB

24 Edy Suhardono, Teori Peran: Konsep, Devinisi dan Implikasinya,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), h.9

25 Edy Suhardono, Teori Peran: Konsep, Devinisi dan Implikasinya,

h.3

Page 46: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

31

2) Suatu penjelasan yang merujuk pada konotasi ilmu sosial,

yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang

dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteriasi

(posisi) dalam struktur sosial.

3) Suatu penjelasan yang lebih bersifat operasional,

menyebut bahwa peran seorang aktor adalah suatu batasan

yang dirancang oleh aktor lain, yang kebetulan sama-sama

berada dalam satu “penampilan/unjuk peran” (role

performance).

Ada dua paham yang kerap digunakan dalam mengkaji

peran, yakni paham strukturalis dan paham interaksionis.26

Paham strukturalis mengaitkan antara peran sebagai sebuah unit

kultural mengacu pada perangkat hak dan kewajiban yang secara

normatif dicanangkan oleh sistem budaya.

Sedangkan paham interaksionalis lebih memperlihatkan

konotasi aktif-dinamis dari femomena peran; terutama setelah

suatu peran tersebut merupakan suatu “perwujudan peran” (role

enactment)”, yang bersifat lebih hidup serta lebih organis,

sebagai unsur dari sistem sosial yang diinternalisasi oleh self dari

individu pelaku peram. Pelaku akan menjadi sadar akan struktur

sosial yang didudukinya, ia berusaha untuk selalu tampak

mempuni dan dipersepsi oleh pelaku lainnya sebagai ‘tak

menyimpang’ dari suatu sistem harapan yang ada di masyarakat.

26 Edy Suhardono, Teori Peran: Konsep, Devinisi dan Implikasinya,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), h.4

Page 47: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

32

Wartawan sebagai sebuah profesi juga dibebani peran

atau tugas dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. Dalam

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1996 pasal 1 ayat 4 disebutkan

bahwa wartawan adalah karyawan yang melakukan pekerjaan

kewartawanan yaitu pekerjaan, kegiatan atau usaha yang

berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyiaran

dalam bentuk fakta, pendapat, usulan, gambar-gambar, dan lain

sebagainya untuk perusahaan pers, radio, televisi dan lain-lain.27

Ketika berbicara peran wartawan, secara implisit terdapat

standar normatif yang didasarkan pada Undang-Undang Pers No.

40 Tahun 1999 pasal 6. Peran wartawan menurut undang-undang

tersebut diantaranya:28

1) Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui

2) Menegakan nilai-nilai dasar demokrasi

3) Mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM

4) Menghormati kebhinekaan

5) Mengembangkan pendapat umum

6) Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran

7) Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

27 Dikutip dari http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_11_1966.htm diakses

pada 18 Januari 2020 pukul 09.45

28 Dikutip dari https://pwi.or.id/index.php/uu-kej diakses pada 18

Januari 2020 pukul 09.50

Page 48: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

33

4. Peran Wartawan di Era Internet

Buku karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel yang

berjudul Blur: Bagaimana Mengetahui Kebenaran di Era Banjir

Informasi, adalah sebuah buku yang mengulas perkembangan

jurnalisme di era media baru atau era digital. Pada era ini, tugas

jurnalistik tidak lagi dimonopoli oleh “wartawan profesional”

atau orang yang bekerja di media seperti surat kabar, majalah,

radio dan televisi. Perkembangan teknologi internet, ponsel

pintar, komputer dan media sosial memungkinkan siapapun dapat

menjadi “wartawan”.

Isu yang lebih mendesak di era jurnalisme baru adalah

bagaimana wartawan profesional dan media massa membuat

konsep-konsep baru untuk menjaga nilai-nilai jurnalisme di era

media baru saat ini. Jurnalisme harus ikut berkembang, seiring

berkembangnya media dimana jurnalisme melakukan

kegiatannya. Jurnalisme mesti berubah dari sekedar sebuah

produk—berita atau agenda media- menjadi pelayanan yang lebih

bisa menjawab pertanyaan konsumen, menawarkan sumber daya,

menyediakan alat. Pada tingkat ini, jurnalisme harus berubah dari

sekedar menggurui—mengatakan publik apa yang ia perlu tahu-

menjadi dialog publik, dengan wartawan menginformasikan dan

membantu memfasilitasi diskusi.29

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menilai ada delapan

ukuran dan peran penting wartawan yang dibutuhkan konsumen

29 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.178

Page 49: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

34

berita saat ini. Delapan peran ini menggambarkan ide wartawan

sebagai pelayan informasi atau penyedia dialog. Beberapa

diantaranya tidaklah baru, yaitu;

1) Authenticator (Penyahih)

Transformasi media yang kini sedang terjadi di era digital

memunculkan sejumlah masalah baru terkait praktik jurnalisme.

Masalah pokok dalam jurnalisme media internet adalah kualitas

dan kredibilitas informasi yang sampai ke masyarakat. Masalah

kualitas dan kredibilitas ini bermula dari apa yang disucikan di

media massa online sebagai kecepatan menyampaikan

informasi.30

Atas nama kecepatan, pageview dan aspek bisnis, acapkali

media online terjelembab menyampaikan informasi yang belum

final keberannya, belum lengkap datanya dan tidak berimbang

sehingga kerap menimbulkan mispersepsi, misinterpretasi

makna, bahkan menjurus pada berita bohong atau hoaks. Hal

inilah yang kerap menjadi masalah. Di satu sisi, media online

sangat memungkinkan penyebaran informasi jauh lebih cepat dari

media konvensional, namun di sisi lain kecepatan ini

mengorbankan prinsip-prinsip dasar jurnalisme diantaranya

akurasi berita.31 Peran penyahih menjadi peran yang amat

penting.

30 J. H. Margianto, & Asep Syaefulloh, Media Online: Antara

Pembaca, Laba dan Etika, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen, 2014), h. VI

31 Christiany Juditha, “Akurasi Berita dalam Jurnalisme Online

(Kasus Dugaan Korupsi Mahkamah Konstitusi di Portal Berita Detiknews)”,

Jurnal Pekommas Vol 16 No 3, 2013, h.146

Page 50: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

35

Istilah ‘penyahih’ berasal dari kata ‘sahih’ yang berarti

‘benar, sempurna, tiada cela (dusta, palsu), sesuai dengan hukum

(peraturan)’.32 Penerjemah buku Blur, Imam Shofwan dan Arif

Gunawan Sulistiyo memakai istilah ini untuk menerjemahkan

kata ‘authenticator’ yang dipakai Bill Kovach karena

authenticator menguji fakta-fakta di lapangan menjadi sebuah

kebenaran, yang tak lain adalah tindakan ‘menyahihkan’.

Menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, peran pers

amat dibutuhkan untuk membantu menyahihkan fakta yang benar

dan dapat dipercaya. Meski wartawan tak lagi menjadi penyedia

informasi tunggal, tapi publik tetap memerlukan peran wartawan

untuk membedakan mana yang bisa dipercaya, dan beberapa

bukti mendasar kenapa demikian.

Perlu beberapa cara untuk memilah informasi mana yang

bisa dipercaya dan beberapa bukti pendukung. Situasi jurnalisme

saat ini dipenuhi berbagai argumen yang lemah, berita plintiran,

berita yang menjurus pada jurnalisme pernyataan dan

pengukuhan, serta media yang semakin partisan. Dengan situasi

seperti itu, peran pensahih ini menjadi amat penting.

Untuk menjalankan peran penyahih ini, tetap diperlukan

tingkat keahlian lebih tinggi diruang redaksi khususnya di cabang

wilayah subjek mereka. Ia juga akan memerlukan wartawan yang

32 Dikutip dari https://kbbi.web.id/sahih diakses pada 19 Januari 2020

pukul 10.30

Page 51: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

36

menyediakan informasi dengan dokumentasi dan transparansi

ekstra mengenai sumber dan metode.33

Terlebih di era new media dimana kecepatan menjadi

elemen paling berharga yang dapat meningkatkan daya saing

antar media. Namun kerap kali verifikasi dikesampingkan demi

mengejar kecepatan. Ignatius Haryanto menyebut, “Speed is not

a friend of accuracy”. Desakan dalam media online untuk tampil

atau untuk dipublikasikan secepat-cepatnya berhadapan dengan

masalah “menyampaikan berita sebenar-benarnya/akurat.” Salah

satu tugas penting dalam jurnalistik media online adalah

keharusan untuk melakukan verifikasi terhadap data atau

informasi yang didapat.34

Akurasi adalah fondasi bagi bangunan diatasnya :

konteks, interpretasi, debat, dan semua kominkasi publik.

Jika fondasinya keliru, yang lain-lainnya cacat.

Memahami kebenaran jurnalistik sebagai sebuah proses

atau perjalanan berkelanjutan menuju pemahaman

sebenarnya lebih membantu dan realistis,dan hal ini

dimulai dari berita yang timbul pada hari pertama dan

perkembangan selanjutnya. Begitu mereka memverifikasi

fakta-fakta, para reporter berupaya untuk menyampaikan

laporan yang jujur dan dapat diandalkan dari makna

33 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.184

34 Ignatius Haryanto, Jurnalisme Era Digital; Tantangan Industri

Media Abad 21, (Jakarta;Penerbit Buku Kompas, 2014), h.3

Page 52: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

37

kejadian, yang valid untuk saat ini, dan bisa menjadi

subjek untuk reportase lebih lanjut.35

Dalam praktik jurnalisme online di Indonesia, muncul

frasa “truth in the making”,36 dimana validasi sebuah pernyataan,

bantahan terhadap sebuah tuduhan, penelusuran kembali fakta

dan data yang menopang narasi sebuah berita, dimuat dalam

berita-berita yang berbeda waktu unggahannya. Praktik ini

muncul karena media online berlomba-lomba dalam hal

kecepatan mengabarkan berita.

Atas nama kecepatan, media kerap mengesampingkan hak

masyarakat untuk memperoleh kebenaran. Padahal, Kode Etik

Wartawan Indonesia (KEWI) telah menegaskan kewajiban itu

dalam butir pertamanya. “Wartawan Indonesia menghormati hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.”37 Butir

keempat KEWI juga menyatakan, “Wartawan Indonesia tidak

menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul,

serta tidak menyebut identitas korban kejahatan susila.”

Truth atau kebenaran dalam dunia jurnalisme memiliki

makna yang spesik. Kebenaran dalam jurnalisme lebih dipahami

35 Bill Kovach , & Tom Rosenstiel, Sembilan Elemen

Jurnalisme: Apa yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan

Diharapkan Publik, Terjemahan: Yusi A. Pareanom, (Jakarta:

Yayasan Pantau, 2003), h.47

36 Kuskridho Ambardi, dkk., Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2017),

h.19

37 Persatuan Wartawan Indonesia, Kode Etik Wartawan Indonesia,

(http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-non-ict/written-

law/UUD1945-Amandemen(5).pdf), diakses pada 18 Juni 2019 pukul 18.53

WIB

Page 53: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

38

sebagai sebuah proses disiplin verifikasi.38 Yakni sebuah proses

disiplin untuk menemukan, menyambung dan melakukan

verifikasi terhadap berbagai fakta dan data yang menjadi bahan

pokok sebuah berita. Dalam menulis berita, misalnya, wartawan

harus menemukan berbagai fakta dan data atau pernyataan lalu

melakukan verifikasi dan validasi ke sumber-sumber terpercaya,

memastikan akurasi kronologi kejadian, serta merangkai sudut

pandang yang majemuk.

Pada akhir abad ke-19, konsep yang sering disebut-sebut

wartawan adalah realisme, bukan objektivitas. Realisme adalah

pemikiran bahwa bila seorang reporter menggali fakta dan

meruntutkannya secara kronologis, kebenaran akan dengan

sendirinya terungkap.39 Konsep realisme muncul bersamaan

dengan hadirnya konsep piramida terbalik, di mana wartawan

menulis berita dengan cara menyusun fakta-fakta yang dianggap

paling penting pada bagian lead dan berturut-turut dengan yang

kurang penting di bagian bawah. Dengan konsep ini diharapkan

pembaca dapat memahami persoaan dengan sendirinya.

Peran penyahih ini akan menjadi hal yang utama dalam

ruh pembangunan otoritas perusahaan media dan juga elemen

kunci yang relevan ketika mereka tak lagi memonopoli arus

38 Kuskridho Ambardi, dkk., Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia, h.19

39 Bill Kovach , & Tom Rosenstiel, Sembilan Elemen

Jurnalisme: Apa yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan

Diharapkan Publik, Terjemahan: Yusi A. Pareanom, (Jakarta:

Yayasan Pantau, 2003), h.88

Page 54: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

39

informasi dan perhatian publik.40 Baik media maupun

masyarakat, pemahaman terhadap peran penyahih ini menjadi

bekal paling penting demi menciptakan iklim jurnalisme dan

demokrasi yang damai.

2) Sense Maker (Penuntun Akal)

Teknologi digital yang melahirkan jurnalisme

digital/online telah membawa banyak perubahan di jagat media

dan jurnalisme. Selain berdampak pada hal teknis, dampak yang

lebih mengkhawatirkan adalah penurunan kualitas mutu

jurnalisme dalam platform online.

Hal ini diperparah dengan masifnya penyebaran informasi

bohong dan ujaran kebencian di media sosial. Media sosial ibarat

pedang bermata dua. Pengaruhnya bisa menjadi positif dan

produktif, tetapi bisa juga negatif dan kontraproduktif. Media

sosial yang memproduksi ujaran kebencian dan menyebarkan

informasi bohong merupakan terorisme verbal yang menciptakan

kekhawatiran dan ketidakpastian.41 Sebagian informasi yang

beredar di media sosial masih bersifat “setengah matang”.

Ironisnya, dibanding berupaya mencari informasi yang benar,

sebagian besar netizen lebih tertarik mencari pembenaran tanpa

mengetahui validitasnya. Disaat itulah peran penuntun akal

menjadi amat penting.

40 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.184

41 Dian Muhtadiah Hamna, “Eksistensi Jurnalisme di Era Media

Sosial”, Jurnalisa Vol.03 Nomor 01, 2017, h.108

Page 55: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

40

Media massa sebagai produsen informasi sangat cocok

memainkan peran penuntun akal. Bill Kocach memakai istilah

penuntun akal untuk menggambarkan peran meletakkan

informasi pada konteks dan mencari kaitannya hingga

pembacanya dapat memutuskan apa makna suatu berita dan

memutuskan tindakan yang dilakukan setelah membaca berita

itu.42

Peran ini menjadi sangat penting ditengah banjirnya

informasi. Banyaknya informasi membuat upaya membangun

pengetahuan menjadi sulit. Ketika suplai informasi membesar,

pengetahuan pun kian sulit diciptakan, sebab kita harus melewati

banyak data untuk menuju kesana. kebingungan dan

ketidakpastian membayangi.43 Menurut Bill Kovach dan Tom

Rosenstiel, dalam menjalankan perannya sebagai penuntun akal,

wartawan harus mencari informasi yang bernilai—tak hanya

baru—dan menyajikannya dengan cara yang bisa dipahami

sendiri oleh pembaca.

Kovach menambahkan, menuntun akal tidaklah sama

dengan menginterpretasi berita. Upaya untuk menuntun akal

mensyaratkan pencarian keterkaitan antar fakta untuk membantu

menjawab pertanyaan publik.44 Selain melaporkan peristiwa,

42 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.185 43 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, h.185

44 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, h.185

Page 56: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

41

wartawan juga menambah bahan untuk menjelaskan kenapa dan

bagaimana sesuatu dapat terjadi. Ada pemerkayaan (enrichment)

informasi untuk lebih menjelaskan suatu peristiwa.

Peran penuntun akal dengan demikian bukanlah sekadar

peran komentator atau interpreter. Ia bersifat mendalam, dengan

pencarian fakta dan informasi yang menjadikan semua saling

terkait.

Usaha menuntun akal pembaca sangat penting terlebih

dalam pemberitaan politik. Ada jebakan lain bagi wartawan yang

disebut peristiwa semu atau pseudo-event, seperti konfrensi pers,

wawancara dan sejenisnya, yang terjadi adalah politisi atau

selebriti tertentu yang ingin membuat pernyataan, biasanya

dengan motif tersendiri, yang tujuan utamanya adalah

publisitas.45 Informasi dalam suatu konfrensi pers terkadang lebih

berisi suatu pembenaran dari pada kebenaran. Tugas wartawan

politik untuk membangun makna dari sebuah peristiwa politik

menjadi amat berat. Wartawan perlu mendalami motif, fakta dan

data untuk membangun makna dalam sebuah berita politik.

Selain itu, kebanyakan apa yang didefinisikan atau

disajikan sebagai berita sekarang ini adalah opini, interpretasi dan

spekulasi. Untuk itu publik perlu peran wartawan yang memberi

makna dari sebuah informasi. Wartawan kini bertugas membawa

pembaca masuk ke dalam dunia makna yang lebih luas, tidak

terbatas pada tempat dan waktu kejadian peristiwa. Wartawan

sekarang tidak lagi hanya menceritakan kepada pembaca

45 Luwi Ishwara, Jurnalisme Dasar, (Jakarta, Penerbit Buku Kompas,

2015), h.8

Page 57: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

42

mengenai apa yang terjadi saja (here’s what happened). Dia juga

harus bisa memberi arti (here’s what it means), dan apa yang

dapat dilakukan oleh pembaca (here’s what you can do about

it).46

3) Investigator (Penyelidik)

Jurnalisme yang berkualitas adalah jantung dari

demokrasi. Pun sebaliknya, jurnalisme yang penuh propaganda,

informasi yang belum jelas kebenarannya—atau bahkan

informasi palsu—serta minim makna, hanya akan merusak

demokrasi.

Laporan tajam seorang wartawan yang bertujuan

membuat dunia menjadi lebih baik adalah sebuah sentral bagi

demokrasi.47 Joseph Pulitzer, mengatakan ketakutan seseorang

akan dibongkar oleh surat kabar—dibanding oleh hukum, moral,

atau undang-undang—telah mencegah berbagai kejahatan dan

tindakan tidak bermoral. Laporan tajam wartawan terwujud

dalam liputan investigasi.

Kata ‘penyelidik’ berasal dari kata ‘selidik’ yang

memiliki arti teliti; cermat. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, kata ‘penyelidik’ memiliki arti orang yang menyelidiki

sesuatu, pengusut, mata-mata, pengintai, peluluk, pelacak.48

Penerjemah buku Blur, Imam Shofwan dan Arif Gunawan

Sulistiyo memilih istilah penyelidik untuk menerjemahkan kata

46 Luwi Ishwara, Jurnalisme Dasar, Jakarta: Penerbit Buku Kompas,

2015), h.46

47 Luwi Ishwara, Jurnalisme Dasar, h.19

48 Dikutip dari https://kbbi.web.id/selidik diakses pada 19 Januari

2020 pukul 15.37

Page 58: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

43

‘investigator’ yang dirumuskan Bill Kovach. Karena Menurut

Bill Kovach, investigator harus mengekspos apa yang

disembunyikan atau dirahasiakan.49 Pers berposisi sebagai jaksa

independen yang menyortir, dan dengan kekuatan lampu

senternya, ia membentuk, tak sekedar mengikuti, agenda baik

dalam konteks membongkar pelanggaran hak publik atau

mengubah paradigma.

Wartawan harus menjalankan fungsi sebagai investigator

publik, yang banyak diistilahkan sebagai peran anjing penjaga

(watchdog). Jurnalisme yang membongkar apa yang

disembunyikan atau dirahasiakan menjadi begitu penting dan

esensial didalam negara demokratik.

Peran jurnalis yang sering menjadi investigator sering

disebut jurnalime watchdog. Jurnalisme watchdog

didefinisikan sebagai: (1) penyelidikan independen oleh

pers mengenai kegiatan pemerintah, bisnis dan lembaga

publik, (2) dengan cara mendokumentasikan, menanyakan

dan menginvestigasikan kegiatan mereka, (3) untuk

memberikan informasi pada masyarakat dan pejabat

mengenai isu yang sedang menjadi keprihatinan

masyarakat. Kita sering mendengar peran watchdog yang

katanya “membantu yang menderita dan membuat yang

49 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.186

Page 59: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

44

mapan menderita” –comfort the afficled and affict the

comfortable.50

Upaya-upaya awal kerja investigatif ini menjadi salah satu

alasan pers diberi kebebasan secara konstitusional. Pers harus

diberikan akses keterbukaan—juga bebas dari ancaman—agar

dapat menjalankan kerja investigatif ini. Dalam

pengaplikasiannya, seringkali pers berusaha mencari data dan

fakta dari sumber rahasia, juga melihat langsung melalui cara

penyamaran.

Dalam pasang surut peran anjing penjaga selama dua abad

terakhir, kita sampai pada momen melemahnya peran ini karena

mencairnya bobot investigasi.51 Kecil kemungkinan kita melihat

peran ini diimplementasikan oleh media yang tergesa-gesa dalam

proses produksi berita, juga media yang lebih banyak menjadi

panggung bagi jurnalisme pengukuhan dan jurnalisme pernyataan

yang interpretatif juga propagandis, serta menempatkan audiens

sebagai kaki tangan partisan. Dalam dinamika pers saat ini,

terlebih di era yang serba mengandalkan kecepatan, kita tidak

akan sulit menemukan wartawan yang bertindak sebagai

watchdog, tetapi telah berubah menjadi lap dog yang patuh pada

‘tuan’ mereka.

50 Setiawan Santana, Jurnalisme Investigasi, (Jakarta, Yayasan Obor

Indonesia, 2003) h.19

51 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Sembilan Elemen

Jurnalisme: Apa yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan

Diharapkan Publik, Terjemahan: Yusi A. Pareanom, (Jakarta:

Yayasan Pantau, 2003), h.153

Page 60: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

45

Prinsip dalam menjalankan peran investigator

mensyaratkan keterampilan khusus dalam metode pencarian

informasi, temperamen khusus dan rasa lapar khusus demi

menguatkan mental dalam proses liputan yang membutuhkan

waktu, tenaga dan pikiran ekstra. Prinsip ini juga

memeperlihatkan komitmen serius dari narasumber untuk berani

terbuka membongkar informasi yang ditutup-tutupi.

4) Witness Bearer (Penyaksi)

Alih-alih memakai kata ‘pembawa saksi’, penerjemah

buku Blur, Imam Shofwan & Arif Gunawan Sulistiyo memilih

kata ‘penyaksi’ untuk menerjemahkan ‘witness bearer. Melalui

frasa ‘witness bearer’, Kovach dan Rosenstiel mengusung konsep

peran wartawan sebagai ‘pembawa saksi’ dan juga ‘menjadi

saksi’ itu sendiri.

Peran penyaksi adalah peran yang penting dan esensial

namun kurang diperhatikan dalam pers di era modern ini. Kovach

dan Rosenstiel mendambakan pers hadir di suatu peristiwa dan

menjadi saksi kejadian. Ini adalah fungsi pengawasan jurnalisme

ditingkat yang lebih ramah dari fungsi anjing penjaga atau

investigator.

Ada hal tertentu di dalam komunitas masyarakat dan juga

pemerintah yang perlu diawasi, diamati dan diteliti.

Penyalahgunaan dan pelanggaran mungkin saja terjadi. Disini,

pers memainkan peran penting hanya dengan muncul, mengada

Page 61: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

46

disana.52 Langkah penting yang mesti dilakukan pers adalah

mengenali tempat yang mesti diawasi dan hadir disana.

Kehadiran pers harus mengisyaratkan kepada penguasa bahwa

mereka diawasi.

Jika sumber dayanya tak memungkinkan, pers harus

memanfaatkan jaringan teknologi dan penjaga pintu publik untuk

memastikan pengawasan berjalan. Di titik ini, ada potensi

dibentuknya kemitraan dengan baru dengan warga.

Untuk menjadi saksi mata, perlu jurnalisme untuk

melakukan upaya khusus mengumpulkan berita yang tak

dihiraukan orang lain, dan tak cuma meramaikan koor yang sudah

ada demi menggenjot lalu-lintas web berita.53 Pers tak sekadar

menumpuk omongan yang bisa didapat dimana saja.

Joseph Pulitzer pernah berkata bahwa surat kabar tidak

akan menjadi besar dengan hanya sekadar mencetak selebaran-

selebaran yang disiarkan oleh pengusaha maupun tokoh-tokoh

politik atau meringkas tentang apa yang terjadi setiap hari.

Banyak wartawan yang nyaman dengan apa yang

dinamakan sebagai cheerleader complex, yaitu sifat untuk

berhura-hura mengikuti arus yang sudah ada, puas dengan

apa yang ada, puas dengan permukaan sebuah peristiwa,

52 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.186

53 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, h.187

Page 62: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

47

serta enggan mengingatkan kekurangan-kekurangan yang

ada dalam masyarakat.54

Wartawan harus terjun ke lapangan, menggali hal-hal

yang eksklusif, mengungkap apa yang selama ini tidak disadari

publik, juga mengungkap hal buruk yang ditutup-tutupi.

Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia

akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang

wartawan. Peristiwa tidak terjadi di ruang redaksi. Ia terjadi di

luar. Karena itu, yang terbaik bagi wartawan adalah terjun

langsung ke tempat kejadian sebagai pengamat pertama.

5) Empowerer (Pemberdaya)

Isu yang lebih mendesak dalam jurnalisme online adalah

bagaimana jurnalisme berubah untuk menjaga nilai-nilai di era

baru. Jurnalisme mesti berubah dari sekadar sebuah produk—

berita atau agenda media—menjadi pelayanan yang lebih bisa

menjawab pertanyaan konsumen, menawarkan sumber daya,

menyediakan alat. Hal itu merupakan esensi dari peran pers

sebagai pemberdaya, publik bukan hanya ditempatkan sebagai

konsumen, namun juga diberdayakan dalam proses produksi

suatu berita. Pada tingkat ini, jurnalisme harus berubah dari

sekedar menggurui—mengatakan publik apa yang ia perlu tahu—

54 Luwi Ishwara, Jurnalisme Dasar, (Jakarta, Penerbit Buku Kompas,

2015), h.3

Page 63: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

48

menjadi dialog publik, dengan wartawan menginformasikan dan

membantu memfasilitasi diskusi.55

Bill Kovach menyebut loyalitas pertama jurnalisme

adalah kepada warga. Komitmen kepada warga harus lebih besar

ketimbang egoisme profesional. Komitmen ini menegaskan posisi

pers tak lagi eksklusif, tapi berubah menjadi pelayan warga.

Pers juga harus memberi alat yang memungkinkan kita

sebagai warga menemukan cara baru untuk mengetahui.

Salah satunya adalah menempatkan publik sebagai bagian

dari proses berita dan bukan cuma audien. Ini adalah

pemberdayaan timbal balik. Warga diperdayakan untuk

membagi pengalaman dan pengetahuan yang informatif

pada pihak lain –termasuk wartawan. Para wartawan

diberdayakan dengan mengejar pengalaman dan keahlian

di laur sumber formal dan resmi mereka.56

Proses kemitraan ini menguntungkan kedua belah pihak.

Bagi wartawan, mereka tidak lagi memiliki ketergantungan pada

sumber informasi resmi seperti konfrensi pers dan rilis data resmi

organisasi pemerintah maupun non pemerintah. Wartawan juga

memiliki lebih banyak ide dalam membingkai dan menarik

kesimpulan karena mereka mendapat masukan dari publik. Bagi

55 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.188

56 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, h.186

Page 64: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

49

publik, aspirasi mereka akan terwakilkan dan diangkat di media

massa.

Ada banyak istilah untuk menggambarkan fenomena

partisipasi publik dalam memublikasikan berita yang dibuatnya di

media massa. Muncullah istilah citizen journalism atau

jurnalisme warga, participatory journalism, grasroot journalism,

alternatif journalism. Varian istilah lain adalah open source

jornalism, hyperlocal journalism, distributed journalism dan

network journalism. Semua istilah itu bermuara pada satu makna,

yakni partispasi warga, baik itu profesional atau amatir dalam

diseminasi informasi. Informasi bukan lagi esklusif milik jurnalis

dan media. Kerja-kerja jurnalistik kini juga dilakukan oleh

publik. Inilah era yang disebut Alvin Toffler, futurolog 1980an

sebagai era prosumsi (produksi dan konsumsi). Masyarakat bisa

menjadi produsen sekaligus konsumen informasi.57

Proses pemberdayaan warga ini harus didasari pada

kesadaran bahwa konsumen atau warga adalah mitra penting

yang diperlu dilayani dan didengar, bukan diceramahi. Proses

kemitraan ini membantu jurnalisme menjadi lebih baik dengan

membantu warga meletakan informasi dalam konteks, lengkap

dengan cara menyikapi suatu pemberitaan dan memberitahu

kemana warga dapat mencari informasi yang lebih lengkap. Hasil

akhir dari semua itu adalah dialog berkesinambungan.

57 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Internet, Media

Online dan Demokrasi di Indonesia, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen

(AJI) Indonesia, 2013), h.11

Page 65: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

50

Model pemberitaan di era digital lebih ramah dengan

publik. Era digital dapat mencegah kecenderungan elitisme

pemberitaan karena teknologi digital memungkinkan munculnya

mode crowd-sourcing58 dalam proses pengumpulan fakta dan

data. Secara sederhana, mode crowd-sourcing merupakan cara

kolektif dengan mengajak publik berpartisipasi untuk

memecahkan masalah yang dihadapi individu maupun organisasi.

Pada gilirannya, mode crowd-sourcing ini justru meningkatkan

engagement atau keterlibatan publik dalam proses berita dan

mengembangkan ikatan rasa memiliki dikalangan awam terhadap

berita-berita yang diproduksi media.59

Orang yang bergerak di pemberitaan tidak menjajakan

produk yang berisi kepentingan pelanggan, mereka

membangun hubungan dengan audiensnya berdasarkan

nilai-nilai yang mereka anut, pengambilan sikap,

kewenangan, keberanian, profesionalisme, dan komitmen

kepada komunitas. Dengan menyediakan ini media

menciptakan ikatan dengan publik, yang selanjutnya

disewakan kepada para pemasang iklan. 60

58 Crowd-sourcing adalah suatu konsep berbagi antar pengguna

internet

59 Kuskridho Ambardi, dkk., Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2017),

h.14

60 Bill Kovach , & Tom Rosenstiel, Sembilan Elemen

Jurnalisme: Apa yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan

Diharapkan Publik, Terjemahan: Yusi A. Pareanom, (Jakarta:

Yayasan Pantau, 2003), h.71

Page 66: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

51

Ketelibatan masyarakat dalam pemberitaan kini seolah

telah menjadi kewajiban bagi media di era jurnalisme baru.

Media melakukan strategi ini untuk mengatasi kekurangan

sumber daya manusia (SDM) di media yang tak mungkin ada di

setiap koordinat geografis. Keterlibatan masyarakat juga dapat

meningkatkan loyalitas masyarakat kepada media.

Jurnalisme saat ini harus lebih proaktif dan kreatif untuk

menciptakan konten-konten baru. Konten semacam ini harus

makin mendekatkan media dengan konsumennya dan juga harus

memberi ruang kepada konsumen untuk ikut berpartisipasi.61

Kedekatan media dengan konsumen adalah kunci di era digital.

Keberjarakan media dengan konsumen hanya akan menjatuhkan

media itu secara perlahan. Berbagai forum para pemimpin

media dalam dan luar negeri sepakat bahwa media yang dapat

bertahan pada masa saat ini adalah media yang makin

mendekatkan diri dengan audience atau konsumennya. Itu artinya

pembuat pesan sebagaimana konsep lama komunikasi tidak

semata-mata para pengelola media, tetapi audience juga bisa

berkontribusi untuk menghasilkan konten-konten lain.62 Kini

telah banyak media-media yang menyediakan kanal untuk publik

membagikan konten yang dibuatnya. Kanal itu seperti blog dan

jurnalisme khalayak (citizen journalism).

61 Ignatius Haryanto, Jurnalisme Era Digital; Tantangan Industri

Media Abad 21, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2014), h.172

62 Igatius Haryanto, Jurnalisme Era Digital; Tantangan Industri

Media Abad 21, , h.173

Page 67: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

52

6) Smart Aggregator (Agregator Cerdas)

Internet memudahkan wartawan dalam menjalankan kerja

profesionalnya. Ada dua kemudahan yang didapat wartawan

dengan hadirnya media baru, yaitu: pertama, terkait aspek

pengumpulan bahan berita (news gathering); dan kedua, dalam

aspek mengonstruksi dan memublikasikan (mengirim luas produk

berita).63 Dengan internet, proses ini telah tersimplifikasi tanpa

mengurangi kualitas dari prosesnya.

Dalam hal pengumpulan bahan berita, wartawan sering

bertumpu pada banyak sumber materi seperti laporan terdahulu,

dokumen-dokumen asli, data, siara pers, atau informasi dari

individu. Teknologi internet telah membuat semua sumber materi

itu mampu terdigitalkan dan terpublikasikan dalam jaringan,

sehingga wartawan dapat mengakses segala informasi yang

mereka butuhkan lewat “riset dalam jaringan” (online research).

Selain itu, internet juga memberikan kemudahan bagi

wartawan terkait publikasi. Media digital memberi ruang tak

terbatas pada sebuah liputan. Batasan fisik pada media cetak dan

batasan waktu pada media elektronik teratasi oleh media digital.

Liputan sebuah isu mendalam bisa disajikan secara lebih luas dari

berbagai sudut pandang dengan memanfaatkan fasilitas

hyperlinks. Melalui fasilitas hyperlinks media digital dapat

melengkapi laporannya dengan link pada kata kunci, orang atau

63 Ambang Priyonggo, “Merevisi Jurnalisme Sebagai Profesi Di Era

Digital: Telaah Pengaruh Teknologi Media Baru dalam Praktik Jurnalistik di

Indonesia” dalam Muzayyin Nazaruddin (Ed). Membayangkan Indonesia

Baru. Yogyararta: CCMS-UII. h.2

Page 68: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

53

organisasi, juga link pada isu-isu yang relevan serta data

pendukung dari sumber resmi.

Media diharapkan menjadi pengumpul berita yang cerdas.

Tidak hanya sekedar menyajikan berita yang diproduksi sendiri,

tetapi juga menunjukan sumber terkait lainnya kepada publik. Hal

ini penting untuk mempermudah publik dalam memahami

persoalan yang ditulis juga memperluas khasanah pengetahuan

yang diangkat media.

Bill Kovach menggunakan istilah “agregator cerdas”

bukan tanpa alasan. Seperti halnya peran penyahih dan penuntun

akal, agregasi disini harus dapat mengefisiensikan waktu

pembaca dan mengarahkan mereka ke sumber terpercaya.

Algoritma komputer mungkin memberikan pilihan tanpa batas,

namun jurnalisme agregasi pintar menyajikan hanya bebeberapa

pilihan yang dianggap sebagai sumber pengetahuan yang paling

bernilai. Link yang diberi haruslah berisi informasi yang relevan

dengan apa yang dituliskan dalam tulisan utama, juga mendukung

ide tulisan mereka.

Agar perusahaan media bisa benar-benar membantu,

melayani konsumen berita yang berorientasi kedepan, ia mesti

juga mengarahkan audien ke sumber web lain yang dinilai

penting. Inilah yang membuat web kuat.64 Wartawan dapat

memberi link pada kata kunci, organisasi atau tokoh yang

64 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.188

Page 69: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

54

diberitakan, berita yang terkait, atau sumber data yang relevan.

Link yang dipilih haruslah terpercaya dan kredibel.

Media dan wartawan perlu memanfaatkan kekuatan web,

menjadi agregator pintar yang menyisir web untuk pembaca dan

bekerja melampaui kemampuan algoritma komputer dan

agregator umum. Organisasi berita masa depan mesti menyisir

lanskap informasi lain yang mungkin membantu.

Audiens memerlukan informasi tambahan yang

melatarbelakangi sebuah peristiwa atau isu pemberitaan. Secara

teknis, konteks ini dapat dicantumkan di dalam berita, tetapi bisa

juga pada berita lainnya yang terpaut. Media online leluasa

melakukan peran ini melalui fasilitas hyperlinks.

Pers harus melayani audiens sebagaik-baiknya dengan

berbasis pada rekomendasi agregasi yang lebih luas dan mewakili

audiens mengindentifikasi konten yang menyajikan fungsi

jurnalistk secara penuh. Redaksi menyisir web secara konstan

agar bisa menginformasikan berita mereka sendiri lalu

meneruskannya ke audens. Kurasi adalah pengetahuan.

Fitur hypertext dan hyperlink –atau kita terjemahkan

menjadi tautan- memungkinkan jurnalis dan redaktur untuk

memfasilitasi proses pencarian kebenaran secara bertahap,

penggalan demi penggalan.65

65 Kuskridho Ambardi, dkk., Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2017),

h.20

Page 70: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

55

7) Forum Organizer (Penyedia Forum)

Transformasi media yang kini sedang terjadi di era digital

memunculkan sejumlah hal baru terkait praktik jurnalisme. Era

digital amat mendukung keterlibatan publik dalam proses berita

di media massa melalui beberapa kanal.

Para wartawan, khususnya yang lokal, juga mesti

membantu terbentuknya diskusi dan wacana yang melibatkan

warga secara aktif. Koran cetak membantu menciptakan konsep

ini ketika menemukan konsep surat pembaca, juga halaman op-ed

(opposite the editorials)66 yang ditulis oleh kontributor luar.67 Bill

Kovach menilai jika peran ini dihilangkan media tradisinal, maka

akan sangat merugikan perusahaan media berita secara finansial

dan merugikan masyarakat umum.

