lapsus ileus

24
PENDAHULUAN Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sabara, 2007). Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus (Davidson, 2006). Di Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 menderita ileus setiap tahunnya (Jeekel, 2003). Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank data Departemen Kesehatan Indonesia. Terapi ileus obstruksi biasnya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritis serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien (Sabiston, 1995). Definisi Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus Etiologi 1. Hernia inkarserata 2. Non hernia : Penyempitan lumen usus 1. Isi Lumen : Benda asing, skibala, ascariasis. 1

Upload: nursalim

Post on 17-Feb-2015

164 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Ileus

PENDAHULUAN

Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan

penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sabara, 2007).

Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus (Davidson, 2006). Di

Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 menderita ileus setiap tahunnya (Jeekel,

2003). Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif  tanpa hernia yang

dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank data Departemen

Kesehatan Indonesia. Terapi ileus obstruksi biasnya melibatkan intervensi bedah. Penentuan

waktu kritis serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif.  Operasi dilakukan

secepat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien (Sabiston,

1995).

Definisi

Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan

penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus

Etiologi

1. Hernia inkarserata

2. Non hernia :

Penyempitan lumen usus

1. Isi Lumen : Benda asing, skibala, ascariasis.

2. Dinding Usus : stenosis (radang kronik), keganasan.

3. Ekstra lumen : Tumor intraabdomen.

4. Adhesi

5. Invaginasi

6. Volvulus

7. Tumor

8. Malformasi Usus

Lokasi obstruksi

1. Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum

2. Letak Tengah : Ileum Terminal

3. Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum

1

Page 2: Lapsus Ileus

Patofisiologi

Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena

adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan

penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus

terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian

proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi).

Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi

kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang

menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai

seluruh panjang usus sebelah proximal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus

yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti

peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah.

Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada

penyebab obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan

menetap. Ileus obstruksi ditandai dengan gejala klinis berupa nyeri abdomen yang bersifat

kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri

perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak

menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit dan

terdengar semacam “suara” dari dalam perut. Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat

proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah

biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas (antibiotika). Pada umumnya persiapan

penderita dapat sekali. Muntah tidak proyektil dan berbau feculent, warna cairan muntah

kecoklatan. Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan dan contour atau darm

2

Page 3: Lapsus Ileus

steifung; biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik. Pada saat itu,

dalam pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus yang kasar dan meninggi

(borgorygmi dan metalic sound). Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa

gambaran klinik dapat membantu :

1. Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.

2. Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.

3. Terdapatnya abdominal tenderness.

4. Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi,

hipotensi atau shock.

Pemeriksan Fisik

Inspeksi

Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral

dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa

abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi

sebelumnya.

Auskultasi

Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan

peristaltik melemah sampai hilang.

Perkusi

Hipertimpani

Palpasi

Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.

Pemeriksaan Rectal Toucher

· Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease

· Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma

· Feses yang mengeras : skibala

· Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi

· Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi

· Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis

3

Page 4: Lapsus Ileus

Pemeriksaan Penunjang

Gangguan pasase menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan

asam basa. Pemeriksaan Hb/Ht dapat memperlihatkan adanya hemokonsentrasi akibat deficit

cairan. Analisis gas darah dan pemeriksaan elektrolit untuk menilai gangguan keseimbangan

elektrolit dan asam basa.

Foto polos abdomen 3 posisi sangat membantu menentukan ada tidaknya sumbatan.

Pelebaran usus dengan tanda-tanda air fluid level dan bagian distal kolon tidak terisi udara

menunjukkan adanya sumbatan

Pemeriksaan Radiologi

Secara klinik obstruksi ileus umumnya mudah ditegakkan. 90% obstruksi ileus

ditegakkan secara tepat hanya dengan berdasarkan gambaran klinisnya saja. Pada foto polos

abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran usus dan hanya 40% dapat ditemukan

adanya air fluid level. Walaupun pemeriksaan radiologi hanya sebagai pelengkap saja, namun

pemeriksaan sering diperlukan pada obstruksi ileus yang sulit atau untuk dapat

memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa pra-bedah.

Beberapa tanda radiologik yang khas untuk ileus obstruktif adalah :

· Pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar, penebalan valvulae

coniventes yang memberi gambaran fish bone appearance.

· Pengumpulan cairan dengan gambaran khas air-fluid level. Pada obstruksi yang

cukup lama, beberapa air fluid level memberikan gambaran huruf U terbalik.

Penatalaksanaan Ileus Obstruktif

Penatalaksanaan ileus obstruktif telah menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

Hal ini disebabkan telah dipahaminya dengan tepat patogenesis penyakit serta perubahan

homeostasis sebagai akibat obstruksi usus.

