bp bab ii kendari

13
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum BAB II GAMBARAN UMUM KOTA KENDARI 2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK Wilayah Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah darat dataran Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari.Terdapat satu pulau p yang dikenal sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 2 atau 0,70 % dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kota Kendarii terbentuk Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 199 Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari. Wilayah Kota Kendari dengan ibukotanya Kendari dan sekaligus juga seba Sulawesi Tenggara secara astronomis terletak dibagian selatan garis katulistiwa 0 54` 30``-4 0 3`11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122 0 23`-122 0 39` Bujur Timur. Sepintas tentang posisi geografisnya, Kota Kendari memiliki batas-batas : Sebelah Utara : Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe Sebelah Timur : Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan dan Laut Banda Sebelah Selatan : Kecamatan Konda dan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan Sebelah Barat : Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe Selatan Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah Kota Kendari di atas permukaan laut, Kec merupakan wilayah tertinggi berada pada ketinggian 30 meter diatas per wilayak Kecamatan Abeli dan Kendari Barat berada pada ketinggian 3meter di atas IKLIM Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari hanya dikenal dua mus hujan dan musim kemarau. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang wilayahnya. Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Meteorologi Maritim Kendari tahun 2010 terjadi 258 hari hujan dengancurah hujan 2.859,3 mm.Wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut data yang dipe Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari sela udara maksimum 32,4 0 C. Tekanan udara rata-rata 1.011,158 milibar dengan kelembaban rata 85,08 %. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2010 pada umumnya be mencapai 1,814167 m/detik. Topografi Kota Kendari Merupakan perpaduan antara daerah perbukitan, datar dan p ketinggian antara 0 – 472 m diatas permukaan laut (dpl). Pegunungan Nipa-nipa d lebih dari 40 % dan ketinggian tertinggi 472 mdpl serta Teluk Kendari sebagai k kemiringan 0 – 3%, memberikan ciri yang menonjol bagi wilayah kota kendari Berdasarkan faktor kemiringan lahan, wilayah Kota Kendarii terbagi atas klasifi Kemiringan 0 – 3% mendominasi sebagian besar wilayah Kota Kendari mulai dari T Klasifikasi kemiringan ini dominan di Kecamatan Baruga dan terkecil di Kecamat Kemiringan 3 15% merupakankemiringan lahan tahap kedua terluas di tersebar merata di 3 (tiga) kecamatan yaitu Poasia, Baruga dan Mandonga serta Kecamatan Kendari. Kemiringan 15 – 25% merupakan kelompok kemiringan lahan ketiga terluas di Wila penyebarannya sebagian besar di Kecamatan Kendari. Kemiringan 25 – 40% penyebarannya terluas di Kecamatan Kendari, serta sekitar Nipa. Kemiringan > 40% penyebarannya hanya terdapat pegunungan Nipa-Nipa atau kemiri saja. Geologi Secara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari tanah liat berca berbatu. Diperkirakan sebagai jenis aluvium berwarna coklat keputih-putih pratersier terdiri dari batuan batu lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa. D pratersier tersebut ditutupi batuan terumbu gamping. Keadaan batuan yang demikia meluas air atau kedap air.

Upload: haris-vebrian-matsuyama

Post on 08-Oct-2015

181 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sdfghjhg

TRANSCRIPT

BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARIGambaran Umum

BAB IIGAMBARAN UMUM KOTA KENDARI

2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIKWilayah Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di dataran Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari.Terdapat satu pulau pada wilayah Kota Kendari yang dikenal sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 Km2 atau 0,70 % dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kota Kendarii terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.

Wilayah Kota Kendari dengan ibukotanya Kendari dan sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara secara astronomis terletak dibagian selatan garis katulistiwa berada diantara 30 54` 30``-40 3`11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 1220 23`-1220 39` Bujur Timur.

Sepintas tentang posisi geografisnya, Kota Kendari memiliki batas-batas : Sebelah Utara : Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe Sebelah Timur : Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan dan Laut Banda Sebelah Selatan : Kecamatan Konda dan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan Sebelah Barat : Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe Selatan

Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah Kota Kendari di atas permukaan laut, Kecamatan mandonga merupakan wilayah tertinggi berada pada ketinggian 30 meter diatas permukaan laut. Selanjutnya wilayak Kecamatan Abeli dan Kendari Barat berada pada ketinggian 3meter di atas permukaan laut.

IKLIMSebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari hanya dikenal dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayahnya. Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari tahun 2010 terjadi 258 hari hujan dengan curah hujan 2.859,3 mm.Wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari selama tahun 2010 suhu udara maksimum 32,4 0C. Tekanan udara rata-rata 1.011,158 milibar dengan kelembaban udara rata-rata 85,08 %. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2010 pada umumnya berjalan normal, mencapai 1,814167 m/detik.

TopografiKota Kendari Merupakan perpaduan antara daerah perbukitan, datar dan pesisir pantai dengan ketinggian antara 0 472 m diatas permukaan laut (dpl). Pegunungan Nipa-nipa dengan kemiringan lebih dari 40 % dan ketinggian tertinggi 472 mdpl serta Teluk Kendari sebagai kawasan pesisir dengan kemiringan 0 3%, memberikan ciri yang menonjol bagi wilayah kota kendariBerdasarkan faktor kemiringan lahan, wilayah Kota Kendarii terbagi atas klasifikasi kemiringan : Kemiringan 0 3% mendominasi sebagian besar wilayah Kota Kendari mulai dari Teluk Kendari. Klasifikasi kemiringan ini dominan di Kecamatan Baruga dan terkecil di Kecamatan Kendari. Kemiringan 3 15% merupakankemiringan lahan tahap kedua terluas di wilayah Kota Kendari, tersebar merata di 3 (tiga) kecamatan yaitu Poasia, Baruga dan Mandonga serta sebagian kecil di Kecamatan Kendari. Kemiringan 15 25% merupakan kelompok kemiringan lahan ketiga terluas di Wilayah Kota Kendari, penyebarannya sebagian besar di Kecamatan Kendari. Kemiringan 25 40% penyebarannya terluas di Kecamatan Kendari, serta sekitar pegunungan Nipa-Nipa. Kemiringan > 40% penyebarannya hanya terdapat pegunungan Nipa-Nipa atau kemiringan Poasia saja.

GeologiSecara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari tanah liat bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis aluvium berwarna coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan pratersier terdiri dari batuan batu lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa. Dibagian pantai batuan pratersier tersebut ditutupi batuan terumbu gamping. Keadaan batuan yang demikian umumnya tidak meluas air atau kedap air.Adapun persebaran dan jenis batuan yang terdapat di Kota Kendari adalah sebagai berikut :1. Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan Batu Lanau tersebat di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga sebagian utara sampai perbatasan dengan Kecamatan Soropia, tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum.2. Endapan eluvium Pasir, lempung dan lumpur , tersebar dipesisir pantai Teluk Kendari dan disekitar sungai-sungai yang mengalir di Kota Kendari.3. Batu Gamping Oral dan Batu Pasir yang tersebar di Pulau Bungkutoko, pesisir pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata, serta Kecamatan Mandonga kearah Barat Laut, yang dibatasi Jalan R. Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan batas antara Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara.4. Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar disepanjang kiri kanan jalan poros antara Kota Lama dengan Tugu Simpang tiga Mandonga, bagian tengah Kecamatan Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan Baruga serta bagian tengah Kecamatan Poasia sampai kearah selatan, yaitu kawasan rencana kompleks perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan Nanga-Nanga.5. Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu Lumpur dan Kalkarenit Lempung, tersebar di arah tenggara Kecamatan Poasia tepatnya Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita, Kelurahan Benuanirae dan Kelurahan Anggoeya.6. Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung, tersebar di Kecamatan Poasia bagian timur yaitu di Keluahan Petoaha, Kelurahan Sambuli dan Kelurahan Nambo serta sebagian Kelurahan Tondonggeu.7. Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung , tersebar dibagian barat Kecamatan Mandonga sampai dengan batas Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.

Sedangkan, berdasarkan klasifikasi tanah taxonomy USDA, 1998, maka kondisi tanah di Kota Kendari cukup beragam, yaitu Endoaquents, Fluaquents, Epiaquepts, Endoaquaquepts, Haplustepts, Haplustalfs, Sulfaquents, dan Sulfaquepts. Tekstur tanahnya didominasi oleh pasir.

Adapun dari segi geologisnya, Kota Kendari secara makro terdiri dari beberapa sistem lahan dan litologi yaitu Punggung metamorfik terorientasi terjal, Dataran bergelombang yang berbukit kecil di atas napal dan batu gamping, Dataran gabungan endapan muara dan sungai, Dataran berbukit kecil di atas batuan metamorfik campuran, Punggung bukit sedimen asimetrik tak terorientasi, Kipas aluvial non vulkanik yang melerang landai, Gunung karstik di atas marmer, Dataran lumpur antar pasang surut di bawah halofit, Dataran sedimen campuran yang berombak sampai bergelombang, Bukit karst di atas marmer dan batu gamping, Kipas aluvial non vulkanik yang melereng sedang dan Dataran berbukit kecil di atas batu sedimen campuran.

