ilmu dan pendekatan ilmiah - … file · web viewi made nuryata, s.pd., m.pd. stisip margarana...

69
Disusun oleh : I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd STISIP MARGARANA TABANAN Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd 1

Upload: dangmien

Post on 15-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Disusun oleh :

I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

STISIP MARGARANA TABANAN2012

KATA PENGANTAR

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

1

Page 2: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

 

Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada  mata kuliah Metodologi

Penelitian di  STISIP MARGARANA TABANAN, Hand out ini disusun secara ringkas

dan garis besar dengan tujuan untuk:

1. Memberikan gambaran umum tentang materi yang dipelajari selama perkuliahan

berlangsung, sehingga dapat dikembangkan lebih jauh secara bersama-sama antara

dosen dan mahasiswa

2. Mendorong mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam perkuliahan dengan terlebih

dahulu mempelajari bahan yang telah disiapkan sesuai dengan jadwal per

sesi/pertemuan

3. Membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan ide-ide bagi

pengembangan pengetahuannya tentang materi.

Hand out ini disusun dengan materi yang bersifat garis besar dan menyeluruh, dengan

harapan akan terus menerus dikembangkan di kemudian hari sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya metodologi penelitian.

Tabanan, 2012

Penulis,

I Made Nuryata, S.Pd, M.Pd

DAFTAR ISI

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

2

Page 3: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Halaman

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I. ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH 1

BAB II. PERKEMBANGAN METODOLOGI PENELITIAN, JENIS-JENIS

PENELITIAN

6

BAB III. PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF 8

BAB IV. PENELITIAN KUANTITATIF 12

A. Proses Penelitian Kuantitatif 12

B. Masalah, Teori, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis 14

C. Metode Penelitian Eksperimen dan Ex post facto 18

D. Data dan Variabel Penelitian 26

E. Populasi dan Sampel 31

F. Teknik Pengumpulan Data 33

G. Teknik Analisis Data 35

BAB V. PENULISAN LAPORAN PENELITIAN 37

DAFTAR PUSTAKA 45

BAB I

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

3

Page 4: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH

Sumber PengetahuanSumber-sumber pengetahuan dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori : 1)

pengalaman, 2) keahlian (kewenangan), 3) penalaran deduktif, 4) penalaran induktif, 5)

metode ilmiah.

1. PengalamanPengalaman merupakan suatu sumber pengetahuan yang sering digunakan

manusia. Pengetahuan yang diturunkan oleh satu generasi ke generasi berikutnya

umumnya merupakan hasil dari pengalaman manusia. Bila manusia tidak dapat

mengambil keuntungan dari pengalamannya, kemajuannya akan sangat terlambat.

Sekalipun kegunaannya yang besar, pengalaman sebagai sumber kebenaran

mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Bagaimana seseorang terpengaruh oleh suatu

peristiwa tergantung kepada orang itu sendiri. Kekurangan lain dari pengalaman adalah

bahwa manusia sering kali perlu mengetahui hal-hal yang tidak ia ketahui/dapatkan dari

pengalaman.

2. KeahlianUntuk hal-hal yang sulit atau tidak mungkin diketahui melalui pengalaman pribadi

manusia berpaling kepada orang lain yang dianggap mengetahui, berpengalaman, atau

mempunyai keahlian tentang hal tersebut. Manusia biasanya menganggap informasi

dari para ahli sebagai kebenaran. Meskipun keahlian merupakan salah satu sumber

pengetahuan yang bermanfaat, kita tidak dapat melupakan pertanyaan: ”Bagaimana

para ahli tersebut tahu?” Jaman dahulu seorang ahli dianggap benar hanya karena

jabatan yang dipangkunya misalnya raja, ketua, atau pendeta. Sekarang orang tidak

mau lagi tergantung pada individu sebagai seorang ahli karena jabatannya. Kini orang

cenderung untuk menerima asumsi-asumsi seorang ahli hanya bila ia mendasarkan

pernyataan-pernyataannya pada pengalaman atau sumber-sumber pengetahuan lain

yang dapat dipercaya.

3. Penalaran DeduktifMungkin sumbangan penting pertama dalam pengembangan suatu pendekatan

sistematik untuk menemukan kebenaran diberikan oleh para ahli filsafat kuno Yunani.

Aristoteles beserta pengikutnya memperkenalkan penggunaan penalaran deduktif, yang

dapat digambarkan sebagai suatu proses berpikir di mana orang bertolak dari

pernyataan-pernyataan yang umum ke yang khusus dengan menggunakan aturan-

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

4

Page 5: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

aturan logika. Penalaran deduktif merupakan suatu sistem untuk menyusun fakta-fakta

yang telah diketahui sebelumnya agar dapat mengambil kesimpulan. Ini dilakukan

melalui suatu rentetan pernyataan yang dinamakan silogisme. Silogisme berisi: a)

premis mayor, b) premis minor, dan c) kesimpulan. Contoh penalaran silogistik adalah

sebagai berikut : a) Semua manusia dapat mati (premis mayor), b) presiden itu manusia

(premis minor); karena itu c) presiden itu dapat mati (kesimpulan).

Dalam penalaran deduktif, bila premis-premisnya benar, kesimpulannya harus

benar. Penalaran deduktif memungkinkan kita menyusun premis-premis ke dalam pola-

pola yang memberikan bukti konklusif untuk validitas suatu kesimpulan. Akan tetapi,

penalaran deduktif mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Kesimpulan silogisme tidak

pernah dapat melebihi isi premis-premisnya. Penalaran deduktif dapat menyusun apa

yang sudah diketahui dan dapat melahirkan hubungan baru pada waktu kita bergerak

dari pernyataan yang umum ke yang khusus, tapi belum cukup untuk menjadi sumber

kebenaran baru.

Sekalipun mempunyai beberapa keterbatasan, penalaran deduktif bermanfaat pada

proses penelitian. Penalaran ini juga memungkinkan para peneliti untuk menyimpulkan

fenomena apa yang harus diamati dari teori yang sudah ada. Deduksi dari teori dapat

melahirkan hipotesis, yang merupakan bagian penting dari penelitian ilmiah.

4. Penalaran InduktifKesimpulan-kesimpulan penalaran deduktif benar hanya bila premis-premisnya

benar. Tetapi bagaimana orang tahu apakah premis-premis tersebut benar? Dalam

abad pertengahan dogma seringkali digunakan sebagai pengganti premis-premis yang

benar. Akan tetapi hasilnya merupakan kesimpulan yang tidak mempunyai validitas.

Kemudian muncullah seorang yang bernama Francis Bacon (1561 – 1626), orang

pertama yang memperkenalkan pendekatan baru untuk memperoleh pengetahuan. Ia

berpendapat bahwa orang seharusnya tidak usah memperbudak diri sendiri dengan

cara menerima premis-premis yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli

sebagai kebenaran mutlak. Ia berpendapat bahwa peneliti harus menyusun kesimpulan

umum berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung. Bagi Bacon,

untuk memperoleh pengetahuan orang harus mengadakan pengamatan,

mengumpulkan fakta dan membuat kesimpulan dari penemuan-penemuannya. Inilah

yang menjadi prinsip dasar dari semua ilmu.

Perlu diperhatikan bahwa dalam penalaran deduktif premis-premis yang

digunakan harus sudah diketahui sebelum kesimpulan dibuat. Tetapi dalam penalaran

induktif kesimpulan diambil dengan pengamatan contoh-contoh dan kemudian barulah

penyimpulan dari contoh-contoh tersebut diambil. Agar kesimpulan induktif lebih dapat

dipercaya, semua contoh harus diamati. Ini dikenal sebagai induksi sempurna dalam

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

5

Page 6: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

sistem Bacon. Cara ini menuntut peneliti untuk mengamati setiap contoh. Dalam

kenyataannya hal ini pada umumnya tidak mungkin dilakukan. Karena itu kita biasanya

harus puas dengan induksi yang tak sempurna berdasarkan pengamatan tak tuntas.

Sekalipun induksi tak sempurna tidak memungkinkan kita untuk mengambil kesimpulan

sempurna, kita dapat memperoleh informasi yang bermanfaat untuk membuat

keputusan.

5. Metode IlmiahMetode ilmiah biasanya dilukiskan sebagai suatu proses di mana peneliti menalar

secara induktif dari pengamatan-pengamatannya ke arah hipotesis dan kemudian

secara deduktif dari hipotesis ke arah implikasi logis hipotesis tersebut. Peneliti

mendeduksikan hasil yang akan diperolehnya, bila hipotesis tersebut didukung oleh

data observasinya. Bila implikasi yang dideduksikan ini sesuai dengan pengetahuan

yang sudah ada maka ini kemudian diuji dengan data empiris tambahan. Berdasarkan

bukti ilmiah, maka hipotesis peneliti ditolak atau diterima.

Penggunaan hipotesis merupakan perbedaan utama antara pendekatan ilmiah

dengan penalaran induktif. Dalam penalaran induktif orang mengadakan pengamatan

dulu kemudian ia menyusun informasi yang diperolehnya. Dalam pendekatan ilmiah

orang berpikir tentang apa yang akan ditemukannya bila suatu hipotesis benar

(didukung oleh data) dan kemudian secara sistematis ia mengamati datanya untuk

menguji hipotesisnya. Yang perlu diingat di sini adalah bahwa metode ilmiah merupakan

suatu proses penelitian yang dilakukan melalui bagian-bagian yang saling tergantung

satu dengan yang lain. Ini adalah suatu metode penelitian yang senantiasa berkembang

sepanjang masa dan telah dipertahankan karena metode tersebut telah membuktikan

sebagai metode yang berhasil sampai kini untuk memahami dunia kita yang rumit ini.

Metode Ilmiah dan Pengembangan IlmuMetode ilmiah merupakan prosedur yang sistematis untuk memperoleh ilmu yang

mempunyai sifat rasional dan teruji kebenarannya. Oleh karena itu dalam metode ilmiah

digabungkan pendekatan rasional dan empiris. Ini berarti bahwa sebelum teruji

kebenarannya secara empiris, maka semua pernyataan sekalipun bersifat rasional

kedudukannya hanyalah bersifat sementara yang biasa disebut hipotesis (hipo = di

bawah, tesis = pernyataan). Jadi hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan

populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

penelitian. Hipotesis berfungsi untuk memberikan jawaban sementara terhadap

permasalahan yang dihadapi. Taraf ketepatan prediksi itu sangat ditentukan oleh

ketepatan kerangka teoritis yang mendasarinya. Menurut sifat dan tujuannya, maka

hipotesis dapat dibedakan atas hipotesis kerja dan hipotesis penguji. Hipotesis kerja

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

6

Page 7: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

biasanya dinyatakan dalam bentuk : jika .........maka......... Sedangkan hipotesis penguji

biasanya dirumuskan sebagai hipotesis nol. Kerangka berpikir dalam metode ilmiah

merupakan proses logiko-hipotetiko-verifikatif, yang pada dasarnya terdiri dari langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang

jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di

dalamnya.

2) Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan

argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terjadi antara berbagai

faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka

berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah

teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan

dengan permasalahan.

3) Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan

jawaban pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari

kerangka berpikir yang dikembangkan.

4) Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan

dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-

fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

5) Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah hipotesis yang

diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat

fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima.

Sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang cukup

yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima

kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah

memenuhi persyaratan keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang

konsisten dengan pengetahuan sebelumnya dan telah teruji kebenarannya.

Pengertian kebenaran di sini harus ditafsirkan secara pragmatis artinya bahwa

sampai saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya.

Nilai-nilai ilmiah ini sangat erat kaitannya dengan sikap ilmiah, yaitu : 1) mengejar

kebenaran, 2) skeptif, 3) objektif, 4) terbuka, 5) kesabaran intelektual dan emosional.

Kebenaran ilmiah bukanlah kebenaran yang seluruhnya bersifat mutlak dan

selamanya bersifat terpateri, melainkan bersifat relatif. Sikap skeptif berarti selalu

mempertanyakan sesuatu secara rasional. Tidak begitu saja percaya sehingga mudah

tertipu. Objektif artinya sesuatu dengan objek yang sebenarnya, tidak dibumbui, apalagi

dimanipulasi. Jadi subjek harus terlepas objek yang diteliti (depersonalized). Kebenaran

ilmiah terbuka untuk dikritik atau diuji kembali. Seorang ilmuan tidak perlu merasa

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

7

Page 8: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

kehilangan muka kalau teorinya harus digantikan oleh teori lain yang lebih baru. Itulah

sebabnya setiap penemuan harus dikomunikasikan. Kesabaran intelektual dan

emosional berarti adanya ketekunan dan pengabdian dalam mencari sesuatu, sehingga

tidak cepat putus asa, tidak melakukan tindakan atau ucapan yang kekanak-kanakan.

Ilmu dapat didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan yang disusun secara

sistematis dan logis. Definisi ini mempersyaratkan adanya objek, metode dan teori,

hukum atau prinsip. Ilmu bukanlah sekedar kumpulan fakta. Semua pengetahuan yang

diperoleh melalui pengalaman harus disusun secara sistematis dan logis sehingga

nampak apa yang menjadi objek, metode dan teori, hukum atau prinsipnya yang dapat

menjelaskan gejala-gejala yang serupa. Objek ilmu harus jelas dan spesifik. Metode

(bahasa Yunani methodos) merupakan cara kerja dan prosedur untuk mendapatkan

kebenaran ilmiah. Itulah sebabnya setiap ilmu atau rumpun ilmu berusaha

mengembangkan metodologinya (metodologi di sini dapat diartikan sebagai

pengetahuan tentang cara kerja ilmiah). Hukum merupakan pernyataan mengenai

hubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan prinsip adalah pernyataan yang

berlaku bagi sekelompok gejala tertentu dan mampu menjelaskan kejadian yang ada.

Suatu teori ialah seperangkat konstruk (konsep), batasan, dan proposisi yang

menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomen dengan merinci hubungan-

hubungan antar variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksikan gejala itu.

Selain daripada itu, ilmu juga berpijak pada postulat sebagai titik awal kegiatan ilmiah.

Jadi, postulat adalah asumsi dasar yang kebenarannya dapat diterima tanpa dituntut

pembuktiannya. Dengan demikian struktur ilmu terdiri dari postulat, objek, metode, teori,

hukum, prinsip. Tujuan-tujuan ilmu pengetahuan adalah : penjelasan, pemahaman,

prediksi/peramalan, dan kontrol/pengendalian.

BAB II

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

8

Page 9: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

PERKEMBANGAN METODOLOGI PENELITIAN, JENIS-JENIS PENELITIAN

Taraf-taraf perkembangan metodologi penelitian :

1. Periode trial and error

Pada periode trial and error, ditandai adanya ilmu pengetahuan yang masih

bersifat embrio. Manusia pada masa ini tidak menggunakan dalil-dalil deduksi yang

logis dalam menyusun ilmu pengetahuan sebagaimana yang diperlukan. Sebagai

gantinya mereka mencoba dan terus mencoba sampai ditemukannya sesuatu yang

dianggap memuaskan.

2. Periode authority and tradition

Pada periode authority and tradition, doktrin-doktrin harus diikuti dengan tertib

tanpa kritik berasal dari kutipan pendapat pemimpin-pemimpin di masa itu.

3. Periode speculation and argumentation

Pada periode speculation and argumentation ditandai pula adanya keraguan dari

doktrin yang ditawarkan oleh para tokoh penguasa dengan semangat dan

keyakinan. Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini lebih mengutamakan

kemampuan akal atau olah pikir dan ketangkasan bicara saja, tanpa ada dukungan

pembuktian-pembuktian yang bersifat empiris maupun ajaran tertentu yang dapat

dijadikan dasar pemikiran.

4. Periode hypothesis and experimentation

Masa ini merupakan masa di mana metodologi penelitian telah memegang

peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Proses

menemukan solusi ataupun penarikan kesimpulan dari suatu persoalan yang

dihadapi telah dilakukan menurut cara-cara tertentu, yang sesuai dengan kaidah-

kaidah keilmuan, sehingga ilmu pengetahuan yang lahir pada masa ini dapat

dijadikan dasar dalam menuntun kehidupan.

Jenis-jenis penelitian :

1. Menurut bidang keilmuannya: penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian

bahasa, penelitian teknik, penelitian biologi, penelitian pertanian, penelitian

ekonomi, penelitian kedokteran, penelitian hukum dan sebagainya.

2. Menurut tempat pelaksanaannya: penelitian laboratorium, penelitian

perpustakaan dan penelitian langsung di masyarakat dan sekitarnya.

3. Menurut pemakaiannya: penelitian murni (pure research) dan penelitian terapan

(applied research).

4. Menurut tujuan umumnya: penelitian eksploratif (explorative research), penelitian

pengembangan (developmental research) dan penelitian verifikatif (verification

research).

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

9

Page 10: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

5. Menurut tarafnya: penelitian deskriptif (descriptive research) dan penelitian

inferensial (inferential research)

6. Menurut pendekatannya (approach): penelitian belah silang (cross sectional

research) dan penelitian periode waktu berkesinambungan / time series

(longitudinal research).

Langkah-langkah esensial dalam suatu penelitian :

1. Menetapkan objek atau pokok persoalan

2. Membatasi objek atau pokok persoalan

3. Mengumpulkan data atau informasi

4. Mengolah data dan menarik kesimpulan

5. Merumuskan dan melaporkan hasilnya

6. Mengemukakan implikasi-implikasi penelitian.

BAB IIIPENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

10

Page 11: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai pendekatan penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat

diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat

sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu

yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk menjawab

rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.

Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data di lapangan. Untuk

mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul

selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau

inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak.

Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan dilakukan pada sampel yang diambil

secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada

populasi di mana sampel tersebut diambil.

Pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber

data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.

Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut pendekatan penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga

sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan

untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif karena

data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan

konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh,

kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal).

Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang

berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak

begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif

instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk

dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang

luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, menginterpretasikan dan

mengkonstruksi fenomena dalam situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

11

Page 12: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap

situasi sosial yang diteliti, maka teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu

menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan/simultan. Analisis

data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di

lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif

digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, yaitu data yang mengandung

makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu

nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak

menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi

dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability.

Perbedaan aksioma antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif

Aksioma Dasar Kuantitatif Kualitatif

Sifat realitas Dapat diklasifikasikan,

konkrit, teramati, terukur

Ganda, holistic, dinamis,

hasil konstruksi dan

pemahaman

Hubungan peneliti

dengan yang diteliti

Independen, supaya

terbangun obyektivitas

Interaktif dengan sumber

data supaya memperoleh

makna

Hubungan variabel Sebab-akibat (kausal) Timbal balik/interaktif

Kemungkinan

generalisasi

Cenderung membuat

generalisasi

Transferability (dapat

diterapkan di tempat lain

bila kondisinya hamper

sama)

Peranan nilai Cenderung bebas nilai Terikat nilai-nilai yang

dibawa peneliti dan

sumber data

Selanjutnya untuk memahami secara lebih jelas dan rinci tentang pendekatan kualitatif

dan kuantitatif dapat dilihat dengan cara membandingkan antara kedua pendekatan

tersebut.

