web viewpartikulat dengan ukuran ini lah yang ... lalu lakukan pengukuran dengan tinggi lux meter...

61
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh lingkungan tersebut, misal di rumah, tempat kerja, tempat bermain bahkan tempat berkumpul ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi yang baik serta memadai. Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal dan berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Bagian yang perlu diperhatikan salah satunya adalah lingkungan dimana waktu sering dihabiskan di tempat tersebut. Kenyamanan lingkungan sangat penting, selain itu kenyamanan juga bisa mempengaruhi keadaan psikologis seseorang. Bila seseorang kurang memperoleh kenyamanan maka orang tersebut akan mudah emosi, mudah sakit dll. 1

Upload: trinhdiep

Post on 30-Jan-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan yang sehat  merupakan  salah  satu  sarana  untuk  mencapai

derajat  kesehatan  yang  optimum. Untuk  memperoleh  lingkungan tersebut,

misal di rumah, tempat kerja, tempat bermain bahkan tempat berkumpul 

ditentukan  oleh  tersedianya  sarana  sanitasi  yang baik serta memadai.

Sanitasi adalah  usaha  kesehatan  masyarakat  yang menitikberatkan  pada 

pengawasan  terhadap  struktur  fisik  dimana orang  menggunakannya  untuk 

tempat  tinggal dan berlindung  yang mempengaruhi derajat kesehatan

manusia.

Bagian yang perlu diperhatikan salah satunya adalah lingkungan dimana

waktu sering dihabiskan di tempat tersebut. Kenyamanan lingkungan sangat

penting, selain itu kenyamanan juga bisa mempengaruhi keadaan psikologis

seseorang. Bila seseorang kurang memperoleh kenyamanan maka orang

tersebut akan mudah emosi, mudah sakit dll. Kenyamanan lingkungan

dipengaruhi oleh keadaan fisik kamar, antara lain :

a. Tata letak

b. Pencahayaan

c. Suhu dan kelembapan

d. Ukuran

e. Ventilasi

f. Kecepatan aliran udara, dll.

1

Page 2: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Berdasarkan keterangan diatas bahwa sebagian besar hal yang

mempengaruhi kondisi kenyamanan sebuah lingkungan adalah udara. Oleh

karena itu perlu adanya pengawasan dan penilaian mengenai keadaan ini agar

tercapai lingkungan yang nyaman dan menyehatkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka ditentukan bahwa rumusan masalah

yang ada adalah bagaimana proses pengukuran kualitas fisik udara

(pencahayaan, kebisingan, suhu, kelembapan, partikel debu) didalam ruangan?

1.3 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui metode pengukuran kualitas fisik udara didalam ruangan.

2. Melakukan pengukuran kualitas fisik udara dalam ruangan uji.

3. Menginterpretasikan hasil dari pengukuran kualitas fisik yang telah

dilakukan.

1.4 Manfaat Praktikum

1. Meningkatkan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai tata cara

pengukuran kualitas fisik udara didalam ruangan.

2. Meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa mengenai cara pengoperasian

alat pengukur kualitas fisik udara.

3. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai nilai ambang batas udara

didalam ruangan.

2

Page 3: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udara

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang

mengelilingi bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan

(Fardiaz, 1992). Udara adalah sumber daya yang berharga bagi kehidupan.

Udara terdiri dari campuran gas antara lain 78% nitrogen, 21% Oksigen, dan

1% gas-gas lain seperti xenon, karbondioksida, argon, neon, hidrogen,

helium, dan kripton. Oksigen merupakan gas yang paling penting bagi

kehidupan.

berbicara tentang udara atau atmosfer, maka yang dimaksud adalah

udara di luar ruangan. Sering juga disebut udara ambien (ambient air). Udara

yang merupakan campuran dari gas adalah udara kering yang bebas bahan

pencemar.

Tabel 2.1 Komposisi udara

Komponen Utama Komponen dengan

jumlah sedikit

Komponen dengan jumlah

sangat sedikit

Nitrogen (78,09%) Argon (9,34 x 10-1%) Neon 1,82x10-3%)

Helium (5,24 x 10-4%)

Metana (2x10-4 %)

Krypton (1,4x10-4 %)

Xenon (8,7x10-5 %)

Hidrogen (5x10-5%)

Komponen Utama Komponen dengan Komponen dengan jumlah

3

Page 4: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

jumlah sedikit sangat sedikit

Oksigen (20,94%) Karbondioksida (8x10-

2%)

CO (1,2x10-5%)

NO (2,5x10-6%)

Ozon (0,1x10-5%)

NO2 (1x10-5%)

Amoniak (1x10-6%)

SO2 (2x10-8%)

(Corman.1971:7-8; Urone,1976:27-2;Parker,1980:110;Kumar 1987:5 dalam Mukono,1997 : 5)

Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air)

dan udara dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat

mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada

dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruangan (indoor air quality) juga

merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian karena akan berpengaruh

terhadap kesehatan manusia. Timbulnya kualitas udara dalam ruangan

umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi udara

(52%) adanya sumber kontaminasi di dalam ruangan (16%) kontaminasi dari

luar ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan (4%) ,lain-lain

(13%). Sumber penyebab polusi udara dalam ruangan antara lain yang

berhubungan dengan bangunan itu sendiri, perlengkapan dalam bangunan

(karpet, AC, dan sebagainya), kondisi bangunan, suhu, kelembaban,

pertukaran udara, dan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku orang-orang

yang berada di dalam ruangan.

2.2 Udara Dalam Ruangan (Indoor Air)

4

Page 5: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

2.2.1 Pengertian Udara dalam Ruangan (Indoor Air)

Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan

ruang kerja. Tempat bekerja ialah tiap ruang tertutup, bergerak atau tetap

dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk

keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya termasuk

didalamnya gedung atau kawasan pabrik, ruangan dalam gedung perkantoran

dan lain sebagainya.

2.2.2 Pencemaran Udara dalam Ruangan

Seperti yang telah diketahui bahwa ruangan merupakan tempat yang

paling lama ditempati oleh manusia baik itu selama bekerja, sekolah ataupun

rumah. Bahan polutan yang ada di rumah, tempat kerja, perkantoran, sekolah,

ruang kelas dan sebagainya, kadarnya berbeda dengan polutan yang ada di

luar ruangan.