Berdasarkan peta Hazard Gempa Indonesia 2010 yang telah disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum 2010, maka Kota Kendari termasuk daerah dengan kerawanan gempa tingkat sedang, dengan nilai spektrum respon percepatan 1 detik di batuan dasar SB untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun (redaman 5%) adalah 0,15-0,2 g. HidrologiHidrologi air permukaan di wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh sungai besar dan kecil, antara lain Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo), Sungai Tipulu, Sungai Mandonga, dan Sungai Sodohoa, yang kesemuanya bermuara ke Teluk kendari. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai saluran pembuangan air hujan / drainase kota. Untuk kebutuhan pengolahan air bersih, selama ini dilayani oleh PDAM yang menggunakan air baku dari Kali Pohara.

Berdasarkan pada letak atau posisinya sumber daya air dibedakan menjadi :1) Air PermukaanSungai-sungai yang mengalir di wilayah Kota Kendari beserta debit rata-ratanya adalah sebagai berikut :Tabel 2.1 Sungai - Sungai Di Wilayah Kota Kendaril Dan Debit Tersedianya (ltr/dtk)NoNama SungaiDebit tersedianya (ltr/dtk)

1Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo)7,487

2Sungai Tipulu0,140

3Sungai Mandonga0,214

4Sungai Sodohoa0,198

Jumlah Potensi Air Permukaan8.039

Dari potensi air permukaan sebanyak 7.153.660,80 M3 tersebut, dapat dimanfaatkan untuk domestik sebesar 1.784.177,95 m3, Pertanian sebesar 1.463.539,12 m3, Jumlah pemakaian untuk domestik dan Pertanian sebesar 3.247.717,07 m3 dan sisa cadangan air permukaan sebesar 3.905.942,93 m3

2) Air Tanah Dangkal dan Air Tanah DalamAir tanah dangkal berasal dari air hujan yang turun, sedangkan air tanah dalam berasal dari air hujan dan air terperangkap (tawar atau payau).

Keberadaan beberapa aliran sungai di Kota Kendari bersumber dari Pegunungan Nipa-Nipa dan Pegunungan Nanga-Nanga, yang merupakan potensi yang besar untuk kebutuhan penduduk sehari-hari. Sungai besar yang melintasi Kota Kendari adalah Sungai Wanggu dengan mata air dari Pegunungan Nanga-Nanga. Sungai Wanggu ini membentang dari Barat Daya di pegunungan Watu Re arah Utara dan bermuara di Teluk Kendari. Panjang Sungai Wanggu dari hulu sampai ke muara sekitar 75 km. Adapun anak-anak sungai Wanggu antara lain :1. Sungai Konda2. Sungai Lapulu3. Sungai Numanggere4. Sungai Lamomea5. Sungai Pinesala6. Sungai Alulua7. Sungai Pambula8. Sungai Ambololi9. Sungai Lambusa10. Sungai Amohalo11. Sungai Lepo-Lepo12. Sungai Ea13. Sungai kecil lainnya

Sungai lain yang berasal dari Pegunungan Nanga-Nanga diantaranya adalah Sungai Anggoeya, Sungai Kambu dan Sungai Lepo-Lepo. Sedangkan sungai-sungai lain yang berasal dari pegunungan Nipa-nipa antara lain :1. Sungai Kadia2. Sungai Korumba3. Sungai Mandonga4. Sungai Kemaraya5. Kali Lainea6. Kali Tanea7. Beberapa sungai-sungai kecil lainnya.

Secara hidrologis, saluran-saluran sungai pada DAS Wanggu bermuara di Teluk Kendari. Pola aliran (drainage pattern) saluran-saluran sungai DAS Wanggu secara umum menyerupai bentuk cabang-ranting-pohon (dendritic pattern). Pola tersebut bila dikaitkan dengan sistem aliran sungai (drainage system) dapat mempercepat gerakan limpasan air dan mempermudah terjadinya erosi tanah pada DAS Wanggu.Kondisi DAS Sungai Wanggu pada saat ini sudah cukup kritis. Di daerah up-stream tumbuhan tahunan yang merupakan ciri khas hutan tropis sudah hampir hilang. Kondisi semacam ini terlihat pada daerah pegunungan yang merupakan watershed Sungai Wanggu yang banyak ditumbuhi rumput dan semak. Tumbuhan semacam ini tidak bisa menahan air selama musim hujan.Dengan kondisi demikian pada saat terjadi musim hujan air tidak bisa tertahan, sehingga semua air akan mengalir ke bawah secara bersamaan akibatnya bisa menyebabkan banjir pada daerah aliran di bawahnya. Dengan kondisi dan karakteristik wilayah Kota Kendari yang demikian, maka Kota Kendari diidentifikasi memiliki potensi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Uraian lebih rinci mengenai potensi air tanah di Kota Kendari adalah sebagai berikut :