Karakteristik Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

12

Page 13: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

No Kuantitatif Kualitatif

1 A. Desain1. Spesifik, jelas, rinci

2. Ditentukan secara mantap sejak awal

3. Menjadi pegangan langkah demi langkah

A. Desain1. Umum

2. Fleksibel

3. Berkembang dan muncul dalam proses penelitian

2 B. Tujuan1. Menunjukkan hubungan antar

variabel

2. Menguji teori

3. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif

B. Tujuan1. Menemukan pola hubungan

yang bersifat interaktif

2. Menemukan teori

3. Menggambarkan realitas yang kompleks

4. Memperoleh pemahaman makna

3 C. Teknik Pengumpulan Data1. Kuesioner

2. Observasi dan wawancara terstruktur

C. Teknik Pengumpulan Data1. Participant observation

2. In depth interview

3. Dokumentasi

4. Triangulasi

4 D. Instrumen Penelitian1. Test, angket, wawancara terstruktur

2. Instrumen yang telah terstandar

D. Instrumen Penelitian1. Peneliti sebagai instrumen

(human instrumen)

2. Buku catatan, tape recorder, camera, handycam dan lain-lain

5 E. Data1. Kuantitatif

2. Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen

E. Data1. Deskriptif kualitatif

2. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain

6 F. Sampel1. Besar

2. Representatif

3. Sedapat mungkin random

4. Ditentukan sejak awal

F. Sampel/sumber data1. Kecil

2. Tidak representatif

3. Purposive, snowball

4.Berkembang selama proses penelitian

7 G. Analisis1. Setelah selesai pengumpulan data

G. Analisis1. Terus menerus sejak awal

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

13

Page 14: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

2. Deduktif

3. Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis

sampai akhir penelitian

2. Induktif

3. Mencari pola, model, thema, teori

8 H. Hubungan dengan Responden1. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa

kontak supaya obyektif

2. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden

3. Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan

H. Hubungan dengan Responden

1. Empati, akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam

2. Kedudukan sama bahkan sebagai guru, konsultan

3. Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori

9 I. Usulan Desain1. Luas dan rinci

2. Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti

3. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya

4. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas

5. Hipotesis dirumuskan dengan jelas

6. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan

I. Usulan Desain1. Singkat, umumnya bersifat

sementara

2. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama

3. Prosedur bersifat umum, seperti akan merencanakan tour/piknik

4. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan

5. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis

6. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan

10 J. Kapan penelitian dianggap selesai?Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan

J. Kapan penelitian dianggap selesai?Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh

11 K. Kepercayaan terhadap Hasil PenelitianPengujian validitas dan reliabilitas

K. Kepercayaan terhadap Hasil PenelitianPengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil penelitian

BAB IV

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

14

Page 15: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

PENELITIAN KUANTITATIF

A. PROSES PENELITIAN KUANTITATIF

Penelitian kuantitatif dikembangkan dari proses penelitian kuantitatif seperti pada

gambar berikut.

Gambar komponen dan proses penelitian kuantitatif

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut. Setiap penelitian

selalu berangkat dari masalah. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh

peneliti harus jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.

Setelah masalah diidentifikasikan, dan dibatasi, maka selanjutnya masalah

tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat

pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan

penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti

menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif

ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap

rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis, maka

hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian.

Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris

berdasarkan data dari lapangan. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data.

Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

15

RumusanMasalah

LandasanTeori

PerumusanHipotesis

Pengumpulan Data

AnalisisData

Populasi & Sampel

PengembanganInstrumen

PengujianInstrumen

Kesimpulandan saran

Page 16: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti mempunyai batasan waktu, dana dan

tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka sampel yang diambil harus

representatif, dengan teknik random sampling.

Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk itu peneliti perlu

menggunakan instrumen penelitian. Dalam ilmu-ilmu alam dan teknik, instrumen

penelitian seperti termometer untuk mengukur suhu, timbangan untuk mengukur berat

sudah ada sehingga tidak perlu membuat instrumen. Tetapi dalam penelitian sosial

sering instrumen yang akan digunakan untuk meneliti belum ada, sehingga peneliti

harus membuat atau mengembangkan sendiri. Agar instrumen dapat dipercaya, maka

harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

Setelah instrumen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk

mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti. Instrumen untuk pengumpulan

data dapat berbentuk test dan non test. Untuk instrumen yang berbentuk non test, dapat

digunakan kuesioner, pedoman observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik

pengumpulan data selain berupa test dalam penelitian ini dapat berupa kuesioner,

observasi dan wawancara.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk

menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif

analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik

deskriptif dan inferensial.

Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian

data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang dan

lain-lain. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam

dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.

Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat

disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah

berdasarkan data yang telah terkumpul. Jadi, kalau rumusan masalah ada lima, maka

kesimpulannya juga lima. Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk

memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-saran.

Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan. Saran yang

diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Jadi, jangan membuat saran

yang tidak berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Apabila hipotesis

penelitian yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek apakah ada yang salah dalam

penggunaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis data, atau rumusan masalah yang

diajukan.

B. MASALAH, TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

16

Page 17: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

1. Masalah PenelitianMasalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan

apa yang benar-benar terjadi. Masalah terjadi apabila ada :

a. Penyimpangan antara apa yang direncanakan atau diharapkan dengan

kenyataan, misalnya target kunjungan wisatawan ke suatu obyek wisata adalah

1.000 orang per bulan, tetapi ternyata hanya 500 orang.

b. Komplain atau pengaduan konsumen, misalnya kualitas barang maupun mutu

layanan terhadap konsumen.

c. Tajamnya persaingan bisnis, seperti misalnya PT. Telkom menghadapi pesaing

telepon seluler sehingga terlihat semakin mengaktifkan program pemasarannya.

Meskipun setiap penelitian dilandasi oleh permasalahan, namun tidak semua

masalah dapat diangkat ke dalam suatu penelitian atau tidak semua pertanyaan

penelitian dapat dijawab. Suatu pertanyaan penelitian harus dapat didukung data, bukan

hanya sekedar informasi. Jika permasalahan terlalu rumit, banyak kendala akan sulit

dianalisis atau dengan kata lain, sulit dipecahkan.

Masalah penelitian yang layak diangkat dalam suatu penelitian sebagai berikut :

a. Masalah harus memungkinkan untuk dicari jawabannya, dalam arti efisien dari

segi dana, daya, dan waktu serta jelas sumbernya.

b. Setiap orang mempunyai persepsi sama terhadap masalah tersebut.

c. Masalah harus cukup penting untuk memberikan kontribusi pada ilmu

pengetahuan, teknologi, dan problem hidup masyarakat.

d. Permasalahan harus etis, tidak melanggar etika, moral, agama, dan keyakinan

masyarakat.

e. Sebaiknya, masalah dirumuskan dalam kalimat pertanyaan yang mengaitkan

variabel penelitian.

Contoh Perumusan Masalah Penelitian

1. Penelitian Deskriptif

Permasalah dalam penelitian deskriptif memiliki variabel bebas. Dalam penelitian,

variabel tidak diperbandingkan dengan yang lain.

Contoh perumusan masalah :

a. Bagaimana tanggapan karyawan terhadap pemotongan gaji tiap bulan untuk

dana pensiun ?

b. Seberapa besar efektivitas penjualan sistem multilevel secara online?

2. Penelitian Komparatif

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

17

Page 18: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Permasalahan dalam penelitian komparatif bersifat membandingkan antara satu

variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.

Contohnya :

a. Apakah ada perbedaan antara pendapatan pengemudi bus pariwisata dengan

pengemudi taxi?

b. Seberapa besar perbedaan produktivitas kerja karyawan tetap dengan karyawan

sistem kontrak?

3. Penelitian asosiatif

Permasalahan dalam penelitian asosiatif berusaha menghubungkan dua variabel

atau lebih. Berikut adalah bentuk hubungan dalam penelitian asosiatif beserta

contohnya :

a. Hubungan simetris

Jenis hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan muncul bersama.

Contohnya :

Apakah ada hubungan antara banyaknya sepeda motor yang dijual dengan

meningkatnya kejahatan?

Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan sepatu yang dibeli?

b. Hubungan kausal

Bentuk hubungan antara dua variabel yang bersifat sebab akibat, yaitu antara

variabel terikat dengan variabel bebas.

Contohnya :

Seberapa besar pengaruh kepemimpinan manajer terhadap iklim kerja perusahaan?

Adakah pengaruh keamanan dengan kedatangan wisatawan ?

c. Hubungan interaktif atau timbal balik

Model hubungan adalah saling mempengaruhi antara dua variabel. Di sini tidak

diketahui mana variabel bebas dan variebel terikat.

Contoh :

Hubungan antara motivasi kerja dan prestasi kerja karyawan. Motivasi kerja dapat

menyebabkan prestasi kerja meningkat dan begitu pula sebaliknya, karyawan yang

berprestasi akan lebih termotivasi untuk giat bekerja.

Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan

kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi

terpenuhi.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

18

Page 19: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Untuk menggali topik dan permasalahan paling tidak ada tiga (3) sumber pokok

yang dapat dijadikan sumber perolehannya, yaitu dari : (1) Diri pribadi; (2) Sumber-

sumber perpustakaan yang tersedia, baik hasil-hasil penelitian sebelumnya berupa

teori-teori ataupun referensi-referensi maupun sumber-sumber kepustakaan lainnya

yang berhubungan; (3) Orang lain, yaitu kawan sejawat, pihak sponsor ataupun

konsultan.

Bagi calon peneliti yang belum berpengalaman, ia dapat mengatasi kesulitan

dalam menggali topik melalui studi perpustakaan. Bila cara ini yang ditempuh, ada

beberapa langkah penting yang sebaiknya diperhatikan, yaitu :

1. Kumpulkan beberapa teori, referensi dan lain-lainnya yang berhubungan

(data colecting).

2. Pelajari satu per satu dengan seksama kepustakaan yang dikumpulkan

(analysis and interpretation)

3. Usahakan membuat klasifikasi temuan-temuan, mana yang sama dan

mana yang bertentangan dan atas dasar apa itu terjadi ke dalam daftar tertentu.

4. Lakukan justifikasi, sehingga diperoleh topik perbincangan dan

permasalahan yang ideal.

5. Lakukan evaluasi seperlunya, jika perlu dilakukan pengulangan kembali.

2. TeoriTeori didefinisikan sebagai seperangkat proposisi yang berhubungan yang

menggambarkan suatu pemikiran sistematis terhadap fenomena melalui penentuan

hubungan antar konsep. Suatu teori terdiri dari konsep-konsep, asumsi-asumsi,

hipotesis dan hubungan perilaku. Proposisi merupakan suatu pernyataan yang

membenarkan atau menolak suatu perkara. Asumsi merupakan dasar argumentasi atau

alasan yang mendasari argumentasi yang tidak perlu dibuktikan. Sedangkan konsep

merupakan suatu pendapat ringkas yang dibentuk melalui proses penyimpulan umum

dari peristiwa-peristiwa khusus hasil observasi yang berhubungan. Selanjutnya hipotesis

merupakan dugaan yang bersifat sementara yang masih perlu dibuktikan dan hubungan

perilaku menunjukkan interaksi antar variabel observasi dalam suatu peristiwa tertentu.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat dikatakan bahwa teori memegang

peranan penting dalam usaha membantu mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi

dan mempermudah pencapain sasaran yang diinginkan. Suatu teori lahir dari pemikiran

empiris yang bersifat ilmiah, oleh karena itu ia dapat memberikan jawaban atas

persoalan serupa dalam lingkungannya sendiri.

