web viewoleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam...

28

Click here to load reader

Upload: phamhanh

Post on 30-Jan-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini industri pertanian tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) dalam

perannya tidaklah hanya dalam ranah semata-mata menjaga kelangsungan tanaman.

Namun industri pertanian juga tetap harus mengupayakan keseimbangan ekosistem yang

kerjasama lintas sektor dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH). Sehingga menuntut

industri pertanian untuk dapat menggunakan teknologi pertanian yang ramah lingkungan,

misalnya dengan memanfaatkan bahan-bahan alami untuk mengusir atau menghalau

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti hama ulat daun (Handeuleum

doleschallia polibete) yang menyerang tanaman tanpa harus mematikannya, sehingga

siklus keseimbangan ekosistem masih tetap terjaga.

Namun yang terjadi saat ini masih banyak masalah pada industri pertanian terkait

penggunaan pestisida. Tujuan penggunaan pestisida adalah untuk mengurangi populasi

hama. Dalam industri pertanian dan petani lokal sangat bergantung pada penggunaan

pestisida kimiawi atau pestisida sintesis. Namun sebaliknya hasil yang didapat dalam

kenyataannya justru sering meningkatkan populasi jasad Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT), sehingga tujuan penyelamatan kerusakan tidak tercapai. Dan ditemukan

beberapa hama yang justru resisten terhadap penggunaan pestisida yang selanjutnya

mendorong penggunaan pestisida dengan dosis yang lebih tinggi dan begitu seterusnya.

Kondisi demikian dapat mencemari lingkungan dan merusak keseimbangan ekosistem

karena menjadikan hama resisten dan jumlahnya menjadi berkali lipat. Semua hal ini

1

Page 2: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

sering terjadi, karena kurang pengetahuan dan perhitungan tentang dampak penggunaan

pestisida kimiawi.

Oleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan

inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya

dampak negatif dari penggunaan pestisida kimiawi, mendorong berbagai usaha untuk

menekuni pemberdayaan atau pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pengganti

pestisida kimiawi. Dalam aplikasi pestisida nabati dapat memanfaatkan musuh alami

hama yang dimiliki oleh berbagai bahan alami yang tersedia. Salah satunya adalah

ekstrak daun pepaya. Dari berbagai aspek ekonomis, kemudahan, serta rendahnya bahaya

keracunan dan residu pestisida yang menjadikan daun pepaya sebagai teknologi

sederhana alternatif untuk digunakan sebagai pestisida.

1.2 Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah pada bagaimana cara pembuatan pestisida nabati dari

daun pepaya (Carica papaya L.) untuk mengendalikan hama ulat daun (Handeuleum

doleschallia polibete) pada tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..)

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan yang dapat penulis ambil dari rumusan masalah tersebut

adalah :

1.    Mengetahui pembuatan pestisida dari daun papaya (Carica papaya L.).

2.    Mengetahui manfaat daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai pestisida nabati

pada pengendalian hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) pada

Kunyit (Curcuma domestica val..)

1.4 Manfaat

2

Page 3: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

Manfaat penulisan dari proposal praktikum ini adalah untuk menambah

wawasan penulis khususnya dan pada umumnya mengenai pembuatan pestisida

alami dari daun papaya dan pemanfaatannya sebagai teknologi sederhana alternatif.

3

Page 4: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tanaman Pepaya

Pepaya (Carica papaya L.), adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian

selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak

ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya

jenis dalam genus Carica.

Carica papaya mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin A 18250 SI ,

vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram,

hidrat Arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram ,

papayotin, kautsyuk, karpain, karposit, dan enzim aktif papain. Dalam penelitian ini yang

menjadi fokus adalah enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan memiliki kemampuan

mempercepat proses pemecahan protein. Kemampuan memecah protein inilah yang

membuat Carica papaya memiliki berbagai keistimewaan seperti:

1) Bagi pencernaan

Mempercepat proses pencernaan kareana papain mampu memecah protein,

meningkatkan absorbsi berbagai nutrisi karena protein menyusun dan

mengoptimalkan kerja enzim dan hormon

2) Bagi Metabolisme

Memperlancar metabolisme karena enzim papain memecah protein menjadi

asam amino yang digunakan tubuh untuk berbagai aktifitas biologis dan

kimiawi tubuh.

