ikm prilaku kesmas.docx

6
Haniq Juniswapy Fauzi 260112140105 ANALISIS KESEHATAN MASYARAKAT DI TERMINAL LEWI PANJANG Analisis Prilaku Menurut Bloom perilaku dapat dipilah dalam 3 domain, yaitu domain kognitif (cognitive), domain afektif (affective) dan domain psikomotor (psychomotor). Terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif, yaitu dimulai tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga menumbulkan pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaitu adanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Terdapat beberapa teori determinan perilaku, atau faktor yang menentukan atau membentuk perilaku menurut misalnya teori Green, dan teori WHO. Berdasarkan teori Green (didasarkan pada masalah kesehatan), membedakan dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan faktor non perilaku (non behavioral factors ). Sedangkan faktor pembentuk perilaku,

Upload: haniq-juniswapy-fauzi

Post on 18-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IKM PRILAKU KESMAS.docx

Haniq Juniswapy Fauzi

260112140105

ANALISIS KESEHATAN MASYARAKAT DI TERMINAL LEWI PANJANG

Analisis Prilaku

Menurut Bloom perilaku dapat dipilah dalam 3 domain, yaitu domain kognitif (cognitive),

domain afektif (affective) dan domain psikomotor (psychomotor).

Terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif, yaitu dimulai tahu terlebih dahulu terhadap

stimulus sehingga menumbulkan pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini selanjutnya akan

menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan

respon yang lebih tinggi lagi yaitu adanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tadi.

Terdapat beberapa teori determinan perilaku, atau faktor yang menentukan atau membentuk

perilaku menurut misalnya teori Green, dan teori WHO. Berdasarkan teori Green (didasarkan

pada masalah kesehatan), membedakan dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor perilaku 

(behavioral factors) dan faktor non perilaku (non behavioral factors ). Sedangkan faktor

pembentuk perilaku, antara lain : Predisposing factors, adalah faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi. Faktor berikutnya adalah enabling faktor, yaitu faktor yang

memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Antara lain umur, status sosial

ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumberdaya. Sedangkan faktor terakhir berupa

faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), yaitu faktor yang mendorong atau

memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para tokoh masyarakat

yang menjadi panutan.

Page 2: IKM PRILAKU KESMAS.docx

Sedangkan menurut teori WHO, beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain

pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) atau pertimbangan pribadi seseorang terhadap

objek atau stimulus. Faktor selanjutnya adalah faktor  personal references, faktor sumber daya

(resourcesserta faktor sosial budaya (culture) setempat.

Kebiasaan masyarakat di terminal lewi panjang dan sekitarnya

Dari semua kejadian yang saya amati, ada beberapa kejadian yang perlu mendapat

perhatian lebih, yaitu tntang kesadaran masyarakat dalam membuang sampah. Di terminal

Lewi Panjang sendiri telah ada tempat sampah pada setiap tempat ramai di terminal.

Mungkin memang manusianya sendiri yang kurang peka terhadap lingkungan. Berdasarkan

uraian sebelumnya ada penyebab prilaku dari buang sampah sembarangan di terminal. Hal

ini diangga karena adanya nilai tradisi yang membuat buang sampah sembarangan bukan hal

yang penting untuk diperhatikan. Ada pendapat lain yang menambahkan bahwa masyarakat

tidak atau kurang diedukasi akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya, sehingga

daya analisis masyarakat untuk berpikir panjang pun kurang. Dan juga adanya tokoh

masyarakat disekitar yang tidak mencontohkan buang samapah pada tempatnya, sehingga

kebiasaan ini menjadi penguat mindset tentang kurang pentingnya buang sampah pada

tempatnya.

Kesadaran masyarakat di daerah terminal Lewi Panjang tentang bahaya merokok juga

menjadi perhatian. Merokok ditempat umum sudah menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat

sekitar terminal. Ini erat kaitannya tentang penyakit yang timbul di masyarakat itu sendiri,

misalnya sesak nafas ataupun batuk – batuk.

Page 3: IKM PRILAKU KESMAS.docx

Merokok memang sudah dianggap sebagai kegiatan rekreasi penghilang stress pada

umumnya. Hal ini sudah mendarah daging turun temurun terutama pada masyarakat di

terminal. Sambil menunggu penumpang mereka menunggu sambil merokok santai dan

minum kopi. Bagi mereka hal ini menyenangkan, begitu pula pendapat hamper semua orang

di sekitaran terminal. Hal ini membuat mereka merasa tidak ada yang salah dengan merokok

karena semua orang merokok. Pola berpikir yang sederhana membuat masyarakat di terminal

kurang berpikir panjang akan dampaknya. Terlebih lagi orang- orang yang mereka hormati

pada lingkungan itu pun terbiasa merokok sehingga semakin memperkuat kebiasaan ini.

Kebiasaan buang air kecil di sembarang tempat menjadi salah satu kebiasaan yang

bener- benar menambah parahnya polusi di terminal Lewi Panjang . Padahal wc umum

banyak tersedia. Hal ini sulit dihilangkan karena sudah menjadi suatu kebiasaan masyarakat

sekitar yang ingin praktis. Walaupun tidak semua masyarakat yang seperti itu. Padahal jelas

kebiasaan ini mencemari lingkungan, seperti bau tidak sedap dan menambah ketidak

higienisan dari lingkunan terminal. Kalau diamati WC umum yang tersedia meminta biaya

kebersihal WC umum setiap orang yang memakainya. Kebanyakan ornag berpikir kalau

hanya buang air kecil saja dikenai biaya maka lebih praktis untuk buang air kecil di tempat

yang tak terlihat orang. Hal ini menjadi suatu pendukung kebiasaan buang air kecil

sembarangan.

Polusi di lingkungan terminal membuat penumpang yang ke terminal seringkali

menggunakan masker. Namun jarang pada penduduk sekitar. Hal ini dianggap bukan hal

yang perlu karena mereka sudah terbiasa dengan udara seperti ini. Bila diamati, mungkin

memang lebih diperlukan edukasi dan promosi tentang kesehatan dan kebersihan masyarakat.

Page 4: IKM PRILAKU KESMAS.docx

Daftar Pustaka

Thoha. M. 2005. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Green, L.W, dan Kreuter, M.W. 2000.Health Promotion Planning; An Educational and Environmental Approach, second edition, Mayfield Publishing Company, London.

Notoatmodjo, S . 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, (edisi revisi), Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.