web viewi pendahuluan. latar belakang ... berdasarkan laporan dinas kesehatan kota kendari menurut...

147
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan modal utama dalam kehidupan setiap orang, dimanapun dan siapapun pasti membutukan badan yang sehat, baik jasmani maupun rohani guna menopang aktifitas kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya nilai kesehatan ini, sehingga seseorang yang menginginkan agar dirinya tetap sehat harus melakukan berbagai macam cara untuk meningkatkan derajat kesehatannya, seperti melakukan penerapan pola hidup sehat dan pola makan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari (Mubarak, 2009). Seseorang yang hidup ditengah masyarakat sebagai warga masyarakat luas tentu mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan ekonomi, keterbatasan ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Oleh karena itu tentu membutuhkan bantuan orang lain baik sesama masyarakat maupun pemerintah terutama

Upload: vonguyet

Post on 30-Jan-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

1

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan modal utama dalam kehidupan setiap orang,

dimanapun dan siapapun pasti membutukan badan yang sehat, baik jasmani

maupun rohani guna menopang aktifitas kehidupan sehari-hari. Begitu

pentingnya nilai kesehatan ini, sehingga seseorang yang menginginkan agar

dirinya tetap sehat harus melakukan berbagai macam cara untuk meningkatkan

derajat kesehatannya, seperti melakukan penerapan pola hidup sehat dan pola

makan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari (Mubarak, 2009).

Seseorang yang hidup ditengah masyarakat sebagai warga masyarakat

luas tentu mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan ekonomi, keterbatasan

ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Oleh karena itu

tentu membutuhkan bantuan orang lain baik sesama masyarakat maupun

pemerintah terutama dalam hal penerapan pola hidup sehat dan pola makan yang

baik dan benar. Untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal tentu saja

kedua hal tersebut sangatlah penting bagi masyarakat, baik itu masyarakat

perkotaan maupun masyarakat pedesaan, namun dengan keterbatasan-

keterbatasan yang dimiliki oleh masyarakat maka kedua hal tersebut sulit untuk

diwujudkan oleh masyarakat itu sendiri.

Memasuki abad ke-21, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan

tantangan strategis yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pembangunan

Page 2: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

2

kesehatan. Pembaharuan kebijakan pembangunan telah dilakukan pada tahun

1999 dan berhasil merumuskan visi pembangunan kesehatan Indonesia yang baru

yaitu Indonesia Sehat 2010. Indonesia Sehat 2010 merupakan strategi/kebijakan

nasional yang berdasarkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui

terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh

penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil

dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah

Republik Indonesia (Depkes RI, 2002).

Berdasarkan Undang-Undang Repulik Indonesia No. 29 Tahun 2004

tetang praktek kedokteran yang berbunyi “bahwa pembangunan kesehatan

ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

optimal sebagai salah satu unsur kesejahtraan umum sebagaimana dimaksud

dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945. Pasal kedua undang-

undang tersebut disebutkan bahwa “kesehatan sebagai hak asasi manusia harus

diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh

masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas

dan terjangkau oleh masyarakat”, sebagai implementasi daripada Undang-Undang

Page 3: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

3

tersebut diatas, pemerintah telah menetapkan matriks program pembangunan

tahun 2006 dimana didalamnya terdapat 10 program kegiatan pokok, dalam 10

program tersebut telah ditentukan sasaran dan instansi yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan program yakni 8 program dilaksanakan oleh Departemen

Kesehatan dimana salah satunya adalah program perbaikan gizi masyarakat dan 2

program dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Yudi Iswanto,

2008).

Khusus untuk program perbaikan gizi masyarakat secara umum ditujukan

untuk meningkatkan kemampuan, kesadaran dan keinginan masyarakat dalam

mewujudkan kesehatan yang optimal khususnya pada bidang gizi, terutama bagi

golongan rawan dan masyarakat yang berpenghasilan rendah baik di desa

maupun di kota.

Kegiatan pokok Departemen Kesehatan dalam menginplementasikan

Perbaikan Gizi Masyarakat meliputi, peningkatan pendidikan gizi,

penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan

Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang Vitamin A, dan kekurangan zat gizi

lebih, peningkatan surveillance gizi, dan pemberdayaan masyarakat untuk

pencapaian keluarga sadar gizi (Perpres, 2007).

Adapun sasaran pokok program Perbaikan Gizi Masyarakat yakni :

Menurunnya Prevalensi kurang gizi pada balita, terlaksananya penanggulangan

Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kurang

Page 4: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

4

Yodium (GAKY), kurang Vitamin A, gizi lebih, dan meningkatkan jumlah

keluarga yang sadar akan gizi (Depkes RI, 2004).

Dalam pelaksanaan kegiatan ini Departemen Kesehatan melakukan

beberapa kegiatan meliputi: Penimbangan bulanan anak balita dengan

menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), pendidikan gizi dan kesehatan bagi

ibu-ibu dari anak-anak balita tersebut pada saat ke posyiandu atau sebelum dan

sesudah dilakukannnya posyiandu, demonstrasi memasak makanan yang

memenuhi pensyaratan gizi yang baik atau anak balita, terutama yang menderita

gizi buruk, dan pemberian paket pertolongan gizi untuk mereka yang

memerlukan, yang terdiri dari pemberian vitamin A dosis tinggi kepada anak

balita, tablet besi, garam beryodium dan garam oralit (Depkes RI, 2004).

Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh

data di Puskesmas, yakni distribusi masalah gizi masih menjadi masalah di Kota

Kendari untuk tahun 2008 masalah gizi buruk ditemukan sebanyak 123 penderita,

gizi kurang 514 penderita, gizi lebih 32 penderita, untuk ibu hamil dan ibu pada

masa nifasnya terdapat 157 kasus yang mengalami Kekurangan Energi Kalori

(KEK). Untuk tahun 2009 masalah gizi buruk sebanyak 142 penderita, masalah

gizi lebih berjumlah 40 penderita, gizi kurang sebanyak 535 penderita, untuk ibu

hamil dan ibu pada masa nifas yakni 163 kasus yang mengalami KEK (Dinkes,

2009).

Untuk mengetahui lebih jauh implementasi atau pelaksanaan program ini

dilapangan perlu adanya suatu penelitian yang akan mendiskripsikan sudah sejauh

Page 5: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

5

mana program ini dilaksanakan?, bagaimana dengan dananya?, dan bagaimana

hasil yang sudah dicapai, dan semua itu memerlukan evaluasi kinerja dari pada

pelaksanaan program yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian diatas, sehingga saya merasa terinspirasi untuk

mengadakan penelitian dengan mengambil judul yakni “Evaluasi pelaksanaan

program perbaikan gizi masyarakat dalam mencapai Visi Misi Indonesia Sehat

2010 di Kota Kendari tahun 2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik rumusan masalah

penelitian yakni : Bagaimanakah gambaran pelaksanaan Program Perbaikan Gizi

Masyarakat dalam mencapai Visi Misi Indonesia Sehat 2010 di Kota Kendari

tahun 2010?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Program Perbaikan Gizi

Masyarakat dalam mencapai Visi Misi Indonesia Sehat 2010 di Kota Kendari

tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Mengevaluasi pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat dengan

indikator pelaksanaan di nilai dari aspek input yang terdiri dari tenaga,

fasilitas dan dana.

Page 6: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

6

b. Mengevaluasi pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat di nilai

dari aspek proses yakni perencanaan dan pelaksanaan program.

c. Mengevaluasi pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat di nilai

dari aspek output yang terdiri atas ketepatan sasaran dan tercapainya

cakupan program.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis adalah sebagai sumber informasi tentang pelaksanaan

program perbaikan gizi masyarakat dalam mencapai Visi Misi Indonesia

Sehat 2010 di Kota Kendari tahun 2010.

2. Manfaat ilmiah adalah sebagai bahan untuk menambah pengetahuan atau

dapat menjadi tambahan asupan ilmu tentang pelaksanaan program

perbaikan gizi masyarakat dalam mencapai Visi Misi Indonesia Sehat 2010

di Kota Kendari tahun 2010.

3. Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman bagi penulis mengenai pelaksanaan program perbaikan gizi

masyarakat dalam mencapai Visi Misi Indonesia Sehat 2010 di Kota Kendari

tahun 2010.

Page 7: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

7

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Evaluasi

1. Ruang Lingkup Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran

dan pengembangan indikator; oleh karena itu dalam melakukan evaluasi

harus berpedoman pada ukuran-ukuran dan indikator yang telah disepakati

dan ditetapkan. Evaluasi juga merupakan suatu proses umpan balik atas

kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa

datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi menyediakan

informasi mengenai kinerja dalam hubungannya terhadap tujuan dan

sasaran (Notoatmodjo, 2003).

Evaluasi adalah penilaian atas hasil (dalam hal pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang baru atau yang telah ditingkatkan) dan dampak

(pada pemecahan atau pengurangan masalah kesehatan dan pada keseatan

masyarakat yang lebih baik) pelatihan dan proses yang melahirkan hasil dan

dampak tersebut (Mc Mahon, 1999).

Evaluasi program merupakan evaluasi terhadap kinerja program,

sebagaimana diketahui bahwa program dapat didefinisikan sebagai

kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang

dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi instansi pemerintah ataupun

dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, atau yang merupakan

Page 8: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

8

partisipasi aktif masyarakat, guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan. Evaluasi program merupakan hasil komulatif dari berbagai

kegiatan (Mac Kenzie, 2007).

Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu

mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian

pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program sangat penting dan bermanfaat

terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya adalah dengan masukan hasil

evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak

lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan (Antina Nevi, 2009).

Evaluasi program kesehatan merupakan bagian dari proses manajerial

pembangunan kesehatan nasional yang lebih luas. Dalam melakukan evaluasi

kita sebenarnya menetapkan suatu nilai. Kita dapat mengurangi unsur

subyektif pada penilaian tersebut dengan mendasarkan penilaian atas fakta-

fakta yang ada. Penerapannya menghendaki pikiran yang terbuka dan mampu

memberi kritik yang membangun menuju kepada pemikiran pendapat yang

sehat (Soekarwati, 1995).

2. Tujuan Evaluasi

Evaluasi memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Membantu perencanaan di masa yang akan datang.

b. Mengetahui apakah sarana yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya.

Page 9: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

9

c. Menentukan kelemahan dan kekuatan daripada program, baik dari segi

teknis maupun administratif yang selanjutnya diadakan perbaikan-

perbaikan.

d. Membantu menentukan strategi, artinya mengevaluasi apakah cara yang

telah dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti.

e. Mendapatkan dukunagn dari psonsor (pemerintah atau swasta), berupa

dukungan moral maupun material.

f. Motivator, jika program berhasil, maka akan memberikan kepuasan dan

rasa bangga kepada para staf, hingga mendorong mereka bekerja lebih giat

lagi.

Tujuan pokok atau tujuan utama dari evaluasi atau melakukan

penilaian di bidang kesehatan adalah adanya perubahan perilaku, dalam teori

dinyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikapnya. Kalau

berhasil mengubah sikap seseorang, maka ia akan mengubah perilakunya

(Mubarak dkk., 2009).

Penilaian sebagai salah satu fungsi manajemen bartujuan untuk

mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu perencanaan,

sekaligus mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan itu dengan

memakai ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang terlibat dalam

suatu perencanaan. Penilaian adalah suatu upaya untuk mengukur member

nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan

sebelumnya. Tujuan utama dari penilaian adalah agar hasil penilaian tersebut

Page 10: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

10

dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perencanaan sebelumnya

(Muninjaya, 2004).

3. Dinamika Evaluasi

Salah satu ciri evaluasi adalah sebagai suatu proses yang

berkesinambungan, maka dengan sendirinya disamping mempunyai ciri-ciri

yang khas juga mencerminkan sifat kedinamisannya dengan cara

membedakan: input, procces dan output. Pada sisi input, evaluasi

pengembangan personil sangat penting untuk melihat kebutuhan sesuai

dengan keterampilan yang diharapkan, sehingga dapat dikembangkan

pengawasan yang mendukung pada organisasi logistik serta mekanisme

pendukung lainnya. Sebagai suatu langkah awal yang penting dalam sisi input

adalah evaluasi terhadap penetapan tujuan, dikaitkan dengan visi dan misi

program atau organisasi, serta penetapan sasaran program itu sendiri

(Azwar, 1996).

Pada sisi proses adalah untuk mengarahkan sumber-sumber daya agar

menghasilkan pelayanan yang diinginkan yang juga harus dievaluasi. Aspek

proses evaluasi dapat diikut sertakan sebagai input sumber daya, atau

dipandang sebagai proses output, akan tetapi harus di identifikasi secara

terpisah untuk membedakan kapasitas tindakan dari penggunaan nyata dari

kapasitas tersebut. Output adalah merupakan hasil pelayanan yang memberi

dampak yang berbeda-beda terhadap status kesehatan (Mubarak dkk., 2009).