Namun demikian, dalam prakteknya tidak semua teori dapat memberikan

kepuasan tuntutan yang dikehendaki. Oleh karena itu, bagi peneliti perlu mengetahui

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

19

Page 20: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

teori apa yang sebaiknya ia gunakan, sejauh mana keandalannya serta dapatkah ia

memberi jalan dan membantu kita dalam memecahkan masalah. Dasar untuk menilai

hal tersebut paling tidak dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

1) Apakah teori tersebut mampu menjelaskan fenomena-fenomena penting serupa

yang diteliti.

2) Apakah penjelasan yang diberikan dipaparkan secara tegas, sederhana dan

dapat dimengerti.

Dalam dunia penelitian, teori dapat berfungsi ganda : Pertama, teori sebagai

sumber bagi peneliti menggali permasalahan atau merumuskan topik. Kedua, teori

merupakan wadah yang memberikan kemudahan bagi peneliti membentuk hipotesis

penelitian. Ketiga, melalui hubungan-hubungan variabel yang diperlihatkannya, teori

memberikan kerangka kerja bagi peneliti sehingga dapat menuntun peneliti dalam

melaksanakan penelitian sampai ditemukannya jawaban yang diinginkan.

3. Kerangka BerpikirKerangka berpikir akan mempertautkan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu

hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta varabel lain yang

mungkin akan terlibat dalam penelitian. Jadi, kerangka berpikir muncul apabila dalam

suatu penelitian mempertautkan dua variabel atau lebih. Jika hanya membahas satu

variabel atau lebih secara mandiri, maka peneliti harus melakukan deskripsi teoritis

untuk masing-masing variabel tentang argumentasi terhadap variasi besaran variabel

yang diteliti.

Kerangka berpikir yang mempertautkan dua variabel atau lebih akan

menghasilkan rumusan hipotesis yang berbentuk perbandingan atau hubungan. Di sini

peneliti harus menguasai teori yang mendukung argumentasi dalam mewujudkan suatu

kerangka berpikir dan sifatnya merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang

diteliti. Peneliti harus menetapkan terlebih dahulu variabel yang akan diteliti dan

berguna untuk menetapkan teori pendukungnya. Kemudian, berdasarkan teori yang

telah dipelajari, peneliti menyusun definisi operasional masing-masing variabel

penelitian, nama variabel, serta kedudukan antar variabel dalam penelitian.

Sesudah menetapkan kedudukan masing-masing variabel, peneliti melakukan

analisis terhadap teori yang mendukung dengan membandingkan antara teori dan

penelitian terdahulu. Pendalaman teori dan analisis terhadap hasil penelitian lain akan

menghasilkan sintesis atau kesimpulan sementara.Akhirnya, dari sintesis, peneliti dapat

menyusun hipotesis penelitian. Akhirnya, dari sintesis, peneliti dapat menyusun

hipotesis penelitian.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

20

Page 21: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Kerangka berpikir yang baik memuat kriteria sebagai berikut :

a. Variabel yang akan diteliti harus diuraikan

b. Kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan hubungan antar

variabel yang diteliti serta teori yang melatar belakanginya.

c. Bentuk hubungan antar variabel harus ditegaskan apakah positif atau negatif,

berbentuk simetris, kausal, atau timbal balik (interaktif)

d. Sebaiknya, kerangka berpikir perlu disusun ke dalam suatu gambar kerangka

berpikir agar setiap individu dapat memahami hubungan antar variabel penelitian.

4. HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara rumusan masalah penelitian. Oleh karena

itu, sebaiknya rumusan masalah dibuat dalam kalimat pertanyaan dan jawabannya akan

diperoleh dalam hipotesis. Hipotesis harus diuji kebenarannya sebab baru disusun atas

dasar teori, belum diuji secara empiris melalui pengumpulan data dan atau pengamatan

langsung pada obyek penelitian.

Penelitian yang memerlukan hipotesis adalah yang bersifat kuantitatif, sedangkan

penelitian kualitatif yang tidak mengajukan hipotesis justru akan menemukan hipotesis,

yang selanjutnya akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Dalam hal ini, kita mengenal hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis

statistik diperlukan apabila menggunakan sampel.

Contoh perumusan hipotesis :

a. Hipotesis deskriptif

Produktivitas karyawan (dalam populasi) pada tahun 2008 rendah.

b. Hipotesis komparatif

Ada perbedaan pendapatan pedagang kaki lima yang berdagang pada siang hari

dengan pedagang yang bedagang pada malam hari.

c. Hipotesis asosiatif

Ada hubungan positif antara pengalaman kerja dengan pendapatan karyawan.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

21

Page 22: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

C. METODE PENELITIAN EKSPERIMEN DAN EX POST FACTO

1. Metode Penelitian EksperimenTerdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam

penelitian bisnis, yaitu : Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial

Design, dan Quasi Experimental Design. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar. Macam-macam Design Eksperimen

1. Pre-Experimental Designs

Dikatakan pre-experimental design, karena design ini belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh

terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel

dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat

terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.

Terdapat beberapa bentuk pre-experimental designs yaitu one shot case study

dan one-group pre test-post test design.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

22

Pre-Eksperimental

One-shot Case Studi

One Group Pretest-Posttest

Intact-Group Comparison

True - Experimental

Posttest Only Control Design

Pretest-Control Group Design

FactorialExperimental

Quasi Eksperimental

Time-Series Design

Nonequivalent Control Group Design

MacamDesignEksperimen

Page 23: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

a. One-shot case study

Paradigma dalam design ini dapat digambarkan seperti berikut :

X = treatment yang diberikan (variabel

independen)

O = observasi (variabel dependen)

Paradigma itu dapat dibaca sebagai berikut : terdapat suatu kelompok diberi

treatmen/perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment adalah

sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).

Contoh :

Pengaruh diklat (X) terhadap prestasi kerja karyawan (O)

Terdapat kelompok pegawai yang diberi diklat, kemudian setelah selesai dan bekerja

beberapa bulan diukur prestasi kerjanya.

b. One-Group Pretest-Posttest Design

Kalau pada desain no.a, tidak ada pre test, maka pada desain ini terdapat pre

test, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui

lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi

perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :

O1 = nilai pretest (sebelum diberi

diklat)

O2 = nilai posttest (setelah diberi

Diklat)

Pengaruh diklat terhadap prestasi

kerja pegawai = (O2 – O1)

c. Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi

dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan

setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma

penelitiannya digambarkan sebagai berikut :

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

23

X O

O1 X O2

Page 24: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

O1 = hasil pengukuran setengah

Kelompok yang diberi

Perlakuan

O2 = hasil pengukuran setengah

Kelompok yang tidak diberi

Perlakuan

Pengaruh perlakuan = O1 – O2

Contoh :

Terdapat sekelompok karyawan di bidang pemasaran, yang separo dalam tugasnya

berbaju seragam (O1) dan separonya lagi tidak berseragam (O2). Setelah beberapa

minggu diukur prestasi kerjanya, kelompok mana yang lebih berprestasi dalam bidang

pemasaran. Jadi pengaruh seragam terhadap prestasi penjualan adalah (O1 – O2)

Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experimental itu bila

diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel-variabel luar yang berpengaruh dan

sulit dikontrol sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.

2. True Experimental Design

Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini,

peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya

eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan

penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true eksperimental adalah bahwa

sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil

secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontroldan

sampel dipilih secara random.

Di sini dikemukakan dua bentuk design true experimental design yaitu : Post test

Only Control Design dan Pre test Group Design.

a. Post test-only control design

O1 = hasil pengukuran kelompok

Eksperimen diberi treatment X

O2 = hasil pengukuran kelompok

Kontrol yang tidak ditreatment

Pengaruh perlakuan = O1 – O2

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).

Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang

diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi

perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment adalah

(O1 : O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatmentdianalisis dengan

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

24

X O1

O2

R X O1

R O2

Page 25: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan

berpengaruh secara signifikan.

b. Pre test-control group design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian

diberi pretest untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak

berbeda secara signifikan.

3. Factorial Design

Design faktorial merupakan modifikasi dari true experimental yaitu dengan

memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi

perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).Paradigma

design faktorial dapat digambarkan seperti berikut :

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing

diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai

pretestnya sama. Jadi O1 = O2 = O3 = O5. dalam hal ini variabel moderatornya adalah

Y1 dan Y2.

Contoh :

Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode pemasaran tertentu

terhadap nilai penjualan. Untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel

moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).

Treatment / perlakuan (metode pemasaran baru) dicobakan pada kelompok

eksperimen pertama yang telah diberi pre test (O1 = kelompok laki-laki) dan

kelompok eksperimen kedua yang telah diberi pre test (O5 = kelompok perempuan)

Pengaruh perlakuan (metode pemasaran baru) terhadap nilai penjualan barang

untuk kelompok laki-laki =

(O2 – O1) – (O4 – O3)

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

25

R O1 X O3

R O2 O4

R O1 X Y1 O2

R O3 Y1 O4

R O5 X Y2 O6

R O7 Y2 O8

Page 26: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Pengaruh perlakuan (metode pemasaran baru) terhadap nilai penjualan barang

untuk kelompok perempuan =

(O6 – O5) – (O8 – O7)

Bila terdapat perbedaan pengaruh metode pemasaran terhadap nilai penjualan

antara kelompok pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena

treatment yang diberikan (karena treament yang diberikan sama), tetapi karena

adanya variabel moderator, yang dalam hal ini jenis kelamin.

4. Quasi Experimental Design

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental

design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik

dari pre-experimental design. Quasi-experimental design, digunakan karena pada

kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Dalam suatu kegiatan bisnis, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para

karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Oleh karena itu, untuk

mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka

dikembangkan desain Quasi Experimental.

Berikut ini dikemukakan dua bentuk desain quasi eksperimen yaitu Time-Series

Design dan Nonequivalent Control Group Design.

a. Time Series Design

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih

secara random. Sebelum diberi perlakuan,kelompok diberi pre test sampai 4 kali,

dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok

sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pre test selama empat kali ternyata nilainya

berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak

konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka

baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja

sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

Hasil pre test yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik

adalah O5 = 06 = 07 = 08. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O5 + O6 + O7 + O8)

– (O1 + O2 + O3 + O4).

b. Nonequivalent Control Group Design

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

26

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Page 27: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Desain ini hampir sama dengan pre test-post test control group design, hanya pada

desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Contoh :

Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap

derajat kesehatan karyawan suatu perusahaan. Desain penelitian dipilih satu kelompok

karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan

senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajat

kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajat kesehatan

karyawan setelah senam pagi selama 1 tahun. O4 adalah derajat kesehatan karyawan

yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajat

kesehatan karyawan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

2. Penelitian Ex Post FactoPenelitian ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian

yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective

study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu

peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui

faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut

Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya

telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung,

sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin

melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya

sesuatu.

