imitasi mendel.docx

Upload: ayu-indraswary

Post on 09-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangBila makhluk hidup berkembang biak secara aseksual, keturunannya berkembang menjadi salinan tepat dari induknya selama mereka dibesarkan dalam keadaan yang sama. Sebaliknya, apabila berkembang biak secara seksual, maka keturunannya mengembangkan ciriciri yang saling berbeda dan berlainan pula dari salah satu tetuanya.Jauh sebelum para biologiawan menemukan banyak fakta tentang meiosis dan mitosis, mereka mencoba menemukan aturanaturan (kaidah) yang dapat menerangkan bagaimana ciriciri teramati pada keturunan itu berkaitan dengan yang dimiliki induknya dan bahkan orang tua dari induknya (Kimball, 1983).Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting. Misalnya, soal pemindahan gengen dari orang tua/induk ke gametgamet, jenis spermatozoa yang membuahi sel telur, berkumpulnya kembali gen gen di dalam zigot sehingga terjadi berbagai kombinasi .Dari beberapa teori yang telah diformulasikan untuk menerangkan bagaimana sifatsifat diwariskan, maka dua hal perlu mendapat perhatian khusus.Salah satu diantaranya, teori Gregor Johann Mendel, seorang biarawan asal Austria memberikan dasardasar yang menjadi landasan karyakarya dalam bidang genetika. Yang lain, teori mengenai pewarisan sifatsifat perolehan, walau gagal lulus berbagai uji ilmiah, tetapi berlanjut dan dipertahankan para ahlinya.Atas jasa Mendel yang mencetuskan hukum Mendel I dan Mendel II, maka ilmu pengetahuan mengenai genetika lebih dapat dikaji pada masa itu dan teori Mendel masih terus dikaji hingga zaman sekarang.Untuk mengetahui azas azas yang diperoleh Mendel, maka dilakukanlah percobaan ini.I.2Tujuan percobaanTujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gengen yang dibawa oleh gamet-gamet tertentu dan akan bertemu secara acak.I.3Waktu dan tempat percobaanPraktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Maret 2013 pukul 14.30 - 17.30 WITA bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Teori hanya menyatakan bahwa sifatsifat yang diperoleh induk selama masa hidupnya dapat diturunkan kepada keturunannya.Teori ini biasanya digabungkan dengan Lamarck, seorang biologiawan Prancis, yang menggunakan teori tersebut dalam upaya menerangkan banyak penyesuaian mencolok pada alam sekitarnya yang diperlihatkan tumbuhan dan hewan.Ilustrasinya yang paling terkenal ialah jerapah.Ia memastikan bahwa leher panjang jerapah berkembang perlahanlahan sebagai akibat generasigenerasi jerapah mengulurkan lehernya untuk mencaricari dedaunan pohon. Setiap generasi menurunkan kepada keturunannya penambahan sedikit pada lehernya yang disebabkan terusterusan mengulur ituSeperti yang kita ketahui bahwa ada sifat-sifat yang diwariskan oleh induk kepada keturunanya.Sifatsifat tersebut bisa saja berupa sifat dominan ataupun resesif. Ada faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya variasi dalam setiap generasi sehingga tidak ada satu organisme pun yang sama. Sifat tersebut diturunkan dari hasil persilangan antara organisme jantan dan betina yang melalui pembelahan meiosis sehingga terjadilah variasi genetik faktor pewarisan sifatTeori kita mengenai sifat turun temurun pertama kali dikerjakan oleh pendeta Austria yang bernama Gregor Johann Mendel.Meskipun banyak pewarisan sifat yang memunculkan banyak pemikiran selama ribuan tahun, tapi Mendel yang pertama kali mempublikasikan ilmu yang menjadi fondasi genetika saat ini sekitar 140 tahun lalu (Baharuddin, 2009).Dari tahun 1858 sampai 1866, Mendel bekerja di kebun gereja di kota Brunn, bertanam ercis(Pisum sativum)dan memeriksa keturunan keturunannyaKeputusan Mendel untuk bekerja dengan kacang ercis biasa merupakan pilihan yang sangat tepat.Tanaman itu tersedia dalam banyak varietas mulai dari segi warna bunga, ukuran dan bentuk kacangnya.Sebagaimana pada banyak tanaman polong, daun bunganya seluruhnya menutupi organorgan seksnya.Benang sari menghasilkan serbuk sari (yang membawa gametgamet jantan dan putik) menghasilkan gamet betina, yaitu telur.Walau kadangkadang serangga dapat masuk kedalam organorgan seks, namun biasanya terjadi penyerbukan