1. Potensi air tanah dangkal meliputi :a. Daerah rawan pasang surutb. Kedalaman air tanah kurang dari 3 m dengan debit kurang dari 5 literc. Kedalaman air tanah antara 3 m sampai 10 m dengan debit antara 3 liter/detik

2. Potensi air tanah dalam diklasifikasi sebagai berikut :a. Potensi aquifer sangat rendah dengan debit (q) kurang dari 1 liter/detikb. Potensi aquifer rendah setempat dengan debit (q) 1 liter/detikc. Potensi aquifer rendah sampai sedang dengan debit (q) antara 1 sampai 3 liter/detikd. Potensi aquifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit air (q) antara 3 sampai 5 liter/detik

Menurut hasil penelitian, kualitas air Sungai Wanggu pada tahun 1994 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan Departemen Pekerjaan Umum (Data Tahunan Kualitas Air 1993 1994), mengidentifikasikan adanya penurunan kualitas air. Selain itu, hampir pada semua bagian kota terjadi pendangkalan saluran dan sungai yang diakibatkan muatan sediment pasir dari daerah hulu. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap pendangkalan Teluk Kendari.Kondisi air tanah dangkal di wilayah Kota Kendari terdiri dari : baruga, serta sebagian kecil di sebelah utara Kecamatan Mandonga; Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 10 meter dan potensi aquifer sedang ( 3 5 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan, Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah kurang dari 3 (tiga) meter dan potensi aquifer sedang ( > 5 ltr/detik), tersebar di 3 (tiga) kecamatan, yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan Poasia dan yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan Kendari, sedangkan di Kecamatan Mandonga mulai dari sisi timur atau kelurahan Korumba hingga ke arah selatan Kelurahan Watulondo, untuk di Kecamatan Baruga mulai dari Kelurahan Kadia ke arah selatan hingga sekitar Kelurahan Baruga dan di Kecamatan Poasia menyebar ke sebelah utara sebelum Teluk Kendari.

Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri dari : Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah setempat-tempatnya (< 1 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan dengan penyebaran terluas di Kecamatan Poasia sekitar pegunungan Nipa-Nipa, serta di sebelah barat Kecamatan Mandonga dan Baruga, sedangkan di Kecamatan Kendari hanya bagian timur wilayah pesisir; Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1 3 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan. Jenis air tanah ini, mendominasi hampir seluruh wilayah Kecamatan kendari. Persebarannya di Kecamatan Poasia pada pegunungan Nipa-Nipa.

AdministrasiPembagian wilayah administrasi Kota Kendari berikut luasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kota KendariKecamatanJumlah KelurahanLuas Wilayah

(Km2)(%) thd total

Mandonga623,367,89

Baruga449,5816,76

Puuwatu642,7114,43

Kadia59,103,08

Wua-Wua412,354,17

Poasia443,5214,71

Abeli1349,6116,77

Kambu423,137,82

Kendari919,556,61

Kendari Barat922,987,77

Sumber : Kota Kendari dalam angka Tahun 2011

Peta 2.1 Peta Administrasi

2.2. DEMOGRAFIPertumbuhan PendudukPenduduk Kota Kendari berdasarkan sensus penduduk Tahun 2000 berjumlah 205.240 jiwa. Ketika dilakukan Survei Penduduk Antarsensus (Supas) pada tahun 2005, diketahui jumlah penduduk Kota Kendari meningkat menjadi 226.056 jiwa. Jumlah penduduk terakhir pada tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 tercatat sebanyak 289.966 Jiwa.