Interaktivitas memiliki arti penting bagi sebuah situs

untuk meraih traffic. Traffic juga dihasilkan dari ruang

interaktivitas yang disediakan suatu situs berita. Terkait berita,

misalnya, traffic dihasilkan dari diskusi yang berlangsung pada

halaman-halaman komentar. Tak sedikit pembaca membuka satu

berita berkali-kali karena mengikuti diskusi yang berlangsung di

halaman komentar. Traffic pun dihasilkan dari layanan-layanan

66 Op-ed (opposite the editorials) adalah sebuah potongan prosa

tertulis yang biasanya diterbitkan oleh surat kabar atau majalah yang

menuangkan opini dari seorang pengarang yang tidak berafiliasi dengan badan

editorial.

67 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.189

Page 71: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

56

interaktivitas lain di luar berita. Misalnya, forum, blog, atau

crowdsourcing yang disediakan situs berita tertentu.

Media massa, baik media digital maupun media

tradisional, dapat menjadi ruang terbuka bagi warga untuk

memonitor jalannya pemerintahan serta kehidupan sosial

kemasyarakatan.

Sebagai warga, kita semua punya hak untuk mempunyai

ruang publik yang terbuka bagi siapapun. Jika praktisi

media membayangkan bahwa tujuan mereka adalah

menginspirasi dan menginformasikan wacana publik,

maka membantu mengorganisir wacara tersebut adalah

fungsi logis dan layak. Argumen yang dibangun

berdasarkan fakta gadungan dan rumor pasti dilihat

sebelah mata disitu. Institusi berita mendalam adalah yang

paling pas mengorganisir forum publik yang berdasarkan

informasi terpercaya.68

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam buku Sembilan

Elemen Jurnalisme mengatakan bahwa “Jurnalisme harus

menghadirkan sebuah forum untuk kritik dan komentar publik.”69

Melalui forum yang disediakan bagi publik, diharapkan timbul

68 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.189

69 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Sembilan Elemen

Jurnalisme: Apa yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan

Diharapkan Publik, Terjemahan: Yusi A. Pareanom, (Jakarta:

Yayasan Pantau, 2003), h.173

Page 72: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

57

jurnalisme yang memberi makna substansial bagi kepentingan

publik, menyoroti masalah-masalah yang dianggap penting bagi

publik dan melibatkan publik seluas-luasnya dalam proses kerja

jurnalistik.

Media online adalah media yang sangat memungkinkan

untuk terjadinya komunikasi dua arah. Wartawan atau media

online perlu memasukan user generated content (UGC) dimana

user atau pemirsa dapat berpartisipasi disana. Seperti kolom

komentar, portal diskusi, dan sebagainya.

Wartawan juga dapat mencantumkan alamat e-mail agar

pembaca dapat berkomunikasi dengan wartawan tersebut.

Isu yang lebih mendesak di era digital adalah bagaimana

jurnalisme berubah untuk menjaga nilai-nilai di era baru.

Jurnalisme mesti berubah dari sekadar sebuah produk—

berita atau agenda media—menjadi pelayanan. Pada

tingkat ini, jurnalisme harus berubah dari sekedar

menggurui—mengatakan publik apa yang ia perlu tahu—

menjadi dialog publik, dengan wartawan

menginformasikan dan membantu memfasilitasi diskusi.70

Melalui forum yang disediakan bagi publik, diharapkan

timbul jurnalisme yang memberi makna substansial bagi

kepentingan publik, menyoroti masalah-masalah yang dianggap

penting bagi publik, melibatkan publik seluas-luasnya dalam

70 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Sembilan Elemen

Jurnalisme: Apa yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan

Diharapkan Publik, Terjemahan: Yusi A. Pareanom, (Jakarta:

Yayasan Pantau, 2003), h.178

Page 73: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

58

proses kerja jurnalistik, menunjukan keberagaman suara publik

termasuk kelompok minoritas, mendorong transparansi redaksi,

serta meningkatkan akuntabilitas jurnalis pada pemberitaan. Pers

harus dekat dengan publik, keberjarakan pers dengan publik

membuat pers tidak mampu memotret keberagaman perspektif

publik.

Adanya dialog publik dalam proses jurnalistik mampu

menjaring aspirasi orisinil mengenai masalah-masalah yang

dianggap penting oleh warga. Warga ingin membaca pers yang

menggemakan nilai-nilai yang akrab bagi warga.71

Alih-alih dipicu oleh agenda para pemegang kuasa dan

jabatan, pimpinan parpol dan sumber-sumber elit, berita

semestinya merefleksikan kepentingan-kepentingan warga.

Menyimak publik mencakup mencari tahu apa yang menjadi

perhatian di komunitas baru melaporkan bagaimana perhatian

tersebut terpenuhi atau tidak terpenuhi.72

Jurnalis harus benar-benar mendatangi warga dari

beragam kalangan dan mendengarkan keterangan mereka.

Mendengarkan publik tidaklah sama dengan menerjemahkan

opini mayoritas ke dalam berita, melainkan menemukan concern-

71 Kuskridho Ambardi, dkk., Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2017),

h.30

72 Kuskridho Ambardi, dkk., Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia, h.37

Page 74: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

59

concern semua faksi bertentengan maupun moderat di warga,

terutama faksi yang kerap terabaikan oleh sistem dan media.73

8) Role Model (Panutan)

Di era saat ini, dimana banyak media yang partisan, kritik

pedas terus menerus diarahkan pada media dan jurnalis. Padahal

beberapa media di media tradisional memiliki sejarah reputasi

yang baik sebagai media pejuang kepentingan publik.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel mengungkapkan, publik

telah menangkap sinisme dan keburukan dibalik slogan

“memihak Anda,” untuk “mengabdi pada Anda,” dan sebagainya.

Penurunan rasa hormat publik itu tercermin dari turunnya tingkat

kepercayaan publik terhadap pers selama 30 tahun terakhir.

Di era digital yang kian terbuka, pers yang yang tak

menjaga klaim konstitusionalnya hanya akan makin

mengecewakan, karena publik mengukur kinerja mereka

berdasarkan harapan yang terbaik, dan bukannya yang terburuk,

pada jurnalisme.74

Media perlu menjadi lembaga kepercayaan publik

ditengah jutaan informasi yang tersedia di ranah digital yang

belum pasti kebenarannya. Kepercayaan (trust) adalah modal

awal bagi media demi mendapatkan legitimasi publik dalam

73 Kuskridho Ambardi, dkk., Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia, h.38

74 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.190

Page 75: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

60

menjalankan aktivitas jurnalistik. Jika publik percaya pada media

tersebut, publik pun akan mempercayakan media tersebut sebagai

saluran informasi.

Pers di era baru, khususnya yang berkaitan dengan

perusahaan media lama, tak bisa mengelak dari fungsi sebagai

role model (panutan). Pers harus menjadi panutan agar warga

memiliki kepercayaan pada pers sehingga warga mau membawa

kesaksiannya sendiri pada pers. Warga juga akan berkaca pada

wartawan—baik metode atau pun sikap—dalam membuat sebuah

berita dari warga (citizen journalism).

Beberapa perusahaan media telah melangkah lebih jauh

dengan menyediakan pelatihan jurnalisme warga dan

mengundang mereka dalam rapat redaksi.75 Hal ini penting

karena hubungan media dengan publik adalah hubungan yang

saling ketergantungan. Publik butuh media sebagai sarana

menyuarakan aspirasi dan sarana pemenuhan kebutuhan

informasi. Media juga membutuhkan publik bukan hanya sebagai

konsumen, namun juga sebagai mitra dalam proses produksi

informasi.

Wartawan harus paham bahwa segala tingkah-laku

mereka, bukan hanya berita mereka, dilihat oleh publik. Di era

digital yang kian terbuka, pers yang tak menjaga kehormatan

institusionalnya akan ditinggalkan pembaca. Industri pers adalah

industri yang menjungjung tinggi kepercayaan (trust).

75 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.190

Page 76: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

61

5. Pengertian Internet

Internet adalah singkatan dari Interconnected Network.

Interconnected jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

memiliki arti “saling terkoneksi” sedangkan arti network adalah

jaringan76. Jika dilihat dari kata asalnya, maka internet adalah

jaringan komputer yang saling terhubung satu dengan lainnya.

Internet saat ini mampu menghubungkan dari milyaran komputer

yang ada diseluruh dunia dan melibatkan berbagai jenis komputer

yang berbeda.

Sejarah internet berawal dari sebuah jaringan komputer

untuk sistem pertahanan yang dikembangkan oleh Departemen

Pertahanan Amerika Serikat. proyek ini dinamakan Advanced

Research Project Agency (ARPA). Jaringan komputer ini

kemudian diberi nama ARPANET (Advanced Research Project

Agency Network). Demonstrasi pertama ARPANET

menghubungkan komputer di University of California at Los

Anggeles (UCLA) dengan komputer di Stanford University.77

Pada 1971, jaringan ARPANET sudah melibatkan 20 situs

termasuk Massachussetts Institute of Technologi (MIT) dan

Harvard University. Pada 1981, jumlah situs yang tergabung

ARPANET sudah mencapai 200 situs. Jaringan ARPANET

berkembang pesat karena menghubungkan jaringan antar

universitas juga organisasi-organisasi di seluruh dunia. Hingga

kemudian, pada 1983, karena sistem ini sudah menghubungkan

76 Dwi Rahmawati, Internet untuk SMP, (Jakarta; Elex Media

Komputindo, 2008), h.2

77 Dwi Rahmawati, Internet untuk SMP, (Jakarta; Elex Media

Komputindo, 2008), h.3

Page 77: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

62

banyak jaringan di seluruh dunia, maka sistem ini dikenal dengan

nama internet.

Di Indonesia, internet awalnya merupakan aktivitas para

penggemar jaringan teknologi komputer. Koneksi pertama

Internet di Indonesia tercatat dilakukan oleh Joseph Luhukay

pada tahun 1983 yang mengembangkan jaringan UINet di

kampus Universitas Indonesia.78 Joseph lalu mengembangan

University Network (Uninet) di lingkungan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun yang sama. Uninet

merupakan jaringan komputer dengan jangkuan lebih luas

meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung,

Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Institut

Teknologi Surabaya, Universitas Hasanudin, dan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi.

Internet di Indonesia kemudian memasuki ranah

komersial ketika Indonet, Internet Service Provider (ISP) pertama

di Indonesia, berdiri tahun 1994.79 Indonet adalah pijakan penting

dalam sejarah Internet di Indonesia. Melalui jaringan Indonet,

pengguna Internet di Indonesia mulai bertumbuh.

Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet

Indonesia (APJII), lebih dari setengah penduduk Indonesia telah

terhubung ke internet pada 2016. Jumlah pengguna internet di

Indonesia pada 2016 tercatat 132,7 juta orang, naik sekitar 50 juta

78 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Internet, Media

Online dan Demokrasi di Indonesia, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen

(AJI) Indonesia, 2013), h.5

79 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Internet, Media

Online dan Demokrasi di Indonesia, h.5

Page 78: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

63

dari tahun 2014.80 Pengakses internet di Indonesia terus

berkembang pesat seiring dengan tersedianya infrastruktur

teknologi informasi dan komunikasi yang semakin meluas,

terjangkau dan murah.

Dari segi keaktifan di dunia maya, data menunjukan orang

Indonesia termasuk orang yang teraktif berkomunikasi di

Internet; berada di urutan kedua dunia dalam facebook (40,5 juta

akun) dan urutan ketiga ‘tercerewet’ di twitter (12%).81

80 Dikuti dari

https://tekno.kompas.com/read/2016/10/24/15064727/2016.pengguna.internet.

di.indonesia.capai.132.juta. Diakses pada 17 Maret 2018 pukul 13.12

81 J. Heru Margianto, Media Online: Antara Pembaca, Laba dan

Etika, (Jakarta, Aliansi Jurnalis Independen) Hlm. V

Page 79: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

64

6. Media Online

a. Pengertian Media Online

Menurut definisi, media online (online media) –disebut

juga media siber (cybermedia), media internet (internet media)

dan media baru (new media), media digital (digital media), media

virtual,–dapat diartikan sebagai media yang tersaji secara online

di situs web internet.

Sedangkan menurut Pedoman Pemberitaan Media Siber

(PPMS) yang dibuat oleh Dewan Pers mengartikan media siber

sebagai “segala bentuk media yang menggunakan wahana

internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi

persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers

yang ditetapkan Dewan Pers.”

Media online dapat dikatakan sebagai media generasi

ketika setelah media cetak –koran, majalah, tabloid, buku- dan

media elektronik –radio, televisi dan film/video.

Dalam perspektif studi media atau komunikasi massa,

media online menjadi objek kajian teori “new media” (media

baru), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke

konten (isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap

perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif,

Page 80: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

65

partisipasi kreatif dan pembentukan komunitas sekitar konten

media, juga aspek generasi “real time”.82

b. Jenis-jenis Media Online

Media online sebagai sebuah situs berita berbasis dalam

jaringan (daring) dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori:83

1. Situs berita berupa “edisi online” dari media cetak surat

kabar atau majalah, seperti Republika

(www.republika.co.id), Kompas (www.kompas.com),

Tempo (www.tempo.co) , Seputar Indonesia

(www.sindonews.com) dan Jawa Pos (www.jpnn.com).

2. Situs berita berupa “edisi online” dari media penyiaran

radio seperti Radio Republik Indonesia (www.rri.co.id),

Radio Elshinta (www.elshinta.com) dan Kantor Berita

Radio (www.kbr.id)

3. Situs berita berupa “edisi online” dari media penyiaran

televisi seperti Metro TV (www.metrotvnews.com), TV

One (www.tvonenews.tv) dan Liputan 6 SCTV

(www.liputan6.com)

4. Situs berita online “murni” yang tidak terkait dengan

media cetak atau pun media elektronik seperti Beritagar

(www.beritagar.id), Tirto (www.tirto.id), Detik

82 Asep Syamsul M.R, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media

Online, (Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia, 2018), h.34

83 Asep Syamsul M.R, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media

Online, h.36

Page 81: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

66

(www.detik.com), Viva News (www.viva.co.id) dan

Okezone (www.okezone.com)

5. Situs “indeks berita” yang hanya memuat link-link berita

dari situs berita lain seperti Yahoo! News, Line Today dan

Google News—layanan kompilasi berita yang secara

otomatis menampilkan berita dari berbagai media online.

c. Sejarah Media Online di Indonesia

1) Media 1990: Generasi Pertama

Perkembangan teknologi internet mendorong lahirnya

jurnalisme online di Indonesia. Pada era 90-an itu media-media

cetak mulai menampilkan isi media mereka ke Internet. Media

pertama yang tercatat hadir di Internet adalah Republika dengan

alamat www.republika.co.id yang tayang perdana 17 Agustus

1995, dua tahun setelah Harian Republika terbit.84

Setelah itu diikuti Kompas Online (KOL) yang tayang

perdana pada 14 September 1995 dengan alamat kompas.co.id.85

Lalu Majalah Tempo yang dibredel tahun 1994 bertransformasi

menjadi Tempointeraktif pada 6 Maret 1996. 86 Harian Bisnis

Indonesia (bisnis.com) pada 2 September 199687, dan Harian

84 Dikutip dari https://www.republika.co.id/page/about diakses pada 7

Januari 2019 pukul 16.36 WIB

85 Dikutip dari https://inside.kompas.com/about-us diakses pada 7

Januari 2019 pukul 16.38 WIB

86 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Internet, Media

Online dan Demokrasi di Indonesi, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

Indonesia, 2013), h.6

87 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Internet, Media

Online dan Demokrasi di Indonesia, h.6

Page 82: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

67

Waspada (waspada.co.id) di Medan, Sumatera Utara pada 11

Januari 1997.88

Saat itu berita-berita yang disajikan media tersebut hanya

memindahkan isi edisi cetak ke versi online. Dengan demikian,

pembaca yang tidak bisa mendapatkan media cetak tersebut

karena berbagai faktor, -seperti harga, jarak dan ketersediaan fisik

media cetak- dapat membaca isi berita media-media tersebut

melalui website masing-masing media. Namun berita-berita yang

tayang di situs-situs media online itu bersifat statis. Internet pun

belum begitu populer di Indonesia. Selain itu, situs-situs berita itu

belum berorientasi bisnis. Mereka belum memiliki model bisnis

yang dirancang untuk menghasilkan laba karena media ini

dilahirkan sebagai simbol prestise.89

2) 1998: Lahirnya Detik dan Internet sebagai Media

Perlawanan

Khasanah media online yang statis berubah semenjak

Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman dan Didi

Nugrahadi mendirikan Detik.com, portal berita pertama yang

memokuskan diri pada ranah media online di Indonesia.

Detik.com tayang perdana pada 9 Juli 1998. Detik.com menjadi

pencetak sejarah sebagai media berbasis online tanpa memiliki

edisi cetak.90 Detik.com muncul sebagai media yang otonom,

tidak ada hubungan apapun dengan Tabloid Detik, meskipun

88 Dikutip dari http://waspada.co.id/tentang/ diakses pada 7 Januari

2019 pukul 16.45 WIB

89 J. H. Margianto, & A. Syaefullah, Media Online: Laba, Pembaca

dan Etika, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen Indonesia, 2012), h.17

90 Masriadi Sambo , & Jafaruddin Yusuf, Pengantar Jurnalisme

Multiplatform, (Depok: Prenamedia Group, 2017), h.19

Page 83: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

68

Budiono Darsono dan Yayan Sopyan adalah mantan editor

Tabloid Detik.

Detik.com mengenalkan langgam berita baru: ringkas to

the point. Kerap, atas nama kecepatan, berita detik.com tidak

selalu lengkap dengan unsur 5W + 1H layaknya pakem baku

jurnalistik. Budiono Darsono mengenalkan langgam running

news, yakni sebuah penyajian berita serial yang meniru cara

breaking news stasiun berita CNN atau yang biasa juga

diterapkan pada kantor-kantor berita asing seperti AP, AFP, atau

Reuters.

Karena mengandalkan kecepatan, pemakaian unsur 3W

(What, Where, When) dilakukan Detik.com tidak diseluruh berita

tetapi disebagian saja, tergantung urgensinya. Biasanya di berita

awal sebuah peristiwa penting.91

Konsep ini mendapat tempat di hati pembaca di tengah penetrasi

internet yang sangat rendah dan berbiaya mahal. Hal ini terlihat

dari jumlah pengunjung situs ini sejak Juli 1998 mencapai 30.000

hits per hari dengan sekitar 2.500 user (pelanggan Internet).

Beberapa bulan kemudian, yaitu di Maret 1999, naik tujuh kali

lipat, sebesar 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan

dengan 32.000 user. Pada Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi

536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000.92 Kini

Detik.com menjelma menjadi raksasa media online di Indonesia

dan sempat beberapa kali menjadi website yang paling banyak

91 Sapto A. Anggoro, Detikcom: Legenda Media Online, (Jakarta: PT.

Buku Kita, 2011), h.141

92 Sapto A. Anggoro, Detikcom: Legenda Media Online, h.129

Page 84: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

69

diakses di Indonesia. Menurut data Similarweb, situs penyedia

jasa monitoring dan analisis website, hingga Januari 2019,

Detik.com menduduki peringkat ke-7 website yang paling banyak

diakses di Indonesia dan juga peringkat 217 dunia.93 Total

kunjungan mencapai angka 217.88 juta kunjungan dengan rata-

rata kunjungan menghabiskan waktu selama 05.39 menit.

Selain melahirkan media massa pertama yang fokus pada

ranah online , dunia internet tahun 1998 juga memainkan peranan

penting dalam pergolakan reformasi. Pada tahun itu, internet

merupakan salah satu alat perjuangan penting dalam menurunkan

rezim Soeharto. Internet menjadi ruang baru diskusi-diskusi

politik yang pada saat itu tidak mungkin dilakukan di ranah

offline.

Internet menjadi ranah kunci para aktivis perjuangan

dalam berkomunikasi ketika pada 15 Mei 1998, Menteri

Penerangan mengeluarkan kebijakan “television pool”.

Pengawasan ketat tidak hanya terjadi pada media-media cetak,

juga televisi. Kebijakan ini mengharuskan semua TV berita untuk

me-relay siaran resmi TVRI.94

Satu-satunya ruang publik yang bebas dari jangkauan

pemerintah saat itu adalah internet. Sepanjang masa itu, informasi

tentang pergerakan mahasiswa jam per jam, menit per menit, dan

detik per detik, hanya bisa leluasa diperoleh di milis-milis seperti

93 Dikutip dari https://www.similarweb.com/detik.com diakses pada 9

Februari 2019 pukul 16.38 WIB

94 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Internet, Media

Online dan Demokrasi di Indonesia, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen

(AJI) Indonesia, 2013), h.11

Page 85: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

70

“Apakabar”, “IndoProtest”, maupun milis-milis pro-reformasi

lainnya.95 Internet menjadi roda pendorong bergulirnya bola salju

perlawanan para aktivis politik dan mahasiswa untuk

menggulingkan pemerintahan Soeharto yang telah berkuasa

selama 32 tahun.

3) 2000-2003: Booming dotcom dan kejatuhannya

Setelah rezim Soeharto tumbang, dunia pers di Indonesia

memasuki babak baru seiring perkembangan teknologi. Era awal

tahun 2000-an mulai bermunculan media-media online yang

fokus pada ranah online dan disuntikan modal oleh perusahaan-

perusahaan besar. Beberapa situs berita yang lahir pada era ini

antara lain astaga.com, satunet.com, lippostar.com, kopitime.com

dan berpolitik.com

Astaga dan Satunet dimodali investor asing, sementara

Lippostar adalah besutan Grup Lippo, perusahaan papan atas di

Indonesia. Kopitime.com juga menorehkan sejarah di era ini

sebagai media online pertama yang tercatat di Bursa Efek

Jakarta.96

Memasuki tahun 2002, satu per satu media berguguran tak

mampu mengongkosi biaya operasional. Kopitime tak lama

menikmati lantai bursa. Pada 2003, saham Kopitime disuspensi di

harga Rp. 5 per lembar.97 Jatuhnya harga saham Kopitime

tersebut mengikuti kejatuhan saham perusahaan media online

95 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Internet, Media

Online dan Demokrasi di Indonesia, h.11

96 J. H. Margianto, & A. Syaefullah, Media Online: Laba, Pembaca

dan Etika, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen Indonesia, 2012), h.18

97 J. H. Margianto, & A. Syaefullah, Media Online: Laba, Pembaca

dan Etika, h.19

Page 86: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

71

lainnya di seluruh dunia. Kondisi itu dinamakan gelembung dot-

com (dot-com bubble) atau dapat disebut juga nasqaq crash.

Media-media tersebut tidak mampu bertahan karena

beberapa hal. Pertama, tidak memiliki kompetensi dalam

mengelola redaksional yang menggunakan prinsip berita real

time. Kedua, tidak memiliki modal yang memadai. Ketiga, tidak

memiliki kemampuan mendapatkan sumber pendapatan dari iklan

dan sumber pemasukan lainnya.98

Meski dilanda krisis, Detik.com tetap bertahan meski

harus melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah

karyawannya. Dua media online lain yang juga bertahan dari

krisis adalah kompas.com dan tempointeraktif.com. Dua terakhir

ini tidak gugur karena ditopang kokoh oleh media induknya yang

berbasis cetak.

4) Setelah 2003: Musim Semi

Bergugurannya berbagai media online pada medio 2002 –

2003 tidak mengikis semangat para pengusaha untuk menjajal

peruntungannya pada bisnis media online di Indonesia. Pada

tahun 2003, Steve Christian mendirikan kapanlagi.com, sebuah

situs berita yang fokus pada ranah hiburan.

PT Media Nusantara Citra (MNC) yang saat itu telah

memiliki banyak media massa di berbagai ranah seperti televisi,

media cetak dan jaringan radio, ikut melebarkan sayap bisnisnya

pada ranah media online. Pada 1 April 2007, mereka resmi

98 J. H. Margianto, & A. Syaefullah, Media Online: Laba, Pembaca

dan Etika, h.19

Page 87: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

72

meluncurkan okezone.com, portal online berita dan hiburan

berbahasa Indonesia.

Okezone menjadi penanda bangkitnya kegairahan pada

bisnis media online di Indonesia. Tak lama setelah itu, PT Visi

Media Asia Tbk yang mengelola bisnis media televisi ANTV dan

TV One mendirikan anak usaha yang khusus mengelola media

online. Anak usaha itu adalah PT Viva Media Baru yang

mengelola portal berita viva.co.id yang sebelumnya bernama

vivanews.com. Situs berita tersebut diluncurkan pada 17

Desember 2008.99

Melihat persaingan yang makin ketat, kompas.com pun

melakukan perubahan besar pada situsnya. Grup Kompas

Gramedia menggelontorkan Rp 11 miliar untuk “reborn”

kompas.com pada 2008.100 Situs yang dulu hadir dengan nama

Kompas Cyber Media atau KCM yang lahir sejak 1998, sepuluh

tahun kemudian, me-rebranding dirinya menjadi Kompas.com,

merujuk kembali pada brand Kompas yang selama ini dikenal

menghadirkan jurnalisme yang memberi makna101. Perubahan

yang terjadi diantaranya menambah kanal-kanal berita dan dan

meningkatkan produktivitas sajian berita.

Grup Tempo yang memiliki tempointeraktif.com juga

melihat kegairahan baru ini. Sejak 2008, Tempointeraktif mulai

99 Dikutip dari https://www.viva.co.id/tentang-kami diakses pada 9

Februari 2019 pukul 17.08 WIB

100 J. H. Margianto, & A. Syaefullah, Media Online: Laba, Pembaca

dan Etika, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen Indonesia, 2012), h. 21

101 Dikutip dari https://inside.kompas.com/about-us diakses pada 9

Februari 2019 pukul 18.35 WIB

Page 88: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

73

digarap serius: staf ditambah, format baru dicari, juga mengubah

nama dari www.tempointeraktif.com menjadi www.tempo.co.

Selepas 2003, situs-situs berita yang mewarnai jagad

maya tanah air tampil lebih atraktif. Seiring perkembangan

teknologi internet yang hadir dengan web 2.0, situs-situs itu

mulai membuka ruang terjadinya interaksi antar pembaca di situs

mereka. Media mulai menyediakan user generated content pada

website berita mereka seperti forum, komentar pembaca, blog,

dan berita dari warga. Pembaca dapat memberikan komentar pada

berita. Disediakan pula ruang diskusi dalam forum. Pembaca juga

diberi ruang lebih luas dalam layanan blogging. Detik.com

menyediakan Detikblog, Kompas.com membuka Kompasiana

dan Tempo.co membuka Indonesiana.

Kini, 20 tahun setelah kelahiran Detik.com pada 1998,

ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim Indonesia

menjadi negara dengan jumlah media massa terbanyak di dunia,

ada sekitar 47.000 media massa di Indonesia.102 Dari 47.000

media massa tersebut, 2.000 adalah media cetak, 674 radio, 523

televisi nasional maupun lokal dan selebihnya adalah media

online. Itu berarti sekitar 43.000 adalah media online. Hingga

Februari 2018, dari 43.000 media online, hanya 168 atau atau

0,4% media online yang dinyatakan profesional oleh Dewan

Pers.103

102 Dikutip dari https://nasional.tempo.co/read/1059285/terungkap-

indonesia-punya-media-massa-terbanyak-di-dunia, diakses pada 9 Februari

2019 pukul 18.37 WIB

Page 89: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

74

Menjamurnya media daring di Indonesia tidak terlepas

dari peningkatan jumlah pembaca media daring. Menurut Survei

Sosial Ekonomi Nasional tahun 2017 yang dilakukan Badan

Pusat Statistik, sepertiga penduduk Indonesia menggunakan

internet pada 2017. Dari 77 juta total pengakses internet, 65,9

persen atau 50,7 juta adalah pengakses berita dari media daring.

Meningkat 35,8 persen dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Pada tahun 2015, pengguna internet berjumlah 50,9 juta,

sedangkan jumlah pembaca media daring 37,4 juta. 104

Seiring dengan pertumbuhan pengguna internet, media

online pun turut bergeliat dan menunjukan proyeksi yang

menggembirakan. Survei Nielsen Consumer & Media View pada

triwulan ketiga 2017 mengatakan bahwa jumlah pembaca media

digital telah melampaui media cetak. Anggapan bahwa media

cetak harus gratis mengerek tingkat penetrasi media digital

hingga 11% dengan jumlah pembaca 6 juta orang pada 2017.

Jauh lebih banyak dari media cetak sebanyak 4,5 juta pembaca.

Padahal jumlah pembaca media cetak pada 2013 mencapai 9,5

juta, sementara jumlah pembaca media cetak sekaligus digital

hanya 1,1 juta orang.105

104 Dikutip dari https://beritagar.id/artikel/berita/pembaca-berita-

daring-meningkat-namun-belum-merata diakses pada 9 Februari 2019 pukul

18.40

105 https://katadata.co.id/berita/2017/12/07/nielsen-pembaca-media-

digital-sudah-lampaui-cetak diakses pada 9 Februari 2019 pukul 19.07 WIB

Page 90: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

75

C. Kerangka Berfikir

Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini dimulai

dengan realita bahwa semakin menjamurnya media massa

berbasis online di Indonesia namun tidak diiringi dengan kualitas

jurnalisme yang baik. Jurnalisme online di Indonesia masih

mencari bentuk terbaiknya dalam mengaplikasikan nilai-nilai

jurnalisme ke dalam produk berita. Banyak masalah yang muncul

terkait akurasi, keberimbangan, etika jurnalistik yang kerap

dilanggar, pelanggaran hak cipta, bercampurnya opini dan berita,

hinga unsur user generate content (UGC), seperti forum,

komentar pembaca, blog, dan berita dari warga.

Pada era digital, wartawan pun tidak lagi menjadi penjaga

pintu tunggal (gatekeeper) karena internet memungkinkan setiap

orang untuk membuat berita dan memublikasikannya. Bill

Kovach menyebut kebenaran menjadi blur (tidak jelas).

Karena itu, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menilai ada

delapan ukuran dan peran penting jurnalisme yang dibutuhkan

konsumen berita saat ini. Delapan peran itu antara lain;

authenticator (penyahih), sense maker (penuntun akal),

investigator (penyelidik), witness bearer (penyaksi), empowerer

(pemberdaya), smart aggregator (agregator cerdas) , forum

organizer (penyedia forum), dan role model (panutan).

Page 91: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

76

Berikut adalah kerangka pemikiran dalam penelitian ini:

Semakin menjamurnya media online di Indonesia

Jurnalisme online di Indonesia masih mencari bentuk

terbaiknya

Masalah yang muncul: akurasi, keberimbangan, etika

jurnalistik yang kerap dilanggar, pelanggaran hak cipta,

bercampurnya opini dan berita, hinga unsur user generate

content (UGC), seperti forum, komentar pembaca, blog,

dan berita dari warga.

Wartawan tidak lagi menjadi penjaga pintu utama

(gatekeeper)

Peran Jurnalisme di Era Internet yang dirumuskan Bill

Kovach dan Tom Rosenstiel: otenticator (penyahih),

sense maker (penuntun akal), investigator (penyelidik),

witness bearer (penyaksi), empowerer (pemberdaya),

smart aggregator (agregator cerdas) , forum organizer

(penyedia forum), dan role model (panutan).

Berikut grafik kerangka berfikir dalam penelitian ini:

Page 92: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

77

Grafik 2.1

Kerangka Berfikir Penelitian

Media Online di

Indonesia semakin

menjamur dan

menjadi sumber

informasi utama

Masalah yang muncul:

akurasi, keberimbangan, etika jurnalistik yang kerap

dilanggar, pelanggaran hak cipta, bercampurnya opini

dan berita, hinga unsur user generate content (UGC),

seperti forum, komentar pembaca, blog, dan berita

dari warga.

Jurnalisme online di

Indonesia masih

mencari bentuk

terbaiknya

Solusi yang dirumuskan Bill Kovach

dan Tom Rosenstiel:

Delapan Peran Jurnalisme di Era Internet

Sense Maker

Investigator

Witnes Bearer

Otenticator

Empowerer

Smart Agregatir

Forum

Organizer

Role Model

Wartawan tidak lagi menjadi penjaga

pintu tunggal (gatekeeper).

Page 93: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

78

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Jurnalisme di Tengah Transformasi Digital

Sejak 2008 hingga 2014, Serikat Perusahaan Pers (SPS)

mencatat oplah surat kabar harian di Indonesia menunjukkan tren

naik, meski jumlah medianya naik-turun. Pada 2008, total oplah

surat kabar harian tercatat 7,49 juta. Tahun-tahun berikutnya,

angka itu terus naik. Pada 2014, total oplah telah mencapai 9,65

juta.1

Namun, kenaikan itu berhenti pada 2014. Pada 2015 oplah

mulai melorot, hanya 8,79 juta, turun 8,9 persen dari tahun

sebelumnya. Merosotnya oplah surat kabar harian pada 2015

dialami juga oleh surat kabar mingguan, tabloid dan majalah.

Penurunan paling dalam menimpa surat kabar mingguan. Pada

tahun itu, oplahnya turun 9,27 persen dibanding tahun 2014.

Melorotnya oplah surat kabar juga berbarengan dengan

tutupnya sejumlah media cetak seperti koran harian, koran

mingguan, tabloid dan majalah karena tekanan terhadap bisnis

media cetak yang begitu kuat. Umumnya media cetak yang tutup

memilih untuk bertransformasi ke media digital.

1 Dikutip dari https://tirto.id/pertumbuhan-oplah-koran-melambat-

melambat-menurun-ciy7 diakses pada 7 Januari 2019 pukul 11.37 WIB

Page 94: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

79

Tabel 3.1

Data media cetak yang tutup pada 2014 – 2017

Tahun Media Cetak yang Tutup

2014 Majalah Jasa Keuangan Indonesia, Tamasya, Tabloid

Gaul, Harian Jurnal Nasional, Soccer, Chic

2015 Koran Tempo edisi Minggu, Jakarta Globe, Harian Bola

2016 Harian Sinar Harapan, Majalah Sastra Horison, Majalah

Cita Cinta, Tabloid Sinyal, Majalah Trax, Majalah

Kawanku

2017 Rolling Stone Indonesia, Majalah HAI, Cosmo Girl

Indonesia, Esquire Indonesia, For Him Magazine

Indonesia, Maxim Indonesia, NYLON Indonesia, Majalah

Commando, High End Teen Magazine, Grazia Indonesia

Sumber: Tirto.id dan Thedisplay.net

Seiring dengan menurunnya oplah dan tutupnya beberapa

media cetak di Indonesia, jumlah pembaca media digital sudah

melampaui jumlah pembaca media cetak. Survei Nielsen

Consumer & Media View hingga triwulan ketiga 2017

menyatakan, kebiasaan membaca orang Indonesia telah

mengalami pergeseran. Pada 2017, tingkat pembelian koran

secara personal hanya sebesar 20%, menurun dibandingkan 2013

yang mencapai 28%.

Masyarakat cenderung membaca koran di kantor, sekolah

dan perpustakaan, sehingga tak perlu mengeluarkan biaya.

Anggapan bahwa media harus gratis mengerek tingkat penetrasi

Page 95: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

80

media digital hingga 11% dengan jumlah pembaca 6 juta orang

pada tahun 2017. Jauh lebih banyak dibanding pembaca media

cetak sebanyak 4,5 juta orang. Padahal, jumlah pembaca media

cetak pada 2013 bisa mencapai 9,5 juta orang. Sementara, jumlah

pembaca media cetak sekaligus digital hanya 1,1 juta orang.2

Internet telah melahirkan generasi-generasi baru yang

tidak lagi mengakses informasi melalui media-media tradisional

seperti media cetak. Penelitian yang dilakukan Virtual Consultant

mengungkapkan, pengguna internet di Indonesia rata-rata

menghabiskan waktu 2,3 jam per hari untuk mengakses internet.

Di dalamnya, termasuk mengakses berita. Sementara, membaca

koran hanya 34 menit.3 Menurut penelitian ini, pembaca tidak

lagi mencari berita-berita utama karena mereka sudah

mendapatkannya melalui internet dan televisi. Jenis informasi

yang paling banyak dicari di surat kabar adalah jenis informasi

selain berita seperti opini, sosok dan tokoh.

Kehadiran teknologi digital telah merevolusi jurnalisme

secara radikal di berbagai belahan dunia –tak terkecuali di

Indonesia. Disrupsi yang dibawa teknologi media baru

terhadap jurnalisme berlangsung melalui tiga rute: (1)

perubahan lanskap media media mengubah karakter

persaingan dalam bisnis media, (2) perubahan model

2 Dikutip dari https://katadata.co.id/berita/2017/12/07/nielsen-

pembaca-media-digital-sudah-lampaui-media-cetak diakses pada 7 Januari

2019 pukul 11.45 WIB

3 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Internet, Media Online

dan Demokrasi di Indonesia, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

Indonesia, 2013), h.21

Page 96: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

81

bisnis media pemberitaan yang menyempitkan

keleluasaan finansial para pengelola bisnis media dalam

membiayai produksi berita, dan (3) perubahan noma-

norma serta cara kerja wartawan dalam melakukan

peliputan. Ketiga perubahan ini pada gilirannya mengubah

wajah jurnalisme di tingkat global dan lokal termasuk

Indonesia.4

Disrupsi pertama menyangkut perubahan karakter

persaingan dalam bisnis media. Publik kini memiliki banyak

pilihan untuk mendapatkan informasi. Tak terbatas pada media

konvensional seperti surat kabar, tabloid, majalah, radio, televisi,

tetapi meluas dengan cakupan media digital dalam format yang

sangat bervariasi. Munculnya berbagai platform dan aplikasi

digital memaksa pengelola media untuk beradaptasi dengan iklim

persaingan media baru. Perilaku konsumen berubah, produk

jurnalistik yang ditawarkan pun berubah. Pada akhirnya,

sejumlah aturan mendasar kerja jurnalistik yang selama ini

memandu wartawan dalam menulis berita mungkin harus di

kompromikan dengan format dan perilaku konsumen di era baru.