3) Mencegah pertumbuhan sel kanker payudara karena terbentuknya arginin dari

pemecahan protein

4

Page 5: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

Gambar 2.1 Struktur Enzim Papain

Sumber : www. google. Liptan-pestisida.Doc. 2007.

Papain terdapat pada seluruh bagian Carica papaya. Hal ini lah yang membuat

setiap bagian dari tumbuhan pepaya memiliki khasiat. Bahkan, getah pepaya yang

terdapat di seluruh bagian tanaman, mulai dari buah, daun, batang, sampai akarnya.

Dengan adanya enzim papain pada daun Carica papaya sehingga efektif untuk

mengendalikan ulat dan hama penghisap hal ini dikarenakan enzim papain juga pada

getah secara alami membuat Organisme Penggaggu Tanaman (OPT) menjauh.

2.2 Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..)

Curcuma domestica val. di Indonesia dikenal sebagai tanaman Kunyit yang sering

menjadi Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma

domestica Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang

dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan

baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap

tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang

lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning

sampai kuning jingga. (Sumiati , 2004.)

5

Page 6: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

Kunyit merupakan komoditi pangan dan mempunyai nilai ekonomis untuk rumah

tangga di Indonesia. Kunyit menjadi salah satu rempah-rempah yang memberikan

identitas negara Indonesia sebagai kekayaan rempah-rempahya.

2.3 Ulat daun

Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo Lepidoptera. Kebanyakan adalah

pemakan tumbuhan walaupun beberapa spesies merupakan pemakan serangga.

Kebanyakan ulat dianggap sebagai hama dalam pertanian. Banyak spesies ngengat

dikenal karena tahap ulatnya menyebabkan kerusakan pada buah dan produk pertanian

lainnya.

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Lepidoptera

Family : Hyblaeadae

Genus : Hyblaea

Spesies : Handeuleum doleschallia polibete

1. Kepala

6

Page 7: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

2. Dada

3. Perut

4. Spirakulum

5. Kait anal

6. Tungkai perut (abdominal)

7. Segmen

8. Tungkai dada (thoracis)

9. Antena

Kebanyakan ulat memiliki badan panjang dan berbentuk giling (silinder). Ulat

memiliki tiga pasang tungkai yang sejati pada tiga segmen dada, ditambah dengan empat

pasang tungkai semu yang disebut tungkai perut pada segmen tengah perut dan sering

sepasang tungkai perut pada segmen perut terakhir. Ulat mempunyai sepuluh segmen

perut.

Sempat terpikirkan cara pembasmian hama ulat ini dengan lebih komprehensif

sehingga kehadiran ulat ini tidak sekedar menjadi hama yang memiliki dampak negatif

saja, melainkan menjadi hama yang memiliki nilai ekonomis. Pada negara thailand. Salah

satu keunikan Thailand adalah makanan yang berbasis serangga, ulat daun pun dapat

dimanfaatkan sebagai makanan yang kaya protein.

7

Page 8: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

2.4 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Dalam Peraturan Pemerintah No. 6/1995 ditetapkan bahwa perlindungan tanaman

dilaksanakan dengan sistem Pemberantasan Hama terpadu (PHT). Demikian juga dengan

penggunaan pestisida dalam Pemberantasan Hama terpadu (PHT) haruslah mengacu pada

prinsip Pemberantasan Hama terpadu (PHT). Penekanan pengendalian tetap pada cara-

cara bercocok tanam dan pendayagunaan musuh alami Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT), yang mengutamakan penggunaan cara alami atau non-kimiawi terlebih dahulu.

Sedangkan penggunaan pestisida kimia atau pestisida sintetis dapat digunakan bila cara

non-kimiawi tidak dapat menekan populasi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

hingga tingkat yang tidak merugikan. Prinsip Pemberantasan Hama terpadu (PHT) yang

lain adalah pemantauan hama atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang lain

secara teratur dan benar sehingga pengendalian dapat dilakukan tepat waktu. Dan

beberapa pestisida sifat penggunaannya dapat sebagai komplementer ataupun substitusi.

2.4.1 Pestisida

Pestisida berasal dari kata “pest” yang artinya organisme pengganggu dan

“ticide” yang artinya menghambat atau menghentikan. Pestisida merupakan suaatu

teknologi aplikatif yang digunkan dalam pertanian untuk mengendalikan

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Dalam penggunaan pestisida perlu

memperhatikan beberapa hal terkait kelangsungan ekosistem yang seimbang.