Page 11: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

11

4. Metode Evaluasi

Berdasarkan waktunya evaluasi/penilaian, maka penilaian dapat

dilakukan sebagai berikut:

a. Penilaian rutin (concurrent evaluation atau progress report). Dalam setiap

program penilaian rutin ini hendaknya merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari program tersebut. Dengan demikian, penilaian akan

berjalan berkesinambungan dan teratur, serta bersamaan dengan

pelaksanaan program itu sendiri. Penilaian dilakukan oleh staf program

dalam bentuk progres report, dengan cara ini perbaikan-perbaikan pun

dilakukan sejak awal. Demikian pula kekuatan-kekuatan dari program

dapat segera didapatkan dan dapat diterapkan dalam melanjutkan program

tersebut. Penilaian meliputi semua aspek program, termasuk reaksi

masyarakat terhadap program tersebut

b. Penilaian Berkala (periodical evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan

pada setiap akhir dari suatu bagian tertentu dari program, seperti tiap enam

bulan, satu tahun, dua tahun, dan sebagainya.

c. Penilaian khusus (ad-hoc evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan

setiap saat yang diperlukan.

d. Penilaian akhir (terminal evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan pada

akhir suatu program atau beberapa waktu sesudah akhir suatu program.

Jadi ini merupakan penilaian terhadap pencapaian tujuan akhirnya.

(Mubarak dkk., 2009)

Page 12: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

12

Menurut Mantra (1997) secara umum evaluasi dapat dibedakan atas

beberapa tahap yaitu:

a. Evaluasi pada tahap awal program

Evaluasi yang dilakukan pada tahap pengembangan program

sebelum program dimulai. Evaluasi ini akan menghasilkan informasi yang

akan di pergunakan untuk mengembangkan program agar program dapat

lebih sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran.

b. Evaluasi pada tahap proses

Evaluasi yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang

dilakasanakan. Tujuannya adalah untuk mengukur apakah program yang

sedang berjalan telah sesuai dengan rencana atau tidak atau apakah telah

terjadi penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari

program.

c. Evaluasi pada akhir program

Evaluasi yang dilakukan pada saat program telah selesai

dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pernyataan efektifitas atau

tidaknya suatu program selama kurun waktu tertentu. Sehingga dapat

dipergunakan dalam pengambilan keputusan untuk merencanakan dan

mengalokasikan resources.

d. Evaluasi dampak program

Evaluasi yang menilai keseluruhan efektifitas program dalam

menghasilkan perubahan sikap dan perilaku pada target sasaran, evaluasi

Page 13: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

13

dampak merupakan kebalikan dari penilaian kebutuhan program mana

kalau evaluasi kebutuhan menentukan kebutuhan suatu program

sedangkan penilaian dampak akan menentukan tingkat kebutuhan yang

nyata setelah diintervensi oleh program kesehatan.

Sedangkan dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu

program, dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mendiagnosis suatu

program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan

program. Biasanya evaluasi formatif dilakukan pada proses program

(program masih berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu

evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program.

Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu program telah selesai

(akhir program). Meskipun demikian pada praktek evaluasi program

sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Langkah-langkah dalam evaluasi/penilaian adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan evaluasi

Tujuan dari evaluasi harus dimengerti, sebab hal ini mempengaruhi

bagian apa dari program yang perlu diamati, selanjutnya memengaruhi

pula macam informasi yang akan dikumpulkan.

2. Menentukan bagian apa dari program yang akan dievaluasi

Apakah yang dievaluasi masukannya, proses, kelauaran, atau

dampaknya, atau kombinasi dari bagian-bagian tersebut.

Page 14: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

14

3. Mengumpulkan data awal (base line data)

Data ini dapat dipergunakan sebagai pembanding, anatara sebelum

diadakan suatu kegiatan dengan situasi sesudah diadakan kegiatan. Data

awal yang diperlukan bergantung pada apa yang akan dinilai dan maksud

penilaian.

4. Mempelajari tujuan program

Tujuan program merupakan syarat penting sutau program, agar

penilaian dapat dilakukan dengan baik. Tujuan harus dapat dikur dan jelas.

Tujuan dapat dirumuskan menjadi tujuan jangka pendek, menengah, dan

panjang. Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang ingin dicapai dalam

waktu dekat, merupakan loncatan untuk bisa sampai pada tujuan jangkat

menengah. Tujuan jangka menengah untuk bisa samapi pada tujuan yang

harus dicapai dulu, untuk bisa mencapai tujuan jangak panjang. Tujuang

jangka pangjang merupakan tujuan akhir dari sebuah program.

5. Menentukan tolok ukur (indikator)

Perlu ditetapkan patokan apa yang akan digunakan sebagai dasar

pengukuran. Dengan kata lain, harus ditentukan apa yang akan diukur.

Contoh, jika tujuannya adalah meningkatakan kesadaran masyarakat

terhadap pentingnya olahraga, harus ditentukan dahulu apa yang akan

dipakai untuk mengukur kesadaran masyarakat. Misalkan untuk mengukur

berapa persen masyarakat yang berolahraga pada pagi hari, maka mereka

Page 15: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

15

yang membiasakan olahraga pada pagi hari adalah tolok ukurnya. Hal ini

harus dibandingkan antara sebelum dan sesudah kegiatan.

6. Menentukan cara menilai, alat penilaian, dan sumber datanya

7. Mengumpulkan data

8. Mengolah dan menyimpulkan data yang didapat.

9. Feedback (umpan balik) dan saran-saran kepada program yang akan

dinilai (Notoatmodjo, 2007).

5. Ukuran Evaluasi

Kegiatan dalam evaluasi, dimensi pengukuran kinerjanya harus

ditentukan dengan jelas, yaitu meliputi ketepatan dan kesesuaian, efektifitas

dan efisiensi, serta pertimbangan keadilan. Ketepatan dan kesesuaian

memandang kinerja dengan apakah tindakan-tindakan yang diambil sudah

sesuai dengan permasalahan yang ada, sehingga tidak terjadi pemborosan

sumber daya yang terbatas tersebut. Dengan menggunakan asumsikan

ketepatan, maka program yang dipertimbangkan ukurannya dan cakupannya

cukup untuk membuat suatu perbedaan yang berarti.

Ukuran-ukuran efektifitas dan efisiensi merupakan alat utama dasar

evaluasi program. Efektifitas diartikan sebagai penyelesaian suatu program

dalam kaitannya dengan kebutuhan atau perhatian. Sedangkan efisiensi dan

efektifitas biaya adalah sering kali berhubungan dengan hasil terhadap input

(rasio output terhadap input).

Page 16: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

16

Ukuran keadilan, akan merupakan tambahan kepentingan dalam

evaluasi program kesehatan. Pendapat ini telah berkembang secara sejajar

dengan ukuran efektifitas dan efisiensi. Secara operasional ukuran keadilan

menciptakan pertimbangan dalam efisiensi biaya dengan demikian program

kesehatan sedapat mungkin melakukan keadilan terhadap pelayanan bagi

populasi yang mampu secara ekonomi dengan populasi yang kurang mampu

secara ekonomi (Asrun, 2004).

6. Prinsip-prinsip Evaluasi

a. Sebagai kunci pengambilan keputusan yang baik, evaluasi harus melihat

ke depan dan berorientasi pada tindakan.

b. Evaluasi bersifat menyeluruh dan bersifat dinamis, menaruh perhatian

pada kebijakan pengujian dan alternatif-alternatif rencana, mengawasi

kemajuan dalam proses penerapan dan memberi penilaian sumatif kepada

hasil akhir.

c. Evaluasi dilandasi prinsip manajemen berdasarkan tujuan dan dimulai

dengan pernyataan yang jelas mengenai pengaruh-pengaruh yang harus

dicapai pada populasi mana dan dalam jangka waktu, berapa/kapan,

d. Strategi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan harus

diperiksa ketepatan dan kesesuaiannya.

e. Menyesuaikan diri dengan prinsip manajemen berdasarkan tujuan dan

dengan kejelasan pengaruh yang harus dicapai pada populasi mana dan

jangka waktu berapa/kapan.

Page 17: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

17

f. Ketepatan waktu dan tempat laporan evaluatif harus disesuaikan dengan

kebutuhan akan keputusan yang tepat waktu.

g. Frekuensi pelaporan sangat banyak tergantung pada laju perubahan

keadaan-keadaan yang menuntut tindakan.

h. Karena evaluasi bersifat membandingkan, maka evaluasi tergantung pada

indikator-indikator yang menggambarkan tingkat dan rasio yang tepat dan

pada tingkat-tingkat penyelesaian yang tepat.

i. Penilaian harus membedakan antara hasil yang merupakan pusat perhatian

pengendalian keputusan dan keluaran yang timbul sebagai akibat

ketidakpastian dan kesempatan.

j. Efisiensi, efektifitas, keadilan harus di definisikan dengan jelas dan

perimbangan harus dibuat eksplisit.

Evaluasi di bidang kesehatan adalah suatu kegiatan yang penting untuk

menilai kualitas, rasionalitas, efektifitas, efisiensi dan equitas pada pelayanan

kesehatan. Evaluasi suatu program kesehatan yang menyeluruh adalah

eveluasi yang dilakukan terhadap 3 komponen yaitu masukan (input),

pelaksanaan (procces), dan keluaran (output) (Seokarwati, 1995).

Tipe-tipe evaluasi adalah :

a. Penilaian akan kebutuhan program. Penilaian ini di laksanakan pada tahap

sebelum program ini dilaksanakan disuatu daerah dengan maksud agar

program yang direncanakan sesuai masalah dan kebutuhan masyarakat

setempat.

Page 18: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

18

b. Penilaian perencanaan program. Penilaian ini dilaksanakan pada tahap

untuk menilai kelayakan dan menandainya rencana program dan

kebutuhan masyarakat.

c. Penilaian penampilan kerja. Penilaian untuk melihat kesesuaian antara

pelaksanaan nyata program dan rencana dengan perhatian diarahkan pada

hasilnya dalam segi kuantitas maupun kualitas.

d. Penilaian efek. Penilaian terhadap pengaruh langsung dari hasil suatu

program.

e. Penilaian dampak. Penilaian untuk mengetahui pengaruh dilaksanakannya

suatu program baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap

masyarakat (Farida, Y.T, 2000)

Evaluasi program kesehatan merupakan bagian dari proses

manajerial pembangunan kesehatan nasional yang lebih luas. Dalam

melakukan evaluasi kita sebenarnya menetapkan suatu nilai. Kita dapat

mengurangi unsur subyektif pada penilaian tersebut dengan mendasarkan

penilaian atas fakta-fakta yang ada. Penerapannya menghendaki pikiran yang

terbuka dan mampu memberi kritik yang membangun menuju kepada

pemikiran pendapat yang sehat (Rita, S., 1990).

Page 19: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

19

B. Tinjauan Tentang Visi Misi Indonesia Sehat 2010

1. Ruang Lingkup Visi Misi Indonesia Sehat 2010

Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah

yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas

dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,

perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang

berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling

tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Perilaku

masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat

proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko

terjadinya penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan

masyarakat. Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa

depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi

(Depkes RI, 1999).

Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud di sini adalah pelayanan

kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang

diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi.

Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat serta

meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut di atas, derajat kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal. Visi

Indonesia Sehat 2010 yang telah dirumuskan menyatakan bahwa, gambaran

Page 20: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

20

masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan

kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh

penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 1999).

Pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani, serta sosial dan

bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat

Indonesia yang dicita citakan adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai

kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur dari

pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya (Depkes RI, 2004).

Visi tersebut telah tiga tahun yang lalu berhasil dirumuskan oleh

Departemen Kesehatan RI yang mestinya telah dijabarkan kedalam program

kerja yang lebih bersifat operasional untuk mencapai visi itu. Beberapa tahun

lagi kita akan mencapai tahun 2010, dan saat itu kita tentu akan menyaksikan

bersama apakah gambaran tersebut akan menjadi kenyataan?. Namun yang

perlu kita renungkan visi Indonesia sehat 2010 sebenarnya visi siapa? Bila itu

merupakan visi Departemen Kesehatan RI saja atau yang dirumuskan hanya

oleh beberpa pejabat saja sedangkan dalam cita citanya adalah masyarakat

Indonesia yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup

sehat (Depkes RI, 2004).

Page 21: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

21

Pertanyaanya berikutnya adalah bagaimana masyarakat Indonesia ikut

merasa memiliki terhadap visi itu karena ia ditempatkan sebagai subyek yang

harus berubah. Namun jika itu adalah perwujudan dari visi bangsa Indonesia,

pertanyaanya adalah sejauh mana keterlibatan masyarakat/bangsa Indonesia

ini terlibat dalam merumuskan visi itu sehingga mereka juga punya komitment

untuk merealisasikan visi tersebut. Bila kita lupakan saja itu visi siapa yang

jelas seperti yang saya uraikan sebelumnya bahwa status kesehatan bangsa

Indonesia merupakan kegiatan atau upaya bersama, maka yang harus kita

upayakan adalah bagaimana visi Indonesia 2010 sehat, itu menjadi milik dan

bagian dalam kehidupan bangsa Indonesia. Tanpa masyarakat dan sektor lain

merasakan itu, maka komitmennya untuk ikut mewujudkan visi tersebut juga

akan lemah, karena untuk mewujudkan visi dibutuhkan komitmen semua

pihak-pihak yang ada dalam lingkungan visi Indonesia Sehat yakni

pemerintah dan masyarakat (stakeholder) (Depkes RI, 2004).

Kita sebagai bangsa Indonesia perlulah merenung sejenak untuk

membayangkan dapatkan visi mulia “Indonesia Sehat 2010 ” itu akan

terwujud. Tentunya kita tidak berharap bahwa pada saatnya nanti visi itu akan

menjadi sekedar jargon yang terlewatkan dan terlupakan begitu saja.