Secara alamiah kadar gas radon di dalam ruangan lebih besar dari pada

kadar di luar ruangan. Sumber gas radon adalah tanah atau lantai rumah dan

bahan bangunan. Kadar gas radon di dalam ruangan tergantung dari ventilasi

ruangan tersebut. Bahan polutan lain yang kadarnya di dalam ruangan lebih

besar dari pada di luar ruangan adalah formaldehid. Bahan ini bersumber dari

bahan urea-formaldehid yang banyak dipakai pada peralatan perabotan rumah

tangga dan wall paper.

Bahan polutan yang ada di dalam ruangan bisa saja sama dengan bahan

polutan yang ada di luar ruangan, hanya saja kadarnya yang berbeda.

Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor berikut ini :

a. Gaya hidup individu

5

Page 6: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

b. Keadaan sosial ekonomi

c. Struktur gedung

d. Kondisi bahan polutan di dalam dan di luar ruangan

e. Ventilasi dan system pendingin ruangan (AC)

f. Geografi dan meteorologi

g. Lokasi sumber polutan di luar ruangan.

Untuk bahan polutan gas adalah sebagai berikut :

a. CO

Gas ini dapat bersumber dari asap rokok, asap yang ditimbulkan dari

bahan bakar untuk memasak, ataupun pemanas ruangan dapat berakibat

fatal karena dapat bergabung dengan Hb menjadi HbCO. Proporsi kadar

gas CO di luar dan di dalam ruangan hampir tidak berbeda, dan faktor

jarak dengan sumber sangat menentukan perbedaan itu.

b. Gas SO2

Gas ini dapat bersumber dari bahan bakar batu bara yang dipakai untuk

pemanasan ruangan atau memasak di dapur. Proporsi kadarnya di dalam

dan di luar sekitar 50%.

c. Gas CO3

Proporsi di dalam ruangan bisa mencapai 1-10 kali di luar ruangan.

d. Gas NO2

Gas ini dapat bersumber dari cerobong asap pemanas ruangan atau asap

yang berasal dari dapur.

e. Aerosol propellant

Keperluan rumah tangga yang menghasilkan aerosol propellant antara lain:

6

Page 7: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

1. Berbagai macam semprotan yang dipakai seperti semprotan deodorant,

semprotan rambut, semprotan penyegar ruangan, semprotan

desinfektan, semprotan semir mebel, semprotan untuk debu.

2. Busa (shaving foam)

Hasil pemeriksaan The National Institute of Occupational Safety and

Health (NIOSH), menyebutkan ada 5 sumber pencemaran di dalam ruangan

yaitu:

a. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida,

bahan-bahan pembersih ruangan.

b. Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan

bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat

gedung, dimana semuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang

udara yang tidak tepat.

c. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid,

lem, asbes, fiberglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen

pembentuk gedung tersebut.

d. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan

produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat

pendingin beserta seluruh sistemnya.

e. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta

buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap

pekerja/ karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan. Dampak pencemaran

7

Page 8: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

udara dalam ruangan terhadap tubuh terutama pada daerah tubuh atau organ

tubuh yang kontak langsung dengan udara meliputi organ sebagai berikut:

a. Iritasi selaput lender : iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair

b. Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering

c. Gangguan neurotoksik : sakit kepala, lemah/ capai, mudah

tersinggung, sulit berkonsentrasi

d. Gangguan paru dan pernafasan : batuk, nafas berbunyi atau mengi,

sesak nafas, rasa berat di dada

e. Gangguan kulit : kulit kering, kulit gatal

f. Gangguan saluran cerna : diare

g. Lain-lain : gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar

Dampak dari adanya pencemar udara dalam ruang terhadap kesehatan

dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan

kesehatan secara langsung dapat terjadi setelah terpajan, antara lain yaitu

iritasi mata, iritasi hidung dan tenggorokan, serta sakit kepala, mual dan nyeri

otot (fatigue), termasuk asma, hipersensitivitas pneumonia, flu dan penyakit–

penyakit virus lainnya. Sedangkan gangguan kesehatan secara tidak langsung

dampaknya dapat terjadi beberapa tahun kemudian setelah terpajan, antara

lain penyakit paru, jantung, dan kanker, yang sulit diobati dan berakibat fatal.

2.2.3 Pengaruh AC Terhadap Kualitas Udara Ruangan

Pada dasarnya desain AC yang dapat dipakai secara kontinu dapat

mengeluarkan bahan polutan. Kadar gas SO2, CO dan O2 di dalam ruangan

tidak dipengaruhi keberadaan AC. Bahan partikulat dapat dikurangi secara

8

Page 9: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

signifikan oleh AC dengan filter yang efektif. Kadar pollen di dalam ruangan

dapat berkurang secara signifikan dengan adanya AC.

Bahan berbahaya dalam ruangan yang berperan terhadap terjadinya

building-associated illness (penyakit berkaitan dengan gedung) adalah asap

rokok, asbes, gas radon, nitrogen oksida, insektisida dan polisiklik aromatic

hidrokarbon. Bahan berbahaya tersebut dapat bersumber dari :

1. Kontaminan yang dikeluarkan oleh gedung atau isi gedung, seperti asbes ,

formaldehid dan radon.

2. Kontaminan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, seperti bahan polutan

yang dikeluarkan akibat pemakaian bahan bakar untuk memasak, pemanas

ruangan dan asap rokok.

3. Kontaminan yang berasal dari luar ruangan.

Evaluasi dari building-associated illness:

1. evaluasi gejala dari dokter

2. evaluasi lingkungan tempat kerja oleh ahli kesehatan industri.

Berbagai macam building-associated illness (penyakit berkaitan dengan

gedung) :

1. Penyakit laten jangka pendek (short laten illness)

a. Sindrom gedung tertutup (close building syndrome)

b. Penyakit psikogenik massa (mass psychogenic illness)

c. Pneumonitis hipersensitif berkaitan dengan gedung (building 5

associated hypersensitivity pneumonitis)

d. Infeksi berkaitan dengan gedung (building associated infection)

9

Page 10: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

2. Penyakit laten jangka panjang yang mungkin (possible long latency

illness)

a. Kanker paru-paru (lung cancer)

b. Penyakit pernapasan kronik bersifat jinak (chronic non malignant

respiratory disease) (mukono, 1997 p.g 33).

2.3 Penyehatan Udara dalam Ruangan (Indoor Air)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405

tahun 2002, Penyehatan udara ruang adalah upaya yang dilakukan agar suhu

dan kelembapan, debu, pertukaran udara, bahan pencemar dan mikroba di

ruang kerja memenuhi persyaratan kesehatan.