Penggunaan pestisida tidak seharusnya memberikan dampak negatif seperti

meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida (resistansi hama itu sendiri),

membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya ketergantungan pestisida dan

penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan keracunan bagi manusia dan

ekosistem di lingkungan menjadi tidak stabil atau tidak seimbang.

8

Page 9: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

2.4.2 Pestisida Nabati

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan

atau tanaman alami. Pembuatan pestisida nabati dapat dengan menggunakan

teknologi sederhana yaitu dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak dan

rebusan dari bagian tanaman antara lain berupa akar, umbi, batang, daun,biji, dan

buah.

Pestisida nabati dapat mengendalikan serangga hama atau Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) lainnya melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat

melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Beberapa cara kerja pestisida

nabati spseifik yaitu antara lain :

1) merusak perkembangan telur, larva dan pupa

2) mengganggu komunikasi serangga

3) menyebabkan serangga menolak makan

4) menghambat reproduksi serangga betina

5) memblokir kemampuan makan serangga

6) mengusir serangga

7) menghambat perkembangan patogen penyakit.

Tabel 2.1 kelebihan dan kekurangan Pestisida Nabati

Kelebihan Kekurangan

1) murah dan mudah dibuat sendiri

oleh petani

1) daya kerjanya relatif lambat

2) tidak membunuh jasad sasaran secara

9

Page 10: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

2) relatif aman terhadap lingkungan

3) menyebabkan keracunan pada

tanaman

4) sulit menimbulkan kekebalan

terhadap hama

5) kompatibel digabung dengan cara

pengendalian yang lain

6) menghasilkan produk pertanian

yang sehat karena bebas residu

pestisida kimia.

langsung

3) tidak tahan terhadap sinar matahari

4) kurang praktis

5) tidak tahan disimpan

2.5 Pestisida Nabati Daun Pepaya

Pestisida nabati adalah suatu pestisida alami yang bahan dasarnya berasal dari alam

yaitu tumbuhan. Adapun beberapa fungsi penggunaan pestisida alami untuk pengendalian

hama, antara lain:

1) Senyawa papain merupakan racun kontak yang masuk ke dalam tubuh

serangga melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga. Setelah masuk,

racun akan menyebar ke seluruh tubuh serangga dan menyerang sistem saraf

sehingga dapat menganggu aktivitas serangga dan serangga akan mati. Setelah

itu senyawa papain juga bekerja sebagai racun perut yang masuknya melalui

alat mulut pada serangga (stilet), dengan mengisap cairan pada tanaman cabai

yang telah disemprot dengan ekstrak daun pepaya. Kemudian cairan tersebut

10

Page 11: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

masuk lewat kerongkongan serangga dan selanjutnya masuk ke saluran

pencernaan serangga yang akan meyebabkan terganggunya akivitas makan ulat

daun (Handeuleum doleschallia polibete), sehingga menurunnya aktivitas

makan ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) secara perlahan-lahan dan

mati. Hal ini didukung oleh pendapat Trizelia (2001), residu pestisida

menyebabkan aktivitas makan serangga menurun bahkan dapat terhenti. Selain

itu, serangga juga menunjukkan penurunan akitivitas gerakan seperti dari cepat

menjadi lambat dan akhirnya mati.

2) mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan

lingkungan (ramah lingkungan).

3) Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.

4) Dapat sebagai pengumpul sehingga dapat menjadi alat perangkap hama

tanaman

5) Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk dijumpai bahkan tersedia

bibit secara gratis (ekonomis).

6) Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko

dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimiawi atau pestisida sintesis.

Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan

eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang

digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat

hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi

sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang

ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman

yang menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah

akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang

11

Page 12: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh

untuk tanamannya.

Gambar 2.3 Daun Carica papaya L.Sumber : www.kebonkembang.com

Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah

hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama

terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama

yang merusak tanaman). Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa

manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama

kecil, dan ulat bulu, ulat daun serta berbagai jenis serangga.

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

12

Page 13: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

3.1 Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan teknologi sederhana alernatif

yang diuji cobakan. Yaitu dengan memanfaatkan bahan alam sebagai bahan pestisida dan

tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) sebagai salah satu upaya Pengendalian Hama

Terpadu (PHT). Penelitian dilakukan dengan mengamati tiga Tanaman Kunyit (Curcuma

domestica val..) yang terserang hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete).