Disrupsi yang kedua adalah revolusi model bisnis media

pemberitaan. Sumber utama pendapatan media pemberitaan

adalah dari iklan. Namun, di era digital, Google muncul sebagai

game changer yang mengubah normalitas itu melalui AdWords

dan AdSense. Melalui AdWord dan AdSense ini Google

4 Kuskridho Ambardi, dkk., Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2017),

h.3

Page 97: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

82

merombak model bisnis media dan sekaligus mengurangi

pemasukan iklan bagi media. Akibatnya terjadi pemangkasan

biaya produksi dalam proses pemberitaan. Pemangkasan itu

seperti insentif jurnalis yang dikurangi dan biaya perjalanan

untuk peliputan yang dipangkas. Pola hubungan hubungan

profesional antara jurnalis dan media tidak lagi berbasis gaji

tetap, melainkan jumlah berita yang dihasilkan jurnalis.

Wartawan menyiasati pola hubungan baru ini dengan memecah

sebuah isu berita menjadi beberapa potongan pemberitaan.

Namun pola inilah yang mengubah wajah pemberitaan di media-

media online dan menurunkan kualitas jurnalisme yang

dihasilkan.

Disrupsi ketiga adalah proses kerja wartawan dalam

meliput dan menyajikan berita. Bila perputaran berita di media

cetak memakan waktu 12 sampai 24 jam untuk memuat berita

baru, media online dapat memuat pemberitaan setiap saat, mampu

melakukan laporan secara real time, serta berjalan langsung

mengikuti perkembangan peristiwa. Kecepatan dalam memuat

berita ini mempertaruhkan akurasi fakta, kelengkapan data dan

kedalaman berita.

Disrupsi-disrupsi tersebut memaksa para pengelola media

beradaptasi dengan lingkungan yang baru sambil menyisipkan

unsur-unsur jurnalisme. Beberapa media tradisional seperti koran

dan majalah membuat platform digital demi menjaga eksistensi

media tersebut di era digital. Persoalannya adalah adanya

perbedaan kualitas antara media tradisional khususnya media

Page 98: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

83

cetak dan media digital. Belum banyak media tradisional yang

tumbuh dan besar di Orde Baru mentransformasikan standar

kualitas jurnalisme yang diusung media cetaknya ke portal digital

yang dibuatnya. Badan hukum dan manajemen redaksionalnya

pun berbeda.

Andreas Harsono, salah satu pendiri Yayasan Pantau dan

reporter Human Right Watch menilai hal itu sebagai sebuah

kekeliruan. Transformasi media cetak ke media online dengan

kualitas jurnalisme yang berbeda hanya akan menurunkan brand

media itu sendiri.

Beberapa media besar seperti Kompas dan Tempo yang

selama ini dikenal dengan jurnalisme berkualitas yang diusung

pada media cetaknya pun tak berdaya menghadapi geliat bisnis

media online yang serba mengandalkan kecepatan dan traffic.

Kompas membuat kompas.com dan Tempo membuat tempo.co.

Namun di kedua media online tersebut, kita akan sulit

menemukan berita-berita yang biasa mereka usung dalam media

cetak. Bila kita sering membaca laporan-laporan mendalam

(indepth) di koran Kompas, kita tidak akan menemukan itu di

kompas.com. Atau kita yang biasa membaca laporan investigasi

di koran atau majalah Tempo, kita tidak akan menemukan

laporan itu di tempo.co. Kedua media online tersebut mengikuti

arus media online mainsteam yang mengandalkan kecepatan dan

berita pendek. Keduanya tidak mentransformasikan jurnalisme

berkualitas yang diusung pada media cetak ke media online.

Page 99: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

84

Andreas memberikan contoh media Amerika Serikat yang

menurutnya sukses mentransformasikan kualitas jurnalisme yang

diusung di media cetak ke dalam media online. Salah satunya

adalah New York Times. New York Times versi cetak terdiri dari

koran harian dan majalah yang sudah berlangsung satu abad

lebih. Mereka membuat portal digital www.nytimes.com. Menurut

data SimilarWeb, per Januari 2019, www.nytimes.com menempati

ranking ke-51 situs yang paling populer di Amerika Serikat dan

peringkat ke-167 situs terpopuler dunia. Total kunjungan

mencapai angka 326.09 juta kunjungan.5

Andreas juga mencontohkan Majalah The New Yorker,

majalah yang pertama kali terbit pada tahun 1925 ini memiliki

portal online www.newyorker.com. Portal tersebut dinilai

memiliki standar yang sama antara media cetak dan media online.

Isi berita di website praktis adalah isi berita di majalah. Hanya

terkadang ditambahkan ketika ada breaking news.

Kompas Media Grup dan Tempo Inti Media membuat

terobosan untuk merangkul pembaca setia mereka yang telah

berpindah dari medium cetak ke medium digital dalam mencari

informasi. Mereka membuat portal berlangganan dalam bentuk

digital. Kompas Media Grup membuat kompas.id dan Tempo

Media Grup membuat Tempo Media, sebuah aplikasi untuk

membaca berita melalui ponsel pintar. Pilihan font, warna,

infografik dan kualitas jurnalisme khas media cetak dapat dapat

5 Dikutip dari https://similarweb.com/website/nytimes.com#overview

diakses pada 11 Januari 2019 pukul 10.45 WIB

Page 100: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

85

ditemui dalam portal digital kompas.id dan Tempo Media, baik

dalam bentuk e-paper maupun tampilan interaktif.

Untuk bisa mengakses seluruh berita dan artikel di

kompas.id, pembaca harus berlangganan Rp. 50.000/bulan.

Sedangkan Tempo Media menyediakan beberapa pilihan paket

berlangganan. Paket silver seharga Rp. 32.000/bulan untuk akses

satu bulan Koran Tempo Digital. Paket gold seharga Rp.

50.000/bulan untuk akses satu bulan Koran Tempo Digital dan

Majalah Tempo Digital. Paket platinum seharga Rp. 54.000/bulan

untuk akses satu bulan Koran Tempo Digital, Majalah Tempo

Digital dan Tempo English Digital.

Jurnalisme harus tetap menjadi standar dalam setiap

media pemberitaan, apapun mediumnya. ProPublica menjadi

media online pertama yang memenangkan penghargaan Pulitzer

Award 2010, ajang penghargaan paling bergengsi dalam dunia

pers. Media nonprofit yang berbasis di New Orleans, Amerika

Serikat ini mengangkat laporan investigatif mengenai kematian-

kematian yang tidak wajar usai Badai Katrina. Selain itu,

www.sfgate.com, laman milik harian San Francisco Chronicle

juga memenangkan hadiah untuk kartun editorial.6 Dua

penghargaan untuk media online tersebut menjadi bukti bahwa

media online juga dapat menjadi platform publikasi untuk karya-

karya jurnalisme yang berkualitas.

6 Dikutip dari https://detik.com/inet/cyberlife/media-online-cetak-

sejarah-pulitzer 11 Januari 2019 pukul 10.55 WIB

Page 101: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

86

Roy Thaniago, Direktur Eksekutif Remotivi, sebuah pusat

studi media dan komunikasi, memandang persoalan transformasi

media cetak ke media online bukan hanya soal kualitas

jurnalisme yang diusung. Menurutnya, ada kata kunci kedua yang

tidak dilakukan media tradisional dalam mentransformasikan

berita dari cetak ke digital, yakni relevansi. Media harus

menyadari ada perubahan kultur masyarakat dalam membaca dan

mengakses berita. Ada konten-konten yang lebih masyarakat

butuhkan di era modern dan itu tidak dilakukan oleh media

tradisional.

“Media-media baru lebih relevan dengan kehidupan. Saya

dulu pembaca Tempo dan Kompas cetak, setiap hari

menunggu dan membaca dengan senang, tetapi ketika

terjadi perubahan, saya tidak merasa mereka berguna

untuk saya dan saya meninggalkan kebiasaan itu. Saya

lebih memilh mengakses berita yang menurut saya lebih

relevan untuk saya, seperti Tirto.id, Beritagar.id,

Vice.com, media baru tersebut malah lebih relevan.”7

Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Multimedia

Nusantara ini juga menyoroti logika berita dan gaya penulisan

yang dinilainya usang. Menurutnya transformasi yang dilakukan

media cetak ke digital hanya memindahkan mediumnya saja,

tidak ada perubahan logika. Logika berita yang diusung masih

7 Berdasarkan wawancara pribadi dengan Roy Thaniago pada 3

Januari 2019

Page 102: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

87

konvensional. Dilihat dari gaya penulisan pun tidak ada yang

berubah.

“Kami berlangganan Kompas.id, saat kami scroll-scroll,

tidak ada yang menarik, mereka hanya memindahkan.

Harusnya mereka sadar, ketika memindahkan ke online,

pembacanya mereka pasti beda dengan pembaca

tradisional. Usianya, latar belakangnya berbeda. Harusnya

mereka memberi konten yang lebih relevan dengan usia-

usia muda, karena penggunanya mungkin berusia 30-50

tahun, saya pikir itu perlu rekontektualisasi dengan

pembaca hari itu. Saya sudah bicara dengan Pemred

Tempo.co, Bli Komang, soal aplikasi Tempo yang secara

navigasi itu buruk dan kita tidak tahu ini maksudnya apa

jadi mereka gagap terhadap teknologi baru ini. Di luar itu,

cara penulisannya terlalu panjang untuk hari ini.”8

B. Penjaga Pintu Plus

Pesan yang sampai kepada konsumen berita tidak

disampaikan begitu saja oleh para produsen berita yang dalam hal

ini adalah media massa. Media massa memiliki serangkaian

proses produksi informasi yang dilakukan banyak pihak seperti

wartawan yang mencari dan mengolah berita, editor yang

mengedit berita, wartawan foto atau ilustrator yang

menambahkan elemen visual suatu berita, juga dewan redaksi

yang menilai apakah berita itu layak terbit atau tidak. Mereka

8 Berdasarkan wawancara pribadi dengan Roy Thaniago pada 3

Januari 2019

Page 103: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

88

semua berperan mengatur pesan atau informasi yang sampai

kepada konsumennya. Orang-orang itu disebut penjaga pintu

(gatekeeper).

Istilah gatekeeper atau penjaga pintu pertamakali

digunakan oleh Kurl Lewin dalam bukunya Human Relations.

Istilah ini mengacu pada proses: (1) suatu pesan berjalan melalui

berbagai pintu, selain juga pada (2) orang atau kelompok yang

memungkinkan pesan lewat.9 Pintu yang dimaksud dalam

pengertian ini adalah pintu dari sebuah media massa. Media

massa berperan menyeleksi pesan apa saja yang akan mereka

buka atau pun akan mereka tutup-tutupi melalui ‘pintu’ media

mereka.

Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah

atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas, agar semua

informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.10 Oleh sebab

itu, sebagai seorang penjaga pintu informasi, media massa

mempunyai wewenang untuk tidak memuat berita yang dianggap

akan meresahkan khalayak.

Shoemaker, dalam buku Communication Concepts 3:

Gatekeeping, melihat tiga posisi gatekeeper berdasarkan

perannya, yakni penantang (adversarial), penerjemah

9 Wahyuni, Isti Nirsih, Komunikasi Massa, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2014), h.15

10 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, ( Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007), h.31

Page 104: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

89

(interpretative) dan penyebar (disseminator).11 Di negara

demokratis, peran penantang (adversarial) menjadi lebih

dominan. Hal ini sejalan dengan peran pers sebagai watchdog.

John Vivian menyatakan bahwa penjaga pintu mempunyai

tanggungjawab besar karena mereka membentuk pesan yang

sampai khalayak. Mereka bahkan memutuskan pesan mana yang

tidak akan sampai ke khalayak.12 Bukan hanya perihal apa yang

media massa katakan, tapi juga perihal apa yang media massa

tidak katakan.

Namun kehadiran internet merevolusi dunia jurnalistik.

Kini arus informasi tak lagi dimonopoli media massa dan

wartawan. Setiap orang di internet dapat melakukan proses

produksi suatu berita dan menyebarkannya melalui platform

digital. Dampaknya, terjadilah ‘tsunami’ informasi. Internet

praktis menghancurkan peranan media massa sebagai penjaga

pintu (gatekeeper) informasi. Media massa dan wartawan kini tak

lagi memiliki peranan menentukan apa yang perlu atau apa yang

tidak perlu diberitakan untuk publik.

Tsunami informasi yang terjadi di era internet

menyebabkan informasi tumpah ruah tak terhingga. Berita hari

ini yang beredar di ruang publik tak lain adalah campuran fakta,

propaganda, rumor, kecurigaan atau bahkan ujaran kebencian. Ide

11 Ana Nadhya Akbar, Tatakelola Jurnalisme Politik, (Yogyakarta;

Gadjah Mada University Press, 2015), h.21

12 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Prenada Media

Group, 2008), h.85

Page 105: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

90

tentang posisi pers sebagai “penjaga pintu” atas nama publik

menjadi kian problemati –atau bahkan usang.

Ide soal penjaga pintu ini memenuhi ruang redaksi selama

abad ke-20 dan memperkenalkan konsep tangungjawab sipil

wartawan. Ruang redaksi adalah satu-satunya penyambung berita

dan warga. Siapapun yang ingin mengirim informasi ke publik

harus lewat “pekerja pers.”13 Peran pers sebagai penjaga pintu

kini tak lagi dianggap sebagai saluran informasi satu-satunya

yang absah bagi publik. Dengan teknologi yang kian maju, kini

publik dapat menjadi saluran pembuat dan penyebar informasi.

Teknologi telah meruntuhkan peran penjaga pintu yang dulu

dimiliki pers. Untuk tetap relevan sebagai kanal informasi publik,

pers perlu berbenah. Era baru menuntut peran jurnalisme yang

baru.

“Bill Kovach cukup terdepan yang merekontekstualisasi

jurnalisme di era digital. Bahkan dia sangat peka, sangat

sadar, bahwa digitalisasi di era baru ini mengubah cara

orang mengkonsumsi berita. Saya ingat ketika dia bilang

justru disaat orang mudah mencari informasi tugas

jurnalisme bukan semakin ringan, malah semakin berat.

Karena mereka harus memastikan apa yang seharusnya

13 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.179

Page 106: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

91

orang cari tahu. Fungsi gatekeeper semakin penting

disana.”14

Hal itu diuangkapkan Roy Thaniago, master bidang

Kajian Media dan Komunikasi di Univesitas Lund, Swedia.

Menurutnya ada perubahan besar dalam pola konsumsi berita di

era digital. Bila di era media tradisional semua topik pemberitaan

ditentukan media, kini orang dapat mencari informasi apa saja di

internet. Internet telah menyediakan beragam informasi baik

melalui mesin pencari maupun media sosial. Namun apa yang

mereka cari belum tentu relevan atau penting untuk mereka. Hal

itulah yang menjadi tugas media, memastikan mana informasi

yang penting untuk dicari tahu dan didiskusikan oleh masyarakat.

“Walaupun tentu ada kritik sebagai bias elit, bahwa hanya

wartawan, hanya elit yang merasa tahu apa yang perlu dibicaran

ketimbang orang biasa. Justru menurut saya penting banget

beberapa pedekatan-pendekatan di buku Blur itu untuk di

rekontekstualisasi di hari ini”

Fungsi pers sebagai penjaga pintu tak sepenuhnya

menghilang, melainkan hanya mengecil dimensinya. Pers harus

menampilkan seperangkat fungsi yang lebih kompleks dari

sekadar penjaga pintu dan mengadopsi format baru gaya bertutur,

penyebaran dan pelibatan publik dalam berita.15 Pers masih

14 Berdasarkan wawancara pribadi dengan Roy Thaniago pada 3

Januari 2019

15 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.180

Page 107: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

92

menjadi mediator, tetapi dengan peran mediasi yang lebih

beragam dan kompleks. Jurnalisme selanjutnya harus melayani

warga yang kian aktif. Jurnalisme tak lagi berupa ceramah, ia

menjadi lebih dialogis.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel mengatakan bahwa

konsumen berita di era baru mensyaratkan jenis jurnalisme baru.

Dalam arti yang lebih luas, jurnalisme harus berubah dari sekadar

penyedia konten atau berita menjadi pelayan yang bisa menjawab

pertanyaan konsumen, menawarkan sumber daya dan

menyediakan alat. Jurnalisme harus berubah dari sekadar

mengurui nenjadi dialog publik. Wartawan bertugas memberi

informasi dan membantu memfasilitasi jalannya diskusi. Untuk

itu pekerja pers harus mengganti ide tunggal sebagai penjaga

pintu satu-satunya menjadi penjaga pintu plus dengan ide yang

variatif.

C. Peran Jurnalisme di Era Internet

Andreas Harsono, pengajar jurnalisme di Universitas

Multimedia Nusantara yang juga murid dari Bill Kovach di

Universitas Harvard memberikan dua solusi agar media yang

berbasis cetak dapat mentransfer kualitas jurnalisme yang baik ke

dalam medium digital.16

Solusi pertama, wartawan harus dididik untuk berpikir ke

arah media digital dengan pengaplikasian 17 elemen pendekatan

digital yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dan

16 Berdasarkan wawancara pribadi dengan Andreas Harsono pada 9

Januari 2019

Page 108: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

93

buku Blur: Bagaimana Mengetahui Kebenaran di Era Banjir

Informasi. Mereka memandang bahwa website dapat memberi

elemen yang jauh lebih beragam dari media cetak. Medium

digital memungkinkan jejaring informasi yang kian padat, luas

dan mendalam. Medium digital menyajikan potensi liputan yang

lebih kaya dan pada akhirnya mempermudah orang dalam

memahami suatu informasi secara mendalam.

Elemen pendekatan digital yang dirumuskan Bill Kovach

dan Tom Rosenstiel antara lain:

1. Grafik yang bisa diatur dan diubah pengguna

2. Galeri foto (yang dibuat oleh staf ataupun warga)

3. Tautan yang menempel di kata kunci berita yang

mengarahkan pembaca ke definisi atau elaborasi

4. Tautan menuju pembuat berita dan organisasi yang

disebut dalam berita dengan biografi dan detil lain

5. Tautan yang mendukung fakta kunci dalam berita,

termasuk dokumen atau materi utama

6. Transkrip lengkap wawancara

7. Wawancara video atau audio

8. Biografi penulis berita

9. Jadwal interaktif berisi peristiwa kunci yang menjadi latar

belakang kejadian berita sekarang

10. Basis data yang relevan dengan berita dan bisa dilayari,

beberapa ada di situs media tersebut, beberapa diarahkan

ke situs lain, termasuk situs pemerintah

Page 109: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

94

11. Daftar pertanyaan yang sering diajukan soal isu yang

terkait dengan berita

12. Tautan menuju blog yang juga mengupas atau bereaksi

terhadap berita tersebut

13. Undangan masuk ke materi “sumber khalayak” di berita

atau pertanyaan yang muncul dari berita itu –saat media

minta informasi pada pengunjung tentang elemen berita

yang belum lengkap

14. Kesempatan bagi warga untuk memberi tahu media

tentang informasi yang ingin mereka ketahui

15. Latar belakang tentang apa yang bisa dikerjakan pembaca

terkait dengan isu yang diberitakan

16. Tombol untuk “membagi berita ini” ke situs sosial media

seperti Digg dan Reddit

17. Koreksi dan update berita dengan crossout dan ad-denda

yang dimasukan langsung ke teks asli.

Elemen-elemen pendekatan digital tersebut merupakan

contoh kongkrit bagaimana teknologi memperkaya produk

jurnalisme. Dalam sebuah surat kabar, wartawan mungkin hanya

mampu menyajikan enam elemen dalam liputannya. Seperti:

1. Narasi utama atau kisah berita

2. Feature sisi lain atau kolom analisis

3. Fotografi

4. Headline

5. Grafik atau books informasi latar belakang

Page 110: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

95

6. Sebuah “kutipan pemancing,” kutipan atau potongan

dramatis dari artikel yang dicetak lebih besar untuk

menarik perhatian pembaca terhadap isi berita

Era internet menuntut penguatan visi jurnalisme sebagai

pelayan. Visi itu kian kompleks dan berkembang. Internet tak

hanya menciptakan jurnalisme baru, tetapi juga membuat

jurnalisme lebih baik dengan keterlibatan publik secara lebih

dalam melalui pengaplikasian elemen-elemen pendekatan digital

tersebut.

Solusi kedua menurut Andreas Harsono adalah perubahan

pada policy maker. Policy maker dalam industri media massa

adalah para pemimpin perusahaan dan juga pemimpin redaksi.

Mereka perlu memahami ada revolusi besar komunikasi yang

membuat peranan media sebagai penjaga pagar masyarakat sudah

runtuh.17

Policy maker perlu menyadari bahwa pada era internet

ada delapan peranan jurnalisme yang dibutuhkan publik.

Delapan peranan jurnalisme tersebut merupakan

pengembangan dari sembilan elemen jurnalisme yang

dirumuskan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam buku

Sembilan Elemen Jurnalisme: Apa yang Seharusnya Diketahui

Wartawan dan Diharapkan Publik, yaitu:

1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran

17 Berdasarkan wawancara pribadi dengan Andreas Harsono pada 9

Januari 2019

Page 111: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

96

2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada masyarakat

3. Intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi

4. Praktisi jurnalisme harus menjaga independensi terhadap

sumber berita

5. Jurnalisme harus menjadi pemantau kekuasaan

6. Jurnalisme harus menyediakan forum kritik maupun

dukungan masyarakat

7. Jurnalisme harus berupaya keras untuk membuat hal

penting menarik dan relevan

8. Jurnalisme harus menyiarkan berita komprehensif dan

proporsional

9. Praktisi jurnalisme harus diperbolehkan mengikuti nurani

mereka

Pada April 2007, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel

menerbitkan revisi buku tersebut. Bukan sekadar revisi biasa,

mereka menambahkan satu elemen lagi dari sembilan elemen

jurnalisme. Elemen ke-10 yaitu soal “Hak dan Tanggung Jawab

Warga”. Elemen itu dimunculkan karena internet telah mengubah

dunia jurnalisme. Perubahan terbesar dari jurnalisme di era digital

adalah ketika porsi tanggung jawab atas benar atau tidak, tak lagi

berada ditangan media, tapi juga ditangan individu.18

Menurut Andreas Harsono, wartawan kini tak memiliki

peranan untuk menentukan apa yang perlu diberitakan dan apa

yang tak perlu diberitakan. Namun teknologi internet tak

18 Aliansi Jurnalis Independen, Internet, Media Online, dan

Demokrasi di Indonesia, (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen, 2013), h. 24

Page 112: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

97

mengubah makna tentang keperluan informasi yang bermutu agar

masyarakat bisa mengambil keputusan substansial buat mengatur

kehidupan mereka.19

Dalam buku Blur: Bagaimana Mengetahui Kebenaran di

Era Banjir Informasi, Kovach dan Rosenstiel memakai istilah

"diet informasi" di zaman internet. Warga perlu diet informasi

dengan tidak membaca informasi yang busuk.

Kovach dan Rosenteil melihat delapan fungsi yang

diminta oleh konsumen berita dari dunia jurnalisme, yaitu:

authenticator (pensahih); sense maker (penuntun akal),

investigator (penyelidik), witness bearer (saksi mata), empowerer

(pemberdaya), smart aggregator (agregator cerdas), forum

organizer (penyedia forum) dan menjadi role model (panutan).20

Hampir semua peranan tersebut telah ada sebelumnya

namun kini menjadi lebih dinamis. Praktisi media perlu

mengkontekstualisasikan peranan tersebut agar berita yang

mereka sajikan lebih berguna bagi masyarakat. Berita dengan

nilai terbatas atau sepotong-potong adalah tanda bahwa sebuah

19 Dikutip dari http://www.andreasharsono.net/2012/12/internet-

verifikasi-jurnalisme-dan.html diakses pada 3 Juni 2019 pukul 20.06 WIB

20 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.97

Page 113: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

98

media tak memberi cukup pelayanan. Jurnalisme dengan kata lain

tak menjadi usang, ia hanya menjadi lebih rumit.21

Ketika memberbicarakan peran jurnalisme, Andreas

menjelaskan secara mendasar tidak ada perbedaan peran

jurnalisme konvensional dengan jurnalisme di era digital. Namun,

wartawan di era digital dituntut memiliki skill atau kemampuan

yang lebih baik dalam memanfaatkan teknologi dan internet.

Misalnya dalam menjalankan peran sebagai agregator cerdas,

wartawan harus mengerti coding. Wartawan dituntut bisa

memberi link pada kata kunci, organisasi atau tokoh yang

diberitakan, berita yang terkait, atau sumber data yang relevan.

Media dan wartawan perlu memanfaatkan kekuatan web, menjadi

agregator pintar yang menyisir web untuk pembaca dan bekerja

melampaui kemampuan algoritma komputer dan agregator

umum.

Di tengah situasi dunia pers Indonesia saat ini, Andreas

memandang peran yang paling penting untuk diimplementasikan

adalah peran otentikator dan panutan. Otentikator berarti

melakukan otentifikasi apakah suatu informasi itu benar atau

tidak. Peran ini penting disaat media online mengandalkan

kecepatan dan berita yang sensasional. Menurutnya, hal itu justru

merusak demokrasi. “Detik.com itu menciptakan banyak

kerusakan demokrasi. Media-media online seperti Tribun News

21 Bill Kovach, & Tom Rosenstiel, Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi, Terjemahan: Imam Shofwan & Arif

Gunawan Sulistiyo, (Jakarta: Dewan Pers, 2012), h.190

Page 114: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

99

itu ikut membuat kacau Indonesia, intoleransi meningkat, orang

jadi semakin tempramental, makin ngawur,” ujarnya.

Peran lain yang menurut Andreas penting untuk

diimplementasikan saat ini adalah menjadi role model (panutan).

Peran ini menuntut wartawan itu bersih dan terlibat skandal.

Menurutnya peran sebagai role model ini tidak gampang. Ia

mencontohkan kasus Hilman Mattauch, wartawan Metro TV

yang menjadi supir Setyo Novanto dalam pelariannya dari

kejaran KPK. Juga kasus Paramitadita, wartawan Liputan 6 yang

memposting ‘siap jadi istri kedua Ridwan Kamil’ di media

sosialnya hingga menjadi viral. “Ini bukan hanya tidak menjadi

role model, tapi sudah menjadi bajingan,” kata pria penulis buku

Agama Saya Adalah Jurnalisme ini.

Seberat apapun tantangan yang dihadapi, satu hal yang

pasti, jurnalisme harus tetap menjunjung tinggi dan

mempraktikkan etika. Presiden International Federation of

Journalist, Jim Boumelha menegaskan bahwa: “Ini merupakan

penyemangat (encouragement) bagi mereka yang siap untuk

menegakkan jurnalisme dan konfirmasi di abad konvergensi ini,

baik media tradisional maupun media baru, jurnalisme sebagai

suatu public good tidak akan survive pada platform mana pun

tanpa komitmen pada etika dan nilai-nilai.22

Delapan peran jurnalisme di era internet yang dirumuskan

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel sudah sangat mendesak untuk

22 Dian Muhtadiah Hamna, “Eksistensi Jurnalisme di Era Media

Sosial”, Jurnalisa Vol.03 Nomor 01, 2017, h.119

Page 115: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

100

segara diimplementasikan. Menurut Andreas, bila media tidak

menjalankan delapan peran tersebut, maka reputasi dan

kredibilitas mereka akan digerogoti. Reputasi dan kredibilitas

menyangkut tingkat kepercayaan masyarakat pada media juga

pada informasi yang disajikan. Bila masyarakat sudah percaya

dengan reputasi dan kredibilitas sebuah media massa, maka

masyarakat akan menjadikan media tersebut sebagai rujukan

utama dalam mengkonsumsi berita.

Ekonomi-politik media pun, menurut Andreas,

mendukung untuk diterapkannya delapan peran jurnalisme

tersebut. Ia memandang kredibilitas itu setara dengan uang.

Semakin kredibel suatu media, maka semakin mahal pula harga

media tersebut dan tingkat kepercayaan masyarakat akan semakin

tinggi. Namun yang menjadi persoalan adalah belum adanya

kesadaran para pemilik media untuk mengimplementasikan

delapan peran yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel.

Para pemimpin media tidak menyadari ada perubahan yang perlu

dilakukan di era internet. Pedoman atau cara kerja yang dipakai

ketika membuat sebuah media online masih berpedoman pada

media tradisional. “Saya justru melihat para pemimpin media

berpikiran cadok. Pandangannya sempit. Mereka banyak tak

melihat perubahan peran media dalam era internet,” katanya.

Andreas menilai media online di Indonesia yang

menjalankan delapan peran jurnalisme di era internet antara lain;

tirto.id, mongabay.co.id serta kbr.id. Tirto adalah media online

yang dibuat oleh Sapto Anggoro, mantan wartawan Detik.com,

Page 116: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

101

yang dikenal sebagai media yang menerapkan jurnalisme berbasis

data (jurnalisme presisi). Sedangkan Mongabay adalah penyedia

ragam berita konservasi dan sains lingkungan berbasis non profit.

Meskipun merupakan media lembaga swadaya masyarakat dan

berbasis non profit, namun metode yang digunakan Mongabay

dalam membuat berita dinilai cukup baik karena menganalisis

berita secara mendalam dan berdasarkan penelitian para ahli serta

dokumen penelitian. Sementara Kantor Berita Radio (kbr.id)

adalah penyedia konten berita berbasis jurnalisme independen.

KBR telah meraih beragam penghargaan nasional dan

internasional atas karya-karya jurnalistik yang dibuatnya

D. Gambaran Umum Beritagar.id

1. Profil Beritagar.id

Beritagar.id adalah media berita berbasis online pertama

di Indonesia yang memadukan jurnalisme dengan teknologi

dalam proses mengumpulkan dan menganalisis beragam konten

yang ada di internet agar menjadi sebuah berita yang akurat, jelas,

dan komprehensif. Beritagar.id lahir pada 24 Agustus 2015 yang

merupakan wajah baru dari penggabungan situs kurasi publik

Lintas.me dengan situs kurasi Beritagar.com.

Beritagar.com merupakan aplikasi yang memudahkan

warganet dalam mengikuti topik baru yang mereka sukai

berdasarkan tanda pagar (tagar). Sedangkan Lintas.me adalah

situs agregasi berita yang berawal dari Lintasberita.com.

Page 117: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

102

Konsep kedua situs agregasi tersebut pada awalnya hanya

menampilkan tautan berita. Sedangkan Beritagar.id melakukan

agregasi konten dari berbagai sumber di internet, kemudian

menceritakan kembali konten tersebut kepada pembaca dengan

gaya yang berbeda.23 Menariknya, Beritagar.id menggunakan

sebuah teknologi khusus untuk mengkurasi berbagai berita

tersebut.

Beritagar.id berada di bawah naungan PT Lintas Cipta

Media (LCM) yang merupakan anak perusahaan Global Digital

Prima (GDP) Venture. GDP Venture adalah perusahaan pemodal

ventura yang fokus pada pendanaan starup atau perusahaan-

perusahaan rintisan digital, media, e-commerce dan solusi

perusahaan di industri internet Indonesia.24 GDP Ventura

didirikan pada tahun 2010 oleh Martin B. Hartono yang

merupakan anak Robert Budi Hartono, pendiri Djarum Group.

Starup yang didanai GDP Ventura antara lain; Kaskus,

Beritagar.id, Blibli.com, Opini.id, Kurio, Dailysocial dan lain-

lain.

Beritagar.id mengusung visi “Merawat Indonesia”.

Menurut Aghnia Adzkia, Jurnalis Data Beritagar.id, visi tersebut

lahir dari keresahan Beritagar.id terhadap banyaknya media

massa yang melulu memberitakan persoalan Jakarta dalam

23 Dikutip dari https://id.techinasia.com/bergabung-dengan-lintasme-

beritagar-kini-hadir-dengan-wajah-baru diakses pada 13 Januari 2020 pukul

17.37 WIB 24 Dikutip dari http://www.bicaratekno.com/investor/detail/GDP-

Venture diakses pada 20 Februari 2019 pukul 12.03 WIB

Page 118: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

103

pemberitaannya. Padahal media-media itu menyatakan dirinya

sebagai ‘media nasional’. “Selama ini banyak media nasional

yang mengaku nasional tapi pemberitaannya melulu Jakarta,”

ujarnya.

Dalam proses produksi berita, Beritagar.id didukung

dengan teknologi canggih yang dikembangkan oleh tim

Rekanalar dan Jim Geovedi. Teknologi yang telah dikembangkan

sejak November 2013 ini berbasis Machine Learning (ML) dan

Natural Language Processing (NLP).25 Machine Learning adalah

bagian dari ilmu komputer dengan kecerdasan buatan (artificial

intelligence) dalam pengenalan pola dan pembelajaran.

Sedangkan Natural Language Processing adalah bidang ilmu

komputer dengan kecerdasan buatan dan komputasi linguistik

yang berfokus pada interaksi antara bahasa manusia dan

komputer.

Teknologi itu disebut Computer Assisted Reporting atau

teknologi pelaporan dengan bantuan komputer dalam

mengumpulkan dan menganalisa beragam konten yang

bertebaran, agar data yang didapatkan dapat diolah dan

diceritakan kembali menjadi konten berita. Dalam

impementasinya dibagi menjadi dua mesin yang memiliki tugas

untuk mencari konten dan menulis konten. Menariknya, kedua

25 Dikutip dari https://dailysocial.id/post/membedah-kerja-dapur-

redaksi-beritagar-id-yang-dibantu-robot-dalam-sajikan-konten-berita diakses

pada 20 Februari 2019 pukul 12.05 WIB

Page 119: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

104

mesin tersebut memiliki nama, yaitu Semar untuk Content

Discovery dan Petruk untuk penulis artikel.26

Teknologi tersebut bekerja layaknya ‘robot’ yang bertugas

mengumpulkan, merangkum dan menganalisis beragam konten di

internet untuk membantu tim redaksi Beritagar.id. Robot itu lalu

menyajikan hasil pencariannya dalam bentuk draft tulisan yang

terstruktur dan memberikan tautan balik ke setiap sumbernya.

“Robot” tersebut rata-rata akan mengumpulkan sepuluh sumber

berita yang memenuhi kriteria 5W+1H, atau minimal 3W+1H,

saat akan menyajikan konten. Proses pengumpulan berbagai

tautan berita itu disebut agregasi atau kurasi. Namun praktik

kurasi di Beritagar.id berbeda. Redaksi berperan menyunting dan

menceritakan kembali kepada pembaca. Jika datanya tak cukup

atau meragukan, maka redaksi berperan melakukan verifikasi dan

melengkapi data dari sumber yang kredibel. Redaksi juga

memberi konteks agar suatu berita menjadi bermakna.

Terdapat satu rubrik yang dikhususkan untuk memuat

berita-berita yang sepenuhnya dibuat oleh robot. Rubrik itu diberi

nama ‘Robotorial’. Robotorial mengolah data-data yang bersifat

historikal seperti data keuangan, data gempa bumi, atau data

beberapa pertandingan olahraga. Pada rubrik robotorial, kita

dapat membaca berita-berita seperti prakiraan cuaca, laporan

gempa bumi, pasar saham, prediksi pertandingan, indeks kualitas

udara dan hasil pertandingan sepak bola.

26 Dikutip dari https://dailysocial.id/post/membedah-kerja-dapur-

redaksi-beritagar-id-yang-dibantu-robot-dalam-sajikan-konten-berita diakses

pada 20 Februari 2019 pukul 12.06 WIB

Page 120: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

105

Selain teknologi pelaporan dengan bantuan komputer,

Beritagar.id juga dilengkapi teknologi Rekanalar lainnya untuk

menyajikan konten yang relevan. Mesin rekomendasi Rekanalar

mampu secara pintar memprediksi konten atau iklan yang relevan

dengan pembaca, tanpa merasa terganggu dengan

keberadaannya.27

Semua berita yang disajikan Beritagar.id berbasis data.

Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan dalam

bentuk tulisan, infografik maupun videografik. Kumpulan data ini

dipandang penting untuk memberi perspektif yang lebih luas bagi

pembaca terhadap sebuah isu. Pusat data Beritagar.id bernama

Lokadata, yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang kredibel

dan berstatus data publik. Lokadata terbit tiga kali seminggu.

“Semua berita kita diusahakan berbasis data. kita tidak melihat

seperti breaking news, sudah banyak media lain yang

mengerjakan itu. Kita justru melihat what’s beyond the event,”

kata Aghnia Adzkia saat penulis wawancarai di Kantor

Beritagar.id.

Berdasarkan data yang dikutip dari Alexa, situs penyedia

data komersial terkait traffic web, hingga November 2019,

Beritagar.id menempati peringkat ke-174 situs terpopuler di

Indonesia. Secara global, Beritagar.id menempati peringkat ke-

7.624.28 Secara demografi, 95.63% pembaca Beritagar.id berada

27 Dikutip dari https://beritagar.id/tentang-kami diakses pada 20

Februari 2019 pukul 13.03 WIB

28 Dikutip dari https://www.alexa.com/siteinfo/beritagar.id diakses

pada 8 November 2019 pukul 13.30 WIB

Page 121: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

106

di Indonesia, 1.21% berada di Malaysia, 0.53% berada di

Singapura dan 0.42 berada di Amerika Serikat. Sementara

menurut Similarweb, total kunjungan di Beritagar.id selama

Agustus-Oktober 2019 berjumlah 5.958 juta kunjungan dengan

rata-rata waktu kunjungan 00:01:12.29

2. Rubrikasi Beritagar.id

Dalam menyajikan berita, Beritagar.id menyajikannya

dalam beberapa rubrik berdasarkan kategori yang berbeda-beda.

Berikut ini adalah rubrik-rubrik yang terdapat dalam portal berita

online Beritagar.id:

1) Berita

Berisi berita mengenai berbagai topik seperti politik,

hukum, ekonomi, maupun topik lain yang terjadi di

Indonesia maupun dunia internasional.

