ileus obstruktif.docx

3
Ileus obstruktif Etiologi Ileus obstruksi dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme yaitu (Sjamsuhidajat dan de Jong, 2010): 1. Adhesi Adhesi dapat berupa perlengketan tunggal maupun adhesi multipel dapat terjadi pada peritonitis maupun pasca operasi. Ileus akibat perlengketan mempunyai tingkat kekambuhan yang besar. 2. Hernia inkarserata Adanya bagian usus yang terjepit pada pintu hernia akan menyebabkan gangguan pasase usus. 3. Askariasis Cacing askaris hidup di usus halus dapat mencapai jumlah yang banyak. Obstruksi akibat gumpalan cacing askariasis dapat terjadi di seluruh usus halus, namun paling sering terjadi di ileum terminal karena ukuran lumennya yang paling lebih sempit. Gumpalan cacing terdiri dari sisa makanan dan cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Ileus akibat askariasis umumnya dijumpai pada anak akibat higine yang kurang sehingga terjadi infeksi cacing berulang. 4. Invaginasi Invaginasi sering ditemukan pada anak dan jarang pada dewasa. Biasanya idiopatik dan banyak ditemukan pada anak usia 2-12 bulan. Invaginasi umumnya berupa intusepsi ileosekal yang masuk dan naik ke kolon asenden yang dapat

Upload: octi-guchiani

Post on 29-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ileus obstruktif

TRANSCRIPT

Page 1: Ileus obstruktif.docx

Ileus obstruktif

Etiologi

Ileus obstruksi dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme yaitu (Sjamsuhidajat dan de Jong,

2010):

1. Adhesi

Adhesi dapat berupa perlengketan tunggal maupun adhesi multipel dapat terjadi pada

peritonitis maupun pasca operasi. Ileus akibat perlengketan mempunyai tingkat

kekambuhan yang besar.

2. Hernia inkarserata

Adanya bagian usus yang terjepit pada pintu hernia akan menyebabkan gangguan

pasase usus.

3. Askariasis

Cacing askaris hidup di usus halus dapat mencapai jumlah yang banyak. Obstruksi

akibat gumpalan cacing askariasis dapat terjadi di seluruh usus halus, namun paling

sering terjadi di ileum terminal karena ukuran lumennya yang paling lebih sempit.

Gumpalan cacing terdiri dari sisa makanan dan cacing yang mati atau hampir mati

akibat pemberian obat cacing. Ileus akibat askariasis umumnya dijumpai pada anak

akibat higine yang kurang sehingga terjadi infeksi cacing berulang.

4. Invaginasi

Invaginasi sering ditemukan pada anak dan jarang pada dewasa. Biasanya idiopatik

dan banyak ditemukan pada anak usia 2-12 bulan. Invaginasi umumnya berupa

intusepsi ileosekal yang masuk dan naik ke kolon asenden yang dapat berakibat

nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk sehingga terjadi perforasi dan

peritonitis.

5. Kelainan kongenital

Gangguan pasase usus yang bersifat kongenital dapat terjadi akibat stenosis dan

atresia pada saluran cerna. Stenosis dapat disebabkan oleh penekanan, misalnya pada

pakreas anulare yang menyebabkan obstrusi pada duodenum. Bayi yang menderita

obstruksi usus akan mengalami muntah, muntahan berwarna hijau apabila obstruksi

terletak di distal amoula vater. Makin tinggi letak obstruksi, semakin dini gejala

muntah timbul.

6. Volvulus

Volvulus pada usus halus jaramg ditemui. Biasanya akibat pita kongetital atau adhesi.

Volvulus biasanya terjadi di ileum.

Page 2: Ileus obstruktif.docx

7. Radang kronik

Radang kronik dapat menyebabkan obstruksi karena udem, hipertrofi, dan fibrosis

yang timbul.

8. Tumor

Tumor di usus halus jarang menyebabkan obstruksi pada usus halus kecuali bila

terjadi volvulus. Pada tumor ovarium atau tumor kolon obstruksi biasanya disebakan

oleh kumpulan metastasi di mesenterium yang menekan usus.

9. Tumpukan sisa makanan

Obstruksi usus halus akibat tumpukan sisa makanan biasanya dijumpai pada pasien

yang pernah mengalami gastrektomi. Obstruksi terjadi pada daerah anastomosis.

Patofisiologi

Adanya obstruski pada usus akibat berbagai penyebab menyebabkan dinding usus yang

letaknya proksimal teregang oleh penimbunan cairan dan gas dalam lumen. Distensi berat

pada dinding usus menyebabkan penurunan aliran air dan natrium dari lumen usus ke darah.

Normalnya 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak adanya

absorpsi akan menyebabkan penimbunan intralumen yang cepat. Peregangan usus terus

menerus menyebabkan timbulnya lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan

sekresi cairan ke lumen usus. Peregangan usus yang progresif menyebabkan iskemik dinding

usus yang dapat menimbulkan nekrosis dan perforasi sehingga terjadi peritonitis. Muntah dan

penyedotan usus setelah terapi dimulai dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit .

kehilangan tersebut menyebabkan perubahan cairan ekstraseluler yang dapat menimbulkan

syok , berkurangnya curah jantung, dan asidosis metabolik. Adanya obstruksi mekanis pada

ileus obstruktif awalnya menyebabkan peningkatan peristaltik usus, kemudian peningkatan

peirstaltik hanya terjadi intermiten hingga akhirnya peristaltik usus menghilang (Price dan

Wilson, 2005)

Price, S. dan Wilson, L. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:

EGC

Sjamsuhidajat, R. dan W. De Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC