ilwi buletin no. 02 2012

Upload: ilwi

Post on 14-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    1/11

    ILWI Buletin No 02-2012 1

    ILWI (Indonesian Land

    reclamation & Water management Institute),

    adalah sebuah lembaga kajian dibidang

    reklamasi dan pengelolaan air. Lembaga iniberupaya untuk menyebarkan informasi dan

    pengetahuan di bidang reklamasi &

    pengelolaan air kepada masyarakat. Salah

    satunya dengan penerbitan buletin.

    Buletin ini kami kirimkan secara

    gratis. Tulisan, saran dan pemberitaan media

    menjadi bagian dari isi buletin ini.

    Alamat :

    Jalan Palapa II No 19,

    Pasar Minggu,

    Jakarta Selatan, 12520

    atau

    P.O. Box 7277/JKSPM

    Jakarta Selatan 12072

    Website : www.pengendalianbanjir.com

    Email : [email protected]

    No : 02-2012

    Oktober 2012 uletin

    Reklamasi Mendukung Pengembangan

    Kota - Kota Terkemuka Asia

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    2/11

    ILWI Buletin No 02-2012 2

    PENGANTAR REDAKSI

    Pembaca yang budiman, melihat perkembangan teknologi reklamasi beberapa dekade belakangan ini memang cukup pesat

    kemajuannya. Beberapa kota di dunia terutama yang berada di tepi pantai berubah total setelah ada tambahan lahan yang

    membuat mereka leluasa untuk menata. Pemerintah setempat punya peluang yang lebih besar mengelola kota.

    Isu lingkungan yang sering menjadi hambatan dalam reklamasi kota, berangsur angsur sudah bukan menjadi kendala

    lagi. Karena terbukti dibeberapa negara adanya pengembangan kota dengan cara reklamasi justru meperbaiki kualitas lingkungan

    setempat. Baik dari segi polusi udara, penyediaan ruang terbuka biru dan hijau maupun penatan lokasi.

    Kini dibeberapa kota besar Asia telah terjadi persaingan menuju kota modern dengan berorientasi pada peningkatan

    pelayanan. Pengembangan yang dilakukan tidak sedikit dengan cara pembuatan lahan baru. Hasilnya cukup mencengangkan,

    kota-kota itu seperti disulap dan hadir dengan wajah baru yang sangat futuristik.

    Pembaca, untuk edisi kali ini, Buletin ILWI, mencoba menyajikan berita mengenai kehadiran kota-kota baru di Asia.

    Dimana kota-kota ini seolah-olah hadir dalam bentuk baru dan langsung membuka persaingan dengan kota-kota terkemuka di

    dunia. Hal ini tentu saja cukup menarik dan bisa dijadikan pertimbangan bagi kota-kota besar di Indonesia agar tidak jauh

    tertinggal dari kota-kota ini.

    Disamping itu kami juga membahas tentang kecenderungan areal tambang yang tidak ditata lagi permukaannya setelah

    hasilnya dikeruk habis-habisan. Liputan ini setidaknya bisa mengingatkan kita tentang perlunya menata kembali lahan tambang

    agar tidak berbahaya dan masih bisa digunakan dikemudian hari. Pembaca kami persilahkan Anda untuk menyimak buletin

    edisi kali ini.

    .

    Redaksi

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    3/11

    ILWI Buletin No 02-2012 3

    PERSAINGAN KOTA-KOTA MODERN ASIA

    Beberapa negara Asia berusaha menampilkan beberapa kotanya untuk bersaing sebagai kota modern

    di dunia. Pengembangan lahan melalui reklamasi dilakukan secara bijak dan berorientasi pada

    perbaikan lingkungan dan ekonomi. Tampilan baru dari kota-kota tersebut menunjukan kesiapan

    mereka untuk bersaing memberi pelayanan terbaik.

    Air diantara gedung pencakar langit di Tokyo ILWI

    Apa yang Anda bayangkan jika kita menyebut

    Dubai, Osaka, Tokyo, Singapura, Makau, Hongkong

    dan berbagai kota terkemuka di Asia lainnya? Kitaakan membayangkan suatu kota dengan beragam

    fasilitas yang memadai, lingkungan yang tertata dan

    sehat. Dilengkapi pusat pusat bisnis dan tempat yang

    bisa memanjakan pengunjungnya. Kota-kota ini

    dirancang untuk bisa bersaing untuk menjadi kota-kota

    terkemuka di dunia.