2) Bincang

Berisi transkrip hasil wawancara maupun opini seseorang

narasumer terkait isu tertentu.

3) Laporan Khas

Berisi berita mendalam mengenai suatu kasus, peristiwa

atau isu tertentu yang dikulik secara naratif.

29 Dikutip dari https://pro.similarweb.com/#/website/worldwide-

overview/beritagar.id/*/999/3m?webSource=Total diakses pada 8 November

2019 pukul 13.37 WIB

Page 122: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

107

4) Otogen

Berisi berita seputar dunia otomotif.

5) Telatah

Berisi artikel atau opini yang dibuat oleh masyarakat

umum yang ahli dibidangnya.

6) Ulasan

Berisi artikel review mengenai barang-barang elektronik

seperti smartphone atau laptop.

7) Seni Hiburan

Berisi informasi seputar dunia seni hiburan nasional dan

internasional yang meliputi dunia perfilman, musik atau

seni lainnya.

8) Editorial

Berisi tulisan opini yang dibuat oleh redaksi Beritagar.id

mengenai suatu tema atau isu tertentu.

9) Arena

Berisi berita seputar dunia olahraga seperti sepakbola,

bulu tangkis, basket dan olahraga lainnya.

10) Piknik

Berisi artikel seputar traveling, kuliner, atau destinasi

wisata.

Page 123: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

108

11) Ramadan

Berisi artikel seputar ramadan yang juga dilengkapi serial

video tausiah, peta mudik interaktif, juga tulisan serial

tentang fikih empat mazhab.

12) Film Bulan Ini

Berisi rangkuman berbagai film yang akan tayang pada

setiap bulannya serta cuplikan trailer film tersebut.

13) Gaya Hidup

Berisi artikel seputar lifestyle atau gaya hidup sehari-hari.

14) Figur

Berisi artikel feature tentang sosok atau tokoh inspiratif.

15) Sains & Tekno

Berisi informasi seputar dunia sains, ilmu pengetahuan

dan teknologi.

16) Tabik

Berisi informasi seputar penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar serta makna dan cerita dari sebuah

kata.

17) Waini

Berisi komik yang menceritakan mengenai isu yang

sedang hangat dan kadang berupa kritik.

Page 124: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

109

18) Edisi Khusus

Berisi pembahasan mendalam dari berbagai aspek

mengenai tema tertentu seperti Nasi Goreng, Jokowi

Mantu, Benyamin Punya Kite dan tema lainnya.

19) Video

Berisi rekaman audio-visual perbincangan mengenai

tokoh atau informasi tertentu.

20) Foto

Berisi foto esai atau foto story yang menceritakan

berbagai peristiwa, feature atau suatu event.

Page 125: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

110

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini peneliti memaparkan data penelitian tentang

Implementasi Delapan Peran Jurnalisme di Era Internet pada

Media Online Beritagar.id. Data yang penulis kumpulkan

diharapkan menjadi alat bantu untuk menjawab sejumlah

pertanyaan, apakah Beritagar.id menjalankan delapan peran

jurnalisme di era internet yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom

Rosenstiel? Sejauhmana Beritagar.id menjalankan delapan

elemen tersebut?

Dalam mengumpulkan data penelitian ini, penulis

mewawancarai dua narasumber yang menduduki posisi penting di

Beritagar.id. Narasumber pertama adalah Dwi Setyo, Pemimpin

Redaksi Beritagar.id. Pria yang akrab disapa Siba ini bertanggung

jawab terhadap mekanisme dan proses kerja keredaksian di

Beritagar.id. Narasumber kedua adalah Aghnia Rahmi Syajatul

Adzkia yang akrab disapa Aghnia. Anggota sidang redaksi ini

merangkap sebagai koordinator tim data Beritagar.id. Ia

bertanggung jawab atas ketersediaan data beserta analisisnya,

baik untuk rubrik Lokadata maupun rubrik lainnya.

Selain dari hasil wawancara, penulis juga menghimpun

data dari berita-berita yang diproduksi Beritagar.id. Hasil

wawancara dan pengamatan langsung dari berita-berita

Beritagar.id menjadi data primer yang penulis elaborasikan

Page 126: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

111

dengan data sekunder seperti penjelasan produk dan aktivitas

redaksi melalui Blog Beritagar.id dan ulasan media lain tentang

Beritagar.id. Melalui data-data tersebut, peneliti menemukan

fakta-fakta yang berkaitan dengan implementasi delapan peran

jurnalisme di era internet.

A. Authenticaror (Penyahih)

Penulis menyajikan beberapa data yang berkaitan dengan

peran Beritagar.id sebagai Authenticaror atau Penyahih. Sebagai

berikut:

1. Tidak Berkiblat pada Frasa “Truth in the Making”

Frasa ini muncul disaat validasi sebuah pernyataan,

bantahan terhadap sebuah tuduhan, penelusuran kembali fakta

dan data yang menopang narasi sebuah berita, dimuat dalam

berita-berita yang berbeda waktu unggahannya.

Pada Gambar 4.1, peneliti menyajikan tampilan live blog

Debat Capres Jilid II. Saat itu banyak media massa yang

memotong ucapan Jokowi dan Prabowo dalam berita yang

berbeda-beda. Namun Beritagar.id berbeda. Dalam Debat Capres

Jilid II itu, Beritagar.id membuat live blog yang berisi rangkuman

jalannya debat juga pembahasan mengenai statemnet yang

diucapkan kedua kandidat capres. Live blog itu berisi 24 sub

judul dengan berbagai topik yang menjadi pembahasan dalam

debat, baik yang dibahas Joko Widodo maupun Prabowo

Subianto.

Page 127: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

112

Gambar 4.1

Live Blog Debat Capres Jilid II

2. Disiplin verifikasi untuk Memastikan Kebenaran

Kebenaran dalam jurnalsime lebih dipahami sebagai

sebuah proses disiplin verifikasi Yakni sebuah proses disiplin

untuk menemukan, menyambung dan melakukan verifikasi

Page 128: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

113

terhadap berbagai fakta dan data yang menjadi bahan pokok

sebuah berita.

Dalam live blog Debat Capres Jilid II, setiap statement

yang diucapkan atau data yang dipaparkan kedua capres selalu di

crosscheck untuk memastikan kebenarannya. Contohnya ketika

capres nomor urut 1, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tidak

ada konflik agraria akibat pembangunan infrastruktur pada era

pemerintahannya, di live blog Beritagar.id (seperti Gambar 4.2),

tak lama setelah Jokowi mengatakan hal itu, beberapa menit

kemudian sudah ada berita dan data dari Konsorsium Pembaruan

Agraria (KPA) yang menyebutkan bahwa ada 94 konflik akibat

pembangunan insrastruktur sepanjang tahun 2017.

Gambar 4.2

Disiplin Verifikasi pada Klaim Jokowi Soal Konflik Pembebasan

Lahan Infrastruktur

Page 129: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

114

3. Kriteria Khusus dalam Berita-berita Beritagar.id

Kriteria khusus dalam hal jumlah kata dan sub-bab

bertujuan untuk menjamin berita yang dibuat mempunyai sajian

fakta dan data yang lengkap.

Perhitungan jumlah kata penulis lakukan melalui website

http://id.wordcounter360.com/ dengan menyalin dan

Page 130: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

115

menempelkan berita—tanpa judul, taiching dan caption foto—di

website tersebut.

Judul berita dan jumlah kata peneliti tampilkan pada

Grafis 5.1, Grafis 5.2 dan Grafis 5.3 di bab V berdasarkan

kategori berita.

4. Melengkapi Data dan Perspektif pada Breaking News

Pada breaking news pun, Beritagar.id selalu

mengusahakan informasi yang disampaikan tetap dilengkapi data

atau informasi yang lengkap guna memastikan berita dan data

yang ditulis benar-benar valid.

Seperti pada berita berjudul “Kebakaran Sempat Ganggu

Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai” (Gambar 4.3), selain

menuliskan kronologi dan dampak peristiwa kebakaran yang

terjadi di terminal keberangkatan domestik Bandara I Gusti

Ngurah Rai, Beritagar.id juga menjabarkan tentang Bandara I

Gusti Ngurah Rai sebagai pintu masuk penumpang internasional

dan jumlah penumpang angkutan udara internasional yang masuk

melalui beberapa bandara internasional di Indonesia.

Page 131: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

116

Gambar 4.3

Breaking News Soal Kebakaran di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Gambar 4.4

Data Pendukung yang Berkaitan dengan Bandara I Gusti Ngurah

Rai

Page 132: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

117

5. Menampilkan Ralat dan Update

Beritagar.id pun pernah keliru dalam menulis berita.

Untuk itu mereka menetapkan mekanisme ralat dan update dalam

proses keradaksian.

Seperti pada berita soal kebakaran kapal Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (Gambar 4.5). Disebutkan

di berbagai media bahwa kapal BPPT ikut terbakar dalam insiden

kebakaran di Muara Baru pada 23 Februari 2019. Karena

menggunakan metode kurasi dari berbagai media online,

Beritagar.id pun ikut menuliskan berita tersebut. Namun setelah

itu pihak BPPT menghubungi Beritagar.id untuk memberikan

klarifikasi bahwa kapal mereka tidak ikut terbakar.

Gambar 4.5

Ralat dan update pada Berita Beritagar.id

Page 133: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

118

B. Sense Maker (Penuntun Akal)

Penulis menyajikan beberapa data penelitian yang

berkaitan dengan peran Beritagar.id sebagai Sense Maker atau

Penuntun Akal. Sebagai berikut:

Page 134: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

119

1. Tidak Memberi Bobot pada Klaim

Peran penuntun akal erat kaitannya dengan upaya

membangun makna dalam sebuah berita. Banyak media yang

terjebak pada klaim tokoh atau politisi padahal klaim itu tidak

memiliki makna. Namun, Beritagar.id tidak memberi bobot pada

klaim.

Seperti pada saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019,

kedua pasangan calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo

Subianto, sama-sama mengeklaim kemenangan versi masing-

masing. Dalam memberitakan klaim pemenangan kedua capres

tersebut, Beritagar.id membangun konteks klaim kemenangan

kedua capres itu dengan menjabarkannya secara kronologigis,

lalu diperkaya (enrichment) infografik perolehan suara sementara

para capres versi Kawal Pemilu dan Real Count Situng KPU.

Gambar 4.6

Berita Beritagar.id Soal Klaim Kemengan pada Pilpres 2019

Page 135: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

120

Gambar 4.7

Infografis Perolehan Suara Jokowi - Ma’ruf dan Prabowo – Sandi

pada Pilpres 2019 versi Kawal Pemilu dan Situng KPU

2. Mencari Informasi yang Bernilai

Untuk menjalankan peran penuntun akal, wartawan harus

mencari informasi yang bernilai—tak hanya baru—dan

menyajikannya dengan cara yang bisa dipahami sendiri oleh

pembaca. Beritagar.id tidak memberi ruang pada statement yang

tidak bernilai.

Page 136: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

121

Contohnya, berita Detik.com tentang pesan anti Golput

yang disampaikan Menristekdikti saat Hari Kebangkitan

Teknologi Nasional ke-24 (21/2/2019). Mensistekdikti bilang;

“Jangan coblos dua, coblos satu saja” (Gambar 4.8). Judul itu

sangat klikbait karena kalimat “coblos satu” diarahkan ke

pasngan capres nomor urut satu (Joko Widodo) dan dua itu

diarahkan ke pasangan capres nomor urut dua (Prabowo

Subianto). Detik.com lalu meminta pendapat ke tim kampanye

Prabowo Subianto dan membuat berita yang justru menyudutkan

(Gambar 4.9).

Untuk menjelaskan fenomena Golongan Putih (Golput),

Beritagar.id melihat data Golput di seluruh dunia dan

menganalisis bagaimana trennya (Gambar 4.11 & 4.12).

Gambar 4.8

Berita Detik.com Tentang Ucapan Menristekdikti

Page 137: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

122

Gambar 4.9

Berita Detik.com Berisi Tanggapan Tokoh Politik Terkait Ucapan

Menristekdikti

Gambar 4.10

Berita Warta Ekonomi tentang Ucapan Menristekdikti

Page 138: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

123

Gambar 4.11

Berita Beritagar.id tentang Golput

Page 139: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

124

Gambar 4.12

Infografis Beritagar.id Soal Tren Partisipasi Publik Saat Pemilu

3. Memberi Arti dan Memberi Informasi Apa yang Bisa

Dilakukan Pembaca

Beritagar.id tidak hanya menceritakan apa yang terjadi,

tetapi juga memberikan arti dan memberi tahu tindakan yang

dapat dilakukan pembaca.

Page 140: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

125

Hal ini terlihat dari artikel berjudul “Penderita Skizofrenia

Melonjak, Pemasungan Masih Mengancam” yang ditulis oleh

Aghnia Adzkia. Basis data artikel tersebut bersumber dari Riset

Kesehatan Dasar tahun 2018 yang dilakukan Kementerian

Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Dalam data tersebut,

ada temuan bahwa Bali dan Jogja menjadi provinsi tertinggi

angka penderita skizofrenia. Namun temuan data itu tidak serta

merta ditulis oleh Aghnia dengan narasi Bali dan Jogja menjadi

provinsi yang paling skizofrenik atau wilayah yang paling banyak

penderita skozofrenia.

Aghnia lalu mewawancarai narasumber yang mengerti

konteks itu, narasumber tersebut mengartikan bahwa angka yang

banyak ditemukan penderita skizofrenia di dua wilayah tersebut

itu karena masyarakatnya sudah paham atau sudah pernah

mengikuti program pengetahuan tentang skizofrenia (lihat

Gambar 4.13).

Aghnia juga menuliskan apa yang bisa dilakukan

pembaca pada penderita skizofrenia (lihat Gambar 4.14).

Page 141: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

126

Gambar 4.13

Berita Beritagar.id tentang Penderita Skizofrenia di Indonesia

Page 142: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

127

Gambar 4.14

Berita Beritagar.id tentang Apa yang Bisa Dilakukan Pembaca

pada Penderita Skizofrenia

Page 143: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

128

C. Investigator (Penyelidik)

Penulis menyajikan beberapa data penelitian yang

berkaitan dengan peran Beritagar.id sebagai Investigator atau

Penyelidik. Sebagai berikut:

1. Penyelidikan Independen Mengenai Kegiatan

Pemerintah, Bisnis dan Lembaga Publik

Beberapa kali jurnalis Beritagar.id menjalankan untuk

menjakankan kerja jurnalisme watchdog, seperti menyelidiki

kegiatan pemerintah, bisnis dan lembaga publik

Seperti pada liputan investigasi Beritagar.id tentang aliran

gelap bisnis sawit (Gambar 4.15). Liputan ini mengulas aliran

keuangan gelap yang terjadi dalam bisnis eskpor-impor sawit.

Praktik gelap itu terindikasi lewat aliran keuangan gelap (illicit

financial flows) yang berhubungan langsung dengan upaya

pengelakan pajak dan penghindaran pajak yang mengakibatkan

potensi kehilangan penerimaan pajak Indonesia dalam kurun

waktu 1989-2017 mencapai $11,1 miliar AS atau setara kira-kira

Rp155,4 triliun. Laporan ini ‘menyentil’ pemerintah selaku

pembuat kebijakan, Direktoran Jendral Pajak selaku pengawas

perpajakan dan juga pelaku eskpor-impor sawit.

Gambar 4.15

Investigasi Beritagar.id tentang Aliran Gelap Bisnis Sawit

Page 144: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

129

2. Kerja Invesitigasi: Mendokumentasikan, Menanyakan

dan Menginvestigasi

Kerja investigasi dilakukan wartawan Beritagar.id dengan

cara terjun langsung ke lapangan. Seperti dalam liputan “Salah

Urus Dana Otsus” (Gambar 4.16 & 4.17) yang menjerat eks

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf. Demi mendalami proyek-proyek

yang diduga terbengkalai karena korupsi yang dilakukan Irwandi

Yusuf, tim Beritagar.id diterbangkan langsung ke Aceh untuk

menyelidikinya. Mereka antara lain mengunjungi Pabrik Kerupuk

Kulit Aceh milik Pemerintah Provinsi Aceh yang terbengkalain

itu, juga menemui pejabat-pejabat terkait yang bertanggung

jawab terhadap kelangsungan proyek tersebut, serta akademisi

dan masyarakat Aceh.

Page 145: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

130

Gambar 4.16

Liputan Investigasi Beritagar.id tentang Dana Otsus

Gambar 4.17

Kerja Investigasi yang Dilakukan Beritagar.id Soal Korupsi Dana

Otsus

Page 146: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

131

3. Liputan Investigasi yang Berasal dari Isu Publik

Liputan invesitigasi bertujuan untuk memberikan

informasi pada masyarakat dan pejabat mengenai isu yang sedang

menjadi keprihatinan masyarakat

Misalnya, ketika akhir 2018 publik dihebohkan dengan

terbongkarnya kasus pengaturan skor yang dilakukan oleh mafia

sepakbola di Indonesia, maka Beritagar.id menginvestigasi isu itu

dalam beberapa judul berita (Gambar 4.18). Atau perihal

plagiarisme yang diduga dilakukan Rektor Universitas Negeri

Semarang (Unnes), Fathur Rokhman (Gambar 4.19), investigasi

itu lahir dari isu yang sedang menjadi perbincangan publik.

Page 147: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

132

Gambar 4.18

Liputan Investigasi Beritagar.id Tentang Mafia Sepak Bola

Gambar 4.19

Liputan Investigasi Beritagar.id Tentang Plagiarisme

Page 148: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

133

D. Witness Bearer (Penyaksi)

Penulis menyajikan beberapa data penelitian yang

berkaitan dengan peran Beritagar.id sebagai Witness Bearer atau

Penyaksi. Sebagai berikut:

1. Agregasi dalam Berita Harian

Karena memiliki keterbatasan sumber daya manusia,

Beritagar.id tidak selalu bisa menerjunkan wartawannya pada

setiap peristiwa. Karena itu, Beritagar.id berupaya

memaksimalkan teknologi untuk mengamati dan meneliti

berbagai informasi yang terjadi di masyarakat dengan metode

agregasi.

Seperti pada berita “Jakarta banjir, 2.370 warga

mengungsi” (Gambar 4.20). Berita tersebut disusun oleh

wartawan Beritagar.id, ia bertugas membangun narasi dan

menambahkan perspektif. Namun bahan-bahan berita yang terdiri

dari banyak tautan dikumpulkan oleh “Robot” lalu diolah

wartawan Beritagar.id kemudian ditampilkan menjadi sebuah

berita.

Gambar 4.20

Penggunaan Agregasi untuk Berita Harian

Page 149: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

134

2. Terjun Langsung ke Lapangan untuk Rubrik Laporan

Khas

Meskipun menggunakan teknologi dalam berita harian,

namun dalam rubrik Laporan Khas, wartawan diharuskan terjun

ke lapangan dan menuntut campur tangan yang dominan dari

wartawan dalam proses pembuatan laporannya.

Misalnya, dalam laporan bertajuk “Salah Urus Dana

Otsus” (Gambar 4.21), Beritagar.id menurunkan dua orang

wartawan untuk terjun langsung ke Aceh dan menelusuri kasus

dugaan suap pengalokasian Dana Otonomi Khusus Aceh

(DOKA) atau kerap disebut juga Dana Otonomi Khusus (Dana

Otsus) yang dilakukan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf. Mereka

antara lain mengunjungi Pabrik Kerupuk Kulit Aceh milik

Page 150: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

135

Pemerintah Provinsi Aceh yang terbengkalain itu, juga menemui

pejabat-pejabat terkait yang bertanggung jawab terhadap

kelangsungan proyek tersebut, serta akademisi dan masyarakat

Aceh.

Gambar 4.21

Liputan Langsung Wartawan Beritagar.id untuk Rubrik Laporan

Khas

Page 151: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

136

E. Empowerer (Pemberdaya)

Penulis menyajikan beberapa data penelitian yang

berkaitan dengan peran Beritagar.id sebagai Empowerer atau

Pemberdaya. Sebagai berikut:

1. Menawarkan Sumber Daya dan Menyediakan Alat untuk

Kolaborasi Liputan dengan Informan Publik

Beritagar.id memberi alat yang memungkinkan warga

untuk berperan aktif dalam proses pemberitaan, bukan hanya

sebagai pembaca.

Seperti liputan mengenai Panas Gurih Nasi Goreng

(Gambar 4.22) yang dimuat dalam rubrik Edisi Khusus. Liputan

mendalam itu berisi sembilan sub judul yang mengulas cerita dan

ragam jenis nasi goreng di Indonesia. Tema ini bermula dari riset

pakar Kuliner Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta,

Prof. Murdijati Gardjito, yang mengundang Beritagar.id untuk

menghadiri seminar hasil penelitian tentang nasi goreng.

Beritagar.id pun mengolah data riset itu menjadi sebuah berita.

Gambar 4.22

Edisi Khusus Beritagar.id Tentang Nasi Goreng

Page 152: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

137

2. Membuka Diri untuk Menerbitkan Berita dari

Informan Publik

Meskipun tidak menyediakan kanal khusus untuk berita

dari publik, namun Beritagar.id memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada publik untuk berbagi berita dan diterbitkan

melalui laman Beritagar.id.

Contohnya, berita “Pengalaman Menonton Langsung

Pernikahan Harry dan Markle di Windsor” yang ditulis Wisnu

Prayetya Utomo. Saat itu ia sedang kuliah di Inggris dan

menyaksikan secara langsung pernikahan Prince Harry dan

Meghan Markle, Wisnu melihat ada gelandangan-gelandangan

yang diusir di dekat Kastil Windsor. Wisnu lalu menuliskan

peristiwa itu lalu mengirimnya ke Beritagar.id. Berita itu

kemudian diterbitkan.

Page 153: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

138

Gambar 4.23

Berita Beritagar.id tentang Pernikahan Harry dan Markle yang

Berasal dari Informan Publik

F. Smart Aggregator (Agregator Cerdas)

Penulis menyajikan beberapa data penelitian yang

berkaitan dengan peran Beritagar.id sebagai Smart Aggregator

atau Agregator Cerdas. Sebagai berikut:

Page 154: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

139

1. Agregasi untuk Berita Harian

Beritagar.id mengadopsi teknologi cerdas dalam

mengumpulkan, merangkum dan menganalisis beragam konten di

internet untuk diolah menjadi berita harian.

Salah satu contoh konten yang dibuat dengan

menggunakan mesin agregasi adalah artikel berjudul “Konsumsi

Listrik dan Pertumbuhan Ekonomi” (Gambar 4.24). Sumber

artikel dicari oleh robot, kemudian redaksi melakukan kurasi

berbagai link tersebut untuk kemudian diolah menjadi konten

pemberitaan. Dalam menampilkan konten pemberitaan itu,

Beritagar.id memanfaatkan fitus hyperlinks untuk menampilkan

sumber artikel atau data yang menjadi rujukan.

Gambar 4.24

Penggunaan Hyperlinks dalam Berita Harian

Page 155: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

140

Dalam artikel tersebut pembaca dapat menemukan link

pada kata kunci “middle income trap” yang berwarna biru. Bila

pembaca mengeklik teks tersebut, maka pembaca akan diantarkan

menuju halaman pengertian middle income trap

(https://www.tutor2u.net/economics/reference/middle-income-

trap). Beritagar.id juga memberikan link pada petikan wawancara

yang dikutip dari situs website lain. Dalam artikel tersebut

Beritagar.id mengutip petikan wawancara Direktur Institute for

Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa dengan

Antaranews.com (https://www.antaranews.com/berita/818581/

peningkatan-konsumsi-listrik-dapat-atasi-fenomena-middle-

income-trap).

Gambar 4.25

Penggunaan Hyperlinks dalam Berita Harian

Page 156: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

141

Contoh lainnya dapat ditemui dalam artikel berjudul

“Pekerja Indonesia didominasi Lulusan SD” (Gambar 4.25).

Hyperlinks ditandai dengan teks berwarna biru. Bila teks BPS

berwarna biru diklik, maka pembaca akan diantarkan menuju

halaman pressrelease Badan Pusat Statistik tentang Tingkat

Pengangguran Terbuka Pada Agustus 2018

(https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/11/05/1485/agustus-

2018--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-34

persen.html). Pada artikel tersebut, pembaca juga dapat menemui

link yang akan mengantarkan pada dokumen. Bila pembaca

mengeklik teks berwarna biru bertuliskan Kebijakan RPJMN

2015-2019, maka pembaca akan mendapati dokumen Evaluasi

Paruh Waktu RPJMN 2015-2019 yang dipublikasikan oleh Badan

Pembangunan Nasional Republik Indonesia

(https://www.bappenas.go.id/files/publikasi_utama/Evaluasi%20

Paruh%20Waktu%20RPJMN%202015-2019.pdf).

2. Agregasi untuk Robotorial

Beberapa topik pemberitaan sudah 100% dikerjakan oleh

robot. Robot bertugas mengumpulkan, mengkurasi, menyusun

narasi hingga memvisualkan berita untuk beberapa topik tertentu

seperti (prediksi pertandingan, hasil pertandingan, prakiraan

cuaca, gempa bumi dan pasar saham).

Gambar 4.26

Tampilan Rubrik Robotorial

Page 157: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

142

3. Agregasi untuk Sorotan Media

Sorotan Media menyajikan informasi yang sedang hangat

dibicarakan oleh media massa di Indonesia menggunakan sistem

agregasi.

Tampilan Sorotan Media dilengkapi dengan data media

yang menuliskan, disertai dengan link back, volume berita yang

ditulis media, hingga linimasa media yang menuliskan topik

Page 158: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

143

tersebut. Terdapat pula data tentang sebaran berita di media sosial

Facebook, untuk melihat amplifikasi dari berita tersebut.

Gambar 4.27

Tampilan Sorotan Media

Page 159: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

144

Gambar 4.28

Agregasi untuk Sorotan Media

4. Agregasi untuk Mr. Loper

Mr. Loper bertugas mengumpulkan informasi untuk

menyajikan konten yang lengkap, komprehensif, dan relevan bagi

pembaca.

Misalnya, pada artikel berjudul “Konsumsi Listrik dan

Pertumbuhan Ekonomi” (Gambar 4.29), maka robot buatan

Page 160: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

145

Beritagar.id yang diberi nama Mr. Loper memberi rekomendasi

artikel terkait berjudul “AC Bakal Jadi Penyedot Listrik

Terbanyak di Indonesia”. Baik artikel utama maupun artikel

terkait sama-sama membahas soal listrik di Indonesia.

Gambar 4.29

Tampilan Rekomendasi Berita Terkait dari Mr. Loper

Mr. Loper juga akan memberikan rekomendasi berita bila

pembaca mengetik topik yang ingin dicari melalui fitur chatbot.

Lewat interaksi dengan pembaca, Mr. Loper dirancang untuk

menangkap maksud utama dari lawan bicaranya. Mr. Loper hadir

di sudut kanan bawah halaman Beritagar.id.

Misalnya, ketika kita mengetik “Berita tentang Liga

Inggris” di chatbot Mr. Loper (Gambar 4.30), layaknya chat

Page 161: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

146

personal, maka Mr. Loper menjawab “Banyak aja nih, ada 100

berita untuk topik Liga Inggris. Tampilin gak gan?” Bila kita

menjawab “iya” maka Mr. Loper akan mengirimkan balasan yang

berisi rekomendasi berita seputar Liga Inggris.

Gambar 4.30

Tampilan Chatbot Mr. Loper

G. Forum Organizer (Penyedia Forum)

Penulis menyajikan beberapa data penelitian yang

berkaitan dengan peran Beritagar.id sebagai Forum Organizer

atau Penyedia Forum. Sebagai berikut:

1. Menyediakan Rubrik Khusus untuk Opini dari Publik

Page 162: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

147

Beritagar.id menyediakan satu rubrik khusus yang berisi

berbagai opini dari orang-orang yang ahli di bidangnya. Rubrik

itu dinamakan Telatah.

Gambar 4.31

Tampilan Rubrik Telatah di Beritagar.id

Pembaca dapat mengirimkan opini atau kisah laik tayang

lewat email: [email protected]. Bila dinyatakan laik tayang,

maka tulisan mereka akan diterbitkan di rubrik Telatah. Deskripsi

singkat penulis juga akan ditampilkan agar pembaca dapat

mengetahui kredibilitas penulis (seperti pada Gambar 4.32).

Page 163: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

148

Gambar 4.32

Tampilan Profil Penulis dalam Rubrik Telatah

2. Menyelenggarakan Forum Diskusi untuk Publik

Beritagar.id menyediakan ruang bagi publik untuk

berdiskusi secara langsung melalui Obsat. Obsat adalah program

diskusi rutin dari Beritagar.id. Acara ini menjadi wadah diskusi

para pembaca Beritagar.id untuk mengupas peristiwa aktual yang

sedang terjadi di Indonesia atau isu menarik lainnya bersama

narasumber yang kompeten.

Page 164: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

149

Tabel 4.1

Program Obrolan Langsat (Obsat) sepanjang 2018-2019

Sumber: blog.beritagar.id

H. Role Model (Panutan)

Penulis menyajikan beberapa data dan temuan penelitian

yang berkaitan dengan peran Beritagar.id sebagai Role Model

atau Panutan. Sebagai berikut:

Tanggal Tempat Topik

31 Januari

2018

FX Sudirman Muda Mudi Berinvestasi

22 Februari

2018

FX Sudirman Gairah Perfilman

Indonesia

21 Maret 2018 FX Sudirman Festival Musik Kian

Dilirik

11 Mei 208 Paradigma Kafe &

Restaurant

Menuju Indonesia 4.0

19 Juli 2018 Paradigma Kafe &

Restaurant

Rumah Zaman Now

30 Agustus

2018

FX Sudirman Republik Dangdut

27 September

2018

FX Sudirman Memutar Rupiah di Saat

Susah

22 Maret 2019 Universitas

Nasional

Panas Gurih Nasi Goreng

Page 165: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

150

1. Menyediakan Pelatihan Jurnalisme untuk Warga

Beritagar.id berperan aktif dalam memberikan pelatihan

atau pun mengadakan forum diskusi perihal media dan

jurnalisme.

Beritagar.id bergerak aktif dengan membuat tiga program

yang memungkinkan publik untuk belajar, berdiskusi, juga

mengenal lebih jauh aktivitas dan program Beritagar.id. Program

itu antara lain:

1. Mampir di Beritagar.id

Mampir di Beritagar.id adalah program yang dibuat untuk

para mahasiswa dan akademisi untuk berkunjung ke Kantor

Beritagar.id dan belajar tentang jurnalistik, teknologi informasi,

serta data.

Tabel 4.2

Program Mampir di Beritagar.id selama 2016-2019

Tanggal Peserta Topik

30 Mei 2016 Universitas

Muhammadiyah

Yogyakarta (UMY)

Jurnalisme Masa

Depan: Data Driven

Journalism

17 Oktober

2016

Prodi Teknologi

Informasi, Universitas

Atma Jaya Yogyakarta

Teknologi yang

Digunakan

Beritagar.id

4 Mei 2017 Universitas Negeri

Yogyakarta dan Art

Jurnalisme Online

dan Infografik

Page 166: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

151

Therapy Center

Universitas Widyatama

Bandung

8 Mei 2017 STMIK Mitra Lampung Research

Manufacturing

Mei 2017 Universitas Prasetiya

Mulya program S-1

Branding

Beritagar.id sebagai

Brand

5 April 2018 Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas

Negeri Yogyakarta

Indepth Iinterview

30 April 2018 Universitas Mitra

Lampung Jurusan

Teknik Informatika

Bisnis di Era

Digital pada Media

Daring

8 Mei 2018 Teknik Informatika

Universitas Lampung

Teknologi yang

Digunakan

Beritagar.id

Mei 2018 Universitas Prasetiya

Mulia

Penggunaan dan

Pemanfaatan Social

Media pada Entitas

Bisnis Beritagar.id

Oktober 2018 Prodi Jurnalistik

Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

Jurnalisme Digital

Beritagar.id

9 November

2018

UKM Jurnalistik

Universitas Gadjah

Jurnalistik dan

Robotorial di

Page 167: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

152

Mada Beritagar.id.

4 Maret 2019 Universitas Mitra

Indonesia, Lampung

Sistem Teknologi

Beritagar.id:

Robotorial dan

Tanya Loper

5 November

2019

Mugi Rekso Abadi

(MRA Group)

Jurnalisme Data dan

Infografik

7 November

2019

SMK Negeri 1 Bantul Teknologi

Infrastruktur

Beritagar.id

Sumber: blog.beritagar.id

2. Beritagar.id ke Kampus; Bedah Konten

Beritagar.id merumuskan sebuah program yang ditujukan

bagi mahasiswa bernama Beritagar.id ke Kampus; Bedah Konten.

Program ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda

berbakat dalam memasuki industri kerja setelah lulus.

Tabel. 4.3

Program Beritagar.id ke Kampus selama 2016-2019

Tanggal Peserta Topik

23 September

2016

London School of

Public Relations

(LSPR)

Data Driven

Journalism dan

Infografik

April 2018 The 16th UI Journalist The Future of Data-

Page 168: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

153

Days driven Journalism

3 November

2018

Milad LPM Suaka ke-

32 UIN Sunan Gunung

Djati Bandung

Kelas Infografik

dan Talkshow

Tantangan Media di

Era Milenial

8-9 November

2018

Fisip Universitas

Brawijaya Malang

Robot Journalism,

Longform dan

Infografik

November

2018

Universitas Multimedia

Nusantara

Workshop

Infografik

6 Mei 2019 Universitas Bakrie Seminar Jurnalisme:

“Manusia VS

Robot.”

Sumber: blog.beritagar.id

3. Journocoders Indonesia

Journocoders Indonesia adalah sebuah wadah untuk

belajar, pengembangan skill, dan berdiskusi bagi para jurnalis dan

orang-orang yang bergerak di bidang media. Journocoders

Indonesia merupakan bagian dari Journocoders di London.

Tabel 4.4

Program Journocoders Indonesia selama 2018-2019

Page 169: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

154

Tanggal Topik

29 September

2018

Visual Journalism with BBC’s Alli Shultes

and Creating Maps with Tableau &

AmChart.

27 Oktober 2018 Survey Data Analysis

23 Februari 2019 Twitter Analisis dan Visualisasi pakai R

29 Juni 2019 Introduction to HTML/CSS

27 Juli 2019 Introduction to Structured Query Language

(SQL)

28 September

2019

R Data Mining and Visualization: Playing

around with Spotify’s chart

Sumber: blog.beritagar.id

Transkrip Wawancara 1

Beritagar.id dapat dikatakan menjadi media pertama di

Indonesia yang memanfaatkan teknologi dalam mengumpulkan

dan menganalisis berbagai konten pemberitaan. Beritagar.id

memanfaatkan teknologi Computer Assisted Reporting untuk

memberikan informasi yang komprehensif, lengkap dan relevan

bagi pembaca.

Namun, manusia tetap menjadi bagian penting di redaksi.

Penulis mewawancarai Dwi Setyo Irawanto, Pemimpin Redaksi

Beritagar.id untuk meneliti bagaimana peran wartawan ditengah

penggunaan teknologi dalam proses produksi berita Beritagar.id.

Page 170: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

155

Penulis menemui pria yang akrab disapa Siba ini pada 5

September 2019 di Kantor Beritagar.id. Pertemuan yang

dilangsungkan siang hari itu hanya berlangsung singkat karena

Siba harus meninggalkan kantor untuk urusan redaksi.

1. Bagaimana model bisnis Beritagar.id? Apakah seperti portal

online lainnya yang mengandalkan kecepatan?

Kita tidak punya kemampuan untuk menyajikan berita-berita

yang cepat. Karena memang desain, model keredaksian, dan

model bisnis yang kita kembangkan bukan yang seperti itu. Kalau

misalnya kita harus melawan kecepatan Detik, atau media-media

yang memang mendesain dirinya untuk menjadi media yang

paling cepat, kita tidak mungkin bisa mengejar. Karena itu kita

mendesain media kita sebagai media yang lebih lengkap, komplit.

Jadi bukan karena kita ingin menahan (suatu berita)juga, tapi kita

ingin melengkapi. Melengkapi itu dalam banyak hal, seperti

melengkapi data, melengkapi jawaban how and why yang

terkadang belum ada di media lain yang mengejar kecepatan.

Atau melengkapi dalam hal perspektif, misalnya ada satu

kejadian yang barangkali membutuhkan perspektif lain, dan kita

ingin memperkaya perspektif publik atas satu atau dua kejadian.

2. Berapa jumlah berita per hari di Beritagar.id?

Total 60-65 berita dalam sehari, termasuk yang dibuat oleh robot.

60-65 itu pun sebagian kita pakai teknologi, bukan orang.

Page 171: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

156

3. 60-65 berita itu dihasilkan oleh berapa orang?

Tim redaksi itu terdiri dari penulis, tim visual, tim video. Kalau

tim penulis saja, di luar tim visual dan tim video itu sekitar 13-14

orang.

Yang pertama yang harus dipahami itu, Beritagar tidak terlalu

memberi bobot pada klaim. Tidak semua pernyataan itu menjadi

berita. Kita memang melihat ada kecenderungan sekarang semua

statement dari tokoh publik itu dijadikan berita. Kita tidak

melihat kekuatan news value itu dari statement. Event, statement

itu datang dari tokoh publik.

4. Lalu apa kriteria statement pejabat publik itu layak

diberitakan di Beritagar?

Kalau magnitude-nya besar. Kebetulan kita punya kemewahan

sedikit, untuk tidak sekedar mengejar pembaca yang banyak.

Mungkin juga karena orang kita sedikit, yang seperti itu tidak

masuk seleksi kita. Pertimbangannya yang paling besar

magnitude.