sendiri.Mendel dapat membuka kuncupkuncupnya dan membuang benang sari sebelum menjadi masak. Kemudian dengan menyapu-nyapukan serbuk sari dari tanaman lain pada putik, maka dapat berlangsung penyerbukan silangPilihannya atas ercis ternyata tepat benar juga karena terdapat banyak varietas yang berlainan secara nyata.Beberapa menghasilkan biji keriput da nada juga yang menghasilkan biji yang bernas.Beberapa lagi bijinya ada yang membentuk kotiledon hijau dan ada yang membentuk kotiledon kuning.Dalam salah satu percobaannya, Mendel menyilangkan varietas biji bulat dengan varietas biji keriput.Generasi parental ini disebut generasi P. serbuk sari dan benang sari varietas biji bulat diserbuki pada putik varietas biji keriput. Silang berlawanan dilakukan: serbuk dari benang sari varietas biji keriput dioleskan pada putik varietas biji bulat. Dalam kedua kasus inii setiap biji yang dihasilkan oleh bunga bunga yang diserbuk silang ini bulat bulat.Mendel menamakan generasi kedua itu generasi hibrid karena terjadi oleh tumbuhan induk yang berlainan.Juga disebut F1Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masing-masing sifat yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga,bentuk biji, dan lain-lain yang bersifat dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal dengan istilah monohibrid.Selain itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid).Hasil percobaannya ditulis dalam makalah yang berjudulExperiment in Plant HybridizationMunculnya kembali ercis keriput pada F2hanyalah berarti bahwa setidaknya beberapa dari tumbuhan F1, juga mengandung suatu faktor bagi keadaan biji keriput.Akan tetapi, pada generasi F1keberadaan faktor tersebut tidak jelas.Ciri ciri yang diteruskan tanpa perubahan kepada generasi F1(misalnya biji bulatdisebut dominan oleh Mendel.Ciri ciri yang tersembunyi didalam F1,tetapi muncul kembali pada F2(misalnya biji keriput), disebut resesifDalam percobaannya, Mendel juga mengemukakan tentang heterozigot dan homozigot. Heterozigot merupakan faktor yang mengandung dua gen berbeda sedangkan homozigot mengandung dua gen yang identik (Anonim, 2011).Ada juga istilah mengenai genotip dan fenotip. Genotip adalah faktor yang tidak tampak secara fisik dalam pewarisan sifat yang biasanya dijelaskan dengan simbol (misalnya Rr, DD, mm) sedangkan fenotip merupakan sifat nampak secara fisik yang menampakan sifat yang telah diwarisi dari orang tua/induk ke keturunannya.Dalam percobaan Mendel, dikenal beberapa macam perkawinan yaitu perkawinan respirok,back cross, dantest cross.Perkawinan respirok merupakan perkawinan kebalikan dari yang semula dilakukan. Perkawinan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa induk jantan dan betina memiliki kesempatan yang sama dalam mewarisi sifat. Perkawinan balik (back cross) merupakan perkawinan antara individu F1dengan salah satu induknya yang berguna untuk mencari genotip induknya.Uji silang (test cross) merupakan perkawinan antara individu F1dengan salah satu induknya yang bersifat homozigot resesif yang bertujuan untuk mengetahui apakah individu itu bersifat homozigot atau heterozigot.Apabila hasilnya menunjukkan beberapa fenotip keturunan maka individu yang diuji adalah heterozigotDalam percobaannya, Mendel melakukan persilangan monohibrid.Mendel melakukan persilangan tanaman ercis berbiji bulat dengan tanaman ercis berbiji keriput.Semua keturunan F1-nya berupa tanaman ercis berbiji bulat.Selanjutnya, F1disilangkan dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan F2. Perbandingan fenotip F2= 3 berbiji bulat : 1 berbiji keriput. Berdasarkan percobaan tersebut, Mendel menyimpulkan bahwa pada pembentukan gamet, pasanganpasangan gen sealel saling berpisah. Pemisahan gen ini terjadi selama proses meiosis berlangsung. Jadi, dalam setiap gamet terdapat 1 set kromosom. Kesimpulan tersebut dikenal sebagai hukum I Mendel atau yang dikenal dengan Hukum Segregasi.Pada percobaan berikutnya, Mendel melakukan persilangan dihibrid.Mendel menggunakan dua sifat berbeda dari tanaman ercis yaitu bentuk dan warna biji.Mendel menyilangkan tanaman ercis berbiji bulatkuning dengan tanaman ercis berbiji