    Tidak seperti kita duga, beberapa kota

    terkemuka di Asia justru bukan menjadi ibu kota negara

    tempat kota itu bernaung, akan tetapi kota tersebut lebih

    terkenal dibanding ibukotanya. Dubai umpamanya,

    bukanlah ibukota dari Uni Emirat Arab, uniknya

    ditelinga kita kota ini jauh lebih dikenal dibandingdengan pusat pemerintahannya yaitu Abu Dhabi.

    Sebagai kota bisnis dan perdagangan Dubai banyak

    disinggahi para pelancong dari berbagai negara. Dubai

    dan beberapa kota yang disebut di atas belakangan maju

    sangat pesat dan terus melakukan pengembangan.

    Untuk mengembangkan, dan melengkapi

    kota-kota tersebut dengan fasilitas yang baik, otoritassetempat melakukannya dengan cara reklamasi secara

    terencana dan terukur. Hasilnya bisa dilihat bahwa

    perluasan kawasan yang dilakukan lebih banyak

    memperoleh hasil yang positif bahkan dari segi

    lingkungan juga menjadi jauh lebih baik. Teknologi

    reklamasi menjadi pilihan beberapa kota besar di dunia

    untuk mengembangkan kawasannya.

    Keterbatasan lahan biasanya menjadi alasan

    utama untuk melakukan reklamasi. Disamping itu orang

    akan lebih mudah menata lahan reklamasi, karena bisa

    dibentuk sesuai dengan keinginan. Lihat saja lahan

    reklamasi yang dibentuk mirip Pohon Palm di Dubai.Kepulauan yang mereka sebut dengan The Palm

    Jumeirah ini, sungguh menakjubkan dan enak untuk

    dilihat. Dimana ada tiga pulau yang masuk dalam

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    4/11

    ILWI Buletin No 02-2012 4

    gugusan kepulauan tersebut yaitu Palm Jumeirah, Palm

    Jebel Ali dan Palm Deira.

    Palm Jumeirah adalah pulau yang cukup

    menarik yang bentuknya terdiri dari satu batang pohon

    dan dikelilingi 17 daun. Uniknya lagi ada pulau yang

    berfungsi sebagai pemecah gelombang yang berbentuk

    lingkaran yang tidak penuh (sabit) mengelililingi Pohon

    Palm tersebut. Dimana Pulau Sabit dan Pulau Palm itudihubungkan dengan terowongan. Sedangkan Pulau

    Palm itu dihubungankan dengan jembatan sepanjang

    300 meter ke daratan Dubai.

    Pulau Palm ini dibuat dengan menimbun laut

    sedalam 10,5 meter, dimana dalam konstruksinya

    menghabiskan sekitar 94 juta m pasir dan 7 juta ton

    batu. Pulau yang konstruksinya dibangun tahun 2001,

    kini dan untuk masa depan menjadi andalan Uni Emirat

    Arab untuk mendapatkan devisa dari para pelancong.

    Bayangkan sekitar 30 hotel sudah ada di kawasan itu,

    belum lagi apartemen, cafe dan pusat-pusat

    perdagangan riteil. Pulau buatan terbesar di dunia inibenar-benar akan menambah pundi pundi negara kecil

    tersebut.

    Pulau Palm Dubai Wikipedia

    Cerita lain datang dari Makau kota tua, yang

    terkenal sebagai surganya orang bermain judi, ini

    sebenarnya tidak terlalu luas, tapi keindahan kota yang

    merupakan daerah admintrasi khusus dari Republik

    Rakyat Cina ini, sungguh termasyur.

    Mulanya Makau, yang dulu dikenal dengan

    sebutan Ou Mun, ini merupakan pulau kecil yang

    berada di muara Sungai Pearl yang mengalir dari

    Guangzho. Akan tetapi dengan dilakukannya reklamasi

    maka Makau tersambung ke daratan. Ada banyak

    kawasan reklamasi di Makau termasuk bandar udara

    dan kawasan Cotai yang banyak digunakan untuk

    pembangunan kasino-kasino baru.

    Makau memang banyak dikunjungi para

    wisatawan, disamping oleh mereka yang punya hobi

    menghambur-hamburkan uang di meja judi, juga oleh

    kalangan yang menyenangi bangunan-bangunan tua.

    Maklum saja kota yang dulunya merupakan jajahan

    Portugis selama 450 tahun, ini memiliki banyak

    bangunan lama yang khas bergaya Eropa.