5. Jadi tidak ingin terjebak ke dalam jurnalisme pernyataan?

Jurnalisme pernyataan sebenarnya boleh-boleh saja, asal ada

impact bagi publik. Misalnya, Soyfan Djalil sebagai Menteri

Agraria dan Tata Ruang mendaku “70% kavling di Indonesia

sudah punya sertifikat.” Nah itu pernyataan tokoh publik yang

menurut kita punya news value yang besar. Kita tidak

mengatakan bahwa pernyataan itu valid, tapi kita bisa

memberitakan pernyataan itu dan mengecek data. Kalau sekedar

Page 172: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

157

dia ngomong sesuatu yang sedang hot tapi magnitude atau

impact-nya bagi publik tidak ada, maka kita tidak beritakan.

Artinya, sebenarnya banyak pilihan berita yang lain, yang lebih

layak dijadikan berita, ketimbang perang statement yang

sebenarnya kosong.

6. Cara Beritagar menyeleksi pernyataan tokoh publik itu layak

atau tidak?

Magnitude. Itu yang utama. Kalau kita kasih bobot, itu 10

bobotnya. Atau malah 9,5. Tokoh itu ada bobotnya tapi kecil.

Saya sih ingin kita menyeleksi news value itu dalam ukuran yang

lebih simple. Misalnya dulu kita belajar news value itu proximity,

aktualitas, unik, tokoh, dan lain-lain. Kalau menurut saya semua

itu bisa diringkas dalam magnitude, apakah dampaknya bagi

publik besar atau tidak.

7. Apakah rubrik Laporan Khas itu memokuskan dirinya pada

investigasi?

Sebenarnya kita tidak memiliki kemampuan untuk melakukan

investigasi yang menjawab persoalan-persoalan yang dituntut

oleh publik yang cukup besar. Misalnya, untuk menjawab

pertanyaan publik, “Kenapa sih PLN kemarin blackout? Apa

yang sebenarnya terjadi?” Itu saja kita tidak mampu jawab. Jadi

sebenarnya Laporan Khas tidak didesain untuk itu. Mungkin

kelak (melakukan liputan investigasi), saat kita sudah belajar

banyak. Saat ini kita masih belum belajar banyak.

Page 173: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

158

Kita mendesain laporan khas sebagai suatu sajian yang khusus

bagi publik karena laporan-laporan yang lebih mendalam.

Sifatnya indepth report, yang menyertakan observasi yang cukup,

reportase yang baik, deskripsi yang benar, memakai kutipan-

kutipan dari para pemain, artinya pelaku utama.

Kalau kita lihat strata narasumber, pada level pertama itu pelaku

atau orang yang mengalami, bisa pelakunya bisa korbanya. Level

kedua itu saksi, orang yang melihat dan mendengar atau ikut

merasakan. Level ketiga itu wasit, seperti polisi, orang yang

menilai atau adjustmen. Level keempat itu pengamat, analis. Kita

ingin mendapat langsung dari narasumber pertama, itulah

Laporan Khas. Jadi kita ingin membuat laporan mendalam

tentang suatu hal yang memiliki bobot reportase dan observasi

yang cukup, memikat, dan pernyataan-pernyataan yang hidup

dari para narasumber pertama. Tapi tetap saringan utamanya itu

news value itu.

Kita dalam laporan khas memang ada sedikit kemewahan karena

kita punya visi “Merawat Indonesia”. Kita juga memberi tempat

pada hal-hal yang sifatnya memperkaya khasanah kita tentang

kearifan lokal, culture.

Sebagian besar perusahaan portal digital itu punya yang namanya

Content Management System. Kita bisa tahu berita yang sudah

kita tulis dibaca oleh berapa orang, realtime. Dari situ kita tahu,

berita seperti apa yang disenangi oleh publik. Tapi disenangi saja

itu tidak menjadi prioritas kita. Karena bisa jadi kita disenangi

Page 174: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

159

oleh orang yang bukan target market kita. Misalnya kita ngomong

“Ada penampakan di Laut Selatan,” itu banyak yang baca, tapi

yang baca bukan pembaca yang kita harapkan.

8. Pembaca yang diharapkan itu maksudnya?

Segmen yang kita incar. Kita ingin dibaca oleh orang kantoran,

orang-orang yang punya kewenangan untuk mengambil

keputusan bisnis, kita ingin dibaca oleh decision maker, nah itu

yang kita tuju. Jadi bukan sekadar dibaca orang, tapi dibaca oleh

banyak orang yang tepat.

9. Cara mengetahuinya?

Cara mengetahuinya adalah, kita ingin tahu, kira-kira yang

dibutuhkan oleh businessman atau orang kantoran itu apa sih?

Kenapa kita tidak menulis misalnya kasus pembunuhan suami

oleh isterinya (Motif pembunuhan suami dan anak tiri diduga soal

penguasaan harta). Berita itu ramai sekali dibaca. Nah kita tulis

hanya sebagai Sorotan Media. Sorotan Media adalah dokumentasi

apa yang dibicarakan oleh media.

Kita sebenarnya ingin juga mengangkat apa yang dibicarakan

publik lewat sosial media, tapi kita belum punya alatnya. Yang

baru kita punya alatnya adalah meng-crowling seluruh berita

yang dituliskan oleh koran atau media digital. Kita punya sekitar

seribuan media digital di Indonesia, kita punya alat yang

namanya Content Discovery.

Page 175: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

160

Misalnya pada hari ini (5 September 2019), topik-topik politik,

hukum, dan keamanan ada 147, topik bisnis ada 102. Topik bisnis

yang paling ramai adalah soal kurs rupiah. Ini realtime. Ditulis

oleh 12% media yang ada di Indonesia. Dari sini juga kita lihat

yang magnitude-nya besar apa sih? Apa yang bisa kita dalami?

Apa yang bisa kita tambahkan perspektif barunya? Ada angle

baru gak? Kalau angle itu sudah ditulis oleh media lain, kita tidak

menuliskannya lagi angle itu.

Ini cara kita mencari usulan dalam rapat. Misalnya sekarang yang

sedang ramai soal kurs, kita rumuskan angle apa bedanya dari

kemarin? Apakah ada yang baru? Apa yang bisa kita dalami lagi

soal itu? Oh ternyata kurs kita anjlok karena impor kita besar.

Kita minta tim data kita mencari data impor kita dari bulan ke

bulan selama lima tahun terakhir. Yang paling besar apa? Solar?

Minyak mentah? Atau premium? Atau lainnya?

Kebetulan kita didukung oleh: (1) teknologi, (2) tim Lokadata

yang datanya jago banget. Kayaknya orang lain belum punya.

Cuman kita juga belum bisa mengembangkan habis-habisan.

10. Berarti, bila media lain mencari topik berita dari apa yang

sedang trending di media sosial, Beritagar mencari berita dari

mesin itu?

Betul. Atau dari narasumber kita. Kita juga bergaul dengan

narasumber. Saya punya beberapa narasumber di perbankan, di

bursa, di perusahaan-perusaan publik, saya bisa bertanya, “Bos

Page 176: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

161

apa nih yang lagi ramai?” Itu yang kemudian menjadi bahan baku

dari usulan kita. “Kenapa sih bos ini tarif penerbangan naik?”

“Lu tahu gak sih struktur cost-nya Garuda?” Nah kemudian

informasi itu kita lacak kebenarannya.

11. Apakah Beritagar menyediakan rubrik khusus untuk

jurnalisme warga?

Kalau citizen journalism kita belum punya. Tapi kita punya

beberapa kontributor yang bisa menulis berdasarkan assignment

atau usulan. Jadi mereka bisa mengusulkan topik, kita kemudian

juga menambahkan masukan (untuk usulan topik tersebut), atau

kita bisa kasih assignment ke mereka.

Kalau untuk publik mengirimkan berita, sebagai pengembangan

citizen journalism, kita belum sampai. Cuman kita mengerjakan

beberapa kontributor di daerah.

12. Bagaimana cara Beritagar untuk menjadi panutan?

Saat ini kita tidak punya ambisi untuk menjadi panutan bagi

media-media lainnya. Kita tidak sebesar itu. Kita ini pemain

kecil. Kalau dibandingkan raksasa-raksasa, kita nyembah lah.

Tapi kita ingin menjaga integritas kita seagai media yang

kredibel. Itu saja yang kita mau jaga. Kita punya kapasitas, kita

kredibel, kita reliable. Caranya, berita yang kita sajikan itu

akurat, data yang kita olah itu benar, logika yang kita bangun atas

data itu benar.

Page 177: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

162

Kita ini kecil jika dibandingkan raksasa-raksasa itu dalam hal

kuantitas, jumlah orang, pasukan, itu kita tidak ada apa-apanya.

Tapi kita ingin membangun satu tradisi jurnalistik yang punya

kapabilitas, punya kredibilitas, dan punya integritas sehingga

orang reliable sama kita.

13. Bagaimana cara Beritagar merumuskan topik untuk Obsat?

Ada beberapa hal yang kita pertimbangkan untuk mengangkat

satu tema yang menjadi semua topik yang akan kita diskusikan

secara luas atau kita liput secara dalam. Contohnya nasi goreng

atau soto.

Ada keinginan kita, untuk menunjukan pada publik, selain kita

media yang kredibel, kita juga punya tim data yang luar biasa.

Ternyata seluruh daerah di Indonesia itu punya soto. Ternyata

variasi bumbu soto itu macam-macam, soto paling mahal itu ada

di kota ini, soto paling rumit ada di desa ini, soto paling enak

ternyata ada di sini, nah itu hanya bisa dilakukan kalau kita punya

tim data. Kita ingin agak pamer dikit.

Tapi kita juga melihat bahwa soto ini sesuatu yang populer. Satu

menu yang diseluruh nusantara ini ada. Nasi goreng juga begitu.

Mungkin orang melihatnya suatu hal yang sepele, tapi topik ini

suatu hal yang sangat familiar dan dekat dengan kehidupan

sehari-hari.

Itu cara kita untuk membuat publik punya perhatian pada hal-hal

yang diluar mainstream.

Page 178: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

163

Transkrip Wawancara 2

Sebagai media online yang berbasis data, Beritagar.id

memiliki rubrik unggulan bernama Lokadata. Pusat data

Beritagar.id ini digawangi oleh Aghnia Rahmi Syajadatul Adzkia.

Ia bertanggungjawab menyuplai data untuk redaksi.

Penulis mewawancarai Agnia untuk mencari tahu

bagaimana jurnalis data seperti Aghnia menjalankan peran-

perannya sebagai wartawan seperti yang dirumuskan Bill Kovach

dan Tom Rosenstiel.

Pertemuan penulis dengan Aghnia berlangsung pada 26

Februari 2019 di Kantor Redaksi Beritagar.id. Alummni

Universitas Goldsmith ini menceritakan banyak hal, mulai dari

kegelisahannya tentang berita-berita di media mainstream sampai

idealismenya saat menjadi jurnalis.

1. Validasi sebuah pernyataan, bantahan terhadap sebuah

tuduhan dan penelusuran kembali fakta-fakta yang

menopang narasi sebuah berita dimuat dalam item-item

berita yang berbeda waktu unggahannya. Apakah Beritagar

seperti itu?

Tidak, kita sudah tidak main kecepatan lagi, yang penting

mendalam. Contohnya ketika debat capres, banyak media yang

memotong omongannya Jokowi sendiri, omongannya Prabowo

sendiri, kalau itu dalam satu topik yang sama, kita akan

menggabungkan statement mereka dalam satu tulisan kemudian

kita lengkapi data. Contohnya ketika Jokowi bilang tidak ada

Page 179: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

164

konflik agraria akibat pembangunan infrastruktur, di live blog

kami, pada saat Jokowi ngomong itu, beberapa menit kemudian

sudah ada berita dan data dari Konsorsium Pembaruan Agraria

(KPA) yang menyebutkan bahwa ada 94 konflik akibat

pembangunan insrastruktur pada tahun 2017. Jadi kami pakai

modelnya ada penulisan dan ada data.

2. Adakah deadline tertentu guna memastikan berita dan data

yang ditulis benar-benar valid?

Tidak ada deadline. Biasanya sore atau sehari setelahnya. Kecuali

breaking news. Kalau berita yang tidak mengandalkan kecepatan,

justru kita ingin mencari angle lain yang berbeda dari suatu

peristiwa dan menambahkan data. Kalau tidak ada data berarti

menambahkan narasumber atau berbagai macam rujukan lain

dalam satu berita.

Anda bisa lihat berita-berita di Beritagar itu tidak ada yang 300-

400 kata. Standar minimal untuk berita harian itu 500 kata. Kalau

untuk artikel data bahkan bisa sampai 1000 kata lebih. Untuk

berita indepth biasanya 1200 kata seperti pada rubrik Laporan

Khas. Untuk laporan harian minimal ada satu sub judul lagi di

dalam satu berita.

3. Bagaimana teknis update atau ralat suatu berita di

Beritagar.id?

Karena salah satu metode yang kita gunakan adalah sistem

kurasi, itu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk

crosscheck ke lapangan dan itu sangat berpotensi besar untuk

Page 180: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

165

membuat kesalahan. Misalnya soal kebakaran kapal BPPT,

disebutkan di berbagai media bahwa kapal BPPT ikut terbakar

dalam insiden kebakaran di Muara Baru, tapi ternyata ada orang

BPPT yang menghubungi Beritagar, ternyata orang BPPT salah

ngomong dan mereka merevisi, tapi beritanya sudah terlanjur

terbit. Akhirnya di revisi tim redaksi, di badan berita di ceritakan

update yang terbaru dan di bawah diberikan catatan redaksi.

4. Bagaimana cara Beritagar.id membangun makna dari

sebuah data atau peristiwa?

Kita ambil contoh berita Detik.com tentang pesan anti golput.

Mensistekdikti bilang; “Jangan coblos dua, coblos satu saja.”

Judulnya itu klikbait banget, karena di plintir coblos dua itu di

arahkan ke Prabowo dan mereka meminta pendapat ke tim

kampanye Prabowo-Sandi. Justru itu menyudutkan. Padahal

maksud Menristekdikti itu jangan coblos dua kanditat karena

membuat suara tidak sah (golput). Hal-hal seperti itu jauh dari

radar kami, kami tidak mau jadi media corongnya politisi dan

kemudian adu domba pendapat mereka tentang suatu hal.

Kalau misalnya cerita tentang golput, yang kami lakukan adalah

melihat data golput di seluruh dunia dan menganalisis bagaimana

trennya. Ternyata di negara-negara yang mewajibkan

masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam pemilu, angka

partisipasinya tinggi sementara angka golputnya rendah. Di

negara-negara yang cenderung membebaskan orang untuk

memilih atau tidak memilih, angka partisipasinya rendah.

Page 181: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

166

Itu mungkin yang bisa disebut penuntun akal. Kita ngasih

bagaimana konteks golput di Indonesia dan negara lain.

Berita di Beritagar.id itu tidak ada omongan politisi terus

digabungkan, dibentrokan, terus dibuat propaganda, lalu dibuat

space atau diberi panggung ke mereka untuk saling tuduh, adu

mulut, tanpa ada maknanya, tanpa ada intinya, jadi malah not

sense. Jadi beritanya tidak berbobot. Kalau bahasa wartawan itu

namanya Talking News.

5. Apa itu kebijakan redaksi? Apa pertimbangannya?

Iya, itu kebijakan redaksi. Pertimbangannya, karena itu

memperkeruh suasana, tidak berbobot juga. Seperti saat debat

capres Jilid II, Jokowi menyindir Prabowo soal lahan yang

dimiliki Prabowo. Pada saat debat, kita tidak menulis itu karena

menurut kita itu tidak penting, itu hanya sindirian doang, Jokowi

tidak menjawab pertanyaan yang diajukan panelis melalui

moderator. Kita tidak mainan itu, bahwa Jokowi menyindir, tapi

yang kita lakukan adalah kita melakukan indepth reporting

tentang lahan Prabowo atau data lainnya.

6. Apakah Beritagar bertanya pada ahli untuk menginterpretasi

makna dari sebuah data atau fakta?

Pasti dilakukan. Mungkin tidak setiap saat, tapi most of the time

saat kami mengolah data maka akan kami lakukakan. Contoh

ketika saya menulis tentang penderita skizofrenia di Indonesia

meningkat dan pemasungan masih mengancam. Itu basisnya data

Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 yang dilakukan Kementerian

Page 182: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

167

Kesehatan. Disitu ada temuan bahwa Bali dan Jogja menjadi

provinsi tertinggi angka penderita skizofrenia. Tapi tidak serta

merta saya tulis Bali dan Jogja menjadi provinsi yang paling

skizofrenik atau wilayah yang paling banyak penderita

skozofrenia. Saya wawancara narasumber yang mengerti konteks

ini, kemudian dia mengartikan bahwa angka yang banyak

ditemukan penderita skizofrenia di dua wilayah tersebut itu

karena masyarakatnya sudah paham atau sudah pernah mengikuti

program pengetahuan tentang skizofrenia. Jadi ketika ditanya

apakah ada keluarga yang menderita skizofrenia mereka akan

bilang iya karena mereka tahu. Sementara daerah lain yang

masyarakatnya belum diberi edukasi tentang skizofrenia, bisa jadi

mereka tidak tahu dan ketika di survei mereka akan menjawab

tidak ada penderita skizofrenia.

Itu adalah salah satu contoh bagaimana memaknai data melalui

para pakar atau narasumber. Karena kita sadar wartawan tidak

mengerti semua isu dan tidak bisa membaca semua itu secara

expert. Beda dengan expert yang mereka memang medalami

suatu isu dan ketika ditanya itu mereka bisa menjawab. Itulah

kenapa analisis data butuh verifikasi narasumber.

7. Adakah kriteria khusus dalam memilih narasumber?

Tidak ada kriteria yang ditetapkan redaksi. Setiap wartawan itu

kecenderungannya sendiri. Kalau saya, tidak harus pendidikannya

tinggi, tapi minimal dia sudah berpengalaman dibidangnya. Dan

dia punya kapasitas, jadi dia cukup otoritatif ketika berbicara

tentang isu tertentu.

Page 183: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

168

8. Bagaimana cara Beritagar untuk menjadi investigator?

Di Beritagar.id itu ada rubrik Laporan khas, itu indepth reporting.

Laporan khas itu banyak investigasi misalnya tentang mitigasi

bencana di Indonesia, juga bagaimana potensi-potensi bencara,

terutama gempa. Temuan dari tim laporan khas, mereka

menemukan bahwa ada potensi terjadinya gempa yang sangat

besar di Mentawai. Jadi gempa-gempa yang sebelumnya pernah

terjadi di Mentawai ternyata belum ada apa-apanya dibanding

potensi gempa yang ditemukan tim laporan khas.

9. Isu yang mau di investigasi itu bersumber dari isu yang

hangat atau mendalami isu yang mungkin samasekali tidak

dibicarakan orang?

Bisa keduanya. Contoh yang mengikuti isu itu misalya tentang

lahan milik Prabowo di Kalimantan Timur kita investigasi

kesana. Investigasi soal mitigasi bencana dan potensi gempa itu

mengikuti isu gempa di Donggala dan Palu.

Kalau yang inisiatif sendiri misalnya soal KTP Penghayat

Kepercayaan dan soal Tribun, lalu soal superter bola.

10. Bagaimana cara Beritagar untuk menjalankan perannya

sebagai penyaksi?

Karena Beritagar.id sumber dayanya terbatas, tidak semua isi bisa

ditangani. Kalau pun bisa kita menggunakan sistem kurasi.

Kurasi itu dilakukan oleh robot. Jadi ada berbagai macam robot,

robot yang mengkurasi itu namanya Petruk dan sekarang masih

dalam tahap pengembangan juga. Jadi mereka mengkurasi lalu

Page 184: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

169

kita menambahkan wawancara lagi dari berbagai narasumber atau

menambahkan data.

Kalau wartawan yang turun ke lapangan masih ada. Laporan khas

wartawannya semua turun ke lapangan.

11. Apakah Beritagar menyediakan satu rubrik khusus untuk

citizen journalism?

Kanal sendiri untuk citizen journalism sih tidak ada, tapi kami

membuka kesempatan untuk orang biasa untuk menulis di

Beritagar.id. Contohnya ketika teman saya saat itu sedang kuliah

di Inggris dan dia menyaksikan secara langsung pernikahannya

Prince Harry dan Meghan Markle, dia melihat bahwa ada

gelandangan-gelandangan yang diusir di dekat Kasti Windsor.

Dia bukan siapa-siapa, dia tidak terafiliasi dengan media lain, jadi

dia ikut menulis juga disitu. Jadi kami tidak membuat rubrik

khusus tapi kami terbuka untuk siapa pun yang mau menulis.

Beberapa liputan kita mengundang researcerher untuk terlibat di

dalam liputan data. Entah mereka sebagai penyuplai data atau

yang lain. Misalnya laporan khas soal nasi goreng, itu datanya

dari researcerher.

12. Bagaimana cara Beritagar untuk dekat dengan publik?

Ini pertanyaan yang sulit. Kita ada mesin untuk mendeteksi

trending di media sosial, tapi tidak tahu masih dipakai atau tidak.

Terus robot Petruk itu juga cari trending, terus kita juga ada

mesin monitoring media juga untuk melihat apa yang trending

Page 185: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

170

dan apa yang publik bicarakan. Kalau cari atau pun survei minta

publik mau ngomongin apa atau mau berita apa, itu sih enggak.

Tapi kita ada mesin-mesin yang seperti itu untuk mencari apa sih

yang lagi dibahas. Karena ketika rapat redaksi pun

pertimbangannya adalah signifikan kah untuk pembaca? Penting

kah untuk pembaca?

Misalnya soal Setnov tabrak tiang listrik, itu kan tidak penting

untuk pembaca kita.

13. Bagaimana cara Beritagar menjalankan peran sebagai Smart

Aggregator?

Lewat Mr. Loper. Mr. Loper itu bagian dari Artificial Inteligence

Journalism, jadi implementasinya adalah itu. Lalu bagian dari

Machine Learning itu Robotorial. Kurasi itu bagian dari Machine

Learning juga, robot khusus untuk mengkurasi berita, itu

namanya NLP (Natural Language Processing).

14. Yang memberi link pada kata kunci atau berita terkait itu

wartawan atau robot?

Itu wartawannya, yang mengumpulkan link itu robot. Tapi ada

beberapa link yang kita kumpulkan sendiri.

15. Dokumen riset atau data dimasukan juga dalam berita?

Itu pasti. Apalagi kalau data pasti dimasukan.

Kebanyakan link bikin pusing

Page 186: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

171

Aku memberi link kalau misalkan itu adalah parafrase atau

findings dari hasil riset atau kutipan seseorang yang dikutip

melalui media lain.

16. Apakah beritagar menyediakan forum untuk publik?

Kita punya Obsat, obsat itu setiap sebulan sekali dia bahas

berbagai isu yang hangat di bicarakan orang. Contohnya isu

ekonomi, atau hasil liputan kita tentang dangdut.

Kita juga beberapa kali ke kampus-kampus untuk membuat

forum diskusi ke teman-teman mahasiswa, memberi inside ke

teman-teman mahasiswa juga.

17. Bagaimana cara wartawan Beritagar untuk menjadi

panutan?

Kalau aku sendiri merasa apa yang aku tulis harus aku

pertanggungjawabkan ke publik. It’s some idealist, but it’s true.

Bahkan aku pun ketika nulis pilih-pilih narasumber. Apakah dia

Jokowi Centrist atau Oposisi Minded, itu juga harus

dipertimbangkan. Lalu pilih narasumber yang jelas, yang

kredibel. Lalu tidak melintir atau menyalah artikan omongan

narasumber. Kemudian coba kasih ruang untuk dua pihak atau

paling tidak kasih konteks ceritanya itu apa.

Page 187: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

172

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti memaparkan analisis dari data dan

temuan penelitian mengenai Implementasi Delapan Peran

Jurnalisme di Era Internet pada Media Online Beritagar.id.

Analisis dilakukan dengan menjawab sejumlah pertanyaan

penelitian yaitu apakah Beritagar.id menjalankan delapan peran

jurnalisme di era internet yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom

Rosenstiel dan sejauhmana Beritagar.id menjalankan delapan

peran tersebut.

Pembahasan berkiblat pada temuan data—baik

wawancara maupun pengamatan—terhadap berita-berita dan

mekanisme redaksi yang dihubungkan dengan Delapan Peran

Wartawan di Era Internet yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom

Rosenstiel. Berikut hasil analisis tersebut:

A. Authenticator (Penyahih)

Transformasi media yang kini sedang terjadi di era digital

memunculkan sejumlah masalah baru terkait praktik jurnalisme.

Masalah pokok dalam jurnalisme di era internet bermula dari apa

yang disucikan di media online sebagai kecepatan.

Atas nama kecepatan, pageview dan aspek bisnis, acapkali

media online terjerembap menyampaikan informasi yang belum

final keberannya, belum lengkap datanya serta tidak berimbang

beritanya, sehingga kerap menimbulkan mispersepsi,

misinterpretas, bahkan menjurus pada berita bohong atau hoaks.

Page 188: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

173

Era digital membuat publik harus menghadapi banjir informasi.

Peran penyahih menjadi amat penting.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, dalam buku Blur:

Bagaimana Mengetahui Kebenaran di Era Banjir Informasi,

mengungkapkan publik membutuhkan pers untuk membantu

menyahihkan fakta yang benar dan dapat dipercaya. Meski kini

wartawan tidak lagi menjadi penyedia informasi tunggal, tapi

publik tetap memerlukan beberapa peran wartawan untuk

membedakan mana informasi yang bisa dipercaya dan beberapa

bukti, fakta dan data pendukung.

Menurut observasi penulis, Beritagar.id telah melakukan

beberapa cara untuk memastikan berita yang ditulis sesuai data

dan fakta, juga menambah bukti pendukung agar publik

memercayai berita yang dibuat. Dengan demikian penulis

berkesimpulan Beritagar.id telah menjalankan perannya sebagai

Authenticaror atau penyahih.

Cara pertama adalah memberitakan fakta yang lengkap.

Dalam praktik jurnalisme online di Indonesia, muncul frasa

“truth in the making”, dimana validasi sebuah pernyataan,

bantahan terhadap sebuah tuduhan, penelusuran kembali fakta

dan data yang menopang narasi sebuah berita, dimuat dalam

berita-berita yang berbeda waktu unggahannya. Praktik ini

muncul karena media online berlomba-lomba dalam hal

kecepatan mengabarkan berita.

Page 189: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

174

Namun Beritagar.id, sebagai media yang berbasis data,

Aghnita Adzkia, menegaskan Beritagar.id tidak berkiblat pada

frasa truth in the making. “Tidak, kita sudah tidak main kecepatan

lagi, yang penting mendalam,” ujar Aghnia.

Aghnia mencontohkan, pada Debat Pilpres 2019 banyak

media massa yang memotong ucapan Jokowi dan Prabowo

dalam berita yang berbeda-beda. Namun Beritagar.id tidak

melakukan praktik seperti itu. Jika ucapan tersebut dalam satu

topik yang sama, Beritagar.id akan menggabungkan statement

kedua capres tersebut dalam satu tulisan kemudian dilengkapi

data. Dalam Debat Capres Jilid II itu, seperti gambar 4.1 yang

penulis tampilkan, Beritagar.id membuat live blog yang berisi 24

sub judul dengan berbagai topik yang menjadi pembahasan dalam

debat, baik yang dibahas Joko Widodo maupun Prabowo

Subianto.

Cara kedua adalah dengan disiplin verifikasi. Dalam

jurnalisme, kebenaran lebih dipahami sebagai sebuah proses

disiplin verifikasi, yakni sebuah proses disiplin untuk

menemukan, menyambung dan melakukan verifikasi terhadap

berbagai fakta dan data yang menjadi bahan pokok sebuah berita.

Salah satu upaya verifikasi dan memberi bukti pendukung

dilakukan Beritagar.id ketika Debat Calon Presiden Jilid II, 17

Februari 2019. Kala itu, capres nomor urut 1, Joko Widodo

(Jokowi) mengatakan tidak ada konflik agraria akibat

pembangunan infrastruktur di era pemerintahannya. Tak lama

Page 190: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

175

setelah Jokowi mengucapkan hal itu, pada live blog

Beritagar.id—seperti pada gambar 4.2 yang penulis tampilkan di

Bab IV—sudah ada berita dan data dari Konsorsium Pembaruan

Agraria (KPA) yang menyebutkan bahwa ada 94 konflik akibat

pembangunan insrastruktur sepanjang tahun 2017.

Dalam berita itu, wartawan Beritagar.id berusaha

menemukan berbagai fakta dan data terkait pernyataan yang

diucapkan seseorang lalu melakukan verifikasi dan validasi ke

sumber-sumber tepercaya. Hal yang sulit dilakukan jika

wartawan hanya mengejar kecepatan tanpa mementingkan

verifikasi.

Pemimpin Redaksi Beritagar.id Dwi Setyo Irawanto

menegaskan, Beritagar.id tidak didesain untuk menjadi media

yang mengandalkan kecepatan. Pria yang akrab disapa Siba ini

pesimis Beritagar.id dapat bersaing dengan media-media yang

mengandalkan kecepatan. “Kalau misalnya kita harus melawan

kecepatan Detik, atau media-media yang memang mendesain

dirinya untuk menjadi media yang paling cepat, kita tidak

mungkin bisa mengejar,” ujar Sarjana Kehutanan Institute

Pertanian Bogor itu.

Beritagar.id didesain untuk menjadi media yang lengkap

dan komplit. Namun bukan berarti Beritagar.id ingin menahan

berita untuk sampai ke publik dalam waktu cepat, Beritagar.id

ingin setiap berita yang sampai ke publik memiliki data yang

Page 191: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

176

lengkap, menjawab pertanyaan how and why, dan memiliki

banyak perspektif

Untuk menjamin berita yang dibuat mempunyai sajian

fakta dan data yang lengkap, Beritagar.id menetapkan standar

minimal jumlah kata dan sub judul. Standar minimal untuk berita

harian 500 kata. Untuk artikel data bisa mencapai lebih dari 1000

kata. Untuk berita indepth atau laporan mendalam, biasanya

terdiri dari 1200 kata, seperti pada rubrik Laporan Khas. Untuk

laporan harian minimal ada satu sub judul tambahan di dalam

satu berita.

Grafik 5.1

Jumlah Kata dalam Berita Harian

Sumber: Berita Beritagar.id yang dihitung melalui

http://id.wordcounter360.com/

14 Anggota KPPS Wafat Saat Bertugas

(871 kata)

Double Double Track Dicoba, Penumpang Mengeluh

(639 kata)

Saat Kebakaran Melanda Gereja Notre Dame dan Kompleks Masjid

Al-Aqsa

(673 kata)

Kebakaran Sempat Ganggu Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai

(546 kata)

Jumlah Kata dalam Berita Harian

Page 192: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

177

Grafik 5.2

Jumlah Kata dalam Lokadata

Sumber: Berita Beritagar.id yang dihitung melalui

http://id.wordcounter360.com/

Problem di Balik Pergantian Antar Waktu Anggota DPR

(830 kata)

Penuhi Gizi Ibu Hamil untuk Selamatkan Bayi

(853 kata)

Menakar Kesanggupan Soekarno-Hatta Melayani Dunia

(764 kata)

Pemilu Paling Mencengangkan di Dunia dan Pujian Pemantau Asing

(735 kata)

Jumlah Kata dalam Rubrik Lokadata

Page 193: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

178

Grafik 5.3

Jumlah Kata dalam Laporan Khas

Sumber: Berita Beritagar.id yang dihitung melalui

http://id.wordcounter360.com/

Sistem keredaksian di Beritagar.id memang

memungkinkan untuk membuat berita yang lengkap karena

dalam sehari Beritagar.id hanya memproduksi 60-65 berita, itu

pun sebagian dihasilkan oleh teknologi, bukan manusia. Tim

redaksi terdiri dari tim penulis, tim visual dan tim video. Jumlah

personil tim penulis—di luar tim visual dan tim video—terdiri

dari 13-14 orang.

Guna memastikan berita dan data yang ditulis benar-benar

valid, Beritagar.id tidak menetapkan deadline tertentu.. Pada

Deraan Stigma dan Diskriminasi Pengidap TBC

(1563 kata)

Jakarta yang Tak Ramah Bagi Petani Kota

(1226 kata)

Suara Rakyat Kecil Bagi Pemimpin Terpilih

(1171 kata)

Konservasi Si Monyet Selfie dan Kawanannya

(1135 kata)

Jumlah Kata dalam Laporan Khas

Page 194: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

179

breaking news pun, Beritagar.id selalu mengusahakan informasi

yang disampaikan tetap dilengkapi data atau informasi yang

lengkap. Kalau pun belum ada data, maka siasat yang dilakukan

Beritagar.id agar berita yang dimuat tetap lengkap dan terpercaya

adalah dengan menambahkan narasumber atau berbagai macam

rujukan lain dalam satu berita. Untuk berita yang tidak

mengandalkan kecepatan, Beritagar.id berusa ha mencari angle

lain yang berbeda dari suatu peristiwa dan menambahkan data.

Seperti berita berjudul “Kebakaran Sempat Ganggu

Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai” yang dapat dilihat pada

gambar 4.3 dan gambar 4.4 di bab IV. Selain menuliskan

kronologi dan dampak peristiwa kebakaran yang terjadi di

terminal keberangkatan domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Beritagar.id juga menjabarkan tentang Bandara I Gusti Ngurah

Rai sebagai pintu masuk penumpang internasional dan

menjabarkan statistik jumlah penumpang angkutan udara

internasional yang masuk melalui beberapa bandara internasional

di Indonesia. Informasi itu dibutuhkan agar publik memahami

dampak luas yang ditimbulkan kebakaran, bukan hanya pada

operasional bandara, namun juga terganggunya lalu luntas

penumpang dari dan menuju Indonesia, khususnya melalui Bali.

Namun, meskipun sudah menerapkan disiplin verifikasi

yang ketat, juga menetapkan beberapa kriteria khusus untuk

menyajikan berita yang lengkap, Beritagar.id pun pernah keliru

dalam menulis berita. Untuk itu mereka menetapkan mekanisme

ralat dan update dalam proses keradaksian.

Page 195: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

180

Seperti pada berita soal kebakaran kapal Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Disebutkan di

berbagai media bahwa kapal BPPT ikut terbakar dalam insiden

kebakaran di Muara Baru pada 23 Februari 2019. Karena

menggunakan metode kurasi dari berbagai media online,

Beritagar.id pun ikut menuliskan berita tersebut. Pada berita

berjudul “Puluhan Kapal Nelayan Terbakar di Muara Angke”,

seperti gambar 4.5 yang penulis tampilkan di bab IV, Beritagar.id

menulis sub judul Kapal BPPT Ikut Terbakar. Tak lama

kemudian pihak BPPT menelepon dan memberikan klarifikasi

pada redaksi Beritagar, mereka pun mengubah sub judul itu

menjadi Kapal BBPT Nyaris Terbakar. Teknis ralat dan update

yang dilakukan Beritagar.id adalah dengan mengubah narasi di

badan berita dan memberikan catatan redaksi di akhir berita.

Catatan redaksi ditulis sebagai informasi bahwa berita itu

telah mengalami proses pengeditan dan penulisan kembali berita

yang benar. Catatan redaksi itu tertulis:

Catatan redaksi: Artikel mengalami perubahan pada judul dan

badan tulisan yang merujuk klarifikasi BPPT terkait kapalnya

yang tidak ikut terbakar. Pembaruan dilakukan Minggu

(25/2/2019), pukul 21.21 WIB.

B. Sense Maker (Penuntun Akal)

Teknologi digital yang melahirkan jurnalisme

digital/online telah membawa banyak perubahan di jagat media

dan jurnalisme. Selain berdampak pada hal teknis, dampak yang

Page 196: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

181

lebih mengkhawatirkan adalah penurunan kualitas mutu

jurnalisme dalam platform online.

Penurunan kualitas mutu jurnalisme di era digital berawal

dari apa yang disucikan di media online sebagai kecepatan

menyampaikan informasi. Atas nama kecepatan, pageview dan

aspek bisnis, acapkali media online terjelembab menyampaikan

informasi yang belum final keberannya, belum lengkap datanya

dan tidak berimbang sehingga kerap menimbulkan mis-persepsi,

mis-interpretasi makna, bahkan menjurus pada berita bohong atau

hoaks. Peran penuntun akal menjadi kian penting.

Peran penuntun akal erat kaitannya dengan upaya

membangun makna dalam sebuah berita. Upaya membangun

makna amat penting terlebih dalam pemberitaan politik. Ada

jebakan lain bagi wartawan yang disebut peristiwa semu atau

pseudo-event, seperti konfrensi pers, wawancara dan sejenisnya,

yang terjadi adalah politisi atau selebriti tertentu yang ingin

membuat pernyataan dan klaim--biasanya dengan motif

tersendiri--yang tujuan utamanya adalah publisitas.

Pemimpin Redaksi Beritagar.id, Dwi Setyo Irawanto

menegaskan media yang dipimpinnya itu tidak memberi bobot

pada klaim. Hal yang menjadi pertimbangan utama dalam news

value Beritagar.id adalah magnitude, seberapa besar pengaruh

suatu peristiwa bagi publik. “Kita tidak melihat kekuatan news

value itu dari statement. Event, statement itu datang dari tokoh

publik. Kebetulan kita punya kemewahan sedikit, untuk tidak

Page 197: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

182

sekedar mengejar pembaca yang banyak,” ujar lelaki kelahiran

Pati, 21 Maret 1966 ini.

Menurut Bill Kovach, jurnalisme sangat cocok

memainkan peran penuntun akal untuk meletakan informasi pada

konteks dan mencari kaitannya hingga pembaca dapat

memutuskan apa makna berita itu bagi kita. Konteks berguna

untuk memberi audiens informasi tambahan yang

melatarbelakangi sebuah peristiwa atau isu pemberitaan. Ragam

konteks bisa berupa konteks politik, ekonomi, sejarah, budaya,

hukum atau hal lain yang bisa membantu audiens memahami isu

yang diberitakan.