Ruangan merupakan tempat yang ditempati oleh manusia dimana

seharusnya tercipta suasana yang nyaman terutama ruangan kerja. Oleh

karena itu selain suhu dan lain sebagainya itu, pancahayaan juga ikut dalam

bagian penyehatan lingkungan. Hal ini dikarenakan besar kecilnya cahaya

yang ada di dalam ruangan akan berpengaruh pada kesehatan mata

penghuninya. Menciptakan udara yang sehat dalam ruangan mengikuti

standar baku mutu kualitas udara dalam ruangan yang meliputi suhu,

kelembapan, intensitas cahaya, debu serta kebisingan.

2.3.1 Partikel Debu

Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/ SPM)

merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan

anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai

dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Partikulat debu ini

10

Page 11: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

biasanya akan cukup lama melayang di udara hingga kemudian masuk ke

dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, antara lain yaitu :

1. Inhalasi, debu masuk melalui saluran pernapasan manusia bersamaan

dengan saat menghirup udara untuk bernapas. Biasanya debu dengan

ukuran antara 5-10 m akan ditahan oleh saluran pernapasan bagian

atas,. Sedangkan yang berukuran 3-5 m dapat ditahan oleh saluran

pernapasan bagian tengah dan debu yang berukuran 1-3 m dapat

tertahan dan tertimbun di dalam paru mulai dari bronchioul sampai

alveoli. Partikulat dengan ukuran ini lah yang sangat berbahaya bagi

tubuh manusia karena dapat saja menyebabkan penyakit seperti

fibrosis paru. Dan yang terakhir debu ukuran 0,1-1 m melayang di

permukaan alveoli.

2. Absorbsi, yaitu paparan debu yang ada masuk ke dalam tubuh manusia

melalui kulit. kulit mengabsorbsi partikulat debu yang menempel.

3. Ingestion, yaitu jalan masuk debu melalui saluran pencernaan

(makanan) namun hal ini jarang terjadi.

Tidak semua partikel yang terinhalasi akan mengalami

pengendapan di paru. Faktor pengendapan debu di paru dipengaruhi oleh

pertahanan tubuh dan karakterisrik debu sendiri yang meliputi jenis debu,

ukuran partikel debu, konsentrasi partikel dan lama paparan. Menurut

keputusan menteri kesehatan RI nomor 1405 tahun 2002 tentang persyaratan

lingkungan kerja perkantoran dan industri kandungan debu maksimal di

dalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam adalah sebagai

berikut:

11

Page 12: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Tabel 2.2 Konsentrasi maksimal debu yang diperbolehkan dalam Keputusan

Menteri Kesehatan RI nomor 1405 tahun 2002

No. Jenis Debu Konsentrasi Maksimal

1. Debu Total 0,15 mg/m3

2. Asbes Bebas 5 serat/ml udara dengan panjang serat 5 m

(Mikron)

2.3.2 Pencahayaan Dalam Ruangan

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja

yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Cahaya

hanya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang

elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut

memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat

dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum

elektromagnetisnya. Setiap pekerjaan memerlukan tingkat

pencahayaan pada permukaannya. Pencahayaan yang baik menjadi

penting untuk menampilkan tugas yang bersifat visual. Pencahayaan

yang lebih baik akan membuat orang bekerja lebih produktif.

Efektivitas cahaya adalah jumlah cahaya yang diterima pada suatu

permukaan per satuan daya input yang dikendalikan oleh beberapa

variabel yaitu :

a. Jenis sumber cahaya (seperti lampu pijar, fluorescent, HID dan

sebagainya)

b. Lingkungan yang memantulkan dan menyebarkan cahaya.

12

Page 13: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

c. Jarak dari lampu.

Terdapat dua jenis satuan cahaya yang saling berhubungan yaitu lumen

dan lux. Lumen atau Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap

termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan

lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya. Bisa juga dikatakan

sebagai satuan jumlah keluaran cahaya dari suatu sumber cahaya. Lux

merupakan Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu

permukaan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi. Menurut

keputusan menteri kesehatan RI nomor 1405 tahun 2002 tentang

persyaratan lingkungan kerja perkantoran dan industri intensitas cahaya di

ruang kerja minimal 100 lux.

2.3.3 Kebisingan

Menurut Kepmenkes Nomor 1405/ 2002 kebisingan adalah terjadinya

bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan

kesehatan. Kebisingan adalah semua suara/ bunyi yang tidak dikehendaki

yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang

pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Efek

kebisingan terhadap kesehatan terbagi menjadi 2 yaitu efek terhadap

pendengaran dan efek terhadap non pendengaran.

1. Efek terhadap pendengaran, terdiri dari

a. Pergeseran nilai ambang batas sementara (temporary threshold

shift)

Efek ini bersifat sementara atau non patologis

b. Pergeseran nilai ambang batas menetap (permanent threshold shift)

13

Page 14: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Efek ini bersifat patologis dan menetap, terjadi di tempat kerja

karena trauma akustik dan kebisingan

2. Efek terhadap bukan pendengaran, gangguannya berupa:

a. Penyakit akibat stress

b. Kelelahan

c. Perubahan penampilan

d. Gangguan komunikasi

Menurut Kepmenkes Nomor 1405/ 2002, tentang persyaratan

lingkungan kerja perkantoran dan industri tingkat kebisingan maksimal

selama 1 (satu) hari pada ruang proses adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Tabel Tingkat kebisingan menurut Kepmenkes Nomor 1405 /2002

No. Tingkat Kebisingan

(dBA)

Pemaparan Harian

1. 85 8 jam

2. 88 4 jam

3. 91 2 jam

4. 94 1 jam

5. 97 30 menit

6. 100 15 menit

2.3.4 Suhu

Panas dan dingin dapat dirasakan oleh indra peraba manusia, namun

tidak dapat mengukur secara pasti derajat panas ataupun dingin. Suhu

merupakan sebuah besaran. Suhu dinyatakan untuk mengetahui ukuran panas

14

Page 15: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

atau dinginnya suatu tempat atau benda. Suhu tempat ataupun ruangan tidak

ada, yang ada adalah suhu udara yang terdapat dalam suatu ruangan. Suhu

udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul. 