    St Paul Makau leindia.comSalah satunya adalah reruntuhan bangunan

    gereja Katedral St Paul, dimana meski berada di

    wilayah yang banyak dihuni oleh orang-orang Cina

    akan tetapi nuansa Portugisnya sangat terasa. Sejatinya

    gereja ini dibangun di tahun 1582, konon kala itu

    gereja ini adalah yang terbesar di Asia. Sebagian besarbangunannya ambruk ketika badai topan menghantam

    wilayah itu pada tahun 1835.

    Kepadatan penduduk di kota ini tergolong yang

    tertinggi di dunia. Disamping urusan pariwisata di

    Makau juga berkembang beberapa industri seperti

    tekstil dan mainan anak.

    Tak hanya Makau dan Dubai, Jepang sebagai

    negara paling maju di benua Asia juga memoles

    beberapa kotanya dengan melakukan reklamasi. Untuk

    mengembangkan Tokyo, ibukotanya, pemerintah

    setempat membangun kawasan bisnis Odaiba, yang

    dibuat melalui proyek reklamasi Teluk Tokyo. Kinikawasan itu telah menjadi pusat bisnis sekaligus tempat

    wisata elit di sana.

    Hampir 40 juta pengunjung setiap tahun

    bertandang ke kawasan yang berada di Minatoku Tokyo

    Bay ini, karena para turis mengganggap daerah ini

    cukup menarik. Apalagi di Odaiba juga terdapat

    banyak museum yang mendukung dunia ilmu

    pengetahuan, seperti museum sains yang juga

    didalamnya terdapat Robot Asimo, robot pertama yang

    memiliki dua kaki yang bisa berjalan layaknya manusia.

    Uniknya lahan reklamasi disini dibuat dengan

    timbunan sampah, ini sekaligus menunjukan komitmenpemerintah Jepang untuk memanfaatkan barang-barang

    yang sudah dianggap tidak berguna.

    Reklamasi disamping untuk pertimbangan

    ekonomi tentu saja juga memperhitungkan perubahan

    lingkungan yang lebih baik. Osaka umpamanya, kota

    nomor dua terbesar di Jepang setelah Tokyo itu, kini

    berkembang pesat. Meski jumlah penduduknya lebih

    dari 8 juta orang, kota ini masih terlihat hijau, segar

    dan bebas polusi.

    Kota ini sukses mengembangkan kawasannya

    dengan melakukan reklamasi, beberapa perkantoran

    dari perusahaan raksasa di Jepang menempati areal diatas lahan hasil reklamasi. Bahkan tempat hiburan

    terkenal seperti Universal Studio juga berada di atas

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    5/11

    ILWI Buletin No 02-2012 5

    lahan timbunan tersebut. Tak hanya urusan bisnis,

    untuk menjaga dan mempercantik benda-benda cagar

    budaya, pemerintah juga mendukungnya dengan

    menambah lahan baru.

    Seperti yang terlihat di Puri Osaka. Bangunan

    bergaya tradisional Jepang ini dibangun oleh Toyotomi

    Hideyoshi tahun 1583, dan direnovasi kembali pada

    tahun 1931. Konon Puri Osaka adalah salah satu puriterbesar dan paling indah di negeri Sakura itu. Oleh

    Hideyoshi wilayah laut di bagian barat puri direklamasi

    sejauh dua kilometer dan sekaligus dilakukan untuk

    memperluas kota tersebut.

    Osaka jauh dari polusi ILWI

    Reklamasi juga dilakukan dibagian lain di kota

    Osaka, sehingga sebagai wilayah yang berbatasan

    dengan laut tentu saja kota ini menunjang untuk

    melayani aliran barang yang masuk dan ke luar.

    Terutama untuk daerah Jepang bagian barat. Ini tentusangat mendukung perkembangan industri di negara

    tersebut, bahkan kawasan Semba di Osaka telah

    menjadi menjadi pusat tekstil nomor satu di Jepang.

    Bandar Udara (Bandara) Kansai Internasional

    Airport (KIA), adalah salah satu wilayah reklamasi

    yang hasilnya cukup spektakuler. Bandara yang

    dibangun dengan mereklamasi Teluk Osaka ini, berdiri

    megah dengan dilengkapi bangunan terminal yang

    terdiri dari empat lantai. Bandara yang berjarak tiga mil

    dari tepi laut ini sudah dipergunakan sejak tahun 1994.

    Tidak tanggung-tanggung untuk melayani kesibukan

    pergerakan orang dan barang di Osaka dan sekitarnya,bandara ini memiliki tiga landasan pacu.