Sementara dunia telah metapkan status kesehatan masyarakat menjadi salah

satu komponen Human Development Index ( HDI ) yaitu indikator kemajuan

kualitas SDM suatu bangsa (Yudi Iswanto, 2008).

Page 22: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

22

2. Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan

Pada hakekatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai

landasan untuk berfikir atau bertindak dalam pembangunan kesehatan. Dasar

ini merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi, dan strategi kesehatan

secara nasional yang meliputi: perikemanusiaan, pemberdayaan dan

kemandirian, adil dan merata dan pengutamaan dan manfaat (Depkes RI,

1999).

3. Visi

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang

ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku

hidup sehat secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 1999).

4. Misi

Untuk mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2010, ditetapkan empat

misi pembangunan kesehatan sebagai berikut:

a. Menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan

b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata dan terjangkau

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat berserta lingkungannya (Depkes RI, 1999).

Page 23: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

23

5. Arah

 Arah pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 sesuai

dengan arah pembangunan nasional selama ini, yakni:

a. Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan

nasional.

b. Pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus

diselengarakan secara bermutu, adil dan merata dengan memberikan

pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut

usia yang terlantar, baik di perkotaan mapun di pedesaan.

c. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan

profesionalisme, desentralisasi dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat (JPKM) dengan memperhatikan berbagai tantangan yang ada

saat ini.

d. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan

melalui program peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan

lingkungan sehat, pelayanan kesehatan dan didukung oleh sistem

pengamatan, Informasi dan manajemen yang handal.

e. Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana kesehatan terus

dilanjutkan.

f. Tenaga yang mempunyai sikap nasional, etis dan profesional, juga

memiliki semangat pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan negara,

Page 24: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

24

berdisiplin, kreatif, berilmu dan terampil, berbudi luhur dan dapat

memegang teguh etika profesi (Depkes RI, 1999).

6. Tujuan

  Tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang

ditandai penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di

seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 1999).

7. Sasaran

a. Kerjasama lintas sektoral

b. Kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta

c. Perilaku hidup sehat

d. Lingkungan sehat

e. Upaya kesehatan

f. Manajemen pembangunan kesehatan

g. Derajat kesehatan (Depkes RI, 1999).

8. Kebijakan

a. Peningkatan perilaku, kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta

b. Peningkatan kesehatan lingkungan

Page 25: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

25

c. Peningkatan upaya kesehatan

d. Peningkatan sumber daya kesehatan

e. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

f. Peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penggunaan

sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan yang tidak absah/ilegal

g. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan (Depkes RI,

1999).

9. Strategi

a. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan

b. Profesionalisme

c. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

d. Desentralisasi (Depkes RI, 1999).

10. Program Kesehatan Unggulan

Menyadari keterbatasan sumber daya yang tersedia serta disesuaikan

dengan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan dalam masyarakat dan

kecendrungannya pada masa mendatang, maka untuk meningkatkan

percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang dinilai penting untuk

mendukung keberhasilan program pembangunan nasional, ditetapkan 10

program kesehatan, sebagai berikut:  

a. Program Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum

Kesehatan

Page 26: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

26

b. Program Perbaikan Gizi

c. Program Pencegahan Penyakit Menular

d. Program Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental

e. Program Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat

f. Program Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga

Berencana

g. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

h. Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat

i. Program Pengawasan Obat, Bahan Berbahaya, Makanan, dan

j. Program Pencegahan Kecelakaan Keselamatan Lalu Lintas

(Depkes, 2004).

C. Tinjauan Umum Tentang Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,

serta menghasilkan energy (Achmad Djaeni, 2000).

Dalam definisi gizi dikemukakan bahwa akhir dari suatu proses gizi yang

diharapkan adala terciptanya suatu keadaan yang menyehatkan jasmani dan

rohani. WHO-1995 mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan sehat secara

prima baik fisik maupun mental yang komplet, sehat sosial dan produktif, tidak

Page 27: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

27

semata-mata hanya terhidar dari rasa sakit/penyakit dan kelemahan (Syahbudin,

2001).

Dikatakan bahwa mempelajarai gizi berarti mempelajari makanan. Bila

demikian halnya hubugan gizi dengan kesehatan, berarti juga mempelajari

hubungan makanan dengan kesehatan. Jadi untuk memperoleh keadaan sehat

diatas, berbagai cara yang perlu ditempuh namun satu yang perlu dilakukan

ialah memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrient atau zat gizi sehari-hari dengan

cara mengkonsumsi berbagai makanan dan minuman yang dianjurkan

(Khomsam, 2004).

Persoalan timbul pada makanan adalah bukan semata makanan apa dan

makanan apa yang dapat mengenyangkan tubuh, tapi makanan juga hendaknya

dapat menyehatkan tubuh. Bagi sebagian masyarakat yang telah mengetahui akan

pentingnya gizi, umumnya mereka akan selalu berusaha untuk mencapai

makanan jenis apa dan berapa jumlah yang harus dimakan agar dapat

menyehatkan tubuh. Persoalan lain muncul dimana sering orang mengira bahwa

untuk mendapatkan nilai kesehatan tubuh yang optimal, harus makan yang

banyak tanpa melihat jenis dan jumlah makanan tersebut sesuai yang dianjurkan.

Tidak jarang orang merasa masih ingin makan tapi perut suda kenyang atau

sebaliknya sudah merasa puas/kenyang tapi kebutuhan akan gizi belum

terpenuhi. Ini merupakan salah satu akibat dari salah makan, yang pada

gilirannya akan timbul gizi salah atau malnutrition, yang banyak diderita oleh

masyarakat (Syahbudin, 2001).

Page 28: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

28

D. Tinjauan Tentang Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status anak

balita dan wanita hamil. Oleh karena itu sasaran dari program perbaikan gizi

masyarakat ini berdasarkan siklus kehidupan yaitu dimulai dari wanita usia

subur, dewasa, ibu hamil, bayi baru lahir, balita, dan anak sekolah.

1. Masalah Gizi Masyarakat Indonesia

a. Berat Bayi lahir Rendah (BBLR)

b. Gizi Kurang pada Balita

c. Gangguan Pertumbuhan

d. Kurang Energi Kronis (KEP) pada Wanita Usia Subur (WUS)

e. Ibu Hamil (Bumil)

Pokok masalah di masyarakat yakni kurangnya pemberdayaan

keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan

dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung dan yang menjadi

akar masalah yakni kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta

kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan

meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh

krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak

tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi

buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai

(Depkes, 1999).

Page 29: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

29

2. Tujuan Program

Program perbaikan gizi masyarakat diarahkan pada kelompok wanita

usia subur, pria/wanita dewasa, bayi dengan berat lahir rendah, ibu hamil, ibu

menyusui, ibu yang mempunyai balita, balita dan anak sekolah.

a. Tujuan Umum:

Menurunkan masalah gizi masyarakat utamanya masalah kurang energi

kalori terutama di daerah miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan.

b. Tujuan Khusus:

1. Program pemberdayaan keluarga, melalui Upaya Perbaikan Gizi

Masyarakat secara terintegrasi dengan upaya peningkatan ekonomi dan

ketahanan pangan

2. Pemantauan dan promosi pertumbuhan balita, pokok program ini

dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan keluarga melakukan

deteksi dini gangguan pertumbuhan pada anak.

3. Program Pendidikan gizi, untuk mendukung tercapainya keluarga sadar

gizi.

4. Program supplementasi gizi, bertujuan untuk memberikan tambahan gizi

kepada kelompok rawan utamanya untuk keluarga miskin dalam jangka

pendek. Jenis suplementasi gizi yang diberikan berupa :

a. Makanan Pendamping ASI untuk anak usia 6-11 bulan pada

keluarga miskin

b. Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil.

Page 30: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

30

c. Supplementasi kapsul Vitamin A untuk anak balita dan ibu nifas.

d. Supplementansi zat besi untuk ibu hamil.

e. Suppplementasi kapsul Yodium terutama pada daerah endemis

sedang dan berat.

5. Program Fortifikasi bahan makanan, bertujuan meningkatkan mutu gizi

pada bahan makanan yang sering dan banyak dikonsumsi masyarakat

utamanya pada keluarga miskin dan rawan gizi.

6. Program pelayanan gizi, mencakup pengembangan tatalaksana kasus

salah gizi, konsultasi gizi dan pelayanan gizi di institusi kesehatan dan

non kesehatan.

7. Program gizi klinik, bertujuan menyediakan sistem informasi untuk

mendukung strategi dan kebijakan program gizi. Terdiri dari:

pemantauan status gizi, masalah gizi, jejaring informasi pangan dan gizi

(Perpres RI, 2007).

3. Sasaran Program

Untuk mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan sasaran nasional

pembangunan di bidang pangan dan gizi tahun 2005-2010. Sedangkan sasaran

di tingkat daerah harus direncanakan sesuai dengan potensi daerah. Sasaran

tingkat nasional adalah:

a. Sekurang-kurangnya 80% keluarga telah mandiri sadar gizi

b. Menurunnya prevalensi kurang energi kronis (KEK) ibu hamil menjadi

20 %

Page 31: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

31

c. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita dari 26,4 % (1999)

menjadi 20 % (2005) dan sasaran akhir untuk tahun 2010 menjadi 8 %

dan gizi buruk dari 8,1% (1999) menjadi 5% (2005) dan sasaran akhir

untuk tahun 2010 menjadi 3 %

d. Pemantauan pertumbuha balita: Balita yang naik berat badannya (80 %),

Balita Bawah Garis Merah (< 15 %).

e. Mencegah meningkatnya prevalensi gizi lebih pada anak balita dan

dewasa setinggi-tingginya berturut-turut 3 % dan 10%

f. Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapatkan yang

mendapatkan tablet Fe mencakup 90 %

g. Meningkatnya persentase bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif mencakup

60 %.

h. Meningkatnya persentase balita yang mendaptkan Vitamin A 2 kali

pertahun mencapai 90 %.

i. Meningkatkan konsumsi garam beryodium dari 73,2 % menjadi 80 %.

(Perpres RI, 2007).

4. Strategi Program dalam Penanggulangan Masalah Gizi

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, akan ditempuh strategi pokok

sebagai acuan penanggulangan masalah gizi masyarakat, sebagai berikut :

a. Pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi

Pemberdayaan keluarga adalah proses dimana keluarga-keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan dan gizi bekerja bersama-sama

Page 32: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

32

menanggulangi masalah yang mereka hadapi. Cara terbaik untuk

membantu mereka adalah ikut berpartisipasi dalam memecahkan

masalah yang mereka hadapi. Upaya perbaikan gizi yang dilakukan

adalah dengan meningkatkan kemandirian dengan fokus keluarga

mandiri sadar gizi dengan harapan mereka dapat mengenal dan mencari

pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan operasional yang

dilaksanakan adalah:

1. Pemetaan keluarga mandiri sadar gizi oleh dasawisma dalam rangka

survey mawas diri masalah gizi keluarga.

2. Asuhan dan konseling gizi Pada akhir tahun 2005, 50% institusi

pelayanan kesehatan telah melaksanakan asuhan dan konseling gizi

bagi keluarga dengan tenaga profesional dengan menggunakan

tatalaksana asuhan dan konseling gizi.

b. Pelaksanaan intervensi harus dilakukan secara fokus pada upaya

menurunkan kematian bayi, ibu, anak dan gizi kurang, dengan

pendekatan pada daur kehidupan dan multi-program/pelayanan kepada

masyarakat secara terpadu.

c. Mengkaji semua komponen yang berakibat pada tingginya angka

kematian. Komponen tersebut antara lain angka harapan hidup, angka

melek huruf, pendapatan perkapita, presentase penduduk tanpa akses air

bersih, fasilitas kesehatan dan persentase balita kurang gizi.

Page 33: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

33

d. Menggunakan peluang desentralisasi, yaitu pendelegasian wewenang

yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur sistem

pemerintah sendiri dan menyelenggarakan upaya penanganan masalah

gizi harus mulai dari masalah dan potensi masing-masing daerah.

e. Pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Pada dasarnya

kemampuan daya beli pangan dan akses pelayanan sosial sangat

mempengaruhi keadaan gizi masyarakat

f. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dengan meningkatkan cakupan

pelayanan serta profesionalisme petugas.

g. Melaksanakan Program Perbaikan Gizi masyarakat sesuai dengan standart

program perbaikan gizi masyarakat yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

h. Mengalokasikan anggaran secara efektif sesuai skala prioritas (wilayah

dan sasaran) (Depkes, 1999).

5. Tinjauan Tentang Input, Proses dan Ouput dari Program Perbaikan Gizi

Masyarakat

a. Input

1. Tenaga

Ketersediaan input untuk program perbaikan gizi masyarakat

di Puskesmas yakni petugas gizi. Pelatihan petugas gizi dipakai salah

satu metode pendidikan khusus untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan petugas dan penanganan kasus gizi di Masyarakat.

Page 34: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

34

Pelatihan seharusya merupakan fungsi yang terus menerus seperti

pelatihan peningkatan manajemen Program Perbaikan Gizi

Masyarakat (PPGM) (Depkes, 2003).