keriputhijau.Semua keturunan F1-nya berbiji bulat kuning.setelah F1disilangkan dengan sesamanya, diperoleh perbandingan fenotip F2-nya 9:3:3:1. Berdasarkan hasil dari percobaan tersebut, Mendel mengambil kesimpulan bahwa setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain. Kesimpulan tersebut dikenal dengan hukum II Mendel atau yang lebih dikenal dengan hukum segregasi.Hukum segregasi ini berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan dan tidak berlaku jika kedua gen terletak berdekatanTerkadang, teori dan fakta di lapangan berbeda.Ketika percobaan telah dilakukan, hasilnya menyimpang dari teori yang sudah ada. Akhirnya, timbullah keraguan akan percobaan yang telah dilakukan di laboratorium atau lapangan. Maka, untuk menjawab keraguan tersebut kitaperlu melakukan suatu pengujian dengan melihat besarnya penyimpangan nilai pengamatan terhadap nilaiharapan.Selanjutnya besarnya penyimpangan tersebut dibandingkan terhadap kriteria model tertentu. Dalam percobaan persilangan akan dibandingkan frekuensi genotipe yang diamati terhadap frekuensi harapannya dan untuk mengamati kemungkinan tipe-tipe persilangan, maka digunakan teori kemungkinanTeori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda.Pengunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebutSeringkali kita raguragu apakah data hasil percobaan yang kita lakukan dapat dipercaya akan kebenarannya. Lebihlebih jika diingat bahwa pada percobaan biologis itu tidak mungkin didapatkan data yang segera dipertanggungjawabkan seperti halnya dengan matematika.Berhubung dengan itu adanya penyimpangan (deviasi) antara hasil yang didapat dengan hasil yang diharapkan secara teoritis harus dievaluasi. Suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu adalah melakukan tes X2(bahasa inggrisnya:chi-square test). Sebenarnya itu bukan huruf X, melainkan huruf yunani phi (). Untuk mudahnya, huruf yunani tersebut kita anggap sebagai huruf X. Rumus yang digunakan ialah (Suryo, 1984):2Keterangan :X2=Chi kuadratd = Deviasi/penyimpangan, ialah selisih antara hasil yang diperoleh dan hasilyang diramal.e=Hasil yang diramal/nilai harapan =Sigma (jumlah keseluruhan)Dalam perhitungan nanti harus diperhatikan pula besarnya derajat kebebasan, yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi dengan satu. Jadi, andaikan perkawinan monohibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 3:1 (ada dominansi penuh), berarti ada dua kelas fenotip, sehingga derajat kebebasannya = 2-1 = 1. Jika terdapat sifat intermedier, keturunannya memperlihatkan perbandingan 1:2:1. Berarti disini ada 3 kelas fenotip, sehingga derajat kebebasannya 3-1=2. Pada perkawinan dihibrid didapatkan keturunan dengan perbandingan 9:3:3:1 berarti ada 4 kelas fenotip, sehingga derajat kebebasannya 4-1=3 (Suryo, 1984).Contohnya jika suatu tanaman berbatang tinggiheterozigotik (Tt) menyerbuk sendiri dan menghasilkan keturunan yang misalnya terdiri dari 40 tanaman berbatang pendek. Apakah hasil tersebut dapat dipercaya akan kebenarannya, artinya apakah sesuai dengan hukum Mendel (Suryo, 1984).Jawabannya: Menurut Mendel, suatu, monohibrid (Tt) yang meneyerbuk sendiri seharusnya menghasilkan keturunan dengan poerbandingan fenotip 3 tinggi : 1 pendek. Jadi secara teoritis seharusnya didapatkan 45 tanaman berbatang tinngi dan 15 tanaman berbatang pendek (Suryo, 1984).TinggiPendekJumlahDiperoleh (o)402060Diramal(e)451560Deviasi(d)-5+50,5551,666= 0,555 + 1,666 = 2,221Selanjutnya kita menggunakan tabel X2.dalam tabel itu deretan angka paling atas mendatar merupakan nilai kemungkinan. Kolom sebelah kiri tegak lurus memuat angka-angka yang menunjukkan besarnya derajat kebebasan (dk).Angka-angka lainnya adalah nilai X2(Suryo, 1984).Menurut para ahli statistik, apabila nilai X2yang didapat dibawah kolom nilai kemungkinan 0,05, itu berarti bahwa data yang diperoleh dari percobaan itu buruk. Ini disebabkan karena penyimpangan sangat berarti danada faktor lain diluar faktorkemungkinan berperan disitu.jadi data hasil percobaan dapat dianggap baik apabila nilai X2yang didapat berada didalam kolom nilai kemungkinan 0,05 atau dikolom sebelah kirinya (Suryo, 1984).