    Bandara yang beroperasi 24 jam ini, menjadi

    kebanggaan masyarakat Jepang. Karena keberadaannya

    yang berada dilepas pantai, mengurangi gangguan yang

    ditimbulkannya jika berada diantara hunian atau pusat-

    pusat keramaian lainnya. Untuk menghubungkan

    bandara dan daratan dibangun jembatan yang berfungsi

    sebagai jalan raya dan dilengkapi juga dengan jalur

    ganda rel kereta api.

    Shanghai yang semakin menarik ILWI

    Untuk urusan jembatan, Republik Rakyat Cina

    tergolong cukup maju, ada banyak jembatan panjang di

    negara berpenduduk paling banyak di dunia ini, salah

    satunya adalah Donghai Bridge. Jembatan yang mulai

    digunakan akhir 2005 ini, menghubungkan antara

    Shanghai daratan dengan Yangshan Deep Water Port.

    Dimana pengembangan pelabuhan diperairan

    dalam itu dilakukan dengan menggabungkan pulau-

    pulau besar di gugusan kepulauan Zhoushan.

    Penggabungan itu dilakukan dengan cara mereklamasi

    bagian dari sambungan pulau tersebut. Hasilnya

    pelabuhan Yangshan, menjadi kebanggaan Cina karena

    hingga tahun 2012 mampu menampung sekitar 15 juta

    TEUs peti kemas.

    Hongkong lebih maju lagi dalam urusan

    reklamasi, meski masih bagian dari Cina, tetapi sistem

    administrasi pemerintahan di wilayah ini sama dengan

    Makau, yang berbeda dengan daerah lain di negara tirai

    bambu itu. Mirip dengan bandara Kansai, di Osaka,

    Jepang, Hongkong International Airport juga memiliki

    tiga landasan pacu. Keberadaan bandara di lepas pantai

    ini, sangat menujang keselamatan penerbangan,

    mengingat struktur tanah yang relatif berbukit-bukit di

    Hongkong. Reklamasi disini berhasil menambah lahan

    anyar seluas 650 hektar.

    Hongkong sendiri banyak melakukan reklamasi

    untuk mengembangkan kawasannya, ini dilakukan

    untuk mendukung daerah ini sebagai pusat perdagangan

    dan pembelanjaan. Seperti untuk pembangunan Hong

    Kong Convention dan Exhibition Centre seluas 70.000

    meter persegi.

    Dimana pembangunannya sendiri sangat

    memperhatikan kondisi lingkungan setempat, terutama

    kualitas air disekitarnya agar tetap dalam kondisi baik.Proses pembangunannya hanya memakan waktu sekitar

    tiga tahun dari Maret 1994 hingga Juli 1997.

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    6/11

    ILWI Buletin No 02-2012 6

    WAJAH BARU TELOK AIR BASIN

    Direncanakan lebih dari 40 tahun lalu Marina Bay menjadi wajah baru Singapura. Pengembangan

    wilayah terintegrasi dengan program pembangunan yang sudah ada di seluruh kota. Kawasan ini

    semakin menunjukan kekuatan Singapura menjadi salah satu kota terkemuka di dunia.

    Salah satu ikon Marina Bay ILWI

    Bangunan berbentuk perahu panjang dengan

    disangga tiga tower itu dikelilingi oleh beberapa

    bangunan unik dengan hamparan air mendominasi

    pemandangan. Beberapa bangunan dengan nuansa

    arsitektur aneh yang berada tak jauh dari gedung yangjuga merupakan Marina Bay Hotel, itu juga memikat

    perhatian. Lihat saja Science Museum bangunan

    mirip bunga teratai yang terpotong, atau jembatan

    berbentuk lingkaran-lingkaran teratur yang digunakan

    pejalan kaki untuk menyeberangi Teluk Marina, selain

    itu masih ada Esplanade : Theatre on The Bay,

    gedung teater yang berbentuk buah durian.

    Tak hanya itu Garden by The Bay, taman luas

    yang sengaja dibangun menunjukan betapa pesona

    kawasan ini semakin terlihat sebagai satu wilayah yang

    tertata dengan kualitas lingkungan yang baik. Taman

    yang menghadap Teluk Marina ini terdiri dari BaySouth, Bay East, dan Bay Central. Taman ini tidak

    hanya untuk ruang terbuka hijau, sekaligus untuk

    memberi pengetahuan dan rekreasi bagi para

    wisatawan yang berkunjung ke sana.