Sebagai media yang mengembangkan longform

journalism, Beritagar.id berusaha meletakan setiap informasi

pada konteksnya. Seperti pada saat Pemilihan Presiden (Pilpres)

2019, kedua pasangan calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo

Subianto, sama-sama mengeklaim kemenangan versi masing-

masing. Joko Widodo mengeklaim kemenangan versi hitung

cepat (quick count) beberapa lembaga survei, sedangkan Prabowo

Subianto mengeklaim kemengan versi hitung cepat (quick count)

dan exit-poll lembaga internal.

Seperti terlihat pada gambar 4.6 dan 4.7, dalam

memberitakan klaim kemenangan kedua capres tersebut,

Beritagar.id membangun konteks dengan menjabarkan klaim

kemengan itu secara kronologis, lalu diperkaya (enrichment)

infografik perolehan suara sementara para capres versi Kawal

Page 198: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

183

Pemilu dan Real Count Situng KPU. Selain itu, Beritagar.id juga

memuat pendapat mengenai klaim kemenangan dari semua pihak

terkait seperti Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo -

Ma’ruf Amin, Badan Pemenangan Nasioanal (BPN) Prabowo

Subianto – Sandiaga Uno serta dari Komisi Pemilihan Umum.

Cara demikian sesuai esensi penuntun akal yang bukan

sekadar komentator atau interpreter, ia harus memberikan

konteks pada setiap berita yang dibuatnya. Menurut Bill Kovach

dan Tom Rosenstiel, penuntun akal bersifat mendalam, dengan

pencarian fakta dan informasi yang menjadikan semua saling

terkait. Termasuk mencari informasi yang menjelaskan kenapa

dan bagaimana sesuatu terjadi.

Selain meletakkan informasi pada konteks, Bill Kovach

menjelaskan, untuk menjalankan peran penuntun akal, wartawan

harus mencari informasi yang bernilai—tak hanya baru—dan

menyajikannya dengan cara yang bisa dipahami sendiri oleh

pembaca.

Beritagar.id tidak memberi ruang pada statement yang

tidak bernilai. Jurnalis Data Beritagar.id, Aghnia Adzkia

mengungkapkan, “Berita di Beritagar.id itu tidak ada omongan

politisi terus digabungkan, dibentrokan, terus dibuat propaganda,

lalu dibuat space atau diberi panggung ke mereka untuk saling

tuduh, adu mulut, tanpa ada maknanya, tanpa ada intinya, jadi

malah not sense. Jadi beritanya tidak berbobot. Kalau bahasa

wartawan itu namanya talking news,” ujar Aghnia.

Page 199: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

184

Misalnya, perihal pesan anti Golput yang disampaikan

Menristekdikti saat Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-24

(21/2/2019). Mensistekdikti bilang; “Jangan coblos dua, coblos

satu saja.” Detik.com memuat ucapan Menristekdikti itu dengan

judul “Pesan Anti Golput Menristekdikti: Jangan Coblos Dua,

Coblos Satu Saja”. Detik.com lalu meminta pendapat ke tim

kampanye Prabowo Subianto dan membuat berita yang justru

menyudutkan (Lihat gambar 4.8 dan gambar 4.9). Warta

Ekonomi bahkan menulis judul yang profokatif, “Waduh!

Menristekdikti Bilang Jangan Coblos 2, Satu Saja” (Lihat gambar

4.10).

Menurut Aghnia, judul itu sangat klikbait, karena

kalimat “coblos satu” diarahkan ke pasangan capres nomor urut

satu (Joko Widodo) dan dua itu diarahkan ke pasangan capres

nomor urut dua (Prabowo Subianto). Padahal yang dimaksud

Menristekdikti adalah jangan coblos dua kanditat karena

membuat suara tidak sah (golput). Coblos satu kandisat saja.

Untuk menjadikan peristiwa politik ini menjadi bernilai,

Beritagar.id menjelaskan fenomena Golongan Putih (Golput)

dengan melihat data Golput di seluruh dunia dan menganalisis

bagaimana trennya (Lihat gambar 4.11 dan gambar 4.12).

Luwi Ishwara, Wartawan Senior Harian Kompas, dalam

buku Catatan-catatan Jurnalisme Dasar menjelaskan wartawan

kini bertugas membawa pembaca masuk ke dalam dunia makna

yang lebih luas, tidak terbatas pada tempat dan waktu kejadian

Page 200: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

185

peristiwa. Wartawan sekarang tidak lagi hanya menceritakan

kepada pembaca mengenai apa yang terjadi saja (here’s what

happened). Dia juga harus bisa memberi arti (here’s what it

means), dan apa yang dapat dilakukan oleh pembaca (here’s what

you can do about it). Beritagar.id tidak hanya menceritakan apa

yang terjadi, tetapi juga memberikan arti dan memberi tahu

tindakan yang dapat dilakukan pembaca.

Hal ini terlihat dari artikel berjudul “Penderita Skizofrenia

Melonjak, Pemasungan Masih Mengancam” yang ditulis oleh

Aghnia Adzkia—berita itu dapat dilihat pada gambar 4.13. Basis

data artikel tersebut bersumber dari Riset Kesehatan Dasar tahun

2018 yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

Republik Indonesia. Dalam data tersebut, ada temuan bahwa Bali

dan Jogja menjadi provinsi tertinggi angka penderita skizofrenia.

Namun temuan data itu tidak serta merta ditulis oleh Aghnia

dengan narasi Bali dan Jogja menjadi provinsi yang paling

skizofrenik atau wilayah yang paling banyak penderita

skozofrenia.

Untuk menjelaskan arti dari data tersebut, Aghnia lalu

mewawancarai narasumber yang mengerti konteks itu,

narasumber tersebut mengartikan bahwa angka yang banyak

ditemukan penderita skizofrenia di dua wilayah tersebut itu

karena masyarakatnya sudah paham atau sudah pernah mengikuti

program pengetahuan tentang skizofrenia. Jadi ketika ditanya

apakah ada keluarga yang menderita skizofrenia mereka akan

bilang ‘iya’ karena mereka tahu. Sementara daerah lain yang

Page 201: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

186

masyarakatnya belum diberi edukasi tentang skizofrenia, bisa jadi

mereka tidak tahu dan ketika di survei mereka akan menjawab

tidak ada penderita skizofrenia.

Dalam berita itu juga, Beritagar.id memberitahu apa yang

dapat dilakukan oleh pembaca (here’s what you can do about it).

Beritagar.id mengimbau masyarakat yang mengalami perubahan

perilaku, pikir, dan perasaan segera berobat ke dokter untuk

mengetahui jenis penyakitnya. Beritagar.id pun menjelaskan,

masyarakat tak perlu ragu akan biaya karena Badan

Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS) dapat

membayar biaya pengobatan gangguan jiwa.

Dari penjabaran bukti-bukti tersebut, penulis

menyimpulkan Beritagar.id telah menjalankan perannya sebagai

penununtun akal.

C. Investigator (Penyelidik)

Jurnalisme yang berkualitas adalah jantung dari

demokrasi. Pun sebaliknya, jurnalisme yang penuh propaganda,

informasi yang belum jelas kebenarannya—atau bahkan

informasi palsu—serta minim makna, hanya akan merusak

demokrasi.

Laporan tajam seorang wartawan yang bertujuan

membuat dunia menjadi lebih baik adalah sebuah sentral bagi

demokrasi. Joseph Pulitzer, penggagas sekolah jurnalisme di

Universitas Columbia, mengatakan ketakutan seseorang akan

dibongkar oleh surat kabar—dibanding oleh hukum, moral, atau

Page 202: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

187

undang-undang—telah mencegah berbagai kejahatan dan

tindakan tidak bermoral. Laporan tajam wartawan terwujud

dalam liputan investigasi.

Beritagar.id memang tidak menyediakan rubrik khusus

untuk liputan investigasi. Pemimpin Redaksi Beritagar.id Dwi

Setyo Irawanto mengakui bahwa medianya belum memiliki

kemampuan untuk melakukan investigasi seperti menjawab

persoalan-persoalan publik yang cukup besar. “Misalnya, untuk

menjawab pertanyaan publik, “Kenapa sih PLN blackout? Apa

yang sebenarnya terjadi?” Itu saja kita tidak mampu jawab,” kata

pria yang mengawali karier sebagai reporter Majalah Tempo ini.

Namun, beberapa kali jurnalis Beritagar.id menjalankan

untuk menjakankan kerja jurnalisme watchdog. Jurnalisme

watchdog atau jurnalisme anjing penjaga adalah istilah yang

disematkan Bill Kovach untuk jurnalis yang menjadi investigator

publik. Jurnalisme yang mengekspos apa yang disembunyikan

atau dirahasiakan menjadi begitu penting dan esensial di

pemerintahan demokratik.

Dalam buku Jurnalisme Investigasi, Setiawan Santana

mendefinisikan jurnalisme watchdog sebagai: (1) penyelidikan

independen oleh pers mengenai kegiatan pemerintah, bisnis dan

lembaga publik, (2) dengan cara mendokumentasikan,

menanyakan dan menginvestigasikan kegiatan mereka, (3) untuk

memberikan informasi pada masyarakat dan pejabat mengenai isu

yang sedang menjadi keprihatinan masyarakat. Bill Kovach

Page 203: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

188

menyebut watchdog sebagai jurnalis yang “membantu yang

menderita dan membuat yang mapan menderita”.

Penyelidikan independen oleh Beritagar.id mengenai

kegiatan pemerintah, bisnis dan lembaga publik tersaji dalam

liputan “Aliran Dana Gelap Bisnis Sawit Selama Hampir 3

Dekade”. Seperti terlihat pada gambar 4.15, liputan ini

mendokumentasikan, menanyakan dan menginvestigasi aliran

keuangan gelap yang terjadi dalam bisnis eskpor-impor sawit.

Praktik gelap itu terindikasi lewat aliran keuangan gelap (illicit

financial flows) yang berhubungan langsung dengan upaya

pengelakan pajak dan penghindaran pajak yang mengakibatkan

potensi kehilangan penerimaan pajak Indonesia dalam kurun

waktu 1989-2017 mencapai $11,1 miliar AS atau setara kira-kira

Rp155,4 triliun. Laporan ini ‘menyentil’ pemerintah selaku

pembuat kebijakan, Direktoran Jendral Pajak selaku pengawas

perpajakan dan juga pelaku eskpor-impor sawit.

Contoh investigasi lainnya yang dilakukan wartawan

Beritagar.id tersaji dalam liputan “Salah Urus Dana Otsus” yang

menjerat eks Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf. Seperti terlihat pada

gambar 4.16 dan 4.17, demi mendalami proyek-proyek yang

diduga terbengkalai karena korupsi yang dilakukan Irwandi

Yusuf, tim Beritagar.id diterbangkan langsung ke Aceh untuk

menyelidikinya. Mereka antara lain mengunjungi Pabrik Kerupuk

Kulit Aceh milik Pemerintah Provinsi Aceh yang terbengkalain

itu, juga menemui pejabat-pejabat terkait yang bertanggung

Page 204: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

189

jawab terhadap kelangsungan proyek tersebut, serta akademisi

dan masyarakat Aceh.

Liputan invesitigasi lainnya, yang bertujuan untuk

memberikan informasi pada masyarakat dan pejabat mengenai isu

yang sedang menjadi keprihatinan masyarakat, tersaji dalam

liputan investigasi soal mafia pengaturan skor di Liga Sepakbola

Indonesia. Dapat dilihat pada gambar 4.18.

Ketika akhir 2018 publik dihebohkan dengan

terbongkarnya kasus pengaturan skor yang dilakukan oleh mafia

sepakbola di Indonesia. Untuk menginvestigasi kasus itu,

Beritagar.id menugaskan lima orang wartawan hingga

menghasilkan tiga liputan investigasi: Patgulipat Pengaturan

Skor; Bisikan yang Menjebak dan Kode dari Pinggir Lapangan;

serta Cerita di Balik Kegagalan PSM.

Ada pula liputan investigasi perihal plagiarisme yang

diduga dilakukan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes),

Fathur Rokhman yang kala itu menjadi perhatian masyarakat

Indonesia. Liputan investigasi yang dilakukan wartawan

Beritagar.id menghasilkan empat laporan, diantaranya: Benarkah

Rektor Unnes memplagiat?; Bukti Pamungkas yang Terempas;

Rektor Unnes, Fathur: Dulu Mereka Mahasiswa Saya; Anggota

Tim EKA: Itu Tergolong Penjiplakan. Dapat dilihat pada gambar

4.19.

Meski tidak membuat rubrik khusus untuk liputan

investigasi, namun, merujuk pada pengertian jurnalisme

Page 205: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

190

watchdog yang dikemukakan oleh Setiawan Santana dalam buku

Jurnalisme Investigasi: (1) penyelidikan independen oleh pers

mengenai kegiatan pemerintah, bisnis dan lembaga publik; (2)

dengan cara mendokumentasikan, menanyakan dan

menginvestigasikan kegiatan mereka; (3) untuk memberikan

informasi pada masyarakat dan pejabat mengenai isu yang sedang

menjadi keprihatinan masyarakat, maka peneliti berkesimpulan

Beritagar.id telah menjalankan fungsinya sebagai jurnalisme

watchdog hingga dapat disebut sebagai investigator atau

penyelidik.

Rubrik Laporan Khas memang tidak didesain khusus

untuk liputan investigasi. Ruang lingkup yang dibahas dalam

Laporan Khas amat luas. Namun, Dwi Setyo Irawanto

mengungkapkan, kelak media yang dipimpinnya akan

mengembangkan liputan-liputan investigasi. Ia mengakui untuk

saat ini Beritagar.id masih perlu belajar banyak tentang liputan

investigasi. “Mungkin kelak (melakukan liputan investigasi), saat

kita sudah belajar banyak. Saat ini kita masih belum belajar

banyak,” kata mantan Redaktur Majalah Tempo ini.

Isu-isu yang dibahas dalam Laporan Khas tidak melulu

membahas sebuah persoalan yang dianggap memiliki

kejanggalan. Laporan Khas adalah rubrik yang memiliki

kemewahan untuk menerjemahkan visi Beritagar.id, yakni

“Merawat Indonesia”. Visi itu berusaha diwujudkan dengan

memberi ruang pada hal-hal yang sifatnya memperkaya khasanah

kearifan lokal.

Page 206: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

191

Contohnya dalam liputan bertajuk “Agama ke-7”. Liputan

ini hadir kala perdebatan tentang boleh atau tidaknya penganut

kepercayaan mengosongkan kolom agama di Kartu Tanda

Penduduk (KTP). Melalui liputan ini, Beritagar.id seolah ingin

membuka khasanah pengetahuan publik bahwa di Indonesia—di

luar enam kepercayaan yang diakui pemerintah—ada banyak

aliran kepercayaan yang sudah lama ada dan luput dari perhatian

publik. Total ada 10 liputan Beritagar.id yang membahas

berbagai macam aliran kepercayaan yang ada di Indonesia,

masing-masing:

1. Malesung: Mendengar Petuah Leluhur Lewat

Pakampetan;

2. Sapta Darma: Menyebarkan Ajaran Lewat Penyembuhan;

3. Sumarah: Bukan Agama Hanya Bertuhan;

4. Penghayat Budi Daya: 10 Wangsit dari Tepi Sungai

Cileuleuy;

5. Selam Sunda Wiwitan: Penerus Nabi Adam di Banten

Selatan;

6. Ugamo Malim: Daun Pahit Menjelang Tahun Baru Batak;

7. Towani Tolotang: Perjuangan Panjang Penghayat dari

Mamasa;

8. Kaharingan: Manusia Suci dari Alam Sangiang;

9. Marapu: Membaca Isyarat Langit Lewat Hati Binatang;

10. Nuaulu: Bertahan Mengagungkan Anahatana dan Upu

Ama.

Page 207: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

192

Visi “Merawat Indonesia” juga nampak dalam liputan

bertajuk “Cengkeraman Naga di Celebes”. Liputan ini hadir kala

narasi-narasi rasial anti-Tiongkok menjadi perbincangan publik.

Melalui liputan ini, Beritagar.id ingin memperkaya perspektif

publik tentang tenaga kerja Tiongkok di Indonesia agar tidak

selalu dipandang dari sisi negatif. Liputan itu menghasilkan enam

liputan mendalam, yaitu:

1. Nikel dalam Keseharian;

2. Saat Tenaga Kerja Cina Kesemsem Gadis Konawe;

3. Serbuan Pekerja Tiongkok di Bumi Konawe;

4. Hantu Anti-Tiongkok di Sulawesi;

5. Menadah Cuan dari Tiongkok;

6. Kapital Tiongkok di Ketiak Sulawesi.

D. Witness Bearer (Penyaksi)

Ada banyak hal di dalam masyarakat dan pemerintah yang

perlu diawasi, diamati dan diteliti. Penyalahgunaan dan

pelanggaran hanya bisa diungkap jika pers muncul, mengada

disana. Kehadiran pers memberi pesan kepada penguasa bahwa

mereka diawasi.

Jika sumber dayanya tak memungkinkan, pers harus

memanfaatkan jaringan teknologi dan penjaga pintu publik untuk

memastikan pengawasan berjalan.

Namun, karena memiliki keterbatasan sumber daya

manusia, Beritagar.id tidak selalu bisa menerjunkan wartawannya

pada setiap peristiwa. Karena itu, Beritagar.id berupaya

Page 208: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

193

memaksimalkan teknologi untuk mengamati dan meneliti

berbagai informasi yang terjadi di masyarakat.

Pemimpin Redaksi Beritagar.id, Dwi Setyo Irawanto

mengungkapkan setiap harinya Beritagar.id memproduksi sekitar

60-65 berita, termasuk berita yang ditulis oleh robot. Tim redaksi

yang dikhususkan untuk melakukan reportase sekitar 13-14

orang.

Jurnalis data yang juga anggota Sidang Redaksi

Beritagar.id, Aghnia Adzkia menambahkan, karena sumber daya

yang terbatas, tidak semua isu bisa ditangani sendiri oleh tim

redaksi. Karena itu, Beritagar.id menggunakan sistem kurasi

yang dilakukan oleh robot.

Beritagar.id dapat disebut sebagai media pertama di

Indonesia yang memanfaatkan teknologi dalam mengumpulkan

dan menganalisis berbagai konten pemberitaan. Teknologi itu

dinamakan Computer Assisted Reporting. Teknologi itu bekerja

layaknya “Robot”, ia bertugas mengumpulkan, merangkum, dan

menganalisis beragam konten di internet untuk membantu kerja

tim redaksi. Cara kerjanya, robot ini dapat menyajikan hasil

pencarian dalam bentuk draft tulisan yang terstruktur, memenuhi

kriteria 5W+1H atau minimal 3W+1H, dan memberikan tautan

balik ke setiap sumbernya.

Tim redaksi berperan editor dan kurator dalam memilah

konten yang dikumpulkan dan ditulis robot lalu menyusunnya

menjadi sebuah berita yang lengkap. Selain itu, redaksi juga

Page 209: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

194

berperan memberikan perspektif dalam konten dan memeriksa

kembali data yang terkumpul.

Seperti pada berita berjudul “Jakarta Banjir, 2.370 Warga

Mengungsi”, jumlah korban jiwa, identitas salah satu korban dan

informasi lainnya didapatkan bukan dari wartawan Beritagar.id

yang terjun langsung ke lapangan, tetapi dari informasi yang

dikumpulkan oleh robot. Informasi yang dikumpulkan robot itu

kemudian disusun oleh redaksi yang bertugas membangun narasi

dan menambahkan perspektif.

Seperti terlihat dari data pada gambar 4.20 bab IV,

informasi yang berasal dari media lain ditandai dengan teks yang

berwarna biru. Bila teks tersebut diklik, maka pembaca akan

diarahkan ke media yang merilis informasi itu. Berikut ini

kumpulan tautan yang menjadi bahan dalam penyusunan berita

tersebut:

Jumlah korban jiwa yang meninggal akibat banjir di

DKI Jakarta bersumber dari

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190426162640-20-

389937/dua-warga-tewas-akibat-banjir-di-jakarta?

Identitas salah satu korban yang meninggal dunia

bersumber dari

https://www.antaranews.com/berita/846010/korban-tewas-

banjir-kebon-baru-merupakan-petugas-angkut-sampah

Imbauan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, agar

warga DKI Jakarta tidak mengambil barang di sungai dan

mengutamakan keselamatan dikutip dari

Page 210: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

195

https://www.antaranews.com/berita/846268/anies-melayat-

korban-terseret-arus-saat-banjir-di-kebon-baru

Keluhan pengungsi warga Rawajati tentang kurangnya

bantuan bagi para pengungsi dikutip dari

https://www.antaranews.com/berita/846938/korban-banjir-

rawajati-belum-terima-bantuan-pemerintah-secara-maksimal

Meskipun sebagian berita yang diterbitkan Beritagar.id

dibuat atau dibantu oleh robot, namun untuk berita mendalam

(indepth reporting) yang ada dalam rubrik Laporan Khas,

Beritagar.id memiliki aturan yang ketat. Selain tetap dibantu

robot dalam proses liputannya, rubrik Laporan Khas tetap

mengharuskan wartawannya untuk terjun ke lapangan dan

menuntut campur tangan yang dominan dari wartawan dalam

proses pembuatan laporannya. “Kalau wartawan yang turun ke

lapangan masih ada. Laporan khas wartawannya semua turun ke

lapangan,” ungkap Aghnia Adzkia, jurnalis data Beritagar.id.

Misalnya, dalam laporan bertajuk “Salah Urus Dana

Otsus” (Lihat gambar 4.21), Beritagar.id menurunkan dua orang

wartawan untuk terjun langsung ke Aceh dan menelusuri kasus

dugaan suap pengalokasian Dana Otonomi Khusus Aceh

(DOKA) atau kerap disebut juga Dana Otonomi Khusus (Dana

Otsus) yang dilakukan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf. Mereka

antara lain mengunjungi Pabrik Kerupuk Kulit Aceh milik

Pemerintah Provinsi Aceh yang terbengkalain itu, juga menemui

pejabat-pejabat terkait yang bertanggung jawab terhadap

kelangsungan proyek tersebut, serta akademisi dan masyarakat

Aceh.

Page 211: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

196

Kehadiran pers mengisyaratkan bahwa fungsi pengawasan

tengah berjalan. Bill Kovach mengungkapkan, ada hal tertentu di

dalam komunitas masyarakat dan juga pemerintah yang perlu

diawasi, diamati dan diteliti. Penyalahgunaan dan pelanggaran

bisa diungkap jika pers muncul, mengada disana. Langkah

penting yang mesti dilakukan pers adalah mengenali tempat yang

mesti diawasi dan hadir disana.

Rubrik Laporan Khas memang memiliki keistimewaan

sendiri. Pemimpin Redaksi Beritagar, Dwi Setyo Irawanto,

menjelaskan bahwa Laporan Khas didesain sebagai laporan

mendalam. “Sifatnya indepth report, yang menyertakan observasi

yang cukup, reportase yang baik, deskripsi yang benar, memakai

kutipan-kutipan dari para pemain, artinya pelaku utama,” ujarnya.

Pelaku utama yang dimaksud Siba adalah orang yang

mengalami langsung kejadian--bisa pelakunya, bisa korbanya.

Saksi, polisi dan pengamat bukanlah pelaku utama. Hal inilah

yang—menurut penulis—membuat Beritagar.id amat ideal

disebut penyaksi. Bill Kovach menjelaskan, ketika

mengalokasikan sumber daya, kita tak sekadar menghadirkan

saksi lain atas kejadian yang sedang hangat diperdebatkan,

dimana pers tak sekadar menumpuk komoditas omongan yang

bisa didapat dari mana saja. Omongan saksi, polisi, apalagi

pengamat, bisa didapat dari mana saja. Namun omongan pelaku

utama hanya bisa didapat jika pers bertanya langsung pada pelaku

utama, pers harus mengada disana.

Page 212: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

197

Fakta bahwa Beritagar.id telah memanfaatkan jaringan

teknologi untuk menjalankan peran penyaksi, dan menerjunkan

wartawan untuk menggali informasi dari pelaku utama, maka

peneliti berkesimpulan bahwa Beritagar.id telah menjalankan

perannya sebagai witness bearer atau penyaksi.

E. Empowerer (Pemberdaya)

Isu yang lebih mendesak dalam jurnalisme online adalah

bagaimana jurnalisme berubah untuk menjaga nilai-nilai di era

baru. Dalam buku Blur: Bagaimana Mengetahui Kebenaran di

Era Banjir Informasi, Kovach dan Rosenstiel menegaskan bahwa

jurnalisme mesti berubah dari sekadar sebuah produk—berita

atau agenda media—menjadi pelayanan yang lebih bisa

menjawab pertanyaan konsumen, menawarkan sumber daya,

menyediakan alat. Pada tingkat ini, jurnalisme harus berubah dari

sekadar menggurui—mengatakan publik apa yang mereka perlu

tahu—menjadi dialog publik. Wartawan bertugas

menginformasikan dan memfasilitasi diskusi.

Dalam menalankan peran sebagai pemberaya, media

harus memberi alat yang memungkinkan warga untuk berperan

aktif dalam proses pemberitaan, bukan hanya sebagai pembaca.

Menurut Kovach dan Rosenstiel, ini adalah pemberdayaan timbal

balik. Warga diperdayakan untuk membagi pengalaman dan

pengetahuan yang informatif pada wartawan. Para wartawan

diberdayakan untuk mengejar pengalaman dan keahlian di luar

keahlian mereka.

Page 213: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

198

Salah satu bukti Beritagar.id dalam menawarkan sumber

daya dan menyediakan alat untuk berkolaborasi tersaji dalam

liputan mengenai Panas Gurih Nasi Goreng yang dimuat dalam

rubrik Edisi Khusus (Lihat gambar 4.22). Liputan mendalam itu

berisi sembilan sub judul yang mengulas cerita dan ragam jenis

nasi goreng di Indonesia.

Tema ini bermula dari riset pakar Kuliner Universitas

Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Murdijati Gardjito, yang

mengundang Beritagar.id untuk menghadiri seminar hasil

penelitian tentang nasi goreng. Beritagar.id pun menugaskan

sumber daya yang dimilikinya untuk mengolah data riset itu

menjadi sebuah berita. Beritagar.id pun menyediakan alat atau

fasilitas bagi liputan kolaboratif itu melalui kanal Laporan Khas,

mengolahnya menjadi visual yang melalui infografik, bahkan

mengadakan forum diskusi melalui Obsat untuk memperdalam

perspektif tentang nasi goreng tersebut.

Dari sebuah jurnal kuliner, lahirlah edisi khusus “Panas

Gurih Nasi Goreng” yang berisi sembilan sub judul yang

mengulik sisi sejarah dan perkembangannya, serta kandungan

gizi yang terkandung dalam setiap nasi goreng khas berbagai

daerah. Redaksi Beritagar.id juga mengunjungi langsung warung

nasi goreng yang dianggap melegenda di Bandung dan Jakarta

untuk mendalami cita rasa dan sejarah nasi goreng di warung

tersebut.

Page 214: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

199

Meskipun tidak menyediakan kanal khusus untuk berita

dari publik, namun Beritagar.id memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada publik untuk berbagi berita dan diterbitkan

melalui laman Beritagar.id. Hal itu diungkapkan Aghnia Adzkia,

anggota Sidang Redaksi Beritagar.id. “Kanal sendiri untuk citizen

journalism sih tidak ada, tapi kami membuka kesempatan untuk

orang biasa untuk menulis di Beritagar.id,” ungkap Sarjana Ilmu

Politik, Universitas Gadjah Mada ini.

Seperti pada berita bertajuk “Pengalaman Menonton

Langsung Pernikahan Harry dan Markle di Windsor” (Lihat

gambar 4.22). Berita itu ditulis oleh Wisnu Prayetya Utomo.

Ketika itu, ia sedang kuliah di Inggris dan menyaksikan secara

langsung pernikahan Prince Harry dan Meghan Markle, Wisnu

melihat ada gelandangan-gelandangan yang diusir di dekat Kastil

Windsor. Wisnu lalu menuliskan peristiwa itu lalu mengirimnya

ke Beritagar. Wisnu tidak memiliki ikatan dengan Beritagar, juga

tidak terafiliasi dengan media lain.

Ignatius Haryanto dalam buku Catatan-catatan Jurnalisme

Dasar menuliskan jurnalisme saat ini harus lebih proaktif dan

kreatif untuk menciptakan konten-konten baru. Konten semacam

ini harus makin mendekatkan media dengan konsumennya dan

juga harus memberi ruang kepada konsumen untuk ikut

berpartisipasi. Kedekatan media dengan konsumen adalah kunci

di era digital. Keberjarakan media dengan konsumen hanya akan

menjatuhkan media itu secara perlahan.

Page 215: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

200

Aghnia sendiri mengakui bahwa pertanyaan ‘Bagaimana

cara Beritagar.id untuk dekat dengan publik?’ adalah pertanyaan

yang sulit dijawab. Pasalnya Beritagar.id adalah media yang

begitu memaksimalkan peran teknologi dalam proses produksi

suatu berita sehingga minim interaksi langsung antara media

dengan warga. “Ini pertanyaan yang sulit. Kita ada mesin untuk

mendeteksi trending di media sosial. Terus robot Semar itu juga cari

trending, terus kita juga ada mesin monitoring media juga untuk

melihat apa yang trending dan apa yang publik bicarakan. Kalau cari

atau pun survei minta publik mau ngomongin apa atau mau berita apa,

itu sih enggak,” jelas Aghnia.

Namun, mantan dosen Web Apss for Journalism di

Universitas Multimedia Nusantara ini memastikan aspirasi-

aspirasi warga tetap diperhatikan dan menjadi pertimbangan

utama Beritagar.id dalam menulis berita. Beritagar.id bukan

hanya memperhatikan teknis berita seperti faktualitas, akurasi,

keberimbangan, kelengkapan unsur berita dan kompetensi

narasumber, tetapi juga pada persoalan substansi atau signifikansi

suatu berita. Hal itu diamini oleh Dwi Setyo Irawanto.

Menurutnya, magnitude atau signifikansi suatu berita bagi publik

menjadi pertimbangan utama dalam penentuan berita.

Beritagar.id juga belum proaktif dalam menciptakan

konten-konten baru yang memberi ruang kepada konsumen untuk

ikut berpartisipasi. Beritagar.id belum memberi alat yang

memungkinkan semua pihak untuk berperan aktif dalam proses

pemberitaan.

Page 216: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

201

Sebenarnya, platform pemberitaan di era digital lebih

ramah dengan publik, memungkinkan setiap orang untuk

berpartisipasi dalam memproduksi suaru berita. Era digital dapat

mencegah kecenderungan elitisme pemberitaan karena teknologi

digital memungkinkan munculnya mode crowd-sourcing dalam

proses pengumpulan fakta dan data. Secara sederhana, mode

crowd-sourcing merupakan cara kolektif dengan mengajak publik

berpartisipasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi individu

maupun organisasi.

Di Indonesia, media yang menyediakan kanal crowd-

sourcing memang terbilang sangat sedikit. Detik menyediakan

kanal crowd-sourcing melalui Pasang Mata, lalu Elshinta.com

menyediakan kanal crowd-sourcing melalui Info Dari Anda.

Melalui kanal itu, kedua media tersebut menyediakan ruang bagi

warga untuk berperan aktif dengan membuat berita seputar

peristiwa, lalu lintas, transportasi umum, fasilitas umum, cuaca,

bencana atau fenomena alam, atau pun olahraga.

Beritagar.id memang membuka kesempatan seluas-

luasnya bagi publik untuk berbagi fakta dan data kepada awak

redaksinya, namun tidak ada rubrik khusus yang menampung

berita yang diproduksi publik. Sehingga penulis memandang ada

yang kurang dalam cara Beritagar.id menjalankan perannya

sebagai empowerer (pemberdaya), meskipun pada tataran konsep,

Beritagar.id telah menjalankan peran tersebut.

Page 217: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

202

F. Smart Aggregator (Agregator Cerdas)

Media digital memberi ruang tak terbatas pada sebuah

liputan. Batasan fisik pada media cetak dan batasan waktu pada

media elektronik teratasi oleh media digital. Liputan sebuah isu

mendalam bisa disajikan secara lebih luas dari berbagai sudut

pandang dengan memanfaatkan fasilitas hyperlinks. Melalui

fasilitas hyperlinks media digital dapat melengkapi laporannya

dengan link pada kata kunci, orang atau organisasi, juga link pada

isu-isu yang relevan serta data pendukung dari sumber resmi.

Media diharapkan menjadi pengumpul berita yang cerdas.

Tidak hanya sekedar menyajikan berita yang diproduksi sendiri,

tetapi juga menunjukan sumber terkait lainnya kepada publik. Hal

ini penting untuk mempermudah publik dalam memahami

persoalan yang ditulis juga memperluas khasanah pengetahuan

yang diangkat media.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel memakai istilah

“agregator cerdas” bukan tanpa alasan, dengan cara sama yang

dipakai pers menjalankan fungsi penyahih dan penuntun akal,

agregasi di sini harus bisa mengefesienkan waktu pembaca dan

mengarahkan mereka ke sumber tepercaya.

Beritagar.id dapat dikatakan sebagai situs media pertama

di Indonesia yang memanfaatkan teknologi dalam

mengumpulkan, menganalisis berbagai konten pemberitaan

sebelum diterbitkan. Bahkan ada beberapa topik tertentu yang

Page 218: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

203

proses mengumpulkan, menganalisis, menulis dan

memublikasikannya 100% dilakukan oleh robot.

Teknologi itu disebut Computer Assisted Reporting.

Dalam proses impementasi, Beritagar.id membaginya ke dalam

dua mesin, Semar untuk mencari konten dan Petruk menulis

konten. Teknologi itu dikembangkan oleh Jim Geovedi dan tim

Rekanalar yang berbasis Machine Learning (ML) dan Natural

Language Processing (NLP).1 Teknologi ini merupakan bagian

dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), dimana

kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suartu mesin

(komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang

dilakukan manusia.

Computer Assisted Reporting bekerja layaknya “robot”

yang secara otomatis mengumpulkan, merangkum dan

menganalisis beragam konten di internet untuk membantu tim

redaksi. Robot itu menyajikan hasil pencariannya dalam bentuk

draft tulisan yang terstruktur dan memberikan tautan balik ke

setiap sumbernya. Robot tersebut rata-rata akan mengumpulkan

sepuluh sumber berita yang memenuhi kriteria 5W 1H, atau

minimal 3W 1H, saat akan menyajikan konten.

Pemanfaatan Computer Assisted Reporting untuk proses

agregasi tersaji dalam beberapa produk berita Beritagar.id,

diantaranya:

1 Dikutip dari https://dailysocial.id/post/membedah-kerja-dapur-

redaksi-beritagar-id-yang-dibantu-robot-dalam-sajikan-konten-berita diakses

pada 25 Oktober 2019 pukul 17.37 WIB

Page 219: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

204

1. Agregasi untuk Berita Harian

Untuk berita harian, meskipun telah mengadopsi

teknologi cerdas dalam mengumpulkan, merangkum dan

menganalisis beragam konten di internet, namun tetap ada

campur tangan manusia dalam penyajian konten di Beritagar.

Redaksi berperan sebagai reporter, editor dan kurator dalam

memilah konten yang dikumpulkan dan ditulis robot. Redaksi

juga berperan memberikan perspektif dalam konten dan

memeriksa kembali data yang terkumpul untuk disajikan dalam

bentuk artikel, infografis, maupun videografis.

Salah satu contoh berita harian yang dibuat dengan

menggunakan mesin agregasi adalah artikel berjudul “Konsumsi

Listrik dan Pertumbuhan Ekonomi” (Lihat gambar 4.24). Sumber

artikel dicari oleh robot, kemudian redaksi melakukan kurasi

berbagai link tersebut untuk kemudian diolah menjadi konten

pemberitaan. Dalam menampilkan pemberitaan itu, Beritagar.id

memanfaatkan fitus hyperlinks untuk menampilkan sumber

artikel atau data yang menjadi rujukan.

Dalam artikel berjudul “Konsumsi Listrik dan

Pertumbuhan Ekonomi”, pembaca dapat menemukan link pada

kata kunci “middle income trap” yang berwarna biru. Bila

pembaca mengeklik teks tersebut, maka pembaca akan diantarkan

menuju halaman pengertian middle income trap

(https://www.tutor2u.net/economics/reference/middle-income-

trap). Beritagar.id juga memberikan link pada petikan wawancara

yang dikutip dari situs website lain. Dalam artikel tersebut

Page 220: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

205

Beritagar.id mengutip petikan wawancara Direktur Institute for

Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa dengan

Antaranews.com

(https://www.antaranews.com/berita/818581/peningkatan-

konsumsi-listrik-dapat-atasi-fenomena-middle-income-trap).

Contoh lainnya dapat ditemui dalam artikel berjudul

“Pekerja Indonesia Didominasi Lulusan SD” (Lihat Gambar

4.25). Hyperlinks ditandai dengan teks berwarna biru. Bila teks

BPS berwarna biru diklik, maka pembaca akan diantarkan

menuju halaman pressrelease Badan Pusat Statistik tentang

Tingkat Pengangguran Terbuka Pada Agustus 2018

(https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/11/05/1485/agustus-

2018--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-34-

persen.html). Pada artikel tersebut, pembaca juga dapat menemui

link yang akan mengantarkan pada dokumen. Bila pembaca

mengeklik teks berwarna biru bertuliskan Kebijakan RPJMN

2015-2019, maka pembaca akan mendapati dokumen Evaluasi

Paruh Waktu RPJMN 2015-2019 yang dipublikasikan oleh Badan

Pembangunan Nasional Republik Indonesia

(https://www.bappenas.go.id/files/publikasi_utama/Evaluasi%20

Paruh%20Waktu%20RPJMN%202015-2019.pdf).