Dalam Kepmenkes No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003

tanggal 21 Agustus tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan

Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota

Sehat, indikator tenaga kesehatan yang masuk dalam indikator

sumber daya kesehatan adalah untuk jenis tenaga gizi memiliki

standart pensyaratan tiap 100.000 penduduk memiliki 22 tenaga gizi

yang berlatar belakang pendidikan dari gizi. Indikator diterjemahkan

dalam bentuk angka kebutuhan tenaga dengan mengalihkannya

terhadap proyeksi jumlah penduduk tahun 2010 untuk Kabupaten

Kendari sebesar 256.975 jiwa (Depkes, 2003).

2. Sarana

Sarana pemeriksaan adalah sarana standar kebutuhan untuk

pemeriksaan masalah gizi di masyarakat seperti timbangan seca,

microtoice, leghtboard, pita lila, pita circumference, caliper,

timbangan biasa, buku-buku pedoman khususnya yang menyangkut

masalah gizi di masyarakat maupun bahan penyuluhan Perbaikan

Gizi Masyarakat. Sarana obat-obatan di simpan digudang, obat harus

tertata rapih dan telah dikelompokkan berdasarkan jenisnya, gudang

obat diurus oleh petugas yang telah ditunjuk (Depkes, 2003).

Page 35: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

35

3. Dana

Sumber dana untuk pelaksanaan program perbaikan gizi

masyarakat di Puskesmas berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU)

dan didistribusikan melalui Dinas Kesehatan berwujud dana

operasional. Besar dana operasional yang diberikan tidak sama

menurut jumlah desa/kelurahan yang menjadi tanggung jawab

Puskesmas masing-masing (Depkes RI, 2002b).

b. Proses

1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses analisis dan

pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang

baik (Notoatmodjo, 2007).

Perencanaan pada Puskesmas harus disesuaikan dengan

analisa situasi yang ada pada program tersebut, dan perencanaan

terhadap suatu kegiatan harus dilakukan tiap tahunnya, dengan

menyusun waktu, dana, jadwal kegiatan, penanggung jawab tiap

kegiatan, sasaran, dan target kedepan yang mesti diikuti pada

kegiatan nantinya (Depkes, 2003).

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan fungsi penggerak dari semua kegiatan

program yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan program.

Page 36: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

36

Pelaksanaan untuk program perbaikan gizi masyarakat, terbagi atas 2

ada yang ditetapkan skala nasional, ada juga untuk skala lokalnya

tergantung dari provinsi itu masing-masing. Untuk pelaksanaan secara

Nasional meliputi kegiatan peningkatan kapasitas/kemampuan sumber

daya manusia tenaga gizi dan masyarakat menuju keluarga sadar gizi,

penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP) dilaksanakan tiap

bulan, penaggulangan anemia gizi besi dilaksanakan tiap bulan,

penanggulangan kurang vitamin A dilaksanakan 2 kali dalam setahun

yakni bulan Februari dan September, penanggulangan gizi lebih

dilaksanakan tiap ditemukannya kasus, peningkatan surveillance gizi,

dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai keluarga sadar gizi

(Perpres RI, 2007).

Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat di Kota

Kendari yakni meliputi peningkatan kapasitas/kemampuan sumber

daya manusia tenaga gizi untuk menuju keluarga sadar gizi

dilaksanakan tiap tahun sekali, penanggulangan Kurang Energi Kalori

(KEK) dilaksanakan tiap bulan, penanggulangan anemia gizi besi

denga memberikan tablet Fe dilaksanakan tiap bulan, pemberian

Vitamin A dilaksanakan 2 kali dalam setahun yakni bulan Februari

dan September dan untuk Ibu Nifas pemberian Vitamin A

dilaksanakan tiap bulan, pemantauan dan pemeriksaan/penimbangan

status gizi dilaksanakan tiap bulan di posyiandu, penaggulangan gizi

Page 37: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

37

buruk, gizi lebih dan gizi kurang dilaksanakan tiap ada kasus yang

ditemukan dan Pemberian Makanan Pendamping ASI umur 6-11 bulan

dilaksanakan pada bulan Maret tiap tahun (Dinkes, 2007).

Program perbaikan gizi masyarakat terhadap Penetapan

Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat, pada saat

melakukan pelaksanaan program, harus disesuaikan dengan standart

pensyaratan pelaksanaan program yang telah ditetapkan tetapi dengan

menyesuaikan keadaan atau wilayah yang akan dinilai (Depkes, 2003).

c. Output

1. Ketepatan sasaran

Sasaran utama dari program perbaikan gizi masyarakat di

seluruh Puskesmas dalam mencapai visi misi Indonesia Sehat 2010

yakni bayi, balita, ibu hamil dan ibu masa nifas serta penderita gizi

buruk, gizi kurang, dan gizi lebih. (Perpres RI, 2007).

2. Tercapainya cakupan program

Cakupan program adalah hasil pencapaian langsung dari

kegiatan Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Sasaran akhir tahun

2010 dalam mencapai visi misi Kabupaten Sehat 2010 yakni

meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapatkan yang

mendapatkan tablet Fe mencakup 90 %, menurunnya prevalensi

kurang energi kronis (KEK) ibu hamil dan ibu nifas mencakup 10 %,

menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita dari 26,4 %

Page 38: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

38

(1999) menjadi 20 % (2005) dan sasaran akhir untuk tahun 2010

menjadi 8 % dan prevalensi gizi buruk dari 8,1% (1999) menjadi 5%

(2005) dan sasaran akhir untuk tahun 2010 menjadi 3 %, mencegah

meningkatnya prevalensi gizi lebih pada anak balita dan dewasa

setinggi-tingginya berturut-turut mencakup 3 % dan 10%,

meningkatnya persentase bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif

mencakup 60 %, Pemberian Makanan Pendamping ASI umur 6-11

bulan dilaksanakan pada bulan Maret tiap tahun mencakup 100 %,

meningkatnya persentase balita yang mendaptkan Vitamin A 2 kali

pertain mencakup 90 % dan sekali sebulan untuk ibu pada masa nifas

dengan cakupan sebesar 90 %, meningkatkan konsumsi garam

beryodium dari 73,2 % menjadi 80 % serta pemantauan pertumbuha

balita: balita yang naik berat badannya (80 %), Balita Bawah Garis

Merah (< 15 %) (Perpres RI, 2007).

Tiap tahunnya peningkatan cakupan Puskesmas harus

meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar 10 % tiap tahunnya

samapai mencapai target atau cakupan yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah dalam program perbaikan gizi masyarakat menuju target

Indonesia Sehat tahun 2010 (Depkes, 2003).

Page 39: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

39

E. Kerangka Konseptual

Sasaran program pelaksanaan Perbaikan Gizi Masyarakat di Kota Kendari

tahun 2010 belum mencapai target yang ingin di capai. Banyak kendala yang

menghambat pencapaian program tersebut. Dilihat dari aspek Input sangat erat

kaitannya dengan tenaga yakni orang yang mengabdikan diri dan bertanggung

jawab atas program, fasilitas atau alat yang digunakan untuk menunjang Program

Perbaikan Gizi Masyarakat yang digunakan dan ketepatan penggunaan dana yang

telah di anggarkan. Dari aspek process erat kaitannya dengan pelaksanaan dari

kegiatan program dan juga perencanaan yang telah dibuat oleh Puskesmas

terhadap Program Peraikan Gizi Masyarakat. Sedangkan dari aspek output erat

kaitannya dengan ketepatan sasaran program, dan cakupan program atau hasil

peningkatan derajat kesehatan masyarakat terhadap Program Perbaiakan Gizi

Masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka disusun kerangka konsep evaluasi

pelaksanaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat di Kota Kendari tahun 2010

seperti yang digambarkan sebagai berikut:

Page 40: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

Evaluasi Pelaksanaan Program Perbaikan

Gizi Masyarakat

Output:Ketepatan SasaranTercapainya cakupan program

Proses:PerencanaanPelaksanaan

Input:Manusia/tenagaDanaFasilitas

40

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Page 41: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

41

III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada seluruh Puskesmas di Kota Kendari

tahun 2010 yang berjumlah 12 Puskesmas.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2010.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survei, untuk

mendapatkan informasi tentang gambaran pelaksanaan Program Perbaikan Gizi

Masyarakat dalam mencapai Visi Misi Indonesia Sehat 2010 di Kota Kendari

tahun 2010 (Notoatmodjo, 2002).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga gizi pada

seluruh Puskesmas di Kota Kendari yang berjumlah 45 petugas tenaga gizi.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu semua

tenaga Gizi Masyarakat pada Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Kendari

tahun 2010.

Page 42: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

42

D. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif

Input

Input adalah faktor-faktor pendukung dalam mencapai keberhasilan suatu

usaha atau pekerjaan yang menyangkut berbagai pemanfaatan sumber daya atau

sarana suatu program atau kegiatan, diantaranya yaitu:

1. Tenaga yakni orang yang mengabdikan diri dan memiliki kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan di bidang pelayanan dan penanggulangan

penyakit akibat malnutrisi meliputi petugas kesehatan yang memegang

program Perbaikan Gizi Masyarakat.

Kriteria penilaian didasarkan atas skala Guttman dengan jumlah pertanyaan

yaitu sebanyak 3 pertanyaan yang diberi skor atau bobot nilai 1 (satu) jika

menjawab benar atau “Ya” dan nilai 0 (nol) jika menjawab salah atau

“Tidak”. Interval kelas dihitung berdasarkan rumus menurut Sudjana (2002)

yaitu :

R Dimana : I = Interval

I = R = Range/Kisaran

K K = Jumlah Kategori

Skor tertinggi : 1 x 3 = 3 (100 %)

Skor terendah : 0 x 3 = 0 ( 0 % )

Interval kelas :

Page 43: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

43

R

I =

K

3 – 0

=

2

= 1,5 (50 %)

Kriteria obyektifnya adalah :

Baik : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria ≥ 50 % dari total

skor (2-3)

Kurang : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria < 50 % dari total

skor (0-1)

2. Fasilitas yakni alat yang dapat digunakan untuk pelaksanaan suatu program

dan dapat menunjang kelancaran suatu program yang meliputi kendaraan

operasional, dan alat-alat lainnya.

Kriteria penilaian didasarkan atas skala Guttman dengan jumlah pertanyaan

yaitu sebanyak 12 pertanyaan yang diberi skor atau bobot nilai 1 jika

menjawab benar atau “Ya” dan nilai 0 jika menjawab salah atau “Tidak”.

Interval kelas dihitung berdasarkan rumus menurut Sudjana (2002) yaitu :

R Dimana : I = Interval

I = R = Range/Kisaran

K K = Jumlah Kategori

Page 44: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

44

Skor tertinggi : 1 x 12 = 12 (100 %)

Skor terendah : 0 x 12 = 0 ( 0 % )

Interval kelas :

R

I =

K

12– 0

=

2

= 6 (50 %)

Kriteria obyektifnya adalah :

Baik : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria ≥ 50 % dari total

skor (7-12)

Kurang : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria < 50 % dari total

skor (0-6)

3. Dana yakni sejumlah uang yang disediakan atau dihimpun untuk sesuatu

maksud meliputi biaya yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan Program

Perbaikan Gizi Masyarakat yang bersumber dari Dana Alokasi Umum

(DAU) dan didistribusikan melalui Dinas Kesehatan berwujud dana

operasional.

Kriteria penilaian didasarkan atas skala Guttman dengan jumlah pertanyaan

yaitu sebanyak 6 pertanyaan yang diberi skor atau bobot nilai 1 (satu) jika

menjawab benar atau “Ya” dan nilai 0 (nol) jika menjawab salah atau

Page 45: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

45

“Tidak”. Interval kelas dihitung berdasarkan rumus menurut Sudjana (2002)

yaitu :

R Dimana : I = Interval

I = R = Range/Kisaran

K K = Jumlah Kategori

Skor tertinggi : 1 x 6 = 6 (100 %)

Skor terendah : 0 x 6 = 0 ( 0 % )

Interval kelas :

R

I =

K

6 – 0

=

2

= 3 (50 %)

Kriteria obyektifnya adalah :

Baik : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria ≥ 50 % dari total

skor (4-6)

Kurang : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria < 50 % dari total

skor (0-3)

Page 46: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

46

Proses

Proses adalah adanya pelaksanaan program dimana komponen yang satu

saling mempengaruhi komponen sistem ke komponen sistem yang lain, yang

meliputi perencanaan dan pelaksanaan yang meliputi :

1. Perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses analisis dan pemahaman

sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik.

Kriteria penilaian didasarkan atas skala Guttman dengan jumlah pertanyaan

yaitu sebanyak 3 pertanyaan yang diberi skor atau bobot nilai 1 (satu) jika

menjawab benar atau “Ya” dan nilai 0 (nol) jika menjawab salah atau

“Tidak”. Interval kelas dihitung berdasarkan rumus menurut Sudjana (2002)

yaitu :

R Dimana : I = Interval

I = R = Range/Kisaran

K K = Jumlah Kategori

Skor tertinggi : 1 x 3 = 3 (100 %)

Skor terendah : 0 x 3 = 0 ( 0 % )

Interval kelas :

R

I =

K

Page 47: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

47

3 – 0

=

2

= 1,5 (50 %)

Kriteria obyektifnya adalah :

Baik : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria ≥ 50 % dari total

skor (2-3)

Kurang : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria < 50 % dari total

skor (0-1)

2. Pelaksanaan merupakan fungsi penggerak dari semua kegiatan program yang

telah direncanakan untuk mencapai tujuan program.