PERSILANGAN IMITASI DAN PERSILANGAN MONOHIBRID (Laporan Praktikum Genetika Dasar)PERSILANGAN IMITASI DAN PERSILANGAN MONOHIBRID(Laporan Praktikum Genetika Dasar)

Oleh :Nurhudiman1114121146

JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG2012

I.PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangMahluk Hidup di muka bumi ini yang berkembang biak akan memiliki keturunan yang tidak jauh dari induknya. Keturunan dan kesamaan pada anak dari induk itu dipengaruhi karena faktor genetis. Gen yang dimiliki setiap individu Mahluk Hidup akan selalu diteruskan kegenerasi selanjutnya. Karena itu perlu adanya pembelajaran untuk penyilangan antara gamet jantan dan betina.Penyilangan gamet jantan dan betina akan menemukan suatu keturunan. Keturunan tersebut berbagai bentuk tetapi tetap menyesuaikan induknya baik jantan maupun betina. Agar mudah memahami keturunan pada suatu mahluk hidup baik secara fenotipe dan genotipe dapat melakukan percobaan menggunakan kancing baju yang berwarna.

1.2Tujuan PraktikumAdapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:1.Menghitung keturunan dari suatu induk jantan dan betina2.Menerapkan prinsip hukum mendel3.Menentukan kedominan penuh dan kedominan sebagian4.Menentukan fenotipe dan genotipe dari suatu persilangan5.Membandingkan data yang diperoleh dari percobaan untuk imitasi perbandingan genetis

II.TINJAUAN PUSTAKA

Banyak sifat pada tanaman, binatang dan mikrobia yang diatur oleh gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasaangan-pasangan alele dan masing-masing orang tua mewariskann satu alele dari pasngan gen. Pewarisan sifat dapat dikenal dari orang tua keketurunannya disebut hereditas. Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen tunggal akan dimengerti mekanisme pewarisan suatu sifat dan bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih.Banyak catatan-catatan Mendel yang teliti dari banyak persilangan-perslangan yang dibuatnya. Salah satu persilangan resproknya dan memperoleh nisbah yang sama 3 : 1 untuk sifat suatu gen. Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh nisbah harapan adalah Chi-kuadrat dan Kemungkinan. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotipe yang berbeda. Metode Chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis.Dengan cara ini ahli genetika menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis.Chi-kuadrat adalah uji nyata (goodness of fit) apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Perbandingan yang diharapkan (hipotesis) berdasarkan pemisahan alele secara bebas. Umpama dari sebuah persilangan antara tanaman kapri berbunga merah (dominan) dan putih (resesif) diperoleh 290 tanaman berbunga merah 110 tanaman berbunga putih pada populasinya F2-nya.

Menurut hipotesis nisbahnya 3:1 maka data yang diperoleh diuji terhadap nisbah yang diharapkan dari populasi yang terdiri 400 tanaman. Selanjutnya perhitungan X2sebagai berikut:Kelasoedkoreksid2d2/eMerah290300 -10-590,250,30Putih110100 + 10+9,590,250,90Total400x2= Ed2/e=1,20O = yang diamati (Obseved)e= yang diharapkan (Expected)d= selisih pengamatan dan harapan (deviasi)Apakah artinya x2= 1,20 untuk mencarinya harus menggunakan daftar Chi-kuadrat untuk mengetahui apakah nimpang atau tidak. Dengan menggunakan db (derajat bebasnya) yaitu karena 2 fenotipe jadi 2 1 sehingga didapat 1 dan dapat dilihat pada baris 1. Dengan mengikuti barisnya kekanan terlihat 1,20 terletak antara 20 dan 30% (mendekati 20%).Untuk nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan menolak hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar dari 5%, penyimpangan dari nisbah harapan tidak nyata. Pada contoh di atas diperoleh dari nisbah harapan tidak nyata. Pada contoh di atas diperoleh penyimpangan kira-kira 25%, jadi kita tidak menolak (kita menerima) nisbah 3:1. Penyimpangan yang hanya ssecara kebetulan saja. Apabila nilai chi-kuadrat di bawah 5% maka dikatakan bahwa penyimpangan dari nisbah 3:1 nyata dan tidak terjadi secara kebetulan tetapi ada faktor lain yang menyebabkan penyimpangan tersebut.