3. Perbandingan Penelitian Ex post Facto dengan Penelitian EksperimenDalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat dianggap sebagai kebalikan

dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang

sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi ex post facto dimulai dengan dua

kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut.

Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap

sebagai akibat dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menyelidiki ke

belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya.

Penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen.

Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen,

yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian tersebut membandingkan dua

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

27

O1 X O2

O3 O4

Page 28: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk

mencari atau menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data

penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen

dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto.

Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan

kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi

secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui

eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan kausal atau hubungan

fungsional di antara variabel yang jauh lebih menyakinkan daripada yang dapat

diperoleh menggunakan studi ex post facto.

Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau

pengacakan terhadap variabel-variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa

perubahan dalam variabel-variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada

masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati tersebut.

4. Kekurangan Penelitian Ex Post FactoPendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut

adalah sebagai berikut.

1. Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.

Oleh karena tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk

memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-

benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.

2. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi

dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan

efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.

3. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda,

tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh

lain sebab pada kejadian lain.

4. Apabila saling hubungan antar dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar

untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.

5. Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti

memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat.

6. Menggolongkan-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya

golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan, menimbulkan

persoalan-persoalan, karena kategori-kategori itu sifatnya kabur, bervariasi, dan

tak mantap.

7. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek

secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

28

Page 29: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel

bebas adalah sangat sukar.

5. Keunggulan Penelitian Ex Post FactoMetode ini baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu

metode eksperimental, tak dapat digunakan. Apabila tidak selalu mungkin untuk

memilih, mengontrol, dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki

hubungan sebab akibat secara langsung. Apabila pengontrolan terhadap semua

variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah

interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.

Apabila control di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak

praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan atau dipertanyakan.

Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-

sifat gejala yang dipersoalkan. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik,

dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal

komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

D. DATA DAN VARIABEL PENELITIANSecara sederhana data dapat diartikan sebagai keterangan mengenai sesuatu.

Keterangan dapat berupa bilangan, angka atau disebut data kuantitatif, juga dapat

berupa keterangan yang bukan bilangan atau disebut data kualitatif. Pada data

kuantitatif; umur, jumlah, tinggi dan sebagainya dapat dinyatakan dengan bilangan

misalnya 20 tahun, 10 juta, 175 cm. Sedangkan pada data kualitatif, misalnya warna,

status perkawinan, jenis kelamin dan sebagainya tidak dapat dinyatakan dengan angka

atau bilangan.

Statistik lebih berkenaan dengan data kuantitatif dari pada kualitatif. Data

kualitatif lazimnya diolah menggunakan analisis kualitatif dengan memakai dasar-dasar

berfikir induktif, deduktif, analogi dan generalisasi.

Data juga merupakan indikasi-indikasi terdapatnya suatu variabel penelitian.

Misalnya, variabel indeks prestasi dicerminkan oleh data yang berupa angka-angka,

demikian juga variabel jenis kelamin diwujudkan oleh data tentang laki-laki dan

perempuan. Lalu apa yang dimaksud dengan variabel penelitian itu.

Variabel diartikan sebagai suatu konsep yang mempunyai variasi atau

keragaman. Sedangkan konsep itu sendiri adalah penggambaran atau abstraksi dari

suatu fenomena atau gejala tertentu. Konsep tentang apapun jika memiliki ciri-ciri yang

bervariasi atau beragam dapat disebut sebagai variabel. Jadi, variabel adalah segala

sesuatu yang bervariasi.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

29

Page 30: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Sebagai contoh misalnya, kita akan meneliti tentang kepemimpinan. Maka

kepemimpinan ini masih merupakan sebuah konsep, karena masih berhubungan

pendefinisian dan penggambaran istilah kepemimpinan itu sendiri dan tidak memiliki

keragaman. Akan tetapi apabila diubah menjadi tipe kepemimpinan, gaya

kepemimpinan, efektifitas kepemimpinan atau sejenisnya yang menunjukkan adanya

keragaman maka hal ini dapat dikategorikan sebagai variabel penelitian. Untuk tipe

kepemimpinan, misalnya dapat dilihat keragamannya dengan mengenali adanya tipe

kepemimpinan demokratis, otoriter dan permisif.

Dalam suatu penelitian, ada beberapa jenis variabel yang menurut hubungan

antara satu variabel dengan variabel yang lain, dapat dibedakan menjadi :

1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat).

Variabel independen sering pula dikatakan sebagai variabel stimulus, prediktor, atau

anteseden.

2. Variabel Dependen

Sering dikatakan pula sebagai variabel terikat atau tergantung, yaitu merupakan

variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh adanya variabel bebas. Jadi,

variabel dependen merupakan konsekuensi dari variabel independen.

3. Variabel Moderator

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung seringkali dipengaruhi

(diperkuat atau diperlemah) oleh variabel moderator. Oleh karena itu, variabel

moderator sering kali disebut variabel bebas kedua.

4. Variabel Intervening

Variabel intervening atau disebut pula variabel antara merupakan variabel yang

secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen, tetapi tidak dapat diamati dan

diukur atau dimanipulasi. Dampaknya harus disimpulkan berdasarkan dampak

variabel-variabel independen dan variabel moderator terhadap fenomena yang

diamati.

5. Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung tidak dipengaruhi oleh faktor

luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti jika akan

melakukan penelitian komparatif (perbandingan).

6. Variabel luar biasa

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

30

Page 31: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

Extraneous variabel merupakan variabel yang jumlahnya hampir tak terbatas dan

bisa berpengaruh pada hubungan tertentu. Sebagian variabel dapat diperlakukan

sebagai variabel bebas atau variabel moderator. Namun, variabel memiliki hanya

sedikit atau bahkan tidak memiliki dampak terhadap keadaan tertentu. Pada

umumnya, variabel dapat diabaikan karena dampaknya sangat kecil.

Data dan variabel selalu berkaitan erat dan karena eratnya istilah data dan

variabel sering dipertukar-pakaikan bahkan juga sering dipersamakan. Apabila

seseorang menyebut variabel maka dalam benaknya juga bermaksud menyebut pada

data, begitu juga sebaliknya, apabila menyebut data tersirat juga maksudnya untuk

menunjuk pada suatu variabel.

Apabila ditinjau dari tingkat pengukurannya (level of measurement) variabel atau

data terdiri dari 4 macam, yaitu data nominal, ordinal, interval dan rasio. Beberapa ahli

mengelompokkan data menjadi 2 bagian, yaitu data nominal dan kontinum (yang di

dalamnya dibagi menjadi data ordinal, interval dan rasio). Untuk memudahkan

pembahasan akan digunakan pendapat yang pertama.

a. Data Nominal

Data nominal disebut juga data diskrit adalah suatu data yang hanya dapat

digolong-golongkan secara terpisah, secara diskrit, secara kategorik dan lebih

merupakan sebuah lambang dari suatu kategori.

Data nominal merupakan data yang bervariasi menurut jenisnya; misalnya jenis

kelamin laki-laki dan wanita, jenis pekerjaan dapat digolong-golongkan secara terpisah

menjadi pegawai negeri, pedagang, dokter, petani, buruh dan sebagainya. Suku,

golongan darah, jenis penyakit, bentuk tubuh termasuk ke dalam data nominal.

Sebenarnya bukan data kualitatif saja yang dapat masuk dalam data nominal.

Data kuantitatif yang sekiranya hanya mengindikasikan adanya pelambangan-

pelambangan kategori saja dan tidak menunjukkan adanya suatu urutan tinggi

rendahnya suatu data maka data kuantitatif tersebut masuk dalam data nominal.

Misalnya nomor urut pada presensi mahasiswa. Mahasiswa yang nomor urutnya 1

dalam daftar presensi, bukan berarti mahasiswa tersebut yang terbaik atau terpandai di

dalam kelas itu. Nomor 1 pada daftar presensi tersebut lebih merupakan lambang atau

kode dari mahasiswa yang bersangkutan.

Demikian juga nomor rumah, nomor seri karcis, nomor kendaraan adalah

termasuk dalam data nominal. Meskipun nomor kendaraan yang satu lebih besar dari

pada nomor kendaraan yang satunya, misalnya DK 32 BH dengan DK 36 BH, bukan

berarti kendaraan yang bernomor DK 36 BH itu lebih mewah atau lebih mahal harganya

karena memiliki nomor lebih besar dibanding dengan kendaraan yang bernomor DK 32

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

31

Page 32: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

BH. Nomor kendaraan tersebut hanya merupakan lambang saja dan tidak menunjukkan

urutan kualitas.

Data nominal ini sering juga disebut dengan data enumerasi. Karena apa yang

dapat dilakukan terhadap data nominal hanya semata-mata menghitung banyaknya

subyek atau pendukung tiap-tiap kategori data tersebut. Misalnya, jumlah pria sekian

orang, perempuan sekian orang. Berapa besar kecilnya derajat kepriaan dan

kewanitaan seseorang sama sekali tidak dipersoalkan.

Penelitian terhadap data nominal memiliki kegunaan yang terbatas dan menjadi

ciri pokok dari penelitian-penelitian eksploratif dan studi-studi pendahuluan yang

maksudnya semata-mata mencari hubungan tanpa lebih jauh melihat taraf besar

kecilnya suatu ciri yang terdapat pada gejala tersebut. Beberapa metode statistik yang

dapat digunakan untuk meneliti data nominal, antara lain : mode, korelasi kontingensi,

phi atau chi-square.

b. Data Ordinal

Ordinal adalah angka yang menunjukkan posisi dalam urut-urutan dalam suatu

seri. Data ordinal disebut juga data berjenjang. Angka tidak digunakan sebagai

lambang, tetapi merupakan gradasi atau perbedaan tingkat. Misalnya, dalam suatu

perlombaan terdapat istilah juara I, II, III dan sebagainya. Dalam penilaian prestasi

belajar di sekolah dikenal ada ranking I, II, III dan seterusnya. Juara dan ranking

tersebut menunjukkan adanya suatu tingkatan atau urutan. Ranking I lebih tinggi dari II,

III dan seterusnya.