Suhu yang menurun pada permukaan bumi, dapat menyebabkan

peningkatan kelembapan udara relatif, sehingga akan meningkatan efek

korosif bahan pencemar di daerah yang udaranya tercemar. Pada suhu yang

meningkat, akan meningkat pula kecepatan reaksi suatu bahan kimia.

Alat untuk mengukur suhu udara adalah thermohigrometer sedangkan

standar baku suhu udara menurut keputusan menteri kesehatan RI nomor

1405 tahun 2002 tentang persyaratan lingkungan kerja perkantoran dan

industri adalah 18-280 C

2.3.5 Kelembapan Udara

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini

dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau

kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer.

Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara di

dalam bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat

dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara.

Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan

suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai

3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).

Kelembapan udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang

dinyatakan sebagai kelembapan mutlak, kelembapan nisbi atau tekanan uap.

Kelembapan udara rendah pada siang hari dan lebih tinggi pada malam hari.

15

Page 16: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Kelembapan nisbi berbeda menurut ketinggian dan ketersediaan air.

Kelembapan nisbi tinggi pada pusat tekanan rendah (ITCZ) dan sebaliknya

pada pusat tekanan tinggi. Alat untuk mengukur suhu udara adalah

thermohigrometer sedangkan standar baku suhu udara menurut keputusan

menteri kesehatan RI nomor 1405 tahun 2002 tentang persyaratan lingkungan

kerja perkantoran dan industri adalah 40%-60%

16

Page 17: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

BAB 3

METODE PRAKTIKUM

3.1 Pengukuran PM 2,5

3.1.1 Tujuan

a. Untuk mengukur kadar debu sewaktu di udara

b. Untuk mengetahui kapasitas debu dengan sampel khusus PM 2,5

particulate yang dihasilkan di lingkungan kerja (ruang kuliah) dengan

menggunakan EPM-5000.

3.1.2 Alat dan bahan

a.EPM-5000

b. Alat tulis

3.1.3 Prosedur kerja

a.Siapkan alat EPM-5000.

b. Tekan tombol on untuk mengaktifkan EPM-5000.

c.Lalu pilih Special Functions dari menu utama

d. Pilih System Option slalu pilih Extended Options lalu memilih ukuran

partikel yang diinginkan

e.Atur size menjadi 2.5

f. Kemudian lakukan pengukuran, setelah itu hasil pengukuran akan terlihat

di monitor.

g. Catat hasil pengukuran ke dalam lembar hasil pencatatan.

3.1.4 Lokasi Praktikum

Lokasi praktikum: Ruang Kuliah 10 lantai 3 FKM UA

3.1.5 Waktu Pelaksanaan Praktikum

17

Page 18: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Tanggal 14 Maret dan 15 Maret 2013

3.1.6 Rincian Biaya

2 ATK @ 7000,00 Rp 14.000,00

Total Rp 14.000,00

3.2 Pengukuran Cahaya

3.2.1 Tujuan

a. Mengetahui alat pengukuran pencahayaan.

b. Mengetahui bagaimana cara kerja dan cara pengukuran alat pengukur

pencahayaan.

c. Mengetahui intensitas pencahayaan di suatu tempat, dalam hal ini ruangan

yang kami pilih di Ruang Kuliah 10 FKM UA.

d. Dapat menganalisa data hasil pengukuran.

3.2.2 Alat dan bahan

a. Digital Lux meter

b. Lembar data

c. Alat Tulis

d. Kalkulator

3.2.3 Prosedur kerja

a. Menentukan titik pengukuran

1) Melakukan pengukuran lokal, yaitu diatas meja yang ada.

2) Melakukan pengukuran umum, yaitu dengan memotong garis

horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi

satu meter dari lantai. Membedakan jarak tersebut berdasarkan luas

ruangan, antara lain:

18

Page 19: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

a) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: memotong titik garis

horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1

(satu) meter.

b) Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi:

memotong titik garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah

pada jarak setiap 3 (tiga) meter.

c) Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: memotong titik

horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.

b. Mempersiapkan alat

1) Memasang baterai pada tempatnya.

2) Menekan tombol power.

c. Mengukur penerangan umum

1) Membagi ruangan menjadi beberapa titik pengukuran dengan jarak

antar titik sekitar 1 meter.

2) Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm

di atas lantai dan posisi photo cell menghadap sumber cahaya.

3) Kemudian baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah

menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.

4) Mencatat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.

d. Mengukur penerangan lokal (meja)

1) Mengukur pencahayaan pada obyek (meja).

2) Kemudian membagi obyek menjadi beberapa titik ukur.

3) Lakukan pengukuran dengan meletakkan Lux meter pada obyek.

19

Page 20: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

4) Lalu baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu

beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.

5) Mencatat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.

e. Mengukur cahaya pantulan (reflektan)

1) Mengukur pencahayaan pada obyek pantulan.

2) Lakukan pengukuran dengan meletakkan Lux meter pada obyek.

3) Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa

saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.

4) Kemudian catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.

f. Bandingkan hasil tiap pengukuran dengan standar yang sesuai peraturan.

3.2.4 Lokasi Praktikum

Lokasi praktikum: Ruang Kuliah 10 lantai 3 FKM UA

3.2.5 Waktu Pelaksanaan Praktikum

Tanggal 14 Maret dan 15 Maret 2013

3.2.6 Rincian Biaya

2 ATK @ 7000,00 Rp 14.000,00

Total Rp 14.000,00

3.3 Pengukuran Kebisingan

3.3.1 Tujuan

a. Mahasiswa terampil mengoperasikan sound level meter

b. Pengukuran ditujukan untuk mengetahui kualitas lingkungan kelas

perkuliahan

c. Pengukuran yang ditujukan untuk mengetahui pengaruh terhadap

mahasiswa pengguna kelas perkuliahan

20

Page 21: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

d. Mengetahui daerah-daerah/ zone dimana terdapat bahaya bising

3.3.2 Alat dan bahan

a. Sound level meter

b. Meteran

c. Stop watch

3.3.3 Prosedur kerja

a. Periksa baterai apakah dalam kondisi masih baik atau tidak. Bila sound

level meter disimpan dalam waktu yang lama maka baterai harus di lepas

b. Sound level meter harus di kalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan,

kalibrasi yang dianjurkan adalah dari jenis piezoelektrik yang

menghasilkan sinyal sinus (94 dB pada 1000 Hz)

c. Periksa standar dan aturan yang dipakai untuk alat dan cara pengukuran

kebisingan

d. Lakukan orientasi pengukuran sebelum mencatat hasil pengukuran yang

sebenarnya. Tentukan jenis sound level meter dan carilah posisi mengukur

yang tepat

e. Tentukan Weighting yang harus dipakai. Biasanya weighting network yang

digunakan adalah “A” network. Weighting network berfungsi untuk

mengubah sinyal yang terukur sesuai dengan pendengaran manusia.