Kriteria penilaian didasarkan atas skala Guttman dengan jumlah pertanyaan

yaitu sebanyak 12 pertanyaan yang diberi skor atau bobot nilai 1 (satu) jika

menjawab benar atau “Ya” dan nilai 0 (nol) jika menjawab salah atau

“Tidak”. Interval kelas dihitung berdasarkan rumus menurut Sudjana (2002)

yaitu :

R Dimana : I = Interval

I = R = Range/Kisaran

K K = Jumlah Kategori

Skor tertinggi : 1 x 12 = 12 (100 %)

Skor terendah : 0 x 12 = 0 ( 0 % )

Interval kelas :

Page 48: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

48

R

I =

K

12 – 0

=

2

= 6 (50 %)

Kriteria obyektifnya adalah :

Baik : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria ≥ 50 % dari total

skor (7-12)

Kurang : Bila skor jawaban memenuhi kriteria < 50 % dari total skor (0-6)

Output

Output adalah hasil atau performance program dan kegiatan pelayanan

yang dihasilkan oleh suatu program, yang meliputi :

1. Ketepatan sasaran yaitu apakah semua sasaran dalam program perbaikan gizi

masyarakat sudah dijangkau.

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila memenuhi standart untuk “Ketepatan Sasaran”.

Bila skor akhir memenuhi standart ≥ 50 % dari total penilaian

untuk tercapainya cakupan program kriteria penilaian hasilnya

“Ya (memenuhi standart)” antara 4-7 pertanyaan.

Kurang : Apabila memenuhi standart untuk “Ketepatan Sasaran”

Page 49: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

49

Bila skor akhir memenuhi standart < 50 % dari total penilaian

untuk tercapainya cakupan program kriteria penilaian hasilnya

“Ya (memenuhi standart)” antara 0-3 pertanyaan.

2. Tercapainya cakupan program dengan melihat apakah terjadi peningkatan

masyarakat yang mengalami peningkatan derajat kesehatan khususnya

mengenai gizi pada masyarakat dan juga penurunan jumlah masyarakat yang

mengalami masalah gizi.

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila memenuhi standart untuk “Tercapainya Cakupan”.

Bila skor akhir memenuhi standart ≥ 50 % dari total penilaian

untuk tercapainya cakupan program kriteria penilaian hasilnya

“Ya (memenuhi standart)” antara 7-12 pertanyaan.

Kurang : Apabila memenuhi standart untuk “Tercapainya Cakupan”.

Bila skor akhir memenuhi standart < 50 % dari total penilaian

untuk tercapainya cakupan program kriteria penilaian hasilnya

“Ya (memenuhi standart)” antara 7-12 pertanyaan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

kuesioner dan wawancara langsung, yang berisi daftar pertanyaan mengenai

penilaian atau evaluasi pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat dalam

mencapai Visi Misi Indonesia Sehat 2010 di Kota Kendari tahun 2010, dimana

akan ditanyakan langsung kepada responden yang dalam hal ini petugas

Page 50: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

50

kesehatan gizi Puskesmas di Kota Kendari tahun 2010 berdasarkan kuesioner

yang telah dibuat. (Riduwan, 2008).

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden

menggunakan kuesioner serta melakukan observasi langsung dan juga melihat

data administrasi pada tiap puskesmas.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari administrasi Puskesmas dan Dinas

Kesehatan Kota Kendari yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

G. Teknik Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan secara manual dengan

menggunakan kalkulator.

2. Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam

bentuk tabel dan narasi.

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,

persentase disertai dengan penjelasan.

Page 51: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

51

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Kota Kendari terdiri atas 10 Kecamatan dan 54 Kelurahan, selain

keberadaan Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta, pelayanan

kesehatan di Kota Kendari juga didukung oleh 12 Puskesmas di bawah naungan

Dinas Kesehatan Kota Kendari dengan rincian sebagai berikut:

1. Puskesmas Mata terletak di Kecamatan Kendari

2. Puskesma Benu-benua terletak di Kecamatan Kendari barat.

3. Puskesmas Kemaraya terletak di Kecamatan Kendari barat

4. Puskesmas Lepo-lepo terletak di Kecamatan Baruga.

5. Puskesmas Puuwatu terletak di Kecamatan Puuwatu.

6. Puskesmas Poasia terletak di Kecamata Poasia.

7. Puskesmas Abeli terletak di Kecamatan Abeli.

8. Puskesmas Labibia terletak di Kecamatan Mandonga.

9. Puskesmas Perumnas terletak di Kecamatan Kadia.

10. Puskesmas Mekar terletak di Kecamatan Wua-wua.

11. Puskesmas Mokoau terletak di Kecamatan Kambu.

12. Puskesmas Jatiraya terletak di Kecamatan Kadia

Puskesmas mempunyai kegiatan pokok yaitu Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Kesehatan Gigi dan Mulut

Page 52: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

52

(Gimul), Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM), pelayanan rawat jalan/inap dan

kefarmasian dan juga Perbaikan Gizi Masyarakat.

Jumlah tenaga gizi yang menjadi Pegawai Negri Sipil (PNS) tercatat yang

menempati seluruh Puskesmas yang ada di Kota Kendari, jumlah penduduk dan

distribusi tenaga gizi pada masing-masing Puskesmas disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Puskesmas, jumlah penduduk dan tenaga gizi di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No Kecamatan Nama Puskesmas Jumlah Penduduk

Jumlah Tenaga Gizi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10

11

12

Kendari

Kendari Barat

Kendari Barat

Puuwatu

Mandonga

Baruga

Kadia

Wua-wua

Poasia

Kambu

Abeli

Kadia

Puskesmas Mata

Puskesmas Benu-benua

Puskesmas Kemaraya

Puskesmas Puuwatu

Puskesmas Labibia

Puskesmas Lepo-lepo

Puskesmas Perumnas

Puskesmas Mekar

Puskesmas Poasia

Puskesmas Mokoau

Puskesmas Abeli

Puskesmas Jatiraya

22.608 jiwa

21.724 jiwa

24.581 Jiwa

21.919 jiwa

10.147 jiwa

15.477 jiwa

29.345 Jiwa

35.832 Jiwa

17.740 Jiwa

12.964 Jiwa

19.214 Jiwa

25.345 Jiwa

5 orang

4 orang

2 orang

7 orang

4 orang

2 orang

3 orang

2 orang

5 orang

3 orang

5 orang

3 orang

Jumlah 12 256.975 Jiwa 45 orang

Sumber : Data Sekunder, 2010

Page 53: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

53

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data di lokasi penelitian

mengenai “Evaluasi pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat dalam

mencapai Visi Misi Indonesia Sehat 2010 di Kota Kendari tahun 2010” yang

dilaksanakan pada bulan maret tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Umur adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu

mahluk, baik yang masih hidup maupun yang mati, yang diukur sejak dia

lahir hingga waktu umur itu dihitung (Philip, 2003). Distribusi responden

berdasarkan kelompok umur disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No. Kelompok Umur Jumlah (n) Persentase (%)

1. 20-24 1 2,2%

2. 25-29 15 33,3%

3. 30-34 13 28,9%

4. 35-39 6 13,3%

5. 40-44 8 17,8%

6. 45-49 2 4,4%

Total 45 100

Sumber: Data Primer, 2010

Page 54: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

54

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa tenaga gizi di Puskesmas

Kota Kendari, dari 45 responden, responden yang paling banyak adalah

kelompok umur 25-29 tahun yaitu 15 responden (33,3%), sedangkan yang

paling sedikit adalah 20-24 tahun yakni 1 respoden (2,2%), selanjutnya

kelompok umur 30-34 tahun yakni 13 responden (28,9%), kelompok umur

45-49 tahun (4,4 %) kelompok umur 35-39 tahun yaitu 6 responden

(13,3%), dan kelompok umur 40-44 tahun yaitu 8 responden (17,8%).

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan

perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Jenis kelamin adalah

kata yang umunya digunakan untuk membedakan seks seseorang (laki-

laki dan perempuan) (Rush, 2001).

Distribusi responden berdasarkan menurut jenis kelamin disajikan

pada tabel 3.

Tabel.3. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No Jenis kelamin Jumlah (n) %

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

4

41

8,90

91,10

Total 45 100

Sumber: Data Primer, 2010

Page 55: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

55

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 45 responden,

responden yang banyak adalah perempuan yaitu 41 responden (91,10%),

sedangkan jumlah tenaga gizi yang sedikit adalah laki-laki yaitu 4

responden (8,90%).

c. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya (Rush, 2001). Distribusi

responden menurut tingkat pendidikan disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No Pendidikan Jumlah (n) %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

D1 GIZI

D3 GIZI

S1 GIZI

SKM

SE

STP

5

32

2

1

1

4

11,1

71,1

4,4

2,2

2,2

8,9

Total 45 100

Sumber: Data Primer, 2010

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 45 responden,

tingkat pendidikan responden yang banyak adalah D3 Gizi yaitu (71,1%),

sedangkan yang paling sedikit adalah SKM dan SE yaitu 1 responden

Page 56: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

56

(2,2%), selebihnya yaitu D1 GIZI 5 responden (11,1%), S1 GIZI 2

responden (4,4%), dan STP 4 responden (8,9%).

d. Masa kerja Tenaga Gizi

Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja pada suatu

instansi, kantor dan sebagainya. Distribusi responden berdasarkan masa

kerja tenaga gizi di sajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Tenaga Gizi di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No Masa kerja(thn) Jumlah (n) %

1.

2.

3.

1-10

11-20

21-30

31

12

2

68,9

26,7

4,4

Total 45 100

Sumber: Data Primer, 2010

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 45 responden,

responden dengan masa kerja 0-10 tahun sebanyak 28 responden (68,9%),

masa kerja 11-20 tahun sebanyak 14 responden (26,7%) dan masa kerja 21-

30 tahun sebanyak 3 responden (4,4%).

Page 57: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

57

2. Karakteristik Variabel Yang Diteliti

a. Input

Variabel input yakni faktor-faktor pendukung dalam mencapai

keberhasilan suatu usaha atau pekerjaan yang menyangkut berbagai

pemanfaatan sumber daya atau sarana suatu program atau kegiatan yang

meliputi tenaga gizi untuk dapat melaksanakan tugasnya yang ditinjau oleh

biaya dimana biaya yang dimaksud adalah biaya yang bersumber dari

subsidi oleh pemerintah, standar biaya tidak menentu karena tergantung

dari program yang direncanakan dan fasilitas yang memadai berupa

kendaraan khusus (roda 2) dan komputer untuk dapat melaksanakan

kegiatan gizi di masyarakat serta kecukupan Sumber Daya Manusianya

atau tenaga (Azwar, 1999).

Berdasarkan variabel input yang terdiri dari ketersediaan tenaga,

fasilitas dan dana dalam program perbaikan gizi masyarakat maka dapat

diketahui ketersediaan input secara keseluruhan menunjukkan bahwa

ketersediaan input untuk program perbaikan gizi masyarakat dilihat dari

aspek :

1) Tenaga

Tenaga yakni orang yang mengabdikan diri dan memiliki

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan di bidang pelayanan dan

penanggulangan penyakit akibat malnutrisi meliputi petugas kesehatan

yang memegang program Perbaikan Gizi Masyarakat. Petugas

Page 58: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

58

penanggung jawab gizi masyarakat kerjanya merangkap semua program

atau kegiatan gizi di Puskesmas tempat mereka bertugas. Petugas

penanggung jawab gizi masyarakat tidak hanya bekerja dilapangan saja

tetapi juga bekerja diintansi puskesmas untuk siap siaga mencari dan

menemukan kasus malnutrisi tiap bulannya. Petugas gizi masyarakat

harus selalu fokus terhadap masalah gizi dan perbaikan gizi sehingga

kegiatan yang dilakukan dapat lebih berjalan efektif dan efisien.

Distribusi responden berdasarkan input tenaga gizi disajikan pada

tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Input Tenaga Gizi di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No Evaluasi Tenaga Gizi N %

1.

2.

Baik

Kurang

20

25

44,4

55,6

Total 45 100

Sumber: Data Primer, 2010

Berdasarkan tabel 6, menunjukkan bahwa untuk variabel tenaga

gizi yang meliputi pelatihan, jumlah dan latar belakang pendididkan

petugas gizi yakni dari 45 responden (100%), 20 responden (44,4%)

yang memiliki kriteria baik dan 25 responden (55,6%) yang memiliki

kriteria kurang. Rendahnya pelayanan/perbaikan gizi kepada masyarakat

disebabkan oleh beberapa faktor salah satu diantaranya adalah

Page 59: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

59

kecukupan tenaga gizi untuk Puskesmas di Kota Kendari secara

keseluruhan belum memenuhi standart kesehatan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga gizi

masih sangat kurang yaitu 25 responden (55,6%). Hal ini diakibatkan

karena kecukupan untuk tenaga gizi di Puskesmas kota Kendari belum

memenuhi standart kesehatan yang telah ditetapkan yakni dalam

Kepmenkes No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003 tanggal 21 Agustus

tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan

Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat, indikator tenaga

kesehatan yang masuk dalam indikator sumber daya kesehatan adalah

untuk jenis tenaga gizi memiliki standart pensyaratan tiap 100.000

penduduk memiliki 22 tenaga gizi yang berlatar belakang pendidikan

dari gizi.