III.METODELOGI PERCOBAAN

3.1Bahan dan AlatBahan dan alat yand digunakan dalam praktikumini adalah sebagai berikut:1.Kancing baju yang berwarna merah dan putih masing-masing 10 kancing2.Polybag hitam 2 bungkus

3.2Cara KerjaAdapun langkah kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:1.Siapkan alat dan bahan2.Masukkan kancing baju berwarna merah 5 dan putih lima di setiap polybag3.Kocok kedua poly bag tersebut4.Ambil satu kancing dari tiap poly bag maka akan diketahui genotipenya dan fenotipenya5.Masukan kembali kancing kedalam polybag dan ulang 16 kali6.Lalu masukan data dan hitung kedoominan penuh dan kedominanan sebagian

IV.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1HASIL PENGAMATANSetelah melakukan pengamatan maka didapat data pengamatan sebagai berikut untuk kedominanan penuh dan kedominan sebagian :NoAmbilan ulanganGenotipefenotipe

1.PutihxPutihPPPutih

2.Merah xPutihMPMerah

3.PutihxMerahMPMerah

4.Merah xMerahMMMerah

5.PutihxMerahMPMerah

6.Merah xMerahMMMerah

7.Merah xMerahMMMerah

8.PutihxMerahMPMerah

9.PutihxPutihPPPutih

10.PutihxPutihPPPutih

11.PutihxPutihPPPutih

12.Merah xMerahMMMerah

13.Merah xMerahMMMerah

14.Merah xMerahMMMerah

15.Merah xPutihMPMerah

16.Merah xPutihMPMerah

Kedominanan penuh :Merah:Putih12:4

1/3 x 16 =82/3 x 16 = 10,67/Ex2=(12 - 10,67)2/10,67 + (4 8)2/8=(1,33)2/10.67 + (-4)2/8=(1,7689 / 10,67) + (16/8)=0,1658 + 2

=2,1658

x2= 2,1658 (db=1) terletak diantara 0,05 0,20

Kedominan Sebagian :MM : MP : PP6:6:4

x 16 = 42/4 x 16 = 8x 16 = 4

x2= (6 4)2/4 + (6 8)2/8 + (4 4)2/4= 4/4 + 4/8 + 0= 1 + 0,5= 1,05

x2= 1,05 (db=2) terletak diantara 0,95 0,99

4.2PEMBAHASANSetelah melakukan sebuah percobaan pada praktikum imitasi perbandingan genetis pada kancing baju maka ada beberapa yang perlu diberitahukan. Menggunakan kancing baju agar lebih mudah dalam memahami persilangan pada suatu mahluk hidup. Fenotipe dan genotipe yang didapatpun sama dengan mahluk hidup yang sesungguhnya. Untuk memudahkan ditentukanlah dominan dan resesif pada kedua kancing tersebut.Dalam menentukan kedominan penuh didapat fenotipe merah 12 dan putih 4 dan untuk db (derajat bebas) yaitu 2-1 sehingga didapat 1. Untuk x2didapat 2,1658 dan dilihat dari tabel db terletak diantara 0,05 0,20 sehingga dapat dikatakan bahwa percobaan mendel tersebut sesuai dengan harapan nisbah fenotipe 2:1 adalah sebesar 5 21%.Kedomianan sebagian juga didapatkan genotipe MM sebanyak 6, MP sebanyak 6 dan PP sebanyak 4. Untuk db (derajat bebas) yaitu didapatkan 3-1 sehingga didapat 2. Untuk x2didapat 1,05. Letak pada tabel mendel berada pada 0,95-0,99. Keberadaan tabel menentukan harapan nisbah. Sehingga dapat dikatakan percobaan mendel tersebut sesuai dengan harapan nisbah genotipe 1:2:1 adalah sebesar 95 - 99%.