    Beragam jenis tananam ada di taman ini, dari

    hortikultura hingga tanaman kaktus dari Timur Tengah.

    Di tempat ini tanaman dikelompokan menurut jenis ataukekhasan tanaman dari negara-negara tertentu. Seperti

    Orchid Garden, Flowers Garden, Mediteranian Garden,

    Japanese Garden dan lain-lain. Luar biasa adalah

    sampah-sampah pepohonan disini digunakan untuk

    pembuatan pupuk dan mendinginkan dua kubah

    raksasa yang menaungi taman ini.

    Tak hanya itu, masih terdapat pula taman

    vertikal yang terdiri dari 16 lantai yang sekaligus

    digunakan untuk mengumpulkan air hujan, saluran

    ventilasi, sekaligus sebagai penghasil tenaga surya.

    Konsep yang mengagumkan, dari sebuah

    pengembangan kawasan melalui program reklamasidimana hasilnya tak hanya bermanfaat bagi

    pengembangan ekonomi saja tetapi juga perbaikan

    kualitas lingkungan.

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    7/11

    ILWI Buletin No 02-2012 7

    Science Museum ILWI

    Kondisi lingkungan Singapura jauh lebih baik

    dibandingkan sebelum adanya kawasan ini. Daerah ini

    yang dulunya merupakan tanah liat yang sulit ditanami

    tumbuhan berhasil disulap pemerintah Singapuramenjadi tanah yang subur dan bermanfaat bagi

    pengembangan pengetahuan.

    Taman vertikal daily mail.co.uk

    Perubahan Marina Bay ini merupakan sejarah

    panjang dari pengembangan Singapura yang dirintis

    oleh Lee Kuan Yu, pendiri sekaligus perdana menteri

    pertama negara kota yang berada diseberang Pulau

    Batam itu. Lahan yang sempit dan pertumbuhan jumlahpenduduk menjadi alasan yang memaksa Singapura

    untuk menata kembali lahannya. Karena itu, pada

    awal dekade 1970an Lee mencanangkan program

    reklamasi. Dimana program visioner ini dicanangkan

    untuk jangka waktu yang panjang hingga tahun 2030.

    Tentu saja pelaksanaan program ini bukan

    tanpa halangan, seperti biasa masalah lingkungan

    selalu saja menjadi pertimbangan untuk penolakan

    progam ini. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan

    dengan visi yang kuat untuk upaya perbaikan kualitas

    lingkungan, pemerintah Singapura berhasil meyakinkan

    warganya, bahwa keberadaan kawasan baru ini justruakan memperbaiki kualitas lingkungan negara dengan

    luas terkecil di Asia Tenggara tersebut.

    Masalah yang lebih seru dalam pelaksanaan

    reklamasi di negara ini justru terjadi berkenaan dengan

    Indonesia. Isu-isu sensitif yang berkaitan dengan

    hubungan kedua negara terasa sejak awal. Seperti

    sumber pasir yang dipakai untuk melakukan reklamasi,

    tentu saja dengan pertimbangan jarak, mayoritas pasir

    yang digunakan berasal dari kepulauan Riau.

    Isu ekspor pasir secara legal dan non legal, danisu lingkungan terhadap satu daerah di Kepulauan Riau

    yang diambil pasirnya secara berlebihan, mewarnai

    pengembangan kawasan ini. Belakangan reklamasi

    Singapura sempat juga menjadi isu mengenai

    bergesernya batas negara karena pertambahan daratan.

    Dengan berbagai kontroversinya, Singapura

    terus melakukan reklamasi, wilayah reklamasi yang

    paling menakjubkan hasilnya adalah di kawasan Marina

    Bay ini. Dimana disamping untuk perkantoran wilayah

    ini juga dijadikan pusat tempat hiburan.

    Bagi wisatawan macanegara yang ingin

    mencari hiburan, kawasan ini dipastikan akanmemuaskan mereka. Bahkan di tempat ini juga ada

    kasino yang sanggup menyaingi tempat perjudian yang

    sama di Genting, Malaysia.

    Ini memang sesuai dengan Master Plan Teluk

    Marina yang memang sengaja menggabungkan beragam

    kepentingan di daerah itu , seperti untuk permukiman,

    komersial, hotel dan hiburan.

    Kawasan Marina menjelang malam flicker.comKawasan Marina ini membawa Singapura

    menjadi salah satu pusat keuangan Asia terkemuka.