Indikator ini diterjemahkan dalam bentuk angka kebutuhan

tenaga dengan mengalihkannya terhadap proyeksi jumlah penduduk

tahun 2010 untuk Kabupaten Kendari sebesar 256.975 jiwa (Depkes,

2003). Oleh sebab itu dengan jumlah tenaga gizi masyarakat di

Puskesmas kota Kendari saat ini yakni berjumlah 45 petugas gizi maka

kebutuhan akan tenaga gizi di seluruh Puskesmas kota Kendari masih

sangat kurang dengan pensyaratan tenaga puskesmas pada kabupaten

atau kota yang telah ditetapkan pada peraturan Kepmenkes No.

1202/MENKES/SK/VIII/2003 tanggal 21 Agustus tentang Indikator

Page 60: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

60

Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat

dan Kabupaten/Kota Sehat, karena dilihat dari besarnya jumlah

penduduk tahun 2010 untuk Kabupaten Kendari sebesar 256.975 jiwa

maka kebutuhan akan tenaga gizi yang memenuhi standart untuk tahun

2010 yakni 55 petugas gizi yang ada di Puskesmas Kota Kendari.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tenaga gizi masyarakat masih

sangat kurang dan yang pernah mengikuti pelatihan sebanyak 20

responden (44,4%) dan yang tidak pernah mengikuti pelatihan tenaga

gizi yaitu sebanyak 25 responden (55,6%) dan semua tenaga gizi yang

pernah mengikuti pelatihan rata-rata hanya 1 kali dengan alasan kurang

ketersediaannya dana dari pemerintah khususnya pengembangan atau

kualifikasi untuk tenaga gizi, oleh sebab itu pelatihan terhadap tenaga

gizi umumnya untuk tiap puskesmas yang ada di kota kendari hanya

dilakukan atau diwakili oleh koordinator gizi saja yang melakukan

pelatihan gizi, padahal semestinya semua petugas gizi harus melakukan

pelatihan tiap tahunnya, agar dapat lebih memahami program serta

manajemen mengenai gizi masyarakat yang baik.

Pelatihan petugas gizi dipakai salah satu metode pendidikan

khusus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dan

penanganan kasus gizi di Masyarakat. Pelatihan seharusya dilakukan

secara terus terus-menerus seperti misalnya pelatihan peningkatan

manajemen Program Perbaikan Gizi Masyarakat (PPGM) bagi petugas

Page 61: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

61

gizi agar dapat memanajem Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan

baik (Depkes, 2003).

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, dan sering

mengikuti pelatihan maka akan tercipta tenaga gizi yang terampil dan

dapat diandalkan dalam memberikan\informasi mengenai masalah dan

pebaikan gizi di masyarakat. Pendidikan itu sendiri sangat berhubungan

dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas

lingkungan kita secara menyeluruh. Pendidikan adalah suatu indikator

yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat mengerjakan

suatu tugas/jabatan, selain itu pendidikan merupakan hasil yang fantasis

dari kemamapuan manusia yang dimaksudkan untuk memberi

pandangan yang lebih luas yang memungkinkan manusia untuk dapat

memperbaiki taraf hidupnya (Hasibuan, 2000).

2) Fasilitas

Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk dapat

mencapai tujuan dan sesuatu yang merupakan penunjang

terselenggaranya suatu proses pelayanan kesehatan dengan semakin

lengkapnya fasilitas yang dimiliki diharapkan dapat menunjang

pelayanan kesehatan tersebut (Dainur, 2003).

Fasilitas yakni alat yang dapat digunakan untuk pelaksanaan

suatu program dan dapat menunjang kelancaran suatu program yang

meliputi kendaraan operasional, dan alat-alat lainnya. Fasilitas harus

Page 62: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

62

ada pada setiap Puskesmas dan harus dalam kondisi yang baik

(ukurannya pasti) atau tidak rusak, fasilitas harus ada pada setiap

Puskesmas untuk membantu para petugas gizi dalam menemukan,

menanggulangi dan memperbaiki keadaan gizi di masyarakat.

Distribusi responden berdasarkan input fasilitas gizi disajikan

pada tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Input Fasilitas Gizi di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No Evaluasi Fasilitas Gizi Jumlah (n) %

1.

2.

Baik

Kurang

33

12

73,3

26,7

Total 45 100

Sumber: Data Primer, 2010

Berdasarkan tabel 7. menunjukkan untuk fasilitas gizi pada

Puskesmas di Kota Kendari, dari 45 responden ada 33 responden

(73,3%) yang setiap wilayah binaan yang dimana mereka sebagai

penanggung jawab untuk perbaikan gizi masyarakatnya menyatakan

baik dan 12 responden (26,7%) menyatakan masih kurang untuk

fasilitas perbaikan gizi masyarakatnya. Baiknya fasilitas pada program

perbaikan gizi masyarakat yang ada di Puskesmas Kota Kendari untuk

tiap wilayah binaan para petugas gizi, hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya yakni kebutuhan untuk fasilitas perbaikan gizi

Page 63: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

63

masyarakat selalu diberikan secara lancar oleh Dinas Kesehatan Kota

Kendari tiap tiga bulannya.

Berdasarkan hasil penelitian berupa obeservasi langsung

dengan melihat langsung fasilitas yang ada pada tiap wilayah binaan

dan juga di Puskesmas yang ada di Kota Kendari ada 33 responden

(73,3%) yang memang memiliki hampir semua fasilitas perbaikan gizi

masyarakatnya dalam kondisi yang baik (tidak rusak, tidak kadaluarsa,

ukurannya pasti) dan memiliki jumlah yang cukup pada setiap wilayah

binaan mereka terkecuali caliper yang tidak dimiliki oleh seluruh

puskesmas dan MP-ASI yang 2 tahun terakhir ini belum ada masukan

atau pemberian dari Dinas Kesehatan untuk MP-ASI umur 6-11 bulan.

Bedasarkan hasil penelitian 12 responden (26,7%) memiliki

fasilitas perbaikan gizi masyarakat pada wilayah binaan mereka tetapi

masih belum memenuhi standart fasilitas perbaikan gizi masyarakat

yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk tiap puskesmas dalam

mencapai indikator Kabupaten atau Kota Sehat tahun 2010, hal ini

disebabkan karena fasilitas yang mereka punya itu sudah diberikan

sangat lama oleh Dinas Kesehatan, maka untuk sekarang ini fasilitas

gizi tersebut tidak layak untuk digunakan lagi karena alatnya rata-rata

sudah rusak dan tidak layak pakai lagi, jadi sebagai gantinya biasanya

mereka meminjam alat atau fasilitas di Puskesmas untuk melakukan

pemeriksaan gizi tiap bulannya.

Page 64: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

64

Fasilitas gizi adalah fasilitas standar kebutuhan untuk

pemeriksaan masalah gizi di masyarakat seperti timbangan seca,

microtoice, leghtboard, pita lila, pita circumference, caliper,

timbangan biasa (lacin), buku-buku pedoman khususnya yang

menyangkut masalah gizi di masyarakat maupun bahan penyuluhan

Perbaikan Gizi Masyarakat untuk kasus gizi lebih dan juga masyarakat

umum, Pembeian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak balita yang

kekurangan gizi serta Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk

anak bayi umur 6-11 bulan. Sarana obat-obatan di simpan ditempat

yang aman, obat harus tertata rapih seperti tablet Fe untuk ibu hamil

dan juga tablet Vitamin A untuk anak balita dan ibu pada masa

nifasnya dan telah dikelompokkan berdasarkan jenisnya, gudang obat

diurus oleh petugas yang telah ditunjuk (Depkes, 2003).

Oleh sebab itu, dengan fasilitas gizi yang ada di Puskesmas

Kota Kendari sudah baik dan hampir semua wilayah binaan pada

Puskesmas Kota Kendari telah memenuhi standart fasilitas gizi

masyarakat tetapi masih ada yang perlu ditambahkan fasilitasnya

seperti misalnya caliper untuk mengukur lemak seseorang, di

Puskesmas Kota Kendari, fasilitas berupa caliper itu sama sekali tidak

ada, pada hal untuk fasilitas caliper ini masuk dalam standart fasilitas

yang harus dimiliki oleh setiap puskesmas untuk mencapai Indikator

Kabupaten/Kota Sehat dan juga MP-ASI yang sekarang ini belum juga

Page 65: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

65

diberikan oleh Dinas Kesehatan untuk tiap Puskesmas yang ada di

Kota Kendari tahun 2010.

3) Dana

Dana yakni sejumlah uang yang disediakan atau dihimpun untuk

sesuatu maksud meliputi biaya yang dibutuhkan dalam proses

pelaksanaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat merupakan Dana

Alokasi Umum (DAU) yang bersumber dari APBD (Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah) dan didistribusikan melalui Dinas

Kesehatan berwujud dana operasional.

Besar dana operasional yang diberikan tidak sama menurut

jumlah desa/kelurahan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas

masing-masing. Penggunaan dana untuk kegiatan program perbaikan

gizi masyarakat ditingkat Puskesmas dialokasikan untuk kegiatan dalam

gedung seperti pengadaan formulir, biaya perjalanan petugas dan

pemberian sarana yang tidak mahal harganya (Depkes RI, 2002b).

Semakin besar dana yang dikeluarkan untuk memperbaiki

sebuah program, maka hasilnya pun akan semakin efektif, apabila dana

yang diberikan digunakan seefisien mungkin, dan semakin kecilnya

dana yang digunakan untuk sebuah program, maka program hanya akan

berjalan lambat, dan hasilnya pun tidak akan efektif (Aziah, 2007)

Program-program kesehatan yang menjadi prioritas mendapat

pembiayaan adalah program-program yang mempunyai dampak

Page 66: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

66

langsung di masyarakat seperti penyakit-penyakit yang dapat

menimbulkan kematian yang cepat serta dapat menimbulkan kejadian

luar biasa di masyarakat seperti misalnya masalah gizi masyarakat

(Depkes RI, 2002b).

Distribusi responden berdasarkan input fasilitas gizi disajikan

pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Input Dana Gizi di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No Evaluasi Dana Gizi Jumlah (n) %

1. Kurang 45 100

Total 45 100

Sumber: Data Primer, 2010

Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan untuk dana program

perbaikan gizi masyarakat pada Puskesmas di Kota Kendari, dari 45

responden (100%), semua responden menyatakan kurang/kekurangan

dana untuk program perbaikan gizi masyarakat. Kurangnya dana yang

dimiliki oleh tiap Puskesmas di Kota Kendari, hal ini dapat

menyebabkan berbagai dampak negatif bagi program perbaikan gizi

masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian untuk dana seperti pembuatan dan

pengiriman laporan gizi masyarakat yang dilakukan tiap bulannya,

dana transportasi, pemberian intensif atau honor terhadap petugas gizi

Page 67: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

67

untuk memotivasi dan memudahkan petugas gizi dalam memperbaiki

masalah gizi dimasyarakat, sarana perbaikan gizi berupa komputer dan

buku-buku pedoman bagi petugas gizi, yang oleh responden yang

dianggap dananya masih sangat kurang, seperti dana transportasi,

menurut beberapa petugas gizi, untuk dana yang diberikan masih

sangat kurang, apalagi para petugas gizi yang memiliki wilayah binaan

yang jauh dari Puskesmas tempat mereka bertugas, tentu saja dalam

pengawasan, pencarian, perbaikan serta penanggulangan masalah gizi

membutuhkan dana yang lebih dari apa yang mereka dapatkan

sekarang ini, serta intensif atau honor bagi para petugas gizi, hampir

rata-rata setiap petugas gizi tidak pernah menerima intensif atau honor

lain selain dari gaji mereka tiap bulannya.

Oleh sebab itu, dengan dana yang minim atau kurang tersebut,

para responden tetap melakukan tugasnya sesuai tanggung jawab

mereka, walaupun terkadang mereka juga harus mengeluarkan dana

dari kantong mereka sendiri untuk mengawasi dan memperbaiki

masalah gizi masyarakat pada wilayah binaan mereka.

b. Proses

Proses adalah adanya pelaksanaan program dimana komponen

yang satu saling mempengaruhi komponen sistem ke komponen sistem

yang lain, yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan (Notoatmodjo,

2007) yang meliputi :

Page 68: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

68

1) Perencanaan

Perencanaan adalah sebagai suatu proses penganalisaan da

pemahaman tentang suatu sistem, perumusan tujuan umum dan

tujuan khusus, perkiraan segala kemampuan yang dimiliki, penguaian

segala kemungkinan rencana kerja yang dapat dilakukan untuk

mencapai tujuan umum serta khusus tersebut, menganalisa efektifitas

dan berbagai alternatif rencana dan memilih diantaranya yang

dipandang baik serta menyusun, melaksanakan dan mengikutinya

dalam suatu system pengawasan yang terus menerus sehingga

tercapai hubungan yang optimal antara rencana tersebut dengan

sistem yang ada.

Perencanaan sangat dibutuhkan oleh para petugas gizi untuk

menjalankan tugas dan fungsi mereka, karena dalam perencanaan

gizi, dari sini dapat dilihat kegiatan mereka serta pemanfaatan

seluruh ilmu pengetahuan yang modern serta pengalaman yang

dimiliki, sedemikian rupa sehingga terpenuhi kebutuhan kesehata

masyarakat berdasarkan sumber-sumber yang tersedia, perencaan

kesehatan pada dasarnya merupakan suatu proses yang terdiri dari

langkah-langkah yang berkesinambungan, artinya sesuatu langkah

tidak dapat dilakukan sebelum langkah yang mendahuluinya

terlaksana.