Penduduk tersebut tersebar dengan yang tidak merata. Pada tahun 2010, sebanyak 14,80 % penduduk Kota Kendari tinggal di wilayah Kendari Barat, hanya 6,68 % tinggal di Kecamatan Baruga dan selebihnya tersebar pada 8 kecamatan dengan persebaran yang bervariasi. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, kecamatan Kadia merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling tinggi yaitu sebesar 4.313 jiwa per km2 sedangkan Baruga merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling rendah yaitu sebesar 391 jiwa per km2. Sedangkan berdasarkan laju pertumbuhan penduduk, Selama periode tahun 2000 s/d tahun 2010 untuk laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan, Wua-Wua merupakan kecamatan dengan laju pertumbuhanpenduduk tertinggi yaitu sebesar 8,23 % per tahun. Selanjutnya Kendari Barat merupakan kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk paling rendah yaitu sebesar 1,02 % per tahun. Secara umum, laju pertumbuhan penduduk Kota Kendari sebesar 3,54 % per tahun.

Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di Kota Kendari terdapat lebih banyak penduduk laki-laki dari pada perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kota Kendari sebesar 101,98 atau dengan kata lain terdapat 102 penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan.

Tabel. 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5 TahunKECAMATANJUMLAH PENDUDUKJUMLAH KK (Asumsi 1 KK = 4 Jiwa)TINGKAT PERTUMBUHAN

TAHUN (Jiwa)TAHUN (KK)TAHUN (%)

2010*20112012201320142015201020112012201320142015201020112012201320142015

Kec. Mandonga36.16337.64837.92738.20638.48538.7639.0419.4129.4829.5519.6219.6914,110,740.740.730.720.72

Kec. Poasia24.97725.77427.04828.32129.59430.8676.2446.4446.7627.0807.3997.7173.194.944.714.504.304.13

Kec. Kendari25.55726.62726.80126.97527.14927.3236.3896.6576.7006.7446.7876.8314.190.650.650.650.640.64

Kec.Baruga19.36819.89921.29522.69124.08725.4824.8424.9755.3245.6736.0226.3712.747.016.556.155.795.48

Kec.Abeli22.43823.31223.71924.12524.53224.9395.6105.8285.9306.0316.1336.2353.901.741.711.691.661.63

Kec.Kendari Barat42.92844.69045.09445.49745.90146.30410.73211.17311.27311.37411.47511.5764.100.900.900.890.880.87

Kec. Wua-Wua24.40725.21826.25427.29128.32729.3636.1026.3046.5646.8237.0827.3413.324.113.953.803.663.53

Kec. Puuwatu27.74928.69529.81730.94032.06233.1846.9377.1747.4547.7358.0158.2963.413.913.763.633.503.38

Kec. Kadia39.24440.45942.81145.16347.51549.8679.81110.11510.70311.29111.87912.4673.095.815.495.214.954.72

Kec. Kambu27.13527.96429.53631.10832.68134.2536.7846.9917.3847.7778.1708.5633.065.625.325.054.814.59

Sumber :Hasil Pengolahan Data *) Kota Kendari dalam angka 2011 , BPS

2.3 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

Dalam Menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, Pemerintah Kota Kendari menggunakan beberapa sumber pembiayaan yaitu : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti : penerimaan pajak daerah,retribusi daerah, bagian laba dari perusahaan daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah2. Bersumber dari dana perimbangan yang di alokasikan oleh pemerintah pusat atau Pemerintah Daerah Tingkat I3. Lain-lain pendapatan yang sah.Pemerintah Kota Kendari dalam menyusun kebijakan umum pengelolaan keuangan mengacu pada beberapa komponen yang terdiri dari komponen pendapatan dan belanja serta pembiayaan daerah. Khusus untuk komponen belanja terbagi menjadi belanja tidak langsung dan belanja langsung, pengalokasian belanja langsung menggunakan 3(tiga) pendekatan yaitu pengalokasian pembiayaan pada program-program strategis, seperti; pembangunan jalan dan jembatan, sekolah, puskesmas, bantuan pendidikan, terminal, pelabuhan, pasar, dan lain sebagainya, program pemerataan, seperti P2MK, BLUD, PNPM, pengembangan koperasi, dan lain sebagainya, serta program inovasi seperti; pameran dan promosi produksi daerah, pengembangan usaha kerajinan dan home industri dan lain sebagainya. Hal ini di tempuh oleh Pemerintah Kota Kendari agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan yang memberi nilai manfaat, memberi pelayanan serta meningkatkan produktifitas masyarakat. Oleh karena itu pengelolaan belanja daerah di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik terutama masyarakat Kota Kendari. secara umum penjabarannya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4 : Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhirNoAnggaran20072008200920102011

(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)

APendapatan

1Pendapatan Asli Daerah (PAD)28.159.253.500,8230.371.489.557,0633.848.814.815,7646.736.680.947,3992.471.524.131

2Dana Perimbangan (Transfer)351.473.004.434402.244.921.331417.155.680.572536.579.487.314458.883.693.280