    Bayangkan saja dengan adanya kawasan baru ini

    Singapura akan memiliki dua kali lipat luasan kantor

    untuk jasa keuangan dari yang sudah ada saat ini.

    Jumlah perkantoran yang ada akan setara dengan

    jumlah perkantoran yang ada di Hongkong. Ini tentu

    saja melengkapi keberhasilan pengembangan dunia

    hiburan yang memang terlihat secara kasat mata.

    Terintegrasi dengan transportasi yang sudah ada

    Perencanaan yang matang dalam

    mengembangkan kawasan ini terlihat denganterkoneksinya MRT ke wilayah ini. Setidaknya

    terdapat 5 stasiun MRT yang terdapat di kawasan

    Marina City Hall, Raffles Place, Marina Bay,

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    8/11

    ILWI Buletin No 02-2012 8

    Promenade dan Esplanade dimana stasiun-stasiun MRT

    itu akan terus mengalami penambahan. Seperti

    diketahui bahwa pelayanan MRT di Singapura sudah

    cukup baik, transportasi ini bisa diandalkan masyarakat

    baik dalam segi ketepatan waktu, maupun keamanan.

    Setidaknya adanya MRT ini pemerintah Singapura tidak

    terlalu pusing dalam mengurusi lalu lintas di kota yang

    didirikan oleh Raffles ini.

    Perahu didekat gedung-gedung bertingkat tinggi ILWI

    Tidak hanya urusan transportasi angkutan darat

    saja yang diatur di kawasan ini. Jalur pedestrian juga

    dibuat bagus, dengan maksud memberi kenyamanan

    bagi para pejalan kaki, seperti jembatan penyeberangan

    dengan arsitektur modern tadi, dan tempat-tempat

    pejalan kaki lain yang relatif aman dari panas dan hujan

    yang terjadi. Ini terlihat dengan adanya jalur pedestrian

    bawah tanah atau yang memiliki peneduh

    Nyaman menggunakan transportasi publik ILWI

    Cadangan air yang memadai

    Pengembangan Marina Bay juga memberikan

    solusi yang baik bagi peningkatan cadangan air tawar di

    Singapura. Seperti diketahui ketergantungan Singapura

    terhadap pasokan air bersih dari negara tetangganya

    Malaysia sudah berlangsung puluhan tahun. Tidak

    jarang urusan air ini juga mempengaruhi pasang

    surutnya hubungan kedua negara.Pemerintah sendiri berusaha untuk terus

    meningkatkan jumlah cadangan air baku. Public

    Utilities Board pada tahun 2004 telah mencanangkan

    untuk membangun tempat cadangan air pusat kota

    dengan membendung Kanal Marina. Pembangunannya

    sendiri telah terealisasi 2008 dengan nama Marina

    Barrage. Dimana muara dari aliran Sungai Kalang di

    Teluk Marina menjadi tempat cadangan air. Tentu saja

    tempat ini sekaligus bisa dijadikan tempat rekreasi.

    Apa yang dilakukan di Singapura ini mirip

    yang akan dilakukan Pemerintah Indonesia dalamrencana pembangunan tanggul laut di Jakarta, dimana

    kecuali untuk pengendalian banjir, danau yang

    terbentuk sebagai hasil pembangunan tanggul, juga

    direncanakan untuk menjadi tempat penyimpanan

    cadangan air.

    Singapura sangat membutuhkan cadangan air ILWIApa yang kita lihat sekarang di kawasan

    Marina Bay ini, seolah-olah melengkapi kesuksesannya

    tahun 2008, kala itu Marina Bay resmi menjadi tuan

    rumah salah satu seri balapan mobil terkenal di dunia.

    Sebagian dari ruas jalan-jalan di wilayah itu dijadikan

    sirkuit untuk perlombaan formula 1. Keberhasilan

    mereka untuk melaksanakan balapan mobil di

    negaranya, cukup membanggakan warga Singapura.

    Daerah yang terletak di selatan Singapura ini

    memang direncanakan untuk bisa hidup selama 24

    jam penuh, dengan di dukung beragam fasilitas yang

    dibangun dengan teknologi tinggi. Siapa sangka

    wilayah yang telah menghapus Telok Air Basin dari

    peta itu, kini menjadi tempat favorit yang dikunjungi

    wisatawan manca negara.