Susunan perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Botol 1 = Daun pepaya 150g

Botol 2 = Konsentasi campuran larutan detergen 2,5g dan ekstrak daun pepaya

150g

Botol 3 = Konsentarsi campuran larutan daun pepaya 150 g, detergen 2,5g, minyak

tanah 25ml

Sehingga subjek penelitian yaitu tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang

ditemukan langsung telah terserang hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete)

dan setiap potnya masing-masing mendapat perlakuan berbeda yaitu botol 1, botol 2,

botol 3dengan penyemprotan sebanyak 15ml yang dilakukan bersamaan yaitu pada sore

hari pukul 15.00.

Dalam mengukur tingkat efektivitasnya, parameter yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada tingkah laku hama ulat daun

(Handeuleum doleschallia polibete) dan waktu respon setelah penyemprotan pestisida

nabati daun pepaya dengan batasan pengamatan selama 1 jam setelah penyemprotan.

Matsumura, 1985 dalam Nursal, et al. (1997) menyatakan bahwa senyawa toksin yang

terkandung dalam insektisida adalah senyawa yang dapat menyebabkan bagian tubuh

serangga menjadi kaku, sehingga aktifitas serangga akan terganggu dan mengakibatkan

13

Page 14: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

penurunan aktifitas, metabolisme tubuh, dan pencernaan. Toksin yang terkandung dalam

senyawa papain adalah racun kontak dan racun perut.

3.1.1 Prosedur Penelitian

Dalam hal penelitian ini, kami melakukan uji coba pestisida nabati daun

pepaya untuk mengetahui keefektifannya sebagai teknologi alternatif pengendalian

hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) pada Tanaman Kunyit

(Curcuma domestica val..). Sehingga subjek penelitian adalah pada Jenis Tanaman

Kunyit (Curcuma domestica val..) yang telah ditemukan terserang hama ulat daun

(Handeuleum doleschallia polibete). Kemudian penelitian meliputi kegiatan:

1) pembuatan larutan daun pepaya

2) pemberian perlakuan

3) pengamatan

4) Pencatatan waktu respon

Setelah dilakukan perlakuan dengan penyemprotan, dapat dilakukan

pengamatan dengan batasan pengamatan selama 1 jam setelah penyemprotan. Yang

diamati adalah perubahan tingkah laku hama ulat daun (Handeuleum doleschallia

polibete) dan waktu respon setelah penyemprotan. Diharapkan dengan penggunaan

pestisida nabati daun pepaya dapat mengurangi aktifitas atau melemahkan

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sebagai upaya pengendalian.

3.1.2 Cara Pembuatan Pestisida Nabati Daun Pepaya

Langkah-langkah dalam pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya, yaitu:

1. Kumpulkan kurang lebih 500 g daun pepaya

14

Page 15: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

2. Menumbuk daun pepaya hingga halus.

3. Pisahkan 150g hasil tumbukan/rajangan dan direndam dalam 1 liter

air kemudian tambahkan 25 ml minyak tanah dan 1/2 sendok teh

detergen yang berfungsi sebagai pengemulsi. Hasil campuran,

didiamkan semalam.

4. Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus.

5. Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman. Dengan butiran

semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad Organisme

Pengganggu tanaman (OPT) sasaran berada.

3.1.3 Perkiraan Rincian Biaya Penelitian

500 g Daun pepaya segar Rp

3000,-

1sachet Detergent Rp

1.500,-

¼ liter Minyak tanah Rp

4.500,-

3 Penyemprot Rp

18.000.-

Total Rp 27.000,-

3.2 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan dimulai pada tanggal 3 mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan di

pekarangan TOGA rumah salah satu anggota kelompok. Dengan Timeline jadwal

praktikum terlampir pada lampiran 1.

15

Page 16: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

3.3 Alat dan Bahan

Alat : 1. Ember

          2. Penumbuk

          3 Saringan Kain halus.         

          4. Penyemprot

5. Kamera dokumentasi

Bahan : 1. Air

          2. Daun pepaya segar

3. Detergent

4. Minyak tanah

5. Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang terserang ulat

daun

3.4 Sasaran Penelitian

Sasaran pengamatan penelitian dengan aplikasi pestisida nabati dari daun papaya

(Carica papaya L.) adalah hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete).