V.KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dalam percoban ini adalah sebagai berikut:1.Pengambilan yang dilakukan selama 16 kali menghasilkan fenotipe berbeda yaitu Merah 12 dan Putih 4.2.Pengambilan yang dilakukan selama 16 kali mengahsilkan genotipe berbeda yaitu MM 6, MP 6 dan PP 4.3.Untuk db (derajat bebas) untuk kedoiminan penuh 2:1 dan untuk kedominan sebagian 1:2:1.4.Untuk nisbah harapan pada kedominan penuh yaitu 5 21% dan untuk nisbah harapan kedominan sebagian 95 99%

DAFTAR PUSTAKA

Gardner, E.J. 1975, Principles of Genetics. Ch. 2.Rothwell, N.V. 1976. Understanding Genetics. Chs. 1 and 6Stanfield, W.D. 1969. Schaums Outline Series. Theory and Problems of Genetic. Chs. 2, 3 and 7.Suzuki, D.T., A.J.F. Griffiths and R.C. Lewontin. 1981. An Introduction to Genetic Analysis. Ch.2.IMITASI PERSILANGAN DIHIBRID (Laporan Praktikum Genetika Dasar)IMITASI PERSILANGAN DIHIBRID(Laporan Praktikum Genetika Dasar)

Oleh :Nurhudiman1114121146

JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG2012

I.PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangMahluk Hidup di muka bumi ini yang berkembang biak akan memiliki keturunan yang tidak jauh dari induknya. Keturunan dan kesamaan pada anak dari induk itu dipengaruhi karena faktor genetis. Gen yang dimiliki setiap individu Mahluk Hidup akan selalu diteruskan kegenerasi selanjutnya. Karena itu perlu adanya pembelajaran untuk penyilangan antara gamet jantan dan betina.Penyilangan gamet jantan dan betina akan menemukan suatu keturunan. Keturunan tersebut berbagai bentuk tetapi tetap menyesuaikan induknya baik jantan maupun betina. Untuk penyilangan monohibrid telah dipelajari sebelumnya kini memahami persilangan dihibrid. Persilangan dihibrid ini yaitu kelanjutan dari satu pasang alele (segregasi) ke prinsip dua pasang alele atau lebih(independent assorment).Dalam praktikum ini akan menggunakan kancing baju merah, putih, hijau dan biru.

1.2Tujuan PraktikumAdapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:1.Menghitung keturunan dari suatu induk jantan dan betina dengan dua alele.2.Menerapkan prinsip hukum mendel3.Menentukan kedominan penuh dan kedominan sebagian4.Menentukan fenotipe dan genotipe dari suatu persilangan5.Membandingkan data yang diperoleh dari percobaan untuk imitasi perbandingan genetis

I.TINJAUAN PUSTAKA

Banyak sifat pada tanaman, binatang dan mikrobia yang diatur oleh gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasaangan-pasangan alele dan masing-masing orang tua mewariskann satu alele dari pasngan gen. Pewarisan sifat dapat dikenal dari orang tua keketurunannya disebut hereditas. Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen tunggal akan dimengerti mekanisme pewarisan suatu sifat dan bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih.Penelitian Mendel menyangkut dua pasang alele atau lebih dan menghasilkan perumusan hukumnya yang kedua yaitu hukum pemisahan dan pengelompokan secara bebas. Dua sifat yang dipelajarinya yaitu bentuk dan warna kapri. Pada penelitian terdahulu dan menghasilkan nisbah 3 : 1 pada keturunan F2.Mendel juga mendapatkan bahwa warna biji kuning (G) dominan terhadap biji hijau (g) dan segregasi daengan nisbah 3 : 1. Persilangan kapri dihibrida berbiji kuning, bulat dan berbiji hijau, berkerut yang dilakukanMendel.Nisbah yang ditemukan adalah 9 : 3 : 3 :1 pada fenotipenya. Supaya diingat bahwa tiap karakter akan segeragasi dengan nisbah 3 : 1 pada F2yaitu kuning : hijau dan bentuk bijinya bulat : berkerut. Kemungkinan(probability)kedua peristiwa terjadi bersama-sama dengan perkalian kemungkinan terjadinya masing-masing peristiwa itu.jadi kemungkinan untuk mendapat 4 macam kelas fenotipe sebagai berikut:Kuning, bulat(G_W_): x = 9/16Kuning, berkerut(G_ww): x = 3/16Hijau, bulat(ggW_): x = 3/16Hijau, berkerut(ggww): x = 1/16

Nisbah genotipe akan berbeda supaya diingat tiap karakter akan segergasi dengan nisbah genotipe pada F2 sebagai berikut: GG: 2/4 Gg: gg WW: 2/4 Ww: ww

Jadi kemungkinan untuk mendapatkan 9 macam genotipe adalah sebagai berikut:GenotipeFrekuensiGGWW x = 1/16GGWw x 2/4 = 2/16GgWW2/4 x = 2/16GgWw 2/4 x 2/4 = 4/16GGww x = 1/16Ggww2/4 x = 2/16ggWW x 1/4= 1/16ggWw x 2/4= 2/16ggww x = 1/16

Makin banyak pasangan alele, jumla kelas genotipe dan fenotipe yang mungkin ada pada F2 juga meningkat. Dengan satu pasang alele (A dan a) ada tiga genotipe AA, Aa dan kelas fnotipe A_, dan aa (dianggap ada kombinasi lengkap). Suatu pasangan alele yang lain akan menambahtiga kelas genotipe dan dua kelas yang lain.