    Sirkuit Marina Bay koranbogor.com

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    9/11

    ILWI Buletin No 02-2012 9

    MEMPERTANYAKAN RENCANA PASCA PENAMBANGAN

    Masih banyak perusahaan penambangan yang tidak segera melakukan reklamasi pasca pengerukan

    hasil tambang. Lingkungan yang tidak tertata sangat berbahaya dan berpotensi menjadi kota mati

    dikemudian hari. Jero Wacik, mengingatkan pengusaha agar patuh dengan peraturan untuk melakukan

    reklamasi pasca penambangan.

    Areal tambang yang mulai direklamasi ESDM

    Rerumputan liar saja harus bersusah payah

    untuk bisa hidup di lembah-lembah curam yang

    menganga di beberapa wilayah bekas area

    pertambangan, apalagi pepohonan hijau yang

    menyejukkan. Minimnya unsur hara karena memang

    merupakan tanah bagian dalam, mengakibatkan

    tumbuhan sulit untuk mendapatkan makanan di

    wilayah itu. Ceruk yang ditinggal begitu saja setelah

    isinya dikeruk habis-habisan, bukan hanya tak elok

    dipandang mata akan tetapi juga berpotensimenimbulkan bahaya.

    Pemandangan semacam ini sering ditampilkan

    beberapa media di dalam foto-fotonya di area

    pertambangan. Tentu saja hal ini membuat kecut orang

    yang melihatnya. Tak terkecuali Jero Wacik, Menteri

    Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Kegundahannya diungkapkan di Jakarta Convention

    Center (JCC), akhir Mei 2012 lalu. Kalau saya lihat di

    foto di media-media, lingkungan di perusahaan tambang

    itu sangat menyeramkan, ujar menteri yang merupakan

    alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

    Jero langsung mengingatkan para pengusahatambang untuk tidak melupakan kewajibannya setelah

    selesai melakukan kegiatan penambangan di satu

    wilayah, yaitu dengan melakukan reklamasi.

    Perusahaan tambang itu tidak bakal rugi untuk

    melakukan reklamasi disertai dengan menanam pohon

    kembali,katanya. Jero meminta kepada perusahaan

    tambang agar setelah melakukan kegiatan tambang,

    langsung melaksanakan kewajibannya baik berupa

    reklamasi maupun reboisasi.

    Dia pun menegaskan bahwa pemerintah akan

    bertindak terhadap perusahaan tambang yang tidak

    mengindahkan aturan mengenai reklamasi pasca

    tambang. "Saya minta dengan keras, kalau habistambang, perusahaan lakukanlah kewajibannya, seperti

    reklamasi dengan baik, kalau perlu reboisasi, sediakan

    anggaran yang cukup untuk menjaga lingkungan,"

    cetusnya.

    Mantan menteri pariwisata ini, mengancam

    akan menggunakan aturan hukum berupa undang-

    undang yang melekat padanya untuk memberi sanksi

    kepada perusahaan yang tidak taat terhadap persyaratan

    tersebut."Ada undang-undang yang melindungi saya.

    Kalau saudara ikhlas melakukannya akan mudah bagi

    saudara berusaha di Indonesia,tapi kalau tidak saya

    gunakan aturan hukum," tandasnya.Kekhawatiran pemerintah terhadap kondisi

    lahan-lahan pertambangan di Indonesia, memang masuk

    akal. Betapa tidak, dibandingkan dengan kondisi

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    10/11

    ILWI Buletin No 02-2012 10

    lingkungan di sekitar wilayah pengeboran minyak,

    kondisi wilayah pertambangan jauh lebih

    menyeramkan. Saya masih khawatir lingkungan

    sekitar perusahaan-perusahaan tambang, kalau di

    perusahaan Minyak dan Gas relatif lebih baik, tambah

    Jero.

    Penting reklamasi pasca penambangan corbis.com

    Jika menilik sejarahnya, maka kehadiran-

    kehadiran perusahaan tambang di Indonesia selalu

    menimbulkan pro kontra. Tidak hanya masalah

    pembagian hasil, akan tetapi masalah lingkungan juga

    menjadi isu yang cukup besar. Selama ini masyarakat

    selalu beranggapan bahwa kehadiran pertambangan

    selalu akan menyebabkan kerusakan lingkungan secara

    masif.

    Menyebabkan alam menjadi kehilangan

    keseimbangannya, karena daya dukung lingkungan

    berantakan. Ini tercermin dengan tercemarnya air dan

    hilangnya kesuburan tanah. Tidak hanya itu, lubang-

    lubang besar ditinggalkan menganga begitu saja.