Pada umumnya penderita mengikuti prosedur penatalaksanaan dalam aturan yang

tetap, yaitu:

a. Persiapan penderita.

Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosa obstruksi

ileus secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang baik, obstruksinya

berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita meliputi :

1.Dekompressi usus.

2.Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa.

4

Page 5: Lapsus Ileus

3.Atasi dehidrasi.

4.Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung selama 4-24 jam sampai

saatnya penderita siap untuk operasi.

b. Operatif.

Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu :

o Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.

Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat

obstruksinya maupun kondisi sebelum sakit.

o Apakah ada risiko strangulasi.

Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada obstruksi ileus

yang ditolong dengan cara operatif pada saat yang tepat, angka

kematiannya adalah 1% pada 24 jam pertama, sedangkan pada strangulasi

angka kematian tersebut 31%.

Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah

sepsis sekunder. Operasi dilakukan dengan mengingat beberapa kondisi atau pertimbangan.

Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan

dengan hasil eksplorasi selama laparotomi.

Komplikasi Dari Ileus Obstruktif

Komplikasi dari ileus obstruktif antara lain terjadinya nekrosis usus, perforasi usus,

Sepsis, Syok-dehidrasi, Abses Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi,

Pneumonia aspirasi dari proses muntah, gangguan elektrolit, meninggal

Tindakan Bedah Yang Dilakukan Pada Ileus Obstruktif

1. Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana

untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi,

jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.

2. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang “melewati” bagian usus yang

tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.

3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya

pada Ca stadium lanjut.

5

Page 6: Lapsus Ileus

4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus

untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon,

invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang

dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena

keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan

kolostomi saja, lalu dilakukan reseksi usus dan anastomosis.

Pasca Operasi Bedah Ileus Obstruktif

Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi usus yang

masih ada. Pada tindakan operatif dekompressi usus, gas dan cairan yang terkumpul dalam

lumen usus tidak boleh dibersihkan sama sekali oleh karena mengandung banyak bahan-

bahan digestif yang sangat diperlukan. Pasca bedah tidak dapat diharapkan fisiologi usus

kembali normal, walaupun terdengar bising usus. Hal tersebut bukan berarti peristaltik usus

telah berfungsi dengan efisien, sementara ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali belum

baik.

Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai diare pasca

bedah. Tindakan dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit serta menjaga keseimbangan

asam basa darah dalam batas normal tetap dilaksanakan pada pasca bedahnya. Pada obstruksi

yang lanjut, apalagi bila telah terjadi strangulasi, monitoring pasca bedah yang teliti

diperlukan sampai selama 6 – 7 hari pasca bedah. Bahaya lain pada masa pasca bedah adalah

toksinemia dan sepsis. Gambaran kliniknya biasanya mulai nampak pada hari ke 4-5 pasca

bedah. Pemberian antibiotika dengan spektrum luas dan disesuaikan dengan hasil kultur

kuman sangatlah penting.

Prognosis Dari Ileus Obstruktif

Saat operasi, prognosis tergantung kondisi klinik pasien sebelumnya. Setelah

pembedahan dekompresi, prognosisnya tergantung dari penyakit yang mendasarinya.

Dasar pengobatan dari ileus obstruktif

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,

menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok

bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus

kembali normal

6

Page 7: Lapsus Ileus

Terapi/Pengobatan Ileus Obstruktif Yang Diberikan Secara Farmakologis

Pemberian obat-obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis.

Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.

Yang Perlu Diperhatikan Dalam Resusitasi Pada Pasien Dengan Ileus Obstruktif

Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda – tanda vital,

dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan

gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer

laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda-tanda vital dan jumlah

urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric

tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum

bila muntah dan mengurangi distensi abdomen.

CANCER COLON

Definisi

Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon adalah

penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 ).

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui

sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah

kanker Colon.

Etiologi

1. Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu

peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif.

2. pola makan yang kurang serat

3. polip kolon

4. radang kronik kolon ( kolitis ulserosa atau kolitis amuba kronik )

5. faktor genetik

7

Page 8: Lapsus Ileus

Anatomi

Colon (dari caecum sampai dengan anus) memiliki panjang ± 1,5 m (±1/5 panjang

seluruh GIT) dan bagian terlebar dari colon ada di daerah caecum dan daerah tersempit ada

di daerah sigmoid. Secara embriologik kolon kanan berasal dari usus tengah dan kolon kiri

sampai dengan rektum berasal dari usus belakang.

Taenia colon berasal dari lapisan otot longitudinal yang membentuk 3 buah pita.