Chi-kuadrat adalah uji nyata (goodness of fit) apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Perbandingan yang diharapkan (hipotesis) berdasarkan pemisahan alele secara bebas. Umpama dari sebuah persilangan antara tanaman kapri berbunga merah (dominan) dan putih (resesif) diperoleh 290 tanaman berbunga merah 110 tanaman berbunga putih pada populasinya F2-nya.

Menurut hipotesis nisbahnya 3:1 maka data yang diperoleh diuji terhadap nisbah yang diharapkan dari populasi yang terdiri 400 tanaman. Selanjutnya perhitungan X2sebagai berikut:Kelasoedkoreksid2d2/eMerah290300 -10-590,250,30Putih110100 + 10+9,590,250,90Total400x2= Ed2/e=1,20O = yang diamati (Obseved)e= yang diharapkan (Expected)d= selisih pengamatan dan harapan (deviasi)Apakah artinya x2= 1,20 untuk mencarinya harus menggunakan daftar Chi-kuadrat untuk mengetahui apakah nimpang atau tidak. Dengan menggunakan db (derajat bebasnya) yaitu karena 2 fenotipe jadi 2 1 sehingga didapat 1 dan dapat dilihat pada baris 1. Dengan mengikuti barisnya kekanan terlihat 1,20 terletak antara 20 dan 30% (mendekati 20%).

II.METODELOGI PERCOBAAN

2.1Bahan dan AlatBahan dan alat yand digunakan dalam praktikumini adalah sebagai berikut:1.Kancing baju yang berwarna merah, putih, hijau dan biru masing-masing 10 kancing2.Polybag hitam 4 bungkus

2.2Cara KerjaAdapun langkah kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:1.Siapkan alat dan bahan2.Masukkan kancing baju berwarna merah 5 dan putih 5 pada kedua polybag, dan dua polybag diisis kancing baju berwarna hijau 5 dan biru 5 buah.3.Kocok keempat poly bag tersebut4.Ambil satu kancing dari tiap poly bag maka akan diketahui genotipenya dan fenotipenya5.Masukan kembali kancing kedalam polybag dan ulang 32 kali6.Lalu masukan data dan hitung kedoominan penuh dan kedominanan sebagian

III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1HASIL PENGAMATANSetelah melakukan pengamatan maka didapat data pengamatan sebagai berikut untuk kedominan sebagian :NoAmbilan ulanganGenotipefenotipeJumlah

1.Merah-Merah-Biru-BiruMMBBMerah Besar6

2.Merah-Merah-Bitu-HijauMMBHMerah Besar2

3.Merah-Merah-Hijau-HijauMMHHMerah Kecil2

4.Merah-Putih-Biru-BiruMPBBMerah Besar4

5.Merah-Merah-Biru-HijauMPBHMerah Besar14

6.Merah-Putih-Hijau-HijauMPHHMerah Kecil3

7.Putih-Putih-Biru-BiruPPBBPutih Besar0

8.Putih-Putih-Biru-HijauPPBHPutih Besar2

9.Putih-Putih-Hijau-HijauPPHHPutih Kecil0

Kedominan Sebagian :

MMBB:MMBH:MMHH:MPBB:MPBH:MPHH:PPBB:PPBH:PPHH6224143020121242121

KS= 1:2:1:2:4:2:1:2:11/9 X 32= 3,562/9 X 32= 7,111/9 X 32= 3,562/9 X 32= 7,114/9 X 32= 14,222/9 X 32= 7,111/9 X 32= 3,562/9 X 32= 7,111/9 X 32= 3,56

x2= (6 3,56)2/3,56 + (2 7,11 )2/7,11 + (2 3,56 )2/3,56+(4 7,11 )2/7,11 + (14 14,22 )2/14,22 + (3 7,11 )2/7,11+(03,56 )2/ 3,56+ (2 7,11)2/7,11+(13,56 )2/ 3,56 ==1,67 + 3,67+0,68+8,71+0,0034+2,38+3,56+3,67+1,84=26,183

x2= 26,183 (db=8) terletak dibawah 001

Untuk kedominan penuh adalah sebagai berikut:NoAmbilan ulanganGenotipfenotipeJumlah