Weighting network “A” adalah respon manusia untuk low sound level

meter/ tingkat tekanan udara yang rendah sedangkan weighting network

“C” adalah respon manusia untuk High sound level meter/ tingkat tekanan

udara yang tinggi. Jika A tidak menangkap frekuensi rendah, sedangkan

yang C dapat menangkap energi suara yang frekuensi rendah maka apabila

21

Page 22: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

skala A dan C hanya menunjukan perbedaan yang kecil maka energi pada

sumber energi tersebut kecil. Jika terdapat perbedaan hasil pengukuran

tingkat dB maka suara frekuensi rendah pada sumber bunyi cukup besar.

f. Peganglah sound level meter sejauh ukuran lengan atau jika dipasang

tripod dan operator harus berada paling sedikit 0,5 meter, untuk

menghindari pantulan suara dan tujukan mikrofon pada sumber bunyi.

g. Bilamana suara datang dari berbagai arah, maka mikrofon yang digunakan

harus dilengkapi dengan random incidenceconector dan extension rod,

sehingga dapat menagkap suara dari berbagaiarah

h. Pilihlah meter respone yang tepat yaitu “fast” atau “slow” untuk

mendapatkan hasil pembacaan yang cermat

i. Bilamana fluktuasi angka pada “fast” respon terlihat besar maka tarik

kearah “slow” respon jika angka masih besar maka dilakukan rata-rata

pembacaan minimal dan maksimal

j. Kebisingan di dalam gedung, Sound Level Meter (SLM) di atas ketinggian

0,5-1,5 m diatas lantai 1 m – 3m dari dinding dan 1,5 meter dari jendela

pengukuran biasanya dilakukan pada jendela dalam keadaan tertutup,

kecuali jendela yang biasanya dalam keadaan terbuka.

k. Pengukuran harus dilakukan pada saat keadaan cuaca baik

l. Bila saat pengukuran terjadi ganguan seperti suara pesawat terbang dan

suara petir, maka sampel dibatalkan atau diulang kembali

m. Bila pengukuran dilakukan pada suatu medan bebas mikrofon diarahkan

langsung pada medan bunyi. Bila menggunakan panduan Incidence,

mikropon tersebut harus di orientasikan pada sudut 70-80 dari sumber

22

Page 23: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

bunyi serta gunakan tripod, randome incidence dapat menangkap suara

dari segala arah. Titik ukur yaitu pengukuran dilakukan pada tempat titik

sudut pojok ruangan tersebut.

3.3.4 Lokasi Praktikum

Lokasi praktikum: Ruang Kuliah 10 lantai 3 FKM UA

3.3.5 Waktu Pelaksanaan Praktikum

Tanggal 14 Maret dan 15 Maret 2013

3.3.6 Rincian Biaya

2 meteran @10.000,00 Rp 20.000,00

Total Rp 20.000,00

3.4 Pengukuran Suhu dan Kelembaban

3.4.1 Tujuan

a. Mengetahui alat pengukuran suhu dan kelembaban.

b. Mengetahui bagaimana cara kerja dan cara pengukuran alat pengukur suhu

dan kelembaban.

c. Mengetahu intensitas pencahayaan di suatu tempat, dalam hal ini ruangan

yang kami pilih di RuangKuliah 10 FKM UA.

d. Dapat menganalisa data hasil pengukuran.

3.4.2 Alat dan bahan

Digital Thermohygrometer.Alat ini memiliki kemampuan untuk mengukur 2

hal sekaligus, dapat digunakan untuk mengukur suhu ruangan dan mengukur

kelembaban didalam ruangan.

3.4.3 Prosedur kerja

a.Siapkan alat ukur yang akan digunakan (thermohygrometer).

23

Page 24: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

b. Pasang baterai pada tempatnya.

c.Saat baterai dipasang maka alat ukur akan langsung bekerja.

d. Alat akan menunjukkan besar suhu dalam ruangan serta besar

kelembaban di ruangan tersebut.

e.Baca hasil yang tampak pada layar hygrometer.

f. Lalu catat hasil pengukuran dalam lembar catatan

g. Bandingkan dengan standar sesuai peraturan yang berlaku.

3.4.5 Lokasi Praktikum

Lokasi praktikum: Ruang Kuliah 10 lantai 3 FKM UA

3.4.6 Waktu Pelaksanaan Praktikum

Tanggal 14 Maret dan 15 Maret 2013

24

Page 25: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran Partikel Udara

Nama Tempat : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Unit Kerja : Ruang Kuliah 10 lantai 3

Tanggal Pengukuran : 19 Maret 2013

Pelaksanaan Survei : Siang

Pelaksana : Kelompok 2B IKMA 2010

Alat yang digunakan : EPAM 5000

a. Hasil Pengukuran Partikel Debu Setiap 1 menit Menggunakan EPAM 5000

Berikut hasil pengukuran partikel debu menggunakan EPAM 5000 selama 30

menit, pada tiap menitnya dihitung jumlah partikel debu yang timbul.

Tabel 4.1 : Hasil pengukuran partikel debu setiap 1 menit menggunakan

EPAM 5000

Menit Hasil Pengukuran dengan EPAM 5000

1 0,036 mg/m3

2 0,038 mg/m3

3 0,034 mg/m3

4 0,033 mg/m3

5 0,032 mg/m3

6 0,033 mg/m3

7 0,032 mg/m3

8 0,032 mg/m3

9 0,033 mg/m3

10 0,033 mg/m3

11 0,034 mg/m3

12 0,034 mg/m3

13 0,033 mg/m3

14 0,032 mg/m3

15 0,032 mg/m3

16 0,036 mg/m3

Menit Hasil Pengukuran dengan EPAM 5000

25

Page 26: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

17 0,034 mg/m3

18 0,036 mg/m3

19 0,036 mg/m3

20 0,036 mg/m3

21 0,037 mg/m3

22 0,036 mg/m3

23 0,036 mg/m3

24 0,036 mg/m3

25 0,036 mg/m3

26 0,037 mg/m3

27 0,033 mg/m3

28 0,035 mg/m3

29 0,034 mg/m3

30 0,035 mg/m3

Total 1,034 mg/m3 1,034

30 = 0,034 mg/m3

b. Hasil Pengukuran Partikel Debu

berikut hasil pengukuran partikel debu yang telah dikategorikan antara lain

max, min, t.w.a, dan s.t.e.l.