Aghnia Adzkia menjelaskan proses agregasi bukan hanya

dilakukan oleh robot, terkadang beberapa link dikumpulkan oleh

wartawan sendiri. Aghnia juga memastikan jika ada data atau

dokumen riset pasti dimasukan ke dalam berita melalui hyperlink

baik yang menuju halaman penerbit dokumen atau pun langsung

Page 221: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

206

mengarahkan pembaca untuk mengunduh file dokumen tersebut.

Data itu kemudian diolah oleh wartawan dalam bentuk grafik

atau pun narasi agar mudah dipahami pembaca.

2. Agregasi untuk Robotorial

Untuk beberapa topik pemberitaan, seperti hasil

pertandingan, prediksi pertandingan, prakiraan cuaca, gempa

bumi dan pasar saham sudah 100% dikerjakan oleh robot. Robot

yang menulis berita tersebut diberi nama Robotorial. Seperti

terlihat dalam gambar 4.26 di bab IV, Robotorial dideskripsikan

sebagai Natural Language Generation Content. Robotorial

bertugas menuliskan berita untuk topik hasil pertandingan,

prediksi pertandingan, kualitas udara, prakiraan cuaca, pasar

saham dan gempa bumi.

Topik-topik itu dipilih karena datanya konsisten dan

berupa pengulangan. Data bersumber dari pihak resmi, misalnya

data untuk topik prakiraan cuaca dan gempa bumi bersumber dari

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Data

untuk topik kualitas udara bersumber dari AirVisual. Data untuk

pasar saham bersumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Memanfaatkan antarmuka pemrograman aplikasi

(Application Programming Interface--populer dengan singkatan

API) yang disediakan pihak ketiga, data-data dari topik yang

telah dipilik kemudian diolah mesin Beritagar.id menjadi narasi

sederhana.

Page 222: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

207

Begitupun untuk grafik statistik sederhana, dibuat secara

otomatis oleh program komputer sehingga tak perlu lagi sentuhan

manusia sebagai perancang grafis. Teks dan gambar kemudian

dipublikasikan secara otomatis, dalam hitungan menit setelah

data primer diterbitkan lembaga resmi, dengan nama "Robotorial"

sebagai identitas pembuat konten.

Redaksi, dalam hal ini hanya menyiapkan template yang

bisa digunakan berulang-ulang. Sistem kecerdasan buatan

komputer yang akan memilihnya sesuai konteksnya.

Mengubah data menjadi narasi infografis merupakan

penerapan Natural Language Generation (NLG), salah satu

cabang dalam Machine Learning atau sistem pembelajaran

komputer.2

3. Agregasi untuk Sorotan Media

Beritagar.id juga meluncurkan terobosan baru dalam

menyajikan informasi yang sedang hangat dibicarakan oleh

media massa di Indonesia. Terobosan baru itu dinamakan Sorotan

Media.

Sorotan Media merupakan ringkasan topik berita yang

paling populer dan paling banyak diulas oleh media massa pada

kurun tertentu—bisa sepekan, beberapa hari, atau hanya hari itu.

Tampilan Sorotan Media dilengkapi dengan data media

yang menuliskan, disertai dengan link back, volume berita yang

2 Dikutip dari https://blog.beritagar.id/article/redaksi/perkenalkan-

robotorial diakses pada 25 Oktober 2019 pukul 18.03 WIB

Page 223: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

208

ditulis media, hingga linimasa media yang menuliskan topik

tersebut. Terdapat pula data tentang sebaran berita di media sosial

Facebook, untuk melihat amplifikasi dari berita tersebut.

Seperti pada gambar 4.27 dan 4.28, ketika publik sedang

diramaikan dengan isu uji materi Revisi Undang-Undang Komisi

Pemberantasan Korupsi yang sedang berlangsung di Mahkamah

Konstitusi, maka Beritagar.id membuat ringkasan berita yang

bertajuk “MK siap uji materi UU KPK, Menkumham cuek saja”.

Dalam berita itu, Beritagar.id menampilkan ringkasan mengenai

tanggapan pihak terkait seperti hakim Mahkamah Konstitusi dan

juga lembaga swadaya masyarakat seperti Indonesia Corruption

Watch (ICW). Selain itu, Beritagar.id juga menampilkan berita-

berita di media online yang terkait dengan isu uji materi UU

KPK.

Sorotan Media adalah produk terbaru dari Beritagar.id

Lab yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial

Intelligence) yang diberi nama Media Monitoring. Seperti sistem

kurasi yang digunakan dalam proses pembuatan berita harian,

proses pengumpulan berbagai konten berita yang akan digunakan

untuk Sorotan Media juga dilakukan oleh robot, lalu dikurasi oleh

redaksi. Jika dalam proses kurasi berita harian produk akhirnya

ditampilkan melalui narasi, maka dalam sorotan media, produk

akhirnya ditampilkan dalam bentuk poin-poin ringkasan yang

disusun berdasarkan kronologi atau hal penting yang perlu

diketahui pembaca.

Page 224: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

209

Pemimpin Redaksi Beritagar.id, Dwi Setyo Irawanto

mengungkapkan salah satu tujuan Sorotan Media adalah untuk

menuliskan topik pemberitaan yang sedang ramai

diperbincangkan namun bukan ditujukan untuk segmen pembaca

Beritagar.id.

Siba mencontohnya, akhir Agustus terjadi kasus

pembunuhan suami oleh istrinya karena motif ekonomi. Berita itu

perbincangan publik, hingga akhirnya Beritagar.id merangkum

berita-berita tentang kasus itu dalam rubrik Sorotan Media

dengan topik “Motif Pembunuhan Suami dan Anak Tiri Diduga

Soal Penguasaan Harta.”

Mantan Redaktur Pelaksana Tabloid Ekonomi Kontan ini

menambahkan, segmen pembaca Beritagar.id adalah orang

kantoran dan orang yang punya kewenangan untuk mengambil

keputusan bisnis (decision maker). “Jadi bukan sekadar dibaca

orang, tapi dibaca oleh banyak orang yang tepat,” kata Siba.

4. Agregasi untuk Mr. Loper

Selain bertugas mengumpulkan informasi untuk

menyajikan konten yang lengkap, komprehensif, dan relevan bagi

pembaca, “robot” yang dibuat Beritagar.id juga diklaim mampu

menampilkan konten atau iklan yang relevan dengan pembaca.

Misalnya, pada artikel berjudul “Konsumsi Listrik dan

Pertumbuhan Ekonomi, maka robot buatan Beritagar.id yang

Page 225: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

210

diberi nama Mr. Loper3 memberi rekomendasi artikel terkait

berjudul “AC Bakal Jadi Penyedot Listrik Terbanyak di

Indonesia” (Lihat gambar 4.29). Baik artikel utama maupun

artikel terkait sama-sama membahas soal listrik di Indonesia.

Mr. Loper juga akan memberikan rekomendasi berita bila

pembaca mengetik topik yang ingin dicari melalui fitur chatbot.

Lewat interaksi dengan pembaca, Mr. Loper dirancang untuk

menangkap maksud utama dari lawan bicaranya. Mr. Loper hadir

di sudut kanan bawah halaman Beritagar.id.

Misalnya, seperti pada Gambar 4.30, ketika kita mengetik

“Berita tentang Liga Inggris” di chatbot Mr. Loper, layaknya chat

personal, maka Mr. Loper menjawab “Banyak aja nih, ada 100

berita untuk topik Liga Inggris. Tampilin gak gan?” Bila kita

menjawab “iya” maka Mr. Loper akan mengirimkan balasan yang

berisi rekomendasi berita seputar Liga Inggris.

Melalui Blog Beritagar.id, redaksi mengakui bahwa mesin

chatbot yang diberi nama Mr. Loper masih perlu banyak belajar

untuk menangkap maksud utama dari lawan bicaranya. Balasan

yang didapat dari Mr. Loper seringkali tidak relevan dengan apa

yang pembaca maksud, mengingat beragam model percakapan

yang tak terduga. Merekomendasikan konten serelevan

mungkin—dengan standar yang sulit diukur—adalah tantangan

3 Nama Mr. Loper diambil dari istilah “loper”, orang yang kerjanya

mengantarkan koran. Di era digital, Beritagar.idingin menghidupkan kembali

peran loper melalui Mr. Loper yang tugasnya mengantarkan informasi bagi

pembaca.

Page 226: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

211

utamanya. Relevan untuk pembaca yang satu, bisa dianggap tak

relevan bagi yang lain.

Pemimpin Redaksi Beritagar, Dwi Setyo Irawanto

mengatakan bahwa teknologi-teknologi yang digunakan dalam

proses redaksi merupakan keunggulan yang bisa dibanggakan,

namun ia mengakui masih banyak yang perlu dikembangkan. Pria

yang akrab dispa Siba ini mengungkapkan, “Kebetulan kita

didukung oleh: (1) teknologi, (2) tim Lokadata yang datanya jago

banget. Kayaknya orang lain belum punya. Cuman kita juga

belum bisa mengembangkan habis-habisan,” ungkapnya.

Robot-robot tersebut sangat membantu dalam hal

kuantitas berita yang dihasilkan Beritagar. Dalam sehari, ada 60-

65 berita yang diproduksi, itu pun sebagiannya diproduksi oleh

robot, bukan manusia.

Kovach dan Rosenstiel menjelaskan bahwa perusahaan

media besar bisa melayani audiens sebaik-baiknya dengan

berbasis pada rekomendasi agregasi lebih luas, mewakili audiens

mengidentifikasi konten yang menyajikan fungsi jurnalistik

secara penuh. Menurut mereka, kurasi adalah pengetahuan.

Karena melalui proses kurasi, kita bisa melihat lebih banyak

informasi tanpa harus menyusurinya satu per satu.

Menurut pengamatan penulis, Beritagar.id amat

memaksimalkan peran sebagai agregator ini. Berdasarkan fakta-

fakta yang penulis sajikan di atas, penulis berkesimpulan

Page 227: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

212

Beritagar.id telah menjalankan fungsinya sebagai smart

aggregator atau agregator cerdas.

G. Forum Organizer (Penyedia Forum)

Transformasi media yang kini sedang terjadi di era digital

memunculkan sejumlah hal baru terkait praktik jurnalisme. Era

digital amat mendukung keterlibatan publik dalam proses berita

di media massa melalui beberapa kanal.

Para wartawan mesti membantu terbentuknya diskusi dan

wacana yang melibatkan warga secara aktif. Media cetak

membantu menciptakan konsep ini lewat surat pembaca, juga

halaman op-ed (opposite the editorials) yang ditulis oleh

kontributor luar. Op-ed adalah sebuah kolom khusus yang

biasanya diterbitkan oleh media massa yang menuangkan opini

atau gagasan dari seseorang yang tidak terafiliasi dengan redaksi.

Beritagar.id sendiri membuka kesempatan seluas-luasnya

bagi kontributor luar untuk menulis di Beritagar, baik itu opini

maupun berita. Beritagar.id menyediakan satu rubrik khusus yang

berisi berbagai opini dari orang-orang yang ahli di bidangnya.

Rubrik itu dinamakan “Telatah” seperti pada Gambar 4.31.

Pembaca dapat mengirimkan opini atau kisah laik tayang

lewat email [email protected]. Bila dinyatakan laik tayang,

maka tulisan mereka akan diterbitkan di rubrik Telatah. Deskripsi

singkat penulis juga akan ditampilkan agar pembaca dapat

mengetahui kredibilitas penulis.

Page 228: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

213

Seperti pada Gambar 4.32, AS Laksana, penulis buku

“Bidadari Yang Mengembara”, dideskripsikan sebagai Seorang

sastrawan, pengarang, kritikus sastra, dan wartawan Indonesia

yang dikenal aktif menulis cerita pendek di berbagai media cetak

nasional di Indonesia.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam buku Sembilan

Elemen Jurnalisme mengatakan bahwa jurnalisme harus

menghadirkan sebuah forum untuk kritik dan komentar publik.

Melalui forum yang disediakan bagi publik, diharapkan timbul

jurnalisme yang memberi makna substansial bagi kepentingan

publik, menyoroti masalah-masalah yang dianggap penting bagi

publik dan melibatkan publik seluas-luasnya dalam proses kerja

jurnalistik.

Beritagar.id menyediakan ruang bagi publik untuk

berdiskusi melalui Obsat. Obsat adalah program diskusi rutin dari

Beritagar. Acara ini menjadi wadah diskusi para pembaca

Beritagar.id untuk mengupas peristiwa aktual yang sedang terjadi

di Indonesia atau isu menarik lainnya bersama narasumber yang

kompeten. “...obsat itu setiap sebulan sekali dia bahas berbagai

isu yang hangat di bicarakan orang. Contohnya isu ekonomi, atau

hasil liputan kita tentang dangdut,” kata Pemimpin Redaksi

Beritagar.id, Dwi Setyo Irawanto.

Total, hingga November 2019, Obsat telah memasuki

edisi yang ke 206. Suatu topik diangkat ke Obsat apabila topik itu

sudah diteliti dan diobervasi dengan mendalam sehingga

Page 229: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

214

menghasilkan data yang lengkap. Misalnya, untuk Obsat; Panas

Gurih Nasi Goreng, topik itu diangkat dari riset pakar kuliner

Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Murdijati Gardjito.

Redaksi pun mengolah data dari riset itu, mengulik sisi sejarah

dan perkembangan nasi goreng, juga kandungan gizinya. Tak

lupa redaksi pun mengunjungi warung-warung nasi goreng yang

dianggap melegenda di Bandung dan Jakarta.

Obsat, awalnya singkatan dari "Obrolan Langsat”, nama

ini diambil karena kegiatan Obsat pada masa awal sering

diadakan di Jalan Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Lokasi pelaksanaan Obsat kini bersifat tentatif, mengikuti

kebutuhan dan kesempatan yang ada.

Obsat diselenggarakan dengan gaya khas, santai dan

akrab. Beragam isu hangat bisa dibahas. Pada Tabel 4.5, selama

2018-2019, beragam topik sudah dibahas, mulai dari topik

ekonomi seperti investasi dan rupiah hingga topik kebudayaan

seperti dangdut dan nasi goreng.

Selain kaya data dan observasi yang mendalam, isu yang

diangkat ke dalam Obsat juga harus familiar dan dekat dengan

kehidupan sehari-hari. Topik yang diangkat dalam Obsat tidak

sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

Dwi Setyo Irawanto menuturkan, “Ada keinginan kita, untuk

menunjukan pada publik, selain kita media yang kredibel, kita

juga punya tim data yang luar biasa,” kata Pemimpin Redaksi

Beritagar.id ini.

Page 230: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

215

Selain kaya data dan observasi yang mendalam, isu yang

diangkat ke dalam Obsat juga harus familiar dan dekat dengan

kehidupan sehari-hari. “Mungkin orang melihatnya suatu hal

yang sepele, tapi topik ini suatu hal yang sangat familiar dan

dekat dengan kehidupan sehari-hari. Itu cara kita untuk membuat

publik punya perhatian pada hal-hal yang diluar mainstream,”

lanjut Siba.

Selain membuka forum untuk publik melalui Obsat,

Jurnalis Data Beritagar.id, Aghnia Adzkia juga menjelaskan

bahwa Beritagar.id juga membuka kesempatan bagi teman-teman

mahasiswa atau pun kalangan umum untuk berdiskusi. Topik

yang dibahas seputar persoalan jurnalisme dan teknologi

pengolahan data.

Namun, meskipun sudah memanfaatkan teknologi yang

amat maju dalam proses produksi keredaksian, Beritagar.id

belum memaksimalkan ruang diskusi secara online. Media online

adalah media yang sangat memungkinkan untuk terjadinya

komunikasi dua arah. Wartawan atau media online perlu

memasukan user generated content (UGC)4 dimana user atau

pemirsa dapat berpartisipasi disana. Seperti blog, kolom

komentar, portal diskusi, dan bentuk lainnya. Wartawan juga

4 Menurut Pedoman Media Siber, Isi Buatan Pengguna (User

Generated Content) adalah segala isi yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh

pengguna media siber, antara lain, artikel, gambar, komentar, suara, video dan

berbagai bentuk unggahan yang melekat pada media siber, seperti blog, forum,

komentar pembaca atau pemirsa, dan bentuk lain.

Page 231: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

216

dapat mencantumkan alamat e-mail agar pembaca dapat

berkomunikasi dengan wartawan tersebut.

Kanal-kanal user generated content (UGC) seperti blog,

forum diskusi, kolom komentar disetiap berita atau pun blog tidak

tersedia di website Beritagar. Email wartawan pembuat berita pun

tidak ditampilkan.

Menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, isu yang lebih

mendesak di era digital adalah bagaimana jurnalisme berubah

untuk menjaga nilai-nilai di era baru. Jurnalisme mesti berubah

dari sekadar sebuah produk—berita atau agenda media—menjadi

pelayanan. Pada tingkat ini, jurnalisme harus berubah dari

sekedar menggurui—mengatakan publik apa yang ia perlu tahu—

menjadi dialog publik, dengan wartawan menginformasikan dan

membantu memfasilitasi diskusi.

Adanya dialog publik dalam proses jurnalistik mampu

menjaring aspirasi orisinil mengenai masalah-masalah yang

dianggap penting oleh warga. Warga ingin membaca pers yang

menggemakan nilai-nilai yang akrab bagi warga.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis berkesimpulan

Beritagar.id telah menjalankan fungsinya sebagai forum

organizer atau penyedia forum dengan menghadirkan kanal opini

publik melalui rubrik “Telatah” dan membuat forum diskusi

publik melalui Obsat maupun forum-forum lainnya. Namun,

menurut penulis, Beritagar.id belum memaksimalkan ruang

diskusi secara online.

Page 232: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

217

H. Role Model (Panutan)

Di era disrupsi digital seperti saat ini, kritik pedas terus

menerus diarahkan pada media dan jurnalis. Kritik pedas itu

berkaitan dengan media yang partisan, akurasi yang lemah dan

tidak berpihaknya media pada isu-isu publik. Padahal beberapa

media tradisional memiliki sejarah reputasi yang baik sebagai

media pejuang kepentingan publik.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel mengungkapkan, publik

telah menangkap sinisme dan keburukan dibalik slogan

“memihak Anda,” untuk “mengabdi pada Anda,” dan sebagainya.

Penurunan rasa hormat publik itu tercermin dari turunnya tingkat

kepercayaan publik terhadap pers selama 30 tahun terakhir.

Di era digital yang kian terbuka, pers yang yang tak

menjaga klaim konstitusionalnya hanya akan makin

mengecewakan, karena publik mengukur kinerja mereka

berdasarkan harapan yang terbaik, dan bukannya yang terburuk,

pada jurnalisme. Media perlu menjaga kepercayaan publik.

Kepercayaan (trust) adalah modal awal bagi media demi

mendapatkan legitimasi publik dalam menjalankan aktivitas

jurnalistik.

Beritagar.id tentu menyadari hal itu. Pemimpin Redaksi

Beritagar.id, Dwi Setyo Irawanto menjelaskan bahwa media yang

dipimpinnya ingin membangun tradisi jurnalistik yang punya

kapasitas dan intergritas agar menjadi media yang tepercaya.

Page 233: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

218

Di era digital yang serba cepat, membangun tradisi

jurnalistik yang mempunyai kapasitas dan berintegritas jelas

bukan hal yang mudah. Terlebih bagi industri media online yang

beradu cepat dengan ribuan kompetitornya. Dua-tiga alinea berita

diunggah hanya beberapa menit dari kejadian, fakta kejadian

belum lengkap, konteks peristiwa belum sepenuhnya dipahami,

namun sudah banyak media daring yang memuatnya.

Hal itulah yang menurut Siba sulit untuk dikejar

Beritagar. Alih-alih menjadi media yang tercepat, Beritagar.id

lebih memilih untuk momokuskan dirinya menjadi media yang

punya kapasitas, kredibililitas, integritas serta dapat dipercaya.

“...Kita ini pemain kecil. Kalau dibandingkan raksasa-raksasa,

kita nyembah lah,” ujar Siba.

Ada tiga kunci yang Siba ungkapkan untuk mambawa

Beritagar.id ke arah itu, yakni: (1) berita yang akurat, (2) data

yang benar, dan (3) logika yang dibangun atas data itu benar.

Tak hanya media saja yang diperhatikan publik.

Wartawan di era baru tak bisa mengelak dari fungsi sebagai role

model (panutan) bagi warga yang ingin bertindak sebagai jurnalis

warga. Tak pelak lagi mereka akan berkaca pada wartawan untuk

melihat bagaimana wartawan mengangkat suatu berita.

Jurnalis data Beritagar.id, Aghnia Adzkia

mengungkapkan, untuk menjadi seorang wartawan panutan, apa

yang ia tulis harus dapat dipertanggungjawabkan ke publik.

“Kalau aku sendiri merasa apa yang aku tulis harus aku

Page 234: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

219

pertanggungjawabkan ke publik. It’s some idealist, but it’s true,”

ujar mantan jurnalis CNN Indonesia ini.

Selain membuat berita yang dapat

dipertanggungjawabkan, Aghnia menambahkan, narasumber

yang dipilih pun harus jelas dan kredibel. Lalu tidak memelintir

atau menyalahartikan omongan narasumber. Selain itu, wartawan

juga harus memberikan ruang untuk dua pihak yang

berseberangan demi tercapainya cover both side, serta

memberikan konteks pada berita yang dibuat.

Panutan dari sosok wartawan itu penting bagi publik yang

ingin membawa beritanya ke media massa. Prinsip kerja

wartawan seperti akurasi dan keberimbangan juga berlaku bagi

publik dalam menulis berita. Kovach dan Rosenstiel

mengungkapkan, beberapa perusahaan media telah melangkah

lebih jauh dengan menyediakan pelatihan jurnalisme warga.

Meskipun tidak spesifik menyediakan pelatihan

jurnalisme warga, Beritagar.id berperan aktif dalam memberikan

pelatihan atau pun mengadakan forum diskusi perihal media dan

jurnalisme. Terlebih Beritagar.id adalah media pertama di

Indonesia yang menggunakan teknologi robot dalam proses

produksi pemberitaannya. Hal itu membuat publik, terutama

mahasiswa, ingin mempelajari lebih dalam mengenai hal itu.

Sadar akan hal itu, Beritagar.id bergerak aktif dengan

membuat tiga program yang memungkinkan publik untuk belajar,

Page 235: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

220

berdiskusi, juga mengenal lebih jauh aktivitas dan program

Beritagar. Program itu antara lain:

1. Mampir di Beritagar

Mampir di Beritagar.id adalah program yang dibuat untuk

para mahasiswa dan akademisi untuk berkunjung ke Kantor

Beritagar.id dan belajar tentang jurnalistik, teknologi informasi,

serta data.

Biasanya, kegiatan diawali dengan perkenalan kantor

Beritagar.id. Para mahasiswa diajak berkeliling kantor

Beritagar.id dan melihat langsung proses pembuatan berita.

Setelah itu, tim Beritagar.id akan berbagi inside kepada para

peserta seputar keredaksian, jurnalisme, pengolahan data, atau

teknologi yang digunakan Beritagar.id.

Berbagai kegiatan Mampir di Beritagar yang telah

dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.5

2. Beritagar.id ke Kampus; Bedah Konten

Beritagar.id merumuskan sebuah program yang ditujukan

bagi mahasiswa bernama Beritagar.id ke Kampus; Bedah Konten.

Program ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda

berbakat dalam memasuki industri kerja setelah lulus.

Bedah konten adalah sebuah kelas bagi mahasiswa

jurnalistik untuk memperkaya sekaligus memberikan

pengetahuan terkini mengenai perkembangan dunia jurnalisme

khususnya jurnalisme daring. Ada empat kelas yang dapat dipilih

Page 236: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

221

universitas rekanan Beritagar.id ke Kampus, yaitu: (1) Jurnalisme

Berbasis Data (Data Driven Jurnalisme), (2) Infografik, (3)

Ilustrasi Editorial, dan (3) Wawancara Mendalam.

Berbagai kegiatan Beritagar ke Kampus yang telah

dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

3. Journocoders Indonesia

Journocoders Indonesia adalah sebuah wadah untuk

belajar, pengembangan skill, dan berdiskusi bagi para jurnalis dan

orang-orang yang bergerak di bidang media. Materi yang

dipelajari seputar scraping, analys, visualisation dan berbagi

informasi mengenai data driven story.

Komunitas yang didirikan oleh Aghnia Adzkia (Jurnalis

Data Beritagar.id) sejak Maret 2018 ini mengadakan pertemuan

setiap bulannya di Kantor Beritagar.id materi yang dipelajari

seputar scraping, analys, visualisation dan berbagi informasi

mengenai data driven story.

Awalnya komunitas Journocoders Indonesia diperuntukan

sebagai wadah untuk para jurnalis saja, tapi setahun ke belakang,

banyak juga para data analis yang ikut bergabung di Journocoders

Indonesia.

Berbagai kegiatan Journocoders Indonesia yang telah

dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.6.

Page 237: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

222

Berdasarkan fakta-fakta diatas, penulis berkesimpulan

Beritagar telah menjalankan perannya sebagai role model atau

panutan.

Page 238: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

223

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, temuan data dan analisis

hasil penelitian yang dipaparkan pada bab terdahulu, penulis

menarik kesimpulan bahwa Beritagar telah

mengimplementasikan delapan peran wartawan di era internet

menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel.

Dalam mengimplementasikan peran sebagai authenticator

atau penyahih, Beritagar melakukan beberapa cara untuk

memastikan berita yang ditulis sesuai data dan fakta, cara yang

dilakukan Beritagar adalah dengan disiplin verivikasi dan

memberikan data yang lengkap. Selain itu, Beritagar juga

menambah bukti pendukung agar publik memercayai berita yang

dibuat.

Untuk menjadi sense maker atau penuntun akal, cara

pertama yang dilakukan Beritagar adalah meletakan setiap

informasi pada konteksnya. Cara kedua, Beritagar mencari

informasi yang bernilai—tak hanya baru—dan menyajikannya

dengan cara yang bisa dipahami sendiri oleh pembaca. Cara

ketiga, Beritagar berusaha memberi arti (here’s what it means),

dan menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh pembaca (here’s

what you can do about it)

Lalu untuk menjadi investigator atau penyelidik,

Beritagar telah berusaha menyelidiki kegiatan pemerintas, bisnis,

Page 239: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

224

dan lembaga publik yang dianggap janggal dengan cara

mendokumentasikan, menanyakan dan menginvestigasikan

kegiatan mereka. Beritagar juga berusaha memberikan informasi

pada masyarakat dan pejabat mengenai isu yang sedang menjadi

keprihatinan masyarakat.

Peran selanjutnya adalah witness bearer atau penyaksi.

Untuk mengimplementasikan peran tersebut, Beritagar

memanfaatkan jaringan teknologi dengan sistem kurasi

mengingat sumber daya yang terbatas. Namun Beritagar tetap

menerjunkan wartawan yang bertugas menggali informasi dari

pelaku utama untuk rubrik Laporan Khas.

Dalam mengimplementasikan peran sebagai empowerer

atau pemberdaya, Beritagar menyediakan sumber daya dan alat

untuk berkolaborasi dengan informan publik. Beritagar juga

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada publik untuk

berbagi berita dan diterbitkan di Beritagar.id

Peran yang hanya ada di era digital adalah smart

aggregator atau agregator cerdas. Peran ini amat dimaksimalkan

oleh Beritagar. Dengan bantuan robot, Beritagar berusaha

menjadi pengumpul berita yang cerdas, tidak hanya sekadar

menyajikan berita yang diproduksi sendiri, tetapi juga

menunjukan sumber terkait lainnya kepada publik.

Selain peran-peran tersebut, ada pula forum organizer

atau penyedia forum. Untuk menjalankan peran itu, Beritagar

memfasilitasi terbentuknya diskusi dan wacana yang melibatkan

Page 240: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

225

warga secara aktif melalui rubrik Telatah. Tak hanya itu,

Beritagar juga menyediakan ruang bagi publik untuk berdiskusi

secara langsung melalui Obsat dan forum-forum yang dibuat

untuk mahasiswa.

Peran yang terakhir adalah role model atau Panutan.

Untuk menjadi panutan, Beritagar berupaya membangun

kepercayaan publik dengan tradisi jurnalistik yang punya

kapasitas dan intergritas, baik dari sisi media maupun

wartawannya. Selain itu, Beritagar juga menyediakan pelatihan

jurnalisme bagi warga.

Namun, penulis memandang ada beberapa hal yang

kurang dalam pengaplikasian peran-peran itu. Seperti pada peran

pemberdaya, Beritagar tidak memanfaatkan kanal crowd

sourching sebagai wadah terbuka bagi publik untuk berbagi berita

yang dibuatnya melalui media. Pada peran penyedia forum pun

Beritagar tidak menyediakan forum bagi publik untuk berdiskusi

secara online melalui user generated content seperti kolom

komentar, blog, atau forum diskusi. Beritagar juga

mencantumkan email wartawan yang memungkinkan publik

untuk berdiskusi dengan wartawan terkait berita yang dibuatnya.

B. Implikasi

Impliksi dari hasil penelitian mencakup dua hal, yaitu

implikasi teoritis dan implikasi praktis. Implikasi teoritis

berhubungan dengan kontribusi bagi perkembangan teori-teori

yang berkaitan dengan jurnalisme, khususnya jurnalisme di era

Page 241: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

226

digital. Sedangkan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusi

penelitian terhadap dunia media dan jurnalisme, khususnya media

digital di Indonesia.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

kontribusi studi tentang peranan jurnalisme di era internet,

mengingat media online adalah media massa yang paling

pesat pertumbuhannya dan diramalkan sebagai media

utama arus informasi di masa depan.

Studi literatur mengenai media online masih

minim mengingat perubahan yang terjadi di dunia media

online sangat cepat, selalu ada hal atau inovasi baru.

Kajian mengenai media online perlu terus dilakukan

sebagai bentuk kritik maupun sajian ide demi perbaikan

kedepannya.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan

gambaran bagi pengelola media dan wartawan mengenai

apa yang dibutuhkan publik dari media dan wartawan di

era internet. Mengingat media online di Indonesia masih

mencari bentuk terbaiknya baik dari segi bisnis maupun

teknis. Isu yang mendesak dalam jurnalisme online adalah

bagaimana jurnalisme berubah untuk menjaga nilai-nilai

di era baru.

Page 242: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

227

Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang

Pers dan Pedoman Media Siber tidak secara detail

menjabarkan apa yang harus ada atau apa yang

dibutuhkan publik dari media online.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengemukakan saran

sebagai berikut:

1. Untuk Pemangku Kebijakan

Kemajuan teknologi informasi membuat pers terus

berkembang dan terus melakukan transformasi.

Transformasi media yang kini sedang terjadi di era digital

memunculkan sejumlah masalah baru terkait praktik

jurnalisme. Salah satunya terkait hak cipta berita yang

diproduksi. Wartawan di era digital dapat membuat berita

tanpa harus terjun langsung ke lapangan dengan metode

agregasi.

Agregasi adalah cara pengumpulan berita yang

paling istimewa di era digital dan tidak dimiliki oleh

wartawan tradisional. Sistem agregasi menguntungkan

bagi wartawan media online karena mereka tak perlu

‘bersimbah darah’ dalam mencari sumber berita, mengejar

narasumber, dan terjun langsung ke lapangan. Tinggal

kutip informasi dari media yang telah

memublikasikannya, cantumkan sumber berita, lalu

disusun dengan narasi yang baru, jadilah sebuah berita.

Konten-konten itu dicomot gratis dengan asumsi

Page 243: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

228

informasi yang telah terpublikasi menjadi milik publik

dan bebas digunakan.

Masalahnya, menurut laporan Aliansi Jurnalis

Independen (AJI), para pengelola media daring

mengeluhkan sebagian pengelola agregasi seenaknya

mencomot konten lalu mengolah itu menjadi sebuah berita

di medianya sendiri, bahkan mengambil keuntungan

finansial dari aktivitas itu. Fenomena ini terus

berkembang dan membuat ‘gigit jari’ pengelola media

daring yang susah payah membuat konten.

Hal ini menjadi persoalan ‘dilematis’ diantara

pengelola media. Secara aturan, content aggregator tidak

melanggar karena mereka mencantumkan sumber berita.

Namun secara bisnis dan etika, ini menimbulkan masalah.

Secara bisnis, media content aggregator memperoleh

keuntungan iklan untuk sesuatu yang tidak mereka

produksi. Secara etika, aktivitas media content aggregator

tentu menyakiti wartawan yang ‘bersimbah darah’

mencari sumber berita, mengejar narasumber, dan terjun

langsung ke lapangan.

Terhadap persoalan ini, penulis memandang, peran

agregator cerdas dirumuskan Bill Kovach dan Tom

Rosenstiel sebenarnya positif, untuk mempermudah

publik dalam memahami persoalan yang ditulis juga

memperluas khasanah pengetahuan yang diangkat media.

Namun ada kekosongan regulasi dan peran pemangku

Page 244: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

229

kebijakan dalam persoalan ini. Harus ada aturan atau

model bisnis yang saling menguntungkan antar

perusahaan media.

2. Untuk Beritagar.id dan Media Massa Lainnya

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, dalam

merumuskan delapan peran wartawan di era internet,

ingin mengatakan bahwa jurnalisme mesti berubah dari

sekadar sebuah produk berita menjadi pelayanan yang

lebih bisa menjawab pertanyaan konsumen, menawarkan

sumber daya, menyediakan alat. Pada tingkat ini,

jurnalisme harus berubah dari sekedar menggurui—

mengatakan publik apa yang ia perlu tahu—menjadi

dialog publik, dengan wartawan menginformasikan dan

membantu memfasilitasi diskusi.

Sekilas ide di atas terlihat ideal bagi perubahan

yang hendak dicapai. Namun, solusi Kovach dan

Rosenstiel dengan merumuskan delapan peran wartawan

di era internet bukan tak menyisakan pertanyaan. Ada

lubang paradigma yang cukup besar dari solusi yang

ditawarankannya. Banyak bangunan argumentasi dari

peran-peran tersebut yang mengabaikan logika ekonomi-

politik media. Wartawan diandaikan sebagai agen yang

otonom di hadapan korporasi media. Kovach dan

Rosenstiel menyodorkan apa yang harus dilakukan

wartawan di era internet tanpa melihat realitas yang terjadi

Page 245: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

230

di ruang redaksi, terutama ruang redaksi media online

yang sangat dinamis.

Kovach dan Rosenstiel membayangkan wartawan

sebagai ksatria berpedang yang siap membela kebenaran

tanpa terpengaruh logika ekonomi-politik media yang

menempatkan informasi sebagai komoditas dan wartawan

semata sebagai pekerja informasi. Solusi Kovach dan

Rosenstiel terletak pada pembenahan moral dan etika

wartawan, minus solusi yang bersifat praktis; semisal

bagaimana wartawan di era digital tetap mengejar

kebenaran di tengah tuntutan media yang serba cepat?

Atau bagaimana wartawan di era digital menuntun akal

pembacanya di tengah industri media yang kian terkurung

oligarki?

Wartawan Beritagar.id beruntung memiliki

independensi dalam aktivitas jurnalistik di ruang redaksi.

Independensi itu membuat wartawan Beritagar.id dapat

menjalankan perannya sebagai pelayan publik—

sebagaimana yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom

Rosenstiel—meskipun belum sepenuhnya sempurna.

Banyak wartawan di media lain yang memiliki idealisme

sebagai pelayan publik namun terkurung dalam

kepentingan ekonomi dan politik media.

Penulis memandang perlu adanya kesadaran dari

pengelola media massa mengenai arti penting jurnalisme,

Page 246: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

231

terlebih jurnalisme yang berkualitas. Jurnalisme yan

berkualitas harus lebih diutamakan diatas segala

kepentingan politik dan bisnis. Ide media sebagai pelayan

publik harus mulai disadari para pengelola media.

3. Untuk Akademisi

Akademisi, lembaga riset komunikasi dan

jurnalistik, serta para pegiat literasi media harus bekerja

keras mengadvokasi kepentingan publik dalam kehidupan

jurnalistik di media massa.

Media massa perlu didorong untuk

mengakomodasi kepentingan publik ketimbang

kepentingan penguasa dan pengusaha. Karena sejatinya

media massa menggunakan frequensi milik publik.

Literasi media perlu terus digalangkan untuk

menyadarkan masyarakat memiliki sikap skeptis terhadap

segala pemberitaan yang beredar. Akademisi, lembaga

riset komunikasi dan jurnalistik, serta para pegiat literasi

media harus bersatu padu menyadarkan publik bahwa

mereka butuh jurnalisme berkualitas.

4. Untuk Masyarakat

Industri media online di Indonesia masih mencari

bentuk terbaiknya, baik secara format pemberitaan

maupun bisnis. Kue iklan yang beredar di internet lebih

banyak diserap oleh Google, Facebook dan media sosial

lainnya. Banyak media online di Indonesia yang tumbuh

Page 247: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

232

dan bertahan karena ditopang oleh bisnis lain

perusahaannya.

Ribuan media online di Indonesia harus berebut

kue iklan yang masih sedikit. Akibatnya, banyak media

online yang mengejar jumlah klik dengan membuat berita

yang serba cepat dan sensasional.

Masyarakat perlu keteguhan, waktu dan dana

untuk mendukung media online yang berkualitas.

Masyarakat harus pandai menilai berita agar tidak mudah

tertipu dengan berita yang sensasional dan hoaks serta

dapat menilai mana media yang independen dan media

yang berada dalam penguasaan oligarki.

Agar tidak terjebak pada model bisnis yang

mengandalkan iklan, masyarakat dapat mendukung media

yang berkualitas dengan cara berlangganan—seperti

model bisnis media cetak. Sokongan dana dari publik

mengisyaratkan kepada media massa bahwa mereka

dipercaya dan publik butuh informasi yang berkualitas.