Namun, batas dari satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas dan

masing-masing tingkatan atau jarak dari tingkatan satu ke tingkatan di bawah atau di

atasnya tidaklah sama. Pada pokoknya, variabel yang memiliki nilai tertinggi diberi

tingkat yang tertinggi dan nilai yang paling rendah diberi tingkat terendah.

Misalnya, prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah statistik berturut-turut

adalah 90, 85, 70, 50 dan seterusnya sampai nilai terendah. Maka secara berturut-turut

nilai-nilai tersebut mendapat ranking I untuk nilai 90, II untuk 85, III untuk 70, IV untuk 50

dan seterusnya. Apabila diamati secara cermat, maka jarak antara nilai pada ranking I

dan II (90 dan 85) dengan jarak nilai pada ranking II dan III (85 dan 70) adalah tidak

sama. Dimana jarak antara nilai 90 ke 85 adalah 5 sedangkan jarak dari nilai 85 ke nilai

70 adalah 15.

Sehingga apa yang dilakukan pada data ordinal adalah hanya membandingkan

nilai-nilai tersebut lebih tinggi, sama, atau lebih rendah dibanding nilai-nilai yang lainnya,

dengan tidak memperhatikan jarak antara nilai-nilai variabel yang diukur. Teknik-teknik

statistik yang dapat digunakan untuk analisis data ordinal antara lain : median, persentil

dan teknik korelasi tata jenjang dari Spearman.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

32

Page 33: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

c. Data interval

Jika dalam data ordinal hanya dapat dinyatakan bahwa sesuatu nilai itu lebih,

sama atau kurangdari yang lain, maka pada data interval kita menghadapi angka skala

yang batas variasi nilai satu dengan yang lainnya sudah jelas, sehingga jarak atau

intervalnya dapat dibandingkan. Nilai yang diperoleh dari pengukuran-pengukuran

psikologi, misalnya IQ adalah contoh data yang jenisnya interval. Dimana untuk

pengklasifikasian IQ sudah digunakan skala-skala interval di dalamnya. Koefisien dalam

IQ menunjukkan hasil pertimbangan tentang nilai-nilai pada aspek numerikal,

mekanikal, verbal dan spatial. Demikian juga data tentang prestasi belajar atau Indeks

Prestasi adalah data pengukuran dalam bidang pendidikan yang berjenis interval. Nilai

6,7,8 dan sebagainya dalam raport atau ijazah, juga nilai 2,5 untuk Indeks Prestasi

adalah data interval. Sebab nilai-nilai tersebut diperoleh dengan berpedoman pada jarak

antara satu ke yang lain, misalnya seorang mahasiswa yang menguasai materi antara

64% s/d 75% mendapat nilai 2 atau C dalam kartu hasil studinya. Akan tetapi nilai

mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara matematis, oleh karena batas-batas variasi

nilainya tidak memiliki angka nol yang mutlak. Sehingga seorang anak yang diberi nilai 0

oleh gurunya dalam suatu tes berhitung, tidak berarti bahwa anak tersebut tidak tahu

sama sekali dalam berhitung.

Demikian juga kita tidak dapat mengatakan bahwa IQ anak sebesar 60 itu

separuh dari IQ anak lain yang besarnya 120, juga tidak dibenarkan apabila dikatakan

bahwa kepandaian si A dalam matematika dua kali lipat dari kepandaian si B, jika si A

mendapat nilai 8 dan si B mendapat nilai 4 dalam mata pelajaran matematika.

Walaupun tidak mempunyai angka nol yang mutlak, akan tetapi hampir semua teknik

statistik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berjenis interval, misalnya :

mean, standard deviasi, analisis varian, t-Tes dan juga korelasi product moment.

d. Data Rasio

Data rasio merupakan data pengukuran yang paling tinggi dan paling ideal. Di

samping intervalnya jelas batasannya, juga variasi nilainya mempunyai batas yang

tegas dan memiliki titik nol yang mutlak. Hal ini berarti bahwa pencatatan dengan

menggunakan bilangan nol menunjukkan bahwa tidak ada gejala sama sekali.

Malahan secara pasti, dengan data rasio dapat dikatakan bahwa sesuatu itu

keadaannya separuh dari yang lain, sesuatu itu dua kali lipat dari yang lain. Mudah

dipahami bahwa gula yang beratnya 4 kg berarti separuh dari gula yang beratnya 8 kg.

Demikian juga dapat dimengerti bahwa cincin kawin yang beratnya 10 gram adalah dua

kali lipat dari cincin yang beratnya 5 gram.

Kebanyakan alat-alat pengukuran pada benda-benda fisika memiliki ciri-ciri rasio

dan ciri-ciri itu tidak dimiliki oleh instrumen-instrumen pengukuran ilmu sosial. Contoh-

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

33

Page 34: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

contoh data rasio antara lain : ukuran panjang, tinggi, berat, luas, usia, kadar zat, jumlah

sel dan sebagainya.

E. POPULASI DAN SAMPELPopulasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti dan yang

nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu cara pengambilan

kesimpulan terhadap kelompok individu yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data

yang diperoleh dari sekelompok individu yang sedikit jumlahnya. Sebagian kecil individu

yang dijadikan wakil dalam penelitian disebut sampel.

Sampel yang baik (biasa disebut sampel yang mewakili atau representatif)

adalah sampel yang anggota-anggotanya mencerminkan sifat dan ciri-ciri yang terdapat

pada populasi. Bahkan sangat diharapkan keadaan sampel dapat merupakan miniatur

dari populasi.

Apabila sampel tidak representatif, maka secara ilmiah tidak ada hak bagi peneliti

untuk menarik kesimpulan, kecuali kesimpulan yang berlaku untuk sampel itu sendiri.

Sampel yang tidak representatif sering kali menyesatkan hasil-hasil penelitian.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah mengetahui

terlebih dahulu karakteristik, ciri dan sifat populasi. Karena ada kalanya sampel harus

diambil dalam jumlah yang sangat besar bila menghadapi populasi yang memiliki sifat

heterogen dan mungkin akan mengambil sampel dengan jumlah sampel yang sedikit

bila sifat populasinya sangat homogen. Penelitian tentang aspirasi politik masyarakat

tertentu akan memerlukan jumlah sampel yang jauh lebih besar, dibandingkan

pengambilan sampel pada penelitian tentang kadar garam air laut. Aspirasi politik

masyarakat memiliki ciri-ciri yang sangat heterogen, dan sebaliknya kadar garam air laut

memiliki sifat homogen. Oleh karena itu penelitian dengan jumlah sampel yang besar

pada penelitian kadar garam air laut merupakan pekerjaan yang berlebih-lebihan.

Apabila ada dugaan yang kuat secara teoritis bahwa karakteristik populasi akan

secara sistematis berpengaruh pada hasil-hasil penelitian, maka pengambilan sampel

penelitian harus dilakukan secara cermat serta menggunakan teknik yang tepat.

1. Alasan samplingUntuk melakukan analisis statistik diperlukan data, karenanya data perlu

dikumpulkan. Bergantung pada berbagai faktor, untuk ini kadang-kadang dilakukan

sensus, kadang-kadang dilakukan sampling. Sensus terjadi apabila setiap anggota atau

karakteristik yang ada di dalam populasi dikenai penelitian. Jika tidak, maka samplinglah

yang ditempuh, yaitu sampel diambil dari populasi dan datanya dikumpulkan. Ada

berbagai alasan mengapa sensus tidak dilakukan, antara lain :

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

34

Page 35: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

a) Ukuran populasi

b) Masalah biaya

c) Masalah waktu

d) Percobaan yang sifatnya merusak

e) Masalah ketelitian

2. Teknik samplingPada dasarnya, teknik pengambilan sampel dikelompokkan menjadi dua cara,

yaitu : Probability Sampling dan Non probability Sampling.

a. Probability Sampling (Random Sampling)

Teknik pengambilan sampel secara random atau acak memberikan peluang yang sama

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berikut

adalah beberapa teknik random sampling :

1) Simple Random Sampling (Sampling Acak Sederhana)

Pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

ada dalam populasi. Cara ini dilakukan apabila populasi dianggap homogen. Metode

bisa juga dilakukan secara sembarang atau melalui undian. Pengambilan sampel

acak bisa dilakukan dengan menempatkan kembali (with replacement) atau tanpa

menempatkan kembali (without replacement). Selain dengan cara undian,

pengambilan sampel secara acak dapat dilakukan dengan menggunakan tabel

bilangan acak.

b) Proporionate Stratified Random Sampling (Sampling bertingkat Proporsinal)

Teknik pengambilan sampel digunakan apabila kondisi populasi heterogen dan

berstrata secara proporsional. Cara ini memiliki efisiensi statistik yang lebih tinggi

daripada yang dihasilkan sampel acak sederhana.

c) Disproportionate Stratified Random Sampling (Sampling bertingkat tidak

proporsional)

Teknik pengambilan sampel digunakan untuk menentukan jumlah sampel apabila

populasinya berstrata, tetapi kurang proporsional. Keputusan pengambilan sampel

dalam hal ini dibuat dengan pertimbangan bagaimana sampel akan dialokasikan di

antara strata-strata.

d) Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik cluster sampling atau pengambilan sampel kumpulan diperlukan jika

obyek penelitian atau daerah penelitian sangat luas sehingga populasi perlu dibagi

menjadi beberapa kelompok elemen dan memilihnya secara acak dari masing-

masing kelompok.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

35

Page 36: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

b. Non probability Sampling (Sampling Nonprobabilitas)

Ada beberapa teknik pengambilan non probabilitas :

1) Sistematic Sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan urutan anggota populasi

(yang telah diberi nomor urut).

2) Purposive Sampling

Teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau

tujuan tertentu (disengaja). Dalam hal ini, ada dua bentuk pengambilan sampel,

yaitu :

(a) Judgment Sampling (Pengambilan Sampel Keputusan)

Jenis pengambilan sampel paling banyak digunakan dalam studi kasus

dan dipercaya mempunyai mempunyai posisi terbaik dalam memberikan

informasi yang dibutuhkan.

(b) Quota Sampling (Pengambilan Sampel Quota)

Pada tipe pengambilan sampel kuota, peneliti tertarik menyeleksi subyek

yang sesuai dengan desain pengukuran (desain kontrol) yang sudah

ditentukan.