Page 69: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

69

Distribusi responden berdasarkan proses perencanaan

program perbaikan gizi disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Proses Perencanaan Gizi di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No Evaluasi Perencanaan Gizi N %

1. Baik 45 100

Total 45 100

Sumber: Data Primer, 2010

Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 45 responden yang terdapat

di Puskesmas Kota Kendari dan dengan melihat langsung

perencanaan yang ada pada tiap puskesmas, semua responden 45

(100%) menyatakan perencanaan yang ada pada puskesmas mereka

masing-masing sudah sangat sangat baik.

Selanjutnya dari 45 responden yang menganggap bahwa

perencanaan akan program perbaikan gizi itu baik, yakni berdasarkan

hasil penelitian diperoleh bahwa para petugas gizi sebelum mereka

melaksanakan sebuah tugas dan kewajiban mereka, para petugas gizi

yang dipimpin oleh koordinator gizi pada masing-masing Puskesmas

yang diketahui oleh Kepala Puskesmas, pada awal bulan Januari, para

petugas gizi melakukan rapat untuk membuat sebuah perencanaan

sesuai dengan kebutuhan atau sumber daya yang ada berupa fasilitas

seperti obat-obatan yakni Tablet Fe dan Vitamin A serta Pemberian

Page 70: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

70

Makanan Tambahan (PMT), Makanan Pendamping-ASI (MP-ASI),

jadwal tugas, target untuk tahun demi tahun dan lain-lain sebagainya

yang nantinya akan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota

Kendari pada awal tahun.

Sebagai umpan balik dari Dinas Kesehatan Kota Kendari

dengan memberikan kebutuhan atau sumber daya yang dibutuhkan

oleh Puskesmas sesuai dengan kebutuhan yang tertera pada laporan

perencanaan tiap puskesmas baik dalam bentuk barang ataupun dana

kepada Puskesmas. Para petugas gizi membuat perencanaan akan

kebutuhan gizi dimasyarakat dengan selalu memprioritaskan masalah

yang lebih penting dahulu yang meyebabkan masalah dimasyarakat,

hanya saja seluruh responden 45 (100%) agak kecewa dengan kinerja

yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kendari, karena

menurut mereka, perencanaan yang telah mereka buat yang sesuai

kebutuhan atau sumber daya, terkadang fasilitas atau dana yang

dikirim ke Puskesmas tidak sesuai dengan permintaan yang petugas

gizi telah buat diperencanaannya, terkadang kurang dari perencanaan

atau kurang dari permintaan Puskesmas.

Oleh sebab itu, para petugas gizi ,mesti membuat perencaan

kembali secara intern, untuk dapat mengoptimalkan dan

memanfaatkan dana dengan fasilitas yang kurang tersebut

Page 71: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

71

dimaksudkan agar masyarakat dapat memdapatkan pelayanan akan

gizi yang lebih baik.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan fungsi penggerak dari semua kegiatan

program yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan program.

Pelaksanaan untuk Program Perbaikan Gizi Masyarakat dilakukan

para petugas gizi yang ada pada wilayah kerja atau Puskesmas

masing-masing.

Distribusi responden berdasarkan proses pelaksanaan

program disajikan di Puskesmas Kota Kendari pada tabel 10.

Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Proses Pelaksanaan

Program di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No. Evaluasi Proses Pelaksanaan

Program

Jumlah (n) %

1. Baik 45 100

Total 45 100

Sumber: Data Primer, 2010

Tabel 10, menunjukkan bahwa yang melakukan proses

terhadap pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat di

Puskesmas yakni petugas gizi, dari 45 responden (100%), semua

responden atau petugas gizi telah melakukan pelaksanaan program

Page 72: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

72

perbaikan gizi masyarakat dengan baik serta laporan akan gizi

dilaporkan kepada Dinas Kesehatan tiap bulannya.

Berdasarkan standart yang telah ditetapkan oleh pemerintah

kegiatan gizi meliputi penyuluhan akan gizi kepada masyarakat;

penyebaran poster-poster, leaflet, dan brosur pada posyandu yang

terdapat pada wilayah kerja masing-masing; pemantauan dan

penimbangan IMT yang dilakukan tiap bulannya; pemberian

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI); melaksanakan

penanggulangan terhadap gizi lebih berupa penyuluhan kepada

penderita; penanggulangan terhadap gizi kurang dan gizi buruk

berupa pemberian makanan tambahan; melaksanakan

penanggulangan dan pemantauan terhadap Kurang Energi Kalori

(KEK) terhadap Bumil dan Bufas tiap bulannya; melaksaakan

pemberian tablet Fe tiap bulannya pada Bumil; melaksanakan

pemberian Vitamin A kepada ibu pada masa nifas untuk tiap

bulannya dan juga kepada bayi dan anak balita yang dilaksanakan

tiap 2 kali dalam setahun yakni bulan Februari dan Agustus dan

pembuatan laporan tiap bulannya.

Berdasarkan hasil penelitian dari 12 kegiatan pada Program

Perbaikan Gizi Masyarakat yang dilaksanakan oleh responden

semuanya telah dilakukan dengan baik, hanya saja ada beberapa

kegiatan yang sebelum-sebelumnya dilakukan tetapi untuk tiga

Page 73: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

73

tahun terakhir ini tidak dilakukan lagi seperti misalnya pemberian

Makanan Pendamping-ASI (MP-ASI), karena Dinas Kesehatan

Kota Kendari tidak mendistribusikan lagi MP-ASI ke Puskesmas

yang ada di Kota Kendari.

Kemudian dari kegiatan tersebut, ada beberapa kegiatan lagi

yang tidak dilakukan oleh responden di Puskesmas Kota Kendari,

seperti pelaksanaan penyuluhan akan gizi kecuali ada kasus gizi

lebih saja dan juga melakukan penyebaran atau pemberian poster-

poster, leaflet, brosur pada posyandu yang terdapat pada wilayah

kerja masing-masing mengenai kegiatan program perbaikan gizi

masyarakat, hal ini disebabkan karena menurut responden, tugas

penyuluan tersebut dilakukan oleh bagian Promosi Kesehatan yang

ada di Puskesmas, jadi petugas gizi hanya melaksanakan tugas pada

pelayanan gizi saja.

Walaupun tugas penyuluhan gizi tersebut dilakukan oleh

petugas di bagian promosi kesehatan, petugas gizi juga mesti

dilibatatkan dalam melakukan penyuluhan dan pembuatan materi

akan gizi karena melihat dari professional latar belakang

pendidikan, petugas gizi jelas mengetahui lebih banyak akan

kegiatan dan juga permasalahan program perbaikan gizi di

masyarakat dan juga untuk kegiatan penyebaran poster, leaflet dan

Page 74: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

74

brosur para petugas gizi tidak melakukan lagi hal ini disebabkan

karena kekurangan dana akan kegiatan tersebut.

c. Output

Variabel output merupakan hasil langsung dari suatu program.

Variabel output meliputi ketepatan sasaran yakni apakah semua sasaran

dari program perbaikan gizi masyarakat sudah tercapai atau tidak dan

juga tercapainya cakupan program dengan melihat apakah terjadi

peningkatan masyarakat yang mengalami peningkatan derajat kesehatan

khususnya mengenai gizi pada masyarakat dan juga penurunan jumlah

masyarakat yang mengalami masalah gizi, dapat dilihat dari hasil

pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat dari aspek :

1. Ketepatan Sasaran

Sasaran utama dari program perbaikan gizi masyarakat di

seluruh Puskesmas terdapat dalam Peraturan Presiden No. 19 tahun

2007 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2007-2010 terhadap

Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator

Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat yakni bayi, balita, ibu hamil

dan ibu masa nifas serta penderita gizi buruk, gizi kurang, dan gizi

lebih (Perpres RI, 2007).

Distribusi data puskesmas berdasarkan output ketepatan

sasaran disajikan pada tabel 11.

Page 75: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

75

Tabel 11. Distribusi Data Puskesmas Berdasarkan Output Ketepatan

Sasaran di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No. Evaluasi Output Ketepatan

Sasaran

Jumlah (n) %

1. Baik 12 100

Total 12 100

Sumber: Data Sekunder, 2009

Tabel 11 menyatakan bahwa, semua sasaran yang terdapat

dalam pogram perbaikan gizi pada puskesmas yang ada di Kota

Kendari sudah sangat tepat sasaran yakni dari 12 puskesmas (100%)

yang ada semuanya sudah tepat sasaran dalam pelaksanaan kegiatan

program perbaikan gizi masyarakatnya.

Berdasarkan hasil penelitian, dengan melihat data yang ada di

Puskesmas, ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe; ibu pada nifas

dilakukan pemberian Vitamin A dan dilakukan pemantauan dan

pengukuran KEK; anak bayi (0-11 bulan) dilakukan pemberian

makanan pendamping ASI dan dilakukan penanggulangan terhadap

masalah gizi; anak balita usia dilakukan pemberian Vitamin A dalam 2

kali setahun yakni pada bulan Februari dan Agustus, pemantauan

pertumbuhan balita dan juga dilakukan penanggulangan terhadap

masalah gizi; penderita gizi buruk, gizi lebih dan gizi kurang.

Page 76: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

76

Berdasarkan hasil penelitian semua sasaran sudah dijangkau,

karena menurut responden, sasaran dengan fasilitas yang ada berupa

suplemen seperti Vitamin A, tablet Fe dan juga fasilitas lain untuk

pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat sudah pasti dan sudah

tentu akan diberikan pada sasaran yang tepat, untuk kegiatan

penanggulangan gizi buruk dan gizi kurang terhadap kasus yang

terdapat pada wilayah kerja puskesmas di Kota Kendari, apabila

terdapat kasus, yang menjadi sasaran terhadap kegiatan program gizi,

harus diberikan bantuan makanan tambahan agar produktifitas pada

anak tersebut kembali lagi.

Menurut salah satu responden yang ada pada puskesmas di

Kota Kendari yakni pernah suatu waktu untuk pemberian makanan

tambahan, berupa makanan tambahan yang didistribusikan langsung

oleh Dinas Kesehatan Kota Kendari, tidak tepat sasaran karena kasus

yang didapat untuk yang menderita terhadap masalah gizi yakni pada

usia balita, hanya saja Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang

datang tidak sesuai dengan umur si penderita, jadi terkadang PMT

hanya disimpan begitu saja, dan tidak digunakan sama sekali, dan

untuk menanggulanginya pihak puskesmas melakukan pemberian

makanan bukan secara produk tetapi para petugas gizi membuat

makanan jadi berupa bubur kacang ijo untuk anak balita di posyandu

Page 77: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

77

dan pemberian kacang ijo yang akan diberikan kepada anak balita yang

menderita kasus gizi buruk dan gizi kurang.

2. Cakupan Program

Tercapainya cakupan program dengan melihat apakah terjadi

peningkatan masyarakat yang mengalami peningkatan derajat

kesehatan khususnya mengenai gizi pada masyarakat dan juga

penurunan jumlah masyarakat yang mengalami masalah gizi. Cakupan

program adalah hasil langsung dari kegiatan program perbaikan gizi

masyarakat. Hasil penelitian menunjukan cakupan program perbaikan

gizi masyarakat di Puskesmas Kota Kendari belum tercapai. Hal ini

terlihat dari capaian kegiatan dalam program perbaikan gizi

masyarakat dan juga target nasional belum tercapai.

Untuk mencapai cakupan program tersebut perlu adanya

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, penyediaan sarana dan

prasarana gizi, dana yang cukup, perencanaan dan pelaksanaan yang

baik serta sosialisasi ke masyarakat terhadap sasaran pada Program

Perbaikan Gizi Masyarakat untuk tiap Puskesmas di Kota Kendari.

Distribusi data puskesmas berdasarkan output cakupan program

disajikan pada tabel 12.

Page 78: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

78

Tabel 12. Distribusi Data Puskesmas Berdasarkan Output Cakupan

Program di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

No. Evaluasi Output Cakupan

Program

Jumlah (n) %

1.

2.

Baik

Kurang

5

7

41,7

58,3

Total 12 100

Sumber: Data Sekunder, 2009

Tabel 12 menunjukkan bahwa dari 12 puskesmas di Kota

Kendari ada 5 Puskesmas (41,7%) yang memiliki cakupan program

yang baik, dan 7 Puskesmas (58,3%) yang memiliki cakupan program

kurang. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh petugas gizi

dalam rangka memperbaiki gizi masyarakat pada wilayah kerja

puskesmas masing-masing, dari kegiatan tersebut sudah ditetapkan

sasaran dan target tiap tahunnya dan target nasional dalam pencapaian

visi dan misi Indonesia Sehat 2010 khususnya untuk program

perbaikan gizi masyarakat.

Sasaran akhir tahun 2010 dalam mencapai visi misi Kabupaten

Sehat 2010 yakni meningkatnya persentase ibu hamil yang

mendapatkan yang mendapatkan tablet Fe mencakup 90 %,

menurunnya prevalensi kurang energi kronis (KEK) ibu hamil dan ibu

nifas mencakup 10 %, menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak

Page 79: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

79

balita dari 26,4 % (1999) menjadi 20 % (2005) dan sasaran akhir

untuk tahun 2010 menjadi 8 % dan prevalensi gizi buruk dari 8,1%

(1999) menjadi 5% (2005) dan sasaran akhir untuk tahun 2010

menjadi 3 %, mencegah meningkatnya prevalensi gizi lebih pada anak

balita dan dewasa setinggi-tingginya berturut-turut mencakup 3 % dan

10%, meningkatnya persentase bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif

mencakup 60 %, Pemberian Makanan Pendamping ASI umur 6-11

bulan dilaksanakan pada bulan Maret tiap tahun mencakup 100 %,

meningkatnya persentase balita yang mendaptkan Vitamin A 2 kali

pertain mencakup 90 % dan sekali sebulan untuk ibu pada masa nifas

dengan cakupan sebesar 90 %, meningkatkan konsumsi garam

beryodium dari 73,2 % menjadi 80 % serta pemantauan pertumbuha

balita: balita yang naik berat badannya (80 %), Balita Bawah Garis

Merah (< 15 %) (Perpres RI, 2007).