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Partikel Debu

T.W.A 0,035 mg/m3

S.T.E.L 0,036 mg/m3

MAX 0,039 mg/m3

MIN 0,031 mg/m3

Berdasarkan hasil yang didapatkan, diketahui bahwa jumlah partikel debu

maksimal di RK 10 lantai 3 adalah 0,039 mg/m3. Sedangkan dalam perhitungan

rata-rata total debu yang ada di RK 10 lantai 3 adalah 0,034 mg/m3. Jika

dibandingkan dengan KEPMENKES Nomor 1405/MENKES/SK/2002 tentang

persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri yang

menyebutkan bahwa jumlah maksimal debu yang diperbolehkan adalah 0,15

mg/m3. Sehingga dapat pada RK 10 lantai 3 ini masih dalam kategori aman

karena berada dibawah batas ambang debu yang dipersyaratkan.

4.2 Pengukuran Intensitas Cahaya

Nama Tempat : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

26

Page 27: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Unit Kerja : Ruang Kuliah 10 lantai 3

Tanggal Pengukuran : 12 April 2013

Pelaksanaan Survei : Siang

Keadaan cuaca : Cerah

Pelaksana : Kelompok 2B IKMA 2010

Alat yang digunakan : Luxmeter

Karakteristik Tempat Kerja

Identifikasi tempat kerja:

a. Warna dinding : Putih

b. Lantai : Berwarna putih berbahan porselein

c. Warna langit-langit : Putih

d. Jenis Lampu : Neon warna putih (TL)

e. Panjang : 10, 5 meter ,

f. Lebar : 5,6 meter ,

g. Tinggi : 3,25 meter

h. Tempat ini tergolong dalam kategori tempat teratur (reguller). Hal ini

karena tidak ada hambatan/rintangan /sekat dalam pengukuran.

1. Pengukuran Pencahayaan Umum Saat Lampu menyala

Untuk melakukan pengukuran pencahayaan umum langkah yang dilakukan

adalah mengambil titik pengukuran dengan jarak 300 cm atau 1 meter.

27

Gambar 4.1 : Denah pengukuran penerangan umum

Page 28: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Gambar 4.2 : Denah Lampu

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Penerangan Umum RK 10

Titik Hasil Pengukuran per 1 meter 2

(Lux)A 210B 237C 166

Jumlah 613Rata-Rata 204.33

Dari data di atas diketahui bahwa pada pengukuran umum intensitas cahaya

RK 10 adalah 204.33 Lux. Hal ini berarti pencahayaan di RK 10 tegolong

kurang, sesuai dengan KEPMENKES Nomor 1405/MENKES/SK/2002 tentang

persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industry yang

menyebutkan bahwa tingkat pencahayaan minimal untuk pekerjaan rutin

adalah 300 lux.

2. Pengukuran Lokal

Berikut ini cara untuk mengukur pengukuran local

a. Lux meter di letakkan pada dasar tempat kerja (ex : meja)

28

Page 29: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Meja 1

Meja 15Meja 14Meja 13

Meja 6

Meja 7

Meja 12 Meja 11

Meja 8

Meja 5

Meja 10

Meja 9

Meja 4

Meja 3Meja 2

Meja 20

Meja 18 Meja 17 Meja 16

Meja 19

Meja Dosen

b. Pengukuran dilakukan > 1 kemudian di rata – rata

Iintensitas (lux) = Jumlah semuaintensitasjumlahtitik pengukuran

Gambar4.3.: Denah Pencahayaan Lokal

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Pencahayaan Lokal

29

Page 30: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

No. Lokasi Pengukuran No Hasil Pengukuran1 Meja Dosen 2892 Meja Mahasiswa 1 313

2 2543 3114 2935 3626 2897 2918 3859 316

3 Kursi Mahasiswa 1 1942 1913 2014 2515 2726 2247 2058 2049 21710 26611 23412 21213 14914 18515 27416 31717 32718 27119 224

Dari data di atas dapat diketahui bahwa :

1. Penerangan local pada meja dosen adalah 289 lux

2. Penerangan local pada meja mahasiswa adalah 312,67 lux

3. Penerangan local pada kursi mahasiswa adalah 232,5263 lux

3. Cahaya Pantulan

Untuk mengukur pantulan langkah yang digunakan adalah

30

Page 31: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

a. Hadapkan fotosel pada dinding / meja kemudian fotosel perlahan diangkat

menjauh hingga angka/jarum tetap (mis. A)

b. Mengukur intensitas cahaya lokal (mis. B)

Kemudian menemukan persentase pantulan yang di dapat menggunakan rumus

sebagai berikut :

% Pantulan = Intensitas PantulanIntensitas Sumber x100%

= AB x 100%

Tabel 4.5 Pantulan Yang Di Anjurkan

Deskripsi Pantulan (%)a. Langit – langit 80 – 90b. Dinding 40 – 60c. Meja, kursi & mesin 25 – 45d. Lantai 20

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Pantulan

No.

Lokasi Pengukuran Pengukuran Pantulan A

Pengukuran Pantulan B

Cahaya Pantulan

1 White Board 139 207 67.10%2 Layar Proyektor 169 219 77.10%3 Dinding 105 173 60.69%4 Kaca Jam Dinding 129 147 87.70%5 Lantai 142 257 55.25%6 Kaca Jendela 32 205 15.60%7 Meja 1 22 313 7.02%8 Meja 2 26 254 10.20%9 Meja 3 36 289 12.46%10 Meja 4 28 311 9.00%11 Meja 5 24 293 8.10%12 Meja 6 27 362 7.40%13 Meja 7 20 189 10.50%14 Meja 8 22 291 7.50%15 Meja 9 45 385 11.60%16 Meja 10 25 316 7.90%

31

Page 32: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

No.