Page 248: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

233

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Akbar, Ana Nadhya. Tatakelola Jurnalisme Politik. Yogyakarta;

Gadjah Mada University Press, 2015.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Internet. Media

Online dan Demokrasi di Indonesia. Jakarta: Aliansi

Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, 2013.

Ambardi, Kuskridhi. et.al. Kualitas Jurnalisme Publik di Media

Online: Kasus Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2017.

Anggoro, Sapto A. Detikcom: Legenda Media Online. Jakarta:

PT. Buku Kita, 2011.

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2008.

__________. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2012.

__________. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-

format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi,

Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen dan

Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2013.

Campbel, Tom. Tujuh Teori Sosial. Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Farid, Muhammad. et.al. Fenomenologi; Dalam Penelitian Ilmu

Sosial. Jakarta: Prenamedia Group, 2018.

Ghoni, Djunaidi. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya:

Bina Ilmu, 2007.

Page 249: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

234

Haryanto, Ignatius. Jurnalisme Era Digital; Tantangan Industri

Media Abad 21. Jakarta;Penerbit Buku Kompas, 2014.

Ishwara, Luwi. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2011.

Kovach, Bill & Tom Rosenstiel. Blur: Bagaimana Mengetahui

Kebenaran di Era Banjir Informasi. Terjemahan: Imam

Shofwan & Arif Gunawan Sulistiyo. Jakarta: Dewan Pers,

2012.

__________. Sembilan Elemen Jurnalisme: Apa yang

Seharusnya Diketahui Wartawan dan Diharapkan Publik.

Terjemahan: Yusi A. Pareanom. Jakarta: Yayasan Pantau,

2006.

M. Hawkins, Joyce. Kamus Dwibahasa Oxpord Fajar. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 1996.

Margianto, J. Heru & Syaefulloh, Asep. Media Online: Antara

Pembaca, Laba dan Etika. Jakarta: Aliansi Jurnalis

Independen, 2014.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

__________. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011.

Muhadjir, Noeng. Metode Penelitian Kualitatif; Pendekatan

Positivistik Rasionalistik. Yogyakarta: Roke Sarasin,

1996.

Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik

dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007.

Rahmawati, Dwi. Internet untuk SMP. (Jakarta; Elex Media

Komputindo, 2008.

Page 250: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

235

Sambo, Masriadi. & Yusuf, Jafaruddin. Pengantar Jurnalisme

Multiplatform, Depok: Prenamedia Group, 2017.

Santana, Setiawan. Jurnalisme Investigasi. Jakarta, Yayasan Obor

Indonesia, 2003.

Sobur, Alex. Filsafat Komunikasi; Tradisi dan Metode

Fenomenologi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Syamsul M.R., Asep. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola

Media Online. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia,

2018.

Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persana, 2002.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada Media

Group, 2008.

Wahyuni, Isti Nursih. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2014.

Jurnal

Hamna, Dian Muhtadia. “Eksistensi Jurnalisme di Era Media

Sosial”. Jurnalisa Vol 3 No 1, 2017.

Juditha, Christiany. “Akurasi Berita dalam Jurnalisme Online

(Kasus Dugaan Korupsi Mahkamah Konstitusi di Portal

Berita Detiknews)”. Jurnal Pekommas Vol 16 No 3,

2013.

Priyonggo, Ambang. “Merevisi Jurnalisme Sebagai Profesi Di

Era Digital: Telaah Pengaruh Teknologi Media Baru

dalam Praktik Jurnalistik di Indonesia” dalam Muzayyin

Nazaruddin (Ed). Membayangkan Indonesia Baru.

Yogyararta: CCMS-UII.

Page 251: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

236

Internet

Adzkia, Aghnia. 2019. “Pembaca Berita Daring Meningkat

Namun Belum Merata”. Diakses pada 7 Februari 2019.

https://beritagar.id/artikel/berita/pembaca-berita-daring-

meningkat-namun-belum-merata

Agustina, Widiarsi. 2018. “Terungkap, Indonesia Punya Media

Massa Terbanyak di Dunia”. Diakses pada 7 Februari

2019. https://nasional.tempo.co/read/1059285/terungkap-

indonesia-punya-media-massa-terbanyak-di-dunia

Faiz Nashrillah. 2018. “Dewan Pers: Ada 43 Ribu Media Online,

Hanya 168 yang Profesional”. Diakses pada 7 Februari

2019. https://www.idntimes.com/news/indonesia/faiz-

nashrillah/dewan-pers-ada-43-ribu-media-online-hanya-

168-yang-profesional-1,

Harsono, Andreas. 2012. “Internet, Verifikasi, Jurnalisme dan

Demokrasi: Elemen Kesepuluh dalam Jurnalisme”.

Diakses pada 3 Juni 2019.

http://www.andreasharsono.net/2012/12/internet-

verifikasi-jurnalisme-dan.html

Jati, Anggoro Suryo. 2010. “Media Online Cetak Sejarah

Pulitzer”. Diakses pada 11 Januari 2019.

https://detik.com/inet/cyberlife/media-online-cetak-

sejarah-pulitzer

Persatuan Wartawan Indonesia. Kode Etik Wartawan Indonesia.

Diakses pada 18 Juni 2019.

http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-non-

ict/written-law/UUD1945-Amandemen(5).pdf),

Priambada, Adjia. 2015. “Membedah Kerja Dapur Redaksi

Beritagar.id yang Dibantu Robot dalam Sajikan Konten

Berita”. Diakses pada 20 Februari 2019.

https://dailysocial.id/post/membedah-kerja-

dapur-redaksi-beritagar-id-yang-dibantu-robot-dalam-

sajikan-konten-berita

Page 252: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

237

Reily, Michael. 2017. “Nielsen: Pembaca Media Digital Sudah

Lampaui Media Cetak”. Diakses pada 7 Januari 2019.

https://katadata.co.id/berita/2017/12/07/nielsen-pembaca-

media-digital-sudah-lampaui-media-cetak

Tim Alexa.com. 2019. “Site Info”. Diakses pada 8 November

2019. https://www.alexa.com/siteinfo/beritagar.id

Tim Redaksi Beritagar.id. “Tentang Kami”. Diakses pada 20

Februari 2019. https://beritagar.id/tentang-kami

Tim Redaksi Beritagar.id. 2018. “Perkenalkan, Robotorial”.

Diakses pada 25 Oktober 2019.

https://blog.beritagar.id/article/redaksi/perkenalkan-

robotorial

Tim Redaksi Bicara Tekno. “GDP Venture”. Diakses pada 20

Februari 2019.

http://www.bicaratekno.com/investor/detail/GDP-Venture

Tim Redaksi Kompas.com. “About Us”. Diakses pada 7 Januari

2019. https://inside.kompas.com/about-us

Tim Redaksi Republika.co.id. “Profil”. Diakses pada 7 Januari

2019. https://www.republika.co.id/page/about

Tim Redaksi Viva.co.id. “Tentang Kami”. Diakses pada 9

Februari 2019. https://www.viva.co.id/tentang-kami

Tim Redaksi Waspada.co.id. “Tentang Kami”. Diakses pada 7

Januari 2019.

http://waspada.co.id/tentang/

Tim Similarweb. “Website Performance”. Diakses pada 9

Februari 2019. https://www.similarweb.com/detik.com

Tim Similarweb. 2019. “Website Performance”. Diakses pada 11

Januari 2019.

https://similarweb.com/website/nytimes.com#overview

Tim Similarweb. 2019. “Website Performance”. Diakses pada 8

November 2019.

Page 253: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

238

https://pro.similarweb.com/#/website/worldwide-

overview/beritagar.id/*/999/3m?webSource=Total

Wan Ulfa Nur Zuhro. 2017. “Pertumbuhan Oplah Koran:

Melambat, Melambat, Menurun”. Diakses pada 7 Januari

2019. https://tirto.id/pertumbuhan-

oplah-koran-melambat-melambat-menurun-ciy7

Widiartanto, Yoga Hastyadi. 2016. “Pengguna Internet di

Indonesia Capai 132 Juta”. Diakses pada 17 Maret 2018.

https://tekno.kompas.com/read/2016/10/24/15064727/201

6.pengguna.internet.di.indonesia.capai.132.juta.

Transkrip Wawancara

Wawancara pribadi dengan Aghnia Adzkia pada 26 Februari

2019

Wawancara pribadi dengan Andreas Harsono pada 9 Januari 2019

Wawancara pribadi dengan Dwi Setyo Irawanto pada 5

September 2019

Wawancara pribadi dengan Roy Thaniago pada 3 Januari 2019

Page 254: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

239

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 255: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

240

Lampiran 1. Transkrip Wawancara dengan Roy Thaniago

Transformasi media yang kini sedang terjadi di era digital

memunculkan banyak hal baru terkait praktik jurnalisme. Pola

produksi dan distribusi berubah. Perubahan itu mengakibatkan

berubah pula kualitas jurnalisme yang dihasilkan.

Untuk mendiskusikan hal itu, penulis mewawancarai Roy

Thaniago, pendiri dan Direktur Remotivi. Organisasi yang

didirikan pada 2010 ini fokus pada studi dan pemantauan media.

Penulis mewawancarai Roy Thaniago di Kantor Remotivi pada 3

Januari 2019.

1. Menurut Nielson, alasan utama para pembaca masih memilih

koran sebagai sumber informasi adalah karena nilai berita

yang dapat dipercaya. Bagaimana menurut Anda?

Harus di kerucutkan siapa yang dimaksud ‘mereka’ ini, apakah

urban, apakah plural, apakah berdasarkan usia, karena

jawabannya akan berbeda. Misalnya, jika melihat generasi muda,

menurut penelitian terbaru, di luar maupun dalam negeri, terjadi

penurunan kepercayaan terhadap media secara umum, mereka

semakin tidak percaya informasi dari media dan mengalihkannya

pada sumber dari teman, media sosial dan lain-lain. Mereka juga

tidak memiliki tradisi mengakses media-media tradisional seperti

koran, termasuk televisi. Bahkan banyak dari mereka tidak bisa

membedakan antara berita dengan “curated news” semacam Line

Today dan menganggap keduanya sama

Page 256: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

241

2. Apakah media cetak yang mempertahankan kualitas

jurnalismenya akan tetap dibaca?

Konteksnya bukan hanya sekadar kualitas, karena Tempo

mungkin kualitasnya masih terjaga, Kompas pun kurang lebih

sama dengan generasi mereka di cetak. Tapi ada kata kunci kedua

yang mungkin mereka tidak lakuka, ‘relevansi’. Artinya ada

perubahan kultur kita membaca, kultur kita mengakses berita, ada

konten-konten yang lebih kita butuhkan hari ini dan itu tidak

dilakukan oleh Tempo dan Kompas cetak. Media-media baru

lebih relevan dengan kehidupan. Saya dulu pembaca Tempo dan

Kompas cetak, setiap hari menunggu dan membaca dengan

senang, tetapi ketika terjadi perubahan, saya tidak merasa mereka

berguna untuk saya dan saya meninggalkan kebiasaan itu. Saya

lebih memilh mengakses berita yang menurut saya lebih relevan

untuk saya, seperti Tirto.id, Beritagar.id, Vice.com, media baru

tersebut malah lebih relevan.

3. Tempo dan Kompas sudah membuat sebuah aplikasi digital

yang di dalamnya memuat berita-berita yang mereka

terbitkan di media cetak?

Hanya memindahkan saja tapi logika beritanya masih

konvensional, hanya perpindahan mediumnya, tidak ada

perubahan logikanya.

Kalau secara gaya penulisan?

Tidak ada yang berubah, justru itu yang menjadi masalah. Kami

berlangganan Kompas.id, saat kami scroll-scroll, tidak ada yang

menarik, mereka hanya memindahkan. Harusnya mereka sadar,

ketika memindahkan ke online, pembacanya mereka pasti beda

Page 257: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

242

dengan pembaca tradisional. Usianya, latar belakangnya berbeda.

Harusnya mereka memberi konten yang lebih relevan dengan

usia-usia muda, karena penggunanya mungkin berusia 30-50

tahun, saya pikir itu perlu rekontektualisasi dengan pembaca hari

itu.

Saya sudah bicara dengan Pemred Tempo.co, Bli Komang, soal

aplikasi Tempo yang secara navigasi itu buruk dan kita tidak tahu

ini maksudnya apa jadi mereka gagap terhadap teknologi baru ini.

Di luar itu, cara penulisannya terlalu panjang untuk hari ini

4. Secara umum, media online manakah yang menurut Anda

berkualitas?

Pertama Tirto. Beritagar juga oke, metode-metode yang mereka

gunakan menarik. Walaupun craftsmanship mereka yang kurang

seperti Tirto, artinya cara penulisannya. Metodenya menarik, tapi

cara menuliskannya tidak selancar, selincah, seenak Tirto karena

Tirto banyak orang yang memang latar belakangnya penulis,

sastrawan, craftsmanship-nya sudah ada, kalau Beritagar saya

lihat masalahnya disitu. Menurut saya Tirto dan Beritagar yang

terbaik

5. Munculnya berbagai variasi platform aplikasi digital

memaksa para pengelola media beradaptasi dengan

lingkungan yang baru. Seperti apa adaptasi yang dilakukan

media? Adaptasi seperti apa yang paling terlihat dalam dunia

jurnalisme? Khususnya menyangkut prinsip dan etika

jurnalistik? Mungkinkah etika jurnalisme konvensional

Page 258: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

243

masih diperlukan di era yang mengutamakan kecepatan

ketimbang ketepatan informasi?

Banyak media sekarang punya tim khusus yang memonitor

percakapan di internet, apa yang tranding, apa yang dibicarakan

orang dan lain-lain, adaptasi ini menurut saya bahaya karena

agenda yang ada di media disetir, dikendalikan oleh agenda yang

ada di media sosial padahal tidak semua agenda di media sosial

tidak selalu bagus, tidak selalu bermanfaat. Terkadang kita tahu

ada peran-peran buzzer. Mereka dengan mudah membuat sesuatu

tranding di media sosial dan media karena sekarang kehilangan

otoritasnya untuk menyetting agenda pembicaraan publik , jadi

mereka bergantung dengan apa yang ramai di media sosial dan

apa yang dibuat oleh buzzer-buzzer. Padahal banyak hal yang

tidak relevan dengan kepentingan publik. Kalau dulu misalnya,

Tempo, pada jaman-jamannya, ketika terbit, itu kemudian

menjadi agenda perbincangan selama seminggu untuk media

media lain, misalnya korupsi PKS, media lain seminggu

kemudian akan fokus kesana. Artinya peran gatekeeper, peren

kurasi pembicaraan publiknya dulu cukup kuat. Tapi hari ini

kemampuan itu berkurang karena ada perubahan bisnis baru yang

membuat mereka semakin tergantung dengan apa yang ramai dan

itu yang menurut saya mengubah mutu beritanya. Kurangnya

otoritas mereka mengendalikan percakapan

Atau kurang dekat dengan publik?

Justru mereka sangat ingin dekat dengan konsumen atau netizen,

beda dengan publik

Ada yang dilanggarkah dari kebiasaan itu?

Page 259: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

244

Tugas wartawan kan tidak mudah percaya, skeptis. Hal yang

mendasar dari jurnalisme adalah verifikasi, seringkali mereka

tidak melakukan itu. Yang akhirnya mereka lakukan seringkali

commentary journalism, seperti talkshow, jadi pendapatmu

dikutip, pendapat lain dikutip, lalu diadu, semacam jurnalisme

pernyataan.

6. Selama ini berlangsung pola kerja wartawan berbasis

kontribusi jumlah (kuantitas) pemberitaan. Banyak

wartawan yang memecah sebuah berita utuh menjadi

beberapa berita tak utuh atau terpotong-potong. Apakah ini

berpotensi menurunkan kualitas jurnalisme yang dihasilkan

media dan wartawan?

Bukan menurunkan kualitas jurnalisme, tapi yang lebih parah

adalah terjadi bias informasi dari warga atau pembaca. Dulu kan

satu berita harus cover both side, kemudian berimbang. Kalau

sekarang kan dipisah, kamu menghina saya, satu berita,

pembelaan saya, berita yang lain. Bisa jadi mereka tidak

membaca berita yang ini, akhirnya membuat kita fatc selection,

menyeleksi fakta yang kita suka dan ini yang terjadi pada

berdebatan “cebong vs kampret”.

Bagaimana pandangan Anda mengenai media yang clickbait?

Bagi saya clickbait itu penting dalam makna yang positif, bahwa

suatu judul harus semanarik mungkin, agar orang tertarik

membacanya, itu tidak masalalah. Tapi yang menjadi masalah

ketika judul itu bohong, apa yang ditulis tidak sesuai dengan isi

berita, sengaja melebih-lebihkan, metaforik, dan bahkan yang

sering terjadi adalah mereka berpendapat. Media harusnya tidak

Page 260: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

245

berpendapat. Seperti “Tegas Jowoki”, “Mendebarkan Aksi

Jokowi Mengendarai Motor”, judul tersebut subjektif, perasaan

orang. Seringkali media-media menggunakan kata-kata opini

sebagai judulnya. Jadi tidak lagi mendeskripsikan suatu hal, tapi

kemudian memberi makna berlebih pada suatu hal, walaupun

sebenarnya dalam deskripsi juga menkonstruksi suatu makna

tertentu.

7. Di Indonesia, berita yang mengandalkan sensasionalitas dan

trivialisasi malah ramai dibaca. Apakah ini pertanda

masyarakat tidak terlalu peduli kualitas jurnalisme?

Bisa jadi merefleksikan hal itu. Tapi masalahnya hal seperti ini

terjadi di berbagai negara, bukan hanya di Indonesia. Tapi yang

menjadi perimbangannya adalah di luar itu media-media yang

berkualitas juga tetap ada dan dibarengi dengan tingkat literasi

masyarakatnya yang tinggi.

8. Ketika berbicara peran wartawan, secara implisit terdapat

standar normatif yang didasarkan pada Undang-Undang

Pers No. 40 Tahun 1999 pasal 6. Peran wartawan menurut

undang-undang tersebut diantaranya:

1) Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui

2) Menegakan nilai-nilai dasar demokrasi

3) Mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM

4) Menghormati kebhinekaan

5) Mengembangkan pendapat umum

6) Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran

Page 261: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

246

7) Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

Apakah peran tersebut masih dijalankan dan masih relevan

untuk wartawan era digital?

Apa hal yang menurut Anda kurang dari peran pers yang

dirumuskan undang-undang tersebut?

Ketika 1999, itu kan agak terburu-buru juga undang-undang ini di

godok, tapi menurut saya tetap relevan. Tapi apakah sepenting itu

menuangkan nilai-nilai atau idealisme jurnalisme ke dalam

sebuah produk undang-undang? Undang-undang hanya formalitas

saja, yang lebih serius justru ada di dalam komunitas pers sendiri

seperti Kode Etik Jurnalistik, semacam manivesto jurnalisme

Indonesia, mungkin dapat dituangkan ke dalam hal lain tanpa

harus menunggu undang-undang ini di revisi.

9. Bill Kovach mengatakan era digital adalah era kolaborasi, di

mana publik bukan hanya sebagai pembaca, tapi juga

pembuat konten. Apakah praktik seperti ini sudah terjadi di

Indonesia?

Ada beberapa yang seakan-akan melakukan kolaborasi tapi

menurut saya tidak. Citizen Journalism kan harusnya mengangkat

persoalan yang penting bagi warga biasa, persoalannya sangat

lokal. Ketika mereka mengirim, mereka harus mengikuti

perspektif media tersebut agar bisa diterima. Artinya tetap ada

logika mainstream yang malah mengendalikan logika citizen

journalism. Mereka cenderung bukan memberi ruang, tetapi ingin

mendapat konten yang lebih murah saja, ketimbang

memberdayakan warga.

Page 262: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

247

Lalu contoh lain misalnya, Tempo membuat kolaborasi Change

dan Kitabisa agar orang-orang bisa patungan dan memilih

investigasi apa yang ingin diliput, tapi cenderung tidak organik,

artinya semua itu tidak datang dari orang banyak, mereka sudah

menetapkan tiga isu yang ingin diangkat, yang paling banyak di

vote nanti dipilih, seakan-akan kita diberikan pilihan padahal kita

tidak diberi pilihan.

10. Satu hal yang paling menonjol di era digital adalah soal

konten aggregator. Ada banyak link yang ada terdapat di

berita karena informasi dikumpulkan dari berbagai sumber,

lalu ada pula saran untuk membaca informasi lainnya

melalui fitur hyperlinks. Bagaimana menurut Anda?

Tapi dalam konteks yang lain banyak juga masalah psychological

behavior, perilaku psikologis membaca yang berubah karena

terlalu banyak link, membuat orang tidak fokus pada teks. Itu hal

yang lain lagi. Bagaimana iklim ekosistem digital mengubah cara

kita membaca, mengubah daya baca kita, walaupun itu

sebenarnya membantu pembaca dalam hal verifikasi sumber.

11. Bill Kovach dan Tom Rosenstiel merumuskan delapan peran

wartawan di era internet. Seberapa urgent peran-peran itu

diaplikasikan dalam kehidupan jurnalisme digital di

Indonesia?

Justru menurut saya Bill Kovach cukup terdepan yang

merekontekstualisasi jurnalisme di era digital. Bahkan dia sangat

peka, sangat sadar, bahwa digitalisasi di era baru ini mengubah

cara orang mengkonsumsi berita. Saya ingat ketika dia bilang

Page 263: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

248

justru disaat orang mudah mencari informasi tugas jurnalisme

bukan semakin ringan, malah semakin berat. Karena mereka

harus memastikan apa yang seharusnya orang cari tahu. Fungsi

gatekeeper semakin penting disana. Kalau dulu semua ditentukan

media, apa yang perlu dibaca sekarang orang bisa cari sendiri tapi

apa yang mereka cari belum tentu relevan atau penting untuk

mereka. Itu menjadi tugas media memastikan mana informasi

yang penting untuk di cari tahu dan penting untuk di diskusikan

walaupun tentu ada kritik sebagai bias elit, bahwa hanya

wartawan, hanya elit yang merasa tahu apa yang perlu dibicaran

ketimbang orang biasa. Justru menurut saya penting banget

beberapa pedekatan-pendekatan di buku Blur itu untuk di

rekontekstualisasi di hari ini.

Page 264: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

249

Lampiran 2. Transkrip Wawancara dengan Andreas

Harsono

Era digital menjadi tantangan besar bagi media-media

cetak. Mereka mencoba segala strategi untuk bertahan hidup di

tengah gempuran media baru. Munculnya berbagai variasi

platform digital memaksa para pengelola media beradaptasi

dengan lingkungan yang baru. Namun tak ada satu teori atau

aturan baku yang memuntun media-media besar dalam

menjalankan transformasi digitalnya.. Lalu seperti apa adaptasi

yang harus dilakukan media? Khususnya menyangkut prinsip dan

etika jurnalistik.

Untuk mendiskusikan hal itu, penulis mewawancarai

Andreas Harsono di kediamannya pada 9 Januari 2019. Ia adalah

penerima Nielman Fellowship on Journalism di Harvard

University. Di sana, ia belajar jurnalisme langsung dari Bill

Kovach. Setelah itu, ia mendirikan Yayasan Pantau yang fokus

pada riset media dan pelatihan jurnalisme. Saat ini, ia menjadi

reporter Human Rights Watch dan aktif mengajar jurnalisme di

berbagai tempat.

1. Bagaimana caranya media dapat bertahan hidup sebagai

industri tanpa mengorbankan kualitas dan penenuhan hak

publik? Kita tahu grup media cetak besar seperti Tempo dan

Kompas membuat portal online, namun kita juga tahu

kualitas yang disajikan Tempo versi cetak dan Tempo versi

online berbeda, Kompas versi cetak dan kompas versi online

Page 265: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

250

pun berbeda, manajemen redaksional antara cetak dan

daring di kedua media tersebut pun berbeda, bagaimana

Anda memandang hal ini? Apakah hal ini menurunkan brand

kedua media tersebut?

Ketika mereka membuat Tempo.co, editingnya tidak seketat di

Majalah Tempo. Kompas.com juga sama, ruang redaksinya

berbeda dengan Kompas cetak, perusahaannya berbeda, badan

hukumnya pun berbeda. Ini yang membuat kedua perusahaan ini

punya satu brand tapi dengan dua standar. Dan celakanya standar

dotcom lebih rendah daripada standar cetak, itu akan merugikan

brand masing-masing. Mereka sadar akan penurunan kualitas

tersebut. Saya protes ke Maria Hartiningsih, wartawan senior

Harian Kompas, mereka bilang “kami jangan disamakan dengan

Kompas.com” sementara orang luar kan tidak melihatnya sedetail

itu, mereka pikir itu sama.

Mereka lucu juga ya, mereka membuat beberapa domain dengan

isi yang berbeda-beda. Ada yang isinya kompas cetak, ada yang

isinya kompas digital. Tempo juga di dalam aplikasi Tempo

Media juga ada koran, ada majalah, ada Tempo English. Hal itu

membuat kontrol mutunya menjadi susah. Pendekatannya

masing-masing berbeda. Standarisasinya juga berubah. Contoh

lainnya New York Times misalnya, New York Times itu harian,

tapi ada juga New York Times Magazine mingguan, yang sudah

berlangsung satu abad lebih. Ketika mereka membuat dotcom,

dotcomnya cuma satu, www.nytimes.com, dan isi dotcom itu

dengan isi harian kebanyakan sama tapi tidak semuanya berbeda.

Update berita di New York Times itu tidak perjam beberapa kali.

Page 266: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

251

Mereka tidak lantas membuat New York Times itu seperti

detik.com. Dan ini salah satu media yang menguntungkan,

mereka memiliki 3,5 juta pelanggan di seluruh dunia. Atau

contoh lain The New Yorker, itu juga menguntungkan, dengan

standar yang sama. Isi berita di website praktis isi berita di

majalah. Hanya terkadang ditambahkan ketika ada breaking

news.

2. Munculnya berbagai variasi platform aplikasi digital

memaksa para pengelola media beradaptasi dengan

lingkungan yang baru. Seperti apa adaptasi yang dilakukan

media? Adaptasi seperti apa yang paling terlihat dalam dunia

jurnalisme? Khususnya menyangkut prinsip dan etika

jurnalistik?

Harus dibuat standar yang sama. Jadi tidak memakai standar yang

berbeda antara cetak dengan online. Yang relatif standarnya sama

itu The Jakarta Post. Yang sama tapi tidak dikerjakan itu Jawa

Pos, online-nya hanya sekadar dimasukan berita-berita cetak.

Sama bukan karena mereka mau sama, tapi karena mereka tidak

serius mengerjakannya. Online kan tidak bisa 100% sama dengan

media cetak, online memiliki keunggulan tersendiri. Online bisa

lebih cepat, juga dapat memuat video, juga punya podcast,

infografik dan memiliki interaktifitas yang tinggi. Itu yang saya

sebut 16 pendekatan digital.

3. Bagaimana caranya agar media yang berbasis cetak dapat

meneransfer kualitas jurnalisme yang baik ke dalam medium

digital?

Page 267: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

252

Ada dua pendekatan. Pertama, wartawan harus dididik untuk

berpikir ke arah media digital. Dalam buku Blur disebutkan 16

pendekatan digital. Misalnya, wartawan perlu sediakan link pada

kata-kata kunci, perlu link organisasi atau orang yang ditulis

dalam laporan mereka, transkrip wawancara, rekaman wawancara

video atau audio, biografi penulis berita, frequently asked

questions terkait dengan berita, pendekatan “crowd source”,

kesempatan publik memberi informasi tambahan serta ada

koreksi dan update.

Perubahan kedua pada policy maker. Mereka perlu memahami

ada revolusi besar komunikasi. Peranan media sebagai penjaga

pagar masyarakat sudah runtuh. Kasarnya, sekarang setiap orang

bisa jadi produsen informasi lewat twitter, facebook, youtube,

blog, dan sebagainya. Policy maker perlu tahu bahwa pada era

internet ada delapan peran wartawan. Kovach dan Rosenstiel

meyebutnya sebagai authenticator; sense maker; investigator;

saksi mata; empowerer; smart aggregator; forum organizer dan

menjadi role model.

4. Mungkinkah etika jurnalisme konvensional masih diperlukan

di era yang mengutamakan kecepatan ketimbang ketepatan

informasi?

Kecepatan bukan hanya masalah sekarang. Kecepatan sejak dulu

menjadi bagian dari jurnalisme. Bahkan kita menciptakan struktur

piramida terbalik pada abad ke-19 itu juga demi kecepatan. Jadi

kecepatan itu inherent dengan jurnalisme. Mutu itu juga inherent

di dalam jurnalisme. Tidak boleh kita mengorbankan mutu hanya

Page 268: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

253

demi kecepatan. Istilah mereka itu “grace under pressure”, tetep

anggun walau dalam tekanan.

5. Di Indonesia, berita yang mengandalkan sensasionalitas dan

trivialisasi malah ramai dibaca. Apakah ini pertanda

masyarakat tidak terlalu peduli kualitas jurnalisme?

Saya kira bukan mayarakatnya yang salah. Tidak salah sih cepat,

tapi cepat sampai mengorbankan mutu itu akan merugikan

masyarakat. Menarik, salah satu pendiri dari Detik.com, Sapto

Anggoro, itu mendirikan Tirto.id untuk menebus dosa. Karena

menurut dia Detik.com itu menciptakan banyak kerusakan

demokrasi. Sebelum Tirto.id muncul, media-media online seperti

Tribun News itu ikut membuat kacau Indonesia, intoleransi

meningkat, orang jadi semakin tempramental, makin ngawur.

6. Ketika berbicara peran wartawan, apa perbedaan peran

wartawan konvensional dengan wartawan media digital?

Secara dasar sih sama saja, hanya skill yang berbeda. Wartawan

media online kan harus mengerti coding, memberi link pada kata

kunci.

7. Secara implisit terdapat standar normatif yang didasarkan

pada Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999 pasal 6. Peran

wartawan menurut undang-undang tersebut diantaranya:

1) Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui

2) Menegakan nilai-nilai dasar demokrasi

3) Mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM

4) Menghormati kebhinekaan

5) Mengembangkan pendapat umum

Page 269: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

254

6) Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran

7) Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

Apakah peran tersebut masih dijalankan dan masih relevan

untuk wartawan era digital?

Apa hal yang menurut Anda kurang dari peran pers yang

dirumuskan undang-undang tersebut?

Relevan sekali. Dunia ini kan diatur dengan hukum, mulai dari

ukuran minus kacamata, ukuran centimeter-meter, kalau kita

tidak mau memperhatikan standar-standar itu yang disebut

hukum, lalu mempehatikan apa lagi?

8. Peran apa yang mesti dimainkan wartawan? Jika kini warga

dapat menjadi “citizen journalist”. Apa yang perlu disediakan

jurnalisme kepada masyarakat di era digital? Apakah sama

seperti jurnalisme lama?

Pendekatan baru dalam jurnalisme di era digital. Salah satunya

menjadi otentikator, melakukan otentifikasi apakah suatu

informasi itu benar atau tidak. Menjadi role model, apakah

wartawan itu bersih atau tidak terlibat skandal.

9. Seberapa ‘urgent’ media digital memainkan delapan peran

tersebut?

Sangat urgent. Salah satu peran mengatakan wartawan harus

menjadi role model. Peran sebagai role model ini tidak gampang.

Bagaimana Anda menjadi role model jika Anda mengendarai

mobil lalu menabrakannya bersama ketua DPR RI lalu pura-pura

masuk rumah sakit, ini bukan hanya tidak menjadi role model,

tapi sudah menjadi ‘bajingan’ juga. Atau bagaimana Anda

Page 270: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

255

menjadi role model jika Anda menawarkan diri menjadi istri

kedua Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat).

10. Adakah masalah jika media online tidak

mengimplementasikan peran tersebut?

Reputasi & kredibilitas mereka akan digerogoti. Tapi jika mereka

menjalankan, reputasi mereka akan terus naik, ketika mereka

bersuara masyarakat akan percaya.

11. Apakah ekonomi-politik media mendukung hal ini?

Mendukung sekali. Persoalannya mau atau tidak. Kredibilitas itu

setara dengan uang. Makin kredibel Anda makin mahal harga

Anda. Posisi Anda makin tinggi.

12. Solusi untuk media online agar berkualitas?

Menurut Paper Charles Lewis, dari Reuters Institute for the Study

of Journalism tentang tiga model bisnis baru media: 1) Pay; 2)

Non-profit Media; 3) The rise of NGO’s. NGO punya banyak

riset, harusnya itu menjadi sumber referensi

13. Apa keuntungan jika media mengimplementasikan peran

tersebut? Dan adakah kerugian?

Menguntungkan sekali. Buktinya New York Times itu.

14. Tapi apakah kesadaran masyarakat Indonesia tentang

kualitas jurnalisme sudah selevel dengan masyarakat

Amerika?

Ini kan bukan soal masyarakatnya. Membandingkan dua

masyarakat tentu tidak gampang. Tapi bicara soal idealisme.

Idealnya ada delapan peran, di Amerika juga tidak semua mau

mengimplementasikan delapan peran itu, karena banyak yang

‘brengsek’ juga. Tapi ketika saya menyebut New York Times,

Page 271: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

256

mereka mencoba dan mereka cukup baik. Saya tidak mengatakan

mereka berhasil, karena ini kan bagai bintang di langit, ideal

namun sulit dicapai.

15. Menurut Anda, media online apa yang mengimplementasikan

peran tersebut? Di Indonesia maupun di negara lain?

Saya tidak tahu semua karena di Indonesia ini banyak sekali

media massa. Tapi yang saya kenal dekat, yang berani memecat

wartawan yang ngawur, kbr, mongabay, saya kira itu dua nama

yang berani menjalankan peran itu. Artinya itu kan diuji bila

kamu berani memecat wartawan yang dicurigai melakukan

pelanggaran.

16. Apakah pemimpin media saat ini memiliki kesadaran untuk

memainkan peran seperti yang dirumuskan Bill Kovach dan

Tom Rosenstiel? Media mana saja yang menjalankan?

Tidak sama sekali. saya justru melihat para pemimpin media

berpikiran cadok. Pandangannya sempit. Mereka banyak tak

melihat perubahan peran media dalam era internet. Mereka masih

pakai jurnalisme cetak dalam medium internet. Ada beberapa

media yang sadar, Tirto saya kira sadar, lalu mongabay, KBR,

17. Diantara delapan peran tersebut, mana yang paling urgent

untuk di implementasikan ditengah jurnalisme saat ini?

Saya kira di era saat ini peran yang paling urgent adalah

otentikator, ditengah banyaknya berita hoaks.

18. Dalam praktik menjalankan peran otektikator, validasi

sebuah pernyataan, bantahan terhadap sebuah tuduhan dan

penelusuran kembali fakta-fakta yang menopang narasi

sebuah berita dimuat dalam item-item berita yang berbeda

Page 272: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

257

waktu unggahannya. Apakah praktik seperti ini dapat

disebut pensahih?

Salah dong, tujuan jurnalisme itu kan mencari dan menyajikan

kebenaran. Kalau kita belum melakukan verifikasi, hanya

mengutip dari satu orang saja, kerusakan akan terjadi lebih

banyak. Seperti kasus Ratna Sarumpaet dan Andi Arief. Kalau

wartawan yang benar kan verifikasi dulu, baru memberitakan.

Kalau kita memberitakan dulu tanpa verifikasi dulu, kita ditipu

Ratna Sarumpaet dan Andi Arief. Sementara dampak yang terjadi

pada demokrasi kita sudah rusak duluan.

19. Mereka yang bekerja di ruang redaksi tradisional lebih

independen dan non ideologis memiliki posisi yang lebih baik

untuk menjalankan peran ini. Media modern?

Seharusnya sama saja. Tapi kan sistem wartawan kita di

Indonesia ini, seperti di Detik.com, di Tribunnews, mereka dapat

mengetik lewat handphone, bahkan reportase melalui telpon lalu

redaksi di kantor yang menuliskan beritanya, kemungkinan

editing lebih rumit.

20. Cara kongkrit mengaplikasikan peran ini?

Saya kira standarnya harus sama. Standar Majalah Tempo dipakai

juga di Tempo.co, standar Koran Harian Kompas dipakai juga di

kompas.com. Kalau media yang memokuskan dirinya pada media

online seperti detik.com, menurut saya harus di tinjau ulang

standarnya. Kalau saya diminta masuk kesana, saya akan

menghentikan semua, karena akibat kerusakannya pada

demokrasi kita sudah serius. Timbul kegaduhan-kegaduhan yang

tidak perlu.

Page 273: IMPLEMENTASI DELAPAN PERAN WARTAWAN DI ERA INTERNET ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Padang, 9 Februari 2018, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengklaim

258

21. Menurut Anda, dari delapan peran tersebut, peran yang

belum dijalankan?

Yang belum dijalankan itu role model. Bagaimana caranya

wartawan menjadi panutan.

22. Media mana yang sudah menjalankan peran sebagai

penyedia forum?

Sudah cukup cukup banyak. Tempo punya Tempo Institute,

Femina punya Femina & Friends,

23. Media yang mengajak masyarakat dalam rapat redaksi?

Tempo sudah sering. Sejak jaman Soeharto, Tempo sudah sering

mengajak para aktivis ikut dalam rapat redaksi.

24. Apakah citizen journalism termasuk peran memberdayakan

publik?

Citizen journalism kan mengibaratkan ada anggota masyarakat

yang memang ahli dalam bidang masing-masing. Tapi yang

terjadi tentu ada dampaknya juga. Ada ahli yang mengibaratkan,

ada stadiun bola yang diisi 50.000 penonton, 50.000 penonton itu

jadi komentator bola, itu yang tidak benar. Tetapi jika diantara

50.000 ada 10 sampai 20 orang yang mantan pemain bola, pelatih

bola, pengamat bola, itu yang dimaksud citizen journalism, bukan

yang 50.000.