3Lain-Lain Pendapatan yang Sah12.035.456.056,3225.360.370.93633.052.486.054-203.389.640.311

4Silpa55.883.305.42758.597.733.595,9669.157.105.190,0244.464.292.36721.887.072.851,17

Jumlah Pendapatan447,551,019,418.14516,574,515,420.02553,214,086,631.78627,780,460,629.17776,631,930,573.17

BBelanja

1Belanja Tidak Langsung207.076.773.248251.172.991.485303.519.183.828352.464.946.511442.134.037.860,20

2Belanja Langsung178.530.985.183194.021.553.523203.683.624.716249.612.048.139325.176.394.152,97

Jumlah Belanja385.607.758.431 445.194.545.008507.202.808.544602.076.994.650767.310.432.013,17

Surplus/Defisit Anggaran61,943,260,987.1471,379,970,412.0246,011,278,087.7825,703,465,979.179,321,498,560.00

Sumber : DPPKD

Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (2009-2011) Kota Kendari merupakan daerah rawan genangan air khusunya diwaktu musim hujan akibat : Berkurangnya daerah resapan air Kapasitas saluran tidak sesuai dengan debit air yang terjadi Meningkatnya permukaan air lautPemerintah Kota Kendari terus berupaya secara maksimal untuk mengatasi permasalahan di atas agar kebutuhan masyarakat akan sanitasi dapat terpenuhi. Berikut alokasi anggaran yang diberikan pemerintah dalam mengatasi masalah sanitasi di Kota Kendari.

Tabel 2.5 : Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhirNoSubsektor/SKPD20072008200920102011

(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)

AAir Limbah

1PU-CK600.000.000418.500.000872.520.000-

2BLH150.000.00060.000.000--

BPersampahan3.236.000.000418.500.000972.200.000557.383.450

CDrainase2.086.238.0004.229.996.0006.151.367.6624.204.490.0006.396.305.050

Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, Komunikasi, pendampingan)

DTotal Belanja Modal Sanitasi (A s/d D)2.086.238.0008.215.996.0007.048.367.6626.049.210.0006.953.688.500

ETotal Belanja Modal Sanitasi dari APBD murni (bukan pendamping)2.486.238.0002.898.500.000416.000.0004.711.990.0006.396.305.050

GTotal Belanja APBD437.179.316.128510.700.224.258,78554.308.911.446,02612.791.863.846667.909.609.417

HProporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (9:10x100%)0,00570,00570,00080,00770,0096

IJumlah Penduduk251.477254.236260.867289.966-

JBelanja Modal Sanitasi Per penduduk (E:I)8.295,9332.316,4127.86120.861,79-

Ket : belanja modal (investasi baru dan pemeliharaan)

Kapasitas Fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang dicerminkan melalui penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin. Daerah mendanai jasa-jasa yang diberikannya kepada masyarakat. Pemberian jasa-jasa tersebut membutuhkan pendanaan. Sejauh mana kemampuan Pemerintah Kota Kendari dalam menyediakan pendanaan untuk pemberian jasa-jasa tersebut dapat di lihat pada tabel 2.6 dibawah ini berupa Kapasitas fiskal Kota Kendari yang menjadi cerminan potensi kemampuan Kota Kendari dalam mendanai jasa-jasa yang harus disediakan.Tabel 2.6 : Data mengenai ruang fiskal kabupaten/kota 5 tahun terakhirTahunIndeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah(IRFD)

20070,9032 (Kategori Sedang)

20080,5826 (Kategori Sedang)

20090,7616 (Kategori Sedang)

20100,6759 (Kategori Sedang)

20110,4193 (Kategori Rendah)

Sumber : www.djpk.depkeu.go.idTujuan kebijakan ekonomi daerah adalah mewujudkan perekonomian daerah yang tangguh, sehat dan keadilan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarkat, memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Keberhasilan dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat perekonomiannya yang tercermin melalui pendapatan regional yang dihasilkan wilayah tersebut. Melalui data pendapatan regional Kota Kendari yang secara berkala dihitung dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, inflasi serta gambaran struktur perekonomian Kota Kendari.