3) Accidental Sampling (Pengambilan Sampel Aksidental)

Pengambilan sampel aksidental menentukan sampel berdasarkan kebetulan

yang ditemui atau siapa pun yang dipandang oleh peneliti cocok sebagai sumber

data.

4) Snowball Sampling (Pengambilan Sampel Bola Salju)

Dalam teknik pengambilan sampel bola salju, peneliti memilih suatu kelompok

atau satu orang, kemudian orang atau kelompok digunakan untuk menempatkan

orang atau kelompok lain yang memiliki karakteristik serupa dan sebaliknya,

mengidentifikasikan yang lain. Ibarat bola salju yang menggelinding sehingga

semakin lama jumlah sampel semakin banyak.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATAPengumpulan data dapat menggunakan sumber primer maupun sekunder.

Sumber primer merupakan sumber data yang memberikan data kepada pengumpul

data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalkan melalui dokumen atau arsip.

1. WawancaraWawancara bisa dilakukan secara langsung (personal interview) maupun tidak

langsung (misalkan melalui telepon atau e-mail). Wawancara merupakan komunikasi

atau pembicaraan dua arah yang dilakukan oleh pewawancara dan responden untuk

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

36

Page 37: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

menggali informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Jadi, dalam wawancara

pembicaraan terarah pada tujuan tertentu. Pewawancara akan meminta responden

memberikan informasi dalam bentuk fakta, opini, atau sikap sehingga manfaat

pembicaraan lebih banyak dimiliki oleh pewawancara.

Komunikasi dapat dilakukan secara informal maupun formal (terstruktur). Pada

wawancara informal, pewawancara hanya mengingat pertanyaan kunci yang digunakan

untuk menggali informasi. Sebaliknya, dalam wawancara formal, pewawancara

berpedoman pada daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya.

a. Wawancara terstruktur

Apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti mengenai informasi yang akan

diperoleh dari responden, maka dapat menggunakan cara wawancara terstruktur dan

dilengkapi dengan instrumen penelitian, yaitu berupa pertanyaan tertulis disertai

alternatif jawabannya. Pewawancara dapat pula menggunakan alat bantu lain, seperti

gambar atau tape recorder, agar wawancara lebih lancar.

b. Wawancara tidak terstruktur

Di sini pewawancara bersikap bebas dalam melakukan tanya jawab, tanpa terikat

dengan pedoman wawancara. Pedoman wawancara hanya berupa garis besar apa

yang akan ditanyakan.

Peneliti tidak dapat menduga secara pasti jawaban yang akan diperoleh dan dalamhal

ini, peneliti hanya dapat bersikap sebagai pendengar. Wawancara tidak terstruktur

menuntut kesabaran peneliti, pemahaman akan situasi, dan kondisi responden, apalagi

jika dilakukan melalui pesawat telpon.

2. Kuesioner (Angket)Teknik pengumpulan data kuesioer paling efisien karena peneliti tidak perlu

mendatangi responden, cukup menyiapkan daftar pertanyaan tertulis yang dikirim

kepada responden untuk dijawab. Cara ini sesuai pula apabila jumlah responden cukup

besar atau lokasi mereka tersebar di beberapa wilayah.

3. ObservasiMetode observasi merupakan prosedur yang sistematis dan standar dalam

pengumpulan data. Pemakaian cara ini didasarkan pada konsep, definisi, dan

pengukuran variabelnya. Dengan observasi peneliti dapat memperoleh ukuran variabel

yang bukti empirisnya dapat diambil melalui pertanyaan yang diajukan. Di sini peneliti

tidak hanya berkomunikasi dengan orang, tetapi juga obyek penelitian yang lain. Jadi,

dalam hal ini observasi melibatkan proses pengamatan dan ingatan. Teknik observasi

digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala

alam, dan jika responden yang diamati tidak terlalu besar jumlahnya. Dari segi proses

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

37

Page 38: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi (1) observasi berperan serta dan

(2)observasi nonpartisipan. Sebaliknya, dari segi instrumen yang digunakan, observasi

dibedakan menjadi (1) observasi terstruktur dan (2) observasi tidak terstruktur.

G. TEKNIK ANALISIS DATADalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan

data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel

dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan

hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua

macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik

deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan

non parametris.

1. Statistik Deskriptif dan InferensialStatistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya)

jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian

dilakukan pada sampel maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif

maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin

mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk

populasi di mana sampel tersebut diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah

statistik inferensial.

Yang termasuk dalam statistik deskriptif adalah penyajian data melalui tabel,

grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran

tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui

perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan prosentase. Dalamstatistik

deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui

analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat

perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Hanya

saja, perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi, atau membandingkan dua

nilai rata-rata (populasi/sampel) atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara

teknis dapat diketahui bahwa dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

38

Page 39: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga

tidak ada kesalahan generalisasi.

Statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas)

adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya

diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari

populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu diberlakukan

secara random.

Statistikini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan

untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability)

Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu

mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam

bentuk persentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila

peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaannya 99%. Peluang kesalahan dan

kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dan hasil

suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai teknik analisis yang

digunakan. Misalnya uji-t akan digunakan tabel-t, uji F digunakan tabel F. Pada setiap

tabel sudah disediakan untuk taraf signifikansi berapa persen, suatu hasil analisis dapat

digeneralisasikan.

2. Statistik Parametris dan Non ParametrisPada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan non parametris.

Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau

menguji ukuran populasi melalui data sampel. (pengertian statistik di sini adalah data

yang diperoleh dari sampel).

Penggunaan statistik parametris dan non parametris tergantung pada asumsi dan

jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak

asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi

normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen,

dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas. Statistik non parametris tidak menuntut

terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi

normal. Oleh karena itu statistik nonparametris sering disebut distribution free (bebas

distribusi). Statistik parametris mempunyai kekuatan yang lebih daripada statistik non

parametris, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi.

Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang

dianalisis. Statistik parametris kebanyakan digunakan menganalisis data interval dan

rasio, sedangkan statistik nonparametris kebanyakan digunakan digunakan untuk

menganalisis data nominal, ordinal.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

39

Page 40: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

BAB V PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

Contoh. Format Penulisan Laporan Penelitian

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Batasan Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

BAB II. LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

B. Kajian Pustaka/Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

E. Teknik Analisis Data

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

B. Temuan Penelitian

C. Pembahasan

BAB V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. IMPLIKASI

C. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

40

Page 41: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

1. Halaman Judul

Pada umumnya, halaman judul memuat empat hal, yaitu judul laporan, penyusun

laporan, sasaran, dan tahun penulisan. Judul penelitian memuat kurang lebih 10 – 15

kata dan mencakup (1) variabel penelitian, (2) hubungan antarvariabel, dan (3) populasi

penelitian

Contoh judul:

a. Penelitian deskriptif : PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN HOTEL

BATUKARU TAHUN 2009

b. Penelitian korelasional : HUBUNGAN ANTARA NILAI DOLAR DI PASAR DUNIA

DENGAN TINGKAT KEDATANGAN WISATAWAN KE BALI

c. Penelitian kausalitas : PENGARUH KUALITAS LAYANAN HOTEL DENGAN

TINGKAT HUNIAN HOTEL

2. Kata Pengantar

Kata pengantar dibuat sebagai ungkapan rasa peneliti dan bisa berupa rasa

syukur, terimakasih, serta harapan peneliti. Kemudian, isinya bisa pula berisi

permohonan maaf apabila ada kesalahan dan mengharapkan adanya kritik maupun

saran para pembaca.

3. Daftar Isi, Tabel, Gambar, dan Lampiran

Daftar isi disusun sesuai dengan isi laporan beserta halamannya. Daftar tabel,

gambar, serta lampiran hanya dibuat kalau dianggap perlu (misalnya, kalau banyak

jumlahnya).

4. Sinopsis (Ringkasan Laporan Penelitian)

Sinopsis berupa garis besar materi laporan yang berisi ringkasan Bab 1 sampai

penutup. Format sinopsis tidak sama dengan laporan sesungguhnya sehingga hanya

berisi hal-hal penting. Sinopsis seringkali diartikan abstraksi laporan dan berisi

maksimum 150 kata.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

41

Page 42: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Pada bagian ini, peneliti menjelaskan mengapa topik atau masalah penelitian itu

penting untuk diangkat menjadi masalah penelitian. Masalah akan muncul apabila

terjadi penyimpangan dari apa yang seharusnya terjadi. Dalam hal ini, peneliti akan

memperkenalkan beberapa variabel utama yang akan diteliti dan hubungannya

dengan penelitian terdahulu atau teori yang mendasarinya. Pola uraian latar

belakang masalah seperti bentuk kerucut terbalik, artinya berbicara mengenai hal-

hal bersifat umum terlebih dahulu, kemudian mengerucut ke arah hal-hal spesifik

pada obyek penelitian.

B. Identifikasi Masalah

Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang

diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti maupun yang tidakakan

diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi masalah

dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang

diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua

permasalahan dapat diidentifikasi.

Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya

dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang

akan diteliti itu kedudukannya di mana di antara keseluruhan masalah yang akan

diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap

masalah yang diteliti. Selanjutnya massalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk

variabel.

C. Batasan Masalah

Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya

penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang

telah diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana

akan dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana

hubungan variabel satu dengan variabel yang lain. Berdasarkan batasan masalah

ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah penelitian.

D. Rumusan Masalah

Setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan (variabel apa saja yang akan

diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya

masalah dapat terjawab secara akurat maka masalah yang akan diteliti itu perlu

dirumuskan secara spesifik. Pedoman merumuskan masalah sebagai berikut :

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

42

Page 43: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

1) Perumusan masalah sebaiknya dengan kalimat tanya

2) Perumusan sebaiknya padat, jelas, dan spesifik

3) Perumusan hendaknya dapat memberi petunjuk tentang kemugkinan

pengumpulan data guna menjawab permasalahan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul skripsi

atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi salah satu

syarat untuk mendapat gelar sarjana), tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan

peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan

rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan masalahnya : apakah ada

pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja karyawan? Maka tujuan penelitiannya

adalah : ingin mengetahui apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja

karyawan. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada

kesimpulan penelitian.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan

penelitian dapat tercapai dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka

sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu :

1) Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis

2) Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah

yang ada pada obyek yang diteliti.

II. LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKAA. Landasan Teori

Deskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk

menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi

jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) dan

penyusunan instrumen penelitian.

Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat

penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya secara empiris. Di sini

juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada

kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung

pada variabel yang diteliti.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

43

Page 44: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

B. Kajian Pustaka / Penelitian yang Relevan

Kajian pustaka memaparkan secara sistematis tentang gagasan, konsep,

pemikiran, teori, dan temuan dari berbagai penelitian terdahulu yang ada hubungannya

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti dapat memulai dengan

mengemukakan penelitian-penelitian secara kronologis atau disistematisasikan menurut

masalah. Dari tiap penelitian dapat dipetik hal-hal tentang masalah, teori yang

digunakan, metodologinya, dan temuan-temuannya, dengan memberikan komentar,

kritik, evaluasi, dan sebagainya sehingga tidak ada kesan bahwa bagian ini merupakan

tumpukan hasil-hasil penelitian tanpa ada internalisasi dan pengolahan dari peneliti.

Dari semua itu peneliti dapat mengemukakan bagian-bagian atau aspek-aspek mana

yang berhubungan dan yang tidak berhubungan dengan bagian-bagian atau aspek-

aspek yang dikaji sekarang; masalah-masalah mana yang sudah diteliti orang dan

masalah-masalah mana yang belum digarap sehingga peneliti bisa menempatkan di

mana posisi masalah yang akan diteliti.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan sintesa dari teori-teori yang digunakan dalam

penelitian sehingga mampu menjelaskan secara operasional variabel yang diteliti,

menunjukkan hubungan antar variabel yang diteliti dan mampu membedakan nilai

variabel pada berbagai populasi. Kerangka berpikir akan mempertautkan variabel-

variabel yang akan diteliti yaitu hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung

serta variabel lain yang mungkin akan terlibat dalam penelitian. Jadi, kerangka berpikir

muncul apabila dalam suatu penelitian mempertautkan dua variabel atau lebih. Jika

hanya membahas satu variabel atau lebih secara mandiri maka peneliti harus

melakukan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel tentang argumentasi

terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.

Kerangka berpikir yang mempertautkan dua variabel atau lebih akan menghasilkan

rumusan hipotesis yang berbentuk perbandingan atau hubungan. Di sini peneliti harus

menguasai teori yang mendukung argumentasi dalam mewujudkan suatu kerangka

berpikir dan sifatnya merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang diteliti.

Peneliti harus menetapkan terlebih dahulu variabel yang akan diteliti dan berguna untuk

menetapkan teori pendukungnya. Kemudian, berdasarkan teori yang telah dipelajari,

peneliti menyusun definisi operasional masing-masing variabel penelitian, nama

variabel, serta kedudukan antarvariabel dalam penelitian.

Sesudah menetapkan kedudukan masing-masing variabel, peneliti melakukan analisis

terhadap teori yang mendukung dengan membandingkan antara teori dan penelitian

terdahulu. Pendalaman teori dan analisis terhadap hasil penelitian lain akan

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

44

Page 45: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

menghasilkan sintesis atau kesimpulan sementara. Akhirnya, dari sintesis, peneliti dapat

menyusun hipotesis penelitian.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara rumusan masalah penelitian. Oleh karena

itu, sebaiknya rumusan masalah dibuat dalam kalimat pertanyaan dan jawabannya akan

diperoleh dalam hipotesis. Hipotesis harus diuji kebenarannya sebab baru disusun atas

dasar teori, belum diuji secara empiris melalui pengumpulan data dan atau pengamatan

langsung pada obyek penelitian.

Penelitian yang memerlukan hipotesis adalah yang bersifat kuantitatif, sedangkan

penelitian kualitatif yang tidak mengajukan hipotesis justru akan menemukan hipotesis,

yang selanjutnya akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Dalam hal ini, kita mengenal hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis

statistik diperlukan apabila menggunakan sampel.

Contoh perumusan hipotesis:

a. Hipotesis deskriptif

Produktivitas karyawan (dalam populasi) pada tahun 2008 rendah.

b. Hipotesis komparatif

Ada perbedaan pendapatan pedagang kaki lima yang berdagang pada siang

hari dengan pedagang yang bedagang pada malam hari.

c. Hipotesis asosiatif

Ada hubungan positif antara pengalaman kerja dengan pendapatan karyawan.

III. METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian

Peneliti perlu mengemukakan jenis penelitian atau pendekatan yang digunakan

dalam penelitian yang dirancang. Misalnya, apakah penelitian yang hendak dilakukan ini

tergolong penelitian kepustakaan atau eksperimen, penelitian kebijakan, penelitian

kualitatif atau kuantitatif. Apakah peneliti akan menggunakan penelitian laboratorium

atau penelitian lapangan dan sebagainya. Penyebutan jenis penelitian ini mempunyai

konsekuensi atau implikasi metodologis selanjutnya.

B. Populasi dan sampel

Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan

sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data

sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

45

Page 46: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

sumber data harus representatif. Sampel yang representatif dapat diambil dari populasi

secara random.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Hal-hal yang dikemukakan pada bagian ini ialah identifikasi variabel penelitian,

definisi operasional, dan konstelasi variabel. Uraian mengenai ketiga hal ini dilakukan

secara amat singkat karena maksud utamanya adalah untuk memberikan gambaran

utuh dalam bentuknya yang ringkas mengenai fokus penelitian.

Definisi operasional diberikan kepada variabel yang akan diteliti. Definisi operasional

adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal didefinisikan yang dapat diamati.

Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang

cocok digunakan.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Yang diperlukan di sini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat

sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel. Jangan semua teknik

pengumpulan data (angket, observasi, wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak

dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga teknik

pengumpulan data itu adalah setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus

disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan obyektif

penggunaan berbagai teknik sangat diperlukan, tetapi bila satu teknik dipandang

mencukupi maka teknik yang lain bila digunakan akan menjadi tidak efisien.

Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala diperlukan instrumen

penelitian untuk mengukurnya. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada

variabel yang diteliti. Perlu dikemukakan instrumen apa saja yang akan digunakan untuk

penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis instrumen (Likert, dll), prosedur

pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

E. Teknik Analisis Data

Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif maka teknik analisis data ini

berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian

hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis yang diajukan akan menentukan teknik

statistik yang digunakan. Jadi, sejak membuat rancangan, maka teknik analisis data ini

telah ditentukan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah

penelitian itulah yang perlu dijawab. Dan apabila hanya rumusan masalah itu dijawab,

maka sulit membuat generalisasi sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat

berlaku untuk sampel yang digunakan, tidak dapat berlaku untuk populasi.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

46

Page 47: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBagian ini merupakan laporan hasil penelitian dengan menyajikan data, fakta,

dan temuan, berikut pembahasannya. Layaknya sebuah laporan, hasil penelitian

disajikan dalam ragam bahasa tulis yang baku, didukung oleh tabel, grafik, gambar,

foto, atau bentuk lain. Jika ada hipotesis, bagian ini merupakan medan uji hipotesis.

Dalam hal ini hipotesis perlu dikemukakan lagi dengan rumusan hipotesis nol dan hasil

serta penjelasannya dikemukakan secara ringkas dan jelas.

Temuan-temuan dengan dukungan data dan fakta juga dikemukakan secara ringkas,

padat dan jelas. Temuan-temuan ini kemudian dibahas satu demi satu dengan tujuan :

(1) menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian ini

dicapai,tercapai atau tidak tercapai; (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian; (3)

memadukan atau menggolongkan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan

yang telah ada (misalnya, apakah temuan ini sesuai, sejajar, tidak sesuai atau

bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu); (4) memodifikasi (memperkuat,

mengubah, merevisi) teori yang sudah ada dan menyusun teori baru. Bentuk dan

luasnya pembahasan dapat disesuaikan dengan tujuan tersebut.

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARANKesimpulan merupakan ungkapan singkat temuan pokok yang diperoleh dari

analisis data. Jika memungkinkan, temuan spesifik lebih ditonjolkan daripada temuan

lain. Temuan yang diungkapkan dalam kesimpulan hanya yang berhubungan dengan

permasalahan atau hipotesis. Ada kemungkinan bahwa temuan pokok bertentangan

dengan hipotesis yang diajukan. Penelitian tidak perlu melakukan penyesuaian atau

mengubah data, melainkan justru melakukan analisis lebih lanjut tentang mengapa

hasilnya bertentangan atau hipotesis yang diajukan tidak terbukti. Inilah tantangan bagi

peneliti untuk mengkaji lebih lanjut hasil temuannya.

Saran atau rekomandasi dibatasi pada sejumlah opini peneliti tentang apa yang

sebaiknya dilakukan untuk kurun waktu mendatang. Dasar rekomendasi tentu berawal

dari temuan yang sudah disimpulkan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKASampai akhir penulisan laporan, peneliti telah banyak menggunakan buku,jurnal,

dan sumber referensi lain yang diperlukan, baik dalam proses penelitian maupun

penulisan laporan penelitian. Pola penulisan daftar pustaka bermacam-macam, tetapi

dalam satu judul penelitian, peneliti harus menggunakan satu pola yang konsisten

sesuai dengan standar penulisan daftar pustaka yang telah dipilih. Daftar pustaka akan

memperlihatkan perkembangan pola pikir peneliti, yaitu pada kelengkapan, relevansi,

dan kemutakhirannya.

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

47

Page 48: ILMU DAN PENDEKATAN ILMIAH - … file · Web viewI Made Nuryata, S.Pd., M.Pd. STISIP MARGARANA TABANAN. 2012 KATA PENGANTAR Hand out ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Donald T. Campbell, Julian C. Stanley. 1963. Experimental and Quasi-Experimental Designs for Research. USA : Houghton Mifflin Company

Erwan Agus Purwanto, Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Gava Media

Fred N.Kerlinger. 2003. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press

J. Supranto. 2000. Teknik Sampling untuk Survei & Eksperimen. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Muhammad Teguh. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada

Murti Sumarni, Salamah Wahyuni. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset

Nasution. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito

Rindjin I Ketut. 1987. Pengantar Filsafat Ilmu dan Ilmu Sosial Dasar. Bandung : Ganeca Exact

Sutrisno Hadi.2004. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta : Andi

Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sutrisno Hadi. 2001. Metodologi Research jilid 4. Yogyakarta : Andi

William G. Cochran. 1991. Teknik Penarikan Sampel. Jakarta : UI-Press

Metodologi Penelitian I Made Nuryata, S.Pd., M.Pd

48