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

16

Page 17: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

Pengamatan dilakukan setelah mengaplikasikan botol 1, botol 2, dan botol 3 ke

masing-masing tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) terhadap perubahan tingkah

laku hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan waktu respon setelah

penyemprotan pada pukul 15.00 dengan batasan pengamatan selama 1 jam.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Perubahan Tingkah Laku dan Waktu Respon

Respon__

Perlakuan

Bergerak Menghindar

Aktifitas Melemah

Mati

Botol 1 60’’ - -

Botol 2 60’’ 2215’’ -

Botol 3 60’’ 1387’’ -

4.2 Pembahasan

Ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dengan perlakuan botol 1, botol 2,

dan botol 3 waktu respon untuk menghindar dari lokasi dimana mendapat penyemprotan

langsung sangat cepat, yaitu 1 detik setelah perlakuan masing-masing. Hal ini

dikarenakan bentuk pestisida nabati yang cairan, sehingga ulat daun (Handeuleum

doleschallia polibete) menjauh dari lokasi yang menjadi basah karena penyemprotan

langsung.

Ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) tidak menunjukkan perubahan

tingkah laku yang berarti dalam 1 jam setelah penyemprotan. Sedangkan ulat daun

(Handeuleum doleschallia polibete) dengan perlakuan pada variabel botol 2

menunjukkan menurunnya aktifitas, yaitu gerakan tubuh yang pada awalnya bergerak

aktif menjadi terlihat lemas atau bergerak pasif pada detik ke 2215 setelah penyemprotan

(36 menit 55 detik). Dan ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dengan perlakuan

botol 3 juga menunjukkan menurunnya aktifitas, yaitu gerakan tubuh yang pada awalnya

17

Page 18: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

bergerak aktif menjadi terlihat lemas atau bergerak pasif pada detik ke 1387 setelah

penyemprotan (23 menit 7 detik). Namun untuk kematian ulat daun (Handeuleum

doleschallia polibete) belum terlihat dalam 60 menit (1 jam) pengamatan. Hal ini

menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya yang diaplikasikan memberikan pengaruh

terhadap perilaku ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan dapat menurunkan

aktifitas dari ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete).

Untuk melihat penurunan fungsi sistemik tubuh membutuhkan waktu pengamatan

lebih dari 60 menit (1 jam) dan perlakuan lebih dari 1 kali penyemprotan. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa pestisida nabati Carica papaya L. Memberikan efek utama yaitu

melemahkan dengan waktu respon dibawa 1 jam.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

18

Page 19: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

Dari hasil praktikum pestisida nabati daun pepaya yang telah dilakukan dan hasil

pengamatan yang didapat, efektif mengurangi aktifitas dan mempengaruhi perubahan

morfologi dari ulat daun handeuleum doleschallia polibete. Sehingga pestisida daun pepaya

bisa dijadikan teknologi alternatif ramah lingkungan yang efektif dan efisien.

5.2 Saran

Sebaiknya pestisida nabati ini dimanfaatkan secara optimal sebagai salah satu

teknologi alternatif ramah lingkungan untuk mengusir hama. Karena penggunaan

pestisida nabati lebih aman digunakan dari pada pestisida kimia. Disamping itu harganya

relatif lebih murah dan lebih efisien jika dibandingkan dengan pestisida kimia karena bisa

dibuat secara mandiri oleh pelaku bercocok tanam.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat keefektifan dan keefisienan

pengendalian ulat daun handeuleum doleschallia polibete dengan menggunakan pestisida

nabati daun pepaya.

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 20: Web viewOleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak

Al-Qodar, F. 2008. Pengaruh Air Perasan Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Hama Bayam Cabut (Amaranthus tricolor). www. Google .com/[email protected]. diakses pada 5 Maret 2013 18.37

Rachmawati, Diding dan Korlina, Eli. Teknologi untuk Petani. BPTP Jawa Timur. FEATI. 2009

Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Prijono, D. 2007. Modul Praktikum Toksikologi Insektisida Pengujian Toksisitas Insektisida. Departemen Proteksi Tanaman. IPB. Bogor.

Setiadi. 2001. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

http://www.kebonkembang.com diakses pada 5 Maret 2013 18:35

http://www.tipspetani.blogspot.com diakses pada 5 Maret 2013 18.59

http://dc252.4shared.com/doc/NHghHyv7/preview.html

20