Pertumbuhan ekonomi Kota Kendari yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan yang cukup mengembirakan. Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 angka pertumbuahan ekonomi Kota Kendari selalu selalu diatas tujuh persen. Demikian juga dengan perdapatan per kapita dan upah minimum regional (UMR) masyarakat kota kendari yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Tabel 2.7 : Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhirNoDeskripsi20062007200820092010

(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)

1PDRB harga konstan 2000 (struktur perekonomian) (Rp)1.372.821,231.475.506,961.630.316,961.823.950,852.001.870,97

2Pendapatan Perkapita Kota Kendari (Rp)5.612.836,515.867.363,466.412.612,556.991.880,356.903.812,76

3Upah Minimum Regional Kota Kendari (Rp) *--670.000735.000810.000

4Inflasi (%)10,577,5315,284,603,87

5Pertumbuhan Ekonomi (%)8,167,4810,4911,889,75

Sumber : Depnakertrasnsos Kota Kendari *) Kota Kendari Dalam Angka 2011, BPS

2.4 TATA RUANG WILAYAHPengembangan struktur ruang Kota Kendari pada 20 tahun mendatang yang didasarkan pada pertimbangan, bahwa Pengembangan pusat-pusat kegiatan skala besar baik yang telah berkembang di Pusat Kota, Pusat Pendidikan Tinggi dan Pemerintahan, maupun pusat-pusat kegiatan primer baru yang akan dikembangkan yaitu kawasan pelabuhan, kawasan industri dan kawasan CBD (Central Bussines District). Pengembangan pusat primer akan menjadi magnet pertumbuhan kota yang tersebar di Kota Kendari :a. Pengembangan Pusat Kota dan CBD.Pusat Kota Kendari yang akan dikembangkan sebagai pusat pemerintahan, permukiman, perdagangan dan jasa akan menyatu dengan kawasan CBD sehingga akan menjadi pusat kegiatan perkotaan skala besar.b. Perkembangan Kawaan Pendidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan Provinsi.Kawasan Pendidikan Tinggi dan Pemerintahan Provinsi akan berfungsi sebagai simpul primer di selatan Kota Kendari dan berkembang sebagai pusat permukiman perkotaan baru dalam skala besar.

c. Pengembangan Kawasan Pelabuhan Bungkutoko dan Kawasan Industri.Kawasan Pulau Bungkutoko dikembangkan sebagai kawasan pelabuhan barang dan penumpang skala regional dan internasional. Fungsi tersebut menjadikan Pulau Bungkutoko menjadi pusat primer di kawasan timur Kota Kendari.Kawasan industri sebagai kegiatan yang akan tumbuh sejalan dengan berfungsinya pelabuhan kontainer Pulau Bungkutoko, akan menjadi kawasan yang memiliki kesatuan fungsional yang membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di Kawasan Timur.d. Pengembangan Kota LamaKota lama memiliki nilai historis bagi Kota Kendari, fungsinya tetap dipertahankan dan dijaga dari kemungkinan tergradasinya fungsi ekonomi sebagai akibat pengembangan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko. Dengan tetap mempertahankan fungsinya, Kota lama tetap akan menjadi simpul pusat kegiatan penting di kawasan timur Kota Kendari sebelah utara.e. Kawasan TerminalKawasan terminal yang berada di persimpangan Jalur Regional, akan menjadi simpul pertumbuhan baru di Selatan Kota Kendari. Lokasinya yang cukup strategis, dengan dukungan aksesibilitas kawasan terminal akan menjadi pilihan potensial bagi pengembangan kawasan permukiman baru di bagian selatan kota.

Untuk melihat Potensi Pengembangan Wilayah menurut Peta Rencana Pola Pemanfaatan Kota Kendari 2009 -2029 yang dibuat oleh Pemerintah Kota Kendari terdapat 28 Zonasi kegiatan, sedangkan yang termasuk kedalam kawasan budi daya sebanyak 20 zonasi yaitu; hutan produksi terbatas, industri, industri dan pergudangan, pariwisata, pertahanan dan keamanan, komersial, campuran, pemerintahan, pendidikan tinggi, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, pemukiman, fasilitas pelayanan, pelabuhan, industri tidak mengganggu, terminal, rumah sakit, kepentingan pariwisata dan nelayan dan kepentingan pelabuhan.

Peta 2.2 : Rencana Pusat Layanan Kota Kendari

Sumber : Bappeda & PM Kota Kendari

Pada gambar berikut merupakan Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kota Kendari. Pada Peta tersebut terlihat beberapa lokasi yang menjadi rencana penempatan beberapa bangunan infrastruktur. Seperti yang ditunjukkan pada Pulau Bungkutoko bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan pelabuhan baik itu pelabuhan kontainer maupun rencana pelabuhan rakyat. Kemudian rencana pembangunan kawasan industri di Kecamatan Abeli, Rumah Sakit di Kecamatan Baruga, dan rencana kawasan pendidikan di Kecamatan Kambu. Fungsi dari pola pemanfaatan ruang tersebut untuk lebih menata bangunan dan lingkungan di Kota Kendari.

Pada Peta di bawah, selain menunjukkan pola-pola ruang untuk beberapa kawasan juga telihat jelas pola jalan di Kota Kendari. Dimana di Kota Kendari terdapat beberapa jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan jalan lokal atau jalan permukiman. Selain itu digambarkan pula rencana jalan lingkar Kota Kendari.

Peta 2.3 : Peta Rencana Pola Ruang Kota Kendari

Sumber : Bappeda & PM Kota Kendari

2.5 SOSIAL DAN BUDAYA

Dalam pelaksanaan pembangunan disegala bidang, pemerintah telah berupaya secara maksimal agar tercipta kesejahteraan masyarakat yang salah satunya adalah bidang sosial budaya. Usaha tersebut antara lain melalui kegiatan dibidang pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, agama, keamanan dan ketertiban masyarakat serta bidang sosial lainnya. Pembangunan di bidang sosial lainnya di Kota Kendari diarahkan untuk terwujudnya kehidupan dan penghidupan sosial, baik dari segi material maupun dari segi spiritual, utamanya dapat mengatasi masalah kesejahteraan sosial seperti kemiskinan, keterbelakangan, keterlantaran, kerawanan, ketentraman sosial dan bencana alam.

Dasar penyediaan sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap unit administrasi pemerintahan baik yang informal (RT, RW) maupun yang formal (Kelurahan, Kecamatan), dan bukan didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada.Tabel 2.8 : Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kota KendariKecamatanJumlah Sarana Pendidikan

UmumAgama

SDSLTPSMASMKMIMTsMA

Kec. Mandonga1512--1-

Kec. Poasia121-2---

Kec. Kendari1532-11-

Kec.Baruga82211--

Kec.Abeli2031--1-

Kec.Kendari Barat2456-1--

Kec. Wua-Wua411----

Kec. Puuwatu1022----

Kec. Kadia10333-22

Kec. Kambu63-----

Sumber : Profil Sosia Budaya, 2009

Garis kemiskinan Kota Kendari pada tahun 2010 lebih tinggi 6,75 % dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 211.943,- Per Kapita Per Bulan. Dengan kata lain, untuk tidak di kategorikan miskin seseorang harus memiliki pengeluaran untuk makanan dan non makanan paling sedikit sebesar Rp. Rp. 255.955,- Per Bulan.Seiring dengan meningkatnya standar garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Kota Kendari pada tahun 2010 meningkat menjadi 8,02 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 7,88 %.

Tabel 2.9 : Jumlah Penduduk Miskin Per KecamatanKecamatanJumlah Keluarga Miskin (KK)

Kec. Mandonga389

Kec. Poasia325

Kec. Kendari440

Kec. Baruga217

Kec. Abeli617

Kec. Kendari Barat306

Kec. Wua-Wua191

Kec. Puuwatu347

Kec. Kadia283

Kec. Kambu86

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Kendari, 2010

Pembangunan pemukiman di Kota Kendari diarahkan untuk meningkatkan kualitas. Pembangunan perumahan dan permukiman di Kota kendari diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan masyarakat; menciptakan suasana kerukunan hidup keluarga dan kesetiakawanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk lingkungan, serta persemaian nilai budaya bangsa dan pembinaan watak anggota keluarga.Persentase penduduk Kota Kendari yang terus meningkat dari tahun ke tahun menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang tinggi pula.Tingkat kepadatan permukiman tersebut akan menimbulkan kerawanan kesehatan. Adapun tingkat kepadatan perumahan permukiman di Kota Kendari dapat di lihat dari tabel 2.9 di bawah ini.

Tabel 2.9 : Jumlah Rumah Per KecamatanKecamatanJumlah Rumah (Unit)

Kec. Mandonga7.873

Kec. Poasia5.831

Kec. Kendari5.328

Kec. Baruga4.905

Kec. Abeli4.639

Kec. Kendari Barat9.956

Kec. Wua-Wua6.136

Kec. Puuwatu6.335

Kec. Kadia7.486

Kec. Kambu4.896

Sumber : Data Base RP4D Kota Kendari, 2011

BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARIGambaran Umum

II - 12 POKJA SANITASI KOTA KENDARI

2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAHStruktur kelembagaan Pemerintah Kota Kendari dapat dilihat pada gambar struktur dibawah ini:

Sumber : BagianOrtala Setda Kota Kendari, 2011