Taenia tersebut menyebabkan colon menjadi lebih pendek dan berlipat-lipat dan berbentuk

seperti saculus yang disebut dengan haustrae. Menurut letaknya, colon dibagi menjadi 2 :

1. ekstra peritoneal (colon ascenden dan colon descenden)

2. intra peritoneal (caecum, sigmoid, colon transversum).

Patofisiologi

1. 26 % pada caecum dan ascending colon

2. 10 % pada transfersum colon

3. 15 % pada desending colon

4. 20 % pada sigmoid colon

8

Page 9: Lapsus Ileus

5. 30 % pada rectum

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini

tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak

membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor mungkin menyebar

dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.

Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam

lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini

langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui

limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver.

Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat

metastase yang lain termasuk Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang, Otak.

Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau

melelui penyebaran metastase yang termasuk :

- Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis

- Pembentukan abses

- Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina

Obstruksi

Tumor kolon yang terletak pada daerah caecum dan colon ascendens akan jarang

memberikan gejala, karena feces yang melewati daerah tersebut masih berada dalam bentuk

cair.  Selain itu, luas daerah caecum adalah yang terluas dibandingkan dengan daerah pada

colon kiri (sigmoid), hal ini menyebabkan tumor dapat tumbuh terus sampai besar dan tidak

memberikan tanda dan gejala apapun, juga tidak ada perubahan pada pola buang air besar

serta pada penampilan fisik dari feces. Tumor colon yang berada di sebelah kiri biasanya

akan cepat menimbulkan keluhan karena desakan tumor dan juga daerah colon kiri yang

relatif sempit dibandingkan dengan colon kanan, gejala yang muncul adalah adanya kram

abdomen, sumbatan, dan bahkan perforasi

Reseksi kolon

Tipe khusus terhadap reseksi dan keputusan untuk membuat kolostomi sementara atau

permanen tergantung pada :

- Lokasi dan ukuran tumor

9

Page 10: Lapsus Ileus

- Tingkat komplikasi (contoh obstruksi atau perforasi)

- Kondisi klien

Reseksi kolon melibatkan pemotongan pada bagian kolon dengan tumor dan

meninggalkan batas area dengan bersih. Untuk prosedur operatifnya, ahli bedah membuat

insisi dalam perut dan memeriksa rongga abdomen untuk menentukan letak reseksi dari

tumor tersebut. Bagian dari colon dengan tumor adalah menghilangkan dan terkhir membuka

dua pada usus yang di irigasi sebelum hubungannya dengan colon. Jika hubungan ini tidak

dapat dijalankan karena lokasi pada tumor atau kondisi pada usus.(Contoh

inflamasi) ,kolostomi meningkat. Ahli bedah membuat colostomi dengan membuat

pembukaan dalam lubang. Pada kolon (Lubang kolostomi) atau dengan membagi kolon dan

terakir membawa keluar satu (Akhir terminal kolostomi ), sisa setoma adalah sisa lubang

menjahit luka untuk kulit pada abdomen. Kolostomi mungkin dapat meningkat pada kolon

ascending,transversum,descending atau kolon sikmoid.

10

Page 11: Lapsus Ileus

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn Tasrip

Umur : 45 tahun

Alamat : Jenggawah

Agama : Islam

RM : 117945

MRS : 12 September 2010

Tanggal pmx : 12 september 2010

Pemeriksaan tgl 12/9/2010

S: KU: nyeri perut

RPS : pasien datang dengan keluhan nyeri perut sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri disertai

demam, pusing, mual muntah (+). BAK seperti teh, pasien tidak bisa BAB dan

kentut.

RPD : -

RPO : -

RPK : -

O: KU: cukup kesad : CM

T: 130/80 mmHg N: 90x/mnt rr:20x/mnt t: 37ºC

St lok : Titik Mc burney : Nyeri tekan (+)

Pemeriksaan penunjang

Foto BOF/LLD : tidak tampak batu radioopaque

Ass : Ileus obstruksi susp perforasi

A: ileus obstruksi

P: infus RL:D5 21 tpm

Ceftriaxon 1x2 gr

Antrain 3x1 a

Ranitidin 3x1 a

11

Page 12: Lapsus Ileus

Rincian Follow Up Dokter Muda

Tanggal PRE OP POST OP16 17 18 19 20

S Nyeri perut hilang timbul

Lemas Demam - -

O KU Lemah Lemah Lemah Lemah LemahKesadaran

CM CM CM CM CM

v/s TD 130 / 80 90/70 110/80 110/80 110/80N 80x 100x 92x 88x 88xRR 24x 32x 28x 24x 24xt 36.3 37 37.5 36 36

