ilham ilahiyah: pencerahan bagi hamba pencari tuhan

1
Pencerahan bagi Hamba Pencari Tuhan Perjumpaan manusia dengan Allah SWT terjadi melalui dua cara. Pertama, manusia melakukan mi'raj, yaitu melepaskan diri dari ikatan-ikatan dunia material menuju wilayah spiritual untuk berjumpa dengan Allah SWT. Kedua, Allah SWT tanazzul menyapa manusia dengan membimbing dan menganugrahkan ajarana-ajaran spiritual dan moral. Model perjumpaan yang pertama merupakan jalur umum dan lazim dilakukan oleh para sufi. Model yang pertama ini tercapai saat sang sufi mencapai tingkat makrifat. Kemudian sufi tersebut berusaha untuk menjelaskan atau mengulas realitas ketuhanan sesuai dengan yang mereka persepsikan, rasakan, dan lihat, sehingga tidak jarang ada perbedaan di antara para sufi yang menempuh jalur pertama ini. Misalnya, Ibn Arabi melahirkan kosep wahdat al-wujud , Ahmad Sirhindi dengan konsep wahdatal-syuhud , Al-Hallaj dengan konsep hulul dan lain sebagainya. Berberda dengan model pertama, model kedua seperti yang terdapat di dalam buku ini, Tuhan sendiri menyapa manusia (dalam hal ini Muhammad Ali Hanafiah) untuk menjelaskan realias ketuhanan-Nya, dan bagaimana cara manusia merasakan kehadiran-Nya, menyaksikan-Nya, dan kemudian mencintai-Nya. Di dalam buku ini, misalnya, Tuhan menjelaskan realitas-Nya dalam tiga tingkatan, yaitu rasa dekat kepada Allah SWT, penyaksian ( makrifah) atas kenyataan Allah, dan terungkapnya kecintaan kepada Allah SWT, sebagaimana dapat dibaca pada sirr nomor 101 hlm 131 yang berbunyi, ''Wahai hamba-Ku: Berdekatan dengan-Ku bukanlah akhir daripada perjalananmu, dan penyaksian atas kenyataan-Ku bukan jua tempat engkau berhenti; namun bagimu cukuplah menjadikan kedekatan dan penyaksian terhadap-Ku sebagai permulaan akan terungkapkan kecintaan kepada-Ku.'' Masih banyak hal lain yang diungkapkan dalam buku ini, antara lain soal hijab, doa, ilmu, kecintaan, hikmah, dan khusyuk. Soal khusyuk, misalnya, disebutkan bahwa yang dinilai oleh Tuhan bukan khusyuk itu sendiri, tetapi usaha manusia memelihara kekhusyukan itu. Buku ini layak dibaca oleh setiap Muslim. Insya Allah akan memberi pencerahan bagi hamba pencari Tuhan. Judul buku: Sastra Ilahi: Ilham Ilahiyah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Penulis: Drs. Ahmad Rahman, MAg Penerbit: Hikmah, Cetakan: I, 2004 Sumber: http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=174281&kat_id=105&kat_id1=147

Upload: muhammad-arief-billah

Post on 06-Jun-2015

214 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Resensi buku - Sastra Ilahi: Ilham Ilahiyah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, Penulis: Drs. Ahmad Rahman, MAg. Penerbit: Hikmah, Cetakan: I, 2004.

TRANSCRIPT

Pencerahan bagi Hamba Pencari Tuhan

Perjumpaan manusia dengan Allah SWT terjadi melalui dua cara. Pertama, manusia melakukan mi'raj, yaitu melepaskan diri dari ikatan-ikatan dunia material menuju wilayah spiritual untuk berjumpa dengan Allah SWT. Kedua, Allah SWT tanazzul menyapa manusia dengan membimbing dan menganugrahkan ajarana-ajaran spiritual dan moral.

Model perjumpaan yang pertama merupakan jalur umum dan lazim dilakukan oleh para sufi. Model yang pertama ini

tercapai saat sang sufi mencapai tingkat makrifat. Kemudian sufi tersebut berusaha untuk menjelaskan atau mengulas realitas ketuhanan sesuai dengan yang mereka persepsikan, rasakan, dan lihat, sehingga tidak jarang ada perbedaan di antara para sufi yang menempuh jalur pertama ini. Misalnya, Ibn Arabi melahirkan kosep wahdat al-wujud, Ahmad Sirhindi dengan konsep wahdatal-syuhud, Al-Hallaj dengan konsep hulul dan lain sebagainya.

Berberda dengan model pertama, model kedua seperti yang terdapat di dalam buku ini, Tuhan sendiri menyapa manusia (dalam hal ini Muhammad Ali Hanafiah) untuk menjelaskan realias ketuhanan-Nya, dan bagaimana cara manusia merasakan kehadiran-Nya, menyaksikan-Nya, dan kemudian mencintai-Nya.

Di dalam buku ini, misalnya, Tuhan menjelaskan realitas-Nya dalam tiga tingkatan, yaitu rasa dekat kepada Allah SWT, penyaksian (makrifah) atas kenyataan Allah, dan terungkapnya kecintaan kepada Allah SWT, sebagaimana dapat dibaca pada sirr nomor 101 hlm 131 yang berbunyi, ''Wahai hamba-Ku: Berdekatan dengan-Ku bukanlah akhir daripada perjalananmu, dan penyaksian atas kenyataan-Ku bukan jua tempat engkau berhenti; namun bagimu cukuplah menjadikan kedekatan dan penyaksian terhadap-Ku sebagai permulaan akan terungkapkan kecintaan kepada-Ku.'' Masih banyak hal lain yang diungkapkan dalam buku ini, antara lain soal hijab, doa, ilmu, kecintaan, hikmah, dan khusyuk.

Soal khusyuk, misalnya, disebutkan bahwa yang dinilai oleh Tuhan bukan khusyuk itu sendiri, tetapi usaha manusia memelihara kekhusyukan itu. Buku ini layak dibaca oleh setiap Muslim. Insya Allah akan memberi pencerahan bagi hamba pencari Tuhan.

Judul buku: Sastra Ilahi: Ilham Ilahiyah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Penulis: Drs. Ahmad Rahman, MAg Penerbit: Hikmah, Cetakan: I, 2004

Sumber: http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=174281&kat_id=105&kat_id1=147