Lokasi Pengukuran Pengukuran Pantulan A

Pengukuran Pantulan B

Cahaya Pantulan

17 Meja 11 27 308 8.70%18 Meja 12 31 345 8.90%19 Meja 13 26 276 9.40%20 Meja 14 32 354 9.00%21 Meja 15 32 412 7.70%22 Meja 16 30 344 8.70%23 Meja 17 65 312 20.80%24 Meja 18 31 395 7.80%25 Meja 19 34 351 9.60%26 Meja 20 32 386 8.30%27 Meja 21 33 331 9.90%28 Kursi 1 49 191 25.65%29 Kursi 2 46 201 22.80%30 Kursi 3 69 251 27.49%31 Kursi 4 28 272 10.29%32 Kursi 5 51 224 22.70%33 Kursi 6 53 205 25.85%34 Kursi 7 60 204 29.41%35 Kursi 8 60 217 27.65%36 Kursi 9 45 266 16.91%37 Kursi 10 49 234 20.94%38 Kursi 11 49 212 23.11%39 Kursi 12 48 149 32.21%40 Kursi 13 47 185 25.40%41 Kursi 14 45 274 16.42%42 Kursi 15 55 317 17.35%43 Kursi 16 61 327 18.65%44 Kursi 17 46 271 16.97%45 Kursi 18 48 224 21.42%46 Kursi 19 44 273 16.11%47 Kursi 20 59 318 18.55%48 Kursi 21 66 390 16.92%49 Kursi 22 78 379 20.58%50 Kursi 23 53 338 15.68%51 Kursi 24 49 277 17.68%52 Kursi 25 57 297 19.19%53 Kursi 26 60 332 18.07%54 Kursi 27 42 409 10.26%55 Kursi 28 45 391 11.50%56 Kursi 29 48 333 14.41%57 Kursi 30 47 303 15.51%No.

Lokasi Pengukuran Pengukuran Pantulan A

Pengukuran Pantulan B

Cahaya Pantulan

32

Page 33: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

58 Kursi 31 37 302 12.25%59 Kursi 32 44 327 13.45%60 Kursi 33 39 375 10.40%61 Kursi 34 37 380 9.70%62 Kursi 35 48 339 14.15%63 Kursi 36 52 298 17.44%64 Kursi 37 57 335 17.01%65 Kursi 38 57 369 15.44%66 Kursi 39 45 319 14.10%67 Kursi 40 48 279 17.20%Keterangan :

1. Pengukuran A : Fotocell menghadap benda

2. Pengukuran B : Fotocell tidak menghadap benda

Dari data di atas dapat diketahui bahwa :

1. Rata-rata penerangan pantulan untuk meja mahasiswa adalah 9.55%

2. Rata-rata penerangan pantulan untuk kursi mahasiswa adalah 18.42%

3. Penerangan pantulan untuk White Board adalah 67.10%

4. Penerangan pantulan untuk layar proyektor adalah 77.10%

5. Penerangan pantulan untuk dinding adalah 60.69%.

6. Penerangan pantulan untuk kaca jam dinding adalah 87.70%

7. Penerangan pantulan untuk lantai 55.25%

8. Penerangan pantulan untuk kaca jendela adalah 15.60%

Dari data di atas dikethui bahwa meja dan kursi mahasiswa tidak memenuhi

pantulan yang di anjurkan yaitu antara 20-45%. Hal ini dikarenakan meja

mahasiswa berbahan dasar kayu , sehinnga kurang dapat memantulkan cahaya,

sedangkan kursi berbahan spon dengan diselimuti kain kasar berwarna biru

dengan “pinggiran” berbahan besi yang mengkilap sehingga pantulannya lebih

besar di bandingkan dengan meja. Untuk dinding diketahui bahwa pantulan yang

terjadi pada dinding melebihi pantulan yang dianjurkan yaitu 40-60% .

Sedangkan untuk lantai, pantulan yang terjadi melebihi pantulan yang di

anjurkan yaitu 20%. Oleh karena itu perlu meredupkan cahaya yang terpancar

dengan mematikan beberapa lampu pada saat kegiatan perkuliahan.

33

Page 34: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Menurut Kepmenkes no. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan  Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, agar pencahayaan memenuhi

persyaratan kesehatan, perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:

1. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan

kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.

2. Kontras sesuai dengan kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau

bayangan.

3. Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan untuk

tidak menggunakan lampu neon.

4. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan

bola lampu sering dibersihkan.

5. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti

4.3 Hasil Pengukuran Kebisingan

Tabel 4.7 Tabel Pengukuran Kebisingan

Titik pada ruangan Hasil

Titik 1 72,5

Titik 2 79,3

Titik 3 79,1

Titik 4 79,6

Titik 5 79,6

Titik 6 75,4

Titik 7 80,1

Titik 8 76,8

Titik 9 81,4

Titik 10 76,1

34

Page 35: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Titik 11 81,5

Titik 12 81,5

Titik 13 77,2

Titik 14 78,8

Titik 15 84,7

Titik 16 74,6

Titik pada ruangan Hasil

Titik 17 71,2

Titik 18 74,0

Titik 19 74,6

Titik 20 75,1

Titik 21 65,2

Analisis :

hasil pengukuran kebisingan menggunakan Sound Level Meter yang

dilakukan di Ruang Kelas 10 FKM UNAIR pada tanggal 19 Maret 2013

menunjukan rata-rata tingkat kebisingan berkisar antara 70 dBA sampai 84,5

dBA. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1405/MENKES/sk/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri menyebutkan bahwa Pengertian

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga

menganggu atau membahatakan kesehatan dan Tingkat kebisingan ruangan di

ruang kerja maksimal 85 dBA.

Untuk mengurangi kebisingan dapat dilakukan beberapa cara

diantaranya, pengaturan tata letakruang harus harus sedemikian rupa agar tidak

menimbulkan kebisingan. Sumber bising dapat dikendalikan dengan cara

35

Page 36: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

antara lain :Meredam, menyekat, pemindahkan, pemeliharaan, penanaman,

pohon,membuat bukit buatan, dan lain-lain

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Ruang Kelas 10 FKM UNAIR

memenuhi standar Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

4.4. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembapan

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Suhu

Kondisi Ruangan Suhu Keterangan

Saat AC menyala / On Max: 26,0 C Min: 24,8 0 C

Pengukuran dilakukan selama 30 menit

Tabel 4.9 Hasil Pengukuran KelembapanKondisi Ruangan Kelembaban Keterangan

Saat AC menyala / On Max: 84,3% Min: 60%

Pengukuran dilakukan selama 30 menit

Keterangan :

a. Suhu AC : 16 0C

b. Pintu dalam kondisi tertutup

c. Terdapat mahasiswa

Analisis:

1. Pengukuran Suhu

Hasil pengukuran suhu di RK 10 yang menunjukkan angka sebesar

Maximal 26,4 0C dan suhu Minimal di RK 10 sebesar 24,8 0C. Bila

dibandingkan dengan standar baku suhu udara menurut Keputusan

Menteri Kesehatan RI nomor 1405 tahun 2002 tentang persyaratan

lingkungan kerja perkantoran adalah 18-280 C. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa suhu di RK 10 yang tergolong lingkungan kerja

36

Page 37: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

(karena ada kegiatan perkuliahan di dalamnya) masih dalam batas

normal dan tidak menjadi masalah.

2. Pengukuran Kelembaban

Hasil pengukuran kelembaban udara di RK 10 yang menunjukkan

angka sebesar Maximal 84,3% dan kelembaban udara Minimal 60%.

Bila dibandingkan dengan standar baku untuk kelembaban udara

menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1405 tahun 2002

tentang persyaratan lingkungan kerja perkantoran dan industri adalah

40%-60%. Karena kelembaban udara maximalnya mencapai 84,3%

maka ada indikasi bahwa di RK 10 tergolong memiliki kelembaban

udara yang melebihi standar. Sehingga sarannya yaitu bisa berupa

perlunya memasukkan sinar matahari langsung melalui jendela yang

ada. Karena pada kenyataannya di RK 10 ini kondisi jendela yang

menjadi jalan masuknya sinar matahari masuk tidak pernah dibuka

tirainya. Sehingga bisa menyebabkan kelembaban di RK 10 masih

terlalu basah(lembab).

37

Page 38: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pengukuran kualitas fisik udara di dalam Ruang Kuliah 10 lantai 3 fakultas

kesehatan masyarakat universitas airlangga meliputi pengukuran suhu,

kelembaban, pencahayaan, kebisingan dan debu.

2. Berdasarkan KEPMENKES Nomor 1405/MENKES/SK/2002 tentang

persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industry,

didapatkan bahwa :

a. Nilai ambang debu di dalam RK 10 masih dalam kategori aman karena

di bawah ambang batas yang dipersyaratkan (0,15 mg/m2 ) .

b. Tingkat pencahayaan di RK 10 tergolong kurang yaitu 204.33 lux,

sedangkan dalam persyaratan tingkat pencahayaan adalah 300 lux.

Selain pencahayaan umum, pantulan yang ditimbulkan pada dinding dan

lantai melebihi ambang batas yang telah ditentukan

c. Hasil pengukuran kebisingan menggunakan Sound Level Meter yang

dilakukan di Ruang Kelas 10 menunjukan rata-rata tingkat kebisingan

berkisar antara 70 dBA sampai 84,5 dBA hal ini termasuk dalam

kategori aman.

d. Pada pengukuran dapat disimpulkan bahwa suhu di RK 10 yang

tergolong lingkungan kerja (karena ada kegiatan perkuliahan di

dalamnya) masih dalam batas normal dan tidak menjadi masalah. Akan

tetapi kelembapan udara maksimumnya mencapai 84,3% sehingga hal

ini melebihi standar yang berlaku

38

Page 39: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

5.2 Saran

1. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan

kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya. Untuk

menghindari pantulan dapat dipasang penyerap cahaya atau warna yang

dapat menyerap cahaya, memasang pelindung pada sumber cahaya dan

menghindari atau menjauhkan sumber cahaya yang berlebihan

2. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum

dan bola lampu sering dibersihkan. Selain itu jika cahaya buatan dirasa

kurang bisa juga menggunakan cahaya alami.

3. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

4. Untuk mengurangi kelembapan udara yang tinggi bisa membuka tirai

supaya cahaya matahari dapat memasuki ruangan.

39

Page 40: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

DAFTAR PUSTAKA:

Herry K., & Eram T.P. 2005. Panduan Praktikum Laboratorium Kesehatan & Keselamatan Kerja. Semarang: UNNES Press Keputusan Kepala Bapedal No. 113 Tahun 2000 Tentang : Pedoman Umum Dan Pedoman Teknis Laboraturium Lingkungan. http://lanugojaya.blogspot.com/2012/09/kualitas-udara-dalam-ruangan.html. Diakses pada 2 Meret 2013

GUSTI RUSMAYADI. Kelembapan Udara.http://www.slideshare.net/grusmayad i /v-kelembapan-udara-gtr. Diakses pada 2 Maret 2013

Bahaya Debu Bagi Kesehatan.http://www.psychologymania.com/2012/08/ bahaya-debu-bagi-kesehatan.html. Diakses pada 2 Maret 2013

Pencahayaan.http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-%20Lighting%20(Bahasa%20Indonesia).pdf. Diakses pada 12 Maret 2013

Pencahayaan Ruangan .http://www.scribd.com/doc/25223570/Pencahayaan-Ruangan . Diakses pada 12 Maret 2013

Kelembapan Udara .http://kuliahnyok.wordpress.com/2012/01/04/270/ NIOSH Programs. Diakse pada 12 Maret 2013

Corie Indria Prasasti, J. Mukono. Sudarmaji . Pengaruh Kualitas Udara Dalam Ruangan Ber–Ac Terhadap Gangguan Kesehatan. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-1-2-07.pdf\. Diakses pada 12 Maret 2012 pukul 21.43 WIB

Dr. dr. H.J. Mukono, MS., MPH. 1997.pencemaran udara dan pengaruhnya terhadap gangguan saluran pernapasan. Surabaya ; Airlangga University Press

Dr. dr. H.J. Mukono, MS., MPH. Prinsip dasar kesehatan lingkungan. Surabaya ; Airlangga University Press.

40

Page 41: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

LAMPIRAN

Gambar 5.1. Pengukuran Partikel Debu menggunakan EPM 5000

Gambar 5.2. Diagram tombol pada EPAM-5000

41

Page 42: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

Gambar 5.3 : Komponen EPAM 5000

42

Gambar 5 . Pengukuran Pencahayaan

Gambar 5.4. Pengukuran Kebisingan

Page 43: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

5.6 Pengukuran Tinggi Ruangan

43

Gambar 5.5. Pengukuran Suhu dan Kelembapan

Page 44: Web viewPartikulat dengan ukuran ini lah yang ... Lalu lakukan pengukuran dengan tinggi Lux meter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi photo cell ... Tabel 4.1

44