k/l A - - - - -I - - - - -C - - - - -D - - - - -

thoraks Dbn Dbn Dbn Dbn Dbnabdomen I Distended Normal Distended

ringannormal Normal

A BU + meningkat Ditemukan klinken sound

BU +4x/menit

BU + 6x/menit

BU+ 4x/menit

BU+ 4x/menit

Per Hipertimpani

hipertimpani

Hipertimpani

Timpani,hipertimpani pada Regio lumbalis S

Timpani,hipertimpani pada Regio lumbalis S

Pal Nyeri tekan +

Nyeri tekan +

Nyeri tekan +Soepel

soepel soepel

extremitas

AH +/++/+

+/++/+

+/++/+

+/++/+

+/++/+

Odema -/--/-

-/--/-

-/--/-

-/--/-

-/--/-

A Ileus obstruksi

Ileus obstruksi e.c tumor colon post op H1

Ileus obstruksi e.c tumor colon post op H2

Ileus obstruksi e.c tumor colon post op H3

Ileus obstruksi e.c tumor colon post op H4

P Inf RL 21 tpm

Inf RL:D5 2:2

Inf RL:D5 2:2

Inf RL:D5 2:2

Inf RL:D5 2:2

Ceftriason 2x1 g

Ceftriason 2x1 g

Ceftriason 2x1 g

Ceftriason 2x1 g

Ceftriason 2x1 g

12

Page 13: Lapsus Ileus

Inf metronidazol 3x 100cc

Inf metronidazol 3x 100cc

Inf metronidazol 3x 100cc

Inf metronidazol 3x 100cc

Inf metronidazol 3x 100cc

Antrain 3x1 a

Farmadol 3x1 a

Farmadol 3x1 a

Farmadol 3x1 a

Farmadol 3x1 a

Ranitidin 3x1 a

As. Transketamat 3x1 a

As. Transketamat 3x1 a

As. Transketamat 3x1 a

As. Transketamat 3x1 a

Ranitidin 3x1a

Ranitidin 3x1a

Ranitidin 3x1a

Ranitidin 3x1a

Puasa 3-5 hari

Tanggal POST OP21 22 23

S - - -O KU Sedang Sedang Sedang

Kesadaran CM CM CMv/s TD 120/80 120/80 110/80

N 80 80 80RR 24 24 20t 36 36 36

k/l A - - -I - - -C - - -D - - -

thoraks Dbn Dbn Dbnabdomen I Normal Normal Normal

A BU +3x/menit

BU +4x/menit

BU +4x/menit

Per Timpani Timpani TimpaniPal Soepel,nyeri tekan - Soepel,nyeri tekan - Soepel,nyeri tekan -

extremitas AH +/++/+

+/++/+

+/++/+

Odema -/--/-

-/--/-

-/--/-

A Ileus obstruksi e.c tumor colon post op H5

Ileus obstruksi e.c tumor colon post op H6

Ileus obstruksi e.c tumor colon post op H7

P Inf D5:D10:Amiparen= 2:1:1

Inf D5:D10:Amiparen= 2:1:1

Inf D5:D10:Amiparen= 2:1:1

Ceftriason 2x1 g Ceftriason 2x1 g Ceftriason 2x1 gTramadol 3x1a Tramadol 3x1a Tramadol 3x1aProgosol 3x1a Progosol 3x1a Progosol 3x1a

13

Page 14: Lapsus Ileus

Ranitidin 3x1 a Ranitidin 3x1 a Ranitidin 3x1 a

Sonde D5 20cc/3 jam

Sonde D5 20cc/3 jam

Sonde D5 100cc/3 jamSonde susu 50ccLepas NGT

Rincian Pemeriksaan Laboratorium

Jenis pemeriksaan Tanggal12 15 16 17 21

HematologiHb 17.5 15.6 13Leukosit 9.810 19.800Eritrosit 5.93x106 4.27x106

Limfosit 14,4% 2.1%Monosit 10.7% 0.3%Granulosit 74.9% 97.3%Trombosit 423.000 184.000Hematokrit 48.4 32.7MCV 82 77MCH 29.5 30.7MCHC 36.1 39.7Gol darah BMasa perdarahan 2’Masa pembekuan 7.5’

Fungsi hatiSGPT 60 25SGOT 244 27Albumin 4.4 4.0

Fungsi ginjalKreatinin 1.1 1.1Urea 37 39

Gula darahSewaktu 73 122

ElektrolitNatrium 138 136 143Kalium 3.3 5.4 1.8Clorida 100 101 99

14

Page 15: Lapsus Ileus

Hasil Pemeriksaan Radiologis

-Barium enema

15

Page 16: Lapsus Ileus

Durante Op

Desinfeksi

16

Page 17: Lapsus Ileus

17

Page 18: Lapsus Ileus

18