    Kondisi lingkungan yang semacam ini berpotensi

    menyebabkan wilayah tersebut menjadi kota mati di

    kemudian hari. Dimana masyarakatnya berbondong-

    bondong meninggalkan daerah itu karena tidak bisa

    lagi berharap penghidupan dari lingkungan tersebut.

    Jika pemerintah, pengusaha, dan masyarakat

    tidak segera mengantisipasi hal itu maka tinggal

    menunggu waktu saja, dimana lahan-lahan eks

    pertambangan menjadi kawasan yang berbahaya di

    kemudian hari.

    Kini memang kemilau tambang masih

    menyilaukan mata sebagian pengusaha, begitu juga

    masyarakat sekitar yang berpenghidupan dari aktivitas

    pertambangan. Karena itu kawasan pertambangan

    masih terlihat dinamis bergerak, karena mendorong

    roda perekonomian dimana pertambangan menjadi

    tulangpunggungnya. Akan tetapi jika tidak ada

    perlakuan yang memadai pasca penambangan bukan

    tidak mungkin luka bumi yang disebabkan oleh

    pertambangan akan menyebabkan masyarakat merana

    di kemudian hari.Sekarang sangat terbatas sekali para

    perusahaan penambangan yang memperlakukan

    wilayahnya dengan baik setelah pengerukan dilakukan.

    Untuk menindak penambang yang tak mau melakukan

    reboisasi semacam ini memang tidak bisa dilakukan

    oleh gubernur, karena ijinnya dikeluarkan oleh kepala

    daerah tingkat II. Bupatilah yang seharusnya mencabut

    izin usaha pertambangan jika prakteknya tidak seusai

    aturan.

    Meski demikian dibeberapa wilayah ada juga

    perusahaan yang melakukan penataan kawasan pascamelakukan kegiatan pertambangannya dengan baik.

    Perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih tertib

    melakukan program reklamasi. Seperti diakui oleh

    Isnan Noor, Bupati Kutai Timur, menurutnya di

    wilayahnya para penambang melakukan proses

    reklamasi dengan baik. "Pertanggungjawaban terhadap

    reklamasi lahan dan lingkungan di Kutai Timur inilah

    yang paling baik di seluruh Republik ini," katanya

    seperti diberitakan Antara News.

    Menurut Isran, Kutai Timur bisa melakukan

    itu karena kebanyakan perusahaan pertambangan batu

    bara yang melakukan kegiatan disana adalahperusahaan besar dan berskala nasional dan

    internasional."Perusahaan yang saya berikan izin

    konsesi lahan tambang batu bara minimal 5.000 hektar

    dan memiliki kemampuan yang cukup dan melakukan

    reklamasi pascatambang," katanya.

    Baginya perusahaan penambangan bukan

    hanya mampu mengambil hasil tambang, melainkan

    juga harus bisa melaksanakan reklamasi pascatambang

    dan menjaga lingkungan dengan berstandar

    internasional. Ini dilakukan sebagai kewajiban untuk

    melestarikan lingkungan yang akan diwariskan kepada

    generasai mendatang.

    Reklamasi yang cukup baik juga dilakukan

    oleh Bukit Asam di Muara Enim, Sumatera Selatan.

    Untuk mendukung program penanaman wilayah

    reklamasi, perusahaan ini mempunyai pusat pembibitan

    seluas 2 hektar. Bahkan apa yang dilakukan Bukit

    Asam dalam mengelola lingkungan pasca-penambangan

    sempat diganjar penghargaan tingkat nasional Proper

    Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup karena

    dinilai telah berhasil menghutankan kembali lahan-

    lahan bekas tambang.

    Reklamasi menjaga kelestarian lingkungan antaramataram.com

  • 7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012

    11/11

    ILWI Buletin No 02-2012

    Jakarta Menuju Kota Modern

    Bagaimana Tanggul Laut Bisa Merubah Ibu kota ?Telah terbit buku :

    Memasuki Era Tanggul LautHarapan Baru di Teluk Jakarta

    Membahas mengenai permasalahan Jakarta,

    kerawanan daerah delta, kecenderungan

    semakin tenggelamnya sebagian wilayah

    ibukota, isu-isu strategis dan potensi Teluk

    Jakarta, analisis keselamatan tanggul laut

    hingga pengembangan Jakarta menuju kota

    modern untuk bersaing dengan kota-kota

    terkemuka di dunia.

    Untuk pemesanan bisa melalui

    email ke: :

    [email protected]