1.Merah-Merah-Biru-BiruMMBBMerah Besar3

2.Merah-Merah-Bitu-HijauMMBHMerah Besar5

3.Merah-Merah-Hijau-HijauMMHHMerah Kecil2

4.Merah-Putih-Biru-BiruMPBBMerah Besar4

5.Merah-Merah-Biru-HijauMPBHMerah Besar11

6.Merah-Putih-Hijau-HijauMPHHMerah Kecil2

7.Putih-Putih-Biru-BiruPPBBPutih Besar0

8.Putih-Putih-Biru-HijauPPBHPutih Besar3

9.Putih-Putih-Hijau-HijauPPHHPutih Kecil2

Nisbah FenotipeJumlah

Merah Besar = 923

Merah Kecil = 34

Putih Pesar = 33

Putih Kecil = 12

Kedominan PenuhMerah Besar: Merah Kecil: Putih Besar: Putih Kecil9:3:3:1

23:4:3:2

KS: 9/4 x 32 = 72 x 32= 24 x 32= 24 x 32= 8

x2= (23 72 )2/72 + (4 24 )2/24 + (3 24 )2/24 + (2 8 )2/8=33,34 + 16,67 + 18,38 + 4,5=72,89x2= 72,89 (db=3) terletak diantara 05-01

3.2PEMBAHASANSetelah melakukan sebuah percobaan pada praktikum imitasi persilangan genetis dihibrid pada kancing baju maka ada beberapa yang perlu diberitahukan. Menggunakan kancing baju agar lebih mudah dalam memahami persilangan pada suatu mahluk hidup. Fenotipe dan genotipe yang didapatpun sama dengan mahluk hidup yang sesungguhnya. Untuk memudahkan ditentukanlah dominan dan resesif pada keempat kancing tersebut.Dalam menentukan kedominan penuh didapat fenotipe merah besar 23, Merah keil 4, putih besar 3,dan putih kecil 2 db (derajat bebas) yaitu 4-1 sehingga didapat 3. Untuk x2didapat 72,89 dan dilihat dari tabel db terletak diantara 05 01 sehingga dapat dikatakan bahwa percobaan mendel tersebut sesuai dengan tidak sesuai yangdari nisbah fenotipe 9 : 3 : 3 : 1 adalah sebesar 1-5%%.Kedomianan sebagian juga didapatkan genotipe MMBB sebanyak 6, MMBH sebanyak 2, MMHH sebanyak 2, MPBB sebanyak 4, MPBH sebanyak 14, MPHH sebanyak 3, PPBB sebanyak 0, PPBH sebanyak 2, dan PPHH sebanyak 0. Untuk db (derajat bebas) yaitu didapatkan 9-1 sehingga didapat 8. Untuk x2didapat 26,183. Letak pada nisbah tabel mendel berada dibawah 01. Keberadaan tabel menentukan harapan. Sehingga dapat dikatakan percobaan mendel tersebut tidak sesuai dengan harapan nisbah genotipe1:2:1:2:4:2:1:2:1adalah sebesar 1%.

V.KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dalam percoban ini adalah sebagai berikut:1.Pengambilan yang dilakukan selama 32 kali menghasilkan fenotipe berbeda yaitu merah besar 23, Merah keil 4, putih besar 3,dan putih kecil 2.2.Pengambilan yang dilakukan selama 32 kali mengahsilkan genotipe berbeda yaitu MMBB sebanyak 6, MMBH sebanyak 2, MMHH sebanyak 2, MPBB sebanyak 4, MPBH sebanyak 14, MPHH sebanyak 3, PPBB sebanyak 0, PPBH sebanyak 2, dan PPHH sebanyak 0.3.Untuk db (derajat bebas) untuk kedoiminan penuh 9 : 3 : 3 : 1 dan untuk kedominan sebagian 1:2:11:2:1:2:4:2:1:2:1.4.Untuk nisbah harapan pada kedominan penuh yaitu 1-5% dan untuk nisbah harapan kedominan sebagian dibawah 1%.

DAFTAR PUSTA

Gardner, E.J. 1975,Principles of Genetics. Ch. 2.Rothwell, N.V. 1976.Understanding Genetics. Chs. 1 and 6Stanfield, W.D. 1969.Schaums Outline Series. Theory and Problems of Genetic. Chs. 2, 3 and 7.Suzuki, D.T., A.J.F. Griffiths and R.C. Lewontin. 1981.An Introduction to Genetic Analysis. Ch.2.