Tiap tahunnya peningkatan cakupan Puskesmas harus

meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar 10 % tiap tahunnya

samapai mencapai target atau cakupan yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah dalam program perbaikan gizi masyarakat menuju target

Indonesia Sehat tahun 2010 (Depkes, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian dari 12 kegiatan yang dilakukan

oleh Puskesmas di Kota Kendari dengan target atau cakupan yang

telah ditetapkan oleh pemerintah, ada 5 puskesmas yang masuk dalam

Page 80: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

80

kategori baik (41,7%), tetapi masih ada juga kegiatan yang belum

memenuhi standart atau target tehadap cakupan program kegiatan.

Sebagai contoh, kegiatan pemberian Vitamin A kepada balita

2 kali setahun dan ibu pada masa nifasnya diberikan sebulan sekali,

pemberian tablet Fe, pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

hanya saja untuk semua puskesmas di Kota Kendari cakupan

programmnya masih kurang dan masih jauh dari target nasional dalam

pencapaian visi Indonesia Sehat tahun 2010 dan juga untuk kegiatan

kepemilikan kartu terhadap yang menjadi sasaran program perbaikan

gizi masyarakat unuk tergetnya akhir untuk tahun 2010 ini yakni yang

memiliki kartu mesti mencapai 95 %, hanya saja sebagian puskesmas

saja yang bisa mencapai target tersebut dan juga cakupan sasaran pada

program perbaikan gizi masyarakat yang datang untuk memeriksakan

kesehatannya di Puskesmas Kota Kendari, semua puskesmas tidak

memenuhi target akhir atau target nasional yang telah ditetapkan yakni

95% dari sasaran harus memiliki kesadaran untuk memeriksakan

kesehatan di Puskesmas.

Page 81: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

81

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini tentang evaluasi pelaksanaan program

perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Kota Kendari tahun 2010 dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan evaluasi program perbaikan gizi masyarakat dalam upaya

perbaikan gizi masyarakat dinilai dari aspek input yang meliputi tenaga, biaya

atau dana dan fasilitas di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010 dikategorikan

masih kurang untuk program perbaikan gizi masyarakatnya..

2. Pelaksanaan evaluasi program perbaikan gizi masyarakat dalam upaya

perbaikan gizi masyarakat dinilai dari aspek proses yang meliputi

perencanan dan pelaksanaan di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

dikategorikan baik untuk program perbaikan gizi masyarakatnya.

3. Pelaksanaan evaluasi program perbaikan gizi masyarakat dalam upaya

perbaikan gizi masyarakat dinilai dari aspek output yang meliputi ketepatan

sasaran dan cakupan program di Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010

dikategorikan masih kurang untuk program perbaikan gizi masyarakatnya.

Page 82: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

82

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakuakan maka

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Kota Kendari agar anggaran alokasi dana untuk Program

Perbaikan Gizi Masyarakat di berikan sesuai kebutuhan masing-masing

puskesmas dan pemberian dana ini diharapkan tidak tertunda lagi agar

pelaksanaan pelaksanaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat berjalan

dengan baik.

2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar dapat meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga gizi melalui pelatihan-pelatihan.

3. Bagi Pemerintah Provinsi sebaiknya jumlah untuk tenaga gizi khususnya Kota

Kendari masih sangat kurang oleh sebab itu kecukupan untuk tenaga gizi

perlu diperhatikan lagi.

4. Bagi Puskesmas diharapkan kiranya dalam kegiatan pelaksanaan program

perbikan gizi masyarakat lebih diaktifkan koordinasi dan kerjasama lintas

program di Puskesmas untuk mengurangi terjadinya kasus atau masalah gizi

di Masyarakat.

5. Agar Puskesmas Kota Kendari lebih meningkatkan keluarannya atau 0utput

yang meliputi ketepatan sasaran dan juga cakupan program agar pelaksanaan

program perbaikan gizi masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 83: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

83

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni, 2000, Ilmu Gizi (Untuk Mahasiswa dan Profesi), Dian Rakyat,

Jakarta.

Antina Nevi, 2009, Evaluasi Program, http://www. Google.com, diakses tanggal 18

Desember 2009.

Athur Hilman, 2001, Community Organization and Planning, The Mac Millan

Company, New York.

Azwar A., 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Binarupa Aksara,

Jakarta.

Depkes, 1992, Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

______, 1999a, Indonesia Sehat 2010, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

______, 1999b, Status Gizi dan Imunisasi Ibu dan Anak di Indonesia, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

______, 2002, Pengembangan Puskesmas Era Globalisasi, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Pelayanan dan Teknologi Kesehatan Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

______, 2004, Indonesia Sehat 2010, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

Dinkes, 2007, Kabupaten/Kota Sehat 2010, Dinas Kesehatan Kota Kendari, Kendari.

Farida, Y.,T, 2000, Model Evaluasi, Agkasa, Bandung.

Page 84: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

84

Khomsam, A, 2004, Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup, PT. Gramedia,

Jakarta.

Mac Kenzie, James, 2007, Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar, EGC, Jakarta.

Mc Mahon, R., 1999, Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer, EGC, Jakarta.

Mubarak, dkk., 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat:Teori dan Aplikasi, Salemba

Medika, Jakarta.

Muninjaya, A.A.Gde., 2004, Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

__________, 2003, Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka

Cipta, Jakarta.

__________, 2007, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta.

Peraturan Presiden RI. No. 19, 2007, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2007-2010,

CV Eka Jaya, Jakarta.

Rita, S., 1990, Teknik Evaluasi, Angkasa, Bandung.

Soegianto, Benny, 2007, Kebijakan Dasar Puskesmas (Kepmenkes No. 128 Tahun

2004), http://www. Google.com, diakses tanggal 19 Oktober 2009.

Soekarwati, 1995, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pemikon, Pustaka Jaya, Jakarta.

Syahbudin S, 2001, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, Kumpulan Naskah,

Pemayun, UNDIP Semarang.

Yudi Iswanto, 2008, Visi Indonesia Sehat 2010, http://www. Google.com, diakses

tanggal 18 Desember 2009.

Page 85: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

85

Page 86: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

86

Lampiran 1.1 Kuesioner

Evaluasi Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat Dalam Mencapai Visi Misi Indonesia Sehat 2010 di Kota Kendari Tahun 2010

I. Identitas

1. Nama Responden :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Tingkat Pendidikan :

5. Tempat Tugas :

6. Lama Bertugas :

7. Wilayah Binaan :

II. Daftar Pertanyaan

Input

A. Tenaga

1. Apakah ada yang bertanggung jawab mengenai gizi di Puskesmas ini?

a. ya b. Tidak

Jumlah Tenaga Gizi:

2. Ibu/Bapak pernah mengikuti pelatihan khusus mengenai Program Perbaikan

Gizi Masyarakat ?

a. ya (Lihat sertifikat ada/tidak) b. Tidak

Berapa kali:

3. Apakah latar belakang pendidikan anda dari gizi ?

a. Ya b. Tidak

Page 87: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

87

B. Fasilitas

No Terdapatnya Fasilitas Perbaikan Gizi

Masyarakat

Ya

(ada)

Tidak

(tidak ada)

1. Timbangan seca

2. Microtoice

3. Lenghtboard

4. Pita Lila

5. Pita Circumference

6. Caliper

7. Timbangan biasa

8. Buku-buku Pedoman

9. Tablet Fe

10. Vitamin A

11. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

12. Makanan Pendamping-ASI (MP-ASI)

Ket : Apabila jawabannya ya (lakukan observasi langsung)

Page 88: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

88

C. Dana

Apakah ada tersedia dana untuk operasional program, seperti :

1. Fasilitas Perbaikan Gizi Masyarakat?

a. Ya b. Tidak

2. Pembuatan/pengiriman Laporan?

a. Ya b. Tidak

3. Transportasi ?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah dana mencukupi?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah penerimaan dana yang diberikan lancar?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah ada intensif/honor tenaga gizi?

a. Ya b. Tidak

Proses

A. Perencanaan

1. Apakah kegiatan pelaksanaan program Perbaikan Gizi Masyarakat merupakan

perencanaan kegiatan tahunan?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah dalam pelaksanaan program Perbaikan Gizi Masyarakat dilakukan

penyusunan jadwal kegiatan?

a. Ya b. Tidak

Page 89: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

89

3. Apakah semua fasilitas dan kebutuhan di Puskesmas yang ada sekarang ini,

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat ?

a. Ya b. Tidak

B. Pelaksanaan

1. Apakah ada kegiatann penyuluhan akan gizi masyarakat di wilayah kerja

puskesmas untuk program Perbaikan Gizi Masyarakat?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah ada penyebaran poster-poster, leaflet, dan brosur di wilayah kerja

puskesmas untuk program Perbaikan Gizi Masyarakat?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah pemeriksaan indeks massa tubuh telah dilakukan sebulan sekali?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah Bapak/Ibu di Puskesmas ini melakukan Kegiatan Makanan

Pendamping ASI untuk anak 6-11 bulan pada bulan Maret ini?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah Bapak/Ibu pada Puskesmas ini melaksanakan penanggulangan

terhadap gizi lebih tiap ada kasus yang didapatkan?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Bapak/Ibu pada Puskesmas ini melaksanakan penanggulangan

terhadap gizi kurang tiap ada kasus yang didapatkan?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah Bapak/Ibu pada Puskesmas ini melaksanakan penanggulangan

terhadap gizi buruk tiap ada kasus yang didapatkan?

Page 90: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

90

a. Ya b. Tidak

8. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan penanggulangan dan pemantauan terhadap

Kurang Energi Kalori (KEK) untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas tiap

bulannya?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan pemberian trablet Fe tiap bulannya pada

ibu hamil?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah untuk pelaksanaan pemberian Vitamin A kepada Ibu pada masa Nifas

dilaksanakan tiap bulannya ?

a. Ya b. Tidak

11. Apakah untuk pelaksanaan pemberian Vitamin A kepada bayi dan anak balita

dilaksanakan tiap 2 bulan sekali yakni bulan februari dan september?

a. Ya b. Tidak

12. Apakah pelaporan telah dilaksanakan setiap bulan?

a. Ya b. Tidak

Output

A. Ketetapan sasaran

Dengan Melihat Data Administrasi Kegiatan Program Perbaikan Gizi Masyarakat di

Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010.

No. Sasaran Kegiatan Ya Tidak

Page 91: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

91

1. Ibu Hamil mendapatkan 90 tablet Fe dan

dilakukan pengukuran KEK

2. Ibu pada masa nifas dilakukan pemberian

Vitamin A dosis tinggi dan dilakukan

pengukuran KEK

3. Anak Bayi (0-11 bulan) dilakukan pemberian

makanan pendamping ASI dan dilakukan

penanggulangan terhadap masalah gizi

4. Anak Balita (1-5 tahun) dilakukan pemberian

Vitamin A dosis tinggi 2 kali setahun,

pemantauan pertumbuhan balita, dan dilakukan

penanggulangan terhadap masalah gizi

5. Penderita Gizi Lebih

6. Penderita Gizi Kurang

7. Penderita Gizi Buruk

B. Tercapainya Cakupan Program

Dengan Melihat Data Administrasi Kegiatan Program Perbaikan Gizi Masyarakat di

Puskesmas Kota Kendari Tahun 2010.

No

.

Tercapainya Cakupan Kegiatan Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Standart Persyaratan Keberhasilan

(Perpres, 2007) Target Tahun 2010

Ya Tidak

1. Cakupan Ibu Hamil mendapatkan 90

tablet Fe

90 %

Page 92: Web viewI PENDAHULUAN. Latar Belakang ... Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kendari menurut seluruh data ... untuk ibu hamil dan ibu pada masa nifas

92

2. Cakupan Balita mendapatkan kapsul

vitamin A 2 kali pertahun

90 %

3. Cakupan pemberian makanan

pendamping ASI umur 6-11 bulan

100 %

4. Cakupan penanggulangan Gizi

Buruk

95 %

5. Cakupan penanggulangan Gizi

Kurang

95 %

6. Cakupan penanggulangan Gizi

Lebih

95 %

7. Cakupan Balita yang naik berat

badannya

80 %

8. Cakupan Balita Bawah Garis Merah < 15 %

9. Cakupan Vitamin A dilaksanakan

tiap bulan untuk ibu pada masa nifas

90 %

10. Cakupan Kekurangan Energi Kalori

ibu hamil dan ibu nifas (KEK)

10 %

11. Cakupan sasaran yang datang

memeriksakan kesehatannya

95 %

12. Cakupan bayi dan balita yang

memiliki kartu

95 %

Keterangan :

Ya (Memenuhi Standart)

Tidak (Tidak Memenuhi Standart)